PEMBANGUNAN RUKO
Banjar Barat – Banjarmasin - Kalsel
Tahun 2022
SPESIFIKASI TEKNIS
Pasal 1
URAIAN UMUM DAN LINGKUP PEKERJAAN
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus di baca dan dimengerti
bersama – sama dengan gambar-gambar rencana, yang keduanya menguraikan tentang
pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Pemborong. Identitas pekerjaan seperti peta lokasi,
tempat pekerjaan dilaksanakan dijelaskan dalam gambar rencana. Dalam uraian ini
disebutkan detail dari spesifikasi teknis untuk Pembangunan Rumah Toko (Ruko) di kawasan
Kel. Pasar Lama, Kecamatan Banjar Barat – Banjarmasin kal-Sel. Pengerjaannya akan
diselenggarakan secara hati-hati dan efisien, disesuaikan dengan Spesifikasi Teknis ini dan
dengan petunjuk-petunjuk yang sudah di uraikan.
Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Ruko ini meliputi :
PEKERJAAN BANGUNAN UTAMA :
I. Pekerjaan Persiapan
II. Pekerjaan Tanah dan Pondasi
III. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
IV. Pekerjaan Pintu, Jendela dan Pengunci
V. Pekerjaan Beton
VI. Pekerjaan Lantai dan Dinding
VII. Pekerjaan Rangka dan Penutup Atap.
VIII. Pekerjaan Finishing
IX. Pekerjaan Elektrikal
X. Pekerjaan Plumbing
Pasal 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan meliputi :
2.1 Pembersihan Lapangan dan Pembongkaran:
Halaman/lapangan kerja terutama dimana lokasi tempat bangunan harus dibersihkan
terlebih dahulu.
2.2 Uitzet /Pengukuran dan pemasangan Bouplank :
1. Ukuran-ukuran pokok dan ukuran tinggi (elevasi) telah ditetapkan dalam gambar
rencana.
2. Jika terdapat perbedaan antara gambar-gambar utama dengan gambar-gambar
perincian maka yang mengikat adalah ukuran-ukuran pada gambar utama
3. Sebagai ukuran pokok ± 0,00 disesuaikan dengan ukuran gambar rencana.
4. Dengan ketentuan tersebut Pemborong, Perencana, Direksi Teknis dan Pengawas
akan menetapkan patok duga ± 0,00 tersebut di lapangan.
5. Penetapan ukuran dan sudut siku-siku tetap dijaga dan antara lain dengan
mempergunakan alat-alat Waterpass dan berpedoman pada bangunan yang telah
ada.
6. Setelah Ukuran ditetapkan, baru dilanjutkan dengan pemasangan papan Bouplank.
Kayu papan yang digunakan minimal dari kelas kuat II dengan ukuran lebih kurang
2/20 cm dan usuk 4/6. Bouplank dipasang dari titik luar Bangunan dengan jarak
kurang lebih 2 meter atau sesuai kondisi lapangan.
7. Perlengkapan Peralatan Perancah kerja agar dipersiapkan lebih awal sebelum
memulai proses Pekerjaan.
2.3 Mobilisasi Peralatan dan Material
Semua peralatan kerja yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus sudah
dipersiapkan oleh Pemborong. Peralatan tersebut harus dalam kondisi baik dan laik pakai.
Jika dalam masa pelaksanaan pekerjaan, peralatan mengalami kerusakan/tidak bisa
dipergunakan, pemborong harus segera menyiapkan peralatan pengganti yang baru yang laik
pakai. Penempatan material di areal site harus dikonsultasikan terlebih dahulu, agar tidak
mengganggu selama proses pekerjaan berlangsung.
2.4 Administrasi dan Dokumentasi
Pemborong harus menyiapkan administrasi pelaksanaan pekerjaan antara lain :
Request, Gambar shop Drawing, laporan harian pelaksanaan , laporan mingguan, laporan
bulanan prestasi fisik pekerjaan, Time schedule pekerjaan dan foto-foto kemajuan pekerjaan
dibuat sesuai dengan laporan prestasi pekerjaan, sekurang-kurangnya pada saat dilakukan
opname kemajuan pekerjaan.
2.5 Situasi
1. Lokasi/ tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan di Kecamatan Banjar Barat, Kel.
Pasar lama Banjarmasin Kal-Sel.
2. Lapangan pembangunan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya
untuk itu para calon pemborong wajib meneliti situasi medan, terutama kondisi
tanah yang akan dikerjakan, sifat dan luasnya pekerjaan dan hal lain yang
berpengaruh terhadap harga penawaran.
3. Kelalaian dan kekurang telitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk
Claim dikemudian hari.
