Anda di halaman 1dari 21

RENCANA KERJA DAN

SYARAT – SYARAT TEKNIS


(RKS TEKNIS)

PEKERJAAN :
PELAKSANAAN TEKNIS BELANJA MODAL KONSTRUKSI
POS PENGAMATAN GUNUNG API KELUD
JAWA TIMUR
2019

KONSULTAN PERENCANA :
SYARAT – SYARAT TEKNIS

PASAL 1
SEGI LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup Pekerjaan yang dimaksud dalam Rencana kerja dan syarat – syarat ini meliputi segi
lingkup pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kontraktor pelaksana dalam pekerjaan
Pengadaan Jasa Konsultasi Perencanaan Teknis Belanja Modal Konstruksi Pos
Pengamatan Gunung Api Kelud, Jawa Timur yaitu meliputi :
− Pekerjaan Persiapan
− Pekerjaan Tanah
− Pekerjaan Pondasi
− Pekerjaan Pasangan
− Pekerjaan Beton
− Pekerjaan Plesteran dan Benangan
− Pekerjaan Atap
− Pekerjaan Kayu
− Pekerjaan Lantai
− Pekerjaan Langit-langit / Plafond
− Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela
− Pekerjaan Pekerjaan Cat-catan
− Pekerjaan Instalasi Listrik
− Pekerjaan Sanitair
− Pekerjaan Pagar
− Pekerjaan Lain-Lain

PASAL 2
PERATURAN TEKNIS UMUM.

1. Untuk pelaksanaan pekerjaan ini digunakan lembar ketentuan – ketentuan dan Peraturan
seperti tercatum dibawah ini termasuk segala perubahan-perubahannya hingga kini, ialah :
a. Pedoman Pelaksanaan KEPPRES No. 80 Tahun 2003
b. Keputusan Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah No. 332/KPTS/M/2002,
Tgl. 21-8-2002,
Tentang : Pedoman Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
c. Peraturan Beton Indonesia SKSNI T15 – 1991 - 03
d. Peraturan Muatan Indonesia PMI-NI -18-1970.
e. Peraturan Semen Portland Indonesia (NI.8-1970).
f. PKKI Tahun 1971.
g. Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL) 1987.
h. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-1972).
i. Pedoman Plumbing Indonesia 1979.
j. Peraturan Perburuhan Indonesia (tentang pengerahan tenaga kerja ) antara lain tentang
larangan mengerjakan anak-anak dibawah umur.
k. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum
KEP. 174/MEN/ 86, Tanggal 4 maret 1986
104/KPTS/1986
tentang : Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada tempat kegiatan Konstruksi.
k. Perda Nomor 8 Tahun 1990, tanggal 15 Desember 1990
Tentang : Pertambangan Bahan Galian Golongan C di Propinsi Jawa Timur
l. Surat Gubernur Nomor : 188/18274/104/1993, tanggal 27 Desember 1993.
Tentang : Petunjuk Teknis Pemungutan Retribusi hasil Produksi Pertambangan Bahan
Galian golongan C di Propinsi Jawa Timur.
m. Peraturan-peraturan Pemerintah Daerah setempat mengenai bangunan-bangunan
n. Peraturan Pemerintah Daerah No.12 Tahun 2006 dan Peraturan Bupati No.49 Tahun
2006 tentang Ijin Mendirikan Bangunan ( IMB )
PASAL 3
PENJELASAN RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

3.1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini beserta gambar kerjanya digunakan sebagai
pedoman dasar ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan ini. Gambar – gambar detail
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
3.2. Jika terdapat perbedaan – perbedaan antara Gambar kerja dengan Rencana Kerja dan
Syarat ini, maka Pemborong menanyakan secara tertulis kepada Perencana/ Direksi dan
Pemborong diwajibkan mentaati keputusan Perencana / Direksi yang bersangkutan.
3.3. Jika ada perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail, maka gambar detail yang
dijadikan acuan.
3.4. Apabila ukuran-ukuran, jumlah yang diperlukan dan bahan-bahan yang dipakai dalam
RKS tidak sesuai dengan gambar, maka RKS yang diikuti.
3.5. Bila terdapat skala gambar dan ukuran gambar tidak sesuai, maka ukuran dengan angka
yang diikuti.
3.6. Sebelum melaksanakan pekerjaan rekanan diharuskan meneliti kembali semua dokumen
yang ada ( Gambar Kerja dan Syarat-syarat ) untuk disesuaikan dengan Berita Acara
Rapat Penjelasan.

PASAL 4
PEKERJAAN PERSIAPAN DI LAPANGAN

Pekerjaan Persiapan terdiri dari :


4.1. Keadaan Lokasi
Kontraktor Pemenang tidak berhak mengadakan complain apapun atas keadaan lokasi
proyek. Jadi kontraktor diwajibkan meninjau lokasi proyek, sebelum menghitung anggaran
penawaran/biaya.
4.2. Pembersihan lapangan/lokasi proyek
Pembersihan lapangan sampai memenuhi syarat untuk memulai pekerjaan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab kontraktor.
Kontraktor sebelum melaksanakan pekerjaan terlebih dahulu harus berkonsultasi dengan
pihak pemakai/user, Pihak Proyek dan Pihak Konsultan Pengawas tentang letak
bangunan sementara (bowkeet), bahan-bahan bangunan, jalan masuk dan sebagainya.
Pembersihan lapangan termasuk membuang dan membersihkan material bekas pekerjaan
bongkaran.
4.3. Penyediaan tempat penimbunan Material dan Direksi kit.
Untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan kontraktor harus menyediakan Direksi kit,
kantor untuk pelaksanaan lapangan, gudang material yang memadai lengkap dengan
peralatan yang dibutuhkan.
Lokasi tempat penimbunan material, Direksi Kit, dll harus diperhatikan sedemikian rupa
sehingga tidak mengganggu kelancaran pekerjaan pelaksanaan. Segala biaya yang
digunakan untuk pembuatan Direksi kit/tempat penimbunan material menjadi tanggung
jawab pemborong.
4.4. Pengukuran/uitzet dan pemasangan bowplank
a. Ketetapan letak bangunan diukur dibawah pengawasan konsultan pengawas dengan
piket/patok yang dipancang kuat-kuat dan tidak boleh dibongkar sebelum mendapat ijin
dari konsultan pengawas.
b. Kontraktor harus menyediakan pembantu yang ahli dalam cara-cara mengukur alat-alat
penyipat datar (Teodholith/waterpass), prisma silang pengukuran menurut situasi dan
kondisi tanah bangunan yang selalu berada dilapangan.
c. Papan Bow Plank terbuat dari kayu meranti. Untuk patok dengan ukuran 5/7 serta
penyipat datar dari papan ukuran 2/20 yang bagian atasnya diserut/diketam hingga
merupakan garis lurus, dipasang pada bagian luar galian pondasi dengan jarak dari as
galian 1,5 meter atau sesuai keadaan dengan ketinggian sesuai peil/duga lantai yang
telah ditentukan pada gambar pelaksanaan.

2
d. Duga lantai + 0.00 (permukaan atas lantai 1) pada bangunan ditetapkan sama dengan
muka lantai gedung yang ada atau ditentukan kemudian dalam rapat Uitzetn.
e. Bila terjadi ketidak sesuaian antara batas-batas letak tanah yang tersedia dengan apa
yang tertera didalam gambar, maka kontraktor harus segera memberitahukan secara
tertulis kepada Pemberi Tugas dan direksi untuk mendapat keputusan.

