Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

DINAS PERUMAHAN DAN KAWASAN


PERMUKIMAN
Jln. Profesor M. Yamin No. 54 Selong Telp. 0376 21044
SELONG
Kode Post 83612

SURAT PERJANJIAN KERJA


Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) yang diperbantukan pada Program
Pengembangan Perumahan Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Air Limbah
(DAK Afirmasi)
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Lombok Timur Tahun Anggaran 2018
Nomor : 608/03. /PERA / 2018
Tanggal: 01 Maret 2018

Pada hari ini Kamis, Tanggal Satu Bulan Maret Tahun Dua Ribu Delapan Belas, di Kantor Dinas
Perumahan dan Kawasan Permukiman Kabupaten Lombok Timur.

yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : L. KRISTIAN. M. HADI, ST.


NIP : 19800324 200604 1 014
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen
Alamat Kantor : Jln. Prof. M. Yamin No. 54 Selong – Lombok Timur
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Lombok Timur berdasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Perumahan dan
Kawasan Permukiman Kabupaten Lombok Timur No. 188.4/03/PPK/PERA/2017 Tanggal 27
Februari 2018, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA, dan

Nama :
TTL :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri, yang selanjutnya disebut, PIHAK
KEDUA,

PASAL-PASAL YANG DIPERJANJIKAN


Pasal 1
Ketentuan Umum

1. Yang dimaksud dengan Surat Perjanjian Kerja Tenaga fasilitator lapangan (se/anjutnya
disingkat TFL) adalah perjanjian hukum dimana PIHAK PERTAMA mengikat PIHAK
KEDUA, sebagaimana PIHAK KEDUA mengikat diri kepada PIHAK PERTAMA dalam
hubungan kerja sebagai Tenaga fasilitator lapangan (TFL) , untuk melaksanakan kewajiban-
kewajiban dan tugas-tugas sebagaimana tersebut dalam pasal-pasal yang diperjanjikan,
serta dokumen-dokumen lain yang dirujuk sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Surat
Perjanjian Kerja ini.
2. Dalam hubungan hukum Perjanjian Kerja sebagaimana dimaksud PIHAK PERTAMA
menetapkan status Kedudukan PIHAK KEDUA pada program pengembangan permukiman
Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Air Limbah (DAK Penugasan) adalah sebagai
Tenaga fasilitator lapangan (TFL).

Pasal 2
Hubungan Kerja dan Jangka Waktu Ikatan Kerja

1. PIHAK PERTAMA memberi tugas pekerjaan kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan
bidang dan keterampilan yang bersangkutan dan petunjuk teknis pelaksanaan DAK SLBM
selanjutnya PIHAK KEDUA menerima penugasan dari PIHAK PERTAMA tersebut dan
menjabarkannya dalam Rencana Kerja (RK), serta untuk bertindak sebagai Tenaga
fasilitator lapangan (TFL) pada Program pengembangan permukiman Kegiatan Penyediaan
Sarana dan Prasarana Air Limbah (DAK Penugasan) di lokasi tugas, yang ditetapkan dalam
Surat Perintah Tugas (selanjutnya disingkat SPT) oleh PIHAK PERTAMA.
2. Dalam rangka pelaksanaan pekerjaan seperti yang tertulis pada pasal 2 ayat (1)
diatas,maka PIHAK KEDUA akan bekerja dengan jangka waktu sebagaimana ditetapkan
dalam SPT oleh PIHAK PERTAMA.
3. PIHAK KEDUA dapat diperpanjang kontrak kerjanya jika dinyatakan layak untuk
diperpanjang berdasarkan hasil evaluasi kinerja yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA.
4. PIHAK KEDUA dapat dipersingkat kontrak kerjanya jika:
a. PIHAK KEDUA dinyatakan tidak layak untuk diperpanjang berdasarkan hasil evaluasi
kinerja, yang ditetapkan oleh PIHAK PERTAMA.
b. Tidak atau belum adanya dokumen Anggaran Pemerintah dan Peraturan perundangan
yang berlaku, sebagaimana ditetapkan dalam surat pemberitahuan PIHAK
PERTAMA.
5. PIHAK KEDUA wajib menyelesaikan dengan baik dan menyerahkan hasil kerjanya kepada
PIHAK PERTAMA, jika pada periode waktu penugasan yang telah ditetapkan terdapat
pekerjaan (sebagaimana disebutkan dalam Rencana Kerja) yang belum diselesaikan oleh
PIHAK KEDUA, maka PIHAK KEDUA wajib menyelesaikannya dengan konsekuensi tidak
ada penambahan pembiayaan.
6. Selama Perjanjian Kerja ini berlangsung, PIHAK KEDUA tidak diperkenankan mengadakan
ikatan kerja dengan pihak lain, baik secara langsung maupun tidak langsung.
7. PIHAK KEDUA wajib bekerja purna waktu, mengingat lingkup pekerjaan meliputi jasa
fasilitasi, asistensi, konsultasi dan pendampingan masyarakat di pedesaan, maka jam kerja
disesuaikan dengan kebutuhan tugas dan layanan masyarakat, dengan jumlah waktu kerja
minimal 7 jam/hari dalam 6 hari/minggu.