Pasal 3
PEKERJAAN TANAH DAN PONDASI
3.1 Pekerjaan Galian
3.1.1 Pekerjaan Persiapan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan , alat – alat dan
pengangkutan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan semua “ pekerjaan tanah “
seperti yang disyaratkan dalam gambar rencana dan spesifikasi ini.
b. Meliputi pembersihan areal galian, galian tanah , urugan dan pemadatan tanah utuk
bangunan seperti yang ditentukan dalam gambar atau sesuai petunjuk
Direksi/Pengawas.
3.1.2 Syarat – syarat Pelaksanaan
a. Pekerjaan Pembersihan
1. Seluruh areal galian dan bangunan dibersihkan dari semua belukar/semak, sampah
yang tertanam dan material lain yang tidak diinginkan berada dalam daerah yang
akan dikerjakan, harus dihilangkan, ditimbun dan kemudian dibakar atau dibuang
dengan cara – cara yang disetujui oleh Pengawas.
2. Semua sisa – sisa tanaman seperti akar – akar, rumput – rumput dan sebagainya,
harus dihilangkan/dibuang keluar site yang merupakan tanggungan pemborong.
3. Semua daerah urugan, harus dipadatkan, baik urugan yang telah ada maupun
terhadap urugan yang baru. Tanah urugan harus bersih dari sisa – sisa tumbuhan
atau bahan – bahan yang dapat menimbulkan pelapukan dikemudian hari.
4. Segala pekerjaan pengukuran persiapan termasuk tanggungan pemborong.
5. Pemborong harus menyediakan alat – alat ukur sepanjang masa pelaksanaan
berikut
ahli ukur yang berpengalaman dan setiap kali apabila dianggap perlu siap untuk
mengadakan pengukuran ulang.
b. Pekerjaan Galian Tanah
1. Pekerjaan galian harus memenuhi syarat – syarat seperti yang ditentukan dalam
gambar. Pemborong harus menjaga supaya tanah dibawah dasar elevasi seperti
pada gambar rencana atau yang ditentukan oleh Direksi/Pengawas tidak
terganggu, jika terganggu Pemborong harus menggalinya dan mengurug kembali
lalu dipadatkan seperti yang telah ditentukan oleh Pengawas.
2. Dasar dari semua galian harus waterpass, bila mana pada dasar setiap galian masih
terdapat akar tanaman atau bagian – bagian gembur , maka ini harus digali keluar
lubang sedang lubang tadi diisi kembali dengan pasir.
3. Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian
maupun pada waktu pekerjaan pondasi harus disediakan pompa air atau pompa
lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja terus menerus, untuk menghindari
terkumpulnya air .
4. Semua tanah kelebihan berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah
tertentu harus segera disingkirkan dari halaman pekerjaan pada setiap saat yang
dianggap perlu dan atas petunjuk Pengawas.
5. Bagian – bagian yang akan diurug kembali harus diurug dengan tanah yang bersih,
bebas dari segala kotoran dan memenuhi syarat – syarat sebagai tanah urug.
c. Pekerjaan Urugan Dan Pemadatan.
1. Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan , peralatan dan alat –
alat bantu yang dibutuhkan demi terlaksannya pekerjaan itu dengan baik.
2. Pekerjaan galian ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Pengawas.
3. Seluruh sisa penggalian yang tidak terpakai untuk penimbunan dan penimbunan
kembali, juga seluruh sisa-sisa, puing – puing, sampah – sampah harus disingkirkan
dari lapangan pekerjaan. Seluruh biaya untuk itu adalah tanggung jawab
Pemborong.
4. Bila tidak dicantumkan dalam gambar detail, maka lapisan tanah urug dilakukan
lapis demi lapis, setiap lapis maksimum tebal 10 cm, disiram/dibasahi, diratakan dan
dipadatkan, hingga mencapai peil urugan yang disyaratkan.
5. Konsultan mengharuskan agar supaya semua urugan bahan hanya terdiri dari mutu
yang terbaik yang dapat diperoleh.
6. Pengeringan/pengaliran air harus diperhatikan selama pekerjaan tanah supaya
daerah yang dikerjakan terjamin pengaliran airnya.
7. Apabila material urugan mengandung batu – batu, tidak dibenarkan batu – batu
yang besar bersarang menjadi satu, dan semua pori – pori harus diisi dengan batu–
batu kecil dan tanah yang dipadatkan.
8. Kelebihan material galian harus dibuang oleh Pemborong ketempat pembuangan
yang ditentukan oleh Pengawas. Jika material galian tidak cukup, material
tambahan harus didatangkan dari tempat lain, tanpa tambahan biaya.
3.2 Pekerjaan Urugan Pasir Padat
3.2.1 Lingkup Pekerjaan
1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat
– alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat diperoleh hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna
2. Pekerjaan urugan pasir padat dilakukan dibawah lantai dan dibawah pondasi serta
seluruh detail yang ditunjukan dalam gambar.
