Pasal 1
KETENTUAN UMUM
1
dan/atau Pengelola Kegiatan/ Penanggungjawab kegiatan.
3. Prosedur Pengadaan Bahan Bangunan
a. Secepatnya kontraktor melalui Manajer Lapangan/Pelaksana mengajukan
contoh bahan yang akan didatangkan sesuai dengan spesifikasi dalam rencana
kerja dan syarat-syarat, pada saat rapat lapangan pertama kali.
b. Contoh bahan yang telah disetujui harus dipasang di dalam Direksi Keet
sebagai pedoman mutu bahan.
c. Apabila tanpa ada pengacuan contoh bahan atau pengajuan contohnya
bersamaan dengan datangnya bahan tersebut, maka pengawas
Lapangan/Direksi berhak menolak dan member perintah untuk mengeluarkan
bahan tersebut dari lokasi pekerjaan.
6. Peraturan Teknis
6.1. Umum
Pedoman pelaksanaan yang diatur oleh Peraturan Pembangunan yang sah
dan berlaku di Indonesia sepanjang tidak ditetapkan lain dalam rencana kerja
2
dan syarat-syarat yang harus ditaati selama pelaksanaan, yaitu :
a. Keppres No. 80 tahun 2003.
b. Standarisasi bangunan Sekolah Dasar Tahun 2005
c. Algemene Voorwarden (A.V) yang disahkan dengan Keputusan
Pemerintah Nomor 9 tanggal 28 Mei 1941 dan tambahan Lembaran
Negara No. 1457, apabila tidak ada ketentuan lain dalam RKS ini.
d. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung SK SNI
T-15-1991-03.
e. Tata cara Pengadukan dan Pengecoran beton SNI 03-3976-1995
f. Peraturan Muatan Indonesia NI.8 dan Indonesia Loading Code 1987
(SKBI-1.2.53.1987).
g. Ubin Lantai Keramik, Mutu dab cara Uji SNI 03-3976-1995.
h. Ubin Semen Polos SNI 03-0028-1987.
i. Peraturan Umum Pemerikasaan Bahan Bangunan (PUBB) NI.3 Tahun
1983
j. Peraturan Baja Bangunan Indonesia (PBBI) 1983.
k. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) NI.5 Tahun 1961.
l. Mutu Kayu Bangunan SNI 03-3527-1994
m. Mutu Sirap SNI 03-3527-1994
n. Peraturan semen Portland Indonesi NI.8 tahun 1973
o. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung (PPI) N.I18 Tahun
1983.
p. Peraturan Umum Instalasi listrik (PUIL) SNI 04-0225-2000.
q. Peraturan bata Merah Sebagai bahan bangunan NI 10.
r. Tata cara Pengecatan kayu Untuk Rumah dan gedung SNI 03-2407-1991
s. Tata cara Pengecatan Dinding Tembok Dengan cat Emulsi SNI 03-2410-
1991.
t. Pedoman Perencanaan Penanggulangan Longsoran SNI 03-1962-1990.
u. Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Umum Dinas
Keselamatan Kerja No. 3 tahun 1958 dan Undang-undang No. 1 tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja.
v. Keputusan Badan arbitase nasional Indonesia (BANI).
w. Peraturan-peraturan lain yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah
Setempat yang berkaitan dengan permasalahan bangunan.
6.2. Khusus
Untuk melaksanakan pekerjaan seperti yang tersebut dalam lingkup
pekerjaan, maka berlaku dan mengikat :
a. SK. Penanggung Jawab Kegiatan tentang Penunjukan Kontraktor
(Gunning).
b. Surat Kesanggupan Kerja.
c. Surat perintah kerja.
d. Surat Penawaran beserta Lampiran-lampirannya.
e. Gambar Bestek.
f. RKS beserta Lampiran-lampirannya.
g. Kontrak Pelaksanaan dan Addendumnya (bila ada).
h. Shop drawings yang diajukan oleh Kontraktor yang disetujui Konsultan
Pengawas dan/atau pengelola Teknis Kegiatan untuk dilaksanakan.
i. Time Schedule yang diajukan oleh Kontraktor yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan Pengelola Kegiatan/Penanggungjawab
3
Kegiatan.
6.3. Penjelasan Gambar
a. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail, maka
yang ahrus diikuti adalah gambar detail.
b. Bila terdapat skala gambar dan ukuran yang tertulis dalam gambar
berbeda, maka ukuran dalam gambar yang berlaku.
c. Bila rekanan meragukan tentang perbedaan antara gambar yang ada, baik
konstruksi maupun ukurannya, maka rekanan berkewajiban menanyakan
kepada Konsultan pengawas secara tertulis.
d. Dalam hal terjadi penyimpangan detail antara gambar dan bestek dan
keadaan dilapangan, kontraktor dapat mengajukan gambar kerja (shop
drawing) yang sesuai dengan kondisi di lapangan dan
mempergunakannya dalam pelaksanaan dengan persetujuan tertulis
Konsultan Pengawas.
e. Di dalam semua hal, bila terjadi pengambilan ukuran yang salah adalah
sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
f. Apabila dalam gambar disebutkan lingkup pekerjaan atau ukuran,
sedangkan dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat tidak disebutkan,
maka gambar yang harus dilaksanakan.
Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
4
8) Membuat/mempersiapkan jalan masuk ke lokasi proyek.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor harus membuat foto dari 4 ( empat )
sisi pengambilan pada kondisi fisik lahan calon lokasi bangunan dan atau
bangunan 0% (untuk bangunan yang berdiri di atas bangunan lama).
d. Apabila kontraktor akan mendirikan bangunan sementara ( Direksikeet dan
Gudang ) maupun tempat penimbunan bahan, maka kontraktor harus
merundingkan terlebih dahulu kepada Pengelola Kegiatan/Penanggungjawab
kegiatan tentang pengguna.
e. Semua biaya untuk prasarana untuk memasuki daerah pekerjaan, serta
akomodasi tambahan diluar daerah/area kerja menjadi tanggungan kontraktor.
f. Apabila terjadi kerusakan pada jalan kompleks, saluran air atau bangunan
lainnya yang disebabkan adanya pembangunan ini, kontraktor berkewajiban
untuk memperbaiki kembali selambat-lambatnya dalam masa pemeliharaan.
Pasal 5
3. PEKERJAAN PASANGAN BATU MERAH
a. Pasangan dinding batu merah trasram dengan campuran 1PC : 3PS
dilaksanakan pada :
1) Tembok setinggi 40 cm dari lantai.
5
2) Tempat-tempat lain yang senantiasa berhubungan dengan air dan dianggap
perlu oleh Direksi serta yang ditunjukkan dalam gambar.
3) Pasangan rollag batu merah dengan campuran 1PC : 3Ps dilaksanakan
pada alas tempat dudukan pintu atau jendela; diatas ambang pintu/jendela
yang lebar bentangan sama atau kurang dari 120 cm, serta bagian-bagian
ylain yang ditunjukkan dalam gambar.
b. Pasangan dinding batu merah dengan campuran 1PC : 6PS dilaksanakan pada
seluruh dinding tembok yang tidak disebutkan dalam butir (a) ini.
c. Dinding mampu menahan gaya horisontal dan menyatu dengan sloof dan
kolom, maka sekelilingnya harus dipasang stek/angkur dan tulangan bracing
yang diangkerkan pada kolom
d. Bahan-Bahan
1) Bata merah harus berkualitas baik, pada umumnya ukuran normal
dipasaran: tebal (4-5) cm; lebar (11-12)cm; panjang (23-25)cm,
mempunyai rusuk rusuk yang tajam dan siku, bidang sisinya datar, padat
dan tidak menunjukkan retak-retak. Pecahnya tidak boleh melebihi 20%
dari jumlah batu merah yang utuh.
2) Semen Portland/Portland Cement (PC) menggunakan semen tipe I dan
mendapat persetujuan dari Direksi.
3) Pasir Pasang, berbutir lembut, tajam, warna hitam, boleh mengandung
lumpur yang berasal dari pasir sejenis tetapi tidak boleh lebih dari 10%
dari berat kering.
e. Syarat-syarat Pelaksanaan
1) Pasangan tembok batu merah harus dipasang dengan hubungan (verband)
yang baik, tegak lurus, siku dan rata. Tinggi pasangan tembok ½ bata
hanya diperbolehkan setinggi 1,00 (satu) meter untuk setiap hari kerja.
2) Semua voer/siar diantara pasangan batu merah pada hari pemasangan
harus dikerik yang rapi.
3) Sebelum dipasang, batu merah harus dibasahi secukupnya sehingga dapat
melekat dengan sempurna.
4) Untuk pasangan ½ bata yang pada setiap luasan 12 M2, harus dipasang
kolom praktis.
4. PEKERJAAN PLESTERAN
a. Plesteran trasraam dan benangan sudut dengan campuran 1PC : 3PS
dilaksanakan pada plesteran plint/kol. Lebar benang sudut 5 cm dari sudut
tembok atau sudut kolom/balok beton
b. Plesteran dinding batu merah dengan campuran 1PC : 6PS. dilaksanakan pada
semua dinding yang tidak disebutkan pada ayat (a) di atas.
c. Acian dengan menggunakan air PC, dilaksanakan pada semua bidang
permukaan plesteran dinding, dan atau beton.
PEKERJAAN LANTAI
1. Pekerjaan Pemasangan lantai keramik baru diperkenankan untuk dipasang
setelah semua pekerjaan – pekerjaan dinding / plesteran dan plafond telah selesai
dikerjakan.
Sebelum pemasangan, keramik lantai, harus direndam dalam air sampah jenuh.
2. Lantai keramik yang dipasang tidak boleh ada cacat berupa : retak – retak,
gelombang – gelombang, berlubang, noda, permukaan cembung atau cekung. Sisi
6
ubin keramik harus siku, peyimpangan kesikuan ubin tidak boleh lebih besar dari
0,5 mm setiap jarak 10 cm kekanan ke kiri.
4. Pemasangan keramik harus dikerjakan oleh tukang yang benar – benar ahli
dan harus menghasilkan penyelesaian yang rapih dan naad yang lurus. Naad harus
diisi dengan bahan grounting/pasta semen/okker yang warnanya disesuaikan
dengan warna ubin yang dipakai. Pengisian naad dilakukan paling cepat 24 jam
setelah tegel / ubin keramik dipasang serta celah – celah keramik satu sama lain
harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran yang menghambat masuknya cairan
harus pengisi. Segera setelah pengisian naad dengan pasta semen, permukaan
lantai harus segera dibersihkan, agar tidak terdapat noda bekas semen.
