Anda di halaman 1dari 32

X DPIB 1

PORTOFOLIO
BOOK
(KELOMPOK 8)
AISHA AYU - NASWA NAILA - RAMZI
ABDUL - SAKILLA C - ZASKIA M

RUMAH
HUNIAN
T Y P E 4 5 /1 0 5
RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT
(RKS)
PEKERJAAN:
PERENCANAAN PEMBUATAN RUMAH
TYPE-45/105

BAB I
UMUM DAN SYARAT-SYARAT UMUM
RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN

1.1 Pekerjaan yang dimaksud adalah pembuatan rumah type Pekerjaan berlokasi di
Jalan Budi Utomo 7 Pasar Baru Jakarta Pusat.
1.2 Sumber dana : Dana didapatkan ibu Rahma (owner)
1.3 PERSYARATAN BAHAN :
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan bahan-bahan:
Bangunan dalam jumlah dan kualitas yang sesuai denganLingkup pekerjaan
yang dilaksanakan. Sepanjang tidak ada Ketentuan lain dalam RKS ini maka
bahan-bahan yang Dipergunakan maupun persyaratan pelaksanaan harus
memenuhi Syarat-syarat yang tercantum dalam SNI, serta ketentuan lainnya
Yang berlaku di Indonesia.
1.4 Pekerjaan pembangunan rumah type-45/105 :
a. Pekerjaan persiapan
b. Pekerjaan tanah
c. pekerjaan pondasi
d. pekerjaan sloof
e. pekerjaan kolom
f. pekerjaan balok
g. pekerjaan dinding & plester
h. pekerjaan lantai
i. pekerjaan pintu dan jendela
j. pekerjaan atap
k. pekerjaan plafond
l. pekerjaan plumbing
m. pekerjaan elektrika
n. pekerjaan pengecatan
o. pembersihan dan pemiliharan
BAB II
SYARAT – SYARAT TEKNIS
PASAL 1
PEMBERSIHAN, PENGUKURAN LAPANGAN DAN PEMASANGAN
BOUWPLANK

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1 Lingkup pekerjaan
- Persiapan lahan lapangan
- Pembersihan lapangan dari tanah humus dan sampah yang terdapat dilokasi
pekerjaan.
-Pemasangan papan bouwplank sebagai patok pedoman peil rumah type- 45/105
yang dikerjakan.

1.2 Peralatan dan bahan/material


- Peralatan yang digunakan yaitu: Peralatan pembersihan lapangan berupa
cangkul,sekop, meteran,kampak,gergaji,pahat,palu,linggis,serotan
sampah,keranjang DLL.
- Bahan yang dibutuhkan yaitu ; Papan bouwplank,kayu tiang pancang,balok
kayu 5/7, benang bangunan,dan air.

1.3 Pelaksanaan Pekerjaan


Berikut ini adalah pekerjaan yang perlu dilakukan sebagai kegiatan persiapan
diantaranya adalah :
1.) Pembersihan lapangan
Lahan yang akan dibangun dibersihkan dari sampah, kotoran dan sebagainya
yang akan mengganggu jalannya pekerjaan

2.) Pekerjaan pengukuran


Setelah kegiatan pembersihan, selanjutnya dilakukan pengukuran lahan yang
akan dibangun.Perlu diingat bahwa tanah tidak selamanya datar, oleh karena itu
maka perlu cara tersendiri dalam pengukuran bila ingin mendapatkan luasan
yang diinginkan, karena bangunan yang akan dibuat pasti direncanakan datar
dengan ukuran tertentu.
Agar mendapatkan hasil pengukuran lahan yang sebanding dengan bidang
lahan maka dapat digunakan alat bantu ukur seperti waterpass atau pesawat
theodolit untuk bangunan yang lebih besar dan luas.
Sementara untuk luas bangunan yang kecil seperti rumah tinggal cukup
menggunakan selang plastik yang diisi dengan air.Selang plastik yang berisi air
ini juga dapat difungsikan sebagai waterpass.air di dalam waterpass tidak perlu
diisi penuh, namun perlu diperhatikan di dalam selang plastik tidak terdapat
gelembung udara.Untuk cara pengukuran dengan waterpass sederhana tersebut
cukup dengan membuat hingga permukaan air kepada kedua ujung selang
menjadi diam.Dimana pada posisi diam itulah dianggap kedua titik pada batas
permukaan air di masing-masing unjung selang memiliki ketinggian yang sama
atau akan membentuk bidang datar, kemudian berilah tanda pada masing-masing
titik untuk bidang datar tersebut.
1.4 Pekerjaan Bowplank
a. Papan dasar pelaksanaan (bouwplank) dipasang pada patokk kasau
Meranti 5/7, tertancap ditanah sehingga tidak bisa digerak – gerakkan atau
diubah – ubah, berjarak maksimum 2 m satu sama lain.
b. Papan patok ukur dibuat dari kayu Meranti, dengan ukuran tebal 2 cm
lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sisi sebelah 3 atasnya (waterpass).
c. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan yang lainnya
, kecuali dikehendaki lain oleh Perencana/Pemilik pekerjaan .
d. Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 300 cm dari as pondasi
terluar.
E. Setelah pemasangan papan dasar pelaksanaan, Penyedia Barang/Jasa
harus melaporkan kepada Perencana/Pemilik Pekerjaan .
f. Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan
Penyedia Barang/Jasa.
PASAL 2

2. PEKERJAAN TANAH
2.1 Lingkup Pekerjaan.
a. Pekerjaan tanah meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, Peralatan
dan alat-alat bantunya yang dibutuhkan dalam Pelaksanaan pekerjaan ini.
b. Lingkup pekerjaan tanah adalah semua pekerjaan galian tanah,Urugan tanah
dan pasir, urugan kembali tanah bekas galian, Pemadatan tanah, pemasangan
turap penahan tanah galian (bila Diperlukan) dan alas pasir untuk pondasi
sesuai Gambar Kerja Atau disyaratkan dalam Spesifikasi Teknis. Pekerjaan
Tanah, Meliputi:
1) Pekerjaan Galian
2) Pekerjaan Urugan dan Urugan Kembali
3) Pemadatan Tanah

2.2 Persiapan Pekerjaan Tanah


Bagian ini Meliputi pembersihan/peralatan lapangan, Pengecekan keadaan kontur,
pengukuran didaerah-daerah Dimana pekerjaan pembangunan akan dilaksanakan,
seperti yang Ditunjukan pada gambar-gambar dan sesuai dengan yang Ditunjukan
oleh pengawas. Penyedia jasa bertanggung jawab untuk :

a. Penelitian yang menyeluruh atas gambar-gambar dan Persyaratan-persyaratan


kontrak ini dan kontrak lain yang Sehubungan dengan proyek ini, serta semua
addendumnya.

b. Penelitian atas semua kondisi pekerjaan, memeriksa kondisi Lapangan, serta


semua fasilitas yang ada.

c. Melakukan semua pengukuran lapangan sehubungan Dengan pekerjaan ini dan


mendapatkan ketentuan atas Seluruh lingkup proyek seperti yang diisyaratkan
pada Gambar-gambar dan persyaratan-persyaratan sebagaimanan Yang disetujui
oleh pengawas.

