Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN


PENATAAN RUANG KABUPATEN KLATEN
Jalan Sulawesi Nomor 26 Telp. ( 0272 ) 321823 – 321301
KLATEN Kode Pos 57413

SPESIFIKASI TEKNIK

PROGRAM :
Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan
Jaringan Pengairan Lainnya

KEGIATAN :
Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Irigasi (DAK Bid. Irigasi)

PEKERJAAN :
Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI Sanggrahan
Desa Jetis Wetan, Kecamatan Pedan

TAHUN ANGGARAN 2019

BIDANG SUMBER DAYA AIR


SPESIFIKASI TEKNIS

1. KEGIATAN / PEKERJAAN

Program : Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan


Jaringan Pengairan Lainnya
Kegiatan : Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Irigasi (DAK Bid. Irigasi)
Pekerjaan : Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI Sanggrahan
Lokasi : Desa Jetis Wetan, Kecamatan Pedan

2. MACAM PEKERJAAN

Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh penyedia Jasa secara garis besar meliputi :
1. Pekerjaan Persiapan.
2. Pekerjaan Tanah
3. Pekerjaan Beton
4. Pekerjaan Pasangan Batu Belah
5. Pekerjaan Plesteran
6. Pekerjaan Siaran
7. Pekerjaan Suling-Suling
8. Pekerjaan Pintu Air
9. Dan lain – lain Pekerjaan yang tertuang dalam gambar kerja, Rencana Anggaran Biaya
(RAB), RKS serta perubahannya.
Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut, termasuk juga mendatangkan,mengangkat dan
mengerjakan bahan – bahan serta semua yang tercantum dalam gambar kerja maupun
Bestek.

3. DASAR – DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjan ini harus dilaksanakan berdasarkan :


1. Rencana kerja dan syarat – syarat ini.
2. Rencana Anggaran Biaya (RAB), gambar – gambar kerja yang dilampirkan dalam RKS
ini, serta gambar detail yang dibuat oleh penyedia jasa dan sudah disahkan oleh direksi.
3. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
4. Petunjuk dan Perintah Direksi/ Pengawas Lapangan selama berlangsungnya
pelaksanaan pekerjaan ini.
5. Mengutamakan tenaga kerja setempat.
6. Aturan – aturan/ syarat – syarat dari PPKI 1961 no. 5, kecuali hal – hal yang dalam RKS
ini ditentukan lain.
7. Peraturan beton bertulang untuk Indonesia tahun 1971 (PBI tahun 1971) dan SNI 1992.
8. Peraturan Umum untuk Pemeriksaan bahan – bahan Bangunan pada Penyelenggaraan
Bangunan – bangunan di Indonesia (PUBB. 1982).
9. Analisa AHSP.

Spesifikasi Teknis 1
4. PERBEDAAN

1. Jika terdapat perbedaan antara gambar dan RKS, maka RKS lah yang mengikat.
2. Jika dalam gambar tercantum, sedangkan dalam RKS belum/tidak tercantum, maka
gambar yang mengikat.
3. Jika dalam gambar – gambar terdapat perbedaan maka gambar dengan skala yang
terbesarlah yang mengikat (gambar detail).
4. Penyedia barang / jasa diwajibkan meneliti dan mencocokkan antara instruksi kepada
peserta lelang dengan gambar-gambar rencana dan detail. Jika terdapat
perbedaan/kesalahan harus segera memberitahukan kepada direksi lapangan, dan
merundingkannya untuk mendapat penyelesaian
5. Kesalahan – kesalahan pelaksanaan yang disebabkan karena kesalahan membaca
gambar menjadi resiko Penyedia barang/Jasa.

5. TIMBANGAN DUGA/ PEIL

Titik duga (nol) bangunan harus sesuai dengan gambar rencana atau ditentukan kemudian
oleh Direksi bersama perencana dilapangan pada saat pengukuran kembali dan penjelasan
lapangan.

6. UITZET DAN BOUWPLANK

1. Pada pekerjaan uitzet penyedia jasa melaksanakan pengukuran dengan mengunakan


alat ukur Total Station (TS)/Theodolit bersama – sama antara direksi, Perencana dan
instansi terkait.
2. Setelah pekerjaan uitzet selesai dilaksanakan, Penyedia Barang / Jasa akan mendapat
berita acara uitzet dari Pimpinan Pelaksana Kegiatan dan Pengawas Lapangan.
3. Pemasangan bouwplank setelah pekejaan uitset selesai. Bouwplank menggunakan kayu
papan ukuran 2x20 cm yang diketam rapi bagian atas, sedang patok – patok untuk
memasang Bouwplank digunakan kayu ukuran 5x7 cm.

7. PEKERJAAN PERSIAPAN.

1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan penyedia jasa harus melaksanakan pengukuran


bersama pengawas lapangan/ direksi dan Pemimpin Pelaksana Kegiatan untuk
menentukan lokasi/ letak jenis pekerjaan sesuai yang tertera dalam kontrak
2. Foto dokumentasi 0 % rangkap 5 (lima) sebelum pelaksanaan pekerjaan
3. Penyedia jasa harus menyerahkan contoh material kepada direksi tiga hari setelah
penandatanganan kontrak
4. Sebelum brosur tersebut mendapat persetujuan direksi beserta komentar-komentarnya,
penyedia jasa tidak diperkenankan mengirimkan barang yang dimaksud
5. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari kalender penyedia jasa harus segera melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan kontrak
6. Menempatkan rambu-rambu pelaksanaan pekerjaan yang jelas dan mudah dibaca guna
menghindari kecelakaan bagi pekerja maupun bagi pemakai jalan lainnya. Buku direksi,
gambar bestek dan memasang papan nama kegiatan yang jelas dan mudah dibaca.
7. Menyiapkan bahan-bahan atau alat-alat untuk membuat kistdam/ pengeringan terutama
untuk pekerjaan-pekerjaan pondasi yang terendam air.

