Anda di halaman 1dari 60

SPESIFIKASI TEKNISDAN RKS

PERENCANAAN PEMBANGUNAN
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA PUSAT LAYANAN HAJIDAN UMRAH TERPADU
KANTOR KEMENTERIAN AGAMA
KABUPATEN PURWOREJO
KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PURWOREJO (SBSN )

TAHUN ANGGARAN 2023


SPESIFIKASI TEKNIS

Pekerjaan:
PEMBANGUNAN PUSAT LAYANAN HAJI DAN UMRAH TERPADU

KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN PURWOREJO (SBSN)

Lokasi:
KABUPATEN PURWOREJO

Tahun Anggaran
2023

KEMENAG
KABUPATEN PURWOREJO

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 1
SPESIFIKASI TEKNIS

A. PERSYARATAN UMUM

1. Persyaratan
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa harus mempelajari dengan benar dan
berpedoman kepada ketentuan-ketentuan yang tertulis pada Gambar Kerja dan Dokumen Teknis
ini beserta lampirannya.
a. Penyedia Barang/Jasa diwajibkan melapor kepada Konsultan Pengawas setiap akan
melakukan kegiatan pekerjaan di lapangan.
b. Apabila terdapat perbedaan ukuran, kelainan-kelainan antara Gambar Kerja dan Dokumen
Teknis serta kesesuaiannya di lapangan maka Penyedia Barang/Jasa diharuskan melapor
kepada Konsultan Pengawas untuk segera mendapatkan keputusan dan dibuatkan berita
acara yang ditandatangani oleh user, tim teknis dan diketahui oleh Konsultan Perencana.
Penyedia Barang/Jasa tidak dibenarkan memperbaiki sendiri perbedaan dan kelainan
tersebut. Akibat dari kelalaian Penyedia Barang/Jasa dalam hal ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
c. Daerah Kerja (Construction Area) akan diserahkan kepada Penyedia Barang/Jasa selama
waktu pelaksanaan pekerjaan dalam keadaan seperti pada saat penjelasan pekerjaan
(Aanwijzing) dan dianggap bahwa Penyedia Barang/Jasa telah benar-benar mengetahui
tentang:
1) Letak bangunan yang akan dikerjakan.
2) Batas persil/lahan maupun kondisi pada saat itu.
3) Keadaan permukaan tanah/kontur tanah.
d. Penyedia Barang/Jasa wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 (Satu) set lengkap Gambar
Kerja dan Dokumen Teknis di tempat pelaksanaan pekerjaan untuk dapat dipergunakan
setiap saat oleh Konsultan Pengawas.
e. Penyedia Barang/Jasa diharuskan membuat gambar shop drawing untuk setiap bagian
pekerjaan yang akan dilaksanakan.

2. Penyedia Barang/Jasa dalam pelaksanaan pekerjaan, tenaga kerja harus menggunakan peralatan
K3 (safety equipment dan seragam/indentitas/atribut perusahaan) untuk menjaga keamanan
dalam lingkungan lokasi pekerjaan.

3. Jadwal Pelaksanaan:
Dalam waktu paling lambat 2 (dua) minggu setelah Penyedia Barang/Jasa dinyatakan sebagai
pemenang lelang, atau dengan lain cara ditunjuk oleh Pemberi Tugas sebagai pelaksana
pembangunan, Penyedia Barang/Jasa harus segera membuat :
1) Jadwal Waktu (Time Schedule) pelaksanaan secara rinci yang digambarkan secara Diagram
Balok (Bar Chart).
2) Jadwal Pengadaan Tenaga Kerja.
3) Jadwal Pengadaan Bahan/Material Bangunan.
Bagan/diagram tersebut di atas harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas dan Konsultan
Pengawas sebagai dasar/pedoman Penyedia Barang/Jasa dalam melaksanakan pekerjaannya dan
Penyedia Barang/Jasa wajib mematuhi dan menepatinya.

4. Gambar-gambar Kerja:
Yang dimaksud dengan gambar-gambar Kerja adalah:

a. Gambar-gambar meliputi gambar struktur yang telah dibuat oleh Konsultan Perencana dan
disahkan oleh pemilik, pengguna, serta gambar perubahannya apabila ada yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Gambar-gambar ini selain dari gambar-gambar yang
dibuat Konsultan Perencana juga gambar-gambar yang dibuat oleh Penyedia Barang/Jasa
(Shop Drawing) yang telah disetujui Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.

b. Apabila terdapat perbedaan ukuran dan penjelasan atau ketidak sesuaian antara gambar
yang berlainan jenis dan lingkupnya maka dapat dipakai pedoman sebagai berikut.
1) Secara fungsi yang dipakai pedoman adalah gambar arsitektur.
2) Secara jenis dan kualitas yang menyangkut bahan dan perhitungan yang dipakai sebagai
pedoman adalah gambar yang sesuai jenis/lingkupnya diantaranya adalah gambar
struktur dan gambar lain dengan spesifikasi sesuai jenisnya.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 2
c. Gambar pelaksanaan (Shop Drawing) harus dibuat oleh Penyedia Barang/Jasa dengan
ketentuan sebagai berikut.
1) Pembuatannya berdasar kepada Gambar Kerja dan disampaikan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapat persetujuan.
2) Pekerjaan Pelaksanaan belum dapat dimulai sebelum gambar pelaksanaan tersebut
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
3) Persetujuan terhadap Gambar Pelaksanaan bukan berarti menghilangkan tanggung
jawab Penyedia Barang/Jasa terhadap pelaksanaan pekerjaan tersebut. Keterlambatan
atas proses pembuatan Shop Drawing ini tidak berarti Penyedia Barang/Jasa mendapat
perpanjangan waktu pelaksanaan.
4) Shop Drawing tersebut harus dibuat rangkap 3 (tiga) berikut aslinya dan semua biaya
menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.

d. Perubahan Gambar Kerja karena perencanaan hanya dapat dilakukan atas dasar perintah
tertulis Pemberi Tugas berdasar pertimbangan Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana dengan ketentuan sebagai berikut.
1) Perubahan rancangan ini harus digambar oleh Penyedia Barang/Jasa sesuai dengan yang
diperintahkan Pemberi Tugas dengan memperlihatkan perbedaan antara gambar
pelaksanaan dan gambar perubahan rencananya.
2) Gambar Perubahan yang dibuat oleh Penyedia Barang/Jasa atas pengarahan Konsultan
Perencana, disetujui oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, kemudian
dilampirkan dalam Berita Acara Perubahan Pekerjaan.

e. Gambar Sesuai Terlaksana (As Built Drawing), harus dibuat oleh Penyedia Barang/Jasa
bersama-sama dengan Konsultan Pengawas dengan ketentuan berikut.
1) Gambar Sesuai Terlaksana dibuat dan diserahkan pada akhir pekerjaan, harus sesuai
dengan hasil pekerjaan terpasang.
2) Gambar Sesuai Terlaksana harus disetujui oleh Konsultan Pengawas, dan diserahkan
dalam rangkap 3 (tiga) berikut aslinya dengan biaya keseluruhan ditanggung oleh
Penyedia Barang/Jasa.

5. Jaminan Kualitas:
a. Penyedia Barang/Jasa menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, bahwa
semua bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecualiditentukan
lain, serta Penyedia Barang/Jasa menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan
baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan Dokumen Kontrak.
b. Apabila diminta, Penyedia Barang/Jasa sanggup memberikan bukti-bukti mengenai hal-hal
tersebut pada butir a.
c. Semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa sepenuhnya, sampai
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

6. Nama Pabrik/Merk yang Ditentukan:


a. Apabila pada Spesifikasi Teknis ini disebutkan nama pabrik/merk dari satu jenis
bahan/komponen, maka Penyedia Barang/Jasa menawarkan dan memasang sesuai dengan
yang ditentukan. Tidak ada alasan bagi Penyedia Barang/Jasa pada waktu pemasangan
menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat lagi dipasaran ataupun sukar didapat di
pasaran, kecuali Penyedia Barang/Jasa dapat menyertakan bukti tertulis dari pabrik/merk
bahan/komponen tersebut.
b. Untuk barang-barang yang harus diimpor, setelah ditunjuk sebagai pemenang, Penyedia
Barang/Jasa harus sesegera mungkin memesan pada agen/distributornya di Indonesia.
c. Apabila Penyedia Barang/Jasa telah berusaha untuk memesan namun pada saat pemesanan
bahan/merk tersebut tidak/sukar diperoleh, yang dibuktikan oleh surat dari
distributor/supplier, maka Penyedia Barang/Jasa mengajukan alternatif merk lain dengan
spesifikasi minimum yang sama ke Konsultan Pengawas untuk diberi persetujuan. Setelah 1
(satu) bulan penunjukkan pemenang, Penyedia Barang/Jasa harus memberikan kepada
Pemberi Tugas fotokopi dari pemesanan material yang diimpor pada agen/distributor
resmi,yang menyatakan bahwa material-material tersebut telah dipesan (import order) yang
dilampiri jadwal kedatangan di lokasi proyek (on the site).

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 3
7. Peraturan Hak Paten:
Penyedia Barang/Jasa harus melindungi pemilik (owner) terhadap semua “claim” atau tuntutan,
biaya atau kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan merek dagang atau nama
produksi, hak cipta pada semua material dan peralatan yang digunakan dalam proyek ini.

8. Iklan:
Penyedia Barang/Jasa tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun di dalam sempadan
(batas) site atau di tanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak Pemberi Tugas.

9. Petunjuk-petunjuk/Instruksi Konsultan Pengawas :


a. Semua instruksi dari Konsultan Pengawas harus dilaksanakan secara baik oleh Penyedia
Barang/Jasa, jika Penyedia Barang/Jasa keberatan menerima petunjuk/instruksi Konsultan
Pengawas tersebut, maka harus mengajukan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas
dalam waktu 7 (tujuh) hari.
b. Apabila dalam batas waktu tersebut diatas Penyedia Barang/Jasa tidak mengajukan
keberatan maka dianggap telah menyetujui dan menerima petunjuk Konsultan Pengawas
untuk segera dilaksanakan. Penyedia Barang/Jasa diharuskan merekam atau dalam kata lain
mencatat setiap petunjuk/instruksi Konsultan Pengawas dalam buku harian
lapangan/pelaksanaan dan memintakan tanda tangan atau persetujuan Konsultan Pengawas.

10. Hasil Pekerjaan:


Untuk menjamin mutu/kualitas hasil pekerjaan dan kelancaran pelaksanaan pekerjaan, maka
Penyedia Barang/Jasa diharuskan menyediakan.

a. Pelaksana atau tenaga ahli yang mengerti dan berpengalaman tentang gambar kerja dan cara-
cara pelaksanaan.
b. Alat bantu kerja, pompa air untuk kerja, alat pemadat tanah, alat ukur waterpass, penyekat
tegak dan alat bantu pekerjaan lainya.
c. Bila diperlukan, sesuai dengan kondisi lapangan/ situasi tempat kerja, maka sebelum
melakukan pekerjaan pembersihan, Penyedia Barang/ Jasa maupun Pelaksana
pembangunan, diwajibkan memasang alat-alat pengaman/ pelindung/ penyangga seperti
jaring/ lori/ katrol.
d. Semua bahan material import dan material lokal lainnya Penyedia Barang/Jasa wajib
memberikan resume data spesifikasi teknis kepada Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
Data tersebut harus disertakan pada saat penyerahan As Built Drawing.

11. Penetapan Ukuran:


a. Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan ini dan tidak
boleh menambah ukuran tanpa seijin Konsultan Pengawas. Setiap ada perbedaan dengan
ukuran-ukuran yang ada harus segera memberitahukan kepada Konsultan Pengawas untuk
segera ditetapkan sebagaimana mestinya.
b. Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa wajib memberitahu Konsultan
Pengawas, bagian pekerjaan yang akan dimulai untuk diperiksa terlebih dahulu ketepatan
ukurannya sesuai shop drawing.
c. Penyedia Barang/Jasa diwajibkan senantiasa mencocokkan ukuran satu dengan yang lain
dalam setiap bagian pekerjaan dan segera melapor kepada Konsultan Pengawas setiap
terdapat selisih/perbedaan ukuran untuk diberikan keputusan pembetulannya.
d. Mengingat setiap kesalahan ukuran selalu mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan yang
lainnya, maka ketetapan akan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguh-sungguh.
e. Kelalaian Penyedia Barang/Jasa terhadap hal ini tidak dapat diterima dan Konsultan
Pengawas berhak untuk membongkar pekerjaan dan memerintahkan untuk menepati
ukuran sesuai ketentuan.
f. Kerugian terhadap kesalahan pengukuran oleh Penyedia Barang/Jasa sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.

12. Laporan-laporan:
a. Laporan Harian (daily report) dan Mingguan (weekly report):
1) Penyedia Barang/Jasa beserta Konsultan Pengawas wajib membuat laporan Harian
(daily report) dan Mingguan (weekly report) yang memberikan gambaran mengenai:

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 4
a) Kegiatan fisik.
b) Catatan dan perintah Pengawas Lapangan yang disampaikan secara lisan maupun
tertulis.
c) Jumlah material masuk/ditolak.
d) Jumlah tenaga kerja dan keahliannya.
e) Keadaan cuaca.
f) Pekerjaan tambah apabila ada.
g) Prestasi rencana dan yang terpasang.
2) Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah
ditandatangani oleh penanggung jawab proyek harus diserahkan kepada Pengelola
Teknis Proyek (PTP) untuk diketahui/disetujui.

13. Pemeriksaan Rutin dan Khusus:


Pemeriksaan rutin atau khusus dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh Penyedia
Barang/Jasa secara periodik dan tidak kurang dari tiap 2 (dua) minggu, atau ditentukan lain oleh
Pengawas Lapangan.

14. Kebersihan dan Ketertiban:


a. Selama pelaksanaan pekerjaan pembangunan berlangsung, Penyedia Barang/Jasa harus
memelihara kebersihan lokasi pembangunan maupun lingkungannya terutama jalan-jalan
disekitar lokasi kegiatan, direksi keet, gudang, los kerja dan bagian dalam bangunan yang
akan dikerjakan harus bebas dari bahan bekas, tumpukan tanah dan lain-lain.
b. Untuk kebersihan lingkungan terutama jalan-jalan di sekitar lokasi kegiatan yang harus
dibersihkan adalah kotoran yang diakibatkan oleh keluar masuknya kendaraan kegiatan.
Kelalaian dalam hal ini dapat membuat Pemberi Tugas memberi perintah penghentian
pekerjaan yang segala akibatnya menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
c. Penimbunan bahan/material yang ada dalam gudang maupun di halaman luar gudang harus
diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu kelancaran dan keamanan umum sertauntuk
memudahkan penelitian yang dilakukan oleh Konsultan Pengawas.
d. Pada Penyerahan Pekerjaan Pertama, situasi bangunan serta halamannya harus bersih dari
sisa-sisa kotoran kerja.

15. Kecelakaan dan Kesehatan:


a. Kecelakaan yang terjadi selama pelaksanaan pekerjaan dan menimpa pekerja maupun orang
yang terlibat dalam pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
b. Penyedia Barang/Jasa diharuskan untuk menyediakan alat kesehatan/kotak PPPK yang terisi
penuh dengan obat-obatan yang sesuai dengan kebutuhan, lengkap dengan seorang petugas
yang mengerti dalam soal-soal penyelamatan pertama dan kesehatan.
c. Sejauh tidak disebutkan dalam Dokumen Teknis ini, maka Penyedia Barang/Jasa harus
mengikuti semua ketentuan umum yang berlaku dan dikeluarkan oleh Instansi Pemerintah
terutama tentang Undang-undang Keselamatan Kerja termasuk segala kelengkapan dan
perubahannya.

16. Keamanan:
a. Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang ada dan terjadi di
daerah kerjanya terutama mengenai:
1) Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan baik disengaja ataupun
tidak disengaja.
2) Penggunaan sesuatu bahan yang keliru/salah.
3) Kehilangan-kehilangan bahan, peralatan kerja.
4) Perkelahian antar pekerja maupun dengan pihak lainya.
b. Terhadap semua kejadian sebagaimana tersebut diatas, Penyedia Barang/Jasa harus
melaporkan kepada Konsultan Pengawas dalam waktu paling lambat 24 jam untuk diusut
dan diselesaikan persoalannya lebih lanjut.
c. Untuk mencegah kejadian-kejadian seperti tersebut diatas, Penyedia Barang/Jasa harus
menyediakan pengamanan antara lain penjagaan, penerangan yang cukup diwaktu malam
hari, pemagaran sementara di lokasi kerja dan lain sebagainya.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 5
17. Penyediaan Material/Bahan Bangunan:
a. Bila dalam Dokumen Teknis ini disebutkan nama dan pabrik pembuat bahan/material, maka
hal ini dimaksudkan menunjukan standar minimal mutu/kualitas bahan yang digunakan
dalam pekerjaan ini.
b. Setiap bahan/material yang akan digunakan harus disampaikan kepada Konsultan Pengawas
untuk mendapat persetujuan. Waktu penyampaian contoh bahan harus sedemikian rupa
sehingga Konsultan Pengawas dapat menilainya.
c. Contoh bahan/material yang akan digunakan harus diadakan atas tanggungan Penyedia
Barang/Jasa, setelah disetujui oleh Konsultan Pengawas maka bahan/material tersebut harus
ditandai dan diadakan/didatangkan untuk dipakai dalam pekerjaan nantinya.
d. Contoh bahan/material tersebut selanjutnya disimpan oleh Konsultan Pengawas untuk
dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan/material yang dipakai tidak sesuai dengan
contoh yang disampaikan oleh Penyedia Barang/Jasa.
e. Dalam pengajuan harga penawaran, Penyedia Barang/Jasa harus menyertakan sejauh
keperluan biaya untuk pengujian berbagai bahan/material. Tanpa mengingat jumlah
tersebut, Penyedia Barang/Jasa tetap bertanggung jawab pula atas biaya pengujian
bahan/material yang tidak memenuhi syarat atas perintah Konsultan Pengawas.
f. Apabila ternyata jenis dan macam bahan/material yang tercantum dalam Dokumen Teknis
ini atau melalui contoh yang telah diberikan ternyata dalam pengadaannya tidak mencukupi
dalam jumlahnya (persediaan terbatas) maka penggantian bahan/material hanya dapat
diberikan dengan ijin dari Konsultan Pengawas.
g. Apabila Penyedia Barang/Jasa dalam penggunaan bahan/material tidak sesuai dengan
ketentuan tanpa persetujuan Konsultan Pengawas maka Konsultan Pengawas berhak untuk
meminta mengganti/membongkar bagian pekerjaan yang menggunakan bahan/material
tersebut untuk diganti dengan yang sesuai ketentuan kecuali terdapat alasan tertentu yang
diketahui dan disetujui Konsultan Pengawas.
h. Semua kejadian dari point a. sampai dengang. Dibuat Berita Acara dan ditandatangani oleh
Penyedia Barang/Jasa, Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis Proyek (PTP) yang
ditunjuk.

18. Serah Terima Hasil Pekerjaan:


a. Pada akhir pekerjaan menjelang Penyerahan Hasil Pekerjaan Tahap Pertama:
1) Semua bangunan sementara harus dibongkar dan dibersihkan bekas-bekasnya.
2) Tiap bagian pekerjaan harus dalam keadaan baik, bersih, utuh, tanpa cacat.
3) Penyedia Barang/Jasa harus membersihkan dan membuang sisa-sisa bahan/material,
sampah, kotoran bekas kerja dan barang lain yang tidak berguna akibat pekerjaan.
4) Konsultan Pengawas bersama Penyedia Barang/Jasa wajib melakukan checklist
menjelang Serah Terima Hasil Pekerjaan Pertama.
5) Hasil checklist dituangkan dalam berita acara.
b. Pada akhir masa pemeliharaan menjelang Penyerahan Pekerjaan Tahap kedua:
1) Semua pekerjaan yang rusak akibat dari ketidak sempurnaan pekerjaan telah di perbaiki.
2) Konsultan Pengawas bersama Penyedia Barang/Jasa wajib melakukan checklist
menjelang Serah Terima Hasil Pekerjaan Pertama.
3) Hasil checklist dituangkan dalam berita acara.

19. Foto Tahapan Pekerjaan:


a. Foto kegiatan harus dibuat oleh Penyedia Barang/Jasa sesuai arahan dari Konsultan
Pengawas.
b. Foto kegiatan pada setiap tahap tersebut dibuat sebanyak 3 (tiga) set dilampirkan bersama
dengan laporan bulanan sesuai pencapaian bobot pekerjaan dan penagihan angsuran.
c. Pengambilan titik pandang harus diusahakan tetap dari setiap tahap dan sesuai dengan
pengarahan dari Konsultan Pengawas di lapangan.
d. Foto setiap tahap ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat dan penempatan
dalam album harus disetujui Pemberi Tugas serta teknis penempelannya dalam album
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
e. Untuk foto kondisi force majeure diambil sebanyak 3 (tiga) kali.
f. Semua hasil rekaman dilampirkan dalam laporan harian atau mingguan dan/atau laporan
akhir.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 6
20. Air Kerja:
Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan, apabila mungkin didapat dari sumber yang
sudah ada ditiap lokasi kegiatan dan sebelumnya harus dikoordinasikan kepada Pemberi
Tugas/Pengguna melalui Konsultan Pengawas.

21. Jalan Masuk:


Tempat pekerjaan dan jalan sementara/jalan masuk ke tempat pekerjaan harus diadakan oleh
Penyedia Barang/Jasa, bilamana diperlukan atau di sesuaikan dengan kebutuhan dan
kepentingan lokasi kegiatan tersebut. Selama pekerjaan Penyedia Barang/Jasa harus
memelihara seluruh jalan-jalan sementara dan sebagainya, yang mungkin diperlukan untuk
memasuki bagian pekerjaan dan menyingkirkan/membersihkan kembali pada waktu
penyelesaian pekerjaan atau jika diperintahkan juga memperbaiki segala kerusakan yang
diakibatkan selama masa kegiatan pelaksanaan pekerjaan.
Segala kerusakan jalan masuk akibat kegiatan pelaksanaan pekerjaan, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
Penyedia Barang/Jasa harus membuat rambu-rambu proyek pada akses jalan masuk ke lokasi
pekerjaan.

