Pasal 1
1. Pekerjaan Pendahuluan
Semua pekerjaan yang ada hubungannya dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan, termasuk
2. Struktur Beton Bertulang utk Landasan Mutu beton adalah k 250- k 300 Bentuk beton adalah
- LED 30 W, 50 W, 100 W
- Cool Daylight
- IP Rating IP 65
- Warranty 2 Years
4. Tiang PJU
- Type oktagonal
- Tebal 3 mm
1. Pembersihan Lapangan
a) Sebelum pengukuran / dimulainya pekerjaan, tapak proyek harus dibersihkan dari sisa-
sisa bangunan lama, rumput, semak, lumpur, akar pohon, tanah humus, puing-puing, dan
segala sesuatu yang tidak diperlukan atau dapat mengganggu jalannya pekerjaan.
b) Segala macam barang bekas bongkaran harus dikeluarkan dari tapak proyek selambat-
lambatnya sebelum pekerjaan galian tanah dimulai, dan tidak diperkenankan untuk
menimbunkan diluar pagar proyek.
2. Pengukuran
a) Kontraktor harus mengadakan pengukuran kembali terhadap tahap proyek dengan teliti,
disaksikan oleh pengawas lapangan untuk mengetahui batas-batas tapak, peil /
ketinggian tanah, letak pohon-pohon bangunan yang tidak akan dibongkar ( jika ada),
dengan menggunakan alat-alat waterpass dan theodolite.
b) Jika terdapat perbedaan antara gambar dengan keadaan lapangan sebenarnya, maka
pengawas lapangan akan mengeluarkan keputusannya tentang hal tersebut. Dan
pemborong wajib melakukan penggambaran kembali ditempat proyek, lengkap dengan
keterangan mengenai peil/ketinggian tanah, batas-batas, letak pohon-pohon dan
sebagainya.
c) Ukuran-ukuran pokok dari pekerjaan dapat dilihat dalam gambar.
d) Ukuran-ukuran yang tidak tercantum, tidak jelas atau saling berbeda, harus segera
dilaporkan kepada pengawas lapangan. Apabila dianggap perlu, pengawas lapangan
berhak memerintahkan kepasda pemborong untuk merubah ketinggian, letak atau ukuran
suatu bagian pekerjaan.
e) Semua ketepatan pekerjaan pengukuran dan sudut siku-siku harus terjamin dan
diperhatikan ketelitian yang sebenarnya dengan menggunakan alat-alat waterpass dan
theodolite.
Pengambilan dan pemakaian ukuran-ukuran yang keliru, adalah menjadi tanggung jawab
pemborong sepenuhnya.
6. P3K
Kontraktor selama pekerjaan harus menyediakan obat-obatan untuk Pertolongan Pertama
Pada Kecelakaan.
7. Kantor dan Gedung Pelaksanaan
Kontraktor harus memperhitungkan biaya pembuatan Kantor dan Gedung untuk Kontraktor.
8. Keamanan proyek
Kontraktor harus memperhitungkan biaya untuk keamanan dengan menempatkan petugas
keamanan untuk menjaga barang milik kontraktor maupun direksi.
9. Asuransi proyek
Kontraktor harus memperhitungkan biaya asuransi dari permulaan pelaksanaaan proyek
hingga selesai. Perhitungan asuransi ( ASTEK ) yaitu pada perum Astek.
10. Pembersihan Lapangan
Kontraktor harus memperhitungkan biaya pembersihan lapangan, pengeluaran segala alat-
alat, puing serta barang-barang bekas pembongkaran dari proyek dan lain sebagainya.
11. Masa Pemeliharaan
Kontraktor harus memperhitungkan biaya masa pemeliharaan selama 3 (tiga) bulan + 14
(empat belas) hari kalender, memperbaiki segala kerusakan-kerusakan dan kekurangan-
kekurangan dan bertanggung jawab atas kerusakan akibat kesalahan teknis.
Pasal 3
Syarat-Syarat Teknis Bahan
1. Air
Air yang tidak mengandung minyak dan alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-
bahan lain yang merusak bangunan, memenuhi PUBI-1970 / NI-3.
