1. LATAR BELAKANG
Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia – Curug (STPI Curug) merupakan salah satu
perguruan tinggi kedinasan yang berada di bawah Kementerian Perhubungan Republik
Indonesia. STPI Curug memiliki tugas dan fungsi tidak hanya menghasilkan lulusan yang
ahli dan terampil di bidang penerbangan, namun juga menghasilkan lulusan yang
mempunyai kepribadian serta kedisiplinan yang baik.
Untuk itulah pada Tahun Anggaran 2015 ini, STPI melaksanakan pekerjaan konstruksi
berupa pembangunan Asrama reguler tahap III, mengingat banyaknya taruna yang ada
pada saat ini sehingga masih memerlukan penambahan asrama baru. Dengan
dilaksanakannya pekerjaan ini diharapkan dapat terpenuhinya asrama yang layak dan
memadai, sehingga harapannya dapat mendukung proses pembentukan kepribadian serta
kedisiplinan bagi taruna STPI.
Pada kegiatan Pembangunan Asrama reguler tahap III STPI ini memerlukan jasa
konsultan pengawas agar pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan perencanaan.
Konsultan pengawas bertujuan secara umum mengawasi pekerjaan konstruksi dari segi
biaya, mutu dan waktu kegiatan pelaksanaan. Kinerja pengawas lapangan sangat
ditentukan oleh kualitas dan intensitas pengawasan, serta yang secara menyeluruh dapat
dilakukan kegiatannya berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah disepakati.
a. Maksud pengadaan jasa konsultansi adalah agar terlaksana pengawasan secara langsung
pada pembangunan gedung Asrama Reguler Taruna STPI.
b. Tujuan pengadaan jasa konsultansi adalah agar pembangunan gedung asrama regular
taruna STPI dapat dilaksanakan dengan baik sesuai KAK dan pengawasan terhadap
mutu, waktu dan biaya pelaksanaan pekerjaan Pengawas & pekerjaan fisiknya dapat
dipertanggung jawabkan.
3. TARGET / SASARAN
Yang menjadi Target / sasaran yang ingin dicapai dalam pekerjaan konsultansi ini
adalah :
a. Penyelesaian pekerjaan konstruksi yang tepat waktu
b. Biaya pekerjaan konstruksi sesuai dengan anggaran kegiatan.
c. Pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang sesuai dengan spesifikasi teknis.
a. Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai pengadaan jasa konsultansi berasal
dari DIPA Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) Tahun Anggaran 2015.
b. Total perkiraan biaya yang diperlukan sebesar Rp 720.000.000,-
6. RUANG LINGKUP PENGADAAN DAN LOKASI
Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan Pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
Tenaga Ahli :
a. Team Leader/Ahli Teknik Sipil/Arsitektur (Tim Leader)
- Berlatar pendidikan Sarjana Teknik Sipil/Ahli Struktur/Arsitektur (S1)
dengan pengalaman 8 (delapan) tahun lulusan universitas/perguruan tinggi
negeri atau yang disamakan, dengan jumlah orang bulan (man month) yang
dibutuhkan sebesar 8 (delapan) bulan.
- Tugas utama Ketua Tim adalah membantu Pejabat Pembuat Komitmen dalam
menyelesaikan administrasi proyek, mengkoordinasikan seluruh kegiatan
pelaksanaan proyek dan mengendalikan seluruh kegiatan pelaksanaan proyek
sesuai syarat-syarat KAK spesifikasi teknis dan kontrak
g. Quantity Engineer
Quantity engineer, yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik (S1), dan
berpengalaman dengan latar belakang ahli dalam proses Teknik Sipil untuk
pengawasan gedung mempunyai pengalaman 5 (lima) tahun dengan jumlah orang
bulan (man month) yang dibutuhkan sebesar 2 (dua) bulan, dengan pengalaman
menangani proses pengawasan quantity berdasarkan besaran volume terpasang,
serta berwenang memberikan rekomendasi dalam hal ; penerimaan / penolakan
kuantiti material, penerimaan / penolakan usulan shop drawing, penetapan teknik
uji kuantiti, dan proses valuasi penyesuaian disain jika diperlukan.
Tenaga Pendukung
Untuk kelancaran pelaksanaan seluruh kegiatan dan pelaksanaan tugas-tugas dari
tenaga ahli, mereka dibantu oleh tenaga pendukung yaitu Administrator dan
Operator Komputer, dengan pendidikan minimal SMU/SMK berpengalaman
dalam bidangnya guna membantu kelancaran pelaksanaan pekerjaan Pengawas.
