Anda di halaman 1dari 36

DOKUMEN

PENGADAAN JASA KONSTRUKSI

SPESIFIKASI TEKNIK

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

KEGIATAN :
PENYELENGGARAAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
DI KAWASAN STRATEGIS DAERAH
PROVINSI DAN LINTAS DAERAH KABUPATEN/KOTA

SUB KEGIATAN
PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

PEKERJAAN :
PENATAAN ALUN-ALUN DADAHA KOTA TASIKMALAYA
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................... 1

BAB I SYARAT-SYARAT TEKNIK .................................................................. 3


PASAL 1 STANDAR YANG BERLAKU .............................................................. 3
PASAL 2 LOKASI PEKERJAAN...................................................................... 3
PASAL 3 JENIS DAN MUTU BAHAN ............................................................... 3
PASAL 4 PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN ..................................... 4
PASAL 5 PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN ..................................................... 4
PASAL 6 ADMINISTRASI DAN DOKUMENTASI .................................................... 4
PASAL 7 PENGUKURAN ............................................................................ 4
PASAL 8 PAPAN NAMA KEGIATAN ................................................................ 5
PASAL 9 PEKERJAAN BONGKARAN ............................................................... 5
PASAL 10 PEKERJAAN TANAH DAN PENGURUGAN ............................................. 5
PASAL 11 PEKERJAAN PASANGAN ................................................................ 9
PASAL 12 PLESTER DAN ADUKAN ............................................................... 10
PASAL 13 PEKERJAAN SIARAN ................................................................... 11
PASAL 14 PEKERJAAN BETON.................................................................... 11
PASAL 15 PEKERJAAN LANTAI ................................................................... 18
PASAL 16 DRAINASE ............................................................................... 24
PASAL 17 PEKERJAAN HOTMIX ............................... Error! Bookmark not defined.
PASAL 18 PEMBERSIHAN AKHIR/FINISHING .................................................... 25

BAB II SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ............................................... 26


PASAL 1 ........................................................................................... 27
PASAL 2 PENYEDIAAN TENAGA KERJA .......................................................... 27
PASAL 3 MEMULAI KERJA ......................................................................... 27
PASAL 4 MOBILISASI .............................................................................. 27
PASAL 5 PAPAN NAMA PROYEK .................................................................. 28
PASAL 6 RENCANA KERJA ........................................................................ 28
PASAL 7 PELAKSANAAN PENYEDIA BARANG/JASA/KONTRAKTOR .......................... 28
PASAL 8 KENAIKAN HARGA ...................................................................... 29
PASAL 9 PEKERJAAN TAMBAH KURANG ........................................................ 29
PASAL 10 GUDANG BAHAN ....................................................................... 29
PASAL 11 KEBERSIHAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA ........................... 29
Pasal 12 SARANA DAN PERALATAN KERJA ..................................................... 30

1
PASAL 13 LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN .................................... 31
PASAL 14 PENJELASAN RKS DAN GAMBAR ..................................................... 31
PASAL 15 TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR / PEMBORONG ................................ 32
PASAL 16 RESIKO .................................................................................. 33
PASAL 17 DENDA DAN GANTI RUGI ............................................................. 33
PASAL 18 KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN – BAHAN ....................................... 33
PASAL 19 PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN ....................................................... 33
PASAL 20 PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA ....................................................... 34
PASAL 21 PENGUKURAN KONDISI AWAL DAN PENENTUAN
PEKERJAAN PENGUKURAN KONDISI TAPAK. ......................................... 34
PASAL 22 PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN ................................................... 34
PASAL 23 KESEDIAAN PENYEDIA JASA .......................................................... 35

LAMPIRAN

A. Outline Spek …………………………………………………………………………….……………………..…43

2
RENCANA KERJA DAN SYARAT SYARAT TEKNIS
(RKS)

BAB I
SYARAT-SYARAT TEKNIK
Lingkup pekerjaan :
a. Nama Pekerjaan : Penataan Alun alun Dadaha Kota Tasikmalaya
b. Pemberi Tugas : Dinas Perumahan dan Permukiman Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat
c. Lokasi Pekerjaan : Jawa Barat
d. Tahun Anggaran : 2023

PASAL 1
STANDAR YANG BERLAKU

Semua pekerjaan dalam Syarat-syarat ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi
persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan SKSNI, SNI, dan Standar Industri
Indonesia (SII) dan peraturan-peratuiran setempat lainnya yang berlaku atas jenis-jenis pekerjaan yang
bersangkutan antara lain:
SKSNI T-15-1991-03 BUKU STANDAR BETON 1991
SK SNI T-07-1990-F TATA CARA PERENCANAAN UMUM DRAINASE
SK SNI S-20-1990-2003 PEDOMAN STANDARISASI PEMIPAAN
SK SNI S-03-1990-1 TATA CARA PERENCANAAN UMUM PEDESTRIAN

Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar yang tersebut diatas. maupun
standar-standar Nasional lainnya, maka diberlakukan standar-standar internasional yang berlaku atas
pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standar-standar Persyaratan Teknis dan
Negara-negara asal bahan/pekerjaan yang bersangkutan.

PASAL 2
LOKASI PEKERJAAN

Lokasi Pekerjaan ini berada di Kota Tasikmalaya.

PASAL 3
JENIS DAN MUTU BAHAN

3.1. Semua Bahan yang dipakai harus berkualitas baik


3.2. Semen yang digunakan adalah Portland cement (PC) type 1 dalam kualitas baik, dalam artian belum
membeku atau mengeras
3.3. Bahan batu dipakai batu kali atau batu gunung ukuran 10-20 cm, terdiri dari batu keras dengan
permukaan keras tanpa cacat dan retak terbebas dari kotoran lumpur.
3.4. Bahan pasir harus dari butiran alami yang keras dan kandungan lempung atau bahan lolos saringan
No. 200 tidak boleh melebihi dari 6% dari berat pasir
3.5. Agregat keras/krikil adalah krikil alam dengan butiran yang keras dan bergradasi menerus dengan
diameter maksimum 3cm, butirannya harus bersih dengan kandungan lumpur maksimum 1%.

3
3.6. Bahan air harus bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti lumpur, asam dan unsur organik.

PASAL 4
PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN

Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa
terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Direksi atau Konsultan Pengawas.
Pemberitahuan yang lengkap dan jelas harus terlebih dahulu disampaikan kepada Direksi atau Konsultan
Pengawas dan dalam jangka waktu yang cukup, bila dipertimbangkan bahwa perlu mengadakan
penelitian dan pengujian terlebih dahulu atas persiapan pekerjaan tersebut.

PASAL 5
PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN

Bila Pemborong tidak berada ditempat pekerjaan dimana Direksi atau Konsultan Pengawas bermaksud
untuk memberikan petunjuk-petunjuknya, maka petunjuk-petunjuk harus diturut dan dilaksanakan oleh
Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk untuk itu oleh Pemborong.

PASAL 6
ADMINISTRASI DAN DOKUMENTASI

6.1. Administrasi
1. Pelaksana wajib menyediakan buku direks dan buku tamu.
2. Membuat request sheet untuk menerima persetujuan direksi/Pengawas tentang kesiapan untuk
melaksanakan suatu pekerjaan.
3. Membuat laporan harian tentang pelaksanaan kegiatan harian pekerjaan.
4. Bila pelaksanaan pekerjaan berlangsung ditemui hal-hal yang melibatkan perubahan kontrak
(addendum) dalam variasi volume pekerjaan, maka pelaksana wajib membuat perhitungan
tambah/kurang dengan memperoleh persetujuan dari pihak pemilik kegiatan dan hasil
perhitungan terlebih dahulu harus diperiksa oleh konsultan pengawas.
6.2. Dokumentasi
Pelaksana wajib mengambil rekaman pekerjaan pada kondisi 0% (Nol Persen), 50% (lima puluh
persen, dan 100% (Seratus Persen)

PASAL 7
PENGUKURAN

Pemborong harus memulai pekerjaan pengukuran dari garis-garis dasar yang telah disetujui oleh Direksi
atau Konsultan Pengawas dan bertanggung jawab penuh atas pengukuran yang dibuatnya.

Pemborong harus menyediakan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja, termasuk juru-juru ukur
(Surveyor) yang dibutuhkan sehubungan dengan pengukuran untuk setiap bagian pekerjaan yang
memerlukannya.
Dasar ukuran tinggi + 0,00 adalah dasar tinggi permukaan lantai bangunan induk, seperti yang
dinyatakan dalam gambar, dan selanjutnya menurut petunjuk Pelaksana, Tinggi lantai ini harus
disesuaikan dengan tinggi lantai saluran yang telah ada/selesai dibangun, sehingga dalam pekerjaan ini,
termasuk pula pekerjaan pengurugan tanah.

4
PASAL 8
PAPAN NAMA KEGIATAN

Pelaksana harus memasang papan nama kegiatan pada lokasi kegiatan dengan ukuran 120x80 cm2
sebagai papan nama pemberitahuan yang berisikan informasi, Pekerjaan yang dilaksanakan,
Pembiayaan, Janga waktu pelaksanaan, Nama konsultan pengawa, Dan Nama Kontraktor pelaksana.
Papan nama kegiatan ini dipasang sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai dan seluruh beban yang
timbul menjadi beban dan kewajiban pelaksana.

PASAL 9
PEKERJAAN BONGKARAN

9.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan Bongkaran Ini meliputi pekerjaan bongkaran pagar / tembok Existing.

9.2. Pelaksanaan
Sebelum melaksanakan pekerjaan bongkaran, Pemborong harus meminta ijin dulu kepada
Pihak User dan dalam hal pelaksanaannya hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Memperhatikan faktor keselamatan dan lingkungan kerja.
2. Bekas bongkaran yang masih dapat dipergunakan disimpan dan diamankan sesuai petunjuk
dari User.
3. Berangkal/puing-puing bekas bongkaran harus dibuang ke luar site
4. Teknik pelaksanaan pembongkaran sedemikian rupa dengan memperhatikan urutan
pelaksanaan.
5. Dalam pelaksanaan pembongkaran, adanya kerusakan diluar lingkup pekerjaan yang ada di
RAB, karena diakibatkan oleh kelalaian/kecerobohan Pemborong maka kerusakan tersebut
menjadi tanggung jawab Pemborong.

PASAL 10
PEKERJAAN TANAH DAN PENGURUGAN

10.1 PEKERJAAN GALIAN DAN PENIMBUNAN KEMBALI


10.1.1 Lingkup Pekerjaan
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah melaksanakan galian tanah sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan, menjaga terhadap kemungkinan terjadinya longsoran sehingga mengganggu
pelaksanaan pekerjaan selanjutnya sampai pengurugan kembali hingga padat.
10.1.2 Pembersihan
Pemborong harus membersihkan dan menyingkirkan semua puing-puing bekas bongkaran di dalam
daerah pekerjaan.

10.1.3 Penggalian dan Penimbunan Kembali


1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi semua pekerjaan penggalian, penimbunan kembali, termasuk pengupasan
dan penimbunan kembali lapisan tanah atas (Top Soil) serta pekerjaan- pekerjaan yang
berhubungan dengan itu, yang disesuaikan dengan gambar-gambar.

2. Pelaksanaan
a. Penggalian
Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan kedalaman
yang perlu untuk dasar bangunan yang dipersyaratkan atau diperlihatkan pada gambar-
gambar.

