LINGKUP PEKERJAAN
1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah PEKERJAAN PEMBANGUNAN PAGAR, HALAMAN DAN PAGAR
KANTOR BALAI KSDA SULAWESI TENGAH, yang berlokasi di Kota Palu, dengan lingkup pekerjaan sebagai
berikut :
PEKERJAAN FISIK :
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Taman
2. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah mendapatkan segala bahan bangunan, peralatan dan tenaga kerja,
pembersihan dan perataan tanah, serta pekerjaan-pekerjaan lain yang nyata-nyata ada kaitannya dengan
pekerjaan ini.
3. Seluruh pekerjaan tersebut di atas mencakup penyediaan bahan, peralatan, tenaga kerja serta mengamankan,
mengawasi dan memelihara bahan maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga
seluruh pekerjaan dapat selesai dengan sempurna. Pelaksanaan pekerjaan Mengikuti Rencana Kerja dan Syarat-
syarat Pelaksanaan Pekerjaan dan Gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.
4. Sebagai Pelaksana Kami menjamin pada Pemberi Tugas dan Pengelola Teknis, bahwa semua bahan dan
perlengkapan untuk pekerjaan ini adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan lain, serta Kontraktor / Pelaksana
menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai
dengan dokumen kontrak.
5. Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas bahwa pekerjaan telah diselesaikan dengan sempurna,
semua pekerjaan tetap menjadi tanggung kami sebagai pelaksana pekerjaan.
URAIAN K3 DAN PENERAPAN
1. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
UMUM
Bagian ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat kerja yang
berhubungan dengan :
1. pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses
produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.
2. Penanganan K3 mencakup
penyediaan sarana pencegah
kecelakaan kerja dan perlindungan
Kesehatan kerja konstruksi maupun
penyediaan personil yang kompeten
dan organisasi pengendalian K3
Konstruksi sesuai dengan tingkat
resiko yang ditetapkan oleh Pengguna
Jasa.
3. Pihak Kami akan mengikuti ketentuan-
ketentuan pengelolaan K3 yang
tertuang dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2009
tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum, UNDANG-UNDANG
KESELAMATAN KERJA Lembaran
Negara No. 1 Tahun 1970 (Tambahan
Lembaran Negara No. 1918) dan
peraturan terkait lainnya.
SISTEM MANAJEMEN K3 KONSTRUKSI
1. Pihak Kami akan membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk identifikasi bahaya, Penilaian risiko
dan pengendaliannya secara berkesinambungan sesuai dengan Rencana K3 Kontrak (RK3K) yang telah
disetujui oleh MK.Pihak Kami akan melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3
tinggi atau sekurangkurangnya Petugas K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 sedang dan
kecil. Ahli K3 Konstruksi atau Petugas K3 bertugas untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
Sistem Manajemen K3 Konstruksi. Tingkat risiko K3 ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
2. Pihak Kami akan membentuk Panitia Pembina K3 (P2K3) bila: jumlah pekerja paling sedikit 10 orang,
3. Pihak Kami akan melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi.
4. Pihak Kami akan melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang memang perlu dilakukan kaji
ulang) setiap bulan secara berkesinambungan selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung.
KANTOR LAPANGAN K3 DAN FASILITASNYA
FASILITAS PENCUCIAN
Pihak Kami akan menyediakan fasilitas pencucian yang memadai dan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan
untuk seluruh pekerja konstruksi. Fasilitas pencucian termasuk penyediaan air panas dan zat pembersih untuk
kondisi berikut ini:
a. Jika pekerja beresiko terpapar kontaminasi kulit yang diakibatkan oleh zat beracun, zat yang menyebabkan
infeksi dan iritasi atau zat sensitif lainnya;
b. Jika pekerja menangani bahan yang sulit dicuci dari kulit jika menggunakan air dingin;
c. Jika pekerja harus membersihkan seluruh badannya;
d. Jika pekerja terpapar pada kondisi panas atau dingin yang berlebih, atau bekerja pada kondisi basah yang
tidak biasa sehingga menyebabkan para pekerja harus membersihkan seluruh badannya, maka Pihak Kami
akan menyediakan pancuran air (shower) dengan jumlah yang memadai dengan jumlah yang memadai.
e. Untuk kondisi normal, Pihak Kami akan menyediakan pancuran air untuk mandi dengan jumlah sekurang-
kurangnya satu untuk setiap 15 orang.