Spesifikasi Teknis 2
8. Pengecatan dan Perapian Bendung yang meliputi :
- Pengecatan Pintu Air dan Rumah Pintu Air di Bendung.
- Perapian Badan Bendung, Sayap Bendung, dan di Sekitar Area Bendung.
8. PEKERJAAN TANAH.

A. Lingkup Pekerjaan
1. Semua pekerjaan yang membutuhkan penggalian, yaitu antara lain :
a. Pembuatan segala macam pondasi.
b. Pembuatan saluran-saluran terbuka dan tertutup dengan perlengkapannya.
c. Pengangkutan tanah galian ketempat penimbunan yang telah ditentukan
d. Semua pekerjaan tanah yang tercantum dalam gambar kerja
2. Pekerjaan urugan meliputi antara lain:
a. Semua pekerjaan yang membutuhkan penimbunan, pemadatan & penataan
kembali baik tanah maupun dengan pasir, sirtu sampai dengan mencapai peil yang
ditentukan.
b. Pengurugan kembali lubang-lubang galian lainnya
c. Urugan pasir untuk bawah lantai kerja, pondasi, dibawah lantai dan lainnya yang
membutuhkan urugan pasir.
d. Dan lain-lain yang tercantum dalam gambar kerja

B. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan


1. Pekerjaan Galian Tanah
a. Pekerjaan untuk semua lubang baru boleh dilaksanakan setelah papa bouwplank
dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui oleh Pengelola
Teknis Kegiatan/ Pengawas Lapangan.
b. Kedalaman galian untuk lobang pondasi harus mencapai tanah yang keras dan
sekurang-kurangnya sesuai dengan gambar kerja. Untuk hal tersebut diadakan
pemeriksanan setempat oleh Pengelola Teknis Kegiatan/ Pengawas Lapangan.
c. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti sesuai dengan ukuran gambar kerja,
datar dan dibersihkan dari segala kotoran. Penggalian harus dilakukan sedemikian
rupa sehingga tidak menimbulkan bahaya bagi bangunan atau keadaan sekitarnya
dan diperhitungkan dengan ruang kerja secukupnya.
d. Bilamana pemborong melakukan penggalian yang melebihi dari apa yang telah
ditentukan, Pemborong harus menutupi kelebihan tersebut, dengan urugan pasir
yang dipadatkan dan disiram air tiapm ketebalan 15 cm, lapis demi lapis sampai
mencapai peil yang dibutuhkan. Semua biaya tambahan tersebut ditanggung oleh
Pemborong sendiri
e. Kelebihan tanah bekas galian harus disingkirkan keluar dari tempat lokasi
pekerjaan sehingga tidak mengganggu pelaksanaan pekerjaan. Semua tanah dari
pekerjaan galian harus disingkirkan dari tempat pekerjaan dan dilaksanakan
sebelum pekerjaan pondasi dimulai. Dan tanah hasil galian tersebut harus
diratakan dan dimiringkan menurut Petunjuk Pengawas Lapangan
2. Pekerjaan Urugan Tanah
Urugan tanah kembali untuk menutup sisa-sisa bekas galian pondasi dilaksanakan
setelah pemasangan, pondasi dan harus mendapat ijin dari Direksi Lapangan atau
Pengawas Lapangan.

Spesifikasi Teknis 3
9. PEKERJAAN BETON

A. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk pekerjaan beton ialah :
1. Semua Pekerjaan beton tidak bertulang seperti tersebut dalam Gambar Bestek:
a. Plat Pelayanan.
b. Dan lain – lain seperti tersebut dan tercantum dalam gambar kerja.
2. Semua pekerjaan beton bertulang yang menurut sifat konstruksi antara lain : Plat
pelayanan; Dan lain – lain seperti tercantum dalam gambar kerja .

3. Pekerjaan yang dilakukan sebelum, sedang dan sesudahnya pengecoran yaitu :


a. Pembuatan cetakan sesuai kebutuhan.
b. Penulangan/perakitan besi beton.
c. Penyetelan besi tulangan beton.
d. Pengecoran.
e. Pemeliharaan.
f. Pembukaan cetakan dan lain sebagainya.

B. Persyaratan Umum :
1. Konstruksi harus menggunakan peraturan – peraturan/ normalisasi yang berlaku di
Indonesia seperti PBI, PMI, PKKI dan lain – lain.
2. Peraturan Beton.
Semua pekerjan beton harus dipenuhi syarat – syarat yang ada pada PBI (Peraturan
Beton Indonesia) 1971 dan SK-SNI 1991.
3. Semua dimensi beton dan pembesian harus sesuai dengan yang tercantum dalam
gambar kerja dan Rencana Anggaran Biaya (RAB).
4. Semua ukuran, dimensi beton yang ada dan tertulis dalam gambar kerja, adalah
ukuran dan dimensi beton konstruksi sudah termasuk plesteran/finishingnya.
5. Komposisi
a. Komposisi beton bertulang untuk semua struktur bangunan digunakan beton Mutu
K-175 (f‟c=14,5 Mpa)
b. Masa Pelaksanaan.
Selama masa pelaksanaan, mutu beton harus diperiksa secara kontinyu dari hasi –
hasil pemeriksaan benda uji

C. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan.


