Nama Pekerjaan yang dilaksanakan adalah Pekerjaan Belanja Pemeliharaan Gedung Dan
Bangunan.
1.2 Lokasi Pekerjaan : Jl. Ambon No.2, Citarum, Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung
PEKERJAAN PERSIAPAN
PEKERJAAN LAIN-LAIN
Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh pemborong termasuk pula pengadaan tenaga
kerja, bahan-bahan, alat-alat dan segala keperluan yang berhubungan dengan pekerjaan
pembangunan yang dilaksanakan.
Pasal 2
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
1. Dalam melaksanakan Pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat ini berlaku dan mengikat ketentuan-ketentua dibawah ini termasuk segala perubahan dan
tambahannya :
- Perpres No. 54 Tahun 2010 serta perubahannya dan lampiran-lampirannya.
- Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrasi Teknik dari Dewan
Teknik Pembangunan Indonesia.
- Peraturan Umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
- Peraturan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847 tahun 2002.
- Peraturan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung
SNI 1726 tahun 2012
- Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia PPBI 1984.
- Peraturan Muatan Indonesia PMI.
- Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia NI-3 PUBI 1970.
- Peraturan Umum Listrik Indonesia PUIL 1979 dan Peraturan PLN setempat.
- SK SNI No. T-15-1991-03.
- Peraturan Umum Instalasi Penangkal Petir Indonesia PUIPP.
- Pedoman Plumbing Indonesia PPI 1979.
- Persyaratan Cat Indonesia NI-4.
- Peraturan Semen Portland Indonesia NI-8.
- Peraturan Bata merah sebagai bahan bangunan NI-10.
- Peraturan dan ketentuan lain yang dikeluarkan oleh Jawatan/Instansi Pemerintah
setempat yang bersangkutan dengan masalah bangunan.
Pasal 3
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
1. Kontraktor wajib meneliti semua Gambar Kerja, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS); termasuk
tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
2. Ukuran :
a. Pada dasanya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar Kerja meliputi :
As - As
Luar - Luar
Dalam - Dalam
Luar - Dalam
b. Khusus ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya ukuran yang tertulis adalah
ukuran jadi terpasang atau dalam keadaan selesai/finished.
3. Perbedaan Gambar.
a. Bila suatu Gambar tidak cocok dengan Gambar yang lain dalam satu disiplin kerja, maka
Gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang berlaku / mengikat.
b. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan Struktur, maka yang berlaku /
mengikat adalah Gambar Kerja Arsitektur sepanjang tidak mengurangi segi Konstruksi dan
kekuatan Struktur.
c. Bila ada perbedaan antara gambar Kerja Arsitektur dengan Sanitasi/Mekanikal, maka
Gambar Kerja yang dipakai adalah ukuran fungsional dalam Gambar Kerja Arsitektur.
d. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja Arsitektur dengan Elektrikal, maka yang dipakai
sebagai pegangan adalah ukuran fungsional dalam Gambar Arsitektur.
6. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum dalam
Gambar Kerja Dokumen tanpa sepengetahun Konsultan Pengawas. Segala akibat yang terjadi
adalah tanggung jawab Kontraktor, baik dari segi biaya maupun waktu pelaksanaan.
Pasal 4
JADWAL PELAKSANAAN
2. Rencana Kerja tersebut harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas Lapangan,
paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender setelah SPK diterima Kontraktor. Rencana
Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, akan disyahkan oleh Pemberi Tugas.
Pasal 5
LAPORAN HARIAN
1. Pelaksana Lapangan setiap hari akan membuat laporan harian mengenai segala hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik teknis maupun administratif.
2. Dalam pembuatan laporan tersebut pihak pemborong harus memberikan data-data yang
diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
3. Laporan tersebut harus diserahkan kepada Pemberi Tugas/Pengawas Lapangan sebagai
bahan monitoring.
Pasal 6
KUASA KONTRAKTOR DILAPANGAN
1. Dilapangan pekerjaan Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor atau biasa
disebut Pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan dilapangan dan
mendapat kuasa penuh dari Kontraktor.
2. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab
sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
3. Kontraktor wajib memberi tahu kepada Tim Pengelola Teknis dan Konsultan Pengawas,
nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bila dikemudian hari menurut Tim Pengelola Teknis dan Konsultan Pengawas,
Pelaksana kurang mampu atau tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan
diberitahu kepada Kontraktor secara tertulis untuk mengganti Pelaksana.
5. Dalam waktu 7(tujuh) hari kalender setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor
harus sudah menunjuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (Penanggung jawab/
Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.
Pasal 7
TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR
1. Untuk menjaga kemungkinan kerja diluar jam kerja apabila terjadi hal-hal yang mendesak,
Kontraktor dan Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis alamat dan nomor telepon di
lokasi kepada Tim pengelola Teknis setempat dan Konsultan Pengawas.
2. Kontraktor wajib memasukan identifikasi dan alamat Bengkel kerja (Workshop) dan peralatan
yang dimiliki dimana pekerjaan pemborongan akan dilaksanakan.
3. Alamat Kontraktor dan pelaksana diharapkan tidak berubah selama pekerjaan. Bila terjadi
perubahan alamat Kontraktor, Pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis.
Pasal 8
PENJAGA KEAMANAN LAPANGAN
Pasal 9
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA
Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para pekerja wajib diberikan
oleh Kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
Pasal 10
ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor, sebelum
pekerjaan fisik dimulai, dalam keadaan baik dan siap pakai, antara lain :
a. Beton Molen yang jumlahnya minimal 2 Buah dalam kondisi yang baik.
b. Theodolit dan Waterpass yang telah diijinkan oleh Pengawas Lapangan.
c. Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur.
d. Pompa air sesuai kebutuhan untuk sistem pengeringan, jika diperlukan.
e. Penggetar beton (vibrator).
f. Scafolding
g. Mesin Pemadat.
h. Alat-alat besar sesuai dengan besaran (magnitude) pekerjaan tanah apabila diperlukan.
i. Alat Megger, alat ukur listrik, dan alat ukur lainnya.
j. Mesin Pemotong keramik
k. Mesin Pemotong Allumunium
l. Mesin Pemotong Baja
k. dan lain-lain disesuaikan dengan lingkup pekerjaannya.
Pasal 11
SITUASI
11.1 Hal mana pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya pada
waktu rapat penjelasan, untuk itu para calon Pemborong wajib meneliti situasi medan
terutama kondisi tanah bangunan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal lain yang
berpengaruh terhadap harga penawaran.
11.2 Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk klaim
dikemudian hari.
11.3 Dalam rapat penjelasan akan ditunjukan dimana pembangunan akan dilaksanakan.
Pasal 12
PEKERJAAN PERSIAPAN TAPAK
12.1 Pembuatan jalan masuk sementara untuk lalu-lintas orang dan bahan.
Peletakan jalan masuk sementara, diatur sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu lalu lintas kerja.
12.2 Pembuatan saluran pembuangan sementara untuk menjaga agar areal pekerjaan selalu
dalam keadaan kering.
12.3 Pengadaan air untuk keperluan pekerja dan pekerjaan, kualitas air harus baik dan
memenuhi persyaratan kerekatan.
Pengadaan listrik kerja dan pembuatan tempat pembuangan air kotor sementara.
Pasal 13
PEKERJAAN PERSIAPAN BANGUNAN
1. Lingkup Pekerjaan.
a. Pekerjaan pagar konstruksi/pengaman.
b. Pekerjaan pembuatan bangsal kerja
c. Pekerjaan penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja.
d. Pekerjaan penyediaan alat pemadam kebakaran.
e. Pekerjaan Drainage tapak sementara.
f. Pekerjaan jalan masuk dan jalan konstruksi sementara.
g. Pekerjaan pembongkaran, pengamanan dan pembersihan sebelum pelaksanaan.
h. Pekerjaan pemasangan patok ukur dan papan bangunan (bouwplank)
i. Perijinan dan lain lain.
a. Kontraktor harus membuat pagar konstruksi/pengaman pada batas sekeliling tapak pekerjaan
untuk kelancaran pelaksanaan pembangunan, serta untuk pengaman terhadap barang-barang
milik Proyek, Konsultan Pengawas maupun Pihak Ketiga.
b. Pagar konstruksi/pengaman dibuat dari bahan kayu atau bahan lain.
d. Kontraktor harus pula membuat Bangsal Los kerja (workshop) untuk para pekerja dan gudang
penyimpan bahan/material yang dapat dikunci.
e. Lokasi tempat bangsal kerja, khususnya gudang penyimpanan bahan/material harus sedemikian
rupa sehinggga :
- Mudah dicapai oleh truk pengangkut bahan/material dari luar tapak.
- Tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan pembangunan
Lokasi tempat Bangsal kerja dan gudang penyimpanan bahan/material akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur pompa di tapak
atau didatangkan dari luar tapak dan disediakan pula tempat penampungannya. Air harus bersih
bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan kimia lain yang merusak. Penyediaan
air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Kontraktor harus membuat tempat penampungan air yang senantiasa terisi penuh untuk
sarana kerja dengan kapasitas minimal 3,5 m3, dibuat dari pasangan bata merah setengah bata
dengan spesi 1 PC : 3 pasir dan diplester, atau dari drum-drum.
c. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan sementara
PLN setempat selama masa pembangunan berlangsung dan pemasangan diesel
untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaaan sementara atas
persetujuan Konsultan Pengawas.
a. Jalan masuk dan jalan konstruksi/sementara harus diadakan oleh Kontraktor menurut petunjuk
pada Gambar Kerja Dokumen atau petunjuk dan persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Disarankan sebaiknya posisi, letak dan jalur masuk dan jalan konstruksi/sementara sesuai
dengan rencara jalan jalan aspal dalam Gambar Kerja Dokumen.
c. Sewa jalan masuk, mengingat lahan yang berkontur cukup besar, maka perlu ada jalan masuk
lagi untuk memudahkan mobilisasi barang, tempatnya akan ditunjukkan langsung oleh
Konsultan Pengawas.
b. Hasil pembongkaran, pembersihan dan penebangan harus dikeluarkan dari dalam tapak,
sesuai dengan peraturan setempat
c. Pengamanan
1).Kontraktor harus melindungi dan mengamankan dari segala kerusakan selama
pelaksanaan pekerjaan terhadap segala sesuatu yang dinyatakan oleh Konsultan
Pengawas tidak boleh dibongkar, baik berupa bangunan, bagian dari bangunan, jaringan
listrik, gas, saluran air minum, drainase, maupun pepohonan yang telah ada. Khusus untuk
pepohonan yang dipertahankan, harus dilindungi selama pelaksanaan pembangunan agar
tidak mati.
a. Patok Ukur
1). Patok ukur dibuat dari beton bertulang secukupnya, berpenampang 10 x 10 cm, tertancap
kuat ke dalam tanah sedalam 100 cm dengan bagian yang muncul diatas muka tanah cukup
untuk memberikan indikasi peil +0,00, sesuai dengan gambar kerja. Indikasi selanjutnya
selain tersebut di atas agar dicantumkan pada patok ukur sesuai petunjuk Konsultan
Pengawas.
2). Pada dasarnya patok ukur ini dibutuhkan sesuai dengan patokan ketinggian atau peil
permukaan yang ada dan tercantum dalam gambar kerja.
3). Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor pada tiap bagian pekerjaan atau
bangunan adalah minimal 2(dua) buah dan lokasi penanamannya sesuai petunjuk dan
persetujuan Konsultan Pengawas, sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu atau
terganggu selama pelaksanaan pembangunan berlangsung.
4). Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang jelas, dan dijaga
keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan selesai dan ada instruksi dari Konsultan
Pengawas untuk dibongkar.
1). Papan bangunan (Bouwplank) dibuat dari Kayu Borneo dengan ukuran tebal 2 cm dan lebar
15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.
Papan bangunan dipasang pada patok Kayu Borneo 5/7 cm yang jaraknya satu sama
lain adalah 150 cm, tertancap kuat di tanah sehingga tidak dapat digerak-
gerakkan atau diubah.
2). Papan bangunan dipasang minimal sejarak 200 cm dari as pondasi terluar.
3). Tinggi sisi atas bangunan harus sama satu dengan yang lain dan atau rata
"waterpass", kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.
4). Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor harus melaporkan kepada
Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan. Kontraktor harus menjaga dan
memelihara keutuhan dan ketepatan letak papan bangunan ini sampai tidak diperlukan
lagi.
b. Papan Reklame
Kontraktor tidak diperkenankan menempatkan papan reklame dalam bentuk apapun
dalam lingkungan halaman tapak pekerjaan atau pada pagar halaman pekerjaan.
Pasal 14
PEKERJAAN PARTISI
A. U M U M
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan dimaksud sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
Meliputi seluruh pekerjaan dinding partisi gypsum board rangka aluminium sesuai yang ditunjukkan dalam
detail gambar.
STANDARD
B. BAHAN/PRODUK
Gypsum
Rangka Hollow
Bahan rangka :
Bahan yang diproses pabrikan harus diseleksi terlebih dahulu dengan seksama sesuai bentuk toleransi,
ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang disyaratkan.
Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan-ketentuan/ persyaratan dari pabrik yang
bersangkutan.
Bahan Pelapis :
Dari bahan gypsum board produk yang disetujui Perencana/Konsultan Management Konstruksi, tebal
bahan 12 mm sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar. Pemasangan pada bagian luar/dalam difinish,
ketebalan dinding partisi 2 sisi 10,4 cm.
Accessories
Untuk rangka induk/pokok, angker dipakai galvanis steel plate ketebalan 2 mm.
Bahan pelengkap lain harus sesuai persyaratan, dan sesuai dengan ukuran panel dan material rangka
panel yang dipasang.
C. PELAKSANAAN
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan
kondisi dilapangaan (ukuran dan lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out/penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
Diwajibkan Kontraktor untuk membuat shop drawing sesuai ukuran / bentuk / mekanisme kerja yang telah
ditentukan oleh Perencana.
Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan dimulai dan dipasang.
Sebelum pemasangan, penimbunan bahan/material yang lain ditempat pekerjaan harus diletakkan pada
ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindung dari
kerusakan dan kelembaban.
Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos, baut, angker-angker dan penguat
lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dengan memperhatikan/menjaga kerapihan terutama
untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
Desain dan produksi dari sistem partisi harus mendapat persetujuan dari Perencana/Konsultan
Management Konstruksi.
Pemasangan partisi tidak boleh menyimpang dari ketentuan gambar rencana untuk itu.
Urutan dan cara kerja harus mengikuti persyaratan dan ketentuan Perencana / Konsultan Management
Konstruksi.
Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam gambar dan lurus tidak melebihi batas
toleransi kemiringan yang diizinkan dari masing-masing bahan yang digunakan.
Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut pertemuan dengan bidang lain. Bilamana
tidak ada kejelasan dalam gambar, Kontraktor wajib menanyakan hal ini kepada Perencana/Konsultan
Management Konstruksi.
Semua ukuran modul yang dianut berkaitan dengan modul lantai dan langit-langit.
Semua partisi yang terpasang sesuai dengan dalam hal ini type dan lay out.
Pasal 15
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA, PARTISI
ALUMUNIUM DAN KAYU
1. KETERANGAN
Pekerjaan ini mencakup seluruh pekerjaan pembuatan dan pemasangan kusen, daun
pintu dan jendela dengan bahan-bahan dari Bestwood, termasuk menyediakan bahan, tenaga
dan peralatan untuk pekerjaan ini, meliputi seluruh pekerjaan kusen, pintu dan jendela.
2. BAHAN
Bahan yang dipakai untuk kosen dan daun jendela secara umum Sesuai dengan rincian bill
of quantity.
Bahan untuk kusen Aluminium dan teknis pemasangan harus sesuai persyaratan yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuat.
Rangka Aluminium dari Type yang di tunjukkan dalam gambar-gambar adalah merupakan
ide dasar Perencana, yang selanjutnya harus dilengkapi dengan gambar kerja oleh
Kontraktor sesuai dengan petunjuk oleh pabrik penghasil dari jenis yang akan dipergunakan.
