Anda di halaman 1dari 54

METODE PELAKSANAAN

A. PENDAHULUAN

Pekerjaan Konstruksi Pembangunan Instalasi karantina Hewan (IKH).


merupakan Pekerjaan yang dibiayai dari sumber : APBN DIPA BKP Kelas II Palu
Tahun Anggaran 2019. Jangka Waktu penyelesaian pekerjaan tersebut direncanakan
berlangsung selama 120 (Seratus Dua Puluh ) hari kalender.

B. LINGKUP PEKERJAAN

Secara umum Kompleks Bangunan ini merupakan bangunan Baru yang


bentuk dan fungsinya telah ditata, nantinya akan meliputi pekerjaan : (terlampir pada
rab)
C. TAHAP PELAKSANAAN
SEKSI 1 : UMUM
SU. 1. Penyiapan gambar kerja, Pembuatan Metode kerja dan Laporan pekerjaan
Perusahaan kami akan menyiapkan dan menyampaikan hal-hal berikut :
gambar-gambar, dokumen-dokumen dan informasi yang diperlukan jika hal tersebut
tercantum dalam Dokumen Kontrak kepada PIHAK PROYEK untuk dimintakan
persetujuannya :
 Gambar konstruksi dan gambar kerja
 Metode pelaksanaan konstruksi
 Data-data produk material
Bilamana dokumen-dokumen tersebut diatas disyahkan oleh PIHAK
PROYEK , maka akan merupakan bagian daripada Spesifikasi Teknis dari Kontrak.
Seluruh jenis pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan elevasi, dimensi dan detail yang
ditampakkan pada Gambar Konstruksi yang sudah disyahkan. Apabila diperlukan oleh
PIHAK PROYEK untuk melaksanakan suatu item pekerjaan tertentu, maka kami
juga akan menyampaikan uraian-uraian material yang diperlukan, peralatan yang
dibutuhkan, denah konstruksi, standard dan tata laksana kerja yang berhubungan
dengan gambar-gambar konstruksi tersebut untuk disyahkan oleh PIHAK PROYEK .
2. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
2.A. UMUM

Bagian ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan


kesehatan kerja (K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat kerja yang
berhubungan dengan :
 pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi,
proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.
 Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan
kerja dan perlindungan Kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan
personil yang kompeten dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi
sesuai dengan tingkat resiko yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa.

 Pihak Kami akan mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang


tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
09/PRT/M/2009 tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SPIHAK PROYEK 3) Konstruksi Bidang
Pekerjaan Umum, UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA
Lembaran Negara No. 1 Tahun 1970 (Tambahan Lembaran Negara No.
1918) dan peraturan terkait lainnya.
2.B. SISTEM MANAJEMEN K3 KONSTRUKSI
 Pihak Kami akan membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk
identifikasi bahaya, Penilaian risiko dan pengendaliannya secara
berkesinam-bungan sesuai dengan Rencana K3 Kontrak (RK3K) yang telah
disetujui oleh PIHAK PROYEK .Pihak Kami akan melibatkan Ahli K3
Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 tinggi atau
sekurangkurangnya Petugas K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan
risiko K3 sedang dan kecil. Ahli K3 Konstruksi atau Petugas K3 bertugas
untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi Sistem Manajemen
K3 Konstruksi. Tingkat risiko K3 ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
 Pihak Kami akan membentuk Panitia Pembina K3 (P2K3) bila: jumlah
pekerja paling sedikit 100 orang,
 Pihak Kami akan melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi.
 Pihak Kami akan melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian
yang memang perlu dilakukan kaji ulang) setiap bulan secara
berkesinambungan selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung.
2.C. KANTOR LAPANGAN K3 DAN FASILITASNYA

TOILET FASILITAS SANITASI

 Pihak Kami akan menyediakan toilet yang memadai baik toilet khusus
pria maupun toilet khusus wanita yang diperkerjakan di dalam atau di
sekitar tempat kerja.
 Jika jumlah pekerja lebih dari 15 orang tenaga kerja, maka:
- Kami menyediakan 1 urinal peturasan untuk jumlah pekerja 15
orang, ditambah apabila jumlah pekerja lebih dari 15 orang sampai
dengan tambahan 30 orang maka kami akan tambah satu urinal
peturasan untuk setiap 30 orang tambahan;
- Satu kloset untuk jumlah pekerja kurang dari 15 orang, apabila
jumlah pekerja lebih dari 15 orang sampai dengan tambahan 30
orang maka kami menambah satu kloset ditambah beberapa kloset
untuk setiap 30 orang tambahan.
 Toilet pria dan wanita akan dipisahkan dengan dinding tertutup penuh.
Toilet mudah diakses, mempunyai penerangan dan ventilasi yang
cukup, dan terlindung dari cuaca. Toilet dibuat dan ditempatkan
sedemikian rupa sehinga dapat menjaga privasi orang yang
menggunakannya dan terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan.
AIR MINUM
Kami akan menyediakan pasokan air minum yang memadai bagi seluruh
pekerja dengan persyaratan:
 Mudah diakses oleh seluruh pekerja dan diberi label yang jelas sebagai
air minum;
 Kontainer untuk air minum harus memenuhi standar kesehatan yang
berlaku;

 Jika disimpan dalam kontainer, kami pastikan kontrainer bersih dan


terlindungi dari kontaminasi dan panas; dikosongkan dan diisi air
minum setiap hari dari sumber yang memenuhi standar kesehatan.
FASILITAS PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)
 Peralatan P3K kami sediakan dalam seluruh kendaraan konstruksi dan
di tempat kerja.
 Di tempat kerja kami tempatkan pekerja yang sudah terlatih dan/atau
bertanggung jawab dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.

AKOMODASI UNTUK MAKAN DAN BAJU


 Akomodasi yang memadai bagi pekerja, tempat untuk makan, istirahat,
dan perlindungan dari cuaca.
 Akomodasi mempunyai lantai yang bersih, dilengkapi meja dan kursi,
serta furnitur lainnya untuk menjamin tersedianya tempat istirahat
makan dan perlindungan dari cuaca.
 Penyediaan tempat sampah, dikosongkan dan dibersihkan secara
periodik.
 Penyediaan tempat ganti baju untuk pekerja dan tempat penyimpanan
baju pakaian yang tidak digunakan selama bekerja.

PENERANGAN
 Penyediaan penerangan harus di seluruh tempat kerja, termasuk di
ruangan, jalan, jalan penghubung, tangga dan gang. Semua penerangan
dapat dinyalakan ketika setiap orang melewati atau menggunakannya.
 Penerangan tambahan harus disediakan untuk pekerjaan detil, proses
berbahaya, atau jika menggunakan mesin.
 Penerangan darurat yang memadai.

PEMELIHARAAN FASILITAS
Pihak Kami akan menjamin terlaksananya pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang
disediakan dalam kondisi bersih dan higienis, serta dapat diakses secara nyaman oleh
pekerja.

VENTILASI
 Seluruh tempat kerja mempunyai aliran udara yang bersih.
 Pada kondisi tempat kerja yang sangat berdebu misalnya tempat
pemotongan beton, penggunaan bahan kimia berbahaya seperti
perekat, dan pada kondisi lainnya, Pihak Kami akan menyediakan alat
pelindung nafas seperti respirator dan pelindung mata.
2.D. KETENTUAN BEKERJA PADA TEMPAT TINGGI PEKERJA YANG
BERPENGALAMAN
Bekerja di tempat kerja yang tinggi dilakukan oleh pekerja yang mempunyai
pengetahuan, pengalaman dan mempunyai sumberdaya yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan dengan selamat.
Pelindung
Keselamatan kerja untuk bekerja pada tempat tinggi dapat menggunakan satu
atau beberapa pelindung sebagai berikut: terali pengaman lokasi kerja, jaring
pengaman, sistem penangkap jatuh.

Pengamanan di sekeliling pelataran kerja atau


tempat kerja
 Membuat terali pengaman lokasi kerja
sepanjang tepi lantai kerja atau tempat
kerja yang terbuka.
 Menggunakan Jaring Pengaman, Jika
pelataran kerja atau tempat kerja
berada di atas jalan umum dan untuk
mencegah jika ada

Tangga
Jika tangga akan digunakan, maka Pihak
Kami akan:
 Memilih jenis tangga yang sesuai dengan pekerjaan yang akan
dilakukan;
 Menyediakan pelatihan penggunaan tangga;
 Mengikat bagian atas dan bawah tangga untuk mencegah kecelakaan
akibat bergesernya tangga;
 Tempatkan tangga sedekat mungkin dengan pekerjaan;
 Tangga digunakan untuk naik ke lantai kerja di atas, kami pastikan
tangga tersebut berada sekurang-kurangnya 1m di atas lantai kerja;
Perancah (scaffolding)

 Perancah dengan tinggi lebih


dari 5 m dari permukaan
dibangun oleh orang yang
mempunyai kompetensi sebagai
scaffolder. Seluruh perancah
diinspeksi oleh orang yang
berkompeten pada saat: sebelum
digunakan, sekurang-kurangnya
seminggu sekali saat digunakan,
setelah cuaca buruk atau
gangguan lain yang dapat mempengaruhi stabilitasnya, jika perancah
tidak pernah digunakan dalam jangka waktu lama.
 Hasil inspeksi harus dicatat, termasuk kerusakan yang diperbaiki saat
inspeksi. Catatan tersebut ditandatangani oleh orang yang melakukan
inspeksi.
 Orang yang melakukan inspeksi memastikan bahwa:
- Tersedia akses yang cukup pada lantai kerja perancah.
- Semua komponen tiang diletakkan di atas pondasi yang kuat dan
dilengkapi dengan plat dasar. Jika perlu, gunakan alas kayu atau
cara lainnya untuk mencegah tiang bergeser dan/atau tenggelam.
- Perancah telah terhubung dengan bangunan/struktur dengan kuat
sehingga dapat mencegah runtuhnya perancah dan menjaga agar
ikatannya cukup kuat. - Jika beberapa pengikat telah dipindahkan
sejak perancah didirikan, maka ikatan tambahan atau cara lainnya
untuk mengganti harus dilakukan.
- Perancah telah diperkaku (bracing) dengan cukup untuk
menjaminstabilitas.
- Tiang, batang, pengaku (bracing), atau strut belum diindahkan.
- Papan lantai kerja telah dipasang dengan benar, papan bersih dari
cacat dan telah tersusun dengan baik.
- Seluruh papan harus diikat dengan benar agar tidak terjadi
pergeseran.
- Tersedia pagar pengaman dan toeboard di setiap sisi dimana suatu
orang dapat jatuh.
- Perancah didesain dan dibangun untuk menahan beban material,
kami pastikan bebannya disebarkan secara merata.
- Tersedia penghalang atau peringatan untuk mencegah orang
menggunakan perancah yang tidak lengkap
-
2.E. ELEKTRIKAL
Pasokan listrik
Alat elektrik portabel yang dapat digunakan di situasi lembab hanyalah alat
yang memenuhi syarat:
 Mempunyai pasokan yang terisolasi dari earth dengan voltase antar
konduktor tidak lebih dari 230 volt.
 Mempunyai sirkuit earth yang termonitor dimana pasokan listrik pada
alat akan secara otomatis terputus jika terjadi kerusakan pada earth.
 Alat mempunyai insulasi ganda.
 Mempunyai sumber listrik yang dihubungkan dengan earth sedemikian
rupa sehingga voltase ke earth tidak akan melebihi 55 volt AC; atau
 Mempunyai alat pengukur arus sisa (residual).

