Anda di halaman 1dari 29

PEKERJAAN PERSIAPAN

PASAL 1

UMUM

1.1 Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan untuk Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Minum Bagi Masyarakat ini meliputi :

a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Pasangan dan Beton
c. Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Pipa
d. Pekerjaan Lain-Lain

PASAL 2

PEKERJAAN PERSIAPAN

2.1. Mobilisasi Peralatan dan Personil


Sebelum mobilisasi peralatan dan personil kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan
permohonan dalam bentuk kualitas, kapasitas, kuantiras dan personil yang akan dimobilisasi.
Jumlah peralatan dan personil yang diajukan tersebut harus sesuai dengan program, metode kerja
yang terlebih dahulu mendapat persetujuan dan pengasahan dari Direksi.

2.2. Pembersihan Lapangan


Pekerjaan pembersihan lahan meliputi penebangan pepohonan (jika ada), pencabutan akar dan
tunggul kayu sesuai dengan petunjuk Direksi. Batang-batang pepohonan dan tunggul-tunggul serta
akar-akar kayu disingkirkan keluar area pekerjaan sepanjang tidak mengganggu kelancaran
kegiatan pelaksanaan pekerjaan. Pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan menggunakan alat
berat Buldozer dengan kapasitas dan jenis yang sesuai dilapangan pekerjaan.

2.3. Pembuatan Pondok kerja


Pembuatan pondok kerja meliputi pembuatan barak untuk kantor, tempat istirahat pekerja dan
lain-lain sesuai kebutuhan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan agar terselenggara dengan
baik.

2.4. Pengukuran dan Pematokan


Setelah pekerjaan pembersihan lapangan selesai dilaksanakan, kontraktor wajib mengadakan
pengukuran sesuai gambar kontrak, yang meliputi pengukuran melintang dan memanjang dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Sebelum melaksanakan pengukuran, pelaksana diwajibkan untuk mengecek ulang semua
peralatan ukur yang digunakan untuk pekerjaan ini.
2. Selama berlangsungnya pengecekan alat, harus diketahui dan dilaporkan kepada Direksi
untuk disetujui.
3. Menyediakan patok-patok kayu dan peralatan penunjang lainnya.
2.5. Pemasangan Patok dan Bowplank

Pada waktu pemasangan patok dan bowplank, pelaksana harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :

1. Patok yang digunakan terdiri dari patok kayu/rang ukuran 2 cm x 3 cm dengan panjang
cukup untuk ditancapkan kedalam tanah.
2. Pembuatan bowplank harus menggunakan kayu/kasau ukuran 5 cm x 7 cm dan papan
tebal 2 cm baru / tidak bekas dengna panjang yang cukup.
3. Selama pekerjaan berlangsung, bowplank-bowplank harus dijaga dengan baik dari
kedudukannya semula (tidak bergesr dari tempatnya).

2.6. Papan Nama Proyek


a. Uraian Umum
Papan nama proyek harus dipasang oleh kontraktor yang berfungsi untuk menjelaskan
tentang pelaksanaan proyek yang sedang dilaksanakan.
b. Bahan
• Tiang kayu ukuran 5 s/d 7 cm.
• Papan untuk dinding ukuran 2 s/d 20 cm.
• Cat Minyak warna putih dan hitam.
• Paku secukupnya.

c. Pedoman Pelaksanaan
• Semua bahan dari katu harus di ketam.
• Dinding kayu dibuat ukuran 200 x 100 cm yang ditegakkan diatas kayu tiang ukuran 57 cm
setinggi 240 cm.
• Seluruh permukaan kayu harus dicat dengan cat minyak warna putih.

• Dinding ditulis dengan terang menggunakan cat minyak warna hitam dengan tulisan
sebagai berikut :

Nama Proyek :

Pemilik Proyek :

Pekerjaan :

Jumlah Biaya :

Nama Pelaksana :

Dimulai Tanggal :

Selesai Tanggal :
2.7. Biaya Dokumentasi
Biaya dokumentasi adalah biaya yang dipergunakan untuk dokumentasi pelaksanaan pekerjaan
mulai dari awal proyek, sedang dilaksanakan dan selesai dilaksanakan. Segala dokumen ini selesai
pekerjaan menjadi 1 (satu) album yang menjadi syarat – syarat teknik.

2.8. Biaya Administrasi


a. Umum
Biaya administrasi adalah biaya untuk kontraktor untuk membuat administrasi proyek ,
pembuatan laporan harian, pembuatan laporan mingguan, laporan kemajuan pekerjaan, data-
data teknis pelaksanaan proyek, foto-foto visual sesuai dengan petunjuk direksi teknik. Semua
laporan tersebut harus tersedia dikantor Direksi Teknik.

b. Membuat Laporan
Laporan harian memuat tentang jumlah pekerja, peralatan, pekerjaan yang telah dilaksanakan
dan lain-lain yang dianggap perlu.
PASAL 3

PEKERJAAN TANAH

Pengupasan Tanah Humus (Top Soil) / Stripping

Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pengupasan tanah hum (top soil) / stripping pada seluruh
permukaan tanah sesuai dengan petunjuk Direksi.

Sebelum melaksanakan pengupasan, kontraktor harus melaksanakan pengukuran terlebih dahulu


untuk mengetahui elevasi permukaan tanah pada kondisi awal dan kondisi akhir kupasan tanah humus.
Hasil pengukuran dilaporkan kepada Direksi pekerjaan, selanjutnya akan dijadikan referensi dalam
perhitungan volume pekerjaan.

Galian Tanah Untuk Pondasi Bangunan

Galian tanah yang dimaksud adalah galian untuk pembetonan, pasangan batu dan galian tanah untuk
keperluan inti tubuh bangunan , Apabila galian melebihi garis rencana, maka kontraktor atas biaya
sendiri harus memperbaikinya sesuai dengan garis atau elevasi rencana dengan bahan dan kuantitas
hasil pekerjaan yang memadai, serta disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

Timbunan Tanah Kembali Bekas Galian Pondasi

Pekerjaan timbunan kembali harus dilaksanakan sesuai dengan gambar desain. Timbunan harus
dipadatkan lapis demi lapis dengan menggunakan stampar, tiap lapis tebalnya 15 cm. Sebelum lubang
bekas galian ditimbun kembali, harus dibersihkan dari sisa-sisa segala macam bahan batu, kayu,
sampah dan sebagainya yang akan mengganggu proses pemadatan.

Urugan kembali diatas beton tidak boleh menggunakan pemadat bergetar. Tanah urugan kembali
lubang pondasi harus dapat mencapai tingkat kepadatan 85% dari kepadatan maksimum pada kadar
air optimum.
PASAL 4

PEKERJAAN PASANGAN DAN BETON

4.1 Adukan Semen


4.1.1 Umum
1. Uraian Pekerjaan
Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan dan pemasangan untuk penggunaan dalam
beberapa pekerjaan dan sebagai pekerjaan akhir permukaan pada pasangan batu atau struktur
lain sesuai dengan spesifikasi ini.

2. Pekerjaan Dibagian Lain Yang Berhubungan


• Pekerjaan dibagian lain yang dibangun
• Pasangan batu
• Selimut dan Pondasi

4.1.2 Material dan Campuran


1. Material
• Semen harus memenuhi persyaratan AASHTO M.85
• Agregat halus harus memenuhi persayaratan dalam AASHTO M.45
• Air harus memenuhi persayaratan adalah sub bab 4.3.5 (2) dari spesifikasi ini.

