Semua pekerjaan dalam Syarat-syarat ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan
memenuhi persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan SKSNI, SNI, dan
Standar Industri Indonesia (SII) dan peraturan-peratuiran setempat lainnya yang berlaku atas
jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan antara lain :
Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar yang tersebut diatas.
maupun standar-standar Nasional lainnya, maka diberlakukan standar-standar internasional
yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standar-standar
Persyaratan Teknis dan Negara-negara asal bahan/pekerjaan yang bersangkutan.
PASAL 2
MEREK-MEREK DAGANG
Kecuali ditentukan lain, maka nama-nama atau merek-merek dagang dari bahan yang
disebutkan dalam Persyaratan Teknis ini ditujukan untuk maksud-maksud perbandingan
terutama dalam hal mutu, model, bentuk, jenis dan sebagainya setelah mendapat persetujuan
Direksi atau Konsultan Pengawas.
Dalam hal dimana disebutkan 3 (tiga) merek dagang atau lebih untuk jenis bahan/pekerjaan
yang sama, maka Pemborong diharuskan untuk dapat menyediakan salah satu dari padanya
sesuai dengan persetujuan Direksi atau Konsultan Pengawas.
PASAL 3
DATA UMUM LAPANGAN KERJA
Seluruh titik-titik ukur sehubungan dengan pekerjaan ini didasarkan pada ukuran seternpat,
yaitu titik-titik ukur yang ada di lapangan Proyek seperti yang direncanakan dalam gambar-
gambar grading dan seperti yang disetujui Ahli.
Data sehubungan dengan kegiatan-kegiatan yang ada, dan lain-lain yang diterakan pada
gambar-gambar dimaksudkan sebagai informasi umum dan titik-titik tolak untuk pelaksanaan
pekerjaan ini oleh Kontraktor.
Pada tahap ini, Kontraktor melaksanakan pekerjaan Penyempurnaan drainase Rusunawa
Leuwigajah, sesuai yang tertera pada gambar bestek. Penawaran yang diserahkan oleh
Kontraktor, harus sudah meliputi semua biaya mituk pelaksanaannya sesuai dengan
ketinggian-ketinggian yang ditentukan pada gambar-gambar.
PASAL 4
PEMBERITAHUAN UNTUK MEMULAI PEKERJAAN
Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya permanen
tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Direksi atau Konsultan Pengawas.
Pemberitahuan yang lengkap dan jelas harus terlebih dahulu disampaikan kepada Direksi
atau Konsultan Pengawas dan dalam jangka waktu yang cukup, bila dipertimbangkan
bahwa perlu mengadakan penelitian dan pengujian terlebih dahulu atas persiapan
pekerjaan tersebut.
PASAL 5
PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN
Bila Pemborong tidak berada ditempat pekerjaan dimana Direksi atau Konsultan Pengawas
bermaksud untuk memberikan petunjuk-petunjuknya, maka petunjuk-petunjuk harus diturut
dan dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang-orang yang ditunjuk untuk itu oleh Pemborong.
PASAL 6
PENGUKURAN
Pemborong harus memulai pekerjaan pengukuran dari garis-garis dasar yang telah disetujui
oleh Direksi atau Konsultan Pengawas dan bertanggung jawab penuh atas pengukuran
pengukuran yang dibuatnya.
Pemborong harus menyediakan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja, termasuk juru-juru
ukur (Surveyor) yang dibutuhkan sehubungan dengan pengukuran untuk setiap bagian
pekerjaan yang memerlukannya.
Dasar ukuran tinggi + 0,00 adalah dasar tinggi permukaan lantai bangunan induk, seperti
yang dinyatakan dalam gambar, dan selanjutnya menurut petunjuk Pelaksana, Tinggi lantai
ini harus disesuaikan dengan tinggi lantai gedung yang telah ada/selesai dibangun, sehingga
dalam pekerjaan ini, termasuk pula pekerjaan pengurugan tanah.
PASAL 7
PEKERJAAN BONGKARAN
Sebelum melaksanakan pekerjaan bongkaran, Pemborong harus meminta ijin dulu kepada
Pihak User dan dalam hal pelaksanaannya hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain :
1. Memperhatikan faktor keselamatan dan lingkungan kerja.
2. Bekas bongkaran yang masih dapat dipergunakan disimpan dan diamankan sesuai
petunjuk dari User.
