Anda di halaman 1dari 23

Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat

RENCANA KERJA DAN SYARAT


PEKERJAAN ;
PEMBANGUNAN REST AREA DAN CHECK POINT YOWONG
( MINI MARKET )
LOKASI :
KABUPATEN KEEROM
INSTANSI :
DINAS KEBUDAYAAN, PEMUDA OLAHRAGA DAN PARIWISATA KABUPATEN
KEEROM
TAHUN ANGGARAN 2022

PASAL 1
STANDAR YANG BERLAKU
Semua pekerjaan dalam Syarat-syarat ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi
persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan SKSNI, SNI, dan Standar Industri
Indonesia (SII) dan peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku atas jenis-jenis pekerjaan
yang bersangkutan antara lain :

 SKSNI T-15-1991-03 BUKU STANDAR BETON 1991


 SKSNI S-05-1990-F UKURAN KAYU BANGUNAN
 1253-1989-A CAT EMULSI
 SP 74 : 1977 CAT TENTANG BESI DAN TENTANG KAYU
 SNI 0225-87-D PERATURAN INSTALASI LISTRIK
 AVWI PERATURAN UMUM INSTALASI AIR
 1974 PEDOMAN PLUMBING INDONESIA

Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar yang tersebut diatas,
maupun standar-standar Nasional lainnya, maka diberlakukan standar-standar Internasional yang
berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku standar-standar
Persyaratan Teknis dari Negara-negara asal bahan/pekerjaan yang bersangkutan.

1
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat

PASAL 2

MEREK-MEREK DAGANG

Kecuali ditentukan lain, maka nama-nama atau merek-merek dagang dari bahan yang disebutkan
dalam Persyaratan Teknis ini ditujukan untuk maksud-maksud perbandingan terutama dalam hal
mutu, model, bentuk, jenis dan spesifikasi yang ditawarkan harus sudah menyebutkan merk/type
tertentu.

PASAL 3

GAMBAR RENCANA

Gambar rencana terdiri atas; bestek, gambar detail dan gambar konstruksi.

1. Pada umumnya gambar-gambar yang diberikan bersifat prinsipil. Sedangkan gambar-gambar


yang dianggap perlu diadakan penjelasan pelaksanaan (gambar kerja), dibuat oleh
Pemborong dan disahkan Perencana dan Pemberi Tugas.
2. Bila terdapat perbedaan antara RKS dengan gambar rencana atau jika ada keraguan dan
penyimpangan misalnya mengenai ukuran dan lain-lain maka Pemborong harus segera
memberitahukan Direksi dan Pemberi Tugas untuk diputuskan.
3. Jika terdapat perbedaan diantara gambar-gambar maka yang diambil adalah gambar yang
berskala besar.

PASAL 4
PEKERJAAN PERSIAPAN
A. MOBILISASI PERALATAN
1. Mobilisasi peralatan ialah mendatangkan peralatan-peralatan yang akan digunakan
untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dan sudah disetujui oleh Direksi untuk
dipergunakan pada pekerjaan dilapangan.
2. Kontraktor harus mengajukan dan memberitahukan jenis peralatan yang akan
dipergunakan.
3. Kontraktor harus menyerahkan pula rencana penggunaan alat-alat tersebut
(Equipment Scedule)
4. Segala kerusakan atau kehilangan alat atau bagian-bagiannya selama mendatangkan,
mempergunakan atau mengendalikannya adalah tanggung jawab kontraktor.
5. Memasukkan mengeluarkan alat-alat harus sepengetahuan Direksi.
6. Kontraktor harus menjaga dan bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat tersebut
jangan sampai merusak jalan, saluran, bangunan dan fasilitas lingkungan lain yang
ada dilokasi pekerjaan.

2
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat

B. PAPAN NAMA PROYEK

Pemborong harus membuat dan memasang 1 (satu) buah papan nama proyek berukuran minimal
80x120 cm dari papan dan tiang kayu cukup kuat sampai selesainya pekerjaan, dipasang
ditempat yang mudah terbaca/terlihat dari jalan. Dicat putih dengan tulisan warna hitam, yang
mencantumkan :

 Nama proyek
 Nama pekerjaan yang dilaksanakan
 Nama instansi pemberi tugas/pekerjaan
 Nama pemborong yang melaksanakan
 Sumber dana pembiayaan
 Pengelola Teknis DPU setempat
 Nama konsultan pengawas
 Jangka waktu pelaksanaan (tanggal mulai s/d selesainya pekerjaan)

C. PERSYARATAN AIR KERJA


1. Air untuk pekerjaan baik yang diperoleh dilapangan atau yang didatangkan dari
luar harus bersih, tidak berbau atau mengandung kotoran, lumpur dan sejenis bahan
organik.
2. Air untuk keperluan pekerjaan, apabila memungkinkan didapat dari sumber/
jaringan yang sudah ada dekat proyek tersebut.
3. Kontraktor harus membuat sambungan-sambungan sementara yang diperlukan atau
cara lain untuk mengalirkan air dan mencabutnya kembali pada waktu pekerjaan
selesai dan membetulkan segala pekerjaan yang terganggu.
4. Tidak diperbolehkan menyambung dan mengambil dari air dari saluran induk,
logam penyedot (top point) reservoir dan sebagainya tanpa terlebih dahulu
mendapat persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang.
5. Kontraktor harus membayar segala ongkos penyambungan dan pemakaian air, dan
membongkar kembali.
6. Pemberi Tugas, dalam hal ini tidak bertanggung jawab atas pengganti biaya yang
dikeluarkan oleh Sub Kontraktor untuk keperluan itu.

D. PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK

Setiap pembangkit tenaga listrik sementara atau penerangan tambahan yang dipergunakan untuk
pelaksanaan pekerjaan termasuk pemasangan sementara dari kabel-kabel, material, upah dari
tagihan serta pembersihannya kembali pada waktu pekerjaan selesai harus diadakan oleh
Kontraktor.

