Anda di halaman 1dari 25

Bagian I

SPESIFIKASI TEKNIS UMUM

UMUM
Pasal 1
Spesifikasi Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara
umum berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan Pembangunan Jalan Lingkungan
Kelurahan Prajurit Kulon meliputi:

1.1. Penyedia harus melindungi pemilik dari tuntutan atas hak paten, lisensi serta
hak cipta yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau
disediakan Penyedia untuk melaksanakan pekerjaan.

BATASAN / PERATURAN
Pasal 2
Dalam melaksanakan pekerjaannya Penyedia harus tunduk kepada :
a. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan
b. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
c. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
d. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)
e. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
f. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
g. Peraturan – Peraturan lain yang masih berlaku.
h. Undang- undang 13 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan
i. Permen PU no 45/PRT/M/2007 tentang pedoman teknis pembangunan gedung negara

JENIS DAN MUTU BAHAN


Pasal 3
a. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan bahan-bahan produksi
dalam negeri, sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi,
Menteri Perindustrian dan Menteri Penertiban Aparatur Negara tanggal 23 Desember
1980 dan Perpres nomor 54 Tahun 2010.
b. Bahan-bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan lokasi yang ditunjuk, bila
bahan-bahan bangunan dari semua jenis memenuhi syarat teknis, sesuai dengan
peraturan yang ada dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari
Pejabat Pembuat Komitmen / Direksi (secara tertulis).
c. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknis terdapat
beberapa/bermacam-macam jenis (merk) diharuskan untuk memakai jenis dan mutu
bahan satu jenis.
d. Bila Penyedia telah menanda tangani/melaksanakan jenis dan mutu bahan untuk
pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan bahan-bahan
tersebut harus ditolak dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 24 jam
setelah ditolak dan biaya menjadi tanggung jawab Penyedia.
e. Bila dalam uraian dan syarat-syarat yang disebutkan nama pabrik pembuatan dari suatu
barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk menunjukan kualitas dan tipe dari barang-
barang yang memuaskan Pemberi Tugas.
URAIAN PEKERJAAN
Pasal 4
1. Penyediaan
Penyedia harus menyediakan segala yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
secara sempurna dan efisien dengan urutan yang teratur, termasuk semua alat-alat
pembantu yang dipergunakan seperti alat-alat pengangkat, mesin-mesin, alat-alat
penarik dan sebagainya yang diperlukan oleh Penyedia dan untuk semua alat-alat
tersebut pada waktu pekerjaan selesai karena sudah tidak berguna lagi, dan untuk
memperbaiki kerusakan yang diakibatkannya.

2. Kuantitas dan kualitas pekerjaan


a. Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang termasuk dalam harga kontrak harus
dianggap seperti apa yang tertera dalam gambar kontrak atau diuraikan dalam
uraian dan syarat-syarat. Tetapi kecuali yang disebut diatas apa yang tertera dalam
uraian dan syarat-syarat dalam kontrak itu bagaimanapun tidak boleh menolak,
merubah atau mempengaruhi penerapan dari apa yang tercantum dalam syarat-
syarat ini.
b. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau pengurangan bagian-bagian
dari gambar dan uraian dan syarat-syarat tidak boleh merusak (membatalkan)
kontrak ini, tetapi hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang
dikehendaki oleh pemberi tugas.

GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN
Pasal 5
1. Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar rencana, gambar detail
konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah dilaksanakan oleh perencana telah
disampaikan kepada Penyedia beserta dokumen-dokumen lain. Penyedia tidak boleh
mengubah atau menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari Pejabat Pembuat
Komitmen. Gambar-gambar tersebut tidak boleh diberikan kepada pihak lain yang tidak
ada hubungannya dengan pekerjaan Penyediaan ini atau dipergunakan untuk maksud-
maksud lain.

2. Gambar-gambar tambahan
Bila Pejabat Pembuat Komitmen / Direksi menganggap perlu, maka Konsultan
Perencana harus membuat gambar detail (gambar penjelasan) bersifat prinsip yang
disyahkan oleh Direksi, gambar-gambar tersebut menjadi milik Direksi.
3. As Built Drawing (Gambar yang sesuai sebagaimana yang dilaksanakan)
Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gambar baik penyimpangan
atas perintah pemberi Tugas atau tidak, Penyedia harus membuat gambar-gambar yang
sesuai dengan apa yang telah dilaksanakan (As Built Drawing) yang jelas
memperhatikan perbedaan antara gambar-gambar kontrak dan pekerjaan yang
dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) dan
semua biaya pembuatannya ditanggung oleh Penyedia.

4. Gambar detail pelaksanaan ( Shop Drowing)


▪ Sebelum proses pemasangan, Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
yang meliputi semua pekerjaan detail, harus disediakan oleh Penyedia dan
harus diserahkan ke Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
▪ Semua dimensi harus disesuaikan di lapangan dan harus ditunj ukkan dalam
Gambar Data Pelaksanaan (Shop Drawing).
▪ Penyedia harus bertanggungjawab terhadap segala perbedaan dimensi dan
semua bagian pekerjaan, koordinasi dengan pekerjaan lain, dan semua
pekerjaan yang diperlukan untuk mengakomodasi pekerjaan yang terma suk
didalamnya mewujudkan tujuan disain.
▪ Shop Drawing (Gambar Kerja) harus dibuat oleh Penyedia sebelum suatu
komponen konstruksi dilaksanakan bila :
- Gambar detail yang tertuang di dalam dokumen kontrak tidak ada atau
kurang memadai.
- Terjadinya penyimpangan pelaksanaan (tetapi masih dalam batas
toleransi yang diijinkan) pada detail pelaksanaan yang mendahuluinya.
- Konsultan Pengawas memerintahkan secara tertulis untuk itu, demi
kesempurnaan konstruksi.
- Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsult an
Pengawas sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.

5. Gambar-gambar ditempat pekerjaan


Penyedia harus menyimpan ditempat pekerjaan satu rangkap gambar kontrak lengkap
termasuk rencana Kerja dan Syarat-syarat, Berita Acara Aanwijzing, Time Schedule
dalam keadaan baik (dapat dibaca dengan jelas) termasuk perubahan-perubahan
terakhir dalam masa pelaksanaan pekerjaan, agar tersedia jika pemberi tugas atau
wakilnya sewaktu-waktu memerlukan.

