Anda di halaman 1dari 14

TUGAS KONSULTAN PENGAWAS

Konsultan pengawas adalah Pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek (owner) untuk
melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis secara propesional efektif dan efisien
sesuaidengan specifikasi teknis sehingga terhindar dari resiko kegagalan konstruksi.
Konsultan pengawas yang ahli dibidangnya masing-masing seperti teknik sipil dan
arsitek sehingga dapat membangun dengan baik dalam waktu yang tepat dan
efiisien. Untukmelaksanakan pengawasan teknis diperlukan team yang bertugas
sebagai pengawas yang berperan membantu PPTK pengawasan teknis jalan dan
jembatan dipropinsi. Dalam menyelesaikan administrasi kemajuan proyek dan
pengendali teknis pekerjaan dilapangan dari pengawasan adalah sebagai berikut :
1. Sebelum pelaksanaan dilapangan diperlukan rekayasa lapangan agar suatu
kegiatan untuk mencari kesesuaian antara yang rencana dengan kebutuhan
actual lapangan.
Berdasarkan tujuan, rekayasa lapangan terdiri atas : a) untuk mendetailkan
rancangan asli, dilakukan padaperiode mobilisasi yang hanya diterapkan pada
rancangan bertahap (phasing design). b) Rekayasa lapangan untuk
menerapkan rancangan detai lapangan, umumnya dilaksanakan pada masa
pelaksanaan pekerjaan,dan dapat diterapkan baik pada rancangan bertahap
(phasing design) maupun pada rancangan lengkap (Full engineering design).
setiap penyimpangan dari gambar sehubungan dengan kondisi lapoangan
yang tidak terantisipasi akan ditentukan secara tertulis oleh direksi dan harus
mencapai kesepakatan ketepatan atas setiap perubahan yang diambil
terhadap gambar dalamkontrakini. Pada tahap awal kontrak, setelah
penerbitan SPMK, direksi teknis bersama-sama dengan peneliti pelaksana
kontrak dan penyedia jasa melaksanakan pemeriksaaan lapangan bersama
dengan melakukan pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lapangan
untuk setiap rencana mata pembayaran guna menetapkan kuantitas awal,
hasil pemeriksa lapangan bersama dituangkan dalamberita acara. Apabila
dalam pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahanisi kontrak maka
harus dituangkan dalam Amendemen kontrak. Setelah itu harus dilaksanakan
pematokan (steaking Out) dan survey seluruh lokasi pekerjaan.
Shop drawing adalah gambar yang dibuat oleh kontraktor disetujui oleh
konsutan pengawas yang menjadi dasar dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Melasanakanpengawasan teknis secara propesional efektif dan efisiensi sesuai
dengan specifikasi teknis sehingga terhindar dari resiko kegagalan konstruksi.
Dalam hal pelaksanaan pekerjaan teknis konsultan harus mengaju kepada
specifikasi teknis dan aturan-aturan yang mengikat dalam kontrak.

Uraian Tugas Pekerjaan Teknis Pengawas Lapangan sebagai berikut :


1. Mengawasi pekerjaan secara umum, pengawasan lapangan,kordinasi dan
inspeksi kegiatan-kegiatan pembangunan agar pelaksanaan teknis dan
administrasi yang dilakukan secara terus menerus sampa[ dengan pekerjaan
bias diserahkan untuk kedua kalinya.
2. Mengawasi kebenaran ukuran, kualitas dan kuantitas dari bahan atau
komponen bangunan,peralatan dan perlengkapan pelaksanaan dilapangan.
3. Mengawasi dan melaporkan kemajuan pekerjaan dan mengambil tindakan
tepat dan cepat agar batas waktu minimal sesuai waktu yang dijadwalkan
tepat waktu.
4. Membarikan masukan pendapat teknis secara tertulis tentang penambahan
dan pengurangan biaya dan waktu pekerjaan dan pengaruh terhadap kontrak
,untuk mendapat persetujuan dari pengguna jasa.
5. Memberikan petunjuk ,perintah mengenai pengurangan dan penambahan
biaya dan waktu pekerjaan sehingga tidakmenyimpang dari kontrak. Dapat
langsung disampaikan kepada pihak pemborong dengan pemberitahuan
tertulis kepada pengelola proyek.

