Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2019

MODEL PELAYANAN PENYERAHAN FASILITAS UMUM DAN FASILITAS


SOSIAL DARI PENGEMBANG PERUMAHAN KE PEMERINTAH
KOTA MAKASSAR

Alam Tauhid Syukur1, Ady Hermawansyah2, Nielma Palamba3, Hari 4


1,2
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Negara-Lembaga Administrasi Negara, Makassar.
Jalan Andi Pangerang Pettarani Gunung Sari Makassar
e-mail: alamtauhidsyukur@yahoo.com
3,4
Badan Penelitian dan Pengembangan Pembangunan Daerah Kota Makassar
Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 2 Makassar
e-mail: balitbangmks99@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan model pelayanan penyerahan fasum dan fasos dari
pengembang perumahan ke Pemerintah Kota Makassar. Desain penelitian kualitatif deskriptif yang
bertujuan untuk menemukan data dan informasi tentang pelayanan penyerahan fasilitas umum dan
fasilitas sosial dari pengembang perumahan ke Pemerintah Kota Makassar.
Hasil penelitian ini menunjukkan proses pelayanan penyerahan fasum dan fasos dari
pengembang ke Pemerintah Kota Makassar belum optimal. Hal ini terjadi karena pelayanan
penyerahan dilihat pada saat pengembang merasa telah memasuki 1 tahun setelah masa perawatan
sesuai dengan Permendagri No. 9 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana, dan
Utilitas Perumahan dan Permukiman di Daerah. Kemudian OPD terkait bekerja sacara parsial dan
cenderung memiliki ego sektoral. Dan masih banyaknya fasum dan fasos yang belum di catat
sebagai asset daerah karena tidak ada berita acara atau dokumennya tidak memenuhi syarat
sebagai dasar untuk pencatatan fasum dan fasos dan belum jelasnya mekanisme penilaian asset.

Kata Kunci: Pelayanan, Fasilitas Umum, Fasilitas Sosial


Abstract
This study seeks to find a service model for the delivery of public facilities and social facilities
from housing developers to the Makassar Municipality Government. Descriptive qualitative
research design that aims to find data and information about service delivery of public facilities
and social facilities from housing developers to the Municipality Government of Makassar.
The results of this study indicate that the process of handing over public facilities and social
facilities from the developer to the Makassar Municipality Government has not been optimal.
Regulation of the Minister of Home Affairs Number 9 of 2009 concerning Guidelines for the
Delivery of Infrastructure, Facilities and Utilities in Regional Housing and Settlements. Then the
related OPD works partially and can have a sectoral ego. And there are still a number of public
facilities and social facilities that have not been recorded as regional assets because there is no
official report or documents that do not meet the basic requirements for recording of social and
public health facilities and are yet clear according to the demand for assets.

Keywords: Services, Public Facilities, Social Facilities

1
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2019

1. PENDAHULUAN daerah guna untuk pembangunan fasilitas


1.1 Latar Belakang umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos)”.
Tanah merupakan tempat di mana UU Nomor 23 tahun 2014 Tentang
manusia dapat memperoleh semua kebutuhan Pemerintahan Daerah menyatakan bahwa
hidupnya, mulai dari kebutuhan sandang, pertanahan termasuk dalam urusan
pangan, dan papan. Begitu dibutuhkannya pemerintahan konkuren, dimana urusan
tanah oleh manusia sehingga manusia akan pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah
mempertahankan tanahnya dengan cara Pusat dan Daerah Propinsi dan Daerah
apapun. Indonesia telah mengatur dasar-dasar Kab/Kota. Akan tetapi, pertanahan tidak
dan ketentuan penguasaan, pemilikan, termasuk dalam pelayanan dasar yang
penggunaan dan pemanfaatan sumber daya terdapat dalam Pasal 12 ayat 2 huruf d.
agraria yang terdapat dalam UU Nomor 5 Di Indonesia, kebutuhan perumahan
Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- telah mengalami peningkatan, terutama pada
Pokok Agraria. UU tersebut juga mencakup masyarakat perkotaan, di mana populasi
dasar-dasar dan ketentuan-ketentuan pokok, penduduknya sangat besar di banding di
hak-hak atas tanah, air dan ruang angkasa daerah lain, sehingga Pemerintah wajib untuk
serta pendaftaran tanah, pidana dan peraturan memenuhi kebutuhan akan perumahan di
peralihan. tengah berbagai kendala seperti keterbatasan
Rumah atau perumahan merupakan lahan perumahan. Pemerintah sendiri
kebutuhan pokok/kebutuhan papan manusia. mengeluarkan peraturan dan standar-standar
Di mana rumah menjadi tempat mendapatkan yang mengatur pengadaan fasum dan fasos
kehidupan yang nyaman, tempat untuk sebagaimana termuat dalam Permendagri No.
bersantai dan beristirahat, tempat 9 Tahun 2009 tentang Penyerahan Prasarana
berkumpulnya keluarga, dan sebagai sarana Lingkungan, Utilitas Umum dan Fasilitas
menunjukkan status atau strata sosial Sosial Perumahan Kepada Pemerintah
seseorang. Negara mempunyai taanggung Daerah. Pemerintah Kota Makassar juga
jawab untuk menyiapkan atau memberi mengatur mengenai penyerahan fasum dan
kemudahan bagi warga negaranya untuk fasos pada Perda Kota Makassar Nomor 9
mendapatkan rumah melalui program Tahun 2011 tentang Penyediaan dan
perumahan rakyat (Urip Santoso, 2014). Penyerahan Prasarana, Sarana, Utilitas pada
UU No. 1 Tahun 2011 tentang Kawasan Industri, Perdagangan, Perumahan
Perumahan dan Pemukiman dalam Pasal 1 dan Permukiman. Di samping itu, terdapat
angka 2 menyatakan bahwa suatu Perwali Makassar N. 97 Tahun 2015 tentang
perumahan haruslah dilengkapi dengan Tata Cara Pembayaran Uang Kompensasi,
sarana, prasarana, dan fasilitas umum. Verifikasi, Penyerahan, Pengawasan dan
Relevan dengan hal tersebut, berdasarkan PP Pengendalian Prasarana, Sarana dan Utilitas
No. 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Pada Kawasan Industri, Perdagangan,
Barang Milik Negara/Daerah, dinyatakan Perumahan dan Permukiman.
bahwa barang milik daerah adalah semua Berdasarkan persyaratan pengadaan
barang yang diperoleh atas beban Anggaran fasum dan fasos dalam pengajuan izin lokasi,
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) atau maka dilakukan berbagai tahapan. Proses ini
berasal dari perolehan lainnya yang sah. merupakan proses yang menyatu dengan
Israjudin Bara (2015 dalam Nisrina pembangunan perumahan secara
Qalbi, 2017) Barang Milik Negara/Daerah keseluruhan. Pembiayaan dalam
yang berasal dari perolehan lainnya yang sah pembangunan fasum dan fasos seperti diatur
yaitu “barang yang diperoleh dari dalam Permendagri No. 9 Tahun 2009 adalah
hibah/sumbangan atau yang sejenis, dibebankan pada harga rumah. Sehingga
termaksud disini penyerahan tanah oleh pengembang dapat menyediakan fasum dan
developer/pengembang kepada pemerintah fasos tersebut tanpa menanggung kerugian
yang berarti. Pada hakikatnya, pengembang

