Anda di halaman 1dari 30

Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

SPESIFIKASI TEKNIS
1. Rencana Kerja
Dalam waktu Secepat-cepatnya 7 hari serta selambat-lambatnya 14 hari setelah Surat
Perintah Kerja (SPK) turun, Kontraktor harus mengajukan sebuah rencana kerja atau
action plan tertulis lengkap dengan gambar-gambar pendukung metode kerja,
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan seperti yang disebutkan dalam dokumen
tender, menjelaskan secara terperinci urusan pekerjaan dan cara melaksanakan
pekerjaan tersebut termasuk hal-hal khusus bila diperlukan, persiapan-persiapannya,
peralatan, pekerjaan sementara yang ada sejauh mana hal tersebut mencakup lingkup
dari pekerjaannya dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi, pengawas dan
pihak-pihak atau instansi yang terkait dengan kelangsungan proyek tersebut di atas.

2. Tempat Kerja
Bilamana diperlukan tempat kerja, dan tempat kerja tersebut di luar daerah pengawasan
proyek, dimana harus membayar sewa/dikeluarkan biaya ganti rugi, maka Kontraktor
harus menyelesaikannya tanpa membebani Direksi dengan pembiayaan tambahan.

3. Tanggung Jawab Kontraktor


Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib memeriksa kekuatan konstruksi lama
yang akan dilaksanakan dan harus mengkonsultasikan dengan Konsultan Perencana dan
Konsultan Pengawas. Segala sesuatu kerusakan yang timbul akibat kelalaian Kontraktor
tidak melaksanakan pemeriksaan kekuatan makahal tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor . Pada keadaan apapun, dimana pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan telah
mendapat persetujuan Direksi Lapangan tidak berarti membebaskan Kontraktor atas
tanggung jawab pada pekerjaannya sesuai dengan isi kontrak.

4. Tenaga Kerja
Tenaga-tenaga kerja yang digunakan hendaknya dari tenaga-tenaga yang ahli/terlatih
dan berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik
sesuai dengan ketentuan / petunjuk Direksi Lapangan.

5. Satuan Ukuran
Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam spesifikasi ini serta yang digunakan di
dalam pekerjaan adalah standar meter dan kilogram. Bila disebut satu ton, yang
dimaksud adalah satu ton yang bernilai 1000 kilogram.

6. Perintah Untuk Pelaksanaan


Bila Kontraktor tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi bermaksud untuk
memberikan petunjuk-petunjuk, maka petunjuk-petunjuk itu harus diturut dan
dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk untuk mewakili Kontraktor
. Orang atau pelaksana tersebut harus mengerti bahasa yang dipakai oleh Direksi, atau
Kontraktor akan menyediakan penterjemah khusus untuk keperluan tersebut.

7. Pekerjaan dan Bahan-bahan yang Termasuk di dalam Harga Satuan


Pekerjaan dan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan macam-macamnya seperti
yang disebutkan pada artikel-artikel dalam spesifikasi ini, gambar rencana, petunjuk
tambahan ataupun petunjuk-petunjuk Direksi di lapangan harus tercakup dalam

Spesifi kasi Teknis -1


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

pembiayaan untuk tenaga kerja, harga bahan, organisasi kerja, biaya tak terduga,
keuntungan, biaya-biaya penggantian sewa / pemakaian tanah pada pihak ketiga, atau
kerusakan atas milik seseorang, kerja-kerja lain yang disebut dalam spesifikasi ini
untuk kesempurnaan hasil kerja di mana tidak ada mata pembiayaan khusus pengaliran
air darurat selama pelaksanaan kerja, pembongkaran, peralatan, penempatan bahan-
bahan sesuai dengan petunjuk perlindungan, perkuatan, pengaturan as saluran dan
tenaga ahli untuk keperluan ini, perumahan dan pembiayaan lain yang biasanya
diperlukan guna menyelesaikan pekerjaan sebaik-baiknya.

8. Laporan
8.1 Laporan Perkembangan Bulanan.
Kontraktor harus mempersiapkan dan memberikan kepada Direksi, tanpa biaya
tambahan, dalam jarak waktu dan dalam bentuk yang ditetapkan oleh Direksi, lima (5)
salinan laporan bulanan yang berisi sebagai berikut :
Perkembangan fisik dari pekerjaan hingga bulan yang mendahului dan perkiraan
perkembangan untuk bulan ini, Tingkat perkembangan berdasarkan pada jadwal
pekerjaan pembangunan. Perkiraan jumlah pembayaran dari Pemberi Pekerjaan kepada
Kontraktor untuk bulan ini. Sebuah tabulasi mengenai catatan Bangunan Kontruksi yang
barangbarang pokoknya dan peralatannya terdiri dari Bangunan Konsruksi yang
disediakan untuk pelaksanaan pekerjaan sepanjang bulan sebelumnya. Sebuah tabulasi
pegawai menunjukan staf supervisi dan jumlah dari beberapa kelas buruh yang
dipekerjakan oleh Kontraktor dalam bulan sebelumnya. Kwantitas mengenai barang
pokok dari bahan-bahan dan alat yang disuplai dan dipergunakan dalam bulan
sebelumnya dengan inventarisasi bahan-bahan demikian itu. Bahan-bahan lainnya yang
mungkin diperlukan berdasarkan kontrak atau secara spesifik oleh Direksi.

8.2 Laporan Harian


Kontaktor harus mempersiapkan laporan harian atau berkala dari masing-masing seksi
pekerjaan seperti yang diminta oleh Direksi dan dalam bentuk yang disetujui oleh
Direksi. Laporan tersebut akan berisi namun tidak terbatas pada, pekerjaan yang
diperkerjakan di pekerjaan, bahan-bahan di lokasi pekerjaan, bahan-bahan yang sedang
dalam pesanan, kecelakaan dan informasi lainnya yang relevan dengan perkembangan
pekerjaan.

8.3 Buku Tamu


Pihak Kontraktor harus menyediakan satu buku tamu di Direksi Keet (Kantor di Lokasi
Proyek). Tamu adalah orang-orang yang bukan karyawan Kontraktor.

8.4 Pelaksanaan Audit Oleh Proyek


Selain tersebut diatas, Pemilik Proyek berhak melaksanakan audit bila perlu
sehubungan dengan: Adanya biaya yang timbul pada saat berakhirnya kontrak seperti
dalam syarat syarat umum kontrak, dan Biaya-biaya lain yang mungkin diminta oleh
Kontraktor yang tidak terdapat dalam Kontrak. Pihak Kontraktor wajib membuat
pembukuan yang tepat mengenai hal-hal diatas, setelah mendapatkan persetujuan dari
konsultan perencana dan konsultan pengawas.

Spesifi kasi Teknis -2


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

8.5 Request for inspection / Ijin Tahapan


Untuk setiap tahapan pekerjaan yang akan dilaksanakan kontraktor diwajibkan membuat
ijin tahapan pekerjaan yang diajukan kepada direksi dan atas persetujuan direksi maka
pekerjaan baru boleh dilaksanakan.

9. Gambar-gambar dan Ukuran


a. Gambar-gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah:
1. Gambar yang termasuk dalam dokumen tender
2. Gambar perubahan yang disetujui Direksi
3. Gambar lain yang disediakan dan disetujui Direksi
b. Gambar-gambar proyek berukuran A3 disimpan oleh Direksi. Kontraktor diberi 2
(dua) set dari semua gambar-gambar tanpa pungutan biaya. Permintaan Kontraktor
akan tambahan dari gambar-gambar tersebut akan dikenakan biaya.
c. Kontraktor diharuskan menyimpan satu set di kantor lapangan untuk dipergunakan
setiap saat apabila diperlukan.
d. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) dan detailnya harus mendapat
persetujuan Direksi sebelum dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.
e. Pada penyerahan terakhir pekerjaan yakni sesudah selesainya masa pemeliharaan
harus disertai Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing).
f. Semua ukuran dinyatakan dalam sistem metrik.
g. Kalau terdapat perbedaan dengan spesifikasi maka yang benar dan berlaku adalah
yang ditetapkan oleh Direksi.

10. Wilayah Kerja


a. Secara umum Kontraktor dilarang menimbun atau menempatkan bahan-bahan
bangunan di tepi jalan umum karena jalan umum tidak termasuk wilayah kerja
Kontraktor kecuali ada pertimbangan khusus dan atas persetujuan dari Direksi.
b. Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesuai untuk menimbun atau menyimpan
bahan-bahan bangunan di sekitar lokasi proyek, maka bahan bangunan harus
didatangkan dari gudang Kontraktor atau Leveransir setiap hari dengan jumlah yang
cukup untuk pekerjaan satu hari.
c. Apabila di dalam pelaksanaan pekerjaan, terdapat jaringan utilitas kontraktor harus
berkoordinasi dengan instansi yang terkait sehubungan dengan jaringan utilitas yang
ada.

11. Bahan-bahan dan Mutu Pekerjaan

a. Semua bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan harus
terdiri dari kualitas tinggi sesuai dengan yang tercantum dalam syarat-syarat kualitas
bahan masing-masing bagian pekerjaan. Hasil pekerjaan dan mutu termasuk bahan
bahan yang terpakai harus diterima dan disetujui Direksi.

b. Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
peraturan standar yang berlaku di Indonesia. Standar peraturan yang berlaku adalah
edisi yang terakhir. Untuk bahan-bahan yang mutunya belum diatur dalam peraturan

Spesifi kasi Teknis -3


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

standar maupun ketentuan dalam spesifikasi teknis, harus mendapat persetujuan dari
Direksi sebelum dipergunakan.

c. Untuk bahan-bahan yang mutunya masih berdasarkan standar Internasional, apabila


diperlukan, Direksi dapat meminta Kontraktor untuk menunjukkan sertifikat tes dari
agen, distributor yang menjual atau pabrik yang memproduksi bahan yang
bersangkutan.

d. Apabila diperlukan, Direksi dapat meminta copy atau tembusan dari perintah
pembelian (faktur) yang dipesan Kontraktor kepada leveransir atau distributor untuk
pembelian bahan-bahan yang akan dipakai.

e. Sebelum bahan-bahan yang dipesan dikirim ke lokasi proyek, Kontraktor harus


menunjukkan contoh dari bahan bersangkutan kepada Direksi untuk diperiksa dan
diteliti mengenai jenis, mutu, berat, kekuatan dan sifat-sifat penting lainnya dari
bahan tersebut.

f. Apabila bahan-bahan yang dikirim ke lokasi proyek ternyata tidak sesuai dengan
contoh yang ditunjukkan, baik dalam hal mutu, jenis, berat maupun kekuatannya,
maka Direksi berwenang untuk menolak bahan tersebut dan mengharuskan
Kontraktor untuk menyingkirkannya dan diganti dengan bahan-bahan yang sesuai
dengan contoh yang telah diperiksa terdahulu.

g. Semua bahan yang disimpan di lokasi proyek harus diletakkan dan dilindungi
sedemikian rupa sehingga tidak akan terjadi kontaminasi atau mengalami proses
lainnya yang dapat mengakibatkan rusaknya atau menurunnya mutu bahan-bahan
tersebut.

h. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Kontraktor dilarang menyimpan bahan-bahan


berbahaya seperti minyak, cairan lainnya yang mudah terbakar, gas dan bahan kimia
sedemikian rupa sehingga keselamatan orang dan keamanan lingkungan sekitarnya
dapat dijamin.

i. Penggunaan bahan-bahan dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti pedoman


atau petunjuk dari pabrik yang memproduksinya. Kelalaian dalam hal ini merupakan
tanggung jawab Kontraktor .

j. Direksi berhak menunjuk seorang ahli dalam memeriksa mutu bahan-bahan yang dia -
jukan oleh Kontraktor , baik di lokasi proyek maupun di gudang leveransir atau
dilokasi pabrik atau produsen. Dalam melaksanakan tugasnya ahli mempunyai wewe -
nang untuk mewakili Direksi dalam menguji dan menilai bahan-bahan yang diajukan
Kontraktor.

