Anda di halaman 1dari 21

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

(RKS)

PEMERINTAH ACEH
DINAS PERUMAHAN RAKYAT
DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
Jalan Pemancar No. 5 Sp. Tiga – Banda Aceh Telp. (0651) 42882 Fax. (0651) 41130

K E G I A T A N:
URUSAN PENYELENGGARAAN PSU PERMUKIMAN
P E K E R J A A N:
PENINGKATAN JALAN GAMPONG SEUMANTOK KEC. PANTE
CEUREUMEN KAB. ACEH BARAT
L O K A S I:
KABUPATEN ACEH BARAT

SUMBER DANA: OTSUS ACEH


TAHUN ANGGARAN: 2021
RENCANA KERJA DAN SYARAT
(R K S)

Kegiatan : Urusan Penyelenggaraan PSU Permukiman

Pekerjaan : Peningkatan Jalan Gampong Seumantok Kec. Pante Ceureumen Kab. Aceh
Barat

Lokasi : Kabupaten Aceh Barat

Lingkup Pekerjaan dalam uraian ini adalah meliputi:

1. Divisi 1. Umum
2. Divisi 3. Pekerjaan Tanah dan Geosintetik
3. Divisi 7. Struktur

PENGENDALIAN PELAKSANAAN

PASAL 1
PENYEDIAAN TENAGA KERJA

1.1 Selama masa Pelaksanaan Penyedia harus menyediakan tenaga inti yang cukup
memadai untuk pekerjaan ini.

1.2 Pada setiap tahapan pekerjaan konstruksi, Penyedia harus menyediakan


Pelaksana, Petugas K3, tenaga mandor, tukang dan pekerja yang cukup trampil
serta cukup jumlahnya.

1.3 Jadwal Hasil Pekerjaan dan Alur Pekerjaan.


Penyedia harus mulai melaksanakan pekerjaan di lapangan selambat- lambatnya
dalam tujuh (7) hari kalender setelah menerima Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK)
dari Pemberi Tugas.

Pasal 2
MEMULAI KERJA

2.1 Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal penunjukan dan perintah


kerja pelaksanaan pekerjaan (SPK), pihak Penyedia harus sudah memulai
melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan.

2.2 Apabila setelah 1 (satu) minggu Penyedia yang ditetapkan belum melaksanakan
pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan diberlakukan ketentuan
yang telah dibuat oleh Pemberi Tugas.
Pasal 3
MOBILISASI

Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut:

3.1. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi


yang diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi
dimana alat itu akan digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

3.2. Pembuatan kantor Penyedia, gudang dan lain-lain di lokasi proyek untuk
keperluan pekerjaan ini.

3.3. Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Penyedia dapat berbagai
perubahan, pengurangan dan atau penambahan terhadap alat-alat konstruksi serta
alat kerja lainnya.

3.4. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja, Penyedia
menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.

Pasal 4
PAPAN NAMA PROYEK

Penyedia harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas
biaya Penyedia.

Pasal 5
RENCANA KERJA

5.1 Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Penyedia wajib membuat


Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa bar chart dan S-
curve bahan dan tenaga.

5.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender. setelah
Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima oleh Penyedia. Rencana Kerja
yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan disahkan oleh Pemberi
Tugas/direksi lapangan.

5.3. Penyedia wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2 (dua) kepada
Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas /direksi lapangan.

5.4. Penyedia harus selalu dalam Pelaksanaan pembangunan pekerjaan sesuai dengan
Rencana Kerja tersebut.

5.5. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Penyedia berdasarkan


Rencana Kerja tersebut
Pasal 6
PELAKSANAAN PENYEDIA

6. 1 Penyedia harus menempatkan Pelaksana lapangan di lapangan yang menguasai


masalah teknis dan administrasi pelaksanaan pembangunan serta dapat
mengambil keputusan yang dilakukan di lapangan.

6. 2 Pelaksana dilapangan harus mengerti gambar-gambar perencanaan


pelaksanaannya dan menguasai bidangnya.

6. 3 Jangka waktu masa pelaksanaan dihitung sejak penandatangan kontrak dengan


masa pemeliharaan yang dimulai sejak serah terima pertama pekerjaan.

Pasal 7
KENAIKAN HARGA

7. 1 Kenaikan harga bahan-bahan, alat-alat dan upah selama pelaksanaan pekerjaan


berlangsung ditanggung sepenuhnya oleh Penyedia.

