Anda di halaman 1dari 42

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
1.1.1. Umum
Yang dimaksud dengan mobilisasi adalah pengangkutan peralatan
dan personil sesuai yang tercantum dalam kontrak, dari tempat
aslinya kelokasi pekerjaan dimana akan digunakan. Sedangkan
yang dimaksud dengan demobilisasi adalah pengangkutan
kembali,peralatan dan personil dari lapangan pekerjaan ketempat
semula.
1.1.2. Cara Pelaksanaan
a. Penyediaan Peralatan dan Personil
 Penyedia jasa harus menyediakan peralatan dan personil
sesuai kebutuhan kontrak yang diperlukan untuk
meyelesaikan pekerjaan.
 Sebelum mobilisasi dilaksanakan, maka penyedia jasa harus
segera melaporkan kepada direksi untuk mendapatkan
persetujuan,dan bila dipandang perlu,direksi dapat meminta
tambahan peralatan, maupun personil atas tanggungan
penyedia jasa.
b. Program dan Pemberitahuan
- Penyedia jasa harus membuat schedule mobilisasi peralatan
dan personil yang dilengkapi dengan keterangan akan jenis,
kapasitas yang akan didatangkan.
- Penyedia jasa harus membuat pemberitahuan tertulis
kepada direksi perihal kedatangan maupun pengangkutan
kembali peralatan dan personil.
- Penyedia jasa harus meminta persetujuan direksi atas
setiap perubahan jadwal peralatan dan penyediaan personil.

1
- Semua peralatan yang telah berada di lokasi pekerjaan, bila
sudah tidak diperlukan, dapat dipindahkan dari areal
pekerjaan dengan seijin Direksi.

1.1.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran pembayaran dilakukan sebagai berikut:
- Dibayar 50% (lima puluh persen) apabila peralatan dan
personil telah berada seluruhnya dilapangan dan diterima
baik oleh direksi.
- Dibayar 50% (lima puluh persen) sisanya setelah
pekerjaan demobilisasi telah selesai seluruhnya dan
diterima baik oleh direksi.
b.Pembayaran didasarkan atas satuan Lump Sum (LS) sesuai yang
tercantum dalamDaftar Kuantitas dan Harga.

1.2 PENGUKURAN MC.0% DAN MC.100%.


1.2.1 Umum
Pengukuran adalah suatu pekerjaan pengukuran dengan alat ukur,
untuk mendapatkan data topografi pada lokasi pekerjaan yang
telah ditentukan, yang mana data ini merupakan data pendukung
perhitungan MC-0 dan MC-100.
Sedangkan Setting out adalah suatu pekerjaan pengukuran dengan
makna meletakkan patok-patok profil seluruh/bangunan sebelum
pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi.
1.2.2 Cara Pelaksanaan
a. Penyedia Jasa harus menyerahkan data pengukuran dan
perhitungan tentang letak, posisi, dimensi, dan lain-lain untuk
semua item pekerjaan sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai
kepada Pengguna Jasa.
b. Penyedia Jasa harus membuat titik-titik referensi/BM sementara
untuk kepentingan Penyedia Jasa sendiri dalam melaksanakan
pekerjaan, tetapi setiap titik BM sementara harus mendapatkan
persetujuan dari Pengguna Jasa. Setiap titik BM sementara
harus berpangkal pada BM yang ditetapkan pemilik di lapangan.
2
c. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab penuh atas kebenaran
/ SETTING OUT di lapangan.
d. Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan ukur, termasuk
pekerja, patok-patok, serta peralatan lainnya yang diperlukan
untuk setting out/pengukuran. Penyedia Jasa harus
menggunakan alat ukur yang mempunyai tingkat ketelitian yang
tinggi untuk setting out dan mengontrol pekerjaan.
e. Penyedia Jasa harus segera mengirim semua data survey, serta
hasil perhitungan dan gambar-gambar dari pengukuran MC-0
dan MC-100 kepada Pengguna Jasa secepatnya, dengan rincian
sebagai berikut :
- Data ukur, 1 asli dan 1 rekaman
- Gambar dengan ukuran A1 sebanyak 1 asli (kalkir) dan 1
rekamanserta ukuran A3 sebanyak 2 rekaman
f. Khusus untuk gambar kerja, penyedia jasa harus menyediakan
sebanyak 2 rangkap (rekaman) ukuran A1
1.2.3 Cara Pengukuran dan Pembayaran
Pengukuran dilakukan pada lokasi Pekerjaan. Pembayaran dapat
dilakukan setelah gambar pada lokasi pekerjaan telah selesai dan
biayanya termasuk tenaga dan alat yang berhubungan dengan
pekerjaan, dokumentasi/foto-foto dan kebutuhan biaya yang tak
terduga lainnya dengan ketentuan akan dibayar 100% bilamana
keseluruhan data-data ukur, hasil perhitungan dan gambar-gambar
hasil pengukuran yang disyaratkan telah diserahkan kepada Direksi.
Pembayaran didasarkan atas satuan Lump Sum (LS) sesuai yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

II. PEKERJAAN TANAH


2.1. PEKERJAAN GALIAN TANAH BIASA (MANUAL)
2.1.1. Umum
Penyedia jasa harus melakukan kegiatan pekerjaan galian tanah
sesuai garis dan elevasi yang tertera pada gambar.Pekerjaan ini
harus mencakup penggalian, penanganan pembuangan,
3
pembuatan stok tanah atau material lain pada lokasi yang
ditentukan oleh direksi.
Galian tanah dapat dilakukan secara manual. Bagian ini meliputi
semua galian tanah yang tertera pada gambar dan syarat-syarat
teknik.
2.1.2. Cara pelaksanaan
2.1.2.1.1. Penggalian harus dilakukan untuk mencapai suatu
garis elevasi dan permukaan dan kedalaman yang
disyaratkan atau ditentukan dan diindikaikan dalam gambar
dengan cara yang sedemikian rupa sehingga persyaratan
dari pekerjaan selanjutnya terpenuhi.
2.1.2.1.2. Galian pondasi harus mempunyai lebar yang cukup
untuk membangun maupun memindahkan rangka/bekisting
yang diperlukan dan juga untuk melakukan pembersihan.
2.1.2.1.3. Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian untuk
dasar pondasi sehingga dicapai kedalaman yang melebihi
apa yang tertera pada gambar, maka kelebihan dari pada
galian harus diukur kembali dan ditimbun dengan pasir dan
dipadatkan.
2.1.2.1.4. Material dari hasil galian dibuang ke sisi lokasi
pekerjaan secara rapi atau dibuang keluar area kerja atau
ditempat yang tidak menggangu jalannya pelaksanaan
pekerjaan dan tidak mengotori pandangan setelah pekerjaan
selesai.
2.1.2.1.5. Penyedia jasa harus bertanggung jawab untuk
seluruh pengaturan dan biaya pembuangan material
termasuk biaya pengangkutan dan perolehan ijin dari pemilik
tanah dimana pembuangan dilakukan.
2.1.2.1.6. Penyedia jasa dalam melaksanakan galian harus
diusahakan cukup aman dari longsoran dan bila diperlukan
diberikan alat-alat penyangga.
2.1.2.1.7. Apabila pekerjaan galian sudah selesai penyedia jasa
harus memberitahukan kepada direksi untuk pemeriksaan.

4
2.1.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran pembayaran pekerjaan galian tanah biasa ≤ 1 m
(manual) ini berdasarkan jumlah volume yang dilaksanakan
dan sesuai dengan yang tertera pada gambar atau yang
ditentukan oleh direksi.
Pembayaran pekerjaan galian tanah ini berdasarkan satuan
meter kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Harga satuan untuk pekerjaan galian
tanah ini telah mencakup pengangkutan pembuangan yang
ditentukan oleh direksi bilamana tanah tersebut tidak dapat
dipergunakan sebagai bahan.

2.2. PEKERJAAN GALIAN LUMPUR SALURAN PRIMER (MANUAL)


2.2.1. Umum
Penyedia jasa harus melakukan kegiatan pekerjaan galian tanah
sesuai garis dan elevasi yang tertera pada gambar.Pekerjaan ini
harus mencakup penggalian, penanganan pembuangan,
pembuatan stok tanah atau material lain pada lokasi yang
ditentukan oleh direksi.
Galian tanah dapat dilakukan secara manual. Bagian ini meliputi
semua galian tanah yang tertera pada gambar dan syarat-syarat
teknik.
2.2.2. Cara pelaksanaan
2.2.2.1.1. Penggalian harus dilakukan untuk mencapai suatu
garis elevasi dan permukaan dan kedalaman yang
disyaratkan atau ditentukan dan diindikaikan dalam gambar
dengan cara yang sedemikian rupa sehingga persyaratan
dari pekerjaan selanjutnya terpenuhi.
2.2.2.1.2. Material dari hasil galian dibuang ke sisi lokasi
pekerjaan secara rapi atau dibuang keluar area kerja atau
ditempat yang tidak menggangu jalannya pelaksanaan
pekerjaan dan tidak mengotori pandangan setelah pekerjaan
selesai.

