Anda di halaman 1dari 23

SPESIFIKASI TEKNIK

PEKERJAAN NORMALISASI OXBOW DARA ULIN


KABUPATEN BANDUNG
TAHUN ANGGARAN 2019

)
I. UMUM
1. Spesifikasi Dasar
Bahan yang yang digunakan harus memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) yang ditentukan dalam
spesifikasi atau standar lainnya yang disetujui direksi. Bahan yang tidak sepenuhnya diperinci dalam
spesifikasi ini atau tidak tercakup dalam SNI atau standar yang lain yang telah disetujui, harus merupakan
bahan dan hasil pekerjaan semacam untuk kelas satu. Direksi akan menetapkan semua atau sebagian
bahan yang dipesan untuk pelaksanaan pekerjaan dalam hal ini keputusan direksi menentukan.
Standar tersebut harus tersedia setiap saat untuk keperluan pemeriksaan dan keperluan direksi.

2. Pekerjaan Pengukuruan.
Pekerjaan ini dibagi dalam tiga tahap :
 Tahap sebelum pelaksanaan
 Tahap selama pelaksanaan
 Tahap sesudah pelaksanaan selesai dan akan diserahkan untuk pertama kali.
Untuk memulai pekerjaan Pemilik Pekerjaan akan menetapkan Bench Mach (BM) seperti yang ditunjuk
dalam gambar atau menurut petunjuk direksi.
Setiap kerusakan BM yang diakibatkan oleh Kontraktor akan dipasang baru dan diukur kembali oleh Proyek
dengan biaya menjadi beban Kontraktor.
Bila di lokasi pekerjaan belum ada BM atau bila dikehendaki Proyek, maka Kontraktor harus membuat
sebanyak satu buah lokasinya akan ditetapkan oleh Proyek dengan konstruksi standar BM Balai Besar
Sungai Citarum.
Sebelum mulai pekerjaan pengukuran Kontraktor harus menyerahkan kepada Proyek untuk mendapatkan
persetujuan, methode dan peralatan yang akan dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan : pengukuran
situasi, cross section maupun long section dan dari letak tampak melintang dari bangunan.
Pekerjaan pengukuran harus dilakukan pada waktu pengawas lapangan berada di tempat pekerjaan.
Patok dan hurufnya dicat dengan warna :
 Patok tetap warna biru, huruf putih.
 Patok poligon dan waterpas, warna putih, huruf merah.
 Batas tanah warna merah, huruf putih.
 Patok Bantu warna putih
 Batas tanah warna merah huruf putih.
Patok tetap harus dibuat dari kayu dengan ukuran diameter 10 cm, dengan panjang/tinggi secukupnya agar
terlihat jelas dipermukaan tanah dipasang kedalam tanah sehingga tahan terhadap tekanan.
Pemasangan patok pengukuran dengan jarak 10 m pada lokasi bangunan dan 25 m dibagian hulu dan hilir
bangunan.
Pengukuran meliputi keseluruhan areal situ dan fasilitas bangunan yang ada maupun yang akan dibangun
atau menurut petunjuk direksi.
Profil melintang harus dibuat setiap jarak 25 m, atau disesuaikan dengan kebutuhan data di lapangan agar
dapat memberikan gambaran yang jelas untuk memudahkan pelaksanaan di lapangan.
Kontraktor harus selalu menyediakan alat ukur dengan perlengkapannya, juru-juru ukur yang diperlukan
direksi, untuk sewaktu-waktu melakukan pengecekan dan pengawasan selama pekerjaan berlangsung.
Kontraktor harus melakukan pengukuran terakhir apabila pekerjaan yang dilaksanakannya telah selesai
100%. Hasil pengukuran tersebut harus memperlihatkan gambar potongan memanjang dan melintang
lengkap dengan elevasinya.
3. Pemberitahuan Pelaksanaan
Kontraktor harus memberitahukan kepada direksi sekurang-kurangnya 14 hari sebelum pekerjaan dimulai
untuk mengukur ketinggian tanah asal dan ukuran dari bangunan-bangunan yang ada. Tidak boleh ada
sesuatu pekerjaan baru yang boleh dimulai sebelum Kontraktor menerima instruksi direksi atas persetujuan
bersama antara direksi dan kontraktor.
4. Rencana Mutu Kontrak.
Sebelum mulai pekerjaan-pekerjaan penyedia jasa wajib membuat Rencana Mutu Kontrak yang isinya
antara lain :
 Struktur organisasi kontraktor
 Uraian, tugas dan fungsi.
 Informasi pemilik proyek
 Lingkup pekerjaan
 Ringkasan Spesifikasi Teknik
 Daftar Gambar
 Datfar Peralatan Kerja
 Daftar Kebutuhan Bahan
 Daftar Kebutuhan Tenaga Kerja
 Jadwal Rencana Kegiatan Proyek
 Daftar standar yang harus dipenuhi
 Bagan alir kegiatan pokok
 Rencana inspeksi dan test
 Check list.
Yang akan digunakan sebagai bahan acuan / pedoman pelaksanaan bagi Pengawas maupun pelaksana
pekerjaan di Lapangan.

II. PEKERJAAN PERSIAPAN


2.1 Jalan masuk ke Daerah Kerja
Jalan masuk ke dan melalui Daerah Kerja dapaat menggunakan jalan-jalan setempat yang ada, yang
berhubungan dengan jalan raya berdekatan dengan daerah Proyek.
Penyedia Jasa harus memperbaiki atau memperlebar jalan yang ada, memperbaiki dan memperkuat
jembatan yang ada sehingga memenuhi kebutuhan pengangkutan sejauh yang dibutuhkan pekerjaannya.
Proyek/Bagian Proyek/Satker/Pejabat pembuat Komitmen tidak bertanggung jawab terhadap pemeliharaan
jalan masuk atau bangunan yang digunakan oleh Penyedia Jasa selama pelaksanaan pekerjaan. Hal ini
semua menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.
Apabila Penyedia Jasa membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh Direksi Pekerjaan, harus
dikerjakan oleh Penyedia Jasa atas beban biaya sendiri dan harga semua pekerjaan tersebut sudah
termasuk dalam Harga Satuan Pekerjaan.

2.2 Gambar-gambar yang dimiliki/dibuat Penyedia Jasa


(a) Gambar Pelaksanaan
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa haruslah gambar-gambar yang sudah
ditandatangani oleh Direksi, dan apabila ada perubahan harus diserahkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan sebelum program pelaksanaan dimulai.
(b) Gambar Pekerjaan Sementara
Semua gambar-gambar pekerjaan sementara dibuat / disiapkan oleh Penyedia Jasa dan dibuat
secara detail / rinci. Pekerjaan sementara termaksud antara lain pekerjaan Kistdam /
Pengeringan., Tanggul Sementara, Perancah, Pengalihan aliran air dan sebagainya, dan gambar
tersebut harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
Dalam pembuatan gambar juga harus sudah diperhitungkan kekuatannya serta keamanan dan
kenyamanan kerja.
(c) Gambar Pelaksanaan / Gambar Kerja
Penyedia Jasa harus menggunakan gambar disain sebagai dasar untuk mempersiapkan gambar
pelaksanaan. Gambar-gambar ini dibuat lebih rinci untuk pekerjaan tetap.
Untuk pekerjaan khusus seperti pekerjaan beton gambar harus memperlihatkan penampang
melintang dan penampang memajang beton, pengaturan batang pembesian termasuk rencana
pembengkokan, pemotongan dan daftar besi beton, type bahan yang digunakan, mutu, tempat dan
ukuran yang tetap.
(d) Gambar Purna Bangun / As Built Drawing
Selama pelaksanaan Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyimpan 1 (satu) set gambar yang
dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar yang memperlihatkan
perubahan yang sudah dikerjakan sesuai Kontrak sejauh gambar tersebut sudah dilaksanakan
dengan benar. Gambar-gambar yang sudah dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan dilapangan
oleh Direksi Pekerjaan, apabila ditemukan hal tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan, gambar
harus diperbaiki kembali selambat-lambatnya 6 hari kerja.
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar pelaksanaan
dalam 3 (tiga) set cetakan yang dijilid ukuran A3 berikut 1 (satu) set kalkirnya ukuran A1.

2.3 Program Pelaksanaan dan Lapangan


(a) Program Kerja / Program Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus melaksanakan program pelaksanaan sesuai dengan Syarat-syarat Kontrak
dengan menggunakan Program Kerja/Bagan Waktu Pelaksanaan.
Program tersebut harus dibuat dalam bentuk bar chart dan daftar yang memperlihatkan setiap
kegiatan :
 Mulai tanggal paling awal
 Sampai tanggal paling akhir
 Waktu yang diperlukan
 Jumlah tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan
Aktifitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan pekerjaan sementara dan
tetap, kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan persetujuan gambar, pengiriman
peralatan dan bahan ke lapangan, juga kelonggaran dengan adanya hari-hari libur umum maupun
hari libur keagamaan.

(b) Pelaporan
Untuk memantau kemajuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan, maka setiap tanggal awal bulan
dan tengah bulan atau pada waktu yang ditentukan Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus
menyerahkan salinan laporan kemajuan bulanan/tengah bulanan dalam bentuk yang bisa
dimengerti oleh Direksi Pekerjaan, yang menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan
selama bulan/tengah bulanan terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
 Presentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada bulan laporan
dan presentase rencana yang diprogramkan pada bulan berikutnya.
 Rencana kegiatan bulan selanjutnya dengan ramalan tanggal permulaan dan tanggal
akhir penyelesaian.
 Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan di lapangan yang digunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan dipindahkan dari lapangan.
 Daftar Tenaga Kerja Setempat
 Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilakukan selama masa laporan
 Jumlah volume pekerjaan
 Besarnya pembayaran terakhir yang diterima.

