Anda di halaman 1dari 195

METODE PELAKSANAAN

PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN KUMUH


PERKOTAAN KAWASAN MAUK KABUPATEN TANGERANG

Metode Pelaksanaan Pekerjaan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh


Perkotaan Kawasan Mauk Kabupaten Tangerang merupakan kunci untuk dapat
mewujudkan seluruh Perencanaan Pelaksanaan menjadi bentuk Bangunan Fisik.

Sesuai permintaan sebagaimana yang tertuang dalam Dokumen Lelang dan Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing), serta Daftar kuantitas Pekerjaan (Bill Of
Quantity) dan jadwal waktu pelaksanaan.

Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan dibuat "site facilites plan" untuk


pengaturan lokasi pekerjaan, termasuk pengaturan penempatan alat, stok material dan
sarana penunjang lainnya yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembangunan
proyek, antara lain kantor direksi keet, gudang, barak kerja, posisi peralatan, dan fungsi
lainnya. Dalam menempatkan barang dan material kebutuhan pelaksanaan, baik di
gudang maupun di halaman terbuka akan diatur sedemikian rupa sehingga :

Tidak mengganggu kelancaran dan keamanan.


Memudahkan pemeriksaan dan pengecekan.
Mudah pengambilannya
Memudahkan pelaksanaan pekerjaan lanjutannya.
Tidak menimbulkan masalah kesehatan dan keselamatan kerja.
Terjamin kebersihannya.

Site facilities plan dibuat berdasarkan kebutuhan per periode waktu pekerjaan,
dimana site facilities plan seyogyanya dibuat ideal untuk jangka waktu yang efektif
sehingga tidak terlalu banyak merevisi site facilities plan.
Lalu lintas keluar masuk kendaraan proyek atau jalan kerja akan diproteksi /
dibatasi dengan menggunakan barikade dan rambu-rambu sehingga memperkecil
kemungkinan
terhadap kecelakaan lalu lintas, gangguan keamanan, ketertiban maupun gangguan yang
lain. Barang-barang dan material yang tidak akan digunakan lagi untuk kebutuhan
langsung pada pekerjaan sesegera mungkin akan dikeluarkan dari site.

REKAYASA LAPANGAN

Rekayasa Lapangan adalah suatu kegiatan untuk mencari kesesuaian antara


rancangan asli yang ditunjukkan dalam Gambar dengan kebutuhan aktual lapangan.
Kegiatan ini terdiri dari survai lapangan dan analisis data lapangan.Kami
akanmenyediakan team personil ahli teknik untuk memperlancar pelaksanaan
pelakerjaan sehingga diperoleh mutu dan kinerja yang memadai. Pelaksanaan suatu
survei lapangan yang lengkap dan menyiapkan laporan hasil survei lapangan untuk
menentukan kondisi fisik dan struktur perkerasan lama dan fasilitas drainase yang
bersangkutan. Dengan demikian hasil dari survey lapangan akan dihitung dan
diterbitkan detil pelaksanaan sebelum kegiatan pelaksanaan dimulai. Kami akan
menyediakan 1 team dalam pematokan (staking out) dan survei seluruh kegiatan,
investigasi sedangkan satu team lagi untuk pengujian bahan tanah dan campuran aspal,
and rekayasa serta penggambaran untuk menyimpan Dokumen Rekaman Kegiatan.
Pekerjaan survei lapangan ini harus mencakup inventarisasi geometrik yang
meliputi : lebar perkerasan, kondisi permukaan, jenis lapis permukaan, detil bahu jalan;
radius tikungan, lereng melintang (superelevasi di tikungan), dan kelandaian.
Pelaporan gambar potongan memanjang yang lengkap sepanjang dari tiap tepi
jalan haruslah dalam bentuk baku yang diterima oleh Direksi Pekerjaan dan harus
diserahkan kepada Direksi Pekerjaan dalam jumlah satu asli dan tiga salinan
sebagai bagian dari seluruh laporan survei Penyedia Jasa.

FORM REQUEST
1. Kami akan mengajukan Formulir Request kepada pihak Direksidan Konsultan
beserta Data Pendukungnya bertujuan untuk memastikan persetujuan selambat-
lambatnya dalam waktu 2x24 jam sebelum memulai pelaksanaan di lapangan.
2. Segera setelah dipelajari dan disetujui oleh Wakil Direksi Pekerjaan maka kami akan
mulai pekerjaan tersebut.
3. Apabila pada tanggal rencana pelaksanaan pekerjaan belum ada keputusan dari
Direksi Pekerjaan, maka Kami dapat memulai pekerjaan dibawah pengawasan Tim
Supervisi, dan persetujuan untuk Request yang bersangkutan harus tetap diterbitkan
oleh Direksi Pekerjaan.
4. Semua Rekaman Pemeriksaan Request disimpan di Kantor Wakil Direksi Pekerjaan
di bawah pengendalian Supervision Engineer.

UMUM
MOBILISASI ALAT DAN BAHAN
A. Lingkup Pekerjaan
Pengangkutan alat berat dan peralatan ringan beserta dengan kelengkapan dan
pendukungnya. Seluruh bantuk alat yang diperlukan dalam melaksanakan
pekerjaan harus disediakan oleh pelaksana dalam jumlah yang cukup dan kondisi
baik. Pengangkutan material dilaksanakan secara periodik disesuaikan dengan
kebutuhan pada saat pelaksanaan, jumlah material harus cukup dan dalam
keadaan baik.
Seluruh jenis alat yang akan dipakai harus dilengkapi buktikepemilikan atau sewa,
seluruh jenis material yang masuk kedalam lokasi pekerjaan dan akan dipakai,
harus diperiksa terlebih dahulu oleh pengawas dan direksi lapangan untuk
mendapat persetujuan pemakaianya. Dan dituangkan dalam daftar material siap
pakai. Material dengan kondisi cacat bentuk atau kualitasnya serta tidak terdaftar
dalam standarisasi yang berlaku tidak diijinkan untuk dipakai.

B. Alat dan Bahan


Alat transportasi dengan izin yang masih berlaku dan layak pakai . seluruh alat
dan bahan material yang telah disetujui pengawas lapangan dan direksi.

C. Metode Pelaksanaan
Mobilisasi alat dan bahan harus memperhatikan keselamatan, keamanan dan
ketertiban serta mematuhi peraturan yang berlaku.

BIAYA K3
1. Pihak Kami akan membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk
identifikasi bahaya, Penilaian risiko dan pengendaliannya secara berkesinam-
bungan sesuai dengan Rencana K3Kontrak (RK3K) yang telah disetujui oleh MK.
Pihak Kami akan melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan
risiko K3 tinggi atau sekurang kurangnya Petugas K3 Konstruksi pada
paketpekerjaan dengan risiko K3 sedang dankecil. Ahli K3 Konstruksi atau
Petugas K3 bertugas untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
Sistem Manajemen K3 Konstruksi. Tingkat risiko K3 ditetapkan oleh Pengguna
Jasa.
2. Pihak Kami akan membentuk PanitiaPembina K3 (P2K3) bila: jumlah pekerja
paling sedikit 100 orang.
3. Pihak Kami akan melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi.
4. Pihak Kami akan melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang
memang perlu dilakukan kaji ulang)setiap bulan secara berkesinambungan
selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung.
Jika disimpan dalam kontainer, kami pastikan kontrainer bersih dan terlindungi dari
kontaminasi dan panas;dikosongkan dan diisi air minum setiap hari dari sumber
yang memenuhi standar kesehatan.

FASILITAS PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN(P3K)


a. Peralatan P3K kami sediakan dalam seluruh kendaraan konstruksi dan di tempat
kerja.
b. Di tempat kerja kami tempatkan pekerja yang sudah terlatih dan/atau
bertanggung jawab dalam PertolonganPertama Pada Kecelakaan.

AKOMODASI UNTUK MAKAN DAN BAJU


a. Akomodasi yang memadai bagi pekerja, tempat untuk makan, istirahat, dan
perlindungan dari cuaca.
b. Akomodasi mempunyai lantai yang bersih, dilengkapi meja dan kursi, serta
furnitur lainnya untuk menjamintersedianya tempat istirahat makan dan
perlindungan dari cuaca.
c. Penyediaan tempat sampah, dikosongkan dan dibersihkan secara periodik.
d. Penyediaan tempat ganti baju untuk pekerja dan tempat penyimpanan baju
pakaian yang tidak digunakanselama bekerja.

PENERANGAN
a. Penyediaan penerangan harus di seluruh tempat kerja, termasuk di ruangan,
jalan, jalan penghubung, tangga dan gang. Semua penerangan dapat
dinyalakan
ketika setiap orang melewati atau menggunakannya.
b. Penerangan tambahan harus disediakan untuk pekerjaan detil, proses
berbahaya, atau jika menggunakan mesin.
c. Penerangan darurat yang memadai.

PEMELIHARAAN FASILITAS
Pihak Kami akan menjamin terlaksananya pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang
disediakan dalam kondisi bersih dan higienis, serta dapat diakses secara
nyaman oleh pekerja.

VENTILASI
a. Seluruh tempat kerja mempunyai aliran udara yang bersih.
b. Pada kondisi tempat kerja yang sangat berdebu misalnya tempat pemotongan
beton, penggunaan bahan kimiaberbahaya seperti perekat, dan pada kondisi
lainnya, Pihak Kami akan menyediakan alat pelindung nafasseperti respirator
dan pelindung mata.

PENYIAPAN PERALATAN STANDARD YANG HARUS DISIAPKAN UNTUK K3.

Sesuai dengan standard keselamatan kerja, kami menyediakan perlengkapan K3 seperti


diuraikan berikut ini:
1. Helm safety dengan minimum jumlah : 150 buah
2. Sepatu safety berjumlah minimum : 150 buah
3. Safety harness berjumlah minimum : 24 buah
4. Sarung tangan berjumlah minimum : 2700 buah
5. Rompi safety berjumlah minimum : 150 buah
6. Ear plug berjumlah minimum : 900 buah
7. Masker berjumlah minimum : 2700 buah
8. Kacamata safety berjumlah minimum : 150 buah
9. Baricade berjumlah minimum : 20 roll
10. Tali pengaman dengan panjang minimum :233 m’
11. Jaring Pengaman dengan luas minimum : 1000 m2
12. Penyiapan papan peringatan dan petunjuk K3 : Lump sum (1)
13. Tempat sampah organic dan non organic berjumlah minimum : 20 buah
14. Tangga scaffolding berjumlah minimum : 2
15. Lampu Trobolight berjumlah minimum : 1 set
16. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) minimum : 10 set
17. Jas hujan berjumlah minimum : 50 setel
18. Kotak P3K berjumlah minimum : 6

JALAN BETON
Galian Tanah Biasa
Pekerjaan ini meliputi semua galian dalam batas rencana yang ada dalam
gambar, pemindahan, pengangkutan, pemanfaatan atau pembuangan,
pembentukan bidang galian dan penyempurnaan bidang galian terbuka,
sesuai spesifikasi dan garis, ketinggian, kelandaian, ukuran dan penampang
melintang yang tercantum dalam gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas.
Metode Pelaksanaan :

1. Pekerjaan persiapan meliputi :


- Pengukuran cross section & long section untuk mendapatkan
data tanah existing per 25 m atau sesuai petunjuk engineer
- Penyiapan Shop Drawing hingga mendapat Aprroval dari Engineer
- Penyiapan peralatan kerja dan tenaga
2. Pekerjaan Pengukuran
Sebelum penggalian dimulai, harus dilakukan pekerjaan pengukuran
untuk mengetahui batas – batas dan elevasi rencana penggalian
dengan memasang patok – patok yang ditandai dengan cat.
3. Penggalian
Penggalian harus dilakukan sesuai garis ketinggian dan elevasi yang
ditunjukkan dalam gambar. Material hasil galian yang memenuhi
syarat diangkut dengan Dump Truck langsung ke lokasi timbunan atau
dikumpulkan dan di stok di tempat penampungan sementara. Material
hasil galian yang tidak memenuhi syarat diangkut dengan Dump Truck
dibuang ke disposal area yang disetujui Direksi.
Urutan Pelaksanaan Galian :
- Pekerjaan galian tanah dilaksanakan sesuai gambar atau atas
petunjuk direksi lapangan.
- Pekerjaan galian tanah dilaksanakan dengan menggunakan Tenaga
manusia.
- Hasil galian tanah diangkut dengan menggunakan dump truck.

Pasangan Batu kali 1 PC : 4 PP


Pekerjaan meliputi pondasi dan lain-lain yang disebutkan digambar dengan
adukan 1pc:4ps bentuk dan ukuran pondasi, harus sesuai dengan yang
tercantum pada gambar kerja.
Batu kali/batu belah yang digunakan, harus berkualitas baik yaitu keras
dan tidak berpori. Batu kali denga nukuran < 15cm, tidak diperkenankan
untuk dipergunakan.
Celah batu pada pasangan harus diisi adukan dengan kondisi padat, apabila
masih terdapat celah kosong setelah pasangan selesai, maka harus di isi
dengan adukan khusus (1pc:2ps) agar himogenitas pasangan batu terjaga.
Apabila pada saat pemeriksaan masih terdapat celah kosong pada pasangan
batu kali maka kontraktor wajib mengganti/ memperbaiki kondisi tersebut
Dibawah pasangan pondasi batu kali, diberi lapisan urug padat,
aanstamping(batu kososng) dari bahan batu belah diisi pasir urug
dipadatkan dengan tebal lapisan sesuai dengan yang tercantum pada
gambar kerja.
Batu kali/belah yang digunakan harus berkualitas baik yaitu keras dan
tidak berpori dengan ukuran > 15cm sedangkan yang berukuran <15 cm
tidak diperkenankan untuk dipergunakan.

Plester 1 PC : 4 PP T:15 cm
Pastikan semua titik instalasi sudah direncakan agar tidak mengulang
pekerjaan. Dan beri tanda pada titik instalasi ,serta benanmkan kabel
pada pvc agar terhindar dari air yang meresap saat dilakukan
penyiraman.
Lakukan penyiraman terhadap permukaan dinding yang akan di plester.
Pembuatan mortal plesteran dengan pencampuran adukan kering mortar
MU-100 dengan air hingga homogen dan rata menggunakan adukan
mekanis (molen) atau manual dalam wadah adukan.
Membuat acuan plesteran (point) dengan ketebalan yang ditentukan pada
sisi tembok yang akan diplester dengan jarak antara 1.5 meter vertical.
Memplester atau menghubungkan antara acuan plesteran dengan mortar
lalu diratakan dengan jidar membentuk satu garis lurus vertical.
Setelah pekerjaan plesteran selesai lakukan penyiraman secukupnya agar
tidak terjadi keretakan pada permukaan.
Siapkan peralatan acian dan mortar acian yaiutu mixing antara adukan
kering MU-200 dengan air.
Sebelum mengaci usapkan air pada permukaan plesteran agar permukaan
plesteran dapat menyerap air semen dengan baik.
Lalu laburkan mortar acian di permukaan plesteran usapkan dengan rata
dengan peralatan.
Haluskan permukaan acian yang sudah kering dengan mengamplas
menggunakan kertas semen hingga rata dan halus.
Pek. Membuat Acian
Sebelum di Aci, maka permukaan yang akan di Aci harus dibersihkan terlebih
dahulu dengan sikat baja yang dibasahi dengan air Mempersiapkan alat dan
bahan; bahan yang digunakan adalah bahan semen dengan mutu baik yang
memenuhi persyaratan sebagai bahan Acian serta telah mendapat persetujuan
dari direksi pekerjaan. Sementara air yang digunakan dalam campuran harus
bebas dari kotoran debu minyak dll yang dapat menghambat terjadinya ikatan
antara bidang Acian dengan pasangan.

Melaksanakan pengadukan adukan dengan metode yang telah mendapat


persetujuan dari direksi pekerjaan, Bagian Acian harus selalu dijaga dan
dipelihara kelembabannya jangan sampai terkena matahari secara langsung
untuk menghindari penguapan air yang terlalu cepat sehingga akan
menurunkan kekuatan dari Acian itu sendiri.

PEMASANGAN BESI BETON (PLAT DEUKER)


LAPIS PONDASI AGGREGAT S
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk pekerjaan lapis pondasi. Metode kerja dari
pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan diserahkan
kepada direksi untuk disetujui.
Sebelum melaksanakan pekerjaan ini dilakukan terlebih dahulu
pengujian material (Qualitycontrol) Agregat kelas S yang akan digunakan dan
pada saat pelaksanaan sesuai Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
Material agregat Kelas s dicampur di Basecamp dengan menggunakan wheel
loader dengan komposisi sesuai Quality control yang telah disetujui kemudian
material Agregat S dibawa ke lokasi pekerjaan menggunakan dump truck.
Material Agregat kelas S dihampar dengan motorgrader dan alat bantu,
dan dengan ketebalan padat sesuai gambar rencana.
Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water
TankTruck (sebelum pemadatan)dan dipadatkan dengan menggunakan
vibratoryroller.
Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi hamparan
dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.
Setelah dilaksanakan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan lapangan
dengan test Sand Coneuntuk mengetahui kepadatan yang disyaratkan dalam
spesifikasi teknis

LAPIS PONDASI AGREGAT KLS B T=20 CM

Pekerjaan ini dilaksanakan untuk pekerjaan lapis pondasi. Metode kerja dari
pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan
diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
Sebelum melaksanakan pekerjaan ini dilakukan terlebih dahulu
pengujian material (Qualitycontrol) Agregat kelas B yang akan digunakan dan
pada saat pelaksanaan sesuai Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
Material agregat Kelas B dicampur di Basecamp dengan menggunakan
wheel loader dengan komposisi sesuai Quality control yang telah disetujui
kemudian material Agregat B dibawa ke lokasi pekerjaan menggunakan
dump truck.
Material Agregat kelas B dihampar dengan motorgrader dan alat bantu,
dan dengan ketebalan padat sesuai gambar rencana.
Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water
TankTruck (sebelum pemadatan)dan dipadatkan dengan menggunakan
vibratoryroller.
Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi
hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.
Setelah dilaksanakan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan
lapangan dengan test Sand Coneuntuk mengetahui kepadatan yang
disyaratkan dalam spesifikasi teknis
LAPIS PONDASI BATU KAPUR (Limestone) T.30 CM
1. Pengangkutan materia ke lokasi pekerjaan menggunakan dump truck dan
loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Pengecekan dan
pencatatan volume material dilakukan pada saat penghamparan agar tidak
terjadi kelebihan disatu tempat dan kekurangan material di tempat yang lain.
2. Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader
dalam tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
(a) kondisi cuaca;
(b) panjang hamparan, lebar hamparan, dan tebal hamparan;
(c) material yang tidak dipakai dipisahkan dan di tempatkan pada lokasi
yang telah ditetapkan
3. Pemadatan material pemadatan dilakukan dengan menggunakan vibro roller
dan PTR, Dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah. Setelah pemadatan
selesai alat pemadatan dipindahkan ke jalur sebelahnya dengan over leving
1/8 panjang drum dan seterusnya hingga mencapai area
pemadatan.Pemadatan dilakukan dengan jumlah passing sesuai dengan hasil
trial compaction.

BETON READY MIX (Learn Concrete) K.125 T = 5 cm


1. Pekerjaan Persiapan
a. Siapkan semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan
b. Singkirkan hal hal yang dianggap menganggu proses pekerjaan
2. Pekerjaan Pembesian
a. Pekerjaan pembesian dipisahkan pekerjaannya dari lokasi tempat proyek
b. Setelah semua siap, lalu lanjutkan dengan merakit tulangan untuk rangkaian
besi kolom, yang terdiri dari 6 buah tulangan utama dengan diameter (bikin
lambang diameter) 12
c. Kemudian tulangan besi utama kolom diikatkan dengan sengkang
d. Sengkang menggunakan besi diameter (bikin lambang diameter) 10 dengan
jarak masing masingnya 10cm untuk bagian tumpuan, dan berjarak 15cm
untuk bagian lapangan
e. Kemudian sengkang diikatkan dengan kawat bendrat sebagai pengkakuan
kolom dan dibantu dengan tang
f. Pastikan kembali ukuran dan posisi jarang sengkang serta pastikan kawat
bendrat telah terikat dengan sempurna
3. Pekerjaan Bekisting
a. Setelah pembesian kolom siap, tegakkan pembesian kolom pada titik kolom
yang sudah disiapkan sesuai dengan gambar bestek
b. Berikan skoor pada pembesian yang tegak vertikal pada titikkolom agar tidak
kolom tidak bengkok atau melengkung
c. Pastikan pembesian tenah tegak dengan sempurna
d. Lakukan pengujian dengan bantuan unting unting
e. Setelah besi tulangan tegak dengan sempurna, barulah dapat diberikan
bekisting sebagai cetakan selimut beton
f. Bekisting dipasang tegak menyesuaikan dengan pembesian
g. Bekisting dibuat dari multiplek, kemudian diberi kayu skoor agar dapat
menahan tekanan saat proses pengecoran
4. Pekerjaan Pengecoran
a. Setelah bekisting dan pembesian kolom siap, selanjutnya dapat dilanjutkan
dengan proses pengecoran
b. Pengecoran dilakukan dengan mencampurkan pasir, semen dan kerikil, serta
campuran air
c. Kemudian semua campuran tersebut dimasukkan kedalam molen yang
nantinya akan menjadi beton cair
d. Selanjutnya masukan beton cair tadi kedalam ember atau kotak spesi
menggunakan sendok spesi
e. Kemudian beton cair dituangkan kedalam bekisting kolom untuk membetuk
selimut beton kolom secara merata ke seluruh bagian
f. Agar coran lebih merata lagi, spasi pada bekisting bisa diratakan dengan
menggunakan vibrator
g. Selanjutnya tunggu coran hingga kering sempurna biasanya 21 hari tanpa zat
adiktif Setelah mencapai umurnya, bekisting dapat dilepas dan melanjutkan
pekerjaan selanjutnya.

Metode Pelaksanaan :

Sebelum penyetelan dan pemasangan baja tulangan dimulai, Pihak Kami


membuat rencana kerja pemotongan dan pembengkokan baja tulangan (bar
bending schedule), yang sebelumnya diserahkan kepada Manajemen Konstruksi
untuk mendapatkan persetujuan. Tulangan bebas dari kotoran-kotoran
seperti lemak, karet lepas,tanah, serta bahan-bahan atau kotoran yang bisa
mengurangi daya rekatnya. Semua besi beton bebas danbersih dari karat sesuai
dengan ukuran pabrik, bersih pula dari olie, gemuk, cat dan lain sebagainya, atau
hallain yang dapat menyebabkan berkurangnya daya ikat besi beton terhadap
beton. Apabila diinginkan atau dipandang perlu, maka Manajemen Konstruksi
akan memerintahkan untuk menyikat dengan sikat kawat untukmembersihkan
besi beton tersebut sebelum dipergunakan.

Pembengkokan baja tulangan dilakukan secara hati-hati dan teliti, sesuai dengan
aturan dalam SKSNI.Pembengkokan tersebut harus dilakukan oleh tenaga yang
ahli, dengan menggunakan alat-alat sedemikianrupa sehingga tidak
menimbulkan cacat, patah dan retak-retak pada batang baja.

Acuan dibuat dari bahan yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi , seperti
kayu dan multiplex/triplex dengantebal minimum 5 mm, atau bahan lain
yang diinstruksikan oleh Manajemen Konstruksi, serta memenuhi syarat-syarat
kekuatan dan daya tahan, serta mempunyai permukaan yang baik untuk
pekerjaan finishing pada bagianyang berada di atas permukaan tanah (bila ada).
Pihak Kami memberikan contoh dari perhitungan kekuatanbahan yang akan
dipakai untuk acuan, untuk disetujui oleh Manajemen Konstruksi .

Acuan dipasang sesuai dengan ukuran-ukuran jadi yang ada di dalam


gambar dan menjamin bahwa ukuran-ukuran tersebut tidak akan berubah
sebelum dan selama pengecoran. Acuan juga dipasang sedemikian rupasehingga
tidak akan terjadi kebocoran atau hilangnya air selama pengecoran.

Pemasangan dan penyetelan tulangan baja dilakukan berdasarkan


ukuran, bentuk dan peil yang sesuai dengan gambar rencana, dan sudah
diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya. Pemasangan dilakukan
dengan menggunakan pengganjal jarak selimut beton (beton decking) untuk
mendapatkan tebal selimut seperti yang disyaratkan dalam gambar. Apabila hal
tersebut tidak tercantum di dalam gambar atau dalam spesifikasi,maka dapat
digunakan ketentuan peraturan yang berlaku.

Adukan beton berupa “ready mixed concrete”dengan mutu beton k-125 dan
memenuhi syarat-syarat SKSNI. Di lokasi batching plant. yang disiapkan
sebelumnya, Pihak Kami mengadakan/membuat adukan beton menurut
komposisi adukan dan proporsi campuran yang baik, dan bertanggung jawab
penuh atas kekuatan beton yang disyaratkan. Penggunaan air sedemikian rupa
sehingga dapat menghasilkan beton dengan kinerja yang baik. Sebelumproduksi
beton, Pihak Kami diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk
mendapatkan proporsi campuran yang menghasilkan beton dengan mutu dan
kinerja seperti yang disyaratkan, untuk disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
Dalam hal ini adukan percobaan perlu dibuat dalam beberapa proporsi
campuran yang berbeda (utama dan pendamping) untuk mendapatkan
campuran yang optimum. Proporsi campuran bahandasar beton ditentukan
sedemikian agar beton yang dihasilkan memberkan kekuatan tekan dan tingkat
kelecakan (workability) serta konsistensi yang memungkinkan pengerjaan beton
(penuangan, peralatan dan pemadatan) secara “mudah” ke dalam acuan dan ke
sekitar tulangan, tanpa menimbulkan kemungkinan segregasi agregat dan
terpisahnya air (bleeding) secara berlebihan.

Bila tempat pengadukan beton (batching plant) tidak berada di lokasi pekerjaan,
maka adukan beton secepatnya dibawa ke tempat pengecoran, untuk
menghindarkan sudah terjadinya setting di awal atau degradasi mutu beton
akibat waktu transportasi yang lama. Dalam hal ini penggunaan alat transportasi
pengangkut adukan beton haruslah mendapat persetujuan Manajemen
Konstruksi. Semua alat pengangkut yang dipergunakan selalu dibersihkan dari
sisa-sisa adukan beton yang mengeras.

Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat yang akan dicor terlebih dahulu
dibersihkan dari segala kotoran(potongan kayu, batu, tanah dan lainlain) dan
dibasahi dengan air semen.
Sama sekali tidak diperkenankan mengadakan pengecoran beton sebelum besi
yang terpasang telah diperiksadan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
Pengecoran dilakukan secara berlapis dan kontinyu, atau dengan metode
pengecoran yang diusulkan PihakKami dan disetujui oleh Manajemen
Konstruksi, dengan memperhatikan cara atau urutan pengecoran karenavolume
pengecoran yang cukup besar, agar tidak terjadi cold joint dan juga menghindari
kemungkinandegradasi atau kerusakan beton akibat panas hidrasi yang
berlebihan. Untuk itu, sebelum pengecorandilaksanakan, Pihak
Kami menyampaikan usulan prosedur pengecoran yang optimum kepada
ManajemenKonstruksi, dengan memperhatikan semua aspek terutama masalah
panas hidrasi pada beton massa sepertitersebut di atas, untuk mendapatkan
persetujuan Manajemen Konstruksi.

Dalam segala hal tidak dibenarkan untuk menuangkan adukan dengan


menjatuhkan dari suatu ketinggian yangterlampau tinggi sehingga bisa
menimbulkan pengendapan agregat, yang dengan demikian akan
menurunkanmutu dan kinerja beton.13.

Bila pengecoran dihentikan untuk kemudian dilanjutkan dalam waktu lebih dari
24 jam, atau bila dipandangperlu oleh Manajemen Konstruksi, maka permukaan
beton lama yang akan disambung terlebih dahuludibersihkan dan bila perlu
dikasarkan dengan menyikat, atau dengan cara lain bila betonnya sudah
sangatmengeras, ditambahkan lapisan tipis bonding additive sejenis epoxy resin
atau setara, atau minimal disiramdengan air semen dan selanjutnya baru dicor
dengan beton baru. Tempat dimana pengecoran akan dihentikanmendapat
persetujuan Manajemen Konstruksi.

Agar supaya kualitas beton yang digunakan dapat dikontrol dengan baik sesuai
spesifikasi dan standar yangada, maka selama proses pengecoran, perlu
dilakukan uji slump dan pengambilan contoh benda uji, dengandisaksikan oleh
Manajemen Konstruksi. Prosedur uji slump, jumlah dan cara pengambilan
contoh benda uji dancontoh cetakannya sesuai dengan
SKSNI dan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari ManajemenKonstruksi.
Dalam segala hal jumlah benda uji yang diambil tidak kurang dari 30 (tiga
puluh) buah untukpengecoran pile cap, yang harus diambil minimal 1 buah
benda uji setiap 5 m

pengecoran beton untuk volume pengecoran yang kurang dari 300 m3 atau
minimal 1 buah benda uji setiap 10 m 3 pengecoran beton untukvolume
pengecoran yang lebih dari 300 m3, dalam bentuk silinder berdiameter 150 mm
dan tinggi 300 mm.15.

Selama proses pengecoran berlangsung, beton dipadatkan dengan menggunakan


vibrator, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan
maupun posisi tulangan. Pihak Kami menyediakan vibrator dalam jumlah yang
cukup untuk menjamin efisiensi pengecoran dan pemadatan tanah adanya
penundaan.Jenis vibrator dan ukurannya harus terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan Manajemen Konstruksi.Pemadatan beton secara berlebihan
sehingga bisa menyebabkan pengendapan agregat, kebocoran acuan danlain
sebagainya, harus dihindarkan.
Setelah selesai pengecoran, beton dilindungi dan dirawat (concrete curing)
selama berlangsungnya prosespengerasan, terutama terhadap panas matahari,
cuaca atau aliran air dan juga pengeringan sebelumwaktunya. Bila tidak
ditentukan lain oleh Manajemen Konstruksi, maka semua permukaan beton yang
terbukadijaga tetap basah selama minimal 14 hari, dengan cara menyemprotkan
air atau menggenai dengan air padapermukaan beton tersebut, atau dengan cara
lain yang diusulkan Pihak Kami. Metode curing terlebih dahuludiusulkan dan
mendapatkan persetujuan Manajemen Konstruksi, sebelum proses pengerasan
beton. Jugauntuk pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan
perlindungan atas beton diperhatikan. PihakKami bertanggung jawab atas
retaknya beton karena kelalaian ini.

Untuk mengetahui kualitas mutu beton yang sudah dilaksanakan, maka contoh
benda uji beton diperiksadengan uji tekan hancur pada umur 3 (tiga) hari, 7
(tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan) hari. Proporsi jumlahuji tekan
(pada umur beton yang berbeda) mendapatkan persetujuan Manajemen
Konstruksi. Hasil uji tekansegera disampaikan kepada Manajemen Konstruksi
untuk di evaluasi.

BETON READY MIX K. 300 T = 20 cm


1. Pekerjaan Persiapan
a. Siapkan semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan
b. Singkirkan hal hal yang dianggap menganggu proses pekerjaan
2. Pekerjaan Pembesian
a. Pekerjaan pembesian dipisahkan pekerjaannya dari lokasi tempat proyek
b. Setelah semua siap, lalu lanjutkan dengan merakit tulangan untuk rangkaian
besi kolom, yang terdiri dari 6 buah tulangan utama dengan diameter (bikin
lambang diameter) 12
c. Kemudian tulangan besi utama kolom diikatkan dengan sengkang
d. Sengkang menggunakan besi diameter (bikin lambang diameter) 10 dengan
jarak masing masingnya 10cm untuk bagian tumpuan, dan berjarak 15cm
untuk bagian lapangan
e. Kemudian sengkang diikatkan dengan kawat bendrat sebagai pengkakuan
kolom dan dibantu dengan tang
f. Pastikan kembali ukuran dan posisi jarang sengkang serta pastikan kawat
bendrat telah terikat dengan sempurna
3. Pekerjaan Bekisting
a. Setelah pembesian kolom siap, tegakkan pembesian kolom pada titik kolom
yang sudah disiapkan sesuai dengan gambar bestek
b. Berikan skoor pada pembesian yang tegak vertikal pada titikkolom agar tidak
kolom tidak bengkok atau melengkung
c. Pastikan pembesian tenah tegak dengan sempurna
d. Lakukan pengujian dengan bantuan unting unting
e. Setelah besi tulangan tegak dengan sempurna, barulah dapat diberikan
bekisting sebagai cetakan selimut beton
f. Bekisting dipasang tegak menyesuaikan dengan pembesian
g. Bekisting dibuat dari multiplek, kemudian diberi kayu skoor agar dapat
menahan tekanan saat proses pengecoran
4. Pekerjaan Pengecoran
a. Setelah bekisting dan pembesian kolom siap, selanjutnya dapat dilanjutkan
dengan proses pengecoran
b. Pengecoran dilakukan dengan mencampurkan pasir, semen dan kerikil, serta
campuran air
c. Kemudian semua campuran tersebut dimasukkan kedalam molen yang
nantinya akan menjadi beton cair
d. Selanjutnya masukan beton cair tadi kedalam ember atau kotak spesi
menggunakan sendok spesi
e. Kemudian beton cair dituangkan kedalam bekisting kolom untuk membetuk
selimut beton kolom secara merata ke seluruh bagian
f. Agar coran lebih merata lagi, spasi pada bekisting bisa diratakan dengan
menggunakan vibrator
g. Selanjutnya tunggu coran hingga kering sempurna biasanya 21 hari tanpa zat
adiktif Setelah mencapai umurnya, bekisting dapat dilepas dan melanjutkan
pekerjaan selanjutnya.

Metode Pelaksanaan :

Sebelum penyetelan dan pemasangan baja tulangan dimulai, Pihak Kami


membuat rencana kerja pemotongan dan pembengkokan baja tulangan (bar
bending schedule), yang sebelumnya diserahkan kepada Manajemen Konstruksi
untuk mendapatkan persetujuan. Tulangan bebas dari kotoran-kotoran
seperti lemak, karet lepas,tanah, serta bahan-bahan atau kotoran yang bisa
mengurangi daya rekatnya. Semua besi beton bebas danbersih dari karat sesuai
dengan ukuran pabrik, bersih pula dari olie, gemuk, cat dan lain sebagainya, atau
hallain yang dapat menyebabkan berkurangnya daya ikat besi beton terhadap
beton. Apabila diinginkan atau dipandang perlu, maka Manajemen Konstruksi
akan memerintahkan untuk menyikat dengan sikat kawat untukmembersihkan
besi beton tersebut sebelum dipergunakan.

Pembengkokan baja tulangan dilakukan secara hati-hati dan teliti, sesuai dengan
aturan dalam SKSNI.Pembengkokan tersebut harus dilakukan oleh tenaga yang
ahli, dengan menggunakan alat-alat sedemikianrupa sehingga tidak
menimbulkan cacat, patah dan retak-retak pada batang baja.

Acuan dibuat dari bahan yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi , seperti
kayu dan multiplex/triplex dengantebal minimum 5 mm, atau bahan lain
yang diinstruksikan oleh Manajemen Konstruksi, serta memenuhi syarat-syarat
kekuatan dan daya tahan, serta mempunyai permukaan yang baik untuk
pekerjaan finishing pada bagianyang berada di atas permukaan tanah (bila ada).
Pihak Kami memberikan contoh dari perhitungan kekuatanbahan yang akan
dipakai untuk acuan, untuk disetujui oleh Manajemen Konstruksi .

Acuan dipasang sesuai dengan ukuran-ukuran jadi yang ada di dalam


gambar dan menjamin bahwa ukuran-ukuran tersebut tidak akan berubah
sebelum dan selama pengecoran. Acuan juga dipasang sedemikian rupasehingga
tidak akan terjadi kebocoran atau hilangnya air selama pengecoran.

Pemasangan dan penyetelan tulangan baja dilakukan berdasarkan


ukuran, bentuk dan peil yang sesuai dengan gambar rencana, dan sudah
diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya. Pemasangan dilakukan
dengan menggunakan pengganjal jarak selimut beton (beton decking) untuk
mendapatkan tebal selimut seperti yang disyaratkan dalam gambar. Apabila hal
tersebut tidak tercantum di dalam gambar atau dalam spesifikasi,maka dapat
digunakan ketentuan peraturan yang berlaku.

Adukan beton berupa “ready mixed concrete”dengan mutu beton K-300 dan
memenuhi syarat-syarat SKSNI. Di lokasi batching plant. yang disiapkan
sebelumnya, Pihak Kami mengadakan/membuat adukan beton menurut
komposisi adukan dan proporsi campuran yang baik, dan bertanggung jawab
penuh atas kekuatan beton yang disyaratkan. Penggunaan air sedemikian rupa
sehingga dapat menghasilkan beton dengan kinerja yang baik. Sebelumproduksi
beton, Pihak Kami diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk
mendapatkan proporsi campuran yang menghasilkan beton dengan mutu dan
kinerja seperti yang disyaratkan, untuk disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
Dalam hal ini adukan percobaan perlu dibuat dalam beberapa proporsi
campuran yang berbeda (utama dan pendamping) untuk mendapatkan
campuran yang optimum. Proporsi campuran bahandasar beton ditentukan
sedemikian agar beton yang dihasilkan memberkan kekuatan tekan dan tingkat
kelecakan (workability) serta konsistensi yang memungkinkan pengerjaan beton
(penuangan, peralatan dan pemadatan) secara “mudah” ke dalam acuan dan ke
sekitar tulangan, tanpa menimbulkan kemungkinan segregasi agregat dan
terpisahnya air (bleeding) secara berlebihan.

Bila tempat pengadukan beton (batching plant) tidak berada di lokasi pekerjaan,
maka adukan beton secepatnya dibawa ke tempat pengecoran, untuk
menghindarkan sudah terjadinya setting di awal atau degradasi mutu beton
akibat waktu transportasi yang lama. Dalam hal ini penggunaan alat transportasi
pengangkut adukan beton haruslah mendapat persetujuan Manajemen
Konstruksi. Semua alat pengangkut yang dipergunakan selalu dibersihkan dari
sisa-sisa adukan beton yang mengeras.

Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat yang akan dicor terlebih dahulu
dibersihkan dari segala kotoran(potongan kayu, batu, tanah dan lainlain) dan
dibasahi dengan air semen.
Sama sekali tidak diperkenankan mengadakan pengecoran beton sebelum besi
yang terpasang telah diperiksadan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
Pengecoran dilakukan secara berlapis dan kontinyu, atau dengan metode
pengecoran yang diusulkan PihakKami dan disetujui oleh Manajemen
Konstruksi, dengan memperhatikan cara atau urutan pengecoran karenavolume
pengecoran yang cukup besar, agar tidak terjadi cold joint dan juga menghindari
kemungkinandegradasi atau kerusakan beton akibat panas hidrasi yang
berlebihan. Untuk itu, sebelum pengecorandilaksanakan, Pihak
Kami menyampaikan usulan prosedur pengecoran yang optimum kepada
ManajemenKonstruksi, dengan memperhatikan semua aspek terutama masalah
panas hidrasi pada beton massa sepertitersebut di atas, untuk mendapatkan
persetujuan Manajemen Konstruksi.

Dalam segala hal tidak dibenarkan untuk menuangkan adukan dengan


menjatuhkan dari suatu ketinggian yangterlampau tinggi sehingga bisa
menimbulkan pengendapan agregat, yang dengan demikian akan
menurunkanmutu dan kinerja beton.13.

Bila pengecoran dihentikan untuk kemudian dilanjutkan dalam waktu lebih dari
24 jam, atau bila dipandangperlu oleh Manajemen Konstruksi, maka permukaan
beton lama yang akan disambung terlebih dahuludibersihkan dan bila perlu
dikasarkan dengan menyikat, atau dengan cara lain bila betonnya sudah
sangatmengeras, ditambahkan lapisan tipis bonding additive sejenis epoxy resin
atau setara, atau minimal disiramdengan air semen dan selanjutnya baru dicor
dengan beton baru. Tempat dimana pengecoran akan dihentikanmendapat
persetujuan Manajemen Konstruksi.

Agar supaya kualitas beton yang digunakan dapat dikontrol dengan baik sesuai
spesifikasi dan standar yangada, maka selama proses pengecoran, perlu
dilakukan uji slump dan pengambilan contoh benda uji, dengandisaksikan oleh
Manajemen Konstruksi. Prosedur uji slump, jumlah dan cara pengambilan
contoh benda uji dancontoh cetakannya sesuai dengan
SKSNI dan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari ManajemenKonstruksi.
Dalam segala hal jumlah benda uji yang diambil tidak kurang dari 30 (tiga
puluh) buah untukpengecoran pile cap, yang harus diambil minimal 1 buah
benda uji setiap 5 m

pengecoran beton untuk volume pengecoran yang kurang dari 300 m3 atau
minimal 1 buah benda uji setiap 10 m 3 pengecoran beton untukvolume
pengecoran yang lebih dari 300 m3, dalam bentuk silinder berdiameter 150 mm
dan tinggi 300 mm.15.

Selama proses pengecoran berlangsung, beton dipadatkan dengan menggunakan


vibrator, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan
maupun posisi tulangan. Pihak Kami menyediakan vibrator dalam jumlah yang
cukup untuk menjamin efisiensi pengecoran dan pemadatan tanah adanya
penundaan.Jenis vibrator dan ukurannya harus terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan Manajemen Konstruksi.Pemadatan beton secara berlebihan
sehingga bisa menyebabkan pengendapan agregat, kebocoran acuan danlain
sebagainya, harus dihindarkan.
Setelah selesai pengecoran, beton dilindungi dan dirawat (concrete curing)
selama berlangsungnya prosespengerasan, terutama terhadap panas matahari,
cuaca atau aliran air dan juga pengeringan sebelumwaktunya. Bila tidak
ditentukan lain oleh Manajemen Konstruksi, maka semua permukaan beton yang
terbukadijaga tetap basah selama minimal 14 hari, dengan cara menyemprotkan
air atau menggenai dengan air padapermukaan beton tersebut, atau dengan cara
lain yang diusulkan Pihak Kami. Metode curing terlebih dahuludiusulkan dan
mendapatkan persetujuan Manajemen Konstruksi, sebelum proses pengerasan
beton. Jugauntuk pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan
perlindungan atas beton diperhatikan. PihakKami bertanggung jawab atas
retaknya beton karena kelalaian ini.

Untuk mengetahui kualitas mutu beton yang sudah dilaksanakan, maka contoh
benda uji beton diperiksadengan uji tekan hancur pada umur 3 (tiga) hari, 7
(tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan) hari. Proporsi jumlahuji tekan
(pada umur beton yang berbeda) mendapatkan persetujuan Manajemen
Konstruksi. Hasil uji tekansegera disampaikan kepada Manajemen Konstruksi
untuk di evaluasi.

GEDUNG PKM KETAPANG


A. PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN TANAH
1. PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOWPLANK
 Lingkup pekerjaan
1. Pengukuran batas persil, leveling persil dan as masa bangunan
2. Steak Out As bangunan
3. Leveling peli bangunan

 Metode pelaksanaan
Pengukuran dilakuakn dengan alat ukur untuk pengukuran kawasan, stak
out leveling. Untuk dimensi dengan akurasi tinggi maka harus
dilaksanakan pengukuran ulang secara manual jarak as terdekat.
Dilaksanakan oleh tenaga ahli surveyor. Pengukuran dan pemasangan
bouwplank. Ukuran pokok peil lantai mengikuti Exsiting. Untuk patok-
patok digunakan kayu ukuran 5/7 cm atau Ø 8 cm, sedangkan bowplank
digunakan papan kayu berukuran 2/20 cm dengan panjang 3.00 m.

Patok-patok harus dipancang sedemikian rupa sehingga kedudukannya


benar-benar stabil (tidak goyang), tanda-tanda sumbu/ as ( dinding dan
pondasi struktur) harus ditentukan secara teliti dan dibuat jelas. Jenis
kayu yang dipergunakan untuk keperluan ini adalah jenis kayu kelas III
yang lurus dan kering atau bahan besi. Ukuran-ukuran pokok lainnya,
harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tercantum pada gambar
kerja. Apabila terdapat perbedaan atau keraguan pada gambar kerja
maka kami akan melaporkannya secara tertulis kepada direksi supaya
dapat memberikan keputusan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Bahan bangunan yang dipergunakan untuk pasangan bouwplank, tidak
diperkenankan kembali untuk pekerjaan lain.

2. PEKERJAAN SONDIR
Sondir dilakukan dengan alat sondir ringan yang mempunyai kapasitas tekan
maksimal 2,5 ton. Sondir tersebut dilengkapi dengan 4 buah angker ulir
dengan diameter 40 cm dan biconus type Bagemann yang mempunyai luas
penampang konus 10 cm² dan luas selubung gesek 150 cm².

Grafik sondir disajikan dalam tekanan konus qc, dan jumlah hambatan
pelekat (JHP), versus kedalaman. Pembacaan sondir dilakukan selang
interval 20 cm. Spesifikasi pelaksanaan Sondir adalah sebagai berikut :

a. Sondir dilakukan untuk tiap titik sampai ditemukannya tanah keras.


b. Tanah keras didefinisikan dari bacaan konus, yaitu jika diperoleh tekanan
konus qc > 150 kg/cm2.
c. Jika hasil bacaan konus telah didapat qc > 150 kg/cm2, sondir dihentikan.
Jika tidak, akan dilakukan terus sampai mencapai tanah keras.
d. Tiap interval 20 cm, dilakukan bacaan tekanan konus dan tekanan friksi.
e. Hasil bacaan ini diplot pada formulir yang telah disediakan.
f. Hasil bacaan sondir dilapangan dan grafik sondir.

