Anda di halaman 1dari 55

Rencana Kerja dan

SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT TEKNIS (RKS)


REVIEW PEMBANGUNAN USB SMAN 1 DEPOK KABUPATEN CIREBON

A. PERSYARATAN UMUM

1. Persyaratan
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa harus mempelajari dengan benar dan
berpedoman kepada ketentuan-ketentuan yang tertulis pada Gambar Kerja dan Dokumen Teknis ini
beserta lampirannya.
a. Penyedia Barang/Jasa diwajibkan melapor kepada Konsultan Pengawas setiap akan
melakukan kegiatan pekerjaan di lapangan.
b. Apabila terdapat perbedaan ukuran, kelainan-kelainan antara Gambar Kerja dan Dokumen
Teknis serta kesesuaiannya di lapangan maka Penyedia Barang/Jasa diharuskan melapor
kepada Konsultan Pengawas untuk segera mendapatkan keputusan dan dibuatkan berita
acara yang ditandatangani oleh user, tim teknis dan diketahui oleh Konsultan Perencana.
Penyedia Barang/Jasa tidak dibenarkan memperbaiki sendiri perbedaan dan kelainan tersebut.
Akibat dari kelalaian Penyedia Barang/Jasa dalam hal ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Penyedia Barang/Jasa.
c. Daerah Kerja (Construction Area) akan diserahkan kepada Penyedia Barang/Jasa selama
waktu pelaksanaan pekerjaan dalam keadaan seperti pada saat penjelasan pekerjaan
(Aanwijzing) dan dianggap bahwa Penyedia Barang/Jasa telah benar-benar mengetahui
tentang:
1) Letak bangunan yang akan dikerjakan.
2) Batas persil/lahan maupun kondisi pada saat itu.
3) Keadaan permukaan tanah/kontur tanah.
d. Penyedia Barang/Jasa wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (Satu) set lengkap Gambar
Kerja dan Dokumen Teknis di tempat pelaksanaan pekerjaan untuk dapat dipergunakan setiap
saat oleh Konsultan Pengawas.
e. Penyedia Barang/Jasa diharuskan membuat gambar shop drawing untuk setiap bagian
pekerjaan yang akan dilaksanakan.

2. Penyedia Barang/Jasa dalam pelaksanaan pekerjaan, tenaga kerja harus menggunakan peralatan
K3 (safety equipment dan seragam/indentitas/atribut perusahaan) untuk menjaga keamanan dalam
lingkungan lokasi pekerjaan.

3. Jadwal Pelaksanaan:
Dalam waktu paling lambat 2 (dua) minggu setelah Penyedia Barang/Jasa dinyatakan sebagai
pemenang lelang, atau dengan lain cara ditunjuk oleh Pemberi Tugas sebagai pelaksana
pembangunan, Penyedia Barang/Jasa harus segera membuat :
1) Jadwal Waktu (Time Schedule) pelaksanaan secara rinci yang digambarkan secara Diagram
P a g e 1 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

Balok (Bar Chart).


2) Jadwal Pengadaan Tenaga Kerja.
3) Jadwal Pengadaan Bahan/Material Bangunan.
Bagan/diagram tersebut di atas harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas sebagai dasar/pedoman Penyedia Barang/Jasa dalam melaksanakan pekerjaannya dan
Penyedia Barang/Jasa wajib mematuhi dan menepatinya.

4. Gambar-gambar Kerja:
Yang dimaksud dengan gambar-gambar Kerja adalah:
a. Gambar-gambar meliputi gambar struktur yang telah dibuat oleh Konsultan Perencana dan
disahkan oleh pemilik, pengguna, serta gambar perubahannya apabila ada yang telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas. Gambar-gambar ini selain dari gambar-gambar yang dibuat
Konsultan Perencana juga gambar-gambar yang dibuat oleh Penyedia Barang/Jasa (Shop
Drawing) yang telah disetujui Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
b. Apabila terdapat perbedaan ukuran dan penjelasan atau ketidak sesuaian antara gambar yang
berlainan jenis dan lingkupnya maka dapat dipakai pedoman sebagai berikut.
1) Secara fungsi yang dipakai pedoman adalah gambar arsitektur.
2) Secara jenis dan kualitas yang menyangkut bahan dan perhitungan yang dipakai sebagai
pedoman adalah gambar yang sesuai jenis/lingkupnya diantaranya adalah gambar
struktur dan gambar lain dengan spesifikasi sesuai jenisnya.
c. Gambar pelaksanaan (Shop Drawing) harus dibuat oleh Penyedia Barang/Jasa dengan
ketentuan sebagai berikut.
1) Pembuatannya berdasar kepada Gambar Kerja dan disampaikan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapat persetujuan.
2) Pekerjaan Pelaksanaan belum dapat dimulai sebelum gambar pelaksanaan tersebut
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
3) Persetujuan terhadap Gambar Pelaksanaan bukan berarti menghilangkan tanggung jawab
Penyedia Barang/Jasa terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut. Keterlambatan atas
proses pembuatan Shop Drawing ini tidak berarti Penyedia Barang/Jasa mendapat
perpanjangan waktu pelaksanaan.
4) Shop Drawing tersebut harus dibuat rangkap 3 (tiga) berikut aslinya dan semua biaya
menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
d. Perubahan Gambar Kerja karena perencanaan hanya dapat dilakukan atas dasar perintah
tertulis Pemberi Tugas berdasar pertimbangan Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana
dengan ketentuan sebagai berikut.
1) Perubahan rancangan ini harus digambar oleh Penyedia Barang/Jasa sesuai dengan yang
diperintahkan Pemberi Tugas dengan memperlihatkan perbedaan antara gambar
pelaksanaan dan gambar perubahan rencananya.
2) Gambar Perubahan yang dibuat oleh Penyedia Barang/Jasa atas pengarahan Konsultan
Perencana, disetujui oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, kemudian
P a g e 2 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

dilampirkan dalam Berita Acara Perubahan Pekerjaan.


e. Gambar Sesuai Terlaksana (As Built Drawing), harus dibuat oleh Penyedia Barang/Jasa
bersama-sama dengan Konsultan Pengawas dengan ketentuan berikut.
1) Gambar Sesuai Terlaksana dibuat dan diserahkan pada akhir pekerjaan, harus sesuai
dengan hasil pekerjaan terpasang.
2) Gambar Sesuai Terlaksana harus disetujui oleh Konsultan Pengawas, dan diserahkan
dalam rangkap 3 (tiga) berikut aslinya dengan biaya keseluruhan ditanggung oleh
Penyedia Barang/Jasa.

5. Jaminan Kualitas:
a. Penyedia Barang/Jasa menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa
semua bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecualiditentukan
lain, serta Penyedia Barang/Jasa menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan
baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan Dokumen Kontrak.
b. Apabila diminta, Penyedia Barang/Jasa sanggup memberikan bukti-bukti mengenai hal-hal
tersebut pada butir a.
c. Semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa sepenuhnya, sampai
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

6. Nama Pabrik/Merk yang Ditentukan:


a. Apabila pada Spesifikasi Teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis
bahan/komponen, maka Penyedia Barang/Jasa menawarkan dan memasang sesuai dengan
yang ditentukan. Tidak ada alasan bagi Penyedia Barang/Jasa pada waktu pemasangan
menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat lagi dipasaran ataupun sukar didapat di
pasaran, kecuali Penyedia Barang/Jasa dapat menyertakan bukti tertulis dari pabrik/merk
bahan/komponen tersebut.
b. Untuk barang-barang yang harus diimpor, setelah ditunjuk sebagai pemenang, Penyedia
Barang/Jasa harus sesegera mungkin memesan pada agen/distributornya di Indonesia.
c. Apabila Penyedia Barang/Jasa telah berusaha untuk memesan namun pada saat pemesanan
bahan/merk tersebut tidak/sukar diperoleh, yang dibuktikan oleh surat dari distributor/supplier,
maka Penyedia Barang/Jasa mengajukan alternatif merk lain dengan spesifikasi minimum yang
sama ke Konsultan Pengawas untuk diberi persetujuan. Setelah 1 (satu) bulan penunjukkan
pemenang, Penyedia Barang/Jasa harus memberikan kepada Pemberi Tugas fotokopi dari
pemesanan material yang diimpor pada agen/distributor resmi,yang menyatakan bahwa
material-material tersebut telah dipesan (import order) yang dilampiri jadwal kedatangan di
lokasi proyek (on the site).

7. Peraturan Hak Paten:


Penyedia Barang/Jasa harus melindungi pemilik (owner) terhadap semua “claim” atau tuntutan,
biaya atau kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan merek dagang atau nama

P a g e 3 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

produksi, hak cipta pada semua material dan peralatan yang digunakan dalam proyek ini.

8. Iklan:
Penyedia Barang/Jasa tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun di dalam sempadan
(batas) site atau di tanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak Pemberi Tugas.

9. Petunjuk-petunjuk/Instruksi Konsultan Pengawas :


a. Semua instruksi dari Konsultan Pengawas harus dilaksanakan secara baik oleh Penyedia
Barang/Jasa, jika Penyedia Barang/Jasa keberatan menerima petunjuk/instruksi Konsultan
Pengawas tersebut, maka harus mengajukan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas
dalam waktu 7 (tujuh) hari.
b. Apabila dalam batas waktu tersebut diatas Penyedia Barang/Jasa tidak mengajukan keberatan
maka dianggap telah menyetujui dan menerima petunjuk Konsultan Pengawas untuk segera
dilaksanakan. Penyedia Barang/Jasa diharuskan merekam atau dalam kata lain mencatat
setiap petunjuk/instruksi Konsultan Pengawas dalam buku harian lapangan/pelaksanaan dan
memintakan tanda tangan atau persetujuan Konsultan Pengawas.

10. Hasil Pekerjaan:


Untuk menjamin mutu/kualitas hasil pekerjaan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan, maka
Penyedia Barang/Jasa diharuskan menyediakan.
a. Pelaksana atau tenaga ahli yang mengerti dan berpengalaman tentang gambar kerja dan cara-
cara pelaksanaan.
b. Alat bantu kerja, pompa air untuk kerja, alat pemadat tanah, alat ukur waterpass, penyekat
tegak dan alat bantu pekerjaan lainya.
c. Bila diperlukan, sesuai dengan kondisi lapangan/ situasi tempat kerja, maka sebelum
melakukan pekerjaan pembersihan, Penyedia Barang/ Jasa maupun Pelaksana
pembangunan, diwajibkan memasang alat-alat pengaman/ pelindung/ penyangga seperti
jaring/ lori/ katrol.
d. Semua bahan material import dan material lokal lainnya Penyedia Barang/Jasa wajib
memberikan resume data spesifikasi teknis kepada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
Data tersebut harus disertakan pada saat penyerahan As Built Drawing.

11. Penetapan Ukuran:


a. Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan ini dan tidak
boleh menambah ukuran tanpa seijin Konsultan Pengawas. Setiap ada perbedaandengan
ukuran-ukuran yang ada harus segera memberitahukan kepada Konsultan Pengawas untuk
segera ditetapkan sebagaimana mestinya.
b. Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa wajib memberitahu Konsultan Pengawas,
bagian pekerjaan yang akan dimulai untuk diperiksa terlebih dahulu ketepatan ukurannya
sesuai shop drawing.

P a g e 4 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

c. Penyedia Barang/Jasa diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran satu dengan yang lain
dalam setiap bagian pekerjaan dan segera melapor kepada Konsultan Pengawas setiap
terdapat selisih/perbedaan ukuran untuk diberikan keputusan pembetulannya.
d. Mengingat setiap kesalahan ukuran selalu mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan yang
lainnya, maka ketetapan akan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguh-sungguh.
e. Kelalaian Penyedia Barang/Jasa terhadap hal ini tidak dapat diterima dan Konsultan Pengawas
berhak untuk membongkar pekerjaan dan memerintahkan untuk menepati ukuran sesuai
ketentuan.
f. Kerugian terhadap kesalahan pengukuran oleh Penyedia Barang/Jasa sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.

12. Laporan-laporan:
a. Laporan Harian (daily report) dan Mingguan (weekly report):
1) Penyedia Barang/Jasa beserta Konsultan Pengawas wajib membuat laporan Harian
(daily report) dan Mingguan (weekly report) yang memberikan gambaran mengenai:
a) Kegiatan fisik.
b) Catatan dan perintah Pengawas Lapangan yang disampaikan secara lisan maupun
tertulis.
c) Jumlah material masuk/ditolak.
d) Jumlah tenaga kerja dan keahliannya.
e) Keadaan cuaca.
f) Pekerjaan tambah apabila ada.
g) Prestasi rencana dan yang terpasang.
2) Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditandatangani
oleh penanggung jawab proyek harus diserahkan kepada Pengelola Teknis Proyek (PTP)
untuk diketahui/disetujui.

13. Pemeriksaan Rutin dan Khusus:


Pemeriksaan rutin atau khusus dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Penyedia
Barang/Jasa secara periodik dan tidak kurang dari tiap 2 (dua) minggu, atau ditentukan lain oleh
Pengawas Lapangan.

14. Kebersihan dan Ketertiban:


a. Selama pelaksanaan pekerjaan pembangunan berlangsung, Penyedia Barang/Jasa harus
memelihara kebersihan lokasi pembangunan maupun lingkungannya terutama jalan-jalan
disekitar lokasi kegiatan, direksi keet, gudang, los kerja dan bagian dalam bangunan yang akan
dikerjakan harus bebas dari bahan bekas, tumpukan tanah dan lain-lain.
b. Untuk kebersihan lingkungan terutama jalan-jalan di sekitar lokasi kegiatan yang harus
dibersihkan adalah kotoran yang diakibatkan oleh keluar masuknya kendaraan kegiatan.
Kelalaian dalam hal ini dapat membuat Pemberi Tugas memberi perintah penghentian

P a g e 5 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

pekerjaan yang segala akibatnya menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.


c. Penimbunan bahan/material yang ada dalam gudang maupun di halaman luar gudang harus
diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran dan keamanan umum sertauntuk
memudahkan penelitian yang dilakukan oleh Konsultan Pengawas.
d. Pada Penyerahan Pekerjaan Pertama, situasi bangunan serta halamannya harus bersih dari
sisa-sisa kotoran kerja.

15. Kecelakaan dan Kesehatan:


a. Kecelakaan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan dan menimpa pekerja maupun orang
yang terlibat dalam pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
b. Penyedia Barang/Jasa diharuskan untuk menyediakan alat kesehatan/kotak PPPK yang terisi
penuh dengan obat-obatan yang sesuai dengan kebutuhan, lengkap dengan seorang petugas
yang mengerti dalam soal-soal penyelamatan pertama dan kesehatan.
c. Sejauh tidak disebutkan dalam Dokumen Teknis ini, maka Penyedia Barang/Jasa harus
mengikuti semua ketentuan umum yang berlaku dan dikeluarkan oleh Instansi Pemerintah
terutama tentang Undang-undang Keselamatan Kerja termasuk segala kelengkapan dan
perubahannya.

16. Keamanan:
a. Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada dan terjadi di
daerah kerjanya terutama mengenai:
1) Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan baik disengaja ataupun
tidak disengaja.
2) Penggunaan sesuatu bahan yang keliru/salah.
3) Kehilangan-kehilangan bahan, peralatan kerja.
4) Perkelahian antar pekerja maupun dengan pihak lainya.
b. Terhadap semua kejadian sebagaimana tersebut diatas, Penyedia Barang/Jasa harus
melaporkan kepada Konsultan Pengawas dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut dan
diselesaikan persoalannya lebih lanjut.
c. Untuk mencegah kejadian-kejadian seperti tersebut diatas, Penyedia Barang/Jasa harus
menyediakan pengamanan antara lain penjagaan, penerangan yang cukup diwaktu malam
hari, pemagaran sementara di lokasi kerja dan lain sebagainya.

17. Penyediaan Material/Bahan Bangunan:


a. Bila dalam Dokumen Teknis ini disebutkan nama dan pabrik pembuat bahan/material, maka hal
ini dimaksudkan menunjukan standar minimal mutu/kualitas bahan yang digunakan dalam
pekerjaan ini.
b. Setiap bahan/material yang akan digunakan harus disampaikan kepada Konsultan Pengawas
untuk mendapat persetujuan. Waktu penyampaian contoh bahan harus sedemikian rupa
sehingga Konsultan Pengawas dapat menilainya.

P a g e 6 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

c. Contoh bahan/material yang akan digunakan harus diadakan atas tanggungan Penyedia
Barang/Jasa, setelah disetujui oleh Konsultan Pengawas maka bahan/material tersebut harus
ditandai dan diadakan/didatangkan untuk dipakai dalam pekerjaan nantinya.
d. Contoh bahan/material tersebut selanjutnya disimpan oleh Konsultan Pengawas untuk
dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan/material yang dipakai tidak sesuai dengan
contoh yang disampaikan oleh Penyedia Barang/Jasa.
e. Dalam pengajuan harga penawaran, Penyedia Barang/Jasa harus menyertakan sejauh
keperluan biaya untuk pengujian berbagai bahan/material. Tanpa mengingat jumlah tersebut,
Penyedia Barang/Jasa tetap bertanggung jawab pula atas biaya pengujian bahan/material yang
tidak memenuhi syarat atas perintah Konsultan Pengawas.
f. Apabila ternyata jenis dan macam bahan/material yang tercantum dalam Dokumen Teknis ini
atau melalui contoh yang telah diberikan ternyata dalam pengadaannya tidak mencukupi dalam
jumlahnya (persediaan terbatas) maka penggantian bahan/material hanya dapat diberikan
dengan ijin dari Konsultan Pengawas.
g. Apabila Penyedia Barang/Jasa dalam penggunaan bahan/material tidak sesuai dengan
ketentuan tanpa persetujuan Konsultan Pengawas maka Konsultan Pengawas berhak untuk
meminta mengganti/membongkar bagian pekerjaan yang menggunakan bahan/material
tersebut untuk diganti dengan yang sesuai ketentuan kecuali terdapat alasan tertentu yang
diketahui dan disetujui Konsultan Pengawas.
h. Semua kejadian dari point a. sampai dengang. Dibuat Berita Acara dan ditandatangani oleh
Penyedia Barang/Jasa, Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis Proyek (PTP) yang
ditunjuk.