3
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat

E. PEK. PENYIAPAN LAHAN DAN TIMBUNAN


1. Sebelum dimulainya pekerjaan yang baru, lokasi proyek harus betul-betul bersih
dari sisa-sisa bahan hasil pembongkaran.
2. Tanah yang tidak rata di gusur / disamakan peilnya dengan menggunakan Alat
Berat sehingga lokasi yang akan dibangun rata.
3. Lahan yang akan digusur / diratakan peilnya harus mendapat persetujuan dari
Konsultan pengawas / direksi.
F. KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA (K3)
1. Kontraktor berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan cukup
ditempat pekerjaan untuk para pekerja.
2. Kontraktor berkewajiban menyiapkan kotak PPPK ditempat pekerjaan.
3. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,
kontraktor

bertanggungjawab atas keselamatan dan keamanan pekerjaan, bahan dan peralatan


teknis dan kontruksi yang diserahkan Pejabat Pembuat Komitmen, apabila terjadi
kerusakan maka kontraktor harus bertanggungjawab untuk memperbaikinya.

4. Apabila terjadi kecelakaan kontraktor harus mengambil tindakan yang perlu untuk
keselamatan korban kecelakaan itu.
5. Pihak Kontraktor harus ikut Serta dalam program ASTEK dan JAMSOSTEK dan
memberitahukan secara tertulis kepada Pejabat Pembuat Komitmen.

PASAL 5
PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
A. PEMASANGAN BOWPLANK

1. Ketetapan letak bangunan diukur di bawah pengawas Pengawas Lapangan dengan


patok yang dipancang kuat-kuat dihubungkan dengan papan kayu yang kuat dengan
ketebalan minimum 2 cm, diketam rata pada sisi atasnya.
2. Pemasangan patok keliling bangunan minimal berjarak 1,00 meter dari as dinding
bangunan menurut gambar kerja.

B. PEK. GALIAN TANAH PONDASI


1. Penggalian dan Pengupasan Tanah
 Kontraktor harus menjaga agar seluruh galian tidak digenangi air yang berasal dari
air hujan, parit, banjir, mata air atau lain-lain sebab, pengeringan diusahakan
dengan jalan memompa, menimba, menyalurkan keparit-parit atau lain-lain.

4
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat

 Semua penggalian harus dikerjakan sesuai dengan panjang, kedalaman,


kemiringan, lokasi serta lingkungan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
seperti dinyatakan dalam gambar kerja dan disetujui oleh Pengawas Lapangan.
 Bahan-bahan sisa galian yang tidak digunakan tidak boleh ditempatkan
berserakan. Tanah-tanah galian yang tidak diperlukan lagi supaya disingkirkan.
Bahan-bahan sisa galian tersebut harus segera dikeluarkan dari pekerjaan paling
lambat 2 x 24 jam dan dibuang pada tempat yang disetujui Pengawas Lapangan.

C. PEK. URUGAN PASIR DI BAWAH PONDASI


1. Tanah hasil kupasan yang berupa humus harus dipisahkan dari lapisan tanah
dibawahnya. Pengupasan dengan kedalaman rata-rata 20 cm digunakan sebagai
lapisan penutup sekeliling bangunan sesuai petunjuk Pengawas Lapangan. Jika tebal
lapisan humus lebih besar dari 20 cm, maka seluruh tebal humus harus digali dan
digunakan kembali sebagai urugan lapisan penutup dan biaya yang diakibatkannya
dianggap telah termasuk dalam harga kontrak.
2. Setelah lapisan permukaan dikupas dan sebelum urugan dilaksanakan, daerah
bangunan harus dipadatkan dengan alat pemadat yang sesuai.
3. Urugan harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tidak melebihi dari 20 cm
dan setiap lapisan harus dipadatkan dengan menggunakan steamper atau compactor.

D. PEKERJAAN PASANGAN BATU KALI


1. Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah semua pekerjaan yang menggunakan
pasangan batu kali termasuk pasangan batu kosong/aanstamping.
2. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan RKS dan gambar-gambar pelaksanaan (Shop
Drawing) yang telah disetujui Direksi/Pengawas Lapangan.
3. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi, Kontraktor harus mengadakan pengukuran-
pengukuran untuk as-as pondasi seperti pada gambar kontruksi dan harus dimintakan
persetujuan dari Direksi/Pengawas Lapangan.
4. Kontraktor wajib melaporkan kepada Direksi/Pengawas Lapangan bila ada perbedaan
gambar-gambar dari kontruksi dengan gambar-gambar arsitektur atau bila ada hal-hal
yang kurang jelas.
5. Pelaksanaan pasangan batu kosong/aanstamping harus dalam keadaan lobang pondasi
kering dan sudah diberi urugan pasir setebal 10 cm padat.
6. Pasangan batu kosong/aanstamping adalah pasangan batu kali/batu belah yang
disusun berdiri tanpa perekat (campuran) setebal 20 cm, celah antara batu-batu diisi
pasir dan disiram air sehingga celah penuh terisi pasir dan kedudukan batu cukup
kokoh sebagai dudukan pondasi.

5
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat

7. Pasangan batu kali tidak boleh berongga dalam pemasangan tersebut.


8. Batu kali disusun satu persatu dengan penyangga mortal.
9. Pelaksanaan pasangan batu kali juga harus memperhatikan gambar rencana yang
terkait dan jika ada kelainan/ketidak cocokan harus dikonsultasikan dengan
Direksi/Pengawas Lapangan.
10. Batu kali dan pasir pasang yang dipergunakan harus keras dan kekar serta bermutu
kwarsa yang disetujui Direksi/Pengawas Lapangan.
11. Semen, sesuai ketentuan Portland Cement Indonesia : NI 8-1972.
12. Air yang dipakai harus bersih dan memenuhi syarat sebagai air minum.
13. Batu kali yang digunakan harus mempunyai minimal 3 (tiga) bidang pecah dan tidak
berbentuk bulat.
14. Bentuk pasangan batu kali harus sesuai dengan gambar rencana.
15. Adukan mempunyai komposisi 1 PC : 4 Pasir.

