Anda di halaman 1dari 46

METODE PELAKSANAAN

SATUAN KERJA : BALAI KSDA SULAWESI TENGAH

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN PAGAR, HALAMAN DAN JALAN

LOKASI : KOMPLEKS KANTOR BALAI KSDA SULAWESI TENGAH

TAHUN ANGGARAN : 2019

LINGKUP PEKERJAAN
1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah PEKERJAAN PEMBANGUNAN PAGAR, HALAMAN DAN PAGAR
KANTOR BALAI KSDA SULAWESI TENGAH, yang berlokasi di Kota Palu, dengan lingkup pekerjaan sebagai
berikut :
PEKERJAAN FISIK :
Pekerjaan Persiapan

Pekerjaan Pagar Tipe A

Pekerjaan Pagar Tipe B

Pekerjaan Pagar Tipe C

Pekerjaan Pagar Tipe D

Pekerjaan Pagar Tipe E

Pekerjaan Taman

Pekerjaan Penataan Taman

Pekerjaan Pembangunan Jalan

2. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah mendapatkan segala bahan bangunan, peralatan dan tenaga kerja,
pembersihan dan perataan tanah, serta pekerjaan-pekerjaan lain yang nyata-nyata ada kaitannya dengan
pekerjaan ini.

3. Seluruh pekerjaan tersebut di atas mencakup penyediaan bahan, peralatan, tenaga kerja serta mengamankan,
mengawasi dan memelihara bahan maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga
seluruh pekerjaan dapat selesai dengan sempurna. Pelaksanaan pekerjaan Mengikuti Rencana Kerja dan Syarat-
syarat Pelaksanaan Pekerjaan dan Gambar-gambar pelaksanaan yang telah disediakan untuk proyek ini.

4. Sebagai Pelaksana Kami menjamin pada Pemberi Tugas dan Pengelola Teknis, bahwa semua bahan dan
perlengkapan untuk pekerjaan ini adalah sama sekali baru, kecuali ditentukan lain, serta Kontraktor / Pelaksana
menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai
dengan dokumen kontrak.

5. Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas bahwa pekerjaan telah diselesaikan dengan sempurna,
semua pekerjaan tetap menjadi tanggung kami sebagai pelaksana pekerjaan.
URAIAN K3 DAN PENERAPAN
1. KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
UMUM
Bagian ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat kerja yang
berhubungan dengan :
1. pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses
produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.
2. Penanganan K3 mencakup
penyediaan sarana pencegah
kecelakaan kerja dan perlindungan
Kesehatan kerja konstruksi maupun
penyediaan personil yang kompeten
dan organisasi pengendalian K3
Konstruksi sesuai dengan tingkat
resiko yang ditetapkan oleh Pengguna
Jasa.
3. Pihak Kami akan mengikuti ketentuan-
ketentuan pengelolaan K3 yang
tertuang dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2009
tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum, UNDANG-UNDANG
KESELAMATAN KERJA Lembaran
Negara No. 1 Tahun 1970 (Tambahan
Lembaran Negara No. 1918) dan
peraturan terkait lainnya.
SISTEM MANAJEMEN K3 KONSTRUKSI
1. Pihak Kami akan membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk identifikasi bahaya, Penilaian risiko
dan pengendaliannya secara berkesinambungan sesuai dengan Rencana K3 Kontrak (RK3K) yang telah
disetujui oleh MK.Pihak Kami akan melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3
tinggi atau sekurangkurangnya Petugas K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 sedang dan
kecil. Ahli K3 Konstruksi atau Petugas K3 bertugas untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
Sistem Manajemen K3 Konstruksi. Tingkat risiko K3 ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
2. Pihak Kami akan membentuk Panitia Pembina K3 (P2K3) bila: jumlah pekerja paling sedikit 10 orang,
3. Pihak Kami akan melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi.
4. Pihak Kami akan melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang memang perlu dilakukan kaji
ulang) setiap bulan secara berkesinambungan selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung.
KANTOR LAPANGAN K3 DAN FASILITASNYA
FASILITAS PENCUCIAN
Pihak Kami akan menyediakan fasilitas pencucian yang memadai dan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan
untuk seluruh pekerja konstruksi. Fasilitas pencucian termasuk penyediaan air panas dan zat pembersih untuk
kondisi berikut ini:
a. Jika pekerja beresiko terpapar kontaminasi kulit yang diakibatkan oleh zat beracun, zat yang menyebabkan
infeksi dan iritasi atau zat sensitif lainnya;
b. Jika pekerja menangani bahan yang sulit dicuci dari kulit jika menggunakan air dingin;
c. Jika pekerja harus membersihkan seluruh badannya;
d. Jika pekerja terpapar pada kondisi panas atau dingin yang berlebih, atau bekerja pada kondisi basah yang
tidak biasa sehingga menyebabkan para pekerja harus membersihkan seluruh badannya, maka Pihak Kami
akan menyediakan pancuran air (shower) dengan jumlah yang memadai dengan jumlah yang memadai.
e. Untuk kondisi normal, Pihak Kami akan menyediakan pancuran air untuk mandi dengan jumlah sekurang-
kurangnya satu untuk setiap 15 orang.

TOILET FASILITAS SANITASI


a. Pihak Kami akan menyediakan toilet yang memadai baik toilet khusus pria maupun toilet khusus wanita yang
diperkerjakan di dalam atau di sekitar tempat kerja.
b. Jika jumlah pekerja lebih dari 15 orang tenaga kerja, maka:
i. Kami menyediakan 1 urinal peturasan untuk jumlah pekerja 15 orang, ditambah apabila jumlah pekerja
lebih dari 15 orang sampai dengan tambahan 30 orang maka kami akan tambah satu urinal peturasan
untuk setiap 30 orang tambahan;
ii. Satu kloset untuk jumlah pekerja kurang dari 15 orang, apabila jumlah pekerja lebih dari 15 orang sampai
dengan tambahan 30 orang maka kami menambah satu kloset ditambah beberapa kloset untuk setiap 30
orang tambahan.
c. Toilet pria dan wanita akan dipisahkan dengan dinding tertutup penuh. Toilet mudah diakses, mempunyai
penerangan dan ventilasi yang cukup, dan terlindung dari cuaca. Toilet dibuat dan ditempatkan sedemikian
rupa sehinga dapat menjaga privasi orang yang menggunakannya dan terbuat dari bahan yang mudah
dibersihkan.

AIR MINUM
Kami akan menyediakan pasokan air minum yang memadai bagi seluruh pekerja dengan persyaratan:
a. Mudah diakses oleh seluruh pekerja dan diberi label yang jelas sebagai air minum;
b. Kontainer untuk air minum harus memenuhi standar kesehatan yang berlaku;
c. Jika disimpan dalam kontainer, kami pastikan kontrainer bersih dan terlindungi dari kontaminasi dan panas;
dikosongkan dan diisi air minum setiap hari dari sumber yang memenuhi standar kesehatan.

FASILITAS PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K)


a. Peralatan P3K kami sediakan dalam seluruh kendaraan konstruksi dan di tempat kerja.
b. Di tempat kerja kami tempatkan pekerja yang sudah terlatih dan/atau bertanggung jawab dalam
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
AKOMODASI UNTUK MAKAN DAN BAJU
a. Akomodasi yang memadai bagi pekerja, tempat untuk makan, istirahat, dan perlindungan dari cuaca.
b. Akomodasi mempunyai lantai yang bersih, dilengkapi meja dan kursi, serta furnitur lainnya untuk menjamin
tersedianya tempat istirahat makan dan perlindungan dari cuaca.
c. Penyediaan tempat sampah, dikosongkan dan dibersihkan secara periodik.
d. Penyediaan tempat ganti baju untuk pekerja dan tempat penyimpanan baju pakaian yang tidak digunakan
selama bekerja.

PENERANGAN
a. Penyediaan penerangan harus di seluruh tempat kerja, termasuk di ruangan, jalan, jalan penghubung, tangga
dan gang. Semua penerangan dapat dinyalakan ketika setiap orang melewati atau menggunakannya.
b. Penerangan tambahan harus disediakan untuk pekerjaan detil, proses berbahaya, atau jika menggunakan
mesin.
c. Penerangan darurat yang memadai.

PEMELIHARAAN FASILITAS
Pihak Kami akan menjamin terlaksananya pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang disediakan dalam kondisi bersih
dan higienis, serta dapat diakses secara nyaman oleh pekerja.

VENTILASI
a. Seluruh tempat kerja mempunyai aliran udara yang bersih.
b. Pada kondisi tempat kerja yang sangat berdebu misalnya tempat pemotongan beton, penggunaan bahan kimia
berbahaya seperti perekat, dan pada kondisi lainnya, Pihak Kami akan menyediakan alat pelindung nafas
seperti respirator dan pelindung mata.

KETENTUAN BEKERJA PADA TEMPAT TINGGI PEKERJA YANG BERPENGALAMAN


Bekerja di tempat kerja yang tinggi dilakukan oleh pekerja yang mempunyai pengetahuan, pengalaman dan
mempunyai sumberdaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan selamat.

Pelindung
Keselamatan kerja untuk bekerja pada tempat tinggi dapat menggunakan satu atau beberapa pelindung sebagai
berikut: terali pengaman lokasi kerja, jaring pengaman, sistem penangkap jatuh.

Pengamanan di sekeliling pelataran kerja atau tempat kerja


a. Membuat terali pengaman lokasi kerja sepanjang tepi lantai kerja atau tempat kerja yang terbuka.
b. Menggunakan Jaring Pengaman, Jika pelataran kerja atau tempat kerja berada di atas jalan umum dan untuk
mencegah jika ada bahaya material atau barang lain jatuh pada pengguna jalan, dan pengamanan daerah
di bawah pelataran kerja atau tempat kerja bebas dari akses orang.

Terali pengaman lokasi kerja


Terali pengaman memenuhi syarat, Jika terali pengaman lokasi kerja digunakan di sekeliling bangunan, atau
bukaan di atap, lantai, atau lubang lift :
- 900 – 1100 mm dari pelataran kerja;
- Mempunyai batang tengah (mid-rail);
- Mempunyai papan bawah (toeboard) jika terdapat resiko jatuhnya alat kerja atau material dari atap/tempat
kerja.

Jaring pengaman
a. Pekerja yang memasang jaring pengaman harus dilindungi dari bahaya jatuh. Digunakan kendaraan khusus
(mobile work platform) saat memasang jaring pengaman. Akan tetapi jika peralatan mekanik tersebut tidak
tersedia maka pekerja yang memasang jaring harus dilindungi dengan tali pengaman (safety harness) atau
menggunakan perancah (scaffolding).
b. Jaring pengaman dipasang sedekat mungkin pada sisi dalam area kerja.
c. Jaring pengaman dipasang dengan jarak bersih yang cukup dari permukaan lantai/tanah sehingga jika
seorang pekerja jatuh pada jaring tidak akan terjadi kontak dengan permukaan lantai/tanah.

Sistem pengaman jatuh individu (individual fall arrest system)


a. Sistem pengaman jatuh individu (individual fall arrest system) termasuk sistem rel inersia (inertia reel
system), safety harness dan tali statik. Pekerja yang diharuskan menggunakan alat ini akan dilatih terlebih
dahulu.
b. Jenis sabuk pinggang tidak akan digunakan untuk pekerjaan atap.
c. Pekerja yang menggunakan safety harness tidak akan diperbolehkan bekerja sendiri. Pekerja yang jatuh dan
tergantung pada safety harness harus diselamatkan selama-lamanya 20 menit sejak terjatuh.
d. Perhatian penuh diberikan pada titik angker untuk tali statik, jalur rel inersia, dan/atau jaring pengaman.

Tangga
Jika tangga akan digunakan, maka Pihak Kami akan:
a. Memilih jenis tangga yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan;
b. Menyediakan pelatihan penggunaan tangga;
c. Mengikat bagian atas dan bawah tangga untuk mencegah kecelakaan akibat bergesernya tangga;
d. Tempatkan tangga sedekat mungkin dengan pekerjaan;
e. Tangga digunakan untuk naik ke lantai kerja di atas, kami pastikan tangga tersebut berada sekurang-
kurangnya 1m di atas lantai kerja;

Perancah (scaffolding)
a. Perancah dengan tinggi lebih dari 5 m dari permukaan
dibangun oleh orang yang mempunyai kompetensi sebagai
scaffolder. Seluruh perancah diinspeksi oleh orang yang
berkompeten pada saat: sebelum digunakan, sekurang-
kurangnya seminggu sekali saat digunakan, setelah cuaca
buruk atau gangguan lain yang dapat mempengaruhi
stabilitasnya, jika perancah tidak pernah digunakan dalam
jangka waktu lama.
b. Hasil inspeksi harus dicatat, termasuk kerusakan yang
diperbaiki saat inspeksi. Catatan tersebut ditandatangani
oleh orang yang melakukan inspeksi.
c. Orang yang melakukan inspeksi memastikan bahwa:
• Tersedia akses yang cukup pada lantai kerja perancah.
• Semua komponen tiang diletakkan di atas pondasi yang kuat dan dilengkapi dengan plat dasar. Jika
perlu, gunakan alas kayu atau cara lainnya untuk mencegah tiang bergeser dan/atau tenggelam.
• Perancah telah terhubung dengan bangunan/struktur dengan kuat sehingga dapat mencegah runtuhnya
perancah dan menjaga agar ikatannya cukup kuat. - Jika beberapa pengikat telah dipindahkan sejak
perancah didirikan, maka ikatan tambahan atau cara lainnya untuk mengganti harus dilakukan.
• Perancah telah diperkaku (bracing) dengan cukup untuk menjaminstabilitas.
• Tiang, batang, pengaku (bracing), atau strut belum diindahkan.
• Papan lantai kerja telah dipasang dengan benar, papan bersih dari cacat dan telah tersusun dengan baik.
• Seluruh papan harus diikat dengan benar agar tidak terjadi pergeseran.
• Tersedia pagar pengaman dan toeboard di setiap sisi dimana suatu orang dapat jatuh.
• Perancah didesain dan dibangun untuk menahan beban material, kami pastikan bebannya disebarkan
secara merata.
• Tersedia penghalang atau peringatan untuk mencegah orang menggunakan perancah yang tidak
lengkap.

