Anda di halaman 1dari 75

BAB X : SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

VOLUME II : SPESIFIKASI TEKNIS

BAGIAN 1 : UMUM

Pelaksanaan masing-masing item pekerjaan mengikuti seperti yang diuraikan dalam Spesifikasi
Teknis ini dan uraian-uraian persyaratan lain lain yang sudah termasuk dalam dokumen kontrak.

Pembayaran masing-masing item pekerjaan yang termasuk dalam Spesifikasi Teknis ini sesuai
dengan harga satuan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dengan satuan pembayaran
berupa volume, berat, luas, ukuran panjang, dan/atau jumlah. Pengukuran untuk pembayaran
dilakukan terhadap kuantitas yang benar-benar dilaksanakan sesuai dengan yang tercantum dalam
gambar yang telah disetujui dan menjadi bagian dari kontak dan sesuai arahan Direksi dalam lingkup
kontrak pekerjaan ini.

Tidak ada pembayaran terpisah untuk masing-masing item pembayaran seperti yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Semua jenis pengeluaran yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan masing-masing item pembayaran, (antara lain tenaga kerja, bahan, peralatan, dan lain-
lain) sudah dianggap termasuk dalam komponen harga satuan dan termasuk dalam pembayaran
lump sum yang berkaitan dengan item pembayaran dimaksud.

Untuk pelaksanaan, pengukuran dan pembayaran Pekerjaan Persiapan dan Biaya Umum telah
diuraikan dalam Volume I Spesifikasi Umum. Sedangkan Spesifikasi Teknis masing-masing item
pekerjaan beserta cara pengukuran dan pembayaran pekerjaan selain yang diuraikan pada Volume
I Spesifikasi Umum, secara rinci adalah seperti berikut ini.

BAGIAN 2 : PEKERJAAN PERSIAPAN DAN BIAYA UMUM

TS 2-01. Umum
Untuk Pekerjaan Persiapan dan Biaya Umum seperti yang ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, metode pengukuran/pembayaran harus sesuai dengan yang ditentukan dalam kontrak. Tidak
ada pembayaran terpisah yang akan dilakukan untuk biaya item pekerjaan yang tidak ditunjukkan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan biaya yang tidak ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan
Harga tersebut dianggap sudah termasuk dalam harga satuan dan harga lump sum untuk berbagai
item pekerjaan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

TS 2-02. Mobilisasi & demobilisasi


Yang dimaksud mobilisasi adalah pengangkutan peralatan dan personil sesuai yang
tercantum dalam Kontrak, dari tempat aslinya ke lokasi pekerjaan dimana akan digunakan.
Sedangkan yang dimaksud demobilisasi adalah pengangkutan kembali, peralatan dan
personil dari lapangan pekerjaan ketempat semula.

1. Mobilisasi & demobilisasi


Cara Pelaksanaan
1) Penyediaan Peralatan dan Personil
 Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan personil, sesuai kebutuhan Kontrak,
guna menangani pekerjaan.
 Bila mobilisasi telah lengkap, maka Penyedia Jasa harus segera melaporkan kepada
Pengguna Jasa untuk mendapatkan persetujuan, dan bila dipandang perlu, Pengguna
Jasa dapat meminta tambahan peralatan, maupun personil atas tanggungan Penyedia
Jasa.

2) Program dan Pemberitahuan Mobilisasi


 Penyedia Jasa harus membuat schedule mobilisasi peralatan dan personil yang
dilengkapi dengan keterangan akan jenis, kapasitas dan jumlah peralatan dan personil
yang akan didatangakan atau ditempatkan dilokasi pekerjaan.
 Penyedia Jasa harus membuat pemberitahuan tertulis kepada pengguna jasa perihal
kedatangan maupun pengangkutan kembali peralatan dan personil
 Penyedia Jasa harus meminta persetujuan Pengguna Jasa atas setiap perubahan jadwal
peralatan dan penyediaan personil.
 Semua peralatan yang telah berada di lokasi pekerjaan, bila tidak diperlukan dapat
dipindahkan dari areal pekerjaan tanpa seijin Pengguna Jasa.

TS 2-03. Fasilitas Sementara

a. Jalan Logistik/Jalan Sementara


Penyedia jasa harus membuat jalan logistik /jalan sementara menuju lokasi pekerjaan, termasuk
jembatan sementara bila diperlukan untuk mengangkut bahan dan peralatan yang diperlukan
dalam pelaksanaan Jalan sementara tersebut harus bebas dari segala hambatan yang
mungkin dapat mengganggu kelancaran pekerjaan dan harus tetap terpelihara baik, sampai
seluruh kegiatan pekerjaan selesai.
Penyedia jasa harus menjaga/bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi pada jalan
sementara yang dibuat selama pekerjaan berlangsung.
Jalan sementara yang dibuat harus memiliki jarak terpendek dari jalan umum yang ada menuju
lokasi pekerjaan. Direksi akan memberikan petunjuk yang harus dipatuhi oleh Penyedia jasa
sehubungan dengan pembuatan jalan sementara tersebut.
Penyedia jasa hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum yang
berhubungan dengan penggunaan arah angkutan umum dan bertanggungjawab terhadap
kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut.
Pemberi tugas bertanggungjawab terhadap pemeliharaan jalan logistik jalan sementara yang
digunakan oleh Pemborong selama Pelaksanaan Pekerjaan.
Semua biaya yang timbul akibat pembuatan Jalan Sementara ini menjadi beban Penyedia jasa
dan sudah termasuk dalam harga penawaran.

b. Direksi Keet (Kantor Lapangan)


Penyedia jasa harus menyediakan/membuat kantor sementara dilapangan (Direksi Keet) untuk
tempat kegiatan administrasi lapangan sesuai petunjuk Direksi guna effisiensi dan kelancaran
kerja.
1) Direksi Keet harus dibuat memenuhi syarat kesehatan dengan ventilasi yang cukup dan
dilengkapi lampu penerangan pada waktu malam hari.
2) Direksi Keet harus dilengkapi dengan keperluan Direksi sebagai berikut :
 1 Stel meja kursi tamu
 1 Stel Meja tulis dengan dua kursi
 1 Almari kantor
 1 Kotak PPPK lengkap dengan isinya
 White board, alat tulis, penghapus
 ATK
 dll.
Semua biaya yang timbul akibat pembuatan Direksi Keet ini menjadi beban Penyedia jasa
dan sudah termasuk dalam harga penawaran.

c. Gudang
Penyedia jasa diharuskan membuat gudang untuk menyimpan bahan-bahan dan peralatan
kerja.
Bilamana gudang di tempatkan diluar lokasi pekerjaan, maka tempat gudang harus dipilih yang
berdekatan dengan lokasi pekerjaan dan mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Semua biaya yang timbul akibat pembuatan Gudang ini menjadi beban Penyedia jasa dan sudah
termasuk dalam harga penawaran

d. Papan Nama Pelaksana Kegiatan


Penyedia jasa harus membuat papan nama Pelaksana Kegiatan. Bentuk, ukuran dan warna akan
ditentukan oleh Direksi dan dipasang ditepi jalan masuk lokasi pekerjaan sesuai petunjuk dari
Direksi. Papan nama Pelaksana Kegiatan harus sudah terpasang pada saat memulai pekerjaan.
Semua biaya yang timbul akibat pembuatan Papan Nama Pelaksana Kegiatan ini menjadi beban
Penyedia jasa dan sudah termasuk dalam harga penawaran.

TS 2-04. Investigasi dan Pengeboran Tanah Pra-Konstruksi


Pembayaran kepada Penyedia jasa untuk Investigasi dan Pengeboran Tanah Pra-Konstruksi akan
dilakukan berdasarkan jumlah aktual atau kemajuan item pekerjaan Investigasi dan Pengeboran
Tanah yang telah dilakukan sebagaimana telah disertifikasi oleh Direksi seperti yang dinyatakan
dalam Daftar Kuantitas dan Harga

TS 2-05. Laboratorium Pengujian Lapangan


Pembayaran kepada Penyedia jasa untuk Laboratorium Pengujian Lapangan akan dilakukan dengan
harga lump sum seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga

TS 2-06. Survei Topografi


a. Pengukuran
1) Umum
Pengukuran adalah suatu pekerjaan pengukuran dengan alat ukur, untuk mendapatkan
data topografi pada lokasi pekerjaan yang telah ditentukan, yang mana data ini merupakan
data pendukung perhitungan MC-0 dan MC-100.
Sedangkan Setting out adalah suatu pekerjaan pengukuran dengan makna meletakkan
patok-patok profil seluruh/bangunan sebelum pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi.
2) Cara Pelaksanaan
 Penyedia Jasa harus menyerahkan data pengukuran dan perhitungan tentang letak,
posisi, dimensi, dan lain-lain untuk semua item pekerjaan sebelum pelaksanaan
pekerjaan dimulai kepada Pengguna Jasa.
 Penyedia Jasa harus membuat titik-titik referensi/Bench Mark (BM) sementara untuk
kepentingan Penyedia Jasa sendiri dalam melaksanakan pekerjaan, tetapi setiap titik BM
sementara harus mendapatkan persetujuan dari Pengguna Jasa. Setiap titik BM
sementara harus berpangkal pada BM yang ditetapkan pemilik di lapangan.
 Penyedia Jasa harus bertanggung jawab penuh atas kebenaran / SETTING OUT di
lapangan.
 Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan ukur, termasuk pekerja, patok-patok, serta
peralatan lainnya yang diperlukan untuk setting out/pengukuran. Penyedia Jasa harus
menggunakan alat ukur yang mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi untuk setting
out dan mengontrol pekerjaan.
 Penyedia Jasa harus segera mengirim semua data survey, serta hasil perhitungan dan
gambar-gambar dari pengukuran MC-0 dan MC-100 kepada Pengguna Jasa
secepatnya, dengan rincian sebagai berikut :
- Data ukur, 1 asli dan 1 rekaman
- Gambar dengan ukuran A1 sebanyak 1 asli (kalkir) dan 1 rekaman serta ukuran A3
sebanyak 2 rekaman

3) Cara Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dilakukan pada lokasi Pekerjaan. Pembayaran dapat dilakukan setelah gambar
pada lokasi pekerjaan telah selesai dan biayanya termasuk tenaga dan alat yang
berhubungan dengan pekerjaan, dokumentasi/foto-foto dan kebutuhan biaya yang tak
terduga lainnya.

b. Pembuatan Laporan Kegiatan


1) Umum
Yang dimaksud dengan pembuatan laporan kegiatan adalah penyusunan semua kegiatan
pekerjaan yang dilaksanakan dilapangan baik yang bersifat administratif, Umum maupun
teknis, yang disusun sedemikian rupa dalam bentuk tertulis dan menggunakan format yang
disetujui oleh pengguna jasa dan dikirimkan kepada pengguna jasa dengan perincian
sebagai berikut :
 Laporan Bulanan
Laporan Bulanan menggambarkan kemajuan pekerjaan yang dicapai pada periode
waktu proses pelaporan perbulan, yang harus berisikan tapi tidak terbatas hanya pada :
- Gambaran umum pelaksanaan pekerjaan sepanjang periode pelaporan pada setiap
kegiatan utama termasuk masalah-masalah yang dihadapi pada pelaksanaan
kegiatan utama tersebut.
- Prosentase total dari semua kegiatan pekerjaan utama sesuai yang dijadwalkan dalam
jaringan CPM (Chritical Path Method) selama periode pelaporan dengan penjelasan
yang tepat tentang perbedaan antara schedule dengan kemajuan yang didapatkan.
- Prosentase dari masing-masing pekerjaan utama yang bagian atau secara
keseluruhannya telah selesai sesuai jadwal dengan penjelasan yang tepat tentang
perbedaan antara schedule dengan kemajuan yang didapatkan.
- Daftar semua kemajuan kegiatan yang sesuai jadwal atau kemajuan yang didapatkan
selama periode pelaporan termasuk aktual atau dengan perkiraan mulai pekerjaan
dibandingkan dengan schedule mulai pekerjaan serta actual atau perkiraan selesai
pekerjaan dibandingkan dengan schedule akhir pekerjaan untuk masing-masing
kegiatan utama, dengan penjelasan yang tepat tentang perbedaan antara schedule
dengan kemajuan yang didapatkan.
- Daftar kegiatan yang dijadwalkan akan dilaksanakan pada 1 (satu) atau 2 (dua)
bulan kedepan, dengan awal dan akhir kegiatan yang memungkinkan sesuai
perkiraan penyedia jasa. Jika waktu mulai dan waktu akhir berbeda seperti yang
digambarkan dalam CPM schedule, maka harus diberi penjelasan tentang perbedaan
tersebut.
- Daftar personil penyedia jasa yang terlibat langsung secara manajerial maupun
secara teknis fisik dilapangan selama periode pelaporan.
- Daftar peralatan dan Material yang berada dan beroperasi dilapangan.
- Foto-foto pelaksanaan pekerjaan utama dan yang penting lainnya selama periode
pelaporan.
- Kuantitas dari masing-masing item pekerjaan utama selama periode pelaporan yang
harus berisikan tapi tidak terbatas hanya pada :
 Total kuantitas pekerjaan galian pada tiap titik/lokasi
 Total kuantitas pekerjaan Timbunan kembali pada tiap titik/lokasi
 Total kuantitas pekerjaan pembetonan pada tiap titik/lokasi
 Total kuantitas pekerjaan lainnya pada tiap titik/lokasi
- Pekerjaan yang bersifat temporer
- Keterangan yang menggambarkan status kemajuan pekerjaan secara menyeluruh,
dan bagaimana mengatasi keterlambatan yang mungkin terjadi.
- Gambaran secara umum tentang cuaca, curah hujan dan temperature setiap hari
selama periode pelaporan.
- Keterangan tentang peralatan yang rusak/tidak dapat beroperasi dan cara
memperbaikinya serta estimasi waktu perbaikan.
- Keterangan yang berhubungan dengan Tenaga kerja dan penjelasan tentang masalah
yang timbul dan yang mungkin akan timbul.
- Keterangan tentang keselamatan kerja, kecelakaan yang terjadi pada tenaga kerja,
serta pada peralatan kerja.
- Keterangan tentang program keamanan dan keselamatan kerja.
- Daftar jumlah dan tanggal masing-masing pembayaran/termyn sampai pada periode
pelaporan baik yang sudah terbayar maupun yang masih sementara dalam proses.
- Keterangan tentang kemungkinan masalah yang akan timbul pada lokasi pekerjaan
dan rekomendasi cara mengatasinya.

 Laporan Mingguan
Penyedia jasa harus mengajukan 4 (Empat) salinan laporan kemajuan pekerjaan
mingguan dalam format yang disetujui oleh pengguna jasa. Pengajuan dilakukan setiap
hari senin setelah minggu periode pelaporan. Pengukuran dan pembayaran dengan cara
Lump sum (LS)

 Laporan Harian
Penyedia jasa harus mengajukan 3 (Tiga) salinan laporan kemajuan pekerjaan harian
dalam format yang disetujui oleh pengguna jasa. Pengajuan dilakukan setiap hari
sebelum jam 10 (sepuluh). Pengukuran dan pembayaran dengan cara Lump sum (LS)
2) Cara Pelaksanaan
Penyedia jasa, sebelum hari ketiga untuk setiap bulannya, mengajukan 7 (Tujuh) salinan
Laporan Bulanan yang menggambarkan kemajuan pekerjaan yang dicapai pada periode
waktu proses pelaporan kepada pengguna jasa.

3) Cara Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan pembayaran telah menjadi bagian dari masing- masing item pekerjaan
lainnya.

2. Pengukuran dan Pembayaran


Pembayaran kepada Penyedia jasa untuk Mobilisasi dan Demobilisasi, Fasilitas Sementara,
Investigasi dan Pengeboran Tanah Pra-Konstruksi, Laboratorium Pengujian Lapangan dan
Survey Topografi, akan dilakukan dengan harga lump sum seperti yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga dengan cara sebagai berikut:

No. Item Item Pembayaran Satuan Pembayaran


I-1 Mobilisasi dan Demobilisasi Lump Sum (LS)

1) Pengukuran pembayaran dilakukan sebagai berikut :


• Dibayar 50% (lima puluh persen) apabila pekerjaan mobilisasi telah selesai yang terdiri
atas peralatan dan tenaga telah berada seluruhnya di lapangan dan diterima oleh
Pengguna Jasa.
• Dibayar 50% (lima puluh persen) sisanya setelah pekerjaan demobilisasi telah selesai
seluruhnya.
2) Pembayaran didasarkan atas satuan lump sum (ls) sesuai yang tercantum dalam daftar
Kuantitas dan Harga.

BAGIAN 3 : SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)

TS 3-01 Umum

Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) merupakan dokumen lengkap rencana penerapan SMKK dan
merupakan satu kesatuan dengan dokumen kontrak. Setiap calon Penyedia Jasa wajib menyusun dan
menyampaikan RKK dalam dokumen penawaran.

TS 3-02 Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi


Penanganan Keselamatan Konstruksi mencakup penyediaan sarana dan prasarana pencegahan
kecelakaan konstruksi melalui pemenuhan standar K4 yang mencakup keselamatan keteknikan,
keselamatan dan kesehatan kerja, keselamatan lingkungan serta keselamatan publik.
Penyedia Jasa harus membuat dokumen Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi yang
penyusunannya :
a. dilengkapi berdasarkan lingkup pekerjaan dan kondisi di lapangan sebelum pelaksanaan
pekerjaan; dan
b. disampaikan, dibahas, disepakati, dan disetujui oleh Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa pada saat
rapat persiapan pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi (preconstruction meeting).

Sembilan Komponen Biaya Penerapan Keselamatan Konstruksi yang harus ada dalam dokumen
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi adalah sebagai berikut :
1) Penyiapan RKK,RKPPL, dan RMLLP
2) Sosialisasi, promosi, dan pelatihan
3) Alat pelindung kerja dan alat pelindung diri
4) Asuransi dan perizinan
5) Personel Keselamatan Konstruksi
6) Fasilitas sarana, prasarana, dan alat Kesehatan
7) Rambu dan perlengkapan lalu lintas yang diperlukan (manajemen lalu lintas)
8) Konsultasi dengan ahli terkait Keselamatan Konstruksi
9) Kegiatan dan peralatan terkait dengan pengendalian risiko Keselamatan Konstruksi,
termasuk biaya pengujian/pemeriksaan lingkungan

TS 3-02 Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan Pembayaran kepada Penyedia jasa untuk Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi
akan dilakukan dengan harga lump sum (LS) seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga dengan cara sebagai berikut:

No. Item Item Pembayaran Satuan Pembayaran


II-1 Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi Lump Sum (LS)

1) Pengukuran pembayaran dilakukan sebagai berikut :


• Dibayar 50% (lima puluh persen) apabila kegiatan Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi telah selesai yang terdiri atas Sembilan Komponen Biaya Penerapan Keselamatan
Konstruksi dan Personel Keselamatan Konstruksi telah berada seluruhnya di lapangan dan
diterima oleh Pengguna Jasa.
• Dibayar 50% (lima puluh persen) sisanya setelah kegiatan Sistem Manajemen Keselamatan
Konstruksi telah selesai seluruhnya.
2) Pembayaran didasarkan atas satuan lump sum (ls) sesuai yang tercantum dalam daftar Kuantitas
dan Harga.

BAGIAN 4 : PEKERJAAN KISDAM DAN DEWATERING

TS 4-01. Umum
Coffering dan Pengeringan yang ditetapkan disini mencakup pengalihan sementara aliran sungai,
menutup area konstruksi atau struktur dengan bahan kedap air sementara, penyediaan parit drainase
sementara, membuat saluran sementara, mengeluarkan air dengan menggunakan pompa atau
peralatan mekanis lainnya, dan semua pengendalian air sementara lainnya untuk pelaksanaan
pekerjaan.

Penyedia jasa harus merancang, menyediakan, memasang memelihara dan membongkar penutup
sementara dan sistem pengurasan sementara yang diperlukan untuk pekerjaan pengendalian air dan
pengeringan.
Sebelum dimulainya pekerjaan coffering dan pengeringan, Penyedia jasa harus menyerahkan kepada
Direksi, untuk persetujuan, Program Pelaksanaan yang rinci dan metode konstruksi sebagaimana
ditentukan dalam Klausul Spesifikasi Umum terkait. Metode Konstruksi harus mencakup lokasi, jenis
dan ukuran cofferdam, jumlah dan kapasitas peralatan dewatering, perhitungan dan gambar,
sumber bahan, jadwal konstruksi, dan informasi lainnya sesuai arahan Direksi.

Penyedia harus menyediakan semua tenaga kerja, bahan, dan peralatan untuk konstruksi pekerjaan
sementara, coffering dan pengeringan.

Setelah pekerjaan selesai semua pengalihan dan pekerjaan pelindung harus dibongkar dan
dipindahkan atau diratakan, agar dalam segala hal tidak mengganggu operasi atau manfaat hasil
Pekerjaan.

Penyedia jasa bertanggungjawab penuh atas segala kerusakan atau keterlambatan pekerjaan yang
disebabkan oleh kegagalan pengalihan dan pekerjaan pelindung dan/atau instalasi pengeringan
yang dibangun oleh Penyedia jasa dan akan memberi ganti rugi kepada Pengguna Jasa terhadap klaim
oleh Penyedia jasa lain yang dipekerjakan oleh Pengguna Jasa di lokasi pekerjaan atau oleh pemilik
tanah atau orang lain, yang timbul dari kegagalan tersebut.

Penyedia jasa harus bertanggung jawab untuk, dan akan memperbaiki atau mengembalikan dengan
biaya sendiri, kerusakan pada pondasi, lereng galian atau bagian lain dari pekerjaan yang disebabkan
oleh kegagalan pengalihan dan pekerjaan coffering dan/atau instalasi pengeringan.

Penyedia jasa tidak boleh mengganggu aliran alami sungai atau aliran di atau sekitar lokasi untuk
tujuan apapun tanpa persetujuan Direksi. Semua air yang dialihkan dan dipompa harus dibuang di
lokasi yang tidak dapat masuk kembali ke lokasi pekerjaan dan dengan cara yang tidak menyebabkan
erosi, polusi, atau gangguan bagi pemilik lahan, Penyedia jasa lain yang dipekerjakan oleh Pengguna
Jasa atau orang lain di dalam atau berdekatan dengan lokasi, sebagaimana ditentukan dalam
Spesifikasi Umum.

TS 4-02. Penghamparan
Penghamparan yang dimaksud adalah pekerjaan penghamparan dan pemadatan timbunan tanah
yang dilaksanakan untuk terwujudnya konstruksi sementara bangunan kistdam, yang
memanfaatkan tanah hasil galian fondasi bangunan Sabo Dam, Consolidasi Dam, dan Channel Work.
Penghamparan tanah dilakukan dengan menggunakan Bulldozer setelah Excavator melakukan
galian tanah fondasi dan membuang hasil galian pada lokasi kistdam (item pekerjaan tanah).
Pekerjaan timbunan harus dilaksanakan sesuai dengan jalur, dimensi, elevasi dan kemiringan
timbunan yang ditetapkan dalam gambar kerja yang telah disepakati. Kecuali bila ada ketentuan lain,
Penyedia harus menambah timbunan tambahan (extra filling), lima persen (5%).
Penyedia wajib menyampaikan metoda kerja pekerjaan timbunan kepada Direksi termasuk semua
kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut untuk mendapatkan persetujuan
sebelum dilaksanakan.
Pengukuran dan Pembayaran pekerjaan penghamparan dan pemadatan tanah dibayar dalam satuan
per “meter kubik (M³)”, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh
untuk seluruh pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan
penghamparan dan pemadatan.
TS 4-03. Kistdam Pasir/Tanah
Kistdam Pasir/Tanah yang dimaksud adalah pekerjaan pengisian karung plastik dengan pasir dan
/atau tanah kemudian dipasang/disusun pada lereng timbunan tanah yang telah dibuat (point TS 2-
02).
Pengisian karung plastik dilakukan pada karung ukuran standar dengan pasir dan/atau tanah secara
padat, kemudian diikat kuat dengan tali untuk mencegah pasir dan/atau tanah tumpah Kembali
(yang kemudian kita namakan sandbag).
Pemasangan sandbag dilakukan dari kaki lereng timbunan (lapis pertama) secara horizontal,
kemudian disusul pemasangan lapis kedua dengan posisi saling tindih tidak dalam satu garis lurus
baik kesamping maupun keatas. Pemasangan/penyusunan ini dilakukan sampai puncak timbunan.
Penyedia wajib menyampaikan metoda kerja pekerjaan timbunan kepada Direksi termasuk semua
kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut untuk mendapatkan persetujuan
sebelum dilaksanakan.
Pengukuran pekerjaan kistdam didasarkan pada biaya per buah, dasar pembayaran ditentukan
sebagaimana di atas, dibayarkan dengan satuan “buah” sesuai dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

TS 4-04. Pengeringan dengan pompa air diesel 10 kW (7 jam, 25 hari, 3 bulan)


Pengeringan dengan pompa air diesel 10 kW (7 jam, 25 hari, 3 bulan) yang dimaksud adalah
membuang air yang ada pada area konstruksi fondasi bangunan sehingga lokasi pondasi bebas air
atau kering selama konstruksi dengan menggunakan pompa air diesel minimum 10 kW.
Penyedia jasa harus mendesain sistem pengeringan sementara dan harus menyediakan, memasang,
memelihara dan mengoperasikan semua pompa, perpipaan dan peralatan lainnya dan struktur
sementara yang diperlukan untuk pengeringan dan mempertahankan berbagai bagian dari
pekerjaan yang bebas dari air selama konstruksi, dan sebagaimana disyaratkan, untuk inspeksi dan
keamanan.
Pengeringan dengan pemompaan dilakukan dengan cara mencegah hilangnya material halus dasar
pondasi, dan menjaga stabilitas lereng dan dasar galian yang digali.
Penyedia jasa harus memelihara dan membersihkan secara teratur semua peralatan dan aksesori
pengurasan air selama pelaksanaan konstruksi struktur terkait.
Waktu pekerjaan pengeringan dilaksanakan selama kurang-lebih 3 bulan atau selama pekerjaan
pengeringan masih diperlukan. Apabila ada penambahan biaya pengeringan merupakan tanggung
jawab Penyedia Jasa.
Pompa pengeringan tidak boleh dipindahkan dan standar operasinya tidak boleh diubah tanpa
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi.
Penyedia wajib menyampaikan metoda kerja pekerjaan pengeringan kepada Direksi termasuk semua
kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut untuk mendapatkan persetujuan
sebelum dilaksanakan.
Penyedia jasa bertanggung jawab penuh atas segala kerusakan atau keterlambatan pekerjaan yang
disebabkan oleh kegagalan pengalihan dan pekerjaan pelindung dan/atau instalasi pengeringan
yang dibangun oleh Penyedia jasa dan akan memberi ganti rugi kepada Pengguna Jasa terhadap klaim
oleh Penyedia jasa lain yang dipekerjakan oleh Pengguna Jasa di lokasi pekerjaan atau oleh pemilik
tanah atau orang lain, yang timbul dari kegagalan tersebut.
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan pengeringan ini dibayar dalam satuan per “jam” dari
pengoperasian pompa diesel, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh
untuk seluruh pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan
pengecoran pondasi beton.

TS 4-05. Mengeruk Tanah biasa kedalaman > 0 – 2 m


Mengeruk tanah biasa kedalaman > 0-2m yang dimaksud adalah pengerukan tanah untuk
membongkar kisdam setelah tidak digunakan.
Setelah pekerjaan selesai semua pengalihan dan pekerjaan pelindung harus dibongkar dan
dipindahkan atau diratakan, agar dalam segala hal tidak mengganggu operasi atau manfaat hasil.
Pekerjaan Pengerukan tanah dilakukan dengan menggunakan Excavator Standar.
Pengukuran dan Pembayaran pekerjaan mengeruk tanah dibayar dalam satuan per “meter kubik”,
dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan
yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan mengeruk tanah.