PASAL 5
PEKERJAAN TANAH

Pekerjaan Tanah meliputi :


5.1. Pekerjaan Galian :
Pekerjaan ini meliputi penggalian tanah untuk pondasi. Galian pondasi harus dibuat
sedemikian rupa sehingga terhindar dari bahaya longsor antara lain ;
1) Semua penggalian harus dikerjakan sesuai dengan panjang, kedalaman dan
kemiringan dan lingkungan yang diperlukan, adapun untuk pemindahan tanah tidak
dibutuhkan lagi maka galian tanah tersebut akan digunakan baik untuk urugan atau
dibuang tergantung instruksi konsultan pengawas.
2) Galian tanah dilaksanakan untuk semua pasangan pondasi dan pasangan lainnya
dibawah tanah seperti pasangan rollag harus dilakukan sesuai rencana gambar.
3) Pada bagian-bagian galian yang dianggap yang mudah longsor, kontroktor harus
mengadakan tindakan pencegahan dengan memasang papan-papan penahan atau
cara lain. Kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat gugurnya tanah dengan alasan
apapun menjadi tangggungan kontraktor.
4) Besarnya galian disesuaikan dengan gambar perencanaan yang telah ada. Bila ada
ketidak jelasan yang berkaitan dengan pekerjaan galian maka Kontraktor wajib meminta
penjelasan pada Pihak Direksi/Pihak Konsultan Pengawas.
5) Pemborong harus menyediakan mesin-mesin pompa yang siap dipakai untuk menguras
genangan air akibat hujan, air sumber atau sebab-sebab lain (parit pondasi harus
dikerjakan dalam keadaan kering).
5.2. Pekerjaan Urugan:
Hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan urugan antara lain :
1) Jika Direksi menganggap galian pondasi sudah cukup/sesuai gambar maka selanjutnya
dilakukan urugan dengan pasir urug dan ditumbuk hingga padat.
2) Urugan samping pondasi seluruhnya dilaksanakan dengan urugan tanah dan
dipadatkan hingga padat.
3) Urugan Pasir Bawah pondasi dilaksanakan dengan ketebalan 10 cm, pemadatannya
dilakukan lapis demi lapis hingga mendapatkan lapisan pasir yang padat.
4) Urugan pasir dibawah lantai ditentukan setebal 10 cm, sebelum penghamparan pasir
terlebih dahulu permukaan tanah dasar dipadatkan dengan alat penumbuk, kemudian
pasir dihamparkan secara merata pada permukaan tanah yang sudah dipadatkan lalu
disiram air sampai jenuh sehingga butir-butir pasir saling bersinggungan satu sama lain.
5) Pasir Urug yang dipakai untuk urugan bawah lantai dan bawah pondasi harus bersih
dari semua kotoran yang dapat mengganggu.
6) Urugan tanah kembali dilakukan setelah keseluruhan pasangan pondasi terpasang
sesuai dengan gambar perencanaan yang ada. Hal – hal yang menyimpang akan
diperhitungkan sebagai pekerjaan tambah atau kurang.
5.3. Pekerjaan Levelling Lahan (cut and fill):
Cut and fill atau Gali dan uruk adalah proses pengerjaan tanah di mana sejumlah massa
tanah digali untuk kemudian ditimbun di tempat lain. Perbedaan dengan pengerjaan tanah
adalah, kedua proses cut and fill dilakukan di satu lokasi yang menjadi target
pengerjaan. Cut and fill cenderung terencana sehingga jumlah tanah yang dibuang ke atau
diambil dari tempat lain minimal sehingga mengurangi biaya transportasi. Perencanaan cut
and fill dilakukan setelah pengukuran wilayah. Hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan
urugan antara lain :

3
1) Meratakan tanah sesuai perencanaan dengan mengikuti ketinggian kontur tertentu
dengan cara menaikkan atau menurunkan level tanah.
2) Untuk peninggian, ditambahkan dengan tanah hasil galian di lahan yang dipotong, atau
menggunakan distribusi tanah baru.
3) Untuk penurunan, dengan cara menggali tanah dengan kedalaman tertentu sehingga
dapat mencapai level yang sesuai perencanaan, kemudia tanah hasil hgalian dapat
digunakan untuk mengisi lahan yang akan ditinggikan.
4) Di setiap batas perbedaan ketinggian, diberikan dinding penahan dari campuran batu
kali (seperti pondasi) dengan tujuan agar tanah tidak longsor/amblas dengan ketebalan
50 cm dan panjang menyesuaikan bibir kontur.

PASAL 6
PEKERJAAN PASANGAN PONDASI

6.1. Lingkup Pekerjaan :


1) Pekerjaan pembuatan pondasi meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan material
untuk pekerjaan tersebut dan perlengkapan serta alat bantu yang diperlukan.
2) Pondasi yang dilaksanakan meliputi : pondasi batu kali dengan dimensi sesuai dengan
gambar.
3) Lingkup pekerjaan ini meliputi Pekerjaan pondasi menerus untuk dinding baru dan
pondasi setempat untuk kolom struktur.

6.2. Pedoman Pelaksanaan :


1) Sebelum dilaksanakan pekerjaan pondasi maka Kontraktor harus mengadakan
pengukuran untuk as-as pondasi sesuai dengan gambar-gambar kontruksi dan harus
dimintakan persetujuan Direksi / Pengawas Lapangan, selanjutnya hasil pengukuran
diberi notasi yang tidak mudah hilang dan penempatannya mudah dibaca.
2) Besarnya ukuran Pondasi batu kali disesuaikan dengan ukuran yang ada dalam
gambar.
3) Kontraktor diwajibkan memberikan laporan kepada Direksi / Pengawas Lapangan, bila
ada perbedaan gambar-gambar antara gambar konstruksi dengan gambar arsitektur
atau bila ada hal-hal yang kurang jelas.

6.3. Jenis Pondasi Batu Kali yang digunakan :


a. Pondasi batu kali menggunakan spesi 1 Pc : 8 Pp dipasang diatas pasangan batu
kosong ( anstamping ), diatas pondasi batu kali diberi sloof beton untuk meratakan
penyebaran beban dari atas. Dibawah pondasi batu kali diberi pasangan batu kali
kosongan ( anstamping ) kemudian diurug pasir dan disiram hingga padat. Sedang
pada berdirinya kolom beton praktis memakai campuran spesi 1 Pc : 3 Psr sedalam ±
30 cm dari permukaan pondasi.
b. Pekerjaan pasangan pondasi batu kali, menggunakan batu belah yang kuat dan tidak
keropos dengan persetujuan Direksi/konsultan pengawas dan dilaksanakan sesuai
dengan gambar rencana dengan perekat 1 Pc : 3 Pp.
c. Bagian bawah pondasi dipasang lapisan batu kosong (Aanstamping ) tebal 20 cm
dengan sela-selanya diisi dengan pasir urug dan disiram dengan air hingga padat dan
rata.
6.4. Pekerjaan Pondasi Setempat :
1. Galian Tanah Pondasi
a. Tahap-tahap pekerjaan galian tanah pondasi setempat yaitu: Penggalian tanah untuk
pondasi setempat dilakukan secara hati-hati serta harus mengetahui ukuran panjang,
lebar dan kedalaman pondasi.
b. Tebing dinding galian tanah pondasi dibuat dengan perbandingan 5:1 untuk jenis
tanah yang kurang baik dan untuk jenis tanah yang stabil dapat dibuat dengan