Pasal 3
Tugas dan Tanggung jawab

1. Tugas dan tanggung jawab yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA harus mengikuti
petunjuk yang berlaku, sesuai dengan petunjuk teknis pelaksanaan DAK SLBM dan
menjadikan Regulasi atau Peraturan-peraturan sebagai basis kerja pendampingan,
fasilitasi, asistensi, konsultasi dan advokasi masyarakat, serta mengikuti dokumen-
dokumen pemerintah rujukan yang berupa surat perintah atau bentuk surat formal lain
(berisi pedoman, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis, atau standar operasional
prosedur).
2. Tugas dan Tanggung Jawab TFL
Setiap TFL (Teknis & Pemberdayaan) mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai
berikut:
a. Tahap Seleksi Masyarakat :
• Mengadakan rapat koordinasi dengan instansi terkait untuk mendapatkan daftar
kampung dari dinas-dinas bersangkutan;
• Membantu menyiapkan daftar longlist kampung padat/kumuh/miskin sesuai form
dan membuat laporan kepada Kepala Dinas;
• Melakukan pengecekan lapangan sesuai persyaratan teknis minimal bersama TFL-
Pemberdayaan;
• Mengisi form shortlist kampung berdasarkan hasil pengecekan lapangan dan minta
pengesahan dari Kepala Dinas;
• Mengundang stakeholder masyarakat (dalam shortlist) untuk menyelenggarakan
pertemuan/sosialisasi Kegiatan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM);
• Mendampingi masyarakat dalam melakukan RPA (Rapid Participatory Appraisal
atau penilaian cepat secara partisipatif) di kampung yang mengirim undangan dan
memfasilitasi community self-selection stakeholders meeting atau pertemuan
masyarakat untuk seleksi sendiri bersama dengan tim TFL pendamping;
• Membuat Berita Acara seleksi kampung serta menyusun laporan berkala ke dinas
penanggung jawab kabupaten/kota.

b. Tahap Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat (RKM).