AIR MINUM
Kami akan menyediakan pasokan air minum yang memadai bagi seluruh pekerja dengan persyaratan:
a. Mudah diakses oleh seluruh pekerja dan diberi label yang jelas sebagai air minum;
b. Kontainer untuk air minum harus memenuhi standar kesehatan yang berlaku;
c. Jika disimpan dalam kontainer, kami pastikan kontrainer bersih dan terlindungi dari kontaminasi dan panas;
dikosongkan dan diisi air minum setiap hari dari sumber yang memenuhi standar kesehatan.
PENERANGAN
a. Penyediaan penerangan harus di seluruh tempat kerja, termasuk di ruangan, jalan, jalan penghubung, tangga
dan gang. Semua penerangan dapat dinyalakan ketika setiap orang melewati atau menggunakannya.
b. Penerangan tambahan harus disediakan untuk pekerjaan detil, proses berbahaya, atau jika menggunakan
mesin.
c. Penerangan darurat yang memadai.
PEMELIHARAAN FASILITAS
Pihak Kami akan menjamin terlaksananya pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang disediakan dalam kondisi bersih
dan higienis, serta dapat diakses secara nyaman oleh pekerja.
VENTILASI
a. Seluruh tempat kerja mempunyai aliran udara yang bersih.
b. Pada kondisi tempat kerja yang sangat berdebu misalnya tempat pemotongan beton, penggunaan bahan kimia
berbahaya seperti perekat, dan pada kondisi lainnya, Pihak Kami akan menyediakan alat pelindung nafas
seperti respirator dan pelindung mata.
Pelindung
Keselamatan kerja untuk bekerja pada tempat tinggi dapat menggunakan satu atau beberapa pelindung sebagai
berikut: terali pengaman lokasi kerja, jaring pengaman, sistem penangkap jatuh.
Jaring pengaman
a. Pekerja yang memasang jaring pengaman harus dilindungi dari bahaya jatuh. Digunakan kendaraan khusus
(mobile work platform) saat memasang jaring pengaman. Akan tetapi jika peralatan mekanik tersebut tidak
tersedia maka pekerja yang memasang jaring harus dilindungi dengan tali pengaman (safety harness) atau
menggunakan perancah (scaffolding).
b. Jaring pengaman dipasang sedekat mungkin pada sisi dalam area kerja.
c. Jaring pengaman dipasang dengan jarak bersih yang cukup dari permukaan lantai/tanah sehingga jika
seorang pekerja jatuh pada jaring tidak akan terjadi kontak dengan permukaan lantai/tanah.
Tangga
Jika tangga akan digunakan, maka Pihak Kami akan:
a. Memilih jenis tangga yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan;
b. Menyediakan pelatihan penggunaan tangga;
c. Mengikat bagian atas dan bawah tangga untuk mencegah kecelakaan akibat bergesernya tangga;
d. Tempatkan tangga sedekat mungkin dengan pekerjaan;
e. Tangga digunakan untuk naik ke lantai kerja di atas, kami pastikan tangga tersebut berada sekurang-
kurangnya 1m di atas lantai kerja;
Perancah (scaffolding)
a. Perancah dengan tinggi lebih dari 5 m dari permukaan
dibangun oleh orang yang mempunyai kompetensi sebagai
scaffolder. Seluruh perancah diinspeksi oleh orang yang
berkompeten pada saat: sebelum digunakan, sekurang-
kurangnya seminggu sekali saat digunakan, setelah cuaca
buruk atau gangguan lain yang dapat mempengaruhi
stabilitasnya, jika perancah tidak pernah digunakan dalam
jangka waktu lama.
b. Hasil inspeksi harus dicatat, termasuk kerusakan yang
diperbaiki saat inspeksi. Catatan tersebut ditandatangani
oleh orang yang melakukan inspeksi.
c. Orang yang melakukan inspeksi memastikan bahwa:
• Tersedia akses yang cukup pada lantai kerja perancah.
