Anda di halaman 1dari 17

RENCANA KERJA & SYARAT-SYARAT

REHABILITASI GEDUNG KANTOR DINAS SOSIAL


(GEDUNG KANTOR II DINAS SOSIAL)

Pasal 01 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang dimaksud dalam uraian ini adalah REHABILITASI GEDUNG KANTOR
DINAS SOSIAL (GEDUNG KANTOR II DINAS SOSIAL) yang meliputi: Pekerjaan Persiapan,
Pekerjaan Tanah, Pekerjaan Pondasi, Pekerjaan Beton Struktur, Pekerjaan Dinding,
Pekerjaan Plesteran, Pekerjaan Lantai, Pekerjaan Kayu, Pekerjaan Penutup Atap, dan
Pekerjaan Instalasi Listrik.

Pasal 02 Situasi

02.1. Lokasi bangunan yang akan dilaksanakan untuk REHABILITASI GEDUNG KANTOR
DINAS SOSIAL (GEDUNG KANTOR II DINAS SOSIAL) berada di Kecamatan
Kolaka.
02.2. Lokasi pekerjaan akan diserahkan kepada pelaksana sebagaimana adanya pada
waktu rapat penjelasan Anwijzing, untuk itu para calon Pemborong wajib meneliti
situasi medan terutama kondisi tanah bangunan, sifat dan luasnya, kondisi
bangunan yang telah dikerjakan pada tahap sebelumnya serta pekerjaan lainnya
yang berpengaruh terhadap pembangunan tersebut.
02.3. Kelalaian dan kekurangan ketelitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan
untuk mengajukan klaim di kemudian hari.
02.4. Setelah rapat Penjelasan Aanwijzing, akan diadakan peninjauan lokasi sebagai
patokan dasar untuk menghitung anggaran/penawaran yang diajukan.

Pasal 03 Ukuran Tinggi

03.1. Semua ukuran yang tercantum dalam rencana ini dinyatakan dalam satuan cm dan
mm.
03.2. Titik duga lantai Bangunan adalah ±0.00 yang ditentukan/ditetapkan saat
peninjauan lokasi.
03.3. Di bawah pengawasan Direksi, Pemborong harus membuat titik duga di atas
Existing jalanan sebagai dasar/patokan pengukuran dari bahan kayu atau beton
yang dipasang kokoh dan di jaga kedudukannya agar tidak terganggu selama
pekerjaan berlangsung serta tidak boleh dibongkar sebelum mendapat ijin Direksi.

Pasal 04 Pekerjaan Persiapan

04.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan pembersihan lokasi

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

1
 Pembersihan Lokasi pekerjaan dilakukan dengan membuang sampah atau
bahan lainnya yang mengganggu, serta membuang ketempat sesuai petunjuk
Direksi.
 Sebelum pekerjaan lain dimulai, lokasi proyek harus selalu dijaga tetap
bersih
b. Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank
 Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan pengecekan kembali di
lokasi pekerjaan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil
ketinggian tanah dengan alat-alat yang sudah ditera kebenarannya.
 Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan
lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada
Perencana/Pengawas untuk dimintakan keputusannya.
 Papan dasar pelaksanaan di pasang pada patok kayu kasau Klas III,
tertancap di tanah sehingga tidak bisa di gerak-gerakkan atau diubah-ubah,
berjarak maksimum 2 m satu sama lain.
 Papan patok ukur di buat dari kayu Klas III, dengan ukuran tebal 3 cm, lebar
20 cm, lurus dan di serut rata pada sisi sebelah atasnya (waterpass).
 Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu dengan lainnya, kecuali di
kehendaki lain oleh Perencana/Pengawas.
 Papan dasar pelaksanaan dipasang sejauh 200 cm dari as Pondasi.
 Setelah selesai pemasangan papan dasar pelaksanaan, Kontraktor harus
melaporkan kepada Perencana/Pengawas.
 Segala pekerjaan pembuatan dan pemasangan termasuk tanggungan
Kontraktor.
c. Penyediaan Air Kerja / P3K
 Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air tawar bersih yang tidak
mengandung minyak, asam, alkali, garam, bahan-bahan organik atau bahan-
bahan lain yang merusak bangunan, memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam PUBI-1970/ NI-3.
 Khusus untuk beton jumlah air yang digunakan untuk membuat adukan
disesuaikan dengan jenis pekerjaan beton, dapat ditentukan dengan ukuranisi
atau ukuran berat serta harus dilakukan dengan tepat.
d. Pekerjaan Administrasi / Dokumentasi
 Pemborong menyiapkan rekaman kontrak untuk pihak direksi dan konsultan
pengawas.
 Pemborong menyiapkan dokumen-dokumen lapangan seperti buku tamu,
monitoring pekerjaan dan daftar bahan-bahan material yang masuk ke
lokasi.
 Pemborong sebelum memulai pekerjaan, terlebih dahulu mengambil
dokumentasi awal pekerjaan, yang diambil dari 4 (empat) sisi, sebagai foto
0% (nol persen) pekerjaan. Untuk selanjutnya melakukan dokumentasi ketika
pekerjaan telah mencapai bobot 25%, 50%, 75%, dan 100% yang
pengambilan gambarnya pada titik bidik yang tetap.

e. Pekerjaan Papan Nama Proyek


 Pemborong harus membuat papan nama pekerjaan ukuran 0.90 m x 1.80 m,
sebanyak 1 (satu) buah, dengan bentuk standar yang dipasang di tepi jalan
masuk pekerjaan atau sesuai dengan petunjuk Direksi.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