5
Penggalian mencakup pemindahan tanah serta batu-batu dan bahan lain yang dijumpai
dalam pekerjaannya. Jika ternyata dijumpai kondisi yang tak memuaskan pada kedalaman
yang diperlihatkan dalam gambar-gambar maka penggalian harus diperdalam, diperbesar
atau diubah sampai disetujui Konsultan Pengawas, untuk mana pekerjaan ini akan dimulai
sebagai pekerjaan tambah kurang.
Jika terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga dicapai
kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar atau yang dapat disetujui oleh
Direksi atau Konsultan Pengawas, maka kelebihan diatas harus ditimbun kembali dengan
pasir yang dipadatkan tanpa pembebanan biaya tambahan kepada pemilik.
Pada pekerjaan penggalian untuk mencapai/membentuk permukaan tanah rencana maka
Pemborong harus mengusahakan dan meyakini bahwa pada pekerjaan galian tersebut
tidak merusak/mengganggu bangunan atau konstruksi yang sudah ada.

b. Penimbunan
Penimbunan dan Penimbunan kembali harus dilaksanakan didaerah-daerah ataupun
bagian-bagian pekerjaan, serta mengikuti ukuran-ukuran ketinggian. Kemiringan-
kemiringan dan bentuk-bentuk seperti yang ditunjukkan dalam gambar-gambar.
Penimbunan harus dilaksanakan dalam bentuk-bentuk lapisan-lapisan dengan ketebalan
maksimum 20 cm. Padatkan sesuai dengan Instruksi Direksi atau Konsultan Pengawas.
Penimbunan dan timbun kembali, kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas, harus
dari bahan galian pekerjaan ini.
Bahan timbunan harus bebas dari kotoran-kotoran, tumbuh-tumbuhan, batu-batuan atau
bahan lain yang dapat merusak pekerjaan.

c. Perlindungan Terhadap Air


Selama pekerjaan berlangsung Pemborong harus dengan semua cara yang disetujui
Direksi atau Konsultan Pengawas, menjamin agar tidak terjadi genangan-genangan air
yang dapat mengganggu atau merusak semua pekerjaan galian atau urugan.

d. Penghamparan dan Pernadatan


Tanah harus dihamparkan dalam lapisan-lapisan setebal tidak lebih dari 20 cm gembur,
agar dapat mengatur kepadatan yang merata untuk seluruh ketebalannya. Tanah urugan
harus dibasahi secukupnya (sebelum dipadatkan) untuk mencapai kepadatan yang
dipersyaratkan.

10.1.4 Permukaan Tanah


Sebelum memulai suatu penggalian, Pemborong harus memeriksa permukaan tanah, baik setempat
maupun garis transisi yang tertera dalam kontrak adalah betul. Jika tidak sesuai Pelaksana harus
memberitahu secara tertulis kepada Pemberi Tugas/Pengawas, jika tidak maka tuntutan mengenai
ketidaksamaan permukaan tanah tidak akan dipertimbangkan.

10.1.5 Tinggi Pendugaan (Peil)


Dasar ukuran tinggi + 0,00 adalah dasar tinggi permukaan lantai bangunan induk, seperti yang
dinyatakan dalam gambar, dan selanjutnya menurut petunjuk Pelaksana. Tinggi lantai ini harus
disesuaikan dengan tinggi lantai gedung yang telah ada/selesai dibangun, sehingga dalam
pekerjaan ini, termasuk pula pekerjaan pengurugan tanah.

10.2 PEKERJAAN URUGAN TANAH DAN SIRTU


10.2.1 Lingkup Pekerjaan

6
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah, sirtu
atau bahan bebutir yang disetujui untuk pembuatan urugan, untuk penimbunan kembali galian dan
untuk urugan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi urugan sesuai dengan garis,
kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui.
Urugan yang dicakup dalam hal ini yaitu urugan biasa dan urugan pilihan. Urugan pilihan akan
digunakan sebagai lapis perbaikan tanah dasar (improve sub grade) untuk meningkatkan daya
dukung tanah dasar.
Pekerjaan ini juga mencakup urugan secara manual atau mekanis, dikerjakan sesuai dengan
Spesifikasi ini dan sangat mendekati garis dan ketinggian yang ditujukan dalam gambar atau
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pengawas.

10.2.2 Persyaratan Bahan


Standard dan persyaratan perkerjaan urugan sirtu wajib memenuhi:
- Standar Nasional Indonesia (SNI)
- SNI 03-1742-1989 : Metoda Pengujian kepadatan ringan untuk tanah
- NI 03-1744 – 1989 : Metoda Pengujian CBR Laboratorium

Persyaratan Bahan yang disyaratkan adalah :


- Sirtu Pilihan yang digunakan adalah Sirtu Pilihan yang itdak mengandung lumpur dan ukuran
butiran kerikil antara 1 cm s/d 4 cm.
- Material yang digunakan harus memenuhi persyaratan sirtu kelas B.
- Seluruh material harus bersih dari kotoran organic dan mineral.
- Kontraktor wajib menjelaskan asal usul bahan sirtu.

Ketentuan Kepadatan untuk tanah, Sirtu


- Lapisan Tanah, Sirtu yang lebih dari 30 cm dibawah elevasi permukaan harus dipadatkan
dalam dalam lapisan - lapisan urugan dengan ketebalan maksimum 30 cm dan tidak boleh
kurang dari 10 cm, kepadatan level terakhir mencapai 60 % dari kepadatan kering maksimum
atau sesuai yang di jelaskan oleh Perencana.
- Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapis urugan yang dipadatkan sesuai dengan
SNI 03-2828-1992 dan bila hasil setiap pengujian menunjukan kepadatan kurang yang
disyaratkan, maka Kontraktor harus memperbaiki pekerjaan ini. Pengujian harus dilakukan
pada kedalaman penuh pada lokasi yang diperintahkan oleh Direksi Pengawas, tetapi tidak
boleh berselang lebih dari 50 m untuk setiap lebar hamparan.

10.2.3 Persyaratan Pelaksanaan


- Paling lambat 3 hari sebelum pekerjaan dimulai untuk setiap urugan awal yang akan
dilaksanakan, Kontraktor harus Menyerahkan Gambar hasil penampang melintang dasar
urugan yang menunjukan permukaan yang telah dipersiapkan untuk penghamparan urugan
kepada Direksi Pengawas.
- Menyerahkan hasil pengujian kepadatan dasar urugan yang membuktikan bahwa pemadatan
pada permukaan yang telah memenuhi persyaratan.
- Kontraktor harus menyerahkan contoh masing-masing 50 kg untuk setiap jenis bahan kepada
Direksi Pengawas paling lambat 14 hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk penggunaan
pertama kalinya sebagai bahan urugan.
- contoh harus disimpan oleh Direksi Pengawas untuk rujukan selama perioda kontrak.
- Pernyataan tentang asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan untuk bahan urugan,
bersama-sama dengan hasil pengujian laboratorium yang menunjukan sifat sifat bahan
tersebut memenuhi ketentuan yang disyaratkan.

7
- Kontraktor harus menjamin bahwa pekerjaan harus dijaga tetap kering segera sebelum dan
selama pekerjaan pekerjaan penghamparan dan pemadatan dan selama pelaksanaan urugan
haurs mempunyai lereng melintang yang cukup untuk membantu drainase badan jalan dari
setiap curahan air hujan dan juga harus menjamin pekerjaan akhir mempunyai Metoda Kerja
drainase yang baik.
- Bilamana memungkinkan air yang berasal dari tempat kerja, harus dibuang kedalam sistim
drainase permanen.
- Kontraktor harus selalu menyediakan pasokan air yang cukup untuk pengendalian kadar air
urugan selama noprasi penghaparan dan pemadatan.
- Urugan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui atau
toleransi permukaan yang disyaratkan harus diperbaiki dengan menggemburkan permukaanya
dan membuang atau menambah bahan sebagaimana yang diperlukan dan dilanjutkan dengan
pembentukan dan pemadatan kembali.
- Lapis hamparan urugan yang terlalu kering untuk dipadatkan, dalam hal batas-batas kadar
airnya yang disyratkan, harus diperbaiki dengan menggaruk bahan tersebut, dilanjutkan
dengan penyemprotan air secukupnya dan dicampur seluruhnya dengan mengunakan Motor
Greader atau peralatan lian yang disetujui.
- Urugan yang telah padat dan memenuhi ketentuan yang disyratkan dalam Spesifikasi ini,
menjadi jenuh akibat hujan atau karena hal lain, dan tidak memerlukan perkerjaan perbaikan
asalkan sifat dan kerataan permukaan masih memenuhi ketentuan.

10.2.4 Penghamparan Urugan


- Urugan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan yang
merata yang setelah dipadatkan akan memenuhi toleransi tebal lapisan yang disyaratkan.
Bilamana urugan terakhir yang dipadatkan lebih dari 30 cm dan kurang dari 60 cm maka dibagi
2 sama tebalnya.
- Tanah /Sirtu urugan diangkut langsung dari luar sumber bahan ke permukaan yang yang telah
disiapkan pada saat cuaca cerah. Penumpukan tanah di lokasi sumber ataupun dilokasi urugan
untuk persedian tidak diperkenankan, terutama selama musim hujan kecuali dengan
perlindungansehingga air hujan tidak membasahi tumpukan Tanah / Sirtu.
- Penimbunan dalam suatu lokasi(lot)dan pada satu lapis hanya boleh digunakan bahan tanah
yang berasal dari satu sumber galian dan yang seragam.
- Bilamana urugan badan jalan akan dipelebar, pelebaran urugan harus dihampar horizontal
lapis demi lapis sampai dengan elevasi tanah dasar jalan lama, yang kemudian harus ditutup
secepat mungkin dengan lapis pondasi bawah dan atas sampai elevasi permukaan jalan lama
sehingga bagian yang diperlebar dapat dimanfaatkan oleh lalu lintas secepat mungkin, dengan
demikian pembangunan dapat dilanjutkan kesisi jalan lainya bilamana diperlukan.

10.2.5 Pemadatan Urugan


- Segera setelah penempatan dan penghamparan urugan, setiap lapis harus dipadatkan dengan
peralatan pemadat yang memadai dan disetujui Direksi Pengawas sampai mencapai
kepadatan yang disyaratkan.
- Pemadatan urugan tanah harus dilaksanakan hanya, bilamana kadar air bahan berada dalam
rentang 3% dibawah kadar air oftimum sampai 1% diatas kadar air optimum.
- Setiap lapisan urugan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang dsyaratkan, diuji
kepadatanya dan harus diterima oleh Direksi Pengawas sebelum lapisan berikutnya dihampar.
- Urugan harus dipadatkan mulai dari tepi terendah dan bergerak menuju ke arah elevasi
tertinggi sumbu jalan, sehingga setiap titik akan menerima energi pemadatan yang sama.
- Urugan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas, harus
dihampar dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 10 cm dan dipadatkan

8
dengan penumbuk loncat mekanis dengan berat kurang lebih 70 kg atau
timbris(tamper)manual dengan berat minimum 10 kg. Pemadatan dibawah maupun di tepi pipa
harus mendapat perhatian Khusus untuk mencegah timbulnya rongga-rongga, dan untuk
menjamin bahwa pipa terdukung sepenuhnya.

PASAL 11
PEKERJAAN PASANGAN

11.1 LINGKUP PEKERJAAN.


Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang di butuhkan
dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik .
Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang di sebutkan/ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Perencana/ Pengawas .

11.2 PERSYARATAN BAHAN


- Batu bata kekerasannya harus memenuhi NI-10
- Semen portland harus memenuhi NI-18
- Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2
- Air harus memenuhi P.U.B NI-2 Bab 3.6

11.3 SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN


Pasangan batu bata /batu merah, dengan menggunakan aduk dengan campuran 1 pc = 5 pasir
pasangan.
Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari permukaan sloof sampai ketinggian
30cm diatas permukaan lantai dasar, dinding di daerah basah setinggi 160 cm dari permukaan lantai,
serta semua dinding yang pada gambar menggunakan simbol aduk trasraam/ kedap air digunakan
aduk rapat air dengan campuran 1PC = 3 pasir pasang.
Batu bata merah yang di gunakan batu bata merah ex lokal dengan kualitas terbaik sesuai dengan
persyaratan teknis ini, siku dan telah disetujui oleh pengawas, dan sebelum dipasang batu bata harus
direndam dalam air terlebih dahulu sekurang kurangnya selama 1 jam.
Pencampuran adukan/ spesi harus menggunakan beton molen dengan rpm 20/ mnt dalam jangka
waktu minimal 2 menit
Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus di basahi dengan air terlebih dahulu dan siar-
siar telah dikerok serta dibersihkan.
Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap berdiri maksimum 1,5 m setiap
harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.dan selanjutnya pada malam hari dinding bata tersebut
bagian atasnya harus ditutup dengan kertas bekas kantong semen, plastik atau sejenisnya
Bidang dinding ½ batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan kolom dan balok penguat
(kolom praktis) dengan ukuran 12 x 12 cm, dengan tulangan pokok 4 diameter 10 mm, beuguel
diameter 6mm jarak 20 cm.
Pembuatan lubang pada pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton
(kolom) harus di beri penguat stek-stek besi beton diameter 8 mm jarak 50cm, yang terlebih dahulu
ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam pasangan bata
sekurang-kurangnya 30cm dengan bentuk L kecuali ditentukan lain.
Pasangan batu bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding finish lebih kurang
setebal 15 cm dan untuk dinding 1 batu finish adalah 25cm. pelaksanaan harus cermat, rapi dan
benar-benar tegak lurus
Dinding bata yang baru dipasang harus dibasahi dengan air terus menerus selama paling sedikit 7
hari dan tidak boleh terkena sinar matahari langsung.