2
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2019

hanya berkewajiban menyerahkan tanah mengimplementasikan kebijakan pelayanan


matang pada Pemda kemudian Pemda penyerahan fasum dan fasos dari
melalui dinas terkait yang akan membangun pengembang perumahan ke Pemerintah Kota
fasilitas-fasilitas tersebut. Tetapi Makassar.
pembangunan fasum dan fasos merupakan
janji fasilitas dari perumahan mereka untuk 1.5 Batasan Penelitian
penghuni nantinya dan juga menjadi strategi Batasan/fokus dari pada Penelitian ini
pemasaran. Tidak adanya kejelasan akan adalah:
tanggung jawab sebuah fasum dan fasos a. Proses pelayanan penyerahan fasum
untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan fasos dari pengembang ke
mengakibatkan terbengkalainya kepentingan Pemerintah Kota Makassar;
dari konsumen serta dilaksanakannya b. Penatausahaan fasum dan fasos yang
penyerahan Fasum dan Fasus oleh telah diserahkan ke Pemerintah Kota
pengembang kepada Pemda mengakibatkan Makassar.
adanya peluang buat pengembang atau pihak
ketiga untuk menyalahgunakan fasilitas 2. METODE PENELITIAN
tersebut. 2.1 Desain Penelitian
Berdasarkan data dari temuan BPK RI Penelitian ini menggunakan desain
dari Tahun 2005-2017, sebanyak kurang penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan
lebih 780 fasum dan fasos di Kota Makassar untuk menemukan data dan informasi tentang
bermasalah dan harus segera diselesaikan dan Model Pelayanan Penyerahan Fasum dan
menjadi catatan asset dan difungsikan sesuai Fasos dari Pengembang Perumahan ke
dengan peruntukannya. Sehingga banyaknya Pemkot Makassar.
Fasum dan Fasos yang masih dikuasi oleh
pengembang/developer yang belum 2.2 Lokasi Penelitian
diserahkan kepada Pemkot Makassar, maka Lokus penelitian penentuannya
hal tersebut menjadi pertimbangan untuk dilakukan secara purposive (di sengaja) untuk
melakukan penelitian tentang Model memperoleh data dan informasi megenai
Pelayanan Penyerahan Fasilitas Umum proses penyerahan fasum dan fasos dari
dan Fasilitas Sosial dari Pengembang pengembang ke Pemkot Makassar. Adapun
Perumahan Ke Pemerintah Kota lokus penelitian beberapa OPD, yaitu Dinas
Makassar. Pertanahan, DPMPTSP, BPKAD (Bagian
Asset), Dinas Perumahan dan Kawasan
1.2 Pernyataan Masalah Permukiman, dan Dinas Tata Ruang Kota
Bagaimanakah model pelayanan Makassar.
penyerahan fasum dan fasos dari
pengembang perumahan ke Pemerintah Kota 2.3 Informan Penelitian
Makassar ? Pemilihan informasi dalam penelitian ini
menggunakan metode purposive, yang
1.3 Tujuan Penelitian dimana peneliti memilih orang yang
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dianggap benar-benar memahami tentang
menemukan model pelayanan penyerahan fokus penelitian, yaitu:
fasum dan fasos dari pengembang perumahan a. Kadis Pertanahan Kota Makassar
ke Pemerintah Kota Makassar. b. Kasei Site plan DPMPTSP Kota
Makassar
1.4 Manfaat Penelitian c. Kasubid Mutasi dan Inventarisasi
Manfaat teoritis maupun praktis yang Bidang Asset BPKAD Kota
diperoleh dari penelitian ini adalah dapat Makassar
memberikan informasi bagi pengambil d. Kadis, Kabag PSU, Kasubid PSU
keputusan untuk menetapkan dan Dinas Perumahan dan Kawasan