12. Pelaksanaan Pekerjaan Dalam Keadaan Kering


a. Apabila pada keadaan tertentu Direksi memandang perlu untuk melaksanakan peker -
jaan pada kondisi tanah yang kering, maka Kontraktor diharuskan membuat bangunan
atau tanggul sementara dan menyediakan pompa air berkapasitas cukup beserta alat
Bantu dan pelengkapnya untuk menjamin agar dasar galian, dasar pondasi dan per -

Spesifi kasi Teknis -4


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

mukaan tanah lainnya tetap kering selama pekerjaan berlangsung. Semua sarana
untuk mengeringkan dasar galian, dasar pondasi dan bidang permukaan lainnya
adalah beban Kontraktor .

b. Kondisi muka air tanah yang tinggi dan jenis tanah yang kurang kedap air dapat
menyebabkan derasnya rembesan air tanah ke dalam galian. Dalam hal ini
pelaksanaan pekerjaan menuntut kemajuan pekerjaan yang cepat dan Direksi dapat
menginstruksikan untuk menambah pompa-pompa agar dasar galian tetap dalam
keadaan kering.

c. Kelalaian Kontraktor dalam menyediakan pompa dan bangunan sementara lainnya


yang dapat mengakibatkan rusaknya konstruksi yang telah dibuat adalah tanggung
jawab Kontraktor sepenuhnya. Dalam hal ini semua biaya perbaikan ditanggung Kon -
traktor .

d. Air hujan yang mengalir ke dalam galian yang mengakibatkan kerusakan Kontruksi
pondasi yang masih dalam pelaksanaan termasuk resiko Kontraktor .Hujan lebat yang
mengakibatkan genangan pada galian tidak dianggap Force Majeure, dan perbaikan
atas kerusakan yang terjadi adalah beban Kontraktor

e. Direksi dapat menginstruksikan Kontraktor untuk membuat saluran atau sudetan se -


mentara untuk mengalirkan air hujan agar pekerjaan dapat tetap dilaksanakan dalam
keadaan kering. Apabila pekerjaan telah dianggap selesai, maka Kontraktor harus
menimbun kembali saluran dan sudetan sementara seperti keadaan semula.

f. Untuk pembuatan pasangan talud ( plengsengan ) pada saluran-saluran yang sudah


ada, Kontraktor diharuskan membuat tanggul ( kisdam ) sepanjang talud dengan
ukuran dan Kontruksi yang disetujui oleh Direksi. Tanggul / kisdam harus dibuat
cukup kuat, tidak mudah rusak akibat kikisan air. Sebelum pelaksanaan pembuatan
tanggul dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar detail talud beserta spesifikasi
bahan yang akan digunakan untuk mendapatkan persetujuan Direksi.

g. Persetujuan Direksi seperti tersebut pada gambar tidak mengurangi tanggung jawab
Kontraktor, jika sewaktu-waktu talud mengalami kerusakan. Perbaikan talud serta
akibat lainnya menjadi tanggung jawab Kontraktor .

h. Perlu koordinasi antar Kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan guna mengendalikan


aliran air di saluran.

I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1.1 Persiapan dan Sewa Direksi Keet
a. Kontraktor harus menyediakan kantor lapangan untuk dipergunakan oleh Direksi
selama pelaksanaan pekerjaan, alat komunikasi serta gudang untuk menyimpan bahan
dan peralatannya.
b. Lokasi untuk membangun gudang dan kantor lapangan akan ditentukan oleh Direksi.
c. Ukuran dan bentuk gudang, kantor lapangan beserta perlengkapannya akan
ditentukan sebagai berikut :
 Ukuran =3mx6m

Spesifi kasi Teknis -5


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

 Lantai = Rabatan beton


 Dinding = Triplek tb. 4 mm finish cat tembok
 Rangka = Kayu meranti 5/7
 Atap = Asbes gelombang kecil
d. Syarat-syarat minimum yang harus dipenuhi untuk pembuatan gudang dan kantor la -
pangan adalah penyediaan sarana sanitasi air bersih, sambungan listrik, alat pe -
madam api dan kotak pertolongan pertama.
e. Pemeliharaan, kebersihan dan keamanan gudang dan kantor lapangan merupakan
tanggung jawab Kontraktor.
f. Tempat kosong untuk parkir kendaraan proyek harus disediakan di sekitar kantor
lapangan.
g. Pada saat pelaksanaan pekerjaan dinyatakan selesai, gudang dan kantor lapangan
harus dibongkar oleh Kontraktor atas biaya sendiri dan semua peralatan dan
perlengkapan tetap menjadi milik Kontraktor.
h. Bangunan untuk kantor Direksi yang diuraikan dalam pasal di atas akan dibayar
secara harga unit price untuk sewa direksi keet, dimana harus dianggap bahwa
pembayaran dilaksanakan secara penuh baik untuk pekerjaan pembangunan,
pengadaan, pelayanan, pembersihan maupun pekerjaan pembongkaran bangunan
setelah selesai penanganan pekerjaan.
i. Untuk keperluan air kerja kontraktor harus menyediakan sendiri air tawar yang
bersih dan tidak mengandung minyak, garam, alkali dan bahan-bahan organis atau
bahan lain yang dapat merusak pelaksanaan pekerjaan.
j. Kontraktor harus menyediakan generator sebagai daya listrik secukupnya, guna
kebutuhan penerangan proyek dan keperluan pelaksanaan pekerjaan.
k. Kontraktor bertanggung jawab atas semua biaya pengadaan fasilitas tersebut pada
butir a dan b.
l. Bangunan tersebut harus dapat dijamin agar di dalamnya bebas dari air hujan dan
sinar matahari, termasuk dapat melindungi material yang tersimpan.
m. Kontraktor harus mengisi perabotan maupun perlengkapan lain berupa buku harian
n. Kontraktor membuat dan memasang papan nama proyek dilokasi dengan ukuran 0,9
m x 1,2 m

1.2 Uitzet Dengan WaterPass / Theodolit

Jaringan dan Permukiman


a. Jaringan dan permukiman diambil berdasarkan referensi titik tetap (patok beton)
yang dipasang oleh Dinas Tata Kota Kotamadya Surabaya yang terdekat.
b. Semua elevasi yang ditunjukkan dan tercantum dalam gambar adalah elevasi yang
dikaitkan dengan ketinggian patok titik tetap seperti yang dijelaskan pada butir di
atas.
c. Patok titik tetap yang dipergunakan sebagai referensi dalam proyek ini tercantum
dalam gambar-gambar rencana atau akan ditunjukkan oleh Direksi di lapangan.

Pekerjaan Pengukuran dan Survey Lapangan


1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menggerakkan personil tekniknya un -
tuk melakukan survey dan membuat laporan mengenai kondisi fisik lapangan khusus -

Spesifi kasi Teknis -6


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

nya lokasi rencana konstruksi apakah terdapat ketidaksesuaian. Kontraktor bersama-


sama dengan Direksi harus secara bersama-sama mengambil peil permukaan dan
sounding areal kerja dan menyetujui semua kekhususan terhadap mana semua peker -
jaan didasarkan.
2. Kontraktor harus menyediakan dan merawat stasion survey yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan dan harus membongkarnya setelah pekerjaan selesai.
3. Kontraktor harus memberitahu Direksi sekurang-kurangnya 24 jam dimuka, bila akan
mengadakan levelling pada semua bagian daripada pekerjaan.
4. Kontraktor harus menyediakan atas biaya Kontraktor, semua bantuan yang
diperlukan Direksi dalam pengadaan pengecekan levelling tersebut.
5. Pekerjaan dapat dihentikan beberapa saat oleh Direksi bila dipandang perlu untuk
mengadakan penelitian kelurusan maupun level dari bagian-bagian pekerjaan.
6. Kontraktor harus membuat peil/titik-titik tanda (bench mark) permanen di tiap-tiap
bagian pekerjaan dan peil ukuran ini harus diberi pelindung dan dirawat selama
berlangsungnya pekerjaan agar tidak berubah.
7. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur selama pekerjaan berlangsung berikut
ahli ukur yang berpengalaman sehingga apabila dianggap perlu setiap saat siap
mengadakan pengukuran ulang.
8. Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat optik dan
sudah ditera kebenarannya/dikalibrasi.
9. Apabila terdapat perbedaan antara elevasi yang tercantum dalam gambar dengan hasil
pengukuran ulang, maka Direksi akan memutuskan hal itu kemudian.
10. Apabila terdapat kesalahan dalam pengukuran kembali, maka pengukuran
ulang menjadi tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor harus mengukur ukang lagi
dan dikoreksi oleh pihak Direksi.
11. Pengukuran kembali juga dilakukan setelah pekerjaan selesai.
12. Hasil pengukuran kembali berupa gambar Long Section dan Cross
Section per titik. Tiap Titik adalah sejarak 25 meter.
13. Hasil pengukuran lengkap mengenai peil elevasi, sudut, koordinat, serta
letak patok patok harus dibuat gambarnya dan dilaporkan kepada Direksi untuk men -
dapatkan persetujuan. Kebenaran dari hasil laporan tersebut sepenuhnya menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
14. Jika menurut pendapat Direksi kemajuan Kontraktor tidak memuaskan
untuk menyelesaikan pekerjaan survey ini tepat pada waktunya atau dalam hal
Kontraktor tidak memulai pekerjaan atau melakukan pekerjaan tidak dengan standar
yang ditentukan. Direksi dapat menunjuk stafnya sendiri atau pihak lain untuk
mengerjakan survey lapangan dan membebankan seluruh biayanya kepada
Kontraktor.
15. Jika diperlukan untuk mengetahui kondisi tanah (tekstur, jenis tanah dan
daya dukung tanah) , kontraktor diwajibkan melakukan test penyelidikan tanah
dengan menunjuk pihak / lembaga yang bergerak dalam tes penyelidikan tanah yang
bersertifikasi.