• Memfasilitasi pertemuan awal masyarakat;
• Mengkomunikasikan kepada Pimpinan Kegiatan/Dinas terkait tentang jadwal dan
agenda pertemuan untuk penyusunan RKM;
• Memfasilitasi pertemuan masyarakat (bersama dengan TFL-Pemberdayaan) untuk
penentuan calon penerima manfaat program, pemilihan sarana teknologi sanitasi,
membantu KSM dalam menyusun perencanaan teknis bangunan (DED),
pembentukan dan pengesahan KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat), penyusunan
rencana kontribusi, dan kegiatan lain sampai tersusunnya RKM;
• Membantu masyarakat melakukan survey harga-harga material yang dibutuhkan;
harga satuan upah, RAB (Rencana Anggaran Biaya), RP (Rencana Pendanaan),
Rencana pengadaan, finalisasi pengadaan lahan sesuai jadwal pelaksanaan;
• Memfasilitasi Pembuatan dokumen RKM dan meminta pengesahan/legalisasi RKM
kepada semua stakeholder;
• Memfasilitasi pertemuan koordinasi dengan dinas-dinas terkait untuk melaporkan
• perkembangan kegiatan Kegiatan Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat
(SLBM);
• Memfasilitasi Pembuatan Berita Acara kegiatan sesuai kebutuhan dan menyusun
laporan secara berkala ke dinas penanggung jawab di Kabupaten/Kota.
c. Tahap Konstruksi dan Capacity Building.
• Melakukan persiapan (survey dan pengukuran) dengan masyakarat untuk
pembangunan sarana;
• Menyelenggarakan pelatihan KSM, Mandor/pengawas dan Tukang sesuai
perencanaan;
• Membantu KSM dalam melakukan supervise dan pengarahan pada saat konstruksi;
• Meyakinkan bahwa semua rencana berjalan sesuai RKM, termasuk kontribusi dari
berbagai pihak, tenaga kerja, tukang, material dan gudang, alat-alat pengawasan
material, dan lainnya;
• Memfasilitasi pertemuan rutin masyarakat;
• Memberikan persetujuan terhadap semua pengeluaran dana KSM dan administrasi
keuangannya untuk pelaporan;
• Ikut memberikan persetujuan keluar-masuknya material sesuai kualitas yang
dipersyaratkan;
• Membantu penyusunan laporan keuangan dan ajuan pencairan dana sesuai
perkembangan fisik;
• Melakukan pengawasan pekerjaan fisik dan tenaga kerja;
• Membuat Berita Acara pengecekan final teknis, kelembagaan, dan keuangan;
• Melaporkan seluruh perkembangan kegiatan dan kemajuan pekerjaan kepada
Dinas penanggung jawab di kabupaten/kota.
d. Tahap Evaluasi dan dukungan Operasional dan Pemeliharaan.
• Membantu SKPD dalam menyelenggarakan pelatihan bagi operator dan pengguna;
• Menyelenggarakan evaluasi kegiatan bersama dengan dinas-dinas terkait;
• Menyelenggarakan kegiatan evaluasi partisipatif bersama masyarakat;
• Membantu persiapan peresmian sarana;
• Melakukan pengawasan pekerjaan fisik dan tenaga kerja, serta pendampingan
pada saat ujicoba pengoperasian prasarana;
• Membantu KSM dalam membuat Berita Acara kegiatan sesuai kebutuhan.

Pasal 4
Hak dan Kewajiban

1. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya PIHAK KEDUA berhak untuk
menerima :
a. PIHAK KEDUA akan menerima imbalan balas jasa berupa honorarium dari PIHAK
PERTAMA Sebesar Rp.2.500.000,- (Dua Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) setiap bulannya
selama 8 (delapan) buan sesuai dengan yang termuat dalam surat perintah kerja
(SPT).
b. Nilai imbalan tersebut belum termasuk biaya materai, pajak dan lain-lain yang
dibebankan kepada PIHAK KEDUA.
c. Ketentuan tata cara pembayaran gaji di tetapkan sebagai berikut :
 PIHAK PERTAMA akan membayar gaji keada PIHAK KEDUA setiap bulan dan
dibayarkan secara lunpsum setelah pihak kedua memberikan laporan kegiatan
pendampingan.
 PIHAK PERTAMA tidak memberikan tunjangan lain kepada PIHAK KEDUA
seperti tunjangan hari raya, tunjangan yang lain seperti tunjangan gaji ke -13.
d. Pada saat hubungan kerja berakhir, PIHAK PERTAMA tidak akan memberikan uang
pesangon ataupun status Kepegawaian kepada PIHAK KEDUA.
2. Dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya PIHAK KEDUA berkewajiban untuk :
a. Menyusun dan menyerahkan laporan Pendahuluan Selambat-lambatnya 1 (Satu) bulan
setelah Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
b. Menyusun dan menyerahkan laporan mingguan setiap awal minggu yang disahkan
oleh PIHAK PERTAMA atau pihak yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA selambat-
lambatnya hari jumat minggu bersangkutan sebelum pelaksanaan minggu berikutnya.
c. Menyusun dan menyerahkan laporan bulanan setiap awal bulan kepada PIHAK
PERTAMA atau pihak yang ditunjuk PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya pada
minggu pertama sebelum pelaksanaan bulan berikutnya.
d. Menyerahkan laporan akhir selambat-lambatnya pada bulan akhir masa kontrak kerja
dalam bentuk hardcopy maupun softcopy. Softcopy laporan dimasukkan dalam bentuk
DVD sejumlah 2 (Dua) buah.
e. Melaksanakan secara konsisten kode etik fasilitator Lapangan sebagaimana tercantum
pada lampiran.
f. PIHAK PERTAMA dapat memerintahkan PIHAK KEDUA untuk melakukan tugas-
tugas lain sesuai dengan petunjuk pelaksanaan DAK SLBM.
g. PIHAK KEDUA berkewajiban Membantu Kelompok Keswadayaan masyarakat dalam
penyusunan dokumen Administrasi Kegiatan.
h. Menyampaikan dokumen persyaratan yang diperlukan untuk pembayaran gaji kepada
PIHAK PERTAMA, Selambat-lambatnya minggu pertama pada bulan bersangkutan
sebelum pembayaran, sebagai berikut ;
 Mengisi selurh format laporan sesuai dengan aturan dan tepat waktu.
 Progress report sesuai dengan indikator kerja tercapai untuk tahapan kegiatan
pada bulan yang bersangkutan.
 Lembaran rekomendasi dari pihak yang ditunjuk oleh PIHAK PERTAMA.
i. PIHAK KEDUA wajib memiliki dan menyediakan peralatan kerja pribadi, serta
bertanggung jawab atas pengelolaan alat-alat kerja dan invetaris kantor apabila
disediakan oleh PIHAK PERTAMA.

