( SPESIFIKASI TEKNIS)
- Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan;
- Harus mencantumkan jumlah dan kualitas tenaga kerja demi tercapainya kualitas
mutu pekerjaan dan waktu sesuai dengan bidang pekerjaan yang dikerjakan.
A. URAIAN UMUM
1. Nama Proyek : Rehabilitasi Berat Gedung Aula dan Pembangunan Ruang Arsip
Kejaksaan Maluku Utara
Seluruh jenis pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan Gambar Rencana dan
uraian-uraian lain yang tercantum dalam Dokumen Pelelangan/Perencanaan/Bestek
serta berdasarkan ketentuan pada :
k.SNI edisi Revisi Kumpulan Analisa Biaya Konstruksi Bangunan Gedung dan
Perumahan.
l. SNI tentang Pekrjaan Tanah. Pondasi. Kayu, Besi, Beton, Dinding, Plesteran,
Penutup Lantai dan Plafond yang disusun Oleh BSN th. 2008
n. ASTM, JIS dan lain – lain yang ada hubungannya dengan Pekerjaan ini.
a. Lokasi terlebih dahulu harus dibersihkan dari rumput, semak, akar-akar pohon.
b. Sebelum pekerjaan lain dimulai, lapangan harus selalu dijaga, tetap bersih dan rata.
a. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa di
tapak proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari
lumpur, minyak dan bahanbahan kimia lainnya yang merusak.Penyediaan air harus
sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Direksi.
b. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan
sementara PLN setempat selama masa pembangunan, dengan daya sekurang-
kurangnya (minimum) 20 KVA. Penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga listrik
hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujuan Direksi. Daya
listrik juga disediakan untuk suplai Kantor Direksi Lapangan.
c. Segala biaya atas pemakaian daya dan air di atas adalah beban kontraktor.
b. Arah aliran ditujukan ke daerah/permukaan yang terendah yang ada di tapak atau
ke saluran yang sudah ada di lingkungan daerah pembangunan.
-1 (satu) buah meja rapat ukuran 1,20 m x 1,80 m, dengan 10 (sepuluh) buah kursi
lipat.
-1 (satu) buah meja tulis ukuran 0,70 m x 1,40 m, dengan 2 (dua) buah kursi lipat.
-1 (satu) buah meja gambar ukuran A-1, dari kayu, dapat dilipat.
-1 (satu) buah rak untuk contoh-contoh material, terbuat dari plywood tebal 16mm.
c. Alat-alat yang harus senantiasa tersedia di proyek, untuk setiap saat dapat
digunakan oleh Direksi Lapangan adalah :
a. Ukuran luas dan lokasi kantor Kontraktor harus dikoordinasikan dengan pihak
Pemilik Proyek dan MK dan disesuaikan dengan kebutuhan Kontraktor, dengan
tidak mengabaikan keamanan dan kebersihan, serta dilengkapi dengan pemadam
kebakaran.
b. Lokasi Los Kerja dan penimbunan material harus dikoordinasikan dengan pihak
Pemilik Proyek dan MK. Demikian pula dengan waktu maupun rute kendaraan
pengangkut material bangunan tersebut (dan pembuangan puing) yang tentunya
tidak boleh mengganggu aktivitas dalam Lokasi pekerjaan.
c. Khusus untuk tempat simpan bahan-bahan seperti : pasir, kerikil harus dibuatkan
kotak simpan yang dipagari dinding papan yang cukup rapat, sehingga masing-
masing bahan tidak tercampur.
BAB II
(b). Tanah bekas galian pondasi harus ditimbun/diangkut keluar papan bouwplank
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu pekerjaan selanjutnya.
(c). Galian tanah tidak boleh dibiarkan terlalu lama, tetapi setelah galian disetujui oleh
pengawas lapangan harus segera dimulai tahap pelaksanaan berikutnya.
(d). Galian yang dalam atau yang berada didekat suatu bangunan, bangunan yang ada
harus diadakan dan dipasang penyangga pinggiran galian. Kontraktor
bertanggung jawab penuh bila terjadi longsoran atau kerusakan-keruasakan yang
diakibatkannya.
Galian tanah untuk saluran air hujan dibuat sesuai dengan gambar baik dalam hal arah
jalur, material yang digunakan maupun ukurannya yang terdiri dari saluran induk,
saluran antar bangunan dan saluran keliling bangunan.
3. Penggusuran tanah lokasi bangunan dengan ketinggian sesuai dengan gambar atau
menurut petunjuk Direksi
Tanah bekas galian bila dijadikan tanah urugan harus bersih dari sampahsampah
maupun batu-batuan dan segala macam kotoran lainnya.
2. Urugan Tanah.
Pegurugan tanah baru pelaksanaan pemadatannya harus lapis demi lapis, setiap
lapis tebalnya 20 cm, pemadatannya digunakan alat pemadat/ stampler. Urugan
tanah ini digunakan untuk : Bawah lantai bangunan, saluran air dan sekitarnya.
-dibawah pondasi
Pondasi dibuat dari pasangan batu kali dengan adukan 1pc : 5ps Batu yang
dipergunakan dapat dipakai dari batu yang diperoleh disekitar lokasi proyek, dengan
kualitas yang bermutu tinggi, kuat dan bersih. Pekerjaan Pondasi batu kali dimulai
setalah seluruh galian diperiksa dan disetujui oleh Pengawas lapangan / Direksi.
Apabila lubang galian untuk pondasi terdapat genangan air maka sebelum
pemasangan dimulai lubang tersebut harus dikeringkan. Jika pemasangan pondasi
terpaksa dihentikan maka ujung penghentiannya harus bergigi agar pada
penyambungan baru berikutnya terjadi ikatan yang kokoh dan sempurna serta didalam
pondasi sama sekali tidak boleh terdapat rongga atau celah. Bentuk dan ukuran
pondasi sesuai dengan yang tercantum pada gambar rencana atau petunjuk Direksi.
BAB III
PEKERJAAN BETON
2. Pekerjaan ini meliputi seluruh pekerjaan beton untuk bangunan yang dimaksudkan
termasuk pekerjaan besi beton dan pekerjaan bekisting/acuan, dan semua
pekerjaan beton yang bukan struktur, seperti yang ditunjukkan pada gambar.
1. Semen Portland :
Harus memakai mutu yang terbaik dari satu jenis merk atas persetujuan Wakil
pemberi tugas atau pengawas lapangan dan harus memenuhi NI-8. Semen yang
telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk digunakan.
Penyimpanan semen portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga bebas
dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan
ditumpukkan sesuai dengan syarat penumpukan semen.
2. Pasir Beton :
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis,
lumpur dan sebagainya; dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang
dicantumkan dalam PBI 1971.
3. Koral Beton/Split:
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik, tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan/penimbunan pasir
dan koral beton harus dipisahkan satu dari yang lain, hingga kedua bahan tersebut
dijamin mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.
4. Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak,
asam, alkali dan bahan-bahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton dan
harus memenuhi NI-3 pasal 10. Apabila dipandang perlu Wakil pemberi tugas atau
pengawas lapangan dapat minta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai
diperiksa di Laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya
Kontraktor.
5. Besi Beton:
Digunakan mutu U 39. Besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari
cacat seperti serpih-serpih. Penampang besi harus bulat serta memenuhi
persyaratan NI-2 (PBI 1971). Bila dipandang perlu Kontraktor diwajibkan untuk
memeriksa mutu besi beton ke laboratorium pemeriksaan bahan yang resmi dan
sah atas biaya Kontraktor. Pengendalian pekerjaan ini harus sesuai dengan :
Mutu beton yang dicapai dalam pekerjaan beton bertulang adalah K-250 dan harus
memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI-1971.
3.3.2. Pembesian
1. Pembuatan tulang-tulangan untuk bata merah yang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang (Ring), persyaratan harus sesuai
PBI-1971.
3. Tulangan beton harus diikat dengan kuat untuk menjamin agar besi tersebut tidak
berubah tempat selama pengecoran, dan harus bebas dari papan acuan atau lantai
kerja dengan memasang selimut beton sesuai dengan ketentuan dalam PBI-1971.
4. Besi beton yang tidak memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lapangan
kerja dalam waktu 24 jam dengan perintah tertulis dari Wakil pemberi tugas atau
pengawas lapangan.
