1
dapat dikunci dengan baik, lantai papan, dinding papan/triplek dengan
atap seng atau sejenisnya.
4.2. Perlengkapan Bangsal Kerja Konsultan Pengawas, terdiri dari kursi dan
meja kerja serta perlengkapan lainnya yang dibutuhkan.
4.3. Bangsal Kerja untuk kantor Kontraktor dan gudang penyimpanan bahan
untuk pekerjaan ditentukan sendiri oleh kontraktor, tetapi letaknya harus
mendapat persetujuan Direksi Lapangan / Pemberi Tugas. Pembuatan
bangsal ini harus sesuai dengan syarat konstruksi dan kesehatan
4.4. Bahan bangunan yang sudah dipasang menjadi Bangsal Kerja yang tertulis
pada ayat 1 dan 3 tidak boleh lagi diambil untuk keperluan konstruksi.
Bahan bangunan tersebut menjadi milik proyek / Pemberi tugas dan
dibongkar oleh kontraktor setelah serah terima pertama dan dibawa keluar
lapangan
2
8.4. Apabila terjadi kebakaran, kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya
baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu
kontraktor harus menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap
dipakai yang ditempat- kan pada tempat yang mudah dijangkau.
3
PASAL 12 : PEMERIKSAAN PEKERJAAN
12.1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutannya yang apabila pekerjaan ini telah
selesai, akan tetapi belum diperiksa oleh pengawas, kontraktor wajib
meminta persetujuan kepada pengawas. Baru apabila pengawas telah
menyetujui bagian pekerjaan tersebut, kontraktor dapat meneruskan
pekerjaan
12.2. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari
diterima Surat Permohonan pemeriksaan, tidak dihitung hari raya / libur)
tidak dipenuhi oleh pengawas, kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya
dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah setuju Pengawas
minta perpanjangan waktu
12.3. Bila kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, pengawas berhak, menyuruh
membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki.
Biaya pembongkaran dan pemasangan kembali menjadi tanggung jawab
kontraktor
4
PASAL 16 : PEKERJAAN TANAH
16.1. Penggalian tanah
16.1.1. Pada pekerjaan penggalian tanah termasuk juga pembuangan
semua benda dalam bentuk apapun yang dapat mengganggu
pelaksanaan pekerjaan pembangunan.
16.1.2. Pekerjaan galian tanah untuk pondasi tidak boleh dimulai sebelum
bouwplank serta tanda tinggi dasar 0.00, sumbu dinding dan
tiang disetujui oleh direksi
16.1.3. Kemiringan pada penggalian harus pada sudut kemiringan yang
aman.
16.1.4. Galian dan penyangga harus dibuat sedemikian rupa sehingga
terdapat ruang yang cukup untuk bekerja, bekisting dan hal
lainnya selain untuk pondasi.
16.1.5. Kontraktor harus menyediakan, menempatkan dan menjaga
penyangga dan penumpukan yang mungkin diperlukan untuk
bagian samping galian.
16.1.6. Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air
dengan jalan menimba, memompa atau dengan cara-cara lain yang
dianggap baik atas beban dan biaya kontraktor.
16.1.7. Galian tanah tidak boleh dibiarkan sampai lama, tetapi setelah
galian disetujui direksi segera mulai dengan tahap pelaksanaan
berikutnya.
16.1.8. Untuk menghindari adanya getaran pada pemancangan di
perlukan pengamanan pada sekitar bangunan yang ada.
Pengamanan pada sekitar bangunan yang ada berupa parit
dengan ukuran tinggi 60 cm dan lebar 40 cm.
5
17.4. Metode Pelaksanaan
17.4.1. Pekerjaan pemancangan harus menggunakan 2 mesin tiang
pancang karena dari lokasi kerja bisa digunakan 2 mesin tiang
pancang.
17.4.2. Untuk mempermudah pemancangan yang dilakukan,
pemancangan bisa dimulai pada sisi dalam/daerah selasar
penghubung antar bangunan gedung walikota ke arah luar.
6
19.3.1.3. Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak
diperkenankan untuk dipergunakan.
