PASAL 1
UMUM
Lingkup pekerjaan untuk Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Minum Bagi Masyarakat ini meliputi :
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Pasangan dan Beton
c. Pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Pipa
d. Pekerjaan Lain-Lain
PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pada waktu pemasangan patok dan bowplank, pelaksana harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1. Patok yang digunakan terdiri dari patok kayu/rang ukuran 2 cm x 3 cm dengan panjang
cukup untuk ditancapkan kedalam tanah.
2. Pembuatan bowplank harus menggunakan kayu/kasau ukuran 5 cm x 7 cm dan papan
tebal 2 cm baru / tidak bekas dengna panjang yang cukup.
3. Selama pekerjaan berlangsung, bowplank-bowplank harus dijaga dengan baik dari
kedudukannya semula (tidak bergesr dari tempatnya).
c. Pedoman Pelaksanaan
• Semua bahan dari katu harus di ketam.
• Dinding kayu dibuat ukuran 200 x 100 cm yang ditegakkan diatas kayu tiang ukuran 57 cm
setinggi 240 cm.
• Seluruh permukaan kayu harus dicat dengan cat minyak warna putih.
• Dinding ditulis dengan terang menggunakan cat minyak warna hitam dengan tulisan
sebagai berikut :
Nama Proyek :
Pemilik Proyek :
Pekerjaan :
Jumlah Biaya :
Nama Pelaksana :
Dimulai Tanggal :
Selesai Tanggal :
2.7. Biaya Dokumentasi
Biaya dokumentasi adalah biaya yang dipergunakan untuk dokumentasi pelaksanaan pekerjaan
mulai dari awal proyek, sedang dilaksanakan dan selesai dilaksanakan. Segala dokumen ini selesai
pekerjaan menjadi 1 (satu) album yang menjadi syarat – syarat teknik.
b. Membuat Laporan
Laporan harian memuat tentang jumlah pekerja, peralatan, pekerjaan yang telah dilaksanakan
dan lain-lain yang dianggap perlu.
PASAL 3
PEKERJAAN TANAH
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan pengupasan tanah hum (top soil) / stripping pada seluruh
permukaan tanah sesuai dengan petunjuk Direksi.
Galian tanah yang dimaksud adalah galian untuk pembetonan, pasangan batu dan galian tanah untuk
keperluan inti tubuh bangunan , Apabila galian melebihi garis rencana, maka kontraktor atas biaya
sendiri harus memperbaikinya sesuai dengan garis atau elevasi rencana dengan bahan dan kuantitas
hasil pekerjaan yang memadai, serta disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Pekerjaan timbunan kembali harus dilaksanakan sesuai dengan gambar desain. Timbunan harus
dipadatkan lapis demi lapis dengan menggunakan stampar, tiap lapis tebalnya 15 cm. Sebelum lubang
bekas galian ditimbun kembali, harus dibersihkan dari sisa-sisa segala macam bahan batu, kayu,
sampah dan sebagainya yang akan mengganggu proses pemadatan.
Urugan kembali diatas beton tidak boleh menggunakan pemadat bergetar. Tanah urugan kembali
lubang pondasi harus dapat mencapai tingkat kepadatan 85% dari kepadatan maksimum pada kadar
air optimum.
PASAL 4
2. Campuran
Adukan yang dipergunakan untuk pekerjaan akhir atau perbaikan kerusakan pada pekerjaan
beton, sesuai dengan artikel yang bersangkutan dari spesifikasi ini harus teridiri dari semen,
pasir halus yang dicampur dalam proporsi yang sama dalam beton yang akan dikerjakan atau
diperbaiki, adukan yang dipersiapkan harus memiliki kuat tekan beton yang memenuhi
persyaratan yang diperlukan untuk beton dimana adukan dipakai.
b. Adukan dicampur hanya dalam kuantitas yang diperlukan untuk penggunaan langsung jika
perlu, campuran boleh diaduk kembali dengan air dalam waktu 30 menit dari proses
pengadukan awal. Pengadukan kembali setelah waktu tersebut tidak diperbolehkan.
c. Adukan yang tidak digunakan dalam waktu 45 menit setelah air ditambahkan harus dibuang.
