Anda di halaman 1dari 15

PEMERINTAH KABUPATEN PULAU MOROTAI

BADAN PENUNGGULANGAN BENCANA DAERAH

Pekerjaan :

Pembangunan Talud Penahan


Gelombang Desa Laumadoro

SUMBER DANA APBD TA. 2020


SPESIFIKASI TEKNIS 2

PASAL 1
PENDAHULUAN

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pulau Morotai dalam tahun


anggaran 2020 bermaksud akan melaksanakan pengadaan barang/jasa (jasa
pemborongan) dengan pascakualifikasi untuk pekerjaan Pembangunan Talud
Penahan Gelombang Desa Laumadoro

PASAL 2
LINGKUP PEKERJAAN

2.1. Pekerjaan terletak di Kabupaten Pulau Morotai akan diadakan


penunjukan tempat pekerjaan oleh Konsultan Perencana atau direksi
Pekerjaan sebagian besar terdiri dari Galian Tanah, Pasangan Batu dan
Plesteran
Semua akibat pembiayaan yang dikarenakan lokasi harus sudah
diperhitungkan dalam pembiayaan. Hal ini termasuk harga dasar material
dan ongkos kirim ke lokasi, tenaga kerja, pajak-pajak daerah dan lain-
lain.

2.2. Pelaksanaan Pekerjaan meliputi mengadakan bahan dan peralatan,


mengerjakan, mengangkut bahan-bahan, mengadakan tenaga kerja,
peralatan bantu dan kerja, penyediaan sumber air dan daya listrik untuk
bekerja selama pembangunan dan umumnya segala yang langsung dan
transparan serta menyatakan harus dilaksanakan akan digunakan untuk
mendapatkan penyelesaian pekerjaan dengan sempurna.

2.3. Pekerjaan harus diserahkan oleh Kontraktor ke Pemberi Tugas dengan


kondisi selesai sama sekali hingga memuaskan pemberi tugas. termasuk
menyingkirkan segala bahan-bahan sisa pembongkaran dan lain-lain yang
sudah tidak dipergunakan.

Pelaksanaan pekerjaan meliputi :


2.4.
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Tanah
c. Pekerjaan Pasangan
d. Dan semua pekerjaan yang tercantum dalam daftar kuantitas dan
SPESIFIKASI TEKNIS 3

atau gambar perencanaan

PASAL 3
TATA LAKSANA DOKUMEN

3.1. Dalam hal terdapat perbedaan antara :


a. Surat Perjanjian Kerja (SPK)
b. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) dan tambahan serta
perubahan (bila ada) sebagaimana tercantum dalam Berita Acara
c. Penjelasan Pekerjaan.
Gambar-gambar beserta detailnya dan tambahan serta perubahan
(bila ada) sebagaimana tercantum dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan.
d. Surat Penawaran berikut lampiran-lampirannya.
Maka : 1. (a) didahulukan atas (b);
2. (b) didahulukan atas (c);
3. (c) didahulukan atas (d).
3.2. Persyaratan-persyaratan lainnya yang belum tercantum dalam Rencana
Kerja dan syarat-syarat ini akan diatur dan dituangkan dalam surat
perjanjian.

PASAL 4
GAMBAR-GAMBAR PELAKSANAAN DAN SPESIFIKASI TEKNIS

4.1. Segera setelah penandatanganan kontrak, penyedia barang/jasa harus


sudah memiliki 3 (tiga) set gambar pelaksanaan, Spesifikasi teknis serta
penjelasan tertulis lainnya. Biaya pencetakannya menjadi tanggungan
penyedia barang/jasa

4.2. Selama pelaksanaan, satu set gambar-gambar pelaksanaan lengkap,


Spesifikasi teknis dan penjelasan-penjelasan tertulis lainnya, harus
berada dilapangan dalam keadaan terawat dan dapat diminta kembali
setiap saat oleh Pengguna Anggaran.

4.3. Sebelum pekerjaan dimulai penyedia barang/jasa harus memeriksa


hingga yakin bahwa gambar-gambar dan dokumen kontrak lainnya yang
berhubungan adalah benar, bila merasa tidak puas, maka ia harus
memberitahukannya secara tertulis kepada Pengguna Anggaran.

