Anda di halaman 1dari 21

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

No. KONTRAK : 03/KPA/SPK/PRC.Drainase_RSN_LG/2012


TANGGAL : 27 Februari 2012
TAHUN ANGGARAN 2012
DAFTAR ISI

Pasal 1. Standar yang Berlaku ...................................................................................... 1


Pasal 2. Merek-merek Dagang ..................................................................................... 1
Pasal 3. Data Umum Lapangan Kerja ........................................................................... 1
Pasal 4. Pemberitahuan untuk Memulai Pekerjaan ...................................................... 2
Pasal 5. Perintah untuk Pelaksanaan ............................................................................ 2
Pasal 6. Pengukuran ...................................................................................................... 2
Pasal 7. Pekerjaan Bongkaran ...................................................................................... 2
Pasal 8. Pekerjaan Tanah, Galian dan Urugan Kembali ............................................... 3
Pasal 9. Pekerjaan Pondasi Batu Kali ........................................................................... 4
Pasal 10. Pekerjaan Beton .............................................................................................. 5
Pasal 11. Pasangan Batu Bata ......................................................................................... 13
Pasal 12. Plester dan Adukan ......................................................................................... 14
Pasal 13. Pekerjaan Pelapis Lantai ................................................................................. 15
Pasal 14. Pekerjaan Pintu dan Jendela Baja ................................................................... 16
Pasal 15. Pekerjaan Pengecatan ...................................................................................... 17
Pasal 16. Pekerjaan Sistem Pengolahan Air Limbah ...................................................... 18

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT i


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT
PASAL 1
STANDAR YANG BERLAKU

Semua pekerjaan dalam Syarat-syarat ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan
memenuhi persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan SKSNI, SNI, dan
Standar Industri Indonesia (SII) dan peraturan-peratuiran setempat lainnya yang berlaku atas
jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan antara lain :

SKSNI T-15-1991-03 BUKU STANDAR BETON 1991


SKSNI S-05-1990-F UKURAN KAYU BANGUNAN
1253-1989-A CAT EMULSI
SP 74 : 1977 CAT TENTANG BESI DAN TENTANG KAYU
SNI 2407 TATA CARA PENGECATAN KAYU
SNI 1729 TATA CARA PERENCANAAN BANGUNAN BAJA
SNI 0225-87-D PERATURAN INSTALASI LISTRIK
AVWI PERATURAN UMUM INSTALASI AIR
1974 PEDOMAN PLUMBING INDONESIA

Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar yang tersebut diatas.
maupun standar-standar Nasional lainnya, maka diberlakukan standar-standar internasional
yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standar-standar
Persyaratan Teknis dan Negara-negara asal bahan/pekerjaan yang bersangkutan.

PASAL 2
MEREK-MEREK DAGANG

Kecuali ditentukan lain, maka nama-nama atau merek-merek dagang dari bahan yang
disebutkan dalam Persyaratan Teknis ini ditujukan untuk maksud-maksud perbandingan
terutama dalam hal mutu, model, bentuk, jenis dan sebagainya setelah mendapat persetujuan
Direksi atau Konsultan Pengawas.
Dalam hal dimana disebutkan 3 (tiga) merek dagang atau lebih untuk jenis bahan/pekerjaan
yang sama, maka Pemborong diharuskan untuk dapat menyediakan salah satu dari padanya
sesuai dengan persetujuan Direksi atau Konsultan Pengawas.

PASAL 3
DATA UMUM LAPANGAN KERJA

3.1. TITIK-TITIK UKUR

Seluruh titik-titik ukur sehubungan dengan pekerjaan ini didasarkan pada ukuran seternpat,
yaitu titik-titik ukur yang ada di lapangan Proyek seperti yang direncanakan dalam gambar-
gambar grading dan seperti yang disetujui Ahli.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 1


3.2. DATA FISIK

Data sehubungan dengan kegiatan-kegiatan yang ada, dan lain-lain yang diterakan pada
gambar-gambar dimaksudkan sebagai informasi umum dan titik-titik tolak untuk pelaksanaan
pekerjaan ini oleh Kontraktor.
Pada tahap ini, Kontraktor melaksanakan pekerjaan Penyempurnaan drainase Rusunawa
Leuwigajah, sesuai yang tertera pada gambar bestek. Penawaran yang diserahkan oleh
Kontraktor, harus sudah meliputi semua biaya mituk pelaksanaannya sesuai dengan
ketinggian-ketinggian yang ditentukan pada gambar-gambar.

PASAL 4
PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN

Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya permanen
tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Direksi atau Konsultan Pengawas.
Pemberitahuan yang lengkap dan jelas harus terlebih dahulu disampaikan kepada Direksi
atau Konsultan Pengawas dan dalam jangka waktu yang cukup, bila dipertimbangkan
bahwa perlu mengadakan penelitian dan pengujian terlebih dahulu atas persiapan
pekerjaan tersebut.
PASAL 5
PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN

Bila Pemborong tidak berada ditempat pekerjaan dimana Direksi atau Konsultan Pengawas
bermaksud untuk memberikan petunjuk-petunjuknya, maka petunjuk-petunjuk harus diturut
dan dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk untuk itu oleh Pemborong.

PASAL 6
PENGUKURAN

Pemborong harus memulai pekerjaan pengukuran dari garis-garis dasar yang telah disetujui
oleh Direksi atau Konsultan Pengawas dan bertanggung jawab penuh atas pengukuran
pengukuran yang dibuatnya.
Pemborong harus menyediakan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja, termasuk juru-juru
ukur (Surveyor) yang dibutuhkan sehubungan dengan pengukuran untuk setiap bagian
pekerjaan yang memerlukannya.

Dasar ukuran tinggi + 0,00 adalah dasar tinggi permukaan lantai bangunan induk, seperti
yang dinyatakan dalam gambar, dan selanjutnya menurut petunjuk Pelaksana, Tinggi lantai
ini harus disesuaikan dengan tinggi lantai gedung yang telah ada/selesai dibangun, sehingga
dalam pekerjaan ini, termasuk pula pekerjaan pengurugan tanah.