2. Penempatan
a. Permukaan yang akan menerima adukan harus dibersihkan dari minyak, oli atau lempung
tanah dan kotoran lainnya secara menyeluruh dan telah dibasahi sebelum adukan
dituangkan. Jika terdapat genangan air pada permukaan, harus dikeringkan sebelum
penempatan adukan.
b. Bila digunakan sebagai lapisan permukaan, adukan harus dituangkan pada permukaan yang
bersih dan lembab dengan jumlah yang cukup untuk menghasilkan tebal adukan minimum
1,5 cm, dan harus dibentuk menjadi permukaan yang halus dan merata.
b. Umumnya pasangan batu harus digunakan hanya untuk struktur bangunan, yang dimaksud
untuk menahan beban luar yang cukup besar.
4.2.2 Material
1. Batu
a. Batu harus bersih, keras tanpa alur atau retak dan harus dari jenis yang awet. Bila perlu batu
harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis dan lemah.
b. Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan dan saling mengunci
bila dipasang bersama.
2. Adukan
Adukan yang digunakan harus semen yang sesuai dan memenuhi kebutuhan dari pasal 4.1
dari spesifikasi.
4.2.3 Pasangan Plasteran
1. Lingkup Pekerjaan
Bahan dan campuran untuk adukan pasangan plasteran harus memenuhi persyaratan pasal
4.1 Adukan dibuat dengan campuran 1 Pc : 2 Ps. Pekerjaan plasteran dilakukan dua lapis, lapisan
pertama mortal seperti diatas dengan ketebalan 1,5 cm kemudian lapisan kedua dengan
adukan Aci yang mempunyai kekentalan yang memadai.
Sebelum dilakukan pelaksanaan plasteran, bidang dasar harus dibuat kasar dan bersih.
Pekerjaan plasteran harus rata, lurus, rapi dan halus. Setelah pekerjaan cukup kering, kemudian
harus dipelihara dengan siraman air secara rutin.
b. Pekerjaan ini harus pula meliputi penyiapan tempat kerja pada pekerjaan yang akan
dilaksanakan, termasuk pembongkaran setiap struktur yang harus dibongkar, galian pondasi,
penyiapan dan pemelihiraan pondasi, pengadaan penutup beton, pemompaan atau
tindakan lain untuk mempertahankan agar pondasi tetap kering dan urugan kembali
disekeliling struktur dengan urugan tanah yang dipadatkan.
c. Kelas mutu beton yang akan dipergunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam
kontrak harus sesuai dengan gambar atau pasal lain yang berhubungan dengan persyaratan
in iatau atas persetujuan Direksi.
d. Syarat dari PBI NI 2 1988 harus diterapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan beton yang
dilaksanakan dalam kontrak, terkecuali bila terdapat perbedaan maka syarat dalam
spesifikasi ini harus dipakai.
2. Pemenuhan Mutu
Mutu material yang dikirim, campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta hasil akhir harus
dimonitor dan dikendalikan seperti yang disyaratkan dalam standar rujukan.
Kontraktor harus memberitahu Direksi secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum bermaksud
mulai pencampuran atau pengecoran beton, seperti yang disyaratkan.
b. Terkecuali diizinkan Direksi, hanya saru merek produk saja yang digunakan proyek.
2. Air
Air yang digunakan dalam campuran perawatan serta pemakaian yang lainnya harus bersih, dan
bebas dari benda yang mengganggu seperti minyak, garam, asam, basa, gula atau organis. Air
akan diuji sesuai dengan dan harus memenuhi kriteria AASHTO T.26, air yang diketahui dapat
diminum boleh digunakan tanpa pengujian.
3. Syarat-Syarat Agregat
a. Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi syarat-syarat yang diberikan, tetapi
material yang tidak memenuhi syarat-syarat gradasi tersebut tidak perlu ditolak bila
kontraktor dapat menunjukkan dengan pengujian bahwa beton tersebut memenuhi sifat
campuran yang dibutuhkan seperti yang disyaratkan.
b. Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran partikel besar tidak lebih dari
¾ dari jarak minimum antara tulangan baja dengan acuan atau antara perbatasan lainnya.