4.4. Penyedia barang/jasa harus membuat sendiri gambar-gambar penjelasan


detail yang diperlukan. Gambar-gambar tersebut diatas diperiksa dan
dibubuhi tanda tangan oleh Pengguna Anggaran. Kecuali ada persetujuan
Pengguna Anggaran, maka penyedia barang/jasa tidak boleh mengadakan
perubahan.
SPESIFIKASI TEKNIS 4

4.5. Gambar detail pelaksanaan sesuai dengan lokasi dan metode kerja yang
dibuat oleh penyedia barang/jasa dan harus disetujui dahulu oleh
Pengguna Anggaran.

4.6. Dalam gambar detail sudah harus di-kir-kan kesesuaian antara material.
Semua ukuran pada gambar-gambar adalah ukuran jadi dan harus
disesuaikan dengan ukuran setempat dilapangan.

PASAL 5
SHOP DRAWING, AS BUILT DRAWING, DAN FOTO-FOTO

5.1. Shop drawing adalah gambar kerja, yang disiapkan oleh Penyedia jasa
yang memberikan penjelasan pekerjaan untuk terlaksananya pekerjaan
dengan sebaik-baiknya.
a. Dalam pelaksanaan pekerjaan, penyedia barang/jasa harus
menyerahkan 2 rangkap gambar kerja kepada Pengguna Anggaran
untuk diperiksa. Gambar tersebut harus disertai perhitungan dan
catatan seperlunya untuk mendapatkan persetujuan Pengguna
Anggaran;
b. Setiap bagian pekerjaan atas dasar gambar kerja tidak boleh
dimulai sebelum Pengguna Anggaran mempelajari dan menyetujui
atau mengoreksi gambar kerja yang bersangkutan;
c. Perbaikan yang tertera pada gambar kerja harus dianggap
sebagai perubahan yang diperlukan agar memenuhi persyaratan
dalam spesifikasi dan tidak dapat dijadikan dasar pekerjaan
tambahan;
d. Penyedia barang/jasa tidak dapat menuntut akan kerusakan atau
perpanjangan waktu karena keterlambatan sebagai akibat
membuat perbaikan gambar kerja. Konsultan pengawas hanya
mempelajari gambar kerja dilihat dari rencana umum saja.
e. Penyedia barang/jasa bertanggung jawab akan adanya kesalahan
yang terdapat didalam gambar kerja.

5.2. Penyedia barang/jasa diwajibkan membuat gambar-gambar as built


drawing sesuai dengan pekerjaan yang telah dilakukan dilapangan
secara kenyataan untuk kebutuhan pemeriksaan dikemudian hari.
Gambar tersebut diserahkan kepada Pengguna Anggaran, berikut
mengikat untuk dikeluarkan berita acara penyerahan.

5.3. Penyedia barang/jasa diharuskan mengadakan pengambilan foto


berwarna di lapangan, yang berkenaan dengan kemajuan tahap
pekerjaan, detail-detail bagian pekerjaan, dan sebagainya. Penyedia
barang/jasa wajib minta petunjuk untuk cara dan letak pengambilan
foto. Hasil cetakan tersebut harus disampaikan kepada Pengguna
Anggaran.
SPESIFIKASI TEKNIS 5

PASAL 6
CONTOH BAHAN DAN PRODUK

6.1. Contoh bahan-bahan yang dimaksud untuk memberi gambaran


tentang barang tersebut, hasil pekerjaan, kualitas menjadi standar
yang dinilai dan dicontoh.
a. Semua bahan-bahan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan
minimal dari jenis dan mutu yang sesuai dengan kontrak;
b. Atas biaya penyedia barang/jasa, semua contoh bahan yang
akan dicantumkan diberi tanda-tanda;
c. Bilamana Pengguna Anggaran menganggap perlu, penyedia
barang/jasa harus menyediakan surat keterangan yang
menjamin bahan-bahan yang dipergunakan memenuhi syarat.

6.2. Data produk : Ilustrasi jadwal, grafik performance, instruksi dan


informasi lainnya yang dilengkapi oleh penyedia barang/jasa untuk
menggambarkan material atau peralatan/identifikasi produk atau
model, hal yang harus ditunjukkan adalah :
a. Konstruksi penampilan bahan;
b. Kapasitas;
c. Dimensi produk dan ruang yang dibutuhkan;
d. Metode pekerjaan.

