Sesuai permintaan sebagaimana yang tertuang dalam Dokumen Lelang dan Berita
Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing), serta Daftar kuantitas Pekerjaan (Bill Of
Quantity) dan jadwal waktu pelaksanaan.
Site facilities plan dibuat berdasarkan kebutuhan per periode waktu pekerjaan,
dimana site facilities plan seyogyanya dibuat ideal untuk jangka waktu yang efektif
sehingga tidak terlalu banyak merevisi site facilities plan.
Lalu lintas keluar masuk kendaraan proyek atau jalan kerja akan diproteksi /
dibatasi dengan menggunakan barikade dan rambu-rambu sehingga memperkecil
kemungkinan
terhadap kecelakaan lalu lintas, gangguan keamanan, ketertiban maupun gangguan yang
lain. Barang-barang dan material yang tidak akan digunakan lagi untuk kebutuhan
langsung pada pekerjaan sesegera mungkin akan dikeluarkan dari site.
REKAYASA LAPANGAN
FORM REQUEST
1. Kami akan mengajukan Formulir Request kepada pihak Direksidan Konsultan
beserta Data Pendukungnya bertujuan untuk memastikan persetujuan selambat-
lambatnya dalam waktu 2x24 jam sebelum memulai pelaksanaan di lapangan.
2. Segera setelah dipelajari dan disetujui oleh Wakil Direksi Pekerjaan maka kami akan
mulai pekerjaan tersebut.
3. Apabila pada tanggal rencana pelaksanaan pekerjaan belum ada keputusan dari
Direksi Pekerjaan, maka Kami dapat memulai pekerjaan dibawah pengawasan Tim
Supervisi, dan persetujuan untuk Request yang bersangkutan harus tetap diterbitkan
oleh Direksi Pekerjaan.
4. Semua Rekaman Pemeriksaan Request disimpan di Kantor Wakil Direksi Pekerjaan
di bawah pengendalian Supervision Engineer.
UMUM
MOBILISASI ALAT DAN BAHAN
A. Lingkup Pekerjaan
Pengangkutan alat berat dan peralatan ringan beserta dengan kelengkapan dan
pendukungnya. Seluruh bantuk alat yang diperlukan dalam melaksanakan
pekerjaan harus disediakan oleh pelaksana dalam jumlah yang cukup dan kondisi
baik. Pengangkutan material dilaksanakan secara periodik disesuaikan dengan
kebutuhan pada saat pelaksanaan, jumlah material harus cukup dan dalam
keadaan baik.
Seluruh jenis alat yang akan dipakai harus dilengkapi buktikepemilikan atau sewa,
seluruh jenis material yang masuk kedalam lokasi pekerjaan dan akan dipakai,
harus diperiksa terlebih dahulu oleh pengawas dan direksi lapangan untuk
mendapat persetujuan pemakaianya. Dan dituangkan dalam daftar material siap
pakai. Material dengan kondisi cacat bentuk atau kualitasnya serta tidak terdaftar
dalam standarisasi yang berlaku tidak diijinkan untuk dipakai.
C. Metode Pelaksanaan
Mobilisasi alat dan bahan harus memperhatikan keselamatan, keamanan dan
ketertiban serta mematuhi peraturan yang berlaku.
BIAYA K3
1. Pihak Kami akan membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk
identifikasi bahaya, Penilaian risiko dan pengendaliannya secara berkesinam-
bungan sesuai dengan Rencana K3Kontrak (RK3K) yang telah disetujui oleh MK.
Pihak Kami akan melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan
risiko K3 tinggi atau sekurang kurangnya Petugas K3 Konstruksi pada
paketpekerjaan dengan risiko K3 sedang dankecil. Ahli K3 Konstruksi atau
Petugas K3 bertugas untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
Sistem Manajemen K3 Konstruksi. Tingkat risiko K3 ditetapkan oleh Pengguna
Jasa.
2. Pihak Kami akan membentuk PanitiaPembina K3 (P2K3) bila: jumlah pekerja
paling sedikit 100 orang.
3. Pihak Kami akan melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi.
4. Pihak Kami akan melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang
memang perlu dilakukan kaji ulang)setiap bulan secara berkesinambungan
selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung.
Jika disimpan dalam kontainer, kami pastikan kontrainer bersih dan terlindungi dari
kontaminasi dan panas;dikosongkan dan diisi air minum setiap hari dari sumber
yang memenuhi standar kesehatan.
PENERANGAN
a. Penyediaan penerangan harus di seluruh tempat kerja, termasuk di ruangan,
jalan, jalan penghubung, tangga dan gang. Semua penerangan dapat
dinyalakan
ketika setiap orang melewati atau menggunakannya.
b. Penerangan tambahan harus disediakan untuk pekerjaan detil, proses
berbahaya, atau jika menggunakan mesin.
c. Penerangan darurat yang memadai.
PEMELIHARAAN FASILITAS
Pihak Kami akan menjamin terlaksananya pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang
disediakan dalam kondisi bersih dan higienis, serta dapat diakses secara
nyaman oleh pekerja.
VENTILASI
a. Seluruh tempat kerja mempunyai aliran udara yang bersih.
b. Pada kondisi tempat kerja yang sangat berdebu misalnya tempat pemotongan
beton, penggunaan bahan kimiaberbahaya seperti perekat, dan pada kondisi
lainnya, Pihak Kami akan menyediakan alat pelindung nafasseperti respirator
dan pelindung mata.
JALAN BETON
Galian Tanah Biasa
Pekerjaan ini meliputi semua galian dalam batas rencana yang ada dalam
gambar, pemindahan, pengangkutan, pemanfaatan atau pembuangan,
pembentukan bidang galian dan penyempurnaan bidang galian terbuka,
sesuai spesifikasi dan garis, ketinggian, kelandaian, ukuran dan penampang
melintang yang tercantum dalam gambar dan petunjuk Konsultan Pengawas.
Metode Pelaksanaan :
Plester 1 PC : 4 PP T:15 cm
Pastikan semua titik instalasi sudah direncakan agar tidak mengulang
pekerjaan. Dan beri tanda pada titik instalasi ,serta benanmkan kabel
pada pvc agar terhindar dari air yang meresap saat dilakukan
penyiraman.
Lakukan penyiraman terhadap permukaan dinding yang akan di plester.
Pembuatan mortal plesteran dengan pencampuran adukan kering mortar
MU-100 dengan air hingga homogen dan rata menggunakan adukan
mekanis (molen) atau manual dalam wadah adukan.
Membuat acuan plesteran (point) dengan ketebalan yang ditentukan pada
sisi tembok yang akan diplester dengan jarak antara 1.5 meter vertical.
Memplester atau menghubungkan antara acuan plesteran dengan mortar
lalu diratakan dengan jidar membentuk satu garis lurus vertical.
Setelah pekerjaan plesteran selesai lakukan penyiraman secukupnya agar
tidak terjadi keretakan pada permukaan.
Siapkan peralatan acian dan mortar acian yaiutu mixing antara adukan
kering MU-200 dengan air.
Sebelum mengaci usapkan air pada permukaan plesteran agar permukaan
plesteran dapat menyerap air semen dengan baik.
Lalu laburkan mortar acian di permukaan plesteran usapkan dengan rata
dengan peralatan.
Haluskan permukaan acian yang sudah kering dengan mengamplas
menggunakan kertas semen hingga rata dan halus.
Pek. Membuat Acian
Sebelum di Aci, maka permukaan yang akan di Aci harus dibersihkan terlebih
dahulu dengan sikat baja yang dibasahi dengan air Mempersiapkan alat dan
bahan; bahan yang digunakan adalah bahan semen dengan mutu baik yang
memenuhi persyaratan sebagai bahan Acian serta telah mendapat persetujuan
dari direksi pekerjaan. Sementara air yang digunakan dalam campuran harus
bebas dari kotoran debu minyak dll yang dapat menghambat terjadinya ikatan
antara bidang Acian dengan pasangan.
Pekerjaan ini dilaksanakan untuk pekerjaan lapis pondasi. Metode kerja dari
pekerjaan ini adalah sebagai berikut:
Sebelum melakukan pekerjaan harus dibuat dulu request dan
diserahkan kepada direksi untuk disetujui.
Sebelum melaksanakan pekerjaan ini dilakukan terlebih dahulu
pengujian material (Qualitycontrol) Agregat kelas B yang akan digunakan dan
pada saat pelaksanaan sesuai Spesifikasi Teknik yang disyaratkan.
Material agregat Kelas B dicampur di Basecamp dengan menggunakan
wheel loader dengan komposisi sesuai Quality control yang telah disetujui
kemudian material Agregat B dibawa ke lokasi pekerjaan menggunakan
dump truck.
Material Agregat kelas B dihampar dengan motorgrader dan alat bantu,
dan dengan ketebalan padat sesuai gambar rencana.
Hamparan pondasi agregat disiram air dengan menggunakan Water
TankTruck (sebelum pemadatan)dan dipadatkan dengan menggunakan
vibratoryroller.
Selama pemadatan, sekelompok pekerja akan merapihkan tepi
hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.
Setelah dilaksanakan pekerjaan ini dilakukan pengetesan kepadatan
lapangan dengan test Sand Coneuntuk mengetahui kepadatan yang
disyaratkan dalam spesifikasi teknis
LAPIS PONDASI BATU KAPUR (Limestone) T.30 CM
1. Pengangkutan materia ke lokasi pekerjaan menggunakan dump truck dan
loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader. Pengecekan dan
pencatatan volume material dilakukan pada saat penghamparan agar tidak
terjadi kelebihan disatu tempat dan kekurangan material di tempat yang lain.
2. Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader
dalam tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
(a) kondisi cuaca;
(b) panjang hamparan, lebar hamparan, dan tebal hamparan;
(c) material yang tidak dipakai dipisahkan dan di tempatkan pada lokasi
yang telah ditetapkan
3. Pemadatan material pemadatan dilakukan dengan menggunakan vibro roller
dan PTR, Dimulai dari bagian tepi ke bagian tengah. Setelah pemadatan
selesai alat pemadatan dipindahkan ke jalur sebelahnya dengan over leving
1/8 panjang drum dan seterusnya hingga mencapai area
pemadatan.Pemadatan dilakukan dengan jumlah passing sesuai dengan hasil
trial compaction.
Metode Pelaksanaan :
Pembengkokan baja tulangan dilakukan secara hati-hati dan teliti, sesuai dengan
aturan dalam SKSNI.Pembengkokan tersebut harus dilakukan oleh tenaga yang
ahli, dengan menggunakan alat-alat sedemikianrupa sehingga tidak
menimbulkan cacat, patah dan retak-retak pada batang baja.
Acuan dibuat dari bahan yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi , seperti
kayu dan multiplex/triplex dengantebal minimum 5 mm, atau bahan lain
yang diinstruksikan oleh Manajemen Konstruksi, serta memenuhi syarat-syarat
kekuatan dan daya tahan, serta mempunyai permukaan yang baik untuk
pekerjaan finishing pada bagianyang berada di atas permukaan tanah (bila ada).
Pihak Kami memberikan contoh dari perhitungan kekuatanbahan yang akan
dipakai untuk acuan, untuk disetujui oleh Manajemen Konstruksi .