4. Sifat Agregat
Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang bersih, keras dan kuat yang
diperoleh dengan pemecahan padas atau batu, atau dari pengayakan dan pencucian (jika perlu)
dari kerikil dan pasir sungai.
5. Pencampuran
a. Beton harus dicampur dalam pencampuran yang dioperasikan dengan mesin dari type dan
ukuran yang disetuji dan yang akan dijamin didistribusikan yang merata dari material.
b. Pencampuran harus dilengkapi dengan penampungan air yang cukup dan peralatan untuk
mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan secara teliti dalam masing- masing
penakaran.
c. Pencampuran pertama-tama harus diisi dengan agregat dan semen yang telah ditakar, dan
selanjutnya pencampuran dimulai sebelum ditambahkan.
d. Waktu pencampuran harus diukur pada saat air mulai dimasukkan kedalam campuran
material kering. Seluruh air percampuran harus dimasukkan sebelum seperempat waktu
percampuran telah berlalu.
Waktu pencampuran untuk mesin dengan kapasitas ¼ m3 atau kurang dari 1,5 menit, untuk
mesin yang lebih besar waktu harus ditingkatkan 15 detik untuk tiap tambahan 0,5 m3 dalam
ukuran.
4.3.3 Pengecoran
1. Penyiapan Tempat Kerja
a. Kontraktor harus membongkar struktur yang ada yang akan diganti dengan pekerja beton
yang baru atau yang harus dibongkar untuk dapat memungkinkan pelaksanaan pekerjaan
beton yang baru. Pembongkaran tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan syarat yang
disyaratkan dalam pasal 3.3 spesifikasi ini.
b. Kontraktor harus menggali atau mengurug pondasi atau formasi untuk pekerjaan beton
sesuai dengan garis dan elevasi dalam gambar rencana atau seperti ditetapkan oleh Direksi
sesuai dengan syarat-syarat dalam pasal 3.3 dari spesifikasi teknik ini, dan harus
membersihkan tempat yang cukup disekeliling dari pekerjaan beton tersebut sehingga
menjamin dapat dicapainya seluruh sudut pekerjaan dan dapat dengan mudah dan aman
untuk diamati.
c. Seluruh landasan pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus dipertahankan kering dan
beton tidak boleh dicor di atas tanah yang berlumpur dan bersampah atau dalam air.
d. Sebelum pengecoran dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang harus
dimasukkan kedalam tubuh (seperti pipa atau saluran) harus sudah ditempatkan dan diikat
kuat sehingga tidak bergeser sewaktu dilakukan pengecoran.
2. Suhu Adukan
Suhu beton pada saat dituangkan tidak boleh melebihi 27o C kecuali jika ada ketentuan dari
Direksi. Kontraktor harus menyimpan agregat, semen dan air ditempat yang terlindung dari
sinar matahari langsung atau cara lainnya yang ditentukan oleh Direksi untuk menjaga suhu
beton selama pengecoran.
3. Pengecoran
a. Kontraktor harus memberitahukan Direksi secara tertulis paling lambat 24 jam sebelum
mulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton bila operasi telah ditunda
untuk waktu lebih dari 24 jam. Pemberitahuan harus meliputi lokasi dari pekerjaan,
semacam pekerjaan kelas beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton.
b. Tidak bertentangan dengan pengeluaran suatu persetujuan untuk memulai, tidak ada beton
yang harus dicor bila Direksi Teknik atau wakilnya tidak hadir untuk menyaksikan operasi
pencampuran dan pengecoran beton secara menyeluruh.
c. Sesaat sebelum beton dicor, acuan harus dibasahi dengan air atau dilapisi disebelah
dalamnya dengna minyak mineral yang tidak akan membekas.