PASAL 7
PEKERJAAN BONGKARAN

Sebelum melaksanakan pekerjaan bongkaran, Pemborong harus meminta ijin dulu kepada
Pihak User dan dalam hal pelaksanaannya hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Memperhatikan faktor keselamatan dan lingkungan kerja.
2. Bekas bongkaran yang masih dapat dipergunakan disimpan dan diamankan sesuai
petunjuk dari User.
3. Berangkal/puing-puing bekas bongkaran harus dibuang ke luar site.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 2


4. Teknik pelaksanaan pembongkaran sedemikian rupa dengan memperhatikan urutan
pelaksanaan.
5. Dalam pelaksanaan pembongkaran, adanya kerusakan diluar lingkup pekerjaan yang
ada di RAB, karena diakibatkan oleh kelalaian/kecerobohan Pemborong maka
kerusakan tersebut menjadi tanggung jawab Pemborong.

PASAL 8
PEKERJAAN TANAH, GALIAN DAN URUGAN KEMBALI

8.1. LINGKUP PEKERJAAN

Termasuk dalam pekerjaan ini adalah melaksanakan galian tanah sesuai dengan persyaratan
yang ditentukan, menjaga terhadap kemungkinan terjadinya longsoran sehingga mengganggu
pelaksanaan pekerjaan selanjutnya sampai pengurugan kembali hingga padat.

8.2. PEMBERSIHAN

Pemborong harus membersihkan dan menyingkirkan semua puing-puing bekas bongkaran di


dalam daerah pekerjaan.

8.3. PENGGALIAN DAN PENIMBUNAN KEMBALI

1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi semua pekerjaan penggalian, penimbunan kembali, termasuk
pengupasan dan penimbunan kembali lapisan tanah atas (Top Soil) serta pekerjaan-
pekerjaan yang berhubungan dengan itu, yang disesuaikan dengan gambar-gambar.
2. Pelaksanaan
a. Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan kedalaman
yang perlu untuk dasar bangunan yang dipersyaratkan atau diperlihatkan pada gambar-
gambar.
Penggalian mencakup pemindahan tanah serta batu-batu dan bahan lain yang dijumpai
dalam pekerjaannya.
Kalau ternyata dijumpai kondisi yang tak memuaskan pada kedalaman yang
diperlihatkan dalam gambar-gambar maka penggalian harus diperdalam, diperbesar atau
diubah sampai disetujui Konsultan Pengawas, untuk mana pekerjaan ini akan dimulai
sebagai pekerjaan tambah kurang.
Kalau terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga dicapai
kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar atau yang dapat disetujui oleh
Direksi atau Konsultan Pengawas, maka kelebihan diatas harus ditimbun kembali dengan
pasir yang dipadatkan tanpa pembebanan biaya tambahan kepada pemilik.
Pada pekerjaan penggalian untuk mencapai/membentuk permukaan tanah rencana maka
Pemborong harus mengusahakan dan meyakini bahwa pada pekerjaan galian tersebut
tidak merusak/mengganggu bangunan atau konstruksi yang sudah ada.
b. Penimbunan dan Penimbunan kembali harus dilaksanakan didaerah-daerah ataupun
bagian-bagian pekerjaan, serta mengikuti ukuran-ukuran ketinggian. kemiringan-
kemiringan dan bentuk-bentuk seperti yang ditunjukkan dalam gambar-gambar.
Penimbunan harus dilaksanakan dalam bentuk-bentuk lapisan-lapisan dengan ketebalan
maksimum 20 cm.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 3


Padatkan sesuai dengan Instruksi Direksi atau Konsultan Pengawas. Penimbunan dan
timbun kembali, kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas, harus dari bahan
galian pekerjaan ini.
Bahan timbunan harus bebas dari kotoran-kotoran, tumbuh-tumbuhan, batu-batuan atau
bahan lain yang dapat merusak pekerjaan.
c. Perlindungan Terhadap Air
Selama pekerjaan berlangsung Pemborong harus dengan semua cara yang disetujui
Direksi atau Konsultan Pengawas, menjamin agar tidak terjadi genangan-genangan air
yang dapat mengganggu atau merusak semua pekerjaan galian atau urugan.
d. Penghamparan dan Pernadatan
Tanah harus dihamparkan dalam lapisan-lapisan setebal tidak lebih dari 20 cm gembur,
agar dapat mengatur kepadatan yang merata untuk seluruh ketebalannya. Tanah urugan
harus dibasahi secukupnya (sebelum dipadatkan) untuk mencapai kepadatan yang
dipersyaratkan.

8.4. PERMUKAAN TANAH

Sebelum memulai suatu penggalian, Pemborong harus memeriksa permukaan tanah, baik
setempat maupun garis transisi yang tertera dalam kontrak adalah betul. Jika tidak sesuai
Pelaksana harus memberitahu secara tertulis kepada Pemberi Tugas/Pengawas, jika tidak
maka tuntutan mengenai ketidaksamaan permukaan tanah tidak akan dipertimbangkan.

8.5. TINGGI PENDUGAAN (PEIL)

Dasar ukuran tinggi + 0,00 adalah dasar tinggi permukaan lantai bangunan induk, seperti
yang dinyatakan dalam gambar, dan selanjutnya menurut petunjuk Pelaksana. Tinggi lantai
ini harus disesuaikan dengan tinggi lantai gedung yang telah ada/selesai dibangun, sehingga
dalam pekerjaan ini, termasuk pula pekerjaan pengurugan tanah.

PASAL 9
PEKERJAAN PONDASI BATU KALI

9.1. LINGKUP PEKERJAAN

Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua pondasi batu kali sesuai dengan
gambar dan persyaratan disini.

