Anda di halaman 1dari 40

SPESIFIKASI TEKNIS

SPESIFIKASI TEKNIS
NAMA KEGIATAN : Perencanaan Infrastruktur Kawasan Permukiman
NAMA PEKERJAAN : Konstruksi Jalan Paving Baru Lebar 4 M (Tebal 6 CM)
Dengan Saluran Lebar 60cm +Plat, Biaya Perencanaan
Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115)
LOKASI : Jl. Blauran III RT.03 RW.01
Kelurahan Genteng – Kecamatan Genteng
No. Pekerjaan Spesifikasi Material Keterangan
UMUM
Semen / Portland Holcim, Gresik, Tiga Roda
Semen Cement ( PC )
Semen Instan (Mortar) MU, Prime Mortar
Pasir Pasang
Lokal yang disetujui oleh
Pasir Pasir Urug bawah
pengawas
paving
Sirtu Material Timbunan Gempol, Porong
Multipleks 12mm
Bekisting
Rangka kayu meranti
1 PEKERJAAN JALAN
1.1 Pekerjaan paving
Paving abu- abu Tebal 6 Cm mutu K-350 Conbloc, Focon
Stretcher/paving
Tebal 6 Cm mutu K-350 Conbloc, Focon
merah
Kanstin Mutu K-175 Conbloc, Focon
Stoper/topi uskup Tebal 6 Cm mutu K-350 Conbloc, Focon
2 PEKERJAAN BETON, BESI, PASANGAN, DAN
PLESTERAN
2.1 Beton Struktur
Beton Readymix Mutu beton K-350 Holcim, Indosipa, Merak
Mutu beton K-225 Jaya, Jatim Readymix
dengan uji bahan di
laboratorium yang
terakreditasi
Beton Site mix Mutu beton K-350 Harus dididahului dengan
Mutu beton K-225 mix design dan uji bahan
dengan laboratorium
terakreditasi
2.2 Beton Non Struktur
Harus didahului mix
Beton Readymix Mutu Beton K-175 design dan uji bahan
Beton Site mix Mutu Beton K-175 dengan laboratorium
terakreditasi
Krakatau Steel, Hanil Jaya
2.3 Besi Beton Standart SNI Stell, Master Stell,
Bhirawa, Jatim
Pekerjaan Grouting dan Sika Grout 215,Fosroc
2.4 Lihat RKS.
Repair Beton Lockfix, BASF Masterflow

Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 1


SPESIFIKASI TEKNIS

BAB I
PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1 PERSYARATAN TEKNIS


1. Penyedia Jasa bekerja berdasarkan Gambar Kerja
2. Penyedia Jasa harus mengajukan Shopdrawing yang didasarkan pada Gambar Kerja
atau DED dan harus mendapat persetujuan oleh Konsultan Pengawas sebelum
memulai suatu pekerjaan.
3. Pekerjaan dapat dilaksanakan mengikuti Gambar Kerja atau DED.
4. Item-item pekerjaan yang dilaksanakan sesuai urutan gambar kerja atau DED
5. Item-item yang di jelaskan dalam persyaratan teknis antara lain Pembuatan
Rencana Kerja dan Jadwal Pelaksanaan, Situasi dan Persiapan Pekerjaan termasuk
bagian yang tidak terpisahkan di dalam penawaran Kontraktor. Segala biaya yang di
akibatkan oleh pekerjaan ini menjadi tanggung jawab dari pada Kontraktor.

1.2 PEMBUATAN RENCANA KERJA DAN JADWAL PELAKSANAAN


1. Penyedia Jasa berkewajiban menyusun dokumen rencana kerja yang berisi tentang
metoda pelaksanaan pekerjaan konstruksi seperti yang tercantum dalam dokumen
penawaran. Penyusunan rencana kerja juga harus didasari pada pertimbangan
teknis dan aspek keselamatan dan kesehatan kerja dengan mempertimbangkan
kondisi lingkungan tempat pekerjaan berlangsung.
2. Dokumen rencana kerja harus diselesaikan oleh Penyedia Jasa selambat-lambatnya
7 hari sejak ditandatanganinya SPMK ( Surat Perintah Mulai Kerja ) sebelum
dimulainya pelaksanaan pekerjaan. Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus
dalam arti telah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
3. Penyedia Jasa berkewajiban menyusun dan membuat jadwal pelaksanaan dalam
bentuk barchart yang dilengkapi dengan grafik prestasi yang direncanakan
berdasarkan butir-butir komponen pekerjaan sesuai dengan penawaran, disahkan
oleh Konsultan Pengawas.
4. Pembuatan rencana jadual pelaksanaan ini harus diselesaikan oleh Penyedia Jasa
selambat-lambatnya 10 hari setelah dimulainya pelaksanaan di lapangan.
Penyelesaian yang dimaksud ini sudah harus dalam arti telah mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas.
5. Bila selama 10 hari setelah pelaksanaan pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa belum
menyelesaikan pembuatan jadwal pelaksanaan, maka Penyedia Jasa harus dapat
menyajikan jadual pelaksanaan sementara minimal untuk 2 minggu pertama dan 2
minggu kedua dari pelaksanaan pekerjaan.
6. Selama waktu sebelum rencana jadwal pelaksanaan disusun, Penyedia Jasa harus
melaksanakan pekerjaannya dengan berpedoman pada rencana pelaksanaan
mingguan yang harus dibuat pada saat dimulai pelaksanaan. Jadwal pelaksanaan 2
mingguan ini harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
7. Pemborong harus memasukkan kembali perbaikan atau rencana kerja kalau Direksi
/ Pengawas meminta diadakannya perbaikan/penyempurnaan atau rencana kerja
tadi paling lambat 4 (empat) hari sebelum dimulainya waktu pelaksanaan.
8. Pemborong tidak dibenarkan memulai sesuatu pelaksanaan atau pekerjaan
sebelum adanya sesuatu persetujuan dari Direksi/ Pengawas atau rencana kerja ini.
Kecuali dapat dibuktikan bahwa Direksi/ Pengawas telah melalaikan kewajibannya

Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 2


SPESIFIKASI TEKNIS

untuk memeriksa rencana kerja pemborong pada waktunya, maka kegagalan


pemborong untuk memulai pekerjaan sehubungan dengan belum adanya rencana
kerja yang disetujui Direksi, sepenuhnya merupakan tanggung jawab dari
pemborong yang bersangkutan.
9. Membuat rambu – rambu lalu lintas sementara untuk pengamanan jalan.
10. Melakukan survey, pengukuran lapangan dan membuat gambar kerja (shop
drawing).
11. Membuat dokumentasi foto pelaksana, rangkap 3 (tiga) mulai dari fisik
pekerjaan 0%. 50%, 100%.

1.3 IJIN PELAKSANAAN


Ijin pelaksanaan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum memulai pekerjaan tersebut,
Pemborong diwajibkan untuk mengajukan ijin pelaksanaan yang disetujui sebagai
pegangan pemborong untuk melaksanaan pada bagian pekerjaan tersebut.

1.4 PENYELESAIAN DAN PENYERAHAN

1.1.1. Dokumen terlaksana (As Build Document)


a. Pada penyelesaian dari setiap pekerjaan, Pemborong wajib menyusun
Dokumen terlaksana yang berdiri dari:
1. Gambar – gambar terlaksana
2. Persyaratan teknis terlaksana dari pekerjaan, sebagaimana yang telah
dilaksanakan
b. Dikecualikan dari kewajiban diatas adalah Pemborong untuk pekerjaan:
1. Pekerjaan persiapan
2. Supply bahan, perlengkapan/peralatan kerja
c. Dokumen terlaksana bisa disusun dari:
1. Dokumen Pelaksanaan
2. Gambar – gambar perubahan
3. Perubahan persyaratan teknis
4. Brosur teknis yang di beri tanda pengenal khusus berupa cap sesuai
petunjuk Direksi/ Pengawas.
d. Dokumen terlaksana inin harus diperiksa dan di setujui oleh Direksi/
Pengawas.

1.5 SITUASI/LOKASI DAN PERSIAPAN PEKERJAAN

1. SITUASI/LOKASI
Lokasi proyek adalah di Jl. Blauran III, RT.03 – RW.01
Kelurahan Genteng – Kecamatan Genteng.
a. Lahan proyek akan diserahkan kepada Penyedia Jasa sebagaimana keadaannya
waktu Penjelasan Lelang.
b. Kekurangtelitian atau kelalaian dalam mengevaluasi keadaan lapangan,
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan tidak dapat dijadikan
alasan untuk mengajukan klaim/tuntutan.

2. AIR DAN DAYA


a. Penyedia Jasa harus menyediakan air atas tanggungan/biaya sendiri yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini, yaitu :
Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 3
SPESIFIKASI TEKNIS

 Air kerja untuk pencampur atau keperluan lainnya yang memenuhi persyaratan
sesuai jenis pekerjaan, cukup bersih, bebas dari segala macam kotoran dan zat-
zat seperti minyak, asam, garam, dan sebagainya yang dapat merusak atau
mengurangi kekuatan konstruksi.
 Air bersih untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi/buang air dan
kebutuhan lain para pekerja. Kualitas air yang disediakan untuk keperluan
tersebut harus cukup terjamin secara kualitas dan kuantitasnya.
b. Penyedia Jasa harus menyediakan daya listrik atas tanggungan/biaya sendiri
sementara yang dibutuhkan untuk peralatan dan penerangan serta keperluan
lainnya dalam melaksanakan pekerjaan ini. Pemasangan sistem listrik sementara
ini harus memenuhi persyaratan yang berlaku. Penyedia Jasa harus mengatur dan
menjaga agar jaringan dan peralatan listrik tidak membahayakan para pekerja di
lapangan. Penyedia Jasa harus pula menyediakan penangkal petir sementara
untuk keselamatan.

3. SALURAN PEMBUANGAN
Penyedia Jasa harus membuat saluran pembuangan sementara untuk menjaga
agar daerah bangunan selalu dalam keadaan kering/tidak basah tergenang air hujan
atau air buangan. Saluran dihubungkan ke parit/selokan yang terdekat atau menurut
petunjuk Konsultan Pengawas.

4. KANTOR PENYEDIA JASA, LOS DAN HALAMAN KERJA, GUDANG DAN FASILITAS LAIN
Penyedia Jasa harus membangun kantor dan perlengkapannya, los kerja, gudang
dan halaman kerja (work yard) di dalam halaman pekerjaan, yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan sesuai Kontrak. Penyedia Jasa harus juga menyediakan untuk
pekerja/buruhnya fasilitas sementara (tempat mandi dan peturasan) yang memadai
untuk mandi dan buang air.
Penyedia Jasa harus membuat tata letak/denah halaman proyek dan rencana
konstruksi fasilitas-fasilitas tersebut. Penyedia Jasa harus menjamin agar seluruh
fasilitas itu tetap bersih dan terhindar dari kerusakan. Pemilihan lokasi untuk hal
tersebut diatas harus seijin Konsultan Pengawas.

5. PAPAN NAMA PROYEK


Penyedia Jasa wajib membuat dan memasang papan nama proyek di bagian
depan halaman proyek sehingga mudah dilihat. Ukuran dan redaksi papan nama
tersebut 90 x 150 cm dipotong dengan tiang setinggi 250 cm atau sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas. Penyedia Jasa tidak diijinkan menempatkan atau
memasang reklame dalam bentuk apapun di halaman dan di sekitar proyek tanpa ijin
dari Pemberi Tugas.

6. PEMBERSIHAN LOKASI
1. Lapangan terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak dan akar-akar
pohon.
2. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan
rata.
3. Semua penghalang di dalam batas tanah yang menghalangi jalannya pekerjaan
seperti adanya batu-batuan atau puing-puing bekas bangunan harus dibongkar
Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 4
SPESIFIKASI TEKNIS

dan dibersihkan serta dipindahkan dari tanah bangunan kecuali barang-barang


yang ditentukan harus dilindungi agar tetap utuh.
4. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya untuk
menghindarkan bangunan yang berdekatan dari kerusakan. Bahan-bahan bekas
bongkaran tidak diperkenankan untuk dipergunakan kembali dan harus diangkut
keluar dari halaman proyek.
5. Penanganan bahan bekas bangunan, sisa bongkaran dll harus dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya sebelum pelaksanaan.
6. Apabila dalam penggalian ditemukan material berharga, maka harus melaporkan
kepada Konsultan Pengawas
7. Kontraktor tidak boleh membasmi, menebang atau merusak pohon-pohon atau
pagar, kecuali telah ditentukan lain atau sebelumnya diberi tanda pada gambar-
gambar yang menandakan bahwa pohon-pohon dan pagar harus disingkirkan.
Jika ada sesuatu hal yang mengharuskan Kontraktor untuk melakukan
penebangan, maka ia harus mendapat ijin dari pemberi tugas.

7. PENGUKURAN / UITZET
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pengukuran batas/garis, elevasi
persiapan lahan, dan pekerjaan pengukuran lainnya yang ditentukan dalam Gambar
Kerja dan/atau yang ditentukan Pengawas Lapangan, termasuk penyediaan tim ukur
yang berpengalaman. Pekerjaan ini juga meliputi peralatan pengukuran lengkap dan
akurat yang memenuhi ketentuan spesifikasi ini.

Standart/Rujukan
Standart untuk melaksanakan suatu pekerjaan adalah Gambar DED yang sudah
disetujui oleh dinas dan warga setempat.

