Anda di halaman 1dari 25

SPESIFIKASI TEKNIS

REHABILITASI RUANG PERPUSTAKAAN UPR

TAHUN 2023
BAGIAN A
SPESIFIKASI UMUM

1.1. Umum
a. Pekerjaan ini adalah Pekerjaan Rehabilitasi Ruang Perpustakaan UPR, Lokasi KOTA
PALANGKA RAYA.
b. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang,
buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud.
c. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, Gambar-gambar
Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addendum yang disampaikan
selama pelaksanaan.

1.2. Batasan/Peraturan
Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :
a. Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
b. Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
c. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
e. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung
f. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan
Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan
g. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
h. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
i. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman
dan Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana
Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung.
j. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
k. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 1982)
l. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
m. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
n. SKSNI T-15-1991-03
o. SNI (Standar Nasional Indonesia)
p. ASTM (Standar Persatuan Amerika untuk pengujian dan bahan)
q. AISC (Institut Amerika mengenai Konstruksi Baja)
r. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1971) - NI-2.
s. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982) -N-3.
t. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
u. Algemenee Voorwarden (AV)

1.3. DOKUMEN KONTRAK


a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontraktor terdiri atas :
Surat Perjanjian Pekerjaan
Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran
Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
Rencana Kerja dan Syarat-syarat
Addendum yang disampaikan oleh Pengawas Lapangan selama masa pelaksanaan
(bila ada)
b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya
yang berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan
gambar-gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor
wajib untuk memberitahukan/melaporkannya kepada Pengawas Lapangan.
Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :
1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail, maka gambar
detail yang diikuti.
2. Bila skala gambar tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka yang
diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan
menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Konsultan Pengawas lebih dahulu.
3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila hal
tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan kerusakan/
kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan Pengawas.
4. RKS dan gambar saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan lengkap sedang
RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga sebaliknya.
5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah
mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan pekerjaan.
c. Bila akibat kekurang telitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pelaksanan
pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan,
maka Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi
yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya kembali
setelah memperoleh keputusan Konsultan Pengawas tanpa ganti rugi apapun dari
pihak-pihak lain.
Spesifikasi Teknis ini digunakan untuk semua pekerjaan pelaksanaan konstruksi
yang akan dilaksanakan baik untuk bangunan baru maupun yang bersifat rehabilitasi dan
peningkatan serta penambahan.
Semua hal yang menyangkut pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi teknis ini
kecuali ditentukan lain didalam gambar shop drawing yang ditawarkan dalam dokumen
penawaran. Hal-hal menyangkut pemakaian bahan dan lain-lainnya yang ada hubungannya
dengan pekerjaan konstruksi, tata cara pengujian dan tata cara kerja apabila tidak
ditentukan di dalam spesifikasi ini, harus mengikuti peraturan umum yang berlaku di
Indonesia.

1.4. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan Rehabilitasi Ruang Perpustakaan UPR meliputi :
1. Pekerjaan Pendahuluan
2. Pekerjaan Lantai
3. Pekerjaan Finishing dan Pintu
Cara Pembayaran : Termin
HPS : Rp. 300.000.000,00

1.5. Tanggung Jawab


Jangka waktu pelaksanaan.
 Kontraktor bertanggungjawab penuh terhadap gambar desain yang diajukan dalam
penawaran dan merupakan gambar shop drawing.
 Jangka waktu pemeliharaan minimal 3 (tiga) bulan dihitung dari tanggal penyerahan
pekerjaan pertama (pekerjaan selesai 100%) untuk bangunan permanen.
 Kontraktor diharuskan memberikan garansi atas semua peralatan yang ditawarkan
sekurang-kurangnya selama 1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal Berita Acara
Penerimaan Barang (BAPB), dan ditandatangi oleh pihak pemberi tugas dan pihak
rekanan. Garansi yang dimaksud disini adalah meliputi perbaikan-perbaikan
kerusakan, pemeliharaan dan penggantian suku cadang atas kerusakan yang
disebabkan oleh kesalahan pabrik (bukan kesalahan pemakai) dan semua biaya yang
dikeluarkan ditanggung oleh pihak rekanan.
 Bila dalam jangka waktu pemeliharaan atas perintah Direksi/Konsultan Pengawas,
Kontraktor tidak melaksanakan pekerjaan perbaikan tersebut, maka Pemimpin Proyek
berhak menyuruh pihak ketiga (Kontraktor lainnya) untuk mengerjakan atas beban
kontraktor.
1.6. Mobilisasi
Pekerjaan mobilisasi terdiri dari pekerjaan antara lain :
1. Pengiriman dan penggerakan tenaga kerja dan material konstruksi.
2. Pengiriman, penggerakan peralatan berat serta peralatan kerja Penyedia Jasa.
3. Persiapan awal, pembuatan dan pemeliharaan base camp/perkemahan bagi kantor
sementara dan fasilitas untuk konstruksi pada lokasi yang telah ditentukan.
1.7. Rencana Kerja
Sebelum memulai pekerjaan nyata dilapangan, kontraktor wajib membuat Rencana Kerja
Pelaksanaan dan bagian–bagian pekerjaan berupa Bar Chart dan S Curve bahan/tenaga.
Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu
dariDireksi/Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender
setelah Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima kontraktor. Rencana Kerja yang telah
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas akan disahkan oleh Direksi. Kontraktor wajib
memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 3 (tiga) kepada Direksi/Konsultan Pengawas.
Satu salinan rencana kerja harus ditempel pada dinding kantor kontraktor dilapangan yang
selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan (prestasi kerja). Direksi/Konsultan
Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan kontraktor berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