7. 2. Penyedia tidak dapat mengajukan tuntutan kecuali apabila terjadi tindakan


moneter yang di umumkan secara resmi dan diatur dalam Peraturan Pemerintah
untuk pekerjaan Penyedia Barang/Jasa/Penyedia.

Pasal 8
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

8. 1. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan pada saat
pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang dituangkan dalam Dokumen
Pelaksanaan, maka Pemberi Tugas bersama Penyedia dapat melakukan perubahan
kontrak yang meliputi antara lain:
8.1.1. Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam
kontrak.
8.1.2. Mengurangi atau menambah jenis pekerjaan.
8.1.3. Mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan.
8.1.4 Melaksanakan pekerjaan tambahan yang belum tercantum dalam
kontrak yang diperlukan untuk menyelesaikan sebagian atau seluruh
pekerjaan.

8. 2. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh Pemberi Tugas secara tertulis kepada
Penyedia, lalu ditindak lanjuti dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap
mengacu kepada ketentuan yang tercantum dalam perjanjian/kontrak awal.

8. 3. Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam berita acara sebagai dasar


penyusunan addendum kontrak.

8. 4. Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dijadiakan alasan untuk mengubah
waktu penyelesaian pekerjaan, kecuali atas persetujuan tertulis Pemberi Tugas.
Pasal 9
GUDANG BAHAN6

9.1. Gudang Bahan Material, Penyedia berkewajiban membuat gudang yang dapat
menyimpan/ menjaga material beserta alat kerja dengan baik dan aman.

9.2. Gudang bahan material dibuat dan dibiayai oleh Penyedia, setelah selesai
pelaksanaan pembangunan / pekerjaan tersebut, harus segera
dibongkar/dibersihkan oleh Penyedia, dan bahan-bahan bekasnya menjadi milik
Penyedia.

9.3. Penyedia berkewajiban menjaga keamanan dan kebersihan area pekerjaan.

Pasal 10
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI

10.1. PENYELENGGARAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)

10.1.1 Dalam masa pelaksanaan pekerjaan Pihak Penyedia harus


menerapakan segala kompenen dari sistem menajemen keselamatan
konstruksi (SMKK) yang tercantum dalam Dokumen Pelaksanaan
pekerjaan.
10.1.2. Selama pelaksanaan pekerjaan Pihak Penyedia menempatkan seorang
Petugas K3 dalam penerapan system manajeman keselamatan
konstruksi (SMKK).

10.1.3. Pihak Penyedia harus menyediakan peralatan keselamatan bagi para


Pekerja di lapangan terhadap kemungkinan- kemungkinan bahaya
yang ditimbulkan oleh jenis-jenis pekerjaan yang sedang
dikerjakannya.

10.1.4. Jika terjadi kecelakaan dalam pelaksanaan pekerjaan, Pihak Penyedia


wajib mengambil tindakan-tindakan yang terbaik guna keselamatan si
korban

10.1.5. Sejumlah obat-obatan untuk pertolongan pertama harus selalu


tersedia di lapangan dalam satu peti P3K dan selalu dalam keadaan siap
untuk dipergunakan.

10.2. Selama masa pelaksanaan pekerjaan, Penyedia harus senantiasa memelihara


kebersihan lokasi pekerjaan, setiap saat sampah-sampah pekerjaan selalu diangkut
dan dikumpulkan di suatu tempat yang telah ditentukan.

10.3. Penyedia berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup
di tempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang terlibat dalam proyek.
Pasal 11
SARANA DAN PERALATAN KERJA

11.1. Penyedia harus menyediakan, peralatan kerja berikut alat bantu lainnya untuk
melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan pengamanan,
pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun
hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan
selesai dengan sempurna sampai dengan diserah-terimakannya pekerjaan tersebut
kepada Pemberi Tugas.

11.2. Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap
jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.

11.3. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Penyedia dengan Menyediakan air dari
luar. Air harus bersih, bebas dari: bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya
yang dapat menurangi kualitas pekerjaan. Penyediaan air harus sesuai dengan
petunjuk dan persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.

Pasal 12
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN

12.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala
hal yang berhubungan dengan Pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik
bersifat teknis maupun administratif.

12.2. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Penyedia harus memberikan data-data
yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.

12.3. Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan secara rutin dibuat oleh Penyedia dan
Konsultan Pengawas (rangkap 3)

12.4. Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya, harus diserahkan
kepada Pejabat Pelaksan Teknis Kegiatan untuk bahan monitoring.