2. Takaran untuk Semen Portland, pasir dan koral harus disetujui terlebih dahulu oleh
Wakil pemberi tugas atau pengawas lapangan.
2. Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan wakil pemberi tugas
atau pengawas lapangan.
4. Apabila pengecoran beton akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya
maka tempat perhentian itu harus disetujui oleh Wakil pemberi tugas atau
pengawas lapangan.
1. Bekisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan/yang diperlukan dalam gambar.
6. Kawat pengikat besi beton/rangka adalah dari baja lunak dan tidak disepuh seng,
diameter kawat lebih besar atau sama dengan 0,40mm. Kawat pengikat besi
beton/rangka harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-2 (PBI-
1971).
7. Beton harus dilindungi dari pengaruh panas, hingga tidak terjadi penguapan cepat.
Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan, harus diperhatikan.
8. Beton harus dibasahi selama satu minggu atau lebih setelah pengecoran.
Pembongkaran bekisting hanya boleh dilakukan dengan izin tertulis dari wakil pemberi
tugas atau pengawas lapangan. Setelah bekisting dibuka, tidak diizinkan mengadakan
perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan dari Wakil pemberi tugas
atau pengawas lapangan.
3. Kontraktor harus mengikuti semua peraturan, baik yang terdapat pada Uraian dan
syarat-syarat maupun yang tercantum dalam gambargambar atau peraturan yang
berlaku baik dalam negeri maupun luar negeri.
5. Kontraktor harus menempatkan tenaga ahli di lapangan yang setiap saat diperlukan
untuk dapat berdiskusi dan dapat memutuskan administratif.
1. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak
bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih di dalam kotak/kemasan aslinya
yang masih tersegel dan berlabel pabriknya.
2. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab
dan bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik.
2. Bila tidak ada ‘Certificate Test’, maka kontraktor harus melakukan pengujian atas
bsi/kubus beton di laboratorium yang akan ditunjuk kemudian.
3. Mutu beton tersebut harus dibuktikan oleh Kontraktor dengan mengambil benda uji
berupa kubus/silinder yang ukurannya sesuai dengan syarat-syarat/ketentuan
dalam PBI-1971. Pembuatannya harus disaksikan oleh Wakil pemberi tugas atau
pengawas lapangan. Jumlah dan frekuensi pembuatan kubus beton serta
ketentuan-ketentuan lainnya sesuai PBI-1971.
5. Hasil pengujian dari laboratorium diserahkan kepada wakil pemberi tugas atau
pengawas lapangan secepatnya.
4. Bagian beton setelah dicor selama dalam pengerasan harus selalu dibasahi dengan
air terus menerus selama 1 (Satu) minggu atau lebih (Sesuai ketentuan dalam PBI-
1971).
BAB IV
3.1.1. Pekerjan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
2. Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar dari permukaan sloof sampai
ketinggian 30cm di atas permukaan lantai dasar, dinding di daerah basah setinggi
160cm dari permukaan lantai, serta semua dinding yang pada gambar
menggunakan simbol aduk trasraam/kedap air digunakan aduk rapat air dengan
perbandingan volume 1PC : 3 pasir pasang.
3. Batu bata yang digunakan harus dengan kualitas terbaik yang disetujui Wakil
pemberi tugas atau pengawas lapangan, siku dan sama ukurannya
4. Setelah Batu bata terpasang dengan adukan, nad/siar-siar harus dikerok sedalam
1cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram air.
5. Pasangan Batu bata sebelum diplester harus dikamprot dengan adukan 1PC : 3
pasir yang dicampur dengan sedikit perekat tembok (concrete bonding agent)
terlebih dahulu agar dapat melekat dengan sempurna pada permukaannya.
6. Pemasangan dinding bata tersebut dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri dari
maksimum 1,5 meter setiap harinya, diikuti dengan cor kolom praktis.
7. Bidang dinding ½ batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 ditambahkan kolom dan
balok penguat (kolom praktis) dengan tulangan pokok 4 diameter 10mm, beugel
diameter 6mm jarak 20cm.
9. Pasangan bata merah untuk dinding ½ batu harus menghasilkan dinding finish
setebal 13cm minimum. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benarbenar
tegak lurus.
.
BAB V
1. Termasuk dalam pekerjaan plesteran dinding ini adalah penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan termasuk alat-alat bantu dan alat angkut yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan plesteran, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik.
2. Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian dalam dan
luar serta seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam gambar.
-Semen portland harus memenuhi NI-8 (dpilih dari satu produk untuk seluruh
pekerjaan) ex Tonasa, Tiga Roda, Gresik atau setara).
3. Seluruh permukaan plesteran difinish acian dari bahan PC. -Pasir yang digunakan
adalah pasir bersih, tidak mengandung tanah atau tanah liat, lumpur dan kotoran-
kotoran lainnya lebih dari 5% terhadap berat kering.
3. Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk dalam gambar
Arsitektur terutama pada gambar detail dan gambar potongan mengenai ukuran
tebal/tinggi/peil dan bentuk profilnya.
4. Campuran adukan perekat yang dimaksud adalah campuran dalam volume, cara
pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
-Untuk bidang kedap air, pasangan dinding bata yang berhubungan dengan udara
luar, dan semua pasangan bata celcon di bawah permukaan tanah sampai
ketinggian 30cm dari permukaan lantai yang akan menimbulkan kelembapan seperti
dinding yang terkena tanah pada bak tanaman dan 150cm dari permukaan lantai
untuk kamar mandi, WC/toilet dan semua dinding didalam ruang sampai 30cm
diatas permukaan lantai, dipakai adukan plesteran 1PC : 3 pasir.
5.1.5. Untuk beton sebelum diplester permukaannya harus diberishkan dari sisa-sisa
bekisting dan dibuat kasar kemudian diketrik (scratch) terlebih dahulu sedalam
1cm dan semua lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau form tie harus
tertutup adukan plester.
5.1.6. Untuk bidang pasangan dinding bata dan beton bertulang yang akan difinsih
dengan cat dipakai plesteran halus (acian) di atas permukaan plesterannya.
5.1.7. Untuk dinding tertanam di dalam tanah harus memakai adukan kedap air.
5.1.8. Semua bidang yang akan menerima bahan (finishing) pada permukaannya
diberi alur-laur garis horisontal atau diketrek (scratch) untuk memberi ikatan
yang lebih baik terhadap bahan finishingnya, kecuali untuk yang menerima cat.
5.1.9. Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1 M, dipasang tegak dan
menggunakan keping-keping plywood setebal 9mm untuk patokan kerataan
bidang.
5.1.11. Untuk setiap permukaan yang berbeda jenisnya yang bertemu dalam satu
bidang datar, harus diberi naad (tali air) dengan ukuran lebar 0,7cm dalamnya
0,5cm, kecuali bila ada petunjuk lain di dalam gambar.
5.1.12. Untuk permukaan yang datar dan rata tida ada kelengkungan sedikitpun. Jika
melebihi Kontraktor berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas
tangunggungan Kontraktor.
5.1.14. Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik,plesteran
harus dibongkar kembali dan diperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh
Wakil pemberi tugas atau pengawas lapangan dengan biaya atas tanggungan
Kontraktor. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai Kontraktor harus
selalu menyiram dengan air, sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali sehari.
5.1.15. Selama pemasangan dinding bata / beton bertulang belum difinish, Kontraktor
wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakankerusakan dan
pengotoran bahan lain. Setiap kerusakan yang terjadi menjadi tanggung jawab
Kontraktor dan wajib diperbaiki.
5.1.17. Berikan angkur sesuai dengan gambar atau jika tidak ditunjukkan gunakan
ukuran / jarak type standard.
5.1.18. Tempatkan angkur pada bubungan pasangan bata dengan struktur kolom
praktis atau boleh sesuai petunjuk, gambar tepi tidak lebih dari 60cm pada jarak
vertikal dan 90cm pada jarak horizontal.
5.1.19. Pekerjaan plesteran harus rapih menurut bentuk dan ukuran didalam
gambar.Pekerjaan harus lurus, datar tidak bergelombang, tajam pada bagian
sudut-sudut, tidak kropos (kosong didalam) tidak retak-retak.