2
Pasal 05 Pekerjaan Tanah

05.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan galian tanah
b. Pekerjaan urugan pasir
05.2. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pekerjaan galian tanah, meliputi galian tanah pondasi, galian saluran, galian
septicktank dan galian peresapan serta galian lainnya sebagaimana tertera
dalm gambar.
 Pada gambar gal ian tanah pondasi, dimensinya minimal sama dengan
gambar dan maksimal mencapai tanah dasar/keras. kecuali tanah
dasar/keras melebihi 2 x dimensi yang telah ditentukan, maka
Direksi/pengawas teknik dapat mengambil kebijaksanaan untuk merubah
konstruksi dan atau dimensi tanpa mengurangi kekuatannya.
 Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah gal ian dibuang sejauh minimal 1
meter dari tepi lubang galian.
 Jika pada gal ian terdapat air menggenang, maka terlebih dahulu harus
dipompa keluar, Untuk ini pemborong harus menyiapkan pompa air
yang siap dipakai.
 Semua tanah gal ian yang tidak dipakai harus diangkat keluar dari
lokasi pekerjaan.
 Pengukuran kembali bekas galian harus disertai dengan pemadatan dengan
menggunakan alat mekanis (Stamper), hingga minimal sama keadaan
tanah sebelum digali.
 Tidak dibenarkan mengurug bekas galian dengan tanah yang mengandung
lumpur dan sisa tumbuhan.
b. Pekerjaan urugan tanah dan pasir, meliputi semua penimbunan kembali bekas
galian, urugan tanah dan pasir di bawah lantai/pondasi, peninggian tanah,
pekerjaan akhir sub drainase dan pekerjaan lainnya sebagaimana tertera
dalam gambar
 Urugan tanah dilaksanakan dibawah lantai seperti tertera pada gambar,
dan di laksanakan harus lapis demi lapis.
 Ketebalan lapisan urugan kembali tanah yang diperkenankan maksimum 15-
20 cm setiap lapis, kemudian dipadatkan sampai mencapai tingkat
kepadatan yang disyaratkan hingga pada ketebalan yang ditentukan.
 Urugan pasir di laksanakan pada alas pondasi/batu kosong, dibawah
pasangan lantai ataupun pada pekerjaan-pekerjaan lain yang menurut
direksi/pengawas teknis diangggap perlu.
 Semua urugan pasir harus dipadatkan dengan penyiraman air sehingga
didapat angka kepadatan maksimal.
 Pasir yang digunakan harus pasir kali dengan persyaratan pasir harus
dalam keadaan bersih dari lumpur, tanah dan kotoran-kotoran lainnya serta
tidak mengandung garam serta mineral lainnya.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

3
Pasal 06 Pekerjaan Pondasi Batu Gunung

06.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi Pek. Batu Kosong dan Pek. pondasi batu gunung 1 : 4.
06.2. Syarat dan Pelaksanaan Pekerjaan
a. Batu gunung yang dipakai harus dari jenis yang keras dan tidak keropos, serta
mempunyai gradasi baik.
b. Adukan yang dipergunakan pada pekerjaan pondasi ini adalah adukan 1 Pc
: 4 Psr
c. Baik batu, pasir maupun adukan yang dipakai pada pekerjaan ini harus
bersih dari lumpur dan kotoran lainnya.
d. Sebelum pasangan pondasi batu gunung dilaksanakan terlebih dahulu harus
diberi urugan pasir dan batu kosong di bawahnya.
e. Pekerjaan pasangan pondasi batu gunung dilaksanakan sesuai dengan
bentuk dan ukuran sebagaimana di jelaskan dalam gambar.
f. Pemasangan pondasi batu gunung tidak dibenarkan sisi-sisi batu gunung saling
bersentuhan, akan tetapi diantaranya harus di isi dengan specie (adukan).

Pasal 07 Pekerjaan Beton

07.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi Sloef Beton, Kolom Beton, Balok Beton, Ringbalk Beton, dan
Plat Beton.
07.2. Bahan/material
a. Batu pecah Uk. 1/2 cm yang permukaan kasar dan tajam, tidak mengandung
lumpur dan bahan kimia lainnya yang dapat merusak bangunan.
b. Pasir beton yang tidak mengandung tanah, lumpur dan bahan organik lainnya.
c. Semen yang digunakan adalah Portland Cement.
d. Air yang digunakan adalah air yang bersih bebas dari segala kotoran yang
dapat merusak mutu beton, tidak dibenarkan menggunakan air kotor/air yang
ada disaluran sekitar lokasi pekerjaan.
e. Diameter kayu yang dipakai sesuai dengan gambar kerja, harus kayu yang
tidak mudah lapuk dan jarak sesuai gambar.
07.3. A d u k an
Adukan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Beton K300 dipergunakan untuk pekerjaan Pondasi, Sloef, Kolom, Balok dan
Plat.
b. Beton K275 dipergunakan untuk pekerjaan Kolom Praktis dan Balok.
07.4. Pelaksanaan Pekerjaan
a. Pekerjaan Kolom Beton
 Pekerjaan Kolom
Pekerjaan kolom dibuat sesuai ukuran dalam gambar Kerja, kolom Utama
dengan mutu beton K300 disesuaikan dengan gambar kerja termasuk
diameter besi yang digunakan. Pekerjaan kolom kuda-kuda batu bata
dipasang menyatu dengan ringbalk dengan dimensi beton dan besi sesuai
gambar.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