Prosedur Umum
a. Data Standar Pengukuran
Standar pengukuran berdasarkan poligon tertutup tiga titik koordinat dan patok
akan disediakan Pemilik Proyek dan akan menjadi patokan pengukuran yang
dilakukan Kontraktor.
Bila Kontraktor berkeberatan atas penentuan sistem koordinat tersebut, maka
dalam 1 (satu) minggu setelah penentuan, Kontraktor dapat mengajukan
keberatan secara tertulis beserta data pendukung untuk kemudian akan
dipertimbangkan oleh Pengawas Lapangan.

b. Persyaratan Pengukuran
Kontraktor harus melaksanakan perhitungan pengukuran dan pemeriksaan untuk
mendapatkan lokasi yang tepat sesuai Gambar Kerja dan harus disetujui Pengawas
Lapangan.
Setiap kali melakukan pengukuran, pemeriksaan ketepatan harus dilakukan dengan
Poligon tertutup. Kesalahan maksimal yang diijinkan dari Poligon tertutup adalah
sebagai berikut :
- Kerangka Horizontal (Poligon) :
 Salah pentutup sudut = 10  n
(n = banyak titik / sudut)
Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 5
SPESIFIKASI TEKNIS

 Salah relatif  1 /10000


- Kerangka Vertikal (Sipat Datar) :
 Salah pentutup beda tinggi = 10  D km (mm)
(D = total jarak terpendek)
 Semua jarak kemiringan harus dikurangkan ke jarak tegak.

c. Patok/Bench Mark
- Kontraktor harus menjaga, melindungi patok standar pengukuran maupun
patok – patok yang dibuatnya.
- Pemindahan patok, termasuk patok – patok yang dibuat pihak lain harus
dihindarkan. Mengikat sesuatu pada patok tidak diijinkan. Setiap kerusakan
pada patok harus dilaporkan kepada Pengawas Lapangan. Kontraktor setiap
waktu bertanggung jawab memperbaiki dan mengganti patok yang rusak. Biaya
perbaikan patok menjadi tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya.
- Patok harus dibuat oleh Kontraktor dari besi baja yang ditanam dalam beton
dengan bentuk dan ukuran sebagai berikut :

f c
d
b
a

10 Lapisan Batu

Tanah Dasar dipadatkan


e Kepadatan Tanah 90-
95%

a b c d e f
Tanah Lunak : 100 90 15 20 45 2.5 Cm

Tanah Keras : 70 50 15 15 15 2.5 cm

Biaya pembuatan patok menjadi tanggung jawab Kontraktor

- Penandaan harus jelas terbaca dan kuat/awet. Patok di tanah harus dilindungi
dengan pipa beton dan struktur lain dan harus bebas dari air dan tanah.
- Kerangka horisontal harus dari pasak kayu, berukuran 50 mm x 50 mm panjang
300 mm, ditanam dengan kuat ke dalam tanah, menonjol 20 mm di atas
permukaan tanah dengan paku ditengahnya sebagai tanda, atau dengan cara lain
yang ditentukan oleh Pengawas Lapangan.

Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 6


SPESIFIKASI TEKNIS

d. Tim Pengukur dan Peralatan


Kontraktor harus menyediakan tim ukur yang ahli, yang disetujui terlebih
dahulu oleh Pengawas Lapangan, dan mereka bertanggung jawab memberikan
informasi dan data yang berkaitan dengan pengukuran kepada Pengawas Lapangan,
Kontraktor harus menggunakan sejumlah peralatan pengukuran yang memadai,
akurat dan memiliki sertifikat dan disetujui Pengawas Lapangan.
Jika menurut pendapat Direksi kemjuan kontraktor tidak memuaskan untuk
menyelesaikan pekerjaan survey ini tepat pada waktunya atau dalam hal Kontraktor
tidak memulai pekerjaan atau melakukan pekerjaan tidak dengan standar yang
ditentukan, Direksi dapat menunjuk stafnya sendiri atau pihak lain untuk
mengerjakan survey lapangan dan membebankan seluruh beaya-nya kepada
kontraktor

Pelaksanaan Pekerjaan
a. Perhitungan dan Catatan Pengukuran
Catatan lengkap harus mencakup semua pengukuran lapangan, rapi dan teratur.
Pengukuran harus dengan jelas menyebutkan nama proyek, lokasi, tanggal, nama. Buku
yang dijilid harus digunakan untuk catatan.
Catatan lapangan yang terpisah harus dibuat untuk setiap kategori berikut :
- Pemeriksaan melintang

- Ketinggian patok

- Lokasi pengukuran

- Konstruksi pengukuran

- Potongan melintang

Koordinat seluruh patok, titik pemeriksaan dan lainnya harus dihitung sebelum
pengukuran.
Sketsa harus disiapkan untuk setiap patok pemeriksaan dan titik acuan yang menunjukkan
jarak dan azimut ke setiap titik acuan.
Profil dan bidikan elevasi topografi harus dicatat dalam buku lapangan.
Semua catatan dan perhitungan harus dibuat permanen, dan dijaga di tempat yang aman.
Penyimpanan data lapangan yang tidak berlaku lagi dilakukan oleh Pengawas Lapangan.

b. Pemeriksaan Ketepatan
Semua elemen pengukuran, pemeriksaan dan penyetelah harus diperiksa Pengawas
Lapangan pada waktu–waktu tertentu selama pelaksanaan proyek. Kontraktor harus
membantu Pengawas Lapangan selama pemeriksaan pengukuran lapangan.
Perhitungan berikut harus digunakan untuk memeriksa catatan lapangan :
Kesalahan sudut menyilang e1 = 1’ n
Kesalahan garis menyilang e2 =  (L2 + D2)
L = perbedaan antara garis lintang utara dan garis lintang selatan
D = perbedaan antara titik keberangkatan timur dan titik keberangkatan barat
e
Ketepa tan 
perimeter

Pengukuran yang tidak sempurna yang dikerjakan Kontraktor, harus diperbaiki dan diulang
tanpa tambahan biaya.
Kontraktor harus menjaga semua tanda dan garis yang dibutuhkan agar tetap terlihat jelas
selama pemeriksaan.
Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 7
SPESIFIKASI TEKNIS

Setiap pemeriksaan yang dilakukan Pengawas Lapangan tidak membebaskan Kontraktor


dari seluruh tanggung jawabnya membuat pengukuran yang tepat untuk kerataan, elevasi,
kemiringan, dimensi dan posisi setiap struktur atau fasilitas.

1.6 DIREKSI KEET


1) Uraian Pekerjaan
Menurut Seksi ini, Penyedia Jasa harus membangun, menyediakan, memasang,
memelihara, membersihkan, menjaga, dan pada saat selesainya Kontrak harus
memindahkan atau membuang semua bangunan kantor darurat, gudang-gudang
penyimpanan, barak-barak pekerja dan bengkel-bengkel yang dibutuhkan untuk
pengelolaan dan pengawasan proyek.

2) Ketentuan Umum
a) Penyedia Jasa harus mentaati semua peraturan-peraturan Nasional maupun
Daerah.
b) Kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sesuai dengan Lokasi Umum dan
Denah Lapangan yang telah disetujui dan merupakan bagian dari Program
Mobilisasi , dimana penempatannya harus diusahakan sedekat mungkin
dengan daerah kerja (site) dan telah mendapat persetujuan dari Direksi
Pekerjaan.
c) Bangunan untuk kantor dan fasilitasnya harus ditempatkan sedemikian rupa
sehingga terbebas dari polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan.
d) Bangunan yang dibuat harus mempunyai kekuatan struktural yang baik, tahan
cuaca, dan elevasi lantai yang lebih tinggi dari tanah di sekitarnya.
e) Bangunan untuk penyimpanan bahan harus diberi bahan pelindung yang cocok
sehingga bahan-bahan yang disimpan tidak akan mengalami kerusakan.
f) Sesuai pilihan Penyedia Jasa, bangunan dapat dibuat di tempat atau dirakit
dari komponen-komponen pra-fabrikasi.
g) Kantor lapangan dan gudang sementara harus didirikan diatas pondasi yang
mantap dan dilengkapi dengan penghubung dengan untuk pelayanan utilitas.
h) Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk bangunan dapat
baru atau bekas pakai, tetapi dengan syarat harus dapat berfungsi, cocok
dengan maksud pemakaiannya dan tidak bertentangan dengan perundang-
undangan dan peraturan yang berlaku.
i) Lahan untuk kantor lapangan dan semacamnya harus ditimbun dan diratakan
sehingga layak untuk ditempati bangunan, bebas dari genangan air, diberi
pagar keliling, dan dilengkapi minimum dengan jalan masuk dari kerikil serta
tempat parkir.
j) Penyedia Jasa harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar – gambar.
Dimana bahan – bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan
ketentuan – ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan
yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan, merupakan kewajiban
penyedia jasa untuk mengganti bahan atau peralatan tersebutsehingga sesuai
dengan ketentuan tanpa adanya tambahan biaya.
Apabila terdapat perbedaaan volume antara gambar dengan Rencana
Anggaran Biaya (RAB) maka volume yang diakui adalah sebagaimana tertera
pada RAB namun pelaksanaan dilapangan disesuaikan dengan lapangan.

Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 8


SPESIFIKASI TEKNIS

k) Sebelum akan memulai pekerjaan penyedia jasa harus mengadakan penelitian


terhadap gambar – gambar dan bestek maupun lapangan pekerjaan.
l) Bila terdapat hal – hal yang meragukan harus segera melapor kepada
penanggung jawab Kegiatan/Pengawas Lapangan dan penyedia jasa dilarang
memulai pekerjaan, bila belum ada penyelesaian dari pihak pengawas
lapangan.
m) Bila hal ini tidak diindahkan oleh penyedia jasa maka, segala akibat dari
kesalahan konstruksi maupun pelaksanaan menjadi tanggung jawab penyedia
jasa sepenuhnya.
n) Penyedia jasa harus membuat laporan kegiatan baik laporan harian, mingguan
dan laporan bulanan sesuai dengan prestasi fisik pekerjaan di lapangan.

3) Kantor Penyedia Jasa Dan Fasilitasnya


a) Penyedia Jasa harus menyediakan akomodasi dan fasilitas kantor yang cocok dan
memenuhi kebutuhan proyek sesuai Seksi dari Spesifikasi ini.
b) Ukuran kantor dan fasilitasnya sesuai untuk kebutuhan umum Penyedia Jasa dan
harus menyediakan sebuah ruangan yang digunakan untuk rapat kemajuan
pekerjaan.
c) Alat Komunikasi
1.1.1.1. Penyedia Jasa harus menyediakan Telpon satu atau dua arah dan dapat
beroperasi selama periode kontrak.
1.1.1.2. Bilamana sambungan saluran telepon tidak mungkin disediakan, atau
tidak dapat disediakan dalam periode mobilisasi, maka Penyedia Jasa harus
menyediakan pengganti telpon satelit (menggunakan sistem satelit Inmarsat
atau Iridium atau sejenis) yang dapat berkomunikasi 2 arah (2-way) dengan jelas
dan dapat diandalkan antara kantor Pengguna Jasa di Ibukota Provinsi, kantor
Tim Supervisi Lapangan dan titik terjauh di lapangan. Sistem telpon harus
dipasang di kantor utama dan semua kantor cabang serta digunakan sesuai
dengan petunjuk dari Direksi Pekerjaan.
1.1.1.3. Bilamana ijin atau perijinan dari instansi Pemerintah yang terkait
diperlukan untuk pemasangan dan pengoperasian sistem telopon satelit
semacam ini, Direski Pekerjaan akan melakukan semua pengaturan, tetapi
semua biaya yang timbul harus dibayar oleh Penyedia Jasa.

4) Perlengkapan dalam Ruang Rapat dan Ruang Penyimpanan Dokumentasi Proyek


a) Meja rapat dengan kursi untuk paling sedikit 8 orang
b) Rak atau laci untuk penyimpanan gambar dan arsip untuk Dokumentasi Proyek
secara vertikal atau horisontal, yang ditempatkan di dalam atau dekat dengan ruang
rapat.

5) Kantor Pendukung
Bilamana Penyedia Jasa menganggap perlu untuk mendirikan satu kantor pendukung
atau lebih, yang akan digunakan untuk keperluan sendiri pada jarak 20 km atau lebih dari
kantor utama di lapangan, maka Penyedia Jasa harus menyediakan, memelihara dan
melengkapi satu ruangan pada setiap kantor pendukung dengan ukuran sekitar 12 meter
persegi yang akan digunakan oleh Staf Direksi Pekerjaan untuk setiap kantor pendukung.

6) Bengkel Dan Gudang Penyedia Jasa


a) Penyedia Jasa harus menyediakan sebuah bengkel di lapangan yang diberi
perlengkapan yang memadai serta dilengkapi dengan daya listrik, sehingga dapat
digunakan untuk memperbaiki peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan
Pekerjaan. Sebuah gudang untuk penyimpanan suku cadang juga harus disediakan.

Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 9


SPESIFIKASI TEKNIS

b) Bengkel tersebut harus dikelola oleh seorang kepala bengkel yang mampu
melakukan perbaikan mekanis dan memiliki sejumlah tenaga pembantu yang
terlatih.

7) Dasar Pembayaran
Tidak ada pembayaran untuk Direksi Keet. Walaupun demikian Direksi Pekerjaan
dapat setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan, memerintahkan Penyedia Jasa untuk
menambah peralatan yang dianggap perlu tanpa menyebabkan perubahan harga.

1.7. PEKERJAAN PEMBUATAN PAPAN BOWPLANK


Pembuatan Papan Bowplank
1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menggerakkan personel teknik-nya
untuk melakukan koordinasi survey dan membuat laporan mengenai kondisi fisik
lapangan khususnya lokasi rencana konstruksi terkait dengan hasil pengukuran
yang telah dilakukan sebelumnya apakah telah sesuai. Kontraktor bersama-sama
dengan Direksi harus secara bersama-sama mengambil peil permukaan dan
sounding areal kerja yang akan dijadikan acuan pembuatan papan bowplank.
2. Kontraktor harus menyediakan dan merawat papan bowplank yang diperlukan
sebagai acuan pengukuran dalam pelaksanaan pekerjaan, dan harus
membongkarnya setelah pekerjaan selesai.
3. Kontraktor harus memberitahu Direksi sekurang-kurangnya 24 jam dimuka, bila
akan mengadakan leveling pada semua bagian dari pekerjaan.
4. Kontraktor harus menyediakan, atas biaya Kontraktor, semua bantuan yang
diperlukan Direksi dalam mengadakan papan bowplank tersebut.
5. Pekerjaan dapat diberhentikan beberapa saat oleh Direksi bila dipandang perlu
untuk mengadakan penelitin kelurusan maupun level dari bagian-bagian
pekerjaan.
6. Kontraktor harus membuat peil/titik-titik tanda permanen di tiap-tiap bagian
pekerjaan dan peil ukuran ini harus dberi pelindung dan dirawat selama
berlangsungnya pekerjaan agar tidak berubah.
7. Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat optik dan
sudah ditera kebenarannya/dikalibrasi.
8. Hasil pengukuran lengkap mengenai peil elevasi, sudut, koordinat, serta letak
patok-patok harus dibuat gambarnya dan dilaporkan kepada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan. Kebenaran dari hasil laporan tersebut sepenuh-nya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.
9. Jika menurut pendapat Direksi kemjuan kontraktor tidak memuaskan untuk
menyelesaikan pekerjaan survey ini tepat pada waktunya atau dalam hal
Kontraktor tidak memulai pekerjaan atau melakukan pekerjaan tidak dengan
standar yang ditentukan, Direksi dapat menunjuk stafnya sendiri atau pihak lain
untuk mengerjakan survey lapangan dan membebankan seluruh beaya-nya kepada
kontraktor.