1.3. Pasang Rambu Pengaman


Kontraktor harus membuat rambu lalu lintas sementara untuk pengaman.

1.4. Pembuatan Bouwplank

Spesifi kasi Teknis -7


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

b. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor harus melaksanakan pematokan


dan pemasangan bouwplank sesuai petunjuk Direksi.
c. Bouwplank harus dibuat tegak lurus sumbu saluran dan harus dibuat melebihi lebar
dasar pondasi jembatan.
d. Patok dan bouwplank harus dibuat kokoh, tidak mudah rusak dan tidak bergerak serta
harus dijaga agar tidak rusak/hilang selama pelaksanaan pekerjaan dengan jarak antar
patok sesuai RAB
e. Elevasi yang tercantum dalam bouwplank dan patok akan menjadi dasar pelaksanaan
pekerjaan baik dalam penentuan lebar jembatan, tinggi jembatan maupun tebal
pasangan/konstruksi lainnya.

1.5. Mobilisasi dan Demobilisasi

Cakupan kegiatan mobilisasi dan demobilisasi yang diperlukan dalam Kontrak ini
akan tergantung pada jenis dan volume pekerjaan yang harus dilaksanakan,
sebagaimana disyaratkan di bagian-bagian lain dari Dokumen Kontrak, secara umum
harus memenuhi ketentuan berikut :

1. Penyewaan sebidang tanah yang diperlukan untuk Base Camp Kontraktor Pelaksana.
2. Mobilisasi semua Staf / Personil Kontraktor Pelaksana dan Pekerja yang diperlukan untuk
penyelesaian pekerjaan.
3. Penyedian dan Pemeliharaan Base Camp Kontraktor Pelaksana, jika diperlukan Kantor
Lapangan , Tempat Tinggal Staf, Barak Pekerja, Bengkel Kerja, Gudang dan sebagainya.
4. Jika tidak ditentukan dalam Kontrak Kerja Pekerjaan Mobilisasi harus sudah selesai dalam
jangka waktu 30 hari terhitung sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja.
5. Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan Jadwal / Program Detail Mobilisasi kepada Kon-
sultan Supervisi, Konsultan manajemen dan Owner maksimal 7 hari terhitung sejak tanggal
Surat Perintah Mulai Kerja.
6. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah Pembongkaran Tempat Kerja termasuk peminda-
han semua Instalasi, Peralatan dan Perlengkapan Kontraktor Pelaksana dari Tanah Milik Pe-
merintah serta pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum
pekerjaan dimulai.

2. PEKERJAAN TANAH
2.1. Penggalian Tanah Untuk Konstruksi
2.1.1. Umum
1. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material lain bila
ada dari tempat kerja atau sekitarnya yang perlu, untuk penyelesaian yang
memuaskan dari pekerjaan dalam kontrak ini.
2. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan pondasi, untuk pembuangan ma -
terial yang tidak terpakai atau humus, dan untuk pembentukan secara umum garis,
ketinggian penampang yang ditunjukkan dalam gambar atau yang diperintahkan oleh
Direksi.

2.1.2. Perbaikan dari Pekerjaan Galian yang tidak Memuaskan


Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan, harus diperbaiki oleh
Kontraktor sebagai berikut :
 Material yang berlebihan harus dibuang dengan menggali lebih lanjut

Spesifi kasi Teknis -8


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

 Daerah dimana digali lebih atau daerah retak atau lepas, harus diurug kembali dengan
timbunan pilihan atau lapis pondasi agregat seperti yang diperintahkan oleh Direksi.

2.1.3. Pelaporan dan Pencatatan


a. Kontraktor harus menyerahkan kepada direksi, sebelum memulai pekerjaan, gambar
perincian potongan melintang atau memanjang yang menunjukkan kondisi awal dari -
pada tanah sebelum operasi pembabatan dan penggarukan dilakukan untuk setiap
seksi pekerjaan galian.
b. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi gambar perincian dari seluruh struktur
sementara yang diusulkannya atau yang diperintahkan untuk digunakan seperti skor,
turap, cofferdam, dan tembok penahan dan harus memperoleh persetujuan direksi se -
belum melaksanakan pekerjaan galian yang dimaksudkan untuk dilindungi oleh
struktur yang diusulkan tersebut.
c. Setelah masing-masing galian untuk tanah dasar, formasi atau pondasi selesai,
kontraktor harus memberitahu direksi. Bahan landasan atau material lain tidak boleh
dipasang sebelum kedalaman galian disetujui oleh direksi.

2.1.4. Prosedur Penggalian


1. Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi dengan menggu -
nakan alat berat. yang ditentukan dalam gambar atau ditunjukkan oleh Direksi dan
harus mencakup pembuangan seluruh material dalam bentuk apapun yang dijumpai
termasuk tanah, padas, batu bata, batu beton dan lain-lain. Pekerjaan galian harus
dilakukan dengan seminimal mungkin gangguan terhadap material di bawah dan di
luar batas galian.
2. Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan kontraktor harus menyediakan
seluruh material yang diperlukan, perlengkapan dan buruh untuk pengeringan,
panggalian saluran air dan pembangunan saluran sementara, tembok ujung dan
cofferdam. Pompa agar siap di tempat kerja setiap saat untuk menjamin tak ada
gangguan dalam prosedur pengeringan dengan pompa.

2.1.5. Jaminan Keselamatan Pekerjaan Galian


1. Kontraktor harus memikul seluruh tanggung jawab untuk menjamin keselamatan
pekerja yang melaksanakan pekerjaan galian.
2. Selama masa pekerjaan galian, kontraktor harus menjaga setiap saat suatu lereng
yang stabil yang mampu menahan pekerjaan sekitarnya. Bila diperlukan, kontraktor
harus menahan atau menyangga struktur di sekitarnya yang jika tidak dilakukan
dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian.
3. Pada setiap saat dimana kedalaman galian melebihi ketinggian di atas kepala,
kontraktor harus menempatkan pengawas keamanan pada tempat kerja yang tugasnya
hanya memonitor kemajuan dan keamanan. Pada setiap saat peralatan galian cadan-
gan serta perlengkapan P3K harus tersedia di tempat kerja galian.
4. Seluruh tepi galian terbuka harus diberi penghalang yang cukup untuk mencegah
pekerja atau orang lain terjatuh kedalamnya dan setiap galian terbuka pada badan
jalan atau bahu harus ditambah dengan bamboo pada malam hari dengan drum dicat
putih atau lampu kuning sesuai dengan ketentuan Direksi.

2.1.6. Pembuangan Material Galian


Seluruh material Galian tanah di buang di areal lokasi pekerjaan.

Spesifi kasi Teknis -9


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

2.2. Pembongkaran Beton


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat - alat dan pengangkutan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pembongkaran beton .
Pekerjaan bongkaran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pembongkaran harus dilaksanakan secara tertib dan hati-hati sehingga tidak merusak
bagian lainnya yang tidak semestinya dibongkar dan tidak membahayakan manusia, baik orang
lain, personel yang terlibat dalam pelaksanaan ini maupun pekerjaannya sendiri.
b. Semua Material bekas bongkaran di buang di areal lokasi pekerjaan.

2.3. Bongkar Pasangan Lama


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat - alat dan pengangkutan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pembongkaran pasangan lama
seperti tertera pada gambar rencana dan juga pembersihan lokasi pembongkaran dari
sisa material lama.
Pekerjaan bongkaran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pembongkaran harus dilaksanakan secara tertib dan hati-hati sehingga tidak merusak
bagian lainnya yang tidak semestinya dibongkar dan tidak membahayakan manusia, baik orang
lain, personel yang terlibat dalam pelaksanaan ini maupun pekerjaannya sendiri.
b. Semua Material bekas bongkaran di buang di areal lokasi pekerjaan.
2.4. Pengurugan Sirtu (Padat)
Bahan :
Bahan yang digunakan sebagai urugan adalah Sirtu Padat

Mutu Bahan
Sirtu yang digunakan adalah yang telah dipilih yang bebas dari lumpur dan tidak
berair.

Prosedur Pelaksanaan
Penimbunan dilakukan mendatar lapis demi lapis yang dipadatkan dengan
menggunakan peralatan pemadat. Urugan dilakukan dengan tenaga manusia.

2.5. Pengurugan Pasir Padat


Bahan :
Bahan yang digunakan sebagai urugan adalah Pasir Padat

Mutu Bahan
Pasir yang digunakan adalah yang telah dipilih yang bebas dari lumpur dan tidak
berair.

Prosedur Pelaksanaan
Penimbunan dilakukan mendatar lapis demi lapis yang dipadatkan dengan
menggunakan peralatan pemadat. Urugan dilakukan dengan tenaga manusia.

2. 6. Pengangkutan Tanah keluar proyek

Spesifi kasi Teknis -10


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

1. Seluruh material yang telah digali dalam batas volume yang telah ditentukan,
dan apabilatidak bisa dibuang secara langsung , maka untuk sementara dapat
diletakan didaerah sekitar saluran.
2. Penempatan hasil galian tersebut jangan sampai menggangu sekitranya.
3. Walapupun ditempatkan sementara, tanah hasil galian tidak dibenarkan berada pada
tempattersebut sampai 1 ( satu hari ).
4. Seluruh hasil material bekas galian drainase harus dibuang dan tempat bekas
penempatansementara hasi galian, ditinggalkan dalam keadaan rapih dan bersih.
5.  Alat transportasi yang digunakan untuk mengangkut tanah sisa galian adalah Dump
Truk dengan kapasitas muat sesuaiAnalisa RAB atau bila kondisi jalan / area yang
tidak memungkinkan bisamenggunakan kendaraan kecil dengan seijin pengawas
lapangan.
6. Kontraktor harus melaporkan kepada Direksi setiap kali akan mengadakan
pengangkutanmaterial sisa galian keluar proyek, serta harus mencatat berapa m3
volume dari material yang telahdiangkut setiap ada pekerjaan pengangkutan.

3. PEKERJAAN SALURAN

3.1. Pekerjaan Beton K-350 (Tanpa Tulangan) untuk galian

1. Syarat-syarat umum
1. Ketentuan, menunjuk pada persyaratan : Peraturan Beton Bertulang Indonesia
1971.
2. Mutu Beton Beton memakai mutu K-350. Masing- masing penggunaan
disesuaikan dengan yang tercantum pada gambar. Mutu karakteristik
merupakan syarat mengikat.
a. Campuran / adukan beton Macam adukan Macam adukan dengan campuran
agregat kasar atau halus dengan banyaknya tiap 40 kg Portland cement dan ukuran
nominal agregat kasar/halus. Kontraktor harus membuat percobaan komposisi
campuran (beton mix) guna memenuhi karakteristik yang diminta. Pemakaian
jenis adukan beton Jenis beton dengan Campuran K-350 untuk pengunci
Pengunci plat, rekondisi jalan beton, lantai kerja. Sedangkan Jenis Beton B0 untuk
lantai kerja dengan tebal 5 cm (tidak dicor ke dalam cetakan) dilakukan dengan
mesin pengaduk berkapasitas tidak kurang dari 350 liter. Setiap kali membuat
adukan, pengadukan harus rata hingga warna dan kentalnya sama.  Takaran
perbandingan campuran Semua bahan harus ditakar menurut volume/beratnya.
Temperatur adukan yang diizinkan 28 – 30 C.
b. Pengawasan campuran adukan Komposisi Semua agregat, semen, air,
volume/beratnya harus ditakar dengan seksama. Proporsi semen yang ditentukan
adalah minimal. Sebagai pedoman, kontraktor harus tetap mengusahakan
mutu/kekuatan beton sesuai dengan yang disyaratkan dalam PBI 1971.

