Anda di halaman 1dari 21

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

KEGIATAN : PELAKSANAAN PROGRAM DAK


PEKERJAAN : PEMBANGUNAN AREA BERMAIN APE LUAR RUANG
: TK CEMPAKA CIAMIS
KECAMATAN CIAMIS – KABUPATEN CIAMIS –
PROVINSI JAWAB BARAT.
TAHUN ANGGARAN : 2023

PENJELASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pasal 1
URAIAN UMUM

1. Pemberian pekerjaan meliputi :


Mendatangkan, pengolahan semua bahan, pengerahan tenaga kerja, mengadakan alat bantu
dan sebagainya. Pada umumnya langsung termasuk dalam usaha penyelesaian dan
penyerahan pekerjaan dalam keadaan sempurna dan lengkap.
Disini juga termasuk pekerjaan atau bagian pekerjaan yang walaupun tidak disebut dengan
jelas dalam persyaratan teknis dan gambar-gambar, tetapi masih dalam lingkup pekerjaan
yang dilaksanakan sesuai dengan petunjuk Pimpinan Proyek dan Consultant Pengawas.

2. Lapangan pekerjaan, termasuk segala sesuatu yang berada didalamnya diserahkan tanggung
jawab kepada Pelaksana

3. Pelaksana harus menyelesaikan pekerjaan dengan sempurna dan dalam keadaan selesai,
dimana termasuk pembersihan lokasi pekerjaan dan sebagainya.

4. Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan pelaksanaan pekerjaan utama, Kontraktor


Pelaksana berkewajiban antara lain :
a. Mempersiapkan dan membersihkan halaman pekerjaan dari hal-hal yang dapat menganggu
jalannya pekerjaan.

b.Mengadakan hal-hal yang diperlukan pada penunjang pelaksanaan pekerjaan.

5. Panitia Pengembangan wajib membuat gambar detail pelaksanaan (shop drawing)


berdasarkan pada dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan lapangan. Gambar ini

1
sebagai pendukung detail-detail khusus yang belum tercakup lengkap dalam gambar kerja/
dokumen kontrak.

6. Semua gambar shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari Consultant Pengawas.

7. Panitia Pengembangan wajib mengajukan contoh dari semua bahan yang akan digunakan
dan diserahkan kepada Consultant Pengawas untuk mendapatkan persetujuan, sebanyak
minimal 2 (dua) produk yang setara dari merk pembuatan atau kecuali telah ditentukan lain
oleh Konsultan Arsitek.

8. Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Panitia Pengembangan adalah : “ Perencanaan”


yang didalamnya meliputi pekerjaan : a. Pekerjaan persiapan
• Lokasi yang memerlukan penggalian harus dibersihkan dari bekas akar-akar pohon
maupun sampah yang dapat merusak konstruksi bangunan.
• Bouwplank harus dibuat dari bahan kayu yang kuat dan lurus selama pelaksanaan
sedang berjalan. Bouwplank yang rusak segera diperbaiki, serta permukaan papan
bouwplank harus diketam agar permukaan menjadi lurus dan tebal papan minimal 2,5 cm
dan lebar 20 cm.
• Peil ± 0.00 diambil tinggi dari titik duga dan merupakan bidang persamaan ukuran.
• Penggalian pondasi baru dapat dilaksanakan setelah bouwplank penandaan, ukuran-
ukuran pada patok telah mendapat persetujuan dari Consultant Pengawas.
• Pelaksana wajib membuat dan memasang papan nama proyek dengan ukuran 60 x
100 cm.
Pekerjaan perawatan, selama jangka waktu pemeliharan. Termasuk pembersihan umum pada
waktu penyerahan pertama, seperti bahan-bahan bangunan yang tidak terpakai, sampah,
kerusakan-kerusakan atau hal-hal yang merupakan akibat dari pekerjaan Panitia
Pengembangan.
Pekerjaan lain yang tercantum ataupun yang dimaksudkan dalam gambargambar, spesifikasi
teknis serta berita acara penjelasan.

9. Pekerjaan yang harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan didalam spesifikasi


teknis, gambar-gambar yang ada, berita acara penjelasan, perintah Pimpro/ petunjuk-petunjuk
Consultant Pengawas selama pekerjaan berlangsung.

10. Ukuran-ukuran
a. Ukuran-ukuran patokan dan ukuran tinggi telah ditetapkan seperti dalam gambar .
b. Jika terdapat perbedaan antara ukuran yang terdapat didalam gambar utama dengan
ukuran yang terdapat didalam detail, maka yang mengikat adalah ukuran yang berada

2
didalam gambar skala terbesar (detail). Namun kejadian tersebut harus dilaporkan segera
kepada Consultant Pengawas untuk mendapat persetujuan yang akan dilaksanakan.
c. Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang keliru sebelum dan selama pelaksanaan
pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab Panitia Pengembangan sepenuhnya.
d. Sebagai patokan/ ukuran pokok ± 0.00 diambil petunjuk yang diadakan dilapangan, yaitu
pada ketinggian lantai denah disesuaikan dengan lokasi lapangan.
e. Ukuran tinggi yang tetap terhadap ukuran pokok ± 0.00 ditentukan oleh patok yang sudah
ada diatas halaman proyek dan tanda patokan ini harus dijaga dan terpelihara dengan baik.
f. Penetapan ukuran dan sudut-sudut siku tetap dijaga dan diperhatikan ketelitiannya dengan
mempergunakan alat water-pass dan theodolit.atau dengan alat siku – siku dari kayu.