Dasar Pembayaran
Pekerjaan Pembuatan Papan Bowplank harus dibayar menurut satuan pengukuran
dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-masing
Mata Pembayaran yang terdaftar menurut jadwal pembayaran yang diberikan, dimana
pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan, semua bahan,
semua peralatan, pekerja, perkakas dan biaya lainnya yang perlu untuk menyelesaikan
pekerjaan Pembuatan Papan Bowplankyang diuraikan dalam Spesifikasi ini. Walaupun
Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 10
SPESIFIKASI TEKNIS

demikian Direksi Pekerjaan dapat setiap saat, selama pelaksanaan pekerjaan,


memerintahkan Penyedia Jasa untuk menambah peralatan yang dianggap perlu tanpa
menyebabkan perubahan harga meter panjanguntuk Pembuatan Bowplank.

1.8. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI


Mobilisasi dan Demobilisasi berkaitan dengan proses pengadaan material dan alat
berat. Mobilisasi dan Demobilisasi sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.
Biaya-biaya yang terjadi akibat dari pengadaan mobilisasi dan demobilisasi alat berat ini
menjadi tanggung jawab dari Kontraktor. Alat berat yang sudah tidak diperlukan harus
segera dikembalikan agar tidak mengganggu aktivitas proyek yang lainnya, ataupun
aktivitas warga sekitar proyek.

1.9. PEMBONGKARAN BANGUNAN LAMA

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, alat - alat dan pengangkutan yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pembongkaran bangunan lama
seperti tertera pada gambar rencana, survey lokasi, dan petunjuk direksi serta
konsultan pengawas dan juga pembersihan lokasi pembongkaran dari sisa material
lama yang tertanam di dalam tanah maupun di atas tanah.
Pekerjaan bongkaran dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pembongkaran harus dilaksanakan secara tertib dan hati-hati sehingga tidak
merusak bagian lainnya yang tidak semestinya dibongkar dan tidak
membahayakan manusia, baik orang lain, personel yang terlibat dalam
pelaksanaan ini maupun pekerjaannya sendiri.
b. Semua Material bekas bongkaran diangkut keluar proyek dan sudah menjadi satu
kesatuan dalam biaya ini.

Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 11


SPESIFIKASI TEKNIS

BAB II
PEKERJAAN TANAH

2.1. PEKERJAAN GALIAN


A. Umum
1) Uraian
a) Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau
penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari lokasi perencanaan atau
sekitarnya yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini.
b) Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan struktur pondasi batu kali,
untuk pekerjaan stabilisasi lereng dan pembuangan bahan longsoran, untuk galian
bahan konstruksi dan pembuangan sisa bahan galian, dan umumnya untuk
pembentukan profil dan penampang yang sesuai dengan Spesifikasi ini dan
memenuhi garis, ketinggian dan penampang melintang yang ditunjukkan dalam
Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
c) Kecuali untuk keperluan pembayaran, ketentuan dari Seksi ini berlaku untuk semua
jenis galian yang dilakukan sehubungan dengan Kontrak, dan pekerjaan galian
dapat berupa:
i) Galian Biasa
ii) Galian Batu
iii) Galian Struktur
d) Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasi sebagai galian
batu, galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation), galian perkerasan
beraspal, galian perkerasan berbutir, dan galian perkerasan beton, serta
pembuangan bahan galian biasa yang tidak terpakai seperti yang ditunjukkan
dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
f) Pemanfaatan kembali bahan galian ini harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu oleh Direksi Pekerjaan sebelum bahan ini dipandang cocok untuk proses
daur ulang. Material lama bekas galian harus diatur penggunaan/penempatannya
oleh Direksi Pekerjaan.
2) Toleransi Dimensi
a) Kelandaian akhir, garis dan formasi sesudah galian selain galian perkerasan
beraspal dan/atau perkerasan beton tidak boleh berbeda lebih tinggi dari 2 cm
atau lebih rendah 3 cm pada setiap titik, dan 1 cm pada setiap titik untuk galian
bahan perkerasan lama.
b) Pemotongan permukaan lereng yang telah selesai tidak boleh berbeda dari garis
profil yang disyaratkan melampaui 10 cm untuk tanah dan 20 cm untuk batu di
mana pemecahan batu yang berlebihan tak dapat terhindarkan.
c) Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka terhadap
aliran air permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk
menjamin pengaliran air yang bebas dari permukaan itu tanpa terjadi genangan.

3) Pengajuan Kesiapan Kerja dan Pencatatan


a) Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar menurut Seksi ini, sebelum memulai
pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan, gambar
detil penampang melintang yang menunjukkan elevasi tanah asli sebelum operasi
pembersihan, memasang patok – patok batas galian, dan penggalian yang akan
dilaksanakan.

Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 12


SPESIFIKASI TEKNIS

b) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan metode kerja dan
gambar detil seluruh struktur sementara yang diusulkan atau yang diperintahkan
untuk digunakan, seperti penyokong (shoring), pengaku (bracing), cofferdam, dan
dinding penahan rembesan (cutoff wall), dan gambar-gambar tersebut harus
memperoleh persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum melaksanakan pekerjaan
galian yang akan dilindungi oleh struktur sementara yang diusulkan.
c) Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan untuk setiap galian untuk
tanah dasar, formasi atau pondasi yang telah selesai dikerjakan, dan bahan
landasan atau bahan lainnya tidak boleh dihampar sebelum kedalaman galian, sifat
dan kekerasan bahan pondasi disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.
d) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu catatan tertulis
tentang lokasi, kondisi dan kuantitas tanah yang akan dikupas atau digali.
4) Pengamanan Pekerjaan Galian
a) Penyedia Jasa harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin
keselamatan pekerja, yang melaksanakan pekerjaan galian, penduduk dan
bangunan yang ada di sekitar lokasi galian.
b) Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng galian harus dijaga tetap stabil
sehingga mampu menahan pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya, harus
dipertahan-kan sepanjang waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang
memadai harus dipasang bilamana permukaan lereng galian mungkin tidak stabil.
Bilamana diperlukan, Penyedia Jasa harus menyokong atau mendukung struktur di
sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh
pekerjaan galian tersebut.Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan keselamatan
pekerja maka galian tanah yang lebih dari 5 meter harus dibuat bertangga dengan
teras selebar 1 meter atau sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan
c) Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya tidak
diijinkan berada atau beroperasi lebih dekat 1,5 m dari tepi galian parit untuk
gorong-gorong pipa atau galian pondasi untuk struktur, terkecuali bilamana pipa
atau struktur lainnya yang telah terpasang dalam galian dan galian tersebut telah
ditimbun kembali dengan bahan yang disetujui Direksi Pekerjaan dan telah
dipadatkan.
d) Cofferdam, dinding penahan rembesan (cut-off wall) atau cara lainnya untuk
mengalihkan air di daerah galian harus dirancang sebagaimana mestinya dan cukup
kuat untuk menjamin bahwa keruntuhan mendadak yang dapat membanjiri
tempat kerja dengan cepat, tidak akan terjadi.
e) Dalam setiap saat, bilamana pekerja atau orang lain berada dalam lokasi galian dan
harus bekerja di bawah permukaan tanah, maka Penyedia Jasa harus
menempatkan seorang pengawas keamanan di lokasi kerja yang tugasnya hanya
memantau keamanan dan kemajuan. Sepanjang waktu penggalian, peralatan
galian cadangan (yang belum dipakai) serta perlengkapan P3K harus tersedia pada
tempat kerja galian.
f) Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (barikade)
yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh ke dalamnya.
5) Jadwal Kerja
a) Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi harus dibatasi sepadan dengan
pemeliharaan permukaan galian agar tetap dalam kondisi yang mulus (sound),
dengan mempertimbangkan akibat dari pengeringan, perendaman akibat hujan
dan gangguan dari operasi pekerjaan berikutnya.
6) Kondisi Tempat Kerja
a) Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Penyedia Jasa harus
Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 13
SPESIFIKASI TEKNIS

menyediakan semua bahan, perlengkapan dan pekerja yang diperlukan untuk


pengeringan (pemompaan), pengalihan saluran air dan pembuatan drainase
sementara, dinding penahan rembesan (cut off wall) dan cofferdam. Pompa siap
pakai di lapangan harus senantiasa dipelihara sepanjang waktu untuk menjamin
bahwa tak akan terjadi gangguan dalam pengeringan dengan pompa.
b) Bilamana Pekerjaan sedang dilaksanakan pada drainase lama atau tempat lain
dimana air tanah rembesan (ground water seepage) mungkin sudah tercemari,
maka Penyedia Jasa harus senantiasa memelihara tempat kerja dengan memasok
air bersih yang akan digunakan oleh pekerja sebagai air cuci, bersama-sama
dengan sabun dan desinfektan yang memadai.
7) Perbaikan Terhadap Pekerjaan Galian yang Tidak Memenuhi Ketentuan
a) Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan di atas sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan harus diperbaiki oleh Penyedia Jasa
sebagai berikut :
i) Lokasi galian dengan garis dan ketinggian akhir yang melebihi garis dan
ketinggian yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang
diperintahkan Direksi Pekerjaan harus digali lebih lanjut sampai memenuhi
toleransi yang disyaratkan.
ii) Lokasi dengan penggalian yang melebihi garis dan ketinggian yang ditunjukkan
dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan,
atau lokasi yang mengalami kerusakan atau menjadi lembek, harus ditimbun
kembali dengan bahan timbunan pilihan atau lapis pondasi agregat
sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
iii) Galian pada perkerasan lama dengan dimensi dan kedalaman melebihi yang
telah ditetapkan, harus diisi kembali dengan menggunakan bahan yang sama
dengan perkerasan lama sampai dimensi dan kedalaman yang ditetapkan.
8) Penggunaan dan Pembuangan Bahan Galian
a) Semua bahan galian tanah dan galian batu yang dapat dipakai dalam batas-batas
dan lingkup kegiatan bilamana memungkinkan harus digunakan secara efektif
untuk formasi timbunan atau penimbunan kembali.
b) Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat organik, tanah gambut (peat),
sejumlah besar akar atau bahan tetumbuhan lainnya dan tanah kompresif yang
menurut pendapat Direksi Pekerjaan akan menyulitkan pemadatan bahan di
atasnya atau yang mengakibatkan setiap kegagalan atau penurunan (settlement)
yang tidak dikehendaki, harus diklasifikasikan sebagai bahan yang tidak memenuhi
syarat untuk digunakan sebagai timbunan dalam pekerjaan permanen.
c) Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan, atau tiap bahan galian
yang tidak disetujui oleh Direksi Pekerjaan untuk digunakan sebagai bahan
timbunan, harus dibuang dan diratakan oleh Penyedia Jasa di luar lokasi
perencanaan seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
d) Penyedia Jasa harus bertanggungjawab terhadap seluruh pengaturan dan biaya
yang diperlukan untuk pembuangan bahan galian yang tidak terpakai atau yang
tidak memenuhi syarat untuk bahan timbunan, termasuk pembuangan bahan
galian yang diuraikan, juga termasuk pengangkutan hasil galian ke tempat
pembuangan akhir dengan jarak tidak melebihi yang disyaratkan dan perolehan ijin
dari pemilik atau penyewa tanah dimana pembuangan akhir tersebut akan
dilakukan.
e) Bahan hasil galian struktur yang surplus, tidak boleh diletakkan di daerah aliran
agar tidak mengganggu aliran dan tidak merusak efisiensi atau kinerja dari
struktur. Tidak ada bahan hasil galian yang boleh ditumpuk sedemikian hingga

Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 14


SPESIFIKASI TEKNIS

membahayakan seluruh maupun sebagian dari pekerjaan struktur yang telah


selesai.