E. PONDASI BATU ROLAG

1. Pondasi batu bata dengan pasangan 1 (satu) bata digunakan untuk teras, sesuai
dengan gambar kerja.
2. Pada dasar pondasi, digunakan alas lantai kerja dengan beton cor campuran 1 PC : 3
pasir : 6 kerikil dalam perbandingan volume, dengan ketebalan sesuai gambar kerja.
3. Campuran semen untuk mengisi speci batu bata adalah 1 PC : 3 pasir pasangan dalam
perbandingan volume.
4. Pemasangan speci batu bata tidak boleh berongga.

PASAL 6

PEKERJAAN BETON

A. LINGKUP PEKERJAAN
B. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil
yang terbaik.
C. Pekerjaan beton bertulang meliputi seluruh pekerjaan beton bertulang seperti yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi/Pengawas
Lapangan.

B. PERSYARATAN BAHAN
 Semen Portland
Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk yaitu Semen Gresik atas
persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan dan harus memenuhi NI-8. Semen yang

6
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat

telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan. Penyimpanan


semen portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas dari kelembaban,
bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan tumpukan sesuai dengan syarat
penumpukan semen.
 Pasir beton

Pasir harus terdiri dari butir-butir yang berisi dan bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur dan sebagainya; dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang
dicantumkan dalam PBI 1971atau peraturan yang berlaku

 Batu ciping/split

Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan/ penimbunan pasir
koral beton harus dipisahkan satu dari yang lain hingga kedua bahan tersebut dijamin
mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.

 Air

Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam, alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton dan harus
memenuhi NI-3 Pasal 10.

 Besi beton

Besi beton menggunakan besi beton polos yang terdiri dari,  16 mm,  12 dan 
10 mm dengan penggunaan seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana. Besi
harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat seperti serpih-serpih.
Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan NI-2 (PBI 1971). Bila
dipandang perlu kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu beton dilaboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya kontraktor.

Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :

 Peraturan-peraturan/standart setempat yang biasa dipakai.


 Peraturan-peraturan beton bertulang Indonesia 1971, NI-2.
 Peraturan konstruksi kayu Indonesia 1961, NI-5
 Peraturan semen portland Indonesaia 1972, NI-8
 Peraturan pembangunan pemerintah daerah setempat
 Ketentuan-ketentuan umum untuk pelaksanaan pemborongan pekerjaan umum
(AV) no.9 tanggal 28 Mei 1941 dan tambahan lembaran negara no. 1457
 Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan Direksi/Pengawas Lapangan

7
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat

 Standar Normalisasi Jerman (DIN)


 American society for testing and material (ASTM)
 American Concrete Institute (ACI)
C. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1. Cetakan begisting
 Acuan harus dibuat dan direncanakan begitu rupa sehingga beton dapat dengan baik
ditempatkan dan dipadatkan, tidak terjadi perubahan bentuk acuan selama
pembetonan dilaksanakan maupun terhadap pengerasan beton.
 Acuan harus juga cermat dalam kedudukan dan datar, untuk jenis acuan-acuan
tertentu, terlebih dahulu Pemborong harus menyerahkan perencanaan gambar acuan
tersebut kepada Direksi, bila perlu harus dilengkapi perhitungan dan detail-detail
yang jelas. Bilamana hal tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Direksi,
rencana acuan tersebut dapat dilaksanakan.
 Sesuai dengan persyaratan betonnya acuan dapat menggunakan papan-papan atau
kayu lapis dengan penguat dari balok 5/10, 5/5 atau konstruksi form work yang lazim
digunakan.
 Perlu ditekankan bahwa tanggung jawab keamanan konstruksi terletak pada
Pemborong, Pemborong harus meminta ijin Direksi/Pengawas lapangan bilamana ia
bermaksud akan membongkar pada bagian-bagian konstruksi utama.
 Cetakan halus

Khusus pembuatan begisting untuk permukaan beton yang tidak perlu dilapisi
plesteran (dinding graving dock), maka dapat dibuat cetakan harus dengan syarat
sebagai berikut :

 Cetakan dapat digunakan secara berulang dengan catatan hanya cetakan yang
bermutu baik boleh dipakai yang telah disetujui oleh Direksi/Pengawas.
 Permukaan cetakan harus dibasahi dengan minyak (form oil/mould release agent)
yang bermaksud untuk menghasilkan permukaan beton yang bersih, halus dan bebas
kotoran dan kemudahan pada saat pembukaan/pembongkaran bidang-bidang
begisting.
 Segala cacat pada permukaan beton yang telah dicor harus ditambal (diplester)
sedemikian rupa hingga sesuai warna/texture permukaan disekatnya.
2. Pengujian

Pengujian dilakukan sebagai berikut :

 Sebelum melaksanakan pengecoran awal, Kontraktor harus mengadakan mix design


yang dapat membuktikan bahwa mutu beton yang disyaratkan dapat tercapai dari mix
design tersebut, selanjutnya oleh Direksi/Pengawas akan dihitung karakteristik dari

8
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat

hasil percobaan tersebut yang selanjutnya akan dipergunakan untuk menilai mutu
beton selama pelaksanaan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971 pasal 4.6 dan 4.7.
 Pada pekerjaan beton strukturil untuk waktu permulaan pelaksanaan dibuat 1 (satu)
benda uji untuk setiap 3m3 beton dan dalam waktu sesingkat-singkatnya harus segera
terkumpul 20 benda uji, sedang setelah berjalan lancar diperlukan 1 (satu) benda uji
pada setiap 5 m3 beton dengan minimum 1 benda uji untuk setiap harinya.
 Apabila hasil pemeriksaan pada padal 4.07 PBI 1971 masih meragukan, maka
pemeriksaan lanjutan dilakukan dengan menggunakan hammer test atau kalau perlu
dengan Corl Drilling untuk meyakinkan penilaian terhadap kualitas beton yang sudah
ada sesuai dengan pasal 4.8 PBI 1971.
 Pembuatan dan pemeriksaan benda-benda uji harus memenuhi ketentuan-ketentuan
dari Pasal 4.9 PBI 1971 dan semua biaya yang timbul akibat pengujian yang
tercantum pada ayat ini adalah menjadi tanggung jawab kontraktor.
 Slump yang diijinkan untuk beton dalam keadaan mix yang normal adalah 7,5-10 cm,
pemakaian slump harus teratur dan disesuaikan dengan kebutuhan, misalnya untuk
daerah-daerah yang pembesiannya rapat dapat dipergunakan slump yang tinggi.
D. PEMBERITAHUAN TENTANG PELAKSANAAN PENGECORAN

Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian-bagian utama dari


pekerjaan, Pemborong harus memberitahukan Direksi/Pengawas untuk mendapat
persetujuan, hal ini dapat dilaksanakan dengan Berita Acara Pengecoran. Jika hal ini
tidak dilaksanakan dengan semestinya atau persiapan pengecoran tidak disetujui oleh
Direksi/Pengawas, maka mungkin Pemborong diperintahkan untuk menyingkirkan
beton yang beru dicor atas biaya pemborong.

