BAGIAN I
PERSYARATAN UMUM
PASAL 1
PERSIAPAN TEKNIS PELAKSANAAN
1.1.6. Dalam hal mana ada bagian dari Persyaratan Teknis Umum ini, yang tidak dapat
diterapkan pada bagian pekerjaan sebagaimana diungkapkan diatas, maka bagian
dari persyaratan teknis umum tersebut dengan sendirinya dianggap tidak berlaku.
PASAL 2
PERATURAN UMUM TEKNIS YANG DIGUNAKAN
2.1. Dalam pelaksanaan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat
– Syarat (RKS) ini, berlaku peraturan dalam Normalisasi Indonesia (NI), Standar Industri
Indonesia (SII) dan Peraturan-Peraturan Nasional maupun Peraturan-Peraturan setempat
lainnya yang berlaku antara lain mengikat ketentuan–ketentuan di bawah ini:
2.2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut diatas, berlaku dan mengikat pula
hal-hal di bawah ini :
a. Gambar Bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh
Pemberi Tugas termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan oleh
Penyedia jasa dan sudah disahkan / disetujui Konsultan Pengawas;
b. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS);
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing);
d. Berita Acara Penunjukan;
e. Surat Keputusan Pemberi Tugas tentang Penunjukan Penyedia jasa;
f. Surat Perintah Kerja (SPK);
g. Surat Penawaran Beserta lampiran – lampirannya;
h. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui;
i. Kontrak/Surat Perjanjian Penyedia Jasa, Berita Acara / Surat – Surat Klarifikasi
Tender.
2.3. Merek-merek dagang untuk bahan-bahan tertentu yang disebutkan dalam persyaratan
teknis ini dimaksudkan hanya sebagai bahan perbandingan dalam hal bentuk, model, mutu,
jenis dan sebagainya, sehingga tidak diartikan sebagai persyaratan merek yang mengikat.
Pemborong dapat mengusulkan merek dagang lainnya yang setara dan sekualitas setelah
mendapat persetujuan dari direksi /pengawas.
Dalam hal disebutkan 3 (tiga) merek dagang atau lebih untuk jenis bahan yang sama maka
pemborong diwajibkan untuk mengajukan salah satu dari padanya (setara) untuk diperiksa
dan disetujui direksi.
2.6. Situasi
a. PENINGKATAN KUALITAS SARANA PRASARAN KAWASAN PERUMAHAN KUMUH
DRAINASE LINGKUNGAN RW 16 KEL. KEBONSARI KULON berlokasi di Kota
Probolinggo-Jawa Timur seperti yang tertera dalam gambar situasi / tapak.
b. Site (tempat pembangunan) akan diserahkan kepada Pemborong, sebagaimana
keadaannya. Untuk itu Pemborong harus meneliti keadaan tapak, terutama
keadaan tanah (kontur, kondisi jalan yang sudah ada serta sifat lingkup pekerjaan
lain-lain yang dapat mempengaruhi harga penawarannya.
c. Kelalaian atau kekurang telitian Pemborong dalam mengevaluasi keadaan lapangan
segala sesuatunya menjadi tanggung jawab Pemborong dan tidak dapat dijadikan
alasan untuk mengajukan tuntutan.
-
Kecuali untuk hal khusus, satuan dinyatakan sesuai kebutuhan / ketentuan
umum yang berlaku.
b. Apabila terdapat perbedaan ukuran antara gambar dan detail dalam jenis yang
sama, maka yang menjadi pegangan adalah gambar yang berskala lebih besar
(gambar detail).
c. Bila ada perbedaan antara gambar kerja atau ketidaksesuaian atau keraguan
diantara gambar kerja yang tidak bisa diatasi menurut point no. 3 diatas,
Pemborong harus melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Managemen
Konstruksi untuk diberi keputusan gambar mana yang akan dijadikan
pegangan/acuan di dalam pelaksanaan pekerjaan.
d. Sinkronisasi antara gambar, spesifikasi dan BQ (Daftar Volume dan Biaya
Pekerjaan) diambil yang mempunyai bobot teknis yang paling tinggi dan tidak
saling menghilangkan, demikian pula gambar-gambar, antara gambar kerja adalah
saling melengkapi dan tidak saling menghilangkan.
Keterangan mengenai letak jalan ditentukan dalam gambar situasi dan untuk awal
pelaksanaan harus diadakan pengukuran dulu dibawah pengawasan Konsultan Pengawas.
PASAL 3
PEKERJAAN PENDAHULUAN
3.1.2. Alat-alat yang harus senantiasa tersedia di Proyek untuk setiap saat dapat
digunakan oleh direksi Lapangan adalah :
(satu) buah buku tamu;
(satu) buku direksi;
(satu) alat tulis;
3.1.3. Pengamanan atas jaringan Listrik, Air, Telepon dan lain-lain ( apabila pekerjaan
bersinggungan ).
