(RKS)
Pasal 1
Penjelasan Umum
1.10 Laporan
Penyedia Jasa harus mempersiapkan dan memberikan Laporan Perkembangan Fisik
Mingguan kepada Direksi, tanpa biaya tambahan, dalam jarak waktu dan dalam bentuk
yang ditetapkan oleh Direksi.
2.2 Pengukuran
a. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa harus menggerakkan personil tekniknya
untuk melakukan survey dan membuat laporan mengenai kondisi fisik lapangan.
Penyedia Jasa bersama-sama dengan Direksi harus secara bersama-sama
mengambil peil permukaan.
b. Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi sekurang-kurangnya 24 jam dimuka, bila
akan mengadakan levelling pada semua bagian daripada pekerjaan.
c. Penyedia Jasa harus menyediakan atas biaya Penyedia Jasa, semua bantuan yang
diperlukan Direksi dalam pengadaan pengecekan levelling tersebut
d. Pekerjaan dapat dihentikan beberapa saat oleh Direksi bila dipandang perlu untuk
mengadakan penelitian kelurusan maupun level dari bagian-bagian pekerjaan.
e. Penyedia Jasa harus menyediakan alat-alat ukur selama pekerjaan berlangsung
berikut ahli ukur yang berpengalaman sehingga apabila dianggap perlu setiap saat
siap mengadakan pengukuran ulang.
Pasal 3
Persyaratan Bahan/Material
3.2 Sebelum diadakan ke lapangan, contoh / brosur / data teknis bahan/peralatan untuk
pekerjaan ini harus diajukan dahulu kepada Direksi/Pengawas Lapangan untuk
mendapatkan persetujuan.
Pasal 4
Lokasi
4.1 Pekerjaan yang akan dilaksanakan berlokasi di Pembangunan Drainase U-Ditch perkotaan
di Lengkong (PIKK)
Pasal 5
Pekerjaan Saluran Drainase
2. Timbunan Tanah
a. Penggalian saluran yang hasilnya akan dipakai untuk bahan timbunan harus
bersih dari segala kotoran dan tumbuh-tumbuhan termasuk akar-akarnya.
b. Sebelum mulai menimbun permukaan tanahnya harus dikupas / digali sampai
kedalaman yang lebih besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak
sampai kedalaman 0,15 m, dan kadar air dari tanah galian harus selalu dijaga
baik dengan cara pengeringan alam atau pembasahan dengan alat semprot.
c. Material yang dipadatkan harus ditimbun dengan lapisan setebal tidak lebih
dari 15 cm sebelum dipadatkan dan pengahamparan material tersebut harus
dibuat sedemikian rupa sehingga tanah yang dipadatkan homogen, bebas dari
kantong-kantong dan cacat-cacat lainnya.
3. Angkutan Tanah
Tanah hasil galian yang sudah tidak terpakai harus segera dipindah ke lokasi yang
telah ditetapkan oleh Direksi.
Adukan Beton
a. Kekuatan Beton
Kuat tekan beton yang direncanakan adalah K-175.
b. Pengadukan Beton
Pencampuran bahan-bahan penyusun beton dilakukan agar diperoleh suatu
komposisi yang solid dari bahan-bahan penyusun berdasarkan rancangan campuran
beton. Secara umum pengadukan beton dengan mesin harus disesuaikan dengan
kecepatan yang direkomendasikan oleh pabrik pembuatnya. Ketentuan waktu
pengadukan minimal untuk campuran beton yang volumenya lebih kecil atau sama
dengan 1 m3 adalah 1,5 menit atau menurut petunjuk Direksi/staf
teknis/pengawas. Selama proses pengadukan, kekentalan campuran beton harus
diawasai terus dengan cara memeriksa nilai slump yang disesuaikan dengan jarak
pengakutan.
Pengecoran Beton
a. Proporsi perbandingan campuran semen dengan bahan pengisi ( pasir dan
kerikil ) harus sesuai dengan spesifikasi teknis yaitu 1 PC : 2 PS : 3 Kerikil.
b. Sebelum adukan beton dicorkan, semua cetakan harus betul-betul bersih dari
segala kotoran seperti serbu gergaji, tanah,minyak dan kotoran lainnya.
Kemudian cetakan tersebut dibasahi dengan air secukupnya, namun tidak boleh
ada genangan air pada cetakan tersebut.
c. Pengecoran baru bisa dimulai setelah mendapat persetujuan Direksi/staf
teknis/pengawas. Apabila pengecoran beton dilakukan tanpa adanya
persetujuan Direksi/staf teknis/pengawas, maka kerugian akibat
pembongkaran, sepenuhnya menjadi tanggungan Penyedia jasa.
d. Adukan harus homogen atau dengan warna yang merata dan harus sudah
dicorkan dalam waktu 1 (satu) jam setelah pencampuran dengan air dimulai.
e. Pengecoran suatu unit pekerjan beton harus dilaksanakan terus menerus
sampai selesai dengan tanpa berhenti, kecuali mendapat persetujuan
Direksi/staf teknis/pengawas. Tidak dibenarkan mengecor beton disaat hujan,
kecuali ada tindakan pengamanan Penyedia jasa, terutama untuk meneruskan
pengecoran suatu unit pekerjaan, yang mendapat persetujuan Direksi/staf
teknis/pengawas. Dalam hal ini Penyedia jasa harus berupaya agar beton yang
baru dicor tidak dirusak oleh air.
