)
I. UMUM
1. Spesifikasi Dasar
Bahan yang yang digunakan harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditentukan dalam
spesifikasi atau standar lainnya yang disetujui direksi. Bahan yang tidak sepenuhnya diperinci dalam
spesifikasi ini atau tidak tercakup dalam SNI atau standar yang lain yang telah disetujui, harus merupakan
bahan dan hasil pekerjaan semacam untuk kelas satu. Direksi akan menetapkan semua atau sebagian
bahan yang dipesan untuk pelaksanaan pekerjaan dalam hal ini keputusan direksi menentukan.
Standar tersebut harus tersedia setiap saat untuk keperluan pemeriksaan dan keperluan direksi.
2. Pekerjaan Pengukuruan.
Pekerjaan ini dibagi dalam tiga tahap :
Tahap sebelum pelaksanaan
Tahap selama pelaksanaan
Tahap sesudah pelaksanaan selesai dan akan diserahkan untuk pertama kali.
Untuk memulai pekerjaan Pemilik Pekerjaan akan menetapkan Bench Mach (BM) seperti yang ditunjuk
dalam gambar atau menurut petunjuk direksi.
Setiap kerusakan BM yang diakibatkan oleh Kontraktor akan dipasang baru dan diukur kembali oleh Proyek
dengan biaya menjadi beban Kontraktor.
Bila di lokasi pekerjaan belum ada BM atau bila dikehendaki Proyek, maka Kontraktor harus membuat
sebanyak satu buah lokasinya akan ditetapkan oleh Proyek dengan konstruksi standar BM Balai Besar
Sungai Citarum.
Sebelum mulai pekerjaan pengukuran Kontraktor harus menyerahkan kepada Proyek untuk mendapatkan
persetujuan, methode dan peralatan yang akan dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan : pengukuran
situasi, cross section maupun long section dan dari letak tampak melintang dari bangunan.
Pekerjaan pengukuran harus dilakukan pada waktu pengawas lapangan berada di tempat pekerjaan.
Patok dan hurufnya dicat dengan warna :
Patok tetap warna biru, huruf putih.
Patok poligon dan waterpas, warna putih, huruf merah.
Batas tanah warna merah, huruf putih.
Patok Bantu warna putih
Batas tanah warna merah huruf putih.
Patok tetap harus dibuat dari kayu dengan ukuran diameter 10 cm, dengan panjang/tinggi secukupnya agar
terlihat jelas dipermukaan tanah dipasang kedalam tanah sehingga tahan terhadap tekanan.
Pemasangan patok pengukuran dengan jarak 10 m pada lokasi bangunan dan 25 m dibagian hulu dan hilir
bangunan.
Pengukuran meliputi keseluruhan areal situ dan fasilitas bangunan yang ada maupun yang akan dibangun
atau menurut petunjuk direksi.
Profil melintang harus dibuat setiap jarak 25 m, atau disesuaikan dengan kebutuhan data di lapangan agar
dapat memberikan gambaran yang jelas untuk memudahkan pelaksanaan di lapangan.
Kontraktor harus selalu menyediakan alat ukur dengan perlengkapannya, juru-juru ukur yang diperlukan
direksi, untuk sewaktu-waktu melakukan pengecekan dan pengawasan selama pekerjaan berlangsung.
Kontraktor harus melakukan pengukuran terakhir apabila pekerjaan yang dilaksanakannya telah selesai
100%. Hasil pengukuran tersebut harus memperlihatkan gambar potongan memanjang dan melintang
lengkap dengan elevasinya.
3. Pemberitahuan Pelaksanaan
Kontraktor harus memberitahukan kepada direksi sekurang-kurangnya 14 hari sebelum pekerjaan dimulai
untuk mengukur ketinggian tanah asal dan ukuran dari bangunan-bangunan yang ada. Tidak boleh ada
sesuatu pekerjaan baru yang boleh dimulai sebelum Kontraktor menerima instruksi direksi atas persetujuan
bersama antara direksi dan kontraktor.
4. Rencana Mutu Kontrak.
Sebelum mulai pekerjaan-pekerjaan penyedia jasa wajib membuat Rencana Mutu Kontrak yang isinya
antara lain :
Struktur organisasi kontraktor
Uraian, tugas dan fungsi.
Informasi pemilik proyek
Lingkup pekerjaan
Ringkasan Spesifikasi Teknik
Daftar Gambar
Datfar Peralatan Kerja
Daftar Kebutuhan Bahan
Daftar Kebutuhan Tenaga Kerja
Jadwal Rencana Kegiatan Proyek
Daftar standar yang harus dipenuhi
Bagan alir kegiatan pokok
Rencana inspeksi dan test
Check list.