1.3 Pekerjaan Galian Pondasi

a. Galian untuk pondasi harus dilakukan menurut ukuran yang sesuai dengan
peil-peil yang tercantum dalam gambar Rencana Pondasi. Semua
bekasbekas pondasi bangunan lama, jaringan jalan atau aspal, akar dan
pohonpohon dibongkar dan dibuang.

b. Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan


lain-lain yang masih digunakan, maka secepatnya memberitahukan kepada
pengawas atau kepada instansi yang berwenang untuk mendapatkan
petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan-
kerusakan sebagai akibat dari pekerjaan galian tersebut.

c. Apabila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah ditentukan,


maka kontraktor harus mengisi atau mengurug daerah galian tersebut
dengan bahan-bahan pengisian untuk pondasi yang sesuai dengan
spesifikasi.

d. Kontraktor harus menjaga agar lubang-lubang galian pondasi tersebut bebas


dari longsoran-longsoran tanah di kiri dan kanannya (bila perlu dilindungi
oleh alat-alat penahan tanah dan bebas dari genangan air) sehingga
pekerjaan pondasi dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan spesifikasi.
Pemompaan, bila dianggap perlu, harus dilakukan dengan hatihati agar
tidak mengganggu struktur bangunan yang sudah jadi.

e. Pengisian kembali dengan tanah (batuan) bekas galian, dilakukan selapis


demi selapis dan ditumbuk sampai padat. Pekerjaan pengisian kembali ini
hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat
persetujuan pengawas dan bagian yang akan diurug kembali harus diurug
dengan tanah dan memenuhi sebagai tanah urug.

PASAL 3

3. PEKERJAAN URUGAN DAN PEMADATAN

3.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan urugan ini dilaksanakan sebagai urugan peninggian Halaman dan
bangunan maupun sebagai urugan lubang-lubang Pondasi. Termasuk dalam
pekerjaan ini adalah pekerjaan Pemadatan untuk setiap layer urugan.

3.2 Persiapan Untuk Urugan


Pengurugan tidak boleh dilaksanakan sebelum pondasi atau Bagian pekerjaan
lainnya yang akan ditutup/diurug atau Tersembunyi oleh tanah urugan diperiksa
oleh Direksi/Pengawas. Pada pekerjaan urugan/peninggian permukaan tanah asal
jika Ada ketidak sesuaian antara keadaan lapangan dan gambar Rencana
Pemborong harus memberitahu secara tertulis kepada Direksi/Pengawas, Jika
tidak maka tuntutan mengenai ketidak samaan permukaan Tanah tidak akan
dipertimbangkan.

3.3 PEKERJAAN URUGAN TANAH


a. Khusus untuk urugan peninggian tanah asal sebelum Dilaksanakan pengurugan awal,
seluruh permukaan tanah Asal pada daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari
Kotoran-kotoran atau puing-puing dan harus dibuang keluar Lokasi.
b. Lokasi yang akan diurug harus bebas dari lumpur, kotoran, Sampah dan sebagainya.
c. Material-material bahan urugan yang terletak pada daerah Yang tidak
memungkinkan untuk dipadatkan dengan alatalat berat, urugan dilakukan dengan
ketebalan maksimal 15-20 cm material lepas dan dipadatkan dengan alat Pemadat
(baby roller/stamper) atau dengan ijin Pengawas/direksi.
d.Toleransi pelaksanaan yang dapat diterima untuk Penggalian maupun pengurugan
adalah +/- 10 mm terhadap Kerataan yang ditentukan.
e. Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan ditest Dilaboratorium untuk
mendapatkan nilai standart proctor. Laboratorium yang memeriksa harus
laboratoriumnya Resmi atau laboratorium yang ditunjuk oleh konsultan Pengawas.
Dengan bahan yang sama, material yang akan dipadatkan Harus ditest juga
dilapangan dengan system “Field Density Test” dengan hasil kepadatannya sebagai
berikut :

1) Untuk lapisan yang dalamnya sampai 30 cm dari Permukaan rencana


kepadatannya 95% dari sumber Proctor.
2) Untuk lapisan yang didalamnya lebih dari 30 cm dari Permukaan rencana
kepadatannya 90% dari standart Proctor.Hasil test dilapangan harus tertulis dan
diketahui oleh Konsultan pengawas semua hasil-hasil pekerjaan diperiksa
Kembali terhadap pokok-pokok referensi untuk mengetahui Sampai dimana
kedudukan permukaan tanah tersebut.Bagian permukaan tanah yang telah
dinyatakan padat, Harus dipertahankan dan dijaga jangan sampai rusak, akibat
Pengaruh luar dan tetap menjadi tanggungjawab kontraktor s/d masa
pemeliharaan.

f. Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar Dalam lapisan-lapisan


yang rata dalam ketebalan yang tidak Melebihi 200 mm pada kedalaman gembur.

3.4 URUGAN PASIR


a. Urugan pasir dilakukan di semua bagian-bagian yang Sebagaimana ditunjukkan
dalam gambar pelaksanaan.
b. Tebal urugan pasir disesuaikan dengan syarat-syarat Gambar pelaksanaan atau
dalam gambar pelaksanaan
c. Urugan pasir dilakukan setelah permukaan tanah Dibawahnya rata (waterpass),
ketebalan disesuaikan Sebagaimanan yang tercantum dalam gambar kerja. Pasir
Urug yang digunakan harus bersih dari kotoran organic, Kandungan lumpur
maksimal 10% pemadatan urugan pasir Untuk semua jenis pekerjaan dilakukan
dengan alat Pemadat mekanis (stamper).
d. Pasir urugan yang digunakan harus bersih dan tidak Mengandung potongan-
potongan bahan kertas yang Berukuran lebih dari 1,5 cm.

PASAL 4
4. PEKERJAAN PONDASI DANGKAL

4.1 LINGKUP PEKERJAAN


A. Pekerjaan pondasi dangkal meliputi penyediaan tenaga kerja,Bahan-bahan,
peralatan dan alat-alat bantunya yang dibutuhkan Dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
B. Pekerjaan pasangan pondasi batu kali dilaksanakan pada Pekerjaan struktur dinding
bata dalam bangunan, talud, dan lain Lain sesuai Gambar Kerja atau disyaratkan
dalam Spesifikasi Teknis.

4.2 PERSYARATAN UMUM


A. Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi Penyedia Barang/Jasa Harus
mengadakan pengukuran-pengukuran untuk as-as pondasi Seperti pada gambar
konstruksi.
B. Penyedia Barang/Jasa wajib melaporkan kepada pemilik Pekerjaan bila ada
perbedaan Gambar-gambar dari Konstruksi Dengan Gambar-gambar Arsitektur atau
bila ada hal-hal yang Kurang jelas dan Penyedia Barang/Jasa dapat memberikan
Usulan penyelesaian perbedaan.

4.3 BAHAN MATERIAL


Bahan-bahan yang digunakan :
a. Batu kali dan pasir, harus keras dan kekar serta bermutu kwartsa.
b. Semen, sesuai ketentuan Portland Cement Indonesia SNI 15- 2049-2004.
c. Air harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda Terapung lainnya
yang dapat dilihat secara visual.

4.4 PENGGALIAN TANAH


a. Penggalian tanah dasar pondasi dilakukan sampai kedalaman Dasar lapis pasir (sesuai
gambar).
b. Jika pada kedalaman tersebut ternyata masih ditemukan lapisan Tanah jelek, maka
perlu konsultasi dengan Perencana untuk Mendapatkan pengerahan lebih lanjut.
c. Lebar penggalian di bagian bawah lebar pondasi 80 cm dan lebar bagian atas nya 20
cm.