3.2.2 Persyaratan Bahan
1. Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir – butir yang bersih, tajam dan keras,
bebas lumpur, tanah lempung dan lain sebagainya, serta konsisten terhadap NI-3
(PUBB tahun 1970 ) psl 14 ayat 3
2. Air siraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam
alkali dan bahan – bahan organis lainnya serta memenuhi syarat – syarat yang
ditentukan dalam NI-3 psl 10
3. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memenuhi syarat – syarat yang
ditentukan di atas dan harus dengan persetujuan Pengawas.
3.2.3 Syarat – Syarat Pelaksanaan
1. Pasir urug yang digunakan harus dengan persetujuan pihak Pengawas.
2. Pekerjaan urugan pasir dilakukan bila seluruh pekerjaan lain dibawahnya /
didalamnya telah selesai dengan baik dan sempurna.
3. Lapisan pasir urug dilakukan lapis demi lapis, dipadatkan hingga mencapai tebal 10
cm, atau seperti yang disyaratkan dalam gambar.
4. Setiap lapis pasir urug harus diratakan, disiram air dan dipadatkan dengan alat
pemadat yang disetujui Direksi Pengawas. Pemadatan dilakukan hingga mencapai
tidak kurang dari 95% dari kepadatan maksimum hasil laboratorium.
5. Lapisan pekerjaan di atasnya, dapat dikerjakan bilamana pekerjaan urugan pasir
padat telah sempurna, memenuhi semua persyaratan yang ditentukan dan sudah
mendapat persetujuan Pengawas.
3.3 Pasangan Batu Kosong
1. Batu kosong yang dipergunakan adalah batu sungai yang dibelah dan tidak porous
dan bersih dan besarnya tidak lebih dari 30 cm.
2. Pemecahan batu harus dilakukan di luar batas bowplank bangunan.
3. Pondasi dialasi dengan pasir urug yang bersih dan tidak mengandung benda yang
lebih besar dari 1,5 cm dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja, kemudian
disiram dengan air secukupnya.
4. Pasangan batu kosong dipasang dengan ketebalan sesuai gambar kerja kemudian diisi
dengan pasir dan disiram dengan air sampai semua celah – celah antara batu yang
satu dengan yang lain terisi penuh dengan pasir.
3.4 Pasangan Batu Gunung
a. Bahan
1. Batu Gunung yang dipergunakan adalah Batu Gunung yang dibelah atau batu
gunung yang keras dan tidak porous dan bersih dan besarnya tidak lebih dari
30 cm.
2. Tidak dibenarkan menggunakan Batu Gunung bulat atau batu endapan.
Pemecahan batu harus dilakukan diluar batas bouwplank bangunan.
3. Semen, pasir dan air pasangan adalah sama dengan yang ditentukan dalam
pekerjaan beton.
4. Penggunaan adukan : Kecuali ditunjukkan lain dalam gambar, adukan spesi yang
digunakan adalah 1 SP : 4 PP
b. Pemasangan
1. Pondasi dialasi dengan pasir urug yang bersih dan tidak mengandung benda yang
lebih besar dari 1,5 cm dengan ketebalan sesuai dengan gambar kerja. Kemudian
disiram dengan air secukupnya.
2. Pada setiap pokok galian dibuat profil pondasi terbuat dari kayu atau bambu
dengan ukuran sesuai dengan ukuran pondasi yang akan dibuat.
3. Pasangan batu kosong (aanstamping) dipasang dengan ketebalan sesuai gambar
kerja kemudian diisi dengan pasir dan disiram dengan air sampai semua lubang
batu terisi penuh dengan pasir.
4. Batu Gunung yang telah dibasahi, dipasang dengan adukan yang ditentukan
dalam gambar.
5. Batu Gunung terpasang padat dan diantara Batu Gunung harus dilapisi oleh
adukan. Tetapi atas dari pondasi Batu Gunung harus datar.
6. Untuk pondasi Batu Gunung yang menumpu kolom beton bertulang harus
dilengkapi dengan stek-stek berdiameter sama dengan tulangan kolom yang akan
ditumpunya.
3.5 Pasangan Pondasi Footplate
Komponen Bertulang terdiri dari Pondasi Tapak dan Kolom Pedestal, Sloof dan kolom
pagar. Struktur Pondasi tapak dan kolom pedestal merupakan satu- kesatuan. Konstruksi
tulangan dari kedua struktur ini juga satu kesatuan.
a. Tahapan pelaksanaan:
Jenis Pekerjaan Pekerjaan Sebelumnya Pekerjaan Sesudahnya
- Pondasi Tapak
- Kolom Pedestal Galian Pondasi Pasangan Batu Gunung
- Sloof Pondasi Pasangan Batu Gunung Kolom
- Kolom Sloof Pekerjaan Pasangan
b. Persiapan
• Approval material yang akan digunakan.