Pasal 2
SYARAT-SYARAT TEKNIS BAHAN

1. Penyediaan
a. Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan dipakai air tawar bersih yang tidak mengandung
minyak, asam, alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahanbahan lain yang merusak
bangunan, memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam
PUBI-1970/ NI-3 pasal 10.
b. Khusus untuk beton jumlah air yang digunakan untuk membuat adukan disesuaikan dengan
jenis pekerjaan beton, dapat ditentukan dengan ukuran isi atau ukuran berat serta harus
dilakukan dengan tepat.

2. Pasir Urug
Pasir untuk pengurugan, peninggian dan lain-lain tujuan, harus bersih dan keras atau
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI-1970/NI-3. Pasir laut untuk maksud-
maksud tersebut tidak dapat digunakan.

3. Pasir Pasang
a. Pasir untuk adukan pasangan, adukan plesteran dan beton bitumen, harus memenuhi
syarat-syarat yang ditentukan dalam PBI-1971/NI-2
b. Butiran-butiran harus tajam dan keras tidak dapat dihancurkan dengan jari.
c.Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 %.
d. Butiran-butirannya harus dapat melalui ayakan berlubang persegi 3 mm.
e. Pasir laut tidak boleh digunakan.

3
4. Portland Cement
a. Portland Cement (PC) yang digunakan harus PC sejenis (NI-8) dan masih dalam kantong
utuh atau baru serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PBI-71/ NI-2.
b. Bila menggunakan PC yang telah disimpan lama harus diadakan pengujian terlebih dahulu
oleh laboratorium yang berkompeten.
c. Dalam pengangkutan PC ketempat pekerjaan harus dijaga agar tidak menjadi lembab dan
penempatannya harus ditempat yang kering.

d. PC yang sudah membatu (menjadi keras) dan “sweeping” tidak boleh dipakai.

5. Pasir Beton
a. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis, lumpur
dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang tercantum
dalam PBI 1971/ NI-3.
b. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 %.

6. Koral Beton (kerikil)/ Split


a. Digunakan koral/ kerikil alam yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai
gradasi kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI-1971.
b. Butiran-butiran split harus dapat melalui ayakan berlubang persegi 76 mm dan tertinggal
diatas ayakan berlubang 20 mm.
c. Koral (kerikil)/ split tidak boleh mengandung lumpur melebihi 1 %.
d. Warna harus hitam mengkilap keabu-abuan.

7. Beton Non Struktur


a. Pekerjaan ini meliputi beton sloof, kolom struktur ,kolom praktis, ring balok untuk pekerjaan
beton bukan struktur, seperti yang ditunjukan dalam gambar.
b. Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah K-175 dan harus
memenuhi persyaratan dalam PBI-1971.
c. Campuran beton menggunakan perbandingan volume..
d. Beton mutu K-125 sampai dengan K-175.
e. Khusus pekerjaan ini pada umumnya dapat dipakai volume campuran 1 PC : 2 Ps : 3Kr
8. Besi Beton
a. Besi beton yang digunakan mutu U-24 dan seterusnya tergantung yang ditentukan. Yang
penting harus dinyatakan oleh tes Laboratorium resmi dan syah.

4
b. Besi harus bersih dan tidak mengandung minyak/ lemak, asam, alkali dan bebas dari cacat
seperti serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi persyaratan SNI-2 (PBI-
1971).
c. Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
• Peraturan-peraturan/ standar setempat yang biasa dipakai.
• Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971/ NI-2.
• Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961/ NI-5.
• Peraturan Semen Portland Indonesia 1972/ NI-8.
• Peraturan pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
• Ketentuan-ketentuan Umum untuk Pelaksanaan Pelakasana Pekerjaan Umum (AV) No. 9.
• Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tulisan yang diberikan Consultant
Pengawas.
• Peraturan-peraturan/standar yang berlaku di Indonesia yang masih relevan.
9. Bata Merah
Persyaratan bata merah harus melalui persyaratan seperti tertera dalam NI-10 atau dengan
persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
a. Bata merah harus satu pembangunan gedung aula, satu ukuran, satu warna, satu kualitas.
b. Ukuran yang digunakan : panjang 24 cm, lebar 11,5 cm, tebal 5,2 cm atau panjang 24
cm, lebar 11cm, tebal 5 cm.
c. Penyimpangan terbesar dari ukuran seperti tersebut diatas adalah panjang maksimum 3 %,
lebar maksimum 4 %, tebal maksimum 5 %, dengan selisih maksimum ukuran antara bata
terkecil.
d. Warna
Satu sama lain harus sama dan apabila dipatahkan warna penampang harus sama merata
kemerah-merahan.
e. Bentuk.
Bidang-bidangnya harus rata atau rusuk-rusuknya harus siku atau bersudut 90 derajat.
Bidangnya tidak boleh retak-retak.
f. Berat satu sama lain harus sama, yang berarti ukuran, pembakaran dan pengadukan-
pengadukan sama dan sempurna.
g. Suara apabila dipukul dengan benda keras suaranya nyaring.
h. Pasangan batu bata dengan adukan 1 : 3 dilaksanakan pada dinding toilet, kamar mandi,
pasangan bata trasraam dan untuk pasangan lainnya.
i. Pemasangan batu bata maksimal 12 m2 luas bidang harus diberi kolom praktis.

5
Pasal 3
PEKERJAAN PASANGAN

1. Pasangan Batu Bata


1.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu yang
dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.
Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi dinding-dinding bangunan, luar dan dalam,
tangga-tangga dan seluruh detail yang disebutkan/ ditujukan dalam gambar atau sesuai
petunjuk Consultant Pengawas.