ELEKTRIKAL
Pasokan listrik
Alat elektrik portabel yang dapat digunakan di situasi lembab hanyalah alat yang memenuhi syarat:
a. Mempunyai pasokan yang terisolasi dari earth dengan voltase antar konduktor tidak lebih dari 230 volt.
b. Mempunyai sirkuit earth yang termonitor dimana pasokan listrik pada alat akan secara otomatis terputus jika
terjadi kerusakan pada earth.
c. Alat mempunyai insulasi ganda.
d. Mempunyai sumber listrik yang dihubungkan dengan earth sedemikian rupa sehingga voltase ke earth tidak
akan melebihi 55 volt AC; atau
e. Mempunyai alat pengukur arus sisa (residual).
Supply Switchboard Sementara Perhatian Utama Dan Harus:
a. Jika ditempatkan di luar ruangan, harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak akan terganggu oleh cuaca.
b. Dilengkapi dengan pintu dan kunci. Pintu harus dirancang dan dan ditempel sedemikian rupa sehingga tidak
akan merusak kabel lentur yang tersambung dengan panel dan harus dapat melindungi switch dari kerusakan
mekanis. Pintu harus diberi tanda: HARAP SELALU DITUTUP.
c. Mempunyai slot yang terinsulasi di bagian bawah.
d. Ditempelkan pada dinding permanen atau struktur yang didesain khsus untuk ini.

Inspeksi peralatan
Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus diinspeksi sebelum digunakan untuk pertama kali dan setelahnya
sekurang-kurangnya tiap tiga bulan. Seluruh alat dan perlengkapan kelistrikan harus mempunyai tanda identifikasi
yang menginformasikan tanggal terakhir inspeksi dan tanggal inspeksi selanjutnya.
Jarak bersih dari saluran listrik
Alat crane, excavator, rig pengebor, atau plant mekanik lainnya, struktur atau perancah tidak boleh berada
kurang dari 4 m di bawah saluran listrik udara tanpa ijin tertulis dari pemilik saluran listrik.
MATERIAL DAN KIMIA BERBAHAYA
Alat pelindung diri
Pihak Kami bertanggung jawab untuk menyediakan alat pelindung diri bagi pekerjanya dengan ketentuan:
a. Seluruh pekerja dan personil lainnya yang terlibat harus dilatih cara penggunaan alat pelindung diri dan harus
memahami alasan penggunaannya.
b. Jika dipandang tidak praktis untuk melindungi bagian atas dan jika ada resiko terluka dari objek jatuh, maka
Penyedia Jasa menyediakan helm pelindung dan seluruh personil yang terlibat di lapangan harus
menggunakannya.
c. Perlindungan mata harus digunakan jika terdapat kemungkinan kerusakan mata akibat pekerjaan las, atau
dari serpihan material seperti potongan gergaji kayu, atau potongan beton.
d. Sepatu yang digunakan harus mampu melindungi kaki pekerja. Gunakan sepatu dengan ujung besi di bagian
jari kaki.
e. Pelindung kebisingan harus digunakan jika tingkat kebisingan tinggi
f. Sarung tangan akan diperlukan pada beberapa pekerjaan.
g. Perlindungan pernafasan harus disediakan untuk pekerja yang terekspos pada bahaya seperti asbes, asap dan
debu kimia.

Bahaya Pada Kulit


a. Setiap pekerja harus melapor jika mendapatkan masalah kulit, terutama di tangan akibat penggunaan bahan
berbahaya.
b. Tangan dan mata pekerja harus dilindungi terhadap kontak dengan semen. Usahakan kontak dengan semen
seminimum mungkin. Penggunaan krim pelindung dapat mengurangi resiko kerusakan kulit.
c. Sedapat mungin, pakaian pelindung harus digunakan selama pekerjaan. Pakaian ini termasuk baju lengan
panjang, sarung tangan dan sepatu pelindung.
d. Pihak Kami Jasa harus menyediakan fasilitas untuk mencuci badan dan mengganti pakaian.
e. Alat pelindung pernapasan harus digunakan selama proses pemeraman beton dimana debu mulai terbentuk.

Penggunaan bahan kimia


a. Pihak Kami akan mempunyai prosedur yang mengatur tata cara menangani bahan kimia atau zat berbahaya
dengan sehat, tata cara penyimpanan, tata cara pembuangan limbah.
b. Seluruh bahan kimia harus disimpan di kontainer asalnya dalam suatu tempat yang aman dan berventilasi baik.
c. Seluruh pekerja harus dilatih jika menangani bahan kimia atau zat berbahaya termasuk tindakan darurat yang
perlu dilakukan jika terjadi masalah.

Asbestos
a. Seluruh pekerja yang terlibat harus menggunakan pakaian overall sekali pakai atau overall yang dapat dicuci
ulang.
b. Perlengkapan pernafasan harus selalu digunakan.
c. Gunakan jaring dengan lembar yang tidak lulus udara. Lakukan uji udara sebelum menggunakan daerah kerja.
Pemotongan dan pengelasan dengan gas bertekanan tinggi
Pihak Kami akan memperhatikan potensi bahaya sebagai berikut :
- Kebakaran akibat kebocoran bahan bakar (propana, asetilen), biasanya dari kerusakan pada selang atau pada
sambungan selang.
- Ledakan tabung akibat kebocoran oksigen dari selang atau alat pijar pemotong.
- Menghisap asap berbahaya dari pengoperasian las.
- Kebakaran dari material yang mudah terbakar di sekeliling tempat las.
Penanganan tabung
a. Tabung tidak boleh digelindingkan di permukaan tanah atau ditangani dengan kasar. Jika memungkinkan,
gunakan troli dengan mengikat tabung dengan rantai.
b. Tabung tidak boleh ditempatkan berdiri bebas sendiri untuk mencegah jatuhnya tabung.
c. Tabung harus diberi waktu beberapa saat ketika diposisikan berdiri sebelum digunakan
Penyimpanan
a. Seluruh selang dan aksesoris pemotong harus dibuka ketika pekerjaan selesai dan disimpan jauh dari tabung.
b. Tabung harus disimpan dalam posisi jauh dari bahan mudah terbakar dan sumber api.
Peralatan
a. Hanya selang yang memenuhi standar yang dapat digunakan. Selang harus diperiksa setiap hari untuk
memeriksa tanda kerusakan.
b. Selang yang digunakan harus sependek mungkin. Jika selang harus disambung akibat adanya bagian yang
rusak, gunakan hose coupler dan hoseclamps.
c. Jika terjadi kebocoran dan tidak bisa dihentikan, tabung harus dipindahkan ke tempat aman dan dalam udara
terbuka dan segera kontak suppliernya.
Peralatan pemadam kebakaran dan alat pelindung
a. Bahan mudah terbakar harus dipindahkan dari daerah kerja dan alat pemadam yang memadai harus
disediakan oleh Penyedia Jasa.
b. Pekerja harus menggunakan pelindung mata dan pakaian pelindung untuk melindungi dari api.

PENGAMANAN
1. Pihak Kami akan bertanggung jawab untuk pelaksanaan pengamanan pelaksanaan konstruksi dan harus
menyediakan anggota Satuan Pengamanan (SatPam) yang cukup jumlahnya untuk memenuhi syarat-syarat
ini. Tugas dari Satpam Penyedia adalah menjaga ketertiban dan keamanan di lokasi proyek, melakukan
pengawalan, mengatur lalu lintas dilokasi proyek, mencatat dan memeriksa kendaraan setiap tamu yang
keluar-masuk, dan hal-hal lain yang dianggap perlu untuk perlindungan pelaksanaan konstruksi didalam lokasi
proyek termasuk perlindungan dan penjagaan peralatan, material Penyedia, MK dan orang-orang yang bekerja
serta berhubungan dengan proyek ini secara terus menerus pada jam kerja maupun bukan jam kerja siang
dan malam selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi ini sampai selesainya seluruh pekerjaan dan telah
diserahterimakan atau Penyedia secara keseluruhan telah didemobilisasi dari lapangan yang dianggap terakhir
dari kedua hal tersebut
2. Pihak Kami akan meyakinkan bahwa seluruh karyawan penyedia, perwakilan penyedia atau Subpenyedia
memakai kartu tanda pengenal yang disediakan oleh penyedia. Kartu harus memperlihatkan identitas
penyedia, subpenyedia, Nomor induk karyawan dan harus selalu dipakai dilokasi proyek.
3. Pihak Kami akan meyakinkan bahwa seluruh kendaraan yang digunakan oleh Penyedia dan subpenyedia
termasuk peralatan penyedia harus diberi label nama dari penyedia atau subpenyedia
RAMBU-RAMBU K3

PENYIAPAN PERALATAN STANDARD YANG HARUS DISIAPKAN UNTUK K3.


Sesuai dengan standard keselamatan kerja, kami menyediakan perlengkapan K3 seperti diuraikan berikut ini:
1. Helm safety dengan minimum jumlah : 30 buah
2. Sepatu safety berjumlah minimum : 30 buah
3. Safety harness berjumlah minimum : 24 buah
4. Sarung tangan berjumlah minimum : 200 buah
5. Rompi safety berjumlah minimum : 20 buah
6. Ear plug berjumlah minimum : 200 buah
7. Masker berjumlah minimum : 200 buah
8. Kacamata safety berjumlah minimum : 30 buah
9. Baricade berjumlah minimum : 20 roll
10. Tali pengaman dengan panjang minimum : 233 m’
11. Jaring Pengaman dengan luas minimum : 1000 m2
12. Penyiapan papan peringatan dan petunjuk K3 : Lump sum (1)
13. Tempat sampah organic dan non organic berjumlah minimum : 20 buah
14. Tangga scaffolding berjumlah minimum : 2
15. Lampu Trobolight berjumlah minimum : 1 set
16. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) minimum : 10 set
17. Jas hujan berjumlah minimum : 50 setel
18. Kotak P3K berjumlah minimum : 6 set
Dan lain-lain yang berhubungan dengan K3.
PEKERJAAN PENDAHULUAN

Sosialisasi
Sosialisasi merupakan sarana untuk menjelaskan dan mempublikasikan kegiatan yang akan kita laksanakan, sehingga
koordinasi penyedia jasa dengan instansi atau masyarakat berjalan dengan baik.

Material & Penyimpanan


Material yang digunakan disini harus :
Memenuhi spesifikasi dan standar yang berlaku
Memenuhi ukuran, pembuatan, jenis dan mutu yang disyaratkan dalam gambar dan seksi lain dari spesifikasi ini atau
sebagaimana secara khusus disetujui tertulis oleh Direksi Pekerjaan.
Semua produk harus baru.
Penempatan material sedapat mungkin didalam lingkungan lokasi pagar, karena mengingat kondisi lokasi proyek yang
berada disekitar atau disepanjang Lokasi Pekerjaan. dimana berarti pemagaran lokasi proyek amat terbatas. Maka untuk
menghindari kehilangan material,sedapat mungkin jangan menempatkan material disepanjang lokasi proyek namun
dilokalisir didalam lingkungan khusus.
Untuk material pasir dibuatkan tempat pelindung disekelilingnya dari papan kayu agar tidak tercecer di dalam lokasi
proyek. Sebelum material dibongkar terlebih dahulu petugas gudang bersama Pengendali Sistem Mutu ISO 9001
mengecek apakah sudah sesuai dengan spesifi kasi yang dikehendaki. Sedangkan pada awal sebelum pendatangan
material kontraktor ke lokasi proyek, maka kontraktor harus mengajukan ijin pendatangan material terlebih dahulu
dengan menyerahkan sample material bersama dengan detail lokasi sumber material yang akan dipakai, untuk
selanjutnya dimintakan persetujuan.

Mobilisasi
Mobilisasi dilakukan sesegera mungkin setelah penandatanganan kontrak, agar pekerjaan dilapangan dapat segera
dilakukan mengingat bahwa waktu pelaksanaan yang amat terbatas dan ketergantungan pelaksanaan pekerjaan pada
peralatan.
Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan yang terdaftar harus diselesaikan dalam jangka waktu 14 hari terhitung mulai
tanggal mulai kerja.
Mobilisasi Personil, Pelaksana (General Superintentent) yang memenuhi yang memenuhi kualifikasi {sertifikasi) menurut
cakupan pekerjaannya sesuai dokumen penawaran.
Mobilisasi semua staf pelaksana dan pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan dalam
kontrak.
Mobilisasi Peralatan dan perlengkapan Laboratorium sesuai dengan daftar peralatan yang telah diajukan atau tercantum
dalam Penawaran, dimana peralatan tersebut akan digunakan menurut Kontrak ini.
Penyediaan dan pemeliharaan base camp Kontraktor, jika perlu termasuk kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel,
Gudang & dan sebagainya.
Manajemen Mutu
Manajemen Mutu adalah aspek-aspek dari fungsi manajemen keseluruhan yang menetapkan dan menjalankan kebijakan
mutu suatu perusahaan/organisasi. Dalam rangka mencukupkan kebutuhan pelanggan dan ketepatan waktu dengan
anggaran yang hemat dan ekonomis, seorang manager proyek harus memasukkan dan mengadakan pelatihan
management kualitas.

Hal hal yang menyangkut kualitas yang di maksud diatas adalah :


➢ Produk / pelayanan / proses pelaksanaan.
➢ Proses management proyek itu sendiri.

Didalam tuntutan zaman dan dalam era persaingan bebas, kita harus banyak belajar tentang hal hal yang menyangkut
proses manajemen dalam lingkungan kerja, terutama tentang pentingnya sistem dan realisasinya dalam proyek di
lapangan.

Continuous Quality Management


Merupakan cara yang digunakan sebuah perusahaan yang mana dapat digunakan untuk meningkatkan proses bisnis
mereka. Ini merupakan cara hidup dari semua organisasi yang ingin mencapai posisi yang kompetitif dalam arus
industrisasi yang cepat.

Syarat Penggunaan dalam Quality Management


Ada beberapa bagian yang mana digunakan dalam management kualitas. Dalam konteks konstruksi beberapa akan di
jelaskan.
1. Inspeksi
Inspeksi merupakan alat untuk mengukur kegiatan proses konstruksi untuk memeriksa apakah standard spesifikasi udah
di capai.
2. Quality control
Pengendalian Mutu (Quality Control) adalah teknik dan aktivitas operasi yang digunakan agar mutu tertentu yang
dikehendaki dapat dicapai. Aktivitasnya mencakup monitoring, mengeliminir problem yang diketahui, mengurangi
penyimpangan/perubahan yang tidak perlu serta usaha-usaha untuk mencapai efektivitas ekonomi.