3. GALIAN LUMPUR 0-1 METER DAN BUANGAN SEJAUH 1 KM


Tidak ada galian yang langsung / ditutupi dengan tanah / beton tanpa
diperiksa terlebih dahulu oleh Direksi, Kemiringan yang rusak atau berubah,
karena kesalahan pelaksanaan harus diperbaiki. Apabila pada saat
pelaksanaan penggalian terdapat batu-batu besar dengan diameter lebih
besar dari 1.00 m yang tidak dapat disingkirkan dengan alat excavator, maka
pembayaran volume ini akan termasuk kedalam pembayaran item Galian
Batu atas sepengetahuan Direksi pekerjaan.

Penggalian dilaksanakan secara sistematik agar tidak menggangu pekerjaan


lain ataupun pekerjaan saat penggalian itu sendiri, pelaksana pekerjaan
harus selalu ada di lapangan untuk mengarahkan operator excavator dalam
bekerja.
Jika dikehendaki Hasil galian dibuang disekitar lokasi yang akan
dipergunakan untuk timbunan kembali, dimana dipilih tanah yang memenuhi
syarat, untuk tanah yang tidak memenuhi syarat dibuang dengan persetujuan
Direksi pekerjaan.
Pelaksanaan pekerjaan ini harus selalu diawasi oleh pelaksana lapangan,
dimana Pelaksana tersebut harus menguasai medan kerja sehingga
penumpukan material yang bisa dipakai untuk timbunan ditempatkan pada
lokasi yang dekat dengan lokasi yang memerlukan timbunan dan bisa
langsung ditebar pada bagian yang akan ditimbun. Sedangkan material yang
tidak digunakan akan diangkut sejauh 1 km dengan menggun akan dump
truck.
Begitu seterusnya sampai pekerjaan selesai sesuai dengan gambar kerja dan
perhitungan dalam pembuatan MC – 0%.

4. URUGAN TANAH PILIHAN DIPADATKAN (Per 20 cm)


Pekerjaan yang dimaksud adalah pengurugan tanah pada kavling untuk
bangunan dan lokasi yang memerlukan pengurugan sesuai gambar.
Pekerjaan pengurugan tanah harus mengikuti leveling dan bentuk
rencana kavling untuk bangunan
Pemandatan dengan stemper/babyroller ketebalan maksimum 20cm per
layer.
Material timbunan adalah tanah mendatangkan dari luar
Pekerjaan ini meliputi pembentukan kavling untuk bangunan
Kepadatan tanah hasil urugan harus padat dan tidak mengalami
deformasi

B. PONDASI TEMBOK PENAHAN TANAH


1. GALIAN TANAH BIASA (Talud)
Bentuk dan dimensi disesuaikan dengan gambar diatas dan intruksi
pengawas lapangan dan direksi.
Sebelum pekerjaan dimulai, harus ditentukan terlebih dahulu profil dan
bentuk kontruksi, dengan pengukuran dan pematokan.
Tentukan level rencana dan level galian rencana.
Galian menggunakan alat gali yang layak pakai.
Permukaan tanah dibentuk dan diratakan.
Galian tanah yang dimaksud adalah pekerjaan galian tanah untuk talud. dan
galian minor pada perataan tanah levelling untuk kavling gedung, dimensi
dan bentuk mengacu gambar.
Tanah sisa galian dibuang / dipindahkan ke area yang membutuhkan
timbunan dan mempunyai rencana elevasi lebih tinggi dari permukaan
rencana.
Hasil galian tanah harus sesuai dengan bentuk profil pada gambar kerja.
Setelah pekerjaan selesai, kami akan melaporkan kondisi tersebut untuk
mendapatkan persetujuan.
2. PEMANCANG CERUCUK KAYU DOLKEN dia 8-10 CM

Pondasi cerucuk yaitu salah satu jenis pondasi yang biasanya digunakan pada
didaerah dengan kondisi tanah yang kurang stabil seperti jenis tanah lembek
ataupun tanah gambut dengan elevasi muka air yang cukup tingggi. Ketinggian
pondasi cerucuk dapat dipengaruhi oleh muka air pasang surut. Untuk
perencanaan kedalaman dan jarak anatara tiang pancang harus dilakukan
berdasarkan pemeriksaan tanah.

Syarat Bahan Pondasi Cerucuk antara lain:


1. Diameter minimum 8 cm dan maksimum 10 cm.
2. Panjang minimum 3,5 m dan maksimum 6m.
3. Batang kayu cukup lurus dan tidak bercabang
4. Kekuatan minimum kayu kelas II sesuai PKKI 1973
5. Tegangan minimum was kayu kelas III sesuai PKKI 1973

Teknik Pelaksanaan Pondasi Cerucuk :

Pemancangan cerucuk kayu dapat menggunakan tenaga manusia, alat


pancang cerucuk atau dengan Back Hoe.
Lantai kerja, dengan muka air cukup tinggi, maka lokasi pemancangan
cerucuk dapat diurug terlebih dahulu dengan material setempat. Bila
menggunakan alat pancang cerucuk harus diberi landasan dari balok atau
papan kayu.
Diatas pondasi cerucuk kayu yang diberi kepala tiang yang selanjutnya
dibentuk timbunan badan jalan.

Bahan Peralatan yang Umumnya Digunakan

1. Gergaji kayu
2. Kapak
3. Palu 5 kg
4. Linggis
5. Cangkul
6. Alat pengangkut tanah
7. Alat pancang cerucuk
8. Alas pemukul tiang
9. Perancah atau platform dari susunan drum-drum dan papan kayu
10. Back Hoe atau Excavator
11. Mesin Las

3. URUGAN PASIR BAWAH PONDASI DAN LANTAI T=5 CM


Dilaksanakan pada : di bawah pasangan pondasi batu belah, di bawah lantai
saluran dan bagian lainnya yang tertera pada gambar dan dokumen kontrak.

Lapisan pasir urug harus dipadatkan dengan cara ditimbris / stemper setelah
terlebih dahulu disiram air secara merata sehingga urugan pasir tersebut benar-
benar padat. Pasir urug yang akan digunakan harus bebas dari berbagai kotoran
pengganggu dan sampah organik maupun non organik. Ukuran ketebalan pasir
urug adalah 5 CM.

4. PASANGAN BATU KALI 1 PC : 4 PP


Pekerjaan meliputi pondasi dan lain-lain yang disebutkan digambar dengan
adukan 1pc:4ps bentuk dan ukuran pondasi, harus sesuai dengan yang
tercantum pada gambar kerja.
Batu kali/batu belah yang digunakan, harus berkualitas baik yaitu keras dan
tidak berpori. Batu kali denga nukuran < 15cm, tidak diperkenankan untuk
dipergunakan.
Celah batu pada pasangan harus diisi adukan dengan kondisi padat, apabila
masih terdapat celah kosong setelah pasangan selesai, maka harus di isi
dengan adukan khusus (1pc:2ps) agar himogenitas pasangan batu terjaga.
Apabila pada saat pemeriksaan masih terdapat celah kosong pada pasangan
batu kali maka kontraktor wajib mengganti/ memperbaiki kondisi tersebut
Dibawah pasangan pondasi batu kali, diberi lapisan urug padat,
aanstamping(batu kososng) dari bahan batu belah diisi pasir urug
dipadatkan dengan tebal lapisan sesuai dengan yang tercantum pada gambar
kerja.
Batu kali/belah yang digunakan harus berkualitas baik yaitu keras dan tidak
berpori dengan ukuran > 15cm sedangkan yang berukuran <15 cm tidak
diperkenankan untuk dipergunakan.

5. PEMASANGAN Pipa PVC SULINGAN Dia 1”


Pemasangan PVC Dia 1” Setiap 10m sesuai persetujuan direksi pengawas pada
Pasangan batu kali guna mengalirkan air dari rumah tangah ke saluran
pembuangan atau selokan.

C. PEMBANGUNAN GEDUNG 2 LANTAI


PEKERJAAN LANTAI I

1. PEKERJAAN PEMANCANGAN
Pekerjaan ini meliputi :
Pengadaan Tiang Pancang Beton (20x20)
Mobilisasi dan Demobilisai alat pancang
Pemancangan tiang pancang beton
Pekerjaan Pemotongan / bobok tiang pancang
METODE PELAKSANAAN PONDASI TIANG PANCANG

Tiang pacang harus dirancang, dicor dan dirawat untuk memperoleh kekuatan yang
diperlukan sehingga tahan terhadap pengangkutan, penanganan, dan tekanan akibat
pemancangan tanpa kerusakan. Tiang pancang segi empat harus mempunyai sudut-sudut yang
ditumpulkan. Pipa pancang berongga (hollow piles) harus digunakan bilamana panjang tiang
yang diperlukan melebihi dari biasanya.

Baja tulangan harus disediakan untuk menahan tegangan yang terjadi akibat pengangkatan,
penyusunan dan pengangkutan tiang pancang maupun tegangan yang terjadi akibat
pemncangan dan beban-beban yang didukung. Selimut beton tidak boleh kurang dari 40 mm
dan bilamana tiang pancang terekspos terhadap air laut atau korosi lainnya, selimut beton
tidak boleh kurang dari 75 mm.

Langkah pelaksanaan pondasi tiang pancang dapat dilihat pada Gambar 1.

Mengatur lalu lintas dan jalan akses Produksi tiang pancang


untuk mobilisasi alat pemancang

Membawa tiang pancang


Mengatur posisi tiang ke lokasi

Pemancangan tiang

Penyambungan tiang

Kepala tiang

Gambar 1 Langkah Pelaksanaan Pondasi Tiang Pancang

Pelaksanaannya akan dijelaskan seperti dibawah ini :


1. Persiapan Lokasi Pemancangan
Mempersiapkan lokasi dimana alat pemancang akan diletakan, tanah haruslah dapat
menopang berat alat. Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di bawah
permukaan tanah asli, maka galian harus dilaksanakan terlebih dahulu sebelum
pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan agar dasar pondasi tidak terganggu oleh
penggalian diluar batas-batas yang ditunjukan oleh gambar kerja.

2. Persiapan Alat Pemancang


Pelaksana harus menyediakan alat untuk memancang tiang yang sesuai dengan jenis
tanah dan jenis tiang pancang sehingga tiang pancang tersebut dapat menembus masuk
pada kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya dukung yang telah ditentukan,
tanpa kerusakan. Bila diperlukan, pelaksana dapat melakukan penyelidikan tanah terlebih
dahulu.
Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis drop hammer, diesel atau hidrolik. Berat
palu pada jenis drop hammer sebaiknya tidak kurang dari jumlah berat tiang beserta topi
pancangnya. Sedangkan untuk diesel hammer berat palu tidak boleh kurang dari setengah
jumlah berat tiang total beserta topi pancangnya ditambah 500 kg dan minimum 2,2 ton.

Gambar 2 Alat Pemancang


3. Penyimpanan Tiang Pancang
Tiang pancang disimpan di sekitar lokasi yang akan dilakukan pemancangan. Tiang
pancang disusus seperti piramida, dan dialasi dengan kayu 5/10. Penyimpanan
dikelompokan sesuai dengan type, diameter, dimensi yang sama.
Gambar 3 Penyimpanan Tiang Pancang

4. Pemacangan
Kepala tiang pancang harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel.
Tiang pancang diikatkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik sehingga tiang
pancang masuk pada bagian alat.

Gambar 4 Tiang Pancang Ditarik dengan Sling


Gambar 5 Tiang Pancang Dimasukan pada Bagian Alat

Gambar 6 Tiang Pancang Diluruskan


Gambar 7 Kemiringan Dicek Dengan Waterpass

Setelah kemiringan telah sesuai, kemudian dilakukan pemancangan dengan


menjatuhkan palu pada mesin pancang.

Gambar 8 Pemancangan Tiang Pertama

Bila kedalaman pemancangan lebih dalam dari pada panjang tiang pancang satu
batang, maka perlu dilakukan penyambungan dengan tiang pancang kedua, yaitu
dengan pengelasan.
Gambar 9 Penyambungan Tiang Pancang dengan Pengelasan

Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu sesuai
dengan perencana atau Direksi Pekerjaan. Selanjutnya dilakukan pemancangan di titik
berikutnya dengan langkah yang sama.
2. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN KEMBALI
a. Galian Tanah Biasa 0-1 M (Pile Cap)
Bentuk dan dimensi disesuaikan dengan gambar diatas dan intruksi
pengawas lapangan dan direksi.
Sebelum pekerjaan dimulai, harus ditentukan terlebih dahulu profil dan
bentuk kontruksi, dengan pengukuran dan pematokan.
Tentukan level rencana dan level galian rencana.
Galian menggunakan alat gali yang layak pakai.
Permukaan tanah dibentuk dan diratakan.
Galian tanah yang dimaksud adalah pekerjaan galian tanah untuk Pile
Cap. dan galian minor pada perataan tanah levelling untuk pondasi tiang
pancang pada gedung , dimensi dan bentuk mengacu gambar.
Tanah sisa galian dibuang / dipindahkan ke area yang membutuhkan
timbunan dan mempunyai rencana elevasi lebih tinggi dari permukaan
rencana.
Hasil galian tanah harus sesuai dengan bentuk profil pada gambar kerja.
Setelah pekerjaan selesai, kami akan melaporkan kondisi tersebut untuk
mendapatkan persetujuan.

b. Urugan pasir bawah pondasi dan lantai T = 5 cm


Dilaksanakan pada : di bawah pasangan pondasi batu belah, di bawah lantai
saluran dan bagian lainnya yang tertera pada gambar dan dokumen kontrak.

Lapisan pasir urug harus dipadatkan dengan cara ditimbris / stemper setelah
terlebih dahulu disiram air secara merata sehingga urugan pasir tersebut
benar-benar padat. Pasir urug yang akan digunakan harus bebas dari
berbagai kotoran pengganggu dan sampah organik maupun non organik.
Ukuran ketebalan pasir urug adalah 5 CM.
3. PEKERJAAN BETON
a. Rabat Beton Tumbuk Bawah Lantai T = 5 cm
Persyaratan Beton :
1. Untuk pekerjaan ini mutu beton yang digunakan adalah beton tumbuk K-
175 (Site Mix) dengan tinggi 5 cm
2. Site Mix di lapangan dengan campuran yang telah mendapat rekomendasi
dari laboratorium berdasarkan hasil test lab.
3. Untuk beton tidak bertulang adukan dibuat dengan campuran sesuai
dengan spesifikasi teknis dengan perbandingan volume.

Persyaratan Bahan :
Semen
1. Semen yang digunakan harus terdiri satu jenis merek dari mutu yang baik
dan disetujui oleh Direksi. Semen yang telah mengeras sebagian atau
seluruhnya tidak diperkenankan untuk digunakan. Untuk menghindari
terjadinya hal tersebut diatas, Kami akan memperhatikan syarat-syarat
penyimpanan semen yang baik. SNI dan SII dengan type I.
2. Semen yang dipakai Portland semen satu merek yang telah disyahkan /
disetujui oleh yang berwenang dan memenuhi syarat sebagaimana yang
diuraikan dalam SNI – 03-2847-2002.
3. Dalam pengangkutan semen harus terlindungi dari hujan, harus
diterimakan dalam kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup
rapat.
4. Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya dan robek-robek tidak
diperkenankan penggunaannya, kecuali untuk pekerjaan bukan beton.
5. Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak
diperbolehkan untuk dipergunakan.
6. Semen yang didatangkan ke lokasi, harus disimpan pada gudang yang
mempunyai ventilasi cukup dan tidak terkena air, sehingga terjamin tidak
akan rusak dan atau tercampur bahan lain yang dapat merusak mutu
beton. Diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari
lantai, tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melebihi 2 m.
7. Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru
datang tidak boleh dilakukan di atas timbunan yang telah ada dan
pemakaian semen harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.
Pasir Beton
1. Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas
dari bahan organis, lumpur dan sebagainya. Sesuai dengan persyaratan
yang tercantum di dalam SNI 03-2847-2002. Untuk menghasilkan mutu
beton yang baik, Kontraktor dilarang menggunakan abu batu dan
sejenisnya.
2. Agregat pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari seluruh macam
kotoran baik bahan organik maupun lumpur, tanah, karang, garam dan
sebagainya sesuai dengan syarat dan peraturan yang berlaku.
3. Bahan agregat pasir dan kerikil harus didatangkan dari tempat-tempat
yang telah disetujui mutunya oleh Direksi Lapangan.
4. Bahan agregat pasir dan kerikil harus disimpan di tempat yang bersih,
yang keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran
satu sama lain.
5. Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan.
6. Hanya pasir beton yang dapat dipergunakan untuk pekerjaan beton.

Koral / Kerikil Beton


Koral / kerikil beton yang digunakan harus bersih dari seluruh macam kotoran
serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam SNI 03-2847-2002.
Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton.

Urutan Pekerjaan :

Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana. Buat
adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr : 5Krl mutu beton
K-175 Site Mix atau B-0 dengan menggunakan molen. Pastikan bahwa lokasi yang
akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir dengan ketebalan yang
sesuai rencana dan telah diratakan. Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai
kerja dari sampah atau kotoran. Pasang patok dan leveling lantai kerja yang
diperlukan sebagai acuan untuk menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih
dahulu dibuat kepalaan dengan jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember. Adukan
lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan
tarikan benang dari patok level satu dengan yang lainnya.

b. Pekerjaan pile Cap Beton 120 x 120 x 25 cm (ready mix K-300)

Pile cap merupakan elemen struktur yang berfungsi untuk menyebarkan beban
dari kolom ke tiang-tiang. Baca pile cap disini. Metode pelaksanaan pile cap
adalah sebagai berikut :

1. Persiapan
Pekerjaan pile cap diawali dengan pekerjaan persiapan, yaitu menentukan as
pile cap dengan menggunakan theodolit dan waterpass berdasarkan
shop drawing yang dilanjutkan dengan pemasangan patok as pile cap.
2. Pekerjaan Galian, kedalaman penggalian disesuaikan dengan dimensi pile
cap.

3. Pekerjaan Potongan Kepala Bored Pile


Kepala bored pile dibobok sampai dengan elevasi yang diinginkan 40 D
(±1m)
4. Pekerjaan Urugan Pasir, Lantai Kerja, Bekisting
Pekerjaan urugan pasir setebal 5 cm dilanjutkan dengan pekerjaan lantai
kerja setebal 10 cm. Kemudian pekerjaan bekisting dengan batako putih
dilakukan setelahnya.

5. Pekerjaan Penulangan Pile Cap


Penulangan pile cap dikerjakan berdasarkan spesifikasi dan gambar rencana.

6. Pekerjaan pengecoran
Pengecoran menggunakan beton K-300 Ready Mix dengan nilai slump 12 cm.
c. Pekerjaan Slof Beton SFI 20 x 40 cm, (Ready Mix)

Persyaratan Beton
1. Untuk semua beton bertulang yang bersifat struktur, mutu beton yang
digunakan adalah beton Ready Mix mutu K-300.
2. Beton ready mix K-300 dibuat dengan campuran yang telah mendapat
rekomendasi dari laboratorium berdasarkan hasil test lab.

Persyaratan Bahan :
Semen
1. Semen yang digunakan harus terdiri satu jenis merek dari mutu yang baik
dan disetujui oleh Direksi. Semen yang telah mengeras sebagian atau
seluruhnya tidak diperkenankan untuk digunakan. Untuk menghindari
terjadinya hal tersebut diatas, Kami akan memperhatikan syarat-syarat
penyimpanan semen yang baik. SNI dan SII dengan type I.
2. Semen yang dipakai Portland semen satu merek yang telah disyahkan /
disetujui oleh yang berwenang dan memenuhi syarat sebagaimana yang
diuraikan dalam SNI – 03-2847-2002.
3. Dalam pengangkutan semen harus terlindungi dari hujan, harus diterimakan
dalam kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
4. Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya dan robek-robek tidak
diperkenankan penggunaannya, kecuali untuk pekerjaan bukan beton.
5. Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak
diperbolehkan untuk dipergunakan.
6. Semen yang didatangkan ke lokasi, harus disimpan pada gudang yang
mempunyai ventilasi cukup dan tidak terkena air, sehingga terjamin tidak
akan rusak dan atau tercampur bahan lain yang dapat merusak mutu beton.
Diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai,
tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melebihi 2 m.
7. Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru
datang tidak boleh dilakukan di atas timbunan yang telah ada dan pemakaian
semen harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.

Pasir Beton
1. Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas
dari bahan organis, lumpur dan sebagainya. Sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam SNI 03-2847-2002. Untuk menghasilkan mutu beton
yang baik, Kontraktor dilarang menggunakan abu batu dan sejenisnya.
2. Agregat pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari seluruh macam kotoran
baik bahan organik maupun lumpur, tanah, karang, garam dan sebagainya
sesuai dengan syarat dan peraturan yang berlaku.
3. Bahan agregat pasir dan kerikil harus didatangkan dari tempat-tempat yang
telah disetujui mutunya oleh Direksi Lapangan.
4. Bahan agregat pasir dan kerikil harus disimpan di tempat yang bersih, yang
keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu
sama lain.
5. Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan.
6. Hanya pasir beton yang dapat dipergunakan untuk pekerjaan beton.

Koral / Kerikil Beton


Koral / kerikil beton yang digunakan harus bersih dari seluruh macam
kotoran serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan persyaratan
yang tercantum di dalam SNI 03-2847-2002.

Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton.
Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 U-39 sesuai dengan
kebutuhan dan mengacu kepada SNI 03-2847-2002.
Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran (lumpur,
lemak dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak
dengan diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan
tidak bersepuh seng.
Kualitas tulangan yang akan digunakan se-kualitas keluaran Pabrik Baja
Krakatau Steel (KS) atau Budi Darma (BD).
Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos dengan kualitas besi
beton adalah baja lunak sesuai dengan standar SNI 03-2847-2002 serta
peraturan yang mengikat lainnya.
Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan
dingin, besi beton dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, kulit giling serta
bahan lain yang mengurangi daya lekat.
Besi beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
Besi / baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
Kawat beton digunakan untuk yang lazim dipakai untuk mengikat besi beton
/ tulangan ikatan, antara tulangan harus kuat agar tidak mudah lepas, selama
pelaksanaan pengecoran.

Bekisting
Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan / persyaratan yang
tercantum dalam SNI 03-2847-2002 dengan tebal papan kayu minimal 3 cm,
atau kayu lapis tebal minimum 9 mm dengan balok-balok penyangga
berukuran 5 / 7 cm dan 5 / 10 cm, sedangkan kayu yang digunakan
adalah jenis kayu yang terentang (klas III) yang keras.
Pasangan bekisting harus rapi, kuat dan kaku untuk menahan getaran dan
kejutan gaya yang dikirim tanpa berubah bentuk. Kerapihan dan ketelitian
pemasangan bekisting harus diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar
menghasilkan bidang beton yang rata.
Celah-celah sambungan bekisting harus rapat agar pada waktu mengecor air
tidak menembus keluar. Sebelum pengecoran bagian dalam bekisting harus
bersih dari kotoran.
Bahan-bahan kayu sisa pengecoran (bekisting) tidak diperkenankan untuk
dipergunakan kembali.

Campuran Beton
1. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir beton, kerikil dan air seperti
ditentukan sebelumnya dengan perbandingan yang serasi dan diolah
sebaiknya-baiknya sampai pada kekentalan yang tepat yaitu mutu beton K-
300 Ready Mix.
2. Penakaran semen dan agrerat (halus dan kasar) harusnya dengan kotak-
kotak ukuran yang sama volumenya. Banyaknya air untuk campuran beton
sudah ditentukan sedemikian rupa sehingga mudah dikerjakan sesuai
penggunaannya dan akan menghasilkan kepadatan beton yang tepat,
kekedapan serta kekuatan yang dikehendaki.
3. Semua pengadukan jenis beton harus menggunakan Bacthing Pland dan di
angkut ke lokasi kegiatan dengan menggunak truck mixer.

Penulangan
Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus sesuai dengan
gambar kerja dan mengikuti persyaratan yang tercantum didalam SNI 03-
2847-2002.
Pengikat antara tulangan pokok dan tulangan sangkang harus dilakukan
dengan kuat menggunakan kawat baja, sehingga menjamin tulangan-
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan penggetaran
berlangsung.
Rangka tulang harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga terdapat jarak
bebas dari papan bekisting lantai kerja setebal/sejauh selimut beton yang
diperlukan.
Persiapan Pengecoran
a. Sebelum pengecoran beton dilakukan, kami akan melaporkan kepada
konsultan pengawas untuk pemeriksaan dan meminta persetujuannya untuk
memulai pengecoran, hal ini berlaku untuk semua pekerjaan beton bertulang.
b. Sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari sebelum pengecoran pertama kami
sudah akan membuka kubus beton minimal 4 (empat) buah dan dites pada
laboratorium tes sudah disetujui oleh konsultan pengawas lapangan. Untuk
usia 7 (tujuh) hari, untuk ready mix mak produsen yang menyiapkan.
c. Apabila pengecoran beton terpaksa dihentikan dikarenakan cuaca atau
sebab lainnya dan akan diteruskan pada hari berikutnya, maka penghentian
tersebut harus disetujui oleh direksi dan pengawas lapangan.
d. Kekentalan campuran beton harus diperiksa dengan pengujian slump dengan
kerucut terpancung, ukuran bawah m = 20cm atas m=10 cm dan
tinggi=30cm. Kerucut diisi dengan adukan beton dalam 3 lapis yang sama
tebalnya dengan masing-masing ditusuk dengan besi m=50cm sebanyak 10
kali untuk setiap lapisnya dan dipukul-pukulkan dengan palu karet, setelah
muka bidang atasnya merata maka 30 detik kemudian kerucut ditarik ke atas
dengan penurunan puncak kerucut diukur terhadap tinggi semula. Untuk
bagian pondasi ditentukan penurunan maksimum 10cm untuk non struktur
sedangkan untuk struktur penurunan maksimum 9 cm.

Pengecoran
a. Pengecoran beton baru dapat dilakukan setelah:
1. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
acuan/bekisting yang dibuat.
2. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
pembesian yang akan dicor.
3. Direksi/pengawas lapangan telah menerima laporan laboratorium tentang
karakteristik campuran beton untuk pengecoran.
b. Pemandatan struktur dilakukan dengan menggunakan alat penggetar
(vibrator) dengan kondisi baik.
c. Untuk melindungi beton yang dicor dari cahaya matahari, hujan maupun
angin sampai beton tersebut mengeras dengan baik dan mencegah
pengeringan yang terlalu cepat, maka harus dilakukan perawatan sebagai
berikut:
- Semua cetakan yang diisi adukan beton dibasahi sampai cetakan tersebut
terbongkar.
- Membasahi permukaan atas adukan beton selama 14hari terus menerus
setelah adukan beton cuku p mengeras.
d. Cara-cara dan alat –alat yang digunakan untuk mangangkut beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaa tanpa adanya kehilangan bahan
yang dapat menyebabkan perubahan nilai slump.
e. Dalam hal ini beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan ke
tempat pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dengan
spesinya.

Pembongkaran Cetakan dan Stootwerk (untuk beton yang bersifat


struktur)
a. Pembongkaran cetakan harus dilakukan dengan hati-hati dan mengikuti
petunjuk konsultan pengawas. Beton yang masih muda tidak diijinkan untuk
dibebani. Segera setelah cetakan dibongkar permukaan beton diperiksa. Jika
terdapat permukaan yang cacat akibat pembongkaran bekisting maupun oleh
proses pengecoran maka kami akan memperbaikinya.
b. Umumnya diperlukan waktu sekurang-kurangnya7 (tujuh) hari sbelum
cetakan dibuka untuk bagian dinding-dinding yang tidak bermuatan dan
cetakan-cetakan lainnya sampai 14(empat belas) hari untuk dinding-dinding
pemikul, serta 21 (dua puluh satu) hari untuk pemikul dan plat lantai.
c. Bahan-bahan bekas cetakan yang sudah tidak digunakan lagi harus segera
dikumpulkan serta segera dikeluarkan dari lokasi agar tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan yang selanjutnya.
d. Seluruh pekerjaan pembuatan dan pembongkaran bekisting harus sesuai
denga PBI 1971.
Pengetesan Mutu Beton
Sebelum melangkah pekerjaan pengecoran beton yang sifatnya struktural, kami
akan terlebih dahulu melaksanakan pengetesan beton di laboratorium tes beton
yang disediakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan hasilnya deserahkan kepada
pihak konsultan pengawas yang telah di rekomendasikan oleh team
laboratorium pengujian beton, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum
melaksanakan pengecoran beton struktur. Mutu beton yang dibawah standar
ketentuan tidak dijinkan dipasang.

d. Pekerjaan Kolom, Beton K1 40x40 cm dan Kolom Praktis Beton Kp. 15 x 15 cm


dan Balok Lantai beton 10 x 10 dengan elevasi +2.0 dan +2.6 , (Ready Mix) K-300

Persyaratan Beton
1. Untuk semua beton bertulang yang bersifat struktur, mutu beton yang digunakan
adalah beton Ready Mix mutu K-300.
2. Beton ready mix K-300 dibuat dengan campuran yang telah mendapat
rekomendasi dari laboratorium berdasarkan hasil test lab.

Persyaratan Bahan :
Semen
1. Semen yang digunakan harus terdiri satu jenis merek dari mutu yang baik dan
disetujui oleh Direksi. Semen yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya
tidak diperkenankan untuk digunakan. Untuk menghindari terjadinya hal
tersebut diatas, Kami akan memperhatikan syarat-syarat penyimpanan semen
yang baik. SNI dan SII dengan type I.
2. Semen yang dipakai Portland semen satu merek yang telah disyahkan /
disetujui oleh yang berwenang dan memenuhi syarat sebagaimana yang
diuraikan dalam SNI – 03-2847-2002.
3. Dalam pengangkutan semen harus terlindungi dari hujan, harus diterimakan
dalam kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
4. Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya dan robek-robek tidak
diperkenankan penggunaannya, kecuali untuk pekerjaan bukan beton.
5. Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak
diperbolehkan untuk dipergunakan.
6. Semen yang didatangkan ke lokasi, harus disimpan pada gudang yang
mempunyai ventilasi cukup dan tidak terkena air, sehingga terjamin tidak
akan rusak dan atau tercampur bahan lain yang dapat merusak mutu beton.
Diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai,
tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melebihi 2 m.
7. Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru
datang tidak boleh dilakukan di atas timbunan yang telah ada dan pemakaian
semen harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.

Pasir Beton
7. Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas
dari bahan organis, lumpur dan sebagainya. Sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam SNI 03-2847-2002. Untuk menghasilkan mutu beton
yang baik, Kontraktor dilarang menggunakan abu batu dan sejenisnya.
8. Agregat pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari seluruh macam kotoran
baik bahan organik maupun lumpur, tanah, karang, garam dan sebagainya
sesuai dengan syarat dan peraturan yang berlaku.
9. Bahan agregat pasir dan kerikil harus didatangkan dari tempat-tempat yang
telah disetujui mutunya oleh Direksi Lapangan.
10. Bahan agregat pasir dan kerikil harus disimpan di tempat yang bersih, yang
keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu
sama lain.
11. Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan.
12. Hanya pasir beton yang dapat dipergunakan untuk pekerjaan beton.

Koral / Kerikil Beton


Koral / kerikil beton yang digunakan harus bersih dari seluruh macam
kotoran serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan persyaratan
yang tercantum di dalam SNI 03-2847-2002.

Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton.

Baja Tulangan
1. Baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 U-39 sesuai dengan
kebutuhan dan mengacu kepada SNI 03-2847-2002.
2. Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran (lumpur,
lemak dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak
dengan diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan
tidak bersepuh seng.
3. Kualitas tulangan yang akan digunakan se-kualitas keluaran Pabrik Baja
Krakatau Steel (KS) atau Budi Darma (BD).
4. Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos dengan kualitas besi
beton adalah baja lunak sesuai dengan standar SNI 03-2847-2002 serta
peraturan yang mengikat lainnya.
5. Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan
dingin, besi beton dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
6. Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, kulit giling serta
bahan lain yang mengurangi daya lekat.
7. Besi beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
8. Besi / baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
9. Kawat beton digunakan untuk yang lazim dipakai untuk mengikat besi beton
/ tulangan ikatan, antara tulangan harus kuat agar tidak mudah lepas, selama
pelaksanaan pengecoran.

Bekisting
1. Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan / persyaratan yang
tercantum dalam SNI 03-2847-2002 dengan tebal papan kayu minimal 3 cm,
atau kayu lapis tebal minimum 9 mm dengan balok-balok penyangga berukuran
5 / 7 cm dan 5 / 10 cm, sedangkan kayu yang digunakan adalah jenis kayu yang
terentang (klas III) yang keras.
2. Pasangan bekisting harus rapi, kuat dan kaku untuk menahan getaran dan
kejutan gaya yang dikirim tanpa berubah bentuk. Kerapihan dan ketelitian
pemasangan bekisting harus diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar
menghasilkan bidang beton yang rata.
3. Celah-celah sambungan bekisting harus rapat agar pada waktu mengecor air
tidak menembus keluar. Sebelum pengecoran bagian dalam bekisting harus
bersih dari kotoran.
4. Bahan-bahan kayu sisa pengecoran (bekisting) tidak diperkenankan untuk
dipergunakan kembali.

Campuran Beton
1. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir beton, kerikil dan air seperti
ditentukan sebelumnya dengan perbandingan yang serasi dan diolah sebaiknya-
baiknya sampai pada kekentalan yang tepat yaitu mutu beton K-300 Ready Mix.
2. Penakaran semen dan agrerat (halus dan kasar) harusnya dengan kotak-
kotak ukuran yang sama volumenya. Banyaknya air untuk campuran beton
sudah ditentukan sedemikian rupa sehingga mudah dikerjakan sesuai
penggunaannya dan akan menghasilkan kepadatan beton yang tepat,
kekedapan serta kekuatan yang dikehendaki.
3. Semua pengadukan jenis beton harus menggunakan Bacthing Pland dan di
angkut ke lokasi kegiatan dengan menggunak truck mixer.

Penulangan
a. Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus sesuai dengan
gambar kerja dan mengikuti persyaratan yang tercantum didalam SNI 03-2847-
2002.
b. Pengikat antara tulangan pokok dan tulangan sangkang harus dilakukan
dengan kuat menggunakan kawat baja, sehingga menjamin tulangan-
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan penggetaran
berlangsung.
c. Rangka tulang harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga terdapat jarak
bebas dari papan bekisting lantai kerja setebal/sejauh selimut beton yang
diperlukan.

Persiapan Pengecoran
a. Sebelum pengecoran beton dilakukan, kami akan melaporkan kepada konsultan
pengawas untuk pemeriksaan dan meminta persetujuannya untuk memulai
pengecoran, hal ini berlaku untuk semua pekerjaan beton bertulang.
b. Sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari sebelum pengecoran pertama kami
sudah akan membuka kubus beton minimal 4 (empat) buah dan dites pada
laboratorium tes sudah disetujui oleh konsultan pengawas lapangan. Untuk
usia 7 (tujuh) hari, untuk ready mix mak produsen yang menyiapkan.
c. Apabila pengecoran beton terpaksa dihentikan dikarenakan cuaca atau
sebab lainnya dan akan diteruskan pada hari berikutnya, maka penghentian
tersebut harus disetujui oleh direksi dan pengawas lapangan.
d. Kekentalan campuran beton harus diperiksa dengan pengujian slump dengan
kerucut terpancung, ukuran bawah m = 20cm atas m=10 cm dan
tinggi=30cm. Kerucut diisi dengan adukan beton dalam 3 lapis yang sama
tebalnya dengan masing-masing ditusuk dengan besi m=50cm sebanyak 10
kali untuk setiap lapisnya dan dipukul-pukulkan dengan palu karet, setelah
muka bidang atasnya merata maka 30 detik kemudian kerucut ditarik ke atas
dengan penurunan puncak kerucut diukur terhadap tinggi semula. Untuk
bagian pondasi ditentukan penurunan maksimum 10cm untuk non struktur
sedangkan untuk struktur penurunan maksimum 9 cm.

Pengecoran
Pengecoran beton baru dapat dilakukan setelah:
1. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
acuan/bekisting yang dibuat.
2. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui pembesian
yang akan dicor.
3. Direksi/pengawas lapangan telah menerima laporan laboratorium tentang
karakteristik campuran beton untuk pengecoran.
4. Pemandatan struktur dilakukan dengan menggunakan alat penggetar
(vibrator) dengan kondisi baik.
5. Untuk melindungi beton yang dicor dari cahaya matahari, hujan maupun
angin sampai beton tersebut mengeras dengan baik dan mencegah
pengeringan yang terlalu cepat, maka harus dilakukan perawatan sebagai
berikut:
- Semua cetakan yang diisi adukan beton dibasahi sampai cetakan tersebut
terbongkar.
- Membasahi permukaan atas adukan beton selama 14hari terus menerus
setelah adukan beton cuku p mengeras.
a. Cara-cara dan alat –alat yang digunakan untuk mangangkut beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaa tanpa adanya kehilangan bahan
yang dapat menyebabkan perubahan nilai slump.
b. Dalam hal ini beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan ke
tempat pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dengan
spesinya.

Pembongkaran Cetakan dan Stootwerk (untuk beton yang bersifat


struktur)
a. Pembongkaran cetakan harus dilakukan dengan hati-hati dan mengikuti
petunjuk konsultan pengawas. Beton yang masih muda tidak diijinkan untuk
dibebani. Segera setelah cetakan dibongkar permukaan beton diperiksa. Jika
terdapat permukaan yang cacat akibat pembongkaran bekisting maupun oleh
proses pengecoran maka kami akan memperbaikinya.
b. Umumnya diperlukan waktu sekurang-kurangnya7 (tujuh) hari sbelum
cetakan dibuka untuk bagian dinding-dinding yang tidak bermuatan dan
cetakan-cetakan lainnya sampai 14(empat belas) hari untuk dinding-dinding
pemikul, serta 21 (dua puluh satu) hari untuk pemikul dan plat lantai.
c. Bahan-bahan bekas cetakan yang sudah tidak digunakan lagi harus segera
dikumpulkan serta segera dikeluarkan dari lokasi agar tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan yang selanjutnya.
d. Seluruh pekerjaan pembuatan dan pembongkaran bekisting harus sesuai
denga PBI 1971.
Pengetesan Mutu Beton
Sebelum melangkah pekerjaan pengecoran beton yang sifatnya struktural, kami
akan terlebih dahulu melaksanakan pengetesan beton di laboratorium tes beton
yang disediakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan hasilnya deserahkan kepada
pihak konsultan pengawas yang telah di rekomendasikan oleh team
laboratorium pengujian beton, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum
melaksanakan pengecoran beton struktur. Mutu beton yang dibawah standar
ketentuan tidak dijinkan dipasang.
PEMBUATAN TANGGA

Pekerjaan ini meliputi :

1. Balok Tangga Beton 15 x 20 cm


2. Plat Tangga Beton T=14 cm
3. Trap Tangga Beton 25 x 17.8cm

Persyaratan Beton
a. Untuk semua beton bertulang yang bersifat struktur, mutu beton yang
digunakan adalah beton Ready Mix mutu K-300.
b. Beton ready mix K-300 dibuat dengan campuran yang telah mendapat
rekomendasi dari laboratorium berdasarkan hasil test lab.

Persyaratan Bahan :
Semen
1. Semen yang digunakan harus terdiri satu jenis merek dari mutu yang baik
dan disetujui oleh Direksi. Semen yang telah mengeras sebagian atau
seluruhnya tidak diperkenankan untuk digunakan. Untuk menghindari
terjadinya hal tersebut diatas, Kami akan memperhatikan syarat-syarat
penyimpanan semen yang baik. SNI dan SII dengan type I.
2. Semen yang dipakai Portland semen satu merek yang telah disyahkan /
disetujui oleh yang berwenang dan memenuhi syarat sebagaimana yang
diuraikan dalam SNI – 03-2847-2002.
3. Dalam pengangkutan semen harus terlindungi dari hujan, harus diterimakan
dalam kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
4. Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya dan robek-robek tidak
diperkenankan penggunaannya, kecuali untuk pekerjaan bukan beton.
5. Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak
diperbolehkan untuk dipergunakan.
6. Semen yang didatangkan ke lokasi, harus disimpan pada gudang yang
mempunyai ventilasi cukup dan tidak terkena air, sehingga terjamin tidak
akan rusak dan atau tercampur bahan lain yang dapat merusak mutu beton.
Diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai,
tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melebihi 2 m.
7. Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru
datang tidak boleh dilakukan di atas timbunan yang telah ada dan pemakaian
semen harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.

Pasir Beton
1. Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas
dari bahan organis, lumpur dan sebagainya. Sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam SNI 03-2847-2002. Untuk menghasilkan mutu beton
yang baik, Kontraktor dilarang menggunakan abu batu dan sejenisnya.
2. Agregat pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari seluruh macam kotoran
baik bahan organik maupun lumpur, tanah, karang, garam dan sebagainya
sesuai dengan syarat dan peraturan yang berlaku.
3. Bahan agregat pasir dan kerikil harus didatangkan dari tempat-tempat yang
telah disetujui mutunya oleh Direksi Lapangan.
4. Bahan agregat pasir dan kerikil harus disimpan di tempat yang bersih, yang
keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu
sama lain.
5. Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan.
6. Hanya pasir beton yang dapat dipergunakan untuk pekerjaan beton.

Koral / Kerikil Beton


Koral / kerikil beton yang digunakan harus bersih dari seluruh macam
kotoran serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan persyaratan
yang tercantum di dalam SNI 03-2847-2002.

Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton.

Baja Tulangan
1. Baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 U-39 sesuai dengan
kebutuhan dan mengacu kepada SNI 03-2847-2002.
2. Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran (lumpur,
lemak dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak
dengan diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan
tidak bersepuh seng.
3. Kualitas tulangan yang akan digunakan se-kualitas keluaran Pabrik Baja
Krakatau Steel (KS) atau Budi Darma (BD).
4. Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos dengan kualitas besi
beton adalah baja lunak sesuai dengan standar SNI 03-2847-2002 serta
peraturan yang mengikat lainnya.
5. Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan
dingin, besi beton dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
6. Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, kulit giling serta
bahan lain yang mengurangi daya lekat.
7. Besi beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
8. Besi / baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
9. Kawat beton digunakan untuk yang lazim dipakai untuk mengikat besi beton
/ tulangan ikatan, antara tulangan harus kuat agar tidak mudah lepas, selama
pelaksanaan pengecoran.

Bekisting
1. Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan / persyaratan yang
tercantum dalam SNI 03-2847-2002 dengan tebal papan kayu minimal 3 cm,
atau kayu lapis tebal minimum 9 mm dengan balok-balok penyangga
berukuran 5 / 7 cm dan 5 / 10 cm, sedangkan kayu yang digunakan
adalah jenis kayu yang terentang (klas III) yang keras.
2. Pasangan bekisting harus rapi, kuat dan kaku untuk menahan getaran dan
kejutan gaya yang dikirim tanpa berubah bentuk. Kerapihan dan ketelitian
pemasangan bekisting harus diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar
menghasilkan bidang beton yang rata.
3. Celah-celah sambungan bekisting harus rapat agar pada waktu mengecor air
tidak menembus keluar. Sebelum pengecoran bagian dalam bekisting harus
bersih dari kotoran.
4. Bahan-bahan kayu sisa pengecoran (bekisting) tidak diperkenankan untuk
dipergunakan kembali.

Campuran Beton
1. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir beton, kerikil dan air seperti
ditentukan sebelumnya dengan perbandingan yang serasi dan diolah sebaiknya-
baiknya sampai pada kekentalan yang tepat yaitu mutu beton K-300 Ready Mix.
2. Penakaran semen dan agrerat (halus dan kasar) harusnya dengan kotak-
kotak ukuran yang sama volumenya. Banyaknya air untuk campuran beton
sudah ditentukan sedemikian rupa sehingga mudah dikerjakan sesuai
penggunaannya dan akan menghasilkan kepadatan beton yang tepat,
kekedapan serta kekuatan yang dikehendaki.
3. Semua pengadukan jenis beton harus menggunakan Bacthing Pland dan di
angkut ke lokasi kegiatan dengan menggunak truck mixer.

Penulangan
a. Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus sesuai dengan
gambar kerja dan mengikuti persyaratan yang tercantum didalam SNI 03-2847-
2002.
b. Pengikat antara tulangan pokok dan tulangan sangkang harus dilakukan
dengan kuat menggunakan kawat baja, sehingga menjamin tulangan-
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan penggetaran
berlangsung.
c. Rangka tulang harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga terdapat jarak
bebas dari papan bekisting lantai kerja setebal/sejauh selimut beton yang
diperlukan.

Persiapan Pengecoran
a. Sebelum pengecoran beton dilakukan, kami akan melaporkan kepada konsultan
pengawas untuk pemeriksaan dan meminta persetujuannya untuk memulai
pengecoran, hal ini berlaku untuk semua pekerjaan beton bertulang.
b. Sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari sebelum pengecoran pertama kami
sudah akan membuka kubus beton minimal 4 (empat) buah dan dites pada
laboratorium tes sudah disetujui oleh konsultan pengawas lapangan. Untuk
usia 7 (tujuh) hari, untuk ready mix mak produsen yang menyiapkan.
c. Apabila pengecoran beton terpaksa dihentikan dikarenakan cuaca atau
sebab lainnya dan akan diteruskan pada hari berikutnya, maka penghentian
tersebut harus disetujui oleh direksi dan pengawas lapangan.
d. Kekentalan campuran beton harus diperiksa dengan pengujian slump dengan
kerucut terpancung, ukuran bawah m = 20cm atas m=10 cm dan
tinggi=30cm. Kerucut diisi dengan adukan beton dalam 3 lapis yang sama
tebalnya dengan masing-masing ditusuk dengan besi m=50cm sebanyak 10
kali untuk setiap lapisnya dan dipukul-pukulkan dengan palu karet, setelah
muka bidang atasnya merata maka 30 detik kemudian kerucut ditarik ke atas
dengan penurunan puncak kerucut diukur terhadap tinggi semula. Untuk
bagian pondasi ditentukan penurunan maksimum 10cm untuk non struktur
sedangkan untuk struktur penurunan maksimum 9 cm.