6. Jika terdapat lantai ubin yang cacat seperti pecah – pecah, tergores, miring,
tidak rata kotor yang sulit dibersihkan, naad tidak lurus atau lainnya kontraktor
harus menggantikannya dan menanggung segala biayanya.
7. Pemasangan keramik yang tidak rapih, bergelombang, naad tidak lurus dan
sebagainya akibat dari pemasangan yang tidak sesuai, harus dibongkar/diganti
sehingga memuaskan Direksi, biaya ditanggung kontraktor .
Pasal 6
PEKERJAAN DINDING / PLESTERAN
1. Pasangan dinding harus mempergunakan batu bata kualitas baik, yang tidak
mudah patah. Sebelum dipasang batu bata diredam terlebih dahulu ke dalam air
hingga jenuh. Siar – siar dinding batu harus dibersihkan / dikerok sedalam 1 cm
2. Batu bata yang pecah – pecah tidak diperkenankan dipasang. Batu bata yang
dapat digunakan dengan toleransi pecah pada waktu penerimaan maksimal
sebesar 5%.
7
6. Adukan untuk plesteran dibuat dengan perbandingan :
a. Plesteran tembok biasa 1 PC : 4 Psr.
b. Plesteran trasraam / kedap air 1 PC : 3Psr.
7. Semua sudut – sudut dinding (sponing harus lurus / waterpass dibuat dengan
membentuk sudut siku – siku.
Pasal 7
PEKERJAAN KAYU
1. Pekerjaan kayu ini harus dikerjakan oleh tenaga ahli, sehingga menghasilkan
pekerjaan yang halus, tepat, lurus tanpa cacat. Kayu yang cacat, baik karena
bengkok, pecah atau cacat – cacat lainnya harus diganti, sehingga memuaskan
Direksi dengan biaya ditanggung kontraktor.
3. Pengerjaan kayu harus rapih dan dilaksanakan oleh tukang yang ahli yang
telah menguasai, berpengalaman dan mengetahui cara-cara dan syarat – syarat
pembuatan kusen. Ukuran – ukuran yang terdapat dalam gambar merupakan
ukuran setelah jadi.
5. Pemasangan tiang, balok dan kusen harus dipasang tegak lurus (lot) dan sifat
datar (water pass) dilengkapi angker.
PASAL 8
PEKERJAAN PLAFOND
1. Untuk rangka plafond menggunakan besi hollow 4/4 cm dipasang rata dengan
jarak sesuai gambar.
8
2. Rangka dibuat kaku dan kuat dengan memasang penggantung – penggantung
dikaitkan pada konstruksi beton maupun kap dengan cara dilas atau baut yang
disetujui oleh direksi
3. Bahan plafond yang dipergunakan adalah sesuai yang tertera dalam gambar
dengan finishing cat tembok. Plafond yang cacat harus diganti.
4. Pemasangan plafond harus dikerjakan dengan rapih dan waterpass serta tidak
boleh ada bagian – bagian yang melengkung.
Pasal 9
PEKERJAAN ATAP
3. Untuk kuda-kuda kap memakai konstruksi baja ringan, yang dikerjakan oleh
pabrik / perusahaan kap baja ringan yang memiliki jasa konstruksi YANG
BERSERTIFIKAT DAN BERGARANSI
4. Bentuk konstruksi cremona rangka batang ditentukan oleh pabrik itu sendiri,
demikian pula mengenai dimensi batang ditentukan oleh pabrik.
5. Konstruksi kap baja ringan yang merupakan kesatuan kuda-kuda usuk dan
reng harus mendapat jaminan keamanan (garansi) dari pabrik pembuatnya.
7. Lisplank kayu harus memakai bahan papan kayu kelas dengan bentuk &
lisplank ukuran sesuai gambar.
Pasal 10
PEKERJAAN PENGECATAN
9
3. Kusen, list plank dan semua pekerjaan kayu lainnya dicat menggunakan cat
kayu sekwalitas produk Avian atau setara, warna akan ditentukan kemudian oleh
Direksi.
Pasal 11
PEKERJAAN BETON
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan beton meliputi penyediaan semua peralatan, tenaga, dan bahan
yang dibutuhkan, sehingga pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan PBI-1971 serta
ketentuan/peraturan yang berlaku lainnya menyangkut pekerjaan beton.
2. Bahan
a. Portland Cement
- Portland cement yang digunakan adalah jenis – jenis yang memenuhi
ketentuan- ketentuan dalam NI-8 atau menurut standard Portland cement yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia.
- Semen yang digunakan harus berkualitas baik pada saat digunakan harus
dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras)
- Untuk menjaga mutu semen, cara penyimpanan harus mengikuti syarat –
syarat penyimpangan bahan tersebut.
b. Air.
Yang digunakan harus memenuhi syarat – syarat PBI 1971, air tawar yang
dipakai harus bersih, tidak mengandung minyak, asam alkali, bahan – bahan
organis dan bahan – bahan lain yang dapat menurunkan mutu beton.
c. Kerikil / Batu Pecah
- Kerikil/batu pecah yang dipakai harus memenuhi syarat – syarat PBI 1971.
- Kerikil/batu pecah harus mempunyai gradasi yang baik, tidak porous,
memenuhi syarat kekerasannya.