Mutu (kualitas) dalam kerangka ISO-9000 didefinisikan sebagai “ciri dan karakter menyeluruh dari suatu produk atau
jasa yang mempengaruhi kemampuan produk tersebut untuk memuaskan kebutuhan tertentu”. Hal ini berarti bahwa kita
harus dapat mengidentifikasikan ciri dan karakter produk yang berhubungan dengan mutu dan kemudian membuat suatu
dasar tolok ukur dan cara pengendaliannya.
PEKERJAAN UTAMA

PEKERJAAN FISIK
1. PEKERJAAN PERSIAPAN dan Lain - Lain
Pekerjaan persiapan awal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek. Sebelumnya segala izin yang dibutuhkan
sudah diurus, dan kontraktor telah memiliki Shop Drawing. Pekerjaan pendahuluan yang dilakukan dalam proyek
ini meliputi :
1.1 Pemasangan Papan Nama Proyek
Uraian Kerja : Pekerjaan ini meliputi pemasangan papan pemberitahuan mengenai informasi umum
mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan

1.2 Pek. Pembongkaran & Pembersihan Lokasi


Uraian Kerja : Pekerjaan ini meliputi pembongkaran beton, dinding tembok, serta mobilisasi alat dan
pemindahan hasil bongkaran.
Jam Kerja : 8 Jam
Tenaga, Bahan Dan Alat Kerja
Tenaga : 1 Orang Pelaksana Lapangan
1 Orang Petugas K3
1 Orang Pengawas Konsultan
Pekerja
Tukang Batu
Bahan :-
Alat Kerja : Alat Petukangan
Kereta Dorang (Arco)
Dump Truck
Alat Bantu (Berupa Sekop Dan Martil)
Target waktu pelaksanaan : Sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang kami tawarkan
Urutan Kerja :
1. Pelaksana lapangan melapor kepada pengguna jasa, konsultan pengawas serta aparat keamanan bahwa
pembongkaran akan dilaksanakan.
Dimana isi dan instalasi listrik dalam bangunan diputus atau dipindahkan sebelum melakukan
pembongkaran.
2. Menkoordinasikan/memberikan penjelasan kepada pekerja bagian – bagian bangunan yang akan
dibongkar dan dibersihkan.
3. Pada saat pembongkaran berlangsung Dump Truck stay dilokasi, agar pada saat pembongkaran
berlangsung, hasil bongkaran langsung diisi kedalam dump truck.
4. Dump truck membuang hasil bongkaran kelokasi yang telah ditunjuk oleh pelaksana lapangan
5. Pembongkaran dilakukan hingga benar-benar bersih dari hal yang mengganggu pekerjaan yang akan
dilaksanakan nantinya.
Keselamatan Kerja :
1. Pakailah sarung tangan bangunan agar tangan tidak terluka.
2. Pakailah helm bangunan untuk melindungi kepala.
3. Gunakan sepatu boot untuk melindungi kaki agar tidak terkena batu.
4. Jagalah alat-alat dan perlengkapan lainnya teratur dengan rapi.
5. Hati-hatilah dalam bekerja dan konsentrasikan perhatian pada pekerjaa
6. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya dan hindari bekerja sambil bermain

1.3 Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bowplank


Jam Kerja : 8 Jam
Tenaga, Bahan Dan Alat Kerja
Tenaga : Pekerja
Tukang kayu
Kepala tukang
Mandor
Bahan :
Kayu balok 5/7 (kls III/terentang)
Paku 2" - 3"
Kayu papan 3/20 (kls III/terentang)
Alat Kerja : 1 Set Alat Pertukangan Kayu
Metode Pelaksanaan :
1. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan.
2. Siapkan kayu untuk pembatas.
3. Ukur bagian yang akan dikerjakan.
4. Tancapkan kayu pertama dengan menggunakan palu.
5. Pasang kayu penahan kayu utama dengan menggunakan paku.
6. Ukur ketinggian batas bouwplank menggunakan meteran.
7. Pasang kayu pada bagian pojok-pojok bidang yang akan dikerjakaan dengan menggunakn unting-
unting supaya tegak.
8. Pasang tali pada batas bouwplank tadi sampai kayu berikutnya.
9. Sambungkan tali-tali tadi sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
10. Periksa kembali ketinggian tali-tali tadi agar pas dengan batas.
Keselamatan Kerja :
1. Pakailah sarung tangan bangunan agar tangan tidak terluka.
2. Pakailah helm bangunan untuk melindungi kepala.
3. Gunakan sepatu boot untuk melindungi kaki agar tidak terkena batu.
4. Jagalah alat-alat dan perlengkapan lainnya teratur dengan rapi.
5. Hati-hatilah dalam bekerja dan konsentrasikan perhatian pada pekerjaa
6. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya dan hindari bekerja sambil bermain
Waktu Pelaksanaan : sesuai dengan jawal pelaksanaan yang kami tawarkan
2. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN
2.1 Pek. Galian Tanah Pondasi Batu Kali
Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan galian ini meliputi galian tanah untuk pondasi, saluran dan pekerjaan galian lainnya yang nyata-
nyata tertera dalam gambar dan syarat-syarat teknik ini.
Analisa Pekerjaan :
Jam Efektif Kerja : 8 Jam
Tenaga : Pelaksana Lapangan
Pekerja
Mandor
Bahan : -
Alat : Alat Pertukangan (linggis, sekop, dan pacul)
Kereta Dorong
Urutan kerja :
Pekerjaan galian tanah di proyek ini akan dikerjakan sampai dengan elevasi - 2 m (elevasi terdalam) atau ±
dari muka tanah existing dan elevasi rata-rata galian tanah sampai elevasi - 1 m dari muka tanah existing,
sehingga perlu diperhatikan stabilitas dari lereng galian.
a) Schedule galian
Dengan rencana schedule galian selama jadwal yang direncanakan dan total volume galian seperti yang
tertera di boq pekerjaan, penggalian dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia.
Untuk mendukung kelancaran pekerjaan galian, dibuat jalan selebar 5 meter pada arah melintang/diagonal
lokasi proyek sebagai akses dump truk pengangkut tanah dengan tiap sisinya untuk membantu estafet
tanah dari dasar galian.
b) Arah Galian
Untuk area open cut pekerjaan galian dilakukan secara menerus dan bertahap setiap kedalaman 1,5 meter.
Untuk arah galian disini adalah dari tengah lokasi melintang/diagonal ke arah sisi belakang sambil diikuti
oleh pekerjaan open cut dan ke arah depan sambil diikuti oleh sebagian pekerjaan galian open cut. Galian
tanah harus dilaksanakan terus-menerus layer per layer (gambar terlampir).
c) Pekerjaan Galian Tanah
- Apabila dalam penggalian menemukan pipa-pipa air, gas, pembuangan, kabel-kabel listrik, telephone
dan lain-lain harus dikoordinasikan dengan instansi terkait,
- Penggalian dilakukan secara bertahap setiap kedalaman 1 meter sampai mencapai kedalaman yang
dibutuhkan, Galian harus bebas dari genangan air akibat hujan, parit atau mata air.
Waktu Pelaksanaan : Sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang kami tawarkan

2.2 Pek. Urugan


Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan urugan ini meliputi urugan tanah untuk pondasi dan pekerjaan urugan lainnya yang nyata-nyata
tertera dalam gambar dan syarat-syarat teknik ini. Pekerjaan ini Meliputi :
- Pek. Urugan Kembali Sisi Pondasi
- Pek. Urugan Pasir Bawah Pondasi
Analisa Pekerjaan :
Jam Efektif Kerja : 8 Jam
Tenaga : Pelaksana Lapangan
Pekerja
Mandor
Bahan : Tanah Bekas Galian, Tanah Urug dan Pasir Urug
Alat : Dump Truck, Sekop, Pacul dan Arco
Urutan kerja :
- Pek. Urugan Kembali Sisi Pondasi
Volume Kerja : Sesuai dengan boq pekerjaan
Urutan Kerja :
• Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan pondasi telapak selesai dilaksanakan.
• Tanah bekas galian diisi kedalam lubang sisa hasil pemasangan pondasi, secara perlahan – lahan
hingga penuh. Dan tak luput dipadatkan secara manual.

- Pek. Urugan Pasir


Volume Kerja : Sesuai dengan boq pekerjaan
Urutan Kerja :
➢ Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk mendapatkan kelembaban yang optimum
untuk pemadatan.
➢ Padatkan pasir urug tersebut dengan memakai alat.
➢ Jika diperlukan ulangi langkah satu dan dua sehingga didapatkan tebal pasir urug seperti yang
direncanakan.

K3 Pekerjaan Galian Dan Urugan


Tanah atau lahan merupakan pondasi alami dari konstruksi yang berdiri di atasnya.Pengetahuan mengenai
sifat-sifat fisik tanah sangat berguna dalam menentukan metode pencegahan terhadap bahaya yang mungkin
terjadi. Pada dasarnya pekerjaan tanah terdiri dari pekerjaan galian, pekerjaan timbunan dan pemadatan serta
pekerjaan bawah tanah.
Potensi Sumber Bahaya
a. Pekerja tertimbun longsoran
Kondisi tanah : geologis, topografis, jenis tanah,lereng galian
Pengaruh air : air tanah, air permukaan, sumber air, piping, dll
Alat berat/kendaraan yang digunakan : beban, getaran
b. Pekerja tenggelam/ terkena banjir
c. Pekerja terkena sengatan aliran listrik
d. Pekerja menghirup gas beracun
e. Pekerja menghirup debu/kotoran
f. Pekerja tertimpa alat kerja/material
g. Pekerja terjatuh ke dalam galian
Persyaratan umum pekerjaan galian tanah
1. Untuk tempat kerja di bawah tanah, setiap pergantian shift kerja lakukan pemeriksaan. Lakukan
pemeriksaan seminggu sekali untuk :
Mesin-mesin
Peralatan
Penyangga
Jalan keluar dll
2. Daerah kerja di bawah tanah yang berbahaya harus dipagari
3. Buat sistem komunikasi (sambungan telepon)
4. Gunakan APD (pakaian water proof, sepatu boot)
5. Semua yang masuk terowongan harus dicatat dan diidentifikasi
6. Buat ventilasi udara
7. Alat kerja
—Alat ringan seperti : cangkul, blencong, sekop,ganco,dll
8. Tingkat potensi bahaya yang berbeda-beda. Untuk hal ini dibutuhkan tenaga operator yang terdidik dan
terlatih dalam bidang K3
9. Pengamanan dalam pekerjaan galian
Dinding penahan, perancah dan tenaga kerja
Pagar pengaman
Sirkulasi udara yang cukup
Penerangan yang cukup
Sarana komunikasi

3. PEKERJAAN PONDASI, PASANGAN DAN PLESTERAN


3.1 Pek. Pasangan Batu Kosong
Pekerjaan Pasangan Batu Kosong bukan untuk pengisi bronjong memiliki fungsi yang sama dengan fungsi lantai
kerja. Pasangan batu kosong bukan untuk pengisi bronjong dilakukan setelah pekerjaan urugan pasir selesai
dikerjakan sesuai gambar kerja, baik elevasi, ketebalan dan sebagainya.
Metodologi pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kosong bukan untuk pengisi pondasi diuraikan sebagai
berikut :
1. Jenis Pekerjaan : Pekerjaan Pasangan Batu Kosong (aanstamping)
2. Volume Pekerjaan : Sesuai boq pekerjaan
3. Waktu Pengerjaan : Sesuai dengan Volume dibagi Kapasitas Kerja dibagi satuan waktu
4. Waktu Pelaksanaan : Sesuai dengan yang tertera dalam jadwal pelaksanaan yang kami tawarkan
5. Lingkup Pekerjaan : Pasangan Batu belah dihampar dan disusun secara rapih dan merata.
6. Tenaga Kerja : Pekerja
Tukang Batu
Kepala Tukang
Mandor
7. Bahan : Batu Belah/Batu Kali
Pasir urug
8. Peralatan : Alat Bantu Kerja Tukang Batu (Cangkul, pengki, martil)
9. Spesifikasi Teknis / Standar Teknis :
a. Ukuran Sesuai Gambar Kerja
b. Dilakukan secara manual
c. Dilakukan Siang hari, tidak hujan
d. Bahan
10. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan/Urutan Pengerjaan
a. Persiapan
i. Gambar Kerja (shop Drawing) Telah disetujui direksi
ii. Galian untuk pasangan batu kosong sudah siap sesuai dengan gambar dan bebas dari sampah dan
tidak tergenang air.
iii. Bahan yang digunakan sudah disetujui direksi/konsultan pengawas baik kualitas maupun ukuran.
iv. Pasang Rambu-rambu keselamatan dan pita pengaman/batas area kerja
v. Alat kerja layak digunakan dan kondisi pekerja layak untuk melakukan pekerjaan
vi. Gunakan APD
b. Pengerjaan
i. Tempatkan batu yang akan dipasang disamping galian pasangan batu kosong. Pastikan material
tidak menyebabkan longsor ke dalam galian.
ii. Pasang benang untuk mengatur ketinggian dan kelandaian pasangan batu agar diperoleh hasil
yang sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam gambar kerja.
iii. Hamparkan pasir urug secara merata dan padat pada galian setebal 5 cm atau sesuai gambar atau
instruksi direksi/konsultan pengawas.
iv. Pasang Batu mulai dari dari salah satu sisi menuju ke sisi yang lain secara melintang kemudian
memanjang atau sesuai tingkat kemudahan pelaksanaan pekerjaan. Pasangan batu dimulai dari
sisi yang lebih rendah kearah yang lebih tinggi agar tidak terjadi longsor atau pasangan batu
menjadi roboh.
v. Pastikan pasangan batu saling mengunci satu sama lain, jika diperlukan, tambahkan batu dengan
ukuran yang lebih kecil agar diperoleh perkuatan tambahan.
c. Pemeriksaan/pengakhiran
i. Ukuran dimensi dan volume Pasangan batu kosong harus sesuai dengan gambar kerja.
ii. Buat Catatan dan dokumentasi sebagai bahan pelaporan
11. Aspek K3
a. Rambu-rambu keselamatan
b. Instruksi Kerja pasangan batu agar terhindar dari kecelakaan kerja seperti :
Terhimpit atau tertimpa batu, terluka akibat tergores batu, terluka akibat terkena alat bantu kerja,
terjatuh akibat tersandung batu.
c. APD : Sarung Tangan, sepatu boot (Rubber Shoes), Helm, Rompi
d. Tersedia Perlengkapak P3K dilokasi pekerjaan