1.2. Persyaratan Bahan (lihat syarat-syarat teknis bahan)


• Bata merah bermutu baik, pembakaran sempurna, bebas dari cacat dan retak, minimum
belah menjadi 2 bagian, produk ikal dan memenuhi persyaratan bahanbahan PUBI 1970.
• Pasir harus bersih, tajam dan kandungan lumpur maksimal 5 %, kotoran organik dan
bahan yang dapat merusak pasangan, untuk itu pasir yang akan digunakan terlebih
dahulu diayak lewat ayakan dengan diameter lobang sebesar 2,36 mm.
• Pasir laut tidak boleh digunakan untuk pekerjaan pasangan.
• Semua semen yang dipakai Produksi dalam negeri dan harus memenuhi persyaratan N.I-
8 Type I menurut ASTM dan memenuhi 8400 standar Portland Cement.

1.3. Adukan/ Campuran/ Spesi


Adukan Plesteran 1 Pc : 3 Ps dilaksanakan untuk :
a. Semua pasangan bata yang berada diatas pasangan bata trasraam.
b. Pasangan bata tembok pagar depan, gerbang, papan nama sekolah serta pasangan bata
lainnya.
c. Plesteran dinding yang masuk kedalam tanah, seluruh pasangan transraam, plint
plesteran, afereking permukaan beton dan seluruh pasangan bata 1 Pc : 3 Ps tersebut
diatas.
d. Plesteran untuk pasangan dinding dan plesteran yang tidak transraam seperti tercantum
diatas.
Adukan Plesteran 1 Pc : 3 Ps dilaksanakan untuk :
a. Semua pasangan bata diatas sloof diatas lantai setinggi 0.5 meter. Pada semua dinding
yang berhubungan dengan air.
b. Pasangan bata kedua sisi saluran dan bata sebagai pondasi serta tempat-tempat lainnya
yang diperlukan seperti pasangan dinding KM/WC.

6
c. Plesteran dinding yang masuk kedalam tanah, seluruh pasangan transraam, plint
plesteran, afereking permukaan.

1.4. Syarat-Syarat Pelaksanaan


Sebagian besar dinding dari batu bata merah, dengan menggunakan aduk campuran 1 pc :
3 pasir. Untuk semua dinding luar maupun dalam, dilantai dasar maupun lantai tingkat ,
mulai dari permukaan sloof/ balok sampai ketinggian 50 cm, diatas permukaan lantai toilet
daerah basah dan daerah lain yang sesuai dengan gambar, digunakan adukan rapat air
dengan campuran 1 Pc : 3 Ps. Batu bata merah yang digunakan batu bata lokal dengan
kwalitas terbaik yang disetujui Consultant Pengawas. Sebelum digunakan batu bata harus
direndam dalam bak air atau drum hingga penuh. Setelah bata terpasang dengan adukan,
nat/ siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian
disiram air. Pasangan dinding bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan. Pemasangan dinding dilakukan
bertahap, setiap tahap terdiri maksimum 24 lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom
praktis. Bidang dinding bata ½ batu yang luasnya lebih besar 9 m2 harus ditambahkan kolom
dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 15/15 cm dengan tulangan pokok 4 ø - 10
m begel ø 8 - 15 mm, jarak antara kolom 3 - 3.5 m.
Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom)
harus diberi penguat stek-stek besi beton ø - 8 mm, jarak 40 cm, yang terlebih dahulu
ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan bagian yang ditanam dalam
pasangan bata sekurang-kurangnya 30 cm, kecuali ditentukan lain. Tidak diperkenankan
memasang bata merah yang patah dua melebihi 5 %.bata yang patah lebih dari dua tidak
boleh digunakan.
Pasangan batu bata merah untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finish setebal
15 cm dan untuk dinding 1 (satu) batu finish adalah 25 cm. Pelaksanaan pasangan harus
cermat rapi dan benar-benar tegak lurus.
1.5. Contoh Bahan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Panitia Pengembangan harus memberikan contohcontoh
material : batu batu merah dan pasir untuk mendapat persetujuan dari Consultant
Pengawas.
Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Consultant Pengawas akan dipakai sebagai
standard/ pedoman untuk memeriksa/ menerima material yang dikirim oleh Panitia
Pengembangan ke site.. Panitia Pengembangan diwajibkan mempunyai gudang
penyimpanan contoh-contoh bahan material yang telah disetujui oleh Consultant Pengawas.

7
1.6. Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Barang
Selain bata merah, pasir dan air, bahan-bahan yang dikirim ke site dalam keadaan tertutup
atau dalam kantong-kantong yang masih disegel dan berlabel pembangunan gedung aula,
bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak cacad. Bahan harus
diletakkan ditempat yang kering, berventilasi baik, terlindung dan bersih.
Panitia Pengembangan bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan
baik sebelum dan selama pelaksanaan. Bila ada hal-hal yang tidak pada tempatnya, bahan
rusak Panitia Pengembangan harus menggantinya dengan persetujuan Consultant
Pengawas.

1.7. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan


Panitia Pengembangan diwajibkan melindungi pekerjaan tersebut dari kerusakan yang
diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan yang lain. Bila terjadi kerusakan Panitia
Pengembangan diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu
pekerjaan.

Pasal 4
PEKERJAAN BETON

Pekerjaan Beton Non Struktural


1.1 Lingkup Pekerjaan
• Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik dan
rapih.
• Pengadaan dan pemasangan kolom praktis untuk pasangan dinding batu bata.
• Dan lain-lain komponen yang ditunjukkan pada gambar antara lain meja wastafel.

1.2 Syarat-syarat Umum dan Peraturan


a. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah-istilah teknik serta syarat-syarat
pelaksanaan beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam bagian dokumen ini.
b. Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi teknis ini maka semua pekerjaan beton harus
sesuai dengan standar dibawah ini.
• SK SNI T-15-1991-03.
• Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971).