Adukan beton berupa “ready mixed concrete”dengan mutu beton k-125 dan
memenuhi syarat-syarat SKSNI. Di lokasi batching plant. yang disiapkan
sebelumnya, Pihak Kami mengadakan/membuat adukan beton menurut
komposisi adukan dan proporsi campuran yang baik, dan bertanggung jawab
penuh atas kekuatan beton yang disyaratkan. Penggunaan air sedemikian rupa
sehingga dapat menghasilkan beton dengan kinerja yang baik. Sebelumproduksi
beton, Pihak Kami diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk
mendapatkan proporsi campuran yang menghasilkan beton dengan mutu dan
kinerja seperti yang disyaratkan, untuk disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
Dalam hal ini adukan percobaan perlu dibuat dalam beberapa proporsi
campuran yang berbeda (utama dan pendamping) untuk mendapatkan
campuran yang optimum. Proporsi campuran bahandasar beton ditentukan
sedemikian agar beton yang dihasilkan memberkan kekuatan tekan dan tingkat
kelecakan (workability) serta konsistensi yang memungkinkan pengerjaan beton
(penuangan, peralatan dan pemadatan) secara “mudah” ke dalam acuan dan ke
sekitar tulangan, tanpa menimbulkan kemungkinan segregasi agregat dan
terpisahnya air (bleeding) secara berlebihan.
Bila tempat pengadukan beton (batching plant) tidak berada di lokasi pekerjaan,
maka adukan beton secepatnya dibawa ke tempat pengecoran, untuk
menghindarkan sudah terjadinya setting di awal atau degradasi mutu beton
akibat waktu transportasi yang lama. Dalam hal ini penggunaan alat transportasi
pengangkut adukan beton haruslah mendapat persetujuan Manajemen
Konstruksi. Semua alat pengangkut yang dipergunakan selalu dibersihkan dari
sisa-sisa adukan beton yang mengeras.
Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat yang akan dicor terlebih dahulu
dibersihkan dari segala kotoran(potongan kayu, batu, tanah dan lainlain) dan
dibasahi dengan air semen.
Sama sekali tidak diperkenankan mengadakan pengecoran beton sebelum besi
yang terpasang telah diperiksadan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
Pengecoran dilakukan secara berlapis dan kontinyu, atau dengan metode
pengecoran yang diusulkan PihakKami dan disetujui oleh Manajemen
Konstruksi, dengan memperhatikan cara atau urutan pengecoran karenavolume
pengecoran yang cukup besar, agar tidak terjadi cold joint dan juga menghindari
kemungkinandegradasi atau kerusakan beton akibat panas hidrasi yang
berlebihan. Untuk itu, sebelum pengecorandilaksanakan, Pihak
Kami menyampaikan usulan prosedur pengecoran yang optimum kepada
ManajemenKonstruksi, dengan memperhatikan semua aspek terutama masalah
panas hidrasi pada beton massa sepertitersebut di atas, untuk mendapatkan
persetujuan Manajemen Konstruksi.
Bila pengecoran dihentikan untuk kemudian dilanjutkan dalam waktu lebih dari
24 jam, atau bila dipandangperlu oleh Manajemen Konstruksi, maka permukaan
beton lama yang akan disambung terlebih dahuludibersihkan dan bila perlu
dikasarkan dengan menyikat, atau dengan cara lain bila betonnya sudah
sangatmengeras, ditambahkan lapisan tipis bonding additive sejenis epoxy resin
atau setara, atau minimal disiramdengan air semen dan selanjutnya baru dicor
dengan beton baru. Tempat dimana pengecoran akan dihentikanmendapat
persetujuan Manajemen Konstruksi.
Agar supaya kualitas beton yang digunakan dapat dikontrol dengan baik sesuai
spesifikasi dan standar yangada, maka selama proses pengecoran, perlu
dilakukan uji slump dan pengambilan contoh benda uji, dengandisaksikan oleh
Manajemen Konstruksi. Prosedur uji slump, jumlah dan cara pengambilan
contoh benda uji dancontoh cetakannya sesuai dengan
SKSNI dan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari ManajemenKonstruksi.
Dalam segala hal jumlah benda uji yang diambil tidak kurang dari 30 (tiga
puluh) buah untukpengecoran pile cap, yang harus diambil minimal 1 buah
benda uji setiap 5 m
pengecoran beton untuk volume pengecoran yang kurang dari 300 m3 atau
minimal 1 buah benda uji setiap 10 m 3 pengecoran beton untukvolume
pengecoran yang lebih dari 300 m3, dalam bentuk silinder berdiameter 150 mm
dan tinggi 300 mm.15.
Untuk mengetahui kualitas mutu beton yang sudah dilaksanakan, maka contoh
benda uji beton diperiksadengan uji tekan hancur pada umur 3 (tiga) hari, 7
(tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan) hari. Proporsi jumlahuji tekan
(pada umur beton yang berbeda) mendapatkan persetujuan Manajemen
Konstruksi. Hasil uji tekansegera disampaikan kepada Manajemen Konstruksi
untuk di evaluasi.
Metode Pelaksanaan :
Pembengkokan baja tulangan dilakukan secara hati-hati dan teliti, sesuai dengan
aturan dalam SKSNI.Pembengkokan tersebut harus dilakukan oleh tenaga yang
ahli, dengan menggunakan alat-alat sedemikianrupa sehingga tidak
menimbulkan cacat, patah dan retak-retak pada batang baja.
Acuan dibuat dari bahan yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi , seperti
kayu dan multiplex/triplex dengantebal minimum 5 mm, atau bahan lain
yang diinstruksikan oleh Manajemen Konstruksi, serta memenuhi syarat-syarat
kekuatan dan daya tahan, serta mempunyai permukaan yang baik untuk
pekerjaan finishing pada bagianyang berada di atas permukaan tanah (bila ada).
Pihak Kami memberikan contoh dari perhitungan kekuatanbahan yang akan
dipakai untuk acuan, untuk disetujui oleh Manajemen Konstruksi .
Adukan beton berupa “ready mixed concrete”dengan mutu beton K-300 dan
memenuhi syarat-syarat SKSNI. Di lokasi batching plant. yang disiapkan
sebelumnya, Pihak Kami mengadakan/membuat adukan beton menurut
komposisi adukan dan proporsi campuran yang baik, dan bertanggung jawab
penuh atas kekuatan beton yang disyaratkan. Penggunaan air sedemikian rupa
sehingga dapat menghasilkan beton dengan kinerja yang baik. Sebelumproduksi
beton, Pihak Kami diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk
mendapatkan proporsi campuran yang menghasilkan beton dengan mutu dan
kinerja seperti yang disyaratkan, untuk disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
Dalam hal ini adukan percobaan perlu dibuat dalam beberapa proporsi
campuran yang berbeda (utama dan pendamping) untuk mendapatkan
campuran yang optimum. Proporsi campuran bahandasar beton ditentukan
sedemikian agar beton yang dihasilkan memberkan kekuatan tekan dan tingkat
kelecakan (workability) serta konsistensi yang memungkinkan pengerjaan beton
(penuangan, peralatan dan pemadatan) secara “mudah” ke dalam acuan dan ke
sekitar tulangan, tanpa menimbulkan kemungkinan segregasi agregat dan
terpisahnya air (bleeding) secara berlebihan.
Bila tempat pengadukan beton (batching plant) tidak berada di lokasi pekerjaan,
maka adukan beton secepatnya dibawa ke tempat pengecoran, untuk
menghindarkan sudah terjadinya setting di awal atau degradasi mutu beton
akibat waktu transportasi yang lama. Dalam hal ini penggunaan alat transportasi
pengangkut adukan beton haruslah mendapat persetujuan Manajemen
Konstruksi. Semua alat pengangkut yang dipergunakan selalu dibersihkan dari
sisa-sisa adukan beton yang mengeras.
Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat yang akan dicor terlebih dahulu
dibersihkan dari segala kotoran(potongan kayu, batu, tanah dan lainlain) dan
dibasahi dengan air semen.
Sama sekali tidak diperkenankan mengadakan pengecoran beton sebelum besi
yang terpasang telah diperiksadan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
Pengecoran dilakukan secara berlapis dan kontinyu, atau dengan metode
pengecoran yang diusulkan PihakKami dan disetujui oleh Manajemen
Konstruksi, dengan memperhatikan cara atau urutan pengecoran karenavolume
pengecoran yang cukup besar, agar tidak terjadi cold joint dan juga menghindari
kemungkinandegradasi atau kerusakan beton akibat panas hidrasi yang
berlebihan. Untuk itu, sebelum pengecorandilaksanakan, Pihak
Kami menyampaikan usulan prosedur pengecoran yang optimum kepada
ManajemenKonstruksi, dengan memperhatikan semua aspek terutama masalah
panas hidrasi pada beton massa sepertitersebut di atas, untuk mendapatkan
persetujuan Manajemen Konstruksi.
Bila pengecoran dihentikan untuk kemudian dilanjutkan dalam waktu lebih dari
24 jam, atau bila dipandangperlu oleh Manajemen Konstruksi, maka permukaan
beton lama yang akan disambung terlebih dahuludibersihkan dan bila perlu
dikasarkan dengan menyikat, atau dengan cara lain bila betonnya sudah
sangatmengeras, ditambahkan lapisan tipis bonding additive sejenis epoxy resin
atau setara, atau minimal disiramdengan air semen dan selanjutnya baru dicor
dengan beton baru. Tempat dimana pengecoran akan dihentikanmendapat
persetujuan Manajemen Konstruksi.
Agar supaya kualitas beton yang digunakan dapat dikontrol dengan baik sesuai
spesifikasi dan standar yangada, maka selama proses pengecoran, perlu
dilakukan uji slump dan pengambilan contoh benda uji, dengandisaksikan oleh
Manajemen Konstruksi. Prosedur uji slump, jumlah dan cara pengambilan
contoh benda uji dancontoh cetakannya sesuai dengan
SKSNI dan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari ManajemenKonstruksi.
Dalam segala hal jumlah benda uji yang diambil tidak kurang dari 30 (tiga
puluh) buah untukpengecoran pile cap, yang harus diambil minimal 1 buah
benda uji setiap 5 m
pengecoran beton untuk volume pengecoran yang kurang dari 300 m3 atau
minimal 1 buah benda uji setiap 10 m 3 pengecoran beton untukvolume
pengecoran yang lebih dari 300 m3, dalam bentuk silinder berdiameter 150 mm
dan tinggi 300 mm.15.
Untuk mengetahui kualitas mutu beton yang sudah dilaksanakan, maka contoh
benda uji beton diperiksadengan uji tekan hancur pada umur 3 (tiga) hari, 7
(tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan) hari. Proporsi jumlahuji tekan
(pada umur beton yang berbeda) mendapatkan persetujuan Manajemen
Konstruksi. Hasil uji tekansegera disampaikan kepada Manajemen Konstruksi
untuk di evaluasi.
Metode pelaksanaan
Pengukuran dilakuakn dengan alat ukur untuk pengukuran kawasan, stak
out leveling. Untuk dimensi dengan akurasi tinggi maka harus
dilaksanakan pengukuran ulang secara manual jarak as terdekat.
Dilaksanakan oleh tenaga ahli surveyor. Pengukuran dan pemasangan
bouwplank. Ukuran pokok peil lantai mengikuti Exsiting. Untuk patok-
patok digunakan kayu ukuran 5/7 cm atau Ø 8 cm, sedangkan bowplank
digunakan papan kayu berukuran 2/20 cm dengan panjang 3.00 m.
2. PEKERJAAN SONDIR
Sondir dilakukan dengan alat sondir ringan yang mempunyai kapasitas tekan
maksimal 2,5 ton. Sondir tersebut dilengkapi dengan 4 buah angker ulir
dengan diameter 40 cm dan biconus type Bagemann yang mempunyai luas
penampang konus 10 cm² dan luas selubung gesek 150 cm².
