(RKS)
PEMERINTAH ACEH
DINAS PERUMAHAN RAKYAT
DAN KAWASAN PERMUKIMAN ACEH
Jalan Pemancar No. 5 Sp. Tiga – Banda Aceh Telp. (0651) 42882 Fax. (0651) 41130
K E G I A T A N:
URUSAN PENYELENGGARAAN PSU PERMUKIMAN
P E K E R J A A N:
PENINGKATAN JALAN GAMPONG SEUMANTOK KEC. PANTE
CEUREUMEN KAB. ACEH BARAT
L O K A S I:
KABUPATEN ACEH BARAT
Pekerjaan : Peningkatan Jalan Gampong Seumantok Kec. Pante Ceureumen Kab. Aceh
Barat
1. Divisi 1. Umum
2. Divisi 3. Pekerjaan Tanah dan Geosintetik
3. Divisi 7. Struktur
PENGENDALIAN PELAKSANAAN
PASAL 1
PENYEDIAAN TENAGA KERJA
1.1 Selama masa Pelaksanaan Penyedia harus menyediakan tenaga inti yang cukup
memadai untuk pekerjaan ini.
Pasal 2
MEMULAI KERJA
2.2 Apabila setelah 1 (satu) minggu Penyedia yang ditetapkan belum melaksanakan
pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan diberlakukan ketentuan
yang telah dibuat oleh Pemberi Tugas.
Pasal 3
MOBILISASI
3.2. Pembuatan kantor Penyedia, gudang dan lain-lain di lokasi proyek untuk
keperluan pekerjaan ini.
3.3. Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Penyedia dapat berbagai
perubahan, pengurangan dan atau penambahan terhadap alat-alat konstruksi serta
alat kerja lainnya.
3.4. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja, Penyedia
menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
Pasal 4
PAPAN NAMA PROYEK
Penyedia harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas
biaya Penyedia.
Pasal 5
RENCANA KERJA
5.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender. setelah
Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima oleh Penyedia. Rencana Kerja
yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan disahkan oleh Pemberi
Tugas/direksi lapangan.
5.3. Penyedia wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2 (dua) kepada
Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas /direksi lapangan.
5.4. Penyedia harus selalu dalam Pelaksanaan pembangunan pekerjaan sesuai dengan
Rencana Kerja tersebut.
Pasal 7
KENAIKAN HARGA
Pasal 8
PEKERJAAN TAMBAH KURANG
8. 1. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan pada saat
pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi yang dituangkan dalam Dokumen
Pelaksanaan, maka Pemberi Tugas bersama Penyedia dapat melakukan perubahan
kontrak yang meliputi antara lain:
8.1.1. Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalam
kontrak.
8.1.2. Mengurangi atau menambah jenis pekerjaan.
8.1.3. Mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan.
8.1.4 Melaksanakan pekerjaan tambahan yang belum tercantum dalam
kontrak yang diperlukan untuk menyelesaikan sebagian atau seluruh
pekerjaan.
8. 2. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh Pemberi Tugas secara tertulis kepada
Penyedia, lalu ditindak lanjuti dengan negosiasi teknis dan harga dengan tetap
mengacu kepada ketentuan yang tercantum dalam perjanjian/kontrak awal.
8. 4. Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dijadiakan alasan untuk mengubah
waktu penyelesaian pekerjaan, kecuali atas persetujuan tertulis Pemberi Tugas.
Pasal 9
GUDANG BAHAN6
9.1. Gudang Bahan Material, Penyedia berkewajiban membuat gudang yang dapat
menyimpan/ menjaga material beserta alat kerja dengan baik dan aman.
9.2. Gudang bahan material dibuat dan dibiayai oleh Penyedia, setelah selesai
pelaksanaan pembangunan / pekerjaan tersebut, harus segera
dibongkar/dibersihkan oleh Penyedia, dan bahan-bahan bekasnya menjadi milik
Penyedia.
Pasal 10
SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI
10.3. Penyedia berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup
di tempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang terlibat dalam proyek.
Pasal 11
SARANA DAN PERALATAN KERJA
11.1. Penyedia harus menyediakan, peralatan kerja berikut alat bantu lainnya untuk
melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan pengamanan,
pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun
hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan
selesai dengan sempurna sampai dengan diserah-terimakannya pekerjaan tersebut
kepada Pemberi Tugas.
11.2. Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap
jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.