4.5 PEMASANGAN PONDASI

a. Pelaksanaan pondasi harus dalam keadaan lubang pondasi Kering


b. Bentuk pasangan batu kali harus sesuai dengan gambar rencana.
c. Batu kali disusun satu per satu dengan penyangga mortar
d. Tidak boleh ada rongga dalam pasangan tersebut.
e. Adukan mempunyai komposisi minimal 1 Pc : 2 Pasir : 3 batu krikil dengan adukan
yang sama
f. Stek kolom, stek kolom penguat, sparing-sparing yang Diperlukan harus terpasang
bersamaan dengan pekerjaan Pondasi.
g. Pelaksanaan pondasi juga harus memperhatikan gambar Struktur, Arsitek dan MEP.

PASAL 5
PEKERJAAN BETON BERTULANG

5.1 Lingkup Pekerjaan


• pembesian.
• tulang besi , lengkap dgn kawat pengikatnya.
• beton decking , bolster , speacer for reinforcing.
• pengecoran beton.
Beton cor ditempat untuk rangka bangunan , lantai , dinding pondasi dan pelat
pendukung. Pelat lantai diatas tanah dan pedestrian atau side walk.
• finishing permukaan beton pada dinding , pelat , balok dan kolom.

5.2 Penyimpanan
• pengiriman dan penyimpanan bahan-bahan pada umumnya harus sesuai dengan waktu
dan urutan pelaksanaan.
• semen harus didatangkan dalam sak yang tidak pecah atau utuh , tidak terdapat
kekurangan berat dari apa yang tercantum pada sak segera setelah diturunkan dan
disimpan dalam gudang yang kering , terlindung dari pengaruh cuaca.
• besi beton harus ditempatkan bebas dari tanah dengan menggunakan bantalan-bantalan
kayu dan bebas dari lumpur atau zat-zat asing lainnya.
• jenis semen sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan setara untuk digunakan
adalah mengikat seluruh pekerjaan.
• agregat harus ditempatkan dalam bak-bak yang cukup terpisah menurut jenis dan
gradasinya serta harus beralaskan lantai beton ringan untuk menghindari tercampurnya
dengan tanah.

5.3 Persyaratan Bahan :


1. Semen
• semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal setara dengan tiga roda
yang sesuai dengan syarat-syarat.
• mempunyai sertifikat uji.
• mendapatkan persetujuan konsultan perencana atau pengawas.
• semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama , dalam keadaan
baru dan asli.
2. Agregat
• semua pemakaian korai (kerikil) , batu pecah (agregat kasar) dan pasir beton harus
memenuhi syarat.
• kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari rudelaff
dengan beban penguji 20 ton.
• koral (kerikil) dan batu pecah (agregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih besar
dari 30mm.
• gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan
mutu beton yang baik , padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen
maupun air.
3. Air
• Air yang dipergunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan di lapangan adalah air
bersih , tidak berwarna , tidak mengandung bahan-bahan kimia , tidak mengandung
organisme yang dapat memberikan efek merusak beton , minyak atau lemak.
• air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.

5.4 PENGENDALIAN PEKERJAAN


1) Pemborong harus bertanggung jawab atas instalasi semua alat yang terpasang, selubung-
selubung dan sebagainya yang tertanam dalam beton.
2) Pengendalian pekerjaan ini tercantum pada syarat-syarat dalam Peraturan Beton
Indonesia (PBI – 1971)
3) Ukuran-ukuran (dimensi) dari bagian-bagian beton bertulang yang tercantum dalam
gambar-gambar rencana pelaksanaan arsitektur adalah ukuran-ukuran dalam garis besar.
Ukuran-ukuran yang tepat, begitu pula besi penulangannya ditetapkan dalam gambar-
gambar struktur konstruksi beton bertulang. Jika terdapat selisih dalam ukuran antara
kedua macam gambar itu, maka ukuran yang berlaku harus dikonsultasikan terlebih
dahulu dengan Pengawas untuk mendapatkan ukuran sesungguhnya.
4) Jika karena keadaan pasaran penulangan perlu diganti guna kelangsungan pelaksanaan,
maka jumlah luas penampang tidak boleh berkurang dengan memperhatikan syarat-
syarat lainnya yang termuat dalam PBI–1971. Dalam hal ini harus mendapatkan
persetujuan Pengawas.

PASAL 6
PEKERJAAN BEKISTING BETON

6.1 Lingkup Pekerjaan


a. Kayu dan baja untuk bekisting beton cor ditempat, lengkap dengan perkuatan dan
pengukuran-pengukuran yang diperlukan.
b. Penyediaan bukaan atau sparing dan sleeve untuk pekerjaan-pekerjaan Mekanikal dan
Elektrikal
c. Penyediaan Waterstops
d. Penyediaan angkur-angkur untuk hubungan dengan pekerjaan lain.

6.2 Shop Drawing


a. Dimana diperlukan, menurut Direksi Lapangan atau Perencana, harus dibuat Shop
Drawing.
b. Siapkan shop drawing tipikal untuk tiap rancangan bekisting yang berbeda, yang
memperlihatkan :
- dimensi
- metode konstruksi
- bahan
- hubungan dan ikatan-ikatan (ties)
6.3 Persyaratan bahan
1) Bekisting Beton Biasa (Non Ekspose)
a. Plywood t = 12 mm.
b. Paku, angkur dan sekrup-sekrup; ukuran sesuai dengan keperluan dan cukup kuat
untuk menahan bekisting agar tidak bergerak ketika dilakukan pengecoran

2) Bekisting Beton Ekspose


a. Plywood; untuk dinding, balok dan kolom persegi, tebal 18 mm.
b. Baja lembaran, tebal minimal 1,2 mm, untuk kolom-kolom bundar.
c. Form ties; baja yang mudah dilepas (snap-off metal). Panjang fixed atau adjustable,
dapat terkunci dengan baik dan tidak berubah saat pengecoran. Lubang yang terjadi
pada permukaan beton setelah form ties dibuka tidak boleh lebih dari 1 inch (25 mm).
d. Form Release Agent; minyak mineral yang tidak berwarna, yang tidak menimbulkan
karat pada permukaan beton dan tidak mempengaruhi rekatan maupun warna bahan
finishing permukaan beton.
e. Chamfer Strips, terbuat dari jenis kayu kelas II, dibentuk meneurut rencana beton pada
gambar.
6.4 Syarat-syarat Umum Bekisting
a. Tidak mengalami deformasi. Baekisting harus cukup tebal dan terikat kuat.
b. Kedap air; dengan menutup semua celah dengan tape.
c. Tahan terhadap getaran vibrator dari luar maupun dari dalam bekisting.
a. Periksa dan kontrol bekisting yang dilaksanakan telah sesuai dengan bentuk beton yang
diinginkan, dan perkuatan-perkuatannya guna memastikan bahwa pekerjaan telah sesuai
dengan rancangan bekisting, wedgeeties, dan bagian-bagian lainnya aman.
b. Informasikan pada Direksi Lapangan jika bekisting telah dilaksanakan, dan telah
dibersihkan, guna pelaksanaan pemeriksaan. Mintakan persetujuan Direksi terhadap
bekisting yang telah dilaksakan sebelum dilaksanakan pengecoran beton.
c. Untuk permukaan beton ekspose, pemakaian bekisting kayu lebih dari 2 kali tidak
diperkenankan. Penambahan pada bekisting, juga tidak diperkenankan kecuali pada bukaan-
bukaan sementara yang diperlukan.
d. Bekisting yang akan dipakai ulang harus mendapatkan persetujuan sebelumnya dari
Direksi Lapangan.