d. Tidak ada beton yang boleh digunakan bila tidak dicor pada posisi akhirnya dalam waktu 1
jam setelah pencampuran, atau dalam waktu secepatnya sesuai petunjuk Direksi atas dasar
pengamanan sidat-sifat mengerasnya semen yang digunakan.
e. Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengna sambungan konstruksi
yang telah disetujui atau sampai pekerjaan selesai.
f. Beton harus dicor sedemikian rupa agar terhindar dari segregasi (pemisahan) partikel kasar
dari hasil campuran. Beton harus dicor dengan acuan sedekat mungkin ke tempat akhirnya
untuk mencegah pengaliran dan harus tidak boleh mengalir lebih dari 1 meter dari tempat
awal pengecoran.
g. Bila dicor ke dalam struktur yang sulit dan tulangan yang rapat, beton harus dicor dalam
lapis-lapis horizontal yang tidak lebih dari 15 cm tebalnya.
h. Beton tidak boleh jatuh bebas kedalam acuan dari ketinggian lebih dari 150 cm.
i. Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa sehingga beton yang telah
berada dalam acuan masih plostos sehingga dapat menyatu dengan beton yang segar.
j. Air tidak boleh dialirkan ke atas atau dinaikkan kepermukaan pekerjaan beton dalam waktu
24 jam setelah pengecoran.
4. Pemadatan
a. Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis yang telah disetujui oleh Direksi. Bila
diperlukan penggetaran harus ditambah dengan penusukkan batang penusuk dengan
tangan, dengan alat yang cocok untuk menjamin konsolidasi yang tepat dan memadai.
Penggetaran tidak boleh digunakan untuk memindahkan beton dari suatu titik yang lain
dalam acuan.
c. Titik penempatan penggetaran atau alat penusuk harus berjarak lebih dari 45 cm satu
dengan lainnya. Penggetar atau alat penusuk harus ditempatkan sehingga masuk menembus
kedalam lapisan tempat-tempat dibawah lapisan yang baru ditempatkan tetapi tidak
kedalam lapisan yang telah mulai mengeras.
4.3.4 Bekisting
Kontraktor harus menyediakan dan memasang semua cetakan yang diperlukan, bangunan-
bangunan kayu, tunjangan-tunjangan dan lain yang diminta untuk pengecoran beton. Untuk
keperluan bekisting ini diizinkan memakai bahan polywood, hard board buatan pabrik, plat baja
atau papan. Dalam hal pemakaian papan maka permukaan bekisting yang akan kena adukan
harus memakai kayu yang keras. Semua pekerjaan bekisting tebalnya harus cukup untuk
menahan adukan basah sementara dicor divibrasi tanpa memberikan perubahan bentuk.
Perhatian khusus juga diberikan untuk menghindarkan ketidaktentuan yang rapi pada
penyimpangan-penyimpangan antar lini, cetakan beton untuk pengangkutan vertikal yang
berturut-turut harus berhubungan secara sempurna pada beton dalam pengangkutan
sebelumnya sehingga tidak ada tonjolan-tonjolan, cembung-cembung, retak-retak dan lain- lain
tanda kesalahan pada sambungan yang kelihatan.
Bekisting harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada kebocoran adukan. Dimana tidak
bisa dihindari dan bekisting itu terkena udara panas untuk waktu yang lama, yang mungkin akan
mengakibatkan terbukanya sambungan yang disebabkan oleh penyusutan dari panas, maka
kontraktor harus mencegah kebocoran adukan melalui sambungan-sambungan itu dengan cara
memakai dempul atau pemakaian ulang dari bekisting itu harus menurut kebijakan Direksi, yang
sekali-sekali akan meminta bekisting itu harus dibentuk atau diserut kembali, setelah berulang-
ulang dipakai maka Direksi akan meminta penggantian bekisting dengan yang baru.
Tanpa persetujuan Direksi tidak boleh dilakukan pembukaan bekisting, tetapi walaupun begitu
kontraktor tetap bertanggung jawab untuk pembukaan dengan segala akibatnya.