TS 4-06. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan Pembayaran kepada Penyedia jasa untuk Pekerjaan Kistdam dan Dewatering akan
dilakukan dengan satuan pembayaran seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga
dengan cara sebagai berikut:

Satuan
No. Item Item Pembayaran
Pembayaran
V DRAINAGE CHANNEL - SUNGAI PALU
V.1.a Pasang 1 buah kistdam sand bag ukuran 43 x 65 cm Buah
V.1.b Pasang kerangka kayu untuk 1 m³ kistdam ukuran 43 x 65 cm M³
V.1.c Pengeringan (7 jam, 25 hari, 2 bulan) Jam
V.1.d Membongkar kistdam M³
VI CONSOLIDATION DAM 1 - SUNGAI KAWATUNA
VI.1.a Penghamparan M³
VI.1.b Pasang sand bag di dua sisi timbunan Buah
VI.1.c Pengeringan (7 jam, 25 hari, 3 bulan) Jam
VI.1.d Mengeruk tanah biasa (bongkar kist dam) M³
VII CONSOLIDATION DAM 2 - SUNGAI KAWATUNA
VII.1.a Penghamparan M³
VII.1.b Pasang sand bag di dua sisi timbunan Buah
VII.1.c Pengeringan (7 jam, 25 hari, 3 bulan) Jam
VII.1.d Mengeruk tanah biasa (bongkar kist dam) M³
VIII REVETMENT WORK - SUNGAI KAWATUNA
VIII.1.a Penghamparan M³
VIII.1.b Pasang sand bag di dua sisi timbunan Buah
VIII.1.c Pengeringan (7 jam, 25 hari, 3 bulan) Jam
VIII.1.d Mengeruk tanah biasa (bongkar kist dam) M³
IX GROUNDSIL - SUNGAI KAWATUNA
IX.1.a Penghamparan M³
IX.1.b Pasang sand bag di dua sisi timbunan Buah
IX.1.c Pengeringan (7 jam, 25 hari, 3 bulan) Jam
IX.1.d Mengeruk tanah biasa (bongkar kist dam) M³
X CONSOLIDATION DAM 1 - SUNGAI NGIA
X.1.a Penghamparan M³
X.1.b Pasang sand bag di dua sisi timbunan Buah
X.1.c Pengeringan (7 jam, 25 hari, 3 bulan) Jam
X.1.d Mengeruk tanah biasa (bongkar kist dam) M³
XI REVETMENT WORK - SUNGAI NGIA
XI.1.a Penghamparan M³
XI.1.b Pasang sand bag di dua sisi timbunan Buah
XI.1.c Pengeringan (7 jam, 25 hari, 3 bulan) Jam
XI.1.d Mengeruk tanah biasa (bongkar kist dam) M³
XII GROUNDSILL 1 (TYPE 1) - SUNGAI NGIA
XII.1.a Penghamparan M³
XII.1.b Pasang sand bag di dua sisi timbunan Buah
XII.1.c Pengeringan (7 jam, 25 hari, 3 bulan) Jam
XII.1.d Mengeruk tanah biasa (bongkar kist dam) M³
XIII GROUNDSILL 2 (TYPE 1) - SUNGAI NGIA
XIII.1.a Penghamparan M³
XIII.1.b Pasang sand bag di dua sisi timbunan Buah
XIII.1.c Pengeringan (7 jam, 25 hari, 3 bulan) Jam
XIII.1.d Mengeruk tanah biasa (bongkar kist dam) M³

Harga satuan sudah termasuk semua biaya tenaga kerja, peralatan, bahan dan kompensasi lainnya
sesuai dengan ketentuan persyaratan Klausul ini
BAGIAN 5 : PEKERJAAN TANAH

TS. 5-01 Galian dan Pengangkutan


1. Umum
a. Pekerjaan galian dalam pekerjaan ini adalah “Galian Struktur dengan Mesin” (Structure
Excavation by Machinery), diartikan sebagai semua jenis galian untuk bangunan pekerjaan
permanen baik di alur sungai maupun di tebing sungai dengan menggunakan peralatan
bermesin, untuk pondasi bangunan maupun normalisasi sungai, termasuk pekerjaan
mengangkut tanah hasil galian ke tempat yang ditentukan, baik untuk dibuang maupun
digunakan untuk bahan timbunan. Pekerjaan galian ini terdiri dari 2 jenis galian yaitu:

a.1. “Galian tanah biasa atau tanah liat berpasir kedalaman >2 – 4 m” , diartikan sebagai
semua jenis galian tanah biasa/tanah liat berpasir kedalaman >2 – 4 m untuk
bangunan pekerjaan permanen baik di alur sungai maupun di tebing sungai dengan
menggunakan peralatan bermesin, untuk pondasi bangunan maupun normalisasi
sungai, termasuk pekerjaan mengangkut tanah hasil galian ke tempat yang
ditentukan, baik untuk dibuang maupun digunakan untuk bahan timbunan.

a.2. “Galian batu Ø > 0.25 cm s/d boulder dengan Excavator + RDB dan dimuat ke DT”,
diartikan sebagai galian batu Ø > 0,25 cm s/d boulder untuk bangunan pekerjaan
permanen baik di alur sungai maupun di tebing sungai dengan menggunakan
peralatan bermesin, untuk pondasi bangunan maupun normalisasi sungai, termasuk
pekerjaan mengangkut hasil galian ke tempat yang ditentukan, baik untuk dibuang
maupun digunakan untuk bahan timbunan.

b. Penyedia jasa harus melakukan pekerjaan galian, dan mendapatkan bahan konstruksi dari
galian yang dibutuhkan, sesuai dengan proposal yang diajukan oleh Penyedia jasa dalam
tender dan disetujui oleh Pengguna jasa dalam surat Penunjukan (Notice to Proceed) atau
modifikasi yang dibuat dari waktu ke waktu dan disetujui Direksi.
c. Pemenuhan syarat tanah hasil galian untuk digunakan dalam pekerjaan akan ditetapkan
oleh Direksi.
d. Setiap dan semua penggalian berlebih yang dilakukan oleh Penyedia jasa untuk tujuan atau
alasan apapun, kecuali diperintahkan oleh Direksi, baik disengaja maupun tidak, seluruh
biaya yang timbul dibebankan kepada Penyedia jasa. Semua penggalian yang berlebihan
harus ditimbun kembali dengan material yang disetujui atau menggunakan beton sesuai
petunjuk Direksi, biaya pengadaan dan penempatan timbunan dibebankan dan ditanggung
Penyedia jasa. Direksi dapat menyetujui langkah-langkah alternatif ysng diajukan untuk
timbunan kembali dan biaya yang diperlukan untuk pelaksanaannya ditanggung oleh
Penyedia jasa.
e. Jalur transportasi material sebagaimana ditunjukkan pada gambar harus dipelihara supaya
tetap bisa dilewati kendaraan.

2. Penampang Galian

a. Penggalian harus dilakukan menurut garis, elevasi dan dimensi yang ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai perintah Direksi.
b. Selama pelaksanaan pekerjaan galian, Direksi dapat memerintahkan kemiringan atau
dimensi galian yang berbeda dari apa yang ditunjukkan pada gambar. Penyedia jasa tidak
berhak mendapatkan tambahan biaya dari harga kontrak pekerjaan galian sebagaimana
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga akibat variasi kemiringan dan dimensi tersebut
dengan ketentuan bahwa, jika perubahan tersebut dilakukan setelah penggalian
dilaksanakan sesuai dengan kemiringan dan dimensi yang disyaratkan.
c. Penggalian yang dilakukan atas kehendak dan kepentingan Penyedia jasa guna menjamin
dan memelihara akses ke lokasi pekerjaan, untuk pembuangan material galian atau untuk
tujuan lain, haruslah dilakukan dalam batas-batas yang disetujui dan pembiayaannya
dibebankan kepada Penyedia jasa.

3. Inspeksi Pekerjaan Galian Selesai

a. Apabila penggalian telah selesai sesuai garis penampang yang ditunjukkan pada gambar atau
disetujui, haruslah diberitahukan kepada Direksi untuk dilakukan pemeriksaan pekerjaan
galian selesai. Galian tidak boleh diisi atau ditutup dengan beton atau batu bulat sampai
pemeriksaan selesai dan Penyedia jasa diijinkan untuk melanjutkan pekerjaan.
b. Sebelum penempatan beton, batu atau bahan lainnya, Penyedia jasa harus membersihkan
permukaan tanah pondasi untuk dilakukan inspeksi pada tempat dan waktu yang disepakati
bersama.
c. Direksi dapat menetapkan untuk dilakukan pembersihan pada setiap tahap galian pondasi
untuk melihat kalau ada material yang tidak memenuhi syarat atau tidak cocok dilapisan
tanah pondasi bangunan. Biaya pembersihan tersebut dianggap sudah termasuk dalam harga
satuan yang ditawarkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk berbagai item galian.

4. Pembuangan Hasil Galian

a. Sejauh memenuhi persyaratan, Direksi dapat menetapkan semua material hasil galian harus
digunakan dalam konstruksi permanen sebagaimana disyaratkan dalam Spesifikasi ini,
seperti untuk tanggul atau timbunan. Pengangkutan material hasil galian baik itu galian
tanah biasa maupun galian batu terdiri dari 2 jenis pengangkutan yang tergantung dari jarak
pengangkutannya yaitu:
a.1. Pengangkutan menggunakan DT (Dump Truck) dengan jarak angkut 1 km., artinya
adalah DT angkut material hasil galian sejauh 0 km ≥ I km.

a. 2. Pengangkutan menggunakan DT (Dump Truck) dengan jarak angkut 5 km., artinya


adalah DT angkut material hasil galian sejauh 1 km ≥ 5 km.

b. Jika memungkinkan, bahan galian yang memenuhi syarat untuk tanggul atau timbunan
digali terpisah dari bahan galian yang akan dibuang. Bahan-bahan yang memenuhi syarat
dimuat terpisah saat penggalian dan ditempatkan di lokasi akhir yang sudah ditetapkan
langsung dari penggallian, atau dapat ditimbun ditempat penampungan sementara sebelum
ditempatkan di lokasi akhir, sebagaimana disetujui Direksi.
c. Bahan galian yang cocok untuk timbunan atau urugan kembali setelah pengeringan karena
masih terlalu basah untuk dipadatkan, haruslah ditempatkan di penimbunan sementara yang
disetujui oleh Direksi, sampai kadar air berkurang secukupnya sampai memungkinkan
untuk ditempatkan di lokasi timbunan atau urugan kembali.
d. Bahan galian yang tidak cocok untuk atau melebihi kebutuhan konstruksi permanen
haruslah dibuang. Namun, bahan hasil galian yang melebihi kebutuhan kontrak ini mungkin
diperlukan untuk kontrak terkait lainnya. Pembuangan semua bahan galian yang tidak
terpakai harus atas persetujuan Direksi. Setiap kelebihan bahan yang cocok dan akan
digunakan untuk kontrak terkait lainnya harus ditempatkan di lokasi penimbunan yang
ditunjuk sebagaimana ditetapkan Direksi.
e. Lokasi pembuangan tanah harus dipilih di tempat yang tidak akan mengganggu aliran sungai
alami. Galian tidak boleh mengganggu aksesibilitas operasional bangunan atau mengganggu
pemandangan dan daya tarik wisata ketika pekerjaan yang telah selesai. Lokasi pembuangan
bahan limbah dari hasil penggalian harus seperti yang diarahkan atau disetujui Direksi.
f. Penyedia jasa harus meratakan permukaan dari semua bahan yang ditempatkan di area
pembuangan dan timbunan serta membangun saluran drainase permanen dan pekerjaan
pengamanan lainnya, secukupnya untuk memastikan bahwa aliran permukaan tidak akan
mengkikis permukaan timbunan di area pembuangan atau bahan yang ditempatkan disana.
g. Setidaknya dua puluh delapan (28) hari sebelum membuang material diarea manapun,
Penyedia jasa harus menyerahkan, untuk persetujuan, detail proposal untuk pembuangan
material di area tersebut dan perlindungan material ini dari erosi.
h. Total harga pengangkutan dan pembuangan bahan yang dibuang dalam penggalian,
termasuk menimbun bahan secara terpisah untuk digunakan sebagai bahan timbunan,
bahan timbunan kembali atau jalan, atau bahan yang diperlukan untuk kontrak terkait
dimasa depan harus sudah termasuk dalam harga penawaran untuk berbagai item pekerjaan
galian yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
i. Sebelum memulai maupun setelah penggalian selesai, Penyedia jasa harus melakukan survei
pengukuran untuk menetapkan dimensi dan ketinggian permukaan asli (awal) dan akhir.
j. Tidak kurang dari tujuh (7) hari sebelum memulai survei pengukuran, Penyedia jasa harus
mengajukan untuk mendapatkan persetujuan, rencana yang menunjukkan usulan tata letak,
garis acuan, penampang melintang dan metode survei.
k. Titik dan garis acuan ditetapkan di permukaan tanah dan terikat dengan titik benchmark.
Direksi harus diberi tahu setidaknya dua puluh empat (24) jam sebelum mulai penetapan.
Catatan lapangan asli pengaturan garis acuan ini diserahkan, bersama-sama dengan catatan
tentang pengamatan kuantitas yang sebenarnya.

5. Penampang Galian
a. Penggalian harus dilakukan menurut garis, elevasi dan dimensi yang ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai perintah Direksi.
b. Selama pelaksanaan pekerjaan galian, Direksi dapat memerintahkan kemiringan atau
dimensi galian yang berbeda dari apa yang ditunjukkan pada gambar. Penyedia jasa tidak
berhak mendapatkan tambahan biaya dari harga kontrak pekerjaan galian sebagaimana
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga akibat variasi kemiringan dan dimensi tersebut
dengan ketentuan bahwa, jika perubahan tersebut dilakukan setelah penggalian
dilaksanakan sesuai dengan kemiringan dan dimensi yang disyaratkan.
c. Penggalian yang dilakukan atas kehendak dan kepentingan Penyedia jasa guna menjamin
dan memelihara akses ke lokasi pekerjaan, untuk pembuangan material galian atau untuk
tujuan lain, haruslah dilakukan dalam batas-batas yang disetujui dan pembiayaannya
dibebankan kepada Penyedia jasa.

6. Inspeksi Pekerjaan Galian Selesai

a. Apabila penggalian telah selesai sesuai garis penampang yang ditunjukkan pada gambar atau
disetujui, haruslah diberitahukan kepada Direksi untuk dilakukan pemeriksaan pekerjaan
galian selesai. Galian tidak boleh diisi atau ditutup dengan beton atau batu bulat sampai
pemeriksaan selesai dan Penyedia jasa diijinkan untuk melanjutkan pekerjaan.
b. Sebelum penempatan beton, batu atau bahan lainnya, Penyedia jasa harus membersihkan
permukaan tanah pondasi untuk dilakukan inspeksi pada tempat dan waktu yang disepakati
bersama.
c. Direksi dapat menetapkan untuk dilakukan pembersihan pada setiap tahap galian pondasi
untuk melihat kalau ada material yang tidak memenuhi syarat atau tidak cocok dilapisan
tanah pondasi bangunan. Biaya pembersihan tersebut dianggap sudah termasuk dalam harga
satuan yang ditawarkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk berbagai item galian.

7. Pembuangan Hasil Galian


a. Sejauh memenuhi persyaratan, Direksi dapat menetapkan semua material hasil galian harus
digunakan dalam konstruksi permanen sebagaimana disyaratkan dalam Spesifikasi ini,
seperti untuk tanggul atau timbunan.
b. Jika memungkinkan, bahan galian yang memenuhi syarat untuk tanggul atau timbunan
digali terpisah dari bahan galian yang akan dibuang. Bahan-bahan yang memenuhi syarat
dimuat terpisah saat penggalian dan ditempatkan di lokasi akhir yang sudah ditetapkan
langsung dari penggalian, atau dapat ditimbun ditempat penampungan sementara sebelum
ditempatkan di lokasi akhir, sebagaimana disetujui Direksi.
c. Bahan galian yang cocok untuk timbunan atau urugan kembali setelah pengeringan karena
masih terlalu basah untuk dipadatkan, haruslah ditempatkan di penimbunan sementara yang
disetujui oleh Direksi, sampai kadar air berkurang secukupnya sampai memungkinkan
untuk ditempatkan di lokasi timbunan atau urugan kembali.
d. Bahan galian yang tidak cocok untuk atau melebihi kebutuhan konstruksi permanen
haruslah dibuang. Namun, bahan hasil galian yang melebihi kebutuhan kontrak ini mungkin
diperlukan untuk kontrak terkait lainnya. Pembuangan semua bahan galian yang tidak
terpakai harus atas persetujuan Direksi. Setiap kelebihan bahan yang cocok dan akan
digunakan untuk kontrak terkait lainnya harus ditempatkan di lokasi penimbunan yang
ditunjuk sebagaimana ditetapkan Direksi.
e. Lokasi pembuangan tanah harus dipilih di tempat yang tidak akan mengganggu aliran sungai
alami. Galian tidak boleh mengganggu aksesibilitas operasional bangunan atau mengganggu
pemandangan dan daya tarik wisata ketika pekerjaan yang telah selesai. Lokasi pembuangan
bahan limbah dari hasil penggalian harus seperti yang diarahkan atau disetujui Direksi.
f. Penyedia jasa harus meratakan permukaan dari semua bahan yang ditempatkan di area
pembuangan daan timbunan serta membangun saluran drainase permanen dan pekerjaan
pengamanan lainnya, secukupnya untuk memastikan bahwa aliran permukaan tidak akan
mengkikis permukaan timbunan di area pembuangan atau bahan yang ditempatkan disana.
g. Setidaknya dua puluh delapan (28) hari sebelum membuang material diarea manapun,
Penyedia jasa harus menyerahkan, untuk persetujuan, detail proposal untuk pembuangan
material di area tersebut dan perlindungan material ini dari erosi.
h. Total harga pengangkutan dan pembuangan bahan yang dibuang dalam penggalian,
termasuk menimbun bahan secara terpisah untuk digunakan sebagai bahan timbunan,
bahan timbunan kembali atau jalan, atau bahan yang diperlukan untuk kontrak terkait
dimasa depan harus sudah termasuk dalam harga penawaran untuk berbagai item pekerjaan
pengangkutan yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
i. Sebelum memulai maupun setelah penggalian selesai, Penyedia jasa harus melakukan survei
pengukuran untuk menetapkan dimensi dan ketinggian permukaan asli (awal) dan akhir.
j. Tidak kurang dari tujuh (7) hari sebelum memulai survei pengukuran, Penyedia jasa harus
mengajukan untuk mendapatkan persetujuan, rencana yang menunjukkan usulan tata letak,
garis acuan, penampang melintang dan metode survei.
k. Titik dan garis acuan ditetapkan di permukaan tanah dan terikat dengan titik benchmark.
Direksi harus diberi tahu setidaknya dua puluh empat (24) jam sebelum mulai penetapan.
Catatan lapangan asli pengaturan garis acuan ini diserahkan, bersama-sama dengan catatan
tentang pengamatan kuantitas yang sebenarnya.

8. Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan Galian dan Pengangkutan dilakukan terhadap
volume material tanah yang digali menurut garis, elevasi dan dimensi sebagaimana
ditunjukkan pada gambar atau ditetapkan oleh Direksi dan dilakukan di hadapan Direksi.
Penyedia jasa harus memberi tahu Direksi setidaknya dua puluh empat (24) jam sebelum
melakukan pengukuran tersebut.
b. Pembayaran untuk berbagai item Galian dan Pengangkutan dilakukan untuk volume galian
yang diukur diatas dengan harga satuan per meter kubik (M³) sebagaimana tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dengan cara sebagai berikut;

Satuan
No. Item Item Pembayaran
Pembayaran
COSTAL DIKE (CONCRETE SHEET PILE DOUBLE – WALL)-SUNGAI
III
PALU
Dredging/Galian dasar sungai dengan excavator + ponton 1 dan M³
III.1.a
diangkut dengan ponton 2
III.1.b Angkutan tanah biasa menggunakan DT untuk jarak 5 Km M³
RIVER DIKE (EMBANKMENT WITH CO SHEET PILE / CO RETAINING
IV
WALL)-SUNGAI PALU
Dredging/Galian dasar sungai dengan excavator + ponton 1 dan M³
IV.2.a
diangkut dengan ponton 2
Galian tanah 0 -2 m dengan excavator dimasukan/diangkut dengan
IV.2.b M³
ponton
IV.2.c Angkutan tanah biasa menggunakan DT untuk jarak 5 Km M³
V DRAINAGE CHANNEL – SUNGAI PALU
V.2.h Galian tanah 0 s.d. 2 m' pakai Excavator Standar M³
V.3.d Galian tanah 0 s.d. 2 m' pakai Excavator Standar M³
VI CONSOLIDATION DAM 1 - SUNGAI KAWATUNA
VI.2.a Menggali saluran tanah biasa kedalaman >2-4m dengan alat berat M³
VI.2.b Angkutan tanah biasa menggunakan DT untuk jarak 1 Km M³
VI.2.c Angkutan tanah biasa menggunakan DT untuk jarak 5 Km M³
VII CONSOLIDATION DAM 2 - SUNGAI KAWATUNA
VII.2.a Menggali saluran tanah biasa kedalaman >2-4m dengan alat berat M³
VII.2.b Angkutan tanah biasa menggunakan DT untuk jarak 1 Km M³
VII.2.c Angkutan tanah biasa menggunakan DT untuk jarak 5 Km M³
VIII REVETMENT WORK - SUNGAI KAWATUNA
VIII.2.a Menggali saluran tanah bias kedalaman >2-4m dengan alat berat M³
VIII.2.b Angkutan tanah biasa menggunakan DT untuk jarak 1 Km M³
VIII.2.c Angkutan tanah biasa menggunakan DT untuk jarak 5 Km M³
IX GROUNDSIL - SUNGAI KAWATUNA
IX.2.a Menggali saluran tanah biasa kedalaman >2-4m dengan alat berat M³
IX.2.b Angkutan tanah biasa menggunakan DT untuk jarak 1 Km M³
IX.2.c Angkutan tanah biasa menggunakan DT untuk jarak 5 Km M³
X CONSOLIDATION DAM 1 - SUNGAI NGIA
X.2.a Menggali saluran tanah biasa kedalaman >2-4m dengan alat berat M³
X.2.b Angkutan tanah biasa menggunakan DT untuk jarak 1 Km M³
X.2.c Angkutan tanah biasa menggunakan DT untuk jarak 5 Km M³
XI REVETMENT WORK - SUNGAI NGIA
XI.2.a Menggali saluran tanah biasa kedalaman >2-4m dengan alat berat M³
XI.2.b Angkutan tanah biasa menggunakan DT untuk jarak 1 Km M³
XI.2.c Angkutan tanah biasa menggunakan DT untuk jarak 5 Km M³
XII GROUNDSILL 1 (TYPE 1) - SUNGAI NGIA
XI.2.a Menggali saluran tanah biasa kedalaman >2-4m dengan alat berat M³
XI.2.b Angkutan tanah biasa menggunakan DT untuk jarak 1 Km M³
XI.2.c Angkutan tanah biasa menggunakan DT untuk jarak 5 Km M³
XIII GROUNDSILL 2 (TYPE 1) - SUNGAI NGIA
XIII.2.a Menggali saluran tanah biasa kedalaman >2-4m dengan alat berat M³
XIII.2.b Angkutan tanah biasa menggunakan DT untuk jarak 1 Km M³
XIII.2.c Angkutan tanah biasa menggunakan DT untuk jarak 5 Km M³

Harga satuan sudah termasuk semua biaya tenaga kerja, peralatan, bahan dan kompensasi
lainnya sesuai dengan ketentuan persyaratan Klausul ini.

TS. 5-02 Penghamparan dan Pemadatan


1. Umum

a. Pekerjaan penghamparan dan pemadatan adalah semua pekerjaan timbunan yang


dilaksanakan untuk terwujudnya konstruksi permanen dengan menggunakan material hasil
galian setempat atau dari borrow area.
b. Lokasi penimbunan; penanganan dan pengangkutan material timbunan dari hasil galian
setempat atau dari borrow area, mengeringkan dan membasahi material timbunan untuk
memperbaiki karakteristik tanah; menempatkan, meratakan, memadatkan, dan membentuk
timbunan menurut garis, elevasi, dan dimensi seperti yang ditunjukkan pada gambar atau
ditetapkan oleh Direksi; dan pengujian dan pengendalian operasi timbunan untuk menjamin
daya tahan dan stabilitas yang tinggi, dan permeabilitas timbunan yang rendah.
c. Penyedia jasa harus menyediakan semua pekerja, peralatan dan bahan untuk pelaksanaan
pekerjaan timbunan dengan cara yang aman dan cekatan, seperti yang ditetapkan
dispesifikasi ini dan sebagaimana diarahkan oleh Direksi.

2. Bahan Timbunan
a. Persyaratan umum material tanah dari hasil galian maupun dari borrow area harus
memenuhi syarat untuk bahan timbunan, sebagaimana diuraikan dibawah ini, menjadi
pedoman Direksi dalam melakukan penilaian dan untuk membuat persetujuan atau
penolakan. Direksi akan meninjau kembali Pedoman ini sebelum pekerjaa timbunan dimulai
berdasarkan hasil explorasi tanah dan percobaan timbunan.
a.1 Tanah, bahan timbunan, harus bergradasi baik sehingga kurva akumulatif ukuran
butirnya akan jatuh dalam kisaran yang ditentukan oleh rumus berikut :
P (%) = (d/d max)n x 100, dimana :

P : Presentase berat partikel tanah (%) n : 0,25 untuk batas bawah


d : Ukuran butir (mm) N : 0,35 untuk batas atas
d max : Ukuran butir maximum bahan (mm)

a.2 Tanah bahan timbunan bergradasi halus dengan ukuran kurang dari 0,075 mm harus
lebih dari 15% tetapi kurang dari 50% dalam berat.
a.3 Gumpalan tanah harus berukuran kurang dari 15 cm.
a.4 Tidak boleh mengandung tanah organik.
a.5 Kadar air alami bahan timbunan disesuaikan agar kadar air hamparan tanah untuk
pemadatan berada pada kisaran yang diijinkan.
b. Jika menurut penilaian Direksi, gradasi tanah tidak memenuhi syarat untuk timbunan,
Penyedia jasa harus mencampur dengan baik tanah tersebut dengan tanah lain yang disetujui
Direksi untuk memperbaiki gradasi, di tempat penyimpanan atau lokasi timbunan dengan
menggunakan peralatan lain yang disetujui.
c. Sebelum memulai pelaksanaan pencampuran, Penyedia jasa harus menyerahkan kepada
Direksi untuk mendapat persetujuan, rencana pencampuran yang memuat metode
pencampuran, sumber bahan pencampuran, target kurva gradasi, dan informasi lainnya
tentang pelaksanaan pencampuran. Pencampuran harus dilakukan dengan cara agar
campuran tanah timbunan, bilamana dihampar dan dipadatkan akan menjamin tingkat
kepadatan dan stabilitas yang terbaik.
d. Penyedia jasa bertanggung jawab untuk mengendalikan kadar air tanah timbunan di tempat
penyimpanan serta lokasi timbunan. Tanah jenuh atau hampir jenuh harus dikeringkan
dengan baik melalui pembuatan parit yang dilengkapi pompa atau peralatan dewatering
lainnya untuk mengurangi kadar air alami untuk pemadatan.
e. Jika diperlukan, tambahan air dilakukan pada hamparan bahan timbunan. Tambahan air
harus diberikan dengan sprinkler atau metode lain yang disetujui, jika bahan timbunan
dalam kondisi kering.
3. Acuan Normatif

 SNI 03-1742-1989 Metode Pengujian Kepadatan Ringan untuk tanah


 SNI 03-1743-1989 Metode Pengujian Kepadatan Berat untuk tanah
 SNI 03-1966-1989 Metode Pengujian Batas plastis
 SNI 03-1965-1990 Metode Pengujian kadar air tanah
 SNI 03-1967-1990 Metode Pengujian batas cair dengan alat Casagrande
 SNI 03-1976-1990 Metode Koreksi untuk pengujian Pemadatan Tanah yang
mengandung butir kasar
 SNI 03-2636-1992 Tatacara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Tanah untuk
Bangunan Sederhana
 SNI 03-2832-1992 Metode Pengujian untuk mendapatkan kepadatan tanah
maksimum
 SNI 03-2828-1992 Metode Pengujian tkepadatan lapangan dengan alat Konus Pasir
 SNI 03-3422-1994 Metode Pengujian tanah Batas susut tanah
 SNI 03-3423-1994 Metode Pengujian Analisis ukuran butir tanah dengan Alat
Hidrometer
 SNI 03-3637-1994 Metode Pengujian Berat isi tanah berbutir halus dengan cetakan
benda uji
4. Percobaan Timbunan
a. Sebelum memulai pekerjaan timbunan, Penyedia jasa harus melakukan percobaan timbunan
dan pengujian untuk mendemonstrasikan kinerja peralatan kepada Direksi dan untuk
menentukan efektivitas metode pelaksanaan yang diusulkan terutama pencampuran,
penempatan, penyebaran, dan pemadatan.
b. Semua temuan yang diperoleh dari percobaan- percobaan timbunan dan pengujian menjadi
umpan balik untuk menetapkan kriteria yang diinginkan untuk pengendalian kualitas
(quality control) pekerjaan timbunan. Penyedia jasa harus berkonsultasi dengan Direksi
dalam pengujian dan penyesuaian sampai kriteria yang dapat diterima ditetapkan.
c. Penyedia jasa harus menyerahkan kepada Direksi, untuk mendapat persetujuan, rencana
percobaan timbunan termasuk lokasi dan tempat timbunan, jenis dan jumlah peralatan, cara
pencampuran, penghamparan perataan dan pemadatan, jenis dan kualitas pengujian, dan
informasi lainnya terkait percobaan timbunan.
d. Uji coba timbunan harus dilakukan mensimulasikan kondisi normal pelaksanaan konstruksi
dengan menggunakan semua peralatan dan metode yang diusulkan untuk pencampuran,
penghamparan, perataan dan pemadatan tanah timbunan.
e. Kedalaman penghamparan uji coba timbunan tidak boleh lebih dari 30 cm setelah
dipadatkan. Lapisan uji coba harus memiliki kemiringan 4% (empat persen) atau lebih untuk
drainase dan permukaan horizontal dalam arah memanjang. Jumlah lintasan harus dicoba
lebih dari empat (4) kasus untuk membangun hubungan antara jumlah lintasan dan tingkat
pemadatan.

f. Beberapa jenis bahan tanah timbunan harus mencakup dan mewakili karakteristik tanah dari
seluruh bagian bahan timbunan harus diuji. Jika bahan timbunan yang jelas berbeda
digunakan untuk bagian dari timbunan, bahan tersebut harus diuji kembali dengan cara
yang sama.
g. Semua tanah timbunan harus dikondisikan sebelumnya dan diuji sesuai dengan ayat 2 (dua)
Klausul ini. Penyedia jasa harus melaksanakan, tetapi tidak terbatas pada, pengujian berikut
selama percobaan:
g.1 Pengukuran penurunan lapisan tanah dan memeriksa laminasi didalam lapisan.
Penurunan lapisan tanah timbunan harus diukur setelah pemadatan.
g.2 Pengukuran kerapatan (insitu) dan kadar air setempat, sesuai dengan ayat 8 (delapan)
Klausul ini.
h. Penyedia jasa harus meneliti hasil percobaan timbunan dan menyerahkannya kepada Direksi
untuk merndapat persetujuan, meliputi usulan metode dan cara pelaksanaan timbunan yang
mencakup ketebalan hamparan, jumlah lintasan, jenis peralatan, kombinasi peralatan dan
informasi lainnya yang diperlukan untuk menetapkan kriteria pelaksanaan penimbunan.
Jika belum dapat menghasilkan metode yang dapat diterima, Penyedia jasa harus mengulangi
percobaan penimbunan jika diperlukan oleh Direksi.