5
2.2.2.1.3. Penyedia jasa harus bertanggung jawab untuk
seluruh pengaturan dan biaya pembuangan material
termasuk biaya pengangkutan dan perolehan ijin dari pemilik
tanah dimana pembuangan dilakukan.
2.2.2.1.4. Penyedia jasa dalam melaksanakan galian harus
diusahakan aman tidak merusak dinding maupun lantai
saluran.
2.2.2.1.5. Apabila pekerjaan galian sudah selesai penyedia jasa
harus memberitahukan kepada direksi untuk pemeriksaan.
2.2.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran
b. Pengukuran pembayaran pekerjaan galian lumpur saluran
primer (manual) ini berdasarkan jumlah volume yang
dilaksanakan dan sesuai dengan yang tertera pada gambar
atau yang ditentukan oleh direksi.
Pembayaran pekerjaan galian tanah ini berdasarkan satuan
meter kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Harga satuan untuk pekerjaan galian
ini telah mencakup pengangkutan pembuangan yang
ditentukan oleh direksi.

II. PEKERJAAN KONSTRUKSI

2.3. PENGANGKATAN/PEMBERSIHAN GULMA AIR/ENCENG


GONDOK (TEBAL 25 CM)
2.3.1. Umum
a. Kegiatan pengangkatan/pembersihan gulma air/enceng
gondok dilakukan secara manual.
b. Penyedia jasa harus melaksanakan
pengangkatan/pembersihan secara menyeluruh hingga akar
enceng gondok di bawah permukaan air termasuk yang telah
mengikat tanah hingga mencapai ketebalan tertentu seperti
yang tercantum dalam gambar rencana atau sesuai dengan
petunjuk Direksi.

6
c. Sebelum memulai pekerjaan, penyedia jasa menyampaikan
rencana tertulis kepada Direksi, berkaitan dengan Metode
Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaannya secara detail. Dalam
acuan metode tersebut harus dicantumkan pula jumlah alat,
kapasitas alat tiap jenis peralatan. Pertimbangan-
pertimbangan metode pelaksanaan, jarak pembuangan
(handling distance), lokasi buangan (spoil bank atau disposal
area)
d. Apabila pekerjaan pengangkatan/pembersihan sudah selesai
Penyedia Jasa harus memberitahukan kepada Pengguna Jasa
untuk pemeriksaan.

2.3.2. Cara Pelaksanaan


2.3.2.1.1. Pengangkatan/pembersihan gulma air/enceng gondok
pada Bendung dilakukan secara manual dengan alat bantu
kerja yang memadai sesuai metode kerja yang dilaporkan
dan hasilnya dibuang ke luar.
2.3.2.1.2. Setidaknya 14 hari sebelum memulai pelaksanaan
pada setiap area yang diperlukan pengangkatan, penyedia
jasa harus memberitahu kepada Direksi secara tertulis
dengan menjelaskan bagian-bagian yang terpengaruh
pekerjaan (Jika ada).
2.3.2.1.3. Pengangkatan/pembersihan dilakukan atas petunjuk
direksi
2.3.2.1.4. Apabila pekerjaan pengangkatan/pembersihan sudah
selesai, penyedia jasa harus memberitahukan kepada Direksi
untuk pemeriksaan.

2.3.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran


2.3.3.1.1. Pengukuran pembayaran pekerjaan
pengangkatan/pembersihan ini berdasarkan jumlah volume
yang dilaksanakan di lokasi pekerjaan dan sesuai dengan

7
yang tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh
Direksi/Pengguna Jasa
2.3.3.1.2. Pembayaran pekerjaan ini berdasarkan satuan meter
kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga. Satuan kubikasi yang dihitung dalam
pembayaran adalah luasan areal yang dibersihkan dikali
ketebalan gulma air/enceng gondok di lapangan atau sesuai
petunjuk direksi
2.3.3.1.3. Harga satuan untuk pekerjaan
pengangkatan/pembersihan enceng gondok sudah termasuk,
upah tenaga, bahan, peralatan, pengangkutan dan
pembuangan serta perapihan di Disposal Area.

2.4. PEKERJAAN PAVING BLOCK (NATURAL TEBAL 6 cm)


2.4.1. Umum
Penyedia jasa harus melakukan pekerjaan paving block sesuai
garis dan elevasi yang tertera pada gambar. Pekerjaan ini harus
mencakup perataan permukaan dengan pasir pasangan,
menyusun block-block dengan rapi dan serapat mungkin.
Pemasangan paving block dilakukan secara manual
menggunakan peralatan bantu yang ada. Tebal block yang
digunakan adalah 6 cm.

2.4.2. Cara pelaksanaan


2.4.2.1.1. Pembersihan area kerja.
2.4.2.1.2. Daerah kerja dibuat sedemikian rupa hingga rata,
kering dan tidak ada akar pohon yang menonjol atau benda
lain yang dapat menyebabkan permukaan paving block tidak
rata.
2.4.2.1.3. Daerah kerja yang sudah rata diberi pasir pasangan
kurang lebih 2 cm atau sesuai petunjuk direksi yang
berfungsi sebagai fleksibilitas pasangan paving block di
atasnya.

8
2.4.2.1.4. Paving block dipasang sedemikian rupa hingga tidak
kedap air atau dapat meloloskan air hujan untuk menyerap
ke dalam tanah.
2.4.2.1.5. Penyedia jasa harus bertanggung jawab untuk
seluruh pengaturan alat, bahan dan biaya lainnya yang
dibutuhkan.
2.4.2.1.6. Apabila pekerjaan galian sudah selesai penyedia jasa
harus memberitahukan kepada direksi untuk pemeriksaan.
2.4.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran pembayaran pekerjaan pemasangan paving
block ini berdasarkan jumlah luasan yang terpasang sesuai
dengan yang tertera pada gambar atau yang ditentukan oleh
direksi.
Pembayaran pekerjaan pasangan paving block ini berdasarkan
satuan luas (m2) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga. Harga satuan untuk pekerjaan ini telah mencakup
pembersihan dan perataan daerah kerja dan pasir pasangan
yang ditentukan oleh direksi ketebalan hamparnya.
3.1 PEKERJAAN PASANGAN BATU 1 PC : 4 PP
3.1.1 Umum
Pekerjaan yang termasuk pekerjaan pasang batu kali adalah
semua pekerjaan konstruksi yang menggunakan material utama
batu kali sesuai yang tercantum dalam gambar.
Ukuran, ketinggian, ketebalan (dimensi) perkerjaan pemasangan
batu kali ini ditentukan dalam gambar atau sesuai petunjuk
direksi.Jika ditentukan ukurannya dalam gambar, batu
kali/gunung yang digunakan harus mempunyai ketebalan
minimal 15 cm.
Batu kali/gunung dapat diambil dari quarry, sungai atau dari
leveransir, yang telah disetujui oleh direksi.
3.1.2 Cara Pelaksanaan

9
a. Pekerjaan pasangan batu yang dimaksud disini adalah batu
kali yang dilaksanakan dengan ukuran dan bentuk-bentuk
yang ditunjukkan pada gambar.
b. Tiap batu dipasang penuh dengan adukan sehingga semua
hubungan batu melekat satu sama lain dengan sempurna.
c. Setiap batu harus dipasang di atas lapisan dan diketok
ditempatnya hingga teguh/kuat.
d. Adukan harus penuh, tidak ada rongga antar batu untuk
mendapat massa yang kuat dan integral.
e. Material
- Batu
Material batu harus bersih, keras, padat, tahan lama, (tidak
retak dan rapuh)
- Semen
Semen yang digunakan mengikuti ketentuan-ketentuan dari
PBI 1971-NI.2
- Air
Air yang digunakan untuk campuran pasangan batu
gunung/kali tidak boleh mengandung minyak, alkali, garam-
garam, bahan bahan organis untuk itu sebaiknya dipakai air
bersih yang dapat diminum.
- Pasir
Pasir yang dipakai harus bersih (tidak berlumpur, tidak
mengandung bahan organis) dan bersifat keras, kekal, (tidak
mudah hancur oleh cuaca), dan kandungan kadar lumpur
maksimal 5%.
f. Adukan semen
Adukan semen haruslah semen mortar yang memenuhi
persyaratan dari adukan semen. Adukan semen diklarifikasi
menurut perbandingan campuran antara semen dan pasir,
yaitu Mortar Tipe S setara 1 PC : 3PP. Pencampuran adukan
dilakukan dengan manualsesuai petunjuk Direksi dan diawasi

10
dengan ketat oleh pengawas dan tiap-tiap pengerjaannya
dilakukan atas ijin direksi.

3.1.3 Cara Pengukuran dan Pembayaran


3.1.3.1.1 Pengukuran pembayaran pekerjaan pasang batu kali
berdasarkan jumlah volume terpasang di lokasi pekerjaan
dan sesuai dengan yang tertera pada gambar atau yang
ditentukan oleh direksi.
3.1.3.1.2 Pembayaran pekerjaan pasang batu kali ini
berdasarkan satuan meter kubik (m3) sesuai yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga satuan untuk
pekerjaan ini termasuk biaya pengadaan material, upah
buruh, dan peralatan yang diperlukan untuk penyelesaian
pekerjaan ini.