1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan beton dimulai, pemborong harus membuat “shop
drawing” untuk mendapatkan persetujuan dan keputusan Pengawas Lapangan.
2. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis dari Pengawas
Lapangan.
3. Adukan.
Komposisi adukan dinyatakan dalam perbandingan berat untuk menghasilkan mutu
beton yang ditentukan. Untuk masing – masing jenis material harus diadakan
percobaan komposisi adukan dan hasil dari percobaan tersebut harus segera
diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk dijadikan pedoman pada waktu
diadakan pengecoran. Adukan beton dibuat dengan perbandingan volume dengan
Spesifikasi Teknis 4
camp.1Pc : 1,7PS : 2,3Kr. Pengadukan menggunakan mesin pengaduk (beton molen).
4. Tulangan (Besi Beton).
a. Besi beton yang digunakan adalah baja dengan mutu baja U.24 untuk tulangan
lebih kecil dari 16 mm sedang tulangan sama atau lebih besar dari 16 mm U 32
sesuai dengan PBI 1971.
b. Ukuran baja tulangan seperti tersebut dalam gambar. Bila perlu penggantian harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari Pengawas Lapangan. Bila penggantian
disetujui, maka luas penampang yang diperlukan tidak boleh berkurang dengan
yang tertulis/tertera dalam gambar atau perhitungan.
c. Bila baja tulangan oleh Pengawas Lapangan diragukan kualitasnya, maka harus
dibuktikan dengan Test Laborat. Jumlah benda uji minimum 3 buah untuk setiap
ukuran penampang besi beton dan semua biaya ditanggung oleh pemborong.
d. Semua baja tulangan harus disimpan ditempat yang bebas dari lembab, dipisahkan
sesuai dengan diameter serta asal pembelian. Semua baja tulangan yang akan
digunakan harus bersih dari minyak dan bahan – bahan lain yang dapat
mengurangi daya lekat antara besi dan beton.
e. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan sesudah atau
selama pengecoran tidak berubah tempat.
f. Tulangan tidak boleh menempel pada cetakan atau tumpuan lain. Untuk itu harus
dibuat beton tahu / beton decking dengan tebal dan pemasangan ± 2 cm (sesuai
dengan PBI‟71).
5. Bekesting
a. Bahan yang akan digunakan sebagai bekesting harus dari bahan – bahan yang baik
dan dipasang sesuai dengan ukuran – ukuran yang telah ditetapkan didalam
gambar konstruksi dan bahan ini harus mendapat persetujuan dari Pengawas
Lapangan.
b. Bekesting harus dipasang dengan perkuatan – perkuatan sehingga menjamin
ukuran – ukuran dan jarak – jarak tidak berubah selama diadakan pengecoran.
c. Bekesting sebelum dilaksanakan pengecoran beton, harus dibersihkan dari
berbagai bentuk kotoran.
6. Pengecoran.
a. Mulai pengecoran beton harus seijin dan sepengetahuan Pengelola Teknis Kegiatan
dan Pengawas Lapangan, dengan perbandingan adukan beton sesuai dengan
ketentuan dalam bestek ini.
b. Semua cetakan dibuat dari kayu sambungan antara papan dan balok, harus rapat
dan kuat sehingga tidak ada yang bocor. Sebelumnya cetakan harus dibersihkan
dari segala macam kotoran.
c. Perubahan/ Penambahan penulangan dan ukuran beton yang berubah dari gambar
kejar harus sepengetahuan dan seijin/ disetujui Pengelola Teknis Kegiatan/
Pengawas Lapangan.
d. Angka dalam perbandingan adukan menyatakan takaran dalam isi yang ditakar
dalam keadaan kering.
e. Adukan beton harus sudah digunakan, maksimum 1 jam setelah pengadukan
dengan air dimulai.
f. Penggunaan dengan bahan – bahan pembantu harus terlebih dahulu disetujui oleh
Pengelola Teknis Kegiatan dan Pengawas Lapangan.
Spesifikasi Teknis 5
g. Bidang pertemuan dengan balok yang sudah dicor harus dibuat miring dan disiram
dengan air semen kental.
h. Pembongkaran cetakan beton harus seijin dan sepengetahuan Pengelola Teknis
Kegiatan dan Pengawas Lapangan.
7. Pemeliharaan Beton.
a. Pemeliharaan/ perawatan (curring) harus segera dimulai langsung setelah selesai
pengecoran dengan menggunakan mistar kayu/besi.
b. Beton muda harus terlindung dari cuaca langsung dengan “Strikling” kantong
semen basah paling sedikit selama 2 (dua) hari terus menerus, setelah itu beton
harus direndam air terus-menerus selama paling sedikit 14 hari.
8. Bahan – bahan „Additive‟.
a. Kecuali untuk bahan – bahan yang disebutkan dalam gambar atau uraian dan
syarat – syarat ini, bahan – bahan „aditive‟ hanya boleh dipakai dengan seijin
tertulis dari Pengawas lapangan. Pemborong harus memberikan bukti – bukti dan
data – data yang lengkap mengenai analisa fisik dan kimiawinya, serta bukti
penggunaannya yang telah lebih lama dari 5 (lima) tahun pemakaian untuk
pekerjaan yang serupa.
b. Pemakaian bahan „Aditive‟ tidak boleh mengakibatkan dikuranginya jumlah semen
porthland dalam adukan beton (design mixed).
c. Admixture Concrete.
Untuk bahan tambahan beton yang harus rapat air diwajibkan menambah kedap
air pada campuran beton tersebut diatas.
9. Pembongkaran Cetakan.
a. Pembongkaran semua cetakan / begisting harus sesuai dengan ketentuan –
ketentuan yang tercantum dalam PBI 1971, serta seijin dan sepengetahuan
Pengawas Lapangan.
b. Pada bagian konstruksi dimana akibat pembongkaran cetakan/begisting akan
bekerja beban yang lebih besar dari pada bahan - bahan menurut rencana akan
diperhitungkan, maka cetakan tersebut tetap berlangsung.
c. Cetakan dan tiang penyangga boleh dibongkar bilamana bagian konstruksi tersebut
dengan sistem tiang penyangga yang masih ada telah mencapai kekuatan yang
masih cukup untuk memikul berat sendiri dan bahan – bahan pelaksanaan yang
ada padanya.
10. Finishing.
a. Semua permukaan beton yang nantinya harus difinishing lebih lanjut, maka harus
dibersihkan dari bahan yang akan mengganggu pekerjaan finishing tersebut.
b. Kolom, balok dan sebagainya, yang akan dilapisi lebih lanjut dengan plesteran,
harus diselesaikan dengan mistar untuk mendapatkan penyelesaian permukaan
yang diperlukan sedemikian sehingga tidak ada kerikil – kerikil yang tampak.
11. Tanggung Jawab Pemborong.
Pemborong bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi dengan ketentuan-
ketentuan di atas dan sesuai dengan gambar – gambar konstruksi yang diberikan.
Kehadiran Pengawas Lapangan selaku wakil dari Perencana yang melihat/menegur
atau memberi saran, tidak mengurangi tanggung jawab penuh dari Pemborong
mengenai hal tersebut diatas.
Spesifikasi Teknis 6
10. PEKERJAAN PASANGAN BATU BELAH