11.3. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Penyedia dengan Menyediakan air dari
luar. Air harus bersih, bebas dari: bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya
yang dapat menurangi kualitas pekerjaan. Penyediaan air harus sesuai dengan
petunjuk dan persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
Pasal 12
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN
12.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala
hal yang berhubungan dengan Pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik
bersifat teknis maupun administratif.
12.2. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Penyedia harus memberikan data-data
yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
12.3. Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan secara rutin dibuat oleh Penyedia dan
Konsultan Pengawas (rangkap 3)
12.4. Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya, harus diserahkan
kepada Pejabat Pelaksan Teknis Kegiatan untuk bahan monitoring.
Pasal 13
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
13.1. Bila gambar yang menyangkut spesifikasi teknis tidak sesuai dengan Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat / berlaku adalah RKS.
13.2. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignemen, lokasi seksi (bagian) dan
detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja.
Penyedia harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan
spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian
dalam gambar atau dari ketidak-sesuaian antara gambar dan spesifikasinya.
Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan dalam gambar dan spesifikasi
atau gambar kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau
lain-lainnya, akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara
tertulis.
13.3. Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran
yang semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.
Permukaan-permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis,
lapisan bagian dan ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada
ketentuan lain dari Konsultan Pengawas.
13.4. UKURAN.
13.4.2. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Penyedia wajib melaporkan secara
tertulis kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikan
keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.
13.4.3 Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka
pengukuran skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui
oleh Konsultan Pengawas. Setiap deviasi dari gambar karena kondisi
lapangan yang tak terduga akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas
dan disahkan secara tertulis. Penyedia tidak dibenarkan merubah atau
mengganti ukuran ukuran yang tercantum di dalam Gambar
pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas, dan segala
akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Penyedia baik dari segi biaya
maupun waktu.
13.5.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu
disiplin kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar
yang mengikat (berlaku).
13.5.3. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Penyedia
untuk memperpanjang/ mengklaim biaya maupun waktu
pelaksanaan.
Pasal 14
TANGGUNG JAWAB PENYEDIA
14.1. Penyedia harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
14.2. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat,
mengawasi, menegur atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung jawab
penuh tersebut di atas.
14.5. Penyedia bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja dalam pelaksanaan
pekerjaan.
14.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Penyedia dalam melaksanakan pekerjaan
menjadi tanggung jawab Penyedia.
14.8. Apabila pekerjaan telah selesai, Penyedia harus segera mengangkut bahan
bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi
keluar lokasi pekerjaan. Segala pembiayaannya menjadi tanggung jawab Penyedia.
Pasal 15
RESIKO
15. 1. Jika hasil pekerjaan Penyedia musnah/rusak sebagian atau keseluruhan akibat
kelalaian Penyedia sebelum diserahkan kepada Pemberi Tugas, maka Penyedia
bertanggung jawab sepenuhnya atas segala kerugian termasuk biaya yang timbul
akibat keadaan tersebut.
15. 2. Jika hasil pekerjaan Penyedia sebagian atau seluruhnya musnah/rusak diluar
kesalahan kedua belah pihak akibat keadaan memaksa atau force majeur maka
segala kerugian yang timbul akibat keadaan ini akan ditanggung oleh kedua belah
pihak.
Pasal 16
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
16.1.2. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutupi atau menjadi tidak terlihat
sebelum mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, dan Penyedia
harus memberikan kesempatan sepenuhnya kepada Petugas/Ahli dari
Konsultan Pengawas untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang
akan ditutup dan tidak terlihat.
16.2.1. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus
disediakan oleh Penyedia demikian pula metode / cara pelaksanaan
pekerjaan harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima
oleh Konsultan Pengawas.
16.2.2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu
waktu menurut penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk
menjamin penyelesaian pada waktu yang telah ditentukan atau pada
waktu yang diperpanjang, maka Konsultan Pengawas harus
memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah yang perlu
diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan
Pasal 17
KESEDIAAN PENYEDIA
Jika dalam proses pembangunan fisik sedang berjalan, terjadi pemotongan anggaran dari
pemerintah pusat maka, Penyedia bersedia mengikuti ketentuan yang ada dan tidak
diperkenankan mengajukan tuntutan atau gugatan dalam bentuk apapun
PEKERJAAN PERSIAPAN
1.3. Segala obyek yang ada di permukaan tanah dan semua pohon, tonggak,
kayu lapuk, tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan
rintangan rintangan lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukan berada
disana; harus dibersihkan dan atau dibongkar serta dibuang. Pada daerah
galian, segala tunggul dan akar harus dibuang dari daerah galian.