22. Orang-orang yang tidak berkepentingan:


Penyedia Barang/Jasa harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat
pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah demikian kepada staf pelaksana yang
bertugas dan para penjaga.

23. Perlindungan Terhadap Milik Umum:


Penyedia Barang/Jasa harus menjaga agar jalan umum, dan hak memakai jalan, bersih dari alat-
alat mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalu lintas, baik
bagi kendaraan umum maupun pejalan kaki, selama kontrak berlangsung. Penyedia Barang/Jasa
harus bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas utilitas seperti
saluran air, telepon, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh operasional atau kegiatan
Penyedia Barang/Jasa.

24. Perlindungan terhadap Bangunan yang ada:


Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab penuh atas
segala kerusakan, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran pembuangan dan sebagainya di tempat
pekerjaan/sekitar lokasi pekerjaan dan kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan karena
operasional pelaksanaan pekerjaan oleh Penyedia Barang/Jasa dalam arti kata yang luas. Itu
semua harus diperbaiki oleh Penyedia Barang/Jasa hingga dapat diterima oleh Pemberi Tugas.

25. Penjagaan dan Pemagaran Sementara:


Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan
terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan kontrak, siang malam. Pemberi
Tugas tidak bertanggung jawab terhadap Penyedia Barang/Jasa, dan sub Penyedia Barang/Jasa,
atas kehilangan dan kerusakan bahan-bahan bangunan atau peralatan atau pekerjaan yang
sedang dalam pelaksanaan. Penyedia Barang/Jasa wajib mengadakan, mendirikan dan
memelihara pagar sementara yang mungkin diperlukan untuk pengamanan terhadap pekerjaan.

26. Perlindungan Pekerjaan:


Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan-
bahan bangunan dan perlengkapan instalasi ditempat pekerjaan, hingga kontrak selesai dan
diterima oleh Pemberi Tugas.

27. Gangguan pada Tetangga:


Segala pekerjaan yang menurut Pemberi Tugas mungkin akan menyebabkan gangguan pada
penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan sesuai pengarahan Pemberi Tugas, dan
semua resiko akibat gangguan ini menjadi beban Penyedia Barang/Jasa.

28. Pelaksanaan Pekerjaan di Luar Jam Kerja Normal:


Penyedia Barang/Jasa harus mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan Pengawas untuk
melaksanakan pekerjaan yang tertera dalam kontrak ini diluar jam-jam kerja biasa.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 7
29. Pelaksanaan pekerjaan di luar lokasi pekerjaan:
Apabila Penyedia Barang/Jasa melaksanakan pekerjaan di luar lokasi pekerjaan supaya
memberitahukan kepada Konsultan Pengawas atau Pemberi Tugas untuk diadakan
pemeriksaan.

30. Standar yang Dipakai:


a. Dalam melaksanakan pekerjaan, bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(Dokumen Teknis), berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala
perubahan dan tambahannya :
1) Undang-undang Nomor 80 Tahun 2003 tentang Jasa Konstruksi
2) Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000, tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
3) Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000, tentang Penyelenggaraan Pembinaan
Jasa Konstruksi.
4) Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia PUBI 1982.
5) Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Depnaker.
6) Peraturan Perburuhan di Indonesia (tentang penggunaan tenaga kerja harian,
mingguan dan bulanan borongan).
7) Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8 tahun 1972.
8) Peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Listrik Negara (PUIL) 2000. SNI
No 04-0225-2000
9) Peraturan dan Ketentuan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat yang
bersangkutan dengan permasalahan bangunan.
10) Petunjuk-petunjuk dan Peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan
Konsultan Perencana dan PTP.
11) Keputusan rapat evaluasi pelaksanaan pekerjaan

b. Untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang tercantum pada Spesifikasi Teknis dan
RKS ini, berlaku dan mengikat pula:
1) Gambar bestek yang dibuat oleh Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh
Pemberi Tugas serta unsur teknisnya.
2) Gambar-gambar detail pelaksanaan (shop drawing) yang telah diselesaikan oleh
Penyedia Barang/Jasa dan sudah disahkan/disetujui Konsultan Pengawas.
3) Spesifikasi Teknis serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat (Dokumen Teknis).
4) Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
Bilamana dalam Dokumen Teknis telah ditentukan patokan kualitas bahan-bahan bangunan,
maka ketentuan yang berasal dari standar-standar atau peraturan tersebut bersifat
melengkapi, sejauh tidak bertentangan.

31. Penggunaan, Persyaratan Teknis:


a. Persyaratan teknis ini disiapkan untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan. Syarat
seluruh bangunan-bangunan dan pekerjaan-pekerjaan lainnya sebagai kesatuan yang tidak
dapat terpisahkan, kecuali disebutkan lain. Maka setiap pasal dalam persyaratan ini,
disesuaikan dengan yang dinyatakan dalam gambar kerja. Keterangan-keterangan tambahan
tertulis dan perintah dari Konsultan Pengawas/Konsultan Perencana ataupun Tim Teknis.
b. Standar-standar yang dipakai terutama adalah standar-standar yang berlaku, sedangkan
untuk pekerjaan-pekerjaan yang standarnya belum dibuat dan diberlakukan di negara ini,
maka harus digunakan standar-standar internasional yang berlaku atau setidak-tidaknya
standar dari negara-negara produsen bahan yang menyangkut pekerjaan tersebut.

32. Penjelasan Dokumen Teknis dan Gambar


a. Penyedia Barang/Jasa wajib meneliti semua gambar dan Dokumen Teknis termasuk
tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
b. Bila gambar tidak sesuai dengan Dokumen Teknis dan atau tidak ada, maka penyedia
Barang/Jasa segera berkoordinasi dengan Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana
serta Pengelola Teknis Proyek (PTP), sehingga keputusan yang diambil adalah sepakatan
antara pihak-pihak yang terkait.
c. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam pelaksanaan
menimbulkan kesalahan, Penyedia Barang/ Jasa wajib menanyakan kepada Konsultan

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 8
Pengawas/Konsultan Perencana dan Penyedia Barang/Jasa wajib mengikuti dan
melaksanakan keputusannya.

B. PERSIAPAN TEKNIS PELAKSANAAN


1. Lingkup Pekerjaan:
Secara lengkap seluruh jenis pekerjaan tersebut dapat disesuaikan/dilihat dan tercantum pada
Bill Of Quantity (BQ).

2. Lokasi Proyek:
Lokasi kegiatan terletak di Kantor Kemenag Kab. Purworejo,.

3. Tenaga dan Sarana Kerja:


Untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan:
a. Tenaga kerja/tenaga ahli yang cukup memadai disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
b. Alat-alat bantu kerja seperti: alat-alat pengangkut, alat pekerjaan kayu, alat pekerjaan pipa
dan peralatan lain untuk memperlancar pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
c. Bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan yang akan
dilaksanakan agar pelaksanaan pekerjaan dapat selesai tepat pada waktunya.

4. Cara Pelaksanaan:
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam
Spesifikasi Teknis serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat (Dokumen Teknis), Gambar Rencana,
Berita Acara Penjelasan serta mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas dan Pengelola Teknis
Proyek (PTP).

5. Pada akhir kerja, Penyedia Barang/Jasa diharuskan membersihkan area kegiatan dari segala
kotoran akibat kegiatan pembangunan, termasuk sisa-sisa material bangunan serta gundukan
tanah, bekas galian dan lain sebagainya.

C. BAHAN DAN CONTOH BAHAN

1. Sebelum mendatangkan bahan-bahan di lapangan Penyedia Barang/Jasa terlebih dahulu


mengajukan 3 (tiga) contoh bahan/brosur kepada Konsultan Pengawas untuk mendapat
persetujuan Pemberi Tugas/Pengguna Pekerjaan yang akan disesuaikan dengan syarat-syarat
teknis.
2. Contoh bahan-bahan yang telah disetujui Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas, harus selalu
ada di lapangan dalam kantor sementara Konsultan Pengawas. Semua bahan yang dikirim ke
lapangan dan tidak sesuai dengan contoh bahan-bahan yang disetujui, harus segera dikeluarkan
dari lapangan atas biaya Penyedia Barang/Jasa dalam kurun waktu selambat-lambatnya 2 x 24
jam.
3. Apabila Konsultan Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut, atas keraguan
Konsultan Pengawas berhak mengirimkan bahan tersebut ke Laboratorium Konstruksi/Bahan
Bangunan dengan disesuaikan kebutuhan pekerjaan.
4. Konsultan Pengawas berhak menginstruksikan kepada Penyedia Barang/Jasa untuk
mengadakan/melengkapi/menambah jumlah peralatan bila dirasa peralatan yang tersedia
kurang memadai dalam usaha mencapai target prestasi.
5. Keterlambatan pekerjaan yang diakibatkan oleh tidak adanya atau kekurangan peralatan menjadi
tanggungjawab Penyedia Barang/Jasa.
6. Semua biaya pengadaan dan pemeliharaan peralatan tersebut menjadi tanggungjawab Penyedia
Barang/Jasa dan dianggap sudah termasuk dalam harga kontrak.

D. PELAKSANAAN

1. Rencana Pelaksanaan
a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditandatanganinya Surat Perintah Kerja (SPK) oleh kedua
belah pihak, Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas sebuah
“Network Planning” mengenai seluruh kegiatan yang akan dilakukan serta kaitan/hubungan
antara seluruh kegiatan-kegiatan tersebut.
b. Kegiatan Penyedia Barang/Jasa untuk/selama masa pengadaan/pembelian serta waktu
pengiriman/pengangkutan dari:

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 9
1) Bahan, elemen, komponen dari pekerjaan maupun pekerjaan persiapan/pembantu.
2) Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan.
c. Kegiatan Penyedia Barang/Jasa untuk/selama waktu fabrikasi, pemasangan dan
pembangunan.
d. Pembuatan gambar-gambar kerja.
e. Permintaan persetujuan atas bahan serta gambar kerja maupun rencana kerja.
f. Harga borongan dari masing masing kegiatan tersebut.
g. Jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut.
h. Konsultan Pengawas akan memeriksa rencana kerja Penyedia Barang/Jasa dan memberikan
tanggapan dalam waktu 1 (satu) minggu.
i. Penyedia Barang/Jasa harus memasukkan kembali perbaikan/penyempurnaan atau rencana
kerja kepada Konsultan Pengawas dan meminta diadakannya perbaikan/penyempurnaan atau
rencana kerja tadi paling lambat 4 (empat) hari sebelum dimulainya pelaksanaan.
j. Penyedia Barang/Jasa tidak dibenarkan memulai suatu pelaksanaan atau pekerjaan sebelum
adanya persetujuan dari Konsultan Pengawas atas rencana kerja ini. Kecuali dapat dibuktikan
bahwa Konsultan Pengawas telah melalaikan kewajibannya untuk memeriksa rencana kerja
Penyedia Barang/Jasa tepat pada waktunya, maka kegagalan Penyedia Barang/Jasa untuk
memulai pekerjaan sehubungan dengan belum adanya rencana kerja yang memulai pekerjaan
yang disetujui Direksi, sepenuhnya merupakan tanggung jawab dari Penyedia Barang/Jasa
bersangkutan.

2. Gambar Kerja (Shop Drawing)


a. Untuk bagian-bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan (Construction Drawings) belum
cukup memberikan petunjuk mengenai cara untuk mencapai keadaan terlaksana, Penyedia
Barang/Jasa wajib untuk mempersiapkan gambar kerja yang secara terperinci akan
memperlihatkan cara pelaksanaan tersebut.
b. Format dari gambar kerja harus sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh Konsultan
Pengawas.
c. Gambar kerja harus diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan
untuk mana gambar-gambar tersebut di atas harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga).
d. Pengajuan gambar kerja tersebut paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum pemesanan
bahan atau pelaksanaan pekerjaan dimulai.

3. Gambar Kerja (Shop Drawing):


Ijin pelaksanaan paling lambat 1 (satu) hari sebelum memulai pekerjaan tersebut, Penyedia
Barang/Jasa diwajibkan untuk mengajukan ijin pelaksanaan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas dengan dilampiri gambar kerja yang sudah disetujui dan dijadikan gambar As Built
Drawing. Ijin pelaksanaan yang disetujui sebagai pegangan Penyedia Barang/Jasa untuk
melaksanakan pada bagian pekerjaan tersebut.

4. Contoh Pekerjaan (Mock Up):


Bila contoh pekerjaan (Mock Up) dikehendaki oleh Konsultan Pengawas, dan/atau Pengelola
Teknis Proyek ( PTP ), Penyedia Barang/Jasa wajib menyediakannya sebelum pekerjaan dimulai.

5. Rencana Mingguan dan Bulanan:


a. Selambat-lambatnya pada setiap hari Sabtu dalam masa dimana pelaksanaan pekerjaan
berlangsung, Penyedia Barang/Jasa wajib untuk menyerahkan kepada Konsultan Pengawas
suatu rencana mingguan yang berisi rencana pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang
akan dilaksanakan dalam minggu berikutnya.

b. Selambat-lambatnya pada minggu terakhir dari tiap bulan, Penyedia Barang/Jasa wajib
menyerahkan kepada Konsultan Pengawas suatu rencana bulanan yang menggambarkan
dalam garis besarnya, berbagai rencana pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang
direncanakan untuk dilaksanakan dalam bulan berikutnya.
c. Kelalaian Penyedia Barang/Jasa untuk menyusun dan menyerahkan rencanan mingguan
maupun bulanan dinilai sama dengan kelalaian dalam melaksanakan perintah Konsultan
Pengawas dalam melaksanakan pekerjaan.
d. Untuk memulai suatu bagian pekerjaan yang baru, Penyedia Barang/Jasa diwajibkan untuk
memberitahu Konsultan Pengawas mengenai hal tersebut paling sedikit 2 x 24 jam
sebelumnya.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 10
6. Kualitas Pekerjaan:
Pekerjaan harus dikerjakan dengan kualitas pengerjaan yang terbaik untuk semua jenis
pekerjaan.

7. Pengujian Hasil Pekerjaan:


a. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka semua pekerjaan yang diuji dengan cara dan
tolak ukur pengujian yang dipersyaratkan dalam referensi yang ditetapkan dalam Persyaratan
Teknis Umum ini.
b. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka Badan/Lembaga yang akan melakukan
pengujian dipilih atas persetujuan Konsultan Pengawas dari Lembaga/Badan Penguji milik
Pemerintah atau yang diakui Pemerintah atau Badan lain yang oleh Konsultan Pengawas
dianggap memiliki obyektifitas dan Integritas yang meyakinkan. Atau hal yang terakhir ini
Penyedia Barang/Jasa tidak berhak mengajukan sanggahan.
c. Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan menjadi beban Penyedia
Barang/Jasa.
d. Dalam hal dimana Penyedia Pekerjaan Konstruksi tidak dapat menyetujui hasil pengujian dari
bahan penguji yang ditunjuk oleh Pengelola Teknis Proyek ( PTP ), Penyedia Barang/Jasa
berhak mengadakan pengujian tambahan pada lembaga/Badan lain yang memenuhi
persyaratan Badan Penguji seperti tersebut di atas untuk mana seluruh pembiayaannya
ditanggung sendiri oleh Penyedia Barang/Jasa.
e. Apabila ternyata bahwa kedua hasil pengujian dari kedua Badan tersebut memberikan
kesimpulan yang berbeda, maka dapat dipilih untuk:
1) Memilih Badan/Lembaga Penguji ketiga atau kesepakatan bersama.
2) Melakukan pengujian ulang pada bahan/lembaga Penguji pertama atau kedua dengan
ketentuan tambahan sebagai berikut.
3) Pelaksanaan pengujian ulang harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas dan Penyedia
Barang/Jasa maupun wakil-wakilnya.
4) Pelaksanaan pengujian ulang harus disaksikan oleh Konsultan Pengawas dan Penyedia
Barang/Jasa maupun wakil-wakilnya.
5) Hasil dari pengujian ulang harus dianggap final, kecuali bilamana kedua belah pihak sepakat
untuk menganggapnya demikian.
6) Apabila hasil pengujian ulang mengkonfirmasikan kesimpulan dari hasil pengujian yang
pertama, maka semua akibat langsung maupun tidak langsung dari adanya semua
pengulangan pengujian menjadi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa.
7) Apabila hasil pengujian ulang menunjukkan ketidaktepatan kesimpulan dari hasil
pengujian yang kedua, maka 2 (dua) dari 3 (tiga) penguji yang bersangkutan, atas pilihan
Penyedia Barang/Jasa akan diperlakukan sebagai pekerjaan tambah.
8) Atas segala penundaan pekerjaan akibat adanya penambahan/pengulangan pengujian akan
diberikan tambahan waktu pelaksanaan pada bagian pekerjaan bersangkutan dan bagian
bagian lain yang terkena akibatnya, penambahan mana besarnya adalah sesuai dengan
penundaan yang terjadi.

8. Penutupan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan:


a. Sebelum menutup suatu bagian pekerjaan dengan bagian pekerjaan yang lain yang mana akan
secara visual menghalangi Konsultan Pengawas untuk memeriksa bagian pekerjaan yang
terdahulu, Penyedia Barang/Jasa wajib melaporkan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas mengenai rencananya untuk melaksanakan bagian pekerjaan yang akan menutupi
bagian pekerjaan tersebut, sedemikian rupa sehingga Konsultan Pengawas berkesempatan
secara wajar melakukan pemeriksaan pada bagian yang bersangkutan untuk dapat disetujui
kelanjutan pengerjaannya.
b. Kelalaian Penyedia Barang/Jasa untuk menyampaikan laporan di atas, memberikan hak
kepada Konsultan Pengawas untuk dibelakang hari menuntut pembongkaran yang menutupi
tersebut, guna memeriksa hasil pekerjaan yang terdahulu yang mana akibatnya sepenuhnya
akan ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa.
c. Dalam hal dimana laporan telah disampaikan pada Konsultan Pengawas dan apabila Konsultan
Pengawas tidak mengambil langkah-langkah untuk menyelesaikan pemeriksaan yang
dimaksudkan di atas, maka setelah lewat 2 (dua) hari sejak laporan disampaikan, Penyedia
Barang/Jasa berhak melanjutkan pelaksanaan pekerjaan dan menganggap bahwa Konsultan
Pengawas telah menyetujui bagian pekerjaan yang ditutup tersebut.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 11
d. Pemeriksaan dan Persetujuan oleh Konsultan Pengawas atas suatu pekerjaan tidak
melepaskan Penyedia Barang/Jasa dari kewajibannya untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan Surat Perjanjian Penyedia Barang/Jasa (SPP).
e. Walaupun telah diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas, Penyedia Barang/Jasa masih
dapat diperintahkan oleh PPK untuk membongkar bagian pekerjaan yang menutupi bagian
pekerjaan lain guna pemeriksaan bagian pekerjaan yang ditutupi.

9. Kebersihan dan Keamanan:


Penyedia Pekerjaan Konstruksi bertanggung jawab untuk menjaga agar area kerja senantiasa
berada dalam keadaan rapi dan bersih. Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab atas keamanan
diarea kerja, termasuk apabila diperlukan tenaga, peralatan, atau tanda-tanda khusus.

E. PENYELESAIAN DAN PENYERAHAN

1. Dokumen Terlaksana (As Built Documents)


a. Pada penyelesaian dari setiap pekerjaan Penyedia Barang/Jasa wajib menyusun Dokumen
Terlaksana yang terdiri dari:
1) Gambar-gambar terlaksana (as built drawing).
2) Persyaratan teknis terlaksana dari pekerjaan, sebagaimana yang telah dilaksanakan.
b. Dikecualikan dari kewajiban di atas adalah Penyedia Barang/Jasa untuk pekerjaan:
1) Pekerjaan Persiapan.
2) Supply bahan, perlengkapan/peralatan kerja.
c. Dokumen terlaksana bisa diukur dari:
1) Dokumen pelaksanaan.
2) Gambar-gambar perubahan.
3) Perubahan Persyaratan Teknis.
4) Brosur teknis yang diberi tanda pengenal khusus berupa cap sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas.
d. Dokumen terlaksana ini harus diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
e. Khusus untuk pekerjaan kunci, sarana komunikasi bersaluran banyak, utilitas dan pekerjaan
pekerjaan lain dengan sistem jaringan bersaluran banyak secara operasional membutuhkan
identifikasi yang bersifat lokatif, dokumen terlaksana ini harus dilengkapi dengan daftar
pesawat/instalasi/peralatan/perlengkapan yang mengidentifikasi lokasi dari masing-masing
barang tersebut.
f. Kecuali dengan ijin khusus dari Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas, Penyedia
Barang/Jasa harus membuat dokumen terlaksana hanya untuk diserahkan kepada Pemberi
Tugas. Penyedia Barang/Jasa tidak dibenarkan membuat/menyimpan salinan ataupun copy
dari dokumen terlaksana tanpa ijin khusus tersebut.