6.5 Pembersihan
a. Bersihkan bekisting selama pemasangan, buang semua benda-benda yang tidak perlu.
Buang bekas-bekas potongan, kupasan dan puing dari bagian dalam bekisting. Siram dengan
air, menggunakan air bertekanan tinggi, guna membuang benda-benda asing yang masih
tersisa pastikan bahwa air dan puing-puing tersebut telah mengalir keluar melalui lubang
pembersih yang disediakan.
b. Buka bekisting secara kontinyu dan sesuai dengan standard yang berlaku sehingga
tidak terjadi beban kejut (shock load) atau ketidak seimbangan beban yang terjadi pada
struktur.
c. Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati-hati, agar peralatan-peralatan yang
dipakai untuk membuka tidak merusak permukaan beton.
d. Untuk yang akan dipakai kembali, bekisting-bekisting yang telah dibuka harus disimpan
dengan cara yang memungkinkan perlindungan terhadap permukaan yang akan kontak
dengan beton tidak mengalami kerusakan.
e. Dimana diperlukan perkuatan-perkuatan pada komponen-konponen struktur yang telah
dilaksanakan guna memenuhi syarat pembebanan dan konstruksi sehingga pekerjaan-
pekerjaan konstruksi di lantai-lantai di atasnya bisa dilanjutkan. Pembukaan penunjang
bekisting hanya bisa dilakukan setelah beton mempunyai 75 % dari kuat tekan 28 hari (28
day compressive strength) yang diperlukan.
f. Bekisting-bekisting yang dipakai untuk mematangkan (curing) beton, tidak boleh
dibongkar sebelum dinyatakan matang oleh Direksi.

PASAL 7
PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA

7.1 Lingkup pekerjan


A. Bagian ini mencakup ketentuan/syarat-syarat (bahan, pengiriman, pengerjaan,
Pemeliharaan, dan penerimaan) untuk pekerja, material, dan peralatan.
B. Meliputi pembuatan :
- Dinding pembatas ruangan, dinding parapet dan lain-lain rumah
- Dinding sisi luar bangunan, pekerjaan dinding lainnya sesuai gambar
7.2 Persyaratan bahan
A. Material batu bata
 Jenis batu bata yang digunakan adalah batu bata merah.Batu bata merah harus
matang pembakaranya,sehingga bila direndam didalam air akan tetap utuh,tidak
pecah atau hancur.
 Ukuran batu bata merah,yaitu : 5 X 11 X 22 CM .
B. Semen/Portland cement (PC)
Semen yang datang di proyek, harus disimpan di dalam gudang yang lantainya kering
dan minimum 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah disekitarnya.
C. Pasir Pasang
▪ Pasir yang akan dipakai harus bersih, pasir asli/alami dan bebas dari segala macam
Kotoran, bahan-bahan kimia dan tanah liat (lempung) .
▪Khusus untuk plester, harus dipakai pasir yang lebih halus tingkat gradasinya.
D. Jenis Adukan
Jenis adukan yang akan dipakai didalam pemasangan batu bata merah adalah semen Dan
pasir dengan ketentuan sebagai berikut :
▪ Untuk beton : sesuai dengan ketentuan yang diuraikan di dalam persyaratan
Konstruksi.
▪ Untuk pasangan kedap air (trasraam) : 1 PC : 3 Psr.
▪ Untuk pasangan dinding biasa (diatas trasraam) : 1 PC : 5 Psr.

7.3 Persyaratan Pelaksanaan


o Persyaratan pembuatan adukan :
- Adukan semen dan pasir harus dibuat didalam beton molen yang memenuhi syarat
Dan dilaksanakan dengan baik.
- Semen dan pasir harus dicampur di dalam keadaan kering, yang kemudian di beri air
Sesuai persyaratan sampai di dapat campuran yang plastis.
- Adukan yang sudah mengering/kering tidak boleh dicampur dengan adukan yang
Baru.

o Jenis pasangan :
1) Pasangan kedap air (trasraam) :
▪ Pemasangan ini memakai adukan 1 PC : 3 Psr
Untuk dinding-dinding biasa diatas tanah, pasangan kedap air dimulai dari Sampai
30 cm diatas lantai.
▪ Untuk dinding-dinding toilet (kamar mandi dan WC) dan lain-lain sesuai dengan
Gambar, pasangan kedap air dibuat minimum 1,80 m diatas lantai.

▪ Seluruh dinding luar bangunan yang tidak terlindung overstek dibuat dengan
Pasangan 1 PC : 3 Psr.

2) Pasangan biasa (diluar trasraam) :


Untuk pasangan biasa yang dikategorikan bukan kedap air, menggunakan adukan 1
PC : 5 Psr dan dipasang langsung diatas pasangan kedap air.

7.4 Persyaratan Pemasangan


1. Pekerjaan pasangan dilaksanakan waterpas (horizontal) dengan menggunakan
Benang dan tiap kali lantai diteliti kerataannya.Pemasangan benang terhadap
Pasangan dibawahnya tidak boleh lebih dari 30 cm.
2. Pada semua pasangan setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikatan Yang
sempurna.
3. Untuk pasangan batu bata merah tidak dibenarkan menggunakan batu bata Pecahan
separuh panjang, kecuali sesuai dengan area di sudut. Lapisan yang satu Dengan
lapisan yang diatasnya harus dipasang secara zig-zag (berselang-seling Dengan
perbedaan separuh panjang).
4. 1 m tinggi.
5. Sebelum dimulai pemasangan bata harus direndam lebih dahulu di dalam air dan
Permukaan yang akan dipasangpun harus basah.Tebal siar pasangan batu bata tidak
boleh kurang dari 1 cm (10 mm) dan siarnya Harus benar-benar terisi adukan.
6. Gunakan alat roskam (trowel) bergigi yang sesuai dengan ketebalan blok yang
Ditentukan pada gambar.
7. Sesudah pasangan bata merah selesai dikerjakan dan sudah kering baru pekerjaan
Plesteran dimulai.
8. Plesteran menggunakan adukan yang sama dengan adukan untuk pasangan

