Pekerjaan :
PASAL 1
PENDAHULUAN
PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN
PASAL 3
TATA LAKSANA DOKUMEN
PASAL 4
GAMBAR-GAMBAR PELAKSANAAN DAN SPESIFIKASI TEKNIS
4.5. Gambar detail pelaksanaan sesuai dengan lokasi dan metode kerja yang
dibuat oleh penyedia barang/jasa dan harus disetujui dahulu oleh
Pengguna Anggaran.
4.6. Dalam gambar detail sudah harus di-kir-kan kesesuaian antara material.
Semua ukuran pada gambar-gambar adalah ukuran jadi dan harus
disesuaikan dengan ukuran setempat dilapangan.
PASAL 5
SHOP DRAWING, AS BUILT DRAWING, DAN FOTO-FOTO
5.1. Shop drawing adalah gambar kerja, yang disiapkan oleh Penyedia jasa
yang memberikan penjelasan pekerjaan untuk terlaksananya pekerjaan
dengan sebaik-baiknya.
a. Dalam pelaksanaan pekerjaan, penyedia barang/jasa harus
menyerahkan 2 rangkap gambar kerja kepada Pengguna Anggaran
untuk diperiksa. Gambar tersebut harus disertai perhitungan dan
catatan seperlunya untuk mendapatkan persetujuan Pengguna
Anggaran;
b. Setiap bagian pekerjaan atas dasar gambar kerja tidak boleh
dimulai sebelum Pengguna Anggaran mempelajari dan menyetujui
atau mengoreksi gambar kerja yang bersangkutan;
c. Perbaikan yang tertera pada gambar kerja harus dianggap
sebagai perubahan yang diperlukan agar memenuhi persyaratan
dalam spesifikasi dan tidak dapat dijadikan dasar pekerjaan
tambahan;
d. Penyedia barang/jasa tidak dapat menuntut akan kerusakan atau
perpanjangan waktu karena keterlambatan sebagai akibat
membuat perbaikan gambar kerja. Konsultan pengawas hanya
mempelajari gambar kerja dilihat dari rencana umum saja.
e. Penyedia barang/jasa bertanggung jawab akan adanya kesalahan
yang terdapat didalam gambar kerja.
PASAL 6
CONTOH BAHAN DAN PRODUK
PASAL 7
JADWAL RENCANA KERJA PEMBORONG
7.1 UMUM
1) Uraian
Jadwal pelaksanaan diperlukan untuk perencanaan, pelaksanaan dan
pemantauan yang sebagaimana mestinya atas pekerjaan. Jadwal tersebut
diperlukan untuk menjelaskan kegiatan-kegiatan pekerjaan setelah
kegiatan dalam program mobilisasi telah selesai.
3) Pengajuan
a) Kontraktor harus menyiapkan jadwal pelaksanaan dalam batas
waktu 14 hari setelah Surat Penunjukan Pemenang. Jadwal
pelaksanaan itu harus diserahkan dan mendapat persetujuan dari
Direksi Pekerjaan, dengan detil yang disyaratkan dalam, dimana
detil tersebut harus menunjukkan urutan kegiatan yang diusulkan
oleh Kontraktor dalam melaksanakan Pekerjaan.
SPESIFIKASI TEKNIS 6
PASAL 8
LAPORAN PENYEDIA JASA
8.1. Penyedia jasa diharuskan membuat laporan harian yang kemudian akan
diperiksa dan ditandatangani oleh pengawas harian dan direksi dan
sekurang-kurangnya memuat :
a. Jumlah tenaga kerja menurut jenis dan jabatannya
b. Jumlah dan jenis bahan yang diterima
c. Pekerjaan yang dilaksanakan dengan keterangan terperinci
d. Pengunjung/tamu
e. Cuaca dan lama kejadian
f. Kejadian istimewa
PASAL 9
U K U R A N
PASAL 10
PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN TANAH
PASAL 1
PEKERJAAN GALIAN TANAH DENGAN ALAT BERAT
PASAL 2
PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH
c. Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari
1,25, atau derajat pengembangan yang diklasifikasikan oleh
AASHTO T258 sebagai "very high" atau "extra high", tidak boleh
digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai aktif adalah
perbandingan antara Indeks Plastisitas / PI - (SNI 03-1966-
1989) dan persentase kadar lempung (SNI 03-3422-1994).