2. Penyerahan:
Pada waktu penyerahan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa menyerahkan kepada Pemberi Tugas.
a. 2 (dua) dokumen terlaksana.
b. Dokumen-dokumen resmi (seperti surat ijin, tanda pembayaran cukai, surat fiskal pajak,
dan lain-lain).
c. Segala macam surat jaminan berupa Guarantee/Warranty sesuai yang dipersyaratkan.
d. Surat pernyataan pelunasan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
e. Bahan finishing cat minimal 3 (tiga) kaleng minimal 2 kg (masing-masing warna).
f. Bahan finishing lantai/dinding dan atau masing masing minimal 2 m2

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 12
F. KEBUTUHAN ALAT
Peralatan Utama:

Memiliki peralatan utama yang dilengkapi dengan bukti kepemilikan alat (milik sendiri) atau surat
perjanjian sewa disertai bukti kepemilikan alat dari pemberi sewa, dengan ketentuan sebagai
berikut:

NO ALAT KAPASITAS JUMLAH


1 Genset 200 Kva 2 unit
2 Dump Truck 8 Ton 3 unit
3 Excavator 200 HP 1 unit
4 Concrete Mixer 1 m3/1000Ltr 2 unit
5 Pickup 1500 cc 2 unit

Peralatan Pendukung:

NO ALAT JUMLAH
1 Stamper 2 unit
2 Gerobag sorong 10 unit
3 Pompa air 5 unit
4 Scafolding 100 set
5 Bor Listrik 5 unit
6 Mesin Las Potong 5 unit
7 Mesin Las Listrik 5 unit
8 Mesin Gerinda Tangan 5 unit

G. KUALIFIKASI BADAN USAHA

Sub. Bidang
Klasifikasi : Bangunan Gedung
BG009 (Konstruksi Gedung Lainnya) KBLI 41019 atau BG002 (Konstruksi
Gedung Perkantoran) KBLI 41012

H. PERSONIL

PERSONIL MANAJERIAL
- Pelaksana - Pendidikan Minimal STM/SMK, 1 org
SMA Sederajat
- SKT Pelaksana Bangunan
Gedung/ Pekerjaan Gedung
TA 022 / TS 051
- Ijazah, CV
- Pengalaman minimal 1 tahun
- Petugas K3 - Pendidikan Minimal STM/SMK, 1 org
Konstruksi SMA Sederajat
- Sertifikat K3 Konstruksi atau
Sertifikat Pelatihan K3
Konstruksi
- Ijazah, CV
- Pengalaman minimal 1 tahun

PERSONIL PENDUKUNG :
Personil/ Tenaga Terampil
- Tukang Pekerjaan - Pendidikan Minimal STM/SMK, 1 org

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 13
Pondasi SMA Sederajat
- Memiliki SKT Tukang
Pekerjaan Pondasi (TS 010)
- Pengalaman minimal 1 tahun
- Drafter/Drafman - Pendidikan Minimal STM/SMK, 1 org
SMA Sederajat
- Memiliki SKT Juru Gambar (TS
003) / (TA 003)
- Pengalaman minimal 1 tahun
- Operator - Pendidikan Minimal STM/SMK, 1 org
Excavator SMA Sederajat
- Memiliki SKT operator
Excavator (TM 006)
- Pengalaman minimal 1 tahun
Personil Pendukung Non Terampil
- Staf Administrasi - Pendidikan minimal 2 org
SMA/SMK/Sederajat
- Pengalaman minimal 2 tahun
Semua Personil harus menyampaikan :
- Bukti Keahlian (SKA) yang masih berlaku bagi Personil Manajerial;
- Bukti Keterampilan (SKT) yang masih berlaku bagi Personil
Pendukung Tenaga Terampil;
- Ijazah;
- Sertifikat;
- KTP;
- NPWP (untuk Personil Manajerial);
- Curiculum Vitae.

I. DOKUMEN LAIN YANG DI SYARATKAN

1. Surat Dukungan untuk Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan Giga Stell yang telah
tersertifikasi TKDN (>40%, mencantumkan nomor seri sertifikat TKDN) sesuai Spesifikasi
Teknis dengan melampirkan:
- Brosur asli dengan cap/stempel basah dari pabrikan/distributor resmi;
- Menunjukan Surat penunjukan aplikator pemasangan dari pabrikan/distributor resmi
sesuai Spesifikasi Teknis.
- Mill certificate yang memuat /menyatakan jenis lapisan antikarat galvanized dan
ketebalan lapisan antikarat galvanized;
- Surat Pernyataan kesesuaian mutu bahan dan kontinuitas pasokan bahan;
- Surat Keterangan Laboratorium Struktur dan Bahan bangunan tentang hasil pengujian
jenis dan ketebalan lapisan antikarat galvanized 220gr/m2;
- Surat Keterangan Laboratorium Struktur dan Bahan Bangunan tentang hasil pengujian
Salt Spray Test;
- Surat Pernyataan Garansi Struktur 10 Tahun yang dikeluarkan oleh spesialis
kontraktor/aplikator yang mempunyai pengalaman atau referensi kerja lebih dari 10
tahun.
2. Surat kesanggupan supply produk untuk Pengadaan dan Pemasangan Penutup atap Metal
Berpasir Sesuai Spesifikasi Teknis resmi dilengkapi dengan bukti penunjukan sebagai
distributor resmi dari pabrikan dan brosur yang dilegalisasi (stempel basah) oleh
pabrikan/distributor resmi sesuai Spesifikasi Teknis.
3. Surat kesanggupan supply material dari distributor Kusen Alumunium Sesuai Spesifikasi
Teknis resmi dilengkapi dengan bukti penunjukan sebagai distributor resmi dari pabrikan
dan brosur yang dilegalisasi (stempel basah) oleh pabrikan/distributor resmi sesuai
Spesifikasi Teknis.
4. Surat kesanggupan supply material dari distributor Pintu Framless resmi dilengkapi dengan
bukti penunjukan sebagai distributor resmi dari pabrikan dan brosur yang dilegalisasi
(stempel basah) oleh pabrikan/distributor resmi sesuai Spesifikasi Teknis.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 14
5. Surat Dukungan Produsen atau Distributor Wallpaper Custom. Disertai Brosur / Foto hasil
Pekerjaan sesuai spesifikasi perencanaan. Ditanda tangan atau cap basah
produsen/distributor.
6. Surat Dukungan Produsen Interior. Disertai Brosur / Foto hasil Pekerjaan sesuai spesifikasi
perencanaan. Ditanda tangan atau cap basah produsen/pabrikasi.

J. KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Untuk keamanan Penyedia Barang/Jasa diwajibkan melakukan penjagaan, tidak hanya terhadap
pekerjaannya, tetapi juga bertanggung jawab atas keamanan, kebersihan bangunan-bangunan,
jalan-jalan, pagar, pohon-pohon dan taman-taman yang telah ada.

2. Penyedia Barang/Jasa berkewajiban menyelamatkan bangunan yang telah ada, apabila bangunan
yang telah terjadi kerusakan akibat pekerjaan ini, maka Penyedia Barang/Jasa berkewajiban
untuk memperbaiki/membetulkan sebagaimana mestinya.

3. Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan penerangan yang cukup di lapangan, terutama pada
waktu lembur, jika Penyedia Barang/Jasa menggunakan aliran listrik dari bangunan/komplek,
diwajibkan bagi Penyedia Barang/Jasa untuk memasang meter sendiri untuk menetapkan sewa
listrik yang dipakai.

4. Penyedia Barang/Jasa harus berusaha menanggulangi kotoran-kotoran debu agar tidak


mengurangi kebersihan dan keindahan bangunan-bangunan yang ada di sekitar area kerja.

5. Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan rambu-rambu proyek untuk menjamin keselamatan


kerja dalam masa Konstruksi, rambu-rambu tersebut dibuat dari bahan yang kuat sehingga
bertahan sampai dengan berakhirnya masa konstruksi. Biaya dari rambu-rambu tersebut
termasuk dalam penawaran.

6. Segala operasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan untuk pembangunan pekerjaan
sementara sesuai dengan ketentuan kontrak harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan gangguan terhadap ketentraman penduduk atau jalan-jalan yang harus digunakan
baik jalan perorangan atau umum, milik pemberi tugas atau milik pihak lain. Penyedia
Barang/Jasa harus membebaskan Pemberi Tugas dari segala tuntutan ganti rugi sehubungan
dengan hal tersebut di atas.

7. Penyedia Barang/Jasa harus bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan pada jalan raya atau
jembatan yang menghubungkan proyek sebagai akibat dari lalu lalang peralatan ataupun
kendaraan yang dipergunakan untuk mengangkut bahan bahan/material guna keperluan proyek.

8. Apabila Penyedia Barang/Jasa memindahkan alat-alat pelaksanaan, mesin-mesin berat atau unit-
unit alat berat lainnya dari bagian pekerjaan, melalui jalan raya atau jembatan yang mungkin akan
mengakibatkan kerusakan dan seandainya Penyedia Barang/Jasa akan membuat perkuatan-
perkuatan di atasnya, maka hal tersebut harus diberitahukan terlebih dahulu kepada Pemberi
Tugas dan Instansi yang berwewenang. Biaya untuk perkuatan tersebut menjadi tanggung jawab
Penyedia Barang/Jasa.

Pejabat Pembuat
Komitmen

Waloya, S.Ag, M.H.


NIP. 197505302006041015

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 15
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

(RKS)

PASAL 1
URAIAN UMUM

A. Lingkup Pekerjaan

1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
serta cara kerja yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat dicapai
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
2) Pada spesifikasi teknis diatur seluruh pekerjaan berdasarkan peraturan dan ketentuan
yang berlaku, baik yang bersifat derah, nasional maupun internasional serta berdasarkan
jenis bahan/material, cara pelaksanaan (metode) dan sistem yang dibutuhkan.
3) Seluruh pekerjaan akan dikelola (manage) oleh Konsultan Pengawas, yaitu dalam hal
koordinasi dan pengawasan, mencakup mutu hasil kerja (kualitas), waktu pelaksanaan
(schedule) dan pembiayaan.
4) Seluruh pekerjaan yang berkaitan dengan estetika, penentuan warnanya harus terlebih
dahulu dikonsultasikan dengan Perencana serta mendapat persetujuan dari Pemberi
Tugas.

B. Peraturan yang Dipakai dan Peraturan/ Standar Setempat Yang Biasa Dipakai

a. Undang-undang Nomor 80 Tahun 2003 tentang Jasa Konstruksi


b. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2000, tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
c. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2000, tentang Penyelenggaraan Pembinaan Jasa
Konstruksi.
d. Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di Indonesia atau
Algemene voor warden voor de uitvoering bij aaneming van openbare werken (AV) 1941.
e. Perpres No. 73 tahun 2011 tentang Pembangunan gedung Negara
f. Permen PU No. 45 th 2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Gedung Negara
g. Pedoman Tata Cara Penyelenggaran Pembangunan Gedung Negara yang dikeluarkan oleh
Departemen Pekerjaan Umum (Dirjen Cipta Karya).
h. Peraturan Beton Bertulang Indonesia dalam hal ini adalah SNI yang khusus untuk beton
bertulang yang sesuai dengan pekerjaan ini dan tata cara pengadukan dan pengecoran
beton SNI 03-3976-1995.
i. Peraturan Muatan Indonesia (PMI);
j. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung tahun 1981
k. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) tahun 1971, NI.5 dan Mutu Kayu Bangunan
SNI 03-3527-1987.
l. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia PUBI 1982.
m. Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Depnaker.
n. Peraturan Perburuhan di Indonesia (tentang penggunaan tenaga kerja harian, mingguan
dan bulanan borongan).
o. Peraturan Semen Portland Indonesia NI 8 tahun 1972.
p. Peraturan Bata Merah sebagai Bahan Bangunan NI 10.
q. Peraturan-peraturan yang ditetapkan oleh Perusahaan Listrik Negara (PUIL) 2000. SNI
No 04-0225-2000
r. Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991.
s. Tata Cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsion, SNI 03-2410-1991.
t. Peraturan dan Ketentuan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat yang
bersangkutan dengan permasalahan bangunan.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 16
u. Petunjuk-petunjuk dan Peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan
Konsultan Pengawas , Konsultan Perencana dan Tim Teknis, PPK.
v. Keputusan rapat evaluasi pelaksanaan pekerjaan

Apabila penjelasan dalam Dokumen Pelaksanaan tidak sempurna (belum lengkap) sebagaimana
ketentuan dan syarat dalam peraturan di atas maka Penyedia Barang/Jasa wajib mengikuti
ketentuan peraturan-peraturan yang disebutkan di atas.

C. Syarat-Syarat Pelaksanaan

1) Semua jenis pekerjaan harus dibuatkan shop drawing dan diajukan kepada Konsultan
Pengawas untuk diperiksa yang selanjutnya dimintakan persetujuan kepada Tim Teknis,
PPK.
2) Semua bahan material, terutama finishing utama sebelum dikerjakan, Kontraktor harus
mengajukan contoh produk sesuai yang ditawar kepada Konsultan Pengawas untuk
diserahkan kepada Perencana, selanjutnya Perencana mengajukan bahan material kepada
Pemberi Tugas untuk mendapatkan persetujuan.
3) Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan 2 (Dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis-
operatif dari pabrik material yang bersangkutan termasuk mengajukan cara perawatan
seluruh bahan/ material bangunan sebagai informasi bagi Konsutan Pengawas dan kelak
dapat digunakan oleh Pemilik Bangunan.
4) Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan agar dapat
melakukan penyelesaian/ penggantian dalam suatu pekerjaan, harus baru, kualitas terbaik
dari jenisnya dan harus disetujui Konsultan Pengawas.
5) Semua material yang dikirim ke lapangan harus dalam keadaan tertutup atau dalam
kantong/ kaleng yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan tipe dan
tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
6) Bahan harus disimpan dulu di tempat yang kering, berventlilasi baik, terlindung dan bersih.
Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan bahan dan dilindungi
sesuai dengan jenisnya seperti disyaratkan dari pabrik.
7) Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor Pelaksana diharuskan memeriksa lapangan yang
tejadi disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya pekerjaan.
8) Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor
Pelaksana harus segera melaporkan kepada Konsultan Pengawas dan Konsultan
Perencana, Kontraktor Pelaksana tidak diperkenankan melakukan pekerjaan di tempat
tersebut sebelum kelainan/ perbedaan diselesaikan.
9) Hal-hal yang berkaitan erat dengan estetika seperti warna cat, keramik, batu tempel,
politur dan sebaginya harus mendapat persetujuan dari Pengawas terlebih dahulu sebelum
dilaksanakan. Material yang tidak disetujui harus diganti dengan material lain yang
mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.

PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN DAN
PEMBERSIHAN LAPANGAN

A. Lingkup Pekerjaan

1) Mobilisasi dan demobilisasi peralatan-peralatan, kendaraan-kendaraan/ alat-alat besar


yang menunjang pelaksanaan kegiatan baik yang menyewa maupun milik perusahaan.
2) Persiapan Lapangan, meliputi :
- Pengukuran dan bouwplank

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 17
- Papan nama kegiatan 80x120cm
- System K3
- Sewa Pagar pengaman sementara diadakan oleh kontraktor.
- Brak kerja diadakan oleh kontraktor
3) Air dan listrik kerja diadakan oleh kontraktor
4) Asuransi tenaga kerja diadakan oleh kontraktor

B. Syarat-Syarat Pelaksanaan

1) Pengukuran
Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus mengadakan pengukuran-
pengukuran lapangan dan pematokan untuk dapat menentukan patok-patok utama bagi
pembangunan. Patok duga ditentukan dengan mengambil peil jalan (-0.00 meter). Biaya
pengukuran dan pematokan sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor Pelaksana.

2) Sarana Kegiatan
Kontraktor Pelaksana harus memperhitungkan sarana kegiatan berupa fasilitas
penerangan dan penyediaan air bersih yang cukup pada saat pelaksanaan pekerjaan, serta
membuat jalan masuk ke dalam tempat kegiatan dimana kekuatan struktur dari jalan
tersebut mampu menerima keluar masuknya angkutan-angkutan material.

3) Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)


Kontraktor Pelaksana selama pelaksanaan harus melaksanakan program standart K3
selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung.

4) Keamanan Kegiatan
Kontraktor Pelaksana harus menempatkan petugas keamanan untuk menjaga keamanan
kegiatan, baik barang-barang milik perusahaan maupun Direksi.

5) Pemeliharaan bangunan
Kontraktor Pelaksana harus memelihara fasilitas dan bangunan yang ada dari kerusakan
selama kegiatan pekerjaan berlangsung. Apabila terjadi kerusakan menjadi tanggung
jawab Kontraktor atas pemulihan kembali bangunan tersebut.

6) Kontrol Kualitas Bahan


Kontraktor Pelaksana harus sudah mempertimbangkan semua biaya sehubungan dengan
kontrol kualitas bahan kepada pihak ketiga. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan alat-
alat praktis untuk memeriksa bahan tersebut kecuali ditentukan lain (dengan cara uji
laboratorium).

7) Penggunaan dan Persyaratan Teknis


Persyaratan teknis ini disiapkan untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan.
Syarat seluruh bangunan dan pekerjaan lainnya sebagai kesatuan yang tidak dapat
terpisahkan, kecuali disebutkan lain. Setiap BAB dalam persyaratan ini, disesuaikan dengan
yang dinyatakan dalam gambar kerja. Keterangan-keterangan tambahan tertulis dan
perintah dari Konsultan Pengawas/ Perencana. Standar-standar yang dipakai terutama
adalah standar yang berlaku, sedangkan untuk pekerjaan yang standarnya belum dibuat
dan diberlakukan di negara ini, maka harus digunakan standar internasional yang berlaku
atau standar dari negara produsen bahan yang menyangkut pekerjaan tersebut.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 18
8) Penjelasan RKS dan Gambar
a. Kontraktor Pelaksana wajib meneliti semua Gambar dan Spesifikasi Teknis termasuk
tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan (Aanwijzing).
b. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan sehingga dalam
pelaksanaan menimbulkan kesalahan, Kontraktor Pelaksana wajib menanyakan
kepada Konsultan Perencana atau Konsultan Pengawas, dan Kontraktor Pelaksana
mengikuti keputusannya.

9) Brosur dan Data Teknis


Kontraktor Pelaksana harus memberikan brosur peralatan-peralatan yang akan dipasang,
maupun bahan-bahan yang akan dapakai lengkap dengan data teknis dan ukuran-ukuran
fisiknya. Bilamana diperlukan dilakukan presentasi spesifikasi teknis yang diajukan dari
pihak Produsen/ Subkon atas tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

PASAL 3
PEKERJAAN PENGAMANAN LAPANGAN
DAN PENGADAAN SARANA

1) Bouwkeet (bangunan sementara).


Kontraktor Pelaksana harus menyediakan dan mendirikan semua bangunan sementara
(bouwkeet) untuk digunakan sebagai ruang kerja/kantor direksi dan staf petugas lapangan,
sebagai ruang rapat koordinasi, dan gudang penyimpanan dan perlindungan bahan bangunan.
Setelah berakhirnya pekerjaan, Kontraktor Pelaksana wajib membongkar dan menyingkirkan
bangunan sementara tersebut dari lokasi.

2) Pembangkit tenaga sementara


Setiap pembangkit tenaga sementara atau penerangan buatan yang dipergunakan untuk
pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor Pelaksana, termasuk pemasangan sementara kabel-
kabel, meteran dan sebagainya. Setelah pekerjaan selesai Kontraktor Pelaksana wajib
menyingkirkan semua barang tersebut dari lokasi pekerjaan, yang semua beban menjadi
tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.

3) Air kerja.
Air untuk keperluan pekerjaan harus diadakan apabila mungkin didapat dari sumber yang sudah
ada di lokasi kegiatan dan sebelumnya harus dikoordinasikan kepada Penanggung Jawab
Kegiatan.

4) Jalan Masuk Tempat Pekerjaan dan Jalan Sementara


Jalan masuk ke tempat pekerjaan harus diadakan oleh Kontraktor Pelaksana bilamana
diperlukan atau disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan lokasi kegiatan tersebut.
Selama pekerjaan Kontraktor Pelaksana harus memelihara seluruh jalan-jalan sementara dan
sebagainya yang mungkin diperlukan untuk memasuki bagian pekerjaan dan menyingkirkan/
membersihkan kembali pada waktu penyelesaian pekerjaan atau jika diperintahkan juga
memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkan.

5) Iklan
Kontraktor Pelaksana tidak diijinkan memuat/memasang iklan dalam bentuk apapun di dalam
Iokasi kegiatan, tanpa izin Pihak Penanggung Jawab Kegiatan.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 19
6) Pencegahan Pelanggaran Wilayah
Kontraktor Pelaksana diharuskan memagari/ mengamankan daerah operasinya di sekitar
tempat pekerjaan.

7) Orang-orang yang tidak berkepentingan


Kontraktor Pelaksana harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat
pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah demikian kepada staf pelaksana yang
bertugas dan para penjaga.

8) Perlindungan Terhadap Milik Umum


Kontraktor Pelaksana harus menjaga agar jalan umum, dan hak memakai jalan, bersih dari alat-
alat mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalu lintas, baik
bagi Kendaraan umum maupun pejalan kaki, selama kontrak berlangsung. Kontraktor Pelaksana
harus bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas utilitas
(perlengkapan umum) seperti saluran air, telepon, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh
operasi-operasi Kontraktor Pelaksana.

9) Perlindungan Terhadap Bangunan yang Ada


Selama masa-masa pelaksanaan Kontrak, Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab penuh atas
segala kerusakan, utilitas, jalan-jalan, saluran-saluran pembuangan dan sebagainya di tempat
pekerjaan, dan kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan karena operasi-operasi
Kontraktor Pelaksana dalam arti kata yang luas. Itu semua harus diperbaiki oleh Kontraktor
Pelaksana hingga dapat diterima oleh Penanggung Jawab Kegiatan.

10) Penjagaan dan Pemagaran Sementara


Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perilindungan
terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan kontrak, siang malam.

Penanggung Jawab Kegiatan tidak bertanggung jawab terhadap Kontraktor Pelaksana, dan Sub
Kontraktor Pelaksana, atas kehilangan dan kerusakan bahan-bahan bangunan atau peralatan
atau pekerjaan yang sedang dalam peiaksanaan.

11) Perlindungan Pekerjaan


Kontraktor Pelaksana bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan-
bahan bangunan dan perlengkapan instalasi di tempat pekerjaan, hingga kontrak selesai dan
diterima oleh Penanggung Jawab Kegiatan.

12) Gangguan Pada Tetangga


Segala pekerjaan yang menurut Penanggung Jawab Kegiatan mungkin akan menyebabkan
gangguan pada penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan sesuai pengarahan
Penanggung Jawab Kegiatan, dan semua resiko akibat gangguan ini menjadi beban Kontraktor
Pelaksana.

13) Pelaksanaan pekerjaan di luar lokasi pekerjaan


Apabila Kontraktor Pelaksana melaksanakan pekerjaan di luar lokasi pekerjaan supaya
memberitahukan kepada Konsultan Pengawas atau Penanggung Jawab Kegiatan untuk
diadakan pemeriksaan.

14) Alat bantu dan alat kerja.


Kontraktor Pelaksana wajib mengadakan peralatan kerja tukang secara memadai dan alat bantu
kerja yang diperlukan selama pekerjaan berlangsung termasuk alat berat yang diperlukan dan
menjamin semua peralatan dapat berfungsi dengan baik dan aman, semua alat bantu dan alat
kerja yang dipergunakan menjadi beban Kontraktor Pelaksana.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 20
15) Bahan-bahan dan Tenaga Pelaksanaan
Semua bahan untuk seluruh pekerjaan ini harus dalam keadaan 100% baru, dalam keadaan baik
dan sesuai dengan yang dimaksud. Contoh bahan harus disetujui secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas sebelum pemasangan.
Kontraktor Pelaksana harus menempatkan di lapangan secara penuh (life time) seorang
Koordinator yang ahli dibidangnya, berpengalaman dalam pekerjaan yang serupa dan dapat
mewakili Kontraktor Pelaksana dengan predikat baik.