• Persiapan dan penyesuaian lahan kerja lahan kerja.
• Persiapan material kerja, antara lain : pasir beton, kerikil beton, besi beton,
kawat beton, semen PC, pasir, multiplek 9 mm, paku, minyak bekesting, balok
kayu, kayu lat, papan kayu dan lain-lain.
• Persiapan alat bantu kerja, antara lain : concrete mixer (molen), vibrator,
meteran, gergaji, bar bender, schafolding, raskam, benang, selang air, timba
cor, kereta sorong dan lain-lain
a. Fabrikasi dan instalasi besi tulangan
• Pelaksanaan fabrikasi besi tulangan memerlukan tempat yang cukup luas
untuk menaruh, memotong besi beton dan membengkoknya sehingga sesuai
dengan gambar yang telah disetujui.
• Membuat cutting plan sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh
gambar rencana.
• Besi beton yang dipakai untuk proyek ini mutu dan diameter (spesifikasi)
disesuaikan dengan gambar kerja dan RKS.
• Potong dan bentuk besi beton dengan ukuran sesuai gambar kerja yang sudah
dituangkan dalam cutting plan.
• Merangkai besi beton dan mengikat dengan kawat beton.
• Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya,
supaya tidak membingungkan/membuang waktu untuk saat akan dipasang.
• Tulangan pondasi yang sudah dibentuk untuk pondasi tapak ditempatkan pada
lubang galian setelah diberikan pasir urug 5 cm.
• Tulangan sloof yang sudah dirakit dipasang di atas pondasi batu gunung yang
telah selesai dikerjakan dan sebelumnya dipasang angchor/stick.
• Tulangan kolom dipasang pada stick yang disediakan pada pekerjaan kolom
pedestal.
• Instalasi tulangan kolom bersama bekisting harus tegak lurus.
• Penyetelan tegak lurus pada sisi-sisi bekisting kolom dengan waterpass tangan
dan unting-unting.
• Posisi penempatan tulangan yang horizontal harus tepat dan lurus pada as
rencana penempatan kolom dan as pasangan bata serta lurus merata secara
vertikal.
• Tulangan pondasi tapak tidak boleh bersentuhan langsung pasir urug/dasar
galian, tetapi diberikan beton dacking setebal 5 – 7 cm.
• Tulangan kolom dipasang tegak lurus mengikuti bekisting dan diberikan beton
dacking agar seluruh tulangan terselimuti.
b. Fabrikasi dan instalasi bekisting
• Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan
pengukuran dan mempercepat pelaksanaannya, karena angkutan bekesting
menjadi dekat.
• Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah seperti:
kolom, balok, plat lantai dan tangga menggunakan bahan dari multiplek 9 mm
dan perkuatan menggunakan balok kayu dan alat perancah schafolding,
langkah kerja adalah sebagai berikut:
1. Multiplek dipotong sesuai dengan bentuk dan ukuran dalam gambar kerja.
2. Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan dicor dengan
perkuatan kayu balok 5/5 cm sebagai tulangan, kayu support dan schaffolding.
3. Sebelum pengecoran, bekesting harus benar-benar diperiksa kembali jangan
sampai ada celah yang berakibat kebocoran. Pasangan bekesting harus rapih, siku
dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat menghasilkan bidang yang
flat/maksimal.
4. Sebelum pengecoran, bagian dalam bekisting diberi minyak bekisting.
• Untuk kolom pedestal, dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi plat
siku untuk menjaga agar kolom tetap tegak lurus dan siku.
• Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke dalam bekesting.
• Pasang beton dacking dan cakar ayam secara merata dan sesuai kebutuhan.
• Memeriksa kembali elevasi dan kerataan pemasangan bekesting.
c. Pengecoran beton
• Untuk pondasi tapak, sebelum pengecoran pada galian tanah diberikan pasir
urug setebal 5 cm.
• Pada tahapan pekerjaan pondasi dan pedestal, pondasi tapak dicor lebih dulu,
kolom pedestal dilanjutkan pengecorannya setelah pondasi tapak mengeras.
• Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu kontraktor membuat
Job Mix Formula untuk menentukan komposisi campuran yang diperlukan
sehingga didapatkan mutu beton yang sesuai dengan yang diharapkan. Job
Mix Formula yang telah dibuat kontraktor diserahkan kepada direksi maupun
pengawas lapangan untuk disetujui. Untuk keperluan pengecoran pondasi
tapak dan kolom pedestal Pada proyek ini menggunakan beton mutu K-200.
