Anda di halaman 1dari 15

SPESIFIKASI TEKNIS

A. PENJELASAN UMUM

I. URAIAN UMUM PEKERJAAN


a. Pekerjaan ini adalah meliputi Pekerjaan Kanopi, Pekerjaan Paving, dan Pekerjaan
Taman di area Ruang Serba Guna di Kawasan Objek Wisata Pantai Bandengan
b. Istilah “Pekerjaan” mencakup penyediaan semua tenaga kerja (tenaga ahli, tukang,
buruh dan lainnya), bahan bangunan dan peralatan/perlengkapan yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan termaksud.
c. Pekerjaan harus dilaksanakan dan diselesaikan seperti yang dimaksud dalam RKS,
Gambar-gambar Rencana, Berita Acara Rapat Penjelasan Pekerjaan serta Addenda
yang disampaikan selama pelaksanaan.

BATASAN/PERATURAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


Dalam melaksanakan pekerjaannya Kontraktor harus tunduk kepada :

a. Undang – Undang Republik Indonesia No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
b. Undang – Undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
c. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Bangunan Gedung
d. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 468/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis
Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan
e. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
f. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI 11/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Manajemen Penanggulangan Kebakaran di Perkotaan
g. Keputusan Direktur Jenderal Perumahan dan Permukiman Departemen Permukiman
dan Prasarana Wilayah No. 58/KPTS/DM/2002 tentang Petunjuk Teknis Rencana
Tindakan Darurat Kebakaran pada Bangunan Gedung.
h. Peraturan umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan (PUPB NI-3/56)
i. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI 1971)
j. Peraturan Umum Bahan Nasional (PUBI 982)
k. Peraturan Perburuhan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
l. Peraturan-peraturan di Indonesia (Tentang Pengarahan Tenaga Kerja)
m. SKSNI T-15-1991-03
n. Peraturan Umum Instalasi Air (AVWI)
o. Algemenee Voorwarden (AV)

DOKUMEN KONTRAK
a. Dokumen Kontrak yang harus dipatuhi oleh Kontrakto r terdiri atas :
 Surat Perjanjian Pekerjaan
 Surat Penawaran Harga dan Perincian Penawaran
 Gambar-gambar Kerja/Pelaksanaan
 Rencana Kerja dan Syarat-syarat
 Addenda yang disampaikan oleh Konsultan Pengawas selama masa pelaksanaan
b. Kontraktor wajib untuk meneliti gambar-gambar, RKS dan dokumen kontrak lainnya yang
berhubungan. Apabila terdapat perbedaan/ketidak-sesuaian antara RKS dan gambar-
gambar pelaksanaan, atau antara gambar satu dengan lainnya, Kontraktor wajib untuk
memberitahukan/melaporkannya kepada Konsultan Pengawas .

Persyaratan teknik pada gambar dan RKS yang harus diikuti adalah :

1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail,


maka gambar detail yang diikuti.
2. Bila skala gamabr tidak sesuai dengan angka ukuran, maka ukuran dengan angka
yang diikuti, kecuali bila terjadi kesalahan penulisan angka tersebut yang jelas akan
menyebabkan ketidaksempurnaan/ketidaksesuaian konstruksi, harus mendapatkan
keputusan Konsultan Pengawas lebih dahulu.
3. Bila tedapat perbedaan antara RKS dan gambar, maka RKS yang diikuti kecuali bila
hal tersebut terjadi karena kesalahan penulisan, yang jelas mengakibatkan
kerusakan/kelemahan konstruksi, harus mendapatkan keputusan Konsultan
Pengawas.
4. RKS, gambar dan BOQ saling melengkapi bila di dalam gambar menyebutkan
lengkap sedang RKS tidak, maka gambar yang harus diikuti demikian juga
sebaliknya.
5. Yang dimaksud dengan RKS dan gambar di atas adalah RKS dan gambar setelah
mendapatkan perubahan/penyempurnaan di dalam berita acara penjelasan
pekerjaan.

c. Bila akibat kekurangtelitian Kontraktor Pelaksana dalam melakukan pelaksanan


pekerjaan, terjadi ketidaksempurnaan konstruksi atau kegagalan struktur bangunan,
maka Kontraktor Pelaksana harus melaksanakan pembongkaran terhadap konstruksi
yang sudah dilaksanakan tersebut dan memperbaiki/melaksanakannya kembali setelah
memperoleh keputusan Konsultan Pengawas tanpa ganti rugi apapun dari pihak-pihak
lain.

II. LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan yang dilaksanakan pada pekerjaan ini adalah meliputi Pekerjaan Kanopi,
Pekerjaan Paving, dan Pekerjaan Taman di area Ruang Serba Guna di Kawasan Objek
Wisata Pantai Bandengan

2.1 SARANA DAN CARA KERJA


a. Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari kondisi pekerjaan meninjau tempat
pekerjaan, melakukan pengukuran-pengukuran dan mempertimbangkan seluruh lingkup
pekerjaan yang dibutuhkan untuk penyelesaian dan kelengkapan dari proyek.
b. Kontraktor harus menyediakan tenaga kerja serta tenaga ahli yang cakap dan memadai
dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan, serta tidak akan mempekerjakan orang-
orang yang tidak tepat atau tidak terampil untuk jenis-jenis pekerjaan yang ditugaskan
kepadanya. Kontraktor harus selalu menjaga disiplin dan aturan yang baik diantara
pekerja/karyawannya.
c. Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja dan perlengkapan seperti beton molen,
pompa air, timbris, waterpas, alat-alat pengangkut dan peralatan lain yang diperlukan
untuk pekerjaan ini. Peralatan dan perlengkapan itu harus dalam kondisi baik.
d. Kontraktor wajib mengawasi dan mengatur pekerjaan dengan perhatian penuh dan
menggunakan kemampuan terbaiknya. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas
seluruh cara pelaksanaan, metode, teknik, urut-urutan dan prosedur, serta pengaturan
semua bagian pekerjaan yang tercantum dalam Kontrak.
e. Shop Drawing (gambar kerja) harus dibuat oleh Kontraktor sebelum suatu komponen
konstruksi dilaksanakan.
f. Shop Drawing harus sudah mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana sebelum elemen konstruksi yang bersangkutan dilaksanakan.
g. Sebelum penyerahan pekerjaan kesatu, Kontraktor Pelaksana sudah harus
menyelesaikan gambar sesuai pelaksanaan yang terdiri atas :
 Gambar rancangan pelaksanaan yang tidak mengalami perubahan dalam
pelaksanaannya.
 Shop drawing sebagai penjelasan detail maupun yang berupa gambar-gambar
perubahan.
h. Penyelesaian yang dimaksud pada ayat g harus diartikan telah memperoleh persetujuan
Konsultan Pengawas setelah dilakukan pemeriksaan secara teliti.
i. Gambar sesuai pelaksanaan dan buku penggunaan dan pemeliharaan bangunan
merupakan bagian pekerjaan yang harus diserahkan pada saat penyerahan kesatu,
kekurangan dalam hal ini berakibat penyerahan pekerjaan kesatu tidak dapat dilakukan.
j. Pembenahan/perbaikan kembali yang harus dilaksanakan Kontraktor, bila :
 Komponen-komponen pekerjaan pokok/konstruksi yang pada masa pemeliharaan
mengalami kerusakan atau dijumpai kekurangsempurnaan pelaksanaan.
 Komponen-komponen konstruksi lainnya atau keadaan lingkungan diluar pekerjaan
pokoknya yang mengalami kerusakan akibat pelaksanaan konstruksi (misalnya jalan,
halaman, dan lain sebagaunya).
k. Pembenahan lapangan yang berupa pembersihan lokasi dari bahan-bahan sisa-sisa
pelaksanaan termasuk bowkeet dan direksikeet harus dilaksanakan sebelum masa
kontrak berakhir, kecuali akan dipergunakan kembali pada tahap selanjutnya.

2.2 PEMBUATAN RENCANA JADWAL PELAKSANAAN


a. Kontraktor Pelaksana berkewajiban menyusun dan membuat jadual pelaksanaan dalam
bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan berdasarkan
butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran.
b. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Kontraktor
Pelaksana selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan
pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas.
c. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor Pelaksana belum
menyelesaikan pembuatan jadual pelaksanaan, maka Kontraktor Pelaksana harus dapat
menyajikan jadual pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2
minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.
d. Selama waktu sebelum rencana jadual pelaksanaan disusun, Kontraktor Pelaksana
harus melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan
mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadual pelaksanaan 2
mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.

2.3 KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT BAHAN


a. Kontraktor harus menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah dan kualitas yang
sesuai dengan lingkup pekerjaan yang dilaksanakan. Sepanjang tidak ada ketentuan lain
dalam RKS ini dan Berita Acara Rapat Penjelasan, maka bahan-bahan yang
dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam AV-41 dan PUBI-1982 serta ketentuan lainnya yang berlaku di
Indonesia.
b. Sebelum memulai pekerjaan atau bagian pekerjaan, Pemborong harus mengajukan
contoh bahan yang akan digunakan kepada Konsultan Pengawas yang akan diajukan
User dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan. Bahan-bahan yang
tidak memenuhi ketentuan seperti disyaratkan atau yang dinyatakan ditolak oleh
Konsultan Pengawas tidak boleh digunakan dan harus segera dikeluarkan dari halaman
pekerjaan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam.
c. Apabila bahan-bahan yang ditolak oleh Konsultan Pengawas ternyata masih
dipergunakan oleh Kontraktor, maka Konsultan Pengawas memerintahkan untuk
membongkar kembali bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut. Semua
kerugian akibat pembongkaran tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
d. Jika terdapat perselisihan mengenai kualitas bahan yang dipakai, Konsultan Pengawas
berhak meminta kepada Kontraktor untuk memeriksakan bahan itu ke Laboratorium
Balai Penelitian Bahan yang resmi dengan biaya Kontraktor. Sebelum ada kepastian
hasil pemeriksaan dari Laboratorium, Kontraktor tidak diizinkan untuk melanjutkan
bagian-bagian pekerjaan yang menggunakan bahan tersebut.
e. Penyimpanan bahan-bahan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
tidak mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan dan terhindarnya bahan-bahan
dari kerusakan.
f. Persyaratan mutu bahan bangunan secara umum adalah seperti di bawah ini,
sedangkan bahan-bahan bangunan yang belum disebutkan disini akan diisyaratkan
langsung di dalam pasal-pasal mengenai persyaratan pelaksanaan komponen konstruksi
di belakang.

