KEGIATAN
REHABILITASI / PEMELHARAAN JARINGAN IRIGASI
PEKERJAAN
REHABILITASI JARINGAN IRIGASI
DAERAH IRIGASI DI BUSAK
TAHUN 2020
A. SPESIFIKASI TEKNIK
1. SPESIFIKASI UMUM
1.1. UMUM
Kontraktor harus melindungi Pemilik dari tuntutan atas Hak Paten, Lisensi atau Hak Cipta
yang melekat pada barang, bahan dan jasa yang digunakan atau disediakan oleh Kontraktor
untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
Spesifikasi dari semua barang dan bahan adalah baru (belum dipergunakan), kecuali
ditentukan lain dalam Spesifikasi.
Rujukan Spesifikasi antara lain Standar Nasional Indonesia (SNI), Japanese Industrial
Standard (JIS) dan American Society for Testing and Materials (ASTM).
Direksi Teknis, selanjutnya disebut “Direksi”, adalah Pengawas Utama dari SNVT
Pelaksanaan Pengelolaan Sumber Daya Air Sulawesi II Kegiatan Irigasi.
1.3.1. Mobilisasi
Kegiatan mobilisasi terdiri dari kegiatan sebagai berikut :
Mobilisasi dan demoblisasi Peralatan,
Dalam 2 (dua) minggu setelah terbit Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK), Kontraktor harus
mengajukan Jadwal Mobilisasi Peralatan kepada Direksi. Mobilisasi harus sesegera
mungkin dilaksanakan setelah Jadwal Mobilisasi Peralatan disetujui oleh Direksi. Pekerjaan
mobilisasi meliputi antara lain kegiatan mobilisisasi dan demobilisasi alat berat. Pembayaran
untuk mobilisasi peralatan ditetapkan 80% setelah peralatan berada di lokasi pekerjaan dan
20% pada saat peralatan selesai dipergunakan.
Mata pembayaran yang diterapkan untuk seluruh kegiatan tersebut di atas adalah
Lumpsum.
Kontraktor harus merancang dan membuat jalan kerja yang sifatnya sementara sesuai
dengan kebutuhan kerja guna mendukung dan memperlancar pelaksanaan pekerjaan.
Kontraktor dapat menggunakan fasilitas jalan yang sudah ada yaitu jalan desa, jalan
kabupaten maupun jalan provinsi dengan terlebih dahulu mengajukan izin kepada pemilik
jalan tersebut. Kontraktor wajib memelihara dan memperbaiki kerusakan pemakaian dengan
mengembalikan kondisi jalan sesuai dengan kondisi sebelumnya dan bertanggung jawab
terhadap kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut.
Kontraktor harus memperbaiki atau memperlebar jalan yang ada, memperbaiki dan
memperkuat jembatan yang ada sehingga memenuhi kebutuhan pengangkutan, sejauh
dibutuhkan untuk pekerjaan.
Kontraktor dapat menggunakan tanah yang ada dengan seizin pemilik dan sepengetahuan
Direksi. Seluruh biaya yang diperlukan untuk pekerjaan ini sesuai dengan Pasal 2.2 harus
diperhitungkan dalam harga Kontrak.
1.3.3.2. Penggambaran
a. Gambar Kontrak
Kontraktor harus menyediakan Gambar Kontrak (Contract Drawings) ukuran A3 atau A4
jumlah disesuaikan dengan kebutuhan
b. Gambar Pelaksanaan
Kontraktor harus menggunakan Gambar Kontrak/Desain sebagai dasar untuk memper-
siapkan Gambar Pelaksanaan/Kerja. Gambar Pelaksanaan disiapkan dalam ukuran A3 atau
A4 dengan memperlihatkan detail bangunan, potongan-potongan bangunan secara lengkap,
termasuk tata-letak pembesian, rencana pembengkokan, daftar pembesian, tipe beton yang
digunakan dan ukuran-ukuran bagian-bagian bangunan secara tepat. Gambar Pelaksanaan
yang telah disetujui dan disahkan oleh Direksi harus diserahkan kepada Direksi sebanyak 2
(dua) set dan Konsultan 1 (satu) set.
Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan Gambar Pelaksanaan yang telah disetujui dan
disahkan oleh Direksi. Setiap perubahan dari Gambar Pelaksanaan terlebih dahulu harus
dimintakan persetujuan kembali kepada Direksi. Resiko yang timbul akibat pekerjaan yang
dilaksanakan tanpa persetujuan Direksi, sepenuhnya menjadi tanggungjawab Kontraktor.
c. Gambar Pabrikan
Gambar-gambar detail yang dikeluarkan oleh pabrik atau bengkel seperti pintu-pintu air,
diusulkan oleh Kontraktor sesuai dengan Spesifikasi, harus diperiksa terlebih dahulu dan
disetujui oleh Direksi.
1.3.4.2.Dokumentasi
Semua kegiatan dilapangan harus didokumentasikan dengan lengkap dan dibuatkan Album
Foto, album tersebut boleh keterangan berupa tanggal pengambilan foto, lokasi dan
penjelasan foto. Untuk setiap lokasi pekerjaan sebaiknya dibuat 3 seri foto, yaitu pada
kondisi sebelum pelaksanaan (0%), pada saat pelaksanaan (50%) dan setelah selesai
dilaksanakan (100%). Titik sudut pengambilan foto untuk tahap-tahap kegiatan diusahakan
dari posisi yang sama.
Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan harus dilampiri dengan beberapa foto-foto
pelaksanaan pada periode tersebut. Pada akhir pelaksanaan Kontrak, Kontraktor harus
menyerahkan Album foto pelaksanaan pekerjaan kepada Direksi untuk tiap-tiap bangunan
atau bagian konstruksi.
Seluruh biaya yang diperlukan untuk pekerjaan ini sesuai dengan Pasal 2.2 harus
diperhitungkan dalam harga Kontrak.
1.3.6. Lain-lain
Pekerjaan Lain-lain adalah semua kegiatan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor
meskipun tidak tercantum di dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Biaya yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan ini harus dimasukkan ke dalam Harga Kontrak, sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2.2. Pekerjaan lain-lain terdiri dari:
a. Fasilitas Kesehatan
Kontraktor harus menyediadan fasilitas kesehatan untuk kepentingan karyawan dan tenaga
kerja di lapangan. Kontraktor harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih
dan sehat.
b. Asuransi
Semua peralatan dan terutama tenaga kerja yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan ini
agar diasuransikan.
c. Bantuan Pengukuran Direksi
Kontraktor harus bekerjasama dengan Direksi dalam melaksanakan pengukuran uitzet/
setting-out sebelum pelaksanaan fisik dan selanjutnya harus dilakukan pengukuran/
pemeriksaan bersama untuk mengetahui secara pasti kemajuan pekerjaan sebagai back-up
data tagihan (payment).
d. Pekerjaan Sementara
Kontraktor bertanggungjawab terhadap perencanaan, spesifikasi, pelaksanaan dan pem-
bongkaran pekerjaan sementara. Pekerjaan sementara yang akan dilaksanakan oleh
Kontraktor harus diberitahukan dan disetujui oleh Direksi. Semua biaya yang dibutuhkan
untuk melaksanakan pekerjaan ini termasuk pembebasan tanah, sewa tanah dan
sebagainya adalah tanggungjawab Kontraktor dan harus sudah diperhitungkan dalam Harga
Kontrak.
Kontraktor harus bertanggungjawab terhadap kerusakan tanaman atau tanah hasil galian,
baik yang menjadi milik Pengguna Jasa atau masyarakat. Kontraktor harus bersedia
memberikan ganti rugi terhadap semua kehilangan dan tuntutan karena kerusakan tersebut.
Kontraktor harus membuat, memasang dan memelihara minimal 1 (Satu) Papan Nama
Pekerjaan untuk setiap Daerah Irigasi. Papan Nama Pekerjaan harus menunjukkan dan
memuat nama Pengguna Jasa, pekerjaan, nama Kontraktor dan jumlah hari pelaksanaan.
Lokasi pemasangan akan ditunjukkan oleh Direksi. Bila pekerjaan telah selesai dan
diserahterimakan, Papan Nama Pekerjaan harus dicabut oleh Kontraktor.
l. Pekerjaan Bongkaran
Harus dijaga faktor kebisingan atau gangguan lainnya, sehingga tidak mengganggu situasi
kerja rutin pada bangunan yang bersangkutan.