- Kerikil tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 1% ditentukan
terhadap berat kering. Apabila kadar Lumpur melampaui 1%, maka kerikil
harus dicuci.
d. Pasir
- Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat – syarat PBI 1971.
- Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan yang
dihasilkan oleh alat – alat pemecah batu. Pasir harus terdiri dari butir –
butir yang tajam dan keras mempunyai gradasi yang baik, tidak porous
cukup syarat kekerasannya.
- Pasir tidak boleh mengandung Lumpur lebih dari 5 % ditentukan terhadap
berat kering. Jika kadar Lumpur lebih besar dari 5% maka pasir harus
dicuci.
10
3. Keahlian dan Pertukangan
Kontraktor bertanggungjawab atas seluruh pekerjaan beton sesuai dengan
ketentuan – ketantuan yang disyaratkan, termasuk mutu kekuatan beton. Semua
pekerjaan yang dihasilkan harus sesuai dengan syarat – syarat pekerjaan dan mutu
yang sebanding dengan standard yang umum berlaku.
4. Pengecoran Beton.
a. Beton tidak bertulang / beton tumbuk dibuat dengan adukan 1Pc : 3 Psr : 5krl
dipergunakan untuk neut – kusen, lantai kerja dan rabat beton ukuran
disesuaikan dengan gambar.
b. Beton pondasi poer, sloof, kolom, ring deck dan bagian pekerjaan beton
bertulang lainnya dikerjakan dengan mutu beton K - 175 dengan adukan
1 Pc : Psr : 3 Krl
c. Adukan beton harus benar-benar rata dan matang dan diaduk dengan mesin
pengaduk/beton molen yang bekerja dengan baik.
d. Pengecoran beton agar tidak keropos harus menggunakan mesin penggetar/
vibrator dengan cara penggunaan yang benar.
e. Untuk beton konstruksi harus bermutu K – 175 dan semua pekerjaan beton
lainnya harus memenuhi syarat – syarat PBI 1971
f. Pengecoran beton baru dapat dilakukan setelah cara pemasangan pembesian
disetujui oleh Direksi / Pengawas secara tertulis dan tersedia cukup bahan,
peralatan serta tenaga kerja.
6. Mutu Beton
a. Kecuali ditentukan lain, kualitas beton harus dipenuhi adalah – K 225
b. Selama pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus membuat benda uji (kubus
beton) sesuai dengan ketentuan – ketentuan yang tercantum dalam PBI 1971
pasal 4.4 dan 4.9.
Pasal 12
PEKERJAAN KONSTRUKSI BAJA
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan konstruksi Baja seperti tercantum dalam
gambar, termasuk penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan Baja dan
alat-alat bantu lainnya yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan dengan
baik.
11
2. Peraturan – peraturan
Kecuali ditentukan lain dalam persyaratan selanjutnya, maka sebagai dasar
pelaksanaan digunakan peraturan sebagai berikut :
Perhitungan volume (berat) dari konstuksi baja harus dihitung berdasarkan volume
(berat) netto sesuai gambar struktur.
Berat sisa atau “Waste” akibat pemotongan atau pembentukan element-element
konstruksi baja tidak boleh dimasukkan dalam perhitungan volume, melainkan
harus dimasukkan dalam harga satuan.
5. Material Baja
12
a. Semua material untuk kosntruksi baja harus menggunakan
baja yang baru dan merupakan “hot rolled structural steel” dan memenuhi
mutu baja ST 37 (PPBBI-83) atau ASTM A 36 atau SS 41 (JIS. U 3101-1970)
dengan tegangan leleh fy minimum 240 Mpa.
Pemesanan baja hanya boleh dilakukan setelah mendapatkan bahwa hasil test
memenuhi persyaratan dan mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / MK.
13
c. Selain segi kekuatan tersebut, maka harus diperhatikan juga
masalah – masalah apakah profil pengganti tersebut ”mengganggu” design Ars,
M/E sehubungan dengan tinggi/lebar profil pengganti. Dengan adanya
perubahan profil, maka tidak ada perubahan dalam biaya maupun time schedule.
7. Toleransi
14
akan disampaikan kepada pemborong untuk dapat dimulai pekerjaan
fabrikasinya. Satu set gambar disimpan oleh Direksi / MK dan perencana
struktur mendapat satu set gambar sebagai informasi.
b. Pabrikasi
15
2. Semua konstruksi Baja yang telah selesai dibafrikasi harus dibedakan dan
diberi kode dengan jelas sesuai bagian masing – masing agar dapat
dipasang dengan mudah. Kode-kode tersebut ditulis dengan cat agar tidak
mudah terhapus.
d. Pengelasan
1. Umum
Secara prinsip semua yang berhubungan dengan pekerjaan pengelasan
antara lain cara pelaksanaan, teknik pengelasan, kualifikasi tukang
las/operator las/tack welder, inspection/testing, toleransi, perbaikan las dan
lain – lain harus memenuhi AWS D1.1-90 serta ketentuan ketantuan
dibawah ini.
2. Kawat Las
Kawat las atau electrode yang digunakan adalah kobesteel RB 26 atau
E70XX Low hydrogen electrode dengan minimum yield strength sebesar
4150 kgr/cm2 sedangkan tensile strength minimum 4950 Kgr/cm2.
Kawat las yang sudah dibuka dari bungkusan harus dilindungi atau
disimpan sedemikian sehingga karakteristik atau sifatnya tidak berubah.