Supply Switchboard Sementara Perhatian Utama Dan Harus:


 Jika ditempatkan di luar ruangan, harus dibuat sedemikian rupa
sehingga tidak akan terganggu oleh cuaca.
 Dilengkapi dengan pintu dan kunci. Pintu harus dirancang dan dan
ditempel sedemikian rupa sehingga tidak akan merusak kabel lentur
yang tersambung dengan panel dan harus dapat melindungi switch dari
kerusakan mekanis. Pintu harus diberi tanda: HARAP SELALU
DITUTUP.
 Mempunyai slot yang terinsulasi di bagian bawah.
 Ditempelkan pada dinding permanen atau struktur yang didesain khsus
untuk ini.
Inspeksi peralatan
Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus diinspeksi sebelum digunakan
untuk pertama kali dan setelahnya sekurang-kurangnya tiap tiga bulan. Seluruh alat
dan perlengkapan kelistrikan harus mempunyai tanda identifikasi yang
menginformasikan tanggal terakhir inspeksi dan tanggal inspeksi selanjutnya.

Pemotongan dan pengelasan dengan gas bertekanan tinggi


Pihak Kami akan memperhatikan potensi bahaya sebagai berikut:
 Kebakaran akibat kebocoran bahan bakar (propana, asetilen), biasanya
dari kerusakan pada selang atau pada sambungan selang.
 Ledakan tabung akibat kebocoran oksigen dari selang atau alat pijar
pemotong.
 Menghisap asap berbahaya dari pengoperasian las.
 Kebakaran dari material yang mudah terbakar di sekeliling tempat las.
Penanganan tabung
 Tabung tidak boleh digelindingkan di permukaan tanah atau ditangani
dengan kasar. Jika memungkinkan, gunakan troli dengan mengikat
tabung dengan rantai.
 Tabung tidak boleh ditempatkan berdiri bebas sendiri untuk mencegah
jatuhnya tabung.
 Tabung harus diberi waktu beberapa saat ketika diposisikan berdiri
sebelum digunakan

Penyimpanan
 Seluruh selang dan aksesoris pemotong harus dibuka ketika pekerjaan
selesai dan disimpan jauh dari tabung.
 Tabung harus disimpan dalam posisi jauh dari bahan mudah terbakar
dan sumber api.
Peralatan
 Hanya selang yang memenuhi standar yang dapat digunakan. Selang
harus diperiksa setiap hari untuk
 memeriksa tanda kerusakan.
 Selang yang digunakan harus sependek mungkin. Jika selang harus
disambung akibat adanya bagian yang rusak, gunakan hose coupler dan
hoseclamps.
 Jika terjadi kebocoran dan tidak bisa dihentikan, tabung harus
dipindahkan ke tempat aman dan dalam
 udara terbuka dan segera kontak suppliernya.

Peralatan pemadam kebakaran dan alat pelindung


 Bahan mudah terbakar harus dipindahkan dari daerah kerja dan alat
pemadam yang memadai harus disediakan oleh Penyedia Jasa.
 Pekerja harus menggunakan pelindung mata dan pakaian pelindung
untuk melindungi dari api.

2.G PENGAMANAN
 1. Pihak Kami akan bertanggung jawab untuk pelaksanaan
pengamanan pelaksanaan konstruksi dan harus menyediakan anggota
Satuan Pengamanan (SatPam) yang cukup jumlahnya untuk memenuhi
syarat-syarat ini. Tugas dari Satpam Penyedia adalah menjaga
ketertiban dan keamanan di lokasi proyek, melakukan pengawalan,
mengatur lalu lintas dilokasi proyek, mencatat dan memeriksa
kendaraan setiap tamu yang keluar-masuk, dan hal-hal lain yang
dianggap perlu untuk perlindungan pelaksanaan konstruksi didalam
lokasi proyek termasuk perlindungan dan penjagaan peralatan, material
Penyedia, PIHAK PROYEK dan orang-orang yang bekerja serta
berhubungan dengan proyek ini secara terus menerus pada jam kerja
maupun bukan jam kerja siang dan malam selama pelaksanaan
pekerjaan konstruksi ini sampai selesainya seluruh pekerjaan dan telah
diserahterimakan atau Penyedia secara keseluruhan telah
didemobilisasi dari lapangan yang dianggap terakhir dari kedua hal
tersebut
 Pihak Kami akan meyakinkan bahwa seluruh karyawan penyedia,
perwakilan penyedia atau Subpenyedia memakai kartu tanda pengenal
yang disediakan oleh penyedia. Kartu harus memperlihatkan identitas
penyedia, subpenyedia, Nomor induk karyawan dan harus selalu
dipakai dilokasi proyek.
 Pihak Kami akan meyakinkan bahwa seluruh kendaraan yang
digunakan oleh Penyedia dan subpenyedia termasuk peralatan
penyedia harus diberi label nama dari penyedia atau subpenyedia.

2.H PENYIAPAN PERALATAN STANDARD YANG HARUS DISIAPKAN


UNTUK K3.
Sesuai dengan standard keselamatan kerja, kami menyediakan perlengkapan
K3 seperti diuraikan berikut ini:
 Helm safety
 Sepatu safety
 Safety harness
 Sarung tangan
 Rompi safety
 Ear plug
 Masker
 Kacamata safety
 Baricade
 Tali pengaman
 Jaring Pengaman
 Penyiapan papan peringatan dan petunjuk K3
 Tempat sampah organic dan non organic
 Tangga scaffolding
 Lampu Trobolight
 APAR (Alat Pemadam Api Ringan)
 Jas hujan
 Kotak P3K
Dan lain-lain yang berhubungan dengan K3.
3. PENYIAPAN STANDARD FASILITAS DIKANTOR LAPANGAN
1. SU.3A UMUM
Pihak Kami akan menyediakan fasilitas untuk aktifitas yang dilaksanakan di
kantor lapangan seperti : meja, kursi, white board, meja gambar, meja rapat bersama,
filing cabinet, rak buku, dll yang merupakan standard penunjang untuk kinerja selama
pelaksanaan konstruksi.

2. SU.3.B. PERSYARATAN
Kami menyediakan fasilitas standard ini ke PIHAK PROYEK Jumlah fasilitas
standard minimum yang harus disediakan antara lain :
Untuk Pihak Kontraktor dan untuk rapat:
- Meja ½ biro
- Kursi
- Filing cabinet
Untuk PIHAK PROYEK :
- Meja ½ biro
- Kursi
- Filing cabinet
- White board
5. SURVEY DAN PENGUKURAN
5.A TITIK KONTROL SURVEY
 Penggunaan titik control survey untuk elevasi dan sudut dilapangan
untuk memulai pekerjaan nantinya akan ditentukan oleh
KONSULTAN PENGAWAS ATAU DIREKSI . Pembuatan BM dan
referensi nantinya akan dilakukan oleh Pihak Kami akan setelah
disetujui oleh KONSULTAN PENGAWAS ATAU DIREKSI 2. Setiap
titik control survey yang rusak akibat dari Pihak Kami akan atau
Subpenyedia harus diganti oleh Pihak Kami akan dengan biaya sendiri.
Titik kontrol yang diperbaiki akan diperiksa oleh KONSULTAN
PENGAWAS ATAU DIREKSI atas biaya Pihak Kami akan.
 Pihak Kami akan boleh membuat titik kontrol sementara, akan tetapi
masing-masing titik ditempatkan dilokasi yang mantap dan aman dari
gangguan pelaksanaan pekerjaan Pihak Kami akan atau Subpenyedia.
Setiap titik bantu harus secara akurat berhubungan dengan titik control
survey yang permanen.
 Masing-masing titik control survey termasuk yang sementara harus
secara rutin diperiksa oleh Pihak Kami akan selama pelaksanaan
konstruksi guna meyakinkan bahwa titik-titik tersebut tidak rusak atau
bergeser.
5.B. SURVEY LAPANGAN
 Pihak Kami akan secara bersamaan atau segera setelah memulai setting
out melakukan pengukuran dan menyiapkan profil potongan melintang
dan memanjang dari kondisi lapangan yang ada (0%)sesuai dengan
instruksi dari KONSULTAN PENGAWAS ATAU DIREKSI untuk
persiapan Gambar-gambar Konstruksi ataupun untuk setting out
struktur.
 Hasil pengukuran akan diajukan ke KONSULTAN PENGAWAS
ATAU DIREKSI untuk kaji ulang dan persetujuan..

5.C. PEMATOKAN (STAKING OUT) PEKERJAAN KONSTRUKSI


 Pihak Kami akan bertanggung jawab untuk menentukan patok untuk
pengukuran dan harus menyiapkan tenaga surveyor
 yang berpengalaman dan cakap dalam pekerjaan tersebut yang
disetujui oleh KONSULTAN PENGAWAS ATAU DIREKSI .
 Pihak Kami akan dalam penawarannya harus memasukkan semua
bahan-bahan, buruh dan alat survey termasuk juga patok-patok,
template dan lain-lain yang dibutuhkan penyedia dalam melaksanakan
setting out setiap pekerjaan yang dilaksanakan. Pihak Kami akan
menggunakan alat survey yang mempunyai keakuratan yang baik guna
menetapkan titik survey yang benar dan untuk kontrol atas hasil
pengukuran nantinya.
 Apabila pada saat pengukuran selama masa konstruksi terdapat
kesalahan atas posisi bangunan, elevasi, dimensi dll, maka Pihak Kami
akan atas instruksi KONSULTAN PENGAWAS ATAU DIREKSI
harus memperbaiki kesalahan tersebut atas biaya penyedia sendiri
sampai KONSULTAN PENGAWAS ATAU DIREKSI menerima hasil
pengukuran dimaksud

5.D. DATA SURVEY DAN PERHITUNGAN


Pihak Kami akan menyerahkan seluruh data survey, informasi, perhitungan,
hasil-hasil dan catatan-catatan lain kepada KONSULTAN PENGAWAS ATAU
DIREKSI segera setelah dokumen dimaksud siap diserahkan.