 Air
Air yang digunakan sebagai media untuk adukan pasangan plesteran, beton dan
penyiraman guna pemeliharaan harus air tawar, tidak mengandung minyak, garam,
asam dan zat organik lainnya yang telah dikatakan memenuhi syarat, sebagai air
untuk keperluan pelaksanaan konstruksi oleh laboratorium tidak lagi diperlukan
rekomendasi laboratorium.

 Semen Portland (PC)


Semen Portland yang digunakan adalah jenis satu harus satu merek untuk
penggunaan dalam pelaksanaan satu satuan komponen bengunan, belum mengeras
sebagai atau keseluruhannya. Penyimpanannya harus dilakukan dengan cara dan
didalam tempat yang memenuhi syarat sebagai air untuk menjamin kebutuhan
kondisi sesuai persyaratan di atas.

 Pasir (Ps)
Pasir yang digunakan adalah pasir sungai, berbutir keras, bersih dari kotoran,
lumpur, asam, garam, dan bahan organik lainnya, yang terdiri atas.

1. Pasir untuk urugan adalah pasir dengan butiran halus, yang lazim disebut pasir
urug.
2. Pasir untuk pasangan adalah pasir dengan ukuran butiran sebagian terbesar
adalah terletak antara 0,075 sampai 1,25 mm yang lazim dipasarkan disebut
pasi pasang
3. Pasir untuk pekerjaan beton adalah pasir cor yang gradasinya mendapat
rekomendasi dari laboratorium.
 Batu Pecah (Split)
Split untuk beton harus menggunakan split dari batu kali hitam pecah, bersih dan
bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan syarat-syarat
yang tercantum dalam PBI 1971.

III. SITUASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN

SITUASI/LOKASI

a. Lokasi proyek adalah pada area Ruang Serba Guna di Kawasan Objek Wisata Pantai
Bandengan. Halaman proyek akan diserahkan kepada Kontraktor sebagaimana
keadaannya waktu Rapat Penjelasan. Kontraktor hendaknya mengadakan penelitian
dengan seksama mengenai keadaan tanah halaman proyek tersebut.
b. Kekurang-telitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor dan tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan
klaim/tuntutan.

AIR DAN DAYA

a. Kontraktor harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
 Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan
sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-zat
seperti minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau mengurangi
kekuatan konstruksi.
 Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan tersebut
harus cukup terjamin.

b. Kontraktor harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri sementara


yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan lainnya dalam
melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara ini harus memenuhi
persyaratan yang berlaku. Kontraktor harus mengatur dan menjaga agar jaringan dan
peralatan listrik tidak membahayakan para pekerja di lapangan. Kontraktor harus pula
menyediakan penangkal petir sementara untuk keselamatan.
PAPAN NAMA PROYEK

Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian depan halaman
proyek sehingga mudah dilihat umum. Ukuran dan redaksi papan nama tersebut 90 x 150 cm
dipotong dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan petunjuk Pemerintah Daerah
setempat. Kontraktor tidak diijinkan menempatkan atau memasang reklame dalam bentuk
apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin dari Pemberi Tugas.

PEMBERSIHAN HALAMAN

a. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan seperti
adanya pepohonan, batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar dan
dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang yang
ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
b. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk
menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas
bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut keluar
dari halaman proyek.

PERMUKAAN ATAS LANTAI (PEIL)

a. Peil  0,00 Bangunan ditentukan di lapangan oleh Direksi.


b. Semua ukuran-ukuran pada denah dan ukuran-ukuran tinggi telah ditetapkan dalam
gambar.

PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK)

a. Bouwplank dibuat dari kayu terentang (kayu hutan kelas IV) ukuran minimum 3/20 cm
yang utuh dan kering. Bouwplank dipasang dengan tiang-tiang dari kayu sejenis ukuran
5/7 cm dan dipasang pada setiap jarak satu meter. Papan harus lurus dan diketam halus
pada bagian atasnya.
b. Bouwplank harus benar-benar datar (waterpass) dan tegak lurus. Pengukuran harus
memakai alat ukur yang disetujui Konsultan Pengawas .
c. Bouwplank harus menunjukkan ketinggian  0.00 dan as kolom/dinding. Letak dan
ketinggian permukaan bouwplank harus dijaga dan dipelihara agar tidak berubah selama
pekerjaan berlangsung.

B. PEKERJAAN RANGKA ATAP

1) Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan rangka atap ini meliputi :
- Pasang besi hollow 50x50x3
- Pasang gording kanal C. 150.50.20.2,3
- Pasang besi trekstang Ø10 mm
- Pasang base pltat tb.9 mm
- Pasang baut chemical Ø 19 mm
- Pasang baut baut chemical Hilti M 8
- Pasang pipa besi 2” tb.3,6 mm

Pekerjaan rangka atap ini baik bentuk, ukuran dan


pemasangannya harus sesuai dengan gambar perencanaan.