TEMPAT TINGGAL (DOMISILI)


Pasal 6
a. Adapun kebangsaan Penyedia, Sub Penyedia, leveransir atau penengah (Arbitrase) dan
dimanapun mereka bertempat tinggal /menetap (domisili) atau dimanapun pekerjaan
atau bagian pekerjaan berada Undang-undang Republik Indonesia adalah Undang-
undang yang melindungi kontrak ini.
b. Untuk memudahkan komunikasi demi untuk mempermudah jalannya pelaksanaan
pekerjaan Penyedia, Penyedia berkewajiban memberikan alamat yang tetap dan jelas
dengan nomor telpon rumah kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

PENJELASAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR


Pasal 7
a. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan gambar detail maka
gambar detail yang dipakai/diikuti.
b. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang
diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan
menyebabkan ketidaksempurnaan / ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Konsultan Pengawas lebih dahulu.
c. Bila terdapat perbedaan antara Spesifikasi Teknis dan gambar, maka Spesifikasi Teknis
dan RAB yang diikuti kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang
jelas mengakibatkan kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan
Konsultan Pengawas.
d. Spesifikasi Teknis dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan
lengkap sedang Spesifikasi Teknis tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian
juga sebaliknya.
e. Yang dimaksud dengan Spesifikasi Teknis dan gambar di atas adalah Spesifikasi
Teknis dan gambar setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita
acara penjelasan pekerjaan
d. Penyedia berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang hal-hal tersebut diatas.
Setelah Penyedia menerima dokumen dari Pejabat Pembuat Komitmen dan hal tersebut
akan dibahas dalam rapat penjelasan.
e. Sebelum melaksanakan pekerjaan Penyedia diharuskan meneliti kembali semua
dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat penjelasan.

SARANA DAN CARA KERJA


Pasal 8
a. Penyedia wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau tempat
pekerjaan, melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh
lingkup pekerjaan yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari
proyek.
b. Penyedia harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan
memadai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan
mempekerjakan orang-orang yang tidak tepat atau tidak terampil untuk jenis-
jenis pekerjaan yang ditugaskan kepadanya. Penyedia harus selalu menjaga
disiplin dan aturan yang baik diantara pekerja/karyawannya.
c. Penyedia harus menyediakan alat-alat kerja yang diperlukan untuk pekerjaan ini.
Peralatan dan perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.
d. Penyedia wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan
menggunakan kemampuan terbaiknya. Penyedia bertanggung jawab penuh atas
seluruh cara pelaksanaan, metode, teknik, urut -urutan dan prosedur, serta
pengaturan semua bagian pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak .
e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Penyedia sebelum suatu
komponen konstruksi dilaksanakan.
f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan
dilaksanakan.
g. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Penyedia Pelaksana sudah harus
menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
▪ Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam
pelaksanaannya.
▪ Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar
perubahan.
h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat “g” harus diartikan telah memperoleh
persetujuan Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan banguna n
merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu,
kekurangan dalam hal ini berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat
dilakukan.
j. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Penyedia, bila :
▪ Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa
pemeliharaan mengalami kerusakan atau dijumpai kekurang sempurnaan
pelaksanaan.
▪ Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar
pekerjaan pokoknya yang mengalami kerusakan akib at pelaksanaan konstruksi
(misalnya jalan, halaman, dan lain sebagainya).
k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan -bahan sisa-
sisa pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum
masa kontrak berakhir, kecuali akan dipergunakan kembali pada tahap
selanjutnya.

PERSIAPAN DI LAPANGAN
Pasal 9
Selama pelaksanaan pekerjaan di lapangan Penyedia harus menyediakan / menyiapkan :

1. KANTOR PENYEDIA, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN


FASILITAS LAIN
Penyedia harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang dan
halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak. Penyedia harus juga menyediakan untuk
pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi dan peturasan) yang
memadai untuk mandi dan buang air.
Penyedia harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana
konstruksi fasilitas-fasilitas tersebut. Penyedia harus menjamin agar seluruh
fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari kerusakan.
Dengan seijin Pimpinan Pelaksana Kegiatan, Penyedia dapat menggunakan kembali
kantor, los kerja, gudang dan halaman kerja yang sudah ada.

2. AIR DAN DAYA


a. Penyedia harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
• Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi
persyaratan sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala
macam kotoran dan zat-zat seperti minyak, asam, garam, dan
sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi kekuatan konstruksi.
• Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air
dan kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk
keperluan tersebut harus cukup terjamin.
b. Penyedia harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri
sementara yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan
lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik
sementara ini harus memenuhi persyaratan yang berlaku. Penyedia harus
mengatur dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak
membahayakan para pekerja di lapangan. Bila diperlukan (atas petunjuk
Konsultan Pengawas) Penyedia harus pula menyediakan penangkal petir
sementara untuk keselamatan.
3. SALURAN PEMBUANGAN
Penyedia harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar daerah
bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan atau air
buangan. Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk
Konsultan Pengawas

4. PEMBERSIHAN HALAMAN
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya
pekerjaan seperti pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan
harus dibongkar dan dibersihkan serta dipindahkan kecuali barang -barang
yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembersihan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Bila
terdapat bahan-bahan bekas bongkaran tidak diperkenankan untuk
dipergunakan kembali dan harus dikumpulkan menjadi satu untuk
selanjutnya dibuatkan Berita Acara Bekas Bongkaran.

5. KOORDINASI
a. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia harus menyiapkan bahan-bahan yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan dan harus ditempatkan pada tempat yang
sudah disediakan oleh User / Pemberi Tugas dan Penempatan barang-barang
tersebut harus rapi sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitarnya dan aktifitas
kerja dilingkungan lokasi pembangunan.
b. Berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, jika Penyedia memanfaatkan /
memakai fasilitas yang ada dilingkungan sekolah harus ada Ijin tertulis dari Pejabat
Pembuat Komitmen atau pejabat lainnya yang ditunjuk dan harus mentaati segala
peraturan-peraturan/aturan-aturan yang ada.

JADWAL PELAKSANAAN
Pasal 10
a. Penyedia Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jad wal pelaksanaan
dalam bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan
berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.
b. Pembuatan rencana jadwal pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Penyedia
Pelaksana selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di
lapangan pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti
telah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia belum
menyelesaikan pembuatan jadwal pelaksanaan, maka Penyedia Pelaksana harus
dapat menyajikan jadwal pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu
pertama dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.
d. Selama waktu sebelum rencana jadwal pelaksanaan disusun, Penyedia Pelaksana
harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan
mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai pelaks anaan. Jadwal pelaksanaan
2 mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
KUASA PENYEDIA DI LAPANGAN
Pasal 11
1. Penyedia dan Prosedur Pelaksanaan
Penyedia harus mengawasi dan memimpin pekerjaan dengan menggunakan kecakapan
dan perhatian sepenuhnya. Ia harus semata-mata bertanggung jawab untuk semua alat-
alat konstruksi, cara-cara teknik urutan dan prosedur dan untuk mengkoordinasikan
semua bagian pekerjaan yang berada didalam kontrak.