5.1.20. Apabila hasil plesteran tidak menunjukkan hasil seperti tersebut diatas, maka
bagian tersebut harus dibongkar untuk diperbaiki. Hal ini menjadi tanggung
jawab kontraktor. Pemborong akan membuat contoh bidang plesteran terlebih
dahulu, kemudian setelah disetujui oleh Direksi plesteran harus dilanjutkan
sesuai dengan contoh.
Catatan :
Dari awal pekerjaan untuk pekerjaan pemasangan bata maupun plesteran harus
dikontrol 3 arah (Benang, waterpas, siku-siku).
5.2.1.1. Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-
alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk
mendapatkan hasil yang baik.
5.2.1.2. Pekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/
ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Wakil pemberi tugas atau
pengawas lapangan.
5.2.2.1. Bahan :
Keramik dinding :
5.2.2.5. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tapi dibutuhkan untuk
peneyelesaian / penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas
terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Direksi atau Pengawas Lapangan.
5.2.3.1. Pada permukaan dinding beton, keramik dapat langsung diletakkan. Pada
permukaan bata , dinding harus terlebih dahulu di plester dengan ketebalan
minimal 5cm dengan adukan 1:3 atau disesuaikan terhadap ketebalan dinding
yang tertera dalam gambar. Keramik tile dipasang pada permukaan tersebut
dengan menggunakan perekat seperti yang disebutkan di atas sesuai petunjuk
dari pabrik perekat tersebut.
5.2.3.2. Keramik tile yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna,
motif tiap keramik harus sama tidak boleh retak, gompal atau cacat lainnya.
5.2.3.3. Pemotongan keramik tile harus menggunakan alat potong khusus untuk itu,
sesuai dengan petunjuk pabrik.
5.2.3.4. Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang
akan terpasang di dinding : Exhaust Fan, panel, stop kontak, dan lain-lain yang
tertera didalam gambar.
5.2.3.5. Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus
ditentukan, harus dibicarkan terlebih dahulu dengan Wakil pemberi tugas atau
pengawas lapangan sebelum pekerjaan pemasangan dimulai. Khusus pada
dinding kamar mandi, pemasangan keramik/marmer tile harus simetri terhadap
bidang dinding yang akan dipasang keramik sehingga sisa ukuran keramik
pada kiri dan kanan bidang tersebut adalah sama
5.2.3.6. Bidang dinding keramik tile harus benar-benar rata, garis-garis siar harus
benar-benar lurus. Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian
peil lantainya harus merupakan satu garis lurus.
5.2.3.7. Keramik tile harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar sebesar 2mm
setiap perpotongan siar harus membentuk dua garis tegak lurus. Siar-siar
keramik diisi dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah
lingkaran seperti yang disebutkan dalam persyaratan bahan dan warnanya
akan ditentukan kemudian.
5.2.3.8. Naad-naad pada pemasangan keramik harus diisi dengan bahan pengisi naad
seperti grout yang mempunyai sifat tifat tidak mudah menyusut dan tidak retak
disamping itu juga memiliki sifat flexible.
BAB VI
KETENTUAN UMUM
-Semua bahan yang dipasang harus baru, baik, tidak cacat, basah, siku dan tidak
melengkung. Warna dan tekstur bahan harus sama.
LINGKUP PEKERJAAN :
-Didalam pemasangan pertemuan bahan plafond harus lurus, saling tegak lurus dan
siku.
b. Ketebalan 9mm
e. Konstruksi penggantung yang digunakan Kayu 5/5 sebagai pembagi dan kayu
5/10 sebagai rangka induk
b. Lembaran-lembaran gypsum board yang dipasang telah dipilih dengan baik (tidak
cacat, gelombang) dan telah mendapat persetujuan dari Direksi atau Pengawas
Lapangan.
c. Struktur rangka harus kuat, water-pass, rata dan tidak bergelombang. Penggantung
plafond dipasang pada jarak yang sesuai dengan rekomendasi pabrik. Sambungan
antara unit-unit lembaran atau antara lembaran dan dinding adalah dengan kompon
gypsum dan dicat warna putih.
-Gypsum board direkatkan pada furring channel dengan scef tapping screw.
-Pertemuan antar lembaran gypsum ditutup dengan adhesive tape yang disediakan
khusus untuk itu, kemudian diratakan dengan plester gypsum sehingga seluruh
bidang ceiling tidak terlihat sambungan gypsum dan permukaan rata.
-Semua pertemuan langit-langit dengan bidang vertikal, diisi dengan wall angles
type W, kecuali pada gambar ditentukan lain.
PEKERJAAN ATAP
Ketentuan Umum
Pemasangan :
-Pada pemasangan pipa instalasi air yang menembus pelat beton, beton harus dicor
kembali dengan non shrink concrete, sebelum dilapis waterproofing.
-Pada pertemuan-pertemuan sudut diisi dulu dengan bidang miring (45 derajat) dari
plester sebelum lapisan waterproofing.
-Pekerjaan lapisan waterproofing harus dikerjakan oleh tenaga ahli,dan sesuai dengan
petunjuk dari pabrik dimana bahan waterproofing tersebut diproduksi.
-Pada bagian bawah dari atap beton (didalam bangunan) diberi pelindung panas dari
bahan insulation sedemikian rupa sehingga dapat menahan semua radiasi panas
yang masuk melalui atap beton.(Bahan insulasi menggunakan rockwool t 50mm,
Density 80kg/cm).
-Setelah semua atap beton dibersihkan dari kotoran, dengan menggunakan sikat
kawat, dan disetujui, baru diberi lapisan waterproofing diatasnya.
-Pekerjaan dilaksanakan selapis demi selapis sesuai dengan petunjuk dari pabrik
dimana bahan tersebut diproduksi.
-Apapun yang akan terjadi sesudah pekerjaan tersebut selesai, bilamana terjadi
kesalahan-kesalahan/kegagalan menjadi tenggung jawab penuh Kontraktor Utama.
7.2.1. Umum
1. Lingkup Pekerjaan
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat Bantu lainnya untuk
pelaksanaan pekerjaan, sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
b. Pekerjaan meliputi seluruh atap pada bangunan atap dengan kudakuda kayu.
c. Talang (Gutter).
a). Sealant
3. Persetujuan-persetujuan
e) Semua sample harus diberi tanda yang memperlihatkan ketebalan jenis material,
warna dan dimana pekerjaan itu akan dipakai.
7.2.2. Material :
Kliplok Hi-Ten, ex BHP Steel Building atau setara Material tersebut dasar terbuat dari
baja zincalume, tahan terhadap korosi 4 sampai 5 kali dibanding baja galvanis lainnya.
Tebal baja : 0,45mm
-Fixing strap
-Nothing Tool
BAB VIII
-Pekerjaan finishing lantai baru boleh dilaksanakan setelah seluruh pekerjaan plafond
dan pemasangan lapisan-lapisan pada dinding selesai dikerjakan.
-Pada ruang-ruang kamar mandi/wc dan sebaginya harus sudah dipasang lapisan
waterproofing pada lantai terus naik ke dinding setinggi 20 cm dari lantai
sekelilingnya. Bahan waterproofing yang digunakan lihat bab Waterproofing.
-Pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan oleh tenaga/tukang yang ahli atau oleh sub-
kontraktor khusus yang berpengalaman dan mempunyai reputasi hasil pekerjaan
yang baik.
-Permukaan lantai yang akan dipasang finishing lantai harus bersih dan rata serta
bebas dari kontaminasi materials yang mengandung bahan kimia dan lain-lain
sejenis.
B. Pekerjaan sub lantai ini meliputi seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan dalam
gambar sebagai alas lantai finishing.
A. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan PBI1971 (NI-
2), PVBB 1956 dan NI-8.
B. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya kepada Wakil Pemberi Tugas atau Pengawas Lapangan untuk
disetujui.
A. Untuk pasangan yang langsung diatas tanah, tanah yang akan dipasang sub lantai
harus dipadatkan untuk mendapatkan permukaan yang rata dan padat sehingga
diperoleh daya dukung tanah yang maksimum, pemadatan digunakan alat timbres.
B. Pasir urug bawah lantai harus merupakan permukaan yang keras, bersih dan bebas
alkali, asam maupun bahan organic lainnya yang dapat mengurangi mutu
pasangan. Tebal lapisan pasir urug yang disyaratkan minimum 10 cm atau sesuai
gambar, disiram air dan ditimbris sehingga diperoleh kepadatan yang maksimal.