Pasal 8
PEKERJAAN PLESTERAN

8.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan plesteran ini dikerjakan pada permukaan dinding Bagian dalam dan luar serta seluruh
detail yang Disebutkan/ditunjuk dalam gambar.
8.2 Persyaratan Bahan
a. Semen portland harus memenuhi SNI
b. Pasir Pasang harus memenuhi SNI
c. Air harus memenuhi SNI
8.3 Persyaratan Campuran Plesteran
a. Plesteran kadar air , 1 PC : 3 Ps
b. Plesteran Biasa , 1 PC : 5 Ps
8.4 Persyaratan Pelaksanaan :
 Pekerjaan plesteran harus dapat dilaksanakan setelah semua nat pasangan bata dikorek Dan
dibersihkan dengan sikat kawat. Seluruh permukaan pasangan batako harus Dibasahi
dengan air, sebelum adukan plesteran dapat diterapkan dan ditebarkan.
 Pekerjaan plesteran harus dimulai dari sudut sebelah kiri atas dan harus diteruskan ke
Sebelah kanan bawah. Selama pemasangan harus dijaga agar tidak terjadi gelombang-
gelombang dan hasilnya harus rata dan uniform.
 Permukaan plesteran yang telah selesai harus diusahakan tetap basah selama 7 (tujuh) Hari
terhitung sejak tanggal tanggal selesainya plesteran.
 Adukan untuk pekerjaan plesteran ini harus sama dengan yang dipakai pada pekerjaan
Pasangan batu bata.
 Plesteran hanya dapat dimulai setelah pasangan bata/batako benar-benar kering.Sebelum
pekerjaan plesteran dapat dimulai, Kontraktor harus membuat/memasang“Kepala
Plesteran”, pemasangan “Kepala plesteran” harus dirancang begitu rupa, Dengan
menggunakan benang-benang pembantu dan alat lot sehingga nantinya akan Diperoleh hasil
plesteran yang benar-benar rata dan tegak lurus. Jarak “Kepala Plesteran” tidak boleh lebih
dari 1 M, dan harus dibiarkan mengering sebelum garis Plesteran pembantu dapat dibuat.
 Garis Plesteran Pembantu harus dibuat tegak lurus dan ditarik dengan mengguna-kan Kayu
telah diketam rata, sedemikian rupa sehingga diperoleh garis plesteran yang rata Dan tegak
lurus (lot). Plesteran susungguhnya baru dapat dimulai setelah “Garis Plesteran Pembantu”
cukup kering

PASAL 9
PEKERJAAN LANTAI KERAMIK

9.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan keramik ini meliputi lantai keramik,dinding keramik dan seluruh detail yang
disebutkan/ditunjuk dalam gambar.
9.2 Persyaratan Bahan
 Bahan keramik :
- Jenis :
- Lantai keramik 40 x 40 Cm untuk ruangan.
- Lantai keramik tekstur 20 x 20 Cm
- Dinding keramik 20 x 25 cm untuk Km/Wc
- Bahan perekat :
Adukan spesi 1 PC : 3 Ps
- Warna : akan ditentukan kemudian
- Merk : Platinum , AsiaTile , KIA
- Semen portland harus memenuhi SNI , Pasir dan air harus memenuhi syarat - syarat
yang ditentukan .
9.3 Syarat - Syarat Pelaksanaan :
a. Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing mengenai pola keramik.
b. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan ternoda.
c. Adukan pasangan/pengikat dengan aduk campuran 1 PC :3Pasir Pasang.
d. Bahan keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air besih (tidak mengandung asam
alkali) sampai jenuh.
e. Pola, arah dan awal pemasangan keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua
peralatan yang akan terpasang di dinding : panel listrik, stop kontak, saklar
dan lain-lain yang tertera didalam gambar.
f. Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan dengan gambar.
g. Awal pemasangan keramik pada dinding maupun lantai dan kemana sisa ukuran harus
ditentukan, harus dibicarakan terlebih dahulu dengan Direksi dan Pengawas
Lapangansebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
h. Bidang dinding dan lantai keramik harus benar-benar rata, garis-garis siar harus benar-benar
lurus. Siar arah horizontal maupun vertikal pada dinding dan lantai yang berbeda ketinggian
peil lantainya harus merupakan satu garis lurus.
i. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar) harus sama lebarnya,
maksimum 3mm, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus sama lebar dan dalamnya,
untuk siar-siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku yang saling berpotongan tegak
lurus sesamanya.
j. Setelah spesi pasangan mengering, siar antara (nat) harus diisi penuh dengan adukan PC dan
dikeruk halus hingga menghasilkan permukaan nat yang sama dengan garis
tepian tegel
k. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada permukaan
keramik, hingga betul-betul bersih.
l. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3x24 jam
dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lain.
m. Keramik plint terpasang siku terhadap lantai, dengan memperhatikan siar-siarnya
bertemu siku dengan siar lantai dan dengan ketebalan siar yang sama pula

PASAL 10
PEKERJAAN KUSEN,PINTU,DAN JENDELA

10.1 Lingkup Pekerjaan :


1). Pekerjaan kusen, pintu dan jendela ini meliputi penyediaaan tenaga kerja,
bahan material, peralatan dan alat-lat bantu lainnya sehingga pekerjaan ini
dapat selesai sesuai denga rencana dan hasil yang baik.
2). Seluruh pekerjaan kusen pintu dan jendela yang termasuk di dalam
gambar rencana dan ketentuan teknis yang sudah tersebut lainnya.

10.2 Pekerjaan Yang Berhubungan.


a) Pekerjaan Kaca dan Cermin
b) Pekerjaan Alat Penggantung dan Pengunci
c) Pekerjaan Sealant.
10.3 Syarat – Syarat Bahan :
1). Alumunium
- Bahan : Dari bahan alumunium framming system buatan ex
Alexindo atau setara dengan Ukuran 4” (4,4x10,2
cm),tebal 1,3 mm.
- Bentuk profil : Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana dan
Pengawas untuk kusen, Pintu dan jendela.
- Warna profil : Natural
- Lebar profil : 4” (4,4 x 10,2 cm), (pemakaian lebar bahan sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar)
- Pewarnaan : Natural
- Karet/Gasket : Gasket Neoprene, PVC, Santoprene, EPDM, Kepadatan :
Tahan Terhadap Perubahan Cuaca, Kekerasan : 60-80
Durometer, Jenis Bahan : Extrusion. bahan yang bermutu
baik sesuai dengan ketentuan dari pabrik, pemasangan
disyaratkan hanya 1 sambungan serta harus kedap air.
- Sealent Dinding : Type : Silicon Sealent, Single Komponen
- Screw : Bahan : Steinless Steel
- Angkur & Angkur : Bagian yang berhubungan dengan aluminium dilapisi
Tanam Galvanisasi s/d 18 micron. Bagian lain diberi lapisan anti
karat, Zinc Chromate, Type Alkyd.
- Joint Sealer : Sambungan antara profil horizontal dengan vertical diberi
sealer yang berserat guna menutup celah sambungan
profil tersebut, sehingga mencegah kebocoran udara, air
dan suara.
Bahan = Butyl Sheet.
2). Pintu Teakwood Rangkap Lapis HPL
a) Lingkup Pekerjaan
-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik. Pekerja ini meliputi :
1. Kusen pintu dan jendela termasuk alat-alat bantu dalam pemasangannya
dilapangan.
2. Daun pintu (panel pintu) teakwood Rangkap Lapis HPL

b) Persyaratan bahan :
1. Jenis kayu yang dipakai adalah kayu kayu kelas II kering (diawetkan), atau
sekelas digunakan untuk seluruh pekerjaan kayu yang disebut diatas.
2. Dihindarkan adanya cacat kayu antara lain yang berupa putik kayu, pecahpecah,
kayu, melintang, basah dan lapuk.
3. Syarat-syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PPKI.
Untuk kayu kelas II kering setempat kelembaban tidak dibenarkan melebihi
12%.
4. Jenis kayu yang dipakai harus sesuai dengan pekerjaan kayu yang
disebutkan diatas, terkecuali untuk seluruh jenis kayu lain seperti dinyatakan
dalam gambar.
5. Daun pintu dengan kanstruksi lapisan teakwood, ukuran disesuaikan dengan
gambar-gambar detail, tidak dipekenankan menggunakan sambungan, ,
tebal rangka kayu daun pintu minimum 3.20 cm.