1.7.1. Jadwal Pelaksanaan


 Jadwal pelaksanaan diperlukan untuk perencanaan, pelaksanaan dan
pemantauan yang sebagaimana mestinya atas pekerjaan. Jadwal tersebut
diperlukan untuk menjelaskan kegiatan–kegiatan pekerjaan setelah kegiatan
dalam program mobilisasi telah selesai.
 Kontraktor harus menyiapkan jadwal pelaksanaan dalam batas waktu 15 hari
setelah Surat Penunjukan Pemenang. Jadwal pelaksanaan itu harus
diserahkan dan mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan, secara detil
harus menunjukan urutan kegiatan yang diusulkan oleh Kontraktor dalam
melaksanakan Pekerjaan.
 Setiap akhir bulan Kontraktor harus melengkapi Jadwal Pelaksanaan untuk
menggambarkan secara akurat kemajuan (progress) pekerjaan aktual di
lapangan sampai dengan tanggal 25 pada bulan tersebut.
 Setiap hari Senin pagi Kontraktor harus menyerahkan jadwal kegiatan
mingguan yang menunjukan lokasi seluruh operasi dan kegiatan yang akan
dilaksanakan selama minggu tersebut.
 Jadwal Pelaksanaan untuk Sub-Kontraktor harus diserahkan terpisah atau
menjadi satu dalam seluruh jadwal pelaksanaan.
1.7.2. Jadwal Kemajuan Keuangan
Kontraktor harus membuat Jadwal Kemajuan Keuangan dalam bentuk diagram
balok horisontal dan dilengkapi kurva yang menggambarkan seluruh kemajuan
pekerjaan dengan karakteristik seperti berikut :
 Setiap jenis atau kegiatan dari kelompok Mata Pembayaran yang berkaitan
harus digambarkan dalam diagram balok yang terpisah, dan harus dibentuk
sesuai dengan urutan dari masing– masing kegiatan pekerjaan.
 Skala waktu dalam arah horisontal harus dinyatakan berdasarkan satuan bulan.
 Setiap diagram balok horisontal harus mempunyai ruangan untuk mencatat
kemajuan aktual dari setiap pekerjaan dibandingkan dengan kemajuan
rencana.
 Kurva seluruh kemajuan pekerjaan (overall progress) harus dapat memberikan
gambaran tentang kemajuan keuangan neraca pada setiap akhir bulan terhadap
kemajuan keuangan aktual.
 Skala dan format dari Jadwal Kemajuan Keuangan harus sedemikian rupa
sehingga tersedia ruangan untuk pencatatan, revisi, dan pemutakhiran
mendatang. Ukuran lembar kertas minimum adalah A3.

1.8. Dokumen Rekaman Proyek


1.8.1.Photo Proyek
 Kontraktor diwajibkan membuat photo proyek sesuai dengan kemajuan
pekerjaan (pada saat 0%, 50%, 100%) pada titik yang sama dan arah yang
sama, disusun didalam album, dibuat 3 (tiga) rangkap dan diserahkan kepada
Direksi/ Konsultan Pengawas.
 Photo Proyek dibuat berwarna, dicetak yang jelas dan bersih, ukuran post
card.
1.8.2.Gambar Kerja (Shop Drawing)
 Untuk bagian–bagian pekerjaan dimana gambar pelaksanaan (construction
drawing) belum cukup memberikan petunjuk untuk mencapai keadaan
terlaksana, maka Kontraktor wajib untuk membuat gambar kerja (shop
drawing) yang memperlihatkan secara terperinci cara pelaksanaan pekerjaan
yang dimaksud.
 Gambar kerja tersebut harus mendapat persetujuan dari Direksi/Konsultan
Pengawas.
 Persetujuan tersebut tidak melepaskan Kontraktor dari tanggung jawab atas
kesalahan yang dilakukan Kontraktor.
1.8.3. Gambar Hasil Pelaksanaan Revisi (As Built Drawing)
 Hasil pekerjaan yang belum terdapat dalam gambar kerja karena
penyimpangan atau perubahan atas perintah Pemberi Tugas/
Direksi/Konsultan Pengawas ataupun tidak, Kontraktor harus membuat
gambar–gambar yang sesuai dengan apa yang dilaksanakan, yang penting
memperlihatkan perbedaan antara gambar kerja dan pekerjaan yang
dilaksanakan.
 Gambar tersebut harus diserahkan dalam rangkap 3 (tiga) termasuk Gambar
Kalkirnya (gambar asli), dan semua biaya pembuatan sepenuhnya ditanggung
oleh Kontraktor.

1.9. Pengukuran dan Pematokan


 Sebagai titik referensi untuk ketinggian dan koordinat, kontraktor harus
menggunakan titik–titik Bench Mark (BM) yang ada dilapangan, dan sesuai dengan
yang ditunjukan dalam gambar dan disetujui oleh Direksi.
 Kontraktor harus memasang dan mengukur secara teliti patok Bench Mark pada
lokasi tertentu sepanjang proyek untuk memungkinkan perancangan kembali,
pengukuran sifat dasar pada penentuan titik dari pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Patok Bench Mark yang permanen harus dipasang diatas tanah yang tidak akan
terganggu/dipindahkan.
 Semua alat ukur beserta perlengkapannya yang diperlukan untuk proyek harus selalu
tersedia dilapangan selama pelaksanaan berlangsung.

1.10. Pembuatan Direksi Keet


Untuk setiap proyek, Kontraktor harus menyediakan akomodasi kantor yang cocok dan
fasilitas yang memenuhi untuk kebutuhan proyek.
Ruangan yang diperlukan adalah ruang Direksi/Konsultan Pengawas, minimum 3m x 4m,
serta penyediaan air bersih dan tenaga listrik.
Direksi Keet ini dibuat untuk jangka waktu penggunaan minimal sama dengan lama
pelaksanaan pekerjaan, terbuat atas konstruksi semi permanen dan seluruhnya akan
menjadi milik Pemberi Kerja setelah pelaksanaan proyek berakhir, kemudian Kontraktor
wajib memelihara kebersihan halaman/bangunan dan melakukan perbaikan–perbaikan
direksi keet selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung, sesuai dengan petunjuk direksi.

1.11. Bengkel dan Gudang Kantor


Dilapangan, Kontraktor harus memiliki bengkel dengan perlengkapan secukupnya dan
tenaga listrik yang dapat digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan, serta gudang untuk
menyimpan material dan suku cadang peralatan.

1.12. Pagar & Papan Nama Proyek


Papan nama proyek dibuat dengan ukuran dan warna sesuai petunjuk Direksi. Papan nama
proyek berisi informasi sekurang-kurangnya mengenai nama proyek, nama paket
pekerjaan, nama Kontraktor, pembiayaan dan tanggal kontrak.

1.13. Pemasangan Bouwplank


 Pemasangan bouwplank adalah untuk menentukan letak (posisi) bangunan.
 Pemasangan bouwplank menggunakan kayu papan 2/20 yang mengelilingi bangunan,
membentuk empat sudut.
 Dari empat sisi pada titik tertentu ditarik benang, sehingga pada titik pertemuan
tarikan tersebut diketahui sebagai letak tengah (as) bangunan.