Pasal 13
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

13.1. Bila gambar yang menyangkut spesifikasi teknis tidak sesuai dengan Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat / berlaku adalah RKS.

13.2. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignemen, lokasi seksi (bagian) dan
detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja.
Penyedia harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan
spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian
dalam gambar atau dari ketidak-sesuaian antara gambar dan spesifikasinya.
Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan dalam gambar dan spesifikasi
atau gambar kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau
lain-lainnya, akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara
tertulis.
13.3. Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran
yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.
Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis,
lapisan bagian dan ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada
ketentuan lain dari Konsultan Pengawas.

13.4. UKURAN.

13.4.1. Ukuran - ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam


Centi meter (cm) untuk pekerjaan Arsitektur dan Sipil, Khusus ukuran-
ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur, pada dasarnya adalah ukuran
jadi seperti dalam keadaan jadi / selesai (“finished”).

13.4.2. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Penyedia wajib melaporkan secara
tertulis kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikan
keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.

13.4.3 Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka
pengukuran skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui
oleh Konsultan Pengawas. Setiap deviasi dari gambar karena kondisi
lapangan yang tak terduga akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas
dan disahkan secara tertulis. Penyedia tidak dibenarkan merubah atau
mengganti ukuran ukuran yang tercantum di dalam Gambar
pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas, dan segala
akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Penyedia baik dari segi biaya
maupun waktu.

13.5. PERBEDAAN GAMBAR.

13.5.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu
disiplin kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar
yang mengikat (berlaku).

13.5.2. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak-telitian di dalam


pelaksanaan satu bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian
pekerjaan lainnya, maka didalam hal terdapat ketidak- jelasan,
kesimpang siuran, perbedaan perbedaan dan ataupun ketidak-sesuaian
dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Penyedia diwajibkan
melaporkan kepada Konsultan Pengawas secara tertulis dan selanjutnya
diadakan pertemuan dengan Konsultan Pengawas Pemberi Tugas dan
Konsultan Perencana, untuk mendapat keputusan gambar mana yang
akan dijadikan pegangan.

13.5.3. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Penyedia
untuk memperpanjang/ mengklaim biaya maupun waktu
pelaksanaan.

13.6. PERUBAHAN, PENAMBAHAN, PENGURANGAN PEKERJAAN DAN PEMBUATAN “AS


BUILT DRAWING”.

13.6.1. Tata cara Penyediaan dan penilaian perubahan, penambahan dan


pengurangan pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Pelaksanaan.
13.6.2. Setelah pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Penyedia
berkewajiban membuat gambar-gambar yang memuat seluruh
perubahan, dan sesuai dengan kenyataan yang telah dikerjakan /
dibangun oleh Penyedia (As Built Drawing).

Pasal 14
TANGGUNG JAWAB PENYEDIA

14.1. Penyedia harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.

14.2. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat,
mengawasi, menegur atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung jawab
penuh tersebut di atas.

14.3. Penyedia bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat


pelaksanaan pekerjaan. Penyedia berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut
dengan biaya Penyedia sendiri.

14.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan,


maka Penyedia berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada
Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas. Apabila hal ini tidak dilakukan,
Penyedia bertanggung jawab atas segala kerusakan yang timbul.

14.5. Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja dalam pelaksanaan
pekerjaan.

14.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Penyedia dalam melaksanakan pekerjaan
menjadi tanggung jawab Penyedia.

14.7. Selama pembangunan belangsung, Penyedia harus menjaga keamanan bahan /


material, barang milik proyek, milik Konsultan Pengawas dan milik Pihak Ketiga
yang ada di lapangan sampai tahap serah terima. Bila terjadi kehilangan bahan-
bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun yang
belum, adalah tanggung jawab Penyedia dan tidak akan diperhitungkan dalam
biaya Pekerjaan Tambah.

14.8. Apabila pekerjaan telah selesai, Penyedia harus segera mengangkut bahan
bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi
keluar lokasi pekerjaan. Segala pembiayaannya menjadi tanggung jawab Penyedia.

Pasal 15
RESIKO

15. 1. Jika hasil pekerjaan Penyedia musnah/rusak sebagian atau keseluruhan akibat
kelalaian Penyedia sebelum diserahkan kepada Pemberi Tugas, maka Penyedia
bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerugian termasuk biaya yang timbul
akibat keadaan tersebut.
15. 2. Jika hasil pekerjaan Penyedia sebagian atau seluruhnya musnah/rusak diluar
kesalahan kedua belah pihak akibat keadaan memaksa atau force majeur maka
segala kerugian yang timbul akibat keadaan ini akan ditanggung oleh kedua belah
pihak.