Pembongkaran harus menjamin keamanan dan keselamatan, baik untuk pekerja, pengguna
bangunan, peralatan maupun bangunan sendiri.
Pemborong bertanggung jawab atas kerusakan pada bagin-bagian lain yang nyata-nyata
diakibatkan oleh adanya pekerjaan pembongkaran.
Bekas bongkaran yang tidak akan digunakan lagi harus secepatnya disingkirkan dan
dibersihkan dari lapangan, sehingga tidak menggaggu lalu lintas pandangan.
2.1. UMUM
Lingkup pekerjaan tanah meliputi semua pekerjaan yang berkaitan dengan kegiatan sebagai
berikut:
Perintisan dan pembersihan,
Kosrekan,
Galian,
Timbunan dan
Pembuangan sisa galian
Metode pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas harus terlebih dahulu diusulkan kepada
Direksi paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum pelaksanaan, untuk diperiksa dan
disetujui oleh Direksi.
Perhitungan areal tersebut adalah untuk areal kerja baru dan tidak termasuk untuk areal
bangunan atau saluran yang sudah ada. Satuan pembayaran untuk pekerjaan perintisan
dan pembersihan adalah m2.
2.1.2. Kosrekan
Kosrekan (stripping) adalah pengupasan/pembongkaran dan pembersihan lapisan bagian
atas tanah dari semua bahan organik seperti misalnya rumput, gambut, lumpur dan akar-
akar tumbuhan di daerah yang akan dilaksanakan pekerjaan timbunan. Pengupasan harus
dilaksanakan hingga kedalaman minimum 20 cm atau sesuai petunjuk Direksi.
Material hasil pengupasan harus digusur dan dibuang kemudian ditebar merata di sekitar
lokasi pekerjaan yang dijamin tidak akan mengganggu lingkungan.
Pembayaran pekerjaan kosrekan temasuk upah pekerja dan perlengkapan lain yang
diperlukan untuk mengupas, membuang dan menebar di sekitar lokasi diperhitungkan
sesuai dengan Gambar dalam m2.
2.1.3. Pekerjaan Galian
2.1.3.1. Umum
Pekerjaan galian dibedakan dalam 4 (empat) kelompok pembayaran sebagai berikut di
bawah ini.
1. Galian tanah biasa.
2. Galian pasir dan krikil atau deposit sungai
3. Galian batu lapuk
4. Galian batu.
Hal yang membedakan jenis galian tersebut di atas adalah tingkat kekerasan material yang
harus digali, yang berimplikasi terhadap jenis peralatan yang dipakai dan produktifitas
peralatan terhadap volume galian.
Galian tanah biasa adalah pekerjaan galian pada tanah biasa yang dapat dilakukan dengan
Excavator atau tenaga manusia.
Galian pasir dan krikil atau material deposit sungai adalah pekerjaan galian pada material
campuran antara pasir, kerikil dan kerakal/boulder, yang dapat dilakukan dengan Excavator
tetapi tingkat produktifitasnya lebih rendah dibandingkan dengan galian tanah biasa,
dikarenakan material tersebut lebih keras dan padat.
Galian batu lapuk adalah pekerjaan galian pada material batuan yang sudah lapuk dan
pekerjaan ini hanya dapat dilakukan dengan kombinasi peralatan Excavator dan Pick
Hammer.
Galian batu diperhitungkan terhadap semua batu-batuan padat dan keras, yang tidak dapat
digali kecuali dengan Excavator yang dilengkapi dengan Breaker atau pembongkaran
dengan cara peledakan. Bilamana Kontraktor mengusulkan penggunaan cara peledakan
maka kontraktor harus sudah memperhitungkan segala peralatan dan material yang
diperlukan berikut perizinan dan penanganan peledakannya.
2.1.3.2. Galian Permanen (Open-cut Excavation)
Semua pekerjaan galian terbuka untuk konstruksi permanen/tetap harus dilaksanakan
sesuai dengan garis, kemiringan dan dimensi yang diperlihatkan dalam Gambar. Dalam
pelaksanaan, Direksi berhak merubah kemiringan (slope) atau dimensi galian sesuai
dengan kondisi tanah setempat. Setiap penambahan atau pengurangan dari volume
pekerjaan galian tersebut akan diperhitungkan dalam pembayaran.
Kontraktor harus mencegah kerusakan material yang ada di bawah batas galian. Kerusakan
karena ketidak-hati-hatian Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan, termasuk penggalian
yang berlebihan, harus diperbaiki atas biaya Kontraktor. Kontraktor harus mengisi kembali
dengan material sejenis yang dipadatkan atas biaya Kontraktor. Galian yang melebihi
ketentuan karena kesengajaan atau kelalaian Kontraktor, tidak akan diperhitungkan dalam
pembayaran.
2.1.3.3. Kemiringan Galian (Slope)
Galian tidak diijinkan langsung ditimbun dengan tanah atau beton tanpa diperiksa terlebih
dahulu oleh Direksi. Kemiringan galian yang rusak atau berubah karena kesalahan
pelaksanaan harus diperbaiki oleh dan atas biaya Kontraktor.
Selama proses penggalian, material hasil galian langsung dipisahkan antara yang
memenuhi syarat sebagai material timbunan dan material yang tak layak (unsuitable) yang
harus dibuang. Material yang layak untuk timbunan harus disimpan di tempat-tempat
tertentu (stock pile) yang disetujui Direksi. Kontraktor harus memahami medan kerja
sedemikian hingga peletakan material timbunan berada sedekat-dekatnya dengan lokasi
yang memerlukan timbunan atau langsung dapat ditebar di lokasi timbunan. Semua galian
untuk pondasi bangunan/struktur harus dilaksanakan dalam kondisi kering.
Kecuali tidak ditentukan dalam Gambar, pembayaran pekerjaan galian termasuk
pembersihan dan perapian, diperhitungkan terhadap kemiringan lereng galian untuk
berbagai material seperti Tabel di bawah ini.
Galian sementara dimaksudkan bahwa galian tersebut akan ditimbun kembali setelah
pekerjaan konstruksi selesai. Kontraktor harus mengamankan kemiringan lereng galian
terhadap longsoran yang mungkin terjadi. Galian tanah dan pasir/krikil untuk bangunan
harus dilaksanakan sebagai berikut :
- kemiringan lereng 1 V : 0.50 H,
- jarak dari tepi pondasi 0.50 m,
- lebar berm tiap 3 m tinggi 0.50 m.
Bila dijumpai benda yang mengganggu pelaksanaan galian maka benda tersebut harus
disingkirkan dan diganti dengan material timbunan yang sesuai atas biaya Kontraktor. Bila
diperlukan dan diinstruksikan oleh Direksi, Kontraktor harus membuat saluran drainase (parit
gendong) untuk mencegah aliran masuk ke areal galian terbuka dengan biaya Kontraktor
kecuali saluran drainase tersebut merupakan bagian dari pekerjaan permanen yang terdapat
dalam Gambar.
2.1.3.4. Pembayaran
Pembayaran terhadap volume pekerjaan galian diukur dan dihitung berdasarkan Gambar
tanpa memperhitungkan volume galian yang sesungguhnya dilaksanakan. Tidak ada
pembayaran untuk pekerjaan galian termasuk pembersihan dan perapian di luar dimensi
dan ukuran yang tertera dalam Gambar, kecuali diperintahkan oleh Direksi.
Harga satuan yang diperhitungkan untuk pekerjaan galian ini termasuk tenaga kerja, bahan,
peralatan yang diperlukan untuk penggalian, perapian (trimming) dan fasilitas drainase
untuk mencegah longsoran tebing. Satuan pembayaran unuk pekerjaan galian adalah m3.
Frekuensi pengujian, kecuali ditentukan lain oleh Direksi, harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan di bawah ini.
Tidak ada pembayaran tersendiri untuk pekerjaan pengendalian mutu. Semua biaya untuk
pelaksanaan uji pengendalian mutu termasuk semua tenaga, material, peralatan konstruksi
dan peralatan, pengambilan contoh dan pengujiannya harus sudah termasuk dalam harga
satuan dalam BoQ.