2. Bahan-Bahan
a. Semen Semen yang dipakai harus Portland Cement dari merk yang disetujui
dan yang dalam segala hal memenuhi syarat seperti dikehendaki oleh
“Peraturan Beton Bertulang Indonesia”. Dalam pengangkutan, semen harus

Spesifi kasi Teknis -11


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

terlindung dari hujan, zak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan
tertutup rapat dan harus disimpan di gudang yang cukup ventilasinya dan
tidak kena air, ditaruh pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 10 cm
dari lantai. Kantong semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tinggi
melampaui 2 m, dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai
dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan
pengirimannya.
b. Agregat (butiran, pasir) Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih serta
tidak boleh mengandung bahan-bahan yang merusak umpamanya yang
bentuk atau kualitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan atau
kekalnya konstruksi beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya
terhadap karat dari tulangan besi beton. Agregat (butiran) dalam segala hal
harus memenuhi yang dikehendaki (ketentuan-ketentuan) PBI 1971.
c. Air Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-
bahan yang merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya
lekat semen.

d. Cetakan (bekisting) :
 Bahan Bekisting harus dipakai kayu klas III dengan rangka yang cukup
kering dan sesuai dengan finishing yang diminta menurut bentuk, garis
ketinggian dan dimensi dari beton sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar. Bekisting harus mampu untuk menahan getaran-getaran vibrator
dan kejutan daya lain yang diterima tanpa mengubah bentuk. Cetakan
harus dibuat dari papan-papan yang bermutu baik, dipakai kayu terentang
setebal minimum 3 cm.
 Konstruksi Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga
dapat menahan getaran yang merusak atau lengkung akibat tekanan
adukan beton yang cair atau sudah padat. Cetakan harus dibuat
sedemikian rupa hingga mempermudah penumbukan-penumbukan untuk
memadatkan pengecoran tanpa merusak konstruksi.
 Alat untuk membersihkan Pada cetakan untuk kolom atau dinding harus
diadakan perlengkapan- perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-
kotoran, serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dan lain-lain.
Ukuran Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama
di semua tempat untuk bentuk dan ukuran yang diinginkan sama.
 Pelapis Cetakan Untuk mempermudah pembukaan bekisting, pelapis
cetakan dari merk yang telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak
pelumas, yang sudah dipakai tidak boleh digunakan.

3. Syarat-Syarat Pelaksanaan.
Setiap pekerjaan beton, pemborong harus melakukan pengujian kuat tekan beton
(Khusus untuk Bangunan Berlantai II atau lebih) yang hasilnya harus diketahui
oleh pengawas.
a. Lubang-lubang dan blok-blok klos Pemborong harus menentukan tempat dan
membuat lubang-lubang, memasang kayu keras untuk paku atau klos-klos,
angker, dan sebagainya yang diperlukan, memasang rangka atau pekerjaan kayu

Spesifi kasi Teknis -12


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

halus. Alat yang salah penempatannya harus dipindahkan jika memang


diperintahkan oleh pemberi tugas dan ketetapan-ketetapan lain harus dibuat
untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
b. Toleransi Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas
toleransi 1 cm, toleransi ini tidak boleh bertambah-tambah (cumulative).
Ukuran masing- masing bagian harus seksama dalam – 0,50 dan + 0,50 cm.
c. Pemberitahuan pelaksanaan pengecoran Sebelum melaksanakan pekerjaan
pengecoran beton pada bagian-bagian utama dari pekerjaan, kontraktor harus
mendapat persetujuan. Jika tidak mendapat persetujuan, dan pengecoran tidak
disetujui, maka kontraktor dapat diperintahkan untuk membongkar beton yang
telah dicor atas biaya sendiri. (Khusus untuk yang berlantai II)
d. Pengangkutan adukan Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa hingga
dapat dihindarkan adanya pemisahan dari bagian-bagian bahan. Adukan tidak
boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 2 meter. Dalam keadaan terpaksa
tinggi jatuh beton lebih dari 2 m, maka disarankan untuk mempergunakan
talang.
e. Pembersihan cetakan dan alat-alat Sebelum beton dicor, semua kotoran dan
benda-benda lepas harus dibuang dari cetakan. Permukaan cetakan dan
pasangan-pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harud
dibasahi dengan air sebelum dicor.
f. Pengecoran Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai
mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit.
Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa
berhenti. Tidak boleh mengecor beton pada waktu hujan, kecuali jika
kontraktor mengambil tindakan-tindakan mencegah kerusakan atau dengan izin
dari Direksi.
g. Pemadatan beton Adukan harus dipadatkan dengan memakai alat penggetar
(vibrator) yang berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran dalam 1
menit. Penggetaran harus dimulai pada waktu adukan ditaruh dan dilanjutkan
adukan berikutnya. Dalam permukaan yang vertikal, vibrator harus dekat ke
cetakan tapi tidak menyentuhnya sehingga dihasilkan suatu permukaan beton
yang baik.Dengan sudut kemiringan vibrator antara 45 – 90 derajad.
Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung menembus tulangan ke bagian-
bagian adukan yang sudah mengeras.
h. Perawatan Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari, angin
dan hujan, sampai beton itu mengeras dengan baik, dan untuk mencegah
pengeringan terlalu cepat harus diambil tindakan-tindakan sebagai berikut :
1. Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus menerus
sampai cetakan dibongkar.
2. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14 hari
berturut-turut.
i. Pembongkaran cetakan Pembongkaran cetakan dapat dilakukan setelah ada izin
dari pengawas Lapangan (Direksi) Bilamana akibat pembongkaran cetakan,
pada bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari pada

Spesifi kasi Teknis -13


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

beban rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tetap
berlangsung. Perhatian pemborong mengenai pembong-karan cetakan ditujukan
ke PBI–1971. Kontraktor harus memberitahu Pemberi Tugas/Pengawas
Lapangan bilamana ia bermaksud akan membongkar cetakan pada bagian-
bagian konstruksi yang utama dan minta persetujuannya.

3.2. Pekerjaan Beton rabat (1 Pc : 3Ps : 6Kr)

1. Syarat-syarat umum
a. Ketentuan, menunjuk pada persyaratan : Peraturan Beton Bertulang Indonesia
1971.
b. Mutu Beton Beton memakai mutu 1Pc:3Ps:6Kr. Masing- masing penggunaan
disesuaikan dengan yang tercantum pada gambar. Mutu karakteristik merupakan
syarat mengikat.
c. Campuran / adukan beton Macam adukan Macam adukan dengan campuran
agregat kasar atau halus dengan banyaknya tiap 40 kg Portland cement dan
ukuran nominal agregat kasar/halus. Kontraktor harus membuat percobaan
komposisi campuran (beton mix) guna memenuhi karakteristik yang diminta.
Pemakaian jenis adukan beton Jenis beton dengan Campuran 1Pc:3Ps:6Kr untuk
pengunci R segmen, Pengunci plat, rekondisi jalan beton, lantai kerja. Sedangkan
Jenis Beton B0 untuk lantai kerja dengan tebal 5 cm (tidak dicor ke dalam
cetakan) dilakukan dengan mesin pengaduk berkapasitas tidak kurang dari 350
liter. Setiap kali membuat adukan, pengadukan harus rata hingga warna dan
kentalnya sama.  Takaran perbandingan campuran Semua bahan harus ditakar
menurut volume/beratnya. Temperatur adukan yang diizinkan 28 – 30 C.
d. Pengawasan campuran adukan Komposisi Semua agregat, semen, air,
volume/beratnya harus ditakar dengan seksama. Proporsi semen yang ditentukan
adalah minimal. Sebagai pedoman, kontraktor harus tetap mengusahakan
mutu/kekuatan beton sesuai dengan yang disyaratkan dalam PBI 1971.

2. Bahan-Bahan
a. Semen Semen yang dipakai harus Portland Cement dari merk yang disetujui dan
yang dalam segala hal memenuhi syarat seperti dikehendaki oleh “Peraturan Beton
Bertulang Indonesia”. Dalam pengangkutan, semen harus terlindung dari hujan, zak
(kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan di
gudang yang cukup ventilasinya dan tidak kena air, ditaruh pada tempat yang
ditinggikan paling sedikit 10 cm dari lantai. Kantong semen tersebut tidak boleh
ditumpuk sampai tinggi melampaui 2 m, dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan
dan ditandai dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan
pengirimannya.
b. Agregat (butiran, pasir) Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih serta tidak
boleh mengandung bahan-bahan yang merusak umpamanya yang bentuk atau
kualitasnya bertentangan dan mempengaruhi kekuatan atau kekalnya konstruksi
beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya terhadap karat dari tulangan besi
beton. Agregat (butiran) dalam segala hal harus memenuhi yang dikehendaki
(ketentuan-ketentuan) PBI 1971.

Spesifi kasi Teknis -14


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

c. Air Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari bahan-bahan
yang merusak atau campuran-campuran yang mempengaruhi daya lekat semen.

d. Cetakan (bekisting) :
 Bahan Bekisting harus dipakai kayu klas III dengan rangka yang cukup kering
dan sesuai dengan finishing yang diminta menurut bentuk, garis ketinggian dan
dimensi dari beton sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Bekisting harus
mampu untuk menahan getaran-getaran vibrator dan kejutan daya lain yang
diterima tanpa mengubah bentuk. Cetakan harus dibuat dari papan-papan yang
bermutu baik, dipakai kayu terentang setebal minimum 3 cm.
 Konstruksi Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat
menahan getaran yang merusak atau lengkung akibat tekanan adukan beton yang
cair atau sudah padat. Cetakan harus dibuat sedemikian rupa hingga
mempermudah penumbukan-penumbukan untuk memadatkan pengecoran tanpa
merusak konstruksi.
 Alat untuk membersihkan Pada cetakan untuk kolom atau dinding harus
diadakan perlengkapan- perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-kotoran,
serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dan lain-lain. Ukuran Semua
ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama di semua tempat
untuk bentuk dan ukuran yang diinginkan sama.
 Pelapis Cetakan Untuk mempermudah pembukaan bekisting, pelapis cetakan
dari merk yang telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak pelumas, yang sudah
dipakai tidak boleh digunakan.