5.E. SURVEY UNTUK PENGUKURAN VOLUME PEKERJAAN


 Apabila Pembayaran Bulanan berdasarkan persentase pekerjaan aktual
terhadap total kuantitas pekerjaan, maka penyedia harus mengukur
volume/kuantitas pekerjaan dimaksud yang dilaksanakan pada bulan
bersangkutan dengan teknik pengukuran alat survey kecuali jika
pengukuran volume pekerjaan bisa langsung dilakukan berdasarkan
gambar-gambar yang sudah disetujui.
 Pengukuran volume pekerjaan dengan alat survey hanya bisa dilakukan
dengan disaksikan oleh KONSULTAN PENGAWAS ATAU
DIREKSI . Pihak Kami akan memberitahukan KONSULTAN
PENGAWAS ATAU DIREKSI dalam waktu 24 jam sebelum
pelaksanaan pengukuran tersebut.
6. MOBILISASI DAN BIAYA TIDAK LANGSUNG PERSONIL (INDIRECT
COST)
6.A UMUM
Mobilisasi dimaksudkan disini adalah transportasi dari tempat asal ke lokasi
pekerjaan untuk peralatan penyedia, personil inti dan staff lainnya berdasarkan
jadwal. Apabila mobilisasi alat dan personil yang ada dalam daftar yang dibuat
penyedia sudah lengkap dan dapat beroperasi, maka penyedia harus mengajukan
dokumentasi yang diperlukan ke KONSULTAN PENGAWAS ATAU DIREKSI untuk
persetujuan dan sertifikasi pembayaran.

Jadwal dan pemberitahuan transportasi alat


Bersamaan dengan pengajuan skedul pelaksanaan dan rencana kerja penyedia
harus menyerahkan ke KONSULTAN PENGAWAS ATAU DIREKSI rencana
mobilisasi alat ke lokasi pekerjaan. Pihak Kami akan terus memberitahukan
KONSULTAN PENGAWAS ATAU DIREKSI untuk kedatangan alat, dan bahan-
bahan penyedia dilapangan.
 Biaya tidak langsung personil . Pihak Kami akan memasukkan semua
biaya tidak langsung personil Pihak Kami akan, seperti : mobilisasi,
gaji, biaya cuti, Jamsostek, THR dan bonus personil.
 3. Pihak Kami akan terus memberitahukan KONSULTAN
PENGAWAS ATAU DIREKSI untuk kedatangan personil.
6.B. RAPAT PRA KONSTRUKSI (PRE CONSTRUCTION MEETING)
Dalam waktu 3 atau 7 hari setelah Penandatanganan Kontrak, Pihak Kami
akan harus mengikuti Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting) yang
dihadiri UnMuha/PCC, Manajemen Konstruksi, dan Pihak Kami akan untuk
membahas semua hal baik yang teknis maupun yang non teknis dalam proyek ini.
7. DEMOBILISASI
7.A. UMUM
Demobilisasi mencakup pemulangan peralatan penyedia dan personil inti serta
staff lainnya dari lokasi pekerjaan . Apabila demobilisasi alat dan personil yang ada
dalam daftar yang dibuat penyedia sudah dipulangkan dari lokasi pekerjaan, maka
penyedia harus mengajukan dokumentasi yang diperlukan ke KONSULTAN
PENGAWAS ATAU DIREKSI untuk persetujuan dan sertifikasi pembayaran.
METODE PEKERJAAN KONSTRUKSI

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Penyediaan Fasilitas seperti :

 Perancah (scaffolding)
 Perancah dengan tinggi lebih dari 5 m dari permukaan dibangun oleh orang yang
mempunyai kompetensi sebagai scaffolder. Seluruh perancah diinspeksi oleh orang
yang berkompeten pada saat: sebelum digunakan, sekurang-kurangnya seminggu
sekali saat digunakan, setelah cuaca buruk atau gangguan lain yang dapat
mempengaruhi stabilitasnya, jika perancah tidak pernah digunakan dalam jangka
waktu lama.
 Hasil inspeksi harus dicatat, termasuk kerusakan yang diperbaiki saat inspeksi.
Catatan tersebut ditandatangani oleh orang yang melakukan inspeksi.
 Orang yang melakukan inspeksi memastikan bahwa:
 Tersedia akses yang cukup pada lantai kerja perancah.
 Semua komponen tiang diletakkan di atas pondasi yang kuat dan dilengkapi dengan
plat dasar. Jika perlu, gunakan alas kayu atau cara lainnya untuk mencegah tiang
bergeser dan/atau tenggelam.
 Perancah telah terhubung dengan bangunan/struktur dengan kuat sehingga dapat
mencegah runtuhnya perancah dan menjaga agar ikatannya cukup kuat. - Jika
beberapa pengikat telah dipindahkan sejak perancah didirikan, maka ikatan tambahan
atau cara lainnya untuk mengganti harus dilakukan.
 Perancah telah diperkaku (bracing) dengan cukup untuk menjaminstabilitas.
 Tiang, batang, pengaku (bracing), atau strut belum diindahkan.
 Papan lantai kerja telah dipasang dengan benar, papan bersih dari cacat dan telah
tersusun dengan baik.
 Seluruh papan harus diikat dengan benar agar tidak terjadi pergeseran.
 Tersedia pagar pengaman dan toeboard di setiap sisi dimana suatu orang dapat jatuh.
 Perancah didesain dan dibangun untuk menahan beban material, kami pastikan
bebannya disebarkan secara merata.
 Tersedia penghalang atau peringatan untuk mencegah orang menggunakan perancah
yang tidak lengkap

 Pembangunan pagar sementara


Berfungsi sebagai tanda batas areal kerja yang meminimalirkan resiko kecelakaan
pada saat kerja, dimana pagar sementara terbuat dari rangka kayu dan ditutup dengan
mengunakan senk gelombang dan kemudia diberi cat.

 Mobilisasi

Sebelum memulai pekerjaan di lapangan, maka kontraktor pelaksana akan melakukan


mobilisasi yang meliputi mobilisasi tenaga kerja, bahan dan peralatan yang akan
digunakan
 Pembersihan lokasi

Pembersihan lokasi dimaksudkan untuk menyingkirkan berbagai macam benda-benda


batang pohon, tumbuh-tumbuhan, gulma, sampah dan lainsebagainya" yang tedapat pada
lokasi pekerjaan sehingga tidakmenimbulkan gangguan atau hambatan pada saat
pekerjaan berlangsung.Peralatan yang akan digunakan pada pekerjaan ini adalah
cangkul, sekop,sabit parang", linggis, gerobak pengangkut sampah dan
peralatanpendukung lainnya

 Pemasangan Papan Nama Proyek

Setelah penandatanganan kontrak, papan nama proyek dibuat dan dipasangpada lokasi
proyek dengan syarat papan nama proyek tersebut harus dapatdibaca oleh masyarakat di
lokasi pekerjaan. Papan nama proyek dibuatdengan maksud sebagai pemberitahuan, agar
dapat dilihat berapa besar nilai kontrak pekerjaan yang ada, perusahaan yang
mengerjakan, namapekerjaan, nama penyedia jasa, waktu pelaksanaan pekerjaan dan
konsultanyang mengawasi pekerjaan serta instansi terkait. (Contoh Papan nama Proyek)

 Penyiapan Air dan Listrik Kerja


Fasilitas penyediaan air dan listrik kerja adalah faktor yang sangat penting dalam proses
pekerjaan, baik dari awal sampai akhir pekerjaan. oleh karena itu kebutuhan air dan
listrik selama proses pekerjaan harus dijaga kuntinuitasnya,kuantitas dan kualitas. air
dapat disuplai dari sumber air sungai setempat atau tempat pengambilan setempat yang
di izinkan oleh pihak Direksi atau Pengawas pekerjaan. jika tidak didapat, maka dapat
dibuat sumur dangkal lengkap dengan sistem pompa dan perpipaannya, atau
diambildengan menggunakan angkutan dan ditampung pada drum-drum penampung.
Pengadaan air bersih dimaksudkan untuk air kerja dan kebutuhan air bersih bagi para
pekerja dan seluruh personil yang terlibat di dalam proyek. apabila memungkinkan
atau mendatangkan dari luar lokasi dan kemudian ditampung dalam tangki air water
tank dan bak penampung air kerja. Untuk listrik kerja dapat di suplai dari gedung sekitar
dengan sijin pemilik atau PLN.
 Pembuatan Direksi Keet dan Gudang Bahan / Alat
Bahan untuk bangunan direksi keet lapangan menggunakan rangka kayu kaso, penutup
dindingnya dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan asbes gelombang atau
seng gelombang, lantai dengan discreeding. Selain bangunan direksi keet lapangan, juga
diperlukan bangunan gudang untuk menyimpan alat kerja dan material yang rentan
terhadap cuaca dan yang mudah hilang seperti : bor listrik, gerinda listrik, vibrator,
semen, keramik, cat, kabel, alat sanitair dan lainnya. Bangunan gudang menggunakan
rangka kayu kaso, penutup dinding dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan
asbes/seng gelombang, lantai dengan discreeding. Direksi keet lapangan dan gudang
didirikan pada area yang tidak mengganggu proses berlangsungnya pelaksanaan
pekerjaan

(Direksi Keet)

a. Pemasangan Bowplank
 Membuat Bidang Datar

Untuk membaut bidang datar ("waterpas") pada pekerjaan pengukuran dan leveling
lapangan yang berukuran besar dan luas dapat digunakan pesawat waterpassen,
sedang untuk bangunan yang berukuran kecil seperti rumah tinggal, cukup
menggunakan alat bantu sederhana berupa selang plastik yang diisi dengan air hingga
dua permukaan air dalam selang plastik membentuk bidang datar.

Gambar III-1, Membuat Bidang Waterpass dengan Selang Plastik

alat penyipat datar sederhana berupa selang plastik yang diisi air hasilnya cukup
akurat, namun untuk bangunan yang berukuran besar, alat bantu tersebut kurang
akurat hasilnya. Hal tersebut disebabkan ukuran panjang selang plastik yang terbatas,
sehingga dapat mengakibatkan hasil dari pelaksanaan pengukuran kurang akurat.

 Membuat Garis Siku-siku

Untuk membuat garis siku-siku di lapangan banyak dilakukan dengan memanfaatkan


dalil pythagoras, yaitu perbandingan sisi miring (BC) dengan sisi datar (AC) dan sisi
tegak (AB) dengan angka perbandingan AC : AB : BC = 3 : 4 : 5.