C. Diatas pasir urug dilakukan pekerjaan sub lantai setebal 5 cm atau sesuai yang
ditunjukkan dalam gambar detail dengan campuran 1 PC : 3 pasir : 5 koral.
D. Untuk pasangan diatas pelat beton (lantai tingkat), pelat beton diberi lapisan plester
(screed) campuran 1 PC : 3 pasir setebal minimum 2 cm dengan memperhatikan
kemiringan lantai terutama di daerah basah dan teras.
E. Sub lantai beton tumbuk diatas lantai dasar permukaannya harus dibuat benar-
benar rata, dengan memperhatikan kemiringan lantai di daerah basah dan teras.
A. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, ahan-bahan, peralatan dan
alat-alat Bantu yang diperlukan dalam pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil
pekerjaan yang bermutu baik.
B. Pasngan lantai keramik tiles ini dipasang pada seluruh detail yang disebutkan /
ditunjukkan dalam gambar, berikut plint dan nosing tangga.
-Jenis : Keramik khusus lantai Keramik non-slip berglazur 30x30 dan 60x60
-Daya serap : 1 %
-Mutu : Tingkat I (satu), Extruded, Single Firing, tahan asam & basa.
-Chemical Resistance: konsisten terhadap PUBB 1970 (NI-3) Pasal D ayat 17-33.
C. Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir dan air harus memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam PVBB 1970 (NI-3) dan PBI 1971 (NI-2) dan ASTM.
B. Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, cacat dan bernoda.
Sebelum dipasang keramik, diatas lanraui beton harus diberi lapisan screed dengan
ketebalan yang disesuaikan terhadap ketinggian/elevasi keramik jadi, dengan
adukan campuran 1 PC : 3 pasir pasang untuk area kering dan 1 PC : 2 pasir yang
area basah dan ditambah bahan perekat seperti yang disyaratkan.
C. Hasil pemasangan lantai keramik harus merupakan bidang permukaan yang benar-
benar rata, tidak bergelombang, dengan memperhatikan kemiringan didaerah basah
dan teras kemiringan tidak boleh kurang dari 25 mm pada jarak 10 m untuk area
toilet dan area lain tidak boleh kurang dari 12 mm pada jarak 10 m.
D. Pola, arah dan awal pemasangan lantai keramik harus sesuai gambar detail atau
sesuai petunjuk Wakil Pemberi Tugas atau Pengawas Lapangan.
F. Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lain (siar-siar) harus sama
lebarnya, ditetapkan 4 mm, yang membentuk garis-garis sejajar dan lurus yang
sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang berpotongan harus
membentuk sudut siku yang saling berpotongan tegak lurus sesamanya.
G. Sir-siar diisi dengan bahan siar yang bermutu baik, dari bahan seperti yang telah
disyaratkan diatas. Warna kermaik yng dipasang akan ditentukan kemudian.
H. Pemotongan unit-unit keramik tiles harus menggunakan alat pemotong keramik
khusus sesuai persyaratan dari pabrik.
I. Kermik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda pada
permukaan kermaik hingga betul-betul bersih.
N. Permukaan beton yang akan diplester untuk penempelan ubin, harus dikasarkan
dan dibersihkan dari debu dan bahan-bahan lepas lainnya. Sebelum dilaksanakan
plesteran, permukaan ini harus dibasahi.
O. Penyimpangan kerataan permukaan beton tidak boleh lebih dari 5 mm untuk jarak 2
mm, pada semua arah. Tonjolan harus dibuat (chip off) tekukan kedalam diisi
dengan mortar (1 : 2) sehingga plesteran dasar (setting bed) mempunyai ketebalan
yang sama.]
1. Perlindungan.
a. Kontraktor harus melindungi ubin yang telah terpasang maupun adukan perata dan
harus mengganti, atas biaya sendiri setiap kerusakan yang terjadi. Penyerahan
pekerjaan dilakukan dalam keadaan bersih.
b. Setelah pemasangan, Kontraktor harus melindungi tile lantai yang telah terpasang,
jika mungkin dengan mengunci area tersebut. Batas lalu lintas diatasnya, hanya
untuk uang penting saja.
2. Pembersihan
Secara prinsip, permukaan tile dibersihkan dengan air, menggunakan sikat, kain lap,
dan sebagainya. Tetapi jika area-area yang tidak bisa dibersihkan hanya dengan air,
pembersihan memakai campuran air dengan hydrochloric acid, perbandingan 30 : 1.
Sebelum pembersihan dengan asam ini, lindungi semua bagian yanvg memungkinkan
akan berkarat atau rusak oleh asam. Setelah dibersihkan dengan asam ini, bersihkan
area ini dengan air biasa, hingga tidak ada campuran asam yang tersisa.
BAB IX
PEKERJAAN KAYU
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik
dan rapi.
1. Kayu yang digunakan cukup tua, kering, mempunyai texture sama, serat-seratnya
lurus.
2. Kayu kamper, yang diawetkan, Kelas Kuat I-II Kelas awet I, mutu A, digunakan
untuk seluruh pekerjaan kayu yang disebutkan di atas, terkecuali dinyatakan lain
dalam Buku Syarat-syarat Teknis dan gambar.
3. Kayu yang digunakan harus benar-benar bermutu terbaik dari jenisnya masing-
masing.
4. Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu, antara lain yang berupa putih kayu, pecah-
pecah, mata kayu, lapuk, mata bolong, bengkok, melintir dan sebaginya.
5. Syarat-syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi syarat PKKI. Untuk
kayu kamper Kalimanta, kelembaban tidak dibenarkan melebihi 12%, kayu harus
dioven dan di dry kiln.
8. Seluruh bahan kayu harus diawetkan dengan bahan pengawetan sistem Hickson's
Timber Preservation dengan TANALITH CT 106/DIFFUSOL CB CONCENTRATE.
9. Seluruh bahan kayu harus direndam bahan anti rayap dan anti jamur kayu anti
bubuk kayu. Bahan pelapis ini adalah bahan aktif Cyfluthrin dan Dichlofluadine,
merk Cylamon 5,61 OC, produk Desowag, Jerman Barat.
9.1.3. Syarat-syarat
1. Semua proses pemotongan dan pembuatan dikerjakan dengan mesin, kecuali untuk
detail tertentu atas persetujuan direksi atau pengawas Lapangan. Kayu dipotong
menurut ukuran sesuai dengan gambar, tegak lurus sesamanya.
2. Semua pengikat berupa paku, baut, kawat dan lainnya harus digalvanisasi sesuai
dengan NI-5, Bab VI, pasal 14, 15 dan 17. Tidak diperkenankan pengerjaan di
tempat pemasangan.
4. Rangka kayu untuk langit-langit dibuat sesuai pola dari langit-langit yang telah
direncanakan dalam gambar, dengan memperhatikan letak dan bentuk armature
lampu yang akan terpasang pada langit-langit dan lain-lain yang terpasang.
5. Rangka kayu yang akan dipasang bahan finishing harus diperhalus, rata dan
waterpass.
6. Hasil akhir dari pemasangan harus rata, lurus dan tidak melampaui toleransi
kerataan 0,5 cm untuk setiap 2 m2.
8. Bila ada penyambungan yang terpaksa harus dilakukan harus minta ijin dahulu pada
Direksi/Pengawas.
9. Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi, yaitu setelah diserut
dan diampelas (bilamana perlu).
11.Sambungan/pertemuan harus rapi dan kokoh, dibuat dengan konstruksi pen dan
lubang atau gigi-gigi pantek, paku, lem.
12.Semua pekerjaan kayu dijamin atas resiko kontraktor, tidak akan melengkung
dalam ruangan ber AC.
- Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik
dan rapi. Pekerjaan ini meliputi antara lain :
b. Cove lampu
c. Plint lantai karpet
b. Pengecatan
1. Untuk kusen, daun jendela & ventilasi, kayu yang digunakan harus yang terbaik dari
jenisnya masing-masing.
2. Bahan yang digunakan untuk bidang panel, kecuali ditentukan lain adalah Plywood.
Jenis Plywood yang digunakan adalah Teak Plywood, dengan muka berkualitas
baik untuk bidang tampak. Tiap lembar plywood yang dipakai harus mempunyai
tanda/cap dari pabrik yang dikenal.
