Anda di halaman 1dari 31

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

PEKERJAAN RENOVASI KCS JEMBER

2023

Konsultan Perencana :
PT. KANTA KARYA UTAMA
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)
RENOVASI KCS JEMBER

Pasal 01
URAIAN PEKERJAAN

1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah Pekerjaan Renovasi KCS Jember, dengan
rincian pekerjaan secara garis besar sebagai berikut:

a. PEKERJAAN PERSIAPAN DAN BONGKARAN


b. PEKERJAAN DINDING
c. PEKERJAAN LANTAI
d. PEKERJAAN PLAFOND
e. PEKERJAAN FINISHING
f. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
g. PEKERJAAN SANITAIR DAN PEMIPAAN
h. PEKERJAAN INSTALASI PENERANGAN
i. PEKERJAAN INSTALASI JARINGAN DATA & TELEPON
j. PEKERJAAN SECURITY SYSTEM
k. PEKERJAAN PROTEKSI KEBAKARAN
l. PEKERJAAN TATA UDARA
m. PEKERJAAN SIGNAGE DAN FURNITURE

2. Sarana Pekerjaan

Untuk kelancaran pekerjaan pelaksanaan di lapangan, Kontraktor menyediakan :

a. Tenaga Pelaksana (Site manager) dan Mandor (Kepala tukang) yang selalu ada di lapangan,
Tenaga kerja yang terampil dan cukup jumlahnya dengan kapasitas yang memadai dengan
pengalaman untuk prasarana gedung.
b. Bahan-bahan bangunan harus tersedia di lapangan dengan jumlah yang cukup dan kualitas sesuai
dengan spesifikasi teknis.
c. Melaksanakan pekerjaan tepat waktu sesuai dengan time schedule.

3. Cara Pelaksanaan
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, dan sesuai dengan syarat-syarat (RKS), gambar
rencana, Berita Acara Penjelasan serta mengikuti petunjuk dan keputusan Pengawas lapangan dan
Konsultan pengawas.

Pasal 02
JENIS DAN MUTU BAHAN

Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri sesuai dengan Keputusan
bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menpen. No: 472/Kop/XII/80, No.:
813/Menpen/1980, No.64/Menpen/1980, Tanggal 23 Desember 1980

P a g e 1 | 31
Pasal 03
GAMBAR – GAMBAR

RKS ini dilampiri:

1. Gambar kerja Arsitektur/Sipil


2. Gambar kerja Mekanikal dan Elektrikal
3. Gambar Pelengkap dan Detail Khusus
4. Bill of Quantity

Pasal 04
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

1. Dalam melaksanakan Pekerjaan, kecuali bila ada ketentuan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan
dan tambahannya:
a. Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah;
b. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982;
c. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Gedung SNI 03-2847-2002;
d. Peraturan umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja;
e. Peraturan Umum tentang pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 dan PLN setempat;
f. Spesifikasi bahan bangunan bagian A : SK SNI S-04-1989-F;
g. Tata cara pengecatan bangunan : SNI 03-2407-1991;
h. Tata cara pengecatan tembok dengan cat emulsion : SNI 03-2410-1991;

2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 ayat 1 tersebut di atas berlaku dan mengikat pula.
Gambar Kerja yang dibuat Konsultan Perencana, termasuk juga gambar-gambar detail yang
diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah disahkan / disetujui Direksi.
a. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).
b. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
c. Berita Acara Penetapan Pemenang Penyedia Barang/Jasa.
d. Surat Keputusan Penetapan Penyedia Barang/Jasa.
e. Surat Penawaran dan lampiran-lampirannya.
f. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui Direksi.

Pasal 05
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

1. Kontraktor wajib meneliti semua Gambar, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan BOQ (Bill of
Quantity) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan
Pekerjaan (Aanwijzing).
2. Bila terjadi perbedaan-perbedaan keterkaitan antara Gambar, RKS dan BOQ, dan menimbulkan
keraguan sehingga dalam pelaksanaan rentan menimbulkan kesalahan; Kontraktor wajib menanyakan
kepada Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan dan Kontraktor mengikuti keputusan
dalam rapat.

P a g e 2 | 31
Pasal 06
JADWAL PELAKSANAAN

1. Sebelum mulai pekerjaan nyata di lapangan Kontraktor wajib membuat Rencana Kerja Pelaksanaan
(Kurva S) dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-chart dan curve bahan/tenaga.

2. Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pengawas
Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender
setelah KickOff pekerjaan diterima Kontraktor. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Pengawas
Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan, akan disahkan oleh Pemberi Tugas.

3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada Pengawas
Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan, satu salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding di
bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan (prestasi kerja).

4. Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor


berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

Pasal 07
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa Kontraktor atau biasa disebut
Pelaksana (Site manager) yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan
mendapat kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan minimal STM atau sederajat dengan
pengalaman minimum 5 (lima) tahun.

2. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab sebagian maupun
keseluruhan terhadap kewajibannya.

3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas
Kegiatan, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.

4. Bila kemudian hari menurut pendapat Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan, Pelaksana
kurang mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahu kepada Kontraktor secara
tertulis untuk menggantinya dengan personil yang memenuhi syarat.

5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus sudah
menunjuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (penanggung jawab/Direktur Perusahaan) yang akan
memimpin pelaksanaan.

Pasal 08
TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR DAN PELAKSANA

1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya jam kerja apabila terjadi hal-hal mendesak, kontraktor dan
pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis, alamat dan nomor telepon di lokasi kepada
Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan.

2. Alamat Kontraktor dan pelaksana diharapkan tidak berubah-ubah selama pekerjaan. Bila terjadi
perubahan alamat, Kontraktor dan pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis.

P a g e 3 | 31
Pasal 09
PENJAGAAN KEAMANAN DI LAPANGAN PEKERJAAN

1. Kontraktor wajib menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik Proyek, Pengawas
Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan.

2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui Pengawas Lapangan/Konsultan
Pengawas Kegiatan, baik yang telah dipasang maupun yang belum, menjadi tanggung jawab
kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.

3. Apabila terjadi kebakaran, kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya baik yang berupa barang-
barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu kontraktor diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam
kebakaran yang siap dipakai yang ditempatkan di tempat-tempat yang akan ditetapkan oleh Pengawas
Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan.

Pasal 10
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada


Kecelakaan (P3K) yang selalu dalam keadaan siap pakai di lapangan, untuk mengatasi segala
kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja lapangan.

2. Kontraktor harus melakukan uji Swab Antigen bagi tenaga kerjanya sesaat sebelum dimulainya proyek,
dan menjalankan protokol kesehatan upaya pencegahan penyebaran COVID 19.

3. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan memenuhi syarat-syarat bagi semua
petugas dan pekerja yang ada di bawah kekuasaan kontraktor.

4. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi semua
petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di dalam lapangan pekerjaan untuk para pekerja
tidak diperkenankan, kecuali untuk penjaga keamanan.

5. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan sesuai dengan peraturan perundang
undangan yang berlaku.

Pasal 11
ALAT-ALAT PELAKSANAAN

Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh Kontraktor, sebelum pekerjaan
secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap dipakai, antara lain:

1. Perlengkapan penerangan untuk pekerjaan lembur.


2. Alat-alat lainnya yang sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan.

Pasal 12
SITUASI DAN UKURAN

1. Ukuran – ukuran dalam gambar ataupun dalam RKS merupakan garis besar pelaksanaan.

P a g e 4 | 31
2. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan bangunan, sifat dan luas pekerjaan, dan hal-
hal yang dapat mempengaruhi harga penawaran.

3. Kelalaian atau kekurang telitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alasan untuk menggagalkan
tuntutan.

Pasal.13
SYARAT – SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

1. Semua bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat – syarat yang ditentukan pasal 02.

2. Semua bahan bangunan yang akan dipergunakan harus diperiksakan dahulu kepada Pengawas
Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan untuk mendapatkan persetujuan.

3. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan pekerjaan, tetapi ditolak
pemakaiannya oleh Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan, harus segera dikeluarkan
dari lapangan pekerjaan selambat - lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam terhitung dari jam penolakan.

4. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan kontraktor tetapi ternyata ditolak Pengawas
Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan, harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas
biaya kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas
Kegiatan.

Pasal 14
PEMERIKSAAN PEKERJAAN

1. Sebelum memulai pekerjaan berkelanjutan yang apabila sebagian pekerjaan ini telah selesai, akan
tetapi belum diperiksa oleh Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan, Kontraktor diwajibkan
meminta kepada Pengawas Lapangan untuk dilakukan pengecekan lapangan.
2. Kemudian jika Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan telah menyetujui bagian
pekerjaan tersebut, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya.
3. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari jam diterimanya
permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/hari raya), tidak dipenuhi oleh Pengawas
Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian
yang sebenarnya diperiksakan dianggap telah disetujui Pengawas Lapangan/Konsultan pengawas
Kegiatan. Hal ini dikecualikan bila Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan meminta
perpanjangan waktu.
4. Bila Kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan
berhak memerintahkan membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk memperbaiki,
biaya pembongkaran dan pemasangan menjadi tanggungan Kontraktor.

Pasal 15
KENAIKAN HARGA/FORCE MAJEURE

1. Kenaikan harga yang bersifat biasa tidak dapat mengajukan klaim.


2. Kenaikan harga yang diakibatkan kebijaksanaan moneter oleh Pemerintah dan bersifat nasional dapat
mengajukan klaim sesuai petunjuk yang dikeluarkan oleh Pemerintah RI.
3. Semua kerugian akibat Force Majeure yang dikarenakan gempa bumi, angin puyuh, badai topan,
kerusuhan, peperangan dan semua kejadian karena faktor alam serta kejadian tersebut dibenarkan
oleh Pemerintah bukan menjadi tanggungan Kontraktor.

P a g e 5 | 31
Pasal 16
PEKERJAAN TAMBAH/KURANG

1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan dengan tertulis dalam buku harian oleh
Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan serta persetujuan Pemberi Tugas.

2. Pekerjaan tambah / kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada perintah tertulis dari
Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan atas persetujuan Pemberi Tugas.

3. Biaya pekerjaan tambah / kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga satuan pekerjaan, yang
dimaksudkan oleh Kontraktor yang pembayarannya diperhitungkan bersama-sama angsuran terakhir.

4. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuan yang dimasukkan
dalam penawaran, harga satuannya akan ditentukan lebih lanjut oleh Pengawas Lapangan/Konsultan
Pengawas Kegiatan bersama-sama Kontraktor dengan persetujuan Pemberi Tugas.

5. Adanya Pekerjaan Tambah tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebab kelambatan penyerahan
pekerjaan, tetapi Pengawas Lapangan/Konsultan Pengawas Kegiatan dapat mempertimbangkan
perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambah tersebut.