16) Gambar-gambar terlaksana


Kontraktor Pelaksana harus membuat catatan-catatan yang cermat dari pelaksanaan dan
penyesuaian di lapangan. Catatan-catatan tersebut harus dituangkan dalam satu set gambar
sebagai gambar sesuai pelaksanaan (as built drawing). As Built Drawing harus segera di
serahkan kepada Konsultan Pengawas setelah pekerjaan selesai sebanyak 3 (Tiga) set.

PASAL 4
PENENTUAN TINGGI PEIL (LEVEL) DAN UKURAN

1) Sebagai patokan tinggi peil bangunan diambil sesuai level Jalan eksisting, sesuai yang
ditunjukkan gambar.
2) Penentuan diatas dan dibawah harus diperiksa kembali dan atas persetujuan Konsultan
Pengawas / Perencana
3) Bilamana terdapat perbedaan ukuran Kontraktor Pelaksana harus segera melaporkan kepada
Konsultan Pengawas sebelum dilaksanakan. Pemakaian ukuran-ukuran yang keliru sebelum dan
selama pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor Pelaksana.
4) Kontraktor Pelaksana diharuskan menggunakan alat-alat (Instrumen) yang diperlukan (dan
tidak rusak) untuk mendapatkan ukuran, sudut-sudut dan ukuran tegak secara tepat dan dapat
dipertanggung jawabkan. Untuk itu dihindari cara-cara pengukuran dengan perasaan,
penglihatan dan secara kira-kira.

PASAL 5
PEKERJAAN TANAH DAN PASIR

A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan tanah dan pasir meliputi :

1) Galian tanah untuk pondasi umpak, pondasi footplat dan pembuatan pondasi staal/
memanjang/ lajur.
2) Urugan tanah kembali pada bekas galian tanah pondasi
3) Urugan tanah peninggian peil lantai, pengeprasan dan pemadatan tanah, seperti yang
tercantum pada gambar kerja
4) Urugan pasir di bawah Lantai, Paving, pondasi footplat dan pasangan batu kali/ pondasi
staal.
B. Pelaksanaan Pekerjaan

1) Pekerjaan galian tanah

a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (Dua) hari, Penyedia Jasa


konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan galian tanah meliputi volume
pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan untuk
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas , disertai gambar shop drawing.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 21
b. Kedalaman dan lokasi yang akan digali harus sesuai dengan gambar perencanaan.
c. Penempatan tanah bekas galian penempatannya tidak boleh mengganggu pekerjaan
lain.
d. Untuk tanah bekas galian yang akan digunakan untuk pengurugan kembali bekas galian
harus ditempatkan pada tempat yang tidak mengganggu pekerjaan.
e. Material hasil penggalian ditempatkan di luar bouwplank pada jarak yang cukup untuk
mencegah agar tidak masuk kembali ke dalam lubang galian, tanah atau material yang
tidak memenuhi syarat sebagai urugan maupun yang tidak digunakan disingkirkan
keluar dari lokasi pekerjaan.
f. Penyedia Barang/ Jasa bertanggung jawab atas keselamatan setiap orang dengan
adanya lubang galian yang dibuatnya maupun terhadap keselamatan para pekerja.
g. Lubang galian yang di dalamnya akan dibuat pasangan atau beton harus dibebaskan
dari sampah, genangan air maupun lumpur.
h. Sebelum melaksanakan pekerjaan tahap selanjutnya, galian yang telah terbentuk,
terlebih dahulu diperiksa dan disetujui oleh Konsultan Pengawas .
i. Jika ditemukan keraguan terhadap kekerasan elevasi dasar pondasi, dimana hal
tersebut menjadi tugas dan kewajiban konsultan perencana maka, Konsultan
Pengawas wajib mendatangkan perencana untuk bersama-sama menentukan elevasi
dasar pondasi tersebut sudah layak apa belum.

2) Pekerjaan urug tanah kembali bekas galian

a. Lubang atau celah yang ada di sisi pasangan pondasi umpak, pondasi footplat, pondasi
staal, sloof/balok ikat, diurug kembali hingga penuh dan dipadatkan lapis demi lapis (1
lapis 30 cm) dengan stamper.
b. Urugan dapat menggunakan tanah hasil penggalian terdahulu, selama tanah tersebut
tidak bercampur sampah, akar dan bukan tanah lumpur.
c. Untuk pekerjaan urug kembali bekas galian harus dipadatkan mengunakan alat
pemadat sehingga tanah bekas galian memenuhi tanah padat yang sempurna.
d. Hasil pekerjaan urugan kembali harus mendapat persetujuan dan Tim Teknis, PPK /
Konsultan Pengawas .

3) Pekerjaan urugan pasir

a. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (Dua) hari, penyedia Jasa


konstruksi harus menyiapkan rencana kerja urugan pasir meliputi volume pekerjaan,
jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh
material yang akan dipakai disertai hasil pengujian material untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas, di sertai gambar shop drawing.
b. Pasir yang digunakan harus memenuhi gradasi yang disyaratkan, ketebalan harus
sesuai dengan yang direncanakan, atau pasir setempat yang telah memenuhi hasil
pengujian matrial. Pasir harus bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung
dan sebagainya, jumlah kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung
garam.
c. Urugan pasir dikerjakan pada tempat-tempat di antara permukaan tanah dengan sisi
bawah pasangan atau beton dengan ketebalan sebagaimana yang ditentukan di dalam
gambar.
d. Pasir laut, pasir yang bercampur lumpur, bercampur garam, bercampur sampah tidak
diijinkan digunakan untuk urugan.
e. Pasir yang digunakan menggunakan pasir urug.
f. Lapisan urugan pasir harus diratakan dan dipadatkan menggunakan stamper.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 22
4) Pekerjaan urugan tanah mendatangkan

a. Tanah urug yang dipakai harus bergradasi baik, bebas dari unsur-unsur organik dan
mudah dipadatkan.
b. Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (Dua) hari, penyedia Jasa
konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan urugan tanah mendatangkan
dan pemadatannya meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas
, disertai gambar shop drawing.
c. Kedalaman dan lokasi yang akan di timbun harus sesuai dengan gambar perencanaan.
d. Tanah yang di datangkan, penempatannya tidak boleh mengganggu pekerjaan lain dan
harus di setujui Konsultan Pengawas terlebih dahulu.
e. Pemadatan tanah menggunakan alat pemadat/ baby roller. Pemadatan di lakukan
setiap ketebalan urugan 20 cm.

5) Pekerjaan timbunan tanah untuk penyesuaian peil lantai

a. Terhadap permukaan tanah yang masih berada di bawah elevasi permukaan tanah
yang direncanakan dilakukan penimbunan dengan tanah hingga mencapai elevasi
rencana.
b. Sebelum penimbunan dilakukan permukaan tanah dibersihkan dari sampah, puing-
puing, akar pohon, rumput dan lainnya.
c. Penimbunan dan pemadatannya dilakukan lapis demi lapis, satu lapisan kurang lebih
setebal 15 cm, pemadatan menggunakan stamper atau vibrator disertai pembasahan
untuk mencapai kepadatan yang optimal.
d. Penimbunan dapat menggunakan tanah hasil penggalian atau mendatangkan tanah
dari luar yang mempunyai mutu baik, tidak bercampur sampah, akar pohon dan bukan
tanah lumpur.

PASAL 6
PEKERJAAN PONDASI
BATU BELAH HITAM

A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pondasi batu belah hitam merupakan pekerjaan pasangan batu belah hitam, meliputi
pekerjaan pemasangan pondasi staal/ umpak sesuai ukuran pada gambar rencana hingga
pekerjaan selanjutnya bisa dilaksanakan.

B. Standar Pelaksanaan

1) SK SNI S-03-1994-03, tentang spesifikasi peralatan pemasangan dinding bata dan


plesteran.
2) Pt T-03-2000-C, tentang tata cara pengerjaan pasangan dan plesteran dinding.
3) SNI 03-6387-2000, tentang spesifikasi kapur kembang untuk bahan bangunan.
4) SK SNI S-04-1989-F, tentang spesifikasi bahan bangunan A/ bahan bangunan bukan
logam.
5) SK SNI S-02-1994-04, tentang spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan
plesteran dengan bahan dasar semen .

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 23
C. Pelaksanaan Pekerjaan

1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 hari, penyedia jasa konstruksi


(Kontraktor Pelaksana) harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pondasi batu belah
hitam meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan
alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai disertai hasil pengujian material
untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas , disertai gambar shop drawing.

2) Bahan batu kali harus memenuhi syarat-syarat :


a. Bahan batu kali adalan jenis batu hitam yang keras, liat, berat dan berwarna kehitam-
hitaman dan mempunyai muka lebih dari 3 (Tiga) sisi.
b. Tidak porus.
c. Bahan asal adalah batu besar yang kemudian dibelah/ dipecah-pecah menjadi
ukuran normal menurut tata cara pekerjaan yang bersangkutan.
d. Memenuhi Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI-3-1970).
3) Pekerjaan pasangan harus dimulai dengan membuat profil-profil pondasi dari kayu/
bambu pada ujung galian dengan bentuk dan ukuran sesuai dengan penampang pondasi.
4) Permukaan dasar pasangan pondasi batu kali harus diberi urugan pasir urug setebal
minimal 10 cm dan dipadatkan.
5) Spesi pasangan batu belah hitam untuk pondasi memanjang/ umpak (staal) digunakan
adukan 1 pc : 8 ps.
6) Bagian sisi samping dari pasangan pondasi batu kali harus diisi penuh dengan spesi atau
dibraben.
7) Pasangan batu dipasang lurus mengikuti benang yang diikatkan pada profil yang sudah
dibuat, sehingga menghasilkan pasangan batu yang lurus dan rapi.

D. Material

1) Semen
a. Semen yang dipakai adalah semen tipe 1 adalah Portland Cement (PC) produksi
Semen Gresik, Holcim, Tiga Roda, dan lain – lain yang memenuhi standar SNI
b. PC harus didatangkan dalam zak yang utuh/ tidak pecah, tidak terdapat kekurangan
berat dari apa yang tercantum pada zak.
c. PC masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
d. Penyimpanan semen tidak akan segera digunakan harus menjamin mutu PC, dengan
menyediakan tempat penyimpanan yang kedap air dan tetutup rapat.
e. PC yang sudah disimpan lebih dari 6 (enam) bulan sejak dibuat perlu diuji sebelum
digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.

2) Batu belah hitam


a. Batu belah hitam yang digunakan adalah batu hitam pecah, tidak retak, warna hitam
merata dengan permukaan mengkilap.
b. Ukuran batu kali belah maksimal 20 cm.

3) Agregat halus
a. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
b. Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya, jumlah
kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.
c. Mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik dengan ditunjukan dengan nilai
Modulus halus butir antara 1,50-3,80.
d. Pasir harus dalam keadaan jenuh kering muka.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 24
PASAL 7
PEKERJAAN BETON STRUKTUR

A. Ketentuan Umum
1) Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik dan atau syarat-syarat
pelaksanaan pekerjaan beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam persyaratan
teknis ini. Di dalam segala hal yang menyangkut pekerjaan beton dan struktur beton harus
sesuai dengan standar-standar yang berlaku.
2) Penyedia Jasa Konstruksi wajib melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan presisi
tinggi, sebagaimana tercantum di dalam persyaratan teknis ini, gambar-gambar rencana,
dan atau instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas.
3) Semua material yang digunakan di dalam pekerjaan ini harus merupakan material yang
kualitasnya teruji dan atau dapat dibuktikan memenuhi ketentuan yang disyaratkan.
4) Penyedia Jasa Konstruksi wajib melakukan pengujian beton yang akan digunakan di dalam
pekerjaan ini. Termasuk dalam hal ini membuat (Mix Design/ Trial Mix), sampel beton dan
slump. Mix design yang pernah dilakukan pada proyek sebelumnya yang mutunya dapat
sesuai mutu pekerjaan proyek ini dilampirkan/ dimasukkan dalam brosur usulan
penawaran dokumen teknis.
5) Seluruh material yang oleh Konsultan Pengawas dinyatakan tidak memenuhi syarat harus
segera dikeluarkan dari lokasi kegiatan dan tidak diperkenankan menggunakan kembali.

B. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan pondasi foot plat meliputi semua pekerjaan pekerjaan pembuatan pondasi foot
plat beton bertulang dan tak bertulang, yang ditunjukan gambar rencana mulai dari
pekerjaan galian, rabat beton lantai kerja, pekerjaan pembesian, pekerjaan beton, serta
pengurugan kembali.
2) Pekerjaan sloof adalah pekerjaan pembuatan sloof beton bertulang sesuai dengan gambar
perencanaan, baik dimensi sloof maupun besi yang akan digunakan.
3) Pekerjaan beton kolom adalah pekerjan pembuatan beton kolom beton bertulang sehingga
menghasilkan beton kolom sesuai gambar rencana.
4) Pekerjaan beton balok adalah pekerjaan pembuatan beton bertulang balok (balok lantai,
balok ring, balok leufel dan konsol beton) sehingga menghasilkan beton balok sesuai
gambar rencana, baik dimensi balok maupun pembesiannya.
5) Pekerjaan beton plat adalah pekerjaan pembuatan beton bertulang plat (plat lantai, plat
atap, plat leufel dan plat lisplank) sehingga menghasilkan beton plat sesuai gambar
rencana, baik dimensi plat maupun pembesiannya.

C. Standar Pelaksanaan
1) SK SNI S-04-1989-F, tentang spesifikasi bahan bangunan bagian A/ bahan bangunan
bukan beton.
2) SK SNI S-05-1989-F, tentang spesifikasi bahan bangunan bagian B/ bahan bangunan dari
besi/baja.
3) SK SNI S-04-1989-F tentang spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A/ Bahan Bangunan
Bukan Logam)
4) SNI M-26-1990-F, tentang metode pengujian dan pengambilan contoh untuk campuran
beton segar.
5) SK SNI-T-15-1990-03, tentang cara pembuatan rencana campuran beton normal.
6) SK SNBI S-18-1990-03, tentang spesifikasi bahan tambahan untuk beton.
7) SK SNI T-28-1991-03, tentang tata cara pengadukan pengecoran beton.
8) Pd-T-27-1990-03, tentang tata cara pendetailan penulangan beton.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 25
9) SK SNI M-62-1990-03, tentang metode pembuatan dan perawatan benda uji beton di
laboratorium.
10) SNI 03-1974-1990, tentang metode pengujian kuat tekan beton.
11) SNI 07-2529-1991, tentang metode pengujian kuat tarik baja beton.
12) SNI 03-4146-1996. tentang metode pengujian slump beton.

D. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pekerjaan galian tanah pondasi

1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, Penyedia Jasa


Konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan galian tanah meliputi volume
pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan untuk
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas, disertai gambar shop drawing.
2) Kedalaman dan bentuk galian harus sesuai dengan gambar perencanaan.
3) Penempatan tanah bekas galian tidak boleh mengganggu pekerjaan lain.

b. Pekerjaan urug pasir bawah pondasi


1) Setelah penggalian tanah sesuai dengan gambar rencana, dihamparkan urug pasir
bawah pondasi dengan menggunakan pasir urug.
2) Urug pasir bawah pondasi ini digunakan sebagai landasan untuk meletakkan lantai
kerja.
3) Tebal urug pasir bawah pondasi adalah 5 cm atau sesuai dengan gambar rencana.

c. Pekerjaan rabat beton lantai kerja


1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, Penyedia Jasa
Konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan lantai kerja.
2) Rencana Kerja tersebut meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat,
jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan dipakai
disertai sertifikat hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas, disertai gambar shop drawing.
3) Lantai kerja dibuat dengan beton K-100
4) Untuk beton lantai kerja digunakan kerikil bulat ukuran 2-3 cm.
5) Tebal lantai kerja 5 cm atau sesuai dengan gambar rencana.
6) Lantai kerja harus rata dan diperiksa kemiringannya dengan waterpass.

d. Pekerjaan pembesian
1) Material besi tulangan yg akan dipakai produksi Krakatau Steel, Interworld, Master
Steel, sampelnya harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan dites kuat tarik
baja. Material baja tulangan yang dipakai harus memenuhi spesifikasi yg ditentukan
untuk baja tulangan ≥12 mm fy = 3700 kg/cm2 dan baja tulangan <12 mm fy = 2400
kg/cm2.
2) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, Penyedia Jasa
Konstruksi harus menyiapkan rencana kerja meliputi alat, tenaga, alur kerja, jadwal
dan shop drawing yang menunjukkan diameter besi, jumlah besi dan jarak pembesian
pada area yang akan dicor.
3) Permukaan tulangan harus dibersihkan dan dijaga agar bebas dari kotoran, lemak,
minyak dan karat beton kering, oli dan material lain yang mengurangi lekatan
(bonding) antara besi dan beton.
4) Pembengkokan besi (bending slope), dengan kemiringan 1 : 6 membengkok atau
meluruskan batang tulangan harus dilakukan dalam keadaan dingin.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 26
5) Substitusi atau penggantian diameter tulangan, disebabkan Penyedia Barang/ Jasa
tidak berhasil memperoleh diameter tulangan yang ditetapkan dalam gambar, dapat
dilakukan atas persetujuan Konsultan Pengawas
6) Pemasangan tulangan yang mencakup besarnya diameter dan jumlah batang tulangan,
harus mengikuti ketentuan dalam gambar. Jarak antara sisi luar tulangan dengan
cetakan beton (tebal selimut beton) sedikitnya 2½ cm, yang dijaga jaraknya dengan
memasang beton decking.
7) Menyambung batang tulangan dapat dilakukan dengan ketentuan panjang sambungan
adalah minimal 40 kali diameter tulangan pokok yang dilakukan penyambungan.
8) Ujung tulangan polos sebaiknya dihak (ditekuk) pada ujungnya 135° dari keadaan
lurus
9) Ikatan bendrat harus kuat dan tidak bergeser bila diketok.
10) Pada tulangan plat diberi kursi-kursi beton (spacer) dan dengan jarak 60 cm.

e. Las

1) Bila diperlukan atau disetujui atau dimungkinkan dengan cara pengelasan tulangan
beton harus sesuai dengan Reinforcement Steel Welding Code (AWS D 12.1).
2) Pengelasan tidak boleh dilakukan pada pembengkakan di suatu batang, pengelasan
pada persilangan (las titik) harus diijinkan kecuali seperti di anjurkan atau disahkan
oleh Direksi Lapangan.
3) ASTM specification harus dilengkapi dengan keperluan jaminan kehandalan
kemampuan las dengan cara ini.

f. Sambungan Mekanik

Bila jumlah luas tulangan kolom melampaui 3% dari luas penampang kolom dengan
menggunakan diameter 32 mm, sambungan mekanik untuk tulangan (pada kolom) harus
disediakan dan dipakai.

g. Pekerjaan bekisting/ cetakan

1) Bekisting/ cetakan beton harus mudah dipasang dan dibongkar dan cukup kuat untuk
menahan berat beton segar.
2) Pekerjaan Bekisting khusus untuk pondasi menggunakan pasangan ½ bata.
3) Bahan bekisting/ cetakan menggunakan multiplek dan usuk dari kayu meranti harus
memenuhi syarat-syarat kekuatan kerapatan dan mempunyai permukaan yang baik
untuk pekerjaan finishing.
4) Penyedia barang/ jasa harus memberikan contoh-contoh bahan yang akan digunakan
untuk cetakan beton untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas .
5) Pelaksanaan pekerjaan.
• Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa konstruksi harus menyiapkan rencana
kerja meliputi alat, tenaga, alur kerja, jadwal pekerjaan dan shop drawing.
• Panel bekisting diperiksa sesuai dengan shop drawing.
• Sambungan panel bekisting harus rapat dengan ditutup seal tape atau sejenisnya
supaya air semen tidak keluar lewat sambungan panel.
• Bekisting harus diperiksa kevertikalan dan kelurusaannya dengan lot dan tarikan
benang.
• Level lantai bekisting harus diperiksa dengan alat ukur terhadap level finish.
• Untuk kebutuhan instalasi ME, lebar sparing maksimal 10 cm (khusus pada sloof).
• Untuk kebutuhan instalasi ME luas total sleeve/ pipa maksimum 4% dari luas
penampang sloof/ kolom/ balok.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 27
h. Steger/ perancah/ stoetwerk
Untuk steger/ perancah/ stoetwerk digunakan scafolding.

i. Pelaksanaan cor beton

1) Pengerjaan beton
• Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (Dua) hari, Penyedia Jasa
Konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pelaksanaan cor beton, volume
pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan,
serta contoh material yang akan dipakai, job mix design beton dari vendor disertai
sertifikat hasil uji coba laboratorium untuk masing-masing bahan/ material, dan
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas disertai gambar shop drawing.
• Untuk beton bertulang menggunakan adukan semen pasir split dengan mutu beton
f'c=19,3 MPa. Sebelum pekerjaan beton dikerjakan, Kontraktor harus mixed design
test di Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik independen yang disetujui
Konsultan Pengawas.
• Beton struktur mengunakan mutu f'c=26,4 MPa beton ready mix.
• Sebelum dicor, lantai kerja harus bersih dari sisa-sisa pekerjaan sebelumnya atau
kotoran-kotoran.
• Material bekisting sudah dilapisi dengan oli bekas (non ekspose) agar beton tidak
melekat pada cetakan dan mudah dibuka, untuk bekisting bekas yang akan dipakai
ulang harus dirawat sehingga layak digunakan.
• Bila diperlukan stek untuk penulangan di atasnya, panjang stek minimal 40 kali
diameter tulangan pokok.
• Pengatur jarak penutup beton harus terpasang pada tempatnya dan batas
ketinggian cor harus ditandai dengan jelas.