3. Plastic Laminated yang digunakan adalah Plastic Laminated dari Produk Formica
atau Aica Aibon, sesuai dengan DTN 53799, tebal 1,0 mm. Bahan perekat yang
digunakan adalah perekat tahan air sekelas Herferin dengan menggunakan sesuai
dengan petunjuk pabrik pembuat.
4. Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, kawat dan lain-lainnya harus
digalvanisasikan sesuai dengan NI-5.
6. Lapisan menie yang akan dipoleskan pada kayu/kosen tertentu sebelumnya harus
mendapat persetujuan pengawas.
Semua pekerjaan rangka kayu kecuali kayu jati, yang di pakai untuk lantai (staging),
rangka build in cupboard, tangga-tangga dll, harus di "treatment"/ diawetkan dengan
vacuum pressure impregnated dengan mesin, juga diberi bahan anti rayap.
a. Semua ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran jadi (sudah diserut halus
dan siap di-finish).
c. Bahan kayu halus tidak diperkenankan dipasang dengan cara memaku tetapi harus
disekrup atau cara lainnya yang disetujui MK, seperti cove lampu, cove tirai, plint
dan lain-lain.
d. Permukaan kayu yang terlihat harus diserut halus sedemikian rupa sehingga siap
menerima finish.
e. Penggunaan meni sama sekali tidak disetujui termasuk memberi lapisan dempul
atau sejenis, kecuali disyaratkan lain oleh MK/Perencana.
f. Jika diperlukan bahan perekat, maka Kontraktor harus mengajukan terlebih dahulu
baik kualitas maupun jenisnya kepada MK untuk mendapatkan persetujuan.
g. Semua pekerjaan kayu sebelum dipasang harus mendapat persetujuan dari MK.
Jika ada yang tidak memenuhi syarat, maka Kontraktor harus mengganti atas
tanggung jawabnya.
h. Semua pekerjaan berupa paku, baut, kawat dan lainnya harus digalvanisasi sesuai
dengan NI-5.
j. Kayu plint atau lainnya yang melekat langsung pada dinding pasangan bata, partisi
dan beton harus diberi lapisan meni kayu 2 lapis.
b. Pintu rangka kayu dengan penutup plywood dilapisi bahan plastic laminated
a. Ironmongery
a. Shop Drawing
Shop drawing harus memperlihatkan cara konstruksi, cara-cara hubungan, lokasi hard
ware, lokasi vision dan lokasi louver.
b. Contoh Bahan
Semua bahan yang akan dipakai harus diperlihatkan untuk disetujui Direksi dan
Perencana
Rangka kayu
a. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan dalam NI-5, (PPKI tahun
1961) dan persyaratan lain yang tertulis dalam bab material kayu.
b. Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan rata, bebas
dari cacat seperti retak-retak, mata kayu dan cacat lainnya. Kusen pintu terbuat dari
kayu kamper Samarinda KW I ukuran 6 x 15 (ukuran sebelum oven), dioven terlebih
dahulu serta bebas dari mata kayu dan cacat-cacat lain.
d. Untuk rangka kayu yang tertutup bahan pelapis dipakai adalah kayu Meranti oven
dengan mutu baik, keawetan kelas I dan kelas kuat I – II, dilapis double plywood
6mm bahan kayu Inlay teakwood / Nyatoh 3mm.
f. Finishing pintu besi dan kusen dengan melamik NC (nitro cellusose) ex Impra warna
dof, warna spesifik beserta contoh/mock-up akan ditentukan oleh Wakil Pemberi
Tugas atau perencana.
h. Daun pintu dengan konstruksi lapis Teak plywood dan plastic laminated sebelah
dalam. Ukuran disesuaikan gambar-gambar detail, tidak diperkenankan
menggunakan sambungan, harus utuh untuk 1 muka (kecuali ditentukan lain dalam
gambar).
i. Tebal rangka kayu daun pintu minimum 3,20 cm.
j. Kontraktor harus mengajukan contoh bahan terlebih dahulu untuk disetujui oleh
Wakil pemberi tugas atau pengawas lapangan.
Bahan perekat
a. Plastic laminated 1 mm, mutu terbaik buatan merek Formica atau Aica Melamine
produksi lokal.
c. Semua permukaan rangka kayu harus diserut halus rata, lurus dan siku.
Bahan Teakwood
c. Pola : -
d. Kwalitas : Kwalitet I
5. Semua kayu yang tampak harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama
lain sisi-sisinya, dan di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk
penyetelan/pemasangan.
6. Semua ukuran harus sesuai gambar dan merupakan ukuran jadi. Pemotongan dan
pembuatan profil kayu dilakukan dengan mesin diluar tempat pekerjaan/
pemasangan.
7. Daun pintu :
a. Daun pintu teak plywood/plastic laminated yang dipasang pada rangka kayu adalah
dengan cara lem, tanpa pemakuan, jika diperlukan, harus menggunakan sekrup
galvanized atas persetujuan Perencana/MK tanpa meninggalkan bekas cacat pada
permukaan yang tampak. Khususnya untuk plastic laminated direkatkan dengan
lem pada permukaan bidang plywood (4 mm) yang telah dipasang pada kerangka
daun pintu, keretakan ini harus dilakukan dengan press di workshop.
b. Pada bagian daun pintu lapis teak plywood, harus dipasang rata, tidak
bergelombang dan merekat dengan sempurna.
d. Pemasangan pintu dengan perlengkapannya harus dilakukan oleh tenaga yang ahli
dan berpengalaman.
f. Permukaan plywood harus bebas dari kotoran macam apapun sehingga hasil
pengecatan bisa rapi dan baik.
h. Pemasangan dan penyetelan pintu harus dilakukan secara akurat, dan semua
kesalahan yang berakibat penggantian pintu baik selama masa pelaksanaan atau
pada waktu masa pemeliharaan yang diakibatkan oleh fabrikasi atau pemasangan
yang tidak benar menjadi tanggung jawab Kontraktor.
a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu
baik dan sempurna.
-Kusen aluminium
d. Standard
b. ASTM : American Society for Testing and Materials. E6 -P3 Proposed Specification
for Sealed Insulating Glass Units.
10.2.1. Kaca adalah benda terbuat dari bahan glass yang pipih pada
umumnyamempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, dapat
diperoleh dari proses-proses tarik tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-
proses tarik, gilas dan pengembangan (Float glass). Bahan kaca dan cermin, harus
sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1982. Persyaratan bahan :
-Type :
b. Khusus pintu kaca dengan rangka alumunium tebal kaca 6 – 8 mm type kaca clear.
c. Untuk jendela dengan ukuran besar menggunakan kaca clear tebal 6-8mm
10.2.2. Toleransi lebar dan panjang Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui
toleransi seperti yang ditentukan oleh pabrik.
10.2.3. Kesikuan
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut serta tepi
potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum yang diperkenankan
adalah 1,5 mm per meter.
10.2.4. Cacat-cacat
-Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari pabrik.
-Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas yang
terdapat pada kaca).
-Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu
pandangan.
-Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau
seluruh tebal kaca).
-Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar ke arah
luar/masuk).
-Kaca yang digunakan tidak boleh bergelombang, retak, baur, tidak menunjukkan effek
lensa.
-Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah cacat garis
timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang berobah
dan mengganggu pandangan.
-Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).
-Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang
ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm kira-kira 0,3 mm.
-Persyaratan lain :
-Mempunyai bidang yang licin, sejajar, tidak bergelombang, tidak menunjukkan effek
lensa.
-Untuk cermin harus mempunyai lapisan perak cukup tebal dan mempunyai lapisan
penahan kelembaban.
3. Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan
menggunakan cairan pembersih kaca..
4. Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material lain tanpa kusen harus diisi
dengan lem silikon, warna transparant (clear) setara merk Dow Corning atau setara.
Pemakaian silicone harus diperhatikan terhadap fungsinya. Pada kaca yang bersifat
struktural glaze dipergunakan tepi yang sesuai untuk itu digunakan sealant yang tidak
mengandung H2So4. Cara pemasangan sesuai petunjuk yang dikeluarkan pabrik.