Grafik sondir disajikan dalam tekanan konus qc, dan jumlah hambatan
pelekat (JHP), versus kedalaman. Pembacaan sondir dilakukan selang
interval 20 cm. Spesifikasi pelaksanaan Sondir adalah sebagai berikut :
Pondasi cerucuk yaitu salah satu jenis pondasi yang biasanya digunakan pada
didaerah dengan kondisi tanah yang kurang stabil seperti jenis tanah lembek
ataupun tanah gambut dengan elevasi muka air yang cukup tingggi. Ketinggian
pondasi cerucuk dapat dipengaruhi oleh muka air pasang surut. Untuk
perencanaan kedalaman dan jarak anatara tiang pancang harus dilakukan
berdasarkan pemeriksaan tanah.
1. Gergaji kayu
2. Kapak
3. Palu 5 kg
4. Linggis
5. Cangkul
6. Alat pengangkut tanah
7. Alat pancang cerucuk
8. Alas pemukul tiang
9. Perancah atau platform dari susunan drum-drum dan papan kayu
10. Back Hoe atau Excavator
11. Mesin Las
Lapisan pasir urug harus dipadatkan dengan cara ditimbris / stemper setelah
terlebih dahulu disiram air secara merata sehingga urugan pasir tersebut benar-
benar padat. Pasir urug yang akan digunakan harus bebas dari berbagai kotoran
pengganggu dan sampah organik maupun non organik. Ukuran ketebalan pasir
urug adalah 5 CM.
1. PEKERJAAN PEMANCANGAN
Pekerjaan ini meliputi :
Pengadaan Tiang Pancang Beton (20x20)
Mobilisasi dan Demobilisai alat pancang
Pemancangan tiang pancang beton
Pekerjaan Pemotongan / bobok tiang pancang
METODE PELAKSANAAN PONDASI TIANG PANCANG
Tiang pacang harus dirancang, dicor dan dirawat untuk memperoleh kekuatan yang
diperlukan sehingga tahan terhadap pengangkutan, penanganan, dan tekanan akibat
pemancangan tanpa kerusakan. Tiang pancang segi empat harus mempunyai sudut-sudut yang
ditumpulkan. Pipa pancang berongga (hollow piles) harus digunakan bilamana panjang tiang
yang diperlukan melebihi dari biasanya.
Baja tulangan harus disediakan untuk menahan tegangan yang terjadi akibat pengangkatan,
penyusunan dan pengangkutan tiang pancang maupun tegangan yang terjadi akibat
pemncangan dan beban-beban yang didukung. Selimut beton tidak boleh kurang dari 40 mm
dan bilamana tiang pancang terekspos terhadap air laut atau korosi lainnya, selimut beton
tidak boleh kurang dari 75 mm.
Pemancangan tiang
Penyambungan tiang
Kepala tiang
4. Pemacangan
Kepala tiang pancang harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel.
Tiang pancang diikatkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik sehingga tiang
pancang masuk pada bagian alat.
Bila kedalaman pemancangan lebih dalam dari pada panjang tiang pancang satu
batang, maka perlu dilakukan penyambungan dengan tiang pancang kedua, yaitu
dengan pengelasan.
Gambar 9 Penyambungan Tiang Pancang dengan Pengelasan
Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu sesuai
dengan perencana atau Direksi Pekerjaan. Selanjutnya dilakukan pemancangan di titik
berikutnya dengan langkah yang sama.
2. PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN KEMBALI
a. Galian Tanah Biasa 0-1 M (Pile Cap)
Bentuk dan dimensi disesuaikan dengan gambar diatas dan intruksi
pengawas lapangan dan direksi.
Sebelum pekerjaan dimulai, harus ditentukan terlebih dahulu profil dan
bentuk kontruksi, dengan pengukuran dan pematokan.
Tentukan level rencana dan level galian rencana.
Galian menggunakan alat gali yang layak pakai.
Permukaan tanah dibentuk dan diratakan.
Galian tanah yang dimaksud adalah pekerjaan galian tanah untuk Pile
Cap. dan galian minor pada perataan tanah levelling untuk pondasi tiang
pancang pada gedung , dimensi dan bentuk mengacu gambar.
Tanah sisa galian dibuang / dipindahkan ke area yang membutuhkan
timbunan dan mempunyai rencana elevasi lebih tinggi dari permukaan
rencana.
Hasil galian tanah harus sesuai dengan bentuk profil pada gambar kerja.
Setelah pekerjaan selesai, kami akan melaporkan kondisi tersebut untuk
mendapatkan persetujuan.
Lapisan pasir urug harus dipadatkan dengan cara ditimbris / stemper setelah
terlebih dahulu disiram air secara merata sehingga urugan pasir tersebut
benar-benar padat. Pasir urug yang akan digunakan harus bebas dari
berbagai kotoran pengganggu dan sampah organik maupun non organik.
Ukuran ketebalan pasir urug adalah 5 CM.
3. PEKERJAAN BETON
a. Rabat Beton Tumbuk Bawah Lantai T = 5 cm
Persyaratan Beton :
1. Untuk pekerjaan ini mutu beton yang digunakan adalah beton tumbuk K-
175 (Site Mix) dengan tinggi 5 cm
2. Site Mix di lapangan dengan campuran yang telah mendapat rekomendasi
dari laboratorium berdasarkan hasil test lab.
3. Untuk beton tidak bertulang adukan dibuat dengan campuran sesuai
dengan spesifikasi teknis dengan perbandingan volume.
Persyaratan Bahan :
Semen
1. Semen yang digunakan harus terdiri satu jenis merek dari mutu yang baik
dan disetujui oleh Direksi. Semen yang telah mengeras sebagian atau
seluruhnya tidak diperkenankan untuk digunakan. Untuk menghindari
terjadinya hal tersebut diatas, Kami akan memperhatikan syarat-syarat
penyimpanan semen yang baik. SNI dan SII dengan type I.
2. Semen yang dipakai Portland semen satu merek yang telah disyahkan /
disetujui oleh yang berwenang dan memenuhi syarat sebagaimana yang
diuraikan dalam SNI – 03-2847-2002.
3. Dalam pengangkutan semen harus terlindungi dari hujan, harus
diterimakan dalam kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup
rapat.
4. Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya dan robek-robek tidak
diperkenankan penggunaannya, kecuali untuk pekerjaan bukan beton.
5. Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak
diperbolehkan untuk dipergunakan.
6. Semen yang didatangkan ke lokasi, harus disimpan pada gudang yang
mempunyai ventilasi cukup dan tidak terkena air, sehingga terjamin tidak
akan rusak dan atau tercampur bahan lain yang dapat merusak mutu
beton. Diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari
lantai, tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melebihi 2 m.
7. Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru
datang tidak boleh dilakukan di atas timbunan yang telah ada dan
pemakaian semen harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.
Pasir Beton
1. Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas
dari bahan organis, lumpur dan sebagainya. Sesuai dengan persyaratan
yang tercantum di dalam SNI 03-2847-2002. Untuk menghasilkan mutu
beton yang baik, Kontraktor dilarang menggunakan abu batu dan
sejenisnya.
2. Agregat pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari seluruh macam
kotoran baik bahan organik maupun lumpur, tanah, karang, garam dan
sebagainya sesuai dengan syarat dan peraturan yang berlaku.
3. Bahan agregat pasir dan kerikil harus didatangkan dari tempat-tempat
yang telah disetujui mutunya oleh Direksi Lapangan.
4. Bahan agregat pasir dan kerikil harus disimpan di tempat yang bersih,
yang keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran
satu sama lain.
5. Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan.
6. Hanya pasir beton yang dapat dipergunakan untuk pekerjaan beton.
Urutan Pekerjaan :
Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana. Buat
adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr : 5Krl mutu beton
K-175 Site Mix atau B-0 dengan menggunakan molen. Pastikan bahwa lokasi yang
akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir dengan ketebalan yang
sesuai rencana dan telah diratakan. Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai
kerja dari sampah atau kotoran. Pasang patok dan leveling lantai kerja yang
diperlukan sebagai acuan untuk menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih
dahulu dibuat kepalaan dengan jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember. Adukan
lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan
tarikan benang dari patok level satu dengan yang lainnya.
Pile cap merupakan elemen struktur yang berfungsi untuk menyebarkan beban
dari kolom ke tiang-tiang. Baca pile cap disini. Metode pelaksanaan pile cap
adalah sebagai berikut :
1. Persiapan
Pekerjaan pile cap diawali dengan pekerjaan persiapan, yaitu menentukan as
pile cap dengan menggunakan theodolit dan waterpass berdasarkan
shop drawing yang dilanjutkan dengan pemasangan patok as pile cap.
2. Pekerjaan Galian, kedalaman penggalian disesuaikan dengan dimensi pile
cap.
6. Pekerjaan pengecoran
Pengecoran menggunakan beton K-300 Ready Mix dengan nilai slump 12 cm.
c. Pekerjaan Slof Beton SFI 20 x 40 cm, (Ready Mix)
Persyaratan Beton
1. Untuk semua beton bertulang yang bersifat struktur, mutu beton yang
digunakan adalah beton Ready Mix mutu K-300.
2. Beton ready mix K-300 dibuat dengan campuran yang telah mendapat
rekomendasi dari laboratorium berdasarkan hasil test lab.
Persyaratan Bahan :
Semen
1. Semen yang digunakan harus terdiri satu jenis merek dari mutu yang baik
dan disetujui oleh Direksi. Semen yang telah mengeras sebagian atau
seluruhnya tidak diperkenankan untuk digunakan. Untuk menghindari
terjadinya hal tersebut diatas, Kami akan memperhatikan syarat-syarat
penyimpanan semen yang baik. SNI dan SII dengan type I.
2. Semen yang dipakai Portland semen satu merek yang telah disyahkan /
disetujui oleh yang berwenang dan memenuhi syarat sebagaimana yang
diuraikan dalam SNI – 03-2847-2002.
3. Dalam pengangkutan semen harus terlindungi dari hujan, harus diterimakan
dalam kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
4. Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya dan robek-robek tidak
diperkenankan penggunaannya, kecuali untuk pekerjaan bukan beton.
5. Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak
diperbolehkan untuk dipergunakan.
6. Semen yang didatangkan ke lokasi, harus disimpan pada gudang yang
mempunyai ventilasi cukup dan tidak terkena air, sehingga terjamin tidak
akan rusak dan atau tercampur bahan lain yang dapat merusak mutu beton.
Diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai,
tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melebihi 2 m.
7. Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru
datang tidak boleh dilakukan di atas timbunan yang telah ada dan pemakaian
semen harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.
Pasir Beton
1. Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas
dari bahan organis, lumpur dan sebagainya. Sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam SNI 03-2847-2002. Untuk menghasilkan mutu beton
yang baik, Kontraktor dilarang menggunakan abu batu dan sejenisnya.
2. Agregat pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari seluruh macam kotoran
baik bahan organik maupun lumpur, tanah, karang, garam dan sebagainya
sesuai dengan syarat dan peraturan yang berlaku.
3. Bahan agregat pasir dan kerikil harus didatangkan dari tempat-tempat yang
telah disetujui mutunya oleh Direksi Lapangan.
4. Bahan agregat pasir dan kerikil harus disimpan di tempat yang bersih, yang
keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu
sama lain.
5. Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan.
6. Hanya pasir beton yang dapat dipergunakan untuk pekerjaan beton.
Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton.
Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 U-39 sesuai dengan
kebutuhan dan mengacu kepada SNI 03-2847-2002.
Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran (lumpur,
lemak dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak
dengan diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan
tidak bersepuh seng.
Kualitas tulangan yang akan digunakan se-kualitas keluaran Pabrik Baja
Krakatau Steel (KS) atau Budi Darma (BD).
Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos dengan kualitas besi
beton adalah baja lunak sesuai dengan standar SNI 03-2847-2002 serta
peraturan yang mengikat lainnya.
Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan
dingin, besi beton dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, kulit giling serta
bahan lain yang mengurangi daya lekat.
Besi beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
Besi / baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
Kawat beton digunakan untuk yang lazim dipakai untuk mengikat besi beton
/ tulangan ikatan, antara tulangan harus kuat agar tidak mudah lepas, selama
pelaksanaan pengecoran.
Bekisting
Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan / persyaratan yang
tercantum dalam SNI 03-2847-2002 dengan tebal papan kayu minimal 3 cm,
atau kayu lapis tebal minimum 9 mm dengan balok-balok penyangga
berukuran 5 / 7 cm dan 5 / 10 cm, sedangkan kayu yang digunakan
adalah jenis kayu yang terentang (klas III) yang keras.
Pasangan bekisting harus rapi, kuat dan kaku untuk menahan getaran dan
kejutan gaya yang dikirim tanpa berubah bentuk. Kerapihan dan ketelitian
pemasangan bekisting harus diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar
menghasilkan bidang beton yang rata.
Celah-celah sambungan bekisting harus rapat agar pada waktu mengecor air
tidak menembus keluar. Sebelum pengecoran bagian dalam bekisting harus
bersih dari kotoran.
Bahan-bahan kayu sisa pengecoran (bekisting) tidak diperkenankan untuk
dipergunakan kembali.
Campuran Beton
1. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir beton, kerikil dan air seperti
ditentukan sebelumnya dengan perbandingan yang serasi dan diolah
sebaiknya-baiknya sampai pada kekentalan yang tepat yaitu mutu beton K-
300 Ready Mix.
2. Penakaran semen dan agrerat (halus dan kasar) harusnya dengan kotak-
kotak ukuran yang sama volumenya. Banyaknya air untuk campuran beton
sudah ditentukan sedemikian rupa sehingga mudah dikerjakan sesuai
penggunaannya dan akan menghasilkan kepadatan beton yang tepat,
kekedapan serta kekuatan yang dikehendaki.
3. Semua pengadukan jenis beton harus menggunakan Bacthing Pland dan di
angkut ke lokasi kegiatan dengan menggunak truck mixer.
Penulangan
Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus sesuai dengan
gambar kerja dan mengikuti persyaratan yang tercantum didalam SNI 03-
2847-2002.
Pengikat antara tulangan pokok dan tulangan sangkang harus dilakukan
dengan kuat menggunakan kawat baja, sehingga menjamin tulangan-
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan penggetaran
berlangsung.
Rangka tulang harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga terdapat jarak
bebas dari papan bekisting lantai kerja setebal/sejauh selimut beton yang
diperlukan.
Persiapan Pengecoran
a. Sebelum pengecoran beton dilakukan, kami akan melaporkan kepada
konsultan pengawas untuk pemeriksaan dan meminta persetujuannya untuk
memulai pengecoran, hal ini berlaku untuk semua pekerjaan beton bertulang.
b. Sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari sebelum pengecoran pertama kami
sudah akan membuka kubus beton minimal 4 (empat) buah dan dites pada
laboratorium tes sudah disetujui oleh konsultan pengawas lapangan. Untuk
usia 7 (tujuh) hari, untuk ready mix mak produsen yang menyiapkan.
c. Apabila pengecoran beton terpaksa dihentikan dikarenakan cuaca atau
sebab lainnya dan akan diteruskan pada hari berikutnya, maka penghentian
tersebut harus disetujui oleh direksi dan pengawas lapangan.
d. Kekentalan campuran beton harus diperiksa dengan pengujian slump dengan
kerucut terpancung, ukuran bawah m = 20cm atas m=10 cm dan
tinggi=30cm. Kerucut diisi dengan adukan beton dalam 3 lapis yang sama
tebalnya dengan masing-masing ditusuk dengan besi m=50cm sebanyak 10
kali untuk setiap lapisnya dan dipukul-pukulkan dengan palu karet, setelah
muka bidang atasnya merata maka 30 detik kemudian kerucut ditarik ke atas
dengan penurunan puncak kerucut diukur terhadap tinggi semula. Untuk
bagian pondasi ditentukan penurunan maksimum 10cm untuk non struktur
sedangkan untuk struktur penurunan maksimum 9 cm.
Pengecoran
a. Pengecoran beton baru dapat dilakukan setelah:
1. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
acuan/bekisting yang dibuat.
2. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
pembesian yang akan dicor.
3. Direksi/pengawas lapangan telah menerima laporan laboratorium tentang
karakteristik campuran beton untuk pengecoran.
b. Pemandatan struktur dilakukan dengan menggunakan alat penggetar
(vibrator) dengan kondisi baik.
c. Untuk melindungi beton yang dicor dari cahaya matahari, hujan maupun
angin sampai beton tersebut mengeras dengan baik dan mencegah
pengeringan yang terlalu cepat, maka harus dilakukan perawatan sebagai
berikut:
- Semua cetakan yang diisi adukan beton dibasahi sampai cetakan tersebut
terbongkar.
- Membasahi permukaan atas adukan beton selama 14hari terus menerus
setelah adukan beton cuku p mengeras.
d. Cara-cara dan alat –alat yang digunakan untuk mangangkut beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaa tanpa adanya kehilangan bahan
yang dapat menyebabkan perubahan nilai slump.
e. Dalam hal ini beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan ke
tempat pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dengan
spesinya.
Persyaratan Beton
1. Untuk semua beton bertulang yang bersifat struktur, mutu beton yang digunakan
adalah beton Ready Mix mutu K-300.
2. Beton ready mix K-300 dibuat dengan campuran yang telah mendapat
rekomendasi dari laboratorium berdasarkan hasil test lab.
Persyaratan Bahan :
Semen
1. Semen yang digunakan harus terdiri satu jenis merek dari mutu yang baik dan
disetujui oleh Direksi. Semen yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya
tidak diperkenankan untuk digunakan. Untuk menghindari terjadinya hal
tersebut diatas, Kami akan memperhatikan syarat-syarat penyimpanan semen
yang baik. SNI dan SII dengan type I.
2. Semen yang dipakai Portland semen satu merek yang telah disyahkan /
disetujui oleh yang berwenang dan memenuhi syarat sebagaimana yang
diuraikan dalam SNI – 03-2847-2002.
3. Dalam pengangkutan semen harus terlindungi dari hujan, harus diterimakan
dalam kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
4. Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya dan robek-robek tidak
diperkenankan penggunaannya, kecuali untuk pekerjaan bukan beton.
5. Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak
diperbolehkan untuk dipergunakan.
6. Semen yang didatangkan ke lokasi, harus disimpan pada gudang yang
mempunyai ventilasi cukup dan tidak terkena air, sehingga terjamin tidak
akan rusak dan atau tercampur bahan lain yang dapat merusak mutu beton.
Diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai,
tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melebihi 2 m.
7. Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru
datang tidak boleh dilakukan di atas timbunan yang telah ada dan pemakaian
semen harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.
Pasir Beton
7. Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas
dari bahan organis, lumpur dan sebagainya. Sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam SNI 03-2847-2002. Untuk menghasilkan mutu beton
yang baik, Kontraktor dilarang menggunakan abu batu dan sejenisnya.
8. Agregat pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari seluruh macam kotoran
baik bahan organik maupun lumpur, tanah, karang, garam dan sebagainya
sesuai dengan syarat dan peraturan yang berlaku.
9. Bahan agregat pasir dan kerikil harus didatangkan dari tempat-tempat yang
telah disetujui mutunya oleh Direksi Lapangan.
10. Bahan agregat pasir dan kerikil harus disimpan di tempat yang bersih, yang
keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu
sama lain.
11. Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan.
12. Hanya pasir beton yang dapat dipergunakan untuk pekerjaan beton.
Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton.
Baja Tulangan
1. Baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 U-39 sesuai dengan
kebutuhan dan mengacu kepada SNI 03-2847-2002.
2. Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran (lumpur,
lemak dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak
dengan diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan
tidak bersepuh seng.
3. Kualitas tulangan yang akan digunakan se-kualitas keluaran Pabrik Baja
Krakatau Steel (KS) atau Budi Darma (BD).
4. Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos dengan kualitas besi
beton adalah baja lunak sesuai dengan standar SNI 03-2847-2002 serta
peraturan yang mengikat lainnya.
5. Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan
dingin, besi beton dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
6. Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, kulit giling serta
bahan lain yang mengurangi daya lekat.
7. Besi beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
8. Besi / baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
9. Kawat beton digunakan untuk yang lazim dipakai untuk mengikat besi beton
/ tulangan ikatan, antara tulangan harus kuat agar tidak mudah lepas, selama
pelaksanaan pengecoran.
Bekisting
1. Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan / persyaratan yang
tercantum dalam SNI 03-2847-2002 dengan tebal papan kayu minimal 3 cm,
atau kayu lapis tebal minimum 9 mm dengan balok-balok penyangga berukuran
5 / 7 cm dan 5 / 10 cm, sedangkan kayu yang digunakan adalah jenis kayu yang
terentang (klas III) yang keras.
2. Pasangan bekisting harus rapi, kuat dan kaku untuk menahan getaran dan
kejutan gaya yang dikirim tanpa berubah bentuk. Kerapihan dan ketelitian
pemasangan bekisting harus diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar
menghasilkan bidang beton yang rata.
3. Celah-celah sambungan bekisting harus rapat agar pada waktu mengecor air
tidak menembus keluar. Sebelum pengecoran bagian dalam bekisting harus
bersih dari kotoran.
4. Bahan-bahan kayu sisa pengecoran (bekisting) tidak diperkenankan untuk
dipergunakan kembali.
Campuran Beton
1. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir beton, kerikil dan air seperti
ditentukan sebelumnya dengan perbandingan yang serasi dan diolah sebaiknya-
baiknya sampai pada kekentalan yang tepat yaitu mutu beton K-300 Ready Mix.
2. Penakaran semen dan agrerat (halus dan kasar) harusnya dengan kotak-
kotak ukuran yang sama volumenya. Banyaknya air untuk campuran beton
sudah ditentukan sedemikian rupa sehingga mudah dikerjakan sesuai
penggunaannya dan akan menghasilkan kepadatan beton yang tepat,
kekedapan serta kekuatan yang dikehendaki.
3. Semua pengadukan jenis beton harus menggunakan Bacthing Pland dan di
angkut ke lokasi kegiatan dengan menggunak truck mixer.
Penulangan
a. Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus sesuai dengan
gambar kerja dan mengikuti persyaratan yang tercantum didalam SNI 03-2847-
2002.
b. Pengikat antara tulangan pokok dan tulangan sangkang harus dilakukan
dengan kuat menggunakan kawat baja, sehingga menjamin tulangan-
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan penggetaran
berlangsung.
c. Rangka tulang harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga terdapat jarak
bebas dari papan bekisting lantai kerja setebal/sejauh selimut beton yang
diperlukan.