Pasal 16
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN

16.1 IJIN MEMASUKI TEMPAT KERJA

16.1.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Penyedia


tetapi karena bahan / material ataupun komponen jadi maupun mutu
pekerjaannya sendiri ditolak oleh Konsultan Pengawas / Pemberi Tugas,
harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya Pemberi
Tugas dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas /Pemberi
Tugas.

16.1.2. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutupi atau menjadi tidak terlihat
sebelum mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, dan Penyedia
harus memberikan kesempatan sepenuhnya kepada Petugas/Ahli dari
Konsultan Pengawas untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang
akan ditutup dan tidak terlihat.

16.1.3. Penyedia harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas kapan setiap


pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap diperiksa dan
Konsultan Pengawas tidak boleh menunda waktu pemeriksaan, kecuali
apabila Konsultan Pengawas memberikan petunjuk tertulis kepada
Penyedia apa yang harus dilakukan.

16.1.4. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24


jam (dihitung dari waktu diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan,
tidak terhitung hari libur / hari raya) tidak dipenuhi / ditanggapi oleh
Konsultan Pengawas, maka Penyedia dapat meneruskan pekerjaannya
dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas / Pimpinan Proyek.

16.1.5. Bila Penyedia melalaikan perintah, Konsultan Pengawas /Pimpinan


Proyek berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau
seluruhnya untuk diperbaiki.

16.1.6. Biaya pembongkaran dan pemasangan / perbaikan kembali menjadi


tanggungan Penyedia, tidak dapat diklaim sebagai biaya pekerjaan
tambah maupun alasan untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.

16.2. KEMAJUAN PEKERJAAN

16.2.1. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus
disediakan oleh Penyedia demikian pula metode / cara pelaksanaan
pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima
oleh Konsultan Pengawas.
16.2.2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu
waktu menurut penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk
menjamin penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada
waktu yang diperpanjang, maka Konsultan Pengawas harus
memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah yang perlu
diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan

16.3. PERINTAH UNTUK PENYEDIA.

Bila Penyedia atau Pelaksana/Petugas lapangannya tidak berada di tempat kerja


dimana Konsultan Pengawas bermaksud untu memberikan petunjuk atau perintah,
maka petunjuk atau perintah itu harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh semua
Petugas Penyedia atau Petugas yang ditunjuk oleh Penyedia untuk menangani
pekerjaan itu.

Pasal 17
KESEDIAAN PENYEDIA

Jika dalam proses pembangunan fisik sedang berjalan, terjadi pemotongan anggaran dari
pemerintah pusat maka, Penyedia bersedia mengikuti ketentuan yang ada dan tidak
diperkenankan mengajukan tuntutan atau gugatan dalam bentuk apapun
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. PEMBERSIHAN /PENYIAPAN TEMPAT KERJA


1.1. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan
lapisan tanah permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh
tumbuhan dan puing-puing didalam area kerja, kecuali benda-benda yang
telah ditentukan harus tetap di tempatnya atau yang harus dipindahkan
sesuai dengan ketentuan Pasal-pasal yang lain dari spesifikasi ini. Pekerjaan
ini mencakup pula perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda-benda
yang ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.

1.2. Konsultan Pengawas akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan


menentukan semua pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang
harus tetap berada di tempatnya. Penyedia harus menjaga semua jenis
benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya.

1.3. Segala obyek yang ada di permukaan tanah dan semua pohon, tonggak,
kayu lapuk, tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan
rintangan rintangan lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukan berada
disana; harus dibersihkan dan atau dibongkar serta dibuang. Pada daerah
galian, segala tunggul dan akar harus dibuang dari daerah galian.

2. PENGUKURAN KONDISI AWAL

2.1 Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Penyedia diwajibkan melakukan


pengukuran kondisi “existing” lokasi terhadap posisi rencana pekerjaan.
Hasil pengukuran harus diserahkan kepada Pimpinan Proyek / Konsultan
Pengawas.

2.2. Ketidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan keadaan yang
sebenarnya di lapangan, harus segera dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas

3.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan dengan alat alat
waterpass & theodolit.