• Pengecoran beton dimulai setelah konsultan/direksi menyetujui untuk
pengecoran beton yang dinyatakan dalam permohonan pelaksanaan kerja.
• Sebelum dilakukan pengecoran, diperiksa kembali kekuatan acuan yang sudah
dipasang /difabrikasi, semua ukuran dan perkuatan acuan diperiksa benar dan
disahkan oleh konsultan/direksi untuk pekerjaan selanjutnya.
• Membersihkan seluruh permukaan dan lokasi pengecoran dari kotoran dan
sampah.
• Beton yang diaduk dengan molen (concrete mixer) dituangkan ke dalam area
pengecoran, pada saat pengecoran adukan beton diratakan dan dipadatkan
dengan vibrator sehingga beton dapat padat dan mecapai sela-sela ruang
pembesian.
• Seluruh area pengecoran akan disiapkan sepenuhnya sehingga tidak terdapat
penyambungan pengecoran.
d. Curring Beton
Metoda yang mudah digunakan untuk curing/perawatan beton dalam hal ini adalah
penyiraman langsung dengan air bersih secara rutin.
e. Urugan tanah kembali
Setelah selesai masa pemeliharaan beton dan bekistingnya telah dibongkar, maka
akan dilakukan pengurugan kembali tanah bekas galian pada area pondasi tapak.
Pasal 4
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN
a. Bahan
1. Semua bata merah yang digunakan harus dari mutu klas I, padat, keras, benar
ukurannya, mempunyai ujung persegi dan harus sesuai dengan gambar kerja.
2. Semua bata merah yang dipergunakan sebaiknya berasal dari satu tempat. Bata
merah yang akan digunakan dengan ukuran yang mendapat persetujuan Direksi.
3. Bahan-bahan seperti pasir, semen dan air adukan pasangan bata merah mengikuti
ketentuan peraturan pekerjaan beton.
b. Pemasangan.
1. Sebelum dipasang, bata merah harus dibersihkan terlebih dahulu sampai bebas
dari kotoran.
2. Secara umum, bata dipasang dengan adukan (1 SP : 4 PP).
3. Pasangan bata merah dilakukan secara bertahap dan setiap hari tingginya tidak
lebih dari 100 cm atau 5 lapisan bata merah, yang diikuti dengan cor kolom praktis.
4. Pembuatan lubang steger pada pasangan bata merah sama sekali tidak dibenarkan.
5. Semua angker, pipa dan peralatan lainnya harus dipasang bersamaan dengan
pasangan bata merah.
6. Setelah bata merah terpasang, adukan, nat/siar harus dibersihkan dengan sapu lidi
dan kemudian disiram dengan air.
7. Hasil dari pasangan bata merah adalah sesuai dengan gambar kerja. Kerugian
akibat kesalahan pemasangan bata merah, sepenuhnya menjadi tanggungan
Pemborong.
4.2 Pekerjaan Plesteran Dinding
a. Persyaratan Bahan
1. Semen Portland yang digunakan harus dari satu produk, mutu I dan yang
disetujui Direksi pengawas serta memenuhi syarat – syarat yang ditentukan
dalam NI – 8 dan PUBI Tahun 1982.
2. Pasir harus memenuhi NI – 3 pasal 14 dan PUBI 1982
3. Air harus memenuhi NI – 3 pasal 10
4. Campuran (aggregat) untuk plester harus dipilih yang benar-benar bersih dan
bebas dari segala macam kotoran, harus bersih dan melalui ayakan Ø 1,6 – 2,0
mm.
b. Syarat – syarat Pelaksanaan
1. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan adukan campuran 1 SP : 4 PP,
kecuali pada dinding batu bata trasraam / rapat air.
2. Untuk dinding batu bata trasraam / rapat air diplester dengan aduk campuran
1 PC : 3 pasir.
3. Pasir yang digunakan harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan
seperti yang dipersyaratkan.
4. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan di atas tetapi dibutuhkan
untuk penyelesiaan / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu
baik dari jenisnya dan disetujui Pengawas.
5. Semen Portland yang dikirim ke site harus dalam keadaan tertutup atau dalam
kantong yang masih disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan
tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.
6. Semen harus disimpan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung,
bersih. Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung kebutuhan
bahan, dilindungi sesuai dengan jenisnya seperti yang disyaratkan dari pabrik.
7. Semua bahan sebelum digunakan harus ditunjukan kepada Direksi Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan / persyaratan
dari pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti
dengan material yang lain yang mutunya sesuai dengan persyaratan tanpa
biaya tambahan.
8. Sebelum memulai pekerjaan, Pemborong diharuskan memeriksa site yang
telah disiapkan apakah sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya
pekerjaan.
9. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan lainnya,
Pemborong harus segera melaporkan kepada Direksi/Pengawas. Pemborong
tidak diperkenankan melakukan pekerjaan ditempat tersebut sebelum
kelainan / perbedaan diselesaikan.
10. Tebal Plesteran 1,5 cm dengan hasil ketebalan diding finish 15 cm atau sesuai
yang ditunjukan dalam detail gambar. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm
harus diberi kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat
plesteran, pada bagian pekerjaan yang diijinkan Direksi Pengawas.
11. Pertemuan plesteran dengan jenis pekerjaan lain ( kosen dan lain sebagainya) ,
dibuat naat (tali air ) lebar minimal 7 mm dalam 5 mm, pada bagian pekerjaan
yang diijinkan Pengawas.
12. Plestean halus ( acian ) digunakan campuran PC dan air sampai mendapatkan
campuran yang homogen. Acian dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari
( kering betul ).
13. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar
tidak terlalu tiba – tiba, dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali
terlihat kering dan melindungi dari terik panas matahari langsung dengan
bahan penutup yang bias mencegah penyerapan air secara cepat.
14. Pemborong wajib / mengulang / mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan ( dan masa garansi ), atas biaya Pemborong selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik / Pemakai.
4.3 Pekerjaan Acian
a. Bahan
Bahan – bahan seperti pasir halus, semen, mill tembok dan air adukan mengikuti
ketentuan yang digunakan dalam pekerjaan beton.
b. Pelaksanaan
1. Lakukan pekerjaan acian setelah plesteran/beton berumur 7 hari.
2. Pastikan bahwa kondisi plesteran rata, lurus pada bagian sudut dan siap untuk
diaci.
3. Lakukan pembasahan/penyiraman dengan air terhadap
plesteran/beton/bidang yang akan diaci.
4. Tebal acian tidak boleh lebih dari 3 mm.
5. Gunakan jidar aluminium untuk meratakan acian.
6. Setelah acian setengah kering gunakan kasut kecil untuk merapikan dan
menghaluskan acian secara merata dan tidak bergelombang.
7. Bidang acian harus tetap dibasahi dengan air minimal dalam waktu 7 hari, dan
setelah itu acian baru dikeringkan.
8. Setelah acian benar – benar kering dan atas persetujuan Direksi/Pengawas
pekerjaan, pekerjaan pengecatan/plamiran baru dapat dilaksanakan.
Pasal 5
PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA DAN PENGUNCI
5.1 KUSEN
Kusen dipasang sebelum tembok dikerjakan / sebagian tembok dikerjakan.
Bahan–bahan meliputi :
1. Kusen, Ram Menggunakan Kayu Ulin
2. Daun pintu Panil Menggunakan Kayu lanan
3. Daun Jendela menggunakan Kayu lanan
5.1.1 Bahan-bahan diatas, harus memenuhi persyaratan meliputi :
a. Bebas dari cacat dan mata kayu
b. Lurus dan tidak lapuk
c. Kering dan kuat
d. Tidak bergetah
e. Alur/urat-urat kayu rapi
Pemborong harus menyampaikan secara tertulis bahwa bahan – bahan kayu yang akan
digunakan sudah melalui test yang diadakan di pabrik atau lembaga pengujian bahan lainnya
dengan disertai sertifikat pengujian.
Pekerjaan kusen, daun pintu dan jendela, kayu tersebut harus diketam rapi dan diprofil
yang sama. Kusen, daun pintu dan daun jendela dibuat rapi, tidak baling dan siku pada sudut-
sudutnya. Ukuran kayu yang digunakan :
Pasal 7
PEKERJAAN LANTAI, DINDING DAN PLIN
7.1 Persyaratan Bahan
a. Bahan yang digunakan keramik buatan dalam negeri yang bermutu baik dan yang
disetujui Pengawas.
b. Warna akan ditentukan kemudian, untuk masing – masing warna harus seragam,
warna yang tidak seragam akan ditolak.
c. Tebal bahan minimal 8 mm finishing berglazuur, kekuatan lentur 250 kg / cm mutu
tingkat I ( satu ).
d. Bahan perekat dan pengisi siar dari grouting berwarna, jenis sesuai yang disetujui
Direksi Pengawas.
7.2 Ukuran dan pemasangan :
a. Bahan lantai keramik ukuran 40 x 40 cm produk setara Asia Tile KW 1, dipasang
pada lokasi yang ditunjukan dalam detail gambar.
b. Keramik ukuran 30 x 30 cm anti slip produk setara Asia Tile, dipasang pada lantai
dan KM/WC
c. Keramik ukuran 25 x 25 cm produk setara Asia Tile, dipasang pada dinding KM/WC.
d. Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai dengan peraturan – peraturan
ASTM, NI – 19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII – 0023- 81.
e. Semen Portland harus memenuhi NI –8, pasir harus memenuhi PUBI 1982 pasal 11
dan air harus memenuhi syarat – syarat yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.