Sebelum pengecoran dimulai, Pemborong harus sudah menyiapkan seluruh stek-stek


maupun anker-anker yang diperlukan, pada kolom-kolom, balok-balok beton yang
akan dihubungkan degnan dinding dan kecuali dinyatakan lain pada gambar-gambar,
maka stek-stek dan anker-anker dipasang setiap jarak 1,00 m. Beton yang mengeras,
kotoran-kotoran dan bahan-bahan lain harus dibuang dari dalam bekisting, mesin
pengaduk (beton molen) maupun alat-alat pembawa.

Penulangan harus dimatikan pada posisinya, diperiksa sebelum pengecoran


dilakukan, agar pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada waktunya.

E. KELAS DAN MUTU BETON

Kecuali dinyatakan lain, maka campuran dari beton harus mencapai kekuatan tekan
beton karakteristik yang penggunaannya sebagai berikut.

1. Beton klas I dengan mutu Bo untuk pekerjaan non strukturil seperti lantai kerja (work
floor).

9
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat

2. Beton klas II dengan mutu K-225 dan K-175 untuk pekerjaan kolom dan balok dan
kolom praktis
D. Pembesian
1. Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (ring), persyaratannya harus sesuai
PBI 1971atau peraturan yang berlaku
2. Pemasangan dan penggunaan tulangan beton harus disesuaikan dengan gambar
konstruksi.
3. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut tidak
berubah tempat selama pengecoran, dan harus beban dari papan acuan atau lantai
kerja dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan PBI 1971atau
peraturan lain yang berlaku.
4. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus dikeluarkan dari lapangan kerja
dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Direksi/Pengawas Lapangan.
F. CARA PENGADUKAN
1. Cara pengadukan harus menggunakan beton molen.
2. Takaran untuk semen portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh
Direksi/Pengawas Lapangan.
3. Selama pengadukan, kekentalan adukan beton harus diawasi dengan jalan memeriksa
slump pada setiap campuran baru. Pengujian slump minimum 5 cm dan maksimum
10 cm.
F. Pengecoran beton
1. Kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan persiapan dengan membersihkan
dan menyiram cetakan-cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan
ketinggian, pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
2. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Direksi/Pengawas
Lapangan.
3. Pengecoran harus dilaksanakan sebaik mungkin dengan menggunakan alat
penggetar untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya
cacat pada beton seperti keropos dan sarang-sarang koral/split yang dapat
memperlemah konstruksi.
4. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya
maka tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Pengawas Lapangan.
G. PEMADATAN BETON

Adukan harus dipadatkan dengan baik dengan memakai lata penggetar (Vibrator)
yang berfrekuensi dalam adukan paling sedikit 300 putaran dalam 1 menit.
Penggetaran harus dimulai pada waktu adukan ditaruhkan dan dilanjutkan dengan
adukan berikutnya.

10
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat

Penggetaran tidak boleh dilakukan langsung menembus tulangan-tulangan kebagian-


bagian adukan yang sudah mengeras.

Kecepatan menaruh adukan harus disesuaikan dengan kapasitas vibrator dan tidak
boleh ada adukan yang tergetarkan lebih dari 7,5 cm tebalnya karena terlalu banyak
yang harus dipadatkan.

H. KONTRAKTOR DAN KUALIFIKASI PELAKSANA KONTRAKTOR


1. Pelaksana/kontraktor bertanggung jawab atas kesempurnaan pekerjaannya sampai
dengan saat-saat penyerahan/selesai.
2. Pekerjaan harus dilakukan tenaga-tenaga ahli pada bidangnya. Pelaksana/
kontraktor harus qualified, minimum STM  3 (tiga) tahun pengalaman kerja.
3. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat dalam uraian dan
syarat-syarat maupun yang tercantum dalam gambar-gambar atau peraturan yang
berlaku baik dalam negeri maupun luar negeri.
4. Kontraktor mengikuti kontrak-kontrak yang akan disusun kemudian dengan Pemberi
Tugas, baik mengenai hal-hal pembayaran maupun hal teknis dan non teknis
lainnya.
5. Kontraktor harus menempatkan tenaga ahlinya dilapangan yang setiap saat
diperlukan untuk dapat berdiskusi dan dapat memutuskan administratif.
I. Syarat-syarat pengamanan pekerjaan
1. Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3x24 jam
setelah pengecoran.
2. Beton dilindungi dari kemungkinan cacad yang diakibatkan dari pekerjaan-pekerjaan
lain.
3. Bila terjadi kerusakan, kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki nya dengan tidak
mengurangi mutu pekerjaan. Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab
kontraktor.
4. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan
air terus menerus selama 1 (satu) minggu atau lebih (sesuai ketentuan dalam PBI
1971).

PASAL 7

PEKERJAAN ATAP

A. PEKERJAAN RANGKA ATAP


1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan pekerjaan pembuatan kuda-kuda baja, gording,kaso dan reng seperti
yang tampak pada gambar rencana.