2) Pabrikasi

a. U m u m
Tenaga kerja yang digunakan (termasuk tukang-tukang) harus betul-betul ahli pada
bidangnya dan melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk-petunjuk
direksi proyek. Ketelitian pekerjaan sangat diperlukan untuk menjamin bahwa seluruh bagian
dapat cocok satu dengan lainnya pada waktu pemasangan.Sebelum pelaksanaan pabrikasi,
gambar shop drawing harus sudah disetujui oleh direksi. Direksi proyek mempunyai
kebebasan sepenuhnya untuk setiap waktu melakukan pemeriksaan pekerjaan. Tidak satu
pekerjapun dibongkar atau disiapkan untuk dikirim sebelum diperiksa dan disetujui. Setiap
pekerjaan yang cacat atau tidak sesuai dengan gambar rencana atau spesifikasi ini akan
ditolak dan harus segera diperbaiki.Kontraktor pabrikasi harus menyediakan atas biaya
sendiri semua pekerjaan, alat-alat perancah dan sebagainya yang diperlukan dalam
hubungan pemeriksaan pekerjaan.Kontraktor pabrikasi harus memperkenankan kontraktor
Montase untuk sewaktu-waktu memeriksa pekerjaan dan untuk mendapatkan keterangan
mengenai cara-cara dan lain-lain yang berhubungan dengan waktu pemasangan ditempat
pekerjaan. Kontraktor Montase tidak mempunyai wewenang untuk memberikan instruksi-
instruksi mengenai cara penyelenggaraan pabrikasi.
b. Pekerjaan Besi dapat dipotong dengan menggunting, menggergaji atau dengan Las
pemotong

Pemotongan dengan oksigen lebih baik dibandingkan dengan mesin. Permukaan yang
diperoleh dari hasil pemotongan harus diselesaikan siku terhadap bidang yang dipotong,
tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan.
c. Pekerjaan Mesin Perkakas dan Gerinda yang diperkenankan

Kalau pelat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, maka pada
pemotongan diperkenankan terbuangnya metal sebanyak – 3 mm, pada pelat setebal 12
mm atau lebih kecil dan sebanyak-banyaknya 6 mm pada pelat yang tebalnya lebih besar
dari 12 mm.
d. Memotong dengan Las Pemotong

Las pemotong digerakkan secara mekanis dan diarahkan dengan sebuah mal serta
bergerak dengan kecepatan tetap.Pinggit yang dihasilkan oleh las pemotong harus bersih
serta lurus dan untuk menghaluskan tepi yang dipotong itu harus digunakan gerinda.Gerinda
bergerak searah dengan arah las pemotong, tapi harus diselesaikan sedemikian rupa
sehingga bebas dari seluruh bekas kotoran besi.
e. Pekerjaan Las & Pengawasan Pekerjaan Las

Pekerjaan las harus dikerjakan oleh tukang las yang berpengalaman dibawah pengawasan
langsung seorang yang menurut anggapan direksi mempunyai keahlian dan pengalaman
yang sesuai untuk penyelenggaraan pekerjaan semacam itu.
Kontraktor harus menyerahkan rencana kerja kepada direksi untuk mendapatkan
persetujuan, maka cara itu tidak akan diubah tanpa persetujuan lebih lanjut.
Detail-detail khusus menyangkut cara persiapan sambungan, cara pengelasan / jenis dan
ukuran electrode, tebal bagian-bagian, ukuran dari las serta kekuatan arus listrik untuk las
tersebut harus diajukan kontraktor untuk mendapatkan persetujuan direksi terlebih dahulu
sebelum pekerjaan las listrik dapat dilakukan.
Ukuran electrode, arus dan tegangan listrik dan kecepatan busur listrik, yang digunakan
pada listrik, harus seperti yang dinyatakan oleh pabrik las listrik tersebut dan tidak akan
dibuat penyimpangan tanpa persetujuan tertulis dari direksi.
Pelat-pelat yang akan dilas harus bebas dari kotoran-kotoran besi, minyak, cat, karet atau
lapisan lain yang dapat mempengaruhi mutu las. Las dengan retak susut, retak pada bahan
dasar, berlubang dan kurang tepat letaknya harus disingkirkan.
f. Mengebor Pelat Baut Angkur

Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila keadaan memungkinkan,
maka semua pelat, potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama dan
dibor menembus seluruh tebal sekaligus agar diperoleh posisi lubang yang tepat. Bila
menggunakan baut pas pada salah satu lubang maka lubang ini dibor lebih kecil dan
kemudian baru diperbesar untuk mencapai ukuran dan sebenarnya. Cara lain ialah bahwa
batang-batang dapat dilubangi tersendiri dengan menggunakan mal. Setelah mengebor
seluruh kotoran besi harus disingkirkan dan pelat-pelat dan sebagainya dapat dilepas bila
perlu.Diameter lubang untuk angkur baut, kecuali baut pas adalah 1.50 mm lebih besar dari
pada diameter yang tertera pada gambar rencana. Diameter lubang-lubang untuk baut pas
harus dalam toleransi yang diberikan. Dalam hal ini menggunakan pas lubang yang tidak
dibor menembus sekaligus untuk seluruh tebal elemen-elemennya, maka lubang dapat dibor
dengan ukuran yang lebih kecil dahulu dan diperbesar kemudian pada saat montase
percobaan.
g. Penyerahan Untuk Pemasangan Akhir (montase lapangan)