Pasal 5
Pembiayaan

Pembiayaan perjanjian kerja ini dibebankan ke DPA SKPD Dinas Perumahan dan Kawasan
Permukiman Kabupaten Lombok Timur NO DPA. 1.04.1.04.01.15.14 tanggal 19 Januari 2017
Tahun Anggaran 2017.

Pasal 6
Penyelesaian Perselisihan

1. Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak maka pada dasarnya akan
diselesaikansecara musyawarah.
2. Apabila dengan cara musyawarah tidak dapat diselesaikan maka kedua belah pihak akan
menyelesaikan melalui Arbitrasi yang anggotanya terdiri atas :
 Seorang wakil PIHAK PERTAMA
 Seorang wakil PIHAK KEDUA
 Seorang wakil yang dipilih oleh kedua wakil tersebut.
3. Apabila dengan cara Pasal 5 ayat (2) tidak dapat diselesaikan maka kedua belah pihak
akan menyelesaikan melalui Pengadilan Negeri di Provinsi Jawa Barat dimana PIHAK
PERTAMA berkedudukan atau berdomisili.
4. Biaya penyelesaian termasuk dalam ayat (2) pasal ini, akan ditanggung secara
bersamasama yang sama besarnya.

Pasal 7
Pemutusan Perjanjian
1. PIHAK PERTAMA dapat membatalkan secara sepihak Perjanjian Kerja ini bila:
a. PIHAK KEDUA meninggal dunia.
b. PIHAK KEDUA atas permintaan sendiri memutuskan hubungan kerja, setelah
mengajukan pemberitahuan dan permohonan kepada PIHAK PERTAMA selambat-
lambatnya satu bulan sebelumnya, dan yang bersangkutan wajib mengalihkan atau
memindahkan semua pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya kepada pengganti
yang ditunjuk PIHAK PERTAMA.
c. PIHAK KEDUA menderita sakit tetap yang berakibat tidak mungkin melaksanakan
pekerjaan.
d. PIHAK KEDUA tidak menjalankan tugas atau tidak berada di lokasi tugas tanpa
keterangan (mangkir) atau absen karena sebab-sebab lain selama 10 hari kerja
berturut-turut atau 20 hari kerja dalam satu tahun.
e. PIHAK KEDUA tidak memenuhi pelaksanaan tugas sebagaimana Rencana Kerja (dan
perubahan jika ada) yang telah disepakati oleh pejabat pembuat komitmen.
f. PIHAK KEDUA tidak memenuhi standar nilai evaluasi kinerja reguler.
g. Adanya kebijakan pemerintah yang menyebabkan berkurangnya kemampuan dana dan
atau terganggunya pelaksanaan Program pengembangan Permukiman.
h. PIHAK KEDUA tidak menunjukkan kemampuan dalam pelaksanaan tugas dan
tanggung jawabnya sebagaimana dituntut oleh PIHAK PERTAMA setelah diadakan
evaluasi kinerja.
i. PIHAK KEDUA dinyatakan pernah dan terbukti melakukan Pelanggaran Kode Etik
Pendampingan Desa pada Program dan Kegiatan pendampingan pemberdayaan atau
yang sejenis, sebelumnya.
j. PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran Kode Etik Pendamping, tindak kriminal, asusila
atau menjalani pemeriksaan PIHAK YANG BERWAJIB sebagai TERSANGKA akibat dari
penyimpangan, kelalaian atau tindakan kejahatan serta pelanggaran hukum terkait
Pendampingan Desa atau pelanggaran hukum lainnya.
2. PIHAK PERTAMA wajib memberitahukan kepada PIHAK KEDUA selambat-Iambatnya 1
(satu) bulan sebelumnya dalam hal terjadi Pemutusan Hubungan Kerja, sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) butir b, c, d, e, f dan g, kecuali butir i dan j.
3. PIHAK KEDUA dapat mengajukan surat pemutusan hubungan kerja secara sepihak dalam
hal sebagai berikut:
a. Apabila PIHAK PERTAMA tidak melakukan kewajiban balas jasa sebagaimana
tercantum dalam pasal 4 dari Perjanjian Kerja ini, dan PIHAK KEDUA telah melakukan
klarifikasi dengan PIHAK PERTAMA secara tertulis.
b. Jika PIHAK PERTAMA tidak memberikan dukungan administrasi yang diperlukan oleh
PIHAK KEDUA dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana mestinya, sedangkan
PIHAK KEDUA sudah memberikan pernyataan tertulis kepada PIHAK PERTAMA
sebanyak 3 (tiga) kali berturut - turut dan tidak diperhatikan oleh PIHAK PERTAMA.
4. Selain dari yang tersebut dalam ayat (1) dan ayat (3) pasal ini, maka Perjanjian Kerja ini
dapat dibatalkan dengan persetujuan tertulis kedua belah pihak.