Bahan Dasar : Kayu Kelas II


Lapisan 1 : Teakwood 6 mm
Lapisan 2 : HPL (High Pressure Laminated)
Perekat : Lem Fox atau setara
c) Bahan perekat :
1. Untuk perekat digunakan lem kayu yang bermutu baik. Semua permukaan
rangka kayu harus diserut halus, rata, lurus dan siku
2. Bahan finishing, untuk permukaan teakwood adalah Lapisan HPL (High Pressure
Laminated)
d) Syarat-Syarat Pelaksanaan :
1. Semua ukuran kayu yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi ( sesudah
diserut dan difinishing) dan harusl urus tanpa cacat,tidak bengkok dan lainlain,yang dapat
menurunkan kualitas kayu serta kualitas pekerjaan.
2. Untuk semua kayu seperti diuraikan diatas, dipotong dan diserut dengan
kualitas terbaik,halus dan licin
3. Pelaksanaan pekerjaan harus ditempat yang baik, ruang yang kering dan
terjaga agar tidak terkena cuaca langsung dan rusak yang diakibatkan oleh
benturan.
4. Harus diperhatikan semua sambungan, siku/ sudut untuk rangka kayu dan
penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya,dengan
memperhatikan/menjaga kerapian terutama untuk bidang-bidang yang
tampak,tidak ada lobang-lobang atau bekas penyetelan Bahan kayu halus
tidak diperkenankan dipasang dengan cara dipaku.
5. Permukaan kayu yang terlihat bekas pemakuan harus didempul atau
sejenisnya sehingga permukaan menjadi rata kembali
6. Daun pintu teakwood yang dipasang pada rangka kayu adalah dengan cara
dilem,permukaannya jika diperlukan harus mempergunakan skrup
galvnized tanpa meninggalkan bekas cacad pada pemukaan yang tampak.
khususnya untuk pintu yang dilapis Formika/ HPL atau tripleks sungkai,
dengan cara merekatkan menggunakan lem pada permukaan bidang daun
pintu dan dipress.

3). Pintu Fibre


Pintu fibre dipasang pada KM/WC, harus yang berkualitas baik tebal 4 cm.

10.4 Syarat Teknis Pelaksanaan Pekerjaan :


1. Kusen, pintu dan jendela harus difabrikasi di bengkel, baik yang berada di dalam site
maupun yang berada diluar, yang memiliki perangkat peralatan pemrosesan kayu
maksimal yang lengkap. Bilamana Kontraktor tidak memiliki perangkat peralatan
tersebut, maka pekerjaan tersebut harus diborongkan kepada bengkel kayu yang
terkenal baik dan memiliki mesin-mesin yang lengkap. Dalam keadaan ini, maka
sebelum pekerjaan kusen dapat dimulai, Sub-Kontraktor wajib untuk disetujui secara
tertulis.
2. . Semua kusen, pintu dan jendela harus difabrikasi sesuai dengan dimensi dan detail
yang ditujukkan dalam gambar, dan dirakit dengan menggunakan sambungan lidah
dan lubang, kemudian dipasak dengan menggunakan pasak kayu, kaku dan baik.
Semua terlihat harus rata, halus dan bebas dari bekas-bekas mesin yang tampak,
serta siap untuk dicat.
3. Sebelum dapat difabrikasi, contoh dari pintu dan jendela harus disiapkan dan
didatangkan ke lapangan, untuk disetujui oleh Direksi/Konsultan Manajemen
Konstruksi untuk melakukan tugas pemeriksaan guna mengetahui perkembangan
pekerjaan tersebut di bengkel.
4. Pemasangan dari pintu dan jendela hanya boleh dilaksanakan, setelah pekerjaan
lantai dan langit-langit selesai dikerjakan.
5. Kusen, pintu dan jendela tidak boleh didatangkan ke lapangan sampai perkembangan
pekerjaan telah siap untuk menerimanya. Kusen, pintu dan jendela yang disimpan,
harus dilindungi dari cuaca, terutama dari panas matahari dan hujan.
PASAL 11
PEKERJAAN RANGKA ATAP KAYU

11.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan rangka atap kayu adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan struktur atap berupa
rangka atap kayu.

11.2 Syarat – Syarat Bahan :


a. Kualitas
Semua kayu untuk jenis yang ditentukan harus dari kualitas yang baik,tidak ada getah,
celah, mata kayu yang lepas atau mati, susut pinggir-pinggirnya, bekas dimakan bubuk dan
cacat-cacat lainnya. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai dengan persyaratan NI-5,
PKKI tahun 1961 dan persyaratan-persyaratan lain yang berkaitan dengan konstruksi kayu.
b. Kelembaban
(MoistureContents)
Kelembaban kayu yang dipakai untuk pekerjaan kayu yang didalam dan pekerjaan kayu
halus, harus kurang dari 14% dan untuk pekerjaan kayu kasar harus kurang dari 20% (diuji
dengan wood moisture tester). Kelembaban tersebut ditentukan untuk kayu yang dikirim
ketempat pekerjaan dan harus konstan sampai bangunan selesai.
c. Ukuran
Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish), yaitu ukurankayu setelah selesai
dikerjakan dan terpasang. Kayu kasar diketam, dibor,dikerjakan dengan mesin menurut
ukuran-ukuran dan bentuk yang terteradalam gambar.
d. Permukaan Luar
Semua permukaan kayu halus yang akan kelihatan permukaannya bilasudah jadi (finish),
harus dikerjakan dengan baik. Semua kayu untuk pekerjaan kayu kasar harus dihaluskan,
kecuali ditentukan lain. Bagi permukaan-permukaan yang akan dipelitur atau di melamic
hanya mata kayu yang kecil (2 mm), mulus dan keras yang dapat diterima. Pada semua
pekerjaan kayu, bahan kayu diberi lapisan pengawet / pelindung. Untuk kayu yang akan
dicat dengan bahan solignum / creosot.
e. Jenis kayu Kecuali ditentukan lain, jenis kayu yang digunakan :
Kayu Kamper Sungkai (kelas 1) Digunakan untuk pekerjaan kayu jendela kayu. halus seperti
kusen pintu kayu, pintu kayu dan Kamper Samarinda (kelas 1) Digunakan untuk pekerjaan
kayu halus

11.3 Syarat Teknik Pelaksanaan Pekerjaan :


1. Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait, dilaksanakan sesuai
gambar dan desain. Semua detail dan konektor dipasang sesuai dengan gambar kerja.
2. Pihak kontraktor menyiapkan semua struktur balok penopang dengan kondisi rata air
(waterpas level) untuk dudukan kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka atap.
3. Pihak kontraktor menjamin kekuatan dan ketahanan semua struktur yang dipakai untuk
tumpuan kuda-kuda. Berkenaan dengan hal itu, pihak konsultan ataupun tenaga ahli
berhak meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan kudakuda.
4. Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah genteng yang akan
dipakai sebagai penutup atap, agar pihak penyedia konstruksi kayu dapat memasang
reng dengan jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan genteng tersebut sudah ada
pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.
PASAL 12
PEKERJAAN PENUTUP ATAP

12.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi pengangkutan, pengadaan bahan, tenaga, peralatan, dan
perlengkapannya sesuai dengan gambar kerja.
12.2 Syarat – Syarat Bahan :
1. Genteng Keramik Berglasur
– Genteng keramik terbuat dari tanah liat yang bermutu tinggi dan khusus digunakan untuk
bahan genteng keramik, diproses secara mekanis didalam pabrik dan dibakar dalam oven
dengan suhu yang sesuai.
– Permukaan genteng di glasur hingga menghasilkan warna dan kilap Permukaan yang rata
dan seragam (lapisan permukaan dari kelas heavy Duty).
– Standar mutu tingkat I, serta memenuhi peraturan standar SII.
– Warna dari genteng keramik akan ditentukan kemudian oleh Pemberi Tugas/ Konsultan
Perencana.
– Standar kualitas produksi dalam negeri dari : - KIA atau setara
– Kaso dan reng dari kayu Kamper Singkil dengan ukuran dan perletakan sesuai dengan
yang disyaratkan oleh Pabrik genteng keramik yang disetujui.