4
b. Pekerjaan Balok Beton
Balok Beton berlantai dipasang sesuai dengan gambar kerja dan dicor
bersamaan dengan pengecoran plat lantai, diameter besi yang digunakan
harus sesuai dengan gambar kerja dengan mutu beton K300.
c. Pekerjaan Ringbalk Beton
Ringbalk Beton dipasang diatas permukaan batu bata dan dipasang mengikat
dengan kolom.
07.5. Penjelasan Umum
a. Lingkup pekerjaan seperti yang di tujukan dalam gambar pelaksanaan adalah
sebagai berikut :
 Beton bertulang mutu K275 di pasang pada :
 Kolom praktis finish rata tembok
 Ringbalk diatas pasangan dinding dan kolom kuda-kuda batu bata,
ukuran sesuai gambar pelaksanaan
 Beton bertulang Mutu K300 di buat pada :
 Kolom Utama
 Balok Induk dan Balok Anak Plat Lantai
Tulangan besi beton yang dipergunakan untuk, kolom praktis, ring balk, balok-
balok, plat leuvel sesuai dengan gambar pelaksanaan. Pengecoran beton baru
dapat dilakukan setelah diperiksa oleh pengawas lapangan/pemberi tugas.
b. Standar khusus
Semua bahan dan konstruksi, jika tidak di beri catatan khusus harus memenuhi
yang umum yang di pakai di indonesia (peraturan Beton Bertulang 1971).
07.6. B a h a n
a. Portland Cement ( PC )
Semua pc yang di gunakan harus portland semen merk standar yang telah
disetujui oleh badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan portland
cemen Klas I-275 ( PBI – 1971, NI-2). Seluruh pekerjaan harus menggunakan
satu macam merk Pc. Pc ini harus secara baik, dihindarkan dari kelembaban
sampai tiba saatnya untuk dipakai. Pc yang telah menggumpal dan membatu
tidak boleh di gunakan. Pc harus disimpan sedemikian rupa sehingga mudah
diperiksa dan diambil contohnya.
b. Split dan Pasir
Split dan pasir harus keras, tahan lama dan bersih serta tidak mengandung
bahan yang merusak dalam bentuk ataupun jumlah yang cukup banyak, yang
akan memperlemah kekuatan beton, suplit harus memenuhi syarat-syarat yang
terdapat pada Bab III – PBI – 1971.
c. Air
Air harus bersih dari bahan organik, alkalin, garam dan kotoran lain dalam
jumlah yang cukup besar, sebaiknya digunakan air bersih yang dapat diminum.
d. Bahan Pembentuk ( Admixture )
Atas pilihan kontraktor atau permintaan pengawas suatu bahan pembantu
boleh ditambahkan pada campuran beton untuk mengatur pengerasan beton,
efek mengurangi air atau tambahan mutu beton, biaya penambahan bahan
pembantu ditanggung oleh kontraktor, bahan pembantu yang digunakan dapat
berupa sejenis asam “ Hydroxylated carboncilyc “ atas jenis ligninsulofonate “
tetapi tidak boleh mengandung “ calcium chloride “.Bahan pembantu yang
digunakan harus berkualitas baik dan dapat diterima oleh pengawas dan
penggunaannya harus sesuai dengan “ BAHAN PEMBANTU “ Bab III PBI – 1971,
NI – 2. Jumlah penggunaan PC dalam adukan adalah tetap dan tidak

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

5
tergantung ada atau tidaknya penggunaan bahan pembantu dan cara
pencampurannya harus sesuai dengan petunjuk dari pabriknya
07.7. Perbandingan Adukan
a. Umum
Mutu beton yang ditentukan adalah K300 dan K275, adukan beton terdiri
dari bahan semen, bahan pembantu (admixture), pasir, split, dan air. Kwalitas
bahan tersebut harus memenuhi syarat yang ditentukan. Perbandingan
campuran yang tepat untuk jenis pekerjaan beton yang berlainan harus
ditentukan oleh kontraktor dan dimintakan persetujuannya dan dapat dipakai
untuk pekerjaan yang dimaksud. Secara umum, adukan beton harus
direncanakan untuk menghasilkan beton yang sedemikian rupa, sehingga
diperoleh kepadatan maksimum dan penyusutan minimum. Juga adukan beton
yang dicor harus diletakkan pada papan bekisting, sehingga mendapatkan
permukaan beton yang selicin mungkin. Jika perlu perbandingan adukan dapat
diubah dengan persetujuan pengawas.
b. Perbandingan Air Semen (PC) dan Kekuatan Tekan.
Kekuatan tekan minimum dan banyaknya Cement Portland yang terdapat
dalam beton tidak boleh kurang dari daftar yang tertera di bawah ini.
Pengawas berhak memerintahkan untuk menambah jumlah PC yang melebihi
daftar pada setiap pekerjaan beton, jika memang dianggap perlu bahwa
penambahan tersebut akan mencapai kekuatan yang dikehendaki.
Penambahan semen jika diperintahkan harus disediakan oleh kontraktor tanpa
tambahan biaya.
c. Percobaan Di lapangan
Bila perlu dilakukan test kekuatan beton dalam Kg/cm2 dibuat dengan
percobaan kubus beton berukuran 15 x 15 x 15 cm2 , yang di buat menurut
syarat dari Bab. IV PBI – 1971, NI – 2. Demikian pula jumlah kubus
percobaan yang dibuat harus sesuai dengan Bab. 4.6 dan Bab. 4.7 PBI 1971,
NI – 2. Satu asli dan satu fotocopy hasil test harus diserahkan kepada
pengawas. Setiap kali, jika kekuatan beton yang berukuran 7 (tujuh) hari
kekuatanya kurang dari 70 % dari ukuran beton yang berumur 28 hari, maka
pengawas dengan segera memerintahkan untuk menambah Pc ke dalam
campuran beton.
07.8. Rencana Pengadukan Beton.
a. Test Laboratorium
Contoh suplit, pasir dan PC yang akan dipergunakan harus diajukan kepada
pengawas, untuk diketahui. Bila perlu dilakukan test laboratorium material
tersebut akan direncanakan campuran beton yang memenuhi slump yang di
syaratkan. Kontraktor harus menyerahkan 3 (tiga) rangkap hasil test dan
rencana adukan kepada pengawas untuk persetujuan sebelum pengecoran
dilakukan. Seluruh biaya pembuatan contoh, rencana adukan dan test
dilaboratorium di tanggung oleh kontraktor.
b. Ukuran campuran PC. Dan bahan adukan.
Jumlah Pc. Dan bahan adukan sebelum di aduk harus ditetapkan langsung
dengan ukuran/alat timbangan yang di sediakan oleh kontraktor dan disetujui
oleh pengawas.
c. Takaran Air
Jumlah air yang akan di masukkan kedalam beton molen harus ditakar dengan
takaran yang disetuji oleh pengawas.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