Gambar III-2, Membuat Garis Siku-siku

Untuk mengontrol hasil pekerjaan dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai


berikut:
a. Menarik garis dari titik B sejajar dengan AC (BD),
b. Menarik garis dari titik C sejajar dengan AB (CD),
c. Perpotongan dua buah garis BD dengan CD berpotongan di titik D, dan akan
membentuk bidang segi empat,
d. Jarak diagonal BC harus sama panjang dengan AD,
e. Bila jarak diagonal antara BC dengan AD belum sama panjang, maka garis yang
menghubungkan titik CAB belum membentuk siku-siku, dan pekerjaan
pengukuran harus diulangi sampai jarak diagonal BC dengan AD sama panjang.

Gambar III-3, Kontrol Garis Siku-siku

 Memasang Papan Duga Pekerjaan Pasangan Batu

Papan duga pekerjaan pasangan batu (Bouwplank) adalah sebuah benda kerja yang terdiri dari
pasangan papan-papan. Pasangan ini dimaksudkan untuk menempatkan titik-titik hasil
pengukuran yang diperlukan dalam mendirikan suatu bangunan dan membentuk bidang datar.
Agar menghasilkan bentuk bangunan sesuai dengan perencanaan, pemasangan papan juga
harus memenuhi persyaratan:
1. Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah.
2. Berjarak cukup dari rencana galian.
3. Titik hasil uitzet ditempatkan dengan tanda yang jelas.
4. Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan papan bangunan
(bouwplank) yang lain.
5. Letak kedudukan papan bangunan harus seragam (diusahakan menghadap ke
dalam bangunan).
Untuk bangunan besar dan banyak terdapat ruang, pemasangan bouwplank dilaksanakan
mengelilingi seluruh area calon bangunan didirikan, sedang untuk bangunan kecil,
pemasangannya cukup pada lokasi sudut atau pertemuan bangunan.
Titik-titik pada papan bangunan yang menunjukkan dinding tembok dapat dijelaskan dengan
tanda dari paku yang juga berfungsi untuk menarik benang sebagai sumbu tembok. Untuk
menghindarkan kesalahan yang disebabkan letaknya paku, pada kedudukan paku diberi tanda
panah dengan cat/meni. Bidang atas bouwplank harus diketam rata agar bidang atas papan
dapat membentuk bidang datar (bidang waterpas). Bidang atas papan bangunan biasanya
dipasang pada

kedudukan ± 0,00 sebagai duga lantai. Sudut pertemuan papan bouwplank harus benar-benar
siku, karena hal tersebut sebagai acuan untuk kesikuan pertemuan dinding.
Gambar III-5, Pemasangan Bouwplank di Sudut/Pertemuan Dinding

Gambar III-6, Pemberian Tanda pada Bouwplank

Sambungan papan bouwplak diusahakan terletak pada sumbu patok, sehingga jarak patok
harus memperhitungkan terhadap panjang papan yang akan dipergunakan sebagai bouwplank.
Bila sambungan papan bouwplank terletak di antara patok, maka sambungan papan harus
menggunakan klem.

Gambar III-8, Sambungan Papan diantara Patok


1. PEKERJAAN PEMBANGUNAN
a. Pekerjaan Tanah
Pekerjaan tanah ini akan meliputi antara lain :
 Galian Tanah Pondasi
 Urugan Tanah Bekas Galian
 Timbunan Tanah dalam bangunan
 Urugan Pasir Dibawah Lantai

a. Pekerjaan Persiapan

 Pihak Kami menyediakan tenaga kerja, bahan perlengkapan, alat dan


sarana pengangkutan serta peralatan lain yang diperlukan untuk
pekerjaan tanah.
 Pihak Kami terlebih dahulu mempelajari Laporan Penyelidikan Tanah
(Geotechnical Investigation Report) yangtelah dilaksanakan di lokasi
proyek, sebelum memulai pekerjaan tanah. Ringkasan Boring Log
telahdilampirkan pada Dokumen lelang, sedangkan Laporan
lengkapnya bisa diminta pada UnMuha melaluiManajemen Konstruksi
dengan permohonan tertulis.
 Semua penggalian dan cara pengukuran sesuai ketentuan spesifikasi
teknik dan disetujui oleh Manajemen Konstruksi/Pengawas/Direksi
 Karena sifat tanah yang berbeda, ada kemungkinan terjadi perubahan
perancangan pada pelaksanaan pekerjaan tanah. Perubahan tersebut
dilakukan Pihak Kami dengan persetujuan Manajemen
Konstruksi/Pengawas/Direksi.

b. Keadaan Tanah
Pihak Kami berkewajiban untuk memeriksa keadaan lapangan sebelum
mengajukan penawaran, untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas
mengenai keadaan tanah yang akan digali dan diurug, menaksir galian yang
akan dikeluarkan dan tanah urug yang akan dibutuhkan, serta apakah tanah
hasil galian akan kiranya memenuhi syarat untuk dipakai kembali sebagai
tanah urug. Perkiraan ini semata-mata menjadi resiko dari penyedia dan
tidak akan diadakan pertimbangan-pertimbangan dan penyesuaian.

c. Level lapangan
Level lapangan dan titik-titik atau kontur dianggap berlaku pada BM (bench
mark) utama. Bilamana Pihak Kami tidak yakin dengan ketepatan dari peil
pengukuran BM utama maka Pihak Kami menyatakan hal ini secara tertulis
kepada Pengawas/Direksi Lapangan, sebelum penggalian, pengukuran dan
pemadatan dimulai. Klaim ketidaktepatan peil pengukuran tidak akan
dipertimbangkan.

d. Galian Tanah Pondasi Batu Kali

 Penggalian dilakukan sesuai dengan kebutuhan lebar lantai kerja


pondasi, dimana lereng tanah disebelah kiri-kanan galian dimiringkan
keluar arah pondasi atau pile cap, dengan sudut kemiringan yang aman
dan stabil sehingga tidak menimbulkan keruntuhan.
 Untuk pekerjaan penggalian tanah yang cukup luas dan dalam, serta
bila lokasinya memungkinkan, maka dipertimbangkan penggunaan
alat berat dengan kapasitas yang sesuai.
 Kecuali dinyatakan lain dalam gambar rencana, dasar dari galian datar
(waterpass). Jika pada dasar galian terdapat akar-akar kayu, kotoran-
kotoran dan bagian-bagian tanah yang berongga (tidak padat), maka
bagian itu dikeluarkan seluruhnya, dan lubang yang terjadi diisi
dengan pasir.
 Setiap kelebihan galian di bawah permukaan yang telah ditentukan
diurug kembali sampai permukaan semula (yang direncanakan)
dengan pasir , untuk mencegah turunnya struktur atas yang akan
dikerjakan. Pekerjaan pengurugan kembali tersebut dilaksanakan
dengan biaya Pihak Kami.
 Penggalian lapisan 15 cm terakhir dari dasar pondasi dilakukan dengan
tangan, tidak diperbolehkan menggunakan alat-alat berat, agar bisa
didapatkan dasar galian yang rata dan bersih.
 Air yang tergenang di lapangan atau galian yang ditimbulkan oleh
mata air, hujan, kebocoran pipa-pipa, atau sebab-sebab lainnya selama
pelaksanaan pekerjaan, dikeringkan dan dipompa keluar atas biaya
Pihak Kami, dimana hal ini sudah diperhitungkan dan termasuk dalam
harga satuan pekerjaan.
 Jika tanah galian longsor secara terus menerus, maka Pihak Kami
membuat turap penahan tanah atau sheet pile atas biaya Pihak Kami.
Hal ini juga sudah diperhitungkan dan termasuk dalam harga satuan
galian di dalam penawaran.

(Galian Tanah)

e. Urugan Tanah

 Material yang digunakan untuk sub-grade memenuhi standar


spesifikasi AASHTO-M.57-64 dan diperiksa terlebih dahulu di
laboratorium tanah yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
 Material yang dipakai untuk timbunan atau sub-grade memenuhi
syarat pemadatan tanah untuk mencapai 95% dari berat jenis kering
maksimum (maximum dry density) menurut AASHTO-T.99.
 Bila tanah galian ternyata tidak baik atau kurang dari jumlah yang
dibutuhkan, maka penyedia mendatangkan tanah urug yang baik dan
cukup jumlahnya serta mendapatkan persetujuan dari Manajemen
Konstruksi.
 Pengurugan tanah dibentuk sesuai dengan peil ketinggian, kemiringan
dan ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar rencana atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Manajemen Konstruksi.
 Untuk mendapatkan hasil pemadatan yang baik, tanah urug
ditempatkan dalam lapisan-lapisan setebal maksimum 20 cm dan
dipadatkan sebaik baiknya dengan penambahan air secukupnya
sehingga didapat pemadatan yang optimum. Bila permukaan tanah
akhir akan dibuat miring, maka kemiringan tanah diselesaikan secara
rata atau bertangga sebagaimana diminta oleh Manajemen Konstruksi.
 Alat berat tidak boleh digunakan di tempat-tempat yang oleh
Manajemen Konstruksi. dianggap berbahaya atau dengan jarak yang
kurang dari 45 cm terhadap saluran, batas-batas atau pekerjaan lain
yang mungkin bias menjadi rusak
 oleh karenanya. Pengurugan kembali dari pondasi atau pile cap
dilaksanakan dengan memadatkan tanah urug dalam lapisan- lapisan
setebal maksimum 20 cm. Pengurugan ini tidak boleh dilaksanakan
sebelum diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan

(Urugan Tanah)

f. Timbunan Tanah dipadatkan

 Material yang digunakan untuk sub-grade memenuhi standar


spesifikasi AASHTO-M.57-64 dan diperiksa terlebih dahulu di
laboratorium tanah yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
 Material yang dipakai untuk timbunan atau sub-grade memenuhi
syarat pemadatan tanah untuk mencapai 95% dari berat jenis kering
maksimum (maximum dry density) menurut AASHTO-T.99.
 Bila tanah galian ternyata tidak baik atau kurang dari jumlah yang
dibutuhkan, maka penyedia mendatangkan tanah urug yang baik dan
cukup jumlahnya serta mendapatkan persetujuan dari Manajemen
Konstruksi.
 Pengurugan tanah dibentuk sesuai dengan peil ketinggian, kemiringan
dan ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar rencana atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Manajemen Konstruksi.
 Untuk mendapatkan hasil pemadatan yang baik, tanah urug
ditempatkan dalam lapisan-lapisan setebal maksimum 20 cm dan
dipadatkan sebaik baiknya dengan penambahan air secukupnya
sehingga didapat pemadatan yang optimum. Bila permukaan tanah
akhir akan dibuat miring, maka kemiringan tanah diselesaikan secara
rata atau bertangga sebagaimana diminta oleh Manajemen Konstruksi.
 Alat berat tidak boleh digunakan di tempat-tempat yang oleh
Manajemen Konstruksi. dianggap berbahaya atau dengan jarak yang
kurang dari 45 cm terhadap saluran, batas-batas atau pekerjaan lain
yang mungkin bias menjadi rusak
 oleh karenanya. Pengurugan kembali dari pondasi atau pile cap
dilaksanakan dengan memadatkan tanah urug dalam lapisan- lapisan
setebal maksimum 20 cm. Pengurugan ini tidak boleh dilaksanakan
sebelum diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan
 Urugan Tanah dilakukan di bawah lantai yang berhubungan langsung
dengan tanah, dengan ketebalan sesuai gambar, termasuk lantai rabat
beton.
 Urugan Tanah disiram air kemudian ditumbuk hingga padat.
 Bahan urugan Tanah bersih, dan disetujui oleh Direksi/Pengawas
Lapangan.

g. Urugan pasir
 Urugan pasir atau sirtu dilakukan di bawah lantai yang berhubungan
langsung dengan tanah, dengan ketebalan sesuai gambar, termasuk
lantai rabat beton.
 Urugan pasir/sirtu disiram air kemudian ditumbuk hingga padat.
 Bahan urugan pasir /sirtubersih, dan disetujui oleh Direksi/Pengawas
Lapangan.

2. Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan ini akan meliputi antara lain :
 Trimbisan Batu Kosong
 Pasangan Pondasi Batu Kali/Karang

a. Anstamping dan Pondasi Batu Kali

 BATU KOSONG
Batu tanpa adukan (aanstamping) setinggi 10 -15 cm, harus dipasang tegak
lurus, rapat dan diisi pada rongga-rongga batu. Ukuran batu berdia meter
15-20 Cm

 PONDASI BATU KALI


Pekerjaan pasangan batu dilaksanakan sesuai dengan ukuran dan bentuk-
bentuk yang ditunjukkan dalam gambar. Tiap-tiap batu harus dipasang
penuh dengan adukan sehingga semua hubungan batu melekat satu sama
lain dengan sempurna.
Setiap batu harus dipasang diatas lapisan adukan dan diketok ke
tempatnya hingga teguh.
Adukan yang di pakai yaitu campuran 1:5 dan harus mengisi penuh rongga-
rongga antar batu untuk mendapatkan massa yang kuat dan integral di
beberapa sisi luar dan dalam.
Batu yang akan dipasang dibasahi dahulu, lalu dibentuk menjadi bidang
luar yang harus sesuai dengan gambar rencana atau petunjuk Ahli. Anker/
stek dipasang dengan cara dibungkus campuran batu kali dengan adukan
10 cm sekelilingnya, sedalam 20 cm tiap 1 m' dengan diameter anker/
stek minimum 10 mm.

(gambar : Timbisan Batu Kosong dan Pas.Pondasi Batu Kali)

3. Pekerjaan Dinding
Pekerjaan ini akan meliputi antara lain :
 Pasangan Dinding Bata

 LINGKUP PEKERJAAN
Pasangan Batako ini meliputi hal-hal mengenai pengadaan bahan-bahan dan
pemasangan semua pekerjaan pasangan Bata seperti yang tertera pada gambar.
Pelaksanaan pemasangan Bata harus benar-benar mengikuti garis-garis
ketinggian, bentuk-bentuk seperti yang terlihat dalam gambar-gambar persyaratan
disini.

 BAHAN-BAHAN
 Bata harus baru, kering, keras, terbuat dari adukan pasir dan semen yang terpilih
sesuai dengan persyaratan berlaku. Bilamana tidak terdapat bahan yang sesuai
standar tersebut diatas, maka Konsultan Pengawas dapat menentukan jenis-jenis
lain yang ada dipasaran lokal dengan persyaratan-persyaratan yang
ditentukannya.
 Adukan/ spesi untuk seluruh dinding Bata harus berupa campuran 1 semen : 4
Atau 5 pasir. Spesi khusus berupa "trasraam" dengan campuran 1 semen : 2 pasir
digunakan mulai permukaan beton sloof sampai setinggi 20 cm diatas pemukaan
lantai.
 PENGERJAAN DAN PENYIMPANAN

Bahan-bahan untuk pekerjaan pasangan Bata harus disimpan dengan cara-cara


yang disetujui Konsultan Pengawas, untuk menghindarkan dari segala hal yang
dapat mengakibatkan kerusakan terhadap bahan tersebut.

 PELAKSANAAN

Pemasangan Bata yang dilaksanakan harus dipasang rata, tegak dan lajur dan
penaikannya diukur tepat dengan tiang lot, dan kecuali bilamana tidak
diperlihatkan dalam gambar-gambar maka setiap lajur naik, Batakoharus putus
sambungan dengan lajur bawahnya. Sebelum pekerjaan pemasangan dilaksanakan
Batakoharus direndam/ dibasahi dengan air dahulu. Beton untuk sloof, kolom
praktis dan ringbalk dipasang untuk setiap luas dinding maksimum 12 m2. Sesuai
jam kerja, seluruh lajur pasangan Bata yang belum selesai, harus ditutup
(dilindungi) dengan kertas semen, atau dengan cara-cara lain yang disetujui
oleh Konsultan Pengawas

(Gambar : Pemasangan Dinding Bata)

4. Pekerjaan Pleteran dan Acian


Pekerjaan ini akan meliputi antara lain :
 Plesteran Dinding, Kolom dan balok
 Plesteran Pondasi Rolag Batu Kali/Karang Keliling Bangunan
 Plamir dan Acian Dinding Kolom dan Balok
a. PEKERJAAN PLESTERAN DAN ACIAN

 Permukaan dinding yang akan diplester dibersihkan dari kotoran, debu,


partikel lain.
 Pencampuran menggunakan mesin mixer.
 Pencampuran air secara bertahap dan diaduk sampai rata selama 3-4 menit.
 Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan pasangan telah
selesai dipasang, kolom dan ring balok telah dicor, bobokan untuk instalasi
listrik (pipa), AC, instalasi air bersih dan instalasi lainnya telah ditanam dalam
dinding.
 Dinding pasangan Batakoyang akan diplester, sebelumnya selalu disirami air
sampai jenuh selama 3 hari, agar adukan plesteran dapat melekat dengan baik
pada dinding.
 Plesteran halus (acian) dapat dilaksanakan sesudah plesteran berumur 8 hari
(kering benar).
 Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 100 cm, dipasang tegak lurus dan
menggunakan potongan kecil kayu plywood, untuk patokan kerataan dinding,
potongan plywood tersebut dilepas apabila kepala plesteran telah mongering.
 Ketebalan plesteran mencapai ketebalan permukaan dinding/kolom yang
dinyatakan dalam gambar. Tebal plesteran 15-20 mm. Jika ketebalan melebihi
dari 2 cm diberi tambahan kawat ayam (wire mesh), untuk memperkuat daya
lekat plesteran.
 Seluruh pertemuan bidang plesteran dengan keliling kosen dibuat tali air
ukuran 5 x 5 mm, atau 6 x 6 mm atau sesuai permintaan, hasil pengerjaan
lurus, rata, rapih, baik dan tidak bergelombang.
 Untuk permukaan yang datar, mempunyai toleransi lengkung atau cembung
tidak melebihi 5mm untuk setiap jarak 200 cm. Jika melebihi, berkewajiban
memperbaikinya dengan biaya atas tanggungan Pihak Kami.
 Kelembaban plesteran dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar, tidak
terlalu tiba-tiba dan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering
dan dilindungi dari terik matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat
mencegah penguapan air secara cepat.
 Jika terjadi keretakan sebagai akibat pengeringan yang tidak baik, atau akibat
lainnya, maka plesteran tersebut dibongkar dan diperbaiki sampai dinyatakan
dapat diterima oleh Manajemen Konstruksi / Pengawas dengan biaya atas
tanggungan Pihak Kami. Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai
penyedia selalu menyiram dengan air sampai jenuh sekurangkurangnya 1 kali
sehari.
 Sudut-sudut luar dinding : - Seluruh sudut vertical, dikerjakan dengan baik,
tegak dan lurus.
 Pekerjaan finishing (pengecatan) dapat dilakukan apabila plesteran telah
berumur lebih dari 21 (dua puluh satu) hari, dan plesteran tersebut sudah
benar-benar dalam keadaan kering.
(Gambar : Plesteran dan Acian)

5. Pekerjaan Beton

Pekerjaan ini akan meliputi antara lain :


 Lantai Rabat Beton Tumbuk / Rabat Beton
 Beton Tumbuk di Bawah Lantai
 Pondasi Poer plat
 Pondasi Umpak Beton
 Sloof Beton
 Pembesian Sloof
 Kolom Beton
 Pembesian Kolom
 Balok Beton
 Pembesian Balok

b. Pekerjaan Beton
 SEMEN:

 Semua semen yang digunakan adalah jenis portland Cement sesuai dengan
persyaratan NI-2 pasal Bab 3 Standar Indonesia NI-8 /1964, SII 0013-81
atau ASTM C-150 dan produksi dari satu merk / pabrik.
 Menempatkan semen tersebut dalam gudang yang baik untuk mencegah
terjadinya kerusakan, dan tidak boleh ditaruh langsung di atas tanah tanpa
alas kayu.
 Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengirimannya.
(Gambar : Semen)

 AGREGAT KASAR :

 Berupa batu pecah /Kerikil yang diperoleh dari pemecahan batu atau glian C
dan serta mempunyai ukuran terbesar 2,5 cm.
 Agregat Kasar terdiri dari butir-butir yang kasar., keras, tidak berpori dan
berbentuk kubus. Hasil “crushing test “ dari laboratorium yang berwenang
terhadap kubus-kubus beton yang berumur 7, 14, dan 21 hari harus
dilaporkan kepada Konsultan pengawas untuk dimintakan persetujuannya.

(Gambar : Argegat Kasar)

 AGREGAT HALUS :
 Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari mesin
pemecah batu/Galian C dan harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat
alkali dan tidak mengandung lebih dari 50% substansi-substansi yang
merusak beton
 Pasir laut tidak diperkenankan dipergunakan dan pasir harus terdiri dari
partikel-partikel yang tajam dan keras mempunyai gradasi seperti tabel
berikut :
(Gambar : Argegat Halus)

 AIR :
 Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak atau
garam serta zat-zat yang dapat merusak beton baja bertulang. Dalam hal ini
sebaiknya digunakan air bersih yang dapat diminum

(Gambar : Air)

 BAJA TULANGAN :
 Baja tulangan yang digunakan adalah baja polos dan baja ulir dimana harus
memenuhi persyaratan SKNI, dengan tegangan leleh karakteristik (Tau) =
2400 kg/cm2 atau baja U 24, (Tau) = 3900 kg/cm2 atau baja U39, pemberi
tugas atau konsultan, pengawas bila diperlukan, akan melakukan pengujian
test tegangan tarik-putus dan “ Bending” untuk setiap 10 ton baja tulangan,
atas biaya pemborong.
 Batang-batang tulangan harus disimpan tidak menyentuh tanah secara
langsung dan dihindari akan penimbunan baja tulangan diudara terbuka.
 Kawat ikat berukuran minimal Æ 1 mm.
 Batang-batang tulangan yang berlainan ukurannya harus ditimbun pada
tempat terpisah dan diberi tanda yang jelas.
(Gambar : Besi Beton/Baja Tulangan)

 BAHAN PENCAMPUR :
 Penggunaan bahan pencampur (admixture) tidak diijinkan tanpa persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
 Apabila akan digunakan bahan pencampur, pemborong harus mengadakan
percobaan-percobaan perbandingan berat dan W/C ratio dari penambahan
bahan pencampur (admixture) tersebut.