3.2 PEKERJAAN PLESTERAN 1 PC : 3 PP


3.2.1 Umum
Pekerjaan ini harus mencakup finishing/topi pasang batu kali
atau sesuai dengan gambar dan petunjuk direksi. Plesteran
harus rapi, rata, lurus dan halus.
3.2.2 Cara Pelaksanaan
a. Material
- Semen Portland ( PC )
Semen untuk pekerjaan plesteran sama dengan yang
digunakan untuk pekerjaan pasang batu kali.
- Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan
keras, kadar lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh
lebih dari 5% atau sama dengan pasir yang dipergunakan
pada pekerjaan pasang batu kali/gunung.
- Air

11
Air yang digunakan untuk plesteran sama dengan yang
digunakan untuk pekerjaan pasang batu kali.
b. Adukan Semen
Untuk pekerjaan plesteran ini digunakan campuran 1 bagian
semen (PC) : 3 bagian pasir (PP). Untuk semua bagian yang
akan diplester harus bersih dari kotoran dan disiram dengan
air dengan rata hingga jenuh kemudian di plester dengan
tebal plesteran 1.5 sampai 2 cm. Selama proses pengeringan,
plesteran harus disiram air agar tidak terjadi retak-retak akibat
proses pengeringan yang terlalu cepat. Pencampuran adukan
dilakukan dengan mesin pengaduk (molen), campuran dengan
tangan hanya boleh dilakukan atas ijin direksi.

3.2.3 Cara Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran pembayaran pekerjaan plesteran ini berdasarkan
jumlah luasan plesteran yang dilaksanakan dilokasi pekerjaan
dan sesuai yang tertera pada gambar atau yang ditentukan
direksi.
b. Pembayaran pekerjaan plesteran ini berdasarkan satuan meter
persegi (m2) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga. Harga satuan untuk pekerjaan ini termasuk biaya
pengadaan material, upah buruh, dan peralatan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini.

4.1. Pekerjaan Siaran


4.1.1. Umum
Pekerjaan siaran meliputi pekerjaan dinding permukaan
pasangan batu.
4.1.2. Cara Pelaksanaan
- Sebelum pekerjaan siaran dimulai, bidang yang akan disiar
harus bersih dari Kontoran, Lemak/Minyak, dan bahan-bahan
lain yang dapat mengurangi kemampuan lekatnya, serta
dibasahi dengan air terlebih dahulu hingga jenuh.

12
- Lalu taburkan mortar tipe S setara dengan 1Pc : 3Pp
dipermukaan di sela-sela pasangan batu usapkan dengan rata
dengan peralatan
- Adukan dibuat dalam jumlah yang dapat dipakai habis dalam
waktu 45 menit. Adikan dapat dipakai sampai batas adukan
tidak dapat diolah kurang lebih 90 menit setelah adukan jadi.
- Permukaan batu yang telah disiar harus rapi dan dipastikan
tidak ada lubang antara batu dan permukaan siar.
4.1.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran
a. Pengukuran pembayaran pekerjaan siaran ini berdasarkan
jumlah luasan siaran yang dilaksanakan dilokasi pekerjaan dan
sesuai yang tertera pada gambar atau yang ditentukan direksi.
Pembayaran pekerjaan acian ini berdasarkan satuan meter persegi
(m2) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Harga satuan untuk pekerjaan ini termasuk biaya pengadaan
material, upah buruh, dan

2.5. PEKERJAAN BETON


2.5.1. Umum
a. Bagian pekerjaan meliputi pengadaan dan pemasangan dari
semua macam beton bertulang dengan penulangannya termasuk
bekisting. Pekerjaan beton bertulang dengan adukan (1 Pc : 2
Psr : 3 Krl) Setara K 175 dilaksanakan untuk pondasi dan toping
pasangan batu yang ditentukan sesaui pada gambar.
b. Agregat harus terdiri dari gradasi-gradasi yang halus sampai
kasar dan harus sesuai dengan persyaratan dan ketentuan-
ketentuan beton. Agregat kasar menggunakan kerikil dengan
ukuran 2/3. Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga bebas
dari kontaminasi yang dapat merusak mutu agregat.
c. Semen yang digunakan harus bermutu baik, tidak berbatu
seperti yang disyaratkan. Semen harus dibawa ke lokasi kerja
dalam kemasan standart dari pabrik dan terlindungi. Pelaksanaan
pekerjaan beton ini diusahakan menggunakan satu merk semen
saja.

13
d. Besi tulangan harus disimpan di tempat yang kering agar bebas
dari kontaminasi langsung udara, tanah lembab, aspal, oli
(minyak) dan gemuk.
e. Air yang digunakan harus bersih dalam artian tidak mengandung
lumpur dan bahan kimia yang dapat mempengaruhi kekuatan
beton.
f. Bekisting merupakan bahan cetakan menggunakan kayu kelas III
kecuali Direksi/pengawas menegaskan lain.
g. Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, bekisting harus bersih
dari kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain. Alat pengaduk beton
dan pembawa juga harus bersih. Penulangan harus dimatikan
pada posisinya.dimensi semua beton tertera pada gambar bestek
dan detail. Jika terdapat ketidakcocokan pada ukuran, penyedia
jaa diwajibkan meminta pertimbangan dari Direksi. Agar
pemeriksaan dan persetujuan dari Direksi atau pelaksana
pengecoran beton dapat diberikan pada waktunya, penyedia jasa
diwajibkan menyampaikan pemeritahuan tentang rencana
pengecoran 2 x 24 jam sebelumnya. Bekisting baru boleh
dibongkar setelah beton mengalami periode pengerasan
sebagaimana diatur pada SK SNI T-15-1991-03 dan sementara
itu penyiraman harus selalu dilakukan.
2.5.2. Cara Pelaksanaan
2.5.2.1.1. Galian Sedimen pada Bendung dilakukan dengan
menggunakan alat berat excavator dan hasil galian dibuang
ke luar.
2.5.2.1.2. Setidaknya 14 hari sebelum memulai pelaksanaan
pada setiap area yang diperlukan penggalian, penyedia jasa
harus memberitahu kepada Direksi secara tertulis dengan
menjelaskan struktur-struktur yang terpengaruh pekerjaan
galian (Jika ada).
2.5.2.1.3. Penggalian dengan menggunakan alat berat
excavator dilakukan atas petunjuk direksi

14
2.5.2.1.4. Penyedia Jasa dalam melaksanakan galian harus
diusahakan cukup aman dari longsoran dan bila diperlukan
diberikan alat-alat penyangga.
2.5.2.1.5. Apabila pekerjaan galian sudah selesai, penyedia jasa
harus memberitahukan kepada Direksi untuk pemeriksaan.
2.5.3. Cara Pengukuran dan Pembayaran
2.5.3.1.1. Pengukuran pembayaran pekerjaan galian Sedimen ini
berdasarkan jumlah volume yang dilaksanakan di lokasi
pekerjaan dan sesuai dengan yang tertera pada gambar atau
yang ditentukan oleh Direksi/Pengguna Jasa
2.5.3.1.2. Pembayaran pekerjaan galian ini berdasarkan satuan
meter kubik (m3) sesuai yang tercantum dalam Daftar
Kuantitas dan Harga. Satuan kubikasi yang dihitung dalam
pembayaran adalah kubikasi material tanah pada disposal
area
2.5.3.1.3. Volume akan dihitung dengan rata-rata luas dua
potongan yang berurutan dan berdasarkan hasil cross-
section survey yang dilakukan dengan kondisi sebelum dan
sesudah ada timbunan.
Harga satuan untuk pekerjaan galian tanah sedimentasi sudah termasuk,
upah tenaga, bahan, peralatan, pengangkutan dan pembuangan serta
perapihan di Disposal Area.

5.1. PEKERJAAN MEKANIKAL/PERBAIKAN GEARBOKS PENGANGKAT


BATANG ULIR PINTU SCOURING
5.1.1. Umum

Pekerjaan ini dilakukan sesuai buku petunjuk manual alat-alat


operasi bendung.

15
SPESIFIKASI UMUM
A. KETENTUAN UMUM
1. Umum
1.1. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan terletak pada :
Bendung Kampili Desa Bontoramba Kec. Pallang
Bendung Bissua Desa Toata Kec. Polong Bangkeng
Kabupaten : Gowa
Provinsi : Sulawesi Selatan
12.1 Ruang Lingkup Pekerjaan :

1. Pek. Persiapan :
- Mobilisasi/Demobilisasi
- Pengukuran MC 0% dan MC 100%
- Biaya Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi
2. Pek. Konstruksi :
A. Bendung Kampili
- Bongkaran Pasangan Batu (Manual)
- Galian Tanah Biasa (Manual)

16
- Pasangan Batu 1 : 3 Molen
- Siaran (Mortar Tipe S setara 1 PC : 3PP)
- Plesteran tebal 1,5 cm mortar tipe S
(setara campuran 1 PC : 3 PP)
- Pembesian ø8
- Pekerjaan Beton
- Mekanikal / Perbaikan Gearboks Pengangkat Batang Ulir
Pintu Scouring

B. Bendung Bissua
- Galian Tanah Berlumpur (Mekanis)
- Penggantian Karet Pintu Scouring

2. Ketentuan Umum
Pekerjaan harus dilaksanakan menurut peraturan dan syarat-syarat
serta gambar bestek.
Segala perubahan hanya dianggap sah dan dibenarkan apabila
mendapat persetujuan Direksi secara tertulis.
Segala perintah dan petunjuk dari Direksi harus ditaati dan
dilaksanakan dengan baik demi sempurnanya pekerjaan.
Pada akhir pelaksanaan dan setelah berakhirnya masa pemeliharaan,
pekerjaan harus diserahkan kepada Panitia/Pejabat penerima hasil pekerjaan
dalam keadaan baik dan memuaskan, yang disertai Berita Acara Penyerahan
Pekerjaan.