9
Antara sambungan dinding dengan kolom, pondasi dan balok harus dipasang angkur besi beton
dengan diameter 8 panjang 40 cm jarak 60 cm dan beton yang berhubungan langsung dengan
dinding bata harus diketrik rata atau dikasarkan dulu agar pasangan tembok dapat merekat dengan
baik.
Siar siar pasangan bata harus dikerok dan dibersihkan sebelum adukan menjadi keras sehingga
membentuk lekukan agar supaya plesteran dapat merekat dengan baik.

PASAL 12
PLESTER DAN ADUKAN

12.1. Lingkup Pekerjaan


Dalam hal ini meliputi seluruh pekerjaan plester dan adukan seperti yang dijelaskan dalam
gambar-gambar pelaksanaan.

12.2. Bahan-bahan
Semua bahan yang digunakan dalam pekerjan ini terdiri dari :
1. Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar. tajam, bersih dan bebas dari tanah liat, lumpur atau campuran-
campuran lain.
2. Portland cement
Portland cement yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang membantu dan dalam
zak yang tertutup seperti yang disyaratkan. Hanya sebuah merk dari satu jenis semen yang
boleh dipakai dalam pekerjaan.
3. Air
Air harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti, minyak, asam, dan unsur
organik kecuali ditunjukkan lain, Pemborong harus menyediakan air kerja atas biaya sendiri.

12.3. Perencanaan
1. Campuran Adukan dan Plester
Perbandingan adukan dan pengetesannya dapat dilaksanakan dalam waktu 1 minggu dan
tidak ada penambahan waktu lagi untuk itu.
Plester/adukan dengan campuran 1 pc: 4 ps digunakan pada daerah-daerah seluruh dinding
bata seperti ditunjukkan dalam gambar.

2. Acian
Acian dibuat dalam campuran 1 pc: 2 air (volume) dan digunakan hanya pada dinding-dinding
yang akan di cat.

12.4. Pelaksanaan
1. Umum
Pergunakan peralatan yang memadai.
Bersihkan semua permukaani yang akan diplester dari bahan-bahan yang akan merusak
Plesteran dan disiram air hingga jenuh. Pekerjaan plesteran harus rata sesuai perintah Direksi
atau Pengawas, dengan tebal plesteran, kecuali bila dinyatakan lain < adalah 15 mm dengan
toleransi minimum 13 mm dan maksimum 25 mm.
2. Pencampuran
Membuat campuran adukan/plester tanpa mesin pengaduk hanya dapat dilaksanakan bila ada
izin dari Direksi atau Pengawas.
3. Pelaksanaan Adukan/Plesteran
a. Adukan pasangan batu: lihat Pekerjaan pemasangan batu.

10
b. Plesteran: Plesteran ke dinding batu.

PASAL 13
PEKERJAAN SIARAN

13.1. Ketentuan umum


Bagian ini meliputi seluruh pekerjaan yang meliputi pada gambar rencana.

13.2. Bahan-bahan
Komposisi adukan pada siar adalah dengan semen dimana siaran ini digunakan untuk pekerjaan siaran
pasangan Bata.
13.3. Pelaksanaan
1. Persiapan dan bersihkan permukaan-permukaan yang di plester dari kotoran-kotoran dan bahan-
bahan lain yang dapat merusak plesteran, tukang-tukang plester yang tidak cakap, karena pekerjaan
yang buruk harus diganti dengan pekerja yang baik.
2. Siar/ adukan yang tidak sesuai dengan persayaratan teknis ini harus disingkirkan dari pekerjaan
3. Pekerjaan siar harus timbul dari bidang pemasangannya, dan pekerjaan yang cacat harus diperbaiki
sesuai perintah pengawas.
4. Adukan dibuat dalam jumlah yang dapat dipakai habis dalam waktu 45 menit. Adukan dapat dipakai
sampai batas adukan tidak dapat diolah (lebih kurang dari 90 menit setelah adukan jadi).

PASAL 14
PEKERJAAN BETON

14.1 KETENTUAN UMUM


1. Persyaratan-persyaratan Konstruksi Beton, istilah teknis dan syarat-syarat pelaksanaan beton
secara umum menjadi kesatuan dalam bagian buku persyaratan teknis ini. Kecuali ditentukan
lain dalam buku persyaratan teknis ini, maka semua pekerjaan beton harus sesuai dengan
referensi di bawah ini:
a. Peraturan Beton SKSNI 1991
b. Peraturan pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983 c. American Society of Testing
Materials (ASTM)
c. Standar Industri Indonesia (SII)
2. Bilamana ada ketidaksesuaian antara peraturan-peraturan tersebut di atas maka peraturan-
peraturan Indonesia yang menentukan.
3. Pemborong harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketetapan dan kesesuaian yang tinggi
menurut persyaratan teknis ini, gambar rencana dan instruksi-instruksi yang dikeluarkan oleh
Direksi atau Konsultan Pengawas, semua pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan harus
dibongkar dan diganti atas biaya pemborong sendiri.
4. Semua material harus baru dengan kualitas yang terbaik sesuai persyaratan dan disetujui oleh
Direksi atau Konsultan Pengawas. Direksi atau Konsultan Pengawas berhak untuk meminta
diadakan pengujian bahan-bahan tersebut dan pemborong bertanggung jawab atas segala
biayanya. Semua material yang tidak disetujui oleh Direksi atau Konsultan Pengawas harus
segera dikeluarkan dari proyek /site dalam waktu 3 x 24 jam.

14.2 LINGKUP PEKERJAAN


1. Meliputi segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan
gambar rencana termasuk pengadaan bahan, upah, pengujian dan peralatan pembantu.

11
2. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan dan bagian-bagian dari
pekerjaan lain yang tertanam dalam beton.

14.3 BAHAN – BAHAN


1. Semen:
a. Semua semen yang digunakan adalah jenis portland Cement sesuai dengan persyaratan
NI-2 Bab 3 Standar Indonesia NI-8 /1964, SH 0013-81 atau ASTM C-150 dan produksi
dari satu merk / pabrik.
b. Pemborong harus mengirimkan surat pernyataan pabrik yang menyebutkan type, kualitas
dari semen yang digunakan "manufacture's test certificate " yang menyatakan memenuhi
persyaratan tersebut dalam huruf "a" di atas.
c. Pemborong harus menempatkan semen tersebut dalam gudang yang baik untuk
mencegah terjadinya kerusakan, dan tidak boleh ditaruh langsung di atas tanah tanpa alas
kayu.
d. Semen yang menggumpal, sweeping, tercampur dengan kotoran atau kena air/lembab
tidak diizinkan untuk digunakan dan harus segera dikeluarkan dan proyek dalam batas 3
x 24 jam.
e. Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengirimannya.

2. Agregat Kasar:
a. Berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan spesifikasi sesuai
menurut SNI-2 pasal 3, 4, 5 bab III dan serta mempunyai ukuran terbesar 2,5 cm.
b. Agregat kasar terdiri dari butir-butir yang kasar, keras, tidak berpori dan berbentuk kubus. Bila
ada butir yang pipih maka jumlahnya tidak boleh melebihi 20 % dari volume dan tidak boleh
mengalami pembekuan hingga melebihi 50 % kehilangan berat menurut test mesin Los
Angeles (L A).
c. Bahan harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau substansi yang merusak
beton dan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % serta mempunyai gradasi seperti
berikut:

Saringan Ukuran % Lewat Saringan

1” 25,00 mm 100
¾” 20,00 mm 90 - 100
3/8” 95,00 mm 20 – 55
No.4 4,76 mm 0–1

Hasil “crushing test” dari laboratorium yang berwenang terhadap kubus-kubus beton yang
berumur 7, 14, dan 21 hari harus dilaporkan kepada direksi atau konsultan pengawas untuk
dimintakan persetujuannya.

3. Agregat Halus:
a. Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu dan
harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan tidak mengandung lebih dari
50% substansi-substansi yang merusak beton atau S NI - 2 pasal 3 bab 3, sebagai
referensi, boleh digunakan pasir Cimangkok Sukabumi atau Ciapus Bogor.
b. Pasir laut tidak diperkenankan dipergunakan dan pasir harus terdiri dan partikel- partikel
yang tajam dan keras mempunyai gradasi seperti tabel berikut:

12
Saringan Ukuran % Lewat Saringan

3/8 9,5 mm 100


No. 4 4,76 mm 90 – 100
No. 8 2,39 mm 80 – 100
No. 16 1,19 mm 50 – 85
No. 30 0,19 mm 25 – 65
No. 50 0,297 mm 10 – 30
No. 100 0,149 mm 5 – 10
No. 200 0,074 mm 0–5
4. Air :
Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak atau garam serta zat-zat
yang dapat memsak beton baja bertulang. Dalam hal ini sebaiknya digunakan air bersih yang
dapat diminum. atau seperti SNI - 2 pasal 6 Bab 3.

5. Tulangan :
a. Baja tulangan yang digunakan adalah Besi Wiremesh M8 dengan jarak antara tulangan 150
mm
b. Batang-batang tulangan harus disimpan tidak menyentuh tanah secara langsung dan
penimbunan baja tulangan diudara terbuka harus dihindari.
c. Kawat ikat berukuran. minimal Ø 1 mm.
d. Batang-batang tulangan yang berlainan ukurannya harus ditimbun pada tempat terpisah dan
diberi tanda yang jelas.

6. Bahan pencampur:
a. Penggunaan bahan pencampur (admixture) tidak dijinkan tanpa persetujuan tertulis dari
Direksi atau Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
b. Apabila akan digunakan bahan pencampur, pemborong harus mengadakan
percobaani-percobaan perbandingan berat dan W/C ratio dari penambahan bahan
pencampur (admixture) tersebut.

7. Cetakan Beton:
Dapat menggunakan kayu kelas II dengan ketebalan minimal 3 cm, atau multiplek tebal minimal
12 mm atau plat baja, dengan syarat memenuhi ketentuan-ketentuan yang tersebut dalam
SKSNI jarak rangka kayu harus disetujui Direksi atau Konsultan Pengawas.

14.4 MUTU BETON


1. Mutu beton untuk Konstruksi bangunan harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan
karakteristik sebagai berikut:
Mutu beton Jenis Pekerjaan
K 100 Beton Non Struktur
K 300 Beton Struktur

Campuran
Portland Semen 247 kg / m3
Pasir Beton 869 kg / m3
Kerikil (maksimum 30 mm) 999 kg / m3

13
Air 215 liter /m3

2. Slump (kekentalan beton) untuk jenis konstruksi berdasarkan SKSNI adalah :


Slump Slump
Jenis Konstruksi
maks. (cm) min (cm)
Pelat & Dinding Pondasi Telapak 12,5 5,0
Pelat, Balok & Dinding, Kolom 15,0 7,5
Kaison & Konstruksi bawah tanah 9,0 2,5
Pelat diatas tanah/pergeseran jalan 7,5 5,0

3. Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekwensi getaran tinggi, maka harga tersebut
diatas dapat dinaikan sebesar 50 % dengan catatan tidak boleh melebihi 15 cm.