Pengecoran
a. Pengecoran beton baru dapat dilakukan setelah:
1. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
acuan/bekisting yang dibuat.
2. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
pembesian yang akan dicor.
3. Direksi/pengawas lapangan telah menerima laporan laboratorium
tentang karakteristik campuran beton untuk pengecoran.
b. Pemandatan struktur dilakukan dengan menggunakan alat penggetar
(vibrator) dengan kondisi baik.
c. Untuk melindungi beton yang dicor dari cahaya matahari, hujan maupun
angin sampai beton tersebut mengeras dengan baik dan mencegah
pengeringan yang terlalu cepat, maka harus dilakukan perawatan sebagai
berikut:
- Semua cetakan yang diisi adukan beton dibasahi sampai cetakan tersebut
terbongkar.
- Membasahi permukaan atas adukan beton selama 14hari terus menerus
setelah adukan beton cuku p mengeras.
d. Cara-cara dan alat –alat yang digunakan untuk mangangkut beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaa tanpa adanya kehilangan bahan
yang dapat menyebabkan perubahan nilai slump.
e. Dalam hal ini beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan ke
tempat pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dengan
spesinya.

Pembongkaran Cetakan dan Stootwerk (untuk beton yang bersifat


struktur)
a. Pembongkaran cetakan harus dilakukan dengan hati-hati dan mengikuti
petunjuk konsultan pengawas. Beton yang masih muda tidak diijinkan untuk
dibebani. Segera setelah cetakan dibongkar permukaan beton diperiksa. Jika
terdapat permukaan yang cacat akibat pembongkaran bekisting maupun oleh
proses pengecoran maka kami akan memperbaikinya.
b. Umumnya diperlukan waktu sekurang-kurangnya7 (tujuh) hari sbelum
cetakan dibuka untuk bagian dinding-dinding yang tidak bermuatan dan
cetakan-cetakan lainnya sampai 14(empat belas) hari untuk dinding-dinding
pemikul, serta 21 (dua puluh satu) hari untuk pemikul dan plat lantai.
c. Bahan-bahan bekas cetakan yang sudah tidak digunakan lagi harus segera
dikumpulkan serta segera dikeluarkan dari lokasi agar tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan yang selanjutnya.
d. Seluruh pekerjaan pembuatan dan pembongkaran bekisting harus sesuai
denga PBI 1971.
Pengetesan Mutu Beton
Sebelum melangkah pekerjaan pengecoran beton yang sifatnya struktural, kami
akan terlebih dahulu melaksanakan pengetesan beton di laboratorium tes beton
yang disediakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan hasilnya deserahkan kepada
pihak konsultan pengawas yang telah di rekomendasikan oleh team
laboratorium pengujian beton, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum
melaksanakan pengecoran beton struktur. Mutu beton yang dibawah standar
ketentuan tidak dijinkan dipasang.
4. PEKERJAAN PASANGAN BATU DAN DAN PLESTERAN

Ruang lingkup pekerjaan ini meliputi :


1. Pesangan dinding bata eksposes
2. Coating Bata Eksposes (ekterior)
3. Plester Beton dan
4. Acian Beton

Uraian Pekerjaan :

Membiarkan dinding tanpa plester, sehingga susunan batu bata tampak


jelas, telah menjadi salah satu gaya tersendiri untuk memperindah tampilan
interior maupun eksterior rumah. Semakin hari, semakin banyak peminat
dari dinding dengan batu expose, demikian umumnya mereka
menyebutnya. Untuk menjadikan tampilan yang lebih menarik, dinding
batu expose harus direncanakan sejak awal dan dapat ditindaklanjuti
dengan finishing tertentu.

Sebagai contohnya adalah dengan menyusun batu bata secara rapat,


sehingga garis spasi (siar) tidak tampak. Untuk mendapatkan dinding batu
bata terekspos tanpa siar, diperlukan batu bata dengan ukuran yang presisi
dan memiliki tekstur yang halus. Batu bata yang digunakan umunya adalah
batu bata produksi pabrik yang pengolahan dan pembuatannya
menggunakan mesin, sehingga ukuran dan bentuk batu bata yang
dihasilkan sama. Disamping itu, hendaknya dipilih perekat dengan kualitas
terbaik. Dalam proses pemasangan batu bata, hanya digunakan perekat
dalam jumlah yang sedikit. Hal ini berkaitan dengan tujuan awal, bahwa
siar antara batu bata dibuat sangat tipis atau hampir tidak terlihat.
Pemilihan bahan perekat yang terbaik, ditujukan untuk mendapatkan daya
rekat yang kuat, meskipun bahan yang digunakan sebagai perekat
berjumlah minimal.

Metode Pelaksanaan :

1. Pasangan dinding bata eksposes dan Coating Bata Eksposes


Jenis bata yang Tepat
Gunakan jenis batu bata yag tepat. Bata yang biasa diekspose pada sebuah
bangunan biasanya bukan jenis bata biasa, melainkan bata yang dibuat
khusus dengan tekstur lebih padat dan pori-pori lebih rapat.
Ini bertujuan meminimalkan air terperangkap di dalam batu yang dapt
membuat bata cepat rapuh dan berjamur saat lembap. Warna bata ekspose
biasanya cenderung lebih merah.
Gunakan Coating
Jika sudah memilih jenis bata yang tepat dan bata telah tersusun secara
rapat, langkah selanjutnya melapisi bata dengan coating atau pelapis
tembus pandang.
Anda bisa memilih coating glossy (berkilau) atau matte (tidak berkilau).
Lapisan ini bertujuan untuk mencegah lembap, jamur, dan lumut tanpa
menutupi warna asli bata.
Tebal nat yang tepat
Perhatikan kerapian dalam menyusun bata merah. Umumnya nat (perekat
di antara bata) untuk batu bata biasa sekitar 2-3 cm, tetapi untuk bata
ekspose tebal nat cenderung lebih tipis sekitar 15 mm.
Ini dilakukan agar tak memengaruhi hasil yang ditampilkan. Usahakan
semua tebal nat sama sehingga tampilan dinding terlihat lebih rapid an
indah.
Aksen Melalui Susunan
Bata yang diekspose tidak harus ditumpuk secara rata. Anda bisa
menentukan sendiri bagaimana bata tersebut akan disusun. Susunan tak
beraturan biasanya akan memberi aksen berbeda dan tidak monoton. Saat
menyusun perhatikan nilai estetikanya.
Aksen Melalui Warna
Bata memiliki beberapa warna. Ada yang berwarna merah, cokelat muda,
cokelat tua, bahkan putih. Anda tak harus menggunakan bata dengan warna
yang sama untuk satu bidang.
Pemilihan bata yang berbeda warna akan memberikan aksen tersendiri dan
membuat tampilan lebih menarik dan berseni.
Jika bata sudah terlanjur tersusun rapi, suatu waktu Anda tetap bisa
mengubah warnanya, kok. Caranya cukup mudah, hancurkan bata menjadi
bubuk, lalu campur dengan cat bening. Setelah tercampur oleskan pada
bata-bata yang ingin Anda ubah warnanya.

2. Perkerjaan Plester dan Acian Beton

pekerjaan plesteran yang dimulai dengan jalan membuat kepalaan


plesteran pada sisi vertical jarak 2 m sesuai dengan ketebalan yang
diinginkan dengan bantuan unting-unting pada sisi horizontal pada elevasi
plafond atau diujung atas dinding dengan bantuan benang.

Sebelum melakukan pekerjaan plesteran, beton disiram / dibasahi dengan


air, kemudian dilakukan pekerjaan plesteran pada dinding beton secara
merata, menggunakan adukan mortar 1 pc : 4ps untuk pasangan dinding
biasa dan 1pc : 4ps untuk pasangan dinding trasram (komposisi adukan
bisa berbeda tergantung dari persyaratan yang ditetapkan) sampai 10 – 15
mm atau sampai ketebalan yang ditentukan.

Setelah plesteran kering dan rata sesuai dengan yang diinginkan kemudian
dilanjutkan dengan pekerjaan acian menggunakan acian semen. Sesudah
pekerjaan acian selesai, permukaan dinding difinish dengan plamur
tembok. Untuk dasaran/plamur tembok jika diperlukan dan hanya
dipergunakan pada ruangan interior yang permukaannya tidak rata atau
retak-retak. Dinding yang telah selesai diplamur kemudian diampelas,
sehingga memberikan permukaan dinding tembok yang halus, licin dan
rapi.

5. PEKERJAAN KAYU DAN BESI


A. PEKERJAAN RALLING BESI + HANDRAIL KAYU 4/6 FINISH
MELAMIN

- Rangka Raling Besi dipesan dengan jenis bahan dan bentuk di


sesuaikan dengan spesifikasi dan Gambar dalam dokumen lelang.
- Sedangkan untuk handrail dibuat dari bahan kayu dengan jenis kayu
yang telah mendapat persetujuan dari direksi.
- Untuk finisihing Besi di cat dengan menggunakan cat besi sedangkan
handrail dilapisi melamin agar terlihat lebih natural.
- Jenis cat dan melamin yang akan digunakan harus sesuai dengan
spesifikasi dan mendapat persetujuan dari direksi.

6. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
Pekerjaan ini meliputi pemasangan kalsibord dan gypsum :

a. Palfond Kalsibord

Platfon Kalsiboard terbuat dari campuran bahan pasir silika, semen dan
serat selilosa. Pembuatannya dilakukan dengan mencampur ketiga
bahan tersebut yang kemudian dikeringkan dengan menggunakan suhu
dengan tekanan tinggi sehingga Plafon Kalsiboard lebih kokoh dan
aman digunakan serta ramah lingkungan.

Plafon Kalsiboard dipilih karena kekokohannya sehingga hunian akan


terhindar dari kebocoran jika hujan datang. Jika Gypsum akan menjadi
pelindung atap keika hujan langsung tertuju ke beton, namun pada
lantai atas yang berhubungan langsung dengan genteng sebaikanya
menggunakan Plafon Kalsiboard. Plafon Kalsiboard juga memudahkan
dalam hal pearwatan sehingga ketika plafon terkena air, nodanya bisa
dihilangkan dengan cara mengampelas dan segera di cat lagi.

Metode pelaksanaan :

Untuk pemasangan kalsiboard, hanya ada beberapa tahap utama yang


perlu diperhatikan, meliputi pembagian zoning, tahap framing, dan
pemasangan.
Langkah pertama adalah pembagian zoning.Tentukan bagian manakah
yang berpotensi menjadi ruangan tambahan untuk kebutuhan baru
hunian Anda.Ruangan tersebut dapat merupakan ruang kosong di
sebelah dapur, ruangan keluarga yang dekat dengan ruang tamu, atau
ruangan manapun yang telah Anda pertimbangkan dengan
matang.Setelah itu, ukurlah dimensi ruangan tersebut dalam dua
variabel, yaitu berdasarkan lebar permukaan dinding dan ketinggian
dinding partisi yang diukur dari permukaan lantai ke plafon.Setelah
mendapatkan dimensi kebutuhan ruangan, kita dapat melanjutkan ke
tahap berikutnya.

Untuk tahap framing, biasanya dipasang balok penguat setiap 75 cm – 1


meter. Framing di sini berfungsi untuk menahan beban dinding dan
menjaga agar permukaan kalsiboard tidak melendut (atau istilahnya
letoy) sehingga tidak terkesan seperti dinding. Ketebalan balok framing
sendiri juga menentukan ketebalan dinding partisi yang akan dibuat.
Karena material kalsiboard tidak terlalu tebal (> 1cm) maka berilah
selisih untuk ketebalan dinding yang diperlukan sekitar 2 cm. Misalnya
ketebalan dinding partisi yang diperlukan adalah 12 cm, maka 12
dikurangkan 2 cm sehingga digunakan balok dengan ketebalan 10 cm
(misalnya kaso ukuran 8/10).

Tahap berikutnya adalah pemasangan kalsiboard itu sendiri.Kalsiboard


bersifat ringan sehingga dapat dilem dengan lem material khusus, yang
bisa diperoleh di toko material terdekat.Yang perlu diperhatikan pada
saat penyatuan kalsiboard dengan rangka atau balok framing adalah
kerekatannya cukup kuat. Hasilnya akan lebih maksimal jika Anda
memastikan sewaktu mulai memasang kalsiboard hingga waktu lem
telah kering secara intens dengan cara menekan-nekan permukaan
kalsiboard pada bagian dinding partisi yang ditopang langsung oleh
balok framing.

Sementara untuk finishing, tidak diperlukan lagi pengecatan atau


pelapisan dinding partisi.Selain membersihkan sisa-sisa lem putih yang
menempel pada bagian pertemuan-pertemuan dinding, pekerjaan
dinding partisi ini telah selesai.

b. Plapond Gypsum
Plafon Gypsum merupakan salah satu dari beberapa jenis plafon yang
banyak digunakan. Plafon ini banyak digunakan sebagai plafon rumah di
Indonesia. Gypsum merupakan material yang terbuat dari casting atau
bubuk Gypsum yaitu bahan yang serupa dengan semen ini lembut dan
lebih putih. Selain bahan tersebut, Gypsum juga dilengkapi dengan
roving sebagai penguat yang bentuknya seperti serat rambut panjang.

Metode Pelaksanaan :
Pelaksanaan langit-langit dapat dilaksanakan setelah dudukan untuk
alat penggantung/pengait rangka plafond telah selesai dikerjakan
dan tertutup dengan atap atau dak beton.
Pemasangan rangka plafond ditimbang rata air untuk
mendapatkan permukaan plafond yang rata air.
Konstruksi rangka plafond dalam satu ruang telah selesai
dilaksanakan baru penutup atau lembaran plafond dapat
dipasangkan.
Jarak antara paku atau sekrup minimal 10 mm dan maksimal 16
mm. dipinggir bahan penutup pada setiap rangkaian rangka
plafondnya.
Sambungan antara lembaran plafond yang terpasang serapat
mungkin lalu dilapisi dengan base bond dan paper tape dari produk
yang sama dengan papan penutup langit-langit .
Pemasangan list plafond di pasang pada setiap permukaan
antara dinding dan plafond dengan cara pemasangan
menggunakan paku atau sekrup.
7. PEKERJAAN KERAMIK
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan, meliputi semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-
bahan yang berhubungan dengan pekerjaan lantai sesuai dengan RKS serta
gambar terencana. Pekerjaan lantai yang dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
a. Keramik lantai Motif kayu 40 x 40 cm.
b. Lantai selasar keramik 40 x 40 cm
c. Keramik lantai anti slip 20 x 40 cm (tangga)
d. Plint Lantai 10 x 40 cm
e. Stepnousing Tangga 40 x 5 cm

Pelaksanaan :
a. Lantai dasarnya/permukaan dibersihkan dari kotoran/debu dan
disiram terlebih dahulu sebelum ditebar adukan pasangan keramik.
b. Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum
dipasang.
c. Buat adukan untuk pasang keramik.
d. Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan
keramik yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
e. Buat kepalaan adukan dengan jarak 1 - 1.5 m agar adukan yang ditebar
permukaannya yang rata/flat.
f. Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
g. Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada
adukan yang sudah ditebar dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan
pemasangan keramik lantai lainnya dengan acuan kepalaan pasangan
keramik yang telah dibuat.
h. Pada saat pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet
untuk mendapatkan permukaan lantai keramik yang rata.
i. Cek kerataan permukaan pasangan lantai keramik dengan waterpass.
j. Setelah pemasangan lantain keramik selesai, biarkan beberapa saat
untuk mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan lantai
keramik. Setelah itu baru dilanjutkan dengan pekerjaan
perapihan/finish garis siar/nat.
k. Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan lantai keramik dari
kotoran.
l. Pasangkan plint lantai pada sambungan antar keramik dengan dinding
m. Pemasangan plint dilakukan dengan penuh perhitungan agar lurus dan
rapih disetiap sambungannya .
n. Lalu pasangankan Stepnousing pada setiap anak tangga, pekerjaan ini
disesuaikan dengan pemasangan keramik.
8. PEKERJAAN CAT
Pekerjaan Ini meliputi :
1. Pengecatan Beton (eksterior)
2. Cat Langit – langit (eksterior)
Bahan-bahan
Memiliki Sertifikat standarisasi (SNI-SII).
Sifat umum :
1. Tidak berbau dan beracun
2. Daya tutup tinggi

Cat yang digunakan berada didalam kaleng yang masih disegel dalam
kemasan, tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan dari pemilik
proyek atau manajer kontruksi. Pengiriman cat, harus disertakan
sertifikat dari agen/distributor yang menyatakan bahwa cat yang dikirim
dijamin keasliannya.

Warna
1. Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pengerjaan
pengecatan, kami akan mengajukan daftar bahan pengecatan
kepada pengawas lapangan.
2. Warna yang ditetapkan untuk pedoman pengecatan adalah, seperti
standar yang ditetapkan untuk warna dan konsultan perencana
menentukan warna pilihannya. Kami akan menyiapkan bahan
bidang pengecatan untuk dijadikan contoh, pencampuran warna
atau pemesanan dan pembuatan warna khusus harus disiapkan
dari pabrik dan memiliki sertifikat laboratorium untuk pembuatan
dan pencampurannya.

Pekerjaan persiapan
Sebelum pengerjaan pengecatan dilaksanakan diadakan persiapan sebagai
berikut:
a. Dinding atau bagian yang akan dicat selesai dan disetujui oleh
pengawas lapangan atau direksi.
b. Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang
menempel dibersihkan.
c. Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan dicat karena
masih basah dan lembab.
d. Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna.
e. Kami akan mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat
urutan-urutan yang tepat mulai dari pekerjaan dasar hingga
pengecatan akhir.
f. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari
produsen cat tersebut.
g. Pasangan diluar pekerjaan pengecatan harus dilindungi dari
kemungkinan terkena dampak proses pengerjaan pengecatan.

Cat Tembok Dalam


a. Tembok beton yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu
untuk mengering, setelah permukaan tembok kering, dan setelah
retak rambut muncul permukaan tembok harus benar-benar rata,
apabila masih terdapat sudut/akhir pasangan yang belum
sempurna, kondisi tersebut harus diperbaiki terlebih dahulu.
Persiapan dilakukan dengan membersihkan permukaan tembok
tersebut terhadap pengkristalan/pengapuran yang biasanya
terdapat pada tembok baru, dengan amplas kemudian dengan lap
sampai benar-benar bersih.
b. Selanjutnya dilapis tipis dengan pelamur hingga pori dan retak
rambut tertutup dengan baik.
c. Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi degan alkali dan
rembesan air harus diberi lapis wall sealer.
d. Tunggu masa kering plamur sambil menunggu retak rambut
susulan, jika terdapat retak rambut maka harus dilapisi ulang.
Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi sampai rata dan
halus.
e. Kemudian dicat dengan lapisan pertama 1 x.
f. Tunggu masa kering cat, sambil diperiksa kondisi pasangan yang
dicat. Perbaiki jika ada retak rambut dan pengelupasan lapisan
plamur.
g. Kemudian dicat dengan lapisan kedua 2 x.
h. Amplas ulang dan prioritaskan bagian-bagian yang masih kurang
baik.
i. Pengecatan terakhir 3 x harus menutupi semua permukaan secara
merata baik warna maupun kualitas pengecatan.

Cat Tembok Luar


a. Pengecatan akhir dengan cat khusus luar (weather resistant
exterior wall paint) standar SNI –SII.
b. Tata cara pelaksanaan mengikuti aturan produsen.

PEKERJAAN MEKANIKAL
9. PEKERJAAN ISNTALASI AIR BERSIH
Pekerjaan ini meliputi :
a. Sumur Air Bersih
b. POmpa Submersib
c. Saluran Pipa PVC dai 1 ½

Pelaksanaan :
Secara umum kontraktor ialah entitas hukum atau individu yang ditunjuk guna
melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya. Atau dalam definisi
lain menyatakan bahwa perusahaan yang penawaran harganya telah diterima
dan telah diberikan penunjukan surat serta menandatangani surat perjanjian
dengan pemberi tugas pekerjaan pemborongan sehubungan dengan pekerjaan
proyek.

Pemilik proyek (owner) memberikan kepercayaan secara langsung kepada


pelaksana kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi. Pengatur dan
persetujuan mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak diatur dalam
kontrak.
Kontraktor bertanggung jawab langsung pada pemilik proyek (owner) dan
dalam melakukan pekerjaan ini diawasi oleh tim konsultan pengawas dari
pemilik dan dapat berkonsultasi langsung dengan tim pengawas untuk masalah-
masalah yang terjadi dalam pelaksanaan serta bagaimana merencanakan strategi
proyek agar berjalan dengan sukses.

dalam pengerjaan proyek ini sebagai pelaksana proyek memulai pekerjaan


melalui beberapa tahap.antara lain mulai dari tahap perencanaan.
adapun tahap perencanaan dimulai dengan
1. uji geolistrik
uji geolistrik dilakukan untuk mendapat kan hasil pengujian yang akan di
digunakan untuk menbuat rencana anggaran biaya (RAB), hasil yang di dapat
dariujigeolistrik antara lain kedalaman sumur yang akan di eksplorasi, jenis
batuan daerah tersebut, kondisi debit air.
2. pembuatan Rencana anggaran biaya
rencana anggaran biaya pembuatan sumur bor artesis benar benar merujuk
kepada hasil iji geolistrik, karena dengan hasil geolistrik kita bisa menentukan
berapa dalan pengeboran dilaksanakan dan berapa banyak bahan yang di
gunakan, serta dengan mengetahui jenis batuan di area tersebut kita dapat
mengetahui berapa lama proses pengerjaan pengeboran, yang kan berdapak
kepada biaya operasional dilapangan, dan dengan mengetahui debit air kita
bisa memastikan berapa besar lubang konstruksi sumur di buat dan pompa
apa yang cocok di gunakan.
3. dengan perencanaan yang matang maka tidak akan ada pihak yang dirugikan,
dak meminimalisi kesalahan penghitungan anggaran biaya.

Setelah Angaran biaya di setujui oleh pemilik proyek atau owner maka pihak
kontraktor pembuat sumur bor mulai melakukan pelaksanaan pengerjaan
nya. tahap pelaksanaan pekerjaan meliputi :
- Persiapan Pengeboran
- Pengeboran dan Pemasangan Temporary Casinng
- Pengeboran Pilot Hole (Lubang Pandu)
- Pengambilan dan Pemerian / Deskripsi Cutting Batuan
- Well Logging (Logging Geofisika)\
- Pengeboran Reaming Hole (Pelebaran Lubang Pengeboran)
- Pemasangan Casing, mesin dan Electrical
- Pemasukan Kerikil penyaring (Gravel Pack)
- Well Development (Pembersihan Sumur)
- Uji Pemompaan (Pumping Test)
- Analisis Kualitas Air
- Cement Grouting
- Pemulihan Lokasi

Utuk pengerjaan konstruksi sumur memerklukan tenaga ahli yang bersertifikat,


karena kesalahan terjadi dalam proses konstruksi dapat berakibat fatal, untuk
itu gunakan kontraktor yang menyediakan jasa sumur bor yang handal
berpengalaman dan bersertifikat agar proyek selesai dengan baik.

10. PEKERJAAN AIR KOTOR


Pekerjaan ini meliputi :
a. Sumur resapan
b. Septitank
c. Saluran Air kotor

Pelaksanaan Pekerjaan :
Septic tank berkaitan erat dengan aktivitas biologis seluruh penghuni rumah.
Agar tidak mudah penuh dan mampat, diperlukan rancangan yang tepat.
Rancangan dan pemeliharaan yang tidak tepat, dapat membuat septic tank tidak
berfungsi dengan baik.
Septic tank adalah sistem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak
penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan air
bersih dan udara. Agar septic tank tidak mudah penuh dan mampat, perlu
diperhatikan hal-hal berikut:

Kemiringan pipa. Kemiringan menentukan lancar tidaknya proses


pembuangan limbah. Selisih ketinggian kloset dan permukaan air bak
penampung kotoran, sebaiknya sebesar mungkin. Agar mengalir lancar,
kemiringan pipa minimal 2%, artinya setiap 100cm terdapat perbedaan
ketinggian 2cm.
Pilih pipa saluran yang tepat. Pipa saluran sebaiknya berupa pipa PVC.
Ukuran minimalnya adalah 4 inci. Rumah yang memiliki banyak toilet,
sebaiknya menggunakan diameter pipa yang lebih besar. Buatlah saluran
dengan lurus tanpa belokan, karena belokan atau sudut, rentan mampat.

Sesuaikan kapasitas dengan kebutuhan. Untuk rumah tinggal dengan jumlah


penghuni hingga empat orang, cukup dibuat septic tank dengan ukuran
1,5mx1,5mx2m. Bak endapan dan sumur resapan bisa dibuat dengan ukuran
1mx1mx2m. Semakin banyak penghuni rumah, semakin besar ukuran yang
dibutuhkan.

Bak harus kuat dan kedap air. Dinding, dasar, dan penutup bak utama harus
kedap air, agar limbah tidak mencemari lingkungan. Bak endapan dan resapan
sebaiknya memiliki dasar berupa campuran kerikil dan pasir.

Spesifikasi bahan untuk pembuatan septic tank tersebut antara lain:

dinding septic tank terbuat dari pasangan batu bata 1pc: 4 ps


lantai kerja dari cor beton tanpa tulangan
Penutup sep tic tank terbuat dari beton bertulang dengan ketebalan 12
cm sehingga kuat menahan beban kendaraan melintas diatasnya.
resapan terbuat dari bahan ijuk, pasir, dan kerikil.

PEKERJAAN ELEKTRIKAL
11. PEKERJAAN INSTALASI DAN STOP KONTAK
Pekerjaan ini meliputi :
a. Instalasi Titik Lampu
b. Instalasi Stop kontak
c. Pemasangan lampu downlight
d. Dan pemasangan saklat seri dan tunggal

Pelaksanaan :
1. Pekerjaan instalasi listrik dilaksanakan di dalam dan di luar bangunan sampai
menyala. Dengan test running (menyala dengan baik) selama 2 x 24 jam.
2. Pekerjaan instalasi tersebut harus dilaksanakan oleh instalatur yang memiliki
S.I.K.A dan sebelum pekerjaan dilaksanakan harus dibuat gambar instalasi.

Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal arus kuat
dan arus lemah.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu
kerja disiapkan.

Pemasangan sparing kabel


Sparing dipasang dulu apabila ada pengecoran beton lantai, untuk menghindari
bobokan beton pada saat
penyambungan kabel
antar lantai.

Pemasangan Kabel
Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dimana
pipa tersebut harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding diplester.
Supaya tidak mudah bergerak pada saat dinding diplester, maka pipa yang
ditanam diberi klem dengan jarak sekitar 1 m.
Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa
pelindung conduit yang diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m, hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan maintenance. Pemasangan kabel horizontal
harus sejajar, tidak boleh saling melintas.
Pemasangan panel

Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak
miring.
Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan
kegunaannya dan dilengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian
atas dapat terlindung dari debu/kotoran. Khusus untuk kabel dengan Ø 16
mm2 harus diberi sepatu kabel dalam panel.
Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya
termasuk daya cadangan yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk
memudahkan bila ada perbaikan instalasi.

Pemasangan fitting dan armature


Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya, agar tidak
terjadi bongkar/pasang armature.

Bahan – bahan yang digunakan untuk keperluan instalasi sebagai berikut :


a. Kabel
Standarisasi instalasi PLN. b.
Saklar dan Stop Kontak
Digunakan setara merek se-kualitas Broco.
Keadaan baru dan tidak cacat.
Letak titik lampu, stop kontak dan saklar disesuaikan gambar atau
dijelaskan dalam berita acara penjelasan pekerjaan.

c. Bola Lampu
Lampu baret, lampu SL + Hanger dan Armature, lampu Downlight,
penempatan type lampu disesuaikan dengan gambar kerja. Kualitas
bahan SII Dalam Negeri. Semua barang dalam keadaan baru dan tidak
cacat.

I. Pas. Saklar Seri


Saklar adalah komponen peralatan listrik yang berfungsi untuk menghubungkan
dan memutuskan sirkit dan mengubahnya menjadi berbeban atau tidak .
Dari berbagai macam saklar yang sering digunakan adalah saklar tunggal dan saklar
ganda (seri).
Cara Instalasi saklar ganda / seri :
Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, jangan lupa
gunakan cutter.
Pasang conduit dan inbow dos.
Tunggu sampai plester dinding akhir.
Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya.
Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.

Instalasi saklar ganda/seri

II. Pas. Saklar Tunggal


Cara Instalasi saklar tunggal :
Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, jangan lupa
gunakan cutter.
Pasang conduit dan inbow dos.
Tunggu sampai plester dinding akhir.
Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya.
Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.
Instalasi saklar tunggal

III. Pas. Stop Kontak


Yang dimaksud pekerjaan Penerangan dan Stopkontak adalah pekerjaan
pemasangan instalasi penerangan, pemasangan armature, pemasangan panel
dan Stopkontak 1 phase lengkap dengan kabel distribusinya dan panel-panelnya.
Proses Pelaksanaan.
1. Handling.

Untuk material – material elektrikal dan Stopkontak, karena dimensinya


tidak terlalu besar dan tidak terlalu berat maka untuk pekerjaan yang
dekat dengan gudang, pengangkutannya dapat menggunakan tenaga
manusia. Tetapi untuk beberapa equipment harus menggunakan bantuan
mobil forklift atau sejenisnya.
2. Pemasangan / Pelaksanaan.
Pada saat pengecoran plat lantai, pekerjaan Penerangan dan
Stopkontak dapat segera dimulai dengan pemasangan sparing conduit
bersamaan dengan pembesian plat lantai.
Setelah bekisting plat lantai dibongkar, maka pekerjaan wiring kabel
untuk elektrikal dan Stopkontak dapat segera dimulai sesuai shop
drawing yang disetujui.
Test tahanan isolasi kabel dan grouping.
Jika hasil test dinyatakan baik, maka pada saat pemasangan kerangka
plafon dimulai juga pemasangan armature lampu.
Untuk Stopkontak pada saat pekerjaan bata (dinding) sparing dan wiring
dimulai dipasang pada dinding dimana titik Stopkontak diletakkan.
Setelah dinding dilakukan finishing dan kondisi keamanan sudah
terjamin (ruangan terkunci) maka Stopkontak dapat dipasang.
Setelah itu dilanjutkan dengan connection instalasi ke panel di masing
– masing lantai.
Connection panel per lantai dengan panel induk (LVMDP).
Test nyala lampu dan tegangan pada Stopkontak.
3. Pengetesan.
Untuk pekerjaan ini dilakukan test megger.
IV. Pas. Lampu Downlight warna
Proses Pemasangan lampu downlight 26 watt dan 20 watt di sesuaikan
dengan gambar dan arahan dari direksi.

V. Penyambungan MCB 3500 Watt


- Proses pengajuan pemasangan ke PLN
- Pemasangan dilakukan oleh teknis PLN

PEKERJAAN LANTAI II
1. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLSTER
LINGKUP PEKERJAAN
Pemasangan dinding, untuk semua dinding ruangan dalam maupun semua dinding
pembatas serta pasangan bata lainnya yang tertera pada gambar dan daftar
kuantitas, dinding dipasang dengan perkuat kolom praktis sesuai persyaratan
tenik yang umum berlaku.

PEMASANGAN
a. Pasangan dinding pengisi baik dengan batu bata atau bahan pengisi lainnya
yang disetujui harus dilaksanakan dengan rata, tegak dan lajur penaikannya
diukur tepat dengan tiang lot. Apabila tidak diperlihatkan dalam gambar-
gambar maka setiap lajur naik, bata harus putus sambungan denga lajur
dibawahnya. Sebelum dipasang batu bata harus dibasahi dalam air atau
direndam dulu.
b. Pada proses pemasangan dinding pengisi agar sudah diperhitungkan adanya
fasilitas conduit/sparing yang harus tertanam didalam pasangan batu bata.
Rangka penguat berupa sloof, kolom praktis dan ring balik dari beton
dipasang untuk setiap luas dinding maksimum 12 M2 dan sesuai persyaratan
pabrik pembuat batu bata atau yang disetujui pengawas lapangan atau
direksi.
c. Batu bata pecah tidak diizinkan dipasang.
d. Penyusunan pasangan bata dipasang siar bergigi, tidak mempunyai siar tegak
yang sama. Tebal siar 1.5cm.
e. Siar tegak dan datar harus dikerok dengan kedalaman 1cm, agar pasangan
plesteran dapat melekat dengan baik.
f. Adukan pengisi pasangan 1 Pc: 3 Ps pasangan Trassram, pasangan yang
tertanam pada tanah, pasangan 30cm diatas sloof kamar mandi setinggi 1,5m.
g. Adukan pengisi pasangan 1Pc:4Ps untuk pasangan dinding pemisah ruangan
dan pasangan yang bukan tertanam tapi terlindungi dari pengaruh cuaca.
h. Pembuatan adukan berdasarkan perbandingan takaran volume, kualitas
adukan harus dijaga dengan karakteristik yang sama dan konstan.
i. Untuk pembuatan adukan masal hendakna dibuat dengan mixer molen agar
pekerjaan lebih efesien.
j. Apabila terjadi retak minor, baik pada batu bata maupun pada adukan
pengisi, maka harus diisi dengan adukan khusus jika pasangan mengalami
retak yang cukup besar dan bisa mengalami perubahan bentuk dan posisi
maka pasangan harus dibongkar dan diganti dengan pasangan baru atas
biaya kontraktor.
k. Sesuai jam kerja seluruh lajur pasangan dinding pengisi baik batu bata atau
bahan pengisi lainnya yang belum selesai harus ditutup (dilindungi) dengan
kertas senam/ pelastik pelindung atau dengan cara-cara lainnya yang
disetujui oleh pengawas lapangan. Untuk dinding-dinding yang sudah kering
(berumur 6 jam keatas) harus disiram dengan air bersih secara periodik atau
sesuai dengan persyaratan.

BETON BALOK DAN KOLOM PRAKTIS


a. Setiap pemasangan dinding batu bata atau bahan dinding pengisi lainnya
yang mempunyai luas lebih 12m2 , harus diperkuat dengan balok dan kolom
beton praktis dengan ukuran dimensi kolom beton 11 x11 cm, dengan
perkuatan tulang besi Ø 10mm 4 buah dengan sengkang yang dipasang besi
Ø8mm setiap 20cm atau sesuai gambar kerja. Perletakan kolom dianker pada
lantai sloof dengan stek yang cukup dan kokoh. Perletakan balok disambung
ke kolom praktis/kolom induk. Perkuatan anker dengan besi minØ6mm-
60cm.
b. Bingkai beton dengan balok dan kolom diberikan kepada semua bukan yang
disebabkan oleh pemasangan pintu atau pemasangan jendela atau bukaan
lainnya. Untuk lubang pintu atau lubang bagi kusen jendela agar
diperhitungkan kusen almunium yang akan dipasang kemudian penutup
celah setelah pemasangan tersebut.

PEKERJAAN PLESTERAN

LINGKUP PEKERJAAN
a. Meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk
plesteran seperti tercantum dalam gambar. Untuk dinding yang kan dipasng
keramik, plesteran yang disiapkan hanyalah sampai plesteran tanpa acian.
b. Untuk adukan plesteran, penggunaan semen, pasir dan air dalam seluruh hal
harus memenuhi ketentuan seperti tersebuit pada RKS ini.
c. Dari mulai permukaan atas sloof dan atau balok/lantai beton sampai dengan
ketinggia 30cm diatas lantai keramik, pasangan dibuat dengan adukan
1pc:2ps
d. Pasangan selebihnya menggunakan adukan 1pc:5ps pasangan harus benar-
benar tegak lurus, sehingga menghasilkan pasangan yang baik dan rapih.
e. Semua bidang tembok/dinding (luar-dalam) harus diplester dengan adukan
yang sama dengan adukan pasangannya. Sebelum pekerjaan plesteran
dilaksanakan, siar-siar pasangan harus dikerok sedalam ±1cm. Siar-siar yang
berlubang harus ditutup terlebih dahulu dengan adukan yang sma, kemudian
seluruh permukaan yang akan diplester disiram dengan air sampai rata
selama 14 hari.
f. Bidang permukaan beton yang terlihat (kolom, ring balk, dan sebagainya)
harus diplester dengan adukan 1pc:2ps setelah terlebih dahulu
permukaannya dikasarkan dengan pahat dan disiram dengan air semen.
g. Pekerjaan pelesteran harus dilaksanakan dengan baik (tegak, rata dan tidak
bergelombang). Bidang-bidang plesteran yangretak-retak dan bergelombang.
Harus segera diperbaiki. Seluruh bidang yang diplester kemudian dihaluskan
/diaci dengan adukan semen. Pekerjaan penghalusan /acian ini harus
dilaksanakan dengan baik (halus dan rata)terutama pada bagian sudutn
pertemuan.
Pekerjaan persiapan
a. Pada saat pekerjaan plesteran dilaksanakan, kami akan menentukan letaj klos-
klos kayu atau media penggantung inbow untuk pemasangan lavatory, tempat
tissue dan lain-lain.
b. Sebelum pekerjaan dimulai, kami akan melakukan running test terakhir
terhadap instalasi pemipaan dan mekanikal elektrikal serta memastikan
berfungsi dengan nbaik.
c. Sebelum pemasangan pelapis dinding, kami akan memeriksa tempat-tempat
yang akan dipasang perlengkapan sanitasi dan memasang kelos-kelos kayu
yang belum terpasang, memeriksa instalasi air yang akan dihubungkan
dengan perlengkapan sanitasi.
d. Pemasangan perlengkapan sanitasi dilaksanakan setelah pekerjaan lantai dan
pekerjaan penyelesaian dinding.

Pekerjaan Pelaksanaan
a. Semua perlengkapan sanitasi dipasang ke dinding atau lantai dengan cara
yang baik, sambung-sambungannya kokoh dan tidak merusak fitting.
b. Sambungan harus dilaksanakan dengan baik tanpa kebocoran.
c. Pemasangan perlengkapan sanitasi harus rapih dan tidak miring.
d. Selesai pemasangan perlengkapan sanitasi wajib dilaksanakan final test dan
disetujui pengawas lapangan
e. Biaya pengujian, pemeriksaan dan kerusakan material adalah merupakan
tanggung jawab kami.

PENGGUNAAN JENIS PLESTERAN


a. Plesteran halus, plesteran digunakan jenis plesteran 1pc:5psr, jenis plesteran
1pc: 2psr dipakai untuk seluruh dinding KM/WC, dinding sekeliling ruangan
utama fasilitas umum dan dinding lain yang rawan terhadap air beserta
seluruh dinding yang berhubungan langsung dengan udara luar.
b. Semua permukaan harus dibersihkan dengan disikat memakai sikat yang kaku
untuk membersihkannya dari bintik-bintik dan seluruh kotoran.
c. Pada permukaan pasangan batu bata, pekerjaan plesteran dapat segera
dimulai setelah pasangan kering.
d. Untuk mencegah plesteran menjadi kering sebelum waktunya, permukaan-
permukaannya harus dibasahi dengan air hingga tetap lembab.
e. Acian, setelah diplester, selanjutnya permukaan plesteran tersebut diaci
(semen dan air) hingga halus. Untuk mengerjakan dinding batu bata dan
permukaan beton harus diberikan cukup waktu. Tidak boleh memulai
pekerjaan plesteran sampai dinding betul-betul kering.
f. Tebal acian minimal 0,5 cm, permukaan rata dan halus dengan bahan dasar
semen tidak dicampur material lainnya.
g. Sebelum melangkah ke pengerjaan pengecatan, plesteran dan acian harus
melalui masa kering yang cukup.

PELAKSANAAN PLESTERAN
a. Penyelesaian muka beton dan dinding dipasang plesteran dengan tebal
lapisannya tidak kurang dari 1,5 cm, kecuali ditentukan lain.
b. Instalasi Pipa Listrik dan Pipa Sanitasi serta lainnya yang tertanam pada
plesteran harus diberi perkuatan tambahan.
c. Lapisan harus dibentuk sedemikian rupa hingga merupakan permukaan yang
rata, plesteran harus dilaksanakan dengan memakai alat hampar kayu dan
disebarkan ke pinggir-pinggir dengan memakai alat perata adukan sampai
permukaannya rata dan halus.
d. Plesteran harus dibiarkan basah selama paling sedikit dua hari setelah
dipasang.
e. Mulailah membasahi, secukupnya begitu plesteran telah mengeras untuk
menghindari kerusakan. Waktu kering dan panas, plesteran harus dijaga agar
tidak terjadi penguapan terlalu banyak dan tidak rata.

PEKERJAAN PERBAIKAN DAN PEMBERSIHAN


a. Plesteran harus dibiarkan basah selama paling sedikit tujuh (7) hari setelah
dipasang.
b. Membetulkan semua pekerjaan yang cacat, harus dilaksanakan dengan
membongkar bagian tersebut, kemudian dilakukan perbaikan yang
dinyatakan baik jika sudah disetujui pengawas lapangan.
c. Pekerjaan yang sudah selesai tidak boleh ada yang retak, noda dan cacat
lainnya.
d. Singkirkan sisa-sisa plesteran yang mungkin masuk kedalam lobang sparing
yang disiapkan untuk pekerjaan instalasi listrik dan instalasi lainnya.
e. Pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan, harus selalu dalam keadaan bersih

2. PEKERJAAN BETON
LINGKUP PEKERJAAN
 Meliputi semua penyediaan tenaga kerja, bahan konstruksi beserta
kelengkapan untuk konstruksi beton yang memadai.
 Semua pekerja yang dipekerjakan untuk melakukan pekerjaan tersebut harus
benar-benar ahli dan tukang yang berpengalaman serta mengikuti benar
akan pekerjaannya.
 Untuk Pekerjaan Beton Konstruksi, Kami akan mempersiapkan gambar kerja (shop
drawing) dan laporan hasil test uji lab jika adukan untuk adukan site mix berikut
dengan rencana pengecorannya minimal tujuh (7) hari sebelum
pekerjaan dimulai, serta harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
 Pekerjaan beton meliputi :
A. Pekerjaan beton tidak bertulang meliputi :
1. Lantai kerja
2. Dan lain lain yang tercantum dalam Gambar dan RAB.

B. Pekerjaan beton bertulang meliputi :


1. Pondasi Foot Plate
2. Sloof
3. Kolom Induk
4. Kolom Praktis
5. Balok
6. Ring balok
7. Plat
8. Dan konstruksi yang dinyatakan dalam gambar, dimensi dan penulangan
dinyatakan dalam gambar kerja.

 Persyaratan Beton
1. Untuk semua beton bertulang yang bersifat struktur, mutu beton yang digunakan
adalah beton tumbuk ( 1 pc : 3 ps : 5 Krl), K-175 (Site Mix) untuk beton
sederhana (kolom praktis, ring balok, balok lintail), K-225 (Site Mix) untuk
Konstruksi Foot Plat, untuk balok dan plat lantai gedung menggunakan K-175
(Site Mix).
2. Site Mix di lapangan dengan campuran yang telah mendapat rekomendasi
dari laboratorium berdasarkan hasil test lab.
3. Untuk beton tidak bertulang adukan dibuat dengan campuran (1 pc : 2 ps : 3
Krl) perbandingan volume.

 Persyaratan Bahan :
Semen
1. Semen yang digunakan harus terdiri satu jenis merek dari mutu yang baik dan
disetujui oleh Direksi. Semen yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya
tidak diperkenankan untuk digunakan. Untuk menghindari terjadinya hal
tersebut diatas, Kami akan memperhatikan syarat-syarat penyimpanan semen
yang baik. SNI dan SII dengan type I.
2. Semen yang dipakai Portland semen satu merek yang telah disyahkan /
disetujui oleh yang berwenang dan memenuhi syarat sebagaimana yang
diuraikan dalam SNI – 03-2847-2002.
3. Dalam pengangkutan semen harus terlindungi dari hujan, harus diterimakan
dalam kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
4. Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya dan robek-robek tidak
diperkenankan penggunaannya, kecuali untuk pekerjaan bukan beton.
5. Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak
diperbolehkan untuk dipergunakan.
6. Semen yang didatangkan ke lokasi, harus disimpan pada gudang yang
mempunyai ventilasi cukup dan tidak terkena air, sehingga terjamin tidak
akan rusak dan atau tercampur bahan lain yang dapat merusak mutu beton.
Diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai,
tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melebihi 2 m.
7. Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru
datang tidak boleh dilakukan di atas timbunan yang telah ada dan pemakaian
semen harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.

Pasir Beton
1. Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas dari
bahan organis, lumpur dan sebagainya. Sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam SNI 03-2847-2002. Untuk menghasilkan mutu beton yang
baik, Kontraktor dilarang menggunakan abu batu dan sejenisnya.
2. Agregat pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari seluruh macam kotoran
baik bahan organik maupun lumpur, tanah, karang, garam dan sebagainya
sesuai dengan syarat dan peraturan yang berlaku.
3. Bahan agregat pasir dan kerikil harus didatangkan dari tempat-tempat yang
telah disetujui mutunya oleh Direksi Lapangan.
4. Bahan agregat pasir dan kerikil harus disimpan di tempat yang bersih, yang
keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu
sama lain.
5. Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan.
6. Hanya pasir beton yang dapat dipergunakan untuk pekerjaan beton.

Koral / Kerikil Beton


Koral / kerikil beton yang digunakan harus bersih dari seluruh macam kotoran
serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam SNI 03-2847-2002.

Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton.

Baja Tulangan
1. Baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 U-39 sesuai dengan
kebutuhan dan mengacu kepada SNI 03-2847-2002.
2. Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran (lumpur,
lemak dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak
dengan diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan
tidak bersepuh seng.
3. Kualitas tulangan yang akan digunakan se-kualitas keluaran Pabrik Baja
Krakatau Steel (KS) atau Budi Darma (BD).
4. Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos dengan kualitas besi
beton adalah baja lunak sesuai dengan standar SNI 03-2847-2002 serta
peraturan yang mengikat lainnya.
5. Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan
dingin, besi beton dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
6. Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, kulit giling serta
bahan lain yang mengurangi daya lekat.
7. Besi beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
8. Besi / baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
9. Kawat beton digunakan untuk yang lazim dipakai untuk mengikat besi beton
/ tulangan ikatan, antara tulangan harus kuat agar tidak mudah lepas, selama
pelaksanaan pengecoran.

