Anda di halaman 1dari 54

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

DINAS KEHUTANAN UPTD KPHL BALIKPAPAN


Jl. Marsmadya R Iswahyudi RT. 09
Kel. Sepinggan Raya, Balikpapan Selatan
BALIKPAPAN

RKS
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

KEGIATAN
PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA
PENANGGULANGAN PENGENDALIAN KEBAKARAN
HUTAN DAN LAHAN (DBH SDA DR)

PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN GARASI KM-23

LOKASI
KM-23 BALIKPAPAN
2020
BAB I
SPESIFIKASI TEKNIS

Pasal 1
NAMA PEKERJAAN
1. 1. Nama Pekerjaan : Belanja Modal Pembangunan Garasi KM-23
1. 2. Tahun Anggaran : 2020
1. 3. Lokasi Pekerjaan: KM-23 Balikpapan

Pasal 2
MEMULAI KERJA
Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal penunjukan dan perintah kerja
pelaksanaan pekerjaan (SPK), pihak Kontraktor / Pemborong harus sudah memulai
melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan.
Apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor / Pemborong yang ditetapkan belum
melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan diberlakukan
ketentuan yang telah dibuat oleh Panitia / Pengguna Jasa

Pasal 3
MOBILISASI
Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :
4.1. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi
yang diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi
dimana alat itu akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.
4.2. Pembuatan kantor Kontraktor / Pemborong, gudang dan lain-lain di lokasi proyek
untuk keperluan pekerjaan ini.
4.3. Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong dapat
berbagai perubahan, pengurangan dan atau penambahan terhadap alat-alat
konstruksi serta alat kerja lainnya
4.4. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja, Kontraktor
/Pemborong harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas
untuk disetujui.
Pasal 4
PAPAN NAMA PROYEK
Kontraktor / Pemborong harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan
ketentuan yang berlaku atas biaya Kontraktor / Pemborong.

Pasal 5
SYARAT – SYARAT KUALIFIKASI
Sertifikasi Badan Usaha :
A. Klasifikasi Bidang Usaha : Bangunan Gudang
B. Sub Kuaifikasi : BG009 - Jasa Pelaksana Konstruksi
Bangunan Gedung Lainnya
C. Kualifikasi Usaha : Perusahaan Kecil

Pasal 6
PENYEDIAAN TENAGA KERJA
7.1. Selama masa pelaksanaan KONTRAKTOR harus menyediakan tenaga inti yang
cukup memadai untuk pekerjaan ini
7.2. Pada setiap tahapan pekerjaan konstruksi, KONTRAKTOR harus menyediakan
pelaksana lapangan, tenaga mandor, tukang dan pekerja yang cukup trampil
serta cukup jumlahnya.
7.3. Jadwal Hasil Pekerjaan dan Alur Pekerjaan
Kontraktor harus mulai melaksanakan pekerjaan di lapangan selambat-
lambatnya dalam tujuh (7) hari kalender setelah menerima Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK) dari Pengguna Jasa dan harus menyelesaikan pekerjaan selama
90 (sembilan puluh) hari kalender.

Pasal 7
RENCANA KERJA
8.1 Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor / Pemborong wajib
membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa bar
chart dan S-curve bahan dan tenaga.
8.2 Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari kalender setelah
Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima oleh Kontraktor / Pemborong.
Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan disahkan oleh
Pemberi Tugas / Pemimpin / Ketua Proyek.
8.3. Kontraktor / Pemborong wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2 (dua)
kepada Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pemilik Proyek dan
Perencana. 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding bangsal
Kontraktor /Pemborong di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan/
prestasi kerja.
8.4. Kontraktor / Pemborong harus selalu dalam pelaksanaan penbangunan pekerjaan
sesuai dengan Rencana Kerja tersebut.
8.5. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor /Pemborong
berdasarkan Rencana Kerja tersebut

Pasal 8
PELAKSANAAN PENYEDIA BARANG/JASA/KONTRAKTOR
9. 1. Kontraktor / Pemborong harus menempatkan pelaksana (Mandor) di lapangan
yang menguasai masalah teknis dan administrasi pelaksanaan pembangunan
serta dapat mengambil keputusan yang dilakukan di lapangan.
9. 2. Pelaksana di lapangan harus mengerti gambar-gambar perencanaan
pelaksanaannya dan menguasai bidangnya.
9. 3. Jangka waktu masa kontrak 90 (sembilan puluh) hari kalender dihitung sejak
penandatangan kontrak dengan masa pemeliharaan 90 (Sembilan puluh) hari
kalender yang dimulai sejak serah terima pertama.

Pasal 9
KENAIKAN HARGA
10. 1. Kenaikan harga bahan-bahan, alat-alat dan upah selama pelaksanaan pekerjaan
berlangsung ditanggung sepenuhnya oleh Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor.
10. 2. Kontraktor / Pemborong tidak dapat mengajukan tuntutan kecuali apabila terjadi
tindakan moneter yang di umumkan secara resmi dan diatur dalam Peraturan
Pemerintah untuk pekerjaan Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor.
Pasal 10
PEKERJAAN TAMBAH KURANG
11. 1. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan pada saat
pelaksaan dengan gambar dan spesifikasi yang dituangkan dalam dokumen
kontrak, maka Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja bersama Kontraktor /
Pemborong dapat melakukan perubahan kontrak yang meliputi antara lain :
a. Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam
kontrak.
b. Mengurangi atau menambah jenis pekerjaan.
c. Mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan.
d. Melaksanakan pekerjaan tambahan yang belum tercantum dalam kontrak
yang di perlukan untuk menyelesaikan sebagian atau seluruh pekerjaan
barang / jasa.
11. 2. Pekerjaan tambah tidak boleh melebihi 10% ( sepuluh persen) dari harga yang
tercantum dalam perjanjian/kontrak awal.
11. 3. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja
secara tertulis kepada Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor, lalu ditindak lanjuti
dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap mengacu kepada ketentuan
yang tercantum dalam perjanjian/kontrak awal.
11. 4. Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam berita acara sebagai dasar
penyusunan addendum kontrak.
11. 5. Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dijadiakan alasan untuk mengubah
waktu penyelesaian, kecuali atas persetujuan tertulis Pengguna
Barang/Jasa/Pemberi Kerja.

Pasal 11
GUDANG BAHAN
12.1. Gudang Bahan Material, Pemborong / Kontraktor berkewajiban membuat gudang
yang dapat dikunci untuk menyimpan material dan alat kerja, yang mana
tempatnya / lokasinya akan ditentukan oleh Pengguna Jasa dan Konsultan
Pengawas
12.2. Gudang bahan material dibuat dan dibiayai oleh Kontraktor / Pemborong,
setelah selesai pelaksanaan pembangunan / pekerjaan tersebut, harus segera
dibongkar/dibersihkan oleh Kontraktor / Pemborong, dan bahan-bahan bekasnya
menjadi milik Kontraktor / Pemborong.
12.3. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menjaga keamanan dan kebersihan area
pekerjaan.

Pasal 12
KEBERSIHAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
13.1. Selama masa pekerjaan, Kontraktor / Pemborong harus senantiasa memelihara
kebersihan lokasi pekerjaan, setiap saat sampah-sampah pekerjaan selalu
diangkut dan dikumpulkan di suatu tempat yang telah ditentukan.
13.2. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih,
sehat dan cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang
terlibat dalam proyek.
13.3. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPPK (P3K) di tempat
pekerjaan.
13.4. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,
Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan
pekerja, bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi
Tugas. Dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka Kontraktor /
Pemborong harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya.
13.5. Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor / Pemborong secepat mungkin
memberitahukan kepada Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang
perlu untuk keselamatan korban kecelakaan tersebut.
13.6. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor / Pemborong wajib menyediakan
helm proyek, sepatu both dan sarung tangan di sesuaikan dengan jumlah
pekerja dilapangan.
13.7. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri
Tenaga Kerja Nomor 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27 Januari
1984 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 bagi
Tenaga Kerja Borongan Harian Lepas pada Kontraktor Induk maupun Sub
Kontraktor yang melaksanakan proyek-proyek Departemen Pekerjaan Umum,
Pihak Kontraktor /Pemborong yang sedang melaksanakan pembangunan
/pekerjaan agar ikut serta dalam program Jaminan Keselamatan Kerja (BPJS
Ksesehatan dan BPJS Ketenaga) dan memberitahukan secara tertulis kepada
Pemberi Tugas dan Konsultan pengawas.
Pasal 13
SARANA KERJA
Kontraktor / Pemborong harus menyediakan, peralatan kerja berikut alat bantu lainnya
untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan pengamanan,
pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil
pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai
dengan sempurna sampai dengan diserah-terimakannya pekerjaan tersebut kepada
Pengguna Jasa.
14.1. BAHAN-BAHAN BANGUNAN
Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.
14.2. PENYEDIAAN AIR
a. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor / Pemborong dengan
Menyediakan air dari luar.
b. Air harus bersih, bebas dari : bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya
yang dapat menurangi kualitas pekerjaan. Penyediaan air harus sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Pengguna
Jasa
c. Kontraktor / Pemborong harus menyediakan tempat penampung air untuk
keperluan pekerjaan.

