Anda di halaman 1dari 129

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

Revitalisasi Dan Pengembangan Aula Muzdalifa Asrama Haji


Membarkasih Surabaya Tahun 2019

Keterangan

Panitia Pengadaan menguraikan Spesifikasi Teknis dan Gambar yang


diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.

I. LINGKUP PEKERJAAN

Uraian dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini menyangkut


segi lingkup pekerjaan Revitalisasi Dan Pengembangan Aula
Muzdalifa Asrama Haji Membarkasih Surabaya Tahun 2019 ini
adalah pembangunan Aula asrama yang terdiri dari 2 (Dua) lantai
yang terletak di Jl. Manyar Kertoadi Surabaya.

II. BATASAN / PERATURAN

Dalam melaksanakan pekerjaannya Penyedia harus tunduk kepada :


a. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang
Persyaratan Teknis Bangunan Aula
b. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang
Persyaratan Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan
Lingkungan
c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang
Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Aula dan Lingkungan
d. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang
Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran di
Perkotaan

1
e. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah No.
58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana Tindakan
Darurat Kebakaran pada Bangunan Aula.
f. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-
3/56)
g. Peraturan Beton Bertulang Indonesia SNI 03 – 2847 Tahun 2002
h. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
i. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga
Kerja)
j. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga
Kerja)
k. SNI 03 – 2847 - 2002
l. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
m. Algemenee Voorwarden (AV)
n. Peraturan – Peraturan lain yang masih berlaku.

III. JENIS DAN MUTU BAHAN

a. Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus diutamakan


bahan-bahan produksi dalam negeri, sesuai dengan keputusan
bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian
dan Menteri Penertiban Aparatur Negara tanggal 23 Desember
1980 dan Perpres nomor 54 Tahun 2010.
b. Bahan-bahan bangunan/tenaga kerja setempat, sesuai dengan
lokasi yang ditunjuk, bila bahan-bahan bangunan dari semua jenis
memenuhi syarat teknis, sesuai dengan peraturan yang ada
dianjurkan untuk dipergunakan dengan mendapatkan ijin dari
Kuasa Pengguna Anggaran / Direksi (secara tertulis).
c. Bila bahan-bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi
teknis terdapat beberapa/bermacam-macam jenis (merk)
diharuskan untuk memakai jenis dan mutu bahan satu jenis.

2
d. Bila Penyedia telah menanda tangani/melaksanakan jenis dan
mutu bahan untuk pekerjaan atau bagian pekerjaan tidak sesuai
dengan yang telah ditetapkan bahan-bahan tersebut harus ditolak
dan dikeluarkan dari lokasi pekerjaan paling lambat 24 jam setelah
ditolak dan biaya menjadi tanggung jawab Penyedia.
e. Bila dalam uraian dan syarat-syarat yang disebutkan nama pabrik
pembuatan dari suatu barang, maka ini hanya dimaksudkan untuk
menunjukan kualitas dan tipe dari barang-barang yang
memuaskan Penyedia.

IV. URAIAN PEKERJAAN

1. Penyediaan
Penyedia harus menyediakan segala yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan secara sempurna dan efisien dengan
urutan yang teratur, termasuk semua alat-alat pembantu yang
dipergunakan seperti andang-andang, alat-alat pengangkat, mesin-
mesin, alat-alat penarik dan sebagainya yang diperlukan oleh
Penyedia dan untuk semua alat-alat tersebut pada waktu pekerjaan
selesai karena sudah tidak berguna lagi, dan untuk memperbaiki
kerusakan yang diakibatkannya.

2. Kuantitas dan kualitas pekerjaan


a. Kuantitas dan kualitas pekerjaan yang termasuk dalam harga
kontrak harus dianggap seperti apa yang tertera dalam gambar
kontrak atau diuraikan dalam uraian dan syarat-syarat. Tetapi
kecuali yang disebut diatas apa yang tertera dalam uraian dan
syarat-syarat dalam kontrak itu bagaimanapun tidak boleh
menolak, merubah atau mempengaruhi penerapan dari apa yang
tercantum dalam syarat-syarat ini.
b. Kekeliruan dalam uraian pekerjaan atau kuantitas atau
pengurangan bagian-bagian dari gambar dan uraian dan syarat-
syarat tidak boleh merusak (membatalkan) kontrak ini, tetapi

3
hendaknya diperbaiki dan dianggap suatu perubahan yang
dikehendaki oleh Penyedia.

V. GAMBAR-GAMBAR PEKERJAAN

1. Gambar perencanaan
Gambar-gambar rencana pekerjaan yang terdiri dari gambar bestek,
gambar detail konstruksi, gambar situasi dan sebagainya yang telah
dilaksanakan oleh perencana telah disampaikan kepada Penyedia
beserta dokumen-dokumen lain. Penyedia tidak boleh mengubah
atau menambah tanpa mendapat persetujuan tertulis dari Kuasa
Pengguna Anggaran. Gambar-gambar tersebut tidak boleh
diberikan kepada pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan
pekerjaan Penyediaan ini atau dipergunakan untuk maksud-maksud
lain.

2. Gambar-gambar tambahan
Bila Kuasa Pengguna Anggaran / Direksi menganggap perlu, maka
Konsultan Perencana harus membuat gambar detail (gambar
penjelasan) bersifat prinsip yang disyahkan oleh Direksi, gambar-
gambar tersebut menjadi milik Direksi.

3. As Built Drawing (Gambar yang sesuai sebagaimana yang


dilaksanakan)
Untuk semua pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar-gambar
baik penyimpangan atas perintah Penyedia atau tidak, pengawas
harus membuat gambar-gambar yang sesuai dengan apa yang telah
dilaksanakan (As Built Drawing) yang jelas memperhatikan
perbedaan antara gambar-gambar kontrak dan pekerjaan yang
dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut harus diserahkan dalam
rangkap 3 (tiga) dan semua biaya pembuatannya ditanggung oleh
Penyedia.

4
4. Gambar detail pelaksanaan ( Shop Drawing)
 Sebelum proses pemasangan, Gambar Detail Pelaksanaan (Shop
Drawing) yang meliputi semua pekerjaan detail, harus disediakan
oleh Penyedia Jasa dan harus diserahkan ke Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan, dalam hal terdapat perubahan
disain maka gambar Shop Drawing harus mendapatkan
persetujuan Konsultan Perencana.
 Semua dimensi harus disesuaikan di lapangan dan harus
ditunjukkan dalam Gambar Data Pelaksanaan (Shop Drawing).
 Penyedia Jasa harus bertanggungjawab terhadap segala
perbedaan dimensi dan semua bagian pekerjaan, koordinasi
dengan pekerjaan lain, dan semua pekerjaan yang diperlukan
untuk mengakomodasi pekerjaan yang termasuk didalamnya
mewujudkan tujuan disain.
 Shop Drawing (Gambar Kerja) harus dibuat oleh Penyedia Jasa
sebelum suatu komponen konstruksi dilaksanakan bila :
- Gambar detail yang tertuang di dalam dokumen kontrak tidak
ada atau kurang memadai.
- Terjadinya penyimpangan pelaksanaan (tetapi masih dalam
batas toleransi yang diijinkan) pada detail pelaksanaan yang
mendahuluinya.
- Konsultan Pengawas memerintahkan secara tertulis untuk itu,
demi kesempurnaan konstruksi.
- Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas dan Konsultan Perencana (jika diperlukan) sebelum
elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.

5. Gambar-gambar ditempat pekerjaan


Penyedia harus menyimpan ditempat pekerjaan satu rangkap
gambar kontrak lengkap termasuk rencana Kerja dan Syarat-syarat,
Berita Acara Aanwijzing, Time Schedule dalam keadaan baik (dapat

5
dibaca dengan jelas) termasuk perubahan-perubahan terakhir
dalam masa pelaksanaan pekerjaan, agar tersedia jika Penyedia
atau wakilnya sewaktu-waktu memerlukan.

6. Gambar Arsitek dan Gambar Struktur


Gambar dan notasi dalam gambar struktur mengikat, sedangkan
gambar dan notasi arsitek mengikuti.

1. TEMPAT TINGGAL (DOMISILI)

a. Adapun kebangsaan Penyedia, Sub Penyedia, leveransir atau


penengah (Arbitrase) dan dimanapun mereka bertempat
tinggal /menetap (domisili) atau dimanapun pekerjaan atau
bagian pekerjaan berada Undang-undang Republik Indonesia
adalah Undang-undang yang melindungi kontrak ini.
b. Untuk memudahkan komunikasi demi untuk mempermudah
jalannya pelaksanaan pekerjaan Penyedia Penyedia
berkewajiban memberikan alamat yang tetap dan jelas dengan
nomor telpon rumah kepada Kuasa Pengguna Anggaran.

2. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

a. Bila terdapat perbedaan gambar, antara gambar rencana dan


gambar detail maka gambar detail yang dipakai/diikuti.
b. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka
ukuran dengan angka yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan
penulisan angka tersebut yang jelas akan menyebabkan
ketidaksempurnaan / ketidaksesuaian konstruksi, harus
mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas lebih dahulu.

6
c. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang
diikuti kecuali bila hal tersebut terjadi karena kesalahan
penulisan, yang jelas mengakibatkan kerusakan/kelemahan
konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas.
d. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar
menyebutkan lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang
harus diikuti demikian juga sebaliknya.
e. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan
gambar setelah mendapatkan perubahan/penyempurnaan di
dalam berita acara penjelasan pekerjaan
f. Penyedia berkewajiban untuk mengadakan penelitian tentang
hal-hal tersebut diatas. Setelah Penyedia menerima dokumen
dari Kuasa Pengguna Anggaran dan hal tersebut akan dibahas
dalam rapat penjelasan.
g. Sebelum melaksanakan pekerjaan Penyedia diharuskan meneliti
kembali semua dokumen yang ada untuk disesuaikan dengan
Berita Acara Rapat penjelasan.

VI. SARANA DAN CARA KERJA

a. Penyedia wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan


meninjau tempat pekerjaan, melakukan pengukuran-pengukuran
dan mempertimbangkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.
b. Penyedia harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang
cakap dan memadai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan,
serta tidak akan mempekerjakan orang-orang yang tidak tepat
atau tidak terampil untuk jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan
kepadanya. Penyedia harus selalu menjaga disiplin dan aturan
yang baik diantara pekerja/karyawannya.
c. Penyedia harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan
yang berhubungan dengan proses pemancangan dan peralatan

7
lain yang diperlukan untuk pekerjaan ini. Peralatan dan
perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.
d. Penyedia wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan
perhatian penuh dan menggunakan kemampuan terbaiknya.
Penyedia bertanggung jawab penuh atas seluruh cara
pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta
pengaturan semua bagian pekerjaan yang tercantum dalam
Kontrak.
e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Penyedia sebelum
suatu komponen konstruksi dilaksanakan.
f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas dan Konsultan Perencana (jika diperlukan) sebelum
elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
g. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Penyedia Pelaksana sudah
harus menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri
atas :
 Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami
perubahan dalam pelaksanaannya.
 Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa
gambar-gambar perubahan.
h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah
memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas setelah dilakukan
pemeriksaan secara teliti.
i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan
pemeliharaan bangunan merupakan bagian pekerjaan yang harus
diserahkan pada saat penyerahan kesatu, kekurangan dalam hal ini
berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan.
j. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan
Penyedia, bila :
 Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada
masa pemeliharaan mengalami kerusakan atau dijumpai
kekurang sempurnaan pelaksanaan.

8
 Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan
lingkungan diluar pekerjaan pokoknya yang mengalami
kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya jalan,
halaman, dan lain sebagainya).
k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari
bahan-bahan sisa-sisa pelaksanaan termasuk bowkeet dan
direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa kontrak berakhir,
kecuali akan dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.

VII. PERSIAPAN DI LAPANGAN

Pekerjaan persiapan dalam hal ini adalah :


- Pembuatan direksi keet
- Pembuatan los, barak, gudang dan halaman kerja
- Pagar pengaman keliling proyek (site yang akan dibangun)
- Atau hal lain yang ada kaitannya dan berhubungan langsung
dengan kegiatan Revitalisasi Dan Pengemangan Aula Muzdalifa
Asrama Haji Embarkasih Surabaya Tahun 2019.

Dalam penawaran Penyedia harus sudah memperhitungkan besaran


dana yang ditimbulkan dan di masukkan dalam item pekerjaan
persiapan. Oleh karena itu selama pelaksanaan pekerjaan di lapangan
Penyedia harus menyediakan / menyiapkan :

1. KANTOR PENGAWAS / DIREKSI KEET


Penyedia harus menyediakan untuk Direksi di tempat pekerjaan
ruang kantor sementara beserta seperangkat furniture termasuk
kursi, meja dan lemari.
Penyedia harus selalu membersihkan dan menjaga keamanan
kantor tersebut beserta peralatannya.

2. KANTOR PENYEDIA, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN


FASILITAS LAIN

9
Penyedia harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja,
gudang dan halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak.
Penyedia harus juga menyediakan untuk pekerja/buruhnya fasilitas
sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai untuk
mandi dan buang air.
Penyedia harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan
rencana konstruksi fasilitas-fasilitas tersebut. Penyedia harus
menjamin agar seluruh fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari
kerusakan.
Dengan seijin Pimpinan Pelaksana Kegiatan, Penyedia dapat
menggunakan kembali kantor, los kerja, gudang dan halaman kerja
yang sudah ada.

3. PAGAR PENGAMAN
Mengingat Revitalisasi Dan Pengembangan Aula Muzdalifa Asrama
Haji Membarkasih Surabaya Tahun 2019 ini dilaksanakan di area
asrama haji yang ada saat ini yang masih aktif melaksanakan
kegiatan, maka sebelum pelaksanaan fisik dimulai Penyedia harus
membuat pagar pengaman di sekeliling site yang akan
dibangun.
4. AIR DAN DAYA
a. Penyedia harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri
yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
 Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang
memenuhi persyaratan sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih,
bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat seperti minyak,
asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau
mengurangi kekuatan konstruksi.
 Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum,
mandi/buang air dan kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air

10
yang disediakan untuk keperluan tersebut harus cukup
terjamin.
b. Penyedia harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya
sendiri sementara yang dibutuhkan untuk peralatan dan
penerangan serta keperluan lainnya dalam melaksanakan
pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini harus
memenuhi persyaratan yang berlaku. Penyedia harus mengatur
dan menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak
membahayakan para pekerja di lapangan. Bila diperlukan (atas
petunjuk Konsultan Pengawas) Penyedia harus pula
menyediakan penangkal petir sementara untuk keselamatan.

5. SALURAN PEMBUANGAN
Penyedia harus membuat saluran pembuangan sementara untuk
menjaga agar daerah bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak
basah tergenang air hujan atau air buangan. Saluran dihubungkan
ke parit/selokan yang terdekat atau menurut petunjuk Konsultan
Pengawas

6. PEMBERSIHAN HALAMAN
a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi
jalannya pekerjaan seperti pepohonan, batu-batuan atau puing-
puing bekas bangunan harus dibongkar dan dibersihkan serta
dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang
ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembersihan harus dilakukan dengan sebaik-
baiknya. Bila terdapat bahan-bahan bekas bongkaran tidak
diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut
keluar dari halaman proyek.

11
7. PERMUKAAN ATAS LANTAI (PEIL)

Pada pelaksanaan Revitalisasi Dan Pengembangan Aula Muzdalifa


Asrama Haji Embarkasih Surabaya Tahun 2019 ini posisi  0.00
lantai naik 100 cm dari MTA (Muka Tanah Asli).

8. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)


a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV)
ukuran minimum 3/20 cm yang utuh dan kering. Bouwplank
dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran 5/7 cm
dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus
dan diketam halus pada bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpas) dan tegak lurus.
Pengukuran harus memakai alat ukur yang disetujui Pengawas
Lapangan.
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian  0.00 dan as
kolom/dinding. Letak dan ketinggian permukaan bouwplank
harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah selama pekerjaan
berlangsung.

9. KOORDINASI
a. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia harus menyiapkan
bahan-bahan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan
dan harus ditempatkan pada tempat yang sudah disediakan oleh
User / Penyedia dan Penempatan barang-barang tersebut harus
rapi sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitarnya dan
aktifitas kerja dilingkungan lokasi pembangunan.
b. Berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan ini, jika Penyedia
memanfaatkan / memakai fasilitas yang ada dilingkungan kantor
harus ada Ijin tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen atau
pejabat lainnya yang ditunjuk dan harus mentaati segala
peraturan-peraturan/aturan-aturan yang ada.

12
VIII. JADWAL PELAKSANAAN

a. Penyedia Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual


pelaksanaan dalam bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik
prestasi yang direncanakan berdasarkan butir-butir komponen
pekerjaan sesuai dengan penawaran.
b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh
Penyedia Pelaksana selambat-lambatnya 10 hari setelah
dimulainya pelaksanaan di lapangan pekerjaan. Penyelesaian yang
dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai,
Penyedia Pelaksana belum menyelesaikan pembuatan jadual
pelaksanaan, maka Penyedia Pelaksana harus dapat menyajikan
jadual pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama
dan 2 minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.
d. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun,
Penyedia Pelaksana harus melaksanakan pekerjaannya dengan
berpedoman pada rencana pelaksanaan mingguan yang harus
dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2
mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

IX. KUASA PENYEDIA DI LAPANGAN

1. Pengawasan dan Prosedur Pelaksanaan


Penyedia/Penyedia harus mengawasi dan memimpin pekerjaan
dengan menggunakan kecakapan dan perhatian sepenuhnya.
Ia harus semata-mata bertanggung jawab untuk semua alat-alat
konstruksi, cara-cara teknik urutan dan prosedur dan untuk
mengkoordinasikan semua bagian pekerjaan yang berada didalam
kontrak.

13
2. Pegawai Penyedia yang melaksanakan :
a. Sebagai pemimpin pelaksanaan proyek sehari-hari pada
pelaksana pekerjaan Penyedia harus dapat menyerahkan kepada
seorang pelaksanaan ahli, cakap sesuai bidang keahliannya,
yang diberi kuasa dengan penuh tanggung jawab dan selalu
berada ditempat pekerjaan.
b. Sebagai penanggung jawab di lapangan pekerjaan pelaksanaan
harus mempelajari dan mendalami semua isi gambar, bestek
dan Berita Acara Aanwijzing sehingga tidak terjadi kesalahan-
kesalahan konstruksi maupun kualitas bahan-bahan yang harus
dilaksanakan.
c. Perubahan konstruksi maupun perubahan bahan-bahan
bangunan dapat dilaksana-kan apabila ada izin tertulis dari
Pengawas/ Kuasa Pengguna Anggaran berdasarkan rapat Direksi.
Menyimpang dari hal tersebut menjadi tanggung jawab
Penyedia, untuk melaksanakan sesuai gambar dan bestek.
d. Direksi berhak menolak penunjukan seorang pelaksana
(Uitvoerder) dari Penyedia berdasarkan pendidikan, pengalaman
tingkah laku dan kecakapan, dalam hal ini Penyedia harus segera
menempatkan pengganti lain dengan persetujuan Direksi.

X. PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN

1. Keamanan dan kesejahteraan


Selama pelaksanaan pekerjaan Penyedia Penyedia diwajibkan
mengadakan segala hal yang diperlukan untuk keamanan para
pekerja dan tamu, seperti pertolongan pertama, sanitasi, air minum,
dan fasilitas-fasilitas kesejahteraan. Juga diwajibkan memenuhi
segala peraturan dan tata tertib, ordonansi Pemerintah atau
Pemerintah Daerah setempat.

2. Terhadap wilayah orang lain

14
Penyedia diharuskan membatasi daerah operasinya disekitar
tampak dan harus mencegah para pekerjanya melanggar wilayah
orang lain yang berdekatan.

3. Terhadap milik umum


Penyedia harus menjaga agar jalan umum, jalan kecil dan hak
pemakai jalan, bersih dari bahan-bahan bangunan dan sebagainya
dan memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi kendaraan maupun
pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
Penyedia juga bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan
yang terjadi atas perlengkapan umum (fasilitas) seperti saluran air,
listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh kegiatan Penyedia,
maka biaya pemasangan kembali dan segala perbaikan kerusakan
menjadi tanggung jawab Penyedia.

4. Keamanan Terhadap Pekerjaan


Penyedia bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan
termasuk bahan-bahan bangunan dan perlengkapan instalasi
ditapak, hingga kontrak selesai dan diterima baik oleh Direksi.
Penyedia harus menjaga perlengkapan bahan-bahan dari segala
kemungkinan kerusakan, kehilangan dan sebagainya untuk seluruh
pekerjaan termasuk bagian-bagian yang dilaksanakan oleh pekerja-
pekerja dan menjaga agar pekerjaan bebas dari air hujan dengan
melindungi memakai tutup yang layak, memompa atau menimba
seperti apa yang dikehendaki atau diinstruksikan.

XI. JAMINAN DAN KESELAMATAN BURUH

1. Air Minum dan Air untuk Pekerjaan


a. Penyedia harus senantiasa menyediakan air minum yang cukup
bersih ditempat pekerjaan untuk para pekerjanya.
b. Air untuk keperluan bangunan selama pelaksanaan, dapat
mempergunakan atau menyambung pipa air yang telah ada

15
dengan meteran air tersendiri (guna memperhitungkan
pembayaran) atau air sumur yang bersih/jernih dan tawar, bila
hal ini meragukan pengawas harus diperiksa di laboratorium.
2. Kecelakaan
Apabila terjadi kecelakaan untuk tenaga kerja yang melaksanakan
pekerjaan tersebut pada waktu pelaksanaan, Penyedia harus segera
mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan si korban
dengan biaya pengobatan dan lain-lain menjadi tanggung jawab
Penyedia dan harus segera melaporkan kepada Instansi yang
berwenang dan Direksi.
Dilokasi pekerjaan harus disediakan kotak obat-obatan untuk
pertolongan pertama yang selalu tersedia dalam setiap saat dan
berada ditempat Direksi Keet/Bouwkeet.
XII. ALAT-ALAT PELAKSANAAN /PENGUKURAN

Selama Pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor Pelaksana harus


menyediakan / menyiapkan alat-alat, baik untuk Penentuan titik duga
letak bangunan, siku-siku bangunan maupun datar, tegak lurusnya
bangunan ataupun sarana peralatan pekerjaanya maupun peralatan-
peralatan yang diperlukan untuk memenuhi kwalitas hasil pekerjaan
yang baik antara lain adalah:
a. pompa air
b. beton mollen
c. waterpas
d. Theodolit
e. lampu penerangan dan sebagainya.

XIII. SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

a Penyedia harus selalu memegang teguh disiplin keras dan perintah


yang baik antara pekerjanya dan tak akan mengerjakan tenaga
yang tidak sesuai atau tidak mempunyai keahlian dalam tugas
yang diserahkan kepadanya.

16
b Penyedia menjamin bahwa semua bahan bangunan dan
perlengkapan yang disediakan menurut kontrak dalam keadaan
baru dan bahwa semua pekerjaan akan berkualitas baik bebas dari
cacat. Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standart ini
dapat dianggap defiktif.
c Dalam pengajuan penawaran Penyedia harus memperhitungkan
biaya-biaya pengujian/pemerikasaan berbagai bahan pekerjaan.
d Diluar jumlah tersebut Penyedia tetap bertanggungjawab atas
biaya-biaya pengiriman yang tidak memenuhi syarat-syarat yang
dikehendaki.

XIV. PEKERJAAN TIDAK BAIK

a. Pemberi Tugas atau MK atau Direksi Pekerjaan berhak mengeluarkan


instruksi agar Penyedia membongkar pekerjaan apa saja yang telah
ditutup untuk diperiksa, atau mengatur untuk mengadakan
pengujian bahan-bahan atau barang-barang baik yang sudah
maupun yang belum dimasukkan dalam pekerjaan atau yang sudah
dilaksanakan.
Ongkos untuk pekerjaan dan sebagainya menjadi beban Penyedia
untuk disempurnakan dengan kontrak.
b. Pemberi tugas berhak mengeluarkan instruksi untuk
menyingkirkan dari tempat pekerjaan, pekerjaan-pekerjaan,
bahan-bahan atau barang apa saja yang tidak sesuai dengan
kontrak.

XV. PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG (MEER EN MINDERWERK)

a Penyedia berkewajiban sesuai dengan pekerjaan yang diterima


menurut ketentuan AV-41 pasal (2) ayat (3) dan menurut gambar-
gambar detail yang telah disahkan oleh Direksi melaksanakan
secara keseluruhan atau dalam bagian-bagian menurut persyaratan-

17
persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik.
Penyedia selanjutnya berkewajiban pula tanpa tambahan biaya
mengerjakan segala sesuatu demi kesempurnaan pekerjaan atau
memakai bahan-bahan yang tepat walaupun satu dan lain hal tidak
dicantumkan dalam gambar dan bestek.
b Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah
atau persetujuan secara tertulis dari Direksi. Selanjutnya
perhitungan penambahan atau pengurangan pekerjaan dilakukan
atas dasar harga yang disetujui oleh kedua belah pihak jika tidak
tercantum dalam daftar harga upah dan satuan pekerjaan.
c Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tidak seizin direksi
secara tertulis adalah tidak sah dan menjadi tanggung jawab
Penyedia sepenuhnya.

