TAHUN 2023
BAGIAN A
SPESIFIKASI UMUM
1.1. Umum
a. Pekerjaan ini adalah Pekerjaan Rehabilitasi Ruang Perpustakaan UPR, Lokasi KOTA
PALANGKA RAYA.
b. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang,
buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan termaksud.
c. Pekerjaan harus diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS, Gambar-gambar
Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addendum yang disampaikan
selama pelaksanaan.
1.2. Batasan/Peraturan
Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :
a. Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
b. Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
c. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 07/PRT/M/2011 tentang Standar dan
Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi
e. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan
Teknis Bangunan Gedung
f. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan
Teknis Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan
g. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
h. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
i. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman
dan Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana
Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung.
j. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
k. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 1982)
l. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
m. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
n. SKSNI T-15-1991-03
o. SNI (Standar Nasional Indonesia)
p. ASTM (Standar Persatuan Amerika untuk pengujian dan bahan)
q. AISC (Institut Amerika mengenai Konstruksi Baja)
r. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1971) - NI-2.
s. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982) -N-3.
t. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
u. Algemenee Voorwarden (AV)
Jabatan dalam
Pengalaman
No. pekerjaan yang akan Sertifikat Kompetensi Kerja
Kerja
dilaksanakan
IDENTIFIKASI BAHAYA
1. Pekerja
No. URAIAN PEKERJAAN 2. Peralatan TINGKAT
3. Material RISIKO
4. Lingkungan/Public
Terjatuh, terpeleset, terkena
benda tajam
Pekerjaan Tersandung peralatan kerja Rendah
1 Pemasangan keramik
60 x 60 cm Terkena serpihan material
Kebisingan lingkungan kerja
1.25. Pelaporan
Laporan harian dan mingguan tentang kemajuan pekerjaan harus dibuat oleh Kontraktor,
sesuai dengan pasal yang bersangkutan pada Persyaratan Umum dalam bentuk yang
disetujui oleh Direksi. Laporan tersebut harus menggambarkan banyaknya pekerjaan yang
telah diselesaikan, bahan yang terpakai sebenarnya, bahan di dalam gedung, jumlah pegawai
dan pekerja yang melaksanakan pekerjaan di lapangan, dan jumlah akumulatif semua
kegiatan yang telah diselesaikan atau yang sedang dilaksanakan yang hasil akhirnya dihitung
dalam presentasi terhadap seluruh pekerjaan.
Bersamaan dengan penyampaian laporan mingguan, rencana kerja yang akan dilaksanakan
dalam minggu berikutnya juga disampaikan. Semua laporan–laporan harus disampaikan
kepada Direksi untuk pemeriksaan dan penandatanganan sebelum disampaikan secara
resmi kepada pemberi tugas.
Kontraktor harus segera melaporkan kepada Direksi setiap halangan yang tidak terduga
ditemui dalam pelaksanaannya yang dapat menjurus pada perubahan perencanaan.
Kontraktor akan memberikan catatan dan sketsa perubahan dilapangan yang dapat dibuat
selama pelaksanaan kepada Direksi yang mungkin perlu untuk pembuatan gambar sesuai
pelaksanaan (as-built drawing).
SKOPE PEKERJAAN
Skope pekerjaan kegiatan Proyek ini meliputi :
1. Pekerjaan Pendahuluan
2. Pekerjaan Lantai
3. Pekerjaan Finishing dan Pintu
PEKERJAAN PERSIAPAN
Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan guna pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor
berkewajiban :
1. Pembersihan Lahan
Pembersihan lahan dilakukan pada areal pekerjaan dan lahan harus bersih dari segala
kotoran/sampah dan akar-akar kayu atau hal-hal yang bisa menganggu pelaksanaan pekerjaan.
4.1 Barak untuk kerja, ruang Tim Teknis/ PPK, gudang dan ruang rapat dilapangan dibuat
ditempat sekitar bangunan yang akan dikerjakan, dan lengkap dengan peralatannya letak
ditentukan oleh Tim Teknis/ PPK Pekerjaan.
4.2 Bahan-bahan utama atau bahan-bahan tambahan yang seharusnya mendapat
perlindungan, harus disimpan didalam gudang yang cukup menjamin perlindungan.
4.3 Ruang Rapat Lapangan.
Pembuatan ruang rapat lapangan dibuat dilokasi proyek untuk melaksanakan rapat-rapat
bersama.