4
perbandingan 1:10 atau dapat juga dibuat tegak lurus permukaan tanah tempat
meletakkan pondasi.
c. Dalamnya suatu galian tanah ditentukan oleh kedalamnya tanah padat/tanah keras
dengan daya dukung yang cukup kuat, min 0.5 kg/cm2
d. Bila tanah dasar masih jelek, dengan daya dukung yang kurang dari 0.5 kg/cm2, maka
galian tanah harus diteruskan, sampai mencapai kedalaman tanah yang cukup kuat,
dengan daya dukung lebih dari 0.5 kg/cm2.
e. Lebar dasar galian tanah pondasi hendaknya dibuat lebih lebar dari ukuran pondasi
agar tukang lebih leluasa bekerjanya.
2. Pekerjaan Penulangan
f. Perakitan tulangan. Untuk pondasi setempat ini perakitan tulangan dilakukan di luar
tempat pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit dapat langsung dipasang dan
proses pembuatan pondasi dapat berjalan lebih cepat. Cara perakitan tulangan :
Mengukur panjang untuk masing-masing tipe tulangan yang dapat diketahui dari
ukuran pondasi setempat. Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan pondasi
setempat, dengan memperhitungkan bentuk-bentuk tipe tulangan yang ada pada
pondasi setempat tersebut. Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan pondasi
dengan kawat pengikat agar kokoh dan tulangan tidak terlepas.
g. Pemasangan Tulangan. Setelah merakit tulangan pondasi setempat maka untuk
pemasangan tulangan dilakukan dengan cara manual karena tulangan untuk pondasi
setempat ini tidak terlalu berat dan kedalaman pondasi ini juga tidak terlalu dalam. Hal-
hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan tulangan: Hasil rakitan tulangan
dimasukan kedalam tanah galian dan diletakkan tegak turus permukaan tanah dengan
bantuan waterpass. Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan dengan
dasar tanah, jarak antara tulangan dengan dasar tanah 40 mm, yaitu dengan
menggunakan pengganjal yang di buat dari batu kali disetiap ujung sisi/tepi tulangan
bawah agar ada jarak antara tulangan dan permukaan dasar tanah untuk
melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut beton) dan tulangan tidak menjadi
karat. Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-benar stabil, maka dapat langsung
melakukan pengecoran.
3. Pekerjaan Bekisting
Bekisting adalah suatu konstruksi bantu yang bersifat sementara yang digunakan
untuk mencetak beton yang akan di cor, di dalamnya atau diatasnya. Tahap-tahap
pekerjaan bekisting: Diasumsikan yang akan dibuat bekisting adalah bagian tiangnya
untuk penyambungan kolom sedangkan untuk pondasinya hanya diratakan dengan
cetok (sendok spesi). Supaya balok beton yang dihasilkan tidak melengkung maka
waktu membuat bekisting, jarak sumbu tumpuan bekistingnya harus memenuhi
persaratan tertentu. Papan cetakan disusun secara rapih berdasarkan bentuk beton
yang akan di cor. Papan cetakan dibentuk dengan baik dan ditunjang dengan tiang
agar tegak lurus tidak miring dengan bantuan alat waterpass. Papan cetakan tidak
boleh bocor Papan-papan disambung dengan klem / penguat / penjepit Paku diantara
papan secara berselang-seling dan tidak segaris agar tidak terjadi retak.
4. Pekerjaan Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah: semen, pasir, kerikil/split serta air.
Kualitas/mutu beton tergantung dari kualitas bahan-bahan pembuat beton dan
perbandingannya. Bahan-bahan harus diperiksa dulu sebelum dipakai membuat beton
dengan maksud menguji apakah syarat-syarat mutu dipenuhi. Semen merupakan bahan
pokok terpenting dalam pembuatan beton karena mempersatukan butir-butir pasir dan
kerikil/split menjadi satu kesatuan berarti semen merupakan bahan pengikat dan apabila
diberi air akan mengeras. Agregat adalah butiran-butiran batuan yang dibagi menjadi
bagian pokok ditinjau dari ukurannya yaitu agregat halus yang disebut pasir dan agregat
kasar yang disebut kerikil/split dan batu pecah.
Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi setempat yaitu:
- Membuat kotak takaran untuk perbandingan material yaitu dari kayu dan juga dapat
mempergunakan ember sebagai ukuran perbandingan.

5
- Membuat wadah/tempat (kotak spesi) hasil pengecoran yang dibuat dari kayu atau
seng/pelat dengan ukuran tinggi x lebar x panjang adalah 22 cm x 100 cm x 160 cm
dapat juga dibuat dari pelat baja dengan ukuran tebal 3 mm x 60 cm x 100 cm.
Mempersiapkan bahan-bahan yang digunakan untuk pengecoran seperti: semen,
pasir, split, serta air dan juga peralatan yang akan digunakan untuk pengecoran.
- Membuat adukan/pasta dengan bantuan mollen (mixer) dengan perbandingan volume
1:2:3 yaitu 1 volume semen berbanding 2 volume pasir berbanding 3 volune split serta
air secukupnya.
- Bahan-bahan adukan dimasukan kedalam tabung dengan urutan: pertama masukan
pasir, kedua semen portand, ke tiga split dan biarkan tercampur kering dahulu dan
baru kemudian ditambahkan air secukupnya
- Setelah adukan benar-benar tercampur sempurna kurang lebih selama 4-10 menit
tabung mollen (mixer) dibalikan dan tungkan kedalam kotak spesi.
- Hasil dari pengecoran dimasukkan/dituangkan kedalam lubang galian tanah yang sudah
diletakan tulangan dengan bantuan alat sendok spesi centong/ dan
dilakukan/dikerjakan bertahap sedikit demi sedikit agar tidak ada ruangan yang kosong
dan kerikil/split yang berukuran kecil sampai yang besar dapat masuk kecelah-celah
tulangan.
- Setelah melakukan pengecoran, maka pondasi setempat tersebut dibiarkan mengering
dan setelah mengering pondasi diurug dengan tanah urugan serta disisakan beberapa
cm untuk sambungan kolom.

PASAL 7
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

7.1. Bahan :
a. Semen Portland / PC.
Semen untuk pekerjaan batu, batubata, dinding dan plesteran sama dengan yang
digunakan untuk pekerjaan beton, yaitu kualitas dari salah satu produk.
b. Pasir.
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras.
Kadar lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5 %. Pasir harus
memenuhi persyaratan PUBB 1970 atau NI-3.
c. Batu bata ( batu merah ).
➢ Batu merah harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang-bidang
sisinya harus datar / rata, tidak menunjukan retak-retak, pembakarannya harus
merata dan matang. Batu merah tersebut ukurannya harus sama, keluaran dari satu
tempat pembakaran dan memenuhi persyaratan SNI - 10 dan PUBB 1970.
➢ Pekerjaan pasangan dinding batu merah harus menggunakan bata kwalitas baik
dengan persetujuan Direksi/ Konsultan pengawas, dilaksanakan sesuai gambar
rencana dengan spesi 1Pc : 4 Psr pasangan batu merah biasa kemudian diplester
dengan campuran 1Pc : 4 Psr .
➢ Sebelum dipasang semua bata harus direndam/disiram air hingga jenuh selanjutnya
batu bata harus basah/disiram bila akan dipasang.
➢ Pekerjaan pasangan batu bata dan plesteran dengan perekat 1 Pc : 2 Psr meliputi
bagian-bagian:
1. Pasangan bata dari permukaan balok sloof sampai 30 cm diatas lantai.
2. Pasangan bata yang langsung menempel pada kusen ataupun beton.
3. Semua pasangan bata yang langsung berhubungan dengan air.
4. Permukaan beton/expused sudut tembok (Benangan) dan pinggiran tembok
digunakan spesi 1 Pc : 2 Pasair Pasang.
➢ Pasangan harus terpasang tegak lurus, dengan batas ketinggian untuk tiap kali
pemasangan bata 1.00 m.

7.2. Macam-macam adukan :


a. Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam-macam perbandingan
campuran seperti tersebut dibawah ini :
6
No Perbandingan Penggunaan
1 1 pc : 3 psr 1. Pasang trasram yang kedap air diatas sloof s/d 30 cm
diatas nol lantai (sesuai dengan gambar).
2. Pasangan Rollag
3. Plesteran dinding batu bata point 1 juga plesteran
penutup pekerjaan beton pada daerah kedap air.
4. Pasangan dan plesteran genteng bubung.

2 1 pc : 3 Kpr : 10Psr 1. Pasangan pondasi batu kali, dinding penahan.