Persiapan Pengecoran
a. Sebelum pengecoran beton dilakukan, kami akan melaporkan kepada konsultan
pengawas untuk pemeriksaan dan meminta persetujuannya untuk memulai
pengecoran, hal ini berlaku untuk semua pekerjaan beton bertulang.
b. Sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari sebelum pengecoran pertama kami
sudah akan membuka kubus beton minimal 4 (empat) buah dan dites pada
laboratorium tes sudah disetujui oleh konsultan pengawas lapangan. Untuk
usia 7 (tujuh) hari, untuk ready mix mak produsen yang menyiapkan.
c. Apabila pengecoran beton terpaksa dihentikan dikarenakan cuaca atau
sebab lainnya dan akan diteruskan pada hari berikutnya, maka penghentian
tersebut harus disetujui oleh direksi dan pengawas lapangan.
d. Kekentalan campuran beton harus diperiksa dengan pengujian slump dengan
kerucut terpancung, ukuran bawah m = 20cm atas m=10 cm dan
tinggi=30cm. Kerucut diisi dengan adukan beton dalam 3 lapis yang sama
tebalnya dengan masing-masing ditusuk dengan besi m=50cm sebanyak 10
kali untuk setiap lapisnya dan dipukul-pukulkan dengan palu karet, setelah
muka bidang atasnya merata maka 30 detik kemudian kerucut ditarik ke atas
dengan penurunan puncak kerucut diukur terhadap tinggi semula. Untuk
bagian pondasi ditentukan penurunan maksimum 10cm untuk non struktur
sedangkan untuk struktur penurunan maksimum 9 cm.
Pengecoran
Pengecoran beton baru dapat dilakukan setelah:
1. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
acuan/bekisting yang dibuat.
2. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui pembesian
yang akan dicor.
3. Direksi/pengawas lapangan telah menerima laporan laboratorium tentang
karakteristik campuran beton untuk pengecoran.
4. Pemandatan struktur dilakukan dengan menggunakan alat penggetar
(vibrator) dengan kondisi baik.
5. Untuk melindungi beton yang dicor dari cahaya matahari, hujan maupun
angin sampai beton tersebut mengeras dengan baik dan mencegah
pengeringan yang terlalu cepat, maka harus dilakukan perawatan sebagai
berikut:
- Semua cetakan yang diisi adukan beton dibasahi sampai cetakan tersebut
terbongkar.
- Membasahi permukaan atas adukan beton selama 14hari terus menerus
setelah adukan beton cuku p mengeras.
a. Cara-cara dan alat –alat yang digunakan untuk mangangkut beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaa tanpa adanya kehilangan bahan
yang dapat menyebabkan perubahan nilai slump.
b. Dalam hal ini beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan ke
tempat pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dengan
spesinya.
Persyaratan Beton
a. Untuk semua beton bertulang yang bersifat struktur, mutu beton yang
digunakan adalah beton Ready Mix mutu K-300.
b. Beton ready mix K-300 dibuat dengan campuran yang telah mendapat
rekomendasi dari laboratorium berdasarkan hasil test lab.
Persyaratan Bahan :
Semen
1. Semen yang digunakan harus terdiri satu jenis merek dari mutu yang baik
dan disetujui oleh Direksi. Semen yang telah mengeras sebagian atau
seluruhnya tidak diperkenankan untuk digunakan. Untuk menghindari
terjadinya hal tersebut diatas, Kami akan memperhatikan syarat-syarat
penyimpanan semen yang baik. SNI dan SII dengan type I.
2. Semen yang dipakai Portland semen satu merek yang telah disyahkan /
disetujui oleh yang berwenang dan memenuhi syarat sebagaimana yang
diuraikan dalam SNI – 03-2847-2002.
3. Dalam pengangkutan semen harus terlindungi dari hujan, harus diterimakan
dalam kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
4. Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya dan robek-robek tidak
diperkenankan penggunaannya, kecuali untuk pekerjaan bukan beton.
5. Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak
diperbolehkan untuk dipergunakan.
6. Semen yang didatangkan ke lokasi, harus disimpan pada gudang yang
mempunyai ventilasi cukup dan tidak terkena air, sehingga terjamin tidak
akan rusak dan atau tercampur bahan lain yang dapat merusak mutu beton.
Diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai,
tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melebihi 2 m.
7. Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru
datang tidak boleh dilakukan di atas timbunan yang telah ada dan pemakaian
semen harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.
Pasir Beton
1. Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas
dari bahan organis, lumpur dan sebagainya. Sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam SNI 03-2847-2002. Untuk menghasilkan mutu beton
yang baik, Kontraktor dilarang menggunakan abu batu dan sejenisnya.
2. Agregat pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari seluruh macam kotoran
baik bahan organik maupun lumpur, tanah, karang, garam dan sebagainya
sesuai dengan syarat dan peraturan yang berlaku.
3. Bahan agregat pasir dan kerikil harus didatangkan dari tempat-tempat yang
telah disetujui mutunya oleh Direksi Lapangan.
4. Bahan agregat pasir dan kerikil harus disimpan di tempat yang bersih, yang
keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu
sama lain.
5. Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan.
6. Hanya pasir beton yang dapat dipergunakan untuk pekerjaan beton.
Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton.
Baja Tulangan
1. Baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 U-39 sesuai dengan
kebutuhan dan mengacu kepada SNI 03-2847-2002.
2. Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran (lumpur,
lemak dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak
dengan diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan
tidak bersepuh seng.
3. Kualitas tulangan yang akan digunakan se-kualitas keluaran Pabrik Baja
Krakatau Steel (KS) atau Budi Darma (BD).
4. Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos dengan kualitas besi
beton adalah baja lunak sesuai dengan standar SNI 03-2847-2002 serta
peraturan yang mengikat lainnya.
5. Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan
dingin, besi beton dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
6. Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, kulit giling serta
bahan lain yang mengurangi daya lekat.
7. Besi beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
8. Besi / baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
9. Kawat beton digunakan untuk yang lazim dipakai untuk mengikat besi beton
/ tulangan ikatan, antara tulangan harus kuat agar tidak mudah lepas, selama
pelaksanaan pengecoran.
Bekisting
1. Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan / persyaratan yang
tercantum dalam SNI 03-2847-2002 dengan tebal papan kayu minimal 3 cm,
atau kayu lapis tebal minimum 9 mm dengan balok-balok penyangga
berukuran 5 / 7 cm dan 5 / 10 cm, sedangkan kayu yang digunakan
adalah jenis kayu yang terentang (klas III) yang keras.
2. Pasangan bekisting harus rapi, kuat dan kaku untuk menahan getaran dan
kejutan gaya yang dikirim tanpa berubah bentuk. Kerapihan dan ketelitian
pemasangan bekisting harus diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar
menghasilkan bidang beton yang rata.
3. Celah-celah sambungan bekisting harus rapat agar pada waktu mengecor air
tidak menembus keluar. Sebelum pengecoran bagian dalam bekisting harus
bersih dari kotoran.
4. Bahan-bahan kayu sisa pengecoran (bekisting) tidak diperkenankan untuk
dipergunakan kembali.
Campuran Beton
1. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir beton, kerikil dan air seperti
ditentukan sebelumnya dengan perbandingan yang serasi dan diolah sebaiknya-
baiknya sampai pada kekentalan yang tepat yaitu mutu beton K-300 Ready Mix.
2. Penakaran semen dan agrerat (halus dan kasar) harusnya dengan kotak-
kotak ukuran yang sama volumenya. Banyaknya air untuk campuran beton
sudah ditentukan sedemikian rupa sehingga mudah dikerjakan sesuai
penggunaannya dan akan menghasilkan kepadatan beton yang tepat,
kekedapan serta kekuatan yang dikehendaki.
3. Semua pengadukan jenis beton harus menggunakan Bacthing Pland dan di
angkut ke lokasi kegiatan dengan menggunak truck mixer.
Penulangan
a. Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus sesuai dengan
gambar kerja dan mengikuti persyaratan yang tercantum didalam SNI 03-2847-
2002.
b. Pengikat antara tulangan pokok dan tulangan sangkang harus dilakukan
dengan kuat menggunakan kawat baja, sehingga menjamin tulangan-
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan penggetaran
berlangsung.
c. Rangka tulang harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga terdapat jarak
bebas dari papan bekisting lantai kerja setebal/sejauh selimut beton yang
diperlukan.
Persiapan Pengecoran
a. Sebelum pengecoran beton dilakukan, kami akan melaporkan kepada konsultan
pengawas untuk pemeriksaan dan meminta persetujuannya untuk memulai
pengecoran, hal ini berlaku untuk semua pekerjaan beton bertulang.
b. Sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari sebelum pengecoran pertama kami
sudah akan membuka kubus beton minimal 4 (empat) buah dan dites pada
laboratorium tes sudah disetujui oleh konsultan pengawas lapangan. Untuk
usia 7 (tujuh) hari, untuk ready mix mak produsen yang menyiapkan.
c. Apabila pengecoran beton terpaksa dihentikan dikarenakan cuaca atau
sebab lainnya dan akan diteruskan pada hari berikutnya, maka penghentian
tersebut harus disetujui oleh direksi dan pengawas lapangan.
d. Kekentalan campuran beton harus diperiksa dengan pengujian slump dengan
kerucut terpancung, ukuran bawah m = 20cm atas m=10 cm dan
tinggi=30cm. Kerucut diisi dengan adukan beton dalam 3 lapis yang sama
tebalnya dengan masing-masing ditusuk dengan besi m=50cm sebanyak 10
kali untuk setiap lapisnya dan dipukul-pukulkan dengan palu karet, setelah
muka bidang atasnya merata maka 30 detik kemudian kerucut ditarik ke atas
dengan penurunan puncak kerucut diukur terhadap tinggi semula. Untuk
bagian pondasi ditentukan penurunan maksimum 10cm untuk non struktur
sedangkan untuk struktur penurunan maksimum 9 cm.
Pengecoran
a. Pengecoran beton baru dapat dilakukan setelah:
1. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
acuan/bekisting yang dibuat.
2. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
pembesian yang akan dicor.
3. Direksi/pengawas lapangan telah menerima laporan laboratorium
tentang karakteristik campuran beton untuk pengecoran.
b. Pemandatan struktur dilakukan dengan menggunakan alat penggetar
(vibrator) dengan kondisi baik.
c. Untuk melindungi beton yang dicor dari cahaya matahari, hujan maupun
angin sampai beton tersebut mengeras dengan baik dan mencegah
pengeringan yang terlalu cepat, maka harus dilakukan perawatan sebagai
berikut:
- Semua cetakan yang diisi adukan beton dibasahi sampai cetakan tersebut
terbongkar.
- Membasahi permukaan atas adukan beton selama 14hari terus menerus
setelah adukan beton cuku p mengeras.
d. Cara-cara dan alat –alat yang digunakan untuk mangangkut beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaa tanpa adanya kehilangan bahan
yang dapat menyebabkan perubahan nilai slump.
e. Dalam hal ini beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan ke
tempat pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dengan
spesinya.
Uraian Pekerjaan :
Metode Pelaksanaan :
Setelah plesteran kering dan rata sesuai dengan yang diinginkan kemudian
dilanjutkan dengan pekerjaan acian menggunakan acian semen. Sesudah
pekerjaan acian selesai, permukaan dinding difinish dengan plamur
tembok. Untuk dasaran/plamur tembok jika diperlukan dan hanya
dipergunakan pada ruangan interior yang permukaannya tidak rata atau
retak-retak. Dinding yang telah selesai diplamur kemudian diampelas,
sehingga memberikan permukaan dinding tembok yang halus, licin dan
rapi.
6. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
Pekerjaan ini meliputi pemasangan kalsibord dan gypsum :
a. Palfond Kalsibord
Platfon Kalsiboard terbuat dari campuran bahan pasir silika, semen dan
serat selilosa. Pembuatannya dilakukan dengan mencampur ketiga
bahan tersebut yang kemudian dikeringkan dengan menggunakan suhu
dengan tekanan tinggi sehingga Plafon Kalsiboard lebih kokoh dan
aman digunakan serta ramah lingkungan.