6
07.9. Persiapan Pengecoran Beton
a. Pencegahan Korosi
Pipa Listrik, angker dan bahan lain yang terbuat dari besi yang ditanam dalam
beton di pasang cukup kuat sebelum pelaksanaan pengecoran beton kecuali
jika bahan tersebut dengan setiap bagian pembesian sekurang - kurangnya
harus 5 cm.
b. Persiapan permukaan yang akan dicor beton.
Permukaan tanah atau lantai kerja harus di basahi dengan siraman air sebelum
pengecoran, permukaan tersebut harus tetap basah dengan penyiraman air
terus menerus sampai tiba saatnya pengecoran. Bagaimanapun juga
permukaan tersebut harus bebas dari air yang tergenang dan juga bebas dari
lumpur serta kotoran-kotoran pada saat pengecoran beton.
c. Sambungan Beton.
Permukaan beton yang akan dicor lagi, dimana pengecoran beton lama telah
terhenti atau terhalang dan pengawas berpendapat bahwa beton yang baru
tidak dapat bersatu dengan sempurna dengan beton yang lama, dimana
dinyatakan sebagai sambungan beton. Permukaan sambungan beton yang
horisontal harus diratakan dengan kayu untuk memperoleh permukaan yang
rata. Permukaan yang berisi suplit dalam jumlah yang besar harus dihindarkan.
Permukaan sambungan harus dibersihkan dari semua kotoran bahan yang
terlepas atau beton yang cacat dan benda asing lainnya. Permukaannya harus
dilaksanakan dengan penyemprotan pasir dengan kompresor (Sand blasting)
diikuti dengan pembersihan air sebaik-baiknya. Semua genangan air harus
dihilangkan dari permukaan sambungan beton sebelum beton yang baru akan
dicor. Setelah permukaan disiapkan dengan persetujuan Direksi Lapangan
semua sambungan beton yang horisontal harus dilapisi dengan lapisan aduk
setebal kira-kira 25 cm.
d. Persiapan pengecoran.
Beton tidak diperbolehkan dicor, bila seluruh pekerjaan bekisting dan
pekerjaan instalasi tiap bagian belum selesai dipasang dan persiapan seluruh
permukaan tempat pengecoran belum disetujui oleh pengawas. Seluruh
permukaan bekisting dan bagian instalasi yang akan ditanam di dalam beton
tertutup dengan kerak beton bekas pengecoran yang lalu, harus di bersihkan
terhadap seluruh kerak beton tersebut, sebelum beton di sekelilingnnya atau
beton yang berdekatan dicor.
e. Penyingkiran air.
Beton tidak boleh dicor kedalam setiap struktur, sebelum semua air yang ada
memasuki tempat pengecoran tersebut di keringkan dengan sebaik-baiknya
atau telah disalurkan dengan pipa atau alat lain.
07.10. Pencampuran beton.
Semen, pasir dan suplit harus ditakar dan dicampur sedemikian dan jumlah air
yang ditambahkan harus menghasilkan adukan yang homogen dan kekentalan
yang merata. Kotoran dan benda lain yang tidak diinginkan harus dibuang. Semua
beton harus dicampur betul didalam mesin pengaduk (Molen/Pan Mixer) yang
direncanakan sedemikian sehingga menjamin secara positif distribusi merata semua
bahan di dalam adukan beton pada waktu pencampuran, jenis dan ukuran molen
harus disetujui pengawas. Pengadukan dari tiap molen harus terus menerus dan
tidak kurang dari dua menit sesudah seluruh bahan termasuk air berada di dalam
molen, selama itu molen harus terus berputar pada kecepatan yang akan
menghasilkan adukan dengan kekentalan merata pada akhir waktu pengadukan.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

7
Beton atau lapisan aduk yang telah mengeras tidak diizinkan terkumpul pada
permukaan dalam molen. Dilarang mencampur kembali dengan menambah air
kedalam adukan beton yang sebahagian telah mengeras.
07.11. Pengecoran
a. Beton tidak boleh dicor, bilamana keadaan cuaca buruk, panas yang dapat
menggagalkan pengecoran dan pengerasan yang lebih baik, seperti ditentukan
pengawas.
b. Adukan beton tidak boleh di jatuhkan melalui pembesian atau kedalam papan
bekisting yang dalam, yang dapat menyebabkan terlepasnya koral dari
adukan beton karena berulang kali mengenai batang pembesian atau
mengenai tepi bekisting ketika adukan beton itu di jatuhkan.
c. Tinggi jatuh adukan beton tidak boleh melampaui 1,5 meter di bawah ujung
corong saluran, atau kereta dorong untuk pengecoran.
d. Adukan di dalam bekisting harus dicor berupa lapisan horisontal yang merata
tidak lebih dari 60 – 70 cm dalamnya.
e. Tiap lapisan harus dicor pada waktu lapisan yang sebelumnya masih lunak
07.12. Proses pengecoran.
Beton yang selesai dicetak harus dijaga agar tetap basah selama sekurang-
sekurang 14 (empat belas) hari setelah dicor, yaitu dengan penyiraman, karung
goni yang di basahi atau dengan cara lain yang dapat di benarkan.
07.13. Penyelesaian Permukaan Beton
a. Penyelesaian Permukaan.
Semua permukaan atau permukaan yang dicetak harus dikerjakan secara
cermat sesuai bentuk, garis, kemiringan dan potongan sebagaimana tercantum
dalam gambar atau di tentukan oleh pengawas. Permukaan beton harus bebas
segala jenis perkerasan, dalam bentuk apapun dan harus merupakan suatu
permukaan yang rapih, licin, merata dan keras. Permukaan bagian atas beton
yang tidak dibentuk harus di jadikan permukaan yang seragam, kecuali bila
ditentukan lain. Selama beton masih plastik, tidak di Izinkan adanya benjolan
yang berlebihan pada permukaan. Selama permukaan harus dicor secara
monolitas dengan beton dasarnya. Dilarang menaburkan semen kering dan
pasir di atas permukaan beton untuk mengisap air yang berlebihan..
b. Perbaikan Cacat Permukaan.
Segera setelah cetakan di lepaskan, semua permukaan “ exposed” (terbuka)
harus diperiksa secara teliti dan bagian yang tidak rata harus segera di gosok
atau diisi dengan baik agar di peroleh suatu permukaan yang licin, seragam,
dan merata. Perbaikan baru boleh dikerjakan setelah ada pemeriksaan dari
pengawas, pekerjaan perbaikan tersebut harus betul-betul mengikuti petunjuk-
petunjuk lapangan. Beton yang menunjukan rongga-rongga, lobang, keropok
atau cacat sejenis lainnya harus dibongkar dan diganti. Semua perbaikan dan
penggantian sebagaimana diuraikan dIzini harus dilaksanakan secepatnya
oleh kontraktor atas biaya sendiri. Lobang bekas kerucut batang pengikat
harus di haluskan sedemikian rupa sehingga permukaan dari lobang menjadi
besar dan kasar. Kemudian lobang ini harus diperbaiki dengan suatu cara
yang dapat disetujui dengan menggunakan “ aduk kering “ (dry packed
mortar). Semua perbaikan harus dilaksanakan dan dibentuk sedemikian rupa,
sehingga pekerjaan yang di selesaikan sesuai dengan ketentuan pasal ini,
tidak akan menggangu pengikatan, menyebabkan penurunan atau retak
mendatar.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