5. Penyiapan Pondasi
a. Sebelum menghampar lapisan pertama timbunan tanah, area pondasi timbunan haruslah
dibersihkan, dan dikupas untuk menjamin tidak ada kotoran atau bahan organic yang akan
mengurangi kwalitas atau kekuatan tanah timbunan.
b. Jika kemiringan permukaan lapisan pondasi lebih curam dari 4 (horizontal) ke 1 (vertikal),
dibentuk bertangga dengan tinggi tidak kurang dari 0,5 meter dan lebar tidak kurang dari
1,0 meter, harus digali ke dalam pondasi untuk mendapatkan ikatan dengan material
timbunan. Permukaan bertangga ini harus dibasahi atau dikeringkan dan dipadatkan yang
selanjutnya tanah timbunan diletakkan diatasnya.
c. Tanah lunak dan lepas disetiap bidang pondasi tanggul harus dibuang sejauh dan kedalaman
sebagaimana disetujui Direksi dan kemudian diganti dengan tanah timbunan yang disetujui
dan dipadatkan.

6. Material untuk bahan timbunan


a. Bahan yang memenuhi syarat untuk timbunan harus digali secara terpisah dengan bahan
yang akan dibuang, dan tanah yang sesuai harus dipisahkan selama pelaksanaan penggalian.
Hasil galian yang tidak memenuhi syarat haruslah diangkut ke lokasi pembuangan atau spoil
bank yang ditunjuk atau tempat penimbunan sementara yang disetujui.
b. Sebagaimana ditentukan dalam ayat 2 (dua) TS 3.02, bahan yang cocok untuk timbuanan
tetapi terlalu basah untuk dipadatkan harus segera ditempatkan di lokasi penyimpadan
sementara dan diangin-anginkan sampai kadar air berkurang secukupnya sampai
memungkinkan dilaksanakan penimbunan. Bahan timbunan yang membutuhkan proses
pencampuran juga harus ditempatkan di tempat penyimpanan jika pelaksanaan
pencampuran dijadwalkan di tempat penyimpanan tersebut.
c. Pengangkutan bahan galian ke lokasi timbunan, ke tempat penimbunan sementara atau ke
spoil bank harus dilakukan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan tanah. Penyedia jasa
harus mengangkut hasil yang digali melalui rute yang disetujui Direksi.

7. Penghamparan dan Pemadatan


a. Penghamparan dan pemadatan bahan timbunan dilaksanakan sesuai dengan kriteria
pelaksanaan timbunan yang ditetapkan dan disetujui melalui percobaan timbunan.
b. Bahan timbunan harus ditempatkan dan dihampar sehingga tidak satupun lapisan yang
melebihi 30 cm setelah dipadatkan dan, jika perlu, dicampur secukupnya dengan cara yang
disetujui sebagaimana diatur dalam ayat 2 (dua) dari TS3.02.
c. Bahan timbunan harus dikeringkan atau dibasahi untuk memenuhi kadar air yang tepat
dalam kisaran yang diijinkan melalui uji kepadatan. Peralatan untuk penempatan,
penyebaran dan pemadatan harus sebagaimana ditentukan dalam metode yang disetujui
berdasarkan hasil percobaan timbunan. Tidak diperbolehkan menggunakan peralatan tanpa
persetujuan Direksi.
d. Penempatan, penyebaran dan pemadatan setiap lapisan timbunan harus dilakukan menerus
tanpa penundaan. Namun, jika pekerjaan terputus, seluruh area dari lapisan terakhir harus
dibasahi dengan baik dan permukaan harus digaruk dengan alat yang ditentukan untuk
memastikan ikatan yang cukup dengan lapisan berikutnya yang ditempatkan diatasnya.
e. Tingkat kepadatan ditetapkan dalam ayat 9 (sembilan) Klausul TS.3.02 ini. Jika ada lapisan
yang gagal memenuhi tingkat kepadatan tyang ditetapkan, Penyedia jasa harus segera
memadatkan kembali, membasahi ayau mengeringkan, memperbaiki atau mengganti bahan
galian.
f. Semua area lunak atau lepas yang mungkin terjadi di timbunan harus diperbaiki dengan
pemadatan ulang, atau dengan membuang bahan yang tidak cocok dan segera menggantinya
sesuai perintah Direksi.
8. Soil Cement

Soil Cement adalah hasil pencampuran tanah, semen dan air, yang dengan tingkat pemadatan
tertentu akan menghasilkan suatu campuran material baru, soil cement, yang mana
dikarenakan kekuatannya, karakteristik ketahanan terhadap oleh air, panas dan pengaruh
cuaca lainnya adalah sangat baik.
Soil cement digunakan untuk timbunan di dalam sheet pile yang dilaksanakan menyebar
sepanjang tanggul sheet pile yang telah di pancang sebelumnya.

Berikut Metode Pelaksanaan Pekerjaan Soil Cement:


1. Persiapan :
Pembuatan DMF (Design Mix Formula) dilaksanakan Laboratorium atau tempat yang
diarahkan oleh Direksi, bila dianjurkan oleh Direksi pengawas, contoh semua jenis material
diambil dari sumber quarry dengan lokasi sketsa terlampir, pengambilan contoh material
(batu, abu batu, pasir) dilaksanakan bersama-sama dengan Pengawas Lapangan dan
konsultan Pengawas.
a. Setelah selesai DMF atau disain mix formula, kontraktor bersama konsultan dan direksi
teknis akan membuat JMF (Job Mix Formula) atau Campuran Rumusan Kerja.
b. Penyediaan material di stock pile atau lokasi pengadukan khususnya pemecahan batu
dilaksanakan segera setelah hasil uji kekerasan memenuhi syarat, termasuk penyediaan
pasir.
c. Percobaan pelaksanaan : menyangkut komposisi masing-masing jenis material (mengacu
JMF), tebal hamparan gembur sehingga dihasilkan tebal padat yang disyaratkan
(diketahui faktor gembur), kadar air optimal, jumlah lintasan pemadatan sehingga
dihasilkan kepadatan maksimal sesuai spesifikasi teknis.
d. Hasil percobaan pelaksanaan dilakukan pengujian : ketebalan (pengukuran manual), uji
kepadatan (Sand Cone), uji gradasi lapangan (analisa saringan) dan PI lapangan
(atterberg) dan uji CBR Lapangan (DCP).
e. Staking-out, menentukan lebar dan tebal hamparan sebagai gambar rencana.

2. Pelaksanaan :
a. Pengadukan material: dilaksanakan di stock pile (lokasi pengadukan) dengan komposisi
berdasarkan JMF dan hasil percobaan lapangan, pengadukan dilaksanakan setiap
maksimal ≤ 50 M³ agar dihasil campuran yang homogen, digunakan peralatan excavator
dan whell loader.
b. Material soil cement diangkut dengan menggunakan dump truk, pemuatan menggunakan
wheel loader, jarak hauling diatur sedemikian rupa (memeprhatikan faktor gembur dari
hasil percobaan pelaksanaan) sehingga penghamparan dapat dilaksanakan efektif dan
efisien.
c. Penghamparan bisa menggunakan alat atau secara manual , tebal hamparan sesuai hasil
percobaan pelaksanaan, dilaksanakan selebar rencana, perapian hamparan dilaksanakan
dengan tenaga manusia dengan peralatan sesuai keperluan lapangan.
d. Selama proses penghamparan dilakukan control kadar air, sehingga akan dihasilkan
kadar air optimal pada saat pemadatan dilaksanakan. Dimensi dan kelandaian permukaan
dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana.
e. Pemadatan menggunakan stamper, dilaksanakan mulai dari bagian yang rendah
berangsur-angsur menuju bagian yang lebih tinggi, jumlah lintasan sesuai dengan hasil
percobaan pelaksanaan.
f. Pemadatan dihentikan jika diyakini tercapai kepadatan yang disyaratkan.
3. Pengujian dan pengukuran :
a. Pengujian mutu : uji gradasi dan PI (di laboratorium), uji kepadatan (sand cone di
lapangan), uji CBR Lapangan (DCP).
b. Pengukuran : dimensi (panjang, lebar dan tebal dilaksanakan secara manual), kelandaian
(menggunakan pesawat waterpass atau theodolit) dan kerataan permukaan
(menggunakan mistar ukur).

4. Pemeliharaan :

Pemeliharaan menyangkut kerataan permukaan, keutuhan dan kekokohan dilaksanakan


sampai pekerjaan tahap selanjunya akan dilaksanakan, sedemikian rupa sehingga dimensi,
permukaan dan mutu Soil Cement tetap sesuai spesifikasi teknis.

9. Extra Timbunan dan Toleransi


a. Timbunan dan lereng samping harus dibangun sedikit lebih lebar dari dimensi yang
ditunjukkan pada gambar kemudian harus dipotong sesuai dengan garis, elevasi dan dimensi
yang ditunjukkan pada gambar atau diarahkan oleh Direksi. Penimbunan berlebihan atau
penonjolan pada lereng samping harus dihindari. Lereng timbunan setelah pengangkatan
harus dipadatkan dengan tamper mekanis atau cara lain yang disetujui.
b. Apabila tinggi timbunan melebihi dua (2) meter, tinggi timbunan ditambah sebesar sepuluh
persen (10%) seperti yang ditunjukkan pada gambar atau sebagaimana diarahkan oleh
Direksi untuk mengatasi penurunan bahan timbunan dan konsolidasi lapisan bawah pondasi
timbunan setelah konstruksi untuk tetap sama dengan desain.
c. Toleransi hasil akhir pelaksanaan timbunan yang dapat diterima untuk ketinggian dan
dimensi sebagai berikut ;

Elevasi/Dimensi Toleransi (mm)


Elevasi Puncak Timbunan + 50
Lebar Puncak Timbunan + 100
Panjang Timbunan +200

10. Kontrol Kualitas Pekerjaan Timbunan


a. Kontrol kualitas pekerjaan timbunan dilakukan melalui tes pemadatan reguler dan tes
kontrol harian sebagaimana ditentukan dibawah ini.
b. Tes pemadatan reguler (reguler compaction test) harus dilakukan sekali pada setiap 20.000
M³ bahan atau seperti yang diarahkan oleh Direksi sebelum pemadatan sesuai dengan JIS
A1210 atau setara. Pengukuran kadar air alami daan specific gravity tanah, dan penentuan
kadar air optimum dan kepadatan kering maximum (maximum dry density) harus dilakukan
dan hasilnya diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan.
c. Tes kendali kualitas harian harus dilaksanakan di lokasi timbuna. Penyedia jasa harus
mengukur dry density dan kadar air setempat menggunakan pengukur Radio Isotop (RI) atau
peralatan lain yang disetujui setiap hari selama pelaksanaan timbunan.
d. Kepadatan kering setempat rata-rata tidak kurang dari sembilan puluh persen (90%) dari
Kepadatan Kering Maksimum yang ditentukan oleh tes Pemadatan Reguler. “Rata-Rata”
berarti rata-rata semua nilai yangdiperoleh dari setiap pengukuran.
e. Pengukuran dry density dan kadar air setempat dilakukan sekali per satu (1) hari
pelaksanaan timbunan pada atau satu (1) titik pengukuran per 50 M² area timbunan atau
seperti yang diarahkan oleh Direksi. Semua data pengukuran harus direkam, Format
rekaman harus mengandung, tetapi tidak terbatas pada, item-item berikut ini:
 Data dan waktu pengukuran
 Kondisi cuaca
 Curah hujab
 Lokasi Timbunan
 Lokasi Pengukuran
 Perkiraan volume pekerjaan timbunan
 Jenis bahan timbunan
 Kadar air di borrow area atau tempat penyimpanan
 Kadar air dilokasi timbunan
 Dry density (kepadatan kering) di lokasi timbunan
 Dry density maximum (Kepadatan kering maximum dari material timbunan)
 Kehadiran Direksi
f. Penyedia jasa mem-plot data dalam bentuk grafik kontrol harian dan memeriksa perubahan
harian dalam sudut pandang statistik. Setiap satu minggu, Penyedia jasa harus menyerahkan
semua hasil uji kontrol kualitas harian kepada Direksi untuk mendapat persetujuan. Penyedia
jasa, apabila diminta oleh Direksi, harus mengukur kepadatan tanah dengan metode
penggantian pasir dengan cara yang ditentukan dalam JIS A1214 atau setara.
11. Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan Penghamparan dan Pemadatan ini dilakukan
untuk volume bahan timbunan yang dilaksanakan, dihampar dan dipadatkan menurut garis,
elevasi dan dimensi sesuai dengan gambar atau seperti yang diarahkan oleh Direksi.
Timbunan yang dibangun diatas garis tanah asli setelah pengupasan. Garis tanah asli harus
disurvei dan dilaporkan kepada Direksi untuk diperiksa dan disetujui sebelum pelaksanaan
pekerjaan timbunan.
b. Pembayaran untuk pekerjaan penghamparan dan pemadatan dilaksanakan berdasarkan
volume timbunan yang diukur sebagaimana disebutkan diatas dengan harga satuan per
meter kubik (M³) sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga sebagai berikut;

Satuan
No. Item Item Pembayaran
Pembayaran
III COSTAL DIKE (CONCRETE SHEET PILE DOUBLE – WALL)-SUNGAI PALU

III.1.c Pasangan campuran tanah dan semen dipadatkan dengan stamper
RIVER DIKE (EMBANKMENT WITH CO SHEET PILE / CO RETAINING
IV
WALL)-SUNGAI PALU

IV.1.d Pasangan campuran tanah dan semen dipadatkan dengan stamper

V DRAINAGE CHANNEL – SUNGAI PALU



V.2.i Timbunan/urugan kembali tanah biasa dan dipadatkan dengan stamper

V.3.e Timbunan/urugan kembali tanah biasa dan dipadatkan dengan stamper

VI CONSOLIDATION DAM 1 - SUNGAI KAWATUNA


VI.2.d Timbunan/urugan kembali tanah biasa dan dipadatkan dengan stamper M³
VII CONSOLIDATION DAM 2 - SUNGAI KAWATUNA
VII.2.d Timbunan/urugan kembali tanah biasa dan dipadatkan dengan stamper M³
VIII REVETMENT WORK - SUNGAI KAWATUNA
VIII.2.d Timbunan/urugan kembali tanah biasa dan dipadatkan dengan stamper M³
VIII.2.e Penghamparan dan pemadatan dengan vibro roller M³
IX GROUNDSIL - SUNGAI KAWATUNA
IX.2.d Timbunan/urugan kembali tanah biasa dan dipadatkan dengan stamper M³
X CONSOLIDATION DAM 1 - SUNGAI NGIA
X.2.d Timbunan/urugan kembali tanah biasa dan dipadatkan dengan stamper M³
X.2.e Penghamparan dan pemadatan dengan vibro roller M³
XI REVETMENT WORK - SUNGAI NGIA
XI.2.d Timbunan/urugan kembali tanah biasa dan dipadatkan dengan stamper M³
XI.2.e Penghamparan dan pemadatan dengan vibro roller M³
XII GROUNDSILL 1 (TYPE 1) - SUNGAI NGIA
XI.2.d Timbunan/urugan kembali tanah biasa dan dipadatkan dengan stamper M³
XIII GROUNDSILL 2 (TYPE 1) - SUNGAI NGIA
XIII.2.d Timbunan/urugan kembali tanah biasa dan dipadatkan dengan stamper M³

Harga satuan sudah termasuk semua biaya tenaga kerja, peralatan, bahan dan kompensasi
lainnya sesuai dengan ketentuan persyaratan Klausul ini.

BAGIAN 6 : PEKERJAAN BETON

TS 6-01. Umum
Bekisting dirancang dan dibangun oleh Penyedia jasa sesuai dengan ACI 347 atau yang setara yang
disetujui Direksi.
a. Tepi pada perpotongan permukaan beton yang akan terbuka permanen untuk dilihat, dan tepi
lain dari permukaan beton seperti yang ditunjukkan pada gambar atau yang disarankan oleh
Direksi, dibuat miring atau bundar tidak kurang dari 2 cm dengan menggunakan cetakan strip.
b. Segera sebelum beton ditempatkan, tindakan pencegahan harus diambil untuk melihat bahwa
semua cetakan berada pada jalur yang benar, tidak cacat, sehat, bersih dan bebas dari tonjolan
paku dan semua penyangga cetakan sepenuhnya kuat dan kencang.
c. Penyedia jasa harus menyerahkan, untuk persetujuan Direksi, gambar-gambar desain bekisting,
pendukung bekisting dan perancah sebelum membuat bekisting (cetakan), tetapi penyampaian
tersebut kepada Direksi dan persetujuannya tidak akan membebaskan Penyedia jasa dari
tanggung jawabnya berdasarkan kontrak, untuk keberhasilan menyelesaikan pekerjaan
konstruksi.
d. Bekisting harus kuat saat dilakukan pembetonan tetapi mudah dibongkar dan mampu
memberikan hasil akhir sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dan sesuai dengan Klausul TS.
4-01 M, Perapihan (Finishing).
TS 6-02. Bekisting dinding beton expose dengan multiflex film
Bekisting dinding beton expose dengan multiflex film yang dimaksud adalah pembuatan dan
pemasangan bekisting dinding beton dengan menggunakan multiflex film
a. Bekisting (cetakan), kecuali ditentukan lain atau ditunjukkan pada gambar, harus dari multiflex
film Phenolic single ketebalan18 mm. atau bahan lain yang disetujui, dan harus memiliki
kekuatan dan kekakuan yang cukup untuk menahan tekanan yang dihasilkan dari penempatan
dan penggetaran beton tanpa garis lentur dari garis yang telah ditentukan. Permukaan semua
cetakan yang bersentuhan dengan beton harus bersih, kaku dan cukup kencang untuk
mencegah kehilangan mortar (adukan beton).
b. Semua bahan yang digunakan dalam bekisting harus baru dan mendapat persetujuan dari
Direksi. Kayu dan potongan kayu harus kuat dan lurus, dan bebas dari lengkungan, pembusukan
dan simpul longgar. Permukaan kayu dihaluskan dan seragam dalam lebar dan tebal sebelum
membuat bekisting.
c. Bekisting dinding beton expose dapat digunakan kembali maksimum tiga kali pemakaian.
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan Bekisting Dinding Beton dilakukan berdasarkan jumlah
meter persegi (M²) area permukaan beton yang dibentuk sesuai dengan gambar dan atau seperti
yang diarahkan oleh Direksi. Pengukuran harus mencakup permukaan miring yang lebih curam dari
1 (vertikal) ke 2 (horisontal) dan permukaan yang terbentuk dari block-out seperti yang ditunjukkan
pada gambar.

TS 6-03. Perancah/penyokong bekisting dinding beton


Perancah/penyokong bekisting dinding beton yang dimaksud adalah pekerjaan pembuatan dan
pemasangan rangkaian kayu untuk mendukung berdirinya bekisting dinding beton secara tegak
lurus.
a. Perancah/penyokong bekisting dinding beton dibuat menggunakan kayu kaso 5/7 (kayu kelas
II) dengan tinggi maksimum 2,5 m dan jarak mendatar disesuaikan dengan beban yang ada
dengan tujuan tidak terjadi kelengkungan pada bekisting dinding beton.
b. Perancah/penyokong bekisting dinding beton harus dipasang sesuai bentuk yang sudah
ditetapkan, elevasi, dimensi yang ditunjukkan pada gambar, Penyimpangan dari bentuk yang
ditetapkan, elevasi dan dimensi atau kerusakan pada cetakan selama pemasangan harus
diperbaiki oleh Penyedia jasa sebelum menempatkan beton dalam cetakan.
Pengukuran dan pembayaran pekerjaan Perancah/penyokong bekisting dinding beton dilakukan
berdasarkan jumlah meter persegi (M²) area permukaan beton yang dibentuk sesuai dengan gambar
dan atau seperti yang diarahkan oleh Direksi. Pengukuran harus mencakup permukaan miring yang
lebih curam dari 1 (vertikal) ke 2 (horisontal) dan permukaan yang terbentuk dari block-out seperti
yang ditunjukkan pada gambar.

TS 6-04. Bongkar bekisting secara hati-hati


Bongkar bekisting secara hati-hati yang dimaksud adalah pekerjaan membongkar bekisting dinding
dan perancah/penyokongnya termasuk membersihkan dan membereskan puing-puingnya.
a. Bekisting dan/atau perancah tidak boleh dilepas sampai beton mengeras dan memiliki kekuatan
yang cukup untuk memikul beratnya sendiri secara aman, termasuk beban konstruksi yang
mungkin dikenakan padanya. Direksi harus diberi tahu sebelum Penyedia jasa melepas setiap
bekisting atau membongkar perancah. Bekisting dapat dilepas hanya dengan persetujuan
Direksi, dan secara umum, harus terpasang untuk jangka waktu tidak kurang dari jumlah hari
atau jam berikut ini, setelah penempatan beton;
Jenis struktur Waktu
Centering unser bram and Girders 14 hari
Slabs having clear span more than 3 meters 14 hari
Slabs having clear span 3 meters or less 7 hari
Coulumns, pier, walls and sides of beam 3 hari
Plain concrete 24 jam

b. Penyedia jasa tetap bertanggungjawab penuh untuk keamanan struktur dari pekerjaan
membongkar bekisting dan perancah.
c. Kecuali sebagaimana ditentukan dalam ACI 347 atau spesifikasi ini, atau sebagaimana
diarahkan atau disetujui oleh Direksi, bekisting harus dibongkar dengan hati-hati segera setelah
beton mengeras untuk mencegah kerusakan dan memfasilitasi pekerjaan curing dapat berjalan
dengan memuaskan sesuai ketentuan serta memungkinkan melakukan perbaikan yang paling
dini dari ketidak sempurnaan pada permukaan beton.
d. Pembongkaran bekisting harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah terjadinya
kerusakan pada beton.
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan Bekisting dilakukan berdasarkan jumlah meter
persegi (M²) area permukaan beton yang dibentuk sesuai dengan gambar dan atau seperti yang
diarahkan oleh Direksi Pengukuran harus mencakup permukaan miring yang lebih curam dari
1 (vertikal) ke 2 (horizontl) dan permukaan yang terbentuk dari block-out seperti yang
ditunjukkan pada gambar.
Pembayaran untuk pekerjaan Bekisting akan dilakukan yang diukur diatas dengan harga satuan
per meter persegi (M²) sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dengan cara
seperti berikut ini.

TS 6-05. Beton Sikloop Campuran beton fc' = 14.5 Mpa ( K-175) dan Batu Belah
(perbandingan volume 60 % Beton : 40% Batu belah)
Beton Siklop Campuran Beton K-175 dan Batu Belah (perbandingan Volume 60% beton : 40% Batu
belah yang dimaksud adalah pekerjaan pembuatan dan pengecoran campuran beton K-175 dan batu
belah dengan perbandingan volume 60% beton : 40% batu belah.
a. Persyaratan material untuk beton K-175
 Agregat Kasar/Batu Pecah
Batu pecah yang dipakai merupakan hasil olahan dari Crushing plant/mesin pemecah batu
dengan ukuran yang dipakai adalah 1-2 dan 2-3 cm, Batu pecah harus keras, bersih dari
lumpur dan tanah serta bahan yang besifat minyak. Susunan gradasi batu pecah seperti tabel
berikut :

Ukuran ayakan Persentase berat yang lolos ayakan no.


(mm) 40 mm – 5 mm 20 mm – 5 mm
50.8 100
38.1 90 - 100
25.4 100
19.1 35 - 70 35 – 70
9.5 10 - 30 10 – 30
4.75 0-5 0–5
2.36
Beton siklop 300 mm ke 150 mm
Pengetesan contoh aggregate kasar/batu pecah ini harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi
teknis yang diperlukan dan yang berkesesuaian seperti tabel berikut :

Jenis pengetesan Spesifikasi Metode test Banyaknya test

Berat jenis dan penyerapan >2.5 ASTM 127


Gradasi/Susunan butiran ASTM 136
Kadar lumpur <0.25 ASTM 142
Material yang lolos test cuci
• Batuan Pecah
ASTM 117 Akan ditentukan
• Yg mengandung lumpur batu <1.0
oleh direksi pada
<1.5
saat pelaksanaan
Material yang mempunyai berat <0.5 pekerjaan
jenis kurang dari 1,95 % ASTM 123
Test kelayakan (Soundness) 5 <12
ASTM C88
putaran, % dengan sodium sulfat
Test Abrasi, Tingkat I
• 100 putaran, % <10 ASTM C131
• 500 putaran, % <40

Desain pencampuran beton/Mix design harus dilakukan untuk memastikan beton yang akan
ditempatkan atau dicor pada bagian-bagian struktur bangunan telah sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan.
Proporsi pencampuran material-material beton harus ditentukan untuk mengurangi
/menurunkan jumlah air sesuai interval untuk meningkatkan tekanan karakteristik,
kekuatan, umur dan keseimbangan kemudahan pengerjaannya.
Rencana kuat tekan beton harus dibuat dan Kriteria kekuatan dari beton harus
diproporsionalkan sehingga 80% dari kriteria kuat tekan sama dengan kuat tekan spesifikasi,
dan persamaan berikut dipakai untuk menentukan nilai minimum rata-rata dari kuat tekan.