8
c. Semua material yang dipergunakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Consultant Pengawas sebelum dipergunakan dalam proyek ini, kemudian semua material
yang akan dipergunakan harus sesuai dengan persyaratan yang ada dalam RKS ini.

1.3 Pekerjaan beton bertulang pada pekerjaan ini disyaratkan menggunakan mutu beton K 225.
1.4 Pekerjaan beton bertulang pada pekerjaan ini disyaratkan menggunakan mesin molen dan
pemadatan beton pada waktu pengecoran harus dilakukan secara sempurna menggunakan
vibrator/dipukul pukul cetakanya, sehingga hasil pengecoran tidak ada yang keropos.

1.5 Pengangkutan dan Pengadukan


Waktu pengangkutan harus diperhatikan sehingga waktu antara pengadukan dan pengecoran
tidak lebih dari satu jam. Dengan demikian perbedaan waktu antara pengadukan dan
pengecoran tidak terlalu boleh terlalu lama.

1.6 Untuk bidang-bidang yang vertikal, ketinggian beton yang akan dicor maksimum 150 cm.

1.7 Pengecoran beton


a. Semua penulangan harus dimatikan pada kedudukan dan diperiksa terlebih dahulu oleh
ahli/ Consultant Pengawas sebelum pengecoran dilakukan.
b. Consultant Pengawas harus menerima pemberitahuan minimal 2 x 24 jam sebelum
pengecoran dilakukan agar pemeriksaan dan persetujuan dapat diberikan pada waktunya.
c. Beton yang tidak dapat dipakai atau mengeras, Kotoran-kotoran beton itu harus
disingkirkan.
d. Sebelum pengecoran dilakukan, semua penulangan, pembesian yang telah terpasang
harus dimintakan persetujuan Consultant Pengawas.
e. Semua pekerjaan beton bertulang, sebelum dilakukan pengecoran harus diberikan beton
tahu/decking sesuai dengan gambar.

1.8 Cetakan Beton


a. Cetakan yang akan dipakai dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan permukaan
beton yang rata dan halus. Untuk itu dipergunakan papan klas II dengan ketebalan tidak
boleh kurang dari 3.0 cm.
b. Sebelum beton dituang, terlebih dahulu konstruksi cetakan beton diperiksa untuk dapat
memastikan telah benar peletakannya, kokoh, rapat serta bersih dari segala kotoran,
permukaan cetakan harus diberi minyak (form oil) untuk mencegah melekatnya beton
pada cetakannya.
c. Permukaan cetakan harus dibasahi dengan persetujuan Consultant Pengawas jika beton
telah melampaui umur/ waktu sebagai berikut :

9
• Pada sisi balok = 48 jam
• Balok tanpa beban = 7 hari
• Balok dengan beban = 21 hari
• Plat lantai/ atap = 21 hari
Dengan pertimbangan lain cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan Consultant
Pengawas
1.9 Pembesian
a. Bahan material ukuran dan ukuran batang semua baja tulangan harus baru dengan mutu
baja U 24 sesuai dengan SI untuk beton dan harus disetujui oleh Consultant Pengawas.
Diameter tulangan baja beton harus sesuai dengan gambar bila kemudian karena
keadaan lapangan harus diadakan penggantian/ penyesuaian diameter terlebih dahulu
harus disetujui oleh Consultant Pengawas.
b. Pembongkaran/ pembentukan dan pembersihan.
Baja tulangan beton sebelum dipasang harus dibersihkan dan diserpih-serpih, karat,
minyak, gemuk dan pelapisan yang akan merusak atau mengurangi daya rekatnya.
Baja tulangan dengan bengkokan yang tidak ditunjukan dalam gambar tidak boleh
dipakai, semua batangan harus dibengkokan dalam keadaan dingin, pemasangan dari
besi beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara-cara pengerjaannya disetujui
oleh Consultant Pengawas.
c. Sistem pemasangan, pengunaan besi beton, ketetapan diameter dalam pembesian agar
tetap mengikuti gambar yang ada, seperti pembesian :
• Plat pondasi.
• Kolom konstruksi.
• Sloof / Ring Blk
• Balok/ Konsol beton bertulang pada seluruh bangunan
1.10 Pengecoran beton
a. Semua penulangan harus dimatikan pada kedudukan dan diperiksa terlebih dahulu oleh
ahli/ Consultant Pengawas sebelum pengecoran dilakukan.
b. Consultant Pengawas harus menerima pemberitahuan minimal 2 x
24 jam sebelum penegecoran dilkukan agar pemeriksaan dan persetujuan dapat
dipakai pada waktunya.
c. Beton yang tidak dapat dipakai atau mengeras, kotoran-kotoran dan benda-benda yang
tidak berguna harus dikeluarkan dalam begisting, beton molen dan alat pembawa.