3. Syarat-Syarat Pelaksanaan.
Setiap pekerjaan beton, pemborong harus melakukan pengujian kuat tekan beton (Khusus
untuk Bangunan Berlantai II atau lebih) yang hasilnya harus diketahui oleh pengawas.
b. Lubang-lubang dan blok-blok klos Pemborong harus menentukan tempat dan membuat
lubang-lubang, memasang kayu keras untuk paku atau klos-klos, angker, dan
sebagainya yang diperlukan, memasang rangka atau pekerjaan kayu halus. Alat yang
salah penempatannya harus dipindahkan jika memang diperintahkan oleh pemberi
tugas dan ketetapan-ketetapan lain harus dibuat untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki.
c. Toleransi Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas toleransi 1
cm, toleransi ini tidak boleh bertambah-tambah (cumulative). Ukuran masing- masing
bagian harus seksama dalam – 0,50 dan + 0,50 cm.
i. Pemberitahuan pelaksanaan pengecoran Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran
beton pada bagian-bagian utama dari pekerjaan, kontraktor harus mendapat
persetujuan. Jika tidak mendapat persetujuan, dan pengecoran tidak disetujui, maka
kontraktor dapat diperintahkan untuk membongkar beton yang telah dicor atas biaya
sendiri. (Khusus untuk yang berlantai II)
j. Pengangkutan adukan Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa hingga dapat
dihindarkan adanya pemisahan dari bagian-bagian bahan. Adukan tidak boleh
dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 2 meter. Dalam keadaan terpaksa tinggi jatuh
beton lebih dari 2 m, maka disarankan untuk mempergunakan talang.
k. Pembersihan cetakan dan alat-alat Sebelum beton dicor, semua kotoran dan benda-
benda lepas harus dibuang dari cetakan. Permukaan cetakan dan pasangan-pasangan

Spesifi kasi Teknis -15


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

dinding yang akan berhubungan dengan beton harud dibasahi dengan air sebelum
dicor.
l. Pengecoran Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai
mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran
suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti. Tidak boleh
mengecor beton pada waktu hujan, kecuali jika kontraktor mengambil tindakan-
tindakan mencegah kerusakan atau dengan izin dari Direksi.
m. Pemadatan beton Adukan harus dipadatkan dengan memakai alat penggetar (vibrator)
yang berfrekwensi dalam adukan paling sedikit 3000 putaran dalam 1 menit.
Penggetaran harus dimulai pada waktu adukan ditaruh dan dilanjutkan adukan
berikutnya. Dalam permukaan yang vertikal, vibrator harus dekat ke cetakan tapi
tidak menyentuhnya sehingga dihasilkan suatu permukaan beton yang baik.Dengan
sudut kemiringan vibrator antara 45 – 90 derajad. Penggetaran tidak boleh dilakukan
langsung menembus tulangan ke bagian-bagian adukan yang sudah mengeras.
n. Perawatan Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari, angin dan
hujan, sampai beton itu mengeras dengan baik, dan untuk mencegah pengeringan
terlalu cepat harus diambil tindakan-tindakan sebagai berikut :
3. Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi terus menerus sampai
cetakan dibongkar.
4. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14 hari berturut-
turut.
j. Pembongkaran cetakan Pembongkaran cetakan dapat dilakukan setelah ada izin dari
pengawas Lapangan (Direksi) Bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada bagian
konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka
cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan tetap berlangsung. Perhatian
pemborong mengenai pembong-karan cetakan ditujukan ke PBI–1971. Kontraktor
harus memberitahu Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan bilamana ia bermaksud akan
membongkar cetakan pada bagian-bagian konstruksi yang utama dan minta
persetujuannya.

3.3. Pengadaan U-Ditch + Cover 200.200.120 K-350 Fabrikasi Tanpa Manhole Type A
U-Ditch + Cover yang dimaksud adalah U-Ditch + Cover Precast yang berasal dari
pabrikasi yang mampu menahan beban kendaraan 5 ton/m2

1. U-Ditch menggunakan mutu beton K-350 sesuai Fabriksai


2. Kontraktor harus memesan untuk pembuatan U-Ditch Precast tersebut pada sebuah
pabrik, yang telah disetujui oleh pihak Direksi
3. Mutu, Dimensi serta Detail U-Ditch Precast yang dipesan harus sesuai dengan
gambar perencanaan yang sudah disetujui oleh Direksi
4. Syarat diterimanya beton precast, pihak penyedia diwajibkan mengundang pihak
pengguna untuk melakukan inspeksi / tinjauan ke produsen melihat tahapan dan
pemakaian bahan pabrikasi
5. Bila mutu pabrikasi dibawah / tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, maka pihak
pengguna berhak menolak produk beton precast
6. Kontraktor diharuskan dapat memberikan Jaminan Spesikasi Pemesanan U-Ditch
Precast ( yang berisi Job Mix Formula ) serta Surat Dukungan dari Pabrik ( dengan
melampirkan analisa harga satuan pabrikasi) yang dikeluarkan oleh Pabrik, kepada
Direksi dan Pengawas.

Spesifi kasi Teknis -16


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

7. Sebelum dipasang pada galian Konstruksi yang sudah disiapkan, Kontraktor harus
memastikan bahwa galian Konstruksi tersebut telah diisi dengan Beton B0 di bawah
K-350.
Biaya transportasi U-Ditch Precast yang sudah dipesan, sepenuhnya ditanggung oleh
Kontraktor

3.4. Pengadaan U-Ditch + Cover dari ukuran 300.400 s/d 600.700


U-Ditch + Cover yang dimaksud adalah U-Ditch + Cover Precast yang berasal dari
pabrikasi yang mampu menahan beban kendaraan 5 ton/m2

1. U-Ditch menggunakan mutu beton K-350 sesuai Fabriksai


2. Kontraktor harus memesan untuk pembuatan U-Ditch Precast tersebut pada sebuah
pabrik, yang telah disetujui oleh pihak Direksi
3. Mutu, Dimensi serta Detail U-Ditch Precast yang dipesan harus sesuai dengan
gambar perencanaan yang sudah disetujui oleh Direksi
4. Syarat diterimanya beton precast, pihak penyedia diwajibkan mengundang pihak
pengguna untuk melakukan inspeksi / tinjauan ke produsen melihat tahapan dan
pemakaian bahan pabrikasi
5. Bila mutu pabrikasi dibawah / tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, maka pihak
pengguna berhak menolak produk beton precast
6. Kontraktor diharuskan dapat memberikan Jaminan Spesikasi Pemesanan U-Ditch
Precast ( yang berisi Job Mix Formula ) serta Surat Dukungan dari Pabrik ( dengan
melampirkan analisa harga satuan pabrikasi) yang dikeluarkan oleh Pabrik, kepada
Direksi dan Pengawas.
7. Sebelum dipasang pada galian Konstruksi yang sudah disiapkan, Kontraktor harus
memastikan bahwa galian Konstruksi tersebut telah diisi dengan Beton B0 di bawah
K-350.
Biaya transportasi U-Ditch Precast yang sudah dipesan, sepenuhnya ditanggung oleh
Kontraktor

3.5. Pengadaan U-Ditch + Cover 300.400 s/d 600.700


U-Ditch + Cover yang dimaksud adalah U-Ditch + Cover Precast yang berasal dari
pabrikasi yang mampu menahan beban kendaraan 10 ton/m2

1. U-Ditch menggunakan mutu beton K-350 sesuai Fabriksai


2. Kontraktor harus memesan untuk pembuatan U-Ditch Precast tersebut pada sebuah
pabrik, yang telah disetujui oleh pihak Direksi
3. Mutu, Dimensi serta Detail U-Ditch Precast yang dipesan harus sesuai dengan
gambar perencanaan yang sudah disetujui oleh Direksi
4. Syarat diterimanya beton precast, pihak penyedia diwajibkan mengundang pihak
pengguna untuk melakukan inspeksi / tinjauan ke produsen melihat tahapan dan
pemakaian bahan pabrikasi
5. Bila mutu pabrikasi dibawah / tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, maka pihak
pengguna berhak menolak produk beton precast
6. Kontraktor diharuskan dapat memberikan Jaminan Spesikasi Pemesanan U-Ditch
Precast ( yang berisi Job Mix Formula ) serta Surat Dukungan dari Pabrik ( dengan
melampirkan analisa harga satuan pabrikasi) yang dikeluarkan oleh Pabrik, kepada
Direksi dan Pengawas.
7. Sebelum dipasang pada galian Konstruksi yang sudah disiapkan, Kontraktor harus
memastikan bahwa galian Konstruksi tersebut telah diisi dengan Beton B0 di bawah
K-350.
Biaya transportasi U-Ditch Precast yang sudah dipesan, sepenuhnya ditanggung oleh
Kontraktor

Spesifi kasi Teknis -17


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

3.6. Pemasangan U-Ditch + Cover (Fabrikasi) (Type A) dan (Type B)

Pemasangan U-Ditch dilakukan dengan bantuan forklip atau sesuai dengan analisa RAB, untuk
mempercepat pemasangan dengan pengawasan mandor dan pengawas proyek.

3.7. Pekerjaan Beton Berstruktur Sloof K-225 ( 150 Kg ) Polos ( list manhole/Tanaman )
3.10.1 Umum
a. Pekerjaan yang disyaratkan dalam seksi ini harus mencakup pembuatan
seluruh struktur beton, termasuk tulangan dan struktur komposit sesuai
dengan persyaratan dan sesuai dengan garis elevasi, ketinggian, dan dimensi
yang ditunjukkan dalam Gambar, dan sebagaimana diperlukan oleh
Konsultan Pengawas. b. Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat
kerja dimana pekerjaan beton akan di tempatkan, termasuk pembongkaran
dari tiap struktur yang harus dibongkar, galian pondasi, penyiapan dan
pemeliharaan dari pondasi, pengadaan penutup beton, pemompaan atau
tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering, dan urugan
kembali disekeliling struktur dengan urugan tanah yang dipadatkan. c.
Kelas dari beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari
pekerjaan dalam kontrak haruslah menggunakan mutu beton K.225
Readymix untuk semua kolom, balok, plat dan sloof kecuali kolom praktis
dan balok lintle menggunakan mutu beton K 175 Readymix. d. Syarat dari
PBI tahun 1971 harus diterapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan beton
yang dilaksanakan dalam kontrak ini.
3.10.2 Toleransi a. Toleransi dimensi :
 Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m ± 5 mm
 Panjang keseluruhan lebih dari 6 m ± 15 mm
 Panjang balok, pelat dek, kolom dinding, atau antara tembok kepala - 0 dan ± 10
mm
b. Toleransi bentuk :
 Siku (selisih dalam panjang diagonal) ±10 mm
 Kelurusan atau lengkungan (penyimpangan dari garis yang dimaksud) untuk
panjang s/d 3m ±12 mm
 Kelurusan atau lengkungan untuk panjang 3 m - 6 m, ±15 mm  Kelurusan atau
lengkungan untuk panjang > 6 m, ±20 mm
c. Toleransi kedudukan (dari titik patokan):
 Kedudukan permukaan horizontal dari rencana ± 10 mm
 Kedudukan permukaan vertikal dari rencana ± 20 mm
d. Toleransi kedudukan tegak :
 Penyimpangan ketegakan kolom dan dinding ± 10 mm
e. Toleransi ketinggian (elevasi)  Puncak beton penutup di bawah pondasi ± 10
mm
f. Toleransi kedudukan mendatar : ±10 mm dalam 4 m panjang mendatar.
g. Toleransi untuk penutup/selimut beton tulangan :
 selimut beton sampai 3 cm dan ± 5 mm
 selimut beton 3 cm - 5 cm 0 dan ± l0 mm
 selimut beton 5 cm - 10 cm ±10 mm
3.10.3. Nara sumber standar