Diameter rata-rata daru jumlah 20 potong besi seukuran yang diambil tanpa memilih dari setiap
pengiriman tidak lebih besar atau lebih kecil dari 2 % dari pada diameter yang ditentukan. Besi
beton harus bebas atau bersih dari sisik besi, minyak, kotoran dan kerusakan- kerusakan
konstruksi. Bilamana Direksi menghendakinya setiap sebelum pengiriman, maka kontraktor
harus menyerahkan 3 prospektus besi beton yang dikeluarkan oleh perusahaan beton besi dan
baja untuk mendapat persetujuan Direksi, Pemeriksaan lapangan akan dilakukan oleh Direksi
atau wakilnya berdasarkan dengan spesifikasi dan prospektus itu.
Sebelum pembesian ditahan dalam beton maka setiap sisik besi, karat, minyak, lemak atau lain-
lain komponen yang dapat merusak harus dibersihkan dahulu. Gumpalan-gumpalan beton
kering mungkin menempel pada besi beton yang kelihatan pada waktu pelaksanaan
pengecoran, juga sama harus disingkirkan terlebih dahulu. Bila pemasangan pembesian telah
dilakukan dan siap untuk pengecoran, maka Direksi akan memeriksanya terlebih dahulu dan
pengecoran tidak boleh dilaksanakan sampai diadakan perbaikan-perbaikan oleh Direksi. Dalam
hal ini kontraktor harus memberitahukan Direksi paling lambat 24 jam sebelum rencananya
untuk mengecor dan pembesian diperiksa terlebih dahulu.
Untuk menjaga jangan sampai posisi besi bergeser tidak boleh dipakai penahan kayu pada dasar
maupun antara sisi-sisi pembesian. Untuk keperluan itu harus dipakai blok-blok beton (beton
tahu) yang khusus dibuat.
PEKERJAAN PENGADAAN DAN
PEMASANGAN PIPA
PASAL 1
UMUM
• Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pemasangan pipa. Pemborong harus melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan pemasangan pipa sesuai dengan dokumen pemilihan/penunjukkan langsung, dan
syarat-syarat yang tercantum dalam bestek ini, pekerjaan yang tidak tercantum dalam syarat-
syarat ini akan dilaksanakan sesuai dengan persyaratan Direksi.
• Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan akan ditunjukkan oleh direksi, dan dijelaskan pada gambar terlampir.
Bila diperlukan tempat kerja dan tempat tersebut terletak diluar daerahnya yang disediakan
oleh direksi maka pemborong harus menyelesaikan biaya ganti/sewa dan biaya-biaya
sehubungan dengan hal tersebut dan tidak diperkenankan meminta biaya tambahan.
Penyediaan tenaga tersebut termasuk pula kabel-kabel, alat-alat pengukur serta fasilitas-
fasilitas pengaman yang diperlukan dan termasuk pula lampu-lampu penerangan yang akan
menjamin lancarnya pekerjaan.
• Penyediaan Papan Penunjuk
Pemborong harus menyediakan dan mengusahakan papan petunjuk yang berisikan pekerjaan
yang sedang dilaksanakan, nama pemberi pekerjaan, pembiayaan, jangka waktu pelaksanaan
dan nama pemborong.
Apabila pipa-pipa menyebrangi/melalui jalan yang sedang sibuk maka pemborong harus secara
bertahap dan apabila perlu dikerjakan pada malam hari.
• Penyediaan Air
Air yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh pemborong termasuk
penyediaan peralatan pemipaan sementara untuk mengangkut air ke lokasi pekerjaan,
sehingga tidak mempengaruhi lancarnya pekerjaan.
Pemborong yang akan membayar ongkos-ongkos yang dikeluarkan akibat penyediaan air
tersebut, seperti biaya sambungan atau pengeluaran-pengeluaran lainnya.
Mengenai Kualitas air yang disyaratkan, akan dibahas secara terperinci pada bagian lain dari
buku spesifikasi ini.
• Peralatan
Pemboring diharuskan mengajukan daftar peralatan secara terperinci, yang akan digunakan
untuk melaksanakan pekerjaan.
Daftar tersebut harus disetujui oleh direksi dalam hal pembuatannya, pabrik pembuatannya,
nomor pengenal, kondisi dan rencana waktu tiba di tempat pekerjaan.