 Bekisting
1. Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan / persyaratan yang
tercantum dalam SNI 03-2847-2002 dengan tebal papan kayu minimal 3 cm,
atau kayu lapis tebal minimum 9 mm dengan balok-balok penyangga berukuran
5 / 7 cm dan 5 / 10 cm, sedangkan kayu yang digunakan adalah jenis kayu yang
terentang (klas III) yang keras.
2. Pasangan bekisting harus rapi, kuat dan kaku untuk menahan getaran dan
kejutan gaya yang dikirim tanpa berubah bentuk. Kerapihan dan ketelitian
pemasangan bekisting harus diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar
menghasilkan bidang beton yang rata.
3. Celah-celah sambungan bekisting harus rapat agar pada waktu mengecor air
tidak menembus keluar. Sebelum pengecoran bagian dalam bekisting harus
bersih dari kotoran.
4. Bahan-bahan kayu sisa pengecoran (bekisting) tidak diperkenankan untuk
dipergunakan kembali.

Campuran Beton
1. Beton harus dibentukdari semen portland, pasir beton, kerikil dan air seperti
ditentukan sebelumnya dengan perbandingan 1pc:3ps:5kr yang serasi dan
diolah sebaiknya-baiknya sampai pada kekentalan yang tepat yaitu mutu beton
K-175 (site Mix) non sktural.
2. Penakaran semen dan agrerat (halus dan kasar) harusnya dengan kotak-
kotak ukuran yang sama volumenya. Banyaknya air untuk campuran beton
sudah ditentukan sedemikian rupa sehingga mudah dikerjakan sesuai
penggunaannya dan akan menghasilkan kepadatan beton yang tepat,
kekedapan serta kekuatan yang dikehendaki.
3. Semua pengadukan jenis beton harus menggunakan mesin pengaduk (mole
beton) yang berkapasitas minimum 350ltr, pengadukan harus rata, sehingga
warna dan kekentalannya sama setiap kali membuat adukan.

Penulangan
a. Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus sesuai dengan
gambar kerja dan mengikuti persyaratan yang tercantum didalam SNI 03-2847-
2002.
b. Pengikat antara tulangan pokok dan tulangan sangkang harus dilakukan
dengan kuat menggunakan kawat baja, sehingga menjamin tulangan-
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan penggetaran
berlangsung.
c. Rangka tulang harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga terdapat jarak
bebas dari papan bekisting lantai kerja setebal/sejauh selimut beton yang
diperlukan.
Persiapan Pengecoran
a. Sebelum pengecoran beton dilakukan, kami akan melaporkan kepada konsultan
pengawas untuk pemeriksaan dan meminta persetujuannya untuk memulai
pengecoran, hal ini berlaku untuk semua pekerjaan beton bertulang.
b. Sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari sebelum pengecoran pertama kami
sudah akan membuka kubus beton minimal 4 (empat) buah dan dites pada
laboratorium tes sudah disetujui oleh konsultan pengawas lapangan. Untuk
usia 7 (tujuh) hari, untuk ready mix mak produsen yang menyiapkan.
c. Apabila pengecoran beton terpaksa dihentikan dikarenakan cuaca atau
sebab lainnya dan akan diteruskan pada hari berikutnya, maka penghentian
tersebut harus disetujui oleh direksi dan pengawas lapangan.
d. Kekentalan campuran beton harus diperiksa dengan pengujian slump dengan
kerucut terpancung, ukuran bawah m = 20cm atas m=10 cm dan
tinggi=30cm. Kerucut diisi dengan adukan beton dalam 3 lapis yang sama
tebalnya dengan masing-masing ditusuk dengan besi m=50cm sebanyak 10
kali untuk setiap lapisnya dan dipukul-pukulkan dengan palu karet, setelah
muka bidang atasnya merata maka 30 detik kemudian kerucut ditarik ke atas
dengan penurunan puncak kerucut diukur terhadap tinggi semula. Untuk
bagian pondasi ditentukan penurunan maksimum 10cm untuk non struktur
sedangkan untuk struktur penurunan maksimum 9 cm.

Pengecoran
a. Pengecoran beton baru dapat dilakukan setelah:
1. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
acuan/bekisting yang dibuat.
2. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
pembesian yang akan dicor.
3. Direksi/pengawas lapangan telah menerima laporan laboratorium
tentang karakteristik campuran beton untuk pengecoran.
b. Pemandatan struktur dilakukan dengan menggunakan alat penggetar
(vibrator) dengan kondisi baik.
c. Untuk melindungi beton yang dicor dari cahaya matahari, hujan maupun
angin sampai beton tersebut mengeras dengan baik dan mencegah
pengeringan yang terlalu cepat, maka harus dilakukan perawatan sebagai
berikut:
- Semua cetakan yang diisi adukan beton dibasahi sampai cetakan tersebut
terbongkar.
- Membasahi permukaan atas adukan beton selama 14hari terus menerus
setelah adukan beton cuku p mengeras.
d. Cara-cara dan alat –alat yang digunakan untuk mangangkut beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaa tanpa adanya kehilangan bahan
yang dapat menyebabkan perubahan nilai slump.
e. Dalam hal ini beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan ke
tempat pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dengan
spesinya.

Pembongkaran Cetakan dan Stootwerk (untuk beton yang bersifat


struktur)
a. Pembongkaran cetakan harus dilakukan dengan hati-hati dan mengikuti
petunjuk konsultan pengawas. Beton yang masih muda tidak diijinkan untuk
dibebani. Segera setelah cetakan dibongkar permukaan beton diperiksa. Jika
terdapat permukaan yang cacat akibat pembongkaran bekisting maupun oleh
proses pengecoran maka kami akan memperbaikinya.
b. Umumnya diperlukan waktu sekurang-kurangnya7 (tujuh) hari sbelum
cetakan dibuka untuk bagian dinding-dinding yang tidak bermuatan dan
cetakan-cetakan lainnya sampai 14(empat belas) hari untuk dinding-dinding
pemikul, serta 21 (dua puluh satu) hari untuk pemikul dan plat lantai.
c. Bahan-bahan bekas cetakan yang sudah tidak digunakan lagi harus segera
dikumpulkan serta segera dikeluarkan dari lokasi agar tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan yang selanjutnya.
d. Seluruh pekerjaan pembuatan dan pembongkaran bekisting harus sesuai
denga PBI 1971.

 Pengetesan Mutu Beton


Sebelum melangkah pekerjaan pengecoran beton yang sifatnya struktural,
kami akan terlebih dahulu melaksanakan pengetesan beton di laboratorium
tes beton yang disediakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan hasilnya
deserahkan kepada pihak konsultan pengawas yang telah di rekomendasikan
oleh team laboratorium pengujian beton, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
sebelum melaksanakan pengecoran beton struktur. Mutu beton yang
dibawah standar ketentuan tidak dijinkan dipasang.

3. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA


Bagian-Bagian Kusen
Macam –macam Kusen :

Ambang (dorpel) pada kusen jendela terdapat ambang atas dan ambang bawah
sedangkan pada pintu tidak ada ambang bawah.
Sponneng, yaitu tempat perletakan/melekatnya daun pintu atau daun jendela.
Telinga, yaitu bagian ambang (dorpel) yang masuk/ditanam kedalam tembok
yang berfungsi untuk menahan gerakan kusen kemuka atau kebelakang.
Alur kapur, bagian dari tiang yang dialur/dicoak dengan fungsi untuk menahan
gerakan kusen kemuka atau kebelakang selain itu juga agar apabila terjadi
penyusutan, tidak timbul celah.
Angkur, dipasang pada tiang berfungsi untuk memperkuat melekatnya pada
tembok juga menahan gerakan ke samping.dan ke muka/ke belakang.
Duk (neut), dipasang pada tiang di bagian bawah, khusus untuk kusen pintu,
berfungsi untuk menahan gerakan tiang ke segala arah dan melindung tiang kayu
terhadap resapan air dari latai ke atas.
Pemasangan Kusen Pintu

Cara pemasangan kusen pintu adalah sebagai berikut;


Siapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau
Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as bouwplank
untuk menentukan kedudukan kusen.
Pasang angker pada kusen secukupnya.
Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu yaitu 2 meter dari
tinggi bouwplank.
Setel kedudukan kusen pintu sehingga berdiri tegak dengan menggunakan
unting-unting.
Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.
Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan menjadi
kokoh.
Cek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai pada tempatnya,
ketinggian dan ketegakan dari kusen.
Bersihkan tempat sekelilingnya.

1. Pek. Daun Pintu Panil Papan Kayu Kelas II


Pintu terdiri dari kusen atau gawang dan daun pintu. Kusen dipasang tetap atau
mati di dalam tembok, sedang daunnya digantungkan pada kusen dengan
menggunakan engsel sehingga dapat berputar pada engsel, berputar ke kiri atau ke
kanan. Namun, daun pintu ada yang tidak berputar pada engsel, melainkan bergeser
di depan kusennya. Pintu tersebur dinamakan dengan pintu geser. Kedudukan daun
pintu pada saat ditutup melekat dengan sponing pada kusen pintu, kecuali pada
bagian bawah, kedudukannya dibuat beberapa cm di atas lantai.

Cara Pemasangan
Ukur lebar dan tinggi kusen pintu.
Ukur lebar dan tinggi daun pintu.
Ketam dan potong daun pintu (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
Masukkan/pasang daun pintu pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
Lepaskan daun pintu, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun pintu
(sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian atas
25 cm (untuk pintu dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah (untuk pintu
dengan 3 engsel)
Masukkan/pasang lagi daun pintu pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu tempat engsel yang
sesuai dengan engsel pada daun pintu.
Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu dengan cara melepas pennya,
kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
Pasang kembali daun pintu pada kusennya dengan memasangkan engselnya,
kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun pintu pada
kusen pintunya.
Coba daun pintu dengan cara membuka dan menutup.
Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu dengan cara melepaskan
pen.
Stel lagi sampai daun pintu dapat membuka dan menutup dengan baik, rata dan
lurus dengan kusen.

2. Pek. Daun Jendela Alumunium


Seperti halnya pintu, jendela terdiri atas kusen atau gawang dan daun jendela.
Kusen dipasang tetap atau mati di dalam tembok, sedang daunnya digantungkan
pada kusen dengan menggunakan engsel sehingga dapat berputar pada engsel,
berputar horizontal (ke kiri dan ke kanan) atau berputar ertikal (ke atas dan ke
bawah). Namun, ada jenis jendela yang tetap atau mati, biasa disebut jendela
mati engan tujuan untuk penerangan. Kedudukan daun jendela pada saat
ditutup melekat dengan sponing pada kusen jendela.

Cara Pemasangan
Ukur lebar dan tinggi kusen jendela.
Ukur lebar dan tinggi daun jendela.
Ketam dan potong daun jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
Masukkan/pasang daun jendela pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
Lepaskan daun jendela, pasang/tanam engsel daun jendela pada tiang daun
jendela (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 15-20 cm dari bagian tepi
(untuk putaran horizontal) atau engsel ditanam pada bagian ambang atas daun
jendela dengan jarak 15-20 cm dari bagian tepi (untuk putaran vertikal).
Masukkan/pasang lagi daun jendela pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang/ambang atas jendela tempat
engsel yang sesuai dengan engsel pada daun jendela.
Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun jendela dengan cara melepas pennya,
kemudian pasang/tanam pada tiang/ambang atas kusen
Pasang kembali daun jendela pada kusennya dengan memasangkan engselnya,
kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun jendela
pada kusen jendelanya.
Coba daun jendela dengan cara membuka dan menutup.
Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun jendela dengan cara melepaskan
pen.
Stel lagi sampai daun jendela dapat membuka dan menutup dengan baik, rata
dan lurus dengan kusen.

3. Pek. Pas. Kaca Polos 5 mm


Pekerjaan kaca dilaksanakan setelah pekerjaan langit-langit, lantai, penyelesaian
dinding selesai dikerjakan. Pemotongan kaca harus teliti dan sesuai dengan
ukuran sehingga dalam pemasangan tanpa ada paksaan. Seluruh pemasangan
kaca digunakan silicone sealant dari jenis yang terbaik.
Kaca harus standard dari pabrik yang disetujui dan yang tebalnya seperti
disebutkan dalam gambar, kaca harus plat, rata dan jernih dan tidak ada bintik-
bintik / noda-noda lainnya.
Kaca untuk interior dan exterior yaitu kaca polos 5 mm untuk jendela rangka,
jendela mati dan pintu panel kaca.
Pemasangan kaca harus betul-betul dijamin kerapiannya dan kekuatannya.
Untuk menghindari kaca pecah akibat panas (memuai) pemasangannya harus
menggunakan seal karet sesuai dengan prosedure pemasangan kusen / kaca dari
pabrik.

Tahapan Pelaksanaan :
a. Pemasangan dilakukan sedemikian rupa sehingga pertemuan antara masing-
masing ujung rapat, tidak ada celah sama sekali.
b. Pemotongan kaca harus sesuai dengan ukuran rangka, minimal 10 mm
masuk ke dalam alur kaca pada kusen.
c. Kaca yang di dalam pemasangannya mengalami retak, tergores dan cacat
lainnya akan kami ganti. Sealant yang digunakan sesuai dengan pasal yang
mengatur pekerjaan ini.
d. Setelah kaca selesai terpasang, tidak diperkenankan memberi tanda-tanda
dengan kapur apalagi cat. Tanda-tanda harus dibuat dari potongan kertas
yang direkatkan dengan lem kertas. Pembersihan akhir dari kaca harus
menggunakan kain katun lunak dengan cairan pembersih kaca.
4. PEKERJAAN KAYU
A. PEKERJAAN RALLING KAYU TIPE R1 Dan R2

- Rangka Raling Besi dipesan dengan jenis bahan dan bentuk di


sesuaikan dengan spesifikasi dan Gambar dalam dokumen lelang.
- Sedangkan untuk handrail dibuat dari bahan kayu dengan jenis kayu
yang telah mendapat persetujuan dari direksi.
- Untuk finisihing Besi di cat dengan menggunakan cat besi sedangkan
handrail dilapisi melamin agar terlihat lebih natural.
- Jenis cat dan melamin yang akan digunakan harus sesuai dengan
spesifikasi dan mendapat persetujuan dari direksi.

5. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
Pekerjaan ini meliputi pemasangan kalsibord dan gypsum :

c. Palfond Kalsibord

Platfon Kalsiboard terbuat dari campuran bahan pasir silika, semen dan
serat selilosa. Pembuatannya dilakukan dengan mencampur ketiga
bahan tersebut yang kemudian dikeringkan dengan menggunakan suhu
dengan tekanan tinggi sehingga Plafon Kalsiboard lebih kokoh dan
aman digunakan serta ramah lingkungan.

Plafon Kalsiboard dipilih karena kekokohannya sehingga hunian akan


terhindar dari kebocoran jika hujan datang. Jika Gypsum akan menjadi
pelindung atap keika hujan langsung tertuju ke beton, namun pada
lantai atas yang berhubungan langsung dengan genteng sebaikanya
menggunakan Plafon Kalsiboard. Plafon Kalsiboard juga memudahkan
dalam hal pearwatan sehingga ketika plafon terkena air, nodanya bisa
dihilangkan dengan cara mengampelas dan segera di cat lagi.

Metode pelaksanaan :

Untuk pemasangan kalsiboard, hanya ada beberapa tahap utama yang


perlu diperhatikan, meliputi pembagian zoning, tahap framing, dan
pemasangan.
Langkah pertama adalah pembagian zoning.Tentukan bagian manakah
yang berpotensi menjadi ruangan tambahan untuk kebutuhan baru
hunian Anda.Ruangan tersebut dapat merupakan ruang kosong di
sebelah dapur, ruangan keluarga yang dekat dengan ruang tamu, atau
ruangan manapun yang telah Anda pertimbangkan dengan
matang.Setelah itu, ukurlah dimensi ruangan tersebut dalam dua
variabel, yaitu berdasarkan lebar permukaan dinding dan ketinggian
dinding partisi yang diukur dari permukaan lantai ke plafon.Setelah
mendapatkan dimensi kebutuhan ruangan, kita dapat melanjutkan ke
tahap berikutnya.

Untuk tahap framing, biasanya dipasang balok penguat setiap 75 cm – 1


meter. Framing di sini berfungsi untuk menahan beban dinding dan
menjaga agar permukaan kalsiboard tidak melendut (atau istilahnya
letoy) sehingga tidak terkesan seperti dinding. Ketebalan balok framing
sendiri juga menentukan ketebalan dinding partisi yang akan dibuat.
Karena material kalsiboard tidak terlalu tebal (> 1cm) maka berilah
selisih untuk ketebalan dinding yang diperlukan sekitar 2 cm. Misalnya
ketebalan dinding partisi yang diperlukan adalah 12 cm, maka 12
dikurangkan 2 cm sehingga digunakan balok dengan ketebalan 10 cm
(misalnya kaso ukuran 8/10).

Tahap berikutnya adalah pemasangan kalsiboard itu sendiri.Kalsiboard


bersifat ringan sehingga dapat dilem dengan lem material khusus, yang
bisa diperoleh di toko material terdekat.Yang perlu diperhatikan pada
saat penyatuan kalsiboard dengan rangka atau balok framing adalah
kerekatannya cukup kuat. Hasilnya akan lebih maksimal jika Anda
memastikan sewaktu mulai memasang kalsiboard hingga waktu lem
telah kering secara intens dengan cara menekan-nekan permukaan
kalsiboard pada bagian dinding partisi yang ditopang langsung oleh
balok framing.

Sementara untuk finishing, tidak diperlukan lagi pengecatan atau


pelapisan dinding partisi.Selain membersihkan sisa-sisa lem putih yang
menempel pada bagian pertemuan-pertemuan dinding, pekerjaan
dinding partisi ini telah selesai.
d. Plapond Gypsum
Plafon Gypsum merupakan salah satu dari beberapa jenis plafon yang
banyak digunakan. Plafon ini banyak digunakan sebagai plafon rumah di
Indonesia. Gypsum merupakan material yang terbuat dari casting atau
bubuk Gypsum yaitu bahan yang serupa dengan semen ini lembut dan
lebih putih. Selain bahan tersebut, Gypsum juga dilengkapi dengan
roving sebagai penguat yang bentuknya seperti serat rambut panjang.

Metode Pelaksanaan :
Pelaksanaan langit-langit dapat dilaksanakan setelah dudukan untuk
alat penggantung/pengait rangka plafond telah selesai dikerjakan
dan tertutup dengan atap atau dak beton.
Pemasangan rangka plafond ditimbang rata air untuk
mendapatkan permukaan plafond yang rata air.
Konstruksi rangka plafond dalam satu ruang telah selesai
dilaksanakan baru penutup atau lembaran plafond dapat
dipasangkan.
Jarak antara paku atau sekrup minimal 10 mm dan maksimal 16
mm. dipinggir bahan penutup pada setiap rangkaian rangka
plafondnya.
Sambungan antara lembaran plafond yang terpasang serapat
mungkin lalu dilapisi dengan base bond dan paper tape dari produk
yang sama dengan papan penutup langit-langit .
Pemasangan list plafond di pasang pada setiap permukaan
antara dinding dan plafond dengan cara pemasangan
menggunakan paku atau sekrup.

6. PEKERJAAN KERAMIK
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan, meliputi semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-
bahan yang berhubungan dengan pekerjaan lantai sesuai dengan RKS serta
gambar terencana. Pekerjaan lantai yang dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
f. Keramik lantai Motif kayu 40 x 40 cm.
g. Lantai selasar keramik 40 x 40 cm
h. Keramik lantai anti slip 20 x 40 cm (tangga)
i. Plint Lantai 10 x 40 cm
j. Stepnousing Tangga 40 x 5 cm
Pelaksanaan :
a. Lantai dasarnya/permukaan dibersihkan dari kotoran/debu dan disiram
terlebih dahulu sebelum ditebar adukan pasangan keramik.
b. Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum
dipasang.
c. Buat adukan untuk pasang keramik.
d. Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan
keramik yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
e. Buat kepalaan adukan dengan jarak 1 - 1.5 m agar adukan yang ditebar
permukaannya yang rata/flat.
f. Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
g. Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada
adukan yang sudah ditebar dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan
pemasangan keramik lantai lainnya dengan acuan kepalaan pasangan
keramik yang telah dibuat.
h. Pada saat pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet
untuk mendapatkan permukaan lantai keramik yang rata.
i. Cek kerataan permukaan pasangan lantai keramik dengan waterpass.
j. Setelah pemasangan lantain keramik selesai, biarkan beberapa saat
untuk mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan lantai
keramik. Setelah itu baru dilanjutkan dengan pekerjaan
perapihan/finish garis siar/nat.
k. Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan lantai keramik dari
kotoran.
l. Pasangkan plint lantai pada sambungan antar keramik dengan dinding
m. Pemasangan plint dilakukan dengan penuh perhitungan agar lurus dan
rapih disetiap sambungannya .
n. Lalu pasangankan Stepnousing pada setiap anak tangga, pekerjaan ini
disesuaikan dengan pemasangan keramik.

7. PEKERJAAN CAT
Pekerjaan Ini meliputi :
1. Pengecatan Beton (eksterior)
2. Cat Langit – langit (eksterior)
Bahan-bahan
Memiliki Sertifikat standarisasi (SNI-SII).
Sifat umum :
1. Tidak berbau dan beracun
2. Daya tutup tinggi
Cat yang digunakan berada didalam kaleng yang masih disegel dalam
kemasan, tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan dari pemilik
proyek atau manajer kontruksi. Pengiriman cat, harus disertakan
sertifikat dari agen/distributor yang menyatakan bahwa cat yang dikirim
dijamin keasliannya.

Warna
1. Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pengerjaan pengecatan, kami akan
mengajukan daftar bahan pengecatan kepada pengawas lapangan.
2. Warna yang ditetapkan untuk pedoman pengecatan adalah, seperti
standar yang ditetapkan untuk warna dan konsultan perencana
menentukan warna pilihannya. Kami akan menyiapkan bahan
bidang pengecatan untuk dijadikan contoh, pencampuran warna
atau pemesanan dan pembuatan warna khusus harus disiapkan
dari pabrik dan memiliki sertifikat laboratorium untuk pembuatan
dan pencampurannya.

Pekerjaan persiapan
Sebelum pengerjaan pengecatan dilaksanakan diadakan persiapan sebagai
berikut:
a. Dinding atau bagian yang akan dicat selesai dan disetujui oleh pengawas
lapangan atau direksi.
b. Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang
menempel dibersihkan.
c. Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan dicat karena
masih basah dan lembab.
d. Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna.
e. Kami akan mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat
urutan-urutan yang tepat mulai dari pekerjaan dasar hingga
pengecatan akhir.
f. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari
produsen cat tersebut.
g. Pasangan diluar pekerjaan pengecatan harus dilindungi dari
kemungkinan terkena dampak proses pengerjaan pengecatan.
Cat Tembok Dalam
a. Tembok beton yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu untuk
mengering, setelah permukaan tembok kering, dan setelah retak rambut muncul
permukaan tembok harus benar-benar rata, apabila masih terdapat sudut/akhir
pasangan yang belum sempurna, kondisi tersebut harus diperbaiki terlebih
dahulu. Persiapan dilakukan dengan membersihkan permukaan tembok tersebut
terhadap pengkristalan/pengapuran yang biasanya terdapat pada tembok baru,
dengan amplas kemudian dengan lap sampai benar-benar bersih.
b. Selanjutnya dilapis tipis dengan pelamur hingga pori dan retak
rambut tertutup dengan baik.
c. Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi degan alkali dan
rembesan air harus diberi lapis wall sealer.
d. Tunggu masa kering plamur sambil menunggu retak rambut
susulan, jika terdapat retak rambut maka harus dilapisi ulang.
Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi sampai rata dan
halus.
e. Kemudian dicat dengan lapisan pertama 1 x.
f. Tunggu masa kering cat, sambil diperiksa kondisi pasangan yang
dicat. Perbaiki jika ada retak rambut dan pengelupasan lapisan
plamur.
g. Kemudian dicat dengan lapisan kedua 2 x.
h. Amplas ulang dan prioritaskan bagian-bagian yang masih kurang
baik.
i. Pengecatan terakhir 3 x harus menutupi semua permukaan secara
merata baik warna maupun kualitas pengecatan.

Cat Tembok Luar


c. Pengecatan akhir dengan cat khusus luar (weather resistant
exterior wall paint) standar SNI –SII.
d. Tata cara pelaksanaan mengikuti aturan produsen.
PEKERJAAN MEKANIKAL
8. PEKERJAAN ISNTALASI AIR BERSIH
Pekerjaan ini meliputi :
a. Sumur Air Bersih
b. POmpa Submersib
c. Saluran Pipa PVC dai 1 ½

Pelaksanaan :
Secara umum kontraktor ialah entitas hukum atau individu yang ditunjuk guna
melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya. Atau dalam definisi
lain menyatakan bahwa perusahaan yang penawaran harganya telah diterima
dan telah diberikan penunjukan surat serta menandatangani surat perjanjian
dengan pemberi tugas pekerjaan pemborongan sehubungan dengan pekerjaan
proyek.

Pemilik proyek (owner) memberikan kepercayaan secara langsung kepada


pelaksana kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi. Pengatur dan
persetujuan mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak diatur dalam
kontrak.

Kontraktor bertanggung jawab langsung pada pemilik proyek (owner) dan


dalam melakukan pekerjaan ini diawasi oleh tim konsultan pengawas dari
pemilik dan dapat berkonsultasi langsung dengan tim pengawas untuk masalah-
masalah yang terjadi dalam pelaksanaan serta bagaimana merencanakan strategi
proyek agar berjalan dengan sukses.

dalam pengerjaan proyek ini sebagai pelaksana proyek memulai pekerjaan


melalui beberapa tahap.antara lain mulai dari tahap perencanaan.
adapun tahap perencanaan dimulai dengan
1. uji geolistrik
uji geolistrik dilakukan untuk mendapat kan hasil pengujian yang akan di
digunakan untuk menbuat rencana anggaran biaya (RAB), hasil yang di dapat
dariujigeolistrik antara lain kedalaman sumur yang akan di eksplorasi, jenis
batuan daerah tersebut, kondisi debit air.
2. pembuatan Rencana anggaran biaya
rencana anggaran biaya pembuatan sumur bor artesis benar benar merujuk
kepada hasil iji geolistrik, karena dengan hasil geolistrik kita bisa menentukan
berapa dalan pengeboran dilaksanakan dan berapa banyak bahan yang di
gunakan, serta dengan mengetahui jenis batuan di area tersebut kita dapat
mengetahui berapa lama proses pengerjaan pengeboran, yang kan berdapak
kepada biaya operasional dilapangan, dan dengan mengetahui debit air kita
bisa memastikan berapa besar lubang konstruksi sumur di buat dan pompa
apa yang cocok di gunakan.
3. dengan perencanaan yang matang maka tidak akan ada pihak yang dirugikan,
dak meminimalisi kesalahan penghitungan anggaran biaya.

Setelah Angaran biaya di setujui oleh pemilik proyek atau owner maka pihak
kontraktor pembuat sumur bor mulai melakukan pelaksanaan pengerjaan
nya. tahap pelaksanaan pekerjaan meliputi :
- Persiapan Pengeboran
- Pengeboran dan Pemasangan Temporary Casinng
- Pengeboran Pilot Hole (Lubang Pandu)
- Pengambilan dan Pemerian / Deskripsi Cutting Batuan
- Well Logging (Logging Geofisika)\
- Pengeboran Reaming Hole (Pelebaran Lubang Pengeboran)
- Pemasangan Casing, mesin dan Electrical
- Pemasukan Kerikil penyaring (Gravel Pack)
- Well Development (Pembersihan Sumur)
- Uji Pemompaan (Pumping Test)
- Analisis Kualitas Air
- Cement Grouting
- Pemulihan Lokasi

Utuk pengerjaan konstruksi sumur memerklukan tenaga ahli yang bersertifikat,


karena kesalahan terjadi dalam proses konstruksi dapat berakibat fatal, untuk
itu gunakan kontraktor yang menyediakan jasa sumur bor yang handal
berpengalaman dan bersertifikat agar proyek selesai dengan baik.

9. PEKERJAAN AIR KOTOR


Pekerjaan ini meliputi :
d. Sumur resapan
e. Septitank
f. Saluran Air kotor

Pelaksanaan Pekerjaan :
Septic tank berkaitan erat dengan aktivitas biologis seluruh penghuni rumah.
Agar tidak mudah penuh dan mampat, diperlukan rancangan yang tepat.
Rancangan dan pemeliharaan yang tidak tepat, dapat membuat septic tank tidak
berfungsi dengan baik.
Septic tank adalah sistem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak
penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan air
bersih dan udara. Agar septic tank tidak mudah penuh dan mampat, perlu
diperhatikan hal-hal berikut:

Kemiringan pipa. Kemiringan menentukan lancar tidaknya proses


pembuangan limbah. Selisih ketinggian kloset dan permukaan air bak
penampung kotoran, sebaiknya sebesar mungkin. Agar mengalir lancar,
kemiringan pipa minimal 2%, artinya setiap 100cm terdapat perbedaan
ketinggian 2cm.

Pilih pipa saluran yang tepat. Pipa saluran sebaiknya berupa pipa PVC.
Ukuran minimalnya adalah 4 inci. Rumah yang memiliki banyak toilet,
sebaiknya menggunakan diameter pipa yang lebih besar. Buatlah saluran
dengan lurus tanpa belokan, karena belokan atau sudut, rentan mampat.

Sesuaikan kapasitas dengan kebutuhan. Untuk rumah tinggal dengan jumlah


penghuni hingga empat orang, cukup dibuat septic tank dengan ukuran
1,5mx1,5mx2m. Bak endapan dan sumur resapan bisa dibuat dengan ukuran
1mx1mx2m. Semakin banyak penghuni rumah, semakin besar ukuran yang
dibutuhkan.

Bak harus kuat dan kedap air. Dinding, dasar, dan penutup bak utama harus
kedap air, agar limbah tidak mencemari lingkungan. Bak endapan dan resapan
sebaiknya memiliki dasar berupa campuran kerikil dan pasir.

Spesifikasi bahan untuk pembuatan septic tank tersebut antara lain:

dinding septic tank terbuat dari pasangan batu bata 1pc: 4 ps


lantai kerja dari cor beton tanpa tulangan
Penutup sep tic tank terbuat dari beton bertulang dengan ketebalan 12
cm sehingga kuat menahan beban kendaraan melintas diatasnya.
resapan terbuat dari bahan ijuk, pasir, dan kerikil.

PEKERJAAN ELEKTRIKAL
11.PEKERJAAN INSTALASI PENERANGAN DAN STOP KONTAK
Pekerjaan ini meliputi :
a. Instalasi Titik Lampu
b. Instalasi Stop kontak
c. Pemasangan lampu downlight
d. Dan pemasangan saklat seri dan tunggal

Pelaksanaan :
Pekerjaan instalasi listrik dilaksanakan di dalam dan di luar bangunan
sampai menyala. Dengan test running (menyala dengan baik) selama 2 x 24
jam.
Pekerjaan instalasi tersebut harus dilaksanakan oleh instalatur yang memiliki
S.I.K.A dan sebelum pekerjaan dilaksanakan harus dibuat gambar instalasi.

Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal arus kuat
dan arus lemah.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu
kerja disiapkan.

Pemasangan sparing kabel


Sparing dipasang dulu apabila ada pengecoran beton lantai, untuk menghindari
bobokan beton pada saat penyambungan kabel antar lantai.
Pemasangan Kabel
Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dimana
pipa tersebut harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding diplester.
Supaya tidak mudah bergerak pada saat dinding diplester, maka pipa yang
ditanam diberi klem dengan jarak sekitar 1 m.
Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa
pelindung conduit yang diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m, hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan maintenance. Pemasangan kabel horizontal
harus sejajar, tidak boleh saling melintas.
Pemasangan panel

Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak
miring.
Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan
kegunaannya dan dilengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian
atas dapat terlindung dari debu/kotoran. Khusus untuk kabel dengan Ø 16
mm2 harus diberi sepatu kabel dalam panel.
Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya
termasuk daya cadangan yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk
memudahkan bila ada perbaikan instalasi.

Pemasangan fitting dan armature


Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya, agar tidak
terjadi bongkar/pasang armature.

Bahan – bahan yang digunakan untuk keperluan instalasi sebagai berikut :


d. Kabel
Standarisasi instalasi PLN. e.
Saklar dan Stop Kontak
Digunakan setara merek se-kualitas Broco.
Keadaan baru dan tidak cacat.
Letak titik lampu, stop kontak dan saklar disesuaikan gambar atau
dijelaskan dalam berita acara penjelasan pekerjaan.

f. Bola Lampu
Lampu baret, lampu SL + Hanger dan Armature, lampu Downlight,
penempatan type lampu disesuaikan dengan gambar kerja. Kualitas
bahan SII Dalam Negeri. Semua barang dalam keadaan baru dan tidak
cacat.

I. Pas. Saklar Seri


Saklar adalah komponen peralatan listrik yang berfungsi untuk menghubungkan
dan memutuskan sirkit dan mengubahnya menjadi berbeban atau tidak .
Dari berbagai macam saklar yang sering digunakan adalah saklar tunggal dan saklar
ganda (seri).
Cara Instalasi saklar ganda / seri :
Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, jangan lupa
gunakan cutter.
Pasang conduit dan inbow dos.
Tunggu sampai plester dinding akhir.
Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya.
Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.

Instalasi saklar ganda/seri

II. Pas. Saklar Tunggal


Cara Instalasi saklar tunggal :
Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, jangan lupa
gunakan cutter.
Pasang conduit dan inbow dos.
Tunggu sampai plester dinding akhir.
Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya.
Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.

Instalasi saklar tunggal

III. Pas. Stop Kontak


Yang dimaksud pekerjaan Penerangan dan Stopkontak adalah pekerjaan
pemasangan instalasi penerangan, pemasangan armature, pemasangan panel
dan Stopkontak 1 phase lengkap dengan kabel distribusinya dan panel-panelnya.
Proses Pelaksanaan.
4. Handling.
Untuk material – material elektrikal dan Stopkontak, karena dimensinya
tidak terlalu besar dan tidak terlalu berat maka untuk pekerjaan yang
dekat dengan gudang, pengangkutannya dapat menggunakan tenaga
manusia. Tetapi untuk beberapa equipment harus menggunakan bantuan
mobil forklift atau sejenisnya.
5. Pemasangan / Pelaksanaan.
Pada saat pengecoran plat lantai, pekerjaan Penerangan dan
Stopkontak dapat segera dimulai dengan pemasangan sparing conduit
bersamaan dengan pembesian plat lantai.
Setelah bekisting plat lantai dibongkar, maka pekerjaan wiring kabel
untuk elektrikal dan Stopkontak dapat segera dimulai sesuai shop
drawing yang disetujui.
Test tahanan isolasi kabel dan grouping.
Jika hasil test dinyatakan baik, maka pada saat pemasangan kerangka
plafon dimulai juga pemasangan armature lampu.
Untuk Stopkontak pada saat pekerjaan bata (dinding) sparing dan wiring
dimulai dipasang pada dinding dimana titik Stopkontak diletakkan.
Setelah dinding dilakukan finishing dan kondisi keamanan sudah
terjamin (ruangan terkunci) maka Stopkontak dapat dipasang.
Setelah itu dilanjutkan dengan connection instalasi ke panel di masing
– masing lantai.
Connection panel per lantai dengan panel induk (LVMDP).
Test nyala lampu dan tegangan pada Stopkontak.
6. Pengetesan.
Untuk pekerjaan ini dilakukan test megger.

PEKERJAAN ATAP
1. Pek. Rangka Atap Baja Ringan Zincalume
Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas struktur pendukungnya (kolom atau
ringbalk) harus dilaksanakan secara benar dan cermat, agar rangka atap baja
ringan terpasang sesuai dengan persyaratannya. Persyaratan teknis rangka atap
baja ringan di antaranya adalah:

Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi dengan angkur (dynabolt)


pada kedua tumpuannya.
Semua kuda-kuda tegak-lurus terhadap ringbalk.
Ketinggian apex untuk pemasangan nok di atas setiap kuda-kuda rata.
Sisi miring atap rata (tidak bergelombang).
Tidak ada kerusakan lapisan pelindung.
Tidak terjadi deformasi (perubahan bentuk) akibat kesalahan pelaksanaan
pekerjaan.
Pemasangan konstruksi rangka atap baja ringan

Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas kedua tumpuannya dapat dilakukan


dengan dua cara, yaitu:
Dipasang langsung di atas ringbalk.
Dipasang di atas ringbalk dengan perantara wall-plate.

Penggunaan sistem tumpuan dengan wall-plate sedapat mungkin harus


dihindari, karena tumpuan dengan wall-plate hanya ditujukan untuk meratakan
(leveling) ringbalk, jika ringbalk tidak rata. Penggunaan wall-plate akan
berakibat kedalaman dynabolt yang tertanam di dalam ringbalk menjadi
berkurang. Selain itu, juga terdapat ruang kosong di dalam wall-plate yang dapat
mengakibatkan perletakan kuda-kuda menjadi kurang stabil. Dengan Persiapan
kerja :
Menyiapkan gambar rencana atap dan perletakkan kuda- kuda, dan tidak
diperkenankan menggunakan gambar draft sebagai panduan.
Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan kesehatan
kerja, dan memperhatikan petunjuk tentang persyaratan melakukan
pekerjaan di atas ketinggian (lihat bagian keselamatan kerja). Menyiapkan
semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda, antara lain: bor dan
hexagonal socket, meteran, selang air (waterpass), alat penyiku, mesin
pemotong, gergaji besi, palu, dan sebagainya.

Inspeksi Akhir
Karat dapat disebabkan oleh penempelan kotoran (serpihan- serpihan
akibat proses pemotongan baja ringan) atau penggunaan bahan logam lain
pada struktur baja ringan, seperti: pengikatan dengan kawat bendrat,
pemasangan sekrup yang tidak standar, atau karena goresan benda tajam.
Jika terjadi korosi pada suatu logam yang menempel pada baja ringan,
maka resiko penjalaran korosi sangat besar
Oleh karenaitu harus dilakukan inspeksi akhir untuk memastikan tidak ada
kotoran maupunlogam-logam lain yang masih menempel ataupun berada di
sekitar struktur bajaringan.

2. Pek. Atap Genteng Metal Roof Lapis Pasir

Genteng metal adalah genteng yang terbuat dari bahan metal Zincalume yang ringan
namun kuat dan tidak membebani konstruksi bangunan.

Keunggulan dari Genteng Metal :


Kerangka atap apa saja bisa dikombinasikan dengan jenis ini genteng ini.
Ringan, sehingga pemasangannya mudah dan menghemat waktu.
Ekonomis, dari sisi harga lebih murah dibandingkan dengan genteng beton.
Kelemahan dari Genteng Metal :
Lebih berisik bila turun hujan dibanding dengan Genteng jenis lain, dikarenakan
jenis genting ini terbuat dari metal yang ketebalannya tidak lebih dari 4 mm.
Suhu udara rumah yang memakai genteng Metal lebih panas dibanding dengan
jenis genteng lain.
Tidak tahan terhadap asam dan cuaca tropis seperti indonesia dan tidak tahan
lama.
Mudah terjadi kebocoran jika tidak hati-hati dalam pemasangan.
Bila anda memilih genteng metal yang baik untuk bangunan anda maka perlu
diperhatikan pemasangannya agar hasilnya lebih maksimal.

Cara pemasangan genteng metal


Pemasangan genteng metal yang harus diperhatikan adalah bagian atas dan bawah
genteng tidak bisa terbalik dalam pemasangannya sebab ada SOK nya. Sehingga
pemasangan lembaran pada sayap kanan dengan pemasangan lembaran pada sayap
kiri atap

Cara pemotongan genteng metal :


Pemotongan Hanya dapat dilakukan dengan memakai gunting besi yang dipotong
hanya bisa dilakukan untuk bagian atas genteng dimana gording terpasang nantinya
3. Pek. Nok Metal Roof Lapis Pasir
Cara pemasangan NOK genteng metal:
Sudut Kemiringan atap genteng metal yang ideal adalah : 20 – 30 Derajat,
pengikatnya adalah dengan paku Ulit tepat diatas sayap nok bagian samping.

4. Pek. Pangan kisplank Finish Cat

Kishplank yang dipilih adalah Kisplank finish cat yang lurus dan memiliki serat yang
bagus. Pemsangan dilakukan secara hati-hati dengan posisi yang benar-benar tepat
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemasangan.

B. PEKERJAAN LANSCAPE BANGUNAN GEDUNG


PEKERJAAN HARDSCAPE
1. AREA PARKIR, RUAS AREA JALAN DAN TAMAN
LAPIS PONDASI BATU KAPUR (Limestone) T.30 CM
4. Pengangkutan materia ke lokasi pekerjaan menggunakan dump truck dan
loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Pengecekan dan
pencatatan volume material dilakukan pada saat penghamparan agar tidak
terjadi kelebihan disatu tempat dan kekurangan material di tempat yang lain.
5. Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader
dalam tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
(a) kondisi cuaca;
(b) panjang hamparan, lebar hamparan, dan tebal hamparan;
(c) material yang tidak dipakai dipisahkan dan di tempatkan pada lokasi
yang telah ditetapkan
6. Pemadatan material pemadatan dilakukan dengan menggunakan vibro roller
dan PTR, Dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah. Setelah pemadatan
selesai alat pemadatan dipindahkan ke jalur sebelahnya dengan over leving
1/8 panjang drum dan seterusnya hingga mencapai area
pemadatan.Pemadatan dilakukan dengan jumlah passing sesuai dengan hasil
trial compaction.
BETON READY MIX (Learn Concrete) K.125 T = 5 cm
5. Pekerjaan Persiapan
c. Siapkan semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan
d. Singkirkan hal hal yang dianggap menganggu proses pekerjaan
6. Pekerjaan Pembesian
g. Pekerjaan pembesian dipisahkan pekerjaannya dari lokasi tempat proyek
h. Setelah semua siap, lalu lanjutkan dengan merakit tulangan untuk rangkaian
besi kolom, yang terdiri dari 6 buah tulangan utama dengan diameter (bikin
lambang diameter) 12
i. Kemudian tulangan besi utama kolom diikatkan dengan sengkang
j. Sengkang menggunakan besi diameter (bikin lambang diameter) 10 dengan
jarak masing masingnya 10cm untuk bagian tumpuan, dan berjarak 15cm
untuk bagian lapangan
k. Kemudian sengkang diikatkan dengan kawat bendrat sebagai pengkakuan
kolom dan dibantu dengan tang
l. Pastikan kembali ukuran dan posisi jarang sengkang serta pastikan kawat
bendrat telah terikat dengan sempurna
7. Pekerjaan Bekisting
h. Setelah pembesian kolom siap, tegakkan pembesian kolom pada titik kolom
yang sudah disiapkan sesuai dengan gambar bestek
i. Berikan skoor pada pembesian yang tegak vertikal pada titikkolom agar tidak
kolom tidak bengkok atau melengkung
j. Pastikan pembesian tenah tegak dengan sempurna
k. Lakukan pengujian dengan bantuan unting unting
l. Setelah besi tulangan tegak dengan sempurna, barulah dapat diberikan
bekisting sebagai cetakan selimut beton
m. Bekisting dipasang tegak menyesuaikan dengan pembesian
n. Bekisting dibuat dari multiplek, kemudian diberi kayu skoor agar dapat
menahan tekanan saat proses pengecoran
8. Pekerjaan Pengecoran
h. Setelah bekisting dan pembesian kolom siap, selanjutnya dapat dilanjutkan
dengan proses pengecoran
i. Pengecoran dilakukan dengan mencampurkan pasir, semen dan kerikil, serta
campuran air
j. Kemudian semua campuran tersebut dimasukkan kedalam molen yang
nantinya akan menjadi beton cair
k. Selanjutnya masukan beton cair tadi kedalam ember atau kotak spesi
menggunakan sendok spesi
l. Kemudian beton cair dituangkan kedalam bekisting kolom untuk membetuk
selimut beton kolom secara merata ke seluruh bagian
m. Agar coran lebih merata lagi, spasi pada bekisting bisa diratakan dengan
menggunakan vibrator
n. Selanjutnya tunggu coran hingga kering sempurna biasanya 21 hari tanpa zat
adiktif Setelah mencapai umurnya, bekisting dapat dilepas dan melanjutkan
pekerjaan selanjutnya.

Metode Pelaksanaan :

Sebelum penyetelan dan pemasangan baja tulangan dimulai, Pihak Kami


membuat rencana kerja pemotongan dan pembengkokan baja tulangan (bar
bending schedule), yang sebelumnya diserahkan kepada Manajemen Konstruksi
untuk mendapatkan persetujuan. Tulangan bebas dari kotoran-kotoran
seperti lemak, karet lepas,tanah, serta bahan-bahan atau kotoran yang bisa
mengurangi daya rekatnya. Semua besi beton bebas danbersih dari karat sesuai
dengan ukuran pabrik, bersih pula dari olie, gemuk, cat dan lain sebagainya, atau
hallain yang dapat menyebabkan berkurangnya daya ikat besi beton terhadap
beton. Apabila diinginkan atau dipandang perlu, maka Manajemen Konstruksi
akan memerintahkan untuk menyikat dengan sikat kawat untukmembersihkan
besi beton tersebut sebelum dipergunakan.

Pembengkokan baja tulangan dilakukan secara hati-hati dan teliti, sesuai dengan
aturan dalam SKSNI.Pembengkokan tersebut harus dilakukan oleh tenaga yang
ahli, dengan menggunakan alat-alat sedemikianrupa sehingga tidak
menimbulkan cacat, patah dan retak-retak pada batang baja.