Pasal 17
PEKERJAAN PERSIAPAN DAN BONGKARAN

1. Lingkup Pekerjaan

Termasuk di dalam kegiatan ini adalah pekerjaan pematangan lahan, sesuai dengan gambar rencana.
Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek
ini.

2. Syarat-Syarat Pelaksanaan

a. Pembersihan Site proyek


1) Sebelum pekerjaan lain dimulai, lokasi proyek harus selalu dijaga tetap bersih, dan apabila
ada bangunan existing di lokasi tapak bangunan yang akan dibuat, bangunan existing tersebut
harus dibongkar.
2) Melakukan relokasi Fungsi , adalah memindahkan fungsi dengan tetap menyediakan fasilitas
pendukung didalamnya (Mebeulair, Jaringan data, listrik, penerangan dan penghawaan).
3) Perlindungan Terhadap Benda-benda Berfaedah
a) Kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh barang-barang berharga yang mungkin
ditemui di lapangan harus dilindungi dari kerusakan dan bila sampai menderita kerusakan
harus direparasi/diganti oleh Kontraktor dengan tanggungan biayanya sendiri.
b) Bila sesuai alat/pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui di lapangan dan hal tersebut
tak dijumpai pada gambar, atau dengan cara lain yang dapat diketahui oleh Kontraktor dan
ternyata diperlukan perlindungan atau pemindahan, Kontraktor harus bertanggung jawab
untuk mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa pekerjan yang sedang
berlangsung tersebut tak terganggu.
c) Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat pekerjaan
d) Kontraktor, Kontraktor harus segera mengganti kerugian-kerugian yang terjadi yang dapat
berupa perbaikan dari barang yang rusak akibat pekerjaan Kontraktor. Sarana (utilitas)

P a g e 6 | 31
yang sudah tak bekerja lagi yang mungkin ditemukan di bawah tanah dan terletak di dalam
lapangan pekerjaan harus dipindahkan ke luar lapangan, ke tempat yang disetujui oleh
Pengawas Lapangan atau tanggungan Kontraktor.

b. Pengukuran tapak kembali


1) Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan pengecekan kembali di lokasi bangunan
dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah dan kolom beton,
jarak dan dimensi kolom-kolom beton dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
2) Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya
harus segera dilaporkan kepada Pengawas Lapangan untuk dimintakan keputusannya.
3) Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat waterpass /
Theodolith yang ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan.
4) Kontraktor harus menyediakan Theodolith/waterpass beserta petugas yang melayaninya untuk
kepentingan pemeriksaan Perencanaan/ Pengawas Lapangan selama pelaksanaan proyek.
5) Pengurusan sudut siku dengan prisma atau barang secara asas Segitiga Phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang disetujui oleh Pengawas Lapangan.
6) Segala pekerjaan pengukuran tapak pada pekerjaan persiapan termasuk tanggungan
Kontraktor.

c. Pagar pengaman proyek


1) Sebelum kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, terlebih dahulu harus dibuat pagar
pengaman pada lokasi proyek.
2) Lokasi pembuatan pagar pengaman harus sesuai dengan petunjuk dan mendapat persetujuan
Pengawas Lapangan.
3) Pekerjaan pembuatan pagar dan perlengkapannya termasuk pintu keluar / masuk kendaraan
menjadi tanggung jawab kontraktor.

d. Bongkaran dinding
1) Pelaksanaan bongkaran dinding pasangan batu bata atau partisi gypsum dilaksanakan
dengan hati-hati agar tidak mengganggu kelancaran pekerjaan atau alat-alat yang ada
disekitar lokasi pembongkaran.
2) Kerusakan alat-alat akibat pembongkaran menjadi tanggung jawab kontraktor.
3) Material bekas bongkaran agar ditumpuk pasa suatu tempat sebelum diangkut keluar lokasi

e. Bongkaran beton
1) Pembongkaran beton agar hati-hati jangan sampai merusak bagian lain yang tidak termasuk
dalam item pekerjaan.
2) Pelaksaan pembongkaran beton harus dikerjakan secara bertahap , jangan menggunakan
palu besar (bodem) yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bagian yang lain.
3) Bekas bongkaran beton (besi dan puing-puing) tidak diperkenankan dipergunakan kembali.

f. Bongkaran pintu jendela


1) Pelaksanaan pembongkaran kusen/pintu/jendela dilakukan dengan melepas angkur lama yang
terpasang dalam pasangan.
2) Pasangan di sekeliling kusen/pintu/jendela supaya dibongkar dan diganti dengan pasangan
baru untuk penguat kusen.
3) Pembongkaran daun pintu harus dilaksanakan dengan hati-hati karena ada beberapa daun
pintu eksisting yang akan dipergunakan kembali, sesuaikan dengan gambar rencana yang
ditunjukkan dalam gambar denah kusen.

P a g e 7 | 31
g. Bongkaran plafon dan rangka
1) Pembongkaran rangka & penutup plafond semua ruangan harus dilaksanakan secara
bertahap dan hati-hati agar tidak merusak bagian lain.
2) Bongkaran Unit Diffuser AC / Return Grill
Unit Diffuser AC / Return Grill existing dibongkar dan disimpan ditempat yang telah disediakan,
Penggantian unit diffuser AC/Return grill dilaksanakn secara bertahap dan hati-hati agar tidak
merusak bagian lain.

Pasal 18
PEKERJAAN DINDING

1. Lingkup Pekerjaan

Termasuk di dalam kegiatan ini adalah pekerjaan dinding bata selkon, partisi gypsum dan partisi kaca
tempered sesuai dengan gambar rencana. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan,
peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan RKS dan gambar-gambar
pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.

2. Syarat-Syarat Pelaksanaan

a. Dinding pasangan bata selkon


1) Pasangan dinding bata aerasi 600x200x100 mm, dengan menggunakan aduk campuran
1PC : 2 pasir pasang. Untuk daerah yang terdampak langsung dengan air dan pada daerah
yang tidak terkena air menggunakan aduk campuran 1PC : 4 pasir pasang
2) Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan sloof sampai
ketinggian 30 cm di atas permukaan lantai dasar, dinding didaerah basah setinggi 160 cm
dari permukaan lantai, serta semua dinding yang pada lantai menggunakan simbol aduk
transram/kedap air digunakan aduk rapat pasir dengan campuran 1 PC : 2 pasir pasang.
3) Mempunyai sifat kondisi rendah, sifat isolasi suara dan penetrasi air yang rendah.
4) Seluruh permukaan datar / rata tidak melengkung, tanpa cacat/berlubang ataupun
mengandung kotoran, sudut-sudutnya tidak tumpul.
5) Ukuran seragam dengan standar nominal.
6) Mutu setaraf produksi/lokal dengan persetujuan Direksi.
7) Pasangan bata aerasi dengan campuran mortar khusus pasangan seperti yang ditunjukkan
pada gambar kerja.
8) Siar antar pasangan bata aerasi 0,3 cm s/d 0,5 cm
9) Siar harus dikorek sebelum diplester dan pasangan batu bata yang menempel dengan beton
tidak boleh tembus pandang.
10) Pasangan batu bata yang telah berdiri harus terus menerus dibasahi air selama 7 (tujuh) hari,
setiap hari sekali pada pagi hari.
11) Setiap hubungan antara dinding bata dengan permukaan beton, harus diberi angkur yang
dibuat dari besi beton dengan bentuk, ukuran dan diameter sesuai dengan kebutuhan.
Permukaan beton yang berhubungan dengan dinding bata harus dikasarkan dengan alat yang
sesuai agar adukan dinding dapat melekat.
b. Dinding Partisi
1) Singgle Gypsum, Rangka singgle hollow 4/4.
Bahan Gypsumboard ex. Jayaboard tipe Recessed Edge / Tapered Edge. Tebal 9 mm,
Rangka hollow galvanis tulangan 4/4 dengan jarak 60 – 80 cm . Menggunakan holow galvanis
produk lokal dengan mutu terbaik.
2) Double Gypsump, Rangka Metal stud 76

P a g e 8 | 31
Tebal gypsum 12 mm dengan rangka metal stud 4/8 tulangan utama dengan jarak 60 cm
galvanis. Metal runner digunakan sebagai tulangan anak pengikat sisi bawah dan atas.
3) Persyaratan bahan harus memenuhi ketentuan-ketentuan spesifikasi pabrik (SNI).
4) Bahan gypsum harus rata, tidak melengkung, tidak cacat/pecah, dengan design tepi khusus,
recessed/tapered edges.
5) Memasang gypsum pada rangkanya harus hati-hati menggunakan skrup khusus untuk
memasang dinding partisi gypsum. Jarak skrup tidak lebih dari 20 cm.
6) Pada bagian sudut dinding yang berdiri bebas, diberi corner bead untuk menghindari gypsum
board dari benturan yang dapat menyebabkan gompal.
7) Setelah gypsum terpasang, sambungan dan bekas skrup harus dikompond dan diberi paper
type 50 mm (pita kertas berpori) untuk memperkuat sambungan.
8) Setelah terpasang rapi, harus dikompond lagi sampai permukaan benar-benar halus.
9) Penyelesaian finishing dilaksanakan setelah permukaan gypsum benar-benar siap, bersih,
kering dan stabil dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
10) Pertemuan dinding dengan lantai diberi plin alumunium motif urat kayu seperti gambar
rencana.
11) Kontraktor wajib memberikan contoh bahan untuk disetujui dengan disertai keterangan tertulis
mengenai spesifikasi bahan, detail bentuk, ukuran serta petunjuk cara pemasangan.
12) Bila Pemberi Tugas / Konsultan Pengawas menganggap perlu, maka Pemberi Tugas
berhak meminta kepada Kontraktor agar dalam pelaksanaan pekerjaan ini harus diawasi oleh
tenaga ahli / supervisi khusus dari pabrik pembuat dengan dan atas biaya tanggungan
Kontraktor.
13) Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus membuat contoh jadi (mock-up) 1 (satu) unit
dinding partisi lengkap dengan pintu dan jendela terpasang di tempatnya.
Jika contoh jadi ini disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Perencana, maka contoh jadi ini
menjadi acuan standar pelaksanaan pekerjaan dinding partisi keseluruhan.
14) Semua rangka dinding partisi harus terpasang siku, tegak, rata sesuai peil dalam Gambar
Kerja dan lurus (tidak melampaui batas toleransi kemiringan yang diijinkan dari masing-masing
bahan yang digunakan).
15) Semua ukuran modul yang dianut berkaitan dengan modul lantai dan langit- langit.
16) Semua partisi yang terpasang harus sesuai dengan Gambar Kerja, dalam hal tipe dan lay-out.
17) Kontraktor harus memeriksa dengan teliti dan seksama serta memastikan bahwa permukaan
atas semua bagian sudah satu bidang. Hal ini harus diperhatikan sungguh-sungguh oleh
Kontraktor karena penyetelan dan pengganjalan tidak tepat akan mengakibatkan gangguan
pengikatan, terutama jika jarak penyangga kecil.
18) Kontraktor harus teliti dan rapi sehingga lembaran setelah terpasang rapi dan lurus, garis-garis
rusuk lembaran sejajar, lurus, tidak bergelombang ke arah horizontal maupun vertikal,
menghasilkan penampilan yang baik.
19) Setelah pemasangan, Kontraktor memberikan perlindungan terhadap benturan-benturan
dan kerusakan akibat kelalaian pekerjaan.
20) Semua cacat, kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab Kontraktor sampai
pekerjaan selesai, dan harus diperbaiki hingga memenuhi standar yang ditentukan tanpa
biaya tambah.

c. Dinding Partisi Kaca (Tempered)


1) Kaca yang digunakan harus bebas dari gelombang (ruang-ruang yang berisi gas yang
terdapat pada kaca), bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu pandangan, bebas
darikeretakan, bebas dari gumpilan tepi, bebas dari benang, gelombang dan bebas dari
lengkungan.b.