(c) Rapat Pra Konstruksi ( Pre Contruktion Meeting )


Sebelum Penyedia Jasa melaksanakan kegiatan di lapangan, Penyedia Jasa diharuskan
mengadakan rapat pra konstruksi bersama dengan Pengguna Jasa, Direksi Pekerjaan, Dinas PU,
Instansi terkait termasuk masyarakat pemakai air.
Rapat pembicaraan/memberikan informasi yang dianggap belum jelas apa-apa yang terkandung
dalam Kontrak serta mensosialisasikan kepada masyarakat pemakai air bahwa didaerahnya akan
ada kegiatan pelaksanaan pekerjaan, dimana masyarakat diharapkan peran serta yang positif
dalam kegiatan tersebut.
Hasil rapat tersebut harus dituangkan dalam Berita Acara Pra Konstruksi dan Berita Acara tersebut
ditandatangani bersama oleh perwakilan-perwakilan yang hadir dan dilampiri daftar hadir.

2.4 Mutual Check


(a) Sistim Kontrak Pekerjaan
Sistim Kontrak untuk pelaksanaan pekerjaan ini yang digunakan sistim Kontrak Harga Satuan (
Unit Price ).
(b) Pelaksanaan Mutual Check
Dalam pelaksanaan Kontrak Harga Satuan Pekerjaan (Unit Price) minimal dilaksanakan 2 (dua)
kali Mutual Check yaitu :
 Pada awal (sebelum) pelaksanaan dilakukan Mutual Check Awal (MC 0 %) diadakan
berdasarkan gambar desain yang telah disiapkan Pengguna Jasa dan hasil survey &
pengukuran kembali.
 Pada akhir (sesudah) pelaksanaan dilakukan Mutual Check Akhir (MC 100 %) diadakan
berdasarkan gambar pelaksanaan.
Sebagai pelaksanaan untuk Mutual Check adalah suatu Tim Mutual Check yang terdiri dari Pihak
Penyedia Jasa dan dari Pihak Pengguna Jasa yang ditunjuk dan diangkat oleh Pengguna Jasa.
Uraian pekerjaan Mutual Check yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
 Pengukuran kembali semua rencana pelaksanaan dengan mencocokan kembali pada titik
dengan tingkat ketelitian 10L mm.
 Membuat gambar-gambar hasil pengukuran kembali, profil memanjang dan profil
melintang dengan mengikuti standard Penggambaran Gambar Konstruksi yang baku
(termasuk gambar-gambar detail), Standar Kriteria Perencanaan.
 Membuat perhitungan hidrolis & stabilitas, apabila ada perubahan bentuk bangunan.
 Membuat perhitungan volume dan RAB dengan adanya perubahan volume tambah
kurang.
Semua produk-produk Mutual Check (data-data ukur, gambar-gambar, daftar kuantitas, daftar
kuantitas dan harga, RAB pekerjaan tambah kurang) disampaikan kepada Pengguna Jasa untuk
selanjutnya diteliti/diperiksa kebenarannya. Setelah disetujui oleh kedua belah pihak maka hasil
MC 0 % digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan pekerjaan dan pembuatan Addendum
Kontrak, Nilai Kontrak akan berubah atau tetap akibat pekerjaan tambah kurang.

2.5 Mobilisasi dan Demobilisasi


Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelah diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh Pengguna
Jasa, Penyedia Jasa harus sudah melaksanakan mobilisasi baik mobilisasi bahan, peralatan yang
digunakan maupun tenaga kerja
Penyedia Jasa diharuskan menggunakan tenaga kerja setempat, kecuali untuk pekerjaan tertentu yang
perlu penanganan khusus maka tenaga untuk pekerjaan tersebut didatangkan tenaga kerja dari luar lokasi
pekerjaan.
Selain itu dalam pengadaan bahan-bahan/material lokasi seperti batu belah, pasir pasang, pasir beton,
kerikil beton/split beton, kayu/bambu dapat bekerja sama dengan masyarat.
Jenis peralatan dan jumlah peralatannya agar disesuaikan dengan kebutuhan pelaksanaan pekerjaan.
Dalam daftar kuantitas disediakan biaya untuk Mobilsasi dan Demobilisasi. Biaya ini termasuk : biaya
transportasi untuk personil dan alat – alat yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
Pembayaran untuk pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi dibayar secara Lump Sum yang ditunjukkan
dalam Rencana Anggaran Biaya.

2.6 Kistdam dan Pengeringan


Penyedia jasa harus membuat dan memelihara semua cofferdam yang diperlukan, saluran saluran, talang
talang, saluran pembuang, parit parit dan lain lain yang bersifat sementara dan bangunan pelindung.
Penyedia jasa harus menggunakan pompa untuk :
- Memelihara aliran di saluran pembawa , pembuang , parit parit dan sumber sumber air yang berada dalam
atau memotong jalur pembebasan selama periode pelaksanaan.
- Melindungi bangunan sementara dan permanen terhadap kerusakan akibat hujan, limpasan air permukaan
dan perlindungan yang mencukupi terhadap banjir dan kejadian yang serupa lainnya.
- Usaha dewatering dan pengurasan air agar usaha penggalian tanah bebas air seperti keharusan dalam
melaksanakan bangunan sebenarnya.

Setelah tujuan melayani air selesai , maka semua cofferdam dan lain lain pekerjaan perlindungan
sementara harus disingkirkan kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
Penyedia jasa bertanggung jawab atas kerusakan pondasi atau bangunan atau bagian lainnya dari
pekerjaan yang disebabkan oleh kesalahan seperti kondisi aliran pada bangunan pembelokan air atau
bangunan pelindung banjir dan kegagalan bangunan bangunan tersebut diatas yang dibangun penyedia
jasa.
Penyedia jasa tidak akan mengganggu aliran normal dari setiap saluran irigasi atau sumber air untuk suatu
alasan atau maksud tertentu tanpa persetujuan Direksi. Penyedia jasa akan berusaha untuk memelihara
dalam saluran yang telah ada dan yang dialihkan.
Penyedia jasa harus menyediakan, memasang, memelihara dan mengoperasikan pompa pompa air yang
dipelukan dan alat lainnya untuk dewatering bagi bermacam macam pekerjaan dan untuk memelihara
pondasi bebas dari air. Dewatering harus dengan cara sedemikian rupa agar kehilangan material dapat
dihindarkan, yang akan memelihara stabilitas lereng akibat penggalian. Penyedia jasa harus mengontrol air
rembesan air didasar bangunan.
Pembayaran untuk pekerjaan Dewatering dihitung berdasarkan satuan Lump Sum sesuai yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga tersebut sudah termasuk biaya upah, bahan dan peralatan serta
keperluan lain yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan Dewatering.

2.7 Pembersihan Lahan/Site Clearing


Site Clearing dilaksanakan untuk menghilangkan tanaman rumput , alang alang dan lain lain yang tidak baik
untuk fundasi dari tempat tempat yang disediakan untuk bangunan tanggul yang dikompaksi .
Stripping dilakukan sampai kedalaman + 20 cm atau sesuai petunjuk Direksi. Hasil pengupasan harus
dibuang ketempat yang telah disetujui Direksi.
Pembayaran untuk pekerjaan ini harus dibuat menjadi satu-kesatuan dengan pekerjaan pokoknya. Untuk itu
dalam Analisa Harga Satuan Pekerjaan sudah termasuk biaya pekerjaan ini.

2.8 Pekerjaan Sementara dan Fasilitas Penyedia Jasa


Penyedia jasa diminta menyediakan tempat yang akan digunakan untuk kantor, gudang, bengkel kerja,
barak kerja dan lain - lain untuk pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia jasa harus bertanggung jawab dan menanggung semua biaya untuk pemasangan, pelaksanaan
dan pemeliharaan semua fasilitas kerja yang diperlukan seperti kantor kerja, perumahan serta akomodasi
untuk para pekerjanya.
Pengurusan dengan PLN atas penggunaan aliran listrik menjadi tanggungan penyedia jasa.
Penyedia jasa harus melengkapi/ menyediakan Perlengkapan Pertolongan Pertama Kecelakaan (P3K) di
tempat pekerjaan.
Penyedia jasa harus mencegah semua kemungkinan terjadinya kebakaran serta harus melengkapi alat -
alat pemadam kebakaran .
Penyedia jasa harus membuat papan nama pekerjaan dengan ukuran dan penempatan yang telah
ditentukan atau sesuai petunjuk Direksi.
Biaya untuk penyediaan, pemeliharaan, serta segala fasilitasnya harus dibuat menjadi satu - kesatuan
dengan pekerjaan pokoknya. Untuk itu dalam Analisa Harga Satuan Pekerjaan harus termasuk biaya
pekerjaan sementara dan fasilitas penyedia jasa.
2.9 Jalan Masuk dan Jalan Sementara
Direksi akan menunjukkan semua jalan masuk yang ada kepada penyedia jasa serta membuatkan surat ijin
apabila diperlukan dan penyedia jasa wajib mengurus perijinan tersebut.
Penyedia jasa harus membatasi lingkup gerak peralatan - peralatan dan operatornya melalui jalan tersebut
termasuk peralatan jalan masuk yang disetujui Direksi sedemikian rupa sehingga gangguan - gangguan
terhadap tanaman dan hak milik sekecil mungkin. Sebelum akhir dari batas waktu pelaksanaan dan masa
pemeliharaan pekerjaan selesai, penyedia jasa harus mengembalikan dan memperbaiki jalan tersebut
seperti semula.
Biaya untuk penyediaan, pemeliharaan, serta segala fasilitas jalan masuk dan jalan sementara harus dibuat
menjadi satu - kesatuan dengan pekerjaan pokoknya. Untuk itu dalam Analisa Harga Satuan Pekerjaan
harus termasuk biaya tersebut.