2. Pegawai Penyedia yang melaksanakan :


a. Sebagai pemimpin pelaksanaan proyek sehari-hari pada pelaksana pekerjaan
Penyedia harus dapat menyerahkan kepada seorang pelaksanaan ahli, cakap sesuai
bidang keahliannya, yang diberi kuasa dengan penuh tanggung jawab dan selalu
berada ditempat pekerjaan.
b. Sebagai penanggung jawab di lapangan pekerjaan pelaksanaan harus mempelajari
dan mendalami semua isi gambar, bestek dan Berita Acara Aanwijzing sehingga
tidak terjadi kesalahan-kesalahan konstruksi maupun kualitas bahan-bahan yang
harus dilaksanakan.
c. Perubahan konstruksi maupun perubahan bahan-bahan bangunan dapat
dilaksanakan apabila ada izin tertulis dari Pengawas/ Pejabat Pembuat Komitmen
berdasarkan rapat Direksi. Menyimpang dari hal tersebut menjadi tanggung jawab
Penyedia, untuk melaksanakan sesuai gambar dan bestek.
d. Direksi berhak menolak penunjukan seorang pelaksana (Uitvoerder) dari Penyedia
berdasarkan pendidikan, pengalaman tingkah laku dan kecakapan, dalam hal ini
Penyedia harus segera menempatkan pengganti lain dengan persetujuan Direksi.

PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN


Pasal 12
1. Keamanan dan kesejahteraan
Selama pelaksanaan pekerjaan Penyedia diwajibkan mengadakan segala hal yang
diperlukan untuk keamanan para pekerja dan tamu, seperti pertolongan pertama,
sanitasi, air minum, dan fasilitas-fasilitas kesejahteraan. Juga diwajibkan memenuhi
segala peraturan dan tata tertib, ordonansi Pemerintah atau Pemerintah Daerah
setempat.
2. Terhadap wilayah orang lain
Penyedia diharuskan membatasi daerah operasinya disekitar tampak dan harus
mencegah para pekerjanya melanggar wilayah orang lain yang berdekatan.
3. Terhadap milik umum
Penyedia harus menjaga agar jalan umum, jalan kecil dan hak pemakai jalan, bersih
dari bahan-bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara kelancaran lalu lintas, baik
bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
Penyedia juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas
perlengkapan umum (fasilitas) seperti saluran air, listrik dan sebagainya yang
disebabkan oleh kegiatan Penyedia, maka biaya pemasangan kembali dan segala
perbaikan kerusakan menjadi tanggung jawab Penyedia.
4. Keamanan Terhadap Pekerjaan
Penyedia bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan-bahan
bangunan dan perlengkapan instalasi ditapak, hingga kontrak selesai dan diterima baik
oleh Direksi. Penyedia harus menjaga perlengkapan bahan-bahan dari segala
kemungkinan kerusakan, kehilangan dan sebagainya untuk seluruh pekerjaan termasuk
bagian-bagian yang dilaksanakan oleh pekerja-pekerja dan menjaga agar pekerjaan
bebas dari air hujan dengan melindungi memakai tutup yang layak, memompa atau
menimba seperti apa yang dikehendaki atau diinstruksikan.

JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH


Pasal 13

1. Air Minum dan Air untuk Pekerjaan


a. Penyedia harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup bersih ditempat
pekerjaan untuk para pekerjanya.
b. Air untuk keperluan bangunan selama pelaksanaan, dapat mempergunakan atau
menyambung pipa air yang telah ada dengan meteran air tersendiri (guna
memperhitungkan pembayaran) atau air sumur yang bersih/jernih dan tawar, bila
hal ini meragukan pengawas harus diperiksa di laboratorium.
2. Kecelakaan
Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan tersebut
pada waktu pelaksanaan, Penyedia harus segera mengambil tindakan yang perlu untuk
keselamatan si korban dengan biaya pengobatan dan lain-lain menjadi tanggung jawab
Penyedia dan harus segera melaporkan kepada Instansi yang berwenang dan Direksi.
3. Dilokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk pertolongan pertama yang
selalu tersedia dalam setiap saat dan berada ditempat Direksi Keet/Bouwkeet.

SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN


Pasal 14
a Penyedia harus selalu memegang teguh disiplin keras dan perintah yang baik antara
pekerjanya dan tak akan mengerjakan tenaga yang tidak sesuai atau tidak mempunyai
keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.
b Penyedia menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan
menurut kontrak dalam keadaan baru dan bahwa semua pekerjaan akan berkualitas baik
bebas dari cacat. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart ini dapat dianggap
defiktif.
c Dalam pengajuan penawaran Penyedia harus memperhitungkan biaya-biaya
pengujian/pemerikasaan berbagai bahan pekerjaan.
d Diluar jumlah tersebut Penyedia tetap bertanggung jawab atas biaya-biaya pengiriman
yang tidak memenuhi syarat-syarat yang dikehendaki.

PEKERJAAN TIDAK BAIK


Pasal 15
a. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi agar Penyedia membongkar pekerjaan
apa saja yang telah ditutup untuk diperiksa, atau mengatur untuk mengadakan
pengujian bahan-bahan atau barang-barang baik yang sudah maupun yang belum
dimasukkan dalam pekerjaan atau yang sudah dilaksanakan.
Ongkos untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi beban Penyedia untuk disempurnakan
dengan kontrak.
b. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk menyingkirkan dari tempat
pekerjaan, pekerjaan-pekerjaan, bahan-bahan atau barang apa saja yang tidak sesuai
dengan kontrak.
c. Pemberi tugas berhak (tetap tidak dengan cara tidak adil atau menyusahkan)
mengeluarkan perintah yang menghendaki pemecatan siapa saja dari pekerjaan.

PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG


Pasal 16
a Penyedia berkewajiban sesuai dengan pekerjaan yang diterima menurut gambar-gambar
detail yang telah disahkan oleh Direksi melaksanakan secara keseluruhan atau dalam
bagian-bagian menurut persyaratan-persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan
yang baik.
Penyedia selanjutnya berkewajiban pula tanpa tambahan biaya mengerjakan segala
sesuatu demi kesempurnaan pekerjaan atau memakai bahan-bahan yang tepat walaupun
satu dan lain hal tidak dicantumkan dalam gambar dan bestek.
b. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan
secara tertulis dari Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan atau pengurangan
pekerjaan dilakukan atas dasar harga yang disetujui oleh kedua belah pihak jika tidak
tercantum dalam daftar harga upah dan satuan pekerjaan.
c. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seizin direksi secara tertulis adalah
tidak sah dan menjadi tanggung jawab Penyedia sepenuhnya.

PERIJINAN DAN PAPAN NAMA PROYEK


Pasal 17
a. Penyedia tidak diizinkan membuat iklan dalam bentuk apapun, dalam batas-batas
lapangan pekerjaan atau ditanah yang berdekatan tanpa tanpa ijin Direksi.
b. Penyedia harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki lapangan
pekerjaan.
c. Penyedia wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman
proyek sehingga mudah dilihat umum. sesuai dengan gambar . Penyedia tidak diijinkan
menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar
proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas.