𝑓𝑐
𝑓𝑎𝑣 =
1 ~ 0,883. 𝑉

Dimana :
fav = Kuat tekan minimum rata-rata yang diperlukan
fc = Kuat tekan pada umur 28 hari
V = Koefisien variasi dalam persen

Beton diklasifikasikan berdasarkan kuat tekannya pada umur 28 hari sesuai dengan ukuran
maksimum dari agregat/batu pecah seperti pada tabel berikut :
Ukuran Kuat tekan Minimum kuat
Nilai
aggregate pada umur Koefisien tekan rata-rata
Type beton Slump
terbesar 28 hari variasi umur 28 hari
(Cm)
(mm) (Kg/cM²) (Kg/cM²)
18 N/mM² 40 <10 180 15 207.0

40 N/mM² 40 <10 400 15 460.0

 Agregat halus/Pasir
Pasir yang akan dipakai harus bersih, butiran keras, solid, kuat dengan susunan butir yang
baik dan tidak mengandung kotoran, lumpur, garam, bahan organik dan bahan yang
dilarang lainnya.
Agregat halus/pasir yang dicampurkan harus merata dan memenuhi batas-batas seperti tabel
berikut :

Ayakan/saringan Persentase standar dalam berat, yang lolos


(mm) saringan
9.5 100
4.75 90 – 100
2.36 80 – 100
1.19 50 – 90
0.60 25 – 65
0.30 10 – 35
0.15 2 – 10

Pengambilan sampel dan pengetesan untuk pasir harus dilakukan sesuai dengan klasifikasi
masing-masing persyaratan yang diperlukan. Kriteria pengetesan kualitas untuk material
pasir seperti tabel berikut :

Jenis pengetesan Spesifikasi Metode test Banyaknya test

Berat jenis dan penyerapan >2.5 ASTM 128


Gradasi/Modulus gradasi, Variasi 1.5 – 3.3
ASTM 136
FM (untuk 1 kali) <0.2
Kadar lumpur <1.0 ASTM 142
Akan ditentukan
Material yang lolos test cuci
oleh direksi pada
• Batuan Pecah <3.0 ASTM 117 saat pelaksanaan
• Yg mengandung lumpur batu <5.0
pekerjaan
Material yang mempunyai berat <0.5
ASTM 117
jenis kurang dari 1,95 %
Test kelayakan (Soundness) <10
5 putaran, % (dengan sodium ASTM C123
sulfat)

 Semen
Semen untuk pekerjaan beton yang akan digunakan, harus memenuhi standar JIS R 5210
dan ASTM C 150 atau standar lain sejenis yang diakui. Setiap semen yang didatangkan harus
diambil contohnya dari pabrik dan harus disertai sertifikat test yang dikeluarkan oleh
pabrikan sebagai bahan konfirmasi tentang produk mereka.
Pengambilan sampel dan pengujian semen harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan teknis standar dan jenis-jenis pengetesan yang diperlukan adalah seperti tabel
berikut:

Syarat Metode
Jenis pengujian Banyaknya pengujian
teknis pengujian

Kehalusan, M²/kg ASTM C Akan ditentukan oleh


>280
150 direksi pada saat
Berat jenis >3.05 JIS R 520 pelaksanaan pekerjaan
Kelayakan (Soundness) <0.80 ASTM C
150
Waktu pengikatan
ASTM C
• Pengikatan awal (Menit) >45
150
• Pengikatan akhir (Menit) <375
False set >50 ASTM C
150
Kuat tekan
3 hari, Kg/cM² >120
ASTM c 150
7 hari, Kg/cM² >190
28 hari, Kg/cM² >280

 Air
Air yang akan digunakan untuk pencampuran harus diambil dari tempat yang disetujui dan
harus jernih serta bebas dari bahan bahan seperti lempung, garam, minyak dan bahan
organic lainnya. Secara umum jika dikatakan air tersebut dapat diminum maka akan cocok
untuk dipakai sebagai campuran beton.

 Bahan tambah (Additive)


Bahan tambah untuk campuran beton seperti bahan untuk mempercepat dan memperlambat
pengerasan akan digunakan untuk meningkatkan kemudahan pengerjaan jika diperlukan.
Data teknis tentang tata cara dan jumlah campuran bahan tambah tersebut harus tertera
pada kemasan/brosur dari produk yang akan dipakai.
Syarat-syarat dan ketentuan yang lain menyangkut material material pada pekerjaan
pembetonan dapat dilihat pada spesifikasi teknik.
 Batu kali untuk bahan pengisi siklop
Batu-batu yang digunakan harus batu belah keras, cukup berat, tidak retak dengan gradasi
berkisar antara 15 – 25 cm. Pemasangannya harus ditempatkan dengan hati-hati dan tidak
dijatuhkan ke tempatnya, melainkan harus dituang dengan hati-hati untuk menghindari
kerusakan pada cetakan atau sebagian konstruksi pasangan batu yang berdekatan yang telah
ada. Sebelum ditempatkan batu harus dicuci dan dalam keadaan jenuh air. Batu harus dijaga
tetap sedikit lembab sampai saat dituangkan sebagai material beton siklop K-175. Batu yang
akan dipasang di permukaan harus berukuran sekitar 25 cm.

 Batu diletakkan sedemikian rupa sehingga setiap batu dikelilingi oleh mortar beton, dan
bersambungan penuh antara batu satu dengan batu lainnya dan pada semua konstruksi yang
tersambung pada lokasi seperti yang ditunjukkan pada gambar atau seperti yang diarahkan
oleh Direksi. Pemadatan beton mortar dilakukan dengan menggunakan peralatan penggetar
beton (concrete vibrator) agar memenuhi seluruh rongga diantara batu-batu yang tertanam
didalamnya.

 Total volume batu harus berkisar antara 40% sampai dengan 45% dari total volume beton
siklop K-175.

b. Pencampuran dan pengangkutan


 Pencampuran
Pencampuran/mixing bahan-bahan beton dilakukan pada area yang telah ditentukan (Area
servis Penyedia jasa) dengan terlebih dahulu menyiapkan material yang dibutuhkan dan
telah mendapat persetujuan direksi, dan menggunakan alat penakar dan fasilitas lain yang
dibutuhkan untuk menjamin perbandingan penggunaan material sesuai hasil trial mix
design.
Pengukuran slump dilakukan untuk mengontrol tingkat kekentalan beton cair (<10 cm).

 Pengangkutan
Pengangkutan beton dari tempat pencampuran dengan menggunakan Truk mixer/Agitator
Truck setelah semua bahan telah diisi dan tercampur dengan baik serta slump beton telah
diukur. Pengangkutan dari area pencampuran/Tempat material (Area servis Penyedia jasa)
ke lokasi pengecoran diusahakan dengan jarak sedekat mungkin, sehingga dibutuhkan
waktu yang tidak terlalu lama untuk menjaga kontinuitas produksi campuran beton selama
pengecoran berlangsung.

 Pengecoran/placing
Pengecoran dilaksanakan setelah bekisting/bekisting pada area rencana telah terpasang
dengan baik dan kuat sesuai yang tertera pada gambar kerja, kondisi area rencana telah
bersih dan kering serta telah mendapat persetujuan pengguna jasa untuk dimulainya
pelaksanaan pengecoran.
Beton cair dihampar ke bidang yang akan dicor lapis demi lapis, sebagai contoh untuk Main
Dam 1 (Satu) lifting pengecoran dengan tinggi/tebal 1.0 m, kemudian dipadatkan dengan
mesin penggetar/vibrator keseluruh permukaan beton yang telah diratakan. Setelah
pemadatan selanjutnya adalah penempatan batu kali siklop dengan diameter antara 15.0 –
35.0 cm dan jarak antar batu > 4.0 cm. Pengecoran pada lifting lebih dari 1 (Satu) seperti
pada Main Dam dan Sub dam, maka permukaan bawah yang akan tertutup beton harus
dibersihkan dari debu, lumpur, minyak dan semua jenis kotoran kemudian permukaan
tersebut dibasahi dengan air bersih. Pada saat pengecoran beton akan segera dilakukan,
permukaan tersebut terlebih dahulu diberi lapisan mortar dengan takaran 1 Semen : 4 Pasir
dengan cara dihampar merata keseluruh permukaan yang akan dicor dengan ketebalan 1.0
- 2.0 cm.

 Curing
Pekerjaan curing dilakukan pada saat beton telah mengeras, Curing menggunakan karung
goni yang dibasahi dengan air secukupnya dan bidang/permukaan beton yang baru harus
tertutup. Curing juga dapat dilakukan dengan cara penggenangan air pada permukaan beton
yang baru. Air yang dipakai untuk pekerjaan curing harus bersih dan tidak
berlumpur/mengandung tanah atau minyak. Permukaan beton yang dicuring harus selalu
dalam keadaan basah sampai pada saat persiapan pengecoran untuk lapisan diatasnya.
Khusus untuk permukaan finishing pada Apron, Sub Dam dan Main Dam, curing
dilaksanakan selama ±7 hari berturut turut dengan kondisi permukaan beton yang selalu
terlindungi dan dalam keadaan basah.

 Chipping pada permukaan tegak pada Construction Joint


Pada Construction joint/sambungan pengecoran persegment permukaan tegak pada Main
Dam, Apron dan Sub Dam, dichipping sedalam 2-3 cm untuk bidang yang akan tertutup
dengan beton lain/segmen selanjutnya. Penchippingan dilakukan pada saat bekisting tegak
selesai dibongkar dan harus merata mencakup keseluruh permukaan tegak beton baru
tersebut.

 Green Cut pada permukaan datar beton


Pekerjaan Green cut dilakukan pada permukaan/bidang datar beton yang baru dicor setelah
mengeras ±1.5 -2.5 jam tergantung cuaca dan slump beton pada saat pengecoran yang
diatasnya nanti akan dicor untuk lifting selanjutnya. Green cut dilakukan dengan cara
menyemprotkan air dengan tekanan yang cukup pada permukaan beton baru sehingga pasta
semen/mortar beton hilang dan batu pecah/agregat kasar kelihatan dan sampai bersih. Pasta
semen juga bisa dihilangkan dengan bantuan alat sikat baja dan sapu lidi.

 Perlakuan terhadap pekerjaan beton yang perlu diperhatikan


Pekerjaan pembetonan sebagai pekerjaan utama harus dikerjakan mengikuti syarat dan
ketentuan teknis yang tercantum dalam kontrak sebagai pedoman dalam persiapan,
pelaksanaan dan perawatan hasil pengecoran pada semua struktur utama bangunan, Berikut
adalah hal-hal yang perlu diperhatikan setelah pekerjaan pengecoran suatu bidang maupun
secara keseluruhan antara lain :
o Lifting/pengecoran beton untuk elevasi atas, dapat dilaksanakan jika lapisan
bawah/lifting sebelumnya telah berumur minimal 1 x 24 Jam dan telah dilakukan
perawatan/curing yang cukup.
o Bekisting/bekisting pengecoran dapat dibongkar setelah umur beton mencapai 1 x 24 jam
terhitung dari waktu penyelesaian finishing pada bidang beton yang dikerjakan, jika
masih akan dilakukan pengecoran pada elevasi atas bidang tersebut, dan telah mendapat
persetujuan dari Pengguna jasa.
o Penutupan lubang-lubang bekas plastikom separator dilakukan setelah semua material
plastikom dikeluarkan, penutupan menggunakan bahan berupa Mortar dengan
campuran 1 Semen : 3 Pasir.
o Sisa-sisa campuran beton/mortar yang terdapat pada bidang permukaan beton ekspos
harus dibersihkan, sampai didapatkan permukaan yang relatif halus dan rata. Bilamana
terdapat permukaan beton yang cembung, cekung atau keropos maka harus dilakukan
perbaikan/finishing ulang yang sesuai atas arahan Pengguna jasa dan segala biaya
menjadi tanggung jawab penyedia jasa.
o Pada saat pekerjaan pengecoran utama yaitu Main Dam, Sub Dam dan Apron telah selesai,
Struktur baru tersebut harus terbebas dari aliran air sungai sampai umur beton mencapai
lebih dari 28 hari, dengan tetap mempertahankan alur pada pengalihan sungai yang telah
terpakai. Tanggul pengalihan sungai harus dibongkar setelah semua pekerjaan struktur
telah selesai, atas izin dan petunjuk dari Pengguna jasa.

c. Cara Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran ini atas pekerjaan Beton kuat tekan tinggi K-400 Kg/cM²
dengan permukaan batu muncul harus dibuat berdasarkan bahan-bahan ditempat sesuai
dengan garis rencana, tahapan dan dimensi serta elevasi yang ditunjukkan dalam gambar atau
sesuai dengan petunjuk Pengguna Jasa.
Pembayaran atas pekerjaan tersebut harus dibuat dalam harga satuan meter perkubik (M³)
sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Dimana Harga Satuan tersebut harus
sudah termasuk semua biaya pengangkutan bahan dari tempat pengambilan bahan,
mixing/pencampuran beton K-175, transportasi ke area kerja, pengecoran/placing,
pemadatan, batu sebagai bahan pengisi/batu dengan permukaan muncul, Penchippingan,
Green cut, curing dan perbaikan/finishing atas petunjuk pengguna jasa serta semua biaya
peralatan-peralatan/mesin-mesin dan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses pekerjaan
pembetonan tersebut.

TS 6-06. Pembuatan dan Pengecoran 1 M³ campuran beton fc' = 19.3 Mpa (K225) dan
beton fc' = 26,4 Mpa (K300)
Pembuatan dan Pengecoran 1 M³ campuran beton fc' = 19.3 Mpa (K225) dan beton fc' = 26,4 Mpa
(K300) yang dimaksud adalah pekerjaan pembuatan dan pengecoran campuran beton K225 dan
beton K300
a. Persyaratan material untuk beton K225 dan beton K300
 Agregat Kasar/Batu Pecah
Batu pecah yang dipakai merupakan hasil olahan dari Crushing plant/mesin pemecah batu
dengan ukuran yang dipakai adalah 1-2 dan 2-3 cm, Batu pecah harus keras, bersih dari
lumpur dan tanah serta bahan yang besifat minyak. Susunan gradasi batu pecah seperti
table berikut :

Ukuran ayakan Persentase berat yang lolos ayakan no.


(mm) 40 mm – 5 mm 20 mm – 5 mm
50.8 100
38.1 90 - 100
25.4 100
19.1 35 - 70 35 – 70
9.5 10 - 30 10 – 30
4.75 0-5 0–5
2.36
Beton siklop 300 mm ke 150 mm

Pengetesan contoh aggregate kasar/batu pecah ini harus dilakukan sesuai dengan
spesifikasi teknis yang diperlukan dan yang berkesesuaian seperti tabel berikut :

Jenis pengetesan Spesifikasi Metode test Banyaknya test

Berat jenis dan penyerapan >2.5 ASTM 127


Gradasi/Susunan butiran ASTM 136
Kadar lumpur <0.25 ASTM 142
Material yang lolos test cuci
• Batuan Pecah
ASTM 117 Akan ditentukan
• Yg mengandung lumpur batu <1.0
oleh direksi pada
<1.5
saat pelaksanaan
Material yang mempunyai berat <0.5 pekerjaan
jenis kurang dari 1,95 % ASTM 123
Test kelayakan (Soundness) 5 <12
ASTM C88
putaran, % dengan sodium sulfat
Test Abrasi, Tingkat I
• 100 putaran, % <10 ASTM C131
• 500 putaran, % <40

Desain pencampuran beton/Mix design harus dilakukan untuk memastikan beton yang
akan ditempatkan atau dicor pada bagian-bagian struktur bangunan telah sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan.
Proporsi pencampuran material-material beton harus ditentukan untuk mengurangi
/menurunkan jumlah air sesuai interval untuk meningkatkan tekanan karakteristik,
kekuatan, umur dan keseimbangan kemudahan pengerjaannya.
Rencana kuat tekan beton harus dibuat dan Kriteria kekuatan dari beton harus
diproporsionalkan sehingga 80% dari kriteria kuat tekan sama dengan kuat tekan
spesifikasi, dan persamaan berikut dipakai untuk menentukan nilai minimum rata-rata dari
kuat tekan.
𝑓𝑐
𝑓𝑎𝑣 =
1 ~ 0,883. 𝑉

Dimana :
fav = Kuat tekan minimum rata-rata yang diperlukan
fc = Kuat tekan pada umur 28 hari
V = Koefisien variasi dalam persen

Beton diklasifikasikan berdasarkan kuat tekannya pada umur 28 hari sesuai dengan ukuran
maksimum dari agregat/batu pecah seperti pada tabel berikut :
Ukuran Kuat tekan Minimum kuat
Nilai
aggregate pada umur Koefisien tekan rata-rata
Type beton Slump
terbesar 28 hari variasi umur 28 hari
(Cm)
(mm) (Kg/cM²) (Kg/cM²)
19,3 N/mM² 40 <10 180 15 207.0

40 N/mM² 40 <10 400 15 460.0

 Agregat halus/Pasir
Pasir yang akan dipakai harus bersih, butiran keras, solid, kuat dengan susunan butir yang
baik dan tidak mengandung kotoran, lumpur, garam, bahan organik dan bahan yang
dilarang lainnya.
Agregat halus/pasir yang dicampurkan harus merata dan memenuhi batas-batas seperti
tabel berikut :

Ayakan/saringan Persentase standar dalam berat, yang lolos


(mm) saringan

9.5 100
4.75 90 – 100
2.36 80 – 100
1.19 50 – 90
0.60 25 – 65
0.30 10 – 35
0.15 2 – 10

Pengambilan sampel dan pengetesan untuk pasir harus dilakukan sesuai dengan klasifikasi
masing-masing persyaratan yang diperlukan. Kriteria pengetesan kualitas untuk material
pasir seperti tabel berikut :

Jenis pengetesan Spesifikasi Metode test Banyaknya test

Berat jenis dan penyerapan >2.5 ASTM 128


Gradasi/Modulus gradasi, Variasi 1.6 – 3.3 Akan ditentukan oleh
ASTM 136 direksi pada saat
FM (untuk 1 kali) <0.2
pelaksanaan
Kadar lumpur <1.0 ASTM 142 pekerjaan
Material yang lolos test cuci
ASTM 117
• Batuan Pecah <3.0
• Yg mengandung lumpur <5.0
batu
Material yang mempunyai berat <0.5
ASTM 117
jenis kurang dari 1,95 %
Test kelayakan (Soundness) <10
5 putaran, % (dengan sodium ASTM C123
sulfat)

 Semen
Semen untuk pekerjaan beton yang akan digunakan, harus memenuhi standar JIS R 5210
dan ASTM C 150 atau standar lain sejenis yang diakui. Setiap semen yang didatangkan
harus diambil contohnya dari pabrik dan harus disertai sertifikat test yang dikeluarkan oleh
pabrikan sebagai bahan konfirmasi tentang produk mereka.
Pengambilan sampel dan pengujian semen harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-
ketentuan teknis standar dan jenis-jenis pengetesan yang diperlukan adalah seperti tabel
berikut:

Syarat Metode
Jenis pengujian Banyaknya pengujian
teknis pengujian

Kehalusan, M²/kg ASTM C


>280
150
Berat jenis >3.05 JIS R 520
Kelayakan (Soundness) <0.80 ASTM C
150
Waktu pengikatan Akan ditentukan oleh
ASTM C direksi pada saat
• Pengikatan awal (Menit) >45
150
• Pengikatan akhir (Menit) <375 pelaksanaan pekerjaan
False set >50 ASTM C
150
Kuat tekan
3 hari, Kg/cM² >120
ASTM c 150
7 hari, Kg/cM² >190
28 hari, Kg/cM² >280

 Air
Air yang akan digunakan untuk pencampuran harus diambil dari tempat yang disetujui
dan harus jernih serta bebas dari bahan bahan seperti lempung, garam, minyak dan bahan
organic lainnya. Secara umum jika dikatakan air tersebut dapat diminum maka akan cocok
untuk dipakai sebagai campuran beton.

 Bahan tambah (Additive)


Bahan tambah untuk campuran beton seperti bahan untuk mempercepat dan
memperlambat pengerasan akan digunakan untuk meningkatkan kemudahan pengerjaan
jika diperlukan. Data teknis tentang tata cara dan jumlah campuran bahan tambah tersebut
harus tertera pada kemasan/brosur dari produk yang akan dipakai.
Syarat-syarat dan ketentuan yang lain menyangkut material material pada pekerjaan
pembetonan dapat dilihat pada spesifikasi teknik.
b. Pencampuran dan pengangkutan
 Pencampuran
Pencampuran/mixing bahan-bahan beton dilakukan pada area yang telah ditentukan
(Area servis Penyedia jasa) dengan terlebih dahulu menyiapkan material yang dibutuhkan
dan telah mendapat persetujuan direksi, dan menggunakan alat penakar dan fasilitas lain
yang dibutuhkan untuk menjamin perbandingan penggunaan material sesuai hasil trial
mix design.
Pengukuran slump dilakukan untuk mengontrol tingkat kekentalan beton cair (<10 cm).

 Pengangkutan
Pengangkutan beton dari tempat pencampuran dengan menggunakan Truck
mixer/Agitator Truck setelah semua bahan telah diisi dan tercampur dengan baik serta
slump beton telah diukur. Pengangkutan dari area pencampuran/Tempat material (Area
servis Penyedia jasa) ke lokasi pengecoran diusahakan dengan jarak sedekat mungkin,
sehingga dibutuhkan waktu yang tidak terlalu lama untuk menjaga kontinuitas produksi
campuran beton selama pengecoran berlangsung.

 Pengecoran/placing
Pengecoran dilaksanakan setelah bekisting/bekisting pada area rencana telah terpasang
dengan baik dan kuat sesuai yang tertera pada gambar kerja, kondisi area rencana telah
bersih dan kering serta telah mendapat persetujuan pengguna jasa untuk dimulainya
pelaksanaan pengecoran.
Beton cair dihampar ke bidang yang akan dicor lapis demi lapis, sebagai contoh untuk Main
Dam 1 (Satu) lifting pengecoran dengan tinggi/tebal 1.0 m, kemudian dipadatkan dengan
mesin penggetar/vibrator keseluruh permukaan beton yang telah diratakan.

 Curing
Pekerjaan curing dilakukan pada saat beton telah mengeras, Curing menggunakan karung
goni yang dibasahi dengan air secukupnya dan bidang/permukaan beton yang baru harus
tertutup. Curing juga dapat dilakukan dengan cara penggenangan air pada permukaan
beton yang baru. Air yang dipakai untuk pekerjaan curing harus bersih dan tidak
berlumpur/mengandung tanah atau minyak. Permukaan beton yang dicuring harus selalu
dalam keadaan basah sampai pada saat persiapan pengecoran untuk lapisan diatasnya.
Khusus untuk permukaan finishing pada Apron, Sub Dam dan Main Dam, curing
dilaksanakan selama ±7 hari berturut turut dengan kondisi permukaan beton yang selalu
terlindungi dan dalam keadaan basah.

 Chipping pada permukaan tegak pada Construction Joint


Pada Construction joint/sambungan pengecoran persegment permukaan tegak pada Main
Dam, Apron dan Sub Dam, dichipping sedalam 2-3 cm untuk bidang yang akan tertutup
dengan beton lain/segmen selanjutnya. Penchippingan dilakukan pada saat bekisting tegak
selesai dibongkar dan harus merata mencakup keseluruh permukaan tegak beton baru
tersebut.

 Green Cut pada permukaan datar beton


Pekerjaan Green cut dilakukan pada permukaan/bidang datar beton yang baru dicor
setelah mengeras ±1.5 -2.5 jam tergantung cuaca dan slump beton pada saat pengecoran
yang diatasnya nanti akan dicor untuk lifting selanjutnya. Green cut dilakukan dengan cara
menyemprotkan air dengan tekanan yang cukup pada permukaan beton baru sehingga
pasta semen/mortar beton hilang dan batu pecah/agregat kasar kelihatan dan sampai
bersih. Pasta semen juga bisa dihilangkan dengan bantuan alat sikat baja dan sapu lidi.
 Perlakuan terhadap pekerjaan beton yang perlu diperhatikan
Pekerjaan pembetonan sebagai pekerjaan utama harus dikerjakan mengikuti syarat dan
ketentuan teknis yang tercantum dalam kontrak sebagai pedoman dalam persiapan,
pelaksanaan dan perawatan hasil pengecoran pada semua struktur utama bangunan,
Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan setelah pekerjaan pengecoran suatu bidang
maupun secara keseluruhan antara lain :
o Lifting/pengecoran beton untuk elevasi atas, dapat dilaksanakan jika lapisan
bawah/lifting sebelumnya telah berumur minimal 1 x 24 Jam dan telah dilakukan
perawatan/curing yang cukup.
o Bekisting/bekisting pengecoran dapat dibongkar setelah umur beton mencapai 1 x 24
jam terhitung dari waktu penyelesaian finishing pada bidang beton yang dikerjakan,
jika masih akan dilakukan pengecoran pada elevasi atas bidang tersebut, dan telah
mendapat persetujuan dari Pengguna jasa.
o Penutupan lubang-lubang bekas plastikom separator dilakukan setelah semua material
plastikom dikeluarkan, penutupan menggunakan bahan berupa Mortar dengan
campuran 1 Semen : 3 Pasir.
o Sisa-sisa campuran beton/mortar yang terdapat pada bidang permukaan beton ekspos
harus dibersihkan, sampai didapatkan permukaan yang relatif halus dan rata.
Bilamana terdapat permukaan beton yang cembung, cekung atau keropos maka harus
dilakukan perbaikan/finishing ulang yang sesuai atas arahan Pengguna jasa dan segala
biaya menjadi tanggung jawab penyedia jasa.
o Pada saat pekerjaan pengecoran utama yaitu Main Dam, Sub Dam dan Apron telah
selesai, Struktur baru tersebut harus terbebas dari aliran air sungai sampai umur beton
mencapai lebih dari 28 hari, dengan tetap mempertahankan alur pada pengalihan
sungai yang telah terpakai. Tanggul pengalihan sungai harus dibongkar setelah semua
pekerjaan struktur telah selesai, atas izin dan petunjuk dari Pengguna jasa.

c. Cara Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran untuk pembayaran ini atas pekerjaan Beton kuat tekan tinggi K-400 Kg/cM²
dengan permukaan batu muncul harus dibuat berdasarkan bahan-bahan ditempat sesuai
dengan garis rencana, tahapan dan dimensi serta elevasi yang ditunjukkan dalam gambar atau
sesuai dengan petunjuk Pengguna Jasa.
Pembayaran atas pekerjaan tersebut harus dibuat dalam harga satuan meter perkubik (M³)
sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Dimana Harga Satuan tersebut harus
sudah termasuk semua biaya pengangkutan bahan dari tempat pengambilan bahan,
mixing/pencampuran, transportasi ke area kerja, pengecoran/placing, pemadatan, curing dan
perbaikan/finishing atas petunjuk pengguna jasa serta semua biaya peralatan-peralatan/mesin-
mesin dan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses pekerjaan pembetonan tersebut.

TS 6-07 Beton K 100

a. Bahan
Agregat, semen dan air harus memenuhi kriteria kuat beton 10 MPa atau beton K-100 pada
Klausul TS6.05. Agregat maksimum harus menjadi pilihan Kontraktor dan persyaratan dengan
menggunakan beton kurus basah dan diarahkan oleh Direksi Pekerjaan.

b. Pencampuran dan Batching (Pengelompokan)


Rasio semen dan agregat dalam kondisi kering permukaan jenuh harus disyaratkan dalam
Klausul TS6.05
c. Metode Konstruksi

1) Pembentukan
Beton kurus untuk jalur perataan harus dituangkan ke dalam cetakan baja atau kayu
dengan cara memotong pelebaran, dengan beberapa elevasi.

2) Sambungan
Sambungan memanjang harus 20 cm dari sambungan memanjang perkerasan beton akan
menyebar.