Pemborong dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memindahkan alat-alat tersebut,
sebagian atau seluruhnya tanpa persetujuan dari direksi. Pemborong diharuskan untuk
mempersiapkan alat-alat yang diperlukan untuk melaksanakan tiap tahap dari pekerjaan
sebelum tahap dari pekerjaan tersebut dimulai.
• Ukuran-Ukuran
Ukura-ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran sebenarnya dan gambarnya sendiri
adalah gambar skala. Jika tidak ada kesamaan antara pekerjaan dan gambarnya, maka segera
minta pertimbangan direksi untuk menetapkan mana yang benar.
• Gambar-Gambar Kerja
Gambar-gambar rencana untuk kegiatan ini akan diberikan kepada pemborong dan gambar
tersebut merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dokumen kontrak. Gambar-gambar
tersebut yang paling akhir setelah diadakan perubahan-perubahan dan merupakan patokan
bagi pelaksanaan pekerjaan.
Kontraktor wajib untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan
spesifikasi-spesifikasi lain yanga berhubungan dengan hal tersebut.
Apabila ternyata terdapat kekurangan dan hal lain yang meragukan pemborong diharuskan
mengajukan kepada direksi secara tertulis , dan direksi akan mengoreksi dan menjelaskan
gambar-gambar rencana tersebut untuk kelengkapan yang telah disebutkan dalam spesifikasi.
Penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan ditentukan selanjutnya oleh
direksi, akan disampaikan kepada pemborong secara tertulis.
• Penyediaan Material
Pemborong harus menyediakan sendiri semua material, seperti yang disebutkan dalam daftar
volume pekerjaan, kecuali material-material yang akan disediakan oleh direksi atau pembeli
pemerintah dan akan ditentukan tersendiri dalam syarat-syarat khusus atau dalam rapat
penjelasan.
Untuk material-material yang akan disediakan oleh pemberi tugas, pemborong harus
mengusahakan transportasi dan gudang yang ditentukan kelokasi pekerjaan, pemborong harus
mengganti jika material tersebut rusak yang diakibatkan oleh cara pengangkutan yang salah
ataupun hilang atau kurangnya material yang diangkut akibat kelalaian pemborong.
• Contoh-contoh
Contoh-contoh yang dibutuhkan harus segera ditentukan tanpa menunggu pembiayaan dari
pemborong, dan harus diambil dengan cara pengambilang contoh dari standar yang disetujui.
Contoh-contoh tersebut harus menggambarkan dengan nyata dari kualitas material yang ada
pada pelaksanaan pekerjaan.
Contoh-contoh yang telah disetujui harus disimpan tersendiri dan sama sekali tidak boleh
dicampur atau dikotori, sehingga menyebabkan berkurangnya kualitas dari material tersebut.
Penawaran dari pemborong harus sudah termasuk biaya yang dikeluarkan untuk test material,
jika dalam spesifikasi ini tidak disebutkan menggunakan material-material dari merk
tertentu, maka pemborong harus meminta petunjuk direksi untuk menentukan jenis-jenis
material yang baik dan boleh dipakai. Pemborong boleh mengganti dengan produk tertentu
yang kualitas minimum sama dengan kualitas yang ditentukan oleh direksi.
• Pematokan
Pemborong harus mengerjakan pematokan untuk menentukan kedudukan dan Feil Bangunan
sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini harus seluruhnya telah disetujui oleh direksi
sebelum memulai pekerjaan selanjutnya. Direksi dapat melakukan revisi pemasangan patok jika
dipandang perlu. Pemborong harus mengerjakan revisi tersebut sesuai dengan petunjuk
direksi. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok tersebut, pemborong harus
memberitahukan kepada direksi dalam waktu kurang dari 48 jam sebelumnya, sehingga direksi
dapat mempersiapkan segala yang perlu untuk melakukan pengawasan.