Metode pelaksanaan :
b. Plapond Gypsum
Plafon Gypsum merupakan salah satu dari beberapa jenis plafon yang
banyak digunakan. Plafon ini banyak digunakan sebagai plafon rumah di
Indonesia. Gypsum merupakan material yang terbuat dari casting atau
bubuk Gypsum yaitu bahan yang serupa dengan semen ini lembut dan
lebih putih. Selain bahan tersebut, Gypsum juga dilengkapi dengan
roving sebagai penguat yang bentuknya seperti serat rambut panjang.
Metode Pelaksanaan :
Pelaksanaan langit-langit dapat dilaksanakan setelah dudukan untuk
alat penggantung/pengait rangka plafond telah selesai dikerjakan
dan tertutup dengan atap atau dak beton.
Pemasangan rangka plafond ditimbang rata air untuk
mendapatkan permukaan plafond yang rata air.
Konstruksi rangka plafond dalam satu ruang telah selesai
dilaksanakan baru penutup atau lembaran plafond dapat
dipasangkan.
Jarak antara paku atau sekrup minimal 10 mm dan maksimal 16
mm. dipinggir bahan penutup pada setiap rangkaian rangka
plafondnya.
Sambungan antara lembaran plafond yang terpasang serapat
mungkin lalu dilapisi dengan base bond dan paper tape dari produk
yang sama dengan papan penutup langit-langit .
Pemasangan list plafond di pasang pada setiap permukaan
antara dinding dan plafond dengan cara pemasangan
menggunakan paku atau sekrup.
7. PEKERJAAN KERAMIK
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan, meliputi semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-
bahan yang berhubungan dengan pekerjaan lantai sesuai dengan RKS serta
gambar terencana. Pekerjaan lantai yang dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
a. Keramik lantai Motif kayu 40 x 40 cm.
b. Lantai selasar keramik 40 x 40 cm
c. Keramik lantai anti slip 20 x 40 cm (tangga)
d. Plint Lantai 10 x 40 cm
e. Stepnousing Tangga 40 x 5 cm
Pelaksanaan :
a. Lantai dasarnya/permukaan dibersihkan dari kotoran/debu dan
disiram terlebih dahulu sebelum ditebar adukan pasangan keramik.
b. Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum
dipasang.
c. Buat adukan untuk pasang keramik.
d. Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan
keramik yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
e. Buat kepalaan adukan dengan jarak 1 - 1.5 m agar adukan yang ditebar
permukaannya yang rata/flat.
f. Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
g. Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada
adukan yang sudah ditebar dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan
pemasangan keramik lantai lainnya dengan acuan kepalaan pasangan
keramik yang telah dibuat.
h. Pada saat pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet
untuk mendapatkan permukaan lantai keramik yang rata.
i. Cek kerataan permukaan pasangan lantai keramik dengan waterpass.
j. Setelah pemasangan lantain keramik selesai, biarkan beberapa saat
untuk mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan lantai
keramik. Setelah itu baru dilanjutkan dengan pekerjaan
perapihan/finish garis siar/nat.
k. Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan lantai keramik dari
kotoran.
l. Pasangkan plint lantai pada sambungan antar keramik dengan dinding
m. Pemasangan plint dilakukan dengan penuh perhitungan agar lurus dan
rapih disetiap sambungannya .
n. Lalu pasangankan Stepnousing pada setiap anak tangga, pekerjaan ini
disesuaikan dengan pemasangan keramik.
8. PEKERJAAN CAT
Pekerjaan Ini meliputi :
1. Pengecatan Beton (eksterior)
2. Cat Langit – langit (eksterior)
Bahan-bahan
Memiliki Sertifikat standarisasi (SNI-SII).
Sifat umum :
1. Tidak berbau dan beracun
2. Daya tutup tinggi
Cat yang digunakan berada didalam kaleng yang masih disegel dalam
kemasan, tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan dari pemilik
proyek atau manajer kontruksi. Pengiriman cat, harus disertakan
sertifikat dari agen/distributor yang menyatakan bahwa cat yang dikirim
dijamin keasliannya.
Warna
1. Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pengerjaan
pengecatan, kami akan mengajukan daftar bahan pengecatan
kepada pengawas lapangan.
2. Warna yang ditetapkan untuk pedoman pengecatan adalah, seperti
standar yang ditetapkan untuk warna dan konsultan perencana
menentukan warna pilihannya. Kami akan menyiapkan bahan
bidang pengecatan untuk dijadikan contoh, pencampuran warna
atau pemesanan dan pembuatan warna khusus harus disiapkan
dari pabrik dan memiliki sertifikat laboratorium untuk pembuatan
dan pencampurannya.
Pekerjaan persiapan
Sebelum pengerjaan pengecatan dilaksanakan diadakan persiapan sebagai
berikut:
a. Dinding atau bagian yang akan dicat selesai dan disetujui oleh
pengawas lapangan atau direksi.
b. Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang
menempel dibersihkan.
c. Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan dicat karena
masih basah dan lembab.
d. Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna.
e. Kami akan mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat
urutan-urutan yang tepat mulai dari pekerjaan dasar hingga
pengecatan akhir.
f. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari
produsen cat tersebut.
g. Pasangan diluar pekerjaan pengecatan harus dilindungi dari
kemungkinan terkena dampak proses pengerjaan pengecatan.
PEKERJAAN MEKANIKAL
9. PEKERJAAN ISNTALASI AIR BERSIH
Pekerjaan ini meliputi :
a. Sumur Air Bersih
b. POmpa Submersib
c. Saluran Pipa PVC dai 1 ½
Pelaksanaan :
Secara umum kontraktor ialah entitas hukum atau individu yang ditunjuk guna
melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya. Atau dalam definisi
lain menyatakan bahwa perusahaan yang penawaran harganya telah diterima
dan telah diberikan penunjukan surat serta menandatangani surat perjanjian
dengan pemberi tugas pekerjaan pemborongan sehubungan dengan pekerjaan
proyek.
Setelah Angaran biaya di setujui oleh pemilik proyek atau owner maka pihak
kontraktor pembuat sumur bor mulai melakukan pelaksanaan pengerjaan
nya. tahap pelaksanaan pekerjaan meliputi :
- Persiapan Pengeboran
- Pengeboran dan Pemasangan Temporary Casinng
- Pengeboran Pilot Hole (Lubang Pandu)
- Pengambilan dan Pemerian / Deskripsi Cutting Batuan
- Well Logging (Logging Geofisika)\
- Pengeboran Reaming Hole (Pelebaran Lubang Pengeboran)
- Pemasangan Casing, mesin dan Electrical
- Pemasukan Kerikil penyaring (Gravel Pack)
- Well Development (Pembersihan Sumur)
- Uji Pemompaan (Pumping Test)
- Analisis Kualitas Air
- Cement Grouting
- Pemulihan Lokasi
Pelaksanaan Pekerjaan :
Septic tank berkaitan erat dengan aktivitas biologis seluruh penghuni rumah.
Agar tidak mudah penuh dan mampat, diperlukan rancangan yang tepat.
Rancangan dan pemeliharaan yang tidak tepat, dapat membuat septic tank tidak
berfungsi dengan baik.
Septic tank adalah sistem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak
penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan air
bersih dan udara. Agar septic tank tidak mudah penuh dan mampat, perlu
diperhatikan hal-hal berikut:
Bak harus kuat dan kedap air. Dinding, dasar, dan penutup bak utama harus
kedap air, agar limbah tidak mencemari lingkungan. Bak endapan dan resapan
sebaiknya memiliki dasar berupa campuran kerikil dan pasir.
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
11. PEKERJAAN INSTALASI DAN STOP KONTAK
Pekerjaan ini meliputi :
a. Instalasi Titik Lampu
b. Instalasi Stop kontak
c. Pemasangan lampu downlight
d. Dan pemasangan saklat seri dan tunggal
Pelaksanaan :
1. Pekerjaan instalasi listrik dilaksanakan di dalam dan di luar bangunan sampai
menyala. Dengan test running (menyala dengan baik) selama 2 x 24 jam.
2. Pekerjaan instalasi tersebut harus dilaksanakan oleh instalatur yang memiliki
S.I.K.A dan sebelum pekerjaan dilaksanakan harus dibuat gambar instalasi.
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal arus kuat
dan arus lemah.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu
kerja disiapkan.
Pemasangan Kabel
Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dimana
pipa tersebut harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding diplester.
Supaya tidak mudah bergerak pada saat dinding diplester, maka pipa yang
ditanam diberi klem dengan jarak sekitar 1 m.
Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa
pelindung conduit yang diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m, hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan maintenance. Pemasangan kabel horizontal
harus sejajar, tidak boleh saling melintas.
Pemasangan panel
Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak
miring.
Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan
kegunaannya dan dilengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian
atas dapat terlindung dari debu/kotoran. Khusus untuk kabel dengan Ø 16
mm2 harus diberi sepatu kabel dalam panel.
Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya
termasuk daya cadangan yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk
memudahkan bila ada perbaikan instalasi.
c. Bola Lampu
Lampu baret, lampu SL + Hanger dan Armature, lampu Downlight,
penempatan type lampu disesuaikan dengan gambar kerja. Kualitas
bahan SII Dalam Negeri. Semua barang dalam keadaan baru dan tidak
cacat.
PEKERJAAN LANTAI II
1. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLSTER
LINGKUP PEKERJAAN
Pemasangan dinding, untuk semua dinding ruangan dalam maupun semua dinding
pembatas serta pasangan bata lainnya yang tertera pada gambar dan daftar
kuantitas, dinding dipasang dengan perkuat kolom praktis sesuai persyaratan
tenik yang umum berlaku.
PEMASANGAN
a. Pasangan dinding pengisi baik dengan batu bata atau bahan pengisi lainnya
yang disetujui harus dilaksanakan dengan rata, tegak dan lajur penaikannya
diukur tepat dengan tiang lot. Apabila tidak diperlihatkan dalam gambar-
gambar maka setiap lajur naik, bata harus putus sambungan denga lajur
dibawahnya. Sebelum dipasang batu bata harus dibasahi dalam air atau
direndam dulu.
b. Pada proses pemasangan dinding pengisi agar sudah diperhitungkan adanya
fasilitas conduit/sparing yang harus tertanam didalam pasangan batu bata.
Rangka penguat berupa sloof, kolom praktis dan ring balik dari beton
dipasang untuk setiap luas dinding maksimum 12 M2 dan sesuai persyaratan
pabrik pembuat batu bata atau yang disetujui pengawas lapangan atau
direksi.
c. Batu bata pecah tidak diizinkan dipasang.
d. Penyusunan pasangan bata dipasang siar bergigi, tidak mempunyai siar tegak
yang sama. Tebal siar 1.5cm.
e. Siar tegak dan datar harus dikerok dengan kedalaman 1cm, agar pasangan
plesteran dapat melekat dengan baik.
f. Adukan pengisi pasangan 1 Pc: 3 Ps pasangan Trassram, pasangan yang
tertanam pada tanah, pasangan 30cm diatas sloof kamar mandi setinggi 1,5m.
g. Adukan pengisi pasangan 1Pc:4Ps untuk pasangan dinding pemisah ruangan
dan pasangan yang bukan tertanam tapi terlindungi dari pengaruh cuaca.
h. Pembuatan adukan berdasarkan perbandingan takaran volume, kualitas
adukan harus dijaga dengan karakteristik yang sama dan konstan.
i. Untuk pembuatan adukan masal hendakna dibuat dengan mixer molen agar
pekerjaan lebih efesien.
j. Apabila terjadi retak minor, baik pada batu bata maupun pada adukan
pengisi, maka harus diisi dengan adukan khusus jika pasangan mengalami
retak yang cukup besar dan bisa mengalami perubahan bentuk dan posisi
maka pasangan harus dibongkar dan diganti dengan pasangan baru atas
biaya kontraktor.
k. Sesuai jam kerja seluruh lajur pasangan dinding pengisi baik batu bata atau
bahan pengisi lainnya yang belum selesai harus ditutup (dilindungi) dengan
kertas senam/ pelastik pelindung atau dengan cara-cara lainnya yang
disetujui oleh pengawas lapangan. Untuk dinding-dinding yang sudah kering
(berumur 6 jam keatas) harus disiram dengan air bersih secara periodik atau
sesuai dengan persyaratan.