• Semua komponen tiang diletakkan di atas pondasi yang kuat dan dilengkapi dengan plat dasar. Jika
perlu, gunakan alas kayu atau cara lainnya untuk mencegah tiang bergeser dan/atau tenggelam.
• Perancah telah terhubung dengan bangunan/struktur dengan kuat sehingga dapat mencegah runtuhnya
perancah dan menjaga agar ikatannya cukup kuat. - Jika beberapa pengikat telah dipindahkan sejak
perancah didirikan, maka ikatan tambahan atau cara lainnya untuk mengganti harus dilakukan.
• Perancah telah diperkaku (bracing) dengan cukup untuk menjaminstabilitas.
• Tiang, batang, pengaku (bracing), atau strut belum diindahkan.
• Papan lantai kerja telah dipasang dengan benar, papan bersih dari cacat dan telah tersusun dengan baik.
• Seluruh papan harus diikat dengan benar agar tidak terjadi pergeseran.
• Tersedia pagar pengaman dan toeboard di setiap sisi dimana suatu orang dapat jatuh.
• Perancah didesain dan dibangun untuk menahan beban material, kami pastikan bebannya disebarkan
secara merata.
• Tersedia penghalang atau peringatan untuk mencegah orang menggunakan perancah yang tidak
lengkap.
ELEKTRIKAL
Pasokan listrik
Alat elektrik portabel yang dapat digunakan di situasi lembab hanyalah alat yang memenuhi syarat:
a. Mempunyai pasokan yang terisolasi dari earth dengan voltase antar konduktor tidak lebih dari 230 volt.
b. Mempunyai sirkuit earth yang termonitor dimana pasokan listrik pada alat akan secara otomatis terputus jika
terjadi kerusakan pada earth.
c. Alat mempunyai insulasi ganda.
d. Mempunyai sumber listrik yang dihubungkan dengan earth sedemikian rupa sehingga voltase ke earth tidak
akan melebihi 55 volt AC; atau
e. Mempunyai alat pengukur arus sisa (residual).
Supply Switchboard Sementara Perhatian Utama Dan Harus:
a. Jika ditempatkan di luar ruangan, harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak akan terganggu oleh cuaca.
b. Dilengkapi dengan pintu dan kunci. Pintu harus dirancang dan dan ditempel sedemikian rupa sehingga tidak
akan merusak kabel lentur yang tersambung dengan panel dan harus dapat melindungi switch dari kerusakan
mekanis. Pintu harus diberi tanda: HARAP SELALU DITUTUP.
c. Mempunyai slot yang terinsulasi di bagian bawah.
d. Ditempelkan pada dinding permanen atau struktur yang didesain khsus untuk ini.
Inspeksi peralatan
Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus diinspeksi sebelum digunakan untuk pertama kali dan setelahnya
sekurang-kurangnya tiap tiga bulan. Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus mempunyai tanda identifikasi
yang menginformasikan tanggal terakhir inspeksi dan tanggal inspeksi selanjutnya.
Jarak bersih dari saluran listrik
Alat crane, excavator, rig pengebor, atau plant mekanik lainnya, struktur atau perancah tidak boleh berada
kurang dari 4 m di bawah saluran listrik udara tanpa ijin tertulis dari pemilik saluran listrik.