2.10 Pekerjaan Pengukuran


Untuk memulai pekerjaan Direksi akan menetapkan Bench Mark yang akan digunakan sebagai titik - titik
dasar. Setiap kerusakan Bench Mark menjadi tanggungan penyedia jasa dan dipasang atas petunjuk
Direksi.
Sebelum memulai pekerjaan pengukuran, penyedia jasa harus menyerahkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan metode dan peralatan yang akan dipergunakan untuk pengukuran situasi dan
detail - detail dari letak penampang melintang.
Pengukuran harus dilakukan pada waktu Pengawas Lapangan berada di tempat pekerjaan.
Patok - patok referensi harus dipasang dari patok - patok sumbu ke arah pinggir tanggul. Patok - patok
tersebut harus terletak tegak lurus pada garis sumbu tanggul untuk bangunan. Patok referensi harus
dipasang di tempat yang mudah didatangi untuk pembuatan lay out bangunan.
Patok - patok yang digunakan harus dibuat dari kayu ditulis dengan cat, antara lain :
 Nomor patok
 Elevasi patok
 Elevasi puncak tanggul rencana
 Jarak patok terhadap sumbu tanggul
Untuk bangunan - bangunan, patok - patok hanya diberi tanda nomor patok dan elevasi kepala patok. Patok
referensi tersebut selama pelaksanaan harus dijaga/dilindungi supaya tidak bergerak atau tertimbun.
Setelah pelaksanaan selesai 100% penyedia jasa harus melakukan pengukuran terakhir dan harus
memperlihatkan :
 Elevasi titik potong melintangnya untuk setiap patok.
Biaya untuk pengukuran harus dibuat menjadi satu - kesatuan dengan pekerjaan pokoknya. Untuk itu dalam
Analisa Harga Satuan Pekerjaan harus termasuk biaya tersebut.

III. Pekerjaan Galian Tanah


3.1 Pekerjaan Galian Tanah untuk Konstruksi
Skope Pekerjaan
Pekerjaan galian tanah untuk konstruksi meliputi galian tanah terbatas pada galian - galian untuk dinding/
lantai tembok penahan tanah atau bangunan - bangunan lainnya.
Pada paket ini yang dilaksanakan adalah galian tanah berbatu.

Penggalian
Sebelum penggalian dilakukan, penyedia jasa harus memberi tahu terlebih dahulu kepada Direksi,
sehingga penampang, peil dan pengukurannya dapat dilakukan pada keadaan tanah yang belum
terganggu. Tanah yang berdekatan dengan konstruksi tidak dibenarkan untuk diganggu tanpa ijin Direksi.
Galian tanah untuk konstruksi harus digali sampai dengan batas kemiringan dan peil yang direncanakan
atau petunjuk Direksi. Galian tersebut harus mempunyai ukuran yang cukup agar penempatan konstruksi
mudah dilaksanakan. Peil dasar seperti yang tercantum dalam gambar tidak boleh dianggap sebagai
sesuatu yang pasti. Direksi dapat menentukan perubahan dimensi atau peil bila dipandang perlu, agar
kontruksi tersebut dapat berfungsi sebaik - baiknya. Penyedia jasa harus memberitahukan kepada Direksi
bila galian tanah untuk konstruksi selesai dilaksanakan.

Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran pekerjaan galian kontruksi dihitung berdasarkan satuan volume per meter kubik. Pembayaran
pekerjaan sesuai harga satuan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan pekerjaan
tersebut sudah termasuk biaya upah pekerja, bahan, peralatan dan lain-lain untuk keperluan melaksanakan
pekerjaan galian kontruksi.

Pengukuran galian dan perhitungan volume untuk pembayaran galian alur dan bangunan dalam satuan m3
didasarkan pada luas gambar rencana serta pelaksanaan disetujui Direksi.

3.2 Pekerjaan Galian Tanah Dengan Alat Berat


1. Skope pekerjaan
Pekerjaan galian tanah menggunakan alat berat, kegiatan galian ini untuk menggali tanah ditempat-
tempat dimana bangunan akan dibangun, agar ketinggian / elevasi dasar bangunan berada pada tanah
keras / sesuai dengan gambar rencana, atau di areal situ yang mengalami pendangkalan agar dapat
menambah volume tampungan air dan dapat mengembalikan fungsi situ.

2. Galian dan bahan galian


- Semua lokasi galian harus dikerjakan menurut profil-profil dan ukuran seperti ditunjukan dalam
gambar atau perintah direksi.
- Pada pelaksanaan pekerjaan mungkin dijumpai perubahan atas ukuran atau kemiringan galian yang
dilakukan oleh direksi. Dalam hal ini pemborong tidak berhak mengajukan suatu tambahan biaya
harga atas harga satuan pekerjaan tersebut diatas yang telah dicantumkan dan Rencana Anggaran
Biaya (RAB ). Apabila perubahan itu dibuat setelah penggalian sampai pada kemiringan atau ukuran
yang disyaratkan dan jika ditentukan oleh direksi bahwa harga satuan akan dirubah, sebagai hasil
perubahan itu penyesuaian harga kontrak akan dibuat sesuai dengan ketentuan kontrak.
- Pekerjaan galian lainnya yang dilaksanakan di lokasi terbuka yang dikerjakan atas kehendak
pemborong harus dijaga agar batas-batas yang disetujui oleh Proyek dan pembiayaannya harus atas
tanggungan pemborong itu sendiri.

3. Pembuangan bahan-bahan galian


- Bahan-bahan hasil galian yang mendapat persetujuan direksi bisa dihampar sebagai bahan
timbunan
- Bahan-bahan hasil galian yang tidak bisa dpergunakan harus dibuang ketempat yang telah
ditentukan atau suatu tempat yang telah disetujui oleh direksi.
- Setelah pekerjaan bangunan selesai permukaan daerah tersebut harus diratakan dan diatur rapih
sehingga kelihatan seragam setelah pelaksanaan.
4. Longsoran / Endapan
Apabila terjadi longsoran atau endapan, pemborong berkewajiban menggali kembali tanah longsoran /
endapan tersebut termasuk buangannya sesuai dengan gambar rencana atau atas petunjuk direksi.

Pembayaran untuk pekerjaan Galian dibayar dengan harga satuan per m3 seperti yang diajukan dalam
Rencana Anggaran Biaya.

3.3 Pekerjaan Timbunan Tanah


Pekerjaan Timbunan dipadatkan
Lingkup Pekerjaan
 Pekerjaan timbunan dapat untuk timbunan tanggul, badan jalan atau timbunan lainnya sesuai
gambar.
 Pekerjaan timbunan meliputi pengangkutan bahan, penghamparan, penggilasan, test kepadatan
dan lain-lain.
 Penyedia Jasa sebelum melakukan penimbunan harus mengajukan dulu rencana kerja secara
terinci kepada Direksi untuk mendapat persetujuannya.
 Timbunan harus dibuat sesuai dengan gambar rencana baik ukuran, ketinggian maupun
kemiringan lerengnya kecuali ditentukan lain oleh Direksi.

Bahan Untuk Timbunan Yang Dipadatkan


Bahan timbunan menggunakan tanah dari hasil galian tanah setempat atau bekas galian konstruksi,
bergradasi baik dan bebas dari bahan organic atau tanah yang didatangkan dan disetujui oleh Direksi
sebelum dilakukan penimbunan.
Penimbunan dan Pemadatan
 Pekerjaan ini sesuai dalam gambar rencana.
 Material yang akan diratakan dalam lapisan horizontal sesuai gambar rencana. Distribusi
material harus dilakukan sedemikian rupa hingga mendapat lapisan yang homogen.
Pelaksanaan penggalian, pengangkutan, sampai ke penempatan untuk memperoleh,
impermeabilitas dan stabilitas.
 Material basah dari penggalian, jika tidak ditentukan lain oleh Direksi bahwa material itu
memenuhi syarat, dapat langsung dipergunakan untuk bahan timbunan.
 Penyedia jasa harus membuat rencana operasional dengan memberi waktu yang cukup untuk :
 penimbunan dan penempatan kemudian.
 mencampur dengan material kering jika diperlukan.
 menggunakan prosedur lain atau membuat kombinasi dari beberapa prosedur.
Pengukuran dan Pembayaran
Pembayaran untuk pekerjaan timbunan tanah adalah menurut harga satuan per meter kubik seperti yang
ditunjukkan dalam Rencana Anggaran Biaya. Harga satuan ini harus termasuk biaya memadatkan pada
tempat yang telah ditentukan serta keperluan lain - lain untuk melaksanakan pekerjaan timbunan tanah.

4. Pekerjaan Timbunan Tanah Bangunan


4.1. Pekerjaan Timbunan dipadatkan
Lingkup Pekerjaan
 Pekerjaan timbunan dapat untuk timbunan dibelakang pasangan, timbunan tanggul, badan jalan
atau timbunan lainnya sesuai gambar.
 Pekerjaan timbunan meliputi pengangkutan bahan, penghamparan, penggilasan, test kepadatan
dan lain-lain.
 Penyedia Jasa sebelum melakukan penimbunan harus mengajukan dulu rencana kerja secara
terinci kepada Direksi untuk mendapat persetujuannya.
 Timbunan harus dibuat sesuai dengan gambar rencana baik ukuran, ketinggian maupun
kemiringan lerengnya kecuali ditentukan lain oleh Direksi.

