Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KOTA KENDARI

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


(RKS)
(DOKUMEN SPESIFIKASI TEKNIS)

PEKERJAAN :

PAVING BLOCK BTN. REZKY 3 KEL. ANGGOEYA

LOKASI :

BTN. REZKY 3 KEL. ANGGOEYA


KOTA KENDARI

CV. TEKNIK CIPTA PARISUDHA


RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

KEGIATAN : Pembangunan / Peningkatan Jalan Lingkungan


PEKERJAAN : Paving Block Btn. Rezky 3 Kel. Anggoeya Kota Kendari
LOKASI : Btn. Rezky 3 Kel. Anggoeya Kota Kendari
ANGGARAN : 2020

A. PENDAHULUAN

1. Dalam Spesifikasi Teknis pekerjaan ini diuraikan tentang lingkup pekerjaan,


bahan, peralatan , peraturan dan tata cara kerja serta lain – lain yang
dianggap perlu.
2. Pemborong di wajibkan mempelajari seluruh isi bestek dan gambar rencana.
3. Pemborong di wajibkan menyesuaikan antara bestek, gambar rencana
dengan kondisi lapangan pekerjaan.
4. Bila perbedaan antara gambar rencana dan bestek serta antara gambar
bestek dengan lapangan, maka kontraktor di wajibkan melapor dan
mengkonsultasi dengan pengawas atau Direksi.
5. Bestek dan gambar rencana merupakan suatu kesatuan dengan kontrak yang
merupakan lampiran.
6. Pemborong di wajibkan menyiapkan peralatan K3 (Keselamatan dan
Kesehatan Kerja)

B. LINGKUP PEKERJAAN
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Tanah Galian dan Urugan
3. Pekerjaan Bekesting Beton
4. Pekerjaan Paving Block
5. Pekerjaan Lain-Lain

C. JENIS DAN MUTU BAHAN

Jenis dan mutu bahan yang akan di gunakan di utamakan produksi dalam negeri
sesuai dengan keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri
Perindustrian dan Menpan :
No. 472 / Kbp / XII / 80
No. 813 / MENPAN / 1980
No. 064 / MENPAN / 1980

CV. TEKNIK CIPTA PARISUDHA


PEMBANGUNAN / PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN
KOTA KENDARI
PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Peninjauan Lapangan

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan kontraktor bersama Direksi dan Konsultan


meninjau kelapangan untuk dapat lebih memahami pekerjaan yang akan
dilaksanakan sesuai gambar rencana
2. Apabila dalam peninjauan awal terdapat perbedaan antara gambar dan
kondisi di lapangan maka kontraktor secepat mungkin membuat gambar As
build Drawing perubahan untuk dapat di setujui oleh para Direksi.

2. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank


1. Pengukuran
2. Pemasangan Bowplank

Pekerjaan Pengukuran
a. Sebelum pekerjaan di mulai Kontraktor harus memberitahukan secara tertulis
kepada Konsultan Pengawas, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan kapan
pekerjaan akan di mulai.
b. Penentuan titik duga nol diambil berdasarkan gambar kerja setiap masing-
masing lokasi pekerjaan atau sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai
kontraktor harus memberitahukan kepada direksi atau konsultan pengawas.

Pemasangan Bowplank
a. Setelah diperoleh penentuan titik duga nol dari hasil pengukuran, kemudian
dituangkan pada patok untuk pemasangan papan bowplank sebagai acuan
titik nol.
b. Papan bowplank juga dipasang pada penentuan titik pondasi, dan ditarik
benang pada as agar letak titik-titik pondasi itu segaris dan sebagai penentu
lebar galian dan pemasangan pondasi.

Gudang/Barak Kerja

a. Gudang ini bertujuan untuk menyimpan semen dan bahan-bahan lain yang
perlu perlindungan cuaca. Untuk itu perlu dibuat panggung yang kuat lebih
kurang 0,30 meter, tinggi dari muka tanah agar semen dan bahan bangunan
lainnya tidak tersinggung dengan tanah.
b. Kontraktor harus membangun sebuah bangunan sementara untuk Kantor
pengawas dan Kantor Pelaksana serta gudang-gudang bahan, yang akan
dipergunakan selama pembangunan, dengan persetujuan pengawas.