Kawat las yang berada diudara terbuka yang belum melampaui batasan 4
(empat) jam tersebut dapat dipasangkan kembali didalam “holding
oven”pada temperature 120 C. selama min 4 (empat) jam sebelum dapat
digunakan kembali.
16
6 mm untuk root passes las sudut yang dilakukan pada posisi
horizontal, groove yang dilakukan pada posisi horizontal dengan
backing plate dengan root opening 6 mm atau lebih.
4 mm untuk pengelasan vertical dan overhead.
3. Mesin Las
Mesin las yang digunakan harus masih berfungsi dengan baik antara lain
menghasilkan arus yang kontinyu dan stabil.
Tenaga listrik mesin las harus berasal dari Genset yang dilengkapi dengan
panel pembagi (Distribution Panel) dan Travo las sehingga besarnya arus /
ampere dapat dikontrol/diatur sesuai kebutuhan.
Besarnya KVA Genset disesuaikan dengan jumlah unit Travo las yang
hendak digunakan.
5. Pelaksanaan Pengelasan
17
e. Dalam melakukan Thermal cutting, peralatan harus diatur
sedemikian sehingga dapat dihindarkan pemotongan yang melewati /
melampaui garis pemotongan yang seharusnya.
Kerak juga harus dibersihkan dari semua permukaan las yang sudah
selesai. Las dan bagian sekitarnya harus dibersihkan dengan cara
disikat atau cara lain yang disetujui oleh Direksi / MK.
Permukaan las yang sudah dibersihkan tidak boleh dicat sebelum
mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / MK.
18
p. Untuk pengelasan yang menggunakan “Backing Plate” maka
backing plate tersebut harus dibuat menembus sepanjang las.
Ketebalan backing plate mengikuti AWS D1.1-90
q. Untuk memudahkan pelaksanaan serta mendapatkan mutu
pengelasan yang baik, maka pada dasarnya semua pengerjaan las harus
dilakukan diworkshop, bukan dilapangan / site.
Pada keadaan – keadaan khusus pengelasan dilapangan hanya
diperbolehkan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Direksi / MK.
Type, tebal panjang dan lokasi pengelasan harus mengikuti gambar
rencana.
Ketebalan max. dari setiap layer root passes dari groove dan las sudut
adalah sebagai berikut.
Ukuran max. dari single pass las sudut dan root passes dari multiple-
pass las sudut adalah sebagai berikut :
7. Test.
19
kecembungan yang berlebihan, overlap, crack, slag inclusion dan
lain – lain.
c. Baut Pengikat
1. Kecuali ditentukan lain dalam gambar mutu baut penyambung
adalah ASTM A325 dengan tegangan tarik putus minimum 120 Ksi
(fy = 825 Mpa)
Baut penyambung harus berkualitas baik dan baru, diameter,
panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan.
6. Posisi lubang – lubang baut harus benar – benar tepat dan sesuai
dengan diameternya Pemborong tidak boleh merubah atau
membuat lubang baru dilapangan tanpa seijin Direksi / MK.
TOR SI
UKURAN BAUT Lbs.ft (kg.m)
20
1 1/4” (0 32) 1.350 186.872
1 1/2” (0 38) 2.580 357.018
21
d. Erection elemen – elemen konstruksi baja hanya boleh
dilaksanakan setelah pemborong mengajukan erection schedule / method
untuk disetujui oleh Direksi / MK.
e. Sebelum erection dimulai, pemborong harus memeriksa
kembali kedudukan angkur – angkur baja dan memberitahukan kepada Direksi
/ MK metode dan urutan pelaksanaan erection.
Perhatian khusus dalam pemasangan angkur-angkur untuk rangka baja dimana
jarak – jarak/kedudukan angkur-angkur harus tetap dan akurat untuk
mencegah ketidak cocokan dalam erection, untuk ini harus dijaga agar selama
pengecoran angkur – angkur tersebut tidak bergeser, misalnya dengan
mengelas pada tulangan kolom / balok atap.
f. Pemborong harus bertanggung jawab atas keselamatan
pekerja – pekerjanya dilapangan untuk ini pemborong harus menyediakan ikat
pinggang pengaman, safety helmet, sarung tangan dan pemadam kebakaran.
22
Setelah diadakan persiapan pengecatan seperti tersebut diatas, maka setelah
difabrikasi, elemen konstruksi baja di cat dasar I dilakukan sebagai berikut :
Type cat : Zincromate
Merek : Dulux Quick Drying Universal Premier Green No. A.540-
49524
ex ICI Paint Indonesia.
Ketebalan : 35 micron
Cat dasar I tersebut harus dilakukan di workshop / pabrik, minimal 1 lapis atau
sampai memperoleh hasil pengecatan yang rata dan sama tebalnya.
Cat Dasar II dilakukan setelah erection dengan ketentuan sebagai berikut.
Type cat : Zincromate
Merek : Dulux Undercoat A 543 – 101 ex ICI Paint Indonesia
Ketebalan : 35 micron
Cat Dasar II baru boleh dilakukan setelah cat Dasar I betul – betul kering dan
diamplas, minimal 1 lapis atau sampai memperoleh hasil pengecatan yang rata
sama tebalnya.