Acuan dibuat dari bahan yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi , seperti
kayu dan multiplex/triplex dengantebal minimum 5 mm, atau bahan lain
yang diinstruksikan oleh Manajemen Konstruksi, serta memenuhi syarat-syarat
kekuatan dan daya tahan, serta mempunyai permukaan yang baik untuk
pekerjaan finishing pada bagianyang berada di atas permukaan tanah (bila ada).
Pihak Kami memberikan contoh dari perhitungan kekuatanbahan yang akan
dipakai untuk acuan, untuk disetujui oleh Manajemen Konstruksi .

Acuan dipasang sesuai dengan ukuran-ukuran jadi yang ada di dalam


gambar dan menjamin bahwa ukuran-ukuran tersebut tidak akan berubah
sebelum dan selama pengecoran. Acuan juga dipasang sedemikian rupasehingga
tidak akan terjadi kebocoran atau hilangnya air selama pengecoran.

Pemasangan dan penyetelan tulangan baja dilakukan berdasarkan


ukuran, bentuk dan peil yang sesuai dengan gambar rencana, dan sudah
diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya. Pemasangan dilakukan
dengan menggunakan pengganjal jarak selimut beton (beton decking) untuk
mendapatkan tebal selimut seperti yang disyaratkan dalam gambar. Apabila hal
tersebut tidak tercantum di dalam gambar atau dalam spesifikasi,maka dapat
digunakan ketentuan peraturan yang berlaku.

Adukan beton berupa “ready mixed concrete”dengan mutu beton k-125 dan
memenuhi syarat-syarat SKSNI. Di lokasi batching plant. yang disiapkan
sebelumnya, Pihak Kami mengadakan/membuat adukan beton menurut
komposisi adukan dan proporsi campuran yang baik, dan bertanggung jawab
penuh atas kekuatan beton yang disyaratkan. Penggunaan air sedemikian rupa
sehingga dapat menghasilkan beton dengan kinerja yang baik. Sebelumproduksi
beton, Pihak Kami diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk
mendapatkan proporsi campuran yang menghasilkan beton dengan mutu dan
kinerja seperti yang disyaratkan, untuk disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
Dalam hal ini adukan percobaan perlu dibuat dalam beberapa proporsi
campuran yang berbeda (utama dan pendamping) untuk mendapatkan
campuran yang optimum. Proporsi campuran bahandasar beton ditentukan
sedemikian agar beton yang dihasilkan memberkan kekuatan tekan dan tingkat
kelecakan (workability) serta konsistensi yang memungkinkan pengerjaan beton
(penuangan, peralatan dan pemadatan) secara “mudah” ke dalam acuan dan ke
sekitar tulangan, tanpa menimbulkan kemungkinan segregasi agregat dan
terpisahnya air (bleeding) secara berlebihan.

Bila tempat pengadukan beton (batching plant) tidak berada di lokasi pekerjaan,
maka adukan beton secepatnya dibawa ke tempat pengecoran, untuk
menghindarkan sudah terjadinya setting di awal atau degradasi mutu beton
akibat waktu transportasi yang lama. Dalam hal ini penggunaan alat transportasi
pengangkut adukan beton haruslah mendapat persetujuan Manajemen
Konstruksi. Semua alat pengangkut yang dipergunakan selalu dibersihkan dari
sisa-sisa adukan beton yang mengeras.

Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat yang akan dicor terlebih dahulu
dibersihkan dari segala kotoran(potongan kayu, batu, tanah dan lainlain) dan
dibasahi dengan air semen.
Sama sekali tidak diperkenankan mengadakan pengecoran beton sebelum besi
yang terpasang telah diperiksadan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.

Pengecoran dilakukan secara berlapis dan kontinyu, atau dengan metode


pengecoran yang diusulkan PihakKami dan disetujui oleh Manajemen
Konstruksi, dengan memperhatikan cara atau urutan pengecoran karenavolume
pengecoran yang cukup besar, agar tidak terjadi cold joint dan juga menghindari
kemungkinandegradasi atau kerusakan beton akibat panas hidrasi yang
berlebihan. Untuk itu, sebelum pengecorandilaksanakan, Pihak
Kami menyampaikan usulan prosedur pengecoran yang optimum kepada
ManajemenKonstruksi, dengan memperhatikan semua aspek terutama masalah
panas hidrasi pada beton massa sepertitersebut di atas, untuk mendapatkan
persetujuan Manajemen Konstruksi.

Dalam segala hal tidak dibenarkan untuk menuangkan adukan dengan


menjatuhkan dari suatu ketinggian yangterlampau tinggi sehingga bisa
menimbulkan pengendapan agregat, yang dengan demikian akan
menurunkanmutu dan kinerja beton.13.

Bila pengecoran dihentikan untuk kemudian dilanjutkan dalam waktu lebih dari
24 jam, atau bila dipandangperlu oleh Manajemen Konstruksi, maka permukaan
beton lama yang akan disambung terlebih dahuludibersihkan dan bila perlu
dikasarkan dengan menyikat, atau dengan cara lain bila betonnya sudah
sangatmengeras, ditambahkan lapisan tipis bonding additive sejenis epoxy resin
atau setara, atau minimal disiramdengan air semen dan selanjutnya baru dicor
dengan beton baru. Tempat dimana pengecoran akan dihentikanmendapat
persetujuan Manajemen Konstruksi.

Agar supaya kualitas beton yang digunakan dapat dikontrol dengan baik sesuai
spesifikasi dan standar yangada, maka selama proses pengecoran, perlu
dilakukan uji slump dan pengambilan contoh benda uji, dengandisaksikan oleh
Manajemen Konstruksi. Prosedur uji slump, jumlah dan cara pengambilan
contoh benda uji dancontoh cetakannya sesuai dengan
SKSNI dan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari ManajemenKonstruksi.
Dalam segala hal jumlah benda uji yang diambil tidak kurang dari 30 (tiga
puluh) buah untukpengecoran pile cap, yang harus diambil minimal 1 buah
benda uji setiap 5 m

pengecoran beton untuk volume pengecoran yang kurang dari 300 m3 atau
minimal 1 buah benda uji setiap 10 m 3 pengecoran beton untukvolume
pengecoran yang lebih dari 300 m3, dalam bentuk silinder berdiameter 150 mm
dan tinggi 300 mm.15.

Selama proses pengecoran berlangsung, beton dipadatkan dengan menggunakan


vibrator, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan
maupun posisi tulangan. Pihak Kami menyediakan vibrator dalam jumlah yang
cukup untuk menjamin efisiensi pengecoran dan pemadatan tanah adanya
penundaan.Jenis vibrator dan ukurannya harus terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan Manajemen Konstruksi.Pemadatan beton secara berlebihan
sehingga bisa menyebabkan pengendapan agregat, kebocoran acuan danlain
sebagainya, harus dihindarkan.

Setelah selesai pengecoran, beton dilindungi dan dirawat (concrete curing)


selama berlangsungnya prosespengerasan, terutama terhadap panas matahari,
cuaca atau aliran air dan juga pengeringan sebelumwaktunya. Bila tidak
ditentukan lain oleh Manajemen Konstruksi, maka semua permukaan beton yang
terbukadijaga tetap basah selama minimal 14 hari, dengan cara menyemprotkan
air atau menggenai dengan air padapermukaan beton tersebut, atau dengan cara
lain yang diusulkan Pihak Kami. Metode curing terlebih dahuludiusulkan dan
mendapatkan persetujuan Manajemen Konstruksi, sebelum proses pengerasan
beton. Jugauntuk pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan
perlindungan atas beton diperhatikan. PihakKami bertanggung jawab atas
retaknya beton karena kelalaian ini.

Untuk mengetahui kualitas mutu beton yang sudah dilaksanakan, maka contoh
benda uji beton diperiksadengan uji tekan hancur pada umur 3 (tiga) hari, 7
(tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan) hari. Proporsi jumlahuji tekan
(pada umur beton yang berbeda) mendapatkan persetujuan Manajemen
Konstruksi. Hasil uji tekansegera disampaikan kepada Manajemen Konstruksi
untuk di evaluasi.
BETON READY MIX K. 300 T = 20 cm
5. Pekerjaan Persiapan
c. Siapkan semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan
d. Singkirkan hal hal yang dianggap menganggu proses pekerjaan
6. Pekerjaan Pembesian
g. Pekerjaan pembesian dipisahkan pekerjaannya dari lokasi tempat proyek
h. Setelah semua siap, lalu lanjutkan dengan merakit tulangan untuk rangkaian
besi kolom, yang terdiri dari 6 buah tulangan utama dengan diameter (bikin
lambang diameter) 12
i. Kemudian tulangan besi utama kolom diikatkan dengan sengkang
j. Sengkang menggunakan besi diameter (bikin lambang diameter) 10 dengan
jarak masing masingnya 10cm untuk bagian tumpuan, dan berjarak 15cm
untuk bagian lapangan
k. Kemudian sengkang diikatkan dengan kawat bendrat sebagai pengkakuan
kolom dan dibantu dengan tang
l. Pastikan kembali ukuran dan posisi jarang sengkang serta pastikan kawat
bendrat telah terikat dengan sempurna
7. Pekerjaan Bekisting
h. Setelah pembesian kolom siap, tegakkan pembesian kolom pada titik kolom
yang sudah disiapkan sesuai dengan gambar bestek
i. Berikan skoor pada pembesian yang tegak vertikal pada titikkolom agar tidak
kolom tidak bengkok atau melengkung
j. Pastikan pembesian tenah tegak dengan sempurna
k. Lakukan pengujian dengan bantuan unting unting
l. Setelah besi tulangan tegak dengan sempurna, barulah dapat diberikan
bekisting sebagai cetakan selimut beton
m. Bekisting dipasang tegak menyesuaikan dengan pembesian
n. Bekisting dibuat dari multiplek, kemudian diberi kayu skoor agar dapat
menahan tekanan saat proses pengecoran
8. Pekerjaan Pengecoran
h. Setelah bekisting dan pembesian kolom siap, selanjutnya dapat dilanjutkan
dengan proses pengecoran
i. Pengecoran dilakukan dengan mencampurkan pasir, semen dan kerikil, serta
campuran air
j. Kemudian semua campuran tersebut dimasukkan kedalam molen yang
nantinya akan menjadi beton cair
k. Selanjutnya masukan beton cair tadi kedalam ember atau kotak spesi
menggunakan sendok spesi
l. Kemudian beton cair dituangkan kedalam bekisting kolom untuk membetuk
selimut beton kolom secara merata ke seluruh bagian
m. Agar coran lebih merata lagi, spasi pada bekisting bisa diratakan dengan
menggunakan vibrator
n. Selanjutnya tunggu coran hingga kering sempurna biasanya 21 hari tanpa zat
adiktif Setelah mencapai umurnya, bekisting dapat dilepas dan melanjutkan
pekerjaan selanjutnya.

Metode Pelaksanaan :

Sebelum penyetelan dan pemasangan baja tulangan dimulai, Pihak Kami


membuat rencana kerja pemotongan dan pembengkokan baja tulangan (bar
bending schedule), yang sebelumnya diserahkan kepada Manajemen Konstruksi
untuk mendapatkan persetujuan. Tulangan bebas dari kotoran-kotoran
seperti lemak, karet lepas,tanah, serta bahan-bahan atau kotoran yang bisa
mengurangi daya rekatnya. Semua besi beton bebas danbersih dari karat sesuai
dengan ukuran pabrik, bersih pula dari olie, gemuk, cat dan lain sebagainya, atau
hallain yang dapat menyebabkan berkurangnya daya ikat besi beton terhadap
beton. Apabila diinginkan atau dipandang perlu, maka Manajemen Konstruksi
akan memerintahkan untuk menyikat dengan sikat kawat untukmembersihkan
besi beton tersebut sebelum dipergunakan.

Pembengkokan baja tulangan dilakukan secara hati-hati dan teliti, sesuai dengan
aturan dalam SKSNI.Pembengkokan tersebut harus dilakukan oleh tenaga yang
ahli, dengan menggunakan alat-alat sedemikianrupa sehingga tidak
menimbulkan cacat, patah dan retak-retak pada batang baja.

Acuan dibuat dari bahan yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi , seperti
kayu dan multiplex/triplex dengantebal minimum 5 mm, atau bahan lain
yang diinstruksikan oleh Manajemen Konstruksi, serta memenuhi syarat-syarat
kekuatan dan daya tahan, serta mempunyai permukaan yang baik untuk
pekerjaan finishing pada bagianyang berada di atas permukaan tanah (bila ada).
Pihak Kami memberikan contoh dari perhitungan kekuatanbahan yang akan
dipakai untuk acuan, untuk disetujui oleh Manajemen Konstruksi .

Acuan dipasang sesuai dengan ukuran-ukuran jadi yang ada di dalam


gambar dan menjamin bahwa ukuran-ukuran tersebut tidak akan berubah
sebelum dan selama pengecoran. Acuan juga dipasang sedemikian rupasehingga
tidak akan terjadi kebocoran atau hilangnya air selama pengecoran.

Pemasangan dan penyetelan tulangan baja dilakukan berdasarkan


ukuran, bentuk dan peil yang sesuai dengan gambar rencana, dan sudah
diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya. Pemasangan dilakukan
dengan menggunakan pengganjal jarak selimut beton (beton decking) untuk
mendapatkan tebal selimut seperti yang disyaratkan dalam gambar. Apabila hal
tersebut tidak tercantum di dalam gambar atau dalam spesifikasi,maka dapat
digunakan ketentuan peraturan yang berlaku.

Adukan beton berupa “ready mixed concrete”dengan mutu beton K-300 dan
memenuhi syarat-syarat SKSNI. Di lokasi batching plant. yang disiapkan
sebelumnya, Pihak Kami mengadakan/membuat adukan beton menurut
komposisi adukan dan proporsi campuran yang baik, dan bertanggung jawab
penuh atas kekuatan beton yang disyaratkan. Penggunaan air sedemikian rupa
sehingga dapat menghasilkan beton dengan kinerja yang baik. Sebelumproduksi
beton, Pihak Kami diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk
mendapatkan proporsi campuran yang menghasilkan beton dengan mutu dan
kinerja seperti yang disyaratkan, untuk disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
Dalam hal ini adukan percobaan perlu dibuat dalam beberapa proporsi
campuran yang berbeda (utama dan pendamping) untuk mendapatkan
campuran yang optimum. Proporsi campuran bahandasar beton ditentukan
sedemikian agar beton yang dihasilkan memberkan kekuatan tekan dan tingkat
kelecakan (workability) serta konsistensi yang memungkinkan pengerjaan beton
(penuangan, peralatan dan pemadatan) secara “mudah” ke dalam acuan dan ke
sekitar tulangan, tanpa menimbulkan kemungkinan segregasi agregat dan
terpisahnya air (bleeding) secara berlebihan.

Bila tempat pengadukan beton (batching plant) tidak berada di lokasi pekerjaan,
maka adukan beton secepatnya dibawa ke tempat pengecoran, untuk
menghindarkan sudah terjadinya setting di awal atau degradasi mutu beton
akibat waktu transportasi yang lama. Dalam hal ini penggunaan alat transportasi
pengangkut adukan beton haruslah mendapat persetujuan Manajemen
Konstruksi. Semua alat pengangkut yang dipergunakan selalu dibersihkan dari
sisa-sisa adukan beton yang mengeras.

Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat yang akan dicor terlebih dahulu
dibersihkan dari segala kotoran(potongan kayu, batu, tanah dan lainlain) dan
dibasahi dengan air semen.
Sama sekali tidak diperkenankan mengadakan pengecoran beton sebelum besi
yang terpasang telah diperiksadan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.

Pengecoran dilakukan secara berlapis dan kontinyu, atau dengan metode


pengecoran yang diusulkan PihakKami dan disetujui oleh Manajemen
Konstruksi, dengan memperhatikan cara atau urutan pengecoran karenavolume
pengecoran yang cukup besar, agar tidak terjadi cold joint dan juga menghindari
kemungkinandegradasi atau kerusakan beton akibat panas hidrasi yang
berlebihan. Untuk itu, sebelum pengecorandilaksanakan, Pihak
Kami menyampaikan usulan prosedur pengecoran yang optimum kepada
ManajemenKonstruksi, dengan memperhatikan semua aspek terutama masalah
panas hidrasi pada beton massa sepertitersebut di atas, untuk mendapatkan
persetujuan Manajemen Konstruksi.

Dalam segala hal tidak dibenarkan untuk menuangkan adukan dengan


menjatuhkan dari suatu ketinggian yangterlampau tinggi sehingga bisa
menimbulkan pengendapan agregat, yang dengan demikian akan
menurunkanmutu dan kinerja beton.13.

Bila pengecoran dihentikan untuk kemudian dilanjutkan dalam waktu lebih dari
24 jam, atau bila dipandangperlu oleh Manajemen Konstruksi, maka permukaan
beton lama yang akan disambung terlebih dahuludibersihkan dan bila perlu
dikasarkan dengan menyikat, atau dengan cara lain bila betonnya sudah
sangatmengeras, ditambahkan lapisan tipis bonding additive sejenis epoxy resin
atau setara, atau minimal disiramdengan air semen dan selanjutnya baru dicor
dengan beton baru. Tempat dimana pengecoran akan dihentikanmendapat
persetujuan Manajemen Konstruksi.

Agar supaya kualitas beton yang digunakan dapat dikontrol dengan baik sesuai
spesifikasi dan standar yangada, maka selama proses pengecoran, perlu
dilakukan uji slump dan pengambilan contoh benda uji, dengandisaksikan oleh
Manajemen Konstruksi. Prosedur uji slump, jumlah dan cara pengambilan
contoh benda uji dancontoh cetakannya sesuai dengan
SKSNI dan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari ManajemenKonstruksi.
Dalam segala hal jumlah benda uji yang diambil tidak kurang dari 30 (tiga
puluh) buah untukpengecoran pile cap, yang harus diambil minimal 1 buah
benda uji setiap 5 m

pengecoran beton untuk volume pengecoran yang kurang dari 300 m3 atau
minimal 1 buah benda uji setiap 10 m 3 pengecoran beton untukvolume
pengecoran yang lebih dari 300 m3, dalam bentuk silinder berdiameter 150 mm
dan tinggi 300 mm.15.

Selama proses pengecoran berlangsung, beton dipadatkan dengan menggunakan


vibrator, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan
maupun posisi tulangan. Pihak Kami menyediakan vibrator dalam jumlah yang
cukup untuk menjamin efisiensi pengecoran dan pemadatan tanah adanya
penundaan.Jenis vibrator dan ukurannya harus terlebih dahulu mendapatkan
persetujuan Manajemen Konstruksi.Pemadatan beton secara berlebihan
sehingga bisa menyebabkan pengendapan agregat, kebocoran acuan danlain
sebagainya, harus dihindarkan.

Setelah selesai pengecoran, beton dilindungi dan dirawat (concrete curing)


selama berlangsungnya prosespengerasan, terutama terhadap panas matahari,
cuaca atau aliran air dan juga pengeringan sebelumwaktunya. Bila tidak
ditentukan lain oleh Manajemen Konstruksi, maka semua permukaan beton yang
terbukadijaga tetap basah selama minimal 14 hari, dengan cara menyemprotkan
air atau menggenai dengan air padapermukaan beton tersebut, atau dengan cara
lain yang diusulkan Pihak Kami. Metode curing terlebih dahuludiusulkan dan
mendapatkan persetujuan Manajemen Konstruksi, sebelum proses pengerasan
beton. Jugauntuk pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan
perlindungan atas beton diperhatikan. PihakKami bertanggung jawab atas
retaknya beton karena kelalaian ini.

Untuk mengetahui kualitas mutu beton yang sudah dilaksanakan, maka contoh
benda uji beton diperiksadengan uji tekan hancur pada umur 3 (tiga) hari, 7
(tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan) hari. Proporsi jumlahuji tekan
(pada umur beton yang berbeda) mendapatkan persetujuan Manajemen
Konstruksi. Hasil uji tekansegera disampaikan kepada Manajemen Konstruksi
untuk di evaluasi.
PEMASANGAN PAVING BLOCK

Langkah awal, sebelum Paving block dipasang pastikan struktur dari lahan yang hendak
di Paving dalam keadaan benar-benar padat. Apabila belum padat dapat dipadatkan
dengan menggunakan mesin Roller (Wales) atau Stamper kuda. Hal ini agar lahan yang
telah dipasang paving block tidak amblas.

Sebelum pekerjaan pemasangan paving kita mulai, kita harus memperhatikan syarat-
syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut:

a. Lapisan Subgrade

Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu, sehingga
mempunyai profil dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan untuk
kemiringan Drainage (Water run off) yaitu minimal 1,5 %. Subgrade atau lapisan tanah
dasartersebut harus kita padatkan dengan kepadatan minimal 90 % MDD (Modified
Max Dry Density) sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi
teknisyang kita butuhkan. Ini sangat penting untuk kekuatan landasan area paving
nantinya.

b. Lapisan Subbase
Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi teknis
yang kita butuhkan. Profil lapisan permukaan dari subbase juga harus mempunyai
minimal kemiringan 2 %, dua arah melintang kekiri dan kekanan. Kemiringan ini sangat
penting untuk jangka panjang kestabilan paving .

c. Kanstin Beton Cetak


Kanstin atau Penguat tepi atau Kerb harus sudah kita pasang sebelum pemasangan
paving dilakukan. Hal ini harus dilakukan untuk menahan paving pada tiap sisi agar
paving tidak bergeser sehingga paving akan lebih rapi pada hasil akhirnya.
d. Topi uskup paving Blok T=6 cm

Topi uskup adalah paving block yang berbentuk segi tiga beratnya kira kira 5-9
kg pcs, jumlah per m2 kira kira 24 pcs, 3,3 pcs/m1. Pada pemasangan paving block
dengan pola herringbone 45 derajat akan ada pada pinggir dari pemasangan
paving ruang sehingga perlu penambahan paving khusus sesuai dengan bentuk
dan ukuran yang pas.

Dilapangan tukang biasanya memotong paving, seperti membentuk segi tiga sama
sisi sehingga ruang kosong tersebut dapat tertutup. Topi uskup adalah dapat juga
mempercantik dan memperkokoh pemasangan topi uskup.

Dipergunakan untuk penguncian paving block sehingga tidak ada potongan paving
block. Dapat disesuaikan dengan warna paving atau accessories seperti merah,
hitam, kuning dll.

2. PENANAMAN POHON DAN RUMPUT


Pekerjaan ini meliputi Penanaman pohon ketapang dan Rumput gajah mini dengan
spesifikasi sesuai dengan rencana anggaran biaya

3. Pekerjaan Bak Sampah


Pengadaan dan pemasangan bak sampah plastic ukuran 50 liter yang telah
ditempel logo dipasang pada tempat yang telah di tentukan dalam gambar dan
sesuai dengan petunjuk direksi

4. Pekerjaan Kursi Taman


Kursi taman terbuat dari WPC dengan rangka besi tempa di buat dengan lantai
yang terbuat dari rabat beton tumbuk dengan ketinggian 10 cm.
Proses pembuatan rabat disesuaikan dengan metode sebelumnya.
LANDSCAPE FLYING DECK
PEKERJAAN HARDSCAPE
1. TALUD /SIRING DANAU
a. Galian Tanah Biasa 0-1 meter
Bentuk dan dimensi disesuaikan dengan gambar diatas dan intruksi
pengawas lapangan dan direksi.
Sebelum pekerjaan dimulai, harus ditentukan terlebih dahulu profil
dan bentuk kontruksi, dengan pengukuran dan pematokan.
Tentukan level rencana dan level galian rencana.
Galian menggunakan alat gali yang layak pakai.
Permukaan tanah dibentuk dan diratakan.
Galian tanah yang dimaksud adalah pekerjaan galian tanah untuk
pondasi. Tembok Penahan Tanah dan galian minor pada perataan
tanah levelling untuk kavling gedung, dimensi dan bentuk mengacu
gambar.
Tanah sisa galian dibuang / dipindahkan ke area yang membutuhkan
timbunan dan mempunyai rencana elevasi lebih tinggi dari
permukaan rencana.
Hasil galian tanah harus sesuai dengan bentuk profil pada gambar
kerja.
Setelah pekerjaan selesai, kami akan melaporkan kondisi tersebut
untuk mendapatkan persetujuan.

b. Pekerjaan Kisdam
Kisdam dibuat dari tanggul (timbunan tanah yang dipadatkan) atau dari
turap dari baja (sheet pile) yang diisi tanah timbunan untuk mencegah
agar air tidak masuk atau untuk mengalihkan aliran air dari daerah yang
ada di dalam kisdam yang akan merupakan daerah kerja. Biasanya di
dalam kisdam kemungkinan masih ada / banyak air. Sehingga air tersebut
perlu dikeluarkan agar daerah kerja tersebut tetap kering, dengan
menggunakan pompa. Pekerjaan kisdam diikuti oleh pekerjaan
pengeringan.

c. Pemancangan Cerucuk Kayu Dolken dia 8-10 cm

Pondasi cerucuk yaitu salah satu jenis pondasi yang biasanya digunakan
pada didaerah dengan kondisi tanah yang kurang stabil seperti jenis
tanah lembek ataupun tanah gambut dengan elevasi muka air yang cukup
tingggi. Ketinggian pondasi cerucuk dapat dipengaruhi oleh muka air
pasang surut. Untuk perencanaan kedalaman dan jarak anatara tiang
pancang harus dilakukan berdasarkan pemeriksaan tanah.

Syarat Bahan Pondasi Cerucuk antara lain:


1. Diameter minimum 8 cm dan maksimum 10 cm.
2. Panjang minimum 3,5 m dan maksimum 6m.
3. Batang kayu cukup lurus dan tidak bercabang
4. Kekuatan minimum kayu kelas II sesuai PKKI 1973
5. Tegangan minimum was kayu kelas III sesuai PKKI 1973

Teknik Pelaksanaan Pondasi Cerucuk :

Pemancangan cerucuk kayu dapat menggunakan tenaga manusia,


alat pancang cerucuk atau dengan Back Hoe.
Lantai kerja, dengan muka air cukup tinggi, maka lokasi
pemancangan cerucuk dapat diurug terlebih dahulu dengan material
setempat. Bila menggunakan alat pancang cerucuk harus diberi landasan
dari balok atau papan kayu.
Diatas pondasi cerucuk kayu yang diberi kepala tiang yang
selanjutnya dibentuk timbunan badan jalan.

Bahan Peralatan yang Umumnya Digunakan

1. Gergaji kayu
2. Kapak
3. Palu 5 kg
4. Linggis
5. Cangkul
6. Alat pengangkut tanah
7. Alat pancang cerucuk
8. Alas pemukul tiang
9. Perancah atau platform dari susunan drum-drum dan papan kayu
10. Back Hoe atau Excavator
11. Mesin Las

d. Urugan Pasir Bawah Pondasi Dan Lantai T=5 CM


Dilaksanakan pada : di bawah pasangan pondasi batu belah, di bawah
lantai saluran dan bagian lainnya yang tertera pada gambar dan dokumen
kontrak.

Lapisan pasir urug harus dipadatkan dengan cara ditimbris / stemper


setelah terlebih dahulu disiram air secara merata sehingga urugan pasir
tersebut benar-benar padat. Pasir urug yang akan digunakan harus bebas
dari berbagai kotoran pengganggu dan sampah organik maupun non
organik. Ukuran ketebalan pasir urug adalah 5 CM.

e. Pasangan Batu Kali 1 PC : 4 PP


Pekerjaan meliputi pondasi dan lain-lain yang disebutkan digambar
dengan adukan 1pc:4ps bentuk dan ukuran pondasi, harus sesuai
dengan yang tercantum pada gambar kerja.
Batu kali/batu belah yang digunakan, harus berkualitas baik yaitu
keras dan tidak berpori. Batu kali denga nukuran < 15cm, tidak
diperkenankan untuk dipergunakan.
Celah batu pada pasangan harus diisi adukan dengan kondisi padat,
apabila masih terdapat celah kosong setelah pasangan selesai, maka
harus di isi dengan adukan khusus (1pc:2ps) agar himogenitas
pasangan batu terjaga.
Apabila pada saat pemeriksaan masih terdapat celah kosong pada
pasangan batu kali maka kontraktor wajib mengganti/ memperbaiki
kondisi tersebut
Dibawah pasangan pondasi batu kali, diberi lapisan urug padat,
aanstamping(batu kososng) dari bahan batu belah diisi pasir urug
dipadatkan dengan tebal lapisan sesuai dengan yang tercantum pada
gambar kerja.
Batu kali/belah yang digunakan harus berkualitas baik yaitu keras dan
tidak berpori dengan ukuran > 15cm sedangkan yang berukuran <15
cm tidak diperkenankan untuk dipergunakan.

f. Plesteran dan Acian


Selanjutnya dilakukan pekerjaan plesteran yang dimulai dengan jalan
membuat kepalaan plesteran pada sisi vertical jarak 2 m sesuai dengan
ketebalan yang diinginkan dengan bantuan unting-unting pada sisi
horizontal pada elevasi plafond atau diujung atas dinding dengan
bantuan benang.
Sebelum melakukan pekerjaan plesteran, pasangan bata merah disiram
/ dibasahi dengan air, kemudian dilakukan pekerjaan plesteran pada
dinding secara merata, menggunakan adukan mortar 1 pc : 4ps untuk
pasangan dinding biasa dan 1pc : 4ps untuk pasangan dinding trasram
(komposisi adukan bisa berbeda tergantung dari persyaratan yang
ditetapkan) sampai 10 – 15 mm atau sampai ketebalan yang
ditentukan.
Setelah plesteran kering dan rata sesuai dengan yang diinginkan
kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan acian menggunakan acian
semen. Sesudah pekerjaan acian selesai, permukaan dinding difinish
dengan plamur tembok. Untuk dasaran/plamur tembok jika diperlukan
dan hanya dipergunakan pada ruangan interior yang permukaannya
tidak rata atau retak-retak. Dinding yang telah selesai diplamur
kemudian diampelas, sehingga memberikan permukaan dinding
tembok yang halus, licin dan rapi.

2. JALUR PEDESTRIAN (PAVING BLOCK )Elv.+0-20


a. Urugan Tanah Pilhan dipadatkan
- Pekerjaan yang dimaksud adalah pengurugan tanah pada kavling untuk
bangunan dan lokasi yang memerlukan pengurugan sesuai gambar.
- Pekerjaan pengurugan tanah harus mengikuti leveling dan bentuk
rencana kavling untuk bangunan
- Pemandatan dengan stemper/babyroller ketebalan maksimum 20cm per
layer.
- Material timbunan adalah tanah mendatangkan dari luar
- Pekerjaan ini meliputi pembentukan kavling untuk bangunan
- Kepadatan tanah hasil urugan harus padat dan tidak mengalami
deformasi

b. Galian Tanah Biasa 0-1 Meter


Bentuk dan dimensi disesuaikan dengan gambar diatas dan intruksi
pengawas lapangan dan direksi.
Sebelum pekerjaan dimulai, harus ditentukan terlebih dahulu profil dan
bentuk kontruksi, dengan pengukuran dan pematokan.
Tentukan level rencana dan level galian rencana.
Galian menggunakan alat gali yang layak pakai.
Permukaan tanah dibentuk dan diratakan.
Galian tanah yang dimaksud adalah pekerjaan galian tanah untuk
pondasi. Tembok Penahan Tanah dan galian minor pada perataan tanah
levelling untuk kavling gedung, dimensi dan bentuk mengacu gambar.
Tanah sisa galian dibuang / dipindahkan ke area yang membutuhkan
timbunan dan mempunyai rencana elevasi lebih tinggi dari permukaan
rencana.
Hasil galian tanah harus sesuai dengan bentuk profil pada gambar kerja.
Setelah pekerjaan selesai, kami akan melaporkan kondisi tersebut untuk
mendapatkan persetujuan.

c. pasangan adukan batu kali 1 PC : 4 PP


Pekerjaan meliputi pondasi dan lain-lain yang disebutkan digambar
dengan adukan 1pc:4ps bentuk dan ukuran pondasi, harus sesuai dengan
yang tercantum pada gambar kerja.
Batu kali/batu belah yang digunakan, harus berkualitas baik yaitu keras
dan tidak berpori. Batu kali denga nukuran < 15cm, tidak diperkenankan
untuk dipergunakan.
Celah batu pada pasangan harus diisi adukan dengan kondisi padat,
apabila masih terdapat celah kosong setelah pasangan selesai, maka
harus di isi dengan adukan khusus (1pc:2ps) agar himogenitas pasangan
batu terjaga.
Apabila pada saat pemeriksaan masih terdapat celah kosong pada
pasangan batu kali maka kontraktor wajib mengganti/ memperbaiki
kondisi tersebut

d. Lapis Pondasi Batu Kapur (Limestone) T=30


Pengangkutan materia ke lokasi pekerjaan menggunakan dump truck
dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader.
Pengecekan dan pencatatan volume material dilakukan pada saat
penghamparan agar tidak terjadi kelebihan disatu tempat dan
kekurangan material di tempat yang lain.
Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader
dalam tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
(a) kondisi cuaca;
(b) panjang hamparan, lebar hamparan, dan tebal hamparan;
(c) material yang tidak dipakai dipisahkan dan di tempatkan pada lokasi
yang telah ditetapkan
Pemadatan material pemadatan dilakukan dengan menggunakan vibro
roller dan PTR, Dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah. Setelah
pemadatan selesai alat pemadatan dipindahkan ke jalur sebelahnya
dengan over leving 1/8 panjang drum dan seterusnya hingga mencapai
area pemadatan.Pemadatan dilakukan dengan jumlah passing sesuai
dengan hasil trial compaction.

e. Lapis Pondasi Aggregat A


Pekerjaan ini dilaksanakan untuk pekerjaan lapis pondasi. Metode kerja
dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan
diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
Sebelum melaksanakan pekerjaan ini dilakukan terlebih dahulu
pengujian material (Qualitycontrol) Agregat kelas A yang akan
digunakan dan pada saat pelaksanaan sesuai Spesifikasi Teknik yang
disyaratkan.
Material agregat Kelas A dicampur di Basecamp dengan menggunakan
wheel loader dengan komposisi sesuai Quality control yang telah
disetujui kemudian material Agregat A dibawa ke lokasi pekerjaan
menggunakan dump truck.
Material Agregat kelas A dihampar dengan motorgrader dan alat
bantu, dan dengan ketebalan padat sesuai gambar
rencana.
Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan
Water TankTruck (sebelum pemadatan)dan dipadatkan dengan
menggunakan vibratoryroller.
Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi
hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.
Setelah dilaksanakan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan
lapangan dengan test Sand Coneuntuk mengetahui kepadatan yang
disyaratkan dalam spesifikasi teknis

f. Kansteen Beton Cetak 10 x 20 x 40 K-225


Pada perkerasan jalan, kanstin beton difungsikan sebagai pembatas pada sisi
pinggir jalan, pembatas median jalan (tengah dari badan jalan).
Fungsi kanstin dapat digunakan sebagai stop car pada lahan parkir ataupun di
basement area parkiran.
Lokasi kanstin berada harus dipotong dan digali terlebih dahulu, supaya
dasar kanstin berada dibawah permukaan perkerasan, selain berfungsi
sebagai anti guling, juga berfungsi sebagai penahan / retraining pada
konstruksi trotoar, konstruksi jalan.
Tinggi kanstin yang berada diatas permukaan perkerasan berkisar 15
sampai dengan 20 cm, untuk menghindari kerusakan pada bagian depan
atau pun bagian belakang dari kendaraan.
Dilanjutkan pekerjaan lantai kerja pada dasar galian, tujuannya supaya
level dudukan kanstin sama tinggi dan rata
Kanstin ditempatkan diatas permukaan lantai kerja
Sisi samping antara kanstin diisi dengan adukan plester, di fungsikan
sebagai pengisi nat dari kanstin.

g. Paving Blok T=8 Cm K-300 (warna Merah dan Abu-abu)


Sebelum Paving block dipasang pastikan struktur dari lahan yang hendak
di Paving dalam keadaan benar-benar padat. Apabila belum padat dapat
dipadatkan dengan menggunakan mesin Roller (Wales) atau Stamper
kuda. Hal ini agar lahan yang telah dipasang paving block tidak amblas.
Sesuaikan spesifikasi beban yang akan melewati lahan yang akan
dipasang paving dengan material pendukung untuk landasan area
paving. Material tersebut dapat berupa : Limestone, Base Course, Sirdam,
Makadam dsb.
Pastikan permukaan lahan yang akan di paving dalam kondisi rata/
sudah level. Jika belum maka kita wajib melaksanakan pekerjaan
tambahan yaitu Cut and Fill.
Pasang kanstin beton sebagai pengunci paving block, agar paving block
yang sudah terpasang tidak bergeser.
Gelar abu batu mengikuti kemiringan yang telah ditentukan kemudian
diratakan dengan menggunakan jidar kayu.
Lakukan pemasangan paving block dengan cara maju kedepan,
sementara pekerja pemasang paving berada diatas paving yang telah
terpasang.
Untuk tepian lahan/ sudut-sudut yang belum terpasang paving (las-
lasan), potong paving block dengan menggunakan alat pemotong paving
block / paving block cutter.
Setelah lahan 100% sudah terpasang paving block, selanjutnya kita
lakukan pengisian antar naat paving block tersebut (pengisian joint
filler) dengan menggunakan abu batu.
Padatkan paving block yang telah terpasang dengan menggunakan baby
roller atau stamper kodok 1 sampai 2 kali putaran agar timbul gaya
saling mengunci antar paving block satu sama lainnya.
Bersihkan area lahan yang telah terpasang paving block dari sisa-
sisa abu batu.

3. Jalur Pedestrian Flying Deck Elv+0.00, Elv+0.75, Elv + 2.70


1. Persiapan Lokasi Pemancangan
Mempersiapkan lokasi dimana alat pemancang akan diletakan, tanah haruslah
dapat menopang berat alat. Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada di
bawah permukaan tanah asli, maka galian harus dilaksanakan terlebih dahulu
sebelum pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan agar dasar pondasi tidak
terganggu oleh penggalian diluar batas-batas yang ditunjukan oleh gambar kerja.
2. Persiapan Alat Pemancang
Pelaksana harus menyediakan alat untuk memancang tiang yang sesuai dengan
jenis tanah dan jenis tiang pancang sehingga tiang pancang tersebut dapat
menembus masuk pada kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya
dukung yang telah ditentukan, tanpa kerusakan. Bila diperlukan, pelaksana dapat
melakukan penyelidikan tanah terlebih dahulu.
Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis drop hammer, diesel atau hidrolik.
Berat palu pada jenis drop hammer sebaiknya tidak kurang dari jumlah berat tiang
beserta topi pancangnya. Sedangkan untuk diesel hammer berat palu tidak boleh
kurang dari setengah jumlah berat tiang total beserta topi pancangnya ditambah
500 kg dan minimum 2,2 ton.

Gambar 2 Alat Pemancang


3. Penyimpanan Tiang Pancang
Tiang pancang disimpan di sekitar lokasi yang akan dilakukan pemancangan.
Tiang pancang disusus seperti piramida, dan dialasi dengan kayu 5/10.
Penyimpanan dikelompokan sesuai dengan type, diameter, dimensi yang sama.
Gambar 3 Penyimpanan Tiang Pancang

4. Pemacangan
Kepala tiang pancang harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel.
Tiang pancang diikatkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik sehingga
tiang pancang masuk pada bagian alat.

Gambar 4 Tiang Pancang Ditarik dengan Sling


Gambar 5 Tiang Pancang Dimasukan pada Bagian Alat

Gambar 6 Tiang Pancang Diluruskan


Gambar 7 Kemiringan Dicek Dengan Waterpass

Setelah kemiringan telah sesuai, kemudian dilakukan pemancangan dengan


menjatuhkan palu pada mesin pancang.

Gambar 8 Pemancangan Tiang Pertama

Bila kedalaman pemancangan lebih dalam dari pada panjang tiang pancang satu
batang, maka perlu dilakukan penyambungan dengan tiang pancang kedua, yaitu
dengan pengelasan.
Gambar
9 Penyambungan Tiang Pancang dengan
Pengelasan

Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu
sesuai dengan perencana atau Direksi Pekerjaan. Selanjutnya dilakukan pemancangan
di titik berikutnya dengan langkah yang sama.

BANGUNAN GARDU PANDANG


LANTAI I
4. PEKERJAAN PEMANCANGAN
NCANGAN
Pekerjaan ini meliputi :
Pengadaan
PengadaanTiang
TiangPancang
PancangBeton
Beton(20x20)
(20x20)
Mobilisasi
Mobilisasidan
danDemobilisai
Demobilisaialat
alatpancang
pancang
Pemancangan
Pemancangantiang
tiangpancang
pancangbeton
beton
Pekerjaan
PekerjaanPemotongan
Pemotongan//bobok
boboktiang
tiangpancang
pancang
5. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN KEMBALI
c. Galian Tanah Biasa 0-1 M (Pile Cap)
Bentuk dan dimensi disesuaikan dengan gambar diatas dan intruksi
pengawas lapangan dan direksi.
Sebelum pekerjaan dimulai, harus ditentukan terlebih dahulu profil dan
bentuk kontruksi, dengan pengukuran dan pematokan.
Tentukan level rencana dan level galian rencana.
Galian menggunakan alat gali yang layak pakai.
Permukaan tanah dibentuk dan diratakan.
Galian tanah yang dimaksud adalah pekerjaan galian tanah untuk Pile
Cap. dan galian minor pada perataan tanah levelling untuk pondasi tiang
pancang pada gedung , dimensi dan bentuk mengacu gambar.
Tanah sisa galian dibuang / dipindahkan ke area yang membutuhkan
timbunan dan mempunyai rencana elevasi lebih tinggi dari permukaan
rencana.
Hasil galian tanah harus sesuai dengan bentuk profil pada gambar kerja.
Setelah pekerjaan selesai, kami akan melaporkan kondisi tersebut untuk
mendapatkan persetujuan.

d. Urugan pasir bawah pondasi dan lantai T = 5 cm


Dilaksanakan pada : di bawah pasangan pondasi batu belah, di bawah lantai
saluran dan bagian lainnya yang tertera pada gambar dan dokumen kontrak.

Lapisan pasir urug harus dipadatkan dengan cara ditimbris / stemper setelah
terlebih dahulu disiram air secara merata sehingga urugan pasir tersebut
benar-benar padat. Pasir urug yang akan digunakan harus bebas dari
berbagai kotoran pengganggu dan sampah organik maupun non organik.
Ukuran ketebalan pasir urug adalah 5 CM.
6. PEKERJAAN BETON
e. Rabat Beton Tumbuk Bawah Lantai T = 5 cm
Persyaratan Beton :
5. Untuk pekerjaan ini mutu beton yang digunakan adalah beton tumbuk K-
175 (Site Mix) dengan tinggi 5 cm
6. Site Mix di lapangan dengan campuran yang telah mendapat rekomendasi
dari laboratorium berdasarkan hasil test lab.
7. Untuk beton tidak bertulang adukan dibuat dengan campuran sesuai
dengan spesifikasi teknis dengan perbandingan volume.

Persyaratan Bahan :
Semen
8. Semen yang digunakan harus terdiri satu jenis merek dari mutu yang baik
dan disetujui oleh Direksi. Semen yang telah mengeras sebagian atau
seluruhnya tidak diperkenankan untuk digunakan. Untuk menghindari
terjadinya hal tersebut diatas, Kami akan memperhatikan syarat-syarat
penyimpanan semen yang baik. SNI dan SII dengan type I.
9. Semen yang dipakai Portland semen satu merek yang telah disyahkan /
disetujui oleh yang berwenang dan memenuhi syarat sebagaimana yang
diuraikan dalam SNI – 03-2847-2002.
10. Dalam pengangkutan semen harus terlindungi dari hujan, harus
diterimakan dalam kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup
rapat.
11. Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya dan robek-robek tidak
diperkenankan penggunaannya, kecuali untuk pekerjaan bukan beton.
12. Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak
diperbolehkan untuk dipergunakan.
13. Semen yang didatangkan ke lokasi, harus disimpan pada gudang yang
mempunyai ventilasi cukup dan tidak terkena air, sehingga terjamin tidak
akan rusak dan atau tercampur bahan lain yang dapat merusak mutu
beton. Diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari
lantai, tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melebihi 2 m.
14. Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru
datang tidak boleh dilakukan di atas timbunan yang telah ada dan
pemakaian semen harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.
Pasir Beton
7. Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas
dari bahan organis, lumpur dan sebagainya. Sesuai dengan persyaratan
yang tercantum di dalam SNI 03-2847-2002. Untuk menghasilkan mutu
beton yang baik, Kontraktor dilarang menggunakan abu batu dan
sejenisnya.
8. Agregat pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari seluruh macam
kotoran baik bahan organik maupun lumpur, tanah, karang, garam dan
sebagainya sesuai dengan syarat dan peraturan yang berlaku.
9. Bahan agregat pasir dan kerikil harus didatangkan dari tempat-tempat
yang telah disetujui mutunya oleh Direksi Lapangan.
10. Bahan agregat pasir dan kerikil harus disimpan di tempat yang bersih,
yang keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran
satu sama lain.
11. Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan.
12. Hanya pasir beton yang dapat dipergunakan untuk pekerjaan beton.

Koral / Kerikil Beton


Koral / kerikil beton yang digunakan harus bersih dari seluruh macam kotoran
serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam SNI 03-2847-2002.
Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton.

Urutan Pekerjaan :

Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana. Buat
adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr : 5Krl mutu beton
K-175 Site Mix atau B-0 dengan menggunakan molen. Pastikan bahwa lokasi yang
akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir dengan ketebalan yang
sesuai rencana dan telah diratakan. Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai
kerja dari sampah atau kotoran. Pasang patok dan leveling lantai kerja yang
diperlukan sebagai acuan untuk menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih
dahulu dibuat kepalaan dengan jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember. Adukan
lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan
tarikan benang dari patok level satu dengan yang lainnya.

f. Pekerjaan pile Cap Beton 120 x 120 x 25 cm (ready mix K-300)

Pile cap merupakan elemen struktur yang berfungsi untuk menyebarkan beban
dari kolom ke tiang-tiang. Baca pile cap disini. Metode pelaksanaan pile cap
adalah sebagai berikut :

1. Persiapan
Pekerjaan pile cap diawali dengan pekerjaan persiapan, yaitu menentukan as
pile cap dengan menggunakan theodolit dan waterpass berdasarkan
shop drawing yang dilanjutkan dengan pemasangan patok as pile cap.
2. Pekerjaan Galian, kedalaman penggalian disesuaikan dengan dimensi pile
cap.