XVI. PERIJINAN DAN PAPAN NAMA PROYEK

a. Penyedia diwajibkan mengurus IMB dan ijin zoning hingga


diterbitkan surat tersebut diatas serta mengurus perijinan lainnya
yang mendukung kelancaran terlaksananya Revitalisasi Dan
Pengemangan Aula Muzdalifa Asrama Haji Embarkasih Surabaya
Tahun 2019. BIAYA YANG DITIMBULKAN AKIBAT HAL TERSEBUT
DIATAS SUDAH TERMASUK DALAM BIAYA PENAWARAN.
b. Penyedia tidak diizinkan membuat iklan dalam bentuk apapun,
dalam batas-batas lapangan pekerjaan atau ditanah yang
berdekatan tanpa tanpa ijin Direksi.
c. Penyedia harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan
memasuki lapangan pekerjaan.
d. Penyedia wajib membuat dan memasang papan nama proyek di
bagian depan halaman proyek sehingga mudah dilihat umum.
ukuran 1,5 x 2,,00 M' berwarna dasar putih dengan tulisan hitam,
selambat-lambatnya 1 (satu) minggu terhitung sejak tanggal
dikeluarkan SPMK. Diletakkan pada tempat yang mudah diliat umum
atau sesuai dengan petunjuk Pejabat Pembuat Komitmen melalui

18
Konsultan Pengawas dan atau sesuai tata aturan Pemerintah Daerah
setempat. Penyedia tidak diijinkan menempatkan atau memasang
reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek
tanpa ijin dari Pemberi Tugas. Papan nama kegiatan memuat
- Nomor / Tanggal. Kontak
- Nama Kegiatan
- Nama Pekerjaan
- Lokasi Kegiatan
- Jumlah Biaya ( Kontrak )
- Nama pelaksana ( Kontraktor )
- Nama Perencana ( Konsultan )
- Nama Pengawas ( Konsultan )
- Pekerjaan dimulai Tanggal,Bulan, Tahun dan berakhirnya kegiatan

Contoh gambar :

e. Daerah Kerja Dan Jalan Masuk


Pemborong akan diberikan daerah kerja untuk pelaksanaan
pekerjaan ini. Lokasi tersebut dapat diperoleh dengan cara sewa
pinjam berdasarkan ketentuan yang berlaku harus membatasi
operasinya dilapangan yang betul betul diperlukan untuk
mpekerjaan tersebut. data letak yang meliputi jalan masuk, lokasi
penyimpanan bahan bangunan dan jalur pangangkutan material
dibuat oleh pemborong dengan persetujuan direksi.

f. Material

19
1. Material yang dipakai dalam pekerjaan pekerjaan ini diutamakan
produksi dalam negeri yang memenuhi persyaratan teknis yang
ditentukan.
2. jika pemborong mengajukan bahan lain yang akan digunakan
selain yang disyaratkan, maka mutunya minimal harus sama
dengan yang disyaratkan dalam dokumen tender sebelum
pemesanan bahan harus diberitahukan pada direksiyang meliputi
jenis, kwalitas dan kwantitas bahan yang dipesan untuk
mendapatkan persetujuan.
g. Kode, Standart, Sertifikat dan Linteratur dari Pabrik
Pemborong harus menyediakan dilapangan antara lain foto copy
persyaratan, standart bahan, katolog, rekomendasi dan sertifikat
dari pabrik dan informasi lainya yang diperlukan untuk semua
material yang diperlukan dalam proyek ini serta petunjuk
pemasangan barang/barang tersebut harus mengikuti prosedur
yang direkomendasikan oleh pabrik.

h. Lalu Lintas
Dalam melaksanakan pekerjaan dan pengangkutan bahan bahan
untuk keperluan pekerjaan, pemborong harus berhati hati
sedemikian sehingga tidak menggangu kelancaran lalu lintas atau
menimbulkan kerusakan terhadap jalan yang telah adadan
prasarana lainya. Bila mana terjadi kerusakan pemborong wajib
memperbaiki/mengganti.

XVII. PENGAMANAN LOKASI

Penyedia bertanggungjawab atas keamanan seluruh lokasi pekerjaan


hingga penyerahan yang ke – 2 diterima dengan baik, untuk itu
Penyedia berhak melarang orang-orang yang tidak berkepentingan
masuk ke lokasi pekerjaan.

XVIII. TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN

20
1. PENGUKURAN / UITZET
Segera setelah pembersihan lokasi, dilakukan pengukuran /
uitzet untuk menentukan peil / posisi bangunan terhadap
keadaan tanah setempat sesuai yang dimaksudkan dalam
gambar perencanaan.
Pengukuran / Uitzet ini harus menggunakan alat ukur yang
memadai bersama dengan Konsultan Pengawas.

2. PENGAMANAN DI LAPANGAN
Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia diwajibkan untuk
mempertimbangkan faktor-faktor antara lain :
- Penyedia harus mempertimbangkan faktor debu / kebersihan
lingkungan termasuk di jalan raya, mengingat kegiatan ini
tepat berada di tepi jalan protokol. Sehingga Penyedia harus
senantiasa menjaga kebersihan khususnya jalan raya dari
material dan bahan yang tersisa.
- Penyedia diwajibkan membuat km/wc sementara untuk para
pekerja dengan memperhatikan lokasi, kebersihan dan
kesehatan lingkungan sekitarnya.
- Penyedia harus mempertimbangkan kebisingan yang akan
terjadi pada saat pelaksanaan sehingga dapat mengganggu
kegiatan perkantoran yang ada.

XIX. PEKERJAAN PENGURUGAN

1.1. PETUNJUK UMUM :

a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan Penyedia menentukan


terlebih dahulu batas-batas areal yang akan diurug sirtu
atau batas-batas yang diganti sebagai galian lubang
pondasi.

21
b. Penyedia harus menetapkan syarat-syarat dilokasi
tanah yang diurug dengan jalan memeriksa dan
memperhatikan sendiri sifat-sifat tanah dan bahan yang
harus dihadapinya dan syarat-syarat lainnya serta
memulainya dengan pekerjaan yang telah diperinci.
c. Semua saluran-saluran yang masih berfungsi, riool, air,
listrik atau benda-benda lain yang berfaedah harus
dilindungi agar tidak rusak, kecuali apabila ditentukan untuk
dihilangkan/diurug.
Bila timbul kerusakan harus diperbaiki atau diganti oleh
Penyedia atas beban Penyedia.
d. Tidak boleh membiarkan air menggenang diatas atau
dekat pekerjaan urugan, kapan saja selama masa
berlakunya Kontrak.
Semua lubang-lubang galian harus dibebaskan dari
perembesan bahan urugan, peluapan dan genangan air baik
sumur, pompa, pengairan alamiyah atau dengan cara
apapun.
e. Selesainya pekerjaan perataan urugan
dinyatakan/dikontrol dengan pengukuran
topografi/pesawat ukur oleh juru ukur yang ditunjuk
dengan biaya pengukuran dipikul oleh Penyedia.
Pembersihan semua bahan bekas galian yang berlebihan
yang tidak dipakai dan semua sampah, bekas-bekas
bongkaran harus dibuang dari lokasi.
f. Penyedia harus memasukkan kedalam penawarannya
segala biaya untuk keperluan pengetesan dan
pengontrolan pengukuran.
Penyedia harus bertanggung jawab pula untuk semua ongkos-
ongkos, semua tes yang gagal dalam memenuhi
permintaan/ standard yang telah ditentukan.

22
1.2. PELAKSANAAN PENGURUGAN :
a. Pemilihan jenis material,
Material yang akan digunakan sebagai urugan tidak
diperkenankan mengambil tanah setempat. Sumber bahan
(Quarries/ forrow-pit) untuk urugan ditetapkan tanah jenis
sirtu ini dapat diterima untuk dipakai bahan urugan harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1). Material harus bersih dari kotoran-kotoran dan bahan-
bahan organik
2). Cukup bahan granulair.

b. Lapisan dasar urugan


1). Tebal lapisan dasar urugan harus melebihi tebalnya
lapisan tanah lumpur yang ada pada areal lahan yang
diurug adalah sesuai dengan gambar, yang harus
dihampar dan dipadat ratakan. Jenis material yang
dipakai adalah sirtu, dengan maksud untuk melakukan
air tanah yang terdesak keluar akibat proses konsolidasi.
2). Cara pengurugan harus dimulai dari satu sisi secara
beurutan dalam satu arah sehingga tanah Lumpur akan
terdorong oleh desakan urugan dan bergerak menjauhi
urugan dan pada saatnya timbunan Lumpur tersebut
harus diambil dan dibuang ke luar lokasi pekerjaan.
3). Tebal lapisan kedua dan lapisan atas masing-masing
setebal 30 cm atau disesuaikan dengan gambar, yang
harus dihampar dan dipadat ratakan diatas lapisan
dasar.
4). Material yang sudah disetujui oleh Direksi untuk
bahan timbunan, harus dihampar dan dipadatkan lapis
demi lapis dengan tebal lapisan masing-masing
dilaksanakan sesuai gambar, meliputi lebar/ luasan
yang akan ditetapkan oleh Direksi namun bilamana ada

23
peralihan pemadat khusus yang akan digunakan oleh
Penyedia, tebal masing-masing lapisan dapat
disesuaikan, setelah diadakan percobaan pemadatan
yang hasilnya disetujui oleh Direksi.

c. Metode pelaksanaan dan alat-alat yang


dipergunakan :
1). Dump Truck adalah alat angkut yang
dipergunakan untuk mengangkut bahan material dari
tempat pengambilan kelokasi yang akan diurug.
2). Motor Grader adalah alat yang dipergunakan
untuk menghampar Material, Meratakan tanah dan
membentuk permukaan tanah sesuai yang diinginkan.
3). Setelah material dihamparkan kemudian
disiram dengan air dengan memakai Water tanker
sambil dipadatkan dengan Vibrating Compactor
4). Vibrating Compactor adalah alat pemadat
yang berfungsi memberi tekanan dan Getaran terhadap
material yang ada dibawahnya, dengan adanya getaran
maka pertikel yang lebih kecil akan mengisi rongga
diantara partikel-partikel yang lebih besar.
5). Selama proses pemadatan berlangsung,
sekelompok pekerja bertugas untuk merapikan tepi
hamparan dan mengukur level urugan yang dikehendaki
dengan menggunakan alat bantu/ alat ukur tanah/
Theodolith.
6). Untuk bagian yang tak dapat dimasuki atau
dijangkau alat pemadat tersebut diatas dapat
dipergunakan. Hand compaction atau licht machanikal

24
temper dengan persetujuan dan dengan sepengetahuan
pengawas/ Direksi Lapangan.

d. Perataan permukaan timbunan,


Pada akhir pemadatan pada lapisan terakhir
Penyedia harus meratakan permukaan sesuai dengan
patok duga, sama tinggi dengan level tanah/ urugan
yang direncanakan

1.3. CARA PENGUKURAN HASIL PENGURUGAN :


Pengukuran hasil penimbunan terdiri dari pekerjaan-
pekerjaan persiapan dan hasil lapisan akhir (atas), yang telah
memenuhi syarat kepadatan yang ditetapkan dalam kubikasi
sesuai gambar dari level urugan yang diijinkan dan
pengukuran hasil kerja selesainya pekerjaan pengurugan ini
akan dilakukan oleh Penyedia dengan disetujui Direksi.

XX. PEKERJAAN TANAH

Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi :


- Galian tanah
- Urug pasir
- Urug sirtu
- Urug tanah kembali
- Buang tanah bekas galian keluar lokasi
- Urug pasir bawah rabat keliling tebal sesuai gambar perencanaan
yang dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pekerjaan urugan pasir dilaksanakan dengan ketebalan sesuai
gambar perencanaan dan dilaksanakan selapis demi selapis
dengan kepadatan yang memenuhi syarat dan disetujui Direksi.
b. Galian tanah dilaksanakan dengan kedalaman sesuai gambar
perencanaan harus dibuang diluar bouwplank dan diratakan diluar
Aula sedemikian rupa hingga tidak mudah gugur kembali kedalam
lobang pondasi.

25
XXI. PEKERJAAN BETON

1.1. MUTU BETON


a. Mutu beton struktur poer, sloof, balok, kolom, plat lantai dan plat
atap adalah K-300 / fc´ 25 Mpa, pondasi strouss menggunakan
mutu beton K-225/fc' 18,6 Mpa, sedangkan untuk beton kolom
praktis, ringbalk dan balok latai menggunakan mutu beton K-175 /
fc´ 14,5 Mpa, dan dianjurkan memakai ready mix concrete, dan
mutu baja beton fy 400 Mpa untuk diameter ≥D 13 dan fy 240
Mpa untuk diameter ≤  12. Untuk pekerjaan beton lantai kerja
dipakai beton rabat dengan campuran 1pc : 3ps : 5kr. Mutu
karakteristik merupakan syarat mengikat. Untuk menjamin
kesamaan mutu beton, Penyedia dianjurkan menggunakan
readymix concrete dari perusahaan terkenal yang khusus
membuat readymix, terutama untuk pekerjaan struktur beton,
kolom, balok dan lantai.

b. Campuran tambahan untuk beton (concrete admixture). Bilamana


dianggap perlu tambahan untuk beton dapat dipergunakan
concrete admixture. Penggunaan tersebut harus dengan
persetujuan Ahli/Konsultan Pengawas.

c. Pengadukan.
Kecuali ready mix concrete semua pengadukan jenis beton harus
dilakukan dengan mesin pengaduk berkapasitas tidak kurang dari
350 liter. Setiap kali membuat adukan, pengadukan harus rata
hingga warna dan kekentalannya sama.

g. Takaran Perbandingan Campuran.


Semua bahan harus ditakar menurut perbandingan berat, bukan
perbandingan isi.

1.2. PENGAWASAN CAMPURAN ADUKAN


a. Komposisi.

26
Semua agregat, semen, air, beratnya harus ditakar dengan
seksama. Proporsi semen yang ditentukan adalah minimal.
Sebagai pedoman, Penyedia harus tetap mengusahakan
mutu/kekuatan beton sesuai dengan yang disyaratkan.

b.Pengujian (testing).
Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan SNI – 2847 -
2013 termasuk pengujian-pengujian susut (slump) dan pengujian-
pengujian tekanan. Jika beton tidak memenuhi syarat-syarat
slump, maka bagian/kelompok adukan tersebut tidak boleh
dipakai. Jika pengujian tekanan gagal, maka perbaikan harus
dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur dalam SNI – 2847 -
2013.

1.3. BAHAN-BAHAN
a. Semen
Semen yang dipakai harus semen portland dari merk yang
disetujui dan yang dalam segala hal memenuhi syarat seperti
yang dikehendaki oleh "Peraturan Beton Bertulang Indonesia”,
digunakan produk Semen Gresik, Holcim atau Tiga Roda yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas. Dalam pengangkutan, semen
harus terlindung dari hujan, zak (kantong) asli dari pabriknya
dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan di gudang yang
cukup ventilasinya dan tidak kena air, ditaruh pada tempat yang
ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Kantong semen
tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2
m, dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai
dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut
urutan pengirimannya.
b.Agregat
Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih, bebas dari bahan-
bahan yang merusak, umpamanya yang bentuk atau kwalitasnya

27
bertentangan dan mempengaruhi kekuatan atau kekalnya
konstruksi beton pada setiap umur, termasuk daya tahannya
terhadap karat dari tulangan besi beton. Agregat (butiran) dalam
segala hal harus memenuhi yang dikehendaki :
 Spesifikasi agregat untuk beton (ASTM C 33)
 SNI – 2847 -2013 (Spesifikasi Agregat Ringan untuk Beton
Struktur)
Bagian tersebut diatas harus dilakukan pengujian butiran.
c. Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari
bahan-bahan organik, lumpur dan sebagainya dan harus
memenuhi komposisi butir serta kekerasan gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.
d.Koral Beton/Split
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta
mempunyai gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat SNI –
2847 - 2013. Penyimpanan / penimbunan pasir dan koral beton
harus dipisahkan satu dengan yang lain, hingga dapat dijamin
kedua bahan tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan
adukan beton yang tepat.
e. A i r
Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih, bebas dari
bahan-bahan yang merusak atau campuran-campuran yang
mempengaruhi daya lekat semen dan dilakukan pengujian
air/laboratorium test.
f. Bahan Tambahan
Bahan tambahan disetujui secara khusus dengan persetujuan
Ahli/ Konsultan Pengawas.
g.Baja Tulangan
- Jenis penulangan.
Besi beton yang dipergunakan adalah besi ulir (tulangan pokok)
dengan mutu baja fy 400 Mpa untuk diameter diatas ≥ 13 mm

28
dan besi polos (sengkang, begel) dengan mutu fy 240 Mpa,
untuk diameter ≤ (kurang dari sama dengan)12 mm.
- Baja tulangan harus diperiksakan di lembaga pemeriksaan bahan
yang diakui. Besi beton yang akan digunakan dalam pelaksanaan
hendaknya harus dilakukan pengujian di laboratorium terlebih
dahulu menurut prosedur teknis yang berlaku dan hasil pengujian
harus dituangkan dalam berita acara untuk menghindari
pemakaian material yang tidak di ijinkan. Dan biaya pengujian
sepenuhnya harus ditanggung Penyedia dan harus sudah
dianggap termasuk dalam faktor-faktor penawaran.
- Penyimpanan.
Tulangan besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh
tanah dan tidak boleh disimpan diudara terbuka untuk jangka
waktu yang panjang.
- Pemasangan.
Sebelum beton dicor, tulangan besi beton harus bebas dari
minyak, kotoran, cat, karat, lepas, kulit giling atau bahan-bahan
lain yang merusak. Semua tulangan harus dipasang dengan posisi
yang tepat sehingga tidak dapat berubah atau begeser pada
waktu adukan ditumbuk-tumbuk atau dipadatkan. Tulangan besi
beton dan penutup beton tingginya harus tepat, dengan penahan-
penahan jarak beton (tahu beton) yang telah disetujui Ahli/
Konsultan Pengawas. Dan pelaksanaan penyambungan,
pemotongan, pembengkokan dan pemasangan harus sesuai
dengan persyaratan bangunan yang berlaku (SNI – 2847 – 2013)
dan SNI 2052 – 2014.
- Selimut Beton.
Ukuran minimal selimut beton sesuai dengan penggunaannya
(tidak termasuk plesteran), adalah sebagai berikut :
Pondasi atau pekerjaan lainnya yang berhubungan langsung
dengan tanah = 7,5 cm.
Kolom = 4 cm

29
balok-balok beton = 5 cm.
Slab/plat beton diatas tanah = 2,0 cm.

- Toleransi Baja Tulangan


Berdasarkan SNI 2052:2014 maka toleransi diameter baja
tulangan beton polos seperti tercantum pada Tabel 3.

Tabel 3 - Ukuran dan toleransi diameter


No Diameter (d) Toleran Penyimpangan
(mm) si kebundar
(mm) an (%)

1 6 ± 0,3

2 8 ≤ d ≤ 14 ± 0,4 Maksimum 70
dari batas
3 16 ≤ d ≤ 25 ± 0,5 toleransi

4 28 ≤ d ≤ 34 ± 0,6

5 d ≥ 36 ± 0,8

CATATAN:
1. Penyimpangan kebundaran adalah perbedaan antara
diameter maksimum dan minimum dari hasil pengukuran
pada penampang yang sama dari baja tulangan beton
2. Toleransi untuk baja tulangan beton polos = d – daktual

h.Cetakan (bekisting)
- B a h a n.
Bekisting harus dipakai multipleks 9 mm dan kayu klas II yang
cukup kering dan sesuai dengan finishing yang diminta menurut
bentuk, garis ketinggian dan dimensi dari beton sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar arsitektur. Bekisting harus cukup
untuk menahan getaran vibrator atau kejutan-kejutan lain yang
diterima, tanpa berubah bentuk. Cetakan harus dibuat dari
papan-papan yang bermutu baik atau plywood :

30
 Untuk beton tidak diexposed dipakai kayu terentang tebal
minimum 2,5 cm.
 Untuk beton exposed dipakai multiplek, fibre glass atau bahan
lain yang tidak reaktif terhadap beton.
Tebalnya tergantung dari kwalitas dan jarak rangka penguat
cetakan tersebut.

- Konstruksi.
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga
dapat menahan getaran yang merusak atau lengkung akibat
tekanan adukan beton yang cair atau sudah padat. Cetakan
harus dibuat sedemikian rupa hingga mempermudah
penumbukan-penumbukan untuk memadatkan pengecoran
tanpa merusak konstruksi. Acuan harus rapat tidak bocor,
permukaannya licin, bebas dari kotoran-kotoran seperti tahi
gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya
sebelum pengecoran dilakukan dan harus mudah dibongkar
tanpa merusak permukaan beton. Tiang-tiang acuan harus
diatas papan atau baja untuk memudahkan pemindahan
perletakan. Tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dari satu.
Tiang-tiang dari dolken ukuran 8/10 cm atau kaso 5/7 cm. Tiang
acuan satu dengan yang lain harus diikat dengan palang
papan/balok secara silang.

- Alat untuk Membersihkan.


Pada pencetakan untuk kolom atau dinding harus diadakan
perlengkapan-perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran-
kotoran, serbuk gergaji, potongan-potongan kawat pengikat dan
lain-lain.

- U k u r a n.

31
Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar
arsitektur dan sama disemua tempat untuk bentuk dan ukuran
tiang yang dikehendaki sama.

- Kawat Pengikat.
Kawat pengikat besi beton/rangka dibuat dari baja lunak dan
tidak disepuh seng, dengan diameter kawat lebih besar atau
sama dengan 0,40 mm. Kawat pengikat besi beton/rangka harus
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam SNI – 2847 –
2013.
- Pelapis Cetakan.
Untuk mempermudah pembongkaran cetakan dan
menyingkirkan penutup-penutup, pelapis cetakan dari merk
yang telah disetujui dapat dipergunakan. Minyak pelumas, baik
yang sudah maupun yang belum dipakai, tidak boleh digunakan
untuk ini.

1.4. PENYELESAIAN BETON


a. Semua beton yang tampak dalam pandangan, pertemuan dua
bidang harus tajam clan halus bidang-bidangnya.
b. Segera setelah bekisting dibuka clan beton masih relatif segar,
semua penonjolan harus dipahat hingga rata sementara lekukan
serta lubang-lubang harus diisi dengan adukan dengan
perbandingan 1 semen : 1 pasir.
c. Sebelum pelaksanaan pekerjaan tersebut permukaan beton yang
kasar harus digosok dan dibersihkan dari kotoran akibat cetakan
atau tetesan air semen.
d. Pelaksanaan penyambungan, pemotongan, pembengkokan dan
pemasangan harus sesuai dengan persyaratan bangunan yang
berlaku (SNI – 2847 - 2013).

1.5. BENDA-BENDA YANG TERTANAM DALAM BETON

32
a. Semua angker, baut-baut dan sebagainya yang diperlukan
tertanam dalam beton (in-bow) harus terikat dengan baik pada
cetakan sebelum beton mulai dicor.
b. Benda-benda tersebut di atas harus dalam keadaan bersih dari
karat clan kotoran-kotoran lain pada saat beton dicor.
c. Baut-baut angker harus dipasang dalam posisi yang akurat dan
diikat pada tempatnya.
d. Pipa-pipa / sparing non konstruktif juga harus sudah terpasang
sesuai dengan rencana jaringan instalasi bangunan.

1.6. PENGENDALIAN MUTU BAHAN BETON STRUKTUR


a. Semen yang dipergunakan untuk struktur, harus dari pabrik
yang sama dan merupakan hasil produksi yang tidak lebih dari
satu bulan.
b. Penyimpanan semen harus dilakukan sebaik mungkin sehingga
terhindar dari kemungkinan kerusakan karena hidrasi-basah,
pengotoran benda asing.
c. Penyimpanan di dalam gudang tertutup, harus dikelompokkan
sedemikian rupa, agar semen yang lebih dahulu masuk gudang
dipakai lebih dahulu pula.
d. Agregat kasar ( kerikil atau batu pecah ) dan agregat halus ( pasir
cor ) harus merupakan bahan bangunan yang didapatkan dari
alam dan memenuhi ketentuan-ketentuan dalam SNI – 2847 –
2013
e. Ukuran agreaat kasar - batu pecah, sesuai dengan mix design,
dan tidak lebih dari 3 cm atau seperempat tebal beton cor yang
terkeci I .
f. Agregat yang dipakai harus disimpan sedemikian rupa
sehingga tidak kotor, dan tidak tercampur bahan-bahan lainnya.
g. Air yang digunakan adalah air dari PDAM, yang dapat didapat
dari jaringan air PDAM setempat atau membeli I didatangkan
dengan truk tangki air.