(Gambar : Bahan Pencampuran)

 CETAKAN BETON :
 Dapat menggunakan kayu kelas II dengan ketebalan minimal 3 cm, atau
multiplek tebal minimal 18 mm atau plat baja, dengan syarat memenuhi
ketentuan-ketentuan yang tersebut dalam SKSNI jarak rangka kayu harus
disetujui Konsultan Pengawas.
 MUTU BETON
 Mutu beton untuk Konstruksi bangunan harus memenuhi persyaratan
kekuatan tekan karakteristik

 Slump (kekentalan beton) untuk jenis konstruksi berdasarkan SKSNI


adalah sebagai berikut :
Slump Slump
Jenis Konstruksi
maks. (cm) min. (cm)

Pelat & Dinding Pondasi 12,5 5,0


telapak
Pelat, Balok & Dinding, 15,0 7,5
Kolom
Pelat diatas tanah/pergeseran 7,5 5,0
jalan

 Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekwensi getaran tinggi, maka
harga tersebut diatas dapat dinaikan sebesar 50 % dengan catatan tidak
boleh melebihi 15 cm.

 PERSIAPAN PENGECORAN

 Sebelum pengecoran dimulai, semua bagian-bagian yang akan dicor harus


bersih dan bebas dari kotoran-kotoran dan bagian beton yang lepas. Bagian-
bagian yang akan ditanam dalam beton harus sudah terpasang (pipa-pipa
untuk instalasi listrik, plumbing dan perlengkapan-perlengkapan lain).
 Cetakan atau pasangan dinding yang akan berhubungan dengan beton harus
dibasahi dengan air sampai jenuh dan tulangan harus sudah terpasang
dengan baik. Bidang-bidang beton lama yang akan dicor harus dibuat kasar
terlebih dahulu dan kemudian dibersihkan dari segala kotoran yang lepas.
 3Sesaat sebelum beton dicor, maka bidang-bidang tersebut harus disapu
dengan spesi mortar dengan susunan yang sama seperti adukan beton dan
air harus dibuang dari semua bagian-bagian yang akan dicor.
 4Menjaga kondisi bagian-bagian tersebut sampai ijin pengecoran diberikan
oleh Konsultan Pengawas.
 Apabila pengecoran tidak memakai begisting kayu maka dasar permukaan
yang akan dicat harus diberi beton dengan adukan 1 pc : 3 ps : 5 krk setebal
5 cm.
 ACUAN / CETAKAN BETON / BEGISTING

 Rencana cetakan beton menjadi tanggung jawab sepenuhnya. Cetakan harus


sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas dan bidang dari hasil beton yang
direncanakan, serta tidak boleh bocor dan harus cukup kaku untuk
mencegah terjadinya perpindahan tempat atau kelonggaran dari penyangga
harus menggunakan Multiplex.

 Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada
lekukan, lubang-lubang atau terjadi lendutan. Sehubungan pada cetakan
diusahakan lurus dan rata dalam arah Horisontal dan Vertikal, terutama
untuk permukaan beton yang tidak di “finish“ ( exposeconcrete ) .
 Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat
memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya “overstress”
atau perpindahan tempat pada beberapa bagian konstruksi yang dibebani.
Struktur dari tiang penyangga harus kuat dan kaku untuk menunjang berat
sendiri dan beban yang ada diatasnya selama pelaksanaan.
 Penulangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan kebenaran letaknya,
kekuatan dan tidak akan terjadi penurunan dan pengembangan pada saat
beton dituang. Permukaan cetakan harus bersih dari segala macam kotoran,
dan diberi “form oil” untuk mencegah lekatnya beton pada cetakan.
Pelaksanaanya harus berhati-hati agar tidak terjadi kotak dengan baja
tulangan yang dapat mengurangi daya lekat beton dan dengan tulangan.
 Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan terlulis dari Konsultan
Pengawas, atau jika beton telah melampaui waktu sebagai berikut :

a. Bagian sisi balok 48 jam

b. Balok tanpa beban konstruksi 7 hari

c. Balok dengan beban konstruksi 21 hari

d. Plat lantai 21 hari

 Dengan persetujuan Konsultan Pengawas cetakan dapat dibongkar lebih


awal apabila hasil pengujian dari benda uji yang menpunyai kondisi sama
dengan beton sebenarnya, telah mencapai 75% dari kekuatan beton pada
umur 28 hari. Segala ijin yang diberikan oleh Konsultan Pengawas, tidak
mengurangi atau membebaskan tanggung jawab tehadap kerusakan yang
timbul akibat pembongkaran cetakan.
 Pembongkaran cetakan harus dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak
menyebabkan cacat pada permukaan beton dan dapat menjamin
keselamatan penuh atas struktur-struktur yang dicetak.
 Dalam hal terjadi bentuk beton yang tidak sesuai dengan gambar rencana,
akan mengadakan perbaikan atau pembentulan kembali.
 Permukaan beton harus bersih dari sisa-sisa kayu cetakan dan pada bagian-
bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah, cetakan harus dicabut dan
dibersihkan sebelum pengurugan dilakukan.
 Untuk permukan beton yang diharuskan exposed, maka wajib
memfinishnya tanpa pekerjaan tambah.

6. Pekerjaan Pintu dan Jendela

 Pembuatan dan Pemasangan Pintu Utama dan Pintu Kamar mandi WC

 Daun Pintu, dibuat dengan ukuran yang sesuai dengan gambar.


 Sebelum pekerjaan dimulai, membuat shop-drawing, tentang bentuk pintu panel
beserta ukuran-ukuran dengan skala 1:10, juga digambarkan letak-letak engsel,
handle, kunci disertai dengan ukuranukurannya, lalu diajukan kepada Manajemen
Konstruksi & Arsitek/Perencana untuk disetujui.
 Daun Pintu ini dibuat di workshop, untuk itu agar Pihak Kami mengajukan sub
pekerjaan pintu/jendela kepada Arsitek Perencana/Manajemen Konstruksi untuk
disetujui.
 Pemasangan pintu ini dipasang oleh tenaga yang ahli dalam pemasangan daun pintu,
agar hasil pemasangannya benar-benar rapih dan halus.

 Pekerjaan Daun Jendela

 Sebelum pekerjaan dimulai mengajukan gambar kerja kepada Perencana/Manajemen


Konstruksi untuk disetujui.
 Pembuatan daun jendela, dilakukan di workshop.
 Pemasangan daun jendela dikerjakan oleh tenaga yang ahli dalam pemasangan daun
pintu.
 Rangka/frame daun jendela kaca memakai kayu Kamper Samarinda, ukuran
disesuaikan dengan gambar.
 Pembuatan daun jendela dilakukan di workshop.
 Pemasangan daun jendela dikerjakan oleh tenaga yang ahli dalam pemasangan daun
jendela.
 Pemasangan engsel jungkit mengikuti petunjuk spesifikasi teknisnya, sehingga dapat
menghasilkan pemasangan yang rapih dan baik, lancar dibuka dan ditutup.

7. Pekerjaan Baja

1. Material Baja di siapkan


Material baja yang disiapkan sesuai dengan jenis, spesifikasi dan ukuran yang akan
digunakan. bagian Kolom dan kuda-kuda rafter memakai baja WF, gording
menggunakan UNP, siku dan branching rod, tie rod, plate sambungan, angkur, dll.
2. Persiapan plate

Plate banyak dipakai sebagai simpul, sambungan, stifener. Ukuran plate dan ketebalan
serta titik lobang baut menyesuaikan dengan gambar kerja. Ukuran plate dan titik
lobang baut harus benar presisi dengan menggunakan mal/penggaris supaya potongan
plate lebih akurat

Plate baja dipotong dengan menggunakan mesin gerinda potong, untuk ukuran baja
WF yang besar sebaiknya menggunakan mesin gerinda potong duduk dengan
diameter piring hingga 20″ atau lase cutting.

Setelah plate dipotong dan titik baut sudah ditandai, selanjutnya siapkan mesin pons,
bor kecil dan bor utama untuk membuat lobang baut pada plate. Bagian titik dibor
dengan bor kecil (misal 5mm) baru dilanjutkan menggunakan bor utama sesuai
diameter baut (misal 16mm).

Setelah pemotongan dan pembuatan lobang baut selesai bersihkan plate dan haluskan
dengan digrinda atau diamplas bagian sisa potongan plate sehingga tidak tajam.

3. Persiapan rafter, kolom

Ukuran WF dipasaran biasanya berbeda dengan panjang bentangan atau tinggi kolom
pada kontruksi baja yang akan dipasang nantinya. baja yang ada harus dipotong sehingga
sesuai dengan ukuran dari gambar kerja. Bagian yang akan dipotong diukur dengan
mal/jangkar secara akurat dan presisi sehingga tidak mengalami kesalahan setelah
dipotong. Jika terjadi kesalahan mengakibatkan kerugian biaya yang cukup besar

4. Settingan

Bagian batang baja dan plate yang sudah disiapkan dari proses sebelumnya, selanjutnya
sambungkan dan setting bagian-bagian tersebut sehingga hasilnya sesuai bentuk, jarak
dan ukuran pada gambar kerja.

Yang harus diperhatikan saat pemasangan dan settingan:


1. Tidak boleh ada kemiringan/sudut, panjang melebihi atau kurang
2. Dudukan plate, gordeng dan maupun balok anak tidak miring

5. Pengelasan

Cara pengelasan :

 Bersihkan bagian yang akan dilas dari kotoran atau debu.


 Tebal las disesuaikan dengan beban kontruksi
 Setelah pengelasan bersihkan sisa lasan dan dihaluskan

6. Erection (pengangkatan)

Adalah proses pengangkatan bagian rangka baja seperti kuda-kuda/rafter, kolom yang
sudah disambung dan disetting diangkat untuk dipasang dibagian atas kontruksi untuk
difitting dengan bagian lainnya (kolom-rafter-kuda-kuda, branching, tie rod dll).