3. PELAKSANAAN
l. Tipe Pintu/Jendela dan dinding partisi yang terpasang harus sesuai Daftar tipe
yang tertera dalam Gambar dengan memperhatikan ukuran-ukuran, Bentuk
Profil, Material, Detail Arah Bukaan dan lain-lain, dengan petunjuk sbb :
GAMBAR URAIAN
* Denah Lokasi, jenis bukaan, Engsel-Engsel
* Daftar Jenis Pintu/ Merk, kualitas, bentuk, ukuran, jendela material
finish, tipe, anti corrosive treatment, glass hardware
dan lain-lain.
m. Setiap bagian dari pekerjaan ini yang buruk, tidak memenuhi persyaratan seperti
yang tertulis dalam Buku ini maupun tidak sesuai dengan Gambar Kerja, ketidak
cocokan, kesalahan maupun kekurangan lain akibat kelalaian dan ketidak telitian
Kontraktor dalam Gambar Pelelangan; dan atau perbaikan finish yang tidak
memuaskan akan ditolak dan harus diganti hingga disetujui Pengawas
Lapangan Perbaikan, Perubahan dan Penggantian harus dilaksanakan atas biaya
Kontraktor dan tidak dapat di claim sebagai pekerjaan tambah, maupun penambahan
waktu.
o. Semua pekerjaan yang telah dikerjakan dan atau telah terpasang harus segera
dilindungi terhadap pengaruh cuaca dengan cara yang memenuhi syarat.
Pengukuran hasil kerja dapat dilakukan dengan unit untuk pekerjaan kusen pintu,
jendela, daun pintu, daun jendela, yang telah selesai dikerjakan dengan dimensi,
kedudukan, bentuk, yang sesuai dengan Gambar Rencana dan Spesifikasi ini, serta dapat
diterima oleh Pengawas, hasil ini dapat dinilai sebagai kemajuan pekerjaan. Kontraktor wajib
menyelesaikan seluruh pekerjaan sesuai dengan Dokumen Kontrak, biarpun terjadi
kesalahan dalam menghitung volume, dan hal ini Kontraktor tidak dibenarkan
mengajukan Claim.
A n g k e r.
Angker yang digunakan baik untuk neut dan untuk angker tembok agar digunakan baja
tulangan dengan diameter 12 mm dan panjang bersih 20 cm, dan untuk ujungnya agar
dibengkokan dengan panjang kurang lebih 7,5 cm.
Adapun jumlah, dan kedudukan dari angker pada setiap kusen agar disesuaikan dilapangan
menurut petunjuk dari Pengawas.
Kontraktor harus membuat Shop Drawing sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan tersebut
yang menyatakan kedudukan, elevasi, dimensi, Kayu yang dipakai, detail
sambungan dan lainnya untuk mendapatkan persetujuan dari pengawas berdasarkan
Gambar Rencana.
a. Pembuatan.
Kontraktor harus melaksanakan/mengerjakan semua pekerjaan-pekerjaan seperti
- Mengetam/menyerut.
- Memahat.
- Membuat lidah-lidah (pen dan lobang).
- Membuat lobang-lobang pasak.
- Memotong dan menghaluskan bahan
- Membuat sponing dan pekerjaan lainnya seperti Gambar Rencana.
Seluruh permukaan kayu yang terlihat harus diketam/diserut sehingga rata, halus dan lurus.
b. Kusen-kusen.
Kusen kayu
Kusen-kusen yang kokoh harus dibuat dari rangka-rangka dengan menggunakan pasak
dan lobang sedemikian rupa sehingga diperoleh rangka yang mulus dan kaku. Kusen-kusen
tersebut harus diberi angker-angker sekurang-kurangnya (n) buah untuk setiap kusennya
sesuai petunjuk Pengawas.
Semua permukaan vertikal yang berhubungan dengan dinding atau kolom harus diberi alur-alur
adukan.
c. Pintu-Pintu.
Pintu-pintu tersebut harus dibuat dengan ukuran dan detail-detail yang ditentukan dalam
Gambar Rencana.
d. Penyempurnaan.
Pintu-pintu, jendela-jendela dan kusen-kusen harus betul-betul persegi dan datar. Permukaan-
permukaan yang kelihatan harus lurus, tidak ada bekas-bekas mesin dan siap untuk di cat
atau penyelesaian lainnya.
Detail sambungan yang digunakan dalam pekerjaan dinding rangka ini dikerjakan sesuai
dengan ketentuan, sehingga didapat pertemuan-pertemuan antara rangka vertical dan
horizontal yang saling tegak lurus, rata, rapih sehingga setelah dipasang panel hasilnya akan
kelihatan rapih dan rata.