Spesifi kasi Teknis -18


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

 PBI 1971 Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2 AASHTO M85-75 Semen
Portland
 AASHTO M2 13-74
 Pengisi sambungan yang dibentuk untuk lapisan beton dan konstruksi struktur.
 AASHTO Tll-78
 Jumlah material yang lebih halus dari ayakan 0.075 mm dalam agregat.
 AASHTO M2 13-74
 Pengisi sambungan yang dibentuk untuk lapisan beton dan konstruksi struktur.
 AASHTO T ll-78
 Jumlah material yang lebih halus dari ayakan 0.075 mm dalam agregat.
AASHTO T 21-78 Ketidak murnian organis dalam pasir untuk beton. AASHTO T
26-72 Mutu air yang akan digunakan dalam beton AASHTO T 96 -77 Abrasi dari
agregat kasar dengan menggunakan mesin Los Angeles. AASHTO T 104-77
Penentuan mutu agregat dengan menggunakan sodium sulfat. AASHTO T 112-78
Gumpalan lempung dan partikel yang dapat pecah dalam agregat.
 AASHTO T 126-76
 Pembuatan dan perawatan contoh untuk pengujian beton di laboratorium.
AASHTO T141-74 Pengambilan contoh beton segar

3.10.4 Penyimpanan dan perlindungan Material Untuk penyimpanan


semen, kontraktor harus menyediakan tempat yang tahan cuaca yang
kedap udara dan mempunyai lantai kayu yang dinaikkan yang ditutup
dengan lapis selubung plastik.
3.10.5 Kondisi tempat kerja Kontraktor harus menjaga temperatur
dari seluruh material, khususnya agregat kasar, pada tingkat yang serendah
mungkin dan harus menjaga temperatur dari beton di bawah 30 °C
sepanjang waktu pengecoran. Sebagai tambahan, kontraktor tidak boleh
melakukan pengecoran bila :
 Tingkat penguapan melampaui 1.0 kg/m2/jam
 Diperintahkan untuk tidak melakukannya oleh Konsultan Pengawas, selama
periode hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar.
3.10.6 Perbaikan dari pekerjaan beton yang tak memuaskan :
a. Perbaikan dari pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria
toleransi yang disyaratkan atau yang memiliki hasil akhir permukaan yang
tidak memuaskan, atau yang tidak memenuhi kebutuhan syarat campuran
yang dipersyaratkan, meliputi :
 Perubahan dalam proporsi campuran untuk sisa pekerjaan;
 Tambahan perawatan pada bagian dari struktur yang dari hasil pengujian
ternyata gagal;
 Perkuatan atau pembongkaran menyeluruh dan penggantian bagian pekerjaan
yang dipandang tidak memuaskan;
 Penambalan dari cacat-cacat kecil.
b. Dalam hal adanya perselisihan dalam kualitas pekerjaan beton atau
adanya keraguan dari data pengujian yang ada, Konsultan Pengawas

Spesifi kasi Teknis -19


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

dapat meminta kontraktor melakukan pengujian tambahan yang


diperlukannya untuk menjamin penilaian yang wajar pada mata pekerjaan
yang telah dilaksanakan. Pengujian tambahan tersebut haruslah atas biaya
Kontraktor.

3.10.7 Bahan – bahan


a. Semen
 Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah tipe semen portland yang
memenuhi AASHTO M 85, campuran yang mengandung gelembung udara tidak
boleh digunakan.
 Terkecuali diijinkan oleli Konsultan Pengawas, hanya satu produk merk yang
dapat digunakan di dalam proyek.

a. Air
Air yang digunakan dalam campuran dalam perawatan, atau pemakaian
lainnya harus bersih, dan bebas dari benda yang mengganggu seperti minyak,
garam, asam, basa, gula atau organis. Air akan diuji sesuai dengan dan harus
memenuhi kriteria dari AASHTO T 26. Air yang diketahui dapat diminum
dapat digunakan tanpa pengujian.
b. Syarat-syarat gradasi agregat
 Gradasi kasar dan halus harus memenuhi syarat-syarat yang diberikan dalam Tabel
tetapi material yang tidak memenuhi syarat-syarat gradasi tersebut tidak perlu ditolak
bila kontraktor dapat menunjukkan dengan pengujian bahwa beton tersebut memenuhi
sifat campuran yang dibutuhkan

Tabel 3.1.2. Persyaratan Gradasi Agregat

Ukuran Saringan Prosentase Lolos Berdasarkan Berat


Standa
Imperial Agregat
rt Pilihan Agregat Kasar
( inches ) Halus
( mm )
50 2 100
37 1½ 95-100 100
25 1 - 95-100 100
19 ¾ 35-70 - 90-100 100
90-
13 ½ - 25-60 -
100
9,5 3/8 100 10-30 - 20-55 40-70
4975 #4 95-100 0-5 0-10 0-10 0-15
2,36 #8 - - 0-5 0-5 0-5
1,18 # 16 45-80 - - -
0,3 # 50 10-30
0,15 # 100 2-10

i. Syarat-Syarat Mutu Agregat

Spesifi kasi Teknis -20


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

Agregat untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat mutu berikut


ini yang diberikan pada Tabel 3.1.3 dibawah

Tabel 3.1.3. Persyaratan Gradasi Agregat

Batas Pengujian
Uraian Agregat Agregat
Kasar Halus
Kehilangan berat
karena abrasi (500 40 % -
putaran)
Kehilangan
kesempurnaan sodum
12 % 10 %
sulfat setelah 5
putaran
Prosentase gumpalan
lempung dan partikel 2% 0,5 %
serpih
Bahan-bahan yang
lolos saringan 0,075 1% 3%
mm ( # 200 )

 Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel terbesar tidak
lebih dari 3/4 dari jarak minimum antara tulangan baja atau antara tulangan baja
dengan acuan, atau antara perbatasan lainnya.
d. Sifat agregat Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari
partikel yang bersih, keras, kuat yang diperoleh dengan pemecahan padas
atau batu, atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu) dari kerikil dan
pasir sungai.

3.10.8 Pencampuran dan Penakaran


a. Rancangan campuran Proporsi material dan berat penakaran harus
ditentukan dengan menggunakan metoda yang disyaratkan dalam PBl.
b. Campuran percobaan Kontraktor harus menentukan proporsi
campuran serta material yang diusulkan dengan membuat dan menguji
campuran percobaan, dengan disaksikan oleh Konsultan
c. Persyaratan sifat campuran
 Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi kuat tekan
dan Slump yang dibutuhkan
 Beton yang tidak memenuhi persyaratan "slump" umumnya tidak boleh
digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Konsultan Pengawas dalam beberapa hal
menyetujui penggunannya secara terbatas dari sedikit jumlah beton tersebut pada
bagian tertentu yang sedikit dibebani. Sifat mudah dikerjakan serta tekstur dari
campuran harus sedemikian rupa sehingga beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa
membentuk rongga atau menahan udara atau buih air dan sedemikian rupa sehingga
pada pembongkaran akan menghasilkan permukaan yang merata, halus dan padat.

Spesifi kasi Teknis -21


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

 Bila hasil dari pengujian 7 hari menghasilkan kuat beton di bawah nilai yang
disyaratkan, kontraktor tidak diperbolehkan mencor beton lebih lanjut sampai
penyebab dari hasil yang rendah tersebut dapat dipastikan dan sampai telah diambil
tindakan-tindakan yang akan menjamin produksi beton memenuhi persyaratan
secara memuaskan. Beton yang tidak memenuhi kuat tekan 28 hari yang
disyaratkan harus dipandang tidak memuaskan dan pekerjaan harus diperbaiki
 Konsultan Pengawas dapat pula menghentikan pekerjaan dan/atau
memerintahkan kontraktor mengambil tindakan perbaikan untuk meningkatkan
mutu campuran berdasarkan hasil test kuat tekan 3 hari, dalam keadaan demikian,
kontraktor harus segera menghentikan pengecoran beton yang
dipertanyakan tetapi dapat memilih menunggu sampai hasil pengujian 7 hari
diperoleh, sebelum menerapkan tindakan perbaikan, pada waktu tersebut
Konsultan Pengawas akan menelaah kedua hasil pengujian 3 hari dan 7 hari,
dan segera memerintahkan penerapan dari tindakan perbaikan apapun yang
dipandang perlu.
 Perbaikan dari pekerjaan beton yang tak memuaskan yang melibatkan
pembongkaran menyeluruh dan penggantian beton tidak boleh didasarkan pada
hasil pengujian kuat tekan 3 hari saja, terkecuali kontraktor dan Konsultan
Pengawas keduanya sepakat pada perbaikan tersebut.
c. Pengukuran Agregat
 Seluruh beton harus ditakar menurut beratnya. Bila digunakan semen
kantongan, kuantitas penakaran harus sedemikian sehingga kuantitas semen yang
digunakan adalah sama dengan satu atau kebulatan dari jumlah kantung semen.
 Agregat harus diukur secara terpisah beratnya. Ukuran masing-masing
takaran tidak boleh melebihi seluruh penakaran, agregat harus dibuat jenuh air dan
dipertahankan dalam kondisi lembab, pada kadar yang mendekati keadaan jenuh
kering permukaan, dengan secara berkala menyiram timbunan agregat dengan air.
d. Pencampuran
 Beton harus dicampur dalam mesin yang dioperasikan secara mekanikal dari
tipe dan ukuran yang disetujui dan yang akan menjamin distribusi yang rnerata dari
material.
 Pencampur harus dilengkapi dengan penampung air yang cukup dan peralatan
untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan secara teliti dalam
masing-masing penakaran.
 Alat pencampur pertama-tama harus diisi dengan agregat dan semen yang
telah ditakar, dan selanjutnya pencampuran dimulai sebelum air ditambahkan.
 Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan ke dalam
campuran material kering. Seluruh air pencampur harus dimasukkan sebelum
seperernpat waktu pencampuran telah berlalu. Waktu pencampuran untuk mesin
dengan kapasitas 3/4 m3 atau kurang haruslah 1.5 menit, untuk mesin yang lebih
besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap tambahan 0.5 m3 dalam ukuran.

 Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampur, Konsultan


Pengawas dapat menyetujui pencampuran beton dengan tenaga manusia, sedekat

Spesifi kasi Teknis -22


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

mungkin dengan tempat pengecoran. Penggunaan pencampuran dengan tenaga


manusia harus dibatasi pada beton non struktural.

3.10.9 Pengecoran
a. Penyiapan tempat kerja
 Kontraktor harus membongkar, struktur yang ada yang akan diganti dengan
pekerjaan beton yang baru atau yang harus dibongkar untuk dapat memungkinkan
pelaksanaan pekerjaan beton yang baru
 Kontraktor harus menggali atau mengurug pondasi atau formasi untuk
pekerjaan beton hingga garis yang ditunjukkan dalam Gambar, dan harus
membersihkan dan menggaru tempat yang cukup disekeliling dari pekerjaan beton
tersebut untuk menjamin dapat dicapainya seluruh sudut pekerjaan. Jalan kerja
yang kokoh juga harus disediakan juga perlu untuk menjamin bahwa seluruh sudut
pekerjaan dapat diamati dengan mudah dan aman.
 Seluruh landasan pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus
dipertahankan kering dan beton tidak boleh di cor di atas tanah yang berlumpur
atau bersampah atau dalam air.
 Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain
yang harus dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa atau saluran) harus sudah di
tempatkan dan diikat kuat sehingga tidak bergeser sewaktu pengecoran.
a. Cetakan
 Cetakan dari tanah, bila disetujui oleh Konsultan Pengawas, harus dibentuk
dengan galian, dan sisi serta dasarnya harus dipotong dengan tangan sesuai ukuran
yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah lepas harus dibuang sebelum pengecoran
beton.
 Cetakan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan yang kedap
terhadap aduk dan cukup kokoh untuk mempertahankan posisi yang diperlukan
selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
 Kayu yang tidak dihaluskan dapat digunakan untuk permukaan yang tidak
akan tampak pada struktur akhir, tetapi kayu yang dihaluskan dengan tebal yang
merata harus digunakan untuk permukaan beton yang tampak. Cetakan harus
menyediakan pembulatan pada seluruh sudut-sudut tajam.
 Cetakan harus dibangun sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak
beton.

3.10.10 Pelaksanaan pengecoran


 Kontraktor harus memberitahukan Konsultan Pengawas secara tertulis paling
sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran
beton bila operasi telah ditunda untuk lebih dari 24 jam. Pemberitahuan harus
meliputi lokasi dari pekerjaan, macam pekerjaan, kelas dari beton dan tanggal serta
waktu pencampuran beton.
 Direksi Teknik akan memberi tanda terima dari pemberitahuan tersebut dan
akan memeriksa cetakan dan tulangan dan dapat mengeluarkan atau tidak
mengeluarkan persetujuan secara tertulis untuk pelaksanaan pekerjaan seperti yang

Spesifi kasi Teknis -23


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

direncanakan. Kontraktor tidak boieh melaksanakan pengecoran beton tanpa


persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas untuk memulai.
 Tidak bertentangan dengan pengeluaran atau persetujuan untuk memulai,
tidak ada beton yang boleh dicor bila Konsultan Pengawas atau wakilnya tidak
hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan.
 Sesaat sebelum beton dicor, cetakan harus dibasahi dengan air atau disebelah
dalamnya dilapisi dengan minyak mineral yang tak akan membekas.
 Tidak ada beton yang boleh digunakan bila tidak dicor dalam posisi akhir
dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, atau dalam waktu sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas berdasarkan atas pengamatan sifat-sifat mengerasnya
semen yang digunakan.
 Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan
konstruksi yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.
 Beton harus dicor sedemikian rupa agar terhindar dari segregasi (pemisahan)
partikel kasar dan halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat
mungkin ke tempat pengecoran
 Bila dicor ke dalam struktur yang memiliki cetakan yang sulit dan tulangan
yang rapat, beton harus dicor dalam lapis-lapis horizontal yang tak lebih dari 15 cm
tebalnya.
 Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa sehingga beton
yang telah berada di tempat masih plastis sehingga dapat menyatu dengan beton
segar.
 Air tidak diperbolehkan dialirkan ke atas atau dinaikkan kepermukaan
pekerjaan beton dalam waktu kurang dari 24 jam setelah pengecoran.

3.10.11 Sambungan Konstruksi


 Jadwal pembetonan harus disiapkan untuk tiap-tiap struktur secara lengkap
dan Konsultan Pengawas harus menyetujui lokasi dari sambungan konstruksi pada
jadwal tersebut, atau harus diletakkan seperti yang ditunjukkan pada gambar.
 Bila sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus melewati
sambungan sedemikian sehingga membuat struktur tetap monolit.
 Kontraktor harus menyediakan tambahan buruh dan material sebagaimana
diperlukan untuk membuat tambahan sambungan konstruksi dalam hal penghentian
pekerjaan yang tidak direncanakan dari pekerjaan yang disebabkan oleh hujan atau
macetnya pengadaan beton atau penghentian oleh Konsultan Pengawas
3.10.12 Konsolidasi
 Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis yang digerakkan dari
dalam atau dari luar yang telah disetujui. Bila diperlukan, dan apabila disetujui oleh
Konsultan Pengawas, penggetaran harus ditambah dengan penusukan batang
penusuk dengan tangan dengan alat yang cocok untuk menjamin pemadatan yang
tepat dan memadai. Penggetar tak boleh digunakan untuk memindahkan campuran
beton dari satu titik ke titik lain dalam cetakan.

Spesifi kasi Teknis -24


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

 Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk menentukan


bahwa semua sudut dan diantara dan disekitar besi tulangan benar-benar diisi tanpa
pemindahan kerangka penulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udara
terisi.
 Penggetar harus dibatasi lama penggunaannya, sehingga menghasilkan
pemadatan yang diperlukan tanpa menyebabkan segregasi (pemisahan) dari
agregat.
 Setiap alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dimasukkan
tegak ke dalam beton basah supaya tembus kedasar beton yang baru dicor, dan
menghasilkan kepadatan pada seluruh ke dalaman seksi itu. Alat penggetar
kemudian harus ditarik pelan-pelan dan dimasukkan kembali pada posisi lain tidak
lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar harus tidak berada lebih dari 30 detik
pada satu lokasi, tidak boleh digunakan untuk menggeser campuran beton kelokasi
lain dan tidak boleh menyentuh tulangan beton.

3.10.13 Pekerjaan Akhir


 Cetakan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom yang
langsung dan struktur yang serupa lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton.
Cetakan yang ditopang oleh perancah di bawah pelat, balok, atau lengkung, tidak
boleh dibongkar hingga pengujian menunjukkan bahwa paling sedikit 60% dari
kekuatan rancangan dari beton telah dicapai.
 Permukaan pengerjaan akhir biasa
 Terkecuali diperintahkan lain, permukaan dari beton harus dikerjakan segera
setelah pembongkaran cetakan. Seluruh perangkat kawat atau logam yang
digunakan untuk memegang cetakan di tempat, dan cetakan yang melewati struktur
beton, harus dibuang atau dipotong ke sebelah dalam paling sedikit 2.5 cm di
bawah permukaan beton. Tonjolan dan ketidak rataan beton lainnya yang
disebabkan oleh cetakan harus dibuang.
 Direksi Teknik harus memeriksa permukaan beton segera setelah
pembongkaran cetakan dan dapat memerintahkan penambalan ketidak sempurnaan
kecil yang tidak akan mempengaruhi struktur atau fungsi lainnya dari pekerjaan
beton. Penambalan harus meliputi pengisian lubang-lubang kecil dan lekukan
dengan aduk.
 Permukaan (Pekerjaan akhir khusus)
 Permukaan yang tampak harus diberikan pekerjaan akhir selanjutnya atau
seperti yang diperintahkan oleh Konsultan Pengawas
 Permukaan yang tidak horizontal yang tampak telah ditambal atau yang kasar
harus digosok dengan batu gurinda kasar, dengan menempatkan sedikit adukan
pada permukaannya. Adukan harus terdiri dari semen dan pasir halus dalam takaran
yang digunakan untuk beton tersebut. Penggosokan harus dilanjutkan hingga
seluruh tanda bekas cetakan, ketidak rataan, tonjolan menjadi hilang, serta seluruh
rongga terisi dan permukaan yang merata telah diperoleh.
3.10.14 Perawatan

Spesifi kasi Teknis -25


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

 Sejak permulaan segera setelah pengecoran. Beton harus dilindungi dari


pengeringan dini, temperatur yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton
harus dipertahankan dengan kehilangan kelembaban yang minimal dan dengan
temperatur yang relatif tetap untuk suatu perioda waktu yang disyaratkan untuk
menjamin hidrasi yang baik dari semen dan pengerasan betonnya.
 Beton harus dirawat, setelah mengeras secukupnya, dengan menyelimuti
memakai lembaran yang menyerap air yang harus selalu basah untuk perioda paling
sedikit 3 hari. Seluruh lembaran atau selimut untuk merawat beton harus
cukup diberati atau diikat ke bawah untuk mencegah permukaan terbuka
terhadap aliran udara. Bila cetakan kayu digunakan, cetakan tersebut harus
dipertahankan basah pada setiap saat sampai dibongkar, untuk mencegah
terbukanya sambungan dan pengeringan beton.

B. Pekerjaan Jalan untuk Paving Block

Pasal 1.     Umum
           
1.1.       Lingkup Pekerjaan :
           Penyediaan tenaga kerja, bahan, peralatan, pengangkutan dan pelaksanaan yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan jalan untuk paving block.  Ada beberapa
hal yang terkait dalam pekerjaan ini yaitu :
a.     Pembersihan lahan
b.     Persiapan tanah untuk timbunan
c.     Pekerjaan pemadatan
d.     Pembuatan lapis pasir
e.     Pemasangan paving block

1.2.      Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong harus mengukur kembali semua titik


elevasi dan koordinat-koordinat. Dan apabila terjadi perbedaan-perbedaan di
lapangan, Kontraktor wajib membuat gambar-gambar penyesuaian dan harus
mendapat persetujuan Pengawas.

Pasal 2.     Bahan-Bahan

2.1.       Bahan Lapis Pasir untuk Paving Block

a.     Sumber Bahan

Kontraktor  harus  mencari lokasi sumber  bahan  untuk  lapis  ini  biaya dari
pencarian dan pekerjaan muat, angkut,  bongkar  ke  lokasi pekerjaan harus
sudah diperhitungkan dalam penawaran Kontraktor. Kontrak harus melaporkan
lokasi tersebut  kepada  Konsultan Pengawas secepatnya secara tertulis disertai
keterangan tentang kualitas bahan, perkiraan kuantitas bahan dan  rencana operasi
pengangkutan bahan ke lokasi proyek. Bahan tersebut harus memenuhi persyaratan
dalam spesifikasi.