Konsultasi:
1. Melakukan konsultasi kepada pengguna jasa untuk membahas sekala
permasalahan dan persoalan yang timbul selama pembangunan.
2. Mengadakan rapat dilapangan secara berkala, sedikitnya 2 kali dalam sebulan
dengan pengguna jasa ,konsultan ,pemborong untuk memecahkan segala
permasalah yang timbul selama dalam pelaksanaan, untuk kemudian
membuat risalah rapat dan mengirim kepada semua pihak yang
bersangkutan, serta sudah diterima paling lambat 1 minggu kemudian.
3. Mengadakan rapat diluarjadwal rutin apabila di anggap mendesak.
4. Memeriksa laporan harian mingguan bulanan proyek merupakan sebuah
tanggung jawab dalam bentuk tertulis mengenai kegiatanyang sudah
dilaksanakan, untuk kemudian dituangkan dalam bentuk tertulis, laporan ini
dibuat oleh kontraktor dan diperiksa oleh konsultan untuk diberikan kepada
owner.Sebelum laporan dibuat kontrakror terlebih dulu membuat request

Laporan kontraktor berupa :


a. Nomor laporan harian mingguan bulanan
b. Nama Kontraktor dan konsultan
c. Judul laporan
d. Nama Proyek
e. Periode tanggal dan waktu laporan
f. Jumlah tenaga kerja dan keahlian masing-masing tenaga kerja selama satu
minggu bekerja diproyek, dapat dibuat dalambentuk table
g. Pekerjaan dilaksanakan harus sejelas mungkin mengenai lokasi
pekerjaan,nama pekerjaandan volume yang sudah diselesaikan selama satu
minggu
h. Bahan atau material serta peralatan yang digunakan
i. Laporan curah hujan selama pelaksanaan
j. Form persetujuan konsultan pengawas
k. Form pengajuan kontraktor atau yang membuat laporan harian mingguan
bulanan proyek.
l. Lampiran-lampiran foto pelaksanaan maupun hasil akhir kegiatan proyek
Serta data-data lain yang menyesuaikan kebutuhan dan permintaan pemilik
proyek

Sebelum melakukan berita acara pembayaran maka terlebih dahulu


melakukan opname lapangan bersama-sama antara owner dan konsultan
serta kontraktor mengadakan pengukuran secara mendetail setiap item yang
akan dibayar untuk menentukan quantitas dan dipastikan qualitas hasil
pengujianmutu sudah dilaksanakan, setelah selesai dilaksanakan maka dibuat
berita acara opname, setelah itu dihitung progress kemajuan pekerjaan,
berita acara ditanda tangani oleh pihak owner,konsultan ,kontraktor.

Pengendalian mutu yang akan dilaksanakan dalam setiap tahapan pekerjaan dibagi
dalam tahap yaitu :
a. Pengujian bahan sebelum pelaksanaan dengan membuat Design Mix Formula
b. Tahap pelaksanaan pekerjaan dengan pengambilan sampel material setiap
item untuk di uji baik dilapangan maupun laboratarium.
c. Pengujian akhir setelah pelaksanaan pekerjaan selesaidilaksanakan.

Membuat laporan bulanan terkait progress pekerjaan dilapangan dan membuat


recomendasi setiap permasalahanyang timbul dilapangan kepada pengguna jasa.
Salah satu tugas konsultan pengawas yaitu membuat laporan dari hasil
pengawasan teknis yang dirangkum dalam laporan bulanan setiap bulan yang
menggambarkan hasil pelaksanaan pekerjaan dilapangan serta tidakan yang
telah di ambil sebagai recomendasi.
1. Semua ketentuan dalam kontrak yang menyangkut kinerja pekerjaan dan
gambar-gambar kerja dapat berubah sesuai kebutuhan dilapangan, yang
dituangkan dengan berita acara,apabila diperlukan oleh penyedia jasa.
2. Perubahan-perubahan item,pada waktu pelaksanaan apabiala di anggap perlu
menurut direksi akan diproses sesuai ketentuan yang berlaku dimana akan
muncul Addendum kontrak, apabial diperlukan oleh pihak penyedia jasa.