2.2. Ketidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan keadaan yang
sebenarnya di lapangan, harus segera dilaporkan kepada Konsultan
Pengawas
3.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan dengan alat alat
waterpass & theodolit.
3.4. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas
segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang
telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
PEKERJAAN TANAH
1. GALIAN BIASA
Pekerjaan Galian biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak Diklasifikasikan
sebagai galian batu, galian structur, galian sumber bahan (borrow excavation), Galian
perkerasan beraspal, galian perkerasan berbutir, dan galian perkerasan beton
Pelaksanaan galian biasa ini prosedurnya sebagi berikut:
1. Pengukuran dan pemasangan bowplank atau menentukan kedalaman galian.
Pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur theodolit dengan
mempedomani hasil rekayasa yang telah ditentukan oleh konsultan pengawas dan
pimpinan proyek. Pemasangan bowplank dilakukan setelah hasil dari pengukuran
disetujui oleh pihak Konsultan pengawas dan direksi Pekerjaan.
2. Penggalian secara Manual
Pekerjaan penggalian dilaksanakan setelah pemasangan bowplank dalam hal ini
penentuan kedalaman galian. Tanah yang digali secara manual dikumpulkan ke
tepi galian dan selanjutnya dimuat ke Dump Truck, kemudian diangkut keluar
lokasi proyek.
3. Penggalian dengan Menggunakan Alat Berat
Pekerjaan penggalian dilaksanakan setelah pemasangan bowplank dalam hal ini
penentuan kedalaman galian Tanah yang digali oleh Excavator langsung dimuat ke
Dump Truck, kemudian diangkut keluar lokasi proyek.
Dasar untuk perhitungan analisa dari pekerjaan ini:
Asumsi:
- Menggunakan tenaga manusia
- kapasitas kerja berkelompok
- kedalaman sesuai petunjuk Konsultan Pengawas Pekerjaan
Urutan kerja/Metode kerja:
- Tanah yang digali dikumpulkan umumnya berada disisi jalan
(kiri/Kanan jalan)
- Penggalian menggunakan tenaga manusia
- Selanjutnya material hasil galian di masukkan kedalam Dump Truck
- Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi jalan sejauh
1 (satu) Km.
Asumsi:
- Menggunakan alat berat (cara mekanik)
- Lokasi pekerjaan Sepanjang jalan
• Urutan keraja/Metode Kerja:
- Tanah yang dipotong umumnya berada disisi jalan (kiri/kanan jalan)
- Penggalian menggunakan alat berat (Excavator)
- Selanjutnya Excavator menuangkan material hasil galian kedalam Dump
Truck
- Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi proyek.
2. TIMBUNAN BIASA
Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari bahan galian
tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sebagai bahan
yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam pekerjaan permanen.
Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang
diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut SNI-03-6797-2002 (AASHTO M145-
91(2012) atau sebagai CH menurut "Unified atau Casagrande Soil Classification
System". Bila penggunaan tanah yang berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan,
bahan tersebut harus digunakan hanya pada bagian dasar dari timbunan atau pada
penimbunan kembali yang tidak memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang
tinggi. Tanah plastis seperti itu sama sekali tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan
langsung di bawah bagian dasar perkerasan atau bahu jalan atau tanah dasar bahu
jalan. Sebagai tambahan, timbunan untuk lapisan ini bila diuji dengan SNI 1744:2012,
harus memiliki nilai CBR tidak kurang dari karakteristik daya dukung tanah dasar yang
diambil untuk rancangan dan ditunjukkan dalam Gambar atau tidak kurang dari 6%
jika tidak disebutkan lain (CBR setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100 %
kepadatan kering maksimum (MDD) seperti yang ditentukan oleh SNI 1742:2008).
Bahan untuk timbunan biasa tidak boleh dari bahan galian tanah yang mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut: Tanah yang mengadung organik seperti jenis tanah OL, OH
dan Pt dalam sistem USCS serta tanah yang mengandung daun – daunan, rumput-
rumputan, akar, dan sampah.
Pelaksanaan galian biasa ini prosedurnya sebagai berikut:
1. Pengangkutan Material
Pengangkutan Material timbunan pilihan kelokasi pekerjaan menggunakan
dump truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader.
Pengecekan dan pencatatan volume material dilakukan pada saat
penghamparan agar tidak terjadi kelebihan material disatu tempat dan
kekurangan material ditempat lain.