1.14. Bongkaran Bangunan dan Pembersihan Area


1.14.1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan pembongkaran, atas daerah pembangunan
seperti yang tertera pada gambar rencana.Tercantum dalam pekerjaan ini adalah
pembongkaran dan lain-lain yang ditunjuk Konsultan Pengawas, serta
pengamanan atas jaringan-jaringan listrik, air, telepon dan lain-lain yang ada.
1.14.2. Syarat Pelaksanaan
Sebelum memulai, kontraktor harus mengumpulkan semua data mengenai
kondisi-kondisi lapangan dan sifat-sifat struktur yang ada disekitar lapangan
pembangunan serta gambar-gambar dan izin-izin yang diperlukan untuk
bekerja.Semua kerugian pihak lain yang timbul karenanya akan menjadi
tanggungan Kontraktor. Konstruksi-konstruksi sementara harus dibuat dimana
perlu atas petunjuk Konsultan Pengawas tanpa menambah biaya.Semua sarana
yang dipakai lagi dan / atau ditambah/ dikurangi harus terpasang kembali sesuai
dengan standard serta petunjuk Konsultan Pengawas, sehingga dapat berfungsi
dengan baik. Keadaan sesudah selesai harus rapi/ bersih siap untuk pekerjaan
selanjutnya.

1.15. Penyediaan Air Kerja dan Listrik


Untuk memenuhi kebutuhan air baik untuk kebutuhan pekerja maupun keperluan air kerja
Kontraktor dapat berkoordinasi dengan Pemberi Tugas untuk membuat sumur bor. Tapi
apabila tidak diperkenankan Pemberi Tugas, maka Kontraktor harus mendatangkan sendiri
dari luar air untuk keperluan proyek dengan biaya ditanggung Kontraktor.
Untuk kebutuhan daya listrik, baik untuk penerangan sementara maupun listrik untuk alat-
alat kerja Kontraktor harus mendatangkan sendiri genset yang kapasitasnya sesuai untuk
keperluan proyek tersebut dengan biaya sewa dan operasional ditanggung Kontraktor.

1.16. Penjagaan dan Keamanan Lapangan Pekerjaan


 Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan terhadap barang–barang milik
proyek, Direksi/Konsultan Pengawas, dan milik pihak ketiga yang ada dilapangan.
 Untuk maksud tersebut Kontraktor harus membuat pagar pengaman dari kayu atau
bahan lain, biayanya ditanggung Kontraktor.
 Bila terjadi kehilangan bahan–bahan bangunan yang telah disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas, baik yang telah maupun yang belum dipasang, menjadi tanggung jawab
Kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
 Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang–barang maupun keselamatan jiwa. Kontraktor diwajibkan
menyediakan alat–alat kebakaran siap dipakai, yang ditempatkan ditempat–tempat
yang akan ditetapkan kemudian oleh Direksi/Konsultan Pengawas, dan dianjurkan
untuk mengansuransikan terhadap bahaya kebakaran.

1.17. Perlindungan Lingkungan


 Lingkungan sekitar pekerjaan harus selalu dijaga dari segala macam gangguan dan
kerusakan sebagai akibat dari kegiatan pekerjaan ini.
 Pekerjaan galian maupun timbunan tanah tidak diizinkan melebihi areal pekerjaan
yang telah diizinkan oleh Direksi/Konsultan Pengawas.
 Semua bahan cairan, kotoran–kotoran dan sampah yang dianggap membahayakan
pada tanah dan air permukaan dilarang untuk dibuang kebadan air maupun
permukaan tanah.
 Pengendalian air hujan harus diusahakan sebaik–baiknya untuk menghindari dari
banjir lokal.
 Pengendalian terhadap kebisingan, debu, tanah yang tercecer akibat kegiatan
kegiatan dilokasi pekerjaan agar diamankan dengan sebaik–baiknya.
 Kontraktor harus menjaga lingkungan di luar proyek tetap bersih dan terhindar dari
kerusakan akibat keluar masuknya pengangkutan bahan masuk maupun keluar
lokasi proyek.
1.18. Jaminan dan Keselamatan Pekerjaan
 Kontraktor diwajibkan menyediakan obat–obatan menurut syarat–syarat
pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK) dalam keadaan siap digunakan
dilapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan
pekerja lapangan.
 Kontraktor wajib menyediakan K3 yang memenuhi syarat kesehatan bagi semua
petugas dan pekerja yang ada dibawah kekuasaan kontraktor.
 Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan
bersih bagi semua petugas dan pekerja. Tidak diperkenankan membuat tempat
penginapan dilapangan pekerjaan untuk para pekerja, kecuali untuk penjaga
keamanan.
 Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib
diberikan oleh kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

1.19. Bahan Bangunan


1.19.1. Pemeriksaan Bahan Bangunan
1. Semua bahan/material yang didatangkan harus memenuhi persyaratan yang
telah ditentukan.
2. Direksi/Konsultan Pengawas berwenang menanyakan asal bahan/ material,
dan kontraktor wajib memberitahukan.
3. Semua bahan/material yang akan digunakan harus diperiksa dahulu kepada
Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan.
4. Bahan/material yang telah didatangkan oleh kontraktor dilapangan pekerjaan,
tetapi ditolak pemakaiannya oleh Direksi/Konsultan Pengawas, harus segera
dikeluarkan selambat–lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam terhitung dari jam
penolakan.
5. Pekerjaan atau kegiatan pekerjaan yang telah dilakukan kontraktor ternyata
ditolak Direksi/Konsultan Pengawas, harus segera dihentikan dan untuk
selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.
Apabila Direksi/Konsultan Pengawas merasa perlu meneliti suatu bahan/material
lebih lanjut, Direksi/Konsultan Pengawas berhak mengirimkan bahan tersebut kepad
Balai Penelitian Bahan–Bahan (Laboratorium) yang terdekat untuk diteliti.Biaya
pengiriman dan penelitian ditanggung Kontraktor, apapun hasil penelitian
bahan/material tersebut.

1.19.2. Penyimpanan Bahan Bangunan


1. Penyimpanan
Bahan bangunan harus disimpan sedemikian agar mutunya tidak menjadi
berkurang maupun mengalami kerusakan.Tempat/lokasi penyimpanan
hendaknya dilandasi dengan lantai yang keras, bersih dan dimana perlu, diberi
atap (dilindungi) dan atau dinding.
2. Cara menumpuk
Bagian tengah dari lantai gudang atau lantai dari suatu timbunan bahan
bangunan hendaknya dibuat miring melandai ke tepi-tepi agar mudah dilakukan
pembersihan.Cara menumpuk bahan bangunan hendaknya sedemikian rupa, agar
timbunan tidak berbentuk kerucut dan tidak menyebabkan pemisahan bahan
(segregation).
Untuk penumpukan material besi harus dihindarkan terjadinya karat dan lama
penumpukan di tempat terbuka tidak lebih dari 1 bulan.
1.19.3. Ganti Rugi
Penyedia Jasa Pemborongan bertanggung jawab atas segala biaya ganti rugi /
kompensasi sehubungan dengan pendatangan / pengambilan bahan baku / bahan
bangunan tersebut di atas. Tidak diadakan mata pembayaran khusus untuk
pembayaran ganti rugi/kompensasi tersebut, tetapi harus sudah termasuk dalam
biaya yang diajukan di dalam Dokumen Kontrak.