3.4. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas
segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
PEKERJAAN TANAH

1. GALIAN BIASA

Pekerjaan Galian biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak Diklasifikasikan
sebagai galian batu, galian structur, galian sumber bahan (borrow excavation), Galian
perkerasan beraspal, galian perkerasan berbutir, dan galian perkerasan beton
Pelaksanaan galian biasa ini prosedurnya sebagi berikut:
1. Pengukuran dan pemasangan bowplank atau menentukan kedalaman galian.
Pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur theodolit dengan
mempedomani hasil rekayasa yang telah ditentukan oleh konsultan pengawas dan
pimpinan proyek. Pemasangan bowplank dilakukan setelah hasil dari pengukuran
disetujui oleh pihak Konsultan pengawas dan direksi Pekerjaan.
2. Penggalian secara Manual
Pekerjaan penggalian dilaksanakan setelah pemasangan bowplank dalam hal ini
penentuan kedalaman galian. Tanah yang digali secara manual dikumpulkan ke
tepi galian dan selanjutnya dimuat ke Dump Truck, kemudian diangkut keluar
lokasi proyek.
3. Penggalian dengan Menggunakan Alat Berat
Pekerjaan penggalian dilaksanakan setelah pemasangan bowplank dalam hal ini
penentuan kedalaman galian Tanah yang digali oleh Excavator langsung dimuat ke
Dump Truck, kemudian diangkut keluar lokasi proyek.
Dasar untuk perhitungan analisa dari pekerjaan ini:
 Asumsi:
- Menggunakan tenaga manusia
- kapasitas kerja berkelompok
- kedalaman sesuai petunjuk Konsultan Pengawas Pekerjaan
 Urutan kerja/Metode kerja:
- Tanah yang digali dikumpulkan umumnya berada disisi jalan
(kiri/Kanan jalan)
- Penggalian menggunakan tenaga manusia
- Selanjutnya material hasil galian di masukkan kedalam Dump Truck
- Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi jalan sejauh
1 (satu) Km.
 Asumsi:
- Menggunakan alat berat (cara mekanik)
- Lokasi pekerjaan Sepanjang jalan
• Urutan keraja/Metode Kerja:
- Tanah yang dipotong umumnya berada disisi jalan (kiri/kanan jalan)
- Penggalian menggunakan alat berat (Excavator)
- Selanjutnya Excavator menuangkan material hasil galian kedalam Dump
Truck
- Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi proyek.
2. TIMBUNAN BIASA

Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari bahan galian
tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sebagai bahan
yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam pekerjaan permanen.
Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang
diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut SNI-03-6797-2002 (AASHTO M145-
91(2012) atau sebagai CH menurut "Unified atau Casagrande Soil Classification
System". Bila penggunaan tanah yang berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan,
bahan tersebut harus digunakan hanya pada bagian dasar dari timbunan atau pada
penimbunan kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang
tinggi. Tanah plastis seperti itu sama sekali tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan
langsung di bawah bagian dasar perkerasan atau bahu jalan atau tanah dasar bahu
jalan. Sebagai tambahan, timbunan untuk lapisan ini bila diuji dengan SNI 1744:2012,
harus memiliki nilai CBR tidak kurang dari karakteristik daya dukung tanah dasar yang
diambil untuk rancangan dan ditunjukkan dalam Gambar atau tidak kurang dari 6%
jika tidak disebutkan lain (CBR setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100 %
kepadatan kering maksimum (MDD) seperti yang ditentukan oleh SNI 1742:2008).
Bahan untuk timbunan biasa tidak boleh dari bahan galian tanah yang mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut: Tanah yang mengadung organik seperti jenis tanah OL, OH
dan Pt dalam sistem USCS serta tanah yang mengandung daun – daunan, rumput-
rumputan, akar, dan sampah.
Pelaksanaan galian biasa ini prosedurnya sebagai berikut:

1. Pengangkutan Material
Pengangkutan Material timbunan pilihan kelokasi pekerjaan menggunakan
dump truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader.
Pengecekan dan pencatatan volume material dilakukan pada saat
penghamparan agar tidak terjadi kelebihan material disatu tempat dan
kekurangan material ditempat lain.
2. Penghampara Material
Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader dalam
tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal berikut:
a. Kondisi cuaca yang memungkinkan
b. Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai dengan
kondisi lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi
lapangan dan tebal penghamparan sesuai dengan spesifikasi, semua tahapan
pekerjaan hamparan dan tebal hamparan berdasarkan petunjuk dan
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
c. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang
ditetapkan.