12.3 Syarat Teknis Pelaksanaan/Pemasangan Pekerjaa :


 Cara pelaksanaan/pemasangan
Persiapan :
 Kuda-kuda kayu sudah terpasang kokoh pada tempatnya sesuai dengan gambar kerja
dan telah disetujui konsultan pengawas.
Pekerjaan pemasangan :
- Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga-tenaga ahli dan berpengalaman dalam
jenis pekerjaan ini.
- Reng dan kaso dipasang dengan jarak yang sesuai dengan yang Disyaratkan oleh
pabrik.
- Pemasangan genteng harus betul-betul tersusun rapi, rata dan lurus ke Segala arah
dengan cara yang sesuai dengan ketentuan dari pabrik.Kaitan-kaitannya antara satu
genteng dengan genteng yang lain harus menutup rapat dan saling mengunci satu
sama lain. Khusus pada bangunan utama semua genteng harus dipaku ke rengnya
dengan menggunakan paku yang sesuai. Pemotongan genteng harus menggunakan
alat pemotong yang khusus untuk itu.
- Lisplang papan semen dipasang pada tempatnya sesuai dengan gambar rencana.
Sambungan antara bagian-bagian lisplang harus ditutup dengan Bahan yang khusus
untuk itu. Finishing lisplang adalah menggunakan cat kayu.
- Hasil akhir pemasangan penutup atap genteng adalah suatu permukaan atap yang
utuh, dan rapih, tidak bocor, dengan lisplang lurus dan rapih tanpa terlihat
sambungannya.

PASAL 13
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
(PLAFOND)

13.1 Lingkup Pekerjaan :


a. Bagian ini meliputi pengadaan tenaga, bahan, peralatan serta pemasangan langit-langit gypsum
board dengan rangka besi hollow 4x4 cm tebal 0.9 mm, yang dipasang pada ruang tamu, kamar,
termasuk juga kamar mandi .
b. Pekerjaan langit-langit ini meliputi seluruh pemasangan langit-langit (plafond) seperti yang
ditunjukkan/dinyatakan dalam detail gambar.
13.2 Syarat – Syarat Bahan :
Bahan :
1. Gypsum Board
Gypsum board yang dipakai adalah merk Jayaboard dengan ukuran 120 x 240 cm, tebal 9 mm.
2. Rangka Langit – Langit
Rangka langit-langit menggunakan besi hollow 4x4 cm tebal 0.9 mm dengan finishing cat
zincromate. Rangka hollow di pasang dengan modular 60x60 cm untuk plafond datar
sedangkan untuk drop ceilling mengikuti pola gambar atau sesuai ketentuan pabrik
gypsum.
13.3 Syarat Teknik Pelaksanaan:
 Pelaksanaan langit-langit dapat dilaksanakan setelah dudukan untuk alat
penggantung/pengait rangka plafond telah selesai dikerjakan dan tertutup dengan atap atau
dak beton.
 Pemasangan rangka plafond ditimbang rata air untuk mendapatkan permukaan plafond
yang rata air.
 Konstruksi rangka plafond dalam satu ruang telah selesai dilaksanakan baru penutup atau
lembaran plafond dapat dipasangkan.
 Jarak antara paku atau sekrup minimal 10 mm dan maksimal 16 mm. dipinggir bahan
penutup pada setiap rangkaian rangka plafondnya.
 Sambungan antara lembaran plafond yang terpasang serapat mungkin lalu dilapisi dengan
base bond dan paper tape dari produk yang sama dengan papan penutup langit-langit .
 Pemasangan list plafond di pasang pada setiap permukaan antara dinding dan
plafond dengan cara pemasangan menggunakan paku atau sekrup.

PASAL 14
PEKERJAAN PLUMBING DAN SANITASI

14.1 Lingkup Pekerjaan :


1). Yang dimaksud disini dengan pekerjaan plumbing adalah pengadaan dan Pemasangan
peralatan-peralatan, bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan Lain-lainnya sesuai
dengan gambar rencana dan/atau seperti yang dispesifikasikan Disinis, sehingga diperoleh
instalasi plumbing yang lengkap dan bekerja baik siap untuk Dipergunakan.
2). Pekerjaan Air Bersih.
Pengadaan dan pemasangan system pemimpaan beserta perlengkapan instalasi Pemipaan
distribusi pada setiap titik pengeluaran. Pemasangan pipa distribusi kesetiap Peralatan
sanitary seperti halnya kloset dan lain-lain.
3). Pekerjaan Air Kotor.
• Pengadaan dan pemasangan beserta perlengkapan yang diperlukan dalam System
pembuangan air kotor.
• Pemasangan pemipaan pada peralatan sanitary seperti halnya closet, floor drain Dan lain-
lain
4). Testing dan Commisioning.
Mengadakan testing dan commissioning semua system pekerjaan yang terpasang Agar
memperoleh system yang baik sesuai dengan syarat undang-undang dan Peraturan-peraturan
yang berlaku saat ini di Indonesia. Serta tidak bertentangan Dengan ketentuan-ketentuan dari
Jawatan Keselamatan Kerja.
14.2 Persyaratan Bahan :
1). Alat-alat sanitair
Ketentuan pemakaian bahan-bahan sesuai dengan spesifikasi Arsitek setara :
• Closed duduk : Ex. TOTO
• Kran dinding : Ex. TOTO
• Floor drain : Stainles

2). Sistem bersih disini dipergunakan bahan-bahan sbb :


• Untuk pipa digunakan pipa PVC AW R dan Fitting merk Rucika klas AW Dengan
sambungan lem.
• Clean Out dia. 3 – 6“ dari merk TOTO atau setaraf yang disetujui Konsultan Pengawas.

3). Sistim Pembuangan air kotor, air bekas.


Pemipaan air kotor, air bekas dan vent disini dipergunakan bahan-bahan sebagai Berikut :
• Untuk pipa dipergunakan pipa PVC merk Wavin, klas AW dengan Sambungan lem.
• Untuk fitting pipa dipergunakan PVC injection moulding sesuai dengan merk Pipa AW
Rucika. Belokan pada saluran utama harus mempergunakan long Radius bend dan cabang
pada saluran utama harus mempergunakan 45 Derajat Y dan 45 derajat Bend. Jenis lem yang
dipergunakan harus sesuai Dengan spesifikasi pabrik.
14.3 Syarat – Syarat Penyambungan :
1). Pipa PVC dan Fitting
Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan PVC glue yang sesuai

Dengan diameter pipa dan sebelum dilem, pipa harus dibersihkan dulu dengan Cleaning
fluid. Pipa harus masuk sepenuhnya difitting maka untuk ini harus Dipergunakan alat press
khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan Alat khusus agar pemotongan pipa
dapat tegak lurus terhadap batang pipa. Cara Penyambungan lebih lanjut dan terperinci harus
mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa Yang bersangkutan.