3) Pencampuran, Pengangkutan, Penyebaran dan Pemadatan


Beton kurus harus dicampur, diangkut, ditimbun, dihampar dan dipadatkan seperti yang
dipersyaratkan dalam Klausul TS6.05

d. Pekerjaan Finishing (Penyelesaian)

1) Finishing (Penyelesaian)
Setelah dipadatkan dan diratakan, beton tanpa lemak harus diapungkan sampai permukaan
rata. Kemudian permukaan harus diuji uji di dua lokasi dengan tepi lurus logam tidak
kurang dari 1,8 m.

2) Curing
Beton kurus basah harus diawetkan, setelah pekerjaan selesai tidak kurang dari 7 hari.
Perawatan permukaan harus dilakukan dengan metode sebagai berikut:
• Permukaan harus dilapisi seal sampai selanjutnya dihampar dengan lembaran plastik
kedap air, penutup tidak dilepas dari permukaan, dan dengan sambungan yang
tumpang tindih minimal 300 mm dan ditutup untuk menghindari penguapan.
• Semprotkan semua permukaan dengan curing compound berpigmen putih.
• Semprotkan secara terus menerus ke semua permukaan, untuk memastikan kelembapan
yang memadai selama periode curing penuh
.
e. Kontrol Kualitas Lapangan

1) Pengujian Kekuatan
Untuk pengujian tekan silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm, yang diambil
sampelnya adalah laju pengambilan sampel dari material beton kurus basah yang diambil
dari lapangan.
Satu silinder untuk setiap 50 m kubik beton basah lean yang diletakkan dan tidak kurang 3
silinder harus dibuat dalam satu hari.

2) Permukaan datar selesai


Beton kurus basah harus tajam dan difinishing sesuai dengan garis, ketinggian dan profil
permukaan seperti yang ditunjukkan dalam Gambar. Penyimpangan permukaan akhir
harus tidak kurang dari 3 cm dari elevasi sesuai kebutuhan. Penyimpangan permukaan
tidak boleh lebih dari 1 cm pada tepi lurus 3 m ketika diterapkan secara paralel dan tegak
lurus dari jalur lintasan tengah.
Tepi lurus harus digunakan dengan tumpang tindih dari panjangnya. Selisih dari
penyelesaian akhir yang diperlukan untuk jalur perataan untuk perkerasan kaku antara
dua titik dalam jarak 20 m, tidak boleh kurang dari 1,5 cm.

3) Pemeliharaan
Peralatan atau jalur lalu lintas, termasuk transportasi untuk bekerja, tidak boleh berjalan
dipermukaan selama 7 hari pertama pemeliharaan.
Setelah periode pemeliharaan, peralatan dan transportasi yang diperlukan untuk pekerjaan
dapat masuk ke pekerjaan.
Beton kurus harus ditutup dalam kondisi baik, sebelum menyebar ke tingkat berikutnya.
Kerusakan akibat apapun akan berubah, dan menjadi tanggung jawab Kontraktor. Jika
terjadi retak garis pada jarak kurang dari 5 meter, maka bagian beton bertulang tidak boleh
ditolak.

TS 6-08. Pengisi Sambungan (Joint Filler) , ketebalan 10 mm


Pengisi Sambungan (Joint Filler) yang dimaksud adalah pekerjaan pengadaan dan pemasangan
Elastic Joint Filler (pengisi sambungan elastis) untuk sambungan ekspansi atau kontraksi.
a. Tidak kurang dari dua puluh delapan (28) hari sebelum pengadaan pengisi sambungan elastis,
Penyedia jasa harus menyerahkan, untuk persetujuan, sampel dari pengisi sambungan elastis
yang diusulkan bersama dengan data teknis pabrikan dan perincian metode aplikasi yang
direkomendasikan.
b. Bahan pengisi sambungan elastis yang akan digunakan, highly resilient-type spons type atau
cellular rubber sesuai dengan ASTM D1056, atau expanded polystyrene tebal 10 mm dan density
tidak kurang dari 30 kg/M³. Pengisi sambungan elastis harus dipasang pada sisi yang lengkap
dari sambungan ekspansi dengan semen waterstop.
c. Semua permukaan sambungan yang akan diisi harus bersih, kering, dan dipelihara sepenuhnya.
d. Tenaga kerja Pelaksanaan pemasangannya sudah termasuk dalam tenaga pengecoran beton
terkait.
e. Pengukuran dan Pembayaran
 Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan Elastic Joint Filler dilakukan terhadap kuantitas
yang terpasang yang ditunjukkan pada gambar atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi.
 Pembayaran untuk pekerjaan Elastic Joint Filler dilakukan untuk kuantitas yang diukur
seperti diatas dengan satuan meter persegi (M²) seperti yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga.

TS 6-08. Pengukuran dan Pembayaran


Pengukuran dan Pembayaran kepada Penyedia jasa untuk Pekerjaan Beton akan dilakukan dengan
satuan pembayaran seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga dengan cara sebagai
berikut:

Satuan
No. Item Item Pembayaran
Pembayaran
III COSTAL DIKE (CONCRETE SHEET PILE DOUBLE – WALL)-
SUNGAI PALU
III.2.e Beton K 225 meter kubik
(M³)
III.2.f Bekisting dinding beton expose dengan multiflex film Phenolic meter persegi
single 18 mm, untuk 3 kali pemakaian. (M²)
III.2.g Perancah/penyokong bekisting dinding betonmenggunakan meter persegi
kayu kaso 5/7, tinggi maksimum 2,5 m (M²)
III.2.h Bongkar 1 m² bekisting secara hati-hati (termasuk meter persegi
membersihkan dan membereskan puing-puing) (M²)
III.2.i Bekisting dinding beton biasa dengan multiflex 12 (TP) untuk meter persegi
3 kali pemakaian. (M²)
III.3.a Beton K-225 meter kubik
(M³)
III.3.d Bekisting dinding beton expose dengan multiflex film Phenolic meter persegi
single 18 mm, untuk 3 kali pemakaian. (M²)
III.3.e Bongkar 1 m² bekisting secara hati-hati (termasuk meter persegi
membersihkan dan membereskan puing-puing) (M²)
IV RIVER DIKE (EMBANKMENT WITH CO SHEET PILE/CO
RETAINING WALL) – SUNGAI PALU
IV.2.d Beton K 225 meter kubik
(M³)
IV.2.e Beton K 100 meter kubik
(M³)
IV.2.f Bekisting dinding beton expose dengan multiflex film Phenolic meter persegi
single 18 mm, untuk 3 kali pemakaian. (M²)
IV..g Perancah/penyokong bekisting dinding betonmenggunakan meter persegi
kayu kaso 5/7, tinggi maksimum 2,5 m (M²)
IV.2.h Bongkar 1 m² bekisting secara hati-hati (termasuk meter persegi
membersihkan dan membereskan puing-puing) (M²)
IV.3.a Beton K-225 meter kubik
(M³)
IV.3.d Bekisting dinding beton expose dengan multiflex film Phenolic meter persegi
single 18 mm, untuk 3 kali pemakaian. (M²)
IV.3.e Bongkar 1 m² bekisting secara hati-hati (termasuk meter persegi
membersihkan dan membereskan puing-puing) (M²)
V DRAINAGE CHANNEL – SUNGAI PALU
V.2.j Concrete fill K-175 meter kubik
(M³)
V.2.l Bekisting dinding beton expose dengan multiflex film Phenolic meter persegi
single 18 mm, untuk 3 kali pemakaian. (M²)
V.2.m Bongkar 1 m² bekisting secara hati-hati (termasuk meter persegi
membersihkan dan membereskan puing-puing) (M²)
V.2.n Beton K 225 (caping) meter kubik
(M³)
V.2.o Beton K-100 (Leveling concrete) meter kubik
(M³)
V.3.f Concrete fill K-175 meter kubik
(M³)
V.3.h Bekisting dinding beton expose dengan multiflex film Phenolic meter persegi
single 18 mm, untuk 3 kali pemakaian. (M²)
V.3.i Bongkar 1 m² bekisting secara hati-hati (termasuk meter persegi
membersihkan dan membereskan puing-puing) (M²)
V.3.j Beton K 225 meter kubik
(M³)
V.3.k Beton K-100 (Leveling concrete) meter kubik
(M³)
VI CONSOLIDATION DAM 1 - SUNGAI KAWATUNA
VI.3.a Pembuatan dan Pengecoran 1 M³ campuran beton fc' = 19.3 meter kubik
Mpa (K225) di batching plan beton (M³)
VI.3.b Bekisting dinding beton expose dengan multiflex film Phenolic meter persegi
single 18 mm, untuk 3 kali pemakaian. (M²)
VI.3.c Perancah/penyokong bekisting dinding betonmenggunakan meter persegi
kayu kaso 5/7, tinggi maksimum 2,5 m. (M²)
VI.3.d Bongkar 1 m² bekisting secara hati-hati (termasuk meter persegi
membersihkan dan membereskan puing-puing) (M²)
VI.3.e Beton Sikloop Campuran beton fc' = 14.5 Mpa ( K-175) dan meter kubik
Batu Belah (perbandingan volume 60 % Beton : 40% Batu (M³)
belah)
VI.3.f Pengisi Sambungan (Joint Filler) , ketebalan 10 mm meter persegi
(M²)
VII CONSOLIDATION DAM 2 - SUNGAI KAWATUNA
VII.3.a Pembuatan dan Pengecoran 1 M³ campuran beton fc' = 19.3 meter kubik
Mpa (K225) di batching plan beton (M³)
VII.3.b Bekisting dinding beton expose dengan multiflex film Phenolic meter persegi
single 18 mm, untuk 3 kali pemakaian. (M²)
VII.3.c Perancah/penyokong bekisting dinding betonmenggunakan meter persegi
kayu kaso 5/7, tinggi maksimum 2,5 m. (M²)
VII.3.d Bongkar 1 m² bekisting secara hati-hati (termasuk meter persegi
membersihkan dan membereskan puing-puing) (M²)
VII.3.e Beton Sikloop Campuran beton fc' = 14.5 Mpa ( K-175) dan meter kubik
Batu Belah (perbandingan volume 60 % Beton : 40% Batu (M³)
belah)
VII.3.f Pengisi Sambungan (Joint Filler) , ketebalan 10 mm meter persegi
(M²)
VIII REVETMENT WORK – SUNGAI KAWATUNA
VIII.3.a Bekisting dinding beton expose dengan multiflex film Phenolic meter persegi
single 18 mm, untuk 3 kali pemakaian. (M²)
VIII.3.b Perancah/penyokong bekisting dinding betonmenggunakan meter persegi
kayu kaso 5/7, tinggi maksimum. (M²)
VIII.3.c Bongkar 1 m² bekisting secara hati-hati (termasuk meter persegi
membersihkan dan membereskan puing-puing) (M²)
VIII.3.d Beton Sikloop Campuran beton fc' = 14.5 Mpa ( K-175) dan meter kubik
Batu Belah (perbandingan volume 60 % Beton : 40% Batu (M³)
belah)
VIII.3.e Pengisi Sambungan (Joint Filler) , ketebalan 10 mm meter persegi
(M²)
IX GROUNDSIL – SUNGAI KAWATUNA
IX.3.a Bekisting dinding beton expose dengan multiflex film Phenolic meter persegi
single 18 mm, untuk 3 kali pemakaian. (M²)
IX.3.b Perancah/penyokong bekisting dinding betonmenggunakan meter persegi
kayu kaso 5/7, tinggi maksimum. (M²)
IX.3.c Bongkar 1 m² bekisting secara hati-hati (termasuk meter persegi
membersihkan dan membereskan puing-puing) (M²)
IX.3.d Beton Sikloop Campuran beton fc' = 14.5 Mpa ( K-175) dan meter kubik
Batu Belah (perbandingan volume 60 % Beton : 40% Batu (M³)
belah)
IX.3.e Pengisi Sambungan (Joint Filler) , ketebalan 10 mm meter persegi
(M²)
X CONSOLIDATION DAM 1 - SUNGAI NGIA
X.3.a Pembuatan dan Pengecoran 1 M³ campuran beton fc' = 19.3 meter kubik
Mpa (K225) di batching plan beton (M³)
X.3.b Bekisting dinding beton expose dengan multiflex film Phenolic meter persegi
single 18 mm, untuk 3 kali pemakaian. (M²)
X.3.c Perancah/penyokong bekisting dinding betonmenggunakan meter persegi
kayu kaso 5/7, tinggi maksimum 2,5 m. (M²)
X.3.d Bongkar 1 m² bekisting secara hati-hati (termasuk meter persegi
membersihkan dan membereskan puing-puing) (M²)
X.3.e Beton Sikloop Campuran beton fc' = 14.5 Mpa ( K-175) dan meter kubik
Batu Belah (perbandingan volume 60 % Beton : 40% Batu (M³)
belah)
X.3.f Pengisi Sambungan (Joint Filler) , ketebalan 10 mm meter persegi
(M²)
XI REVETMENT WORK - SUNGAI NGIA
XI.3.a Bekisting dinding beton expose dengan multiflex film Phenolic meter persegi
single 18 mm, untuk 3 kali pemakaian. (M²)
XI.3.b Perancah/penyokong bekisting dinding betonmenggunakan meter persegi
kayu kaso 5/7, tinggi maksimum 2,5 m. (M²)
XI.3.c Bongkar 1 m² bekisting secara hati-hati (termasuk meter persegi
membersihkan dan membereskan puing-puing) (M²)
XI.3.d Beton Sikloop Campuran beton fc' = 14.5 Mpa ( K-175) dan meter kubik
Batu Belah (perbandingan volume 60 % Beton : 40% Batu (M³)
belah)
XI.3.e Pengisi Sambungan (Joint Filler) , ketebalan 10 mm meter persegi
(M²)
XII GROUNDSILL 1 (TYPE 1) - SUNGAI NGIA
XII.3.a Pembuatan dan Pengecoran 1 M³ campuran beton fc' = 19.3 meter kubik
Mpa (K225) di batching plan beton (M³)
XII.3.b Bekisting dinding beton expose dengan multiflex film Phenolic meter persegi
single 18 mm, untuk 3 kali pemakaian. (M²)
XII.3.c Perancah/penyokong bekisting dinding betonmenggunakan meter persegi
kayu kaso 5/7, tinggi maksimum 2,5 m. (M²)
XII.3.d Bongkar 1 m² bekisting secara hati-hati (termasuk meter persegi
membersihkan dan membereskan puing-puing) (M²)
XII.3.e Pengisi Sambungan (Joint Filler) , ketebalan 10 mm meter persegi
(M²)
XIII GROUNDSILL 2 (TYPE 1) – SUNGAI NGIA
XIII.3.a Pembuatan dan Pengecoran 1 M³ campuran beton fc' = 19.3 meter kubik
Mpa (K225) di batching plan beton (M³)
XIII.3.b Bekisting dinding beton expose dengan multiflex film Phenolic meter persegi
single 18 mm, untuk 3 kali pemakaian. (M²)
XIII.3.c Perancah/penyokong bekisting dinding betonmenggunakan meter persegi
kayu kaso 5/7, tinggi maksimum 2,5 m. (M²)
XIII.3.d Bongkar 1 m² bekisting secara hati-hati (termasuk meter persegi
membersihkan dan membereskan puing-puing) (M²)
XIII.3.e Pengisi Sambungan (Joint Filler) , ketebalan 10 mm meter persegi
(M²)

Harga satuan sudah mencakup biaya untuk pengadaan semua tenaga kerja, peralatan, bahan,
pendukung yang diperlukan untuk penyediaan, transportasi, pemotongan, pembengkokan
pendukung dan penempatan batang baja tulangan dan pekerjaan lain yang terhubung dengan
penyelesaian pekerjaan ini sesuai spesifikasi.

BAGIAN 7 : PEKERJAAN CONCRETE SHEET PILE

TS-7-01 Umum

1. Spesifikasi ini mencakup pekerjaan tiang pancang untuk Corrugated Concrete Sheet Pile (CCSP):
W-450 dan W-600 seperti yang tertera pada gambar, untuk Perlindungan tepi sungai

2. Program konstruksi yang diajukan oleh Penyedia jasa dalam penawarannya untuk pekerjaan
Perlindungan Tepi Sungai harus dilampirkan dengan Surat Jaminan yang diterbitkan oleh
produsen CCSP bersertifikat termasuk spesifikasi teknis, gambar dan jadwal pengadaan untuk
memastikan penyediaan CCSP sesuai dengan jadwal konstruksi. Penyedia jasa harus melakukan
peninjauan dan penyelidikan untuk memastikan bahwa pabrikan tersebut memiliki kapasitas
yang cukup untuk memasok dan mengirimkan kebutuhan CCSP yang ditentukan secara tepat
waktu.

3. Pekerjaan yang dijelaskan di sini terdiri dari tiang pancang yang dilengkapi dan dipancang atau
ditempatkan sesuai dengan spesifikasi, dan cukup sesuai dengan garis, kemiringan, dan dimensi
yang ditunjukkan dalam Gambar atau seperti yang diarahkan oleh Direksi.
Panjang tiang pancang dan kedalaman pemancangan seperti yang tertera di gambar atau seperti
yang di arahkan oleh Direksi Pekerjaan berdasarkan hasil uji pekerjaan Pra Tiang Pancang
dan/atau penyelidikan geoteknik harus menggantikan semua persyaratan lain yang ditetapkan
sebelumnya untuk pemancangan tiang pancang.
Setelah parameter di atas diselesaikan dan sebelum memulai pekerjaan pemancangan, Penyedia
jasa harus menyerahkan kepada Direksi untuk persetujuan rinci rencana kerja pemancangan
untuk pembuatan tiang, peralatan pemancangan tiang, metode pemancangan tiang termasuk
pengaturan tiang, jadwal waktu konstruksi dan program kendali mutu. selambat-lambatnya
empat belas (14) hari sebelum dimulainya pembuatan tiang pancang. Sertifikat persetujuan
resmi untuk sistem prategang jika berlaku, data pabrikan yang relevan dan Gambar Kerja juga
harus diserahkan dalam proses yang semestinya.
Penyedia jasa harus menyediakan semua tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan biaya-biaya
lain yang diperlukan untuk melengkapi, memasang, menggerakkan dan menguji tiang-tiang
Pancang Corrugated Concrete Sheet Pile (CCSP) seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau
seperti yang diarahkan oleh Direksi.

TS-7-02 Gambar

Penyedia jasa harus menyerahkan gambar kerja yang menunjukkan hal-hal berikut, tetapi tidak
terbatas pada kebutuhan, kepada Direksi untuk persetujuan, sebelum dimulainya pekerjaan.
1. Metode dan urutan pekerjaan tiang pancang
2. Rincian panduan untuk tiang pancang dan sectioning
3. Detail penyangga sementara, jika diperlukan
4. Perhitungan desain lengkap untuk sistem bracing sementara

Tumpukan
Termasuk ; gambar detail untuk tiang pancang, termasuk bagian fabrikasi, harus menunjukkan
dimensi tiang pancang yang lengkap, rincian tulangan dan tendon, rincian sambungan dan
sambungan, urutan pemancangan dan lokasi tiang pancang yang dipasang.
Gambar detail harus mencakup detail proteksi atas, tip tulangan khusus, proteksi tip, lagging, splices,
tambahan fabrikasi pada tiang pancang, metode pemotongan, dan dimensi templat dan struktur
pemandu sementara lainnya untuk pemasangan tiang pancang.
Penataan tiang, denah dan penampang, harus mencakup data pemboran dan profil tanah.
Gambar detail harus memberikan rincian metode penanganan tiang pancang untuk mencegah
defleksi permanen, distorsi atau kerusakan pada interlock tiang.

TS-7-03 Bahan

1. Corrugated Pre-stressed Concrete (CPC) Sheet Pile

Corrugated Pre-stressed Concrete (CPC) Sheet Pile harus dari jenis dan berat yang ditunjukkan
pada gambar. Tiang pancang, bila ditempatkan pada struktur yang telah selesai, harus kedap air
pada sambungannya. Jenis Tiang Pancang Corrugated Pre-stressed Concrete (CPC) Sheet Pile
harus dari jenis dan berat yang ditunjukkan pada dipasang oleh Penyedia jasa sesuai dengan
jenis, ukuran dan tempat yang ditunjukkan pada gambar atau diarahkan oleh Direksi. Tiang
pancang, bila dipancang pada tempatnya dalam struktur yang telah selesai, harus praktis kedap
air pada semua sambungan.
Tiang pancang CPC harus memenuhi persyaratan JIS A 5326-1988,SNI 03-2847-2002 atau
yang setara. Bentuk tiang pancang CPC harus seperti yang ditunjukkan dalam Gambar atau
diarahkan oleh Direksi Pekerjaan. Panjang penuh tiang pancang harus digunakan jika
memungkinkan.
Tiang pancang harus sesuai dengan persyaratan berikut:
(a) Kuat tekan beton minimum adalah K 700=700 600 kgf/cM².
(b) Momen retak minimum adalah 16,1017 ton.m

2. Jaminan Kualitas

Kualitas bahan yang dipasok, campuran beton yang dihasilkan, pengerjaan dan produk akhir
harus dipantau dan dikendalikan seperti yang ditentukan dalam spesifikasi teknis yang relevan
sebagai berikut:
1. JIS G 3536
2. SNI 03-2847-2002
3. JIS A 5376 2010
4. JIS A 5372
3. Pembuatan dan Penanganan Tiang Pancang

Tiang pancang harus dibuat dan dirawat sesuai dengan Spesifikasi berikut:

a. Desain Campuran Beton


Beton harus mempunyai kuat tekan minimum 7600 kg/cM² pada umur 28 hari dan ukuran
agregat maksimum 25 mm. Untuk paparan laut, pastikan beton padat bebas dari retak
susut, dengan tingkat permeabilitas minimum. Rasio semen air maksimum harus 0,40.

b. Fabrikasi
1). Bekisting
Toleransi bekisting dan dimensi harus sesuai dengan PCI MNL-116, dan sebagaimana
ditentukan di sini. Sediakan bentuk-bentuk logam, dikuatkan dan dikakukan terhadap
deformasi, dibangun secara akurat, kedap air, dan ditopang pada tempat tidur
pengecoran yang kokoh. Bekisting harus memungkinkan pergerakan tiang tanpa
kerusakan selama pelepasan gaya prategang. Bentuk lubang dowel pracetak dengan
saluran logam fleksibel galvanis.

2). Baja Tulangan


Jumlah, ukuran, dan susunan baja tulangan harus sesuai dengan rincian yang
ditunjukkan pada rencana yang diusulkan oleh pabrikan. Baja tulangan harus ditahan
dengan aman pada posisinya selama pengecoran. Baja tulangan harus memiliki
penutup beton minimum, seperti yang ditunjukkan pada Gambar, ke permukaan luar
bagian tiang.

3). Pra-penegangan
Pra-penegangan harus dilakukan sesuai dengan SNI, dan seperti yang ditentukan
disini. Gunakan pengukur yang dikalibrasi dalam 6 bulan terakhir oleh laboratorium
yang disetujui oleh Direksi. Sediakan alat untuk mengukur perpanjangan baja hingga
3 mm terdekat. Berikan baja tarik prategang yang seragam sebelum dibawa ke
prategang desain. Induksikan prategang awal yang sama di setiap unit ketika beberapa
unit baja prategang dalam tiang diregangkan secara bersamaan.

c Pengecoran
1). Conveying
Bawa beton ke bekisting sesuai dengan PCI MNL-116, dan seperti yang ditentukan disini.
Bersihkan peralatan konveyor secara menyeluruh sebelum setiap kali dijalankan. Selama
pengecoran, buat penurunan vertikal bebas dari beton kurang dari 1 m. Buang beton
yang telah terpisah dalam pengangkutan atau penempatan.

2) Penempatan dan Pengecoran


Lakukan pengecoran beton dalam waktu 3 hari setelah baja pra-tarik; namun, jangan
meletakkan beton dalam cetakan sampai penempatan tulangan dan angkur telah
diperiksa dan disetujui oleh perwakilan kontrol kualitas pabrikan tiang. Menghasilkan
setiap tumpukan beton padat lurus dengan permukaan halus dengan tulangan
dipertahankan pada posisi yang tepat selama fabrikasi. Gunakan vibrator dengan kepala
lebih kecil dari jarak minimum antara baja untuk pra-tarik. Buatlah permukaan ujung
tiang tegak lurus terhadap sumbu tiang.

3) Curing Sheet Pile


Curing sheet pile dengan menggunakan pengawetan lembab atau dipercepat.
Perawatan tiang pancang harus sesuai dengan PCI MNL-116 kecuali sebagai berikut.
(1) Curing Lembab
Curing lembab menggunakan penutup goni lembab, terpal plastik, atau senyawa
pengawet membran sampai kekuatan minimum untuk menghilangkan tegangan
tercapai.

(2) Curing Dipercepat


Setelah pengecoran beton, perawatan lembab untuk jangka waktu 4 jam harus
dilakukan. Penyembuhan dipercepat sampai beton mencapai kekuatan lepas yang
ditentukan. Tutup casting bed untuk mempercepat curing dengan enklosur yang
sesuai. Selama aplikasi uap atau panas, naikkan suhu udara dengan kecepatan
tidak melebihi 16 derajat C per jam. Perawatan pada suhu maksimum 74 derajat
C sampai beton mencapai kekuatan lepas yang ditentukan. Kurangi suhu pada
tingkat yang tidak melebihi 16 derajat C per jam sampai suhu 6 derajat C di atas
suhu udara sekitar tercapai. Setelah curing dipercepat, curing lembab
menggunakan air atau curing membran hingga total waktu curing dipercepat dan
lembab 72 jam tercapai.

(3) De-tensioning
De-tensioning harus dilakukan sesuai dengan PCI MNL-116, dan sebagaimana
ditentukan disini. Secara bertahap lepaskan ketegangan pada untaian dari
penjangkaran. De-tension setelah disetujui oleh perwakilan kontrol kualitas
produsen tiang pancang. Lakukan pemindahan gaya prategang pada saat beton
telah mencapai kuat tekan minimum 350 kg/cM².

(4) Menandai
Semua tiang pancang yang telah lulus pengujian harus ditandai dengan cara yang
ditunjukkan di bawah ini atau dengan cara lain yang disetujui agar tidak mudah
hancur.
Tingkat tumpukan
Dimensi
Nomor produksi
Nama produsen
Inspeksi Pabrik harus dilakukan sebelum tumpukan dikirim ke lokasi

(5) Pengangkutan dan Penanganan


Uji tekan terhadap tiga (3) spesimen dengan proporsi campuran yang sama dari
tiang pancang harus dilakukan sebelum diangkut ke lokasi. Tumpukan dapat
diangkut jika uji kompresi
pada spesimen ini menunjukkan kekuatan yang lebih besar dari persyaratan.
Faktor keamanan harus dijadikan sebagai kelonggaran karena pengaruh dinamis
transportasi.
Tiang pancang tidak boleh dipancang sampai berumur sekurang-kurangnya 28
hari atau telah mencapai kekuatan minimum yang ditentukan.

Penyedia jasa harus mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan untuk
mencegah kerusakan pada tiang pancang dan komponen ketika membuat, menangani,
mengangkut, menyimpan, memasang atau menggerakkan tiang pancang. Tiang pancang
yang rusak karena penanganan, pengangkutan atau penyimpanan yang tidak tepat harus
ditolak dan diganti oleh Penyedia jasa atas biayanya sendiri.
Selama pengangkatan tiang pancang harus ditopang pada seperempat titik dari ujung atau
seperti yang diarahkan oleh Direksi Pekerjaan. Dalam hal tiang pancang akan dibuat 1,5 m
lebih panjang dari panjang yang ditentukan dalam Gambar, Direksi Pekerjaan akan
memerintahkan Penyedia jasa untuk menggunakan tulangan dengan diameter besar dan
atau menggunakan tiang pancang yang lebih besar dari yang ditunjukkan dalam Gambar.
Tanggal pengecoran dan panjang setiap tiang harus dicatat dan ditulis dengan jelas di dekat
kepala tiang.
Penyedia jasa dapat menggunakan semen cepat mengeras untuk fabrikasi tiang pancang.
Penyedia jasa harus mengajukan permohonan tertulis kepada Engineer sebelum
menggunakan semen dengan menyebutkan jenis dan pabrikan yang diusulkan. Semen
tersebut tidak boleh digunakan sebelum disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Periode
perlindungan dan persyaratan sebelum pemancangan harus seperti yang diarahkan oleh
Engineer.