11
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat

2. Kualitas kayu untuk jenis yang ditentukan dalam gambar rencana harus berkualitas
baik, kering, tidak bergetah, tidak retak, tidak bermata kayu yang lepas, tidak ada
bekas dimakan bubuk dan cacat-cacat lainnya.
3. Semua ukuran kayu didalam gambar rencana adalah ukuran kayu setelah selesai
dikerjakan dan terpasang.
4. Kecuali ditentukan lain dalam gambar rencana, untuk rangka kuda-kuda memakai
kayu besi ukuran 5/10 (ukuran bersih) sedang untuk gording , kaso, dan reng
menggunakan kayu matoa 5/10 (ukuran bersih).
5. Sistem pembuatan kuda-kuda seperti yang ditunjukkan dalam rencana, setiap
pertemuan/bahul maupun sambungan kayu diperkuat/diikat dengan mur baut  1/2”.
Jumlah dan letaknya sesuai dengan gambar.
6. Pada perletakan kuda-kuda dengan ringbalk/kolom diikat besi angker atau pengikat
lain agar kap tidak terangkat.
7. Kayu gording harus lurus, kering dengan perletakan pada kuda-kuda memakai klos
penahan dan tiap sambungan harus diklem.
8. Sebelum diatap, seluruh permukaan kayu ( kuda-kuda, gording, skor angin, ) harus
diawetkan dengan residu.
B. PEKERJAAN PENUTUP ATAP
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan pekerjaan pemasangan penutup atap seperti tampak pada gambar
rencana.
2. Penutup atap dari bahan Atap Metal Roof/genteng metal atau Sejenisnya dan bahan
penutup nok terbuat dari nok Metal Roof juga.
3. Sebelum mendatangkan bahan kelokasi pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan
contoh bahan kepada Direksi/Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bahan Atap Metal Roof/Atau Sejenisnya harus sama ukurannya, tidak lubang, retak
dan cacat-cacat lainnya.
5. Atap Metal Roof yang tidak lolos seleksi harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan
dalam tempo 1x24 jam.
6. Pemasangan Atap Metal Roof menggunakan paku ardeks yang diberi ring karet
dengan ovelaping sesuai dengan petunjuk teknis dari pabrik pembuatnya dan
pemasangan harus kuat dan tidak bocor.
7. Penutup nok terdiri dari papan kemudian ditutup dengan nok dari bahan seng dan
dipaku kuat dengan paku seng dengan ring karet dan tidak boleh bocor.

PASAL 8

PEKERJAAN PASANGAN DINDING

12
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat

A. PASANGAN BATU TELA


1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga serta pelaksanaan
seluruh pekerjaan pasangan batu tela seperti tampak pada gambar rencana.
2. Adukan dengan campuran 1 PC : 2 Pasir untuk pasangan batu tela kedap air
digunakan untuk seluruh dinding Lantai I setinggi 20 cm dari permukaan sloof dan
setinggi 150 cm pada daerah basah dan 1 PC : 4 Pasir untuk pasangan tidak kedap air
digunakan pada seluruh dinding lainnya.
3. Pasir untuk adukan, sebelum diaduk harus diayak dengan ayakan kawat kasa dengan
ukuran 0,5 cm dan diletakkan dengan sudut paling kecil 50o terhadap bidang
horisontal.
4. Batu tela yang dipergunakan untuk satu bidang yang sama harus dari batu tela
dengan ukuran yang sama.
5. Kontraktor harus menyediakan contoh-contoh bahan yang akan dipergunakan. Bahan
yang akan dipergunakan harus mendapat persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan.
6. Pasangan batu tela harus menggunakan profil dari kayu besi yang diketam halus dan
lurus serta dipasang dengan tegak.
7. Pasangan batu tela harus dipasang dengan ketebalan, ketinggian dan kualitas sesuai
gambar rencana.
8. Hubungan antara dinding batu tela dengan beton harus diberi angkur.
9. Pasangan harus diberi kolom praktis, berukuran 12x12 cm dengan tulangan 412,
untuk setiap luas pasangan 12 m2.
10. Pasangan batu tela setiap harinya hanya diperbolehkan naik 1 m2 setiap hari.
11. Pasangan batu tela harus disiram hingga jenuh setiap hari.
12. Permukaan dinding yang dihasilkan oleh plesteran dan acian harus benar-benar
vertikal, datar, rata, tidak melengkung dan tidak bergelombang.

B. PLESTERAN
1. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan
luar serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
2. Pekerjaan plesteran dapat dikerjakan setelah pekerjaan instalasi listrik dan plumbing
selesai dikerjakan untuk seluruh bangunan.
3. Semen portland yang digunakan memenuhi NI-8 dan telah disetujui Direksi/
Pengawas Lapangan.
4. Pasir yang dipergunakan harus berkadar lumpur maksimal 5%.
5. Plesteran biasa dengan campuran 1 PC : 4 Pasir digunakan untuk permukaan-
permukaan dinding pasangan batu tela atau permukaan-permukaan beton sesuai
gambar rencana.

13
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat

6. Plesteran trasram dengan campuran 1 PC : 2 Pasir, digunakan untuk permukaan


dinding ruang KM/WC setinggi 150 cm, seluruh permukaan dinding setinggi 20 cm
dari lantai.
7. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan jika pekerjaan beton dan pasangan batu tela
telah disetujui Direksi/Pengawas Lapangan.
8. Jika tidak ditentukan lain dalam gambar rencana, maka seluruh plesteran mempunyai
ketebalan 15 mm.
9. Pencampuran adukan menggunakan Mixer selama 3 menit.
10. Seluruh permukaan plesteran difinish dengan acian dari bahan PC.
11. Pekerjaaan acian boleh dilaksanakan setelah pekerjaan plesteran berumur minimal 8
(delapan) hari.
12. Untuk semua jenis adukan, jarak pencampuran dengan pemasangannya tidak lebih
dari 30 menit sehingga campuran selalu dalam keadaan baik.
13. Permukaan beton yang akan diplester harus bersih dari begesting.
14. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 meter.
15. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar, tidak
terlalu tiba-tiba dengan membasahi permukaan plesteran minimal 2 kali setiap hari
dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan bahan penutup yang bisa
mencegah penguapan air secara cepat.
16. Kontraktor harus membongkar dan memperbaiki setiap plesteran yang retak akibat
perawatan yang tidak baik hingga diterima dengan baik oleh Direksi/ Pengawas
lapangan.
17. Pekerjaan finishing permukaan tidak boleh dilakukan sebelum pekerjaan acian
berumur 2 (dua) minggu.