1.20. Waktu Pelaksanaan


Waktu pelaksanaan pekerjaan Rehabilitasi Ruang Perpustakaan UPR selama 60 (Enam
Puluh) hari kalender.
1.21. Persyaratan Tender
a. Metode Tender
Kategori : Pekerjaan Konstruksi
Jenis Pengadaan : Pascakualifikasi Satu File
Metode Evaluasi : Harga Terendah Sistem Gugur
Jenis Kontrak : Kontrak Harga Satuan
b. Persyaratan Kualifikasi
Klasifikasi dan Kualifikasi Perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk
jenis pekerjaan dan aturan tentang pemilihan penyedia pengadaan barang/jasa
pemerintah.
c. Persyaratan Teknis
1) Memiliki kemampuan menyediakan peralatan utama untuk pelaksanaan
pekerjaan, yaitu:

No. Jenis Kapasitas Jumlah

1. Generator Set 2 KVA 1 Unit

2. Pick-Up 1,5 m3 1 Unit


2) Memiliki kemampuan menyediakan personel manajerial untuk pelaksanaan
pekerjaan, yaitu:

Jabatan dalam
Pengalaman
No. pekerjaan yang akan Sertifikat Kompetensi Kerja
Kerja
dilaksanakan

1. Pelaksana 2 Tahun SKK Konstruksi Pelaksana


Lapangan Pekerjaan Gedung Level
4 atau SKT TS 051 Pelaksana
Bangunan Gedung/Pekerjaan
Gedung Kelas 2 yang masih
berlaku

2. Petugas Keselamatan 0 Tahun Sertifikat Petugas Keselamatan


Konstruksi Konstruksi

3) Menyampaikan rencana keselamatan konstruksi sesuai tabel jenis pekerjaan dan


identifikasi bahayanya di bawah ini

IDENTIFIKASI BAHAYA
1. Pekerja
No. URAIAN PEKERJAAN 2. Peralatan TINGKAT
3. Material RISIKO
4. Lingkungan/Public
Terjatuh, terpeleset, terkena
benda tajam
Pekerjaan Tersandung peralatan kerja Rendah
1 Pemasangan keramik
60 x 60 cm Terkena serpihan material
Kebisingan lingkungan kerja

1.22. Pemeriksaan Pekerjaan


1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan apabila bagian pekerjaan ini telah selesai, akan
tetapi belum diperiksa oleh Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor diwajibkan
meminta persetujuan kepada Direksi/Konsultan Pengawas. Apabila Direksi/Konsultan
Pengawas telah menyetujui bagian pekerjaan tersebut, Kontraktor dapat melanjutkan
pekerjaannya.
2. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam batas waktu 2 x 24 jam dihitung dari jam
diterimanya surat permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/hari raya, tidak
dipenuhi oleh Direksi/Konsultan Pengawas, Kontraktor dapat melanjutkan
pekerjaannya dari bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas, kecuali bila Direksi/Konsultan Pengawas minta
perpanjangan waktu.
3. Bila kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Direksi/Konsultan Pengawas berhak
menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki.
Biaya pembongkaran dan pemasangan kembali ditanggung Kontraktor.
1.23. Kualitas Pekerjaan
1. Setiap pekerjaan harus dikerjakan dengan kualitas pengerjaan yang terbaik dan
dikerjakan oleh tenaga–tenaga kerja terbaik, kualitas pengerjaan maupun kualitas hasil
pekerjaan yang kurang memenuhi syarat akan ditolak dan dilarang untuk diteruskan
kegiatannya.
2. Selama pekerjaan berlangsung Direksi/Konsultan Pengawas berhak sewaktu–waktu
memerintahkan secara tertulis kepada kontraktor;
a) Untuk menyingkirkan dari tempat pekerjaan dalam waktu tertentu
bahan/material yang dianggap tidak sesuai dengan kontrak.
b) Penggantian bahan/material yang cocok dan sesuai
c) Pembongkaran serta pembuatan baru yang sesuai (terlepas dari test–test
terdahulu atau pembayaran dimuka) dari sembarang pekerjaan yang menurut
Direksi/Konsultan Pengawas secara material maupun keahliannya tidak cocok
dengan kontrak.
Kegagalan wakil Direksi/Konsultan Pengawas untuk menolak pekerjaan atau material tidak
menutup kemungkinan Direksi untuk dikemudian hari menolak sesuatu pekerjaan atau
material yang dianggap tidak cocok dengan kontrak serta memerintahkan untuk
membongkar atas tanggungan kontraktor.

1.24. Pengujian hasil pekerjaan


1. Kecuali persyaratan lain secara khusus, maka semua pekerjaan akan diuji dengan cara
dan tolok ukur pengujian yang dipersyaratkan dalam referensi yang ditetapkan.
2. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus, maka Badan/Lembaga yang akan
melakukan pengujian dipilih atas persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas dari
Badan/Lembaga Pengujian milik pemerintah atau yang diakui pemerintah atau badan
lain yang dianggap memiliki objektifitas dan integritas yang meyakinkan. Atas hal yang
terakhir ini, Kontraktor/Supplier tidak berhak mengajukan sanggahan.
3. Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti dipersyaratkan menjadi beban
Kontraktor.
4. Dalam hal dimana salah satu pihak tidak menyetujui hasil pengujian dari bahan penguji
tersebut, maka pihak tersebut berhak mengadakan pengujian tambahan pada
Badan/Lembaga lain yang memenuhi persyaratan badan penguji tersebut diatas.
5. Apabila ternyata bahwa kedua hasil pengujian dari kedua Badan/Lembaga tersebut
memberikan kesimpulan yang sama, maka semua biaya untuk pengujian tambahan
menjadi beban pihak yang mengusulkan.
6. Apabila ternyata kedua hasil pengujian dari kedua badan tersebut memberikan
kesimpulan yang berbeda, maka dapat dipilih untuk :
a) Memilih Badan/Lembaga penguji ketiga atas kesepakatan bersama.
b) Melakukan pengujian ulang pada Badan/Lembaga penguji pertama atau kedua
dengan ketentuan tambahan sebagi berikut :
i. Pelaksanaan ujian ulang harus disaksikan oleh Direksi/Konsultan Pengawas
dan Kontraktor/Supplier ataupun wakil–wakilnya.
ii. Pada pengujian ulang harus dikonfirmasikan penerapan dari alat–alat
penguji.
iii. Hasil dari pengujian ulang harus dianggap final kecuali bilamana kedua
belah pihak sepakat untuk tidak menganggapnya demikian.
iv. Apabila hasil pengujian ulang mengkonfirmasikan kesimpulan dari hasil
pengujian yang pertama, maka semua biaya untuk semua pengujian ulang
menjadi tanggung jawab pihak yang mengusulkan diadakannya pengujian
tambahan.
Bila ternyata pihak Direksi/Konsultan Pengawas yang mempunyai pendapat salah,
maka atas segala penundaan pekerjaan akibat adanya penambahan/pengulangan
pengujian akan diberikan tambahan waktu pelaksanaan pada bagian pekerjaan
bersangkutan dan bagian–bagian lain yang terkena akibatnya, penambahan besarnya
sesuai dengan penundaan yang terjadi.