9.2. BAHAN-BAHAN

1. Batu
Batu-batu harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat/retak. dan cara pengerjaannya
harus dilakukan menurut cara terbaik yang dikenal.
2. Pasir
Galian pondasi harus diurug dengan pasir setebal 5 cm dan dipadatkan dengan alat timbris
tangan terbuat dari logam atau stamper.
3. Adukan
Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 semen : 4 pasir.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 4


9.3. PEMASANGAN

Pekerjaan pasangan batu dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-bentuk yang
ditunjukkan dalam gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga
semua hubungan batu melekat satu sama lain dengan sempurna. Setiap batu harus dipasang
diatas lapisan adukan dan diketok ke tempatnya hingga teguh.
Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antar batu untuk mendapatkan massa yang kuat
dan integral di beberapa sisi luar dan dalam. batu yang akan dipasang dibasahi dahulu, lalu
dibentuk menjadi bidang luar sesuai dengan gambar rencana atau petunjuk Ahli. Ankor/Stek
dipasang dengan cara dibungkus campuran batu kali dengan adukan 10 cm sekelilingnya,
sedalam 20 cm tiap 1 m dengan diameter anker/stek minimum 10 mm.

PASAL 10
PEKERJAAN BETON

10.1. KETENTUAN UMUM

1. Persyaratan-persyaratan Konstruksi Beton, istilah teknis dan syarat-syarat pelaksanaan


beton secara umum menjadi kesatuan dalam bagian buku persyaratan teknis
ini. Kecuali ditentukan lain dalam buku persyaratan teknis ini, maka semua pekerjaan
beton harus sesuai dengan referensi di bawah ini:
a. Peraturan Beton SKSNI 1991
b. Peraturan pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983
c. American Society of Testing Materials (ASTM)
d. Standar Industri Indonesia ( SII)
2. Bilamana ada ketidaksesuaian antara peraturan-peraturan tersebut di atas maka
peraturan-peraturan Indonesia yang menentukan.
3. Pemborong harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketetapan dan kesesuaian yang
tinggi menurut persyaratan teknis ini, gambar rencana dan instruksi-instruksi yang
dikeluarkan oleh Direksi atau Konsultan Pengawas, semua pekerjaan yang tidak
memenuhi persyaratan harus dibongkar dan diganti atas biaya pemborong sendiri.
4. Semua material harus baru dengan kualitas yang terbaik sesuai persyaratan dan
disetujui oleh Direksi atau Konsultan Pengawas. Direksi atau Konsultan Pengawas
berhak untuk meminta diadakan pengujian bahan-bahan tersebut dan pemborong
bertanggung jawab atas segala biayanya. Semua material yang tidak disetujui oleh
Direksi atau Konsultan Pengawas harus segera dikeluarkan dari proyek /site dalam
waktu 3 x 24 jam.

10.2. LINGKUP PEKERJAAN

16.1. Meliputi segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan beton sesuai
dengan gambar rencana termasuk pengadaan bahan, upah, pengujian dan peralatan
pembantu.
16.2. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan dan bagian-bagian dari
pekerjaan lain yang tertanam dalam beton.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 5


10.3. BAHAN – BAHAN

1. Semen:
a. Semua semen yang digunakan adalah jenis portland Cement sesuai dengan
persyaratan NI-2 Bab 3 Standar Indonesia NI-8 /1964, SH 0013-81 atau ASTM C-
150 dan produksi dari satu merk / pabrik.
b. Pemborong harus mengirimkan surat pernyataan pabrik yang menyebutkan type,
kualitas dari semen yang digunakan "manufacture's test certificate " yang
menyatakan memenuhi persyaratan tersebut dalam huruf "a" di atas.
c. Pemborong harus menempatkan semen tersebut dalam gudang yang baik untuk
mencegah terjadinya kerusakan, dan tidak boleh ditaruh langsung di atas tanah tanpa
alas kayu.
d. Semen yang menggumpal, sweeping, tercampur dengan kotoran atau kena
air/lembab tidak diizinkan untuk digunakan dan harus segera dikeluarkan dan proyek
dalam batas 3 x 24 jam.
e. Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengirimannya.

2. Agregat Kasar:
a. Berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan spesifikasi sesuai
menurut NI-2 pasal 3, 4, 5 bab III dan serta mempunyai ukuran terbesar 2,5 cm.
b. Agregat kasar terdiri dari butir-butir yang kasar, keras, tidak berpori dan berbentuk
kubus. Bila ada butir yang pipih maka jumlahnya tidak boleh melebihi 20 % dari
volume dan tidak boleh mengalami pembekuan hingga melebihi 50 % kehilangan
berat menurut test mesin Los Angeles (L A).
c. Bahan harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau substansi yang
merusak beton dan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % serta mempunyai
gradasi seperti berikut:

Saringan Ukuran % Lewat Saringan


1” 25,00 mm 100
¾” 20,00 mm 90 - 100
3/8” 95,00 mm 20 – 55
No.4 4,76 mm 0–1

Hasil “crushing test” dari laboratorium yang berwenang terhadap kubus-kubus beton
yang berumur 7, 14, dan 21 hari harus dilaporkan kepada direksi atau konsultan
pengawas untuk dimintakan persetujuannya.

16.3. AgregatHalus :
a. Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu
dan harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan tidak mengandung
lebih dari 50% substansi-substansi yang merusak beton atau NI - 2 pasal 3 bab 3,
sebagai referensi, boleh digunakan pasir Cimangkok Sukabumi atau Ciapus Bogor.
b. Pasir laut tidak diperkenankan dipergunakan dan pasir harus terdiri dan partikel-
partikel yang tajam dan keras mempunyai gradasi seperti tabel berikut:

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 6


Saringan Ukuran % Lewat Saringan
3/8 9,5 mm 100
No. 4 4,76 mm 90 – 100
No. 8 2,39 mm 80 – 100
No. 16 1,19 mm 50 – 85
No. 30 0,19 mm 25 – 65
No. 50 0,297 mm 10 – 30
No. 100 0,149 mm 5 – 10
No. 200 0,074 mm 0–5

16.4. Air :
Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak atau garam serta
zat-zat yang dapat memsak beton baja bertulang. Dalam hal ini sebaiknya digunakan air
bersih yang dapat diminum. atau seperti NI - 2 pasal 6 Bab 3.