Transport dan Handling


Cara transport dan handling pekerjaan besi harus sesuai dengan cara yang telah disetujui
oleh direksi.
Sebelum penyerahan, untuk menjamin terlindungnya dari kerusakan, maka perhatian
khusus diperlukan dalam pengepakan serta cara perkuatan pada saat transport, handling
dan montase percobaan pekerjaan besi itu.

h. Penyerahan, penerimaan dan menjaga pekerjaan ini

Kontraktor pabrikasi bertanggung jawab untuk menjaga keamanan pekerjaan besi, dan
memperbaiki semua kerusakan sampai kerusakan sampai diserahkan dan diterima baik oleh
kontraktor montase.
Kontraktor montase akan menerima seluruh pekerjaan besi ditempat pekerjaan, atau
ditempat penyerahan lain seperti diisyaratkan dan akan membongkar, mentransport
ketempat pekerjaan bila perlu dan menyimpan dengan aman bebas dari kerusakan-
kerusakan hingga akhirnya terpasang.Segera setelah menerima penyerahan pekerjaan besi
kontraktor Montase akan segera menyampaikan kepada direksi atau wakilnya, setiap
kehilangan atau ketidakcocokan dari barang-barang besi itu dan akan melaporkan juga
secara tertulis kepada direksi setiap kerusakan serta cacat tanda ditunda-tunda, atau kalau
tidak melakukan demikian maka dia harus memperbaiki setiap kerusakan serta cacat yang
terjadi sebelum dan sesudah penyerahan, diatas biayanya sendiri.

3) Pemasangan

a. U m u m

Kontraktor Montase harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat yang diperlukan dan
mendirikannya ditempat pekerjaan, memasang dan mengeling dan atau baut dan atau las
seluruh pekerjaan besi. Pekerjaan besi tidak boleh dipasang sebelum cara, alat dan
sebagainya yang akan digunakan telah mendapat persetujuan direksi.
Semua pekerjaan harus dikerjakan secara hati-hati dan dipasang dengan teliti.
Penggunaan material martil yang berlebihan yang dapat merusak atau mengganggu
material tidak diperkenankan.
Setiap kesalahan pada pekerjaan bengkel yang menyulitkan pekerjaan montase serta
menyulitkan pengepasan bagian-bagian pekerjaan dengan menggunakan pekerjaan dengan
menggunakan draft secara wajar (moderate) harus dilaporkan kepada direksi.
Permukaan yang dikerjakan dengan mesin perkakas harus dibersihkan sebelum dipasang
hoppel dan sambungan lapangan pada umumnya dilas sementara sebanyak 50% panjang
rencana sebelum dilas permanen.

b. Pengontrolan

Pengecekan hubungan tegangan / torque dilakukan oleh kontraktor Montase dan direksi
akan melakukan test pengecekan torque dilapangan.
Setiap panjang las yang kurang harus disesuaikan menurut kebutuhan sehingga mencapai
tegangan yang diperlukan.

c. Pekerjaan rangka atap ini dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana dengan
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

- Untuk listplank memakai listplank kalsiplank L=30 cm T=12mm dengan kualitas baik dan
disesuaikan dengan gambar perencanaan.
- Pekerjaan atap/kap harus dikerjakan dengan baik dan rapi sehingga mendapat bidang atap
yang rata dan rapat.
- Ukuran balok-balok kap dalam gambar terlampir dilaksanakan dengan ukuran
perdagangan dengan mengikuti rencana gambar yang ada.
- listplank pemasangannya disesuaikan dengan yang telah tertera dalam gambar
perencanaan.
C. PEKERJAAN PENUTUP ATAP

Pekerjaan penutup atap menggunakan jenis atap alderon 860 yang dilaksanakan
dengan ketentuan sebagai berikut :
- Penutup atap dipasang pada seluruh bagian atap kanopi dengan menggunakan
alderon 860 produksi pabrikasi dengan kualitas baik dan memiliki strandart ISO
- Pemasangan meggunakan paku anti karat
- Pemasangan atap alderon harus rapat, lurus dalam segala arah kaitan, saling menutup
dan tidak terdapat kebocoran. Untuk menghindari hal itu maka dalam rencana
pemasangannya harus disesuaikan antara pemasangan rangka dan ukuran lembar
alderon yang akan dipakai.

D. LANDSCAPE

1. PAVING DROP OFF

a. UMUM :

1) Lingkup Pekerjaan :

a) Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini penyediaan tenaga, bahan material,


peralatan, dan alat bantu lainnya sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.

b) Meliputi persiapan pelaksanaan perkerasan serta pengadaan dan


pemasangan material perkerasan pada area Parkir sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar rencana.

b. MATERIAL :

1) Material persiapan area perkerasan :

a) CTSB dari campuran tanah, semen dan bahan additive untuk peningkatan
elastisitas tanah. Tebal lapisan CTSB adalah 20 cm

b) Rabat Beton 1 Pc : 3Ps : 5 Kr, tebal 5 cm atau tergantung kebutuhan.

c) Pasir Beton dilaksanakan pada lapisan dibawah paving yang di dalam gambar
rencana dinyatakan sebagai lapisan pasir sesuai spesifikasi dan gambar.