Yang akan digunakan sebagai bahan acuan / pedoman pelaksanaan bagi Pengawas maupun pelaksana
pekerjaan di Lapangan.
(b) Pelaporan
Untuk memantau kemajuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan, maka setiap tanggal awal bulan
dan tengah bulan atau pada waktu yang ditentukan Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan salinan laporan kemajuan bulanan/tengah bulanan dalam bentuk yang bisa
dimengerti oleh Direksi Pekerjaan, yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan
selama bulan/tengah bulanan terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
Presentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada bulan laporan
dan presentase rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya.
Rencana kegiatan bulan selanjutnya dengan ramalan tanggal permulaan dan tanggal
akhir penyelesaian.
Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan di lapangan yang digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan dipindahkan dari lapangan.
Daftar Tenaga Kerja Setempat
Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilakukan selama masa laporan
Jumlah volume pekerjaan
Besarnya pembayaran terakhir yang diterima.
Setelah tujuan melayani air selesai , maka semua cofferdam dan lain lain pekerjaan perlindungan
sementara harus disingkirkan kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
Penyedia jasa bertanggung jawab atas kerusakan pondasi atau bangunan atau bagian lainnya dari
pekerjaan yang disebabkan oleh kesalahan seperti kondisi aliran pada bangunan pembelokan air atau
bangunan pelindung banjir dan kegagalan bangunan bangunan tersebut diatas yang dibangun penyedia
jasa.
Penyedia jasa tidak akan mengganggu aliran normal dari setiap saluran irigasi atau sumber air untuk suatu
alasan atau maksud tertentu tanpa persetujuan Direksi. Penyedia jasa akan berusaha untuk memelihara
dalam saluran yang telah ada dan yang dialihkan.
Penyedia jasa harus menyediakan, memasang, memelihara dan mengoperasikan pompa pompa air yang
dipelukan dan alat lainnya untuk dewatering bagi bermacam macam pekerjaan dan untuk memelihara
pondasi bebas dari air. Dewatering harus dengan cara sedemikian rupa agar kehilangan material dapat
dihindarkan, yang akan memelihara stabilitas lereng akibat penggalian. Penyedia jasa harus mengontrol air
rembesan air didasar bangunan.
Pembayaran untuk pekerjaan Dewatering dihitung berdasarkan satuan Lump Sum sesuai yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga tersebut sudah termasuk biaya upah, bahan dan peralatan serta
keperluan lain yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan Dewatering.
Penggalian
Sebelum penggalian dilakukan, penyedia jasa harus memberi tahu terlebih dahulu kepada Direksi,
sehingga penampang, peil dan pengukurannya dapat dilakukan pada keadaan tanah yang belum
terganggu. Tanah yang berdekatan dengan konstruksi tidak dibenarkan untuk diganggu tanpa ijin Direksi.
Galian tanah untuk konstruksi harus digali sampai dengan batas kemiringan dan peil yang direncanakan
atau petunjuk Direksi. Galian tersebut harus mempunyai ukuran yang cukup agar penempatan konstruksi
mudah dilaksanakan. Peil dasar seperti yang tercantum dalam gambar tidak boleh dianggap sebagai
sesuatu yang pasti. Direksi dapat menentukan perubahan dimensi atau peil bila dipandang perlu, agar
kontruksi tersebut dapat berfungsi sebaik - baiknya. Penyedia jasa harus memberitahukan kepada Direksi
bila galian tanah untuk konstruksi selesai dilaksanakan.
Pengukuran galian dan perhitungan volume untuk pembayaran galian alur dan bangunan dalam satuan m3
didasarkan pada luas gambar rencana serta pelaksanaan disetujui Direksi.
Pembayaran untuk pekerjaan Galian dibayar dengan harga satuan per m3 seperti yang diajukan dalam
Rencana Anggaran Biaya.
5. Pekerjaan Beton
Skope Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi dari persiapan sampai penyelesaian pekerjaan beton, baik menurut bentuk, dimensi,
dan volume seperti yang ditunjukan dalam gambar atau menurut petunjuk Direksi. Pekerjaan Beton K-225
dapat menggunakan bahan beton jadi atau Ready Mix Concrette.
Definisi
Beton terdiri dari campuran semen, air, dan material berbutir. Tidak boleh ada bahan lain tanpa seijin
Direksi. Setelah beton mengeras harus didapat suatu bahan yang padat, kokoh, serta tahan lama dan
mempunyai sifat sifat yang disyaratkan.