Bahan Untuk Timbunan Yang Dipadatkan


Bahan timbunan menggunakan tanah dari hasil galian tanah setempat atau bekas galian konstruksi,
bergradasi baik dan bebas dari bahan organic atau tanah yang didatangkan dan disetujui oleh Direksi
sebelum dilakukan penimbunan.

Penimbunan dan Pemadatan


 Pekerjaan ini terdiri dari pemadatan sesuai dalam gambar rencana.
 Material yang akan dipadatkan, diratakan dalam lapisan horizontal sesuai gambar rencana dan
setelah dipadatkan dalam setiap lapis pemadatan. Distribusi material harus dilakukan
sedemikian rupa hingga mendapat lapisan yang homogen. Pelaksanaan penggalian,
pengangkutan, sampai ke penempatan harus sedemikian rupa sehingga material cukup
tercampur untuk menjamin memperoleh daya lekat terbaik untuk memadatkan, impermeabilitas
dan stabilitas.
 Alat pemadat yang dipergunakan adalah Tamper/Rammer. Jika alat atau prosedurnya gagal
untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, maka Direksi akan memerintahkan mengganti
prosedurnya atau menarik alat tersebut untuk diganti
 Pekerjaan timbunan tanah harus dipadatkan dan mendapat persetujuan Direksi.
 Material basah dari penggalian, jika tidak ditentukan lain oleh Direksi bahwa material itu
memenuhi syarat, dapat langsung dipergunakan untuk bahan timbunan.
 Penyedia jasa harus membuat rencana operasional dengan memberi waktu yang cukup untuk :
 penimbunan dan penempatan kemudian.
 mencampur dengan material kering jika diperlukan.
 menggunakan prosedur lain atau membuat kombinasi dari beberapa prosedur.

Pengukuran dan Pembayaran


Pembayaran untuk pekerjaan timbunan tanah dipadatkan adalah menurut harga satuan per meter kubik
seperti yang ditunjukkan dalam Rencana Anggaran Biaya. Harga satuan ini harus termasuk biaya
memadatkan pada tempat yang telah ditentukan serta keperluan lain - lain untuk melaksanakan
pekerjaan timbunan tanah.

5. Pekerjaan Beton
Skope Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi dari persiapan sampai penyelesaian pekerjaan beton, baik menurut bentuk, dimensi,
dan volume seperti yang ditunjukan dalam gambar atau menurut petunjuk Direksi. Pekerjaan Beton K-225
dapat menggunakan bahan beton jadi atau Ready Mix Concrette.

Definisi
Beton terdiri dari campuran semen, air, dan material berbutir. Tidak boleh ada bahan lain tanpa seijin
Direksi. Setelah beton mengeras harus didapat suatu bahan yang padat, kokoh, serta tahan lama dan
mempunyai sifat sifat yang disyaratkan.
Sebelum pekerjaan beton dimulai, penyedia jasa harus melaksanakan dan membiayai percobaan seperti
yang disyaratkan atau petunjuk Direksi untuk menentukan perbandingan material kasar, prosentase semen,
dan nilai air sesuai syarat yang diminta dan cara cara pengerjaan beton.

Kelas dan Mutu Beton.


Sesuai PBI.1971- NI.2 kelas dan mutu beton dibagi dalam tabel berikut :
Kls Mutu Tbk Tbm Tujuan Pengawasan Terhadap
kg / cm2 kg / cm2 Mutu Kekuatan

Agregate Tekan
I B.0 - - Non Strukturil ringan tanpa
II B.100 - - Strukturil sedang tanpa

K.125 125 200 Strukturil ketat kontinu

K.175 175 250 Strukturil ketat kontinu

K.225 225 300 Strukturil ketat kontinu


III K > 225 > 225 > 300 Strukturil ketat kontinu
Tabel.1
Kelas dari beton didalam setiap bagian kontruksi ditentukan pada gambar rencana atau petunjuk Direksi.
Kontrol dan Pemeriksaan Beton
Semua material harus mempunyai mutu sesuai yang disyaratkan dalam spesifikasi ini. Cara cara
percobaan untuk memeriksa kekuatan beton harus sesuai dengan PBI. 1971 - NI.2 atau atas petunjuk
Direksi.
Kekentalan adukan harus disesuaikan dengan cara transport , pemadatan dan jenis kontruksi . Kekentalan
bergantung bergantung kepada jumlah dan jenis semen, nilai faktor air semen dan susunan butiran dari
agregat. Jumlah semen minimum per m3 beton ± 325 kg dengan nilai faktor air semen maksimum 0,60.
Nilai slump test untuk masing masing pekerjaan harus sesuai dengan PBI.1971 sbb :

Nilai Slump.
U RAIAN Nilai Slump

Maks Min
Dinding , plat pondasi , pondasi telapak bertulang. 12.50 5.0
Pondasi telapak bertulang , kaison , dan kontruksi dibawah tanah. 9.00 2.50
Plat , balok , kolom dan dinding. 15.00 7.50
Pengerasan Jalan 7.50 5.00
Pembetonan masal 7.50 2.50

Tabel.2

Jumlah Semen Minimum dan Nilai Faktor Air Semen Maksimum


Jumlah Semen Nilai Faktor
Uraian min. per m3 Air semen
beton (kg) maksimum
Beton di dalam ruang bangunan
a. Keadaan keliling non korosit 275 0.60
b. Keadaan keliling korosit disebabkan oleh kondensial 325 0.52
atau uap uap korosit
Beton diluar ruang bangunan
a. Tak terlindung dari hujan dan terik matahari langsung 325 0.60
b. Terlindung dari hujan dan terik matahari .
275 0.60
Beton yang masuk ke dalam tanah
a. Mengalami keadaan basah dan kering berganti ganti 325 0.55
b. Mendapat pengaruh sulfat alkali dari tanah atau air tanah
375 0.52
Beton kontinu berhubungan dgn air
a. air tawar 275 0.57
b. air laut 375 0.52

Tabel. 3

Percobaan Pendahuluan
Sebelum disetujui rencana campuran beton atau sebelum ditentukannya perubahan suatu rencana
campuran yang telah ada maka Direksi dapat menunjuk perlu diadakannya percobaan pendahuluan.
Cara cara mempersiapkan benda uji , jumlahnya dan evaluasinya harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam PBI. 1971 - NI.2.

Pemeriksaan Mutu Campuran Beton


Sebagai salah satu syarat diterimanya hasil pekerjaan beton selama pelaksanaan , apabila tidak ditentukan
untuk masing masing mutu beton yang berjumlah lebih besar dari 60 m 3, harus dibuat 1 (satu) benda uji
setiap 5 (lima) m3 dengan minimum 1(satu) benda uji tiap hari , kecuali pada permulaan pekerjaan diman
frekwensi pembuatan benda uji harus lebih besar agar segera terkumpul 20 (dua puluh) benda uji.
Evaluasi hasil test dari 20 (dua puluh) benda uji yang pertama setelah berumur 28 hari dan dipakai sebagai
dasar untuk menetapkan apakah campuran beton tersebut dapat terus dipakai atau harus diadakan
perubahan.
Untuk pekerjaan beton dengan jumlah masing masing mutu beton kurang dari 60 m 3, berlaku ketentuan
sebagai berikut :

o Pembuatan benda uji.


 Interval pengecoran beton (m3) dtentukan sedemikian rupa sehingga apabila setiap interval
diambil benda uji satu buah maka pada akhir pekerjaan terkumpul 20 benda uji.
 Apabila dianggap, sehubungan dengan jumlah kubikasi pembuatan benda uji sebanyak 20
buah terlalu banyak , Direksi dapat menentukan lain asal benda uji tersebut diambil pada
interval kubikasi yang kira kira sama.
o Mutu beton ditentukan dari evaluasi hasil test dari benda benda uji tersebut sebagai keseluruhan
sesuai yang tersebut pada PBI 1971 - NI - 2 Bab 4 pasal 5.

Pembuatan Benda Uji


Benda uji dibuat bentuk kubus ukuran 15 x 15 x 15 cm. Bila dikehendaki oleh Direksi benda uji tersebut
sebelum ditest harus disimpan dalam tempat uyang lembab atau direndam air, terlindung dari gaya
sentuhan dan getaran yang dapat merusak.
Dalam hal perawatan (curing) dan atau penambahan bahan bahan khusus (additive) terhadap kontruksi
beton maka benda uji juga harus mendapat perlakuan yang sama.

Jumlah Benda Uji


Untuk beton biasa minimum 2 buah benda uji untuk tiap 10 m 3 atau dari setiap acuan yang terpisah.
Untuk beton pre-tensioned min. 3 buah benda uji untuk tiap balok.
Untuk beton pos-tensioned min 3 buah benda uji untuk tiap balok.
Untuk menentukan sifat beton yang lainnya , jumlah benda uji akan ditentukan oleh Direksi.

Penyesuaian Kekuatan Beton


Pada keadaan dimana benda uji dibuat atau diambil dari kontruksi untuk ditest pada umur benda uji lebih
lama atau kurang maka kekuatannya akan dikorelasikan dengan kekuatan benda uji berumur 28 hari
dengan tabel dibawah ini :

Umur benda uji pada saat dilakukan test 3 7 14 21 28


(hari)
Semen Portland biasa 0.40 0.65 0.88 0.95 1.00
Semen Portland dengan kekuatan awal yang 0.55 0.75 0.90 0.95 1.00
tinggi.