33
h. Apabila air PDAM masih tidak tersedia, maka penggunaan air
dari sumur di lokasi proyek, harus diperiksa terlebih dahulu
dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diminum oleh
laboratorium yang disetujui oleh Badan yang berwenang atau
Konsultan Pengawas.
i. Air yang digunakan harus tawar, bersih tidak mengandung
minyak, bahan-bahan organis, bahan-bahan lainnya yang
dapat menurunkan mutu beton,
j. Admixture : kecuali ditentukan lain, maka dengan kualitas
bahan yang baik, cara mencampur-mengaduk dan mengecor
yang baik, tidak diperlukan penggunaan sesuatu bahan
admixture.
k. Jika penggunaan admixture dianggap perlu, maka penggunaan
admixture harus sepengetahuan dan disetujui secara tertulis
oleh Konsultan Pengawas.
l. Data bahan admixture, tujuan pemakaian, cara I takaran
pemakaian harus jelas. Secara akibat penggunaan admixture
yang dapat merusak atau menurunkan kualitas beton yang
sudah dicor menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari
Penyedia, walaupun telah mendapat persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas.
m. Mutu baja tulangan dinyatakan dalam tegangan leleh
karakteristik atau tergantung tegangan karakteristik yang
memberikan regangan tetap sebesar 0.35%, sesuai dengan
SNI – 2847 – 2013.
n. Mutu baja tulangan yang didatangkan harus benar, yang
dinyatakan dengan sertifikat pabrik pembuatnya. Untuk
menjamin kualitas baja tulangan sesuai dengan perencanaan,
maka harus dilakukan pemeriksaan pada laboratorium yang
disetujui oleh Pengawas / Direksi. Pengambilan contoh bahan
pada semua jenis diameter dan diambil secara random pada
setiap datangnya material di lokasi.

34
o. Biaya tes dibebankan sepenuhnya pada Penyedia.
berat
p. D ulir : 12,8 g g
1m1

1.7. PENGENDALIAN MUTU PELAKSANAAN


a. Semua baja tulangan yang didatangkan harus baru, tidak
bekas, bebas karat, dan disimpan / diletakkan di tempat
yang bersih, tidak basah, terhindar dari genangan air yang
akan menyebabkan karat.
b. Penulangan harus dipotong dengan shear cutter l gergaji dan
di fabrikasi, sesuai dengan ukuran-ukuran pada gambar kerja.
Penyedia harus menyerahkan gambar rencana pemotongan
baja tulangan pada Pengawas. Pembengkokan tulangan tidak
boleh dilakukan dengan pemanasan, dan ukuran-ukurannya
harus memenuhi syarat-syarat dalam SNI – 2847 – 2013.
c. Semua tulangan sebelum dipasang harus bersih, bebas karat clan
oli, kotoran yang dapat merusak ikatan antara beton dengan
tulangan.
d. Penulangan harus dimatikan pada posisinya, dengan kawat
pengikat clan ganjal beton secukupnya, agar pada waktu
pengecoran tidak terjadi perubahan I pergeseran tempat
posisinya. Jarak jarak penempatan tulangan harus sesuai dengan
syarat-syarat SNI – 2847 - 2013.
e. Baja tulangan yang dipakai untuk stek, harus mempunyai
penampang clan jumlah yang sama dengan tulangan yang
disambung. Panjang stek minimum 40 x penampang baja
tulangan utama untuk panjang penerusannya.
f. Pemasangan baja tulangan harus diperiksa oleh Koordinator
Pelaksana dan Pengawas, clan disetujui secara tertulis sebelum
pengecoran dilakukan sehari sebelumnya oleh Konsultan Pengawas.
g. Bekisting harus direncanakan clan dilaksanakan cukup kuat clan
stabil terhadap beban-beban sementara pada pelaksanaan clan
diusahakan sedemikian rupa agar pada waktu pengecoran clan

35
pembongkaran tidak mengakibatkan cacat-cacat, gelombang,
maupun perubahan bentuk clan ukuran, ketinggian serta posisi
dari beton yang dicetak.
h. Dimensi pemasangan bekisting harus sesuai dengan ukuran
penampang beton yang direncanakan sebagai penampang akhir
( tidak diijinkan pengurangan penampang untuk plesteran ).
i. Permukaan bekisting yang berhubungan dengan beton harus
dibersihkan dari segala macam kotoran, dibasahi sebelum
dilakukan pengecoran,
j. Pada bagian terendah dari setiap tahap pengecoran dari kolom
clan dinding, maka harus ada bagian yang mudah dibuka untuk
inspeksi dan pembersihan kotoran clan kemungkinan
terkumpulnya air pada bagian bawah tersebut.
k. Untuk mempermudah pembongkaran, dapat digunakan release
agent. Release agent yang dipakai tidak boleh memberi
pengaruh buruk pada mutu beton atau mempengaruhi ikatan
beton antara beton tersebut dengan material finishing, clan harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
l. Lantai kerja : khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang
terletak langsung di atas tanah, seperti pondasi tapak, pondasi
lajur, lantai beton gudang, harus dibuatkan lantai kerja dari
beton lunak dangan campuran volume, semen : pasir : koral = 1:
3: 5, atau lembaran plastik tebal, sesuai dengan yang ditetapkan
pada gambar.
m. Sebelum pengecoran, jumlah penulangan, rangkaian penulangan,
kekuatan clan kestabilan bekisting, kebersihannya, persiapan
jumlah material, dengan volume rencana pelaksanaan, harus
diperiksa oleh Engineer Penyedia, Pelaksana Penyedia dan
Pengawas Konsultan, untuk mendapatkan persetujuan secara
tertulis dari Konsultan Pengawas.
n. Beton harus dipadatkan pada waktu pengecoran dengan
menggunakan mesin penggetar vibrator dan harus dilakukan

36
sedemikian rupa sehingga tidak merusak tulangan dan acuan.
Penyedia harus menyediakan vibrator yang cukup sehingga
pemadatan beton pada waktu pengecoran dapat terjamin.
o. Selama pelaksanaan pengecoran beton, terutama pengecoran
balok dan plat, bila digunakan pompa beton, maka kecepatan
pengecoran harus disesuaikan dengan kecepatan peralatan beton
oleh pekerja, agar didapatkan hasil pengecoran yang padat, dan
permukaan beton yang rata. Permukaan plat diratakan dengan
trowel.
p. Segala kelalaian yang mengakibatkan kegagalan dan kerusakan
pada pembesian, bekisting, maupun struktur selama pelaksanaan
sampai hasil akhirnya adalah menjadi tanggung jawab Penyedia
sepenuhnya.
q. Kelecakan beton basah (slump) yang diijinkan untuk beton dalam
keadaan campuran normal adalah 80 s.d. 120 mm. Selama
pelaksanaan, jika diperlukan mutu beton harus diperiksa secara
rutin dari hasil pemeriksaan benda uji. Paling sedikit 5 m3
harus dibuat 1 benda uji, yang kemudian diperiksa kekuatan tekannya
di laboratorium yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Biaya
pengetesan dibebankan pada Penyedia. Penyedia harus
membuat laporan tertulis atas data kualitas beton, termasuk
nifai karakteristiknya dengan disertai / dilampiri sertifikat
pengujian dari laboratorium.
r. Bekisting harus dibongkar sedemikian rupa sehingga dapat
menjamin kekuatan dan kekokohan struktur-struktur yang
dicetak. Pada bagian struktur beton vertikal(kolom) yang
disangga dengan penurapan, bekisting dapat dibongkar setelah
24 jam dengan syarat betonnya sudah cukup keras dan k tidak
cacat karena pembongkaran. Pada bagian struktur yang dipasang
dengan penumpuan, tidak boleh dibongkar sebelum betonnya
mencapai kekuatan yang minimal untuk menyangga beratnya

37
sendiri dan beban pelaksanaan atau beban bahan yang akan
menimpa bagian struktur beton tersebut (21 hari).
s. Seluruh permukaan beton harus dijaga kelembabannya dan
dilindungi terhadap penguapan yang berlebihan dengan
disiram, digenanga, ditutup dengan karung goni basah. Hasil
pengecoran beton harus sering dibasahi paling sedikit untuk
selama 10 hari berturut-turut setelah selesai pengecoran.
Penggunaan curing compound, harus dikonsultasikan dan disetujui
secara tertulis oleh Pengawas / Direksi MK.
t. Semua permukaan beton yang dihasilkan harus rata, rapi, bersih
dan tanpa cacat, lurus dan tepat pada posisinya sesuai dengan
gambar rencana ( beton exposed ).
u. Siar pelaksanaan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga
tidak menyebabkan berkurangnya kekuatan, daktilitas dan
penampilan struktur yang dibuat. Siar pelaksanaan hanya boleh
dibuat pada suatu posisi dimana gaya gesernya minimum, dan
sesuai dengan syarat-syarat SNI – 2847 - 2013. Siar pelaksanaan
harus tegak lurus dengan arah kerja gaya tekan pada
penampang beton.
v. Pada siar pelaksanaan, sebelum dilanjutkan pekerjaan
pengecoran, maka permukaan beton yang ada harus dibersihkan dari
kotoran-kotoran beton, partikel agregat yang terlepas, dikasarkan,
dibasahi secukupnya dan dilapisi pasta semen, mortar atau epoxy
resin. Setelah penuangan beton baru, harus dilakukan pemadatan
agar dicapai ikatan yang baik dengan beton lama.
w. Penempatan sparing, conduit, pipa-pipa dalam beton disyaratkan
sedemikian rupa tidak mengurangi kekuatan struktur, terutama
tidak boleh memotong besi-besi tulangan yang terpasang.
Penyedia harus memberitahukan, mengusulkan dan minta
persetujuan secara tertulis dari Konsultan Pengawas.

38
x. Pada setiap pertemuan kolom beton dengan dinding bata harus
disiapkan penjangkaran dengan jarak antara 50cm, dan panjang
jangkar minimum 30cm diameter 8mm.

1.8. BETON READY MIX


1. Semua beton ready mix harus di-supply dari perusahaan yang
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
2. Perbandingan berat dari semen, agregat kasar dan agregat halus
harus terus menerus dicatat pada batching plant dengan alat
timbangan yang sudah dikalibrasikan oleh Badan yang
berwenang.
3. Harus dilakukan test untuk menentukan kadar air dari agregat,
guna menentukan pengaturan tambahan jumlah air yang akan
dicampurkan.
4. Nama dan alamat dari perusahaan beton ready mix harus
disampaikan untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.
Penyedia harus menjamin bahwa semua pencatatan yang benar
di plant dibuat untuk semua kegiatan pada waktu material
dicampur dan waktu air ditambahkan.
5. Waktu kedatangan truck mixer harus dicatat dan disimpan
untuk arsip di proyek.
6. Penyedia harus bertanggung jawab atas semua hasil pengecoran dari
beton ready mix.
7. Konsultan Pengawas berhak untuk mengganti perusahaan ready
mix atau menghentikan penggunaan ready mix selama pekerjaarl
jika ternyata syarat-syarat dari spesifikasi ini tidak terpenuhi
dengan memuaskan.

1.9. PEKERJAAN BETON BERTULANG COR SETEMPAT

39
Pembesian, bekesting dan steiger sudah diperiksa, dicek dan
diijinkan untuk dilakukan pengecoran.
a. Kebersihan lokasi dan persiapan alat penunjang harus tersedia
misal. Vibrator, Perojok, air kerja, sekrop, Pacul, Cetok, Sipatan,
Palungan, Lampu Penerangan dsb.
b.Mutu beton dan besi sesuai spesifikasi.
c. Slump beton cukup sehingga bisa menjamin Workability yang baik
dan hasil strength yang memenuhi syarat.
d.Tidak terjadi keropos beton atau segregasi.
e. Pemeliharaan Beton supaya cukup baik dengan perlindungan
penyiraman atau pembasahan.
f. Pembukaan / pelepasan bekesting harus sudah cukup umur
g.Evaluasi mutu beton standart SNI – 2847 – 2013.

1.10. PEKERJAAN BETON LANTAI KERJA


a. Beton Lantai Kerja campuran 1 Pc :3 Psr : 5 Kr dengan
tebal sesuai gambar
b. Pembesian, bekesting dan steiger sudah diperiksa,
dicheck dan diijinkan untuk dilakukan pengecoran
c. Kebersihan lokasi dan persiapan alat penunjang harus
tersedia misal. Vibrator, Perojok, air kerja, sekrop, Pacul, Cetok,
Sipatan, Palungan, Lampu Penerangan dsb
d. Slump beton cukup jangan terlalu encer.

1.11. PENGUJIAN BETON


1. Secara umum pengujian beton harus sesuai dengan Peraturan
Beton Bertulang Indonesia dengan syarat-syarat minimum sebagai
berikut :

a. Tidak kurang dari satu pekerjaan pengujian harus dibuat untuk


setiap jenis pekerjaan beton yang dikerjakan dalam satu hari
dengan volume sampai sejumlah 5 m³ maka harus satu benda
uji.

40
b. Untuk mencapai mutu beton K–300 / fc´ 26 Mpa, Penyedia harus
melakukan percobaan-percobaan membuat design mix campuran-
campuran sedemikian rupa sehingga untuk kubus beton berukuran
15 x 15 x 15 cm atau silinder diameter 15 cm tinggi 30 cm, pada
umur 28 hari, bahan-bahan yang dipergunakan adalah bahan-
bahan yang nantinya akan dipergunakan sebagai bahan beton
struktur. Kubus percobaan harus dibuat minimal 1 buah dalam 5
m3 beton, dan dibuat paling sedikit dalam 3 proses pengadukan
yang tidak bersamaan waktunya. Reference SNI – 2847 - 2013.
c. Benda uji akan diuji dalam umur 28 hari. Hasil test merupakan
hasil rata-rata harus sama atau lebih dari kekuatan karakteristik
K-300 Kg/cm2 untuk beton K-300.
d. Bila diperlukan dapat ditambahkan dengan satu benda uji yang
ditinggal di lapangan, dibiarkan mengalami proses perawatan
yang sama dengan keadaan yang sebenarnya.
2. Suhu beton sewaktu dicor tidak boleh lebih 32 0 C. Bila suhu
beton yang ditaruh berada antara 270C dan 320C, beton harus
diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.

Bila beton dicor pada waktu iklim sedemikian rupa sehingga suhu
beton melebihi 320C. Penyedia harus mengambil langkah-langkah
yang efektif, misalnya mendinginkan agregat, mengecor pada
waktu malam hari.
3. Agar dalam waktu yang singkat sudah ada gambaran tentang
mutu beton dan mutu pelaksanaan, maka dengan persetujuan
Konsultan Manajemen Konstruksi pemeriksaan benda-benda uji
dapat dilakukan umur beton kurang dari 28 hari.

Tabel : Perbandingan Kekuatan Tekan Beton Pada Berbagai Umur.


Umur beton
3 7 14 21 28 90 365
(hari)
0.4 0.6 0.8 0.9 1.0 1.2 1.3
PC biasa
0 5 8 5 0 0 5
PC dengan 0.5 0.7 0.9 0.9 1.0 1.1 1.2
kekuatan oval 5 5 0 5 0 5 0

41
tinggi

4. Pembuatan dan pemeriksaan benda-benda uji harus


memenuhi ketentuan-ketentuan SNI – 2847 – 2013.

5. Perbandingan kekuatan Tekan Beton pada berbagai Benda Uji.

Untuk mengetahuinya diperlukan tabel di bawah ini :


Perbandingan
Benda Uji
kekuatan tekan
Kubus ( 15 x 15 x 15 ) cm 1.00
Kubus ( 20 x 20 x 20 ) cm 0.95
Silinder 15 x 30 cm 0.83
Hal ini dipandang perlu, karena penggunaan dalam praktek
sering salah.

1.12. LINGKUP DAN MACAM PEKERJAAN


Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan peralatan
untuk menyelesaikan pekerjaan ini.
Pekerjaan meliputi pekerjaan struktur, pondasi trous, pile cap (poer),
sloof, kolom, balok, beton untuk tandon, pelat, dan tangga beton.

1.13. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


- Syarat-syarat Cetakan untuk Beton.
a. Cetakan (bekisting) untuk beton telanjang (bila ada) dari
plywood dengan tebal minimum 12 mm, bermutu baik yang
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. Fibre glass atau bahan
lain yang tidak reaktif terhadap beton sedangkan untuk beton
biasa bisa dipakai cetakan dari papan klas II tebaì 2,5 3 cm
lebar 20 cm.
b. Semua sudut terbuka yang runcing dari kolom atau balok harus
dibulatkan (dihaluskan 1,5 cm).

42
c. Toleransi-toleransi memenuhi ketentuan SNI – 2847 - 2013.
d. Segala cacat pada permukaan beton yang telah dicor, harus
diplester dengan campuran perekat sedemikian rupa sehingga
sesuai warna tekstur dan bentuknya dengan permukaan yang
berdekatan. Untuk beton exposed harus dihindari adanya cacat
permukaan.
e. Ukuran keseluruhan untuk kusen-kusen pintu dan jendela, harus
diambil dari pekerjaan untuk menjamin ketepatan antara
pekerjaan konstruksi beton dan ukuran pintu, jendela.

- Toleransi.
Posisi masing-masing bagian konstruksi harus tepat dalam batas
toleransi 1 cm, toleransi ini tidak boleh bertambah-tambah
(kumulatif). Ukuran-ukuran masing-masing bagian harus seksama
dalam -0,3 dan +0,5 cm.

- Pemberitahuan Tentang Pelaksanaan Pengecoran.


Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada
bagian-bagian utama dari pekerjaan, Penyedia harus memberi
tahu Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Jika
tidak ada pemberitahuan yang semestinya, atau persiapan
pengecoran tidak disetujui oleh Penyedia/ Konsultan Pengawas,
maka Penyedia dapat diperintahkan untuk menyingkirkan beton
yang dicor atas biaya sendiri.

- Pengangkutan Adukan
Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa, sehingga dapat
dihindarkan adanya pemisahan dari bagian-bagian bahan. Adukan
tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 2 m.

- Pembersihan Cetakan dan Alat-alat.


Sebelum beton dicor, semua kotoran dan benda-benda lepas
harus dibuang dari cetakan. Permukaan cetakan dan pasangan-
pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton, harus
dibasahi dengan air sebelum dicor.

43
- Pengecoran.
Penyedia diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan
membersihkan dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh,
pemeriksaan ukuran-ukuran, ketinggian, pemeriksaan penulangan
dan penempatan penahan jarak. Pengecoran beton hanya dapat
dilaksanakan atau persetujuan Penyedia/ Konsultan Pengawas.
Pengecoran harus dilakukan dengan sebaik mungkin dengan
menggunakan alat penggetar untuk menjamin beton cukup padat
dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton seperti kropos
dan sarang-sarang koral/split yang dapat memperlemah
konstruksi. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan
diteruskan pada hari berikutnya maka tempat perhentian tersebut
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras


selama 3 x 24 jam setelah pengecoran. Beton harus dilindungi
dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaan-
pekerjaan lain. Bila terjadi kerusakan, Penyedia diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan,
seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Penyedia.
Pengecoran ke dalam cetakan harus selesai sebelum adukan
mulai mengental, yang dalam keadaan normal biasanya dalam
waktu 30 menit. Pengecoran suatu unit atau bagian dari
pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti dan tidak boleh
terputus tanpa persetujuan Konsultan Pengawas.

- Pemadatan beton.
Adukan harus dipadatkan dengan baik dengan memakai alat
penggetar (vibrator) yang berfrekwensi dalam adukan paling
sedikit 3000 getaran dalaím 1 menit. Penggetar harus dimulai
pada waktu adukan ditaruh dan dilanjutkan dengan adukan
berikutnya. Dalam cetakan yang vertikal, vibrator harus dekat
dengan cetakan, tapi tidak boleh menyentuhnya sehingga
dihasilkan suatu permukaan beton yang baik. Tidak boleh

44
menggetarkan suatu bagian adukan, lebih dari 24 detik.
Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung menembus tulangan
kebagian-bagian adukan yang sudah mengeras.

- Perawatan.
Untuk melindungi beton yang baru dicor dari cahaya matahari
angin dan hujan, sampai beton itu mengeras dengan baik dan
untuk mencegah pengeringan terlalu cepat, harus diambil
tindakan-tindakan sebagai berikut :
a. Semua cetakan yang sudah diisi adukan beton harus dibasahi
terus menerus sampai cetakan itu dibongkar.

b. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi


selama 14 hari berturut-turut.

- Pembongkaran Cetakan.
Cetakan tidak boleh dibongkar sebelum beton mencapai satu
kekuatan khusus yang cukup untuk memikul 2 kali beban sendiri.
Bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi
akan bekerja beban-beban yang lebih tinggi daripada beban
rencana, maka cetakan tidak boleh dibongkar selama keadaan
tersebut tetap berlangsung. Perlu ditentukan bahwa tanggung
jawab atau keamanan konstruksi beton seluruhnya terletak pada
Penyedia dan perhatian Penyedia mengenai pembongkaran
cetakan ditujukan ke SNI 03 – 2847 - 2002 dalam pasal yang
bersangkutan. Penyedia harus memberi tahu Penyedia/Konsultasi
Perancang bilamana ia bermaksud akal membongkar cetakan
pada bagian-bagian konstruksi yang utama minta persetujuan,
tapi dengan adanya persetujuan itu tidak berarti Penyedia lepas
dari tanggung jawab.

45
- Perubahan Konstruksi Beton.
Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan,
Penyedia/ Konsultan Pengawas mempunyai wewenang untuk
menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut :

Konstruksi beton yang sangat keropos.


a. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk atau profil
yang direncanakan atau posisinya tidak seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.
b. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus, atau rata seperti
yang direncanakan.
c. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.

- Campuran dan Pengambilan Contoh (sampling).


a. Untuk mencapai mutu beton K-300 / fc´ 25 Mpa sesuai dengan
SNI – 2847 – 2013, Penyedia harus melakukan percobaan-
percobaan membuat design mix campuran-campuran
sedemikian rupa sehingga untuk kubus beton berukuran 15 x
15 x 15 cm atau pakai silinder dengan diameter 15 cm tinggi
30 cm, pada umur 28 hari, harus mempunyai kekuatan hancur
karakteristik minimal 300 kg/cm2, bahan-bahan yang
dipergunakan adalah bahan-bahan yang nantinya akan
dipergunakan sebagai bahan beton struktur. Kubus percobaan
harus dibuat minimal 1 buah dalam 5 m3 beton, dan dibuat
paling sedikit dalam 3 proses pengadukan yang tidak
bersamaan waktunya. Reference SNI – 2847 – 2013.
b. Setiap hari pengecoran harus diambil contoh uji (sampling)
paling sedikit tiga buah kubus percobaan yang waktu
pengambilannya sepenuhnya ditentukan oleh Konsultan
Pengawas. Pengetesan kubus percobaan tersebut hanya boleh
dilakukan dilembaga-lembaga Penelitian Bahan Bangunan
Resmi yang disetujui oleh Konsultan Konsultan Pengawas.
Analisá kekuatan berdasarkan pada rumus-rumus statistik

46
sebagaimana tertera dalam SNI – 2847 – 2013. Biaya
pengetesan termasuk dalam penawaran Penyedia atau
tanggung jawab Penyedia.

XXII. PEKERJAAN BAJA

1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan baja secara garis besar dipasang untuk tangga baja, kuda-
kuda, gording, dan pendukung lainnya dilaksanakan sesuai gambar
perencanaan.
2. U m u m
- Pekerjaan struktur baja adalah bagian-bagian yang dalam gambar
rencana dinyatakan sebagai struktur baja, juga bagian yang
menurut sifat strukturnya memakai baja dalam hal ini adalah
sebagai rangka atap Aula utama serta bangunan penunjang lainya
yang menggunakan bahan baja.
- Untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut Penyedia harus membuat
gambar kerja (shop drawing) dari pekerjaan baja dan bila perlu
dilengkapi dengan perhitungan struktur seperlunya.
- Gambar kerja meliputi detail pemasangan, pemotongan,
penyambungan, lubang baut angkur, las, pertemuan pada
pemutusan, pengaku, ukuran-ukuran dan lain-lain yang secara
teknis diperlukan, terutama untuk fabrikasi dan pemasangan.
- Gambar-gambar perencana sebagai gambar referensi untuk gambar
kerja.
- Setiap ada perubahan dimensi dari profil baja bangunan harus
dengan persetujuan direksi.
- Sub Penyedia yang dipakai oleh Penyedia (bila ada) harus diketahui
dan disetujui oleh direksi.

3. Peraturan – peraturan / Standart

47
- Pelaksana pekerjaan harus melaksanakan pekerjaan baja sesuai
dengan peraturan perencanaan Bangunan baja Indonesia, SNI –
1729 – 2015.
- Semua pekerjaan baja harus memenuhi syarat dari AISC
“Specification For Fabrication and Erection”.
- Semua pekerjaan baut harus memenuhi syarat dari AISC
“Specification For Fabrication For Structural Joints Boltz.
- Semua pekerjaan las harus mengikuti American Welding Society
Code For Arc Welding in Building Construction Section 4.

4. Mutu Bahan
- Profil baja dan plat yang digunakan adalah baja St-37 atau ASTM A-
36 atau SS.41 (JIS G.3101 – 1970) atau Fe 360 (PPBI) dan harus ada
sertifikat pabrik. Tegangan leleh minimum 2400 kg/cm².
- High strength bolt sesuai ASTM A-325 (High Strength Friction Grip).
- Angkur menggunakan mutu HTB
- Digunakan electroda las dengan mutu AWS E-6010, sesuai dengan
ASTM A-233.
- Cat yang dipergunakan adalah cat yang diperuntukkan khusus
untuk baja oleh pabrik pembuatnya dan dari jenis yang berkualitas
baik.
- Untuk baja yang tidak dibungkus beton harus diberi cat Zinkromate /
Anti karat.
- Semua bahan yang digunakan harus disertai dengan sertifikat dari
pabrik pembuatnya dan harus diperiksa serta mendapat persetujuan
direksi.