14.5 PERCOBAAN PENDAHULUAN.


1. Pemborong harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian cukup
untuk menetapkan dan mengawasi jumlah takaran dari masing- masing bahan pembentukan
beton dengan persetujuan dari Direksi atau Konsultan Pengawas.
2. Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran dari material- material harus
dengan persetujuan Direksi atau Konsultan Pengawas dan seluruh operasi harus dikontrol dan
diawasi terus menerus oleh seorang inspektor yang berpengalaman dan bertanggung jawab.
3. Pengadukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk beton (Batch Mixer atau Portable
Continuous Mixer). Mesin pengaduk harus betul-betul kosong sebelum menerima bahan-
bahan dari adukan selanjutnya dan harus dicuci bila tidak digunakan lebih dari 30 menit.
4. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk selama 1,5 menit sesudah semua
bahan ada dalam mixer. Waktu pengadukan harus ditambah, bila kapasitas mesin lebih besar
dari 1,5 m3 dan Direksi atau Konsultan Pengawas berwenang untuk menambah waktu
pengadukan jika ternyata pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk
mendapatkan hasil adukan dengan kekentalan dan warna yang merata/seragam. Beton yang
dihasilkan harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dalam setiap adukan
5. Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi kapasitas yang telah ditentukan. Air habis
dituang terlebih dahulu untuk selanjutnya ditambahkan selama pengadukan. Tidak
diperkenankan melakukan pengadukan yang berlebihan yang membutuhkan penambahan air
untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki.

14.6 PERSIAPAN PENGECORAN.


1. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus bersih dan bebas
dari kotoran-kotoran dan bagian beton yang lepas. Bagian-bagian yang akan ditanam dalam
beton harus sudah terpasang (pipa-pipa untuk instalasi listrik, plumbing dan perlengkapan-
perlengkapan lain).
2. Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus dibasahi dengan
air sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang dengan baik. Bidang-bidang beton lama
yang akan dicor harus dibuat kasar terlebih dahulu dan kemudian dibersihkan dari segala
kotoran yang lepas.
3. Sesaat sebelum beton dicor, maka bidang-bidang tersebut harus disapu dengan spesi mortar
dengan susunan yang sama seperti adukan beton dan air harus dibuang dari semua bagian-
bagian yang akan dicor.
4. Pemborong harus tetap menjaga kondisi bagian-bagian tersebut sampai ijin pengecoran
diberikan oleh Direksi atau Konsultan Pengawas.
5. Apabila pengecoran tidak memakai bekisting kayu maka dasar permukaan yang akan dicat harus
diberi beton dengan adukan 1 pc: 3 ps : 5 krk setebal 5 cm.

14
14.7 ACUAN / CETAKAN BETON / BEKISTING.
1. Rencana cetakan beton menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya. Cetakan harus
sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas dan bidang dari hasil beton yang direncanakan,
serta tidak boleh bocor dan harus cukup kaku untuk mencegah terjadinya perpindahan tempat
atau kelonggaran dari penyangga harus menggunakan Multiplex.
2. Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada lekukan, lubang-lubang
atau terjadi lendutan. Sehubungan pada cetakan diusahakan lurus dan rata dalam arah
Horisontal dan Vertikal, terutama untuk permukaan beton yang tidak di "finish" (exposed
concrete).
3. Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat memberikan
penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya "overstress" atau perpindahan termpat pada
beberapa bagian konstruksi yang dibebani Struktur dari tiang penyangga harus kuat dan kaku
untuk menunjang berat sendiri dan beban yang ada diatasnya selama pelaksanaan.
4. Penulangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan kebenaran letaknya, kekuatan dan tidak
akan terjadi penurunan dan pengembangan pada saat beton dituang. Permukaan cetakan
harus bersih dari segala macam kotoran, dan diberi "form oil" untuk mencegah lekatnya beton
pada cetakan. Pelaksanaannya harus berhati-hati agar tidak terjadi kontak dengan baja
tulangan yang dapat mengurangi daya lekat beton dan dengan tulangan.
5. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan terlulis dari Direksi atau Konsultan
Pengawas, atau jika beton telah melampaui waktu sebagai berikut:
a. Bagian sisi balok 48 jam
b. Balok tanpa beban konstruksi 7 hari
c. Balok dengan beban konstruksi 21 hari
d. Plat lantai / atap / tangga 21 hari
6. Dengan persetujuan Direksi atau Konsultan Pengawas cetakan dapat dibongkar lebih awal
apabila basil pengujian dari benda uji yang mempunyai kondisi sama dengan beton sebenarnya,
telah mencapai 75% dari kekuatan beton pada umur 28 hari. Segala ijin yang diberikan oleh
Direksi atau Konsultan Pengawas, tidak mengurangi atau membebaskan tanggung jawab
Pemborong tehadap kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan.
7. Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak menyebabkan
cacat pada permukaan beton dan dapat menjamin keselamatan penuh atas struktur-struktur
yang dicetak.
8. Dalam hal terjadi bentuk beton yang tidak sesuai dengan gambar rencana, Pemborong wajib
mengadakan perbaikan atau pembentukan kembali.
9. Permukaan beton harus bersih dari sisa-sisa kayu cetakan dan pada bagian-bagian konstruksi
yang terpendam dalam tanah, cetakan harus dicabut dan dibersihkan sebelum pengurugan
dilakukan.
10. Untuk permukan beton yang diharuskan exposed, maka pemborong wajib memfinishnya tanpa
pekerjaan tambah.

14.8 PENGANGKUTAN DAN PENGECORAN


1. Waktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat, sehingga waktu antara
pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 (satu) jam dan tidak terjadi perbedaan
pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor.
2. Apabila waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan melebihi waktu yang ditentukan, maka
harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan (retarder) dengan persetujuan Direksi atau
Konsultan Pengawas.
3. Pemborong harus memberitahukan Direksi atau Konsultan Pengawas selambat- lambatnya 2
(dua) hari sebelum pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan untuk melaksanakan

15
pengecoran beton berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan baja
tulangan serta bukti bahwa Pemborong akan dapat melaksanakan pengecoran tanpa gangguan.
4. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen dan agregat
telah melampaui 1,5 jam, dan waktu ini dapat berkurang, bila Direksi atau Konsultan Pengawas
menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.
5. Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindarkan terjadinya pemisahan
material (segregation) dan perubahan letak tulangan. Cara penuangan dengan alat-alat
pembantu seperti talang, pipa, chute dan sebagainya harus mendapat persetujuan Direksi atau
Konsultan Pengawas dan alat-alat tersebut harus selalu bersih dan bebas dari sisa-sisa beton
yang mengeras.
6. Adukan tidak boloh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 m. Bila memungkinkan
sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan dengan pangkalnya terbenam dalam
adukan yang baru dituang.
7. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami "initial set" atau yang
telah mengeras dalam batas dimana beton akan menjadi plastis karena getaran, penggetaran
harus bersamaan dengan penuangan beton.
8. Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah harus diberi lantai
kerja setebal 5-10 cm, agar menjamin duduknya tulangan dengan baik dan mencegah
penyerapan air semen oleh tanah /pasir secara langsung.
9. Bila pengecoran beton harus berhenti sementara, sedang beton sudah menjadi keras dan tidak
berubah bentuk, maka bagian tersebut harus dibersihkan dari lapisan air semen (laitance) dan
partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup, sehingga didapat beton
yang padat. Segera setelah pemberhentian pengecoran, adukan yang lekat pada tulangan dan
cetakan harus dibersihkan.
10. Semua pengecoran harus dilaksanakan siang hari dan apabila diperkirakan pengecoran dari
suatu bagian tidak dapat diselesaikan pada siang hari, maka sebaiknya tidak dilaksanakan,
kecuali atas persetujuan Direksi atau Konsultan Pengawas dapat dilaksanakan pada malam haii
dengan ketentuan bahwa sistem penerangan sudali disiapkan dan memenuhi syarat, serta
penyiapan tenda-tenda untuk menjaga terjadi hujan.

14.9 PEMADATAN BETON


1. Pemborong bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan guna pengangkutan penuangan
beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat beton yang padat tanpa perlu penggetaran
secara berlebih.
2. Pemadatan beton seluruhnya harus dilaksanakan dengan "Mechanical Vibrator" dan
dioperasikan oleh orang yang berpengalaman.
3. Penggetaran dilakukan secukupnya agar tidak mengakibatkan "Over Vibration" dan tidak
diperkenankan melakukan penggetaran dengan maksud untuk mengalirkan beton.
4. Hasil beton harus merupakan masa yang utuh, bebas dari lubang-lubang, segregasi atau
keropos.
5. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat penggetar yang
mempunyai frekwensi tinggi (rpm tinggi) untuk menjamin pengisian beton dan pemadatan
yang baik.
6. Dalam hal penggunaan vibrator, maka slump dari beton boleh melebihi 12,5.
7. Jarum penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan vertikal, tetapi dalam keadaan khusus
boleh miring 45 derajat dan jarum vibrator tidak boleh digerakkan secara horizontal.
8. Alat penggetar tidak boleh disentuh pada tulangan-tulangan, terutama pada tulangan yang
telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras, serta berjarak minimal 5 cm dari
bekisting.
9. Setelah sekitar jarum nampak mengkilap, maka secara perlahan-lahan harus ditarik, hal ini

16
tercapai setelah bergetar 30 detik (maksimal).

14.10 PENYAMBUNGAN KONSTRUKSI DAN DILATASI.


1. Rencana atau schedule pengecoran harus disiapkan untuk penyelesaian satu konstruksi
secara menyeluruh, termasuk persetujuan letak " Construction joints" (sambungan
konstruksi). Dalam keadaan tertentu dan mendesak. Konsultan Pengawas dapat merubah
letak "Construction joints" tersebut.
2. Permukaan " Construction joints" harus bersih dan dibuat kasar dengan mengupas seluruh
permukaan sampai di dapat permukaan beton yang padat.
3. "Construction joints' harus diusahakan berbentuk garis miring. Sedapat mungkin dihindarkan
adanya "Construction joints" tegak, kalaupun diperlukan maka harus dimintakan persetujuan
dari Direksi atau Konsultan Pengawas. Bila "Construction joints" tegak diperlukan, maka
tulangan harus menonjol sedemikian rupa sehingga didapatkan suatu struktur yang monolit.
4. Sebelum pengecoran dilanjutkan, permukaan beton harus dibasahi dan diberi lapisan "grout"
segera sebelum beton dituang.
5. Untuk penyambungan beton lama dan baru, harus menggunakan. bahan additive "Bonding
Agent" (lem beton) yang disetujui Direksi atau konsultan pengawas.
6. Dilatasi antar kolom atau balok menggunakan Styrofoam dan Sealant.

14.11 BENDA - BENDA YANG TERTANAM DALAM BETON


1. Semua angkur dan benda-benda lain yang diperlukan tertanam dalam beton, harus terikat
dengan baik pada cetakan sebelum pengecoran.
2. Benda-benda tersebut harus dalam keadaan bersih, bebas dari karat dan kotoran- kotoran lain
pada saat pengecoran.
3. Sebelum dilakukan pengecoran pipa-pipa harus sudah diuji dengan baik, baru boleh dicor.

14.12 PENYELESAIAN BETON


1. Semua permukaan jadi hasil pekerjaan beton harus rata, lurus tanpa ada bagian- bagian yang
membekas pada permukaan.
2. Ujung-ujung atau sudut-sudut harus berbentuk penuh dan tajam.
3. Bagian-bagian yang rapuh, kasar, berlubang, dan tidak memenuhi persyaratan harus segera
diperbaiki dengan cara memahatnya dan mengisinya kembali dengan adukan beton yang
sesuai baik kekuatan maupun warnanya untuk kemudian diratakan. Bila diperlukan, seluruh
permukaan beton dihaluskan dengan ampelas, carborondum atau gurinda.
4. Permukaan pekerjaan beton harus mempunyai bentuk jadi yang rata. Toleransi kerataan pada
permukaan lantai tidak boleh melampaui 1cm dalam jarak 10 m. Tidak dibenarkan untuk
menaburkan semen kering pada permukaan beton dengan maksud menyerap kelebihan air.
5. Apabila pengecoran dilakukan dengan ready mix harus ditunjukkan pesanannya yang
menunjukkan kekuatan tekan karakteristik beton.