Pasal 14
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN
15.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai
segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan,
baik bersifat teknis maupun administratif.
15.2. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor / Pemborong harus
memberikan data-data yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
15.3. Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan secara rutin dibuat oleh Kontraktor dan
Konsultan Pengawas (rangkap 3)
15.4. Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya, harus diserahkan
kepada Pejabat Pelaksan Teknis Kegiatan untuk bahan monitoring.
Pasal 15
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
16.1. Bila gambar yang menyangkut spesifikasi teknis tidak sesuai dengan Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat / berlaku adalah RKS.
16.2. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignemen, lokasi seksi (bagian) dan
detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja.
Kontraktor / Pemborong harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud
gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan
atau kelalaian dalam gambar atau dari ketidak-sesuaian antara gambar dan
spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan dalam gambar
dan spesifikasi atau gambar kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan darurat
konstruksi atau lain-lainnya, akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan
disahkan secara tertulis.
16.3. Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran
yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.
Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan
garis, lapisan bagian dan ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada
ketentuan lain dari Konsultan Pengawas.
16.4. UKURAN.
a. Ukuran - ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam Centi
meter ( cm) untuk pekerjaan Arsitektur dan Sipil,
Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur, pada dasarnya adalah
ukuran jadi seperti dalam keadaan jadi / selesai ( “finished”).
b. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor / Pemborong wajib
melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya
akan memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan
pegangan.
c. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka
pengukuran skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan
yang tak terduga akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan
secara tertulis. Kontraktor / Pemborong tidak dibenarkan merubah atau
mengganti ukuran ukuran yang tercantum di dalam Gambar Pelaksanaan
tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas / Pimpinan Proyek, dan segala
akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor / Pemborong baik dari
segi biaya maupun waktu.
16.5. PERBEDAAN GAMBAR.
a Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu
disiplin kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar
yang mengikat (berlaku).
b. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak-telitian di dalam
pelaksanaan satu bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian
pekerjaan lainnya, maka didalam hal terdapat ketidak-jelasan,
kesimpang siuran, perbedaan perbedaan dan ataupun ketidak-sesuaian
dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor /
Pemborong diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas
secara tertulis dan selanjutnya diadakan pertemuan dengan Konsultan
Pengawas / Pimpinan Proyek dan Konsultan Perencana, untuk
mendapat keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan.
c. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh
Kontraktor/Pemborong untuk memperpanjang / meng-“klaim” biaya
maupun waktu pelaksanaan.
16.6. PERUBAHAN, PENAMBAHAN, PENGURANGAN PEKERJAAN DAN
PEMBUATAN “AS BUILT DRAWING“.
a. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan
pengurangan pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.
B Setelah pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Kontraktor /
Pemborong berkewajiban membuat gambar-gambar yang memuat
seluruh perubahan, dan sesuai dengan kenyataan yang telah
dikerjakan / dibangun oleh Kontraktor / Pemborong ( As Built Drawing
). Biaya untuk penggambaran “As Built Drawing”, sepenuhnya menjadi
tanggungan Kontraktor / Pemborong.

Pasal 16
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR / PEMBORONG
17.1. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
17.2. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat,
mengawasi, menegur atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung jawab
penuh tersebut di atas.
17.3. Kontraktor / Pemborong bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang
timbul akibat pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor / Pemborong berkewajiban
memperbaiki kerusakan tersebut dengan biaya Kontraktor / Pemborong sendiri.
17.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan,
maka Kontraktor / Pemborong berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan
kepada Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas. Apabila hal ini tidak
dilakukan, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas segala kerusakan
yang timbul.
17.5. Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang
dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
17.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor / Pemborong dalam
melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.
17.7. Selama pembangunan belangsung, Kontraktor / Pemborong harus menjaga
keamanan bahan / material, barang milik proyek, milik Konsultan Pengawas dan
milik Pihak Ketiga yang ada di lapangan sampai tahap serah terima. Bila terjadi
kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah
dipasang maupun yang belum, adalah tanggung jawab Kontraktor / Pemborong
dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya Pekerjaan Tambah.
17.8. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor / Pemborong harus segera
mengangkut bahan bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak
dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan. Segala pembiayaannya menjadi
tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.

Pasal 17
RESIKO
18. 1. Jika hasil pekerjaan Kontraktor / Pemborong musnah/rusak sebagian atau
keseluruhan akibat kelalaian Kontraktor / Pemborong sebelum diserahkan
kepada Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja, maka Penyedia Kontraktor /
Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerugian termasuk
biaya yang timbul akibat keadaan tersebut.
18. 2. Jika hasil pekerjaan Kontraktor / Pemborong sebagian atau seluruhnya
musnah/rusak diluar kesalahan kedua belah pihak akibat keadaan memaksa
atau force majeur maka segala kerugian yang timbul akibat keadaan ini akan
ditanggung oleh kedua belah pihak.

Pasal 18
DENDA DAN GANTI RUGI
19. 1. Besarnya denda kepada Kontraktor / Pemborong atas keterlambatan
penyelesaian adalah 1/1000 (satu per seribu) dari harga kontrak atau bagian
kontrak untuk setiap hari keterlambatan.
19. 2. Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja
atas keterlambatan pembayaran adalah sebesar nilai tagihan yang terlambat
dibayar berdasar tingkat suku bunga yang berlaku atau dapat diberikan
kompensasi sesuai ketentuan dalam dokumen kontrak.
19. 3. Tata cara pembayaran denda dan/atau ganti rugi diatur dalam dokumen kontrak.
19. 4. Jika Kontraktor / Pemborong setelah mendapatkan peringatan tertulis 2 (dua)
kali berturut-turut tidak mengindahkan kewajibanya sebagaimana tercantum
dalam dokumen kontrak, maka Pengguna Barang/Jasa/Pemberi
Kerjaberhak/dapat memutuskan hubungan kerja / kontrak secara sepihak.

Pasal 19
KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN – BAHAN
Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini
maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan
dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam A.V. 1941 dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI
Tahun 1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta ketentuan-
ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia. Seluruh barang
material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan
dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk tujuan
yang dimaksudkan.

Pasal 20
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN
21.1. Bahan-bahan yang didatangkan / dipakai harus sesuai dengan contoh contoh
yang telah disetujui Konsultan Pengawas
21.2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang ditolak
oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari lokasi proyek
selambat-lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.
21.3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultan
Pengawas dan ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Konsultan
Pengawas berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada Kontraktor /
Pemborong, yang mana segala kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran
tersebut menjadi tanggungan Kontraktor / Pemborong sepenuhnya.
21.4 Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus
memberikan penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya
material dan tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan.

Pasal 21
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA
22.1. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan
tanah permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh tumbuhan dan
puing-puing didalam area kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan
harus tetap di tempatnya atau yang harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan
Pasal-pasal yang lain dari spesifikasi ini. Pekerjaan ini mencakup pula
perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda-benda yang ditentukan harus
tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.
22.2. Konsultan Pengawas akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan menentukan
semua pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang harus tetap berada
di tempatnya. Kontraktor / Pemborong harus menjaga semua jenis benda yang
telah ditentukan harus tetap di tempatnya.
22.3. Segala obyek yang ada di permukaan tanah dan semua pohon, tonggak, kayu
lapuk, tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan
rintangan lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukan berada disana; harus
dibersihkan dan atau dibongkar serta dibuang. Pada daerah galian, segala
tunggul dan akar harus dibuang dari daerah galian.
Pasal 22
PENGUKURAN KONDISI AWAL DAN PENENTUAN STA + 0.00
23.. PEKERJAAN PENGUKURAN KONDISI TAPAK.
a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan melakukan
pengukuran kondisi “existing” lokasi terhadap posisi rencana pekerjaan. Hasil
pengukuran harus diserahkan kepada Pimpinan Proyek / Konsultan
Pengawas.
b. Ketidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan keadaan yang
sebenarnya di lapangan, harus segera dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas
c. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan dengan alat alat
waterpass & theodolit.
d. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
e. Sebagai keharusan dari Kontrak ini dan tanpa biaya tambahan, Kontraktor /
Pemborong harus menyediakan khusus untuk digunakan oleh Konsultan
Pengawas segala peralatan, instrumen, personil dan tenaga survey, dan lain-
lain material yang mungkin dibutuhkan dalam memeriksa pekerjaan-pekerjaan
lain yang terkait