2.2. BANGUNAN
2.3. SALURAN
Semua pasal yang termasuk didalam pekerjaan tanah secara umum yaitu dari Pasal 2.1.1 ~
2.1.5 berlaku untuk bagian saluran-saluran, kecuali apabila kedua pasal bertentangan, maka
bagian dari pasal di bawah ini yang berlaku.
2.3.1. Penggalian dan Pembuangan
Tanah galian dari saluran-saluran pengairan atau pembuang harus dibuang ke luar tanggul
atau ke suatu tempat yang ditentukan oleh Direksi.
Tanah dari galian tersebut dapat digunakan untuk bahan timbunan, kalau menurut per-
timbangan Direksi dapat dipertanggungjawabkan secara teknis. Kontraktor harus menyi-
apkan rencana pelaksanaan pekerjaan tanah untuk setiap bagian dari pekerjaan pada suatu
saat, dengan detail lokasi dan program penggalian dari saluran dan membuang sisa galian.
Kontraktor harus mengajukan usul rencana pelaksanaan pekerjaan selambat-lambatnya 14
(empatbelas) hari sebelum tanggal yang dimaksudkan untuk memulai pekerjaan tanah dari
tiap-tiap bagian pekerjaan, sebagai pemberitahuan kepada Direksi. Rencana itu harus
berisi keterangan-keterangan tentang penilaian Kontraktor terhadap tanah yang dapat
ditempatkan di tanggul atau pembuangan material yang tidak layak pakai untuk timbunan
dan harus dibuang sesuai dengan Pasal 2.1.5.
2.3.2. Tanggul
Tanggul untuk saluran pembawa, saluran pembuang, jalan dan lain-lainnya, apabila tidak
dinyatakan lain harus dibentuk dari tanah galian dari saluran pembawa atau saluran
pembuang yang bersangkutan.
Bila bahan untuk tanggul tidak memungkinkan atau kurang bila diambil dari hasil galian
saluran pembawa atau saluran pembuang, maka kekurangan bahan diatas harus diambil
dari tanah luar seperti yang disyaratkan pada Pasal 2.1.4.7.
Tanggul untuk saluran dengan ketinggian melebihi muka tanah asli harus dibuat rapat air,
dan tidak boleh ada tanda-tanda rembesan sesudah diisi dengan debit maksimum dalam
waktu panjang.
Tanggul dan tanggul yang dipakai sebagai jalan inspeksi atau jalan masuk harus dibentuk
seperti yang diuraikan berikut atau dibuat dengan cara lain yang disetujui Direksi.
Bahan timbunan dihampar horisontal dengan ketebalan merata secara berlapis/bertahap,
dan setiap lapis tidak boleh mempunyai ketebalan lebih dari 0.25 m.
Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin penggilas, mesin pemadat, mesin penggetar
atau cara lain yang disetujui sehingga hasil pemadatan mencapai tidak kurang 90% dari
pemadatan kering yang dilaksanakan menurut BS 1377 Test 11.
Pengujian kepadatan menurut BS 1377 akan sering dilakukan oleh Direksi selama
pelaksanaan pemadatan berlangsung.
Timbunan diatas tanah asli di belakang bangunan baru, harus dipadatkan seperti yang
diuraikan diatas untuk tanggul-tanggul yang dipakai untuk jalan inspeksi. Apabila tidak
ditentukan lain dalam Gambar atau atas perintah Direksi maka mercu tanggul harus
mempunyai kemiringan (slope) 1 : 40 ke arah luar.
Tanggul yang merupakan jalan inspeksi atau jalan masuk harus dibuat dengan arah dan
kemiringan sedemikian rupa sehingga dapat dilalui dengan aman dan mudah oleh
kendaraan ringan dan harus tetap dipelihara sampai akhir masa pemeliharaan.
2.3.3. Ketelitian dalam Pekerjaan Tanah
Ketelitian mengenai tinggi dan ukuran yang diizinkan sebagai diterangkan dibawah ini,
apabila luas rata-rata penampang basah saluran untuk panjang 500 m, seperti yang tertera
pada gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi.
2.5.2.Pekerjaan Tanah
Bila jalan terletak pada salah satu tanggul saluran, cara penyiapan tanah adalah sama untuk
ketiga macam lapis atas jalan tersebut diatas.
Pekerjaan tanah untuk jalan inspeksi dikerjakan sama dengan pekerjaan saluran. Tubuh
jalan dibentuk dengan kemiringan 1 : 40 ke luar dari sisi saluran. Apabila konstruksi jalan
tidak dikerjakan sesudah pekerjaan tanah selesai, maka muka tanah harus digaruk dan
dipadatkan kembali secepatnya sebelum jalan dipasang.
2.5.4.Formasi
Persiapan dari formasi dan konstruksi jalan selanjutnya dimulai setelah bahu jalan selesai.
Selama persiapan formasi dan konstruksi jalan, bagian yang lebih rendah dari jalan diberi
celah (bukaan) untuk memberikan efek pengeringan.
Setelah pembentukan seperti diatas dan yang dimaksud dalam Pasal 2.02 dari Spesifikasi
ini, formasi harus digilas dengan mesin gilas sebanyak tidak kurang dari 4 lintasan atau
dengan cara lain yang disetujui oleh Direksi. Bagian formasi yang belum rata harus
diperbaiki sampai permukaan formasi halus dan rata dan digilas lagi paling tidak satu kali
dengan mesin gilas.
Mesin gilas harus mempunyai berat paling tidak 5.000 kg/m lebar roda.
2.5.7.Kerikil Isian
Kerikil isian harus terdiri dari batu pecah atau kerikil, berukuran dari 5 mm, bergradasi baik
sampai debu dan tidak mengandung bahan tanah lempung. Bahan ini disebar diatas lapis
makadam, disiram air dan digilas sampai padat.
Bahan tambahan harus diberikan, diairi dan digilas sehingga tidak ada lobang-lobang di
permukaan lapisan makadam.
Kerikil / batu pecah berukuran 20 mm, bersih, keras dan tahan lama. harus dipakai untuk
lapisan perkerasan.
Kerikil ini dihamparkan selekasnya mengikuti pekerjaan penyemprotan aspal sedemikian
sehingga aspalnya tertutup dan dengan jumlah pamakaian tidak kurang dari 14 kg/m 2.
Penggilasan pertama bisa dimulai setelah penghamparan dan paling tidak satu jalan
diseluruh tubuh jalan dengan memakai mesin gilas besi.
Penggilasan dilaksanakan sepanjang jalan dan kemudian mundur.
Kelebihan lebar dalam satu lintasan paling tidak setengah dari lebar roda samping.
Kecepatan mesin penggilas pada setiap waktu harus cukup rendah untuk menjaga jangan
sampai bahan-bahannya berpindah. Agar kerikil tidak melekat pada roda, roda penggilas
bisa dibasahi, tetapi tidak boleh terlalu banyak.
Mesin penggilas ban karet harus dimulai setelah pengilas pertama dengan roda besi dan
diteruskan paling tidak 3 lintasan.
Setelah penutupan dengan bahan diatas, bila diperintahkan, permukaannya harus selalu
dibersihkan dengan sapu selama 4 (empat) hari atau menurut perintah Direksi. Perawatan
di atas termasuk penambahan bahan-bahan untuk menyerap aspal kelebihan (kalau ada)
dan menutup bagian yang berlobang.
Perawatan dijaga jangan sampai mempengaruhi lapisan yang telah dipasang.
Bahan-bahan sisa harus disapu dari permukaan lapisan dengan sapu bila diperintahkan
oleh Direksi dan sebelum pembukaan jalan untuk lalu lintas.
Lapisan kedua harus dibuat tidak boleh lebih dari 7 (tujuh) hari setelah lapisan pertama
selesai.
Cara pengerjaan sama dengan lapisan pertama kecuali batu pecah yang dipakai berukuran
+ 10 mm dengan pemakaian bahan sebanyak 12 kg/m 2.
Sebelum pengerjaan lapisan kedua, ditempat-tempat permukaan atau lapisan pertama yang
kurang baik dan rata harus digali dan diganti dengan yang baik, sehingga sama dengan
permukaan lain sekitarnya.
3.1. UMUM
Semua pekerjaan beton yang dilaksanakan, mengacu pada Spesifikasi Teknis, Dokumen
Kendali Mutu, dan Gambar Kerja yang disetujui oleh Direksi. Semua pekerjaan beton harus
melalui persetujuan dari Direksi.