14.13 PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN BETON


1 Semua pekerjaan beton harus dirawat secara baik dengan cara yang disetujui oleh Direksi atau
Konsultan Pengawas. Setelah pengecoran selesai, permukaan beton yang tidak tertutup oleh
cetakan harus tetap dijaga kelembabannya dengan jalan membasahi secara terus menerus
selama 7 (tujuh) hari.
2. Permukaan-permukaan beton yang dibongkar cetakannya sedang masa perawatan beton
belum dilampaui, harus dirawat dan dilindungi seperti tersebut pada ayat (1) tidak boleh tertindih
barang atau terinjak langsung pada permukaan beton.
3. Cetakan beton yang tidak dilindungi terhadap penguapan dan belum dibongkar, selama masa
perawatan beton harus selalu dibasahi untuk mengurangi keretakan dan terjadinya celah-celah

17
pada sambungan.

14.14 PENGUJIAN BETON.


1. Secara umum pengujian beton harus mengikuti ketentuan dalam SKSNI dan minimum
memenuhi persyaratan seperti yang tersebut dalam ayat berikut.
2. Untuk setiap jenis beton harus dibuat satu pengujian, yang dikerjakan dalam satu hari dengan
volume sampai sejumlah 5 m3, atau 2 benda uji.
3. Untuk satu pengujian dibutuhkan 4 (empat) buah benda uji berbentuk kubus 15 x 15 x 15 cm.
Satu benda uji akan dites pada umur 28 hari dan hasilnya segera dilaporkan kepada Direksi
atau Konsultan Pengawas, sedangkan 3 (tiga) benda uji lainnya hasil rata-rata dan ketiga
spesimen tersebut. Batas kekuatan beton rata-rata harus sama atau lebih dari kekuatan
karakteristik 225 kg/cm2 untuk mutu beton K 225, tidak boleh ada satu benda uji yang hasil
tesnya lebih kecil dari =160 kg/cm2.
4. Bila diperlukan dapat ditambah dengan satu benda uji lagi ditinggal di lapangan, dibiarkan
mengalami proses perawatan yang sama dengan keadaan sebenamya.
5. Kubus-kubus yang baru dicetak disimpan pada tempat yang bebas getaran dan ditutup dengan
karung basah selama 24 jam.

14.15 SUHU / TEMPERATUR


1. Suhu beton pada waktu dicor tidak boleh lebih dari 32 derajat Celsius. Bila suhu dari beton
yang ditaruh berada antara 27 derajat dan 32 derajat Celsius, maka beton harus diaduk ditempat
pekerjaan dan langsung dicor.
2. Bila pada saat pembuatan beton berada pada iklim yang dapat mengakibatkan suhu beton
melebihi dari 32 derajat Celsius, maka harus mengambil langkah-langkah yang efektif,
umpamanya mendinginkan agregat atau mengecor pada waktu malam hari.

14.16 PERIZINAN
1. Pemborong harus memberitahukan pada Direksi atau Konsultan Pengawas minimal 1 minggu
sebelum pengecoran dimulai.
2. Pengecoran boleh dilaksanakan apabila sudah ada Berita Acara Pengecoran dan izin tertulis
dari Direksi atau Konsultan Pengawas.

PASAL 15
PEKERJAAN LANTAI

15.1 PEKERJAAN LANTAI KERAMIK


15.1.1 Lingkup Pekerjaan
- Pekerjaan ini meliputi tenaga, kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
keperluan pelaksanaan pekerjaan yang bermutu baik.
- Pemasangan lantai keramik tiles ini dipasang pada seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan
dalam gambar, berikut plint / skirting dan nosing tangga.
- Lingkup pekerjaan termasuk penyediaan spare keramik masing-masing warna sebanyak 5 m2
15.1.2 Persyaratan Bahan
- Jenis : Glazed Ceramic Tile
- Ukuran : 30 x 30 cm
- Produksi : ROMAN atau setara
- Bentuk sudut, jenis dan ukuran disesuaikan dengan jenis ceramic pada bidang lantai.
- Ketebalan : Minimum 6 mm atau sesuai gambar
- Kekerasan : Minimum 6 skala Mohs
- Kekuatan Tekan Minimum 900 kb per cm2

18
- Daya Tanah Lengkung Minimum 350 kg/cm2
- Mutu : Tingkat 1 (satu)
- Extruded Single Firing tahan asam dan basa
- Chemical Resistant : Konsisten terhadap PVBB 1970 (NI-3) pasal 33 D ayat 17-23
- Bahan Pengisi : Grout semen / berwarna
- Bahan Perekat : Adukan spesi 1 PC : 3 pasir
- Warna, tekstur : Akan ditentukan kemudian
15.1.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan
1. Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shopdrawing mengenai pola keramik.
2. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan bernoda.
3. Adukan pasangan / pengikat dengan adukan campuran 1 PC : 3 pasir pasang dan ditambah bahan
perekat seperti yang diisyaratkan atau dapat pula digunakan acian PC murni dan ditambah bahan
perekat.
4. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air bersih (tidak mengandung asam
alkali) sampai jenuh.
5. Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang permukaan yang benar-benar rata,
tidak bergelombang dengan memperhatikan kemiringan didaerah basah dan teras.
6. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar), harus sama lebarnya,
maksimum 3 mm yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang sama lebar dan sama
dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku yang saling berpotongan
tegak lurus sesamanya.
7. Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotongan keramik khusus sesuai
persyaratan dari pabrik.
8. Setiap luas pemasangan keramik 5 m2 harus dipasang expansion joint selebar 15 mm dengan
menggunakan sealant atau bahan yang khusus untuk itu.
9. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan / beban selama 3 x 24 jam dan dilindungi
dari kemungkinan cacat akibat dari pekerjaan lain.
10. Keramik plint / skirting terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan siar-siarnya
bertemu siku dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula.
11. Lantai yang akan dipasangi terlebih dahulu harus dipadatkan, agar pasangan tidak turun / retak
sewaktu menerima beban di atasnya.
12. Permukaan lantai yang akan dipasangi keramik harus dibersihkan dari debu, cat dan kotoran
lainnya. Kemudian dikasarkan agar pelekat adukan spesi lebih sempurna.
13. Sewaktu keramik dipasang permukaan keramik bagian belakang harus terisi padat dengan semen.
14. Pola pemasangan keramik disesuaikan dengan gambar, demikian juga pengambilan as
pemasangan.
15. Nad keramik diisi dengan bahan semen tertentu yang tahan asam, basa serta kedap air. Warna
perekat nad ini disesuaikan dengan warna keramik.
16. Pengisian / pengecoran nad dilakukan paling cepat 24 jam setelah keramik dipasang.
17. Sewaktu pengisian nad ini, keramik harus benar-benar melekat dengan kuat pada lantai dan
sebelum diisi, celah-celah naad ini harus dibersihkan terlebih dahulu dari debu dan kotoran lain.
18. Usahakan agar permukaan keramik yang sudah terpasang tidak terkena adukan / air semen.
19. Kotoran semen dan lain-lain yang menempel dipermukaan keramik pada waktu pengecoran naad,
harus segera dibersihkan sebelum mengering / mengeras.
20. Bila pemasangan telah selesai seluruhnya, maka lantai harus di lap / di sapu hingga bersih.
21. Permukaan lantai yang sudah terpasang, hasilnya harus rapi, baik, tidak miring tidak
bergelombang, terpasang dengan kuat.
22. Bila masih diperlukan, keramik harus dibersihkan dengan lap basah atau bahan-bahan pembersih
lunak yang ada dipasaran.
23. Untuk menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat digunakan sikat baja atau bahan

19
pembersih khusus, disesuaikan dengan jenis kotorannya.
24. Untuk mencegah terjadinya keretakan akibat pengembangan, maka pada beberapa bagian harus
disediakan alur-alur expansion. Alur-alur expansion ini harus diisi dengan bahan yang elastis /
sealant sesuai dengan gambar dan mendapat persetujuan Konsultan Pengawas

15.2 PEKERJAAN LANTAI HOMOGENEOUS TILE


15.2.1 Lingkup Pekerjaan
1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lainnya, termasuk pengangkutan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai
dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian dan syarat-syarat di bawah ini serta
memenuhi spesifikasi dan persyaratan dari pabrik pembuatnya.
2. Melaksanakan pekerjaan lantai homogeneous tile dengan mengikuti ketentuan dari pabrik
pembuatnya, hingga diperoleh hasil pekerjaan yang baik dan memuaskan.

15.2.2 Persyaratan Bahan


1. Homogeneous tile dibuat dari bahan yang khusus digunakan untuk bahan homogeneous tile,
diproses secara mekanis dan dibakar dengan proses single firing (pembakaran tunggal) dalam
oven dengan suhu yang sesuai.
2. Tebal minimal 6 - 8 mm, dengan permukaan diglasur hingga menghasilkan warna dan kilap
permukaan yang rata dan seragam (lapisan permukaan dari kelas heavy duty).
3. Ukuran nominal untuk lantai 60x60cm, dimana sudut-sudutnya membentuk sudut siku-siku 90º,
secara keseluruhan bentuk dan ukurannya harus seragam.
4. Khusus untuk tangga dilengkapi anti slip (step nosing) yang sejenis dengan lantainya.
5. Bahan grouting harus berkualitas baik dengan warna yang sesuai dengan lantainya.

6. Homogeneous tile harus memenuhi standar :


- Presisi Persegi : 1% (ASTM-C 502)
- Ukuran sisi : 1,5% (ASTM-C 499)
- Ketebalan : 1% (ASTM-C 499)
- Ketajaman sudut : 1% (ASTM-C 502)
- Kerataan Permukaan : 1% (ASTM-C 485)
- Daya serap air : ≤ 0,5% (ASTM-C 373)
- Kekuatan tentur (MOR) : 250 P (ASTM-C 468) ≥27 N/mm2 (EN – 100)
- Kekuatan dalam satuan Mohs : ≥ 6 (EN – 101)
- Ketahanan terhadap gesekan : ≥ 100 (ASTM-C-501)≤205 mm3 (EN-102)
- Koefisien pemuaian : 9 x 10-6 x K-1 (EN-103)
- Ketahanan terhadap perubahan suhu : Terjamin (ASTM-C 484 / EN – 104)
- Ketahanan warna : Tidak ada penyimpangan warna (DIN – 51094)
- Ketahanan zat kimia : Tidak meninggalkan noda kimia(DIN-51091 / EN-106)
- Ketahanan terhadap asam,dan basa : Sesuai standar (EN-106)
- Ketahanan terhadap pembekuan : Sesuai standar (UNI-6672 / EN-202)
7. Kualitas produksi buatan dalam negeri Homogeneous tile : Granito atau setara Grouting : AM atau
setara
8. Warna dari homogeneous tile, plint serta grouting akan ditentukan oleh Pemberi Tugas / Konsultan
Perencana.

15.2.3 Syarat Pelaksanaan Pekerjaan Lantai Homogeneous Tile

20
1. Sebelum memulai pemasangan penutup lantai, Kontraktor terlebih dahulu harus menyerahkan
contoh-contoh penutup lantai yang akan dipasang lengkap dengan penjelasan spesifikasinya
untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Perencana. Contoh-contoh tersebut apabila oleh
Konsultan Pengawas dianggap perlu, harus di test di laboratorium yang sudah disetujui Konsultan
Pengawas. Biaya penngujian di laboratorium ini menjadi tanggung jawab Kontraktor
2. Kontraktor harus membuat metode pelaksanaan dan shop drawing untuk mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
3. Kontraktor harus membuat mock-up pemasangan lantai homogeneous tile (dan menerus ke
dinding) untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
4. Sebelum memulai pemasangan penutup lantai, Kontraktor terlebih dahulu harus memeriksa
semua pekerjaan yang nantinya akan ditutup oleh bahan penutup lantai.
5. Pekerjaan yang harus diperiksa diantaranya adalah :
- Pekerjaan pemasangan instalasi-instalasi di bawah lantai misalnya pipa-pipa, conduit dan
sebagainya.
- Pekerjaan waterproofing dan lain-lain yang dianggap perlu
6. Sesudah pekerjaan-pekerjaan tersebut selesai diperiksa, Kontraktor harus meminta persetujuan
Konsultan Pengawas untuk melanjutkan pekerjaannya.
7. Sebelum pemasangan lantai homogeneous tile, alas permukaan lantai harus dibuat rata terlebih
dahulu.
8. Kecuali ditentukan lain pada lantai dasar yang akan dipasang penutup lantai terlebih dahulu
tanahnya harus dipadatkan agar pasangannya tidak turun / retak sewaktu menerima beban di
atasnya.