A. Lingkup Pekerjaan.
1. Pondasi, talud;
2. Dan semua pekerjaan pondasi batu kali yang tercantum dalam Gambar Karja.
B. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan.
1. Dasar galian diurug dengan pasir urug dipadatkan sampai benar – benar padat sampai
mencapai peil yang telah ditentukan.
2. Jika pasangan pondasi di bawah permukaan air, harus dibuat kistdam / dilakukukan
pengeringan dan pemasangan pondasi harus selalu dalam keadaan kering.
3. Jika pasangan pondasi harus dibuat bergerigi agar penyambungan berikutnya terjadi
kaitan yang kokoh dan sempurna dan didalam pondasi sama sekali tidak boleh terjadi
rongga udara/celah – celah.
4. Adukan pondasi yang dipergunakan ialah 1 Pc : 4 Psr menggunakan beton molen
5. Penampang batu kali maksimum 30 cm dengan minimum 3 muka pecahan.
6. Adukan harus membungkus batu – batu pondasi hingga tidak ada bagian yang
keropos.
7. Pondasi batu belah apabila sudah selesai kemudian dibraben.
8. Sebelum pondasi diurug supaya dimintakan persetujuan terlebih dahulu kepada
Pengelola Teknis Kegiatan / Pengawas Lapangan.

11. PEKERJAAN BATU RAI (MUKA)

A. Lingkup Pekerjaan.
1. Bidang Luar Pondasi, talud;
2. Dan semua pekerjaan yang tercantum dalam Gambar Karja.
B. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan.
1. Penampang Batu rai dibuat segi enam beraturan dengan ukuran seragam (± 15 - 20
cm)
2. Pemasangan batu rai dengan nat (jarak antar batu rai) yang seragam (2 – 3 cm), rapi
dan tidak bareh.
3. Adukan yang dipergunakan ialah 1 Pc : 4 Psr.
4. Tipe siaran tenggelam 5 – 10 mm

12. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

A. Lingkup Pekerjaan.
1. Plesteran dan acian ban (kop) pondasi/ talud.
2. Plesteran – acian untuk pekerjaan pasangan lainnya dan semua yang tercantum dalam
gambar kerja.

B. Persyaratan Umum.
1. Pekerjaan plesteran tidak boleh dikerjakan/ dilakukan dalam keadaan hujan gerimis.
2. Bahan – bahan untuk plesteran, kecuali semen porthland, sebelum pemakaian harus
disaring terlebih dahulu dengan saringan lubang persegi sebesar 5 mm.
3. Sebelum pekerjaan plesteran dikerjakan/ dilakukan bidang-bidang/ permukaan yang
akan diplester harus dibersihkan terlebih dahulu. Bidang yang berlumut harus
dibersihkan dengan sikat kawat baja. Setelah bersih, permukaan/ bidang – bidang
tersebut disiram dengan air kemudian baru pekerjaan plesteran dapat dimulai.