Prosedur Penggalian
1) Prosedur Umum
a) Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi yang
ditentukan dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan dan harus
mencakup pembuangan semua material/bahan dalam bentuk apapun yang
dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu, bahan organik
dan bahan perkerasan lama.
b) Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal mungkin
terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.
c) Bilamana material/bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau
pondasi dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut pendapat Direksi
Pekerjaan tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut harus seluruhnya
dipadatkan atau dibuang dan diganti dengan timbunan yang memenuhi syarat,
sebagaimana yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.
d) Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai pada garis
formasi untuk selokan yang diperkeras, pada tanah dasar untuk perkerasan
maupun bahu jalan, atau pada dasar galian pipa atau pondasi struktur, maka bahan
tersebut harus digali 15 cm lebih dalam sampai permukaan yang mantap dan
merata. Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang terekspos
tidak boleh tertinggal dan semua pecahan batu yang diameternya lebih besar dari
15 cm harus dibuang. Profil galian yang disyaratkan harus diperoleh dengan cara
menimbun kembali dengan bahan yang dipadatkan sesuai persetujuan Direksi
Pekerjaan.
e) Peledakan sebagai cara pembongkaran batu hanya boleh digunakan jika, menurut
pendapat Direksi Pekerjaan, tidak praktis menggunakan alat bertekanan udara atau
suatu penggaruk (ripper) hidrolis berkuku tunggal. Direksi Pekerjaan dapat
melarang peledakan dan memerintahkan untuk menggali batu dengan cara lain,
jika, menurut pendapatnya, peledakan tersebut berbahaya bagi manusia atau
struktur di sekitarnya, atau bilamana dirasa kurang cermat dalam pelaksanaannya.
f) Bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan
anyaman pelindung ledakan (heavy mesh blasting) untuk melindungi orang,
bangunan dan pekerjaan selama penggalian. Jika dipandang perlu, peledakan harus
dibatasi waktunya seperti yang diuraikan oleh Direksi Pekerjaan.
g) Penggalian batu harus dilakukan sedemikian, apakah dengan peledakan atau cara
lainnya, sehingga tepi-tepi potongan harus dibiarkan pada kondisi yang aman dan
serata mungkin. Batu yang lepas atau bergantungan dapat menjadi tidak stabil
atau menimbulkan bahaya terhadap pekerjaan atau orang harus dibuang, baik
terjadi pada pemotongan batu yang baru maupun yang lama.
h) Dalam hal apapun perlu dipahami bahwa, selama pelaksanaan penggalian,
Penyedia Jasa harus melakukan langkah-langkah berdasarkan inisiatifnya sendiri
untuk memastikan drainase alami dari air yang mengalir pada permukaan tanah,
agar dapat mencegah aliran tersebut mengalir masuk ke dalam galian yang telah
terbuka.
Pengukuran Dan Pembayaran
1) Galian yang Tidak Diukur untuk Pembayaran
Beberapa kategori pekerjaan galian dalam Kontrak tidak akan diukur dan dibayar

Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 15


SPESIFIKASI TEKNIS

menurut Seksi ini, pekerjaan tersebut dipandang telah dimasukkan ke dalam harga
penawaran untuk berbagai macam bahan konstruksi yang dihampar di atas galian akhir,
seperti pasangan batu (stone masonry) dan gorong-gorong pipa. Jenis galian yang
secara spesifik tidak dimasukkan untuk pengukuran dalam Seksi ini adalah:
a) Galian di luar garis yang ditunjukkan dalam profil dan penampang melintang yang
disetujui tidak akan dimasukkan dalam volume yang diukur untuk pembayaran
kecuali bilamana:
i) Galian yang diperlukan untuk membuang bahan yang lunak atau tidak
memenuhi syarat seperti yang disyaratkan di atas, atau untuk membuang batu
atau bahan keras lainnya seperti yang disyaratkan dalam di atas;
ii) Pekerjaan tambah sebagai akibat dari longsoran lereng yang sebelumnya telah
diterima oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis asalkan tindakan atau metode
kerja Penyedia Jasa yang tidak sesuai dengan spesifikasi ini tidak memberikan
kontribusi yang penting terhadap kelongsoran tersebut.
b) Pekerjaan galian untuk selokan drainase dan saluran air, kecuali untuk galian batu,
tidak akan diukur untuk pembayaran menurut Seksi ini. Pengukuran dan
Pembayaran harus dilaksanakan menurut Spesifikasi ini.
c) Pekerjaan galian yang dilaksanakan untuk pemasangan gorong-gorong pipa, tidak
akan diukur untuk pembayaran, kompensasi dari pekerjaan ini dipandang telah
dimasukkan ke dalam berbagai harga satuan penawaran untuk masing-masing
bahan tersebut, sesuai dengan Spesifikasi ini.
d) Pekerjaan galian yang dilaksanakan dalam pengembalian kondisi (reinstatement)
perkerasan lama tidak akan diukur untuk pembayaran, kompensasi untuk
pekerjaan ini telah dimasukkan dalam berbagai harga satuan penawaran yang
untuk masing-masing bahan yang digunakan pada operasi pengembalian kondisi
sesuai dengan Spesifikasi ini.
e) Galian untuk pengembalian kondisi bahu jalan dan pekerjaan minor lainnya, kecuali
untuk galian batu, tidak akan dibayar menurut seksi ini.
f) Galian yang diperlukan untuk operasi pekerjaan pemeliharaan rutin tidak akan
diukur untuk pembayaran, kompensasi untuk pekerjaan ini telah termasuk dalam
harga penawaran dalam lump sum untuk berbagai operasi pemeliharaan rutin yang
tercakup dalam Spesifikasi ini.
g) Pekerjaan galian yang dilaksanakan untuk memperoleh bahan konstruksi dari
sumber bahan (borrow pits) atau sumber lainnya di luar batas-batas daerah kerja
tidak boleh diukur untuk pembayaran, biaya pekerjaan ini dipandang telah
dimasukkan dalam harga satuan penawaran untuk timbunan atau bahan
perkerasan.
h) Pekerjaan galian dan pembuangan selain untuk tanah, batu, perkerasan berbutir,
tanah organik dan bahan perkerasan aspal lama, tidak akan diukur untuk
pembayaran, kompensasi untuk pekerjaan ini telah dimasukkan dalam berbagai
harga satuan penawaran yang untuk masing-masing operasi pembongkaran
struktur lama sesuai dengan Spesifikasi ini.
2) Pengukuran Galian untuk Pembayaran
a) Pekerjaan galian di luar ketentuan seperti di atas harus diukur untuk pembayaran
sebagai pembayaran dalam meter kubik bahan yang dipindahkan. Faktor
penyesuaian berikut ini harus digunakan untuk menghitung kuantitas setara untuk
timbunan:
Dasar perhitungan kuantitas galian ini haruslah gambar penampang melintang
profil tanah asli sebelum digali yang telah disetujui dan gambar pekerjaan galian
akhir dengan garis, kelandaian dan elevasi yang disyaratkan atau diterima. Metode
Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 16
SPESIFIKASI TEKNIS

perhitungan haruslah metode luas ujung rata-rata, menggunakan penampang


melintang pekerjaan secara umum dengan jarak tidak lebih dari 25 meter atau
dengan jarak 50 meter untuk medan yang datar.

b) Bilamana bahan galian dinyatakan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan dapat
digunakan sebagai bahan timbunan, namun tidak digunakan oleh Penyedia Jasa
sebagai bahan timbunan, maka volume bahan galian yang tidak terpakai ini dan
terjadi semata-mata hanya untuk kenyamanan Penyedia Jasa dengan exploitasi
sumber bahan (borrow pits) tidak akan dibayar.
c) Pekerjaan galian struktur yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi oleh
bidang-bidang sebagai berikut:

Bidang atas adalah bidang horisontal seluas bidang dasar pondasi yang melalui
titik terendah dari terain tanah asli. Di atas bidang horisontal ini galian tanah
diperhitungkan sebagai galian biasa atau galian batu sesuai dengan sifatnya.
 Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi.
 Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling pondasi.
Pengukuran volume tidak diperhitungkan di luar bidang-bidang yang diuraikan di
atas atau sebagai pengembangan tanah selama pemancangan, tambahan galian
karena kelongsoran, bergeser, runtuh atau karena sebab-sebab lain.
d) Galian bahan perkerasan berbutir, tanah organik, tanah lunak, tanah ekspansif,
tanah yang tak dikehendaki, tanah tergumpal dan tanah dengan daya dukung
sedang, jika tidak disebutkan lain dalam pasal-pasal yang sebelumnya, harus diukur
untuk pembayaran sebagai Galian Biasa.
4) Dasar Pembayaran
Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut
satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini, dimana harga dan
pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan
termasuk cofferdam, penyokong, pengaku dan pekerjaan yang berkaitan, dan biaya
yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan galian sebagaimana diuraikan dalam
Seksi ini.

2.2. URUGAN
A. Umum
1) Uraian
a) Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan
pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan
timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk
timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan
sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang
disyaratkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
b) Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam Seksi ini harus dibagi menjadi
tiga jenis, yaitu Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, dan Timbunan Pilihan
Berbutir di atas tanah rawa.
c) Timbunan pilihan harus digunakan untuk meningkatkan kapasitas daya
dukung tanah dasar pada lapisan penopang (capping layer) dan jika
diperlukan di daerah galian. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk
stabilisasi lereng atau pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan lereng
yang lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan untuk pekerjaan
Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 17
SPESIFIKASI TEKNIS

timbunan lainnya dimana kekuatan timbunan adalah faktor yang kritis.


d) Timbunan Pilihan Berbutir harus digunakan sebagai lapisan penopang
(capping layer) pada tanah lunak yang mempunyai CBR lapangan kurang 2%
yang tidak dapat ditingkatkan dengan pemadatan atau stabilisasi, dan diatas
tanah rawa, daerah berair dan lokasi-lokasi serupa dimana bahan Timbunan
Pilihan dan Biasa tidak dapat dipadatkan dengan memuaskan.
e) Baik Timbunan Pilihan maupun Timbunan Pilihan Berbutir harus digunakan
untuk penimbunan kembali pada abutmen dan dinding penahan tanah serta
daerah kritis lainnya yang memiliki jangkauan terbatas untuk pemadatan
dengan alat sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau bilamana
diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
f) Pekerjaan yang tidak termasuk bahan timbunan yaitu bahan yang dipasang
sebagai landasan untuk pipa atau saluran beton, maupun bahan drainase
porous yang dipakai untuk drainase bawah permukaan atau untuk mencegah
hanyutnya partikel halus tanah akibat proses penyaringan. Bahan timbunan
jenis ini telah diuraikan dari Spesifikasi ini.
g) Pengukuran tambahan terhadap yang telah diuraikan dalam Spesifikasi ini
mungkin diperlukan, ditujukan terhadap dampak khusus lapangan termasuk
konsolidasi dan stabilitas lereng.
2) Toleransi Dimensi
a) Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2
cm atau lebih rendah 3 cm dari yang ditentukan atau disetujui.
b) Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan
harus memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air permukaan
yang bebas.
c) Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm dari
garis profil yang ditentukan.
d) Timbunan selain dari Lapisan Penopang di atas tanah lunak tidak boleh
dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih dari 20 cm atau dalam
lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.
3) Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI) :

SNI 03-1744-1989 : Metode Pengujian CBR Laboratorium.


SNI 03-2828-1992 : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan Dengan
Alat Konus Pasir.
SNI-03-6371-2000 : Tata Cara Pengklasifikasian Tanah dengan Cara
Unifikasi Tanah.

SNI 03-6795-2002 : Metode Pengujian untuk Menentukan Tanah


Ekspansif
SNI-03-6797-2002 : Tata Cara Klasifikasi Tanah dan Campuran Tanah
Agregat untuk Konstruksi Jalan
SNI 1966:2008 : Cara Uji Penentuan Batas Plastis dan Indeks
Plastisitas Tanah.
SNI 1967:2008 : Cara Uji Penentuan Batas Cair untuk Tanah.
SNI 1742:2008 : Cara Uji Kepadatan Ringan untuk Tanah.

Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 18


SPESIFIKASI TEKNIS

SNI 1743:2008 : Cara Uji Kepadatan Berat untuk Tanah.


SNI 3422:2008 : Cara Uji Analisis Ukuran Butir Tanah.

4) Pengajuan Kesiapan Kerja


a) Untuk setiap timbunan yang akan dibayar menurut ketentuan Seksi dari Spesifikasi
ini, Penyedia Jasa harus menyerahkan pengajuan kesiapan di bawah ini kepada
Direksi Pekerjaan sebelum setiap persetujuan untuk memulai pekerjaan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan:
i) Gambar detil penampang melintang yang menunjukkan permukaan yang telah
dipersiapkan untuk penghamparan timbunan;
ii) Hasil pengujian kepadatan yang membuktikan bahwa pemadatan pada
permukaan yang telah disiapkan untuk timbunan yang akan dihampar cukup
memadai, bilamana diperlukan menurut Pasal di bawah ini.
b) Penyedia Jasa harus menyerahkan hal-hal berikut ini kepada Direksi Pekerjaan
paling lambat 14 hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk penggunaan pertama
kalinya sebagai bahan timbunan:
i) Dua contoh masing-masing 50 kg untuk setiap jenis bahan, satu contoh harus
disimpan oleh Direksi Pekerjaan untuk rujukan selama Periode Kontrak;
ii) Pernyataan tentang asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan untuk
bahan timbunan, bersama-sama dengan hasil pengujian laboratorium yang
menunjukkan bahwa sifat-sifat bahan tersebut memenuhi ketentuan yang
disyaratkan .
c) Penyedia Jasa harus menyerahkan hal-hal berikut ini dalam bentuk tertulis kepada
Direksi Pekerjaan segera setelah selesainya setiap ruas pekerjaan, dan sebelum
mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan, tidak diperkenankan menghampar
bahan lain di atas pekerjaan timbunan sebelumnya :
i) Hasil pengujian kepadatan seperti yang disyaratkan.
ii) Hasil pengukuran permukaan dan data survei yang menunjukkan bahwa
toleransi permukaan yang disyaratkan dipenuhi.

5) Jadwal Kerja
a) Timbunan pada lokasi rencana harus dikerjakan dengan menggunakan pelaksanaan
bertahap dimulai dari sisi yang paling dekat dengan jalan sampai ke sisi Batas
paling ujung berikutnya, sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha
pemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi
dapat dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus
menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu
lintas tersebut.
6) Kondisi Tempat Kerja
a) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa pekerjaan harus dijaga tetap kering segera
sebelum dan selama pekerjaan penghamparan dan pemadatan, dan selama
pelaksanaan timbunan harus memiliki lereng melintang yang cukup untuk
membantu drainase badan jalan dari setiap curahan air hujan dan juga harus
menjamin bahwa pekerjaan akhir mempunyai drainase yang baik. Bilamana
memungkinkan, air yang berasal dari tempat kerja harus dibuang ke dalam sistem
drainase permanen. Cara menjebak lanau yang memadai harus disediakan pada
sistem pembuangan sementara ke dalam sistim drainase permanen.
b) Penyedia Jasa harus selalu menyediakan pasokan air yang cukup untuk

Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 19


SPESIFIKASI TEKNIS

pengendalian kadar air timbunan selama operasi penghamparan dan pemadatan.