15.3 LANTAI BATU ANDESIT


15.3.1 Lingkup Pekerjaan
Pasangan Batu Andesit Bakar dilaksanakan untuk lantai pada bagian- bagian tertentu sesuai dengan
gambar perencanaan.

15.3.2 Persyaratan Bahan


Bahan yang dipakai: Batu alam andesit bakar polos.
Bilamana dikehendaki coating anti jamur dalam RAB maka akan ditambakan coating anti jamur
yang sesuai.
Sebagai semen dan pasir untuk pasangan batu bata ini harus sama dengan kualitas seperti yang
disyaratkan untuk pekerjaan beton.

15.3.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan


- Yang dibutuhkan adalah paku (biasanya paku beton) dan tali untuk acuan atau istilahnya tarik
benang, agar mudah dalam pemasangan batu alamnya nanti sehingga hasilnya rapi serta siku.
Semen dan pasir sebagai perekat, pelapis/coating untuk menjaga penampilan permukaan batu
alam agar tidak berlumut dan kusam. Dan tidak lupa, batu alamnya itu sendiri.
- Bila diperlukan keramik / Material (Existing) disamping adalah acuannya.
- Setelah diberi tanda, baru dipotong sisinya.
- Hasilnya batu alam dengan sisi yang siku Karena batu alam bukan buatan pabrik maka pada
persiapannya harus dibuat siku terlebih dahulu sisi-sisinya.
- Bisa memakai keramik yang siku sebagai acuannya.
- Paku acuan bagian atas. Paku acuan bagian bawah. Ambil salah satu sisi yang siku untuk awal
pemasangan, jadi batu alam yang utuh mulai dipasang dari sana. Jangan lupa basahi dahulu
tembok sebelumnya, agar lapisan semennya agak lembab dan lunak sehingga bisa menyatu
dengan lapisan semen yang baru.

21
- Awal pemasangan batu alam. Diberi pengganjal Untuk pemasangan maju mundur maka
pemasangan dimulai dari bawah ke atas, agar si batu alam tidak merosot ke bawah maka
dibutuhkan pengganjal.
- Batu alam diberi adukan semen pasir. Disesuaikan tinggi permukaannya, seberapa maju yang
diinginkan. Diketuk-ketuk dengan palu agar sesuai tinggi permukaannya.
- Cara pemasangannya kurang lebih sama dengan cara pasang keramik. Setelah diberi lapisan
semen pada bagian belakang, batu alam lalu diletakkan pada posisinya dan diketuk-ketuk
dengan palu agar lapisan semennya menyebar dan menjadi padat/mengisi ruang kosong di
belakang batu alam tersebut.
- Bersihkan sisa semen yang keluar.
- Agar cepat kering, diberi bubuk semen untuk menyerap kadar air pada adukan.
- Bersihkan permukaannya dari sisa semen. Jangan lupa bagian sisinya juga. Pada proses ini
biasanya ada semen yang berlebih dan keluar melalui sisi samping keramik, cukup bersihkan
kelebihan semen ini dengan menggunakan kuas dan air. Batu alam lebih rentan daripada
keramik karena pori-porinya lebih besar.

15.3.4 Syarat Kualitas Pekerjaan


- Kondisi batu andesit bakar tertempel rapi tidak mudah terlepas.
- Seluruh batu andesit bakar bebas noda air semen.

15.4 BETON POROUS


15.4.1 Spesifikasi
- Spesifikasi khusus ini meliputi persyaratan beton pada perkerasan beton khususnya area
pejalan kaki (trotoar), area Parkir, dan area taman dengan menggunakan Betonporous Crete
berwarna (Sealer Various Colour) ataupun abu-abu (Based Sealer Colour), dapat mengalirkan
air kedalam tanah dan berfungsi sebagai area resapan air.
- Beton yang digunakan untuk betonporous Crete adalah beton dicor di tempat (cast in situ)
dengan spesifikasi dan performa optimal yaitu mempunyai karakteristik daya resap yang tinggi
(15%-30%) namun kuat tekan masih memenuhi standar. Pengujian performa produk dengan
melakukan uji perkolasi dan uji kuat tekan beton.
- Perkerasan lantai Beton pada sepesifikasi ini harus dibuat diatas tanah dasar yang sudah
disiapkan dengan Gambar Rencana.

15.4.2 Penyediaan Air Dan Daya Listrik


- Main kontraktor WAJIB menyediakan air untuk menunjang pekerjaan beton berpori.
- Air harus disediakan dengan mengadakan supplay dari luar.
- Air tawar harus bersih, bebas dari lumpur, minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang
merusak.
- Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan penyedia/pelaksana instalasi
beton pori dari PT Betonporous Multi Teknik.
- Listrik untuk bekerja harus disediakan kontraktor dan diperoleh dari genset yang disediakan
oleh pihak kontraktor dan atas persetujuan penyedia/pelaksana beton pori.

15.4.3 Pengujian Beton (Pengujian Mutu)


- Penyedia/pelaksana instalasi beton berpori (Betonporous) diharuskan melakukan pengujian
perkolasi dan kuat tekan beton umur 7 & 28 hari untuk memastikan mutu beton yang dikerjakan.
- Jumlah pengujian untuk masingmasing lokasi Betonporous Crete adalah : 4 sample uji (umur
7hari 1buah, umur 28hari 2 buah dan cadangan 1buah) .
- Jika jumlah tersebut dipandang belum cukup untuk mendapatkan hasil yang diinginkan maka
pemberi tugas dapat meminta jumlah titik uji.

22
- Proses pengujian dilakukan oleh badan atau laboratorium uji beton yang berwenang dan
independen serta telah mendapat persetujuan dari pemberi tugas.
- Apabila dalam hasil pengujian mutu beton tidak memenuhi syarat spesifik, maka pemberi tugas
berhak meminta hasil pekerjaaan tersebut dibongkar dan dibangun baru sesuai dengan
petunjuk pemberi tugas.
- Semua biaya pengujian menjadi tanggung jawab Betonporous
- Laporan hasil Uji Lab Mutu Kuat Tekan harus diserahkan kepada pemberi tugas ataupun main
kontraktor segera sesudah selesai pengujian paling lambat 3 hari sesudah pekerjaan selesai
dalam bentuk laporan resmi dari Lab terkait dengan mengacu pengawasan besarnya kekuatan
karakteristik dan data-data yang diperlukan.
- Aplikasi beton berpori Betonporous Crete Metode aplikasi pekerjaan beton berpori dengan
memberikan jaminan pada konstruksi perkerasan beton area parkir, trotoar atau pedestrian
dengan mengacu kepada prinsip performa beton bisa mengalirkan air kedalam tanah.
- Pengawasan Kualitas : Dilakukan pada usia satu bulan setelah pekerjaan dilakukan, hal ini
merupakan tahap memastikan dari berlakunya jaminan kualitas.
- Pemasok tidak bertanggung jawab terhadap kegagalan pekerjaan yang diakibatkan oleh
sesuatu yang diluar kekuasaan penjual (Force Majeure).
- Pemasok tidak bertanggungjawab terhadap kualitas apabila :
a. Terjadi pembebanan dan pembiaran yang dari kapasitas beban (Sesuai Mutu Sumbu
Terberat yang direncanakan diawal) misal nya dilalui kendaraan berat atau terganggu
dari pekerjaan lainnya diarea trotoar atau pedesrtrian.
b. Terjadi kerusakan pada lapis pondasi bawah perkerasan yang telah dikerjakan.
c. Terjadi kesalahan pada pelaksanaan pekerjaan termasuk lamanya waktu pelaksanaan
yang diluar ketentuan teknis atau standar yang berlaku serta kesalahan pada waktu
pemeliharaan beton.
d. Terjadi tindakan yang mengakibatkan pori-pori beton tertutup yang dilakukan diluar
kontrol pelaksana pekerjaan beton berpori yang berimbas performa beton menurun.
- Jika kondisi beton mengalami retak dan tertutup pori dari betonnya hingga setelah diadakan
investigasi independen adalah akibat kesalahan kontraktor maka biaya yang timbul dari seluruh
perbaikan ini menjadi tanggung jawab kontraktor.

15.4.4 Jenis Pekerjaan


Pekerjaan persiapan lahan dilakukan oleh maincon.
Area yang akan dicor di perbaiki dengan kondisi eksisting tanah :
1. Pekerjaan pembongkaran lapisan tanah dasar yang tidak stabil dibongkar dengan alat
excavator sampai dengan batas kedalaman lapisan pondasi gravel.
2. Pemasangan Pondasi Strauss Pile untuk Drainase Vertikal dengan kedalaman 6 Meter
(Menyesuaikan dengan kondisi air permukaan) dan pengaturan Drainase Vertikal
menggunakan PVC di tanah dasar.
3. Pemasangan Plastik pelindung tanah diatas tanah dasar.
4. Pemasangan lapisan pondasi gravel dengan spesifikasi seragam.
5. Pasang bekisting luar

Pekerjaan Pengecoran Betonporous Crete dilakukan oleh pelaksana instalasi beton pori
1. Pemasangan bekisting menggunakan bata dan atau paving biasa dengan tambahan suling
air maupun paving berpori merupakan bagian dari spesifikasi beton berpori betonporous
crete.
2. Pengecoran beton Indopor
3. Pekerjaan Pembersihan

23
Penyelesaian Pekerjaan
Pekerjaan ini diselesaikan menurut Aturan, syarat-syarat dan uraian yang termaktub dalam
peraturan ini. Gambar gambar yang terlampir beserta perubahan-perubahannya. Petunjuk
pengawasan waktu pelaksanaan pekerjaan peraturan teknis. Bangunan dan
Perundanganundangan yang berlaku.

15.4.5 Garansi Pekerjaan.


Pemasok memberikan laporan resmi dari hasil pengujian beton berpori Betonporous Crete untuk
pengujian perkolasi dan kuat tekan berupa Hasil Uji laboratorium dan mendapat persetujuan dari
pemberi tugas.

PASAL 16
DRAINASE

16.1 Pengadaan U-Ditch +Cover


1. U-Ditch dan Cover U-Ditch yang dimaksud adalah U-Ditch + Cover Precast yang berasal
dari pabrikasi yang mampu menahan beban kendaraan 5 ton/m2
2. U-Ditch menggunakan mutu beton K-350 sesuai Fabrikasi dan dengan dimensi berbeda-
beda sesuai kebutuhan setiap drainase yang ada dalam DED
3. Kontraktor harus memesan untuk pembuatan U-Ditch Precast tersebut pada sebuah
pabrik, yang telah disetujui oleh pihak Direksi
4. Mutu, Dimensi serta Detail U-Ditch Precast yang dipesan harus sesuai dengan gambar
perencanaan yang sudah disetujui oleh Direksi
5. Syarat diterimanya beton precast, pihak penyedia diwajibkan mengundang pihak
pengguna untuk melakukan inspeksi / tinjauan ke produsen melihat tahapan dan
pemakaian bahan pabrikasi
6. Bila mutu pabrikasi dibawah/tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, maka pihak
pengguna berhak menolak produk beton precast
7. Kontraktor diharuskan dapat memberikan Jaminan Spesikasi Pemesanan U - Ditch
Precast (yang berisi Job Mix Formula) serta Surat Dukungan dari Pabrik (dengan
melampirkan analisa harga satuan pabrikasi) yang dikeluarkan oleh Pabrik, kepada
Direksi dan Pengawas.
8. Sebelum dipasang pada galian Konstruksi yang sudah disiapkan, Kontraktor harus
memastikan bahwa galian Konstruksi tersebut telah diisi dengan Beton B0 di bawah
K-350.
9. Biaya transportasi U-Ditch Precast yang sudah dipesan, sepenuhnya ditanggung oleh
Kontraktor

16.2 Persyaratan Bahan


Bahan yang dipakai :
1 U-Ditch 30.40.120, Ex. BEP
2 Cover U-Ditch L = 30 x 30 cm
3 U-Ditch 50.50.120, Ex. BEP
4 Cover U-Ditch L = 50 x 50 cm

16.3 Pemasangan U-Ditch + Cover (Fabrikasi)


Pemasangan U-Ditch dilakukan dengan bantuan forklip atau sesuai dengan analisa RAB, untuk
mempercepat pemasangan dengan pengawasan mandor dan pengawas proyek.
Mengaduk kembali beton yang telah dicampur dengan menambah air atau dengan cara lain
tidak diperbolehkan.