Setelah rangka terpasang semua, Penyedia Jasa Konstruksi/pengawas agar
mengecek kembali sehubungan dengan kebenaran dari cara-cara sambungan, ketegaklurusan,
kerataan dan kekokohan dari rangka tersebut. Yang selanjutnya untuk mendapat izin
pemasangan panel tersebut.
6. PARTISI
1.01. Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat
bantu lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang baik dan sempurna.
2. Meliputi seluruh pekerjaan dinding partisi, sesuai yang ditunjukan dalam gambar dan
disetujui Direksi Pengawas.
1.02. Persyaratan Bahan
Selain partisi menggunakan rangka kusen allumunium ukuran 4” + Partisi sekualitas YKK
YBIC t=1.35 mm lkp accessories seperti yang telah dijelaskan di atas, ada juga partisi
sebagai berikut :
Partisi Double Multiplek 12 mm
Ketebalan yang dipakai 12 mm tidak retak atau pecah / melengkung dipasang sesuai
dengan gambar teknis, sambungan antara memakai compound .
Bahan-bahan pelengkap seperti sekrup, baut, mur, paku metal fittings yang akan
berhubungan dengan udara luar dibuat dari besi yang digalvanisasi.
Berkas-berkas pekerjaan harus dikikir sampai halus dan rata permukaan.
Untuk unit yang dipasang harus diberi tanda agar tidak terjadi kesalahan pemasangan.
Pekerjaan sambungan dilakukan dengan baut dan di las sesuai gambar. Pekerjaan
pengelasan harus dikerjaan dengan rapi, tanpa menimbulkan
kerusakan pada bahan bajanya.
Pemberhentian pengelasan harus pada tempat yang ditentukan dan dijamin tidak akan
berputar atau membengkok. Setelah pengelasan, sisa-sisa/kerak las harus dibersihkan
dengan baik.
Plint menggunakan allumunium
1. LINGKUP PEKERJAAN
Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan cat, peralatan, dan perlengkapan lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan pengecatan pada seluruh detail yang disebutkan dalam gambar dan sesuai
petunjuk Pengawas.
2. BAHAN-BAHAN
2.1. Pengecatan seluruh pekerjaan harus sesuai dengan NI-3 dan NI-4 atau sesuai dengan
spesifikasi dari pabrik cat yang bersangkutan.
2.2. Pemborong wajib membuktikan keaslian cat dari pabrik tersebut mengenai hal-hal yang
menunjukkan kemurnian cat yang digunakan, antara lain :
segel kaleng
hasil akhir pengecatan
3. CONTOH-CONTOH
Sebelum memulai pengecatan, Pemborong wajib menyerahkan 1 contoh bahan yang masih dalam
kaleng, 3 contoh bahan yang telah dicatkan pada permukaan plywood ukuran 40 x 40 cm dan
brosur lengkap.
4. PELAKSANAAN
4.1. Umum
a. Sebelum dikerjakan, semua bahan harus ditunjukkan kepada Pengawas beserta
ketentuan/persyaratan/jaminan pabrik untuk mendapatkan persetujuannya. Bahan yang
tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian, bahan pengganti harus disetujui
oleh Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan Pemborong.
c. Untuk pekerjaan cat di daerah terbuka, jangan dilakukan dalam keadaan cuaca lembab dan
hujan atau keadaan angin berdebu, yang akan mengurangi kualitas pengecatan. Bilamana
waktu mendesak, harap dilakukan pengecatan dalam keadaan terlindung dari basah dan
lembab ataupun debu.
d. Permukaan bahan yang akan dicat harus benar-benar sudah dipersiapkan untuk
pengecatan, sesuai persyaratan pabrik dipersiapkan untuk pengecatan, sesuai persyaratan
pabrik cat dan bahan yang bersangkutan. Permukaan yang akan dicat harus benar-benar
kering, bersih dari debu, lemak/minyak dan noda-noda yang melekat.
e. Setiap pengecatan yang akan dimulai pada suatu bidang, harus mendapat persetujuan dari
Pengawas. Sebelum memulai pengecatan, Pemborong wajib melakukan percobaan untuk
disetujui Pengawas.
f. Pemborong tidak diperkenankan memulai suatu pekerjaan suatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
g. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dan lain-lainnya, maka Pemborong
harus segera melaporkannya kepada Pengawas.
h. Pemborong wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti kerusakan yang terjadi selama masa
pelaksanaan dan masa garansi, atas beban biaya Pemborong, selama kerusakan bukan
disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.