Apabila Cat Dasar II dilakukan sebelum cat dasar I mengering dengan baik
sehingga timbul bentolan – bentolan pada permukaan cat, maka Direksi / MK
akan memerintahkan agar cat dasar II tersebut diamplas dan dilakukan lagi
pengecatan cat dasar II atas beban Pemborong.
c. Cat Finish.
Cat finish I
Jenis cat : Marine paint 084-2543
Produk : Danapaints
Ketebalan : 30 micron
Cat Finish II :
23
Atap Baja
Cantilever / Overstek dan
Bagian – bagian struktur baja lainnya yang disebutkan dalam gambar
Besarnya anti lendut adalah minimum sama dengan besarnya lendutan akibat Beban
mati (DL) + Beban Hidup (LL)
Besaran / nilai anti lendup tersebut dapat dilihat pada gambar atau apabila tidak
tercantum jelas dalam gambar maka harus dinyatakan kepada Perencana struktur dan
harus tercantum jelas dalam shop drawing yang akan dijadikan acuan dasar dalam
fabrikasi.
Pasal 13
PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR
13.1. Umum
24
Minum Setempat.
b. Pemborong harus mengganti kembali material yang rusak sehingga syarat-syarat
fisik maupun teknis tetap dapat dipenuhi. Kebocoran - kebocoran yang terjadi
merupakan tanggung jawab kontraktor.
c. Pemborong harus memperbaiki kembali bekas bobokan baik pada tembok / beton
maupun pada dinding dan lantai.
a. Pemborong harus mengadakan testing, start-up dan demonstrasi bila
diminta, segala keperluan untuk hal ini adalah mejadi tanggung jawab dan biaya
pemborong.
b. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor harus mengajukan gambar-
gambar kerja dan detail (shop drawing) serta harus diajukan kepada Konsultan
Pengawas / Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
g. Kontraktor pekerjaan ini harus membuat gambar-gambar sebagaimana
dilaksanakan (Asbuilt drawing) dan operating and maintenance instruction
manual, pada penyerahan pertama untuk diserahkan kepada konsultan.
h. Gambar-gambar rencana dan spesifikasi (persyaratan) ini merupakan suatu
kesatuan. Jika terjadi gambar dan spesifikasi bertentangan, maka spesifikasi yang
lebih mengikat.
i. Gambar-gambar ini menunjukan secara umum tata letak dari peralatan instalasi,
sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
proyek. Gambar - gambar arsitek dan struktur / sipil harus dipakai sebagai
referensi untuk pelaksanaan dan detail “Finishing” dari proyek.
Pasal 14
PEKERJAAN KONSTRUKSI INSTALASI PENGELOLA
AIR LIMBAH (SEPTIC TANK)
3. Peraturan-peraturan / persyaratan
25
e. Gambar kerja yang diminta oleh pengawas harus dipenuhi segera agar
pekerjaan tidak terhambat dan sebelum dilaksanakan harus ada
persetujuan dari pihak pengawas.
f. Jaminan peralatan utama yang dipasang harus sesuai dengan jaminan
dari pabrik pembuat.
g. Supplier dari peralatan yang dipakai, sepenuhnya berada dalam tanggung
jawab pemborong pekerjaan ini.
h. Semua pekerjaan sipil (pondasi, thrustblok, bak kontrol, dll) Yang harus
dibuat oleh pemborong pekerjaan ini, harus mengikuti spesifikasi
pekerjaan sipil (pasangan batu, beton dan sebagainya).
a. Semua pipa air limbah dan vent baik pipa utama maupun
pipa cabang terbuat dari bahan PVC standard Produksi Wavin, PPI, Bakrie
atau setara tekanan kerja 10 kg/cm2
Pasal 15
PEMIPAAN DILUAR GEDUNG
a.. Sistem pemipaan dibawah permukaan tanah ini berfungsi untuk mengumpulkan
dan menyalurkan kotoran dari pipa air kotor yang terbuat dari PVC menuju Septik
Tank.
b. Pada setiap pertemuan atau belokan harus dilengkapi dengan bak-bak kontrol.
c. Pipa – pipa pembuangan air kotor adalah pipa pralon dia 4”
d. Air bekas yang berasal dari toilet disalurkan melalui pipa PVC bawah tanah
menuju Bak peresapan.
Pasal 16
INSTALASI PENANGKAL PETIR
26
Batang penangkal petir yang perlu dipasang berjumlah 1 buah (dapat
dilihat gambar)
b. Down Conductor
Kawat yang digunakan adalah B (bare copper) dengan luas penampang dia
50” mm2. Conductor tersebut akan bermuara pada bak kontrol. Pada bak
kontrol tersebut dapat dilakukan test pengukuran tahanan pentanahan
(secara berkala setiap tahun) Sambungan antara elektroda pentanahan
dengan kawat tembaga harus dapat dilepas dan dipasang kembali dengan
mudah. Jarak antara klem-klem penyangga kawat maksimum 15 cm, klem
tersebut dibuat dari bahan yang digalvanized.
c. Earth Terminal
System penangkap petir ini mempunyai system pentanahan tersendiri yang
terpisah dengan system pentanahan peralatan listrik. Besar tahanan
pentanahan ini adalah maximum 2 ohm, yang diukur setelah minimal 7
hari tidak turun hujan berturut-turut.
16.3. Pemasangan dan pengadaan penangkal petir, down conductor dan earth
terminal harus sesuai dengan gambar dan peraturan-peraturan yang berlaku.