P a g e 9 | 31
2) Kaca yang digunakan yaitu kaca tempered 12 mm Asahimas atau setara dan disetujui oleh
Konsultan Pengawas
3) Ukuran pemotongan kaca dan tempat pemasangan seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
4) Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
5) Sisi-sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus
digurinda/dihaluskan.
6) Pekerjaan pemasangan kaca harus dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian
dansyarat-syarat dalam pekerjaan
7) Pekerjaan ini harus dilakukan oleh tenaga yang mempunyai pengalaman dan keahlian khusus
dalam bidangnya.
8) Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi tanda
agar mudah diketahui
9) Pemotongan kaca harus rapih dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca
khusus
10) Pemasangan kaca-kaca dalam alur rangkanya, harus rapat, kuat/tidak goyang dan sesuai
persyaratan.
11) Tepi kaca diberi sealant untuk menutupi rongga-rongga yang terjadi
12) Sealant yang digunakan dari mutu terbaik, sesuai persyaratan pabrik
13) Kaca harus terpasang rapih, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak ada cacat-cacat seperti yang
disyaratkan.

Pasal 19
PEKERJAAN LANTAI

1. Lingkup Pekerjaan

Termasuk di dalam kegiatan ini adalah pekerjaan lantai keramik dan granit tile sesuai dengan gambar
rencana. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan
untuk proyek ini.

2. Syarat-Syarat Pelaksanaan

a. Lantai keramik dan Granit tile


1) Bahan Pasir menggunakan pasir dari daerah setempat atau lokal, Bahan Semen
menggunakan ex. Semen Padang, Andalas, atau Tiga Roda
2) Bahan campuran (air, semen dan pasir) yang digunakan untuk adukan harus memenuhi
ketentuan seperti untuk bahan campuran beton dalam buku RKS ini ataupun dalam SK SNI
T15199103.
3) Sebagai dasar digunakan keramik uk. 40 x 40 cm, 60 x 60 cm dan granit tile uk. 80 x 80 cm
atau sesuai dengan rencana gambar/sesuai petunjuk Pengawas lapangan.
4) Pekerjaan urugan pasir harus betul-betul padat.
5) Sebelum dipasang, permukaan ubin keramik harus dilapisi dengan minyak kacang.
6) Seluruh pemasangan keramik/granit tile harus dengan cara kering. Tidak dibenarkan
menyiram air semen ke permukaannya. Seluruh rongga pada permukaan ubin bagian
belakang harus terisi dengan adukanan sewaktu ubin keramik dipasang.
7) Pola pemasangan keramik/granit tile harus sesuai dengan gambar perencanaan / shop
drawing atau sesuai dengan petunjuk Direksi Lapangan/MK.

P a g e 10 | 31
8) Bila diperlukan pemotongan keramik/granit tile, maka harus dipergunakan alat pemotong
khusus sesuai dengan petunjuk pabrik.
9) Toleransi kecekungan adalah 1,5 mm untuk setiap 2 m2.
10) Garis-garis tepi ubin keramik yang terbentuk maupun siar-siar harus lurus. Lebar siar harus
sama yaitu maksimum 3 mm dengan kedalaman 2 mm.
11) Persyaratan pelaksanaan adukan pengisi dan adukan perekat harus sesuai dengan
spesifikasi pabrik agar didapatkan hasil yang baik.
12) Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, ubin keramik harus dihindarkan dari injakan
atau pemberian beban.
13) Apabila hasil pekerjaan tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh Konsultan Pengawas,
maka Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki sampai disetujui oleh Konsultan
Pengawas.

b. Lantai Karpet
1) Bahan carpet tile untuk KCS ex. Radison/setara (Beaver Brown untuk area Kepala BM dan
Nasabah Prima) dan ex. Tecsom (Blue-3600 Green System untuk area R. Rapat/R. Diskusi)
serta di mushola menggunakan ex. TECSOM Camera 00038
2) Kontraktor harus memberikan contoh-contoh terlebih dahulu untuk disetujui dan diparaf oleh
Konsultan Pengawas.
3) Pelaksanaan pemasangan lantai Karpet dilaksanakan dengan lem perekat diatas lantai yang
sudah dibersihkan dari kotoran.
4) Sebelum dipasang, lantai karpet harus diseleksi untuk jenis yang baik, warna yang sama.
5) Memotong lantai karpet tidak diizinkan berbentuk gerigi-gerigi, harus diratakan dan diasah
agar mendapat sisi yang rata, halus dan rapi.
6) Memasang lantai karpet harus tegak lurus, siar-siar diantara karpet harus merupakan suatu
garis lurus dan sekecil mungkin.
7) Apabila terjadi ketidakaturan, jalur ini harus diperbaiki
8) Selama pemasangan dan sebelum kering harus dihindarkan dari injakn terhadap kantai dan
gangguan lain.
9) Pemasanganya dilakouakn oleh tenaga ahli dalam bidang tersebut.
10) Karpet yang dipasang harus sesuai contoh yang sudah disetujui Konsultan Pengawas.
11) Permukaan lantai harus rata, tidak bergelombang dan tidak menonjol.
12) Bidang karpet harus bersih, rapi dari sambungan.

Pasal 20
PEKERJAAN PLAFOND

1. Lingkup Pekerjaan

Termasuk di dalam kegiatan ini adalah pekerjaan plafond dan penutup atap, sesuai dengan gambar
rencana. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan pekerjaan plafond sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah
disediakan untuk proyek ini.

2. Syarat-Syarat Pelaksanaan

a. Plafond Gypsum
1) Bahan plafond menggunakan gypsump ex Jayaboard 9 mm denngan rangka hollow 4/4 dan
2/4 galvanis

P a g e 11 | 31
2) Pemasangan langit-langit harus dikerjakan oleh tenaga yang benar- benar ahli untuk
pemasangan langit-langit.
3) Sebelum pelaksanaan, Kontraktor wajib membuat dan menyerahkan gambar pelaksanaan
(shop drawing) kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
4) Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang lebih dahulu diserahkan contohnya kepada
konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan, material yang tidak disetujui harus
diganti tanpa biaya tambahan.
5) Rangka yang terpasang harus benar-benar lurus dan datar sehingga saat pemasangan bilik
bambu tidak bergelombang, gridnya harus lurus dan datar, garis vertikal dan horisontal
harus saling tegak lurus sesuai dengan desain, rangka plafond sama dengan rangka portal
besi hollow.
6) List plafond gunakan Shadow line alumunium atau U 1/1 alumunium, dikerjakan dengan rapih
dan benar
7) Drop Ceiling maupun up ceilling dengan ketinggian 15 /s/d 20 cm ,gunakan lampu
indirect.sesuai dengan gambar detail perencanaan.
8) Untuk lubang-lubang penempatan lampu harus disesuaikan dengan pekerjaan elektrikal (M.E).
9) Apabila hasil pemasangan langit-langit terjadi lendutan-lendutan atau kekurangan-kekurangan
lain, Kontraktor harus mengganti dan memperbaiki bila diminta pembongkaran oleh Direksi
Lapangan, biaya perbaikan ditanggung sendiri oleh Kontraktor.

Pasal 21
PEKERJAAN FINISHING

1. Lingkup Pekerjaan

Termasuk di dalam kegiatan ini adalah pekerjaan penutup dinding, pengecatan dinding interior dan
pengecatan plafond. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga
kerja serta pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah
disediakan untuk proyek ini.

2. Syarat-Syarat Pelaksanaan

a. Pengecatan Dinding
1) Semua bahan cat harus diperoleh dari leveransir yang telah disetujui Perencana melalui
Pengawas Lapangan. Semua cat yang digunakan cat Dulux Interior.
2) Semua cat harus dipergunakan dan betul-betul sesuai dengan instruksi pabriknya. Dempul
plamour dan cat dasarnya harus dikeluarkan dari pabrik yang sama untuk masing-masing
lapisan pemakaian. Tidak boleh mencampurkan bahan-bahan pengering atau bahan-
bahan lain kedalam cat jika tidak disarankan oleh pabrik cat yang bersangkutan.
3) Sebelum dilakukan pengecatan dinding, wajib digunakan cat dasar Alkali dengan merk yang
sama (Untuk dinding baru)
4) Cat yang akan digunakan berada dalam kaleng-kaleng yang masih disegel, tidak pecah atau
bocor dan mendapat persetujuan Pengawas. Kontraktor utama bertanggung jawab bahwa
warna dan bahan cat adalah tidak palsu dan sesuai dengan persetujuan
Perencana/Pengawas.
5) Sebelum dipakai harus diaduk sampai semua yang mengendap larut. Bila perlu diencerkan
dengan bahan pengencer dengan bahan dan proporsi sesuai dengan rekomendasi pabrik
yang bersangkutan.