4.2. Teknis
a. Lakukan pengecatan dengan cara terbaik, yang umum dilakukan kecuali spesifikasi lain.
Jadi urutan pengecatan, penggunaan lapisan-lapisan dasar dan tebal lapisan penutup
minimal sama dengan persyaratan pabrik. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak
bercucuran atau ada bekas-bekas yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, semprotan dan
roller.
b. Sapuan semua dasar dengan cat memakai kuas atau roda. Penyemprotan hanya diijinkan
dilakukan bila disetujui Pengawas.
c. Pengecatan kembali dilakukan bila ada cat dasar atau cat akhir yang kurang menutupi, atau
lepas. Pengulangan pengecatan dilakukan sebagaimana ditunjukkan oleh Pengawas, serta
harus mengikuti petunjuk dan spesifikasi yang dikeluarkan pabrik yang bersangkutan.
d. Pembersihan permukaan harus mendapat persetujuan, pekerjaan termasuk penggunaan
ongkos, pencucian dengan air, maupun pembersihan dengan kain kering.
e. Kerapian pekerjaan cat ini dituntut untuk tidak mengotori dan mengganggu pekerjaan
finishing lain, atau pekerjaan lain yang sudah terpasang. Pekerjaan yang tidak sempurna
diulang dan diperbaiki atas tanggungan Pemborong.
5.1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong wajib melakukan percobaan atas semua
pekerjaan yang akan dilaksanakan atas biaya sendiri. Pengecatan yang tidak disetujui
Pengawas harus diulangi/diganti, atas biaya Pemborong.
5.2. Pada waktu penyerahan, Pemborong harus memberi jaminan selama minimal 2 tahun atas
semua pekerjaan pengecatan, terhadap kemungkinan cacat karena cuaca warna dan
kerusakan cat lainnya.
5.3. Pengawas wajib menguji semua hasil berdasarkan syarat-syarat yang telah diberikan baik
oleh pabrik maupun atas petunjuk Pengawas. Peralatan untuk pengujian disediakan oleh
Pemborong.
5.4. Pengawas berhak minta pengulangan pengujian bila dianggap perlu.
5.5. Dalam hal pengujian yang telah dilakukan dengan baik atau kurang memuaskan, maka
biaya pengujian/pengulangan pengujian adalah termasuk tanggung jawab Pemborong.
6. PENGAMANAN PEKERJAAN
6.1. Daerah-daerah yang sedang dicat agar ditutup dari pekerjaan-pekerjaan lain, maupun
kegiatan lain dan juga daerah tersebut terlindung dari debu dan kotoran lainnya sampai cat
tersebut kering.
6.2. Lindungi pekerjaan ini dan juga pekerjaan atau bahan lain yang dekat dengan pekerjaan ini
seperti fitting-fitting, kosen-kosen dan sebagainya dengan cara menutup/melindungi bagian
tersebut selama pekerjaan pengecatan berlangsung.
6.3. Pemborong bertanggung jawab memperbaiki atau mengganti bahan yang rusak akibat
pekerjaan pengecatan tersebut.
Pasal 17
PEKERJAAN PEMBONGKARAN, PENGAMAN & PEMBERSIHAN
SETELAH PEMBANGUNAN
1. Pembersihan Tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam Lingkup
Pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam Buku RKS ini dari semua barang
atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan selesai
menjadi tanggung jawab Kontraktor bersangkutan selesai.
2. Semua bekas bongkaran bangunan "Existing" pohon dan sebagainya, harus dikeluarkan dari
Tapak/Site konstruksi.
3. Selama pembangunan berlangsung, kontraktor harus menjaga keamanan bahan/
material, barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap serah terima.
Pasal 18
PEKERJAAN LAIN-LAIN
Pasal 19
PENUTUP
Segala sesuatu yang belum tercantum di dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini,
akan ditentukan kemudian pada Rapat Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) dan akan dimuat
dalam Berita Acara Rapat Penjelasan