3
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2019

Permukiman (Perkim) Kota memilih data yang mengarah kepada


Makassar; pemecahan masalah. Langkah-langkah
e. Plt. Kabid Tata Ruang Dinas Tata verifikai data sebagai berikut: (1)
Ruang Kota Makassar. membandingkan antara hasil studi
dokumenter dengan hasil informasi dari
2.4 Teknik Pengumpulan Data hasil wawancara ataupun observasi. (2)
Untuk memperoleh informasi yang mengidentifikasi data-data yang terkait
sesuai dengan permasalahan yang diteliti dengan fokus penelitian. (3) menarik
akan digunakan: simpulan serta saran-saran terhadap
a. Data primer masalah yang telah diteliti.
Data primer yaitu data yang diperoleh
melalui wawancara mendalam (indepth 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
interview) kepada informan kunci melalui 3.1 Penyerahan Fasum dan Fasos
teknik snowball. Perda Kota Makassar No, 9 Tahun 2011
b. Data sekunder Tentang Penyediaan dan Penyerahan
Data yang diperoleh melalui studi Prasarana, Sarana, Utilitas Pada Kawasan
pustaka yaitu mengambil data dari buku, Industri, Perdagangan, Perumahan dan
internet, peraturan perundang-undangan, Permukiman. Hasil wawancara dengan,
serta literatur lainnya yang relevan dalam Bapak Garibaldi Azis (Kabag PSU Dinas
melengkapi data primer penelitian. Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota
Makassar yang menyatakan bahwa “yang
2.5 Metode Analisa Data jelas kami ada perda nomor 9 tahun 2011”.
Penelitian ini adalah penelitian Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Bapak
deskriptif, dan data yang telah diperoleh Fathur Rahim (Kadis Perumahan dan
dianalisa secara kualitatif serta diuraikan Kawasan Permukiman) yang menyatakan
secara deskriptif. Analisa data yang bahwa “jadi mekanisme pembangunan
digunakan dalam penelitian ini adalah analisa perumahan itu wajib menyediakan fasum dan
data model Miles and Huberman meliputi, fasos”.
pengumpulan data, reduksi data, penyajian Data pengembang yang telah
data, dan penarikan kesimpulan (Sugiono, menyerahkan fasum dan fasosnya ke
2013). Secara lebih jelas dapat dilihat sebagai pemerintah Kota Makassar sejak tahun 1986–
berikut: 2019 yaitu, sebanyak 12 pengembang/
a. Pengumpulan data (data collection) delover, Hal ini sesuai juga pendapat dari
dilakukan melalui wawancara, observasi, Bapak Garibaldi Azis (Kabag PSU Dinas
dan studi dokumentasi. Perkim Kota Makassar) yang menyataakan
b. Reduksi data (Data Reduction) untuk bahwa: “Alhamdulillah kita sudah ada 3
merangkum data yang telah dipilah kemarin penerimaan…..selama ini hanya 12
berupa hal-hal pokok dan penting. saja, bayangkan pak 12 itu sejak adanya
c. Penyajian data (Data Display) merupakan pemerintah kota, baru 12 itu yang
hasil dari reduksi data yang disajikan menyerahkan”.
dalam bentuk laporan secara sistematis Selanjutnya, hasil wawancara kepada
serta penyajiannya dapat berbentuk grafik, Bapak Garibaldi Azis (Kabag PSU Dinas
matriks maupun bagian informasi. Perkim Kota Makassar yang menyatakan
d. Penarikan kesimpukan (Conclusion bahwa “Sebenarnya kemarin ada 9 mulai
Drawing Nerification) untuk mencari 2018 sampai 2019 penyerahan. Kita ambil
makna data yang dikumpulkan. Peneliti yang gampang supaya ada progres yang
mengambil kesimpulan terhadap data sekian. Paling tidak adalah. Jangan sampai
yang telah direduksi ke dalam laporan ada pengembang yang ribet masalahnya kita
secara sistematis dengan cara tidak ambil dan ada sedikit masalahnya”.
membandingkan, menghubungkan, dan

4
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2019

A. Kewenangan Pelayanan Penyerahan inimi yang dipakai GMTD”. Akan tetapi


Fasum dan Fasos yang Berpindah- Kejari Kota Makassar melalui Kasidatum
Pindah yang merupakan pengacara Negara
Kewenangan pelayanan penyerahan mempunyai cara untuk menangani ketika ada
fasum dan fasos di Kota Makassar berpindah- kasus yang seperti ini, hal ini sesuai dengan
pindah OPD, pada awalnya di tangani oleh wawancara Pak Garibaldi Azis Kabag PSU
Bappeda kemudian berpindah pada tahun Dinas Perkim Kota Makassar) yang
2016-2017 ke Dinas Tata Ruang, kemudian menyatakan bahwa
pada tahun 2017 berpindah lagi ke Perkim. “Tapi ditangkis itu sama
Dari kewenangan pelayanan penyerahan Kasidatum, kalau tidak salah itu di
fasum dan fasos yang singkat di Dinas Tata perwali ada pasal tentang definisi, ada
Ruang membuat dinas tersebut belum sempat itu kalau tidak salah, itu didapat pasal itu
berbuat sesuatu. Hal ini sesuai dengan hasil dikasi sama pihak Kejari, kamu ada
wawancara H. Akbar (Plt. Kepala Bidang kewajiban seperti itu, ada itu coba kita
Tata Ruang) yang menyatakan bahwa: liat di pasal itu, kemarin itu kan kita
“Bermula awalnya itu penyerahan di sama Kasidatun sebagai pengacara
Bappeda beberapa tahun, tahun 2016-2017 Negara, ada didapat pasal itu dikasi
pindah sama kita disini untuk penyerahannya sama pengembang, tapi kamu punya
itu, tapi belum sempat kita ini, diproses tapi kewajiban ini, kemarin Kasidatun yang
belum sempat ada kita keluarkan kasih, jadi semua yang mau diverifikasi
rekomendasi. Seiring berjalannya waktu fasos dan fasum nya pihak Kejari sudah
tahun kemarin sudah berpindah lagi ke Dinas pernah kasih penyuluhan, dalam hal ini
Perumahan”. Kasidatum”.
Dengan berpindah-pindahnya kewenan- Dinas Perkim Kota Makassar belum
gan ini, maka site plan perumahan- membuat dan menetapkan SOP yang
perumahan yang sudah lama dan belum menjelaskan alur proses pengawasan
menyerahkan fasum dan fasosnya sulit di perumahan yang telah selesai
dapatkan, terkadang ada nomor tetapi pembangunannya ataukah dalam perawatan.
gambarnya hal ini sesuai dengan hasil Hal ini sesuai dengan hasil wawancara
wawancara Bapak Garibaldi Azis (Kabag kepada Bapak Garibaldi Azis Kabag PSU
PSU Dinas Perkim Kota Makassar) yang Dinas Perkim Kota Makassar) yang
menyatakan bahwa: “biasa ada nomor tidak menyatakan bahwa “Belum ada SOP-nya
ada gambar pak. Seperti kasus-kasus yang menetapkan berapa tahun sejak
Timurama dan Rsu faisal. Contohnya itu pembangunan dimulai proses pengawasan
jalan poros yang seharusnya dua jalur. Tapi untuk penyerahan sudah harus dilakukan”.
disitu ada dibangun ruko”. Penyerahan fasum dan fasos di awal
pembangunan perumahan ketika site plan dan
B. Waktu Penyerahan Fasum dan Fasos IMB telah di setujui merupakan salah satu
Permendagri No. 9 tahun 2009 tentang solusi untuk mengurangi pengembang yang
Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana, dan tidak patuh terhadap aturan perundang-
Utilitas Perumahan dan Permukiman di undangan yang berlaku. Hal ini sesuai
Daerah pada pasal 11 ayat 2 menjelaksana dengan hasil wawancara Bapak Manai
bahwa “Penyerahan prasarana, sarana, dan Sophian (Kepala Dinas Pertanahan) yang
utilitas perumahan dan permukiman menyatakan bahwa:
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) angka 1 “Jadi, sebelum mereka itu
menyatakan paling lambat 1 (satu) tahun membangun, mereka itu tentukan
setelah masa pemeliharaan”. memangmi yang mana baru Pemerintah
Hasil wawancara dari Pak Garibaldi Kota amankan memangmi, nah setiap 3
Azis Kabag PSU Dinas Perkim Kota bulan atau 6 bulan pembangunan di
Makassar) yang menyatakan bahwa “Alasan awasi pembangunannya. Kan begini ini