3. Pekerjaan Potongan Kepala Bored Pile


Kepala bored pile dibobok sampai dengan elevasi yang diinginkan 40 D
(±1m)
8. Pekerjaan Urugan Pasir, Lantai Kerja, Bekisting
Pekerjaan urugan pasir setebal 5 cm dilanjutkan dengan pekerjaan lantai
kerja setebal 10 cm. Kemudian pekerjaan bekisting dengan batako putih
dilakukan setelahnya.

5. Pekerjaan Penulangan Pile Cap


Penulangan pile cap dikerjakan berdasarkan spesifikasi dan gambar rencana.

6. Pekerjaan pengecoran
Pengecoran menggunakan beton K-300 Ready Mix dengan nilai slump 12 cm.
g. Pekerjaan Slof Beton SFI 20 x 40 cm, (Ready Mix)

Persyaratan Beton
3. Untuk semua beton bertulang yang bersifat struktur, mutu beton yang
digunakan adalah beton Ready Mix mutu K-300.
4. Beton ready mix K-300 dibuat dengan campuran yang telah mendapat
rekomendasi dari laboratorium berdasarkan hasil test lab.

Persyaratan Bahan :
Semen
8. Semen yang digunakan harus terdiri satu jenis merek dari mutu yang baik
dan disetujui oleh Direksi. Semen yang telah mengeras sebagian atau
seluruhnya tidak diperkenankan untuk digunakan. Untuk menghindari
terjadinya hal tersebut diatas, Kami akan memperhatikan syarat-syarat
penyimpanan semen yang baik. SNI dan SII dengan type I.
9. Semen yang dipakai Portland semen satu merek yang telah disyahkan /
disetujui oleh yang berwenang dan memenuhi syarat sebagaimana yang
diuraikan dalam SNI – 03-2847-2002.
10. Dalam pengangkutan semen harus terlindungi dari hujan, harus diterimakan
dalam kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
11. Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya dan robek-robek tidak
diperkenankan penggunaannya, kecuali untuk pekerjaan bukan beton.
12. Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak
diperbolehkan untuk dipergunakan.
13. Semen yang didatangkan ke lokasi, harus disimpan pada gudang yang
mempunyai ventilasi cukup dan tidak terkena air, sehingga terjamin tidak
akan rusak dan atau tercampur bahan lain yang dapat merusak mutu beton.
Diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai,
tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melebihi 2 m.
14. Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru
datang tidak boleh dilakukan di atas timbunan yang telah ada dan pemakaian
semen harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.

Pasir Beton
13. Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas
dari bahan organis, lumpur dan sebagainya. Sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam SNI 03-2847-2002. Untuk menghasilkan mutu beton
yang baik, Kontraktor dilarang menggunakan abu batu dan sejenisnya.
14. Agregat pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari seluruh macam kotoran
baik bahan organik maupun lumpur, tanah, karang, garam dan sebagainya
sesuai dengan syarat dan peraturan yang berlaku.
15. Bahan agregat pasir dan kerikil harus didatangkan dari tempat-tempat yang
telah disetujui mutunya oleh Direksi Lapangan.
16. Bahan agregat pasir dan kerikil harus disimpan di tempat yang bersih, yang
keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu
sama lain.
17. Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan.
18. Hanya pasir beton yang dapat dipergunakan untuk pekerjaan beton.

Koral / Kerikil Beton


Koral / kerikil beton yang digunakan harus bersih dari seluruh macam
kotoran serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan persyaratan
yang tercantum di dalam SNI 03-2847-2002.

Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton.
Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 U-39 sesuai dengan
kebutuhan dan mengacu kepada SNI 03-2847-2002.
Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran (lumpur,
lemak dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak
dengan diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan
tidak bersepuh seng.
Kualitas tulangan yang akan digunakan se-kualitas keluaran Pabrik Baja
Krakatau Steel (KS) atau Budi Darma (BD).
Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos dengan kualitas besi
beton adalah baja lunak sesuai dengan standar SNI 03-2847-2002 serta
peraturan yang mengikat lainnya.
Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan
dingin, besi beton dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, kulit giling serta
bahan lain yang mengurangi daya lekat.
Besi beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
Besi / baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
Kawat beton digunakan untuk yang lazim dipakai untuk mengikat besi beton
/ tulangan ikatan, antara tulangan harus kuat agar tidak mudah lepas, selama
pelaksanaan pengecoran.

Bekisting
Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan / persyaratan yang
tercantum dalam SNI 03-2847-2002 dengan tebal papan kayu minimal 3 cm,
atau kayu lapis tebal minimum 9 mm dengan balok-balok penyangga
berukuran 5 / 7 cm dan 5 / 10 cm, sedangkan kayu yang digunakan
adalah jenis kayu yang terentang (klas III) yang keras.
Pasangan bekisting harus rapi, kuat dan kaku untuk menahan getaran dan
kejutan gaya yang dikirim tanpa berubah bentuk. Kerapihan dan ketelitian
pemasangan bekisting harus diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar
menghasilkan bidang beton yang rata.
Celah-celah sambungan bekisting harus rapat agar pada waktu mengecor air
tidak menembus keluar. Sebelum pengecoran bagian dalam bekisting harus
bersih dari kotoran.
Bahan-bahan kayu sisa pengecoran (bekisting) tidak diperkenankan untuk
dipergunakan kembali.

Campuran Beton
4. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir beton, kerikil dan air seperti
ditentukan sebelumnya dengan perbandingan yang serasi dan diolah
sebaiknya-baiknya sampai pada kekentalan yang tepat yaitu mutu beton K-
300 Ready Mix.
5. Penakaran semen dan agrerat (halus dan kasar) harusnya dengan kotak-
kotak ukuran yang sama volumenya. Banyaknya air untuk campuran beton
sudah ditentukan sedemikian rupa sehingga mudah dikerjakan sesuai
penggunaannya dan akan menghasilkan kepadatan beton yang tepat,
kekedapan serta kekuatan yang dikehendaki.
6. Semua pengadukan jenis beton harus menggunakan Bacthing Pland dan di
angkut ke lokasi kegiatan dengan menggunak truck mixer.

Penulangan
Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus sesuai dengan
gambar kerja dan mengikuti persyaratan yang tercantum didalam SNI 03-
2847-2002.
Pengikat antara tulangan pokok dan tulangan sangkang harus dilakukan
dengan kuat menggunakan kawat baja, sehingga menjamin tulangan-
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan penggetaran
berlangsung.
Rangka tulang harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga terdapat jarak
bebas dari papan bekisting lantai kerja setebal/sejauh selimut beton yang
diperlukan.
Persiapan Pengecoran
e. Sebelum pengecoran beton dilakukan, kami akan melaporkan kepada
konsultan pengawas untuk pemeriksaan dan meminta persetujuannya untuk
memulai pengecoran, hal ini berlaku untuk semua pekerjaan beton bertulang.
f. Sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari sebelum pengecoran pertama kami
sudah akan membuka kubus beton minimal 4 (empat) buah dan dites pada
laboratorium tes sudah disetujui oleh konsultan pengawas lapangan. Untuk
usia 7 (tujuh) hari, untuk ready mix mak produsen yang menyiapkan.
g. Apabila pengecoran beton terpaksa dihentikan dikarenakan cuaca atau
sebab lainnya dan akan diteruskan pada hari berikutnya, maka penghentian
tersebut harus disetujui oleh direksi dan pengawas lapangan.
h. Kekentalan campuran beton harus diperiksa dengan pengujian slump dengan
kerucut terpancung, ukuran bawah m = 20cm atas m=10 cm dan
tinggi=30cm. Kerucut diisi dengan adukan beton dalam 3 lapis yang sama
tebalnya dengan masing-masing ditusuk dengan besi m=50cm sebanyak 10
kali untuk setiap lapisnya dan dipukul-pukulkan dengan palu karet, setelah
muka bidang atasnya merata maka 30 detik kemudian kerucut ditarik ke atas
dengan penurunan puncak kerucut diukur terhadap tinggi semula. Untuk
bagian pondasi ditentukan penurunan maksimum 10cm untuk non struktur
sedangkan untuk struktur penurunan maksimum 9 cm.

Pengecoran
f. Pengecoran beton baru dapat dilakukan setelah:
4. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
acuan/bekisting yang dibuat.
5. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui pembesian
yang akan dicor.
6. Direksi/pengawas lapangan telah menerima laporan laboratorium tentang
karakteristik campuran beton untuk pengecoran.
g. Pemandatan struktur dilakukan dengan menggunakan alat penggetar
(vibrator) dengan kondisi baik.
h. Untuk melindungi beton yang dicor dari cahaya matahari, hujan maupun
angin sampai beton tersebut mengeras dengan baik dan mencegah
pengeringan yang terlalu cepat, maka harus dilakukan perawatan sebagai
berikut:
- Semua cetakan yang diisi adukan beton dibasahi sampai cetakan tersebut
terbongkar.
- Membasahi permukaan atas adukan beton selama 14hari terus menerus
setelah adukan beton cuku p mengeras.
i. Cara-cara dan alat –alat yang digunakan untuk mangangkut beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaa tanpa adanya kehilangan bahan
yang dapat menyebabkan perubahan nilai slump.
j. Dalam hal ini beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan ke
tempat pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dengan
spesinya.

Pembongkaran Cetakan dan Stootwerk (untuk beton yang bersifat


struktur)
e. Pembongkaran cetakan harus dilakukan dengan hati-hati dan mengikuti
petunjuk konsultan pengawas. Beton yang masih muda tidak diijinkan untuk
dibebani. Segera setelah cetakan dibongkar permukaan beton diperiksa. Jika
terdapat permukaan yang cacat akibat pembongkaran bekisting maupun oleh
proses pengecoran maka kami akan memperbaikinya.
f. Umumnya diperlukan waktu sekurang-kurangnya7 (tujuh) hari sbelum
cetakan dibuka untuk bagian dinding-dinding yang tidak bermuatan dan
cetakan-cetakan lainnya sampai 14(empat belas) hari untuk dinding-dinding
pemikul, serta 21 (dua puluh satu) hari untuk pemikul dan plat lantai.
g. Bahan-bahan bekas cetakan yang sudah tidak digunakan lagi harus segera
dikumpulkan serta segera dikeluarkan dari lokasi agar tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan yang selanjutnya.
h. Seluruh pekerjaan pembuatan dan pembongkaran bekisting harus sesuai
denga PBI 1971.
Pengetesan Mutu Beton
Sebelum melangkah pekerjaan pengecoran beton yang sifatnya struktural, kami
akan terlebih dahulu melaksanakan pengetesan beton di laboratorium tes beton
yang disediakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan hasilnya deserahkan kepada
pihak konsultan pengawas yang telah di rekomendasikan oleh team
laboratorium pengujian beton, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum
melaksanakan pengecoran beton struktur. Mutu beton yang dibawah standar
ketentuan tidak dijinkan dipasang.

h. Pekerjaan Kolom, Beton K1 40x40 cm dan Kolom Praktis Beton Kp. 15 x 15 cm


dan Balok Lantai beton 10 x 10 dengan elevasi +2.0 dan +2.6 , (Ready Mix) K-300

Persyaratan Beton
3. Untuk semua beton bertulang yang bersifat struktur, mutu beton yang digunakan
adalah beton Ready Mix mutu K-300.
4. Beton ready mix K-300 dibuat dengan campuran yang telah mendapat
rekomendasi dari laboratorium berdasarkan hasil test lab.

Persyaratan Bahan :
Semen
8. Semen yang digunakan harus terdiri satu jenis merek dari mutu yang baik dan
disetujui oleh Direksi. Semen yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya
tidak diperkenankan untuk digunakan. Untuk menghindari terjadinya hal
tersebut diatas, Kami akan memperhatikan syarat-syarat penyimpanan semen
yang baik. SNI dan SII dengan type I.
9. Semen yang dipakai Portland semen satu merek yang telah disyahkan /
disetujui oleh yang berwenang dan memenuhi syarat sebagaimana yang
diuraikan dalam SNI – 03-2847-2002.
10. Dalam pengangkutan semen harus terlindungi dari hujan, harus diterimakan
dalam kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
11. Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya dan robek-robek tidak
diperkenankan penggunaannya, kecuali untuk pekerjaan bukan beton.
12. Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak
diperbolehkan untuk dipergunakan.
13. Semen yang didatangkan ke lokasi, harus disimpan pada gudang yang
mempunyai ventilasi cukup dan tidak terkena air, sehingga terjamin tidak
akan rusak dan atau tercampur bahan lain yang dapat merusak mutu beton.
Diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai,
tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melebihi 2 m.
14. Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru
datang tidak boleh dilakukan di atas timbunan yang telah ada dan pemakaian
semen harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.

Pasir Beton
19. Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas
dari bahan organis, lumpur dan sebagainya. Sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam SNI 03-2847-2002. Untuk menghasilkan mutu beton
yang baik, Kontraktor dilarang menggunakan abu batu dan sejenisnya.
20. Agregat pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari seluruh macam kotoran
baik bahan organik maupun lumpur, tanah, karang, garam dan sebagainya
sesuai dengan syarat dan peraturan yang berlaku.
21. Bahan agregat pasir dan kerikil harus didatangkan dari tempat-tempat yang
telah disetujui mutunya oleh Direksi Lapangan.
22. Bahan agregat pasir dan kerikil harus disimpan di tempat yang bersih, yang
keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu
sama lain.
23. Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan.
24. Hanya pasir beton yang dapat dipergunakan untuk pekerjaan beton.

Koral / Kerikil Beton


Koral / kerikil beton yang digunakan harus bersih dari seluruh macam
kotoran serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan persyaratan
yang tercantum di dalam SNI 03-2847-2002.

Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton.

Baja Tulangan
10. Baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 U-39 sesuai dengan
kebutuhan dan mengacu kepada SNI 03-2847-2002.
11. Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran (lumpur,
lemak dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak
dengan diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan
tidak bersepuh seng.
12. Kualitas tulangan yang akan digunakan se-kualitas keluaran Pabrik Baja
Krakatau Steel (KS) atau Budi Darma (BD).
13. Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos dengan kualitas besi
beton adalah baja lunak sesuai dengan standar SNI 03-2847-2002 serta
peraturan yang mengikat lainnya.
14. Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan
dingin, besi beton dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
15. Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, kulit giling serta
bahan lain yang mengurangi daya lekat.
16. Besi beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
17. Besi / baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
18. Kawat beton digunakan untuk yang lazim dipakai untuk mengikat besi beton
/ tulangan ikatan, antara tulangan harus kuat agar tidak mudah lepas, selama
pelaksanaan pengecoran.

Bekisting
5. Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan / persyaratan yang
tercantum dalam SNI 03-2847-2002 dengan tebal papan kayu minimal 3 cm,
atau kayu lapis tebal minimum 9 mm dengan balok-balok penyangga berukuran
5 / 7 cm dan 5 / 10 cm, sedangkan kayu yang digunakan adalah jenis kayu yang
terentang (klas III) yang keras.
6. Pasangan bekisting harus rapi, kuat dan kaku untuk menahan getaran dan
kejutan gaya yang dikirim tanpa berubah bentuk. Kerapihan dan ketelitian
pemasangan bekisting harus diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar
menghasilkan bidang beton yang rata.
7. Celah-celah sambungan bekisting harus rapat agar pada waktu mengecor air
tidak menembus keluar. Sebelum pengecoran bagian dalam bekisting harus
bersih dari kotoran.
8. Bahan-bahan kayu sisa pengecoran (bekisting) tidak diperkenankan untuk
dipergunakan kembali.

Campuran Beton
4. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir beton, kerikil dan air seperti
ditentukan sebelumnya dengan perbandingan yang serasi dan diolah sebaiknya-
baiknya sampai pada kekentalan yang tepat yaitu mutu beton K-300 Ready Mix.
5. Penakaran semen dan agrerat (halus dan kasar) harusnya dengan kotak-
kotak ukuran yang sama volumenya. Banyaknya air untuk campuran beton
sudah ditentukan sedemikian rupa sehingga mudah dikerjakan sesuai
penggunaannya dan akan menghasilkan kepadatan beton yang tepat,
kekedapan serta kekuatan yang dikehendaki.
6. Semua pengadukan jenis beton harus menggunakan Bacthing Pland dan di
angkut ke lokasi kegiatan dengan menggunak truck mixer.

Penulangan
d. Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus sesuai dengan
gambar kerja dan mengikuti persyaratan yang tercantum didalam SNI 03-2847-
2002.
e. Pengikat antara tulangan pokok dan tulangan sangkang harus dilakukan
dengan kuat menggunakan kawat baja, sehingga menjamin tulangan-
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan penggetaran
berlangsung.
f. Rangka tulang harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga terdapat jarak
bebas dari papan bekisting lantai kerja setebal/sejauh selimut beton yang
diperlukan.

Persiapan Pengecoran
e. Sebelum pengecoran beton dilakukan, kami akan melaporkan kepada konsultan
pengawas untuk pemeriksaan dan meminta persetujuannya untuk memulai
pengecoran, hal ini berlaku untuk semua pekerjaan beton bertulang.
f. Sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari sebelum pengecoran pertama kami
sudah akan membuka kubus beton minimal 4 (empat) buah dan dites pada
laboratorium tes sudah disetujui oleh konsultan pengawas lapangan. Untuk
usia 7 (tujuh) hari, untuk ready mix mak produsen yang menyiapkan.
g. Apabila pengecoran beton terpaksa dihentikan dikarenakan cuaca atau
sebab lainnya dan akan diteruskan pada hari berikutnya, maka penghentian
tersebut harus disetujui oleh direksi dan pengawas lapangan.
h. Kekentalan campuran beton harus diperiksa dengan pengujian slump dengan
kerucut terpancung, ukuran bawah m = 20cm atas m=10 cm dan
tinggi=30cm. Kerucut diisi dengan adukan beton dalam 3 lapis yang sama
tebalnya dengan masing-masing ditusuk dengan besi m=50cm sebanyak 10
kali untuk setiap lapisnya dan dipukul-pukulkan dengan palu karet, setelah
muka bidang atasnya merata maka 30 detik kemudian kerucut ditarik ke atas
dengan penurunan puncak kerucut diukur terhadap tinggi semula. Untuk
bagian pondasi ditentukan penurunan maksimum 10cm untuk non struktur
sedangkan untuk struktur penurunan maksimum 9 cm.

Pengecoran
Pengecoran beton baru dapat dilakukan setelah:
1. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
acuan/bekisting yang dibuat.
2. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui pembesian
yang akan dicor.
3. Direksi/pengawas lapangan telah menerima laporan laboratorium tentang
karakteristik campuran beton untuk pengecoran.
4. Pemandatan struktur dilakukan dengan menggunakan alat penggetar
(vibrator) dengan kondisi baik.
5. Untuk melindungi beton yang dicor dari cahaya matahari, hujan maupun
angin sampai beton tersebut mengeras dengan baik dan mencegah
pengeringan yang terlalu cepat, maka harus dilakukan perawatan sebagai
berikut:
- Semua cetakan yang diisi adukan beton dibasahi sampai cetakan tersebut
terbongkar.
- Membasahi permukaan atas adukan beton selama 14hari terus menerus
setelah adukan beton cuku p mengeras.
c. Cara-cara dan alat –alat yang digunakan untuk mangangkut beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaa tanpa adanya kehilangan bahan
yang dapat menyebabkan perubahan nilai slump.
d. Dalam hal ini beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan ke
tempat pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dengan
spesinya.

Pembongkaran Cetakan dan Stootwerk (untuk beton yang bersifat


struktur)
e. Pembongkaran cetakan harus dilakukan dengan hati-hati dan mengikuti
petunjuk konsultan pengawas. Beton yang masih muda tidak diijinkan untuk
dibebani. Segera setelah cetakan dibongkar permukaan beton diperiksa. Jika
terdapat permukaan yang cacat akibat pembongkaran bekisting maupun oleh
proses pengecoran maka kami akan memperbaikinya.
f. Umumnya diperlukan waktu sekurang-kurangnya7 (tujuh) hari sbelum
cetakan dibuka untuk bagian dinding-dinding yang tidak bermuatan dan
cetakan-cetakan lainnya sampai 14(empat belas) hari untuk dinding-dinding
pemikul, serta 21 (dua puluh satu) hari untuk pemikul dan plat lantai.
g. Bahan-bahan bekas cetakan yang sudah tidak digunakan lagi harus segera
dikumpulkan serta segera dikeluarkan dari lokasi agar tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan yang selanjutnya.
h. Seluruh pekerjaan pembuatan dan pembongkaran bekisting harus sesuai
denga PBI 1971.
Pengetesan Mutu Beton
Sebelum melangkah pekerjaan pengecoran beton yang sifatnya struktural, kami
akan terlebih dahulu melaksanakan pengetesan beton di laboratorium tes beton
yang disediakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan hasilnya deserahkan kepada
pihak konsultan pengawas yang telah di rekomendasikan oleh team
laboratorium pengujian beton, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum
melaksanakan pengecoran beton struktur. Mutu beton yang dibawah standar
ketentuan tidak dijinkan dipasang.

PEMBUATAN TANGGA
Pekerjaan ini meliputi :

1. Balok Tangga Beton 15 x 20 cm


2. Plat Tangga Beton T=14 cm
3. Trap Tangga Beton 25 x 17.8cm

Persyaratan Beton
c. Untuk semua beton bertulang yang bersifat struktur, mutu beton yang
digunakan adalah beton Ready Mix mutu K-300.
d. Beton ready mix K-300 dibuat dengan campuran yang telah mendapat
rekomendasi dari laboratorium berdasarkan hasil test lab.

Persyaratan Bahan :
Semen
8. Semen yang digunakan harus terdiri satu jenis merek dari mutu yang baik
dan disetujui oleh Direksi. Semen yang telah mengeras sebagian atau
seluruhnya tidak diperkenankan untuk digunakan. Untuk menghindari
terjadinya hal tersebut diatas, Kami akan memperhatikan syarat-syarat
penyimpanan semen yang baik. SNI dan SII dengan type I.
9. Semen yang dipakai Portland semen satu merek yang telah disyahkan /
disetujui oleh yang berwenang dan memenuhi syarat sebagaimana yang
diuraikan dalam SNI – 03-2847-2002.
10. Dalam pengangkutan semen harus terlindungi dari hujan, harus diterimakan
dalam kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
11. Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya dan robek-robek tidak
diperkenankan penggunaannya, kecuali untuk pekerjaan bukan beton.
12. Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak
diperbolehkan untuk dipergunakan.
13. Semen yang didatangkan ke lokasi, harus disimpan pada gudang yang
mempunyai ventilasi cukup dan tidak terkena air, sehingga terjamin tidak
akan rusak dan atau tercampur bahan lain yang dapat merusak mutu beton.
Diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai,
tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melebihi 2 m.
14. Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru
datang tidak boleh dilakukan di atas timbunan yang telah ada dan pemakaian
semen harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.

Pasir Beton
7. Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas
dari bahan organis, lumpur dan sebagainya. Sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam SNI 03-2847-2002. Untuk menghasilkan mutu beton
yang baik, Kontraktor dilarang menggunakan abu batu dan sejenisnya.
8. Agregat pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari seluruh macam kotoran
baik bahan organik maupun lumpur, tanah, karang, garam dan sebagainya
sesuai dengan syarat dan peraturan yang berlaku.
9. Bahan agregat pasir dan kerikil harus didatangkan dari tempat-tempat yang
telah disetujui mutunya oleh Direksi Lapangan.
10. Bahan agregat pasir dan kerikil harus disimpan di tempat yang bersih, yang
keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu
sama lain.
11. Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan.
12. Hanya pasir beton yang dapat dipergunakan untuk pekerjaan beton.

Koral / Kerikil Beton


Koral / kerikil beton yang digunakan harus bersih dari seluruh macam
kotoran serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan persyaratan
yang tercantum di dalam SNI 03-2847-2002.

Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton.

Baja Tulangan
10. Baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 U-39 sesuai dengan
kebutuhan dan mengacu kepada SNI 03-2847-2002.
11. Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran (lumpur,
lemak dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak
dengan diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan
tidak bersepuh seng.
12. Kualitas tulangan yang akan digunakan se-kualitas keluaran Pabrik Baja
Krakatau Steel (KS) atau Budi Darma (BD).
13. Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos dengan kualitas besi
beton adalah baja lunak sesuai dengan standar SNI 03-2847-2002 serta
peraturan yang mengikat lainnya.
14. Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan
dingin, besi beton dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
15. Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, kulit giling serta
bahan lain yang mengurangi daya lekat.
16. Besi beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
17. Besi / baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
18. Kawat beton digunakan untuk yang lazim dipakai untuk mengikat besi beton
/ tulangan ikatan, antara tulangan harus kuat agar tidak mudah lepas, selama
pelaksanaan pengecoran.

Bekisting
5. Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan / persyaratan yang
tercantum dalam SNI 03-2847-2002 dengan tebal papan kayu minimal 3 cm,
atau kayu lapis tebal minimum 9 mm dengan balok-balok penyangga
berukuran 5 / 7 cm dan 5 / 10 cm, sedangkan kayu yang digunakan
adalah jenis kayu yang terentang (klas III) yang keras.
6. Pasangan bekisting harus rapi, kuat dan kaku untuk menahan getaran dan
kejutan gaya yang dikirim tanpa berubah bentuk. Kerapihan dan ketelitian
pemasangan bekisting harus diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar
menghasilkan bidang beton yang rata.
7. Celah-celah sambungan bekisting harus rapat agar pada waktu mengecor air
tidak menembus keluar. Sebelum pengecoran bagian dalam bekisting harus
bersih dari kotoran.
8. Bahan-bahan kayu sisa pengecoran (bekisting) tidak diperkenankan untuk
dipergunakan kembali.

Campuran Beton
4. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir beton, kerikil dan air seperti
ditentukan sebelumnya dengan perbandingan yang serasi dan diolah sebaiknya-
baiknya sampai pada kekentalan yang tepat yaitu mutu beton K-300 Ready Mix.
5. Penakaran semen dan agrerat (halus dan kasar) harusnya dengan kotak-
kotak ukuran yang sama volumenya. Banyaknya air untuk campuran beton
sudah ditentukan sedemikian rupa sehingga mudah dikerjakan sesuai
penggunaannya dan akan menghasilkan kepadatan beton yang tepat,
kekedapan serta kekuatan yang dikehendaki.
6. Semua pengadukan jenis beton harus menggunakan Bacthing Pland dan di
angkut ke lokasi kegiatan dengan menggunak truck mixer.

Penulangan
d. Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus sesuai dengan
gambar kerja dan mengikuti persyaratan yang tercantum didalam SNI 03-2847-
2002.
e. Pengikat antara tulangan pokok dan tulangan sangkang harus dilakukan
dengan kuat menggunakan kawat baja, sehingga menjamin tulangan-
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan penggetaran
berlangsung.
f. Rangka tulang harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga terdapat jarak
bebas dari papan bekisting lantai kerja setebal/sejauh selimut beton yang
diperlukan.

Persiapan Pengecoran
e. Sebelum pengecoran beton dilakukan, kami akan melaporkan kepada konsultan
pengawas untuk pemeriksaan dan meminta persetujuannya untuk memulai
pengecoran, hal ini berlaku untuk semua pekerjaan beton bertulang.
f. Sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari sebelum pengecoran pertama kami
sudah akan membuka kubus beton minimal 4 (empat) buah dan dites pada
laboratorium tes sudah disetujui oleh konsultan pengawas lapangan. Untuk
usia 7 (tujuh) hari, untuk ready mix mak produsen yang menyiapkan.
g. Apabila pengecoran beton terpaksa dihentikan dikarenakan cuaca atau
sebab lainnya dan akan diteruskan pada hari berikutnya, maka penghentian
tersebut harus disetujui oleh direksi dan pengawas lapangan.
h. Kekentalan campuran beton harus diperiksa dengan pengujian slump dengan
kerucut terpancung, ukuran bawah m = 20cm atas m=10 cm dan
tinggi=30cm. Kerucut diisi dengan adukan beton dalam 3 lapis yang sama
tebalnya dengan masing-masing ditusuk dengan besi m=50cm sebanyak 10
kali untuk setiap lapisnya dan dipukul-pukulkan dengan palu karet, setelah
muka bidang atasnya merata maka 30 detik kemudian kerucut ditarik ke atas
dengan penurunan puncak kerucut diukur terhadap tinggi semula. Untuk
bagian pondasi ditentukan penurunan maksimum 10cm untuk non struktur
sedangkan untuk struktur penurunan maksimum 9 cm.

Pengecoran
f. Pengecoran beton baru dapat dilakukan setelah:
5. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
acuan/bekisting yang dibuat.
6. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
pembesian yang akan dicor.
7. Direksi/pengawas lapangan telah menerima laporan laboratorium
tentang karakteristik campuran beton untuk pengecoran.
g. Pemandatan struktur dilakukan dengan menggunakan alat penggetar
(vibrator) dengan kondisi baik.
h. Untuk melindungi beton yang dicor dari cahaya matahari, hujan maupun
angin sampai beton tersebut mengeras dengan baik dan mencegah
pengeringan yang terlalu cepat, maka harus dilakukan perawatan sebagai
berikut:
- Semua cetakan yang diisi adukan beton dibasahi sampai cetakan tersebut
terbongkar.
- Membasahi permukaan atas adukan beton selama 14hari terus menerus
setelah adukan beton cuku p mengeras.
i. Cara-cara dan alat –alat yang digunakan untuk mangangkut beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaa tanpa adanya kehilangan bahan
yang dapat menyebabkan perubahan nilai slump.
j. Dalam hal ini beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan ke
tempat pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dengan
spesinya.

Pembongkaran Cetakan dan Stootwerk (untuk beton yang bersifat


struktur)
e. Pembongkaran cetakan harus dilakukan dengan hati-hati dan mengikuti
petunjuk konsultan pengawas. Beton yang masih muda tidak diijinkan untuk
dibebani. Segera setelah cetakan dibongkar permukaan beton diperiksa. Jika
terdapat permukaan yang cacat akibat pembongkaran bekisting maupun oleh
proses pengecoran maka kami akan memperbaikinya.
f. Umumnya diperlukan waktu sekurang-kurangnya7 (tujuh) hari sbelum
cetakan dibuka untuk bagian dinding-dinding yang tidak bermuatan dan
cetakan-cetakan lainnya sampai 14(empat belas) hari untuk dinding-dinding
pemikul, serta 21 (dua puluh satu) hari untuk pemikul dan plat lantai.
g. Bahan-bahan bekas cetakan yang sudah tidak digunakan lagi harus segera
dikumpulkan serta segera dikeluarkan dari lokasi agar tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan yang selanjutnya.
h. Seluruh pekerjaan pembuatan dan pembongkaran bekisting harus sesuai
denga PBI 1971.
Pengetesan Mutu Beton
Sebelum melangkah pekerjaan pengecoran beton yang sifatnya struktural, kami
akan terlebih dahulu melaksanakan pengetesan beton di laboratorium tes beton
yang disediakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan hasilnya deserahkan kepada
pihak konsultan pengawas yang telah di rekomendasikan oleh team
laboratorium pengujian beton, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum
melaksanakan pengecoran beton struktur. Mutu beton yang dibawah standar
ketentuan tidak dijinkan dipasang.
8. PEKERJAAN PASANGAN BATU DAN DAN PLESTERAN

Ruang lingkup pekerjaan ini meliputi :


12. Pesangan dinding bata eksposes
13. Coating Bata Eksposes (ekterior)
14. Plester Beton dan
15. Acian Beton

Uraian Pekerjaan :

Membiarkan dinding tanpa plester, sehingga susunan batu bata tampak


jelas, telah menjadi salah satu gaya tersendiri untuk memperindah tampilan
interior maupun eksterior rumah. Semakin hari, semakin banyak peminat
dari dinding dengan batu expose, demikian umumnya mereka
menyebutnya. Untuk menjadikan tampilan yang lebih menarik, dinding
batu expose harus direncanakan sejak awal dan dapat ditindaklanjuti
dengan finishing tertentu.

Sebagai contohnya adalah dengan menyusun batu bata secara rapat,


sehingga garis spasi (siar) tidak tampak. Untuk mendapatkan dinding batu
bata terekspos tanpa siar, diperlukan batu bata dengan ukuran yang presisi
dan memiliki tekstur yang halus. Batu bata yang digunakan umunya adalah
batu bata produksi pabrik yang pengolahan dan pembuatannya
menggunakan mesin, sehingga ukuran dan bentuk batu bata yang
dihasilkan sama. Disamping itu, hendaknya dipilih perekat dengan kualitas
terbaik. Dalam proses pemasangan batu bata, hanya digunakan perekat
dalam jumlah yang sedikit. Hal ini berkaitan dengan tujuan awal, bahwa
siar antara batu bata dibuat sangat tipis atau hampir tidak terlihat.
Pemilihan bahan perekat yang terbaik, ditujukan untuk mendapatkan daya
rekat yang kuat, meskipun bahan yang digunakan sebagai perekat
berjumlah minimal.

Metode Pelaksanaan :

3. Pasangan dinding bata eksposes dan Coating Bata Eksposes


Jenis bata yang Tepat
Gunakan jenis batu bata yag tepat. Bata yang biasa diekspose pada sebuah
bangunan biasanya bukan jenis bata biasa, melainkan bata yang dibuat
khusus dengan tekstur lebih padat dan pori-pori lebih rapat.
Ini bertujuan meminimalkan air terperangkap di dalam batu yang dapt
membuat bata cepat rapuh dan berjamur saat lembap. Warna bata ekspose
biasanya cenderung lebih merah.
Gunakan Coating
Jika sudah memilih jenis bata yang tepat dan bata telah tersusun secara
rapat, langkah selanjutnya melapisi bata dengan coating atau pelapis
tembus pandang.
Anda bisa memilih coating glossy (berkilau) atau matte (tidak berkilau).
Lapisan ini bertujuan untuk mencegah lembap, jamur, dan lumut tanpa
menutupi warna asli bata.
Tebal nat yang tepat
Perhatikan kerapian dalam menyusun bata merah. Umumnya nat (perekat
di antara bata) untuk batu bata biasa sekitar 2-3 cm, tetapi untuk bata
ekspose tebal nat cenderung lebih tipis sekitar 15 mm.
Ini dilakukan agar tak memengaruhi hasil yang ditampilkan. Usahakan
semua tebal nat sama sehingga tampilan dinding terlihat lebih rapid an
indah.
Aksen Melalui Susunan
Bata yang diekspose tidak harus ditumpuk secara rata. Anda bisa
menentukan sendiri bagaimana bata tersebut akan disusun. Susunan tak
beraturan biasanya akan memberi aksen berbeda dan tidak monoton. Saat
menyusun perhatikan nilai estetikanya.
Aksen Melalui Warna
Bata memiliki beberapa warna. Ada yang berwarna merah, cokelat muda,
cokelat tua, bahkan putih. Anda tak harus menggunakan bata dengan warna
yang sama untuk satu bidang.
Pemilihan bata yang berbeda warna akan memberikan aksen tersendiri dan
membuat tampilan lebih menarik dan berseni.
Jika bata sudah terlanjur tersusun rapi, suatu waktu Anda tetap bisa
mengubah warnanya, kok. Caranya cukup mudah, hancurkan bata menjadi
bubuk, lalu campur dengan cat bening. Setelah tercampur oleskan pada
bata-bata yang ingin Anda ubah warnanya.

4. Perkerjaan Plester dan Acian Beton

pekerjaan plesteran yang dimulai dengan jalan membuat kepalaan


plesteran pada sisi vertical jarak 2 m sesuai dengan ketebalan yang
diinginkan dengan bantuan unting-unting pada sisi horizontal pada elevasi
plafond atau diujung atas dinding dengan bantuan benang.

Sebelum melakukan pekerjaan plesteran, beton disiram / dibasahi dengan


air, kemudian dilakukan pekerjaan plesteran pada dinding beton secara
merata, menggunakan adukan mortar 1 pc : 4ps untuk pasangan dinding
biasa dan 1pc : 4ps untuk pasangan dinding trasram (komposisi adukan
bisa berbeda tergantung dari persyaratan yang ditetapkan) sampai 10 – 15
mm atau sampai ketebalan yang ditentukan.

Setelah plesteran kering dan rata sesuai dengan yang diinginkan kemudian
dilanjutkan dengan pekerjaan acian menggunakan acian semen. Sesudah
pekerjaan acian selesai, permukaan dinding difinish dengan plamur
tembok. Untuk dasaran/plamur tembok jika diperlukan dan hanya
dipergunakan pada ruangan interior yang permukaannya tidak rata atau
retak-retak. Dinding yang telah selesai diplamur kemudian diampelas,
sehingga memberikan permukaan dinding tembok yang halus, licin dan
rapi.

16. PEKERJAAN KAYU DAN BESI


B. PEKERJAAN RALLING BESI + HANDRAIL KAYU 4/6 FINISH MELAMIN

- Rangka Raling Besi dipesan dengan jenis bahan dan bentuk di


sesuaikan dengan spesifikasi dan Gambar dalam dokumen lelang.
- Sedangkan untuk handrail dibuat dari bahan kayu dengan jenis kayu
yang telah mendapat persetujuan dari direksi.
- Untuk finisihing Besi di cat dengan menggunakan cat besi sedangkan
handrail dilapisi melamin agar terlihat lebih natural.
- Jenis cat dan melamin yang akan digunakan harus sesuai dengan
spesifikasi dan mendapat persetujuan dari direksi.

17. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT


Pekerjaan ini meliputi pemasangan kalsibord dan gypsum :

e. Palfond Kalsibord

Platfon Kalsiboard terbuat dari campuran bahan pasir silika, semen dan
serat selilosa. Pembuatannya dilakukan dengan mencampur ketiga
bahan tersebut yang kemudian dikeringkan dengan menggunakan suhu
dengan tekanan tinggi sehingga Plafon Kalsiboard lebih kokoh dan
aman digunakan serta ramah lingkungan.

Plafon Kalsiboard dipilih karena kekokohannya sehingga hunian akan


terhindar dari kebocoran jika hujan datang. Jika Gypsum akan menjadi
pelindung atap keika hujan langsung tertuju ke beton, namun pada
lantai atas yang berhubungan langsung dengan genteng sebaikanya
menggunakan Plafon Kalsiboard. Plafon Kalsiboard juga memudahkan
dalam hal pearwatan sehingga ketika plafon terkena air, nodanya bisa
dihilangkan dengan cara mengampelas dan segera di cat lagi.

Metode pelaksanaan :

Untuk pemasangan kalsiboard, hanya ada beberapa tahap utama yang


perlu diperhatikan, meliputi pembagian zoning, tahap framing, dan
pemasangan.
Langkah pertama adalah pembagian zoning.Tentukan bagian manakah
yang berpotensi menjadi ruangan tambahan untuk kebutuhan baru
hunian Anda.Ruangan tersebut dapat merupakan ruang kosong di
sebelah dapur, ruangan keluarga yang dekat dengan ruang tamu, atau
ruangan manapun yang telah Anda pertimbangkan dengan
matang.Setelah itu, ukurlah dimensi ruangan tersebut dalam dua
variabel, yaitu berdasarkan lebar permukaan dinding dan ketinggian
dinding partisi yang diukur dari permukaan lantai ke plafon.Setelah
mendapatkan dimensi kebutuhan ruangan, kita dapat melanjutkan ke
tahap berikutnya.

Untuk tahap framing, biasanya dipasang balok penguat setiap 75 cm – 1


meter. Framing di sini berfungsi untuk menahan beban dinding dan
menjaga agar permukaan kalsiboard tidak melendut (atau istilahnya
letoy) sehingga tidak terkesan seperti dinding. Ketebalan balok framing
sendiri juga menentukan ketebalan dinding partisi yang akan dibuat.
Karena material kalsiboard tidak terlalu tebal (> 1cm) maka berilah
selisih untuk ketebalan dinding yang diperlukan sekitar 2 cm. Misalnya
ketebalan dinding partisi yang diperlukan adalah 12 cm, maka 12
dikurangkan 2 cm sehingga digunakan balok dengan ketebalan 10 cm
(misalnya kaso ukuran 8/10).

Tahap berikutnya adalah pemasangan kalsiboard itu sendiri.Kalsiboard


bersifat ringan sehingga dapat dilem dengan lem material khusus, yang
bisa diperoleh di toko material terdekat.Yang perlu diperhatikan pada
saat penyatuan kalsiboard dengan rangka atau balok framing adalah
kerekatannya cukup kuat. Hasilnya akan lebih maksimal jika Anda
memastikan sewaktu mulai memasang kalsiboard hingga waktu lem
telah kering secara intens dengan cara menekan-nekan permukaan
kalsiboard pada bagian dinding partisi yang ditopang langsung oleh
balok framing.

Sementara untuk finishing, tidak diperlukan lagi pengecatan atau


pelapisan dinding partisi.Selain membersihkan sisa-sisa lem putih yang
menempel pada bagian pertemuan-pertemuan dinding, pekerjaan
dinding partisi ini telah selesai.

f. Plapond Gypsum
Plafon Gypsum merupakan salah satu dari beberapa jenis plafon yang
banyak digunakan. Plafon ini banyak digunakan sebagai plafon rumah di
Indonesia. Gypsum merupakan material yang terbuat dari casting atau
bubuk Gypsum yaitu bahan yang serupa dengan semen ini lembut dan
lebih putih. Selain bahan tersebut, Gypsum juga dilengkapi dengan
roving sebagai penguat yang bentuknya seperti serat rambut panjang.

Metode Pelaksanaan :
Pelaksanaan langit-langit dapat dilaksanakan setelah dudukan untuk
alat penggantung/pengait rangka plafond telah selesai dikerjakan
dan tertutup dengan atap atau dak beton.
Pemasangan rangka plafond ditimbang rata air untuk
mendapatkan permukaan plafond yang rata air.
Konstruksi rangka plafond dalam satu ruang telah selesai
dilaksanakan baru penutup atau lembaran plafond dapat
dipasangkan.
Jarak antara paku atau sekrup minimal 10 mm dan maksimal 16
mm. dipinggir bahan penutup pada setiap rangkaian rangka
plafondnya.
Sambungan antara lembaran plafond yang terpasang serapat
mungkin lalu dilapisi dengan base bond dan paper tape dari produk
yang sama dengan papan penutup langit-langit .
Pemasangan list plafond di pasang pada setiap permukaan
antara dinding dan plafond dengan cara pemasangan
menggunakan paku atau sekrup.
18. PEKERJAAN KERAMIK
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan, meliputi semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-
bahan yang berhubungan dengan pekerjaan lantai sesuai dengan RKS serta
gambar terencana. Pekerjaan lantai yang dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
k. Keramik lantai Motif kayu 40 x 40 cm.
l. Lantai selasar keramik 40 x 40 cm
m. Keramik lantai anti slip 20 x 40 cm (tangga)
n. Plint Lantai 10 x 40 cm
o. Stepnousing Tangga 40 x 5 cm

Pelaksanaan :
o. Lantai dasarnya/permukaan dibersihkan dari kotoran/debu dan
disiram terlebih dahulu sebelum ditebar adukan pasangan keramik.
p. Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum
dipasang.
q. Buat adukan untuk pasang keramik.
r. Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan
keramik yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
s. Buat kepalaan adukan dengan jarak 1 - 1.5 m agar adukan yang ditebar
permukaannya yang rata/flat.
t. Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
u. Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada
adukan yang sudah ditebar dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan
pemasangan keramik lantai lainnya dengan acuan kepalaan pasangan
keramik yang telah dibuat.
v. Pada saat pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet
untuk mendapatkan permukaan lantai keramik yang rata.
w. Cek kerataan permukaan pasangan lantai keramik dengan waterpass.
x. Setelah pemasangan lantain keramik selesai, biarkan beberapa saat
untuk mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan lantai
keramik. Setelah itu baru dilanjutkan dengan pekerjaan
perapihan/finish garis siar/nat.
y. Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan lantai keramik dari
kotoran.
z. Pasangkan plint lantai pada sambungan antar keramik dengan dinding
aa. Pemasangan plint dilakukan dengan penuh perhitungan agar lurus dan
rapih disetiap sambungannya .
bb. Lalu pasangankan Stepnousing pada setiap anak tangga, pekerjaan ini
disesuaikan dengan pemasangan keramik.
19. PEKERJAAN CAT
Pekerjaan Ini meliputi :
1. Pengecatan Beton (eksterior)
2. Cat Langit – langit (eksterior)
Bahan-bahan
Memiliki Sertifikat standarisasi (SNI-SII).
Sifat umum :
3. Tidak berbau dan beracun
4. Daya tutup tinggi

Cat yang digunakan berada didalam kaleng yang masih disegel dalam
kemasan, tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan dari pemilik
proyek atau manajer kontruksi. Pengiriman cat, harus disertakan
sertifikat dari agen/distributor yang menyatakan bahwa cat yang dikirim
dijamin keasliannya.

Warna
4. Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pengerjaan
pengecatan, kami akan mengajukan daftar bahan pengecatan
kepada pengawas lapangan.
5. Warna yang ditetapkan untuk pedoman pengecatan adalah, seperti
standar yang ditetapkan untuk warna dan konsultan perencana
menentukan warna pilihannya. Kami akan menyiapkan bahan
bidang pengecatan untuk dijadikan contoh, pencampuran warna
atau pemesanan dan pembuatan warna khusus harus disiapkan
dari pabrik dan memiliki sertifikat laboratorium untuk pembuatan
dan pencampurannya.