Sebelum pekerjaan beton dimulai, penyedia jasa harus melaksanakan dan membiayai percobaan seperti
yang disyaratkan atau petunjuk Direksi untuk menentukan perbandingan material kasar, prosentase semen,
dan nilai air sesuai syarat yang diminta dan cara cara pengerjaan beton.
Agregate Tekan
I B.0 - - Non Strukturil ringan tanpa
II B.100 - - Strukturil sedang tanpa
Nilai Slump.
U RAIAN Nilai Slump
Maks Min
Dinding , plat pondasi , pondasi telapak bertulang. 12.50 5.0
Pondasi telapak bertulang , kaison , dan kontruksi dibawah tanah. 9.00 2.50
Plat , balok , kolom dan dinding. 15.00 7.50
Pengerasan Jalan 7.50 5.00
Pembetonan masal 7.50 2.50
Tabel.2
Tabel. 3
Percobaan Pendahuluan
Sebelum disetujui rencana campuran beton atau sebelum ditentukannya perubahan suatu rencana
campuran yang telah ada maka Direksi dapat menunjuk perlu diadakannya percobaan pendahuluan.
Cara cara mempersiapkan benda uji , jumlahnya dan evaluasinya harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam PBI. 1971 - NI.2.
Tabel.4
Benda Uji Diambil Dari Pekerjaan Yang Sudah Jadi.
Apabila pemeriksaan benda uji menunjukan hasil dibawah persyaratan, maka segera harus dilakukan
usaha untuk memeriksa kekuatan beton yang telah selesai dari bagian kontruksi yang diragukan tersebut.
Tempat tempat pengambilan benda uji hendaknya ditentukan untuk tidak merugikan kontruksi dan seijin
Direksi.
Pada beton pre-tensioned hal tersebut tidak boleh dilakukan. Pada beton pre-tensioned hal tersebut akan
dipertimbangkan oleh Direksi secara lebih hati hati , agar pekerjaan pengambilan contoh itu maupun cara
cara mengisinya kembali tidak akan membahayakan kekuatan kontruksi secara keseluruhan.
Apabila hasil tes benda uji ini memenuhi persyaratan kekuatan, maka pengecoran dapat dilanjutkan
kembali, tetapi bila tidak memenuhi, maka beton ditempat yang meragukan tersebut segera dibongkar dan
diganti dengan beeton yang memenuhi syarat.
Dalam hal khusus dimana kontruksi memungkinkan dan Direksi dapat mempertimbangkan lain sehubungan
dengan pengurangan kekuatan beton itu, maka dapat dilakukan percobaan pembebanan dan atau usaha
usaha lain untuk mengurangi gaya pada bagian kontruksi itu atau juga pemasangan kontruksi tambahan
untuk maksud yang sama, sehingga pembongkaran beton ditempat itu dapat disetujui untuk tidak dilakukan
Material
a. Umum
Seluruh material yang akan dipergunakan untuk pekerjaan beton harus mengikuti syarat syarat
dibawah ini.
b. Semen
Untuk kontruksi beton pada umumnya dapat dipakai jenis jenis semen yang memenuhi ketentuan
ketentuan yang ditentukan NI - 8. Untuk Beton B1 dan K.125 , jumlah semen yang dipakai dalam
setiap campuran dapat ditentukan dengan ukuran isi. Pengukuran semen tidak boleh mempunyai
kesalahan lebih dari + 2,50 %.
c. Agregat Halus (Pasir)
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan
atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat alat pemecah batu. Butir agregat harus bersifat
kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca. Agregat halus tidak boleh
mengandung lumpur lebih dari 5 % ( ditentukan terhadap berat kering).
Yang dimaksud lumpur adalah butiran yang lolos ukuran 0,063 mm. Apabila kadar lumpur lebih
dari 5 % maka pasir tersebut harus dicuci. Agregat halus mempunyai butiran yang beragam
besarnya dan apabila diayak harus memenuhi syarat syarat sebagai berikut :
sisa diatas ayakan 4 mm harus minimum 2 % berat.
sisa diatas ayakan 1 mm harus minimum 10 % berat.
sisa diatas ayakan 0.35 mm harus berkisar 80 % - 95 % berat.
Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton kecuali dengan
petunjuk petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan bahan yang diakui.
d. Agregat Kasar ( kerikil dan batu pecah )
Gregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagi hasil desintegrasi alami dari batuan atau
berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu. Yang dimaksud dengan agregat kasar
secara umum agregat dengan besar butiran lebih dari 5 mm. Agregat harus berbutir keras dan
tidak berpori. Agregat yang dipergunakan adalah agregat yang mengandung butir butir pipih tidak
lebih dari 20 % dari berat agregat seluruhnya dan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %
(terhadap berat kering) yakni butiran yeng melalui saringan 0.063 mm. Bila agregat mengandung
lumpur maka harus dicuci. Agregat tidsak boleh mengandung zat zat yang dapat merusak beton
seperti zat reaktif alkali. Pada pengujian kekerasan butiran , agregat yang dipergunakan tidak
mengalami kehilangan berat lebih dari 50 %. Apabila diayak, agregat harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
sisa diatas ayakan 31,5 mm harus 0 %.
sisa diatas ayakan 4 mm harus berkisar 90 % - 80 % berat.
selisih antara sisa kumulatif diatas dua ayakan berurutan adl maksimum 60% dan minimum
10%.
Besar agregat maksimum tidak lebih besar dari seperlima jarak terkecil antara bidang bidang
samping cetakan, sepertiga dari tebal plat atau tiga per empat dari jarak bersih minimum diantara
batang batang tulangan. Penyimpangan dapat dijinkan apabila menurut petunjuk Direksi cara
cara pengecoran beton adalah sedemikian rupa sehingga menjamin tidak terjadinya sarang
sarang kerikil.
e. Agregat Campuran
Susunan butir agregat campuran untuk pekerjaan beton dengan mutu K.125 dan mutu yang lebih
tinggi harus diperiksa dengan susunan ayakan menurut ISO dengan diameter lubang berturut turut
sbb :
31,50 - 16 - 8 - 4 - 2 - 1 - 0,50 (Ayakan ISO).
Apabila susunan ayakan tersebut tidak ada, maka dengan ijin Direksi susunan ayakan lain dapat
dipergunakan, asal mempunyai ukuran ukuran lubang mendekati uuran diatas.
f. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam,
bahan bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini
sebaiknya dipergunakan air yang dapt diminum. Jumlah air yang dipakai untuk beton dapt diukur
dengan ukuran isi atau ukuran berat dan harus dilakukan setepat tepatnya.
g. Bahan Pembantu
Bahan pembantu yang bersifat memperbaiki mutu, sifat pengerjaan, waktu pengikatan, dan
pengerasan dapat digunakan dengan jumlah dan jenis yang disetujui Direksi.
Pelaksanaan
a. Penyimpanan Material
Cara penyimpanan agregat beton harus diusahkan sedemikan rupa sehingga tidak terjadi
pemisahan bahan (segregation) atau pengotoran bahan dari luar Agregat harus disimpan menurut
ukurannya agar tidak tercampur. Penyimpanan Semen harus rapih sesuai waktu kedatangan
sehingga tidak ada semen yang terlalu lama tersimpan dipenyimpanan. Semen yang sudah
menggumpal tidak boleh dipergunakan. Selanjutnya syarat syarat penyimpanan barang / material
harus mengikuti syarat syarat yang tercantum dalam NI - 3 , PBI 1971 pasal 3.9).
c. Pengadukan Beton.
Syarat pelaksanaan pekerjaan beton mulai dari pengadukan sampai dengan perawatan harus
sesuai yang disyaratkan dalam PBI 1971 - Bab. 6 dengan syarat syarat dibawah ini:
Cuaca, pengadukan, pengangkutan, dan pengecoran harus dilakukan dalam cuaca baik.
e. Pengangkutan Beton
Pengangkutan Beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran harus dilakukan sedemikian
rupa sehingga tidak terjadi pemisahan dan kehilangan bahan bahan ( segregasi ) seperti air,
semen, atau butir halus. Penggunaan Talang untuk memindahkan adukan harus seijin Direksi.
f. Pengecoran
Pengecoran tidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan perancah, acuan dan pekerjaan persiapan
selesai dan disetujui Direksi.
Sebelum pengecoran dimulai semua peralatan, matterial dan pekerja harus sudah berada
ditempat. Permukaan sebelah dalam dari acuan harus bersih dari kotoran. Seluruh tulangan harus
mendapat persetujuan Direksi. Pengecoran hanya diperbolehkan siang hari kecuali seijin Direksi.
Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melebihi tinggi 1,50 meter . Lubang lubang untuk pengaliran
air dapat dibuat dari bambu bambu.