3.2 Pek. Pondasi Batu Kali add. 1 Pc : 4 Psr


Metodologi pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali diuraikan sebagai berikut :
1. Jenis Pekerjaan : Pekerjaan Pasangan Batu Kali
2. Volume Pekerjaan : Sesuai dengan boq pekerjaan
3. Waktu Pengerjaan : Sesuai dengan Volume dibagi Kapasitas Kerja dibagi satuan waktu
4. Waktu Pelaksanaan : Sesuai dengan yang tertera dalam jadwal pelaksanaan yang kami tawarkan
5. Lingkup Pekerjaan : Pasangan Batu belah/kali disusun secara rapih dan merata.
6. Tenaga Kerja : Pelaksana Lapangan
Pekerja
Tukang Batu
Kepala Tukang
Mandor
7. Bahan : Batu Belah/Batu Kali
Pasir Pasang
Semen
8. Peralatan : 2 Set Alat pertukangan batu
9. Spesifikasi Teknis / Standar Teknis :
a. Ukuran Sesuai Gambar Kerja
b. Dilakukan secara manual
c. Dilakukan Siang hari, tidak hujan
d. Bahan
10. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan/Urutan Pengerjaan
a. Persiapan
i. Gambar Kerja (shop Drawing) Telah disetujui direksi
ii. Galian untuk pasangan batu kali sudah siap sesuai dengan gambar dan bebas dari sampah dan
tidak tergenang air.
iii. Bahan yang digunakan sudah disetujui direksi/konsultan pengawas baik kualitas maupun ukuran.
iv. Pasang Rambu-rambu keselamatan dan pita pengaman/batas area kerja
v. Alat kerja layak digunakan dan kondisi pekerja layak untuk melakukan pekerjaan
vi. Gunakan APD
b. Pengerjaan
1. Pekerjaan ini dilakukan setelah pas. Batu kosong selesai dikerjakan.
2. Pasir dan semen di campur dengan menggunakan perbandingan 1:4 kemudian campur dengan air
secukupnya sebagai pengikat dengan menggunakan alat pengaduk molen.
3. Susun batu kali tersebut diatas anstamping setinggi 90 cm.
4. Setelah semuanya tercampur dengan baik tuangkan campuran tersebut ke dalam batu kali yang
tersusun tadi sambil di padatkan dengan menggunakan tongkat besi agar campuran tersebut
memadati lobang-lobang yang berada di podasi batu kali tersebut.
5. Setelah itu tunggu pasangan batu kali tersebut hingga mengeras dan siap untuk di beri beban di
atasnya.
c. Pemeriksaan/pengakhiran
i. Ukuran dimensi dan volume Pasangan batu kali harus sesuai dengan gambar kerja.
ii. Buat Catatan dan dokumentasi sebagai bahan pelaporan
11. Aspek K3
a. Rambu-rambu keselamatan
b. Instruksi Kerja pasangan batu agar terhindar dari kecelakaan kerja seperti :
Terhimpit atau tertimpa batu, terluka akibat tergores batu, terluka akibat terkena alat bantu kerja,
terjatuh akibat tersandung batu.
c. APD : Sarung Tangan, sepatu boot (Rubber Shoes), Helm, Rompi
d. Tersedia Perlengkapak P3K dilokasi pekerjaan

3.3 Pek. Pasangan Dinding Bata Merah ½ Bata


Metodologi pelaksanaan pekerjaan pasangan batu bata diuraikan sebagai berikut :
1. Jenis Pekerjaan : pas. Dinding Bata ½ bata Camp. 1 : 4
2. Waktu Pengerjaan : Sesuai dengan Volume dibagi Kapasitas Kerja dibagi satuan waktu
3. Waktu Pelaksanaan : Sesuai dengan yang tertera dalam jadwal pelaksanaan yang kami tawarkan
4. Tenaga Kerja : Pelaksana Lapangan
Pekerja
Tukang Batu
Kepala Tukang
Mandor
6. Bahan : Batu Bata
Pasir Pasang
Semen
8. Peralatan : 3 Set Alat pertukangan batu dan scafolding
9. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan/Urutan Pengerjaan
a. Persiapan
i. Gambar Kerja (shop Drawing) Telah disetujui direksi
ii. Bahan yang digunakan sudah disetujui direksi/konsultan pengawas baik kualitas maupun ukuran.
iii. Pasang Rambu-rambu keselamatan dan pita pengaman/batas area kerja
iv. Alat kerja layak digunakan dan kondisi pekerja layak untuk melakukan pekerjaan
v. Gunakan APD
b. Pengerjaan
➢ Pasangan bata biasa dengan menggunakan adukan 1PC : 4Psr.
➢ Sebelum bata dipasang terlebih dahulu direndam dalam air jenuh, agar air semen adukan tidak
terserap dalam bata yang mana akan mengakibatkan adukan mudah rontok dan dan pasangan
batu bata cukup kuat.
➢ Buat adukan untuk pasangan dinding bata.
➢ Pasang profil dan benang serta unting-unting untuk acuan pasangan dinding bata.
➢ Pasang dan susun bata pada area yang telah diberi tanda marking dengan menggunakan perekat
adukan.
➢ Pemasangan bata diikuti dengan pengecoran kolom praktis.
➢ Cek dan periksa kesikuan/kerataan pasangan bata pada setiap ketinggian 1 m.
➢ Pekerjaan pasangan bata dihentikan pada ketinggian 1 m, setelah kolom praktis dicor dan
pasangan bata /kuat baru pekerjaan pemasangan bata dapat dilanjutkan kembali.
c. Pemeriksaan/pengakhiran
i. Ukuran dimensi dan volume Pasangan batu bata harus sesuai dengan gambar kerja.
ii. Buat Catatan dan dokumentasi sebagai bahan pelaporan
10. Aspek K3
a. Rambu-rambu keselamatan
b. Instruksi Kerja pasangan batu agar terhindar dari kecelakaan kerja seperti :
Terhimpit atau tertimpa batu, terluka akibat tergores batu, terluka akibat terkena alat bantu kerja,
terjatuh akibat tersandung batu serta terjatuh dari scafolding.
c. APD : Sarung Tangan, sepatu boot (Rubber Shoes), Helm, Rompi
d. Tersedia Perlengkapak P3K dilokasi pekerjaan

3.4 Pek. Plesteran dan acian


Metodologi pelaksanaan pekerjaan pasangan Plesteran diuraikan sebagai berikut :
1. Jenis Pekerjaan : Pek. Plester dinding 1 : 4
Pek. Plester Pondasi 1 : 4
Pek. Plester Beton 1 : 4
2. Volume Pekerjaan : Sesuai dengan yang tertera pada boq pekerjaan
3. Waktu Pengerjaan : Sesuai dengan Volume dibagi Kapasitas Kerja dibagi satuan waktu
4. Waktu Pelaksanaan : Sesuai dengan tyang tertera dalam jadwal pelaksanaan
5. Tenaga Kerja : Pelaksana lapangan
Pekerja
Tukang batu
Kepala Tukang
Mandor
6. Bahan : Pasir Pasang
Semen
8. Peralatan : 3 Set Alat pertukangan batu dan scafolding
9. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan/Urutan Pengerjaan
a. Persiapan
i. Gambar Kerja (shop Drawing) Telah disetujui direksi
ii. Bahan yang digunakan sudah disetujui direksi/konsultan pengawas baik kualitas maupun ukuran.
iii. Pasang Rambu-rambu keselamatan dan pita pengaman/batas area kerja
iv. Alat kerja layak digunakan dan kondisi pekerja layak untuk melakukan pekerjaan
v. Gunakan APD
b. Pengerjaan
➢ Plesteran biasa menggunakan adukan 1 PC : 4 Psr
➢ Pekerjaan plesteran dinding harus tepat pada sudut sikunya serta tegak lurus terhadap lantai
yang ada di sekitarnya, permukaan rata tidak bergelombang.
➢ Tentuikan dahulu titik/jalur pemasangan pekerjaan mekanikal dan elektrikal.
➢ Sebelum diplester, lakukan penyiraman/curring terlebih dahulu pada permukaan dinding bata
untuk menghindarkan keretakan.
➢ Buat adukan untuk plesteran dinding bata.
➢ Buat kepalaan plesteran dengan jarak sekitar 1 m dan lebar 5 cm, dengan alat bantu unting-
unting untuk loting, waterpass dan jidar alumunium.
➢ Lekatkan adukan plesteran pada permukaan dinding sekityarnya, kemudian ratakan dengan
raskam dan jidar.
➢ Perataan plesteran dengan acuan kepalaan yang telah dibuat.
➢ Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah kering (cukup umur).
➢ Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air. Untuk memperoleh hasil acian
yang halus, setelah plesteran diberi lapisan acian semen, permukaan acian sebelum mengering
digosok dengan menggunakan kertas gosok.
c. Pemeriksaan/pengakhiran
i. Ukuran dimensi dan volume plesteran harus sesuai dengan gambar kerja.
ii. Buat Catatan dan dokumentasi sebagai bahan pelaporan
10. Aspek K3
a. Rambu-rambu keselamatan
b. Instruksi Kerja pasangan batu agar terhindar dari kecelakaan kerja seperti :
Terhimpit atau tertimpa batu, terluka akibat tergores batu, terluka akibat terkena alat bantu kerja,
terjatuh akibat tersandung batu serta terjatuh dari scafolding.
c. APD : Sarung Tangan, sepatu boot (Rubber Shoes), Helm, Rompi
d. Tersedia Perlengkapak P3K dilokasi pekerjaan

4. PEKERJAAN KERAMIK
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat bantu lainya untuk
pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.
Pekerjaan pemasangan keramik/ubin granit dilakukan pada seluruh finishing lantai dan dinding sesuai yang
disebutkan / ditunjukan dalam detail gambar.

4.1 Pek. Pasangan Keramik Lantai


Metodologi pelaksanaan pekerjaan diuraikan sebagai berikut :
1. Jenis Pekerjaan : Pek. Pasang Keramik Homogenius 60 x 60 cm
2. Waktu Pengerjaan : Sesuai dengan Volume dibagi Kapasitas Kerja dibagi satuan waktu
3. Waktu Pelaksanaan : Sesuai dengan yang tertera dalam jadwal pelaksanaan yang kami tawarkan
4. Tenaga Kerja : Pelaksana lapangan
Pekerja
Tukang
Kepala Tukang
Mandor
5. Bahan : Keramik 60X60
Pasir Pasang
Semen
Semen Warna (Nat)
6. Peralatan : 3 Set Alat pertukangan batu dan alat pemotong tegel
7. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan/Urutan Pengerjaan
a. Persiapan
➢ Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan lantai keramik.
➢ Approval material yang akan digunakan.
➢ Persiapan lahan kerja.
➢ Persiapan material kerja : keramik Granit 60X60 dan tegel 40X40 cm dan tegel 20 x 20 cm
➢ Persiapan alat bantu kerja, antara lain : gerinda, palu karet, meteran, waterpass, benang, selang
dan air.
b. Pengerjaan
➢ Lantai dasarnya/permukaan dibersihkan dari kotoran/debu dan disiram terlebih dahulu sebelum
ditebar adukan pasangan keramik.
➢ Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum dipasang.
➢ Buat adukan untuk pasang keramik.
➢ Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan keramik yang rata dan garis
siar/nat yang lurus.
➢ Buat kepalaan adukan dengan jarak 1 - 1.5 m agar adukan yang ditebar permukaannya yang
rata/flat.
➢ Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
➢ Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada adukan yang sudah ditebar
dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan pemasangan keramik lantai lainnya dengan acuan
kepalaan pasangan keramik yang telah dibuat.
➢ Pada saat pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet untuk mendapatkan
permukaan lantai keramik yang rata.
➢ Cek kerataan permukaan pasangan lantai keramik dengan waterpass.
➢ Setelah pemasangan lantain keramik selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan udara
yang ada dalam adukan pasangan lantai keramik. Setelah itu baru dilanjutkan dengan pekerjaan
perapihan/finish garis siar/nat.
➢ Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan lantai keramik dari kotoran.
c. Pemeriksaan/pengakhiran
➢ Ukuran dimensi pas. Tegel lantai dan volume pasangan sesuai dengan gambar kerja.
➢ Buat Catatan dan dokumentasi sebagai bahan pelaporan
10. Aspek K3
➢ Pakai pakaian dan atribut agar aman dalam melakukan pekerjaan.
➢ Gunakan helm proyek (safety helm).
➢ Hindari Bergurau dalam bekerja.
➢ Hindari pemakaian alat yang tidak sesuai dengan kegunaannya.
➢ Tersedia Perlengkapak P3K dilokasi pekerjaan
5. PEKERJAAN BETON
Lingkup pekerjaan :
Bagian pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan dari semua macam beton biasa, beton bertulang
dengan penulangannya termasuk bekesting, finising dan pekerjaan-pekerjaan lain yang nyata-nyata termasuk
dalam pekerjaan ini.
Pekerjaan Beton Bertulang Meliputi :
- Pekerjaan beton mutu f’c 19,3 MPa
- Pekerjaan beton mutu f’c 14,5 MPa

Metodologi pelaksanaan pekerjaan beton diuraikan sebagai berikut :


1. Jenis Pekerjaan : Pembesian, Bekisting dan pengecoran beton
2. Volume Pekerjaan : Sesuai boq pekerjaan
3. Waktu Pengerjaan : Sesuai dengan Volume dibagi Kapasitas Kerja dibagi satuan waktu
4. Waktu Pelaksanaan : Sesuai dengan yang tertera pada jadwal pelaksanaan yang kami tawarkan
5. Tenaga Kerja : Pelaksana lapangan
Pekerja
Tukang
Kepala Tukang
Mandor
6. Bahan : Besi Beton, Bendrat, Paku, semen, Pasir Beton, Kerikil, air, Papan Kelas II,
Balok Kelas II, Dolken, Tripleks 9 mm dan minyak bekisting
8. Peralatan : 4 Set alat pertukangan besi
4 Set Alat Pertukangan Batu
4 Set Alat Pertukangan Kayu
Molen
9. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan/Urutan Pengerjaan
1. Pekerjaan Sloof
Tahapan Pekerjaan :
➢ Untuk melaksanakan proses Pekerjaan Sloof beton dapat dilakukan secara estafet dengan proses
pelaksanaan pekerjaan Pondasi.
➢ Pada saat pekerjaan galian tanah pondasi dimulai, dapat pula mulai dilakukan pemotongan besi
beton dan Cetakan Beton Sloof (Bekisting) dari papan kayu yang murah ukuran 2/20 atau
multipleks sesuai dengan ukuran/dimensi dari Sloof dan Kolom beton yang direncanakan.
➢ Setelah sebagaian besar pekerjaan pemotongan besi beton dilakukan, bisa dimulai dilaksanakan
pekerjaan merangkai besi beton menjadi rangka tulangan untuk Sloof
➢ Beton kemudian rangka tulangan untuk kolom beton.
➢ Setelah Pekerjaan Pondasi mencapai 50%, pekerjaan proses pemasangan Sloof beton dan kolom
beton bisa dimulai.
➢ Letakkan rangkaian beton bertulang sloof yang telah dibuat diatas permukaan pondasi.
➢ Kemudian pasang Cetakan Beton Sloof (Begisting) diatas rangkaian besi bertulang sloof.
➢ Setelah sebagian besar rangkaian besi beton dan begisting sloof terpasang, bisa mulai dilakukan
pemasangan rangkaian besi beton dan begisting untuk kolom.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
➢ Diperiksa kembali apakah Stek besi beton diameter 10 mm sudah terkait dengan kuat pada
pondasi batu kali.
➢ Tariklah benang mulai dari ujung pondasi kesisi ujung yang satunya, gunanya untuk menentukan
ketepatan pasangan Sloof beton diatas pondasi.
➢ Periksa ukuran/dimensi rangkaian besi beton bertulang sloof dan kolom yang sedang dibuat
maupun yang akan dipasang, sudah sesuai dengan dimensi pada gambar kerja lapangan.
➢ Pada saat pemasangan Rangkaian besi beton untuk kolom perhatikan betul posisi rangkaian besi
beton sudah terpasang tegak lurus atau siku.
➢ Perhatikan pada saat pengecoran adukan campuran beton kedalam cetakan Sloof beton
(begisting), cetakan benar-benar terisi adukan beton dengan padat (tidak ada rongga).
➢ kalau ada rongga di beton, akan mengurangi kekuatan Sloof.
➢ Pada saat pengecoran adukan beton, didalam cetakan tidak boleh terdapat kotor apapun, dan
tidak boleh ada tumpahan minyak.
➢ Cetakan (begisting) sloof jangan dibuka dulu sebelum adukan beton benar-benar kering.