TS-7-04 Uji Kerja Pekerjaan Pra Tiang Pancang untuk CCSP

Sebelum Pekerjaan Tiang Pancang Dimulai, Penyedia jasa harus memberikan dan melaksanakan Uji
Pekerjaan Pra Tiang Pancang di lokasi yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Pengawas akan
menilai jenis Tiang, dimensi, kedalaman, metode pemancangan dan peralatan yang akan digunakan
berdasarkan hasil pengujian ini. Ruang lingkup dan spesifikasi dari Pre Piling Work Test ini
ditetapkan sebagai berikut:

1. Tujuan
Tujuan dari uji tiang pancang adalah untuk memastikan keamanan struktur dan kesesuaian
metode konstruksi. Tiang pancang uji harus dilakukan dengan panjang sekitar 20m di lokasi
konstruksi.

2. Lokasi
Lokasi tentatif ditunjukkan pada Gambar 1 di bawah ini. Lokasi yang tepat harus ditunjukkan oleh
Direksi.

3. Item yang akan dikonfirmasi


Hal-hal berikut harus dikonfirmasi.

No Item
1 Metode Pemancangan Tiang, Prosedur Kerja dan Kemampuan Kerja
2 Pemilihan Peralatan Penumpukan Kebenaran
3 Pemantauan Perpindahan Sheet Pile
4 Kemampuan Konstruksi, Waktu Siklus Konstruksi
5 Perawatan 5 Pile Toe (Penerapan Steel Attachment)
6 Penyediaan Cetakan Beton Coping Pra-cetak untuk memastikan kemudahan konstruksi
7 Pemantauan Kebisingan dan Getaran

4. Bahan dan Peralatan

No Bahan dan Peralatan


1 Peralatan tiang Vibro-hummer (Crawler Crane + Vibro-Hummer) dengan jet
pancang air
2 Pontoon Jika perlu untuk derek dan pemancangan
3 Peralatan Penggalian Excavator
4 Bahan Bahan untuk pekerjaan tiang pancang sepanjang seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar
5 Cetakan Pracetak Cetakan Pracetak untuk Pengecoran Beton dengan material
(jika diperlukan) dan akan disediakan terlebih dahulu oleh
Penyedia jasa, dimensinya ditunjukkan dalam Gambar
6 Peralatan Monitoring - Peralatan Monitoring untuk Pemindahan Sheet Pile
- Peralatan Pemantauan untuk Kebisingan dan Getaran
5. Pelaporan
Penyedia jasa harus menyerahkan laporan test pile seperti 1) Laporan Rencana Operasi, 2)
Laporan Kemajuan Harian (termasuk data pemantauan) dan 3) Laporan Hasil Akhir untuk
persetujuan Engineer. Terutama, Kesesuaian metode konstruksi dan stabilitas struktur harus
disebutkan dengan jelas. Dalam hal ditemukan ketidakkonsistenan yang luar biasa, Penyedia jasa
harus mengusulkan tindakan balasan atau pergantian pekerjaan untuk persetujuan Enjinir.

TS-7-05 Pemancangan Sheet Pile


1 Peralatan Pemancangan
Alat pemancang tiang pancang akan ditentukan berdasarkan hasil uji kerja pra tiang pancang,
namun berdasarkan hasil penyelidikan tanah yang ada, alat pemancang jenis Vibratory hammer
direkomendasikan. Peralatan penggerak harus dilengkapi dengan fasilitas water jet, crawler
crane dan ponton jika diperlukan. Sebelum memobilisasi peralatan pemancang tiang ke
Lapangan, Penyedia jasa harus menyerahkan kepada Enjinir untuk mendapatkan persetujuan
tentang peralatan dan metode pemancangan yang diusulkan oleh Penyedia jasa untuk
digunakan.

2 Pemancangan Sheet Pile


Tiang pancang beton harus dipasang dan dipancang dengan tepat pada posisi yang ditunjukkan
dalam Gambar dan pada kedalaman yang diperlukan seperti yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
Tiang pancang harus dipasang di dalam kerangka bresing dan diluruskan dengan hati-hati dan
diposisikan sebelum pemancangan. Tiang pancang kemudian harus didorong ke penetrasi yang
diperlukan sedemikian rupa untuk memastikan bahwa vertikalitas tiang dipertahankan. Jika
terjadi kemiringan atau kemiringan selama mengemudi, Penyedia jasa harus mengambil
tindakan yang tepat untuk memperbaiki kondisi selama pemancangan. Tiang pancang yang
dipancang melebihi toleransi yang ditentukan di sini atau rusak selama pemancangan dapat
ditolak, jika menurut pendapat Direksi Pekerjaan, tiang pancang yang tidak disejajarkan dengan
benar atau rusak berdampak buruk pada struktur. Penyedia jasa harus mengusulkan tindakan
korektif yang harus diambil untuk disetujui oleh Enjinir. Semua tindakan perbaikan harus atas
biaya Penyedia jasa sendiri. Tiang pancang yang ditolak harus digali, dipancang kembali atau
diganti atau dipotong pada tingkat yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Kepala tiang pancang beton, bilamana sifat pemancangannya sedemikian rupa sehingga dapat
melukai tiang pancang, harus dilindungi dengan penutup dengan desain yang disetujui,
sebaiknya memiliki tali atau bantalan lain yang sesuai di samping kepala tiang dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan.
Kepala harus dibentuk atau dilubangi untuk mencegah perpecahan di pinggirannya.
Untuk jenis tiang pancang khusus, kepala penggerak, mandrel, atau perangkat lain sesuai
dengan rekomendasi pabrikan harus disediakan sehingga tiang dapat dipancang tanpa cedera.
Jika elevasi akhir posisi kepala tiang berada di bawah permukaan tanah, penggalian harus
dilakukan sebelum pemancangan tiang. Perhatian harus diberikan bahwa dasar pondasi tidak
akan terganggu oleh penggalian di luar daerah yang ditentukan seperti yang ditunjukkan pada
Gambar

3 Sheet Pile Naik


Di tanah di mana ada kemungkinan tiang naik karena pengangkatan tanah, tingkat puncak tiang
harus diukur pada interval saat tiang di dekatnya sedang dipasang. Tiang pancang yang naik
sebagai akibat pemancangan tiang yang berdekatan harus dipancang kembali ke kedalaman
atau tahanan semula, kecuali jika uji pemancangan ulang pada tiang yang berdekatan
menunjukkan hal ini tidak diperlukan.
4. Menarik dan Pemancangan Kembali
Penyedia jasa harus menarik, sesuai petunjuk, tiang-tiang pancang yang dipilih setelah
pemancangan untuk menentukan kondisi bagian tiang-tiang di bawah tanah. Tiang pancang
yang ditarik ditemukan rusak, sejauh kegunaannya dalam struktur terganggu, harus dibongkar
dan diganti atas biaya Penyedia jasa. Tiang pancang yang ditarik dan ditemukan dalam kondisi
memuaskan harus didorong kembali saat diarahkan

5. Jetting
Jetting tiang pancang harus dilakukan hanya dengan izin Direksi Teknik dan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu daya dukung tiang yang sudah ada, stabilitas tanah atau keamanan
struktur yang berdampingan.
Jumlah pancaran dan volume serta tekanan air pada nosel pancaran harus cukup untuk secara
bebas mengikis material yang berdekatan dengan tiang pancang. Tekanan harus dari 0,5
N/mM² sampai 1,0 N/mM² tergantung pada kepadatan tanah. Ketentuan harus dibuat, bila
perlu, untuk mengalirkan air yang muncul di permukaan tanah. Sebelum tidak kurang dari 1,50
m dari kedalaman penetrasi yang diinginkan tercapai, jet harus ditarik dan tiang didorong
dengan palu ke set yang diinginkan. Pipa jet di dalam tiang pancang harus diisi dengan nat
setelah pemancangan selesai jika diperlukan dan diarahkan oleh Engineer.

6 Sheet Pile Cacat


Prosedur yang terjadi pada pemancangan tiang pancang tidak boleh disalahgunakan secara
berlebihan dan tidak semestinya yang menghasilkan penghancuran dan deformasi. Manipulasi
tiang pancang untuk memaksa tiang ke posisi yang tepat, yang dianggap oleh Direksi sebagai
berlebihan, tidak akan diizinkan. Tiang pancang yang rusak karena cacat internal, atau karena
pemancangan yang tidak benar atau didorong keluar dari lokasi yang tepat atau didorong
dibawah elevasi yang ditetapkan pada Gambar atau oleh Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki atas
biaya Penyedia jasa dengan salah satu metode berikut yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Insinyur untuk tiang yang dimaksud:
1) Tiang pancang harus ditarik dan diganti dengan tiang baru dan bila perlu tiang yang lebih
panjang.
2) Tiang pancang kedua harus dipancang berdekatan dengan tiang pancang yang rusak atau
rendah.
3) Tiang pancang harus disambung atau dibangun sebagaimana ditentukan lain di sini atau
bagian yang cukup dari pondasi yang diperpanjang untuk memasang tiang dengan benar.
Semua tiang pancang yang terdorong ke atas oleh pemancangan tiang pancang yang
berdekatan atau oleh sebab lain harus didorong ke bawah lagi
Tiang pancang beton akan dinilai cacat jika memiliki retakan yang terlihat atau retakan yang
meluas di sekeliling tiang pancang atau cacat apa pun yang menurut Direksi Pekerjaan,
mempengaruhi kekuatan atau umur tiang pancang.

7 Pencatatan data Pemancangan


Penyedia jasa harus menyiapkan dan menyerahkan kepada Enjinir semua data rekaman selama
pelaksanaan pemancangan tiang pancang. Catatan pemancangan tiang untuk setiap tiang
pancang menunjukkan pada catatan pemasangan: tanggal dan waktu pemasangan, jenis dan
ukuran palu, laju operasi, total waktu pemancangan, dimensi helm penggerak dan tutup yang
digunakan, getaran yang dibutuhkan per meter kedalaman penetrasi, final kedalaman
pemancangan dan getaran, lokasi tiang, elevasi ujung, elevasi tanah, elevasi cut-off, dan setiap
reheading atau pemotongan tiang.
Catat masalah pemancangan tiang pancang yang tidak biasa selama mengemudi. Menyerahkan
catatan lengkap kepada Enjinir atau dengan cara lain diarahkan oleh Enjinir, dan harus
menyediakan sarana yang sesuai untuk mengukur, menghitung dan mencatat tiang pancang
beton di bawah setiap peralatan.
8 Pemotongan dan Penyambungan
Tiang pancang yang didorong ke penolakan atau ke titik di mana penetrasi tambahan tidak dapat
dicapai dan memanjang di atas elevasi puncak yang disyaratkan melebihi toleransi yang
ditentukan harus dipotong ke elevasi yang disyaratkan. Pemancangan tiang di bawah elevasi
atas yang disyaratkan tidak diizinkan. Tidak ada tiang penyambungan yang diizinkan.
Bagian atas tiang pancang yang terlalu rusak selama pemancangan harus dipotong sesuai
petunjuk, tanpa biaya dari Pengguna Jasa. Tiang pancang akan menjadi milik Penyedia jasa dan
harus dipindahkan dari lokasi.
Penyedia jasa harus menyediakan lubang di tiang pancang untuk baut, batang, saluran air atau
utilitas seperti yang ditunjukkan atau seperti yang diarahkan. Semua lubang harus disediakan
sebelum pengecoran dengan cara yang rapi dan terampil
Pemotongan tidak boleh dilakukan tanpa persetujuan Pengawas atau Direksi.

9 Toleransi
a. Lokasi
Tiang pancang harus ditempatkan seperti yang ditunjukkan pada gambar. Perpindahan
lateral kepala tiang dari posisi yang ditentukan tidak boleh melebihi 100 50 mm ke segala
arah.

b. Kemiringan
Variasi dari adonan vertikal atau yang ditentukan tidak boleh melebihi 50 mm.
 busur
Haluan tiang beton yang dicor di tempat tidak boleh melebihi 0,01 dari panjang tiang ke
segala arah.

Toleransi Ketinggian Sheet Pile

▽Design Elevation

∂h<±50 mm

Toleransi Perpindahan Horizontal


d ≦ 50mm
Toleransi Penurunan dalam Keselarasan Sheet Pile
Penurunan Alignment Sheet Pile (b, h) dan Pemisahan Joint (a1, a2, b, h)
a1

Penurunan dalam arah persegi panjang terhadap keselarasan tumpukan lembaran


b a2

Contoh Lembar Pemantauan


Rectangle Direction against
Horizontal Alignment
Alignment
Elevation Displacemen
Sheet t Separation of
Decline Decline
Pile Joint
No.
⊿h(mm) d(mm) b(mm) h(mm b/h( a1(mm a2(mm c(mm h(mm c/h(%)
) %) ) ) ) )

TS-7-06 Beton Coping

1 Pembobokan/Pengupasan Kepala Tiang Pancang


Beton harus dikupas sampai rata sehingga beton yang tersisa harus menjorok 50 mm sampai 75
mm ke dalam tiang pancang. Dengan tiang beton bertulang, tulangan tiang terbuka harus cukup
panjang untuk direkatkan sepenuhnya ke dalam tutup tiang seperti yang ditunjukkan pada
Gambar. Dengan tiang beton prategang, kawat prategang yang terbuka harus memanjang
setidaknya 600 mm ke dalam tutup tiang. Ini harus dilengkapi, jika perlu, dengan batang
tulangan yang dicor ke bagian atas tiang. Sebagai alternatif, pengikatan dapat dilakukan dengan
tulangan baja ringan saja, ini dilemparkan ke bagian atas tiang selama pembuatan. Pengupasan
beton tiang harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari pecahnya atau merusak sisa
tiang.
Beton yang retak atau rusak harus dipotong dan diperbaiki dengan beton baru yang direkatkan
dengan benar ke beton lama.
Material potong, yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan tidak layak untuk diselamatkan,
harus dibuang sesuai keinginan Direksi Pekerjaan.

2 Mengatasi Beton
Penyangga beton ke kepala tiang pancang harus struktur beton bertulang. Semua pekerjaan
beton untuk mengatasi beton kepala tiang harus dilakukan sesuai dengan persyaratan Pekerjaan
Beton Ayat 3 dari Spesifikasi Teknis ini baik untuk material maupun konstruksi.
Direkomendasikan menggunakan Beton Coping Pracetak yang diproduksi di bengkel pabrik
sebagai bekisting. Dalam hal beton coping pracetak diterapkan, Penyedia jasa harus:
a. Penyedia jasa harus menyerahkan gambar beton coping pracetak termasuk gambar susunan
batang untuk disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Kemudian Penyedia jasa harus menyiapkan
beton coping pracetak untuk tiang pancang uji. Setelah pekerjaan tiang pancang uji, Penyedia
jasa harus meninjau desain untuk mendapatkan persetujuan dari Engineer.
b. Inspeksi pabrik terhadap beton coping pracetak harus dilakukan.
c. Penyedia jasa harus menyiapkan rencana persiapan beton coping pracetak untuk persetujuan
Direksi
Sebelum pengecoran, kepala tiang harus dibersihkan dari semua bahan lepas atau pecahan,
dibasahi secara menyeluruh dan ditutup dengan lapisan tipis mortar. Beton yang akan
digunakan minimal campuran beton K225. Semen yang akan digunakan harus mempunyai
mutu yang sama dengan semen yang digunakan pada tiang pancang aslinya, kecuali ditentukan
lain oleh Direksi Pekerjaan.

3. Timbunan
Setelah batang pengikat atau angkur tanah selesai, pengisian timbunan harus dilakukan
ketingkat dan kerataan yang disyaratkan dengan cara yang tidak melukai CCSP yang telah
dipasang. Dalam hal tiang tunggal tanpa angkur, penimbunan harus dilakukan sesuai
kebutuhan setelah pemancangan selesai. Setelah tie rod atau angkur tanah selesai dikerjakan,
penimbunan harus dilakukan sampai tingkat dan tingkatan yang disyaratkan dengan cara tidak
melukai tie rod atau angkur tanah dan waling yang sudah dipasang. Bahan pengisi harus dari
bahan pilihan yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebelum pekerjaan dimulai. Semua
pekerjaan penimbunan harus dilakukan sesuai dengan persyaratan Timbunan sebelumnya,
kecuali telah diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan.
Pemadatan harus dilakukan oleh tenaga manusia.
Perpindahan tiang pancang harus dipantau selama pekerjaan penimbunan kembali. Jika terjadi
perpindahan tiang pancang, pekerjaan penimbunan kembali harus dihentikan dan Penyedia jasa
harus berdiskusi dengan Direksi Pekerjaan
Geo-tekstil akan digunakan di belakang dinding lembaran seperti yang ditunjukkan pada
gambar

TS-7-06 Pemasangan Tie Rod dan Wales

1. Kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pekerjaan, tie-rod permanen untuk angkur atau dinding
tiang pancang yang ditunjukkan dalam Gambar harus ditempatkan sebelum penempatan
timbunan kembali dan pelepasan bresing sementara.

2. Pemasangan Tie Rods


Tie rods harus dipasang sesegera mungkin setelah jangkar dan waling selesai.

a. Penopang sementara yang disetujui harus digunakan untuk menyangga batang pengikat
sekurang-kurangnya pada satu lokasi dan menahannya pada posisinya yang tepat sampai
pengisian dilanjutkan di atas batang pengikat.
b. Tie rods harus ditangani dengan sangat hati-hati agar tidak menimbulkan kerusakan pada
sekrup, pelapis, dll., dan dipasang pada sudut yang ditunjukkan pada Gambar dan pada sudut
yang tepat dengan garis dinding tiang pancang. Toleransi sudut tie rod terhadap dinding
tiang pancang harus 2 derajat.
c. Bila mur batang pengikat tidak menyentuh tiang pancang atau ring secara merata, ring baja
tirus atau baja berbentuk baji dengan ukuran yang disetujui harus digunakan.
d. Dalam keadaan apa pun batang pengikat tidak boleh dipotong, diulir lagi atau dilas. Semua
mur harus disekrup pada tali pengikat dengan minimal tiga ulir tertinggal di luar dan setiap
bagian penghubung batang pengikat harus disekrup setidaknya sedalam mur untuk batang
pengikat.
e. Setelah tie rod dipasang, tegangan setiap tie rod harus diatur ke nilai yang seragam dengan
menggunakan turnbuckle dan/atau kedua mur ujung. Dengan penyesuaian ini, tumpukan
lembaran tidak boleh dibawa
f. Pelapisan; Tie-rod dan aksesoris yang diperlukan harus dilapisi dengan tar batubara atau
setara yang disetujui, untuk dilindungi dari korosi. Untaian harus dilapisi dengan gemuk dan
polietilen atau disetujui sama, sesuai dengan Gambar untuk dilindungi dari korosi. Tarif
jadwal yang dimasukkan oleh Kontraktor untuk pos-pos ini dianggap sudah termasuk biaya
pelapisan masing-masing meskipun tidak disebutkan secara jelas dalam pos pembayaran Bill
of Quantities.

TS-7-07 Pekerjaan Tie Rod, baja kanal dan pipa galvanis.

1. Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material, peralatan,
dan alat bantu pengerjaan rangka atap simple porta, sehingga dicapai hasil pekerjaan yang
baik dan optimal.

a. Bahan
Macam-macam Bahan.
1. Tie Rod Ø 60 mm, L = 5 m
Kualitas baja = SS 400
2. Bolt/ Baut struktur baja dengan spesifikasi :
Memiliki kemampuan menahan gaya tarik Kualitas baja = ASTM A325, JIS F10T
3. Baja Kanal
200 x 80 x 7,5 x 11,0
Kualitas baja SS 41
4. Pipa Galvanis
Ø 2” dengan ketebalan type schedule medium atau seperti yang di arahkan oleh Direksi.

b. Bahan-bahan Yang Dipergunakan.


Seluruh baja yang dipergunakan harus memenuhi SNI atau standar lainya yang sederajat
atau lebih tinggi (lengkap). Sebelum mulai dengan mendatangkan bahan-bahan, penyedia
jasa diwajibkan untuk memberikan keterangan detail-detail seperlunya mengenai bahan-
bahan baja yang akan dipakai kepada pengawas proyek untuk mendapat persetujuan.
Seluruh bahan-bahan baja ini harus lurus dan tanpa cacat sebelum dikerjakan. Bahan-
bahan baja yang sudah ada cacatnya dan tidak dapat diperbaiki harus diganti / tidak
dipergunakan.
c. Supply Dari Bahan-bahan
Baja.
Penyedia jasa bertanggung jawab dalam mencari / mensupply bahan-bahan baja. Harga
penawaran harus didasarkan pada harga dimana dapat dijamin sumber supply yang
kontinyu. Waktu pelaksanaan tidak dapat diperpanjang dengan adanya bahan-bahan
baja yang belum diterima dan tidak ada pembayaran ekstra sebagai biaya tambahan
untuk perantara dalam mensupply baja tersebut.

2. Baja Uji.
Pengawas proyek mewajibkan penyedia jasa untuk terlebih dahulu menguji / mengecek bahan-
bahan baja yang akan dipergunakan dalam struktur. Bahan-bahan yang gagal memenuhi
persyaratan dalam test harus seluruhnya ditolak atau sebagai alternatif lain, pengawas proyek
memerintahkan untuk digunakan hanya terbatas pada bagian-bagian tertentu dari struktur baja
saja.

3. PERSIAPAN FABRIKASI.
a Gambar Kerja.
1. Penyedia jasa harus menyiapkan gambar kerja menyeluruh untuk struktur, dalam 3
copy untuk pengawas proyek dalam waktu paling lambat 1 minggu sebelum
pelaksanaan untuk mendapat persetujuan pengawas proyek.
2. Gambar kerja ( Shop Drawings ) harus mengacu pada gambar rencana dan
mencantumkan semua informasi lengkap sambungan-sambungan yang tidak
tercantum dalam gambar kontrak dan semua
3. penjelasan dilapangan, termasuk detail-detail pemasangan, dasar-dasar perhitungan
lubang baut, ketebalan, tipe, grade, kelas baja, angker dan semua yang berhubungan
dengan members, dan alat pengikat lainya.
4. Gambar kerja harus mencantumkan semua informasi walaupun tidak tercantum dalam
gambar.
5. Gambar kerja harus memuat detail-detail seperti ketebalan, tipe, grade, angker dan
semua yang berhubungan dengan batang dan alat pengikat lainya.
6. Gambar yang perlu dibuat antara lain detail-detail sambungan, cara-cara erection, dan
lain-lain.
7. Penyedia jasa boleh mengajukan alternatif detail-detail sambungan dengan
menyertakan perhitungan yang diperlukan dan dipertimbangkan oleh pengawas
proyek.
8. Sedapat mungkin dihindarkan pengelasan dilapangan kecuali yang ditetapkan dalam
gambar.
9. Setelah mendapat persetujuan, tidak boleh diadakan perubahan gambar lagi kecuali
dengan persetujuan pengawas proyek.
a. Skala yang dipakai untuk gambar kerja adalah :
 Denah dan potongan tidak kurang dari 1 : 500.
 Detail potongan dan sambungan tidak kurang dari 1 : 15.

b Gambar Jadi (As – Build Drawing).


Penyedia jasa harus membuat dan meyerahkan As-Build Drawings sebanyak 3 copy
pada saat akhir pekerjaan untuk dokumentasi pemilik, serta sudah harus
mendapatkan persetujuan dari pengawas proyek.

c Perubahan-perubahan dan Tambahan-tambahan.


Perubahan-perubahan pada bagian-bagian atau tambahan-tambahan pada
detail, atau keduanya berserta alasannya harus diberikan dan disertai gambar
kerja untuk disetujui pengawas proyek.
Perubahan-perubahan yang telah disetujui harus dikoordinasikan oleh penyedia
jasa dan dilaksanakan tanpa penambahan biaya.

d Tanggung Jawab Atas Kesalahan-kesalahan.


Penyedia jasa harus bertanggung jawab atas semua kesalahan-kesalahan dalam
detail pembuatan dan pemasangan yang tidak sempurna dari bagian-bagian
struktur.

e Contoh-contoh
Semua material dan contoh hasil kerja harus diperlihatkan kepada pengawas
proyek berupa contoh untuk disetujui. Pengajuan contoh-contoh untuk persetujuan
pengawas proyek harus diserahkan dalam waktu yang secepat mungkin (minimal
½ bulan sebelum jadwal pelaksanaan) sesuai dengan jadwal pekerjaan yang telah
disetujui.

f Fabrikasi
Penyedia jasa harus mengijinkan pengawas proyek setiap saat untuk melihat cara
pengerjaan / fabrikasi ditempat kerja ( workshop ) penyedia jasa. Penyedia jasa
harus menyerahkan program kerja yang menunjukan semua item kegiatan
pekerjaan fabrikasi dan ereksi bersama dengan pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya
sementara. Pekerjaan pembuatan harus sesuai dengan standar SNI atau yang
sederajad.

g Toleransi.
Toleransi dimensi dari elemen struktur harus mengikuti SNI dan AISE.Kelurusan,
groove angle, root opening dan cleanliness dari permukaan yang akan dilas harus
diperiksa terlebih dahulu sebelum dilas dan toleransi ini harus sesuai dengan AWS.

4. PELAKSANAAN
a) Penyedia jasa harus mengajukan usulan metode pelaksanaan pada Pengawas proyek sesuai
dengan gambar rencana pada saat mengajukan penawaran.
b) Pelaksanaan baru dapat dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari Pengawas proyek.
c) Jika stabilitas dari struktur lengkap tergantung juga pada elemen-elemen lainya, seperti
lantai beton, dinding bata dan lain-lainya yang mana dibangun setelah struktur baja
didirikan, maka penguat sementara harus tetap dipasang ditempat sampai seluruh elemen-
elemen tersebut lengkap didirikan dan juga setelah mendapat ijin Pengawas proyek.
d) Penyedia jasa harus mematuhi segala petunjuk Pengawas proyek yang berhubungan dengan
pelaksanaan / pendirian segala bagian struktur.
e) Sambungan-sambungan baut sebelumnya harus dikontrol oleh Pengawas proyek.
f) Bila diinginkan penyedia jasa harus membuat perancah-perancah tambahan untuk
memungkinkan Pengawas proyek menginspeksi setiap unit sambungan dan biaya ini
dianggap sudah dimasukan dalam harga tender.
g) Pekerjaan baut dan las harus selalu diawasi selama pelaksanaan dan bilamana Pengawas
proyek menganggap adanya kesalahan dalam pekerjaan harus segera diganti atau
diperbaiki dengan biaya penyedia jasa.
h) Penyedia jasa harus menyimpan dan menjaga semua bahan-bahan menurut lazimnya dan
melindungi terhadap kontak langsung dengan tanah ataupun terhadap gangguan lainya.
i) Baja tidak boleh ditempatkan atau dipasang diatas pondasi beton atau lantai sampai beton
mempunyai kekuatan minimum 50% dari kekuatan beton umur 28 hari.
j) Setelah semua struktur ragka baja terpasang, pembersihan pada komponen2 struktur baja
dilakukan sebelum pekerjaan finishing (pengecatan)
TS-7-06 Pengukuran dan Pembayaran
1. Pengadaan Sheet Pile
Pengukuran Pengadaan Tiang Pancang Beton Bergelombang (CCSP) harus dilakukan pada
potongan satuan tiang karena panjang tiang yang ditentukan telah diangkut ke lokasi dan
diterima semuanya sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi dan ditunjukkan dalam Daftar
Kuantitas.

Pembayaran Pengadaan Tiang Pancang Beton Bergelombang (CCSP) dihitung sebagai potongan
satuan tiang sesuai panjang tiang yang ditentukan telah diangkut ke lokasi dan diterima
semuanya sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas, yang
harga satuannya sudah termasuk biaya semua bahan, tenaga kerja, dan Pabrik Konstruksi; untuk
fabrikasi (untuk tiang pancang beton pracetak dan tiang beton prategang), pengiriman,
penanganan, dan penyimpanan tiang pancang beton; dan untuk keperluan lain yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan Gambar, Spesifikasi dan seperti yang diarahkan
oleh Direksi Pekerjaan.