5
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2019

8 msudah tetapkan 8 m kita tentukan Asri sarli, ST., MT (Seksi Site Plan
batas-batasnya. 1 bulan kita turun DPMPTSP) yang menyatakan bahwa “kami
kenapa tinggal 1 meter ini. Disitulah di sini punya tenaga teknis sendiri”. Akan
bentuk pengawasan atau fungsi tetapi sebaiknya dalam pengesahan site plan,
pengawasan”. Kemudian hal yang sama DPMPTSP juga melibatkan OPD terkait,
dikatakan oleh kepada Bapak Garibaldi sehingga terjalin koordinasi yang baik antara
Azis (Kabag PSU Dinas Perkim Kota DPMPTSP dengan OPD teknis. Hal ini
Makassar) dalam hasil wawancaranya, sesuai dengan hasil wawancara Bapak
yaitu “Masalah-masalah penyerahan Garibaldi Azis (Kabag PSU Dinas
fasos dan fasum ini sebenarnya bisa Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota
dicegah kalo dilakukan penyerahan di Makassar) yang menyatakan bahwa
awal”. “Harusnya kemarin itu jadi kendala buat kita
dari dinas perumahan bagaimana saya bilang
C. Site Plan tolong dalam pembuatan siteplan kita
Salah satu tugas dari DPMPTSP Kota dilipatkan OPD teknis, tata ruang,
Makassar adalah melakukan pengesahan site pertanahan, pu perhubungan”.
plan yang di ajukan oleh pengembang. Akan Kemudian setelah site plan di sahkan
tetapi hal ini belum ada Perkada tentang tata dan IMB telah di keluarkan oleh DPMPTSP,
cara pengesahan site plan. Hal ini sesuai tidak secara otomatis dokumen tersebut di
dengan hasil wawancara Asri Sarli, ST., MT tembuskan kepada OPD teknis, dalam hal ini
(Seksi Site Plan DPMPTSP) yang Dinas Tata Ruang dan Dinas Perkim yang
menyatakan bahwa “jadi sebenarnya untuk akan di jadikan dasar dalam melakukan
site plan ini belum ada aturan bakunya pengawasan di lapangan. Hal ini sesuai
tentang pengesahan site plan. Kalau daerah- dengaan hasil wawancara Ir. H. Akbar
daerah lain saya lihat mereka dibuatkan kaya Mallawi, M.Si (Plt. Kepala Bidang Tata
perwali, pergub, perda kah tentang Ruang) yang menyatakan bahwa:
pengesahan site plan”. Sejalan dengan hal itu, “Itulah sebenarnya birokrasinya
hasil wawancara Bapak Asri Sarli, ST., MT harus di atur, sebaiknya dari PTSP kalau
(Seksi Site Plan DPMPTSP) yang sudah menerbitkan IMB itu sebenarnya
menyatakan bahwa “jadi dasarnya saat ini, dia harus tembuskan kepada kami gitu
tetap juga berpedoman pada RTRW, UU loh, nah ini yang tidak terjadi. Jadi itu
tataruang, tapi secara mendetail dan secara mungkin sebagai bahan juga bahwa itu
spesifik belum ada aturan bakunya”. tidak terjadi sebaiknya dia tembuskan
Setiap pengembang yang ingin kepada kami. Jadi kita dilapangan itu
melakukan pengesahan site plan, hasil kita cari-cari sendiri”.
wawancara Bapak Asri sarli, ST., MT (Seksi
Site Plan DPMPTSP) menyatakan bahwa Hal ini juga sesuai hasil wawancara
“jadi pemohon memang dibuatkan surat Bapak Garibaldi Azis (Kabag PSU Dinas
pernyataan di PTSP. Jadi sebelum di sahkan Perkim Kota Makassar) yang menyatakan
dihitung semua berapa fasum fasosnya bahwa “Minimal kita juga disurati sebagai
kemudian dibuatkan surat pernyataan”. dokumen ke kita”.
Dalam mekanisme pengesahan site plan
dan penerbitan izin mendirikan bangunan D. Alur Penyerahan Penyelenggaraan
(IMB), DPMPTSP tidak melibatkan dinas PSU
teknis atau OPD terkait dalam melakukan Hasil wawancara kepada Bapak
penghitungan dan verifikasi lapangan Garibaldi Azis (Kabag PSU Dinas
terhadap jumlah prasarana, sarana dan utilitas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota
(PSU), hal ini terjadi karena DPMPTSP Makassar) yang menyatakan bahwa “yang
memiliki tenaga teknis sendiri. Hal ini sesuai jelas kami dalam bekerja itu ada namanya tim
dengan hasil wawancara wawancara Bapak verifikasi”.