CV. TEKNIK CIPTA PARISUDHA


PEMBANGUNAN / PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN
KOTA KENDARI
Barak/Tempat Kerja
a. Apabila tenaga kerja menginap di lapangan (harus dengan izin Direksi),
Kontraktor harus menyediakan barak dengan fasilitas lengkap disiapkan oleh
Kontraktor untuk keperluan pekerjaan besi, pekerjaan kayu, dan sebagainya.
b. Kontraktor harus menyediakan petugas keamanan untuk menjaga
keselamatan Proyek dari gangguan pencurian, pengerusakan dan lain- lain.
c. Kontraktor harus menyediakan fasilitas penerangan pada waktu malam hari.
Penerangan tersebut harus terdapat pada setiap bagian bangunan permanen
dan bangunan sementara.

Pekerjaan Pembersihan Lapangan

1.2.1.1 Semua benda-benda tak berguna, tumbuh-tumbuhan, akar,


alang-alang dan lain-lain harus dibersihkan/disingkirkan dari
lapangan dan apabila perlu dengan menggalinya.

1.2.1.2 Semua lapisan atas dari tanah dan tumbuh-tumbuhan di


lapangan disingkirkan, kemudian permukaan tanahnya
disesuaikan dengan tinggi duga yang dikehendaki.

1.2.1.3 Bila Kontraktor membutuhkan bangunan sementara, maka


Kontraktor diberi kesempatan untuk mendirikannya atas beban
sendiri dengan persetujuan pengawas.

1.2.1.4 Bila Kontraktor membutuhkan pagar keliling proyek, maka


Kontraktor diberi kesempatan untuk mendirikannya atas beban
sendiri dengan persetujuan pengawas.

1.2.2 Pengukur dan Opname

1.2.2.1 Lingkup Pekerjaan


a. Meliputi : Pekerja-pekerja, ahli, bahan, peralatan dan
kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan
semua pekerjaan pengukuran sesuai dengan RKS dan
gambar-gambar.
b. Pekerjaan pengukuran antara lain :
- Penentuan lokasi bangunan, dan lain-lain
- Penentuan duga
1.2.2.2 Syarat-syarat :
a. Pengukuran harus dilakukan tenaga yang betul-betul ahli
dalam bidangnya dan berpengalaman.

CV. TEKNIK CIPTA PARISUDHA


PEMBANGUNAN / PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN
KOTA KENDARI
b. Pemeriksaan hasil pengukuran segera dilaporkan kepada
Konsultan Pengawas dan dimintai persetujuan direksi.
c. Pengukuran harus diketahui dan disetujui oleh kepala desa
atau perangkat desa lainnya.

1.2.2.3 Bahan-bahan dan peralatan : Water pass serta peralatan dan


patok-patok yang kuat yang diperlukan untuk pengukuran.
Semua peralatan ini harus dimiliki Pemborong dan harus selalu
ada apabila sewaktu-waktu memerlukan pemeriksaan.

1.2.2.4 Tata Kerja :


a. Segera setelah diterima Surat Perintah Kerja dari Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan, Kontraktor diharuskan untuk
melaksanakan pengukuran dan opname pada setiap
pekerjaan yang akan dikerjakan sesuai dengan yang telah
direncanakan
b. Setiap tahap pengukuran dan opname harus disetujui oleh
Direksi sebelum pekerja pengukuran berikutnya
dilanjutkan, setiap kesalahan/ keraguan hasil pengukuran
harus diulang kembali.
c. Dalam hal Direksi tidak dapat hadir pada saat pengukuran,
Direksi dapat menunjuk/menguasakan wakilnya secara
tertulis dan mempunyai hak yang sama dengan Direksi.
Pelaksanaan pengukuran dan opname dianggap benar dan
setelah dibuat berita acara serta ditanda tangani oleh
kedua belah pihak dan disetujui oleh Pihak Proyek.
d. Perletakan bangunan baru supaya dicocokkan dengan
ukuran-ukuran pada rencana, akan tetapi apabila ada.
Selisih/perbedaan maka perletakannya dapat diubah dan
disesuaikan dengan kondisi dan situasi tanah yang ada
berdasarkan petunjuk-petunjuk serta persetujuan
Bouwheer/Direksi.
e. Perubahan mengenai tata letak bangunan maupun ukuran-
ukurannya harus diterapkan pada gambar rencana yang
ada lengkap dengan tanda-tandanya serta harus di legalisir
oleh Direksi dan disetujui oleh Bouwheer/Pemberi Tugas.

