Anda di halaman 1dari 35

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Jl. Raya Dramaga, Kampus IPB Dramaga Bogor 16680 Jawa Barat, Indonesia

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT

Proyek :

JASA KONSULTAN PERENCANAAN PERBAIKAN


LAPANGAN BOLA DAN LINTASAN ATLETIK
SINTETIK/JOGING TRACK

Tahun
2020
DAFTAR ISI
1. PASAL 1 – UMUM
1. Penjelasan Ruang Lingkup Pekerjaan
2. Penjelasan RKS dan Gambar
3. Kuasa Kontraktor........................................................................................... 5
4. Tanggung Jawab Kontraktor ......................................................................... 6
5. Direksi Keet, Kantor Pemborong,Gudang, dan Los Kerja ............................ 7
6. Jadwal Pelaksanaan ……….......................................................................... 7
7. Pengukuran Garis/ Ketinggian Permukaan dan Posisi Bagian-Bagian
Pekerjaan ...................................................................................................... 8
8. Ketentuan dan Syarat Bahan-Bahan ............................................................ 9
9. PemerikasaanBahan-Bahan ........................................................................ 10
10. Supplier dan Sub-Kontraktor ........................................................................ 11
11. Persyaratan Umum Lainnya ......................................................................... 12

2. PASAL 2 – PEKERJAAN PERSIAPAN


1. Pembersihan Sebelum Pelaksanaan ............................................................ 14
2. Gambar Shop Drawing dan As Built Drawing ............................................. 14
3. Foto Progres Kemajuan Pekerjaan ............................................................. 14
4. Keamanan dan Keselamatan Kerja (K3) .................................................... 15
5. Keamanan Proyek dan Perlindungan Pekerjaan ........................................ 15
6. Mobilisasi dan Demobilisasi ........................................................................ 15
7. Pengukuran dan Penentuan Peil +/- 0.00 ................................................... 15
8. Pemasangan Patok Ukur dan Papan Bangunan (Bouwplank) ................... 15

3. PASAL 3 – PEKERJAAN TANAH/STRIPPING


1. Lingkup Pekerjaan ....................................................................................... 17
2. Persyaratan Bahan ...................................................................................... 17
3. Persyaratan Pelaksanaan ...........................................................................

4. PASAL 4 – PEKERJAAN SALURAN DAN KANSTIN


1. Pekerjaan Saluran
1. Lingkup Pekerjaan ....................................................................................... 18
2. Persyaratan Bahan ...................................................................................... 18
3. Persyaratan Pelaksanaan ........................................................................... 18
2. Pekerjaan Kanstin
1. Lingkup Pekerjaan ...................................................................................... 68
2. Persyaratan Bahan ..................................................................................... 68
3. Persyaratan Pelaksanaan ........................................................................... 68

5. PASAL 5 - PEKERJAAN BAK LOMPAT JAUH


6. PASAL 6 - PEKERJAAN LANDASAN LINTASAN ATLETIK
7. PASAL 7 – PEKERJAAN LAPISAN SINTETIK SANDWICH SISTEM
1. Lingkup Pekerjaan ...................................................................................... 48
2. Persyaratan Bahan ..................................................................................... 48
3. Persyaratan Pelaksanaan .......................................................................... 50
8. PASAL 8 - PERALATAN DAN PERLENGKAPAN ATLETIK
1. Lingkup Pekerjaan ...................................................................................... 51
2. Persyaratan Bahan ..................................................................................... 51
3. Persyaratan Pelaksanaan
PASAL 1
UMUM

1. PENJELASAN RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Pada dasarnya untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluk beluk
pekerjaan ini, kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh Gambar
kerja serta Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis seperti yang akan diuraikan
dalam buku ini.
Di dalam hal terdapat ketidakjelasan, perbedaan-perbedaan, dan atau kesimpang-
siuran informasi di dalam pelaksanaan, kontraktor diwajibkan mengadakan
pertemuan dengan Konsultan dan direksi untuk mendapatkan kejelasan
pelaksanaan.

A. LINGKUP PEKERJAAN

Nama pekerjaan untuk proyek Persyaratan ini berlaku untuk semua pekerjaan
dalam Jasa Konsultan Perencanaan Perbaikan Lapangan Bola dan Lintasan
Lari Institut Pertanian Bogor. Dengan ruang lingkup pekerjaan yang mencakup
antara lain serta tidak terbatas : Pembangunan Lapangan Bola dan Lintasan Atletik
Termasuk di dalam lingkup pekerjaan ini adalah :
 Menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan peralaytan
berikut alat Bantu yang lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian
pekerjaan serta mengadakan pengamanan, pengawasan, dan
pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun hasil
pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh
pekerjaan selesai dengan sempurna sampai dengan diserah
terimakannya pekerjaan tersebut kepada Pemberi Tugas.

 Semua bagian pekerjaan yang merupakan satu kesatuan dengan


pekerjaan yang disebut dalam buku ini, menjadi lingkup pekerjaan
yang tidak dapat dipisahkan dan harus dilaksanakan oleh Kontraktor,
sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas/ Direksi.

B. PERSYARATAN PELAKSANAAN
Kontraktor wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti petunjuk dan
syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang
dipergunakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis dan atau
petunjuk yang diberikan oleh Konsultan Pengawas. Sebelum melaksanakan setiap
pekerjaan di lapangan, Kontraktor wajib memperhatikan dan melakukan koordinasi
kerja dengan pekerjaan lain menyangkut pekerjaan.
Struktur, Arsitektur dan mendapat izin tertulis dari Konsultan Pengawas. Untuk
menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan :
- Wakil, sebagai penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli di
bidangnya selama pelaksanaan pekerjaan dan selama masa pemeliharaan
guna memenuhi kewajiban menurut kontrak.
- Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :

1 (satu) kamera.
1 (satu) alat ukur total station
1 (satu) alat ukur (theodolith/waterpass).
1 (satu) unit komputer dan alat cetak (printer).
1 (satu) alat ukur panjang masing-masing 50 m dan 5 m.
1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm.