5. Pabrikasi
a. Umum
- Tenaga kerja yang digunakan (termasuk tukang-tukang) harus
betul-betul ahli pada bidangnya dan melaksanakan pekerjaan
dengan baik sesuai dengan petunjuk-petunjuk direksi proyek.

48
Ketelitian pekerjaan sangat diperlukan untuk menjamin bahwa
seluruh bagian dapat cocok satu dengan lainnya pada waktu
pemasangan.
- Sebelum pelaksanaan pabrikasi, gambar shop drawing harus
sudah disetujui oleh direksi.
- Direksi proyek mempunyai kebebasan sepenuhnya untuk setiap
waktu melakukan pemeriksaan pekerjaan.
- Tidak satu pekerjapun dibongkar atau disiapkan untuk dikirim
sebelum diperiksa dan disetujui.
- Setiap pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan gambar
rencana atau spesifikasi ini akan ditolak dan harus segera
diperbaiki.
- Penyedia pabrikasi harus menyediakan atas biaya sendiri semua
pekerjaan, alat-alat perancah dan sebagainya yang diperlukan
dalam hubungan pemeriksaan pekerjaan.
- Penyedia pabrikasi harus memperkenankan Penyedia Montase
untuk sewaktu-waktu memeriksa pekerjaan dan untuk
mendapatkan keterangan mengenai cara-cara dan lain-lain yang
berhubungan dengan waktu pemasangan ditempat pekerjaan.
- Penyedia Montase tidak mempunyai wewenang untuk
memberikan instruksi-instruksi mengenai cara penyelenggaraan
pabrikasi.

b. Pola Pengukuran
Pola (mal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang
dibutuhkan untuk menjamin ketelitian pekerjaan harus disediakan
oleh Penyedia pabrikasi. Semua pengukuran harus dilakukan dengan
menggunakan pita-pita baja yang telah disetujui.

c. Kelurusan Pelat / Profil Baja


Sebelum pekerjaan penyambungan dilakukan pada pelat, maka
semua pelat harus diperiksa kerataannya, semua batang-batang

49
diperiksa kelurusannya, harus dengan toleransi yang diizinkan oleh
ASTM specification A-6 harus bebas dari puntiran, bila terjadi
puntiran harus diperbaiki, sehingga setelah pelat-pelat disusun akan
terlihat rapat seluruhnya. Pelurusan ataupun pelengkungan yang
diperlukan harus dikerjakan dengan sistem mekanis ataupun
dipanaskan setempat dimana temperatur tidak boleh lebih dari 650
derajat Celcius.

d.Pekerjaan Baja dapat dipotong dengan menggunting,


menggergaji atau dengan Las pemotong
Pemotongan dengan oksigen lebih baik dibandingkan dengan mesin.
Permukaan yang diperoleh dari hasil pemotongan harus diselesaikan
siku terhadap bidang yang dipotong, tepat dan rata menurut ukuran
yang diperlukan.

e. Pekerjaan Mesin Perkakas dan Gerinda yang


diperkenankan
Kalau pelat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong,
maka pada pemotongan diperkenankan terbuangnya metal
sebanyak – 3 mm, pada pelat setebal 12 mm atau lebih kecil dan
sebanyak-banyaknya 6 mm pada pelat yang tebalnya lebih besar
dari 12 mm.

f. Memotong dengan Las Pemotong


- Las pemotong digerakkan secara mekanis dan diarahkan dengan
sebuah mal serta bergerak dengan kecepatan tetap.
- Pinggir yang dihasilkan oleh las pemotong harus bersih serta lurus
dan untuk menghaluskan tepi yang dipotong itu harus digunakan
gerinda.
- Gerinda bergerak searah dengan arah las pemotong, tapi harus
diselesaikan sedemikian rupa sehingga bebas dari seluruh bekas
kotoran besi.

50
g. Pekerjaan Las & Pengawasan Pekerjaan Las
- Pekerjaan las harus dikerjakan oleh tukang las yang
berpengalaman dan bersertifikat 6F dibawah pengawasan
langsung seorang yang menurut anggapan direksi mempunyai
keahlian dan pengalaman yang sesuai untuk penyelenggaraan
pekerjaan semacam itu.
- Penyedia harus menyerahkan rencana kerja kepada direksi untuk
mendapatkan persetujuan, maka cara itu tidak akan diubah tanpa
persetujuan lebih lanjut.
- Detail-detail khusus menyangkut cara persiapan sambungan, cara
pengelasan / jenis dan ukuran electrode, tebal bagian-bagian,
ukuran dari las serta kekuatan arus listrik untuk las tersebut harus
diajukan Penyedia untuk mendapatkan persetujuan direksi terlebih
dahulu sebelum pekerjaan las listrik dapat dilakukan.
- Ukuran electrode, arus dan tegangan listrik dan kecepatan busur
listrik, yang digunakan pada listrik, harus seperti yang dinyatakan
oleh pabrik las listrik tersebut dan tidak akan dibuat penyimpangan
tanpa persetujuan tertulis dari direksi.
- Pelat-pelat yang akan dilas harus bebas dari kotoran-kotoran besi,
minyak, cat, karet atau lapisan lain yang dapat mempengaruhi
mutu las. Las dengan retak susut, retak pada bahan dasar,
berlubang dan kurang tepat letaknya harus disingkirkan.

h. Mengebor Pelat Baut Angkur


- Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila
keadaan memungkinkan, maka semua pelat, potongan-potongan
dan sebagainya harus dijepit bersama-sama dan dibor menembus
seluruh tebal sekaligus agar diperoleh posisi lubang yang tepat.

51
- Bila menggunakan baut pas pada salah satu lubang maka lubang
ini dibor lebih kecil dan kemudian baru diperbesar untuk mencapai
ukuran dan sebenarnya.
- Cara lain ialah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri
dengan menggunakan mal.
- Setelah mengebor seluruh kotoran besi harus disingkirkan dan
pelat-pelat dan sebagainya dapat dilepas bila perlu.
- Diameter lubang untuk angkur baut, kecuali baut pas adalah 1.50
mm lebih besar dari pada diameter yang tertera pada gambar
rencana.
- Diameter lubang-lubang untuk baut pas harus dalam toleransi
yang diberikan.
- Dalam hal ini menggunakan pas lubang yang tidak dibor
menembus sekaligus untuk seluruh tebal elemen-elemennya, maka
lubang dapat dibor dengan ukuran yang lebih kecil dahulu dan
diperbesar kemudian pada saat montase percobaan.

i. Montase dibengkel (Montase percobaan)


- Sebelum diangkat, pekerjaan baja harus dipasang sementara
(montase percobaan) pada halaman Penyedia pabrikasi yang
terlindung dari cuaca untuk diperiksa oleh direksi mengenai
alignemen serta tepatnya seluruh bagian dan sambungan.
- Kalau terjadi perbedaan kedudukan, maka batang yang
berdampingan harus dimontase bersama-sama pada kedudukan
yang dikehendaki lengkap dengan perletakan-perletakan, gelagar
melintang dan seluruh batang-batang penguatnya.
- Sambungan sementara harus berhubungan betul menyeluruh
dengan menggunakan cara yang disetujui seperti wartel, jack, las.
- Pemahatan yang dilakukan pada saat montase hanyalah untuk
membawa bagian-bagian itu pada posisi yang dikehendaki dan
bukan untuk memperbesar lubang atau merusak material.

52
- Pemberitahuan harus diberikan kepada direksi bila pekerjaan siap
untuk diperiksa dan semua fasilitas yang diperlukan untuk maksud
pemeriksaan itu harus disediakan oleh Penyedia.
- Montase percobaan tidak akan dilepas dulu sebelum mendapat
persetujuan tertulis dari direksi.

j. Memberi tanda untuk pemasangan akhir


- Setelah montase percobaan serta setelah mendapat persetujuan
direksi, tetapi belum dilepas, setiap bagian harus diberi tanda
tangan yang jelas (dengan pahatan & cat).
- Cat dari warna yang berbeda digunakan untuk membedakan
bagian-bagian yang sama. Dua copy dari gambar rencana yang
menyatakan dengan tepat, tanda-tanda itu oleh Penyedia pabrikasi
diberikan dengan cuma-cuma kepada direksi dan Penyedia
Montase dari bangunan itu, pada saat pengiriman-pengiriman
pekerjaan baja itu.

k. Pengecatan di bengkel
Setelah dibongkar, sebagai kelanjutan berhasil baiknya montase
percobaan, maka permukaan dari seluruh pekerjaan baja, kecuali
pada bagian yang dikerjakan dengan mesin perkakas dan pada
perletakan, harus dibersihkan seluruhnya sehingga menjadi logam
yang bersih dengan menggunakan penyemprot pasir (sand blasting)
atau dengan cara lain yang disetujui.

l. Toleransi
- Batang-batang profil harus lurus menurut ASTM specification A–.
Batang profil tekan tidak boleh bengkok dengan 1/1000 dari ujung
batang.
- Batang profil harus bebas dari puntiran bengkokan dan lubang-
lubang dan bengkokan tajam.

53
- Perbedaan panjang tidak boleh melebihi 1/32 inch untuk ujung-
ujungnya yang dibuat sebagai perletakan dan 1/16 inch untuk
hating – batang struktur yang panjangnya 9 meter kurang, dan 1/8
inch untuk batang yang panjangnya lebih dari 9 meter.

m. Penyerahan Untuk Pemasangan Akhir (montase lapangan)


Transport dan Handling
- Cara transport dan handling pekerjaan besi harus sesuai dengan
cara yang telah disetujui oleh direksi.
- Sebelum penyerahan, untuk menjamin terlindungnya dari
kerusakan, maka perhatian khusus diperlukan dalam
pengepakan serta cara perkuatan pada saat transport, handling
dan montase percobaan pekerjaan besi itu.

n. Penyerahan, penerimaan dan menjaga pekerjaan ini

- Penyedia pabrikasi bertanggung jawab untuk menjaga keamanan

pekerjaan besi, dan memperbaiki semua kerusakan sampai

kerusakan sampai diserahkan dan diterima baik oleh Penyedia

montase.

- Penyedia montase akan menerima seluruh pekerjaan besi

ditempat pekerjaan, atau ditempat penyerahan lain seperti

diisyaratkan dan akan membongkar, mentransport ketempat

pekerjaan bila perlu dan menyimpan dengan aman bebas dari

kerusakan-kerusakan hingga akhirnya terpasang.

- Segera setelah menerima penyerahan pekerjaan besi Penyedia

Montase akan segera menyampaikan kepada direksi atau

wakilnya, setiap kehilangan atau ketidakcocokan dari barang-

barang besi itu dan akan melaporkan juga secara tertulis kepada

54
direksi setiap kerusakan serta cacat tanda ditunda-tunda, atau

kalau tidak melakukan demikian maka dia harus memperbaiki

setiap kerusakan serta cacat yang terjadi sebelum dan sesudah

penyerahan, diatas biayanya sendiri.

6. Pemasangan (Erection)

a. U m u m

- Penyedia Montase harus menyediakan seluruh perancah dan

alat-alat yang diperlukan dan mendirikannya ditempat

pekerjaan, memasang dan mengeling dan atau baut dan atau

las seluruh pekerjaan besi. Pekerjaan besi tidak boleh dipasang

sebelum cara, alat dan sebagainya yang akan digunakan telah

mendapat persetujuan direksi. Semua pekerjaan harus

dikerjakan secara hati-hati dan dipasang dengan teliti.

- Penggunaan material martil yang berlebihan yang dapat

merusak atau mengganggu material tidak diperkenankan.

- Setiap kesalahan pada pekerjaan bengkel yang menyulitkan

pekerjaan montase serta menyulitkan pengepasan bagian-

bagian pekerjaan dengan menggunakan pekerjaan dengan

menggunakan draft secara wajar (moderate) harus dilaporkan

kepada direksi.

- Permukaan yang dikerjakan dengan mesin perkakas harus

dibersihkan sebelum dipasang hoppel dan sambungan

lapangan pada umumnya dilas sementara sebanyak 50%

panjang rencana sebelum dilas permanen.

55
b. Kerangka Baja

- Satu batang kerangka baja dipasang atas tumpuan – tumpuan

sedemikian rupa, sehingga kerangka baja itu dapat membentuk

lawan lendut seperti tertera digambar rencana.

- Tumpuan-tumpuan itu tidak disingkirkan sebelum seluruh

sambungan (kecuali sambungan pendek pada puncaknya),

telah dibuat permanen.

- Pemasangan permanent baut tidak boleh dilakukan tanpa

persetujuan direksi dan pada umumnya persetujuan semacam

itu tidak akan diberikan sebelum bentang itu telah terpasang

dengan gelagar melintang, batang penguat dan baut-baut stel

seperti yang disyaratkan.

c. Pengontrolan

- Pengecekan hubungan tegangan / torque dilakukan oleh

Penyedia Montase dan direksi akan melakukan test pengecekan

torque dilapangan.

- Setiap panjang las yang kurang harus disesuaikan menurut

kebutuhan sehingga mencapai tegangan yang diperlukan.

- Sambungan las dilaksanakan dengan RT atau UT sesuai dengan

AWS D1, sesuai dengan petunjuk direksi.

7. Pengecatan Baja
Umum

56
Semua konstruksi baja yang akan dipasang perlu dicat dengan cat
dasar yang telah disetujui kecuali pada bidang-bidang yang
dikerjakan dengan mesin perkakas misalnya pada perletakan.
Cat lapangan terdiri dari :
1. Pembersihan seluruh sambungan lapangan dan bidang-bidang
yang telah dicat dibengkel, seperti diperintahkan oleh direksi
yang telah rusak pada saat transport atau pemasangan serta
bidang - bidang lain seperti yang diperintahkan oleh direksi
dimana cat dasarnya telah rusak.
2. Pemakaian cat dasar dan bahan sejenisnya seperti yang
diisyaratkan dalam pengecatan dibengkel, pada bidang-bidang
yang tertera pada 1 diatas.
3. Pemakaian cat akhir seperti yang disyaratkan pada pekerjaan
tertentu, untuk seluruh bidang terbuka pekerjaan besi itu.

8. Pekerjaan Rangka Atap Lainnya


Pekerjaan yang dilaksanakan antar lain :
- Lisplang yang terbuat dari fibersemen dengan lebar 30 cm dan
20 cm (dipasang doble) dengan ketebalan 8 mm. Lisplang
fibersemen menggunakan merk Kalsiplang, Lisplang GRC
Board atau Hexaboard.

XXIII. PEKERJAAN PASANGAN BATA


Pekerjaan ini meliputi : Pemasangan dinding batu bata yang dapat
dilihat pada gambar perencanaan dengan syarat sebagai berikut :
BATA RINGAN :
a. Pemasangan dinding bata menggunakan bahan bata ringan yang
terbuat dari pasir silika, semen, kapur dan aluminium paste sebagai
pengembang. Menggunakan bata ringan merk Citicon, Celcon
atau Primacon.
b. Bahan bata ringan yang digunakan harus presisi, tahan api & air,
sudut siku, permukaan rata, halus, pori-pori rapat, ringan dan kuat.

57
c. Metode pemasangan bata ringan mengikuti standar pemasangan
bata ringan yaitu menggunakan tahap leveling dan typical.
d. Tahap leveling adalah tahap pelaksanaan awal pemasangan/leveling
permukaan dasar yang hendak diaplikasikan bata ringan.
e. Tahap typical adalah proses kerja setelah pada bagian leveling
selesai, pada layer kedua dan seterusnya.
f. Sebelum bata ringan dipasang, terlebih dahulu permukaan bata
ringan dibersihkan dari kotoran dan dibasahi dengan air agar
sempurna melekatnya.
g. Semua pasangan dinding bata ringan dibuat dengan menggunakan
plesteran MU – 380 dengan ketebalan 3 mm.
h. Semua adukan yang berserakan pada saat pemasangan harus
segera dibersihkan dan dibuang pada tempat yang telah ditentukan
dan pada hari yang sama setelah pasangan selesai semua voeg/
siar diantara pasangan bata harus dikeruk sedalam 1 cm bagian luar
dalam.
i. Tidak diperbolehkan memasang bata ringan bekas atau bata ringan
yang pecah-pecah.
j. Perancah (andang) tidak diperbolehkan dipasang dengan
menembus tembok.
k. Lubang tembok diatas kusen yang bentangnya lebih dari 1 meter
harus dipasang balok latai beton bertulang dengan campuran beton
1pc : 2 ps : 3kr.
l. Pengerukan siar Semua siar dinding harus dikeruk ½ cm untuk
menjamin melekatnya plesteran ke dinding dengan baik.
m. Perlindungan Pada tahap pelaksanaan pekerjaan dinding yang
tidak terlindung, bila hujan maka bagian atas dinding tersebut harus
dilindungi.
n. Angker dan Ikatan.
Angker-angker yang dijelaskan dalam bestek ini harus diletakkan
dalam pertemuan-pertemuan tembok setelah membersihkan kerak-
kerak yang lepas, karat dan debu bangunan.

58
XXIV. PEKERJAAN PLESTERAN
Pekerjaan ini dilaksanakan pada pasangan batu bata baru sebagai
berikut :
 Plesteran Bata Ringan

a. Campuran spesi untuk plesteran dinding bata ringan menggunakan


MU – 380 dengan ketebalan 3 mm.
b. Aplikasi plesteran menggunakan roskam bergigi 6 mm, dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Siapkan tempat kerja dan permukaan yang akan dipasang bata
ringan.
2. Pasang petunjuk-petunjuk yang cukup untuk kerataan
pemasangan bata ringan.
3. Bersihkan dasar permukaan dari serpihan, kotoran dan minyak
yang dapat mengurangi daya rekat adukan.
4. Bata ringan yang hendak dipasang sebaiknya juga di basahi
terlebih dulu dengan air
c. Pengadukan, dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai
berikut :
1. Tuang air sebanyak 10,0-10,5 liter untuk kantong MU-380 (40kg).
2. Masukan adukan kering MU-380 ke dalam bak adukan.
3. Aduk campuran diatas hingga rata.

d. Aplikasi, dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :


1. Pemasangan bata ringan dilakukan secara manual dengan roskam
bergigi sebagaimana umumnya.
2. Tebal spesi adukan perekat yang dianjurkan adalah 3 mm.

 Plesteran Pada Umumnya

59
a. Campuran spesi untuk plesteran dinding biasa dibuat 1 Pc : 5 Ps,
untuk dinding trasram dibuat adukan 1 Pc : 3 Ps dengan hasil
ayakan yang halus dan selalu ditakar.
b. Semua pekerjaan plesteran beton maupun plesteran tembok rata
dan halus, merupakan suatu bidang yang tegak lurus dan siku. Tidak
boleh ada retak-retak, kemudian jika terjadi retak-retak Penyedia
harus segera memperbaikinya.
c. Untuk penyelesaian sudut-sudut, sponing ( benangan ) supaya
digunakan plesteran 1 Pc : 2 Ps dilaksanakan dengan lurus dan
tajam.

 Plesteran dinding dan sponing/plester sudut (konvensional –


dengan campuran pasir – semen / PC)

a) Cara mengaduk adukan sesuai ketentuan dengan catatan diaduk


kering sampai rata sebelum diberi air, semua pasangan harus
ditambahkan bahan-bahan anti penyusutan (anti shrinkage).
b) Persiapan Permukaan. Permukaan dinding bata harus cukup kering
dan semua pipa saluran-saluran harus sudah terpasang pada
tempatnya. Untuk mencegah mengeringnya plesteran sebelum
waktunya permukaan yang telah disiapkan harus dibasahi.
c) Semua dinding yang diplester harus bersih dari kotoran dan disiram
air.
d) Sebelumnya dibuat kepala plesteran dengan tebal sama dengan
ketebalan plester yang direncanakan. Tebal plesteran paling sedikit
1,5 cm dan paling tebal 2 cm, plesteran yang baru saja selesai tidak
boleh langsung difinish / diselesaikan.
e) Plesteran diratakan dengan menggunakan kayu yang lurus,
minimum panjangnya 1 meter.
f) Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar
tidak terjadi retak-retak rambut akibat proses pengeringan yang
terlalu cepat.

60
g) Penyampuran adukan hanya boleh menggunakan mesin pengaduk,
dan campuran dengan tangan hanya boleh dilaksanakan atas izin
Konsultan Pengawas. Pengadukan harus diatas alas dari papan dan
lain-lain.
h) Plesteran untuk dinding yang akan dicat tembok, penyelesaian
terakhir harus digosok dengan amplas bekas pakai atau kertas zak
semen. Semua beton yang akan diplester harus dibuat kasar dulu
agar plesteran dapat merekat. Untuk semua sponingan harus
digunakan campuran 1 pc : 3 ps, rata siku dan tajam pada sudut-
sudutnya.
i) Pada keadaan cuaca kering dan panas plesteran harus dilindungi
terhadap pengeringan yang tidak merata atau berlebihan.
j) Memperbaiki dan membersihkan.
Penyedia wajib memperbaiki plesteran dinding yang kurang
sempurna dengan cara membuang bagian-bagian tersebut dengan
bentuk memanjang, memakai alat serta diplester kembali.
Pekerjaan plesteran yang telah selesai harus bebas dari retak,
noda dan cacat lain.
k) Pada waktu-waktu tertentu selama pelaksanaan, dan bila pekerjaan
telah selesai, semua plesteran yang tampak harus dibersihkan dari
kotoran-kotoran akibat pekerjaan.

 Plesteran dinding dan skoning/plester sudut

a) Cara mengaduk adukan sesuai ketentuan dengan catatan diaduk


kering sampai rata sebelum diberi air.
b) Persiapan Permukaan.
Permukaan dinding bata harus cukup kering dan semua pipa
saluran-saluran harus sudah terpasang pada tempatnya. Untuk
mencegah mengeringnya plesteran sebelum waktunya permukaan
yang telah disiapkan harus dibasahi.
c) Semua dinding yang diplester harus bersih dari kotoran dan disiram
air.

61
d) Sebelumnya dibuat kepala plesteran dengan tebal sama dengan
ketebalan plester yang direncanakan. Tebal plesteran paling sedikit
1,5 cm dan paling tebal 2 cm, plesteran yang baru saja selesai tidak
boleh langsung difinish / diselesaikan.
e) Plesteran diratakan dengan menggunakan kayu yang lurus,
minimum panjangnya 1 meter.
f) Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar
tidak terjadi retak-retak rambut akibat proses pengeringan yang
terlalu cepat.
g) Penyampuran adukan hanya boleh menggunakan mesin pengaduk,
dan campuran dengan tangan hanya boleh dilaksanakan atas izin
Konsultan Pengawas. Pengadukan harus diatas alas dari papan dan
lain-lain.
h) Plesteran untuk dinding yang akan dicat tembok, penyelesaian
terakhir harus digosok dengan amplas bekas pakai atau kertas zak
semen. Semua beton yang akan diplester harus dibuat kasar dulu
agar plesteran dapat merekat. Untuk semua sponingan harus
digunakan campuran M3, rata siku dan tajam pada sudut-sudutnya.
i) Pada keadaan cuaca kering dan panas plesteran harus dilindungi
terhadap pengeringan yang tidak merata atau berlebihan.
j) Memperbaiki dan membersihkan.
Penyedia wajib memperbaiki plesteran dinding yang kurang
sempurna dengan cara membuang bagian-bagian tersebut dengan
bentuk memanjang, memakai alat serta diplester kembali. Pekerjaan
plesteran yang telah selesai harus bebas dari retak, noda dan cacat
lain.
k) Pada waktu-waktu tertentu selama pelaksanaan, dan bila pekerjaan
telah selesai, semua plesteran yang tampak harus dibersihkan dari
kotoran-kotoran akibat pekerjaan.

XXV. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT


1. Lingkup Pekerjaan

62
Pekerjaan ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan
dalam gambar :
 Memasang langit-langit Gypsum dan list gypsum profil pada
seluruh ruangan yang dinyatakan dalam gambar.
 Memasang kerangka langit-langit yang terbuat dari metal
galvanized hollow uk. 20x40 dan 40x40 mm ketebalan 0,4
mm seperti yang dinyatakan dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan
Bahan Langit-langit Rangka Metal (Concealed Grid Ceiling
System) :
1. Material : Gypsumboard
2. Produk : Jayaboard, Elephant atau Knauf yang disetujui
Konsultan
Perencana
3. Type : Concealed System
4. Size : 1200 x 240 mm
5. Tebal : 9 mm
Rangka plafond dibuat dari Metal Galvanized
Hollow uk. 20x40 dan 40x40 mm dengan
ketebalan 0,4 mm.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
Bahan Langit-langit Rangka Metal (Concealed Grid Ceiling
System) :
1) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia diwajibkan untuk
meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan
(ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk,
pola, lay out, penempatan, cara pemasangan, dll.
2) Penyedia diwajibkan membuat shop drawing sesuai ukuran /
bentuk / cara pemasangan, seperti yang telah ditentukan.