5. Pemasangan cermin :
a. Cermin yang terpasang sesuai dengan contoh yang telah diserahkan dan semua
yang terpasang harus disetujui Perencana/MK, jenis cermin sesuai dengan yang telah
disebutkan dalam syarat pemakaian bahan material dalam uraian dan syarat
pekerjaan tertulis ini type VVV polished, tebal 5 mm.
b. Cermin ditempel dengan dasar kayu lapis jenis MR yang disekrupkan pada klas-klas
di dinding, kemudian dilapis dengan plastik busa tebal 1 cm. Pemasangan cermin
menggunakan penjepit aluminium siku atau sekrup-sekrup kaca yang mempunyai dop
penutup stainless steel.
d. Cermin terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak dan
pecah pada sealant / tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.
e. Pemotongan cermin harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat potong
kaca khusus.
f. Cermin ditempel dengan dasar kayu lapis jenis MR yang disekerupkan pada klos di
dinding, pemasangan cermin menggunakan penjepit alumunium siku.
-Pintu kayu
11.2.1. Semua "hardware" yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang
tercantum dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian
"hardware" akibat dari pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut
kepada Direksi atau Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
11.2.2. Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat
aluminium berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan
dengan cincin nikel kesetiap anak kunci.
11.2.3. Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan "Backed Enamel
Finish" yang dilengkapi dengan kaitan-kaitan untuk anak kunci lengkap dengan
nomor pengenalnya.
b. Untuk panel-panel listrik, pintu shaft dan lain-lain, kunci yang dipakai merk CISA.
c. Untuk daun jendela kaca dipakai handle pengunci merk interlock/cost wold, handle
warna Stainles Steel.
d. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu.
Dipasang setinggi 100 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk Konsultan MK.
e. Untuk pintu-pintu besi dipergunakan stainless steel jenis heavy duty merk Cisa atau
setara.
f. Pegangan pintu masuk utama dipakai handle merk Kend atau sejenis, type handle
disesuaikan dengan shedule iron mongery pada gambar.
a. Untuk pintu-pintu panel pada umumnya menggunakan engsel pintu merk KEND,
warna stainless steel, dipasang sekurang-kurangnya 3 buah untuk setiap daun
dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna
engsel. Sedang untuk pintu double teakwood cukup dipasang 2 buah engsel.
Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun
pintu. Tiap engsel memikul 20 kg jenis yang digunakan dengan bahan stainless
steel ukuran 4” x 3” kecuali pintu PVC.
b. Untuk pintu-pintu aluminium serta pintu panel menggunakan engsel lantai (floor
hinge) double action, merk DORMA, KEND atau setara dipasang dengan baik pada
lantai sehingga terjamin kekuatan dan kerapihannya, dipasang sesuai dengan
gambar untuk itu.
c. Untuk pintu-pintu aluminium menggunakan engsel kupu merk KEND diserta pada
posisi single action.
d. Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel kupu dibuat khusus untuk keperluan masing-
masing pintu.
a. Untuk seluruh daun pintu panel-panel dan daun pintu formica, seperti pintu-pintu
loket, menggunakan Door Closer merk CISA, GEZE atau setara warna akan
ditentukan oleh Perencana. Door Closer harus terpasang dengan baik dan merekat
dengan kuat pada batang kosen dan daun pintu, dan disetel sedemikian rupa
sehingga pintu selalu menutup rapat kusen pintu.
b. Untuk seluruh pintu kecuali yang berengsel lantai diberi door stopper. Door stopper
dipasang dengan baik pada lantai dengan sekrup pintu kecuali pintu-pintu toilet,
pintu masuk utama dan pintu-pintu besi. Door holder dengan injakan karet dan
spring pen release.
11.3. PELAKSANAAN
1. Engsel atas dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas pintu Engsel bawah
dipasang + 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu Engsel tengah dipasang
ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut
2. Untuk pintu toilet, engsel atas dan bawah dipasang + 28 cm dari permukaan pintu,
engsel tengah dipasang di tengah-tengah antara kedua engsel tersebut.
3. Penarikan pintu (door pull) dipasang 1050 cm (as) dari permukaan lantai.
4. Pemasangan lockcase, handle dan back plate serta door closer harus rapi, lurus
dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh MK. Apabila hal tersebut
tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa tambahan biaya.
5. Door stopper dipasang pada lantai, letaknya diatur sedemikian agar daun pintu dan
kunci tidak membentur tembok pada saat pintu terbuka.
6. Door holder di dasar daun pintu dipasang 6 cm dari tepi daun pintu. Pemasangan
harus baik sehingga pada saat ditekan ke bawah, karet holder akan menekan lantai
pada posisi yang dikehendaki. Door holder dipasang hanya pada pintu yang tidak
menggunakan door closer.
7. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus dilakukan
pengujian secara kasar dan halus.
PEKERJAAN PENGECATAN
12.1.1. Umum
-Kontraktor harus mengajukan literatur teknis dan petunjuk pabrik tentang cara
pemakaiannya.
-Sebelum melakukan pengecatan harus melakukan contoh hasil cat pada permukaan
bidang ukuran 1m x 1m untuk persetujuan Pengawas/Direksi.
o Dinding/bagian yang akan dicat selesai diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
- Cat yang akan digunakan berada didalam kaleng-kaleng yang masih disegel, tidak
pecah/bocor dan mendapat persetujuan Direksi.
a. Pekerjaan Langit-langit/plafond
c. Pekerjaan Kayu
12.1.4. Standard
b. NI : 4
c. ASTM : D -361
e. AS K -41.
12.1.5. Persetujuan
- Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi Lapangan dan
Perencana, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standard minimal keseluruhan
pekerjaan pengecatan.
-Lapisan cat pada ruangan tangga kebakaran harus memiliki kualitas yang tidak dapat
menyatu ataupun merambatkan api apabila terjadi kebakaran, serta tidak
menimbulkan asap, gas beracun dan uap yang dapat terbakar bila panas.
-Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Direksi Lapangan dan
Perencana. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh
Perencana dan Direksi Lapangan, barulah Kontraktor melanjutkan dengan
pembuatan mock up seperti tersebut diatas.
Untuk dinding-dinding luar bangunan digunakan cat khusus untuk luar yang tahan
cuaca, sbb :
Plamur yang digunakan adalah plamur tembok yang sesuai dengan merk cat yang
digunakan.
b.Sebelum dinding di plamur, plesteran sudah harus betul-betul kering tidak ada retak-
retak dan Kontraktor meminta persetujuan kepada Direksi atau Pengawas
Lapangan.
c. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan lapisan
plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata.
d. Permukaan tembok harus sudah kering sempurna. Bersih dari kotoran minyak dan
noda-noda. Cuci dengan larutan asam chlorida 10% -15% dan bilas dengan air
bersih sampai jamur hilang.
f. Setelah kering beri 1 lapis alkali resistance sealer (ex ICI) atau undercoat (ex
Mowilex) atau Jotasealer 07 (ex Jotun) sebanyak 1 (satu) lapis yang dilanjutkan
dengan 3 (tiga) lapis acrylic emulsion ICI/Setara dengan kekentalan cat sebagai
berikut :
-Lapis II kental
g. Untuk mendapatkan tekstur pada pengecatan dinding yang ditentukan dengan finish
textured spray paint, digunakan Texture Finish dengan ICI / Setara. Pasta texture
dengan bahan dasar emulsi acrylic ini disemprotkan dengan alat penyemprot/
compressor.
h. Untuk cat semprot emulsi bertexture, pada dinding luar digunakan plesteran 1 pc : 5
ps dengan pasir diayak halus, disemprotkan dengan mesin semprot pada bidang
plesteran 1 pc : 5 ps yang rata. Setelah kering dan keras baru disemprot dengan
alkali resistance sealer dan dicat emulsi ICI / Setara. Lapisan pengecatan untuk
dinding luar adalah 3 (tiga) lapis ICI / Setara dengan kekentalan sama setiap
lapisnya.
i. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari 1 (satu) lapis alkali resistance sealer
Untuk warna-warna yang jenis, Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-kaleng
dengan nomor percampuran (batch number) yang sama.
j. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata,
licin, tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-
pengotoran.
b. Plamur yang digunakan adalah plamur kayu merek sesuai cat yang digunakan
a. Yang termasuk dalam pekerjaan cat kayu adalah daun pintu panel multiplex,
dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.
b. Cat yang digunakan adalah merk ICI / Mowilex / Jotun setara jenis Synthetic
enamel, warna ditentukan Perencana setelah melakukan percobaan pengecatan.
c. Bidang yang akan dicat diberi menie kayu, warna merah 1 lapis, kemudian diplamur
dengan plamur kayu sampai lubang-lubang/pori-pori terisi sempurna.
d. Setelah 7 (tujuh) hari, bidang plamur diamplas besi halus dan dibersihkan dari debu
kemudian dicat sekurang-kurangnya 3 kali (tiga) kali dengan menggunakan kwas.
e. Setelah pengecatan selesai, bidang cat yang terbentuk, utuh, tata, tidak ada bintik-
bintik atau gelembung udara dan bidang cat dijaga terhadap pengotoran.