3. Berangkal/puing-puing bekas bongkaran harus dibuang ke luar site.
PASAL 8
PEKERJAAN TANAH, GALIAN DAN URUGAN KEMBALI
Termasuk dalam pekerjaan ini adalah melaksanakan galian tanah sesuai dengan persyaratan
yang ditentukan, menjaga terhadap kemungkinan terjadinya longsoran sehingga mengganggu
pelaksanaan pekerjaan selanjutnya sampai pengurugan kembali hingga padat.
8.2. PEMBERSIHAN
1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi semua pekerjaan penggalian, penimbunan kembali, termasuk
pengupasan dan penimbunan kembali lapisan tanah atas (Top Soil) serta pekerjaan-
pekerjaan yang berhubungan dengan itu, yang disesuaikan dengan gambar-gambar.
2. Pelaksanaan
a. Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi permukaan dan kedalaman
yang perlu untuk dasar bangunan yang dipersyaratkan atau diperlihatkan pada gambar-
gambar.
Penggalian mencakup pemindahan tanah serta batu-batu dan bahan lain yang dijumpai
dalam pekerjaannya.
Kalau ternyata dijumpai kondisi yang tak memuaskan pada kedalaman yang
diperlihatkan dalam gambar-gambar maka penggalian harus diperdalam, diperbesar atau
diubah sampai disetujui Konsultan Pengawas, untuk mana pekerjaan ini akan dimulai
sebagai pekerjaan tambah kurang.
Kalau terjadi kesalahan dalam penggalian tanah untuk dasar pondasi sehingga dicapai
kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar atau yang dapat disetujui oleh
Direksi atau Konsultan Pengawas, maka kelebihan diatas harus ditimbun kembali dengan
pasir yang dipadatkan tanpa pembebanan biaya tambahan kepada pemilik.
Pada pekerjaan penggalian untuk mencapai/membentuk permukaan tanah rencana maka
Pemborong harus mengusahakan dan meyakini bahwa pada pekerjaan galian tersebut
tidak merusak/mengganggu bangunan atau konstruksi yang sudah ada.
b. Penimbunan dan Penimbunan kembali harus dilaksanakan didaerah-daerah ataupun
bagian-bagian pekerjaan, serta mengikuti ukuran-ukuran ketinggian. kemiringan-
kemiringan dan bentuk-bentuk seperti yang ditunjukkan dalam gambar-gambar.
Penimbunan harus dilaksanakan dalam bentuk-bentuk lapisan-lapisan dengan ketebalan
maksimum 20 cm.
Sebelum memulai suatu penggalian, Pemborong harus memeriksa permukaan tanah, baik
setempat maupun garis transisi yang tertera dalam kontrak adalah betul. Jika tidak sesuai
Pelaksana harus memberitahu secara tertulis kepada Pemberi Tugas/Pengawas, jika tidak
maka tuntutan mengenai ketidaksamaan permukaan tanah tidak akan dipertimbangkan.
Dasar ukuran tinggi + 0,00 adalah dasar tinggi permukaan lantai bangunan induk, seperti
yang dinyatakan dalam gambar, dan selanjutnya menurut petunjuk Pelaksana. Tinggi lantai
ini harus disesuaikan dengan tinggi lantai gedung yang telah ada/selesai dibangun, sehingga
dalam pekerjaan ini, termasuk pula pekerjaan pengurugan tanah.
PASAL 9
PEKERJAAN PONDASI BATU KALI
Bagian ini meliputi pengadaan dan pemasangan semua pondasi batu kali sesuai dengan
gambar dan persyaratan disini.
9.2. BAHAN-BAHAN
1. Batu
Batu-batu harus keras dengan permukaan kasar tanpa cacat/retak. dan cara pengerjaannya
harus dilakukan menurut cara terbaik yang dikenal.
2. Pasir
Galian pondasi harus diurug dengan pasir setebal 5 cm dan dipadatkan dengan alat timbris
tangan terbuat dari logam atau stamper.