5. Pengukuran
a. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas/garis dan elevasi persiapan
lahan dan pekerjaan pengukuran lainnya yang ditentukan dalam gambar kerja dan/atau
yang ditentukan pengawas lapangan dan termasuk penyediaan team ukur yang
berpengalaman dan peralatan pengukuran yang lengkap dan akurat yang memenuhi
ketentuan spesifikasi ini.
b. Prosedur Umum
1. Data Standar Pengukuran
Standar pengukuran berdasarkan polygon tertutup tiga titik koordinat dan patok akan
disediakan pemilik proyek dan akan menjadi patokan pengukuran yang dilakukan
Kontraktor. Bila Kontraktor berkeberatan atas penentuan system koordinat tersebut,
maka dalam 1 (satu) minggu setelah penentuan, Kontraktor dapat mengajukan
keberatan secara tertulis beserta data pendukung untuk kemudian akan
dipertimbangkan oleh pengawas lapangan.
2. Persyaratan Pengukuran
Kontraktor harus melaksanakan perhitungan pengukuran dan pemeriksaan untuk
mendapatkan lokasi yang tepat sesuai gambar kerja dan harus disetujui pengawas
lapangan.
PEMASANGAN BOWPLANK
1. Lingkup pekerjaan
Meliputi seluruh keliling bangunan.
2. Persyaratan bahan
Bahan dari kayu yang cukup kuat, dengan ukuran patok 5/7 cm, dan untuk papan 2/18 cm.
3. Pedoman pelaksanaan
• Papan diketam halus dan lurus pada sisi atasnya.
• Harus benar-benar water pas (timbang air) dan sudut-sudutnya harus siku.
• Bouwplank harus terpasang kuat.
• Ukuran harus dinyatakan dalam satuan meter dan pada titik ukuran diberi tanda paku dan
garis dengan cat warna merah agar mudah terlihat sewaktu diperlukan.
Setelah bouwplank terpasang harus diminta persetujuan tertulis Tim Teknis/ PPK, agar
pekerjaan selanjutnya dapat segera dilaksanakan.
2. Pesyaratan Bahan
a. Bahan yang digunakan untuk bagian dalam ruangan dan selasar digunakan Plafon
Gypsumboard ketebalan 9 mm.
b. Untuk bagian tritisan digunakan Plafon Kalsiboard ketebalan 6 - 8 mm.
c. Rangka plafond induk menggunakan Furing Metal dan untuk rangka pembagi digunakan
Furing Metal standar pabrik dengan kualitas yang baik.
3. Persyaratan Pelaksanaan
Persiapan dan Pemasangan
Tempat penggantungan rangka plafond (biasanya terdiri dari plat beton, balok atau
struktur lainnya) harus dapat mendukung beban minimum 38 kg/m2. urutan
pemasangan umumnya adalah :
• Buat garis (marking line) ketinggian plafond pada sekeliling dinding.
• Rangka langit-langit induk dipasang dengan urutan pertama, yang dikaitkan pada kaki
kuda-kuda baja ringan. Rangka ini kemudian dipakai penggantung dari furing ke kaki
kuda-kuda dan gording. Setelah rangka induk furing metal terpasang, dilanjutkan
dengan pemasangan rangka pembagi dari furing metal.
• Atur ketinggian main-runner pada level yang dikehendaki dengan patokan garis
marking dan memebentuk bidang datar yang sempurna.
• Pemasangan rangka ini harus rapi dan waterpass. Kontraktor bertanggung jawab atas
kerapian pemasangan rangka ini.
• Langit-langit dari bahan Papan Gypsumboard dipasang pada rangka ini, dengan
memakukannya menggunakan skrup yang sesuai. Hasil akhir harus waterpass,
apabila ada Papan Gypsumboard yang cacat, pecah harus diganti dengan Papan
Gypsumboard yang baru.
• Terakhir pada tepi bidang dipasang Profil PVC, sesuai dengan jenisnya yang tertera
pada RAB.
Bahan
a. Keramik untuk lantai yang dipakai ukuran 40 x 40 cm.
b. Bon-bon keramik.
c. Semua bahan buatan dalam negeri (produksi Asia Tile atau Roman), Corak dan warna
keramik akan ditetapkan dikemudian oleh owner dan konsultan perencana.
d. Sebelum keramik di bawa ketempat pekerjaan, kontraktor harus menyerahkan
contoh dan catalog/persyaratan teknis operatif dari pabrik pembuat kepada
pengawas untuk memperoleh persetujuan. Semua keramik yang akan dipakai harus
berada dalam kotak aslinya. Keramik yang dapat dipasang harus mulus dan bebas
cacat.