Sebelum melakukan pengawasan terlebih dahulu konsultan memperkenalkan diri


dengan PPTK yang bersangkutan pada paket-paket yang akan di awasi dan
konsultan harus berkoordinasi setiap ada permasalahan dilapangan yang tidak
bias diselesaikan baik dengan pihak PPTK, dimana PPTK adalah tempat
menentukansikap dan keputusan dilapangan apabila terjadi permasakahan
dilapangan.
PANDUAN PELAKSANAAN PEKERJAAN
UNTUK PEMGAWASAN LAPANGAN PROYEK
DAFTAR KEGITAN PENGENDALI PROYEK
KEGIATAN PENGENDALIAN
1. Timjauan ulang mengenai kontrak dokumen proyek
Kontrak :
- Surat perintah kerja
- Syarat-syarat kontrak
- Gambar-gambar/ Specifikasi
Proyek-proyek
- Anggaran dan wewenang
- Gambar rencana dan Specifikasi proyek
- Jadwal kerja
2. Tinjauan ulang mengenai proyek
- Manajemen proyek dan personil
- Pendelegasi wewenang
- Penghubung dengan kontraktor dan proyek mmanager
3. Tinjauan ulang mengenai prosedur kerja
- Penugasan staf
- Cara komunikasi
- Prosedur dan fasilitas testing (pengujian)
- Laporan
- Kontrol keuangan
4. Pematokan lapangan dari pekerjaan proyek
- Inspeksi gambar-gambar dan pengukuran lapangan
- Umber persediaan bebas
- Kecocokan peralatan dan alat-alat
5. Pengawas lapangan dari pekerjaan proyek
- Insfeksi terus menerus dan pengawasan terhadap keterampilan kerja dan
pelaksanaan
- Pengawasan visual dan untuk pengendalian kualitas
- Pengujian lapangan dan laboratarium
- Instruksi pekerjaan
- Masalah pada pekerjaan dan penyimpangan dari kontrak/ rencana proyek
6. Pengukuran dan pengesahan pekerjaan
- Pengukuran mingguan /bulanan dari kuantitas pekerjaan yang telah
selesai
- Sertifikat pekerjaan dan pembayaran kontrak
- Perintah mengenai kerja tambahan dan kerja kurang
7. Laporan dan pemantauan proyek
- Catatan harian
- Pelaksanaan dan kamajuan proyek
- Catatan pengeluaran biaya dan tinjauan anggaran utamada analisa jalur
kritis
- Catatan mengenai staf proyek dan fasilitas manajemen
8. Penyelesaian Proyek
- Laporan
- Inspeksi akhir
- Specifikasi Penyelesaian
- Pembersihan lapangan
- Pemeliharaan

I. RUANG LINGKUP PROYEK


1. Pekerjaan jalan : Pembangunan/ Peningkatan/ Pemeliharaan
-. Perkerasan Jalan
- Penetrasi jalan
- Pelapisan hot mix
2. Pekerjaan lain-lain :
-. Trotoar
- Median jalan
- Mark jalan

II. PEKERJAAN PERSIAPAN


1. Direksi ket dan Los Bahan
- Dilokasi proyek harus disediakan Bangunan Direksi dan Los Bahan
Ukuran ( 4m’ x 6m’ ) sesuai dengan gambar rencana
- Struktur Bangunan Konstruksi Kayu Klass II
- Atap seng gelombang BJLS 30
- Dinding triplek 4mm, denganrangka kayu klass II
- Lantai diplester ad. 1 : 5 kecuali gudang, disesuaikan dengan
kebutuhan
- Ventilasi kawat dan pintu tripleks

Perlengkapan Direksi keet :


- Meja tulis dan kursi
- Satu set buku: Direksi, Tamu,Harian dan Mingguan
- Satu papan tulis kegiatan pelaksanaan kerja harian
- Grafik Jadwal Rencana Kerja ( Time schedule )
- Grafik pengadaan bahan dan Grafik Curah hujan
- Kotakdan Isi P3K ( Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)

2. Papan Nama Proyek :


Untuk setiap pelaksanaan proyek, di wajibkan memasang Papan Nama
Proyek dengan persetujuan Direksi, ukuran panjang 2m lebar 1m,dicat
dasar putih dengan tulisan huruf cetak warna hitam. Papan Nama
Proyek untuk pekerjaan jalan 2 (dua) buah dan untuk pekerjaan 1
(satu) buah.