Slump test harus sering dilakukan selama pekerjaan beton untuk menjamin konsistensi sehinggan
nilai air semen tetap. Cara pelaksanaan slump test harus sesuai dengan PBI 1971 - Bab 4.4
h. Construction Joint
Tempat penghentian pengecoran untuk kemudian disambung dengan pengecoran berikutnya
disebut Construction Joint. Disini tidak ada hubungan yang kokoh antara beton yang baru dengan
beton yang lama. Sebelum dilakukan pengecoran berikutnya , maka permukaan construction joint
harus bersih dari sisa, cacat dan kotoran beton lama dengan beberapa cara misalnya disemprot
air, disikat dengan sikat baja atau cara lain yang disetujui kemudian dibersihkan dengan
semprotan bertekanan tinggi dan genangan air yang terjadi harus dihilangkan sebelum beton di
cor. Permukaan construction joint harus dibersihkan dari sisa beton dengan dipahat , diratakan
atau cara lain yang disetujui Direksi. Sesudah semua pekerjaan persiapan selesai dan
pembersihan semua permukaan telah dilaksnakan dengan baik , maka permukaan tersebut dilabur
dengan mortar setebal ± 1 cm . Dilarang meletakan benda lain seperti beton triller atau alat
lainnya diatas anyaman tulangan. Untuk itu harus dibuat jalan jalan kerja tempat untuk meletakan
beton triller berupa papan papan yang ditaruh diatas penyangga.
i. Pemadatan
Selama dan sesudah pengecoran, beton harus dipadatkan dengan alat pemadat (internal atau
external vibrator) mekanis kecuali Direksi mengijinkan menggunakan cara pemadatan dengan
tenaga manusia. Pemadatan ini harus dikerjakan oleh tenaga ahli dan dilaksanakan sesuai
petunjuk Direksi. Alat pemadat mekanis harus memberikan getaran minimal 5.000 getaran per
menit dari berat effektif sebesar 0,25 kg. Untuk lantai atau plat beton, pemakaian external Vibrator
harus seijin Direksi. Internal Vibrator digunakan dengan cara memasukan alat pulsator atau
penggetar mekanis kedalam adukan beton yang baru di cor. Alat harus memberikan getaran
minimal 5.000 getaran per menit dengan nilai slump 2,50 cm .
Jumlah minimum vibrator yang diperlukan untuk memadatkan beton adalah sebagai berikut:
j. Perawatan Beton
Beton yang baru di cor harus dilindungi dari hujan dan panas matahari serta kerusakan kerusakan
lainnya yang disebabkan oleh gaya gaya sentuhan sampai beton telah menjadi keras.
Permukaan beton harus dijaga tetap lembab dengan cara ditutup karung basah atau
menggenanginya dengan air selama waktu perawatan. Lalu lintas baru dapat diijinkan lewat
setelah beton berumur 28 hari atau sampai waktu yang ditentukan Direksi.
Pembasahan, untuk beton yang tidak menggunakan bahan tambahan / pembantu harus dibasahi
selama minimum 7 hari.
k. Pembongkaran Acuan
Perancah / acuan hanya boleh dibuka/dibongkar setelah ada persetujuan Direksi. Dalam
persetujuannya , Direksi akan memperhitungkan kekuatan kontruksi untuk menahan beban beban
sedemikian sehingga tegangan beton dapat ditampung seluruhnya berdasarkan kekuatan kubus
test pada umur yang sama. Pada umumnya perancah dapat dibuka setelah Beton berumur tiga
minggu.
6. PEMBESIAN
Skope
Pekerjaan termasuk dari menyiapkan dan memasang besi beton yang sesuai dengan spesifikasi ini
dan mengikuti gambar rencana atau petunjuk Direksi.
Material
Besi Beton
Setiap jenis besi beton yang dihasilkan oleh pabrik baja yang terkenal dapat dipakai. Pada
umumnya setiap pabrik baja mempunyai standar mutu dan jenis baja, sesuai dengan yang berlaku.
Mutu besi beton yang dipakai menurut gambar rencana atau petunjuk Direksi.
Kawat Pengikat
Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum satu mm yang telah
dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
Pelaksanaan
Umum
Sebelum mendatangkan besi beton, seluruh daftar ukuran dan daftar bengkokan besi beton harus
disiapkan oleh penyedia jasa dan diminta persetujuan kepada Direksi, tidak ada bahan yang boleh
didatangkan atau dikerjakan sebelum daftar besi beton disetujui oleh Direksi. Besi yang digunakan
sebagai tulangan hendaknya menuruti persyaratan. Besi tersebut harus bersih, bebas dari karat,
kotoran, bahan bahan lemas, gemuk, minyak, cat, lumpur, bahan aduk ataupun bahan lain yang
menempel. Besi tulangan harus disimpan ditempat yang terlindung, ditumpuk agar tidak
menyentuh tanah dan dijaga agar tidak berkarat atau rusak karena cuaca.
Pembengkokan
Besi tulangan harus dipotong, dibengkokan atau diluruskan secara hati hati . Terutama pada besi
tulangan dengan sifat yang getas (hard grade) tidak diperbolehkan untuk pembengkokan kedua
kalinya. Pemanasan besi tidak dijinkan, kecuali Direksi menentukan lain, itupun harus dilaksanakan
dengan temperatur yang serendah mungkin yang dapat dipakai dan dalam daerah yang seminimal
mungkin. Bila radius pembengkokan tidak disebutkan nyata pada gambar rencana, maka
pembengkokan besi tulangan harus paling sedikit 4 kali diameter dari batang yang bersangkutan (
untuk tulangan yang biasa ) atau 6 kali diameter tulangan yang bersangkutan ( untuk besi-besi
dengan sifat getas ).
Penempatan
Besi tulangan harus cermat ditempatkan sesuai dengan gambar rencana , dipegang teguh pada
posisinya dan didudukan pada landasan yang dibuat dari adukan semen berukuran 5 x 5 x 3 cm
dengan campuran 1 pc : 3 psr, diikat antara sesamanya atau pada acuan dengan kawat baja ,
atau cara cara lain yang memenuhi keinginan Direksi. Bagaimanapun tulangan tidak boleh
didudukan pada bahan metal atau tulangan duduk langsung pada acuan yang menyebabkan
bagian besi nanti langsung berhubungan dengan udara luar. Tulangan juga tidak boleh duduk
pada kayu atau partikel koral / agregat. Sebelum dimulai pengecoran maka Direksi harus
diberitahu dan diberikan waktu yang cukup untuk melakukan pemeriksaan penempatan besi-besi
tulangan.
Penyambungan
Sebaiknya tulangan tidak disambung pada seluruh panjang yang dibutuhkannya. Sambungan
yang dilakukan harus sesuai dengan dan pada tempat yang tertera pada gambar rencana, kecuali
atas ijin dan pengawasan Direksi. Sambungan tidak dibolehkan pada tempat tempat dengan
tegangan maksimum dan sedapat mungkin diselang seling sehingga sambungan tidak semuanya /
sebagian besar terjadi disuatu tempat. Bila ruangan memungkinkan, pada sambungan dimana
batang batang saling melalui ( over laping ) diganjal dengan potongan potongan tulangan agar
tidak saling menempel, dan kemudian harus diikat kuat minimum di dua tempat tiap sambungan.
Panjang sambungan harus seperti yang diterapkan pada gambar rencana. Bila ditentukan dalam
gambar rencana maka panjang sambungan over laping diambil 40 kali diameter besi U 24 dan 30
kali untuk besi U 32 dan besi beton harus diuji tarik, tekan dan berat oleh Badan bersetifikat SNI .
Penyambungan besi beton dengan pengelasan tidak dibenarkan kecuali telah ditentukan pada
gambar rencana atau ada perintah tertulis dari Direksi. Cara pengelasan mengikuti ketentuan dari “
Pekerjaan Baja Struktur “.
Pembayaran.
Pembayaran pekerjaan pembesian berdasarkan satuan per Kilogram sesuai dengan yang tercantum
dalam daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut sudah termasuk biaya upah pekerja , peralatan
dan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan pembesian.
Batu Belah
Batu belah yang boleh digunakan
- harus merupakan batu belah yang keras/tidak rapuh, tidak keropos, tidak berpori, bersih
dari benda asing dan tidak memiliki cacat lainnya.
- harus merupakan batu belah, tidak boleh batu bulat dan berkulit.
- mempunyai ukuran berkisar antara 20 - 30 cm
Pasir Pasang
Pasir pasang yang boleh digunakan
- harus diambil dari sungai/tambang pasir atau pasir yang dihasilkan dari pemecah
batu/stone crahser.
- Harus bersih dari benda asing (sampah, Lumpur, akar) bersih dari bahan organik yang
dapat merusak/menurunkan kualitas pasangan
- Harus mempunyai kekerasan yang cukup keras dan tajam.
- Mempunyai kadar lumpur maksimum 10 % volume atau 5 % berat kering
- Mempunyai gradasi/butiran beraneka ragam dan mempunyai modulus kehalusan butir
antara 2 – 3 mm.
Air
Air yang digunakan untuk pasangan batu tidak boleh mengandung minyak, garam, bahan-bahan
organic, Lumpur yang terlalu banyak.