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah seluruh bidang-bidang pekerjaan kayu yang
terlihat didalam bangunan utama, termasuk kosen, panilpanil, lis-lis, railing kayu,
pekerjaan interior dan mebel, plint, serta bagian-bagian lain yang ditentukan dalam
gambar.
b. Semua permukaan kayu yang hendak dimelamic, dibersihkan dari debu minyak dan
kotoran yang mungkin melekat disitu.
c. Sesudah betul-betul bersih, digosok dengan amplas kayu, agar supaya seluruh
permukaan kayu rata dan licin, tidak lagi terdapat serat kayu yang tidak rata pada
permukaan kayu tersebut.
d. Apabila seluruh permukaan kayu sudah licin, pori-pori kayu harus ditutup dengan
melamic wood filler secukupnya, kemudian digosok dengan kain sampai halus dan
rata.
e. Permukaan kayu yang telah diplamur dengan wood filler tersebut, dihaluskan
dengan amplas Duco yang halus, kemudian debu bekas amplas tersebut
dibersihkan.
g. Pewarna dipakai Propan atau setara satu lapis. Warna akan ditentukan kemudian
oleh Perencana.
h. Sanding sealer sebagai cat dasar dicampur dengan hardener dengan perbandingan
sesuai dengan aturan pabrik serta diencerkan dengan thinner secukupnya.
Dibutuhkan 2 -3 lapis cat dasar setiap lapisan harus diamplas sempurna sehingga
diperoleh permukaan yang halus dan rata.
i. Cat akhiran diulaskan lapis ke 1 dengan rata dan sempurna dan diamplas sempurna,
kemudian ulaskan lapisan ke 2 dan yang terakhir lapis ke 3 adalah lapisan finished,
tidak perlu diamplas.
a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian besi pagar
beserta pintunya, pintu-pintu besi talang-talang dan pekerjaan besi lain ditentukan
dalam gambar.
b. Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat, selesai diamplas halus dan
bebas debu, oli dll.
c. Sebagai lapisan dasar anti karat dipakai sebagai cat dasar 1 kali. Sambungan las
dan ujung yang tajam diberi "touch up " dengan dua lapis U-pox Red lead primer
520-1130 setelah itu lapisan tebal 40 micron diulaskan.
d. Setelah kering sesudah 24 jam, dan diamplas kembali maka disemprot 1 lapis.
Setelah 48 jam mengering baru lapisan akhir type enamel atau U-pox enamel
disemprot 2 lapis.
b. Menie yang digunakan adalah menie kayu merk Patna warna merah.
c. Semua kayu hanya boleh dimenie ditapak proyek dan mendapat persetujuan Direksi
atau Pengawas Lapangan.
d. Sebelum pekerjaan menie dilakukan bidang kayu kasar harus diamplas dengan
amplas kayu kasar dan dilanjutkan dengan amplas kayu halus sampai permukaan
bidang licin dan rata.
PEKERJAAN SANITARY
-Water proofing
-Plumbing
d. Persetujuan
c. Barang yang dipakai adalah dari Toto atau setara (lihat dalam spesifikasi material
dalam gambar arsitektur).
d. Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam uraian dan
syarat-syarat dalam buku.
b. Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar, gambar
dengan spesifikasi dan sebagainya, maka kontraktor harus segera melaporkannya
kepada Direksi atau Pengawas Lapangan.
c. Kontrkator tidak dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat bila ada kelainan/
perbedaan ditempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
1 Uraian persyaratan ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan dan cara
pemasangan Instalasi Listrik dan penangkal petir, meliputi pekerjaan secara lengkap
dan sempurna mulai dari penyediaan bahan sampai di site, upah pemasangan,
penyimpanan, transportasi, pengujian, pemeliharaan dan jaminan.
3 Pemborong harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang tercantum
dalam :
a. Persyaratan Umum.
b. Spesifikasi Teknis.
c. Gambar Rencana.
4 Sumber daya listrik bersumber dari Perusahaan Umum Listrik Negara dan Diesel
Generator Set.
f. Pompa Kebakaran.
g. Peralatan-peralatan lain.
7 Semua instalasi penerangan dan stop kontak menggunakan sistem 3 core dimana
core yang ketiga merupakan jaringan pentanahan disatukan ke panel listrik.
8 Semua panel listrik harus diberi pentanahan dengan kawat BC atau core ke 5 dari
toevoer yang digunakan.
9 Semua pipa dari bahan metal yang terpasang dalam tanah harus diberi pelindung
anti karat.
10 Semua pipa instalasi diluar cor-coran pelat beton dan yang tidak tertanam dalam
tanah harus diberi marker dengan warna yang akan ditentukan kemudian pada
ujung-ujung pipa atau kabel dan setiap jarak 10 meter. 11 Sistem tegangan listrik
380 volt - 3 fasa - 50 Hz atau 220 volt - 1 fasa - 50 Hz.
Secara garis besar lingkup pekerjaan listrik adalah seperti yang tertera spesifikasi ini,
namun Pemborong tetap diwajibkan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai yang
tertera didalam gambar-gambar perencanaan dan dokumen tambahan seperti yang
tertera didalam berita acara rapat penjelasan lelang (Aanwijzing).
1 Melaksanakan :
d. Instalasi pentanahan.
3 Menyediakan dan memasang rak kabel dan hanger untuk feeder dan instalasi.
a. Semua armature lampu penerangan Lantai - 1 s/d Lantai – 2 dan ruang pengelola
serta bangunan parkir.
8 Melakukan pengetesan.
11 Memasang nama-nama panel dan hubungan circuit breaker berupa tulisan yang
jelas dari bahan yang tahan lama.
12 Penangkal Petir
d. Melakukan pengetesan.
e. Membuat gambar kerja dan menyerahkan shop drawing dan as built drawing
sebanyak masing-masing 3 (tiga) set.
a. Semua bahan atau peralatan harus baru dalam arti bukan barang bekas atau hasil
perbaikan.
b. Material atau peralatan harus mempunyai kapasitas atau rating yang cukup.
2 Syarat-syarat Fisik
a. Semua bahan atau peralatan dari kualifikasi atau tipe yang sama, diminta merek
atau dibuat oleh pabrik yang sama.
b. Dalam setiap hal, suatu bagian atau suku-suku dari peralatan yang jumlahnya
jelas ditentukan, maka jumlah tersebut harus tetap lengkap setiap kali peralatan
tersebut diperlukan, sehingga merupakan unit yang lengkap.
1 Listrik
- Jenis kabel : NYA, NYM, NYY, NYFGBY, BC dan lain-lain sesuai gambar rencana.
- Sifat : low smoke emission, non toxic efect, mudah dipasang tanpa alat bantu
khusus.
b. Sparing pipa menggunakan pipa galvanis yang ukurannya 2 tingkat di atas pipa
instalasi.
e. Semua pipa yang tidak dalam cor-coran atau tertanam dalam tanah harus diberi
marker dengan warna merah pada ujung-ujung pipa dan kabel setiap jarak 10 m.
a. Sakelar type standard warna Abu-abu Hitam. Mekanisme sakelar bentuk persegi
dengan rating 10 A - 250 Volt dengan warna dasar putih, jenis pasangan recess
mounted. Dalam supply sakelar harus lengkap dengan box tempat dudukannya dari
bahan metal.
b. Stop kontak type standard warna putih Stop kontak biasa dengan rating 10 A -
250 Volt. 2 kutub ditambah 1 untuk pentanahan. Stop kontak tenaga dengan rating
16 A - 250 Volt. 2 kutub ditambah 1 untuk pentanahan. Dalam supply stop kontak
harus lengkap dengan box tempat dudukannya dari bahan metal jenis pasangan
recesemounted atau surfacemounted
4 Panel Listrik
Terdiri atas :
Umum
- Tegangan kerja : 380 colt - 3 fase - 50 Hz.