2) Material perkerasan area :

a) Paving Block 10 x 20 x 8 cm, K-300 eks BHARATA,USP, atau setara

b) Kanstein Beton 15 x 30 x 60 cm, K-300 eks :BHARATA,USP, setara

c. ALAT KERJA :

1) Kontraktor pelaksana harus menyediakan seluruh peralatan dan juga perlengkapan kerja
untuk keperluan pekerja pelaksananya.

2) Selain peralatan kontraktor pelaksana juga harus menyediakan semua sarana yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
d. PERSIAPAN :

1) CONTOH BAHAN :

Guna persetujuan badan pengawas/ perencana, Kontraktor harus menyerahkan contoh-


contoh semuai bahan yang akan dipakai.

2) Kontraktor pelaksana wajib meneliti gambar-gambar dan kesesuaian kondisi lapangan


sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan. Apabila terjadi ketidak sesuaian ukuran,
elevasi, dan posisi terhadap keseluruhan disain, maka Kontraktor Pelaksana wajib
menuangkannya dalam shop drawing dan melaporkannya kepada Pengawas proyek.

3) Penyimpanan bahan material ditempat yang rata dan diberi perlindungan yang memadai
untuk melindungi material dari perubahan bentuk ataupun dari kerusakan.

4) Kontraktor pelaksana harus menyerahkan kepada Pengawas proyek untuk kemudian


diteruskan kepada pemberi tugas minimal 1000 unit paving tiap jenis dan motif paving
yang dipakai. Unit-unit tersebut harus dalam keadaan baru dan mencantumkan dengan
jelas identitas pavingnya. Unit-unit paving ini akan dipakai sebagai cadangan untuk
perawatan oleh pemberi tugas.

e. PELAKSANAAN :

1) Persiapan area :

a) Sebelum pelaksanaan penimbunan tanah dasar terlebih dahulu dilakukan


pemadatan tanah dasar dengan menggunakan alat pemadat sheepfoot

b) Setelah pemadatan, dihamparkan tanah dasar dengan material CTSB setebal 20


cm sampai elevasi yang diijinkan. Alat pemadat yang digunakan adalah
menggunakan Vibro compactor setelah mendapatkan persetujuan Pengawas
proyek

c) Selanjutnya dilakukan penghamparan pasir diatasnya dengan jenis material pasir


urug. Urugan dilanjutkan dengan pemadatan dan perataan lapangan menggunakan
roller dengan persetujuan Pengawas proyek

2. TAMAN

a. UMUM :

1) Lingkup Pekerjaan :

a) Semua Pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk dan syarat syarat


pekerjaan lansekap, peraturan pemakaian bahan yang berlaku, standard
spesifikasi bahan yang digunakan serta sesuai dengan petunjuk konsultan
Konsultan Supervisi.

b) Sebelum memulai pekerjaan, harus dilaksanakan kordinasi dengan struktur,


arsitek M&E dan lainnya, supaya tidak terjadi kerusakan terhadap pekerjaan yang
sudah terpasang atau sedang dipasang.
c) Semua bahan sebelum dipasang, harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Supervisi.

b. PEKERJAAN PERSIAPAN :

1) Pembersihan lokasi

Lokasi yang akan ditanami, harus bersih dari kotoran, puing bangunan, sisa akar
tanaman dan tanaman liar. Kemudian tanah digemburkan

2) Pengadaan tanaman atau penyediaan bibit.

- Tanaman harus berasal dari stock nursery yang sudah tumbuh, dalam keadaan
terbungkus (keranjang/poly bag)

- Perlu diperhatikan cara pengangkutan yang baik untuk mengurangi resiko kerusakan
tanaman.

3) Pengujian bibit tanaman

Pengujian dilakukan berupa memeriksa jumlah dan jenis tanaman, melihat bentuk /
form dari tanaman, tanaman harus bebas dari penyakit. Jika tanamanterssebut sudah
dalam keadaan baik dan memenuhi syarat, maka bibit tanaman tersebut disimpan
teratur ditempat yang teduh.

4) Pengadaan peralatan kerja/ bahan penunjang lain. Disediakannya peralatan peralatan


standard untuk melakukan pekerjaan tersebut termasuk ketersediaan air bersih yang
bebas dari lumpur dan bahan kimia yang merusak.

c. PEKERJAAN TANAH :

1) Pembersihan tanah

Tanah yang telah siap untuk dilaksanakan penanaman harus benar benar bersih dari
puing, kerikil, dll Tanah yang dipakai untuk urugan adalah lapisan tanah top soil

2) Pengolahan tanah

Pembuatan lubang lubang sesuai dengan kebutuhan dan didiamkan selama 5 hari.
Tanah yang dibuang diganti dengan top soil baru yang dicampur dengan pupuk dengan
perbandingan seperti disebutkan di uraian berikut.Pembentukan tanah, leveling tanah
mengikuti gambar rencana.
d. PEKERJAAN PENANAMAN :

Semua pekerjaan harus sesuai dengan rencana. Jika terjadi perbedaan antaragambar dan
keadaan di lapangan, maka harus dilaporkan kepada konsultan Konsultan Supervisi untuk
diambil keputusan dari perbedaan tersebut.