3. Pengukuran dilaksanakan 3 kali :


Pelaksana bersama Pengawas Lapangan melakukan Opname Pekerjaan
:
- Saat dimulai pelaksanaan dengan diberi tanda patok per 100 m
- Pada saat pelaksanaan Harian / Mingguan
- Saat selesai pelaksanaan fisik secara keseluruhan

4. Tanda Pengaman Lalu- lintas :


Untuk setiap Grup kerja dibuat rambu sebanyak dua buah,ukuran 60 x
90 cm. Batas tripleks / papan dengan kerangka kaso 5/7, warna dasar
kuning,huruf hitamyang menyatakan jenis proyek dan kontraktor.

5. Pembebasan Tanah, Tanaman dan Bangunan


Dilaksanakan oleh panitia Pembebasan Tanah dari Pemda Kabupaten
Daerah Tingkat I/II.

III. PELAKSANAAN PEKERJAAN


- PEKERJAAAN CEMENT TREATED RECYCLING BASE
1. Cement Treated Recycling Base (CTRB)
Salah satu upaya untuk memperbaiki kerusakan jalan adalah dengan
pengembangan teknologi recycling terhadap perkerasan yang rusak
menjadi pondasi dan stabilisasi tanah dasar dengan menggunakan
semen dan bahan kapur. Prinsip kerja dari recycling adalah
memanfaatkan material jalan yang sudah ada dan tidak memiliki nilai
struktur kemudian diolah dan ditambahkan bahan additive sehingga
dapat dipergunakan kembali menjadi nilai struktur yang lebih bagus.

Cement Treated Recycling Base (CTRB) adalah teknologi stabilisasi


pondasi jalan dengan sistem daur ulang material perkerasan jalan yang
ditambah dengan bahan additive semen. Material yang didaur ulang
dengan semen ini umumnya memanfaatkan material yang sudah ada
pada perkerasan jalan lama dan digunakan sebagai Lapis Pondasi Atas/
Cement Treated Recycling Base (CTRB) atau Lapis Pondasi Bawah/
Cement Treated Recycling Sub Base (CTRSB).
Pengembangan teknologi recycling diharapkan tidak hanya
dapat memperbaiki lobang atau kerusakan yang terjadi, tetapi juga
dapat memperkuat struktur jalan agar lebih tahan lama dan tidak
mudah rusak serta dapat perkerasan mendekati kekuatan beton akan
tetapi permukaan jalan lebih lentur Dengan menggunakan teknologi
recycling, apabila kondisi tanah dasar terjadi penururan maka
permukaan aspal juga mengalami penurunan. Apabila dibandingkan
dengan menggunakan perkerasan beton/ riqid jika permukaan tanah
dasar terjadi penurunan maka permukaan beton akan terjadi retak
sehingga perkerasan beton harus dibongkar. Hal ini jelas akan
menambah biaya, tenaga dan waktu sehingga pelaksanaan perkerasan
dengan beton dinilai kurang efektif dan efesien. Dengan teknologi
recycling hanya tanah dasarnya diperbaiki dan diperkeras.
Adapun keuntungan dari penggunaan recycling adalah :
1. Dengan menggunakan teknologi recycling, dapat mengurangi
pemakaian material baru, perlindungan sumber daya alam,
penghematan sumber daya dan biaya konstruksi.
Apabila menggunakan material baru (asphalt concrete, lapisan
base, dan material pilihan) dapat membuat biaya proyek menjadi
lebih mahal, di mana pekerjaan membuang material lama dan
mengganti dengan material baru memerlukan biaya yang besar.

2. Aspek pertimbangan lingkungan


Dengan menggunakan teknologi recycling, Penggalian material baru
dapat diminimalisi sehingga dapat mencegah dan menurunkan
tingkat kerusakan lingkungan.

3. Aspek pertimbangan bahan bakar


Dengan menggunakan teknologi recycling, maka tidak
membutuhkan material baru sehingga relatif tidak mengeluarkan
biaya operasional (biaya bahan bakar)