16.5. Baja tulangan :


a. Baja tulangan yang digunakan adalah baja polos dan baja ulir dimana harus
memenuhi persyaratan SKSNI, dengan tegangan leleh karakteristik (τ) = 2400
kg/cm2 atau baja U 24, (Tau) = 3900 kg/cm2 atau baja U32, pembcri tugas atau
konsultan pengawas bila diperlukan, akan mclakukan pengujian test tegangan tarik-
putus dan " Bending" untuk setiap 10 ton baja tulangan, atas biaya pemborong.
b. Batang-batang tulangan harus disimpan tidak menyentuh tanah secara langsung dan
penimbunan baja tulangan diudara terbuka harus dihindari.
c. Kawat ikat berukuran. minimal Ø 1 mm.
d. Batang-batang tulangan yang berlainan ukurannya harus ditimbun pada tempat
terpisah dan diberi tanda yang jelas.

16.6. Bahan pencampur:


a. Penggunaan bahan pencampur (admixture) tidak dijinkan tanpa persetujuan tertulis
dari Direksi atau Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
b. Apabila akan digunakan bahan pencampur, pemborong harus mengadakan
percobaani-percobaan perbandingan berat dan W/C ratio dari penambahan bahan
pencampur (admixture) tersebut.

16.7. Cetakan Beton:


Dapat menggunakan kayu kelas II dengan ketebalan minimal 3 cm, atau multiplek tebal
minimal 18 mm atau plat baja, dengan syarat memenuhi ketentuan-ketentuan yang
tersebut dalam SKSNI jarak rangka kayu harus disetujui Direksi atau Konsultan
Pengawas.

10.4. MUTU BETON

1. Mutu beton untuk Konstruksi bangunan harus memenuhi persyaratan kekuatan


tekan karakteristik sebagai berikut:

Mutu beton Jenis Pekerjaan


K 175 Kolom praktis, ring balk
K 225 Semua struktur beton & plat beton

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 7


2. Slump (kekentalan beton) untuk jenis konstruksi berdasarkan SKSNI adalah
sebagai berikut:

Slump Slump
Jenis Konstruksi
maks. (cm) min. (cm)
Pelat & Dinding Pondasi Telapak 12,5 5,0
Pelat, Balok & Dinding, Kolom 15,0 7,5
Kaison & Konstruksi bawah tanah 9,0 2,5
Pelat diatas tanah/pergeseran jalan 7,5 5,0

3. Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekwensi getaran tinggi, maka harga
tersebut diatas dapat dinaikan sebesar 50 % dengan catatan tidak boleh melebihi 15
cm.

10.5. PERCOBAAN PENDAHULUAN

1. Pemborong harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai


ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah takaran dari masing-
masing bahan pembentukan beton dengan persetujuan dari Direksi atau Konsultan
Pengawas.
2. Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran dari material-
material harus dengan persetujuan Direksi atau Konsultan Pengawas dan seJuruh
operasi harus dikontrol dan diawasi terus menerus oleh seorang inspektor yang
berpengalaman dan bertanggung jawab .
3. Pengadukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk beton (Batch Mixer atau
Portable Continuous Mixer). Mesin pengaduk harus betul-betul kosong sebelum
menerima bahan-bahan dari adukan selanjutnya dan harus dicuci bila tidak
digunakan lebih dari 30 menit.
4. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk sclama 1,5 menit
sesudah semua bahan ada dalam mixer. Waktu pengadukan harus ditambah, bila
kapasitas mesin lebih besar dari 1,5 m3 dan Direksi atau Konsultan Pengawas
berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika ternyata pemasukan bahan
dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan kekentalan
dan warna yang merata/seragam. Beton yang dihasilkan harus seragam dalam
komposisi dan konsistensi dalam setiap adukan
5. Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi kapasitas yang telah ditentukan. Air
hanis dituang terlebih dahulu untuk selanjutnya ditambahkan selama pengadukan.
Tidak diperkenankan melakukan pengadukan yang berlebihan yang membutuhkan
penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki.

10.6. PERSIAPAN PENGECORAN

1. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus bersih
dan bebas dari kotoran-kotoran dan bagian beton yang lepas. Bagian-bagian yang
akan ditanam dalam beton harus sudah terpasang (pipa-pipa untuk instalasi listrik,
plumbing dan perlengkapan-perlengkapan lain).
2. Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus
dibasahi dengan air sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang dengan baik.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 8


Bidang-bidang beton lama yang akan dicor harus dibuat kasar terlebih dahulu dan
kemudian dibersihkan dari segala kotoran yang lepas.
3. Sesaat sebelum beton dicor, maka bidang-bidang tersebut harus disapu dengan
spesi mortar dengan susunan yang sama seperti adukan beton dan air harus dibuang
dari semua bagian-bagian yang akan dicor.
4. Pemborong harus tetap menjaga kondisi bagian-bagian tersebut sampai ijin
pengecoran diberikan oleh Direksi atau Konsultan Pengawas.
5. Apabila pengecoran tidak memakai bekisting kayu maka dasar permukaan yang
akan dicat harus diberi beton dengan adukan 1 pc : 3 ps : 5 krk setebal 5 cm.

10.7. ACUAN / CETAKAN BETON / BEKISTING

1. Rencana cetakan beton menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya. Cetakan


harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas dan bidang dari hasil beton yang
direncanakan, serta tidak boleh bocor dan harus cukup kaku untuk mencegah
terjadinya perpindahan tempat atau kelonggaran dari penyangga harus
menggunakan Multiplex.
2. Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada lekukan,
lubang-lubang atau terjadi lendutan. Sehubungan pada cetakan diusahakan lurus
dan rata dalam arah Horisontal dan Vertikal, terutama untuk permukaan beton yang
tidak di "finish" ( exposed concrete).
3. Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat
memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya "overstress" atau
perpindahan termpat pada beberapa bagian konstruksi yang dibebani Struktur dari
tiang penyangga harus kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dan beban
yang ada diatasnya selama pelaksanaan.
4. Penulangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan kebenaran letaknya, kekuatan
dan tidak akan terjadi penurunan dan pengembangan pada saat beton dituang.
Permukaan cetakan harus bersih dari segala macam kotoran, dan diberi "form oil"
untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan. Pelaksanaannya harus berhati-hati
agar tidak terjadi kontak dengan baja tulangan yang dapat mengurangi daya lekat
beton dan dengan tulangan.
5. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan terlulis dari Direksi atau
Konsultan Pengawas, atau jika beton telah melampaui waktu sebagai berikut:
a. Bagian sisi balok 48 jam
b. Balok tanpa beban konstruksi 7 hari
c. Balok dengan beban konstruksi 21 hari
d. Plat lantai / atap / tangga 21 hari
6. Dengan persetujuan Direksi atau Konsultan Pengawas cetakan dapat dibongkar
lebih awal apabila basil pengujian dari benda uji yang mempunyai kondisi sama
dengan beton sebenarnya, telah mencapai 75% dari kekuatan beton pada umur 28
hari. Segala ijin yang diberikan oleh Direksi atau Konsultan Pengawas, tidak
mengurangi atau membebaskan tanggung jawab Pemborong tehadap kerusakan
yang timbul akibat pembongkaran cetakan.
7. Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak
menyebabkan cacat pada permukaan beton dan dapat menjamin keselamatan penuh
atas struktur-struktur yang dicetak.
8. Dalam hal terjadi bentuk beton yang tidak sesuai dengan gambar rencana,
Pemborong wajib mengadakan perbaikan atau pembentukan kembali.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 9