C. STANDAR YANG DIPERGUNAKAN

Semua pekerjaan yang akan dilaksanakan harus mengikuti Normalisasi Indonesia,


Standard Industri Kontruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya
dengan pekerjaan, antara lain :
• NI-2(PUBI-1971) : Peraturan Beton Indonesia (1971).
• PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan Indonesia.
• NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia
• NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia
• NI-10 : Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan
• PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia
• PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik
• SII : Standard Industri Indonesia
• SK SNI T-15-1991-03 (PBI-1991) : Peraturan Beton Bertulang Indonesia
• AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air
• Serta :
o Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1981.
o Peraturan perburuhan di Indonesia dan Peraturan Tentang Keselamatan
Tenaga Kerja yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik
Indonesia.
o Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 02/KPTS/1985 tentang
Penanggulangan Bahaya Kebakaran.
Peraturan standar ukuran lapangan bola dari FIFA dan lintasan atletik dari World Athletic

• Selain ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :

o Gambar bestek yang dibuat oleh perencana yang sudah disahkan oleh
Pemberi tugas, termasuk juga gambar-gambar kerja yang dibuat oleh
pemborong yang sudah disetujui/disahkan oleh Pemberi Tugas.
o Rencana Kerja dan Syarat-syarat.
o Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
o Surat perjanjian Melaksanakan Pekerjaan/Kontrak.
o Rencana Kerja Pelaksanaan (Time Schedule) yang dibuat oleh
pemborong dan disetujui oleh Pemberi Tugas.

Jika tidak terdapat di dalam Peraturan/Standard/Normalisasi tersebut di atas, maka


berlaku peraturan/Standard/Normalisasi Internasional ataupun dari negara asal
produsen bahan/material/komponen yang bersangkutan.

2. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR


1) Kontraktor wajib meneliti semua Gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
2) Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka
yang mengikat/berlaku adalah RKS.
3) Ukuran - ukuran dalam gambar
3.1. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar kerja
gambar pelengkap meliputi :
• As – as
• Luar – luar
• Dalam – dalam
• Luar – dalam
3.2. Ukuran-ukuran yang dipergunakan disini semuanya dinyatakan dalam M
meter) ,kecuali ukuran-ukuran untuk baja yang dinyatakan dalam inchi atau
mm (millimeter).
3.3. Khusus ukuran –ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur pada dasarnya
adalah ukuran jadi seperti dalam keadaan selesai (“finished”)
3.4. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, kontraktor diwajibkan
menelitih terlebih dahulu ukuran-ukuran yang tercantum didalam Gambar
Kerja Arsitektur dan Gambar Kerja lainnya yang termuat didalam Dokumen
Leleng / Dokumen Kontrak,terutama untuk peil ketinggian ,lebar, ketebalan
luas penampang dan lain-lain.
3.5. Bila ada keraguan mengenai ukuran ,Kontraktor wajib melaporkan secara
tertulis kepada konsultan pengawas yang selanjutnya akan memberikan
keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan.
3.6. Kontraktor tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran-ukuran yang
tercantum didalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan Direksi, dan
segala akibat yang terjadi adalah kewajiban kontraktor baik dari segi biaya
maupun waktu.
4) Perbedaan Gambar.
4.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam suatu
disiplin kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang
mengikat/berlaku.
4.2. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil/ Struktur,
maka yang berlaku adalah gambar kerja Struktur.
4.3. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sanitasi,
Elektrikal/Listrik dan mekanikal, maka gambar yang dipakai sebagai
pegangan adalah ukuran fungsional dalam gambar kerja Arsitektur.
4.4. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak telitian didalam pelaksanaan
satu bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerja lainnya,
maka didalam hal terdapat ketidak jelasan, kesimpang siuran, perbedaan-
perbedaan, dan ataupun ketidak sesuaian dan keragu-raguan diantara
setiap Gambar Kerja, kontraktor diwajibkan melaporkan kepada Konsultan
Pengawas/ Pengelola Proyek secara tertulis, mengadakan pertemuan
dengan Konsultan Pengawas/ Direksi dan konsultan Perencana, untuk
mendapatkan keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan.
4.5. Kesatuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk
memperpanjang / meng”klaim” biaya maupun waktu pelaksanaan.

5) Istilah-istilah.

Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing disiplin pada tahap


pembangunan ini adalah sebagai berikut :
5.1 ARS : Asitektur
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan
perancangan bangunan ini secara menyeluruh dari semua disiplin-disiplin
kerja yang ada, baik teknis maupun estetika.
5.2 SRR : Struktur
Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perhitungan konstruksi, bahan
konstruksi utama dan spesifikasinya, Dimensioneering Beton Struktur.

5.3 PLU : Plumbing


Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan system Sanitasi Bangunan
(air bersih, air kotor, air kotor)

5.4 ELE : Elektrikal / Telepon / Fire Alarm / Soun Sistem / Penangkal Petir.
Yang ada hubungannya dengan System Penyediaan Daya Listrik,
Penerangan, Penangkal Petir,Sistem Komunikasi, Fire Alram dan lain-lain
sesuai dengan gambar kerja.

5.5 AC : Mekanika AC
Yang ada hubungannya dengan Sistem Pengkondisian Udara

5.6 SD : Site Development


Mencakup hal-hal yang berhubungan dengan pematangan lahan seperti
gali/urug, perataan (“grading”), pengerasan jalan / parkir, saluran dan
sebagainya.

6 ) Shop Drawing.
Shop Drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus
dibuat oleh Kontraktor berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah
disesuaikan dengan keadaan lapangan. Kontraktor wajib membuat Shop Drawing
pada setiap akan melaksanakan suatu pekerjaan dan untuk detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja / Dokumen kontrak maupun yang
diminta oleh Konsultan Pengawas.