PENGAMANAN LOKASI
Pasal 18
1. Penyedia bertanggungjawab atas keamanan seluruh lokasi pekerjaan hingga penyerahan
yang ke – 2 diterima dengan baik, untuk itu Penyedia berhak melarang orang-orang yang
tidak berkepentingan masuk ke lokasi pekerjaan.
Bagian II
SYARAT-SYARAT TEKNIS KHUSUS

Pasal 1
PEKERJAAN PENDAHULUAN
1.1 Uitzet Dengan Waterpas/Theodolit

✓ Jaringan Dan Permukiman

- Jaringan dan permukiman diambil berdasarkan referensi titik tetap (patok beton)
yang dipasang oleh Dinas Tata Kota Kabupaten Mojokerto yang terdekat.
- Semua elevasi yang ditunjukkan dan tercantum dalam gambar adalah elevasi yang
dikaitkan dengan ketinggian patok titik tetap seperti yang dijelaskan pada butir di
atas.
- Patok titik tetap yang dipergunakan sebagai referensi dalam proyek ini tercantum
dalam gambar-gambar rencana atau akan ditunjukkan oleh Direksi di lapangan.

✓ Pekerjaan Pengukuran Dan Survey Lapangan

- Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menggerakkan personil tekniknya


untuk melakukan survey dan membuat laporan mengenai kondisi fisik lapangan
khususnya lokasi rencana konstruksi apakah terdapat ketidaksesuaian. Kontraktor
bersama-sama dengan Direksi harus secara bersama-sama mengambil peil
permukaan dan sounding areal kerja dan menyetujui semua kekhususan terhadap
mana semua pekerjaan didasarkan.

- Kontraktor harus menyediakan dan merawat stasion survey yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan dan harus membongkarnya setelah pekerjaan selesai.

- Kontraktor harus memberitahu Direksi sekurang-kurangnya 24 jam dimuka, bila


akan mengadakan levelling pada semua bagian daripada pekerjaan.

- Kontraktor harus menyediakan atas biaya Kontraktor, semua bantuan yang


diperlukan Direksi dalam pengadaan pengecekan levelling tersebut.

- Pekerjaan dapat dihentikan beberapa saat oleh Direksi bila dipandang perlu untuk
mengadakan penelitian kelurusan maupun level dari bagian-bagian pekerjaan.

- Kontraktor harus membuat peil/titik-titik tanda (bench mark) permanen di tiap-tiap


bagian pekerjaan dan peil ukuran ini harus diberi pelindung dan dirawat selama
berlangsungnya pekerjaan agar tidak berubah.

- Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur selama pekerjaan berlangsung berikut


ahli ukur yang berpengalaman sehingga apabila dianggap perlu setiap saat siap
mengadakan pengukuran ulang.

- Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat optik dan
sudah ditera kebenarannya/dikalibrasi.

- Apabila terdapat perbedaan antara elevasi yang tercantum dalam gambar dengan
hasil pengukuran ulang, maka Direksi akan memutuskan hal itu kemudian.
- Apabila terdapat kesalahan dalam pengukuran kembali, maka pengukuran ulang
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor harus mengukur ulang lagi dan
dikoreksi oleh pihak Direksi.

- Pengukuran kembali juga dilakukan setelah pekerjaan selesai.

- Hasil pengukuran kembali berupa gambar Long Section dan Cross Section per
titik. Tiap Titik adalah sejarak 50 meter.

- Hasil pengukuran lengkap mengenai peil elevasi, sudut, koordinat, serta letak patok
patok harus dibuat gambarnya dan dilaporkan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan. Kebenaran dari hasil laporan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung
jawab Kontraktor.

- Jika menurut pendapat Direksi kemajuan Kontraktor tidak memuaskan untuk


menyelesaikan pekerjaan survey ini tepat pada waktunya atau dalam hal
Kontraktor tidak memulai pekerjaan atau melakukan pekerjaan tidak dengan
standar yang ditentukan. Direksi dapat menunjuk stafnya sendiri atau pihak lain
untuk mengerjakan survey lapangan dan membebankan seluruh biayanya kepada
Kontraktor.

- Jika diperlukan untuk mengetahui kondisi tanah (tekstur, jenis tanah dan daya
dukung tanah) , kontraktor diwajibkan melakukan test penyelidikan tanah dengan
menunjuk pihak / lembaga yang bergerak dalam tes penyelidikan tanah yang
bersertifikasi.

2.1 Mobilisasi Dan Demobilisasi

Mobilisasi dan Demobilisasi pada pekerjaan ini berkaitan dengan pekerjaan uitzet,
pekerjaan pembersihan, pengadaan rambu-rambu proye, kproses pengadaan material,
dan alat berat. Mobilisasi dan Demobilisasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab
kontraktor. Alat berat yang sudah tidak diperlukan harus segera dikembalikan agar
tidak mengganggu aktivitas proyek yang lainnya, ataupun aktivitas warga sekitar
proyek.
Pasal 2
PEMBONGKARAN

2.1. UMUM

1) Uraian

a) Pekerjaan ini harus mencakup pembongkaran, baik keseluruhan ataupun sebagian,


dan pembuangan bahan hasil pembongkaran saluran existing, bangunan dan
struktur lain sehingga memungkinkan pembangunan atau perluasan atau
perbaikan struktur yang mempunyai fungsi yang sama seperti struktur yang lama
(atau bagian dari struktur) yang akan dibongkar.

b) Pekerjaan harus juga meliputi pembuangan bahan ke tempat yang ditunjuk oleh
Direksi Pekerjaan yang meliputi baik pembuangan atau pengamanan, penanganan,
pengangkutan, penyimpanan dan pengamanan dari kerusakan atas bahan yang
ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.

c) Sebelum melakukan pekerjaan Penyedia Jasa berkewajiban menyiapkan metode


pelaksanaan kerja dan mempresentasikan kepada Direksi Pekerjaan.

2) Pengajuan Kesiapan Kerja

Seluruh bahan bongkaran yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan untuk diamankan
harus segera diukur segera setelah pekerjaan pembongkaran dan suatu catatan tertulis
yang memberikan data lokasi semula, sifat, kondisi dan kuantitas bahan harus
dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan.

3) Kewajiban Penyedia Jasa untuk Mengamankan Bahan dan Struktur Lama

Bilamana pelebaran, perpanjangan atau peningkatan lain terhadap jembatan atau


gorong-gorong memerlukan pembongkaran lantai, gelegar, tembok kepala, atau bagian
struktur lainnya, pembongkaran semacam ini harus dilaksanakan tanpa menimbulkan
kerusakan pada bagian struktur yang akan dipertahankan.Setiap kerusakan atau,
kehilangan, bagian yang diamankan atau dilepas sementara, atau setiap kerusakan
pada bagian struktur yang akan dipertahankan akibat kelalaian Penyedia Jasa, harus
diperbaiki kembali atas biaya Penyedia Jasa.

4) Pengaturan Pembuangan Sisa Bahan Bangunan

Penyedia Jasa hams melakukan seluruh pengaturan yang diperlukan dengan Pemilik
Tanah dan menanggung semua biaya, untuk memperoleh lokasi yang sesuai
untuk pembuangan akhir sisa bahan bangunan dan penyimpanan sementara untuk
bahan yang diamankan.
5) Pengaturan Lalu Lintas

Jembatan, gorong-gorong dan strnktur lain yang digunakan oleh lalu lintas tidak boleh
dibongkar sampai pengaturan untuk memperlancar arus lalu lintas dapat diterima
oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan ketentuan Seksi 1.8, Manajemen dan
Keselamatan Lalu Lintas.