63
3) Sebelum melakukan pemesanan, terlebih dahulu Penyedia
mengajukan contoh material kepada konsultan perencana
untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
4) Pemasangan langit-langit rangka metal galvanized hollow ini
dilaksanakan untuk semua plafond Aula Musdalifah asrama haji,
termasuk didalamnya pembuatan Drop Ceiling dengan
ketinggian sesuai gambar perencanaan.
5) Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia diwajibkan untuk
meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan
(ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk,
pola, lay out, penempatan, cara pemasangan, dll.
6) Batang-batang profil untuk rangka plafond yang dipasang telah
diseleksi dengan baik, lurus tidak cacat dan telah disetujui
konsultan perencana dan direksi.
7) Seluruh rangka plafond digantung pada plat beton atau balok
beton, dengan menggunakan penggantung dari metal hollow
dan dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh rangka dapat
melekat dengan baik dan kuat pada plat beton dan tidak
bergeser/berubah.
8) Setelah rangka plafond terpasang, seluruh permukaan harus
rata, waterpass, tidak gelombang, batang rangka saling tegak
lurus.
9) Penutup plafond dari bahan gypsum tile dengan ukuran 120 x
240 cm sesuai gambar, tidak cacat, retak, gopal dan dipastikan
kedatangan dalam kondisi terbungkus rapi.
10) Setiap sambungan gypsum tile harus menggunakan joint tape
dari UB – Tape dan dilapisi UB Kompon.
11) Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli khusus yang
sudah berpengalaman dibidangnya dan dibawah supervisi dari
pabrik pembuatnya.
12) Semua sistem pemasangan gypsumboard harus sesuai dengan
petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat.

64
XXVI. PEKERJAAN PENUTUP ATAP

a. Lingkup Pekerjaan
1) Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan dan alat angkut yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini sesuai gambar-gambar dan uraian
syarat-syarat ini dilokasi yang ditentukan atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.
2) Pemasangan penutup atap Aula Musdalifah Asrama Haji
Embarkasi Surabaya. Menggunakan penutup atap Zincalum
dengan merk Utomodeck dengan ketebalan 0,35 mm dilapisi
oleh aluminium foil ( Peredam anti panas )

b. Pelaksanaan Pemasangan

1) Tata cara pemasangan atap Zincalum :


 Pemasangan Atap Genteng Bitumen
a. Pastikan kemiringan kuda-kuda atap adalah minimal 15
derajat.
b. Pastikan jarak antar reng adalah 27 cm untuk reng pertama
(paling bawah setelah listplang), selanjutnya 32cm.
c. Selama pemasangan atap agar tidak menginjak atap yang
telah terpasang kecuali menggunakan tangga konstruksi,
papan bidang kerja atau menginjak pada bagian lembaran
atap yang bersentuhan dengan reng. Dilarang menginjak pada
bidang lembaran diantara reng.
d. Pemasangan lembaran dimulai dari sisi paling bawah dari
bidang atap, dengan jarak overhang maksimal adalah 5 cm
dari listplang.
e. Penyekrupan menggunakan sekrup yang direkomendasikan
oleh pabrik dengan warna yang sesuai dengan lembar atap.
Penyekrupan dilakukan pada setiap gelombang diantara dua
gelombang interlock pada lembaran atap.

65
f. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan contoh material untuk
disetujui oleh Konsultan pengawas.
g. Kontraktor Pelaksana juga harus menyerahkan Garansi Resmi
dari Pabrik yang minimal menjelaskan tentang daya tahan dan
kekuatan material.
h. Cara pemasangan harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang
dianjurkan oleh Pabrik.

XXVII. PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING


1. Lingkup Pekerjaan
a) Pekerjaan Lantai dan Dinding ini meliputi seluruh detail yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas termasuk untuk pemasangan penutup
dinding dan lantai untuk interior dan eksterior (fasade).
b) Plesteran kasar untuk dasar pasangan ubin keramik/granit di
dinding dan lantai.
c) Pasangan ubin keramik tanah liat dan Homogenous tile untuk
lantai dan dinding pada area-area, sesuaikan dengan yang
ditunjukkan pada gambar.
d) Campuran semen + bahan pewarna untuk joint filler.
e) Pasangan ubin keramik/granit untuk tangga, lengkap dengan stair
corner.
2. Bahan
a) Homogenous Tile menggunakan produk NIRO Granite,
GRANITO Tile atau VENUS Tile.
 Homogenous Tile uk. 60 x 60 menggunakan jenis dan type
yang setara dengan yang disebutkan dibawah ini, yaitu :

Jenis Granit Tile : Kegunaan untuk : Sifat


Permuka
an :

Granit Tile VG Crystal Lantai Dasar : Polished


Grey (80x80) cm

66
– R. Aula
– R. Musolah Atas
Bawah
– R. Pemeriksaan
– R. VIP
– R. Selasar
– R. laktasi
– R. Pantry

Granit Tile Aurora (60x60) – R. Toilet Anti Slip


cm Warna Palazo Palermo

Keramik (60x60) cm – Ruang Gudang Anti slip


– R. Genset
– R. AHU
– R. Kontrol

 Bahan harus berkualitas tinggi dan seragam dalam ukuran,


warna, kilap dan tebalnya.
 Bahan yang cacat permukaannya tidak boleh dipakai.
 Kontraktor diwajibkan menunjukkan contoh-contoh terlebih
dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui oleh
Direksi.

b) Penutup dinding untuk interior dan eksterior (fasade)


menggunakan merek Seven,Allucopant, Alustar,
Alukobon,alumebod Aluminium Composite Panel ( ACP ) dengan
warna sebagai berikut :

67
- Crem
- Putih / offwhite
- Coklat Tua
- Coklat Muda

 Keunggulan ACP
1. Permukaan yang rata dan halus
2. Mempunyai daya tahan yang cukup tinggi terhadap cuaca dan
iklim
3. Bahan yang bagus untuk dekorasi baik eksterior maupun
interior
4. Mudah diaplikasikan dalam berbagai desain konsep modern
5. Tersedia dalam berbagai macam warna dan pola
6. Composite mudah dibentuk, dilipat, dibor dan dilengkungkan
dengan menggunakan peralatan konvensional ataupun
peralatan sederhana lainnya
7. Bahan intinya terbuat dari polyetthylene sehingga
lembarannya tahan api
8. Lembaran Alumunium Composite Panel biasanya diproduksi
dengan ukuran ketebalan 1-10 mm, dan lebar 1.200-1.600
mm.

 Cara Pemasangan ACP


1. Percayakan pengerjaan pada kontraktor composite panel yang
memang sudah ahli di bidangnya untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik sesuai dengan keinginan kita.
2. Pastikan bahwa dinding plesteran sudah rapi dan siap untuk
dipasangi bracket.

68
3. Untuk cara pemasangan composite panel dan mendapatkan
hasil yang maksimal, usahakan untuk melakukan proses
marking dengan seksama dan teliti.
4. Pastikan bahan Alumunium Composite Panel yang kita pasang
sesuai dengan spesifikasi ruangan. Misalnya untuk area
eksterior atau area luar ruangan yang terkena hujan dan
panas secara langsung sebaiknya menggunakan Alumunium
Composite Panel dengan finish PVDF.

XXVIII. PEKERJAAN INTERIOR


a. Lingkup Pekerjaan
1) Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan, dan alat-alat bantu lainnya untuk pelaksanakan
pekerjaan tersebut, sehingga dapat dicapai hasil yang baik.
2) Meliputi seluruh pekerjaan interior di Lantai Dasar dan lantai atas.
3) Meliputi seluruh pekerjaan interior termasuk di dalamnya
pekerjaan finishing dinding partisi Lantai Dasar.
4) Pekerjaan interior yang dilaksanakan adalah :
a. Dinding dan plafon aula Musdalifa
b. Ruangan VIP Musdalifa
c. Musolah Dan Toilet
d. Toilet Aula Dan Selasar Dalam serta ruang tangga
e. Ruang Pemeriksaan Wanita Usia Subur dan Toilet
f. Ruang Laktasi dan Pantry
g. Main Entrance
5) Pekerjaan interior yang dilaksanakan sesuai dengan yang
tercantum pada gambar perencanaan dan Bill Of Quantity (BQ).

b. Persyaratan Bahan
1) Dinding di Ruang Aula Musdalifa dibuat dengan ukuran sesuai
gambar perencanaan menggunakan ACP PE.

69
2) Plafon di ruang aula Musdalifa menggunakan bahan Gypsum
board dengan tebal 9 mm rangka 20 x 40 mm dan atau 40 x 40
mm.
3) Dinding Ruang VIP Musdalifa menggunakan wallpaper, plafon
menggunakan bahan Gypsum board tebal 9 mm rangka 20 x 40
mm dan atau 40 x 40 mm dropceiling dengan pencahayan
tersembunyi.
4) Musolah musdalifa ( lantai Bawah dan Lantai Atas ) dinding
menggunakan wallpaper, plafon menggunakan bahan Gypsum
board dengan tebal 9 mm rangka 20 x 40 mm dan atau 40 x 40
mm.
5) Toilet Aula bagian luar menggunakan bahan bata ringan sebagai
dinding pemisah, untuk toilet menggunakan partisi kubikel
( partition cubicle ).
6) Dinding Selasar Dalam Menggunakan bahan Wallpeper, pada
plafon menggunakan bahan Gypsum board dengan tebal 9 mm
rangka 20 x 40 mm dan atau 40 x 40 mm, terdapat bagian yang
terbuka untuk masuknya cahaya matahari.
7) Ruang pemeriksaan dan lakstasi menggunakan dinding batu bata
ringan (pelester dan di cat), Toilet menggunakan partisi kubikel
( partition cubicle ), plafon menggunakan bahan Gypsum board
dengan tebal 9 mm rangka 20 x 40 mm dan atau 40 x 40 mm
8) Ruang Pantry menggunakan dinding batu bata ringan (pelester
dan di cat), plafon menggunakan bahan Gypsum board dengan
tebal 9 mm rangka 20 x 40 mm dan atau 40 x 40 mm
9) Main Entrance mengunakan dinding kaca dengan ketebalan 10
mm temperred frameless glass door ( otomatic censor ), terdapt
gawangan dengan lebar 60 mm

c. Persyaratan Pelaksanaan
1) Kontraktor harus meneliti kembali gambar-gambar pelaksanaan,
kondisi di lapangan / ukuran / lubang, termasuk mempelajari

70
bentuk, pola dan standart lainnya seperti ukuran maupun teknik
pelaksanaan sesuai instruksi pabrik pembuatnya dan atas
petunjuk Konsultan Perencana / Konsultan Pengawas.
2) Kontraktor harus mengajukan shop drawing setelah meneliti
gambar dan menyesuaikan dengan kondisi lapangan.
3) Bilamana diinginkan kontraktor wajib membuat mock up sebelum
pekerjaan dimulai atau dipasang.
4) Sebelum pemasangan dinding partisi dan material lainnya harus
disimpan dalam ruang dengan sirkulasi udara baik, tidak boleh
terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan
kelembaban.
5) Semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, anker-
anker dan penguat lainnya harus dijamin betul-betul.

XXIX. PEKERJAAN KUSEN ALUMINIUM, KACA,


DAUN PINTU DAN JENDELA

1. Lingkup Pekerjaan
a) Lingkup pekerjaan meliputi pekerjaan kusen daun pintu, daun
jendela yang ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang
disebutkan disini, termasuk supervisi tenaga kerja, material,
peralatan dan persyaratan tambahan yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini.
b) Pemasangan kusen aluminium pada pintu & jendela seperti yang
tertera pada gambar.
c) Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, kusen
bovenlight seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar
serta shop drawing dari Penyedia.

2. Standart
 Standart Industri Indonesia (SII) dan/atau Standar Nasional
Indonesia (SNI)

71
 SII.0695-82/SNI.07-0603-1989 – Produk Aluminium Ekstrusi untuk
Arsitektur
 American Society for Testing dan Materials (ASTM)
 ASTM B221M-91 – Spesifikasi untuk Paduan Aluminium – Batang
penghubung, Batang, Kawat, Bentuk dan Tabung.
 Spesifikasi
 AR – 003 Pekerjaan Finishing – Spesifikasi Sealant Sambungan
 AR – 002 Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesifikasi Pintu Kayu
 AR – 002 Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesifikasi Finishing
perangkat keras
 AR – 002 Pekerjaan Pintu dan Jendela – Spesifikasi Kaca dan
Pemasangan kaca

3. Prosedur Umum
a) Contoh dan Data Teknis
Contoh-contoh dan unit profil kusen dan kaca harus diberikan
kepada Konsultan untuk disetujui, mengacu pada pabrikasi unit.
Penerimaan contoh hanya meliputi profil, warna, finishing,
tampilan dan detail pemasangan kaca. Persetujuan dengan
persyaratan lain adalah tanggungjawab Penyedia.

b) Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)


 Sebelum proses pemasangan, Gambar Detail Pelaksanaan
(Shop Drawing) yang meliputi semua pekerjaan detail, kusen,
sistem pengangkutan, harus disediakan oleh Penyedia dan
harus diserahkan ke Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
 Semua dimensi harus disesuaikan di lapangan dan harus
ditunjukkan dalam Gambar Data Pelaksanaan (Shop Drawing).
 Penyedia harus bertanggungjawab terhadap segala perbedaan
dimensi dan semua bagian pekerjaan, koordinasi dengan
pekerjaan lain, dan semua pekerjaan yang diperlukan untuk

72
mengakomodasi pekerjaan yang termasuk didalamnya
mewujudkan tujuan disain.

c) Penggunaan dan Penyimpanan


 Pekerjaan aluminium dan perlengkapannya harus disediakan
terkoordinasi dengan gambar, bebas dari penyimpangan dan
kerusakan.
 Segera setelah diterima, pekerjaan aluminium dan
kelengkapannya harus ditempatkan secara benar di tempat
bersih dan kering, terlindung dari kerusakan atau korosi,
sebelum dan sesudah pemasangan. Semua barang harus tetap
bersih dan bebas dari tumpahan adukan, acian, cat dan
sebagainya.

d) Garansi
Penyedia harus memberikan kepada pemilik (owner) garansi
tertulis yang meliputi jaminan kepuasan pemasangan,
pengoperasian dan pengkondisian semua pekerja aluminium
seperti yang dispesifikasikan disini untuk periode satu tahun
setelah tanggal penerimaan terakhir. Selama periode ini Penyedia
harus memperbaiki atau mengganti dan menanggung semua
kerusakan.

4. Material
1) Aluminium
a) Selain yang disebutkan, semua pekerjaan profil aluminium
pre-pabrikasi yang akan digunakan untuk pintu, jendela dan
kusen harus berupa aluminium bersih yang telah dianodize
minimum 10 micron dengan pelapis warna Brown/Coklat
dan harus sesuai dengan SII-0695-1982/SNI.07-0603-1989

73
dan/atau ASTM B 221 M, menggunakan merk INDAL,
SUPEREX atau ALEXINDO dengan dimensi 4".
b) Ketebalan semua profil pre-pabrikasi harus minimum 1.3 mm,
dengan bentuk dan ukuran sesuai gambar. Dimensi profil
dapat berubah, tergantung pada tipe apa yang disetujui oleh
Konsultan.
2) Kaca dan Cara Pemasangan
Bahan kaca menggunakan produk ASAHIMAS atau setara type
INDOFLOT (Kaca Bening) tebal 5-10 mm sesuai gambar.
Selain yang telah disebutkan, kaca dan cara pemasangannya
harus sesuai dengan Spesifikasi Kaca dan Cara Pemasangannya.
3) Pengait dan Perlengkapannya
a) Pengait harus menggunakan stainless steel AISI tipe 300
series, dipilih untuk mencegah proses karat dengan
komponen-komponen lainnya. Bila ada finishing permukaan
yang diekspos, gunakan kepala sekrup oval yang terbenam
dengan diameter batang satu ukuran lebih kecil dan ukuran
lubang bahan pengait dan warna yang sesuai permukaan.
b) Angkur harus sesuai AISI tipe 300 stainless steel.
c) Lubang udara dibuat dari vinyl dengan bentuk dan ukuran
sesuai dengan profil aluminium yang akan digunakan, dan
pengait/perlengkapan lain yang diperlukan membuat
pemasangan yang sempurna.

4) Perapatan dan Pemberian Sealant.


Spesifikasi teknis perapatan dan bahan sealant untuk melapisi
dan mengisi lubang harus disesuaikan dengan persyaratan dalam
Spesifikasi Finishing.
5) Peralatan Finishing
Semua kunci dan perlengkapan harus seperti yang ditunjukkan
dalam gambar dan disesuaikan dengan Spesifikasi Peralatan
Finishing. Untuk daun pintu tripleks untuk bahan finishing

74
menggunakan lapisan HPL (High Pressure Laminated)
menggunakan merk HAVEEL, TACO ATAU VIOLAM dengan
warna ditentukan kemudian.
6) Daun pintu menggunakan bahan Wood Plastic Composite (WPC)
dengan ketebalan pintu 38 mm dan tebal dinding 5 mm Finish
HPL, yang dipasang di tempat yang sesuai dengan gambar
perencanaan. Menggunakan merk Maxdoor, Inter door atau
Kaka door.

5. Pelaksanaan Pekerjaan

A. Pelaksanaan Pekerjaan Aluminium


1. Umum
a) Semua profil aluminium yang akan digunakan harus dipilih
secara teliti, memiliki keseragaman warna, dimensi dan
susunan, bebas dari segala macam kerusakan semua profil
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
b) Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia harus memeriksa
gambar dan kondisi lapangan dan menyiapkan Gambar
Detail Pelaksanaan (Shop Drawing) yang dibuat
berdasarkan dimensi dan kondisi di lapangan. Tidak ada
pekerjaan pabrikasi atau pemasangan yang dimulai
sebelum Gambar Data, Pelaksanaan (Shop Drawing) yang
diberikan oleh Penyedia disetujui oleh Konsultan Pengawas.
c) Penyedia harus membuat mock-up masing-masing
sambungan aluminium untuk system konstruksi dan bahan
lainnya.
d) Perakitan, penempatan dan penyambungan profil
aluminium harus sesuai dengan petunjuk produsen, sesuai
gambar dan Gambar Detail Pelaksanaan (Shop Drawing)
yang telah disetujui.
e) Pastikan angkur dan pemasangannya yang dikerjakan oleh
pihak lain sesuai dengan persyaratan yang diterapkan. Jika

75
diperlukan, sebelum pemasangan dibuat dulu adaptasi
yang dapat ditoleransi.

2. Pabrikasi
a) Semua komponen harus dibuat dan dirakit dengan bentuk
yang benar dan ukuran yang ditetapkan dalam gambar,
sesuai gambar detail Pelaksanaan (Shop Drawing) yang
sudah disetujui, dan ditempatkan di lokasi yang benar.
b) Penyedia harus bertanggung jawab untuk kesesuaian
konstruksi komponen. Bila sambungan tidak dibuat gambar
detailnya, maka sambungan harus diposisikan dan dibuat
agar dapat menyalurkan beban dan menahan tekanan.
Semua komponen harus sesuai dengan pola yang
ditetapkan.
c) Semua proses pemotongan dan pelubangan harus
dilakukan sebelum proses anodaisasi. Bila diperlukan dan
selain yang ditunjukkan oleh Konsultan, pemotongan profil
aluminium di lapangan harus disesuaikan sesuai tata cara
agar tidak merusak bagian permukaannya.
d) Bagian akhir profil harus dihubungkan dengan kuat dan
akurat menggunakan pengait anti karat yang dibuat oleh
produsen profil aluminium. Sambungan harus dikerjakan
secara teliti agar mendapatkan bentuk yang bagus dan
kualitas pemasangan terbaik.
e) Semua sambungan harus disembunyikan/dilapisi, kecuali
ada persyaratan lain. Semua sambungan harus berupa
sambungan berwarna untuk menghasilkan sambungan
yang rapi dan kedap air.
f) Pastikan potongan kaca disediakan dengan kedalaman dan
lebar yang dapat mengakomodasi persyaratan kaca yang
direkomendasikan oleh produsen pembuat. Pasang gasket

76
pengait pemasangan kaca yang diangkur ke sambungan
aluminium.
g) Kusen beserta kelengkapannya harus sbb. :
 Secara umum dibuat sesuai dengan dimensi dan profil
yang ditunjukkan dalam gambar dan memenuhi
persyaratan yang ditetapkan.
 Memperhatikan garis batas yang ditunjukkan dan sesuai
dengan komponen konstruksi lainnya.
 Menyediakan penyusun, penunjang dan pemberhentian
kaca untuk meminimalkan kemungkinan kaca retak yang
disebabkan oleh ketidaktepatan struktur kusen dan
sesuai dengan rekomendasi produsen pembuat kaca.

B. Pemasangan
1. Umum
a. Pekerjaan aluminium harus dipasang di lokasi sesuai
dengan gambar.
b. Pemasangan unit pemipaan dan level harus disesuaikan
dengan gambar detail pelaksanaan (Shop Drawing) yang
disetujui oleh ahli pengalaman yang berkualitas sesuai
petunjuk produsen.
c. Jangan memaksakan penempatan unit atau melebihi
peruntukan bebannya.
d. Sediakan pergerakan udara/panas sesuai dengan range
temperatur ditentukan antara perakitan yang dipabrikasi di
bengkel dengan perakitan pada saat konstruksi.
e. Amankan unit dengan menggunakan bahan angkur anti
karat, penggunaan kayu dan serat tidak dapat dibenarkan.
f. Lapisi/sembunyikan angkur, penjepit dan semua
perlengkapan lain.
2. Perapatan
a. Buat sambungan rapat antara pertemuan kusen denan
konstruksi didekatnya.

77
b. Perapatan yang ditampilkan sehubungan dengan
pekerjaan pada bagian ini harus memenuhi rekomendasi
produsen dan persyaratan yang ditetapkan dalam
spesifikasi sambungan Zat kedap (sealant).
3. Perangkat Keras
Jenis perangkat keras yang akan dipasang, seperti unit
pengunci, pegangan pintu, tuas penutup pintu dan lain
sebagainya, harus seperti yang ditunjukkan dalam gambar
dan akan dipasang sesuai dengan persyaratan dalam
spesifikasi finishing perangkat keras.
4. Pemasangan Kaca
Selain yang telah ditetapkan, semua pemasangan kaca dan
pintu harus disesuaikan dengan standar produsen perangkat
keras dan harus disesuaikan dengan persyaratan spesifikasi
kaca dan pemasangannnya.
5. Perbaikan dan Pembersihan
a) Segala sesuatu yang rusak, patah atau tidak difinishing
sempurna harus diganti dengan yang baru.
b) Memberikan lapisan finishing atas lapisan finishing dari
bengkel, di lapangan harus dengan persetujuan Konsultan
Pengawas.
c) Pembersihan dan penyelesaian pemasangan harus sebagai
berikut :
 Membuang semua tumpukan yang mempengaruhi
penampilan unit.
 Melepaskan bahan-bahan pelindung.
 Membersihkan permukaan interior & eksterior logam
dan kaca setelah pemasangan dengan mencucinya
menggunakan air bersih dan sabun atau deterjen,
kemudian dibilas.
 Membersihkan permukaan luar/eksterior kaca sekali
tiga bulan selama proses konstruksi.

78
 Membersihkan dan mengembalikan warna permukaan
logam sesuai dengan rekomendasi produsen. Jika tidak
dapat dibersihkan, maka unit harus diganti.
6. Perlindungan
a) Lindungi permukaan logam sebelum difinishing dengan
lapisan pelindung atau pembungkus sampai proses
konstruksi selesai. Gunakan bahan yang direkomendasikan
oleh produsen logam untuk memastikan metode tersebut
cukup dapat melindungi, mudah dilepas dan aman untuk
difinishing.
b) Melepaskan perlindungan dari permukaan logam
pemasang kaca sebelum memulai pemasangan kaca.
c) Menjaga lapisan pelindung sejak pemasangan sampai
dengan pembersihan selesai.

C. Pelaksanaan Pekerjaan Kaca


1) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan mencakup transportasi, penyediaan tenaga kerja,
peralatan dan perlengkapan serta pemasangan semua kaca,
cermin dan pemasangan kaca sesuai yang ditunjukkan dalam
gambar dan yang disebutkan disini.
2) Material
a) Kaca Bening
Kaca bening harus dipilih berupa lembaran kaca yang
bening dan rata, serta memiliki ketebalan yang sama,
bebas dari segala macam kerusakan dan dari kualitas
terbaru sesuai SII-0189-83/SNI.15-0047-1987 dan SII-0868-
83/SNI.15-0130-1987. Bahan kaca dipakai dari produk
ASAHIMAS type INDOFLOT (Kaca Bening) tebal 5 mm
atau sesuai gambar.

79
b) Cermin
Cermin harus lembaran cermin terpilih, serta memiliki
ketebalan yang sama, bebas dari segala macam kerusakan
dan dari kualitas terbaik, seperti Asahimas atau setara
Nominal ketebalan dan ukuran harus seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.

3) Pelaksanaan Pekerjaan
a) Umum
 Gambar hanya menunjukkan ukuran kasar dari kaca.
Ukuran sebenarnya ketepatan ujungnya harus ditetapkan
oleh ukuran sebenarnya yang didapat hasil pengukuran di
lapangan dan dengan mengikuti dimensi pemasangan
serta petunjuk pemasangannya.
 Tiap lembar kaca dan/atau cermin harus secara jelas
diberi label dan penanda jenis, ketebalannya dan data
lainyang diperlukan. Semua label harus dilepas setelah
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
 Semua kaca, cermin dan pemasangan kaca harus
dipasang sesuai petunjuk pemasangan dari produsen.
b) Pemasangan
i) Toleransi Jarak dan Pemotongan
Toleransi Jarak dan Pemotongan harus sebagai berikut :
 Nominal jarak/sela antara kaca dan kusen adalah 3
mm.
 Nominal jarak tepi antara kaca dan kusen adalah 6
mm keliling.
 Minimum kedalaman sponeng ketaman harus 16 mm
 Toleransi pemotongan maksimum untuk semua kaca
harus + 3 mm atau – 1.5 mm.
 Jarak gasket, tergantung penggunaan gasket, adalah
tambahan jarak yang diatur.