8
07.14. Kolom Praktis dan Ring Balok
a. Setiap pertemuan tegak lurus dari dinding batu bata harus dicor kolom praktis
beton bertulang dengan pembesian 4 D 12 cm dan beugel D 6 – 15 kecuali
ada kolom digambarkan, mengikuti kontruksi gambar.
b. Semua bagian kusen yang berhubungan langsung dengan pasangan dinding
batu bata dikelilingi beton kolom praktis, dan balok latei (digunakan
pasangan batu bata tegak) yang berfungsi sebagai penahan beban dinding
disekelilingnya dan untuk mengurangi resiko retak pada dinding.

Pasal 08 Pekerjaan Pembesian

08.1. U m u m
a. Ruang Lingkup
Kontraktor harus menyiapkan, membengkokkan dan memasang pembesian
sesuai dengan apa yang tercantum di dalam spesifikasi. Dalam pekerjaan
pembesian termasuk semua pemasangan kawat beton, baki ayam untuk
penyanggah, beton dekking dan segala hal yang perlu serta juga
menghasilkan pekerjaan beton sesuai dengan pengalaman teknik yang terbaik.
b. Gambar Kerja
Sebelum pekerjaan pembengkokan besi beton, kontraktor harus terlebih dahulu
menyiapkan daftar pembesian, sketsa dan gambar pembengkokkan besi dan
menyerahkan kepada pengawas. Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya
akan ketelitian ukuran – ukuran detail dan detail akan di periksa dilapangan
oleh pengawas pada waktu pemasangan pembesian.
c. Standart.
Detail dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan peraturan atau
standart yang disetujui oleh pengawas.
08.2. Besi Beton
Khusus untuk beton struktural ( kolom, balok, lantai ), sesuai gambar dengan
ukuran diameter dalam metric besi polos dengan tegangan leleh 2370 Kg/cm
( U 24 ). Besi beton tersebut haruslah memenuhi syarat-syarat PBI 1971 NI-2, atau
JIS G 3112-75 “ Steel Bar For Concrete Reiforcement “ Besi beton polos yang di
gunakan U – 24.
08.3. Pekerjaan Pembengkokan Besi Beton
a. Pembengkokan besi beton harus dilaksanakan dengan teliti sesuai dengan
ukuran yang tertera pada gambar dan atau sesuai dengan peraturan-
peraturan yang berlaku.
b. Pembuatan beugel dengan ukuran yang sesuai, tidak terlalu besar dari beton
dekking yang semestinya.
c. Besi beton tidak boleh di bengkokan atau di luruskan sedemikian rupa, sehingga
rusak atau cacat, dilarang membengkokan besi dengan cara pemanasan.
d. Bengkokkan atau haak harus dibengkokan melingkari sebuah pasak dengan
diameter tidak kurang dari 5 kali diameter beton, kecuali untuk besi beton
yang lebih besar dari 25 mm, pasak yang digunakan tidak kurang dari 8 kali
diameter minimum besi beton.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

9
08.4. Pemasangan
a. Pembesian
Sebelum di pasang, besi beton harus bebas dari sisa logam, karatan dan
lapisan yang dapat merusak dan mengurangi daya ikat. Bila pengecoran
beton di tunda, besi beton harus di periksa kembali dan di bersihkan.
b. Pemasangan
Pembesian harus di setel dengan cermat sesuai dengan gambar dan diikat
dengan kawat atau jepitan yang sesuai dengan pada persilangan, dan harus
di tunjang oleh penumpu beton dan logam, dan penggantung logam, jepitan
atau penumpu logam tidak boleh diletakkan menempel pada bekisting, besi
beton harus di bengkokkan kearah pada bekisting, sehingga di peroleh beton
dekking yang telah di tentukan. Bilamana tidak di tentukan lain, di samping
perlengkapan yang biasa di pakai untuk memegang pembesian secara kokoh
pada tempatnya.
c. Bilamana tidak ditentukan lain dalam gambar, maka penulangan harus di
pasangkan dengan celah untuk beton dekking sebagai berikut :
 Beton yang dicor pada tanah 8 cm
 Semua bidang yang kena air atau tanah 5 cm.
 Bagian atas plat bawah saluran yang tertutup, balok dan kolom yang
tidak kena air dan tanah 4 cm.
 Semua bidang yang kena udara dan bidang interior 2,5 cm
d. Toleransi
Toleransi pada pemasangan penulangan adalah :
 Toleransi Ø besi beton tidak lebih dari 0,3 mm
 Untuk bagian konstruksi berukuran 60 cm atau kurang ± 0,6 cm
 Untuk bagian konstruksi berukuran 60 cm atau lebih ± 1,2 cm
e. Sambungan
Bilamana tidak di tentukan lain, sambungan pembesian harus di buat dengan
“Overlap” minimum 37 kali diameter besi beton. Panjang overlap
penyambungan untuk diameter berbeda, harus di dasarkan pada diameter
yang besar. (panjang penyambungan sesuai dengan pedoman yang berlaku)
f. Persetujuan dari Pengawas
Pemasangan penulangan harus di periksa oleh pengawas terlebih dahulu
sebelum di lakukan pengecoran. Pengawas harus di beritahukan bila
pemasangan penulangan sudah siap untuk di periksa.