SPESIFIKASI TEKNIS 11
PASAL 3
PEKERJAAN PASANGAN BATU
Apabila lubang galian untuk pasangan batu terdapat genangan air maka
sebelum pasangan dimulai lubang tersebut harus dikeringkan
Sebelum pemasangan pondasi batu kali terlebih dahulu diurug dengan
pasir urug setebal 10 cm atau sesuai gambar.
Jika pemasangan pasangan batu terpaksa dihentikan maka ujung
penghentiannya harus bergigi agar pada penyambungan baru berikutnya
terjadi ikatan yang kokoh dan sempurna serta didalam pondasi sama
sekali tidak boleh terdapat rongga atau celah.
Bentuk dan ukuran pondasi sesuai dengan yang tercantum pada
gambar rencana atau petunjuk Direksi.
3.2 BAHAN
1) Batu
a) Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan
harus dari jenis yang diketahui awet. Bila perlu, batu harus
dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.
b) Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat
ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-sama.
c) Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu harus
memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm, lebar dan panjang
sesuai dengan gambar rencana.
2) Adukan
Adukan haruslah adukan semen yang memenuhi kebutuhan dari SNI.
3) Drainase Porous
Bahan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung
penyaring untuk pekerjaan pasangan batu dapat menggunakan pipa pralon
PVC.
3.3. PELAKSANAAN PASANGAN BATU
1) Pemasangan Batu
a) Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus
dipasang pada pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan
masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu besar pilihan harus
digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut-sudut. Perhatian harus
diberikan untuk menghindarkan pengelompokkan batu yang
berukuran sama.
b) Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan
muka yang tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding
dari batu yang terpasang.
c) Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau
memindahkan batu yang telah terpasang. Peralatan yang cocok
harus disediakan untuk mema-sang batu yang lebih besar dari
ukuran yang dapat ditangani oleh dua orang. Menggelindingkan atau
menggulingkan batu pada pekejaan yang baru dipasang tidak
diperkenankan.
SPESIFIKASI TEKNIS 13
2) Penempatan Adukan
a) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai
merata dan dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan
penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan
menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya
landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang
bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.
b) Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai
5 cm dan merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa
seluruh rongga antara batu yang dipasang terisi penuh.
c) Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu
waktu haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan
baru yang belum mengeras. Bilamana batu menjadi longgar atau
lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal, maka batu
tersebut harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu
tersebut dipasang lagi dengan adukan yang baru.
2) Dasar Pembayaran
Kuantitas, ditentukan sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar
dengan Harga Kontrak per satuan dari pengukuran untuk Mata
Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua
bahan, untuk galian yang diperlukan dan penyiapan seluruh formasi atau
pondasi, untuk pembuatan lubang sulingan dan sambungan konstruksi,
untuk pemompaan air, untuk penimbunan kembali sampai elevasi tanah asli
dan pekerjaan akhir dan untuk semua pekerjaan lainnya atau biaya lain
yang diperlukan atau lazim untuk penyelesaian yang sebagaimana
mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Pasal ini.
3.5. Plesteran.
3.5.1. Plesteran menggunakan campuran sp 1 pc : 3 ps, Tebal 15 mm.
Plesteran dilakukan setelah selesainya pasangan batu dan
sudah cukup kering.
3.5.2. Sebelum diplester, dinding harus disiram dengan air sehingga
jenuh air.
3.5.3. Plesteran kedap air adalah plesteran dengan adukan
campuran 1 pc : 2 pasir.
3.5.4. Plesteran dan acian menggunakan campuran 1 pc: 3 ps, Tebal 15
mm di gunakan untuk memplester pasangan sesuai dengan
gambar.
PASAL 4
PEKERJAAN PEMASANGAN GEOTEKSTIL