CV. TEKNIK CIPTA PARISUDHA


PEMBANGUNAN / PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN
KOTA KENDARI
PASAL 2
PEKERJAAN TANAH GALIAN DAN URUGAN

2.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan tanah galian dan urugan adalah :
a. Galian tanah pondasi
b.Urugan kembali tanah galian

2.2 Bahan dan Peralatan


Bahan yang digunakan : Tanah urugan
Peralatan yang digunakan : a. Dump Truck
b. Cangkul
c. Kereta Sorong
d. Vibrator Stampler

2.3 Peraturan dan Syarat-Syarat


2.3.1 Dasar galian tanah sesuai dengan gambar atau sampai mencapai tanah
keras.
2.3.2 Lebar galian sebelah atas disesuaikan dengan keadaan tanah, lebar
galian bagian bawah minimal lebar pondasi ditambah 2 x 10 cm.
2.3.3 Tanah urugan harus bersih dari kotoran, sampah atau bongkahan
kayu.
2.3.4 Pengurugan dengan tanah timbun dilaksanakan lapis demi lapis
maksimal 30 cm supaya padat.

2.4 Tata Cara Kerja Pelaksanaan

2.4.1 Sebelum digali pondasi buat tanda sesuai dengan petunjuk gambar.
2.4.2 Kemudian gali tanah dengan menggunakan alat sekop dan cangkul
atau hingga mencapai kedalaman yang telah ditentukan.
2.4.3 Bila keluar air pada lobang galian pondasi harus dipompa keluar
dengan menggunakan mesin pompa air.
2.4.4 Tanah urug ditimbun lapis demi lapis serta dipadatkan dengan Vibrator
Stempler.
2.4.5 Bila tanah urug sudah mencapai peil ketinggian yang diinginkan maka
tanah tersebut harus diratakan dan dipadatkan.

CV. TEKNIK CIPTA PARISUDHA


PEMBANGUNAN / PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN
KOTA KENDARI
PASAL 3
PEKERJAAN BETON

3.1 lingkup Pekerjaan :


Lingkup pekerjaan beton bertulang adalah
a. Beton Cor
b. Bahagian –bahagian lain yang dianggap penting

3.2 Bahan –bahan dan peralatan


4.2.1 Bahan yang diperlukan adalah :

No Bahan Jenis Specifikasi

1. Pasir Halus Baik Standard PBI


2. Pasir kasar / Baik 1971
3. kerikil Baik Standard PBI
4. Kayu Bekesting Baik 1971
5. Air Baik Standard PBI
6. Semen Type I 1971
Standard PBI
1971
Standard PBI
1971

3.3 Peraturan dan Syarat – syarat


3.3.3 Semen
a. Semen kecuali tercantum lain dalam spesifikasi harus digunakan
semen portland dengan persyaratan Standar Indonesia Nasional
Indonesia (SNI) No. 15-2049-1994 dan ASTM C-150-84
b. Cara pengaturan dan cara penyimpanan semen harus sedemikian
rupa pada tempat-tempat yang baik untuk memudahkan
pekerjaan dan setiap saat semen terlindung dari kelembaman
hujan. Untuk seluruh proyek ini hanya dipilih 1 (satu) merek
semen. Pemakaian semen menurut urutan kedatangannya untuk
menghindari mengerasnya semen yang datang lebih awal.

3.3.4 Aggregat Beton


a. Batu alam hasil disintegasi alami batuan atau batu pecah
yang diperoleh dari mesin pemecah batu (stone crusher).