3. Fasilitas Pelaksanaan
Semua fasilitas pelaksanaan (temporary works) harus disimpan, dilakukan,
dioperasikan dan dipelihara oleh Penyedia Jasa, kecuali yang sudah diatur
dalam kontrak.
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab dan memelihara semua jalan,
jembatan, saluran, tanggul dan lain-lain yang digunakan pada waktu
pelaksanaan pekerjaan. Sbelum mengangkut, membawa dan memindahkan
peralatan berat, Penyedia jasa harus menginspeksi batas-batas beban yang
diizinkan pada jalan-jalan yang akan dilewati. Oleh karena itu Penyedia
Jasa

17
harus membicarakan dengan Direksi atau yang berwenang sebelum
memulai pekerjaan.
Penyedia jasa harus memelihara/melindungi sarana lingkungan dan lain-lain
pada waktu dan akibat dari pelaksanaan pekerjaan. Jika menurut Direksi,
Penyedia jasa beroperasi diluar areal lokasi Pekerjaan dan mengakibatkan
kerusakan alam/lingkungan, maka Direksi berhak untuk meminta kepada
Penyedia jasa untuk melakukan perbaikan atas beban Penyedia Jasa. Untuk
melakukan pemeliharaan, perbaikan dan modifikasi yang dilakukan Penyedia
Jasa terhadap hal-hal tersebut diatas adalah menjadi tanggung jawab
Penyedia jasa.Penyedia Jasa harus menjaga setiap kemungkinan bahaya
yang akan timbul. Oleh karena itu Penyedia Jasa harus dapat mengatur
peralatan pelaksanaan maupun bahan di lokasi dengan sebaik-baiknya
terhadap pengangkutan, penempatan material dan pengisian bahan bakar
untuk peralatan dan kendaraan yang dipergunakan untuk mencegah
terjadinya bahaya kebakaran.
Semua material, peralatan untuk keperluan pelaksanaan disiapkan oleh
Penyedia Jasa setiap saat dan Penyedia Jasa harus menyiapkan fasilitas
pengecekan tanpa meminta tambahan biaya untuk keperluan tersebut.

4. Peralatan
Penyedia Jasa harus menyediakan sendiri semua peralatan kerja dalam
jumlah yang cukup sesuai dengan jenis dan volume pekerjaan.
Disamping peralatan kerja utama, Penyedia Jasa harus menyediakan
peralatan kerja bantu yang cocok dan lazim digunakan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini serta jumlah yang cukup.
Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa harus
menyediakan penerangan pada malam hari sehingga seluruh lokasi kerja
dapat dikontrol pada malam hari.

5. Foto Dokumentasi
Penyedia Jasa harus membuat foto-foto dokumentasi dalam tahapan
pekerjaan sebagai berikut :
* Sebelum pekerjaan dimulai (0 %)
* Pekerjaan mencapai  50 %
* Pekerjaan selesai seluruhnya (100 %)
Tata cara pengambilan foto dokumentasi diambil dalam arah dan tempat
yang sama setiap tahapan dengan latar belakang objek permanen yang
18
sama pula sehingga dapat menggambarkan kemajuan secara kronologis dan
jelas. Foto-foto yang baik khususnya yang dapat menunjukkan tahapan
pekerjaan 0 %,  50 % dan 100 %, yang dianggap penting disusun dalam
album dan diserahkan kepada Direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap beserta
negatif filmnya, dan selanjutnya menjadi dokumen proyek.

6. Gambar dan Ketentuan Ukuran


6.1. Gambar-Gambar Pekerjaan Tetap
(a) Umum
Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa haruslah
gambar-gambar yang telah ditanda-tangani oleh Direksi, dan apabila
ada perubahan harus di serahkan kepada Direksi untuk mendapat
persetujuan sebelum program pelaksanaan dimulai.
(b) Gambar-gambar Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus menggunakan Gambar kontrak sebagai dasar untuk
mempersiapkan Gambar pelaksanaan. Gambar itu dibuat lebih detail
untuk pekerjaan tetap dan dimana mungkin dapat memperlihatkan
penampang melintang dan memanjang dari beton, pasangan batu,
pengaturan batang pembesian termasuk rencana pembengkokan,
pemotongan dan daftar besi beton, tipe bahan yang digunakan, mutu,
tempat dan ukuran yang tepat.
(c) Gambar-gambar Bengkel / Gedung
Gambar-gambar bengkel atau gedung disiapkan olek Penyedia Jasa
untuk keperluan penyimpanan peralatan dan bahan-bahan milik
Penyedia Jasa.
(d) Penyedia Jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar lengkap
di lapangan
Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi
adalah menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan Direksi terhadap
gambar-gambar tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab
Penyedia Jasa atas kebenaran gambar tersebut.

6.2. Gambar-gambar Pekerjaan Sementara(a) Umum


Semua gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa harus terperinci, dan
diserahkan kepada Direksi sebelum tanggal pelaksanaan pekerjaan atau
dalam waktu yang telah ditentukan dalam Kontrak.

19
Gambar-gambar harus menunjukkan detail dari pekerjaan sementara
seperti cofferdam, tanggul sementara, pengalihan aliran dan
sebagainya.
Gambar perencanaan yang diusulkan Penyedia Jasa yang dipakai dalam
pelaksanaan konstruksi (sah) juga harus diserahkan kepada Direksi
sebanyak 2 (dua) rangkap.
(b) Gambar-gambar untuk Pekerjaan Sementara yang diusulkan
Penyedia Jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang
berkaitan dengan pekerjaan tetap secara lebih mendetail dan diserahkan
kepada Direksi untuk mengubah dan mendapat persetujuan sebelum
tanggal dimulainya pelaksanaan.
6.3. Gambar-gambar Purnalaksana (as built darwing)
Penyedia jasa harus menyerahkan gambar yang dilaksanakan paling
akhir untuk tiap-tiap pekerjaan yang telah dilaksanakan.
Gambar purnalaksana diserahkan pada setiap penarikan termijn
Selama masa pelaksanaan, Penyedia Jasa harus memelihara satu set
gambar yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada
gambar yang memperlihatkan perubahan yang sudah diberikan sesuai
dengan kontrak, sejauh gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan
benar kemudian dicap "sudah dilaksanakan".
Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan dilapangan
oleh Direksi dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan, dan apabila
diketemukan hal-hal yang tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan,
paling lambat harus diperiksa kembali selama 6(enam) hari kerja.
Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar-gambar revisi yang telah
disetujui direksi dalam rangkap 3 (tiga), masing-masing :
* 1 (satu) set untuk Kontraktor
* 1 (satu) set untuk Direksi Lapangan
* 1 (satu) set untuk Pengguna Jasa
7. Pengamanan
Penyedia Jasa berkewajiban menjaga keamanan dan tata tertib ditempat
pekerjaan.
Penyedia Jasa berkewajiban mengambil tindakan yang perlu demi keamanan
pekerjaan. Tempat pekerjaan harus senantiasa bersih dan teratur rapih.

20
Penyedia Jasa wajib menolak orang-orang yang dinilai Direksi mengganggu
jalannya pekerjaan. Bila perlu Direksi minta bantuan penguasa setempat dan
penyedia jasa tidak berhak menuntut ganti rugi karenanya.

8. Keselamatan Kerja
Penyedia Jasa diwajibkan memberi jaminan kesehatan dan keamanan serta
keselamatan bagi para karyawan dan pekerja-pekerja, antara lain dengan
menyediakan kotak PPPK lengkap dengan obat kebutuhan sebagai alat
penolong jika terjadi kecelakaan ditempat pekerjaan. Biaya perawatan
menjadi beban Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa berkewajiban membayar Asuransi Tenaga Kerja sesuai
peraturan yang berlaku.
Penyedia Jasa berkewajiban mematuhi semua peraturan-peraturan dan
ketentuan-ketentuan dalam undang-undang perburuhan dan sosial yang
berlaku di Indonesia.

9. Program Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus membuat program pelaksanaan sesuai dengan syarat-
syarat kontrak. Program tersebut harus di buat dalam bentuk barchart dan
daftar yang memperlihatkan setiap kegiatan :
a). Jenis Kegiatan dan volume.
b). Waktu Pelaksanaan.
c). Program dan realisasi kemajuan pekerjaan.
d). Jumlah dan jenis tenaga kerja, peralatan dan material yang diperlukan.
Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan
pekerjaan mobilisasi, persiapan dll, serta kelonggaran waktu dengan adanya
hari libur umum.

10. Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak (Pre Award Meeting)


1). Sebelum Pelaksanaan Kontrak, pengguna jasa bersama-sama dengan
Penyedia Jasa, unsur perencanaan, dan unsur pengawasan, terlebih
dahulu menyusun rencana pelaksanaan kontrak.
2). Pengguna jasa harus menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan
kontrak (Pre Award Meeting) selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak
tanggal diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
3). Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan
pelaksanaan kontrak adalah :

21
a. Organisasi kerja
b. Tata cara pemgaturan pelaksanaan pekerjaan
c. Jadwal pelaksanaan pekerjaan
d. Jadwal pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil
e. Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan pekerjaan
f. Pendekatan kepada masyarakat dan Pemerintah Daerah setempat
mengenai rencana kerja.
g. Penyusunan program mutu (program penerapan sistim jaminan
mutu).