6
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2019

Alur penyerahan fasum dan fasos dari sesuaikan dengan apa saja yang ada di
pengembang ke pemerintah kota melalui perumahan, seperti Dinas Tata Ruang, Dinas
Dinas Permuhan dan Permukiman dapat Pertanahan, PU, Perhubungan. Hal ini sesuai
dilihat pada gambar di bawah ini, yaitu: dengan hasil wawancara Bapak Garibaldi
Gambar 1 Azis (Kabag PSU Dinas Perkim Kota
Alur Penyelenggaraan Penyerahan PSU Makassar) yang menyatakan bahwa “tim
verifikasi di sesuaikan dengan kebutuhan”.
Setelah dilakukan ekspose di depan tim
verifikasi, maka tim verifikasi melakukan
verifikasi objek fisik yang menilai kesuaian
antara site plan dengan objek fisik PSU.
Ketika tim verifikasi menganggap telah
sesuai dengan site plan, maka dilanjutkan
dengan tim verifikasi melakukan penetapan
PSU dan persiapan Berita Acara Serah
Sumber: Dinas Perkim Kota Makassar Tahun 2019
Terima (BAST). Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara Bapak Garibaldi Azis (Kabag
Hal yang sama juga dikatakan oleh
PSU Perkim Kota Makassar yang
Bapak Garibaldi Azis (Kabag PSU Dinas
menyatakan bahwa:
Perkim Kota Makassar) yang menyatakan
“Yang jelas kalau berkurang
bahwa
assetnya pak harus berubah site plan. Itu
“yang kami anggap seperti
aturan tetap 30%, tapi bisa dipindahhkan
perumahan yang mau menyerahkan
yang penting nilainhya sesuai. Kan
dalam artian menyerahkan fasumnya
kemarin itu awalnya fasumnya di depan
yang disertai dengan syarat-syarat
tiba-tiba najual orang ini, itu bisa dengan
tertentu, seperti menyangkut legalitas
pindah ke belakang tapi rubah site plan
usahanya, site plan, alas haknya dengan
dengan perbandingan depan sini
kompensasi dari lahan kuburan yang
otomatis lebih mahal di banding di
disediakan”.
belakang, jadi nilainya itu harus sama
dengan di depan”.
Sejalan dengan hal tersebut, hasil
Setelah dilakukan perbaikan, maka tim
wawancara dengan Bapak Garibaldi Azis
verifikasi melakukan penetapan dan
(Kabag PSU Dinas Perkim Kota Makassar)
rekomendasi untuk BAST. Hasil wawancara
yang menyatakan bahwa “prosedur kerjanya
Bapak Garibaldi Azis (Kabag PSU Dinas
kami itu, ada surat masuk kami verifikasi
Perkim Kota Makassar yang menyatakan
dinas perumahan dulu baru masuk ke tim.
bahwa:
Kami menyeleksi syarat-syarat dengan
“Berita acara itu bukan cuman 1
kondisi perumahan yang kita mau
orang saja bertanda tangan ada sekita 60
persentasikan ke tim, kata lain tahap
orang. Yang 60 orang itu semua adalah
awallah”.
tim, kita libatkan OPD teknis seperti PU
Setelah di verifikasi administrasi dan
yang melihat jalannya drainasenya, terus
dinyatakan lengkap, maka dibuatlah jadwal
BPN kita libatkan menyangkut sertifikat
ekspose pemohon, setelah terjadwal maka
alas haknya. Setiap kita mau ferivikasi
Bagian PSU mempersentasikan di hadapan
itu sebelum kita proses penerimaan, kita
Tim Verifikasi yang terdiri dari OPD terkait,
sudah proses namanya alas haknya di
hal ini sesuai dengan Bapak Garibaldi Azis
BPN kita konsultasi, assiten, dan sekda”.
(Kabag PSU Dinas Perkim Kota Makassar)
Setelah tim verifikasi melakukan
yang menyatakan bahwa “untuk proses
penetapan PSU, maka alur selanjutnya adalah
penerimaan ada beberapa OPD disini, kami
penandatanganan dan penyerahan PSU berita
(dinas perumahan) sebagai sekertaria di sini
acara dari pengembang ke pemerintah Kota
dari tim verifikasi”. OPD teknis ini di

7
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2019

Makassar yang dalam hal ini di wakili oleh sertifikatnya? Betul, tapi sertifikat itukan
Walikota Makassar. Hal ini sesuai dengan bukan atas nama Pemkot masih atas
hasil wawancara Bapak Garibaldi Azis nama pengembang. Maka kewajiban
(Kabag PSU Dinas Perkim Kota Makassar Pemerintah Kota melalui Dinas
yang menyatakan bahwa “Kalau di berita Pertanahan mensertifikatkan itu dengan
acara pak wali yang tanda tangan beserta cara mengajukan permohonan
pengembang”. Alur selanjutnya adalah Dinas persertifikatan kembalike BPN. Jadi,
Pertanahan mengkoordinasikan dengan BPN boleh jadi pengembang itu hanya
dalam pembuatan sertifikat yang kemudian di menyerahkan 1 sertifikat, tapi setelah
catat sebagai asset. tiba di pertanahan sudah jadimi di BPN
sudah jadi 20 seertifikat. Yang terpecah
E. Perumahan Yang Tidak Ada tadi menjadi jalan-jalan, taman-taman,
Pengembangnya tempat ibadah”….” (Hasil wawancara
Hasil wawancara Bapak Garibaldi Azis dengan Kepala Dinas Pertanahan, Drs.
(Kabag PSU Dinas Perumahan dan Kawasan Manai Sophiaan)
Permukiman Kota Makassar yang
menyatakan bahwa “kalau sudah tidak adami Adapun mekanisme sertifikasi tanah
pengembangnya bisa diumumkan di Koran, fasum dan fasos secara detail dapat dilihat
dianggap perusahaan itu bangkrut”. Akan pada gambar
Gambar 2
tetapi prosedur tersebut belum ada dasar
Proses Penatalaksanaan Fasum dan Fasos
hukumnya, sehingga belum dapat
dilaksanakan. Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara Bapak Faisal (Kasubag PSU
Dinas Perkim Kota Makassar) yang
menyatakan bahwa “belum ada aturan
penyerahan dari warga perumahan ke kami”.