CV. TEKNIK CIPTA PARISUDHA


PEMBANGUNAN / PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN
KOTA KENDARI
b. Agregat yang digunakan harus sesuai dengan spesifikasi menurut
PBI-1971.
c. Ukuran terbesar agregat beton adalah 2,5 cm. Agregat kasar
adalah agregat dengan ukuran butir lebih besar dari 5 mm (PBI-
1971).
d. Sistem penyimpanan harus sedemikian rupa agar memudahkan
pekerjaan dan menjaga agar tidak terjadi kontaminasi bahan yang
tidak diinginkan dan sebaiknya dialas dengan tepas agar agregat
tersebut tidak bercampur dengan tanah.

3.3.5 Aggregat Kasar


a. Aggregat kasar untuk beton harus terdiri dari butir-butir yang
kasar, keras, tidak berpori dan bersudut. Bila ada butir-butir yang
pipih jumlahnya lebih berat tidak boleh melebihi 20 % dari jumlah
berat seluruhnya.
b. Agregat kasar tidak boleh mengalami pembubukan hingga melebihi
50 % kehilangan berat menurut test.

3.3.6 Aggregat Halus


a. Agregat halus dapat digunakan pasir alam atau pasir yang
dihasilkan dari mesin pemecah batu.
b. Pasir harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan
subtansi-subtansi yang merusak beton. Pasir tidak boleh
mengandung segala jenis subtansi tersebut lebih dari 5 % (PBI-
1971).
c. Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton.
d. Pasir harus terdiri dari partikel-partikel yang tajam dan kasar.
e. Cara dan penyimpanan harus sedemikian rupa agar menjamin
kemudahan pelaksanaan pekerjaan dan menjamin agar tidak terjadi
kontaminasi bahan yang tidak diinginkan, sebaiknya dialas
dengan tepas agar agregat tersebut tidak bercampur dengan
tanah.

3.3.7 Air
Air pembuatan beton dan perawatan beton harus bersih, tidak
mengandung minyak, garam, zat-zat kimia yang dapat merusak beton
dan baja.

3.3.8 Bekesting digunakan kayu jenis kelas III (sembarang) baik untuk
papan lantai maupun sokongan.

CV. TEKNIK CIPTA PARISUDHA


PEMBANGUNAN / PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN
KOTA KENDARI
3.3.9 Peraturan
a. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah-istilah teknik serta
syarat-syarat pelaksanaan beton secara umum menjadi suatu
kesatuan dalam bagian dokumen ini.
b. Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan
beton harus sesuai dengan standar di bawah ini :
- Tata Cara Penghitungan Struktur untuk Bangunan Gedung
SKSNI T-15-1991-03.
- Standar Nasional Indonesia yang telah disahkan.
- Persyaratan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1971).
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1982)

3.4 Tata Cara kerja Pelaksanaan


3.4.1 Persiapan Pengecoran.
a. B e t o n
Beton harus dibentuk dari campuran semen, agregat, air dalam
suatu pertandingan yang tepat sehingga didapat kekuatan tekan
karakteristik bk = 225 kg/cm , dengan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3
Kr.
b. Perlengkapan Mengaduk
Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang
mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi
jumlah dari masing-masing bahan pembentuk beton. Perlengkapan-
perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus
mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
c. Sebelum pelaksanaan pengecoran kondisi lahan/daerah yang akan
dilakukan pengecoran harus benar-benar siap dan diketahui oleh
pengawas lapangan.

3.4.2 Pengecoran Beton


a. Memberitahu Direksi Lapangan selambat-lambatnya 24 jam
sebelum suatu pengecoran beton dilaksanakan. Persetujuan
Direksi Lapangan untuk mengecor beton berkaitan dengan
pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pemasangan besi serta bukti
bahwa Kontraktor dapat melaksanakan pengecoran tanpa
gangguan.
b. Pengecoran dilakukan dengan terlebih dahulu dilakukan pengecatan
papan mall/bekesting pada sisi dalam dengan menggunakan teer
atau oli bekas.
c. Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak dicampurnya air
pada semen dan agregat telah mencapai 1 jam dan waktu ini dapat

CV. TEKNIK CIPTA PARISUDHA


PEMBANGUNAN / PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN
KOTA KENDARI
berkurang lagi jika Direksi Lapangan menganggap perlu
berdasarkan kondisi tertentu.
d. Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga menghindari terjadinya
pemisahan material (segregagation) dan perubahan letak tulangan.
e. Semua pengecoran bagian dasar kontruksi beton menyentuh tanah
harus diberi lantai kerja setebal 5 cm agar menjadi duduknya
tulangan dengan baik dan untuk menghindari penyerapan air
semen oleh tanah.