6.3. Gambar shop drawing harus diselesaikan dengan persyaratan terinci


yang diperlukan untuk setiap pekerjaan dari setiap produk terpakai,
dan harus disetujui oleh engineer penyedia barang/jasa.

PASAL 7
JADWAL RENCANA KERJA PEMBORONG

7.1 UMUM
1) Uraian
Jadwal pelaksanaan diperlukan untuk perencanaan, pelaksanaan dan
pemantauan yang sebagaimana mestinya atas pekerjaan. Jadwal tersebut
diperlukan untuk menjelaskan kegiatan-kegiatan pekerjaan setelah
kegiatan dalam program mobilisasi telah selesai.
3) Pengajuan
a) Kontraktor harus menyiapkan jadwal pelaksanaan dalam batas
waktu 14 hari setelah Surat Penunjukan Pemenang. Jadwal
pelaksanaan itu harus diserahkan dan mendapat persetujuan dari
Direksi Pekerjaan, dengan detil yang disyaratkan dalam, dimana
detil tersebut harus menunjukkan urutan kegiatan yang diusulkan
oleh Kontraktor dalam melaksanakan Pekerjaan.
SPESIFIKASI TEKNIS 6

b) Setiap akhir setiap bulan Kontraktor harus melengkapi Jadwal


Pelaksanaan untuk menggambarkan secara akurat kemajuan
pekerjaan (progress) aktual sampai tanggal 25 pada bulan
tersebut.
c) Setiap interval mingguan Kontraktor harus menyerahkan pada
setiap hari Senin pagi, jadwal kegiatan mingguan yang menunjukkan
lokasi seluruh operasi dan kegiatan yang akan dilaksanakan selama
minggu tersebut.
d) Jadwal Pelaksanaan untuk Sub Kontraktor harus diserahkan
terpisah atau men-jadi satu dalam seluruh jadwal pelaksanaan.

7.2. 1) Kontraktor harus membuat Jadwal Kemajuan Keuangan dalam bentuk


diagram balok horisontal dan dilengkapi kurva “S” yang menggambarkan
seluruh kemajuan pekerjaan dengan karakteristik berikut :
a) Setiap jenis Mata Pembayaran atau kegiatan dari kelompok Mata
Pembayaran yang berkaitan harus digambarkan dalam diagram balok
yang terpisah, dan harus dibentuk sesuai dengan urutan dari masing-
masing kegiatan pekerjaan.
b) Skala waktu dalam arah horisontal harus dinyatakan berdasarkan
satuan minggu.
c) Setiap diagram balok horisontal harus mempunyai ruangan untuk
mencatat kemajuan aktual dari setiap pekerjaan dibandingkan dengan
kemajuan rencana.
d) Kurva seluruh kemajuan pekerjaan (overall progress) harus dapat
memberikan gambaran tentang kemajuan keuangan rencana pada setiap
akhir bulan terhadap kemajuan keuangan aktual.
e) Skala dan format dari Jadwal Kemajuan Keuangan harus sedemikian
rupa hingga tersedia ruangan untuk pencatatan, revisi dan pemutakhiran
mendatang. Ukuran lembar kertas minimum adalah A3.

2) Jadwal Penyediaan Bahan


Kontraktor harus menyediakan jadwal yang terpisah untuk lokasi semua
sumber bahan, bersama dengan rencana tanggal penyerahan contoh-
contoh bahan dan rencana produksi bahan dan jadwal pengiriman.

3) Jadwal Pelaksanaan item pekerjaan


Kontraktor harus menyediakan jadwal pelaksanaan setiap item pekerjaan
dengan skala balok horisontal untuk setiap jenis pekerjaan dan
pelengkapnya untuk pencatatan kemajuan pekerjaan (progress) aktual
terhadap program untuk setiap mata pembayaran.