10
d. Pada saat pengecoran lapisan-lapisan beton ini harus dipadatkan dengan menggunakan
vibrator.dan manual dengan cara dipukul – pukul pada begestingnya
e. Sebelum pengecoran dilakukan, semua penulangan, pembesian yang telah terpasang
harus dimintakan persetujuan Consultant Pengawas.
1.11 Beton cor Tumbuk
Beton tidak bertulang dengan adukan 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr digunakan untuk Rabat beton
lantai/ landasan.
1.12 Syarat-syarat Bahan Beton Bertulang
• Portland Cemen ( PC ) type I
• Pasir pasang/beton
• Kerikil/ Koral alam di maksimum 40 mm
• Air yang digunakan harus memenuhi syarat, yang tersurat dalam PBI 71, dan peraturan

• Penyimpanan beton/ penimbunan pasir dengan kerikil harus dipisahkan satu dengan yang
lain hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut tidak tercampur untuk mendapatkan
perbandingan adukan beton yang tepat
Syarat-syarat Pelaksanaan
• Pemasangan kolom praktis, ring balok tiap 9 m2 dinding batu bata.
• Kualitas pekerjaan.
• Kualitas beton yang digunakan adalah K.225 dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan
lain sesuai dengan peraturan Beton Bertulang 1971 (PBI-1971) dan/atau SK.SNI.T-
15.1991-03.
• Pembesian
Pembuatan tulangan untuk batang-batang yang lurus atau dibengkokkan, sambungan
dan kait-kait dan pembuatan sengkang-sengkang harus sesuai dengan persyaratan yang
tercantung pada PBI-1971 dan/atau SK.SNI.T.T-15.1991-03.
• Pemasangan tulangan beton harus sesuai dengan gambar konstruksi. Tulangan beton
harus diikat dengan kawat beton untuk menjamin besi tersebut tidak berubah tempat
selama pengecoran dan harus bebas dari papan acuan atau lantai kerja dengan
memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan PBI-1971 dan SK. SNI. T15 1991-03.
Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan kerja
dalam waktu 24 jam setelah ada perintah tertulis dari Pimpinan Proyek/ Consultant
Pengawas.
• Pengecoran beton.

11
• Cara pengadukan menggunakan beton molen atau diaduk manual. Takaran untuk semen,
pasir dan kerikil harus disetujui terlebih dahulu oleh Consultant Pengawas.
• Sebelum pengecoran, Panitia Pengembangan wajib membersihkan dan menieiram
cetakan-cetakan sampai bersih jika perlu, kekentalan adukan diawasi, dalam memeriksa
slump pada setiap campuran baru.
• Memeriksa kembali ukuran-ukuran dan peil/ ketinggian, penulangan dan penempatan
penahan jarak.
• Pengecoran harus dilakukan sebaik mungkin dengan menggunakan alat penggentar
untuk menjamin beton cukup padat dan harus dihindarkan terjadinya cacat pada beton
seperti kropos dan sarang koral/ kerikil yang dapat memperlemah konstruksi.
• Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya, maka
tempat perhentian tersebut harus disetujui oleh Consultant Pengawas.
• Pekerjaan acuan/ bekisting.
• Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah ditetapkan/
yang diperlukan dalam gambar.
• Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan perkuatan-perkuatan cukup kokoh dan
dijamin tidak berubah bentuk dan tetap pada kedudukan selama pengecoran.
• Acuan harus rapat dan tidak bocor, permukaannya, bebas dari kotoran-kotoran seperti
serbuk gergaji, potongan-potongan kayu, tanah dan sebagainya, sebelum pengecoran
dilakukan dan harus mudah dibongkar tanpa merusak permukaan beton.
• Tiang-tiang acuan harus diatas tiang papan untuk memudahkan memindahkan
perletakan, tiang-tiang tidak boleh disambung lebih dari satu, tiang-
cm, tiang-tiang satu dengan lain harus diikat dengan palang papan/ balok secara
menyilang. Pembukaan acuan baru dibuka setelah memenuhi syaratsyarat yang
dicantumkan dalam PBI-1971 dan SNI.T-15-1991-03.
• Pekerjaan pembongkaran acuan/ bekisting.
• Pembongkaran bekisting hanya boleh dilaksanakan dengan izin tertulis dari Consultant
Pengawas.
• Setelah Bekisting dibuka tidak diizinkan mengadakan perubahan apapun pada
permukaan beton tanpa persetujuan tertulis dari Consultant Pengawas.
Contoh Bahan.
• Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Panitia Pengembangan harus memberikan contoh-
contoh material seperti : besi, koral/split, pasir, PC untuk mendapat persetujuan dari
Consultant Pengawas.

12
• Contoh-contoh yang telah disetujui Consultant Pengawas akan dipakai sebagai standard/
pedoman untuk memeriksa atau menerima material yang akan dikirim oleh Panitia
Pengembangan ke site.
• Syarat-syarat pengiriman dan penyimpanan.
• Bahan harus didatangkan ke ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak cacat.
• Beberapa bahan tertentu harus masih dalam kotak/ kemasan aslinya yang masih tersegel
dan berlabel pembangunan gedung aulanya.
• Bahan harus disimpan ditempat terlindung dan tertutup kering, tidak lembab dan bersih
sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh pembangunan gedung aula.
• Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya.
• Panitia Pengembangan bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan, bila ada kerusakan Panitia Pengembangan wajib mengganti atas biaya
Panitia Pengembangan.
• Syarat-syarat pengamanan pekerjaan.
• Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3 x 24 jam setelah
pengecoran.
• Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari pekerjaanpekerjaan
lain.
• Bila terjadi kerusakan, Panitia Pengembangan diwajibkan untuk memperbaikinya dengan
tidak mengurangi kualitas pekerjaan. Bagian beton setelah dicor selama dalam masa
pengerasan harus selalu dibasahi dengan air terus menerus selama 1 minggu atau lebih
sesuai ketentuan dalam peraturan beton bertulang, PBI-1971 dan SK.T-15 1991-03.

Pasal 5
PEKERJAAN LANTAI

1. Pekerjaan Sub Lantai


1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga, bahan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan
untuk terlaksannya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang baik.
b. Pekerjaan sub lantai beton ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar sebagai dasar dari lantai finishing keramik.