9. Permukaan beton harus bersih dari sisa-sisa kayu cetakan dan pada bagian-bagian
konstruksi yang terpendam dalam tanah, cetakan harus dicabut dan dibersihkan
sebelum pengurugan dilakukan.
10. Untuk permukan beton yang diharuskan exposed, maka pemborong wajib
memfinishnya tanpa pekerjaan tambah.

10.8. PENGANGKUTAN DAN PENGECORAN

1. Waktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat, sehingga waktu antara


pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 (satu) jam dan tidak terjadi
perbedaan pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang akan
dicor.
2. Apabila waktu yang dibutuhkan untuk pengangkutan melebihi waktu yang
ditentukan, maka harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan (retarder)
dengan persetujuan Direksi atau Konsultan Pengawas.
3. Pemborong harus memberitahukan Direksi atau Konsultan Pengawas selambat-
lambatnya 2 (dua) hari sebelum pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan untuk
melaksanakan pengecoran beton berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan
dan pemasangan baja tulangan serta bukti bahwa Pemborong akan dapat
melaksanakan pengecoran tanpa gangguan.
4. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air pada semen
dan agregat telah melampaui 1,5 jam, dan waktu ini dapat berkurang, bila Direksi
atau Konsultan Pengawas menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.
5. Pengecoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindarkan terjadinya
pemisahan material (segregation) dan perubahan letak tulangan. Cara penuangan
dengan alat-alat pembantu seperti talang, pipa, chute dan sebagainya harus
mendapat persetujuan Direksi atau Konsultan Pengawas dan alat-alat tersebut harus
selalu bersih dan bebas dari sisa-sisa beton yang mengeras.
6. Aduknn tidak boloh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 m. Bila
memungkinkan sebaiknya digunakan pipa yang terisi penuh adukan dengan
pangkalnya terbenam dalam adukan yang baru dituang.
7. Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang telah mengalami "initial set"
atau yang telah mengeras dalam batas dimana beton akan menjadi plastis karena
getaran, penggetaran harus bersamaan dengan penuangan beton.
8. Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang menyentuh tanah harus
diberi lantai kerja setebal 5 cm, agar menjamin duduknya tulangan dengan baik dan
mencegah penyerapan air semen oleh tanah /pasir secara langsung.
9. Bila pengecoran beton harus berhenti sementara, sedang beton sudah menjadi keras
dan tidak berubah bentuk, maka bagian tersebut harus dibersihkan dari lapisan air
semen (laitance) dan partikel-partikel yang terlepas sampai suatu kedalaman yang
cukup, sehingga didapat beton yang padat. Segera setelah pemberhentian
pengecoran, adukan yang lekat pada tulangan dan cetakan harus dibersihkan.
10. Semua pengecoran harus dilaksanakan siang hari dan apabila diperkirakan
pengecoran dari suatu bagian tidak dapat diselesaikan pada siang hari, maka
sebaiknya tidak dilaksanakan, kecuali atas persetujuan Direksi atau Konsultan
Pengawas dapat dilaksanakan pada malam haii dengan ketentuan bahwa sistem
penerangan sudali disiapkan dan memenuhi syarat, serta penyiapan tenda-tenda
untuk menjaga terjadi hujan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 10


10.9. PEMADATAN BETON

1. Pemborong bertanggung jawab untuk menyediakan peralatan guna pengangkutan


penuangan beton dengan kekentalan secukupnya agar didapat beton yang padat
tanpa perlu penggetaran secara berlebih.
2. Pemadatan beton seluruhnya harus dilaksanakan dengan "Mechanical Vibrator"
dan dioperasikan oleh orang yang berpengalaman.
Penggetaran dilakukan secukupnya agar tidak mengakibatkan "Over Vibration"
dan tidak diperkenankan melakukan penggetaran dengan maksud untuk
mengalirkan beton.
Hasil beton harus merupakan masa yang utuh, bebas dari lubang-lubang, segregasi
atau keropos.
3. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan alat penggetar
yang mempunyai frekwensi tinggi (rpm tinggi) untuk menjamin pengisian beton
dan pemadatan yang baik.
4. Dalam hal penggunaan vibrator, maka slump dari beton boleh melebihi 12,5.
5. Jarum penggetar harus dimasukkan ke dalam adukan vertikal, tetapi dalam keadaan
khusus boleh miring 45 derajat dan jarum vibrator tidak boleh digerakkan secara
horizontal.
6. Alat penggetar tidak boleh disentuh pada tulangan-tulangan, terutama pada
tulangan yang telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras, serta berjarak
minimal 5 cm dari bekisting.
7. Setelah sekitar jarum nampak mengkilap, maka secara perlahan-lahan harus ditarik,
hal ini tercapai setelah bergetar 30 detik (maksimal).