2. Penghampara Material
Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader dalam
tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal berikut:
a. Kondisi cuaca yang memungkinkan
b. Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai dengan
kondisi lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi
lapangan dan tebal penghamparan sesuai dengan spesifikasi, semua tahapan
pekerjaan hamparan dan tebal hamparan berdasarkan petunjuk dan
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
c. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang
ditetapkan.
3. Pemadatan Material
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller, dimulai dari bagian
tepi ke bagian tengah. Pemadatan dilakukan berulang jika dimungkinkan untuk
mendapat hasil yang maksimal dengan dibantu alat water tank untuk
membasahi material timbunan pilihan dan diselingi dengan pemadatan dengan
menggunakan Vibro Roller.imbunan pilihan dipadatkan mulai dari tepi luar
dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa yang sama.
Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi harus terus menerus
divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas
tersebut.
3. TIMBUNAN PILIHAN
Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan
tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas untuk timbunan biasa dan
sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari maksud
penggunaannya, seperti diperintahkan atau disetujui oleh Konsultan Pengawas
Pekerjaan. Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan harus, bila diuji sesuai dengan
SNI 1744: 2012, memiliki CBR paling sedikit 10 % setelah 4 hari perendaman bila
dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI 1742:2008.
Pekerjaan Timbunan pilihan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut:
1. Pengangkutan Material
Pengangkutan Material timbunan pilihan kelokasi pekerjaan menggunakan
dump truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader.
Pengecekan dan pencatatan volume material dilakukan pada saat
penghamparan agar tidak terjadi kelebihan material disatu tempat dan
kekurangan material ditempat lain.
2. Penghampara Material
Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader dalam
tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal berikut:
a. Kondisi cuaca yang memungkinkan
b. Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai dengan
kondisi lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan kondisi
lapangan dan tebal penghamparan sesuai dengan spesifikasi, semua tahapan
pekerjaan hamparan dan tebal hamparan berdasarkan petunjuk dan
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
c. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi yang
ditetapkan.
3. Pemadatan Material
Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller, dimulai dari bagian
tepi ke bagian tengah. Pemadatan dilakukan berulang jika dimungkinkan untuk
mendapat hasil yang maksimal dengan dibantu alat water tank untuk
membasahi material timbunan pilihan dan diselingi dengan pemadatan dengan
menggunakan Vibro Roller.imbunan pilihan dipadatkan mulai dari tepi luar
dan bergerak menuju ke arah sumbu jalan sedemikian rupa yang sama.
Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi harus terus menerus
divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu lintas
tersebut.
4. Dasar perhitungan analisis adalah:
• Asumsi:
- Pekerjaan dilakukan secara mekanis
- lokasi pekerjaan sepanjang jalan yang dikerjakan
• Urutan Kerja/Metode kerja:
- Material urungan biasanya dimuat ke Dump Truck dengan
menggunakan whell Loader
- Pengankutan material urungan biasanya dilakukan dengan Dump Truck
dari Stone Crusher / quarry /borrow pit.
- Material urungan biasa dihampar dengan menggunakan Motor Grader
- Hamparan material disisram air dengan Water Tank truck (sebelum
pelaksanaan pemadatan) dan dipadatkan dengan menggunakan Vibro
Roller.
- Selama pemadatan sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi
hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.
- Permukaan yang telah disiapkan oleh Motor Grader disisram air dengan Water
Tank truck (sebelum pelaksanaan pemadatan) dan dipadatkan dengan
menggunakan Tandem/ Vibro Roller.
1. Pasir
Gradasi pasir untuk campuran beton disesuaikan dengan syarat-syarat pada PBI-
1971 atau Standar “Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal” (SK
NIT-015-1990-03).
2. Kerikil
Kerikil harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah pecah, tipis,
mengandung alkali dan bahan-bahan organis lainnya sesuai SII-0052-80 tentang
Mutu dan Cara Uji Agregat Beton.
3. Portland cement
Portland cement yang dipakai harus baik, tidak ada bagian-bagian yang membatu
dan dalam zak yang tertutup seperti yang disyaratkan dalam SII 0013-81. Hanya
sebuah merk dari satu jenis semen yang boleh dipakai dalam pekerjaan.
4. Air
Air harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti, minyak, asam,
dan unsur organik kecuali ditunjukkan lain, Pemborong harus menyediakan air
kerja atas biaya sendiri.
1. BETON K-250
Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruh struktur
beton berlulang dengan Mutu beton K-250, sesuai dengan spesifikasi dan gambar
rencana atau sebagaimana yang disetujui aleh Direksi pekerjaan.
Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan
• Asumsi:
* Menggunakan alat berat (secara mekanik)
* Bahan dasar (batu, pasir dan semen) diterima seluruhnya dilokasi pekerjaan
• Prosedur Pelaksanaan:
* Sebelum pengecoran dimulai Pelaksana harus sudah mempersiapkan seluruh
stek-stek maupun anker-anker yang diperlukan
* Pasir Urug yang datangkan dihampar diatas permukaan tanah sesuai dengan
kebutuhan.
* Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan
menggunakan Concrete Mixer.
* Pengecoran harus sesuai dengan persyaratan SKSNI T-15-1991-03. Buku
Standar Beton 1991 kecuali dipersyaratkan lain.
* Beton dicor ke dalam perancah yang telah disiapkan kemudian di padatkan
menggunakan Conrete Vibrator.
* Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan
2. BETON K-225
Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruh struktur
beton berlulang dengan mutu beton K-225, sesuai dengan spesifikasi dan gambar
rencana atau sebagaimana yang disetujui aleh Direksi pekerjaan.
Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan
• Asumsi:
* Menggunakan alat berat {secara mekanik)
* Bahan dasar (batu, pasir dan semen) diterima seluruhnya dilokasi pekerjaan
• Prosedur Pelaksanaan:
* Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan
menggunakan Concrete Mixer
* Beton dicor kedalam perancah yang telah disiapkan
* Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan
3. BETON K-175
Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan alat (cara mekanik), bahan yang
digunakan adalah semen, pasir dan kerikil yang diterima seluruhnya di lokasi
pekerjaan dan diaduk dengan Concrete Mixer dan beton di car kedalam bekisting yang
telah disediakan, peralatan yang digunakan adalah molen/concrete mixer, gerobak
dorong, alat tukang batu serta alat bantu.
Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan
• Asumsi:
* Menggunakan alat berat (secara mekanik)
* Bahan dasar (batu, pasir dan semen) diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan
• Prosedur Pelaksanaan
* Semen, pasir, batu kerikil dan air dicampur dan diaduk menjadi beton dengan
menggunakan Concrete Mixer.
* Beton dicor ke dalam perancah yang telah disiapkan
* Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan
4. BAJA TULANGAN
Pelaksanaan ini untuk pemotongan besi sesuai dengan ukuran gambar dilaksanakan di
Base Camp Kontraktor, sesudah itu diangkut ke lokasi pekerjaan (site)
Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan
• Asumsi:
* Pekerjaan dilakukan secara manual
* Bahan dasar (besi dan kawat) diterima seluruhnya di lokasi pekerjaan
* Bila anyaman baja tulangan diperlukan, seperti untuk tulangan pelat, anyaman
tulangan yang di las yang memenuhi SNI 03-6812-2002
• Prosedur Pelaksanaan:
* Besi tulangan dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan yang diperlukan.
* Batang tulangan dipasang/disusun sesuai dengan gambar pelaksanaan dan
persilangannya diikat kawat.
5. PASANGAN BATU
Pasal 1
MASA PELAKSANAAN, MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN
1. 2. Masa pemeliharaan adalah terhitung sejak saat penyerahan pertama yang akan
ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama dengan peserta pelelangan dalam
AANWIJZING.
Pasal 2
PEKERJAAN PEMBERSIHAN
2.1. Semua daerah disekitar lokasi yang perlu dibersihkan seperti yang ditentukan
oleh pengawas, harus dibersihkan dari segala bongkaran, sampah dan bahan –
bahan lain yang mengganggu.
2.2. Semua kerusakan milik umum atau perseorangan yang diakibatkan pekerjaan
pembersihan yang dilakukan oleh Penyedia harus diperbaiki atau diganti oleh
Penyedia.
2.3. Hal-hal yang timbul dalam Pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan
akan dibicarakan dan diatur oleh Konsultan Pengawas, dengan dibuat Berita
Acara yang disyahkan oleh Pemberi Tugas.
Pasal 3
FOTO DOKUMENTASI
4. 1. Apabila dalam Spesifikasi teknis ini untuk uraian bahan – bahan, pekerjaan –
pekerjaan yang tidak disebut perkataan atau kalimat “diselenggarakan oleh
Penyedia” maka hal ini harus dianggap seperti disebutkan.
4. 2. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik, maka bagian – bagian yang nyata
termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan atau disebut kata demi kata
dalam RKS ini, haruslah diselenggarakan oleh Penyedia dan diterima sebagai “hal”
yang disebutkan.