4) Penyerahan jadwal pekerjaan


Jadwal harus diserahkan kepada direksi dengan salinan kepada
konsultan pengawas, selambat-lambatnya sebelum pekerjaan konstruksi
dimulai.Setelah jadwal disetujui oleh direksi dan konsultan pengawas
pemborong wajib menyerahkan 2 (dua) eksemplar kepada Pengguna
Jasa, direksi dan konsultan pengawas.
SPESIFIKASI TEKNIS 7

PASAL 8
LAPORAN PENYEDIA JASA

8.1. Penyedia jasa diharuskan membuat laporan harian yang kemudian akan
diperiksa dan ditandatangani oleh pengawas harian dan direksi dan
sekurang-kurangnya memuat :
a. Jumlah tenaga kerja menurut jenis dan jabatannya
b. Jumlah dan jenis bahan yang diterima
c. Pekerjaan yang dilaksanakan dengan keterangan terperinci
d. Pengunjung/tamu
e. Cuaca dan lama kejadian
f. Kejadian istimewa

8.2. Penyedia jasa diharuskan membuat laporan mingguan yang merupakan


ringkasan dari laporan harian dan kemajuan pekerjaan pada akhir
setiap minggu

PASAL 9
U K U R A N

9.1. Ukuran Penduga.


Ukuran penduga adalah indek ukuran yang merupakan patokan
pengambilan ukuran untuk ketinggian maupun kedalaman. Patok
ukuran Penduga berupa balok sepanjang 200 cm berpenampang 5 x
5 cm yang semua sisinya diketam rata, dimensi 2 x dan ditanam /
di pancang tegak lurus sedalam 100 cm didalam tanah areal
bangunan.
9.2. Ukuran pokok / peil (+/- 0,00) adalah tinggi lantai dasar
bangunan yang direncanakan, ditentukan + 1,05 m dari permukaan
tanah yang telah matang/disesuaikan dengan gambar kerja.
Selanjutnya semua ketinggian dan kedalaman dalam gambar
diambil dari tinggi +/- 0,00 ini.
9.3. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan bouwplank, pemborong
harus yakin bahwa semua permukaan tanah baik kenyataan maupun
garis transisi dengan gambar kerja adalah betul.
9.4. Jika merasa tidak puas dengan ketelitian permukaan tanah,
pemborong harus melaporkan secara tertulis kepada pengawas
lapangan yang selanjutnya akan dipertimbangkan dan diselesaikan
bersama.

PASAL 10
PEKERJAAN PERSIAPAN

10.1. Papan Nama Proyek


Kontraktor harus memasang papan nama proyek yang berisi
SPESIFIKASI TEKNIS 8

tulisan : Nama Proyek, Nama Pekerjaan, Nomor kontrak,


Harga Pekerjaan, Waktu Pelaksanaan, Nama Kontraktor, Nama
Konsultan Pengawas dan Nama Konsultan Perencana atau
sesuai petunjuk Direksi atau sesuai dengan peraturan PEMDA
setempat, selambat-lambatnya 7 (tujuh hari) setelah SPMK
10.2 Sebelum kontraktor memulai suatu pekerjaan harus
mengajukan request sheet disertai dengan contoh material dan
gambar Shop Drawing untuk disetujui Konsultan Pengawas dan
Pemilik pekerjaan / Direksi / KPA.
Semua material bahan, alat yang akan dipakai harus
sepengetahuan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas dan
Pemilik pekerjaan / Direksi / KPA.
Kontraktor menyediakan semua contoh material dan bahan di
direksi keet

10.3. Papan Bangunan (bouwplank)


Pengukuran dan pemasangan bouwplank harus sepengetahuan
dan diukur bersama dengan konsultan pengawas dan direksi
pekerjaan
a. Tiang bouwplank terbuat dari kayu kelas I yang dipancang
tegak dan kokoh agar tidak terjadi perubahan ukuran
b. Papan bangunan dari kayu klas II, ukuran tebal 2
cm.Papan bangunan boleh dibongkar sesudah selesai
pekerjaan
10.4. Penyediaan air kerja.
Air kerja untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan harus
disediakan oleh kontraktor dan harus bersih dan tidak
mengandung minyak, asam alkali, garam, bahan-bahan organis
atau bahan-bahan lainnya yang dapat merusak beton, baja
tulangan atau jaringan kawat baja, serta mencukupi bagi
keperluan selama pelaksanaan proyek berjalan.
Tidak diperbolehkan menggunakan air laut atau air asin atau
air payau, sebagai campuran adukan spesi atau semen, harus
menggunakan air tawar dengan pH netral.
10.5. Bangunan sementara untuk Direksi, gudang dan bangsal kerja :
- Bangunan ini dibuat oleh Kontraktor dan menjadi milik
Proyek yang tidak boleh dibongkar kecuali atas perintah
Direksi.
- Bangunan Direksi berdinding papan kayu klas II, rangka
kayu klas II, penutup atap seng BjLS 0.30, lantai dengan
pelur/semen langit-langit triplek serta diberikan ventilasi
pintu, jendela dan ventilasi secukupnya.
- Gudang, bangsal kerja serta kantor Kontraktor dibuat
SPESIFIKASI TEKNIS 9

oleh Kontraktor dengan luas bangunan ditentukan


secukupnya oleh Direksi.