7.3 Syarat – syarat Pelaksanaan
a. Bahan – bahan yang dipergunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus
diserahkan contoh – contohnya ( minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk
yang berlainan ) kepada Pengawas.
b. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong diwajibkan membuat shop drawing dari
pola keramik yang disetujui Direksi Pengawas.
c. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan
tidak ternoda.
d. Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang benar – benar rata.
e. Jarak antara unit – unit pemasangan keramik yang terpasang ( siar – siar ), harus
sama lebar maksimum 3 mm dan kedalaman maksimum 2 mm, atau sesuai detail
gambar serta petunjuk Pengawas, yang membentuk garis – garis sejajar dan lurus
yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar – siar yang berpotongan harus
membentuk sudut siku dan saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
f. Bahan perekat dan siar – siar dari bahan grouting sesuai ketentuan persyaratan,
warna bahan perekat / pengisi sesuai dengan warna keramik yang dipasangnya.
g. Pemotongan unit – unit keramik haus menggunakan alat pemotong keramik
khusus sesuai persyaratan dari dari pabrik yang bersangkutan.
h. Keramik yang sudah dipasang, terlebih dahulu unit – unit keramik direndam dalam
air sampai jenuh.
i. Pinggulan pasangan keramik bila dilakukan harus dikerjakan dengan alat gerinda,
sehingga diperoleh hasil pengerjaan yang teratur, siku dan memperoleh bentuk
tepian yang sempurna. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh
pekerjaan lain selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat pada
permukaannya.
Pasal 8
PEKERJAAN RANGKA ATAP
8.1 Persyaratan Bahan
a. Kuda-kuda Galvalume 0.75 merk taso
b. Reng Galvalume o.45 merk Taso
c. Profil harus sudah mempunyai sertifikat ISO 9001-2008 dan SNI 04096-2007
d. Type screw / mur dan baut menggunakan self drilling screw (SDS).
8.2 Syarat - syarat Pelaksanaan.
a. Konstruksi baja ringan harus dikerjakan oleh tenaga Profesional atau tenaga kerja
yang sudah bersertifikat pada konstruksi baja, dengan menunjukkan sertifikat
resmi. b. Konstruksi baja ringan dirancang hanya berupa system struktur kuda
kuda langsung diikuti dengan reng dari baja tanpa gording dan kaso / usuk.
b. Semua penggunaan aksesories seperti baut reng, baut lisplank dan dinabold Ø 10
65 harus memakai pedoman dari pabrik yang memproduksi baja ringan.
c. Untuk menghindari salah potong material, pengerjaan atau pemotongan dilakukan
di lapangan agar sesuai dengan ukuran yang ada dilapangan.
d. Sebelum dilakukan pemasangan baja, semua bahan ditest pembebanan terlebih
dahulu dan dilaporkan kepada direksi.
e. Sebelum pemasangan agar menunjukkan perhitungan struktur dan shop drawing
kepada direksi / konsultan pengawas.
Pasal 9
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
9.1 Persyaratan Bahan
a. Bahan atap genteng metal setara sakura roof
b. Bahan bubungan yang sama dengan bahan genteng penutup atap yang digunakan /
dipasang sesuai yang ditunjukan dalam gambar detail, dipasang dengan adukan 1 PC :
3 pasir.
9.2 Syarat – syarat Pelaksanaan
a. Bahan – bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh – contohnya kepada Direksi Pengawas untuk mendapatkan Persetujuannya.
b. Sebelum dikerjakan, semua hbahan harus ditunjukan kepada Direksi/Pengawas untuk
mendapat persetujuan. Material yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya
tambahan.
c. Jika dipandang perlu diadakan penukaran / penggantian maka bahan – bahan
penggantian harus disetujui Pengawas yang berdasarkan contoh yang diajukan
Pemborong.
d. Kecuali peralatan / bahan yang tampak pada gambar, Pemborong tidak
diperkenankan untuk memasang bahan lain tanpa persetujuan Pengawas.
e. Pemborong tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada kelainan
perbedaan di tempat itu, sebel;um kelalaian / perbedaan tersebut terselesaikan.
f. Pemborong wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan massa garansi, atas biaya Pemborong, selama
kerusakan tersebut bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.
g. Hasil pemasangan genteng harus merupakan suatu bidang yang rata, landai dengan
kemiringan sesuai detail gambar, jalur – jalur genteng harus lurus, rapih dan tidak
bocor /tampyas.