2. Campuran
Adukan yang dipergunakan untuk pekerjaan akhir atau perbaikan kerusakan pada pekerjaan
beton, sesuai dengan artikel yang bersangkutan dari spesifikasi ini harus teridiri dari semen,
pasir halus yang dicampur dalam proporsi yang sama dalam beton yang akan dikerjakan atau
diperbaiki, adukan yang dipersiapkan harus memiliki kuat tekan beton yang memenuhi
persyaratan yang diperlukan untuk beton dimana adukan dipakai.

4.1.3 Pencampuran Dan Penempatan


1. Pencampuran
a. Seluruh material kecuali air harus dicampur, baik dalam kotak yang rapat atau dalam adukan
pencampuran yang disetujui, sehingga campuran merata (berwarna sama), kemudian air
ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan hingga lima sampai sepuluh menit, jumlah air harus
sedimikian rupa, sehingga menghasilkan adukan dengan konsistensi yang diperlukan, tetapi
tidak boleh 70% dari berat semen yang dipergunakan.

b. Adukan dicampur hanya dalam kuantitas yang diperlukan untuk penggunaan langsung jika
perlu, campuran boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu 30 menit dari proses
pengadukan awal. Pengadukan kembali setelah waktu tersebut tidak diperbolehkan.
c. Adukan yang tidak digunakan dalam waktu 45 menit setelah air ditambahkan harus dibuang.
2. Penempatan
a. Permukaan yang akan menerima adukan harus dibersihkan dari minyak, oli atau lempung
tanah dan kotoran lainnya secara menyeluruh dan telah dibasahi sebelum adukan
dituangkan. Jika terdapat genangan air pada permukaan, harus dikeringkan sebelum
penempatan adukan.

b. Bila digunakan sebagai lapisan permukaan, adukan harus dituangkan pada permukaan yang
bersih dan lembab dengan jumlah yang cukup untuk menghasilkan tebal adukan minimum
1,5 cm, dan harus dibentuk menjadi permukaan yang halus dan merata.

4.2 Pasangan Batu


4.2.1 Umum
1. Uraian Pekerjaan
a. Pekerjaan ini harus mencakup pembangunan dan struktur yang ditunjukkan pada gambar
atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan untuk dibuat dari pasangan batu.
Pekerjaan harus meliputi seluruh material, galian penyiapan pondasi dan seluruh pekerjaan
yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan spesifikasi ini dan memenuhi
garis, ketinggian, potongan dan dimesi seperti yang ditunjukkan pada gambar atau
sebagaimana diperlukan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan.

b. Umumnya pasangan batu harus digunakan hanya untuk struktur bangunan, yang dimaksud
untuk menahan beban luar yang cukup besar.

2. Pekerjaan Yang Berhubungan, yang Disyaratkan Dibagian Lain :


a. Galian
b. Timbunan
c. Adukan Pasangan Batu
d. Pekerjaan Beton
e. Adukan Semen

4.2.2 Material
1. Batu
a. Batu harus bersih, keras tanpa alur atau retak dan harus dari jenis yang awet. Bila perlu batu
harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis dan lemah.

b. Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan dan saling mengunci
bila dipasang bersama.
2. Adukan
Adukan yang digunakan harus semen yang sesuai dan memenuhi kebutuhan dari pasal 4.1
dari spesifikasi.
4.2.3 Pasangan Plasteran
1. Lingkup Pekerjaan
Bahan dan campuran untuk adukan pasangan plasteran harus memenuhi persyaratan pasal
4.1 Adukan dibuat dengan campuran 1 Pc : 2 Ps. Pekerjaan plasteran dilakukan dua lapis, lapisan
pertama mortal seperti diatas dengan ketebalan 1,5 cm kemudian lapisan kedua dengan
adukan Aci yang mempunyai kekentalan yang memadai.

Sebelum dilakukan pelaksanaan plasteran, bidang dasar harus dibuat kasar dan bersih.
Pekerjaan plasteran harus rata, lurus, rapi dan halus. Setelah pekerjaan cukup kering, kemudian
harus dipelihara dengan siraman air secara rutin.

4.3 Pekerjaan Beton


4.3.1 Umum
1. Uraian
a. Pekerjaan yang disyaratkan dalam artikel ini harus mencakup pembuatan seluruh struktur
beton, termasuk tulang dan struktur komposit sesuai dengan persyaratan garis dan elevasi
rencana serta dimensi yang ditunjukkan dalam gambar atau petunjuk Direksi.

b. Pekerjaan ini harus pula meliputi penyiapan tempat kerja pada pekerjaan yang akan
dilaksanakan, termasuk pembongkaran setiap struktur yang harus dibongkar, galian pondasi,
penyiapan dan pemelihiraan pondasi, pengadaan penutup beton, pemompaan atau
tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering dan urugan kembali
disekeliling struktur dengan urugan tanah yang dipadatkan.

c. Kelas mutu beton yang akan dipergunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam
kontrak harus sesuai dengan gambar atau pasal lain yang berhubungan dengan persyaratan
in iatau atas persetujuan Direksi.

d. Syarat dari PBI NI 2 1988 harus diterapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan beton yang
dilaksanakan dalam kontrak, terkecuali bila terdapat perbedaan maka syarat dalam
spesifikasi ini harus dipakai.

2. Pemenuhan Mutu
Mutu material yang dikirim, campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta hasil akhir harus
dimonitor dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam standar rujukan.

Kontraktor harus memberitahu Direksi secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum bermaksud
mulai pencampuran atau pengecoran beton, seperti yang disyaratkan.

3. Penyimpanan Dan Perlindungan Material


Untuk penyimpanan semen, kontraktor harus menyediakan tempat yang tahan cuaca, yang
kedap udara dan mempunyai lantai kayu yang dinaikkan dan ditutup dengan lembaran plastik
sepanjang waktu, tumpukan kantong semen ini harus ditutupi dengan lapis selubung plastik.
4.3.2 Bahan-Bahan
1. Semen
a. Semen yang dipergunakan untuk pekerjaan beton haruslah type semen portland yang
memenuhi AASHTO M.85 type I A, II A, III A dan IV A. Kecuali diizinkan oleh Direksi, campuran
yang mengandung gelembung udara tidak boleh digunakan.

b. Terkecuali diizinkan Direksi, hanya saru merek produk saja yang digunakan proyek.

2. Air
Air yang digunakan dalam campuran perawatan serta pemakaian yang lainnya harus bersih, dan
bebas dari benda yang mengganggu seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organis. Air
akan diuji sesuai dengan dan harus memenuhi kriteria AASHTO T.26, air yang diketahui dapat
diminum boleh digunakan tanpa pengujian.

3. Syarat-Syarat Agregat
a. Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi syarat-syarat yang diberikan, tetapi
material yang tidak memenuhi syarat-syarat gradasi tersebut tidak perlu ditolak bila
kontraktor dapat menunjukkan dengan pengujian bahwa beton tersebut memenuhi sifat
campuran yang dibutuhkan seperti yang disyaratkan.

b. Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran partikel besar tidak lebih dari
¾ dari jarak minimum antara tulangan baja dengan acuan atau antara perbatasan lainnya.

4. Sifat Agregat
Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih, keras dan kuat yang
diperoleh dengan pemecahan padas atau batu, atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu)
dari kerikil dan pasir sungai.