2.2. PROSEDUR PEMBONGKARAN

1) Pelaksanaan

a) Setiap bangunan yang akan dibongkar, bila disyaratkan oleh Direksi Pekerjaan
untuk diamankan, harus dilepas dengan hati-hati tanpa menimbulkan kernsakan.

b) Bagian yang perlu disesuaikan atau terganggu karena Pekerjaan harus dilepas
seperlunya dengan dan dipasang kembali dengan bahan semula. Strnktur kayu di
atas dua tumpuan dengan bentang kurang dari 2,0 m yang yang menghalangi
kegiatan Pekerjaan harus dibongkar dengan hati-hati dan diserahkan kepada
Pemilik atau dipindahkan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.

2) Pembongkaran Struktur

a) Terkecuali diperintahkan lain, bangunan dari struktur saluran lama harus


dibongkar sampai dasar sungai asli dan bagian yang tidak terletak pada sungai
harus dibongkar paling sedikit 30 cm di bawah permukaan tanah aslinya.
Bilamana bagian strnktur lama semacam ini terletak seluruhnya atau sebagian
dalam batas-batas untuk strnktur baru, maka bagian tersebut harus dibongkar
seperlunya untuk memudahkan pembangunan struktur yang diusulkan dan setiap
lubang atau rongga harus ditimbun kembali dan dipadatkan sampai dapat diterima
oleh Direksi Pekerjaan.

b) Peledakan atau operasi lainnya yang diperlukan untuk pembongkaran terhadap


strnktur lama atau penghalang, yang dapat mernsak struktur baru, harus selesai
dikerjakan sebelum penempatan setiap pekerjaan baru di sekitarnya, terkecuali
diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.

2.3. PEMBUANGAN BAHAN BONGKARAN

1) Bahan Yang Diamankan

a) Semua bahan yang diamankan tetap menjadi milik Pemilik yang sah
sebelum pekerjaan pembongkaran dilakukan. Tidak ada bahan bongkaran yang
akan menjadi milik Penyedia Jasa.
b) Semua bahan yang diamankan harus disimpan sebagaimana yang diminta oleh
Direksi Pekerjaan.

c) Terkecuali tidak dituntut secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan, semua beton yang
dibongkar yang ukuran bahannya cocok untuk pasangan batu kosong (rip rap)
dan tidak diperlukan untuk digunakan dalam proyek, hams ditumpuk pada lokasi
yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan.

2) Bahan Yang Dibuang

Bahan dan sampah yang tidak ditetapkan untuk dipertahankan atau diamankan dapat
dibakar atau dikubur atau dibuang seperti yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

2.4. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Cara Pengukuran

Kuantitas yang dihitung untuk pembongkaran untuk semua jenis bahan harus
berdasarkan jumlah aktual dari hasil pembongkaran dalam meter kubik, kecuali untuk
pembongkaran bangunan gedung, pembongkaran rangka baja termasuk lantai
jembatan, pembongkaran lantai jembatan kayu, pembongkaran jembatan kayu dalam
meter persegi dan pembongkaran batangan baja dalam meter panjang.

2) Dasar Pembayaran

Pekerjaan diukur seperti ditentukan di atas harus dibayar berdasarkan Harga Kontrak
per satuan pengukuran untuk Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah dan
ditunukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut
harus merupakan kompensasi penuh untuk pembuangan atau pengamanan,
penanganan, pengangkutan penyimpanan dan pengamanan dari kerusakan, untuk
semua pekerja, peralatan, perkakas, dan semua pekerjaan lainnya yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan yang sebagaimana mestinya seperti disyaratkan dalam
Seksi ini.
Pasal 3
PEKERJAAN URUGAN PASIR

3.1. Lingkup Pekerjaan


1. Tenaga Kerja, Bahan dan Alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu
yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik
dan sesuai dengan spesifikasi.

2. Lokasi Pekerjaan
Pekerjaan ini pada lokasi seperti yang tercantum pada gambar rencana, dengan
elevasi seperti tertera di dalam peta kontur.

3. Pembersihan Akar Tanaman dan Sisa Galian


Jika dibawah dasar galian dijumpai akar tanaman atau tanah organis, maka dasar
galian tersebut harus dibersihkan dari hal tersebut diatas, dan bekas galian tersebut
harus diisi dengan material urugan yang memenuhi syarat.

3.2. Persyaratan Bahan


1. Bahan Bekas Galian di Dalam Lokasi Proyek
Tanah bekas galian dapat dipertimbangkan untuk digunakan jika memenuhi syarat
untuk digunakan. Tanah tersebut harus bebas dari lumpur dan bahan organik lainnya.

2. Bahan Urugan Dari Luar Lokasi Proyek


Jika tanah urug harus didatangkan dari luar, maka tanah urug tersebut harus
memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Memiliki koefisien permeabilitas dari 10 cm/ detik


b. Mengandung minimal 20% partikel lanau dan lempung dan bebas tanah organis,
kotoran dan batuan berukuran lebih dari 50 mm dan mengandung kurang dari
10% partikel gravel.
c. Mempunyai indeks Plastis (PI) lebih dari 10% bahan yang mempunyai (PI) lebih
dari 10% akan sulit dipadatkan.
d. Gumpalan-gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus dalam
kondisi lepas agar mudah didapatkan.
e. Secara umum bahan tersebut berupa sirtu/ pasir batu yang sebelum mendatangkan
harus sudah mendapat persetujuan Tim Teknis.
3. Bahan Urugan Yang Tidak Memenuhi Syarat
Semua bahan urugan yang tidak memadai harus dikeluarkan dari lokasi proyek dan
diganti dengan bahan yang memenuhi syarat.
3.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Cara Pengurugan dan Pemadatan
Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal tiap lapisan 20 cm dan
pemadatan dilakukan sampai mencapai Kepadatan Maximum pada Kadar Air
Optimum yang ditentukan didalam gambar rencana. Pemadatan urugan dilakukan
dengan memakai alat pemadat yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Jika tidak
tercantum dalam gambar rencana, maka pemadatan harus dilakukan sampai
mencapai derajat kepadatan 98%.

2. Pemasangan Patok
Pada lokasi urugan harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan ketinggian
rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat patok dengan
warna tertentu pula.

3. Sistim Drainase
Pada daerah yang basah, kontraktor harus membuat saluran sementara sedemikian
rupa sehingga lokasi tersebut dapat dikeringkan. Pengeringan dilakukan dengan
bantuan pompa air. Sistim drainase yang direncanakan harus disetujui oleh Direksi.
Dan sistim drainase tersebut harus selalu dijaga selama pekerjaan berlangsung agar
dapat berfungsi secara efektif untuk menanggulangi air yang ada.

4. Kotoran dan Lumpur dan Bahan Organik


Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur atau kotoran, sampah dan material
sejenis, Pengurugan tidak dapat dilakukan jika kotoran tersebut belum dikeluarkan
dari lokasi pekerjaan.

5. Toleransi Kerataan
Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk penggalian dan pengurugan ± 50
mm terhadap kerataan yang ditentukan.