18. Serah Terima Hasil Pekerjaan:


a. Pada akhir pekerjaan menjelang Penyerahan Hasil Pekerjaan Tahap Pertama:
1) Semua bangunan sementara harus dibongkar dan dibersihkan bekas-bekasnya.
2) Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih, utuh, tanpa cacat.
3) Penyedia Barang/Jasa harus membersihkan dan membuang sisa-sisa bahan/material,
sampah, kotoran bekas kerja dan barang lain yang tidak berguna akibat pekerjaan.
4) Konsultan Pengawas bersama Penyedia Barang/Jasa wajib melakukan checklist
menjelang Serah Terima Hasil Pekerjaan Pertama.
5) Hasil checklist dituangkan dalam berita acara.
b. Pada akhir masa pemeliharaan menjelang Penyerahan Pekerjaan Tahap kedua:
1) Semua pekerjaan yang rusak akibat dari ketidak sempurnaan pekerjaan telah di perbaiki.
2) Konsultan Pengawas bersama Penyedia Barang/Jasa wajib melakukan checklist
menjelang Serah Terima Hasil Pekerjaan Pertama.
3) Hasil checklist dituangkan dalam berita acara.

19. Foto Tahapan Pekerjaan:


a. Foto kegiatan harus dibuat oleh Penyedia Barang/Jasa sesuai arahan dari Konsultan

P a g e 7 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

Pengawas.
b. Foto kegiatan pada setiap tahap tersebut dibuat sebanyak 3 (tiga) set dilampirkan bersama
dengan laporan bulanan sesuai pencapaian bobot pekerjaan dan penagihan angsuran.
c. Pengambilan titik pandang harus diusahakan tetap dari setiap tahap dan sesuai dengan
pengarahan dari Konsultan Pengawas di lapangan.
d. Foto setiap tahap ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat dan penempatan
dalam album harus disetujui Pemberi Tugas serta teknis penempelannya dalam album
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
e. Untuk foto kondisi force majeure diambil sebanyak 3 (tiga) kali.
f. Semua hasil rekaman dilampirkan dalam laporan harian atau mingguan dan/atau laporan akhir.

20. Air Kerja:


Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan, apabila mungkin didapat dari sumber yang sudah
ada ditiap lokasi kegiatan dan sebelumnya harus dikoordinasikan kepada Pemberi
Tugas/Pengguna melalui Konsultan Pengawas.

21. Jalan Masuk:


Tempat pekerjaan dan jalan sementara/jalan masuk ke tempat pekerjaan harus diadakan oleh
Penyedia Barang/Jasa, bilamana diperlukan atau di sesuaikan dengan kebutuhan dan
kepentingan lokasi kegiatan tersebut. Selama pekerjaan Penyedia Barang/Jasa harus memelihara
seluruh jalan-jalan sementara dan sebagainya, yang mungkin diperlukan untuk memasuki bagian
pekerjaan dan menyingkirkan/membersihkan kembali pada waktu penyelesaian pekerjaan atau
jika diperintahkan juga memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkan selama masa kegiatan
pelaksanaan pekerjaan.
Segala kerusakan jalan masuk akibat kegiatan pelaksanaan pekerjaan, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
Penyedia Barang/Jasa harus membuat rambu-rambu proyek pada akses jalan masuk ke lokasi
pekerjaan.

22. Orang-orang yang tidak berkepentingan:


Penyedia Barang/Jasa harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat
pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah demikian kepada staf pelaksana yang bertugas
dan para penjaga.

23. Perlindungan Terhadap Milik Umum:


Penyedia Barang/Jasa harus menjaga agar jalan umum, dan hak memakai jalan, bersih dari alat-
alat mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalu lintas, baik
bagi kendaraan umum maupun pejalan kaki, selama kontrak berlangsung. Penyedia Barang/Jasa
harus bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas utilitas seperti saluran
air, telepon, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh operasional atau kegiatan Penyedia

P a g e 8 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

Barang/Jasa.

24. Perlindungan terhadap Bangunan yang ada:


Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab penuh atas
segala kerusakan, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran pembuangan dan sebagainya di tempat
pekerjaan/sekitar lokasi pekerjaan dan kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan karena
operasional pelaksanaan pekerjaan oleh Penyedia Barang/Jasa dalam arti kata yang luas. Itu
semua harus diperbaiki oleh Penyedia Barang/Jasa hingga dapat diterima oleh Pemberi Tugas.

25. Penjagaan dan Pemagaran Sementara:


Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan
terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan kontrak, siang malam. Pemberi
Tugas tidak bertanggung jawab terhadap Penyedia Barang/Jasa, dan sub Penyedia Barang/Jasa,
atas kehilangan dan kerusakan bahan-bahan bangunan atau peralatan atau pekerjaan yang
sedang dalam pelaksanaan. Penyedia Barang/Jasa wajib mengadakan, mendirikan dan
memelihara pagar sementara yang mungkin diperlukan untuk pengamanan terhadap pekerjaan.

26. Perlindungan Pekerjaan:


Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan-
bahan bangunan dan perlengkapan instalasi ditempat pekerjaan, hingga kontrak selesai dan
diterima oleh Pemberi Tugas.

27. Gangguan pada Tetangga:


Segala pekerjaan yang menurut Pemberi Tugas mungkin akan menyebabkan gangguan pada
penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan sesuai pengarahan Pemberi Tugas, dan
semua resiko akibat gangguan ini menjadi beban Penyedia Barang/Jasa.

28. Pelaksanaan Pekerjaan di Luar Jam Kerja Normal:


Penyedia Barang/Jasa harus mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas untuk
melaksanakan pekerjaan yang tertera dalam kontrak ini diluar jam-jam kerja biasa.

29. Pelaksanaan pekerjaan di luar lokasi pekerjaan:


Apabila Penyedia Barang/Jasa melaksanakan pekerjaan di luar lokasi pekerjaan supaya
memberitahukan kepada Konsultan Pengawas atau Pemberi Tugas untuk diadakan pemeriksaan.

30. Standar yang Dipakai:


a. Dalam melaksanakan pekerjaan, bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(Dokumen Teknis), berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala
perubahan dan tambahannya :
1) Undang-undang Nomor 80 Tahun 2003 tentang Jasa Konstruksi

P a g e 9 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

2) Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000, tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi


3) Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000, tentang Penyelenggaraan Pembinaan
Jasa Konstruksi.
4) Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia PUBI 1982.
5) Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Depnaker.
6) Peraturan Perburuhan di Indonesia (tentang penggunaan tenaga kerja harian,
mingguan dan bulanan borongan).
7) Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8 tahun 1972.
8) Peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Listrik Negara (PUIL) 2000. SNI
No 04-0225-2000
9) Peraturan dan Ketentuan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat yang
bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
10) Petunjuk-petunjuk dan Peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan
Konsultan Perencana dan PTP.
11) Keputusan rapat evaluasi pelaksanaan pekerjaan

b. Untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang tercantum pada Spesifikasi Teknis dan
RKS ini, berlaku dan mengikat pula:
1) Gambar bestek yang dibuat oleh Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh
Pemberi Tugas serta unsur teknisnya.
2) Gambar-gambar detail pelaksanaan (shop drawing) yang telah diselesaikan oleh
Penyedia Barang/Jasa dan sudah disahkan/disetujui Konsultan Pengawas.
3) Spesifikasi Teknis serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat (Dokumen Teknis).
4) Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
Bilamana dalam Dokumen Teknis telah ditentukan patokan kualitas bahan-bahan bangunan,
maka ketentuan yang berasal dari standar-standar atau peraturan tersebut bersifat
melengkapi, sejauh tidak bertentangan.

31. Penggunaan, Persyaratan Teknis:


a. Persyaratan teknis ini disiapkan untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan. Syarat
seluruh bangunan-bangunan dan pekerjaan-pekerjaan lainnya sebagai kesatuan yangtidak
dapat terpisahkan, kecuali disebutkan lain. Maka setiap pasal dalam persyaratan ini,
disesuaikan dengan yang dinyatakan dalam gambar kerja. Keterangan-keterangan tambahan
tertulis dan perintah dari Konsultan Pengawas/Konsultan Perencana ataupun Tim Teknis.
b. Standar-standar yang dipakai terutama adalah standar-standar yang berlaku, sedangkan untuk
pekerjaan-pekerjaan yang standarnya belum dibuat dan diberlakukan di negara ini, maka harus
digunakan standar-standar internasional yang berlaku atau setidak-tidaknya standar dari
negara-negara produsen bahan yang menyangkut pekerjaan tersebut.

P a g e 10 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

32. Penjelasan Dokumen Teknis dan Gambar


a. Penyedia Barang/Jasa wajib meneliti semua gambar dan Dokumen Teknis termasuk tambahan
dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
b. Bila gambar tidak sesuai dengan Dokumen Teknis dan atau tidak ada, maka penyedia
Barang/Jasa segera berkoordinasi dengan Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana
serta Pengelola Teknis Proyek (PTP), sehingga keputusan yang diambil adalah sepakatan
antara pihak-pihak yang terkait.
c. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan
menimbulkan kesalahan, Penyedia Barang/ Jasa wajib menanyakan kepada Konsultan
Pengawas/ Konsultan Perencana dan Penyedia Barang/Jasa wajib mengikuti dan
melaksanakan keputusannya.

B. PERSIAPAN TEKNIS PELAKSANAAN


1. Lingkup Pekerjaan:
Secara lengkap seluruh jenis pekerjaan tersebut dapat disesuaikan/dilihat dan tercantum pada Bill
Of Quantity (BQ).

2. Lokasi Proyek:
Lokasi kegiatan terletak di Ds. Keduanan Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon

3. Tenaga dan Sarana Kerja:


Untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan:
a. Tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
b. Alat-alat bantu kerja seperti: alat-alat pengangkut, alat pekerjaan kayu, alat pekerjaan pipa
dan peralatan lain untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang akan
dilaksanakan agar pelaksanaan pekerjaan dapat selesai tepat pada waktunya.

4. Cara Pelaksanaan:
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam
Spesifikasi Teknis serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat (Dokumen Teknis), Gambar Rencana,
Berita Acara Penjelasan serta mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis
Proyek (PTP).

5. Pada akhir kerja, Penyedia Barang/Jasa diharuskan membersihkan area kegiatan dari segala
kotoran akibat kegiatan pembangunan, termasuk sisa-sisa material bangunan serta gundukan
tanah, bekas galian dan lain sebagainya.

P a g e 11 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

C. BAHAN DAN CONTOH BAHAN

1. Sebelum mendatangkan bahan-bahan di lapangan Penyedia Barang/Jasa terlebih dahulu


mengajukan 3 (tiga) contoh bahan/brosur kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat
persetujuan Pemberi Tugas/Pengguna Pekerjaan yang akan disesuaikan dengan syarat-syarat
teknis.
2. Contoh bahan-bahan yang telah disetujui Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas, harus selalu
ada di lapangan dalam kantor sementara Konsultan Pengawas. Semua bahan yang dikirim ke
lapangan dan tidak sesuai dengan contoh bahan-bahan yang disetujui, harus segera dikeluarkan
dari lapangan atas biaya Penyedia Barang/Jasa dalam kurun waktu selambat-lambatnya 2 x 24 jam.
3. Apabila Konsultan Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut, atas keraguan
Konsultan Pengawas berhak mengirimkan bahan tersebut ke Laboratorium Konstruksi/Bahan
Bangunan dengan disesuaikan kebutuhan pekerjaan.
4. Konsultan Pengawas berhak menginstruksikan kepada Penyedia Barang/Jasa untuk
mengadakan/melengkapi/menambah jumlah peralatan bila dirasa peralatan yang tersedia kurang
memadai dalam usaha mencapai target prestasi.
5. Keterlambatan pekerjaan yang diakibatkan oleh tidak adanya atau kekurangan peralatan menjadi
tanggungjawab Penyedia Barang/Jasa.
6. Semua biaya pengadaan dan pemeliharaan peralatan tersebut menjadi tanggungjawab Penyedia
Barang/Jasa dan dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak.

D. PELAKSANAAN

1. Rencana Pelaksanaan
a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditandatanganinya Surat Perintah Kerja (SPK) oleh kedua belah
pihak, Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas sebuah
“Network Planning” mengenai seluruh kegiatan yang akan dilakukan serta kaitan/hubungan
antara seluruh kegiatan-kegiatan tersebut.
b. Kegiatan Penyedia Barang/Jasa untuk/selama masa pengadaan/pembelian serta waktu
pengiriman/pengangkutan dari:
1) Bahan, elemen, komponen dari pekerjaan maupun pekerjaan persiapan/pembantu.
2) Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan.
c. Kegiatan Penyedia Barang/Jasa untuk/selama waktu fabrikasi, pemasangan
dan pembangunan.
d. Pembuatan gambar-gambar kerja.
e. Permintaan persetujuan atas bahan serta gambar kerja maupun rencana kerja.
f. Harga borongan dari masing masing kegiatan tersebut.
g. Jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut.
h. Konsultan Pengawas akan memeriksa rencana kerja Penyedia Barang/Jasa dan memberikan
tanggapan dalam waktu 1 (satu) minggu.

P a g e 12 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

i. Penyedia Barang/Jasa harus memasukkan kembali perbaikan/penyempurnaan atau rencana


kerja kepada Konsultan Pengawas dan meminta diadakannya perbaikan/penyempurnaan atau
rencana kerja tadi paling lambat 4 (empat) hari sebelum dimulainya pelaksanaan.
j. Penyedia Barang/Jasa tidak dibenarkan memulai suatu pelaksanaan atau pekerjaan sebelum
adanya persetujuan dari Konsultan Pengawas atas rencana kerja ini. Kecuali dapat dibuktikan
bahwa Konsultan Pengawas telah melalaikan kewajibannya untuk memeriksa rencana kerja
Penyedia Barang/Jasa tepat pada waktunya, maka kegagalan Penyedia Barang/Jasa untuk
memulai pekerjaan sehubungan dengan belum adanya rencana kerja yang memulai pekerjaan
yang disetujui Direksi, sepenuhnya merupakan tanggung jawab dari Penyedia Barang/Jasa
bersangkutan.

2. Gambar Kerja (Shop Drawing)


a. Untuk bagian-bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan (Construction Drawings) belum
cukup memberikan petunjuk mengenai cara untuk mencapai keadaan terlaksana, Penyedia
Barang/Jasa wajib untuk mempersiapkan gambar kerja yang secara terperinci akan
memperlihatkan cara pelaksanaan tersebut.
b. Format dari gambar kerja harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Konsultan
Pengawas.
c. Gambar kerja harus diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan
untuk mana gambar-gambar tersebut di atas harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga).
d. Pengajuan gambar kerja tersebut paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum pemesanan
bahan atau pelaksanaan pekerjaan dimulai.

3. Gambar Kerja (Shop Drawing):


Ijin pelaksanaan paling lambat 1 (satu) hari sebelum memulai pekerjaan tersebut, Penyedia
Barang/Jasa diwajibkan untuk mengajukan ijin pelaksanaan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas dengan dilampiri gambar kerja yang sudah disetujui dan dijadikan gambar As Built
Drawing. Ijin pelaksanaan yang disetujui sebagai pegangan Penyedia Barang/Jasa untuk
melaksanakan pada bagian pekerjaan tersebut.

4. Contoh Pekerjaan (Mock Up):


Bila contoh pekerjaan (Mock Up) dikehendaki oleh Konsultan Pengawas, dan/atau Pengelola Teknis
Proyek ( PTP ), Penyedia Barang/Jasa wajib menyediakannya sebelum pekerjaan dimulai.

5. Rencana Mingguan dan Bulanan:


a. Selambat-lambatnya pada setiap hari Sabtu dalam masa dimana pelaksanaan pekerjaan
berlangsung, Penyedia Barang/Jasa wajib untuk menyerahkan kepada Konsultan Pengawas
suatu rencana mingguan yang berisi rencana pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang
akan dilaksanakan dalam minggu berikutnya.
b. Selambat-lambatnya pada minggu terakhir dari tiap bulan, Penyedia Barang/Jasa wajib

P a g e 13 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

menyerahkan kepada Konsultan Pengawas suatu rencana bulanan yang menggambarkan


dalam garis besarnya, berbagai rencana pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang
direncanakan untuk dilaksanakan dalam bulan berikutnya.
c. Kelalaian Penyedia Barang/Jasa untuk menyusun dan menyerahkan rencanan mingguan
maupun bulanan dinilai sama dengan kelalaian dalam melaksanakan perintah Konsultan
Pengawas dalam melaksanakan pekerjaan.
d. Untuk memulai suatu bagian pekerjaan yang baru, Penyedia Barang/Jasa diwajibkan untuk
memberitahu Konsultan Pengawas mengenai hal tersebut paling sedikit 2 x 24 jam sebelumnya.