Tabel.4
Benda Uji Diambil Dari Pekerjaan Yang Sudah Jadi.
Apabila pemeriksaan benda uji menunjukan hasil dibawah persyaratan, maka segera harus dilakukan
usaha untuk memeriksa kekuatan beton yang telah selesai dari bagian kontruksi yang diragukan tersebut.
Tempat tempat pengambilan benda uji hendaknya ditentukan untuk tidak merugikan kontruksi dan seijin
Direksi.
Pada beton pre-tensioned hal tersebut tidak boleh dilakukan. Pada beton pre-tensioned hal tersebut akan
dipertimbangkan oleh Direksi secara lebih hati hati , agar pekerjaan pengambilan contoh itu maupun cara
cara mengisinya kembali tidak akan membahayakan kekuatan kontruksi secara keseluruhan.
Apabila hasil tes benda uji ini memenuhi persyaratan kekuatan, maka pengecoran dapat dilanjutkan
kembali, tetapi bila tidak memenuhi, maka beton ditempat yang meragukan tersebut segera dibongkar dan
diganti dengan beeton yang memenuhi syarat.
Dalam hal khusus dimana kontruksi memungkinkan dan Direksi dapat mempertimbangkan lain sehubungan
dengan pengurangan kekuatan beton itu, maka dapat dilakukan percobaan pembebanan dan atau usaha
usaha lain untuk mengurangi gaya pada bagian kontruksi itu atau juga pemasangan kontruksi tambahan
untuk maksud yang sama, sehingga pembongkaran beton ditempat itu dapat disetujui untuk tidak dilakukan

Penerimaan Pekerjaan Beton


Pekerjaan beton dapat diterima setelah berumur 28 hari . Apabila syarat syarat dan ketentuan yang tertera
pada gambar dan spesifikasi telah dipenuhi seluruhnya. Penyimpangan dari gambar rencana dan atau
petunjuk Direksi dapat menyebabkan pekerjaan tersebut dibongkar dan diperbaharui sesuai spesifikasi dan
petunjuk Direksi dan akibat yang timbul dari hal tersebut seluruhnya menjadi tanggungan Penyedia jasa.

Material
a. Umum
Seluruh material yang akan dipergunakan untuk pekerjaan beton harus mengikuti syarat syarat
dibawah ini.
b. Semen
Untuk kontruksi beton pada umumnya dapat dipakai jenis jenis semen yang memenuhi ketentuan
ketentuan yang ditentukan NI - 8. Untuk Beton B1 dan K.125 , jumlah semen yang dipakai dalam
setiap campuran dapat ditentukan dengan ukuran isi. Pengukuran semen tidak boleh mempunyai
kesalahan lebih dari + 2,50 %.
c. Agregat Halus (Pasir)
Agregat halus untuk beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan
atau berupa pasir buatan yang dihasilkan oleh alat alat pemecah batu. Butir agregat harus bersifat
kekal artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca. Agregat halus tidak boleh
mengandung lumpur lebih dari 5 % ( ditentukan terhadap berat kering).
Yang dimaksud lumpur adalah butiran yang lolos ukuran 0,063 mm. Apabila kadar lumpur lebih
dari 5 % maka pasir tersebut harus dicuci. Agregat halus mempunyai butiran yang beragam
besarnya dan apabila diayak harus memenuhi syarat syarat sebagai berikut :
 sisa diatas ayakan 4 mm harus minimum 2 % berat.
 sisa diatas ayakan 1 mm harus minimum 10 % berat.
 sisa diatas ayakan 0.35 mm harus berkisar 80 % - 95 % berat.

Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton kecuali dengan
petunjuk petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan bahan yang diakui.
d. Agregat Kasar ( kerikil dan batu pecah )
Gregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagi hasil desintegrasi alami dari batuan atau
berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu. Yang dimaksud dengan agregat kasar
secara umum agregat dengan besar butiran lebih dari 5 mm. Agregat harus berbutir keras dan
tidak berpori. Agregat yang dipergunakan adalah agregat yang mengandung butir butir pipih tidak
lebih dari 20 % dari berat agregat seluruhnya dan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %
(terhadap berat kering) yakni butiran yeng melalui saringan 0.063 mm. Bila agregat mengandung
lumpur maka harus dicuci. Agregat tidsak boleh mengandung zat zat yang dapat merusak beton
seperti zat reaktif alkali. Pada pengujian kekerasan butiran , agregat yang dipergunakan tidak
mengalami kehilangan berat lebih dari 50 %. Apabila diayak, agregat harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
 sisa diatas ayakan 31,5 mm harus 0 %.
 sisa diatas ayakan 4 mm harus berkisar 90 % - 80 % berat.
 selisih antara sisa kumulatif diatas dua ayakan berurutan adl maksimum 60% dan minimum
10%.
Besar agregat maksimum tidak lebih besar dari seperlima jarak terkecil antara bidang bidang
samping cetakan, sepertiga dari tebal plat atau tiga per empat dari jarak bersih minimum diantara
batang batang tulangan. Penyimpangan dapat dijinkan apabila menurut petunjuk Direksi cara
cara pengecoran beton adalah sedemikian rupa sehingga menjamin tidak terjadinya sarang
sarang kerikil.

e. Agregat Campuran
Susunan butir agregat campuran untuk pekerjaan beton dengan mutu K.125 dan mutu yang lebih
tinggi harus diperiksa dengan susunan ayakan menurut ISO dengan diameter lubang berturut turut
sbb :
31,50 - 16 - 8 - 4 - 2 - 1 - 0,50 (Ayakan ISO).
Apabila susunan ayakan tersebut tidak ada, maka dengan ijin Direksi susunan ayakan lain dapat
dipergunakan, asal mempunyai ukuran ukuran lubang mendekati uuran diatas.
f. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam,
bahan bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini
sebaiknya dipergunakan air yang dapt diminum. Jumlah air yang dipakai untuk beton dapt diukur
dengan ukuran isi atau ukuran berat dan harus dilakukan setepat tepatnya.
g. Bahan Pembantu
Bahan pembantu yang bersifat memperbaiki mutu, sifat pengerjaan, waktu pengikatan, dan
pengerasan dapat digunakan dengan jumlah dan jenis yang disetujui Direksi.

Pelaksanaan
a. Penyimpanan Material
Cara penyimpanan agregat beton harus diusahkan sedemikan rupa sehingga tidak terjadi
pemisahan bahan (segregation) atau pengotoran bahan dari luar Agregat harus disimpan menurut
ukurannya agar tidak tercampur. Penyimpanan Semen harus rapih sesuai waktu kedatangan
sehingga tidak ada semen yang terlalu lama tersimpan dipenyimpanan. Semen yang sudah
menggumpal tidak boleh dipergunakan. Selanjutnya syarat syarat penyimpanan barang / material
harus mengikuti syarat syarat yang tercantum dalam NI - 3 , PBI 1971 pasal 3.9).

b. Penakaran Bahan Bahan .


Material beton ditakar menurut beratnya kecuali air, semen sesuai berat dari pabrik .

c. Pengadukan Beton.
Syarat pelaksanaan pekerjaan beton mulai dari pengadukan sampai dengan perawatan harus
sesuai yang disyaratkan dalam PBI 1971 - Bab. 6 dengan syarat syarat dibawah ini:
Cuaca, pengadukan, pengangkutan, dan pengecoran harus dilakukan dalam cuaca baik.

d. Peralatan, dipergunakan alat pengaduk mekanis ( Beton Molen ) .


Pengadukan beton harus dilapangan atau pada central mixing plant dengan alat alat yang sesuai
sehingga menghasilkan campuran yang homogeen. Lama pengadukan umumnya tidak lebih dari
1,50 menit dihitung mulai dari tercampurnya bahan termasuk air. Penggunaan peralatan Truck
Mixer harus yang mempunyai Revolving Drump, Kedap air, dikontrol sedemikian rupa sehingga
menghasilkan campuran yang Homogen.

e. Pengangkutan Beton
Pengangkutan Beton dari tempat pengadukan ke tempat pengecoran harus dilakukan sedemikian
rupa sehingga tidak terjadi pemisahan dan kehilangan bahan bahan ( segregasi ) seperti air,
semen, atau butir halus. Penggunaan Talang untuk memindahkan adukan harus seijin Direksi.

f. Pengecoran
Pengecoran tidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan perancah, acuan dan pekerjaan persiapan
selesai dan disetujui Direksi.
Sebelum pengecoran dimulai semua peralatan, matterial dan pekerja harus sudah berada
ditempat. Permukaan sebelah dalam dari acuan harus bersih dari kotoran. Seluruh tulangan harus
mendapat persetujuan Direksi. Pengecoran hanya diperbolehkan siang hari kecuali seijin Direksi.
Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melebihi tinggi 1,50 meter . Lubang lubang untuk pengaliran
air dapat dibuat dari bambu bambu.
Slump test harus sering dilakukan selama pekerjaan beton untuk menjamin konsistensi sehinggan
nilai air semen tetap. Cara pelaksanaan slump test harus sesuai dengan PBI 1971 - Bab 4.4

g. Acuan Beton ( Perancah )