6. Level Akhir
Hasil test dilapangan harus tertulis dan diketahui oleh Direksi. Semua hasil-hasil
pekerjaan harus diperiksa kembali terhadap patok-patok referensi untuk mengetahui
sampai dimana kedudukan permukaan tanah tersebut.

7. Perlindungan Hasil Pemadatan


Bagian permukaan yang telah dinyatakan padat harus dipertahankan, dijaja dan
dilindungi agar jangan sampai rusak akibat pengaruh luar misalnya basah oleh air
hujan, panas matahari dan sebagainya. Perlindungan dapat dilakukan dengan
menutupi permukaan dengan plastic. Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah
hasil test memenuhi syarat dan mendapat persetujuan tertulis dari Direksi.
8. Pemadatan Kembali
Setiap lapisan harus dikerjakan sesuai dengan kepadatan yang dibutuhkan dan
diperiksa melalui pengujian lapangan yang memadai, sebelum dimulai lapisan
berikutnya. Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki,
lapisan tersebut harus diulangi kembali pekerjaannya atau diganti, dengan cara-cara
pelaksanaan yang telah ditentukan, guna mendapatkan kepadatan yang dibutuhkan.
Jadwal pengujian harus diajukan oleh Kontraktor kepada Direksi.

Pasal 4
PEKERJAAN JALAN LINGKUNGAN PAVING STONE
4.1. Pekeraan Paving Stone
a. Jenis pavingstone yang digunakan mempunyai ukuran 10 x 20 x 6 (cm) warna
abu-abu dengan nilai tekan K 300 dan dibuktikan dengan Test Kokoh Tekan
oleh Laboratorium Beton dan kontruksi yang independen.
b. Cara pemasangan pavingstone harus sesuai dengan gambar atau sesuai dengan
petunjuk Direksi.
c. Umur pavingstone yang boleh dipasang adalah minimal 2 (dua) minggu atau 14
(empat belas) hari.
d. Kerataan permukaan pasangan pavingstone diatur dengan urugan pasir yang ada
dibawahnya dengan ketebalan disesuaikan dengan gambar.
e. Agar paving tidak lepas satu sama lain, maka pada tepi-tepi dipasang paving
uskup dan kansteen.
f. Pada akhir ruas jalan yang dipasang paving yang sekiranya akan mudah lepas
harus diberi RAM dari beton 1 PC : 2 Ps : 3 Kr.
g. Permukaan pavingstone harus dijaga agar tetap rata, bila ada yang turun maka
secepatnya harus diperbaiki.
h. Untuk mendapatkan pasangan pavingstone yang baik, kontraktor diwajibkan
menghamparkan pasir halus ayakan di atas permukaan pavingstone, kemudian
digetar dan ditumbuk pelan-pelan.
4.2. Pekerjaan Kanstin
a. Jenis Kanstin yang digunakan adalah kanstin/ skreb dengan ukuran 10 x 20 x
40 (cm) warna abu-abu.
b. Cara pemasangan kanstin/ Skreb harus sesuai dengan gambar atau sesuai
dengan petunjuk Direksi.
c. Umur kanstin/ Skreb yang boleh dipasang adalah minimal 2 (dua) minggu atau
14 (empat belas) hari setelah selesai pabrikasinya.
d. Agar pasangan kanstin / kerb tidak lepas satu sama lain, maka antara
pasangan kanstin harus diberi spesi.

Pasal 5
PEKERJAAN PEMASANGAN U-DITCH
5.1. Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga dan bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan peekrjaan seperti dinyatakan dalam gambar dengan hasil yang sempurna.

5.2. Persyaratan bahan


a. U-Ditch yang dipakai adalah adalah ukuran 300x300x1200 Gandar 10 Ton
b. Box Culvert yang dipakai adalah adalah ukuran 400x400x1200 Gandar 10 Ton
c. Cover U-Ditch yang dipakai adalah CU 30 Gandar 10 Ton
d. Cover U-Ditch yang dipakai adalah CU 40 Gandar 10 Ton
e. Mutu beton menggunakan beton K-350
f. Produk U Dicth, Cover U Ditch dan Box Culcert harus bersertifikasi SNI 6880:2016
terakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN).
g. Sistem sambungan but join. Jika tidak menggunakan sistem but join, tiap sambungan
u ditch harus diplester dengan campuran spesi yang tahan air.
5.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pemasangan bowplank pada galian untuk pengecekan kelurusan maupun elevasi
dengan jarak maksimum 20m’
b. Sebaiknya menggunakan 2 benang dimana satu pada as saluran dan yang satunya
lagi pada sisi luar saluran untuk kelurusan pemasangan U-Ditch
c. Setiap pemasangan U-Ditch harus dilakukan pengecekan baik kelurusan maupun
elevasi berdasarkan gambar rencana atau sesuai dengan kondisi yang ada di
lapangan.
d. Pemasangan U-Ditch Menggunakan alat bantu Crane ataupun excavator
e. Pengurukan kembali bekas galian lapis demi lapis dan dipadatkan menggunakan
stamper ataupun lainnya dengn materian yang sesuai dengan persyaratannya.
f. Sebelum dilakukan pengiriman dan setelah pemasangan pihak penyedia jasa harus
melakukan uji tekan (loading test).
g. Pabrik penyuplai U-Ditch harus mempunyai peralatan uji beban (Load Factor)
sendiri.
h. Pabrik penyuplai U-Ditch harus memiliki bukti uji lab 1 tahun terakhir
i. Pabrik penyuplai U-Ditch harus telah menerapkan Sistem Manajemen Anti
Penyuapan Bersertifikat SNI ISO 37001:2016 terakreditasi Komite Akreditasi
Nasional (KAN).
Pasal 6
PEKERJAAN BETON

6.1. Lingkup Pekerjaan.


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan serta
pengakutan untuk penyelesaian semua pekerjaan beton sesuai dengan yang
tercantum dalam gambar, serta pekerjaan yang berhubungan dengan beton, seperti
acuan, besi beton dan admixtures. Juga termasuk di dalam lingkup pekerjaan ini
adalah pengamanan baik bekerja maupun fasilitas lain disekitar sehingga pekerjaan
dapat berjalan dengan lancar dan aman.
6.2. Peraturan – Peraturan
Kecuali ditentukan lain didalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai
dasar pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :
a. Tata cara perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SK SNI T-
15-1991-03)
b. Pedoman Beton 1989 (SKBI – 1.4.53.1988)
c. Peraturan perencanaan tahan gempa Indonesia untuk Gedung 1983
d. Pedoman perencanaan untuk struktur beton bertulang biasa dan struktur
tembok bertulang untuk gedung 1983
e. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)/NI-3
f. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972/NI-8
g. Mutu dan cara uji Sement Portland (SII 0013-81)
h. Mutu dan cara uji Sement Beton (SII 0052-80)
i. ASTM C-33 Standart Specification for concrete Agregates
j. Baja Tulangan Beton (SII 0136-84)
k. Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton (SII 0784-83)
l. American Socicty for testing and Material setempat (ASTM)
m. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah Setempat
n. Petunjuk Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada bangunan Rumah dan Gedung (SKBI-2.3.5.3.1987 UDC
:699.81:624.04)