7.3. Syarat-syarat pelaksanaan :


a. Pemasangan batubata :
− Batu bata yang akan dipasang harus direndam kedalam air hingga jenuh dan
sebelum dipasang harus bebas dari segala jenis kotoran. Cara pemasangannya tidak
boleh bareh (sambungan batu bata dalam satu garis lurus dengan sambungan
diatasnya), dan batu bata yang pecah tidak boleh melebihi 10 %. Pemasangan
dalam 1 hari tidak melebihi dari 1 meter tingginya.
− Untuk pasangan setengah batu yang luasnya lebih dari 12 m2 harus diberi kerangka
penguat dari beton bertulang dengan pembesian tulang utama 4 Ø10 mm dan
beugel Ø8 mm.
b. Plesteran dinding dan sponeng / plesteran sudut :
− Semua dinding yang diplester harus bersih dari kotoran dan sebelum pemasangan
disiram dengan air dan dibuat kepala plesteran ( klabangan ) dengan tebal sama
dengan ketebalan plesteran yang direncanakan. Tebal paling sedikit 1,5 cm dan
paling tebal 2 cm, plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung difinis /
diondrong / diselesaikan. Penyelesaian plesteran menggunakan pasta semen yang
sejenis.
− Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar tidak terjadi
retak-retak rambut akibat proses pengeringan yang terlalu cepat dan campuran yang
dipergunakan harus sesuai dengan daftar.
− Semua pekerjaan plesteran harus rata dan halus dan merupakan bidang yang tegak
lurus dan siku (90°) tidak terjadi retak-retak, jika terjadi retak pemborong harus
segera memperbaikinya.
− Pekerjaan plesteran tembok dilaksanakan pada seluruh pekerjaan tembok baik yang
tampak langsung maupun tidak langsung antara lain pasangan tembok diatas langit-
langit, tembok gevel bagian dalam dan lain sebagainya.

PASAL 8
PEKERJAAN BETON BERTULANG

8.1. Lingkup Pekerjaan :


a. Bagian ini mencakup segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan
beton sesuai dengan spesifikasi teknis.
b. Pekerjaan yang tercakup dalam bagian ini adalah :
➢ Bahan, Upah dan dan peralatan untuk mengaduk, memasang, cetakan, pembesian,
penyelesaian pemeliharaan.
➢ Pengadaan, detail, fabrikasi, dan pemasangan, cetakan, pembesian, penyelesaian
pemeliharaan.
➢ Perencanaan, Pelaksanaan dan Pembongkaran cetakan-cetakan beton.
➢ Penyelesaian dan pemeliharaan beton.
➢ Semua jenis pekerjaan yang menunjang pekerjaan beton termasuk pengangkutan,
penyimpanan bahan-bahan.
➢ Penyediaan alat bantu, seperti :

7
1. Alat pengaduk semen (beton molen).
2. Alat penggetar beton (Vibrator).
3. Pompa air
4. Alat pencetak kubus beton dan Slum test.

8.2. Syarat-syarat Umum :


a. Persyaratan-persyaratan konstruksi Beton, istilah teknik serta syarat-syarat
pelaksanaan beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam bagian dokumen ini.
b. Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan beton harus sesuai
dengan standart dibawah ini:
b.1. Standarat Industri Indonesia.
b.2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (SKSNI T15 - 2002 - 03).
b.3. Peraturan Muatan Indonesia tahun 1970 NI – 18
b.4. Peraturan Tahan Gempa 1982.
b.5. American Society For Testing & Material (ASTM).
c. Semua material yang digunakan harus mendapat persetujuan dari direksi lapangan.
8.3. Syarat-syarat Bahan :
a. Air.
▪ Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,
bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja
tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
b. Semen :
• Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi S-400
menurut Standart Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI
8 tahun 1972).
• Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen, tidak
diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.
• Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar
semen tidak mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan
tumpukan paling tinggi 2 meter. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari
semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan
pengiriman.
c. Pasir Beton
Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan
syarat-syarat yang tercantum dalam (SKSNI T15 - 2002 - 03).
d. Kerikil :
• Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan
kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam (SKSNI T15 - 2002 - 03).
• Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut
tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang tepat.
e. Besi Beton (Baja Tulangan) :
• Besi beton yang digunakan adalah besi beton polos dengan mutu U-24 (tegangan leleh
karakteristik minimum 2400 kg/cm2), ukuran dan jumlah besi yang dipakai disesuaikan
dengan gambar detail struktur.
• Kontraktor harus dapat memberikan sertifikat dari pabrik besi beton yang menyatakan
bahwa kekuatan besi beton tersebut sesuai dengan spesifikasi.
• Baja tulangan dengan mutu meragukan harus diperiksa di lembaga pemeriksaan bahan-
bahan yang diakui. Seluruh biaya untuk itu sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Pemborong.
• Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan
bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan di udara terbuka dalam jangka waktu panjang.
• Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin.
Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus diminta

8
persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika Pemborong tidak berhasil memperoleh
diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan
penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan Harus ada persetujuan
Direksi
• Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang
dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas
penampang). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran diameter besi menjadi
tanggung jawab pemborong.
f. Cetakan dan Acuan :
• Begisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk
nyata dan cukup dapat menampung beban sementara sesuai dengan jalannya
kecepatan pembetonan.
• Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil
akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan yang
ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan. Bahan begisting dapat berupa
papan kayu klas II dengan permukaan halus dan rata atau dengan menggunakan
Multiplek tebal 12 mm.
• Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan.
Pembongkaran Begisting harus hati-hati sehingga tidak menyebabkan cacat pada
permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-sudut yang tajam dan tidak pecah.
• Bekas cetakan yang terpendam dalam tanah harus dicabut dan dibersihkan sebelum
dilaksanakan pengurukan tanah kembali.
g. Mutu Beton.
Mutu beton menggunakan komposisi campuran 1 Semen : 2 Pasir : 3 Kerikil.

8.4. Macam Pekerjaan Beton Meliputi :


1. Pekerjaan Sloof 15 x 20 Cm
2. Pekerjaan Kolom K1 30 x 30 Cm
3. Pekerjaan Balok Ring 12 x 15 Cm
4. Pekerjaan Balok BL1 15 x 20 Cm
5. Pekerjaan Plat Beton Tebal 12 Cm
6. Pekerjaan Plat Luivel Tebal 8 Cm

8.5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Pekerjaan Beton :


a. Pengerjaan Beton bertulang disesuaikan ukuran dan perletakannya dengan gambar.
Semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti SKSNI T15-2002-03. Pembesian
kolom beton harus dilaksanakan sesuai gambar dengan penulangan yang ada dan
apabila digambar kurang jelas harap dikonsultasikan terlebih dahulu pada pengawas.
b. Pekerjaan beton bertulang terdiri dari pembuatan campuran adukan beton sesuai
dengan mutu beton yang diinginkan, mengangkut adukan, membuat cetakan/
begesting/acuan, mengecor merawat beton, membongkar cetakan setelah waktu yang
ditentukan dan memelihara beton sampai dengan proses pengerasan sehingga beton
mencapai spesifikasi yang ditentukan.
c. Sebelum adukan beton dituangkan/dicor, kayu-kayu begisting harus bersih dari
kotoran-kotoran, minyak, benda-benda lain terlebih dahulu.
d. Pengadukan beton dilakukan dengan mesin pengaduk beton (beton molen) selama
sekurang-kurangnya 5 menit setelah semua agregat dimasukkan dalam drum
pengaduk.
e. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti
atau tidak boleh terputus tanpa adanya persetujuan dari Direksi/ Konsultan pengawas.
f. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian utama dari
pekerjaan, pemborong harus memberitahukan kepada Direksi untuk mendapatkan
persetujuannya, sehingga setiap pekerjaan pengecoran beton harus dapat ijin tertulis
dan mendapat pengawasan dari Direksi/Konsultan Pengawas.