10.10. PENYAMBUNGAN KONSTRUKSI DAN DILATASI

1. Rencana atau schedule pengecoran harus disiapkan untuk penyelesaian satu


konstruksi secara menyeluruh, termasuk persetujuan letak " Construction joints"
(sambungan konstruksi).
Dalam keadaan tertentu dan mendesak. Konsultan Pengawas dapat merubah letak
"Construction joints" tersebut .
2. Permukaan " Construction joints" harus bersih dan dibuat kasar dengan mengupas
seluruh permukaan sampai di dapat permukaan beton yang padat.
3. "Construction joints' harus diusahakan berbentuk garis miring. Sedapat
mungkin dihindarkan adanya "Construction joints" tegak, kalaupun diperlukan
maka harus dimintakan persetujuan dari Direksi atau Konsultan Pengawas. Bila
"Construction joints" tegak diperlukan, maka tulangan harus menonjol sedemikian
rupa sehingga didapatkan suatu struktur yang monolit.
4. Sebelum pengecoran dilanjutkan, permukaan beton harus dibasahi dan diberi
lapisan "grout" segera sebelum beton dituang.
5. Untuk penyambungan beton lama dan baru, harus menggunakan.bahan additive
"Bonding Agent" (lem beton) yang disetujui Direksi atau konsultan pengawas.
6. Dilatasi antar kolom atau balok menggunakan Styrofoam dan Sealant.

10.11. BAJA TULANGAN

1. Semua baja tulangan yang dipakai adalah tulangan besi polos, tulangan besi ulir
harus bersih dari segala macam kotoran, karat, minyak, cat dan lain-lain yang akan
merusak mutu beton.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 11


2. Pelaksanaan penyambungan, pemotongan, pembengkokan dan pemasangan harus
sesuai dengan persyaratan dalam SKSNI T 15-1991
3. Selimut beton harus mempunyai ketebalan minimal sebagai berikut:

Bagian Konstruksi Tebal Selimut Beton (cm)


Bagian-bagian pada Mini STP 5,0
Balok praktis 2,5
Kolom praktis 2,5
Sloof dan Pondasi 3

10.12. BENDA - BENDA YANG TERTANAM DALAM BETON

1. Semua angkur, baut pipa dan benda-benda lain yang diperlukan tertanam dalam
beton, harus terikat dengan baik pada cetakan sebelum pengecoran.
2. Benda-benda tersebut harus dalam keadaan bersih, bebas dari karat dan kotoran-
kotoran lain pada saat pengecoran.
3. Sebelum dilakukan pengecoran pipa-pipa harus sudah diuji dengan baik, baru
boleh dicor.

10.13. PENYELESAIAN BETON

1. Semua permukaan jadi hasil pekerjaan beton harus rata, lurus tanpa ada bagian-
bagian yang membekas pada permukaan. Ujung-ujung atau sudut-sudut harus
berbentuk penuh dan tajam.
2. Bagian-bagian yang rapuh, kasar, berlubang, dan tidak memenuhi persyaratan
harus segera diperbaiki dengan cara memahatnya dan mengisinya kembali dengan
adukan beton yang sesuai baik kekuatan maupun warnanya untuk kemudian
diratakan. Bila diperlukan, seluruh permukaan beton dihaluskan dengan ampelas,
carborondum atau gurinda.
3. Permukaan pekerjaan beton harus mempunyai bentuk jadi yang rata. Toleransi
kerataan pada permukaan lantai tidak boleh melampaui 1cm dalam jarak 10 m.
Tidak dibenarkan untuk menaburkan semen kering pada permukaan beton dengan
maksud menyerap kelebihan air.
4. Apabila pengecoran dilakukan dengan ready mix harus ditunjukkan pesanannya
yang menunjukkan kekuatan tekan karakteristik beton

10.14. PERAWATAN DAN PERLINDUNGAN BETON

1. Semua pekerjaan beton harus dirawat secara baik dengan cara yang disetujui oleh
Direksi atau Konsultan Pengawas. Setelah pengecoran selesai, permukaan beton
yang tidak tertutup oleh cetakan harus tetap dijaga kelembabannya dengan jalan
membasahi secara terus menerus selama 7 (tujuh) hari.
2. Permukaan-permukaan beton yang dibongkar cetakannya sedang masa perawatan
beton belum dilampaui, harus dirawat dan dilindungi seperti tersebut pada ayat (1)
tidak boleh tertindih barang atau terinjak langsung pada permukaan beton.
3. Cetakan beton yang tidak dilindungi terhadap penguapan dan belum dibongkar,
selama masa perawatan beton harus selalu dibasahi untuk mengurangi keretakan
dan terjadinya celah-celah pada sambungan.
4. Lantai beton atau permukaan beton lainnya yang tidak disebut di atas, harus
dirawat dengan jalan membasahi atau menutupi dengan membran yang basah.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 12


10.15. PENGUJ1AN BETON

1. Secara umum pengujian beton harus mengikuti ketentuan dalam SKSNI dan
minimum memenuhi persyaratan seperti yang tersebut dalam ayat berikut.
2. Untuk setiap jenis beton harus dibuat satu pengujian, yang dikerjakan dalam satu
hari dengan volume sampai sejumlah 5 m3, atau 2 benda uji.
3. Untuk satu pengujian dibutuhkan 4 (empat) buah benda uji berbentuk kubus 15 x
15 x 15 cm. Satu benda uji akan dites pada umur 28 hari dan hasilnya segera
dilaporkan kepada Direksi atau Konsultan Pengawas, sedangkan 3 (tiga) benda uji
lainnya hasil rata-rata dan ketiga spesimen tersebut. Batas kekuatan beton rata-rata
harus sama atau lebih dari kekuatan karakteristik 225 kg/cm2 untuk mutu beton K
225, tidak boleh ada satu benda uji yang hasil tesnya lebih kecil dari =160 kg/cm2.
4. Bila diperlukan dapat ditambah dengan satu benda uji lagi ditinggal di lapangan,
dibiarkan mengalami proses perawatann yang sama dengan keadaan sebenamya.
5. Kubus-kubus yang baru dicetak disimpan pada tempat yang bebas getaran dan
ditutup dengan karung basah selama 24 jam.