3. Adukan
Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 semen : 4 pasir.
Pekerjaan pasangan batu dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-bentuk yang
ditunjukkan dalam gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan sehingga
semua hubungan batu melekat satu sama lain dengan sempurna. Setiap batu harus dipasang
diatas lapisan adukan dan diketok ke tempatnya hingga teguh.
Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antar batu untuk mendapatkan massa yang kuat
dan integral di beberapa sisi luar dan dalam. batu yang akan dipasang dibasahi dahulu, lalu
dibentuk menjadi bidang luar sesuai dengan gambar rencana atau petunjuk Ahli. Ankor/Stek
dipasang dengan cara dibungkus campuran batu kali dengan adukan 10 cm sekelilingnya,
sedalam 20 cm tiap 1 m dengan diameter anker/stek minimum 10 mm.
PASAL 10
PEKERJAAN BETON
16.1. Meliputi segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan beton sesuai
dengan gambar rencana termasuk pengadaan bahan, upah, pengujian dan peralatan
pembantu.
16.2. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan dan bagian-bagian dari
pekerjaan lain yang tertanam dalam beton.
1. Semen:
a. Semua semen yang digunakan adalah jenis portland Cement sesuai dengan
persyaratan NI-2 Bab 3 Standar Indonesia NI-8 /1964, SH 0013-81 atau ASTM C-
150 dan produksi dari satu merk / pabrik.
b. Pemborong harus mengirimkan surat pernyataan pabrik yang menyebutkan type,
kualitas dari semen yang digunakan "manufacture's test certificate " yang
menyatakan memenuhi persyaratan tersebut dalam huruf "a" di atas.
c. Pemborong harus menempatkan semen tersebut dalam gudang yang baik untuk
mencegah terjadinya kerusakan, dan tidak boleh ditaruh langsung di atas tanah tanpa
alas kayu.
d. Semen yang menggumpal, sweeping, tercampur dengan kotoran atau kena
air/lembab tidak diizinkan untuk digunakan dan harus segera dikeluarkan dan proyek
dalam batas 3 x 24 jam.
e. Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengirimannya.
2. Agregat Kasar:
a. Berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan spesifikasi sesuai
menurut NI-2 pasal 3, 4, 5 bab III dan serta mempunyai ukuran terbesar 2,5 cm.
b. Agregat kasar terdiri dari butir-butir yang kasar, keras, tidak berpori dan berbentuk
kubus. Bila ada butir yang pipih maka jumlahnya tidak boleh melebihi 20 % dari
volume dan tidak boleh mengalami pembekuan hingga melebihi 50 % kehilangan
berat menurut test mesin Los Angeles (L A).
c. Bahan harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau substansi yang
merusak beton dan tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % serta mempunyai
gradasi seperti berikut:
Hasil “crushing test” dari laboratorium yang berwenang terhadap kubus-kubus beton
yang berumur 7, 14, dan 21 hari harus dilaporkan kepada direksi atau konsultan
pengawas untuk dimintakan persetujuannya.
16.3. AgregatHalus :
a. Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin pemecah batu
dan harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan tidak mengandung
lebih dari 50% substansi-substansi yang merusak beton atau NI - 2 pasal 3 bab 3,
sebagai referensi, boleh digunakan pasir Cimangkok Sukabumi atau Ciapus Bogor.
b. Pasir laut tidak diperkenankan dipergunakan dan pasir harus terdiri dan partikel-
partikel yang tajam dan keras mempunyai gradasi seperti tabel berikut:
16.4. Air :
Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak atau garam serta
zat-zat yang dapat memsak beton baja bertulang. Dalam hal ini sebaiknya digunakan air
bersih yang dapat diminum. atau seperti NI - 2 pasal 6 Bab 3.
Slump Slump
Jenis Konstruksi
maks. (cm) min. (cm)
Pelat & Dinding Pondasi Telapak 12,5 5,0
Pelat, Balok & Dinding, Kolom 15,0 7,5
Kaison & Konstruksi bawah tanah 9,0 2,5
Pelat diatas tanah/pergeseran jalan 7,5 5,0
3. Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekwensi getaran tinggi, maka harga
tersebut diatas dapat dinaikan sebesar 50 % dengan catatan tidak boleh melebihi 15
cm.
1. Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus bersih
dan bebas dari kotoran-kotoran dan bagian beton yang lepas. Bagian-bagian yang
akan ditanam dalam beton harus sudah terpasang (pipa-pipa untuk instalasi listrik,
plumbing dan perlengkapan-perlengkapan lain).
2. Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus
dibasahi dengan air sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang dengan baik.
1. Semua baja tulangan yang dipakai adalah tulangan besi polos, tulangan besi ulir
harus bersih dari segala macam kotoran, karat, minyak, cat dan lain-lain yang akan
merusak mutu beton.
1. Semua angkur, baut pipa dan benda-benda lain yang diperlukan tertanam dalam
beton, harus terikat dengan baik pada cetakan sebelum pengecoran.
2. Benda-benda tersebut harus dalam keadaan bersih, bebas dari karat dan kotoran-
kotoran lain pada saat pengecoran.
3. Sebelum dilakukan pengecoran pipa-pipa harus sudah diuji dengan baik, baru
boleh dicor.
1. Semua permukaan jadi hasil pekerjaan beton harus rata, lurus tanpa ada bagian-
bagian yang membekas pada permukaan. Ujung-ujung atau sudut-sudut harus
berbentuk penuh dan tajam.
2. Bagian-bagian yang rapuh, kasar, berlubang, dan tidak memenuhi persyaratan
harus segera diperbaiki dengan cara memahatnya dan mengisinya kembali dengan
adukan beton yang sesuai baik kekuatan maupun warnanya untuk kemudian
diratakan. Bila diperlukan, seluruh permukaan beton dihaluskan dengan ampelas,
carborondum atau gurinda.
3. Permukaan pekerjaan beton harus mempunyai bentuk jadi yang rata. Toleransi
kerataan pada permukaan lantai tidak boleh melampaui 1cm dalam jarak 10 m.
Tidak dibenarkan untuk menaburkan semen kering pada permukaan beton dengan
maksud menyerap kelebihan air.
4. Apabila pengecoran dilakukan dengan ready mix harus ditunjukkan pesanannya
yang menunjukkan kekuatan tekan karakteristik beton
1. Semua pekerjaan beton harus dirawat secara baik dengan cara yang disetujui oleh
Direksi atau Konsultan Pengawas. Setelah pengecoran selesai, permukaan beton
yang tidak tertutup oleh cetakan harus tetap dijaga kelembabannya dengan jalan
membasahi secara terus menerus selama 7 (tujuh) hari.
2. Permukaan-permukaan beton yang dibongkar cetakannya sedang masa perawatan
beton belum dilampaui, harus dirawat dan dilindungi seperti tersebut pada ayat (1)
tidak boleh tertindih barang atau terinjak langsung pada permukaan beton.
3. Cetakan beton yang tidak dilindungi terhadap penguapan dan belum dibongkar,
selama masa perawatan beton harus selalu dibasahi untuk mengurangi keretakan
dan terjadinya celah-celah pada sambungan.
4. Lantai beton atau permukaan beton lainnya yang tidak disebut di atas, harus
dirawat dengan jalan membasahi atau menutupi dengan membran yang basah.
1. Secara umum pengujian beton harus mengikuti ketentuan dalam SKSNI dan
minimum memenuhi persyaratan seperti yang tersebut dalam ayat berikut.
2. Untuk setiap jenis beton harus dibuat satu pengujian, yang dikerjakan dalam satu
hari dengan volume sampai sejumlah 5 m3, atau 2 benda uji.
3. Untuk satu pengujian dibutuhkan 4 (empat) buah benda uji berbentuk kubus 15 x
15 x 15 cm. Satu benda uji akan dites pada umur 28 hari dan hasilnya segera
dilaporkan kepada Direksi atau Konsultan Pengawas, sedangkan 3 (tiga) benda uji
lainnya hasil rata-rata dan ketiga spesimen tersebut. Batas kekuatan beton rata-rata
harus sama atau lebih dari kekuatan karakteristik 225 kg/cm2 untuk mutu beton K
225, tidak boleh ada satu benda uji yang hasil tesnya lebih kecil dari =160 kg/cm2.