PEKERJAAN TANAH

PASAL 1
PEKERJAAN GALIAN TANAH DENGAN ALAT BERAT

1.1. Galian tanah untuk Pondasi.


1.1.1. Ukuran galian tanah sesuai dengan gambar.
1.1.2. Tanah bekas galian harus ditimbun / diangkut keluar papan
bouwplank sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
pekerjaan selanjutnya.
1.1.3. Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi
air dengan cara menimba, memompa atau cara-cara lain yang
dianggap baik atas beban biaya kontraktor.
1.1.4. Galian tanah tidak boleh dibiarkan terlalu lama, tetapi setelah
galian disetujui oleh pengawas lapangan harus segera dimulai
tahap pelaksanaan pekerjaan berikutnya.
SPESIFIKASI TEKNIS 10

1.1.5. Galian yang dalam atau berada didekat suatu bangunan,


bangunan yang ada harus diadakan dan dipasang penyangga
pinggiran galian. Kontraktor bertanggung jawab penuh bila
terjadi longsoran atau kerusakan-kerusakan yang
diakibatkannya.
1.2. Galian saluran air.
Galian tanah untuk saluran air hujan dibuat sesuai dengan gambar baik
dalam hal arah jalur, material yang digunakan maupun ukurannya yang
terdiri dari saluran Primer, sekunder maupun tersier.
1.3. Penggusuran tanah lokasi bangunan dengan ketinggian sesuai dengan
gambar atau menurut petunjuk Direksi jika ada.

PASAL 2
PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH

2.1. Timbunan Tanah Biasa :


a. Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus
terdiri dari bahan galian tanah atau bahan galian batu yang
disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai bahan yang memenuhi
syarat untuk digunakan dalam pekerjaan permanen seperti yang
dipersyaratkan dalam Spesifikasi.

b. Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang


berplastisitas tinggi, yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut
AASHTO M145 atau sebagai CH menurut "Unified atau
Casagrande Soil Classification System". Bila penggunaan tanah
yang berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan
tersebut harus digunakan hanya pada bagian dasar dari timbunan
atau pada penimbunan kembali yang tidak memerlukan daya
dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tanah plastis seperti itu
sama sekali tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan langsung di
bawah bagian dasar perkerasan atau bahu Jalan atau tanah dasar
bahu Jalan. Sebagai tambahan, timbunan untuk lapisan ini bila
diuji dengan SNI 03-1744-1989, harus memiliki CBR setelah
perendaman 4 hari bila dipadatkan 100 % kepadatan kering
maksimum (MDD) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1742-
1989.

c. Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari
1,25, atau derajat pengembangan yang diklasifikasikan oleh
AASHTO T258 sebagai "very high" atau "extra high", tidak boleh
digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai aktif adalah
perbandingan antara Indeks Plastisitas / PI - (SNI 03-1966-
1989) dan persentase kadar lempung (SNI 03-3422-1994).
SPESIFIKASI TEKNIS 11

2.2. Timbunan Pilihan :

a. Timbunan hanya boleh diklasifikasikan sebagai "Timbunan Pilihan"


bila digunakan pada lokasi atau untuk maksud dimana timbunan
pilihan telah ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh
Direksi Pekerjaan. Seluruh timbunan lain yang digunakan harus
dipandang sebagai timbunan biasa (atau drainase porous bila
ditentukan atau disetujui sesuai dengan Seksi 2.4 dari
Spesifikasi).

b. Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus


terdiri dari bahan tanah atau batu yang memenuhi semua
ketentuan di atas untuk timbunan biasa dan sebagai tambahan
harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud
penggunaannya, seperti diperintahkan atau disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan harus, bila
diuji sesuai dengan SNI 03-1744-1989, memiliki CBR paling
sedikit 10.% setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai
100.% kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI 03-1742-
1989.