2. Pekerjaan Kolom Praktis


Persiapan
➢ Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan kolom praktis dan balok latei.
➢ Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
➢ Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, pasir, split, kaso, multiplek, besi beton, kawat
beton, paku, air, dll.
➢ Persiapan alat bantu kerja, antara lain : waterpass, meteran, bor listrik, gunting besi,
pembengkok besi, gergaji, unting-unting, benang, selang air, dll.
Pemasangan Balok Latei & Kolom Praktis
Pengukuran
Surveyor melakukan pengukuran dengan theodolith dan memberi tanda (marking) untuk posisi titik
perletakan kolom beton praktis dan balok latei.
Fabrikasi besi tulangan
➢ Fabrikasi besi beton untuk tulangan dengan mutu, ukuran dan panjang dibuat sesuai gambar
kerja yang telah disetujui.
➢ Fabrikasi besi beton untuk tulangan kolom praktis dan balok latei.
➢ Besi beton yang telah difabrikasi diberi tanda sesuai dengan penempatannya, supaya tidak
membingungkan pada saat akan dipasang.
➢ Posisi besi beton untuk tulangan pada kolom praktis dan balok latei yang belum ada besi stek
existing, terlebih dahulu dibuatkan besi stek dengan menggunakan alat bantu bor listrik.
Fabrikasi bekesting
➢ Fabrikasi bekesting untuk kolom beton praktis praktis menggunakan bahan dari multiplek dan
perkuatan dengan menggunakan kaso.
➢ Potong multiplek untuk bekesting kolom praktis dan balok lintel.
➢ Pasang bekesting pada lokasi besi beton tulangan kolom praktis dan balok lintel dengan dimensi
dibuat sesuai ukuran gambar kerja.
Pasang perkuatan/support pada bekesting.
➢ Bekesting dipasang harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil pengecoran beton dapat
menghasilkan bidang yang flat/maksimal. Gunakan waterpass/unting-unting untuk pengecekan.
➢ Beton decking dipasang secara merata dan sesuai dengan kebutuhan.
Pengecoran beton
Sebelum pengecoran terlebih dahulu harus diperiksa kekuatan acuan yang sudah dipasang /
difabrikasi, semua ukuran sudah sesuai rencana.
Pengecoran beton dilakukan menggunakan beton readymix K-175.
Setelah area siap, lakukan pengecoran beton. Tuang adukan beton ke area pengecoran, adukan
beton diratakan dan dipadatkan sehingga beton tidak ada sarang tawon/keropos.

3. Pekerjaan Konstruksi Kolom Utama


Prosedur pelaksanaan pekerjaan kolom dalam proyek ini secara keseluruhan sama, meskipun dimensi
dan jumlah tulangan pada masing-masing tipe kolom berbeda-beda.Langkah teknis pada pekerjaan
kolom adalah sebagai berikut:
1) Penentuan As kolom
Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran dan pematokan. Hal ini disesuaikan
dengan gambar yang telah direncanakan. Cara menentukan as kolom membutuhkan alat-alat
seperti: theodolit, meteran, tinta, sipatan dll.
Proses pelaksanaan:
(a) Penentuan as kolom dengan Theodolit dan waterpass berdasarkan shop drawing dengan
menggunakan acuan yang telah ditentukan bersama dari titik BM (Bench Mark) Jakarta.
(b) Buat as kolom dari garis pinjaman
(c) Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda berupa garis dari sipatan).
2) Pembesian kolom
Proses pekerjaan pembesian dalam proyek ini adalah sebagai berikut:
(a) Pembesian atau perakitan tulangan kolom adalah precast atau dikerjakan di tempat lain
yang lebih aman
(b) Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan gambar kerja.
(c) Selanjutnya adalah pemasangan tulangan utama. Sebelum pemasangan sengkang, terlebih
dahulu dibuat tanda pada tulangan utama dengan kapur.
(d) Selanjutnya adalah pemasangan sengkang, setiap pertemuan antara tulangan utama dan
sengkang diikat oleh kawat dengan sistem silang.
(e) Setelah tulangan selesai dirakit, untuk besi tulangan diangkut dengan menggunakan
secara manual ke lokasi yang akan dipasang.
(f) Setelah besi terpasang pada posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton deking sesuai
ketentuan. Beton deking ini berfungsi sebagai selimut beton.
3) Pemasangan Bekisting Kolom
Pemasangan bekisting kolom dilaksanakan apabila pelaksanaan pembesian tulangan telah
selesai dilaksanakan.
Berikut ini adalah uraian singkat mengenai proses pembuatan bekisting kolom.
(a) Bersihkan area kolom dan marking posisi bekisting kolom.
(b) Membuat garis pinjaman dengan menggunakan sipatan dari as kolom sebelumnya sampai
dengan kolom berikutnya dengan berjarak 100 cm dari masing-masing as kolom.
(c) Setelah mendapat garis pinjaman, lalu buat tanda kolom pada lantai sesuai dengan
dimensi kolom yang akan dibuat, tanda ini berfungsi sebagai acuan dalam penempatan
bekisting kolom.
(d) Marking sepatu kolom sebagai tempat bekisting
(e) Pasang sepatu kolom pada tulangan utama atau tulangan sengkang.
(f) Pasang sepatu kolom dengan marking yang ada.
(g) Atur kelurusan bekisting kolom dengan memutar push pull.
(h) Setelah tahapan diatas telah dikerjakan, maka kolom tersebut siap dicor.
4) Pengecoran kolom
Langkah kerja pekerjaan pengecoran kolom adalah sebagai berikut:
a) Persiapan pengecoran
Sebelum dilaksanakan pengecoran, kolom yang akan dicor harus benar-benar bersih dari
kotoran agar tidak membahayakan konstruksi dan menghindari kerusakan beton.
b) Pelaksanaan pengecoran
Pengecoran dilakukan dengan menggunakan bucket cor yang dihubungkan dengan pipa
tremi dengan kapasitas bucket sampai 0,9m3. Bucket tersebut diangkut dengan
menggunakan Tower crane untuk memudahkan pengerjaan.
Penuangan beton dilakukan secara bertahap, hal ini dilakukan untuk menghindari
terjadinya segregasi yaitu pemisahan agregat yang dapat mengurangi mutu beton. Selama
proses pengecoran berlangsung, pemadatan beotn menggunakan vibrator. Hal tersebut
dilakukan untuk menghilangkan rongga-rongga udara serta untuk mencapai pemadatan
yang maksimal.
5) Pembongkaran bekisting kolom
Setelah pengecoran selesai, maka dapat dilakukan pembongkaran bekisting. Proses
pembongkarannya adalah sebagai berikut:
(a) Setelah beton berumur 8 jam, maka bekisting kolom sudah dapat dibongkar.
(b) Pertama-tama, plywood dipukul-pukul dengan menggunakan palu agar lekatan beton pada
plywood dapat terlepas.
(c) Kendorkan push pull (penyangga bekisting), lalu lepas push pull.
(d) Kendorkan baut-baut yang ada pada bekisting kolom, sehingga rangkaian/panel bekisting
terlepas.
(e) Panel bekisting yang telah terlepas, atau setelah dibongkar segera diangkat dengan
dengan manual.
6) Perawatan Beton Kolom
Perawatan beton kolom setelah pengecoran adalah dengan sistem kompon, yaitu dengan
disiram 3 kali sehari selama 3 hari.
1) Pemeliharaan Balok dan Pelat (Curing)
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga
dilakukan perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan
menyiram/membasahi beton 2 kali sehari selama 1 minggu.

4. Pekerjaan konstruksi Pelat Lantai Dan Balok


Pekerjaan balok dilaksanakan setelah pekerjaan kolom telah selesai dikerjakan. Balok yang
digunakan memiliki tipe yang berbeda-beda. Balok terdiri dari 2 macam, yaitu balok utama (balok
induk) dan balok anak.
Semua perkerjaan balok dan pelat dilakukan langsung di lokasi yang direncanakan, mulai dari
pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran sampai perawatan.
1) Tahap Persiapan
a. Pekerjaan Pengukuran
Pengukuran ini bertujuan untuk mengatur/ memastikan kerataan ketinggian balok dan pelat.
Pada pekerjaan ini digunakan pesawat ukur theodolithe.
b. Pembuatan Bekisting
Pekerjaan bekisting balok dan pelat merupakan satu kesatuan pekerjaan, kerena dilaksanakan
secara bersamaan. Pembuatan panel bekisting balok harus sesuai dengan gambar kerja.
Dalam pemotongan plywood harus cermat dan teliti sehingga hasil akhirnya sesuai dengan
luasan pelat atau balok yang akan dibuat. Pekerjaan balok dilakukan langsung di lokasi
dengan mempersiapkan material utama antara lain: kaso 5/7, balok kayu 6/12, papan
plywood.
c. Pabrikasi besi
Untuk balok, pemotongan dan pembengkokan besi dilakukan sesuai kebutuhan dengan bar
cutter dan bar bending. Pembesian balok ada dilakukan dengan sistem pabrikasi di los besi
dan ada yang dirakit diatas bekisting yang sudah jadi. Sedangkan pembesian plat dilakukan
dilakukan di atas bekisting yang sudah jadi.
2) Tahap Pekerjaan Balok dan Pelat
Pengerjaan balok dan pelat dilakukan secara bersamaan pada dasar.
a. Pembekistingan balok
Tahap pembekistingan balok adalah sebagai berikut :
(1) Scaffolding dengan masing – masing jarak 100 cm disusun berjajar sesuai dengan
kebutuhan di lapangan, baik untuk bekisting balok maupun pelat.
(2) Memperhitungkan ketinggian scaffolding balok dengan mengatur base jack atau U-head
jack nya.
(3) Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace dan
diatas girder dipasang balok suri tiap jarak 50 cm (kayu 5/7) dengan arah melintangnya,
kemudian dipasang pasangan plywood sebagai alas balok.
(4) Setelah itu, dipasang dinding bekisting balok dan dikunci dengan siku yang dipasang di
atas suri-suri.
b. Pembekistingan pelat
Tahap pembekistingan pelat adalah sebagai berikut :
(1) Scaffolding disusun berjajar bersamaan dengan scaffolding untuk balok. Karena posisi
pelat lebih tinggi daripada balok maka Scaffolding untuk pelat lebih tinggi daripada balok
dan diperlukan main frame tambahan dengan menggunakan Joint pin. Perhitungkan
ketinggian scaffolding pelat dengan mengatur base jack dan U-head jacknya
(2) Pada U-head dipasang balok kayu ( girder ) 6/12 sejajar dengan arah cross brace dan
diatas girder dipasang suri-suri dengan arah melintangnya.
(3) Kemudian dipasang plywood sebagai alas pelat. Pasang juga dinding untuk tepi pada
pelat dan dijepit menggunakan siku.. Plywood dipasang serapat mungkin, sehingga tidak
terdapat rongga yang dapat menyebabkan kebocoran pada saat pengecoran
(4) Semua bekisting rapat terpasang, sebaiknya diolesi dengan solar sebagai pelumas agar
beton tidak menempel pada bekisting, sehingga dapat mempermudah dalam pekerjaan
pembongkaran dan bekisting masih dalam kondisi layak pakai untuk pekerjaan
berikutnya.
c. Pengecekan
Setelah pemasangan bekisting balok dan pelat dianggap selesai selanjutnya pengecekan
tinggi level pada bekisting balok dan pelat dengan waterpass, jika sudah selesai maka
bekisting untuk balok dan pelat sudah siap.
d. Pembesian balok
Tahap pembesian balok adalah sebagai berikut :
(1) Untuk Pembesian balok pada awalnya dilakukan pabrikasi di los besi kemudian diangkat
menggunakan tower crane ke lokasi yang akan dipasang.
(2) Besi tulangan balok yang sudah diangkat lalu diletakkan diatas bekisting balok dan ujung
besi balok dimasukkan ke kolom.
(3) Pasang beton decking umtuk jarak selimut beton pada alas dan samping balok lalu diikat.
e. Pembesian pelat
Setelah tulangan balok terpasang. Selanjutnya adalah tahap pembesian pelat, antara lain :
(1) Pembesian pelat dilakukan langsung di atas bekisting pelat yang sudah siap. Besi tulangan
diangkat menggunakan tower crane dan dipasang diatas bekisting pelat.
(2) Rakit pembesian dengan tulangan bawah terlebih dahulu. Kemudian pasang tulangan
ukuran tulangan D10-200.
(3) selanjutnya secara menyilang dan diikat menggunakan kawat ikat.
(4) Letakkan beton deking antara tulangan bawah pelat dan bekisting alas pelat. Pasang
juga tulangan kaki ayam antara untuk tulangan atas dan bawah pelat.
f. Pengecekan
Setelah pembesian balok dan pelat dianggap selesai, lalu diadakan checklist/ pemeriksaan
untuk tulangan. Adapun yang diperiksa untuk pembesian balok adalah diameter dan jumlah
tulangan utama, diameter, jarak, dan jumlah sengkang, ikatan kawat, dan beton decking.
Untuk pembesian pelat lantai yang diperiksa adalah, penyaluran pembesian pelat terhadap
balok, jumlah dan jarak tulangan ekstra, perkuatan (sparing) pada lubang-lubang di pelat
lantai, beton decking, kaki ayam, dan kebersihannya.
g. Pembongkaran Bekisting
Pembongkaran bekisting pelat dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk balok
pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Setelah bekisting di bongkar
kemudian dipasang sapot sebagai penunjang pelat dan beban diatasnya.
3). Tahap Pengecoran Pelat dan Balok
a) Administrasi pengecoran
(1) Setelah bekisting dan pembesian siap engineer mengecek ke lokasi atau zona yang akan
dicor
(2) Setelah semua OK, engineer membuat izin cor dan mengajukan surat izin ke konsultan
pengawas
(3) Kemudian tim pengawas melakukan survey ke lokasi yang diajukan dalam surat cor.
(4) Setelah OK konsultan pengawas menandatangani surat izn cor tersebut
(5) Surat izin cor dikembalikan kepada engineer dan pengecoran boleh dilaksanakan.
b) Proses Pengecoran Pelat lantai dan Balok
Pengecoran pelat dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran balok. Peralatan pendukung
untuk pekerjaan pengecoran balok diantaranya yaitu : bucket, truck mixer, vibrator, lampu
kerja, papan perata. Adapun proses pengecoran pelat sebagai contoh pengamatan yaitu
adalah sebagai berikut :
1. Setelah mendapatkan Ijin pengecoran disetujui, engineer menghubungi pihak beaching
plan untuk mengecor sesuai dengan mutu dan volume yang dibutuhkan di lapangan.
2. Pembersihan ulang area yang akan dicor dengan menggunakan air compressor sampai
benar – benar bersih
3. Truck Mixer tiba di proyek dan laporan ke satpam kemudian petugas dari PT. ADHIMIX
PRECAST menyerahkan bon penyerahan barang yang berisi waktu keberangkatan,
kedatangan, waktu selesai, volume.
4. Bucket dipersiapkan sebelumnya kemudian di siram air untuk membersihkan bucket dari
debu-debu atau sisa pengecoran sebelumnya. Selanjutnya mempersiapkan satu
keranjang dorong untuk mengambil sampel dan test slump yang diawasi olah engineer
dan pihak pengawas.
5. Setelah dinyatakn OK, pengecoran siap dilaksanakan
6. Sampel benda uji diambil bersamaan selama pengecoran berlangsung, diambil Beton yang
keluar dari truk kemudian dituang ke bucket lalu bucket diangkut dengan TC
7. Setelah bucket sampai pada tempat yang akan dicor, petugas bucket membuka katup
bucket untuk mengeluarkan beton segar ke area pengecoran.
8. Kemudian pekerja cor meratakan beton segar tersebut ke bagian balok terlebih dahulu
selanjutnya untuk plat diratakn oleh scrub secara manual lalu check level dengan
waterpass.1 pekerja vibrator memasukan alat kedalam adukan kurang lebih 5-10 menit
di setiap bagian yang dicor. Pemadatan tersebut bertujuan untuk mencegah terjadinya
rongga udara pada beton yang akan mengurangi kualitas beton.
9. Setelah dipastikan balok dan pelat telah terisi beton semua, permukaan beton segar
tersebut diratakan dengan menggunakan balok kayu yang panjang dengan
memperhatikan batas ketebalan pelat yang telah ditentukan sebelumnya. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar
10. Pekerjaan ini dilakukan berulang sampai beton memenuhi area cor yang telah
ditentukan, idealnya waktu pengecoran dilakukan 6 sampai 8 jam
c) Pengecoran Balok
Setelah pekerjaan pembesian balok dan pelat selesai, maka dapat dilakukan pengecoran.
Pengecoran balok dan pelat dilakukan bersamaan. Nilai slump pada pelat 122cm (10 cm s/d
14 cm) sedangkan pada balok 122cm (10 cm s/d 14 cm). Pengecoran balok dan pelat dengan
menggunakn concrete pump dengan menggunakan beton readymix.
Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan pemeriksaan bekisting
meliputi: Posisi bekisting harus dicek lagi apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan.
Bekisting harus lurus, tegak, tidak bocor, dan kuat. Selain mengenai hal tersebut, sebelum
dilaksanakan pengecoran, bekisting dibersihkan dulu dengan menggunakan compressor.
Pelaksanaan pengecoran balok dan pelat adalah sebagai berikut:
(a) Untuk pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai, digunakan concrete pump yang
menyalurkan beton readymix dari truck mixer ke lokasi pengecoran, dengan
menggunakan pipa pengecoran yang di sambung-sambung.
(b) Alirkan beton readymix sampai ke lokasi pengecoran, lalu padatkan dengan
menggunakan vibrator.
(c) Setelah beton dipadatkan, maka dilakukan petrataan permukaan coran dengan
menggunakan alat-alat manual.
(d) Setelah proses pengecoran selesai ampai batas pengecoran, maka dilakukan finishing.
4). Pembongkaran Bekisting
Untuk pelat pembongkaran besting dilakukan setelah 4 hari pengecoran sedangkan untuk balok
pembongkaran bekisting dilakukan 7 hari setelah pengecoran. Sebagai penunjang sampai pelat
benar – benar mengeras.
5). Perawatan (curing)
Setelah dilaksanakan pengecoran, maka untuk menjaga agar mutu beton tetap terjaga dilakukan
perawatan beton. Perawatan beton yang dilakukan adalah dengan menyiram/membasahi beton
2 kali sehari selama 1 minggu