MATERIAL DAN KIMIA BERBAHAYA
Alat pelindung diri
Pihak Kami bertanggung jawab untuk menyediakan alat pelindung diri bagi pekerjanya dengan ketentuan:
a. Seluruh pekerja dan personil lainnya yang terlibat harus dilatih cara penggunaan alat pelindung diri dan harus
memahami alasan penggunaannya.
b. Jika dipandang tidak praktis untuk melindungi bagian atas dan jika ada resiko terluka dari objek jatuh, maka
Penyedia Jasa menyediakan helm pelindung dan seluruh personil yang terlibat di lapangan harus
menggunakannya.
c. Perlindungan mata harus digunakan jika terdapat kemungkinan kerusakan mata akibat pekerjaan las, atau
dari serpihan material seperti potongan gergaji kayu, atau potongan beton.
d. Sepatu yang digunakan harus mampu melindungi kaki pekerja. Gunakan sepatu dengan ujung besi di bagian
jari kaki.
e. Pelindung kebisingan harus digunakan jika tingkat kebisingan tinggi
f. Sarung tangan akan diperlukan pada beberapa pekerjaan.
g. Perlindungan pernafasan harus disediakan untuk pekerja yang terekspos pada bahaya seperti asbes, asap dan
debu kimia.
Asbestos
a. Seluruh pekerja yang terlibat harus menggunakan pakaian overall sekali pakai atau overall yang dapat dicuci
ulang.
b. Perlengkapan pernafasan harus selalu digunakan.
c. Gunakan jaring dengan lembar yang tidak lulus udara. Lakukan uji udara sebelum menggunakan daerah kerja.
Pemotongan dan pengelasan dengan gas bertekanan tinggi
Pihak Kami akan memperhatikan potensi bahaya sebagai berikut :
- Kebakaran akibat kebocoran bahan bakar (propana, asetilen), biasanya dari kerusakan pada selang atau pada
sambungan selang.
- Ledakan tabung akibat kebocoran oksigen dari selang atau alat pijar pemotong.
- Menghisap asap berbahaya dari pengoperasian las.
- Kebakaran dari material yang mudah terbakar di sekeliling tempat las.
Penanganan tabung
a. Tabung tidak boleh digelindingkan di permukaan tanah atau ditangani dengan kasar. Jika memungkinkan,
gunakan troli dengan mengikat tabung dengan rantai.
b. Tabung tidak boleh ditempatkan berdiri bebas sendiri untuk mencegah jatuhnya tabung.
c. Tabung harus diberi waktu beberapa saat ketika diposisikan berdiri sebelum digunakan
Penyimpanan
a. Seluruh selang dan aksesoris pemotong harus dibuka ketika pekerjaan selesai dan disimpan jauh dari tabung.
b. Tabung harus disimpan dalam posisi jauh dari bahan mudah terbakar dan sumber api.
Peralatan
a. Hanya selang yang memenuhi standar yang dapat digunakan. Selang harus diperiksa setiap hari untuk
memeriksa tanda kerusakan.
b. Selang yang digunakan harus sependek mungkin. Jika selang harus disambung akibat adanya bagian yang
rusak, gunakan hose coupler dan hoseclamps.
c. Jika terjadi kebocoran dan tidak bisa dihentikan, tabung harus dipindahkan ke tempat aman dan dalam udara
terbuka dan segera kontak suppliernya.
Peralatan pemadam kebakaran dan alat pelindung
a. Bahan mudah terbakar harus dipindahkan dari daerah kerja dan alat pemadam yang memadai harus
disediakan oleh Penyedia Jasa.
b. Pekerja harus menggunakan pelindung mata dan pakaian pelindung untuk melindungi dari api.