1.25. Pelaporan
Laporan harian dan mingguan tentang kemajuan pekerjaan harus dibuat oleh Kontraktor,
sesuai dengan pasal yang bersangkutan pada Persyaratan Umum dalam bentuk yang
disetujui oleh Direksi. Laporan tersebut harus menggambarkan banyaknya pekerjaan yang
telah diselesaikan, bahan yang terpakai sebenarnya, bahan di dalam gedung, jumlah pegawai
dan pekerja yang melaksanakan pekerjaan di lapangan, dan jumlah akumulatif semua
kegiatan yang telah diselesaikan atau yang sedang dilaksanakan yang hasil akhirnya dihitung
dalam presentasi terhadap seluruh pekerjaan.
Bersamaan dengan penyampaian laporan mingguan, rencana kerja yang akan dilaksanakan
dalam minggu berikutnya juga disampaikan. Semua laporan–laporan harus disampaikan
kepada Direksi untuk pemeriksaan dan penandatanganan sebelum disampaikan secara
resmi kepada pemberi tugas.
Kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi setiap halangan yang tidak terduga
ditemui dalam pelaksanaannya yang dapat menjurus pada perubahan perencanaan.
Kontraktor akan memberikan catatan dan sketsa perubahan dilapangan yang dapat dibuat
selama pelaksanaan kepada Direksi yang mungkin perlu untuk pembuatan gambar sesuai
pelaksanaan (as-built drawing).

1.26. Penyerahan Pekerjaan


Penyerahan pekerjaan terakhir kepada Pemberi Tugas hanya dapat dilaksanakan apabila
seluruh pekerjaan telah dapat berfungsi secara sempurna dan dapat diterima oleh Pemberi
Tugas.Selain itu seluruh kewajiban Kontraktor seperti memberi latihan operasi kepada
petugas yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas dan kewajiban lainnya telah dilaksanakan dan
dapat diterima oleh Pemberi Tugas.

1.27. Penutupan Kontrak


A. Kontraktor harus mengikuti semua ketentuan seperti disebutkan dalam Syarat–
syarat Kontrak dan Spesifkasi yang menyangkut Penutupan Kontrak.
B. Pekerjaan Seksi Lain Yang Berkaitan dengan seksi ini :
a) Syarat–Syarat Kontrak
b) Pembayaran Sertifkat Bulanan
c) Prosedur Variasi
d) Dokumen Rekaman Proyek
e) Pekerjaan Pembersihan

C. Berita Acara Penyelesaian Akhir


a. Waktu
Dalam batas waktu dan sesuai dengan ketentuan pada pasal–pasal yang
berkaitan dengan Syarat–syarat Kontrak dan bilamana Kontraktor menganggap
bahwa pekerjaan tersebut telah selesai, termasuk semua kewajiban dalam
periode pemeliharaan, maka kontraktor harus mengajukan permohonan untuk
penyerahan akhir.Setelah penyelesaian seluruh pekerjaan perbaikan (remedial
work) yang diminta oleh Panitia Serah Terima, dan dilanjutkan dengan
pemeriksaan akhir dan pekerjaan tersebut dapat diterima, maka Direksi
Pekerjaan harus menyiapkan dan menerbitkan Berita Acara Penyelesaian
Akhir.
b. Serah Terima
Permohonan serah terima akhir harus memuat keterangan Kontraktor berikut :
i. Dokumen Kontrak telah sepenuhnya ditelaah;
ii. Pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan Dokumen Kontrak;
iii. Pekerjaan telah sepenuhnya diperiksa dan diuji sesuai dengan
ketentuan dalam Dokumen Kontrak, dan bahwa semua pemeriksaan
dan hasil pengujian telah diterima oleh Direksi Pekerjaan;
iv. Pekerjaan telah lengkap dan siap untuk pemeriksaan akhir dan Serah
Terima Akhir.
D. Pengajuan Berita Acara Pembayaran Akhir
a) Waktu
Dalam batas waktu dan sesuai dengan ketentuan pada pasal -pasal yang
berkaitan dengan Syarat–syarat Kontrak, Kontraktor harus mengajukan
permohonan pembayaran akhir bersama dengan semua detail pendukung
sebagaimana diperlukan oleh Direksi Pekerjaan. Seteleh diperiksa oleh Direksi
Pekerjaan dan jika perlu diamademen oleh Kontraktor, Direksi Pekerjaan akan
menerbitkan Berita Acara Pembayaran Akhir oleh Pemilik Pekerjaan.
b) Isi Berita Acara
Isi Berita Acara untuk Pembayaran Akhir yang diterbitkan oleh Direksi
Pekerjaan, harus termasuk, tetapi tidak terbatas pada hal – hal berikut :
i. Jumlah Harga Kontrak seperti yang tercantum dalam kontrak.
ii. Kuantitas akhir pekerjaan yang telah diselesaikan seperti yang dibuktikan
dalam berita acara pengukuran dan hasil perhitungan pada pekerjaan yang
bersangkutan
iii. Nilai setiap pekerjaan tambah atau kurang seperti disahkan dalam
Addendum selama Periode Kontrak.
(a)Nilai setiap penambahan atau pengurangan terhadap jumlah Harga
Kontrak sebagai akibat dari:
i) Denda akibat keterlambatan, bila ada
ii) Pekerjaan yang tidak lengkap atau tidak benar.
iii) Variasi yang telah disetujui tetapi masih harus dituangkan dalam
addendum.
iv) Setiap penyesuaian lainnya yang diperlukan pada ketentuan dan
persyaratan dalam Dokumen Kontrak.
(b) Perhitungan Jumlah Harga Kontrak akhir
(c) Ringkasan lembaran neraca yang menunjukan selesainya Pengembalian
semua Uang Muka dan Pencairan Semua Uang yang ditahan (Retention
Money).
(d) Jadwal tentang seluruh pembayaran yang telah disahkan oleh Direksi
Pekerjaan.
(e) Jumlah yang menjadi hak atau yang harus dipotong dari Kontraktor.
E. Addendum Penutup.
Berdasarkan detail Berita Acara Pembayaran Akhir yang dibuat oleh Direksi Pekerjaan
harus juga menyiapkan addendum penutup yang harus ditanda tangani Pemilik dan
Kontraktor, dilengkapi dengan perhitungan akhir dari jumlah harga kontrak. Setelah
memperoleh tanda tangan Kontraktor, selanjutnya Direksi Pekerjaan harus
menyerahkan Addendum Penutup tersebut ke Pemilik untuk ditanda tangani bersama–
sama dengan Berita Acara Pembayaran Akhir yang telah disetujui.
BAGIAN B
SPESIFIKASI TEKNIS