Pasal 17
PEKERJAAN LISTRIK
17.1. Umum
Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan pemasangan dan penyerahan dalam
keadaan baik dan siap digunakan hal-hal sebagai berikut :
Pelaksanaan pekerjaan instalasi listrik ini pada dasarnya harus memenuhi hal-
hal sebagai berikut :
1. Peraturan-peraturan yang tercantum dalam PUIL 1987
2. Peraturan-peraturan tambahan yang dikeluarkan oleh PLN
3. Harus dilaksanakan oleh Kontraktor yang memiliki surat izin dari PLN
yaitu SIKA C yang masih berlaku dan dapat menunjukan bukti-bukti
tanda daftar rekanan dalam bidang usaha listrik yang dikeluarkan oleh
instalasi yang berwenang.
4. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instalasi berwenang (keselamatan
kerja dan lain sebagainya).
5. Pekerjaan Kontraktor listrik ini harus dipasang oleh Kontraktor yang sudah
berpengalaman mengerjakan pemasangan instalasi listrik, sesuai dengan
jenis proyek
17.3. Gambar-Gambar
27
1. Gambar-gambar rencana dan spesifikasi (persyaratan) ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi sama mengikatnya.
2. Jika terjadi gambar dan spesifikasi bertentangan, maka spesifikasi yang
lebih mengikat.
3. Gambar-gambar instalasi menunjukan secara umum dan tata letak dan
peralatan instalasi sedang pemasangan harus dikerjakan dengan
memperhatikan kondisi dari proyek.
4. Sebelum pekerjaan dimulai, kontraktor harus menunjukkan gambar-
gambar kepada Direksi / Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
5. Setiap shop drawing yang diajukan kontraktor untuk disetujui oleh
Direksi / Pengawas dianggap Kontraktor telah mempelajari situasi dan
berkonsultasi dengan pekerjaan instalasi - instalasi lainnya.
6. Kontraktor pekerjaan ini harus membuat gambar-gambar sebagaimana
dilaksanakan (as built drawing) dan operating dan maintenance
instruction / manual, pada penyerahan pertama, penyerahannya kepada
konsultan pengawas dalam rangkap 5 (lima)
17.4. Daftar Bahan dan Contoh
a. Panel-panel utama harus dibuat dari pelat besi tebal 2 mm, dengan rangka
besi dan seluruhnya harus dimenie dan diduco 2 kali, dan harus dicat dengan
cat bakar, warna finishing yang dapat dipakai adalah grey blue (abu-abu),
panel-panel ini harus dapat dilayani dari depan. Pintu dari panel-panel
tersebut diatas harus dilengkapi dengan kunci tanam merk YALE atau
sejenis.
b. Untuk panel-panel distribusi dapat dipergunakan besi plat tebal 1,6 mm.
Konstruksi, finishing dan sebagainya seperti diuraikan diatas.
c. Konstruksi dalam panel serta letak dari komponen-komponen dapat
mudah dilaksanakan, perbaikan - perbaikan, penyambungan - penyambungan
pada komponen-komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu
komponen-komponen lainnya.
d. Seluruh elemen-elemen / komponen - komponen untuk semua panel harus
buatan Merlin Gerlin (MG) atau sejenis yang dapat disetujui oleh Konsultan
Perencana.
e. Komponen-komponen pengaman yang dipakai adalah jenis miniatur
28
circuit breaker (MCB), yang mempunyai breaking capacity minimum 10 KA,
Moulded Case, Circuit Breaker (MCCB), yang mempunyai breaking capacity
minimum 20 KA.
f. Tiap - tiap panel dibuatkan busbar untuk grounded tahanan pentanahan
tidak boleh melebihi nilai 2 Ohm diukur setelah minimal tidak hujan selama 7
hari
g. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar coper terdiri dari 3 busbar phase
R-S-T, 1 busbar netral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar harus
diperhatikan untuk besar arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut
tanpa menyebabkan suhu yang lebih besar dari 65 oC dan direncanakan atas
dasar temperatur 40 oC. Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai
peraturan PLN. Lapisan yang dipergunakan untuk memberi warna busbar dan
saluran harus dari jenis yang tahanan terhadap kenaikan suhu yang
diperbolehkan. Merk panel : Siemens atau sejenis dan disetujui konsultan
perencana.
h. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam
kotak tahan getaran dengan ukuran 96 x 96 mm
a. Untuk penerangan dan stop kontak biasa, kabel yang dapat dipergunakan
adalah type NYM penampang kabel minimum yang dapat dipakai adalah 2,5
mm2. Didalam pipa PVC klas AW dia. 3/4” atau pipa merk GIFLEX, EGA.
b. Kabel - kabel yang turun dari plafond ke stop kontak dan saklar melalui
dinding bata memakai pipa galvanis steel atau setara.
c. Diameter pipa yang digunakan sesuai dengan kabel yang dipakai
d. Untuk penyambungan kabel-kabel harus menggunakan terminal box.