5. Pencampuran
a. Beton harus dicampur dalam pencampuran yang dioperasikan dengan mesin dari type dan
ukuran yang disetuji dan yang akan dijamin didistribusikan yang merata dari material.

b. Pencampuran harus dilengkapi dengan penampungan air yang cukup dan peralatan untuk
mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan secara teliti dalam masing- masing
penakaran.

c. Pencampuran pertama-tama harus diisi dengan agregat dan semen yang telah ditakar, dan
selanjutnya pencampuran dimulai sebelum ditambahkan.

d. Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan kedalam campuran
material kering. Seluruh air percampuran harus dimasukkan sebelum seperempat waktu
percampuran telah berlalu.
Waktu pencampuran untuk mesin dengan kapasitas ¼ m3 atau kurang dari 1,5 menit, untuk
mesin yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap tambahan 0,5 m3 dalam
ukuran.

e. Bila tidak memungkinkan penggunaan mesin pencampuran, Direksi dapat menyetujui


pencampuran beton dengan menggunakan tenaga manusia, sedekat mungkin dengan
tempat pencoran. Penggunaan pencampuran beton dengan tenaga manusia harus dibatasi
pada non struktural.

4.3.3 Pengecoran
1. Penyiapan Tempat Kerja
a. Kontraktor harus membongkar struktur yang ada yang akan diganti dengan pekerja beton
yang baru atau yang harus dibongkar untuk dapat memungkinkan pelaksanaan pekerjaan
beton yang baru. Pembongkaran tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan syarat yang
disyaratkan dalam pasal 3.3 spesifikasi ini.

b. Kontraktor harus menggali atau mengurug pondasi atau formasi untuk pekerjaan beton
sesuai dengan garis dan elevasi dalam gambar rencana atau seperti ditetapkan oleh Direksi
sesuai dengan syarat-syarat dalam pasal 3.3 dari spesifikasi teknik ini, dan harus
membersihkan tempat yang cukup disekeliling dari pekerjaan beton tersebut sehingga
menjamin dapat dicapainya seluruh sudut pekerjaan dan dapat dengan mudah dan aman
untuk diamati.
c. Seluruh landasan pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus dipertahankan kering dan
beton tidak boleh dicor di atas tanah yang berlumpur dan bersampah atau dalam air.
d. Sebelum pengecoran dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang harus
dimasukkan kedalam tubuh (seperti pipa atau saluran) harus sudah ditempatkan dan diikat
kuat sehingga tidak bergeser sewaktu dilakukan pengecoran.

2. Suhu Adukan
Suhu beton pada saat dituangkan tidak boleh melebihi 27o C kecuali jika ada ketentuan dari
Direksi. Kontraktor harus menyimpan agregat, semen dan air ditempat yang terlindung dari
sinar matahari langsung atau cara lainnya yang ditentukan oleh Direksi untuk menjaga suhu
beton selama pengecoran.

3. Pengecoran
a. Kontraktor harus memberitahukan Direksi secara tertulis paling lambat 24 jam sebelum
mulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton bila operasi telah ditunda
untuk waktu lebih dari 24 jam. Pemberitahuan harus meliputi lokasi dari pekerjaan,
semacam pekerjaan kelas beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton.
b. Tidak bertentangan dengan pengeluaran suatu persetujuan untuk memulai, tidak ada beton
yang harus dicor bila Direksi Teknik atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi
pencampuran dan pengecoran beton secara menyeluruh.
c. Sesaat sebelum beton dicor, acuan harus dibasahi dengan air atau dilapisi disebelah
dalamnya dengna minyak mineral yang tidak akan membekas.
d. Tidak ada beton yang boleh digunakan bila tidak dicor pada posisi akhirnya dalam waktu 1
jam setelah pencampuran, atau dalam waktu secepatnya sesuai petunjuk Direksi atas dasar
pengamanan sidat-sifat mengerasnya semen yang digunakan.
e. Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengna sambungan konstruksi
yang telah disetujui atau sampai pekerjaan selesai.
f. Beton harus dicor sedemikian rupa agar terhindar dari segregasi (pemisahan) partikel kasar
dari hasil campuran. Beton harus dicor dengan acuan sedekat mungkin ke tempat akhirnya
untuk mencegah pengaliran dan harus tidak boleh mengalir lebih dari 1 meter dari tempat
awal pengecoran.
g. Bila dicor ke dalam struktur yang sulit dan tulangan yang rapat, beton harus dicor dalam
lapis-lapis horizontal yang tidak lebih dari 15 cm tebalnya.
h. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam acuan dari ketinggian lebih dari 150 cm.
i. Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa sehingga beton yang telah
berada dalam acuan masih plostos sehingga dapat menyatu dengan beton yang segar.
j. Air tidak boleh dialirkan ke atas atau dinaikkan kepermukaan pekerjaan beton dalam waktu
24 jam setelah pengecoran.

4. Pemadatan
a. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis yang telah disetujui oleh Direksi. Bila
diperlukan penggetaran harus ditambah dengan penusukkan batang penusuk dengan
tangan, dengan alat yang cocok untuk menjamin konsolidasi yang tepat dan memadai.
Penggetaran tidak boleh digunakan untuk memindahkan beton dari suatu titik yang lain
dalam acuan.

b. Penggemar harus dibatasi dalam penggunaan, sehingga menghasilkan konsolidasi yang


diperlukan tnapa menyebabkan segregasi (pemisahan) dari agregat.

c. Titik penempatan penggetaran atau alat penusuk harus berjarak lebih dari 45 cm satu
dengan lainnya. Penggetar atau alat penusuk harus ditempatkan sehingga masuk menembus
kedalam lapisan tempat-tempat dibawah lapisan yang baru ditempatkan tetapi tidak
kedalam lapisan yang telah mulai mengeras.

4.3.4 Bekisting
Kontraktor harus menyediakan dan memasang semua cetakan yang diperlukan, bangunan-
bangunan kayu, tunjangan-tunjangan dan lain yang diminta untuk pengecoran beton. Untuk
keperluan bekisting ini diizinkan memakai bahan polywood, hard board buatan pabrik, plat baja
atau papan. Dalam hal pemakaian papan maka permukaan bekisting yang akan kena adukan
harus memakai kayu yang keras. Semua pekerjaan bekisting tebalnya harus cukup untuk
menahan adukan basah sementara dicor divibrasi tanpa memberikan perubahan bentuk.

Perhatian khusus juga diberikan untuk menghindarkan ketidaktentuan yang rapi pada
penyimpangan-penyimpangan antar lini, cetakan beton untuk pengangkutan vertikal yang
berturut-turut harus berhubungan secara sempurna pada beton dalam pengangkutan
sebelumnya sehingga tidak ada tonjolan-tonjolan, cembung-cembung, retak-retak dan lain- lain
tanda kesalahan pada sambungan yang kelihatan.

Bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada kebocoran adukan. Dimana tidak
bisa dihindari dan bekisting itu terkena udara panas untuk waktu yang lama, yang mungkin akan
mengakibatkan terbukanya sambungan yang disebabkan oleh penyusutan dari panas, maka
kontraktor harus mencegah kebocoran adukan melalui sambungan-sambungan itu dengan cara
memakai dempul atau pemakaian ulang dari bekisting itu harus menurut kebijakan Direksi, yang
sekali-sekali akan meminta bekisting itu harus dibentuk atau diserut kembali, setelah berulang-
ulang dipakai maka Direksi akan meminta penggantian bekisting dengan yang baru.

Tanpa persetujuan Direksi tidak boleh dilakukan pembukaan bekisting, tetapi walaupun begitu
kontraktor tetap bertanggung jawab untuk pembukaan dengan segala akibatnya.

4.3.5 Pembongkaran Bekisting


Kontraktor harus bertanggung jawab penuh untuk jangka waktu yang diperlukan agar beton
sudah cukup kuat sebelum bekisting dibuka. Sekalipun demikian, bekisting tidak boleh dibuka
tanpa persetujuan Direksi dan bagaimanapun paling sedikit harus menunggu 7 hari sebelum
bekisting dibuka. Untuk memudahkan pembukaan bekisting tanpa harus memakai palu dan
lain-lain tanpa harus leveling pembukaan beton, maka bekisting harus dibuat dengan
sambungan-sambungan.