6.3. Keahlian dan Pertukangan


Kontraktor harus membuat beton dengan kwalitas sesuai dengan ketentuen-
ketentuan yang disyaratkan, antara lain mutu dan penggunaannya selama
pelaksanaan. Semua pekerjaan beton harus dilakukan oleh tenaga ahli yang
berpengalaman, termasuk tenaga ahli untuk acuan/bekisting, sehingga dapat
mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi. Selain itu, Kontraktor wajib
menggunakan tukang yang berpengalaman, sehingga sudah paham dengan
pekerjaan yang sedang dilaksanakan utamanya pada saat dan setelah pengecoran
berlangsung. Semua tenaga ahli dan tukang tersebut harus mengawasi pekerjaan
sampai pekerjaan perawatan beton selesai dilakukan. Untuk itu paling lambat 10
hari sebelum pekerjaan dimulai Kontraktor harus mengusulkan metode kerja dan
harus disetujui Direksi. Jika dipandang perlu, maka Direksi berhak untuk
menunjuk tenaga ahli diluar yang ditunjuk Kontraktor untuk membantu
mengevaluasi semua usulan Kontraktor dan semua biaya yang timbul menjadi
beban Kontraktor
6.4. Persyaratan Bahan
1. Semen
Semen yang boleh digunakan untuk pembuatan beton adalah ex. Semen gresik.
Semen yang dikirim harus terlindung dari hujan dan air. Semen harus terbungkus
dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dan dalam keadaan tertutup rapat. Semen
harus disimpan digudang dengan ventilasi yang baik, tidak lembab dan diletakkan
pada tempat yang tinggi, sehingga aman dari kemungkinan yang tidak diinginkan,
Semen tersebut tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 zak. Sistem penyimpanan
semen harus diatur sedemikian rupa, Sehingga semen tersebut tidak tersimpan
terlalu lama. Semen yang diragukan mutunya dan rusak akibat salah penyimpanan,
seperti membatu, tidak diijinkan untuk dipakai. Bahan yang ditolak harus segera
dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 (dua) hari atas biaya
Kontraktor.
2. Agregrat
Pada pembuatan Beton, ada dua ukuran agregat yang digunakan, yaitu agregat
kasar/batu pecah dan agregat halus/pasir beton. Kedua jenis agregat ini disyaratkan
berikut ini :
1. Agregat Kasar, Ukuran besar ukuran nominal maksimum agregat kasar harus
tidak melebihi 1/5 jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan, atau 1/3
dari tebal plat, atau ¾ jarak bersih minimum antar batang tulangan, berkas
batang tulangan atau tendon pratekan atau 30 mm. Gradasi dari agregat
tersebut secara keseluruhan harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh ASTM
agar terjadinya sarang kerikil atau rongga dengan ketentuan sbb :
Sisa diatas (% berat)
Ayakan 31.50 mm 0
Ayakan 4.00 mm 90-98
Selisih antara 2 ayakan berikutnya 01-10

2. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas dari
bahan-bahan organik, lumpur dan kotoran lainnya. Kadar lumpur harus lebih
kecil dari 4 % berat. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir beraneka
ragam besarnya dan apabila diayak harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Sisa diatas (% berat)
Ayakan 4.00 mm ≥02
Ayakan 1.00 mm ≥01
Ayakan 0.25 mm 80-95
Kontraktor harus mengadakan pengujian sesuai dengan persyaratan dalam
spesifikasi ini. Jika sumber agregat berubah karena sesuatu hal, maka
kontraktor wajib untuk memberitahukan secara tertulis kepada konsultan
pengawas. Agregat harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras
permukaannya dan harus dicegah supaya tidak terjadi pencampuran dengan
tanah.
3. Air untuk Campuran Beton
Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, tidak boleh mengandung
minyak, asam alkali, garam, zat organis atau bahan lain yang dapat merusak beton
atau besi beton. Air tawar yang dapat diminum umumnya dapat digunakan. Jika air
pada lokasi pekerjaan tidak memenuhi syarat untuk digunakan, maka Kontraktor
harus mencari air yang memadahi untuk itu.