6. Kualitas Pekerjaan:
Pekerjaan harus dikerjakan dengan kualitas pengerjaan yang terbaik untuk semua jenis
pekerjaan.

7. Pengujian Hasil Pekerjaan:


a. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka semua pekerjaan yang diuji dengan cara dan
tolak ukur pengujian yang dipersyaratkan dalam referensi yang ditetapkan dalam Persyaratan
Teknis Umum ini.
b. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka Badan/Lembaga yang akan melakukan
pengujian dipilih atas persetujuan Konsultan Pengawas dari Lembaga/Badan Penguji milik
Pemerintah atau yang diakui Pemerintah atau Badan lain yang oleh Konsultan Pengawas
dianggap memiliki obyektifitas dan Integritas yang meyakinkan. Atau hal yang terakhir ini
Penyedia Barang/Jasa tidak berhak mengajukan sanggahan.
c. Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan menjadi beban Penyedia
Barang/Jasa.
d. Dalam hal dimana Penyedia Pekerjaan Konstruksi tidak dapat menyetujui hasil pengujian dari
bahan penguji yang ditunjuk oleh Pengelola Teknis Proyek ( PTP ), Penyedia Barang/Jasa
berhak mengadakan pengujian tambahan pada lembaga/Badan lain yang memenuhi
persyaratan Badan Penguji seperti tersebut di atas untuk mana seluruh pembiayaannya
ditanggung sendiri oleh Penyedia Barang/Jasa.
e. Apabila ternyata bahwa kedua hasil pengujian dari kedua Badan tersebut memberikan
kesimpulan yang berbeda, maka dapat dipilih untuk:
1) Memilih Badan/Lembaga Penguji ketiga atau kesepakatan bersama.
2) Melakukan pengujian ulang pada bahan/lembaga Penguji pertama atau kedua dengan
ketentuan tambahan sebagai berikut.
3) Pelaksanaan pengujian ulang harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas dan Penyedia
Barang/Jasa maupun wakil-wakilnya.
4) Pelaksanaan pengujian ulang harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas dan Penyedia
Barang/Jasa maupun wakil-wakilnya.
5) Hasil dari pengujian ulang harus dianggap final, kecuali bilamana kedua belah pihak sepakat
untuk menganggapnya demikian.

P a g e 14 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

6) Apabila hasil pengujian ulang mengkonfirmasikan kesimpulan dari hasil pengujian yang
pertama, maka semua akibat langsung maupun tidak langsung dari adanya semua
pengulangan pengujian menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
7) Apabila hasil pengujian ulang menunjukkan ketidaktepatan kesimpulan dari hasil pengujian
yang kedua, maka 2 (dua) dari 3 (tiga) penguji yang bersangkutan, atas pilihan Penyedia
Barang/Jasa akan diperlakukan sebagai pekerjaan tambah.
8) Atas segala penundaan pekerjaan akibat adanya penambahan/pengulangan pengujian akan
diberikan tambahan waktu pelaksanaan pada bagian pekerjaan bersangkutan dan bagian
bagian lain yang terkena akibatnya, penambahan mana besarnya adalah sesuai dengan
penundaan yang terjadi.

8. Penutupan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan:


a. Sebelum menutup suatu bagian pekerjaan dengan bagian pekerjaan yang lain yang mana akan
secara visual menghalangi Konsultan Pengawas untuk memeriksa bagian pekerjaan yang
terdahulu, Penyedia Barang/Jasa wajib melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas
mengenai rencananya untuk melaksanakan bagian pekerjaan yang akan menutupi bagian
pekerjaan tersebut, sedemikian rupa sehingga Konsultan Pengawas berkesempatan secara
wajar melakukan pemeriksaan pada bagian yang bersangkutan untuk dapat disetujui kelanjutan
pengerjaannya.
b. Kelalaian Penyedia Barang/Jasa untuk menyampaikan laporan di atas, memberikan hak kepada
Konsultan Pengawas untuk dibelakang hari menuntut pembongkaran yang menutupi tersebut,
guna memeriksa hasil pekerjaan yang terdahulu yang mana akibatnya sepenuhnya akan
ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa.
c. Dalam hal dimana laporan telah disampaikan pada Konsultan Pengawas dan apabila Konsultan
Pengawas tidak mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan pemeriksaan yang
dimaksudkan di atas, maka setelah lewat 2 (dua) hari sejak laporan disampaikan, Penyedia
Barang/Jasa berhak melanjutkan pelaksanaan pekerjaan dan menganggap bahwa Konsultan
Pengawas telah menyetujui bagian pekerjaan yang ditutup tersebut.
d. Pemeriksaan dan Persetujuan oleh Konsultan Pengawas atas suatu pekerjaan tidak melepaskan
Penyedia Barang/Jasa dari kewajibannya untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Surat
Perjanjian Penyedia Barang/Jasa (SPP).
e. Walaupun telah diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas, Penyedia Barang/Jasa masih
dapat diperintahkan oleh PPK untuk membongkar bagian pekerjaan yang menutupi bagian
pekerjaan lain guna pemeriksaan bagian pekerjaan yang ditutupi.
9. Kebersihan dan Keamanan:
Penyedia Pekerjaan Konstruksi bertanggung jawab untuk menjaga agar area kerja senantiasa
berada dalam keadaan rapi dan bersih. Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab atas keamanan
diarea kerja, termasuk apabila diperlukan tenaga, peralatan, atau tanda-tanda khusus.

P a g e 15 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

E. PENYELESAIAN DAN PENYERAHAN

1. Dokumen Terlaksana (As Built Documents)


a. Pada penyelesaian dari setiap pekerjaan Penyedia Barang/Jasa wajib menyusun Dokumen
Terlaksana yang terdiri dari:
1) Gambar-gambar terlaksana (as built drawing).
2) Persyaratan teknis terlaksana dari pekerjaan, sebagaimana yang telah dilaksanakan.
b. Dikecualikan dari kewajiban di atas adalah Penyedia Barang/Jasa untuk pekerjaan:
1) Pekerjaan Persiapan.
2) Supply bahan, perlengkapan/peralatan kerja.
c. Dokumen terlaksana bisa diukur dari:
1) Dokumen pelaksanaan.
2) Gambar-gambar perubahan.
3) Perubahan Persyaratan Teknis.
4) Brosur teknis yang diberi tanda pengenal khusus berupa cap sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas.
d. Dokumen terlaksana ini harus diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
e. Khusus untuk pekerjaan kunci, sarana komunikasi bersaluran banyak, utilitas dan pekerjaan
pekerjaan lain dengan sistem jaringan bersaluran banyak secara operasional membutuhkan
identifikasi yang bersifat lokatif, dokumen terlaksana ini harus dilengkapi dengan daftar
pesawat/instalasi/peralatan/perlengkapan yang mengidentifikasi lokasi dari masing-masing
barang tersebut.
f. Kecuali dengan ijin khusus dari Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas, Penyedia
Barang/Jasa harus membuat dokumen terlaksana hanya untuk diserahkan kepada Pemberi
Tugas. Penyedia Barang/Jasa tidak dibenarkan membuat/menyimpan salinan ataupun copy dari
dokumen terlaksana tanpa ijin khusus tersebut.

2. Penyerahan:
Pada waktu penyerahan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa menyerahkan kepada Pemberi Tugas.
a. 2 (dua) dokumen terlaksana.
b. Dokumen-dokumen resmi (seperti surat ijin, dan lain-lain).
c. Segala macam surat jaminan berupa Guarantee/Warranty sesuai yang dipersyaratkan.
d. Surat pernyataan pelunasan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
e. Bahan finishing cat minimal 3 (tiga) kaleng minimal 2 kg (masing-masing warna).
f. Bahan finishing lantai/dinding dan atau masing masing minimal 2 m2

F. DOKUMEN LAIN YANG DI SYARATKAN


1. Surat Dukungan untuk Pekerjaan Plafond PVC yang telah tersertifikasi TKDN (>60%,
mencantumkan nomor seri sertifikat TKDN) sesuai Spesifikasi Teknis dengan melampirkan:
P a g e 16 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

- Brosur asli dengan cap/stempel basah dari pabrikan/distributor resmi;


- Melampirkan surat Uji Material yang ditrerbitkan Lembaga Terakreditasi Nasional
berupa :

a. Hasil Uji Ketahanan Bahan ( Ageing Test )

b. Hasil Uji Kekuatan Tarik ( Tensile Strenght Test )

c. Hasil Uji Kelenturan (Flexural Test )

d. Hasil Uji Dampak ( Impact Proterties Test )

e. Hasil Uji Suhu Distorsi Panas ( Heat Distortion Temperatur )

f. Hasil Uji Ketangguhan ( Izood Test )

g. Hasil Uji Resistivitas Volume ( Volume Resistivity Volume )

h. Hasil Uji Ketahanan terhadap Api ( Fire Rating Test )


- Surat jaminan Pasca pengerjaan berupa jaminan garansi minimal 10 tahun.

2. Surat kesanggupan supply material dari distributor Kusen Alumunium Sesuai Spesifikasi
Teknis resmi dilengkapi dengan bukti penunjukan sebagai distributor resmi dari pabrikan dan
brosur yang dilegalisasi (stempel basah) oleh pabrikan/distributor resmi sesuai Spesifikasi
Teknis.

G. KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Untuk keamanan Penyedia Barang/Jasa diwajibkan melakukan penjagaan, tidak hanya terhadap
pekerjaannya, tetapi juga bertanggung jawab atas keamanan, kebersihan bangunan-bangunan,
jalan-jalan, pagar, pohon-pohon dan taman-taman yang telah ada.

2. Penyedia Barang/Jasa berkewajiban menyelamatkan bangunan yang telah ada, apabila bangunan
yang telah terjadi kerusakan akibat pekerjaan ini, maka Penyedia Barang/Jasa berkewajiban untuk
memperbaiki/membetulkan sebagaimana mestinya.

3. Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan penerangan yang cukup di lapangan, terutama pada
waktu lembur, jika Penyedia Barang/Jasa menggunakan aliran listrik dari bangunan/komplek,
diwajibkan bagi Penyedia Barang/Jasa untuk memasang meter sendiri untuk menetapkan sewa
listrik yang dipakai.

4. Penyedia Barang/Jasa harus berusaha menanggulangi kotoran-kotoran debu agar tidak


mengurangi kebersihan dan keindahan bangunan-bangunan yang ada di sekitar area kerja.

5. Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan rambu-rambu proyek untuk menjamin keselamatan kerja
dalam masa Konstruksi, rambu-rambu tersebut dibuat dari bahan yang kuat sehingga bertahan
sampai dengan berakhirnya masa konstruksi. Biaya dari rambu-rambu tersebut termasuk dalam
P a g e 17 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

penawaran.
6. Segala operasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan untuk pembangunan pekerjaan
sementara sesuai dengan ketentuan kontrak harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan gangguan terhadap ketentraman penduduk atau jalan-jalan yang harus digunakan
baik jalan perorangan atau umum, milik pemberi tugas atau milik pihak lain. Penyedia Barang/Jasa
harus membebaskan Pemberi Tugas dari segala tuntutan ganti rugi sehubungan dengan hal
tersebut di atas.

7. Penyedia Barang/Jasa harus bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan pada jalan raya atau
jembatan yang menghubungkan proyek sebagai akibat dari lalu lalang peralatan ataupun kendaraan
yang dipergunakan untuk mengangkut bahan bahan/material guna keperluan proyek.

8. Apabila Penyedia Barang/Jasa memindahkan alat-alat pelaksanaan, mesin-mesin berat atau unit- unit
alat berat lainnya dari bagian pekerjaan, melalui jalan raya atau jembatan yang mungkin akan
mengakibatkan kerusakan dan seandainya Penyedia Barang/Jasa akan
membuat perkuatan- perkuatan di atasnya, maka hal tersebut harus diberitahukan terlebih dahulu
kepada Pemberi Tugas dan Instansi yang berwewenang. Biaya untuk perkuatan tersebut menjadi
tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.

P a g e 18 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS

PASAL 1
URAIAN UMUM

A. Lingkup Pekerjaan

1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
serta cara kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2) Pada spesifikasi teknis diatur seluruh pekerjaan berdasarkan peraturan dan ketentuan yang
berlaku, baik yang bersifat derah, nasional maupun internasional serta berdasarkan jenis
bahan/material, cara pelaksanaan (metode) dan sistem yang dibutuhkan.
3) Seluruh pekerjaan akan dikelola (manage) oleh Konsultan Pengawas, yaitu dalam hal
koordinasi dan pengawasan, mencakup mutu hasil kerja (kualitas), waktu pelaksanaan
(schedule) dan pembiayaan.
4) Seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan estetika, penentuan warnanya harus terlebih
dahulu dikonsultasikan dengan Perencana serta mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.

B. Peraturan yang Dipakai dan Peraturan/ Standar Setempat Yang Biasa Dipakai

a. Undang-undang Nomor 80 Tahun 2003 tentang Jasa Konstruksi


b. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000, tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
c. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000, tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa
Konstruksi.
d. Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau
Algemene voor warden voor de uitvoering bij aaneming van openbare werken (AV) 1941.
e. Perpres No. 73 tahun 2011 tentang Pembangunan gedung Negara
f. Permen PU No. 45 th 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara
g. Pedoman Tata Cara Penyelenggaran Pembangunan Gedung Negara yang dikeluarkan oleh
Departemen Pekerjaan Umum (Dirjen Cipta Karya).
h. Peraturan Beton Bertulang Indonesia dalam hal ini adalah SNI yang khusus untuk beton
bertulang yang sesuai dengan pekerjaan ini dan tata cara pengadukan dan pengecoran
beton SNI 03-3976-1995.
i. Peraturan Muatan Indonesia (PMI);
j. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung tahun 1981
k. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) tahun 1971, NI.5 dan Mutu Kayu Bangunan
SNI 03-3527-1987.
l. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia PUBI 1982.
m. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Depnaker.
n. Peraturan Perburuhan di Indonesia (tentang penggunaan tenaga kerja harian, mingguan
dan bulanan borongan).
o. Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8 tahun 1972.
p. Peraturan Bata Merah sebagai Bahan Bangunan NI 10.
q. Peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Listrik Negara (PUIL) 2000. SNI
No 04-0225-2000
r. Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991.
s. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsion, SNI 03-2410-1991.
t. Peraturan dan Ketentuan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat yang
bersangkutan dengan permasalahan bangunan.

P a g e 19 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

u. Petunjuk-petunjuk dan Peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan Konsultan


Pengawas , Konsultan Perencana dan Tim Teknis, PPK.
v. Keputusan rapat evaluasi pelaksanaan pekerjaan

Apabila penjelasan dalam Dokumen Pelaksanaan tidak sempurna (belum lengkap) sebagaimana
ketentuan dan syarat dalam peraturan di atas maka Penyedia Barang/Jasa wajib mengikuti
ketentuan peraturan-peraturan yang disebutkan di atas.

C. Syarat-Syarat Pelaksanaan

1) Semua jenis pekerjaan harus dibuatkan shop drawing dan diajukan kepada Konsultan
Pengawas untuk diperiksa yang selanjutnya dimintakan persetujuan kepada Tim Teknis,
PPK.
2) Semua bahan material, terutama finishing utama sebelum dikerjakan, Kontraktor harus
mengajukan contoh produk sesuai yang ditawar kepada Konsultan Pengawas untuk
diserahkan kepada Perencana, selanjutnya Perencana mengajukan bahan material kepada
Pemberi Tugas untuk mendapatkan persetujuan.
3) Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan 2 (Dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis-
operatif dari pabrik material yang bersangkutan termasuk mengajukan cara perawatan
seluruh bahan/ material bangunan sebagai informasi bagi Konsutan Pengawasdan kelak
dapat digunakan oleh Pemilik Bangunan.
4) Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan agar dapat melakukan
penyelesaian/ penggantian dalam suatu pekerjaan, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya
dan harus disetujui Konsultan Pengawas.
5) Semua material yang dikirim ke lapangan harus dalam keadaan tertutup atau dalam kantong/
kaleng yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan tipe dan tingkatannya, dalam
keadaan utuh dan tidak ada cacat.
6) Bahan harus disimpan dulu di tempat yang kering, berventlilasi baik, terlindung dan bersih.
Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan dan dilindungi
sesuai dengan jenisnya seperti disyaratkan dari pabrik.
7) Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor Pelaksana diharuskan memeriksa lapangan yang
tejadi disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya pekerjaan.
8) Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor
Pelaksana harus segera melaporkan kepada Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana, Kontraktor Pelaksana tidak diperkenankan melakukan pekerjaan di tempat
tersebut sebelum kelainan/ perbedaan diselesaikan.
9) Hal-hal yang berkaitan erat dengan estetika seperti warna cat, keramik, batu tempel, politur
dan sebaginya harus mendapat persetujuan dari Pengawas terlebih dahulu sebelum
dilaksanakan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang mutunya
sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.

PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
DAN PEMBERSIHAN LAPANGAN

A. Lingkup Pekerjaan

1) Mobilisasi dan demobilisasi peralatan-peralatan, kendaraan-kendaraan/ alat-alat besar


yang menunjang pelaksanaan kegiatan baik yang menyewa maupun milik perusahaan.
2) Persiapan Lapangan, meliputi :
- Pengukuran dan bouwplank
P a g e 20 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

- Papan nama kegiatan 80x120cm


- System K3
- Sewa Pagar pengaman sementara diadakan oleh kontraktor.
- Brak kerja diadakan oleh kontraktor
3) Air dan listrik kerja diadakan oleh kontraktor
4) Asuransi tenaga kerja diadakan oleh kontraktor

B. Syarat-Syarat Pelaksanaan

1) Pengukuran
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus mengadakan pengukuran-
pengukuran lapangan dan pematokan untuk dapat menentukan patok-patok utama bagi
pembangunan. Patok duga ditentukan dengan mengambil peil jalan (-0.00 meter). Biaya
pengukuran dan pematokan sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor Pelaksana.

2) Sarana Kegiatan
Kontraktor Pelaksana harus memperhitungkan sarana kegiatan berupa fasilitas penerangan
dan penyediaan air bersih yang cukup pada saat pelaksanaan pekerjaan, serta membuat
jalan masuk ke dalam tempat kegiatan dimana kekuatan struktur dari jalan tersebut mampu
menerima keluar masuknya angkutan-angkutan material.

3) Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)


Kontraktor Pelaksana selama pelaksanaan harus melaksanakan program standart K3
selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.

4) Keamanan Kegiatan
Kontraktor Pelaksana harus menempatkan petugas keamanan untuk menjaga keamanan
kegiatan, baik barang-barang milik perusahaan maupun Direksi.