Dalam Shop Drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data
yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan, keterangan
produk, cara pemasangan, dan atau spesifikasi / persyaratan khusus sesuai
dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap di dalam Gambar
Kerja / Dokumen Kontrak maupun dalam buku ini.
Kontraktor wajib mengajukan Shop Drawing tersebut kepada Konsultan Pengawas
untuk mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

3. KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN


1 ). Kontraktor wajib menunjuk seorang Kuasa Kontraktor atau biasa dipanggil
Pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan di lapangan dan mendapat
kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan minimal Sarjana Teknik Arsitektur
dengan pengalaman minimum 5 (lima) tahun.

2 ). Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontarktor lepas tanggung jawab
sebagian atau keseluruhan terhadap kewajibannya.

4. TANGGUNG – JAWAB KONTRAKTOR


a. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas kualitas pekerjaan sesuai dengan
ketentuan – ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
b. Kehadiran Konsultan pengawas selaku Wakil Pemberi Tugas untuk melihat,
mangawasi, menegur, atau memberi nasehat tidak mengurangi tranggung jawab
tersebut di atas.
c. Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul akibat
pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor berkewajiban memperbaiki kerusakan tersebut
dengan biaya Kontraktor sendiri.
d. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pel;aksanaan pekerjaan,
maka Kontraktor berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada
Pemberi Tugas melaui Konsultan Pengawas. Apabila hal ini tidak dilakukan,
Kontraktor bertanggung-jawab atas kerusakan yang timbul.
e. Kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan tenaga kerja yang dikerahkan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
f. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan menjadi tanggung-jawab Kontraktor
g. Selama pembangunan berlangsung, kontraktor harus menjaga keamanan bahan /
material, barang milik proyek, Konsultan Pengawas dan milik pihak ketiga yang
ada di lapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai dengan tahap
serah terima.
h. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang
telah dipasang maupun yang belum, adalah tanggung-jawab Kontraktor dan tidak
akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
i. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung-jawab atas akibatnya, baik
yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.
j. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut bahan
bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi
5. DIREKSI KEET, KANTOR PEMBORONG, GUDANG, DAN LOS KERJA
a. Pemborong harus membuat direksi keet seluas 9 M2 ( 3 x 3 M 2 ) untuk ruang
pengawas dan ruang rapat, yang diperlengkapi dengan kursi, meja, serta peralatan
lain yang diperlukan (lantai diplester, dinding papan, dan atap seng/asbes).
b. Pemborong berkewajiban membuat Kantor Pemborong, Los Kerja, Gudang Bahan
yang dapat dikunci, di mana tempatnya kan ditentukan oleh Pengawas Lapangan /
Personalia Proyek.
c. Direksi Keet, Kantor Pemborong, Gudang dan Los Bahan yang dibuat oleh
Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan / pekerjaan tersebut,
harus segera dibongkar/dibersihkan oleh pihak Pemborong kecuali ada ketentuan
lain dari Direksi / Pengawas.
d. Kontraktor wajib memasukkan identitas, nama, jabatan, keahlian masing-masing
anggota kelompok kerja pelaksanaan pekerjaan ini dan inventarisasi peralatan
yang dipergunakan untuk pekerjaan ini.
e. Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tempat kerja (Workshop) dan peralatan
yang dimiliki di mana pekerjaan akan dilaksanakan, serta jadwal kerja.
f. Semua sarana kerja yang dipergunakan harus benar-benar baik dan memenuhi
persyaratan kerja sehingga memudahkan dan melancarkan kerja lapangan.
g. Penyediaan tempat penyimpanan bahan / material di lapangan harus aman dari
segala kerusakan, kehilangan, dan hal-hal yang dapat mengganggu pekerjaan lain
yang sedang berjalan.

6. JADWAL PELAKSANAAN

a. Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, Kontraktor ‘wajib’ membuat Rencana


Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-Chart dan S-Curve
Bahan dan Tenaga.
b. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender
setelah Surat Keputusan Penunjukan (SKP) diterima Kontraktor, Rencana Kerja
yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas, akan disahkan oleh Pemberi Tugas.
c. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada
Konsultan Pengawas, yang selanjutnya akan memberikan 1 (satu) salinan Rencana
Kerja kepada
Konsultan Perencana, 1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding
Bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan/prestasi
kerja.
d. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan
Rencana Kerja tersebut.

7. PENGUKURAN GARIS / KETINGGIAN PERMUKAAN DAN POSISI BAGIAN -


BAGIAN PEKERJAAN

a. Kontraktor bertanggung-jawab atas kebenaran penetapan ketinggian yang


disetujui secara tertulis oleh Pengawas Ahli.
b. Kontraktor harus bertanggung-jawab untuk menyediakan semua peralatan,
perlengkapan, dan tenaga kerja yang diperlukan dalam hubungannya dengan
penetapan tersebut dalam butir di atas.
c. Pencocokan peralatan ketinggian dilapangan oleh pengawas, bagaimanapun
juga tidak melepaskan kontraktor dari tanggung-jawab atas ketepatan dari
penetapan ketinggian tersebut dan kontraktor harus melindungi dan menjaga
dengan hati-hati semua patok tetap, bouwplank dan benda-benda lain yang
digunakan dalam penetapan ketinggian.
d. Kontraktor wajib memperlihatkan dan mempelajari segala petunjuk yang
tertera dalam Gambar Kerja untuk memastikan posisi dan ketetapan
dilapangan bagi setiap bagian pekerjaan.
e. Kontraktor harus memasang patok-patok yang terpenting di Tapak untuk
patokan titik mula setiap bagian dari pekerjaan.
f. Pembentukan dan penyelesaian tanah harus mengikuti bentuk, kemiringan/
kontur/ peil yang tertera didalam Gambar Kerja. Kemiringan yang dibuat harus
cukup mengalirkan air hujan menuju keselokan yang ada disekitarnya serta
mengikuti persyaratan-persyaratan yang tertera dalam Gambar Kerja. Tidak
dibenarkan adanya genangan air.
g. Perbedaan antara Gambar Kerja dengan keadaan dilapangan harus dilaporkan
kepada Konsultan Pengawas/ Direksi untuk mendapatkan pemecahannya
setelah berkonsultasi dengan Perencana.
h. Tidak dibenarkan Kontraktor mengambil tindakan tanpa sepengetahuan
Konsultan Pengawas/ Direksi.
8. KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN - BAHAN

a. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
ini maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan
dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat
yang tercantum dalam A.V. dan Pesyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia
(PUBI th,1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta
ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di Indonesia.
b. Merk Pembuatan Bahan / Material dan komponen jadi.
1). Semua merk pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat Teknik ini dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas
dan tidak diartikan sebagai suatu yang mengikat.
2). Bahan Material dan komponen jadi yang dipasang/ dipakai harus sesuai
dengan yang tercantum didalam gambar ,memenuhi standar spesifikasi
bahan tersebut, mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang
berlaku.
3). Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk
tenaga ahli yang ditunjuk oleh pabrik dan atau supplier yang bersangkutan
tersebut sebagai pelaksana. Dalam hal ini kontraktor tidak berhak
mengajukan claim sebagai pekerja tambah.
4). Disyaratkan bahwa satu merk pembuatan atau merk dagang hanya
diperkenankankan untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam
pekerjaan ini.
5) Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang
dipersyaratkan harus disertai test dari Laboratorium local/dalam negeri baik
kualitas, ketahanan serta kekuatannya dan harus disetujui Konsultan
Pengawas secara tertulis dan diketahui Konsultan Perencana. Apabila
diperlukan biaya untuk test Laboratorium, maka biaya tersebut harus
ditanggung oleh Kontraktor tanpa dapat mengajukan sebagai biaya
tambahan.
c. Kontraktor/ Pelaksana terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua
bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada Konsultan
Pengawas/ Direksi untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis sebelum semua
bahan-bahan tersebut didatangkan/ dipakai. Contoh bahan tersebut harus
diserakan kepada Konsultan Pengawas adalah sebanyak 3 (tiga) buah dari satu
bahan yang ditentukan untuk menetapkan “ Standar of Apperiance “ dan disimpan
diruang Direksi/ Pengawas. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah
2 (dua) minggu sebelum jadwal pelaksanaan.
d. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan
diinformasikan kepada kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender
setelah penyerahan contoh bahan tersebut.
e. Penyimpanan dan Pemeliharaan bahan harus sesuai dengan persyaratan pabrik
yang bersangkutan dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.

9. PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN

a. Bahan-bahan yang didatangkan / dipekerjakan harus sesuai dengan contoh-


contoh yang telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam pasal 8
diatas.
b. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang
dinyatakan afkir/ ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari
lapangan selambat-lambatnya dalam tempo 3 * 24 jam dan tidak boleh
dipergunakan.
c. Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Pengawas/ Direksi
dan ternyata masih dipergunakan oleh pelaksana, maka Konsultan Pengawas
berhak memerintahkan pembongkaran kembali kepada kontraktor yang mana
segala kerugian yang diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi
tanggungan kontraktor sepenuhnya disamping pihak kontraktor tetap dikenakan
denda sebesar 1% (satu permil) dari harga borongan.
d. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari
bahan-bahan tersebut, maka kontraktor harus dan memeriksakannya ke
Laboratorium Balai Penelitian Bahan-bahan Pemerintah untuk di uji dan hasil
pengujian tersebut disampaikan kepada Pengawas/ Direksi secara tertulis, segala
biaya pemeriksaan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
e. Sebelum ada kepastiaan dari Laboratorium tersebut diatas tentang baik atau
tidaknya kualitas dari bahan-bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan
melanjutkan pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut.

10. SUPLIER DAN SUB-KONTRAKTOR


a. Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor bawahan (sub kontraktor)
didalam hal pengadaan bahan/ material dan pemasangannya, maka “wajib”
memberitahukan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.
b. Kontraktor wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan atas petunjuk Konsultan
Pengawas dengan Kontraktor bawahan atau supplier bahan.
c. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas dilapangan untuk
pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu
persyaratan khusus sesuai instruksi pabrik.

11. PERSYARATAN UMUM LAINNYA


a. Pekerjaan Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk bekerja

1 ). Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor dengan membuat sumur
pompa ditapak proyek.
2 ). Air harus bersih, bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan bahan
kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk
dan persetujuan dari Konsultan Pengawas/ Direksi.
3 ). Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari
sambungan PLN setempat selama masa pembangunan.
4 ). Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan
untuk penggunaan sementara atas petunjuk pengawas.

b. Penyediaan Alat Pemadam Kebakaran :

Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor wajib menyediakan tabung alat


pemadam kebakaran (fire extiunguisher) lengkap dengan isinya, dengan jumlah
sekurang-kurangnya 4 (empat) buah tabung masing-masing tabung berkapasitas
15 kg.

c. Drainase/ Saluran Tapak Sementara :

Dengan mempertimbangkan keadaan topografi/ kontur tanah yang ada


ditapakKontraktor wajib membuat saluran sementara yang berfungsi untuk
pembuangan air yang ada.
Arah aliran ditujukan kedaerah yang terendah yang ada ditapak atau kesaluran
yang sudah ada dilingkungan pembangunan.
d. Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan
Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan lapangan yang meliputi barang-barang
milik proyek Konsultan Pengawas/ Direksi, dan milik pihak ketiga yang ada
dilapangan .
Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang telah
dipasang maupun belum, adalah tanggung-jawab Kontraktor dan tidak akan
diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung-jawab atas akibatnya, baik yang
berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.
e. Keselamatan pekerjaan :

Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,


kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan dan keamanan pekerjaan, bahan
dan peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas, dalam hal
terjadinya kerusakan-kerusakan, maka kontraktor harus bertanggung-jawab
memperbaikinya.
f. Memasuki Lapangan .

Direksi dan Konsultan Pengawas atau setiap petugas yang diberi kuasa olehnya,
setiap waktu dapat memasuki tempat pekerjaan, atau semua bengkel dan tempat-
tempat dimana pekerjaan sedang dikerjakan/ dipersiapkan atau dimana bahan/
barang dibuat.
Kontraktor harus memberi fasilitas dan membantu untuk memasuki tempat-tempat
tersebut.
g. Pemeriksaan Pekerjaan.