Spesifikasi Teknis 7
C. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan.
1. Adukan untuk Plesteran harus benar – benar halus, sehingga plesteran tidak pecah –
pecah ataupun retak – retak setelah mengering.
2. Bilamana plesteran dikerjakan dalam lapisan – lapisan, maka lapisan dalam dibiarkan
kasar dan hanya lapisan/ bagian luar yang dihaluskan dan dilicinkan. Setelah lapisan/
bagian luar dikerjakan, maka lapisan dalam harus dibasahi terlebih dahulu.
3. Plesteran supaya digosok berulang – ulang sampai mantap dengan yiyit/ acian dari
PC, sehingga tidak terjadi retak – retak dan pecah – pecah.
4. Pekerjaan plesteran terakhir harus lurus, rata vertikal dan tegak lurus dengan bidang
plesteran lainnya.
5. Pengacian dimulai setelah plesteran mengering, pengacian dilakukan/ dikerjakan
dengan penggosokkan dan pemolesan dengan adonan yiyit/ acian dari semen
portland.
6. Adukan spesi untuk plesteran dengan campuran 1 Pc : 3 Psr.
7. Tebal plesteran tidak boleh lebih dari 2 cm.
8. Plesteran baru tersebut harus dijaga dan dirawat sedemikian rupa, sehingga tidak
terjadi retak – retak dan pecah – pecah, dengan disiram air minimum 3 (tiga) kali
dalam waktu 24 jam selama 3 (tiga) hari.
9. Bilamana plesteran tersebut diketok harus tidak menimbulkan suara kosong disemua
tempat. Bilamana menimbulkan suara kosong, maka plesteran tersebut harus
dibongkar/diperbaiki atas biaya dan tanggung jawab pemborong.

13. PEKERJAAN SIARAN

A. Lingkup Pekerjaan.
1. Siaran adalah siaran tenggelam pada bidang luar (batu rai) pondasi/ talud.
2. Siaran untuk pekerjaan pasangan lainnya dan semua yang tercantum dalam gambar
kerja.

B. Persyaratan Umum.
1. Pekerjaan siaran tidak boleh dikerjakan/ dilakukan dalam keadaan hujan gerimis.
2. Bahan – bahan untuk siaran, kecuali semen porthland, sebelum pemakaian harus
disaring terlebih dahulu dengan saringan lubang persegi sebesar 5 mm.
3. Sebelum pekerjaan siar dikerjakan/ dilakukan bidang-bidang/ permukaan yang akan
disiar harus dikerok terlebih dahulu dan dikerjakan sedemikian rupa sehingga tampak
halus dan rapi. Pekerjaan siar tidak boleh dengan siar timbul.

C. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan.


1. Adukan untuk Siaran harus benar – benar halus, sehingga siaran tidak pecah – pecah
ataupun retak – retak setelah mengering.
2. Adukan spesi untuk plesteran dengan campuran 1 Pc : 2 Psr.

Spesifikasi Teknis 8
14. PEKERJAAN PEMBONGKARAN DAN PEMBERSIHAN

Yang dimaksud pembongkaran adalah pembongkaran semua bagian bangunan lama seperti
yang dimaksud dalam gambar kerja dan RAB.
Sedangkan yang dimaksud dengan pembersihan adalah pembersihan lokasi bekas bangunan
tersebut dibongkar. Untuk sisa bongkaran yang tidak bernilai dibuang ke luar lokasi kegiatan,
sedangkan untuk sisa bongkaran yang bernilai diserahkan kembali ke Pemerintah Daerah
sebagai asset Daerah.

15. PEKERJAAN LAIN-LAIN

Yang dimaksud dengan pekerjaan lain-lain yaitu lain-lain pekerjaan yang tidak ada dalam
RKS, tetapi tercantum dalam gambar kerja dan atau Rencana Anggaran Biaya (RAB).

16. PERSYARATAN BAHAN – BAHAN BANGUNAN

1. Yang disebut dengan bangunan adalah semua bahan yang digunakan dalam
pelaksanaan sebagai tertera dalam uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan ini
serta gambar.
2. Semua bahan – bahan bangunan harus berkualitas baik dan sesuai dengan syarat –
syarat yang telah tercantum dalam PUBBPBI ‟71, AV, PTO, AVE dan PKKI.
3. Pemborong harus mengirimkan kepada Pengelola Teknis Kegiatan contoh bahan
bangunan termasuk warna dan bentuknya yang akan dipakai sebelum pelaksanaan
pekerjaan – pekerjaan untuk mendapatkan persetujuan mengenai mutu/kualitas bahan
yang akan dipakai tersebut.
4. Contoh – contoh harus sesuai dengan macam dan kualitas keadaan bahan – bahan yang
dipergunakan.
5. Pengelola Teknis Kegiatan berhak untuk meminta keterangan selengkapnya tentang
bahan tersebut diperoleh.
6. Air untuk bangunan.
a. Untuk pembangunan ini, air yang dipergunakan haruslah air tawar yang bersih dan
bebas dari mineral zat organik, bebas lumpur, larutan air kali dan lain – lainnya.
b. Jika dari sumber air yang ada tidak mencukupi, maka Pemborong harus mengadakan
sumber air sendiri yang memenuhi syarat.
7. Semen Portland.
Semen menggunakan semen sekualitas produk Nusantara atau gresik dan memenuhi
syarat yang tercantum dalam NI.8.
a. Semen yang sudah mulai mengeras ditempat pekerjaan tidak boleh digunakan.
b. Kantong pembungkus tidak boleh rusak jahitannya sebelum sampai ke tempat lokasi
pekerjaan.
8. Batu Belah.
a. Batu belah harus dari jenis yang keras, tidak boleh berpori dengan minimum 3 muka
pecah dan bergradasi.
b. Batu belah yang sudah ditumbuk dilokasi pekerjaan harus dalam keadaan siap pakai.
9. Pasir, Split, dan Bekisting.
a. Pasir yg digunakan harus bersih, bebas kotoran, bahan lumpur & bahan organik lain.