5) Pemeliharaan bangunan
Kontraktor Pelaksana harus memelihara fasilitas dan bangunan yang ada dari kerusakan
selama kegiatan pekerjaan berlangsung. Apabila terjadi kerusakan menjadi tanggung jawab
Kontraktor atas pemulihan kembali bangunan tersebut.

6) Kontrol Kualitas Bahan


Kontraktor Pelaksana harus sudah mempertimbangkan semua biaya sehubungan dengan
kontrol kualitas bahan kepada pihak ketiga. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan alat-
alat praktis untuk memeriksa bahan tersebut kecuali ditentukan lain (dengan cara uji
laboratorium).

7) Penggunaan dan Persyaratan Teknis


Persyaratan teknis ini disiapkan untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan.
Syarat seluruh bangunan dan pekerjaan lainnya sebagai kesatuan yang tidak dapat
terpisahkan, kecuali disebutkan lain. Setiap BAB dalam persyaratan ini, disesuaikan dengan
yang dinyatakan dalam gambar kerja. Keterangan-keterangan tambahan tertulis dan perintah
dari Konsultan Pengawas/ Perencana. Standar-standar yang dipakai terutama adalah
standar yang berlaku, sedangkan untuk pekerjaan yang standarnya belum dibuat dan
diberlakukan di negara ini, maka harus digunakan standar internasionalyang berlaku atau
standar dari negara produsen bahan yang menyangkut pekerjaan tersebut.

P a g e 21 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

8) Penjelasan RKS dan Gambar


a. Kontraktor Pelaksana wajib meneliti semua Gambar dan Spesifikasi Teknis termasuk
tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan (Aanwijzing).
b. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam
pelaksanaan menimbulkan kesalahan, Kontraktor Pelaksana wajib menanyakan
kepada Konsultan Perencana atau Konsultan Pengawas, dan Kontraktor Pelaksana
mengikuti keputusannya.

9) Brosur dan Data Teknis


Kontraktor Pelaksana harus memberikan brosur peralatan-peralatan yang akan dipasang,
maupun bahan-bahan yang akan dapakai lengkap dengan data teknis dan ukuran-ukuran
fisiknya. Bilamana diperlukan dilakukan presentasi spesifikasi teknis yang diajukan dari pihak
Produsen/ Subkon atas tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

PASAL 3
PEKERJAAN PENGAMANAN LAPANGAN
DAN PENGADAAN SARANA

1) Bouwkeet (bangunan sementara).


Kontraktor Pelaksana harus menyediakan dan mendirikan semua bangunan sementara
(bouwkeet) untuk digunakan sebagai ruang kerja/kantor direksi dan staf petugas lapangan,
sebagai ruang rapat koordinasi, dan gudang penyimpanan dan perlindungan bahan bangunan.
Setelah berakhirnya pekerjaan, Kontraktor Pelaksana wajib membongkar dan menyingkirkan
bangunan sementara tersebut dari lokasi.

2) Pembangkit tenaga sementara


Setiap pembangkit tenaga sementara atau penerangan buatan yang dipergunakan untuk
pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor Pelaksana, termasuk pemasangan sementara kabel-
kabel, meteran dan sebagainya. Setelah pekerjaan selesai Kontraktor Pelaksana wajib
menyingkirkan semua barang tersebut dari lokasi pekerjaan, yang semua beban menjadi tanggung
jawab Kontraktor Pelaksana.

3) Air kerja.
Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan apabila mungkin didapat dari sumber yang sudah ada
di lokasi kegiatan dan sebelumnya harus dikoordinasikan kepada Penanggung Jawab Kegiatan.

4) Jalan Masuk Tempat Pekerjaan dan Jalan Sementara


Jalan masuk ke tempat pekerjaan harus diadakan oleh Kontraktor Pelaksana bilamana diperlukan
atau disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan lokasi kegiatan tersebut. Selama pekerjaan
Kontraktor Pelaksana harus memelihara seluruh jalan-jalan sementara dan sebagainya yang
mungkin diperlukan untuk memasuki bagian pekerjaan dan menyingkirkan/ membersihkan kembali
pada waktu penyelesaian pekerjaan atau jika diperintahkan juga memperbaiki segala kerusakan
yang diakibatkan.

5) Iklan
Kontraktor Pelaksana tidak diijinkan memuat/memasang iklan dalam bentuk apapun di dalam
Iokasi kegiatan, tanpa izin Pihak Penanggung Jawab Kegiatan.

P a g e 22 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

6) Pencegahan Pelanggaran Wilayah


Kontraktor Pelaksana diharuskan memagari/ mengamankan daerah operasinya di sekitar tempat
pekerjaan.

7) Orang-orang yang tidak berkepentingan


Kontraktor Pelaksana harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat
pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah demikian kepada staf pelaksana yang bertugas
dan para penjaga.

8) Perlindungan Terhadap Milik Umum


Kontraktor Pelaksana harus menjaga agar jalan umum, dan hak memakai jalan, bersih dari alat-
alat mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalu lintas, baik
bagi Kendaraan umum maupun pejalan kaki, selama kontrak berlangsung. Kontraktor Pelaksana
harus bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas utilitas (perlengkapan
umum) seperti saluran air, telepon, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh operasi-operasi
Kontraktor Pelaksana.

9) Perlindungan Terhadap Bangunan yang Ada


Selama masa-masa pelaksanaan Kontrak, Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh atas
segala kerusakan, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran pembuangan dan sebagainya di tempat
pekerjaan, dan kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan karena operasi-operasi Kontraktor
Pelaksana dalam arti kata yang luas. Itu semua harus diperbaiki oleh Kontraktor Pelaksana hingga
dapat diterima oleh Penanggung Jawab Kegiatan.

10) Penjagaan dan Pemagaran Sementara


Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perilindungan
terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan kontrak, siang malam.

Penanggung Jawab Kegiatan tidak bertanggung jawab terhadap Kontraktor Pelaksana, dan Sub
Kontraktor Pelaksana, atas kehilangan dan kerusakan bahan-bahan bangunan atau peralatan
atau pekerjaan yang sedang dalam peiaksanaan.

11) Perlindungan Pekerjaan


Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan-
bahan bangunan dan perlengkapan instalasi di tempat pekerjaan, hingga kontrak selesai dan
diterima oleh Penanggung Jawab Kegiatan.

12) Gangguan Pada Tetangga


Segala pekerjaan yang menurut Penanggung Jawab Kegiatan mungkin akan menyebabkan
gangguan pada penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan sesuai pengarahan
Penanggung Jawab Kegiatan, dan semua resiko akibat gangguan ini menjadi beban Kontraktor
Pelaksana.

13) Pelaksanaan pekerjaan di luar lokasi pekerjaan


Apabila Kontraktor Pelaksana melaksanakan pekerjaan di luar lokasi pekerjaan supaya
memberitahukan kepada Konsultan Pengawas atau Penanggung Jawab Kegiatan untuk diadakan
pemeriksaan.

14) Alat bantu dan alat kerja.


Kontraktor Pelaksana wajib mengadakan peralatan kerja tukang secara memadai dan alat bantu
kerja yang diperlukan selama pekerjaan berlangsung termasuk alat berat yang diperlukan dan
menjamin semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan aman, semua alat bantu dan alat
kerja yang dipergunakan menjadi beban Kontraktor Pelaksana.

P a g e 23 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

15) Bahan-bahan dan Tenaga Pelaksanaan


Semua bahan untuk seluruh pekerjaan ini harus dalam keadaan 100% baru, dalam keadaan baik
dan sesuai dengan yang dimaksud. Contoh bahan harus disetujui secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas sebelum pemasangan.
Kontraktor Pelaksana harus menempatkan di lapangan secara penuh (life time) seorang
Koordinator yang ahli dibidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa dan dapat
mewakili Kontraktor Pelaksana dengan predikat baik.

16) Gambar-gambar terlaksana


Kontraktor Pelaksana harus membuat catatan-catatan yang cermat dari pelaksanaan dan
penyesuaian di lapangan. Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set gambar
sebagai gambar sesuai pelaksanaan (as built drawing). As Built Drawing harus segera di serahkan
kepada Konsultan Pengawas setelah pekerjaan selesai sebanyak 3 (Tiga) set.

PASAL 4
PENENTUAN TINGGI PEIL (LEVEL) DAN UKURAN

1) Sebagai patokan tinggi peil bangunan diambil sesuai level Jalan eksisting, sesuai yang ditunjukkan
gambar.
2) Penentuan diatas dan dibawah harus diperiksa kembali dan atas persetujuan Konsultan
Pengawas / Perencana
3) Bilamana terdapat perbedaan ukuran Kontraktor Pelaksana harus segera melaporkan kepada
Konsultan Pengawas sebelum dilaksanakan. Pemakaian ukuran-ukuran yang keliru sebelum dan
selama pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
4) Kontraktor Pelaksana diharuskan menggunakan alat-alat (Instrumen) yang diperlukan (dan tidak
rusak) untuk mendapatkan ukuran, sudut-sudut dan ukuran tegak secara tepat dan dapat
dipertanggung jawabkan. Untuk itu dihindari cara-cara pengukuran dengan perasaan, penglihatan
dan secara kira-kira.

PASAL 5
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan tanah dan pasir meliputi :

1) Galian tanah untuk pondasi umpak, pondasi footplat dan pembuatan pondasi staal/
memanjang/ lajur.
2) Urugan tanah kembali pada bekas galian tanah pondasi
3) Urugan tanah peninggian peil lantai, pengeprasan dan pemadatan tanah, seperti yang
tercantum pada gambar kerja
4) Urugan pasir di bawah Lantai, Paving, pondasi footplat dan pasangan batu kali/ pondasi
staal.
B. Pelaksanaan Pekerjaan

1) Pekerjaan galian tanah

a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (Dua) hari, Penyedia Jasa


konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan galian tanah meliputi volume
pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan untuk
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas , disertai gambar shop drawing.

P a g e 24 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

b. Kedalaman dan lokasi yang akan digali harus sesuai dengan gambar perencanaan.
c. Penempatan tanah bekas galian penempatannya tidak boleh mengganggu pekerjaan
lain.
d. Untuk tanah bekas galian yang akan digunakan untuk pengurugan kembali bekas galian
harus ditempatkan pada tempat yang tidak mengganggu pekerjaan.
e. Material hasil penggalian ditempatkan di luar bouwplank pada jarak yang cukup untuk
mencegah agar tidak masuk kembali ke dalam lubang galian, tanah atau material yang
tidak memenuhi syarat sebagai urugan maupun yang tidak digunakan disingkirkan keluar
dari lokasi pekerjaan.
f. Penyedia Barang/ Jasa bertanggung jawab atas keselamatan setiap orang dengan
adanya lubang galian yang dibuatnya maupun terhadap keselamatan para pekerja.
g. Lubang galian yang di dalamnya akan dibuat pasangan atau beton harus dibebaskan
dari sampah, genangan air maupun lumpur.
h. Sebelum melaksanakan pekerjaan tahap selanjutnya, galian yang telah terbentuk,
terlebih dahulu diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas .
i. Jika ditemukan keraguan terhadap kekerasan elevasi dasar pondasi, dimana hal
tersebut menjadi tugas dan kewajiban konsultan perencana maka, Konsultan Pengawas
wajib mendatangkan perencana untuk bersama-sama menentukan elevasi dasar
pondasi tersebut sudah layak apa belum.

2) Pekerjaan urug tanah kembali bekas galian

a. Lubang atau celah yang ada di sisi pasangan pondasi umpak, pondasi footplat, pondasi
staal, sloof/balok ikat, diurug kembali hingga penuh dan dipadatkan lapis demi lapis (1
lapis 30 cm) dengan stamper.
b. Urugan dapat menggunakan tanah hasil penggalian terdahulu, selama tanah tersebut
tidak bercampur sampah, akar dan bukan tanah lumpur.
c. Untuk pekerjaan urug kembali bekas galian harus dipadatkan mengunakan alat pemadat
sehingga tanah bekas galian memenuhi tanah padat yang sempurna.
d. Hasil pekerjaan urugan kembali harus mendapat persetujuan dan Tim Teknis, PPK /
Konsultan Pengawas .

3) Pekerjaan urugan pasir

a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (Dua) hari, penyedia Jasa


konstruksi harus menyiapkan rencana kerja urugan pasir meliputi volume pekerjaan,
jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh
material yang akan dipakai disertai hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas, di sertai gambar shop drawing.
b. Pasir yang digunakan harus memenuhi gradasi yang disyaratkan, ketebalan harus
sesuai dengan yang direncanakan, atau pasir setempat yang telah memenuhi hasil
pengujian matrial. Pasir harus bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung
dan sebagainya, jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung
garam.
c. Urugan pasir dikerjakan pada tempat-tempat di antara permukaan tanah dengan sisi
bawah pasangan atau beton dengan ketebalan sebagaimana yang ditentukan di dalam
gambar.
d. Pasir laut, pasir yang bercampur lumpur, bercampur garam, bercampur sampah tidak
diijinkan digunakan untuk urugan.
e. Pasir yang digunakan menggunakan pasir urug.
f. Lapisan urugan pasir harus diratakan dan dipadatkan menggunakan stamper.

P a g e 25 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

4) Pekerjaan urugan tanah mendatangkan

a. Tanah urug yang dipakai harus bergradasi baik, bebas dari unsur-unsur organik dan
mudah dipadatkan.
b. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (Dua) hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan urugan tanah mendatangkan dan
pemadatannya meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas
, disertai gambar shop drawing.
c. Kedalaman dan lokasi yang akan di timbun harus sesuai dengan gambar perencanaan.
d. Tanah yang di datangkan, penempatannya tidak boleh mengganggu pekerjaan lain dan
harus di setujui Konsultan Pengawas terlebih dahulu.
e. Pemadatan tanah menggunakan alat pemadat/ baby roller. Pemadatan di lakukan setiap
ketebalan urugan 20 cm.

5) Pekerjaan timbunan tanah untuk penyesuaian peil lantai

a. Terhadap permukaan tanah yang masih berada di bawah elevasi permukaan tanah yang
direncanakan dilakukan penimbunan dengan tanah hingga mencapai elevasi rencana.
b. Sebelum penimbunan dilakukan permukaan tanah dibersihkan dari sampah, puing-
puing, akar pohon, rumput dan lainnya.
c. Penimbunan dan pemadatannya dilakukan lapis demi lapis, satu lapisan kurang lebih
setebal 15 cm, pemadatan menggunakan stamper atau vibrator disertai pembasahan
untuk mencapai kepadatan yang optimal.
d. Penimbunan dapat menggunakan tanah hasil penggalian atau mendatangkan tanah dari
luar yang mempunyai mutu baik, tidak bercampur sampah, akar pohon dan bukan tanah
lumpur.

PASAL 6
PEKERJAAN PONDASI BATU BELAH

A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pondasi batu belah merupakan pekerjaan pasangan batu belah, meliputi pekerjaan
pemasangan pondasi staal/ umpak sesuai ukuran pada gambar rencana hingga pekerjaan
selanjutnya bisa dilaksanakan.

B. Standar Pelaksanaan

1) SK SNI S-03-1994-03, tentang spesifikasi peralatan pemasangan dinding bata dan


plesteran.
2) Pt T-03-2000-C, tentang tata cara pengerjaan pasangan dan plesteran dinding.
3) SNI 03-6387-2000, tentang spesifikasi kapur kembang untuk bahan bangunan.
4) SK SNI S-04-1989-F, tentang spesifikasi bahan bangunan A/ bahan bangunan bukan
logam.
5) SK SNI S-02-1994-04, tentang spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan
plesteran dengan bahan dasar semen .

P a g e 26 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

C. Pelaksanaan Pekerjaan

1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia jasa konstruksi


(Kontraktor Pelaksana) harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pondasi batu belah hitam
meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur
pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai hasil pengujian material untuk
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas , disertai gambar shop drawing.

2) Bahan batu kali harus memenuhi syarat-syarat :


a. Bahan batu kali adalan jenis batu hitam yang keras, liat, berat dan berwarna kehitam-
hitaman dan mempunyai muka lebih dari 3 (Tiga) sisi.
b. Tidak porus.
c. Bahan asal adalah batu besar yang kemudian dibelah/ dipecah-pecah menjadi
ukuran normal menurut tata cara pekerjaan yang bersangkutan.
d. Memenuhi Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI-3-1970).
3) Pekerjaan pasangan harus dimulai dengan membuat profil-profil pondasi dari kayu/ bambu
pada ujung galian dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan penampang pondasi.
4) Permukaan dasar pasangan pondasi batu kali harus diberi urugan pasir urug setebal
minimal 10 cm dan dipadatkan.
5) Spesi pasangan batu belah hitam untuk pondasi memanjang/ umpak (staal) digunakan
adukan 1 pc : 8 ps.
6) Bagian sisi samping dari pasangan pondasi batu kali harus diisi penuh dengan spesi atau
dibraben.
7) Pasangan batu dipasang lurus mengikuti benang yang diikatkan pada profil yang sudah
dibuat, sehingga menghasilkan pasangan batu yang lurus dan rapi.

D. Material

1) Semen
a. Semen yang dipakai adalah semen tipe 1 adalah Portland Cement (PC) produksi
Semen Gresik, Holcim, Tiga Roda, dan lain – lain yang memenuhi standar SNI
b. PC harus didatangkan dalam zak yang utuh/ tidak pecah, tidak terdapat kekurangan
berat dari apa yang tercantum pada zak.
c. PC masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
d. Penyimpanan semen tidak akan segera digunakan harus menjamin mutu PC, dengan
menyediakan tempat penyimpanan yang kedap air dan tetutup rapat.
e. PC yang sudah disimpan lebih dari 6 (enam) bulan sejak dibuat perlu diuji sebelum
digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.

2) Batu belah
a. Batu belah itam yang digunakan adalah batu pecah, tidak retak, warna hitam
merata dengan permukaan mengkilap.
b. Ukuran batu kali belah maksimal 20 cm.