1 ).Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor, tetapi karena
bahan/ material ataupun komponen jadi, maupun mutu pekerjaan sendiri ditolak
oleh Konsuktan Pengawas/ Direksi harus segera dihentikan dan selanjutnya
dibongkar atas biaya Kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan
Pengawas/ Direksi.
2).Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak terlihat sebelum
mendapatkan persetujuan pengawas dan borong harus memberikan kesempatan
sepenuhnya kepada pengawas ahli untuk memeriksa surat permohonan
pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/ hari raya, tidak dipenuhi/ ditanggapi oleh
Konsultan Pengawas/ Direksi, maka kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya
dan bagian yang seharusnya diperiksa oleh Konsultan Pengawas/ Direksi.
3). Bila Kontraktor melalaikan perintah, Konsultan Pengawas/ Direksi berhak untuk
membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk diperbaiki.
4). Biaya pembongkaran dan pemasangan/ perbaikan kembali menjadi tanggungan
Kontraktor tidak dapat di “klaim” sebagai biaya pekerjaan tambah maupun alasan
untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.
h. Kemajuan Pekerjaan.

1) Seluruh bahan, peralatan kontruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan oleh
Kontraktor demikian pula metode/ cara pelaksanaan pekerjaan harus
diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Pengawas/ Direksi.
2) Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu yang
telah ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang, maka pengawas harus
memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah yang perlu diambil guna
melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu
yang telah ditentukan.
i. Perubahan, Penambahan, Pengurangan Pekerjaan dan Pembuatan “As-built Drawing”

1) Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan pengurangan


pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak.
2) Setelah pekerjaan selesai dan diserah terimakan, Kontraktor berkewajiban
membuat Gambar-gambar yang memuat seluruh perubahan, dan sesuai dengan
kenyataan yang telah dikerjakan/ dibangun oleh Kontraktor (As-built Drawing).
3) Biaya untuk penggambaran “As-built Drawing”,sepenuhnya menjadi tanggung-
jawab Kontraktor.
j. Papan Nama Proyek

Bila diharuskan oleh Pemerintah Daerah setempat, maka Kontraktor harus


memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan Peraraturan Daerah yang berlaku,
atas biaya Kontraktor
PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. PEMBERSIHAN SEBELUM PELAKSANAAN


a. Pekerjaan pembersihan sebelum pelaksanaan mencakup :
Pembersihan/ pemindahan keluar dari tapak / site konstruksi terhadap semua
hal yang dinyatakan oleh Perencana / Pengawas dan Direksi tidak akan
digunakan lagi, maupun yang dapat mengganggu kelancaran Pelaksanaan,
diantaranya :
1) Pembongkaran Bangunan Existing bila ada
2) Pembersihan sisa-sisa dan atau bangunan dari hasil pembongkaran
maupun paket pekerjaan sebelumnya bila ada.
b. Setiap pembongkaran harus dilakukan sedemikian rupa sehingga siap untuk
dapat dilaksanakan pemasangan baru, sesuai dengan Gambar Kerja.
c. Barang hasil bongkaran dan pembersihan harus dikeluarkan dari Tapak / Site
kontruksi dan dikumpulkan di tempat / lokasi tertentu yang ditunjukkan
Pengawas / Direksi. Pada dasarnya, barang-barang tersebut tidak dapat
dipakai lagi dalam pekerjaan, kecuali apabila dinyatakan lain oleh Direksi /
pengawas.

2. GAMBAR SHOP DRAWING DAN AS BUILT DRAWING 3. FOTO PROGRES


KEMAJUAN PEKERJAAN
Sebelum kontraktor bekerja wajib membuat gambar shop drawing yang menyangkut
semua aspek dalam pelaksanaan dimana gambar tersebut harus di setujui
pengawas lapangan/ MK, perencana atau pemberi tugas dalam rangkap 3 set (bila
diperlukan sesuai petunjuk Pengawas lapangan/MK).
Setelah Selesai pekerjaan maka kontraktor harus membuat gambar As-Built
Drawing, dimana gambar tersebut menunjukan segala sesuatunya harus sesuai
dengan kondisi material atau unit terpasang dan diserahkan kepada Pengawas
Lapangan/MK atau Pemberi Tugas dalam bentuk : 1 (satu) buah Disket Master, 3
(tiga) set Blue Print yang telah disetujui.
Dalam pembuatan gambar harus menggunakan sistem AutoCad atau setara.
Semua biaya item diatas menjadi tanggung jawab kontraktor atau kontraktor.
Kontaktor wajib membuat photo progress yang dilakukan tiap minggunya dalam
papan board untuk diserahkan dengan Pengawas lapangan/MK hingga masa
menyerahan pertama.
Photo kemajuan pekerjaan dibuat photo minimal 5 (lima) lembar untuk setiap sub
bidang pekerjaan atau sesuai dengan keperluan Pengawas Lapangan/MK atau
Pemberi tugas.
Kontaktor wajib membuat daftar laporan progress tertulis sesuai dengan progres
pekerjaan.
Direksi lapangan berhak untuk memeriksa progress dari kontraktor dan berhak
menolak atau menerima yang disebabkan ketidaksesuaian dengan kondisi progress
yang diajukan.
4. KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
Kontraktor wajib mengadakan kotak P3K , alat pemadam kebakaran portable,
Asuransi Tenaga Kerja, Alat Perlindungan Tenaga Kerja guna untuk pencegahan
kebakaran. Sesuai dengan anjuran atau saran dari perusahaan asuransi dan
instansi yang berwenang

5. KEAMANAN PROYEK DAN PERLINDUNGAN PEKERJAAN


Kontraktor bertanggung jawab atas keamanan, penerangan dan perlindungan
terhadap pekerjaan baik sebelum dan sesudah dikerjakan terutama pekerjaan
yang penting dan dapat membahayakan selama pelaksanaan Kontrak siang dan
malam. Pemberi Tugas tidak bertanggung jawab terhadap kontraktor dan Sub-
kontraktor atas keselamatan pekerja dan pekerjaan, kehilangan atau kerusakan
bahan-bahan bangunan atau peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam
pelaksaan. Pengadaan jaring dan atau pagar pengaman pada sekeliling bangunan,
Koordinasi Keamanan di lokasi Bangunan menjadi tanggung jawab kontraktor.

6. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI


Disesuaikan dengan kebutuhan kontraktor, sudah termasuk untuk semua peralatan
utama dan peralatan bantu

7. PENGUKURAN DAN PENENTUAN PEIL + / - 0.00


Pekerjaan penentuan peil +/- 0.00 finishing arsitektur adalah permukaan lantai
finishing ruangan lantai dasar adalah + 150 cm di atas permukaan jalan depan site
seperti tertera dalam Gambar Kerja. Selanjutnya peil +/- 0.00 ini ditandai dengan
patok ukur yang ditentukan di lapangan dan disetujui oleh Pengawas.

8. PEMASANGAN PATOK UKUR DAN PAPAN BANGUNAN ( ‘ BOUWPLANK ‘ )


A. PATOK UKUR

1) Patok ukur dibuat dari beton bertulang secukupnya, berpenampang 15 X


15 cm, tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 100 cm dengan bagian yang
muncul di atas muka tanah cukup untuk memberikan indikasi peil +/- 0.00
sesuai Gambar Kerja, dan di atasnya ditambahkan pipa besi untuk
mencantumkan patokan ketinggian di atas peil +/- 0.00.
2) Indikasi selanjutnya selain tersebut di atas agar dicantumkan pada patok
ukur sesuai petunjuk Direksi / Konsultan Pengawas.
3) Pada dasarnya patok ukur ini dibutuhkan sesuai patokan ketinggian untuk
peil permukaan yang ada dan tercantum dalam Gambar Kerja.
4) Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor minimal 2 (dua) buah,
dan lokasi penanamannya sesuai dengan petunjuk dan persetujuan
Direksi / Konsultan pengawas, sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu atau terganggu selama pelaksanaan pembangunan
berlangsung.

5) Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang jelas, dan
dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan pengembangan selesai dan ada intruksi dari
Direksi / Konsultasi Pengawas untuk dibongkar.
B. PAPAN BANGUNAN ( “ BOUWPLANK ”)
1) Papan bangunan ( “bouwplank “ ) dibuat dari kayu borneo dengan ukuran
tebal 3 cm dan tebal 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah
atasnya.
2) Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 yang jarak satu sama lain
adalah 1.50 m tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerak-gerakkan
atau diubah.
3) Papan bangunan dipasang sejarak 2.00 m dari as pondasi terluar atau
sesuai dengan keadaan setempat. Tinggi sisi atau papan bangunan atau
sama dengan lainnya dana atau rata waterpass, kecuali dikehendaki lain
oleh Doreksi / Konsultan Pengawas.
4) Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor harus
melaporkan kepada Direksi / Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan, kontraktor harus menjaga dan memelihara keutuhan dan
ketetapan letak papan bangunan ini samapai tidak diperlukan lagi
PASAL 3
PEKERJAAN TANAH/STRIPING
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi Pekerjaan tanah/striping rata-rata 10 cm dan pemadatan
subgrade atau tanah dasar dengan tebal 20 cm dengan menggunakan alat berat
sehingga sesuai dengan elevasi rencana.

2. PERSYARATAN BAHAN
Jika ada tanah yang dibutuhkan untuk menyesuaikan elevasi, jenis tanah urugan
yang digunakan adalah sesuai syarat tanah urug dalam RKS ini atau yang disetujui
oleh pengawas.

4. PERSYARATAN PELAKSANAAN
• Elevasi permukaan subgrade baik arah arah memanjang ataupun melintang
sesuai dengan gambar rencana.
• Stripping tanah rata-rata 10 cm dan pemadatan tanah menggunakan motor grader
dan Vibro Roller
• Setelah pemadatan selesai dilakukan control mutu tes kepadatan dengan metode
CBR, hasil test minimal 5%.
• Metode test kepadatan yang lain dapat dilakukan dengan persetujuan Pengawas

PASAL 4
PEKERJAAN SALURAN DAN KANSTIN

A. PEKERJAAN SALURAN

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan Saluran ini meliputi pekerjaan semua jenis saluran yang terdapat di
dalam area lapangan bola, diantaranya :
1. Saluran Buangan Keluar Lapangan Buis Beton 400 mm
2. Kanstin Precast 10 x 20 x 40 cm
3. Cable Trench

2. PERSYARATAN BAHAN
1. Saluran Buangan Keluar Lapangan Buis Beton 400 mm
- Buis Beton Precast Diameter 400 mm
- Tipe Reinforced Concrete Pipe (Bertulang)
2. Kanstin Precast 10 x 20 x 40 cm
3. Cable Trench
- Pipa galvanis 4”

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
1. Saluran Buangan Keluar Lapangan Buis Beton 400mm
- Pemasangan saluran buangan diameter 400 mm ini di bagian melintang
pada 4 sisi yaitu di awal radius.
- Pemasangan harus rapih dan lurus, terutama pada area sambungan antar
buis beton.
- Perhatikan elevasi dasar buis nya, pastikan sesuai dengan rencana
gambar.
- Selimut beton dan plat beton untuk lapis atas nya menggunakan beton agar
buis beton tidak pecah ketika dilewati kendaraan berat pada saat
pengerjaan sub base maupun aspal hotmix.
2. Kanstin Precast 10 x 20 x 40 cm
- Kanstin di pasang sepanjang sisi luar track, dengan posisi sesuai gambar.
- Mutu Kanstin harus sesuai yang disyaratkan dalam RKS ini, sehingga
mempunyai ukuran yang seragam yaitu 10 x 20 x 40 cm

- Lantai kerja dan beton jepit di pasang di bawah dan sisi kanstin agar
kanstin kuat dan kokoh.
3. Cable trench

- Galian trench disesuaikan dengan gambar rencana

- Pemasangan cable Pipa Galvanised 4" pada trench Distribution Shaft


(60x60x60 cm) / Setara

- Periksa kembali kesesuaian posisi dan elevasi cable trench

B. PEKERJAAN KANSTIN

1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan dan pemasangan kanstin
precast dengan dimensi sesuai gambar. Pekerjaan Kanstin untuk seluruh
sisi lapangan.
2. PERSYARATAN BAHAN

- Kanstin Precast ukuran 10 x 20 x 40 cm

- Mutu beton kanstin precast

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

1. Kanstin di pasang sepanjang sisi luar lapangan bola, dengan posisi


sesuai gambar.