Pasal 23
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
24.1 IJIN MEMASUKI TEMPAT KERJA.
a. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor /
Pemborong, tetapi karena bahan / material ataupun komponen jadi maupun
mutu pekerjaannya sendiri yang ditolak oleh Konsultan Pengawas / Direksi,
harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor /
Pemborong dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
b. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutupi atau menjadi tidak terlihat sebelum
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, dan Kontraktor / Pemborong
harus memberikan kesempatan sepenuhnya kepada Petugas / Ahli dari
Konsultan Pengawas untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang akan
ditutup dan tidak terlihat.
c. Kontraktor / Pemborong harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas
kapan setiap pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap diperiksa dan
Konsultan Pengawas tidak boleh menunda waktu pemeriksaan, kecuali
apabila Konsultan Pengawas memberikan petunjuk tertulis kepada Kontraktor
/ Pemborong apa yang harus dilakukan.
d. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung
dari waktu diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan, tidak terhitung hari
libur / hari raya) tidak dipenuhi / ditanggapi oleh Konsultan Pengawas, maka
Kontraktor / Pemborong dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang
seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui oleh Konsultan Pengawas /
Pimpinan Proyek.
e Bila Kontraktor / Pemborong melalaikan perintah, Konsultan Pengawas /
Pimpinan Proyek berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian
atau seluruhnya untuk diperbaiki.
f. Biaya pembongkaran dan pemasangan / perbaikan kembali menjadi
tanggungan Kontraktor / Pemborong, tidak dapat di-klaim sebagai biaya
pekerjaan tambah maupun alasan untuk perpanjangan waktu pelaksanaan
24.2. KEMAJUAN PEKERJAAN
a. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan
oleh Kontraktor / Pemborong demikian pula metode / cara pelaksanaan
pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh
Konsultan Pengawas.
b. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu
menurut penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin
penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang
diperpanjang, maka Konsultan Pengawas harus memberikan petunjuk secara
tertulis langkah-langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan
24.3. PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN.
Bila Kontraktor / Pemborong atau petugas lapangannya tidak berada di tempat
kerja dimana Konsultan Pengawas bermaksud untu memberikan petunjuk atau
perintah, maka petunjuk atau perintah itu harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh
semua petugas pelaksana atau petugas yang ditunjuk oleh Kontraktor /
Pemborong untuk menangani pekerjaan itu.
BAB II
PEKERJAAN PENDAHULUAN DAN TANAH
Pasal 1
PEKERJAAN GALIAN TANAH
Pekerjaan tanah adalah pekerjaan galian tanah dan termasuk pengurugan/pemadatan
tanah kembali yang diperlukan untuk :
1. 1. Galian tanah pondasi
2. 2. Urugan tanah kembali.
2. 3. Galian lain seperti yang ditunjukkan dalam Gambar Kerjaatau ditunjuk oleh
Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja dan Konsultan Pengawas.
2. 4. Pekerjaan galian ini baru boleh dilaksanakan setelah papan Patok Ukur terpasang
lengkap dengan penandaan sumbu, ketinggian dan telah diperiksa seta disetujui
Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja dan Konsultan Pengawas.
2. 5. Galian tanah harus sesuai dengan Gambar Kerja
2.6. Urutan penggalian harus diatur sedemikian rupa dengan mengikuti petunjuk
petunjuk Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja dan Konsultan Pengawas
sehingga tidak menimbulkan gangguan pada lingkungan.
2.7. Jika pada galian terdapat akar kayu, kotoran dan bagian tanah yang tidak padat
atau longgar, maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang
yang tejadi harus ditutup urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air.
2.8. Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor dan
tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
2.9. Bila pada galian terdapat instalasi existing, Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor
harus mengikuti arahan Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja dan Konsultan
Pengawas.
2.10. Bila Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor melakukan penggalian yang melebihi
kedalaman yang ditentukan dalam Gambar Kerja, maka Penyedia
Barang/Jasa/Kontraktor wajib untuk menutupi kelebihan galian tersebut dengan
urugan pasir yang dipadatkan dan disirami air sampai penuh sehingga mencapai
ketinggian yang diinginkan.Biaya pekerjaan ini menjadi tanggungan Penyedia
Barang/Jasa/Kontraktor dan tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.
2.11. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar / rata sesuai dengan Gambar
Kerja dan harus dibersihkan dari segala macam kotoran.
Pasal 2
PEKERJAAN URUGAN TANAH
Lingkup pekerjaan pengurugan ini meliputi :
a. Semua galian sampai permukaan yang ditentukan berdasarkan Gambar Kerja
b. Untuk tempat – tempat tertentu/khusus kepadatan tanahnya seperti tercantum
dalam Gambar Kerja atau petunjuk Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja dan
Konsultan Pengawas serta Konsultan Perencana.
Bahan/Material urugan yang dipakai adalah tanah pilihan yang memenuhi persyaratan
sebagai bahan urugan, antara lain :
3.1 Tanah bekas galian pada umumnya tidak boleh dipakai lagi untuk bahan urugan,
kecuali apabila tanah tersebut memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan dan
mendapat persetujuan dari Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja dan Konsultan
Pengawas.
3.2. Sumber bahan urugan ini harus mempunyai jumlah yang cukup untuk menjamin
penyediaan bahan urugan yang bisa mencukupi kebutuhan seluruh proyek.
Semua bahan urugan harus mendapat persetujuan dari Pengguna
Barang/Jasa/Pemberi Kerja dan Konsultan Pengawas, baik mengenai kualitas
bahan maupun sumber bahan itu sendiri sebelum dibawa atau digunakan di
dalam lokasi pekerjaan.
3.3. Bahan urugan yang mengandung tanah organis, akar-akaran, sampah dan lain-
lain, tidak boleh dipergunakan untuk urugan. Bahan-bahan seperti ini harus
dipindahkan dan ditempatkan pada daerah pembuangan yang disetujui atau
ditunjuk oleh Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja dan Konsultan Pengawas.
3.4. Lokasi yang akan diurug harus dibersihkan dari humus. Bahan-bahan urugan
yang sudah ditempatkan di lokasi pengurugan tetapi tidak memenuhi standar, harus
dibuang dan diganti oleh Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor atas biaya sendiri.
3.5. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, seluruh area pembangunan harus sudah
bersih dari humus, akar tanaman, benda-benda organis, sisa-sisa bongkaran dan
bahan lain yang dapat mengurangi kualitas pekerjaan ini.
3.6. Urugan harus bebas dari segala macam bahan yang dapat membusuk, sisa
bongkaran, dan atau yang dapat mempengaruhi kepadatan urugan. Tanah
urugan dapat diambil dari bekas galian atau tanah yang didatangkan dari luar
yang tidak mengandung bahan-bahan seperti tersebut di atas dan atau telah
disetujui Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja dan Konsultan Pengawas.
3.7. Penghamparan tanah urugan dilakukan lapis demi lapis dan langsung dipadatkan
sampai mencapai permukaan/peil yang diinginkan.

Pasal 3
PEKERJAAN PEMADATAN TANAH
Lingkup pekerjaan pemadatan tanah ini meliputi :
a. Semua urugan galian sampai permukaan yang ditentukan berdasarkan
Gambar Kerja
b. Untuk tempat – tempat tertentu/khusus kepadatan tanahnya seperti tercantum
dalam Gambar Kerja atau petunjuk Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja dan
Konsultan Pengawas serta Konsultan Perencana.
Sebelum melakukan pekerjaan pemadatan tanah perlu diperhatikan oleh Penyedia
Barang/Jasa/Kontraktor :
4.1. Sebelum pelaksanaan pemadatan, seluruh area pekerjaan harusdikeringkan
terlebih dahulu.
4.2. Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor harus bertanggung jawab atas ketepatan
penempatan dan pemadatan bahan-bahan urugan dan juga memperbaiki
kekurangan-kekurangan akibat pemadatan yang tidak cukup.
4.3. Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor harus menetukan jenis ukuran dan berat dari
alat yang paling sesuai untuk pemadatan bahan urugan yang ada. Alat-alat
pemadatan ini harus mendapat persetujuan Pengguna Barang/Jasa/Pemberi
Kerja dan Konsultan Pengawas.
4.4. Pelaksanaan pemadatan harus dilakukan dalam cuaca baik. Apabila hari hujan,
pemadatan harus dihentikan. Selama pekerjaan ini, kadar air harus dijaga agar
tidak lebih besar dari 2 % kadar air optimum.
4.5. Pekerjaan perataan tanah dilakukan bila terdapat bagian-bagian yang lebih tinggi
dari permukaan tanah yang direncanakan, perataan pada bagian ini harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga kelebihan tanah tersebut dapat diangkut ke
tempat lain yang ditentukan oleh Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja dan
Konsultan Pengawas.
17

BAB III
PEKERJAAN KONSTRUKSI

Pasal 1
PEKERJAAN PANCANG ULIN
2.1. Kayu Ulin yang digunakan adalah Balok Ulin dengan ukuran 10 cm x 10 cm x 2 m
2.2. Kedalaman Pancang dan Jarak Antar Pancang harus sesuai dengan Gambar Kerja

Pasal 2
PEKERJAAN BATU GUNUNG
Pekerjaan Pondasi Pasangan Batu Gunung yang dimaksud adalah :
3.1. Pondasi Batu Gunung adalah pondasi menerus dari pasangan batu gunung yang
keras dengan spesi campuran 1 Pc : 4 Ps.
3.2 Batu Gunung yang digunakan harus batu pecah dari jenis yang keras, bersudut
runcing dan tidak porous (rongga).
3.3. Semen yang digunakan harus memenuhi syarat dari SNI 15-2049-1994, Semen
Portland.
3.4 Pasir pasangan untuk pekerjaan pasangan batu gunung ini harus pasir yang
terdiri dari pasir dengan butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan lain sebagainya.
3.5 Air yang digunakan harus air tawar bersih dan tidak mengandung minyakserta
bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak.
3.6 Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, harus dibuat profil bentuk pondasi dari
kayu atau bahan lain sebagai tanda, pada setiap ujung yang bentuk dan ukurannya
sesuai dengan Gambar Kerja dan telah mendapat persetujuan dari Pengguna
Barang/jasa/Pemberi Kerja atau Konsultan Pengawas.
3.7 Pasangan Batu Gunung menggunakan adukan dengan campuran 1 PC : 4 Ps,
dengan dimensi Pondasi Batu Gunung Sesuai Gambar Rencana. Adukan harus
membungkus Batu Gunung sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari
pondasi yang berongga atau tidak padat khususnya pada bagian tengah.
18

Pasal 3
PEKERJAAN PENGECORAN
Lingkup pekerjaan pengecoran adalah meliputi :
a. Pekerjaan pile cape
b. Pekerjaan kolom
c. Pekerjaan ringbalk
d. Pekerjaan rabat
Pekerjaan beton/pengecoran secara umum meliputi seluruh pekerjaan beton bertulang
dan tidak bertulang. Secara umum tahapan pekerjaan beton adalah sebagai berikut :
a. Penyediaan semua bahan.
b. Persiapan dan pemasangan bekisting.
c. Pengadukan beton.
d. Pengecoran beton.
e. Pemeliharaan, perbaikan, penyelesaian dan pengerjaan semua
pekerjaan tambahan, sehingga menghasilkan pekerjaan sesuai dengan
gambar rencana.
4.1. Semua bahan dan konstruksi apabila tidak diberi catatan khusus harus memenuhi
standar yang berlaku di Indonesia.
4.2. Perbandingan untuk campuran beton adalah 1 PC : 3 Ps : 5 Kr dengan tebal 5 cm
atau perbandingan campuran yang ditentukan oleh Pengguna
Barang/Jasa/Pemberi Kerja dan Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja dan
Konsultan Pengawas.
4.3. Semua bahan dari pekerjaan beton ini harus memenuhi persyaratan dan standar
yang berlaku di Indonesia.
4.4. Semen Portland (PC)
Semen yang digunakan harus memenuhi syarat dari SNI 15-2049-1994, Semen
Portland.
4.5. Pasir campuran beton
Pasir untuk campuran beton adalah harus pasir yang terdiri dari pasir dengan
butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan lain
sebagainya dan memenuhi komposisi butir dan kekerasan seperti yang tercantum
19

dalam NI-2 PBI 1971.