• Kedalaman Pipa
Semua Pipa harus dipasangan dengan kedalaman sebagai berikut :
• Kedalaman Pipa
Semua Pipa harus dipasangan dengan kedalaman sebagai berikut :
Meskipun demikian, dalam hal tidak tercantum kedalam gambar atau diminta oleh pemberi
tugas/direksi pelaksana, kedalaman pipa akan disesuaikan.
1.6.3 Pengertian
Yang dimaksud dengan :
1. Pipa HDPE adalah pipa HDPE yang tidak dilunakkan.
2. Diameter luar nominal (d) adalah diameter luar pipa (lihat Tabel 1)
3. Diameter luar rata-rata (dm) adalah hasil bagi pengukuran keliling pipa dengan (3.142)
4. Dengan tebal dinding nominal (e) adalah tebal dinding pipa, sesuai dengan serinya
(S),(lihat Tabel 1)
5. Tebal dinding pada setiap pengukuran (e) adalah hasil pengukuran tebal dinding pada
suatu bagian pipa.
6. Seri (S) adalah klasifikasi yang menunjukkan ketebalan pipa.
7. Panjang efektif adalah panjang pipa dengan integral soket keseluruhan dikurangi
dengan panjang soket bagian dalam.
1. Diameter luar nominal (de) tebal dinding nominal (e) sesuai dengan seri pipa (lihat
Tabel 1)
2. Tabel,
3. Panjang efektif pipa yang harus dipenuhi adalah 4 M, 6 M atau ditentukan dengan
persetujuan antara produsen.
1.6.6 Bahan
Spesifikasi bahan adalah sebagai berikut :
1. Bahan utama untuk pembuatan pipa HDPE adalah bahan HDPE murni tanpa bahan
pelunak dengan kandungan HDPE murni minimum 92,5 %.
2. Dapat digunakan bahan tambahan lain yang diperlukan untuk membuat pipa HDPE
yaitu :
a. Bahan Pengisi.
b. Bahan Pen-Stabil.
c. Bahan pigmen.
d. Bahan pelindung dari pengaruh sinar ultraviolet.
3. Bahan yang digunakan tidak boleh terekstraksi oleh air dan tidak menimbulkan bau
atau rasa pada air yang mengalir didalamnya.
20 1 42
(100)
(100) 12
60 1000 10
Keterangan:
2.1 Umum
Galian harus dibuat sedemikian, sehingga pipa dapat diletakkan pada lintasan dan kedalaman yang
ditentukan, dan penggalian hanya dilakukan sejauh pipa yang akan dipasang seperti yang diizinkan
oleh direksi. Galian harus dikeringkan dan dijaga selama pelaksanaan, sehingga pekerja dapat
bekerja di dalamnya dengan aman dan efisien.
Galian harus dibuat dengan lebar ekstra bila diperlukan, seperti untuk memasukkan penyangga-
penyangga, penguatan-penguatan galian dan peralatan-peralatan pipa.
Kedalaman galian dibawah sambungan adalah 5 Cm lebih dalam dari pipa pada galian alur pipa
dengan maksud pipa akan tersangga penuh sepanjang pipa.
Batu-batu dan bahan-bahan dasar kasar, apabila ditemukan harus disingkirkan untuk mendapat
ruang sekurang-kurangnya 10 Cm dibawah setiap sisi (Sekeliling) pipa dan peralatannya. Setelah
galian tersebut rata, maka harus diisi dengan pasir setebal 10 Cm minimum dan dipadatkan.
Pemborong harus menyediakan pos pengaturan lalu lintas sesuai petunjuk direksi.
PASAL 3
PEMASANGAN PIPA
Jika pipa diletakkan pada sudut 10o atau lebih besar, pemasangan harus dimulai pada bagian atas
dan harus mendahului bagian atas dengan ujung bell dari pipa yang bersudut.
PENYAMBUNGAN PIPA
4.1 Pembersihan
Bagian dalam akhiran bell dan bagian luar ujung spigot, harus dibersihkan dari minyak, pasir dan
benda-benda asing lainnya.
Jika dipakai gelang karet untuk sambungan, maka gelang karet yang melingkar harus dipasang dan
dimasukkan kedalam gasket pada bell socket.