Pasal 10
PEKERJAAN LISTPLANK KAYU
Pasal 11
PEKERJAAN CAT
10.1 Persyaratan Bahan
a. Bahan : Dari produk setara merk VINILEX
b. Warna : Akan ditentukan kemudian
c. Bahan Plamuur : ICI Acrylic Wallfiller A 931-49001 atau setara disetujui Pengawas.
d. Cat dasar : Cat dasar digunakan ICI Alkali Resisting Primer A – 931/1050.
e. Kapasitas/daya sebar : Maksimal 8 m2/Kg
f. Pengencer : Air bersih maksimum 20%
g. Pengeringan : Minimum setelah 2 jam lapis berikutnya dapat dilakukan.
h. Sistem Pengecatan : Minimal dilakukan 2 lapis
i. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus memnuhi persyaratan dalam PUBI 1982 pasal
54, NI-4. BS no. 3900-1970, AS k-41 dan sesuai ketentuan teknis dari pabrik yang
bersangkutan.
10.2 Syarat – syarat Pelaksanaan
a. Bahan – bahan yang dipergunakan, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh – contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas.
b. Pemborong harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis operatip dari
pabrik dan contoh percobaan warna cat kepada Pengawas.
c. Sebelum pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan harus rata, kering dan
bersih dari segala kotoran, minyak dan debu.
d. Plafond siap dicat setelah diplamur terlebih dahulu. Sebelum plafond diplamur,
permukaan pengecatan harus bebas dari retak-retak dan lubang – lubang yang terjadi
akibat pelaksanaan dan setelah disetujui Pengawas.
e. Lapisan plamuur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang rata.
f. Sesudah selama 3 (tiga) hari plamuran dilakukan dan percobaan warna sudah disetujui
Pengawas, bidang plamuur diamplas dengan amplas besi yang halus No.00, kemudian
dibersihkan dengan bulu ayam sampai bersih.
g. Selanjutnya plafond dicat dengan menggunakan roller. Untuk permukaan dimana
pemakaian roller tidak memungkinkan, dipakai kuas yang baik / halus.
h. Setiap kali lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya sentuhan bendabenda
dan pengaruh pekerjaan-pekerjaan sekelilingnya selama 2 jam.
Pasal 12
PEKERJAAN ELEKTRIKAL DAN MEKANIKAL
Pasal 13
PEKERJAAN SANITAIR
13.1 Persyaratan Bahan
a. Closet Jongkok : Digunakan merk setara INA, warna akan ditentukan kemudian.
Pemasangan harus dengan persetujuan Pengawas.
b. Tempat Sabun : Digunakan merk setara INA, warna akan ditentukan kemudian.
Pemasangan harus dengan persetujuan Pengawas
c. Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan mudah didapat di pasaran,
kecuali bila ditentukan lain.
d. Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya, sesuai
standar / peralatan dari pabrik yang bersangkutan.
13.2 Syarat – syarat Pelaksanaan
a. Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukan kepada Direksi/Pengawas beserta
persyaratan / ketentuan pabrik untuk mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak
disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan. Jika dipandang perlu diadakan
penukaran / penggantian bahan pengganti harus disetujui Pengawas berdasarkan
contoh yang diajukan Pemborong.
b. Sebelum pemasangan dimulai, Pemborong harus meneliti gambar – gambar yang
ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara
pemasangan dan detail – detail sesuai gambar .
c. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara RAB dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Pemborong harus segera melaporkannya kepada
Pengawas.
d. Pemborong tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada kelainan /
perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan. Selama
pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk kesempurnaan
hasil pekerjaan.
e. Pemborong wajib memperbaiki / mengurangi / mengganti bila ada kerusakan yang
terjadi selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Pemborong, selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemberi Tugas.
f. Pelaksanaan pemasangan harus menghasilkan pekerjaan yang sempurna, rapi dan
lancar dipergunakan / air tidak macet.
g. Membuat beberapa unit resapan air pada lingkungan sekitar lokasi pekerjaan,
disain pada resapan air akan ditentukan kemudian.
h. Pemborong wajib melaksanakan pembersihan akhir terhadap lokasi pekerjaan.
Pasal 14
PENUTUP
Pemborong wajib membuat as built drawing dan setelah pembangunan selesai 100% ,
semua sampah dan bahan-bahan yang tidak berguna harus dibersihkan. Untuk biaya upacara
bangunan yang telah selesai dikerjakan ditanggung oleh Pemborong dengan klasifikasi
maksimal tingkat madya, tanpa memasukan nilainya dalam penawaran. Apabila pada uraian
dan syarat-syarat pekerjaaan, atau hal-hal lain yang berkaitan dengan kegiatan ini belum
disebutkan namun hal tersebut secara teknis menuntut harus dikerjakan yang sama sekali
tidak bisa ditiadakan, maka hal-hal tersebut menjadi tanggung jawab Pemborong.