10.16. SUHU / TEMPERATUR

1. Suhu beton pada waktu dicor tidak boleh lebih dari 32 derajat Celsius. Bila suhu
dari beton yang ditaruh berada antara 27 derajat dan 32 derajat Celsius, maka beton
harus diaduk ditempat pekerjaan dan langsung dicor.
2. Bila pada saat pembuatan beton berada pada iklim yang dapat mengakibatkan suhu
beton melebihi dari 32 derajat Celsius, maka pemborong harus mengambil
langkah-langkah yang efektif, umpamanya mendinginkan agregat atau mengecor
pada waktu malam hari.

10.17. PERIZINAN

1. Pemborong harus memberitahukan pada Direksi atau Konsultan Pengawas minimal


1 minggu sebelum pengecoran dimulai.
2. Pengecoran boleh dilaksanakan apabila sudah ada Berita Acara Pengecoran dan
izin tertulis dari Direksi atau Konsultan Pengawas.

PASAL 11
PASANGAN BATU BATA

11.1. LINGKUP PEKERJAAN

Bagian ini meliputi hal-hal mengenai pengadaan bahan-bahan dan pemasangan


semua pekerjaan pasangan batu bata seperti yang tertera pada gambar. Pelaksanaan
pemasangan harus benar-benar mengikuti garis-garis ketinggian, bentuk-bentuk seperti
yang terlihat dalam gambar-gambar persyaratan disini.

11.2. BAHAN-BAHAN

1. Bata harus baru, terbakar, keras, terbuat dari tanah liat yang terpilih sesuai dengan
persyaratan berlaku.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 13


Bilamana tidak terdapat bahan yang sesuai standar tersebut diatas, maka Direksi
atau Konsultan Pengawas dapat menentukan jenis-jenis lain yang ada di pasaran
lokal dengan persyaratan-persyaratan yang ditentukannya.
2. Adukan/spesi untuk seluruh dinding bata harus berupa campuran 1 semen : 4 pasir.
Spesi khusus berupa "trasraam" dengan campuran 1 semen : 2 pasir digunakan
mulai permukaan beton sloof sampai setinggi 20 cm diatas pemukaan lantai,.
3. Contoh bahan yang diusulkan untuk dipakai harus diserahkan kepada Direksi atau
Konsultan Pengawas dan Persetujuan atas bahan-bahan tersebut harus sudah
didapat sebelum bahan yang dimaksud dibawa ke lapangan kerja untuk dipasang.
Pengambilan contoh atas bahan-bahan yang telah berada di lapangan akan
dilakukan sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan Direksi atau Konsultan
Pengawas guna keperluan pengujian. Bahan yang tidak sesuai akan ditolak dan
segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan.

11.3. PENGERJAAN DAN PENYIMPANAN

Bahan-bahan untuk pekerjaan pasangan harus disimpan dengan cara-cara yang disetujui
Direksi atau Konsultan Pengawas, untuk menghindarkan dari segala hal yang dapat
mengakibatkan kerusakan terhadap bahan tersebut.

11.4. PELAKSANAAN

Pemasangan batu bata yang dilaksanakan harus dipasang rata, tegak dan lajur dan
penaikannya diukur tepat dengan tiang lot, dan kecuali bilamana tidak diperlihatkan
dalam gambar-gambar maka setiap lajur naik, bata harus putus sambungan dengan lajur
bawahnya.
Sebelum pekerjaan pemasangan dilaksanakan bata/batako harus direndam/dibasahi
dengan air dahulu. Beton untuk sloof, kolom praktis dan ringbalk dipasang untuk setiap
luas dinding maksimum 12 m2.
Seusai jam kerja seluruh lajur pasangan batu bata yang belum selesai, harus ditutup
(dilindungi) dengan kertas semen, atau dengan cara-cara lain yang disetujui oleh
Direksi atau Konsultan Pengawas.

PASAL 12
PLESTER DAN ADUKAN

12.1. LINGKUP PEKERJAAN

Dalam hal ini meliputi seluruh pekerjaan plester dan adukan seperti yang dijelaskan
dalam gambar-gambar pelaksanaan.

12.2. BAHAN-BAHAN

Semua bahan yang digunakan dalam pekerjan ini terdiri dari :


1. Pasir
Pasir yang dipakai harus kasar. tajam, bersih dan bebas dari tanah liat, lumpur atau
campuran-campuran lain.
2. Portland cement

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 14


Portland cement yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang membantu
dan dalam zak yang tertutup seperti yang disyaratkan. Hanya sebuah merk dari satu
jenis semen yang boleh dipakai dalam pekerjaan.
3. Air
Air harus bersih dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti, minyak, asam,
dan unsur organik kecuali ditunjukkan lain, Pemborong harus menyediakan air
kerja atas biaya sendiri.

12.3. PERENCANAAN

1. Campuran Adukan dan Plester


Perbandingan adukan dan pengetesannya dapat dilaksanakan dalam waktu 1
minggu dan tidak ada penambahan waktu lagi untuk itu.
Plester/adukan dengan campuran 1 pc : 4 ps digunakan pada daerah-daerab seluruh
dinding bata seperti ditunjukkan dalam gambar.
2. Acian
Acian dibuat dalam campuran 1 pc : 2 air (volume) dan digunakan hanya
pada dinding-dinding yang akan di cat.

12.4. PELAKSANAAN

1. Umum
Pergunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan peralatan yaug memadai.
Bersihkan semua permukaani yang akan diplester dari bahan-bahan yang akan
merusak plesteran dan disiram air hingga jenuh.
Pekerjaan plesteran harus rata sesuai perintah Direksi atau Pengawas, dengan tebal
plesteran, kecuali bila dinyatakan lain < adalah 15 mm dengan toleransi minimum
13 mm dan maksimum 25 mm.
2. Pencampuran
Membuat campuran adukan/plester tanpa mesin pengaduk hanya dapat
dilaksanakan bila ada izin dari Direksi atau Pengawas.
3. Pelaksanaan Adukan/Plesteran
1. Adukan pasangan bata : lihat Pekerjaan Pemasangan Bata.
2. Plesteran : Plesteran ke dinding batu bata biasa.