Pekerjaan persiapan
Sebelum pengerjaan pengecatan dilaksanakan diadakan persiapan sebagai
berikut:
h. Dinding atau bagian yang akan dicat selesai dan disetujui oleh
pengawas lapangan atau direksi.
i. Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang
menempel dibersihkan.
j. Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan dicat karena
masih basah dan lembab.
k. Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna.
l. Kami akan mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat
urutan-urutan yang tepat mulai dari pekerjaan dasar hingga
pengecatan akhir.
m. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari
produsen cat tersebut.
n. Pasangan diluar pekerjaan pengecatan harus dilindungi dari
kemungkinan terkena dampak proses pengerjaan pengecatan.

Cat Tembok Dalam


j. Tembok beton yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu
untuk mengering, setelah permukaan tembok kering, dan setelah
retak rambut muncul permukaan tembok harus benar-benar rata,
apabila masih terdapat sudut/akhir pasangan yang belum
sempurna, kondisi tersebut harus diperbaiki terlebih dahulu.
Persiapan dilakukan dengan membersihkan permukaan tembok
tersebut terhadap pengkristalan/pengapuran yang biasanya
terdapat pada tembok baru, dengan amplas kemudian dengan lap
sampai benar-benar bersih.
k. Selanjutnya dilapis tipis dengan pelamur hingga pori dan retak
rambut tertutup dengan baik.
l. Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi degan alkali dan
rembesan air harus diberi lapis wall sealer.
m. Tunggu masa kering plamur sambil menunggu retak rambut
susulan, jika terdapat retak rambut maka harus dilapisi ulang.
Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi sampai rata dan
halus.
n. Kemudian dicat dengan lapisan pertama 1 x.
o. Tunggu masa kering cat, sambil diperiksa kondisi pasangan yang
dicat. Perbaiki jika ada retak rambut dan pengelupasan lapisan
plamur.
p. Kemudian dicat dengan lapisan kedua 2 x.
q. Amplas ulang dan prioritaskan bagian-bagian yang masih kurang
baik.
r. Pengecatan terakhir 3 x harus menutupi semua permukaan secara
merata baik warna maupun kualitas pengecatan.

Cat Tembok Luar


e. Pengecatan akhir dengan cat khusus luar (weather resistant
exterior wall paint) standar SNI –SII.
f. Tata cara pelaksanaan mengikuti aturan produsen.

PEKERJAAN MEKANIKAL
20. PEKERJAAN ISNTALASI AIR BERSIH
Pekerjaan ini meliputi :
d. Sumur Air Bersih
e. POmpa Submersib
f. Saluran Pipa PVC dai 1 ½

Pelaksanaan :
Secara umum kontraktor ialah entitas hukum atau individu yang ditunjuk guna
melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya. Atau dalam definisi
lain menyatakan bahwa perusahaan yang penawaran harganya telah diterima
dan telah diberikan penunjukan surat serta menandatangani surat perjanjian
dengan pemberi tugas pekerjaan pemborongan sehubungan dengan pekerjaan
proyek.

Pemilik proyek (owner) memberikan kepercayaan secara langsung kepada


pelaksana kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi. Pengatur dan
persetujuan mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak diatur dalam
kontrak.
Kontraktor bertanggung jawab langsung pada pemilik proyek (owner) dan
dalam melakukan pekerjaan ini diawasi oleh tim konsultan pengawas dari
pemilik dan dapat berkonsultasi langsung dengan tim pengawas untuk masalah-
masalah yang terjadi dalam pelaksanaan serta bagaimana merencanakan strategi
proyek agar berjalan dengan sukses.

dalam pengerjaan proyek ini sebagai pelaksana proyek memulai pekerjaan


melalui beberapa tahap.antara lain mulai dari tahap perencanaan.
adapun tahap perencanaan dimulai dengan
1. uji geolistrik
uji geolistrik dilakukan untuk mendapat kan hasil pengujian yang akan di
digunakan untuk menbuat rencana anggaran biaya (RAB), hasil yang di dapat
dariujigeolistrik antara lain kedalaman sumur yang akan di eksplorasi, jenis
batuan daerah tersebut, kondisi debit air.
2. pembuatan Rencana anggaran biaya
rencana anggaran biaya pembuatan sumur bor artesis benar benar merujuk
kepada hasil iji geolistrik, karena dengan hasil geolistrik kita bisa menentukan
berapa dalan pengeboran dilaksanakan dan berapa banyak bahan yang di
gunakan, serta dengan mengetahui jenis batuan di area tersebut kita dapat
mengetahui berapa lama proses pengerjaan pengeboran, yang kan berdapak
kepada biaya operasional dilapangan, dan dengan mengetahui debit air kita
bisa memastikan berapa besar lubang konstruksi sumur di buat dan pompa
apa yang cocok di gunakan.
6. dengan perencanaan yang matang maka tidak akan ada pihak yang dirugikan,
dak meminimalisi kesalahan penghitungan anggaran biaya.

Setelah Angaran biaya di setujui oleh pemilik proyek atau owner maka pihak
kontraktor pembuat sumur bor mulai melakukan pelaksanaan pengerjaan
nya. tahap pelaksanaan pekerjaan meliputi :
- Persiapan Pengeboran
- Pengeboran dan Pemasangan Temporary Casinng
- Pengeboran Pilot Hole (Lubang Pandu)
- Pengambilan dan Pemerian / Deskripsi Cutting Batuan
- Well Logging (Logging Geofisika)\
- Pengeboran Reaming Hole (Pelebaran Lubang Pengeboran)
- Pemasangan Casing, mesin dan Electrical
- Pemasukan Kerikil penyaring (Gravel Pack)
- Well Development (Pembersihan Sumur)
- Uji Pemompaan (Pumping Test)
- Analisis Kualitas Air
- Cement Grouting
- Pemulihan Lokasi

Utuk pengerjaan konstruksi sumur memerklukan tenaga ahli yang bersertifikat,


karena kesalahan terjadi dalam proses konstruksi dapat berakibat fatal, untuk
itu gunakan kontraktor yang menyediakan jasa sumur bor yang handal
berpengalaman dan bersertifikat agar proyek selesai dengan baik.

21. PEKERJAAN AIR KOTOR


Pekerjaan ini meliputi :
g. Sumur resapan
h. Septitank
i. Saluran Air kotor

Pelaksanaan Pekerjaan :
Septic tank berkaitan erat dengan aktivitas biologis seluruh penghuni rumah.
Agar tidak mudah penuh dan mampat, diperlukan rancangan yang tepat.
Rancangan dan pemeliharaan yang tidak tepat, dapat membuat septic tank tidak
berfungsi dengan baik.
Septic tank adalah sistem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak
penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan air
bersih dan udara. Agar septic tank tidak mudah penuh dan mampat, perlu
diperhatikan hal-hal berikut:

Kemiringan pipa. Kemiringan menentukan lancar tidaknya proses


pembuangan limbah. Selisih ketinggian kloset dan permukaan air bak
penampung kotoran, sebaiknya sebesar mungkin. Agar mengalir lancar,
kemiringan pipa minimal 2%, artinya setiap 100cm terdapat perbedaan
ketinggian 2cm.
Pilih pipa saluran yang tepat. Pipa saluran sebaiknya berupa pipa PVC.
Ukuran minimalnya adalah 4 inci. Rumah yang memiliki banyak toilet,
sebaiknya menggunakan diameter pipa yang lebih besar. Buatlah saluran
dengan lurus tanpa belokan, karena belokan atau sudut, rentan mampat.

Sesuaikan kapasitas dengan kebutuhan. Untuk rumah tinggal dengan jumlah


penghuni hingga empat orang, cukup dibuat septic tank dengan ukuran
1,5mx1,5mx2m. Bak endapan dan sumur resapan bisa dibuat dengan ukuran
1mx1mx2m. Semakin banyak penghuni rumah, semakin besar ukuran yang
dibutuhkan.

Bak harus kuat dan kedap air. Dinding, dasar, dan penutup bak utama harus
kedap air, agar limbah tidak mencemari lingkungan. Bak endapan dan resapan
sebaiknya memiliki dasar berupa campuran kerikil dan pasir.

Spesifikasi bahan untuk pembuatan septic tank tersebut antara lain:

dinding septic tank terbuat dari pasangan batu bata 1pc: 4 ps


lantai kerja dari cor beton tanpa tulangan
Penutup sep tic tank terbuat dari beton bertulang dengan ketebalan 12
cm sehingga kuat menahan beban kendaraan melintas diatasnya.
resapan terbuat dari bahan ijuk, pasir, dan kerikil.

PEKERJAAN ELEKTRIKAL
22. PEKERJAAN INSTALASI DAN STOP KONTAK
Pekerjaan ini meliputi :
a. Instalasi Titik Lampu
b. Instalasi Stop kontak
c. Pemasangan lampu downlight
d. Dan pemasangan saklat seri dan tunggal

Pelaksanaan :
3. Pekerjaan instalasi listrik dilaksanakan di dalam dan di luar bangunan sampai
menyala. Dengan test running (menyala dengan baik) selama 2 x 24 jam.
4. Pekerjaan instalasi tersebut harus dilaksanakan oleh instalatur yang memiliki
S.I.K.A dan sebelum pekerjaan dilaksanakan harus dibuat gambar instalasi.

Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal arus kuat
dan arus lemah.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu
kerja disiapkan.

Pemasangan sparing kabel


Sparing dipasang dulu apabila ada pengecoran beton lantai, untuk menghindari
bobokan beton pada saat penyambungan kabel antar lantai.

Pemasangan Kabel
Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dimana
pipa tersebut harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding diplester.
Supaya tidak mudah bergerak pada saat dinding diplester, maka pipa yang
ditanam diberi klem dengan jarak sekitar 1 m.
Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa
pelindung conduit yang diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m, hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan maintenance. Pemasangan kabel horizontal
harus sejajar, tidak boleh saling melintas.
Pemasangan panel

Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak
miring.
Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan
kegunaannya dan dilengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian
atas dapat terlindung dari debu/kotoran. Khusus untuk kabel dengan Ø 16
mm2 harus diberi sepatu kabel dalam panel.
Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya
termasuk daya cadangan yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk
memudahkan bila ada perbaikan instalasi.

Pemasangan fitting dan armature


Fitting dan armature dipasang setelah kabel ditest ketahanannya, agar tidak
terjadi bongkar/pasang armature.

Bahan – bahan yang digunakan untuk keperluan instalasi sebagai berikut :


g. Kabel
Standarisasi instalasi PLN. h.
Saklar dan Stop Kontak
Digunakan setara merek se-kualitas Broco.
Keadaan baru dan tidak cacat.
Letak titik lampu, stop kontak dan saklar disesuaikan gambar atau
dijelaskan dalam berita acara penjelasan pekerjaan.

i. Bola Lampu
Lampu baret, lampu SL + Hanger dan Armature, lampu Downlight,
penempatan type lampu disesuaikan dengan gambar kerja. Kualitas
bahan SII Dalam Negeri. Semua barang dalam keadaan baru dan tidak
cacat.

VI. Pas. Saklar Seri


Saklar adalah komponen peralatan listrik yang berfungsi untuk menghubungkan
dan memutuskan sirkit dan mengubahnya menjadi berbeban atau tidak .
Dari berbagai macam saklar yang sering digunakan adalah saklar tunggal dan saklar
ganda (seri).
Cara Instalasi saklar ganda / seri :
Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, jangan lupa
gunakan cutter.
Pasang conduit dan inbow dos.
Tunggu sampai plester dinding akhir.
Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya.
Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.

Instalasi saklar ganda/seri

VII. Pas. Saklar Tunggal


Cara Instalasi saklar tunggal :
Marking jalur conduit pada dinding dan bobok dinding bata, jangan lupa
gunakan cutter.
Pasang conduit dan inbow dos.
Tunggu sampai plester dinding akhir.
Sambungan saklar, stop kontak dengan aslinya.
Pasang saklar dan stop kontak, gunakan waterpass agar rata.
Instalasi saklar tunggal

JEMBATAN PENGHUBUNG
A. GALIAN TANAH PONDASI BATU KALI
1. Bentuk dan dimensi disesuaikan dengan gambar diatas dan intruksi pengawas
lapangan dan direksi.
2. Sebelum pekerjaan dimulai, harus ditentukan terlebih dahulu profil dan bentuk
kontruksi, dengan pengukuran dan pematokan.
3. Tentukan level rencana dan level galian rencana.
4. Galian menggunakan alat gali yang layak pakai.
5. Permukaan tanah dibentuk dan diratakan.
6. Galian tanah yang dimaksud adalah pekerjaan galian tanah untuk pondasi.
Tembok Penahan Tanah dan galian minor pada perataan tanah levelling untuk
kavling gedung, dimensi dan bentuk mengacu gambar.
7. Tanah sisa galian dibuang / dipindahkan ke area yang membutuhkan timbunan
dan mempunyai rencana elevasi lebih tinggi dari permukaan rencana.
8. Hasil galian tanah harus sesuai dengan bentuk profil pada gambar kerja.
9. Setelah pekerjaan selesai, kami akan melaporkan kondisi tersebut untuk
mendapatkan persetujuan.
B. PEMANCANG CERUCUK KAYU DOLKEN dia 8 – 10 CM @T=4 CM

Pondasi cerucuk yaitu salah satu jenis pondasi yang biasanya digunakan pada
didaerah dengan kondisi tanah yang kurang stabil seperti jenis tanah lembek
ataupun tanah gambut dengan elevasi muka air yang cukup tingggi. Ketinggian
pondasi cerucuk dapat dipengaruhi oleh muka air pasang surut. Untuk perencanaan
kedalaman dan jarak anatara tiang pancang harus dilakukan berdasarkan
pemeriksaan tanah.

Syarat Bahan Pondasi Cerucuk antara lain:


1. Diameter minimum 8 cm dan maksimum 10 cm.
2. Panjang minimum 3,5 m dan maksimum 6m.
3. Batang kayu cukup lurus dan tidak bercabang
4. Kekuatan minimum kayu kelas II sesuai PKKI 1973
5. Tegangan minimum was kayu kelas III sesuai PKKI 1973

Teknik Pelaksanaan Pondasi Cerucuk :

Pemancangan cerucuk kayu dapat menggunakan tenaga manusia, alat pancang


cerucuk atau dengan Back Hoe.
Lantai kerja, dengan muka air cukup tinggi, maka lokasi pemancangan cerucuk
dapat diurug terlebih dahulu dengan material setempat. Bila menggunakan alat
pancang cerucuk harus diberi landasan dari balok atau papan kayu.
Diatas pondasi cerucuk kayu yang diberi kepala tiang yang selanjutnya dibentuk
timbunan badan jalan.

Bahan Peralatan yang Umumnya Digunakan

1. Gergaji kayu
2. Kapak
3. Palu 5 kg
4. Linggis
5. Cangkul
6. Alat pengangkut tanah
7. Alat pancang cerucuk
8. Alas pemukul tiang
9. Perancah atau platform dari susunan drum-drum dan papan kayu
10. Back Hoe atau Excavator
11. Mesin Las

C. URUGAN PASIR BAWAH PONDASI T=5 CM


Dilaksanakan pada : di bawah pasangan pondasi batu belah, di bawah lantai
saluran dan bagian lainnya yang tertera pada gambar dan dokumen kontrak.
Lapisan pasir urug harus dipadatkan dengan cara ditimbris / stemper setelah
terlebih dahulu disiram air secara merata sehingga urugan pasir tersebut benar-
benar padat. Pasir urug yang akan digunakan harus bebas dari berbagai kotoran
pengganggu dan sampah organik maupun non organik. Ukuran ketebalan pasir
urug dengan tinggi 5 cm adalah ukuran padat.

D. PASANGAN BATU KALI 1 PC : 4 PP


1. Pekerjaan meliputi pondasi dan lain-lain yang disebutkan digambar dengan
adukan 1pc:4ps bentuk dan ukuran pondasi, harus sesuai dengan yang
tercantum pada gambar kerja.
2. Batu kali/batu belah yang digunakan, harus berkualitas baik yaitu keras dan
tidak berpori. Batu kali denga nukuran < 15cm, tidak diperkenankan untuk
dipergunakan.
3. Celah batu pada pasangan harus diisi adukan dengan kondisi padat, apabila
masih terdapat celah kosong setelah pasangan selesai, maka harus di isi dengan
adukan khusus (1pc:2ps) agar himogenitas pasangan batu terjaga.
4. Apabila pada saat pemeriksaan masih terdapat celah kosong pada pasangan batu
kali maka kontraktor wajib mengganti/ memperbaiki kondisi tersebut
5. Dibawah pasangan pondasi batu kali, diberi lapisan urug padat,
aanstamping(batu kososng) dari bahan batu belah diisi pasir urug dipadatkan
dengan tebal lapisan sesuai dengan yang tercantum pada gambar kerja.
6. Batu kali/belah yang digunakan harus berkualitas baik yaitu keras dan tidak
berpori dengan ukuran > 15cm sedangkan yang berukuran <15 cm tidak
diperkenankan untuk dipergunakan.

E. BALOK BETON BERTULANG 30 X 50 CM (gerder) DAN BALOK BETON


BERTULANG 15X30 CM (READY MIX K-300)
Persyaratan Beton
1. Untuk semua beton bertulang yang bersifat struktur, mutu beton yang
digunakan adalah beton Ready Mix mutu K-300.
2. Beton ready mix K-300 dibuat dengan campuran yang telah mendapat
rekomendasi dari laboratorium berdasarkan hasil test lab.

Persyaratan Bahan :
Semen
1. Semen yang digunakan harus terdiri satu jenis merek dari mutu yang baik
dan disetujui oleh Direksi. Semen yang telah mengeras sebagian atau
seluruhnya tidak diperkenankan untuk digunakan. Untuk menghindari
terjadinya hal tersebut diatas, Kami akan memperhatikan syarat-syarat
penyimpanan semen yang baik. SNI dan SII dengan type I.
2. Semen yang dipakai Portland semen satu merek yang telah disyahkan /
disetujui oleh yang berwenang dan memenuhi syarat sebagaimana yang
diuraikan dalam SNI – 03-2847-2002.
3. Dalam pengangkutan semen harus terlindungi dari hujan, harus diterimakan
dalam kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
4. Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya dan robek-robek tidak
diperkenankan penggunaannya, kecuali untuk pekerjaan bukan beton.
5. Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak
diperbolehkan untuk dipergunakan.
6. Semen yang didatangkan ke lokasi, harus disimpan pada gudang yang
mempunyai ventilasi cukup dan tidak terkena air, sehingga terjamin tidak
akan rusak dan atau tercampur bahan lain yang dapat merusak mutu beton.
Diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai,
tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melebihi 2 m.
7. Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru
datang tidak boleh dilakukan di atas timbunan yang telah ada dan pemakaian
semen harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.

Pasir Beton
1. Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas
dari bahan organis, lumpur dan sebagainya. Sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam SNI 03-2847-2002. Untuk menghasilkan mutu beton
yang baik, Kontraktor dilarang menggunakan abu batu dan sejenisnya.
2. Agregat pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari seluruh macam kotoran
baik bahan organik maupun lumpur, tanah, karang, garam dan sebagainya
sesuai dengan syarat dan peraturan yang berlaku.
3. Bahan agregat pasir dan kerikil harus didatangkan dari tempat-tempat yang
telah disetujui mutunya oleh Direksi Lapangan.
4. Bahan agregat pasir dan kerikil harus disimpan di tempat yang bersih, yang
keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu
sama lain.
5. Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan.
6. Hanya pasir beton yang dapat dipergunakan untuk pekerjaan beton.

Koral / Kerikil Beton


Koral / kerikil beton yang digunakan harus bersih dari seluruh macam
kotoran serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan persyaratan
yang tercantum di dalam SNI 03-2847-2002.

Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton.

Baja Tulangan
1. Baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 U-39 sesuai
dengan kebutuhan dan mengacu kepada SNI 03-2847-2002.
2. Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran
(lumpur, lemak dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari
baja lunak dengan diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan
terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
3. Kualitas tulangan yang akan digunakan se-kualitas keluaran Pabrik Baja
Krakatau Steel (KS) atau Budi Darma (BD).
4. Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos dengan kualitas besi
beton adalah baja lunak sesuai dengan standar SNI 03-2847-2002 serta
peraturan yang mengikat lainnya.
5. Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan
dingin, besi beton dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
6. Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, kulit giling serta
bahan lain yang mengurangi daya lekat.
7. Besi beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
8. Besi / baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan
tidak boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
9. Kawat beton digunakan untuk yang lazim dipakai untuk mengikat besi
beton / tulangan ikatan, antara tulangan harus kuat agar tidak mudah
lepas, selama pelaksanaan pengecoran.

Bekisting
1. Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan / persyaratan
yang tercantum dalam SNI 03-2847-2002 dengan tebal papan kayu
minimal 3 cm, atau kayu lapis tebal minimum 9 mm dengan balok-balok
penyangga berukuran 5 / 7 cm dan 5 / 10 cm, sedangkan kayu yang
digunakan adalah jenis kayu yang terentang (klas III) yang keras.
2. Pasangan bekisting harus rapi, kuat dan kaku untuk menahan getaran dan
kejutan gaya yang dikirim tanpa berubah bentuk. Kerapihan dan
ketelitian pemasangan bekisting harus diperhatikan agar setelah
bekisting dibongkar menghasilkan bidang beton yang rata.
3. Celah-celah sambungan bekisting harus rapat agar pada waktu mengecor
air tidak menembus keluar. Sebelum pengecoran bagian dalam bekisting
harus bersih dari kotoran.
4. Bahan-bahan kayu sisa pengecoran (bekisting) tidak diperkenankan
untuk dipergunakan kembali.

Campuran Beton
1. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir beton, kerikil dan air
seperti ditentukan sebelumnya dengan perbandingan yang serasi dan
diolah sebaiknya-baiknya sampai pada kekentalan yang tepat yaitu mutu
beton K-300 Ready Mix.
2. Penakaran semen dan agrerat (halus dan kasar) harusnya dengan kotak-
kotak ukuran yang sama volumenya. Banyaknya air untuk campuran
beton sudah ditentukan sedemikian rupa sehingga mudah dikerjakan
sesuai penggunaannya dan akan menghasilkan kepadatan beton yang
tepat, kekedapan serta kekuatan yang dikehendaki.
3. Semua pengadukan jenis beton harus menggunakan Bacthing Pland dan
di angkut ke lokasi kegiatan dengan menggunak truck mixer.

Penulangan
a. Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus sesuai
dengan gambar kerja dan mengikuti persyaratan yang tercantum didalam
SNI 03-2847-2002.
b. Pengikat antara tulangan pokok dan tulangan sangkang harus dilakukan
dengan kuat menggunakan kawat baja, sehingga menjamin tulangan-
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan
penggetaran berlangsung.
c. Rangka tulang harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga terdapat
jarak bebas dari papan bekisting lantai kerja setebal/sejauh selimut beton
yang diperlukan.

Persiapan Pengecoran
a. Sebelum pengecoran beton dilakukan, kami akan melaporkan kepada
konsultan pengawas untuk pemeriksaan dan meminta persetujuannya
untuk memulai pengecoran, hal ini berlaku untuk semua pekerjaan beton
bertulang.
b. Sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari sebelum pengecoran pertama
kami sudah akan membuka kubus beton minimal 4 (empat) buah dan
dites pada laboratorium tes sudah disetujui oleh konsultan pengawas
lapangan. Untuk usia 7 (tujuh) hari, untuk ready mix mak produsen yang
menyiapkan.
c. Apabila pengecoran beton terpaksa dihentikan dikarenakan cuaca atau
sebab lainnya dan akan diteruskan pada hari berikutnya, maka
penghentian tersebut harus disetujui oleh direksi dan pengawas
lapangan.
d. Kekentalan campuran beton harus diperiksa dengan pengujian slump
dengan kerucut terpancung, ukuran bawah m = 20cm atas m=10 cm dan
tinggi=30cm. Kerucut diisi dengan adukan beton dalam 3 lapis yang sama
tebalnya dengan masing-masing ditusuk dengan besi m=50cm sebanyak
10 kali untuk setiap lapisnya dan dipukul-pukulkan dengan palu karet,
setelah muka bidang atasnya merata maka 30 detik kemudian kerucut
ditarik ke atas dengan penurunan puncak kerucut diukur terhadap tinggi
semula. Untuk bagian pondasi ditentukan penurunan maksimum 10cm
untuk non struktur sedangkan untuk struktur penurunan maksimum 9
cm.

Pengecoran
Pengecoran beton baru dapat dilakukan setelah:
1. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
acuan/bekisting yang dibuat.
2. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
pembesian yang akan dicor.
3. Direksi/pengawas lapangan telah menerima laporan laboratorium
tentang karakteristik campuran beton untuk pengecoran.
a. Pemandatan struktur dilakukan dengan menggunakan alat penggetar
(vibrator) dengan kondisi baik.
b. Untuk melindungi beton yang dicor dari cahaya matahari, hujan maupun
angin sampai beton tersebut mengeras dengan baik dan mencegah
pengeringan yang terlalu cepat, maka harus dilakukan perawatan sebagai
berikut:
- Semua cetakan yang diisi adukan beton dibasahi sampai cetakan tersebut
terbongkar.
- Membasahi permukaan atas adukan beton selama 14hari terus menerus
setelah adukan beton cuku p mengeras.
c. Cara-cara dan alat –alat yang digunakan untuk mangangkut beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaa tanpa adanya kehilangan
bahan yang dapat menyebabkan perubahan nilai slump.
d. Dalam hal ini beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan
ke tempat pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil
dengan spesinya.

Pembongkaran Cetakan dan Stootwerk (untuk beton yang bersifat


struktur)
a. Pembongkaran cetakan harus dilakukan dengan hati-hati dan mengikuti
petunjuk konsultan pengawas. Beton yang masih muda tidak diijinkan
untuk dibebani. Segera setelah cetakan dibongkar permukaan beton
diperiksa. Jika terdapat permukaan yang cacat akibat pembongkaran
bekisting maupun oleh proses pengecoran maka kami akan
memperbaikinya.
b. Umumnya diperlukan waktu sekurang-kurangnya7 (tujuh) hari sbelum
cetakan dibuka untuk bagian dinding-dinding yang tidak bermuatan dan
cetakan-cetakan lainnya sampai 14(empat belas) hari untuk dinding-
dinding pemikul, serta 21 (dua puluh satu) hari untuk pemikul dan plat
lantai.
c. Bahan-bahan bekas cetakan yang sudah tidak digunakan lagi harus segera
dikumpulkan serta segera dikeluarkan dari lokasi agar tidak mengganggu
pelaksanaan pekerjaan yang selanjutnya.
d. Seluruh pekerjaan pembuatan dan pembongkaran bekisting harus sesuai
denga PBI 1971.
Pengetesan Mutu Beton
Sebelum melangkah pekerjaan pengecoran beton yang sifatnya struktural,
kami akan terlebih dahulu melaksanakan pengetesan beton di laboratorium
tes beton yang disediakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan hasilnya
deserahkan kepada pihak konsultan pengawas yang telah di rekomendasikan
oleh team laboratorium pengujian beton, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
sebelum melaksanakan pengecoran beton struktur. Mutu beton yang
dibawah standar ketentuan tidak dijinkan dipasang.
F. PEMBUATAN POT TANAMAN BETON BERTULANG (Site Mix K-175)
1. Pekerjaan Pesiapan
a. Melakukan pembersihan lapangan
b. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan

2. Pekerjaan Pembesian
a. Perakitan Penulangan
1. Ukuran panjang unit masing masing tipe tulangan dapat diketahui dari
ukuran pondasi setempat
2. Dalam mendesain bentuk pondasi atau dimensi dari tulangan,
disesuaikan dari bentuk tipe tulangan pada pondasi tersebut
3. Untuk bagian tapak pondasi, rakitlah tulangan secara vertikal dan
horizontal, sehingga masing masing tulangan saling berpotongan, untuk
tulangan horizontal, rakitlah sebanyak 9 tulangan yang berdiameter
(bikin lambang diameter) 16 yang masing masingnya memiliki panjang
110 cm, sementara untuk tulangan vertikal, rakitlah 8 tulangan yang
berdiameter (bikin lambang diameter) 16 juga yang masing masingnya
memiliki panjang 120 cm. ukur panjang besi dengan menggunakan
meteran
4. Untuk kolom pedestal, rakitlah 6 tulangan secara vertikal keatas yang
dirakit dengan dimensi 30cm x 30 cm, kemudian diikatkan dengan begel
atau sengkang yang berjarak 15cm antara satu begel dengan begel yang
lainnya
5. Sengkang untuk kolom pedestal diikatkan menggunakan kawat bendrat
dan dibantu dengan tang
b. Pemasangan Penulangan
1. Papan bekisting disusun rapi dan disesuaikan dengan bentuk tulangan
2. Hasil rakitan tulangan dimasukkan kedalam galian tanah dan diletakkan
tegak lurus dengan permukaan tanah
3. Hasil rakitan ditempatkan agar bersentuhan langsung dengan dasar tanah
4. Pastikan rakitan diletakkan benar benar stabi

4. Pekerjaaan Bekisting
a. Papan bekisting disusun rapi dan disesuaikan dengan bentuk tulangan
yang telah di rakit
b. Papan beksting yang disusun tidak boleh miring
c. Papan bekisting disambung dengan klem/penguat, atau bisa juga saling
dikuatkan dengan paku yang ditancapkan dengan palu
d. Paku diantara papan diposisikan berselang seling dan tidak segaris agar
tidak terjadi keretakan
e. Potong papan bekisting agar mendapatkan ukuran yang diinginkan
menggunakan gergaji, kemudian ukur dengan meteran
f. Papan bekisting tidak boleh bocor

5.Pekerjaan Pengecoran
a. Buat adukan cor beton dengan mutu yang sesuai bestek, terdiri dari
campuran semen, pasir, dan kerikil serta dengan campuran air.
b. khusus untuk kerikil, gunakan ayakan agar kerikil yang tercampur
kedalam beton cair tidak begitu besar ukurannya
c. Campurkan bahan bahan untuk pembuatan beton cair kedalam mesin
molen
d. Setelah itu, masukkan beton cair kedalam ember atau kotak spesi dengan
menggunakan sendok spesi
e. tuangkan beton cair kedalam bekisting yang sudah diletakkan rakitan
tulangan besi tadi secara merata
f. tunggu beton hingga mencapai umurnya yaitu sekitar 21 hari tanpa zat
adiktif
g. setelah mencapai umurnya, bekisting dapat dilepas dan melanjutkan
pekerjaan selanjutnya

G. RALLING BESI FINISH CAT


1. Pekerjaan Persiapan
a. Siapkan semua peralatan dan bahan yang diperlukan dalam proses
pelaksanaan konstruksi Ralling Besi dan Cat besi
b. Bersihkan area kerja dari semua hal yang akan mengganggu proses
pelaksanaan

2. Pekerjaan Ralling
a. Besi di bersihkan dari segala jenis kotoran yang menempel
b. Besi disusun sesuai gambar kemudian di las untuk mendapatkan
bentuk yang di inginkan
c. Setelah proses pengelasan besi selesai maka pengecatakan dilakukan
dengan menggunakan cat besi.
d. Untuk warna di sesuaikan dengan instruksi dari direksi.

H. WPC TEBAL 2,5 LEBAR 15 CM


WPC atau Wood Plastic Composite adalah material baru yang dibentuk dari
elemen kayu dan plastik yang dilebur menjadi satu sehingga menghasilkan
WPC. WPC Decking adalah salah satu alternatif pengganti lantai kayu yang
memiliki daya tahan hampir sama dengan lantai kayu asli.

PERSIAPAN PEMASANGAN DECKING WPC


1. Lokasi pemasangan sudah siap.
2. Lokasi sudah bersih, tidak ada sisa sampah dari proses kerja
sebelumnya.
3. Lokasi sudah steril, tidak ada lagi proses kerja yang lain dan tidak ada
yang lalu lalang di lokasi kerja.

PERLENGKAPAN DAN PERALATAN

Circular saw
Mesin bor listrik
Mesin bor beton
Palu
Sarung tangan
Meteran

LANGKAH PEMASANGAN DECKING WPC

1. Letakkan joist di atas bantalan beton


2. Beri jarak 10 mm dari pangkal joist (tidak boleh menempel langsung
dengan dinding)
3. Jarak antar joist adalah 350 mm (as ke as)
4. Bor joist hingga menembus ke beton bantalan
5. Masukkan Fischer ke dalam lubang yang dibuat
6. Letakkan kembali joist di atas bantalan beton
7. Pasang screw sedemikian rupa hingga joist terpasang kuat di atas
bantalan beton
8. Pastikan joist terpasang kuat, rigid, dan tidak goyang
9. Letakkan papan decking WPC di atas joist dengan posisi melintang
10. Letakkan papan decking WPC berikutnya dan masukkan plastic clip ke
dalam ruang di antara dua papan decking WPC. Jumlah plastic clip
sama dengan jumlah joist
11. Screw plastic clip hingga papan decking terkunci dengan joist
12. Lakukan hal yang sama sampai semua decking WPC terpasang
I. RUMPUT GAJAH MINI
Langkah pertama sebelum menanam rumput gajah mini adalah mencangkul
halaman atau tanah yang ingin ditanami. Tujuannya supaya tanah menjadi
gembur dan rumput gajah mini tumbuh dengan baik dan subur. Tanah dicangkul
tipis saja, jangan terlalu dalam kurang lebih sekitar 5 cm. Setelah itu kemudian
tanah diratakan kembali.
Setelah selesai proses penggemburan tanah, taburkan pupuk kandang atau
kompos. Pupuk ditabur merata pada tanah tersebut.
Biarkan selama kurang lebih satu minggu sebelum penanaman dilakukan. Pupuk
kandang yang digunakan sebaiknya pupuk kandang yang sudah lama (sudah
jadi) atau yang sudah difermentasi.
Selanjutnya adalah menyiapkan bibit rumput gajah mini. Bibit bisa diperoleh
dengan membelinya di penjual perlengkapan taman atau penjual tanaman hias.
Potong bibit rumput gajah mini menjadi beberapa bagian kecil. Jangan terlalu
kecil agar tidak mudah mati.
Siram tanah dengan air secukupnya, kemudian buat lubang tanam dengan
ukuran yang disesuaikan dengan bibit rumput gajah mini. Jarak antar lubang
tanam kurang lebih antara 30 x 30 cm atau 40 x 40 cm.
Bibit yang sudah dipersiapkan kenudian ditanam pada lubang tersebut. Tekan
bibit yang sudah ditanam agar menempel kuat pada tanah.
Selanjutnya setelah selesai proses penanaman, siram dengan air secukupnya.
Kemudian gilas rumput gajah mini yang sudah ditanam dengan batang pisang.
Potong batang pisang sesuai kebutuhan, kemudian gelindingkan berulang-ulang
pada rumput tersebut. Hal ini bertujuan supaya rumput gajah mini menempel
kuat dengan tanah dan tidak mudah rusak atau terlepas.

GERBANG KETAPANG
1. GALIAN TANAH PONDASI FOOTPALTE
Bentuk dan dimensi disesuaikan dengan gambar diatas dan intruksi pengawas
lapangan dan direksi.
Sebelum pekerjaan dimulai, harus ditentukan terlebih dahulu profil dan
bentuk kontruksi, dengan pengukuran dan pematokan.
Tentukan level rencana dan level galian rencana.
Galian menggunakan alat gali yang layak pakai.
Permukaan tanah dibentuk dan diratakan.
Galian tanah yang dimaksud adalah pekerjaan galian tanah untuk pondasi
gedung, dimensi dan bentuk mengacu gambar.
Tanah sisa galian dibuang / dipindahkan ke area yang membutuhkan
timbunan dan mempunyai rencana elevasi lebih tinggi dari permukaan
rencana.
Hasil galian tanah harus sesuai dengan bentuk profil pada gambar kerja.
Setelah pekerjaan selesai, kami akan melaporkan kondisi tersebut untuk
mendapatkan persetujuan.

2. URUGAN PASIR BAWAH PONDASI FOOTPLATE T=5 M


Permukaan tanah yang sudah digali diatasnya diberikan pasir urug, kemudian
dipadatkan dengan menggunakan alat stamper. Urugan pasir ini berfungsi untuk
menstabilkan permukaan tanah asli dan menyebarkan beban. Urugan Pasir
dipadatkan perlapis hingga mencapai ketebalan Urugan Pasir yang sesuai dengan
gambar kerja dan spesifikasi teknis yang ada yaitu sekitar 5 m.

3. PONDASI PASANGAN BATU KALI


Pekerjaan meliputi pondasi dan lain-lain yang disebutkan digambar dengan
adukan 1pc:4ps bentuk dan ukuran pondasi, harus sesuai dengan yang
tercantum pada gambar kerja.
Batu kali/batu belah yang digunakan, harus berkualitas baik yaitu keras dan
tidak berpori. Batu kali denga nukuran < 15cm, tidak diperkenankan untuk
dipergunakan.
Celah batu pada pasangan harus diisi adukan dengan kondisi padat, apabila
masih terdapat celah kosong setelah pasangan selesai, maka harus di isi
dengan adukan khusus (1pc:2ps) agar himogenitas pasangan batu terjaga.
Apabila pada saat pemeriksaan masih terdapat celah kosong pada pasangan
batu kali maka kontraktor wajib mengganti/ memperbaiki kondisi tersebut
Dibawah pasangan pondasi batu kali, diberi lapisan urug padat,
aanstamping(batu kososng) dari bahan batu belah diisi pasir urug dipadatkan
dengan tebal lapisan sesuai dengan yang tercantum pada gambar kerja.
Batu kali/belah yang digunakan harus berkualitas baik yaitu keras dan tidak
berpori dengan ukuran > 15cm sedangkan yang berukuran <15 cm tidak
diperkenankan untuk dipergunakan.

4. PONDASI FOOTPLATE BETON BERTULANG 100X100X20 CM (SITE MIX K.175)


Pekerjaan beton meliputi :
Pek. Pondasi Footplate 100X100X20 CM K-175 Ready Mix
Persyaratan Beton :
Pengadukan campuran dilakukan dengan menggunakan readymix, mutu
beton yang digunakan untuk pengecoran kolom adalah mutu beton K – 175.
Campuran yang digunakan telah mendapat rekomendasi dari laboratorium
berdasarkan hasil test lab.
Persyaratan Bahan :
Semen
Semen yang digunakan harus terdiri satu jenis merek dari mutu yang
baik dan disetujui oleh Direksi. Semen yang telah mengeras sebagian
atau seluruhnya tidak diperkenankan untuk digunakan. Untuk
menghindari terjadinya hal tersebut diatas, Kami akan memperhatikan
syarat-syarat penyimpanan semen yang baik. SNI dan SII dengan type I.
Semen yang dipakai Portland semen satu merek yang telah disyahkan /
disetujui oleh yang berwenang dan memenuhi syarat sebagaimana yang
diuraikan dalam SNI – 03-2847-2002.
Dalam pengangkutan semen harus terlindungi dari hujan, harus
diterimakan dalam kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup
rapat.
Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya dan robek-robek tidak
diperkenankan penggunaannya, kecuali untuk pekerjaan bukan beton.
Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak
diperbolehkan untuk dipergunakan.
Semen yang didatangkan ke lokasi, harus disimpan pada gudang yang
mempunyai ventilasi cukup dan tidak terkena air, sehingga terjamin
tidak akan rusak dan atau tercampur bahan lain yang dapat merusak
mutu beton. Diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30
cm dari lantai, tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melebihi 2 m.
Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru
datang tidak boleh dilakukan di atas timbunan yang telah ada dan
pemakaian semen harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.
Pasir Beton
Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas
dari bahan organis, lumpur dan sebagainya. Sesuai dengan persyaratan
yang tercantum di dalam SNI 03-2847-2002. Untuk menghasilkan mutu
beton yang baik, Kontraktor dilarang menggunakan abu batu dan
sejenisnya.
Agregat pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari seluruh macam
kotoran baik bahan organik maupun lumpur, tanah, karang, garam dan
sebagainya sesuai dengan syarat dan peraturan yang berlaku.
Bahan agregat pasir dan kerikil harus didatangkan dari tempat-tempat
yang telah disetujui mutunya oleh Direksi Lapangan.
Bahan agregat pasir dan kerikil harus disimpan di tempat yang bersih,
yang keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran
satu sama lain.
Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan.
Hanya pasir beton yang dapat dipergunakan untuk pekerjaan beton.

Koral / Kerikil Beton


Koral / kerikil beton yang digunakan harus bersih dari seluruh macam
kotoran serta mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai dengan persyaratan
yang tercantum di dalam SNI 03-2847-2002.
Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton.

Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 sesuai dengan
kebutuhan dan mengacu kepada SNI 03-2847-2002.
Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran
(lumpur, lemak dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari
baja lunak dengan diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan
terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
Kualitas tulangan yang akan digunakan se-kualitas keluaran Pabrik Baja
Krakatau Steel (KS) atau Budi Darma (BD).
Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos dengan kualitas besi
beton adalah baja lunak sesuai dengan standar SNI 03-2847-2002 serta
peraturan yang mengikat lainnya.
Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan
dingin, besi beton dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, kulit giling serta
bahan lain yang mengurangi daya lekat.
Besi beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
Besi / baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan
tidak boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
Kawat beton digunakan untuk yang lazim dipakai untuk mengikat besi
beton / tulangan ikatan, antara tulangan harus kuat agar tidak mudah
lepas, selama pelaksanaan pengecoran.

Bekisting
Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan / persyaratan
yang tercantum dalam SNI 03-2847-2002 dengan tebal papan kayu
minimal 3 cm, atau kayu lapis tebal minimum 9 mm dengan balok-balok
penyangga berukuran 5 / 7 cm dan 5 / 10 cm, sedangkan kayu yang
digunakan adalah jenis kayu yang terentang (klas III) yang keras.
Pasangan bekisting harus rapi, kuat dan kaku untuk menahan getaran dan
kejutan gaya yang dikirim tanpa berubah bentuk. Kerapihan dan
ketelitian pemasangan bekisting harus diperhatikan agar setelah
bekisting dibongkar menghasilkan bidang beton yang rata.
Celah-celah sambungan bekisting harus rapat agar pada waktu mengecor
air tidak menembus keluar. Sebelum pengecoran bagian dalam bekisting
harus bersih dari kotoran.
Bahan-bahan kayu sisa pengecoran (bekisting) tidak diperkenankan
untuk dipergunakan kembali.

Penulangan
Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus sesuai
dengan gambar kerja dan mengikuti persyaratan yang tercantum didalam
SNI 03-2847-2002.
Pengikat antara tulangan pokok dan tulangan sangkang harus dilakukan
dengan kuat menggunakan kawat baja, sehingga menjamin tulangan-
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan
penggetaran berlangsung.
Rangka tulang harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga terdapat
jarak bebas dari papan bekisting lantai kerja setebal/sejauh selimut beton
yang diperlukan.

Urutan Pekerjaan :

Pengadukan campuran dilakukan dengan menggunakan readymix, mutu


beton yang digunakan untuk pengecoran kolom adalah mutu beton K –
175. Sebelum dimasukkan material terlebih dahulu tabung readymix
dibasahi dengan air hingga merata. Tujuannya adalah agar air untuk
pengadukan mortar tidak diresap oleh dinding tabung readymix.
Pengadukan mortar dilakukan dengan menggunakan readymix.
Kemudian hasil pengadukan dituangkan ke dalam pumping machine
untuk selanjutnya dikucurkan ke Pondasi footplate sebanyak ¾ tinggi
footplate. Setelah selesai mengisi ¾ footplate, pekerja meratakan hasil
coran dan memadatkan campuran mortar.