4. Bila diperlukan dapat ditambah dengan satu benda uji lagi ditinggal di lapangan,
dibiarkan mengalami proses perawatann yang sama dengan keadaan sebenamya.
5. Kubus-kubus yang baru dicetak disimpan pada tempat yang bebas getaran dan
ditutup dengan karung basah selama 24 jam.
1. Suhu beton pada waktu dicor tidak boleh lebih dari 32 derajat Celsius. Bila suhu
dari beton yang ditaruh berada antara 27 derajat dan 32 derajat Celsius, maka beton
harus diaduk ditempat pekerjaan dan langsung dicor.
2. Bila pada saat pembuatan beton berada pada iklim yang dapat mengakibatkan suhu
beton melebihi dari 32 derajat Celsius, maka pemborong harus mengambil
langkah-langkah yang efektif, umpamanya mendinginkan agregat atau mengecor
pada waktu malam hari.
10.17. PERIZINAN
PASAL 11
PASANGAN BATU BATA
11.2. BAHAN-BAHAN
1. Bata harus baru, terbakar, keras, terbuat dari tanah liat yang terpilih sesuai dengan
persyaratan berlaku.
Bahan-bahan untuk pekerjaan pasangan harus disimpan dengan cara-cara yang disetujui
Direksi atau Konsultan Pengawas, untuk menghindarkan dari segala hal yang dapat
mengakibatkan kerusakan terhadap bahan tersebut.
11.4. PELAKSANAAN
Pemasangan batu bata yang dilaksanakan harus dipasang rata, tegak dan lajur dan
penaikannya diukur tepat dengan tiang lot, dan kecuali bilamana tidak diperlihatkan
dalam gambar-gambar maka setiap lajur naik, bata harus putus sambungan dengan lajur
bawahnya.
Sebelum pekerjaan pemasangan dilaksanakan bata/batako harus direndam/dibasahi
dengan air dahulu. Beton untuk sloof, kolom praktis dan ringbalk dipasang untuk setiap
luas dinding maksimum 12 m2.
Seusai jam kerja seluruh lajur pasangan batu bata yang belum selesai, harus ditutup
(dilindungi) dengan kertas semen, atau dengan cara-cara lain yang disetujui oleh
Direksi atau Konsultan Pengawas.
PASAL 12
PLESTER DAN ADUKAN
Dalam hal ini meliputi seluruh pekerjaan plester dan adukan seperti yang dijelaskan
dalam gambar-gambar pelaksanaan.
12.2. BAHAN-BAHAN
12.3. PERENCANAAN
12.4. PELAKSANAAN
1. Umum
Pergunakan mesin-mesin pengaduk (molen) dan peralatan yaug memadai.
Bersihkan semua permukaani yang akan diplester dari bahan-bahan yang akan
merusak plesteran dan disiram air hingga jenuh.
Pekerjaan plesteran harus rata sesuai perintah Direksi atau Pengawas, dengan tebal
plesteran, kecuali bila dinyatakan lain < adalah 15 mm dengan toleransi minimum
13 mm dan maksimum 25 mm.
2. Pencampuran
Membuat campuran adukan/plester tanpa mesin pengaduk hanya dapat
dilaksanakan bila ada izin dari Direksi atau Pengawas.
3. Pelaksanaan Adukan/Plesteran
1. Adukan pasangan bata : lihat Pekerjaan Pemasangan Bata.
2. Plesteran : Plesteran ke dinding batu bata biasa.
PASAL 13
PEKERJAAN PELAPIS LANTAI
1. Untuk pasangan yang langsung di atas tanah, tanah yang akan dipasang lantai kerja
harus dipadatkan untuk mendapatkan permukaan yang rata dan padat sehingga
diperoleh daya dukung tanah yang maksimum, pemadatan dipergunakan alat
timbris.
2. Untuk pasangan di atas pelat beton, pelat beton diberi lapisan plester (Screed)
campuran 1 pc : 3 pasir setebal minimum 2 - 3 cm dengan memperhatikan
kemiringan lantai, terutama di daerah basah.