4.6. Kerikil
Kerikil/Agregat yang digunakan harus bersih dan bermutu baik serta mempunyai
gradasi dan kekerasan, serta memenuhi persyaratan yang tercantum dalam NI-2
PBI 1971.
4.7. Air Pakai
Air yang digunakan harus air tawar bersih dan tidak mengandung minyak,
asam,garam alkalis serta bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak
beton.
4.8 Tata cara pengecoran beton bertulang :
a. Sekurang-kurangnya 2 (dua) hari sebelum pengecoran dilakukan,
Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor harus memberikan informasi kepada
Konsultan Pengawas dan Pengguna Barang/Jasa/Pemilik Proyek, untuk
dilakukan pemeriksaan, agar dapat diberikan persetujuan pada waktu
pengecoran.
b. Pengecoran harus sesuai dengan persyaratan dalam PBI 1971 /
SNI 03-2410-1989.
c. Beton harus dicor dan tidak boleh dijatuhkan dari ketinggian 1,5 m dan dalam
lapisan horizontal tidak lebih dari 30 cm dalamnya.
d. Terjadinya kantong-kantong gelembung dalam beton harus dihindarkan
dan segera setelah dituang, beton ini harus dipadatkan dengan alat penggetar
(vibrator).
e. Apabila menggunakan vibartor perlu diperhatikan selama penggetaran
dijaga agar jangan sampai menggerak tulangan maupun bekisting.
f. Sambungan beton sebelum melanjutkan pengecoran pada beton vang mengeras,
permukaan yang lama harus diberslhkan dan dikasarkan, permukaan
sambungan disiram dengan air semen. Penyambungan beton yang melebihi 7
hari dilapisi dengan bahan penyarnbung.
20

Pasal 4
STANDAR MUTU MATERIAL
5.1 Semen yang dipakai semen jenis Pozoland Portland Cement (PPC) atau Portland
Cement (PC). Semua semen harus dari merk yang sama (bukan bermacam-macam
merk/jenis), dalam keadaan baru dan asli, disimpan dalam gudang tertutup dan
terlindungi dari kerusakan
5.2. Batu split yang digunakan untuk cor lantai dan untuk struktur lainnya dari pecah
mesin atau tangan (bukan split jagung/alami), tidak mudah hancur, tidak porous,
mempunyai sudut yang tajam, bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur kotoran
lain)dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air dalam proporsi
campuran yang akan dipakai
5.3. Air yang digunakan harus bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan kimia
(asam, alkali) tidak mengandung beton, minyak atau lemak. Air bersih standar
PDAM, air kotor sisa cucian dan lain-lain serta air yang mengandung air laut tidak
boleh digunakan
5.4. Mutu beton yang digunakan adalah K. 250
5.5. Besi beton yang dipakai bermutu U-24. (SI.1). ukuran-ukurannya diameter besi beton
yang terpasang harus sesuai dengan gambar rencana, sedangkan perubahan
diameter tulangan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas. Penggatian
diameter tulangan tidak diperkenankan. Besi beton bekas dan yang sudah berkarat
tidak diperkenankan dipakai dalam konstruksi. Besi beton harus bebas dari sisik,
karat dan lain-lain lapisan yang dapat mengurangi daya lekatnya pada beton.Ikatan
besi beton harus rapih dan kuat, bahan untuk pengikat adalah kawat beton dengan
diameter minimum 1mm.

Pasal 5
PELAKSANAAN
6.1 Cetakan (untuk plat penutup, kolom,balok, plat penyaring dibuat dari kayu, harus
memenuhi syarat-syarat kekuatan, daya tahan dan mempunyai permukaan yang
baik untuk pekerjaan finishing. Papan cetak menggunakan multiplek 9 mm. cetakan
harus sesuai dengan ukuranukuran jadi yang ada di dalam Gambar Kerja dan
menjamin bahwa ukuran tersebut tidak berubah sebelum dan selama pelaksanaan
21

pengecoran . cetakan harus dibersihkan dari segala kotoran yang melekat seperti
potongan kayu, gergaji, tanah, dsb.
6.2 Pembengkokan dan penyetelan besi beton harus dilakukan dengan hati-hati dan teliti
serta tepat pada ukuran, posisi sesuai dengan Gambar Kerja dan tidak menyimpang
dari PBI.
6.3. Adukan campura beton
Kontraktor harus membuat adukan sesuai komposisi adukan dan proporsi antara
split, semen dan air, dan bertanggung jawab penuh atas kekuatan beton yang
dipersyaratkan. Penggunaan air sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan
beton yang dapat memberikan daya lekat yang baik pada besi beton. Adukan beton
yang dibuat setempat (site mixing) atau membuat :
- Semen diukur menurut beratnya per kantong
- Agregat diukur menurut beratnya
- Adukan dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (batch, mixer), type
dan kapasitas harus mendapat persetujuan pengawas.
- Kecepatan mengaduk sesuai rekomendasi dari pembuat mesin.
- Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.
- Lama pengadukan tidak kurang dari 2-3 menit sesudah semua bahan berada
dalam mesin pengaduk.
- Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan dahulu
6.4. Pengecoran Beton
Adukan beton harus segera dibawa ke tempat pengecoran dengan menggunakan
cara yang sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan
agregat dan tercampur kotoran/bahan dari luar. Adukan yang tidak dicor
(ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dari mesin adukan yang
tumpah selama pengangkutan tidak diperkenankan untuk dipakai sebagai bahan
pengecoran. Pada pengecoran baru (sambungan beton lama dan baru), permukaan
beton lama harus dibersihkan menggunakan sikat kawat baja sampai agregat kasar
Nampak, kemudian disiram dengan calbon dan selanjutnya dicor. Beton harus
secepat mungkin dicoe setalah pengadukan dan dilakukan sedemikian rupa
sehingga dapat menghindari pengendapan dan pergeseran tulangan.
22

6.5 Pembongkaran Cetakan/begisting


Pembongkaran dilakukan dimana bagian konstruksi yang dibongkar telah dapat
memikul berat beban-beban sendiri dari pelaksanaannya.

BAB IV
PEKERJAAN ATAP

Pasal 1
PERSYARATAN BAHAN
2.1. Rangka Atap yang dipergunakan adalah Baja Ringan.
2.2. Atap yang dipergunakan adalah atap spandek kualitas baik.
2.3. Perabung / Bubungan yang dipakai menggunakan spandek dengan kualitas baik.
2.4. Listplank menggunakan GRC motif, pasang doble.

Pasal 2
METODE PELAKSANAAN
3.1. Spandek dipasang dari bidang teritisan atap. Didalam pemasangan atap yang menjadi
perhatian adalah kelurusan dan kerataannya.
3.2. Atap harus dipasang dalam keadaan rapat agar terjaga dari rembesan air hujan.
3.3. Pertemuan atap tegak dengan bagian atap miring dibengkokkan ke atas agar rembesan air
hujan tidak masuk.
3.4. Bidang yang menempel pada dinding tembok harus kedap air.
3.5. Warna dan kualitas atap ditetapkan bersama pihak proyek.

Pasal 3
PEKERJAAN PASANGAN PLAFOND
Lingkup Pekerjaanpekerjaan di atas ruangan yangberfungsi sebagal berikut :
a. Pembatas ketinggian.
b. Penutup segala macam bentuk yang berada di bawah atap atau plat beton.
c. Peredam hawa panas.
Pekerjaan ini meliputi pemasangan rangka penutup plafond dan penempatan
lubang-lubang untuk titik lampu yang diperlukan.
23

4. 1. Persyaratan Bahan
a. Jenis Bahan : Gibsum
b. Ketebalan : 9 mm
c. Mutu Bahan : Standar SNI
d. Rangka : Hollow
4. 2. Peralatan penunjang
Perlu disiapkan alat untuk pelaksanaan pekerjaan plafon antara lain :
a. Alat Bantu Scafolding
b. Waterpas;
c. Benang;
d. Meteran.
4. 3. Persyaratan Pelaksanaan
a. Rangka langit-langit dipasang setelah sisi bagian bawah diratakan, pemasangan
sesuai dengan pola yang ditunjukkan/disebutkan dalam gambar dengan
memperlihatkan modul pemasangan penutup langit-langit yang dipasangnya.
b. Bidang pemasangan bagian rangka langit-langit harus rata, tidak cembung, kaku
dan kuat, kecuali bila dinyatakan lain, misal permukaan merupakan bidang
miring/tegak sesuai dengan yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
c. Bahan penutup langit-langit adalah Gibsum seperti yang telah dipersyaratkan
dengan pola pemasangan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
d. Jarak pemasangan antara unit-unit penutup langit-langit harus presisi dan tidak
kelihatan atau sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
e. Hasil pemasangan penutup, langit-langit harus rata.
4. 4. Cara pelaksanaan
Pada umumnya pemasangan plafond akan berhenti pada batas tertentu yang
berupa dinding atau lisplank.
a. Tentukan peil plafond pada dinding.
b. Waterpaskan ketingglan tersebut pada seluruh batas pasangan plafond.
c. Pasang rangka plafond pada dinding atau lisplank dengan menggunakan
baut/dinabold.
24

d. Tentukan arah tulangan pokok dan pasang tulangan pokok tiap 120 cm dengan
rangka kayu bangkirai. Selanjutnya pasangan tulangan pembagi, dengan jarak
tiap 60 cm.
e. Rangka plafond yang sudah siap ditutup, digantung dengan root atau kayu dalam
kondisl lurus dan di waterpas.