PENGAMANAN
1. Pihak Kami akan bertanggung jawab untuk pelaksanaan pengamanan pelaksanaan konstruksi dan harus
menyediakan anggota Satuan Pengamanan (SatPam) yang cukup jumlahnya untuk memenuhi syarat-syarat
ini. Tugas dari Satpam Penyedia adalah menjaga ketertiban dan keamanan di lokasi proyek, melakukan
pengawalan, mengatur lalu lintas dilokasi proyek, mencatat dan memeriksa kendaraan setiap tamu yang
keluar-masuk, dan hal-hal lain yang dianggap perlu untuk perlindungan pelaksanaan konstruksi didalam lokasi
proyek termasuk perlindungan dan penjagaan peralatan, material Penyedia, MK dan orang-orang yang bekerja
serta berhubungan dengan proyek ini secara terus menerus pada jam kerja maupun bukan jam kerja siang
dan malam selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini sampai selesainya seluruh pekerjaan dan telah
diserahterimakan atau Penyedia secara keseluruhan telah didemobilisasi dari lapangan yang dianggap terakhir
dari kedua hal tersebut
2. Pihak Kami akan meyakinkan bahwa seluruh karyawan penyedia, perwakilan penyedia atau Subpenyedia
memakai kartu tanda pengenal yang disediakan oleh penyedia. Kartu harus memperlihatkan identitas
penyedia, subpenyedia, Nomor induk karyawan dan harus selalu dipakai dilokasi proyek.
3. Pihak Kami akan meyakinkan bahwa seluruh kendaraan yang digunakan oleh Penyedia dan subpenyedia
termasuk peralatan penyedia harus diberi label nama dari penyedia atau subpenyedia
RAMBU-RAMBU K3
Sosialisasi
Sosialisasi merupakan sarana untuk menjelaskan dan mempublikasikan kegiatan yang akan kita laksanakan, sehingga
koordinasi penyedia jasa dengan instansi atau masyarakat berjalan dengan baik.
Mobilisasi
Mobilisasi dilakukan sesegera mungkin setelah penandatanganan kontrak, agar pekerjaan dilapangan dapat segera
dilakukan mengingat bahwa waktu pelaksanaan yang amat terbatas dan ketergantungan pelaksanaan pekerjaan pada
peralatan.
Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan yang terdaftar harus diselesaikan dalam jangka waktu 14 hari terhitung mulai
tanggal mulai kerja.
Mobilisasi Personil, Pelaksana (General Superintentent) yang memenuhi yang memenuhi kualifikasi {sertifikasi) menurut
cakupan pekerjaannya sesuai dokumen penawaran.
Mobilisasi semua staf pelaksana dan pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam
kontrak.
Mobilisasi Peralatan dan perlengkapan Laboratorium sesuai dengan daftar peralatan yang telah diajukan atau tercantum
dalam Penawaran, dimana peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak ini.
Penyediaan dan pemeliharaan base camp Kontraktor, jika perlu termasuk kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel,
Gudang & dan sebagainya.
Manajemen Mutu
Manajemen Mutu adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang menetapkan dan menjalankan kebijakan
mutu suatu perusahaan/organisasi. Dalam rangka mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan
anggaran yang hemat dan ekonomis, seorang manager proyek harus memasukkan dan mengadakan pelatihan
management kualitas.
Didalam tuntutan zaman dan dalam era persaingan bebas, kita harus banyak belajar tentang hal hal yang menyangkut
proses manajemen dalam lingkungan kerja, terutama tentang pentingnya sistem dan realisasinya dalam proyek di
lapangan.
Mutu (kualitas) dalam kerangka ISO-9000 didefinisikan sebagai “ciri dan karakter menyeluruh dari suatu produk atau
jasa yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan tertentu”. Hal ini berarti bahwa kita
harus dapat mengidentifikasikan ciri dan karakter produk yang berhubungan dengan mutu dan kemudian membuat suatu
dasar tolok ukur dan cara pengendaliannya.
PEKERJAAN UTAMA
PEKERJAAN FISIK
1. PEKERJAAN PERSIAPAN dan Lain - Lain
Pekerjaan persiapan awal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek. Sebelumnya segala izin yang dibutuhkan
sudah diurus, dan kontraktor telah memiliki Shop Drawing. Pekerjaan pendahuluan yang dilakukan dalam proyek
ini meliputi :
1.1 Pemasangan Papan Nama Proyek
Uraian Kerja : Pekerjaan ini meliputi pemasangan papan pemberitahuan mengenai informasi umum
mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan
4. PEKERJAAN KERAMIK
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat bantu lainya untuk
pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
Pekerjaan pemasangan keramik/ubin granit dilakukan pada seluruh finishing lantai dan dinding sesuai yang
disebutkan / ditunjukan dalam detail gambar.