7) Perbaikan Terhadap Timbunan yang Tidak Memenuhi Ketentuan atau Tidak Stabil
a) Timbunan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang disyaratkan atau
disetujui atau toleransi permukaan yang disyaratkan harus diperbaiki dengan
menggemburkan permukaannya dan membuang atau menambah bahan
sebagaimana yang diperlukan dan dilanjutkan dengan pembentukan kembali dan
pemadatan kembali.
b) Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal batas-batas kadar
airnya yang disyaratkan dalam atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan,
harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut, dilanjutkan dengan
penyemprotan air secukupnya dan dicampur seluruhnya dengan menggunakan
"motor grader" atau peralatan lain yang disetujui.
c) Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti dinyatakan dalam batas-
batas kadar air yang disyaratkan atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan,
harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut dengan penggunaan motor
grader atau alat lainnya secara berulang-ulang dengan selang waktu istirahat
selama penanganan, dalam cuaca cerah. Alternatif lain, bilamana pengeringan yang
memadai tidak dapat dicapai dengan menggaru dan membiarkan bahan gembur
tersebut, Direksi Pekerjaan dapat memerintahkan agar bahan tersebut dikeluarkan
dari pekerjaan dan diganti dengan bahan kering yang lebih cocok.
d) Timbunan yang telah dipadatkan dan memenuhi ketentuan yang disyaratkan
dalam Spesifikasi ini, menjadi jenuh akibat hujan atau banjir atau karena hal lain,
biasanya tidak memerlukan pekerjaan perbaikan asalkan sifat-sifat bahan dan
kerataan permukaan masih memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi ini.
e) Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi kepadatan atau ketentuan sifat-sifat
bahan dari Spesifikasi ini haruslah seperti yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan dan dapat meliputi pemadatan tambahan, penggemburan yang diikuti
dengan penyesuaian kadar air dan pemadatan kembali, atau pembuangan dan
penggantian bahan.
f) Perbaikan timbunan yang rusak akibat gerusan banjir atau menjadi lembek setelah
pekerjaan tersebut selesai dikerjakan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan haruslah
seperti yang disyaratkan dalam dari Spesifikasi ini.

8) Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujian


Semua lubang pada pekerjaan akhir yang timbul akibat pengujian kepadatan atau
lainnya harus secepatnya ditutup kembali oleh Penyedia Jasa dan dipadatkan sampai
mencapai kepadatan dan toleransi permukaan yang disyaratkan oleh Spesifikasi ini.
9) Cuaca yang Diijinkan untuk Bekerja
Timbunan tidak boleh ditempatkan, dihampar atau dipadatkan sewaktu hujan, dan
pemadatan tidak boleh dilaksanakan setelah hujan. Semua permukaan timbunan yang
belum terpadatkan harus digaru dan dipadatkan dengan cukup untuk memperkecil
penyerapan air atau harus ditutup dengan lembaran plastik pada akhir kerja setiap hari
dan juga ketika akan turun hujan lebat.

Bahan
1) Sumber Bahan
Bahan timbunan harus dipilih dari sumber bahan yang disetujui sesuai dengan "Bahan
dan Penyimpanan" dari Spesifikasi ini.
Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 20
SPESIFIKASI TEKNIS

2) Timbunan Biasa
a) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari bahan
galian tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan sebagai
bahan yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam pekerjaan permanen seperti
yang diuraikan dari Spesifikasi ini.
b) Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang
diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut SNI-03-6797-2002 atau sebagai CH menurut
"Unified atau Casagrande Soil Classification System". Bila penggunaan tanah yang
berplastisitas tinggi tidak dapat dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan
hanya pada bagian dasar dari timbunan atau pada penimbunan kembali yang tidak
memerlukan daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Tanah plastis seperti itu
sama sekali tidak boleh digunakan pada 30 cm lapisan langsung di bawah bagian
dasar perkerasan atau bahu jalan atau tanah dasar bahu jalan. Sebagai tambahan,
timbunan untuk lapisan ini bila diuji dengan SNI 03-1744-1989, harus memiliki nilai
CBR tidak kurang dari karakteristik daya dukung tanah dasar yang diambil untuk
rancangan dan ditunjukkan dalam gambar atau tidak kurang dari 6% jika tidak
disebutkan lain (CBR setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100 % kepadatan
kering maksimum (MDD) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1742-1989).
c) Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25, atau derajat
pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T258 sebagai "very high" atau
"extra high" tidak boleh digunakan sebagai bahan timbunan. Nilai aktif adalah
perbandingan antara Indeks Plastisitas / PI - (SNI 03-1966-1989) dan persentase
kadar lempung (SNI 03-3422-1994).
d) Bahan untuk timbunan biasa tidak boleh dari bahan galian tanah yang mempunyai
sifat sifat sebagai berikut:

- Tanah yang mengadung organik seperti jenis tanah OL, OH dan Pt dalam sistem USCS
serta tanah yang mengandung daun – daunan, rumput-rumputan, akar, dan sampah.
a. Tanah dengan kadar air alamiah sangat tinggi yang tidak praktis dikeringkan untuk
memenuhi toleransi kadar air pada pemadatan (>OMC+1%).
b. Tanah yang mempunyai sifat kembang susut tinggi dan sangat tinggi dalam
klasifikasi Van Der Merwe dengan ciri ciri adanya retak memanjang sejajar tepi
perkerasan jalan.
3) Timbunan Pilihan
a) Timbunan hanya boleh diklasifikasikan sebagai Timbunan Pilihan atau Timbunan
Pilihan Berbutir bila digunakan pada lokasi atau untuk maksud dimana bahan-
bahan ini telah ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan.
Seluruh timbunan lain yang digunakan harus dipandang sebagai timbunan biasa
(atau drainase porous bila ditentukan atau disetujui sebagai hal tersebut sesuai
dengan Seksi 2.4 dari Spesifikasi ini).
b) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari bahan
tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas untuk timbunan biasa
dan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu yang tergantung dari
maksud penggunaannya, seperti diperintahkan atau disetujui oleh Direksi
Pekerjaan. Dalam segala hal, seluruh timbunan pilihan harus, bila diuji sesuai
dengan SNI 03-1744-1989, memiliki CBR paling sedikit 10.% setelah 4 hari
perendaman bila dipadatkan sampai 100.% kepadatan kering maksimum sesuai
dengan SNI 03-1742-1989.
c) Bahan timbunan pilihan yang digunakan pada lereng atau pekerjaan stabilisasi
timbunan atau pada situasi lainnya yang memerlukan kuat geser yang cukup,
bilamana dilaksanakan dengan pemadatan kering normal, maka timbunan pilihan
dapat berupa timbunan batu atau kerikil lempungan bergradasi baik atau lempung
pasiran atau lempung berplastisitas rendah. Jenis bahan yang dipilih, dan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan akan tergantung pada kecuraman dari lereng yang akan
Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 21
SPESIFIKASI TEKNIS

dibangun atau ditimbun, atau pada tekanan yang akan dipikul.


4) Timbunan Pilihan Berbutir di atas Tanah Rawa
Bahan timbunan pilihan di atas tanah rawa dan untuk keadaan di mana
penghamparan dalam kondisi jenuh atau banjir tidak dapat dihindarkan haruslah batu,
pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya dengan Index Plastisitas maksimum
6 % (enam persen).

Penghamparan Dan Pemadatan Timbunan


1) Penyiapan Tempat Kerja
a) Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak
diperlukan harus dibuang sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
sesuai dengan Spesifikasi ini.
b) Kecuali untuk daerah tanah lunak dan tidak sesuai atau tanah rawa, dasar pondasi
timbunan harus dipadatkan seluruhnya (termasuk penggemburan dan
pengeringan atau pembasahan bila diperlukan) sampai 15 cm bagian permukaan
atas dasar pondasi memenuhi kepadatan yang disyaratkan untuk Timbunan yang
ditempatkan di atasnya.
c) Bilamana timbunan akan dibangun di atas permukaan tanah dengan kelandaian
lereng lebih dari 10%, ditempatkan di atas permukaan lama atau pembangunan
timbunan baru, maka lereng lama akan dipotong sampai tanah yang keras dan
bertangga dengan lebar yang cukup sehingga memungkinkan peralatan pemadat
dapat beroperasi. Tangga-tangga tersebut tidak boleh mempunyai kelandaian
lebih dari 4% dan harus dibuatkan sedemikian dengan jarak vertikal tidak lebih
dari 30 cm untuk kelandaian yang kurang dari 15% dan tidak lebih dari 60 cm
untuk kelandaian yang sama atau lebih besar dari 15%.
d) Dasar saluran yang ditimbun harus diratakan dan dilebarkan sedemikian hingga
memungkinkan pengoperasian peralatan pemadat yang efektif.

Penghamparan Timbunan
a) Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar
dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal
lapisan yang disyaratkan. Bilamana timbunan dihampar lebih dari satu lapis,
lapisan-lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya.
b) Tanah timbunan umumnya diangkut langsung dari lokasi sumber bahan ke
permukaan yang telah disiapkan pada saat cuaca cerah dan disebarkan.
Penumpukan tanah timbunan untuk persediaan biasanya tidak diperkenankan,
terutama selama musim hujan.
c) Timbunan di atas atau pada selimut pasir atau bahan drainase porous, harus
diperhatikan sedemikian rupa agar kedua bahan tersebut tidak tercampur. Dalam
pembentukan drainase sumuran vertikal diperlukan suatu pemisah yang
menyolok di antara kedua bahan tersebut dengan memakai acuan sementara dari
pelat baja tipis yang sedikit demi sedikit ditarik saat pengisian timbunan dan
drainase porous dilaksanakan.
d) Lapisan penopang di atas tanah lunak termasuk tanah rawa harus dihampar
sesegera mungkin dan tidak lebih dari tiga hari setelah persetujuan penggalian
oleh Direksi Pekerjaan. Lapisan penopang dapat dihampar satu lapis atau
beberapa lapis dengan tebal antara 0,5 sampai 1,0 meter sesuai dengan kondisi
lapangan dan sebagimana diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Pemadatan Timbunan
a) Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan, setiap lapis harus
dipadatkan dengan peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi
Pekerjaan sampai mencapai kepadatan yang disyaratkan.
b) Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan
berada dalam rentang 3 % di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar
Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 22
SPESIFIKASI TEKNIS

air optimum. Kadar air optimum harus didefinisikan sebagai kadar air pada
kepadatan kering maksimum yang diperoleh bilamana tanah dipadatkan sesuai
dengan SNI 03-1742-1989.
c) Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang
disyaratkan, diuji kepadatannya dan harus diterima oleh Direksi Pekerjaan
sebelum lapisan berikutnya dihampar.
d) Timbunan harus dipadatkan mulai dari tepi luar dan bergerak menuju ke arah
sumbu jalan sedemikian rupa sehingga setiap ruas akan menerima jumlah usaha
pemadatan yang sama. Bilamana memungkinkan, lalu lintas alat-alat konstruksi
dapat dilewatkan di atas pekerjaan timbunan dan lajur yang dilewati harus terus
menerus divariasi agar dapat menyebarkan pengaruh usaha pemadatan dari lalu
lintas tersebut.
e) Dalam membuat timbunan sampai pada atau di atas gorong-gorong dan bilamana
disyaratkan dalam Kontrak sampai pada jembatan, Penyedia Jasa harus membuat
timbunan tersebut sama tinggi pada kedua sisinya. Jika kondisi-kondisi
memerlukan penempatan timbunan kembali atau timbunan pada satu sisi jauh
lebih tinggi dari sisi lainnya, penambahan bahan pada sisi yang lebih tinggi tidak
boleh dilakukan sampai persetujuan diberikan oleh Direksi Pekerjaan dan tidak
melakukan penimbunan sampai struktur tersebut telah berada di tempat dalam
waktu 14 hari, dan pengujian-pengujian yang dilakukan di laboratorium di bawah
pengawasan Direksi Pekerjaan menetapkan bahwa struktur tersebut telah
mencapai kekuatan yang cukup untuk menahan tekanan apapun yang
ditimbulkan oleh metoda yang digunakan dan bahan yang dihampar tanpa
adanya kerusakan atau regangan yang di luar faktor keamanan.
f) Untuk menghindari gangguan terhadap pelaksanaan abutmen jembatan, tembok
sayap dan gorong-gorong persegi, Penyedia Jasa harus, untuk tempat-tempat
tertentu yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, menunda pekerjaan timbunan
yang membentuk oprit dari setiap struktur semacam ini sampai saat ketika
pelaksanaan selanjutnya boleh didahulukan untuk penyelesaian oprit tanpa
resiko mengganggu atau merusak pekerjaan jembatan. Biaya untuk penundaan
pekerjaan harus termasuk dalam harga satuan Kontrak untuk “Galian Biasa”,
“Timbunan Biasa”, dan “Timbunan Pilihan”.
g) Bahan untuk timbunan pada tempat-tempat yang sulit dimasuki oleh alat
pemadat normal harus dihampar dalam lapisan mendatar dengan tebal gembur
tidak lebih dari 10 cm dan seluruhnya dipadatkan dengan menggunakan pemadat
mekanis.
h) Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin
gilas, harus dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih
dari 10 cm dan dipadatkan dengan penumbuk loncat mekanis atau timbris
(tamper) manual dengan berat statis minimum 10 kg. Pemadatan di bawah
maupun di tepi pipa harus mendapat perhatian khusus untuk mencegah
timbulnya rongga-rongga dan untuk menjamin bahwa pipa terdukung
sepenuhnya.