3.2 Penatalaksanaan Fasum dan Fasos


Menurut Kadis Pertanahan, Drs Manai
Sophiaan, Dinas Pertanahan berperan sangat
strategis dalam penatalaksanaan asset fasum
dan fasos, seperti penuturannya sebagai
berikut : A. Sertifikasi Tanah Fasum dan Fasos
“…..jadi kalau berbicara Proses sertifikasi tanah fasum dan fasos
peranannya Dinas Pertanahan dalam hal saat ini dikelola oleh Dinas Pertanahan Kota
fasum fasos sesungguhnya itu sangat- Makassar. Penuturan dari Kabid Aset di
sangat besar di dalam hal pengamanan BPKAD Kota Makassar, dulunya, instansi
itu asset”.“Jadi kalau asset-asset itu telah yang diberi SK untuk mengelola asset
diserahkan ke Pemerintah Kota melalui tersebut adalah yang bertanggung jawab
Dinas Perumahan, maka mekanismenya untuk mensertifikatkan:
itu Dinas Perumahan harus “Nah pada saat diterima pada saat
menyerahkan kepada Badan Pengelola pertama kali tentu belum ada ditunjuk
Asset. Badan pengelola Asset oper itu SKPD, maka ada namanya daftar barang
barang ke Dinas Pertanahan untuk di pengelola. Daftar barang pengelola ini
sertifikatkan. Walaupun tanah tersebut adalah daftar barang non OPD. Tidak
sudah bersertifikat, tetapi kewajiban ada SKPD langsung di bawah
Dinas Pertanahan untuk kendalinya Sekda, sekda langsung
mensertifikatkan”. “Kenapa mesti tanggung jawab masalah pencatatan ini.
disertifikatkan pak nah adami Nanti kemudian kita identifikasi ini
sebenarnya untuk kedepan fungsinya ini,

8
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2019

ini sebenarnya untuk apa? Kalau kantor arsip, bukan BPKAD. Kenapa itu
fungsinya sebenarnya untuk lapangan yang bekerja di kantor arsip menjadi
olah raga tentu kita tetapkan SK arsiparis fungsional, ....... Tapi kalau dia
penggunaannya ke Dispora, ini contoh arsiparis di simpan tentu ada metode
nah. Begitu ada SK penggunaannya penyimpanannya, arsiparis yang tahu. Jadi
maka pencatatan akan berpindah dari walaupun meninggal itu arsiparis, tapi
daftar pengelola masuk ke dinas Pemuda metode penyimpanannya itu ada,
dan Olahraga. Tujuannya untuk apa? misalnya dengan digitaslisasi, microsoft,
Nah kembali ke tupoksi kepala SKPD microfilm, di samping yang bentuk fisik.
selaku pengguna barang, mengamankan, Nah sekarang pertannyannya sudah
kalau mengamankan itu kalau belum siapkah Pemerintah Kota seperti itu?
bersertifikat, ya sertifikatkan ki, kalau ........Tapi lucu kan, dikantor ada 5 devisi,
misalnya perlu di pagari, ya pagariki, itu 10 devisi masing-masing menyimpan
tugasnya kepala SKPD karena dia yang arsipnya. Padahal setiap tahunnya arsip
catatki, kalau misalnya sengketaki, ya dalam setahun harus diambil oleh arsip,
lakukan perlawanan hukum, kordinasi jadi yang tinggal sama dia ya tinggal
dengan bagian hukum”. (Hasil duplikatnya….”(Hasil wawancara dengan
wawancara dengan Kepala Bidang Aset, Kepala Dinas Pertanahan, Drs. Manai
BPKAD Kota Makassar) Sophiaan)
Menurut Kadis Pertanahan, ada Sementara itu, menurut Kepala Bidang
beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk Aset BPKAD Kota Makassar, penyimpanan
memperbaiki masalah masalah dalam dokumen sertifikat melalui tata cara berikut
penatalaksanaan fasum dan fasos, antara lain ini :
sebagai berikut: “……penyimpanan ada berangkas.
1. Di hilir, dalam proses penyaringan dan Tidak ada fungsional arsiparis, jadi kita
pengesahan siteplan, DPMPTSP bidang asset saja. Jadi masuk dan
diharapkan bekerja dengan melibatkan keluarnya, hampir tidak pernah keluar itu
berbagai dinas teknis, karena proses yang barang. Jadi kami lakukan di dalam paling
dilakukan oleh DPMPTSP hanyalah kita scan. Kalau kita mau lihat aslinya,
permulaan, sementara proses proses scannya saja lihat, kecuali ada
selanjutnya seperti pelaksanaan dan permasalahan di pengadilan dan hakim
pengawasan dilaksanakan oleh dinas mau lihat itu, ya kita
teknis. Pelibatan dinas teknis dalam 9 keluarkan…….”(Hasil wawancara dengan
survey dan pengesahan siteplan Kepala Bidang Aset, BPKAD Kota
meringankan dinas teknis dalam Makassar).
mengelola asset di kemudian hari.
2. Penyimpanan sertifikat akan lebih baik B. Penatausahaan Aset Fasum dan Fasos
bila disimpan oleh suatu instansi Setelah tanah berhasil disertifikatkan
tersendiri yang khusus tugasnya oleh Dinas Pertanahan Kota Makassar,
menyimpan arsip arsip dan dokumen sertifikat dilimpahkan ke BPKAD Kota
dokumen milik Pemkot Makassar. Karena Makassar untuk melakukan pendataan dan
menurut meregister asset ke dalam data asset daerah
Kepala Dinas Pertanahan, penyimpanan Kota Makassar. Peran BPKAD dalam
sertifikat di BPKAD Kota Makassar belum penatalaksanaan fasum dan fasos adalah pada
bisa dikatakan penyimpanan yang penatausahaan asset (penyimpanan dan
berkelanjutan, seperti berikut ini pendataan), sementara urusan yang bersifat
penuturannya: teknis seperti pemerolehan, sertifikasi dan
“….kalau saya tidak setuju kalau penyerahan dan pemeliharaan ada di dinas
BPKAD yang menyimpan itu. Sebenarnya teknis. Hal ini ditekankan oleh narasumber
yang paling tepat yang menyimpan adalah saat wawancara sebagai berikut :