Dasar Lantai
Dilapisi pasir pasangan setebal 5 cm.
Pemeriksaan
Sebelum lantai dipasang, kontraktor harus memeriksa semua pasangan pipa-pipa,
saluran-saluran dan lain sebagainya yang harus sudah terpasang dengan baik sebelum
pemasangan lantai dimulai.
Adukan
Untuk lantai beton tumbuk 1 Pc : 3 Ps : 6 Kr dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja
dan sesuai dengan petunjuk dari konsultan pengawas / Tim Teknis/ PPK teknis.
Pemasangan
a. Pemasangan Keramik
- Lantai keramik dipasang di atas dasar lantai tebal 5 cm dengan campuran seperti
tersebut di atas. Diatas dasar lantai beton tumbuk tersebut diletakkan perekat
untuk keramik dengan campuran seperti tersebut pada analisa untuk keramik.
Kemudian keramik diletakkan di atas bahan dan diratakan dengan mengetuk
keramik dengan kayu hingga merata dengan sekelilingnya. Setelah pemasangan
selesai, keramik harus dibersihkan dengan kain lap basah.
- Adukan perekat harus betul-betul padat/penuh agar tidak terdapat rongga-
rongga di bawah keramik yang dapat melemahkan konstruksi. Sambungan antara
keramik harus sama lebarnya, lurus dan harus diisi dengan air semen yang
warnanya sesuai dengan jenis keramik yang dipakai. Hasil akhir harus rata (water
pass) dan tidak bergelombang.
- Pemasangan keramik lantai sebaiknya pada tahap akhir, untuk menghindari
kerusakan akibat pekerjaan yang belum selesai. Permukaan lantai yang akan
dipasang keramik harus bersih, cukup kering dan rata air. Tentukan tulangan
dengan mempertimbangkan tata letak ruangan/tangga/lantai yang ada.
Pemasangan keramik lantai dimulai dari tulangan ini. Sebelum dipasang, keramik
lantai agar direndam dalam air terlebih dahulu. Setiap jalur pemasangan
sebaiknya ditarik benang rata air.
Bahan
Bahan yang digunakan yaitu Rangka Baja Ringan dengan pelapis plywood 6 mm rangkap
dan difinishing dengan HPL mengikuti persyaratan sesuai dengan spesifikasi teknis.
Pelaksanaan
a. Pasang rangka baja ringan dengan modul 60 x 120 cm, emasangan harus rapi dan
baut menggunakan yang tidak timbul. Pada pertemuan lantai, rangka di baut ke lantai
dengan menggunkan fisher pada bagian rangka bagian bawah dan untuk bagian atas
rangka di bautkan dengan rangka plafond.
b. Setelah rangka partisi benar-benar terpasang dengan baik dan rapi, selajtnya
dipasang plywood pada kedua sisi bagian dinding dengan menggunakan baut yang
tidak timbul.
c. Setelah dinding playwood terpasang rapi, selanjutnya di finishing dengan lapisan HPL
dengan rapi dan baik.
d. Jika setelah pemasangan timbul gelombang atau tidak rata, kontraktor pelaksana
wajib memperbaiki lapisan tersenut.
2. Pesyaratan Bahan
1. Untuk kusen pintu menggunakan Bahan Alumunium 3” dengan kualitas baik.
2. Daun pintu utama menggunakan kayu kelas II dengan finishing kayu olaha dan HPL, tinggi 2
meter dengan 2 daun pintu masing-masing ± 0,8 meter dan tebal 5cm.
- Daun Pintu
Daun pintu dibuat dengan kayu kelas II dan kayu olahan dan disyaratkan agar
kontraktor memesan langsung pada tempat khusus pembuat pintu atau pada toko.
Tidak dibenarkan kontraktor membuat sendiri di lapangan kerja.
2. Pesyaratan Bahan
Bila tidak disebutkan dalam gambar, engsel-engsel dari Stainlees ukuran 4” dan 3” kualitas baik.