Jaminan Mutu
1) Pengendalian Mutu Bahan
a) Jumlah data pendukung hasil pengujian yang diperlukan untuk persetujuan
awal mutu bahan akan ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, tetapi
bagaimanapun juga harus mencakup seluruh pengujian yang disyaratkan
dengan paling sedikit tiga contoh yang mewakili sumber bahan yang diusulkan,
yang dipilih mewakili rentang mutu bahan yang mungkin terdapat pada
sumber bahan.
b) Setelah persetujuan mutu bahan timbunan yang diusulkan, menurut pendapat
Direksi Pekerjaan, pengujian mutu bahan dapat diulangi lagi agar perubahan

Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 23


SPESIFIKASI TEKNIS

bahan atau sumber bahannya dapat diamati.


c) Suatu program pengendalian pengujian mutu bahan rutin harus dilaksanakan
untuk mengendalikan perubahan mutu bahan yang dibawa ke lapangan.
Jumlah pengujian harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
tetapi untuk setiap 1000 meter kubik bahan timbunan yang diperoleh dari
setiap sumber bahan paling sedikit harus dilakukan suatu pengujian Nilai Aktif.
Direksi Pekerjaan setiap saat dapat memerintahkan dilakukannya uji ke-
ekspansif-an tanah sesuai SNI 03-6795-2002.
2) Ketentuan Kepadatan untuk Timbunan Tanah
a) Lapisan tanah yang lebih dalam dari 30 cm di bawah elevasi tanah dasar harus
dipadatkan sampai 95 % dari kepadatan kering maksimum yang ditentukan
sesuai SNI 03-1742-1989. Untuk tanah yang mengandung lebih dari 10 %
bahan yang tertahan pada ayakan 19 mm, kepadatan kering maksimum yang
diperoleh harus dikoreksi terhadap bahan yang berukuran lebih (oversize)
tersebut sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
b) Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar
harus dipadatkan sampai dengan 100 % dari kepadatan kering maksimum yang
ditentukan sesuai dengan SNI 03-1742-1989.
c) Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis timbunan yang
dipadatkan sesuai dengan SNI 03-2828-1992 dan bila hasil setiap pengujian
menunjukkan kepadatan kurang dari yang disyaratkan maka Penyedia Jasa
harus memperbaiki pekerjaan sesuai ini. Pengujian harus dilakukan sampai
kedalaman penuh pada lokasi yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan,
tetapi harus tidak boleh berselang lebih dari 200 m. Untuk penimbunan
kembali di sekitar struktur atau pada galian parit untuk gorong-gorong, paling
sedikit harus dilaksanakan satu pengujian untuk satu lapis penimbunan
kembali yang telah selesai dikerjakan. Untuk timbunan, paling sedikit satu
rangkaian pengujian bahan yang lengkap harus dilakukan untuk setiap 1000
meter kubik bahan timbunan yang dihampar.
3) Percobaan Pemadatan
Penyedia Jasa harus bertanggung jawab dalam memilih metode dan peralatan
untuk mencapai tingkat kepadatan yang disyaratkan. Bilamana Penyedia Jasa tidak
sanggup mencapai kepadatan yang disyaratkan, prosedur pemadatan berikut ini harus
diikuti.
Percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi jumlah lintasan
peralatan pemadat dan kadar air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai
sehingga dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Hasil percobaan lapangan ini
selanjutnya harus digunakan dalam menetapkan jumlah lintasan, jenis peralatan
pemadat dan kadar air untuk seluruh pemadatan berikutnya.

Metode Pengukuran Dan Dasar Pembayaran


1) Pengukuran Timbunan
a) Timbunan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan yang
diperlukan, diselesaikan di tempat dan diterima. Volume yang diukur harus
berdasarkan gambar penampang melintang profil tanah asli yang disetujui atau
profil galian sebelum setiap timbunan ditempatkan dan gambar dengan garis,
kelandaian dan elevasi pekerjaan timbunan akhir yang disyaratkan dan diterima.
Metode perhitungan volume bahan haruslah metode luas bidang ujung, dengan
menggunakan penampang melintang pekerjaan yang berselang jarak tidak lebih dari
25 m, dan berselang tidak lebih dari 50 meter untuk daearah yang datar.

Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 24


SPESIFIKASI TEKNIS

b) Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang disetujui,
termasuk setiap timbunan tambahan yang diperlukan sebagai akibat penggalian
bertangga pada atau penguncian ke dalam lereng lama, atau sebagai akibat dari
penurunan pondasi, tidak akan dimasukkan ke dalam volume yang diukur untuk
pembayaran kecuali bila :
i) Timbunan yang diperlukan untuk mengganti bahan tidak memenuhi ketentuan
atau bahan yang lunak sesuai dengan Pasal di atas dari Spesifikasi ini, atau untuk
mengganti batu atau bahan keras lainnya yang digali.
ii) Timbunan tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki pekerjaan yang tidak
stabil atau gagal bilamana Penyedia Jasa tidak dianggap bertanggung-jawab
sesuai dari Spesifikasi ini.
c) Timbunan yang digunakan dimana saja di luar batas Kontrak pekerjaan, atau untuk
mengubur bahan sisa atau yang tidak terpakai, atau untuk menutup sumber bahan,
tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran timbunan.

2) Dasar Pembayaran
Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut
berapapun yang diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari masing-
masing harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk Mata
Pembayaran terdaftar di bawah, dimana harga tersebut harus sudah merupakan
kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan, penghamparan, pemadatan,
penyelesaian akhir dan pengujian bahan, seluruh biaya lain yang perlu atau biaya untuk
penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam seksi ini.

Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 25


SPESIFIKASI TEKNIS

BAB III
PEKERJAAN PASANGAN

3.1 PASANGAN PAVING DAN KANSTIN


Pekerjaan Paving
Umum
1) Uraian
Pekerjaan ini meliputi penyediaan semua materialdan pemasanganpaving
pada lokasi yang ditunjukkan dalam Gambar atau sesuai petunjuk Direksi
Pekerjaan. Persyaratan bahan yang harus disediakan dan digunakan harus
memenuhi ketentuan yang dinyatakan.

2) Penerbitan Gambar Penempatan dan Detil Pelaksanaan


Gambar penempatan yang menunjukkan lokasi trotoar dan parkir yang akan
menggunakan paving disediakan oleh Direksi Pekerjaan setelah Penyedia Jasa
menyelesaikan laporan desainnya sesuai dengan Spesifikasi ini.

3) Pengajuan Kesiapan Kerja


Dua buah contoh blok beton (cone block) beserta sertifikat dari pabrik
pembuatnya harus diajukan pada Direksi Pekerjaan yang meliputi antara lain :
dukungan dari pabrik, kualitas bahan, kuantitas dan supply dari pabrik yang
bersangkutan.

1. Produsen Paving Stone harus sudah memiliki Sertifikat ISO.


2. Standar Rujukan
BS 6717 Part 1: 1993, Specification for Paving Block
SNI 03-0691-1996: Standar Bata Beton (Paving Block)
SNI 0028-1987-A : Standar Ketahanan Aus
SK SNI S - 02 - 1990 – F: Spesifikasi untuk Agregat Beton
SNI 15-2049-2004: Standar untuk Semen Portland
SNI 06-0387-1989: Standar Pigmen Besi Oksida.
3. Produk
a. Pavingwarna abu abu
Panjang : ±21 cm
Lebar : ± 10,5 cm
Tebal : ±6,0 cm
b. Kanstin : ( 40 cm x 25 cm x 15 cm )
c. Uskup warna merah
Panjang datar : ±30 cm
Panjang sisi miring : ± 21,0 cm
Lebar : ±6,0 cm
Tebal : ± 6,0 cm

4. Toleransi Dimensi.
Panjang/lebar ±2mm
Tebal ±3mm

5. Persyaratan Mutu
Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 26
SPESIFIKASI TEKNIS

Paving block yang dikirim ke lapangan harus diterima dalam keadaan utuh,
mempunyai permukaan yang rata, tidak terdapat retak-retak dan cacat, bagian
sudut dan rusuknya tidak mudah dirapikan dengan kekuatan jari tangan.
Paving block cacat yang disebabkan oleh adanya kecerobohan dalam cara
penanganan baik pada saat pemuatan dan penurunan dapat diperhitungkan
sebagai barang reject.

1. Kuat Tekan paving , SNI 03-0691-1996 : Min 350 Kg/cm2


2. Ketahanan Aus SNI 03-0691-1996 : 0,090 mm/menit.
3. Penyerapan Air SNI 03-0691-1996 maksimum : 6 %
4. Penggunaan pigment pewarna paving harus memenuhi unsur persyaratan
ASTM C 979
5. Kekuatan lentur individual block : 60 kg/cm2 dengan derajat mutu perkerasan
yang saling mengunci (interlocking) sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar
dan harus merupakan mutu terbaik yang dapat diperoleh secara lokal dan
menurut suatu pola yang dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan. Blok
beton/paving tersebut minimum harus dibuat dari beton K-350, dan Kanstin
minimum harus dibuat dari beton K-175

4) Perbaikan atas Pekerjaan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan


Setiap jenis paving yang tidak memenuhi ketentuan dari Spesifikasi ini atau
menurut pendapat Direksi Pekerjaan dalam segala hal tidak dapat diterima, maka
harus diperbaiki atau diganti oleh Penyedia Jasa dengan biaya sendiri atas
petunjuk Direksi Pekerjaan.

Bahan
1) Sirtu Ayak.
2) Pasir Urug.
3) Paving Stone 21 x 10,5 x 6 cm warna abu dan merah ,dan Uskup tebal 6cm
warna merah , Kanstein 40x25x15x13. Kekuatan bahan-bahan tersebut
menggunakan K. 350 buatan Pabrik dan Kanstein K-175, Campuran abu batu,
pasir, agregate, dan semen.
4) Untuk warna merah Paving Stone menggunakan Full Colour( homogen ) di
semua sisinya sesuai tebal paving stone.
5) Warna merah menggunakan pigmen Iron Oxyde.
6) Warna merah harus tahan terhadap perubahan cuaca dan tidak luntur.
7) Warna merah khusus dipergunakan untuk pemasangan ruang luar ( out door
).

Pelaksanaan Pemasangan Paving Stone


Syarat Pemasangan
1. Pasir alas seperti yang dipersyaratkan, segera digelar di atas lapisan base, kemudian
diratakan dengan jidar kayu sehingga mencapai kerataan seragam dan mengikuti
kemiringan yang sudah dibentuk sebelumnya pada lapisan base.
2. Penggelaran pasier alas tidak melebihi jarak 1 meter di depan paving terpasang dengan
tebal screeding max. 50 mm dan min. 25 mm. Pasir tidak boleh terganggu dengan
getaran apapun sampai dengan pemasangan block dilakukan.
3. Pemasangan conblock harus dimulai dari satu titik/ garis (starting point) di atas lapisan
pasir alas (laying course)
Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 27
SPESIFIKASI TEKNIS

4. Tentukan kemiringan dengan menggunakan benang yang ditarik tegang dan diarahkan
melintang sebagai pedoman garis A dan memanjang sebagai garis B, kemudian buat
pasangan kepala masing-masing di ujung benang tersebut.
5. Pemasangan paving harus segera dilakukan menyusul steelah penggelaran pasir alas.
Hindari terjadinya kontak langsung antara block dengan membuat jarak celah/naat
dengan spasi 2-3 mm untuk pengisian joint filler.
6. Memasang paving harus maju, kemudian si pekerja mengambil posisi di atas block yang
sudah terpasang.
7. Jika tidak disebutkan dalam spesifikasi teknis, maka profil melintang permukaan paving
minimal mencapai 2 % dan maksimal 4% dengan toleransi cross fall 10 mm untuk setiap
jarak 3 meter garis lurus dan 20 mm untuk jarak 10 meter garis lurus. Pembedaan
maksimum kerataan pasangan antar block tidak boleh melebihi 3 mm.
8. Pengisian joint filler segera dilakukan menyusul pemasangan paving dan dilanjutkan
dengan pemadatan.
9. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan alat plate compactor yang mempunyai
plate area 0,35 sampai 0,5 m2 dengan gaya sentrifugal sebesar 16-20 kN dan getaran
dengan frekuensi 75-100 Hz. Pemadatan hendaknya dilakukan secara simultan
bersamaan dengan pemasangan paving dengan minimal akhir pemadatan adalah 1
meter di belakang akhir pasangan. Pemadatan biasanya dilakukan sebanyak 2 putaran,
putaran pertama ditujukan untuk memadatkan pasir alas dengan penurunan 5-25 mm
(tergantung pasir yang dipakai). Pemadatan Putaran Kedua, disertai dengan menyapu
pasir pengisi celah/naat block, dan masing-masing putaran dilakukan paling sedikit 2
lintasan.

Pengujian
Uji Tekan dan Keausan Paving mengacu pada tabel berikut :
Tabel I. Sifat – sifat fisika
Kuat Tekan Ketahanan Aus
Mutu (Mpa) (mm/Menit)
Rata - rata Min. Rata - rata Min.
A 40 35 0,090 0,103
B 20 17,0 0,130 0,149
C 15 12,5 0,160 0,184
D 10 8,5 0,219 0,251

1. Dimensi Paving
 Tebal = 6 cm
 Panjang = 21 cm
 Lebar = 10,5 cm

2. Tegangan hancur = 350 Kg/cm2


3. Keausan = segmen mutu A di atas
4. Berat Jenis = 1 buah paving = 2250 Kg/m³
5. Toleransi ketidak sesuaian mutu < 20%

Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 28


SPESIFIKASI TEKNIS

6. Teknik sampling:
Sampel sebelum dilakukan pelaksanaan diuji dengan parameter kualitas kuat
tekan sebagai berikut :
a. Pada saat pelaksanaan dilakukan sampling terhadap paving abu –abu yang
sudah terpasang setiap 250 m² diambil sampel sebanyak 15 buah paving
b. Untuk kanstin minimal 3 buah.
d. Topi uskup diambil minimal 3 buah
e. Jika volume paving kurang dari 250 m² maka diambil sample sesuai dengan
proporsi perbandingan sesuai dengan huruf a dengan jumlah minimal 3 buah.
7. Tes terhadap keausan diambil sebanyak 1 (satu) sampel

Metode Pengukuran Dan Dasar Pembayaran


1) Pengukuran untuk Pembayaran
Jumlah yang diukur untuk dibayar adalah jumlah meter panjang Uskup dan
Kanstin yang terpasang di tempat yang telah diselesaikan dan disetujui. Unit-unit
tertentu yang memakai ukuran non-standar akan diukur menurut panjangnya.
Blok transisi, lean concrete dan beton pengisi antara kerb pemisah jalan
(concrete barrier) dan kerb tidak akan diukur untuk dibayar, melainkan merupakan
kewajiban (subsider) Penyedia Jasa berdasarkan Pasal ini.

2) Dasar Pembayaran
Pekerjaan yang diukur secara tersebut di atas akan dibayar menurut Harga
Satuan Kontrak untuk Mata Pembayaran di bawah ini. Harga dan pembayaran ini
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemakaian serta penempatan
semua material, termasuk pasir sawur, peralatan, pemadatan, uji bahan dan
kebutuhan insidental yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan sebagaimana
dijelaskan dalam Pasal ini.