- Pengawasan kontraktor
Konsultan membantu pemberi tugas, untuk mengawal kegiatan konstruksi fisik yang
dilaksanakan oleh kontraktor, agar pelaksanaan nya dapat mencapai sasaran; mutu,
waktu dan biaya. Kegiatan pengawasan yang minimal perlu dilakukan tetapi tidak
membatasi layanan konsultan, diantaranya:
Pengawasan Mutu
Konsultasi
a. Melakukan konsultasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) untuk
membahas segala masalah dan persoalan yang timbul selama masa
pembangunan.
b. Mengadakan rapat lapangan secara berkala, dengan Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK), Penyedia jasa konstruksi serta unsur wilayah (jika
diperlukan) dengan tujuan untuk membicarakan masalah dan persoalan
yang timbul dalam pelaksanaan baik secara teknis maupun sosial untuk
kemudian membuat risalah rapat dan mengirimkan kepada semua pihak
yang bersangkutan, serta sudah diterima paling lambat 1 (satu) hari kerja
kemudian.
Laporan
a. Memberikan laporan dan pendapat teknis administrasi dan teknis teknologis
kepada Pejabat Pembuat Komitmen mengenai volume prosentasi dan nilai
bobot bagian-bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh penyedia jasa
konstruksi.
b. Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilaksanakan dan
dibandingkan dengan jadwal yang telah disetujui.
c. Melaporkan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan
alat yang digunakan.
d. Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh penyedia jasa
konstruksi terutama yang mengakibatkan tambah dan berkurangnya
pekerjaan, dan juga perhitungan serta gambar konstruksi yang dibuat oleh
penyedia jasa konstruksi (Shop drawing).
Dokumen
a. Menerima dan menyiapkan Berita Acara sehubungan dengan penyelesaian
pekerjaan di lapangan, serta untuk keperluan pembayaran angsuran.
b. Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan serta
penambahan atau pengurangan pekerjaan guna keperluan pembayaran.
c. Mempersiapkan formulir, laporan harian, mingguan dan bulanan Berita
Acara kemajuan pekerjaan penyerahan pertama serta formulir-formulir
lainnya yang diperlukan untuk kebutuhan dokumen pembangunan.
Informasi
a. Untuk melaksanan tugasnya konsultan pengawas harus mencari sendiri
informasi yang dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Pejabat
Pembuat Komitmen (PPK) termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja (KAK)
ini
b. Konsultan pengawas harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan
dalam pelaksnaaan tugasnya, baik yang berasal dari kegiatan maupun yang
dicari sendiri. Kesalahan pengawasan/kelalaian pekerjaan sebagai akibat dari
kesalahan informasi menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari konsultan
pengawas.
c. Informasi pengawasan antara lain :
1). Dokumen pelaksanaan yaitu :
- gambar-gambar pelaksanaan
- Rencana Kerja dan Syarat-syarat
- Berita acara aanwijzing sampai dengan penunjukan penyedia jasa
konstruksi
- Dokumen kontrak pelaksanaan/penyedia jasa konstruksi.
2). Bar Chart dan S-Curve serta Net work Planning dari pekerjaan yang
dibuat oleh penyedia jasa konstruksi (setelah disetujui)
3). Kerangka Acuan Kerja (KAK) pengawasan
4). Peraturan-peraturan, standard dan pedoman yang berlaku untuk
pekerjaan pengawasan teknis konstruksi, termasuk petunjuk teknis
pengawasan mutu pekerjaan dll.
5). Informasi lainnya.
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan pengawas seperti dimaksud pada
KAK harus memperhatikan persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
a. Persyaratan Umum Pekerjaan
Setiap bagian dari pekerjaan pengawasan harus dilaksanakan secara benar dan
tuntas sampai dengan memberi hasil yang telah ditetapkan dan diterima dengan baik
oleh pejabat pembuat komitmen.
b. Persyaratan Objektif
Pelaksanaan pekerjaan pengawasan teknis konstruksi yang objektif untuk
kelancaran pelaksanaan baik yang menyangkut macam, kualitas dan kuantitas dari
setiap bagian pekerjaan sesuai standar hasil kerja pengawasan yang berlaku.
c. Persyaratan Fungsional
Pekerjaan pengawasan konstruksi fisik harus dilaksanakan dengan profesionalisme
yang tinggi sebagai konsultan pengawas yang secara fungsional dapat mendorong
peningkatan kinerja kegiatan.
d. Persyaratan Prosedural
Penyelesaian administrative sehubungan dengan pekerjaan di lapangan harus
dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan peraturan yang berlaku.
e. Persyaratan Teknis Lainnya
Selain kriteria umum di atas, untuk pekerjaan pengawasan berlaku pula ketentuan-
ketentuan seperti standar, pedoman dan peraturan yang berlaku antara lain:
1. Ketentuan yang diberlakukan untuk pekerjaan kegiatan yang bersangkutan
yaitu Surat Perjanjian Pekerjaan Pelaksanaan beserta kelengkapannya, dan
ketentuan-ketentuan sebagai dasar perjanjiannya.
2. Yang termuat dalam Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor :
45/PRT/M/2007 tanggal 27 Desember 2007 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
3. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat yang berkaitan dengan
lokasi dan ruang lingkup pekerjaan yang bersangkutan.