24
Campuran tambahan untuk meningkatkan kemudahan dikerjakan, dapat diizinkan tergantung
kepada persetujuan Direksi Teknik seperti dinyatakan dibawah.

PASAL 18
PEMBERSIHAN AKHIR/FINISHING

Pada Akhir Pekerjaan Seluruh Permukaan Pasangan Batu dan Sebagainya harus bersih dari sisa-
sisa semen dan kotoran lainnya. Gundukan-gundukan tanah bekas galian harus diratakan serta
bahan-bahan yang tidak terpakai lagi harus diangkut keluar dari lokasi pekerjaan. Bila ada bagian-
bagian pekerjaan yang oleh suatu hal menyebabkan kecacatan pada bagian pekerjaan tersebut belum
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, maka pelaksana wajib melakukan perbaikan-perbaikan
terhadap bagian-bagian pekerjaan tersebut.

25
BAB II
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN
PASAL 1

1.1. Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah meliputi:


I Pekerjaan persiapan
I.1 Mobilisasi dan demobilisasi
I.2 Pembersihan site eksisting
I.3 Pek. Sewa container 20 feet
I.4 Pek. Manajemen protokol kesehatan penanganan covid-19
- Uji petik sampling rapid test antigen covid-19 pekerja
- Bak cuci tangan
- Sabun cuci tangan, hand sanitizer dan tisu
- Thermo gun
- Alat penyemprot disinfektan
- Cairan disinfektan
- Masker
I.5 Smk3

II Pekerjaan panggung terbuka


II.1 Pekerjaan stuktural
II.2 Pekerjaan arsitektural
II.3 Pekerjaan mekanikal & elektrikal

III Pekerjaan bale payung


III.1 Pekerjaan stuktural
III.2 Pekerjaan bench 5 unit
III.3 Pekerjaan hardscape

IV Pekerjaan wall climbing


IV.1 Pekerjaan stuktural
IV.2 Pekerjaan arsitektural
IV.3 Pekerjaan bench 4 unit
IV.3 Pekerjaan elektrikal

V Pekerjaan podium dan pilar


V.1 Pekerjaaan pilar (17 pilar)
V.2 Pekerjaan podium

VI Pekerjaan tugu jawa barat


VI.1 Pekerjaan struktur
VI.2 Pekerjaan arsitektur
VI.3 Pekerjaan mekanikal & elektrikal

VII Pekerjaan gate (10 pilar)

VIII Pekerjaan playground


VIII.1 Pekerjaan bench
VIII.2 Pekerjaan pengadaan alat permainan

26
IX Pekerjaan landscape
IX.1 Pekerjaan zona gate utama
IX.2 Pekerjaan zona panggung terbuka
IX.3 Pekerjaan zona podium
IX.4 Pekerjaan zona play ground
IX.5 Pekerjaan zona bale payung
IX.6 Pekerjaan zona wall climbing
IX.7 Pekerjaan zona tugu jawa barat
IX.8 Pekerjaan zona tugu payung
IX.9 Pekerjaan zona lapangan upacara

X Pekerjaan pedestrian
X.1 Pekerjaan pedestrian
X.2 Pekerjaan area parkir panggung terbuka

XI Pekerjaan drainase
XI.1 Pek. Pasangan u-ditch 30.40.120, ex. Bep
XI.2 Pek. Pasangan u-ditch 50.50.120, ex. Bep

PASAL 2
PENYEDIAAN TENAGA KERJA

2.1 Selama masa pelaksanaan KONTRAKTOR harus menyediakan tenaga inti yang cukup
memadai untuk pekerjaan ini
Pada setiap tahapan pekerjaan konstruksi, KONTRAKTOR harus menyediakan pelaksana
lapangan,tenaga mandor, tukang dan pekerja yang cukup trampil serta cukup jumlahnya.
2.2 Jadwal Hasil Pekerjaan dan Alur Pekerjaan
Kontraktor harus mulai melaksanakan pekerjaan di lapangan selambat- lambatnya dalam tujuh
(7) hari kalender setelah menerima Surat Perintah MulaiKerja (SPMK) dari Owner dan harus
menyelesaikan pekerjaan selama 6 (Enam) bulan atau 180 (Seratus Delapan Puluh) hari
kalender

PASAL 3
MEMULAI KERJA

Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal penunjukan dan perintah kerja pelaksanaan
pekerjaan (SPK), pihak Kontraktor / Pemborong harus sudah memulai melaksanakan pembangunan fisik
secara nyata di lapangan.
Apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor / Pemborong yang ditetapkan belum melaksanakan
pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan diberlakukanketentuan yang telah dibuat
oleh Panitia / Pengguna Jasa

PASAL 4
MOBILISASI

Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :


4.1. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yang diajukan
bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasidimana alat itu akan digunakan
untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

27
4.2. Pembuatan kantor Kontraktor / Pemborong, gudang dan lain-lain di lokasi proyekuntuk keperluan
pekerjaan ini.
4.3. Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong dapat berbagai
perubahan, pengurangan dan atau penambahan terhadap alat-alat konstruksi serta alat kerja
lainnya
Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja, Kontraktor/Pemborong
harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.

PASAL 5
PAPAN NAMA PROYEK

Kontraktor / Pemborong harus memasang Papan Nama Proyek dengan Ukuran 120 cm x
80 cm sesuai dengan ketentuan yang berlaku atas biaya Kontraktor / Pemborong.

PASAL 6
RENCANA KERJA

6.1. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor / Pemborong wajib membuat
Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa bar chart dan S-curve bahan
dan tenaga.
6.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan
Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari kalender.
6.3. setelah Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima oleh Kontraktor/ Pemborong. Rencana
Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan disahkan oleh Pemberi Tugas /
Pemimpin / Ketua Proyek.
6.4. Kontraktor/Pemborong wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2 (dua) kepada
Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pemilik Proyek dan Perencana. 1 (satu) salinan
Rencana Kerja harus ditempel pada dinding bangsal Kontraktor /Pemborong di lapangan yang
selalu diikuti dengan grafik kemajuan/ prestasi kerja.
6.5. Kontraktor/Pemborong harus selalu dalam pelaksanaan penbangunan pekerjaansesuai dengan
Rencana Kerja tersebut.
6.6. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor /Pemborong berdasarkan
Rencana Kerja tersebut

PASAL 7
PELAKSANAAN PENYEDIA BARANG/JASA/KONTRAKTOR

7.1. Kontraktor / Pemborong harus menempatkan pelaksana (Mandor) di lapangan yang menguasai
masalah teknis dan administrasi pelaksanaan pembangunan serta dapat mengambil keputusan
yang dilakukan di lapangan.
7.2. Pelaksana di lapangan harus mengerti gambar-gambar perencanaan pelaksanaannya dan
menguasai bidangnya.
7.3. Jangka waktu masa kontrak 180 (Seratus Delapan Puluh) hari kalender dihitung sejak
penandatangan kontrak dengan masa pemeliharaan 180 (Seratus Delapan puluh) hari kalender
yang dimulai sejak serah terima pertama.

28
PASAL 8
KENAIKAN HARGA

8.1. Kenaikan harga bahan-bahan, alat-alat dan upah selama pelaksanaan pekerjaanberlangsung
ditanggung sepenuhnya oleh Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor.
8.2. Kontraktor / Pemborong tidak dapat mengajukan tuntutan kecuali apabila terjadi tindakan
moneter yang di umumkan secara resmi dan diatur dalam Peraturan Pemerintah untuk pekerjaan
Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor.

PASAL 9
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

9.1. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan pada saat pelaksaan
dengan gambar dan spesifikasi yang dituangkan dalam dokumen kontrak, maka Pengguna
Barang/Jasa/Pemberi Kerja bersama Kontraktor / Pemborong dapat melakukan perubahan
kontrak yang meliputi antara lain :
a. Menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum dalamkontrak.
b. Mengurangi atau menambah jenis pekerjaan.
c. Mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan.
Melaksanakan pekerjaan tambahan yang belum tercantum dalam kontrak yang di perlukan untuk
menyelesaikan sebagian atau seluruh pekerjaanbarang / jasa
9.2. Pekerjaan tambah tidak boleh melebihi 10% ( sepuluh persen) dari harga yang tercantum dalam
perjanjian/kontrak awal.
9.3. Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja secara
tertulis kepada Penyedia Barang/Jasa/Kontraktor, lalu ditindak lanjuti dengan negosiasi teknis
dan harga dengan tetap mengacu kepada ketentuan yang tercantum dalam perjanjian/kontrak
awal.
9.4. Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam berita acara sebagai dasarpenyusunan addendum
kontrak.
9.5. Adanya pekerjaan tambah kurang tidak dapat dijadiakan alasan untuk mengubah waktu
penyelesaian, kecuali atas persetujuan tertulis Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja.

PASAL 10
GUDANG BAHAN

10.1. Gudang Bahan Material, Pemborong / Kontraktor berkewajiban membuat gudangyang dapat
dikunci untuk menyimpan material dan alat kerja, yang mana tempatnya / lokasinya akan
ditentukan oleh Pengguna Jasa dan Konsultan Pengawas
10.2. Gudang bahan material dibuat dan dibiayai oleh Kontraktor / Pemborong, setelah selesai
pelaksanaan pembangunan / pekerjaan tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan oleh
Kontraktor / Pemborong, dan bahan-bahan bekasnya menjadi milik Kontraktor / Pemborong.
10.3. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menjaga keamanan dan kebersihan area pekerjaan.

PASAL 11
KEBERSIHAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

11.1. Selama masa pekerjaan, Kontraktor / Pemborong harus senantiasa memelihara kebersihan
lokasi pekerjaan, setiap saat sampah-sampah pekerjaan selalu diangkut dan dikumpulkan di
suatu tempat yang telah ditentukan.
11.2. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup di

29
tempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang terlibat dalam proyek.
11.3. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPPK (P3K) di tempat pekerjaan.
11.4. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan, Kontraktor /
Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja, bahan dan peralatan
teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas. Dalam hal terjadinya kerusakan-
kerusakan, maka Kontraktor / Pemborong harus bertanggung jawab untuk memperbaikinya.
11.5. Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor / Pemborong secepat mungkinmemberitahukan kepada
Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban kecelakaan
tersebut.
11.6. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor / Pemborong wajib menyediakanhelm proyek,
sepatu both dan sarung tangan di sesuaikan dengan jumlahpekerja dilapangan.
11.7. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri Tenaga Kerja
Nomor 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27 Januari 1984 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 bagi Tenaga Kerja Borongan Harian Lepas pada
Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan proyek-proyek Departemen
Pekerjaan Umum, Pihak Kontraktor /Pemborong yang sedang melaksanakan pembangunan
/pekerjaan agar ikut serta dalam program Jaminan Keselamatan Kerja (BPJS Ksesehatan dan
BPJS Ketenaga) dan memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi Tugas dan Konsultan
pengawas.