PASAL 13
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI

PEKERJAAN LANTAI KERJA

13.1. LINGKUP PEKERJAAN

1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan


dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam terlaksananya pekerjaan ini sehingga
dapat diperoleh hasil pekerjaan yang baik.
2. Pekerjaan lantai kerja ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan
dalam gambar sebagai alas lantai finishing.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 15


13.2. PERSYARATAN BAHAN

Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan


contoh-contohnya kepada Direksi atau Konsultan Pengawas untuk disetujui.

13.3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1. Untuk pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan dipasang lantai kerja
harus dipadatkan untuk mendapatkan permukaan yang rata dan padat sehingga
diperoleh daya dukung tanah yang maksimum, pemadatan dipergunakan alat
timbris.
2. Untuk pasangan di atas pelat beton, pelat beton diberi lapisan plester (Screed)
campuran 1 pc : 3 pasir setebal minimum 2 - 3 cm dengan memperhatikan
kemiringan lantai, terutama di daerah basah.
3. Lantai kerja beton tumbuk di atas lantai dasar permukaannya harus dibuat benar-
benar rata, dengan memperhatikan kemiringan lantai di daerah basah.

PASAL 14
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA BAJA

14.1. PEKERJAAN KUSEN BAJA

1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya,
untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, kusen bovenlight
seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari
Kontraktor.

2. PERSYARATAN BAHAN
a. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-
syarat dari pekerjaan baja serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan.
b. Konstruksi kusen pintu baja yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam
detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
c. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang dipersyaratkan.
d. Bahan Finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan daun pintu yang bersentuhan
dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus
diberi lapisan finish dari laquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan
insulating warnish seperti asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya.

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar
dan kondisi di lapangan.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 16


b. Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan
membuat lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Konsultan Pengawas
meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk dan ukuran.
c. Semua frame/kusen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara
fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya
dapat dipertanggungjawabkan.
d. Akhir bagian kusen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup.
rivet, stap dan harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas
dan bentuk yang sesuai dengan gambar.
e. Angkur-angkur untuk rangka/kusen alumunium terbuat dari steel plate setebal
2-3 mm dan ditempatkan pada interval 600 mm.
f. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti
karat/stainless steel, sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan
harus kedap air dan memenuhi syarat kekuatan terhadap air sebesar 1000 kg/m2.
g. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang
yang dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika perlu dapat
digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini
pada swing door dan double door.
h. Sekeliling tepi kusen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant
supaya kedap air dan kedap udara.
i. Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air
hujan.

PASAL 15
PEKERJAAN PENGECATAN

18.1. LINGKUP PEKERJAAN

Bagian ini meliputi pengadaan cat dan pengecatan pada seluruh pennukaan dinding,
logam serta permukaan-permukaan lain sesuai dengan gambar-gambar serta yaiig
ditunjukkan Direksi atau Konsultan Pengawas.

18.2. BAHAN-BAHAN

Cat serta pelapis-pelapis lain yang akan digunakan disini, adalah setara produksi
PACIFIC PAINT atau yang setaraf. Untuk dinding-dinding luar bangunan digunakan
Cat khusus luar. Warna ditentukan kemudian.

18.3. PERSETUJUAN AHLI

Semua cat yang dipakai harus mendapatkan persetujuan Direksi atau Konsultan
Pengawas sebelum boleh dipakai didalam pekerjaan.
Cat didatangkan ke lapangan pekerjaan dalam kaleng-kaleng asli dari pabrik, lengkap
dengan label perusahaan, merk dan sebagainya.

18.4. PELAKSANAAN

Pelaksanaan pengecatan atas semua permukaan sesuai dengan aturan pakai yang
dijelaskan oleh pabrik pembuat cat.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 17


Pemborong harus menyerahkan kepada Direksi atau Konsultan Pengawas aturan
pemakaian cat dari pabrik pembuat cat yang disetujui Direksi atau Konsultan
Pengawas.

PASAL 16
PEKERJAAN SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH

16.1. LINGKUP PEKERJAAN

Bagian ini meliputi penyediaan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan
dari sistem pengolahan air limbah yang lengkap sesuai spesifikasi ini.

16.2. REFERENSI

Pekerjaan harus dilakukan mengikuti standard dan peraturan yang berlaku dan
Jawatan Keselamatan Kerja atau standar/peraturan yang dikeluarkan pabrik.

16.3. MATERIAL

Material yang digunakan dalam sistem pengolahan air limbah dalam keadaan baik
dan sesuai dengan yang dimaksudkan serta disetujui oleh Direksi.
Daftar material, katalog dan shop drawing harus diserahkan kepada Direksi sebelum
dilakukan pemasangan.
Material atau alat-alat yang tidak sesuai dengan spesifikasi ini akan ditolak.
Sistem penangkal petir yang dipakai adalah :
a. Grease Trap
Grease trap yang digunakan adalah jenis Rectangular Baffled dengan kapasitas
maksimal 5 m3, dan terbuat dari bahan beton bertulang.
b. Bio Filter system
Bio Filter System yang digunakan adalah jenis Rectangular Baffled dengan free
board 20 cm dan terbuat dari bahan beton bertulang yang dilengkapi dengan
Honey Comb dengan kapasitas 6 m3.
c. Blower Unit :
Tipe yang digunakan adalah jenis RSS-40 Lobe Blower dengan kapasitas 1,14
m3/menit.
d. Filter Pump
Jenis yang digunakan adalah Centrifugal Vertical Multistage dengan kapasitas
maksimum 7,0 m3/jam.
e. Pressure Sand Filter
Jenis yang digunakan adalah BHF – SF 7.0 dengan kapasitas maksimum 7,0
m3/jam.
f. Pressure Carbon Filter
Jenis yang digunakan adalah BHF – CF 7.0 dengan kapasitas maksimum 7,0
m3/jam.
g. Tangki Panel
Tangki Panel yang digunakan adalah menggunakan bahan Fiberglass Reinforced
Plastic (FRP) model panel dengan kapasitas 6,0 m3.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 18


20.2. PEMASANGAN PELAKSANAAN

Cara-cara pemasangan sistem pengolahan air limbah ini harus sesuai dengan
petunjuk-petunjuk dan spesifikasi pabrik.

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT 19

Anda mungkin juga menyukai