2) Adukan/ adonan beton


• Semua beton ready mix harus disupplai dari perusahaan yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
• Beton ready mix harus dicor pada tempatnya dalam waktu maksimal esuai dengan
aturan setting time rekomendasi dari batching plant beton yang dihitung dari mulai
truck mixer keluar dari plan sampai keluar dari proyek.
• Pada penggunaan adukan beton ready mix, Kontraktor harus mendapat ijin lebih
dahulu dari Konsultan Pengawas , dengan terlebih dahulu mengajukan calon nama
dan alamat supplier untuk beton ready mix tadi. Dalam hal ini Kontraktor tetap
bertanggung jawab penuh bahwa adukan yang disupplai benar-benar memenuhi
syarat-syarat dalam spesifikasi ini serta menjamin homogenitas dan kualitas yang
kontinyu pada setiap pengiriman.
• Segala tes yang harus dilakukan di lapangan harus tetap dijalankan, dan Konsultan
Pengawas akan menolak supply beton ready mix bilamana diragukan kualitasnya.
Semua risiko dan biaya sebagai akibat dari hal tersebut di atas, sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
• Penyedia barang/Jasa harus membuat adukan (adonan) beton menurut komposisi
adukan dan proporsi antara split, semen, pasir dan air dan bertanggung jawab
penuh atas kekuatan beton yang dipersyaratkan.
• Penggunaan air harus sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan beton yang
dapat memberikan daya lekat yang baik dengan besi beton.
• Adukan (adonan) beton yang dibuat setempat (site mixing) menurut ketentuan dari
hasil mixed design test dari Laboratorium Bahan Konstruksi Teknis independen.
Adukan beton yang dibuat setempat (site mixing) harus memenuhi ketentuan:

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 28
 Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (beton
mollen), type dan kapasitasnya harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
 Kecepatan mengaduk sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pembuat
mesin tersebut.
 Jumlah adukan beton tidak melebihi kapasitas mesin pengaduk.
 Lama pengadukan tidak kurang dari 2 (Dua) menit sesudah semua bahan
berada dalam mesin pengaduk.
 Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 (Tiga puluh) menit harus
dibersihkan dahulu.
• Alat kerja berupa mesin pengaduk, sekop, takaran material, dan alat pengangkutan
adukan beton harus dalam kondisi siap pakai dan telah disiapkan cadangannya.
• Bila dilakukan pengecoran beton pada malam hari harus disediakan penerangan
yang cukup dan dipersiapkan pelindung hujan.
• Pengadukan dilakukan dengan mesin pengaduk, untuk mendapatkan beton yang
homogen. Adukan diangkut ke tempat penuangan sebelum semen mulai berhidrasi
dan selalu dijaga agar tidak ada bahan-bahan yang tumpah atau memisah dari
campuran.
• Pengadukan beton, untuk beton struktur diupayakan menggunakan campuran
beton dari ready mix dan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
• Penuangan adukan beton harus terus menerus agar didapatkan beton yang
monolit. Selama penuangan beton, cetakan maupun tulangan dijaga agar tidak
berubah posisi, kevertikalan bekisting harus selalu periksa selama pengecoran.
• Air yang digunakan untuk bahan adukan beton, adukan pasangan, bahan pencuci
agregat dan untuk curing beton harus air tawar yang bersih dari bahan-bahan yang
berbahaya dari penggunaannya seperti minyak, alkali, sulfat, bahan organis, garam
dan slit (lanau).
• Penyedia Barang/ Jasa tidak diperkenankan menggunakan air dari rawa, sumber
air yang berlumpur, ataupun air laut. Tempat pengambilan harus dapat menjaga
kemungkinan terbawanya material-material yang tidak diinginkan seperti di atas.
• Penggunaan air kerja harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

3) Pengecoran beton
• Pengecoran beton dapat dilaksanakan setelah semua sarana siap, perancah,
cetakan (bekisting), tulangan, beton decking serta komponen lain yang
direncanakan tertanam dalam beton terpasang dengan sempurna, seluruh
permukaan bidang yang akan dicor telah dibersihkan.
• Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan
menggunakan cara/ metode yang sepraktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan agregat dan tercampurnya kotoran-kotoran
atau bahan-bahan lain dari luar.
• Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas sebelum alat-alat tersebut didatangkan ke lokasi pekerjaan.
• Semua alat pengangkut yang akan dipergunakan sebelumnya harus dibersihkan
terlebih dulu dari segala kotoran serta sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas .
• Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan
adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan menyebabkan
pengendapan agregat kasar terlebih dahulu.
• Dalam keadaan khusus pengecoran diperbolehkan menuang dari suatu ketinggian
maksimum (tinggi jatuh) setinggi 1,5 m (untuk pengecoran kolom-kolom struktur).

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 29
• Pengecoran dilakukan secara terus menerus (kontinyu/ tanpa henti).
• Jika memang terpaksa adanya pemberhentian cor beton, pemberhentian cor beton
adalah di seperempat bentang.
• Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 30 menit setelah
keluar dari mesin adukan yang tumpah selama pengangkutan tidak boleh dipakai
untuk cor.
• Pada pengecoran baru (sambungan antara beton lama dengan beton baru)
permukaan beton lama terlebih dulu harus dibersihkan dan dikasarkan dengan
menyikat menggunakan sikat kawat baja sampai agregat kasar tampak, kemudian
disiram dengan air semen yang cukup kental. Tempat penghentian cor beton harus
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas .
• Tidak diijinkan adanya beton yang mengalami keretakan atau pecah, besi tulangan
yang tidak tertutup beton, adanya sarang krikil serta bentuk yang tidak diinginkan.
Apabila terjadi keadaan yang demikian beton harus dibongkar dan selanjutnya
diganti atau diperbaiki.
• Pada pengecoran seluruh plat lantai menggunakan pompa.
• Pemakaian aditif dikonsultasikan pada Konsultan Pengawas sebelum digunakan.

4) Pemadatan beton
• Selama pengecoran, beton dipadatkan dengan menggunakan vibrator.Penggunaan
alat ini tidak boleh merusak acuan/ cetakan beton dan tidak boleh merusak posisi
besi tulangan.
• Pemadatan beton manual dengan ditusuk tidak boleh mencapai ketebalan 15 cm.
Pemadatan dengan alat getar tidak boleh menyentuh bekisting dan atau tulangan.
• Pemadatan beton secara berlebih akan menyebabkan pengendapan agregat/
segregasi, kebocoran-kebocoran pada acuan dan lain-lain harus dihindarkan.

5) Slump test
• Selama pengecoran harus selalu ada pekerja yang melakukan slump test dalam
bentuk kerucut abrams untuk mengukur kelencakan atau kekentalan campuran
beton dan membuat benda uji beton dengan cetakan berupa silinder.
• Setiap benda uji beton harus dituliskan sewaktu masih basah, tanggal/ bulan/
tahun dan macam/ jenis beton strukturnya.
• Kekentalan adukan ditentukan dengan nilai slump sebesar 10 ± 2 cm, pengukuran
nilai slump dengan kerucut abrams.

6) Test uji beton


• Untuk keperluan test kuat desak beton, diadakan pengambilan contoh beton segar.
• Cetakan berbentuk silinder dengan ukuran tinggi 30 cm dengan diameter 15 cm.
Pengambilan adukan beton, percetakan kubus coba dan curingnya harus di bawah
pengawasan. Sample diambil tiap 5 m3, prosedurnya harus memenuhi syarat-
syarat dalam Peraturan Beton Indonesia (NI.2-1971)
• Pengambilan contoh beton segar dilakukan langsung dari mesin aduk setelah
pengadukan selesai.
• Bila pengambilan dilakukan dari truk aduk, dilakukan sebanyak 3 kali atau lebih
dalam selang waktu ketika penuangan beton dari dalam pengaduk (awal, tengah
dan akhir).
• Untuk beton struktur antara lain foot plat, kolom utama, balok utama, plat lantai,
setiap macam pekerjaan harus dilakukan test uji beton desak.
• Benda uji beton harus dibuat minimal 1 (satu) buah sampel untuk setiap 1 (satu)
unit mobil mixer beton. Pada benda uji harus dicantumkan tanggal/ bulan/ tahun
dan jenis/ macam pekerjaan struktur (foot plat, balok ikat/ sloof, kolom struktur,

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 30
balok lantai, plat lantai, ringbalk, dan lain sebagainya). Tulisan harus asli/ tidak ada
rekayasa. Harus ada petugas khusus untuk melakukan test nilai slump dan
membuat benda uji.
• Pengujian silinder percobaan harus dilakukan di laboratorium yang disetujui
Konsultan Pengawas, dengan usia uji beton meliputi 7, 14, dan 28 hari.

7) Curing dan perlindungan beton


• Beton harus dilindungi terhadap matahari selama berlangsungnya proses
pengerasan, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan perusakan secara
mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
• Semua permukaan beton harus dijaga tetap basah terus menerus selama 14 (Empat
belas) hari. Khusus untuk kolom, maka curing beton dapat dilakukan dengan cara
menutupi dengan karung basah/ plastik sedangkan untuk lantai selama 7 (Tujuh)
hari pertama dengan cara menutupi dengan karung basah atau menyemprotkan/
menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut.
• Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan
perlindungan atas beton harus lebih diperhatikan. Penyedia Jasa Konstruksi
bertanggung jawab atas retaknya beton karena susut akibat kelalaian ini.
• Konstruksi beton secara natural harus diusahakan sekedap mungkin. Beton yang
keropos/ bocor harus diperbaiki. Prosedur perbaikan beton yang keropos harus
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, dan Penyedia Jasa Konstruksi tidak
dikenakan biaya tambahan untuk perbaikan tersebut.

j. Pembongkaran bekisting/ cetakan beton


• Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, Penyedia Jasa
Konstruksi harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan pembongkaran bekisting dan
perawatan beton meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan alat, jadwal
pelaksanaan dan alur pekerjaan, untuk mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
• Cetakan beton harus dibongkar dengan cara yang sedemikian rupa sehingga dapat
menjamin keselamatan penuh atas struktur-struktur yang dicetak dengan
memperhatikan persyaratan-persyaratan minimal sebagai berikut :
 Alat yang digunakan untuk membongkar bekisting tidak boleh merusak
permukaan beton.
 Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
cepat.
 Dalam hal apapun cetakan beton pada jenis struktur ini tidak boleh dibongkar
sebelum ada ijin dari Konsultan Pengawas.
• Beton harus dibasahi paling sedikit selama 14 (Empat belas) hari setelah pengecoran.
• Pembongkaran bekisting atas dasar persetujuan Konsultan Pengawas.

k. Perbaikan Beton
1) Penyedia Jasa Konstruksi harus meminta Konsultan Pengawas untuk memeriksa
permukaan beton segera setelah pembongkaran acuan.
2) Penyedia Barang/Jasa, atas biayanya harus mengganti beton yang tidak sesuai dengan
garis, detail atau elevasi yang telah ditentukan atau yang rusaknya berlebihan. (Tidak
diijinkan menambal, mengisi, memulas, memperbaiki, mengganti beton eksposkecuali
atas petunjuk Konsultan Pengawas ).
3) Semua beton yang membentuk permukaan harus memiliki penyelesaian cor di tempat
menggunakan acuan khusus. Lubang pengikat harus ditutup. Permukaan ekspos dan
permukaan yang akan dicat harus bersih dari tambalan, memiliki sirip-sirip dan

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 31
tetesan adukan yang tersikat halus, dan memiliki permukaan yang bebas dari lapisan
penutup dan debu.
4) Keropos, lubang atau sambungan dingin harus diperbaiki segera setelah
pembongkaran acuan. Bahan tambalan harus kohesif, tidak berkerut dan melebihi
kekuatan beton. Beton kropos tidak boleh ditambal manual, menambalan harus
digrouting atau di injection dengan mesin tekanan hydrolis.
5) Singkirkan cacat, karat, noda atau beton ekspos yang luntur warnanya atau beton yang
akan dicat dengan :
a. Semprotan pasir ringan
b. Pembersihan dengan larutan lembut sabun deterjen dan air yang diaplikasikan
dengan menggosok secara keras dengan sikat lembut, kemudian disiram dengan
air.
c. Hilangkan noda karat dengan mengaplikasikan pasta asam oksalid, biarkan
sejenak, dan sikat dengan kikir yang disetujui.
d. Pembersihan dengan larutan asal muriatik yang mengandung tidak kurang dari 2
% dan tidak lebih dari 5 % asal dalam volume, yang diaplikasikan pada permukaan
yang sebelumnya telah dilembabkan dengan air bersih.
e. Hilangkan asam. Lindungi bahan metal atau lainnya yang dapat rusak karena
asam.
f. Tambalan semen.
g. Mengikir dan menggerinda.
l. Pemasangan Pipa dan Lain-lain Dalam Beton
1) Penempatan saluran/ pemipaan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengurangi
kekuatan struktur dengan memperhatikan persyaratan SK-SNI T-15-1991-03.
2) Tidak diperkenankan untuk menanam pipa dan lain-lain dalam bagian struktur beton
bila tidak ditunjukkan secara detail dalam gambar. Dalam beton perlu dipasang
selongsong pada tempat-tempat yang dilewati pipa.
3) Bila tidak ditentukan secara detail atau ditunjukkan dalam gambar, tidak dibenarkan
untuk menanam saluran listrik dalam struktur beton.
4) Apabila dalam pemasangan pipa-pipa, saluran listrik, bagian-bagian yang tertanam
dalam beton dan lain-lain terhalang oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka
Pemborong harus mengkonsultasikan hal ini dengan Konsultan Pengawas.
5) Tidak dibenarkan untuk membengkokkan atau menggeser atau memindahkan baja
tulangan tersebut dari posisinya untuk memudahkan dalam melewatkan pipa-pipa
saluran tersebut tanpa ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.
6) Semua bagian atau peralatan yang ditanam dalam beton seperti angkur-angkur, kait
dan pekerjaan lain yang ada hubungannya dengan pekerjaan beton, harus sudah
dipasang sebelum pencoran dilaksanakan.
7) Bagian-bagian atau peralatan tersebut harus dipasang dengan tepat pada posisinya dan
diusahakan agar tidak bergeser selama pencoran beton dilakukan.
8) Pemborong utama harus memberitahukan serta memberi kesempatan kepada pihak
lain untuk memasang bagian/ peralatan tersebut sebelum pencoran beton
dilaksanakan.
9) Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada benda atau
peralatan yang akan ditanam dalam beton, yang mana rongga tersebut harus tidak
terisi beton, harus ditutupi dengan bahan lain yang mudah dilepas nantinya setelah
pelaksanaan pencoran beton.

E. Cacat-cacat pada Pekerjaan Beton Struktur


1) Bila penyelesaian pekerjaan, bahan yang digunakan atau keahlian dalam pengerjaan
setiap bagian pekerjaan tidak memenuhi persyaratan-persyaratan yang tercantum dalam

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 32
persyaratan teknis, maka bagian pekerjaan tersebut harus digolongkan sebagai cacat
pekerjaan.
2) Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan diganti sesuai dengan
yang dikehendaki oleh Konsultan Pengawas .
3) Seluruh pembongkaran dan pemulihan pekerjaan yang digolongkan cacat tersebut serta
semua biaya yang timbul akibat hal itu seluruhnya menjadi beban Pemborong.

F. Material
a. Semen
1) Semen yang dipakai adalah semen tipe 1 jenis Portland Cement (PC) produksi Semen
Gresik, Holcim, Tiga Roda, dan lain sebagainya yang memenuhi standar SNI.
2) Harus dipakai 1 (Satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan.
3) Semen harus didatangkan dalam zak yang utuh/ tidak pecah, tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada zak.
4) Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
5) Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 (Enam) bulan sejak dibuat perlu diuji
sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak.

b. Agregat kasar

1) Harus berupa batu pecah (split) yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup
syarat kekerasannya dan padat (tidak porus), dengan tekstur permukaan kasar, butir-
butirnya tajam, kuat dan bersudut.
2) Ukuran maksimum dari agregat kasar tidak lebih dari 2/3 dan tidak lebih besar dari
3/4 jarak bersih antar baja tulangan atau jarak baja tulangan dengan cetakan dan tidak
boleh lebih besar dari 1/3 tebal plat.
3) Kadar lumpur tidak boleh melebihi dari 1% berat kering dan tidak boleh mengandung
garam.

c. Agregat halus
1) Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut.
2) Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya, jumlah
kandungan bahan ini maksimal 5% dan tidak mengandung garam.
3) Mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik dengan ditunjukan dengan nilai
modulus halus butir antara 1,50-3,80.
4) Pasir harus dalam keadaan jenuh kering muka.
d. Air
1) Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2 gram/ liter.
2) Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam, zat organik
lainnya) lebih dari 15 gram/liter.
3) Tidak mengandung khlorida (Cl) lebih dari 0,5 gram/liter.
4) Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.
5) Apabila dipandang perlu, Konsultan Pengawas dapat minta kepada Penyedia Jasa
konstruksi supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang
resmi dan sah atas biaya Penyedia Jasa Konstruksi.

e. Besi beton dan bendrat


1) Mutu baja tulangan untuk diameter lebih besar dari 12 mm dipergunakan fy=3700
kg/cm2, sedangkan untuk baja tulangan dengan diameter 12 mm ke bawah
dipergunakan fy=2400 kg/cm2.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 33
2) Besi tulangan sampai dengan diameter 12 mm digunakan besi polos, besi tulangan
dengan diameter di atas 12 mm digunakan besi ulir (deform) sekualitas Krakatau Steel,
Interworld, Master Steel.
3) Semua besi tulangan harus dibuktikan dengan sertifikat uji tarik baja minimal 3 (Tiga)
buah benda uji untuk satu jenis besi dari batang yang berbeda di laboratorium
independen yang disetujui Konsultan Pengawas.
4) Kawat pengikat besi beton adalah dari baja lunak (tidak disepuh seng).
5) Ukuran dan jumlah tulangan sesuai gambar rencana.
6) Besi beton dan bendrat merupakan produk dan terdapat label SNI.
7) Kualitas dan diameter nominal dari baja tulangan yang digunakan harus dibuktikan
dengan sertifikat pengujian laboratorium, yang pada prinsipnya menyatakan nilaikuat
leleh dan berat per meter panjang dari bahan tulangan dimaksud. Penyedia Jasa
Konstruksi harus mengajukan brosur atau hasil tes tulangan pada proyek sebelumnya
yang memenuhi syarat dan dapat digunakan pada pekerjaan ini dan dimasukkan dalam
usulan penawaran data teknis.
8) Kuat leleh aktual berdasarkan pengujian di pabrik tidak melampaui kuat leleh yang
ditentukan sebesar lebih dari 120 MPa (uji ulang tidak boleh memberikan hasil yang
melampaui harga ini sebesar lebih dari 20 MPa) (SNI 03-2847-2002, pasal 23.2.5).
9) Rasio kuat tarik aktual terhadap kuat leleh aktual (batas ulur) tidak kurang dari 1,25
(SNI 03-2847-2002, pasal 23.2.5).

10) Diameter nominal baja tulangan (baik deform/ BJTD) yang digunakan harus
ditentukan dari sertifikat pengujian tersebut dan harus ditentukan dari rumus
atau

dimana d = diameter nominal dalam mm


B = berat baja tulangan (N/mm)
G = berat baja tulangan (kg/m)

11) Toleransi ukuran diameter adalah sebagai berikut :


Toleransi Diameter yang
Diameter Baja Tulangan
Diijinkan
Ø 6 mm ± 0.3 mm
Ø 8 < d < Ø 14 mm ± 0.4 mm
Ø 16 < d < Ø 25 mm ± 0.5 mm
Ø 28 < d < Ø 34 mm ± 0.6 mm
d < 35 ± 0.8 mm
(Sumber : SNI 07 – 2052 – 2002 tabel 3)

12) Toleransi berat batang contoh yang diijinkan sebagai berikut :


Toleransi Berat yang
Diameter Baja Tulangan
Diijinkan
Ø 6 < d < Ø 8 mm ±7%
Ø 10 < d < Ø 16 mm ±6%
Ø 16 < d < Ø 28 mm ±5%
Ø > 28 mm ±4%
(Sumber : SNI 07 – 2052 – 2002 tabel 4)

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 34
13) Toleransi Tarik mínimum dan regangan mínimum sebagai berikut :
Batas Ulur Kuat Tarik Regangan
Simbol Minimum Minimum Minimum
(kg/mm2) (kg/mm2) (%)
BJTP 24 24 39 20
BJTP 30 30 45 14
BJTD 30 30 45 10
BJTD 35 35 50 18
BJTD 40 40 57 16
BJTD 50 50 63 12
(Sumber : SNI 07 – 2052 – 2002 tabel sifat mekanis)

14) Sebelum pengiriman baja tulangan dilakukan, Penyedia Jasa Konstruksi harus
menunjukan sample, hasil uji tarik, berat dan diameter yang akan digunakan. Hal ini
akan mempermudah dan dapat menjaga kualitas. Dilokasi proyek Penyedia Jasa
Konstruksi harus menyediakan alat sket mat untuk mengukur diameter tulangan polos
dan dimasukkan dalam dokumen penawaran data teknis.

15) Baja tulangan yang didatangkan harus dalam bentuk lonjoran/ tidak boleh ditekuk,
kecuali untuk baja tulangan polos dibawah Ø 12 mm.

f. Pengisi Sambungan (Joint Filler) dan Joint Sealant

1) Joint filler harus memenuhi persyaratan AASHTO M 213-65 dan US Federal


Specification HH-F 34 1a type 1 class B, seperti Febseal Fibrefill, Fiber Pak, Tex Lite atau
yang setara.
2) Joint filler harus memenuhi persyaratan US Federal Specification SS-S-200 D/TT-S-
00227 E type II, BS 4254, seperti Sikaflex T68 HM, Febseal 2 part Polysulphide atau
yang setara.

g. Water Stop (Apabila diperlukan dalam pekerjaan ini)


Water stop harus dari jenis blended polymer hydrophilic, dan memenuhi standar BS EN ISO
9001 produksi BASF, Fosroc, SIKA.

PASAL 8
PEKERJAAN ATAP BAJA RINGAN
DAN PENUTUP ATAP

A. Lingkup Pekerjaan
Seluruh pekerjaan pemasangan baja ringan seperti dalam gambar kerja meliputi :
1. Pengukuran bentang (sebelum fabrikasi) dan desain
2. Pengangkutan (delivery) dan kebutuhan bahan di lapangan
3. Pekerjaan pemasangan rangka atap, usuk dan reng sesuai gambar rencana
4. Pekerjaan pemasangan penutup Atap Metal Pasir.

B. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Desain rangka atap harus didukung oleh analisis perhitungan yang akurat serta
memenuhi kaidah teknik yang benar dalam perancangan standard batas desain struktur
baja cetak dingin (Limit State Cold Formed Steel Structure Design)
2. Kontraktor wajib menyerahkan mill certificate (sertifikat pabrik) dari material baja yang
akan digunakan serta dokumen data-data produk. Dan garansi produk minimal 10
(Sepuluh) tahun dan garansi pemasangan minimal 10 (Sepuluh) tahun.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 35
3. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-
ukuran yang tercantum dalam gambar Kerja. Pada prinsipnya ukuran pada gambar kerja
adalah ukuran jadi/ finish.
4. Setiap bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang tertulis di sini yang diakibatkan
oleh kurang teliti dan kelalaian kontraktor akan ditolak dan harus diganti kewajiban
yang sama juga berlaku untuk ketidak cocokan kesalahan maupun kekurangan lain
akibat Kontraktor tidak teliti dan cermat dalam koordinasi dengan gambar pelengkap
dari Arsitek, Struktur, Mekanikal, dan Elektrikal. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan
tambah dalam hal ini harus dikerjakan atas biaya Kontraktor tidak dapat diklaim sebagai
biaya tambah.
5. Perubahan bahan/ detail karena alasan tertentu harus diajukan ke Konsultan Pengawas
dan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis. Semua perubahan yang
disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan yang mempengaruhi
kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan pekerjaan kurang akan
diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah kurang.
6. Sebaiknya sebanyak mungkin bahan untuk konstruksi baja ringan difabrikasi di
workshop, baik workshop permanen atau workshop sementara. Kontraktor
bertanggung jawab atas semua kesalahan detail, fabrikasi dan ketetapan pemasangan
semua komponen struktur konstruksi baja ringan.
7. Sambungan : Alat penyambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk
fabrikasi dan instalasi adalah baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan
spesifikasi sebagai berikut : Kelas Ketahanan Korosi Minimum : Class 2 (Minimum
Corrosion Rating).
8. Ukuran baut untuk struktur reng (batten fartener) adalah type 10-16x16, dengan
ketentuan sebagai berikut :
 Diameter ulir 10 Gauge (4,87 mm)
 Jumlah ulir per inchi (Threads per inch/TPI) : 16 TPI
 Panjang : 16 mm
 Ukuran kepala baut : 5/16” (8 mm hex. socket)
 Material : AISI 1022 Heat treated carbon steel
 Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 6.8 kN
 Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 11.9 kN
 Kuat torsi minimum (Torque, min) : 8.4 kNm
 Pemasangan jumlah baut harus sesuai dengan detail sambungan pada gambar
kerja.
 Pemasangan baut harus menggunakan alat bor listrik 560 watt dengan
kemampuan putaran alat minimal 2000 rpm.
9. Pemotongan material
 Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan peralatan yang
sesuai, alat potong listrik dan gunting, dan telah ditentukan oleh pabrik.
 Alat potong harus dalam kondisi baik
 Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja
 Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih.

C. Material (Giga Stell)


I. Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties) :
• Baja Mutu Tinggi G550
• Tegangan Leleh Minimum (Minimum Yield Strength) 550 Mpa
• Tegangan maksimum 550 Mpa
• Modulus Elastisitas : 200.000 Mpa
• Modulus Geser : 80.000 Mpa

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 36
II. Lapisan pelindung terhadap korosi (Protective Coating) Galvanised (Z220) dengan
komposisi sebagai berikut :
• 95 % zinc
• 5% bahan campuran
• Pelapisan Galvanised
• Jenis Hot-dip zinc
• Kelas Z22
• Ketebalan pelapisan 220 gr/m2
III. Usuk
• Zinc Calume
• Profil C 75x35
• Tebal = 0,75 mm
IV. Reng
• Zinc Calume
• Profil R 30x45x40x15 mm
• Tebal = 0,5 mm

PASAL 9
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

A. PEKERJAAN PASANGAN BATA MERAH

1). Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantunya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Pekerjaan pasangan bata
Merah ini meliputi dinding-dinding bangunan pada ruang-ruang dan seluruh detail yang
disebutkan/ ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Pengawas.
2) Aplikasi Pasangan Bata Merah
a. Persyaratan bahan Dinding :
- Bata Merah jenis AT
- Lebar : 110 mm
- Panjang : 230 mm
- Tebal : 52 mm
b. Persyaratan Pemasangan Dinding Bata:
Dalam pemasangan dinding bata memerlukan persyaratan antara lain :
- Komposisi campuran mortar menggunakan perbandingan semen dan pasir yaitu 1
semen : 8 pasir.
- Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan sloof
sampai ketinggian 30 cm diatas permukaan lantai dasar, dinding di daerah basah,
serta semua dinding yang menggunakan simbol aduk trasraam/ kedap air
digunakan komposisi campuran mortar yaitu 1 semen : 3 pasir.
- Sebelum dipasang, batu bata harus direndam dalam air terlebih dahulu minimal 10
menit.
- Menghindari penggunaan batu bata yang ukurannya kurang dari setengah batu bata
utuh.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 37
- Tidak boleh ada siar tegak yang segaris lurus untuk dua lapisan berturut- turut atau
lebih.
- Seluruh siar terisi penuh adukan.
- Tebal siar minimum 8 mm, maksimum 15 mm, dengan ketebalan siar yang ideal
berkisar 10 mm.
- Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap berdiri maksimum
1,5m setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis dan selanjutnya pada malam
hari dinding bata tersebut bagian atasnya harus ditutup dengan kertas bekas
kantong semen, plastik atau sejenisnya.
- Bidang dinding setengah batu yang luasnya lebih besar dari 9 m2ditambahkan
kolom praktis dengan ukuran minimum 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 4
diameter 10 mm, beuguel diameter 6 mm jarak 15 cm.
- Pasangan batu bata untuk dinding setengah batu harus menghasilkan dinding finish
lebih kurang setebal 15 cm dengan pelaksanaan harus cermat, rapi danbenar-benar
tegak lurus.
- Dinding bata yang baru dipasang harus dibasahi dengan air terus menerus selama
paling sedikit 7 hari.
- Antara sambungan dinding dengan kolom, pondasi dan balok harus dipasang angkur
besi beton dengan diameter 8 panjang 40 cm tiap 6 lapis bata dan beton yang
berhubungan langsung dengan dinding bata harus diketrik rata atau dikasarkan
dulu agar pasangan tembok dapat merekat dengan baik.
- Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus di basahi dengan air terlebih
dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.

3) Pengujian Mutu Pekerjaan


Kontraktor harus menguji semua pekerjaan menurut persyaratan teknis dari pabrik
pembuat/produsen atau menurut uraian di atas.
Peralatan untuk pengujian disediakan oleh Kontraktor
Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila hal ini dianggap perlu.
Apabila pengujian tidak dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan maka biaya
pengujian (dan pengulangan pengujian) tersebut adalah tanggung jawab Kontraktor.

B. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN


1). Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan plesteran dan acian pada seluruh dinding bata
(termasuk dinding dalam shaft), kolom, dinding beton, rumah genset dan lain-lain seperti
yang dijelaskan dalam gambar pelaksanaan. Meliputi pembuatan sudut baik lengkung pada
kolom, sudut siku pada pertemuan dinding, sudut siku pada pertemuan komponen bangunan
dengan dinding. Meliputi pula pembuatan tali air pada dinding serta profil acian menonjol
pada dinding sesuai gambar.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 38
2). Pengendalian Pekerjaan
Seluruh pekerjaan harus sesuai dengan syarat dalam :
a. NI - 2 – 1971
b. NI - 3 – 1970
c. NI - 8 – 1974

3). Bahan- bahan


a. Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah liat, lumpur atau
campuran-campuran lain sesuai dengan :
• NI - 3 pasal 14
• NI - 2 pasal 3.3
b. Portland Cement
Portland Cement yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang membantu dan
dalam zak yang tertutup seperti yang disyaratkan dalam NI-8. Jenis semen yang dipakai
dalam pekerjaan, yaitu merk Gresik, Holcim, Tiga Roda atau yang setara.
c. Air
Air harus bersih, jernih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti minyak, asam,
atau unsur-unsur organik lainnya.

4). Perencanaan
a. Acian
Acian dibuat dalam campuran 1 PC : 2 air (volume)
b. Campuran Plesteran
Perbandingan campuran dan pengujiannya dapat dilaksanakan dalam waktu 1 (satu)
minggu dan tidak ada penambahan waktu lagi untuk itu.
- Plesteran dengan campuran 1 PC : 2 ps (volume) digunakan pada daerah-daerahbasah
untuk kedap air. Pada daerah toilet setinggi dinding keramik dan setinggi dinding bata
untuk daerah shaft serta daerah lainnya setinggi 20 cm dari lantai dasar sebagaimana
ditunjukkan Pengawas.
- Daerah lain di luar yang disebutkan diatas (basah dan kedap air) menggunakan
campuran 1 PC : 3 ps.
- Plesteran harus dicampur dengan bahan additive untuk mencegah keretakan yang
tidak diinginkan dan terlebih dahulu mendapat persetujuan Pengawas.
c. Mesin Pengaduk
Pergunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan peralatan yang memadai. Bersihkan
semua permukaan yang akan diplester dari bahan-bahan yang akan merusak plesteran
dan disiram air hingga jenuh. Pekerjaan plesteran harus rata sesuai perintah Pengawas,
dengan tebal plesteran 20 mm dengan toleransi minimal 15 mm dan maksimal 25 mm,
kecuali ditentukan lain.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 39
d. Pencampuran
Membuat campuran plesteran tanpa mesin pengaduknya dapat dilaksanakan bila ada ijin
dari Pengawas.
e. Hasil
Hasil plesteran rata, tidak ditemukan retakan, bidang lurus, sudut sesuai gambar, tidak
keropos.

5). Pelaksanaan
a. Umum
- Bersihkan permukaan dinding batu bata dari noda-noda debu, minyak cat dan bahan-
bahan lain yang dapat mengurangi daya ikat plesteran agar benar-benar siap untuk
dilakukan pekerjaan plesteran.
- Singkirkan semua hal yang dapat merusak/ mengganggu pekerjaan plesteran.
- Bentuk screed sementara bila mungkin (untuk pembentukan dasar yang permanen)
untuk menjamin adanya ketebalan yang sama, permukaan yang datar/rata, contour
dan profil-profil akurat.
- Basahi seluruh permukaan bidang plesteran untuk peresapan. Jangan menjenuhkan
permukaan dan jangan dipasang plesteran sampai permukaan air yang terlihat
tersebut telah lenyap/kering kembali.
- Letakkan/tempelkan campuran plesteran selama 2.5 jam (maksimal) setelah proses
pencampuran, kecuali selama udara panas / kering, kurangi waktu penempatan itu
sesuai yang diperlukan untuk mencegah pengerasan yang bersifat sementara dari
plesteran.
- Pekerjaan plesteran harus lurus, sama rata, datar maupun tegak lurus.
- Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan ketebalan sesuai dengan yang
disyaratkan, maka dalam memulai pekerjaan plesteran harus dibuat terlebih dahulu
“kepala plesteran”.

b. Plesteran ke Dinding Bata Biasa


- Jika plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan seperti tidak rata, tidak tegak
lurus atau bergelombang, adanya pecah atau retak, keropos, maka bagian tersebut
harus dibongkar kembali untuk diperbaiki atas biaya Kontraktor.
- Pasangkan lapisan plesteran setebal yang disyaratkan (20 mm) dan diratakan dengan
roskam aluminium, kemudian basahkan terus selama 3 (tiga) hari.
- Pelaksanaan plesteran dilakukan minimal setelah pasangan batu bata berumur 2
(dua) minggu.

c. Plesteran Permukaan Beton


- Pasangkan acian setebal 2-3 mm, kasarkan permukaannya, kemudian pasangkan
plesteran sebelum acian mengering.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 40
- Ulangi bagian pertama, lalu pasangkan plesteran dalam ketebalan/kerataan yang
disyaratkan dalam gambar.
- Bilamana acian diperlukan, laksanakan sesuai ketentuan acian yang berlaku diatas.

d. Plesteran Interior
- Pemasangan : Pasang lapisan dasar pertama dan kedua dengan ketebalan 7 mm.
Ketebalan lapisan finishing harus ditambahkan di atasnya.
- Ukur/periksa ketebalan plesteran dari bagian dasar belakang yang rata.
- Aplikasikan lapisan dasar pertama dengan bahan-bahan secukupnya , dan tekan untuk
menjamin adanya kesatuan dengan dasar. Setelah lapisan pertama diletakkan, sikat
dengan hanya satu arah/cara, untuk membentuk ikatan mekanik bagi lapisan kedua.
Pada permukaan-permukaan vertikal, sikat secara horizontal.
- Aplikasikan lapisan dasar kedua dengan bahan-bahan secukupnya dan tekan untuk
menjamin melekat eratnya lapisan ini dengan lapisan dasar pertama.
- Aplikasikan lapisan finishing di atas lapisan dasar setebal 2 mm.

e. Plesteran Exterior
Pemasangan : Pemasangan lapisan dasar dengan ketebalan 10 mm. Ketebalan lapisan
finishing harus ditambahankan di atasnya.
Periksa/ukur ketebalan plesteran dari dasar bagian belakang yang rata.

PASAL 10
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING

A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pemasangan keramik pada lantai maupun dinding sesuai
dengan gambar rencana.

B. Persyaratan

a. Persyaratan :
1) Pekerjaan finishing lantai, baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan
plafond dan pemasangan lapisan-lapisan pada dinding selesai dikerjakan.
2) Sebelum pekerjaan ini dilakukan, Penyedia Barang/ Jasa Konstruksi diwajibkan
mengadakan pengecekan terhadap peil lantai dan kemiringannya.
3) Pada ruang kamar mandi, WC, tempat cuci dan sebagainya harus dipasang dengan
spesi 1 pc : 3 ps, ketinggian dinding dari lantai sekelilingnya disesuaikan dengan
gambar.
4) Diantara setiap lapisan diberi tenggang waktu sehari untuk curing dengan
penyiraman air.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 41
5) Pekerjaan dan bahan-bahan untuk hal ini terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan dari Pengawas.

b. Pelaksanaan:
1) Tegel keramik dipasang diatas plesteran dengan campuran 1 pc : 4 ps.
2) Pemasangan tegel harus benar-benar rata dan datar, nat-natnya teratur rapi.
3) Setelah pemasangan tegel mengeras, kemudian dicuci dengan air dan nat-natnya diisi
dengan bubuk semen.
4) Pekerjaan pemasangan tegel yang telah selesai harus digosok dan dibersihkan
dengan baik tegel-tegel plint 10 x 60 cm harus dipasang tegak dengan nat-nat
menyambung dengan ubin datar.
5) Pekerjaan dan bahan-bahan terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Pengguna
jasa melalui pengawas.
a) Lantai Keramik KM/WC
 Ukuran : 60 x 60 cm unpolish (lantai KM/WC)
 Produksi : Homogeneus Tile (HT) "ROMAN" unpolish
 Warna : disesuaikan
 Kualitas : Kw I
 Dipakai : Dinding, lantai, pada KM/WC
b) Lantai Keramik KM/WC
 Ukuran : 30 x 60 cm (dinding KM/WC)
 Produksi : "Roman"
 Warna : disesuaikan
 Kualitas : Kw I
 Dipakai : Dinding, lantai, pada KM/WC

c) Lantai Keramik tangga


 Ukuran : 30 x 60 cm (tangga)
 Produksi : ”INDOGRESS”
 Warna : menyesuaikan
 Kualitas : Kw 1
 Dipakai : tangga

a. Lantai Keramik pada ramp


 Ukuran : 60 x 60 cm (pada lantai)
10 x 60 cm (pada border/ pinggir lantai)
 Produksi : Homogeneus Tile (HT) "ROMAN" unpolish
 Warna : menyesuaikan
 Kualitas : Kw I

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 42
b. Lantai Keramik Ruangan Dalam
 Ukuran : 60 x 60 cm
 Produksi : Homogeneus Tile (HT) "ROMAN" polish
 Warna : menyesuaikan
 Kualitas : Kw I
 Dipakai : Pada lantai ruang

c. Plint Keramik Ruangan Dalam


 Ukuran : 10 x 60 cm Polish
 Produks : "ROMAN "
 Warna : menyesuaikan
 Kualitas : Kw I
 Dipakai : Pada sudut dinding dan lantai ruang dalam sesuai gambar

d. Stepnoshing
 Ukuran : 10 x 60 cm
 Produksi : Sekualitas "INDOGRESS, SIERRA "
 Warna : menyesuaikan
 Kualitas : Kw I
 Dipakai : Pada anak tangga

6) Pemasangan :
a) Sewaktu keramik dipasang permukaan keramik bagian bawah harus terisi padat
dengan adukan.
b) Pola pemasangan tegel disesuaikan dengan gambar, demikian juga pengambilan
as pemasangan.
c) Naat keramik diisi dengan bahan semen tertentu yang tahan asam, basa dan
kadap air. Warna perekat naat ini disesuaikan dengan warna keramik atau
ditentukan oleh Ppk dan Pengawas.
d) Pengisian/ pengecoran naat dilakukan paling cepat 24 jam setelah tegel dipasang.
e) Sewaktu pengisian naat ini tegel harus sudah benar-benar melekat dengan kuat
pada lantai.
f) Sebelum didisi, celah-celah naat ini harus dibersihkan terlebih dahulu dari debu
dan kotoran lain.
g) Usahakan agar permukaan tegel yang sudah terpasang tidak terkena adukan/
air semen.
h) Kotoran semen dan lain-lain yang menempel di permukaan tegel pada waktu
pengecoran naat harus segera dibersihkan sebelum mengering/ mengeras.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 43
i) Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus di lap/ disapu
sehingga bersih.
j) Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi baik, tidak miring
tidak bergelombang, terpasang dengan kuat.
k) Bila masih diperlukan, tegel harus dibersihkan dengan lap basah atau dengan
bahan-bahan pembersih lunak yang ada dipa saran.
l) Untuk menghilangkan kotoran yang sukar dilepas, dapat digunakan bahan
pembersih khusus, disesuaikan dengan jenis kotoran. Pada bagian-bagian yang
memerlukan pemotongan harus dilakukan dengan menggunakan mesin
pemotong.

PASAL 11
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT (PLAFON) DAN PARTISI

A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan plafon meliputi :

1) Pekerjaan pembuatan rangka plafon serta pemasangan Plafon PVC dan Plafon Grc
Kalsiboard uk. 120cm x 240cm x 4.5mm ,dengan rangka hollow galvalum 36x36x0.35mm
dengan list profil Plafond PVC dan List Gybsum.

B. Pelaksanaan Pekerjaan

1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (dua) hari, Penyedia Jasa konstruksi


harus menyiapkan rencana kerja pekerjaan plafon meliputi volume pekerjaan, jumlah
tenaga kerja dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang
akan dipakai untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas , disertai gambar
shop drawing.
2) Penutup plafon (PVC & Kalsiboard ) dipasang setelah instalasi yang harus dipasang di atas
plafon terpasang.
3) Pada sudut pertemuan dengan tembok atau bidang tegak, dipasang list profil PVC dan list
profil Gybsum.
4) Jarak antar rangka plafon hollow 36.36.0.35 galvanised adalah 60 x 120 cm. Jarak
gantungan rangka plafon mengikuti rekomendasi pabrik.
5) Spesifikasi detail, ukuran dan letaknya disesuaikan gambar rencana.
6) Pemasangannya Plafon PVC dan Plafond GRC harus kuat, rapat, rapi dan merupakan
bidang datar serta harus menurut petunjuk Konsultan Pengawas .
7) Pemasangan list profil harus rapi, lurus dan rapat terhadap permukaan dinding tembok/
kolom.
8) Arah dan jarak seperti yang di tunjukkan pada gambar.
9) Pola plafon harus sesuai dengan gambar rencana.
10) Opening untuk pekerjaan ME harus sesuai dengan gambar rencana.
11) Penyambungan antar plafon harus rapat tidak menimbulkan goresan bekas sambungan.

C. Material
1) Rangka plafon hollow 36.36. galvanised tebal 0,36 mm.
2) Plafon PVC & Kalsiboard uk. 120cm x 240cm x 4,5mm

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 44
3) List profil Plafon PVC dan List plafond Gybsum.

D. Pembuatan Partisi Gypsum


a. Material Partisi
1. Material utama partisi adalah Gypsum Board 9mm dengan ukuran panel standard adalah
1220 x 2440mm.
2. Material partisi adalah hasil produksi pabrik dengan kualitas baik.
3. Pada setiap lembaran Gypsum Board harus dicantumkan merk dagang.
4. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan contoh material untuk disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
5. Material partisi yang didatangkan kelokasi pekerjaan tidak boleh dalam keadaan cacat
dan rusak.

b. Alat Sambung
1. Alat Sambung partisi untuk rangka partisi dari Metal Stud adalah Paku Sekrup dengan
lapisan anti karat atau Galvanis.
2. Jarak maksimum antara sekrup tidak boleh lebih dari 300mm.
3. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan contoh material untuk disetujui oleh Konsultan
Pengawas.

c. Rangka Partisi
1. Untuk material Rangka Partisi Gypsum adalah Metal Stud dari jenis Galvalume Steel
(sesuai pada gambar kerja).
2. Ukuran dan dimensi rangka partisi adalah sesuai dengan standard yang ditetapkan.
3. Bentuk Profil material rangka partisi adalah bentuk C atau bentuk lain yang dianjurkan
oleh pabrik dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
4. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan contoh material untuk disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
5. Hasil pemasangan rangka partisi harus benar-benar rata, lurus dan elevasi dengan
permukaan lantai.
6. Harus ada koordinasi yang baik antara pekerja pemasangan rangka partisi dengan
pekerja Instalasi Listrik.

d. Pemasangan Gypsum Board


1. Pemasangan Gypsum Board baru boleh dilakukan jika pekerjaan rangka partisi sudah
mencapai 100 %.
2. Pemasangan Partisi Gypsum Board 9mm dilakukan langsung pada rangka partisi dengan
alat sambung paku Sekrup.
3. Cara pemasangan harus mengikuti denah partisi yang ada dalam Gambar Bestek.
4. Hasil pemasangan partisi harus menghasilkan permukaan akhir yang rata dan tidak
melendut.
5. Pada posisi pinggir pemasangan lembaran Gypsum Board dengan dinding harus tedapat
celah sebesar 3 mm untuk keperluan pemuaian dan susut.
6. Harus ada koordinasi yang baik antara pekerjaan Partisi dengan pekerjaan instalasi
listrik sehingga partisi yang telah dipasang tidak dibongkar kembali.
7. Tidak dibenarkan mengerjakan Instalasi Listrik setelah pekerjaan pemasangan partisi
selesai kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
8. Partisi Gypsum yang telah selesai dipasang kalau terpasak dibongkar karena alasan-
alasan yang disetujui oleh Konsultan Pengawas tidak boleh dibongkar sembarangan tetapi
harus dibongkar perlembar standarnya pada posisi penjangkaranya pada rangka plafond.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 45
PASAL 12
PEKERJAAN KACA DAN ALUMUNIUM

I. Pekerjan Pintu, Jendela dan Bovenlight Alumunium

A. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pintu, jendela dan bovenlight aluminium meliputi seluruh pekerjaan pembuatan
dan pemasangan pintu, jendela dan bovenlight baru beserta alat penggantung dan
penguncinya sesuai gambar perencanaan.