9
PASAL 9
PEKERJAAN KONSTRUKSI RANGKA ATAP KAYU

Persyaratan pelaksanaan pekerjaan dan Spesifikasi Teknis Rangka Atap Kayu adalah
sebagai berikut:
a. Pekerjaan Persiapan
1. Pekerjaan ini meliputi survey lokasi pekerjaan untuk menghitung struktur rangka
atap kayu menggunakan software yang telah diakui oleh badan / lembaga teknik.
2. Hasil perhitungan merupakan syarat mutlak yang harus diberikan kepada PPTK
(Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan) sebagai jaminan pekerjaannya sudah aman.
3. Hasil perhitungan juga harus diberitahukan ke konsultan dan dilengkapi dengan
berita acara penyerahan hasil perhitungan.
4. Pengiriman barang terlebih dahulu diperiksa bersama antara konsultan, BPP
(Badan Pemeriksa Pembangunan) serta penyedia barang.
5. Penyedia jasa mampu mengeluarkan Garansi Resmi dari pabrik yang meliputi
garansi Bahan/material, Struktur dan Pemasangan minimal 20 Tahun.
6. Setelah barang dinyatakan layak maka rekanan dapat melanjutkan pekerjaan.
b. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke lokasi, pabrikasi dan ereksion termasuk
penggunaan penopang sementara dan seluruh pekerjaan pemasangan kayu seperti
tercantum dalam gambar kerja, yang diantaranya adalah :
1. Pekerjaan rangka atap ( roof truss )
2. Pekerjaan reng ( roof batten )
Lingkup pekerjaan tidak meliputi :
1. Pemasangan penutup atap
2. Pemasangan kap penutup atap
3. Talang, dll.
c. Persyaratan Bahan
Semua konstruksi kayu menggunakan bahan kayu Kruing kualitas baik.
d. Persyaratan Desain
1. Desain rangka atap harus mempunyai hasil Laporan Pengujian terhadap struktur
kuda kuda dari Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah dan Badan
Penelitian Dan Pengembangan Kimpraswil ( Uji Kelayakan Material).
2. Desain rangka atap harus didukung oleh analisis perhitungan yang akurat serta
memenuhi kaidah-kaidah teknik yang benar yang telah direkomendasikan oleh
HAKI atau badan / lembaga teknik, untuk memastikan kelayakan analisa
strukturnya.
3. Pada saat sebelum melakukan pekerjaan wajib menyerahkan gambar kerja dan
engineering sheet ( hasil perhitungan structural secara terperinci).
4. Data persyaratan teknis dan hasil perhitungan structural adalah sebagai bahan
pertimbangan yang harus dipenuhi untuk penentuan kelayakan design. Dan dapat
mengeluarkan perhitungan teknis/soft drawing dari hasil perhitungan software.
5. Konfigurasi pembebanan yang digunakan :
Dead Load Top Chord (Beban Mati Batang Utama Atas)
a. Beban Atap
1. Jenis genteng keramik / beton : 50 Kg/m²
2. Jenis Asbes : 20 Kg/m²
3. Jenis Metal : 10 Kg/m²
b. Variasi beban tambahan ex.Ornamen GRC, tangki air panas, dll
Live Load Top Chord (Beban Hidup batang Utama Atas)
c. Beban Hujan : 40 Kg/m²
d. Beban Terpusat Orang dan alat : 100 Kg
e. Beban angin : 80 m/s
Dead Load Bottom Chard (Beban Mati Batang Utama Atas)
f. Beban plafon (ceiling) : 5 Kg/m²
Live Load Bottom Chord (Beban Hidup Batang Utama Bawah)

10
e. Persyaratan Pra Konstruksi
1. Penyedia barang wajib meneliti kebenaran terhadap semua ukuran-ukuran yang
tercantum dalam gambar kerja. Pada prinsipnya ukuran pada gambar kerja
adalah ukuran jadi / finish.
2. Perubahan bahan / detail karena alasan tertentu harus diajukan ke Konsultan
Pengawas dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara
tertulis.
3. Pengiriman tenaga kerja selambat-lambatnya 1-2 hari setelah material sampai
lokasi proyek.
f. Persyaratan Konstruksi
1. Latar Belakang
Team pemasangan harus mempunyai sertifikasi / surat ijin pemasangan oleh
fabrikan minimal 1 orang dalam team, untuk memastikan kwalitas pemasangan.
2. Tujuan
Tujuan yang ingin di capai adalah mendapatkan data yang lengkap agar
perencanaan sesuai dengan pelaksanaan di lapangan.
3. Peralatan
Peralatan yang digunakan antara lain :
a) Selang air
b) Meteran
c) Alat tulis (pensil,kertas,karet penghapus)
d) Palu dan Paku
e) Waterpas
f) Siku
g) Benang
4. Pengukuran dan perataan permukaan ring balok/ balok tumpuan
a. Pengukuran dan perataan permukaan yang dilakukan meliputi :
1) Seluruh ring balok yang akan menjadi tumpuan truss, kaso/jack rafter,
jurai.
2) Seluruh balok anak / balok tengah apabila bentanganya lebih dari 11 m.
3) Elevasi / ketinggian seluruh ring balok dan apabila terjadi perbedaan
ketinggian ring balok.
b. Pengukuran Ring balok
Terlebih dahulu lakukan pengukuran seluruh ring balok dengan ukuran sisi
luar dari ring balok yang diambil. Catat dan buat sketsanya diatas kertas dan
tampilkan ukurannya sedetail mungkin.
c. Pengukuran balok anak/balok tengah
Jika satu bangunan ukuran lebarnya lebih dari 11 m, maka diperlukan balok
anak / balok tengah di tengah bangunan. Ukurlah jarak balok anak dengan
balok tumpuan atau ring balok tepi luar dengan ditambahkan lebar balok anak
/ tengah tersebut.
d. Ketinggian elevasi ring balok
Jika penggunaan rangka atap bangunan lebih dari satu lantai atau terdapat
perbedaan tinggi ringbalok, maka perlu dilakukan pengukuran perbedaan
tingginya. Setelah semua pengukuran dilakukan makatahap selanjutnya
adalah pelevan/pertain permukaan ring balok dan anak balok/balok tengah
dengan menggunakan adukan mortar.
g. Langkah-langkahnya :
1) Persiapkan benang, meteran, selang air, paku, palu, alat tulis.
2) Isi selang air dan keluarkan seluruh udara yang terdapat pada selang tersebut.
3) Tetapkan satu titik acuan atau permukaan ring balok tertinggi sebagai acuan dan
tempatkan ujung selang air tersebut disana, kemudian ujung selang yang lain
arahkan ke sekeliling ring balok bangunan, setiap titik yang dijadikan acuan diberi
tanda ketinggian bias dari kayu triplek lalu dipaku dan diberi tanda, lanjutkan ke
seluruh bangunan. Sehingga terdapat patok-patok tanda acuan ketinggian.