5. KOLOM BETON BERTULANG K-175


Pekerjaan ini meliputi :
a. Kolom Beton Bertulang 25 x 43.3 cm
b. Kolom Beton Bertulang 13.5 x 23.3 cm
c. Kolom Beton Bertulang 20 x 30 cm

Pekerjaan Persiapan

a. Siapkan semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan


b. Singkirkan hal hal yang dianggap menganggu proses pekerjaan

Pekerjaan Pembesian

a. Pekerjaan pembesian dipisahkan pekerjaannya dari lokasi tempat proyek


b. Setelah semua siap, lalu lanjutkan dengan merakit tulangan untuk rangkaian
besi kolom, yang terdiri dari 6 buah tulangan utama dengan diameter (bikin
lambang diameter) 12
c. Kemudian tulangan besi utama kolom diikatkan dengan sengkang
d. Sengkang menggunakan besi diameter (bikin lambang diameter) 10 dengan
jarak masing masingnya 10cm untuk bagian tumpuan, dan berjarak 15cm
untuk bagian lapangan
e. Kemudian sengkang diikatkan dengan kawat bendrat sebagai pengkakuan
kolom dan dibantu dengan tang
f. Pastikan kembali ukuran dan posisi jarang sengkang serta pastikan kawat
bendrat telah terikat dengan sempurna

Pekerjaan Bekisting

a. Setelah pembesian kolom siap, tegakkan pembesian kolom pada titik kolom
yang sudah disiapkan sesuai dengan gambar bestek
b. Berikan skoor pada pembesian yang tegak vertikal pada titikkolom agar tidak
kolom tidak bengkok atau melengkung
c. Pastikan pembesian tenah tegak dengan sempurna
d. Lakukan pengujian dengan bantuan unting unting
e. Setelah besi tulangan tegak dengan sempurna, barulah dapat diberikan
bekisting sebagai cetakan selimut beton
f. Bekisting dipasang tegak menyesuaikan dengan pembesian
g. Bekisting dibuat dari multiplek, kemudian diberi kayu skoor agar dapat
menahan tekanan saat proses pengecoran

Pekerjaan Pengecoran

a. Setelah bekisting dan pembesian kolom siap, selanjutnya dapat dilanjutkan


dengan proses pengecoran
b. Pengecoran dilakukan dengan mencampurkan pasir, semen dan kerikil, serta
campuran air
c. Kemudian semua campuran tersebut dimasukkan kedalam molen yang
nantinya akan menjadi beton cair
d. Selanjutnya masukan beton cair tadi kedalam ember atau kotak spesi
menggunakan sendok spesi
e. Kemudian beton cair dituangkan kedalam bekisting kolom untuk membetuk
selimut beton kolom secara merata ke seluruh bagian
f. Agar coran lebih merata lagi, spasi pada bekisting bisa diratakan dengan
menggunakan vibrator
g. Selanjutnya tunggu coran hingga kering sempurna biasanya 21 hari tanpa zat
adiktif
h. Setelah mencapai umurnya, bekisting dapat dilepas dan melanjutkan
pekerjaan selanjutnya

6. PEK. BALOK BETON BERTULANG (SITE MIX K-175)

Pekerjaan ini meliputi :

a. Balok beton bertulang 10 x 15 cm


b. Balok beton bertulang 75 x 25 cm
Pekerjaan Persiapan

a. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan selama proses pekerjaan


b. Bersihkan kemudian singkirkan hal hal yang mengganggu proses pekerjaan

Pekerjaan Pembesian

a. Pembesian dilakukan secara terpisah dan jauh dari lokasi plat lantai
(Pembesian dilakukan di muka tanah)
b. Untuk balok tumpuan, disiapkan 3 buah besi (bikin lambang diameter) 12
untuk bagian atas dan disiapkan 2 buah besi (bikin lambang diameter) 12
juga untuk bagian bawah. Tulangan dirakit dengan dimensi 20cm x 30 cm
c. Begel untuk balok tumpuan menggunakan besi (bikin lambang diameter) 10
dengan jarak antar begel 10 cm
d. Kemudian begel diikatkan dengan kawat bendrat sebagai pengkakuan sloof,
pengikatan dibantu dengan tang
e. Untuk balok lapangan, disiapkan 2 buah besi (bikin lambang diameter) 12
untuk bagian atas dan disiapkan 3 buah besi (bikin lambang diameter) 12
juga untuk bagian bawah. Seperti balok tumpuan,balok lapangan juga dirakit
dengan dimensi 20cm x 30cm
f. Begel untuk balok lapangan menggunakan besi (bikin lambang diameter) 10
dengan jarak antar begel 15cm
g. Sama seperti begel balok tumpuan, begel balok lapangan juga diikatkan
dengan kawat bendrat sebagai pengkakuan balok, pengikatan juga dibantu
dengan tang
h. Pemesian balok dan plat lantai dilakukan secara bersamaan, maka pembesian
balok baik tumpuan maupun lapangan harus dikaitkan dengan rakitan besi
plat lantai
i. Semua pembesian diikat dengan kawat bendrat dibantu dengan
menggunakan tang

Pekerjaan Bekisting

a. Setelah pembesian dipastikan dalam keadaan sempurna, kemudian juga


dilakukan pengecekan pada kawat bendrat, apakah telah sempurna atau
belum
b. Selanjutnya bekisting dipasang pada sisi sisi yang membutuhkan spesi untuk
pengecoran
c. Pada bagian balok cukup pada sisi luar saja diberikan bekisting, sementara
untuk bagian dalam diberikan sedikit bekisting yang menyatu dengan
bekisting bawah bagian penampang coran untuk plat lantai
d. Setelah bekisting terpasang dengan baik, beri skor untuk sisi sisi luar
bekisting balok sebagai penahan tekanan dari coran, dan untuk bekisting
bawah penyangga plat lantai diberi balok balok kayu untuk menopang papan
bekisting pada plat lantai
e. Pastikan semua bagian telah terpaku dengan baik dan dilanjutkan dengan
proses pengecoran
f. Pengecoran dilakukan dengan mencampurkan pasir, semen dan kerikil, serta
campuran air
g. Kemudian semua campuran tersebut dimasukkan kedalam molen yang
nantinya akan menjadi beton cair
h. Selanjutnya masukan beton cair tadi kedalam ember atau kotak spesi
menggunakan sendok spesi
i. Kemudian beton cair dituangkan kedalam bekisting secara merata
j. Ratakan spasi coran dengan menusuk nusuk stek besi pada spasi coran

Pekerjaan Finishing

a. Setelah proses pengecoran selesai, tunggu hingga coran mengering dengan


sempurna kira kira 21 hari tanpa zat adiktif
b. Setelah coran mengering dengan sempurna, pekerjaan dapat dilakukan pada
proses selanjutnya

7. PLAT BETON BERTULANG T=15 CM (SITE MIX K-175)

Pekerjaan Persiapan

a. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan selama proses pekerjaan


b. Bersihkan kemudian singkirkan hal hal yang mengganggu proses pekerjaan

Pekerjaan Pembesian

a. Pembesian dilakukan secara terpisah dan jauh dari lokasi plat lantai
(Pembesian dilakukan di muka tanah)
b. Untuk balok tumpuan, disiapkan 3 buah besi (bikin lambang diameter) 12
untuk bagian atas dan disiapkan 2 buah besi (bikin lambang diameter) 12
juga untuk bagian bawah. Tulangan dirakit dengan dimensi 20cm x 30 cm
c. Begel untuk balok tumpuan menggunakan besi (bikin lambang diameter) 10
dengan jarak antar begel 10 cm
d. Kemudian begel diikatkan dengan kawat bendrat sebagai pengkakuan sloof,
pengikatan dibantu dengan tang
e. Untuk balok lapangan, disiapkan 2 buah besi (bikin lambang diameter) 12
untuk bagian atas dan disiapkan 3 buah besi (bikin lambang diameter) 12
juga untuk bagian bawah. Seperti balok tumpuan,balok lapangan juga dirakit
dengan dimensi 20cm x 30cm
f. Begel untuk balok lapangan menggunakan besi (bikin lambang diameter) 10
dengan jarak antar begel 15cm
g. Sama seperti begel balok tumpuan, begel balok lapangan juga diikatkan
dengan kawat bendrat sebagai pengkakuan balok, pengikatan juga dibantu
dengan tang
h. Pemesian balok dan plat lantai dilakukan secara bersamaan, maka pembesian
balok baik tumpuan maupun lapangan harus dikaitkan dengan rakitan besi
plat lantai
i. Semua pembesian diikat dengan kawat bendrat dibantu dengan
menggunakan tang

Pekerjaan Bekisting

a. Setelah pembesian dipastikan dalam keadaan sempurna, kemudian juga


dilakukan pengecekan pada kawat bendrat, apakah telah sempurna atau
belum
b. Selanjutnya bekisting dipasang pada sisi sisi yang membutuhkan spesi untuk
pengecoran
c. Pada bagian balok cukup pada sisi luar saja diberikan bekisting, sementara
untuk bagian dalam diberikan sedikit bekisting yang menyatu dengan
bekisting bawah bagian penampang coran untuk plat lantai
d. Setelah bekisting terpasang dengan baik, beri skor untuk sisi sisi luar
bekisting balok sebagai penahan tekanan dari coran, dan untuk bekisting
bawah penyangga plat lantai diberi balok balok kayu untuk menopang papan
bekisting pada plat lantai
e. Pastikan semua bagian telah terpaku dengan baik dan dilanjutkan dengan
proses pengecoran
f. Pengecoran dilakukan dengan mencampurkan pasir, semen dan kerikil, serta
campuran air
g. Kemudian semua campuran tersebut dimasukkan kedalam molen yang
nantinya akan menjadi beton cair
h. Selanjutnya masukan beton cair tadi kedalam ember atau kotak spesi
menggunakan sendok spesi
i. Kemudian beton cair dituangkan kedalam bekisting secara merata
j. Ratakan spasi coran dengan menusuk nusuk stek besi pada spasi coran

Pekerjaan Finishing

a. Setelah proses pengecoran selesai, tunggu hingga coran mengering dengan


sempurna kira kira 21 hari tanpa zat adiktif
b. Setelah coran mengering dengan sempurna, pekerjaan dapat dilakukan pada
proses selanjutnya

8. PENEBALAN KOLOM DENGAN PASANGAN BATA 1 PS : 5 PP

A. Pekerjaan Persiapan
1. Siapkan semua peralatan dan bahan yang diperlukan untuk proses
pelaksanaan pekerjaan
2. Bersihkan lokasi kerja dari hal hal yang akan mengganggu proses
pelaksanaan
3. Rendam terlebih dahulu bata merah kedalam bak air sekitar 7-9 jam agar air
meresap kedalam bata
4. Kemudian keringkan bata dengan meletakkannya pada tatakan dari kayu,
hindari dari pancaran sinar matahari langsung
B. Pemasangan Bata
1. Setelah memahami shop drawing berkaitan dengan posisi dan letak pasangan
bata, barulah pekerjaan pemasangan dinding bata dilakukan.
2. Aduk spasi dari campuran semen : pasir : air dengan komposisi 1:4 untuk
spasi pasangan dinding bata kedap air (teraseram) dan komposisi spasi 1:5
untuk spasi pasangan bata biasa
3. Paku ditancapkan dengan menggunakan palu pada setiap ujung ujung bidang
pekerjaan pasangan dindin gbatu bata, kemudian rekatkan dan tarik benang
sebagai patokan kerataan tiap tiap pasangan atau lapisan dinding batu bata
4. Kemudian lakukan pemasangan dindin gbatu bata dengan menuyusun batu
bata dimulai dari lapisan terbawah atau lapisan dasar, higga pada lapisan
seterusnya
5. Untuk pasangan dinding batu bata dengan komposisi 1 ; 5 dimulai dari
ketinggian 0 cm hingga 40 cm, sementara untuk paangan dinding batu bata
dengan komposisi 1:5 dimulai dari ketinggian 40 cm hingga tinggi maksimum
dinding dengan tebal spasi umumnya 1 hingga 1,2 cm
6. Penyusunan atau pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap dan
tidak boleh melebihi ketinggian 100 cm, jika pekerjaan sudah sampai pada
ketinggian 100 cm, pekerjaan dihentikan dengan alasan kemampuan bata
dan spasi dalam menahan beban
7. Setiap bagian dinding bata yang berhubungan dengan kolom direkatkan
dengan angkur agar lebih kuat
8. Selalu lakukan pengecekan kerataan pasangan batu bata dengan
menggunakan waterpass agar pasangan dinding batu bata benar benar
terpasang dengan rata dan siku
9. Untuk setiap penghentian pekerjaan dinding batu bata lakukan atau berigi,
agar pada saat pekerjaan di teruskan tidak mempengaruhi ke kuatan dinding
C. Pekerjaan Plasteran
1. Siapkan terlebih dahulu spasi plasteran dari campuran semen : pasir : air
1:3:5
2. Pada setiap ujung ujung dari bidang dinding yang akan di plaster, beri kayu
dengan ukuran ketebalan yang disesuaikan dengan ketebalan dinding
3. Lakukan pekerjaan plasteran dimulai dari bawah hingga ke atas
4. Pekerjaan plasteran berpatokan pada kayu yang sudah dipasang sebelumnya
sebagai patokan ketebalan
5. Untuk meratakan plasteran gunakan bidang yang terbuat dari kayu atau
alumhnium yang memiliki permukaan yang rata
6. Pekerjaan plasteran baru bisa dilaksanakan setelah dinding batu bata
terpasang sekitar 3-5 hari

Untuk menghasilkan kualitas plasteran yang baik, lakukan penyiraman selama 3


hari dipagi dan siang hari

9. BATU KORAL HITAM UNTUK FINISHING KOLOM

a. Persiapkan bidang kerja.

Pemasangan batu koral di proyek ini dilakukan setelah keramik diletakkan pada
tempatnya dan sudah diatur ketinggiannya. Kami memberikan pembatas pada
bagian yang menurun untuk menahan adukan semen. Pembatas ini bisa dibuat
dengan menggunakan batang kayu atau bahan lainnya.

b. beri adukan semen pada bagian yang akan dipasang batu koral dan ratakan
adukan tersebut.

- Beri adukan semen pada bagian yang akan dipasang batu koral.
- Ratakan adukan sampai sejajar dengan permukaan

C. Letakkan batu koral diposisinya, bisa


Batu Koral disusun diatas adukan menggunakan pola pada bagian sekitar kolom
agar menutupi bidang kolom.

d. Setelah semua batu tersusun,


Ratakan Dengan Cara Ditekan/Diketuk Dengan Kayu Atau Papan Agar Posisi Batu
masuk ke dalam adukan semen secara merata.

Setelah ditekan, beri kembali adukan semen untuk menutupi rongga antar batu
koral.

Singkirkan kelebihan adukan semen dengan papan kayu supaya batu koralnya
kelihatan.

Taburkan semen kering di atasnya dan ratakan. Semen kering berguna untuk
mengikat agar batu koral tidak mudah lepas di kemudian hari.
Bersihkan permukaan batu koral dengan menggunakan kain lap agar sisa-sisa
kelebihan semen terangkat dan batunya terlihat kembali.

10. BATU KORAL KECIL UNTUK FINISHING KOLOM

a. Persiapkan bidang kerja.

Pemasangan batu koral di proyek ini dilakukan setelah keramik diletakkan pada
tempatnya dan sudah diatur ketinggiannya. Kami memberikan pembatas pada
bagian yang menurun untuk menahan adukan semen. Pembatas ini bisa dibuat
dengan menggunakan batang kayu atau bahan lainnya.

b. beri adukan semen pada bagian yang akan dipasang batu koral dan ratakan
adukan tersebut.

- Beri adukan semen pada bagian yang akan dipasang batu koral.
- Ratakan adukan sampai sejajar dengan permukaan

C. Letakkan batu koral diposisinya, bisa


Batu Koral disusun diatas adukan menggunakan pola pada bagian sekitar kolom
agar menutupi bidang kolom.

d. Setelah semua batu tersusun,


Ratakan Dengan Cara Ditekan/Diketuk Dengan Kayu Atau Papan Agar Posisi Batu
masuk ke dalam adukan semen secara merata.

Setelah ditekan, beri kembali adukan semen untuk menutupi rongga antar batu
koral.

Singkirkan kelebihan adukan semen dengan papan kayu supaya batu koralnya
kelihatan.

Taburkan semen kering di atasnya dan ratakan. Semen kering berguna untuk
mengikat agar batu koral tidak mudah lepas di kemudian hari.

Bersihkan permukaan batu koral dengan menggunakan kain lap agar sisa-sisa
kelebihan semen terangkat dan batunya terlihat kembali.

11. CAT

Cat Setara Metrolite


Sifat umum :

1. Tidak berbau dan beracun


2. Daya tutup tinggi

Cat yang digunakan berada didalam kaleng yang masih disegel dalam kemasan,
tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan dari pemilik proyek atau
manajer kontruksi. Pengiriman cat, harus disertakan sertifikat dari
agen/distributor yang menyatakan bahwa cat yang dikirim dijamin keasliannya.

Pek. Pengecatan Gerbang


Tembok/dinding yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu untuk
mengering, setelah permukaan tembok kering, dan setelah retak rambut
muncul permukaan tembok harus benar-benar rata, apabila masih terdapat
sudut/akhir pasangan yang belum sempurna, kondisi tersebut harus
diperbaiki terlebih dahulu. Persiapan dilakukan dengan membersihkan
permukaan tembok tersebut terhadap pengkristalan/pengapuran yang
biasanya terdapat pada tembok baru, dengan amplas kemudian dengan lap
sampai benar-benar bersih.
Selanjutnya dilapis tipis dengan pelamur hingga pori dan retak rambut
tertutup dengan baik.
Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi degan alkali dan rembesan air
harus diberi lapis wall sealer.
Tunggu masa kering plamur sambil menunggu retak rambut susulan, jika
terdapat retak rambut maka harus dilapisi ulang. Setelah kering permukaan
tersebut diamplas lagi sampai rata dan halus.
Kemudian dicat dengan lapisan pertama 1 x.
Tunggu masa kering cat, sambil diperiksa kondisi pasangan yang dicat.
Perbaiki jika ada retak rambut dan pengelupasan lapisan plamur.
Kemudian dicat dengan lapisan kedua 2 x.
Amplas ulang dan prioritaskan bagian-bagian yang masih kurang baik.
Pengecatan terakhir 3 x harus menutupi semua permukaan secara merata
baik warna maupun kualitas pengecatan.

12. ORNAMEN BESI PLAT DAN LETTER SATINLESS

1. Persiapan alat-alat untuk memasang seperti cutter/pisau, lem fox kuning, sket
plotingan huruf yang sudah di setting di komputer, spon, meteran dll.
2. Mengukur media yang ingin ditempatkan untuk huruf timbul/lettering apakah
sesuai dengan sket plotingan dari komputer.
3. Menentukan ketinggian dari huruf timbul/lettering yang ingin dipasang.
4. Membolongkan sket plotingan untuk patokan dari huruf/lettering yang ingin di
pasang misal ujung huruf atas dan ujung huruf bawah atau tengah yang penting
bisa menjadi patokan setelah sket dicopot.
5. Mengatur sket plotingan yang sudah di bolongi sesuai dengan keinginan lalu di
tempel dengan menggunakan plakban kertas setelah selesai diperhatikan apakah
sudah pas kalau belum diatu kembali sampai pas apa yang diinginkan.
6. Setelah itu bolongan yang menjadi patokan untuk memasang ornamen/lettering
ditandai dengan pensil setelah selesai semua sket dilepas.
7. Ambil ornament tempelkan sesuai patokan yang telah ditandai tadi kemudian
tandai seluruh bidang ornament untuk patokan batasan pengeleman. apabila
semua sudah selesai baru masuk pada proses pengeleman.
8. Karena pemasangan dimedia wallpaper atau gypsum biasa huruf timbul
dibelakangnya sudah dipasang spon , spon inilah yang diberi lem fox kuning
tunggu sampai kering begitu juga media batas yang telah disket sebelumnya
diberi lem hingga kering setelah kedua media kering baru huruf timbul/letering
ditempelkan sesuai posisinya dan sedikit ditekan untuk memastikan telah
melekat dengan baik, begitu seterusnya sampai semua huruf terpasang dengan
baik.
9. Proses finishing dengan memoles kembali huruf timbul yang sudah terpasang,
bersihkan menggunakan sanpoly dan kain bagian ornamen timbul sehingga akan
membuat semakin kilap.

13. SCLUPTURE STREET FURNITURE

Untuk pemasangan SCLUPTURE STREET FURNITURE ditempatkan pada tempat yang


telah disediakan sesua dengan gambar. Adapun untuk jenis dan ragamnya mengikuti
spesifikasi yang telah di tentukan dalam dokumen lelang.

PENERANGAN JALAN UMUM


Persiapan kantor dan sarana kantor

Untuk dapat melaksanakan aktivitas secara rutin di lokasi, maka Penyedia


Jasa harus memiliki kantor proyek di lokasi. Pada saat kontrak ditandatangani,
kantor sudah siap untuk melaksanakan kegiatan proyek.

Untuk keperluan kantor, disewa rumah dengan halaman yang cukup luas. Halaman
yang luas diperlukan untuk penempatan material dan alat kerja, antara lain haspel
kabel, tiang besi, kendaraan operasionil. Keamanannya perlu dijaga agar pekerjaan
tidak terganggu dan berjalan dengan lancar sesuai jadwal.

Sarana kantor diperlukan untuk kelancaran pekerjaan. Antara lain meja-kursi kerja,
lemari arsip, komputer, printer, facsimile.

2) Persiapan SDM sesuai yang dipersyaratkan dan dibutuhkan :

Kesiapan tenaga ahli dan teknisi dibidang kelistrikan khususnya penerangan jalan,
serta tenaga administrasi, keuangan dan logistik sudah siap kerja saat
penandatanganan kontrak. Tenaga ahli dan teknisi dibidang kelistrikan diperlukan
untuk mempersiapkan sistem penerangan jalan umum yang benar serta
perangkat/material yang berkualitas baik. Tenaga teknis ini akan mensupervisi
pelaksanaan pekerjaan.

Tenaga logistik, administrasi dan keuangan akan melakukan pemesanan/pembelian


material/perangkat sehingga menjamin ketersediaan material / perangkat agar
sesuai dengan waktu yang diperlukan. Disamping itu diperlukan juga keteraturan
administrasi pekerjaan.
SDM yang disiapkan menangani proyek terdiri dari:
1. Site manager 1 orang
2. Supervisor Teknis 2 orang
3. Admin dan keuangan 1 orang
4. Logistik 1 orang
5. Tenaga pelaksana lapangan 24 orang

3) Survei lokasi letak pemasangan lampu penerangan

Survei ini dilakukan untuk memastikan kesesuaian lokasi dengan gambar DED (Detail
Engineering Design) yang diterima dari panitia lelang. Jika diperlukan, akan dilakukan
pengukuran jarak untuk menetapkan letak pemasangan tiang. Disamping itu untuk
memeriksa perangkat /material apa saja yang harus dipasang dilokasi tersebut serta
bagaimana situasi sekitar lokasi. Pengamatan situasi ini perlu antara lain untuk
antisipasi mempermudah pengiriman material. Juga antisipasi kebutuhan peralatan
kerja untuk mempermudah pekerjaan. Antara lain kemungkinan diperlukannya alat
khusus untuk mempermudah penggalian pondasi tiang.

Terkait dengan perijinan ke PLN, perlu juga mendata letak lokasi tiang dan nomor tiang
(kalau ada) yang dipakai untuk pemasangan box panel distribusi, nomor Identitas
Pelanggan yang terdekat dan copy rekening pelanggan terdekat.

4) Mempersiapkan gambar kerja secara rinci.

Atas hasil survei, apabila ada ketidak sesuaian antara DED yang diterima dengan
kondisi di lapangan, maka akan dilakukan koreksi atas DED yang diterima. Setelah
itu dipersiapkan gambar instalasi untuk keperluan perijinan ke PLN. Gambar kerja akan
menjadi acuan kerja pelaksana pekerjaan.

5) Persiapan Pembelian Perangkat / material.

Apabila dari hasil survei diperoleh bahwa Daftar Kuantitas dan Harga (BOQ) yang
diterima pada saat lelang tidak ada perubahan, maka kontraktor segera menyusun
kebutuhan material dan perangkat yang harus segera dipesan. Jika ada koreksi atas
BOQ, maka segera dilakukan pembahasan dengan pengawas proyek untuk disepakati
melakukan koreksi seperlunya.

Kebutuhan material / perangkat yang perlu dipersiapkan:


a. Kabel jaringan LVTC 3 x 10 mm
b. Lampu induksi lengkap 80 watt, 120 watt
c. Elektronik Timer-Kontaktor
d. Box panel distribusi
e. Tiang 7 (tujuh) meter, tanpa stang atau dengan stang.
f. Tiang 11 (sebelas) meter,
g. Stang lengkung diameter 2 inch sepanjang 1 – 4 meter
h. Bracket J4
i. MCB 20 ampere dan kelengkapan isi box panel
j. Ground rod 16 mm dan steel wire guy.
k. Material instalasi,

6) Perijinan untuk melaksanakan Pekerjaan.

Agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar, perlu mempersiapkan perijinan


yang terkait dengan peleksanaan pekerjaan. Perijinan yang terkait antara lain :
- Surat Perintah Kerja dari Pemda, sebagai bukti pelaksanaan pekerjaan.
- Memberitahu kelurahan setempat akan adanya pekerjaan pemasangan
penerangan jalan. Pemberitahuan ini untuk menghindarkan timbulnya
salah pengertian dengan petugas kelurahan atau masyarakat setempat.
- Mengajukan permohonan pasang meter baru atau mutasi daya listrik
kepada PLN.

3. BAHAN DAN PERALATAN

Material instalasi antara lain terdiri dari Stainless belt, stopping buckle, alcoa
bandleid konektor, Semen dan pasir, Begel klem dan aksesorisnya, kabel NYM,
Mur baut, terminal kabel, rel MCB, gland kabel, pilot lamp dan pipa spiral.

Pembelian dilakukan langsung ke pabrikan atau ke distributor dan toko


perangkat listrik.Kecuali untuk lampu induksi yang kemungkinan harus
menunggu pengiriman dari import, maka perangkat/material lainnya
diharapkan sudah tersedia dipabrik atau distributor sehingga bisa
dipersiapkan bertahap setiap bulan.

Urutan pengerjaan

1) Pengecekan lapangan sesuai dengan desain gambar yang sudah ada.


2) Untuk lokasi yang tidak ada tiang bantu dapat segera ditarik jaringan kabel
LVTC 3 x 10 mm dengan memasang bracket pada tiap tiang PLN yang dilanjutkan
dengan pemasangan J4 sebagai pengikat kabel LVTC.
3) Pemasangan Box APP,Ground rod,Pipa inforing yang dilanjutkan
pengukuran grounding dan tahanan isolasi. Kemudian dilanjutkan dengan
penyambungan ke jaringan TR(tegangan Rendah) PLN. Setelah itu dilakukan
pengetesan terhadap jaringan yang telah terpasang
4) Pekerjaan selanjutnya adalah pemasangan stang lampu dan lampu induksi
yang dilanjutkan dengan penyambungan ke jaringan yang sudah ditarik.
5) Jika diperlukan adanya tiang bantu, maka pertama-tama dibuat lubang
dengan menggunakan diger sesuai ukuran tiang dan pengecorannya. Setelah
lubang siap, angkur dapat ditanam. Untuk menjamin bahwa tiang benar-benar
pada posisi tegak, diukur dengan menggunakan water pas.
Selanjutnya dilakukan pengecoran pada angkur.
6) Setelah pengecoran benar-benar kering dan tiang dipasang pada base plate.
7) Selanjutnya dilanjutkan sesuai tahapan pada nomor 2).

Perijinan ke PLN sebaiknya diajukan sebelum pekerjaan dilapangan


dikerjakan,dengan melampirkan data-data yang diperlukan
sesuai persyaratan PLN. Diharapkan material di PLN (KWH meter) sudah
tersedia, sehingga ijin pasang secara bertahap dapat dikeluarkan dalam waktu
10 hari setelah pengajuan.

RUANG LINGKUP PELAKSANAAN PEKERJAAN

Ruang Lingkup Pekerjaan Pengadaan Meterisasi terdiri dari pekerjaan sipil dan
pekerjaan elektrikal.
Pekerjaan Sipil terdiri dari penyiapan Pondasi dan penyiapan Tiang2 lampu,
sedangkan Pekerjaan Elektrikal terdiri dari penarikan kabel (Kabel tanah dan
Kabel Udara), pemasangan KWH Meter, Pemasangan Lampu, dan Pentanahan
(Grounding).

PEKERJAAN SIPIL
1. Pondasi ditetapkan menggunakan pondasi pracetak yang telah dilengkapi
dengan tulangan untuk menahan beban vertical dan beban momen tiang lampu.
Pondasi ini dibuat ditempat terpisah dari lokasi pemasangan tiang dan dibuat
secara massal dengan beton readymix untuk mempercepat waktu pelaksanaan.
Pondasi pracetak yang telah matang secara teknis kemudian diangkut ke lokasi
pemasangan.
2. Sementara itu sebelum beton pondasi diangkut ke lokasi, dibuat galian
pondasi sesuai dengan perencanaan dan spesifikasi yang telah ditetapkan. Galian
pondasi ini dibuat dititik tiang pembantu dan tiang PJU ditempatkan.
3. Ditempat lain tiang2 lampu dibuat dan difabrikasi sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditetapkan dalam gambar dan dokumen lelang. Tiang2 tersebut
dibuat dalam jumlah yang sesuai dengan lingkup pekerjaan yang telah
ditetapkan. Dibeberapa lokasi ada tiang yang dipasang sebagai tiang pembantu
sehingga tidak diperlukan stang. Di lokasi lain ditetapkan sebagai tiang lampu
PJU sehingga perlu dipasangi stang sesuai perencanaan (1 meter, 2 meter, 3
meter, satu sisi atau dua sisi sekaligus).
4. Pada lokasi2 tertentu dibuat galian kabel untuk pemasangan kabel bawah
tanah. Galian kabel tersebut ada yang dibuat langsung dipermukaan tanah, tetapi
ada pula yang dibuat dipermukaan jalan beraspal sehingga perlu dilakukan
perusakan permukaan aspal sebelum digali dan kelak harus diperbaiki kembali
setelah kabel terpasang.

PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. Setelah tiang lampu (atau tiang bantu) terpasang maka dilakukan
penarikan kabel udara yang pada setiap tiang dilakukan pengikatan dikedua
arahnya. Beberapa asesoris dan bahan pembantu diperlukan untuk
penyambungan dan pengikatan kabel. Penarikan kabel tersebut dilakukan sesuai
dengan jaringan kabel yang telah direncanakan .
2. Penarikan kabel tanah dilakukan setelah galian kabel selesai dan
dibeberapa lokasi setelah tiang terpasang. Kabel tanah dilindungi dengan pipa
PVC sesuai spesifikasi. Setelah kabel tanah terpasang maka pekerjaan
penimbunan dan perbaikan aspal (kalau ada) harus segera dilakukan untuk
menghindari kehilangan dan gangguan terhadap lingkungan.
3. Pekerjaaan berikutnya adalah penarikan kabel infoor yaitu penarikan kabel
daya dari jaringan PLN ke KWH Meter dan ke lampu2 yang telah ditetapkan
spesifikasi dan besar dayanya.
4. Kemudian dilakukan pemasangan KWH Meter yang sebelumnya harus
dirakit dahulu sesuai dengan bebannya. Untuk merakit KWH Meter ini
dibutuhkan tenaga ahli dan ketrampilan. KWH Meter diletakkan dalam kotak
yang tahan cuaca pada tiang yang telah ditetapkan.
5. Berdekatan dengan KWH Meter tersebut dilakukan pemasangan Power
Electric Timer Switch yang berfungsi menyalurkan dan menghentikan aliran
listrik dari PLN ke lampu2 yang dipasang. Alat ini sangat berguna untuk
melakukan penghematan daya listrik untuk PJU yang bekerja secara otomatis
tergantung waktu yang ditetapkan pengelola.
6. Ada beberapa tiang PJU lama perlu perbaikan sehingga perlu
pembongkaran ornament lama dan perubahannya dengan ornament baru.
7. Setelah semua tiang dan jaringan kabelnya terpasang maka dilakukan
pemasangan lampu PJU baru yang berupa Lampu Induksi untuk PJU baru dan
Lampu LPS sesuai dengan jajaran PJU disekelilingnya.
8. Sementara itu dilakukan pengurusan penambahan daya untuk lampu2 PJU
yang dipasang ke PLN. Pengurusan Ijin ini dapat dilakukan seawal mungkin
karena memerlukan penghitungan bersama antara PLN dengan Pemda.
9. Setelah semua lampu, semua KWH meter, semua Timer-Switch terpasang,
maka dilakukan megger test, dan kemudian live-test. Setelah semua berfungsi
dengan baik maka dilakukan serah terima pekerjaan antara Kontraktor
Pelaksana dengan Pemberi Tugas.
Secara diagram, Pelaksanaan Pekerjaan adalah sebagai berikut :

RINCIAN PEKERJAAN ELEKTRIKAL :


1) Pemasangan kabel jaringan pada tiang PJU
2) Pemasangan kabel infoor
3) Perakitan dan pemasangan box panel distribusi,
4) Pemasangan pentanahan
5) Perijinan pasang sambungan PLN
6) Penarikan kabel jaringan (jaringan udara dan jaringan tanah)
7) Pemasangan tiang dan stang
8) Pemasangan lampu.

1) Pemasangan kabel jaringan pada tiang PJU

Dari kedua arah (atau mungkin juga lebih), Kabel LVTC “dipegang” oleh pengikat
kabel J4. Sementara J4 terkait dengan bracket J4 yang terikat dengan tiang lampu
dengan menggunakan stainless steel strip.
Diantara J4, kabel LVTC akan diberikan spare/ cadangan kabel sekitar 50 cm.
Kabel cadangan ini sangat diperlukan untuk mempermudah perbaikan apabila
terjadi kabel putus. Jika terjadi kabel putus, makaperbaikan cukup melibatkan
gawang yang mengalami kerusakan, tidak perlu mengganggu gawang yang lain.
Namun jika tidak disediakan cadangan kabel, apabila terjadi kabel putus, besar
kemungkinannya harus “menarik” dari gawang yang bersebelahan.
Pemakaian J4 yang terbuat dari aluminium cor untuk menjamin kekuatan
mengikat/ memegang kabelLVTC ukuran 3 x 10 mm. Pemakaian pengikat tipe
lain (J2 atau J5) dikawatirkan kurang kuat dan dapat menimbulkan lepasnya
kabel yang diikat, sehingga harus dilakukan perbaikan. Hal ini jelas akan
merepotkan operasionil.

2) Pemasangan kabel infoor

Kabel infoor adalah kabel penghubung antara JTR (jaringan tegangan rendah)
PLN ke APP atau KWH meter. Kabel infoor tersambung ke JTR dengan
menggunakan Alcoa Bandleid Konektor.

Untuk lebih menjamin keamanan dan estetika, maka kabel infoor akan
dibungkus dengan pipa infoor dimana pipa infoor menempel pada tiang dengan
bantuan stainless belt dan stopping belt. Pada ujung atas pipa infoor dipasang T
pralon untuk menghindarkan masuk nya air hujan kedalam pipa infoor.

Pada ujung bawah, pipa infoor disambung dengan pipa flexible yang masuk ke
box panel distribusi.

3) Perakitan dan pemasangan box panel distribusi

Perangkat yang terpasang pada box panel meliputi :


1. KWH meter dan MCB dari PLN
2. Timer – kontaktor
3. Terminal kabel
4. MCB distribusi
5. Terminal pentanahan

Kecuali KWH meter dan MCB yang dipasang oleh PLN, perangkat lainnya
dipasang/dirakit terlebih dahulu pada loyang box panel. Perakitan dikerjakan di
bengkel, dan dipastikan sudah terpasang semuanya dengan benar sebelum
dibawa ke lokasi dan dipasang pada tiang PJU

Kabel infoor akan disambungkan oleh petugas PLN ke KWH meter. Kabel output
dr KWH meter akan terhubung ke Terminal Kabel.

Dari Terminal Kabel masuk ke terminal Timer Konektor. Saluran netral dari
Terminal Kabel terhubung dengan netral dari Timer Kontaktor. Sementara 3
(tiga) terminal positif pada Timer Kontaktor di by pass menjadi satu dan
terhubung dengan saluran positif dari Terminal Kabel. Output Timer Kontaktor
ada 3 (tiga) terminal, dimana yang 2 (dua) terminal akan tersambung ke MCB
Distribusi, sementara 1 (satu) terminal sebagai cadangan.

MCB Distribusi terdiri dari 4 (empat) unit, masing-masing 2 (dua ) unit mencatu
kesatu arah, sementara 2 (dua) unit lainnya mencatu ke arah lain.
Box panel dilengkapi dengan Terminal Pentanahan. Semua saluran netral, baik
dari ouput KWH meter, Timer Kontaktor, jaringan PJU, disambungkan dengan
Terminal Pentanahan, untuk selanjutnya dikoneksikan dengan pentanahan.

Pada sisi bagian dalam pintu panel dilengkapi dengan wiring diagram
yangmenunjukkan jumlah beban dan jaringan PJU yang dilayani oleh panel
dimaksud.

Box panel distribusi terpasang terikat pada tiang PJU dengan menggunakan
stainless belt dan stopping belt. Penempatan letak pemasangan panel ditentukan
oleh Dinas Teknis dengan memperhatikan jarak antara panel induk dengan
gardu distribusi PLN sependek mungkin.

Ketinggian box panel sekitar 1,5 meter dari permukaan tanah, dengan tujuan
agar angka penunjukkan KWH meter bisa mudah dilihat, disamping untuk tujuan
pengaman dan perawatan.

4) Pemasangan pentanahan.

Ground Rod diameter 16mm² tertanam sedalam 2,4 meter, diperkirakan sudah
bisa memberikan pentanahan yang baik, kurang dari 10 Ohm. Dengan angka
resistansi yang kecil akan lebih menjamin keandalan operasionil perangkat
listrik, karena berkurangnya antara lain gangguan elektrostatik.

Antara Ground Rod dengan Terminal Pentanahan di box panel, dihubungkan


dengan kawat baja diameter 16mm². Untuk keamanan dan estetika, kawat baja
pentanahan dibungkus dengan pipa paralon.

Untuk lebih meningkatkan keandalan pentanahan, maka pada dua tiang PJU yang
terjauh letaknya dari box panel dipasang juga pentanahan.

5) Perijinan pasang sambungan PLN

Untuk pengajuan ijin pemasangan KWH meter ke PLN,diajukan permohonan


pemasangan KWH meter dengan kelengkapan sebagai berikut :
- Surat permohonan meterisasi dan/atau mutasi data dari pelanggan, dalam
hal ini Pemerintah Kota Pekalongan
- Surat kuasa dari Pemda kepada yang mengurus perijinan,
- Gambar lokasi,
- Rekening ID Pelanggan terdekat.

Dikarenakan proses perijinan ke PLN terkadang perlu waktu cukup lama, maka
akan pengajuan perijinan dilakukan segera setelah pekerjaan dimulai atau
bahkan sebelum pekerjaan dimulai. Dengan demikian diharapkan dalam kurun
waktu pelaksanaan pekerjaan yang tidak terlalu lama ini, semua perijinan sudah
diperoleh dan KWH meter sudah bisa terpasang dengan baik.
6) Penarikan jaringan kabel
6. a) jaringan kabel udara.

Saluran 3 (tiga) kabel LVTC dikoneksikan sedemikian rupa (lihat gambar)


sehingga lampu yang bersebelahan tidak tersambung dengan saluran yang sama
. Dengan demikian, jika terjadi gangguan pada salah satu MCB, tidak
mengakibatkan matinya 2 (dua) lampu yang terletak bersebelahan, sehingga
area tersebut tidak mengalami gelap total. Pola interkoneksi ini untuk
memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat.

Penarikan kabel jaringan udara dari tiang ke


tiang memperhatikan beberapapersyaratan :
- Tidak sejajar dengan kabel-kabel telekomunikasi dengan jarak kurang dari
1meter.
- Bila terdapat persilangan dengan kabel_kabel telekomunikasi, maka
jarakminimum kedua kabel harus 30 cm.
- Penarikan jaringan PJU tidak keluar dari batas-batas supply gardu
distribusi PLN.
- Jarak dari titik terendah rentang kabel terhadap pemukaan tanah minimal 5
meter.
- Pada setiap persimpangan jalan, penyambungan dari ujung-ujung jaringan
harus menggunakan tap connector sesuai standard

6.b) Jaringan Kabel Tanah

Kabel tanam terdiri dari 2 (dua) bagian utama :


- Tertanam pada aspal jalan
- Aspal perlu digali dengan jack hammer sedalam minimal 10 cm .
- Dipakai kabel tanah jenis NYY ukuran 4 x 6 mm.
- Kabel dibungkus dengan pipa pralon dan digelar pada dasar galian aspal.
- Diatas pralon ditimbun dengan macadam setebal 5 cm dan paling atas
adalah aspal hormix setebal 2 cm.

- Tertanam pada tanah di pembagi jalan.


- Digali dengan kedalaman 20 cm
- Kabel dibungkus pipa pralon
- Ditimbun dengan tanah dan pemadatan

7) Pemasangan tiang dan stang.

Pemakaian tiang menyesuaikan dengan kondisi sekitarnya.


- Untuk jalan protocol, dimana sudah terpasang tiang hexagonal 11 meter
dengan 2 stang /pole.
- Untuk jalan non protocol dimana sudah terpasang tiang 7 meter dengan
single pole.
- Untuk tiang bantuPJU melengkapi tiang PLN, dipergunakan tiang 7 meter
tanpa pole. Pemasangan stang lampu dengan menggunakan beugel klem.

Tiang galvanise ukuran diameter 5 inchi pada pangkal bawah dan 3


inchi dipangkalatas. Angkur ditanam sedalam 1 (satu) meter, dan untuk
memperkuat kedudukannya, sedalam 30 cm sampai dengan 20 cm diatas
permukaan tanah dicor dengan semen-pasir.

Stang lampu dengan diameter 2 inchi dipasang pada bagian atas tiang dengan
menggunakan pengikat 2 (dua) unit begel klem. Besarnya begel klem ke tiang
lampu disesuaikan dengan diameter tiang.

8) Pemasangan lampu

Pemasangan armature lampu dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :


i. Sebelum armature dipasang :
1) Pelepasan lapisan pelindung lampu
2) Pemeriksaan instalasi didalam armature, pastikan sudah benar.
3) Pengetesan penyalaan lampu

a. Armature terpasang dengan baik dan kokoh pada ujung stang ornament.
Pastikantidak lepas atau menjadi miring akibat getaran angin dan gesekan
ranting pohon.

4. PENGENDALIAN KUALITAS.

Pelaksanaan pekerjaan mengacu kepada gambar kerja yang sudah disepakati


dengan pihak Pemkot serta mempergunakan material / perangkat sesuai yang
diusulkan dalam proposal dan sudah diperiksa oleh panitia lelang.
Sebelum pembelian, supervisor akan meneliti spesifikasi teknis perangkat. Dan
saat material dan peralatan diterima, akan diperiksa dulu oleh supervisor.

Perakitan box panel dilakukan di bengkel dan sebelum dipasang dilapangan juga
tidak terlepas dari pengawasan supervisor.

Tenaga teknis yang melakukan pemasangan adalah tenaga trampildan sudah


banyak berpengalaman dalam pemasangan jaringan PJU. Walaupun demikian,
keberadaan supervisor yang bertindak selaku pengawas pada saat pelaksanaan
pemasangan tetap diperlukan. Supervisor akan mengawasi kualitas pekerjaan
tiap regu agar sesuai dengan gambar kerja yang sudah ditetapkan. Jika terjadi
kesalahan dalam pemasangan, supervisor akan memerintahkan untuk langsung
diperbaiki, sehingga tidak perlu mengulang pekerjaan di hari berikutnya.

Pada tahap akhir pengendalian kualitas dilakukan megger test untuk mengetahui
apakah seluruh system yang dipasang telah benar. Untuk melihat apakah system
dengan seluruh jaringan kabel dan lampu dapat berfungsi dengan baik maka
dilakukan test akhir dimana seluruh system dihidupkan. Dalam test akhir ini
semua lampu harus menyala, Power Electrical Timer Switch harus berfungsi,
KWH Meter bekerja dengan baik, dan tidak ada gangguan pada kabel akibat
beban yang berlebih.

5. PENYERAHAN PEKERJAAN

Pelaksanaan pekerjaan diupayakan per wilayah kecamatan. Setiap selesai


pekerjaan per kecamatan, maka kontraktor mengajukan permintaan secara
tertulis kepada PPK untuk pemeriksaan pekerjaan. Kontraktor akan
mendampingi petugas yang melaksanakan pemeriksaan pekerjaan. Apabila
terdapat kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil pekerjaan, kontraktor
akan memperbaiki/menyelesaikannya. Dengan konsep tersebut apabila
dimungkinkan (harus dimuat dalam kontrak) maka dapat dilakukan Partial
Hand-Over (Penyerahan Pekerjaan per Bagian) dari Kontraktor kepada Pemberi
Tugas.

Dengan pelaksanaan pekerjaan per wilayah kecamatan, maka setiap selesai 1


(satu) kecamatan, Pemkot Pekalongan dapat segera mengajak PLN untuk
melakukan survei bersama. Survei ini untuk menetapkan mana lampu PJU yang
masih belum dipasang KWH meter dan mana lampu PJU yang sudah bermeter.
Bagi lampu PJU yang belum dipasang KWH meter maka dikenakan tagihan
abonemen. Dan bagi lampu PJU yang sudah tersambung ke KWH meter maka
dikenakan tagihan berdasarkan angka meter.

PEKERJAAN PASCA PELAKSANAAN

PEMERIKSAAN PEKERJAAN 100%

Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan kemudian diadakan


pemeriksaan lapangan oleh tim Panitia Pemeriksa Pekerjaan.
AMANDEMEN
Hasil dari Pemeriksaan kemudian dituangkan dalam berita acara Serah Terima
I kepada pengguna jasa dan apabila terjadi perubahan volume ataupun
perubahan design pada saat pelaksanaan maka dituangkan dalam
amandemen.
AS BULIT DRAWING
Gambar As built drawing dibuat mengacu pada keadaan yang sebenarnya di
lapangan.
FOTO 100%
Setelah pekerjaan mencapai prestasi 100% kemudian diambil gambarnya
dengan posisi mengacu pada hasil foto 0% dan 50%.
PENYERAHAN I (PHO)
Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan dan sudah diperiksa oleh
Tim Pemeriksa Kegiatan kemudian dilakukan penyerahan pekerjaan tahap I
(PHO) oleh penyedia jasa kepada pengguna jasa.
PEMELIHARAAN
Sebagaimana yang telah ditentukan dalam Dokumen Lelang bahwa
Pelaksana/ kami akan melaksanakan waktu pemeliharaan pekerjaan minimal
180 (Seratus delapan puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal Serah
Terima I (Pertama) pekerjaan pelaksanaan. Selanjutnya setelah masa
waktu pemeliharaan pekerjaan tersebut berakhir, akan dilakukan pemeriksaan
lapangan kembali guna diadakan Serah Terima II (Kedua) pekerjaan
pelaksanaan.

PENYERAHAN II (FHO/ Final Hand Over)


Setelah masa pemeliharaan selesai dan semua kerusakan yang terjadi selama
masa pemeliharaan telah diperbaiki untuk selanjutnya dilakukan penyerahan
kedua (FHO).

PENUTUP

Dengan dibuatnya metode pelaksanaan ini diharapkan dapat memberikan


gambaran bagaimana dan langkah–langkah apa saja yang akan dilaksanakan
dalam pengerjaan pekerjaan tersebut. Kesemuanya itu untuk mendukung
kelancaran jalannya proyek sehingga proyek dapat selesai tepat waktu namun
semua pekerjaannya selesai dengan baik dan optimal sehingga Owner selaku
pemilik proyek tidak merasa kecewa dan dirugikan. Kamipun akan merasa puas jika
telah menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu atau sesuai dengan jangka
panjang waktu pelaksanaan yang ditetapkan namun dengan hasil yang optimal.

Serang, 22 Maret 2019


Penawar,
CV. MAHKOTA SELATAN

LUKI ALAMSYAH
Direktur

Anda mungkin juga menyukai