BAB V
PEKERJAAN DINDING & LANTAI

Pasal 1
PEKERJAAN DINDING BATU BATA
Pekerjaan pasangan batu bata ini h a r u s s e s u a i d e n g a n Gambar Kerja. Semua
bahan/material harus memenuhi persyaratan dan standar yang berlaku di
Indonesia :
2.1. Batu Bata yang dipakai adalah dari mutu baik. Batu Bata yang dipakai harus
bebas dari cacat, retak, cat atau adukan, mempunyai sudut siku dan ukuran yang
seragam dan langsung didatangkan dari pabrik atau penjual. Sebelum
pengadaan bahan ini. Penyedia Barang/Jasa/Penyedia barang/Jasa/Kontraktor
diwajibkan mengajukan contoh disertai data teknis dari batu bata yang akan
dipakai kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
2 2. Rollag adalah pekerjaan pasangan batu bata (1/2 batu bata)
2.3. Semen yang digunakan harus memenuhi syarat dari SNI 15-2049-1994, Semen
Portland
2.4. Pasir untuk campuran beton adalah harus pasir yang terdiri dari pasir dengan
butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur dan lain
sebagainya.
2.5. Air yang digunakan harus air tawar bersih dan tidak mengandung minyakserta
bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak.
2.6. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Penyedia barang/Jasa/Kontraktor harus
memperhatikan detail bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material
lain dan melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar Kerja.
25

2.7. Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih dulu sehingga
jenuh. Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas permukaan
batu bata tersebut.
2 8. Adukan perekat/spesi untuk pasangan batu bata adalah adalah campuran 1 PC
:4 Ps untuk Pasangan Dinding ½ Bata Dinding KM&WC seperti tercantum dalam
gambar kerja. Ketebalan aduk perekat/spesi harus sama setebal 1 cm.
2.9. Semua pertemuan horizontal dan vertikal harus terisi dengan baik dan penuh.
2.10. Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak dan pola
ikatan harus terjaga baik di seluruh pekerjaan.
2.11. Pertemuan sudut antara dua dinding harus rapi dan siku seperti tercantum dalam
Gambar Kerja. Pekerjaan pemasangan Batu Bata harus benar-benar vertikal dan
horizontal.
2.12.Pengukuran dilakukan dengan tiang lot dan harus diukur dengan tepat.
2.13.Pada permukaan yang datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan
bidang tidak boleh melebihi 5 mm untuk setiap jarak 100 cm. vertikal dan
horizontal. Jika melebihi, Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor harus
membongkar/memperbaiki dan biaya untuk perkaan ini ditanggung oleh Penyedia
Barang/Jasa/Kontraktor, dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.
2.14. Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk kasar
sampai setinggi permukaan tanah.
2.15. Setelah pasangan batu bata terpasang dengan adukan, dirapikan dan
dibersihkan dengan sapu lidi, kemudian disiram air dan siap menerima plesteran.
2.16.Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah sama sekali
tidak diperkenankan.
2.17. Tidak diperkenankan memasang batu bata merah yang patah dua melebihi dari
5%. Batu bata yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh digunakan.
2.18. Ketebalan jadi (setelah di-finish dengan plester aci harus : Dinding bata ½ batu,
harus maks. setebal 15 cm.
2.19.Selama pasangan dinding bata belum di-finish, Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor
wajib untuk memelihara dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh
bahan lain. Apabila pada saat di-finish terdapat kerusakan, berlubang dan lain
26

sebagainya, Penyedia barang/Jasa/Kontraktor harus memperbaiki sampai


dinyatakan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas. Biaya ini ditanggung oleh
Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan
tambah.
2.20. Batu bata yang masih berada di lokasi (belum terpakai) harus diberikan
perlindungan/dilindungi dari cuaca hujan yang bisa merusak batu bata.

Pasal 2
PEKERJAAN PLESTERAN

Lingkup pekerjaan adalah meliputi pekerjaan plesteran serta acian pada dinding
bangunan atau area yang terdiri dari pasangan batu bata, yang dinyatakan dalam Gambar
Kerja.
3.1. Semen yang digunakan harus memenuhi syarat dari SNI 15-2049-1994, Semen
Portland.
3.2 Pasir pasangan untuk pekerjaan pasangan batu gunung ini harus pasir yang
terdiri dari pasir dengan butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, lumpur dan lain sebagainya.
3.3. Air yang digunakan harus air tawar bersih dan tidak mengandung minyakserta
bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak.
3.4. Daerah plesteran adalah daerah yang terpasang dinding ½ bata sesuaI Gambar
Kerja.
3.5 Tebal plesteran harus berkisar setebal 1 s.d 2 cm, dengan tebal pasangan bata
jadi adalah maksimal 15 cm.
3.6. Sebelum pekerjaan plesteran dimulal terlebih dahulu permukaan pasangan batu
bata di basahi air terlebih dahulu.
3. 7. Semua jenis bahan plesteran harus diaduk sesuai persyaratan jenis campuran.
3. 8. Plesteran harus rata vertikal dan horizontal.
3.9 Ketebalan plesteran merupakan lapisan dengan permukaan kasar untuk
mencapai bidang rata dan lebih teliti setelah itu baru pengacian.
3.10. Setelah diplester selanjutnya permukaan plesteran tersebut diacl (camp. semen
dan air) hingga halus.
27

3.11. Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor wajib memperbaiki bidang plesteran yang tidak


layak (tidak siku, bergelombang, dsb) oleh Pengguna Barang/Jasa/Pemilik
Proyek.
3.12. Bagian-bagian yang diperbalki harus dibobok secara teratur dan di plester ulang,
hasil perbalkan harus rata dengan bidang sekitamya.

Pasal 3
PEKERJAAN KERAMIK
4.1. Pekerjaan Keramik 60/60 Unpolish putih polos
Lingkup Pekerjaan meliputi :
a. Pekerjaan lantai keramik seperti yang ditunjukkan pada gambar kerja.
b. Meratakan dengan pasir dengan ketebalan sesuai gambar kerja.
c. Membuat landasan lantai keramik dari beton rabat 1:3:5 tebal 5 cm.
d. Pemasangan keramik 60/60 cm untuk ruangan
4.2 . Syarat Pelaksanaan Pekerjaan :
a. Secara keseluruhan ubin pada lantai digunakan ubin keramik 60/60 dengan
kualitas baik dan telah mendapatkan persetujuan PPTK dan
Konsultan Pengawas.
b. Sebelum lantai keramik dipasang, lantai di floor setebal 5 cm atau pembuatan
lantai kerja sesuai bestek/gambar perencanaan.
c. Seluruh bidang-bidang permukaan keramik setelah terpasang harus datar, nat-
natnya merupakan garis lurus vertikal/horisontal.
d. Keramik yang akan digunakan harus telah mendapatkan
persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan/Tim Pengelola Teknis Kegiatan.
e. Keramik yang cacat, retak tepinya, noda-noda atau cacat warna tidak boleh
dipasang, jika sudah terpasang harus dibongkar dan diganti.
28

BAB VI
PEKERJAAN KUSEN/PINTU DAN JENDELA

Pasal 1
PERSYARATAN BAHAN
2.1. Persyaratan Bahan
a. Rolling door aluminium adalah jenis rolling door yang terbuat dari material
aluminium. Rolling door ini dikenal anti karat, ringan dan tahan lama dari berbagai
kondisi cuaca.
b. Rolling door atau disebut juga pintu sebagai pintu gulung adalah jenis pintu
dengan mekanisme menggulung keatas.
c. Untuk jenis rolling door sendiri juga terdiri dari beberapa jenis model, namun
model dari bahan aluminium adalah jenis yang paling banyak ditemui.
d. Kusen/bingkai (frame) BV harus terbuat dari Kayu Bengkirai yang diolah,
dikeringkan dengan kadar air 15%.
e. Semua bingkai B V dan daun harus bebas dari rayap dan mata kayu.

2.2 Rolling Door Aluminium


a. Aluminium harus memperhitungkan dimensi – dimensi yang di tunjukkan dalam
gambar atau sesuai dengan spesifikasi yang di syaratkan.

c. Dimensi kusen/frame yang di tunjukan dalam gambar – gambar adalah dimensi


final/jadi.

2.3. Daun Pintu


a. Material : Disesuaikan bentuk pada gambar serta tidak
terdapat cacat – cacat atau rusak dan lain-lain.
a. Dimensi : sesuai dimensi kusen pada Gambar Kerja
b. Bentuk : sesuai bentuk pada Gambar Kerja
c. Finishing ; Finishing cat BV
d. Warna ; Di tentukan kemudian
29

BAB VII
PEKERJAAN LISTRIK DAN INSTALASI

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup Pekerjaan dari pekerjaan listrik/elektrikal adalah :
Semua pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan instalasi listrik dan assesoriesnya.