13
1.2. Bahan Persyaratan
a. Sub lantai menggunakan lantai kerja rabat beton dengan campuran 1 pc : 3 ps : 5 Kr t 8
cm K-175.
b. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan : PBI
1971/SK.SNI.T-15. 1991-03, (NI-2) PUBB-1956 dan (NI-8).
c. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya, untuk mendapatkan persetujuan dari Consultant Pengawas.
d. Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas akan tetapi dibutuhkan untuk
menyelesaikan/ penggantian dalam pekerjaan ini harus baru, kualitas terbaik dari
sejenisnya dan harus disetujui oleh Consultant Pengawas.

1.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


a. Untuk pasangan yang langsung diatas tanah, tanah yang akan di-sub lantai harus
dipadatkan sehingga terdapat permukaan yang rata dan untuk memperoleh daya dukung
tanah yang maksimal, dipergunakan alat timbris.
b. Pasir urug dibawah lantai diisyaratkan harus keras, bersih dan bebas alkali, asam
maupun bahan organik lainnya. Tebal yang diisyaratkan 5 cm atau setebal sesuai dengan
gambar dan disiram dengan air kemudian ditimbris untuk memperoleh kepadatan yang
maksimal.
c. Diatas pasir urug diberi adukan rabat beton setebal 5 cm dengan campuran 1pc : 3psr :
5kr.
d. Untuk pasangan diatas plat beton (lantai tingkat ) diberi lapisan plester (screed) campuran
1 pc : 3 psr setebal 5 cm dengan memperhatikan kemiringan lantai. Sub lantai dari rabat
beton dilakukan pemerataan sehingga benar-benar rata dengan kemiringan lantai yang
diisyaratkan.
e. Contoh bahan
Sebelum dilakukan pekerjaan, Panitia Pengembangan harus memberikan contohcontoh
material, untuk mendapatkan persetujuan dari Pimpinan Proyek/ Consultant Pengawas.
Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Pimpinan Proyek/ Consultant Pengawas akan
dipakai sebagai standard pedoman untuk memeriksa atau menerima material yang dikirim
oleh Panitia Pengembangan ke site. Panitia Pengembangan diwajibkan membuat tempat
penyimpanan yang telah disetujui oleh Consultant Pengawas.
f. Syarat-syarat Penerimaan dan Penyimpanan Bahan
Material/ bahan yang harus didatangkan ketempat pekerjaan harus berkualitas baik dan
tidak bercacat. Beberapa bahan tertentu masih dalam kantong/ kemasan aslinya yang
14
masih tersegel dan berlabel pembangunan gedung aulanya. Bahan harus disimpan
ditempat yang terlindung dan tertutup kering tidak lembab dan bersih, sesuai persyaratan
yang telah ditentukan.
g. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
Selama 7 hari setelah pekerjaan dilaksanakan, tempat pelaksanaan pekerjaan harus
dilindungi dari lalu lintas orang dan barang. Panitia Pengembangan diwajibkan melindungi
pekerjaan tersebut dari kerusakan yang diakibatkan oleh pekerjaan yang lain. Bila terjadi
kerusakan, Panitia Pengembangan harus diwajibkan untuk memperbaikinya dengan tidak
mengurangi kualitas pekerjaan.

2. Lantai Keramik
2.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga, bahan-bahan, peralatan yang dibutuhkan untuk
terlaksannya pekerjaan ini, untuk mencapai hasil yang baik.
b. Pekerjaan keramik pada lantai adalah pada seluruh kebutuhan ruangan.
Dan seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam daftar finishing material atau
sesuai dengan petunjuk Pemimpin Proyek/ Consultant Pengawas.

2.2. Persyaratan Bahan


Lantai keramik yang digunakan :
Jenis : Keramik lantai dengan mutu KW I.
Ukuran : Disesuaikan Di RAB
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM, peraturan
keramik Indonesia (NI-19) dan PUBI-1982
Sistem pemasangan lantai keramik adalah sebagai berikut :
a. Sebelum dilaksanakan pemasangan bahan, harus mengajukan contoh terlebih dahulu
untuk mendapat persetujuan Consultant Pengawas. Bahan tersebut harus disimpan
ditempat yang terlindung dan tertutup, kering dan basah.
b. Sebelum dipasang tegel keramik terlebih dahulu diberi lapisan pasir halus setebel 3 cm
diatas beton tumbuk/ rabat beton, namun terlebih dahulu rabat beton dan plat lantai
disiram dengan air hingga jenuh, kemudian dilanjutkan dengan bubuk PC yang langsung
ditempelkan pada keramik tersebut.

15
c. Semua keramik yang akan dipasang terlebih dahulu direndam air, pengisian siar-siar
harus dilakukan dengan semen yang sewarna dengan bahan lantai yang dipasang.
Pengisian siar-siar harus dilakukan dengan rapi, merata dan padat.
d. Pekerjaan lantai yang tidak lurus/ waterpass, siarnya tidak lurus, berombak, turun naik
dan retak harus dibongkar dan diperbaiki.
• Semen Portland (PC)
• Pasir Pasang dan air
Panitia Pengembangan harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis operatif dan
pembangunan gedung aula sebagai informasi bagi Consultant Pengawas.
Material lain yang tidak terdapat pada daftar diatas akan tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya
dan harus disetujui oleh Pemimpin Proyek/Consultant Pengawas.