3.2 PEKERJAAN U-Ditch + Cover 40.60.120 (precast fabrikasi K-350) gandar 5 T


1). Pembuat / pabrikan beton pracetak yang baik adalah :
Syarat Fabrikasi Beton Pracetak :
 Telah mempunyai standar mutu yang jelas dan teruji, misal Sistem Kendali Mutu
atau ISO 9001 : 2000
 Mampu memberikan jaminan terhadap produk yang dihasilkan
 Mampu melakukan pengiriman dalam waktu yang telah disepakati
 Mampu memberikan supervisi terhadap pelaksanaan di lapangan bila diperlukan

2). Desain Beton Pracetak Sesuai SNI 03-2847-2002


Desain beton pracetak tetap harus mengacu pada ketentuan–ketentuan SNI 03-
2847-2002 seperti :
1. Perencanaan Struktur Beton Pracetak dan sambungannya harus
mempertimbangkan semua kondisi pembebanan dan deformasi saat proses
pabrikasi termasuk melepaskan dari cetakan, penyimpangan, pengangkutan,
hingga pelaksanaan di lapangan.

2. Perencanaan Pembebanan direncanakan sesuai dengan fungsi dari beton


pracetak tersebut, misal :
- Desain TOP - BOTTOM harus dihitung sesuai pembebanan seperti pada
struktur jembatan dan pembebanan selama pelaksanaan pemasangan.

Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 29


SPESIFIKASI TEKNIS

- Desain Cover U-DITCH untuk Crossing jalan akan berbeda dengan desain
untuk saluran tepi.
- Desain Balok untuk jembatan akan berbeda dengan desain untuk balok
Bangunan Gedung.

3. Menentukan Kuat Beton Perlu pada umur tertentu pada tahapan – tahapan
pabrikasi atau konstruksi.

4. Perencanaan sambungan
- menggunakan grouting
- sambungan mekanis las
- sambungan baja tulangan
- pelapisan beton bertulang
- atau kombinasi dari cara-cara tersebut.

3). Identifikasi Produk


Komponen Beton Pracetak harus ditandai dengan nama, dimensi dan tanggal
pabrikasinya dan logo pabrikan (selama memungkinkan untuk dilakukan) guna
memudahkan kontrol dan aspek telusur bila terjadi sesuatu.

4). Persyaratan Pembebanan

a. Desain Cover U-DITCH untuk saluran tepi harus mampu menahan beban gandar
minimal 5 ton.
b. Desain Cover U-Ditch untuk crossing jalan dan inrit harus mampu menahan
beban gandar minimal5 ton.

- Persyaratan Kualitas & Dimensi

 Material bahan beton harus berkualitas.


 Mutu beton : Min. Fc’ = 29.05 Mpa (K-350)
 Kadar Semen : Min. Wc = 350 kg/m3
 Mutu Tulangan : Mak. Fy = 400 Mpa ( U 40 )
Min. Fy = 240 Mpa ( U 24 )
 Diameter tulangan minimal = 8 mm
 Dimensi precast sesuai dengan gambar DED tiap–tiap lokasi.
 Toleransi dimensi : max 2 mm
5). Persyaratan Produksi
1). Bekisting harus cukup kuat dan kaku (terbuat dari besi) dan tidak boleh bocor
2). Harus memiliki penggetar eksternal dan meja getar
3). Harus memiliki sistim curing (steam curing)
4). Harus memiliki alat angkat yang cukup
5). Harus memiliki lapangan penumpukan yang cukup dan tinggi tumpukan dibatasi.
6). Produsen
Produsen bertanggung jawab terhadap kekuatan elemen precast terhadap beban -
beban yang bekerja yang dibuktikan dengan analisa perhitungannya atau uji produk.
7). Pemasangan U-Ditch
a) Pemasangan dilakukan Mengunakan Alat Berat Forklip dan harus sesuai dengan
prosedur yang diberikan oleh produser Pre-Cast U-DITCH, Jika kondisi memang
tidak memungkingkan untuk menggunakan alat berat, maka pemasangan
dilakukan manual oleh tenaga manusia.

b) Kerusakan U-DITCH akibat kesalahan prosedur pemasangan, merupakan


tanggung jawab kontraktor. Dan kontraktor berkewajiban mengganti U-DITCH
yang rusak dengan U-DITCH yang baru yang mempunyai spesifikasi yang seragam.
Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 30
SPESIFIKASI TEKNIS

8) Pemasangan Cover
a) Pemasangan dilakukan manual oleh tenaga manusia, sesuai produser Pre-Cast U-
DITCH.
b) Kerusakan COVER U-DITCH akibat kesalahan prosedur pemasangan, merupakan
tanggung jawab kontraktor. Dan kontraktor berkewajiban mengganti COVER U-
DITCH yang rusak dengan COVER U-DITCH yang baru yang mempunyai spesifikasi
yang seragam.

3.3 PEKERJAAN PLESTERAN


Lingkup Pekerjaan Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat tercapainya hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dan acian dinding batu bata bagian
dalam dan bagian luar bangunan serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam
gambar dan sesuai dengan pengarahan Konsultan Pengawas di lapangan.

Persyaratan Bahan
a. Semen Portland yang di gunakan harus dari satu produk, mutu I dan yang
disetujui Konsultan Pengawas serta memenuhi NI-8.
b. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 dan PUBI 1982.
c. Air harus memenuhi NI-3 Pasal 10. - Campuran (aggregate) untuk plester harus
dipilih yang benar-benar bersih dan bebas dari segala macam kotoran, harus
bersih dan melalui ayakan 1,6 - 2,0 mm.

Syarat-syarat pelaksanaan
a. Seluruh plesteran dinding batu dengan aduk campuran 1 PC : 4 pasir dan spesi
1 PC : 2 Pasir , kecuali pada dinding batu trasram/ rapat air.
b. Pada dinding batu rapat air di plester dengan aduk campuran 1PC :3 PS
(yang dilakukan pada sekeliling dinding ruang pantry, kamar mandi, WC, dan
bagian-bagian yang ditentukan/disyaratkan dalam detail gambar serta atas
petunjuk Konsultan Pengawas).
c. Pasir pasang yang di gunakan harus di ayak terlebih dahulu dengan mata
ayakan seperti yang dipersyaratkan.
d. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan di atas tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu
baik dari jenisnya dan di setujui Konsultan Pengawas.
e. Semen Portland yang di kirim ke proyek lapangan harus dalam keadaan
tertutup atau dalam kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya,
bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
f. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi baik, terlindung, dan
bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan
bahan, dan dilindungi sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari
pabrik.
g. Semua bahan sebelum di kerjakan harus ditunjukkan kepada Konsultan
MK/Konsultan Pengawas . untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan
ketentuan/persyaratan dari pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak
disetujui harus diganti dengan material lain yang mutunya sesuai dengan
persyaratan tanpa biaya tambahan.

Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 31


SPESIFIKASI TEKNIS

h. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan memeriksa site/


lapangan yang telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk
dimulainya pekerjaan.
i. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,
Kontraktor harus segera melaporkan kepada Konsultan Pengawas .. Kontraktor
tidak diperkenankan melakukan pekerjaan ditempat tersebut sebelum
kelainan/perbedaan diselesaikan.
j. Tebal plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan dinding finish 15 cm atau sesuai
yang ditunjukkan dalam detail gambar.
k. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm harus diberi kawat ayam untuk
membantu dan memperkuat daya lekat plesteran pada bagian yang diijinkan
Konsultan Pengawas ..
l. Untuk setiap pertemuan permukaan dalam satu bidang datar yang berbeda
jenisnya, harus diberi/dibuat nat (tali air) dengan ukuran lebar 7 mm dalamnya
5 mm, kecuali bila ditentukan lain.
m. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur
8 hari (kering betul).
n. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar
tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali
terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan
penutup yang bisa mencegah penyerapan air secara cepat.
o. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulang/mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan (dan masa garansi), atas biaya Kontraktor
selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik/ Pemakai.
p. Pada pertemuan antara dinding bata dengan komponen beton struktur , harus
diberi tali air sedalam 3 cm selebar 1 cm , kemudian kedalam tali air tersebut
disisipkan styrom foam 1 x 2 cm dan bagian terluar diisi dengan silicon rubber
sealant.

SyaratPemeliharaan
Perbaikan :
a. Pemborongan wajib memperbaiki pekerjaan yang rusak/cacat.
b. Perbaikan dilaksanakan sedemikian rupa hingga tidak mengganggu pekerjaan
finishing lainnya.
c. Kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan pemilik pada waktu pelaksanaan,
maka pemborong wajib memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Konsultan Pengawas ..
d. Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan menjadi tanggung jawab
pemborong.

Pengamanan
Pemborong wajib melakukan perlindungan terhadap pekerjaan yang telah
dilaksanakan untuk dapat dihindarkan dari kerusakaan. Biaya yang diadakan untuk
pengamanan hasil pekerjaan ini menjadi tanggung jawab pemborong.

Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 32


SPESIFIKASI TEKNIS

Syarat Penerimaan
a. Pemborong harus memenuhi ketentuan dan persyaratan mutu dan
pelaksanaan; sesuai dengan ketentuan perencanaan serta persetujuan
Konsultan Pengawas.
b. Hasil pemasangan pasangan, plester dan acian harus lurus tepat pada sudut
sikunya serta tegak lurus terhadap lantai yang ada disekitarnya, permukaan rata
tidak bergelombang.
c. Toleransi kemiringan untuk penerimaan pasangan dinding : 1 mm/m2
permukaan bidang kerja.
d. Pelaksanaan plesteran harus rata, sambungan satu dengan lainnya rapi.
e. Hasil akhir tanpa cacat dan merupakan satu kesatuan konstrukti yang kokoh.
Penyelesaian hubungan dinding panel dengan pekerjaan finishing lainnya harus
rapi.

Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 33


SPESIFIKASI TEKNIS

BAB IV
PEKERJAAN STRUKTUR

4.1 PEKERJAAN BETON LANTAI KERJA


Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan rabat beton ini ukurannya harus disesuakan dengan gambar dan dilakukan
dengan perbandingan 1PC : 2kr : 3ps atau sesuai dengan job mix, pengadukan
menggunakan molen dan minimal mencapai mutu K-225
Lingkup Pekerjaan yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah Pekerjaan beton tidak
bertulang untuk lantai kerja ;
a. Pasir beton dan koral harus bermutu baik, tidak mengandung bahan organis, lumpur
dan sejenisnya. Koral yang digunakan mempunyai gradasi 2-3 cm dan dapat
memenuhi persyaratan SK SNI-1991
b. Air yang dipakai harus air tawar dan bersih, bebas dari zat-zat kimia yang merusak
beton
c. Semen yang dipergunakan sebagai bahan beton adalah Portland Cement (PC) Tipe I
yang memenuhi SNI 15-2049-2004 tentang semen portland.

Bahan / Material :

a. Semen yang dipergunakan sebagai bahan beton adalah Portland Cement (PC) Tipe I
yang memenuhi SNI 15-2049-2004 tentang semen portland.

b. Agregat kasar
 Agregat kasar berupa kerikil, pecah mesin, batu pecah, terak tanur atau beton
semen hidrolis yang dipecah.
 Agregat kasar yang dipakai adalah batu berukuran 1/ 2 -2/3 cm dan mempunyai
gradasi kekerasan yang cukup.

c. Bekisting
 Bahan bekisting dipakai kayu terentang/kelas II (Meranti) yang cukup kering dan
keras serta untuk penggunaanya harus menggunakan persetujuan Kuasa
Pengguna Anggaran .
 Pasangan bekisting harus rapi, cukup kuat dan kaku untuk menahan getaran dan
kejutan gaya yang diterima tanpa berubah bentuk. Kerapihan dan ketelitian
pemasangan bekisting harus diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar
memberikan bidang-bidang yang rata.
 Celah-celah antara papan harus rapat agar pada waktu pengecoran air tidak
merembes keluar.
 Sebelum pengecoran, bagian dalam bekisting harus bersih dari kotoran.
d) Adukan
 Adukan beton dengan perbandingan 1pc : 2ps : 3kr digunakan untuk beton tidak
bertulang seperti rabat untuk lantai kerja dan lain-lainnya.
e) Pelaksanaan pekerjaan
 Sebelum pengecoran dilaksanakan, bekisting harus dicek terhadap kelurusan,
baik arah vertikal maupun horisontal.
 Alat penggetar pada waktu pengecoran dapat digunakan bambu bulat dan
diselingi pengetukan bekisting secara perlahan-lahan.
Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 34
SPESIFIKASI TEKNIS

 Pengadukan harus rata dan sama kentalnya setiap kali membuat adukan yang
mengeras tidak boleh dipakai.
 Pembongkaran bekisting baru diperbolehkan setelah beton mengalami periode
pengerasan sesuai dengan SK SNI T-15-1991/seijin Direksi.
 Pekerjaan yang tidak sesuai dengan ketentuan ini, harus dibongkar dan diperbaiki
atas biaya pemborong.
 Sebelum pengecoran dilakukan, sisi dalam papan bekisting harus bebas dari
segala macam kotoran dan harus tersiram dengan air sampai merata.

Metode Pengukuran dan Dasar Pembayaran


4.1.1 Metode Pengukuran
(a) Beton diukur dalam jumlah meter kubik yang terpasang dan diterima dalam
pekerjaan sesuai dengan dimensi yang ditunjukkan pada Gambar Rencana
serta memenuhi mutu yang disyaratkan.
(b) Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya terhadap penambahan
semen, bahan-bahan pembantu lainnya serta untuk pekerjaan finishing
(penyelesaian).

(c) Mutu beton lebih tinggi dapat diijinkan untuk digunakan sebagai pengganti
pekerjaan beton mutu lebih rendah sebagaimana disyaratkan, dan harus
diukur dan akan dibayar sesuai dengan mata pembayaran untuk beton
dengan mutu lebih rendah yang diganti.
(d) Pekerjaan acuan/cetakan diukur dalam meter persegi sesuai luas
permukaan beton jadi dan diterima yang berhubungan langsung dengan
acuan/cetakan.
(e) Tidak ada pembayaran terhadap overlap yang ditambahkan oleh Kontraktor
atau terhadap overlap yang tidak ditunjukkan pada Gambar Rencana.