Pasal 09 Pekerjaan Bekisting

09.1. U m u m
Bekisting atau cetakan harus digunakan bila diperlukan membatasi adukan beton
dan membentuk adukan beton menurut garis dan permukaan yang di inginkan.
Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas perencanaan yang memadai
untuk seluruh bekisting. Namun demikian, bila pada bekisting yang menurut
pengawas membahayakan atau tidak memadai, maka bekisting tersebut dapat
ditolak oleh pengawas, kontraktor harus segera membongkar dan memindahkan
bekisting yang di tolak dari pekerjaan dan menggantinya dengan biaya
kontraktor. Bekisting harus kuat dan stabil menahan goyangan akibat pengaruh
pipa concrete pump pada waktu pengecoran.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

10
09.2. B a h a n
Semua balok, papan atau multipleks untuk bekisting harus bahan baru, dikeringkan
dengan baik dan bebas dari mata kayu yang lepas, celah, kotoran yang melekat
dan sejenis lainnya, kecuali bila ada cara lain yang dibenarkan dengan tegas oleh
pengawas. Semua permukaan dari cetakan harus licin.
09.3. R e n c a n a
a. Toleransi
Toleransi yang di Izinkan adalah ± 3 mm untuk garis dan permukaan setelah
penyetelan bekisting yang harus demikian kuat dan kaku terhadap beban
adukan beton yang masih basah dan getaran terhadap beban konstruksi dan
angin, bekisting harus tetap menurut garis dan permukaan yang disetujui
direksi di lapangan sebelum pengecoran.
b. Kedap Air
Bekisting harus cukup kedap air, sehingga di jamin tidak akan timbul siripatau
adukan keluar pada sambungan atau cairan keluar dari beton.
c. Permukaan pipa dan lain-lain
Pipa saluran dan lain-lainnya yang akan ditanam, dan perlengkapan lain
untuk membuat lubang, saluran lain-lain harus dipasang kokoh dalam bekisting,
kecuali bilamana di perintahkan oleh pengawas. Izin pengawas di perlukan
sebelum memotong pekerjaan beton apapun.
09.4. Pemeriksaan bekisting
Bekisting yang selesai di buat dan sudah di siapkan untuk pengecoran beton, akan
diperiksa oleh pengawas.
09.5. Pembongkaran
a. U m u m
Bekisting harus di bongkar dengan tenaga statis, tanpa goncangan, atau
kerusakan pada beton.
b. Saat Pembongkaran bekisting
Saat untuk membongkar bekisting tergantung persetujuan pengawas lapangan,
akan tetapi berikut ini akan di gunakan sebagai pedoman yang berlaku
dalam keadaan cuaca normal.

B A H A N PEMERIKSAAN SECARA NORMAL

1. Kolom, dinding dan sisi balok 21 Hari

2. Pelat 28 Hari

3. Balok 28 Hari

Pasal 10 Pekerjaan Pasangan Dinding dan Plesteran

10.1. Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah :


a. Pasangan dinding bata tebal 1/2 batu bata campuran 1 : 4
b. Plesteran dinding campuran 1 : 4 + Acian

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

11
10.2. Bahan yang dipergunakan
a. Bata merah bermutu baik dengan pembakaran sempurna, bebas dari cacat
dan keretakan minimum belah menjadi 2 bagian yang diproduksi secara lokal
dan memenuhi persyaratan bahan PUBBI.
b. Dalam hal batu - bata sulit untuk didapatkan, Pemborong dengan izin tertulis
dari Direksi dapat mempergunakan bahan alternative lain yang disetujui oleh
direksi.
c. Pasir pasang yang dipergunakan harus bersih, tajam dan bebas dari lumpur
dan tanah liat, kotoran organik yang dapat merusak pasangan.
d. Semen yang dipergunakan dari jenis Portland Cement yang memenuhi
persyaratan N.I 8 Type I menurut ASTM.
10.3. Adukan/campuran :
a. Adukan pasangan Bata 1 PC : 4 Pasir.
b. Acian dengan semen + Air
10.4. Cara pelaksanaan
a. Pekerjaan pasangan dinding/tembok dipasang merata sesuai dengan
gambar kerja di atas permukaan balok induk atau plat lantai (sesuai gambar
kerja) dipasang merata pada keseluruhan permukaan.
b. Pekerjaan pasangan tembok selanjutnya harus terkontrol dari Waterpass,
baik ke arah horizontal dan ketinggian pasangan bata untuk setiap jarak kerja
tidak boleh lebih dari 1 meter.
c. Untuk setiap 8 baris pasangan batu bata harus dipasang angker besi
diameter 12 mm yang ditanam dari kolom maupun balok induk atau plat
lantai ke pasangan bata sepanjang minimal 15 cm.
d. Setiap lapisan apabila bata akan disusun menggunakan adukan (spesi)
tebalnya 1–1,5 cm.
e. Semua siar harus terisi penuh seluruhnya setebal tembok
f. Sebelum diplester, maka perlu dilaksanakan pengerokan siaran pasangan,
sehingga plesteran mendapat pasangan yang baik.
g. Kelembaban plesteran harus tetap dijaga dan dengan kondisi pengeringan
plesteran 80%, bidang plesteran sudah dapat diaci.
h. Seluruh pekerjaan pasangan dan plesteran yang tidak lurus, berombak dan
retak harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya Pemborong.
i. Sebelum pekerjaan acian dilakukan, pada waktu pengecoran plat atap,
permukaannya harus dirapikan memang untuk menghindari pekerjaan
plesteran, sehingga setelah cukup umur, plat tersebut dapat segera diaci.