2. Pemancangan Sheet Pile


Pengukuran pemancangan tiang pancang harus dilakukan pada total panjang tiang yang telah
selesai, dipancangkan dan diterima semua sesuai dengan Gambar dan Spesifikasi dan
ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas yang diukur dari elevasi puncak tiang sampai ke dasar tiang.
tumpukan.
Pekerjaan cut-off diperlakukan sebagai bagian dari pekerjaan pemancangan. Setiap panjang
tiang tambahan yang mungkin diperlukan untuk menyesuaikan dengan metode operasi Penyedia
jasa atau karena alasan lain tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran.
Pembayaran untuk tiang pancang beton yang diukur seperti tersebut di atas akan dilakukan
dengan harga satuan per meter linier yang ditenderkan oleh karena itu dalam Daftar Kuantitas,
yang harga satuannya harus mencakup biaya semua bahan, tenaga kerja, dan peralatan
penggerak; untuk pemancangan tiang beton; dan untuk keperluan lain yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan Gambar, Spesifikasi dan seperti yang diarahkan oleh
Direksi Pekerjaan.

3. Tes Kerja TestPre PilePilling untuk CCSP


Pengukuran tiang uji Pra Pilling Work Test untuk CCSP sudah termasuk di dalam harga
pengadaan sheet pile. dari jumlah jumlah tiang sebenarnya dalam meter linier untuk pengujian.
Ini akan mencakup tiang pancang yang dilengkapi dan dipancang sesuai petunjuk Direksi,
kecuali tiang uji tersebut sepenuhnya memenuhi persyaratan yang ditentukan di sini dan
diterima oleh Direksi.

Satuan
No. Item Item Pembayaran
Pembayaran
III COSTAL DIKE (CONCRETE SHEET PILE DOUBLE – WALL)-
SUNGAI PALU
III.2.a Pengadaan CCSP (Corrugated Concrete Sheet Pile), W=450 ; meter
L=16 m di lokasi pekerjaan
III.2.b Pemancangan CCSP (Corrugated Concrete Sheet Pile)-W 450 meter
III.2.c Pembobokan sheet pile CCSP meter kubik
(M³)
IV RIVER DIKE (EMBANKMENT WITH CO SHEET PILE/CO
RETAINING WALL) – SUNGAI PALU
IV.2.a Pengadaan CCSP (Corrugated Concrete Sheet Pile), W=600 ; meter
L=14.5 m di lokasi pekerjaan
IV.2.b Pemancangan CCSP (Corrugated Concrete Sheet Pile)-W 600 meter
IV.2.c Pembobokan sheet pile CCSP meter kubik
(M³)
V DRAINAGE CHANNEL – SUNGAI PALU
V.2.k Pembobokan Sheet Pile CCSP meter kubik
(M³)
V.3.g Pembobokan Sheet Pile CCSP meter kubik
(M³)

Harga satuan sudah mencakup biaya untuk pengadaan semua tenaga kerja, peralatan, bahan,
pendukung yang diperlukan untuk penyediaan, transportasi, pemotongan, penempatan dan
pekerjaan lain yang terhubung dengan penyelesaian pekerjaan ini sesuai spesifikasi.

BAGIAN 8 : BOX CULVERT

TS. 8-01 Box Culvert , K - 350, Fabrikasi, untuk beban ringan ( terpasang )
Box Culvert, K - 350, Fabrikasi, untuk beban ringan ( terpasang ) yang dimaksud adalah pekerjaan
pengadaan dan pemasangan Box Culvert dengan dimensi seperti yang tertera pada gambar, K - 350,
Fabrikasi (prestress) sesuai ketentuan yang ada pada gambar dan lokasi.

a. Metode Pelaksanaan pengangkutan box culvert


 Packing dalam proses pembuatan box culvert, dilakukan dengan cara menumpuk dan
memasang box culvert yang ada di lakukan sesuai dengan petunjuk untuk menghindari
beberapa kerusakan akibat penanganan yang tidak tepat.

 Untuk mengangkat box culvert, digunakan sistem loading atau unloading dimana ia
memanfaatkan mobil crane dan tali sling yang diikatkan pada lifting hole pada kedua sisi
box culvert sehingga lebih aman.
 Produk box culvert dimuat dan diletakkan secara menumpuk sesuai posisi yang telah
ditetapkan. Hal yang perlu anda perhatikan adalah lapisan atas dan bawah yang harus
dibuat sejajar agar produk box culvert tetap rata dan menghindari kerusakan antara lapisan
yang satu dengan lain, anda bisa memanfaatkan balok kayu untuk memudahkan proses
penumpukan ini.

 Untuk mengangkut produk box culvert beton dari area pabrik menuju lokasi proyek
menggunakan transportasi truk khusus yang sudah disediakan oleh perusahaan.
b. Metode cara pemasangan Box Culvert
Setelah Box Culvert telah sampai di lokasi proyek, langkah selanjutnya adalah tahapan
pemasangan box culvert sesuai dengan gambar yang telah direncanakan dengan persetujuan
Direksi.
Berikut adalah tahapan metode pemasangan box culvert :
1. Sebelum Proses pemasangan dilakukan, Penyedia harus memastikan Box Culvert yang
dikirim pabrik dalam kondisi baik (diperiksa dengan teliti untuk melihat apakah terdapat
retakan-retakan ketika menuju lokasi proyek). Karena kerusakan dalam box culvert bisa
berakibat fatal, jadi jika ada kerusakan Box culvert bisa segera diganti oleh pihak pabrik.
Sebelum box culvert dipasang, Penyedia Jasa harus menginformasikan pada Direksi untuk
diperiksa dan mendapat persetujuan pemasangannya.
2. Langkah awal dalam proses pemasangan box culvert adalah melakukan galian tanah sesuai
rancangan saluran yang hendak dilakukan. Tanah galian pada box culvert sebaiknya lebih
dilebarkan lagi agar memudahkan bantuan alat berat saat meletakkan produk box culvert
di dalamnya.
3. Box culvert kemudian diangkat dan diletakkan sesuai dengan rancangan pada gambar
perencanaan menggunakan bantuan mobil crane.
4. Meletakkan Box culvert harus dilakukan secara perlahan, sebelum itu sebaiknya dalam
lahan galian sudah diberi urukan pasir setebal 10 cm dan lantai kerja sebesar 10 cm.
5. Untuk area galian yang memiliki kemiringan 1/5 sampai 1/10, agar mengurangi resiko
terjadinya pergeseran box culvert sebaiknya diberikan angkur dari beton dan ditanam pada
kedalaman minimal 50 cm dari bawah sambungan.
6. Jika memang dibutuhkan, Penyedia Jasa dapat melakukan pemotongan dengan persetujuan
Direksi. Pemotongan ini harus dikerjakan dengan sangat rapi dan teliti agar tidak
menyebabkan kerusakan pada bagian ujungnya.

c. Pengurugan Tanah
Setelah antar Box telah menyatu, sudah diperiksa dan disetujui Direksi, kemudian dilakukan
pengurugan dan pemadatan tanah. Urug Kembali area di sisi luar box culvert dengan tanah
hasil galian yang terpilih, kemudian dirapihkan.

d. Pengukuran dan Pembayaran untuk pekerjaan Box Culvert , K - 350, Fabrikasi, untuk beban
ringan ( terpasang ) akan dilakukan “buah” dengan harga satuan per “buah” sebagaimana
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dengan cara seperti berikut ini.

Satuan
No. Item Item Pembayaran
Pembayaran
V DRAINAGE CHANNEL - SUNGAI PALU
Pengadaan dan pemasangan Precast Box Culvert (1.00 x 1.00
V.2.a Buah
x 1.20) m, Drainage Channel 1
Pengadaan dan pemasangan Precast Box Culvert (0.30 x 0.30
V.2.b Buah
x 1.20) m, Drainage Channel 2
Pengadaan dan pemasangan Precast Box Culvert (0.50 x 0.50
V.2.c Buah
x 1.20) m, Drainage Channel 3
Pengadaan dan pemasangan Precast Box Culvert (1.00 x 1.00
V.2.d Buah
x 1.20) m, Drainage Channel 4
Pengadaan dan pemasangan Precast Box Culvert (0.50 x 0.50
V.2.e Buah
x 1.20) m, Drainage Channel 5
Pengadaan dan pemasangan Precast Box Culvert (0.80 x 0.80
V.2.f Buah
x 1.20) m, Drainage Channel 6
Pengadaan dan pemasangan Precast Box Culvert (0.80 x 0.80
V.2.g Buah
x 1.20) m, Drainage Channel 7
Pengadaan dan pemasangan Precast Box Culvert (1.20 x 1.20
V.3.a Buah
x 1.20) m, Drainage Channel 1
Pengadaan dan pemasangan Precast Box Culvert (1.20 x 1.20
V.3.b Buah
x 1.20) m, Drainage Channel 2
Pengadaan dan pemasangan Precast Box Culvert (1.50 x 1.50
V.3.c Buah
x 1.20) m, Drainage Channel 3

Harga satuan sudah mencakup biaya untuk pengadaan semua tenaga kerja, peralatan, bahan,
pendukung yang diperlukan untuk penyediaan, transportasi, pemotongan, penempatan dan
pekerjaan lain yang terhubung dengan penyelesaian pekerjaan ini sesuai spesifikasi.

BAGIAN 9 : PEMBESIAN

TS. 9-01 Penulangan dengan besi polos atau besi sirip (deformed bar)

1. Umum
Penyedia jasa harus menyediakan dan memasang semua baja tulangan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau diarahkan oleh Direksi.

2. Bahan
a. Batang tulangan berupa baja ulir atau batang baja polos. Untuk penggunaan umum, baja
polos harus memenuhi U24 dari PBI, Standar Indonesia, dan baja tulangan ulir harus
memenuhi U32 atau tulangan baja setara yang memenuhi standar asing yang relevan. Beton
pra-cetak pada konstruksi jembatan, harus menggunakan baja ulir U39.
b. Pembesian dari pabrikan (Reinforcing fabric) harus memenuhi ASTM A185 atau standar
Indonesia yang setara.
c. Sertifikat pengujian diperlukan untuk semua tulangan baja yang disediakan oleh Penyedia
jasa untuk digunakan dalam pekerjaan.

3. Daftar Tulangan
a. Penyedia jasa harus menyiapkan daftar tulangan lengkap, termasuk detail bar bending, untuk
setiap gambar detail tulangan dalam bentuk yang disetujui. Semua tulangan yang
ditunjukkan pada gambar detail tulangan harus diidentifikasi pada daftar tulangan sesuai
dengan standar bentuk tulangan seperti yang ditunjukkan pada gambar. Semua daftar
tulangan harus ditentukan dan dimensi dengan cara yang disetujui.
b. Setidaknya dua puluh delapan (28) hari sebelum penempatan baja tulangan seperti
ditunjukkan pada gambar detail tulangan, Penyedia jasa harus menyerahkan, untuk
persetujuan, dua (2) hard copy dan satu (1) soft copy daftar tulangan untuk gambar
dimaksud, bersama dengan dua (2) hard copy dan satu (1) soft copy gambar detail tulangan
yang ditandai dengan setiap batang diidentifikasi sesuai dengan daftar batang.

4. Penempatan Tulangan
a. Penyedia jasa harus bertanggung jawab atas kekurangan pemotongan, pembengkokan dan
penempatan batang baja tulangan terhadap toleransi yang ditentukan dalam Tabel Toleransi
untuk Penulangan berikut ini :
Kondisi Penulangan Toleransi
Length of splice - 25 mm
Variation of Protective cover +/- 10 %
Variation from indicated spacing +/- 20 mm
Dimension of bend bars
Stirups and ties +/- 5 mm
Other bars +/- 10 mm

b. Sebelum baja tulangan ditempatkan, permukaan batang atau baja anyaman dan permukaan
dari setiap batang logam harus dibersihkan dari karat berat, loose mill scale, kotoran, minyak
dan zat asing lainnya yang mengganggu. Setelah dicor, tulangan atau tulangan anyaman
harus dipertahankan dalam kondisi bersih sampai benar-benar tertanam dalam beton.
c. Batang tulangan besi atau anyaman penguat harus ditempatkan dan diamankan secara
akurat pada posisinya sehingga terdapat jarak bersih setidaknya 25 mm antara batang atau
anyaman dan logam tertanam yang berdekatan sehingga batang dan anyaman tidak akan
berpindah selama penempatan beton. Penyedia jasa harus memastikan bahwa tidak ada
gangguan pada tulangan lain pada beton yang telah ditempatkan.

d. Gantungan, spacer dan penyangga logam, plastik atau beton lainnya dapat diadakan dan
digunakan oleh Penyedia jasa untuk mendukung batang tulangan atau kain penguat. Beton
pendukung, jika digunakan, harus memenuhi persyaratan beton dalam spesifikasi ini. Spacer
baja (pengatur jarak dari baja) yang dapat menyebabkan pewarnaan karat pada permukaan
jadi, tidak boleh digunakan.

5. Menggabung dan Menyambung Tulangan


a. Bilamana perlu menyambung tulangan, sambungan dapat dibuat dengan overlaping
(tumpang tindih), dengan mengelas atau dengan cara mekanis.
b. Sambungan atau splices pada tulangan baja atau anyaman penguat, harus dilakukan pada
posisi yang ditunjukkan pada gambar atau seperti yang diarahkan oleh Direksi.
c. Pengelasan cold worked reinforing bars (batang atau kawat baja yang telah digulung,
dipuntir, atau ditarik pada suhu sekitar normal) dapat diijinkan untuk setiap aplikasi
tertentu, hanya jika disetujui.
d. Jika Penyedia jasa mengusulkan untuk menggunakan kopling mekanik untuk tulangan,
Penyedia jasa harus menyerahkan, untuk persetujuan, sampel kopling yang diusulkan tidak
kurang dari enam puluh (60) hari sebelum usulan digunakan.

6. Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan Besi Tulangan hanya dilakukan untuk berat
batang tulangan yang terpasang dalam beton sesuai dengan gambar kerja Penyedia jasa dan
daftar batang tulangan besi yang disetujui oleh Direksi. Klip ikatan, spacer kawat pengikat,
atau bahan lainnya yang digunakan untuk menentukan posisi dan mengikat batang baja
tulangan di tempat tidak boleh diukur untuk pembayaran.
Batang tulangan besi yang tumpang tindih (over-lap) sebagaimana ditunjukkan pada gambar
atau disyaratkan oleh Direksi akan dimasukkan dalam pengukuran untuk pembayaran.
Pengukuran untuk pembayaran dari sambungan (splices) mekanik akan dilakukan untuk
panjang lap yang setara di lokasi splice.
b. Pembayaran untuk pekerjaan Besi Tulangan akan dilakukan untuk kuantitas yang diukur
diatas, dengan harga satuan per kilogram (Kg) sebagaimana tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga, dengan cara seperti berikut ini.

Satuan
No. Item Item Pembayaran
Pembayaran
COASTAL DIKE (CONCRETE SHEET PILE DOUBLE WALL) -
III
SUNGAI PALU
Pembesian dengan besi ulir/polos, termasuk untuk expantion
III.2.i Kg
joint
RIVER DIKE (EMBANKMENT WITH CO SHEET PILE/CO
IV
RETAINING WALL) – SUNGAI PALU
Pembesian dengan besi ulir/polos, termasuk untuk expantion Kg
IV.2.i
joint
IV.3.b Pembesian dengan besi ulir/polos Kg
V DRAINAGE CHANNEL – SUNGAI PALU
Kg
V.2.p Pembesian dengan besi ulir/polos, termasuk joint bar
Kg
V.3.l Pembesian dengan besi ulir/polos, termasuk joint bar

Harga satuan sudah mencakup biaya untuk pengadaan semua tenaga kerja, peralatan, bahan,
pendukung yang diperlukan untuk penyediaan, transportasi, pemotongan, pembengkokan
pendukung dan penempatan batang baja tulangan dan pekerjaan lain yang terhubung
dengan penyelesaian pekerjaan ini sesuai spesifikasi.

BAGIAN 10 : PINTU AIR

TS.10-01 Pekerjaan Pintu Air

1. UMUM
Pintu air dapat membuka dan menutup secara otomatis akibat perbedaan tinggi muka air
atau akibat tekanan air.
Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, metode pelaksanaan pekerjaan,
pengendalian mutu serta pengukuran dan pembayaran pelaksanaan pekerjaan pintu air.
Pedoman ini mencakup pengadaan, pengujian, finishing, pengecatan, pengiriman ke lokasi
pekerjaan, penyetelan yang ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan.

2. ACUAN NORMATIF
Standar Nasional Indoensia (SNI) :
- SNI 03-6861.2-2002 : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian – B (Bahan Bangunan Dari
Besi/Baja)
- SNI 03 - 6861.3 - 2002 : Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian – C (Bahan Bangunan Dari
Logam Bukan Besi)
3. KETENTUAN DAN PERSYARATAN

a. Toleransi Dimensi
1. Pekerjaan besi/baja
a) Batang sambungan geser (struts) Penyimpangan maksimum terhadap garis lurus,
termasuk dari masing-masing flens ke segala arah : panjang/1000 atau 3 mm, dipilih
yang lebih besar.
b) Permukaan yang Dikerjakan dengan Mesin Penyimpangan permukaan bidang kontak
yang dikerjakan dengan mesin tidak boleh lebih dari 0,25 mm untuk permukaan yang
dapat dipahat dalam suatu segiempat dengan sisi 0,5 m

2. Diameter Lubang
Lubang pada elemen utama : +1,2 mm - 0,4 mm
Lubang pada elemen sekunder : +1,8 mm - 0,4 mm

3. Alinyemen Lubang
Elemen utama, dibuat di bengkel : ± 0,4 mm
Elemen sekunder dibuat di lapangan : ± 0,6 mm
a) Pelenturan Alat Angkat maksimum permukaan terhadap permukaan teoritis harus
kurang dari 1 (satu) milimeter pada setiap panjang 3 (tiga) meter

4. Pekerjaan Pengelasan.
Penyimpangan yang tidak dikehendaki akibat kesalahan penjajaran bagian-bagian yang
akan disambung tidak melampaui 0,15 kali ketebalan pada bagian yang lebih tipis atau
3 mm untuk material yang tebalnya lebih besar 12 mm

b. Persyaratan Bahan
1. Pekerjaan Daun Pintu
a) Stainless Steel Grade 304 atau Aluminium.
Persyaratan pekerjaan besi dan baja harus mengikuti sesuai dengan SNI 03- 6861-
2-2002. Spesifikasi Bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari besi/baja)

2. Pekerjaan pengecatan
Semua komponen pintu beserta alat pengangkat, kerangka alur maupun kerangka
ambang baik yang tertanam di beton maupun yang terbuka agar tahan terhadap cuaca
harus dicat dengan “coaltar epoxy resin”, Pengecatan Komponen tersebut harus
memenuhi persyaratan sesuai SNI 06 – 6452 – 2000, Metode Pengujian cat bitumen
sebagai lapis pelindung

c. Persyaratan Kerja
1. Daun Pintu
a) Semua tipe pintu terdiri dari daun pintu air, kerangka utama penyekat dan komponen
lain yang diperlukan. Pintu yang digunakan harus sesuai dengan Gambar dengan
konstruksi las, lebar dan tinggi bersih daun pintu;
b) Jika detail bangunan pintu tidak ditentukan dalam spesifikasi ini maka Penyedia Jasa
harus membuatnya dengan persetujuan Direksi;
c) Pelat pintu air harus terletak di bagian hulu. Tebal minimum pelat pintu air adalah 6
(enam) mm, termasuk ke longgaran korosi 2 (dua) milimeter.
d) Kerangka utama mendatar terbuat dari profil U dengan kelonggaran korosi 2 (dua)
milimeter. Lendutan balok pada beban penuh harus kurang dari 1/800 bentang pada
beban maximum
e) Seal harus terdiri dari bahan karet yang diklem pada pintu dengan baut, mur dan
cincin baja. Seal harus disambung pada ujungnya dengan cara divulkanisir agar
menerus. Tegangan tarik pada sambungan harus lebih besar dari 50% (lima puluh
persen) pada bagian tanpa sambungan. Seal harus dibentuk sedemikian sehingga
dapat menahan air dengan baik.

2. Kerangka Pintu
Setiap rangka pintu harus terdiri dari kerangka ambang dasar pintu, kerangka atas dan
kerangka tarik/sponing dan semua komponen lain yang diperlukan pada pemasangan
rangka pintu yang lengkap dan memudahkan operasi pintu. Jika konstruksi rangka pintu
tidak dijelaskan secara rinci disini, maka harus dibuat oleh Penyedia Jasa dengan
persetujuan Direksi Pekerjaan.
a) Kerangka Ambang
Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dari puntir dan bengkokan agar
tidak terjadi bocoran dibawah pintu. Kerangka ambang harus direncanakan agar dapat
meneruskan gaya – gaya yang terjadi pada beton atau pasangan batu kali tanpa terjadi
pelenturan.
b) Kerangka Sponing
Kerangka sponing harus mampu meneruskan tekanan air pada beton. Permukaan
rangka sponing harus betul dan rata. Pelenturan maksimum permukaan terhadap
permukaan teoritis harus kurang dari 1 (satu) milimeter pada setiap panjang 3 (tiga)
meter. Permukaan harus dikerjakan dengan mesin dan diperkeras untuk memberikan
perlindungan terhadap keausan.

4. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pelaksanaan pekerjaan yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan
pintu ini harus memuat :
Batang Baja Tegangan Izin - Tegangan Tarik - Tegangan Desak - Tegangan Lentur - Tegangan
Geser 1200 kg/cm2 1200 kk/cm2 1200 kg/cm2 700 kg/cm2
Tegangan yang diijinkan pada kondisi beban sementara ditentukan 50% (lima puluh persen)
lebih besar dari pada kondisi beban normal. Tegangan ekivalen yang diakibatkan kombinasi
tegangan biaxial atau triaxial tidak boleh melebihi tegangan ijin diatas. Bagaimanapun juga
tidak diijinkan ada tegangan yang melebihi 90% (sembilan puluh persen) dari tegangan
maksimum material yang digunakan. Tebal pelat baja untuk pekerjaan pintu adalah minimum
6 (enam) mm. Modulus kelangsingan atau faktor tekuk pada kerangka baja desak utama harus
kurang dari 159 dan pada baja lainnya harus kurang dari 240.

a. Perakitan dan Pengujian di Bengkel


1. Pintu dan Rangka Pintu Setiap pintu dengan seal karet harus dirakit dibengkel. Pada saat
perakitan, pintu harus diperiksa mengenai ukuran, kelonggaran dan ketepatan posisinya.
Setiap kesalahan dan ketidak tepatan yang ditemukan harus dikoreksi dengan tepat. Seal
karet harus tepat pada posisinya saat perakitan di bengkel. Semua ukuran rangka pintu
yang berkaitan dengan ukuran pintu harus diperiksa dan setiap kesalahan dan ketidak
tepatan posisinya yang ditemukan harus diperbaiki. Suku cadang harus sesuai dan
dihindari selama perakitan dan pengangkutan.

b. Pemasangan dan Pengujian di Lapangan


1. Rangka Pintu
a) Rangka pintu
harus dirakit dan dipasang pada tempatnya seperti gambar yang telah disetujui pada
posisi yang sesuai dengan toleransi yang diizinkan. Letak baut atau perlengkapan lain
harus dipasang pada rangka pintu dengan posisi yang tepat.
b) Ikatan antara rangka pintu dan penopang harus kuat sehingga pada saat beton dicor
tidak akan merubah posisi rangka pintu. Jika diperlukan untuk menjamin posisi yang
tepat dapat dilengkapi dengan penjepit tambahan.
c) Pemasangan seal karet harus hati–hati agar terletak pada permukaan yang tepat sesuai
dengan toleransi yang diizinkan. Pengecoran tidak diperkenankan bila belum dirakit
dengan lengkap dan teliti. Sewaktu pengecoran beton harus diperiksa agar ukuran dan
bentuknya sesuai gambar dan dalam batas toleransi. Jika terjadi kesalahan harus segera
diperbaiki.

2. Pintu
Pintu harus dirakit dan dipasang sesuai gambar detail yang disetujui. Pintu–pintu harus
dirakit dan dipasang sesuai dengan toleransi yang diizinkan.

3. Pengangkat
a) Sebelum dirakit , semua permukaan bantalan, sponing, alur dan lubang oli harus
dibersihkan dan dilumasi dengan oli dan gomok yang akan disetujui. Sesudah dirakit,
setiap sistim pelumasan harus diperiksa. Setiap pengangkat, lengkap dengan
perlengkapannya, harus dipasang sesui dengan gambar yang disetujui. Pengangkatan
harus diletakkan dan distel sehingga sesuai dengan alat pengangkat pintu.
b) Sesudah pemasangan pengangkat dan sebelum dihubungkan dengan pintu,
pengangkat harus dioperasikan dan diperiksa, sesudah selesai pemeriksaan tersebut,
mur penggerak dihubungkan dengan pintu dan stang, kemudian ditest dan distel
sehingga dapat dioperasikan dengan tepat. Setiap kerusakan atau ketidak tepatan
operasi yang ditemukan selama pengujian harus diperbaiki dan prosedur pengujian
diulang kembali.

4. Pengecatan
a) Setiap ketebalan pengecatan harus mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan;
b) Permukaan yang sudah siap harus dicat dasar sesuai dengan petunjuk pengecatan dari
pabrik;
c) Permukaan harus dibersihkan sesaat sebelum pengecatan
d) Pengecatan lapis awal dan lapis akhir harus sesuai dengan cara dan peralatan yang
disarankan dari pabrik;
e) Cat yang dipakai harus mempunyai masa pemakaian tidak kurang dari 1 (satu) tahun
dalam keadaan segala cuaca di lokasi pekerjaan;
f) Penyedia jasa harus menyediakan cat yang cukup untuk pengecatan di lapangan dan
pengecatan perbaikan di bengkel;
g) Semua pengecatan, harus dilakukan secara rata dan halus pada permukaan. Cat harus
diaduk seluruhnya, ditapis dan dijaga kekentalannya agar seragam selama
dipergunakan;
h) Tidak diperkenankan melakukan pengecatan pada permukaan logam yang suhunya
kurang dari 10o Celcius;
i) Permukaan yang akan dilapisi cat harus bebas dari kelembaban selama pengecatan;
j) Pengecatan dilakukan dengan kuas atau semprot;
k) Pengecatan lapis pertama, dilakukan langsung sesudah penyiapan permukaan. Tiap
lapis harus dibiarkan kering dan mengeras lebih dahulu seluruhnya sebelum
dilakukan pengecatan berikutnya;
l) Cat yang diproduksi oleh pabrik yang mempunyai nama baik dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan;
m) Pengecatan dengan tar-epoxy dan atau epoxy resin harus dilaksanakan pada bagian–
bagian dibawah ini :
(1) Permukaan–permukaan yang tampak dari rangka pintu kecuali yang ada diatas
permukaan tanah.
(2) Semua daun pintu
(3) Pengecatan komponen tersebut harus memenuhi persyaratan sesuai SNI 06–6452–
2000, Metode Pengujian Cat Bitumen sebagai lapis pelindung
(4) Semua logam besi yang permukaannya tidak dihaluskan, kecuali yang disebutkan
diatas harus dicat dengan 1 (satu) lapis cat dasar dan 4 (empat) lapis cat
“chlorinated rubber” atau yang sekualitas. Tebal total lapisan tersebut termasuk
cat dasar harus 0,15 – 0,20 milimeter. Semua peralatan harus dicat sesuai dengan
standar pabrik.
(5) Semua permukaan logam dengan finishing termasuk sekrup yang tampak selama
pengangkutan atau selama menunggu pemasangan harus dibersihkan dan dilapisi
dengan cat yang mudah larut dalam bensin agar tidak berkarat

5. Pengelasan
a) Semua pekerjaan las yang diperlukan pada pembuatan dan pemasangan pintu dan
perlengkapan dikerjakan dengan tenaga dengan cara las lindung busur metal atau las
busur otomatis;
b) Tes tembus warna harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa, jika diperlukan oleh standar
spesifikasi ini atau kriteria perencanaan ini;
c) Alat ukur yang sesuai harus terpasang untuk pembacaan arus dan tegangan listrik
selama pengelasan berlangsung;
d) Semua bagian yang di las yang merupakan pekerjaan akhir dengan mesin harus di las
dahulu sebelum dimesin, kecuali tercantum ketentuan lain;
e) Semua pengelasan harus tidak terputus dan kedap air. Ukuran minimum batang las
4,5 mm
f) Semua cacat pengelasan harus dibersihkan sampai dasar logam yang baik dan daerah
tersebut perlu dites dengan “Ultrasonik” untuk menyakinkan bahwa cacat telah benar
terhapus sebelum dilakukan perbaikan las;
g) Semua pekerjaan pengelasan harus memenuhi persyaratan sesuai dengan Spesifikasi
pekerjaan pengelasan BS 5135 – 1984, Proces of Arc welding carbon and Carbon
Manganise steels

6. Pekerjaan Alat Angkat


a) Stang pintu ( alat pengangkat pintu ) yang berupa tipe mur penggerak yang
dioperasikan secara manual / elektrik , dipasang pada balok atas pada rangka pintu
untuk menaikkan, menurunkan dan memegang pintu;
b) Kerangka alur (sponing) harus mampu meneruskan tekanan air pada beton.
Permukaan rangka sponing harus betul dan rata. Pelenturan maksimum permukaan
terhadap permukaan teoritis harus kurang dari 1 (satu) milimeter pada setiap panjang
3 (tiga) meter;
c) Kerangka ambang harus dibuat yang benar terhindar dari puntir dan bengkokan agar
tidak terjadi bocoran dibawah pintu. Kerangka ambang harus direncanakan agar dapat
meneruskan gaya–gaya yang terjadi pada beton atau pasangan batu kali tanpa terjadi
pelenturan

5. PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan lain-lain
ini memuat :
a. Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima harus diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan
mengecek/memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan-bahan yang telah
diterima harus sesuai dengan ketentuan dan persyaratan (berlaku untuk semua jenis
pekerjaan).
b. Jaminan Mutu
Mutu bahan yang dipasok, kecakapan kerja dan hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan
sebagaimana yang disyaratkan (berlaku untuk semua jenis pekerjaan)

6. Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan Pintu air dilakukan terhadap kuantitas yang
terpasang yang ditunjukkan pada gambar atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi.
b. Pembayaran untuk pekerjaan Pintu air dilakukan untuk kuantitas yang dihitung seperti diatas
dengan satuan Set seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga dengan cara
seperti berikut ini.