B. Pelaksanaan Pekerjaan

1) Penyedia Jasa konstruksi harus menyediakan sempel material yang harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas , sekurang-kurangnya 2 (Dua) hari sebelum pekerjaan
dilaksanakan.
2) Pembuatan kusen pintu, jendela dan bovenlight harus dilaksanakan oleh aplikator yang
berpengalaman dengan teknisi yang handal dan peralatan yang sesuai penggunaannya.
3) Kusen dan raam pintu, jendela dan bovenlight.
a. Pembuatan dan pemasangan pintu, jendela dan bovenlight baru ini meliputi kusen,
daun pintu, daun jendela dan daun bovenlight dari bahan aluminium.
b. Posisi dan ketinggian kusen dan raam pintu, jendela dan bovenlight harus sesuai
dengan gambar rencana.
c. Kusen dan raam pintu, jendela dan bovenlight harus siku pada semua sudutnya dan
rapat pada setiap sambungannya.
d. Pemasangan kusen ke bangunan harus dengan angkur yang kuat.
e. Spesifikasi detail, ukuran, kelengkapan dan perletakan/ penempatan pintu, jendela
dan bovenlight, disesuaikan gambar rencana maupun gambar detail.
Pemasangannya disesuaikan dengan ketentuan teknis yang berlaku dan menurut
petunjuk Konsultan Pengawas .
f. Ukuran-ukuran lebar dan tinggi pintu, jendela dan bovenlight harus menyesuaikan
dengan kondisi lapangan (ukur sanak). Ukuran-ukuran detail agar disesuaikan.

C. Material

1) Kusen pintu jendela menggunakan bahan aluminium warna dark brown produksi
sekualitas Alexindo ukuran profil 4” tebal 1 mm.
2) Kusen pintu, jendela dan bovenlight baru dari aluminium produksi sekualitas Alexindo
3) Raam pintu, jendela dan bovenlight baru dari aluminium produksi sekualitas Alexindo.
4) Kaca untuk jendela 5 mm produksi sekualitas Asahimas.
5) Engsel pintu, sekualitas DEKSON.
6) Kunci tanam pintu sekualitas DEKSON.
7) Engsel Jendela dan bovenlight menggunakan Casement sekualitas DEKSON.
8) Handle jendela/BV menggunakan rambunces sekualitas sekualitas DEKSON.
9) Untuk accecories kaca temperred (floor hinges, patch fitting, patch lock fitting, engsel,
slot kunci, door closer) produksi DEKSON

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 46
D. Kelengkapan alat penggantung dan pengunci

1) Instalasi daun pintu, jendela, dan bovenlight harus sempurna sehingga daun pintu,
jendela dan bovenlight bisa dibuka dengan lancar dan ditutup dengan rapat, tanpa
menggesek bagian lain dari kusen atau lantai.
2) Instalasi engsel, kait angin, grendel, handle, pengunci, harus sempurna, kuat dan rapat
sehingga dapat difungsikan dengan sebaik-baiknya.
3) Pemasangan kelengkapan alat penggantung dan penguncinya pintu, jendela dan
bovenlight antara lain:
a. Pada setiap daun pintu dipasang 3 (Tiga) buah engsel panjang 4” sekualitas DEKSON
1 (Satu) buah kunci 2 kali putar/ slaag sekualitas DEKSON, 1 (Satu) pasang doek dan
6 (Enam) buah angkur.
b. Untuk pintu yang dipasang kunci tanpa handle maka pada daun pintu harus
dipasang 1 (Satu) pasang handle sekualitas Kend.
c. Pada setiap daun jendela dipasang 2 (Dua) buah engsel sekualitas Kend, 1 (Satu)
buah handle sekualitas DEKSON, 1 (Satu) pasang hak angin/ lamskaar sekualitas
DEKSON, 2 (Dua) buah grendel sekualitas DEKSON dan 4 (Empat) buah angkur.
d. Pada setiap daun bovenlight dipasang 2 (Dua) buah engsel sekualitas DEKSON, 1
(Satu) buah spring knipe sekualitas Kend, 1 (Satu) pasang hak angin/ lamskaar
sekualitas DEKSON dan 2 (Dua) buah angkur.
e. Tipe/ jenis alat-alat penggantung dan pengunci disesuaikan dengan alat
penggantung dan pengunci pada gambar kerja, atau menurut petunjuk Pengguna
Barang/Jasa, melalui Konsultan Pengawas.
f. Spesifikasi detail, ukuran, kelengkapan dan perletakan/ penempatan pintu, jendela
dan bovenlight, disesuaikan gambar rencana maupun gambar detail.
Pemasangannya disesuaikan dengan ketentuan teknis yang berlaku dan menurut
petunjuk Konsultan Pengawas.

E. Standar bahan kaca

1) Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai
ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-
proses tarik, gilas dan pengembangan (float glass).
2) Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi potongan
yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm
per meter. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi
gas yang terdapat pada kaca).
3) Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau seluruh
tebal kaca).
4) Kaca yang digunakan untuk pekerjaan pintu, jendela dan bovenlight adalah kaca bening
5 mm, sedang pekerjaan kaca bovenlight kamar mandi dengan kaca es 5 mm.
5) Kaca yang dipakai sekualitas produksi Asahimas.
6) Ketentuan untuk pekerjaan kaca ini adalah kaca harus rata, tidak bergelombang dan
tidak retak.
7) Pemasangan kaca harus memperhatikan faktor pemuaian pada saat udara panas dan
penyusutan pada saat udara dingin.
8) Dalam keadaan ditutup atau dibuka kaca-kaca tidak boleh bergetar (kalau kaca
bergetar hal ini menandakan kurang sempurnanya pemasangan).
9) Apabila pada saat pemasangan ada kaca yang pecah, maka Penyedia Barang/Jasa
berkewajiban mengganti sebelum Penyerahan I (Pertama).

Apabila pekerjaan ini di sub kontrakkan maka Penyedia Jasa konstruksi harus
memberitahukan pada Konsultan Pengawas serta harus mendapat persetujuan terlebih

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 47
dahulu, dan harus memberikan garansi tertulis yang meliputi kesempurnaan, pemasangan,
pengoperasian, dan kondisi semua pintu jendela bovenlight untuk periode sampai dengan masa
pemeliharaan berakhir.

II. Pekerjan Pintu Frameless

A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pembuatan daun pintu meliputi penyediaan tenaga kerja, alat-alat yang
diperlukan untuk semua pekerjaan pembuatan termasuk persyaratan yang sesuai terhadap
masing masing material.

B. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Semua rangka pintu dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran
dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. Bahan yang akan
diproses pabrikasi harus di-seleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk, toleransi
ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan.
2) Untuk keseragaman warna disyaratkan sebelum proses pabrikasi warna profil-profil
harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu pabrikasi unit-unit pintu,
jendela, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan
warna yang sama.
3) Pemotongan patch fitting hendaknya dikerjakan pada tempat yang aman/ terlindung
dari benda-beda yang dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan, terutama dari
material besi. Hasil pemotongan dengan mesin potong, mesin punch, drill setelah
dirangkaikan untuk pintu, jendela mempunyai toleransi ukuran untuk tinggi dan lebar
adalah 1 mm, dan untuk diagonal adalah 2 mm.
4) Kaca harus diteliti dengan seksama pada saat terpasang, tidak boleh menimbulkan
getaran. Apabila masih terjadi getaran, maka “Profil Rubber Seal” pemegang kaca harus
diganti atas biaya Kontraktor.

C. Material
1) Spesifikasi rangka daun pintu adalah jenis klem patch fitting berukuran sekitar 4 x 17
cm, terbuat dari besi cor yang luarnya dilapis stainless steel.
2) Untuk bahan pelengkap lainnya floor hinges, handle logam stainless steel, sekrup dari
stainless steel dan lain-lain sekualitas DEKSON.
3) Kaca Temperd 12mm produksi Asahimas sesuai dengan persyaratan bahan kaca
dalam BAB pekerjaan kaca.

PASAL 13
PEKERJAAN PENGECATAN

A. Lingkup Pekerjaan

1) Pekerjaan cat meliputi pekerjaan cat dinding, beton dan besi.


2) Sebelum pengecatan dimulai, Penyedia Jasa Konstruksi harus melakukan pengecatan
pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.
3) Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara
pengerjaan.
4) Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas.
5) Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, bidang-
bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 48
B. Standar Pelaksanaan

1) SNI 03-2407-1991 (Tata Cara Pengecatan Kayu Untuk Rumah dan Gedung).
2) Tata Cara Pengecatan dinding untuk Rumah dan Gedung.
3) SNI 03-2408-1991 (Tata Cara Pengecatan Logam).

I. Cat dinding dan Beton

A. Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk pekerjaan cat dinding dan beton adalah pengecatan seluruh plesteran
bangunan dan/ atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.

B. Pelaksanaan Pekerjaan

1) Sebelum memulai pekerjaan, selambat-lambatnya 2 (Dua) hari, penyedia Jasa


konstruksi harus menyiapkan rencana kerja.
2) Rencana kerja pekerjaan pengecatan meliputi volume pekerjaan, jumlah tenaga kerja
dan alat, jadwal pelaksanaan dan alur pekerjaan, serta contoh material yang akan
dipakai disertai sertifikat hasil pengujian material untuk mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas Dinding bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui
oleh Konsultan Pengawas, tidak miring dan harus rata (tidak bergelombang).
3) Bagian-bagian yang retak/pecah diperbaiki dan bagian yang kotor dibersihkan, harus
diaci halus dan licin.

C. Material

Cat menggunakan produksi sekualitas Mowilex, Warna akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas, setelah mengadakan percobaan pengecatan (mock up) terlebih dahulu. Untuk
dinding luar menggukan cat dinding weathershield produksi sekualitas Dulux, Cat interior
sekualitas Catylac.

PASAL 15
PEKERJAAN BIDANG KHUSUS

I. Papan Nama

A. Lingkup Pekerjaan

1) Pekerjaan ini mencakup pengangkutan, pengadaan bahan, tenaga kerja dan alat kerja
serta pemasangan papan nama, sesuai petunjuk Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis
ini.
2) Pekerjaan ini meliputi papan nama eksterior dan tanda-tanda lainnya seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Pemilik Proyek.

B. Contoh Bahan dan Data Teknis


Sebelum pengadaan bahan, Kontraktor harus menyerahkan contoh dan/ atau data teknis/
brosur bahan yang akan digunakan untuk disetujui Konsultan Pengawas.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 49
C. Gambar Detail Pelaksanaan
1) Sebelum pelaksanaan, Kontraktor wajib membuat dan menyerahkan Gambar Detail
Pelaksanaan kepada Konsultan Pengawas untuk diperiksa dan disetujui.
2) Gambar Detail Pelaksanaan harus memperlihatkan dimensi, tata letak, cara
pengencangan, cara pemasangan dan penyelesaian, dan detail penyelesaian lainnya.

D. Pengiriman dan Penyimpanan


Semua bahan yang didatangkan harus disimpan di tempat yang terlindung sehingga
terhindar dari kerusakan, baik sebelum dan selama pemasangan.

E. Bahan-bahan
LOGO “KEMENAG” dan “LETTER TEXT”
Logo dan Letter text dibuat dari bahan Akrilik 0.3mm yang memenuhi, dengan bentuk
dan dimensi serta ketebalan pelat sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja

1. Angkur , Pengencang dan Lighted


a. Bahan angkur dan pengencang ekspos harus sesuai dengan bahan metal yang
akan dikencangkan dalam warna dan lapisan yang sesuai.
b. Sediakan bahan-bahan yang sesuai dengan bahan identifikasi.
c. Lindungi angkur dan pengencang terhadap reaksi galvanis atau interaksi kimia
dari bahan perekat.
d. Logo Lampu LED Samsung White/ Warm White ( Pilih Sesuai Selera ).
e. Travo Lampu 10-30 Ampere (Sesuai Besaran Huruf)

F. Pelaksanaan Pekerjaan
1) Persiapan
a. Periksa keadaan lokasi dan permukaan bidang di mana papan nama akan
dipasang.
b. Pemasangan baru dapat dilakukan setelah semua cacat atau kesalahan pada
permukaan bidang tersebut telah diperbaiki dan telah disetujui Konsultan
Pengawas .

2) Fabrikasi
a. Pasang Logo Akrilik dengan lurus agar pas dengan alat pengencang yang tidak
terlihat.
b. Lubang untuk baut dan sekrup dapat dibuat dengan bor atau pukulan.
c. Hasil bor dan pukulan harus bersih, lurus dan rata. Pemboran dan pelubangan
harus menghasilkan permukaan yang lurus dan bersih.
d. Permukaan ekspos harus memiliki penyelesaian yang halus dan pengencang
ekspos harus rata dengan permukaan bidang. Sembunyikan alat pengencang jika
memungkinkan.
e. Bentuk sambungan ekspos terhadap cuaca untuk mengeluarkan/ membuang air.
f. Lengkapi dengan saluran air dan lubang drainase (weep holes) untuk mencegah
pembentukan kondensasi.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 50
G. Pemasangan
1) Pasang papan nama pada lokasi seperti ditentukan kemudian pastikan semua papan
nama terpasang lurus dan benar, pada ketinggian dan dengan cara sesuai ketentuan.
2) Tidak diperbolehkan memasang papan nama di atas permukaan lainnya sebelum
pekerjaan pada bagian-bagian tersebut diselesaikan dengan baik.
3) Pasang direktori pada struktur penumpu dengan alat pengencang yang tidak terlihat
sesuai dengan petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat.
4) Papan nama (logo) eksterior ditempatkan bagian depan (atas), kecuali bila
ditunjukkan lain dalam Gambar Kerja.

H. Perlindungan
1) Lindungi pekerjaan dan pekerjaan di sekitarnya serta bahan-bahan dari kerusakan
selama pekerjaan berlangsung sampai selesai.
2) Bungkus pekerjaan yang telah selesai dengan kertas, lembaran plastik atau pita kedap
air untuk pengiriman dan penyimpanan dan lindungi dari kerusakan selama
pemasangan.

I. Perbaikan dan Pembersihan


1) Setiap kerusakan yang terjadi selama pemasangan harus diperbaiki.
2) Papan nama yang tidak dapat diperbaiki harus diganti dengan yang baru.
3) Bersihkan permukaan papan nama agar diperoleh hasil yang baik.

PASAL 16
PEKERJAAN PANEL AKRILIK LAPIS ACP FASAD DEPAN

1) Pasang Panel Akrilik 3mm motif batik ASN + ACP untuk lapisan dalam, Lapis Belakang

 Pembuatan dan pemasangan Panel ini meliputi panel Akrilik 3mm motif Batik dan
ACP .
 Posisi, pola, motif dan warna harus sesuai dengan gambar rencana.
 Rangka dan panel akrilik harus siku pada semua sudutnya dan rapat pada setiap
sambungannya.
 Spesifikasi detail, ukuran, kelengkapan dan perletakan/penempatan Panel sebagai
fasade, disesuaikan gambar rencana maupun gambar detail. Pemasangannya
disesuaikan dengan ketentuan teknis yang berlaku dan menurut petunjuk Tim Teknis
dan Pengawas.
 Ukuran-ukuran lebar, tinggi dan lengkungan harus menyesuaikan dengan kondisi
lapangan. Ukuran-ukuran detail agar disesuaikan.

PASAL 17
PEKERJAAN WPC FASAD DEPAN

1) Pasang WPC (motif kayu) 50x50mm


 Pembuatan dan pemasangan fasad ini meliputi Kisi-kisi WPC beserta kerangkanya
sebagai dudukan.
 Posisi, pola, motif dan warna harus sesuai dengan gambar rencana.
 Spesifikasi detail, ukuran, kelengkapan dan perletakan/penempatan Panel sebagai
fasade, disesuaikan gambar rencana maupun gambar detail. Pemasangannya
disesuaikan dengan ketentuan teknis yang berlaku dan menurut petunjuk Tim Teknis
dan Pengawas.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 51
 Ukuran-ukuran lebar, tinggi dan lengkungan harus menyesuaikan dengan kondisi
lapangan. Ukuran-ukuran detail agar disesuaikan.

a. Syarat Pelaksanaan
1) Semua pekerjaan Fasade harus dikerjakan oleh tenaga trampil yang
berpengalaman dan harus sesuai jenis, ukuran, spesifikasi menurut gambar-
gambar prinsip perencanaan.
2) Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa diwajibkan untuk
meneliti gambar-gambar yang ada dengan kondisi dilapangan (ukuran dan
lubang), termasuki mempelajari bentuk, pola layout/penempelan, pemasangan,
mekanisme dan detail-detail.
3) Sebelum dilaksanakan, Penyedia Barang/Jasa harus menyiapkan/ mengajukan
gambar (shop drawings) backdrop yang memuat: detail, ukuran, teknik
penyambungan material dari masing-masing unit dengan mengacu pada gambar
prinsip rancangan untuk mendapat persetujuan pemberi tugas dan perencana.
4) Pelaksana harus menyiapkan Contoh (mockup) finishing dalam 1 boardminimal
ukuran 15cm x 30cm x 2cm (terbagi atas 3 lapisan) Lapisan sisi dalam berupa
lapisan Tacosheet/melaminto putih, tengah atau material utama
triplek/plywood, lapisan luar Lapis HPL. untuk diuji dan disetujui oleh Pemberi
Tugas atau wakilnya yang ditunjuk sebelum produksi yang sesungguhnya
dimulai. Mockup yang disetujui mewakili kualitas bahan dasar dan finishing
sebenarnya. Pelaksana harus memberi jaminan sedikitnya-dikitnya 3 (tiga) bulan
atas pekerjaanya terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan akibat mutu
bahan yang digunakan, maupun mutu pekerjaannya.

RINGKASAN SPESIFIKASI TEKNIS


PEKERJAAN STRUKTUR DAN ARSITEKTUR
Spesifikasi
No Uraian
Tipe / Produk Merk

A Pekerjaan Struktur

Pekerjaan Tanah dan


1
Pasir
a Tanah urug Lokal
b Pasir urug Lokal
c Pasir pasang Lokal

2 Pekerjaan Pondasi
a Batu belah hitam Lokal
b Portland Cement (PC) PCC Dinamix, Gresik
b Spesi pasangan 1 pc : 6 ps

3 Pekerjaan Beton Struktur


≥12 mm fy =
a Besi tulangan KS, Interworld, Master Steel
3700 kg/cm2

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 52
<12 mm fy =
KS, Interworld, Master Steel
2400 kg/cm2.
Tebal 0,75 mm
Smartdek, Utomodeck,
b Floor deck kuat tekan G 550
MPa Cahayadek

c Plywood Tebal 12 mm

d Beton ready mix f'c=19,3 MPa

e Agregat kasar/ split Lokal


f Agregat halus Lokal
g Waterstop BASF, Fosroc, SIKA

Pekerjaan Rangka Atap


4
Baja Ringan

a Usuk baja ringan profil C 75 x 35 Giga Stell

b Reng baja ringan profil R 30 x 45 x 40 x 15 Giga Stell

c Membran Bakar - -

B Pekerjaan Arsitektur

Pekerjaan Pasangan Bata


1
Merah
Ukuran 11 x 23 x
a Bata Merah 4 cm AT grade A

b Perekat Mortar 1pc : 8ps Sekwalitas Mortar Utama

Pekerjaan Plesteran dan


2
Acian
Plesteran 1pc :
a Pekerjaan plesteran Dinamix, Gresik
5ps, T 15mm
b Pekerjaan acian Portland Cement Dinamix, Gresik

Pekerjaan Pelapis Lantai


3
dan Dinding
60 x 60 cm
a Lantai ruangan dan selasar polish dan ROMAN
unpolish
30 x 60 cm
b Lantai tangga ROMAN
unpolish
10 x 60 cm
c Stepnoshing tangga unpolish ROMAN
60 x 60 cm
d Lantai KM/WC ROMAN
unpolish
30 x 60 cm
e Dinding KM/WC ROMAN
polish

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 53
Pekerjaan Alumunium
4
dan Kaca
Warna dark
a Alumunium profil Alexindo
brown
b Kaca temperred Tebal 12 mm Asahimas, Mulia Glass
c Kaca bening Tebal 5 mm Asahimas, Mulia Glass
d Penggantung dan pengunci Kend, Dorma, Dekson
e Aksesories pintu frameless Kend, Dorma, Dekson

5 Pekerjaan Pengecatan
a Cat dinding interior Emulsion Mowilex, Dulux, Jotun
b Cat dinding eksterior Weathercoat Dulux, Jotun

6 Pekerjaan Plafond
a Plafond PVC Plafond PVC AKRM
KalsiBoard
a Plafond KalsiBoard 120cm x 240mm GRC Board
x 4.5mm
b List profil PVC 3cm List PVC & List Gybsum

Pekerjaan Sanitasi,
7 Saniter dan Air Bersih
Kloset duduk Monoblock + Kloset Duduk
a TOTO
Jet Shower Keramik
Kloset Jongkok
b Kloset Jongkok INA
Keramik
c Wastafel Keramik TOTO
d Septictank Biofil 2000L -
e Instalsi Pipa Air Kotor Pipa PVC dia. 4” Wavin
Pipa PVC AW D
f Casing Sumur Bor Wavin
dia. 4”
g Instalasi Pipa Air Bekas Pipa PCV dia. 3” Wavin
Pipa PVC dia. 1”
h Instalasi Pipa Air Bersih & ½” Wavin

i Floofdrain Stainless INA


Kran Air
j Kran Air dia. 1/2 INA
StainLess
Buis beton Dia.
k Sumur Peresapan -
80cm

8 Pekerjaan Elektrikal
Saklar, Stop Kontak Broco, Panasonic

9 Pekerjaan Interior
HPL TACO
Asesoris TACO

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 54
Lantai Vynil Plank TACO

LAPORAN
a. Laporan Harian :
Pemborong wajib membuat "Laporan Harian" , "Laporan Mingguan" dan "Laporan
Bulanan" yang memberikan gambaran dari kegiatan- kegiatan yang dilakukan di lapangan
secara jelas. Laporan tersebut dibuat dalam rangka 3 (tiga) meliputi:

1. Kegiatan Fisik.
2. Catatan dan perintah Konsultan Pengawas yang disampaikan baik secara lisan
maupun tertulis.
3. Hal-hal yang menyangkut masalah :
- Material (masuk/ditolak)

- Jumlah tenaga kerja

- Keadaan cuaca

- Pekerjaan tambah / kurang.