2.3. Syarat-syarat Cara Pelaksanaan


a. Panitia Pengembangan wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan pada gambar Dokumen Kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan
dilapangan.
b. Panitia Pengembangan wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam gambar kerja/ dokumen kontrak.
c. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup
secara lengkap didalam gambar kerja/ Dokumen Kontrak sesuai spesifikasi
pembangunan gedung aula.
d. Gambar shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Pimpinan Proyek/ Consultant Pengawas.
e. Panitia Pengembangan wajib mengajukan contoh dari semua bahan, contoh bahan yang
digunakan harus diserahkan kepada Consultant Pengawas sebanyak minimal 2 produk
yang setaraf dari berbagai merk pembuatan atau kecuali ditentukan lain oleh Pimpinan
Proyek.
f. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk akan diambil oleh Pimpinan Proyek/
Consultant Pengawas.
g. Sebelum dipasang beton tumbuk, dipasang pasir urug dan dipadatkan.
h. Alas dari lantai keramik adalah lantai beton tumbuk dengan ketebalan 5 cm sesuai
dengan gambar.

16
i. Adukan pengikat dengan campuran 1 Pc : 3 psr ditambah bahan perekat, atau dapat
digunakan acian PC ditambah bahan perekat.
j. Bidang lantai keramik yang terpasang harus benar-benar rata, jika dianggap perlu dengan
memperhatikan kemiringan lantai untuk memudahkan pengaliran air.
k. Pola pemasangan keramik harus sesuai dengan gambar-gambar detail atau yang sesuai
dengan petunjuk Consultant Pengawas.
l. Lebar siar-siar harus sama dengan kedalaman maksimum 3 mm membentuk garis lurus
atau sesuai dengan gambar, siar-siar diisi dengan bahan pengisi berwarna/ grout semen
berwarna atau semen biasa, sesuai petunjuk dari Consultant Pengawas.
m. Pemotongan keramik harus menggunakan alat pemotong khusus sesuai dengan petunjuk
Consultant Pengawas.
n. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda yang melekat,
sehingga benar-benar bersih.
o. Contoh bahan.
Sebelum pelaksanaan pekerjaan Panitia Pengembangan harus memberikan contoh-
contoh material, keramik untuk mendapatkan persetujuan dari Consultant Pengawas.
Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Consultant Pengawas akan dipakai sebagai
standard/pedoman untuk memeriksa/ menerima material yang dikirim oleh Panitia
Pengembangan ke lokasi pelaksanaan.
Panitia Pengembangan diwajibkan membuat tempat penyimpanan contoh-contoh yang
telah disetujui Consultant Pengawas.
p. Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
Selain pasir dan air, yang dikirim ke lokasi pelaksanaan harus dalam keadaan tertutup,
atau kantong yang masih disegel dan berlabel dari pembangunan gedung aulanya,
bertuliskan type dan tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak bercacat.
Bahan-bahan diletakkan ditempat yang kering berventilasi baik, terlindung dan bersih.
Panitia Pengembangan bertanggung jawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan
baik sebelum maupun selama pelaksanaan. Bila ada hal-hal yang tidak pada tempatnya,
bahan rusak dan hilang, Panitia Pengembangan harus menggantinya dengan persetujuan
Pimpinan Proyek/ Consultant Pengawas.
q. Syarat-syarat Pengamanan Pekerjaan
Bahan keramik yang telah terpasang dihindarkan dari injakan selama 3 x 24 jam setelah
pemasangan .
Bila terjadi kerusakan Panitia Pengembangan diwajibkan untuk memperbaikinya dengan
tidak mengurangi kualitas pekerjaan.

17
Pasal 6
PEKERJAAN DINDING

1. Plesteran Dinding
1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Termasuk dalam pekerjaan plesteran-plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan yang diperlukan.
b. Peralatan yang diperlukan termasuk alat-alat bantu dan alat-alat angkut yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan ini sesuai yang ditentukan dalam gambar, uraian sesuai
dengan lokasi yang ditentukan.
1.2. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Persiapan Pekerjaan Plesteran
Bersihkan permukaan dasar sampai benar-benar siap menerima portland cemen plester,
singkirkan semua hal yang dapat merusak/menggangu pekerjaan.
b. Pasangan bata yang selesai harus terus menerus dibasahi selama 14 hari. Untuk itu
plesteran transraam dilakukan pada kedua sisi luar dan dalam.
c. Bentuk screed sementara bila mungkin (untuk pembentukan dasar yang permanen). Untuk
menjamin adanya ketebalan yang sama, permukaan yang datar/rata contour dan profil-
profil yang akurat.
d. Basahi permukaan, bila diperlukan, untuk persiapan jangan menjenuhkan permukaan, dan
jangan dipasang plester sampai permukaan air yang terlihat tersebut telah lenyap.
e. Letakkan/tempelkan campuran plesteran selama 2.5 jam (maksimum) setelah proses
pencampuran, kecuali udara panas/ kering, kurangi waktu penempatan itu sesuai yang
diperlukan untuk mencegah kekakuan yang bersifat sementara dari plester, jangan
menambah air lagi untuk membasahi plester yang sudah kaku itu.
f. Pada permukaan dinding yang akan diplester, siar-siar sebelumnya harus dikerok sedalam
1 cm untuk memberikan pegangan pada plesteran.
g. Kemudian dinding disikat sampai bersih dan disiram air, barulah plesteran lapis pertama
dapat dikerjakan.
h. Plesteran kedua berupa acian semen yang dicampur dengan milestone.
i. Tebal plesteran dinding tidak boleh kurang dari 1 cm atau lebih dari 2 cm, kecuali
ditetapkan lain.
j. Pekerjaan plesteran akhir harus lurus, sama rata, datar, maupun tegak lurus.