Perawatan Beton
a. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan
cepat.
b. Beton harus dibasahi paling sedikit selama 7 hari setelah pengecoran.
Pengujian Beton
a. Secara umum pengujian beton harus mengikuti ketentuan dalam SKSNI dan
minimum memenuhi persyaratan seperti yang tersebut dalam ayat berikut.
b. Untuk setiap jenis beton harus dibuat satu pengujian, untuk volume 3 - 5 m3,
dibutuhkan 2 benda uji. Volume diatas 5 m3 dibutuhkan 4 benda uji.
c. Untuk satu pengujian dibutuhkan benda uji berbentuk kubus 15 x 15 x 15 cm.
Satu benda uji akan dites pada umur 28 hari dan hasilnya segera dilaporkan
kepada Direksi atau Konsultan Pengawas, sedangkan 3 (tiga) benda uji lainnya
hasil rata-rata dan ketiga spesimen tersebut. Batas kekuatan beton rata-rata
harus sama atau lebih dari kekuatan karakteristik mutu beton K-175.
d. Bila diperlukan dapat ditambah dengan satu benda uji lagi ditinggal di lapangan,
dibiarkan mengalami proses perawatan yang sama dengan keadaan sebenamya.
e. Kubus-kubus yang baru dicetak disimpan pada tempat yang bebas getaran dan
ditutup dengan karung basah selama 24 jam
Pembesian :
Besi Beton
a. Besi beton yang digunakan adalah baja tulangan dengan ukuran sesuai dengan
gambar rencana, (besi polos) seperti yang tertera dalam gambar. Penggunaan
diameter lain yang diperkenankan apabila ada persetujuan dari Direksi.
b. Pembengkokan dan pemotongan baja tulangan harus dilaksanakan menurut
gambar/ rencana detail dengan menggunakan alat potong dan mal/ patrun
sesuai dengan diameter masing-masing.
c. Pengeraman besi beton harus lurus dan kuat, tiap – tiap sudut begel harus di
tali dengan kawat beton.
5.3 Pekerjaan Drainase
Pemasangan
a. Sebelum pemasangan, penyedia jasa harus membuat landasan berupa pasir urug
dengan ketebalan sesuai dengan gambar perencanaan dan mendapat persetujuan
tertulis Pengawas Pekerjaan.
b. Pemasangan dilakukan sesuai dengan prosedur yang diberikan oleh pihak produsen
saluran pabrikasi.
c. Kerusakan saluran pabrikasi akibat kesalahan prosedur pemasangan, merupakan
tanggungjawab Penyedia Jasa dan berkewajiban mengganti saluran pabrikasi yang
rusak dengan yang baru.
d. Untuk saluran pabrikasi (u-ditch, cover, L-Shape dan box culvert) wajib melampirkan
Surat Pernyataan bahwa produk sesuai dengan spesifikasi teknis, baik mutu beton
maupun gandarnya (dilengkapi dengan hasil uji laboratorium) serta dibubuhi
materai 10.000 rupiah.
Pasal 6
Keselamatan Kerja dan Lalu Lintas
b. Rencana
Penyedia Jasa membuat urutan pekerjaan dan rencana manajemen lalu lintas.
Penyedia Jasa harus menjaga seluruh kegiatan pekerjaan sepanjang jalan dalam
kondisi sedemikian agar lalu lintas dapat terbuka dengan selamat dan seluruh
pekerja, dan pengguna jalan terlindungi. Sebelum memulai pekerjaan apapun,
Penyedia Jasa harus menyiapkan dan mengajukan kepada Pengawas Pekerjaan,
Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL) untuk kegiatannya
selama Masa Pelaksanaan.
Penyedia Jasa membuat Pembagian Zona Pekerjaan (Zona peringatan dini, Zona
pemandu transisi, Zona kerja, Zona terminasi).
Implementasi Pekerjaan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas.
Pasal 7
Lain - lain
7.1 Apabila ada suatu hal yang tidak diinginkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan maka
Direksi/Pengawas Lapangan berhak memberikan pendapat dan perubahan secara tertulis.
7.2 Material yang telah dinyatakan afkir supaya dikeluarkan dari lokasi proyek selama 2 x 24
jam setelah dapat teguran dari Direksi/Pengawas Lapangan.