PASAL 8

PEKERJAAN FINISHING LANTAI & DINDING

A. LANTAI IN DOOR (DALAM RUANGAN)


1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan, tenaga dan pelaksanaan
pekerjaan lantai dalam seperti tampak pada gambar rencana.
2. Jenis bahan penutup lantai yang digunakan adalah keramik yang berkualitas baik
dengan ukuran sesuai dengan permintaan pihak Pemberi Tugas atau sesuai dengan
gambar rencana, warna akan ditentukan kemudian. Khusus untuk lantai KM/WC
harus menggunakan keramik jenis yang tidak licin.
3. Tebal minimal keramik 8 mm, dengan permukaan berglasur hingga menghasilkan
warna dan kilap yang rata dan seragam.

14
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat

4. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan contoh


bahan, bahan pengisi naad yang akan dipasang dan dilengkapi dengan spesifikasi dari
produsennya, kepada Direksi/Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
5. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan penutup lantai, Kontraktor harus
memeriksa semua pekerjaan yang nantinya akan ditutup oleh bahan penutup lantai.
6. Pekerjaan yang harus diperiksa diantaranya adalah pekerjaan instalasi bawah lantai,
pekerjaan waterproofing dan lain-lain yang dianggap perlu.
7. Kontraktor harus mendapatkan persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan sebelum
melaksanakan pekerjaan ini.
8. Area lantai yang akan dipasang penutup lantai harus dipadatkan lebih dahulu
tanahnya agar pasangannya tidak turun/retak sewaktu menerima beban diatasnya.
9. Keramik dipasang diatas rabat beton setebal 10 cm yang dihampar rata.
10. Keramik yang tidak sama ukurannya, tidak siku, retak dan cacat lainnya harus
dikeluarkan dari lokasi pekerjaaan dalam waktu 1x24 jam.
11. Sebelum pemasangan, alas permukaan lantai harus dibuat rat terlebih dahulu.
12. Pemotongan keramik harus dihindari, kecuali dikehendaki dalam gambar rencana.
13. Lebar naad dibuat selebar 3 mm, dan masing-masing membentuk garis lurus yang
lebarnya sama.
14. Pelaksanaan pemasangan harus oleh tenaga yang berpengalaman.
15. Setelah keramik terpasang, harus dilap permukaannya hingga bersih dengan air atau
dengan porstek.
16. Hasil pemasangan keramik harus merupakan suatu permukaan yang rata, tidak
bergelombang.
17. Untuk bahan pengisi antara naad keramik (grouting) dipakai semen warna.
18. Selama 3x24 jam setelah keramik terpasang, permukaanya tidak boleh diinjak sama
sekali.
19. Permukaan keramik yang telah terpasang harus dijaga terhadap kemungkinan-
kemungkinan terkena cairan-cairan dan benda-benda lain yang mungkin bisa
menimbulkan cacat, noda-noda dan sebagainya.
20. Kontraktor harus memperbaiki kerusakan permukaan lantai keramik yang sudah
terpasang.
B. LANTAI OUT DOOR (LUAR RUANGAN)
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan, tenaga dan pelaksanaan
pekerjaan lantai dalam seperti tampak pada gambar rencana.
2. Jenis bahan penutup lantai yang digunakan adalah rabat beton dengan beton tumbuk
dan entrance menggunakan keramik ukuran 50x50 cm dan batu sikat sesuai dengan
gambar rencana.

15
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat

3. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan penutup lantai, Kontraktor harus


memeriksa semua pekerjaan yang nantinya akan ditutup oleh bahan penutup lantai.
4. Rabat beton menggunakan bahan beton cor tanpa tulangan dengan campuran 1 PC : 3
Koral : 5 Pasir dengan ketebalan 17 cm.
5. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi/Pengawas Lapangan.
6. Lantai yang akan dipasang penutup lantai harus dipadatkan lebih dahulu tanahnya
agar pasangannya tidak turun/retak sewaktu menerima beban diatasnya. Diatas tanah
yang sudah dipadatkan diberi lapisan pasir urug setebal 10 cm padat.
7. Kontraktor harus memperbaiki kerusakan penutup lantai yang sudah terpasang.

PASAL 9

PEKERJAAN PLAFOND

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja untuk
pelaksanaan pekerjaaan plafond seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
2. Rangka plafon terbuat dari kayu matoa ukuran 5/10 cm untuk balok induk dan 5/5
untuk balok pembagi dengan tiap-tiap pertemuan rangka memakai kayu klos.
3. Penutup plafon terbuat dari gipsum tebal 9.00 mm atau sesuai yang ditunjukkan
dalam gambar.
4. Sisi bawah rangka plafond harus disekap rata (waterpass) dan diberi lapisan meni
sebelum dilakukan pemasangan gypsum
5. Pada sisi tepi keliling ruangan dipasang list profil terbuat dari gipsum dan bagian
luarmenggunakan list kayu profil
6. Setelah gipsum terpasang, harus membentuk bidang yang datar dan tidak
bergelombang atau sesuai gambar rencana.
7. Penutup plafond diberi lapisan finishing cat tembok sebanyak 3 kali, yang terlebih
dahulu diberi lapisan plamur.
8. Untuk listprofil plafond bagian luar diberi lapisan meni dan cat kilap kayu warna
coklat tua atau sesuai dengan petunjuk direksi lapangan atau konsultan pengawas.

PASAL 10

PEKERJAAN PINTU DAN FASADE DEPAN

A. PINTU FOLDING GATE


1. Tentukan Area Pemasangan

Langkah pertama yang harus anda lakukan untuk memasang pintu folding gate ini
adalah dengan menentukan area pemasangan tersebut. Hal ini diperlukan karena

16
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat

ukuran tersebut nantinya digunakan dalam pembuatan semua komponen pintu


folding gate

2. Pasang Tiang

Langkah selanjunya adalah dengan memasang tiang kanan dan kiri pada area
pemasangan. Dalam pemasangan tiang ini tentunya tidak miring. Karena dengan
pemasangan yang miring tentunya dapat berdampak kinerja pintu itu sendiri.