P a g e 12 | 31
6) Cat untuk dinding dalam (interior), kolom, langit-langit dan sebagainya harus memakai cat
emulsi, berdasarkan alkyd resins, dengan cat dasarnya yang tahan alkali seperti yang telah
ditentukan.
7) Semua warna harus dipilih Arsitek Perencana, Owner dan Kontraktor harus mengadakan
contoh warna-warna yang disetujui.
8) Pekerjaan pengecatan tidak boleh dimulai sebelum dinding atau bagian yang akan dicat
selesai diperiksa dan disetujui oleh Pengawas, bagian-bagian yang retak, pecah atau kotoran-
kotoran dibersihkan.
9) Pekerjaan pengecatan tidak boleh dimulai apabila dinding atau bagian yang akan dicat
ternyata masih basah, lembab atau berdebu.
10) Pekerjaan pengecatan tidak boleh dimulai sebelum didahului membuat percobaan
pengecatan pada dinding atau bagian-bagian yang akan dicat.
11) Sebelum meneruskan pekerjaan pengecatan dan plituran dan lain-lain harus dicuci dan dijaga
agar tidak ada debu beterbangan.
12) Semua permukaan yang akan dicat harus dipersiapkan sesuai dengan cara yang telah
disetujui dan diuraikan dalam bab-bab yang relevan. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini harus
disediakan banyak lap-lap bersih.
13) Biarkan permukaan mengering sebaik mungkin, jika terdapat pengkristalan/pengapuran
bersihkan dengan lap kering kemudian dengan lap basah dan biarkan selama 48 jam. Bila
pengkristalan/pengapuran masih terjadi, ulangi lagi cara diatas sampai proses pengkristalan/
pengapuran tersebut berhenti.
14) Bersihkan permukaan dari debu, kotoran dan persikan plesteran dan sebagainya. Perbaiki
retakretak serta kerusakan lainnya dan biarkan mengering.
15) Semua pengecatan tembok harus sesuai dengan cara dan prosedur dari pabrik pembuat.
16) Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas yang
menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun semprotan.
17) Pekerjaan pengecatan hanya boleh dilaksanakan oleh orang-orang yang sudah ahli dan
berpengalaman dalam bidang ini.
18) Seorang mandor yang benar-benar cakap harus mengawasi di tempat tersebut selama
pekerjaan dilaksanakan.
19) Kontraktor utama bertanggung jawab atas hasil pengecatan yang baik dan harus mengatur
waktu sedemikian rupa sehingga terdapat urutan- urutan yang tepat mulai dari pengerjaan
dasar (Under coats) sampai dengan pengecatan akhir (finishing coats).
20) Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau
membahayakan kesehatan manusia, maka Kontraktor harus menyediakan peralatan
pelindung, misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainya yang harus dipakai pada
waktu pelaksanaan pekerjaan.
21) Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang lembab
atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup. Terutama untuk pelaksanaan di dalam
ruangan bagi cat dengan bahan dasar beracun atau membahayakan manusia, maka
ruangan tersebut harus mempunyai ventilasi yang cukup atau pergantian udara berlangsung
lancar.
22) Di dalam keadaan tertentu misalnya untuk ruangan tertutup, Kontraktor harus memakai
kipas angin (fan) untuk memperlancar pergantian / aliran udara.
23) Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan (vacuum cleaner),
semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas / mutu terbaik dan jumlahnya cukup
untuk pekerjaan ini.
24) Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas. Penyemprotan hanya boleh
dilakukan bila disetujui Konsultan Pengawas.

P a g e 13 | 31
25) Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kain kering
terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas, terkecuali
disyaratkan lain dalam spesifikasi ini.
26) Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen bahan / material
logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.
27) Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas harus diulang dan diganti. Kontraktor
harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish yang kurang menutupi
atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas. Biaya untuk hal ini
ditanggung Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
28) Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan oleh aplikator yang direkomendasikan oleh
pihak pabrik untuk mendapatkan garansi bahan dan pekerjaan dari pabrik.
29) Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari Pengawas dan pabrik pembuat
cat tersebut serta mendapat persetujuan Pengawas.
30) Setelah pekerjaan pengecatan selesai, Kontraktor harus menyimpan sejumlah cat yang terpilih
untuk persediaan jika ada perbaikan- perbaikan yang dikehendaki selama masa pemeliharaan.

b. Pemasangan Wallpaper
1) Pada permukaan dinding yang akan dilapisi wall covering, permukaannya harus rata, kering
dan bersih (bebas debu dan kotoran lainnya).
2) Harus mengikuti aturan / persyaratan pabrik dalam mencampur dan menggunakan bahan
pelapis dan perekat.
3) Sebelum pemotongan pola dan warna harus diperiksa dan dicocokkan dengan contoh yang
telah disetujui Konsultan Pengawas/MK dan Perencana.
4) Semua bagian wall cover, terutama pada bagian tepi dan antar sambungan vertikal dengan
wall cover selanjutnya, terpasang sama rekat dan hasilnya tidak bergelembung.
5) Pemotongan wall cover harus dilakukan secara hati-hati dan rapih dengan menggunakan alat
potong (cutter) yang tajam.
6) Awal pemasangan dan sisa buangan harus dikoordinasikan dan disetujui oleh Konsultan
Pengawas/MK

Pasal 22
PEKERJAAN KUSEN DAN DAUN PINTU

1. Lingkup Pekerjaan
Termasuk di dalam kegiatan ini adalah pekerjaan daun pintu dan jendela, sesuai dengan gambar
rencana. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan
untuk proyek ini.

2. Syarat-Syarat Pelaksanaan

a. Pintu kayu
1) Rangka daun pintu menggunakan kayu Kamper samarinda berukuran 5/15 atau rangka
multiplek (menyesuaikan dengan gambar perencanaan/bestek). Lapis HPL (Sesuai spesifikasi)
2) Frame pintu kayu menggunakan kayu kamper 4/20 atau multiplek 2 x 9 mm dan kaca,
(menyesuaikan gambar perencanaan / bestek).
3) Setiap daun pintu dipasang 2 (dua) atau 3 buah engsel merk lokal. Untuk pintu-pintu pada
umumnya menggunakan engsel pintu merk lokal, warna standar, dipasang sekurang-
kurangnya 2 buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup kembang dengan

P a g e 14 | 31
warna yang sama dengan warna engsel, jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan
menurut beban berat daun pintu, tiap engsel memikul maksimal 20 kg
4) Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.
5) Engsel bawah dipasang + 35 cm (as) dari permukaan bawah pintu.
6) Setiap daun pintu dipasang Doorcloser (Sesuai spesifikasi)
7) Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 28 cm dari permukaan pintu.
8) Setiap daun pintu dipasang 1 (satu) buah gagang pintu merk lokal lengkap dengan pengunci.
9) Gagang pintu (door pull) dipasang 105 cm (as) dari permukaan lantai.
10) Pemasangan lockcase, handle dan backplate serta door closer harus rapi, lurus dan
sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh Pengawas, apabila hal tersebut tidak
tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
11) Semua "hardware" yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam buku spesifikasi Teknis Bila terjadi perubahan atau penggantian "hardware" akibat dari
pemilihan merk, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
12) Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian
secara kasar dan halus.
13) Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.
14) Pemasangan daun pintu harus tepat pertemuannya dengan kusen.
15) Finishing daun pintu gunakan melamin dengan warna yang sesuai dgn dokumen perencana
16) Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang lebih dahulu diserahkan contohnya kepada
konsultan pengawas untuk mendapatkan persetujuan, material yang tidak disetujui harus
diganti tanpa biaya tambahan.
17) Teknik pemasangan dan penyelesaian detail-detail yang belum jelas dalam gambar harus
mengikuti petunjuk direksi.
18) Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama
masa pelaksanaan dan masa garansi atas biaya penyedia jasa konstruksi, jika kerusakan
tersebut bukan disebabkan oleh tindakan pemberi tugas.

b. Pintu plat besi dan tralis


1) Rangka pintu besi menggunakan hollow 5/10 dan 4/4 dengan tebal 1,4 mm. (menyesuaikan
gambar kerja)
2) Daun Pintu menggunakan plat besi dan tralis besi 16 mm
3) Finishing pintu dengan cat duco, warna menyesuaikan dengan spesifikasi yg tertuang pada
gambar kerja.
4) Pemasangan lockcase, handle dan backplate harus rapi, lurus dan sesuai dengan letak
posisi yang telah ditentukan oleh Pengawas, apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor
wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
5) Semua "hardware" yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam buku spesifikasi teknis bila terjadi perubahan atau penggantian "hardware" akibat dari
pemilihan merk, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan.
6) Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan pengujian
secara kasar dan halus.
7) Teknik pemasangan dan penyelesaian detail-detail yang belum jelas dalam gambar harus
mengikuti petunjuk direksi.
8) Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi selama
masa pelaksanaan dan masa garansi atas biaya penyedia jasa konstruksi, jika kerusakan
tersebut bukan disebabkan oleh tindakan pemberi tugas.

P a g e 15 | 31
c. Pintu kaca
1) Pintu kaca menggunakan kaca tempered 12 mm.
2) Untuk pintu-pintu pada umumnya menggunakan accessories pintu merk lokal dengan warna
standar.
3) Dalam memasang floor hinge ini adalah membobok lantai sesuai dengan ukuran floor hinge
dan bentuknya harus sejajar dengan permukaan lantai.
4) Untuk jarak yang disarankan dari floor hinge menuju tiang dinding adalah kira – kira 1 cm
hingga 1,5 cm. hal ini bertujuan agar pintu dapat dibuka dan ditutup dengan sempurna
5) selanjutnya adalah memasang dudukan engsel pada bagian engsel atas yang ukuran serta
posisinya mengikuti ukuran floor hinge serta posisinya tegak lurus dengan floor hinge bawah.
6) Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka posisi floorhinge harus tegak lurus dengan engsel
bagian atas sehingga dalam menciptakan gerakan membuka dan menutup menjadi lebih
lancar.
7) Setelah floor hinge terpasang, maka langkah selanjutnya adalah memasang kaca kepada
floor hinge tersebut.

Pasal 23
PEKERJAAN SEALANT

1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan meliputi pemasangan sealent pada kaca, cermin, alat-alat sanitair dan bagian-bagian lain
seperti tercantum pada gambar/persyaratan teknis.

2. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Kontraktor diwajibkan mengajuka contoh bahan yang akan dipakai untuk mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.
b. Bahan yang dipakai setaraf merk Dow Corning atau G.E dengan type sesuai dengan fungsinya
masing-masing warna akan ditentukan kemudian oleh Konsultan Pengawas.
c. Semua permukaan sebelum dipasang sealent harus dibersihkan dengan bahan pembersih khusus
(primer) yang juga mempunyai fungsi untuk menambah daya lekat sealent. Produk yang
digunakan sesuai denganmerk sealent.
d. Pemasangan sealent harus rapi, padat, tidak bercelah, tidak bocor, dengan ketebalan maksimum
sesuai petunjuk pabriknya.
e. Untuk Back up material dapat dipakai bahan-bahan karet yg khusus digunakan sebagai back up.
f. Dimana bahan logam non arsitektural berhubungan dengan bahan lain terutama yang mengisap
air atau akan basah, maka bahan lain harus diberi lapisan pelindung sehingga tidak merusak
logamnya.
g. Dalam segala hal, pekerjaan logam non arsitektural harus mengikuti dan memenuhi persyaratan
pekerjaan stuktur baja.