Pasal 2
PERATURAN DAN STANDAR
2. 1. Semua bahan-bahan, komponen dan peralatan harus diproduksi memenuhi
standar nasional indonesia (SNI).
2. 2. Apabila ada hal lain yang tidak disebutkan, instalasi listrik harus dilaksanakan
sesuai dan memenuhi Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-2000.

Pasal 3
BAHAN, PERALATAN DAN TENAGA PELAKSANA
3.1. Semua bahan./material dan peralatan yang akan dipasang harus dalam keadaan baik
dan baru (100 %)
3.2. Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor harus menyerahkan contoh (sample)
bahan/material sesuai dengan yang disyaratkan dalam spesifikasi ini kepada
Konsultan pengawas dan Pengguna Barang/Jasa/Pemilik Proyek sebelum
pengadaannya.
3.3. Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja serta Konsultan Pengawas berhak
menolak pengadaan bahan/matenial yang tidak sesual dengan spesifikasi.
3.4. Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor harus dan wajib mengadakan teknisi danatau
tenaga pelaksana lapangan yang ahli dan berpengalaman dalam bidang
pekerjaan ini.
3.5. Tenaga pelaksana harus beradadi lapangan/lokasi/tempat pada saat pekerjaan
berlangsung, agar apabila ada kerusakan dapat segera diperbaiki dan bertanggung
jawab atas pelaksanaan pekerjaan tersebut.
30

Pasal 4
SPESIFIKASI UMUM PEKERJAAN LISTRIK

1. Kabel Daya Tegangan Rendah.


Kabel daya. tegangan rendah yang dipakal adalah berdasarkan ukuran dan type
yang sesuai dengan gambar. Kabel daya tegangan rendah ini harus sesual standar
SIl atau standar PLN.
2. Lampu-lampu, Stop Kontak dan Saklar
a. Letak lampu-lampu, stop kontak dan saklar sesuai dengan Gambar Kerja.
b. Jenis Lampu-lampu, stop kontak dan saklar harus memenuhi persyaratan
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) SNI 04-0225-2000 dan persetujuan
dari Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja.

BAB VIII
LAIN-LAIN DAN PENUTUP

Pasal 1
GAMBAR – GAMBAR
1.1. Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor diwajibkan membuat gambar-gambar sesuai
dengan pekerjan yang telah dilakukan dilapangan secara riil/kenyataan di lapangan
(As Build Drawing). Hal ini untuk mempermudah pemeriksaan dan maintenance
dikemudian hari. Gambar-gambar harus dibuat oleh pemborong sebelum
pelaksanaan pekerjaan dimulai guna mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas dan Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja.
1.2. Gambar rencana dan spesifikasi persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang
saling melengkapi sama pengikatannya.
1.3. Jika terjadi gambar dan spesifikasi bertentangan, maka spesifikasi yang lebih
mengikat.
1.4. Gambar instalasi menunjukan secara umum tata letak dan peralatan instalasi
sedang pemasangannya harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
pekerjaan.
31

1.5. Gambar arsitek dan struktur harus dipakai sebagai refrensi untuk pelaksanaan
dan detail dari pekerjaan.
1.6. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor harus mengajukan
gambar-gambar Shop Drawing kepada Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja
dan Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
1.7. Setiap Shop Drawing yang diajukan Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor untuk
disetujui oleh Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja dan Konsultan
Pengawasdianggap Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor telah mempelajari situasi dan
berkonsultasi dengan pekerja instalasi-instalasinya.diajukan Penyedia
Barang/Jasa/Kontraktor pekerjaan ini harus membuat gambar-gambar sebagaimana
dilaksanakan Operating dan Maintenance Instruction/Manual, pada tahap
penyerahan pertama kepada Direksi Lapangan dalam rangkap 3 (tiga).

Pasal 2
DAFTAR BARANG DAN CONTOH
2.1 Sebelum pekerjaan dimulai, diajukan Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor harus
menyerahkan kepada Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja dan Konsultan
Pengawas daftar bahan yang akan dipakai.
2.2 Sebelum pekerjaan dimulai, diajukan Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor harus
menyerahkan contoh bahan yang akan dipasang untuk mendapatkan persetujuan
Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja dan Konsultan Pengawas.
2.3. Untuk barang-barang dan material yang akan didatangkan ke site mulai dari
pemesanan, maka Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor diwajibkan menyerahkan brosur,
catalog, gambar kerja atau Shop Drawing, mock up dan sample yang dianggap perlu
oleh Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja dan Konsultan Pengawasdan harus
mendapat persetujuan dari Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja dan Konsultan
Pengawas.
32

Pasal 3
MASA PELAKSANAAN, MASA PEMELIHARAAN DAN
SERAH TERIMA PEKERJAAN
3.1. Masa Pelaksanaan pekerjaan akan ditentukan berdasarkan kesepakatan
bersama antara Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor dan Pengguna
Barang/Jasa/Pemberi Kerja.
3.2. Masa pemeliharaan adalah terhitung sejak saat penyerahan pertama yang akan
ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama antara Penyedia
Barang/Jasa/Kontraktor dan Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja.
3.3 Selama masa pemeliharaan ini Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor diwajibkan
untuk mengatasi segala kerusakan-kerusakan yang terjadi tanpa ada tambahan
biaya.
3.4. Selama masa pemeliharaan tersebut Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor masih
harus menyediakan tenaga-tenaga yang diperlukan.
3.5. Dalam masa ini Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor masih bertanggung jawab
penuh seluruh pekerjaan yang telah dilaksanakan.
33

Pasal 4
PENUTUP
4.1. Pekerjaan yang termasuk pekerjaan Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor untuk
pencapaian hasil pekerjaan yang berkualitas dan optimal tetapi tidak diuraikan
dalam RKS ini harus tetap diupayakan oleh Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor.
4.2. Segala sesuatu yang belum diatur dalam RKS ini akan diatur lebih lanjut pada
surat perjanjian kontrak dan jika terjadi perubahan akan diatur dalam addendum.

Diperiksa oleh : Balikpapan, April 2018


PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN KONSULTAN PERENCANA
CV. INDICO

DENY KRISTIANTO, S.Hut; M.Si BAMBANG HARIANTO, ST


NIP. 19820218 200801 1 013 Direktur

Disetujui :
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
DINAS KEHUTANAN PROP. KALTIM KPH BONGAN

SAHRUL, SE, M.Si


NIP. 19670409 198811 1 002
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DINAS KEHUTANAN UPTD KPHL BALIKPAPAN
Jl. Marsma R Iswahyudi RT. 09 Kel. Sepinggan Raya Kec. Balikpapan Selatan Kode Pos: 76115
KOTA BALIKPAPAN

Gambar Garasi KPHL Balikpapan :


KEGIATAN :
PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA PENGENDALIAN
KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN
( DBH SDA DR )

PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN GARASI (KM-23) PADA UPTD KPHL BALIKPAPAN

LOKASI :
KM - 23 BALIKPAPAN
2020

KONSULTAN PERENCANA

CV. INDICO
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DINAS KEHUTANAN

LEGENDA

KEGIATAN

PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA


PENANGGULANGAN PENGENDALI KEBAKARAN
HUTAN DAN LAHAN (DBH SDA DR)

PEKERJAAN & LOKASI

PEMBANGUNAN GUDANG
KM 23 BALIKPAPAN

MENGETAHUI

KUASA PENGGUNA ANGGARAN

TAMPAK DEPAN
Skala 1 : 100

NIP. 19670409 198811 1 002

MENGETAHUI

PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN

Deny Kristianto, S.Hut, M.Si


NIP. 19820218 200801 1 013

JUDUL GAMBAR SKALA

TAMPAK DEPAN &


1 : 100
BELAKANG

KONSULTAN PERENCANA

JABATAN NAMA TTD

PENANGGUNG
JAWAB

TEAM LEADER

AHLI
STRUKTUR

DRAFTER CAD

KODE GBR KODE LBR NO. LEMBAR JUMLAH LBR

GDG I
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DINAS KEHUTANAN

LEGENDA

KEGIATAN

PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA


PENANGGULANGAN PENGENDALI KEBAKARAN
HUTAN DAN LAHAN (DBH SDA DR)

PEKERJAAN & LOKASI

PEMBANGUNAN GUDANG
KM 23 BALIKPAPAN

MENGETAHUI

TAMPAK SAMPING KANAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN

Skala 1 : 100

NIP. 19670409 198811 1 002

MENGETAHUI

PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN

Deny Kristianto, S.Hut, M.Si


NIP. 19820218 200801 1 013

JUDUL GAMBAR SKALA

TAMPAK SAMPING
1 : 100
KIRI & KANAN

KONSULTAN PERENCANA

JABATAN NAMA TTD

PENANGGUNG
JAWAB

TAMPAK SAMPING KIRI TEAM LEADER


Skala 1 : 100
AHLI
STRUKTUR

DRAFTER CAD

KODE GBR KODE LBR NO. LEMBAR JUMLAH LBR

GDG II
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DINAS KEHUTANAN

LEGENDA

KEGIATAN

PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA


PENANGGULANGAN PENGENDALI KEBAKARAN
HUTAN DAN LAHAN (DBH SDA DR)

PEKERJAAN & LOKASI

PEMBANGUNAN GUDANG
KM 23 BALIKPAPAN

MENGETAHUI

KUASA PENGGUNA ANGGARAN

NIP. 19670409 198811 1 002

MENGETAHUI

PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN

Deny Kristianto, S.Hut, M.Si


NIP. 19820218 200801 1 013

JUDUL GAMBAR SKALA

RENCANA RING
1 : 100
BALOK

KONSULTAN PERENCANA

JABATAN NAMA TTD

PENANGGUNG
JAWAB

POTONGAN X - X TEAM LEADER

AHLI
Skala 1 : 100 STRUKTUR

DRAFTER CAD

KODE GBR KODE LBR NO. LEMBAR JUMLAH LBR

GDG III
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DINAS KEHUTANAN

LEGENDA

KEGIATAN

PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA


PENANGGULANGAN PENGENDALI KEBAKARAN
List Plank + 5.420 HUTAN DAN LAHAN (DBH SDA DR)