Berdasarkan laporan harian, dibuat laporan mingguan dimana laporan tersebut berisi
ikhtisar dan catatan prestasi atas pekerjaan minggu lalu dan rencana pekerjaan minggu
depan. Laporan ini harus ditandatangani oleh Manager Proyek dan diserahkan pada
Konsultan Pengawas untuk diketahui/disetujui.

b. Laporan Pengetesan
Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas dalam rangkap 5 (Lima)
mengenai hal-hal sebagai berikut:

1. Hasil pengetesan kabel-kabel (meger dan pemberian tegangan).


2. Hasil pengetesan peralatan-peralatan instalasi.
3. Hasil pengukuran-pengukuran dan lain-lain.
Semua pengetesan dan atau pengukuran tersebut harus disaksikan oleh Konsultan
Pengawas pekerjaan ini.

1. PENANGGUNG JAWAB PELAKSANA


a. Sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Pemborong harus menempatkan seorang
penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan berpengalaman dan harus selalu berada di
lapangan/site, yang bertindak selaku wakil dari Pemborong dan mempunyai kemampuan
untuk memberikan keputusan teknis, dan bertanggung jawab penuh dalam menerima
segala instruksi-instruksi dari Konsultan Pengawas.
b. Penanggung jawab tersebut harus berada ditempat pekerjaan selama jam kerja dan pada
saat diperlukan dalam pelaksanaan, atau pada pada saat yang dikehendaki oleh Konsultan
Pengawas petunjuk, dan perintah pengawas di dalam pelaksanaan harus disampaikan
langsung kepada pihak Pemborong melalui penanggung jawab Pemborong.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 55
2. PERUBAHAN, PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN PEKERJAAN
a. Pelaksanaan pekerjaan yang menyimpang dari gambar- gambar rencana yang disesuaikan
dengan kondisi di lapangan harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan Konsultan
Pengawas.
b. Dalam merubah gambar rencana tersebut, Pemborong harus menyerahkan gambar
perubahan yang dimaksud Konsultan Pengawas pengawas lapangan dalam rangkap Lima
untuk disetujui.
c. Pengaduan dan perubahan material, gambar rencana dan lain sebagainya, harus diajukan
oleh Pemborong kepada Konsultan Pengawas secara tertulis. Perubahan-perubahan
material dan gambar rencana yang mengakibatkan pekerjaan tambah kurang terlebih
dahulu harus disetujui secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.

3. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN


a. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang dilakukan dalam rangka
pemasangan instalasi ini maupun pengembaliannya seperti keadaan semula adalah
termasuk pekerjaan Pemborong instalasi ini.
b. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis dari Konsultan
Pengawas.
c. Pengelasan, pemgeboran dan sebagainya pada konstruksi bangunan hanya dapat
dilaksanakan setelah memperoleh izin/persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

4. PEMERIKSAAN RUTIN
a. Selama masa pemeliharaan, harus diselenggarakan kegiatan pemeliharaan dan
pemeriksaan routine.
b. Pekerjaan pemeliharaan dan pemeriksaan routine tersebut, harus dilaksanakan tidak
kurang dari dua minggu sekali.

5. KANTOR PEMBORONG, LOS KERJA DAN GUDANG


a. Pemborong diperbolehkan untuk membuat keet, Kantor, gudang dan los kerja di halaman
tempat pekerjaan, untuk keperluan pelaksanaan tugas administrasi lapangan,
penyimpanan barang/bahan serta peralatan kerja dan sebagai area/tempat kerja
(peralatan pekerjaan kasar), dimana pelaksanaan tugas instalasi berlangsung.
b. Pembuatan keet Kantor, gudang dan los kerja ini dapat dilaksanakan, bila terlebih dahulu
mendapatkan izin dari pemberi tugas.

6. PENJAGAAN
a. Pemborong wajib mengadakan penjagaan dengan baik serta terus menerus selama
berlangsungnya pekerjaan atas bahan, peralatan, mesin dan alat-alat kerja yang disimpan
di tempat kerja (gudang lapangan).
b. Kehilangan yang diakibatkan oleh kelalaian penjagaan atas barang-barang tersebut diatas,
menjadi tanggung jawab Pemborong.

7. DAYA LISTRIK DAN PENERANGAN


a. Pada Kantor, los kerja, gudang dan tempat-tempat pelaksanaan pekerjaan yang dianggap
perlu, harus diberi penerangan yang cukup.
b. Daya listrik baik untuk keperluan penerangan maupun untuk sumber tenaga/daya kerja
harus disediakan oleh Pemborong.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 56
8. KEBERSIHAN DAN KETERTIBAN
a. Selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, Kantor, gudang, los kerja dan tempat
pekerjaan dilaksanakan dalam bangunan, harus selalu dalam keadaan bersih.
b. Penimbunan/penyimpanan barang, bahan dan peralatan baik di dalam gudang maupun
diluar (halaman), harus diatur sedemikian rupa agar memudahkan jalannya peme- riksaan
dan tidak mengganggu pekerjaan dari bagian lain.
c. Peraturan-peraturan yang lain tentang ketertiban akan dikeluarkan oleh Konsultan
Pengawas pada waktu pelaksanaan.

9. PEGAWAI PENYELENGGARA DARI PEMBORONG


a. Pimpinan harian pada pelaksanaan pekerjaan oleh Pemborong harus diserahkan kepada
penyelenggara kepala dengan kualifikasi ahli, berpengalaman dan mempunyai wewenang
penuh untuk mengambil keputusan.
b. Site Manager harus berada ditempat pekerjaan selama jam-jam kerja dan setiap saat yang
diperlukan pemberi tugas.
c. Site Manager mewakili Pemborong di tempat pekerjaan, bertanggung jawab penuh kepada
Konsultan Pengawas.
d. Petunjuk dan perintah Konsultan Pengawas di dalam pelaksanaan, disampaikan langsung
kepada Pemborong atau melalui Site Manager, sebagai penanggung jawab di lapangan.
e. Pemborong diwajibkan untuk menjalankan disiplin yang ketat terhadap semua pekerja
(buruh) dan pegawainya, kepada mereka yang melanggar terhadap peraturan umum,
mengganggu ataupun merusak ketertiban, berlaku tidak wajar, melakukan perbuatan yang
merugikan terhadap pelaksanaan pekerjaan, harus segera dikeluarkan dari tempat
pekerjaan atas perintah pengawas harian. Bila Pemborong lalai, maka akan dikenakan
tindakan sesuai dengan yang dimaksud dalam pasal denda.

10. PENGAWASAN
a. Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan adalah dilakukan oleh Konsultan
Pengawas.
b. Pada setiap saat Konsultan Pengawas atau petugas-petugasnya harus dapat mengawasi,
memeriksa dan menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan peralatan. Pemborong harus
mengadakan fasilitas-fasilitas yang diperlukan
c. Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengamatan Konsultan
Pengawas adalah menjadi tanggung jawab Pemborong.
d. Di tempat pekerjaan, Konsultan Pengawas menempatkan petugas-petugas pengawas yang
bertugas setiap saat untuk mengawasi pekerjaan.

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 57
11. RKK

Deskripsi Resiko Penilaian Tingkat Resiko


Persyaratan
Pengendalian Pengendalian
NO Pemenuhan
Identifikasi Bahaya (Skenario Awal Kemungk Keparaha Nilai Tingkat Lanjutan
Uraian Pekerjaan Jenis Bahaya Peraturan Keterangan Kemungkinan (F) Keterangan Keparahan (A)
Bahaya) inan (F) n (A) Resiko Resiko

1 2 3 4 5 6 7 8 7 8 9 10 11
1 PEKERJAAN PERSIAPAN Terkena alat kerja Sederhana Terjadi Peraturan Semua Pekerja 1. Ha mpir tidak pernah terjadi 3 1. s.d P3k 3 9 Administratif
kecelakan Fatal Pemerintah diberi pelatian dan
Pe mbersihan dan Persiapan Lapangan Tertimpa material pada pekerja Indonesia pengarahan K3, 2. Ke mungkinan Kecil 3 2. Rawat inap 1 org, 1 hr 3 9

Papan Na ma Pekerjaan 80x120cm Tersengat binatang berbisa => Luka terkai K3 Pengunaan APD 3. Mungkin Terjadi 2 3. Rawat inap >1 org, 1 mgg 3 6
berat/ringan Konstruksi pada Seluruh
Ad ministrasi dan Doku mentasi Tertabrak saat mobilisasi Alat =>Cacat Fisik yang Berlaku Pekerja, 4. Sangat mungkin 2 4. Cacat Meninggal 1 org 5 10
Pengunaan alat

Sedang
Air dan Listrik Adanya 5. Ha mpir pasti terjadi 5. Cacat Meninggal >1 org
kerusakan kerja sesuai
Sewa Direksi Keet
peralatan saat fungsinya, Jarak
bekerja antara pekerja
harus dijaga agar
selalu pada jarak
yang aman

2 PEKERJAAN BETON Terkena alat kerja sederhana Terjadi Peraturan Semua Pekerja 1. Ha mpir tidak pernah terjadi 3 1. s.d P3k 3 9 Administratif
kecelakan Fatal Pemerintah diberi pelatian dan
Tertimpa material beton pada pekerja Indonesia pengarahan K3, 2. Ke mungkinan Kecil 3 2. Rawat inap 1 org, 1 hr 3 9

Terjatuh dari ketinggian => Luka terkai K3 Pengunaan APD 3. Mungkin Terjadi 3 3. Rawat inap >1 org, 1 mgg 4 12
berat/ringan Konstruksi pada Seluruh
Tertusuk Baja Tulangan =>Cacat Fisik yang Berlaku Pekerja, 4. Sangat mungkin 3 4. Cacat Meninggal 1 org 5 15
Adanya Pengunaan alat 5. Ha mpir pasti terjadi 3 5. Cacat Meninggal >1 org 5 15

Besar
kerusakan kerja sesuai
peralatan saat fungsinya, Jarak
bekerja antara pekerja
harus dijaga agar
selalu pada jarak
yang aman

3 PEKERJAAN PLESTERAN Terkena alat kerja Sederhana Terjadi Peraturan Semua Pekerja 1. Ha mpir tidak pernah terjadi 3 1. s.d P3k 3 9 Administratif
kecelakan Fatal Pemerintah diberi pelatian dan
Pekerjaan Plesteran 1 Pc : 5 Pp Tebal 15 mm Tertimpa material pada pekerja Indonesia pengarahan K3, 2. Ke mungkinan Kecil 3 2. Rawat inap 1 org, 1 hr 3 9

Pekerjaan Acian Terjatuh dari ketinggian => Luka terkai K3 Pengunaan APD 3. Mungkin Terjadi 3 3. Rawat inap >1 org, 1 mgg 4 12
berat/ringan Konstruksi pada Seluruh
=>Cacat Fisik yang Berlaku Pekerja, 4. Sangat mungkin 3 4. Cacat Meninggal 1 org 5 15
Adanya Pengunaan alat 5. Ha mpir pasti terjadi 5. Cacat Meninggal >1 org

Besar
kerusakan kerja sesuai
peralatan saat fungsinya, Jarak
bekerja antara pekerja
harus dijaga agar
selalu pada jarak
yang aman

4 PEKERJAAN LANTAI Terkena alat kerja Sederhana Terjadi Peraturan Semua Pekerja 1. Ha mpir tidak pernah terjadi 3 1. s.d P3k 3 9 Administratif
kecelakan Fatal Pemerintah diberi pelatian dan
Lantai Keramik 600x600 polish Tertimpa material dari ketinggia pada pekerja Indonesia pengarahan K3, 2. Ke mungkinan Kecil 3 2. Rawat inap 1 org, 1 hr 3 9

Lantai Keramik 600x600 unpolish Tertusuk pecahan kramik => Luka terkai K3 Pengunaan APD 3. Mungkin Terjadi 2 3. Rawat inap >1 org, 1 mgg 3 6
berat/ringan Konstruksi pada Seluruh
Dinding Kera mik 300x600 polish Terkena Alat Potong =>Cacat Fisik yang Berlaku Pekerja, 4. Sangat mungkin 3 4. Cacat Meninggal 1 org 3 9
Adanya Pengunaan alat

Sedang
Plint Lantai 600x100 polish 5. Ha mpir pasti terjadi 5. Cacat Meninggal >1 org
kerusakan kerja sesuai
Pasir Urug Bawah Lantai
peralatan saat fungsinya, Jarak
Pelapisan Panggung Dengan Vinyl Plank bekerja antara pekerja
harus dijaga agar
selalu pada jarak
yang aman

5 PEKERJAAN PLAFON Terkena alat kerja Sederhana Terjadi Peraturan Semua Pekerja 1. Ha mpir tidak pernah terjadi 2 1. s.d P3k 3 6 Administratif
kecelakan Fatal Pemerintah diberi pelatian dan
Plafond PVC Terjatuh dari ketinggian pada pekerja Indonesia pengarahan K3, 2. Ke mungkinan Kecil 3 2. Rawat inap 1 org, 1 hr 3 9

Plafond kalsiboard 4,5 mm Terkena Alat Potong => Luka terkai K3 Pengunaan APD 3. Mungkin Terjadi 3 3. Rawat inap >1 org, 1 mgg 3 9
berat/ringan Konstruksi pada Seluruh
Rangka Plafond Hollow 36x36x0.35 Tertusuk Rangka Material =>Cacat Fisik yang Berlaku Pekerja, 4. Sangat mungkin 3 4. Cacat Meninggal 1 org 3 9
Adanya Pengunaan alat
Sedang

Lis Plafond Gypsum 5. Ha mpir pasti terjadi 5. Cacat Meninggal >1 org
kerusakan kerja sesuai
peralatan saat fungsinya, Jarak
bekerja antara pekerja
harus dijaga agar
selalu pada jarak
yang aman

6 PEKERJAAN PINTU JENDELA Terkena alat kerja Terjadi Peraturan Semua Pekerja 1. Ha mpir tidak pernah terjadi 3 1. s.d P3k 3 9 Administratif
kecelakan Fatal Pemerintah diberi pelatian dan
Pintu, Jendela dan Boven Tertimpa material pada pekerja Indonesia pengarahan K3, 2. Ke mungkinan Kecil 2 2. Rawat inap 1 org, 1 hr 2 4

Terjatuh dari ketinggian => Luka terkai K3 Pengunaan APD 3. Mungkin Terjadi 3 3. Rawat inap >1 org, 1 mgg 3 9
berat/ringan Konstruksi pada Seluruh
=>Cacat Fisik yang Berlaku Pekerja, 4. Sangat mungkin 4. Cacat Meninggal 1 org
Pengunaan alat
Sedang

Adanya 5. Ha mpir pasti terjadi 5. Cacat Meninggal >1 org


kerusakan kerja sesuai
peralatan saat fungsinya, Jarak
bekerja antara pekerja
harus dijaga agar
selalu pada jarak
yang aman

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 58
7 PEKERJAAN CAT Terkena alat kerja Terjadi Peraturan Semua Pekerja 1. Ha mpir tidak pernah terjadi 2 1. s.d P3k 1 2 Administratif
kecelakan Fatal Pemerintah diberi pelatian dan
Tertimpa material pada pekerja Indonesia pengarahan K3, 2. Ke mungkinan Kecil 3 2. Rawat inap 1 org, 1 hr 3 9

Terjatuh dari ketinggian => Luka terkai K3 Pengunaan APD 3. Mungkin Terjadi 3 3. Rawat inap >1 org, 1 mgg 3 9
berat/ringan Konstruksi pada Seluruh
=>Cacat Fisik yang Berlaku Pekerja, 4. Sangat mungkin 4. Cacat Meninggal 1 org
Adanya Pengunaan alat

Sedang
5. Ha mpir pasti terjadi 5. Cacat Meninggal >1 org
kerusakan kerja sesuai
peralatan saat fungsinya, Jarak
bekerja antara pekerja
harus dijaga agar
selalu pada jarak
yang aman

8 PEKERJAAN ATAP Terkena alat kerja Terjadi Peraturan Semua Pekerja 1. Ha mpir tidak pernah terjadi 3 1. s.d P3k 3 9 Administratif
kecelakan Fatal Pemerintah diberi pelatian dan
Tertimpa material pada pekerja Indonesia pengarahan K3, 2. Ke mungkinan Kecil 3 2. Rawat inap 1 org, 1 hr 3 9

Terjatuh dari ketinggian => Luka terkai K3 Pengunaan APD 3. Mungkin Terjadi 3 3. Rawat inap >1 org, 1 mgg 3 9
berat/ringan Konstruksi pada Seluruh
Tertimpa material dari ketinggia =>Cacat Fisik yang Berlaku Pekerja, 4. Sangat mungkin 3 4. Cacat Meninggal 1 org 4 12

Tersambar Petir Adanya Pengunaan alat 5. Ha mpir pasti terjadi 3 5. Cacat Meninggal >1 org 5 15

Besar
kerusakan kerja sesuai
Tersetrum
peralatan saat fungsinya, Jarak
bekerja antara pekerja
harus dijaga agar
selalu pada jarak
yang aman

9 PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL Terkena alat kerja Terjadi Peraturan Semua Pekerja 1. Ha mpir tidak pernah terjadi 3 1. s.d P3k 3 9 Administratif
kecelakan Fatal Pemerintah diberi pelatian dan
Instalasi titik lampu NYM 2x1,5 mm dala m PVC Tertimpa material pada pekerja Indonesia pengarahan K3, 2. Ke mungkinan Kecil 3 2. Rawat inap 1 org, 1 hr 3 9

Instalasi stop kontak NYM 2x2,5 mm dalam PVC Terjatuh dari ketinggian => Luka terkai K3 Pengunaan APD 3. Mungkin Terjadi 3 3. Rawat inap >1 org, 1 mgg 3 9
berat/ringan Konstruksi pada Seluruh
Saklar ganda Tertimpa material dari ketinggia =>Cacat Fisik yang Berlaku Pekerja, 4. Sangat mungkin 3 4. Cacat Meninggal 1 org 3 9

Saklar tunggal Tersetrum Adanya Pengunaan alat 5. Ha mpir pasti terjadi 3 5. Cacat Meninggal >1 org 5 15

Besar
kerusakan kerja sesuai
Stop kontak
peralatan saat fungsinya, Jarak
Lampu Downlight LED 8 Watt bekerja antara pekerja
harus dijaga agar
Lampu Downlight LED 11 Watt
selalu pada jarak
Lampu Sorot 100 Watt yang aman

Lampu LED Stripe

10 PEKERJAAN INTERIOR Terkena alat kerja Terjadi Peraturan Semua Pekerja 1. Ha mpir tidak pernah terjadi 3 1. s.d P3k 3 9 Administratif
kecelakan Fatal Pemerintah diberi pelatian dan
Tertimpa material pada pekerja Indonesia pengarahan K3, 2. Ke mungkinan Kecil 3 2. Rawat inap 1 org, 1 hr 3 9
=> Luka terkai K3 Pengunaan APD 3. Mungkin Terjadi 3. Rawat inap >1 org, 1 mggu
berat/ringan Konstruksi pada Seluruh
yang Berlaku Pekerja, 4. Sangat mungkin 4. Cacat Meninggal 1 org
=>Cacat Fisik
Adanya Pengunaan alat

Sedang
5. Ha mpir pasti terjadi 5. Cacat Meninggal >1 org
kerusakan kerja sesuai
peralatan saat fungsinya, Jarak
bekerja antara pekerja
harus dijaga agar
selalu pada jarak
yang aman

12. PENUTUP

1. Uraian pekerjaan yang belum termuat dalam ketentuan dan syarat-syarat ini tapi didalam
pelaksanaannya harus ada, maka pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan setelah ada perintah
tertulis dari pimpinan proyek dan akan diperhitungkan dalam pekerjaan tambah.
2. Apabila terdapat jenis pekerjaan yang semula diestimasi oleh konsultan perencana perlu
dikerjakan dan termuat dalam Daftar Rencana Anggaran Biaya, tetapi menurut pertimbangan
pengguna jasa yang dapat dipertanggungjawabkan tidak perlu lagi dilaksanakan, maka atas
perintah tertulis dari pengguna jasa pekerjaan tersebut tidak dilaksanakan dan akan
diperhitungkan sebagai pekerjaan kurang.
3. Apabila terdapat perbedaan antara gambar, spesifikasi teknis dan Rencana Anggaran Biaya,
maka sebelum pekerjaan tersebut dilaksanakan harus diadakan rapat terlebih dahulu untuk
mendapatkan kepastian.
Pejabat Pembuat Komitmen

Waloya, S.Ag, M.H.


NIP. 197505302006041015

Spesifikasi Teknis dan RKS | Perencanaan Pembangunan Gedung Pusat Layanan Haji Dan Umrah Terpadu
(PLHUT) 59

Anda mungkin juga menyukai