9
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2019

“…..jadi kita itu di BPKAD intinya sebagai dasar untuk pencatatan fasum dan
adalah penata usahaan, artinya kalau mau fasos.
dilihat anunya, banyak sebenarnya 3. Belum jelasnya bagaimana mekanisme
tupoksinya. Tapi yang utama kalau mau penilaian asset (appraisal), karena dinas
dikenali adalah dalam hal penetausahaan. teknis tidak memiliki sumber daya yang
Jadi kalau kita bicara penatausahaan memadai untuk melakukan itu. Penilaian
sebenarnya agak jauh-jauh itu dari teknis asset juga memerlukan keahlian khusus.
fisik. Misalnya mengamankan di lokasi Berikut penjelasan dari Kepala Bidang
dan lain sebagainnya, kita murni mengatur Aset BPKAD :
tentang regulasi, mensosialisasikan “ jadi penilaian itu sebenarnya bisa
regulasi, kemudian mengkonsolidasi dilakukan secara terpusat, karena ini
pencatatan, kemudian ada tambahan- persoalan angka toh.......Tetapi, karena
tambahan seperti melakukan rekonsiliasi pertimbangan ini keterbatasan sumber
asset, misalnya karna ketika kita daya apa dan sebagainya apalagi ini baru
konsolidasi itu nilai-nilai asset dari SKPD, pertama kalinya, akhirnya untuk
kan kita itu kumpul nilainya, kemudian sementara meraka masih belum kita
kita evaluasi apakah SKPD ketika sepakati.....Kalau berbicara aturan begitu,
memasukkan tambahan atau pengurangan saya tidak tau persis, leading saya kan
data asset itu sesuai dengan ketentuan, pengelolaan BMD sementara bagaimana
kita lihat regulasinya. Kalau ada koordinasi penyerahan ini dari
pemeliharaan asset kita lihat apakah ini pengembang ke dinas perumahan tentu
layak menembah nilai asset. Ya begitu, juga dia mempedomani aturan-aturan, nah
kita lebih berbicara aturan dan regulasi kalau disitu aturannya ada mengatakan
dan kemudian rencana kebutuhan bawa harus dinilai oleh pengembang, ya
kedepan. Seperti itu”. “kemudian berarti harus, tapi saya tidak kuasai itu
kaitannya dengan fasum fasos penyerahan aturan karena bukan saya punya wilayah
dari pengembang. Jadi di asset itu kita toh.....”. (Hasil wawancara dengan Kabid
mencatat yang namanya kita sebut daftar Aset, BPKAD Kota Makassar).
barang milik daerah….” (Hasil
wawancara dengan Kepala Bidang Aset, 3.3 Rumusan Hasil Penelitian
BPKAD Kota Makassar). Berdasarkan hasil analisa data di atas
maka rumusan hasil penelitian ini adalah
C. Tugas BPKAD Dalam Penatausahaan model penyerahan fasilitas umum dan
Aset fasilitas sosial dari pengembang perumahan
Dalam penatausahaan asset fasum dan ke Pemerintah Kota Makassar yaitu:
fasos, BPKAD hanya melakukan pencatatan, Gambar 3
penilaian asset, penyaluran asset ke OPD dan Model Penyerahan Fasum dan Fasos
penyimpanan dokumen asset.
Masalah yang sering muncul dalam
penatausahaan asset fasum dan fasos antara
lain:
1. Adanya kesalahpahaman dari berbagai
pihak bahwa asset semua dicatatkan di
bawah BPKAD, padahal yang sebenarnya
ada pada SKPD yang diberi kewenangan/
diberikan asset sesuai penggunaannya,
sehingga hal ini memerlukan penjelasan Berbicara model penyerahan fasum dan
khusus. fasos dari pengembang ke Pemkot Makassar
2. Adanya fasum dan fasos yang tidak tidak boleh parsial-parsial. Kita harus mulai
dicatatkan karena tidak ada berita acara
atau dokumennya tidak memenuhi syarat

10
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2019

dari awal perumahan itu ingin di bangun. sesuai, maka tim verifikasi membuat
Pada gambar 3 di atas menjelaskan bahwa: pengesahan dan rekomendasi untuk di
1. Pengembang yang ingin membangun ajukan ke dalam rapat penetapan PSU dan
rumah terlebih dahulu mengurus IMB persiapan BAST;
dengan persyaratan melampirkan site plan 8. Setalah dilakukan penetapan PSU dan
untuk di verifikasi jumlah PSU. Di dalam persiapan BAST, maka selanjutnya
verifikasi PSU tersebut wajib penandatanganan dan penyerahan PSU
mengikutkan OPD teknis untuk dari pengembang ke Pemerintah Kota
memverifikasi; Makassar yang diwakili oleh Walikota
2. Setelah site plan telah disahkan, maka Makassar;
DPMPTSP memberikan surat tembusan 9. Setelah serah terima, langkah selanjutnya
dan kopian site kepada Dinas Tata Ruang adalah sertifikat induk di serahkan kepada
dan Dinas Permukim sebagai dasar untuk Dinas Pertanahan berkoordinasi dengan
melakukan pengawasan; BPD dalam memeecah sertifikat induk
3. Kemudian ketika telah sampai waktu menjadi PSU yang ada di site plan;
penyerahan fasum dan fasos yang sesuai 10. Kemudian setelah sertifikatnya keluar,
dengan Permendagri No. 9 tahun 2009 maka BPKAD dalam hal ini bidang asset
tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, untuk mencatat sebagai barang milik
Sarana, dan Utilitas Perumahan dan Negara, dan atau pencatatan dan
Permukiman di Daerah, yaitu 1 tahun pemeliharaan di serahkan kepada OPD
setelah masa pemeliharaan, maka yang akan menggunakannya sehingga
pengembang berkewajiban membuat surat asset tersebut menjadi asset OPD tersebut.
permohonan penyerahan dengan Dari hasil wawancara Kadis Perumahan,
melampirkan beberapa persyaratan sesuai Kabid Sarpras dan Utilitas, dan Plt Kabid
dengan aturan perundang-undangan; Tata Ruang Dinas Perkim mereka
4. Setelah surat masuk, maka Dinas Perkim menyarankan agar penyerahan fasum dan
melakukan verifikasi administrasi, ketika fasos atau PSU di serahkan lebih awal pada
tidak memenuhi syarat administrasi maka saat keluarnya IMB dan pengesahan site plan
pengembang di wajibkan untuk kepada Pemkot Makassar. Akan tetapi hal
melengkapi; tersebut bertentangan dengan Permendagri
5. Ketika persyaratan administrasi sudah di No. 9 tahun 2009 pasal 11 ayat 2 angka 1
nyatakan lengkap, Dinas Perumahan dan penyerahan di lakukan paling lambat 1 (satu)
Kawasan Permukiman membuat jadwal tahun dari masa pemeliharaan. Alasan
ekspose di depan tim verifikasi objek fisik lainnya adalah perumahannya masih di
PSU; kembangkan atau pembangunannya bertahap,
6. Selanjutnya ketika hasil ekspose layak walaupun dalam Permendagri No. 9 tahun
untuk di verifikasi verifikasi objek fisik 2009 pasal 11 ayat 3 angka 3 yang isinya
PSU, maka tim turun untuk memverifikasi penyerahan PSU secara bertahap, apabila
kesesuaian antara site plan dengan kondisi rencana pembangunan bertahap dan
yang ada di perumahan; penyerahan sekaligus, apabila rencana
7. Pada saat verifikasi objek fisik telah di pembangunan dilakukan tidak bertahap.
laksanakan dan dinyatakan tidak sesuai Perumahan yang sudah tidak di ketahui
dengan site plan, maka pengembang di lagi keberadaannya, maka dapat diserahkan
wajibkan untuk menyesuaikan site plan PSU kepada Pemkot Makassar sehingga
yang penting fasum dan fasos yang telah dapat menjadi asset pemda dan dapat di
di tetapkan di awal tetap jumlahnya. Akan anggarkan dalam APBD untuk
tetapi tidak bisa lagi di perbaiki maka pemeliharaannya. Akan tetapi belum ada
pemerintah kota dapat menempuh jalur aturan mengenai penyerahan PSU yang dapat
hukum. Sedangkan apabila setelah dilakukan oleh warga perumahan, sehingga
perbaikan site plan dan di anggap sudah di anggap perlu melakukan revisi