Pasal 8
Berakhirnya Hubungan Kerja

Dengan berakhirnya hubungan kerja antara PIHAK PERTAMA dengan PIHAK KEDUA, maka:
a. PIHAK KEDUA tidak akan mendapatkan uang pesangon dan status kepegawaian dari
PIHAK PERTAMA, kecuali hal-hal yang memang sudah menjadi hak PIHAK KEDUA dan
belum diselesaikan oleh PIHAK PERTAMA.
b. PIHAK KEDUA wajib menyerahkan seluruh tugas dan tanggung jawabnya kepada PIHAK
PERTAMA atau pihak lain yang ditunjuknya.

Pasal 9
Lampiran

Larnpiran yang rnerupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Perjanjian Kerja ini, berupa
Standar Perilaku (Code of Conduct), Kode Etik bagi Fasilitator Lapangan, serta Daftar Imbalan
dan Bantuan Biaya Operasional, yang ditetapkan PIHAK PERTAMA.

Pasal 10
Penutup

Surat Perjanjian Kerja ini dianggap sah setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak
pada tanggal, bulan, dan tahun tersebut diatas, dan dibuat dalarn rangkap 3 (tiga), 2 (dua)
lembar asli dan bermaterai secukupnya dan 1 (satu) lembar asli tanpa materai, serta
mernpunyai kekuatan hukum yang sarna untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA. Biaya
Materai dan pengadaan Salinan Surat Perjanjian Kerja ini rnenjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Pejabat Pembuat Komitmen
Tenaga Fasilitator Lapangan
Pada Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kabupaten Lombok Timur

«Data_Fasilitastor_2018»
L. KRISTIAN. M. HADI, ST.
NIP. 19800324 200604 1 014
LAMPIRAN

Standar Perilaku ( Code Of Conduct)


(Tenaga Fasilitator Lapangan)

1. Tunduk Terhadap Hukum, Peraturan dan Adat-istiadat


Fasilitator Lapangan tidak diperbolehkan untuk melakukan aktivitas atau berpartisipasi
dalam aktivitas yang tidak tunduk terhadap hukum, peraturan serta adat istiadat yang
akan berpengaruh buruk terhadap citra PIHAK PERTAMA.

2. Kebenaran Data Pribadi


Data pribadi Fasilitator Lapangan yang diberikan kepada PIHAK PERTAMA harus benar
dan dijamin kebenarannya sehingga secara yuridis tidak merugikan PIHAK PERTAMA
sebagai Pihak Pemberi Kerja.

3. Konflik Kepentingan Pribadi


Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, setiap Fasilitator Lapangan harus
selalu berpedoman pada panduan yang digariskan serta melakukan koordinasi dengan
pihak-pihak terkait. Konflik kepentingan pribadi baik yang menyangkut keuangan
maupun proses pelaksanaan tugas harus dihindarkan.