19.3.1.4. Penyimpanan semen portland harus diusahakan
sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban dimana
gudang tempat penyimpanan mempunyai ventilasi cukup
dan tidak kena air, diletakan pada tempat yang
ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai Tidak boleh
ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m sesuai
dengan syarat penumpukan semen dan setiap pengiriman
semen baru harus dipisahkan dari semen yang lama dan
diberi tanda dengan maksud agar pemakaian semen
dilakukan menurut urutan pengirimannya.
19.3.2. Split / Pasir
19.3.2.1. Split dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih serta
tidak mengandung bahan yang merusak dalam bentuk
ataupun jumlah yang cukup banyak, yang dapat
memperlemah kekuatan beton.
19.3.2.2. Split harus memenuhi syarat-syarat pada SNI 03-2461-
1991, atau ASTM C33.
19.3.3. Air
Air harus bersih dan bebas dari bahan organik, alkali, garam dan
kotoran lain dalam jumlah yang cukup besar. Sebaiknya dipakai air
yang dapat diminum.
19.4. Wiremesh
19.4.1. Umum :
19.4.1.1. Wiremesh yang digunakan adalah M6 harus dari baja
mutu U 50 menurut persyaratan SNI ASTM A 184 M.
19.4.1.2. Ukuran wiremesh sebagaimana yang tersebut di dalam
gambar, bila terjadi penggantian dengan diameter lain,
hanya diperkenankan atas persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas/Direksi. Bila penggantian disetujui,
maka luas penampang yang diperlukan tidak boleh
berkurang dengan yang tersebut di dalam gambar atau
perhitungan. Dan dalam hal ini Kontraktor harus
melampirkan data perhitungannya serta data
pengurangan volume berat pembesian yang dikaitkan
dengan analisa penawaran.
19.4.1.3. Wiremesh yang digunakan harus bebas dari kotoran,
karat, minyak, cat, serpihan kulit giling serta bahan lain
yang dapat mengurangi daya lekat terhadap beton.
19.4.1.4. Kawat pengikat beton harus terbuat dari baja lunak
dengan diameter min. 1 mm yang telah dipijarkan
terlebih dahulu, dan tidak bersepuh seng, tidak kaku
maupun getas.
19.5.2. Pelaksanaan
19.5.2.1. Memasang wiremesh harus dilakukan dalam keadaan
dingin, wiremesh dipotong dan dirangkai sesuai dengan
gambar.
19.5.2.2. Wiremesh yang telah dirakit harus dipasang sedemikian
rupa hingga sebelum dan selama pengecoran tidak
berubah tempat.
19.5.2.3. Tebal penutup beton harus dipasang dengan penahan
jarak (beton decking) yang terbuat dari beton dengan
mutu paling sedikit sama dengan mutu beton yang akan
dicor dengan jumlah minimum 4 buah tiap M2 cetakan.
19.5.2.4. Pada tulangan rangkap, tulangan atas harus ditunjang
pada tulangan bawah oleh batang penunjang atau
ditunjang langsung pada cetakan bawah.
19.5.2.5. Wiremesh pada plat lantai dipergunakan M5
seluruhnya.
19.5.3. Perawatan
19.5.3.1. Wiremesh tidak boleh disimpan diudara terbuka untuk
jangka waktu yang lama.
7
19.6. Pekerjaan Bekisting
19.6.1. Lingkup Pekerjaan
Bekisting atau perancah harus digunakan bila diperlukan untuk
membatasi adukan beton dan membentuk adukan beton menurut
garis dan permukaan yang diinginkan. Bila bekisting
membahayakan atau tidak memadai, maka bekisting tersebut dapat
ditolak oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus segera
membongkar dan memindahkan bekisting tersebut dari lokasi
pekerjaan dan menggantinya dengan yang baru.
19.6.2. Persyaratan Bahan
Semua bahan yang akan digunakan/dipasang harus mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas. Papan Bekisting dapat
digunakan dari papan Kelas III yang permukaannya rata dan halus,
untuk menghasilkan permukaan yang sempurna. Bekisting harus
kuat dan kaku terhadap beban dan lendutan yang masih basah dan
getaran terhadap beban konstruksi dan angin. Bekisting harus
kedap air, sehingga dijamin tidak akan timbul sirip atau adukan
keluar pada sambungan.
19.6.3. Pembongkaran
Bekisting harus dibongkar dengan statis, tanpa goncangan, getaran
atau kerusakan pada beton. Pembongkaran bekisting dapat
dilakukan setelah umur beton telah mencapai umur yang yang
disyaratkan sesuai dengan mutu beton rencana ( dibuktikan dengan
pengujian beton pada umur tertentu ) dan dengan persetujuan
Konsultan Pengawas secara tertulis, atau dengan pedoman sebagai
berikut :
19.7. Beton
19.7.1. Pengendalian Mutu Beton
Campuran yang dipergunakan pada pekerjaan beton bertulang
adalah campuran yang diaduk di tempat dengan menggunakan
mesin molen dan dibuatkan desain mix dan job mix dilapangan.
Semua beton yang digunakan pada pekerjaan harus memenuhi
persyaratan yang ditetapkan sebagai berikut :
19.7.2. Pengecoran
1. Pengecoran beton harus dengan ijin Konsultan Pengawas dan
dilaksanakan pada waktu Konsultan Pengawas ada di tempat.
2. Perlu dilakukannya slump test dilapangan sesuai dengan syarat
yang telah ditentukan
3. Sampel benda uji diambil dari pengecoran dilapangan dan
dilakukan pengujian kekuatan beton pada lab. beton yang
independent.
4. Adukan beton yang tidak memenuhi syarat dengan spesifikasi
yang ditetapkan harus ditolak dan segera dikeluarkan dari
tempat pekerjaan dengan biaya kontraktor.
5. Beton tidak boleh dicor bilamana keadaan cuaca buruk.
6. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau
ke dalam papan bekisting yang tinggi/dalam, yang dapat
menyebabkan terlepasnya kerikil/split dari adukan beton.
7. Beton tidak boleh dicor dalam bekisting yang dapat
mengakibatkan penimbunan adukan pada permukaan bekisting
di atas beton yang sudah dicor. Untuk hal tersebut di atas harus
disiapkan corong untuk pengecoran agar dapat mencapai
tempatnya tanpa terlepas satu sama lain.
8
8. Tinggi adukan beton tidak boleh melampaui 1.5 m di bawah
ujung corong saluran.
9. Adukan beton harus dicor dengan merata.
10. Tiap lapisan harus dicor pada waktu lapisan yang sebelumnya
masih lunak.
9
mesin pengaduk atau secara manual sesuai dengan petunjuk
pengawas dan diusahakan agar jarak waktu percampuran
dengan pemasangan tidak melebihi 30 menit terutama untuk
pencampuran kedap air
20.4.4. Plesteran yang retak, bergelembung-gelembung, terjadi
pengotoran atau perubahan warna, tidak akan diterima. Plesteran
tersebut harus dibersihkan dan diganti dengan adukan plesteran
yang sesuai dengan spesifikasi dan mendapat persetujuan dari
pengawas. Tambalan tersebut harus sesuai dengan tekstur dan
warna hasil pekerjaan yang ada semula
20.4.5. Untuk plesteran dinding batako harus betul-betul rata dan rapi,
untuk rangka kayu/kosen yang kena plesteran harus diberi paku
yang rapat untuk menghindari keretakan plesteran. Tebal
plesteran satu sisi minimal 1,5 cm
20.4.6. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan
berlangsung wajar dan tidak telalu tiba-tiba, dengan membasahi
permukaan plesteran setiap kali terlihat kering dan melindungi
dri terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang
bisa mencegah penguapan air secara cepat
21.2.2. Pemasangan
Permukaan yang akan dipasang lantai keramik harus benar
benar padat dan harus dijamin tidak akan terjadi penurunan
lagi selama bangunan/lantai difungsikan. Sewaktu dipasang,
adukan pada bagian keramik harus terisi padat dengan spesi.
Pola pemasangan lantai disesuaikan dengan gambar, demikian
juga pengambilan pemasangan. Nad lantai lebar 3 mm diisi
dengan bahan semen yang sejenis dengan bahan lantai.
Pengisian nad dilakukan paling cepat 24 jam setelah lantai
dipasang. Sewaktu pengisian nad ini, lantai keramik sudah
harus benar-benar melekat dengan kuat pada lantai dasar,
Sebelum diisi celah-celah nad ini harus dibersihkan terlebih
dahulu dari debu dan kotoran lainnya. Usahakan agar
permukaaan lantai yang sudah terpasang tidak terkena
adukan/air semen.