Pemeriksaan/pengakhiran
i. Mengecek dimensi dan ukuran nok agar sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar kerja.
ii. Buat Catatan dan dokumentasi sebagai bahan pelaporan
10. Aspek K3
a. Rambu-rambu keselamatan
b. Instruksi Kerja agar terhindar dari kecelakaan kerja seperti :
Terhimpit atau tertimpa bahan, terluka akibat terkena alat kerja, terjatuh pada saat
pemasangan.
c. APD : Sarung Tangan, sepatu Helm, Rompi dan tali pengaman
d. Tersedia Perlengkapak P3K dilokasi pekerjaan
7. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan Elektrikal meliputi :
Pemasangan Instalasi Listrik Lampu Taman, Pemasangan Lampu Taman, Pemasangan Lampu Sorot Taman
Eksisting, dan Pemasangan Saklar Tunggal
10.1 PEMASANGAN INSTALASI KABEL
Metodologi pelaksanaan pekerjaan diuraikan sebagai berikut :
1. Jenis Pekerjaan : Pemasangan instalasi kabel
2. Volume Pekerjaan : Sesuai boq pekerjaan
3. Waktu Pengerjaan : Sesuai dengan Volume dibagi Kapasitas Kerja dibagi satuan
waktu
4. Waktu Pelaksanaan : Sesuai dengan yang tertera pada jadwal pelaksanaan yang kami
tawarkan
5. Tenaga Kerja : Pelaksana lapangan
Pekerja
Tukang listrik
Kepala tukang
Mandor
6. Bahan : Kabel NYM 3 x 25 mm
Lampu Taman
Lampu Sorot
Aksesories listrik
7. Peralatan : 1 set alat pertukangan listrik
8. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan/Urutan Pengerjaan
Tahap Pelaksanaan :
A. Pekerjaan Persiapan
1. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan dalam proses pelaksanaan pekerjaan
2. Bersihkan area kerja dari hal hal yang akan mengganggu proses pelaksanaan pekerjaan
3. Pahami gambar kerja yang berkaitan dengan pekerjaan eletrikal, untuk mengetahui spesifikasi
dan lokasi instalasi yang sudah dipersyaratkan dalam gambar kerja.
B. Langka – Langka Pemasangan
1. Sparing dipasang dulu apabila ada pengecoran betinlantai, untuk menghindari bobokan
beton pada saat penyambungan kabel antar lantai
2. Tentukan dan beri tanda instalasi dan titik outietnya sesuai dengan gambar rencana kerja
3. Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dmana pipa tersebut
harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding plester. Supaya tidak mudah
bergerak pada saat dinding diplester, maka pipa yang ditanam diberi klem dengan jarak
sekitar 1 m.
4. Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa conduit yang
diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m, hal inidimaksudkan untuk memudahkan
maintenance. Pemasangan kabel horizontal harus sejajar, tidak bolah saling melintas.
5. Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak miring
6. Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan kegunaannya
dan dilengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian atas dapat terlindung dari
debu/kotoran. Khusus untuk kabel engan dia. 16 mm2 harus diberi sepatu kabel dalam
panel.
7. Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya termasuk daya
cadangan yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk memudahkan bila ada perbaikan
instalasi.
8. Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya agar tidak terjadi baong
pasang armature
9. sebelum pemasangan saklar dan stok kontak, marking jalur conduit pada dinding dan bobok
dinding bata, jangan lupa gunakan cutter
10. Pasang conduit dan inbow dos.
12. Tunggu sampai plester dinding akhir
13. Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya
14. Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata
15. Test tahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta test fitting/armature selama kurang
lebih 1 x 24 jam
9. Aspek K3
a. Rambu-rambu keselamatan
b. Instruksi Kerja agar terhindar dari kecelakaan kerja seperti :
Terhimpit atau tertimpa bahan serta alat dan terluka akibat terkena alat kerja
c. APD : Sarung Tangan, sepatu, Helm dan Rompi Kerja
d. Tersedia Perlengkapak P3K dilokasi pekerjaan
8. PEKERJAAN PENGECATAN
Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja dan pengecetan kusen besi, tembok, plafond,
dan lisplank.
8. 1 Pengecatan Tembok, besi, dan lisplank
Metodologi pelaksanaan pekerjaan diuraikan sebagai berikut :
1. Jenis Pekerjaan : Pekerjaan Pengecatan Tembok
Pekerjaan Pengecatan Besi
Pekerjaan Pengecatan Listplank
3. Waktu Pengerjaan : Sesuai dengan yang tertera pada jadwal pelaksanaan yang kami
tawarkan
4. Tenaga Kerja : Pekerja
Tukang Cat
Kepala tukang
Mandor
5. Bahan : Cat Tembok
Cat kayu
Plamur
Kertas Pasir
6. Peralatan : Kuas Roll, kuas biasa dan scafolding
7. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan/Urutan Pengerjaan
Langka – Langka :
a. Tembok yang akan dicat harus mempunyal cukup waktu untuk mengering, setelah permukaan
tembok kering maka persiapan dilakukan dengan membersihkan permukaan tembok tersebut
terhadap pengkristalan/pengapuran (efflorescene) yang biasanya terdapat pada tembok baru,
dengan amplas kemudian dengan lap sampai benar benar bersih.
b. Selanjutnya dilapis tipis dengan plamur
c. Pada bagian bagian dimana banyak reaksi dengan alkali dan rembesan air harus diberi lapisan
wall sealer
d. Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi sampai halus.
e. Kemudian dicat dengan lapisan pertama, kedua hingga rata
8. Aspek K3
a. Rambu-rambu keselamatan
b. Instruksi Kerja agar terhindar dari kecelakaan kerja seperti :
Tejatuh dari scaffolding dan iritasi kulit Karen alergi
c. APD : Sarung Tangan, sepatu, Helm, Rompi kerja dan tali pengaman
d. Tersedia Perlengkapak P3K dilokasi pekerjaan
8. Aspek K3
a. Rambu-rambu keselamatan
b. Instruksi Kerja agar terhindar dari kecelakaan kerja seperti :
Tejatuh dari scaffolding dan iritasi kulit Karen alergi
c. APD : Sarung Tangan, sepatu, Helm, Rompi kerja dan kaca mata
d. Tersedia Perlengkapak P3K dilokasi pekerjaan
C. PEKERJAAN STRUKTUR
a. Beton Mutu f’c 15 Mpa
Metode Pekerjaan beton sama dengan pembahasan metode pekerjaan beton sebelumnya.
Sebelum pekerjaan pemasangan paving kita mulai, kita harus memperhatikan syarat-syarat yang harus
dipenuhi sebagai berikut:
1. Lapisan Subgrade
Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu, sehingga mempunyai profil
dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan untuk kemiringan Drainage (Water run off) yaitu
minimal 1,5 %. Subgrade atau lapisan tanah dasar tersebut harus kita padatkan dengan kepadatan
minimal 90 % MDD (Modified Max Dry Density) sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan sesuai dengan
spesifikasi teknis yang kita butuhkan. Ini sangat penting untuk kekuatan landasan area paving nantinya.
2. Lapisan Subbase
Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi teknis yang kita butuhkan.
Profil lapisan permukaan dari subbase juga harus mempunyai minimal kemiringan 2 %, dua arah
melintang kekiri dan kekanan. Kemiringan ini sangat penting untuk jangka panjang kestabilan paving kita.