2. Metode Daur Ulang Perkerasan Jalan


Metode daur ulang perkerasan jalan terdiri 2 jenis, yaitu:
1. Metode daur ulang campuran dingin (cold mix recycling) adalah:
Metode daur ulang dingin (cold mix recycling) yang umum dipakai
pada konstruksi jalan.
Apabila ditinjau dari penggunaan peralatan, maka terbagi 2 macam
antara lain:
a) Teknik daur ulang di tempat (in-situ recycling)
Pada cara ini digunakan in place recycling machine,
yaitu Pemanasan lapis perkerasan, pembongkaran,
penggemburan lapis lama, penambahan bahan baru (agregat,
aspal, dan bahan peremaja) pencampuran dan juga perataan
dilakukan dengan satu unit peralatan yang terdiri dari :
- Pemanas lapis permukaan perkerasan (road preheater)
- Alat bongkar lapis perkerasan (hot milling)
- Alat pencampur bahan lama dengan bahan baru ( pugmill mixer)
- Alat penghampar (paver/finisher)
- Alat perata dan pemadat (compacting screed)
b) Teknik daur ulang in-plant recycling
Pada teknik ini material bongkaran jalan lama hasil
penggarukan dengan menggunkan alat penggaruk ( milling)
diangkut ke unit pencampur aspal (AMP) type Batch atau
continous yang telah dimodifikasi. Dalam unit pencampur ini
material bongkaran tersebut dicampur dengan material baru
yaitu agregat, aspal dan bahan peremaja (bila diperlukan),
kemudian campuran tersebut diangkut ke lokasi penghamparan
dan dihampar dengan menggunakan alat penghampar kemudian
dipadatkan.
Peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan daur ulang plant
mix antara lain:
- Alat penggaruk (milling)
- Unit pencampur aspal (AMP)
- Dump truck
- Alat penghampar
- Alat pemadat
Metode daur ulang campuran dingin ( cold mix recycling) ini bisa
ditambah dengan semen sehingga dapat digunakan sebagai
Cement Treated Recycling Base (CTRB) dan Cement Treated
Recycling Sub Base (CTRSB) yang digunakan sebagai pengikat
aspal esmulsi atau pengikat foam bitument yang biasa disebut
CMRFB (Cold Mix Recycling by Foam Bitument) Base.
2. Metode daur ulang campuran panas (hot mix recycling) adalah :
Suatu metode daur ulang, di mana bahan hasil garukan dipanas
kembali di AMP (Asphalt Mixing Plant)

3. Bahan-bahan Penyusun Perkerasan Daur Ulang


Pada umumnya ada 3 jenis bahan yang dapat digunakan untuk daur
ulang, yaitu :
- Bahan lama (reclaimed)
- Bahan baru (agregat dan aspal keras)
- Bahan stabilisasi (semen aspal esmulsi dan foam bitument)

Bahan-bahan pada pekerjaan Cement Treated Recycling Base


(CTRB) adalah bahan garukan perkerasan jalan lama, agregat baru,
cement portland dan air. Dari campuran semen dan material pondasi
jalan ini setelah dipadatkan akan menghasilkan bahan menyerupai
beton (soil concrete) dan material tersebut diharapkan akan
memberikan stabilitas yang baik pada pondasi jalan.
a. Bahan garukan
Bahan garukan yang digunakan pada pekerjaan Cement Treated
Recycling Base (CTRB), yaitu lapis pondasi lama yang terdiri tanah,
agregat dan aspal. Lapisan perkerasan yang telah mengalami
kerusakan digaruk dengan hot milling, cold milling dan grader.
Lapisa perkerasan yang akan digaruk tergantung dari penyebar
kerusakan yang terjadi, jika kerusakan yang terjadi pada lapis
permukaan hingga ke lapisan base dan sub base maka penggarukan
dapat dilakukan sampai ke lapisan bawah.

b. Agregat Baru
Pada kegiatan daur ulang lapis perkerasan digunakan agregat baru
dengan tujuan untuk menambah ketebalan hamparan
(meningkatkan nilai struktur perkerasan) dan dapat memperbaiki
gradasi campuran bahan garukan

c. Semen Portland
Menurut SII 0013-1981, definisi semen portland adalah
semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menghasilkan
klinker yang terdiri dari silikat kalsium yang bersifat hidrolis.
Fungsi utama semen dalam proses daur ulang adalah
untuk meningkatkan kekuatan (strength). Hidrasi dari semen
merupakan faktor penting pada perubahan sifat teknis
material. Kadar semen yang memenuhi persyaratan
Unconfined Compressive Strength (UCS) untuk Cement
Treated Recycling Base (CTRB) adalah 5 % - 6 %.