Pasal 11 Pekerjaan Kayu

11.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan ini meliputi :
a. Pekerjaan Kusen terbuat dari kayu Kelas II atau sejenisnya atau dengan mutu
dan kualitas yang sama.
b. Daun pintu dari kayu kelas II kering atau sejenisnya
11.2. Persyaratan, Jenis dan Ukuran Bahan
a. Semua kayu yang terpakai harus kering, berumur cukup tua, lurus dan tidak
retak, tidak bengkok serta mempunyai derajat kelembaban kurang dari 15%
dan harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam PPKI 1970 - NI.5.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

12
b. Semua jenis kayu untuk tiap bagian pekerjaan terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan dari Direksi/pengawas.
c. Pekerjaan Kusen Pintu, Ventilasi dan Daun Jendela
 Daun pintu sesuai dalam gambar kerja, pintu harus benar-benar kuat dan
kokoh serta rata agar dapat dengan mudah dibuka dan ditutup, untuk tiap
sambungan kayu, cacat kayu harus terlebih dahulu ditutup dengan dempul
kemudian diamplas sampai rata sehingga menghasilkan permukaan yang
licin/rapi.
 Pekerjaan kusen pintu di pasang harus dibuat rapi permukaan kayu ketiga
sisinya hingga menghasilkan permukaan yang rata, untuk penempatannyan
berdasarkan gambar kerja dengan memperhatikan posisi tata letak dan
kode dalam gambar dan harus mendapatkan persetujuan dari
direksi/pengawas.
 Untuk kusen sebelum di pasang harus benar-benar kondisi yang baik
dengan mendapatkan persetujuan dari direksi lapangan.
 Dalam pekerjaan daun pintu disesuaikan dalam gambar kerja dan
dipasang dalam kondisi yang benar-benar baik.
 Pekerjaan yang tidak rapi, kasar, bengkok dan tidak menggunakan bahan
yang telah ditentukan, harus dibongkar dan diganti dengan bahan yang
baik atas biaya Pemborong.
 Kusen-kusen disesuaikan dengan gambar kerja

Pasal 12 Pekerjaan Penutup Atap Spandek

12.1. Bahan penutup atap dipakai Atap Spandek produksi dalam negeri kualitas baik
dengan memenuhi persyaratan SNI.
12.2. Untuk seluruh bagian penutup atap ini harus berasal dari satu pabrik sehingga
keseragaman dan kekuatan serta mutu dari bahan tersebut dapat terjamin.
12.3. Pemasangan atap ini harus mengikuti kemiringan dan kerataan rangka atap, sesuai
dengan gambar kerja.
12.4. Apabila terdapat bagian yang tidak rata dari pemasangan gording dan rangka
atap, maka penutup atap tersebut tidak diperkenankan untuk dipasang.
12.5. Penyelesaian bubungan Atap dari bahan yang sejenis dengan penyelesaian
pemasangan yang rata.
12.6. Pemasangan bubungan Atap yang tidak rata atau berombak harus dibongkar
dan diperbaiki atas biaya Pemborong.

Pasal 13 Pekerjaan Penutup Lantai dan Dinding

13.1. Lingkup Pekerjaan dan Bahan/material


Meliputi pekerjaan lantai keramik ukuran 40 x 40, Merek dan warna atas
persetujuan.
13.2. Persyaratan Bahan
a. Keramik yang digunakan :
Jenis : Keramik lantai
Ukuran : 40 x 40
Merk : Atas persetujuan

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

13
Ketebalan : Minimum 0.4 cm
Daya serap : Max 1%
Kekerasan : Minimum 6 skala mohs
Kekuatan tekanan : Minimum 900 kg/ cm2
Daya Tahan Lengkung : Minimum 350 kg/ cm2
Mutu : Extruded Single Firing, tahan asam dan basa
Chimical Resistance : Konsisten terhadap PUBB-1970/NI-3
Warna : Ditentukan kemudian

Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan


ASTM, peraturan keramik Indonesia (NI-19) dan PUBI-1982 Sistem
pemasangan lantai keramik adalah sebagai berikut :
 Sebelum dilaksanakan pemasangan bahan, harus mengajukan contoh
terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan
Direksi. Bahan tersebut harus disimpan ditempat yang terlindung dan
tertutup, kering dan basah.
 Sebelum dipasang tegel keramik terlebih dahulu diberi lapisan pasir halus
setebal 3 cm diatas beton tumbuk/rabat beton, namun terlebih dahulu
rabat beton dan plat lantai disiram dengan air hingga jenuh, kemudian
dilanjutkan dengan bubuk PC yang langsung ditempelkan pada keramik
tersebut.
 Semua keramik yang akan dipasang terlebih dahulu direndam air,
pengisian siar-siar harus dilakukan dengan semen yang sewarna dengan
bahan lantai yang dipasang. Pengisian siar-siar harus dilakukan dengan
rapi, merata dan padat.
 Pekerjaan lantai yang tidak lurus/ waterpass, siarnya tidak lurus,
berombak, turun naik dan retak harus dibongkar dan diperbaiki.
b. Semen Portland (PC)
c. Pasir dan air
Pemborong harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis
operatif dan pabrik sebagai informasi bagi Konsultan Pengawas dan Direksi.
Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas akan tetapi dibutuhkan
untuk penyelesaian/ penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru,
kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui oleh Pemimpin Proyek/
Konsultan Pengawas dan Direksi.
13.3. Syarat-syarat Cara Pelaksanaan
a. Pemborong wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar Dokumen Kontrak dan telah disesuaikan dengan
keadaan dilapangan.
b. Pemborong wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam gambar kerja/ dokumen kontrak.
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan
termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang
belum tercakup secara lengkap di dalam gambar kerja/ Dokumen Kontrak
sesuai spesifikasi pabrik.
d. Gambar shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Pimpinan Proyek/ Konsultan Pengawas dan Direksi.
e. Pemborong wajib mengajukan contoh dari semua bahan, contoh bahan yang
digunakan harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas dan Direksi