Balok Latai, Kanopy BV + 4.240


PEKERJAAN & LOKASI

PEMBANGUNAN GUDANG
KM 23 BALIKPAPAN

MENGETAHUI
Balok, Kanopy Beton + 3.500 KUASA PENGGUNA ANGGARAN

NIP. 19670409 198811 1 002

MENGETAHUI

PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN

Peil Lantai Teritisan - 0.300

Deny Kristianto, S.Hut, M.Si


NIP. 19820218 200801 1 013

JUDUL GAMBAR SKALA


6000
RENCANA RING
1 : 100
BALOK

KONSULTAN PERENCANA

JABATAN NAMA TTD

POTONGAN Y - Y PENANGGUNG
JAWAB

TEAM LEADER

Skala 1 : 100 AHLI


STRUKTUR

DRAFTER CAD

KODE GBR KODE LBR NO. LEMBAR JUMLAH LBR

GDG IV
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

300 DINAS KEHUTANAN


400

LEGENDA

2
KEGIATAN

PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA


PENANGGULANGAN PENGENDALI KEBAKARAN
HUTAN DAN LAHAN (DBH SDA DR)

PEKERJAAN & LOKASI

PEMBANGUNAN GUDANG
KM 23 BALIKPAPAN

MENGETAHUI

KUASA PENGGUNA ANGGARAN

6000
NIP. 19670409 198811 1 002

MENGETAHUI

PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN

1
1500
660

Deny Kristianto, S.Hut, M.Si


NIP. 19820218 200801 1 013

JUDUL GAMBAR SKALA

DENAH GARASI 1 : 100

KONSULTAN PERENCANA

1000 4000 4000 4000 1000

JABATAN NAMA TTD

PENANGGUNG
JAWAB

TEAM LEADER

DENAH GARASI AHLI


STRUKTUR
Skala 1 : 100
DRAFTER CAD

KODE GBR KODE LBR NO. LEMBAR JUMLAH LBR

GDG V
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DINAS KEHUTANAN

LEGENDA

2
KEGIATAN

PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA


PENANGGULANGAN PENGENDALI KEBAKARAN
HUTAN DAN LAHAN (DBH SDA DR)

PEKERJAAN & LOKASI

PEMBANGUNAN GUDANG
KM 23 BALIKPAPAN

6000
MENGETAHUI

KUASA PENGGUNA ANGGARAN

NIP. 19670409 198811 1 002

MENGETAHUI

1
PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN

4000 4000 4000 Deny Kristianto, S.Hut, M.Si


NIP. 19820218 200801 1 013

JUDUL GAMBAR SKALA

A B C D RENCANA PONDASI
POOT PLATE
1 : 100

KONSULTAN PERENCANA

JABATAN NAMA TTD

PENANGGUNG
JAWAB
RENCANA PONDASI POOT PLATE
TEAM LEADER
Skala 1 : 100
AHLI
STRUKTUR

DRAFTER CAD

KODE GBR KODE LBR NO. LEMBAR JUMLAH LBR

GDG VI
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DINAS KEHUTANAN

LEGENDA

2
KEGIATAN

PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA


PENANGGULANGAN PENGENDALI KEBAKARAN
HUTAN DAN LAHAN (DBH SDA DR)

PEKERJAAN & LOKASI

PEMBANGUNAN GUDANG
KM 23 BALIKPAPAN

6000
MENGETAHUI

KUASA PENGGUNA ANGGARAN

NIP. 19670409 198811 1 002

MENGETAHUI

1
PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN

4000 4000 4000


Deny Kristianto, S.Hut, M.Si
NIP. 19820218 200801 1 013

JUDUL GAMBAR SKALA

A B C D RENCANA CERUCUK
1 : 100
ULIN

KONSULTAN PERENCANA

JABATAN NAMA TTD

PENANGGUNG

RENCANA PANCANG ULIN JAWAB

Skala 1 : 100 TEAM LEADER

AHLI
STRUKTUR

DRAFTER CAD

KODE GBR KODE LBR NO. LEMBAR JUMLAH LBR

GDG VII
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DINAS KEHUTANAN

LEGENDA

KEGIATAN

2
PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA
PENANGGULANGAN PENGENDALI KEBAKARAN
HUTAN DAN LAHAN (DBH SDA DR)

PEKERJAAN & LOKASI

PEMBANGUNAN GUDANG
KM 23 BALIKPAPAN

MENGETAHUI

6000
KUASA PENGGUNA ANGGARAN

NIP. 19670409 198811 1 002

1
MENGETAHUI

PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN

4000 4000 4000

A B C D Deny Kristianto, S.Hut, M.Si


NIP. 19820218 200801 1 013

JUDUL GAMBAR SKALA

RENCANA PONDASI 1 : 100

KONSULTAN PERENCANA

RENCANA PONDASI JABATAN NAMA TTD

Skala 1 : 100 PENANGGUNG


JAWAB

TEAM LEADER

AHLI
STRUKTUR

DRAFTER CAD

KODE GBR KODE LBR NO. LEMBAR JUMLAH LBR

GDG VIII
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DINAS KEHUTANAN

LEGENDA

TB1. 200 X 400 TB1. 200 X 400 TB1. 200 X 400

3
KEGIATAN

PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA


PENANGGULANGAN PENGENDALI KEBAKARAN
HUTAN DAN LAHAN (DBH SDA DR)

3000
TB1. 200 X 400
TB1. 200 X 400
PEKERJAAN & LOKASI
TB1. 200 X 400

TB1. 200 X 400


PEMBANGUNAN GUDANG
KM 23 BALIKPAPAN

MENGETAHUI

2
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
TB2. 150 X 200 TB2. 150 X 200

3000
NIP. 19670409 198811 1 002

MENGETAHUI

PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN

1
TB1. 200 X 400 TB1. 200 X 400 TB1. 200 X 400

4000 4000 4000


Deny Kristianto, S.Hut, M.Si
NIP. 19820218 200801 1 013

JUDUL GAMBAR SKALA

A B C D RENCANA TIE BEAM 1 : 100

KONSULTAN PERENCANA

JABATAN NAMA TTD

PENANGGUNG

RENCANA TIE BEAM JAWAB

Skala 1 : 100 TEAM LEADER

AHLI
STRUKTUR

DRAFTER CAD

KODE GBR KODE LBR NO. LEMBAR JUMLAH LBR

GDG IX
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DINAS KEHUTANAN

LEGENDA

3
K1 KP K1 KP K1 KP K1

KEGIATAN

3000
PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA
PENANGGULANGAN PENGENDALI KEBAKARAN
HUTAN DAN LAHAN (DBH SDA DR)

PEKERJAAN & LOKASI

KP

2
KP PEMBANGUNAN GUDANG
KM 23 BALIKPAPAN

MENGETAHUI

KUASA PENGGUNA ANGGARAN

3000
K1 K1 K1 K1 NIP. 19670409 198811 1 002

1
MENGETAHUI

PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN

4000 4000 4000

A B C D Deny Kristianto, S.Hut, M.Si


NIP. 19820218 200801 1 013

JUDUL GAMBAR SKALA

RENCANA KOLOM 1 : 100

KONSULTAN PERENCANA

RENCANA KOLOM
JABATAN NAMA TTD

PENANGGUNG
JAWAB

Skala 1 : 100
TEAM LEADER

AHLI
STRUKTUR

DRAFTER CAD

KODE GBR KODE LBR NO. LEMBAR JUMLAH LBR

GDG X
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DINAS KEHUTANAN

LEGENDA

RB1. 150 X 350 RB1. 150 X 350


RB1. 150 X 350

3
KEGIATAN

RB1. 150 X 350

RB1. 150 X 350


PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA
PENANGGULANGAN PENGENDALI KEBAKARAN
HUTAN DAN LAHAN (DBH SDA DR)

3000
PEKERJAAN & LOKASI
RB1. 150 X 350

TB1. 150 X 350


PEMBANGUNAN GUDANG
KM 23 BALIKPAPAN

MENGETAHUI

2
KUASA PENGGUNA ANGGARAN
RB2. 100 X 200 RB2. 100 X 200 RB2. 100 X 200

RB1. 150 X 350

3000
NIP. 19670409 198811 1 002

MENGETAHUI

PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN

1
RB1. 150 X 350 RB1. 150 X 350 RB1. 150 X 350

Deny Kristianto, S.Hut, M.Si


4000 4000 4000 NIP. 19820218 200801 1 013

JUDUL GAMBAR SKALA

A B C D RENCANA RING
BALOK

KONSULTAN PERENCANA
1 : 100

JABATAN NAMA TTD

PENANGGUNG

RENCANA RING BALOK JAWAB

TEAM LEADER

Skala 1 : 100
AHLI
STRUKTUR

DRAFTER CAD

KODE GBR KODE LBR NO. LEMBAR JUMLAH LBR

GDG XI
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DINAS KEHUTANAN

LEGENDA

BL. 100 X 150 BL. 100 X 150

3
KEGIATAN

PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA

3000
PENANGGULANGAN PENGENDALI KEBAKARAN
HUTAN DAN LAHAN (DBH SDA DR)

BL. 100 X 150


PEKERJAAN & LOKASI
BL. 100 X 150

PEMBANGUNAN GUDANG
KM 23 BALIKPAPAN

2
MENGETAHUI

KUASA PENGGUNA ANGGARAN

3000
NIP. 19670409 198811 1 002

BL. 100 X 150 BL. 100 X 150 MENGETAHUI

1
PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN

4000 4000 4000

Deny Kristianto, S.Hut, M.Si

A B C D JUDUL GAMBAR
NIP. 19820218 200801 1 013

SKALA

RENCANA BALOK LATAI 1 : 100

KONSULTAN PERENCANA

JABATAN NAMA TTD

PENANGGUNG
JAWAB

RENCANA BALOK LATAI TEAM LEADER

Skala 1 : 100 AHLI


STRUKTUR

DRAFTER CAD

KODE GBR KODE LBR NO. LEMBAR JUMLAH LBR

GDG XII
300
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DINAS KEHUTANAN
400