4. Penyimpangan Prosedur Keuangan


Setiap Fasilitator Lapangan harus menghindari tindakan-tindakan yang dapat
dikategorikan penyimpangan prosedur keuangan Desa, tidak diperbolehkan menerima
atau meminjam uang dan/atau barang yang berindikasikan dan berimplikasi pada
penyalahgunaan posisi, tanggung jawab dan profesionalitas.

5. Kehadiran di Lokasi Pekerjaan


Setiap Fasilitator Lapangan harus menjalankan tugas dan tanggung jawabnya serta
berada atau tinggal di desa atau kecamatan atau kabupaten lokasi tugas secara purna
waktu (full time) sedemikian rupa yang menunjukkan profesionalitas kerja
pendampingan, dan tidak menimbulkan keluhan dari masyarakat atau pihak terkait
karena kesulitan melakukan pertemuan dan koordinasi.

6. Pengadaan dan Penggunaan Fasilitas Kerja


Fasilitator Lapangan harus mengadakan perlengkapan kantor sebagaimana terlampir
dalam Surat Perjanjian Kerja dan menggunakannya secara efektif dan efisien.

7. Laporan dan Akurasi Data


Fasilitator Lapangan berkewajiban menyampaikan laporan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku (kontrak kerja).
- Permintaan data dan informasi yang dibutuhkan aparat pemerintah dan
pemerintah daerah (pemberi kerja) dan perangkat desa atau masyarakat desa
harus secepat mungkin di respon.
- Fasilitator Lapangan harus memberikan data alamat dan nomor rekening
tabungan yang benar guna menjamin kelancaran komunikasi dan transfer
pembayaran honorarium dan Bantuan Biaya Operasional.
- Setiap perubahan alamat dan nomor rekening tabungan harus diberitahukan
secara cepat dan tertulis

8. Jabatan Publik
Setiap Fasilitator Lapangan tidak diperbolehkan mengikuti pencalonan dalam pemilihan
dan menduduki jabatan publik termasuk dalam kepengurusan partai politik.

9. Partisipasi dalam Pemilihan Kepala Daerah


Setiap Fasilitator Lapangan harus bersikap netral dan tidak menggunakan jabatan
kepentingan Pemilihan Kepala Daerah dan atau Pemilihan Umum lainnya.

10.Fitnah, Hasutan, Propaganda Negatif


Setiap Fasilitator Lapangan harus menghindarkan diri dari penyebaran fitnah, hasutan,
propaganda dan tindakan-tindakan tersembunyi yang bertendensi negatif dan
merugikan kepentingan PIHAK PERTAMA dan program.

11.Kualitas Teknis dan Ketepatan Waktu


Setiap Fasilitator Lapangan harus bertanggung jawab terhadap kualitas teknis pekerjaan
dan bekerja secara tepat waktu sesuai jadwal atau rencana kerja.

Kode Etik Tenaga Fasilitator Lapangan


Tenaga Fasilitator Lapangan dilarang :

1. Mengambil keputusan, melakukan negosiasi, melakukan kompromi, memberi saran,


atau melakukan tindakan apapun yang merugikan masyarakat;
2. Menerima apapun dari pihak manapun dengan tujuan :
a. Mempengaruhi pemilihan jenis kegiatan, lokasi dan spesifikasi kegiatan desa
dalam proses perencanaan;
b. Sebagai hadiah, kompensasi, komisi, tanda terima kasih, atau apapun namanya
dalam kaitannya dengan profesi sebagai Fasilitator Lapangan;
3. Bertindak sebagai suplier bahan dan alat, menunjuk salah satu suplier, atau berfungsi
sebagai perantara;
4. Membantu atau menyalahgunakan dana desa untuk kepentingan pribadi, keluarga, atau
kelompok;
5. Meminjam dana desa dengan alasan apapun baik atas nama pribadi, keluarga, atau
kelompok;
6. Memalsukan arsip, tanda tangan, atau laporan yang merugikan masyarakat, baik secara
langsung maupun tidak langsung;
7. Dengan sengaja mengurangi kualitas atau kuantitas pekerjaan;
8. Dengan sengaja atau tidak sengaja membiarkan, tidak melaporkan, atau menutupi
proses penyimpangan yang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai