Anda di halaman 1dari 9

PAHAM KEAGAMAAN

NAHDLOTUL ULAMA (NU)

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ke-NU-an Dengan Dosen
Pengampu Syamsul Ma’arif, S.H.I., M.S.I.

Oleh:
Nama : Arie Irvanto Adhi Saputra
NIM : 141230000053
Prodi : Teknik Sipil / Semester 2 (R1)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA
(UNISNU) JEPARA
2015

1
PAHAM KEAGAMAAN NAHDLOTUL ULAMA (NU)

A. Pendahuluan

Sebagaimana telah kita ketahui, persoalan-persoalan yang terjadi di suatu


negara yang semula disembunyikan atau ditutup-tutupi menjadi transparan dan
dapat diketahui secara detail, begitu juga dengan persoalan-persoalan mengenai
masalah dibidang paham keagamaan. Terutama pada negara agamis seperti
Indonesia yang memiliki berbagai ragam agama, dan paham mengenai isi dan
konteks dari agama tersebut.

Proses globalisasi ini memiliki pengaruh yang sangat besar bagi


perkembangan nilai-nilai agama. Realitas ini mendapat respon yang cukup
beragam dari kalangan pemikir dan aktivis agama. Agama sebagai sebuah
pandangan yang terdiri dari berbagai doktrin dan nilai memberikan pengaruh yang
besar bagi masyarakat.

Hal ini diakui oleh para pemikir, bahwa pengaruh globalisasi dapat
mempengaruhi paham keagamaan pada setiap masyarakat terutama masyarakat
islam, mereka mengakui pentingnya peran agama dalam kehidupan sosial politik
masyarakat dunia. Dalam konteks ini agama memainkan peranan yang penting di
dalam proses globalisasi. Untuk masalah ini, paham keagamaan di tujukan pada
organisasi islam Nahdlatul Ulama yang pada dewasa ini sering dilupakan dan
banyak kalangan masyarakat yang tidak menghiraukan pemahaman Nahdlatul
Ulama.

Agar tidak tercampur dengan doktrin-doktrin dari budaya luar, maka dari
itu peran agama terutama Nahdlatul Ulama sebagai organisasi islam sangatlah
penting sebagai acuan paham bagi masyarakat mengenai pemahaman Islam. Oleh
karena itu, penulis ingin membuat makalah dengan judul: “Paham Keagamaan
Nahdlatul Ulama”.

2
Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan diatas maka dapat
dirumuskan beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu:

 Apa dasar faham keagamaan Nahdlotul Ulama?

 Bagaimana sistem bermadzhab dalam Nahdlotul Ulama?

 Bagaimana sikap kemasyarakatan Nahdlotul Ulama?

 Bagaimana perilaku keagamaan dan sikap kemasyarakatan Nahdlotul


Ulama?

B. Dasar Paham Keagamaan Nahdlotul Ulama

Nahdlatul Ulama (NU) merupakan organisasi keagamaan dan


kemasyarakatan yang eksistensinya memainkan peran penting bagi kehidupan
bangsa. NU sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia ikut
bertanggung jawab untuk memberikan kontribusi dalam membangun cita-cita
bangsa. Hal ini tidak lain karena kontribusi NU tidak hanya dialamatkan kepada
jama‟ah NU, tetapi lebih besar dari itu bagaimana NU bisa berkontribusi kepada
bangsa. Sesuai khittah An-Nahdliyyah 1926, NU bertujuan : ikut membangun,
mengembangkan insan dan masyarakat Indonesia yang bertaqwa kepada Allah
SWT, cerdas, terampil, adil, berakhlak mulia, tenteram dan sejahtera. 1 Disamping
itu, NU juga telah merumuskan konsep mabadi‟ khoiro ummat (prinsip dasar
umat terbaik) yang didasarkan pada orientasi moral untuk perubahan sosial
ekonomi masyarakat. Pengukuhan moralitas sebagai landasan dalam kehidupan
sosial dan ekonomi masyarakat bertumpu pada ash-shidq (kejujuran) dan al-
amanah (tanggung jawab) sehingga tata laku masyarakat dilandasai oleh
moralitas yang agung, bukan nafsu serakah menumpuk kekayaan dan kepentingan
ego pribadi.2 NU juga merumuskan dasar-dasar keagamaan yang menumbuhkan
sikap kemasyarakatan yang bercirikan: Sikap tawasuth dan i‟tidal. Sikap tengah

1
Kiprah PB NU 2000-2001 Analisa dan Evaluasi Pemberitaan tentang KH. Hasyim Muzadi
2
Khamami Zada, A. Fawaid Sjadzili : Editor, Nahdlatul Ulama, Dinamika Ideologi Dan Politik
Keneggaraan, (Jakarta : Gramedia, 2010)

3
yang berintikan pada prinsip hidup yang menjunjung tinggi keharusan berlaku adil
dan lurus ditengah kehidupan bersama.
Adapun Dasar-dasar Faham Keagamaan Nahdlotul Ulama, yaitu;
1. Nahdlatul Ulama mendasarkan faham keagamaan kepada sumber
ajaran agama Islam: Al-Qur’an, As-Sunnah, Al-Ijma’ dan Al-Qiyas.
2. Dalam memahami, manafsirkan Islam dari sumber-sumbernya
diatas, Nahdlatul Ulama mengikuti faham Ahlussunnah Wal Jama’ah dan
menggunakan jalan pendekatan (al-madzhab):
 Di bidang aqidah, Nahdlatul Ulama mengikuti Ahlussunnah Wal
Jama’ah yang dipelopori oleh Imam Abul Hasan al-Asy’ari dan Imam
Manshur al-Maturidzi.
 Di bidang fiqih, Nahdlatul Ulama mengikuti jalan pendekatan (al-
madzhab) salah satu dari madzhab Abu Hanifah an-Nu’man, Imam
Malik bin Anas, Imam Muhammad bin Idris Asy-Syafi’I dan Imam
Ahmad bin Hanbal.
 Di bidang tasawuf, mengikuti antara lain Imam al-Junaidi al-Baghdadi
dan Imam al-Ghazali serta imam-imam yang lain.
3. Nahdlatul Ulama mengikuti pendirian, bahwa Islam adalah agama
yang fitri, yang bersifat menyempurnakan segala kebaikan yang sudah
dimiliki manusia. Faham keagamaan yang dianut oleh Nahdlatul Ulama
bersifat menyempurnakan nilai-nilai yang baik yang sudah ada dan menjadi
milik serta ciri-ciri suatu kelompok manusia seperti suku maupun bangsa
dan tidak bertujuan menghapus nilai-nilai tersebut.3

C. Sistem Bermadzhab dalam Nahdlotul Ulama

Bermadzhab pada masa sekarang ini tidak dapat dihindarkan lagi. Di


kalangan Ahlussunah Wal jamaah bermadzhab merupakan suatu pilihan yang
dilakukan oleh setiap muslim yang tidak berstatus sebagai mujtahid muthlaq. Pada
dasarnya bermadzhab tidak bertentangan dengan sistem ijtihad dan sistem taqlid,
tetapi justru untuk mengkombinasikan antara keduanya sesuai dengan
proporsinya.

3
KH. Abdul Muchitith Muzadi, NU dalam Perspektif Sejarah & Ajaran, (Surabaya: Khalista, 2006)

4
Dalam pandangan Ahlussunah wal jama’ah ada empat madzhab yang
dianggap mu’tabar yang dikenal dengan “Al Madzaahibul Arba’ah”. Empat
madzhab, ini adalah madzhab yang dianut mayoritas umat Islam dunia, yang
secara tegas membela dan mengamalkan sunnah Nabi Muhammad SAW.
Ada tiga kelompok dengan pandangan masing-masing terhadap madzhab,
yaitu :
 Kelompok yang berkeyakinan bahwa bermadzhab merupakan satu-satunya
cara yang menjamin untuk memahami dan menjalankan ajaran atau hukum
dari Al-Qur’an dan hadits.
 Kelompok yang secara serius menghapus madzhab-madzhab dan sistem
bermadzhab serta mengajak langsung memahami Al-Qur’an dan hadits.
 Para ulama nahdlatul ulama telah berhalaqoh di ponpes Denanyar
Jombang untuk merumuskan pokok-pokok pendirinya mengenai madzhab
dan bagaimana bermadzhab itu. Adapun hasil keputusannya adalah
sebagai berikut :
a. Sistem bermadzhab adalah cara yang terbaik untuk memahami dan
mengamalkan ajaran atau hukum Islam dari Qur’an dan hadits.
b. Madzhab adalah :
1. Manhaj (metode) yang digunakan oleh seorang Mujtahid dalam
menggali (Istimbath) ajaran / hukum Islam dari Al-Qur’an dan
hadits.
2. Aqwal (ajaran/hukum) adalah hasil istimbath dari seorang
mujtahid.
c. Bermadzhab adalah mengikuti suatu madzhab, dengan cara :
1. Bagi orang awam bermadzhab secara “qauli”
2. Bagi orang yang punya perangkat keilmuan tetapi belum
mencapai tingkat mujtahid mutlak mustaqil, bermadzhab secara
manhaji
d. Bermadzhab manhaji dilakukan dengan istimbath jama’i dalam hal-
hal yang tidak ditemukan “aqwalnya” (ajaran/hukum) dalam empat
madzhab oleh para ahlinya.

5
e. Bermadzhab secara “manhaji” maupun “qauli” hanya dilakukan
dalam lingkup mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’I dan Hambali.