PEKERJAAN PLESTERAN
LINGKUP PEKERJAAN
a. Meliputi semua pekerjaan, peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk
plesteran seperti tercantum dalam gambar. Untuk dinding yang kan dipasng
keramik, plesteran yang disiapkan hanyalah sampai plesteran tanpa acian.
b. Untuk adukan plesteran, penggunaan semen, pasir dan air dalam seluruh hal
harus memenuhi ketentuan seperti tersebuit pada RKS ini.
c. Dari mulai permukaan atas sloof dan atau balok/lantai beton sampai dengan
ketinggia 30cm diatas lantai keramik, pasangan dibuat dengan adukan
1pc:2ps
d. Pasangan selebihnya menggunakan adukan 1pc:5ps pasangan harus benar-
benar tegak lurus, sehingga menghasilkan pasangan yang baik dan rapih.
e. Semua bidang tembok/dinding (luar-dalam) harus diplester dengan adukan
yang sama dengan adukan pasangannya. Sebelum pekerjaan plesteran
dilaksanakan, siar-siar pasangan harus dikerok sedalam ±1cm. Siar-siar yang
berlubang harus ditutup terlebih dahulu dengan adukan yang sma, kemudian
seluruh permukaan yang akan diplester disiram dengan air sampai rata
selama 14 hari.
f. Bidang permukaan beton yang terlihat (kolom, ring balk, dan sebagainya)
harus diplester dengan adukan 1pc:2ps setelah terlebih dahulu
permukaannya dikasarkan dengan pahat dan disiram dengan air semen.
g. Pekerjaan pelesteran harus dilaksanakan dengan baik (tegak, rata dan tidak
bergelombang). Bidang-bidang plesteran yangretak-retak dan bergelombang.
Harus segera diperbaiki. Seluruh bidang yang diplester kemudian dihaluskan
/diaci dengan adukan semen. Pekerjaan penghalusan /acian ini harus
dilaksanakan dengan baik (halus dan rata)terutama pada bagian sudutn
pertemuan.
Pekerjaan persiapan
a. Pada saat pekerjaan plesteran dilaksanakan, kami akan menentukan letaj klos-
klos kayu atau media penggantung inbow untuk pemasangan lavatory, tempat
tissue dan lain-lain.
b. Sebelum pekerjaan dimulai, kami akan melakukan running test terakhir
terhadap instalasi pemipaan dan mekanikal elektrikal serta memastikan
berfungsi dengan nbaik.
c. Sebelum pemasangan pelapis dinding, kami akan memeriksa tempat-tempat
yang akan dipasang perlengkapan sanitasi dan memasang kelos-kelos kayu
yang belum terpasang, memeriksa instalasi air yang akan dihubungkan
dengan perlengkapan sanitasi.
d. Pemasangan perlengkapan sanitasi dilaksanakan setelah pekerjaan lantai dan
pekerjaan penyelesaian dinding.
Pekerjaan Pelaksanaan
a. Semua perlengkapan sanitasi dipasang ke dinding atau lantai dengan cara
yang baik, sambung-sambungannya kokoh dan tidak merusak fitting.
b. Sambungan harus dilaksanakan dengan baik tanpa kebocoran.
c. Pemasangan perlengkapan sanitasi harus rapih dan tidak miring.
d. Selesai pemasangan perlengkapan sanitasi wajib dilaksanakan final test dan
disetujui pengawas lapangan
e. Biaya pengujian, pemeriksaan dan kerusakan material adalah merupakan
tanggung jawab kami.
PELAKSANAAN PLESTERAN
a. Penyelesaian muka beton dan dinding dipasang plesteran dengan tebal
lapisannya tidak kurang dari 1,5 cm, kecuali ditentukan lain.
b. Instalasi Pipa Listrik dan Pipa Sanitasi serta lainnya yang tertanam pada
plesteran harus diberi perkuatan tambahan.
c. Lapisan harus dibentuk sedemikian rupa hingga merupakan permukaan yang
rata, plesteran harus dilaksanakan dengan memakai alat hampar kayu dan
disebarkan ke pinggir-pinggir dengan memakai alat perata adukan sampai
permukaannya rata dan halus.
d. Plesteran harus dibiarkan basah selama paling sedikit dua hari setelah
dipasang.
e. Mulailah membasahi, secukupnya begitu plesteran telah mengeras untuk
menghindari kerusakan. Waktu kering dan panas, plesteran harus dijaga agar
tidak terjadi penguapan terlalu banyak dan tidak rata.
2. PEKERJAAN BETON
LINGKUP PEKERJAAN
Meliputi semua penyediaan tenaga kerja, bahan konstruksi beserta
kelengkapan untuk konstruksi beton yang memadai.
Semua pekerja yang dipekerjakan untuk melakukan pekerjaan tersebut harus
benar-benar ahli dan tukang yang berpengalaman serta mengikuti benar
akan pekerjaannya.
Untuk Pekerjaan Beton Konstruksi, Kami akan mempersiapkan gambar kerja (shop
drawing) dan laporan hasil test uji lab jika adukan untuk adukan site mix berikut
dengan rencana pengecorannya minimal tujuh (7) hari sebelum
pekerjaan dimulai, serta harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
Pekerjaan beton meliputi :
A. Pekerjaan beton tidak bertulang meliputi :
1. Lantai kerja
2. Dan lain lain yang tercantum dalam Gambar dan RAB.
Persyaratan Beton
1. Untuk semua beton bertulang yang bersifat struktur, mutu beton yang digunakan
adalah beton tumbuk ( 1 pc : 3 ps : 5 Krl), K-175 (Site Mix) untuk beton
sederhana (kolom praktis, ring balok, balok lintail), K-225 (Site Mix) untuk
Konstruksi Foot Plat, untuk balok dan plat lantai gedung menggunakan K-175
(Site Mix).
2. Site Mix di lapangan dengan campuran yang telah mendapat rekomendasi
dari laboratorium berdasarkan hasil test lab.
3. Untuk beton tidak bertulang adukan dibuat dengan campuran (1 pc : 2 ps : 3
Krl) perbandingan volume.
Persyaratan Bahan :
Semen
1. Semen yang digunakan harus terdiri satu jenis merek dari mutu yang baik dan
disetujui oleh Direksi. Semen yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya
tidak diperkenankan untuk digunakan. Untuk menghindari terjadinya hal
tersebut diatas, Kami akan memperhatikan syarat-syarat penyimpanan semen
yang baik. SNI dan SII dengan type I.
2. Semen yang dipakai Portland semen satu merek yang telah disyahkan /
disetujui oleh yang berwenang dan memenuhi syarat sebagaimana yang
diuraikan dalam SNI – 03-2847-2002.
3. Dalam pengangkutan semen harus terlindungi dari hujan, harus diterimakan
dalam kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
4. Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya dan robek-robek tidak
diperkenankan penggunaannya, kecuali untuk pekerjaan bukan beton.
5. Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak
diperbolehkan untuk dipergunakan.
6. Semen yang didatangkan ke lokasi, harus disimpan pada gudang yang
mempunyai ventilasi cukup dan tidak terkena air, sehingga terjamin tidak
akan rusak dan atau tercampur bahan lain yang dapat merusak mutu beton.
Diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai,
tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melebihi 2 m.
7. Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru
datang tidak boleh dilakukan di atas timbunan yang telah ada dan pemakaian
semen harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.
Pasir Beton
1. Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas dari
bahan organis, lumpur dan sebagainya. Sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam SNI 03-2847-2002. Untuk menghasilkan mutu beton yang
baik, Kontraktor dilarang menggunakan abu batu dan sejenisnya.
2. Agregat pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari seluruh macam kotoran
baik bahan organik maupun lumpur, tanah, karang, garam dan sebagainya
sesuai dengan syarat dan peraturan yang berlaku.
3. Bahan agregat pasir dan kerikil harus didatangkan dari tempat-tempat yang
telah disetujui mutunya oleh Direksi Lapangan.
4. Bahan agregat pasir dan kerikil harus disimpan di tempat yang bersih, yang
keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu
sama lain.
5. Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan.
6. Hanya pasir beton yang dapat dipergunakan untuk pekerjaan beton.
Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton.
Baja Tulangan
1. Baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 U-39 sesuai dengan
kebutuhan dan mengacu kepada SNI 03-2847-2002.
2. Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran (lumpur,
lemak dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak
dengan diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan
tidak bersepuh seng.
3. Kualitas tulangan yang akan digunakan se-kualitas keluaran Pabrik Baja
Krakatau Steel (KS) atau Budi Darma (BD).
4. Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos dengan kualitas besi
beton adalah baja lunak sesuai dengan standar SNI 03-2847-2002 serta
peraturan yang mengikat lainnya.
5. Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan
dingin, besi beton dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
6. Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, kulit giling serta
bahan lain yang mengurangi daya lekat.
7. Besi beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
8. Besi / baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
9. Kawat beton digunakan untuk yang lazim dipakai untuk mengikat besi beton
/ tulangan ikatan, antara tulangan harus kuat agar tidak mudah lepas, selama
pelaksanaan pengecoran.
Bekisting
1. Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan / persyaratan yang
tercantum dalam SNI 03-2847-2002 dengan tebal papan kayu minimal 3 cm,
atau kayu lapis tebal minimum 9 mm dengan balok-balok penyangga berukuran
5 / 7 cm dan 5 / 10 cm, sedangkan kayu yang digunakan adalah jenis kayu yang
terentang (klas III) yang keras.
2. Pasangan bekisting harus rapi, kuat dan kaku untuk menahan getaran dan
kejutan gaya yang dikirim tanpa berubah bentuk. Kerapihan dan ketelitian
pemasangan bekisting harus diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar
menghasilkan bidang beton yang rata.
3. Celah-celah sambungan bekisting harus rapat agar pada waktu mengecor air
tidak menembus keluar. Sebelum pengecoran bagian dalam bekisting harus
bersih dari kotoran.
4. Bahan-bahan kayu sisa pengecoran (bekisting) tidak diperkenankan untuk
dipergunakan kembali.
Campuran Beton
1. Beton harus dibentukdari semen portland, pasir beton, kerikil dan air seperti
ditentukan sebelumnya dengan perbandingan 1pc:3ps:5kr yang serasi dan
diolah sebaiknya-baiknya sampai pada kekentalan yang tepat yaitu mutu beton
K-175 (site Mix) non sktural.
2. Penakaran semen dan agrerat (halus dan kasar) harusnya dengan kotak-
kotak ukuran yang sama volumenya. Banyaknya air untuk campuran beton
sudah ditentukan sedemikian rupa sehingga mudah dikerjakan sesuai
penggunaannya dan akan menghasilkan kepadatan beton yang tepat,
kekedapan serta kekuatan yang dikehendaki.
3. Semua pengadukan jenis beton harus menggunakan mesin pengaduk (mole
beton) yang berkapasitas minimum 350ltr, pengadukan harus rata, sehingga
warna dan kekentalannya sama setiap kali membuat adukan.