2). Sambungan yang mudah dibuka.


Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat sanitair/atau peralatan lain yang karena Sesuatu
hal perlu dilepas dari pipa yang menghubungkannya antara lain :
• Antara lavatory fauced dan supply valve
• Antara fluse valve dan urinal
• Antara supply valve dan floated di closed
• Pada faste fitting dan siphon
• Pada peralatan lain yang memerlukan Pada sambungan ini kerapatan yang diperoleh oleh
adanya paking dan bukan seal Shreat. Sambungan jenis ini antara lain union, fleng atau yang
sejenis lainnya.
1.4 Syarat Teknis Pelaksanaan Pekerjaan :
1) Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/bagian dari dari bangunan pada area
harizontal maupun vertikal .
2) Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90 dan 45 derajat.
3) Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang untuk dalam keadaan sempurna.
4) Sebelum dipasang support harus dicat dengann ICI zinkcromate primer paint.
5) Semua pemasangan harus rapi dan sebaik mungkin.
6) Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada supports.
7) Pada waktu pemasangan, ujung pipa yang belum disambung harus ditutup dengan plug atau
dop.
8) Pipa dan fitting harus bebas tegangan yang di akibatkan dari bahan yang dipaksakan.
9) Semua pemasangan yang berhubungan dengan menggantung / menembus pada konstruksi
bangunan, kontraktor ini harus menghubungi Konsultan Pengawas untuk minta persetujuan.
10)Pipa air kotor bekas secara umum harus mempunyai kemiringan 1 % kearah aliran atau
seperti yang ditentukan pada gambar.
11)Pipa air kotor dari bangunan menuju septick tank mempunyai kemiringan tidak lebih dari
1% kearah aliran.
12)Pemasangan alat-alat sanitair termaksud diatas dilakukan seperti lazimnya memperhatikan
pedoman-pedoman yang dianjurkan oleh pabriknya.
13)Klos-klos kayu harus kayu yang sudah tua dan kering serta dimeni, baut-baut serta
murmurnya seyogyanya dari bahan logam yang tidak berkarat.
14)Dempul karet (seal) dengan kwalitas baik agar digunakan untuk mencegah
kebocoran dan perembesan.

PASAL 15
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

15.1 Lingkup Pekerjaan:


Pekerjaan instalasi listrik meliputi pemasangan seluruh jaringan instalasi didalam
bangunan, penyambungan arus yang bersumber dari bangunan yang telah ada,
peenyediaan bola lampu, kabel-kabel, pipa-pipa PVC sesuai gambar kerja dan
sebagainya sehingga listrik menyala.
15.2 Syarat – Syarat bahan :
1. Kabel NYM dengan kualitas Golden life atau yang setara.
2. Semua kabel dilapisi Pipa PVC.
3. Steker stop kontak dan saklar dar merk Panasonic kualitas baik.
4. Bola lampu LED, TL adalah produksi Nasional merk Philips yang sekualitas.
5. Box Sekering (MCB) sesuai dengan gambar.
6. Panel box yang dilengkapi fuse, switch untuk pembagian group pemasangan instalasi
listrik.Produksi dalam Negeri (nasional) atau sekualitas, dengan arde (pentanahan)
dari kabel B.C.
15.3 Syarat- Syarat Teknik Pelaksanaan :
a. Pemasangan instalasi listrik dan tata letak titik lampu/stop kontak serta jenis armatur
lampu yang dipakai harus dikerjakan sesuai dengan gambar instalasi listrik. Sedangkan
sistem pemasangan pipa-pipa listrik pada dinding maupun beton harus ditanam (sistem
inbouw) dan penarikan kabel (jaringan kabel) diatas plafond diikat dengan isolator
khusus dengan jarak 1,00 atau 1.20 m. Atau jaringan kabel diatas plafon tersebut
dimasukkan dalam pipa PVC. Khusus untuk instalasi stop kontak harus dilengkapi kabel
arde (pentanahan) sesuai dengan peraturan yang berlaku (mencapai dan terendam air
tanah).
b. Pemasangan instalasi listrik berikut penggunaan bahan/komponen-komponennya harus
disesuaikan dengan sistem tegangan lokal 220 Volt.
c. Untuk pekerjaan instalasi listrik, atas persetujuan direksi, Pelaksana boleh menunjuk
pihak ketiga (instalatur) yang telah memiliki izin usaha instalasi listrik atau izin sebagai
instalatur yang masih berlaku dari Perum Listrik Negara (PLN) Pelaksana tetap
bertanggung jawab penuh atas pekerjaan ini sampai listrik tersebut menyala (siap
digunakan), termasuk biaya pengujian dengan pihak P.L.N.
d. Pengujian instalasi listrik harus dilakukan Pelaksana pada beban penuh selama 1 x 24
jam secara terus menerus. Semua biaya yang timbul akibat pengujian ini menjadi
tanggung jawab Pelaksana.
e. Dalam hal dilokasi pekerjaan belum ada jaringan listrik, Pelaksana tetap harus
melaksanakan pemasangan instalasi listrik dan lampu-lampunya sesuai gambar instalasi
yang beersangkutan dan bertanggung jawab sampai dengan tingkat pengujian dari P.L.N.
PASAL 16
Pekerjaan Pengecatan
16.1 Lingkup Pekerjaan:
 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu
lainnya yang digunakan untuk melaksanakan pekerjaan ini hingga dicapai Hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
 Meliputi pengecatan yaitu ,dinding luar dan dalam,pintu dan jendela kusen sesuai detail
yang ditentukan/ditunjukkan dalam detail gambar.
16.2 Syarat-Syarat Bahan :
a. Cat dasar dan cat akhir yang akan dipakai adalah buatan pabrik dari kualitas
terbaik.
b. Cat yang dipakai adalah dari setara Merk DULUX Standar IIC atau merk lain yang
setara dengannya baik dari segi harga dan kualitas.
c. Kontraktor Pelaksana harus memperlihatkan contoh material cat minimal dari dua
merk yang berbeda untuk disetujui oleh Konsultan Perencana
d. Jenis cat, warna dan type yang akan dipakai pada semua posisi bangunan kecuali
ditentukan lain oleh Konsultan Perencana dan Owner dalam masa pelaksanaan .
16.3 Jenis dan Warna Cat :
 Plamir Tembok
Merk : Ex.Dulux
Type : Wallfiler
Warna : Akan ditentukan
 Cat Dasar Tembok
Merk : Ex.Dulux
Type : Alkali Resisting Prime Sealer
Warna : akan ditentukan
 Dinding Dalam
Merk : Ex.Dulux epoxy
Type : Pearl Glo
Warna : Akan ditentukan
 Dinding Luar
Merk : Dulux
Type Wheathershield Max
Warna : Hijau
 Pintu Dan Jendela Kusen
Merk : Dulux
Warna :
16.4 Syarat Pelaksanaa :
1. Pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk-petunjuk dari pabrik yang bersangkutan.
Plamur serta cat dasar sesuai rekomendasi dari pabrik catnya.
2. Sebelum pelaksanaan maka cat harus diaduk secara seksama sebelum dituang kedalam
tempat cat yang telah disediakan.
3. Setiap pengecatan harus dilakukan 3 kali lapisan pengecatan, cat dasar cat pewarnaan Dan
perataan/finishing.

Anda mungkin juga menyukai