Cetakan harus dibuat sesuai dengan bentuk dan ukuran kontruksi seperti dalam gambar rencana
dan atau sesuai petunjuk Direksi. Rencana cetakan dan bahan bahan yang akan dipergunakan
harus mendapat persetujuan Direksi sebelum pembuatan acuan dimulai dan pemborong tetap
bertanggung jawab atas bentuk dan ukuran tersebut. Cetakan harus dipasang pada tempat yang
telah ditentukan dengan tujuan untuk membatasi dan membentuk beton sehingga sesuai dengan
bentuk dan ukuran seperti pada gambar rencana. Cetakan harus terpasang dengan kuat dan
rapat dan apabila cetakan dibongkar maka pembongkaran cetakan tidak boleh merusak
permukaan beton , oleh karena itu sebelum pengecoran harus dilakukan usaha agar
pembongkaran acuan tidak mengganggu atau merubah permukaan beton.
Seluruh cetakan beton harus menggunakan kayu Kalimantan tebal 3 cm dan diketam halus agar
menghasilkan permukaan beton yang disyaratkan.
Syarat Minimum Pembongkarn Acuan dan Perancah Dihitung Dari Saat Selesainya Pengecoran Beton (
Beton Dirawat Dengan Pembasahan ).
Beton
Beton Dengan Dengan High
Posisi Acuan / Perancah
Semen Biasa Early
Strengths PC
Acuan samping dari balok balok , dinding ,
kolom , bila kemajuan pengecoran per hari
adalah setinggi :
a. Dibawah 3 .00 m 2 hari 1 hari
b. 3 - 6 m 3 hari 2 hari
c. 6 - 10 m 5 hari 4 hari
Acuan samping tiang pancang segi 12 jam 8 jam
Acuan samping tiang segi 8 dan acuan samping
24 jam 18 jam
dari balok pratekan
Perancah :
a. Dibawah dek jembatan balok
7 hari 6 hari
b. Dibawah jembatan plat dua tumpuan
14 hari 14 hari
c. Dibawah balok dengan tumpuan dan
21 hari 21 hari
Jembatan lengkung
sesudah gaya
Perancah yang menyokong balok balok pratekan. pratekan
diberikan

h. Construction Joint
Tempat penghentian pengecoran untuk kemudian disambung dengan pengecoran berikutnya
disebut Construction Joint. Disini tidak ada hubungan yang kokoh antara beton yang baru dengan
beton yang lama. Sebelum dilakukan pengecoran berikutnya , maka permukaan construction joint
harus bersih dari sisa, cacat dan kotoran beton lama dengan beberapa cara misalnya disemprot
air, disikat dengan sikat baja atau cara lain yang disetujui kemudian dibersihkan dengan
semprotan bertekanan tinggi dan genangan air yang terjadi harus dihilangkan sebelum beton di
cor. Permukaan construction joint harus dibersihkan dari sisa beton dengan dipahat , diratakan
atau cara lain yang disetujui Direksi. Sesudah semua pekerjaan persiapan selesai dan
pembersihan semua permukaan telah dilaksnakan dengan baik , maka permukaan tersebut dilabur
dengan mortar setebal ± 1 cm . Dilarang meletakan benda lain seperti beton triller atau alat
lainnya diatas anyaman tulangan. Untuk itu harus dibuat jalan jalan kerja tempat untuk meletakan
beton triller berupa papan papan yang ditaruh diatas penyangga.

i. Pemadatan
Selama dan sesudah pengecoran, beton harus dipadatkan dengan alat pemadat (internal atau
external vibrator) mekanis kecuali Direksi mengijinkan menggunakan cara pemadatan dengan
tenaga manusia. Pemadatan ini harus dikerjakan oleh tenaga ahli dan dilaksanakan sesuai
petunjuk Direksi. Alat pemadat mekanis harus memberikan getaran minimal 5.000 getaran per
menit dari berat effektif sebesar 0,25 kg. Untuk lantai atau plat beton, pemakaian external Vibrator
harus seijin Direksi. Internal Vibrator digunakan dengan cara memasukan alat pulsator atau
penggetar mekanis kedalam adukan beton yang baru di cor. Alat harus memberikan getaran
minimal 5.000 getaran per menit dengan nilai slump 2,50 cm .
Jumlah minimum vibrator yang diperlukan untuk memadatkan beton adalah sebagai berikut:

Kecepatan mengecor beton Jumlah Alat


4 m3 beton / jam 2
8 m3 beton / jam 3
12 m3 beton / jam 4
16 m3 beton / jam 5
20 m3 beton / jam 6

j. Perawatan Beton
Beton yang baru di cor harus dilindungi dari hujan dan panas matahari serta kerusakan kerusakan
lainnya yang disebabkan oleh gaya gaya sentuhan sampai beton telah menjadi keras.
Permukaan beton harus dijaga tetap lembab dengan cara ditutup karung basah atau
menggenanginya dengan air selama waktu perawatan. Lalu lintas baru dapat diijinkan lewat
setelah beton berumur 28 hari atau sampai waktu yang ditentukan Direksi.
Pembasahan, untuk beton yang tidak menggunakan bahan tambahan / pembantu harus dibasahi
selama minimum 7 hari.

k. Pembongkaran Acuan
Perancah / acuan hanya boleh dibuka/dibongkar setelah ada persetujuan Direksi. Dalam
persetujuannya , Direksi akan memperhitungkan kekuatan kontruksi untuk menahan beban beban
sedemikian sehingga tegangan beton dapat ditampung seluruhnya berdasarkan kekuatan kubus
test pada umur yang sama. Pada umumnya perancah dapat dibuka setelah Beton berumur tiga
minggu.

Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan Beton


Pengukuran dan Pembayaran pekerjaan pasangan beton berdasarkan harga satuan per meter kubik seperti
yang diajukan dalam Rencana Anggaran Biaya, harga satuan ini sudah mencakup harga bahan upah kerja
dan pekerja tambahan yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini.

6. PEMBESIAN

Skope
 Pekerjaan termasuk dari menyiapkan dan memasang besi beton yang sesuai dengan spesifikasi ini
dan mengikuti gambar rencana atau petunjuk Direksi.
Material
 Besi Beton
Setiap jenis besi beton yang dihasilkan oleh pabrik baja yang terkenal dapat dipakai. Pada
umumnya setiap pabrik baja mempunyai standar mutu dan jenis baja, sesuai dengan yang berlaku.
Mutu besi beton yang dipakai menurut gambar rencana atau petunjuk Direksi.
 Kawat Pengikat
Kawat pengikat harus terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum satu mm yang telah
dipijarkan terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.

Pelaksanaan
 Umum
Sebelum mendatangkan besi beton, seluruh daftar ukuran dan daftar bengkokan besi beton harus
disiapkan oleh penyedia jasa dan diminta persetujuan kepada Direksi, tidak ada bahan yang boleh
didatangkan atau dikerjakan sebelum daftar besi beton disetujui oleh Direksi. Besi yang digunakan
sebagai tulangan hendaknya menuruti persyaratan. Besi tersebut harus bersih, bebas dari karat,
kotoran, bahan bahan lemas, gemuk, minyak, cat, lumpur, bahan aduk ataupun bahan lain yang
menempel. Besi tulangan harus disimpan ditempat yang terlindung, ditumpuk agar tidak
menyentuh tanah dan dijaga agar tidak berkarat atau rusak karena cuaca.

 Pembengkokan
Besi tulangan harus dipotong, dibengkokan atau diluruskan secara hati hati . Terutama pada besi
tulangan dengan sifat yang getas (hard grade) tidak diperbolehkan untuk pembengkokan kedua
kalinya. Pemanasan besi tidak dijinkan, kecuali Direksi menentukan lain, itupun harus dilaksanakan
dengan temperatur yang serendah mungkin yang dapat dipakai dan dalam daerah yang seminimal
mungkin. Bila radius pembengkokan tidak disebutkan nyata pada gambar rencana, maka
pembengkokan besi tulangan harus paling sedikit 4 kali diameter dari batang yang bersangkutan (
untuk tulangan yang biasa ) atau 6 kali diameter tulangan yang bersangkutan ( untuk besi-besi
dengan sifat getas ).

 Penempatan
Besi tulangan harus cermat ditempatkan sesuai dengan gambar rencana , dipegang teguh pada
posisinya dan didudukan pada landasan yang dibuat dari adukan semen berukuran 5 x 5 x 3 cm
dengan campuran 1 pc : 3 psr, diikat antara sesamanya atau pada acuan dengan kawat baja ,
atau cara cara lain yang memenuhi keinginan Direksi. Bagaimanapun tulangan tidak boleh
didudukan pada bahan metal atau tulangan duduk langsung pada acuan yang menyebabkan
bagian besi nanti langsung berhubungan dengan udara luar. Tulangan juga tidak boleh duduk
pada kayu atau partikel koral / agregat. Sebelum dimulai pengecoran maka Direksi harus
diberitahu dan diberikan waktu yang cukup untuk melakukan pemeriksaan penempatan besi-besi
tulangan.

 Penyambungan
Sebaiknya tulangan tidak disambung pada seluruh panjang yang dibutuhkannya. Sambungan
yang dilakukan harus sesuai dengan dan pada tempat yang tertera pada gambar rencana, kecuali
atas ijin dan pengawasan Direksi. Sambungan tidak dibolehkan pada tempat tempat dengan
tegangan maksimum dan sedapat mungkin diselang seling sehingga sambungan tidak semuanya /
sebagian besar terjadi disuatu tempat. Bila ruangan memungkinkan, pada sambungan dimana
batang batang saling melalui ( over laping ) diganjal dengan potongan potongan tulangan agar
tidak saling menempel, dan kemudian harus diikat kuat minimum di dua tempat tiap sambungan.
Panjang sambungan harus seperti yang diterapkan pada gambar rencana. Bila ditentukan dalam
gambar rencana maka panjang sambungan over laping diambil 40 kali diameter besi U 24 dan 30
kali untuk besi U 32 dan besi beton harus diuji tarik, tekan dan berat oleh Badan bersetifikat SNI .
Penyambungan besi beton dengan pengelasan tidak dibenarkan kecuali telah ditentukan pada
gambar rencana atau ada perintah tertulis dari Direksi. Cara pengelasan mengikuti ketentuan dari “
Pekerjaan Baja Struktur “.
Pembayaran.
Pembayaran pekerjaan pembesian berdasarkan satuan per Kilogram sesuai dengan yang tercantum
dalam daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan tersebut sudah termasuk biaya upah pekerja , peralatan
dan lain yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan pembesian.