Kunci pintu dipasang 2 (dua) slaag (dua kali putar) yang berkualitas baik. Grendel dan hak
angin berkualitas baik.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Engsel pintu dipasang 2 (dua) buah dibagian atas dan bawah setiap lembaran daun pintu.
Engsel jendela dipasang 2 (dua) buah pada setiap daun jendela. Pemasangan dilakukan
dengan mur khusus untuk aluminium dan dilakukan dengan alat khusus untuk kusen
aluminium.
b. Untuk alat-alat tersebut diatas sebelum dipasang, Kontraktor wajib memperlihatkan contoh
terlebih dahulu untuk dimintakan persetujuan Tim Teknis/ PPK atau Pemberi Tugas.
c. Apabila pada waktu pemasangan alat-alat tersebut tidak sesuai dengan yang disyaratkan,
maka Tim Teknis/ PPK berhak untuk menyuruh bongkar kembali dan diganti dengan alat-
alat yang disyaratkan atas biaya Kontraktor.
d. Grendel 1 (satu) buah dan hak angin dipasang 2 (dua) buah untuk setiap daun jendela.
e. Pasangan harus rapi dan dapat bekerja dengan baik. Untuk melengketkan alat tersebut ke
daun jendela harus menggunakan mur (atau sejenis) seperti tersebut pada ayat pasal ini.
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Lingkup Pekerjaan
a. Cat kayu untuk bidang-bidang kayu listplank yang nampak.
b. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang beton dan plafond.
c. Cat pengkilat kayu untuk kosen/ daun pintu/ jalusi.
2. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :
a. Cat kayu Avian atau setara.
b. Cat tembok Nipponpaint atau setara.
c. Cat Kayu/Minyak setara Kuda Terbang
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pekerjaan meni, berwarna sama, pengecatan minimal 2 (dua) kali.
b. Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu
pengeringan jenis bahan yang digunakan. Urutan pekerjaan sebagai berikut :
• 2 (dua) kali pengerjaan meni kayu.
• 1 (satu) kali lapis pengisi dengan plamur kayu.
• Penghalusan dengan amplas
• Finishing dengan cat kayu sampai rata minimal 2 (dua) kali
c. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses sebagai berikut :
• Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap dengan
kain basah hingga bersih.
• Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata.
• Setelah betul-betul kering digososk dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering
yang bersih.
• Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 3 (tiga) kali.
• Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak terdapat
belang-belang atau noda-noda mengelupas.
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi didalam
bangunan, penyambungan arus yang bersumber dari bangunan yang telah ada,
penyediaan bola lampu, kabel-kabel, pipa-pipa PVC sesuai gambar kerja dan sebagainya
sehingga listrik menyala.
3. Pedoman Pelaksanaan
a. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis armatur
lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi listrik.
Sedangkan sistem pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton harus
ditanam (sistem inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafond diikat
dengan isolator khusus dengan jarak 1,00 atau 1,20 m, atau jaringan kabel di atas
plafond tersebut dimasukkan dalam pipa PVC. Khusus untuk instalasi stop kontak
harus dilengkapi kabel arde (pentanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku
(mencapai dan terendam air tanah).
b. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/komponen-komponennya
harus disesuaikan dengan sistem tegangan lokal 220 volt.
c. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan Tim Teknis/ PPK, pemborong boleh
menunjuk pihak ketiga (instalatur) yang telah memiliki izin usaha instalasi listrik atau
izin sebagai instalatur yang masih berlaku dari Perum Listrik Negara (PLN)
Pemborong tetap bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini sampai listrik tersebut
menyala (siap digunakan), termasuk biaya pengujian dengan pihak P.L.N.
d. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan kontraktor pada beban penuh selama 1 x
24 jam secara terus menerus. Semua biaya yang timbul akibat pengujian ini manjadi
tanggung jawab kontraktor.
e. Dalam hal dilokasi pekerjaan belum ada jaringan listrik, kontraktor tetap harus
melaksanakan pemasangan instalasi listrik dan lampu-lampunya sesuai gambar
instalasi yang bersangkutan dan bertanggung jawab sampai dengan tingkat pengujian
dari P.L.N.
PENUTUP
Secara keseluruhan dalam uraian dan syarat-syarat kerja ini, hal-hal yang kurang jelas akan
diterangkan/diberi penjelasan pada pekerjaan (Aanwijzing) dan akan dituangkan dalam Berita
Acara.
Langsa, Februari 2007