4.1.2 Metode Pengukuran dari Pekerjaan yang diperbaiki


(a) Dimana pekerjaan telah diperbaiki dibawah diatas, maka kuantitas yang
akan diukur untuk pembayaran haruslah sejumlah yang harus dibayar bila
pekerjaan semula telah memenuhi syarat.
(b) Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan
kadar semen atau tiap bahan tambahan, juga tidak untuk tiap pengujian
atau pekerjaan tambahan atau material pelengkap lainnya untuk mencapai
kualitas yang dipersyaratkan untuk pekerjaan beton.

4.2 PEKERJAAN BETON STRUKTUR


Syarat – Syarat Umum
Ketentuan : Menunjuk pada persyaratan yang berlaku
 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI-2
 PUBB NI-3, 1970

1. Mutu Beton
Mutu beton yang dipakai adalah mutu K-250, K350 dengan mutu baja U.32 untuk Ø
lebih besar atau sama dengan Ø14 keatas dan U.24 untuk Ø lebih kecil atau sama
dengan Ø12 kebawah. Khusus untuk U-gutter mutu baja U-40 . Masing – masing

Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 35


SPESIFIKASI TEKNIS

penggunaan disesuaikan dengan yang tercantum pada gambar dan uraian Untuk
karakteristik merupakan syarat mengikat.
2. Campuran / Adukan Beton
a. Macam Adukan
Macam adukan dengan campuran agregat kasar atau halus dengan banyaknya
tiap 50 kg portland cement dan ukuran nominal agregat kasar / halus menurut
tabel sebagai berikut dibawah ini adalah sebagai berikut :

Jenis Campuran Halus Agregat Kasar Agregat Ukuran


Beton Nominal
B1 1 : 1,5 : 2,5 0,060 m3 0,100 m3 10 mm
B2 1 : 2 : 3 0,080 m3 0,120 m3 20 mm
B3 1 : 3 : 5 0,120 m3 0,240 m3 38 mm

Pemborong harus membuat percobaan komposisi campuran (beton mixed)


guna memenuhi karakteristik.
b. Campuran tambahan untuk beton (concrete admixture), bilamana dianggap
perlu dapat dipergunakan concrete admixture.
c. Semua jenis pengadukan jenis beton dilakukan dengan mesin pengaduk
berkapasitas tidak kurang dari 350 liter. Setiap kali membuat adukan,
pengadukan harus rata hingga warna dan kentalnya sama.
d. Takaran perbandingan Campuran
Semua bahan harus bertakar menurut volume / beratnya.
e. Temperatur adukan yang diijinkan 28 – 30 derajat celcius. Peralatan untuk
campuran / adukan yang dipakai ialah untuk kapasitas kurang dari 1 m3,
peralatan yang dipakai adalah molen sedangkan untuk konstruksi lainnya
memakai Ready Mix.
3. Pengawasan Campuran Adukan
a. Komposisi
Semua agregat, semen, air, volume / beratnya harus ditakar dengan seksama.
Proporsi semen yang ditentukan adalah minimal. Sebagai pedoman, Pemborong
harus tetap mengusahakan mutu kekuatan beton sesuai dengan yang
disyaratkan Pengujian ( testing )
Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan persyaratan dalam PBI 1971
Bab 4.8. termasuk pengujian – pengujian susut ( slump ) dan pengujian-
pengujian tekanan.
Nilai slump untuk pekerjaan :
Kolom, Balok, Plat : 7,5 - 10
Jika beton tidak memenuhi syarat – syarat slump, maka bagian kelompok beton
tersebut tidak boleh dipakai. Jika pengujian tekanan gagal, maka pengujian
harus dilakukan sesuai dengan prosedur – prosedur dalam PBI – 1971.
b. Bahan - Bahan
I. Semen
Semen yang dipakai harus Portland Cement Tipe I dan yang dalam segala hal
memenuhi syarat seperti dikehendaki oleh ” Peraturan Beton Bertulang
Indonesia ” untuk beton klas I.

Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 36


SPESIFIKASI TEKNIS

Dalam pengangkutan, semen harus terlindungdari hujan, zak ( kantong ) asli


dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus disimpan di gudang
yang cukup ventilasinya dan tidak kena air, ditaruh pada tempat yang
ditinggikan paling sedikit 10 cm dari lantai.
Kantong semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2
m, dan tiap pengiriman baru harus dipisahkan dan ditandai dengan maksud
agar pemakai semen dilakukan menurut aturan pengirimannya.
ii. Agregat ( Butiran Pasir )
Agregat harus keras, bersifat kekal dan bersih serta tidak boleh mengandung
bahan – bahan yang merusak umpamanya yang bentuk atau kualitasnya
bertentangan dan mempengaruhi kekuatan atau kekalnya konstruksi beton
pada setiap unsur, termasuk daya tahannya terhadap karat dari tulangan besi
beton. Agregat (butiran) dalam segala hal harus memenuhi yang dikehendaki
(ketentuan-ketentuan) PBI – 1971 Bab 3.5. untuk dilakukan pengujian
butiran.
iii. Air untuk adukan dan perawatan beton harus bersih bebas dari bahan –
bahan yang merusak atau campuran – campuran yang mempengaruhi daya
lekat semen dan dilakukan pengujian air / laboratorium test, bila diperlukan.
4. Cetakan ( Bekisting )
a. Bahan
Bekisting harus dipakai kayu multipleks / teakblock tebal 12 mm yang cukup
kering dan sesuai dengan finishing yang diminta menurut bentuk, garis
ketinggian dan dimensi dari beton sebagaimana diperlihatkan dalam gambar
menggunakan holi beam untuk plat dan kolom struktur.
Bekisting harus cukup mampu dalam menahan getaran – getaran vibrator dan
kejutan daya lain yang diterima tanpa merubah bentuk. Bekisting dibuat dari
multipleks dengan ketebalan minimal 12 mm, tergantung dari kualitas dan
jarak rangka pengikat cetakan tersebut.
b. Konstruksi
Cetakan harus dibuat dan disangga sedemikian rupa hingga dapat menahan
getaran yang merusak atau lengkungan akibat tekanan adukan beton yang cair
atau sudah padat.
Cetakan harus dibuat sedemikian rupa hingga mempermudah penumbukan –
penumbukan untuk memadatkan pengecoran beton tanpa merusak
konstruksi.
c. Alat Untuk Membersihkan
Pada cetakan untuk kolom atau dinding harus diadakan perlengkapan –
perlengkapan untuk menyingkirkan kotoran – kotoran, serbuk gergaji,
potongan – potongan kawat pengikat dan lain – lain.
d. Ukuran
Semua ukuran cetakan harus tepat sesuai dengan gambar dan sama disemua
tempat sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
e. Streiger cetakan harus dari kayu dolken atau kayu balok dan tidak
diperkenankan memakai bambu.

Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 37


SPESIFIKASI TEKNIS

5. Lingkup dan Macam Pekerjaan


Pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan dan peralatan untuk
menyelesaikan pekerjaan ini. Pekerjaan meliputi :
a. Pekerjaan struktur, pondasi bor pile dan pondasi plat lajur, poer pondasi, sloof,
kolom, balok, dinding penahan tanah dan pelat lantai beton sesuai Gambar
Rencana.
b. Pekerjaan lantai dasar / kerja.

6. Syarat – Syarat Pelaksanaan


a. Lobang – Lobang dan Blok – Blok Klos
Pemborong harus menentukan tempat dan membuat lobang – lobang,
memasang kayu keras untuk paku atau klos – klos, angker dan sebagainya yang
diperlukan, memasang rangka atau pekerjaan kayu halus. Alat yang salah
penempatannya harus dipindahkan jika memang diperintahkan oleh Pemberi
Tugas dan ketetapan-ketetapan lain harus diikuti untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki.

b. Toleransi
Posisi masing – masing bagian konstruksi harus dalam batas toleransi 1 cm.
Toleransi ini tidak boleh bertambah – tambah ( cumulative ). Ukuran masing –
masing bagian harus seksama.
c. Pemberitahuan Pelaksanaan Pengecoran
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian – bagian
utama dari suatu pekerjaan, Pemborong harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Pengawas Lapangan.
Jika tidak mendapat persetujuan dan pengecoran tidak disetujui, maka
pemborong dapat diperintahkan untuk membongkar beton yang telah dicor
atas biaya sendiri.

d. Pengangkutan Adukan
Adukan beton harus diangkut sedemikian rupa sehingga dapat dihindarkan
adannya pemisahan dari bagian – bagian bahan adukan. Bahan adukan tidak
boleh dijatuhkan dari ketinggian lebih dari 2 meter.

e. Pembersihan Cetakan
Sebelum beton dicor, semua kotoran dan benda – benda lepas harus dibuang
dari cetakan. Permukaan cetakan dan pemasangan – pemasangan dinding
yang akan berhubungan dengan beton harus dibasahi dengan air sebelum
dicor.

f. Pengecoran
Pengecoran kedalam cetakan harus selesai sebelum adukan mulai mengental,
yang dalam keadaan normal biasanya dalam waktu 30 menit. Pengecoran satu
unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti. Tidak boleh
mengecor beton pada waktu hujan, kecuali jika Pemborong mengambil
tindakan – tindakan mencegah kerusakan.

Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 38


SPESIFIKASI TEKNIS

g. Pemadatan Beton
Adukan harus dipadatkan dengan memakai alat penggetar ( Vibrator ) yang
berfrekuensi dalam adukan paling sedikit 3.000 putaran dalam 1 menit.
Penggetaran harus dimulai pada waktu adukan ditaruh dan dilanjutkan dengan
adukan berikutnya, permukaan yang tidak vertikal, vibrator harus dekat
cetakan tapi tidak menyentuhnya sehingga dihasilkan satu permukaan beton
yang baik.
Tidak boleh menggetarkan satu bagian adukan lebih dari 24 detik. Penggetaran
tidak boleh dilakukan langsung menembus tulangan dan bagian – bagian
adukan yang sudah mengeras.

h. Perawatan
Untuk melindungi beton dari cahaya matahari, angin dan hujan sampai beton
itu mengeras dengan baik, dan untuk mencegah pengeringan terlalu cepat
harus diambil tindakan – tindakan sebagai berikut :
a. Semua cetakan yang sudah terisi adukan beton harus dibasahi terus
menerus sampai cetakan dibongkar.
b. Setelah pengecoran, beton harus terus menerus dibasahi selama 14 hari
berturut – turut.

i. Pembongkaran Cetakan
Pembongkaran cetakan dapat dilakukan setelah waktu minimal yang
dicantumkan dibawah ini :
 Sloof minimum 7 hari.
 Kolom dan balok ( cetakan tepi ) minimum 7 hari, cetakan bawah balok
minimum 21 hari.
 Plat lantai minimum 21 hari.
Bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada bagian konstruksi akan bekerja
beban – beban yang lebih tinggi dari pada beban rencana, maka cetakan tidak
boleh dibongkar selama keadaan tetap berlangsung.
Perlu ditentukan tanggung jawab atas keamanan konstruksi beton, seluruh
tanggung jawab terletak pada pemborong dan pemborong harus
memperhatikannya termasuk mengenai pembongkaran cetakan (ditujukan ke
PBI-1971 dalam pasal yang bersangkutan). Pemborong harus memberitahu
Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan bilamana ia akan bermaksud
membongkar cetakan pada bagian – bagian konstruksi yang utama dan minta
persetujuan, tapi dengan adanya persetujuan itu tidak berarti Pemborong
lepas dari tanggung jawab.
j. Pembulatan Pinggiran
Pinggiran dari plat beton pada jalan corridor dan lain – lain harus dibulatkan
dengan alat – alat yang cocok dengan lingkaran perbuatan kira – kira 0,5 cm.
k. Perubahan Konstruksi Beton
Meskipun hasil pengujian kubus – kubus beton memuaskan, Pemberi Tugas /
Pengawas Lapangan mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi beton
yang cacat seperti berikut :
 Konstruksi beton yang sangat kropos.

Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 39


SPESIFIKASI TEKNIS

 Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau
posisinya tidak seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
 Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau rata seperti yang direncanakan
 Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.
l. Campuran dan Pengambilan Contoh ( sampling )
a. Untuk mencapai mutu beton K-350 dan mutu beton K-250 sesuai dengan
PBI-1971, Pemborong harus melakukan percobaan – percobaan membuat
design mix ( campuran – campuran beton ) sedemikian rupa sehingga untuk
kubus beton berukuran : 15 x 15 x 15 cm pada umur 21 hari, harus
mempunyai kekuatan tekan yang disyaratkan diatas. Bahan – bahan yang
dipergunakan adalah bahan – bahan yang nantinya akan dipergunakan
sebagai bahan beton struktur. Kubus percobaan harus dibuat sejumlah 20
buah dan dibuat paling sedikit dalam 3 proses pengadukan yang tidak
bersamaan waktunya. Referensi pasal 4.6. PBI-1971.
b. Setiap hari pengecoran harus diambil contoh uji ( sampling ) paling sedikit 3
(tiga) buah kubus percobaan. Pengetesan kubus percobaan tersebut hanya
boleh dilakukan di Lembaga – Lembaga Penelitian Bahan Bangunan resmi
yang disetujui oleh Pengawas Lapangan. Analisa kekuatan berdasarkan pada
rumus statistik sebagaimana tertera dalam PBI-1971, pasal 4.6. ayat 1 s/d 5.

Dasar Pembayaran
Kuantitas yang ditentukan, sebagaimana diuraikan diatas, harus dibayar menurut Harga
Satuan per satuan pengukuran untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar
dibawah dan tercantum dalam Jadwal Penawaran. Harga dan pembayaran ini harus
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan
termasuk baja tulangan dan untuk pembuangan bahan dan biaya-biaya lainnya yang
perlu untuk penyelesaian yang benar dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.

Surabaya, 2017
Dibuat Oleh
Penyedia Jasa
CV. MAGNA KONSULTAN
Selaku Konsultan Perencana

SRI ASTUTIK, ST
Direktur

Biaya Perencanaan Fisik (sederhana), Nilai Pekerjaan 700 JT (PAKET 115) 40

Anda mungkin juga menyukai