c. Bahan timbunan pilihan yang akan digunakan bilamana pemadatan


dalam keadaan jenuh atau banjir yang tidak dapat dihindari,
haruslah pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya
dengan Indeks Plastisitas maksimum 6 %.

d. Bahan timbunan pilihan yang digunakan pada lereng atau pekerjaan


stabilisasi timbunan atau pada situasi lainnya yang memerlukan
kuat geser yang cukup, bilamana dilaksanakan dengan pemadatan
kering normal, maka timbunan pilihan dapat berupa timbunan batu
atau kerikil lempungan bergradasi baik atau lempung pasiran atau
lempung berplastisitas rendah. Jenis bahan yang dipilih, dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan akan tergantung pada kecuraman
dari lereng yang akan dibangun atau ditimbun, atau pada tekanan
yang akan dipikul.

PASAL 3
PEKERJAAN PASANGAN BATU

3.1. Pasangan batu


Dibuat dari pasangan batu dengan spesi / adukan 1pc : 3 ps
Batu yang dipergunakan dapat dipakai dari batu yang diperoleh disekitar
lokasi proyek, dengan kualitas yang bermutu tinggi, kuat dan bersih.
Pekerjaan pasangan batu dimulai setelah seluruh galian diperiksa dan
disetujui oleh Pengawas lapangan/Direksi.
SPESIFIKASI TEKNIS 12

Apabila lubang galian untuk pasangan batu terdapat genangan air maka
sebelum pasangan dimulai lubang tersebut harus dikeringkan
Sebelum pemasangan pondasi batu kali terlebih dahulu diurug dengan
pasir urug setebal 10 cm atau sesuai gambar.
Jika pemasangan pasangan batu terpaksa dihentikan maka ujung
penghentiannya harus bergigi agar pada penyambungan baru berikutnya
terjadi ikatan yang kokoh dan sempurna serta didalam pondasi sama
sekali tidak boleh terdapat rongga atau celah.
Bentuk dan ukuran pondasi sesuai dengan yang tercantum pada
gambar rencana atau petunjuk Direksi.

3.2 BAHAN
1) Batu
a) Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan
harus dari jenis yang diketahui awet. Bila perlu, batu harus
dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.
b) Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat
ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-sama.
c) Terkecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, batu harus
memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 15 cm, lebar dan panjang
sesuai dengan gambar rencana.
2) Adukan
Adukan haruslah adukan semen yang memenuhi kebutuhan dari SNI.
3) Drainase Porous
Bahan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung
penyaring untuk pekerjaan pasangan batu dapat menggunakan pipa pralon
PVC.
3.3. PELAKSANAAN PASANGAN BATU
1) Pemasangan Batu
a) Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus
dipasang pada pondasi yang disiapkan sesaat sebelum penempatan
masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu besar pilihan harus
digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut-sudut. Perhatian harus
diberikan untuk menghindarkan pengelompokkan batu yang
berukuran sama.
b) Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan
muka yang tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding
dari batu yang terpasang.
c) Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau
memindahkan batu yang telah terpasang. Peralatan yang cocok
harus disediakan untuk mema-sang batu yang lebih besar dari
ukuran yang dapat ditangani oleh dua orang. Menggelindingkan atau
menggulingkan batu pada pekejaan yang baru dipasang tidak
diperkenankan.
SPESIFIKASI TEKNIS 13

2) Penempatan Adukan
a) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai
merata dan dalam waktu yang cukup untuk memungkinkan
penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan yang akan
menerima setiap batu juga harus dibasahi dan selanjutnya
landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang
bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.
b) Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm sampai
5 cm dan merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin bahwa
seluruh rongga antara batu yang dipasang terisi penuh.
c) Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu
waktu haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada adukan
baru yang belum mengeras. Bilamana batu menjadi longgar atau
lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal, maka batu
tersebut harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan dan batu
tersebut dipasang lagi dengan adukan yang baru.