D. Sikap Kemasyarakatan Nahdlotul Ulama

Dasar-dasar pendirian keagamaan Nahdlatul Ulama tersebut


menumbuhkan sikap kemasyarakatan yang bercirikan pada:

1. Sikap Tawassuth dan I’tidal


Sikap tengah yang berintikan kepada prinsip hidup yang
menjunjung tinggi keharusan berlaku adil dan lurus ditengah-tengah
kehidupan bersama. Nahdlatul Ulama dengan sikap dasar ini akan selalu
menjadi kelompok panutan yang bersikap dan bertindak lurus dan selalu
bersifat membangun serta menghindari segala bentuk pendekatan yang
bersifat tatharruf (ekstrim).

2. Sikap Tasamuh
Sikap toleran terhadap perbedaan pandangan baik dalam masalah
keagamaan, terutama hal-hal yang bersifat furu’ atau menjadi masalah
khilafiyah, serta dalam masalah kemasyarakatan dan kebudayaan.

3. Sikap Tawazun
Sikap seimbang dalam berkhidmah. Menyertakan khidmah kepada
Allah SWT, khidmah kepada sesama manusia serta kepada lingkungan
hidupnya. Menyelaraskan kepentingan masa lalu, masa kini dan masa
mendatang.

4. Amar Ma’ruf Nahi Munkar


Selalu memiliki kepekaan untuk mendorong perbuatan yang baik,
berguna dan bermanfaat bagi kehidupan bersama; serta menolak dan
mencegah semua hal yang dapat menjerumuskan dan merendahkan nilai-
nilai kehidupan.4

4
KH. Abdul Muchitith Muzadi, NU dalam Perspektif Sejarah & Ajaran, (Surabaya: Khalista, 2006)

6
E. Perilaku Keagamaan dan Sikap Kemasyarakatan

Dasar-dasar keagamaan (angka 2.1.) dan kemasyarakatan (angka 2.3.)


membentuk perilaku warga Nahdlatul Ulama, baik dalam tingkah laku perorangan
maupun organisasi yang:

1. Menjunjung tinggi nilai-nilai maupun norma-norma ajaran Islam.


2. Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi.
3. Menjunjung tinggi sifat keikhlasan dan berkhidmah serta berjuang.
4. Menjunjung tinggi persaudaraan (al-ukhuwah), persatuan (al-ittihad) serta
kasih mengasihi.
5. Meluhurkan kemuliaan moral (al-akhlaq al-karimah) dan menjunjung
tinggi kejujuran (ash-shidqu) dalam berfikir, bersikap dan bertindak.
6. Menjunjung tinggi kesetiaan (loyalitas) kepada bangsa dan Negara.
7. Menjunjung tinggi nilai amal, kerja dan prestasi sebagai bagian dari
ibadah kepada Allah SWT.
8. Menjunjung tinggi ilmu-ilmu pengetahuan serta ahli-ahlinya.
9. Selalu siap untuk menyesuaikan diri dengan setiap perubahan yang
membawa kemaslahatan bagi manusia.
10. Menjunjung tinggi kepeloporan dalam usaha mendorong memacu dan
mempercepat perkembangan masyarakatnya.
11. Menjunjung tinggi kebersamaan ditengah kehidupan berbangsa dan
bernegara. 5

F. Kesimpulan

Dari pembahasan makalah diatas, maka penulis dapat


menyimpulkan bahwa: Faham Nahdlatul Ulama mendasarkan faham
keagamaan, kepada sumber ajaran agama Islam yaitu Al-Qur’an, As-
Sunnah, Al-Ijma’ dan Al-Qiyas. Nahdlotul Ulama mengikuti pendirian,
bahwa Islam adalah agama yang fitri, yang bersifat menyempurnakan

5
KH. Abdul Muchitith Muzadi, NU dalam Perspektif Sejarah & Ajaran, (Surabaya: Khalista, 2006)

7
segala kebaikan yang sudah dimiliki manusia. Dan warga Nahdlatul
Ulama memiliki Sikap Tawassuth, I’tidal, Tasamuh, Tawazun, Amar
Ma’ruf Nahi Munkar. Dalam bermadhab kita juga harus memilih salah
satu dari madhab 4 yaitu imam Maliki, imam Hanafi,imam Syafii dan
imam Hambali.

DAFTAR PUSTAKA

Muzadi, KH. A. Muchith, NU dalam Perspektif Sejarah & Ajaran, 2006.


Surabaya: Khalista

8
Kiprah PB NU 2000-2001 Analisa dan Evaluasi Pemberitaan tentang KH. Hasyim
Muzadi

Khamami Zada, A. Fawaid Sjadzili : Editor, Nahdlatul Ulama, Dinamika Ideologi


Dan Politik Keneggaraan, (Jakarta : Gramedia, 2010)

https://nusetendo.wordpress.com/2010/02/19/dasar-dasar-faham-keagamaan-
nu/#more-64

https://sofyanrizalizain.files.wordpress.com/2014/07/ahlussunah-wal-jamaah.pdf

https://id.scribd.com/doc/129911453/Makalah-Nahdlatul-Ulama

Anda mungkin juga menyukai