Tidak lebih dari 2 (dua) bulan setelah pengadaan peralatan untuk pelaksanaan beton,
Kontraktor harus mengirim Diagram Alir, Gambar dan Rencana Kerja untuk pekerjaan
dan penempatan beton / mortar dengan mengacu pada Dokumen ini.
Apabila spesifikasi peralatan yang akan dipergunakan pada pelaksanaan pekerjaan di
lapangan tidak sesuai dengan yang dianjurkan oleh Direksi, maka Kontraktor harus
memberikan alternatif jenis peralatan atau metode kerja yang menghasilkan produk yang
setara dengan yang diusulkan oleh pihak Direksi.
Kontraktor harus memberi perhatian khusus terhadap akibat yang mungkin timbul karena
pengaruh pencucian material yang bisa mengakibatkan tercemarnya air di sungai dengan
membangun kolam-kolam tampungan atau bangunan lainnya.
Kontraktor tidak akan menuntut biaya tambahan lebih yang diakibatkan oleh kegiatan
Spesifikasi ini.
3.2. BAHAN-BAHAN
3.2.1. Semen
Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan Paket I ini harus mempunyai mutu setara
Semen Portland, atau type lain yang disetujui oleh Direksi. Semen yang dipakai harus
produksi dalam negeri dan sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03 atau standar lain yang
setara atau lebih tinggi.
Kontraktor harus menyediakan contoh semen apabila diminta oleh Direksi, yaitu contoh dari
gudang Kontraktor di lapangan dan dari pabrik, atau Kontraktor harus menguji semennya
menurut SKSNI T-15-1991-03 atau standar lain yang setara atau lebih tinggi.
Kontraktor harus membangun fasilitas untuk melindungi beton dari kondisi basah, lembab
dan pengaruh matahari yang bisa mengurangi mutu semen yang akan dipergunakan.
Semen harus diletakkan minimum 30 cm diatas lantai dan penataannya tidak boleh melebihi
20 zak semen pada arah vertikal yang bisa mengakibatkan pengerasan beton dengan waktu
penyimpanan optimal 60 hari kalender. Semen yang telah disimpan selama 90 hari harus
lebih prioritas untuk dipergunakan, kecuali apabila hasil test yang dilakukan baik. Bilamana
Semen Portland telah mengeras, maka tidak boleh dipakai untuk campuran.
Kontraktor harus menginformasikan secara periodik setiap tanggal 1 awal bulan, data-data
sebagai berikut :
Bahan additive ini akan dipergunakan tidak boleh melebihi 12% berat. Pencampuran bahan
additive dalam beton, terlebih dahulu dicampur dalam air secara proportional.
b. Bahan Additive untuk Pengurang Air (Water Reducing Admixture)
Bahan additive yang dipakai akan sesuai dengan ASTM C494 Type D atau yang setara.
Bahan additive harus mempunyai konsistensi yang seragam dalam setiap wadahnya dan
dari setiap pengirimannya.
Pemakaian bahan additive harus mempunyai pengaruh yang sejalan dengan additive diatas
dan pencampurannya dicampur dengan air terlebih dahulu sebelum dicampur dalam
campuran beton. Jumlah pemakaian bahan additive ini harus melalui persetujuan pihak
Direksi.
c. Tempat Penyimpanan Bahan Additive
Bahan-bahan ini harus disimpan di tempat yang tahan air dan resapan air. Penyimpanan
harus diatur sedemikian sehingga bahan additive ini langsung dipakai. Bahan additive yang
telah habis masa berlakunya, harus ditandai dan tidak dipakai untuk campuran beton.
3.2.3. Aggregat
3.2.3.1. Umum
Pengadaan atau produksi material agregat halus dan agregat kasar (split dan kerikil) yang
berasal dari lokasi quarry atau daerah lain harus sepengetahuan Direksi.
Material yang akan dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan akan diuji secara periodik
minimum 1 (satu) minggu sekali atau setiap pengecoran 1.000 m 3 beton atau setiap
penggantian sumber material, akan diambil waktu pengujian yang paling cepat.
Apabila Kontraktor akan mengambil material kerikil dari sumber lain selain daerah quarry
(borrow area) yang telah disepakati sebelumnya, maka Kontraktor harus mengadakan
pengujian yang hasilnya harus diserahkan kepada pihak Direksi. Biaya seluruh pengujian
akan menjadi tanggungjawab sepenuhnya dari Kontraktor.
Pada areal dimana material akan diambil untuk dipakai, maka Kontraktor harus
membersihkan areal tersebut dari tanaman, akar, sampah, rumput, lempung, dan
sebagainya.
Proses pengadaan material mulai dari penyaringan, pencucian, dan lain-lain sampai dengan
tersedianya material kerikil/split yang memenuhi spesifikasinya akan dikerjakan dengan
sepengetahuan dan persetujuan dari pihak Direksi.
Biaya produksi kerikil yang dikehendaki oleh Spesifikasi ini harus sudah termasuk dalam
analisa harga satuan pada BoQ untuk berbagai item pekerjaan beton dimana material
agregat / kerikil dipakai. Analisa harga satuan ini harus sudah mencakup semua biaya
pembayaran royalti galian C, penggalian, penanganan, tahap proses, transportasi sampai
dengan penyimpanan material.
Tiap jenis material pasir, kerikil, batu merah, dan batu harus disimpan dalam petak terpisah
Disamping hal tersebut di atas, bahan aggregat halus, yang tercantum harus mempunyai
modulus kehalusan (fine modulus) tidak lebih kecil dari 2.30 atau tidak lebih besar dari 3.10.
Apabila variasi modulus kehalusan lebih besar 0.20 dari harga yang ditetapkan untuk beton,
bahan agregat halus harus ditentukan lain untuk mengimbangi perbedaan dalam tingkatan
ukuran bahan dalam bagian beton.
Kondisi maksimum dimana material pasir tidak dapat dipakai akan mengikuti nilai sebagai
berikut :
Item Persentase terhadap Berat
Kandungan lumpur 1.0
Material lolos saringan 0.088 mm 3.0
Material diatas saringan 0.297 mm dan mengam- 0.5
bang di air atau SG < 1.95
Jumlah persentase material yang diterima adalah sebagaimana disebut di atas atau apabila
debu batu yang bebas dari lempung atau lanau, prosentasenya bisa mencapai 5 % dari
berat.
3.2.3.3. Aggregat Kasar
Pengertian material kasar yang dipergunakan adalah material dengan ukuran lebih besar
dari 5 mm dan mempunyai gradasi yang baik
Bahan batuan (kerikil) harus memenuhi persyaratan dan bergradasi baik dengan diameter
maximum tergantung dari klas betonnya.
Bila kelas dari beton menghendaki perlawanan abrasi yang baik, maka bahan batuan harus
diambil dari lokasi setempat yang menurut penilaian Direksi adalah yang terbaik.
Kontraktor harus mengirim contoh material apabila dibutuhkan oleh Direksi.
Disamping itu Kontraktor harus membuat percobaan dari contoh material sesuai dengan PBI
1971 atau ekivalennya secara rutin dengan frekuensi yang disetujui Direksi serta
Apabila test abrasi dibutuhkan oleh Direksi, maka Kontraktor harus melakukannya.
Bahan batuan untuk beton tahan abrasi minimum mempunyai berat spesifik (SG) lebih besar
dari 2,58 dan nilai tanah harus kurang dari 15% apabila diuji menurut PB1 1971 atau
20 (duapuluh) mm dalam bangunan tipis lainnya, kecuali untuk beton cyclop sesuai dengan
Gradasi kelolosan saringan untuk aggregat kasar harus dipisahkan dalam ukuran yang telah
Bahan-bahan yang merugikan yang tercampur dalam bahan pengisi tidak boleh lebih dari
batas yang ditentukan dibawah ini :
3.2.4. Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan membuat adukan harus dari sumber
yang disetujui oleh Direksi dan memenuhi Pasal 9 Standar Nasional Indonesia.
Air dari sungai atau saluran cukup baik untuk dipakai dalam campuran beton, kecuali
apabila terjadi keadaan dimana aliran sungai atau saluran membawa endapan yang cukup
tinggi, maka bisa menggunakan air dari sumur penduduk atau bila perlu membuat sumur
sesuai dengan SKSNI T-15-1991-03 atau standar lain yang setara atau yang lebih tinggi
yang disetujui oleh pihak Direksi, dan harus memenuhi ketentuan standar serta ketentuan-
Diameter rata-rata dari tulangan yang dipilih dari setiap contoh kiriman dengan ukuran yang
sama tidak boleh lebih besar atau lebih kecil dari 2 (dua) % dari diameter yang ditentukan.
struktur.
Untuk tiap kiriman tulang anyaman baja yang dikirim ke tempat pekerjaan, Kontraktor harus
menyerahkan kepada Direksi satu kutipan yang diakui dari catatan-catatan pemeriksaan dan
pengujiannya yang berhubungan dengan pemuatan-pemuatan dari mana kiriman itu dibuat.
Kontraktor harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di lapangan, jika dibutuhkan
oleh Direksi. Batang-batang baja yang telah bengkok, tidak boleh diluruskan atau
Tulangan baja harus disimpan jauh dari tanah yang diganjal untuk mencegah perubahan
bentuknya.
Tulangan harus dipasang dan dikuatkan dalam posisi yang pasti/tetap sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar dan tidak berubah pada posisinya dalam cetakan tanpa per-
ditunjukkan dalam gambar atau menurut petunjuk Direksi. Kontraktor harus menyediakan
semua ganjal pengatur jarak yang diperlukan atas biaya sendiri untuk memelihara tulangan
beton dalam posisi yang tepat. Setiap pengikat, sambungan, atau sambungan sengkang
disekitar mana akan tercapai kekuatan yang baik. Tulangan-tulangan harus diikat bersama-
sama dengan menggunakan kawat baja hitam yang harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi, dan pengikat harus dililit kuat-kuat dengan tang. Ujung kawat ikat yang bebas harus
dilipat kedalam.
Jika tulangan beton telah dipasang dan telah siap untuk dilakukan pengecoran, maka harus
diperiksa dulu oleh Direksi dan tidak boleh dilakukan pengecoran sampai tulangan beton
24 (duapuluh empat) jam sebelumnya, untuk meminta dilakukan pemeriksaan atas penu-
Kontraktor atas biaya sendiri harus menyiapkan semua gambar detail tulangan beton
beton ini harus meliputi gambar penempatan dan pembengkokan tulangan, daftar besi dan
pembuatan dan pemasangan besi tulangan. Semua gambar penulangan yang direncanakan
Jika dianggap perlu untuk menyambung batang tulangan pada titik-titik lain dari pada yang
berdasarkan perhitungan kekuatan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Dalam hal
sambungan lewatan, panjang lewatan harus memenuhi ketentuan gambar atau tabel di
bawah ini :
(cm)
Batang tulangan harus diikat pada beberapa tempat di atas sambungan lewatan dengan
menggunakan kawat besi pengikat dengan diameter 0.9 milimeter atau pengikat yang
cocok. Untuk sambungan lewatan, diperlukan kait pada batang tulangan polos dan kait tidak
Selimut beton bertulang minimum diukur dari sisi luar batang tulangan harus sesuai dengan
gambar atau tabel di bawah ini, kecuali ditentukan dalam gambar atau permintaan Direksi
Pekerjaan.
kena goresan
3.2.5.7. Pemasangan
Kontraktor harus menempatkan dan memasang tulangan baja dengan tepat pada tempat
kedudukan yang ditunjukkan dalam gambar dan harus ada jaminan bahwa tulangan itu akan
tetap pada kedudukannya pada waktu pengecoran beton. Pengelasan tempel dengan
adanya persetujuan Direksi lebih dahulu dapat diijinkan untuk menyambung tulangan-
tulangan yang saling tegak lurus, tetapi cara pengelasan lain tidak akan dibolehkan.
Penggunaan ganjal, alat perenggang dan kawat harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Perenggang dari beton harus dibuat dari beton dengan mutu yang sama seperti mutu beton
yang akan dicor. Perenggang tulangan dari besi beton dan kawat harus sepadan dengan
bahan tulangannya. Selimut beton yang ditentukan harus terpelihara.
Diameter (mm) 10 12 16 19 22 25
Berat Besi Polos (kg/m) 0.617 0.888 1.58 2.23 2.98 3.85
Berat Besi Ulir (kg/m) 0.56 0.995 1.56 2.25 3.04 3.98
Besi stagger, besi penstabil plastic cone, kawat pengikat, paku atau bahan lainnya yang
digunakan untuk menyambung pada pelaksanaan pembesian yang merupakan bagian dari
metode pelaksanaan tidak diukur untuk dibayar, sesuai dengan gambar atau petunjuk dari
Direksi.
3.3.1. Acuan
Acuan harus dibuat untuk tetap kaku selama pengecoran dan pengerasan dari beton dan
Acuan harus dipasang dengan sempurna, sesuai dengan bentuk-bentuk dan ukuran yang
benar dari pekerjaan beton, yang ditunjukkan dalam Gambar. Cara pendukungan yang akan
menghasilkan lubang-lubang atau tali-tali kawat yang membentang pada seluruh lebar dari
permukaan beton tidak dibenarkan. Acuan penutup harus dibuat pada permukaan beton,
Acuan untuk permukaan beton harus sedemikian rupa untuk mencegah hilangnya bahan-
bahan dari beton dan bisa menghasilkan permukaan beton yang padat. Jika dibutuhkan
oleh Direksi acuan untuk permukaan beton yang kelihatan harus sedemikian rupa sehingga
menghasilkan permukaan yang halus tanpa adanya garis atau kelihatan terputus.
Tiap kali sebelum pembetonan dimulai, acuan harus diperiksa dengan teliti dan dibersihkan.
Pembetonan hanya boleh dimulai apabila Direksi sudah memeriksa dan memberi per-
Untuk pembetonan di cuaca panas atau kering, Kontraktor harus membuat rencana acuan
dan membukanya, sehingga permukaan-permukaan beton dapat terlihat untuk dimulai
perawatan sesegera mungkin.
Acuan hanya boleh dibuka dengan ijin Direksi dibawah pengawasan seorang mandor yang
berwewenang. Harus diberi perhatian yang besar pada waktu pembukaan acuan untuk
menghindari goncangan atau pembalikan tegangan beton.
Dalam hal mana Direksi berpendapat bahwa usul Kontraktor untuk membuka acuan belum
pada waktunya baik berdasarkan perhitungan cuaca atau dengan alasan lainnya, maka
Direksi dapat memerintahkan Kontraktor untuk menunda pembukaan acuan dan Kontraktor
Untuk beton dengan semen Portland biasa, waktu paling sedikit untuk pembukaan acuan
terutama terhadap berat sendiri beton, serta beban-beban lain yang timbul selama
3.3.3. Toleransi
Pemasangan acuan dan perancah harus dipasang sedemikian rupa, sehingga memenuhi
Apabila terjadi kondisi, dimana setelah pelaksanaan pengecoran untuk bagian exposed
mengakibatkan pergeseran lebih dari batas toleransi atau yang diperintahkan oleh Direksi,
Permukaan beton yang diaci dengan penyelesaian kasar, harus teratur bebas dari tonjolan
Permukaan beton yang tanpa acuan dan ditentukan dengan penyelesaian kasar, harus
digaruk rata dengan lis tetapi dengan mutu yang sama seperti muka beton yang diacu dan
Penyelesaian halus adalah penyelesaian yang dihasilkan oleh pemakaian papan kayu rata
plywood atau pelat baja untuk acuan. Muka beton diselesaikan dengan halus harus bebas
dari tanda-tanda kayu; lekuk-lekuk dan lain-lain kesalahan pemotongan. Pola dari papan
cetak harus teratur, muka beton yang diacu dengan penyelesaian halus harus digaruk
kemudian digosok halus dengan penggosok kayu atau baja sampai rata dan dengan mutu
Kecuali ditentukan lain maka penyelesaian halus harus dituntut untuk permukaan beton yang
tetap kelihatan. Muka beton yang terbuka, kedap air harus digosok halus dengan cetok baja
sampai halus. Muka beton yang tampak lainnya harus digosok dengan penggosok/lepa kayu
sampai halus.
Pekerjaan menggosok harus dilakukan setelah beton cukup keras agar tidak terjadi
Muka beton tidak boleh diperbaiki tanpa ijin Direksi sesudah dibongkar cetakannya.