Lapisan tipis minyak gelang harus dilapiskan dengan baik pada permukaan bagian dalam dari gasket
atau pada akhir dari pipa atau keduanya. Minyak gelang harus berasal dari persediaan yang
diberikan pabrik dan disetujui oleh direksi. Tidak diperkenankan mempergunakan bahan yang tidak
disetujui.
Jika dipakai sambungan dengan Solvent Cement dengan sikat yang tipis sampai merata pada ujung
pipa dalam Socket atau bagian dalam dari Fitting yang akan disambung.
Adalah penting untuk membuat sambungan pipa pada lintasan yang lurus dan defleksi dibuat
sesudah sambungan diselesaikan.
Baut-baut harus dikencangkan pelan-pelan dalam urutan yang tepat. Kecuali kalau ditunjukkan lain
oleh konsultan, nomor, jenis dan panjang baut-baut harus sesuai dengan standar ISO. Dengan
setiap baut harus dipakai mur yang bersamaan dan dua buah washer yang bersamaan. Baut-baut
serpis yang dipakai untuk mengikat cakram-cakram kayu tidak boleh dipakai guna menyambung
Flenge.
4.5 Pipa-Pipa Baja Dan Fitting
a. Pengelasan
Pengelasan dan persiapan bidang untuk dilas harus sesuai dengan standar B.S 2971 “Spesifikasi
Untuk Las Busur Cahaya Metal Kelas II” dari pada saluran pipa baja dan pemasangan pipa untuk
menyalurkan cairan atau standar lainnya yang diterima secara internasional sekarang ini yang
diusulkan oleh kontraktor dan disetujui oleh direksi.
5.3 Bak Katup Permukaan (Surface Valve Box) dan Ruang Katup (Valve Chumber)
Bak Katup permukaan tidak boleh menyalurkan tekanan dari atas terhadap katup dan harus
terletak tepat ditengah dan melampaui bagian mur dari katup dengan tutup bak yang sesuai
dengan permukaan jalan atau permukaan lainnya sesuai dengan pengarahan direksi.
Ruang katup harus dibangun seperti terlihat pada gambar, mur dari katup harus dapat
dioperasikan dengan mudah melalui lubang permukaan.
PENGUJIAN HYDROSTATIS
Panjang pengujian jalur/seksi tidak boleh lebih dari 1000 meter. Minimum tembusan tanah 300
Cm diatas pipa dan dipadatkan, kecuali pada sambungan tetap tampak untuk pemeriksaan selama
pengujian. Thrust Block harus sudah berumum minimal 7 hari sebelum saat pengujian, jalur/seksi
akan diisi dengan air setara air minum dan sejalan dengan tekanan udara, hidrant dan kran
pengeluaran.
Semua peralatan yang penting untuk pengujian ini, harus disediakan oleh pemborong. Pemborong
harus menggunakan peralatan ini dan mengadakan pengujian dibawah pengawasan dan petunjuk
direksi. Semua bagian dari sambungan yang dikerjakan pada hari itu harus diuji pada hari itu juga.
PENIMBUNAN KEMBALI
Kontraktor harus bekerja dengan hati-hati dalam penempatan timbunan ini, untuk menghindari
terjadinya kerusakan-kerusakan penggeseran pipa, timbunan ini harus dipadatkan dengan
pemadat.
Setelah selesai seluruh pekerjaan pelaksana wajib melakukan pemeriksaan ulang dan
membersihkan sisa-sisa bekas pekerjaan serta melakukan uji coba.
Apabila seluruh pekerjaan telah selesai, pelaksanaan dapat mengajukan kepada Konsultan
Pengawas dan Pejabat pelaksana Kegiatan untuk memeriksa kebenaran pekerjaan agar dapat
menandatangani Berita Acara Serah Terima (BAST) Pekerjaan.
Untuk Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) Penerima Hibah dalam bentuk barang, wajib
menandatangani NPHD sebelum penyerahan barang, penyerahan barang hibah dituangkan dalam
Berita Acara Penyerahan Hibah.