11
4) Dilanjutkan dengan pemasangan benang pada tanda di patok-patok tersebut.
Benang ditarik kearah masing-masing patok tersebut sehingga mendapat
acuan ketinggian / elevasi yang sama pada ringbalok sebagai acuan
penambahan adukan mortarnya. Agar benang tidak terjadi lendutan maka
batasi jarak antar patok atas tidak terlalu jauh.
5) Balok anak/Balok tengah jangan lupa dilakukan perataan / pelevelan juga jika
memang diperlukan.
6) Pelevelan / perataan permukaan ring balok dilakukan jauh hari sebelum truss
diletakkan pada ringbalok.
h. Fabrikasi
1. Persiapan Gambar Kerja
Gambar kerja yang diberikan meliputi :
a. Gambar tampak atas bangunan.
b. Gambar denah penetapan kuda-kuda.
c. Gambar detail perakitan masing-masing kuda-kuda.
2. Persiapan Areal Kerja
Areal kerja harus dibuat sedemikian rupa sehingga perakitan kuda-kuda tidak
tergganggu (dapat menjadi acuan kuda-kuda yang terbesar/utama yang diambil
dari gambar detail perakitan kuda-kuda).
3. Pemotongan material
Material di potong-potong untuk membuat batang pembentuk kuda-kuda
disesuaikan dengan panjang batang yang tertera di gambar kerja. Hasil potongan
tersebut dikumpulkan dan di beri ukuran, nomor truss untuk masing-masing kuda-
kuda.
4. Perakitan kuda-kuda
Setelah batang-batang truss terpotong-potong sesuai ukuran yang tertera di
gambar kerja dilanjutkan dengan pekerjaan perakitan kuda-kuda. Batang atas (top
chord) dan batang batang bawah (bottom chord) terlebih dahulu dipersiapkan,
setelah dilakukan dan di bentuk (belum discrew) lalu coakan dipotong (dalam mm)
sesuai dengan gambar kerja. Coakan untuk batang atas dilakukan sisi
bawah/sayap bawah material sedangkan untuk coakan di batang bawah di bagian
atas material. Tentukan terlebih dahulu titik tengah dari bentangan kuda-kuda,
tandai posisinya. Kemudian tarik meteran sesuaikan dengan ketinggian kuda-
kuda yang terdapat pada gambar kerja. Dilanjutkan dengan proses penyikuan
kuda-kuda dan dilakukan penyecrewan 1 pcs terlebih dahulu di batang atas dan
batang bawah. Ukuran screw untuk kuda-kuda 12x24-20 cm.
Untuk batang atas terdapat Apex Plate. Apex Plate material di potong ±15cm, dan
di belah sayapnya / coakan kemudian di pasang dibawah pertemuan antara
batang atas sebelah kanan dan batang atas sebelah kiri.
Dilanjutkan dengan pemasangan web/ batang pembagi dengan panjang material
dan jarak antar web/batang pembagi disesuaikan dengan gambar kerja untuk
perlakuan dari banyaknya screw setiap koneksi berdasarkan beban penutup atap:
a. Genteng keramik, beton, Karangpilang : 3 Pcs setiap koneksi
b. Genteng metal, spandek : 2 Pcs setiap koneksi
c. Pemasangan jumlah baut harus sesuai dengan detail sambungan pada
gambar kerja. Pemasangan baut harus menggunakan alat bor listrik minimum
560 watt dengan kemampuan putaran alat minimal 2000 rpm.
d. Tumpuan ring balok , Conector yang digunakan adalah dari material profil
C75.75 yang dibentuk mengikuti kebutuhan. Connector ini merupakan alat
sambung antara rangka utama dengan ring balok yang sudah diperhitungkan
gaya hisapnya sesuai dengan desain yang berlaku.
e. Ikatan Angin / Bracing.
Untuk menjamin stabilitas dan kekuatan struktur rangka atap, antara rangka
utama atap dipasang pengaku (bracing) atau ikatan angin. Profil ikatan angin
menggunakan profil top hat (u terbalik) dengan spesifikasi tinggi profil 38,5

12
mm dan tebal 0,40 mm atau Roof Batten, yang pada sisi kanan kiri sepanjang
profil dilipat kedalam selebar 5 mm.
5. Erection/ Pengaturan kuda-kuda pada Ring balok
✓ Setelah semua kuda-kuda yang terdapat pada gambar kerja telah selesai
dirakit dilanjutkan dengan pekerjaan Erection kuda-kuda.
✓ Sebelumnya ring balok diukur terlebih dahulu untuk penentuan jarak antar
kuda-kuda disesuaikan dengan gambar kerja. Kemudian ring balok di tandai
dengan spidol untuk penempatan kuda-kuda. Kuda-kuda di lot/ditimbang
kelurusan terhadap bangunan. Untuk pertemuan/joint dengan ring balok
menggunakan L breket dengan perlakuan bagian bawah duduk di atas ring
balok dan dipasang Dynabolt. Untuk Bagian samping di screw kekuda-kuda.
✓ Jarak antara kuda2 , jarak ikatan angin, maksimum 1,20 M
6. Pemasangan Reng / Top span
Setelah semua kuda-kuda telah berdiri sesuai dengan urutan penempatan yang
ada di gambar kerja. Dilanjutkan dengan pemasangan reng dengan terlebih
dahulu dilakukan pemasangan Ceiling Batten /batang pengaku antara kuda-kuda.
Materialnya menggunakan reng/top span. Pemasangannya diatas batang bawah /
bottom chord dengan jarak antara ceiling batten / batang pengaku kuda-kuda 1,2
meter.
Kemudian pemasangan ikatan angin material menggunakan reng/top span
dipasang miring di web sebaris antar kuda-kuda. Dipasang sedemikian rupa
sehingga membentuk silang (X).
Dilanjutkan dengan pemasangan reng, terlebih dahulu mengukur panjang dari
penutup atapnya, karena masing-masing genteng memiliki ukuran yang berbeda-
beda. Ukur batang atas/top chordnya kemudian di bagi dengan panjang genteng /
penutup atapnya.
Reng di screw bagian atas bagian bawahnya ke kuda-kuda. Untuk ukuran screw
reng adalah 8x13 mm.
• Pekerjaan fabrikasi material harus sesuai dengan gambar kerja yang di
keluarkan
oleh pihak Distributor dan telah disetujui oleh konsultan pengawas.
• Sambungan
Alat penyambung antara elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi
dan instalasi adalah baut mekanik sendiri (self drilling screw) dengan
ketentuan :
- Pemasangan baut harus sesuai dengan detail sambungan pada gambar
kerja.
- Pemasangan baut harus menggunakan alat bor listrik 560 watt dengan
kemampuan putaran alat minimal 2000 rpm.
- Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus, bersih.

PASAL 10
PEKERJAAN LANTAI

10.1 Bahan ubin/ lantai


a. Lantai menggunakan Kayu Paket ukuran 50 x 100 cm warna natural di sesuaikan
dengan permintaan Direksi dan User

10.2 Cara pemasangan :


a. Sebelum pekerjaan lantai dilaksanakan, Kontraktor harus mengadakan persiapan yang
baik, terutama pemadatan pasir urug ( dibawah lantai ).
b. Sebelum memasang parket kayu permukaan beton harus dibersihkan dari segala
kotoran, khususnya bahan bangunan.
c. Kayu parket yang cacat tidak boleh dipasang dan permukaan harus rata, rapi dan
bersih.

13
PASAL 11
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT/PLAFOND

11.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pengerjaan kerangka plafond /hanger yang baru menggunakan bahan Rangka kayu
2. Pengerjaan langit-langit Plafond dan konstruksi penggantungnya dikerjakan sedemikian
rupa, sehingga pemasangan dan penempatannya sesuai dengan yang tercantum pada
gambar.
11.2 Bahan / Produk Plafond adalah anyaman bambu .
11.3 Pelaksanaan pekerjaan Rangka plafond baru :
1. Pemasangan Kerangka Plafond Rangka kayu dengan jarak sesuai dengan gambar.
2. Rangka plafond digantung pada Kuda-kuda baja, dengan penggantung menggunakan
seperti tertera dalam gambar.
3. Pemasangan Langit-langit
a. Bahan penutup plafond ruangan yang digunakan adalah anyaman bambu
b. Pemasangan plafond dipasang pada tempat yang ditunjukkan pada gambar.

PASAL 12
PEKERJAAN KUSEN KAYU

12.1 Lingkup Pekerjaan


1. Menyediakan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu / jendela seperti yang dinyatakan /
ditunjukan dalam gambar
12.2 Persyaratan Bahan
Kusen Kayu untuk Pintu dan Jendela yang digunakan
➢ Bahan : Dari bahan kayu kruing
➢ Bentuk Profil : Sesuai dengan gambar
➢ Nilai Deformasi : Di – ijinkan 3maksimal 2 mm
12.3 Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat – syarat dari
pekerjaan kayu serta memenuhi ketentuan – ketentuan dari penyedia yang bersangkutan.
12.4 Konstruksi kusen kayu yang dikerjakan seperti yang ditunjuk dalam detail gambar termasuk
bentuk dan ukurannya.
12.5 Bahan yang akan diproses harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk toleransi
ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan.
12.6 Accessories
Semua accesoris kusen, daun pintu dan jendela menggunakan besi/tembaga untuk
mengurangi karat
12.7 Bahan Finishing
Tratment untuk permukaan kusen yang bersangkutan dengan bahan alkaline, seperti beton
aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finishing dengan insutatting
varmish seperti asphalitic varmish atau bahan insulation lainnya.
12.8 Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.