80
ii) Persiapan Permukaan untuk Pemasangan Kaca.
Jendela geser harus dapat berpindah dengan bebas dan
tepat pada kusen sebelum pemasangan kaca. Benda-
benda yang dapat bergerak/bergeser harus diamankan
dibuat fix, atau pada posisi terkunci sampai pemasangan
kompon kaca selesai. Semua permukaan ketaman harus
bersih dan kering, harus diberi lapisan primer seperti
ditetapkan oleh produsen neoprene/gasket.
Sebelum pemasangan, permukaan kaca yang akan diberi
neoprene/gasket harus bebas dari debu, basah atau
aplikasi pembungkus dan produsen.
c) Pemasangan Cermin
Cermin harus dipasang dengan sekrup cermin, yang
memiliki kepala stainless steel pada tempat yang
ditunjukkan dalam gambar. Sekrup harus dipasang kuat
sesuai tata cara agar dapat menahan cermin tetap pada
tempatnya.
d) Penggantian dan Pembersihan
 Tiap panel kaca harus segera ditandai setelah
pemasangan kaca dengan pemutihan atau sebagainya
untuk memberi tanda selesai.
 Kaca yang rusak dan tidak sempurna harus diganti tanpa
biaya tambahan pada owner. Setelah penyelesaian
pekerjaan, semua permukaan kaca harus dibersihkan dari
semua label, noda cat dan sebagainya.
 Perhatian dan peringatan harus diberikan agar tidak
menggores permukaan kaca. Pencucian harus dengan
sabun atau deterjen netral dan air. Parafin, terpentin,
minyak atau cairan sejenisnya dapat digunakan untuk
menghilangkan noda yang sulit dibersihkan.

XXX. PEKERJAAN PENGGANTUNG + PENGUNCI


1. Lingkup Pekerjaan

81
Pekerjaan penguncian dan penggantungan dipasang pada semua
daun pintu aluminium, selanjutnya pada daun pintun aluminium
dipasang grendel, kunci pintu dan pegangan.

2. Persyaratan Bahan
 Engsel – engsel dari kuningan sekualitas merek RCH Nylon Ukuran
4“ atau yang setara
 Kunci pintu dipasang sekualitas merek yalee 2 (dua) slaag (dua
kali putar) atau yang setara
 Grendel (sloot), kunci dan pegangan pintu aluminium berkualiatas
baik

3. Pedoman Pelaksanaan
 Daun pintu dipasang kunci tanam 2 (dua) Slaag setara merek
yalee, yang berkualitas baik
 Engsel pintu pasang 3 (tiga) buah setiap lembar daun pintu.
Pasangan dilakungan dengan mur khusus untuk pintu, tidak
dibenarkan meleketkan engsel ke pintu dan ke kozen dengan
dengan menggunakan paku. Penguncian mur harus dilakukan
dengan memutarkan obeng, sehingga seluruh batang masuk dan
menempelkan kuat ke yang dipasang.
 Untuk alat – alat tersebut diatas sebelum dipasangan KSM wajib
memperlihatkan contoh terlebih dahulu untuk diminta
persetujuan Direksi atau Pemberi Tugas.
 Apa bila pada waktu pemasangan alat – alat tersebut tidak sesuia
dengan yang disyaratkan, maka Direksi berhak untuk menyuruh
bongkar kembali dan diganti denga alat – alat yang disyaratkan
atas biaya.
 Grendel, kunci dan pegangan pintu aluminium dipasangan 1
(satu) buah untuk setiap daun pintu. Pasangan harus rapi dan

82
dapat dikerjakan dengan baik. Untuk melengketkan alat tersebut
ke dua pintu harus menggunakan mur.
Pemasangan aksesoris tersebut diatas termasuk pemasangan
perlengkapan lain yang berhubungan dengan pekerjaan ini.

XXXI. PEKERJAAN PENGECATAN


Pekerjaan yang dilaksanakan meliputi pengecatan dan plituran bagian
– bagian yang ditunjuk dalam gambar maupun bagian lain yang
memerlukan perlindungan dengan cara pengecatan.
Pada garis besarnya yang termasuk pekerjaan pengecatan adalah :
a. Cat dinding Interior
b. Cat dinding Eksterior
c. Cat plafond
d. Waterpfrofing coating untuk lantai km/wc, atap dek dan dinding
tandon.
e. Cat Zinchromate

Dan pekerjaan pengecatan lainnya sesuai yang ditunjuk dalam gambar


rencana dengan warna sesuai persetujuan user.
Penyempurnaan dan pengulangan pengecatan karena belum merata,
berubah warna atau sebab-sebab lainnya sampai pada saat serah
terima untuk yang kedua kalinya menjadi tanggung jawab Penyedia.

a. Cat Dinding (Interior) dan Plafond


 Cat dinding interior dan plafond secara umum
menggunakan cat dinding ex. Nippon Paint, Dulux atau
Cathylac dengan warna ditentukan kemudian.
 Khusus untuk pengecatan bagian plafon disesuaikan
dengan warna wallpaper dengan warna menggunakan merk
Dulux Ambiance atau Jotun Lady Design.
 Pengecatan dilaksanakan pada seluruh permukaan
dinding dalam, dinding luar dan plafond sesuai gambar
perencanaan.

83
 Pengecatan dinding dalam (interior) dilaksanakan
dengan ketentuan sebagai berikut :
- Pastikan dinding sudah benar benar kering. Faktor
kekeringan pada dinding yang akan dicat berpengaruh
langsung pada daya rekat cat yang akan kita aplikasikan, cat
akan bagus jika menempel langsung pada permukaan dinding
yang akan kita cat.
- Bersihkan permukaan dinding dengan amplas yang
kasar atau gunakan scraping besi untuk membersihkan
permukaan dari sisa acian yang menonjol atau kotoran yang
mengeras.
- Lapisi permukaan dinding dengan cairan alkali dengan
cara di rol atau kuas untuk menahan keluarnya air dari dalam
tembok (hal ini dilakukan apabila permukaan dinding belum
benar benar kering dari persyaratan minimum yang
diperlukan).
- Lapisi dinding dengan wall filler atau plamir sampai
rata. Lakukan 2 kali lapis setelah lapisan pertama mengering.
- Penggunaan wall filler dan alkali resisting primer
sebaiknya dari merk sama dengan produk catnya. Jika
menggunakan merk yang berbeda hendaknya menggunakan
produk yang setara dan tidak berkualitas rendah.
- Langkah selanjutnya amplas permukaan dinding
dengan amplas halus dengan cara mengamplas sedikit
mengambang atau tidak memerlukan tekanan yang besar dan
setelah tahap ini selesai anda bisa melakukan pengecatan.
- Pengecatan dilakukan dengan kuas/roller sampai
didapatkan hasil akhir yang merata warnanya minimal 3 kali
pengecatan dan harus didapat warna yang merata.

b. Cat Dinding Luar (Eksterior)

84
 Khusus cat dinding luar Aula / eksterior menggunakan
Cat Weathershield merk Nippon Paint, Dulux atau
Cathylac dengan warna ditentukan kemudian.
 Pengecatan dilaksanakan pada seluruh permukaan
dinding dalam, kolom, dinding luar dan plafond sesuai gambar
perencanaan.
 Pengecatan dinding luar (eksterior) dilaksanakan
dengan ketentuan sebagai berikut :
- Pastikan tembok yang akan dicat benar-benar kering (minimal
satu bulan setelah acian), atau ketika pengetesan terhadap
kelembaban tembok menunjukkan angka maksimal 16%.
- Bersihkan permukaan tembok dari sisa acian atau kotoran.
Bersihkan juga tembok dari debu yang menempel.
- Jika terdapat retak rambut atau lubang-lubang kecil pada
tembok, gunakan plamir tembok atau wall filler untuk
menutupnya. Aplikasi plamir (wall filler) hanya pada bagian yang
retak (tidak diratakan ke seluruh permukaan tembok).
- Aplikasikan cat dasar alkali resisting primer (water based)
tanpa pengenceran. Alkali resisting primer adalah cat dasar
untuk tembok yang terbuat dari bahan acrylic emulsion, yang
ramah lingkungan serta tidak mengandung logam berat (lead
dan mercury). Produk ini terutama untuk pengecatan tembok
baru serta efektif untuk mencegah degradasi yang disebabkan
oleh alkali semen. Produk ini memiliki kemampuan penetrasi
yang baik pada substrat (permukaan), memberikan daya lekat
yang baik bagi cat akhir (top coat) dan mudah diaplikasikan.
Gunakan alkali resisting primer (solvent based) untuk dinding
luar atau dinding dengan kadar alkali yang tinggi.
- Penggunaan wall filler dan alkali resisting primer sebaiknya dari
merk sama dengan produk catnya. Jika menggunakan merk yang
berbeda hendaknya menggunakan produk yang setara dan tidak
berkualitas rendah.

85
- Aplikasikan cat finish lapis pertama dengan pengenceran + 10%.
- Aplikasikan cat finish lapis kedua tanpa pengenceran. Jarak
antara aplikasi cat finish pertama dan kedua minimal 2 jam.
- Pengecatan dilakukan dengan kuas/roller sampai didapatkan
hasil akhir yang merata warnanya minimal 3 kali pengecatan
dan harus didapat warna yang merata.

c. Waterproofing sistem Coating


 Dipakai merk SIKA TOP, AQUAPROOF atau
MASTERGUARD dengan sistem Coating.
 Dilaksanakan pada tempat-tempat sesuai yang
tercantum pada gambar perencanaan.
 Metode pelaksanaan waterproofing coating
dilaksanakan sesuai petunjuk dari pabrik pembuat.
 Sebelum pemasangan waterproofing terlebih dahulu
permukaan bahan yang akan di lapis waterproofing dibersihkan
dari segala macam bahan yang menghambat kelekatan. Kemudian
basahi permukaan dengan air bersih.
 Berikutnya lapisi permukaan dengan waterproofing
coating dengan cara dan campuran bahan sesuai standar dari
pabrik pembuat.
 Beri jangka waktu dari coating pertama ke coating
berikutnya antara 5 – 8 jam.
 Setelah lapisan terakhir selesai, tutup permukaan
dengan lembaran plastik atau karung basah.
 Setelah permukaan kering penyedia harus melakukas
tes penggenangan dengan air selama satu hari atau 1×24 jam.
 Jika ketinggian air tidak berkurang maka bisa dipastikan
tidak
terjadi kebocoran, jika belum maka perlu diperbaiki bagian yang
bocor.

d. Cat Baja Zinchromate

86
Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan adalah pengecaatan rangka

atap baja menggunakan cat Zinchromate, yang dilaksanakan

dengan ketentuan sebagai berikut :

 Permukaan area yang akan dicat harus kering sempurna dan

benar-benar bersih dari segala kotoran seperti: debu, minyak atau

lapisan cat lama.

 Jika berkarat, bersihkan menggunakan amplas atau cairan

pembersih karat.

 Aplikasikan cat anti karat (zinc chromate) sebagai cat dasar

(primer). Tunggu kering selama 4 jam sebelum dipasang cat lapis

pertama.

 Untuk pemasangan cat lapis pertama, encerkan dengan thinner

10% lalu aduk hingga rata sebelum diaplikasikan ke permukaan.

 Untuk mendapatkan hasil yang optimal, lakukan pengecatan

hingga tiga lapis, tunggu kering antara lapis pengecatan selama 1-

2 jam.

 Jangan melakukan pengecatan pada saat cuaca buruk (hujan atau

lembab) karena cat berbahan minyak membutuhkan waktu

pengeringan.

 Menggunakan merk Kanzai, Gunta, Guardian atau Zena.

XXXII. PEKERJAAN SANITAIR


a. Umum
1) Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah
penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-

87
alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam
pemakaiannya / operasinya.
b. Jenis pekerjaan yang dilaksanakan meliputi :
 Kloset duduk
 Wastafel gantung + Kran
 Wastafel meja + Kran
 Urinoir
 Sekat urinoir
 Floor drain
 Kran wastafel
 Kran 3/4"
 Jet Shower Closet
 Instalasi pipa distribusi air bersih PVC 3/4"
 Instalasi pipa air bersih PVC 1/2"
 Pipa instalasi air kotor PVC 3"
 Pipa instalasi air bekas PVC 3"
 Pipa instalasi Kotoran PVC 4"
 Septictank + sumur resapan ukuran

2) Persetujuan
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada
konsultan Pengawas beserta persyaratan/ketentuan pabrik
untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui
harus diganti tanpa biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan,
pengganti harus disetujui Konsultan Pengawas berdasarkan
contoh yang dilakukan Penyedia.

b.Bahan/Produk
1) Untuk wastafel, urinal, kloset dan keran merk TOTO, American

standard, INA

88
2) Floor drain dan clean out : TOTO, SAN-EI, atau setara
3) Daftar Material Sanitary yang dipakai :

KAMAR STANDART :

Klosed duduk Warna Putih


Tipe Standart

Jet Shower Kloset Warna Putih


+ Stop Kran

Kran Dinding Stainlessteel

89
Warna Putih

Wastafel Gantung

Stainlessteel
Kran Wastefel
(Dingin)

KAMAR VIP :

Klosed duduk IDEM

Tipe Standart

Jet Shower Kloset


IDEM
+ Stop Kran

Fixed Shower Head IDEM

90
Shower Mixer IDEM
(Panas Dingin)

Kran Dinding IDEM

Wastafel Meja Warna Putih

Kran Wastefel Stainlessteel


(Panas Dingin)

Pegangan Panjang IDEM


35 cm

TOILET UNTUK UMUM :

Klosed duduk Tipe


IDEM
Standart

Jet Shower Kloset


IDEM
+ Stop Kran

Wastafel Meja IDEM

Kran Wastefel IDEM


(Dingin)

Urinoir Warna putih

91
Penyekat Urinoir Warna putih

c. Pelaksanaan
1) Sebelum pemasangan dimulai, Penyedia harus meneliti gambar-
gambar yang ada dan kondisi dilapangan, termasuk mempelajari
bentuk, pola, penempatan, pemasangan sparing-sparing, cara
pemasangan dan detail-detail sesuai gambar.
2) Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan
gambar, gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka
Penyedia harus segera melaporkannya kepada
Perencana/Konsultan Pengawas.
3) Penyedia tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat
bila ada kelainan/perbedaan ditempat itu sebelum kelainan
tersebut diselesaikan.
4) Selama pelaksanaan harus selalu diadakan
pengujian/pemeriksaan untuk kesempurnaan hasil pekerjaan dan
fungsinya.
5) Penyedia wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada
kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa
garansi, atas biaya Penyedia, selama kerusakan bukan
disebabkan oleh tindakan Pemilik.
6) Pekerjaan Wastafel :

92
a. Jenis wastafel yang digunakan adalah jenis Washtafel Under
Counter yang posisinya tertanam dibawah meja granit dan
jenis Washtafel Gantung.
b. Wastafel yang digunakan adalah merk TOTO, American

standard, INA lengkap dengan segala aksesorisnya seperti


tercantum dalam brosurnya.
c. Wastafel dan perlengkapannya yang dipasang adalah yang
telah diseleksi baik tidak ada bagian yang gompal, retak atau
cacat-cacat lainnya dan telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas.
d. Ketinggian dan konstruksi pemasangan harus disesuaikan
gambar untuk itu serta petunjuk-petunjuk dari produksennya
dalam brosur. Pemasangan harus baik, rapi, waterpass dan
dibersihkan dari semua kotoran dan noda dan penyambungan
instalasi plumbingnya tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.

7) Pekerjaan Kloset :
a. Kloset duduk berikut segala kelengkapannya yang dipakai

adalah merk TOTO, American standard, INA , tipe Standart.


b. Kloset beserta kelengkapannya yang dipasang adalah yang
telah diseleksi dengan baik, tidak ada bagian yang gompal,
retak atau cacat-cacat lainnya dan telah disetujui Konsultan
Pengawas.
c. Kloset harus terpasang dengan kokoh letak dan ketinggian
sesuai gambar, waterpass.
d. Semua noda-noda harus dibersihkan, sambungan-sambungan
pipa tidak boleh ada kebocoran-kebocoran.

8) Pekerjaan Keran
a. Semua keran yang dipakai menggunakan merk TOTO,

American standard, INA dengan chromed finish. Ukuran


disesuaikan keperluan masing-masing sesuai gambar

93
plumbing dan brosur alat-alat sanitair. Keran-keran tembok
dipakai yang berleher panjang dan mempunyai ring dudukan
yang harus dipasang menempel pada dinding.
b. Stop keran yang dapat digunakan bahan kuningan dengan
putaran berwarna hijau, diameter dan penempatan sesuai
gambar untuk itu.
c. Keran-keran harus dipasang pada pipa air bersih dengan kuat,
siku, penempatannya harus sesuai dengan gambar-gambar
untuk itu.
9) Floor Drain dan Clean Out
a. Floor drain dan clean out yang digunakan adalah metal
verchroom, lubang diameter 2˝ dilengkapi dengan siphon dan
penutup berengsel untuk floor drain.
b. Floor drain dipasang ditempat-tempat sesuai gambar untuk
itu.
c. Floor drain yang dipasang telah diseleksi baik, tanpa cacat
dan disetujui konsultan pengawas.
d. Pada tempat-tempat yang akan dipasang floor drain, penutup
lantai harus dilubangi dengan rapi, menggunakan pahat kecil
dengan bentuk dan ukuran sesuai ukuran floor drain tersebut.
e. Setelah floor drain dan clean out terpasang, pasangan harus
rapi waterpass, dibersihkan dari noda-noda semen dan tidak
ada kebocoran.

10) Untuk instalasi air bersih, air kotor dan kotoran menggunakan
pipa PVC merk Wavin, Maspion atau Vinilon.

XXXIII. PEKERJAAN SALURAN


Pekerjaan ini meliputi : Pemasangan saluran U Gutter yang dapat
dilihat pada gambar perencanaan dengan syarat sebagai berikut :

a. Material saluran yang di gunakan meliputi :

Material U-Gutter 300/300-1000 tebal 10 cm, dengan spesifikasi :

94
- Metode Produksi : Cetak basah

- Jenis Semen : Type I

- Mutu Baja : U – 40 (Ulir), U – 24 (Polos)

- Jenis Agregat : Normal

- Mutu Beton : K – 350

- Panjang Efektif : 1,00 m

U-Gutter tersebut diatas menggunakan produk merk LISA, VARIA


USAHA atau CALVARI .
b. Pemasangan U-Gutter harus sesuai dengan gambar kerja
pelaksanaan.
c. U-Gutter harus di letakkan di atas lantai kerja dari beton
rabat dengan ketebalan sesuai gambar perencanaan. Agar di
dapatkan hasil yang benar-benar rata dengan kemiringan mengikuti
gambar kerja.
d. Pemasangan U-Gutter harus harus seijin konsultan
pengawas/ direksi secara tertulis.
e. Sebelum mendatangkan U-Gutter Penyedia harus
menyerahkan spesifikasinya kepada konsultan pengawas/ direksi
pekerjaan untuk kemudian di setujui/ di tolak bahan yang akan
didatangkan tersebut persetujuan dari direksi/ konsultan pengawas
harus tertulis.

XXXIV. PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL


PEKERJAAN PLUMBING, FIRE HYDRANT, SPRINKLER
I. UMUM
1. Penjelasan
Penjelasan yang dimaksudkan dalam spesifikasi ini antara lain :
Persyaratan umum, persyaratan teknis, gambar-gambar serta
informasi/instruksi tertulis yang disertakan resmi kepada peserta
lelang paket ini adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan

95
dari dokumen lelang secara keseluruhan serta prosedur pelelangan
paket pekerjaan ini.
Dokumen pelelangan ini menerangkan seluruh informasi dan
spesifikasi baik administrasi maupun teknis yang diberikan oleh
Pihak Pemilik, Perencana dan MK didalam proses pelelangan.

2. Waktu Pelaksanaan
Lamanya waktu pelaksanaan pengadaan, pemasangan dan
pemeliharaan disesuaikan dengan tahapan pembangunan atau
disesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

3. Material
Kontraktor harus menjamin seluruh unit peralatan yang didatangkan
adalah baru bebas dari defectiva material, improved material dan
menjamin terhadap kualitas atau mutu barang sesuai dengan
tujuan spesifikasi. Setiap material atau peralatan yang tidak
memenuhi spesifikasi harus diganti dengan yang sesuai dalam
jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) minggu setelah ditanda
tangani Berita Acara Pemeriksaan Barang. Seluruh biaya yang
timbul akibat penggantian material/peralatan tersebut menjadi
tanggung jawab/beban kontraktor.

4. Gambar - gambar dan Spesifikasi


Gambar-gambar perancangan dan spesifikasi teknis ini merupakan
satu kesatuan dan tidak dapat dipisah-pisahkan. Apabila ada
sesuatu bagian pekerjaan atau peralatan yang diperlukan agar
instalasi ini dapat bekerja dengan baik dan hanya dinyatakan dalam
salah satu gambar perancangan atau spesifikasi teknis saja maka
Kontraktor harus tetap melaksanakannya tanpa adanya biaya
tambahan. Karenanya Kontraktor harus meneliti memahami lingkup
pekerjaannya sebelum mengajukan penawaran.

96
5. Gambar - gambar Perencanaan
Di dalam gambar-gambar perancangan ini tidak dimaksudkan untuk
menunjukkan seluruh pipa-pipa fitting-fitting valve-valve atau fixture
secara terperinci.
Semua bagian-bagian tersebut walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan secara spesifik harus disesuaikan dan dipasang oleh
Kontraktor apabila diperlukan agar instalasi ini lengkap dan dapat
bekerja dengan baik sesuai dengan pelaksanaan yang wajar.

6. Gambar - gambar Kerja


Gambar-gambar kerja untuk seluruh pekerjaan harus selalu berada
dilapangan (Site).
Termasuk perubahan-perubahan atau usulan-usulan dan lain
sebagainya.
Selama pelaksanaan instalasi ini berjalan Kontraktor harus
memberikan tanda-tanda dengan pensil/tinta merah pada lembar
gambar atau segala perubahannya penghapusan atau penambahan
pada instalasi tersebut.

7. Gambar Pelaksanaan
Kontraktor harus membuat gambar instalasi secara mendetail (Shop
Drawing) sebanyak 3 (tiga) rangkap untuk disetujui oleh Pemilik
Proyek/MK/Perencana paling lambat 21 (dua puluh satu) hari
kalender setelah dikeluarkannya Surat Perintah Kerja juga
Kontraktor harus menyerahkan Gambar Pelaksanaan (As Bult
Drawing) yang meliputi denah instalasi yang terpasang detail
peralatan dari seluruh instalasi diatas sebanyak 3 (tiga) rangkap
cetakan sebelum dilakukan Serah Terima Pertama.
Pelaksanaan pemasangan harus memenuhi syarat-syarat yang
umum berlaku dan mengikuti Pedoman Plambing Indonesia tahun
1979 dan Peraturan Daerah (Perda) setempat.

97
8. Dokumentasi Foto
Pemborong diharuskan membuat foto dokumentasi kemajuan
pekerjaan tiap bulan sebanyak 3 (tiga) set dan disajikan dalam
album foto serta diserahkan pada MK.

9. Contoh - contoh Barang


Pemborong wajib mengirimkan contoh-contoh bahan yang akan
digunakan dalam pelaksanaan kepada Pemilik Proyek/Perencana/MK
atau Brosur-brosur dari alat-alat tersebut dan menunggu
persetujuan dari Pemilik proyek/Perencana/MK sebelum alat-alat
tersebut terpasang. Contoh-contoh barang yang sudah disetujui
oleh Pemilik Proyek/Perencana/MK harus disimpan di Direksi Keet
guna dijadikan referensi bagi pemasangan di lapangan.
Bila bahan-bahan tersebut diragukan kualitasnya akan dikirimkan ke
kantor penyelidikan bahan-bahan bangunan atas biaya
Pemborong/Kontraktor. Bila ternyata terdapat bahan-bahan yang
telah dinyatakan tidak baik/tidak bisa dipakai oleh Pemilik
Proyek/Perencana/MK maka Pemborong harus mengangkut bahan-
bahan tersebut keluar lapangan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari
harus sudah tidak ada dilapangan (Site).

10. Tenaga Pelaksana


Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh
orang/tenaga-tenaga ahli dalam bidangnya (Skilled Labour) agar
dapat memberikan hasil kerja yang terbaik dan rapi. Untuk
pelaksanaan khususnya Pemborong harus memberikan surat
pernyataan yang membuktikan bahwa tenaga kerjanya yang
melaksanakan pekerjaan tersebut memang mempunyai
pengalaman dan kecakapan. Terutama orang yang akan mengerjaan
pengelasan pipa (tukang las) dan pemasangan instalasi khusus
lainnya harus ditunjuk pekerja yang memiliki sertifikat.

98
Kontraktor wajib mempunyai PAS INSTALATUR yang dikeluarkan oleh
PDAM (Peruahaan Daerah Air Minum) setempat dan Surat
Rekomendasi lain yang diperlukan untuk meláksanakan pekerjaan
ini.