Pasal 24
PEKERJAAN WATERPROOFING

1. Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja bahan-bahan peralatan dan alat-alat
bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini
sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar memenuhi uraian syarat-syarat di bawah ini serta
memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.

P a g e 16 | 31
2. Bagian yang diwater proofing :
a. Daerah WC kamar mandi dan daerah basah lainnya.
b. Dak Atap.
c. Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.

3. Persyaratan Bahan
a. Waterprofing yang digunakan adalah type Cement base. Persyaratan Standar Mutu Bahan
Standar dari bahan dan produsen yang ditentukan oleh pabrik dan standar-standar lainnya
seperti NI.3 AST 828 ASTME TAP Р 80 da 407 Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar
dengan cara apapun tanpa izin dari Perencana.

Pasal 25
PEKERJAAN SANITAIR DAN PEMIPAAN
1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja bahan-bahan peralatan dan alat-alat
bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini
sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar memenuhi uraian syarat-syarat di bawah ini serta
memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.

2. Material-material yang dipakai meliputi :


a. Pompa – Pompa
Semua pompa harus dilengkapi dengan pondasi pompa, peredam getaran, serta manometer.
Pada pipa tekan harus dilengkapi dengan Gate valve, Check Valve, Flexible joint, Strainer dan
perlengkapan lainnya sehingga sistim pompa dapat berjalan sesuai dengan fungsinya. Selain itu
dilengkapi pula dengan pipa pemeriksa aliran berikut gate valve & pipa pembuangan dari lubang
drain pompa ke saluran pembuangan. Unit dilengkapi dengan starter panel pompa dan pressure
switch untuk menjalankan pompa secara otomatis.
a. Data Teknis Pompa
Jumlah : 1 Set
Tipe : Packaged
Kapasitas : 3 X 175 L/Min
Head : 130 M
Power : 3 X 5,2 KW
Tekanan Kerja : Sesuai dengan gambar perencanaan Lengkap dengan Panel Control
b. Tangki Air Bersih
Kapasitas : 1000 L
Kelengkapan : mainhole, inlet-outlet, dll

3. Pipa-Pipa
a. Untuk jaringan air bersih digunakan pipa PVC kelas AW.
b. Untuk pipa air buangan dan air kotor digunakan pipa PVC klas AW (10 kg/cm²) dengan
sambungan Solvent Cement (perekat) yang sesuai untuk jenis pipa PVC.
c. Sebelum pemasangan / penyambungan dilakukan, pipa-pipa harus dalam keadaan bersih dari
kotoran baik pada bagian yang akan disambung ataupun didalam pipa itu sendiri.
d. Semua jenis sambungan, pemasangannya tidak diperbolehkan berada dalam beton / dinding.
e. Air Hujan yang jatuh diatap bangunan disalurkan melalui pipa-pipa tegak PVC kelas AW menuju ke
dalam saluran air hujan halaman / drainase site secara gravitasi menuju sumur resapan dan
dioverflow ke saluran kota.

P a g e 17 | 31
4. Alat-Alat Bantu (Accesories)
Alat bantu untuk semua pipa harus digunakan dari bahan-bahan sejenis sesuai dengan bahan
pipanya.
Pasal 26
PEKERJAAN INSTALASI PENERANGAN

1. Lingkup Pekerjaan

Termasuk di dalam kegiatan ini adalah pekerjaan instalasi stop kontak PLN dan UPS, titik lampu, dan
Panel sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan Instalasi Listrik adalah pengadaan dan pemasangan
termasuk testing dan commisioning peralatan dan bahan, bahan-bahan utama, bahan-bahan
pembantu dan lain-lainnya, sehingga diperoleh instalasi listrik yang lengkap dan baik serta diuji dengan
seksama siap untuk dipergunakan dan baik instalasi tenaga maupun instalasi penerangan.
Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan
pekerjaan beton sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk
proyek ini. Ketentuan-ketentuan yang diikuti yaitu Peraturan Umum Instalasi Listrik tahun 2001.

a. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai type dan ukuran kabel tegangan rendah.
b. Pekerjaan instalasi penerangan dan stop kontak PLN dan UPS, meliputi:
1) Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis armature dan lampu.
2) Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis stop kontak biasa dan stop kontak khusus.
3) Pengadaan dan pemasangan berbagai jenis saklar.
4) Pengadaan, pemasangan dan penyambungan pipa instalasi Pelindung kabel serta berbagai
accessories lainnya seperti : box untuk saklar dan stop kontak, junction box, fleksibel conduit,
bends / elbows, socket dan lain-lain.
5) Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel instalasi penerangan dan stop kontak
c. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang system ini agar dapat beroperasi
dengan baik (seperti kabel rack, klem, penggantung, pelindung dan accessories lainnya)

2. Material dan Teknis


1) Semua komponen-komponen yang digunakan untuk power, panel dan control panel harus
sesuai dengan daftar material.
2) Panel-panel harus dibuat dari plat tebal 2 mm dan dilengkapi dengan kunci dan dibuat oleh
panel maker yang disetujui.
2) Tiap panel dan unit mesin harus digrounded dengan tahanan pentanahan kurang dari 2 ohm.
3) Pengkabelan untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam conduit.
4) Penarikan kabel feeder dengan tidak diperbolehkan ada sambungan
5) Radius pembelokkan kabel minimum 15 kali diameter kabel
6) Starter Motor : Semua starter untuk pemakaian daya motor 5 HP harus memakai otomatik
star–delta starter, kurang dari 5 HP memakai DOL.

3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Panel
Panel tegangan rendah terdiri dari panel-panel penerangan dan panel-panel daya dengan jenis
Tumpu Lantai /Free Satnding Enclosures dan/atau jenis Tumpua Dinding /Wall Mounting
Enclosures dengan pemasangan di dalam dan/atau di luar ruangan, yang kesemuanya harus
disesuaikan dengan gambara perencanaan.

P a g e 18 | 31
b. Komponen Panel
1) Pemutus Daya (Circuit Breaker). Hal-hal dibawah ini harus diperhatikan dalam pemilihan
pemutusan daya (circuit breaker) sesuai gambar perencanaan yaitu: Tegangan kerja,
Frekwensi, Rating arus (AC / DC), Kapasitasn pemutus / breaking capacity (KA), Katub, Jenis
proteksi (beban penerangan, beban motor, trafo, generator), Suhu kerja, Ketinggian kedudukan,
Arah suplai, Jenis koordinasi proteksi (selective, cascade)’, Jenis tarik (fixed, drawble), Jenis
operasi (motor, Manual), Tripping device, Auxiliary contact
2) Jenis pemutus tenaga dapat berupa MCB, ELCB (RCCB), MCCB (NFB / FFB), PCB, ACB yang
harus memilki cap, merk, IEC dan LMK – SPLN.
3) Peralatan Ukur dan Indikator. Peralatan Ukur elektrikal dipasang pada pintu panel, diantaranya:
Voltmeter: 0 – 500 volt, kelas 1,5; Amperemeter: Dengan trafo arus; Frekuensi meter: 0,5 – 1 –
0,5, 415 volt; Power factor meter: 0,5 – 1 – 0,5, 415 volt; Electrodynamic synchronoscope
meter: 415 volt.
4) Untuk voltmeter diberi selector switch (saklar pilih) 7 (tujuh) posisi dengan ratimg arus 16A dan
pengaman fuse (sekering).
5) Indikator merupakan lampu tanda maupun tombol tekan dengan lampu tanda yang dipasang
pada pintu panel kubikel Jenis dan type yang digunakan setidaknya harus dari transformasi 400
/ 240 Volt, 50 Hz yang memiliki komposisi variable untuk kepala dan badan dari indicator
tersebut.
6) Warna dari indicator harus disesuaikan dengan warna phasa pada PUIL 2000, kecuali untuk
indicator pengoperasian beban motor/mesin harus dengan warna Merah menandakan stop,
Hijau manandakan start, Kuning menandakan fault (kesalahan).
7) Busbar dan terminal Blok. Busbar harus dari bahan tembaga murni dengan minimum
konduktivitas 99,99 % yang dipasang horizontal pada bagian bawah/atas dan mempunyai
kemampuan hantar arus kontinus (terus menerus) minimal sebesar 1,5 (satu setengah) kali dari
rating arus frame main busbar harus di cat sesuai code warna dalam PUIL 2000. Phasa :
Merah, Kuning, Hijau, Netral : Biru, Ground : Hijau, Kuning
8) Pemasangan busbar di dalam kubikel panel untuk rating arus busbar ≥ 110 Ampere
9) Terminal blok harus pemasangan pada rel profile dengan ukuran 2,5 s/d 70 mm2 yang mana
pada posisi incoming harus berwarna sesuai PUIl 2000. Kabel-kabel yang masuk ke terminal
blok harus diberi cable-ends konduktor single maupun double.
10) Pemasangan terminal blok di dalam kubikel untuk rating arus ≤ 100 Ampere dan diberi label
angka.
11) Wiring Duct dan Isolator. Wiring duct harus terbuat dari bahan PVC (Poly Vynil Choloride) yang
merupakan jalur instalasi kabel tertutup di dalam panel / kubikel.Isolator merupakan dudukan
dari pemasangan busbar maupun chasis untuk rel DIN (piranti peletakan komponen panel)
sehingga kubikel memiliki tahanan isolasi yang sangat baik.
12) Relai. Relai yang harus digunakan harus sesuai dengan gambar perencanaan, dimana relai
terdiri dari:
RCP (Relai Control Phasa) pengamanan system listrik akibat, kehilangan salah satu phasa,
kesalahan urutan phasa dan ketidak seimbangan beban antara ketiga [hasa terlalu besar, rating
380 / 220 volt, 50 Hz, 5 – 15 %.

RCU (relai Control Tegangan) pengamanan peralatan listrik akibat adanya variasi tehadap
tegangan yang semestinya pada system tidak stabil. Rating 380 / 220 volt, 50 Hz, 5 – 50%.

RCI (Relai Control Arus) pengamanan peralatan listrik aakibat adanya variasi terhadap arus
yang semestinya.