3. Pemasangan Rel

Pemasangan rel ini dapat dilakukan dengan menggunakan lengan swing, kemudian
pasanglah balok di bagian atas yang berfungsi untuk dudukan pintu folding gate.

4. Pasang Pintu

Jika rel sudah terpasang, langkah selanjutnya adalah dengan memasang pintu tersebut
melewati semua rel yang ada

5. Pengelasan

Untuk menyambungkan pintu ini di kusen, maka anda dapat melakukan pengelasan.
Pastikan sebelum dilakukan pengelasan teknik pemasangan benar serta nantinya
pintu dapat berfungsi dengan baik.

B. PINTU FOLDING GATE


1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, peralatan dan tenaga kerja serta
pelaksanaan pekerjaan pemasangan pengunci, engsel dan alat penggantung.
2. Tiap daun pintu dipasang 3 (tiga) buah engsel type kupu-kupu ring nylon ukuran 4”
dan untuk jendela/ventilasi ungkit dipasang 2 (dua) buah engsel dengan engsel type
kupu-kupu ring nylon ukuran 3”. Semua engsel harus kualitas terbaik dengan
pemasangan memakai sekrup dan tidak boleh dipaku.
3. Engsel atas dipasang 28 cm (as) dari permukaan atas pintu, engsel bawah dipasang
32 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah
antara kedua engsel tersebut.
4. Tiap daun pintu dipasang 1 (satu) buah kunci tanam dengan kunci 2 slaag ukuran
besar dari kualifikasi terbaik warna brown.
5. Semua kunci tanam dipasang dengan kuat pada rangka daun pintu setinggi 90 cm
dari lantai, atau sesuai petunjuk Direksi/Pengawas Lapangan.
6. Khusus tiap daun pintu double dipasang slot/grendel ukuran besar dibagian atas dan
bawah daun pintu model konvensional kualitas terbaik dengan pemasangan harus
memakai sekrup.

17
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat

7. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
8. Seluruh daun jendela kaca ungkit diberi hak angin lipat masing-masing 2 (dua) buah
dan diberi grendel 1 (satu) buah.

PASAL 11

PEKERJAAN PENGECATAN

A. Lingkup pekerjaaan :
1. Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan ini sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
2. Melaksanakan pekerjaan pengecatan sehingga diperoleh hasil yang baik dan
memuaskan.
3. Tahapan pekerjaan meliputi persiapan permukaan yang akan diberi cat, pengecatan
permukaan dengan bahan-bahan yang ditentukan, pengecatan semua permukaan dan
area yang ditentukan dalam gambar rencana, dengan warna bahan yang akan
ditentukan kemudian.
B. STANDAR PENGERJAAN (MOCK UP)
1. Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu
bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan
dijadikan contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang
yang akan dipakai sebagai mock up ini akan ditentukan oleh Direksi.
2. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi, bidang-bidang ini
akan dipakai sebagai mock up, yang akan ditentukan oleh Direksi.
3. Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan oleh aplikator yang berpengalaman.
C. CONTOH DAN BAHAN UNTUK PERAWATAN
1. Jenis cat yang digunakan adalah produksi ICI.
2. Kontraktor harus mempersiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada
bidang-bidang transparan ukuran 100x100 cm2.
3. Dan pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula
cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai lapisan akhir).
4. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan Direksi untuk mendapatkan
persetujuan. Jika contoh tersebut telah disetujui secara tertulis barulah Kontraktor
melanjutkan dengan pembuatan mock up.
5. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi, minimal 5 galon tiap warna dan
jenis cat yang dipakai.
6. Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas
identitas cat yang didalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan.

18
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat

D. PEKERJAAAN CAT DINDING


1. Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh dinding bangunan
baik bagian dalam maupun luar dari ruang-ruang yang dilakukan rehabilitasi.
2. Sebelum diplamur, plesteran sudah harus betul-betul kering, tidak ada retak-retak dan
Kontraktor harus meminta persetujuan Direksi/Pengawas Lapangan.
3. Untuk dinding lama, permukaan dinding harus dibersihkan terlebih dahulu sampai
betul-betul bersih tidak ada bagian-bagian cat, plesteran lama yang mudah terkelupas.
4. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan lapisan
plamur setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
5. Sesudah 7 (tujuh) hari terpasang dan dihaluskan dengan amplas besi, kemudian
dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih betul. Selanjutnya dinding dicat dengan
menggunakan roller.
6. Lapisan pengecatan dinding terdiri dari 3 (tiga lapis) dengan kekentalan cat sebagai
berikut :
 Lapisan I encer (tambahan 20% air)
 Lapisan II kental
 Lapisan III encer
7. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, licin
tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-
pengotoran.

E. PEKERJAAN CAT PLAFOND (LANGIT-LANGIT)


1. Yang termasuk dalam pekerjaan cat plafon (langit-langit) adalah plafon tripleks atau
bagian-bagian lain yang ditentukan dalam gambar.
2. Cat plafond menggunakan cat tembok dengan sistem/cara pengecatan seperti pada
pekerjaan cat dinding.
3. Sambungan-sambungan tripleks harus diberi dempul/plamur agar tidak terlihat
sebagai retakan sesudah dicat.
F. PEKERJAAN FINISHING CAT KILAP
1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah seluruh pekerjaan kusen, pintu, jendela,
ventilasi, listplank serta bagian-bagian lain yang ditentukan dalam gambar.
2. Semua permukaan kayu sebelum dilakukan pengecatan, harus diberi dempul lalu
diamplas sampai halus selanjutnya diberi lapisan cat dasar (meni) sebanyak 3 kali.
3. Setelah semua permukaan kayu halus, rata dan licin, dan sudah tidak ada lagi pori-
pori yang tampak selanjutnya diberi lapisan finishing cat kilap kayu sebanyak 3 kali.
Warna kilap memakai cat kualitas supergloos dan warna cat akan ditentukan
kemudian.
G. PEKERJAAN FINISHING TEAK OIL

19
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat

1. Yang termasuk pekerjaan ini adalah seluruh pekerjaan pintu teak wood serta bagian-
bagian lain yang ditentukan dalam gambar.
2. Semua permukaan multipleks harus diberi lapisan dempul agar tidak ada pori-pori
yang tampak, selanjutnya diamplas sampai menghasilkan permukaan yang halus dan
licin.
3. Finishing teak oil diberikan sebanyak 3 lapis sehingga menghasilkan bidang yang
halus, rata dan licin.