Spesifikasi Teknis 9
b. Split yang digunakan dengan gradasi 2-3 cm, bersih dari bahan organik atau kotoran
lain.
c. Kayu Bekisting dari kayu yang sesuai dengan PBI‟71, kuat dan cukup tebal sehingga
tidak terjadi kelengkungan.
10. Besi Beton.
Besi beton dan bendrat harus memenuhi syarat – syarat sebagaimana ditentukan dalam
PBI‟71.
11. Semua bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini yang bersifat fabrikasi harus sekualitas,
seperti besi/ baja/ PVC. Dimensi yang dipakai sesuai dengan SII (Standart Industri
Indonesia).
12. Pasir Beton (Agregat halus).
Pasir beton harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butiran harus bersifat
kekal, tidak mudah hancur oleh pengaruh alam (cuaca, terik matahari maupun hujan).
Kadar lumpur maksimum 5 % dan harus bebas dari unsure organis , sedangkan
butirannya harus beraneka ragam besarnya dan apabila diayak susunan ayakan seperti
pada Pasal 3.5.PBI 1971 dengan hasil sebagai berikut :
- Sisa diatas ayakan 4 mm minimum 2 % berat.
- Sisa di atas ayakan 1 mm minimum 10 % berat.
- Sisa di atas ayakan 0,25 mm ( 80 – 95 ) % berat.
13. Brak bahan dan Kantor Direksi.
Bangunan tempat kerja yang terdiri dari brak bahan dan kantor direksi , harus dibangun
atau disewa oleh penyedia barang/jasa dengan ketentuan :
o Bangunan dibuat dengan ukuran minimal:
Direksi keet : 3,00 x 4,00 m2
Brak kerja : 6,00 x 4,00 m2
o Dalam kantor direksi dilengkapi dengan :
2 (dua) stel meja dan 6 (enam) buah kursi kerja.
1 (satu) buah almari.
Papan untuk menempelkan gambar, Time Schedulle dan Grafik-Grafik dengan
penutup plastik.
Kotak PPPK.
Kotak contoh bahan dan contoh material.
o Apabila penyedia membuat Bangunan tersebut, maka setelah pekerjaan selesai
menjadi milik Pemerintah Kabupaten Klaten dan disetor melalui DPU Kabupaten
Klaten diwujudkan uang sebesar 32 % s/d 38 % dari nilai bangunan dalam
penawaran.
14. Lain – lain.
a. Semua bahan – bahan dan perlengkapan yang akan diperoleh atau dipasang pada
bangunan ini, sebelum dipergunakan harus telah diperiksa dan diluluskan oleh
Direksi.
b. Penggunaan bahan yang tidak sesuai dengan syarat – syarat bahan tersebut akan
ditolak atau dikeluarkan atas perintah Direksi dengan segala resiko Pemborong.
c. Apabila diperlukan pemeriksaan di Laboratorium atas bahan, maka biaya
pemeriksaan ditanggung oleh Pemborong.

Spesifikasi Teknis 10
Bahan-bahan yang penting misalnya semen PC dan lain sebagainya harus dapat
disimpan di dalam gudang yang dapat dikunci sehingga tidak hilang dan tidak rusak
karena pengaruh cuaca.
Penempatan dari bangunan sementara ini hendaknya ditentukan dengan pertimbangan
Pengawas Lapangan dan setelah selesai pekerjaan ( paling cepat tujuh hari setelah
penyerahan pertama pekerjaan diterima ) dapat dibongkar setelah menunjukkan tanda
bukti pelunasan dari DPU kabupaten Klaten.

17. PENYIMPANAN BAHAN

1. Pengangkutan PC ke tempat penyimpanan harus dihindari terjadinya kelembaban, begitu


juga di tempat penyimpanannya harus dijaga jangan sampai lembab

2. PC yang baru datang , dalam penimbunan tidak boleh ditaruh di atas PC yang sudah ada.

3. PC yang sudah tersimpan lama , dalam hal ini pemakaian harus dibuktikan dahulu bahwa
PC tersebut memenuhi syarat.

4. Agregat harus disimpan sedemikian rupa sehingga bebas dari pengotoran dan
pencampuran satu sama lain agregat.

5. Batang tulangan harus disimpan jangan sampai menyentuh tanah. Dari msing-masing
jenis tulangan harus diberi tanda yang jelas dan ditimbun terpisah.