P a g e 19 | 31
13) Earth Fault Relay, proteksi arus bocor bumi yang sangat dipengaruhi oleh system pembumian
dari system jaringan listrik, type residual sudah termasuk externl CT (trafo arus) untuk 3 kutub,
internal CT. Setting current 4 step : 0,3 / 2-0, 6/4 (A), time relay 6 step
: 100 / 1350 – 350 / 1600 (MS).
14) Reverse power relay, rating 380 / 415 volt, 50 Hz, setting 1 -30 %.
15) Over &Under Current Relay, time relay 0,05 – 30 S, output 2 C/O, range 0,3 – 15 A.
16) Over & Under Vitage Relay, time relay 0,05-30 S, output 2C/O, relay 30 – 500 volt.
17) Magnetic Contraktor harus dapat bekerja tanpa getaran maupun dengan kumparan contractor
harus sesuai untuk tegangan 220 volt, 50 Hz dan tahan bekerja kontinu pada 10 % tegangan
lebih dan harus pula dapat menutup Contractor harus dari Telemekanik dan yang staraf.
18) Relay-relay starter motor / mesin dengan star delta terdiri dari : 3 buah kontraktor daya - 1
thermal overload realay - 1 kontak tunda waktu - 1 tombol start stop. 1 selector switch 3 posisi
(local, stop, remote)
19) Khusus untuk hydrant harus dilengkapi dengan alat starting automatic. Hydrandt harus dapat
start secara automatic, bila panel hydarant mendapat signal dari pressure switch pada tanki
tekanan dalam system hydrant.
20) Pemberian Tanda Pengenal. Tanda pengenal yang dipasang harus menunjukan hal-hal berikut:
Fungsi peralatan dalam panel, Posisi terbuka atau tertutup, Arah putaran dari handel pengontrol
dari switch
21) Tanda pengenal ini harus jelas dan tidak mudah hilang/terhapus.

c. Kabel
1) Umum
a) Semua kabel yang dipergunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi peraturan PUIL
2000 / LMK. Semua kabel / kawat harus baru dan harus jelas ditandai dengan ukuran,
jenis kabel, nomor dan jenis pintalannya.
b) Semua kawat dengan penampang 6 mm2 keatas haruslah terbuat secara dipilin
(stranded). Instalasi ini tidak boleh memakai kabel dengan penampang lebih kecil 2,5
mm2 kecuali untuk pemakaian remote control.
c) Kecuali dipersyaratkan lain, konduktor yang dipakai ialaha dari type :
d) Untuk instalasi penerangan adalah NYM dengan conduit High Impact PVC.
e) Untuk kabel distribuso NYY, NYFGbY, FRC dan penerangan taman dengan
menggunakan kabel NFYGby.
f) Untuk kabel dari disel genset menuju ke LVMDP menggunakan kabel jenis NYY.
g) Untuk kabel-kabel dari LVMDP menuju ke panel-panel hydrant, pressurization fan, panel
lift menggunakan kabel jenis FRC.
h) Semua kabel NYY yang ditanam di dalam perkerasaan (tembok, jalan, beton, dan lain-
lain) harus berada di dalam conduit Galvanizer berukuran sesuai.
i) Tidak diperkenankan adanya “Spiice” ataupun sambungan-sambungan baik dalam
feeder maupun cabang-cabang, kecuali pada outlet atau kotak-kotak penghubung yang
biasa
j) dicapai (accessible). Sambungan pada kabel circuit cabang harus dibuat secara mekanis
dan harus teguh secara electric, dengan cara-cara “solderless Connectro”. Jenis kabel
tekanan, jenis Compression atau soldered. Dlam membuat “Splice” konectro harus
dihubungkan pada konducto_konductor dengan baik, sehingga semua conductor
resambung, tidak ada kabel-kabel telanjang yang kehilangan dan tidak bias lepas oleh
getaran. Semua sambungan kabel baik di dalam junction box, panel ataupun tempat
lainnya harus mempergunakan connector yang terbuat dari tenaga yang diisolasi dengan
porselen atau Bakelite ataupun PVC, yang diamternya disesuaikan dengan diameter
kabel.

P a g e 20 | 31
k) Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, asbes,
Tape sintesis, resin, splice case, compotion dan lain-lain harus dari type yang disetujui,
uktuk penggunaan, lokasi voltage dan lain-lain tertentu itu harus dipasang memakai cara
yang disetujui menurut anjuran perwakilan Pemerintah dan/atau Fabrikator.
l) Pemborong harus memberikan brosur-brosur mengenai cara-cara penyambungan yang
dinyatakan oleh pabrik kepada Perencana.
m) Kabel-kabel harus disambung sesuai dengan warna-warna atau nama-namanya masing-
masing, dan harus diadakan pengetesan tahanan isolasi sebelum dan sesudah
penyambungan dilakukan.
n) Hasil pengetesan harus tertulis dan disaksikan oleh MK.
o) Penyambungan kabel tembaga harus mempergunakan penyambung temabaga yang
dilapisi dengan timah putih dan kuat.
p) Penyambungan-penyambungan harus dari ukruan yang sesuai.
q) Penyambugan kabel yang berisolasi PVC harus diisolasi dengan pipa PVC / protolen
yang khusus untuk listrik.
r) Penyekat-penyekat khusus harus dipergunakan bila perlu untuk menjaga nilai isolasi
tertentu.
s) Cara-cara pengecoran yang ditentukan oleh pabrik harus diikuti, missal temperatur-
temperatur pengecoran dan semua lobang-lobang udara harus dibuka selama
pengecoran.
t) Bila kabel dipasangn tegak lurus dipermukaan yang terbuka, maka harus dilindungi
dengan pipa baja dengan kabel tebal minimal 2,5 mm.

2) Kabel Instalasi
a) Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi stop kontak harus kabel inti
tembaga dengan insulasi PVC, ssatu inti atau lebih (NYA, NYM, NYY).
b) Kabel harus mempunyai penampang menimal 2.5 mm2 kode warna insulasi kabel harus
mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut: Fasa R : merah; Fasa S : kuning; Fasa
T: hitam; Netral : biru; Grounding: hijau/kuning

3) Pipa Instalasi pelindung Kabel


a) Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah pipa PVC kelas High Impact
atau GIP.
b) Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (junction box)
dan armature lampu.
c) Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan stop kontak dengan pipa PVC, high
impact conduit minimum diameter 20 -25 mm
d) Pipa, elbow, socket, junction box, clamp dan accessories lainnya harus sesuai yang satu
dengan yang lainnya, yaitu tidak kurang dari diameter 20-25 mm.
e) Seluruh instalasi rigid conduit dilengkapi dengan coupling spacer bar saddle, adaptor
female and male thread, male anad female bushe, locknut dan perlengkapan lainnya,
f) Counduite khusus harus digunakan type Explosion Proof, Class IP – 65.

4) Rak Kabel
Rak kabel yang dipakai untu distrbusi kabel listrik digunakan jenis cable ladder yang terbuat
dari Plat Mild Steel dengan finishing Hot Dip Galvanis dilapisi oleh Zinc Chrotmate harus
tahan terhadap karat (Korosi).

d. Lampu
1) Jenis lampu yang dipergunakan adalah sebagai berikut:

P a g e 21 | 31
- Lampu Downlight LED 1 x 17 W 6500K
- Lampu LED Strip Warm Light 3000K
- Dan lampu lainnya yang tertuang dalam spesifikasi gambar kerja
2) Lampu-lampu harus terpasang kuat pada bangunan tetapi harus mudah dibuka.
3) Harus dipasang dengan ketinggian yang sama.
4) Harus dipasang dengan lurus sejajar dengan bagian bangunan pada arah vertikal maupun
horisontal.

e. Stop Kontak Standar


1) Stop kontak yang dipakai adalah stop kontak standard Panasonic (KC) Rating 250 volt, 10
ampere, untuk pemasangan di dinding dan meja kerja
2) Stop kontak 1 (satu) phasa dilengkapi dengan saklar dan pilot lamp untuk pemasangan unit
AC dengan rating 250 volt, 13 ampere.
3) Bahan dari cover Plate.
4) Stop kontak yang dipakai adalah stop kontak satu phasa untuk pemasangan rata dinding
dengan ketinggian 30 cm / 80 cm diatas lantai dan harus mempunyai terminal phasa, netral
dan pentanahan.

f. Saklar Dinding
1) Saklar harus dari type untuk pasangan rata dinding, type standard Panasonic, dengan rating
250 volt, 10 ampere dari type single gang atau multiple gans, pada system 1(satu) Way,
dipasang dengan ketinggian 1,50 m atau disesuaikan dengan situasi interior.
2) Saklar harus dipasang pada box dan khusus untuk ruang pemeliharaan harus digunakan type
Explosion Proof.

g. Isolating Switches
1) Isolating switches harus dipasang pada dinding dan dilengkapi dengan indicating lamp. Rating
isolationg switch harus lebih tinggi dari ratung MCB / MCCB pada feeder di panelnya.
2) Rating tegangan adalah untuk 1 fasa / 20 volt & 3 fasa / 415 volt
3) Switches harus dipasang pada box mengikuti ayat 6 di bawah.

h. Test Commisioning
1) Kabel-kabel distribusi sebelum disambung ke peralatan harus diukur tahanan isolasinya.
2) Setelah semua instalasi selesai dipasang aliran listrik telah dimasukkan, maka jaringan
instalasi harus ditest terhadap group-group yang telah dipasang apakah telah sesuai dengan
gambar.Setelah jaringan dibebani beban terhadap masing-masing fase. Semua bahan-
bahan peralatan dan tenaga yang diperlukan selama testing, balancing commision dan
perbaikan, atas kerusakan yang timbul sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Pasal 27
PEKERJAAN JARINGAN DATA DAN TELEPON

1. Lingkup Pekerjaan

Termasuk di dalam kegiatan ini adalah pekerjaan pengadaan, pemasangan dan penyetelan Instalasi
jaringan data dan telepon termasuk testing dan commisioning peralatan dan bahan, bahan-bahan
utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lainnya, sehingga diperoleh Instalasi jaringan data dan telepon
yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama siap untuk dipergunakan dan baik. Pelaksanaan
pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.
P a g e 22 | 31
a. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai type dan ukuran Instalasi jaringan data
dan telepon.
b. Pekerjaan Instalasi jaringan data dan telepon, meliputi:
1) Pengadaan dan pemasangan outlate data dan telepon (standar SNI)
2) Pemasangan Instalasi kabel data dari Wallmount ke Oulet data+Konduit
3) Pemasangan Instalasi kabel data (Panduit TX6) dari Oulet data ke PC
4) Pada tiap-tiap furniture dipasang 1 outlate data
5) Pemasangan Instalasi telepon (Penarikan dari TB-Telephone ke outlate)
6) Pesawat telepon dipasang pada titik-titik tertentu sesuai kebutuhan dan gambar perencanaan.
7) Kabel instalasi outlet telepon ke TTB menggunakan kabel 2 pair ITC 2×2×0.6 mm2 (melewati
kabel tray elektronik)
c. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang system ini agar dapat beroperasi
dengan baik.