Sebaiknya air yang digunakan adalah air yang dapat diminum orang banyak.
5.2 Adukan/Perekat
Adukan pasangan batu dibuat dalam kotak pengadukan, diaduk dengan cangkul (untuk pekerjaan
volume kecil) atau dengan mesin pengaduk/molen. Perbandingan volume semen dan pasir
pasangan adalah 1 : 4 atau sesuai dengan mix disain atau yang tertera dalam Kontrak. Semen dan
pasir pasang ditakar dengan kotak-kotak dari kayu dan berukuran sama.
Pengadukan harus sampai benar-benar homogen. Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) menit
setelah pengadukan, adukan harus sudah dipasang.
8. Pekerjaan Plesteran
Bagian-bagian tertentu dari pasangan batu sesuai gambar disain/gambar pelaksanaan harus diplester.
Persyaratan bahan untuk pekerjaan plesteran (pasir pasang, semen/PC, air) sama dengan yang
dipersyaratkan untuk pekerjaan pasangan batu diameter butir kurang dari 0,50 mm.
Adukan plesteran menggunakan perbandingan volume semen dan pasir pasang 1 : 3. Tebal plesteran
berkisar 1,5 - 2 cm dari permukaan pasangan batu. Sebelum plesteran dipasang, adukan pasangan
diantara batu-batu harus dikorek sampai kedalaman 1 – 2 cm dibawah permukaan batu, kemudian
pasangan dibersihkan dan disirami air agar terjadi ikatan yang kuat antara pasangan dengan plesteran.
Pengukuran dan pembayaran volume pekerjaan plesteran dalam meter persegi dari luas plesteran sesuai
dengan gambar disain/gambar pelaksanaan atau yang telah disetujui Direksi Pekerjaan.
9. Pekerjaan Siaran
Bagian permukaan pasangan batu yang telah selesai dan akan terlihat sesuai gambar disain/gambar
pelaksanaan atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan harus disiar.
Persyaratan bahan (semen, pasir pasang dan air) untuk pekerjaan siaran sama dengan yang
dipersyaratkan untuk pekerjaan plesteran.
Adukan untuk siaran adalah menggunakan perbandingan volume semen dan pasir pasang adalah 1 : 2.
Tebal batu muka yang digunakan minimal 15 cm dengan ukuran batu muka terlihat antara 15 – 20 cm.
Sebelum siaran dipasang, adukan pasangan batu diantara batu-batu harus dikorek sampai kedalaman
berkisar 1 – 2 cm, dibersihkan dan disiram dengan air kemudian baru disiar.
Siaran ini berkisar 1 – 2 cm untuk siar rata dan siar timbul, sedangkan untuk siar tenggelam berkisar 2 – 3
cm.
Pengukuran dan Pembayan volume pekerjaan siaran untuk pembayaran diukur dalam meter persegi (m2)
dari luas siaran sesuai dengan gambar disain/gambar pelaksanaan atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
1.2. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong harus mengukur kembali semua titik elevasi dan koordinat-
koordinat. Dan apabila terjadi perbedaan-perbedaan di lapangan, Kontraktor wajib membuat gambar-gambar
penyesuaian dan harus mendapat persetujuan Pengawas.
Pasal 2. Bahan-Bahan
b. Bahan pasir tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi limit seperti di bawah ini :
c. Bahan pasir dapat berbentuk runcing lebih baik karena memberikan hasil yang stabil, tetapi juga memerlukan
pengontrolan kadar air yang lebih ketat pada saat pemadatan. Butir pasir yang berbentuk runcing lebih baik
karena membersihkan hasil yang stabil, tetapi juga memerlukan pengontrolan kadar air lebih ketat pada
saat pemedatan. Untuk menghindarkan karakteristik pemadatan yang berbeda-beda harus diusahakan
agar sumber dari pasir tersebut adalah satu.
Paving Block dengan tebal 8 mm, natural, untuk jalan atau sirkulasi kendaraan. Dengan type sesuai dengan gambar
arsitektur dan memiliki kuat tekan minimal 400 kg/cm2.