6. Penimbunan batang tulangan di udara terbuka terlalu lama harus dicegah.

18. SYARAT – SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN

1. Semua bahan – bahan bangunan yang didatangkan harus memenuhi syarat – syarat yang
ditentukan dalam Bestek ini.
2. Pengawas Lapangan berwenang menanyakan asal bahan dan Pemborong wajib
memberitahukan.
3. Semua bahan bangunan yang akan dipergunakan harus diperiksakan dulu pada Pengawas
Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh pemborong di Lapangan Pekerjaan, tetapi
ditolak pemakaiannya oleh Pengawas Lapangan, harus segera dikeluarkan dari Lokasi
Lapangan pekerjaan selambat – lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam terhitung dari jam
penolakan.
5. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan Pemborong tetapi ternyata ditolak
oleh Pengawas Lapangan, harus segera dibongkar atas biaya Pemborong.
6. Apabila Pengawas Lapangan merasa perlu meneliti suatu bahan lebih lanjut, Pengawas
Lapangan berhak mengirimkan bahan tersebut kepada Balai Penelitian bahan – bahan
(Laboratorium) yang terdekat untuk diteliti. Biaya pengiriman dan penelitian menjadi
tanggungan Pemborong, apapun hasil penelitian bahan tersebut.

19. Pipa Peresapan (Suling-Suling)


Tembok-tembok penahan, melebihi dari 1.50 m pasangan miring dan tembok-tembok
kepala harus dilengkapi dengan suling-suling harus dibuat dari pipa PVC dengan diameter
2” dan paling tidak satu buah untuk setiap 2.0 m2 luas permukaan. Setiap ujung
pemasukan suling-suling harus dilengkapi dengan saringan. Suling-suling dipasang
bersamaan dengan pasangan batu dan disisakan 0.20 m keluar sisi belakang pasangan

Spesifikasi Teknis 11
batu guna pasangan saringan sebelum diurug. Pada pasangan miring saringan kerikil juga
dibuat bersama dengan pasangan batu. Saringan terdiri atas lapisan ijuk yang dipasang
pada ujung pipa menonjol keluar pasangan, dibungkus dengan kerikil atau batu pecah
sekeliling pipa setebal 15 cm. Saringan krikil tersebut dibungkus lagi dengan ijuk untuk
membatasi saringan dari tanah asli atau tanah urug.
20. PERBAIKAN PINTU

A. Lingkup Pekerjaan
1. Perbaikan pintu air meliputi antara lain :
a. Ganti stang drat.
b. Ganti daun pintu
c. Ganti mur drat
d. Pengecatan
e. Semua pekerjaan perbaikan pintu yang tercantum dalam gambar kerja

B. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan


1. Perbaikan Pintu Air
a. Pekerjaan perbaikan pintu air, baru boleh dilaksanakan setelah bahan-bahan
selesai diperiksa dan disetujui oleh Pengelola Teknis Kegiatan/ Pengawas
Lapangan.
b. Bahan-bahan (besi, alat penyambung/perekat) yang dipergunakan untuk
perbaikan pintu air harus sesuai dengan dimensi dan ukuran yang telah ditentukan
dan harus memenuhi mutu standar SII.
c. Penyambungan / pengelasan harus dilaksanakan sedemikian rupa dan memenuhi
standar pengelasan sehingga kuat dan tidak keropos dan rapi.
d. Pengecatan dilaksanakan dengan dua kali pengecatan (satu kali dengan cat dasar
(meni), dua kali dengan cat besi warna putih brom .
e. Setelah adanya perbaikan, pintu air tersebut harus bisa dioperasikan secara
sempurna dan optimal.
f. Bilamana ternyata setelah diperbaiki pintu tidak bisa dioperasikan secara sempurna
dan optomal, maka pemborong wajib memperbaiki kembali sampai bisa
dioperasikan secara sempurna dan optimal. Semua biaya perbaikan kembali
sepenuhnya ditanggung oleh Pemborong sendiri.
g. Bila dalam perbaikan pintu air harus dibongkar total, maka pada pemasangan
kembali harus benar-benar kokoh, tidak goyah dan pasangan penjepit pintu tetap
aman/ tidak rusak pada saat pintu dioperasikan. Bila terjadi kerusakan pasangan
pada saat pintu dioperasikan maka pemborong wajib memperbaiki kembali.
Semua biaya perbaikan kembali sepenuhnya ditanggung oleh Pemborong sendiri.

21. PINTU AIR BARU

A. Lingkup Pekerjaan
1. Semua Pekerjaan Pembuatan Pintu Air seperti tersebut dalam Gambar Bestek:
2. Pengecatan.
3. Pemasangan :
a. Bongkaran bekas pintu lama (bila ada)
b. Bongkaran pasangan secukupnya pada tempat rencana pintu (bila pintu terletak
pada bangunan lama).
Spesifikasi Teknis 12
c. Pemasangan pintu.
d. Pasangan Beton bertulang.
e. Plester.