PASAL 13
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

13.1. Umum :
a. Seluruh pekerjaan instalasi listrik dikerjakan menurut peraturan umum instalasi listrik
tahun 1977 / peraturan PLN edisi terakhir dan standart- standart / kode lain yang telah
diakui.
b. Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang dilaksanakan harus dikerjakan oleh sub
Kontraktor instalatir yang dapat dipercaya, mempunyai referensi yang baik, telah
terdaftar sebagai instalatir resmi PLN dengan mempunyai Klas B.

14
c. Untuk kelancaran pekerjaan ini harus diadakan koordinasi dari seluruh bagian yang
terlibat didalam kegiatan proyek ini. Akibat yang menyangkut didalam proyek ini
dikoordinir terlebih dahulu agar konflik satu sama lain dapat dihindarkan.
d. Kalau terjadi suatu hal saling bertentangan antara gambar atau terhadap spesifikasi
teknis, maka yang akan diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai bobot teknis
atau mempunyai biaya yang paling tinggi.
e. Bahan yang digunakan adalah sesuai yang diisyaratkan / digambar dalam keadaan
baru tanpa cacat, pekerjaan harus dilakukan oleh orang-orang yang ahli. Selanjutnya
Kontraktor harus menyerahkan terlebih dahulu contoh-contoh dari bahan yang akan
diterapkan disertai dengan daftar perincian bahan termasuk didalamnya mengenai
penjelasan brosur / katalog, diajukan lengkap, tidak boleh sebagian-sebagian.
13.2. Lingkup yang dikerjakan :
Pekerjaan yang harus dikerjakan oleh Kontraktor meliputi menyelesaikan pekerjaan
sampai menyala sebagai berikut :
1) Memasang titik-titik instalasi lengkap sebagaimana terdapat dalam gambar
perencanaan (sampai menyala)
2) Memberikan keer listrik dari instalasi yang bersangkutan dengan disahkan oleh PLN
lengkap dengan lampiran gambarnya.
3) Sudah melalui test dengan memakai generator set, kemudian titik lampunya dinyalakan
semuanya.
a. Saluran penghantar dalam bangunan :
1. Setiap pencabangan atau pengambilan saluran keluar harus menggunakan
junction box yang sesuai dan sambungan lebih dari satu memakai terminal strip
didalam Junction Box.
2. Instalasi skakelar dan stop kontak / out let.
a. Skakelar dari merk vimar atau broco bentuk persegi 80 x 80 mm, bahan ebonit
warna putih. Rating 6 – 10 ampere, dengan voltage 220 volt, pemasangan
sistem tanam dalam tembok dengan ketinggian 150 s/d. 160 cm dari lantai,
kecuali ditentukan lain oleh direksi.
b. Kotak-kotak out let harus memenuhi persyaratan dan sesuai ketentuan PUIL.
Tahun 1977, ave, dan kotak dalam berbentuk segi empat.
c. Fixtures dan lampu :
1) Untuk lampu TL.
* Tegangan 220 volt.
* Bahan rumahan dari bahan polystar.
* Daya lampu 20 watt.
* Balast harus dilengkapi dengan kondensator dan konection terminal.
* Merk dipilih : Phillips atau sekualitas.
2) Lampu SL.
* Tegangan 220 Volt
* Daya lampu 18 watt ( lampu pijar ).
* Merk dipilih : Phillips atau sekualitas.
3) Stop kontak, skakelar ganda dan skakelar tunggal merk vimar atau
sekualitas
13.3. Pengetesan :
a. Bila akan diserahkan diperlukan pengetesan lokasi yang tidak ada daya listriknya,
diadakan dengan dinyalakan semua lampu memakai generator, yang masa waktunya
minimal 1 jam. Penyiapan generator oleh kontraktor yang bersangkutan.
b. Menyerahkan jaminan instalasi listrik dari instalateur yang telah mempunyai sertifikat
dari PLN dengan dilampiri sketsa yang diketahui oleh PLN setempat. Gambar
instalateur harus disahkan / diketahui oleh pihak direksi.
c. Hasil pengetesan dibuatkan berita acara yang ditanda tangani oleh pihak-pihak yang
berkompeten dan merupakan lampiran berita acara penyerahan pekerjaan.
d. Selama masa pemeliharaan dan masa pengetesan, maka pihak Kontraktor masih
bertanggung jawab terhadap kelancaran ataupun keberhasilan dari pada pekerjaan
yang dimaksud.

15
13.4. Poduk peralatan yang digunakan :
No Produk peralatan yang digunakan Merk
1. Kabel : NYY, NYM Kabelindo atau sekulitas
2. Fixture, armateur Philip atau sekulitas
3. Balast, stater, lamp harder Philip atau sekulitas
4. Tube, lampu SL Philip atau sekulitas
5. Skakelar, stop kontak, Broco atau sekulitas

a. Apabila selama proyek berjalan terjadi bahwa material yang disebutkan pada tabel
material, tidak dapat diadakan dengan disertai alasan yang kuat maka pihak Direksi
akan mempertimbangkan dengan suatu penggantian merk / type lain dengan melalui
berita acara rapat perubahan dimana dalam pertemuan tersebut dibahas pula mengenai
penambahan sangsi tertentu terhadap Kontraktor yang bersangkutan.
b. Prinsip teknis instalasi penerangan adalah memakai kabel NYM dan NYY masuk dalam
pipa PVC untuk kabel distribusi (ukuran sesuai gambar).
c. Tidak diperkenankan adanya “ Splite “ / sambungan-sambungan pada out let atau
kotak-kotak penghubung yang bisa dicapai ( accessible ). Dalam membuat “ Splite “
kenektor harus dihubungkan pada konektor yang baik, sehingga tidak ada kabel
telanjang yang kelihatan konektor yang dibuat dari tembaga yang diisolasi oleh porselint
atau vakilite atau pipa PVC yang diameternya disesuaikan diameter kabel.

PASAL 14
PEKERJAAN PENGGANTUNG, PENGUNCI DAN KACA

14.1. Bahan
a. Kunci tanam dengan sistem penguncian 2 (dua) slaag, lengkap dengan gagang
tariknya.
b. Engsel yang digunakan engsel nylon.
c. Untuk alat-alat penggantung dan kunci sebelum dipasang harus mengajukan contoh
terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari pemberi tugas / Konsultan
Pengawas.
14.2. Macam pekerjaan
a. Mengadakan dan memasang kunci tanam pada semua daun pintu menggunakan Kunci
kwalitas baik setara kuda terbang
b. Memasang 2 (dua) buah engsel pada setiap daun pintu dan 2 (dua) buah engsel daun
jendela
c. Memasang grendel biasa pada semua daun jendela dan grendel tanam pada daun pintu
ganda.

PASAL 15
PEKERJAAN CAT-CATAN

15.1. Pekerjaan Cat-catan meliputi :


a. Pekerjaan Mengecat dengan cat tembok pada dinding bagian dalam/luar dan eternit,
menggunakan cat tembok Catylac atau sekualitas serta mendapatkan persetujuan
Direksi/Pengawas dan warna ditentukan kemudian
b. Pekerjaan cat kayu dilaksanakan pada seluruh permukaan kayu-kayu yang tampak,
menggunakan produksi lokal merk EMCO.
c. Permukaan kayu yang akan dicat terlebih dahulu dicat dengan cat meni, kemudian
diplamir dan digosok dengan ampelas sampai halus dan rata, selanjutnya dicat dengan
pengulangan sampai 3 (tiga) kali.
d. Warna semua jenis cat, huruf atau nomor pengenal akan ditentukan kemudian oleh
Pemberi Tugas/ Pihak Direksi.