3.4.3 Benda-benda yang Tertanam dalam Beton


a. Semua anker-anker, baut-baut, pipa-pipa, dan sebagainya yang
diperlukan tertanam dalam beton harus terikat dengan baik pada
cetakan sebelum beton di cor
b. Benda-benda tersebut di atas harus dalam keadaan bersih dari
karat dan kotoran lain pada waktu beton di cor.
c. Baut-baut anker harus dipasang dalam posisi yang akurat dan
diikat pada tempat dengan menggunakan template.

3.4.4 Pembukaan Bekesting

a. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari


Direksi Lapangan atau jika umur beton melampaui waktu sebagai
berikut:
- Bagian sisi balok 48 jam
- Balok tanpa beban konstruksi 7 hari
- Balok dengan beban konstruksi 21 hari
- Pelat lantai/atap 21 hari
Dengan persetujuan Direksi Lapangan cetakan beton dapat
dibongkar lebih awal asal benda uji yang kondisi perawatannya
sama dengan beton sebenarnya telah mencapai kekuatan 75 %
dari kekuatan pada umur 28 hari. Segala izin yang diberikan oleh
Direksi Lapangan sekali-kali tidak boleh menjadi bahan untuk
mengurangi/membebaskan tanggung jawab kontraktor dari adanya
kerusakan-kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan
tersebut. Pembongkaran cetakan beton harus dilaksanakan dengan
hati-hati sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada
permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-sudut yang tajam dan
tidak pecah.
b. Berkas cetakan beton untuk bagian-bagian konstruksi yang
terpendam dalam tanah harus dicabut dan dibersihkan sebelum
dilaksanakan pengurugan tanah kembali.

CV. TEKNIK CIPTA PARISUDHA


PEMBANGUNAN / PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN
KOTA KENDARI
c. Bekesting bagian konstruksi yang memikul beban pelaksanaan
lantai diatasnya tidak boleh dibongkar sebelum beton lantai
diatasnya tersebut mencapai 75 % dari kekuatan umur 28 hari dan
lantai itu sendiri sudah mencapai kekuatan 75 % dari kekuatan
umur 28 hari.
d. Semua beton yang tampak dalam pandangan, pertemuan dua
bidang harus tajam dan harus di bidang-bidangnya. Segera setelah
cetakan dibuka dan beton masih relatif segar semua bidang-
bidangnya harus dipahat sedangkan lekukan serta lubang-lubang
harus diisi dengan adukan satu semen dan satu pasir. Sebelum
pelaksanaan pekerjaan tersebut di atas harus dibasahi secara
menyeluruh. Semua bagian-bagian atau permukaan yang kasar
harus digosok dengan batu karburandum dengan air dan
ditinggalkan dalam warna yang merata. Penggosokan hanya
diperlukan pada permukaan yang kasar akibat cetakan atau tetesan
air semen.
e. Permukaan lantai beton harus mempunyai permukaan bentuk fisik
yang rata dan halus. Menaburkan semen kering pada permukaan
beton dengan maksud menyerap kelebihan air tidak dibenarkan
sama sekali.

PASAL 4
PEKERJAAN BEKESTING BETON

4.1 Lingkup Pekerjaan


4.1.1 Lingkup pekerjaan Bekisting beton adalah :
a. Bekesting Kanstin
b. Bekesting lain-lain

4.2 Bahan-bahan dan Peralatan.


5.2.1 Bahan yang digunakan adalah :

NO. BAHAN JENIS SPECIFIKASI

1. Papan mall Klas III (damar sembarang PPKI 61 NI.5


keras )
2. Kayu sokongan Klas III (damar sembarang PPKI 61 NI.5
keras )
3. Tryplek 6 mm Lumba-lumba / Setara Standard pabrik

CV. TEKNIK CIPTA PARISUDHA


PEMBANGUNAN / PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN
KOTA KENDARI
4.2.2 Peralatan yang digunakan adalah :
a. Paku
b. Gergaji
c. Alat-alat bantu lainnya.