7. Pekerjaan Pasang Batu


5.1 Bahan – bahan yang digunakan
Bahan-bahan yang digunakan untuk pasangan batu adalah batu belah, pasir pasang, semen
Portland/PC dan air.
Sedangkan syarat-syarat bahan adalah sebagai berikut :

Batu Belah
Batu belah yang boleh digunakan
- harus merupakan batu belah yang keras/tidak rapuh, tidak keropos, tidak berpori, bersih
dari benda asing dan tidak memiliki cacat lainnya.
- harus merupakan batu belah, tidak boleh batu bulat dan berkulit.
- mempunyai ukuran berkisar antara 20 - 30 cm

Pasir Pasang
Pasir pasang yang boleh digunakan
- harus diambil dari sungai/tambang pasir atau pasir yang dihasilkan dari pemecah
batu/stone crahser.
- Harus bersih dari benda asing (sampah, Lumpur, akar) bersih dari bahan organik yang
dapat merusak/menurunkan kualitas pasangan
- Harus mempunyai kekerasan yang cukup keras dan tajam.
- Mempunyai kadar lumpur maksimum 10 % volume atau 5 % berat kering
- Mempunyai gradasi/butiran beraneka ragam dan mempunyai modulus kehalusan butir
antara 2 – 3 mm.

Semen Portland /PC


Semen Portland yang boleh digunakan
- semen Pabrikan yang memenuhi persyaratan SII
- yang masih dalam keadaan baik (lama dan membatu tidak boleh digunakan).

Air
Air yang digunakan untuk pasangan batu tidak boleh mengandung minyak, garam, bahan-bahan
organic, Lumpur yang terlalu banyak.
Sebaiknya air yang digunakan adalah air yang dapat diminum orang banyak.

5.2 Adukan/Perekat
Adukan pasangan batu dibuat dalam kotak pengadukan, diaduk dengan cangkul (untuk pekerjaan
volume kecil) atau dengan mesin pengaduk/molen. Perbandingan volume semen dan pasir
pasangan adalah 1 : 4 atau sesuai dengan mix disain atau yang tertera dalam Kontrak. Semen dan
pasir pasang ditakar dengan kotak-kotak dari kayu dan berukuran sama.
Pengadukan harus sampai benar-benar homogen. Dalam waktu paling lama 30 (tiga puluh) menit
setelah pengadukan, adukan harus sudah dipasang.

5.3. Prosedur Penempatan Pasangan Batu


Sebelum batu dipasang, batu harus dibersihkan dari lumpur atau tanah yang melekat serta
dibasahi air agar ikatannya dengan adukan menjadi kuat. Rongga di antara batu-batu diisi adukan
sampai penuh/mampat (dirojok dengan sendok adukan).
Dalam pemasangan pasangan batu maka batu-batu tersebut tidak boleh saling bersentuhan satu
sama lain, harus ada adukan setebal minimal 5 cm sesuai gambar disain/gambar pelaksanaan
atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
Bila memerlukan suling-suling resapan sesuai disain/Kontrak (missal pada dinding penahan, sayap
bendung dan sebagainya), suling dari pipa paralon yang dibungkus ijuk diujung pipa bagian dalam
dipasang bersamaan dengan pasangan batu.
Letak suling resapan merupan barisan dalam arah horizontal dengan jarak tertentu sesuai gambar
disain/gambar pelaksanaan atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan. Pipa suling berikutnya (di
atasnya) dipasang berselang seling atau pada arah vertical dipasang tidak tepat di atas pipa
dibaris sebelumnya.
Pada permukaan bagian depan atau yang akan nampak, dipasang batu muka agar permukaan
pasangan batu terlihat rata. Batu muka dipilih dari batu belah atau batu kali yang dibelah
mempunyai permukaan rata serta berukuran luas permukaan yang sama/hampir sama berkisar 15
– 20 cm dan mempunyai ketebalan minimal 15 cm.
Apabila hujan atau setelah pekerjaan selesai, pasangan batu ditutupi dengan plastic agar
pasangan yang baru dan masih basah tidak menjadi rusak terkena air hujan.
Pengukuran dan pembayaran volume pekerjaan pasangan batu dalam meter kubik (m3) untuk
pembayaran yang diperhitungkan sesuai gambar disain/gambar pelaksanaan atau disetujui Direksi
Pekerjaan. Harga satuan sudah termasuk semua pekerjaan yang dijelaskan di atas sampai
dengan perapihan medan (berkas pengadukan dan lain-lain) setelah pekerjaan selesai.

8. Pekerjaan Plesteran
Bagian-bagian tertentu dari pasangan batu sesuai gambar disain/gambar pelaksanaan harus diplester.
Persyaratan bahan untuk pekerjaan plesteran (pasir pasang, semen/PC, air) sama dengan yang
dipersyaratkan untuk pekerjaan pasangan batu diameter butir kurang dari 0,50 mm.
Adukan plesteran menggunakan perbandingan volume semen dan pasir pasang 1 : 3. Tebal plesteran
berkisar 1,5 - 2 cm dari permukaan pasangan batu. Sebelum plesteran dipasang, adukan pasangan
diantara batu-batu harus dikorek sampai kedalaman 1 – 2 cm dibawah permukaan batu, kemudian
pasangan dibersihkan dan disirami air agar terjadi ikatan yang kuat antara pasangan dengan plesteran.
Pengukuran dan pembayaran volume pekerjaan plesteran dalam meter persegi dari luas plesteran sesuai
dengan gambar disain/gambar pelaksanaan atau yang telah disetujui Direksi Pekerjaan.

9. Pekerjaan Siaran
Bagian permukaan pasangan batu yang telah selesai dan akan terlihat sesuai gambar disain/gambar
pelaksanaan atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan harus disiar.
Persyaratan bahan (semen, pasir pasang dan air) untuk pekerjaan siaran sama dengan yang
dipersyaratkan untuk pekerjaan plesteran.
Adukan untuk siaran adalah menggunakan perbandingan volume semen dan pasir pasang adalah 1 : 2.
Tebal batu muka yang digunakan minimal 15 cm dengan ukuran batu muka terlihat antara 15 – 20 cm.
Sebelum siaran dipasang, adukan pasangan batu diantara batu-batu harus dikorek sampai kedalaman
berkisar 1 – 2 cm, dibersihkan dan disiram dengan air kemudian baru disiar.
Siaran ini berkisar 1 – 2 cm untuk siar rata dan siar timbul, sedangkan untuk siar tenggelam berkisar 2 – 3
cm.
Pengukuran dan Pembayan volume pekerjaan siaran untuk pembayaran diukur dalam meter persegi (m2)
dari luas siaran sesuai dengan gambar disain/gambar pelaksanaan atau sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.

10. Pemasangan Suling-Suling Dan Filter


Pemasangan suling-suling pada pasangan harus disesuaikan kondisi dilapangan dan disesuaikan dengan
gambar rencana saluran pasangan, suling-suling dipasang harus diatas muka air pada permukaan dalam
suling-suling /yang ditimbun terlebih dahulu diberi ijuk.
Pengukuran suling-suling dan filter dihitung dalam satuan buah sebagai acuan untuk pembayaran dan
pelaksanaannya disetujui Direksi.
Pekerjaan Jalan untuk Paving Block

1.1. Lingkup Pekerjaan :


Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelaksanaan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan jalan untuk paving block. Ada beberapa hal yang terkait dalam pekerjaan ini yaitu
:
a. Pembersihan lahan
b. Persiapan tanah untuk timbunan
c. Pekerjaan pemadatan
d. Pembuatan lapis pasir
e. Pemasangan paving block

1.2. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong harus mengukur kembali semua titik elevasi dan koordinat-
koordinat. Dan apabila terjadi perbedaan-perbedaan di lapangan, Kontraktor wajib membuat gambar-gambar
penyesuaian dan harus mendapat persetujuan Pengawas.

Pasal 2. Bahan-Bahan

2.1. Bahan Lapis Pasir untuk Paving Block


a. Sumber Bahan
Kontraktor harus mencari lokasi sumber bahan untuk lapis ini biaya dari pencarian dan pekerjaan
muat, angkut, bongkar ke lokasi pekerjaan harus sudah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor. Kontrak
harus melaporkan lokasi tersebut kepada Konsultan Pengawas secepatnya secara tertulis disertai keterangan
tentang kualitas bahan, perkiraan kuantitas bahan dan rencana operasi pengangkutan bahan ke lokasi
proyek. Bahan tersebut harus memenuhi persyaratan dalam spesifikasi.

b. Bahan pasir tersebut harus memenuhi persyaratan gradasi limit seperti di bawah ini :

Ukuran tapis Prosentase (%) Lolos


terhadap berat :
9,25 mm 100
4,75 mm 95 - 100
2,36 mm 80 - 100
1,18 mm 50 - 95
600 mm 25 - 60
300 mm 10 - 30
150 mm 5 - 13
75 mm 0 - 10

c. Bahan pasir dapat berbentuk runcing lebih baik karena memberikan hasil yang stabil, tetapi juga memerlukan
pengontrolan kadar air yang lebih ketat pada saat pemadatan. Butir pasir yang berbentuk runcing lebih baik
karena membersihkan hasil yang stabil, tetapi juga memerlukan pengontrolan kadar air lebih ketat pada
saat pemedatan. Untuk menghindarkan karakteristik pemadatan yang berbeda-beda harus diusahakan
agar sumber dari pasir tersebut adalah satu.