Kecuali ditunjukkan pada gambar, maka sudut-sudut tajam harus dibuat tumpul dengan
ukuran 2 cm x 2 cm.
3.4.MUTU BETON
3.4.1.Proporsi Campuran
Proporsi campuran beton perlu ditentukan guna mendapatkan beton yang mempunyai
Rencana karakteristik kuat tekan beton didasarkan pada NI-2 atau sesuai arahan Direksi.
Pedoman proporsi campuran untuk pelaksanaan yang telah disetujui Direksi tidak akan
membebaskan Kontraktor dari tanggungjawabnya terhadap Kontrak.
Kelas/Mutu beton harus memenuhi persyaratan dalam Standar Indonesia SK SNI - T15 -
1991 - 03. Direksi berhak merubah/memodifikasi proporsi campuran dari waktu ke waktu
selama pekerjaan konstruksi.
Sebagai pedoman awal, proporsi campuran akan dipergunakan untuk beberapa variasi
kelas beton adalah sebagai berikut:
Beton Cyclope
Beton K-100 : setara 1PC : 3Ps : 5Kr
Beton K-125 : setara 1PC : 3Ps : 5Kr
Beton K-175 : setara 1PC : 2Ps : 3Kr
Beton K-225 : setara 1PC : 1,5Ps : 2,5Kr
Beton Cyclop adalah beton mutu K175 yang dalam penempatannya dicampur dengan batu
kali / batu pecah dengan ukuran maksimum 80 mm sebanyak maksimum 50% dari volume
beton cycloop. Batu kali / batu pecah tersebut diletakkan dengan hati-hati sedemikian rupa
sehingga jarak antar batu minimal 15 cm dan jarak antara batu terhadap tepi/permukaan
beton minimal 30 cm serta jarak terhadap permukaan yang dilindungi/disambung dengan
beton lain minimal 15 cm.
Bila dipandang perlu, Direksi berhak merubah/memperbaiki perbandingan campuran beton
selama pekerjaan berlangsung tanpa pembayaran tambahan guna mencapai tingkat
mutu/kelas yang ditentukan dalam Gambar/Desain. Kontraktor tidak diper-kenankan
merubah perbandingan campuran beton atau mengalihkan sumber bahan-bahan dari lokasi
lain tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.
(2) Slump
Jumlah air yang dipergunakan dalam beton harus dikontrol agar tinggi slump tidak
melampaui ketentuan diatas. Penambahan air untuk mengencerkan beton yang sudah
mengalami hidrasi pada saat pengecoran tidak diperkenankan. Pemeriksaan slump harus
diambil setelah beton ditempatkan tetapi sebelum mengalami konsolidasi.
(3) Toleransi
Toleransi diberikan sebesar 5 (lima) sentimeter untuk masing-masing jenis struktur sesuai
Tabel di atas. Adonan beton akan ditolak jika nilai slump lebih besar dari ketentuan di atas
dan beton tersebut harus dibuang.
3.4.3.Standar Pengujian
Kontraktor harus mengambil contoh beton untuk tes silinder dari tempat pekerjaan
pengecoran beton, kemudian dirawat seperlunya dan menyerahkan kepada Laboratorium
yang disetujui untuk diadakan pengujian sesuai diperintahkan.
Selama pengecoran, Kontraktor harus selalu melakukan slump test pada saat memulai
pengecoran. Tes-tes itu harus dilakukan berdasarkan SKSNI T-15-1991-03 atau standar lain
yang setara atau lebih tinggi, kecuali ditentukan lain.
ecuali disetujui lain oleh Direksi, jenis pengujian dan rujukan yang digunakan harus
mengikuti ketentuan dalam Tabel berikut ini:
Tes dari Beton Nomor Rujukan
- Sampling of concrete ASTM C 172 (JIS A 1115-75)
- Compressive strength ASTM C 39, C 192 (JIS A 1108-76,A 1132-76)
- Slump ASTM C 143 (JIS A 1101-75)
- Air content ASTM C 231 (JIS A 1118-75)
- Unit weight ASTM C 138 (JIS A 1116-75)
Kontraktor tidak dapat mengajukan biaya tambahan yang disebabkan oleh penambahan
sampling atau tes dari beton basah di lokasi manapun atas perintah Direksi. Tidak ada
pembayaran secara terpisah untuk contoh material yang digunakan untuk tes.
3.6.LINING BETON
Pekerjaan lining pada saluran harus dikerjakan sesuai dengan penjelasan pada Gambar.
Bahan yang dipakai dan mutu pekerjaannya harus memenuhi Pasal 3.5.1 – 3.5.3 dari Bab ini.
Lining beton dikerjakan dengan cor ditempat (insitu) ketebalan 8 cm dari beton K-175 dan
lantai kerja 2.0 cm dari beton K-100.
Pengecoran lining diatur per blok sepanjang 4.00 (empat) meter. Untuk blok berikutnya
dibatasi dengan alur tegak lantai ukuran (2 x 2) cm kedalaman 2 cm dan 2 cm dipermukaan.
3.7. TOLERANSI
Kontraktor harus bertanggungjawab terhadap pemasangan dan perawatan acuan beton
dalam batas toleransi dan akan menjamin bahwa pekerjaan diselesaikan dalam batas
toleransi yang telah ditetapkan dalam Spesifikasi.
Pekerjaan yang melampaui batas toleransi tersebut di bawah harus diperbaiki atau dibuang
dan dibongkar dan diganti oleh dan atas biaya Kontraktor.
a. Toleransi Konstruksi Beton :
Ketinggian dari kolom, pilar, dinding, bagian lengkung bangunan, alur sambungan
tegak dan bentuk garis struktur lain :
- 12 mm per 3 meter
- 18 mm per 6 meter
- 30 mm per 12 meter
Ketinggian dari lantai, langit-langit (plafond), balok, alur sambungan horisontal dan
bentuk lain yang terlihat :
- 6 mm per 3 meter
- 12 mm per 10 meter
Kelurusan garis struktur :
- 12 mm per 6 meter
- 18 mm per 12 meter
Jarak antara (nat) dinding adalah 6 mm
Dimensi/ukuran potongan melintang dari kolom, balok, ketebalan lantai dan dinding
adalah minus 6 mm dan plus 12 mm
b. Toleransi Pemasangan Besi Tulangan :
Lapis pelindung :
- 6 mm per 50 mm pelindung
- 9 mm per 51 - 60 mm pelindung
Jarak antar besi adalah 25 mm
3.8.4.Beton Pracetak
Perhitungan untuk pembayaran dari beton pracetak berdasarkan beton terpasang seperti
ditentukan oleh Direksi.
Pembayaran untuk beton pracetak akan dibuat terhadap harga satuan per meter kubik (m3)
dalam BoQ, meliputi biaya dari semua tenaga, material, kebutuhan peralatan untuk
produksi, transportasi, pemasangan dari pekerjaan.
3.8.6.Pengendalian Mutu
Tidak ada pembayaran terpisah untuk kegiatan pengendalian mutu, termasuk biaya untuk
perawatan dan pekerjaan laboratorium lapangan dan untuk pengujian beton dan material
beton.
4. PASANGAN BATU
4.1. BAHAN
4.1.1. Batu
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam Gambar seperti pasangan batu
atau lapisan lindung batu, haruslah batu yang bersih dan keras, tahan lama dan sejenis
menurut persetujuan Direksi dan bersih dari campuran besi, noda-noda, lubang-lubang,
pasir, cacat atau tidak sempurna lainnya. Batu tersebut harus diambil dari sumber yang
disetujui Direksi.
4.1.2. Adukan
Jika tidak ditentukan lain, adukan untuk pekerjaan pasangan batu harus dibuat dari semen
Portland dan pasir dengan pernbandingan isi 1 : 4 atau seperti ditentukan dalam Gambar
untuk tiap jenis pekerjaan. (Selanjutnya dipakai singkatan PC untuk semen Portland, Ps
untuk pasir, Kr untuk kerikil, dalam kode perbandingan suatu adukan).
Pasir harus sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan beton Pasal 3.2.3.2. Pasir
haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekasaran yang memungkinkan untuk
menghasilkan adukan yang baik. Semen haruslah Portland semen seperti yang dimaksud
pada Pasal 3.2.1 dari spesifikasi ini. Air harus diberikan dalam jumlah cukup/sesuai untuk
menghasilkan adukan yang baik.
Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikian rupa sehingga jumlah dari
setiap bahan adukan bisa dikontrol dan ditentukan secara tepat sesuai persetujuan Direksi.
Apabila mesin yang dipakai, bahan adukan kecuali air harus dicampur lebih dahulu didalam
mesin selama paling tidak 2 menit. Bila pengaduan dilakukan dengan tangan, bahan adukan
harus dicampur didalam semacam kotak diaduk dua kali secara kering dan akhirnya tiga kali
setelah diberi air sampai adukan sewarna semua dan merata. Adukan harus dicampur
sebanyak yang diperlukan untuk dipakai, dan adukan yang tidak dipakai selama 30 menit
harus dibuang. Pemakaian kembali adukan tersebut tidak diperkenankan. Kotak untuk
mengaduk harus dibersihkan setiap akhir hari kerja.
4.2.3. Siaran
Adukan untuk siaran harus campuran 1 PC : 2 Psr, kecuali ditentukan lain oleh Direksi.
Sebelum pekerjaan siaran dimulai semua bidang sambungan diantara batu muka harus
dikorek sebelum adukan mengeras (atau dibetel untuk pasangan lama).
Pekerjaan siar dapat dibagi atas :
a. Siar tenggelam (masuk kedalam + 1 cm dari permukaan batu).
b. Siar rata (rata dengan permukaan batu).
c. Siar timbul (timbul 1 cm, lebar tidak kurang 2 cm)
Kecuali ditentukan lain semua pekerjaan siar harus siar rata.
4.2.4. Plesteran
Apabila dipermukaan dinding dan lantai dari pasangan batu kali yang ada maupun yang baru
harus diplester dengan adukan 1 PC : 3 Psr. Pekerjaan plasteran dikerjakan secara 2 lapis
sampai ketebalan 2 cm. Apabila tidak diperintahkan lain pasangan harus diplester pada
bagian atas dari dinding, ujung-ujung saluran pasangan, dan untuk 0.10 m dibawah tepi atas
atau sesuai dengan yang tertera pada Gambar.
Pertemuan pasangan (Plesteran sudut) selebar 8 - 10 cm untuk bangunan kecil dan 15 cm
untuk bangunan yang besar sedang pada samping rangka pintu sorong, diplester tegak
selebar 10 cm. Plesteran juga dilakukan pada alur skot balk.
Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan maka bidang dasar harus dibuat kasar dan bersih.
Pekerjaan plesteran harus rata, lurus dan halus.
Setelah pekerjaan plesteran cukup kering, kemudian harus dipelihara dengan siraman air
secara rutin.
4.2.5. Pipa Peresapan
Tembok penahan dengan tinggi lebih dari 1.50 m dan pasangan miring, harus dilengkapi pipa
peresapan yang dibuat dari bahan pipa PVC dengan diameter 50 mm, minimum 1 buah
untuk setiap 2 m 2 luas permukaan. Setiap ujung pemasukan pipa peresapan harus
dilengkapi dengan saringan. Pipa peresapan dipasang bersamaan dengan pasangan batu
dan disisakan 0.20 m keluar sisi belakang pasangan batu guna pemasangan saringan
sebelum diurug. Pada pasangan miring saringan kerikil juga dibuat bersama dengan
pasangan batu.
Saringan terdiri atas lapisan ijuk yang dipasang pada ujung pipa menonjol keluar pasangan,
dibungkus dengan kerikil atau batu pecah sekeliling pipa setebal 15 cm. Saringan kerikil
tersebut dibungkus lagi dengan ijuk untuk membatasi saringan dari tanah asli atau tanah
urug.
4.4. LINING
Pekerjaan lining pasangan batu kali harus dikerjakan sesuai dengan penjelasan pada
Gambar Kerja. Lining pasangan batu kali akan memakai spesi campuran 1 PC : 4 Psr
dengan ukuran batu minimum 15 ~ 30 cm.
Pengerjaan lining diatur per 5 (lima) meter dalam arah memanjang dan dibatasi dengan alur
tegak dinding.
4.5. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN
4.5.1. Pekerjaan Pasangan Batu
Pengukuran untuk pembayaran dari pekerjaan pasangan batu dihitung berdasarkan dari
pasangan batu yang terpasang terhadap garis, ketinggian dan ketebalan seperti ditunjukkan
dalam Gambar. Pembayaran untuk pekerjaan pasangan akan dihitung dengan harga satuan
meter kubik (m3), dimana harga satuan tersebut sudah termasuk biaya dari semua material,
tenaga dan peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan pasangan batu.
4.5.2.Siaran
Pengukuran untuk pembayaran dari siaran akan dihitung berdasarkan luasan terpasang
seperti ditunjukkan dalam Gambar.
Pembayaran untuk siaran akan dihitung terhadap harga satuan per meter persegi (m2),
dimana harga satuan tersebut sudah termasuk biaya dari semua material, tenaga dan
peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan siaran.
4.5.3.Plesteran
Pengukuran untuk pembayaran dari plasteran akan dihitung berdasarkan dari luasan
terpasang seperti ditunjukkan dalam Gambar.
Pembayaran untuk pekerjaan plaster akan dihitung terhadap harga satuan per meter persegi
(m2), dimana harga satuan tersebut sudah termasuk biaya dari semua material, tenaga dan
peralatan yang diperlukan untuk pekerjaan plesteran.
4.5.5.Bronjong
Pengukuran untuk pembayaran bronjong dihitung berdasarkan volume dari bronjong
terpasang terhadap garis dan ketinggian seperti ditunjukkan dalam Gambar.
Pembayaran untuk bronjong akan dihitung terhadap harga satuan per meter kubik (m3),
dimana harga satuan tersebut sudah termasuk biaya dari semua dari semua material,
tenaga dan peralatan yang diperlukan untuk melengkapi, produksi dan pemasangan
bronjong.
5.1.5. Pengelasan
Semua pengelasan harus pengelasan busur nyala logam (metal fire are welding) yang
bersinggungan terus, dan Kontraktor harus menyediakan contoh-contoh untuk pemeriksaan
atau pengujian, sesuai spesifikasi, bila diperlukan oleh Direksi.
5.2.8. Penyerahan
Setelah uji coba selesai dengan baik, selama periode tertentu yang akan disetujui bersama
oleh Direksi dan Kontraktor, dengan perkiraan satu minggu, Pelaksana dari pihak pabrik
diminta untuk tinggal guna mengawasi pengoperasian pertama dari bangunannya, dan untuk
memberi petunjuk dan bimbingan kepada Staf Pengguna Jasa dalam cara yang benar guna
pengoperasian dari bangunan tersebut.
5.3. PENGECATAN
5.3.1.Umum
Semua perakitan setengah jadi dari komponen pekerjaan logam yang akan dipasang/
ditempelkan dalam beton akan dibersihkan dan dilindungi atau metode lain yang disetujui,
sebelum dikirimkan dari toko/pembuat. Sebelum dipasang, secara menyeluruh dikeringkan
dan dibersihkan dari semua kerak dan bahan lain. Pembersihan dan perlindungan seperti itu
harus tidak akan berpengaruh terhadap kekuatan dan fungsi dari masing-masing bagian.
Semua perkerjaan logam/besi akan dicat seperti ditentukan kemudian. Pengecatan dari
pekerjaan logam/besi akan termasuk penyiapan dari semua permukaan, penggunaan cat,
pelindung dan pengeringan dari lapisan cat seperti halnya penyediaan peralatan, tenaga
dan material yang diperlukan untuk seluruh pekerjaan pengecatan.
Semua cat dan lapis pelindung akan diproduksi oleh pabrik yang mempunyai reputasi dan
akan tunduk kepada persetujuan dari Direksi.
Pengecatan akan dilaksanakan dalam kondisi bersih, kering, bebas dari lingkungan
berdebu, terhindar dari suhu dan kelembaban dimana diperlukan untuk pengeringan atau
perawatan cat tertentu atau lapis pelindung tetap (permanent). Alat yang efektif akan
disediakan untuk membuang semua oli dan air dari peralatan penyemprot udara (air
compressor), sand blasting dan penggunaan alat penyemprot cat dan lapis pelindung.