2. Mutu Kanstin harus sesuai yang disyaratkan dalam RKS ini,


sehingga mempunyai ukuran yang seragam.

3. Lantai kerja dan beton jepit di pasang di bawah dan sisi kanstin agar
kanstin kuat dan kokoh
PASAL 5
PEKERJAAN BAK LOMPAT JAUH

Lompat jauh adalah jenis olahraga atletik yang membutuhkan kecepatan, ketangkasan
dan kekuatan, dan berikut adalah contoh gambar dan sketsa mengenai olahraga
atletik lompat jauh.

Tahapan pekerjaan bak lompat jarak jauh


1. Pekerjaan galian tanah
2. Buang tanah hasil galian
3. Lapisan geotextile
4. Lapisan koral 2/3
5. Pipa PVC dia. 4” dilubangi
6. Pasir putih
PASAL 6
PEKERJAN LANDASAN LINTASAN ATLETIK

1. Area lintasan lari dan lintasan lompat jauh


1. Lapisan geogrid
2. Base course kelas A tebal 25 cm
3. Prime coat
4. Aspal lapisan bawah 4 cm
5. Aspal lapisan tanah 3 cm

2. Area setengah lingkaran sisi utara / temberang


1. Lapisan geogrid
2. Base course kelas A tebal 25 cm
3. Aspal lapisan bawah 4 cm
4. Aspal lapisan atas 3 cm
PASAL 7
PEKERJAAN LAPISAN SANDWICH SYSTEM

1. LINGKUP PEKERJAAN
Yang dimaksud dengan pekerjaan permukaan lintasan atletik sintetis (Running
Track Surface) adalah semua pekerjaan pelapisan atas pada lintasan atletik
termasuk peralatan dan perlengkapannya yang terdiri atas :
• Pelapisan permukaan bahan sintetis (resilient synthetic) pada bidang -
bidang bidanpermukaan Lintasan.
• Pembuatan garis lintasan (line marking)
• Peralatan kelengkapan nomor cabang atletik yang berhubungan dengan
pekerjaan konstruksi lintasan.
• Termasuk di dalam pekerjaan ini, adalah pengadaan tenaga ahli, serta
peralatan yang dipergunakan untuk penyelesaian pekerjaan ini.
• Kepada Penyedia Jasa Konstruksi diwajibkan untuk mengikuti
persyaratan-persyaratan pekerjaan lintasan atletik dibawah ini dengan
bukti dukungan dari Pabrik sintetik atau agen tunggalnya di Indonesia
yang sanggup menyediakan sesuai spesifikasi yang telah ditentukan.

2. PERSYARATAN BAHAN
Dalam rangka untuk memenuhi persyaratan mutu bahan standar internasional, dan
fasilitas lintasan atletik bersertifkat IAAF/World Atletic, maka disyaratkan beberapa
hal sebagai berikut:
1. Kontraktor/Subkontraktor memiliki Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) yang
masih berlaku,
2. Kontraktor/Subkontraktor memiliki Tanda Daftar Perusahaan (TDP) atau
Nomor Induk Berusaha (NIB), ijin berusaha terintegrasi secara elektronik/On
line single submission (OSS), dengan Kode KBLI :
• Konstruksi Gedung, Tempat Hiburan dan Olah Raga (41018),
• Perdagangan Besar Alat Olah Raga (46495),
• Konstruksi Jalan Raya (42111),
3. Kontraktor/Subkontraktor Memiliki Sertifikat Jaminan Mutu IS 9001:2015,
ISO 14001:2015, dan Sertifikat OHSAS 18001:2007.

Keterangan: Untuk sertifikat Manajemen Mutu (ISO 9001:2015), Sertifikat Manajemen


Lingkungan (ISO 14001:2015), harus diterbitkan oleh Lembaga Penilaian
Kesesuaian yang telah terakreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) atau
RENCANA KERJA DAN SYARAT - SYARAT
Lembaga Akreditasi Internasional yang memiliki perjanjian saling
pengakuan dengan KAN (sesuai dengan pasal 36 ayat 2 Undang-undang RI
No. 20 Tahun 2014 tentang Standarisasi dan Penilaian Kesesuaian serta
OHSAS 18001:2007; di lengkapi hasil audit report tahunan.

4. Kontraktor/Subkontraktor Memiliki Badan Usaha (SBU) dengan Kualifikasi
Usaha Non Kecil serta disyaratkan:
a. Jasa Pelaksana Konstruksi Bangunan Stadion Untuk OlahRaga
Outdoor (SI011), Subklasifikasi Menengah;
b. Jasa Pelaksana Untuk Konstruksi Jalan Raya (Kecuali Jalan
Layang), jalan, rel Kereta Api, dan landas pacu bandara (SI003),
Subkualifikasi Menengah.

5. Kontraktor/Subkontraktor Memiliki persyaratan atau surat dukungan dalam


pekerjaan khusus, adapun Bagian Pekerjaan yang memiliki surat dukungan,
yaitu:
• Memiliki Keagenan Resmi dan atau perjanjian keagenan dari pabrikan yang
di sahkan oleh pemerintah melalui Dirjen Perdagangan Dalam Negeri
dengan melampirkan surat pendaftaran sebagai distributor/agen resmi
barang produksi luar negeri yang masih berlaku atas merek yang sesuai
dengan spesifikasi yang di syaratkan.
• Kontraktor wajib memiliki pengalaman pemasangan lapisan sintetik untuk
lintasan atletik di Indonesia yang digunakan untuk event olahraga
internasional minimal 1 kegiatan dalam 4 tahun terakhir yang dibuktikan
dengan melampirkan kontrak dan berita acara serah terima.