11. Pengamanan
Kontraktor bertanggung jawab atas pencegahan bahan/peralatan-
peralatan untuk instalasi ini dari pencurian dan atau kerusakan
lainnya. Bahan-bahan/peralatan peralatan yang hilang atau rusak
harus diganti oleh Kontraktor tersebut tanpa tambahan biaya.
Pemasangan barang dan komponennya harus dikonsultasikan dan
disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Lapangan guna meneliti
kesesuaian dengan yang dimintakan pada spesifikasi teknis ini serta
untuk mencegah terjadinya kehilangan barang di proyek.

12. Koordinasi
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Pemborong diwajibkan
mengadakan koordinasi dengan pemborong lain yang mengerjakan
pekerjaan Struktur, Arsitektur, Interior, Elektrikal dan sebagainya
sehinggá kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam
pemasangan dapat diperkecil/dihilangkan. Kesalahan pemasangan
akibat tidak adanya kerja sama menjadi tanggung jawab Pemborong
sepenuhnya.

13. Izin - izin


- Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang diperlukan
untuk melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh Pemborong
atau tanggungan dan biaya Pemborong.
- Semua pemeriksaan pengujian dan lain-lain beserta keterangan-
keterangan resminya yang mungkin diperlukan untuk
pelaksanaan instalasi ini harus dilakukan oleh Pemborong atau
tanggungan Pemborong.

99
- Pemborong harus bertanggung jawab atau penggunaan alat-alat
yang dipatenkan kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-
biaya yang diperlukan untuk ini. Pemborong wajib menyerahkan
surat pernyataan mengenai hal ini.
- Pemborong harus menyerahkan izin atau keterangan resmi dari
pihak yang berwenang (terkait) yang diperolehnya mengenai
instalasi proyek ini kepada Pemilik Proyek/MK atau pihak yang
ditunjuk untuk ini.
14. Korelasi Pekerjaan
Pekerjaan galian dan pemimbunan yang ada sehubungan dengan
pekerjaan Plambing baik untuk ukuran dan kesesuaian gambar
pelaksanaan merupakan tanggung jawab Pemborong Plambing.
Pekerjaan pembuatan dudukan/pondasi untuk pompa/mesin dilakukan
oleh Pemborong Plambing termasuk pembuatan tali air disekitar
pondasi pompa.
Seluruh penarikan kabel listrik sampai ke panel pekerjaan
Plambing yang dilakukan pihak lain. Pemborong Plambing wajib
memberikan data-data dan gambar-gambar yang diperlukan
pihak lain yang mengerjakannya dan menjaga pekerjaan pihak
lain untuk kepentingannya.
Penarikan pipa air bersih yang tidak tercantum dalam gambar-
gambar dan spesifikasi dilakukan oleh pihak lain Pemborong
Plambing harus berkoordinasi dan memberikan data-data ukuran
dan gambar-gambar kepada pihak lain yang mengerjakannya.
Seluruh fasilitas listrik, air, sanitair sementara/darurat hendaknya
diusahakan oleh Pemborong Plambing dan telah dimasukkan
dalam penawarannya.
- Dalam hal dimana ada lebih dari satu Pemborong Plambing
dengan tingkat prioritas tanggung jawab yang sama dan bagian
pekerjaannya terletak berdampingan maka masing-masing
Pemborong wajib melakukan perapihan pada bagian pekerjaan

100
Pemborong lain sedemikian rupa sehingga tidak cacat akibat
pelaksanaan pekerjaan menurut bagiannya.

15. Sub Kontraktor


- Apabila diperlukan tenaga-tanaga ahli khusus atau tenaga-tenaga
pelaksana yang tidak mampu melaksanakan pemasangan
penyetelan pengujian dan lain-lain maka Pemborong dapat
menyerahkan sebagian instalasinya kepada Sub Kontraktor lain
setelah mendapat persetujuan dari Pemilik Proyek/MK/Perencana.
- Pemborong wajib bertanggung jawab penuh atas segala lingkup
pekerjaannya baik yang dilaksanakannya sendiri maupun yang
telah disub-kontraktorkan.
- Pemilik Proyek/MK dan Perencana tidak dapat dituntut bilamana
ada gugatan Sub Kontraktor karena tidak lancarnya pembayaran
yang harus diberikan oleh Kontraktor.

16. Pengawas Lapangan


- Seluruh pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini harus diawasi
oleh seorang yang cukup berpengalaman dan bertanggung jawab
penuh atau segala pekerjaan instalasi pada proyek ini.
- Nama perincian pengalaman kerja struktur organisasi Pengawas
Lapangan hendaknya diberikan oleh pemborong kepada Pemilik
Proyek/Direksi Lapangan untuk dimintakan persetujuannya.
- Bilamana ternyata menurut pendapat pihak Pemilik
Proyek/MK/Perencana atas pihak yang berwenang bahwa
Pengawas Lapangan Kontraktor yang ditunjuk itu kurang cakap
memimpin maka Pemborong harus menggantinya dengan orang
lain dan tidak terbatas pada jumlah personil yang dimintanya.
17. Penolakan Instalasi
- Pemborong harus memberikan contoh semua bahan-bahan yang
akan dipergunakannya kepada Pemilik Proyek/MK/Perencana atau
pihak yang ditunjuk untuk dimintakan persetujuan tertulis perihal

101
pemasangannya. Dengan mencantumkan secara lengkap merk
type spesifikasi dari semua contoh bahan yang diajukan.
- Pemborong harus membuat jadwal/schedule waktu yang
terperinci untuk setiap pekerjaannya dan diserahkan kepada
Pemilik Proyek/MK/Perencana atau pihak yang ditunjuk untuk
mendapatkan persetujuannya.
Pemborong harus mengadakan :
a. Buku Laporan Harian
b. Buku Laporan Mingguan
c. Buku Laporan Bulanan
d. Izin Kerja lembur/hari libur
- Pemborong harus melaporkan hasil kemajuan pekerjaan setiap
minggu serta perbandingannya dengan jadwal yang telah
tersusun. Bila mana terjadi perbedaan harus disertakan juga
alasan-alasan serta cara-cara penanggulangannya.
- Bagi setiap instalasi yang telah selesai dikerjakannya, Pemborong
harus mendapatkan pernyataan tertulis dari pihak Pemilik
Proyek/MK/Perencana dan pihak yang ditunjuk bahwa tahap
instalasi ini telah selesai dikerjakan sesuai dengan syarat-syarat
yang ada. Tahapan instalasi ini ditentukan kemudian berdasarkan
jadwal perincian waktu yang diserahkan Pemborong.
- Didalam setiap pelaksanaan pengujian balancing dan "trial run”
sistem instalasi ini harus dihadiri pihak Pemilik
proyek/MK/Perencana dan Ahli serta pihak-pihak lain yang
bersangkutan.
Untuk ini hendaklah diberikan pula sertifikat pernyataan hasil
pengujian oleh pihak yang berwenang memberikannya.
- Pemborong wajib melaporkan kepada Pemilik
Proyek/MK/Perencana atau ahli yang ditugaskan bilamana
sekiranya terjadi kesulitan atau gangguan-gangguan yang
mungkin ada.

102
- Air kerja dan listrik kerja untuk keperluan test merupakan
tanggung jawab Pemborong dan sudah termasuk dalam item
penawarannya.

18. Pembersihan Lapangan


- Lapangan yang dipergunakan harus setiap hari dibersihkan
setelah selesai bekerja. Pemborong hendaknya menghubungi
pihak-pihak lain untuk koordinasi pembersihan lapangan.
- Segera setelah Kontrak selesai maka Pemborong harus
memindahkan semua sisa bahan pekerjaannya dan peralatannya
kecuali yang masih diperlukan selama masa pemeliharaan.

19. Jaminan dan Pemeliharaan


- Pemborong harus memberikan jaminan pabrik (Guaranted of
Product) kepada Pemilik Proyek terhadap peralatan/material
yang digunakan pada proyek ini.
- Pemborong harus memberikan service secara cuma-cuma selama
1 (satu) tahun untuk peralatan dan 6 (enam) bulan untuk instalasi
semenjak serah terima pekerjaan pertama kali kecuali
dinyatakan lain secara tersendiri.
- Pemborong wajib mengganti atas biaya sendiri setiap bagian
pekerjaannya yang ternyata cacat atau rusak selama jangka
waktu jaminan yang tersebut diatas setelah proyek ini diserah
terimakan untuk pertama kalinya kecuali yang dinyatakan secara
tersendiri.
- Pemborong wajib mengganti atas biaya sendiri setiap kelompok
barang-barang atau sistem yang tidak sesuai dengan persyaratan
spesifikasi akibat dari kesalahan pabrik atau pengerjaan yang
salah selama jangka waktu jaminan setelah proyek ini diserah
terimakan pertama kali.

20. Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan

103
- Pada saat penyerahan untuk pertama kalinya Pemborong harus
menyerahkan gambar-gambar data-data peralatan petunjuk
operasi dan cara-cara perawatan dari mesin-mesin terpasang di
bawah Kontrak ini dalam bahasa Indonesia.
Data-data tersebut harus diserahkan kepada Pemilik Proyek
sebanyak 3 (tiga) set.
- Pada saat penyerahan pertama harus diserahkan antara lain
Instruction Manual Instalation Manual, Maintenance Guide,
Operating, InstructionTrouble Shooting Instruction dan brosur-
brosur harus asli.
- Kontraktor harus memberikan pula 2 (dua) set singkatan petunjuk
operasi perawatan kepada Pemilik proyek dan sebuah hendaknya
dipasang dalam suatu kaca berbingkai dan ditempelkan di dinding
dalam ruang mesin utama atau tempat lain yang ditunjuk oleh
Pemilik proyek/MK.
- Selain itu pemberian manual ini Kontraktor juga harus
memberikan pendidikan praktek mengenai operasi dan
perawatannya kepada petugas.
- Petugas Teknik (Team Engineering) yang ditunjuk oleh Pemilik
Proyek secara cuma-cuma harus cakap menjalankan tugasnya.
- Merupakan kewajiban/keharusan sebagai Kontraktor untuk
memberikan surat garansi atau peralatan-peralatan utama
kepada Pemilik Proyek termasuk garansi terhadap instalasi
pemipaan maupun material pipa/sambungan pipa yang dipakai
pada proyek ini atau yang merupakan scope pekerjaannya.

21. Surat Keterangan


Kontraktor harus memberikan Surat keterangan/Sertifikat dari
Dinas Penanggulangan Kebakaran daerah setempat (jika
diperlukan), Dinas Keselamatan kerja (Depnaker) yang
menunjukkan bahwa unit tersebut dapat dipergunakan serta

104
layak untuk diterima dan digunakan. Surat keterangan keagenan
yang berada di Indonesia untuk material-material import.

22. Data Suku Cadang


Kontraktor harus menjamin dengan Surat jaminan adanya suku
cadang yang mudah diperoleh pada peralatan-peralatan yang
sekiranya akan mengalami gangguan atau kerusakan dalam
waktu yang pendek baik peralatan utama maupun peralatan
penunjang.
23. Factory Test
Pemborong Plumbing harus memperhitungkan adanya “Factory
test” yang dilakukan oleh Pemilik Proyek, Perencana dan MK yang
minimal hasil pengujian peralatan terpakai dapat dilampiri pada
saat akan dipasangkan.
Dalam rangka kegiatan ini Pemilik Proyek, Perencana dan MK
harus mendapatkan kejelasan dari agent/sub agent maupun
factory product perihal peralatan waktu pengiriman teknik
peralatan agen didalam mekanisme kerjanya dapat memenuhi
target/ketepatan waktu pelaksanaan.

II. PENJELASAN LINGKUP PEKERJAAN

1. LINGKUP PEKERJAAN PLAMBING

Batasan dan Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan pada paket


pekerjaan Plambing ini meliputi dan tidak terbatas pada penguraian
tersebut diatas serta sesuai spesifikasi teknis memenuhi
persyaratan/standard yang berlaku, sehingga berfungsi dengan baik
antara lain :

1.1 Pengadaan dan pemasangan Peralatan Utama sistem Air Bersih


dan Air Panas berikut sistem pemipaannya, Peralatan
Pendukungnya, antara lain valve-valve, reducer, elbow, flanged
dan lainya. Pengadaan dan penyambungan Sumber Air dari

105
Sumur Bor beserta segala proses Perijinannya (SIPA) dan (BP)
Penyambungan dari PDAM ke RAW Water Tank, San Filter, Carbon
Filter, Ground Water Tank, Roof Tank, distribusi kesetiap lantai
bangunan sampai plambing fixture di toilet, kitchen, kran taman,
dan pada tempat-tempat yang ditentukan sesuai gambar
rencana.
1.2 Pengadaan dan pemasangan sistim drainage buangan air hujan
termasuk Roof Drain, Floor Drain, Bak Kontrol, Saluran Drainage
tertutup (Pipa Beton Bertulang) dan titik tangkap drainage jalan
(Drain/Gutter) pada jarak tertentu di Area Site, Penyambungan ke
Saluran Drainage Eksisting sesuai gambar rencana.
1.3 Pengadaan dan pemasangan pipa buangan air bekas, air kotor
dan vent dari Toilet Kamar setiap lantai, Restroom, Pantry, Kitchen
lengkap grease trap, clean out, Bak Kontrol, Septic tank Biotech
3000lt, Bak Perangkap Lemak secara terpisah sampai ke Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL) lengkap dengan peralatannya
seperti pipa vent, Manhole, pipa over flow dan sebagainya seperti
gambar rencana.
1.4 Pengadaan dan pemasangan Pompa-pompa lengkap pengkabelan
sampai ke Panel Kontrol serta Sistem Pemipaannya.
1.5 Pengadaan dan pemasangan semua alat plambing di Toilet dan
sebagainya seperti pada gambar rencana lengkap dengan
peralatannya
1.6 Mengadakan Testing dan commissioning terhadap seluruh
peralatan utama maupun instalasi pemipaan yang terpasang dan
pekerjaan dalam paket pekerjaan Plambing ini sehingga berfungsi
dengan baik dan memenuhi persyaratan/standard yang
ditentukan didalam spesifikasi teknis ini.

2. LINGKUP PEKERJAAN FIRE HYDRANT DAN SPRINKLER


2.1 Pengadaan dan penyambungan ke pipa utama 6”.
2.2 Pengadaan dan pemasangan Peralatan system pemipaan beserta
kelengkapannya meliputi pemipaan ground water tank, pemipaan

106
pada instalasi pompa dan pemipaan distribusi pada setiap lantai
dan pada tempat-tempat ditentukan sesuai gambar rencana.
2.3 Pengadaan dan pemasangan unit-unit perlengkapan system
pemadam kebakaran berupa Fire Hydrant Pillar, Hose Reel
Cabinet, Fire Hydrant Box, Siamese Connection, Sprinkler Head,
valve-valve, control dan lainnya.
2.4 Mengadakan Testing dan commissioning terhadap seluruh
peralatan utama maupun instalasi pemipaan yang terpasang dan
paket pekerjaan Fire Hydrant dan Sprinkler ini sehingga berfungsi
dengan baik memenuhi persyaratan / standard yang ditentukan
didalam spesifikasi teknis ini.

III. PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIK KHUSUS

3.1 PERATURAN-PERATURAN / PERSYARATAN


Tata cara pelaksanaan dan lain-lain petunjuk yang berhubungan
dengan peraturan-peraturan Pembangunan yang sah berlaku di
Republik Indonesia dan khususnya daerah setempat. Selama
pelaksanaan Kontrak ini harus betul-betul ditaati dan diikuti sesuai
petunjuk MK. Pada umumnya peraturan-peraturan berikut ini yang
berkenaan dengan pasal sebagaimana yang tertuang didalam
spesifikasi teknis antara lain :
- Peraturan Perusahaan Air Minum Negara tentang instalasi air.
- Pedoman Peraturan Plambing Indonesia yang dikeluarkan oleh
Direktorat Teknis Penyehatan Direktorat Jenderal Cipta Karya
Departemen Pekerjaan Umum.
- Peraturaan Beton Indonesia
- Peraturan Perburuhan Indonesia tentang penggunaan tenaga
kerja harian, mingguan, bulanan, dan borongan. Pemborong
dianggap telah cukup mengerti dan mengetahui akan sisa dan
maksud dari Peraturan-peraturan dan syarat-syarat tersebut
diatas.
- National Plambing Codes.

107
- Surat Keputusan Menteri PU 02/KPTS/1985 tentang ketentuan
Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Bangunan
Aula.
- Standard Konstruksi Bangunan Indonesia, SKBI.
- Standard on Automatic fire Detector (NFPA 72E-1984)
- Standard for the installation of Sprinkler System (NFPA 13-1983)
- Standard for installation of Centrifugal fire Pumps (NFPA-20-
1987)
- National Fire Protection Association (NFPA)
- National Fire Codes dan artikel lainnya yang relevan.

3.2 MATERIAL

3.2.1. Pemipaan

- Untuk Pemipaan Instalasi Air Bersih dari Ruang Pompa digunakan


pipa Black Steel Pipe (BSP) class schedule 40 demikian pula
perlengkapannya seperti fitting-fittingnya sedangkan distribusi
Air Bersih di luar dan dalam Aula digunakan pipa SD PP-R
(Polypropylene Pipe Random) Pipa PP-R pun dirancang untuk
macam-macam tekanan, tekanan tersebut disesuaikan dengan
saluran air panas maupun dingin atau dengan tekanan jenis-jenis
pipa PPR berikut ini:
1. Pipa PP-R PN 10
Jenis pipa PPR ini umumnya digunakan sebagai saluran air
dingin tanpa tekanan. PN (pressure nominal) mengindikasikan
pipa dapat ditekan sampai 10 bar atau tekanan 10 kilogram
per cm2. Pipa PPR PN 10 yang Anda dapatkan dari vendor
rata-rata memiliki diameter dinding tertipis dibandingan tipe
pipa PPR lain dengan panjang efektif sekitar 4 meter per
batang.
2. Pipa PP-R PN 16
Selanjutnya, pipa PPR PN 16 dipakai sebagai saluran air
bertekanan sampai 16 bar (16 kilogram per cm2). Secara

108
umum, jenis pipa ini dapat Anda manfaatkan untuk saluran air
dingin bertekanan tinggi maupun air panas tanpa tekanan.
Pemakaian pipa PPR PN 16 harus mengikuti prosedur
pembuatan produk agar mampu bertahan sampai maksimal
50 tahun.
3. Pipa PP-R PN 20
Kemudian, ada pipa PPR PN 20 yang umumnya digunakan
sebagai saluran air panas dengan tekanan tinggi. Jenis pipa
PPR ini, sesuai nomornya, mampu berfungsi dalam saluran air
panas bertekanan 20 bar atau 20 kilogram per cm2. Bagi Anda
yang ingin mengatur saluran air di apartemen, hotel, maupun
rumah sakit sebaiknya pilih pipa PPR PN 20.
4. Pipa PP-R PN 22
Jenis pipa PPR terakhir yang patut Anda ketahui adalah pipa
PPR PN 20. Sayangnya, tidak banyak agen jual pipa PPR yang
menyediakan pipa PPR dengan kekuatan tekanan di atas 20
bar. Akan tetapi, masih ada beberapa merek yang
memproduksi pipa PPR PR 22 yang memiliki tekanan
mencapai 22 bar atau 22 kilogram per cm2. Pipa yang
digunakan harus memenuhi persyaratan pipa untuk air minum
atau International Standard DIN 8077, DIN 8078, ISO 9001,
atau yang tercantum dalam SII 0161-81 juga PUIB 1982 serta
standard-standard lainnya yang disetujui oleh Pemilik
Proyek/MK demikian pula perlengkapannya seperti fitting-
fitting sesuai gambar rencanan. Merk sekwalitas Bakrie, PPI,
Spindo, Bumi Kaya untuk BSP dan Wavin untuk pipa SD PP-R.
- Untuk Pemipaan LPG digunakan pipa Black Steel Pipe (BSP)
Seamless schedule 40 demikian pula perlengkapannya seperti
fitting-fitting sesuai gambar rencanan, Pipa yang digunakan
harus memenuhi persyaratan BS 1387/67 atau yang
tercantumdalam SII 0161-81 serta standard-standard lainnya

109
yang disetujui oleh Pemilik Proyek/MK. Merk sekwalitas
Bakrie, PPI, Spindo, Bumi Kaya.
- Untuk Pemipaan Instalasi Fire Hydrant dan Sprinkler digunakan
pipa Black Steel Pipe (BSP) class schedule 40 demikian pula
perlengkapannya seperti fitting-fitting sesuai gambar
rencanan, Pipa yang digunakan harus memenuhi persyaratan
BS 1387/67 atau yang tercantum dalam SII 0161-81 serta
standard-standard lainnya yang disetujui oleh Pemilik
Proyek/MK. Merk sekwalitas Bakrie, PPI, Spindo, Bumi Kaya.
- Untuk Instalasi Drainage Buangan Air Hujan digunakan Pipa
Beton Bertulang/RCP (Reinforced Concrete Pipes) Type FJ,
mutu beton min K-350 setelah proses Spinning min K-550,
Tegangan Leleh ≥ 4500 kg/cm², Tegangan Tarik ≥ 500 kg/cm².
Merk sekwalitas DUSASPUN. Sambungan Pipa Beton Bertulang
menggunakan sambungan socket dengan mortar, sedangkan
untuk belokan, percabangan Tee, Cross dan pada jarak-jarak
tertentu sesuai gambar rencana menggunakan bak control.
Instalasi Sparring Pipa (Connection Pipe) Buangan Air Hujan
dari Bangunan digunakan pipa Polivinyl Chloride (PVC) class
AW dengan tekanan kerja 10 Kg/cm2 atau memenuhi standard
JIS. K.6742 atau SII 0344-82 demikian pula dengan fitting dan
accessoriesnya seperti gambar rencana.
Merk sekwalitas Wavin, Maspion, Rucika.
- Untuk Pemipaan Instalasi Buangan Air Bekas dan Air Kotor
digunakan pipa Polivinyl Chloride (PVC) class AW dengan
tekanan kerja 10 Kg/cm2 atau memenuhi standard JIS. K.6742
atau SII 0344-82 demikian pula dengan fitting-fitting seperti
elbow, tee, tee y, knee, reducer dan lainnya. Sedangkan untuk
System Pemipaan Vent berikut fitting-fingnya dipakai pipa PVC
class D dengan tekanan kerja 5 Kg/cm2 standard JIS.K.6741.
Merk sekwalitas Wavin, Maspion, Rucika.

110
Pipa PVC yang digunakan adalah yang dibuat dari ekstrusi
bahan utama polivynil chlorida dalam keadaan panas.
Kandungan PVC murni minimum 92.5 %. Polimer dan stabilizer
yang digunakan harus berkwalitas baik dan tahan terhadap air
dan cuaca (ultra violet) yang dijamin dengan sertifikat pabrik.
Permukaan luar dan dalam harus halus licin dan tanpa cacat
yang berbahaya seperti retak-retak guratan, gumpalan dan
cacat-cacat lainnya. Type yang digunakan mempunyai dimensi
dan toleransi sebagai berikut untuk saluran pembuangan :
Diameter Luar Tebal dan
Nominal
dan Toleransi Toleransi
(mm)
(mm) (mm)
40 48  0.3 2.7 + 0.6
50 60  0.4 3.15 + 0.7
75 89  0.5 4.05 + 0.8
100 114  0.6 4.5 + 0.8
150 165  1.0 9.4 + 1.0

- Lem yang digunakan harus berkwalitas baik sesuai yang


dianjurkan olehpabrik pembuat pipa dan petunjuk Direksi
Pekerjaan. Pipa-pipa PVC ini harus sesuai dengan standard SII
0344-82. Merk sekwalitas Ashahi, Tanggit.

3.2.2 Fittings
Type fitting-fitting yang digunakan sesuai dengan tertera dalam
gambar rencana, dan harus buatan pabrik yang sama dengan
yang memproduksi pipa-pipa (yang digunakan dalam instalasi
ini).

3.2.3 Valve – Valve


a. Gate Valve
Digunakan type bronze body, non rising stem, screwed
bonnet, solid wedge disk, screwed end untuk valve sampai

111
dengan diameter 2” atau bisa digunakan ball valve diameter
1/2” s/d 1” sedangkan type flanged or lugged body, stainless
steel dist, stainless steel shaft, hand wheel operated with
posision indicator untuk valve lebih besar diameter 2”
dengan body material cast iron untuk tekanan 150 psi. Merk
sekwalitas Kitz, Onda, Toyo, Nakajima, Okomura

b.Check Valve
Digunakan type bronze body, swing type, Y pattern, screwed
cup, metal disk, screwed end untuk valve sampai dengan
diameter 2” digunakan swing silent type dengan stainless
steel dengan body material cast iron untuk tekanan 150 psi.
Khusus untuk pompa-pompa hydrofoor digunakan dual plate
water type check valve. Merk sekwlitas Kitz, Onda, Toyo,
Nakajima, Okomura

c. Strainer
Digunakan type bronze body, screwed cap, stainless steel
mesh screwed end sampai dengan diameter 2” digunakan Y
pattern, stainless steel perforated screen, bolted bonnet,
flanged end untuk lebih besar diameter 2”. Merk sekwlitas
Toyo, Nakajima, Yoshitake

d.Flexible joint
Digunakan flexible joint model doble sphere dengan material
neoprene rubber yang dapat menahan tekanan sampai 10
Kg/cm2. Tekanan kerja valve-valve untuk peralatan pompa
deliveryadalah minimum 225 psi. Tekanan kerja valve-valve
untuk pipa-pipa distribusi selain tersebut diatas dapat dipakai
valve dengan tekanan kerja 150 psi.Merk sekwalitas Tozen,
Yoshitake.