11. Program Penerapan Sistim Jaminan Mutu


Program penerapan sistim jaminan mutu harus disusun oleh Penyedia Jasa
dan disepakati pengguna jasa pada saat rapat persiapan pelaksanaan
kontrak dan dapat direvisi sesuai dengan kondisi lapangan.
Program penerapan sisitim jaminan mutu berisi :
a. Informasi pengadaan jasa
b. Organisasi pengguna jasa dan penyedia jasa
c. Jadwal pelaksanaan
d. Prosedur pelaksanaan pekerjaan
e. Prosedur instruksi kerja
f. Pelaksana kerja.

12. Rapat Bersama


a. Rapat Mingguan :
Tempat : Kantor Direksi
Pelaksanaan : Minimum satu kali tiap minggu, tergantung
kebutuhan.
Peserta : Direksi Lapangan, Site Manager dan Pelaksana.
b. Rapat Bulanan :
Tempat : Kantor PPK OP SDA II
Pelaksanaan : Minimum satu kali tiap bulan, tergantung
kebutuhan
Peserta : 1. PPK OP SDA II
2. Pelaksana Teknik

22
3. Direksi Pekerjaan.
4. Koordinator Pelaksana
5. Pelaksana
6. Pimpinan Perusahaan.
7. Site Manager.
Tujuan : - Membahas dan mengevaluasi kemajuan
pekerjaan dalam bulan tersebut termasuk
hambatan yang timbul.
- Menyusun program pelaksanaan untuk
pekerjaan bulan berikutnya.

13. Laporan Hasil Pekerjaan :


1). Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan
pekerjaan, seluruh aktifitas kegiatan pekerjaan dilapangan dicatat di
dalam buku harian sebagai “ Laporan Harian “ pekerjaan.
2). Laporan Harian dibuat oleh Penyedia Jasa, diperiksa dan disetujui oleh
Koordinator Pengawas dan Pengawas Pekerjaan.
3). Laporan Harian berisi :
a. Kuantitas dan macam bahan yang berada dilapangan.
b. Penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya.
c. Jumlah jenis dan kondisi peralatan.
d. Kuantitas jenis pekerjaan yang dilaksanakan.
e. Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya
yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan.
4). Laporan Mingguan dibuat setiap minggu yang terdiri dari rangkuman
laporan harian dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode
satu minggu, serta hal-hal penting yang timbul atau berhubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan.
5). Laporan Bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman
Laporan Mingguan dan berisi hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam
periode satu bulan, serta hal-hal penting yang timbul atau berhubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan Laporan.
6). Laporan harian, laporan mingguan, laporan bulanan dibuat dalam
rangkap 4 (empat) yang terdiri dari :

23
a. 2 (dua) rangkap untuk PPK OP SDA II
b. 1 (satu) rangkap untuk Pengawas lapangan/Direksi Pekerjaan
c. 1 (satu) rangkap untuk penyedia jasa sebagai arsip.
7). Selambat-lambatnya akhir minggu pertama bulan berikutnya penyedia
jasa telah menyerahkan 2 (dua) rangkap laporan bulanan yang telah
disetujui Pengawas Pekerjaan/ Direksi Pekerjaan ke kantor PPK OP SDA
II.

14. Bahan dan Perlengkapan


14.1. B a h a n
Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini terdiri dari
kandungan lokal 100 % (Produksi dalam Negeri)
Penyedia jasa harus menyediakan semua bahan yang diperlukan
untuk menyelesaikan Pekerjaan, berkualitas baik serta sesuai dengan
standar Nasional (SNI) dan Standar Industri Indonesia (SII), atau
sesuai dengan standar yang diberikan dalam Spesifikasi dan
mendapatkan persetujuan Direksi sebelum bahan tersebut dipakai.
Bila Penyedia jasa dalam mengusulkan penyediaan bahan tidak
sesuai dengan suatu standar dan spesifikasi seperti tersebut diatas,
Penyedia jasa harus segera memberitahukan kepada Direksi
Pekerjaan secara tertulis untuk mendapatkan jawaban apakah bahan
tersebut dapat digunakan atau tidak.
14.2. Peralatan
Penyedia jasa harus segera menyediakan semua peralatan yang
diperlukan dalam pelaksanaan dalam jumlah yang cukup dan jenis
alat yang sesuai. Apabila Direksi Pekerjaan memandang belum sesuai
dengan kontrak, maka Penyedia jasa harus segera memenuhi
kekurangannya agar pekerjaan dapat dikerjakan dengan sempurna.
14.3. Bahan Pengganti
Penyedia jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, apabila
bahan tersebut tidak tersedia di pasaran, maka dapat digunakan
bahan pengganti yang sesuai dengan mendapat izin tertulis dari
Direksi Pekerjaan.
14.4. Pemeriksaan Bahan/Material
Material yang akan digunakan oleh Penyedia jasa harus mendapat
persetujuan dari Direksi Pekerjaan.

24
15. Lain-Lain
Hal-hal yang belum terdapat dalam persyaratan ini yang diperkirakan akan
berpengaruh dalam pelaksanaan pekerjaan, akan ditambahkan di dalam
Aanwijzing (Peninjauan Lapangan).

25
B. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Mobilisasi
Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam waktu 15
(Lima Belas) hari sejak diterbitkan SPMK yang meliputi ;
- Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
- Mempersiapkan fasilitas kantor, rumah, gudang dan sebagainya
- Mendatangkan personil-personil
- Mobilisasi peralatn terkait dan personil Penyedia Jasa dapat dilakukan
secara bertahap sesuai dengan kebutuhan.

2. Pembersihan Lapangan
Penyedia jasa harus membersihkan lokasi pekerjaan sebelum pekerjaan di
mulai dari semua tumbuhan, termasuk pohon-pohon, akar-akaran dan lain-
lain pada daerah tertentu ditempat pekerjaan.
Semua hasil pembongkaran/pembersihan tersebut dibuang ketempat yang
telah ditunjuk oleh Direksi Pekerjaan.
Ukuran-ukuran daerah yang akan dibersihkan tercantum pada gambar-
gambar rencana atau ditentukan oleh Direksi sebelum pelaksanaan
pekerjaan.

3. Pekerjaan Pengukuran
a. Titik Tetap (Bench Mark)
Sebelum pekerjaan dimulai Direksi menentukan titik tetap dilapangan
yang ketinggiannya akan diberikan secara tertulis pada pihak
Penyedia jasa.
Titik tetap ini akan merupakan titik utama dalam melaksanakan
pekerjaan dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan titik duga
(peil-peil) pada sumbu tanggul dan bangunan-bangunan lainnya.
Selama pelaksanaan, Penyedia jasa diwajibkan untuk menjaga dan
mencegah kemungkinan-kemungkinan rusak dan berubahnya titik
tetap.
Jika merasa perlu Direksi dapat memerintahkan kepada Penyedia Jasa
untuk mengadakan pengecekan peil titik tetap lainnya.

53
b. Pengukuran Mutual Check
Untuk menerapkan gambar rencana yang ada terhadap kondisi
lapangan, maka Direksi Pekerjaan bersama-sama dengan Pihak
Penyedia jasa melaksanakan pengukuran Mutual Check untuk
menentukan duga (peil) terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Pengukuran dilaksanakan sesuai dengan ukuran-ukuran yang ada pada
gambar rencana. Apabila terdapat elevasi pada gambar yang tidak
sesuai, agar tidak mengganggu lancarnya pelaksanaan pekerjaan,
gambar akan disesuaikan dengan keadaan lapangan.
Pengukuran terakhir dilaksanakan setelah pelaksanaan pekerjaan
selesai, yakni pada saat pekerjaan akan diserah terimahkan.
Pengukuran meliputi : Pengukuran elevasi, panjang dan lebar
bangunan.

c. Pekerjaan Uitzet dan Pemasangan Profil


Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan, Penyedia
jasa harus melakukan pekerjaan uitzet yang meliputi penentuan elevasi
dan (poros) bangunan yang dikerjakan, dengan melakukan
pemasangan profil dan mengambil ketinggian terhadap daerah yang
diduduki pekerjaan dengan menggunakan Bench Mark (BM) atau titik
referensi yang disetujui Direksi.
Pada pemasangan profil digunakan kayu yang bermutu baik dengan
ukuran 4 cm x 6 cm atau papan dengan ukuran  2,5 cm x 25 cm,
sedemikian rupa sehingga membentuk profil yang sesuai dengan
bentuk bangunan yang akan dikerjakan.
Pembuatan profil harus betul-betul kuat tidak berubah selama
pelaksanaan pekerjaan berlangsung. Pada pemasangan profil ini diberi
tanda untuk mendapatkan batas-batas peil pekerjaan yang dipakai
sebagai pengontrol untuk menentukan posisi bangunan yang akan
dibuat.
Profil untuk tanggul dan galian harus dipasang pada tiap-tiap jarak
maksimum 50 m.