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

14
sebanyak minimal 2 produk yang setaraf dari berbagai merk pembuatan atau
kecuali ditentukan lain oleh Pimpinan Proyek.
f. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk akan diambil oleh Pimpinan
Proyek/ Konsultan Pengawas dan Direksi.
g. Sebelum dipasang beton tumbuk, dipasang pasir urug dan dipadatkan.
h. Alas dari lantai keramik adalah lantai beton tumbuk dengan ketebalan 5 cm
sesuai dengan gambar.
i. Adukan pengikat dengan campuran 1 Pc : 3 pasir ditambah bahan perekat,
atau dapat digunakan acian PC ditambah bahan perekat.
j. Bidang lantai keramik yang terpasang harus benar-benar rata, jika dianggap
perlu dengan memperhatikan kemiringan lantai untuk memudahkan pengaliran
air.
k. Pola pemasangan keramik harus sesuai dengan gambar-gambar detail atau
yang sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas dan Direksi.
l. Lebar siar-siar harus sama dengan kedalaman maksimum 3 mm membentuk
garis lurus atau sesuai dengan gambar, siar-siar diisi dengan bahan pengisi
berwarna/ grout semen berwarna, warna sesuai petunjuk dari Konsultan
Pengawas dan Direksi.
m. Pemotongan keramik harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas dan Direksi.
n. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda
yang melekat, sehingga benar-benar bersih.
o. Contoh bahan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan Pemborong harus memberikan contoh-contoh
material, keramik untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas dan
Direksi. Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi
akan dipakai sebagai standard/pedoman untuk memeriksa/ menerima material
yang dikirim oleh Pemborong ke lokasi pelaksanaan. Pemborong diwajibkan
membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang telah disetujui Konsultan
Pengawas dan Direksi.
p. Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
Selain pasir dan air, yang dikirim ke lokasi pelaksanaan harus dalam keadaan
tertutup, atau kantong yang masih disegel dan berlabel dari pabriknya,
bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak bercacat.
Bahan-bahan diletakkan ditempat yang kering berventilasi baik, terlindung dan
bersih. Pemborong bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang
disimpan baik sebelum maupun selama pelaksanaan. Bila ada hal-hal yang
tidak pada tempatnya, bahan rusak dan hilang, Pemborong harus
menggantinya dengan persetujuan Pimpinan Proyek/ Konsultan Pengawas dan
Direksi.
q. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
Bahan keramik yang telah terpasang dihindarkan dari injakan selama 3 x 24
jam setelah pemasangan. Bila terjadi kerusakan Pemborong diwajibkan untuk
memperbaikinya dengan tidak mengurangi kualitas pekerjaan.

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

15
Pasal 14 Pekerjaan Listrik

14.1. Pekerjaan Instalasi listrik


a. Pekerjaan Instalasi listrik dilakukan oleh badan usaha / perusahaan yang
diakui oleh AKLI
b. Bahan yang digunakan kabel Uk. NYA 2,5 mm, sesuai standar yang digunakan
PLN, serta pipa listrik uk. 5/8
c. Pemasangan titik lampu dan stop kontak, saklar dan lainnya disesuaikan dengan
gambar kerja
d. Pemasangan pipa listrik harus tertanam didalam tembok, tidak dibenarkan bila
pipa listrik timbul pada permukaan tembok.
e. Jenis lampu yang digunakan disesuaikan dengan gambar kerja.
f. Pemasangan penyambungan / penambahan daya listrik harus dilakukan oleh
PLN.

Pasal 15 Pekerjaan Lain–Lain

16.1. Sebelum serah terima pertama pekerjaan, pemborong wajib meneliti semua bagian
pekerjaan yang belum sempurna dan harus diperbaiki Semua kerusakan atau
kekurangan pada pekerjaan tersebut.
16.2. Meskipun telah ada direksi dan unsur lainnya, semua penyimpangan dari ketentuan
bestek dan gambar menjadi tanggung jawab pelaksana, untuk itu pelaksana harus
menyelesaikan pekerjaan sebaik mungkin
16.3. Selama masa pemeliharaan, pelaksana wajib merawat, mengamankan dan
memperbaiki segala cacat yang timbul, sehingga sebelum serah terima kedua
pekerjaan dilaksanakan pekerjaan telah bener – benar sempurna.
16.4. Semua hal yang belum tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS)
ini akan ditambahkan dan ditentukan kemudian dalam rapat penjelasan pekerjaan
(Aanwijzing Pekerjaan).

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

16
Pasal 16 P e n u t u p

Semua Jenis Pekerjaan yang nyata-nyata menjadi bagian dari pekerjaan ini, meskipun
tidak terurai dalam rencana kerja dan syarat ini, namun mempunyai hubungan dan
kepentingan serta berkaitan dengan Gambar dan RAB pelaksanaan pekerjaan tetap
harus dikerjakan oleh Kontraktor dan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
dengan rencana kerja dan syarat-syarat ini.

Kolaka, ……Desember 2022

Desetujui Oleh : Dibuat Oleh:


Kepala Dinas Sosial Kabupaten Kolaka Konsultan Perencana
Selaku Pengguna Anggaran (PA) CV. SELASAR CELEBES

ALFIAN, SE. M.Pd. GUNAWANSYAH, ST.


NIP. 19691118 199802 1 004 DIREKTUR

Rencana Kerja dan Syarat-Syarat

17

Anda mungkin juga menyukai