3) Agregat halus
a. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
b. Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya, jumlah
kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.
c. Mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik dengan ditunjukan dengan nilai
Modulus halus butir antara 1,50-3,80.
d. Pasir harus dalam keadaan jenuh kering muka.
P a g e 27 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

PASAL 7
PEKERJAAN BETON STRUKTUR

A. Ketentuan Umum
1) Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik dan atau syarat-syarat pelaksanaan
pekerjaan beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam persyaratan teknis ini. Di dalam
segala hal yang menyangkut pekerjaan beton dan struktur beton harus sesuai dengan
standar-standar yang berlaku.
2) Penyedia Jasa Konstruksi wajib melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan presisi
tinggi, sebagaimana tercantum di dalam persyaratan teknis ini, gambar-gambar rencana, dan
atau instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas.
3) Semua material yang digunakan di dalam pekerjaan ini harus merupakan material yang
kualitasnya teruji dan atau dapat dibuktikan memenuhi ketentuan yang disyaratkan.
4) Penyedia Jasa Konstruksi wajib melakukan pengujian beton yang akan digunakan di dalam
pekerjaan ini. Termasuk dalam hal ini membuat (Mix Design/ Trial Mix), sampel beton dan
slump. Mix design yang pernah dilakukan pada proyek sebelumnya yang mutunya dapat
sesuai mutu pekerjaan proyek ini dilampirkan/ dimasukkan dalam brosur usulan penawaran
dokumen teknis.
5) Seluruh material yang oleh Konsultan Pengawas dinyatakan tidak memenuhi syarat harus
segera dikeluarkan dari lokasi kegiatan dan tidak diperkenankan menggunakan kembali.

B. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan pondasi foot plat meliputi semua pekerjaan pekerjaan pembuatan pondasi foot
plat beton bertulang dan tak bertulang, yang ditunjukan gambar rencana mulai dari pekerjaan
galian, rabat beton lantai kerja, pekerjaan pembesian, pekerjaan beton, serta pengurugan
kembali.
2) Pekerjaan sloof adalah pekerjaan pembuatan sloof beton bertulang sesuai dengan gambar
perencanaan, baik dimensi sloof maupun besi yang akan digunakan.
3) Pekerjaan beton kolom adalah pekerjan pembuatan beton kolom beton bertulang sehingga
menghasilkan beton kolom sesuai gambar rencana.
4) Pekerjaan beton balok adalah pekerjaan pembuatan beton bertulang balok (balok lantai,
balok ring, balok leufel dan konsol beton) sehingga menghasilkan beton balok sesuai gambar
rencana, baik dimensi balok maupun pembesiannya.
5) Pekerjaan beton plat adalah pekerjaan pembuatan beton bertulang plat (plat lantai, plat atap,
plat leufel dan plat lisplank) sehingga menghasilkan beton plat sesuai gambar rencana, baik
dimensi plat maupun pembesiannya.

C. Standar Pelaksanaan
1) SK SNI S-04-1989-F, tentang spesifikasi bahan bangunan bagian A/ bahan bangunan
bukan beton.
2) SK SNI S-05-1989-F, tentang spesifikasi bahan bangunan bagian B/ bahan bangunan dari
besi/baja.
3) SK SNI S-04-1989-F tentang spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A/ Bahan Bangunan
Bukan Logam)
4) SNI M-26-1990-F, tentang metode pengujian dan pengambilan contoh untuk campuran
beton segar.
5) SK SNI-T-15-1990-03, tentang cara pembuatan rencana campuran beton normal.
6) SK SNBI S-18-1990-03, tentang spesifikasi bahan tambahan untuk beton.
P a g e 28 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

7) SK SNI T-28-1991-03, tentang tata cara pengadukan pengecoran beton.


8) Pd-T-27-1990-03, tentang tata cara pendetailan penulangan beton.
9) SK SNI M-62-1990-03, tentang metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di
laboratorium.
10) SNI 03-1974-1990, tentang metode pengujian kuat tekan beton.
11) SNI 07-2529-1991, tentang metode pengujian kuat tarik baja beton.
12) SNI 03-4146-1996. tentang metode pengujian slump beton.

D. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pekerjaan galian tanah pondasi

1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, Penyedia Jasa


Konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan galian tanah meliputi volume
pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan untuk
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas, disertai gambar shop drawing.
2) Kedalaman dan bentuk galian harus sesuai dengan gambar perencanaan.
3) Penempatan tanah bekas galian tidak boleh mengganggu pekerjaan lain.

b. Pekerjaan urug pasir bawah pondasi


1) Setelah penggalian tanah sesuai dengan gambar rencana, dihamparkan urug pasir
bawah pondasi dengan menggunakan pasir urug.
2) Urug pasir bawah pondasi ini digunakan sebagai landasan untuk meletakkan lantai
kerja.
3) Tebal urug pasir bawah pondasi adalah 5 cm atau sesuai dengan gambar rencana.

c. Pekerjaan rabat beton lantai kerja


1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, Penyedia Jasa
Konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan lantai kerja.
2) Rencana Kerja tersebut meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai
sertifikat hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas,
disertai gambar shop drawing.
3) Lantai kerja dibuat dengan beton K-100
4) Untuk beton lantai kerja digunakan kerikil bulat ukuran 2-3 cm.
5) Tebal lantai kerja 5 cm atau sesuai dengan gambar rencana.
6) Lantai kerja harus rata dan diperiksa kemiringannya dengan waterpass.

d. Pekerjaan pembesian
1) Material besi tulangan yg akan dipakai produksi Krakatau Steel, Interworld, Master Steel,
sampelnya harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan dites kuat tarik baja.
Material baja tulangan yang dipakai harus memenuhi spesifikasi yg ditentukan untuk baja
tulangan ≥12 mm fy = 3700 kg/cm2 dan baja tulangan <12 mm fy = 2400 kg/cm2.
2) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, Penyedia Jasa
Konstruksi harus menyiapkan rencana kerja meliputi alat, tenaga, alur kerja, jadwal dan
shop drawing yang menunjukkan diameter besi, jumlah besi dan jarak pembesian pada
area yang akan dicor.
3) Permukaan tulangan harus dibersihkan dan dijaga agar bebas dari kotoran, lemak,
minyak dan karat beton kering, oli dan material lain yang mengurangi lekatan (bonding)
antara besi dan beton.

P a g e 29 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

4) Pembengkokan besi (bending slope), dengan kemiringan 1 : 6 membengkok atau


meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin.
5) Substitusi atau penggantian diameter tulangan, disebabkan Penyedia Barang/ Jasa tidak
berhasil memperoleh diameter tulangan yang ditetapkan dalam gambar, dapat dilakukan
atas persetujuan Konsultan Pengawas
6) Pemasangan tulangan yang mencakup besarnya diameter dan jumlah batang tulangan,
harus mengikuti ketentuan dalam gambar. Jarak antara sisi luar tulangan dengan
cetakan beton (tebal selimut beton) sedikitnya 2½ cm, yang dijaga jaraknya dengan
memasang beton decking.
7) Menyambung batang tulangan dapat dilakukan dengan ketentuan panjang sambungan
adalah minimal 40 kali diameter tulangan pokok yang dilakukan penyambungan.
8) Ujung tulangan polos sebaiknya dihak (ditekuk) pada ujungnya 135° dari keadaan lurus
9) Ikatan bendrat harus kuat dan tidak bergeser bila diketok.
10) Pada tulangan plat diberi kursi-kursi beton (spacer) dan dengan jarak 60 cm.

e. Las

1) Bila diperlukan atau disetujui atau dimungkinkan dengan cara pengelasan tulangan
beton harus sesuai dengan Reinforcement Steel Welding Code (AWS D 12.1).
2) Pengelasan tidak boleh dilakukan pada pembengkakan di suatu batang, pengelasan
pada persilangan (las titik) harus diijinkan kecuali seperti di anjurkan atau disahkan oleh
Direksi Lapangan.
3) ASTM specification harus dilengkapi dengan keperluan jaminan kehandalan
kemampuan las dengan cara ini.

f. Sambungan Mekanik
Bila jumlah luas tulangan kolom melampaui 3% dari luas penampang kolom dengan
menggunakan diameter 32 mm, sambungan mekanik untuk tulangan (pada kolom) harus
disediakan dan dipakai.

g. Pekerjaan bekisting/ cetakan

1) Bekisting/ cetakan beton harus mudah dipasang dan dibongkar dan cukup kuat untuk
menahan berat beton segar.
2) Pekerjaan Bekisting khusus untuk pondasi menggunakan pasangan ½ bata.
3) Bahan bekisting/ cetakan menggunakan multiplek dan usuk dari kayu meranti harus
memenuhi syarat-syarat kekuatan kerapatan dan mempunyai permukaan yang baik
untuk pekerjaan finishing.
4) Penyedia barang/ jasa harus memberikan contoh-contoh bahan yang akan digunakan
untuk cetakan beton untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas .
5) Pelaksanaan pekerjaan.
• Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana
kerja meliputi alat, tenaga, alur kerja, jadwal pekerjaan dan shop drawing.
• Panel bekisting diperiksa sesuai dengan shop drawing.
• Sambungan panel bekisting harus rapat dengan ditutup seal tape atau sejenisnya
supaya air semen tidak keluar lewat sambungan panel.
• Bekisting harus diperiksa kevertikalan dan kelurusaannya dengan lot dan tarikan
benang.
• Level lantai bekisting harus diperiksa dengan alat ukur terhadap level finish.
• Untuk kebutuhan instalasi ME, lebar sparing maksimal 10 cm (khusus pada sloof).
P a g e 30 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

• Untuk kebutuhan instalasi ME luas total sleeve/ pipa maksimum 4% dari luas
penampang sloof/ kolom/ balok.

h. Steger/ perancah/ stoetwerk


Untuk steger/ perancah/ stoetwerk digunakan scafolding.

i. Pelaksanaan cor beton

1) Pengerjaan beton
• Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (Dua) hari, Penyedia Jasa
Konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pelaksanaan cor beton, volume
pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan,
serta contoh material yang akan dipakai, job mix design beton dari vendor disertai
sertifikat hasil uji coba laboratorium untuk masing-masing bahan/ material, dan
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas disertai gambar shop drawing.
• Untuk beton bertulang menggunakan adukan semen pasir split dengan mutu beton
f'c=19,3 MPa. Sebelum pekerjaan beton dikerjakan, Kontraktor harus mixed design
test di Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik independen yang disetujui Konsultan
Pengawas.
• Beton struktur mengunakan mutu f'c=26,4 MPa beton ready mix.
• Sebelum dicor, lantai kerja harus bersih dari sisa-sisa pekerjaan sebelumnya atau
kotoran-kotoran.
• Material bekisting sudah dilapisi dengan oli bekas (non ekspose) agar beton tidak
melekat pada cetakan dan mudah dibuka, untuk bekisting bekas yang akan dipakai
ulang harus dirawat sehingga layak digunakan.
• Bila diperlukan stek untuk penulangan di atasnya, panjang stek minimal 40 kali
diameter tulangan pokok.
• Pengatur jarak penutup beton harus terpasang pada tempatnya dan batas ketinggian
cor harus ditandai dengan jelas.

2) Adukan/ adonan beton


• Semua beton ready mix harus disupplai dari perusahaan yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
• Beton ready mix harus dicor pada tempatnya dalam waktu maksimal esuai dengan
aturan setting time rekomendasi dari batching plant beton yang dihitung dari mulai
truck mixer keluar dari plan sampai keluar dari proyek.
• Pada penggunaan adukan beton ready mix, Kontraktor harus mendapat ijin lebih
dahulu dari Konsultan Pengawas , dengan terlebih dahulu mengajukan calon nama
dan alamat supplier untuk beton ready mix tadi. Dalam hal ini Kontraktor tetap
bertanggung jawab penuh bahwa adukan yang disupplai benar-benar memenuhi
syarat-syarat dalam spesifikasi ini serta menjamin homogenitas dan kualitas yang
kontinyu pada setiap pengiriman.
• Segala tes yang harus dilakukan di lapangan harus tetap dijalankan, dan Konsultan
Pengawas akan menolak supply beton ready mix bilamana diragukan kualitasnya.
Semua risiko dan biaya sebagai akibat dari hal tersebut di atas, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
• Penyedia barang/Jasa harus membuat adukan (adonan) beton menurut komposisi
adukan dan proporsi antara split, semen, pasir dan air dan bertanggung jawab penuh
atas kekuatan beton yang dipersyaratkan.
• Penggunaan air harus sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan beton yang
dapat memberikan daya lekat yang baik dengan besi beton.
P a g e 31 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

• Adukan (adonan) beton yang dibuat setempat (site mixing) menurut ketentuan dari
hasil mixed design test dari Laboratorium Bahan Konstruksi Teknis independen.
Adukan beton yang dibuat setempat (site mixing) harus memenuhi ketentuan:

✓ Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (beton


mollen), type dan kapasitasnya harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
✓ Kecepatan mengaduk sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat
mesin tersebut.
✓ Jumlah adukan beton tidak melebihi kapasitas mesin pengaduk.
✓ Lama pengadukan tidak kurang dari 2 (Dua) menit sesudah semua bahan
berada dalam mesin pengaduk.
✓ Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 (Tiga puluh) menit harus
dibersihkan dahulu.
• Alat kerja berupa mesin pengaduk, sekop, takaran material, dan alat pengangkutan
adukan beton harus dalam kondisi siap pakai dan telah disiapkan cadangannya.
• Bila dilakukan pengecoran beton pada malam hari harus disediakan penerangan
yang cukup dan dipersiapkan pelindung hujan.
• Pengadukan dilakukan dengan mesin pengaduk, untuk mendapatkan beton yang
homogen. Adukan diangkut ke tempat penuangan sebelum semen mulai berhidrasi
dan selalu dijaga agar tidak ada bahan-bahan yang tumpah atau memisah dari
campuran.
• Pengadukan beton, untuk beton struktur diupayakan menggunakan campuran beton
dari ready mix dan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
• Penuangan adukan beton harus terus menerus agar didapatkan beton yang monolit.
Selama penuangan beton, cetakan maupun tulangan dijaga agar tidak berubah
posisi, kevertikalan bekisting harus selalu periksa selama pengecoran.
• Air yang digunakan untuk bahan adukan beton, adukan pasangan, bahan pencuci
agregat dan untuk curing beton harus air tawar yang bersih dari bahan-bahan yang
berbahaya dari penggunaannya seperti minyak, alkali, sulfat, bahan organis, garam
dan slit (lanau).
• Penyedia Barang/ Jasa tidak diperkenankan menggunakan air dari rawa, sumber air
yang berlumpur, ataupun air laut. Tempat pengambilan harus dapat menjaga
kemungkinan terbawanya material-material yang tidak diinginkan seperti di atas.
• Penggunaan air kerja harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

3) Pengecoran beton
• Pengecoran beton dapat dilaksanakan setelah semua sarana siap, perancah,
cetakan (bekisting), tulangan, beton decking serta komponen lain yang direncanakan
tertanam dalam beton terpasang dengan sempurna, seluruh permukaan bidang
yang akan dicor telah dibersihkan.
• Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan
menggunakan cara/ metode yang sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan
adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan-bahan
lain dari luar.
• Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas sebelum alat-alat tersebut didatangkan ke lokasi pekerjaan.
• Semua alat pengangkut yang akan dipergunakan sebelumnya harus dibersihkan
terlebih dulu dari segala kotoran serta sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas .
• Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan
adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan menyebabkan

P a g e 32 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

pengendapan agregat kasar terlebih dahulu.


• Dalam keadaan khusus pengecoran diperbolehkan menuang dari suatu ketinggian
maksimum (tinggi jatuh) setinggi 1,5 m (untuk pengecoran kolom-kolom struktur).
• Pengecoran dilakukan secara terus menerus (kontinyu/ tanpa henti).
• Jika memang terpaksa adanya pemberhentian cor beton, pemberhentian cor beton
adalah di seperempat bentang.
• Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 30 menit setelah
keluar dari mesin adukan yang tumpah selama pengangkutan tidak boleh dipakai
untuk cor.
• Pada pengecoran baru (sambungan antara beton lama dengan beton baru)
permukaan beton lama terlebih dulu harus dibersihkan dan dikasarkan dengan
menyikat menggunakan sikat kawat baja sampai agregat kasar tampak, kemudian
disiram dengan air semen yang cukup kental. Tempat penghentian cor beton harus
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas .
• Tidak diijinkan adanya beton yang mengalami keretakan atau pecah, besi tulangan
yang tidak tertutup beton, adanya sarang krikil serta bentuk yang tidak diinginkan.
Apabila terjadi keadaan yang demikian beton harus dibongkar dan selanjutnya
diganti atau diperbaiki.
• Pada pengecoran seluruh plat lantai menggunakan pompa.
• Pemakaian aditif dikonsultasikan pada Konsultan Pengawas sebelum digunakan.

4) Pemadatan beton
• Selama pengecoran, beton dipadatkan dengan menggunakan vibrator.Penggunaan
alat ini tidak boleh merusak acuan/ cetakan beton dan tidak boleh merusak posisi
besi tulangan.
• Pemadatan beton manual dengan ditusuk tidak boleh mencapai ketebalan 15 cm.
Pemadatan dengan alat getar tidak boleh menyentuh bekisting dan atau tulangan.
• Pemadatan beton secara berlebih akan menyebabkan pengendapan agregat/
segregasi, kebocoran-kebocoran pada acuan dan lain-lain harus dihindarkan.

5) Slump test
• Selama pengecoran harus selalu ada pekerja yang melakukan slump test dalam
bentuk kerucut abrams untuk mengukur kelencakan atau kekentalan campuran
beton dan membuat benda uji beton dengan cetakan berupa silinder.
• Setiap benda uji beton harus dituliskan sewaktu masih basah, tanggal/ bulan/ tahun
dan macam/ jenis beton strukturnya.
• Kekentalan adukan ditentukan dengan nilai slump sebesar 10 ± 2 cm, pengukuran
nilai slump dengan kerucut abrams.