Pasal 3. Pelaksanaan
Bahan timbunan harus baik untuk pekerjaan lapisan jalan, jika dipadatkan harus dapat mencapai hasil nilai CBR
minimal yang disyaratkan sebesar 6 %. Jika digunakan bahan timbunan yang tidak atau kurang baik dan tidak
tercapai nilai CBR minimal tersebut, ini harus dibongkar dan diganti dengan bahan yang baik tanpa adanya
tambahan pembiayaan untuk itu. Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas tentang tahapan-
tahapan persiapan untuk pekerjaan subgrade dan Kontraktor harus mengulangi pekerjaan pemadatan, jika dianggap
perlu, untuk tercapainya derajat kepadatan yang diinginkan atau disyaratkan. Sebelum dipadatkan, dalamnya suatu
lapisan yang akan dipadatkan tidak boleh lebih dari 20 cm. Setiap lapisan lepas harus dipadatkan dengan stamper
yang ukurannya telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Pemadatan harus dimulai dari tepi timbunan dengan
arah longitudinal, kemudian menggeser kearah sebelah dalam (ketengah jalan). Lapisan terakhir harus diselesaikan
dalam keadaan rata atau halus sampai pada suatu lapisan dengan kerataan yang diinginkan.
Lereng-lereng urugan harus dibuat serapih mungkin dan tidak longsor.
Adapun hal yang harus diperhatikan adalah :
a. Pemerliharaan terhadap bagian pekerjaan yang telah selesai
Bagian lapisan timbunan yang telah selesai harus dijaga terhadap kemungkinan retak-retak akibat
pengeringan yang cepat atau akibat “traffic” kendaraan proyek atau hal-hal lain yang menyebabkan lapisan
tersebut rusak dan terganggu strukturnya.
b. Test atau pengujian
Test akan dilakukan baik di laboratorium maupun di lapangan, untuk mengetahui kepadatan maksimum,
derajat kepadatan lapangan, nilai CBR lapangan dan lain-lain yang dianggap perlu pada lapisan ini.
Pembiayaan test-test ini menjadi tanggungan Kontraktor.
a. Penyimpanan :
Bedding sand harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak tercampur dengan tanah/kotoran disekitarnya.
Tempat penimbunan harus mempunyai drainase yang baik dan harus terlindung dari hujan sehingga air tetap
merata.
a. Paving Block / Grass Block harus diletakkan berhimpitan satu dengan lainnya dengan pola sesuai
dengan gambar lansekap di atas bedding sand yang belum dipadatkan tapi sudah selesai diratakan. Lebar
celah antar block tidak boleh lebih dari 4 mm, celah ini harus merupakan garis lurus dan saling tegak
lurus, untuk itu diperlukan pemasangan snar pada 2 arah yang saling tegak lurus untuk mengontrol letak
dan ikatan antar block.
c. Pemadatan Awal :
Alat kompaksi untuk keperluan ini harus merupakan "mechanical flat plate vibrator", dengan karekteristik
sebagai berikut :
- Plat dasar mempunyai luas : 0,25 - 0,50 m2.
- Gaya pemadatan yang dapat diberikan sebesar 1,5 ton sampai 2,0 ton.
- Frekuensi getaran : 75 - 100 Hz.
Paving Block harus terletak dengan mantap diatas bedding sand. Pemadatan harus dilakukan segera
setelah pemasangan paving block dengan minimal 2 passes. Jarak antara bagian yang dipadatkan sampai
bagian dimana sedang dilakukan pemasangan block tidak boleh kurang dari 1,50 m. Adalah sangat penting
untuk memadatkan bedding sand segera setelah pemasangan block sehingga dapat dihindari berpindahnya
pasir yang masih dalam keadaan lepas karena bergeraknya block yang tidak diletakkan dengan baik atau
adanya air yang mengalir ketempat tersebut. Pemadatan harus diulangi pada daerah selebar 1,00 m diukur
dari akhir pemasangan / pemadatan yang dilakukan pada hari sebelumnya melanjutkan dengan
pekerjaan selanjutnya. Semua block yang rusak selama pemadatan dan selama masa pemeliharaan harus
segera diganti dengan yang baru tanpa adanya biaya tambahan.Pejalan kaki boleh menggunakan jalan
concrete block ini setelah pemadatan awal sebelum penghamparan pasir pengisi, tetapi sebiknya setelah
sambungan atau celah antar block terisi pasir dan dipadatkan.
− BorexStroke : 90 mm * 100 mm
− Displacement : 2.54 L
− 12hrs Power : 31 Kw
− Fuel consumption : 5.2 L/ h
− Engine Type : Water cooled , 4-stroke, Direct injection , Turbo charged
− Cylinder No :4
− Compression Ratio : 17: 1
− Starting Motor : 12V-3KW
− Charging alternator : 14V-500W
B. ALTERNATOR SPECIFICATION
Bandung, 2019
PPK Danau Situ dan Embungi
SNVT PJSA - BBWS Citarum