6. PEKERJAAN KONSTRUKSI KUDA-KUDA BAJA RINGAN DAN ATAP


Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyedian bahan, tenaga kerja dan pemasangan kuda-kuda baja ringan, atap, nok,
jurai pada tempat-tempat sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar.

6.1 Pek. Pas. Kuda-Kuda dan Rangka Atap Baja Ringan


Metodologi pelaksanaan pekerjaan diuraikan sebagai berikut :
1. Jenis Pekerjaan : Pek. Pas. Kuda-Kuda dan Rangka Atap Baja Ringan
2. Volume Pekerjaan : Sesuai dengan boq pekerjaan
3. Waktu Pengerjaan : Sesuai dengan Volume dibagi Kapasitas Kerja dibagi satuan waktu
4. Waktu Pelaksanaan : Sesuai dengan yang tertera pada jadwal pelaksanaan yang kami
tawarkan
5. Tenaga Kerja : Pelaksana Lapangan
Pekerja
Tukang Baja Ringan
Kepala tukang
Mandor
6. Bahan : Main Truss (75.75)
Reng (U Type)
Screw Truss
Screw Reng
Valley Gutter
Dynabolt
Bracket L
8. Peralatan : Bor dan hexagonal socket,meteran, selang air (waterpass), alat
penyiku, mesin pemotong, gergaji besi, palu, dan Scafolding.
9. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan/Urutan Pengerjaan
Persiapan kerja :
➢ Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakkan kuda- kuda, dan tidak diperkenankan
menggunakan gambar draft sebagai panduan.
➢ Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja, dan
memperhatikan petunjuk tentang persyaratan melakukan pekerjaan di atas ketinggian (lihat
bagian keselamatan kerja).
➢ Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda, antara lain: bor dan hexagonal
socket,meteran, selang air (waterpass), alat penyiku, mesin pemotong, gergaji besi, palu, dan
sebagainya.
Leveling :
➢ Gunakan selang air waterpass dan penyiku untuk mengatur ring balok agar siku dan rata.
➢ Pastikan apakah rangka dasar ring balok sudah mengikat semua bagian bangunan dan sudah
tersambung dengan baik.
➢ Ukurlah jarak yang diperlukan antar kuda – kuda dan meteran.
Penyusunan dan Pemasangan Kuda – Kuda :
➢ Pastikan kedua sisi kanan dan kiri (L-R) kuda – kuda di rangka tidak terbalik. Untuk menentukan
mana yang kiri dan kanan, bisa dengan melihat mulut wab.
➢ Gunakan benang dan lot untuk mengukur posisi berdirinya kuda – kuda supaya tegak lurus
dengan ring balok.
➢ Apabila ingin mengencangkan kuda – kuda yang sudah disusun, gunakan plat L dan 4 buah
screw 12-14 x 20.
➢ Agar posisi kuda – kuda tidak berubah, kuatkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt
lalu tambahkan balok penopang sementara.
➢ Ulangi lagi langkah diatas untuk mendirikan kuda – kuda dan menyesuaikan dengan rancangan
gambar.
➢ Periksa semua jarak antara kuda – kuda satu dengan lainnya. Ukuran untuk jarak maksimumnya
adalah 1,2 m.
➢ Periksa kembali apakah kedataran (leveling) bagian atas kuda – kuda (ape) dan garis noknya
sudah sejajar.
➢ Bila sudah sejajar, pasanglah balok nok.
➢ Pasang pengikat (bracing) untuk penguat di atas dan di bawah top – chord.
➢ Apabila Anda menggunakan aluminium foil, lapisan ini bisa dipasang terlebih dahulu di atas
truss, jurai dan rafter.
➢ Pasang reng (rof buttens) dengan jarak yang menyerupai jenis penutup atap yang dipakai.
Anda bisa mengikat setiap pertemuan antara reng dan kuda – kuda menggunakan screw ukuran
10-16 x 16 berjumlah dua buah.
➢ Pasang gording tambahan setelah kuda – kuda terakhir yang menyokong ringbalk atau
ourtrigger. Pada atap baja ringan jenis pelana, outrigger dan screw dengan dua buah kuda –
kuda yang paling depan. Outrigger bisa dipasang sebgaai over hang dengan maksimal
panjangnya 120 cm dari luas kuda – kuda. Sedangkan jarak antar outrigger 120 cm.
➢ Beri jarak 120 cm untuk pemasangan ceiling battens antara satu dengan yang lainnya. Gunakan
komponen ini pada permukaan bagian atas bottom chor kuda – kuda dan screw. Dan beri
bantalan bracket yang telah diikat menggunakan dua buah dynabolt untuk permukaan ceiling
battens dengan ring balok.
➢ Ceiling battens berfungsi untuk memperkuat ikatan antar kuda – kuda. Sebaiknya ceiling
battens diletakkan di atas bottom chord, apabila diperlukan sambungan yang memanjang. Pada
setiap sambungan harus lebih dari 40cm, dan di setiap pertemuan dengan bottom chord harus
discrew. Sedangkan fungsi lain dari ceiling battens adalah untuk menahan plafon dan
mengaturnya agar terpasang dengan rapi.
Tahap Akhir
➢ Periksa kembali apakah pemasangan kuda – kuda sudah sesuai dengan gambar, posisi nok
pada semua sisi atap, dan pastikan overhang sudah terpasang dengan benar.
➢ Apabila menggunakan aluminium foil, pasanglah terlebih dahulu lapisannya di atas jurai dan
rafter.
➢ Tentukan jarak antara reng sesuai dengan jenis penutup atap yang digunakan. Lalu pasang
reng atau roof battens menggunakan screw ukuran 10-16 x 16 HEX.
Pemeriksaan/pengakhiran
i. Mengecek dimensi dan ukuran baja ringan agar sesuai dengan gambar kerja.
ii. Buat Catatan dan dokumentasi sebagai bahan pelaporan
10. Aspek K3
a. Rambu-rambu keselamatan
b. Instruksi Kerja pasangan batu agar terhindar dari kecelakaan kerja seperti :
Terhimpit atau tertimpa bahan, terluka akibat tergores baja ringan, terluka akibat terkena alat
bantu kerja, terjatuh pada saat pemasangan.
c. APD : Sarung Tangan, sepatu Helm, Rompi dan tali pengaman
d. Tersedia Perlengkapak P3K dilokasi pekerjaan
6.2 Pek. Pas. Penutup Atap Genteng Metal
Metodologi pelaksanaan pekerjaan diuraikan sebagai berikut :
1. Jenis Pekerjaan : Pek. Pas. Penutup Atap Genteng Metal
2. Volume Pekerjaan : sesuai boq pekerjaan
3. Waktu Pengerjaan : Sesuai dengan Volume dibagi Kapasitas Kerja dibagi satuan waktu
4. Waktu Pelaksanaan : Sesuai dengan yang tertera pada jadwal pelaksanaan
5. Tenaga Kerja : Pelaksana lapangan
Pekerja
Tukang Baja Ringan
Kepala tukang
Mandor
6. Bahan : Genteng metal
Paku Biasa 1/2"-1" / Screw roofing
8. Peralatan : Bor dan hexagonal socket,meteran, selang air (waterpass), alat mesin
pemotong, Gunting Besi dan Scafolding.
9. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan/Urutan Pengerjaan
Yang Perlu Di Perhatikan Dalam Pemasangan Genteng Sakura Roof
1. Ukuran Perlembarnya (Tinggi-Lebarnya)
2. Ukuran Pemasangan dan sudut kemiringannya
3. Jarak antara Reng 750mm
4. Sudut kemiringan minimal 12 derajat
5. Jarak kaso dan Reng penyangga
6. Pemasangan nok atas yang benar
Pertama-tama yang perlu di lakukan dalam pemasangan genteng metal tersebut adalah
1. Pasang kaso pada keseluruhan sayap kanan-kiri dan sayap muka belakang dengan jarak 50cm.
2. Gunakan kayu pengukur jarak reng yang telah di buat sebelumnya. Ukur jara antar reng.
3. Penyambugan antar reng harus di lakukan di atas kaso, Pasang talang penyangga talang jurai
dengan talang kayu ukuran 2x20cm.
4. Genteng metal zincalume di pasang saling mengunci satu sama lain, ke kiri ke kanan ke atas
dan kebawa. Agar genteng mampu menahan aliran air hujan.
Untuk mencapai hasil yang baik ada beberapa prosedur yang harus di lakukan seperti :
1. Pasang terlebih dahulu genteng kedua dari atas, di mulai dari ujung pelana ke satu ke ujung
pelana kelainnya secara vertikal. Bentuk genteng sesuai konstruksi yang di inginkan. Paku
punggung pada reng hingga genteng duduk di atas reng.
2. Pastikan genteng deretan selanjutnya tersangkut pada genteng yang terpasang dan genteng
selanjutnya di masukkan untuk pemasangan genteng harus di perhatikan ke kiri dan ke kanan
bertujuaan untuk memastikan genteng sudah terkunci dengan baik.
3. Posisi pemakuan yang baik ke kayu reng yaitu 3,25 cm sampai dengan 4 cm dari titik tengah
gelombang genteng. Pemakuan di lakukan pada titik genteng. Untuk setiap genteng
memerlukan 5 buah paku ukuran 2 inc sampai 1.5 inc. Paku dapat di ganti dengan mur yang
dapat di pasang secara elektronik
Pemeriksaan/pengakhiran
i. Mengecek dimensi dan ukuran genteng agar sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar kerja.
ii. Buat Catatan dan dokumentasi sebagai bahan pelaporan
10. Aspek K3
a. Rambu-rambu keselamatan
b. Instruksi Kerja pasangan batu agar terhindar dari kecelakaan kerja seperti :
Terhimpit atau tertimpa bahan, terluka akibat tergores genteng metal, terluka akibat terkena
alat bantu kerja, terjatuh pada saat pemasangan.
c. APD : Sarung Tangan, sepatu Helm, Rompi dan tali pengaman
d. Tersedia Perlengkapak P3K dilokasi pekerjaan