3. Pemadatan Material
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller, dimulai dari bagian
tepi ke bagian tengah. Pemadatan dilakukan berulang jika dimungkinkan untuk
mendapat hasil yang maksimal dengan dibantu alat water tank untuk
membasahi material timbunan pilihan dan diselingi dengan pemadatan dengan
menggunakan Vibro Roller.imbunan pilihan dipadatkan mulai dari tepi luar
dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa yang sama.
Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi harus terus menerus
divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas
tersebut.

4. Dasar perhitungan analisis adalah:


• Asumsi:
- Pekerjaan dilakukan secara mekanis
- lokasi pekerjaan sepanjang jalan yang dikerjakan
• Urutan Kerja/Metode kerja:
- Material urungan biasanya dimuat ke Dump Truck dengan
menggunakan whell Loader
- Pengankutan material urungan biasanya dilakukan dengan Dump Truck
dari quarry /borrow pit.
- Material urungan biasa dihampar dengan menggunakan Motor Grader
- Hamparan material disisram air dengan Water Tank truck (sebelum
pelaksanaan pemadatan) dan dipadatkan dengan menggunakan Vibro
Roller.
- Selama pemadatan sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi
hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

3. TIMBUNAN PILIHAN

Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan
tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas untuk timbunan biasa dan
sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud
penggunaannya, seperti diperintahkan atau disetujui oleh Konsultan Pengawas
Pekerjaan. Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan harus, bila diuji sesuai dengan
SNI 1744: 2012, memiliki CBR paling sedikit 10 % setelah 4 hari perendaman bila
dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI 1742:2008.
Pekerjaan Timbunan pilihan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut:
1. Pengangkutan Material
Pengangkutan Material timbunan pilihan kelokasi pekerjaan menggunakan
dump truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader.
Pengecekan dan pencatatan volume material dilakukan pada saat
penghamparan agar tidak terjadi kelebihan material disatu tempat dan
kekurangan material ditempat lain.

2. Penghampara Material
Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader dalam
tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal berikut:
a. Kondisi cuaca yang memungkinkan
b. Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai dengan
kondisi lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi
lapangan dan tebal penghamparan sesuai dengan spesifikasi, semua tahapan
pekerjaan hamparan dan tebal hamparan berdasarkan petunjuk dan
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
c. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang
ditetapkan.
3. Pemadatan Material
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller, dimulai dari bagian
tepi ke bagian tengah. Pemadatan dilakukan berulang jika dimungkinkan untuk
mendapat hasil yang maksimal dengan dibantu alat water tank untuk
membasahi material timbunan pilihan dan diselingi dengan pemadatan dengan
menggunakan Vibro Roller.imbunan pilihan dipadatkan mulai dari tepi luar
dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa yang sama.
Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi harus terus menerus
divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas
tersebut.
4. Dasar perhitungan analisis adalah:
• Asumsi:
- Pekerjaan dilakukan secara mekanis
- lokasi pekerjaan sepanjang jalan yang dikerjakan
• Urutan Kerja/Metode kerja:
- Material urungan biasanya dimuat ke Dump Truck dengan
menggunakan whell Loader
- Pengankutan material urungan biasanya dilakukan dengan Dump Truck
dari Stone Crusher / quarry /borrow pit.
- Material urungan biasa dihampar dengan menggunakan Motor Grader
- Hamparan material disisram air dengan Water Tank truck (sebelum
pelaksanaan pemadatan) dan dipadatkan dengan menggunakan Vibro
Roller.
- Selama pemadatan sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi
hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

4. PENYIAPAN BADAN JALAN

Penyiapan badan jalan pada pekerjaan pelebaran jalan meliputi pekerjaan


pembersihan, pembentukan tanah dasar agar elevasinya sesuai degan yang
ditunjukkan gambar rencana atau sesuai dengan petunjuk direksi pekerjaan, dan
termasuk pekerjaan pemadatan tanah dasar.

Dasar perhitungan analisis adalah:


• Asumsi:
- Pekerjaan dilakukan secara mekanis
- lokasi pekerjaan sepanjang jalan yang dikerjakan

• Urutan Kerja/Metode kerja:


- Penyiapan Badan Jalan Pada Daerah Galian dilakukan dengan menggunakan
alat vibratory roller atau menggunakan COMBINATION VIBRATORY ROLLER
pada daerah pelebaran yg tidak terlalu luas atau tidak memungkinkan
pengunaan vibratory roller.