Satuan
No. Item Item Pembayaran
Pembayaran
V DRAINAGE CHANNEL - SUNGAI PALU
V.4.a Flap gate (No. 1 right bank) W 1.0 m x H 1.0 m Set
V.4.b Flap gate (No. 2 right bank) W 0,3 m x H 0,3 m Set
V.4.c Flap gate (No. 3 right bank) W 0,5 m x H 0,5 m Set
V.4.d Flap gate (No. 4 right bank) W 1.0 m x H 1.0 m Set
V.4.e Flap gate (No. 5 right bank) W 0,5 m x H 0,5 m Set
V.4.f Flap gate (No. 6 right bank) W 0,8 m x H 0,8 m Set
V.4.g Flap gate (No. 7 right bank) W 0,8 m x H 0,8 m Set
V.4.h Flap gate (No. 1 Left bank) W 1,2 m x H 1,2 m Set
V.4.i Flap gate (No. 2 Left bank) W 1,2 m x H 1,2 m Set
V.4.j Flap gate (No. 3 Left bank) W 1,5 m x H 1,5 m Set

c. Harga satuan sudah mencakup biaya untuk pengadaan semua tenaga kerja, peralatan, bahan
pendukung yang diperlukan untuk penyediaan, transportasi dan pekerjaan lain yang
terhubung dengan penyelesaian pekerjaan ini sesuai spesifikasi

BAGIAN 11 : PEKERJAAN LAIN – LAIN

TS. 11-01 Suling-Suling Air dengan Pipa PVC Ø 2”

1. Umum
a. Penyedia jasa harus mengadakan dan memasang Pipa Suling-Suling (weep Hole) pada lokasi
seperti yang ditunjukkan pada gambar atau diarahkan oleh Direksi.
b. Pipa suling-suling dengan diameter internal lima puluh (50) mm, yang dilindungi oleh
material penyaring, seperti yang ditunjukkan pada gambar atau diarahkan oleh Direksi.
c. Penyedia jasa harus mengadakan dan memasang pipa polyvinyl chloride (PVC), material
penyaring dan katub pencegah aliran balik seperti yang ditunjukkan pada gambar atau yang
diarahkan oleh Direksi.
2. Pipa PVC
a. Pipa PVC yang dipasang harus sesuai dengan ASTM D2241, JIS K6742 atau setara.
b. Harus diperhatikan agar menghindari penyumbatan pipa selama berlangsungnya pekerjaan.
Setiap pipa yang tersumbat atau terhalang oleh sebab apapun sebelum penerimaan akhir
pekerjaan harus dibersihkan oleh dan dengan biaya Peyedia jasa.
c. Diameter dalam pipa PVC 50 mm dan panjang pipa PVC bervariasi dari 0,55 m sampai
dengan 1,50 m dan ditunjukkan pada gambar atau seperti yang diarahkan oleh Direksi.

3. Material Penyaring
a. Material saringan harus terbuat dari geo-textile atau bahan lain yang setara yang disetujui
oleh Direksi.
b. Sifat fisik saringan harus sebagai berikut:

Persyaratan Satuan Rentang nilai


Berat g/M² 200 - 300
Ketebalan:
Dibawah 200 kgf/M² mm 1,5 – 2,5
Dibawah 2x104 kgf/M² mm 0,8 – 1,1
Kuat Tarik Kgf/m 1200 – 1800
Koefisien permeabilitas:
Dibawah 200 kgf/M² Cm/detik 0,5
Dibawah 2x104 kgf/M² Cm/detik 0,07

4. Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan Pipa Suling-Suling dilakukan terhadap kuantitas
yang terpasang yang ditunjukkan pada gambar atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi.
b. Pembayaran untuk pekerjaan Pipa Suling-Suling dilakukan untuk kuantitas yang dihitung
seperti diatas dengan satuan Buah (Bh) seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga dengan cara seperti berikut ini.

Satuan
No. Item Pembayaran
Pembayaran
Item
VI CONSOLIDATION DAM 1 - SUNGAI KAWATUNA
VI.4.a Suling – suling air dengan pipa PVC Ø2” M’
VII CONSOLIDATION DAM 2 - SUNGAI KAWATUNA
VII.4.a Suling – suling air dengan pipa PVC Ø2” M’
VIII REVETMENT WORK - SUNGAI KAWATUNA
VIII.4.a Suling – suling air dengan pipa PVC Ø2” M’
X CONSOLIDATION DAM 1 - SUNGAI NGIA
X.4.a Suling – suling air dengan pipa PVC Ø2” M’
XI REVETMENT WORK - SUNGAI NGIA
XI.4.a Suling – suling air dengan pipa PVC Ø2” M’

c. Harga satuan sudah mencakup biaya untuk pengadaan semua tenaga kerja, peralatan,
bahan pipa PVS serta penyaringnya, pendukung yang diperlukan untuk penyediaan,
transportasi dan pekerjaan lain yang terhubung dengan penyelesaian pekerjaan ini sesuai
spesifikasi
TS. 11-02 Pemasangan Batu Boulder (Bouder Rip-Rap ) 650 – 800 Kg

1. Umum

Ketentuan ini mencakup pemasangan batu boulder yang harus disediakan sebagai pelindung
kaki bangunan sungai dan tempat-tempat lain seperti yang ditunjukkan pada gambar atau yang
diarahkan oleh Direksi.

2. Bahan
a. Bahan rip-rap adalah batu boulder yang diambil dari lapangan atau lokasi penambangan
yang wajib memiliki IUP (Izin Usaha Pertambangan) dan memiliki daya tahan cukup untuk
penggunaannya dengan Berat Jenis tidak kurang dari 2400- 2600 kg/M³ .
b. Berat batu bahan rip-rap minimal 650 – 800 kg

3. Pelaksanaan Pekerjaan.
Penyedia jasa harus menempatkan batu besar tanpa spasi antara batu besar dengan garis, elevasi
dan dimensi sebagaimana ditunjukkan pada gambar atau sepertri yang diarahkan oleh Direksi.

4. Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan Batu Boulder dilakukan terhadap volume yang
terpasang yang ditunjukkan pada gambar atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi.
b. Pembayaran untuk pekerjaan Boulder Rip-Rap dilakukan untuk volume yang diukur seperti
diatas dengan satuan meter kubik (M³) seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga dengan cara seperti berikut ini.

Satuan
No. Item Item Pembayaran
Pembayara
n
COASTAL DIKE (CONCRETE SHEET PILE DOUBLE WALL)-
III
SUNGAI PALU

III.4.a Pemasangan batu boulder
RIVER DIKE (EMBANKMENT WITH CO SHEET PILE/CO
IV
RETAINING WALL)-SUNGAI PALU

IV4.a Pemasangan batu boulder

c. Harga satuan sudah mencakup biaya untuk pengadaan semua tenaga kerja, peralatan, bahan,
pendukung yang diperlukan untuk penyediaan, transportasi dan pekerjaan lain yang
terhubung dengan penyelesaian pekerjaan ini sesuai spesifikasi.

TS.11 - 03 PEKERJAAN PEMASANGAN PAVING BLOCK


1. Umum
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan serta pengakutan
untuk menyelesaikan semua pekerjaan pemasangan paving block seperti yang ditunjukkan pada
gambar atau yang diarahkan oleh Direksi.

2. Bahan
a. Paving Block berwarna tebal 8 cm dengan kualitas yang disetujui Direksi.
b. Dalam satu lokasi proyek hanyaa diijinkan menggunakan bahan/material yang berasal dari
1 (satu) merk saja.
c. Paving Block yang dipakai adalah Paving Block seperti yang ditunjukan pada gambar atau
yang diarahkan oleh direksi.
Standard dan Persyaratan yang dipakai untuk pekerjaan Paving Block ini adalah :
a. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)/NI-3
b. SNI 03-0691-1996 Bata Beton (Paving Block dan Grass Block)
c. SNI 15-6699-2002 Bata Grass Block
d. Peraturan Portland Cement Indonesia 1972/NI-8
e. Mutu dan Cara Uji Sement Portland (SII 0013-81)
f. Mutu dan Cara Uji Sement Beton (SII 0052-80)
g. ASTM C-33 Standard Specification for concrete Agregates
3. Toleransi Dimensi
a. Perbedaan ukuran Paving Block rata – rata tidak lebih dari 2 mm.
b Kerataan permukaan masing – masing Paving Block tidak lebih dari 0,3 mm.
c. Alur Grass Block sesuai standar pabrik.
d. Ketebalan rata – rata minimal 8 cm.
e. Grass Block yang tidak memenuhi standar toleransi tidak diterima (ditolak).
f. Ukuran Grass Block menyesuaikan dengan gambar rencana.

4. Pengujian contoh Paving Block.


a. Contoh Paving Block yang akan dipasang kuat tekannya harus diuji terlebih dahulu
dilaboratorium yang direkomendasikan oleh Direksi.
b. Contoh Paving Block yang diuji adalah yang akan dipasang di lapangan di ambil secara acak
c. Setiap kurang lebih 30 M² Paving Block yang akan dipasang harus diwakili 1 buah
benda uji untuk pengetesan kuat tekan.
d. Jumlah benda uji Paving Block keseluruhan minimal 10 buah.
e. Ketahanan aus dari Paving Block juga diuji dengan menggunakan Mesin aus (SNI.03-0028-
1987). Cara uji ubin semen. Ketahanan aus maksimal 0,149 mm/menit.
f. Penyerapan Air dari Paving Block dan Grass Block juga perlu diuji sehingga didapat
penyerapan air rata-rata maksimal 6%.
g. Paving block dan kansteen cetak yang tidak memenuhi persyaratan kuat tekan berdasarkan
hasil pengujian di laboratorium , tidak akan diterima (ditolak).

5. Persyaratan Pasir
a) Pasir Perata (Bedding Sand)
· Berfungsi sebagai lapis perata (platform) yang dimaksudkan untuk memberi kesempatan
Paving block memposisikan diri terutama dalam proses penguncian (interlocking).
b) Pasir Pengisi (Joint Filling Sand)
Pasir pengisi ini diisikan pada celah – celah diantara Paving block dengan fungsi
utama memberikan kondisi kelulusan air, menghindarkan bersinggungannya .

6. Persyaratan Pelaksanaan
a. Persyaratan dan Tata Cara Pemasangan Paving Block pasir alas seperti yang dipersyaratkan
segera digelar diatas lapisan base. Kemudian diratakan dengan jidar kayu sehingga mencapai
kerataan yang seragam dan harus mengikuti kemiringan yang sudah dibentuk
sebelumnyapada lapisan base.
b. Penggelaran pasir alas tidak melebihi jarak 1 meter didepan Paving Block terpasang dengan
tebal screeding.
c. Pemasangan Paving Block harus kita mulai dari satu titik/garis (starting point) diatas
lapisan pasir alas (laying course).
d. Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang kita tarik tegang dan kita arahkan
melintang sebagai pedoman garis A dan memanjang sebagai garis B, kemudian kita
buat pasangan kepala masing-masing diujung benang tersebut.
e. Pemasangaan Paving Block harus segera kita lakukan setelah penggelaran pasir alas.
Hindari terjadinya kontak langsung antar block dengan membuat jarak celah/naat dengan
spasi 2-3 mm untuk pengisian joint filler.
f. Memasang Paving Block harus maju, dengan posisi si pekerja diatas block yang sudah
terpasang.
g. Apabila tidak disebutkan dalam spesifikasi teknis, maka profil melintang permukaan Grass
Block minimal mencapai 2 % dan maksimal 4 % denga toleransi cross fall 10 mm untuk
setiap jarak 3 meter dan 20 mm utnuk jarak 10 meter garis lurus. Pembedaan maksimum
kerataaan antar block tidak boleh melebihi 3 mm.
h. Pengisian joint filler harus segera kita lakukan setelah pamasangan Paving Block dan segera
dilanjutkan dengan pemadatan Paving Block.

7. Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pemasangan paving block berwarna tebal 8 cm
dilakukan terhadap volume yang terpasang yang ditunjukkan pada gambar atau sebagaimana
diarahkan oleh Direksi.
b. Pembayaran untuk pekerjaan pemasangan paving block berwarna tebal 8 cm dilakukan untuk
volume yang diukur seperti diatas dengan satuan meter persegi (M²) seperti yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga dengan cara seperti berikut ini.

Satuan
No. Item Item Pembayaran
Pembayaran
COSTAL DIKE (CONCRETE SHEET PILE DOUBLE – WALL)-
III
SUNGAI PALU

III.4.b Pemasangan paving 1 m² block berwarna tebal 8 cm
RIVER DIKE (EMBANKMENT WITH CO SHEET PILE / CO
IV
RETAINING WALL)-SUNGAI PALU

IV.4.b Pemasangan paving 1 m² block berwarna tebal 8 cm

c. Harga satuan sudah mencakup biaya untuk pengadaan semua tenaga kerja, peralatan, bahan,
pendukung yang diperlukan untuk penyediaan, transportasi dan pekerjaan lain yang
terhubung dengan penyelesaian pekerjaan ini sesuai spesifikasi.

TS. 11-04 Pengadaan dan pemasangan Gabion/Bronjong


1. Umum
a. Kecuali dinyatakan lain, istilah “bronjong”dipakai untuk pasangan kotak bronjong. Penyedia
jasa harus menyediakan dan memasang kotak bronjong seperti yang ditunjukkan pada
gambar atau seperti yang diarahkan oleh Direksi.
b. Standar tipe kotak bronjong adalah lebar 1,0 meter x panjang 2,0 meter x tinggi 0,5 meter.
Meskipun demikian Penyedia jasa harus mendisain dan melaksanakan bronjong tipe lain
yang diperlukan untuk menutup bagian yang tidak beraturan pada area tertentu, yang tidak
sesuai dengan ukuran standar diatas.
c. Pekerjaan harus terdiri dari, semuanya menurut rekomendasi pabrikan sebagai berikut:
 Pengadaan bronjong
 Merakit kotak bronjong berbentuk sangkar dan menggabungkannya satu dengan yang
lain
 Mengisi bronjong dengan batu, dan
 Menutup dan mengikat penutuk bronjong

2. Bahan
a. Anyaman Kawat Bronjong, harus terbuat dari kawat galvanis yang memenuhi Persyaratan
SII-0381 (Mutu dan Uji Bronjong Kawat), dengan :

 Diameter minimum 3 mm
 Kekuatan tarik minimum 41 kgf/mM²
 Lapisan seng minimum 240 g/mM² dari permukaan kawat yang tidak dilapisi
sebagaimana ditentukan oleh pengujian yang dilakukan sesuai dengan AASHTO T65.

b. Kawat Selvedge (kawat tepi anyaman): untuk semua tepi harus berdiameter tidak kurang dari
4 mm dan harus memenuhi spesifikasi yang sama seperti kawat anyaman bronjong.
c. Batu yang diisikan kedalam bronjong, harus:
 Keras dan tahan lama
 Umumnya bergradasi seragam dengan ukuran berkisar antara 100 mm hingga 200 mm
 Memenuhi persyaratan AASHTO M63 kecuali bahwa sodium sulphate soundness loss
tidak boleh melebihi sembilan persen (9%) setelah lima (5) putaran.

d. Bronjong harus dilengkapi dengan kawat ikat galvanis yang cocok untuk merakit bronjong
dilokasi. Jumlah kawat ikat yang disuplai harus melebihi dua puluh persen (20%) jumlah
yang dibutuhkan untuk merakit bronjong sesuai dengan rekomendasi pabrikan.

3. Pabrikasi
a. Bronjong dibuat di pabrik yang dilengkapi dengan baik untuk kawat anyaman dan kawat
tepi. Bronjong yang diproduksi di lokasi pemasangan harus memenuhi persyaratan yang
sama dengan buatan pabrik.
b. Kawat anyaman harus dipilin dengan tiga (3) lilitan untuk membentuk bukaan heksagonal
dengan ukuran seragam, sehingga:
 Dimensi linear maksimum dari lubang mesh tidak melebihi 100 mm, dan
 Luas lubang tidak melebihi 60 cM².
c. Anyaman harus dibuat sedemikian rupa agar menyatu (non-raveling). Non raveling di
definisikan sebagai kemampuan untuk bertahan tidak terpisah pada salah satu lilitan atau
koneksi yang membentuk mesh ketika satu untai kawat pada satu bagian terputus.
d. Setiap kotak bronjong harus berukuran seperti yang ditunjukkan pada gambar dan harus
dibagi dengan diafragma ke dalam sel yang panjangnya tidak akan lebih besar dari lebar
bronjong atau kotak ditambah 100 mm.
e. Bronjong silinder, jika ada harus berdiameter 50 cm, kecuali dinyatakan lain pada gambar.

4. Persiapan Pondasi
Pondasi untuk setiap bronjong harus digali ke garis elevasi yang ditunjukkan pada gambar atau
diarahkan oleh Direksi. Ketidak beraturan pada pondasi harus digali atau diisi dengan kerikil
untuk menghasilkan permukaan yang tidak memiliki tonjolan atau rongga lebih dari 100 mm.

5. Mengisi
a. Bronjong harus diisi dengan batu dengan tangan atau mesin yang disetujui dengan cara yang
menghindari tonjolan dan memberikan void seminimum mungkin. Void harus didistribusi
kan secara merata. Bronjong terisi harus memiliki kepadatan minimum 1.400 kgf/M³.
b. Pengisian kotak bronjong sedikit dilebihkan kearah tegak lurus terhadap pondasi sehingga
setelah tertutupnya diikat tertutup, batu akan mengendap kira-kira pada ketinggian nominal
bronjong.
c. Setelah bronjong diisi, tutupnya harus dilipat kembali sampai bertemu sisi-sisi dan ujung-
ujungnya kemudian diamankan kesamping dan diakhiri dengan ikatan kawat dengan cara
yang dijelaskan untuk perakitan.

6. Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan Pasangan Bronjong dilakukan terhadap volume
yang terpasang yang ditunjukkan pada gambar atau sebagaimana diarahkan oleh Direksi.
b. Pembayaran untuk pekerjaan Pasangan Bronjong dilakukan untuk volume yang diukur
seperti diatas dengan satuan meter kubik (M³) seperti yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga dengan cara seperti berikut ini.
Satuan
No. Item Item Pembayaran
Pembayaran
X CONSOLIDATION DAM 1 – SUNGAI NGIA
X.4.b Pengadaan dan Pemasangan Gabion/Bronjong (Pabrikasi) M³

c. Harga satuan sudah mencakup biaya untuk pengadaan semua tenaga kerja, peralatan,
bahan, pendukung yang diperlukan untuk penyediaan, transportasi dan pekerjaan lain
yang terhubung dengan penyelesaian pekerjaan ini sesuai spesifikasi.

TS. 11-05 Geotekstil

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang tercantum dalam sub bab spesifikasi teknik ini meliputi kelengkapan peralatan
konstruksi, tenaga kerja, alat-alat, bahan material, perlengkapan dan penyelenggaraan yang
berkaitan dengan pekerjaan pemasangan filter pasir pada tempat-tempat yang ditunjukkan
dalam gambar rencana.

2. Material
Geotekstil dengan tebal 400 gr/m² atau sebagaimana seperti yang diarahkan oleh Direksi,
Syarat yang penting dan bahan geotextile adalah anyaman pabrik hendaknya memiliki sifat
isotropis dan tahan terhadap rendaman air laut. Anyaman pabrik hendaknya tahan terhadap
pengaruh cahaya ultra violet zat additive dan melindungi stabilitas material.

3. Penyimpanan Geotextile
Geotextile hendaknya di simpan, dijaga dan ditutup agar tidak terkena langsung cahaya
matahari. Dalam pelaksanaan pemasangan geotextile, sambungan dipasang overlap sepanjang
15 cm, pada ujung geotextile diikatkan/dijahit atau sesuai petunjuk Direksi.

Permukaan dimana lembaran geotextile diletakkan, dilaksanakan sesuai dengan syarat


spesifikasi dan diupayakan agar menghindari robeknya geotextile.

4. Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan Geotextile harus didasarkan pada luasan yang
terpasang dalam m² dan memenuhi ketentuan dalam spesifikasi sesuai persetujuan Direksi.

b. Pembayaran
Pembayaran harus didasarkan pada jumlah luasan (m²) terhitung berdasarkan hasil
pengukuran bersama dengan Direksi. sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, dengan cara seperti berikut ini.

Satuan
No. Item Item Pembayaran
Pembayaran
III DYKE PROTECTION
V.5.a Geotekstil M2

Harga satuan sudah mencakup biaya untuk pengadaan semua tenaga kerja, peralatan, bahan,
pendukung yang diperlukan untuk penyediaan, transportasi, pemotongan, penempatan dan
pekerjaan lain yang terhubung dengan penyelesaian pekerjaan ini sesuai spesifikasi

TS 11-06 Timbunan Dengan Soil Semen

Soil Cement adalah hasil pencampuran tanah, semen dan air, yang dengan tingkat pemadatan
tertentu akan menghasilkan suatu campuran material baru, soil cement, yang mana dikarenakan
kekuatannya, karakteristik ketahanan terhadap oleh air, panas dan pengaruh cuaca lainnya adalah
sangat baik.
Soil cement digunakan untuk timbunan di dalam sheet pile yang dilaksanakan menyebar sepanjang
tanggul sheet pile yang telah di pancang sebelumnya.
Berikut Metode Pelaksanaan Pekerjaan Soil Cement:
1. Persiapan :
a. Pembuatan DMF (Design Mix Formula) dilaksanakan Laboratorium atau tempat yang
diarahkan oleh Direksi, bila dianjurkan oleh Direksi pengawas, contoh semua jenis material
diambil dari sumber quarry dengan lokasi sketsa terlampir, pengambilan contoh material
(batu, abu batu, pasir) dilaksanakan bersama-sama dengan Pengawas Lapangan dan
konsultan Pengawas.
b. Setelah selesai DMF atau disain mix formula, kontraktor bersama konsultan dan direksi
teknis akan membuat JMF (Job Mix Formula) atau Campuran Rumusan Kerja.
c. Penyediaan material di stock pile atau lokasi pengadukan khususnya pemecahan batu
dilaksanakan segera setelah hasil uji kekerasan memenuhi syarat, termasuk penyediaan
pasir.
d. Percobaan pelaksanaan : menyangkut komposisi masing-masing jenis material (mengacu
JMF), tebal hamparan gembur sehingga dihasilkan tebal padat yang disyaratkan (diketahui
faktor gembur), kadar air optimal, jumlah lintasan pemadatan sehingga dihasilkan
kepadatan maksimal sesuai spesifikasi teknis.
e. Hasil percobaan pelaksanaan dilakukan pengujian : ketebalan (pengukuran manual), uji
kepadatan (Sand Cone), uji gradasi lapangan (analisa saringan) dan PI lapangan (atterberg)
dan uji CBR Lapangan (DCP).
f. Staking-out, menentukan lebar dan tebal hamparan sebagai gambar rencana.

2. Pelaksanaan :
a. Pengadukan material: dilaksanakan di stock pile (lokasi pengadukan) dengan komposisi
berdasarkan JMF dan hasil percobaan lapangan, pengadukan dilaksanakan setiap maksimal
≤ 50 M³ agar dihasil campuran yang homogen, digunakan peralatan excavator dan whell
loader.
b. Material soil cement diangkut dengan menggunakan dump truk, pemuatan menggunakan
wheel loader, jarak hauling diatur sedemikian rupa (memeprhatikan faktor gembur dari
hasil percobaan pelaksanaan) sehingga penghamparan dapat dilaksanakan efektif dan
efisien.
c. Penghamparan menggunakan motor grader, tebal hamparan sesuai hasil percobaan
pelaksanaan, dilaksanakan selebar rencana, perapian hamparan dilaksanakan dengan
tenaga manusia dengan peralatan sesuai keperluan lapangan.
d. Selama proses penghamparan dilakukan control kadar air, sehingga akan dihasilkan kadar
air optimal pada saat pemadatan dilaksanakan. Dimensi dan kelandaian permukaan
dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana.
e. Pemadatan menggunakan stamper, dilaksanakan mulai dari bagian yang rendah
berangsur-angsur menuju bagian yang lebih tinggi, jumlah lintasan sesuai dengan hasil
percobaan pelaksanaan.
f. Pemadatan dihentikan jika diyakini tercapai kepadatan yang disyaratkan.

3. Pengujian dan pengukuran :


a. Pengujian mutu : uji gradasi dan PI (di laboratorium), uji kepadatan (sand cone di
lapangan), uji CBR Lapangan (DCP).
b. Pengukuran : dimensi (panjang, lebar dan tebal dilaksanakan secara manual), kelandaian
(menggunakan pesawat waterpass atau theodolit) dan kerataan permukaan
(menggunakan mistar ukur).

4. Pemeliharaan :
Pemeliharaan menyangkut kerataan permukaan, keutuhan dan kekokohan dilaksanakan
sampai pekerjaan tahap selanjutnya (perkerasan dengan aspal) akan dilaksanakan, sedemikian
rupa sehingga dimensi, permukaan dan mutu Soil Cement tetap sesuai spesifikasi teknis.
3. Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan soil semen harus didasarkan pada volume yang
terpasang dalam m³ dan memenuhi ketentuan dalam spesifikasi sesuai persetujuan Direksi.

b. Pembayaran
Pembayaran harus didasarkan pada jumlah volume (m³) terhitung berdasarkan hasil
pengukuran bersama dengan Direksi. sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, dengan cara seperti berikut ini.

Satuan Pembayaran
No. Item Item Pembayaran
III DYKE PROTECTION
V.5.b Timbunan dengan soil semen M³

Harga satuan sudah mencakup biaya untuk pengadaan semua tenaga kerja, peralatan, bahan,
pendukung yang diperlukan untuk penyediaan, transportasi, pemotongan, penempatan dan
pekerjaan lain yang terhubung dengan penyelesaian pekerjaan ini sesuai spesifikasi

Anda mungkin juga menyukai