2.2. Bahan Paving Block

Paving Block dengan tebal 8 mm, natural, untuk jalan atau sirkulasi kendaraan. Dengan type sesuai dengan gambar
arsitektur dan memiliki kuat tekan minimal 400 kg/cm2.
Pasal 3. Pelaksanaan
Bahan timbunan harus baik untuk pekerjaan lapisan jalan, jika dipadatkan harus dapat mencapai hasil nilai CBR
minimal yang disyaratkan sebesar 6 %. Jika digunakan bahan timbunan yang tidak atau kurang baik dan tidak
tercapai nilai CBR minimal tersebut, ini harus dibongkar dan diganti dengan bahan yang baik tanpa adanya
tambahan pembiayaan untuk itu. Kontraktor harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas tentang tahapan-
tahapan persiapan untuk pekerjaan subgrade dan Kontraktor harus mengulangi pekerjaan pemadatan, jika dianggap
perlu, untuk tercapainya derajat kepadatan yang diinginkan atau disyaratkan. Sebelum dipadatkan, dalamnya suatu
lapisan yang akan dipadatkan tidak boleh lebih dari 20 cm. Setiap lapisan lepas harus dipadatkan dengan stamper
yang ukurannya telah ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Pemadatan harus dimulai dari tepi timbunan dengan
arah longitudinal, kemudian menggeser kearah sebelah dalam (ketengah jalan). Lapisan terakhir harus diselesaikan
dalam keadaan rata atau halus sampai pada suatu lapisan dengan kerataan yang diinginkan.
Lereng-lereng urugan harus dibuat serapih mungkin dan tidak longsor.
Adapun hal yang harus diperhatikan adalah :
a. Pemerliharaan terhadap bagian pekerjaan yang telah selesai
Bagian lapisan timbunan yang telah selesai harus dijaga terhadap kemungkinan retak-retak akibat
pengeringan yang cepat atau akibat “traffic” kendaraan proyek atau hal-hal lain yang menyebabkan lapisan
tersebut rusak dan terganggu strukturnya.
b. Test atau pengujian
Test akan dilakukan baik di laboratorium maupun di lapangan, untuk mengetahui kepadatan maksimum,
derajat kepadatan lapangan, nilai CBR lapangan dan lain-lain yang dianggap perlu pada lapisan ini.
Pembiayaan test-test ini menjadi tanggungan Kontraktor.

3.2. Pekerjaan Lapis Pasir untuk Paving Block

a. Penyimpanan :
Bedding sand harus disimpan sedemikian rupa sehingga tidak tercampur dengan tanah/kotoran disekitarnya.
Tempat penimbunan harus mempunyai drainase yang baik dan harus terlindung dari hujan sehingga air tetap
merata.

b. Penghamparan pasir / bedding sand :


Pasir harus dihamparkan dengan rata diatas lapisan dasar (base course) sampai ketebalan 4 cm padat
dengan memperhatikan kadar air ketebalan 4 cm padat dengan memperhatikan kadar air dan karakteristik
gradasinya. Permukaan yang dihasilkan harus rata. Bila concrete block telah selesai dipasang dan terlihat
permukaan yang tidak rata maka paving block tersebut harus diangkat kembali, pasir diratakan lagi sampai
diperoleh hasil yang rata. Bedding sand ini harus mempunyai kepadatan dan ketebalan yang sama
sehingga pemampatan akibat pemadatan merata. Lapisan yang lepas / belum dipadatkan biasanya
mempunyai ketebalan 5 sampai 15 mm lebih tebal dari ketebalan padat yang disyaratkan. Selama
penghamparan kadar air harus uniform dan pasir yang belum dipadatkan tersebut harus dilindungi terhadap
segala bentuk pemadatan dan lalu lintas, sampai paving block selesai dipasang dan bersama-sama. Bila ada
bagian lapisan pasir yang tidak sengaja terkompaksi sebelum paving digaruk dan diratakan. Waktu
penghamparan harus diperhitungkan dengan baik sehingga tidak terdapat lapisan pasir lepas yang tidak
sempat ditutup dengan paving block pada hari yang sama.

3.3. Pekerjaan Lapis Permukaan untuk Paving Block

a. Paving Block / Grass Block harus diletakkan berhimpitan satu dengan lainnya dengan pola sesuai
dengan gambar lansekap di atas bedding sand yang belum dipadatkan tapi sudah selesai diratakan. Lebar
celah antar block tidak boleh lebih dari 4 mm, celah ini harus merupakan garis lurus dan saling tegak
lurus, untuk itu diperlukan pemasangan snar pada 2 arah yang saling tegak lurus untuk mengontrol letak
dan ikatan antar block.

b. Cara meletakkan block dan pengisian celah antara :


Dalam memasang block harus diusahakan agar untuk pengisian celah antara block dengan elemen-
elemen lain seperti pinggiran saluran, bingkai jalan, bak kontrol dan lain-lain, dipergunakan block dengan
ukuran tidak dari 25 % dari ukuran utuh. Ruang antara yang masih tersisa harus diisi setelah pemadatan
awal dari paving block. Untuk celah lebih besar dari 25 mm tetapi kurang dari 50 mm, dipergunakan
aggregate halus dengan ukuran 10 mm dan mortar kering untuk celah yang lebih kecil. Untuk bagian-bagian
jalan yang menanjak, menurun, pemasangan block harus dilakukan dari bagian terendah kebagian yang
lebih tinggi. Pola pemasangan dan warna agar dibuat sesuai gambar, Kontraktor wajib membuat gambar
kerja untuk pola di daerah-daerah khusus.

c. Pemadatan Awal :
Alat kompaksi untuk keperluan ini harus merupakan "mechanical flat plate vibrator", dengan karekteristik
sebagai berikut :
- Plat dasar mempunyai luas : 0,25 - 0,50 m2.
- Gaya pemadatan yang dapat diberikan sebesar 1,5 ton sampai 2,0 ton.
- Frekuensi getaran : 75 - 100 Hz.

Paving Block harus terletak dengan mantap diatas bedding sand. Pemadatan harus dilakukan segera
setelah pemasangan paving block dengan minimal 2 passes. Jarak antara bagian yang dipadatkan sampai
bagian dimana sedang dilakukan pemasangan block tidak boleh kurang dari 1,50 m. Adalah sangat penting
untuk memadatkan bedding sand segera setelah pemasangan block sehingga dapat dihindari berpindahnya
pasir yang masih dalam keadaan lepas karena bergeraknya block yang tidak diletakkan dengan baik atau
adanya air yang mengalir ketempat tersebut. Pemadatan harus diulangi pada daerah selebar 1,00 m diukur
dari akhir pemasangan / pemadatan yang dilakukan pada hari sebelumnya melanjutkan dengan
pekerjaan selanjutnya. Semua block yang rusak selama pemadatan dan selama masa pemeliharaan harus
segera diganti dengan yang baru tanpa adanya biaya tambahan.Pejalan kaki boleh menggunakan jalan
concrete block ini setelah pemadatan awal sebelum penghamparan pasir pengisi, tetapi sebiknya setelah
sambungan atau celah antar block terisi pasir dan dipadatkan.

d. Pasir pengisi (joint filling) :


Pasir yang dipergunakan untuk mengisi celah antar block harus mempunyai gradasi sedemikian rupa
sehingga 90 % dari berat lolos dari tapis 1,18 mm (BS-410).
Pasir ini harus cukup kering sehingga dapat mengisi celah-celah dengan baik. Bahan ini bebas dari garam
dan zat-zat lain yang dapat merusak material paving block.
Segera setelah pemadatan awal dan pengisian akhiran-akhiran, pasir pengisi harus segera dihamparkan dan
diratakan dengan sapu sepanjang permukaan jalan atau trotoar dan dimasukkan ke dalam celah-celah
antara dengan bantuan kompaktor. Celah harus benar-benar terisi oleh pasir kasar.
Kompaktor dari jenis lain boleh dipergunakan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Sebagai langkah pemadatan terakhir, permukaan jalan / trotoar harus dipadatkan dengan mechanical flat plate
vibrator, sehingga diperoleh permukaan yang padat dan rata dengan kemiringan terhadap kedua arah tepi jalan
sebesar 2 %.

11. Pekerjaan Pompa


A. ENGINE SPECIFICATION

− BorexStroke : 90 mm * 100 mm
− Displacement : 2.54 L
− 12hrs Power : 31 Kw
− Fuel consumption : 5.2 L/ h
− Engine Type : Water cooled , 4-stroke, Direct injection , Turbo charged
− Cylinder No :4
− Compression Ratio : 17: 1
− Starting Motor : 12V-3KW
− Charging alternator : 14V-500W

B. ALTERNATOR SPECIFICATION

− Circulated type : 3Phase, 4 wires , Y type connection


− Excitation mode : Brushless Self-Excitation and constant voltage (
AVR)
− Power factor cos : 0.8( lag)
− Pole number : 4
− Insulation : H
− Over Excitation Protection : IP23
− Voltage Regulator : AVR AS440
− Voltage Regulator NL-FL : ± 5%

Bandung, 2019
PPK Danau Situ dan Embungi
SNVT PJSA - BBWS Citarum

Andri Farhan Murtako, ST. MPSDA


NIP. 198404182010121005

Anda mungkin juga menyukai