- Gambar detail harus dibuat oleh Pemborong dan disetujui oleh Pemberi Tugas
sebelum pembuatan.
- Standard konstruksi dan ketebalan plat mengikuti standard Nobi. Pemutusan Daya
- Rated breaking capacity pada 380 volt - 3 fase tidak kurang dari 50 kA untuk
LVMDP.
* Under voltage & over voltage release khusus untuk main breaker dari
Transformer & Genset dengan motor dan mechanism.
- Ukuran rumah panel harus dapat mencakup semua peralatan dengan penempatan
yang cukup secara elektris dan fisik.
- Pasangan semua komponen harus dapat dicapai dari bagian depan dengan
mudah tanpa pintu terkunci.
- Rumah panel dari besi pelat dengan tebal tidak kurang dari 2 mm.
- Label-label terbuat dari bahan trafolite yang tersusun berlapis putih hitam putih
dan digravir sesuai kebutuhan dalam bahasa Indonesia.
- Semua pengabelan didalam panel harus rapih terdiri atas kabel-kabel berwarna,
mudah diusut dan mudah dalam pemeliharaan.
- Busbar dan teknik penyambungan harus menurut peraturan PUIL dan DIN. Bahan
dari tembaga yang berdaya hantar tinggi, bentuk persegi panjang dipasang pada
pole-pole isolator dengan kekuatan dan jarak sesuai ketentuan untuk menahan
tekanan-tekanan elektris dan mekanis pada level hubung singkat.
- Busbar dalam panel harus disusun sebaik-baiknya sampai semua terminal kabel
atau bar lainnya tidak menyebabkan lekukan yang tidak wajar.
- Ujung kabel harus memakai sepatu kabel dari bahan tembaga. Instrument dan
Peralatan Penunjuk Lainnya.
- Voltmeter AC :
* Jenis moving iron, range 600 volt, sudut 90., kelas 2,5 hubungan langsung.
- Ammeter AC :
* Jenis moving iron, range sesuai kebutuhan, 90. hubungan langsung dengan trafo
arus kelas 2,5.
- Lampu pilot.
- kW meter.
- Frekwensi meter.
b. Panel Pembagi
Persyaratan umum
- Tipe breaker baik main dan branch breaker sesuai gambar rencana terdiri atas
MCCB dan MCB.
Persyaratan Pembuatan
- Type panel indoor untuk yang terletak dalam ruang dan type panel outdoor untuk
yang diluar ruang.
- Busbar dari bahan tembaga dengan kapasitas tidak boleh kurang dari kabel feeder
yang masuk, boleh telanjang asal dipasang secara kuat dan aman.
- Jarak-jarak bar antara yang aktif dan antara aktif dan tidak aktif sesuai PUIL.
5 Material Pentanahan
- Penggunaan kawat netral atau pentanahan menurut pasal 3.16-1 & 3.16-2.2.
3.16.2 Penghantar netral harus mempunyai luas penampang yang sama seperti
penghantar fase :
b. pada sirkit fase banyak dan fase tunggal tiga kawat, jika ukuran penghantar fase
lebih kecil dari atau sama dengan 16 mm2 tembaga atau 25 mm2 aluminium.
d. Semua bahan instalasi dan peralatan sebelum dibeli, dipesan, masuk site atau
dipasang harus mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.
a. Pada daerah langit-langit tanpa plafond instalasi terpasang dalam cor-coran pelat
beton pelindung pipa lengkap fitting-fittingnya.
* Untuk 1 dan 2 jalur kabel saja, instalasi diklem kepelat beton atau diklem ke
hanger besi pelat.
d. Akhir dari instalasi exhaust fan berupa stop kontak 1 fasa atau 3 fasa.
e. Semua pipa instalasi di plafond, dilangit-langit dan di shaft harus diberi marker
setiap jarak 10 m dengan warna sbb :
f. Ramset / Dynabolt atau fischerplug harus terpasang ke pelat beton dengan kokoh.
g. Kelos kayu kamper harus terpasang kokoh dan rata / rapih ke pelat beton.
k. Panel Listrik
- Panel pembagi lantai terpasang freestanding atau surface mounted ke dinding
ruang M&E / Panel.
l. KWH meter yang dipasang adalah jenis ‘double tarif’ dan single tarif harus sudah
di tera oleh PLN / MK.
m. Penangkal Petir.
- Instalasi penangkal petir sistem Electro static ini harus dipasang sesuai gambar
rencana dan spesifikasi.
3 Gali Urug
a. Pemborong listrik harus menggali dengan kedalaman dan besar yang sesuai
spesifikasi yang diminta.
b. Bilamana ada tabrakan dengan pipa, saluran got atau lainnya, harus dibuat
gambar detail dan cara penyelesaian yang baik untuk semua pihak dengan
mendapat persetujuan dari Pemberi Tugas.
d. Setelah selesai pemasangan kabel, galian harus diurug kembali dengan sirtu
sampai padat.
a. Pentanahan Sistem
Yang dimaksud dengan pentanahan sistem adalah pentanahan kawat netral (Mp).
Yang harus ditanahkan adalah titik netral. Grounding electroda berupa pentanahan
buatan dari pantekan batangan tembaga masip .1”, sehingga diperoleh tahanan
tanah lebih kecil dari 2 ohm.
- Untuk pentanahan sistem dimana penampang kawat fasanya lebih besar atau
sama dengan 16 mm2 dilakukan pentanahan ke kawat netral (Mp). Kawat
penghubung antara badan dengan tanah (Mp) diberi kode SL. Sistem pentanahan
ini mempunyai sifat Mp = SL. Busbar dalam panel hanya 4.
- Untuk sistem dimana penampang kawat fasa lebih kecil dari 16 mm2 dianut
pentanahan kekawat pengaman SL. Pada panel ini keluar 2 kawat pentanahan yaitu
Mp dan SL. Jumlah busbar 5 buah atau berarti sistem 3 fasa punya kawat 5 inti.
1 Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji, sehingga diperoleh hasil
yang baik dan bekerja sempurna sesuai persyaratan PLN, spesifikasi dan pabrik.
Bila di perlukan, bahan-bahan instalasi dan peralatan dapat diminta oleh Direksi
untuk diuji ke Laboratorium atas tanggungan biaya Pemborong.
2 Semua terminasi kabel didalam panel yaitu di Terminal Breaker dan Busbar harus
ditest dengan alat Infra Red. Pekerjaan ini merupakan lingkup pekerjaan
Pemborong termasuk biaya yang dibutuhkan.
a. Semua pelaksanaan instalasi yang akan tertutup harus diuji sebelum dan
sesudah bagian tersebut tertutup sehingga di peroleh baik menurut PLN,
spesifikasi dan pabrik.
c. Semua panel listrik sebelum dipasang dan sesudah dipasang harus diuji dengan
alat sinar Infralet terhadap tegangan dan tahanan isolasi untuk memastikan dalam
kondisi baik. Juga harus diuji sistem kerjanya sesuai spesifikasi yang diisyaratkan.
d. Semua armature lampu harus diuji dalam keadaan menyala sempurna dengan
waktu 3 x 24 jam terus menerus.
sebagai berikut :
a. Menyerahkan gambar as-built instalasi listrik dan penangkal petir sebanyak 3 set.
PEKERJAAN MEBEULAIR
a. Meubelair lokal terdiri dari Ranjang Tingkat, Almari, Meja danRak Senjata, .
c. Kombinasi bahan yang digunaakan tripleks 3mm, 9mm dan 18mm sesuai kebutuhan
dan tertera di gambar
d. Finising menggunakan cat melamien dibagian luar dan bagian dalam menggunakan
cat setara cat TAN
e. khusus kursi meja makan menggunakan rangka baja ringan yang dikombinasi
dengan tripleks 9mm dan finising cat dengan penampang meja dilapis dengan
tripleks melamito wana putih.
a. Meubelair Pabikan terdiri dari kursi belajar, kursi pimpinan, kursi rapat, rak handuk
dan kusi tamu
c. Selimut dengan bahan katun dengan tulisan “SPN POLDA MALUKU UTARA”