10
Bila pemasangan lantai selesai seluruhnya, maka lantai harus
dilap dengan lap basah. Untuk menghilangkan kotoran yang
sukar terlepas, dapat digunakan bahan pembersih khusus yang
disesuaikan dengan jenis kekotorannya. Pada bagian- bagian
yang memerlukan pemotongan harus dilakukan dengan
menggunakan mesin potong. Pemotongan harus rapi, rata,
halus lurus dan tidak bergaris.
22.2.Persyaratan Bahan
22.2.1. Kayu cukup kuat dan tua.
22.2.2. Kayu harus mempunyai texture yang sama, serat-serat lurus.
22.2.3. Kayu bersih dari retakan-retakan, serangan jamur, pelapukan dan
cacat-cacat lain (mata bolong, bengkok, melintir dan sebagainya)
22.2.4. Kayu dijamin tidak akan retak/pecah/melengjung dalam ruangan.
22.2.5. Kayu dipotong menurut ukuran, tegak lurus sesamanya menurut
gambar rencana.
22.3.Syarat Pelaksanaan
22.3.1 Umum.
Semua permukaan kayu yang akan terlihat oleh pandangan mata
langsung, harus diserut lurus, licin, rata sudutnya yang tajam dan
tidak pecah-pecah. Tidak dibenarkan menambal bagian yang
pecah, semua konstruksi kayu yang lurus harus dilaksanakan
tampa sambungan, bila terjadi penyambungan harus mendapat ijin
dari direksi / pengawas.
Ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi yaitu setelah
diserut dan diamplas.
Titik pertemuan atau sambungan harus dibuat sedemikian rupa
sehingga bagian-bagian sambungan terletak pada satu bidang.
Sambungan / pertemuan harus rapih dan kokoh, dibuat dengan
konstruksi pen dan lobang atau gigi-gigi dengan pantek, paku atau
lem.
22.3.2 Kusen
Untuk kusen kayu harus diangkur kedua sisinya, pasangan harus
tegak lurus tidak boleh condong kemuka atau kebelakang.
Bahan kusen harus telah diangkut ketempat pekerjaan dan
disimpan serta disusun dalam los-los tertutup atap agar terhindar
dari matahari dan hujan.
Sebelum kusen dipasang terlebih dahulu harus dimeni dan pada
bagian-bagian yang terlihat kurang sempurna sebelum dilakukan
pengecatan harus didempul dengan dempul yang sejenis dengan
catnya.
Pada bagian atas dari kusen harus dipasang balok lantai dari beton
bertulang.
Pekerjaan kusen harus dijamin oleh kontraktor akan berfungsi
dengan baik dan tahan lama.
22.3.3. Pintu Panil Kayu Klas I dan Pintu Panil Kayu Belian
Membeli dan memasang pintu, masing-masing dilengkapi dengan
1 ( satu ) buah kunci tanam 2 slagh yang bermutu baik dan 4 (
empat ) buah engsel ukuran 4 untuk pintu satu daun, ukuran dan
motif sesuai dengan gambar rencana.
11
PASAL 23 : PEKERJAAN KUSEN JENDELA DAN VENTILASI RANGKA ALUMINIUM
23.1. Lingkup Pekerjaan
23.1.1. Pekerjaan Kusen Jendela Kaca Rangka Aluminium.
23.1.2. Pekerjaan Jendela Kaca
12
dengan yang disyaratkan, maka Direksi berhak untuk menyuruh
bongkar kembali dan diganti dengan alat-alat yang disyaratkan
atas biaya Kontraktor.
13
3. Pemasangan rangka atap harus benar-benar rapi dan tidak
bergelombang.
4. Pemasangan atap harus dapat disetujui bila pemasangan
rangka atap secara keseluruhan telah disetujui oleh
Direksi/Pengawas Lapangan, baik mengenai ukuran, kwalitas
material dan lain-lain, khusus untuk rangka atap yang
terbuat dari baja, sebelum atap dipasang seluruhnya harus
sudah di cat meni terlebih dahulu.
5. Hasil pemasangan harus datar, dengan kelandaian yang
cukup agar tidak terjadi kebocoran.