Semua cat dan lapis pelindung akan diterapkan/dilaksanakan dengan seksama menurut
instruksi dari pabrik.
5.3.2.Bahan Cat
Jika tidak ditentukan lain, bahan cat harus memenuhi Standar Nasional Indonesia PUBI-
1982. Semua bahan harus diperoleh dari pabrik yang disetujui oleh Direksi dan contoh dari
tiap-tiap cat dan bahan campurannya yang diusulkan untuk dipakai, harus dise-rahkan
kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang dikirim ke tempat pekerjaan
harus dalam kemasan kaleng atau drum dengan segel yang masih utuh. Cat yang telah
kadaluwarsa seperti yang dituliskan pada kalengnya tidak boleh dipakai. Bahan cat seperti
itu harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan. Cat harus seluruhnya diaduk di bawah
pengawasan seorang mandor yang berwenang dengan cara yang dibenarkan oleh Direksi
dan tidak boleh diberikan kepada tukang cat sebelum cat dan bidang yang akan dicat selesai
dipersiapkan betul-betul. Seluruh pekerjaan harus diselesaikan dalam warna dan corak
seperti yang diperintahkan oleh Direksi dan jika diperlukan, Kontraktor harus membuat
variasi warna dari tiap-tiap lapisan cat.
5.3.3.Persiapan Permukaan
Semua plastik atau vernis yang bersifat sebagai pelindung sementara, lapisan, grease, oli,
lilin, karat, kotoran, kerak dan bahan lain akan dibuang dari permukaan untuk persiapan
pengecatan dengan menggunakan bahan pelarut yang disetujui atau metode pembersihan
yang lain. Bahan pelarut dan metode pembersihan tidak boleh mengganggu atau berbahaya
terhadap permukaan yang akan dibersihkan.
Semua percikan las, ampas bijih, karat yang mengelupas dan unsur asing lain dibuang/
dibersihkan dari bahan logam yang akan dicat dengan sikat kawat baja atau sandblasting
sampai logam berwarna “putih”. Permukaan bagian dalam dari pipa dan bagian cekungan
akan dibersihkan dengan mesin (gerinda) atau sandblasting. Perhatian khusus akan
diberikan berkenaan dengan pembersihan dari semua sudut dan sudut bagian dalam. Jika
terdapat karat atau permukaan menjadi tercemari dalam kurun waktu antara pembersihan
dan pengecatan maka permukaan akan dibersihkan kembali dengan standar yang sama.
Semua persiapan permukaan akan tunduk kepada persetujuan dari Direksi sebelum
pengecatan atau lapis pelindung di terapkan.
5.3.4.Prosedur Pengecatan
Pengecatan dan lapis pelindung akan dilaksanakan dengan kwas atau alat semprot. Cat
akan diaduk secara merata dan menyeluruh dan dijaga dalam kekentalan yang merata
selama pengecatan. Cat tidak akan digunakan ketika suhu dari permukaan yang dicat, cat
atau udara disekitar dibawah 10oC atau diluar kondisi yang ditetapkan dalam instruksi dari
pabrik. Permukaan yang akan dicat harus kering dan bebas dari debu pada saat
pengecatan dilaksanakan.
Setiap lapisan dasar, cat atau lapisan pelindung, akan diijinkan untuk melindungi atau
mengeraskan secara menyeluruh menurut instruksi pabrik sebelum lapisan pengganti
manapun diterapkan.
Semua cat dan lapisan pelindung ketika diterapkan harus memberikan konsistensi dalam hal
keseragaman warna, ketebalan dan kehalusan di bagian permukaan.
5.3.6.Jadwal Pengecatan
Rincian dari semua kebutuhan pengecatan termasuk jenis cat, metode pengecatan, jumlah
lapisan, lapisan akhir, warna akhir dari semua peralatan, ditunjukkan dalam Gambar Kerja
secara rinci dalam Spesifikasi ini atau diinstruksikan atau disetujui oleh Direksi. Dengan itu
Kontraktor harus mengajukan permohonan untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi,
jadwal dari pengecatan untuk item pekerjaan logam yang akan dicat.
Kecuali ditentukan lain atau yang termasuk dari instruksi pabrik, semua permukaan
logam/besi yang dicat akan dilapisi dengan lapisan yang disetujui sebelum dilaksanakan
pengecatan atau penggunaan lapisan pelindung.
6.1. UMUM
Kecuali ditentukan lain, pekerjaan pemugaran/modifikasi bangunan yang ada harus di-
antara batu harus digaruk dengan kedalaman minimum 20 mm dan disiar kembali dengan
adukan 1 PC : 3 Psr.
6.4. PEMBONGKARAN
Bila bagian dari bangunan pasangan batu atau beton yang telah ada akan dirombak,
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan itu dengan cara sedemikian sehingga tidak
Tiap kerusakan atau terjadi lubang atau pecah pada bangunan yang masih tertinggal
keadaan semula sampai memuaskan Direksi. Semua reruntuhan sebagai hasil dari
atau tampang melintang saluran harus diselesaikan dan dirapikan sampai memuaskan
Direksi.
6.5. IKATAN SAMBUNGAN
Di mana pasangan batu akan disambung ke pasangan batu yang telah ada, permukaan
pasangan batu yang telah ada harus seluruhnya dibersihkan dan sambungan-
pintu, pengangkat daun pintu, bagian-bagian yang mendukung, balok penahan dan jalur
balok penahan. Bila diperintahkan, Kontraktor harus mengeringkan air dan membuang
endapan pada semua pintu air dan harus memindahkan semua daun pintu yang ada
termasuk pembongkaran rangka dimana perlu, sehingga cukup untuk pemeriksaan dan
Bila diperintahkan, Kontraktor harus menyediakan dan memasang bagian-bagian kayu dan
logam yang baru, menyusunnya dan harus melaksanakan semua pekerjaan yang diperlukan
untuk memperbaiki pintu air, sesuai yang diperintahkan Direksi, termasuk pengecatannya.
Bila setelah selesai pemeriksaan, pengukuran, perbaikan, pengecatan dan pelumasan, dan
dalam pandangan Direksi, bagian-bagian pintu air sudah dalam keadaan berfungsi,
Kontraktor harus memasang kembali pintu air itu. Setelah pemasangan kembali, sebelum
pembongkaran kistdam atau balok penahan, setiap pintu harus diuji lebih dahulu sampai
mendapatkan persetujuan Direksi. Setelah saluran, kistdam atau balok penahan dibuka
(diairi), setiap pintu harus diuji kembali sampai mendapatkan persetujuan Direksi.
dan samping dari tanggul itu harus disiapkan sesuai dengan yang dimaksud pada Pasal
tumbuh di bawah muka air dan kotoran-kotoran. Selain dari pekerjaan perbaikan maka
tebing tanggul dan dasar saluran juga harus dirapikan dan ditimbun bagian-bagian yang
Semua bangunan-bangunan besi yang masih dipakai harus dibersihkan dari endapan
sesuai petunjuk Direksi. Bila diperintahkan, tes kekuatan muatan harus dilaksanakan pada
bangunan itu. Setelah pemeriksaan, bangunan harus diperbaiki atau diganti seperti yang
diperintahkan dan harus dicat menurut Bab 5.3 dari Spesifikasi ini.
penyambungan antara saluran sekunder yang telah direhabilitasi dengan saluran tersier
yang ada. Semua pengambilan-pengambilan yang ada, pipa-pipa di bawah tanggul dan
lain-lain yang menurut Direksi tidak digunakan lagi setelah saluran sekunder direhabilitasi,
1.1 UMUM
Yang termasuk pekerjaan lain-lain adalah semua pekerjaan yang harus disediakan oleh
kontraktor sesuai dengan yang tertera dalam daftar BoQ, baik ditunjukkan dalam detail
Gambar atau tidak.
Hal-hal yang menyangkut standar ukuran, bahan dan warna yang harus dipakai serta
penjelasannya, secara umum dinyatakan dalam Standar Perencanaan Irigasi (Tipe dan
Standar Bangunan Irigasi) yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pengairan, Desember
1986.
Detail lain yang sesuai akan ditunjukkan dalam Gambar kontrak. Kontraktor tidak boleh
menggunakan bentuk konstruksi atau detail tanpa pemberitahuan secara tertulis kepada
Direksi terlebih dahulu.