d. Air
Air merupakan salah satu bahan yang digunakan pada
daur ulang campuran dingin ( cold recycling). Air digunakan
untuk bereaksi dengan semen portland sehingga menjadi
bahan pelumas antara butir-butir agregat sehingga dapat
mudah dikerjakan/work ability (diaduk, dituang dan
dipadatkan)

- PEKERJAAN ASPAL
1. Lataston HRS-BASE dan HRS-WC
Perkerasan campuran beraspal panas merupakan campuran
yang terdiri dari kombinasi agregat yang dicampur dengan aspal dan
dipadatkan pada suhu tertentu untuk mendapatkan perkerasan yang baik.
Jenis perkerasan HRS menunjukan salah satu jenis campuran perkerasan
aspal yang cocok untuk daerah tropis karena memiliki kelenturan yang
tinggi dan tahan terhadap kelelehan plastis.

Lataston terdiri dari dua macam campuran, Lataston Lapis


Pondasi (HRS-Base) dan Lataston Lapis Permukaan (HRS- Wearing
Course) dan ukuran maksimum agregat masing-masing campuran adalah
19 mm. Lataston Lapis Pondasi (HRS-Base) mempunyai proporsi fraksi
agregat kasar lebih besar daripada Lataston Lapis Permukaan (HRS -
Wearing Course). Adapun fungsi dari HRS adalah sebagai lapisan penutup
untuk mencegah masuknya air dari permukaan jalan kedalam konstruksi
perkerasan, sehingga dapat dipertahankan kekuatan konstruksi sampai
tingkat tertentu.
Pada saat pencampuran jenis agregat, secara umum tediri dari
agregat kasar, agregat halus, filler (bahan pengisi). Campuran agregat
yang dibuat pada umumnya berbeda- beda. Sehingga dalam hal ini
karakteristik dan agregat akan sangat berpengaruh terhadap sifat- sifat
campurannya. Pada jalan perkerasan Lataston (HRS-Base) berfungsi
sebagai lapis pondasi untuk menerima beban dari lapis HRS-WC. Untuk
memperoleh nilai stabilitas yang baik dan memenuhi syarat spesifikasi
maka perlu dilakukannya pemeriksaan atau penelitian, biasanya di
Indonesia untuk perkerasan lentur menggunakan Metode Marshall.

2. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Lataston HRS- Base


Adapun metode dan urutan pelaksanaan pekerjaan aspal Lataston HRS- Base
adalah sebagai berikut.

1. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Lapis Resap Pengikat (Prime Coat)


- Aspal dan kerosine dicampur dan dipanaskan menjadi campuran aspal
cair
- Permukaan yang akan dilapis aspal terlebih dahulu dibersihkan dari
debu dan kotoran dengan menggunakan Compressor
- Campuran aspal cair disemprotkan dengan menggunakan Asphalt
Sprayer di atas permukaan yang akan dilapis
- Dump Truck berfungsi sebagai pengangkut aspal hotmix dan juga
berfungsi untuk melayani Asphalt Sprayer

2. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Lapis Resap Perekat (Tack Coat)


- Aspal dan kerosine dicampur dan dipanaskan menjadi campuran aspal
cair
- Permukaan yang akan dilapis aspal terlebih dahulu dibersihkan dari
debu dan kotoran dengan menggunakan Compressor
- Campuran aspal cair disemprotkan dengan menggunakan Asphalt
Sprayer di atas permukaan yang akan dilapis
- Dump Truck berfungsi sebagai pengangkut aspal hotmix dan juga
berfungsi untuk melayani Asphalt Sprayer

3. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Lataston – Lapis Pondasi (HRS BASE)


- Pekerjaan ini dilakukan secara mekanik (menggunakan
peralatan berat)
- Wheel Loader memuat agregat ke dalam cold bin dan aspal
dimasukan ke dalam ketel
- Bahan agregat + aspal dicampur oleh AMP untuk menghasilkan
campuran aspal Hotmix
- Bahan aspal Hotmix dimuat langsung ke dalam Dump Truck kemudian
dibawa ke lapangan
- Campuran aspal Hotmix dihampar dengan menggunakan Asphalt
Finisher dan dipadatkan dengan menggunakan Tandem Roller dan
Tyre Roller
- Selama pemadatan sekelompok pekerja merapihkan tepi hamparan
dan sambungan dengan menggunakan alat bantu

Anda mungkin juga menyukai