Proses pengangkatan kontruksi baja:

Untuk beban baja lebih dari 1 ton dan ketinggian lebih dari 10 meter maka
pengangkatan kontruksi Baja sebaiknya menggunakan alat angkat berat seperti hoist,
crane/mobile crane, karena lebih safety dan lebih mudah.

Beban dibawah 1 ton dengan ketinggian kolom 6m, dapat menggunakan lifting
equipment seperti chain block, hoist yang memiliki daya angkat dari 5 ton.
7. Fitting atau peyambungan diatas rangka

Setelah rangka kuda-kuda/rafter diangkat keatas pakai catrol atau crane dan sampai
diposisi nya pasang baut dan kencangkan sampai plate simpul rafter rapat dengan kolom.
Selajutnya ujung rafter diikat pakai seling (12 mm) dan tarik ujung seling bagian bawah
ke pedestal/batok, Begitu seterusnya sehingga semua bagian rafter dan gording sudah
naik dan terpasang diatas kolom. Selanjutnya pasang branching/ tie rod sebagai pengikat
rafter

8. Finishing

Finishing adalah proses pembersihan, pengecekan dan pengecatan dari kontruksi baja
yang sudah disambungkan pengecatan mulai dari cat dasar dan cat vanishing. Sebaiknya
pengecetan dilakukan dilantai kerja sebelum proses erection (pengangkatan) karena
dilakukannya lebih mudah dan lebih aman.

8. Pekerjaan Penutup Atap

 Kuda-Kuda Baja Ringan

 Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas struktur pendukungnya (kolom atau


ringbalk) harus dilaksanakan secara benar dan cermat, agar rangka atap baja ringan
terpasang sesuai dengan persyaratannya. Persyaratan teknis rangka atap baja ringan
di antaranya adalah:

1. Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi


dengan angkur (dynabolt) pada kedua tumpuannya.

1. Semua kuda-kuda tegak-lurus terhadap ringbalk.


2. Ketinggian apex untuk pemasangan nok di atas setiap
kuda-kuda rata.

1. Sisi miring atap rata (tidak bergelombang).


2. Tidak ada kerusakan lapisan pelindung.
3. Tidak terjadi deformasi (perubahan bentuk) akibat
kesalahan pelaksanaan pekerjaan.
Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas kedua tumpuannya dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Dipasang langsung di atas ringbalk.
b. Dipasang di atas ringbalk dengan perantara wall-plate.
Penggunaan sistem tumpuan dengan wall-plate sedapat
mungkin harus dihindari, karena tumpuan dengan wall-plate
hanya ditujukan untuk meratakan (leveling) ringbalk, jika ringbalk
tidak rata. Penggunaan wall-plate akan berakibat kedalaman
dynabolt yang tertanam di dalam ringbalk menjadi berkurang.
Selain itu, juga terdapat ruang kosong di dalam wall-plate yang
dapat mengakibatkan perletakan kuda-kuda menjadi kurang
stabil.

Pemasangan konstruksi rangka atap baja ringan


Tumpuan dengan Wall-plate dan Langsung ringbalk

Contoh sistem tumpuan Wall-Plate Kuda-kuda ditumpukan

pada boxed C75.100 , diikat dengan grip segitiga

Pemasangan kuda-kuda harus mengikuti beberapa langkah kerja

sebagai berikut:

1. Langkah 1: Persiapan kerja


2.
1. Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakkan kuda- kuda, dan tidak
diperkenankan menggunakan gambar draft sebagai panduan.
2. Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan kesehatan
kerja, dan memperhatikan petunjuk
tentang persyaratan melakukan pekerjaan di atas ketinggian (lihat bagian
keselamatan kerja).

3. Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan


kuda-kuda, antara lain: bor dan hexagonal socket,

meteran, selang air (waterpass), alat penyiku, mesin


pemotong, gergaji besi, palu, dan sebagainya.

 Langkah-langkah : Leveling dan marking

1. Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan
siku, dengan menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai
alat bantu

2. Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian


bangunan dan tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang
ada di bawahnya.
3. Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan
gambar rencana atap.
4. Mengukur jarak antar kuda-kuda

c. Langkah 3: Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda

1. Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak meng akibatkan


kerusakan pada rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit .
2. Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi
kanan dan kiri kuda-kuda dapat ditentukan dengan acuan posisi saat
pekerja melihat kuda-kuda, dengan mulut web dapat dilihat oleh pekerja.
Bagian di sebelah kiri pekerja disebut sisi kiri, sedangkan yang berada di
sebelah kanannya adalah sisi kanan.

3. Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus


dengan ringbalok menggunakan benang dan lot (unting-unting)

4. Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan


menggunakan 4 buah screw 12 – 14 x 20 HEX.

5. Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan


menambahkan balok penopang sementara, agar posisi kuda-kuda tidak
berubah.
6. Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-
kuda, sesuai dengan posisinya dalam gambar kerja.
7. Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as
(maksimum 1,2 meter).
8. Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda
(Apex), dan memastikan garis nok memiliki ketinggian yang
sama (datar)

9. Memasang balok nok.


10. Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban
angin. Bracing
dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.
11. Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu
di atas truss,
jurai dan rafter

12. Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis


penutup atap yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda
diikat memakai screw ukuran 10-16×16 sebanyak 2 (dua) buah

13. Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir


yang menumpu ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat
dipasang sebagai overhang dengan panjang maksimal 120 cm dari kuda-
kuda terluar, dan jarak antar outrigger 120 cm. outrigger harus diletakkan
dan di-screw dengan dua buah kuda-kuda yang terdekat.

14.Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing


ceilling battens adalah 120 cm. Komponen ini dipasang pada
permukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda dan di-screw.
Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring balok di beri
bantalan bracket yang diikat memakai 2 (dua) buah dynabolt.
Fungsi ceilling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar
kuda-kuda. Jika diperlukan, sambungan memanjang ceilling
battens sebaiknya tepat diatas bottom chord. Setiap
sambungan harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan
dengan bottom chord harus di-screw. Ceiling battens
selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan plafond dan
penggantungnya

Pemasangan ceiling battens


Sambungan ceilling battens atau top span overlap
sepanjang 40 cm dengan perkuatan 4 buah screw
d. Pemasangan penutup atap
1. Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor,
kedataran nok maupun sisi atap, dan memastikan support overhang
terpasang dengan benar .
2. Bila menggunakan Aluminium Foil, maka lapisan ini dipasang terlebih
dahulu di atas jurai dan rafter,
3. Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap
yang digunakan, kemudian dilanjutkan dengan
pemasangan reng (roof battens) dengan screw 10 – 16 x 16
HEX.
4. Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah
ke atas. Pemasangan penutup atap harus lurus dan rapi
agar polanya menjadi rapi dan tidak berbelok – belok

Inspeksi Akhir

Karat dapat disebabkan oleh penempelan kotoran (serpihan- serpihan


akibat proses pemotongan baja ringan) atau penggunaan bahan logam
lain pada struktur baja ringan, seperti: pengikatan dengan kawat bendrat,
pemasangan sekrup yang tidak standar, atau karena goresan benda
tajam. Jika terjadi korosi pada suatu logam yang menempel pada baja
ringan, maka resiko penjalaran korosi sangat besar
Oleh karena itu harus dilakukan inspeksi akhir untuk memastikan tidak
ada kotoran maupun logam-logam lain yang masih menempel ataupun
berada di sekitar struktur baja ringan.

9. Pekerjaan Penutup Atap

Pekerjaan ini akan meliputi antara lain :


 Penutup Atap Genteng Metal
 Bubungan/ Nok Metal
 Atap Genteng metal warna empunyai komposisi 55% seng dan 45% aluminium
sehingga memiliki daya tahan terhadap korosi 4 kali lebih kuat dibanding seng
gelombang galvanis
 pemasangan atap harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi/Pengawas Lapangan
 Nok Atap Metal , menggunakan bahan yang sama seperti Atap.
 Warna penutup atap disesuaikan. Atau harus mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi/Pengawas Lapangan
 Penempatan reng dan penutup atap lembaran metal bergelombang dipasang
sedemikian rupa untuk menjamin tidak terjadinya ketidakrataan permukaan atap,
kebocoran atap dan lendutan pada atap.

Cara pemasangan genteng metal


 Pemasangan genteng metal yang harus diperhatikan adalah bagian atas dan bawah
genteng tidak bisa terbalik dalam pemasangannya sebab ada SOK nya. Sehingga
pemasangan lembaran pada sayap kanan dengan pemasangan lembaran pada sayap
kiri atap
Cara pemotongan genteng metal :
 Pemotongan Hanya dapat dilakukan dengan memakai gunting besi yang dipotong
hanya bisa dilakukan untuk bagian atas genteng dimana gording terpasang nantinya

Cara pemasangan NOK genteng metal:


 Sudut Kemiringan atap genteng metal yang ideal adalah : 20 – 30 Derajat,
pengikatnya adalah dengan paku Ulit tepat diatas sayap nok bagian samping.
10. Pekerjaan Langit-Langit

Pekerjaan ini akan meliputi antara lain :


 Plafond GypsumBord + Rangka Hollow
 Plafond Kalsiboard + Rangka Hollow

 Pekerjaan langit-langit ini (plafond) baru boleh dilakukan setelah seluruh pekerjaan
instalasi seperti kabel-kabel, pipa-pipa dan peralatan lainnya yang berada didalam
plafond sudah selesai dipasang dan telah diuji coba (ditest).
 Bahan yang dipasang baru, baik, tidak cacat dan telah mendapatkan persetujuan dari
Perencana.
 Seluruh pekerjaan langit-langit sudah termasuk pembuatan lubang lampu (armature),
grille exhaust dan lubang-lubang lainnya yang berada pada plafond. Biaya
pembuatan lubang tersebut dimasukkan pada harga pekerjaan langit-langit (plafond).
 Lokasi Man Hole pada langit-langit (plafond) mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Manajemen konstruksi.
 Rangka plafond memakai Rangka Besi Hollow
 Penggantung dipasang tiap jarak 60 x 60 cm memakai rangka besi hollow digantung
sampai rangka atap.
 Penutup langit-langit memakai Bahan Gypsum Board dan Kalsiboard
 Sebelum rangka dipasang kami akan mengajukan contoh bahan kepada Manajemen
Konstruksi/Pengawas untuk disetujui.
 Seluruh instalasi M&E yang berada di atas plafond telah terpasang dan telah di test.
 Setelah seluruh rangka plafond terpasang, bidang permukaan harus rata, waterpass
dan tidak bergelombang.
 Penggantung untuk rangka plafond tiap jarak 60 x 60 cm atau sesuai gambar.
 Bahan penutup langit-langit memakai Gypsum Board dan KalsiBoard
 sambungan-sambungan panel ditutup dengan compound dan dilapisi kain kassa
kualitas baik.
 Lembaran Gypsum dan kalsiboard direkatkan pada rangka plafond dengan
menggunakan paku sekrup tiap jarak 20 cm atau sesuai gambar, ditanam sedalam 1–
2 mm dari permukaan gypsum atau kalsiboard, agar dapat terisi oleh compound.
 Seluruh pertemuan sudut antara plafond dengan dinding diberi list Plafond Gypsum.
(Gambar : Pemasangan Rangka dan Penutup Plafond)
11. Pekerjaan Lantai Keramik