Persyaratan Bahan Untuk Permukaan Lintasan Atletik Sintetis (sandwich system) berupa
lapisan sintetis yang impermeable terhadap air, strukturalnya terdiri dari lapisan-lapisan
sebagai berikut :
a. Polaplast P10-Polyurethane Primer
b. Base Layer
• Polaplast P13 - One-component, polyurethane binder
• Recycled Rubber 858 in granulometry of 0.5-2.5mm.
c. Sealing Layer
• Polaplast P22 - Colored polyurethane sealing layer.
d. Surface Layer
• Polaplast P20- Colored Polyurethane full PU surface layer
• EPDM granules 1-3 mm

Bahan untuk sintetik sandwich system sebagai satu kesatuan struktur harus memenuhi
syarat
requirement IAAF/WORLD ATHLETIC dan telah memiliki sertifikat test oleh lembaga yang
diakreditasi oleh IAAF dan masih berlaku, dengan dukungan yang melampirkan produk
bersertifikat IAAF/WORLD ATHLETIC yang masih berlaku.Lapisan Sintetis harus
mempunyai karakteristik dan memenuhi syarat untuk aktifitas olahraga dan kegiatan
pemeliharaan.Elevasi dari permukaan lapisan sintetis harus sesuai dengan design
geometric lintasan. Baik bahan maupun hasil akhir dari pekerjaan harus memenuhi
Standart of Performance Requirement dari IAAF/WORLD ATHLETIC.

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

• Bahan lapisan dasar yang akan dipasang sesuai dengan spesifikasi IAAF /WORLD
ATHLETIC dalam hal keserasian/keseragaman.

• Penutupan tepi kerb dengan isolasi kertas/perekat pabrikan untuk menjaga


kebersihan sekelilingnya dari material sintetis.

• Lapisan Aspal harus bersih dan kering, sebelum lapisan pertama sintetik
dipasang.

• Sintetik dipasang lapis demi lapis oleh tenaga yang ahli dan berpengalaman
dibidangnya.

• Yang harus diperhatikan adalah elevasi finish pada lapisan EPDM, pastikan
sesuai dengan peraturan dari IAAF/WORLD ATHLETIC dan lolos ketika di
sertifikasi.

• Jika tidak lolos sertifikasi oleh IAAF/WORLD ATHLETIC karena kesalahan


pelaksanaan oleh kontraktor, maka pekerjaan sintetik harus dibongkar dan biaya
pemasangan kembali menjadi tanggung jawab kontraktor.
PASAL 9
PEKERJAAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN ATLETIK

1. LINGKUP PEKERJAAN 2. PERSYARATAN BAHAN


a. Foundation Tray for take off board
Pemasangan peralatan dan perlengkapannya equipment yang digunakan dalam
lintasan atletik sintetik
Equipment yang berfungsi sebagai pondasi take off board
- Material terbuat dari aluminium
- Dimensi keseluruhan yang 122x34x10 cm.

b. Take of board
Perlengkapan yang di pasang ketika pertandingan berlangsung. Equipment ini di
gunakan untuk pertandingan “Lompat jangkit dan Lompat Jauh”
- Papan take off terbuat dari kayu solid
- Dimensi keseluruhan yang 122x34x10 cm.
- Papan ini terdiri dari dua bagian kayu Item ini juga termasuk papan inlay yang
terbuat dari karet dan aluminium
c. Blanking Board
Equipment pengganti Take off Board sebelum pertandingan diadakan
- The blanking beam dibuat dari aluminium yang merupakan komponen dari lompat
jauh dan triple jump

Gambar Terpasang di Lapangan


d. Pole Vault Box

Equipment yang digunakan untuk pertandingan “Lompat Galah”


- Terbuat dari stainless steel e. Edge Marker R = 36.50 m

Gambar Terpasang di Lapangan

e. Edge marker R = 36.50 m


Equipment yang berfungsi sebagai pembatas jalur altlit sisi dalam track.
- Terbuat dari aluminium
f. Edge Marker Straight
Equipment yang berfungsi sebagai pembatas jalur altlit sisi dalam track.
- Terbuat dari aluminium g. Soft Curb for Landing Pit

g. Soft curb for loading pit


Equipment yang berfungsi sebagai pembatas bak lompat jauh dan safety bagi atlit.
- Terbuat dari EPDM
- Ukuran 100x40x6 cm
h. Discuss Ring & Hammer Adjustable Ring

Equipment yang digunakan untuk pertandingan “Lempar Cakram dan Lempar Martil”
- Terbuat dari aluminium profiles. The Discus Cincin yang terguling tepat dengan diameter
2,50 m .
i. Shot Put Ring

Equipment yang digunakan untuk pertandingan “Tolak Peluru”


- Terbuat dari aluminium profil . Shot Put Ring dengan diameter 2,135 m j. Water Jump hingh
hurdle adjustable

Equipment yang berfungsi sebagai halang rintang untuk pertandingan “Lompat Air”
- Water Jump high hurdle dengan tinggi basis aluminium yang dapat disesuaikan .

- Rintangan perempuan memiliki tinggi : 0,762 m .

- Rintangan pria memiliki tinggi : 0,914 m .


J. Instal Block Pole Vault

Equipment yang digunakan sebagai cover Pole Vault.


- Terbuat dari aluminium l. Waterdicth Cover + with sinthetic surface

Equipment yang digunakan sebagai penutup bak lompat air


- Terbuat dari aluminium profiles
- Material sinthetic surface

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN

Semua equipment yang telah terpasang dilakukan sesuai peraturan IAAF/WORLD


ATHLETIC yang tercantum di dalam manual book.

Anda mungkin juga menyukai