112
3.2.4 Plambing Fixtures
a. Water Closet
Water Closet (jongkok/duduk) yang digunakan harus terbuat
dari keramik padat berglasir warna standard dibuat dari
bahan keramik tunggal yang dibakar pada suhu tinggi.
Permukaan closet tidak boleh menampakkan cacat retak-
retak yang merugikan, bernoda glasir dan tidak boleh
menyerap air. Bentuk dan type water closet seperti terlihat
gambar rencana.Merk sekwalitas Toto .

b.Lavatory/Wastafel
Lavatory/wastafel terbuat dari Keramik padat berglasir tanpa
cacat dan tidak menyerap air, type sesuai Gambar Rencana.
Dilengkapi dengan kran dan Ptrap yang terbuat dari stainless
steel. Bentuk dan type seperti pada Gambar Rencana. Merk
sekwalitas Toto

c. Urinoir
Terbuat dari keramik padat berglasir tanpa cacat dan tidak
menyerap air. Urinoir dilengkapi dengan kran tekan (push
valve) dan lubang pengeluaran dilengkapi trap. Urinoir yang
digunakan harus mempunyai kran untuk membersihkan diri
(Mushlim type). Bentuk dan type seperti pada Gambar
Rencana. Merk sekwalitas Toto.

d.Floor Drain
Terbuat dari STAINLESS STEEL yang mempunyai bentuk
sedemikian rupa sehingga mempunyai trap yang selalu terisi

113
air (bell trap) setinggi minimum 11,5 mm serta berkualitas
baik. Merk sekwalitas Toto.

e. Roof Drain
Terbuat dari STAINLESS STEEL yang mempunyai bentuk
sedemikian rupa sehingga mempunyai trap yang selalu terisi
air serta berkualitas baik. Merk Lokal.

f. Clean Out
Type clean out flange terbuat dari stainless steel. Dimensi
sesuai gambar rencana dilengkapi dengan rubber packing
dan bolt nut. Merk sekwalitas San-Ei

g.Kran
Kran/faucet yang digunakan terbuat dari stainless steel.Merk
sekwalitas Toto.
h.Sink
Terbuat dari STAINLESS STEEL bentuk sesuai gambar rencana
mempunyai trap yang dapat dibersihkan setiap saat

3.3 PELAKSANAAN
3.3.1. Pemasangan Instalasi Pipa Air Bersih, Air Panas,
Air Hujan, Air Bekas, Air Kotor, Fire Hydrant dan
Sprinkler.
Semua pipa yang tertanam baik dalam tanah maupun dalam
dinding harus sudah selesai terpasang dan ditest sebelum
pekerjaan dinding dan lantai selesai pada kedudukan dan
kemiringan seperti tertera pada Gambar Rencana. Untuk pipa-
pipa yang ditanam di dalam tanah pada lubang galian terlebih
dahulu harus diberi alas pasir urug setebal minimal 10 cm,
demikian pula di kiri - kanan dan atas pipa. Kedalaman galian
minimum yang dijinkan adalah :

114
Diameter Dalam Galian Lebar Galian
Pipa
1” 50cm 30cm
2” 60cm 30cm
3” 70cm 40cm
4” 80cm 40cm
6” 85cm 40cm

Jika ada pipa yang melintasi saluran drainage letak pipa harus
berada di bawah saluran drainage dengan jarak antara dasar
pondasi saluran dengan pipa minimal 20 cm. Belokan vertikal
dan horizontal harus dilakukan dengan bantuan alat
penyambung yang sesuai (misalnya bend elbow) dan buatan
pabrik yang sama dengan pipa demikian pula untuk
percabangan harus digunakan Tee atau Tee Reducer yang
sesuai.
Pada belokan-belokan sedapat mungkin digunakan belokan
jenis long radius. Percabangan pada pipa air kotor
menggunakan Y tee. Bila pekerjaan pemasangan pipa berhenti
semua ujung pipa harus ditutup dengan dop atau sumbat
kedap air. Sistim penyambungan pipa SD PP-R menggunakan
sistim heat fusion yang menggunakan alat pemanas
Polyfusion atau Electrofusion sehingga harus terjamin
kekuatannya karena sambungan yang homogen dan senyawa
sedangkan yang memakai sambungan ulir penyambungan
harus dilakukan dengan menggunakan sealtip sesuai dengan
petunjuk Direksi Pekerjaan. Untuk pipa PVC sambungan harus
menggunakan perekat khusus PVC dimana sebelumnya pipa
yang akan disambung harus dibersihkan dari segala kotoran
dan minyak sehingga didapat sambungan yang kuat dan
rapat. Semua accessories harus dipasang pada posisi elevasi
seperti yang tertera pada Gambar Rencana. Pemasangan floor

115
drain harus rapat betul dimana celah-celah antara floor drain
dan lantai harus diisi dengan pasta semen (grouting) dan
membrane water proofing berlapis-lapis atau sealant. Pada
penembusan pipa-pipa dengan pelat beton harus dipasang
sparing pipa yang rapat air seperti pada gambar rencana.
Sleeves untuk pipa-pipa dibuat dari pipa besi tuang atau pipa
baja yang mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran di luar pipa (5 mm). Sleves harus dipasang
dengan baik setiap kali pipa tersebut menembus konstruksi
beton.
Semua pipa harus diikat dengan kuat oleh penggantung atau
angker yang cukup kokoh agar pipa-pipa tidak berubah
letaknya. Penggantung atau penumpu pipa harus
disekrupkan/terikat pada konstruksi dengan insert yang
dipasang ketika pengecoran beton atau dengan baut tembak.
Jarak tumpuan pipa pada pipa tegak adalah < 1,2 meter
sedangkan jarak penggantung pada pipa mendatar adalah
sebagai berikut :

Jarak
Pengantun
Jenis Pipa Diameter
g
(meter)
GIP/ GSP < 1” 1,0 m atau
BSP 1” 2” kurang
2” 3” 3,0 m atau 2,0 m atau
3” 6” kurang kurang
> 8” 4,0 m atau
kurang
SD PP-R 5,0 m atau
PVC kurang
2" - 3" 0.75m atau
< 1" kurang

116
1" - 2" 1.0m atau
1.2m atau kurang
kurang 1.5m atau
4”- 5" kurang
> 6" 2.0m atau
kurang

Selain pada tempat-tempat tersebut di atas penumpu dan


penggantung pipa harus ditempatkan pada tempat- tempat
berikut ini :
di sekitar katup dan sambungan expansi
pada belokan pipa mendatar
pada belokan pipa tegak
pada cabang pipa
Penggantung dan penumpu harus mempunyai konstruksi yang
cukup kuat untuk menahan seluruh berat pipa dan harus
dapat diatur kedudukannya agar kemiringan pipa dapat
disesuaikan dengan persyaratan. Semua pipa yang kelihatan
(tidak ditanah atau tembok) harus dicat dengan warna-warna
tertentu setelah sebelumnya pipa-pipa tersebut dilapisi
dengan cat anti karat.

Warna - warna pipa tersebut adalah :


a. untuk pipa air bersih : warna hijau
b. untuk pipa air panas : warna hijau dengan garis merah
c. untuk pipa kebakaran : warna merah menyala
d. untuk pipa LPG : warna orange
e. untuk pipa buangan air hujan : warna abu-abu
f. untuk pipa buangan air bekas : warna abu-abu hijau
g. untuk pipa buangan air kotor : warna kuning
h. pipa vent : warna hijau muda

117
Untuk pipa-pipa tersebut diatas dengan dilengkapi dengan
tanda-tanda berupa arah panah warna putih sesuai arah
saluran.
Warna-warna tersebut harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Penggantung/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam
lainnya juga harus dilapisi dengan cat anti karat. Pemotongan
pipa dilakukan kalau memang diperlukan dan dilakukan
dengan alat yang sesuai dengan jenis pipa yang akan
dipotong tersebut. Pada waktu pemasangan dan setelahnya
pipa harus dalam keadaan baik dan pada bagian dalam pipa
harus bersih dan kering.
Untuk menghindari pergeseran letak pipa air bersih akibat
aliran air di dalam pipa maka pada tempat-tempat tertentu
pada jalur pipa yang ditanam misalnya belokan percabangan
atau valve harus diberi thrust block dari adukan beton 1:2:3.
Pada belokan arah vertikal pada thrust block harus diberi
anchor.
Pada pemasangan pipa air buangan peletakan pipa-pipa
dimensi dan kemiringan harus disesuaikan dengan Gambar
Rencana. Pada belokan pipa > 45° atau pada tempat-tempat
tertentu seperti pada Gambar Rencana dipasang clean out.
Pada belokan pipa air buangan di luar bangunan atau jarak
tertentu dibuat bak kontrol Konstruksi bak kontrol adalah
pasangan bata trasraam dapat dilihat pada Pasal Pekerjaan
pasangan dalam spesifikasi ini. Pada pipa air kotor dan pipa
vent yang dipasang vertikal harus diberi satu sambungan
expansi pada setiap lantai bangunan. Klem dibawah socket
harus dipasang erat dan klem antara 2 socket dipasang
renggang.
Untuk pipa yang dipasang horizontal yang melebihi 20 meter
harus diberi satu sambungan expansi pada ujung akhir.
Flexible connection yang digunakan terbuat dari synthetic

118
rubber class 150 psi dan dimensi sesuai kebutuhan. Pada pipa
yang menembus dinding harus diberi pipa pelindung.
Untuk perpipaan di lantai bawah fitting-fitting yang menerima
beban vertikal harus diberi bantalan beton. Pipa vent service
harus dipasang minimum 20 cm di atau muka air banjir alat
plumbing tertinggi yang dilayani vent tersebut. Untuk vent
mendatar pipa dipasang miring 1% agar titik-titik air dapat
mengalir secara gravitasi kembali ke pipa pembuangan.

3.3.2 Pemasangan Plambing Fixtures dan perlengkapannya,


Plumbing Fixtures harus dipasang oleh tukang yang dianggap
ahli dan pengalaman petunjuk pemasangan mengikuti
petunjuk dari pabriksehingga didapatkan hasil yang kokoh
tidak terdapat celah-celah yang dapat merembeskan air pada
elevasi seperti tertera pada Gambar Rencana. Sambungan
dengan pipa pembuang juga harus rapat sehingga tidak
terjadi kebocoran. Semua noda harus dibersihkan. Insert
(tempat penyekrupan) harus tertanam dengan baik dalam
dinding atau lantai dan rata dengan permukaan akhir (finish)
dari dinding atau lantai tersebut. Semua baut mur dan sekrup
yang kelihatan harus dibuat dengan lapisan chromiun atau
nekel.

3.3.3 Instalasi Pengolahan Air Limbah ( IPAL )


Seluruh air limbah domestic yang dihasilkan oleh kegiatan
kampus, limbah domestik dialirkan melalui saluran pipa
selanjutnya dialirkan ke bak kontrol yang berfungsi mencegah
sampah masuk ke unit pengolahan limbah, dari bak kontrol air
limbah dialirkan ke bak pengurai anaerob. Bak pengurai
anaerob dibagi menjadi tiga ruang yakni bak pengendapan
atau pengurai awal biofilter anerob tercelup dengan aliran dari
atas ke bawah (up flow) serta bak stabilisasi. Dari bak

119
stabilisasi air limbah dialirkan ke unit pengolahan yang terdiri
dari beberapa ruang yang berisi media untuk pembiakan
mikro-organisme yang akan menguraikan senyawa polutan
yang ada didalam air limbah, selanjutnya air hasil olahan
dialirkan ke bak khlorinasi. Dalam khlorinasi air limbah
dikontakkan dengan klor agar seluruh mikroorganisme
pathogen dapat dimatikan dan dari bak khlorinasi air limbah
sudah dapat dibuang langsung ke sungai atau riool kota.
Prototype alat ini secara garis besar bak
pengendapan/pengurai anaerob dan unit pengolahan lanjut
denga sistim biofilter anaerob-aerob. Bak pengurai anerob
dibuat dari bahan fiber glass (FRP) dan dibuat dalam bentuk
yang kompak disesuaikan dengan kondisi yang ada sehingga
dapat menghemat tempat. Instalasi Pengolahan Air Limbah ini
merupakan pekerjaan khusus yang harus dikerjakan oleh
kontraktor IPAL yang harus mempunyai ijin dari intasi terkait
termasuk effluent harus memenuhi peraturan menteri KLH.

3.3.4 Pemasangan Instalasi Pompa


Pemasangan pompa-pompa air bersih, Submersible, fire
pump, jockey pump dan lainnya. Harus sesuai dengan sistim
yang ditetapkan dan persyaratan teknik dari pabrik. Pada
sistem instalasi kebakaran stant pipa adalah west riser sistem
dimana tekanan didalam pipa kebakaran dipertahankan tetap
10 atm.
Bila tekanan menurut sampai 9,5 atm maka jockey pump
bekerja dan stop pada 10 atm. Pemakaian salah satu fire
hydrant box atau head sprinkler menyebabkan penurunan
tekanan didalam pipa kebakaran. Apabila tekanan didalam
pipa kebakaran mencapai 9 atm maka main fire pump segera
bekerja. Apabila 10 detik kemudian main fire pump tidak
bekerja maka alarm Gong harus otomatis berbunyi tanda fire

120
pump gagal bekerja. Sistem kontrol secara otomatis dari
pompa pemadam kebakaran harus diajukan ke Direksi
Pekerjaan sebelum dilaksanakan. Peralatan yang diperlukan
mencapai sistem yang dimaksud harus disediakan dan
dipasang oleh Kontraktor.

3.4 PENGUJIAN INSTALASI PEMIPAAN


Sebelum penyerahan pertama Kontraktor harus telah
melaksanakan pengujian-pengujian dilapangan disaksikan
oleh Direksi Pekerjaan. Pengujian dilakukan sebagai berikut :
3.4.1 Setelah sistim perpipaan air bersih selesai dipasang
dan sebelum memasang fixtures seluruh sistim pipa
air bersih harus diuji. Pengujian dilakukan dengan
memberikan tekanan hidrostatik sebesar 10 kg/cm2
selama 24 jam.
3.4.2 Apabila selama 24 jam tekanan tidak berubah turun
maka instalasi pipa dinyatakan baik. Pengujian
dilakukan pada setiap segment pipa maksimum 100
meter.
3.4.3 Pada pengujian sistem pipa air buangan semua lobang
outlet ditutup rapat-rapat dan seluruh pemipaan diisi
dengan air sampai lubang vent tertinggi (air meluap
dari vent cap). sistem harus dapat menahan air yang
diisikan minimum selama 30 menit dan penurunan air
selama waktu tersebut tidak lebih dari 10 cm.
Pengujian dilakukan sebelum lantai (Toilet) ditutup.
3.4.4 Kontraktor dianggap sudah menguasai sistim
pengujian seperti diuraikan diatas.
3.4.5 Kontraktor harus bertanggung jawab atau segala
kerusakan atau kegagalan akibat pelaksanaan
pengujian dan harus segera diperbaiki sampai
hasilnya dapat disetujui Direksi Pekerjaan.

121
3.4.6 Pengukuran hasil Kerja. Pekerjaan dapat dinilai
sebagai kemajuan pekerjaan apabila telah selesai
dipasang sesuai dengan Gambar Rencana dan
spesifikasi ini serta spesifikasi lainnya dan telah diuji
ketepatannya dengan prosedur yang berlaku dan
dapat diterima baik oleh Direksi Pekerja

XXXV. PEKERJAAN TATA SUARA / SOUND SYSTEM


I. LINGKUP PEKERJAAN
Yang termasuk lingkup pekerjaan Tata Suara meliputi :
 Pengadaan dan pemasangan peralatan utama tata suara dan
peralatan perlengkapanya.
 Pengadaan dan pemasangan loud speaker.
 Pengadaan dan pemasangan instalasi sistem tata suara.
 Melakukan pengetesan dan pengujian seluruh peralatan yang
terpenting.
 Memberikan garansi selama satu tahun terhitung sejak serah
terima pertama terhadap segala kerusakan.

Kontraktor harus menyediakan semua material, peralatan dan


tenaga yang cakap untuk menjamin kelancaran, keamanan serta
kebenaran dalam pelaksanaan pekerjaan Instalasi Sound System
dan disetujui Direksi Pekerjaan.

II. KWALITAS BAHAN DAN PERALATAN


Peralatan yang disebut merk dan penggantinya
Bahan-bahan, perlengkapan, peralatan accessoriesnya dan lain-lain
yang disebut dan dipersyaratkan ini, maka kontraktor wajib
menyediakan sesuai dengan peralatan /merk tersebut diatas.
Penggantian dapat dilakukan dengan persetujuan dan ketentuan
ketentuan dari Direksi Pekerjaan.
Peralatan utama yang dipasang :

122
PUBLIC ADDRESS SYSTEM
1. Microphone Table Stand
2. Audio Mixing Amplifier 60 watt
3. System Amplifier 60 watt
4. CD Player
5. AM/FM Tuner
6. Ceiling Speaker 6 Watt
7. Wall Speaker 6 Watt 6”
8. Portable Rack Cabinet
9. Merk Sekwalitas Philips, TOA

CAR CALL SYSTEM


1. Call Amplifier C/W Chine 60 watt
2. Microphone On Table Stand
3. Horn Speaker 10 watt lengkap tiang dan pondasi
4. Merk Sekwalitas Philips, TOA

FUNCTION SYSTEM
1. Handheld Microphone C/W Floor Stand
2. Wireless Microphone Lengkap
3. Microphone C/W Table Stand
4. Audio Mixing Amplifier
5. CD Player
6. Power Amplifier
7. Column Loadspeaker 24 watt
8. Portable Rack Cabinnet
9. Merk Toa, Bosch atau Nasional

DISCUSSION SYSTEM
1. Basic Power Supply Unit

123
2. Chairmans Unit
3. Delegates Unit (Jumlah disesuaikan dengan tempat duduk)
4. Merk TOA, BOSCH atau National

III. PELAKSANANAAN
1. Pemasangan Peralatan Utama
Pemasangan peralatan utama dari sound system hendaknya
dipasang tidak jauh dari Microphone, sehingga peralatan bisa
berfungsi dengan baik.
2. Pemasangan Instalasi Kabel
Semua kabel yang ditarik harus dimasukan kedalam pipa PVC
(ducting) dan dipasang sejajar dan harus dihindari / dijaga
jaraknya terhadap instalasi dari arus kuat (misalnya berjarak
min 10 cm).
Kabel catu untuk setiap load speaker menggunakan NYMHY
minimum 3 x 1,5 dan 2 x 1,5 qmm, setiap kabel catu yang
menuju loud speaker harus dikeluarkan lewat tee doos.
Pipa-pipa PVC harus diklem serta diberi penguat /pendukung
yang kuat serta ditarik secara rapi.
Semua kabel yang akan dipasang harus disambung sesuai
dengan warna atau namanya masing masing dan harus
diadakan pengetesan mutu kabel sebelum pemasangan.
Pipa PVC yang dipakai adalah ex EGA. Semua penyambungan
kabel harus dilakukan dalam kontak-kontak penyambung yang
dibuat khusus untuk keperluan itu.
Kabel yang dipakai adalah salah satu merk dari seperti
kabelindo, Yunitomo, supreme atau tranka Kabel.

3. Microphone Outlet

124
Untuk penyambungan dengan microphone pada titik-titik yang
telah ditentukan dalam gambar perencanaan digunakan outlet
microphone
Sehingga setiap microphone dapat dengan mudah dipindah
tempatnya.
Outlet ini dipasang dengan rapi rata dengan dinding. Merk Clipsal
atau EGA.

4. Pemasangan Instalasi Loudspeaker


Pemasangan coloum loudspeaker harus disesuaikan dengan
keadaan ruangan dan dipasang serapi mungkin dan lokasi
disesuaikan dengan Gambar Rencana.

5. Pengetesan Semua System Terpasang


Pada waktu diselesaikanya pemasangan dari seluruh
perlengkapan instalasi tata suara harus dalam kondisi tanpa
cacat dan baik.
Bagian-bagian yang rusak harus secepatnya diganti / diperbaiki
atas biaya kontraktor.
Mengadakan perbaikan lain terhadap kerusakan-kerusakan yang
diakibatkan kecerobohan para pekerja.
Pengetesan dan pemeriksaan terhadap instalasi tata suara yang
terpasang.
Setelah terpasang system dengan baik, wiring yang telah sesuai,
maka pemeriksaan dan pengetesan harus dilakukan apakah
sistem sudah bekerja dengan baik.
Kontraktor harus melakukan semua pengetesan seperti yang
dipersyaratkan disini dan didemontrasikan cara kerja dari
segenap system, yang disaksikan oleh Direksi Pekerjaan dan
Pemilik Bangunan.
Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang perlu untuk
percobaan tersebut merupakan tanggung jawab kontraktor.

125
Peralatan, bahan dan pengerjaan yang tidak baik harus diganti
dan diperbaiki oleh Kontraktor untuk dicoba dan
didemontrasikan kembali.

6. Pengujian Dan Penerimaan


Jika semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan spesifikasi
ini sudah dikirim dan dipasang dan telah memenuhi ketentuan-
ketentuan pengetesan dengan baik, Kontraktor harus
melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari peralatan-
peralatan yang terpasang dan jika sudah ditest dan ternyata
memenuhi fungsi-fungsinya sesuai dengan ketentuan dari
kontrak, maka seluruh unit lengkap dengan peralatanya dapat
diserahkan kepada Direksi Pekerjaan.

XXXVI. Dinding Partisi Geser :


Dinding partisi bergerak terbuat dari bingkai aluminium anodized
berkualitas tinggi dengan bahan komposit lingkungan. Panel bergerak
di jalur langit-langit tanpa persyaratan panduan lantai atau rel, dan
memiliki ketebalan standar 60mm, 80mm dan 100mm, dan lebar
hingga 1230mm. Tinggi maksimum bisa mencapai 13 meter.
Spesifikasi pemasangan dinding partisi Geser:
- Frame besi hollow 5 x 5
- Multiplek / Mdf 12 mm
- Roockwool 60db
- Mekanik device
- Cottonsheet (jika Finishing menggunakan kain)
- Finishing Wallpaper/HPL/Kain
- Aluminium Profil
- Rel Atas
- Sistem geser perpanel

XXXVII. PEMBERITAHUAN PENYERAHAN PEKERJAAN YANG PERTAMA


Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru
akibat perpanjangan waktu sesuai dengan addendum kontrak telah

126
berakhir, Penyedia harus telah menyerahkan pekerjaannya dengan
baik sesuai dengan kontrak kepada Kuasa Pengguna Anggaran secara
tertulis dan pengawas berkewajiban :
- Membuat evaluasi tentang hasil seluruh pelaksanaan sesuai
dengan kontrak Penyediaan.
- Menanggapi / melaporkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran
tentang hasil pekerjaan Penyedia tersebut secara tertulis.
Kuasa Pengguna Anggaran akan mengadakan rapat proyek
mengenai pekerjaan penyerahan tersebut diatas berdasarkan :
a. Kontrak Penyedia
b. Surat penyerahan pekerjaan dari Penyedia
c. Surat tanggapan dari pengawas, setelah dapat menerima
penyerahan pekerjaan tersebut.

XXXVIII. PEMELIHARAAN BANGUNAN SEBELUM PENYERAHAN KEDUA

Terhitung mulai dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang


pertama, hingga serah terima yang kedua adalah merupakan masa
pemeliharaan yang masih menjadi tanggung jawab Penyedia
sepenuhnya, antara lain :
 Penyempurnaan dan pemeliharaan
 Pembersihan
 Keamanan dan penjagaan
Apabila Penyedia telah melaksanakan hal tersebut diatas sesuai
dengan kontrak, maka penyerahan pekerjaan yang kedua dapat
dilaksanakan seperti pada tata cara (prosedur) pada penyerahan
pekerjaan yang pertama.

XXXIX. PENUTUP
a. Apabila dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) ini untuk
uraian bahan-bahan, pekerjaan-pekerjaan, yang tidak disebut

127
perkataan atau kalimat " diselenggarakan oleh Penyedia " maka hal
ini harus dianggap seperti disebutkan.
b. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian
yang nyata termasuk didalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan
atau disebut kata demi kata dalam RKS ini, haruslah
diselenggarakan oleh Penyedia dan diterima sebagai " hal " yang
disebutkan dan segala biaya yang timbul menjadi tanggung jawab
Penyedia.
c. Penyedia harus memasukkan segala resiko kekeliruan perhitungan
kubikasi dan lain-lain sebagainya sehubungan dengan keadaan
setempat yang memungkinkan tidak sesuai dengan dugaan
Penyedia. Dan segala kerusakan jalan masuk akibat dari lewatnya
kendaraan-kendaraan dan lain-lain sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Penyedia.
Hal-hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih
lanjut oleh pihak Direksi/ Pemberi Tugas, bila perlu diadakan perbaikan
dalam RKS ini.

Surabaya, Agustus 2019

CV. INTI TEKNI BUMI

SANTOSO RAHAJU, SH
Direktur

128
129

Anda mungkin juga menyukai