6.3 Pek. Pas. Bubungan/nok Genteng Metal


Metodologi pelaksanaan pekerjaan diuraikan sebagai berikut :
1. Jenis Pekerjaan : Pek. Pas. Bubungan Genteng Metal
2. Volume Pekerjaan : sesuai boq pekerjaan
3. Waktu Pengerjaan : Sesuai dengan Volume dibagi Kapasitas Kerja dibagi satuan waktu
4. Waktu Pelaksanaan : Sesuai dengan yang tertera pada jadwal pelaksanaan yang kami
tawarkan
5. Tenaga Kerja : Pelaksana lapangan
Pekerja
Tukang Baja Ringan
Kepala tukang
Mandor
6. Bahan : Nok genteng metal (cat : uk. 100cm / bh)
Paku biasa ½" - 1"
8. Peralatan : Bor dan hexagonal socket,meteran, selang air (waterpass), alat mesin
pemotong, Gunting Besi dan Scafolding.
9. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan/Urutan Pengerjaan
Urutan Kerja :
1. Pasang rangka atap seperti biasa. Rangka yang bisa Anda gunakan adalah rangka atap baja
ringan atau rangka atap kayu.
2. Kedua sisi atap dipasang genteng dari bagian bawah sampai bertemu keduanya di puncak atap.
3. Bagian atas kuda-kuda atap, dipasang ridge tree. Anda jangan lupa mengukur ridge tree sesuai
dengan tinggi bagian bawah nok. Setelah ukurannya sesuai, Anda bengkokan bagian bawah
ridge tree di atas kuda-kuda atap kemudian sekrup.
4. Di atas ridge tree, Anda pasang ridge beam dan kemudian disekrup.
5. Setelah pasang nok di atas ridge beam, Anda kunci nok dengan menggunakan sekrup ke ridge
beam. Berikan sealant di atas sekrup agar air tidak masuk ke dalam atap dan menyebabkan
bocor di area bawah. Dan atap bisa langsung dipakai.
Pemeriksaan/pengakhiran
i. Mengecek dimensi dan ukuran nok agar sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar kerja.
ii. Buat Catatan dan dokumentasi sebagai bahan pelaporan
10. Aspek K3
a. Rambu-rambu keselamatan
b. Instruksi Kerja pasangan batu agar terhindar dari kecelakaan kerja seperti :
Terhimpit atau tertimpa bahan, terluka akibat tergores genteng metal, terluka akibat terkena
alat bantu kerja, terjatuh pada saat pemasangan.
c. APD : Sarung Tangan, sepatu Helm, Rompi dan tali pengaman
d. Tersedia Perlengkapak P3K dilokasi pekerjaan

6.4 Pek. Pas. Lisplank


Metodologi pelaksanaan pekerjaan diuraikan sebagai berikut :
1. Jenis Pekerjaan : Pek. Pas. Lisplank kalsiplank L 30 cm
2. Volume Pekerjaan : Sesuai dengan boq pekerjaan
3. Waktu Pengerjaan : Sesuai dengan Volume dibagi Kapasitas Kerja dibagi satuan waktu
4. Waktu Pelaksanaan : Sesuai dengan yang tertera pada jadwal pelaksanaan
5. Tenaga Kerja : Pelaksana lapangan
Pekerja
Tukang Baja Ringan
Kepala tukang
Mandor
6. Bahan : Kalsiplank 30 cm
Paku 5cm dan 7cm
8. Peralatan : Bor, meteran, alat mesin pemotong dan Scafolding.
9. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan/Urutan Pengerjaan
Urutan Kerja :
STEP I
Pasanglah rangka penutup dari kaso ke kaso dengan menggunakan kayu 5/7 / rangka baja
ringan 0.55mm/hollow 40x40x0.4 pada sekeliling atap rumah (Tarik benang agar supaya
center)
STEP II
Pada setiap sambungan/celah antara Kalsiplank, pengkaslah tepi sisi lebih pendek
Woodplank dengan memangkas miring 450
STEP III
Pasanglah Kalsiplank pada rangka penutup, kemudian pasanglah sekrup (selft driling screw)
1-1 1/2' (inchi) pada tepi atas dan bawah WOODPLANK dengan jarak sekrup 40cm - 60
STEP III
Pasang Kalsiplank pada rangka penutup, kemudian pasanglah sekrup (selft drilling screw) 1
~ 1 1/2” (inchi) pada tepi atas dan bawah WOODPLANK dengan jarak sekrup 40cm ~ 60cm.
STEP IV
Isilah celah atau gap antara WOODPLANK dengan menggunakan bahan PU SEALANT
(POLIURETHANE SEALANT) atau Acrylic Sealant yang bisa dicat.

Pemeriksaan/pengakhiran
i. Mengecek dimensi dan ukuran nok agar sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar kerja.
ii. Buat Catatan dan dokumentasi sebagai bahan pelaporan
10. Aspek K3
a. Rambu-rambu keselamatan
b. Instruksi Kerja agar terhindar dari kecelakaan kerja seperti :
Terhimpit atau tertimpa bahan, terluka akibat terkena alat kerja, terjatuh pada saat
pemasangan.
c. APD : Sarung Tangan, sepatu Helm, Rompi dan tali pengaman
d. Tersedia Perlengkapak P3K dilokasi pekerjaan

7. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan Elektrikal meliputi :
Pemasangan Instalasi Listrik Lampu Taman, Pemasangan Lampu Taman, Pemasangan Lampu Sorot Taman
Eksisting, dan Pemasangan Saklar Tunggal
10.1 PEMASANGAN INSTALASI KABEL
Metodologi pelaksanaan pekerjaan diuraikan sebagai berikut :
1. Jenis Pekerjaan : Pemasangan instalasi kabel
2. Volume Pekerjaan : Sesuai boq pekerjaan
3. Waktu Pengerjaan : Sesuai dengan Volume dibagi Kapasitas Kerja dibagi satuan
waktu
4. Waktu Pelaksanaan : Sesuai dengan yang tertera pada jadwal pelaksanaan yang kami
tawarkan
5. Tenaga Kerja : Pelaksana lapangan
Pekerja
Tukang listrik
Kepala tukang
Mandor
6. Bahan : Kabel NYM 3 x 25 mm
Lampu Taman
Lampu Sorot
Aksesories listrik
7. Peralatan : 1 set alat pertukangan listrik
8. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan/Urutan Pengerjaan
Tahap Pelaksanaan :
A. Pekerjaan Persiapan
1. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan dalam proses pelaksanaan pekerjaan
2. Bersihkan area kerja dari hal hal yang akan mengganggu proses pelaksanaan pekerjaan
3. Pahami gambar kerja yang berkaitan dengan pekerjaan eletrikal, untuk mengetahui spesifikasi
dan lokasi instalasi yang sudah dipersyaratkan dalam gambar kerja.
B. Langka – Langka Pemasangan
1. Sparing dipasang dulu apabila ada pengecoran betinlantai, untuk menghindari bobokan
beton pada saat penyambungan kabel antar lantai
2. Tentukan dan beri tanda instalasi dan titik outietnya sesuai dengan gambar rencana kerja
3. Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dmana pipa tersebut
harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding plester. Supaya tidak mudah
bergerak pada saat dinding diplester, maka pipa yang ditanam diberi klem dengan jarak
sekitar 1 m.
4. Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa conduit yang
diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m, hal inidimaksudkan untuk memudahkan
maintenance. Pemasangan kabel horizontal harus sejajar, tidak bolah saling melintas.
5. Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak miring
6. Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan kegunaannya
dan dilengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian atas dapat terlindung dari
debu/kotoran. Khusus untuk kabel engan dia. 16 mm2 harus diberi sepatu kabel dalam
panel.
7. Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya termasuk daya
cadangan yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk memudahkan bila ada perbaikan
instalasi.
8. Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya agar tidak terjadi baong
pasang armature
9. sebelum pemasangan saklar dan stok kontak, marking jalur conduit pada dinding dan bobok
dinding bata, jangan lupa gunakan cutter
10. Pasang conduit dan inbow dos.
12. Tunggu sampai plester dinding akhir
13. Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya
14. Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata
15. Test tahanan kabel sebesar 2 ohm dan grounding serta test fitting/armature selama kurang
lebih 1 x 24 jam
9. Aspek K3
a. Rambu-rambu keselamatan
b. Instruksi Kerja agar terhindar dari kecelakaan kerja seperti :
Terhimpit atau tertimpa bahan serta alat dan terluka akibat terkena alat kerja
c. APD : Sarung Tangan, sepatu, Helm dan Rompi Kerja
d. Tersedia Perlengkapak P3K dilokasi pekerjaan
8. PEKERJAAN PENGECATAN
Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan/material, tenaga kerja dan pengecetan kusen besi, tembok, plafond,
dan lisplank.
8. 1 Pengecatan Tembok, besi, dan lisplank
Metodologi pelaksanaan pekerjaan diuraikan sebagai berikut :
1. Jenis Pekerjaan : Pekerjaan Pengecatan Tembok
Pekerjaan Pengecatan Besi
Pekerjaan Pengecatan Listplank
3. Waktu Pengerjaan : Sesuai dengan yang tertera pada jadwal pelaksanaan yang kami
tawarkan
4. Tenaga Kerja : Pekerja
Tukang Cat
Kepala tukang
Mandor
5. Bahan : Cat Tembok
Cat kayu
Plamur
Kertas Pasir
6. Peralatan : Kuas Roll, kuas biasa dan scafolding
7. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan/Urutan Pengerjaan
Langka – Langka :
a. Tembok yang akan dicat harus mempunyal cukup waktu untuk mengering, setelah permukaan
tembok kering maka persiapan dilakukan dengan membersihkan permukaan tembok tersebut
terhadap pengkristalan/pengapuran (efflorescene) yang biasanya terdapat pada tembok baru,
dengan amplas kemudian dengan lap sampai benar benar bersih.
b. Selanjutnya dilapis tipis dengan plamur
c. Pada bagian bagian dimana banyak reaksi dengan alkali dan rembesan air harus diberi lapisan
wall sealer
d. Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi sampai halus.
e. Kemudian dicat dengan lapisan pertama, kedua hingga rata
8. Aspek K3
a. Rambu-rambu keselamatan
b. Instruksi Kerja agar terhindar dari kecelakaan kerja seperti :
Tejatuh dari scaffolding dan iritasi kulit Karen alergi
c. APD : Sarung Tangan, sepatu, Helm, Rompi kerja dan tali pengaman
d. Tersedia Perlengkapak P3K dilokasi pekerjaan

8. 2 Pekerjaan Pengecatan Water Proofing Membrant Plat Teras


Metodologi pelaksanaan pekerjaan diuraikan sebagai berikut :
1. Jenis Pekerjaan : Pekerjaan Pengecatan Water Proofing Membrant Plat Teras
3. Waktu Pengerjaan : Sesuai Jadwal Pelaksanaan
4. Tenaga Kerja : Pekerja
Tukang Cat
Kepala tukang
Mandor
5. Bahan : Cat kayu
Plamur
Tiner
6. Peralatan : Kuas dan kompresor
7. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan/Urutan Pengerjaan
Langka – Langka :
a. permukaan kayu yang akan dicat harus diamplas kemudian diplamur bila. terdapat retak,
celah atau lobang. Kemudian permukaan kayu yang telah diplamur diratakan.
b. Permukaan kayu yang kecII harus diberi 2 lapisan plamur yang tIpIs
c. Pekerjaan pengecatan dengan kwas untuk bidang kecil dan semprot untuk bidang luas
d. Hasil pengecatan harus mulus, tidak menggelembung atau cacat cacat lainnya.

8. Aspek K3
a. Rambu-rambu keselamatan
b. Instruksi Kerja agar terhindar dari kecelakaan kerja seperti :
Tejatuh dari scaffolding dan iritasi kulit Karen alergi
c. APD : Sarung Tangan, sepatu, Helm, Rompi kerja dan kaca mata
d. Tersedia Perlengkapak P3K dilokasi pekerjaan

9. PEKERJAAN PEMBANGUNAN JALAN


A. Umum
a. Mobilisasi
Mobilisasi Peralatan dijadwalkan terlebih dahulu yang berisi keterangan lokasi peralatan, usulan
cara pengangkutan dan jadwal kedatangan peralatan dilapangan. Selanjutnya alat ditempatkan
pada lokasi yang aman dalam basecamp dilokasi proyek agar mudah digunakan dalam pekerjaan
nantinya. Mobilisasi Personil akan disesuaikan dengan Daftar Usulan Personil yang diusulkan dan
dilaksanakan pada saat setelah kontrak kerja ditanda tangan. Selain itu personil yang dimobilisasi
juga termasuk tukang, tenaga kerja, operator dan lain-lain yang disesuaikan dengan kebutuhan
dilapangan. Pekerjaan demobilisasi dilakukan pada saat pekerjaan telah dinyatakan selesai
sehingga semua peralatan maupun personil dikembalikan seperti kondisi semula sebelum
pekerjaan dimulai.
B. PEKERJAAN TANAH
a. Galian Biasa
Metodologi pelaksanaan pekerjaan Galian Biasa diuraikan sebagai berikut :
1. Jenis Pekerjaan : Galian Biasa Menggunakan Excavator
2. Waktu Pengerjaan : Sesuai dengan yang tertera pada jadwal pelaksanaan yang kami
tawarkan
3. Tenaga Kerja : Pekerja
Pelaksana Lapangan
Mandor
4. Bahan : -
5. Peralatan : Dump Truck
Excavator
Alat Bantu
6. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan/Urutan Pengerjaan
Langka – Langka :
Kontraktor menyiapkan dan mengajukan gambar layout dan detail penampang melintang dan
memanjang yang menunjukan posisi galian serta elevasi tanah asli, catatan laporan kondisi tanah
serta peralatan dan jumlah yang digunakan, dan rencana K3 untuk pekerjaan galian kepada
direksi pekerjaan. Melaksanakan safety meeting sebelum pekerjaan dimulai.
Surveyor membuat titik-titik atau patok batas/boundary galian. Galian tanah mengikuti patok
kerja yang dibuat dilapangan dan dibentuk menurut kelandaian, garis dan elevasi yang ditentukan
dalam gambar kerja serta mencakup pembuangan semua bahan apapun termasuk tanah, batu,
batang pohon dan bahan lain yang tidak digunakan untuk pekerjaan permanent. Pekerjaan
pembentukan harus dilakukan dengan baik dan rapi, dan juga bersih dari bahan-bahan yang
dapat mengganggu kestabilan dari slope. Pelaksanaan pekerjaan senantiasa memperhatikan
dimensi dan elevasi aktual dengan yang ada dalam perencanaan.
Pekerjaan galian dilaksanakan secara bertahap dengan mengupas tanah setiap kedalaman 2 m
dan kemudian dibuang di sekitar lokasi yang tidak mengganggu aktifitas pekerjaan. Pelaksana
memperhitungkan kondisi pengambilan tanah terhadap faktor cuaca untuk mengantisipasi
terjadinya genangan air di areal kerja pada saat hujan.
Penahan tanggul tanah atau tindakan lain untuk mengeluarkan air genangan dipasang jika
dibutuhkan agar dapat dipompa keluar areal kerja sehingga pembuatan dan pemeriksaan
kerangka acuan kerja dapat dilaksanakan dengan baik.
Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan keamanan pekerja maka galian tanah yang lebih dari
5 meter harus dibuat bertangga dengan teras selebar minimal satu meter atau sebagaimana yang
diperintahkan Direksi Pekerjaan.
Jarak antara peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan lainnya lebih
dari 1,5m dari tepi galian parit untuk gorong-gorong pipa atau galian pondasi untuk struktur,
terkecuali bilamana pipa atau struktur lainnya yang telah terpasang dalam galian dan galian
tersebut telah ditimbun kembali dengan bahan yang disetujui Direksi Pekerjaan dan telah
dipadatkan.
Dalam pelaksanaannya jika jadwal pekerjaan rencana tidak memungkinkan diselesaikan dengan
jumlah alat yang ada, maka pelaksana akan mempertimbangkan untuk mengadakan tambahan
unit agar pelaksanaan dapat sesuai dengan jadwal. Pelaksana pekerjaan senantiasa mengevaluasi
dan monitoring hasil produktivitas pelaksanaan pekerjaan yang sedang berjalan.
7. Aspek K3
a. Rambu-rambu keselamatan
b. Instruksi Kerja agar terhindar dari kecelakaan kerja seperti :
Tejatuh dari scaffolding dan iritasi kulit Karen alergi
c. APD : Sarung Tangan, sepatu, Helm, Rompi kerja dan tali pengaman
d. Tersedia Perlengkapak P3K dilokasi pekerjaan