- Penyiapan Badan Jalan Di Daerah permukaan Eksisting dilakukan


menggunakan Motor Grader untuk merapikan dan meratakan permukaan
eksisting yang sudah rusak

- Permukaan yang telah disiapkan oleh Motor Grader disisram air dengan Water
Tank truck (sebelum pelaksanaan pemadatan) dan dipadatkan dengan
menggunakan Tandem/ Vibro Roller.

- Selama pemadatan sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi hamparan dan


level permukaan dengan menggunakan alat bantu.
STRUKTUR

1. Pasir
Gradasi pasir untuk campuran beton disesuaikan dengan syarat-syarat pada PBI-
1971 atau Standar “Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal” (SK
NIT-015-1990-03).

2. Kerikil
Kerikil harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah pecah, tipis,
mengandung alkali dan bahan-bahan organis lainnya sesuai SII-0052-80 tentang
Mutu dan Cara Uji Agregat Beton.

Ukuran butir Antara 20 mm sampai dengan 50 mm dengan susunan gradasi dan


persyaratannya sesuai dengan PBI-1971 atau menurut standar “Tata Cara
Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal” (SK SNIT-15-1990-03).

3. Portland cement
Portland cement yang dipakai harus baik, tidak ada bagian-bagian yang membatu
dan dalam zak yang tertutup seperti yang disyaratkan dalam SII 0013-81. Hanya
sebuah merk dari satu jenis semen yang boleh dipakai dalam pekerjaan.

4. Air
Air harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti, minyak, asam,
dan unsur organik kecuali ditunjukkan lain, Pemborong harus menyediakan air
kerja atas biaya sendiri.

1. BETON K-250
Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruh struktur
beton berlulang dengan Mutu beton K-250, sesuai dengan spesifikasi dan gambar
rencana atau sebagaimana yang disetujui aleh Direksi pekerjaan.
Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan
• Asumsi:
* Menggunakan alat berat (secara mekanik)
* Bahan dasar (batu, pasir dan semen) diterima seluruhnya dilokasi pekerjaan
• Prosedur Pelaksanaan:
* Sebelum pengecoran dimulai Pelaksana harus sudah mempersiapkan seluruh
stek-stek maupun anker-anker yang diperlukan

* Pasir Urug yang datangkan dihampar diatas permukaan tanah sesuai dengan
kebutuhan.
* Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan
menggunakan Concrete Mixer.
* Pengecoran harus sesuai dengan persyaratan SKSNI T-15-1991-03. Buku
Standar Beton 1991 kecuali dipersyaratkan lain.
* Beton dicor ke dalam perancah yang telah disiapkan kemudian di padatkan
menggunakan Conrete Vibrator.
* Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan
2. BETON K-225
Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruh struktur
beton berlulang dengan mutu beton K-225, sesuai dengan spesifikasi dan gambar
rencana atau sebagaimana yang disetujui aleh Direksi pekerjaan.
Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan
• Asumsi:
* Menggunakan alat berat {secara mekanik)
* Bahan dasar (batu, pasir dan semen) diterima seluruhnya dilokasi pekerjaan
• Prosedur Pelaksanaan:
* Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan
menggunakan Concrete Mixer
* Beton dicor kedalam perancah yang telah disiapkan
* Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan

3. BETON K-175
Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat (cara mekanik), bahan yang
digunakan adalah semen, pasir dan kerikil yang diterima seluruhnya di lokasi
pekerjaan dan diaduk dengan Concrete Mixer dan beton di car kedalam bekisting yang
telah disediakan, peralatan yang digunakan adalah molen/concrete mixer, gerobak
dorong, alat tukang batu serta alat bantu.
Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan
• Asumsi:
* Menggunakan alat berat (secara mekanik)
* Bahan dasar (batu, pasir dan semen) diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan
• Prosedur Pelaksanaan
* Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan
menggunakan Concrete Mixer.
* Beton dicor ke dalam perancah yang telah disiapkan
* Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan

4. BAJA TULANGAN
Pelaksanaan ini untuk pemotongan besi sesuai dengan ukuran gambar dilaksanakan di
Base Camp Kontraktor, sesudah itu diangkut ke lokasi pekerjaan (site)
Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan
• Asumsi:
* Pekerjaan dilakukan secara manual
* Bahan dasar (besi dan kawat) diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan
* Bila anyaman baja tulangan diperlukan, seperti untuk tulangan pelat, anyaman
tulangan yang di las yang memenuhi SNI 03-6812-2002
• Prosedur Pelaksanaan:
* Besi tulangan dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan yang diperlukan.
* Batang tulangan dipasang/disusun sesuai dengan gambar pelaksanaan dan
persilangannya diikat kawat.