4.3.6 Besi Beton


Besi Beton terdiri dari besi bulat yang dirol dan billet stick atau baja gilas dan harus memenuhi
syarat-syarat standar internasional atau standar Indonesia U. 22 PBI dan dapat diganti dengan
besi-besi yang sudah diubah tetapi masih baik, dengan persetujuan Direksi. Setiap penampang
dari besi yang dipakai harus persis sama dan mempunyai diameter yang ditentukan setiap
bagian besi.

Diameter rata-rata daru jumlah 20 potong besi seukuran yang diambil tanpa memilih dari setiap
pengiriman tidak lebih besar atau lebih kecil dari 2 % dari pada diameter yang ditentukan. Besi
beton harus bebas atau bersih dari sisik besi, minyak, kotoran dan kerusakan- kerusakan
konstruksi. Bilamana Direksi menghendakinya setiap sebelum pengiriman, maka kontraktor
harus menyerahkan 3 prospektus besi beton yang dikeluarkan oleh perusahaan beton besi dan
baja untuk mendapat persetujuan Direksi, Pemeriksaan lapangan akan dilakukan oleh Direksi
atau wakilnya berdasarkan dengan spesifikasi dan prospektus itu.

4.3.7 Pekerjaan Pembesian


Jumlah ukuran, bentuk dan posisi dari semua besi beton, anyaman, ikatan, sambungan begel
dan bagian lainnya, harus dipasang tepat menurut gambar dan dipertahankan pada posisinya
yang tepat tanpa adanya pergeseran posisi selama dilaksanakan pekerjaan vibrasi dan
pemadatan beton. Untuk pekerjaan ini, kontraktor harus menentukan sendiri atas biaya sendiri
mengenai jarak dan jumlah besi beton yang digunakan untuk jaminan, untuk tidak bergesernya
pembesian dari posisinya.
Setiap ikatanm sambungan atau begel yang menyambung besi beton harus diikatkan dengan
kuat dan lengkung/lipatan bagian dalamnya harus cukup dengan besi yang akan disambung.
Besi harus dipasang dan diikat dengan kawat baja yang baik yang disetujui oleh Direksi dan
pengikatannya harus dikencangkan dengan memakai tang. Ujung-ujung dari kawat baja itu
harus ditekukkan kedalam. Minimum lindungan beton dan sambungan untuk pembesian pokok
harus menurut dimensi dalam gambar PBI 1971.

Sebelum pembesian ditahan dalam beton maka setiap sisik besi, karat, minyak, lemak atau lain-
lain komponen yang dapat merusak harus dibersihkan dahulu. Gumpalan-gumpalan beton
kering mungkin menempel pada besi beton yang kelihatan pada waktu pelaksanaan
pengecoran, juga sama harus disingkirkan terlebih dahulu. Bila pemasangan pembesian telah
dilakukan dan siap untuk pengecoran, maka Direksi akan memeriksanya terlebih dahulu dan
pengecoran tidak boleh dilaksanakan sampai diadakan perbaikan-perbaikan oleh Direksi. Dalam
hal ini kontraktor harus memberitahukan Direksi paling lambat 24 jam sebelum rencananya
untuk mengecor dan pembesian diperiksa terlebih dahulu.

Untuk menjaga jangan sampai posisi besi bergeser tidak boleh dipakai penahan kayu pada dasar
maupun antara sisi-sisi pembesian. Untuk keperluan itu harus dipakai blok-blok beton (beton
tahu) yang khusus dibuat.
PEKERJAAN PENGADAAN DAN

PEMASANGAN PIPA

PASAL 1

UMUM

• Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pemasangan pipa. Pemborong harus melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan pemasangan pipa sesuai dengan dokumen pemilihan/penunjukkan langsung, dan
syarat-syarat yang tercantum dalam bestek ini, pekerjaan yang tidak tercantum dalam syarat-
syarat ini akan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan Direksi.

• Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan akan ditunjukkan oleh direksi, dan dijelaskan pada gambar terlampir.

• Los Kerja, Gudang, Kantor dan Sebagainya


Pemborong harus menyiapkan kantor direksi sementara serta transport dan komunikasi untuk
dipakai oleh direksi yang dilengkapi dengan fasilitas meja, kursi, papan tulis, dan sebagainya,
seperti disebutkan dalam syarat-syarat khusus dan petunjuk direksi.
Juga harus disediakan gudang-gudang untuk penyimpanan material yang memenuhi syarat,
agar material maupun peralatan-peralatan lain tidak menjadi rusak karena lembab atau sebab
lainya.

Bila diperlukan tempat kerja dan tempat tersebut terletak diluar daerahnya yang disediakan
oleh direksi maka pemborong harus menyelesaikan biaya ganti/sewa dan biaya-biaya
sehubungan dengan hal tersebut dan tidak diperkenankan meminta biaya tambahan.

Pemborong juga harus membongkar atau memindahkan bangunan-bangunan tersebut atas


perintah direksi, jika pelaksanaan pekerjaan sudah selesai dan membersihkan seperti keadaan
semula atau seperti yang diperintahkan oleh direksi.

• Penyediaan Tenaga Serta Lampu-Lampu Penerangan


Tenaga/Power yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri oleh
pemborong dengan jenis dan kapasitas yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan
dan harus ada persetujuan dari direksi.

Penyediaan tenaga tersebut termasuk pula kabel-kabel, alat-alat pengukur serta fasilitas-
fasilitas pengaman yang diperlukan dan termasuk pula lampu-lampu penerangan yang akan
menjamin lancarnya pekerjaan.
• Penyediaan Papan Penunjuk
Pemborong harus menyediakan dan mengusahakan papan petunjuk yang berisikan pekerjaan
yang sedang dilaksanakan, nama pemberi pekerjaan, pembiayaan, jangka waktu pelaksanaan
dan nama pemborong.

• Rambu-rambu Lalu Lintas


Dimana yang dipandang perlu, pemborong harus menyediakan rambu untuk keperluan lalu
lintas yang melewati dan rambu itu harus cukup jelas untuk menjamin keselamatan lalu lintas.

Apabila pipa-pipa menyebrangi/melalui jalan yang sedang sibuk maka pemborong harus secara
bertahap dan apabila perlu dikerjakan pada malam hari.

• Penyediaan Air
Air yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh pemborong termasuk
penyediaan peralatan pemipaan sementara untuk mengangkut air ke lokasi pekerjaan,
sehingga tidak mempengaruhi lancarnya pekerjaan.

Pemborong yang akan membayar ongkos-ongkos yang dikeluarkan akibat penyediaan air
tersebut, seperti biaya sambungan atau pengeluaran-pengeluaran lainnya.

Mengenai Kualitas air yang disyaratkan, akan dibahas secara terperinci pada bagian lain dari
buku spesifikasi ini.

• Peralatan
Pemboring diharuskan mengajukan daftar peralatan secara terperinci, yang akan digunakan
untuk melaksanakan pekerjaan.

Daftar tersebut harus disetujui oleh direksi dalam hal pembuatannya, pabrik pembuatannya,
nomor pengenal, kondisi dan rencana waktu tiba di tempat pekerjaan.

Pemborong dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memindahkan alat-alat tersebut,
sebagian atau seluruhnya tanpa persetujuan dari direksi. Pemborong diharuskan untuk
mempersiapkan alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan tiap tahap dari pekerjaan
sebelum tahap dari pekerjaan tersebut dimulai.

Penyediaannya ditempat pekerjaan, dan persiapannya harus terlebih dahulu mendapat


penilaian dan persetujuan dari direksi. Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan
alat-alat tersebut yang akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau
diganti sedemikian, sehingga direksi menganggap pekerjaan dapat dimulai.