3) Pekerjaan Akhir Pasangan Batu


a) Sambungan antar batu pada permukaan harus dikerjakan hampir
rata dengan permukaan pekerjaan, tetapi tidak sampai menutup
batu, sebagaimana pekerjaan dilaksanakan.
b) Terkecuali disyaratkan lain, permukaan horisontal dari seluruh
pasangan batu harus dikerjakan dengan tambahan adukan tahan
cuaca setebal 2 cm, dan dikerjakan sampai permukaan tersebut
rata, mempunyai lereng melintang yang dapat menjamin pengaliran
air hujan, dan sudut yang dibulatkan. Lapisan tahan cuaca tersebut
harus dimasukkan ke dalam dimensi struktur yang disyaratkan.
c) Segera setelah batu ditempatkan, dan sewaktu adukan masih baru,
seluruh permukaan batu harus dibersihkan dari bekas adukan.
d) Bilamana pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat, dan
dalam waktu yang tidak lebih dini dari 14 hari setelah pekerjaan
pasangan selesai dikerjakan, penimbunan kembali harus
dilaksanakan seperti disyaratkan, atau seperti diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan,
e) Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan
untuk memperoleh bidang antar muka rapat dan halus dengan
pasangan batu sehingga akan memberikan drainase yang lancar dan
mencegah gerusan pada tepi pekerjaan pasangan batu.

3.4 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


1) Pengukuran untuk Pembayaran
a) Pasangan batu harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik
sebagai volume pekerjaan yang diselesaikan dan diterima, dihitung
sebagai volume teoritis yang ditentukan oleh garis dan penampang
yang disyaratkan dan disetujui.
b) Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis yang
disetujui harus tidak diukur atau dibayar.
SPESIFIKASI TEKNIS 14

2) Dasar Pembayaran
Kuantitas, ditentukan sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar
dengan Harga Kontrak per satuan dari pengukuran untuk Mata
Pembayaran yang terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua
bahan, untuk galian yang diperlukan dan penyiapan seluruh formasi atau
pondasi, untuk pembuatan lubang sulingan dan sambungan konstruksi,
untuk pemompaan air, untuk penimbunan kembali sampai elevasi tanah asli
dan pekerjaan akhir dan untuk semua pekerjaan lainnya atau biaya lain
yang diperlukan atau lazim untuk penyelesaian yang sebagaimana
mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Pasal ini.
3.5. Plesteran.
3.5.1. Plesteran menggunakan campuran sp 1 pc : 3 ps, Tebal 15 mm.
Plesteran dilakukan setelah selesainya pasangan batu dan
sudah cukup kering.
3.5.2. Sebelum diplester, dinding harus disiram dengan air sehingga
jenuh air.
3.5.3. Plesteran kedap air adalah plesteran dengan adukan
campuran 1 pc : 2 pasir.
3.5.4. Plesteran dan acian menggunakan campuran 1 pc: 3 ps, Tebal 15
mm di gunakan untuk memplester pasangan sesuai dengan
gambar.

PASAL 4
PEKERJAAN PEMASANGAN GEOTEKSTIL

3.1. PEMASANGAN GEOTEKSTIL

a. Geotextile yang digunakan adalah geotextil, dan banyak digunakan


sebagai material tekstil untuk konstruksi timbunan Talud, jalan,
drainase, filter dan proteksi. Tipe geotextile yang digunakan Sesuai
dengan petunjuk PPK/Dereksi.
b. Untuk perlindungan konstruksi revetment terhadap bahaya erosi
dari gelombang dan arus, maka di bawah pasangan pondasi dipasang
dan dihampar lapisan khusus berupa pemakaian lapisan geotextile.
Pemakaian dan jenis lapisan geotextile dari produksi dalam negeri
yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
c. Cara pelaksanaan dan pemasangan lapisan geotextile harus
sedemikian rupa, sehingga merupakan konstruksi perlindungan
terhadap erosi. Terutama di ujung-ujung pondasi yang berhubungan
dengan gelombang dan arus, dimana ujung dari hamparan geotextile
terikat erat dengan pasangan pondasi batu.
SPESIFIKASI TEKNIS 15

d. Sebelum dilakukan penghamparan lapisan geotexteile, Kontraktor


harus mengajukan tipe, jenis geotextile dan metode pelaksanaan
beserta gambar detail yang akan dipakai kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
e. Sebelum dilakukan penghamparan lapisan geotextile, permukaan
tanah dibawahnya harus rata tanpa adanya batu-batuan yang dapat
merusak/merobek jalinan geotextile yang dihampar

Anda mungkin juga menyukai