6) Test uji beton


• Untuk keperluan test kuat desak beton, diadakan pengambilan contoh beton segar.
• Cetakan berbentuk silinder dengan ukuran tinggi 30 cm dengan diameter 15 cm.
Pengambilan adukan beton, percetakan kubus coba dan curingnya harus di bawah
pengawasan. Sample diambil tiap 5 m3, prosedurnya harus memenuhi syarat- syarat
dalam Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971)
• Pengambilan contoh beton segar dilakukan langsung dari mesin aduk setelah
pengadukan selesai.
• Bila pengambilan dilakukan dari truk aduk, dilakukan sebanyak 3 kali atau lebih
dalam selang waktu ketika penuangan beton dari dalam pengaduk (awal, tengah dan
akhir).
• Untuk beton struktur antara lain foot plat, kolom utama, balok utama, plat lantai,
P a g e 33 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

setiap macam pekerjaan harus dilakukan test uji beton desak.


• Benda uji beton harus dibuat minimal 1 (satu) buah sampel untuk setiap 1 (satu) unit
mobil mixer beton. Pada benda uji harus dicantumkan tanggal/ bulan/ tahun dan
jenis/ macam pekerjaan struktur (foot plat, balok ikat/ sloof, kolom struktur,
balok lantai, plat lantai, ringbalk, dan lain sebagainya). Tulisan harus asli/ tidak ada
rekayasa. Harus ada petugas khusus untuk melakukan test nilai slump dan membuat
benda uji.
• Pengujian silinder percobaan harus dilakukan di laboratorium yang disetujui
Konsultan Pengawas, dengan usia uji beton meliputi 7, 14, dan 28 hari.

7) Curing dan perlindungan beton


• Beton harus dilindungi terhadap matahari selama berlangsungnya proses
pengerasan, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan perusakan secara
mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
• Semua permukaan beton harus dijaga tetap basah terus menerus selama 14 (Empat
belas) hari. Khusus untuk kolom, maka curing beton dapat dilakukan dengan cara
menutupi dengan karung basah/ plastik sedangkan untuk lantai selama 7 (Tujuh)
hari pertama dengan cara menutupi dengan karung basah atau menyemprotkan/
menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut.
• Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan
perlindungan atas beton harus lebih diperhatikan. Penyedia Jasa Konstruksi
bertanggung jawab atas retaknya beton karena susut akibat kelalaian ini.
• Konstruksi beton secara natural harus diusahakan sekedap mungkin. Beton yang
keropos/ bocor harus diperbaiki. Prosedur perbaikan beton yang keropos harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, dan Penyedia Jasa Konstruksi tidak
dikenakan biaya tambahan untuk perbaikan tersebut.

j. Pembongkaran bekisting/ cetakan beton


• Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, Penyedia Jasa
Konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pembongkaran bekisting dan
perawatan beton meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
• Cetakan beton harus dibongkar dengan cara yang sedemikian rupa sehingga dapat
menjamin keselamatan penuh atas struktur-struktur yang dicetak dengan
memperhatikan persyaratan-persyaratan minimal sebagai berikut :
✓ Alat yang digunakan untuk membongkar bekisting tidak boleh merusak
permukaan beton.
✓ Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
cepat.
✓ Dalam hal apapun cetakan beton pada jenis struktur ini tidak boleh dibongkar
sebelum ada ijin dari Konsultan Pengawas.
• Beton harus dibasahi paling sedikit selama 14 (Empat belas) hari setelah pengecoran.
• Pembongkaran bekisting atas dasar persetujuan Konsultan Pengawas.

k. Perbaikan Beton
1) Penyedia Jasa Konstruksi harus meminta Konsultan Pengawas untuk memeriksa
permukaan beton segera setelah pembongkaran acuan.
2) Penyedia Barang/Jasa, atas biayanya harus mengganti beton yang tidak sesuai dengan
garis, detail atau elevasi yang telah ditentukan atau yang rusaknya berlebihan. (Tidak
diijinkan menambal, mengisi, memulas, memperbaiki, mengganti beton eksposkecuali
P a g e 34 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

atas petunjuk Konsultan Pengawas ).


3) Semua beton yang membentuk permukaan harus memiliki penyelesaian cor di tempat
menggunakan acuan khusus. Lubang pengikat harus ditutup. Permukaan ekspos dan
permukaan yang akan dicat harus bersih dari tambalan, memiliki sirip-sirip dan
tetesan adukan yang tersikat halus, dan memiliki permukaan yang bebas dari lapisan
penutup dan debu.
4) Keropos, lubang atau sambungan dingin harus diperbaiki segera setelah pembongkaran
acuan. Bahan tambalan harus kohesif, tidak berkerut dan melebihi kekuatan beton.
Beton kropos tidak boleh ditambal manual, menambalan harus digrouting atau di
injection dengan mesin tekanan hydrolis.
5) Singkirkan cacat, karat, noda atau beton ekspos yang luntur warnanya atau beton yang
akan dicat dengan :
a. Semprotan pasir ringan
b. Pembersihan dengan larutan lembut sabun deterjen dan air yang diaplikasikan
dengan menggosok secara keras dengan sikat lembut, kemudian disiram dengan
air.
c. Hilangkan noda karat dengan mengaplikasikan pasta asam oksalid, biarkan
sejenak, dan sikat dengan kikir yang disetujui.
d. Pembersihan dengan larutan asal muriatik yang mengandung tidak kurang dari 2
% dan tidak lebih dari 5 % asal dalam volume, yang diaplikasikan pada permukaan
yang sebelumnya telah dilembabkan dengan air bersih.
e. Hilangkan asam. Lindungi bahan metal atau lainnya yang dapat rusak karena
asam.
f. Tambalan semen.
g. Mengikir dan menggerinda.
l. Pemasangan Pipa dan Lain-lain Dalam Beton
1) Penempatan saluran/ pemipaan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi
kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan SK-SNI T-15-1991-03.
2) Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain dalam bagian struktur beton bila
tidak ditunjukkan secara detail dalam gambar. Dalam beton perlu dipasang selongsong
pada tempat-tempat yang dilewati pipa.
3) Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan dalam gambar, tidak dibenarkan
untuk menanam saluran listrik dalam struktur beton.
4) Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik, bagian-bagian yang tertanam
dalam beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka
Pemborong harus mengkonsultasikan hal ini dengan Konsultan Pengawas.
5) Tidak dibenarkan untuk membengkokkan atau menggeser atau memindahkan baja
tulangan tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa
saluran tersebut tanpa ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.
6) Semua bagian atau peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait dan
pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton, harus sudah dipasang
sebelum pencoran dilaksanakan.
7) Bagian-bagian atau peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya dan
diusahakan agar tidak bergeser selama pencoran beton dilakukan.
8) Pemborong utama harus memberitahukan serta memberi kesempatan kepada pihak lain
untuk memasang bagian/ peralatan tersebut sebelum pencoran beton dilaksanakan.
9) Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada benda atau
peralatan yang akan ditanam dalam beton, yang mana rongga tersebut harus tidak terisi
beton, harus ditutupi dengan bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah
pelaksanaan pencoran beton.

P a g e 35 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

E. Cacat-cacat pada Pekerjaan Beton Struktur


1) Bila penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan atau keahlian dalam pengerjaan setiap
bagian pekerjaan tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam
persyaratan teknis, maka bagian pekerjaan tersebut harus digolongkan sebagai cacat
pekerjaan.
2) Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan diganti sesuai dengan
yang dikehendaki oleh Konsultan Pengawas .
3) Seluruh pembongkaran dan pemulihan pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut serta
semua biaya yang timbul akibat hal itu seluruhnya menjadi beban Pemborong.

F. Material
a. Semen
1) Semen yang dipakai adalah semen tipe 1 jenis Portland Cement (PC) produksi Semen
Gresik, Holcim, Tiga Roda, dan lain sebagainya yang memenuhi standar SNI.
2) Harus dipakai 1 (Satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.
3) Semen harus didatangkan dalam zak yang utuh/ tidak pecah, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
4) Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
5) Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 (Enam) bulan sejak dibuat perlu diuji
sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.

b. Agregat kasar

1) Harus berupa batu pecah (split) yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup
syarat kekerasannya dan padat (tidak porus), dengan tekstur permukaan kasar, butir-
butirnya tajam, kuat dan bersudut.
2) Ukuran maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 2/3 dan tidak lebih besar dari 3/4
jarak bersih antar baja tulangan atau jarak baja tulangan dengan cetakan dan tidak boleh
lebih besar dari 1/3 tebal plat.
3) Kadar lumpur tidak boleh melebihi dari 1% berat kering dan tidak boleh mengandung
garam.

c. Agregat halus
1) Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
2) Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya, jumlah
kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.
3) Mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik dengan ditunjukan dengan nilai
modulus halus butir antara 1,50-3,80.
4) Pasir harus dalam keadaan jenuh kering muka.
d. Air
1) Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2 gram/ liter.
2) Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat organik
lainnya) lebih dari 15 gram/liter.
3) Tidak mengandung khlorida (Cl) lebih dari 0,5 gram/liter.
4) Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.
5) Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat minta kepada Penyedia Jasa
konstruksi supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang
resmi dan sah atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.

P a g e 36 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

e. Besi beton dan bendrat


1) Mutu baja tulangan untuk diameter lebih besar dari 12 mm dipergunakan fy=3700
kg/cm2, sedangkan untuk baja tulangan dengan diameter 12 mm ke bawah
dipergunakan fy=2400 kg/cm2.
2) Besi tulangan sampai dengan diameter 12 mm digunakan besi polos, besi tulangan
dengan diameter di atas 12 mm digunakan besi ulir (deform) sekualitas Krakatau Steel,
Interworld, Master Steel.
3) Semua besi tulangan harus dibuktikan dengan sertifikat uji tarik baja minimal 3 (Tiga)
buah benda uji untuk satu jenis besi dari batang yang berbeda di laboratorium
independen yang disetujui Konsultan Pengawas.
4) Kawat pengikat besi beton adalah dari baja lunak (tidak disepuh seng).
5) Ukuran dan jumlah tulangan sesuai gambar rencana.
6) Besi beton dan bendrat merupakan produk dan terdapat label SNI.
7) Kualitas dan diameter nominal dari baja tulangan yang digunakan harus dibuktikan
dengan sertifikat pengujian laboratorium, yang pada prinsipnya menyatakan nilaikuat
leleh dan berat per meter panjang dari bahan tulangan dimaksud. Penyedia Jasa
Konstruksi harus mengajukan brosur atau hasil tes tulangan pada proyek sebelumnya
yang memenuhi syarat dan dapat digunakan pada pekerjaan ini dan dimasukkan dalam
usulan penawaran data teknis.
8) Kuat leleh aktual berdasarkan pengujian di pabrik tidak melampaui kuat leleh yang
ditentukan sebesar lebih dari 120 MPa (uji ulang tidak boleh memberikan hasil yang
melampaui harga ini sebesar lebih dari 20 MPa) (SNI 03-2847-2002, pasal 23.2.5).
9) Rasio kuat tarik aktual terhadap kuat leleh aktual (batas ulur) tidak kurang dari 1,25 (SNI
03-2847-2002, pasal 23.2.5).

10) Sebelum pengiriman baja tulangan dilakukan, Penyedia Jasa Konstruksi harus
menunjukan sample, hasil uji tarik, berat dan diameter yang akan digunakan. Hal ini akan
mempermudah dan dapat menjaga kualitas. Dilokasi proyek Penyedia Jasa Konstruksi
harus menyediakan alat sket mat untuk mengukur diameter tulangan polos dan
dimasukkan dalam dokumen penawaran data teknis.

11) Baja tulangan yang didatangkan harus dalam bentuk lonjoran/ tidak boleh ditekuk,
kecuali untuk baja tulangan polos dibawah Ø 12 mm.

f. Pengisi Sambungan (Joint Filler) dan Joint Sealant

1) Joint filler harus memenuhi persyaratan AASHTO M 213-65 dan US Federal


Specification HH-F 34 1a type 1 class B, seperti Febseal Fibrefill, Fiber Pak, Tex Lite atau
yang setara.
2) Joint filler harus memenuhi persyaratan US Federal Specification SS-S-200 D/TT-S-
00227 E type II, BS 4254, seperti Sikaflex T68 HM, Febseal 2 part Polysulphide atau
yang setara.

g. Water Stop (Apabila diperlukan dalam pekerjaan ini)


Water stop harus dari jenis blended polymer hydrophilic, dan memenuhi standar BS EN ISO
9001 produksi BASF, Fosroc, SIKA.

P a g e 37 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

PASAL 8
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

A. PEKERJAAN PASANGAN BATA MERAH

1). Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantunya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Pekerjaan pasangan bata
Merah ini meliputi dinding-dinding bangunan pada ruang-ruang dan seluruh detail yang
disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Pengawas.
2) Aplikasi Pasangan Bata Merah
a. Persyaratan bahan Dinding :
- Bata Merah jenis AT
- Lebar : 110 mm
- Panjang : 230 mm
- Tebal : 52 mm
b. Persyaratan Pemasangan Dinding Bata:
Dalam pemasangan dinding bata memerlukan persyaratan antara lain :
- Komposisi campuran pasangan bata menggunakan perbandingan semen dan pasir
yaitu 1 semen : 5 pasir.
- Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan sloof
sampai ketinggian 30 cm diatas permukaan lantai dasar, dinding di daerah basah,
serta semua dinding yang menggunakan simbol aduk trasraam/ kedap air digunakan
komposisi campuran mortar yaitu 1 semen : 5 pasir.
- Sebelum dipasang, batu bata harus direndam dalam air terlebih dahulu minimal 10
menit.
- Menghindari penggunaan batu bata yang ukurannya kurang dari setengah batu bata
utuh.

- Tidak boleh ada siar tegak yang segaris lurus untuk dua lapisan berturut- turut atau
lebih.
- Seluruh siar terisi penuh adukan.
- Tebal siar minimum 8 mm, maksimum 15 mm, dengan ketebalan siar yang ideal
berkisar 10 mm.
- Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap berdiri maksimum
1,5m setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis dan selanjutnya pada malam
hari dinding bata tersebut bagian atasnya harus ditutup dengan kertas bekas kantong
semen, plastik atau sejenisnya.
- Bidang dinding setengah batu yang luasnya lebih besar dari 9 m2ditambahkan kolom
praktis dengan ukuran minimum 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 10
mm, beuguel diameter 6 mm jarak 15 cm.

P a g e 38 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

- Pasangan batu bata untuk dinding setengah batu harus menghasilkan dinding finish
lebih kurang setebal 15 cm dengan pelaksanaan harus cermat, rapi danbenar-benar
tegak lurus.
- Dinding bata yang baru dipasang harus dibasahi dengan air terus menerus selama
paling sedikit 7 hari.
- Antara sambungan dinding dengan kolom, pondasi dan balok harus dipasang angkur
besi beton dengan diameter 8 panjang 40 cm tiap 6 lapis bata dan beton yang
berhubungan langsung dengan dinding bata harus diketrik rata atau dikasarkan dulu
agar pasangan tembok dapat merekat dengan baik.
- Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus di basahi dengan air terlebih
dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.

3) Pengujian Mutu Pekerjaan


Kontraktor harus menguji semua pekerjaan menurut persyaratan teknis dari pabrik
pembuat/produsen atau menurut uraian di atas.
Peralatan untuk pengujian disediakan oleh Kontraktor
Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila hal ini dianggap perlu. Apabila
pengujian tidak dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan maka biaya
pengujian (dan pengulangan pengujian) tersebut adalah tanggung jawab Kontraktor.

B. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN


1). Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan acian pada seluruh dinding bata (termasuk
dinding dalam shaft), kolom, dinding beton, dan lain-lain seperti yang dijelaskan dalam gambar
pelaksanaan. Meliputi pembuatan sudut baik lengkung pada kolom, sudut siku pada pertemuan
dinding, sudut siku pada pertemuan komponen bangunan dengan dinding. Meliputi pula
pembuatan tali air pada dinding serta profil acian menonjol pada dinding sesuai gambar.

2). Pengendalian Pekerjaan


Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam :
a. NI - 2 – 1971
b. NI - 3 – 1970
c. NI - 8 – 1974

3). Bahan- bahan


a. Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah liat, lumpur atau
campuran-campuran lain sesuai dengan :
• NI - 3 pasal 14
• NI - 2 pasal 3.3
b. Portland Cement
P a g e 39 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

Portland Cement yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang membantu dan
dalam zak yang tertutup seperti yang disyaratkan dalam NI-8. Jenis semen yang dipakai
dalam pekerjaan, yaitu merk Gresik, Holcim, Tiga Roda atau yang setara.
c. Air
Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti minyak, asam,
atau unsur-unsur organik lainnya.
4). Perencanaan
a. Acian
Acian dibuat dalam campuran 1 PC : 2 air (volume)
b. Campuran Plesteran
Perbandingan campuran dan pengujiannya dapat dilaksanakan dalam waktu 1 (satu)
minggu dan tidak ada penambahan waktu lagi untuk itu.
- Plesteran dengan campuran 1 PC : 2 ps (volume) digunakan pada daerah-daerah basah
untuk kedap air. Pada daerah toilet setinggi dinding keramik dan setinggi dinding bata
untuk daerah shaft serta daerah lainnya setinggi 20 cm dari lantai dasar sebagaimana
ditunjukkan Pengawas.
- Daerah lain di luar yang disebutkan diatas (basah dan kedap air) menggunakan
campuran 1 PC : 5 ps.
- Plesteran harus dicampur dengan bahan additive untuk mencegah keretakan yang tidak
diinginkan dan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pengawas.
c. Mesin Pengaduk
Pergunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan peralatan yang memadai. Bersihkan
semua permukaan yang akan diplester dari bahan-bahan yang akan merusak plesteran dan
disiram air hingga jenuh. Pekerjaan plesteran harus rata sesuai perintah Pengawas, dengan
tebal plesteran 20 mm dengan toleransi minimal 15 mm dan maksimal 25 mm, kecuali
ditentukan lain.

d. Pencampuran
Membuat campuran plesteran tanpa mesin pengaduknya dapat dilaksanakan bila ada ijin dari
Pengawas.
e. Hasil
Hasil plesteran rata, tidak ditemukan retakan, bidang lurus, sudut sesuai gambar, tidak
keropos.