2. Syarat-Syarat Pelaksanaan

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi, kontraktor diwajibkan mengetahui lokasi server


dan titik/posisi outlate mana yang akan dipasang jaringan data dan telepon.
2. Jika didalam melaksanakan pekerjaan ada salah satu bagian instalasi yang sukar dilaksanakan,
kontraktor wajib membuat laporan tertulis dan hal tersebut segera dibicarakan dengan
Konsultan Pengawas.
3. Pekerjaan bisa dianggap selesai dan diterima apabila telah dilakukan test dan dinyatakan baik
secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.
4. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang-orang yang ahli. Untuk
pelaksanaan khusus kontraktor harus memberikan surat pernyataaan yang membuktikan
bahwa pelaksanaannya memang mempunyai pengalaman dan kecakapan tersebut.
5. Semua barang dan peralatan yang dipergunakan untuk instalasi harus baru dan memenuhi
persyaratan yang ditentukan. Jika barang dan peralatan tersebut tidak ditentukan dalam
rencana kerja & syarat maka barang-barang tersebut harus barang-barang yang normal
dipakai.
6. Selama pekerjaan berlangsung kontraktor harus mengembalikan pada keadaan semula,
misalnya harus terjadi pembobokan dinding, lantai dan sebagainya. Pembobokan ini baru
dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis dari Konsultan Pengawas.

Pasal 28
PEKERJAAN SECURITY SYSTEM
1. Lingkup Pekerjaan
Termasuk di dalam kegiatan ini adalah pekerjaan pengadaan, pemasangan dan penyetelan
Instalasi security system termasuk testing dan commisioning peralatan dan bahan, bahan-bahan
utama, bahan-bahan pembantu dan lain-lainnya, sehingga diperoleh Instalasi security system yang
lengkap dan baik serta diuji dengan seksama siap untuk dipergunakan dan baik. Pelaksanaan
pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan
sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.

a. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai type dan ukuran Instalasi Security system.
b. Pekerjaan Instalasi Security system, meliputi:
1) Pengadaan dan pemasangan Access control lengkap (Door strike, door release button, Break
glass, dan Proximity card reader)
2) Pemasangan Instalasi Security system

P a g e 23 | 31
c. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang system ini agar dapat beroperasi
dengan baik.

2. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi, kontraktor diwajibkan mengetahui lokasi panel
instruction, perletakan LCD keypad dan titik mana yang akan dipasang security system.
2. Jika didalam melaksanakan pekerjaan ada salah satu bagian instalasi yang sukar dilaksanakan,
kontraktor wajib membuat laporan tertulis dan hal tersebut segera dibicarakan dengan Konsultan
Pengawas.
3. Pekerjaan bisa dianggap selesai dan diterima apabila telah dilakukan test dan dinyatakan baik
secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.
4. Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang-orang yang ahli. Untuk pelaksanaan
khusus kontraktor harus memberikan surat pernyataaan yang membuktikan bahwa pelaksanaannya
memang mempunyai pengalaman dan kecakapan tersebut.
5. Semua barang dan peralatan yang dipergunakan untuk instalasi harus baru dan memenuhi
persyaratan yang ditentukan. Jika barang dan peralatan tersebut tidak ditentukan dalam rencana
kerja & syarat maka barang-barang tersebut harus barang-barang yang normal dipakai.
6. Selama pekerjaan berlangsung kontraktor harus mengembalikan pada keadaan semula, misalnya
harus terjadi pembobokan dinding, lantai dan sebagainya. Pembobokan ini baru dilaksanakan
setelah mendapat izin tertulis dari Konsultan Pengawas.

Pasal 29
PEKERJAAN PROTEKSI KEBAKARAN

1. Lingkup Pekerjaan

Termasuk di dalam kegiatan ini adalah pekerjaan Pengadaan, pemasangan dan penyetelan
Instalasi Fire Fighting termasuk testing dan commisioning peralatan dan bahan, bahan-bahan utama,
bahan-bahan pembantu dan lain-lainnya, sehingga diperoleh Instalasi Fire Fighting yang lengkap dan
baik serta diuji dengan seksama siap untuk dipergunakan dan baik. Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi
penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan RKS dan
gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.

a. Pengadaan, pemasangan dan penyambungan berbagai type dan ukuran Instalasi Fire Fighting.
b. Pekerjaan Instalasi Fire Fighting, meliputi:

1) Pengadaan dan pemasangan Fire Extinghuisher 6 kg (Standard SNI, Chemikal powder).


2) Pemasangan Instalasi Smoke Detector, Heat Detector dan sprinkler pendent head

c. Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang system ini agar dapat beroperasi
dengan baik.

2. Syarat-Syarat Pelaksanaan
1) Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi, kontraktor diwajibkan mengetahui lintasan dan
posisi dari instalasi listrik, ground sistem, air dan sanitasi yang ada hubungannya dengan
pekerjaan fire protection.
2) Jika didalam melaksanakan pekerjaan ada salah satu bagian instalasi yang sukar dilaksanakan,
kontraktor wajib membuat laporan tertulis dan hal tersebut segera dibicarakan dengan
Konsultan Pengawas.

P a g e 24 | 31
3) Pekerjaan bisa dianggap selesai dan diterima apabila telah dilakukan test dan dinyatakan baik
secara tertulis oleh Konsultan Pengawas.
4) Semua pekerjaan harus dilaksanakan dengan baik oleh orang-orang yang ahli. Untuk
pelaksanaan khusus kontraktor harus memberikan surat pernyataaan yang membuktikan
bahwa pelaksanaannya memang mempunyai pengalaman dan kecakapan tersebut.
5) Semua barang dan peralatan yang dipergunakan untuk instalasi harus baru dan memenuhi
persyaratan yang ditentukan. Jika barang dan peralatan tersebut tidak ditentukan dalam
rencana kerja & syarat maka barang-barang tersebut harus barang-barang yang normal
dipakai.
6) Mengikuti ketentuan pekerjaan instalasi plambing.
7) Selama pekerjaan berlangsung kontraktor harus mengembalikan pada keadaan semula,
misalnya harus terjadi pembobokan dinding, lantai dan sebagainya. Pembobokan ini baru
dilaksanakan setelah mendapat izin tertulis dari Konsultan Pengawas.
8) Hydrant
a) Outdoor Hydrant Box (OHB)
Bahan dan standard yang sama dengan Outdoor hydrant box (OHB), dengan persyaratan
tambahan khusus diinstalasikan untuk luar bangunan.
Diameter Hose : 2 1/2" (65 mm) panjang 2x50 m lengkap dengan hose nozzle.
b) Indoor Hydrant Box (IHB)
Bahan dan standard yang sama dengan Indoor hydrant box (IHB), dengan persyaratan
tambahan khusus diinstalasikan untuk dalam bangunan.
Diameter Hose :
1 1/2" (40 mm) panjang 1x50 m lengkap dengan hose nozzle.
c) Siamese/Fire Bridge Connection
Type : siamese (two way type)
Ukuran : 100 x 65 x 65.
d) Alarm Check Valve
Alarm Check Valves type Wet Riser, lengkap dengan Water Motor Alarm.

Pasal 30
PEKERJAAN TATA UDARA

1. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan, pemasangan, pengujian, garansi, sertifikasi, service,
pemeliharaan, penyediaan gambar terinstalasi (as-built drawing), petunjuk operasi dan pemeliharaan
serta latihan petugas instalasi ini dari pihak pemilik bangunan.
1) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mengenali dengan baik semua persyaratan yang
diminta didalam spesifikasi ini, termasuk gambar-gambar, perincian penawaran (bill of quantity),
standard dan peraturan yang terkait, petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan setempat dan
perintah dari Pengawas Lapangan selama masa pelaksanaan pekerjaan. Klaim yang terjadi atas
pengabaian hal-hal di atas tidak akan diterima.
2) Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi peralatan dan material yang dipasang dengan
spesifikasi yang dipersyaratkan, merupakan kewajiban Kontraktor untuk menggantinya.
3) Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian Unit AC system Split dan Cassette lengkap
dengan kontrolnya. Unit AC terdiri dari Indoor Unit (IU) dan Outdoor Unit (OU), dimana Indoor Unit
ditempatkan di dalam ruangan sedangkan Outdoor Unit ditempatkan di luar ruangan.
4) Pengadaan, pemasangan dan pengujian pemipaan refrigerant lengkap dengan isolasi thermis,
vapour barrier dan bahan perlengkapan lainnya yang diperlukan.

P a g e 25 | 31
5) Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian system ventilasi Exhaust Fan sesuai dengan
Gambar Perencanaan.
6) Pengadaan, pemasangan, dan pengujian seluruh instalasi pipa pengembunan (drain) sampai ke
saluran air terdekat.
7) Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian interlock system instalasi tata udara.
8) Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya listrik bagi instalasi ini seperti
kabel, pressure sensor dan semua perlengkapan penunjang lainnya.
9) Melaksanakan pekerjaan testing, adjusting dan balancing dari semua instalasi yang terpasang,
sehingga instalasi bekerja dengan sempurna, sesuai dengan kriteria design.
10) Memberikan training mengenai cara pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan dari peralatan-
peralatan Air Conditioning dan instalasi terpasang. Program training harus mencakup segi teori /
prinsip dasar serta aplikasinya.
11) Menyerahkan gambar - gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan memelihara serta data
teknis lengkap peralatan instalasi terpasang.
12) Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa pemeliharaan.
13) Memberikan garansi terhadap mesin / peralatan dan instalasinya yang terpasang selama 1 (satu)
tahun sejak serah terima pertama (kesatu)
14) Melakukan testing dan commissioning instalasi tersebut.
15) Membuat As-built drawing.

2. Publikasi, Code dan Standard


1) Publikasi, code dan standard yang berlaku di Indonesia wajib dijadikan pedoman untuk instalasi
peralatan ini. Untuk publikasi, code dan standard yang belum ada di Indonesia, Kontraktor wajib
mengikuti publikasi, code dan standard internasional yang berlaku dan merupakan edisi terakhir
antara lain seperti :
2) SMACNA – 85
3) ASHRAE – Guide and data Book, ARI
4) NFPA – 90A
5) ASTM, ASME
6) AMCA
7) CTI
8) PUIL 2000
9) Pedoman Plumbing Indonesia
10) Keputusan / Peraturan Menteri, Gubernur dan Pemerintah daerah
11) Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang
12) Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan

3. Kriteria Kebisingan / Noise Criteria (NC)


1) Batas – batas yang diijinkan untuk perkantoran : 40 ~ 50 dB
2) Perlindungan Kebakaran
Semua peralatan maupun instalasi yang mengharuskan tahan terhadap api dalam jangka waktu
tertentu, maupun terhadap penyebaran api yang disebabkan adanya celah-celah antara pipa
dengan dinding atau lantai harus menggunakan material yang sesuai untuk tujuan tersebut.