5. PASANGAN BATU

Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan struktur yang ditunjukkan dalam


Gambar atau seperti yang diperintahkan Pengawas Pekerjaan, yang dibuat dari
Pasangan Batu. Pekerjaan harus meliputi pemasokan semua bahan, penyiapan
seluruh formasi atau fondasi termasuk galian dan seluruh pekerjaan yang
diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan Spesifikasi ini dan
memenuhi garis, ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan secara tertulis oleh Pengawas
Pekerjaan.

Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan


• Asumsi:
* Pekerjaan dilakukan secara manual
* kapasitas kerja berkelompok
* Bahan dasar (batu, pasir dan semen) diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan.
• Prosedur Pelaksanaan
* Pengadukan mempergunakan Concrete Mixer (Molen) pencampurannya harus
mendapat persetujuan Direksi Lapangan/ Konsultan Pengawas dan waktu
pencampuran setelah semua bahan mortal masuk kedalam Concrite mixer,
minimum1,5 menit.
* Mortal yang dicampur hendaknya hanya cukup untuk sekali pemakaian, dan
semua material – material yang tak dipakai sesudah 30 menit dari
penambahan air kepada campuran tersebut harus dibuang.
* Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan
PEKERJAAN LAIN – LAIN DAN PENUTUP

Pasal 1
MASA PELAKSANAAN, MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN

1. 1. Masa Pelaksanaan pekerjaan akan ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama


dengan peserta pelelangan dalam AANWIJZING.

1. 2. Masa pemeliharaan adalah terhitung sejak saat penyerahan pertama yang akan
ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama dengan peserta pelelangan dalam
AANWIJZING.

1. 3. Selama masa pemeliharaan ini Penyedia diwajibkan untuk mengatasi segala


kerusakan-kerusakan yang terjadi tanpa ada tambahan biaya.

1. 4. Selama masa pemeliharaan tersebut Penyedia masih harus menyediakan tenaga-


tenaga yang diperlukan.

1. 5. Dalam masa pemeliharaan Penyedia masih bertanggung jawab penuh seluruh


pekerjaan yang telah dilaksanakan.

Pasal 2
PEKERJAAN PEMBERSIHAN

2.1. Semua daerah disekitar lokasi yang perlu dibersihkan seperti yang ditentukan
oleh pengawas, harus dibersihkan dari segala bongkaran, sampah dan bahan –
bahan lain yang mengganggu.

2.2. Semua kerusakan milik umum atau perseorangan yang diakibatkan pekerjaan
pembersihan yang dilakukan oleh Penyedia harus diperbaiki atau diganti oleh
Penyedia.

2.3. Hal-hal yang timbul dalam Pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan
akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas, dengan dibuat Berita
Acara yang disyahkan oleh Pemberi Tugas.

Pasal 3
FOTO DOKUMENTASI

3.1. Pembuatan foto dokumentasi harus dilakukan pada waktu:


Permulaan pekerjaan (0%)

Setiap proses dan berakhirnya setiap item kerja (50%)

Setelah selesainya pekerjaan secara keseluruhan (100%)

3.2. Pengambilan foto harus berwarna.


.
Pasal 4
PENUTUP

4. 1. Apabila dalam Spesifikasi teknis ini untuk uraian bahan – bahan, pekerjaan –
pekerjaan yang tidak disebut perkataan atau kalimat “diselenggarakan oleh
Penyedia” maka hal ini harus dianggap seperti disebutkan.

4. 2. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian – bagian yang nyata
termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata
dalam RKS ini, haruslah diselenggarakan oleh Penyedia dan diterima sebagai “hal”
yang disebutkan.

4. 3. Sebelum melakukan penawaran atas pekerjaan dimaksud agar dilakukan survey


lapangan dengan maksud mengetahui lokasi dan letak lahan, dan sebelum
melakukan kegiatan pekerjaan dimulai juga terlebih dahulu mensosialisasikan
secara tertulis kepada pihak – pihak yang bersinggungan langsung terutama
masyarakat di sekitarnya.

Banda Aceh, Juli 2021


Ditetapkan Oleh;
Kuasa Pengguna Anggaran
Program Peningkatan Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum (PSU)
Dinas Perumahan Rakyat Dan Kawasan Permukiman Aceh

Muhammad Nazar, S.T., M.T.


Pembina Utama Muda (IV/c)
NIP. 19700510 199703 1 004

Anda mungkin juga menyukai