3. Lantai kerja beton tumbuk di atas lantai dasar permukaannya harus dibuat benar-
benar rata, dengan memperhatikan kemiringan lantai di daerah basah.
PASAL 14
PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA BAJA
1. LINGKUP PEKERJAAN
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya,
untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, kusen bovenlight
seperti yang dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari
Kontraktor.
2. PERSYARATAN BAHAN
a. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-
syarat dari pekerjaan baja serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik
yang bersangkutan.
b. Konstruksi kusen pintu baja yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam
detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
c. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai
dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan
pewarnaan yang dipersyaratkan.
d. Bahan Finishing
Treatment untuk permukaan kusen jendela dan daun pintu yang bersentuhan
dengan bahan alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus
diberi lapisan finish dari laquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan
insulating warnish seperti asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
a. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar
dan kondisi di lapangan.
PASAL 15
PEKERJAAN PENGECATAN
Bagian ini meliputi pengadaan cat dan pengecatan pada seluruh pennukaan dinding,
logam serta permukaan-permukaan lain sesuai dengan gambar-gambar serta yaiig
ditunjukkan Direksi atau Konsultan Pengawas.
18.2. BAHAN-BAHAN
Cat serta pelapis-pelapis lain yang akan digunakan disini, adalah setara produksi
PACIFIC PAINT atau yang setaraf. Untuk dinding-dinding luar bangunan digunakan
Cat khusus luar. Warna ditentukan kemudian.
Semua cat yang dipakai harus mendapatkan persetujuan Direksi atau Konsultan
Pengawas sebelum boleh dipakai didalam pekerjaan.
Cat didatangkan ke lapangan pekerjaan dalam kaleng-kaleng asli dari pabrik, lengkap
dengan label perusahaan, merk dan sebagainya.
18.4. PELAKSANAAN
Pelaksanaan pengecatan atas semua permukaan sesuai dengan aturan pakai yang
dijelaskan oleh pabrik pembuat cat.
PASAL 16
PEKERJAAN SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH
Bagian ini meliputi penyediaan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan
dari sistem pengolahan air limbah yang lengkap sesuai spesifikasi ini.
16.2. REFERENSI
Pekerjaan harus dilakukan mengikuti standard dan peraturan yang berlaku dan
Jawatan Keselamatan Kerja atau standar/peraturan yang dikeluarkan pabrik.
16.3. MATERIAL
Material yang digunakan dalam sistem pengolahan air limbah dalam keadaan baik
dan sesuai dengan yang dimaksudkan serta disetujui oleh Direksi.
Daftar material, katalog dan shop drawing harus diserahkan kepada Direksi sebelum
dilakukan pemasangan.
Material atau alat-alat yang tidak sesuai dengan spesifikasi ini akan ditolak.
Sistem penangkal petir yang dipakai adalah :
a. Grease Trap
Grease trap yang digunakan adalah jenis Rectangular Baffled dengan kapasitas
maksimal 5 m3, dan terbuat dari bahan beton bertulang.
b. Bio Filter system
Bio Filter System yang digunakan adalah jenis Rectangular Baffled dengan free
board 20 cm dan terbuat dari bahan beton bertulang yang dilengkapi dengan
Honey Comb dengan kapasitas 6 m3.
c. Blower Unit :
Tipe yang digunakan adalah jenis RSS-40 Lobe Blower dengan kapasitas 1,14
m3/menit.
d. Filter Pump
Jenis yang digunakan adalah Centrifugal Vertical Multistage dengan kapasitas
maksimum 7,0 m3/jam.
e. Pressure Sand Filter
Jenis yang digunakan adalah BHF – SF 7.0 dengan kapasitas maksimum 7,0
m3/jam.
f. Pressure Carbon Filter
Jenis yang digunakan adalah BHF – CF 7.0 dengan kapasitas maksimum 7,0
m3/jam.
g. Tangki Panel
Tangki Panel yang digunakan adalah menggunakan bahan Fiberglass Reinforced
Plastic (FRP) model panel dengan kapasitas 6,0 m3.
Cara-cara pemasangan sistem pengolahan air limbah ini harus sesuai dengan
petunjuk-petunjuk dan spesifikasi pabrik.