4.3 Peraturan dan Syarat-syarat.

4.3.1 Peraturan yang dipedomani adalah peraturan Konstruksi kayu


Indonesia (PKK I 61) NI-5.
4.3.2 Kayu yang digunakan digunakan adalah kayu kelas III asalkan cukup
kuat dan lurus.
4.3.3 Peil Bekesting harus datar, rata dan tidak berlubang-lubang.
4.3.4 Pembukaan Bekesting harus diperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai
berikut :
a.Beton menahan beban selama 24 hari
b. Beton bertulang tidak menahan beban selama 15 hari
c. Beton bertulang Non struktur selama 7 hari

4.4 Tata cara kerja pelaksanaan


4.4.1 Pilih kayu yang keras dan sesuai dengan ukuran yang telah
diperhitungkan mampu menahan beban pengecoran.
4.4.2 Ukur Peil Bekesting yang telah ditemukan dengan selang air dan Water
pass.
4.4.3 Dinding dan alas Bekisting harus dilapisi dengan triplek agar
permukaan beton menjadi rata.
4.4.4 Setelah Bekisting siap dipasang semua perhatikan daerah tertentu
yang harus diperkuat dengan lat seng.
4.4.5 Apabila pengecoran sudah selesai dan beton sudah mengeras sesuai
waktu yang disyaratkan baru dilakukan pembuka Bekisting secara hati-
hati agar beton tidak keropos.
4.4.6 Kayu Bekisting yang sudah dibongkar disusun pada suatu tempat
sehingga tidak meganggu pekerjaan lain.

PASAL 5
PEKERJAAN PASANGAN PAVING BLOCK

Pekerjaan pemasangan paving block dilakukan setelah pekerjaan


struktur dan pasangan selesaikan dilaksanakan.
Pekerjaan pemasangan paving dilakukan dengan baik dan rapi.
Paving block yang digunakan merupakan paving block pesanan dari
supplier
CV. TEKNIK CIPTA PARISUDHA
PEMBANGUNAN / PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN
KOTA KENDARI
PASAL 6
PEKERJAAN LAIN-LAIN

6.1 Pekerjaan lain – lain yang belum tersebut dalam bestek ini apabila belum
mengerti harus segera ditanyakan langsung pada pengawas.
6.2 Pekerjaan lain – lain dapat dilaksanakan sesuai dengan kondisi lapangan
sehingga akan memperoleh pekerjaan yang sempurna.
6.3 Pekerjaan lain – lain yang belum tercantum dalam bestek dan gambar agar
dibuat gambar As build drawing serta diajukan addendum (perubahan).

PASAL 7
PENUTUP

7.1 Pemborong membuat opname photografi sebanyak 3 (tiga) lembar pada saat
belum dimulai, sedang dalam pelaksanaan dan setelah selesai pekerjaan,
pada pandangan yang sama 4 (empat) arah muka, belakang, samping kiri
dan samping kanan. Selain itu laporan harian serta semua Berita acara yang
diperlukan.
7.2 Perubahan gambar rencana sesuai dengan kondisi pelaksanaan pekerjaan
dilapangan harus dibuat gambar As Build Drawing untuk mendapatkan
persetujuan pekerjaan dari Direksi.

Kendari, Mei 2020


Diperiksa / Disetujui : Dibuat Oleh :
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan Konsultan Perencana
(PPTK) Cv. Teknik Cipta Parisudha

Kusnadi Kamil,ST.MSi I Wayan Lastra, A.Md


Nip. 19830418 200903 1 002 Direktur

Mengetahui / Menyetujui :
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

Aswido,ST.MM
19780112 200701 1 015
CV. TEKNIK CIPTA PARISUDHA
PEMBANGUNAN / PENINGKATAN JALAN LINGKUNGAN
KOTA KENDARI

Anda mungkin juga menyukai