54
4. Jalan Logistik/Jalan Sementara
Penyedia jasa harus membuat jalan logistik /jalan sementara menuju lokasi
pekerjaan, termasuk jembatan sementara bila diperlukan untuk mengangkut
bahan dan peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan Jalan
sementara tersebut harus bebas dari segala hambatan yang mungkin
dapat mengganggu kelancaran pekerjaan dan harus tetap terpelihara baik,
sampai seluruh kegiatan pekerjaan selesai.
Penyedia jasa harus menjaga/bertanggung jawab atas kerusakan yang
terjadi pada jalan sementara yang dibuat selama pekerjaan berlangsung.
Jalan sementara yang dibuat harus memiliki jarak terpendek dari jalan
umum yang ada menuju lokasi pekerjaan. Direksi akan memberikan
petunjuk yang harus dipatuhi oleh Penyedia jasa sehubungan dengan
pembuatan jalan sementara tersebut.
Penyedia jasa hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan
hukum yang berhubungan dengan penggunaan arah angkutan umum dan
bertanggung jawab terhadap kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut.
Pemberi tugas bertanggung jawabterhadap pemeliharaan jalan logistik jalan
sementara yang digunakan oleh Penyedia Jasa selama Pelaksanaan
Pekerjaan.

5. Direksi Keet (Kantor Lapangan)


Penyedia jasa harus menyediakan atau membuat kantor sementara
dilapangan (Direksi Keet) untuk tempat kegiatan administrasi lapangan
sesuai petunjuk Direksi guna effisiensi dan kelancaran kerja.
a. Direksi Keet harus dibuatmemenuhi syarat kesehatan dengan ventilasi
yang cukup dan dilengkapi lampu penerangan pada waktu malam hari.
b. Direksi Keet harus dilengkapi dengan keperluan Direksi sebagai berikut :
 1 Set meja kursi tamu
 1 Set Meja tulis dengan dua kursi
 1 Almari kantor
 1 Kotak PPPK lengkap dengan isinya
 White board, alat tulis, penghapus
 ATK
 dll.
55
Semua biaya yang timbul akibat pembuatan Direksi Keet ini menjadi beban
Penyedia jasa dan sudah termasuk dalam harga penawaran.

6. G u d a n g
Penyedia jasa diharuskan membuat gudang untuk menyimpan bahan-bahan
dan peralatan kerja.
Bilamana gudang di tempatkan diluar lokasi pekerjaan, maka tempat
gudang harus dipilih yang berdekatan dengan lokasi pekerjaan dan
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Biaya yang timbul akibat hal ini menjadi tanggungan Penyedia jasa.

7. Papan Nama Pelaksana Kegiatan


Penyedia jasa harus membuat papan nama Pelaksana kegiatan. Bentuk,
ukuran dan warna akan ditentukan oleh Direksi dan dipasang ditepi jalan
masuk lokasi pekerjaan sesuai petunjuk dari Direksi pekerjaan.
Papan nama Pelaksana Kegiatan harus sudah terpasang pada saat memulai
pekerjaan.

56
C. ADMINISTRASI

1. Bouwheer Direksi dan Pengawas


1.1. Sebagai Pemilik Pekerjaan (Bouwheer) adalah :
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum,
dalam hal ini diwakili oleh Satker Operasi dan Pemeliharaan Sumber
Daya Air Pompengan Jeneberang.
1.2. Bertindak sebagai Direksi pekerjaan ialah Pelaksana Teknik PPK OP
SDA III atau yang ditunjuk oleh PPK, yang selanjutnya disebut Direksi.
1.3. Dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari, Direksi menunjuk pembantu-
pembantunya sebagai Pengawas Pekerjaan.
1.4. Semua perintah dan petunjuk dari Pengawas,dianggap sebagai
ketentuan dari Direksi, selama tidak menyimpang dari syarat-syarat
pekerjaan ini dan semua peraturan yang berlaku.
2. Penyedia Jasa dan Site Manager
2.1. Penyedia Jasa ialahBadan Usaha yang telah ditunjuk oleh PPK
Operasi dan Pemeliharaan SDA II untuk melaksanakan pekerjaan ini
secara borongan.
2.2. Penyedia Jasa menunjuk seorang Site Manager yang bertanggung
jawab penuh dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari dan harus
berada ditempat Pekerjaan setiap hari.
Penunjukan ini dapat diberitahukan secara tertulis untuk
mendapat persetujuan Direksi. Site Manager sekurang-kurangnya
berijazah Sarjana (S1) Jurusan Sipil dengan pengalaman minimal 6
tahun, yang disetujui oleh Direksi.
2.3. Jika Direksi berpendapat bahwa wakil Penyedia Jasa tidak cakap dalam
melaksanakan tugasnya, maka Direksi berhak memerintahkan kepada
Penyedia Jasa untuk mengganti wakil Penyedia Jasa atau Site
Manager tersebut dengan orang lain dan harus mendapat persetujuan
dari Direksi.
3. Sub Kontraktor/Tark Werker
3.1 Penyedia Jasa dapat bekerja sama dengan perusahaan Golongan
Ekonomi Lemah sebagai Sub Kontraktor.
3.2 Pekerjaan yang dapat disubkontrakkan tidak boleh merupakan
pekerjaan utama.
3.3 Bila Penyedia Jasa menggunakan Sub Kontraktor atau Tark Werker,
semua tanggung jawab tetap pada Pihak Penyedia Jasa.
3.4 Direksi tidak bertanggung jawab atas Pembayaran pihak Penyedia Jasa
kepada Sub Kontraktor/Tark Werker.
4. Tugas Umum Direksi
4.1 Mengarahkan Penyedia Jasa agar mengenal serta menguasai keadaan
lapangan sehingga pekerjaan dapat dimulai dan diselesaikan tepat
pada waktunya.
4.2 Memberi petunjuk kepada Penyedia Jasa mengenai penempatan
bahan-bahan bangunan serta cara penyimpanannya, lokasi galian
tanah dan pembuangan tanah.
4.3 Memberi bimbingan kepada Penyedia Jasa agar pekerjaan dikerjakan
sesuai kualitas dan kwantitas yang dipersyaratkan.
4.4 Memberikan persetujuan atau menolak bahan-bahan bangunan yang
akan dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan dan menunjuk
tempat buangan bahan-bahan yang ditolak oleh Direksi.
5. Tugas Umum Penyedia Jasa
5.1 Wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat-
syarat, gambar bestek dan petunjuk dari Direksi sehingga dapat
dicapai kualitas pekerjaan yang disyaratkan.
5.2 Wajib melaksanakan perintah-perintah dari Direksi yang sesuai dengan
peraturan dan syarat-syarat yang menjamin bahwa pelaksanaannya
dapat dikerjakan.
5.3 Wajib mengikuti rencana kerja yang diajukan oleh Penyedia Jasa yang
telah disetujui oleh Direksi.
5.4 Wajib tunduk kepada keputusan-keputusan yang diambil Direksi yang
berhubungan dengan kesalahan-kesalahan dan kelalaian-kelalaian
yang dibuat oleh Penyedia Jasa, juga yang berhubungan dengan
adanya perbedaan antara gambar yang satu dengan yang lainnya atau
gambar dengan peraturan dan syarat-syarat.
5.5 Wajib memperbaiki kerusakan-kerusakan dan kekurang sempurnaan
pekerjaan.
5.6 Wajib membuat laporan kepada Direksi Pekerjaan setiap hari (laporan
harian), laporan mingguan dalam laporan bulanan. Laporan harian
berisi antara lain :
a. Jumlah pekerja, tukang, mandor dan lain-lain.
b. Bahan-bahan yang datang yang digunakan dan yang masih
tersedia serta material yang ditolak.
c. Prestasi tiap jenis pekerjaan yang dicapai.
d. Jenis dan jumlah alat serta kondisi masing-masing alat, baik
yang dioperasikan hari itu maupun yang tidak dioperasikan.
e. Lain-lain yang diperintahkan Direksi.
f. Masalah Teknis yang terjadi dilapangan.
5.7 Penyedia Jasa harus menyediakan alat tulis antara lain :
- Alat tulis kantor/penghapus secukupnya
- Buku Harian
- Buku perintah Direksi
- Kertas gambar secukupnya
- Notebook minimal 2 (dua) buah.
6. Pekerjaan Yang Tidak Lancar
6.1 Bagi pekerjaan yang tidak lancar yaitu yang tidak sesuai dengan
rencana kerja, terlalu lambat atau terhenti sama sekali, maka Direksi
akan memberi peringatan-peringatan/teguran-teguran dan petunjuk-
petunjuk Penyedia Jasa.
6.2 Apabila penyedia jasa tidak mengindahkan petunjuk-petunjuk dalam
ayat diatas, maka Direksi berhak membatalkan Kontrak secara sepihak
kemudian menunjuk pihak ketiga untuk melanjutkan pekerjaan
tersebut.
6.3 Pekerjaan yang telah dicapai oleh Penyedia Jasa sampai dengan
pembatalan-pembatalan kontrak akan diperhitungkan oleh Direksi.
7. Perubahan Kegiatan Pekerjaan (Pekerjaan Tambah dan Kurang).
7.1. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan
pada saat pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan
dalam dokumen kontrak maka pengguna jasa bersama penyedia jasa
dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi :
a. Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum
dalam kontrak.
b. Menambah atau mengurangi jenis pekerjaan.
c. Mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai kebutuhan lapangan
d. Melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam
kontrak yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan.
7.2. Pekerjaan tambah dan kurang hanya boleh dilakukan penyedia jasa
atas perintah /persetujuan tertulis dari pengguna jasa.
7.3. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh pengguna jasa secara
tertulis kepada penyedia jasa ditindak lanjuti dengan negosiasi teknis
dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan-ketentuan yang
tercantum dalam kontrak awal.
7.4. Untuk perhitungan pekerjaan tambahan atau kurang digunakan harga-
harga satuan yang tercantum dalam kontrak.
7.5. Untuk pekerjaan tambah yang belum tercantum dalam kontrak akan
dilakukan negosiasi teknis dan harga oleh pengguna jasa.
7.6. Pekerjaan tambah dalam rangka penyelesaian pengadaan jasa
pemborongan nilainya tidak lebih 10% dari harga yang tercantum
dalam kontrak awal.
8. Rencana Kerja
8.1. Penyedia Jasa harus menyerahkan rencana kerja untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi paling lambat satu minggu setelah
dikeluarkan surat perintah mulai kerja (SPMK).
Rencana kerja meliputi :
a. Rencana Umum Pekerjaan.
b. Organisasi dan tanggung jawab staf Penyedia Jasa.
c. Daftar dan jumlah peralatan dan material yang akan
digunakan.
d. Time Schedule dan jadwal umum pelaksanaan.
e. Metode Pelaksanan, mulai dari pekerjaan persiapan,
pengukuran, dan seterusnya
f. Data dan grafik curah hujan.
8.2. Persetujuan dari rencana kerja ini, sekali-kali tidak membebaskan
penyedia jasa dari tanggung jawab. Juga tidak berarti memberi hak
pada penyedia jasa untuk menuntut ganti rugi, bila dalam pekerjaan
alat-alat bantu yang digunakan atau urutan dari cara pelaksanaan
ternyata tidak tepat.
8.3. Jika disebabkan oleh perubahan-perubahan keadaan, konstruksi atau
kelambatan-kelambatan kerja terdahulu, dengan persetujuan Direksi
Penyedia jasa dapat menyusun kembali rencana kerjanya.