SKOPE PEKERJAAN
Skope pekerjaan kegiatan Proyek ini meliputi :
1. Pekerjaan Pendahuluan
2. Pekerjaan Lantai
3. Pekerjaan Finishing dan Pintu

PEKERJAAN PERSIAPAN
Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan guna pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor
berkewajiban :

1. Pembersihan Lahan
Pembersihan lahan dilakukan pada areal pekerjaan dan lahan harus bersih dari segala
kotoran/sampah dan akar-akar kayu atau hal-hal yang bisa menganggu pelaksanaan pekerjaan.

2. Sarana Air Kerja Dan Penerangan


3.1 Untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan selama proyek berlangsung, Kontraktor harus
memperhitungkan biaya penyediaan air bersih tidak mengandung lumpur guna
keperluan air kerja, air minum untuk pekerja dan air kamar mandi/WC.
3.2 Air yang dimaksud adalah air bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumber air, serta
pengadaan dan pemasangan pipa distribusi air tersebut bagi keperluan pelaksanaan
pekerjaan dan untuk keperluan Tim Teknis/ PPK Keet, Kantor Kontraktor, Kamar
mandi/WC atau tempat-tempat lain yang dianggap perlu.
3.3 Kontraktor juga harus menyediakan Sumber Tenaga Listrik untuk keperluan pelaksanaan
pekerjaan, kebutuhan Tim Teknis/ PPK Keet/gudang dan penerangan Proyek pada malam
hari sebagai keamanan selama proyek berlangsung selama 24 jam penuh dalam sehari.
3.4 Pengadaan penerangan dapat diperoleh dari sambungan PLN atau dengan Generator Set
dan semua perizinan untuk pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pengadaan fasilitas penerangan tersebut termasuk pengadaan dan pemasangan instalasi
dan armatur, stop kontak serta sakelar/panel.
3. Barak Untuk Pekerjaan, Ruang Tim Teknis/ PPK, Gudang Dan Ruang Rapat Lapangan

4.1 Barak untuk kerja, ruang Tim Teknis/ PPK, gudang dan ruang rapat dilapangan dibuat
ditempat sekitar bangunan yang akan dikerjakan, dan lengkap dengan peralatannya letak
ditentukan oleh Tim Teknis/ PPK Pekerjaan.
4.2 Bahan-bahan utama atau bahan-bahan tambahan yang seharusnya mendapat
perlindungan, harus disimpan didalam gudang yang cukup menjamin perlindungan.
4.3 Ruang Rapat Lapangan.
Pembuatan ruang rapat lapangan dibuat dilokasi proyek untuk melaksanakan rapat-rapat
bersama.

4. Papan Nama Proyek


5.1 Kontraktor wajib membuat Papan Nama Proyek yang ditempatkan dilokasi-lokasi
tertentu menurut petunjuk Tim Teknis/ PPK selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
setelah terbitnya Surat Keputusan Pemenang Pelelangan.
5.2 Papan nama tersebut harus dibuat dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Ukuran papan (80 x 60) cm harus dibuat dari papan kayu kelas II.
b. Tiang penyangga dan penyokong dibuat dari kayu kelas III ukuran (5x7) cm 2.
c. Pemasangan papan nama sedemikan rupa sehingga tepi bawah terletak setinggi 2 m
dari tanah. Bagian tanah tiang penyangga dan penyokong ditanam, didalam lubang
yang kemudian dicor dengan beton tumbuk campuran 1 : 3 : 5 (dalam volume)
sedalam 40 cm didalam tanah dan 10 cm diatas tanah.
d. Pengecatan papan nama tersebut harus dilakukan dengan cat meni sekali, cat dasar
sekali dan cat penutup sekali. Di papan nama ditulis sebagai berikut atau sesuai
dengan petunjuk Tim Teknis/ PPK :

JUDUL KEGIATAN PROYEK


Nama Kegiatan
Nama Pekerjaan
Tanggal permulaan dan akhir pelaksanaan pekerjaan
Besar Nilai Kontrak
Nama (Badan) dan Sumber Dana
Nama Kontraktor
Kontraktor wajib memelihara dan merawat papan nama dan menjaga agar tetap
dalam keadaan baik sampai dengan penyerahan pekerjaan yang terakhir kalinya
kepada Tim Teknis/ PPK Pekerjaan.

5. Pengukuran
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas/garis dan elevasi persiapan
lahan dan pekerjaan pengukuran lainnya yang ditentukan dalam gambar kerja dan/atau
yang ditentukan pengawas lapangan dan termasuk penyediaan team ukur yang
berpengalaman dan peralatan pengukuran yang lengkap dan akurat yang memenuhi
ketentuan spesifikasi ini.

b. Prosedur Umum
1. Data Standar Pengukuran
Standar pengukuran berdasarkan polygon tertutup tiga titik koordinat dan patok akan
disediakan pemilik proyek dan akan menjadi patokan pengukuran yang dilakukan
Kontraktor. Bila Kontraktor berkeberatan atas penentuan system koordinat tersebut,
maka dalam 1 (satu) minggu setelah penentuan, Kontraktor dapat mengajukan
keberatan secara tertulis beserta data pendukung untuk kemudian akan
dipertimbangkan oleh pengawas lapangan.
2. Persyaratan Pengukuran
Kontraktor harus melaksanakan perhitungan pengukuran dan pemeriksaan untuk
mendapatkan lokasi yang tepat sesuai gambar kerja dan harus disetujui pengawas
lapangan.

PEMASANGAN BOWPLANK
1. Lingkup pekerjaan
Meliputi seluruh keliling bangunan.

2. Persyaratan bahan
Bahan dari kayu yang cukup kuat, dengan ukuran patok 5/7 cm, dan untuk papan 2/18 cm.

3. Pedoman pelaksanaan
• Papan diketam halus dan lurus pada sisi atasnya.
• Harus benar-benar water pas (timbang air) dan sudut-sudutnya harus siku.
• Bouwplank harus terpasang kuat.
• Ukuran harus dinyatakan dalam satuan meter dan pada titik ukuran diberi tanda paku dan
garis dengan cat warna merah agar mudah terlihat sewaktu diperlukan.

Setelah bouwplank terpasang harus diminta persetujuan tertulis Tim Teknis/ PPK, agar
pekerjaan selanjutnya dapat segera dilaksanakan.