BAGIAN II
SPESIFIKASI TEKNIS
PASAL 4
PEKERJAAN TANAH
1. PEKERJAAN TANAH
a. Galian Tanah
- Untuk galian tanah harus diusahakan minimum sesuai dengan gambar rencana atau
sesuai dengan petunjuk Direksi. Dimana dasar galian untuk saluran baik untuk saluran
terbuka maupun saluran tertutup harus ditentukan kemiringan arah larinya aliran air,
maka dalam hal ini perlu diadakan koordinasi dengan pihak Direksi dan pengawas
sebelum memulai pekerjaan galian tanah untuk saluran tersebut.
- Apabila terjadi kesalahan dalam penggalian tanah sehingga dicapai kedalaman yang
melebihi apa yang telah ditentukan dalam gambar, maka kelebihan pada galian harus
diurug kembali dengan pasir. Biaya akibat pekerjaan tersebut menjadi tanggungan
penyedia jasa.
PASAL 5
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
l. Apabila dalam pengujian tersebut diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan ketentuan
yang ada pada RKS maupun Analisa BQ maka pihak Kontraktor pelaksana wajib
mengganti kekurangan volume dengan pekerjaan yang sama atau pekerjaan lain
yang disetujui oleh Dinas (Direksi) dan atau mengganti volume kekurangan dengan
uang dengan nilai yang sama dan disetorkan ke kas negara. Adapun dilakukan
pengujian laboratorium dengan tujuan untuk mengetahui mutu untuk pekerjaan
pasangan batu kali yang digunakan dalam pekerjaan yang dimaksud.
PASAL 6
PEKERJAAN BETON
d. Pasir Cor
Berbutir kasar, tajam dan bersih dari segala kotoran/debu dan khusus untuk pasir cor lihat
PBI 1971 / Lumajang.
e. Semen PC
Hasil produksi dalam negeri dan tidak boleh memakai semen PC yang sudah mengeras
(swiping). Khusus untuk mengerjakan beton konstruksi harus memakai mutu dan merk yang
sejenis DID 2014kai semen Gresik.
f. Batu Pondasi
Berasal dari batu kali (tidak bulat) keras dan padat bersih dan tidak mengandung dari segala
kotoran
PASAL 7
PEKERJAAN U - DITCH
Saluran drainase beton pracetak kategori U-ditch ini umumnya di pakai bagi halaman
bangunanan gudang, pabrik, kantor, pabrik, hotel masih perumahan. Pada design saluran
drainase beton pracetak ini, dimensi ukuran agung kecilnya U-ditch ini tergantung guna volume
air yg bakal dialirkan. Ukuran semula wujud saluran beton pracetak ini mampu dipesan ke pabrik
beton pracetak sedang bisa jadi material ini ready stock.
Sebelum kita laksanakan pemasangan saluran drainase U-dith ini, ada sekian banyak tahapan
pekerjaan yg butuh dipersiapkan. Berikut ini yakni langkah-langkah pekerjaannya :
I. Pekerjaan Persiapan
a. Survey Lapangan
Untuk menentukan peil dan pematokan dilapangan sebagai pedoman dalam pemasangan. Hal ini
dilakukan bersama untuk diketahui pengawas lapangan agar tidak terjadi kesalahan penentuan as
saluran.
Kelengkapan yang diperlukan :
- Data perencanaan
- Alat Ukur terkalibrasi (Theodolit, Bak ukur dll).
- Ketentuan jarak sebagai referensi (Pedoman lapangan).
- Radius tikungan.
- Patok-patok penandaan.
b. Pembersihan Lahan
Dilaksanakan sepanjang jalur pemasangan & lokasi yang sekiranya akan dijadikan lokasi
penumpukan sementara dari produk precast yang dikirim kelapangan.
II. Pekerjaan Tanah
Penggalian tanah dilakukan secara bertahap, dan disesuaikan dengan kemampuan
panjang pemasangan saluran perhari. Hal ini penting guna menghindari kerusakan tanah dasar
galian apabila turun hujan.
Kedalaman galian dan lebar galian disesuaikan dengan kebutuhan (Dalamnya galian = dasar
saluran + tebal saluran + tebal dinding)
Catatan:
Apabila galian terlalu dalam, penimbunan kembali boleh dilakukan hingga kedalaman yang
diinginkan dengan ketentuan dipadatkan secara bertahap lapis demi lapis (15 Cm).
Tanah dasar galian dipadatkan dengan stamper hingga mencapai kestabilan yang cukup.
Sisa tanah galian akan diratakan diatas kavling ( Tanpa pemadatan).
Dengan ketebalan tertentu (min. 10 Cm), Bedding berupa granular material diratakan diatas
dasar galian dan dipadatkan.
III. Pekerjaan Pemasangan bowplank
Pemasanga Bowplank pada galian untuk pengecekan kelurusan maupun elevasi dengan
jarak maksimum 20 m untuk menghindari lendutan benang acuan. Sebaiknya dengan 2 benang
dimana yang satu pada as saluran sedang lainnya pada sisi luar precast untuk kelurusan
pamasangan saluran.