PASAL 12
PEKERJAAN MEKANIKAL

Pekerjaan pemasangan instalasi listrik ini meliputi pemasangan jaringan (instalasi) dalam
bangunan dan pemasangan lampu.

1. Pemasangan jaringan harus menggunakan bahan yang memenuhi persyaratan PLN,


untuk jaringan plafon harus inbouw.
2. Semua kabel yang digunakan untuk instalasi listrik harus memenuhi persyaratan SII
dan SPLN. Semua kabel harus baru dan jelas ditandai mengenai ukurannya, jenis
kabelnya, nomor dan jenis pintalannya. Semua kabel dengan penampang 6mm2 harus
terbuat secara dipilin. Instalasi listrik harus berpenampang minimal 2,5mm2.
3. Pemasangan lampu, meliputi :
 Pemasangan lampu Hemat Enegy Philip 9 dan 14 Watt
 Pemasangan stop kontak dan saklar model tanam (inbow)
4. Pekerjaan instalasi listrik ini harus dikerjakan oleh instalatur yang telah terdaftar
dalam PLN setempat.

PASAL 13

PEKERJAAN LAIN – LAIN

A. PEK. ACP FASADE DEPAN + RANGKA


1. Lingkup Pekerjaan
 Pekerjaan ini meliputi tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan yang
dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan pemasangan / perbaikan alumunium
composite panel
 Pekerjaan ini dilaksanakan sebagaiman disebutkan/ ditunjukkan dalam petunjuk
Direksi
2. Ketentuan

20
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat

 Semua pekerjaan yang disebutkan dalam bab ini harus dikerjakan sesuai dengan
standar dan spesifikasi dari pabrik
 Bahan-bahan yang harus memenuhi standar-standar antara lain
- AA The Alumunium Association
- AAMA Architectural Alumunium Manufacts Associations
- ASTM E.84 American Standard for The Testing Materials
- DIN 4019 Isolasi Udara
- DIN 52212 Penyerapan suara
- DIN 53440 Pengurangan getaran
- DIN 17611 / BS 1651 Proses Anoda
- DIN 476 Panel Kerangka
- AS. 1530 Hasil Indikatif
3. Komponen bahan
 Bracket/angkur dari materials besi fin galvanish atau material alumunium
ekstrussion
 Rangka vertikal dan horizontal dari material alumunium ekstrussion
 Rangka tepi panel alumunium composite da reinforce dari alumunium ekstrussion
 Infill dari alumunium ekstrussion finish powder coating warna ditentukan
kemudian
 Sealant (antara panel alumunium dengan komponen lain)
4. Persyaratan bahan
 Bahan : Alumunium Composite
 Tebal : 3 mm terdiri dari 0,03 mm Aluminium, 2 mm Polyetylene
dan 0,03 mm alumunium
 Berat : 5-6 Kg / 5 mm
 Bending strengh : 45-50 Kg / 5 mm
 Heat Deformation : 200 C
 Sound insulation : 24-29 Db
 Finished : Flourocarbond factory finished / PVdf Coating
 Bahan composite panel harus dalam keadaan rata, warna akan ditentukan
kemudian.
 Contoh-contoh harus diserahkan kontraktor kepada direksi lapangan untuk
mendapatkan persetujuan pemberi tugas.
 Toleransi dimensi mill finish :

Stove dipernish : + 0,2 mm

Dianode : 0.4 / + 0,2 mm

Lebar : - 0/+ 4 mm

21
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat

Panjang s/d 4 meter : - 0/+ 6 mm

5. Syarat-syarat Pelaksanaan
 Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam pekerjaan ini dengan
menunjukkan surat keterangan referensi pekerjaan-pekerjaan yang pernah
dilakukan kepada direksi lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
 Alumunium composite panel yang digunakan untuk seluruh proyek harus satu
macam saja.
 Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan bantu untuk
mempermudah serta mempercepat pemasangan dengan hasdil pemasangan
akurat, teliti dan tepat pada posisinya.
 Rangka-rangaka pemegang transom dan mullion harus dipersiapkan dengan
teliti , tegak lurus dan tepat pada posisinya.
 Metode pemasangan antara lain : 1). Dijepit diantara bagian-bagian sungkup
puncak ganda. 2). Panel-panel baki menggantung pada pin-pin dan dipasang
dengan sekrup. 3). Dinding pelapis yang dijadikan satu unit, sistem ikatan
pinggir.
 Frekuensi pembersihan dan perawatan serta pemilihan bahan pembersih yang
cocok sangat bergantung pada lokasi gedung dan kondisi permukaan.
Pembersihan dapat dilaksanakan denagn air dan spons atau sikat lembut. Apa bila
pengotoran lebih berat bisa ditambahkan deterjen netral.
 Setelah pemasangan dilakukan penutupan celah antara panel dengan bahan
caulking dan sealant hingga rapat dan tidak bocor sesuai dengan uraian bab
sealant dalam persyaratan ini.
 Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari hal-hal yang dapat
menimbulkan kerusakan. Bila hal ini terjadi kontraktor harus memperbaiki tanpa
biaya tambahan.
 Hasil pemasangan pekerjaan aluminium composite panel harus merupakn hasil
pekerjaan yang rapi dan tidak bergelombang.
 Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 10 tahun terhadap
sinar matahari dan pabrik pembuatnya berupa serifikat jaminan.

KEEROM, ………… JULI 2022

Dibuat Oleh :

22
Rencana Kerja Dan Syarat - Syarat

KONSULTAN PERENCANA
CV. YIK YAMARA KONSULTAN

MICKAEL HAMONG, ST
Direktur

23

Anda mungkin juga menyukai