Spesifi kasi Teknis -26


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

b.    Bahan   pasir  tersebut  harus  memenuhi   persyaratan gradasi limit seperti  di bawah
ini :

                Ukuran tapis                       Prosentase (%) Lolos


                                                               terhadap berat  :
                9,25 mm                                         100
                        4,75 mm                            95    -    100
                2,36 mm                            80    -    100
                1,18 mm                            50    -      95
                600  mm                            25    -      60
                300  mm                            10    -      30
                150  mm                              5    -      13
          75    mm                             0    -      10

c.     Bahan pasir dapat berbentuk runcing lebih baik  karena  memberikan hasil yang
stabil, tetapi juga memerlukan  pengontrolan  kadar  air yang lebih ketat  pada saat
pemadatan. Butir  pasir yang berbentuk runcing lebih baik  karena membersihkan
hasil yang stabil, tetapi juga memerlukan pengontrolan   kadar air  lebih  ketat   pada
saat  pemedatan.      Untuk menghindarkan  karakteristik pemadatan   yang berbeda-
beda  harus diusahakan agar sumber dari  pasir tersebut adalah satu.

2.2.       Bahan Paving Block

Paving Block dengan tebal 8 mm, natural, untuk jalan atau sirkulasi kendaraan.
Dengan type sesuai dengan gambar arsitektur dan memiliki kuat tekan minimal 400
kg/cm2.
               

Pasal 3.     Pelaksanaan

3.1.       Pekerjaan Timbunan Tanah

Bahan timbunan harus baik untuk pekerjaan lapisan jalan, jika dipadatkan harus
dapat mencapai hasil nilai CBR minimal yang disyaratkan sebesar 6 %. Jika
digunakan bahan timbunan yang tidak atau kurang baik dan tidak tercapai nilai CBR
minimal tersebut, ini harus dibongkar dan diganti dengan bahan yang baik tanpa
adanya tambahan pembiayaan untuk itu. Kontraktor harus melaporkan kepada
Konsultan Pengawas tentang tahapan-tahapan persiapan untuk pekerjaan subgrade
dan Kontraktor harus mengulangi pekerjaan pemadatan, jika dianggap perlu, untuk
tercapainya derajat kepadatan yang diinginkan atau disyaratkan.  Sebelum
dipadatkan, dalamnya suatu lapisan yang akan dipadatkan tidak boleh lebih dari 20
cm. Setiap lapisan lepas harus dipadatkan dengan stamper yang ukurannya telah
ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Pemadatan harus dimulai dari tepi timbunan
dengan arah longitudinal, kemudian menggeser kearah sebelah dalam (ketengah
jalan). Lapisan terakhir harus diselesaikan dalam keadaan rata atau halus sampai
pada suatu lapisan dengan kerataan yang diinginkan.
Lereng-lereng urugan harus dibuat serapih mungkin dan tidak longsor.

Adapun hal yang harus diperhatikan adalah :

Spesifi kasi Teknis -27


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

a.     Pemerliharaan terhadap bagian pekerjaan yang telah selesai


Bagian lapisan timbunan yang telah selesai harus dijaga terhadap kemungkinan
retak-retak akibat pengeringan yang cepat atau akibat “traffic” kendaraan proyek
atau hal-hal lain yang menyebabkan lapisan tersebut rusak dan terganggu
strukturnya.

b.     Test atau pengujian


Test akan dilakukan baik di laboratorium maupun di lapangan, untuk mengetahui
kepadatan maksimum, derajat kepadatan lapangan, nilai CBR lapangan dan lain-lain
yang dianggap perlu pada lapisan ini. Pembiayaan test-test ini menjadi tanggungan
Kontraktor.

3.2.       Pekerjaan Lapis Pasir untuk Paving Block

a.    Penyimpanan  :

Bedding  sand harus disimpan sedemikian rupa  sehingga tidak tercampur dengan
tanah/kotoran disekitarnya. Tempat  penimbunan harus mempunyai drainase yang
baik dan  harus  terlindung dari hujan sehingga air  tetap   merata.

b.    Penghamparan pasir / bedding sand  :

Pasir  harus  dihamparkan dengan rata  diatas  lapisan dasar (base course) sampai
ketebalan 4 cm padat dengan memperhatikan  kadar air ketebalan 4 cm  padat dengan
memperhatikan kadar air dan karakteristik gradasinya. Permukaan  yang dihasilkan
harus rata.  Bila  concrete  block  telah selesai dipasang dan  terlihat permukaan
yang  tidak  rata  maka paving  block tersebut  harus diangkat kembali,   pasir
diratakan lagi  sampai  diperoleh hasil yang rata.  Bedding   sand ini  harus
mempunyai  kepadatan   dan ketebalan   yang  sama  sehingga pemampatan akibat
pemadatan merata. Lapisan   yang  lepas  /  belum dipadatkan   biasanya mempunyai
ketebalan 5 sampai 15 mm lebih tebal  dari ketebalan padat yang
disyaratkan.       Selama penghamparan kadar air harus uniform dan  pasir yang
belum  dipadatkan  tersebut harus dilindungi  terhadap segala bentuk pemadatan  dan
lalu  lintas, sampai paving block selesai dipasang dan bersama-sama.     Bila  ada
bagian  lapisan pasir  yang  tidak  sengaja terkompaksi sebelum paving digaruk dan
diratakan. Waktu  penghamparan harus diperhitungkan  dengan  baik  sehingga tidak
terdapat lapisan pasir lepas yang tidak  sempat  ditutup  dengan paving block  pada
hari  yang sama.

3.3.       Pekerjaan Lapis Permukaan untuk Paving Block

a.    Paving   Block   /  Grass   Block   harus   diletakkan  berhimpitan  satu dengan
lainnya dengan pola sesuai dengan gambar lansekap di atas bedding sand yang belum
dipadatkan  tapi sudah selesai diratakan. Lebar celah antar  block  tidak boleh lebih
dari 4 mm,  celah  ini  harus merupakan garis lurus dan saling  tegak  lurus,  untuk
itu diperlukan pemasangan snar pada 2 arah  yang  saling tegak lurus untuk
mengontrol letak  dan  ikatan antar block.      

Spesifi kasi Teknis -28


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

b.    Cara meletakkan block dan pengisian celah antara  :

Dalam  memasang  block  harus  diusahakan  agar  untuk  pengisian celah antara
block dengan elemen-elemen lain seperti pinggiran saluran, bingkai jalan, bak
kontrol dan lain-lain, dipergunakan block dengan ukuran  tidak dari 25 % dari
ukuran utuh. Ruang  antara yang masih tersisa harus  diisi setelah  pemadatan awal
dari paving block. Untuk celah lebih besar dari 25 mm tetapi kurang  dari 50  mm,
dipergunakan aggregate halus dengan ukuran 10 mm dan mortar kering untuk celah
yang lebih kecil. Untuk  bagian-bagian  jalan yang menanjak, menurun, pemasangan
block harus dilakukan dari bagian  terendah kebagian yang lebih tinggi. Pola
pemasangan dan warna agar dibuat sesuai gambar, Kontraktor  wajib membuat
gambar kerja untuk  pola  di daerah-daerah khusus.

c.     Pemadatan Awal  :

Alat  kompaksi  untuk keperluan  ini  harus  merupakan "mechanical flat plate
vibrator", dengan karekteristik sebagai berikut  :
-  Plat dasar mempunyai luas  :  0,25 - 0,50 m2.
-        Gaya pemadatan yang dapat diberikan sebesar 1,5  ton sampai 2,0 ton.
-  Frekuensi getaran : 75 - 100 Hz.

Paving  Block  harus  terletak  dengan  mantap  diatas  bedding sand. Pemadatan
harus dilakukan segera  setelah  pemasangan  paving  block dengan minimal 2
passes. Jarak  antara  bagian  yang  dipadatkan sampai bagian  dimana  sedang
dilakukan pemasangan block tidak boleh  kurang dari 1,50 m. Adalah  sangat penting
untuk memadatkan  bedding  sand segera   setelah    pemasangan  block
sehingga dapat dihindari berpindahnya pasir yang masih dalam  keadaan  lepas
karena bergeraknya block yang tidak diletakkan dengan baik  atau adanya air yang
mengalir ketempat tersebut. Pemadatan  harus diulangi pada daerah selebar  1,00  m
diukur   dari akhir  pemasangan  / pemadatan yang dilakukan pada  hari  sebelumnya
melanjutkan  dengan    pekerjaan selanjutnya. Semua block  yang rusak selama
pemadatan  dan  selama  masa pemeliharaan harus segera diganti dengan  yang  baru
tanpa adanya biaya tambahan.Pejalan  kaki boleh menggunakan jalan  concrete
block  ini setelah pemadatan awal sebelum penghamparan  pasir  pengisi,  tetapi
sebiknya setelah sambungan  atau  celah antar block terisi pasir dan dipadatkan.

d.    Pasir pengisi (joint filling) :

Pasir  yang  dipergunakan untuk  mengisi  celah  antar  block harus mempunyai
gradasi sedemikian rupa sehingga 90 % dari berat lolos dari tapis 1,18 mm (BS-410).
Pasir  ini harus cukup kering sehingga  dapat  mengisi  celah-celah dengan
baik.  Bahan ini bebas dari  garam dan  zat-zat lain yang dapat merusak material
paving  block.
Segera  setelah pemadatan awal dan pengisian  akhiran-akhiran,  pasir pengisi harus
segera dihamparkan  dan diratakan  dengan  sapu  sepanjang permukaan
jalan atau  trotoar  dan dimasukkan ke dalam  celah-celah  antara dengan bantuan
kompaktor. Celah harus benar-benar terisi oleh pasir kasar.
Kompaktor  dari jenis lain boleh dipergunakan  setelah   mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.

Spesifi kasi Teknis -29


Kegiatan Rehabilitasi Saluran Drainase / Sungai

Sebagai langkah pemadatan terakhir, permukaan jalan  /  trotoar harus dipadatkan


dengan mechanical flat  plate  vibrator, sehingga diperoleh permukaan yang padat
dan rata dengan kemiringan terhadap kedua arah tepi jalan sebesar 2 %.

e.    Lubang  /  alur pada grass block  harus  diisi  dengan tanah  subur  hingga ke dasar
block,  guna penanaman  rumput.

f.      Toleransi  :

Toleransi ukuran bahan :


Bahan  harus mempunyai panjang dan lebar yang  seragam dengan      toleransi
maximum  tidak lebih dari  3  mm terhadap tebal nominalnya.
Toleransi kerataan permukaan jalan :

Toleransi  kerataan permukaan akhir level block  harus 10 mm dari permukaan yang
tercantum dalam  gambar,  sehubungan dengan peil permukaan saluran air dll.

Deviasi  diukur dengan jidar lurus sepanjang  3  meter  atau tempalte tidak boleh
melebihi 8 mm dan perbedaan level  dari  satu block terhadap block disebelahnya
tidak boleh melebihi 2 mm.

Spesifi kasi Teknis -30

Anda mungkin juga menyukai