6. Persyaratan persyaratan pemasangan atap ini bilamana
terdapat kekurangan, akan ditentukan kemudian. Pada
prinsipnya pemasangan harus disetujui oleh
Direksi/Pengawas Lapangan.
14
gardu induk PLN ataupun Genset.
Bahan : Rangka profil 30 mm
Cover : Besi plat 2 mm
Module : Minimum (30 x 40 ) tinggi maks. 175 cm
Potongan : Puc Standing kuat tdak bergetar
Warna : Abu-abu
Apabila jaringan PLN berjarak 200 m dari lokasi maka
Kontraktor wajib menambah Tiang listrik dari beton pra cetak.
27.5. Penggunaan
27.5.1. Kabel NFGBY dipergunakan sebagai penghubung antara main
panel digardu induk kedistribution panel ditiap-tiap bangunan.
Diluar bangunan dipasang sebagai kabel tanah dengan
memperhatikan peraturan-peratuan yang berlaku.
27.5.2. Kabel NYM dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan
didalam dinding.
27.5.3. Kabel NYA dipergunakan sebagai kabel instalasi penerangan.
27.6. Pedoman Pelaksanaan
27.6.1. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak
serta jenis armatur lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai
dengan gambar instalasi listrik. Sedangkan sistim pemasangan
pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton harus ditanam
(sistem inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) diatas
plafond diikat dengan isolator khusus dengan jarak 1,00 atau
1,20 m, atau jaringan kabel diatas plafond tersebut dimasukkan
dalam pipa PVC. Khusus untuk instalasi stop kontak harus
dilengkapi kabel arde (pentanahan) sesuai dengan peraturan yang
berlaku (mencapai dan terendam air tanah).
27.6.2. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan
bahan/komponen - komponennya harus disesuaikan dengan
sistem tegangan lokal 220 Volt.
27.6.3. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi,
pemborong boleh menunjuk pihak ketiga (instalatur) yang telah
memiliki izin usaha instalasi listrik atau izin sebagai instalatur
yang masih berlaku dari Perum Listrik Negara (PLN). Pemborong
tetap bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini sampai listrik
tersebut menyala (siap digunakan), termasuk biaya pengujian
dengan pihak P.L.N.
27.6.4. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan kontraktor pada beban
penuh selama 1 x 24 jam secara terus menerus. Semua biaya yang
timbul akibat pengujian ini menjadi tanggung jawab kontraktor
27.6.5. Kontraktor berkewajiban memasukkan arus yang bersumber dari
instalasi PLN. Pemasukan arus ini bila harus menambah tiang
maka Kontraktor harus menambah tiang beton pracetak. Biaya
penambahan tiang dan kabel listrik menjadi beban kontraktor.
28.2.Persyaratan Bahan
Produk : Untuk cat tembok Bagian dalam setara Catylac atau Dulux
Untuk cat tembok Luar dalam setara Mowlex, Catylac atau
Dulux
Untuk cat kilat setara Platoon atau Ftalit
Warna : Ditentukan kemudian
Kwalitas : Baik
15
Persiapan yang harus dilakukan :
Membersihkan permukaan tembok tersebut terhadap pengkristalan,
pengapuran yang biasanya terhadap pada tembok baru dengan amplas.
Kemudian dibersihkan dengan lap yang benar-benar bersih.
Untuk cat tembok diberi cat dasar dan plamur.
Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi dengan amplas halus.
Bagian-bagian yang masih kurang baik diamplas lagi.
Pengecatan akhir dilakukan berulang kali ( 2 kali ) sampai mencapai warna
yang dikehendaki.
29.1. Semua ketentuan yang belum tercantum di dalam persyaratan ini akan
dijelaskan kemudian.
29.2. Bahan-bahan yang dipergunakan harus berkualitas baik sesuai dengan
persyaratan.
29.3. Semua sisa-sisa bahan bangunan / alat-alat bantu harus dikeluarkan dari
kompleks / lokasi pekerjaan segera setelah pekerjaan selesai atas biaya
kontraktor.
Demikian persyaratan Teknis / Bestek pekerjaan ini dibuat untuk diketahui dan dilaksanakan
sebagaimana mestinya dengan penuh rasa tanggung jawab.
16
..................NIP. ..............................
17