PEKERJAAN PLAFOND (LANGIT-LANGIT)


1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan bahan langit-langit, peralatan dan konstruksi penggantungnya, penyiapan
tempat serta pemasangan plafondnya, sesuai RKS dan gambar kerja.

2. Pesyaratan Bahan
a. Bahan yang digunakan untuk bagian dalam ruangan dan selasar digunakan Plafon
Gypsumboard ketebalan 9 mm.
b. Untuk bagian tritisan digunakan Plafon Kalsiboard ketebalan 6 - 8 mm.
c. Rangka plafond induk menggunakan Furing Metal dan untuk rangka pembagi digunakan
Furing Metal standar pabrik dengan kualitas yang baik.

3. Persyaratan Pelaksanaan
Persiapan dan Pemasangan
Tempat penggantungan rangka plafond (biasanya terdiri dari plat beton, balok atau
struktur lainnya) harus dapat mendukung beban minimum 38 kg/m2. urutan
pemasangan umumnya adalah :
• Buat garis (marking line) ketinggian plafond pada sekeliling dinding.
• Rangka langit-langit induk dipasang dengan urutan pertama, yang dikaitkan pada kaki
kuda-kuda baja ringan. Rangka ini kemudian dipakai penggantung dari furing ke kaki
kuda-kuda dan gording. Setelah rangka induk furing metal terpasang, dilanjutkan
dengan pemasangan rangka pembagi dari furing metal.
• Atur ketinggian main-runner pada level yang dikehendaki dengan patokan garis
marking dan memebentuk bidang datar yang sempurna.
• Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpass. Kontraktor bertanggung jawab atas
kerapian pemasangan rangka ini.
• Langit-langit dari bahan Papan Gypsumboard dipasang pada rangka ini, dengan
memakukannya menggunakan skrup yang sesuai. Hasil akhir harus waterpass,
apabila ada Papan Gypsumboard yang cacat, pecah harus diganti dengan Papan
Gypsumboard yang baru.
• Terakhir pada tepi bidang dipasang Profil PVC, sesuai dengan jenisnya yang tertera
pada RAB.

PEKERJAAN PELAPIS LANTAI DAN DINDING


1. Pekerjaan Pelapis Lantai
Lingkup Pekerjaan
Bagian ini mencakup semua pekerjaan penutup lantai dalam bangunan dan teras-teras
termasuk plin dan tangga, seperti yang tercantum dalam gambar dan RKS, meliputi
penyediaan bahan, tenaga dan peralatan untuk pekerjaan ini.
Pengiriman keramik ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik yang
belum dibuka dan dilindungi dengan lebel/merek dagang yang utuh dan jelas.
Kontraktor wajib menyediakan cadangan sebanyak 2,5 % dari keseluruhan bahan
terpasang untuk diserahkan kepada pemilik proyek.

Bahan
a. Keramik untuk lantai yang dipakai ukuran 40 x 40 cm.
b. Bon-bon keramik.
c. Semua bahan buatan dalam negeri (produksi Asia Tile atau Roman), Corak dan warna
keramik akan ditetapkan dikemudian oleh owner dan konsultan perencana.
d. Sebelum keramik di bawa ketempat pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan
contoh dan catalog/persyaratan teknis operatif dari pabrik pembuat kepada
pengawas untuk memperoleh persetujuan. Semua keramik yang akan dipakai harus
berada dalam kotak aslinya. Keramik yang dapat dipasang harus mulus dan bebas
cacat.

Dasar Lantai
Dilapisi pasir pasangan setebal 5 cm.

Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, kontraktor harus memeriksa semua pasangan pipa-pipa,
saluran-saluran dan lain sebagainya yang harus sudah terpasang dengan baik sebelum
pemasangan lantai dimulai.

Adukan
Untuk lantai beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja
dan sesuai dengan petunjuk dari konsultan pengawas / Tim Teknis/ PPK teknis.
Pemasangan
a. Pemasangan Keramik
- Lantai keramik dipasang di atas dasar lantai tebal 5 cm dengan campuran seperti
tersebut di atas. Diatas dasar lantai beton tumbuk tersebut diletakkan perekat
untuk keramik dengan campuran seperti tersebut pada analisa untuk keramik.
Kemudian keramik diletakkan di atas bahan dan diratakan dengan mengetuk
keramik dengan kayu hingga merata dengan sekelilingnya. Setelah pemasangan
selesai, keramik harus dibersihkan dengan kain lap basah.
- Adukan perekat harus betul-betul padat/penuh agar tidak terdapat rongga-
rongga di bawah keramik yang dapat melemahkan konstruksi. Sambungan antara
keramik harus sama lebarnya, lurus dan harus diisi dengan air semen yang
warnanya sesuai dengan jenis keramik yang dipakai. Hasil akhir harus rata (water
pass) dan tidak bergelombang.
- Pemasangan keramik lantai sebaiknya pada tahap akhir, untuk menghindari
kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai. Permukaan lantai yang akan
dipasang keramik harus bersih, cukup kering dan rata air. Tentukan tulangan
dengan mempertimbangkan tata letak ruangan/tangga/lantai yang ada.
Pemasangan keramik lantai dimulai dari tulangan ini. Sebelum dipasang, keramik
lantai agar direndam dalam air terlebih dahulu. Setiap jalur pemasangan
sebaiknya ditarik benang rata air.

2. Pekerjaan Pelapis Dinding


Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pelapis dinding dilakukan pada semua dinding.
Bahan yang digunakan harus sudah dapat persetujuan dari Tim Teknis/ PPK Lapangan
setelah diseleksi mengenai kualitas bahan, warna, tekstur, dan bahan tidak boleh rusak
maupun retak.

Bahan
Bahan yang digunakan yaitu Rangka Baja Ringan dengan pelapis plywood 6 mm rangkap
dan difinishing dengan HPL mengikuti persyaratan sesuai dengan spesifikasi teknis.

Pelaksanaan
a. Pasang rangka baja ringan dengan modul 60 x 120 cm, emasangan harus rapi dan
baut menggunakan yang tidak timbul. Pada pertemuan lantai, rangka di baut ke lantai
dengan menggunkan fisher pada bagian rangka bagian bawah dan untuk bagian atas
rangka di bautkan dengan rangka plafond.
b. Setelah rangka partisi benar-benar terpasang dengan baik dan rapi, selajtnya
dipasang plywood pada kedua sisi bagian dinding dengan menggunakan baut yang
tidak timbul.
c. Setelah dinding playwood terpasang rapi, selanjutnya di finishing dengan lapisan HPL
dengan rapi dan baik.
d. Jika setelah pemasangan timbul gelombang atau tidak rata, kontraktor pelaksana
wajib memperbaiki lapisan tersenut.