4. Spesifikasi Teknis Pekerjaan Tata Udara


1) Peralatan Utama AC Split
a) Pemasangan dan pengadaan unit air cooled yang terdiri atas indoor unit (IU) dan condensing
unit (OU) berikut pemipaan refrigerant dari kedua unit tersebut. Kapasitas masing-masing unit
sebagaimana yang tertera pada gambar rencana.

P a g e 26 | 31
b) Spesifikasi teknik yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi. Sedangkan ketentuan spesifik dari kemampuan unit (perfomance) dapat dilihat pada
lembar gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.
c) Unit harus dirancang untuk beroperasi tenang, dimana semua peralatan yang bergerak harus
menggunakan unit vibration mounting dan dibalance dengan teliti untuk menjamin vibration
(getaran) yang kecil.
d) Indoor unit harus terdiri dari kompresor, kondensor coil, fan, kontrol, lengkap dengan pemipaan.
Setiap unit harus mempunyai satu atau lebih kompresor dan masing-masing kompresor
mempunyai sirkulasi refrigerant dan elektrikal sirkuit tersendiri.
e) Unit memakai refrigerant R.410A
f) Kapasitas unit berdasarkan kepada : Udara pendingin kondensor 35ºC Temperatur ruang 24oC
; 55% ± 5 % RH
g) Kompresor dari jenis Scroll, dimana motor didinginkan oleh gas dari sisi suction. Masing-
masing kompresor dilengkapi dengan:
h) Star delta starter atau DOL
i) High refrigerant pressure safety cut out (manual reset)
j) Low refrigerant pressure safety cut out (Automaticaly reset)
k) Spring Vibrator isolator
l) Crankcase heater
m) Automatic reversible oil pump
n) Automatic heater untuk pengaturan kelarutan minyak selama shut down
o) Oil pressure cut out (manual reset)
p) Thermal overload, single phasing protection dan external overload relay
q) Sight glass dan oil filter
r) Service valve disisi suction dan discharge untuk setiap kompresor.
s) Condensing Unit (OU)
t) Casing dari outdoor unit harus waterproof, galvanized steel yang difinish memakai baked
enamel. Coil harus dibuat dari seamless copper tube dengan alumunium fin. Tipe Fan dari
condensing unit adalah propeller dengan hubungan langsung dan dilengkapi dengan pelindung
/ pengaman.
u) Indoor Unit (IU)
v) Casing dari indoor unit seluruh permukaan bagian dalam harus diisolasi dengan bahan fibre
glass atau mineral wool tebal 25 mm. Blower dari indoor fin dari type centrifugal, double inlet
atau single inlet forward curved, multi blade dengan pergerakan langsung atau tidak langsung
memakai belt.
w) Coil harus terbuat dari seamless copper tube lengkap dengan mekanikal alumunium fin,
refrigerant (liquid) line mempunyai combination moisture indicator dan sight glass, refrigerant
filter drier, dan liquid line solenoid valve. Suatu drain yang cukup dapat menampung air
condensasi pada keadaan minimum.
P a g e 27 | 31
x) Filter dan Control
y) Semua unit harus dilengkapi dengan washable alumunium filter tebal 25 mm. Suatu room
thermostat yang dilengkapi dengan switch off, fan speed (low, med, high), cool dan room
temperatur setting akan memfungsikan unit beroperasi.
2) Ventilasi
Spesifikasi yang diuraikan di bawah ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus diikuti.
Sedangkan ketentuan-ketentuan spesifik terhadap tipe, kemampuan (performance) peralatan,
perlengkapan dan lainnya dapat dilihat pada lembar “Referensi Produk” yang menyertai dokumen
ini.
3) Peredam Getaran
a. Lingkup pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan alat peredam getaran (Vibration
isolation / Eliminator) untuk semua mesin yang bergetar seperti Indoor unit, Condensing unit.
b) Alat peredam getaran (Vibration Isolator) ini harus dapat meredam getaran dengan efisiensi 90
%
c) Jenis peredam getaran yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan mesin/unit yang akan
diredam getarannya. Peredam getaran yang terpasang haruslah sesuai dengan persyaratan
rekomendasi pabrik pembuat alat/mesin. Peredam getaran dapat berupa Neoprene Pad.
Neoprene Mounts, Spring, Isolator, Restrain Isolator, Pipe hanger dll.
4) Pekerjaan Pemipaan
Seperti apa yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana, jalur-jalur pipa yang terlihat pada adalah
gambar dasar yang menunjukkan route dan ukuran pipa. Kontraktor wajib menyesuaikan dengan
keadaan setempat (shop drawing) dan dengan jalur-Jalur instalasi lainnya, diperlukan dan
mendapat persetujuan dari Pengawas Lapangan sebelum dilaksanakan.
a) Pipa Refrigerant
Hendaknya semua pipa refrigerant harus dikerjakan secara hati-hati dan sebaik mungkin,
sebelum dipasang semua bagian harus sudah bersih, kering dan bebas dari debu dan kotoran
dan hendaknya dipasang sependek mungkin.
b) Pipa tembaga dari jenis L yang dehydrated dan sealed. Diameter pipa yang dipakai harus
disesuaikan kembali dengan kapasitas pendingin mesin dan panjang ekivalen pipa.
c) Perbedaan tinggi antara condencing dan evaporator dan panjang pipa tidak melebihi yang
ditentukan oleh pabrik pembuat.
d) Sambungan pipa jenis “hard drawn” tubing harus disambung dengan perantaraa wrought
copper fitting atau non porous brass fittings, dan dianjurkan dipakai solder perak dengan
meniupkan gas mulia seperti nitrogen kering kedalam pipa yang sedang disambung untuk
menghindarkan terbentuknya kerak oksida di dalam pipa.
e) Solder lunak “tintlead 50-50” tidak boleh dipergunakan. Solder “tintlead 95-5” dapat
dipergunakan kecuali pada pipa discharge gas panas.

P a g e 28 | 31
f) Pipa jenis “soft drawn tubing” dapat disambung dengan solder, nyala api atau lainnya yang
sesuai untuk pipa refrigerant. Pada pipa “precharger refrigerant lines” yang disediakan oleh
pabriknya maka harus dipasang sesuai dengan persyaratan pabrik.
g) Pipa refrigerant harus disangga dan digantung dengan baik untuk mencegah melentur dan
meneruskan getaran mesin kepada bangunan.
h) Pipa refrigerant harus dipasang sesuai dengan persyaratan “Ashrae Guide Book” dan atau
persyaratan pabrik.
i) Suatu alat pengering refrigerant (filter drier) dengan kapasitas yang cukup serta “sight glass
moisture indicator” harus dipasang pada bagian “liquid line” setiap pipa terpasang, sight glass
harus dilengkapi dengan tutup pelindung, filter drier harus menurut ARI Standard 710,
hendaknya jenis full flow replacable care.
j) Fitting untuk flare points hendaknya jenis standard SAE forged brass flare nenurut ARI /
Standard 720 dengan unit short shank flare.
k) Strainer hendaknya dipasang dalam jaringan refrigerant sebelum pemasukkan tiap thermostatic
expansion valve.
l) Pipa-pipa yang menembus dinding/plat betton harus memakai sleeve dan sekitarnya diisi
dengan bahan caulking umpamanya compriband atau building sealant.
m) Pipa sebelum diisolasi harus ditest sampai 12 kg/cm² selama 24 jam.
n) Gantungan pipa sesuai dengan gambar detail, jarak gantungan pipa/penyangga pipa tidak
boleh lebih dari :
a. sampai ½” : berjarak 1,2 m
b. diameter ¾“ s/d 1” : berjarak 1,8 m
c. diameter 1¼“ s/d 2” : berjarak 2,3 m
o) Penggantung pipa pada plat beton memakai Phillips red heat (dyna-bolt).
p) Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakai clamp atau collar yang dipasang erat pada pipa
dan menumpu pada floor memakai rubber pad.
q) Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding / bagian dari bangunan pada arah
horizontal maupun vertical.
r) Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90º dan 45º pada dasarnya untuk sudut belokan 90º
dan 45º terutama untuk pipa pembuangan digunakan long radius dan dalam hal kondisi
setempat tidak memungkinkan maka menggunaan short radius harus mendapat persetujuan
tertulis dari Pengawas Lapangan dan konsultan perencana.
s) Sebelum pipa dipasang, supports harus dipasang dulu dalam keadaan sempurna.
t) Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.
u) Type dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari bahan yang
dipaksakan.
v) Pipa Kondensasi (drain)
w) Pipa sebelum disambung harus dibersihkan dahulu bagian luar dari kotoran-kotoran yang
melekat dan disambung dengan lem perekat yang dianjurkan oleh pabrik pipa.
P a g e 29 | 31
x) Untuk sambungan ulir harus memakai seal tape untuk mencegah kebocoran dan tidak
diperkenankan memakai plumber rope, sedangkan untuk sambungan menggunakan lem,
semua bagian yang akan disambung harus sudah bersih, kering dan bebas dari debu, kotoran
dan hendaknya dipasang sependek mungkin.
y) Pipa sebelum dipasang harus dibersihkan dahulu bagian dalamnya dari kotoran-kotoran yang
melekat.
z) Pipa-pipa yang menembus dinding / plat beton harus memakai sleeve dan sekitarnya diisi
dengan bahan caulking umpamanya compriband atau building sealant. Pipa harus dites sampai
10 kg/cm² selama 24 jam. Gantungan pipa sesuai dengan gambar detai, jarak gantungan
pipa/penyangga pipa tidak boleh lebih dari :
sampai ½” : berjarak 1,2 m
diameter ¾“ s/d 1” : berjarak 1,8 m
diameter 1¼“ s/d 2” : berjarak 2,3 m
diameter 2¼“ s/d 5” : berjarak 2,5 m
z) Penggantung pipa pada plat betton memakai phillip red head (dyna-bolt)
å) Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakai clamp atau collar yang dipasang erat pada pipa
dan menumpu pada floor memakai rubber pad.
ä) Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding / bagian dari bangunan pada arah
horizontal maupun vertikal.
ö) Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90º dan 45º pada dasarnya untuk sudut belokan 90º
dan 45º terutama untuk pipa pembuangan digunakan long radius dan dalam hal kondisi
setempat tidak memungkinkan maka menggunaan short radius harus mendapat persetujuan
tertulis dari konsultan perencana.
aa) Sebelum pipa dipasang, supports harus dipasang dulu dalam keadaan sempurna.
bb) Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.
cc) Type dan fitting harus bebas dari tegangan dalam yang diakibatkan dari bahan yang
dipaksakan.
dd) Pipa drain (kondensasi) dari PVC class D dan dilengkapi dengan isolasi.

P a g e 30 | 31

Anda mungkin juga menyukai