• Ukuran-Ukuran
Ukura-ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran sebenarnya dan gambarnya sendiri
adalah gambar skala. Jika tidak ada kesamaan antara pekerjaan dan gambarnya, maka segera
minta pertimbangan direksi untuk menetapkan mana yang benar.
• Gambar-Gambar Kerja
Gambar-gambar rencana untuk kegiatan ini akan diberikan kepada pemborong dan gambar
tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dokumen kontrak. Gambar-gambar
tersebut yang paling akhir setelah diadakan perubahan-perubahan dan merupakan patokan
bagi pelaksanaan pekerjaan.

Kontraktor wajib untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan
spesifikasi-spesifikasi lain yanga berhubungan dengan hal tersebut.

Tidak dibenarkan untuk menarik keungan dari kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangam


pada gambar atau perbedaan ketentuan antara gambar rencana dan spesifikasi.

Apabila ternyata terdapat kekurangan dan hal lain yang meragukan pemborong diharuskan
mengajukan kepada direksi secara tertulis , dan direksi akan mengoreksi dan menjelaskan
gambar-gambar rencana tersebut untuk kelengkapan yang telah disebutkan dalam spesifikasi.

Penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan ditentukan selanjutnya oleh
direksi, akan disampaikan kepada pemborong secara tertulis.

Pemborong harus menyiapkan gambar-gambar detail yang diperlukan bagi pekerjaan


dilapangan atas petunjuk direksi. Pemborong juga harus menyiapkan gambar-gambar kontrak
dan gambar-gambar pelaksanaan, semua biaya untuk menyiapkan dan mencetak akan
ditanggung oleh pemborong.

• Penyediaan Material
Pemborong harus menyediakan sendiri semua material, seperti yang disebutkan dalam daftar
volume pekerjaan, kecuali material-material yang akan disediakan oleh direksi atau pembeli
pemerintah dan akan ditentukan tersendiri dalam syarat-syarat khusus atau dalam rapat
penjelasan.

Untuk material-material yang akan disediakan oleh pemberi tugas, pemborong harus
mengusahakan transportasi dan gudang yang ditentukan kelokasi pekerjaan, pemborong harus
mengganti jika material tersebut rusak yang diakibatkan oleh cara pengangkutan yang salah
ataupun hilang atau kurangnya material yang diangkut akibat kelalaian pemborong.

• Contoh-contoh
Contoh-contoh yang dibutuhkan harus segera ditentukan tanpa menunggu pembiayaan dari
pemborong, dan harus diambil dengan cara pengambilang contoh dari standar yang disetujui.
Contoh-contoh tersebut harus menggambarkan dengan nyata dari kualitas material yang ada
pada pelaksanaan pekerjaan.

Contoh-contoh yang telah disetujui harus disimpan tersendiri dan sama sekali tidak boleh
dicampur atau dikotori, sehingga menyebabkan berkurangnya kualitas dari material tersebut.
Penawaran dari pemborong harus sudah termasuk biaya yang dikeluarkan untuk test material,
jika dalam spesifikasi ini tidak disebutkan menggunakan material-material dari merk
tertentu, maka pemborong harus meminta petunjuk direksi untuk menentukan jenis-jenis
material yang baik dan boleh dipakai. Pemborong boleh mengganti dengan produk tertentu
yang kualitas minimum sama dengan kualitas yang ditentukan oleh direksi.

• Perlindungan Terhadap Cuaca


Pemborong harus menggunakan atas tanggungannya sendiri, langkah-langkah dan peralatan
yang perlu untuk melindungi pekerjaan dan bahan-bahan yang digunakan agar tidak rusak atau
berkurang mutunya karena pengaruh cuaca.

• Pematokan
Pemborong harus mengerjakan pematokan untuk menentukan kedudukan dan Feil Bangunan
sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini harus seluruhnya telah disetujui oleh direksi
sebelum memulai pekerjaan selanjutnya. Direksi dapat melakukan revisi pemasangan patok jika
dipandang perlu. Pemborong harus mengerjakan revisi tersebut sesuai dengan petunjuk
direksi. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok tersebut, pemborong harus
memberitahukan kepada direksi dalam waktu kurang dari 48 jam sebelumnya, sehingga direksi
dapat mempersiapkan segala yang perlu untuk melakukan pengawasan.

1.5 Rencana Kerja


Pemborong harus menyiapkan rencana kerja dan harus disampaikan kepada direks.
Rencana kerja tersebut harus mencakup :
a. Tanggai mulai, serta selesainya pelaksanaan pekerjaan kontsrtuksi dan atau pemasangan
instalasi dari berbagai bagian pekerjaan, termasuk pengujiannya.
b. Jam Kerja bagi tenaga-tenga yang disediakan pemborong.
c. Jumlah dari tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahap pekerjaan dengan disertai latar
belakang pendidikan serta pengalamannya.
d. Macam serta jumlah mesin-mesin serta alat-alat yang akan dipakai pada pelaksanaan
pekerjaan.
e. Cara pelaksanaan pekerjaan.

• Pemberitahuan Untuk Memulai Pekerjaan.


Pemborong diharuskan untuk memberitahukan penjelasan tertulis selengkapnya, apabila direksi
memerlukan tentang tempat-tempat asal mula material yang didatangkan untuk suatu tahap
pekerjaan yang dimulai pelaksanaanya. Dalam keadaan apapun, tidak dibenarkan untuk memulai
pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan dari direksi.

• Kedalaman Pipa
Semua Pipa harus dipasangan dengan kedalaman sebagai berikut :

• Kedalaman Pipa
Semua Pipa harus dipasangan dengan kedalaman sebagai berikut :

No Diameter Pipa (d) Kedalaman Galian (H)


1 ؾ“ H = 30 cm
2 Ø1” H = 40 cm
3 Ø 1,5 “ H = 45 cm
4 Ø2“ H = 50 cm
5 Ø3“ H = 60 cm
6 Ø4“ H = 65 cm
7 Ø6“ H = 70 cm
8 Ø8“ H = 75 cm
Keterangan :
d : Diameter nominal pipa
H : Kedalaman pipa

Meskipun demikian, dalam hal tidak tercantum kedalam gambar atau diminta oleh pemberi
tugas/direksi pelaksana, kedalaman pipa akan disesuaikan.

1.6 Pengadaan Pipa


1.6.1 Spesifikasi Pipa HDPE untuk air minum ini dimaksudkan untuk dipakai sebagai
penyelenggara pembangunan jaringan air minum yang memakai pipa HDPE.
Tujuan dari spesifikasi ini adalah untuk menentukan klasifikasi dan persyaratan teknis pipa
HDPE.

1.6.2 Ruang Lingkup


Spesifikasi ini memuat pengertian dan persyaratan mutu yang meliputi bentuk dimensi
sifat mekanik dan kimia dari pipa HDPE untuk saluran ait minum dan air bersih.

1.6.3 Pengertian
Yang dimaksud dengan :
1. Pipa HDPE adalah pipa HDPE yang tidak dilunakkan.
2. Diameter luar nominal (d) adalah diameter luar pipa (lihat Tabel 1)
3. Diameter luar rata-rata (dm) adalah hasil bagi pengukuran keliling pipa dengan (3.142)
4. Dengan tebal dinding nominal (e) adalah tebal dinding pipa, sesuai dengan serinya
(S),(lihat Tabel 1)
5. Tebal dinding pada setiap pengukuran (e) adalah hasil pengukuran tebal dinding pada
suatu bagian pipa.
6. Seri (S) adalah klasifikasi yang menunjukkan ketebalan pipa.
7. Panjang efektif adalah panjang pipa dengan integral soket keseluruhan dikurangi
dengan panjang soket bagian dalam.