PEKERJAAN KUSEN ALUMUNIUM DAN DAUN PINTU


1. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyediaan secara lengkap tenaga, alat-alat dan bahan, serta pembuatan dan
pemasangan komponen kayu terdiri dari :
Kusen, daun pintu, jendela atau sesuai gambar.

2. Pesyaratan Bahan
1. Untuk kusen pintu menggunakan Bahan Alumunium 3” dengan kualitas baik.
2. Daun pintu utama menggunakan kayu kelas II dengan finishing kayu olaha dan HPL, tinggi 2
meter dengan 2 daun pintu masing-masing ± 0,8 meter dan tebal 5cm.

- Daun Pintu
Daun pintu dibuat dengan kayu kelas II dan kayu olahan dan disyaratkan agar
kontraktor memesan langsung pada tempat khusus pembuat pintu atau pada toko.
Tidak dibenarkan kontraktor membuat sendiri di lapangan kerja.

PEKERJAAN KUNCI DAN ALAT PENGGANTUNG


1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan pengunci dan penggantung dipasang pada semua daun pintu dan jendela, selanjutnya
pada jendela dipasang grendel dan hak angin.

2. Pesyaratan Bahan
Bila tidak disebutkan dalam gambar, engsel-engsel dari Stainlees ukuran 4” dan 3” kualitas baik.
Kunci pintu dipasang 2 (dua) slaag (dua kali putar) yang berkualitas baik. Grendel dan hak
angin berkualitas baik.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Engsel pintu dipasang 2 (dua) buah dibagian atas dan bawah setiap lembaran daun pintu.
Engsel jendela dipasang 2 (dua) buah pada setiap daun jendela. Pemasangan dilakukan
dengan mur khusus untuk aluminium dan dilakukan dengan alat khusus untuk kusen
aluminium.
b. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang, Kontraktor wajib memperlihatkan contoh
terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan Tim Teknis/ PPK atau Pemberi Tugas.
c. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan yang disyaratkan,
maka Tim Teknis/ PPK berhak untuk menyuruh bongkar kembali dan diganti dengan alat-
alat yang disyaratkan atas biaya Kontraktor.
d. Grendel 1 (satu) buah dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun jendela.
e. Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik. Untuk melengketkan alat tersebut ke
daun jendela harus menggunakan mur (atau sejenis) seperti tersebut pada ayat pasal ini.

PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup Pekerjaan
a. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu listplank yang nampak.
b. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton dan plafond.
c. Cat pengkilat kayu untuk kosen/ daun pintu/ jalusi.

2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
a. Cat kayu Avian atau setara.
b. Cat tembok Nipponpaint atau setara.
c. Cat Kayu/Minyak setara Kuda Terbang

3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pekerjaan meni, berwarna sama, pengecatan minimal 2 (dua) kali.
b. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu
pengeringan jenis bahan yang digunakan. Urutan pekerjaan sebagai berikut :
• 2 (dua) kali pengerjaan meni kayu.
• 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu.
• Penghalusan dengan amplas
• Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali
c. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :
• Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap dengan
kain basah hingga bersih.
• Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata.
• Setelah betul-betul kering digososk dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering
yang bersih.
• Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 3 (tiga) kali.
• Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak terdapat
belang-belang atau noda-noda mengelupas.

d. Pengecatan plafond harus dilakukan menurut proses berikut :


• Memberikan bidang plafond yang akan dicat, lalu mendempul bagian-bagian
sambungan dan sudut plafond.
• Mengecat plafond 3 (tiga) kali, sehingga menghasilkan bidang pengecatan yang merata
sama dan tidak terdapat belang-belang atau noda mengelupas.

e. Warna yang digunakan.


Apabila tidak ditentukan lain oleh Pemberi Tugas maka digunakan warna sebagai berikut :
• Dinding dalam digunakan warna putih dari merk Kimex atau setara. Dinding Luar
bagian atas digunakan warna putih dan bagian bawah warna Biru dari merk Kimex atau
setara. Untuk Plafond asbes warna putih.
• Listplank papan digunakan cat kilat warna coklat kayu Avian atau yang setara.
• Kusen, daun pintu dan jalusi digunakan cat kilat warna coklat cat yang digunakan yaitu
Cat Kayu/Minyak setara Kuda Terbang.

PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi didalam
bangunan, penyambungan arus yang bersumber dari bangunan yang telah ada,
penyediaan bola lampu, kabel-kabel, pipa-pipa PVC sesuai gambar kerja dan sebagainya
sehingga listrik menyala.

2. Bahan-bahan yang digunakan


a. Kabel NYA dengan kualitas Standar PLN atau yang setara.
b. Pipa kabel dari PVC HIC khusus untuk instalasi listrik diameter ¾”.
c. Steker stop kontak dan saklar dari bahan ebonit kualitas baik.
d. Bola lampu pijar, SL dan armaturnya adalah produksi nasional merk Philips, Osram
atau yang sekualitas dan berstandar SNI.

3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis armatur
lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi listrik.
Sedangkan sistem pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton harus
ditanam (sistem inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafond diikat
dengan isolator khusus dengan jarak 1,00 atau 1,20 m, atau jaringan kabel di atas
plafond tersebut dimasukkan dalam pipa PVC. Khusus untuk instalasi stop kontak
harus dilengkapi kabel arde (pentanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku
(mencapai dan terendam air tanah).
b. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/komponen-komponennya
harus disesuaikan dengan sistem tegangan lokal 220 volt.
c. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan Tim Teknis/ PPK, pemborong boleh
menunjuk pihak ketiga (instalatur) yang telah memiliki izin usaha instalasi listrik atau
izin sebagai instalatur yang masih berlaku dari Perum Listrik Negara (PLN)
Pemborong tetap bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini sampai listrik tersebut
menyala (siap digunakan), termasuk biaya pengujian dengan pihak P.L.N.
d. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan kontraktor pada beban penuh selama 1 x
24 jam secara terus menerus. Semua biaya yang timbul akibat pengujian ini manjadi
tanggung jawab kontraktor.
e. Dalam hal dilokasi pekerjaan belum ada jaringan listrik, kontraktor tetap harus
melaksanakan pemasangan instalasi listrik dan lampu-lampunya sesuai gambar
instalasi yang bersangkutan dan bertanggung jawab sampai dengan tingkat pengujian
dari P.L.N.

PENUTUP
Secara keseluruhan dalam uraian dan syarat-syarat kerja ini, hal-hal yang kurang jelas akan
diterangkan/diberi penjelasan pada pekerjaan (Aanwijzing) dan akan dituangkan dalam Berita
Acara.
Langsa, Februari 2007

Anda mungkin juga menyukai