1) PEKERJAAN PENANAMAN POHON


a. Pekerjaan Persiapan
- Pekerjaan persiapan meliputi persiapan peralatan
- Ketersediaan alat pemeliharaan seperti selang, ember, alat penggembur tanah
- Steger tanaman
- Penyediaan pupuk
- Penyediaan bibit
b. Pematokan dan Pengolahan Tanah
- Seluruh permukaan tanah diurug dengan top soil (tanah merah super tanpa batu),
minimal setebal 20 cm padat ketinggian sesuai rencana. Kemudian baru diadakan
pengolahan tanah.
- Top soil sampai kedalaman 50 cm dicampur dengan humus dengan bandingan 3
bagian top soil berbanding dengan 1 bagian humus. Periksa PH tanah. PH yang
baik adalah sekitar 4,5 – 8,5.
- Penggalian lubang tanaman untuk pohon :
o ukuran atas 80 x 80 cm
o ukuran dasar lubang 80 x 80 cm
o ukuran dalam 100 x 100 cm
c.Pelaksanaan Penanaman Pohon
- Setelah didiamkan selama 5 hari dan pupuk sudah menyatu dengan tanah olahan
lubang tersebut disiram dengan air
- Keranjang atau pembungkus tanaman harus dilepas dengan hati-hati dekat lubang
yang ditanami
- Bibit tanaman tersebut dimasukkan dengan hati hati kedalam lubang yang akan
ditanamiTanah diurug sedikit demi sedikit (top soil + pupuk) sambil dipadatkan
secukupnya supaya tanaman tidak goyah
- Pangkal batang pohon harus tepat pada permukaan tanah, setelah itu kompos
steril siap pakai diletakkan diatas permukaan tanah setebal 5 cm.
- Batas permukaan tanaman harus lebih tinggi 5 – 10 cm dari permukaan tanah yang
sebenarnya.
- Setelah pekerjaan penanaman selesai, kemudian dipasang steger (penunjang
tanaman) yang diikat dengan tali ijuk.
- Batang tanaman yang diikat denngan steger terlebih dahulu dibungkus dengan
karung supaya batang tanaman tersebut tidak rusak.
- Daun yang terlalu tua/ masih muda harus dikurangi, dengan maksud untuk
membantu mengurangi penguapan.
- Kemudian disiram dengan air sebanyak 10 liter untuk setiap pohon, dan untuk
selanjutnya penyiraman dilakukan setiap 2 kali sehari selama dua bulan pertama
setelah penanaman.

2) PEKERJAAN PENANAMAN SEMAK/PERDU


a. Pekerjaan Persiapan
- Secara umum sama dengan Persiapan penanaman pohon.
b. Pengolahan Tanah
- Seluruh tanaman harus bersih dari tanaman liar/sampah
- Tanah asli diganti dan diolah dengan perbandingan 7 bagian tanahtop soil
berbanding dengan 3 bagian humus steril. Kedua bahan dicampur merata, setelah
itu tanah digemburkan dan dicangkul sedalam 50 cm
- Lapisan kompos diletakkan pada lubang lubang yang akan ditanami tanaman
setebal 5 cm
- Kemudian lubang tersebut didiamkan selama 3 hari.
c. Pelaksanaan Penanaman
- Secara umum, teknis pelaksanaan penanaman sama dengan penanaman pohon
- Setelah selesai penanaman, kemudian disiram air sebanyak 10 liter/m2 dan
penyiraman selanjutnya dilakukan 2 (dua) kali sehari - Jarak tanaman sesuai gambar
- Pekerjaan diatas dilakukan setelah selesai pekerjaan sipil/engineering dan
penanaman pohon.

3) PEKERJAAN PENANAMAN RUMPUT


a. Petunjuk Penanaman
- Seluruh areal yang akan ditanami rumput, dicangkul minimum 20 cm kemudian tanah
asli diganti dengan top soil bercampur humus dengan perbandingan 3 bagian top soil
berbanding dengan 1 bagian humus.
- Areal bebas dari sampah, puing dan rumput liar
- Permukaan tanah untuk penanaman rumput pada bidang luas harus dibuat
kemiringan 2 per mil atau sesuai gambar. Hindari terjadi lubang lubang genangan air
serta erosi.
b. Cara Penanaman Rumput
- Rumput berupa lempengan 30x30 cm dari jenis rumput gajah mini
- Daerah yang ditanami harus dicangkul dan diratakan sambil dipadatkan
- Untuk meratakan permukaan, cukup menggunakan sebilah papan yang dipukul
berulang kali ke permukaan rumput atau digiling dengan buis beton ukuran kecil diberi
lapisan pasir.
- Penyiraman dilaksanakan 2 kali sehari sampai rumput tumbuh dengan baik.
Selanjutnya cukup disiram sehari sekali.
- Dalam proses pertumbuhan rumput, tanaman liar lainnya harus dibuang tanpa
menggunakan weed killer.
- lubang tersebut didiamkan selama 3 hari.
c. Penyediaan pupuk kandang steril siap pakai
- Pupuk organik diberikan pada awal penanaman, dengan kondisi pupuk matang /
pupuk siap pakai, sehingga tidak terlalu panas bagi tanaman.
- Lokasi penyimpanan pupuk pada daerah yang tidak terlalu lembab.
- Jumlah pupuk yang diperlukan disesuaikan dengan jumlah tanaman ( 1kg / 3 m2).