1.6.4 Bentuk dan Sifat Tampak


Spesifikasi bentuk dan tampak adalah sebagai berikut :
1. Pipa yang dihasilkan harus lurus, berpenampung bulat dan bidang ujung pipa harus
tegak lurus terhadap sumbu pipa.
2. Tampak permukaan luar dan dalam harus lurus dan rata tidak terdapat retak, dan tidak
ada perubahan warna asalnya.
1.6.5 Dimensi
Spesifikasi dimensi adalah sebagai berikut :

1. Diameter luar nominal (de) tebal dinding nominal (e) sesuai dengan seri pipa (lihat
Tabel 1)

PN. 8 PN. 10 PN. 12,5 PN. 16


Nominal Outside
Diameter (RRJ) (RRJ) (RRJ) (RRJ)
Diameter Diameter
Pipa Tebal Tebal Tebal Tebal
mm mm mm mm mm mm
1 ½”” 40 50 3,8 3,0 2,4 2,0
2” 50 63 3,8 3,0 2,4 2,0
2 ½” 65 75 4,5 3,6 2,9 2,3
3” 75 90 5,4 4,3 3,5 2,8
4” 100 110 6,6 5,3 4,2 3,4
5” 125 125 7,4 6,0 4,8 3,9
6” 150 160 9,5 7,7 6,2 4,9
8” 200 200 11,9 9,6 7,7 6,2

2. Tabel,
3. Panjang efektif pipa yang harus dipenuhi adalah 4 M, 6 M atau ditentukan dengan
persetujuan antara produsen.

1.6.6 Bahan
Spesifikasi bahan adalah sebagai berikut :
1. Bahan utama untuk pembuatan pipa HDPE adalah bahan HDPE murni tanpa bahan
pelunak dengan kandungan HDPE murni minimum 92,5 %.

2. Dapat digunakan bahan tambahan lain yang diperlukan untuk membuat pipa HDPE
yaitu :
a. Bahan Pengisi.
b. Bahan Pen-Stabil.
c. Bahan pigmen.
d. Bahan pelindung dari pengaruh sinar ultraviolet.

3. Bahan yang digunakan tidak boleh terekstraksi oleh air dan tidak menimbulkan bau
atau rasa pada air yang mengalir didalamnya.

1.6.7 Kekuatan Hidrostatik


Spesifikasi kekuatan tekanan hidrostatik yaitu pipa harus mampu menahan tekanan uji
sesuai dengan parameter daripada tegangan induksi, termperatur uji, waktu uji dan tebal
minimum benda uji (Lihat Tabel 2)
TABEL 2

PERSYARATAN UJI TEKAN HIDROSTATIK UNTUK PIPA

SUHU UJI WAKTU UJI TEGANGAN


(OC) (JAM) INDUKSI (N/mm2)

20 1 42
(100)

(100) 12
60 1000 10

1.6.8 Ketahanan terhadap metilena klorida


Spesifikasi ketahanan metilena klorida,adalah sebagai berikut :
1. Pipa tidak boleh mengalami pengelupasan atau pelarutan melampaui batas minimum
yang disyaratkan jika direndam selama 20 menit didalam metilena klorida 20o C atau
suhu 16oC.
2. Tingkat perubahan maksimum yang diperbolehkan akibat perendaman tersebut pada
suhu 20Oc adalah 4L-2 , 4L-4 atau pada suhu 16oc adalah 0-00-0.

1.6.9 Perubahan panjang


Spesifikasi perubahan panjang, adalah sebagai berikut:
1. Pipa tidak boleh mengalami perubahan panjang longitudinal lebih dari 5% jika dilakukan
tungku pada suhu 150oC selama 1 jam untuk e< 8 mm dan 2 jam untuk e > 8 mm.
2. Pada permukaan pipa tidak boleh terdapat kerusakan yang berupapengelupasan
gelembung dan lain – lain.

Keterangan:

Poli Vinil Klorida = Poly Vinyl Chloride (HDPE).


Pipa HDPE tidak dilunakkan = Unplasticized HDPE (HDPE).
Metilena klorida = Methilene Chloride.
PASAL 2
PENGGALIAN TANAH

2.1 Umum
Galian harus dibuat sedemikian, sehingga pipa dapat diletakkan pada lintasan dan kedalaman yang
ditentukan, dan penggalian hanya dilakukan sejauh pipa yang akan dipasang seperti yang diizinkan
oleh direksi. Galian harus dikeringkan dan dijaga selama pelaksanaan, sehingga pekerja dapat
bekerja di dalamnya dengan aman dan efisien.

2.2 Lebar Galian


Lebar Galian sesuai gambar dan harus cukup untuk dapat meletakkan pipa dan
menyambungkannya dengan baik, dan timbunan harus ditempatkan dan dimanfaatkan seperti
yang disyaratkan.

Galian harus dibuat dengan lebar ekstra bila diperlukan, seperti untuk memasukkan penyangga-
penyangga, penguatan-penguatan galian dan peralatan-peralatan pipa.

2.3 Ruang Penyambungan


Ruangan penyambungan harus dibuat pada setiap sambungan agar sambungan dapat dikerjakan
dengan baik.

Kedalaman galian dibawah sambungan adalah 5 Cm lebih dalam dari pipa pada galian alur pipa
dengan maksud pipa akan tersangga penuh sepanjang pipa.

2.4 Penggalian dan Pembuatan Dasar Pipa


Galian harus sampai kedalaman yang ditentukan untuk membuat dasar pipa yang rata dan
seragam pada tanah yang padat pada setiap tempat, diantara ruang penyambungan .
Setiap bagian dari dasar galian yang dibuat tidak sesuai dengan yang disyaratkan harus mengganti
dengan bahan yang disetujui, yang dimanfaatkan seperti disyaratkan oleh direksi.

Batu-batu dan bahan-bahan dasar kasar, apabila ditemukan harus disingkirkan untuk mendapat
ruang sekurang-kurangnya 10 Cm dibawah setiap sisi (Sekeliling) pipa dan peralatannya. Setelah
galian tersebut rata, maka harus diisi dengan pasir setebal 10 Cm minimum dan dipadatkan.

2.5 Penguatan Galian


Galian harus diberi penguatan jika diperlukan, sehingga tidak runtuh dan menjaga para pekerja
untuk bekerja dengan aman.

2.6 Pemakaian Bahan-Bahan Bangunan


Bahan-bahan buangan yang dalam pemikiran direksi dapat dipakai kembali untuk memperbaiki
permukaan bekas galian, harus dipisahkan dari bahan-bahan buangan lainnya, seperti yang
diabjurkan oleh direksi.
2.7 Penimbunan Tanah Galian
Semua tanah galian harus ditimbun sedemikian rupa, sehingga tidak mengganggu pekerjaan,d an
tidak mengganggu jalan orang dan lalu lintas. Bahan galian tidak boleh merusak bangunan-
bangunan umum atau bangunan-bangunan perorangan lainnya.
Jika perlu dan diminta oleh direksi, pemborong harus mengangkut bahan galian untuk dibuang,
sesuai dengan petunjuk direksi.

2.8 Pengamanan Lalu Lintas


Pemborong harus mengatur pekerjaan sedemikian rupa, sehingga tidak banyak menyebabkan
kemacetan lalu lintas, jika lalu lintas terpaksa harus lewat diatas galian, pemborong harus
menyediakan jembatan pelat baja atau semacam penutup yang sesuai dengan panjang galian
sesuai petunjuk direksi.