Pekerjaan ini akan meliputi antara lain :


 Penutup Lantai Keramik 50x50 cm
 Penutup Lantai Keramik 30 x 30 cm
 Dinding Keramik 30 x 30 cm
 Pasang dinding batu alam
 Dan pekerjaan lantai keramik lain yang terdapat Pada RAB

a. Lantai Keramik

 Pemasangan dilakukan setelah pekerjaan instalasi air bersih/ air kotor yang
berada pada dinding telah selesai dikerjakan dan telah ditest.
 Permukaan dinding telah diplester kasar memakai adukan 1 PC :2 Pasir.
 Pemasangan keramik menggunakan Drymix Tile.
 Siar-siar / naad rata dan sama besar, lebar naad dibuat sekecil mungkin dan
setiap perpotongan siar membentuk 2 (dua) garis lurus yang saling tegak lurus.
 Pemotongan unit keramik menggunakan mesin potong.
 Adukan yang menempel segera dibersihkan sebelum mengering.
 Sebelum pengisian naad dilakukan, permukaan dinding keramik bersih dari
berbagai macam kotoran, bila sudah bersih naad-naad keramik diisi ibagrout,
setelah diisi lalu dibersihkan dengan lap yang bersih.
 Kerusakan-kerusakan selama proyek berlangsung yang diakibatkan oleh
pekerjaan lainnya, maka perbaikan dinding keramik tersebut menjadi
tanggung jawab penyedia sepenuhnya.
(Gambar : Pemasangan Lantai Keramik)

b. Dinding Keramik dan Pasang Batu Alam


 Pemasangan dilakukan setelah pekerjaan instalasi air bersih/air kotor yang
berada pada dinding telah selesai dikerjakan dan telah ditest.
 Permukaan dinding telah diplester kasar memakai adukan 1pc: 2psr.
 Pemasangan keramik menggunakan Drymix Tile.
 Siar-siar / naad rata dan sama besar, lebar naad dibuat sekecil mungkin dan
setiap perpotongan siar membentuk 2 (dua) garis lurus yang saling tegak lurus.
 Pemotongan unit keramik menggunakan mesin potong.
 Adukan yang menempel segera dibersihkan sebelum mengering.
 Sebelum pengisian naad dilakukan, permukaan dinding keramik bersih dari
berbagai macam kotoran, bila sudah bersih naad-naad keramik diisi ibagrout,
setelah diisi lalu dibersihkan dengan lap yang bersih.
 Kerusakan-kerusakan selama proyek berlangsung yang diakibatkan oleh
pekerjaan lainnya, maka perbaikan dinding keramik tersebut menjadi
tanggung jawab kontraktor sepenuhnya

12. INSTALASI ELEKTRIKAL

Pekerjaan ini akan meliputi antara lain :


 LP-GA
 Kabel Dari SDP ke LP-GA, NYY 4 x 2,5 mm2
 Saklar Tunggal
 Saklar Ganda
 Stop Kontak + Cover
 Instalasi penerangan, NYM 3 x 2,5 mm2 + Pipa Conduit
 Instalasi stop kontak, NYM 3 x 2,5 mm2 + Pipa Conduit
 Lampu Downlight 4 + Lampu SL 18 Watt Type Bulb
 Lampu Baret Kotak
 Lampu Spot LED 100 Watt
 Lampu Industri 100 Watt
 Dan Item Pekerjaan Lain yang yerdapat pada RAB

Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal arus kuat dan
arus lemah.
 Approval material yang akan digunakan.

 Persiapan lahan kerja.


 Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu kerja
disiapkan.

Pemasangan sparing kabel


 Sparing dipasang dulu apabila ada pengecoran beton lantai, untuk menghindari
bobokan beton pada saat penyambungan kabel antar lantai.

 Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dimana pipa
tersebut harus ditanam dulu pada dinding Batakosebelum dinding diplester. Supaya
tidak mudah bergerak pada saat dinding diplester, maka pipa yang ditanam diberi
klem dengan jarak sekitar 1 m.
 Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa pelindung
conduit yang diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m, hal ini dimaksudkan
untuk memudahkan maintenance. Pemasangan kabel horizontal harus sejajar, tidak
boleh saling melintas.

Pemasangan titik lampu


 Pemasangan lampu dipasangan pada langit-langit bangunan yang telah dipilih untuk
memasanga titik lampu.
 Pemasangan harus sesuai dengan gambar dan memperhitungkan titik cahaya pada
ruangan agar cahaya pada ruangan lebih efisien.

Pemasangan panel
 Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak miring.
 Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan
kegunaannya dan dilengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian atas dapat
terlindung dari debu/kotoran. Khusus untuk kabel dengan Ø 16 mm2 harus diberi
sepatu kabel dalam panel.
 Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya termasuk daya
cadangan yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk memudahkan bila ada
perbaikan instalasi.

Pemasangan fitting dan armature


 Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya, agar tidak terjadi
bongkar/pasang armature.

Pemasangan saklar dan stop kontak


 Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, jangan lupa gunakan
cutter.
 Pasang conduit dan inbow dos.

 Tunggu sampai plester dinding akhir.


 Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya.
 Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.

Testing dan commissioning


 Test tahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta test fitting/armature selama ± 1
x 24 jam

(Gambar : Instalasi Listrik)

13. PEKERJAAN PENGECATAN

Pekerjaan ini akan meliputi antara lain :


 Cat Dinding Luar dan Dalam dengan Metrolite
 Cat Tiang kolom
 Cat Plafond

 Untuk Permukaan bidang yang akan dicat terlebih dahulu dibersikan dari kotoran dan
debu yang menempel, sehingga cat dapat melekat denag merata dan hasilnya juga
memuaskan, untuk membersihakan bekas cat pada dinding biasanya menggunakan
soda api.Untuk pengecatan dinding cat setara watercoat dan coating atau sesuai
dengan petunjuk direksi/pengawas, pengecatan dilakukan dengan hati-hati sehingga
tidak terjadi pemborosan penggunaan cat, proses pengecatan dinding ini di lakukan
dua kali agar permukaan dinding dapat menghasilkan pengecatan yang baik
 Permukaan beton yang akan dilapis waterproofing dibersihkan dari kotoran puing-
puing dan sampah lainnya.
 Pekerjaan waterproofing dilakukan oleh pekerja yang ditunjuk oleh pabrik
pembuatnya.
 Sparing-sparing pipa air kotor, roof drain/floor drain di grouting memakai bahan yang
sama.
 Pertemuan dengan dinding dinaikkan setinggi 20 cm dan lantai untuk di KM/WC dan
plat dak atap dinaikkan setinggi 40 cm.
 Setelah waterproofing dikerjakan, lalu diadakan pengetesan dimana permukaan plat
beton yang telah dilapis waterproofing direndam air selama 14 hari setinggi 5 – 10
cm.
 Bila ternyata hasil test rendam menunjukkan tidak ada kebocoran, maka membuat
Berita Acara Pemeriksaan dengan Manajemen Konstruksi , bahwa pemasangan
waterproofing tersebut telah di test dan telah dilaksanakan dengan baik tanpa ada
kebocoran.
 Melakukan proteksi/perlindungan dengan lapisan plesteran (discreed) memakai
adukan 1pc:3pasir + lapisan kawat ayam dan dihaluskan, kecuali untuk lantai KM/WC,
balkon, selesai diplester kasar. Kemiringan screed dibuat kearah roof drain/floor drain.

14. PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH

Pekerjaan ini akan meliputi antara lain :


 Pipa PVC Type AW Diameter 3/4 (Pipa Distribusi Dari Water Tank)
 Pipa PVC Type AW Diameter 1/2 (Pipa Outlet)
 Valve Diameter 3/4
 Fitting Pipa PVC Type AW
 Kran Air
 Towel Bar
 Jet Steam Cleaner
 Dan semua item pekerjaan yang terdapat pada RAB

 Pemasangan Pipa PVC harus dilakukan oleh tenaga yang ahli dan terampil.
 Semua bahan PVC dan acesories harus memenuhi standar
 Seluruh Pekerjaan harus di awasi oleh Konsultan Pengawas dan dengan persetujuan
pengawas.

15. PEKERJAAN INSTALASI AIR KOTOR


Pekerjaan ini akan meliputi antara lain :
 Pipa PVC Type AW Diameter 3
 Pipa PVC Type AW Diameter 4
 Fitting Pipa PVC Type AW
 Kloset Duduk
 Kloset Jongkok
 Jet Shower
 Pek. Septiktank
 Pek. Resapan
 Dan item pekerjaan lain yang terdapat pada RAB

 Pemasangan Pipa PVC harus dilakukan oleh tenaga yang ahli dan terampil.
 Semua bahan PVC dan acesories harus memenuhi standar.
 Bahan Kloset harus sesuai spesifikasi
 Pekerjaan Septicktank dan resapan harus mengikuti gambar kerja.
 Seluruh Pekerjaan harus di awasi oleh Konsultan Pengawas dan dengan persetujuan
pengawas.

16. PEKERJAAN FASILITAS UMUM

Untuk Pekerjaan Fasum ini menggunakan metode yang sama seperti pada metode
pekerjaan dinding bata, metode pekerjaan beton dan Semua Pekerjaan Saluran fasum
yang sama dengan pekerjaan sebelumnya.
Semua pekerjaan harus dengan persetujuan Pengawas .

17. PEKERJAAN AKHIR

Setelah seluruh pekerjaan selesai dilakukan dan semua bagian pekerjaan dianggap
telah selesai dikerjakan, barulah dilakukan pembersihan diseluruh lokasi pekerjaan.
Sisa-sisa material yang terbuang segera dibersihkan dan diangkut dengan truk dan
dikeluarkan dari lokasi pekerjaan. Setiap melaksanakan pekerjaan perlu dilaksanakan
dokumentasi sebagai pelaporan sebentar nanti apabila sudah selesai melaksanakan
pekerjaan
Demikian metode pelaksanaan ini dibuat untuk dipergunakan seperlunya

Ambon, 26 Juli 2019

CV. DANION INTI SEJAHTERA


HARAPAN SIMANJUNTAK
Direktur

Anda mungkin juga menyukai