5). Pelaksanaan
a. Umum
- Bersihkan permukaan dinding batu bata dari noda-noda debu, minyak cat dan bahan- bahan
lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran agar benar-benar siap untuk dilakukan
pekerjaan plesteran.
- Singkirkan semua hal yang dapat merusak/ mengganggu pekerjaan plesteran.

P a g e 40 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

- Bentuk screed sementara bila mungkin (untuk pembentukan dasar yang permanen) untuk
menjamin adanya ketebalan yang sama, permukaan yang datar/rata, contour dan profil-profil
akurat.
- Basahi seluruh permukaan bidang plesteran untuk peresapan. Jangan menjenuhkan
permukaan dan jangan dipasang plesteran sampai permukaan air yang terlihat tersebut telah
lenyap/kering kembali.
- Letakkan/tempelkan campuran plesteran selama 2.5 jam (maksimal) setelah proses
pencampuran, kecuali selama udara panas / kering, kurangi waktu penempatan itu sesuai
yang diperlukan untuk mencegah pengerasan yang bersifat sementara dari plesteran.
- Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.
- Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai dengan yang disyaratkan,
maka dalam memulai pekerjaan plesteran harus dibuat terlebih dahulu “kepala plesteran”.

b. Plesteran ke Dinding Bata Biasa


- Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata, tidak tegak lurus
atau bergelombang, adanya pecah atau retak, keropos, maka bagian tersebut harus
dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya Kontraktor.
- Pasangkan lapisan plesteran setebal yang disyaratkan (20 mm) dan diratakan dengan
roskam aluminium, kemudian basahkan terus selama 3 (tiga) hari.
- Pelaksanaan plesteran dilakukan minimal setelah pasangan batu bata berumur 2 (dua)
minggu.

c. Plesteran Permukaan Beton


- Pasangkan acian setebal 2-3 mm, kasarkan permukaannya, kemudian pasangkan
plesteran sebelum acian mengering.

- Ulangi bagian pertama, lalu pasangkan plesteran dalam ketebalan/kerataan yang


disyaratkan dalam gambar.
- Bilamana acian diperlukan, laksanakan sesuai ketentuan acian yang berlaku diatas.

d. Plesteran Interior
- Pemasangan : Pasang lapisan dasar pertama dan kedua dengan ketebalan 7 mm.
Ketebalan lapisan finishing harus ditambahkan di atasnya.
- Ukur/periksa ketebalan plesteran dari bagian dasar belakang yang rata.
- Aplikasikan lapisan dasar pertama dengan bahan-bahan secukupnya , dan tekan untuk
menjamin adanya kesatuan dengan dasar. Setelah lapisan pertama diletakkan, sikat
dengan hanya satu arah/cara, untuk membentuk ikatan mekanik bagi lapisan kedua. Pada
permukaan-permukaan vertikal, sikat secara horizontal.
- Aplikasikan lapisan dasar kedua dengan bahan-bahan secukupnya dan tekan untuk
menjamin melekat eratnya lapisan ini dengan lapisan dasar pertama.
- Aplikasikan lapisan finishing di atas lapisan dasar setebal 2 mm.
P a g e 41 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

e. Plesteran Exterior
Pemasangan : Pemasangan lapisan dasar dengan ketebalan 10 mm. Ketebalan lapisan
finishing harus ditambahankan di atasnya.
Periksa/ukur ketebalan plesteran dari dasar bagian belakang yang rata.

PASAL 9
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING

A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan keramik pada lantai maupun dinding sesuai
dengan gambar rencana.

B. Persyaratan

a. Persyaratan :
1) Pekerjaan finishing lantai, baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan plafond
dan pemasangan lapisan-lapisan pada dinding selesai dikerjakan.
2) Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Penyedia Barang/ Jasa Konstruksi diwajibkan
mengadakan pengecekan terhadap peil lantai dan kemiringannya.
3) Pada ruang kamar mandi, WC, tempat cuci dan sebagainya harus dipasang dengan
spesi 1 pc : 5 ps, ketinggian dinding dari lantai sekelilingnya disesuaikan dengan
gambar.
4) Diantara setiap lapisan diberi tenggang waktu sehari untuk curing dengan penyiraman
air.

5) Pekerjaan dan bahan-bahan untuk hal ini terlebih dahulu harus mendapat persetujuan
dari Pengawas.
b. Pelaksanaan:
1) Tegel keramik dipasang diatas plesteran dengan campuran 1 pc : 5 ps.
2) Pemasangan tegel harus benar-benar rata dan datar, nat-natnya teratur rapi.
3) Setelah pemasangan tegel mengeras, kemudian dicuci dengan air dan nat-natnya diisi
dengan bubuk semen.
4) Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Pengguna
jasa melalui pengawas.
a) Lantai Keramik KM/WC
• Ukuran : 30 x 30 cm unpolish (lantai KM/WC)
• Produksi : Homogeneus Tile (HT) unpolish
• Warna : disesuaikan
• Kualitas : Kw I
• Dipakai : Dinding, lantai, pada KM/WC

P a g e 42 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

b) Dinding Keramik KM/WC


• Ukuran : 20 x 25 cm (dinding KM/WC)
• Produksi : "Valentino"
• Warna : disesuaikan
• Kualitas : Kw I
• Dipakai : Dinding, pada KM/WC

c) Lantai Keramik Ruangan Dalam


• Ukuran : 60 x 60 cm
• Produksi : Homogeneus Tile (HT) "Valentino" polish
• Warna : menyesuaikan
• Kualitas : Kw I
• Dipakai : Pada lantai ruang

5) Pemasangan :
a) Sewaktu keramik dipasang permukaan keramik bagian bawah harus terisi padat
dengan adukan.
b) Pola pemasangan tegel disesuaikan dengan gambar, demikian juga pengambilan
as pemasangan.
c) Naat keramik diisi dengan bahan semen tertentu yang tahan asam, basa dan
kadap air. Warna perekat naat ini disesuaikan dengan warna keramik atau
ditentukan oleh Ppk dan Pengawas.
d) Pengisian/ pengecoran naat dilakukan paling cepat 24 jam setelah tegel dipasang.
e) Sewaktu pengisian naat ini tegel harus sudah benar-benar melekat dengan kuat
pada lantai.
f) Sebelum didisi, celah-celah naat ini harus dibersihkan terlebih dahulu dari debu
dan kotoran lain.
g) Usahakan agar permukaan tegel yang sudah terpasang tidak terkena adukan/
air semen.
h) Kotoran semen dan lain-lain yang menempel di permukaan tegel pada waktu
pengecoran naat harus segera dibersihkan sebelum mengering/ mengeras.

i) Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus di lap/ disapu
sehingga bersih.
j) Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi baik, tidak miring
tidak bergelombang, terpasang dengan kuat.
k) Bila masih diperlukan, tegel harus dibersihkan dengan lap basah atau dengan
bahan-bahan pembersih lunak yang ada dipa saran.
l) Untuk menghilangkan kotoran yang sukar dilepas, dapat digunakan bahan
P a g e 43 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

pembersih khusus, disesuaikan dengan jenis kotoran. Pada bagian-bagian yang


memerlukan pemotongan harus dilakukan dengan menggunakan mesin
pemotong.

PASAL 10
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFON) DAN PARTISI

A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan plafon meliputi :

1) Pekerjaan pembuatan rangka plafon serta pemasangan Plafon PVC dengan rangka hollow
galvalum dengan list profil Plafond PVC dan List Gybsum.

B. Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan Plafon PVC
1. Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan langit langit plafon berbahan PVC (
Polivinil Clorida ), peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pekerjaan sehingga dapat dicapaihasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
- Pekerjaan plafond harus sesuai dengan yang disebutkan/ditunjukkan dalam Gambar Kerja
dan sesuai dengan petunjuk Konsultan Manajemen Konstruksi/Tim Teknis.
- Pekerjaan pemasangan plafond PVC harus dikerjakan oleh Sub- kontraktor atau
aplikator spesialis yang memang ahli dan sudah berpengalaman dalam bidang pekejaan
plafond PVC dan memiliki surat penunjukan dari manufacture sebagai Aplikator resmi
dibuktikan dengan lampiran surat penunjukan, dengan demikan Aplikator atau Sub
kontraktor dapat menjamin keberhasilan pelaksanaan pekerjaan sipil pada umumnya,
serta keawetan dan kerapian pada khususnya. Oleh sebab itu, seluruh material dan
peralatan pekerjaan plafond PVC harus sesuai dengan standar dari manufacture, serta
cara dan metode kerja yang harus sesuai dengan instruksi dari metode kerja yang
direkomendasikan oleh manufacture.
- Sebelum pekerjaan yang dilakukan, Kontraktor harus melampirkancontoh produk beserta
dengan brosurnya untuk memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
- Ada jaminan Pasca pengerjaan berupa jaminan garansi minimal 10tahun.
- Produk yang sudah memiliki sertifikat TKDN dengan nilai TKDN > 60 %
- Melampirkan surat Uji Material yang ditrerbitkan Lembaga Terakreditasi Nasional berupa
:
a. Hasil Uji Ketahanan Bahan ( Ageing Test )
b. Hasil Uji Kekuatan Tarik ( Tensile Strenght Test )
c. Hasil Uji Kelenturan (Flexural Test )
d. Hasil Uji Dampak ( Impact Proterties Test )
e. Hasil Uji Suhu Distorsi Panas ( Heat Distortion Temperatur )

P a g e 44 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

f. Hasil Uji Ketangguhan ( Izood Test )


g. Hasil Uji Resistivitas Volume ( Volume Resistivity Volume )
h. Hasil Uji Ketahanan terhadap Api ( Fire Rating Test )
- Pekerjaan yang berhubungan
- Pekerjaan Elektrikal
- Pekerjaan Logam Non Struktur
2. Spesifikasi Bahan/Material
1) Papan Plafon PVC yang Digunakan adalah plafon PVC merk Indofon yang bermutu baik
dan telah disetujui oleh Direksi / konsultan pengawas,. Jenis yang digunakan adalah White
Plumeria, Atau penutup sesuai gambar rencana. Bahan papan plafon PVC yang digunakan
harus ada jaminan mutu bahan terbaik, dengan dibuktikan oleh sertifikat yang dikeluarkan
oleh Lembaga yang berwenang meliputi :
a) Papan plafon PVC memiliki ketebalan 10 mm dan lebar efektif papan 20 cm.
b) Memiliki jaminan mutu bahan dengan dibuktikan sertifikat ISO 9001:2015, jaminan
standart ramah lingkungan ISO 14001:2015 dan OHSAS 18001:2007.
c) Rangka yang digunakan Galvalum dengan ketebalan 0.2 mm modul pemasangan
rangka 60 x 80 cm.
d) List profil PVC merk Indofon berupa List siku tembok, list sambung serta List Siku
2) Rangka besi Hollo galvalume ukuran 1,5 X 3 tebal 0.2 mm
3) Screw drywall antikarat
4) Jaminan garansi 10 tahun berbentuk sertifikat yang dikerluarkan oleh Aplikator
resmi yang ditunjuk oleh manufacture.
5) Finishing penutup plafon.
Finishing penutup langit-langit PVC tidak menggunakan cat sebagaipewarnanya,
melainkan sudah termasuk didalam bahan PVC nya.

PASAL 11
PEKERJAAN KACA DAN ALUMUNIUM

I. Pekerjan Pintu, Jendela dan Bovenlight Alumunium

A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pintu, jendela dan bovenlight aluminium meliputi seluruh pekerjaan pembuatan dan
pemasangan pintu, jendela dan bovenlight baru beserta alat penggantung dan penguncinya
sesuai gambar perencanaan.

B. Pelaksanaan Pekerjaan

1) Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan sempel material yang harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas , sekurang-kurangnya 2 (Dua) hari sebelum pekerjaan dilaksanakan.
2) Pembuatan kusen pintu, jendela dan bovenlight harus dilaksanakan oleh aplikator yang
berpengalaman dengan teknisi yang handal dan peralatan yang sesuai penggunaannya.

P a g e 45 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

3) Kusen dan raam pintu, jendela dan bovenlight.


a. Pembuatan dan pemasangan pintu, jendela dan bovenlight baru ini meliputi kusen,
daun pintu, daun jendela dan daun bovenlight dari bahan aluminium.
b. Posisi dan ketinggian kusen dan raam pintu, jendela dan bovenlight harus sesuai
dengan gambar rencana.
c. Kusen dan raam pintu, jendela dan bovenlight harus siku pada semua sudutnya dan
rapat pada setiap sambungannya.
d. Pemasangan kusen ke bangunan harus dengan angkur yang kuat.
e. Spesifikasi detail, ukuran, kelengkapan dan perletakan/ penempatan pintu, jendela
dan bovenlight, disesuaikan gambar rencana maupun gambar detail.
Pemasangannya disesuaikan dengan ketentuan teknis yang berlaku dan menurut
petunjuk Konsultan Pengawas .
f. Ukuran-ukuran lebar dan tinggi pintu, jendela dan bovenlight harus menyesuaikan
dengan kondisi lapangan (ukur sanak). Ukuran-ukuran detail agar disesuaikan.

C. Material

1) Kusen pintu jendela menggunakan bahan aluminium warna dark brown produksi
sekualitas Alexindo ukuran profil 4” tebal 1 mm.
2) Kusen pintu, jendela dan bovenlight baru dari aluminium produksi sekualitas Alexindo
3) Raam pintu, jendela dan bovenlight baru dari aluminium produksi sekualitas Alexindo.
4) Kaca untuk jendela 5 mm produksi sekualitas Asahimas.
5) Engsel pintu, sekualitas DEKSON.
6) Kunci tanam pintu sekualitas DEKSON.
7) Engsel Jendela dan bovenlight menggunakan Casement sekualitas DEKSON.
8) Handle jendela/BV menggunakan rambunces sekualitas sekualitas DEKSON.
9) Untuk accecories kaca temperred (floor hinges, patch fitting, patch lock fitting, engsel,
slot kunci, door closer) produksi DEKSON

D. Kelengkapan alat penggantung dan pengunci

1) Instalasi daun pintu, jendela, dan bovenlight harus sempurna sehingga daun pintu, jendela
dan bovenlight bisa dibuka dengan lancar dan ditutup dengan rapat, tanpa menggesek
bagian lain dari kusen atau lantai.
2) Instalasi engsel, kait angin, grendel, handle, pengunci, harus sempurna, kuat dan rapat
sehingga dapat difungsikan dengan sebaik-baiknya.
3) Pemasangan kelengkapan alat penggantung dan penguncinya pintu, jendela dan
bovenlight antara lain:
a. Pada setiap daun pintu dipasang 3 (Tiga) buah engsel panjang 4” sekualitas DEKSON
1 (Satu) buah kunci 2 kali putar/ slaag sekualitas DEKSON, 1 (Satu) pasang doek dan
6 (Enam) buah angkur.
b. Untuk pintu yang dipasang kunci tanpa handle maka pada daun pintu harus dipasang
1 (Satu) pasang handle sekualitas Kend.
c. Pada setiap daun jendela dipasang 2 (Dua) buah engsel sekualitas Kend, 1 (Satu)
buah handle sekualitas DEKSON, 1 (Satu) pasang hak angin/ lamskaar sekualitas
DEKSON, 2 (Dua) buah grendel sekualitas DEKSON dan 4 (Empat) buah angkur.
d. Pada setiap daun bovenlight dipasang 2 (Dua) buah engsel sekualitas DEKSON, 1
(Satu) buah spring knipe sekualitas Kend, 1 (Satu) pasang hak angin/ lamskaar
P a g e 46 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

sekualitas DEKSON dan 2 (Dua) buah angkur.


e. Tipe/ jenis alat-alat penggantung dan pengunci disesuaikan dengan alat penggantung
dan pengunci pada gambar kerja, atau menurut petunjuk Pengguna Barang/Jasa,
melalui Konsultan Pengawas.
f. Spesifikasi detail, ukuran, kelengkapan dan perletakan/ penempatan pintu, jendela
dan bovenlight, disesuaikan gambar rencana maupun gambar detail.
Pemasangannya disesuaikan dengan ketentuan teknis yang berlaku dan menurut
petunjuk Konsultan Pengawas.

E. Standar bahan kaca

1) Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai
ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-
proses tarik, gilas dan pengembangan (float glass).
2) Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi potongan
yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm
per meter. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi
gas yang terdapat pada kaca).
3) Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau seluruh
tebal kaca).

4) Kaca yang digunakan untuk pekerjaan pintu, jendela dan bovenlight adalah kaca bening 5
mm, sedang pekerjaan kaca bovenlight kamar mandi dengan kaca es 5 mm.
5) Kaca yang dipakai sekualitas produksi Asahimas.
6) Ketentuan untuk pekerjaan kaca ini adalah kaca harus rata, tidak bergelombang dan tidak
retak.
7) Pemasangan kaca harus memperhatikan faktor pemuaian pada saat udara panas dan
penyusutan pada saat udara dingin.
8) Dalam keadaan ditutup atau dibuka kaca-kaca tidak boleh bergetar (kalau kaca
bergetar hal ini menandakan kurang sempurnanya pemasangan).
9) Apabila pada saat pemasangan ada kaca yang pecah, maka Penyedia
Barang/Jasa berkewajiban mengganti sebelum Penyerahan I (Pertama).

Apabila pekerjaan ini di sub kontrakkan maka Penyedia Jasa konstruksi


harus memberitahukan pada Konsultan Pengawas serta harus mendapat
persetujuan terlebih
dahulu, dan harus memberikan garansi tertulis yang meliputi kesempurnaan, pemasangan,
pengoperasian, dan kondisi semua pintu jendela bovenlight untuk periode sampai dengan masa
pemeliharaan berakhir.