2. Pasir Urug
Pasir untuk pengurugan harus lebih bersih dan keras. Pasir laut dapat digunakan dengan
syarat-syarat harus dicuci dulu sehingga memenuhi syarat dalam PUBI-1970 / NI-3.
3. Pasir Pasangan
a) Pasir untuk adukan pasangan, plesteran harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam PBBI-1971 / NI – 2 : yaitu butir-butir harus tajam dan keras, tidak dapat
dihancurkan dengan jari.
b) Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5 %
c) Pasir laut tidak boleh digunakan.
4. Pasir Beton
Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhu syarat-syarat yang ditentukan dalam PUBI-
1970 / NI-3. antara lain yang penting :
a) Butir-butir tajam, tidak dapat dihancurkan dengan jari dan pengaruh cuaca.
b) Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5 %
c) Pasir laut tidak boleh dipergunakan
1) Sebelum pekerjaan bouwplank dimulai, tanah harus diratakan bersih dari semak-semak dan
kotoran-kotoran lain dalam areal bangunan.
2) Patok-patok bouwplank dipakai kayu kelas II, ukuran 5/5.
3) Papan bouwplank dipakai kayu kelas III, ukuran 2/20.
4) Papan bouwplank diserut rata pada bagian atasnya dan harus waterpass.
5) Hubungan patok bouwplank dan papan diperkuat dengan paku biasa 5 dan 7 cm.
6) Pemasangan bouwplank harus kokoh dan kuat agar selama pekerjaan berlangsung titik patok
tetap tidak bergeser.
PASAL 5
Pekerjaan Galian Tanah
1) Galian tanah untuk semua pekerjaan tanah harus mencapai kedalaman yang tercantum
dalam gambar kerja.
2) Kecuali hal lain seperti tidak tercantum dalam gambar, maka kedalaman galian harus
mencapai tanah keras yang harus disetujui oleh konsultan pengawas.
3) Lebar dasar galian pondasi minimum 20 cm lebar dari dasar pondasi.
4) Tebing galian harus cukup landai sehingga tidak mulai longsor. ( miring berbanding 1:5 ) atau
sesuaikan dengan detail galian.
PASAL6
Pekerjaan Tanah ( uraian pekerjaan )
1) PENJELASAN UMUM
Penjelasan ini meliputi pekerjaan penggalian ( cut ) dan penimbunan ( fill ). Untuk
penimbunan dan pemadatan untuk peninggian lantai bangunan sesuai dengan peil yang telah
ditentukan.
2) RUANG LINGKUP
Dibawah rencana lantai bangunan, penimbunan dan pemadatan lapis perlapis sehingga peil
setinggi yang ditentukandalam gambar.
3) KETENTUAN-KETENTUAN DALAM MELAKSANAKAN PEKERJAAN
a) Pembongkaran dan pemindahan seluruh hal-hal yang memungkinkan perintangan
pekerjaan.
b) Melindungi benda-benda berharga yang berada dilapangan dan benda-benda berfaedah
lainnya.
c) Penggalian dan penimbunan
d) Pemadatan
e) Pemindahan material-material yang tidak berguna.
f) Menyediakan material-material pengisi yang baik.
4) SYARAT-SYARAT UMUM.
a) Pemeriksaan Lapangan
Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan / pengukuran dan pengecekan langsung ke
lapangan guna dengan mnentukan dengan pasti kondisi lapangan, bahan-bahan yang
kelak dijumpai dan keadaan lapangan sekarang yang nanti mungkin akan mempengaruhi
jalannya pekerjaan.
.