18
k. Pada dasarnya plester lapis pertama adalah sama dengan adukan pasangan, ketentuan
mengenai adukan plesteran bagi macam-macam keperluan, selanjutnya dapat dilihat pada
setiap uraian dan setiap pekerjaan.
l. Untuk bidang yang kedap air/pasangan dinding batu bata yang dekat dengan tanah (diatas
sloof), pasangan dinding batu bata yang dekat dengan tanah (diatas sloof), pasangan
dinding batu bata diberi transram dengan adukan 1 pc : 3 ps dengan ketinggian 100 cm
untuk kamar mandi, WC/toilet dan daerah basah lainnya (dapur, pantry).
m. Untuk plesteran permukaan datar, harus mempunyai toleransi lengkung/cembung bidang
tidak melebihi 5 mm untuk setiap 2 m 2 jika melebihi maka Panitia Pengembangan harus
memperbaikinya.
n. Jika hasil plesteran menunjukkan hasil yang tidak memuaskan, tidak rata, tidak tegak lurus,
bengkok adanya pecahan atau retak, keropos, maka bagian tersebut harus dibongkar serta
diperbaiki oleh Panitia Pengembangan.

2. Plesteran Beton

2.1. Lingkup Pekerjaan


Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, alat-alat bantu,
dan alat-alat angkut yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan plesteran ini sesuai
dengan gambar dan uraian lokasi yang telah ditentukan, antara lain beton plat, balok sesuai
gambar dan yang lainnya yang tidak terlindung (expose) baik exterior/ interior. Untuk finishing
beton expose, sebelum diperhalus/ afwerking permukaan beton perlu dikasarkan/disemprot
terlebih dahulu dengan campuran 1 Pc : 3 Ps dengan ketebalan lebih kurang 3 mm untuk
mendapatkan campuran ikatan yang lebih baik.

2.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan plester ini adalah Portland Cement type I, pasir dan air dengan perbandingan 1 Pc :
5 pasir.
b. Portland Cement yang digunakan harus memenuhi persyaratan N.I 8 Type I menurut
ASTM dan memenuhi S 400
c. Pasir pasang harus bersih dan tajam, bebas Lumpur, kotoran organik dan bahan yang
dapat merusak pasangan
3. Pekerjaan Batu Tempel

3.1. Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga, bahan-bahan, peralatan yang dibutuhkan untuk
terlaksannya pekerjaan ini, untuk mencapai hasil yang baik.

19
b. Pekerjaan batu tempel natural pada dinding bagian luar.
Dan seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan dalam daftar finishing material atau sesuai
dengan petunjuk Pemimpin Proyek/ Consultant Pengawas.

c. Persyaratan bahan dengan persetujuan Consultan pengawas.

Pasal 7
Pekerjaan Pengecatan

1. Cat Tembok
Pengecatan dengan cat tembok digunakan untuk bidang-bidang
• Tembok dalam dan luar bangunan termasuk kolom-kolom beton.
• Plafond Multiplek 60 x 120.
2. Cat Kayu
Pengecatan dengan bahan cat kayu dan politur dipergunakan untuk bidangbidangkayuexpose
(kuzen, ram jendela, kolom kayu, list plafond daun pintu panel).
Pelaksanaan pengecatan kayu :
• Seluruh permukaan kayu yang akan dicat seluruhnya harus diamplas, baru kemudian dimenie
dengan menie kayu.
• Apabila pekerjaan menie sudah dilaksanakan, maka hal ini bisa dilanjutkan dengan pekerjaan
plamir atau dempul, selanjutnya bila sudah kering dapat di amplas dan dilanjutkan dengan cat
dasar. Setelah cat dasar kering baru dilanjutkan dengan penegecatan sampai merata.

3. Cat Besi.
Cat besi digunakan pada bidang-bidang pipa pagar pembatas atau pemisah areal, rangka kap
baja, klem pipa saluran pembuang talang air hujan , tie rod/ angin-angin.
Cara Pelaksanaan :
Sebelum bidang dicat, harus dibersihkan dahulu dari debu dan lemak yang mungkin menempel,
bidang bekas las diperhalus dengan slab listrik dan diamplas rata setelah itu baru kemudian dicat
dengan tiga kali lapisan, setelah masing-masing lapisan mengering. Residu/ pngetiran, bidang-
bidang/ bahan-bahan yang akan diteer/ residu antara lain :
• Seluruh rangka kap (seluruh bidangnya) ruang kelas, Perpustakaan, Laboratorium dll,di Teer
• Seluruh rangka plafond (3 buah bidang) kecuali yang berhubungan dengan penutup plafond
(tidak diteer).
Cara Pelakasanaan :

20
• Semua bidang yang akan diresidu dioles dengan rata.
• Pelaksanaan residu dilakukan sebelum bahan-bahan dipasang, hal ini dilaksanakan untuk
menghindari percikan residu pada dinding.

Pasal 8
Pekerjaan Lain-lain

Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah :


a. Pembersihan lokasi dari sisa-sisa bahan, bekas bongkaran dan lain-lain.
b. Pemertaan tanah sisa galian, pembersihan sisa adukan setempat seperti semen pasir yang
sudah mngeras dan dibuat pada tempat yang ditentukan pengawas/Consultant Pengawas.
c. Pekerjaan lainnya yang perlu dikerjakan agar pada waktu penyerahan pekerjaan keseluruhan
tidak ada lagi pos-pos pekerjaan yang belum rapi atau bersih.
d. Pembuatan saluran air hujan keliling bangunan
e. Pembuatan bak control.

Pasal 9
Penutup

Apabila di dalam RKS ini tidak tercantum uraian, pengaturan dan ketentuan, yang mana
sebenarnya termasuk dalm pekerjaan BG-USB, maka semua pekerjaan dan peraturan itu harus
dilaksanakan agar tercapai penyelesaian pekerjaan yang diharapkan serta memuaskan semua
pihak.

21

Anda mungkin juga menyukai