e. PEKERJAAN PEMELIHARAAN :
1) LINGKUP PEKERJAAN

- Meliputi penyediaan tenaga, bahan bahan serta peralatan dan alat bantu untuk
terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
- Pekerjaan ini adalah semua pekerjaan yang dilaksanakan untuk memelihara dan
merawat segala tanaman yang telah selesai ditanam maupun yang belum ditanam
dari segala kerusakan.
- Pekerjaan ini meliputi:
• penyiraman
• Penyiangan
• Penggantian pohon/tanaman mati atau rusak
• Pemangkasan
• Pemupukan
• Pemberantasan hama/penyakit
2) PERSYARATAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN TANAMAN
- Semua pekerjaan dilaksanakan mengikuti petunjuk gambar dan syarat pekerjaan
- Pemeliharaan tanaman adalah selama 6 bulan setelah penanaman
- Selama jangka waktu tersebuut kontraktor diwajibkan secara teratur memelihara
tanaman yang rusak atau mati. Semua penggantian menjadi tanggung jawab
kontraktor
- Pemeliharaan tanaman ini disesuaikan dengan sifat dan jenis tanaman
3) BAHAN DAN MATERIAL
- Bahan dan peralatan harus memenuhi syarat kerja
- Pupuk dan obat anti hama yang digunakan sesuai dengan syarat yang berlaku
- Penggantian tanaman harus sesuai dengan rencana.
4) PENYIRAMAN
- Penyiraman dilakukan dengan air bersih, bebas dari segala bahan organis/zat kimia
lain yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman
- Penyiraman dilakukan dengan selang dan dilakukan secara teratur ( 2 x sehari sampai
tanaman tersebut tumbuh dan sehat)
- Banyaknya air harus sampai membasahi permukaan tanah.
- Tidak diperkenankan tanah bekas siraman terlihat tergenang air, air harus dapat
terserap baik oleh tanah disekitar tanaman.
5) PENYIANGAN
- Penyiangan harus dilakukan teratur setiap dua minggu sekali bagi semua tanaman
- Penggemburan tanah dilakukan disekeliling tanaman . hindari jangan sampai
merusak akar
- Tidak diperkenankan tanah bekas siraman terlihat tergenang air, air harus dapat
terserap baik oleh tanah disekitar tanaman.
6) PEMANGKASAN
- Pemangkasan dilakukan setiap bulan
- Untuk rumput, pemangkasan dilakukan dengan gunting tanaman
7) PEMUPUKAN
- Pemupukan menggunakan pupuk organik dan pupuk anorganik
- Kebaikan dari pupuk organik yaitu dapat merubah keadaan tanah padat menjadi
tanah berongga dan subur. Pupuk organik baik digunakan untuk pemupukan
tanaman baru.
- Pupuk Anorganik dapat memberikan kekurangan unsur makanan yang kurang pada
tanaman
a. Pupuk yang mengandung unsur N, misal Urea- 14 gram Urea untuk setiap 1 m2
luas tanah
- kegunaannya untuk mempercepat pertumbuhan, menyuburkan daun
- Digunakan pada rumput, dengan cara ditabur sesuai dosis ,kemudian
disiram dengan air secukupnya.
b. Pupuk yang mengandung unsur P,K, misalnya NPK & TSP
- Unsur P untuk merangsang pembungaan
- Unsur K untuk memperkuat akar
- Untuk pohon : 0,3 kg/pohon tiap 2 bulan sekali
- Untuk semak/perdu : 0,1 kg/m2 tiap 2 bulan sekali.
c. Pupuk Kandang
- Terdiri dari kotoran ayam, kambing, sapi dengan catatan pupuk kandang
tersebut sudah membusuk dan menjadi tanah (sudah matang).
- Pemakaian 2 – 5 kg / m2

E. LAIN-LAIN

1) Semua bahan-bahan dan alat-alat perlengkapan yang akan diperoleh atau dipasang pada
bangunan ini sebelum dipergunakan harus diperiksakan dan diluluskan oleh direksi
2) Pemasangan dan penggunaan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat tersebut akan ditolak
atau dikeluarkan atas perintah direksi dengan segala resiko pemborong
3) Apabila diperlukan pemeriksaan laboratorium atas bahan maka biaya pemeriksaan
ditanggung pemborong
4) Meskipun dalam bestek ini pada uraian pekerjaan dan urutan bahan tidak dinyatakan tetapi
tidak disebutkan dalam penjelasan pekerjaan mengenai suatu bagian pekerjaan yang harus
dikerjakan oleh penyedia barang/jasa, maka bagian pekerjaan tersebut dianggap ada dan
dimuat dalam bestek ini
5) Pekerjaan yang nyata menjadi bagian dari pekerjaan bangunan ini, tetapi tidak diuraikan dan
tidak dimuat dalam bestek ini tetap diselenggarakan dan diselesaikan oleh penyedia
barang/jasa

Anda mungkin juga menyukai