Pemborong harus menyediakan pos pengaturan lalu lintas sesuai petunjuk direksi.
PASAL 3

PEMASANGAN PIPA

3.1 Penurunan Pipa Kedalam


Untuk mendapatkan keamanan dan keberhasilan pekerjaan, pemborong harus menggunakan
semua peralatan dan fasilitas yang dipunyai dan telah harus disetujui oleh direksi. Semua Pipa,
sambungan-sambungan dan katup-katup harus diturunkan kedalam galian dengan hati-hati,
dengan peralatan derek, tali atau peralatan yang memadai untuk menghindari kerusakan pipa dan
menjaga lapisan dasar pipa, dalam keadaan apapun juga, pipa tidak boleh dijatuhkan kedalam
galian. Jika terjadi kerusakan pada pipa, sambungan-sambungan, katup atau peralatan lainnya,
sewaktu pengangkutan kerusakan harus segera dilaporkan kepada direksi.

3.2 Pemeriksaan Sebelum Pemasangan


Semua Pipa dan sambungan-sambungan harus diperiksa dengan teliti terhadap keretakan dan
kerusakan lainnya, segera ketika pipa berada diatas galian, dan sebelum pemasangannya pada
posisi terakhir.

3.3 Pembersihan Pipa Dan Peralatan


Seluruh kotoran dan sisa lapisan (Coating) harus dihilangkan dari ujung-ujung bell dan spigot dari
tiap pipa. Bagian luar dari ujung spigot dan bagian dalam bell harus dibersihkan, kering dan bebas
dari stemfet dan minyak sebelum pipa dipasang.

3.4 Pemotongan Pipa


Pemotongan pipa untuk tee atau katup (Valve) harus dikerjakan dengan rapih dan teliti tanpa
menyebabkan kerusakan pada pipa dan lapisannya serta ujungnya harus dibuat halus dan rata
diserongkan dengan sudut 15 derajat.

3.5 Ujung Bell Menghadap Kearah Depan Dari Pemasangan Pipa


Pipa harus dipasang dengan ujung bell yang menghadap kearah depan dari pemasangan, kecuali
jika ditentukan lain oleh direksi.

Jika pipa diletakkan pada sudut 10o atau lebih besar, pemasangan harus dimulai pada bagian atas
dan harus mendahului bagian atas dengan ujung bell dari pipa yang bersudut.

3.6 Kondisi Yang Tidak Cocok Untuk Pemasangan Pipa


Pipa tidak boleh dipasang bila menurut beberapa direksi kondisi galian tidak memungkinkan.
PASAL 4

PENYAMBUNGAN PIPA

4.1 Pembersihan
Bagian dalam akhiran bell dan bagian luar ujung spigot, harus dibersihkan dari minyak, pasir dan
benda-benda asing lainnya.

Jika dipakai gelang karet untuk sambungan, maka gelang karet yang melingkar harus dipasang dan
dimasukkan kedalam gasket pada bell socket.

Lapisan tipis minyak gelang harus dilapiskan dengan baik pada permukaan bagian dalam dari gasket
atau pada akhir dari pipa atau keduanya. Minyak gelang harus berasal dari persediaan yang
diberikan pabrik dan disetujui oleh direksi. Tidak diperkenankan mempergunakan bahan yang tidak
disetujui.
Jika dipakai sambungan dengan Solvent Cement dengan sikat yang tipis sampai merata pada ujung
pipa dalam Socket atau bagian dalam dari Fitting yang akan disambung.

4.2 Defleksi Yang Diizinkan Dalam Pipa Push-On-Joint


Jika diperlukan untuk membuat defleksi pada Push-On-Joint untuk membentuk belokan berjari- jari
panjang, maka jumlah defleksi harus dengan persyaratan pabrik dan petunjuk-pentunjuk dari
direksi harus diikuti.

Adalah penting untuk membuat sambungan pipa pada lintasan yang lurus dan defleksi dibuat
sesudah sambungan diselesaikan.

4.3 Penyambungan Pipa Galvanis


Penyambungan pipa galvanis dilakukan dengan memakai sock seperti yang ditentukan. Sebelum
pipa disambung, maka aliran air dari sock atau ujung-ujung pipa harus dibersihkan dari kotoran-
kotoran. Setelah itu pada ulir dipasanga selotip dan baru dimasukkan secara hati-hati pada sock
dan diputar sampai kencang.

4.4 Menyambung Flenge


Semua bagian harus dibersihkan secara seksama dan gasket-gasket karet ditempatkan secara
cermat. Baut, mur, dan washer sebelum dimasukkan, harus dicelup dalam larutan aspal hangat.

Baut-baut harus dikencangkan pelan-pelan dalam urutan yang tepat. Kecuali kalau ditunjukkan lain
oleh konsultan, nomor, jenis dan panjang baut-baut harus sesuai dengan standar ISO. Dengan
setiap baut harus dipakai mur yang bersamaan dan dua buah washer yang bersamaan. Baut-baut
serpis yang dipakai untuk mengikat cakram-cakram kayu tidak boleh dipakai guna menyambung
Flenge.
4.5 Pipa-Pipa Baja Dan Fitting
a. Pengelasan
Pengelasan dan persiapan bidang untuk dilas harus sesuai dengan standar B.S 2971 “Spesifikasi
Untuk Las Busur Cahaya Metal Kelas II” dari pada saluran pipa baja dan pemasangan pipa untuk
menyalurkan cairan atau standar lainnya yang diterima secara internasional sekarang ini yang
diusulkan oleh kontraktor dan disetujui oleh direksi.

b. Pemotongan Pipa Dan Perbaikan Lapisan Cat


Kontraktor harus memotong pipa bila diperlukan dan harus merencanakan pembangunan pipa-
pipa yang dipotong supaya sesedikit mungkin pemborosan pipa-pipa yang kurang panjang.
Pemotongan akan dilakukan pada sudut siku-siku dan sudut-sudut lain dengan poros pipa.
Semua pemotongan harus dibuat secara rapi dan tepat oleh seorang operator yang
berpengalaman dan ujung-ujung yang dipotong harus diratakan seperti ujung-ujung yang asli.
Pengecatan untuk bak dilakukan setelah dinding beton tidak lagi lembab sebanyak tiga lapis,
apabila cat belum terlihat rapi maka dilakukan perbaikan lapisan cat.
PASAL 5

PENEMPATAN KATUP (VALVE) DAN PERLENGKAPAN


SAMBUNGAN (FITTING)

5.1 Persyaratan Umum


Katup dan perlengkapan pipa lainnya harus diset dan dipasang pada pipa seperti yang disyaratkan
pada bagian sebelumnya, mengenai pembersihan, peletakan dan penyambungan pipa.

5.2 Lokasi Katup


Lokasi katup dijalan harus sesuai dengan gambar rencana atau pengarahan direksi.

5.3 Bak Katup Permukaan (Surface Valve Box) dan Ruang Katup (Valve Chumber)
Bak Katup permukaan tidak boleh menyalurkan tekanan dari atas terhadap katup dan harus
terletak tepat ditengah dan melampaui bagian mur dari katup dengan tutup bak yang sesuai
dengan permukaan jalan atau permukaan lainnya sesuai dengan pengarahan direksi.

Ruang katup harus dibangun seperti terlihat pada gambar, mur dari katup harus dapat
dioperasikan dengan mudah melalui lubang permukaan.

5.4 Pipa Penguras


Cabang penguras tidak boleh disambungkan kesaluran pembuangan atau saluran terendam,
dimana dapat menyebabkan sifon balik kesistem distribusi.
PASAL 6

PENGUJIAN HYDROSTATIS

6.1 Pengujian Hydrostatis


Uraian berikut ini adalah syarat-syarat yang diperlukan untuk pengujian sambungan pipa dari
perlengkapan untuk menjamin tidak adanya kebocoran pada pipa yang telah dipasang.