IV. Pekerjaan Pemasangan Saluran U – Ditch
- Untuk Mendapatkan Keamanan dan keberhasilan pekerjaan, kontraktor harusa
menggunakan semua peralatan dan fasilitas yang telah di setujui pengawas. Semua U –
ditch ditutunkan dalam galian yang alasnya sudah di beri pasir urug serta pada bagian
sambungan sudah diberi lantai kerja yang levelnya sudah benar, secara hati hati dengan
peralatan derek, tali peralatan yang memadai untuk mengamankan u-dith.
- Semua U – ditch harus diperiksa dengan teliti terhadap retak retak dan kerusakan lainnya
ketika saluran berada di atas galian, jika terjadi kerusakan pada U – ditch segera di ganti
sebelum pemsangannya pada posisi terakhir. Saluran di letakkan di dekat galian untuk
diperiksa oleh pengawas, yang akan menentukan perbaikan atau dibuang.
- U – ditch harus dibersihkan , kering dan bebas dari lemak, minyak sebelum di pasang
- Ketika U – ditch diletakkan selama pekerjaan berlangsung tidak boleh ada bahan bahan,
perlatan, pakaian, atau barang barang lainyang diletakkan di atas U – ditch. Pada waktu
pemasangan U – ditch dalam galian, letak akhir harus tepat pada ujung U – ditch dan
dipasang dengan lintasandan sudut yang benar. Harus dijaga agar kotoran tidak masuk
kedalam ruang antara sambungan U – ditch
- Pemotongan U-ditch.
Apabila diperlukan pemotongan maka harus dikerjakan dengan rapi dan teliti tanpa
menyebabkan kerusakan pada U-ditch dan lapisan apada ujungnya harusa halus.
PASAL 8
PEKERJAAN LAIN-LAIN
Yang dimaksud dengan pekerjaan lain-lain adalah pekerjaan yang tidak tercantum dalam RKS ini,
tetapi pekerjaan tersebut masih berhubungan dengan pekerjaan dilapangan yang harus
diselesaikan. Misalnya: pembersihan lokasi pekerjaan, pengembalian sesuatu yang rusak karena
pekerjaan di lapangan, dan lain-lain termasuk beberapa pekerjaan dibawah ini :
1. Semua bahan yang akan dipakai harus diperiksa atau diteliti dan disetujui oleh Direksi
dan Konsultan Pengawas.
2. Konsultan Pengawas berhak menolak bahan yang akan dipakai apabila sekiranya
bahan tersebut tidak memenuhi persyaratan dan untuk itu bahan tersebut harus
disingkirkan dalam waktu 3 x 24 jam dari lokasi proyek.
3. Wajib mengadakan uji laboratorium yang di syaratkan dalam bestek yang ada yakni
tes spesi atau campuran pasangan batu kali.
7.2. KERJA LEMBUR
1. Jika karena suatu hal atau Kontraktor merasa perlu untuk mengejar keterlambatan
yang terjadi, maka Kontraktor dapat melaksanakan kerja lembur. Biaya kerja lembur
Konsultan Pengawas sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2. Sebelum melakukan kerja lembur, Kontraktor harus mengajukan rencana kerja lembur
pada Konsultan Pengawas, dilengkapi dengan lampiran yang mencakup bagian-bagian
yang akan dilembur, jumlah jam kerja lembur serta jumlah tenaga kerja.
BAGIAN III
PASAL 9
PENUTUP
8.1. Apabila dalam bestek ini untuk uraian bahan-bahan dan pekerjaan tak disebut perkata
atau kalimat “Diselenggarakan” oleh Penyedia jasa maka dalam hal ini harus dianggap
seperti disebutkan.
8.2. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata termasuk
dalam pekerjaan tetapi tidak dimasukkan atau tidak disebut kata demi kata dalam bestek
ini haruslah diselenggarakan oleh Penyedia jasa dan diterima sebagai hal yang disebut.
8.3. Penyedia jasa harus memasukkan segala resiko kekeliruan perhitungan kubikasi dan lain-
lain sebagainya sehubungan dengan keadaan setempat yang memungkinkan tidak sesuai
dengan dugaan Penyedia jasa. Dan segala kerusakan jalan masuk akibat dari lewatnya
kendaraan-kendaraan berat dan lain-lain sehubungan dengan pekerjaan ini menjadi
tanggung jawab Penyedia jasa.
Hal-hal lain yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Pihak
Direksi / Pemberi Tugas, bilamana perlu akan diadakan perbaikan dalam peraturan ini.
Probolinggo, 2019
Menyetujui, Disusun oleh,
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN KONSULTAN PERENCANA
(P.P.K) CV. BWG 2001
DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN
PERMUKIMAN
02 198603 1 009