3. Kanstin/Penguat Tepi
Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb harus sudah kita pasang sebelum pemasangan paving dilakukan. Hal
ini harus dilakukan untuk menahan paving pada tiap sisi agar paving tidak bergeser sehingga paving akan
lebih rapi pada hasil akhirnya.
• Pastikan permukaan lahan yang akan di paving dalam kondisi rata/ sudah level.
• Pasang Kanstin beton sebagai pengunci paving block, agar paving block yang sudah terpasang tidak
bergeser.
• Gelar abu batu mengikuti kemiringan yang telah ditentukan kemudian diratakan dengan menggunakan
jidar kayu.
• Lakukan pemasangan paving block dengan cara maju kedepan, sementara pekerja pemasang paving
berada diatas paving yang telah terpasang.
• Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving block (las-lasan), potong paving block
dengan menggunakan alat pemotong paving block / paving block cutter.
• Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block, selanjutnya kita lakukan pengisian antar naat
paving block tersebut (pengisian joint filler) dengan menggunakan abu batu.
• Padatkan paving block yang telah terpasang dengan menggunakan baby roller atau stamper kodok 1
sampai 2 kali putaran agar timbul gaya saling mengunci antar paving block satu sama lainnya.
• Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa abu batu.
PELAPORAN
Setiap tahapan pelaksanaan bangunan gedung yang akan dilaksanakan akan di buat laporan berupa laporan
harian pelaksanaan, laporan mingguan pelaksanaan, laporan bulanan dan back up data volume yang telah
dilaksanakan juga asbuilt drawing serta akan dilengkapi dengan dokumentasi setiap tahapan-tahapan kegiatan
PEMBANGUNAN PAGAR, HALAMAN DAN JALAN KANTOR BALAI KSDA SULAWESI TENGAH.
PEKERJAAN AKHIR
Serah Terima Pekerjaan Awal (PHO)
Serah terima pekerjaan awal (PHO) adalah serah terima yang dilakukan oleh Penyedia Jasa ketika sudah selesai
mengerjakan 100%. Syarat-syarat yang harus dilakukan adalah Penyedia Jasa mengajukan surat permohonan
pemeriksaan pekerjaan 100% yang sudah disetujui oleh Pengawas dan PPTK (Pejabat Teknis yang ditunjuk oleh
PPK) kepada PPK. PPK akan membuat surat balasan untuk memeriksa pekerjaan baik di lapangan maupun
administrasi (dokumen-dokumen) pendukungnya dengan membentuk Tim Pemeriksa tambahan atau cukup
dengan petugas-petugas yang sudah ada. Setelah pekerjaan diperiksa, PPK membuat surat hasil pemeriksaan
pekerjaan yang biasa dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Awal
(PHO). Setelah semuanya terpenuhi, Penyedia Jasa menagihkan pekerjaan 95%, sisanya 5% ditagihkan setelah
masa pemeliharaan selesai atau ditagihkan dengan mengganti jaminan pemeliharaan.
Masa Pemeliharaan
a. Masa pemeliharaan untuk setelah pekerjaan selesai 100 % (seratus persen), dan Penyedia Jasa mengajukan
permintaan secara tertulis kepada Pengguna Anggaran untuk penyerahan pertama pekerjaan yang akan
diperiksa oleh Tim Panitia Penerima Pekerjaan. Apabila dilapangan terdapat kekurangan dan/cacat hasil
pekerjaan, Penyedia Jasa wajib menyelesaikan/memperbaiki pekerjaan tersebut sesuai dengan ketentuan
kontrak, maka dibuat berita acara penyerahan pertama pekerjaan dan Penyedia Jasa harus menyerahkan
Jaminan Pemeliharaan sebesar 5 % (lima persen) dari Nilai Kontrak.
b. Penyedia Jasa wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan yaitu 180 (seratus delapan puluh)
hari kalender sehingga kondisi tetap berada seperti pada saat Penyerahan Pertama Pekerjaan. Sudah selesai
pada saat prosentase phisik pekerjaan 100 % (seratus persen) dan dilakukan serah terima pekerjaan selesai.