6.2 Pengujian Tekanan


Sesudah pipa dipasang dan sebagian ditimbun, semua pipa yang telah terpasang harus diuji
terhadap tekanan hydrostatis.

Panjang pengujian jalur/seksi tidak boleh lebih dari 1000 meter. Minimum tembusan tanah 300
Cm diatas pipa dan dipadatkan, kecuali pada sambungan tetap tampak untuk pemeriksaan selama
pengujian. Thrust Block harus sudah berumum minimal 7 hari sebelum saat pengujian, jalur/seksi
akan diisi dengan air setara air minum dan sejalan dengan tekanan udara, hidrant dan kran
pengeluaran.

6.3 Lamanya Pengujian Tekanan


Lamanya setiap pengujian tekanan paling tidak harus 30 menit.

6.4 Prosedur Pengujian


Untuk semua ukuran pipa , setiap bagian yang berkatup harus diisi perlahan-lahan dengan air dan
harus diuji dengan pengujian tekanan sebesar 200 % (15 Kgf/Cm2) dari tekanan kerja
sesungguhnya, dengan pompa yang dihubungkan kepipa yang telah disetujui oleh direksi.

Semua peralatan yang penting untuk pengujian ini, harus disediakan oleh pemborong. Pemborong
harus menggunakan peralatan ini dan mengadakan pengujian dibawah pengawasan dan petunjuk
direksi. Semua bagian dari sambungan yang dikerjakan pada hari itu harus diuji pada hari itu juga.

6.5 Menghilangkan Udara Sebelum Pengujian


Sebelum diadakan pengujian tekanan, seluruh udara didalam pipa harus dikeluarkan, jika tidak,
teradapat katup udara yang permanen pada setiap titik yang tinggi. Pemborong harus memasang
Corporation Cock pada titik tersebut sesuai dengan pengarahan direksi, sehingga udara dapat
dikeluarkan pada saat pipa diisi dengna air. Sesudah udara dikeluarkan pada saat pipa diisi dengan
air seluruhnya, Corporation Cock harus ditutup dan pengujian tekanan dapat dimulai.

6.6 Pemeriksaan Dibawah Tanah Tekanan


Semua pipa, perlengkapan, katup-katup dan sambungan-sambungan lainnya yang terbuka
(Exposed) harus benar-benar diperiksa selama pengujian tekanan. Jika terlihat adanya kebocoran,
sambungan harus dikencangkan kembali, sehingga tidak menyebabkan kebocoran.
Setiap terjadi retakan atau kerusakan pada pipa, perlengkapannya atau katup-katup yang terjadi
karena pengujian ini harus disingkirkan dan diganti sesuai petunjuk direksi dan pengujian harus
diulangi sampai mendapat persetujuan direksi.

6.7 Pengujian Kebocoran HDPE & Steel


Pengujuan kebocoran harus diadakan sesudah pengujian tekanan diselesaikan dengan baik.
Pemborong harus menyediakan alat pengukuran dan peralatan untuk pengujian kebocoran ini.
Pemborong harus menyediakan peralatan pipa, sambungan-sambungan dan alat-alat lain dan
membantu pengujian ini. Pengujian kebocoran adalah 24 jam dalam tekanan 7,5 Kgf/Cm2. Setelah
24 Jam, maka tekanan dinaikkan menjadi 15 Kgf/Cm2 dan dibiarkan selama 2 jam. Penurunan
tekanan setelah 30 menit yang diizinkan tidak boleh lebih dari 0,20 Kgf/Cm2.

6.8 Variasi Dan Kebocoran Yang Diizinkan


Jika tekanan turun lebih dari 0,20 Kgf/Cm2 setelah 30 menit maka pengujian dinyatakan tidak
memuauskan dan tidak dapat diterima. Kebocoran harus dicari dan diperbaiki.

6.9 Penimbunan Sebelum Pengujian


Jika penimbunan dikehendaki karena masalah gangguan lalu lintas atau keperluan lainnya,
Pemborong harus mengerjakan dengan petunjuk direksi.
PASAL 7

PENIMBUNAN KEMBALI

7.1 Beban Timbunan


Semua bebantimbunan harus bebas dari batu-batuan, sampah, debu atau bahan-bahan lain yang
menurut direksi tidak sesuai sebagai bahan timbunan.

7.2 Penggunaan Bahan Galian Sebagai Timbunan


Jika macam bahan timbunan tidak dicantumkan dalam uraian pekerjaan maupun gambar,
pemborong dapat menimbun dengan bahan galian meliputi bahan-bahan yang mengandung
lempung pasir, atau bahan lainnya yang bebas dari kotoran dan menurut petunjuk direksi dipakai
sebagai bahan timbunan.

7.3 Penimbunan Pasir


Jika Penimbunan tidak ditunjukkan dalam gambar, dan jika menurut direksi harus digunakan pada
sebagian dari pekerjaan, pemborong harus menyediakan dan menimbun dengan pasir sesuai
petunjuk direksi sebagai suatu pekerjaan tambahan.

7.4 Penimbunan Dibawah Pipa


Semua galian harus ditimbun dengan tangan, mulai dari dasar setebal 10 Cm sampai pertengahan
pipa dengan pasir. Ditimbun dengan lapisan dan dipadatkan dengan pemadat. Bahan timbunan
harus disebarkan kesetiap penjuru ruangan dalam galian sekitar sisi pipa dan perlengkapan-
perlengkapan secara merata.

7.5 Penimbunan Diatas Pipa


Dari garis tengah dan perlengkapannya sampai kira-kira 10 Cm diatas pipa, galian harus ditimbun
dengan pasir dengan tangan atau dengan metode mekanis yang disetujui.

Kontraktor harus bekerja dengan hati-hati dalam penempatan timbunan ini, untuk menghindari
terjadinya kerusakan-kerusakan penggeseran pipa, timbunan ini harus dipadatkan dengan
pemadat.

7.6 Penimbunan Hingga Kepermukaan


Dari kedalaman 10 Cm diatas pipa hingga kepermukaan, galian akan ditimbun tanah bekas galian
yang bebas dari batu-batu dengan tangan atau metode mekanis yang disetujui dan dipadatkan
dengan alat pemadat, untuk mencegah menurunnya permukaan, setelah selesainya pekerjaan
penimbunan.

7.7 Pasir Penimbunan


Semua pasir yang digunakan untuk menimbun harus berasal dari pasir alam, dengan butiran halus
sampai kasar, tidak berlempung, bebas dari kotoran, debu-debu atau bahan-bahan laian yang
menurut direksi dapat dianggap tidak dikehendaki. Lempung yang terdapat pada pasir, tidak boleh
melebihi 10 % dari berat keseluruhan.
PENUTUP

Setelah selesai seluruh pekerjaan pelaksana wajib melakukan pemeriksaan ulang dan
membersihkan sisa-sisa bekas pekerjaan serta melakukan uji coba.

Apabila seluruh pekerjaan telah selesai, pelaksanaan dapat mengajukan kepada Konsultan
Pengawas dan Pejabat pelaksana Kegiatan untuk memeriksa kebenaran pekerjaan agar dapat
menandatangani Berita Acara Serah Terima (BAST) Pekerjaan.

Untuk Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) Penerima Hibah dalam bentuk barang, wajib
menandatangani NPHD sebelum penyerahan barang, penyerahan barang hibah dituangkan dalam
Berita Acara Penyerahan Hibah.

Anda mungkin juga menyukai