Pasal 12
SARANA DAN PERALATAN KERJA

Kontraktor / Pemborong harus menyediakan, peralatan kerja berikut alat bantu lainnya untuk
melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan pengamanan, pengawasan dan
pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan
berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan diserah-
terimakannya pekerjaan tersebut kepada Pengguna Jasa.
12.1. Peralatan Kerja
Menyediakan alat-alat kerja seperti :
a. Stamper Kuda (1 Unit Kav. Min TG RM80 R 5 HP)
b. Concrete Mixer (1 Unit Kav. Min 0.5 M3)
c. Genset (1 Unit Kav Min 500 watt)
d. Dump Truck (2 Unit Kav Max.3 - 5 Ton)
e. Stoom Walls
12.2. Bahan-Bahan Bangunan
Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis pekerjaan
yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya
12.3. Penyediaan Air
12.3.1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor / Pemborong dengan Menyediakan
air dari luar.
12.3.2. Air harus bersih, bebas dari : bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang dapat
menurangi kualitas pekerjaan. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan
persetujuan dari Konsultan Pengawas dan Pengguna Jasa
12.3.3. Kontraktor / Pemborong harus menyediakan tempat penampung air untuk keperluan
pekerjaan.

30
PASAL 13
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN

13.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik bersifat teknis maupun
administratif.
13.2. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor / Pemborong harus memberikan data-
data yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.
13.3. Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan secara rutin dibuat oleh Kontraktor dan Konsultan
Pengawas (rangkap 3)
13.4. Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya, harus diserahkan kepada
Pejabat Pelaksan Teknis Kegiatan untuk bahan monitoring.

PASAL 14
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

14.1. Bila gambar yang menyangkut spesifikasi teknis tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat / berlaku adalah RKS.
14.2. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignemen, lokasi seksi (bagian) dandetail gambar
mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja. Kontraktor / Pemborong harus
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh
mencari keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari ketidak-
sesuaian antara gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan
dalam gambar dan spesifikasi atau gambar kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan
daruratkonstruksi atau lain-lainnya, akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan
secara tertulis.
14.3. Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang
semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya. Permukaan-permukaan
pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis, lapisan bagian dan ukuran yang
tercantum dalam gambar, kecuali bila adaketentuan lain dari Konsultan Pengawas.
14.4. Ukuran.
14.4.1. Ukuran - ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam Centimeter (cm)
untuk pekerjaan Arsitektur dan Sipil, Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja
Arsitektur, pada dasarnya adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan jadi / selesai
(“finished”).
14.4.2. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor / Pemborong wajib melaporkan
secara tertulis kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan memberikan
keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.
14.4.3. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka pengukuran skala
tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga akan ditentukan
oleh Konsultan Pengawas dandisahkan secara tertulis. Kontraktor / Pemborong tidak
dibenarkan merubah atau mengganti ukuran ukuran yang tercantum di dalam
Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas / Pimpinan Proyek,
dan segala akibat yang terjadi adalah tanggung jawab Kontraktor / Pemborong baik
dari segi biaya maupun waktu.
14.5. Perbedaan Gambar.
14.5.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja, maka

31
gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat (berlaku).
Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak-telitian di dalam pelaksanaan satu bagian
pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka didalam hal
terdapat ketidak- jelasan, kesimpang siuran, perbedaan perbedaan dan ataupun
ketidak-sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor /
Pemborong diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas secara tertulis dan
selanjutnya diadakanpertemuan dengan Konsultan Pengawas / Pimpinan Proyek dan
Konsultan Perencana, untuk mendapat keputusan gambar mana yang akan dijadikan
pegangan.
14.5.2. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan olehKontraktor/Pemborong
untuk memperpanjang / meng-“klaim”biaya maupun waktu pelaksanaan.
14.6. Perubahan, Penambahan, Pengurangan Pekerjaan dan Pembuatan “As Built Drawing“.
14.6.1. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan
pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.
14.6.2. Setelah pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Kontraktor / Pemborong
berkewajiban membuat gambar-gambar yang memuat seluruh perubahan, dan sesuai
dengan kenyataan yang telah dikerjakan / dibangun oleh Kontraktor / Pemborong (As
Built Drawing). Biaya untuk penggambaran “As Built Drawing”, sepenuhnya menjadi
tanggungan Kontraktor / Pemborong.

PASAL 15
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR / PEMBORONG

15.1. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
15.2. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat, mengawasi,
menegur atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung jawab penuh tersebut di atas.
Kontraktor / Pemborong bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor / Pemborong berkewajiban memperbaiki kerusakan
tersebut dengan biaya Kontraktor / Pemborong sendiri.
15.3. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka
Kontraktor / Pemborong berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada Pemberi
Tugas melalui Konsultan Pengawas. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor / Pemborong
bertanggung jawab atas segala kerusakan yang timbul.
15.4. Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
15.5. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor / Pemborong dalam melaksanakan
pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.
15.6. Selama pembangunan belangsung, Kontraktor / Pemborong harus menjaga keamanan
bahan / material, barang milik proyek, milik Konsultan Pengawasdan milik Pihak Ketiga
yang ada di lapangan sampai tahap serah terima. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan
bangunan yang telah disetujui, baik yang telah dipasang maupun yang belum, adalah
tanggung jawab Kontraktor / Pemborong dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya
Pekerjaan Tambah.
15.7. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor / Pemborong harus segera mengangkut bahan
bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar lokasi
pekerjaan. Segala pembiayaannya menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.

32
PASAL 16
RESIKO

16.1. Jika hasil pekerjaan Kontraktor / Pemborong sebagian atau seluruhnya musnah/rusak diluar
kesalahan kedua belah pihak akibat keadaan memaksaatau force majeur maka segala
kerugian yang timbul akibat keadaan ini akan ditanggung oleh kedua belah pihak.

PASAL 17
DENDA DAN GANTI RUGI

17.1. Besarnya denda kepada Kontraktor / Pemborong atas keterlambatan penyelesaian adalah
1/1000 (satu per seribu) dari harga kontrak atau bagian kontrak untuk setiap hari
keterlambatan.
17.2. Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerja atas
keterlambatan pembayaran adalah sebesar nilai tagihan yang terlambat dibayar berdasar
tingkat suku bunga yang berlaku atau dapat diberikan kompensasi sesuai ketentuan dalam
dokumen kontrak.
17.3. Tata cara pembayaran denda dan/atau ganti rugi diatur dalam dokumen kontrak.
17.4. Jika Kontraktor / Pemborong setelah mendapatkan peringatan tertulis 2 (dua) kali berturut-turut
tidak mengindahkan kewajibanya sebagaimana tercantum dalam dokumen kontrak, maka
Pengguna Barang/Jasa/Pemberi Kerjaberhak/dapat memutuskan hubungan kerja / kontrak
secara sepihak.

PASAL 18
KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN – BAHAN

Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini maupun dalam
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan dipergunakan maupun syarat-syarat
pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam A.V. 1941 dan Persyaratan Umum
Bahan Bangunan Indonesia (PUBI Tahun 1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan
termaksud, serta ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia.
Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan
dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaikuntuk tujuan yang
dimaksudkan.

PASAL 19
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN

19.1. Bahan-bahan yang didatangkan / dipakai harus sesuai dengan contoh contoh yang telah
disetujui Konsultan Pengawas
19.2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang ditolak oleh
Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari lokasi proyek selambat-lambatnya dalam
tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh dipergunakan.
19.3. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultan Pengawas dan
ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Konsultan Pengawas berhak
memerintahkan pembongkaran kembali kepada Kontraktor / Pemborong, yang mana segala
kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan Kontraktor /
Pemborong sepenuhnya.
19.4. Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus memberikan penjelasan
lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat pekerjaan yang akan
dilaksanakan.

33
PASAL 20
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA

20.1. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah


permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh tumbuhan dan puing-puing didalam
area kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya atau yang
harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan Pasal-pasal yang lain dari spesifikasi ini.
Pekerjaan ini mencakup pula perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda-benda yang
ditentukan harustetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.
20.2. Konsultan Pengawas akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan menentukan semua
pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang harus tetap berada di tempatnya.
Kontraktor / Pemborong harus menjaga semua jenis benda yang telah ditentukan harus tetap
di tempatnya.
20.3. Segala obyek yang ada di permukaan tanah dan semua pohon, tonggak, kayu lapuk, tunggul,
akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan rintangan lainnya yang muncul, yang
tidak diperuntukan berada disana; harus dibersihkan dan atau dibongkar serta dibuang. Pada
daerah galian, segalatunggul dan akar harus dibuang dari daerah galian.

PASAL 21
PENGUKURAN KONDISI AWAL DAN PENENTUAN PEKERJAAN
PENGUKURAN KONDISI TAPAK.

21.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan melakukan pengukuran kondisi


“existing” lokasi terhadap posisi rencana pekerjaan. Hasil pengukuran harus diserahkan kepada
Pimpinan Proyek / Konsultan Pengawas.
21.2. Ketidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan keadaan yang sebenarnya di lapangan,
harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas
21.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan dengan alat alatwaterpass & theodolit.
21.4. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras hanya
diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
21.5. Sebagai keharusan dari Kontrak ini dan tanpa biaya tambahan, Kontraktor / Pemborong harus
menyediakan khusus untuk digunakan oleh Konsultan Pengawas segala peralatan, instrumen,
personil dan tenaga survey, dan lain-lain material yang mungkin dibutuhkan dalam memeriksa
pekerjaan-pekerjaan lain yang terkait

PASAL 22
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN

22.1 Ijin Memasuki Tempat Kerja.


22.1.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor / Pemborong,
tetapi karena bahan / material ataupun komponen jadi maupun mutu pekerjaannya
sendiri ditolak oleh Konsultan Pengawas / Direksi, harus segera dihentikan dan
selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor / Pemborong dalam waktu yang
ditetapkan oleh Konsultan Pengawas / Direksi.
22.1.2. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutupi atau menjadi tidak terlihat sebelum
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, dan Kontraktor / Pemborong harus
memberikan kesempatan sepenuhnya kepada Petugas / Ahli dari Konsultan
Pengawas untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak
terlihat.

22.1.3. Kontraktor / Pemborong harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas kapan setiap

34
pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap diperiksa dan Konsultan Pengawas
tidak boleh menunda waktu pemeriksaan, kecuali apabila Konsultan Pengawas
memberikan petunjuk tertulis kepada Kontraktor / Pemborong apa yang harus
dilakukan.
22.1.4. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari
waktu diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan, tidak terhitung hari libur / hari
raya) tidak dipenuhi / ditanggapi oleh Konsultan Pengawas, maka Kontraktor /
Pemborong dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang seharusnya diperiksa
dianggap telah disetujui oleh Konsultan Pengawas / Pimpinan Proyek.
22.1.5. Bila Kontraktor / Pemborong melalaikan perintah, Konsultan Pengawas / Pimpinan
Proyek berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya
untuk diperbaiki.
22.1.6. Biaya pembongkaran dan pemasangan / perbaikan kembali menjadi tanggungan
Kontraktor / Pemborong, tidak dapat di-klaim sebagai biaya pekerjaan tambah
maupun alasan untuk perpanjangan waktu pelaksanaan

22.2. Kemajuan Pekerjaan


22.2.1. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh
Kontraktor / Pemborong demikian pula metode / cara pelaksanaan pekerjaan harus
diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Konsultan Pengawas.
22.2.2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatuwaktu menurut
penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada
waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang, maka Konsultan
Pengawas harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah yang perlu
diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada
waktu yang telah ditentukan.

22.3. Perintah Untuk Pelaksanaan.


Bila Kontraktor / Pemborong atau petugas lapangannya tidak berada di tempat kerja dimana
Konsultan Pengawas bermaksud untu memberikan petunjuk atau perintah, maka petunjuk atau
perintah itu harus dipatuhi dan dilaksanakan olehsemua petugas pelaksana atau petugas yang
ditunjuk oleh Kontraktor / Pemborong untuk menangani pekerjaan itu.

PASAL 23
KESEDIAAN PENYEDIA JASA

Jika dalam proses pembangunan fisik sedang berjalan, terjadi pemotongan anggaran dari pemerintah
pusat maka, Kontraktor/Pemborong bersedia mengikuti ketentuan yang ada dan tidak diperkenankan
mengajukan tuntutan atau gugatan dalam bentuk apapun.

35

Anda mungkin juga menyukai