9. Larangan Pemindah Tanganan


9.1. Pekerjaan yang telah diterima oleh penyedia jasa tidak boleh dipindah
tangankan kepada pihak ketiga hingga pihak Penyedia jasa hanya
bertindak sebagai perantara saja.
9.2. Bila hal ini terjadi, maka Direksi akan membatalkan perjanjian Kontrak
pekerjaan ini secara sepihak dan segala resiko ditanggung oleh pihak
Penyedia Jasa. Selanjutnya Direksi berhak menunjuk pihak lain untuk
melanjutkan pekerjaan ini.
10. Pemeriksaan Kemajuan Pekerjaan
10.1. Penyedia Jasa wajib minta kepada Direksi untuk memeriksa pekerjaan,
yang telah dikerjakan sebelum mulai melaksanakan pekerjaan
selanjutnya.
10.2. Apabila Direksi menganggap perlu untuk memeriksa kemajuan
pekerjaan, atau apabila penyedia jasa memintanya secara tertulis
untuk penyerahan seluruh pekerjaan, sebagian pekerjaan atau guna
permintaan pembayaran termujn, maka penyedia jasa/wakilnya harus
hadir ditempat pekerjaan selama waktu pemeriksaan.
10.3. Hasil pemeriksaan ditulis pada buku progres laporan hasil pekerjaan
yang ditanda tangani kedua belah pihak.
11. Material Yang Didatangkan oleh Penyedia Jasa
11.1. Material yang dibeli oleh penyedia jasa dari leveransir, setelah sampai
ditempat pekerjaan dan disetujui oleh Direksi, leveransir tidak
mempunyai hak apapun lagi terhadap bahan-bahan tersebut.
11.2. Direksi tidak bertanggungjawab atas pembayaran penyedia jasa
kepada leveransir, dan ongkos angkut bahan-bahan ketempat
pekerjaan menjadi beban Penyedia Jasa.
11.3. Penyedia jasa wajib melapor kedatangan material ditempat pekerjaan
kepada Direksi untuk diperiksa.
11.4. Material yang ditolak oleh Direksi, harus disingkirkan dari tempat
pekerjaan semua biaya akibat penyingkiran bahan-bahan tersebut
diatas menjadi beban Penyedia jasa.
11.5. Bila Penyedia jasa menggunakan bahan-bahan yang belum diperiksa
dan tanpa izin Direksi, maka Direksi berhak memerintahkan Penyedia
jasa untuk membongkar pekerjaan yang telah dilaksanakan tersebut
atas biaya Penyedia jasa.
11.6. Penyedia jasa wajib segera membongkar pekerjaan-pekerjaan yang
menggunakan bahan-bahan yang ditolak direksi atas biaya penyedia
jasa.
11.7. Bila Penyedia jasa tetap menggunakan bahan-bahan yang ditolak oleh
Direksi, maka Direksi dapat menghentikan pelaksanaan pekerjaan
yang sedang berlangsung. Pekerjaan dilanjutkan apabila Penyedia jasa
telah mengganti bahan-bahan yang ditolak dengan bahan yang baru
dan memenuhi syarat.
12. Gambar Kerja, Grafik dan Time Schedule
12.1. Penyedia jasa harus membuat gambar-gambar kerja, time schedule,
grafik, curah hujan, tenaga kerja dan sebagainya yang disahkan oleh
Direksi (Rencana Kerja).
12.2. Penyedia jasa wajib mengisi grafik-grafik, cuaca sesuai kondisi tiap
hari, time schedule dan gambar-gambar kerja setiap hari sesuai
dengan kemajuan pelaksanaan pekerjaan.
13. Jam kerja
13.1. Agar rencana pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya,
makaPenyedia jasa bekerja minimum 7 jam setiap hari.
13.2 Penyedia jasa dapat melaksanakan pekerjaan diluar jam kerja atau
malamhari demi kesempurnaan dan cepat selesainya pekerjaan, untuk
iniPenyedia jasa harus memberitahukan hal tersebut kepada Direksi
secara tertulis sehari sebelumnya.
14. Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan dan Peralatan
Penyedia jasa diharuskan menyediakan segala keperluan peralatan,
bahan dan tenaga kerja untuk pelaksanaan secara baik, efisiensi dan
teratur sesuai jadwal yang telah disetujui/disahkan oleh Direksi.
15. Perpanjangan Waktu Pelaksanaan.
15.1. Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh pengguna
jasa atas pertimbangan yang layak dan wajar antara lain :
a. Pekerjaan tambah
b. Perubahan desain
c. Perubahan alam
d. Keterlambatan yang disebabkan oleh pihak pengguna jasa
e. Masalah yang timbul diluar kewenangan penyedia jasa
f. Keadaan Kahar (Force Majeur).
15.2. Pengguna jasa dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan
atas kontrak setelah melakukan penelitian dan evaluasi terhadap
usulan tertulis yang diajukan oleh penyedia jasa.
15.3. Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan dituangkan di dalam
Amandemen Kontrak.

16. Resiko dan Denda atas Kelambatan Penyerahan


16.1. Semua biaya material yang ditimbulkan akibat dikeluarkannya Surat
Perjanjian Kontrak ini menjadi beban Penyedai Jasa.
16.2. Apabila Penyedai Jasa tidak menyelesaikan pekerjaan pada waktu
yang telah ditetapkan, sesuai dengan yang tercantum dalam
kontrak, maka Penyedia Jasa dikenakan denda untuk setiap
kelambatan 1/1000 (satu perseribu) dari harga kontrak setiap hari
keterlambatan. Bersama denda maksimum sebesar 5 % (lima
persen) dari nilai kontrak.
17. P e r s e l i s i h a n
17.1. Apabila terjadi perselisihan antara pihak Direksi dan pihak Penyedia
jasa, maka harus diusahakan penyelesaian secara musyawarah.
17.2. Jika perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka
dibentuk Panitia Arbitrage yang terdiri dari :
 Seorang wakil dari pihak Direksi
 Seorang wakil dari pihak Penyedia Jasa
 Seorang ahli yang tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan
tersebut
 Pengangkatannya disetujui oleh kedua belah pihak
17.3. Bilamana cara-cara diatas belum dapat dicapai penyelesaiannya,
maka perselisihan tersebut diajukan ke Pengadilan Negeri
Makassar.

18. Pembayaran Prestasi Pekerjaan


18.1. Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh
pengguna jasa, apabila penyedia jasa telah mengajukan tagihan
disertai laporan kemajuan hasil pekerjaan
18.2. Pengguna jasa dalam kurun waktu 7 (tuju) hari harus sudah
mengajukan surat permintaan pembayaran (SPP) untuk
pembayaran prestasi kerja.
18.3. Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan
dengan sisitim sertifikat bulanan yang didasarkan pada prestasi
pekerjaan yang telah terpasang, tidak termasuk bahan, alat-alat
yang ada dilapangan.
18.4. Pembayaran bulanan/termin harus dipotong jaminan pemeliharaan,
angsuran uang muka, denda (bila ada) dan pajak.
18.5. Untuk kontrak yang mempunyai Subkontrak, permintaan
pembayaran kepada pengguna jasa harus dilengkapi bukti
pembayaran kepada seluruh Subkontraktor sesuai dengan
perkembangan (Progres) pekerjaannya.