Terminal box tersebut tutupnya harus dapat dilepas dan dipasang kembali
dengan mudah dengan memakai sekrup.
e. Pemasangan pipa kabel-kabel diatas plafond harus disusun rapi dan harus
diklem/diikat dengan kawat pada rak-rak kabel dan pada prinsipnya kabel-
kabel tidak diperkenankan langsung diklem pada konstruksi bangunan.
f. Kabel-kabel yang terpasang didalam bak beton kolom beton dinding beton
29
harus menggunakan pipa galvanized steel.
g. Merk marvich, national. Pemasangan pipa metal pada daerah-daerah
tersebut harus disertai dengan kawat pancingan.
h. Hantaran-hantaran yang lainnya tidak ditarik diatas langit-langit seperti
pasangan pada kolom beton, maka pipa-pipa sudah harus dipersiapkan
sebelum pengecoran beton dilaksanakan, termasuk kotak-kotak sambungan
(inspection boxes) dudukan stop kontak dan saklar dan sebagainya.
i. Untuk kabel - kabel yang bertegangan dan yang tidak bertegangan dan
kabel pentanahan yang dipasang harus dibedakan dalam beberapa macam
warna kabel.
j. Penyambungan kabel-kabel penerangan dan stop kontak didalam dos harus
memakai las dop yang terbuat dari berkelit berwarna (buatan legrand 3 M
atau equivalent) yang dapat disetujui oleh Konsultan Perencana. Las doop
dari bahan porselin tidak diperkenankan untuk dipergunakan.
k. Kabel-kabel untuk penerangan harus menggunakan kabel LMK-PLN
buatan pabrik kabel metal, kabelindo, supreme yang dapat disetujui oleh
konsultan perencana.
l. Kontak - kontak sambungan sedapat mungkin ditempatkan pada tempat-
tempat yang mudah dicapai pada saat diperlukan pelaksanaan perbaikan atau
penggantian kabel dikemudian hari.
m. Tidak diperkenankan menggunakan potongan potongan kabel secara
disambung-sambung, kecuali pada tempat-tempat tertentu seperti
pencabangan dari suatu rangkaian.
n. Semua sambungan kabel harus dilaksanakan dengan menggunakan klem
baut dan terlindung dalam kotak sambungan, untuk menghindari gangguan
yang dapat terjadi akibat sentuhan – sentuhan
o. Pada ujung - ujung hantaran yang disambung pada titik-titik penerangan atau
yang akan dihubungkan langsung ujung yang mempunyai klem baut seperti
terminal block, ceiling rose box dan lain sebagainya.
p. Semua sambungan harus terikat kuat untuk menjamin kontak yang
sempurna.
30
arus / rating 6A - 500 volt dan 15 A - 500 V untuk pasangan sampai dengan
1500 VA.
- Pada tempat-tempat yang selalu lembab atau basah seperti dalam
kamar mandi atau dapur, maka harus dipakai alat-alat yang kedap air.
17.9. G rounding
a. Semua panel lighting fixtures, stop kontak dan bagian-bagian metal lainnya
yang berhubungan dengan instalasi listrik harus digrounding.
b. Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC = Bare Copper
Conductor) atau kawat yang terisolasi yang diberikan warna kuning strip hijau.
c. Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang sama
dengan penampang kabel masuk (incoming feeder).
d. Nilai tahanan grounding system untuk panel-penel harus lebih kecil dari 2 ohm,
diukur setelah tidak hujan selama 7 hari.
e. Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanis minimum
berdiameter 1/2” diujung pipa tersebut diberi / dipasang copper rod sepanjang
0,5m. Electrode pentanahan yang dipatok dalam tanah minimal sepanjang 6
meter.
31
menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan. Dalam masa ini Kontraktor
masih bertanggung jawab penuh seluruh instalasi yang telah dilaksanakan.
Pasal 18
a. Termasuk dalam pekerjaan ini meliputi penataan areal halaman gedung utama
yaitu :
- Pembuatan pagar keliling sesuai dengan gambar
- Pasangan Paving block untuk areal parkir (lihat gambar)
- Pembuatan taman - taman dan penanaman untuk penghijauan
(lihat gambar sofcape)
- Pekerjaan lainnya yang ditunjukan dalam gambar
b. Ketentuan mengenai pekerjaan paving block mengikuti ketentuan seperti yang
ditunjukan dalam gambar.
c. Paving block yang digunakan harus dari kualitas terbaik produksi dalam Negeri
dengan karakteristik beton K 300.
d. Tanaman pohon - pohon pelindung, tanaman hias dan tanaman - tanaman untuk
pagar, jenis sesuai dengan gambar. Tanah sebagai media tanaman sebelumnya
harus dicampur dengan tanah subur/pupuk kandang.
e. Kontraktor harus merawat tanaman - tanaman hingga tumbuh baik sampai saat
penyerahan terakhir.
g. Untuk semua tanaman baik jenis, tinggi, diameter batang dan lain sebagainya arus
mengikuti ketentuan yang ada pada BQ
Pasal 19
PENGAMANAN
Pasal 20
GAMBAR AS BUILT DRAWING
Kontraktor harus menyerahkan gambar sesuai yang telah terpasang (as intalated)
dalam bentuk 1 (satu) set Asli dan 2 (dua) set gambar cetakannya. Gambar ini harus
menunjukkan letak – letak semua komponen I sesuai yang dikerjakan oleh kontraktor.
Penyerahan gambar ini harus segera setelah seluruh pekerjaan selesai.
Pasal 21
PEMELIHARAAN
32
Selama masa pemeliharaan kontraktor berkewajiban untuk mengganti material yang
tidak berfungsi dengan baik, dan bertanggung jawab atas semua kekurangan yang
telah dipasang.
33