11
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2019

Permendagri No. 9 tahun 2009 dan Perda membuat aturan baru yang mengatur
Kota Makassar No. 9 Tahun 2011 ataukah mekanisme penyerahan fasum dan fasos
membuat permendagri atau perda baru yang atau PSU dari warga perumahan ke
mengatur hal tersebut serta belum adanya Pemkot Makassar.
Perda yang mewajibkan pengembang untuk 3 Dianggap perlu membuat peraturan
melakukan pengesahan site plan ke daerah yang mengatur tata cara
DPMPTSP. pengesahan site plan di DPMPTSP.

4. KESIMPULAN 6. UCAPAN TERIMA KASIH


Berdasarkan analisis data dan rumusan
Penulis mengucapkan terima kasih
hasil penelitian, maka dapat ditarik
kepada pemerintah Kota Makassar melalui
kesimpulan sebagai berikut:
Badan Penelitian dan Pengembangan
1. Proses pelayanan penyerahan fasum dan
Pembangunan Daerah yang telah
fasos dari pengembang ke Pemkot
memberikan pembiayaan dalam penelitian
Makassar belum optimal. Hal ini terjadi
yang kami lakukan.
karena pelayanan penyerahan dilihat
padasaat pengembang merasa telah
7. REFERENSI
memasuki 1 tahun setelah masa perawatan
A. Buku
sesuai dengan Permendagri No. 9 tahun
Dwiyanto, Agus. 2012. Manajemen
2009 tentang Pedoman Penyerahan
Pelayanan Publik: Peduli, Inklusif,
Prasarana, Sarana, dan Utilitas Perumahan
dan Kolaboratif. Yogyakarta:
dan Permukiman di Daerah. Kemudian
Gadjah Mada University Press.
OPD terkait bekerja sacara parsial dan
cenderung memiliki ego sektoral.
Lembaga Administrasi Negara. 2016. Modul
2. Masih banyaknya fasum dan fasos yang
Pelatihan Dasar CPNS Whole of
belum di catat sebagai asset daerah
Government. Jakarta.
karena tidak ada berita acara atau
dokumennya tidak memenuhi syarat
Parasuraman, A., V. A. Zeithaml, dan L.L.
sebagai dasar untuk pencatatan fasum dan
Berry, 1998, SERVQUAL: A
fasos dan belum jelasnya mekanisme
Multiple-Item Scale for Measuring
penilaian asset.
Consumer Perceptions of Service
Quality, Journal of Retailing, Vol.
5. REKOMENDASI
64, No. 1.
1 Dianggap perlu merubah alur penyerahan
fasum dan fasos atau PSU yang
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9
menghubungkan dari awal pengembang
Tahun 2009 tentang Pedoman
ingin membuat IMB dan pengesahan site
Penyerahan Prasarana, Sarana, dan
plan samapai pencatatan asset di Bagian
Utilitas Perumahan dan
Asset BPKAD dan kemudian di serahkan
Permukiman di Daerah.
kepada OPD yang akan menggunakan dan
merawat.
Qalbi, Nisrina. 2017. Status Sertifikat Hak
2 Dianggap perlu merevisi Permendagri No.
Milik Atas Tanah Di Atas Fasilitas
9 tahun 2009 tentang Pedoman
Umum Permukiman Di Kota
Penyerahan Prasarana, Sarana, dan
Makassar. Skripsi. Sarjana Hukum.
Utilitas Perumahan dan Permukiman di
Makassar: Fakultas Hukum
Daerah, Perda Kota Makassar Nomor 9
Universitas Hasanuddin.
Tahun 2011 tentang Penyediaan dan
Ratminto & Atik Septi Winarsih. 2007.
Penyerahan Prasarana, Sarana, Utilitas
Manajemen Pelayanan.
pada Kawasan Industri, Perdagangan,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Perumahan dan Permukiman, ataukah

12
Jurnal Inovasi dan Pelayanan Publik Makassar Volume 1, Nomor 1, Januari – Juni 2019

Santoso, Urip. 2014. Hukum Perumahan.


Jakarta: Kencana.
Sinambela, L.P. 2006. Reformasi Pelayanan
Publik: Teori, Kebijakan dan
Implementasi. Jakarta: Bumi
aksara
Tjiptono, Fandy. 1996. Manajemen Jasa,
Yogyakarta: Andi

B. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009


Tentang Pelayanan Publik.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011


tentang Perumahan dan
Pemukiman.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014


Tentang Pemerintahan Daerah.

Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006


tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah.

Peraturan Mentri Dalam Negeri Nomor 9


tahun 2009 tentang Pedoman
Penyerahan Prasarana, Sarana, dan
Utilitas Perumahan dan
Permukiman di Daerah.

Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 9


Tahun 2011 tentang Penyediaan
dan Penyerahan Prasarana, Sarana,
Utilitas pada Kawasan Industri,
Perdagangan, Perumahan dan
Permukiman.

13

Anda mungkin juga menyukai