19. Harga Satuan Pekerjaan


19.1. Harga satuan pekerjaan sudah termasuk biaya umum, keuntungan
Penyedia jasa, retribusi dan biaya lain.
19.2. Harga satuan selain memperhitungkan biaya langsung pelaksanaan
pekerjaan, secara proporsional harus sudah mencakup keuntungan,
resiko, pajak-pajak diluar PPN dan biaya Umum baik office maupun
Biaya Umum di lokasi Pekerjaan yang meliputi antara lain :
a. Pembayaran sewa untuk tanah/ganti rugi tanaman diluar tempat
pekerjaan (untuk tempat buangan hasil galian tempat
pengambilan, jalan masuk/jalan logistik dll).
b. Biaya operasi alat yang digunakan (upah, operator, bahan bakar,
pelumas serta perawatan alat dan penyusutan dll.
c. Sewa rumah akomodasi staf pelaksana.
d. Administrasi Bank
e. Administrasi Teknik.
f. Pembuatan contruction drawing dan as build drawing dalam
rangkap 3 (tiga)
g. Asuransi-asuransi meliputi : asuransi tenaga kerja, asuransi “
Property Demage “ dan asuransi “ pekerjaan”.
h. Kemungkinan kenaikan harga yang menjadi tanggungan
Penyedia jasa
i. Laporan dan Dokumentasi
j. Pembayaran pajak bahan tambang galian golongan C.
k. Direksi Keet dan kelengkapannya
l. Biaya Penyelengaraan Sistem Manajemen Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (SMK3) berdasarkan tingkat Resiko
pada item masing-masing kegiatan yang meliputi :
1. Penyiapan RK3K terdiri atas :
a. Pembuatan Manual, Prosedur,InstruksiKerja, Ijin Kerja
DanFormulir
b. Pembuatan Kartu Identitas Pekerja(KIP)
2. Sosialisasi dan Promosi K3 terdiri atas:
a. Induksi K3 (Safety Induction)
b. Pengarahan K3 (Safety briefing) : Pertemuan
Keselamatan (Safety Talk dan/atau Tool Box Meeting)
c. Pelatihan K3
d. Simulasi K3
e. Spanduk (banner)
f. Poster
g. Papan Informasi K3
3. Alat Pelindung Kerja Terdiri Atas:
a. Jaring Pengaman (SafetyNet)
b. Tali Keselamatan(Life Line)
c. Penahan Jatuh (SafetyDeck)
d. Pagar Pengaman (Guard Railling)
e. Pembatas Area (Restricted Area)
4. Alat Pelindung Diri Terdiri Atas:
a. Topi Pelindung (Safety Helmet)
b. Pelindung Mata (Goggles, Spectacles)
c. Tameng Muka (FaceShield)
d. Masker Selam (Breathing Apparatus)
e. Pelindung Telinga(Ear Plug, Ear Muff)
f. Pelindung Pernafasan Dan Mulut (Masker)
g. Sarung Tangan (SafetyGloves)
h. Sepatu Keselamatan(SafetyShoes)
i. Penunjang Seluruh Tubuh (Full BodyHarness)
j. Jaket Pelampung (LifeVest)
k.Rompi Keselamatan(SafetyVest)
l. Celemek (Apron/Coveralls)
m. Pelindung Jatuh (Fall Arrester)
5. Asuransi Dan PerijinanTerdiri Atas :
a. BPJS Ketenagakerjaan Dan Kesehatan Kerja
b. Surat Ijin KelaikanAlat
c. Surat Ijin Operator
d. Surat Ijin Pengesahan Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (P2K3)
6. Personil K3 terdiri atas :
a. Ahli K3 dan/atau Petugas K3
b. Petugas Tanggap Darurat
c. Petugas P3K
d. Petugas Pengatur Lalu Lintas (Flagman)
e. Petugas Medis
7. Fasilitas sarana kesehatan:
a. Peralatan P3K (KotakP3K, Tandu,Tabung Oksigen, Obat
Luka, Perban, dll)
b. Ruang P3K (Tempat Tidur Pasien,
Stetoskop,Timbangan BeratBadan, Tensi Meter, dll)
c. Peralatan Pengasapan (Fogging)
d. Obat Pengasapan
8. Rambu - Rambu Terdiri Atas :
a. Rambu Petunjuk
b. Rambu Larangan
c. Rambu Peringatan
d. Rambu Kewajiban
e. Rambu Informasi
f. Rambu Pekerjaan Sementara
g. Tongkat Pengatur Lalu Lintas(Warning Lights Stick)
h. Kerucut Lalu Lintas (Traffic Cone)
i. Lampu Putar (RotaryLamp)
j. Lampu Selang Lalu Lintas
9. Lain- Lain Terkait Pengendalian Risiko K3
a. Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
b. Sirine
c. Bendera K3
d. Jalur Evakuasi (Escape Route)
e. Lampu Darurat (EmergencyLamp)
f. Program InspeksiDan Audit Internal
g. Pelaporan dan Penyelidikan Insiden

20. Keadaan Kahar (Force Majeur)


20.1. Yang dimaksud keadaan kahar adalah suatu keadaan yang terjadi
diluar kehendak para pihaksehingga pekerjaan yang telah ditentukan
dalam kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi.
20.2. Apabila terjadi keadaan Kahar (Force Majeur) maka penyedia jasa
memberitahukan dalam waktu 14 (empat belas) hari dari hari
terjadinya keadaan Kahar dengan menyertakan pernyataan keadaan
Kahar dari Instansi yang berwenang.
20.3. Yang digolongkan keadaan Kahar (Force Majeur) adalah :
a. Peperangan
b. Kerusakan
c. Revolusi
d. Bencana Alam : Banjir, Gempa bumi, badai, gunung meletus,
tanah longsor, wabah penyakit, dan angin topan.
e. Pemogokan
f. Kebakaran
g. Gangguan Industri Lainnya.

21. Penghentian dan Pemutusan Kontrak.


21.1. Penghentian kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah
selesai.
21.2. Penghentian kontrak dilakukan karena terjadinya hal-hal duluar
kekuasaan kedua belah pihak, sehingga para pihak tidak dapat
melaksanakan kewajiban yang ditentukan didalam kontrak antara
lain:
a. Timbulnya perang
b. Pemberontakan di Wilayah Republik Indonesia
c. Keributan, kekacauan dan huru-hara
d. Bencana alam
Dalam hal kontrak dihentikan, maka Pengguna jasa membayar
kepada Penyedia jasa sesuai dengan prestasi atau kemajuan
pelaksanaan proyek yang telah dicapai.\\

21.3. Pemutusan kontrak dilakukan bilamana penyedia jasa cidera janji,


tidak memenuhi kewajiban dan tanggung jawabnya sebagaimana
diatur didalam kontrak.
21.4. Pemutusan kontrak dilakukan bilamana para pihak terbukti
melakukan kolusi, kecurangan atau tindak korupsi baik dalam proses
pengadaan maupun melaksanakan pekerjaan dalam hal ini,
penyedia jasa dapat dikenakan sanksi yaitu:
a. Jaminan pelaksanaan dicairkan dan disetorkan ke Kas Negara.
b. Sisa uang muka harus dilunasi oleh penyedia jasa
c. Pengenaan daftar hitam untuk jangka waktu tertentu.
22. Serah Terima Pekerjaan
22.1. Setelah pekerjaan selesai 100 % (Seratus persen), Penyedia jasa
mengajukan permintaan secara tertulis kepada Panitia/Pejabat
penerima hasil pekerjaan untuk penyerahan pekerjaan (Penyerahan
pertama).
22.2. Pengguna jasa melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang
telah diselesaikan oleh Penyedia jasa.
Bilamana terdapat kekurangan - kekurangan dan atau cacat hasil
pekerjaan, Penyedia jasa wajib memperbaiki/menyelesaikannya.
22.3. Pengguna jasa menerima penyerahan pekerjaan setelah seluruh hasil
pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan kontrak (Berita
Acara Penyerahan Pertama) yang disertai bukti-bukti bahwa
pekerjaan telah selesai 100 % (Seratus persen) dan disertai
pernyataan bahwa kewajiban Penyedia jasa terhadap Pihak ke tiga
telah diselesaikan.
22.4. Pembayaran dilakukan sebesar 95 % (Sembilan puluh lima persen)
dari nilai kontrak, sedangkan yang 5 % (Lima persen), dari nilai
kontrak yang diterbitkan oleh Bank Umum atau oleh Perusahaan
asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (Surety bond)
dan diasuransikan kepada perusahaan asuransi diluar negeri yang
bonafit.
22.5. Penyedia jasa wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa
pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan
pertama pekerjaan.
22.6. Setelah masa pemeliharaan berakhir, Penyedia jasa mengajukan
permintaan secara tertulis kepada Pengguna jasa untuk penyerahan
akhir pekerjaan (Penyerahan ke Dua).
22.7. Pengguna jasa menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah
Penyedia jasa melaksanakan semua kewajibannya selama masa
pemeliharaan dengan baik dan melakukan pembayaran sisa nilai
kontrak yang belum dibayar.
22.8. Apabila Penyedia jasa tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan
sebagaimana mestinya, maka pengguna jasa berhak menggunakan
uang jaminan pemeliharaan untuk membiayai
perbaikan/pemeliharaan.
23. P e n u t u p
Bilamana terdapat kekeliruan dalam peraturan dan syarat-syarat
pelaksanaan pekerjaan ini, maka akan ditinjau kembali/akan dibahas dalam
Aanwyzing.
Bilamana dalam peraturan dan syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan ini
terdapat kekurangan-kekurangan maupun pasal-pasal yang tidak
dipergunakan, maka akan diadakan ralat atau pasal-pasal tambahan.

Anda mungkin juga menyukai