4. Pelaksanaan
a) Sebelum dilakukan pengecoran semua penulangan harus dipasang kokoh.
b) Bekisting harus dengan konstruksi kuat dan ditopang dengan kayu balok dan schapolding.
c) Permukaan beton yang menghadap kebeton harus dibasahi air bersih sebelum
pengecoran.
d) Pengadukan beton memakai alat molen yang telah disetujui oleh konsultan pengawas.
e) Semua bahan pasir, split / chipping, semen dari air harus diukur secara teliti.
f) Semua sambungan vertikal antara kolom beton dengan tembok harus dilengkapi dengan
stek besi diameter 8 mm panjang 40 mm ditekuk pada satu ujungnya yang dimasukkan
kedalam beton.
g) Sebelum pengecoran beton dilaksanakan kontraktor diwajibkan menyampaikan kepada
Direksi untuk mendapat persetujuan.
h) Apabila pengecoran dilakukan tanpa pemberitahuan sebelumnya dan tanpa persetujuan
dari konsultan pengawas, maka pemborong harus membongkar dan menyingkir seluruh
pekerjaan beton yang telah di cor tersebut dengan biaya sendiri.
i) Pengecoran harus dilakukan secara kontinyu untuk satu bagian pekerjaan, pemberhentian
pengecoran tidak dibenarkan tanpa persetujuan Direksi.
j) Pemadatan beton dilakukan dengan vibrator.
k) Pemborong wajib melindungi beton yang baru di cor terhadap sinar matahari, angin dan
hujan.
l) Semua permukaan beton yang tak terlindungi harus dibasahi setiap hari / sampai dengan
14 kali setelah pengecoran.
m) Tidak dibenarkan untuk membongkar bekisting sebelum beton mencapai kekuatan sesuai
dengan P.B.I. 1071 bab 6 ayat 8 ( hal 52 ).
n) Pembongkaran bekisting baru baru boleh dilakukan minimal 3minggu setelah pengecoran.
o) Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut ketentuan-ketentuan yang
disebut dalam pasal 4. 7 dan 4. 9 dari P. B. I. 1971. 1
p) Pada masa-masa percobaan pendahuluan harus dibuat minimum 20 buah benda uji tiap 3
m3 beton.
q) Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang dibuat
dengan disahkan oleh direksi dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai
karakteristiknya, laporan tertulis tersebut harus disertai sertifikat dari laboratorium.
r) Penunjukan laboratorium harus sesuai persetujuan direksi
- Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump minimal 7 cm dan 12 cm.
- Pengujian kubus percobaan harus dilakukan laboratorium yang disetujui direksi.
- Setiap tahapan pengecoran harus dibuat kubus beton dengan jumlah satu kubus beton
setiap 3 m3 beton.
- Pengadukan beton dalam mixer tidak boleh kurang dari 5 menit terhitung setelah
seluruh komponen adukan masuk kedalam mixer.
- Penyampaian beton ( adukan ) dari mixer ketempat pengecoran harus dilakukan
dengan cara yang tidak mengakibatkan terjadinya pemisahan komponen-komponen
beton.
- Pengadukan tidak boleh lebih dari 2 jam sejak keluar dari Banching Plan dan mesin
pengaduk harus jalan terus.
- Bila dianggap perlu adukan beton boleh menggunakan bahan additive, merek dan
jenisnya tegantung dari persetujuan direksi.
- Sebelum melanjutkan pengecoran beton yang telah dicor maka terlebih dahulu beton
lama dibasahi air, di campur dengan bahan additive yang disetujui direksi.
5. Penggantian Besi
Dalam hal dimana berdasarkan pengalaman kontraktor atau pendapatnya terdapat kekeliruan
atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang ada maka ;
- Kontraktor dapat menambah extra besi dengan tidak mengurangi pembesian yang
tertera dalam gambar : secepatnya hal ini diberitahukan pada direksi untuk selanjutnya
disampaikan kepada konsultan perencana.
- Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh kontraktor sebagai pekerjaan lebih, maka
penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada persetujuan tertulis dari
konsultan perencana.
- Jika kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan yang
ditetapkan dala gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter yang terdekat dan
lebih besar, dengan catatan :
Harus ada persetujuan dari Direksi
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang
dari yang tertera dalam gambar ( dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas )
PASAL 21
Pekerjaan Lain-Lain
1. Yang dimaksud dengan pekerjaan lain-lain adalah segala macam pekerjaan yang tidak
dapat diklasifikasikan kedalam pos-pos pekerjaan dalam rekapitulasi biaya yang harus
dimasukkan kedalam penawaran untuk memenuhi semua yang tertera dalam dokumen