b. Timbunan Pilihan Dari Sumber Galian


Metodologi pelaksanaan pekerjaan timbunan pilihan dari sumber galian diuraikan sebagai berikut :
1. Jenis Pekerjaan : Timbunan Pilihan dari Sumber Galian ex. Galian Sungai Palu
3. Waktu Pengerjaan : Sesuai dengan yang tertera pada jadwal pelaksanaan yang kami
tawarkan
4. Tenaga Kerja : Pekerja
Pelaksana Lapangan
Mandor
5. Bahan : Material Pilihan
6. Peralatan : Tandem Roller
Alat Bantu
7. Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan/Urutan Pengerjaan
Langka – Langka :
a. Mengajukan permohonan penggunaan material kepada direksi
b. Memberitahu konsultan pengawas secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum tanggal
dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
c. Melakukan persiapan lokasi pekerjaan berupa pengukuran dan pemasangan marking pada
area pekerjaan, pembersihan lokasi pekerjaan, dmana harus bebas dari material organic dan
anorganik.
d. Melakukan request material dan pekerjaan kepada direksi dan konsultan pengawas.
e. Memuat material timbunan biasa dari hasil galian pada lokasi pekerjaan dengan dum truk,
dan ditumpuk dengan jarak tertentu pada lokasi pekerjaan.
f. Timbunan biasa dihampar dengan menggunakan Motor Greader.
g. Hasil hamparan timbunan biasa disiram air dengan menggunakan Water Tanker lalu
dipadatkan dengan Vibratory Roller sampai mencapai ketabalan dan kepadatan sesuai dengan
spesifikasi teknik.
h. Melakukan pengujian timbunan, pengujian testpit dan cbr untuk menentukan ketebalan dan
kepadatan dari timbunan.
i. Perapihan hasil pekerjaan, setiap material sisa diangkut utuk dibuang pada area yang telah
ditentukan.
7. Aspek K3
a. Rambu-rambu keselamatan
b. Instruksi Kerja agar terhindar dari kecelakaan kerja seperti :
Tejatuh dari scaffolding dan iritasi kulit Karen alergi
c. APD : Sarung Tangan, sepatu, Helm, Rompi kerja dan tali pengaman
d. Tersedia Perlengkapak P3K dilokasi pekerjaan

C. PEKERJAAN STRUKTUR
a. Beton Mutu f’c 15 Mpa
Metode Pekerjaan beton sama dengan pembahasan metode pekerjaan beton sebelumnya.

D. PENGEMBALIAN KONDISI dan PEKERJAAN MINOR


Langkah awal, sebelum Paving block dipasang pastikan struktur dari lahan yang hendak di Paving dalam
keadaan benar-benar padat. Apabila belum padat dapat dipadatkan dengan menggunakan mesin Roller
(Wales) atau Stamper kuda. Hal ini agar lahan yang telah dipasang paving block tidak amblas.

Sebelum pekerjaan pemasangan paving kita mulai, kita harus memperhatikan syarat-syarat yang harus
dipenuhi sebagai berikut:
1. Lapisan Subgrade
Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu, sehingga mempunyai profil
dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan untuk kemiringan Drainage (Water run off) yaitu
minimal 1,5 %. Subgrade atau lapisan tanah dasar tersebut harus kita padatkan dengan kepadatan
minimal 90 % MDD (Modified Max Dry Density) sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan sesuai dengan
spesifikasi teknis yang kita butuhkan. Ini sangat penting untuk kekuatan landasan area paving nantinya.
2. Lapisan Subbase
Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi teknis yang kita butuhkan.
Profil lapisan permukaan dari subbase juga harus mempunyai minimal kemiringan 2 %, dua arah
melintang kekiri dan kekanan. Kemiringan ini sangat penting untuk jangka panjang kestabilan paving kita.
3. Kanstin/Penguat Tepi
Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb harus sudah kita pasang sebelum pemasangan paving dilakukan. Hal
ini harus dilakukan untuk menahan paving pada tiap sisi agar paving tidak bergeser sehingga paving akan
lebih rapi pada hasil akhirnya.

• Pastikan permukaan lahan yang akan di paving dalam kondisi rata/ sudah level.
• Pasang Kanstin beton sebagai pengunci paving block, agar paving block yang sudah terpasang tidak
bergeser.
• Gelar abu batu mengikuti kemiringan yang telah ditentukan kemudian diratakan dengan menggunakan
jidar kayu.
• Lakukan pemasangan paving block dengan cara maju kedepan, sementara pekerja pemasang paving
berada diatas paving yang telah terpasang.
• Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving block (las-lasan), potong paving block
dengan menggunakan alat pemotong paving block / paving block cutter.
• Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block, selanjutnya kita lakukan pengisian antar naat
paving block tersebut (pengisian joint filler) dengan menggunakan abu batu.
• Padatkan paving block yang telah terpasang dengan menggunakan baby roller atau stamper kodok 1
sampai 2 kali putaran agar timbul gaya saling mengunci antar paving block satu sama lainnya.
• Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-sisa abu batu.

10. PEKERJAAN AKHIR


10.11 Finishing dan Pembersihan Akhir
Kami akan melakukan pembersihan setiap hari terhadap seluruh kotoran/sampah/potongan
kayu/adukan bekas dan bahan-bahan yang sudah tidak terpakai dari lokasi proyek. Untuk itu
menempatkan tenaga kerja sebanyak yang diperlukan untuk melakukan pembersihan, sehingga
lokasi proyek dan lokasi kerja selalu dalam keadaan bersih dan rapih. Kotoran tersebut dikeluarkan
dari proyek dan tidak boleh ditimbun didalam lokasi proyek. Pekerjaan pembersihan dilakukan sampai
penyerahan pertama. Sebelum dilakukan penyerahan pertama, seluruh kaca, pelapis lantai dan
dinding, halaman dan pekerjaan lainnya dalam keadaan bersih, puing- puing/sampah dan bahan-
bahan bangunan yang sudah tidak terpakai, dikeluarkan dari proyek.Manajemen Konstruksi yang.
10.12 Pek. Pembuatan Gambar Asbuil Drawing dan Dokumentasi dan Administrasi
Dalam melaksanakan kegiatan membuat laporan harian dan laporan mingguan.Untuk keperluan
pengendalian dan pengawasan pelaksanaan dilapangan dibuatlah buku harian. Buku harian diisi
dilapangan oleh pelaksana lapangan dan diketahui oleh pengawas, mencatat seluruh rencana dan
realisasi aktifitas pekerjaan sebagai bahan laporan harian.
Laporan berisi :
a. Tugas, penempatan dan jumlah tenaga kerja di lapangan.
b. Jenis dan kuantitas bahan dilapangan.
c. Jenis, kapasitas , jumlah dan kondisi peralatan dilapangan.
d. Jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan.
e. Cuaca dan peristiwa alam lainya yang mempengaruhi pelaksanakan pekerjaan.
f. Perintah dan persetujuan untuk melaksanakan pekerjaan.
g. Perubahan atau kemajuan disain gambar kerja dan realisasi pekerjaan dibandingkan dengan
rencana.
h. Foto-foto pelaksanaan pekerjaan.
i. Catatan lain yang dianggap perlu.
Dari laporan harian harus dapat diperoleh informasi sebab-sebab terjadinya keterlambatan
pelaksanaan pekerjaan, apakah disebabkan karena kerusakan peralatan, penyediaan
personil/bahan/peralatan terlambat, atau disebabkan keadaan cuaca buruk.
Laporan dibuat sekurang-kuranya dalam 3 rangkap Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan
harian dan berisi hasil pekerjaan mingguan serta catatan yang dianggap perlu.
Dokumentasi
a. Membuat dan menyerahkan foto-foto dokumentasi untuk laporan progres pekerjaan pada lokasi
yang ditentukan.
b. Minimum 3 (tiga) gambar yang harus diambil pada lokasi yang memperlihatkan keadaan keadaan
sebelum mulai pelaksanaan 0% , keadaan dalam tahap 50% dan keadaan penyelesaiaan hasil
akhir pelaksanaan 100%
c. Foto – foto pada tiap lokasi harus diambil dengan arah dan titik yang sama.
d. Foto – foto sebagaimana tersebut diatas mengunakan kamera digital, dicetak dan dipasang dalam
3 rangkap dan data foto tersebut diatas disimpan dalam CD.
Program Pemeriksaan dan Penyerahan Lapangan.
a. Pada awal pelaksanaan Kontrak , setelah penerbitan SPMK, Pengawas bersama-bersama dengan
Peniliti Pelaksanaan Kontrak melaksanakan pemeriksaan Lapangan bersama dengan melakukan
pengukuran dan pemeriksaan detail kondisi lapangan untuk setiap rencana mata pembayaran
guna menetapkan kuantitas awal.
b. Hasil pemeriksaan lapangan bersama dituangkan dalam berita acara. Selanjutnya pemeriksaan
lapangan bersama terhadap setiap mata pembayaran harus dilakukan oleh pengawas dan Panitia
peniliti kontrak. Untuk menetapkan kuantitas pekerjaan yang telah dilaksanakan guna
pembayaran hasil pekerjaan.
c. Hasil pemeriksaan lapangan dituangkan dalam berita acara serah terima lapangan yang
ditandatangani kedua belah Pihak.

10.13 Pengujian Kubus Mutu Beton Di Laboratorium


Pekerjaan ini dilakukan sebelum pekerjaan pengecoran beton dilakukan dimana kami sebagai
pelaksana membuat uji kubus dengan mutu f’c 19,3 Mpa dan f’c 14,5 Mpa. Setelah benda uji berumur
7 hari maka kami sebagai pelaksana membawah ke laboratorium pengujian beton bersama dengan
konsultan pengawas serta PPK.

PELAPORAN
Setiap tahapan pelaksanaan bangunan gedung yang akan dilaksanakan akan di buat laporan berupa laporan
harian pelaksanaan, laporan mingguan pelaksanaan, laporan bulanan dan back up data volume yang telah
dilaksanakan juga asbuilt drawing serta akan dilengkapi dengan dokumentasi setiap tahapan-tahapan kegiatan
PEMBANGUNAN PAGAR, HALAMAN DAN JALAN KANTOR BALAI KSDA SULAWESI TENGAH.

PEKERJAAN AKHIR
Serah Terima Pekerjaan Awal (PHO)
Serah terima pekerjaan awal (PHO) adalah serah terima yang dilakukan oleh Penyedia Jasa ketika sudah selesai
mengerjakan 100%. Syarat-syarat yang harus dilakukan adalah Penyedia Jasa mengajukan surat permohonan
pemeriksaan pekerjaan 100% yang sudah disetujui oleh Pengawas dan PPTK (Pejabat Teknis yang ditunjuk oleh
PPK) kepada PPK. PPK akan membuat surat balasan untuk memeriksa pekerjaan baik di lapangan maupun
administrasi (dokumen-dokumen) pendukungnya dengan membentuk Tim Pemeriksa tambahan atau cukup
dengan petugas-petugas yang sudah ada. Setelah pekerjaan diperiksa, PPK membuat surat hasil pemeriksaan
pekerjaan yang biasa dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Awal
(PHO). Setelah semuanya terpenuhi, Penyedia Jasa menagihkan pekerjaan 95%, sisanya 5% ditagihkan setelah
masa pemeliharaan selesai atau ditagihkan dengan mengganti jaminan pemeliharaan.

Masa Pemeliharaan
a. Masa pemeliharaan untuk setelah pekerjaan selesai 100 % (seratus persen), dan Penyedia Jasa mengajukan
permintaan secara tertulis kepada Pengguna Anggaran untuk penyerahan pertama pekerjaan yang akan
diperiksa oleh Tim Panitia Penerima Pekerjaan. Apabila dilapangan terdapat kekurangan dan/cacat hasil
pekerjaan, Penyedia Jasa wajib menyelesaikan/memperbaiki pekerjaan tersebut sesuai dengan ketentuan
kontrak, maka dibuat berita acara penyerahan pertama pekerjaan dan Penyedia Jasa harus menyerahkan
Jaminan Pemeliharaan sebesar 5 % (lima persen) dari Nilai Kontrak.
b. Penyedia Jasa wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa pemeliharaan yaitu 180 (seratus delapan puluh)
hari kalender sehingga kondisi tetap berada seperti pada saat Penyerahan Pertama Pekerjaan. Sudah selesai
pada saat prosentase phisik pekerjaan 100 % (seratus persen) dan dilakukan serah terima pekerjaan selesai.

Serah Terima Pekerjaan Akhir (FHO)


Tahapan serah terima pekerjaan akhir (FHO) hampir sama dengan PHO, dimulai dari surat serah terima
pemeriksaan pekerjaan dari Kontraktor Pelaksana kepada PPK. Lampiran-lampiran yang diserahkan antara lain
berupa catatan-catatan, analisis, uji lapangan, dan laboratorium paska pemeliharaan, dan prediksi hasil pekerjaan
terhadap umur rencana. Setelah diperiksa oleh para pihak, PPK membuat Berita Acara Serah Terima Akhir (FHO).

Palu, 26 Agustus 2019


CV. KARYA PERSADA

SIMON KANDAS SINAMBELA


Direktur

Anda mungkin juga menyukai