4. Besi
Tulangan besi beton menggunakan besi berdiameter 10 mm dan 12 mm. Pekerjaan
pemasangan besi dilakukan sebelum pekerjaan pengecoran atau beton fc = 15 MPa.
Agar diperoleh hasil pekerjaan yang baik, maka besi beton harus memenuhi syarat-
syarat :
a. Semua besi beton harus bebas dan bersih dari karat, oli, gemuk, cat dan lain
sebagainya atau hal lain yang dapat menyebabkan berkurangnya daya
ikat besi tersebut terhadap beton. Apabila diperlukan, besi beton harus disikat
sebelum dipergunakan dengan sikat kawat untuk membersihkannya. Sama
sekali tidak diperkenankan mengadakan pengecoran beton sebelum besi beton
atau Anyaman Kawat yang terpasang diperiksa dan disetujui oleh Konsultan.
b. Besi beton yang ada di lapangan harus disimpan atau ditaruh di bawah
penutup yang kedap air (water proof) dan harus terangkat dari permukaan
tanah atau genangan air tanah yang ada serta harus dilindungi dari
segala hal yang menyebabkan rusaknya besi beton serta terjadinya karat.
6.5. Bekisting
1. Bahan untuk bekisting terdiri atas :
a. Papan bekisting dari multipleks minimal tebal 9 mm.
b. Klem bekisting
2. Bekisting harus disusun dan dirangkai sedemikian rupa sehingga :
a. Kokoh, tidak rusak atau berubah bentuk akibat beban adukan beton dan
atau tekanan lateralnya pada saat pengecoran.
b. Tidak menyebabkan adukan beton terurai.
c. Mudah pembongkarannya tanpa membahayakan konstruksi lain yang
sudah selesai dikerjakan.
Untuk dapat memenuhi hal ini, Kontraktor Pelaksana harus membuat gambar
pelaksanaan (shop drawing) lebih dahulu beserta perhitungan konstruksinya, dan
telah mendapatkan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas sebelum pemasangan
bekisting dilaksanakan.
3. Bahan bekisting yang telah dipakai tidak boleh dipakai kembali kecuali
dengan ijin Direksi/Konsultan Pengawas.
4. Bila memenuhi syarat konstruksi, pemakaian bahan ini selain yang disebutkan
diatas, boleh dilakukan sepanjang telah memperoleh ijin tertulis dari
Direksi/Konsultan Pengawas.
5. Apabila menginginkan hasil beton cor berbentuk bulat, disarankan
menggunakan bekisting/cetakan dari besi yang siap pakai dan telah
mendapatkan persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.
6.6. Adukan beton
1. Adukan beton harus memenuhi beton K-100; dan beton K-225.
2. Sebelum mix design dilakukan, Kontraktor Pelaksana harus melakukan
pengujian agregat di laboraturium. Bahan agregat yang dipakai untuk
perencanaan campuran beton (mix desaign) harus telah mendapatkan
rekomendasi dari laboraturium dan dipakai sebagai tolak banding pemeriksaaan
dengan agregat yang didatangkan di lapangan.
3. Hasil dari perencanaan campuran yang akan dipakai pedoman didalam
pelaksanaan pekerjaan ini harus dikalibrasikan dalam perbandingan campuran
dengan satuan volume (bukan berat) yang selanjutnya dinyatakan dalam takaran
Bahan di lapangan.
4. Kontraktor juga harus menyediakan beton molen dengan kapasitas memadai dan
dalam kondisi baik serta halus dijamin dapat berfungsi baik selama masa
pelaksanaan pekerjaan.
Bila terjadi beton molen tidak dapat berfungsi dengan baik/rusak, maka
kontraktor berkewajiban untuk segera memperbaikinya atau mengganti dengan
yang baru sepanjang tidak menggangu jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan
pengecoran.
5. Penggunaan beton molen dan kapasitasnya harus mendapat persetujuan dari
Direksi/Konsultan Pengawas. Penggunaan molen adalah apabila dianggap
penggunaan ready mixed tidak memungkinkan untuk pelaksanaan pekerjaan
beton di lokasi proyek, atau volume yang akan dicor terlalu sedikit.
6.7. Pengecoran Beton
1. Apabila Kontraktor Pelaksana hendak memulai pekerjaan pengecoran beton,
maka Kontraktor harus memberitahukan secara tertulis kepada Direksi kapan
pengecoran dilaksanakan.
2. Pengecoran hanya boleh dilaksanakan bila :
a. Kontraktor telah menyelesaikan pekerjaan penulangan, bekisting serta
pemasangan beton decking secara sempurna dan bersih serta telah
mendapatkan persetujuan Direksi/Konsultan pengawas.
b. Kontraktor telah menyediakan bahan peralatan, dan persiapan tenaga serta
dinyatakan dalam daftar bahan alat dan tenaga kerja.
c. Kontraktor telah membuat Schedule Rencana pengecoran dan stategi
pengecoran berupa gambar tata letak bahan serta arah pengecoran.
d. Stek-stek untuk tahapan pekerjaan berikutnya ataupun untuk pelaksanaan
pekerjaan pentahapan telah dipersiapkan dan dibuat terlebih dahulu.
e. Seluruh persiapan pengecoran yang tersebut didalam sub butir a, b, c dan d
diatas telah mendapatkan pembeberan dari Direksi/Konsultan Pengawas.
Seluruh persiapan diatas, apabila telah disetujui Direksi/Konsultan Pengawas
berdasarkan hasil pemeriksaan dan penilaian di lapangan pekerjaan, maka
Kontraktor dapat melaksanakan pengecoran.
3. Selama pekerjaan pengecoran Kontraktor harus melaksanakan hal-hal sebagai
berikut :
a. Pengujian kekuatan setiap kali penuangan campuran beton dari beton molen.
Angka kekentalan yang diperoleh harus sesuai dengan yang disyaratkan
didalam SKSNI 03 2001.
b. Pemadatan beton dengan menggunakan vibrator. Pelaksanaannya harus
dilakukan secara semestinya yakni pencelupan vibrator harus diusahakan
tegak lurus, secara perlahan-lahan, demikian juga penarikan vibrator. Selama
pengecoran, vibrator tidak boleh disentuhkan tulangan dan bekisting.
Kontraktor pelaksana harus menyediakan sedikitnya 1 (satu) buah vibrator
cadangan selama pekerjaan pengecoran berlangsung.
c. Dalam hal menggunakan ready mix, maka harus mematuhi “retention time”
yang telah ditentukan.
4. Bila kontraktor bertindak menyimpang dari ketentuan-ketentuan di atas,
Konsultan Pengawas/Direksi berhak menghentikan pekerjaan ini dan semua
resiko sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
6.8. Pemeliharaan Beton
a. Kontraktor Pelaksana diwajibkan melindungi beton yang baru dicor terhadap
sinar matahari langsung, angin dan hujan sampai beton sempat mengeras secara
wajar.
b. Kontraktor Pelaksana diwajibkan menghindarkan pengeringan yang terlalu
cepat, dengan cara-cara sebagai berikut :
- Semua bekisting yang melingkupi beton yang baru dicor harus dibasahi
secara teratur sampai dibongkar.
- Semua permukaan beton yang tidak terlindungi oleh bekisting (misalnya
permukaan plat lantai) harus ditutup dengan karung goni basah selama
perkiraan pengikatan awal berlangsung dan selanjutnya digenangi dengan
air selama 14 hari sejak saat pengecoran, kecuali ditetukan lain oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
c. Pemeliharaan dengan penyiraman air minimal 2 x sehari harus dilakukan
setelah bekisting dibuka. Penyiraman dilakukan selama 7 hari.
d. Tidak dibenarkan menimbun atau mengangkut barang di atas beton atau
memakai bagian beton sebagai tumpuan selama menurut Direksi/Konsultan
Pengawas bahwa beton tersebut belum cukup mengeras.

Pasal 7
PEKERJAAN LAIN – LAIN

Yang dimaksud pekerjaan lain-lain adalah pekerjaan yang belum tercantum dalam RKS
ini, tetapi masih berhubungan dengan pekerjaan di lapangan yang harus diselesaikan,
misalnya ;

Pembersihan lokasi / pengembalian sesuatu yang rusak akibat pekerjaan di lapangan;


pemotongan pohon; bongkaran; pemasangan pintu air; pasangan bata merah; dan plesteran

Pekerjaan Pembersihan Lapangan Selama Proyek Berlangsung.

Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah pembersihan lingkungan area kerja selama
proyek berlangsung termasuk material yang harus dibuang dari areal lokasi pekerjaan
sesuai dengan petunjuk Direksi pekerjaan. Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua,
lokasi areal pekerjaan juga harus dibersihkan dari sisa – sisa semua material yang tidak
terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan kembali. Semua biaya yang timbul akibat
pekerjaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Kontraktor, serta sudah harus
diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa harga satuan pekerjaan.
Pasal 8
PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA

Masa pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya antara
lain :

✓ Keamanan dan penjagaan.


✓ Penyempurnaan dan pemeliharaan.
✓ Pembersihan.
✓ Penyerahan kedua dapat dilaksanakan apabila Kontraktor telah melaksanakan
kewajiban pada masa pemeliharaan.
✓ Selama masa pemeliharaan, Kontraktor pelaksana diwajibkan membuat laporan berkala
yang berisi kondisi bangunan / saluran (yang selesai dibangun) serta laporan pekerjaan
perbaikan bila ad bangunan yang rusak. Laporan tersebut dibuat dengan persetujuan /
diketahui pihak Pengawas lapangan / Direksi dan Konsultan pengawas.

KONSULTAN PERENCANA
CV. KARYA ANUGRAH KONSULTAN

Ir. MARTOJO
Direktur

Anda mungkin juga menyukai