B. Persyaratan Pelaksanaan Pekerjaan :


1. Pekerjaan perbaikan pintu air, baru boleh dilaksanakan setelah bahan-bahan selesai
diperiksa dan disetujui oleh Pengelola Teknis Kegiatan/ Pengawas Lapangan.
2. Bahan-bahan (besi, alat penyambung/perekat) yang dipergunakan untuk pembuatan
pintu air harus sesuai dengan dimensi dan ukuran yang telah ditentukan dan harus
memenuhi mutu standar SII.
3. Pembuatan pintu air harus sesuai dengan ukuran dalam gambar bestek, diberi
angkur secukupnya pada samping kanan, kiri dan bagian bawah atau sesuai gambar
bestek.
4. Penyambungan / pengelasan harus dilaksanakan sedemikian rupa dan memenuhi
standar pengelasan sehingga kuat dan tidak keropos dan rapi
5. Pengecatan dilaksanakan dengan dua kali pengecatan (satu kali dengan cat dasar
(meni), dua kali dengan cat besi warna putih brom.
6. Sebelum dipasang pintu air harus diperiksa dan mendapat ijin dari Direksi/ Pengawas
Lapangan.
7. Pemasangan pintu air harus kuat, tegak, kokoh dan peil dasar pintu harus sesuai
dengan gambar bestek.
8. Pasangan penjepit pintu air dari beton bertulang, dan diplester.
9. Pintu air tersebut harus bisa dioperasikan secara sempurna dan optimal.
10. Bilamana ternyata setelah dipasang pintu tidak bisa dioperasikan secara sempurna
dan optomal, maka pemborong wajib memperbaiki kembali sampai bisa dioperasikan
secara sempurna dan optimal. Semua biaya perbaikan kembali sepenuhnya
ditanggung oleh Pemborong sendiri.
11. Bila dalam pemasangan pintu air harus membongkar pasangan dan atau pintu lama,
maka pada pemasangan pintu baru harus benar-benar kokoh, tidak goyah dan
pasangan penjepit pintu tetap aman/ tidak rusak pada saat pintu dioperasikan. Bila
terjadi kerusakan pasangan pada saat pintu dioperasikan maka pemborong wajib
memperbaiki kembali. Semua biaya perbaikan kembali sepenuhnya ditanggung oleh
Pemborong sendiri.
12. Pintu lama yang diganti/ dibongkar, harus diserahkan kembali pada Bidang SDA DPU
Kabupaten Klaten.

Spesifikasi Teknis 13
22. PERKIRAAN UMUR BANGUNAN

Perkiraan umur bangunan 10 (sepuluh) tahun untuk pekerjaan konstruksi baru, 5 (lima)
tahun untuk pekerjaan konstruksi perbaikan/ rehab.

23. PERATURAN PENUTUP

a. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam uraian dan syarat-syarat teknik ini, akan
diberikan pada saat Penjelasan Pekerjaan ( Aanwijzing ) dan juga oleh Direksi dalam
pelaksanaan pekerjaan nantinya.

b. Antara gambar rencana, peraturan dan syarat-syarat, berita acara aanwijzing dan gambar
detail saling mengikat, untuk itu apabila terdapat perbedaan antara 4 (empat) unsur
tersebut, maka Penyedia barang/jasa dapat minta petunjuk kepada Direksi.

KLATEN, 2019

Mengetahui
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Pejabat Pembuat Komitmen
Penataan Ruang Selaku
Selaku Pengguna Anggaran Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

Ir. H. TAJUDIN AKBAR HARJAKA, SST, MT


NIP. 19620525 198903 1 012 NIP. 19660315 198808 1 002

Spesifikasi Teknis 14
DAFTAR PERSONIL DAN ALAT MINIMAL

1. KEGIATAN / PEKERJAAN

Program : Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan


Jaringan Pengairan Lainnya
Kegiatan : Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Irigasi (DAK Bid. Irigasi)
Pekerjaan : Rehabilitasi Jaringan Irigasi DI Sanggrahan
Lokasi : Desa Jetis Wetan, Kecamatan Pedan

2. PERALATAN MINIMAL

Peralatan minimal yang harus disediakan oleh penyedia jasa dalam pelaksanaan pekerjaan ini
antara lain :

NO JENIS PERALATAN KAPASITAS JML KETERANGAN

1 Beton Molen 0,3 m3 2 unit Kondisi 80% baik

2 Pompa Air 2 PK 2 unit Kondisi 80% baik

3 Alat Ukur water pass/Total 1 unit Kondisi 80% baik


Station (TS)/Theodolit

4 Stamper 1.5 ton 1 unit Kondisi 80% baik

5 Gerobak songkro/ Angkong 2 unit Kondisi 80% baik

6 pickup 1 unit Kondisi 80% baik

7 Dump Truck 1 unit Kondisi 80% baik

8 Peralatan Tukang 2 unit Kondisi 80% baik

3. TENAGA AHLI

Tenaga Ahli minimal yang dipersyaratkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini yang harus
disediakankan oleh penyedia jasa yaitu :

Ijazah /Keahlian PENGALAMAN


NO PENDIDIKAN Jumlah JABATAN
/Keterampilan MININIMAL

SKT Pelaksana Saluran


Irigasi (TS 031) atau
Pengg.Jawab
1 SMK Bangunan 1 SKT Pelaksana 3 tahun
Teknik
Bangunan Irigasi (TS
032)

SKT Juru Ukur /teknisi


2 SLTA/Sederajat 1 2 tahun Juru ukur
survey (TS004)

DAFTAR PERSONIL DAN ALAT MINIMAL 1


3 SLTA/Sederajat 1 2 tahun Logistik

4 SLTA/Sederajat 1 2 tahun Administrasi

SKT mandor Tukang


5 SLTA/Sederajat 1 Batu/ Bata/ Beton 2 tahun Mandor
(TL005)

KLATEN, 2019

Mengetahui
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Pejabat Pembuat Komitmen
Penataan Ruang Selaku
Selaku Pengguna Anggaran Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

Ir. H. TAJUDIN AKBAR HARJAKA, SST, MT


NIP. 19620525 198903 1 012 NIP. 19660315 198808 1 002

DAFTAR PERSONIL DAN ALAT MINIMAL 2

Anda mungkin juga menyukai