LEGENDA

2
KEGIATAN

PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA


PENANGGULANGAN PENGENDALI KEBAKARAN
HUTAN DAN LAHAN (DBH SDA DR)

PEKERJAAN & LOKASI

PEMBANGUNAN GUDANG
KM 23 BALIKPAPAN

6000
MENGETAHUI

KUASA PENGGUNA ANGGARAN

NIP. 19670409 198811 1 002

MENGETAHUI

1
PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN

1500
660

Deny Kristianto, S.Hut, M.Si


NIP. 19820218 200801 1 013

JUDUL GAMBAR SKALA

RENCANA PLAT LANTAI 1 : 100


1000 4000 4000 4000 1000
KONSULTAN PERENCANA

A B C D JABATAN NAMA TTD

PENANGGUNG
JAWAB

TEAM LEADER

RENCANA PLAT LANTAI AHLI


STRUKTUR

Skala 1 : 100 DRAFTER CAD

KODE GBR KODE LBR NO. LEMBAR JUMLAH LBR

GDG XIII
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PONDASI POOT PLATE = 4 PANCANGAN


DINAS KEHUTANAN

LEGENDA

KEGIATAN
Kolom 200 x 200
Cor Beton Bertulang T= 100 mm PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA
Pasir Urug T= 500 mm PENANGGULANGAN PENGENDALI KEBAKARAN
Pemadatan Tanah Urug HUTAN DAN LAHAN (DBH SDA DR)

PEKERJAAN & LOKASI

50 120
Dasar Cor Beton - 0.120 PEMBANGUNAN GUDANG
KM 23 BALIKPAPAN

MENGETAHUI

400
KUASA PENGGUNA ANGGARAN

Muka Tanah Asal - 0.400

350
300
Muka Pondasi Poot Plate - 1.390 NIP. 19670409 198811 1 002

5070
Muka Lantai Kerja - 1.690
Dasar Pasir Urug - 1.810 MENGETAHUI

Cor Lantai Kerja PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN


Pasir Urug
Pancang Ulin 100 / 100, P = 4000 mm

Deny Kristianto, S.Hut, M.Si

150
NIP. 19820218 200801 1 013

JUDUL GAMBAR SKALA

250
DETAIL PONDASI
1 : 100
250 ULIN

KONSULTAN PERENCANA
150

JABATAN NAMA TTD


150 250 250 150
PENANGGUNG
JAWAB

TEAM LEADER
DETAIL A ( PONDASI ULIN )
SKALA 1 : 25 AHLI
STRUKTUR

DRAFTER CAD

KODE GBR KODE LBR NO. LEMBAR JUMLAH LBR

GDG XIV
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DINAS KEHUTANAN

LEGENDA

KEGIATAN

PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA


PENANGGULANGAN PENGENDALI KEBAKARAN
HUTAN DAN LAHAN (DBH SDA DR)

Pas Trasram Camp. 1 : 2


Cor Beton Bertulang T= 100 mm PEKERJAAN & LOKASI
Pasir Urug T= 500 mm
Pemadatan Tanah Urug PEMBANGUNAN GUDANG
KM 23 BALIKPAPAN

MENGETAHUI
Cor Beton Tumbuk T= 500 mm

50 120
Pasir Urug T= 500 mm KUASA PENGGUNA ANGGARAN
130 250 Dasar Cor Beton - 0.100
Pemadatan Tanah Urug

Pasangan Bata, Plesteran, & Acian


Peil Lantai Rabatan - 0.200

400
- 0.300
Muka Tanah Asal - 0.400
400

350
NIP. 19670409 198811 1 002
50

MENGETAHUI

Muka Pondasi Poot Plate - 0.750 PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN


100 380 100

50 200
Pas. Batu Kosong - 0.950
Dasar Pasir Urug - 1.000

Sunduk Ulin 50/100 - 500

Deny Kristianto, S.Hut, M.Si


NIP. 19820218 200801 1 013

JUDUL GAMBAR SKALA

DETAIL B
DETAIL B ( PONDASI & PARIT ) 1 : 100
PONDASI & PARIT
SKALA 1 : 25

KONSULTAN PERENCANA

JABATAN NAMA TTD

PENANGGUNG
JAWAB

TEAM LEADER

AHLI
STRUKTUR

DRAFTER CAD

KODE GBR KODE LBR NO. LEMBAR JUMLAH LBR

GDG XV
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DINAS KEHUTANAN

LEGENDA

KEGIATAN

PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA

200
PENANGGULANGAN PENGENDALI KEBAKARAN
HUTAN DAN LAHAN (DBH SDA DR)

PEKERJAAN & LOKASI

200
PEMBANGUNAN GUDANG
KM 23 BALIKPAPAN

MENGETAHUI

KUASA PENGGUNA ANGGARAN

NIP. 19670409 198811 1 002

MENGETAHUI

PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN

Deny Kristianto, S.Hut, M.Si


NIP. 19820218 200801 1 013

JUDUL GAMBAR SKALA


600

DETAIL SLOF, KOLOM,


RING BALOK, & KANOPI 1 : 100

KONSULTAN PERENCANA

750

JABATAN NAMA TTD


200
400 PENANGGUNG
JAWAB

TEAM LEADER

AHLI
STRUKTUR

DRAFTER CAD

KODE GBR KODE LBR NO. LEMBAR JUMLAH LBR

GDG XVI
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DINAS KEHUTANAN

LEGENDA

KEGIATAN

PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA


PENANGGULANGAN PENGENDALI KEBAKARAN
HUTAN DAN LAHAN (DBH SDA DR)

PEKERJAAN & LOKASI

PEMBANGUNAN GUDANG
KM 23 BALIKPAPAN

MENGETAHUI

KUASA PENGGUNA ANGGARAN

NIP. 19670409 198811 1 002

MENGETAHUI

PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN

3500
Deny Kristianto, S.Hut, M.Si
NIP. 19820218 200801 1 013

JUDUL GAMBAR SKALA

DETAIL ROLING DOOR 1 : 100

KONSULTAN PERENCANA

JABATAN NAMA TTD

PENANGGUNG
JAWAB

TEAM LEADER

100 3500 100 AHLI


STRUKTUR

DRAFTER CAD

KODE GBR KODE LBR NO. LEMBAR JUMLAH LBR

GDG XVII
Lisplang GRC PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Reng Baja Ringan 45.45 DINAS KEHUTANAN

Profil Baja Ringan C 75.75


LEGENDA

KEGIATAN

PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA


PENANGGULANGAN PENGENDALI KEBAKARAN
HUTAN DAN LAHAN (DBH SDA DR)

PEKERJAAN & LOKASI

PEMBANGUNAN GUDANG
KM 23 BALIKPAPAN

MENGETAHUI

8500
KUASA PENGGUNA ANGGARAN

NIP. 19670409 198811 1 002

MENGETAHUI

PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN

Deny Kristianto, S.Hut, M.Si


NIP. 19820218 200801 1 013

JUDUL GAMBAR SKALA

6990 6990
RENCANA ATAP 1 : 100

KONSULTAN PERENCANA

JABATAN NAMA TTD

PENANGGUNG
JAWAB

RENCANA ATAP TEAM LEADER

Skala 1 : 100 AHLI


STRUKTUR

DRAFTER CAD

KODE GBR KODE LBR NO. LEMBAR JUMLAH LBR

GDG XVIII
KETERANGAN :
PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
DINAS KEHUTANAN
NOTASI KETERANGAN JUMLAH

BOX PANEL 1 UNIT


LEGENDA

V SHAFE 2 X 36 Watt 6 TITIK

LAMPU LED DOWN LIGHT 18 Watt


3 TITIK
KEGIATAN

PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA


PENANGGULANGAN PENGENDALI KEBAKARAN
HUTAN DAN LAHAN (DBH SDA DR)

PEKERJAAN & LOKASI

PEMBANGUNAN GUDANG
KM 23 BALIKPAPAN

MENGETAHUI

KUASA PENGGUNA ANGGARAN

NIP. 19670409 198811 1 002

MENGETAHUI

PEJABAT PELAKSANA TEKNIS KEGIATAN

Deny Kristianto, S.Hut, M.Si


NIP. 19820218 200801 1 013

JUDUL GAMBAR SKALA

KETERANGAN :
RENCANA ELEKTRIK
RENCANA PENERANGAN & STOP KONTAK PENERANAGN
1 : 100
Skala 1 : 100 NOTASI KETERANGAN JUMLAH
KONSULTAN PERENCANA

SAKLAR DOUBEL 3 TITIK

SAKLAR TUNGGAL 3 TITIK


JABATAN NAMA TTD

PENANGGUNG
STOP KONTAK 5 TITIK JAWAB

TEAM LEADER
STOP KONTAK AC 1 TITIK
AHLI
STRUKTUR

DRAFTER CAD

KODE GBR KODE LBR NO. LEMBAR JUMLAH LBR

GDG XIX

Anda mungkin juga menyukai