PASAL 12
PEKERJAAN PENGECATAN

A. Lingkup Pekerjaan

1) Pekerjaan cat meliputi pekerjaan cat dinding, beton dan besi.


2) Sebelum pengecatan dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan pengecatan
pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.
3) Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara
pengerjaan.
4) Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan oleh Konsultan
P a g e 47 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

Pengawas.
5) Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, bidang-
bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.

B. Standar Pelaksanaan

1) SNI 03-2407-1991 (Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung).
2) Tata Cara Pengecatan dinding untuk Rumah dan Gedung.
3) SNI 03-2408-1991 (Tata Cara Pengecatan Logam).

I. Cat dinding dan Beton

A. Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk pekerjaan cat dinding dan beton adalah pengecatan seluruh plesteran
bangunan dan/ atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.

B. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (Dua) hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja.
2) Rencana kerja pekerjaan pengecatan meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja
dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan
dipakai disertai sertifikat hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas Dinding bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas, tidak miring dan harus rata (tidak bergelombang).
3) Bagian-bagian yang retak/pecah diperbaiki dan bagian yang kotor dibersihkan, harus
diaci halus dan licin.

C. Material

Cat menggunakan produksi sekualitas Mowilex, Warna akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas, setelah mengadakan percobaan pengecatan (mock up) terlebih dahulu. Untuk
dinding luar menggukan cat dinding weathershield produksi sekualitas Dulux, Cat interior
sekualitas Catylac.

PASAL 13
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

Pekerjaan instalasi Listrik dan Armature


Lampu Umum
Pekerjaan sistem listrik ini mencakup persyaratan teknis untuk pelaksanaan pembongkaran dan
pemasangan serta pengujian, perlatan dan tenaga kerja sehingga seluruh sistem listrik dapat
beroperasi dengan sempurna.

Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan listrik ini mencakup pengadaan dan pemasangan instalasi listrik dan armature
sesuai dengan gambar.

Ketentuan.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman dan mengerti teknik
instalasi dalam bank, serta pancingan kawat penggantung untuk kabel data sesuai gambar.
Kontraktor/ pemborong harus menyediakan peralatan bantu untuk pelaksanaan dan pengujian
yang diperlukan guna kelancaran dan terlaksanya pekerjaan menurut persyaratan yang
P a g e 48 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

berlaku.
Standar dan referensi yang dipakai adalah :
- Peralatan umum instalasi listrik (PUIL) tahun 2000, SNI 04-0225-2000 (SK
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No: KEP-174/ MEN/ 2002)
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor 023/PRT/1973
tentang Peraturan Instalasi Listrik (PIL).
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik nomor 024/PRT/1973
tentang Syarat-syarat Penyambungan listrik (SPL).
Pelaksanaan teknis.
Sebelum melaksanakan pekerjaan-pekerjaan instalasi, kontraktor/pemborong harus terlebih
dahulu membongkar sebagian atau seluruh instalasi lama sesuai rencana yang berkaitan
dengan penambahan instalasi pengkabelan baru yang tertera pada gambar serta merapikan
kembali sesuai dengan fungsinya masing-masing. Kontraktor/ pemborong listrik harus bekerja
sama dengan kontrakto/ pemborong power untuk komputer yang ada di banking hall dan back
office dengan diawasi oleh pengawas. Pemindahan kabel grounding harus memperhatikan
estetika interior.
Pengujian.
Sebelum mengoperasikan stop kontak dan instalasi lainnya, kontaktor/ pemborong harus
melakukan pengujian instalasi untuk membuktikan bahwa pekerjaan tersebut sudah memenuhi
syarat dan siap dioperasikan. Pekerjaan tersebut berupa pengukuran tahanan isolasi.
Pelaksanaan pemasangan.
Pada prinsipnya pemasangan seluruh instalasi pengkabelan harus dilakukan oleh tenaga ahli
listrik dalam hal ini perusahaan yang memiliki SIKA dan SPI yang dikeluarkan olh instansi
yang berwenang. Selain itu pemasang instalasi dilakukan oleh tenaga ahli yang
berpengalaman di bidangnya.

Material
1. Instalasi pengkabelan dari panel menuju stop kontak, saklar, stop kontak computer dan
untuk instalasi penerangan memakai jenis kabel NYM 3×2,5 mm dengan arde.
2. Setiap sambungan kabel tidak diperkenankan menggunakan selotip, tetapi harus
menggunakan konektor khusus/lasdop.
3. Jaringan listrik dalam dinding harus ditanam dalam pipa PVC pada belokan
menggunakan pipa fleksibel.
4. Pada setiap cabang pengkabelan harus menggunakan box lengkap dengan tutupnya.
5. Setiap armature lampu/ saklar/ stop kontak harus menggunakan box dus dengan mutu yang
bagus sebagaimana standar kelistrikan.
6. Merek kabel yang disyaratkan adalah bahan: Kabelindo, Kabel Metal, Tranka Kabel dan
Supreme.
7. Armature lampu sesuai dengan jenis penggunaan, sesuai gambar buatan pabrik Artolite atau
Lomm atau setara.
8. Komponen lampu yang digunakan adalah merek Hannocs, Philips atau Osram, atau setara.
9. Saklar lampu sesuai dengan jenis penggunaan sesuai gambar, ada yang tunggal, seri, triple,
dan saklar kelompok. Semua komponen tersebut merek Clipsal atau setara.
10. Stop kontak yang digunakan adalah buatan Clipsal atau setara.
11. Stop kontak normal 2 (dua) gang maupun stop kontak UPS 4 (empat) gang menggunakan
merek German.

Syarat PelaksanaanPersiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
P a g e 49 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu kerja
disiapkan.

Pemasangan Sparing Kabel


Sparing dipasang dulu apabila ada pengecoran beton lantai, untuk menghindari
bobokan beton pada saat penyambungan kabel antar lantai.

Pemasangan Instalasi Kabel


Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dimana
pipa tersebut harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding diplester.
Supaya tidak mudah bergerak pada saat dinding diplester, maka pipa yang ditanam
diberi klem dengan jarak sekitar 1 m.
Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa
pelindung conduit yang diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m, hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan maintenance. Pemasangan kabel horizontal
harus sejajar, tidak boleh saling melintas.

Pemasangan MCB Box


Buka Pengait pada MCB dengan tespen atau obeng setelah itu masukkan pada box
meteran atau didalam bangunan.
Pastikan MCB sudah terkunci dengan kuat pada box dan MCB pada posisi off.
Kendurkan baut MCB dan masukkan kabel dengan tang berisolasi, kemudian bautkan
kembali dengan kuat agar kabel tidak mudah lepas. Begitu juga dengan sisi lainnya.
Coba ON kan jika sudah nyala berarti sudah OK.

Pemasangan Fitting dan Armature


Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya, agar tidak terjadi
bongkar/pasang armature.

Pemasangan Saklar dan Stop Kontak


Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, jangan lupa
gunakan cutter.
Pasang conduit dan inbow dos.
Tunggu sampai plester dinding akhir.
Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya.
Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.

Testing dan commissioning


Test tahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta test fitting/armature selama ± 1 x24
jam

PASAL 14
PEKERJAAN SANITASI
Instalasi Plumbing/Sanitasi
Umum
a. Semua material yang disuplai dan dipasang oleh kontraktor/ pemborong harus baru (New
product) dan material tersebut khusus untuk pemasangan di daerah tropis serta sebelum
pemasangan harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
b. Kontraktor/ pemborong harus bersedia mengganti material yang tidak disetujui karena
menyimpang dari spesifikasi atau hal lainnya, dimana penggantian tersebut tanpa biaya

P a g e 50 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

tambahan/ extra cost dari pemilik.

c. Komponen-komponendari material yang mungkin seringa diganti harus dipilih yang mudah
diperoleh di pasaran bebas.

Lingkup pekerjaan
a. Pengadaan dan pemasangan instalasi air bersih, air buangan, air bekas dan instalasi air kotor.
b. Bahan/material yang dipakai/digunakan adalah produk/merek Wavin, Rucika kelas AW.
c. Pengadaan bahan dan pemasangan seluruh sanitair dan aksesoris serta tenaga kerja komplit
beserta alat-alat pendukungya.
d. Kontraktor/ pemborong wajib membuat shop drawing untuk instalasi plumbing dan harus sudah
disetujui oleh Konsultan Pengawas sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.

Ajuan
Pengajuan contoh warna sanitair yang akan dipakai sesuai dengan tipe yang telah
ditentukan oleh Konsultan pengawas pada detail gambar perencanaan.

Pengiriman, penyimpanan dan Penanganan barang


1. Semua barang yang dikirim harus dalam keadaan baik, bebas dari cacat pabrik yang
diakibatkan yang diakibatkan waktu pembuatan maupun cacat lain seperti robek, kotor atau
menunjukkan noda lainnya.
2. Semua barang yang dikirim harus dibungkus dengan rapi, komplit dengan label atau
keterangan lainnya termasuk dengan segel asli dari pabrik.
3. Penyimpanan barang/ bahan harus ditempatkan oada tempat khusus tidak tercampur dengan
barang-barang lain yang dapat mengakibatkan kerusakan seperti cat, minyak kayu, besi, atau
barang cair/padat lainnya.
4. Kondisi tempat penyimpanan harus dalam keadaan bersih dan kering.

Bahan/Material
Tipe lihat gambar detail perencanaan.
Bahan yang dipakai ex. TOTO warna disesuaikan (lihat gambar detail perencanaan).
Bahan perekat sesuai dengan yang direkomenasikan dari pabrik.

Pelaksanaan
1. Kontrol/pemeriksaan.
2. Pemerikasaan lokasi/bidang yang akan dipasang harus dilakukan oleh kontraktor sebelum
pekerjaan pemasangan dilakukan.
3. Bila dalam pemeriksaan diketemukan bidang yang tidak memenuhi syarat untuk dipasang,
Kontraktor dapat memperbaiki sendiri atau melaporkan kepada Konsultan Pengawas.

Pemasangan
1. Kondisi ruangan sebelum dan sesudah pemasangan harus lebih bersih dan terhindar dari debu
yang berlebihan.
2. Pemasangan sanitair dan aksesoris harus sesuai dengan ketentuan pabrik dan harus dihindari
kebocoran pada lantai dan dinding yang dapat mengakibatkan rembesan air kelantai di
bawahnya.
3. Setelah selesai terpasang maka kontraktor/ pemborong wajib mencoba beberapa waktu/
periode dan memastikan peralatan yang terpasang tersebut berfungsi dengan baik.

Perlindungan
Perlindungan harus diberikan pada sanitair dan aksesoris yang sudah terpasang dengan baik.
P a g e 51 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

Kerusakan yang diakibatkan karena kontraktor/pemborong menjadi tanggungan kontraktor


pemborong atas biaya sendiri.

Perbaikan/Garansi/Masa Pemeliharaan
1. Kontraktor/pemborong diharuskan mengadakan perbaikan jika ada kerusakan
/kebocoran yang diakibatkan dari kelalaian dalam pemasangan/kerusakan lain atas biaya
sendiri.
2. Selama pemeliharaan dimulai sesuai dengan perjanjian dengan pemberi tugas.
3. Selama itu pula kontraktor/pemborong berkewajiban untuk merawat dan memperbaiki
kerusakan dengan biaya sendiri.

PASAL 15
LAPORAN
a. Laporan Harian :
Pemborong wajib membuat "Laporan Harian" , "Laporan Mingguan" dan "Laporan Bulanan"
yang memberikan gambaran dari kegiatan- kegiatan yang dilakukan di lapangan secara jelas.
Laporan tersebut dibuat dalam rangka 3 (tiga) meliputi:

1. Kegiatan Fisik.
2. Catatan dan perintah Konsultan Pengawas yang disampaikan baik secara lisan
maupun tertulis.
3. Hal-hal yang menyangkut masalah :
- Material (masuk/ditolak)
- Jumlah tenaga kerja
- Keadaan cuaca
- Pekerjaan tambah / kurang.

Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan tersebut berisi ikhtisar
dan catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan minggu depan.
Laporan ini harus ditandatangani oleh Manager Proyek dan diserahkan pada Konsultan
Pengawas untuk diketahui/disetujui.

b. Laporan Pengetesan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 5 (Lima) mengenai
hal-hal sebagai berikut:

1. Hasil pengetesan kabel-kabel (meger dan pemberian tegangan).


2. Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
3. Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.
Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas
pekerjaan ini.

PASAL 16
PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Segala sesuatu yang belum terantum dalam RKS ini yang masih termasuk dalam lingkup
pelaksanaan ini, penyedia jasa harus menyelesaikan sesuai dengan petunjuk/perintah Direksi,
baik sesudah atau selama berjalannya pekerjaan serta perubahan-perubahan di dalam Berita
Acara Aanwijzing.
2. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan yang diperlukan penyelesaian di lapangan akan
P a g e 52 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

dibicarakan dan diatur oleh pengawas dengan dibuat Berita Acara yang disahkan oleh Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan/Direksi.

PERSYARATAN BAHAN
Umum
1. Yang disebut dengan bahan bangunan ialah semua bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan sebagai tertera dalam uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan ini
serta gambar kerja.
2. Semua bahan-bahan bangunan baik harus berkualitas baik dan sesuai dengan syarat-syarat
yang tercantum dalam PUBB, SKSNI-T-1991-03, PPPKI, AC, PTC dan AVE.
3. Penyedia jasa harus membuat kelengkapan gambar detail/shop drawing dan
menyempaikan keep Direksi untuk mendapat persetujuan.
4. Penyedia jasa harus menyampaikan contoh-contoh bahan bangunan yang akan digunakan
sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai.
5. Contoh-contoh yang disampaikan harus sesuai mutunya dengan yang direncanakan.
6. Direksi berhak untuk meminta keterangan selengkanya bahan itu diperoleh.

PASAL 17
INFORMASI PEKERJAAN

Nama Paket Pekerjaan :


Pembangunan Unit Sekolah Baru (Usb) Sman 1 Depok Kabupaten Cirebon

Waktu Pelaksanaan Pekerjaan :

150 (Seratus Lima Puluh) Hari Kalender

Lokasi Pekerjaan :
SMAN 1 DEPOK KABUPATEN CIREBON
Desa Keduanan Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon

Sumber Dana :
Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Nilai Pagu Anggaran :


Rp. 2.595.000.000,00 (Dua Milyar Lima Ratus Sembilan Puluh Lima Juta Rupiah)

PASAL 18
SYARAT PENYEDIA

a. Kualifikasi Badan Usaha

➢ Kualifikasi Badan Usaha Kecil/ Menengah


➢ Memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) : Klasifikasi Jasa Pelaksana Konstruksi, Subklasifikasi
Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan Pendidikan (BG007) dan Jasa Pelaksana untuk
Konstruksi bangunan gedung lainnya (BG009)
➢ Memiliki Surat Ijin Usaha Jasa Kontruksi / NIB (Nomor Induk Berusaha) Bidang Bangunan
Gedung KBLI 41016
➢ Memiliki akte pendirian dan akte perubahan (apabila ada perubahan)

P a g e 53 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

➢ Memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) pekerjaan konstruksi dalam kurun waktu 4
(Empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk pengalaman
subkontrak.
➢ Melampirkan surat pernyataan perusahaan tidak disewa/dipinjamkan
➢ Memiliki Sisa Kemampuan Nyata (SKN) dengan nilai paling kurang sama dengan 10%
(sepuluh perseratus) dari nilai total HPS.

➢ Memiliki Kemampuan Dasar (KD) dengan nilai KD sama dengan 3 xNPt (Nilai
Pengalaman Tertinggi dalam 15 tahun terakhir).
➢ Pengalaman pekerjaan sesuai subklasifikasi yang disyaratkan

b. Syarat Personel Manajerial

NO POSISIS PENDIDIKAN JML PENGALAMAN JENIS


JABATAN MINIMAL ORG SERTIFIKASI
S1 Teknik - SKA Ahli Teknik Sipil,
1 Site Engineer 1 3 Tahun
Sipil Muda
S1 Teknik - SKA Ahli K3 Konstruksi
2 Ahli K3 1 5 Tahun
Sipil , Muda

c. Daftar Peralatan Utama yg digunakan

NO JENIS PERALATAN KAPASITAS JUMLAH STATUS

1 Dump Truck 8 ton 2 Unit Sewa / Milik Sendiri

-
2 Scafolding 150 Set Sewa / Milik Sendiri

3 Concrete Mixer( Molen) 0,75 m3 2 Unit Sewa / Milik Sendiri

4 Pompa Air 3” 2 Unit Sewa / Milik Sendiri

5 Alat Pemadam 4,5 kg 2 Unit Sewa / Milik Sendiri

-
6 Stemper 2 Unit Sewa / Milik Sendiri
-
7 Concrete pump 1 Unit Sewa / Milik Sendiri

-
8 Vibrator 1 Unit Sewa/ Milik sendiri

Peralatan/fasilitas sebagaimana tercantum pada Tabel Peralatan di atas

P a g e 54 | 55
Rencana Kerja dan
SMAN 1 DEPOK
Syarat-Syarat Teknis

adalah peralatan/fasilitas minimal yang wajib ditawarkan/diajukan/disediakan oleh peserta


lelang dalam melakukan penawaran untuk pekerjaan ini.
Khusus untuk peralatan no. 1 berupa rekaman STNK kendaraan kerja (truck& pick up) yang sah
dan berlaku. Apabila dokumen penawaran tidak disertai dengan bukti
kepemilikan/sewa peralatan maka dinyatakan tidak memenuhi persyaratan
(gugur teknis).

Pejabat Pembuat Komitmen

EDI KURNIA, S.Pd.M.M.Pd


NIP. 19690323 199702 1 003

P a g e 55 | 55

Anda mungkin juga menyukai