16
15.2. Bila hasil pengecatan tidak baik kualitasnya maka Pemberi Tugas / Pengawas berhak
meminta pekerjaan cat diulang sampai mendapatkan kualitas yang baik.

PASAL 16
PEKERJAAN SANITAIR dan INSTALASI AIR BERSIH

16.1. Lingkup Pekerjaan :


Di dalam pelaksanaan ini meliputi sistem jaringan air bersih, air bekas pakai.
Pelaksanaannya meliputi pengadaan baik material, juga perabot pembantu lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaan ini, yang mana tenaga ahli, pengujian , pengetesan, dan
perijinan dilaksanakan sesuai dengan rencana kerja dan syarat-syarat yang telah
ditentukan.

16.2. Persyaratan Umum :


1. Di dalam gambar perencanaan ini tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua
pipa-pipa, fitting, katub-katub, dan fixture secara terperinci.
2. Semua bagian-bagian tersebut walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara
spesifik harus disesuaikan dan dipasang oleh kontraktor, apabila diperlukan agar
instalasi ini lengkap dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan pelaksanaan
yang wajar.
3. Kontraktor harus membuat gambar instalasi secara mendetail (shop drawing) untuk
disetujui oleh Direksi. Pelaksanaan pemasangan harus memenuhi syarat-syarat
umum yang berlaku dan mengikuti Pedoman Plumbing Indonesia tahun 1979.
4. Kontraktor wajib mengirimkan contoh-contoh (brosur) bahan yang akan digunakan
dalam pelaksanaan, kepada direksi dan menunggu persetujuan dari direksi lapangan
sebelum alat-alat tersebut dipasang.
5. Dalam Pelaksanaan pekerjaan ini pelaksana plumbing diwajibkan mengadakan
koordinasi dengan pelaksana yang mengerjakan pekerjaan struktur, sehingga
kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam pemasangan dapat diperkecil/
dihilangkan.

16.3. Persyaratan Teknis


a. Bahan
Bahan yang dipakai harus berkualitas memenuhi syarat yang telah ditentukan. Untuk
pipa jaringan air bersih menggunakan pipa PVC Ø3/4”produksi dalam negeri merk
Maspion atau sekualitas type AW.
Untuk pipa buangan septictank PVC Ø4” dan pipa buangan air kotor PVC Ø3”
produksi Maspion atau yang sekualitas type AW.
b. Pelaksanaan :
1. Pipa dalam tanah.
Galian pipa dalam tanah harus dibuat dengan kedalaman dan kemiringan yang
tepat.
Dasar lubang galian harus cukup stabil dan rata sehingga pipa terletak /tertumpu
dengan baik kemiringan terkecil 2 %.

16.4. Sistem Distribusi.


a. Sumber Air :
Sumber Air dari sumur gali atau sumber air yang terdekat.
b. Sistem distribusi air bersih :
 Air bersih dari sumur sumber terdekat distribusikan memakai pompa air.
 Pompa air dilengkapi dengan tabung dan otomatis. Dimana pompa air tersebut
bekerja apabila tekanan air dalam pipa distribusi menurun.
c. Sistem distribusi air kotor, air buangan :
Pada air buangan melayani wastafel dipakai pipa PVC Ø2” dialirkan dengan
kemiringan 2 % dengan pipa pembuangan ini melalui bak kontrol ke pembuangan.

17
16.5. Pekerjaan Fixture untuk sanitasi.
1. Washtafel lengkap dengan produk kualitas baik.
2. Kran air Ø ¾” terbuat dari logam.
3. Lubang avour KM/WC digunakan type mangkok
4. Setiap bak mandi harus dilengkapi dengan lubang penguras terbuat dari kuningan,
dipasang pada dasar bak mandi.

16.6. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan Plumbing dan sanitair sebagai
berikut :
1. Sebelum pemasangan dimulai, kontraktor harus meneliti gambar-gambar yang ada
dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan,
pemasangan peralatan, cara pemasangan dan detail-detail sesuai dengan gambar.
2. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya
kepada pengawas.
3. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada
kelainan/perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
4. Selama peleksanaan harus selalu diadakannya pengujian/pemeriksaan untuk
kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.
5. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya kontraktor, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik.

PASAL 17
SERAH TERIMA PEKERJAAN DAN PEMELIHARAAN

17.1. Apabila dalam waktu pelaksanaan dalam kontrak atau tanggal baru akibat perpanjangan
waktu sesuai dengan Addendum Kontrak telah berakhir, pemborong harus segera
menyerahkan hasil pekerjaannya dengan baik dan benar sesuai dengan kontrak kepada
Pemberi Tugas secara tertulis dengan terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan bersama
pekerjaan pelaksanaan antara pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu :
− Pihak Proyek diwakili Pejabat Pembuat Komitmen.
− Kontraktor Pelaksana
− Konsultan Pengawas
17.2. Pejabat pembuat komitmen akan mengadakan rapat proyek mengenai penyerahan
pekerjaan tersebut diatas berdasarkan :
1. Kontrak Pemborongan.
2. Surat Penyerahanan pekerjaan dari Kontraktor.
3. Surat tanggapan dari pengawas, setelah dapat diterima penyerahan pekerjaan
tersebut.
17.3. Pemborong harus menyisihkan (mengadakan) penyediaan bahan-bahan (reserve)
antara lain :
1. Kayu parket sebanyak 1 m2.
2. Onduline 1 lembar.
3. Cat Tembok sebanyak 1 kg ( 1 kaleng).
17.4. Terhitung mulai dari tanggal diterimanya penyerahan pekerjaan yang pertama, hingga
serah terima yang kedua, adalah merupakan masa pemeliharaan yang masih menjadi
tanggung jawab Kontraktor sepenuhnya, antara lain :
1. Keamanan dan penjagaan.
2. Penyempurnaan dan pemeliharaan.
3. Pembersihan.
17.5. Apabila Kontraktor telah melaksanakan pekerjaan tersebut diatas sesuai dengan kontrak,
maka penyerahan pekerjaan yang kedua dapat dilaksanakan seperti pada tata cara
(prosedur) pada penyerahan pekerjaan yang pertama.

18
PASAL 18
P E N U T U P

1. Segala sesuatu pekerjaan apabila terdapat perbedaan antara Gambar dan RKS maka RKS
sebagai pedoman atau dikonsultasikan kepada direksi/pengawas.
2. Bila dalam RKS ini tidak disebutkan suatu perkataan atau kalimat dan merupakan bagian
yang harus dikerjakan oleh pemborong maka pemborong wajib untuk mengerjakan.
3. Hal – hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh
Pemimpin Proyek, bila mana perlu diadakan perbaikan dalam RKS ini.

Konsultan Perencana
CV. INDO AZKA CONSULTANT

ERNI WIDIAWATI, ST
Direktur

19
CONTOH ISIAN TULISAN PAPAN NAMA PROYEK

1.20 m

KEMENTRIAN ……………………………
BADAN …………………………..
Alamat ………………………………..

KEGIATAN : …………………………………….
PEKERJAAN : PEMBANGUNAN POS PENGAMATAN
GUNUNG API KELUD
LOKASI : GUNUNG KELUD, JAWA TIMUR
KONTRAK : Nomor : ……………………….
Tanggal : ……………………….
Sebesar : Rp. ………………….
DILAKSANAKAN OLEH : PT./CV.
…………………………………….
JANGKA WAKTU : ……………………..
0.80 m
PELAKSANAAN
SERAH TERIMA I / SELESAI : Tanggal : ………………………..
KONSULTAN PERENCANA : CV. INDO AZKA CONSULTANT

KONSULTAN PENGAWAS : ……………………………………………

PROYEK INI DILAKSANAKAN DARI PAJAK YANG SAUDARA BAYAR

//\\\//\\//\\ //\\ //\\\//\\//\\ //\\

20

Anda mungkin juga menyukai