Penulangan
a. Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus sesuai dengan
gambar kerja dan mengikuti persyaratan yang tercantum didalam SNI 03-2847-
2002.
b. Pengikat antara tulangan pokok dan tulangan sangkang harus dilakukan
dengan kuat menggunakan kawat baja, sehingga menjamin tulangan-
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan penggetaran
berlangsung.
c. Rangka tulang harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga terdapat jarak
bebas dari papan bekisting lantai kerja setebal/sejauh selimut beton yang
diperlukan.
Persiapan Pengecoran
a. Sebelum pengecoran beton dilakukan, kami akan melaporkan kepada konsultan
pengawas untuk pemeriksaan dan meminta persetujuannya untuk memulai
pengecoran, hal ini berlaku untuk semua pekerjaan beton bertulang.
b. Sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari sebelum pengecoran pertama kami
sudah akan membuka kubus beton minimal 4 (empat) buah dan dites pada
laboratorium tes sudah disetujui oleh konsultan pengawas lapangan. Untuk
usia 7 (tujuh) hari, untuk ready mix mak produsen yang menyiapkan.
c. Apabila pengecoran beton terpaksa dihentikan dikarenakan cuaca atau
sebab lainnya dan akan diteruskan pada hari berikutnya, maka penghentian
tersebut harus disetujui oleh direksi dan pengawas lapangan.
d. Kekentalan campuran beton harus diperiksa dengan pengujian slump dengan
kerucut terpancung, ukuran bawah m = 20cm atas m=10 cm dan
tinggi=30cm. Kerucut diisi dengan adukan beton dalam 3 lapis yang sama
tebalnya dengan masing-masing ditusuk dengan besi m=50cm sebanyak 10
kali untuk setiap lapisnya dan dipukul-pukulkan dengan palu karet, setelah
muka bidang atasnya merata maka 30 detik kemudian kerucut ditarik ke atas
dengan penurunan puncak kerucut diukur terhadap tinggi semula. Untuk
bagian pondasi ditentukan penurunan maksimum 10cm untuk non struktur
sedangkan untuk struktur penurunan maksimum 9 cm.
Pengecoran
a. Pengecoran beton baru dapat dilakukan setelah:
1. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
acuan/bekisting yang dibuat.
2. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
pembesian yang akan dicor.
3. Direksi/pengawas lapangan telah menerima laporan laboratorium
tentang karakteristik campuran beton untuk pengecoran.
b. Pemandatan struktur dilakukan dengan menggunakan alat penggetar
(vibrator) dengan kondisi baik.
c. Untuk melindungi beton yang dicor dari cahaya matahari, hujan maupun
angin sampai beton tersebut mengeras dengan baik dan mencegah
pengeringan yang terlalu cepat, maka harus dilakukan perawatan sebagai
berikut:
- Semua cetakan yang diisi adukan beton dibasahi sampai cetakan tersebut
terbongkar.
- Membasahi permukaan atas adukan beton selama 14hari terus menerus
setelah adukan beton cuku p mengeras.
d. Cara-cara dan alat –alat yang digunakan untuk mangangkut beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaa tanpa adanya kehilangan bahan
yang dapat menyebabkan perubahan nilai slump.
e. Dalam hal ini beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan ke
tempat pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dengan
spesinya.
Ambang (dorpel) pada kusen jendela terdapat ambang atas dan ambang bawah
sedangkan pada pintu tidak ada ambang bawah.
Sponneng, yaitu tempat perletakan/melekatnya daun pintu atau daun jendela.
Telinga, yaitu bagian ambang (dorpel) yang masuk/ditanam kedalam tembok
yang berfungsi untuk menahan gerakan kusen kemuka atau kebelakang.
Alur kapur, bagian dari tiang yang dialur/dicoak dengan fungsi untuk menahan
gerakan kusen kemuka atau kebelakang selain itu juga agar apabila terjadi
penyusutan, tidak timbul celah.
Angkur, dipasang pada tiang berfungsi untuk memperkuat melekatnya pada
tembok juga menahan gerakan ke samping.dan ke muka/ke belakang.
Duk (neut), dipasang pada tiang di bagian bawah, khusus untuk kusen pintu,
berfungsi untuk menahan gerakan tiang ke segala arah dan melindung tiang kayu
terhadap resapan air dari latai ke atas.
Pemasangan Kusen Pintu
Cara Pemasangan
Ukur lebar dan tinggi kusen pintu.
Ukur lebar dan tinggi daun pintu.
Ketam dan potong daun pintu (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
Masukkan/pasang daun pintu pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
Lepaskan daun pintu, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun pintu
(sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian atas
25 cm (untuk pintu dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah (untuk pintu
dengan 3 engsel)
Masukkan/pasang lagi daun pintu pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang kusen pintu tempat engsel yang
sesuai dengan engsel pada daun pintu.
Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu dengan cara melepas pennya,
kemudian pasang/tanam pada tiang kusen
Pasang kembali daun pintu pada kusennya dengan memasangkan engselnya,
kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun pintu pada
kusen pintunya.
Coba daun pintu dengan cara membuka dan menutup.
Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu dengan cara melepaskan
pen.
Stel lagi sampai daun pintu dapat membuka dan menutup dengan baik, rata dan
lurus dengan kusen.
Cara Pemasangan
Ukur lebar dan tinggi kusen jendela.
Ukur lebar dan tinggi daun jendela.
Ketam dan potong daun jendela (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
Masukkan/pasang daun jendela pada kusennya, stel sampai masuk dengan
toleransi kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
Lepaskan daun jendela, pasang/tanam engsel daun jendela pada tiang daun
jendela (sisi tebal) dengan jarak dari sisi bagian bawah 15-20 cm dari bagian tepi
(untuk putaran horizontal) atau engsel ditanam pada bagian ambang atas daun
jendela dengan jarak 15-20 cm dari bagian tepi (untuk putaran vertikal).
Masukkan/pasang lagi daun jendela pada kusennya, stel sampai baik
kedudukannya, kemudian beri tanda pada tiang/ambang atas jendela tempat
engsel yang sesuai dengan engsel pada daun jendela.
Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun jendela dengan cara melepas pennya,
kemudian pasang/tanam pada tiang/ambang atas kusen
Pasang kembali daun jendela pada kusennya dengan memasangkan engselnya,
kemudian masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun jendela
pada kusen jendelanya.
Coba daun jendela dengan cara membuka dan menutup.
Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun jendela dengan cara melepaskan
pen.
Stel lagi sampai daun jendela dapat membuka dan menutup dengan baik, rata
dan lurus dengan kusen.
Tahapan Pelaksanaan :
a. Pemasangan dilakukan sedemikian rupa sehingga pertemuan antara masing-
masing ujung rapat, tidak ada celah sama sekali.
b. Pemotongan kaca harus sesuai dengan ukuran rangka, minimal 10 mm
masuk ke dalam alur kaca pada kusen.
c. Kaca yang di dalam pemasangannya mengalami retak, tergores dan cacat
lainnya akan kami ganti. Sealant yang digunakan sesuai dengan pasal yang
mengatur pekerjaan ini.
d. Setelah kaca selesai terpasang, tidak diperkenankan memberi tanda-tanda
dengan kapur apalagi cat. Tanda-tanda harus dibuat dari potongan kertas
yang direkatkan dengan lem kertas. Pembersihan akhir dari kaca harus
menggunakan kain katun lunak dengan cairan pembersih kaca.
4. PEKERJAAN KAYU
A. PEKERJAAN RALLING KAYU TIPE R1 Dan R2
5. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
Pekerjaan ini meliputi pemasangan kalsibord dan gypsum :
c. Palfond Kalsibord
Platfon Kalsiboard terbuat dari campuran bahan pasir silika, semen dan
serat selilosa. Pembuatannya dilakukan dengan mencampur ketiga
bahan tersebut yang kemudian dikeringkan dengan menggunakan suhu
dengan tekanan tinggi sehingga Plafon Kalsiboard lebih kokoh dan
aman digunakan serta ramah lingkungan.
Metode pelaksanaan :
Metode Pelaksanaan :
Pelaksanaan langit-langit dapat dilaksanakan setelah dudukan untuk
alat penggantung/pengait rangka plafond telah selesai dikerjakan
dan tertutup dengan atap atau dak beton.
Pemasangan rangka plafond ditimbang rata air untuk
mendapatkan permukaan plafond yang rata air.
Konstruksi rangka plafond dalam satu ruang telah selesai
dilaksanakan baru penutup atau lembaran plafond dapat
dipasangkan.
Jarak antara paku atau sekrup minimal 10 mm dan maksimal 16
mm. dipinggir bahan penutup pada setiap rangkaian rangka
plafondnya.
Sambungan antara lembaran plafond yang terpasang serapat
mungkin lalu dilapisi dengan base bond dan paper tape dari produk
yang sama dengan papan penutup langit-langit .
Pemasangan list plafond di pasang pada setiap permukaan
antara dinding dan plafond dengan cara pemasangan
menggunakan paku atau sekrup.
6. PEKERJAAN KERAMIK
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan, meliputi semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-
bahan yang berhubungan dengan pekerjaan lantai sesuai dengan RKS serta
gambar terencana. Pekerjaan lantai yang dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
f. Keramik lantai Motif kayu 40 x 40 cm.
g. Lantai selasar keramik 40 x 40 cm
h. Keramik lantai anti slip 20 x 40 cm (tangga)
i. Plint Lantai 10 x 40 cm
j. Stepnousing Tangga 40 x 5 cm
Pelaksanaan :
a. Lantai dasarnya/permukaan dibersihkan dari kotoran/debu dan disiram
terlebih dahulu sebelum ditebar adukan pasangan keramik.
b. Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum
dipasang.
c. Buat adukan untuk pasang keramik.
d. Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan
keramik yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
e. Buat kepalaan adukan dengan jarak 1 - 1.5 m agar adukan yang ditebar
permukaannya yang rata/flat.
f. Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
g. Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada
adukan yang sudah ditebar dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan
pemasangan keramik lantai lainnya dengan acuan kepalaan pasangan
keramik yang telah dibuat.
h. Pada saat pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet
untuk mendapatkan permukaan lantai keramik yang rata.
i. Cek kerataan permukaan pasangan lantai keramik dengan waterpass.
j. Setelah pemasangan lantain keramik selesai, biarkan beberapa saat
untuk mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan lantai
keramik. Setelah itu baru dilanjutkan dengan pekerjaan
perapihan/finish garis siar/nat.
k. Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan lantai keramik dari
kotoran.
l. Pasangkan plint lantai pada sambungan antar keramik dengan dinding
m. Pemasangan plint dilakukan dengan penuh perhitungan agar lurus dan
rapih disetiap sambungannya .
n. Lalu pasangankan Stepnousing pada setiap anak tangga, pekerjaan ini
disesuaikan dengan pemasangan keramik.
7. PEKERJAAN CAT
Pekerjaan Ini meliputi :
1. Pengecatan Beton (eksterior)
2. Cat Langit – langit (eksterior)
Bahan-bahan
Memiliki Sertifikat standarisasi (SNI-SII).
Sifat umum :
1. Tidak berbau dan beracun
2. Daya tutup tinggi
Cat yang digunakan berada didalam kaleng yang masih disegel dalam
kemasan, tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan dari pemilik
proyek atau manajer kontruksi. Pengiriman cat, harus disertakan
sertifikat dari agen/distributor yang menyatakan bahwa cat yang dikirim
dijamin keasliannya.
Warna
1. Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pengerjaan pengecatan, kami akan
mengajukan daftar bahan pengecatan kepada pengawas lapangan.
2. Warna yang ditetapkan untuk pedoman pengecatan adalah, seperti
standar yang ditetapkan untuk warna dan konsultan perencana
menentukan warna pilihannya. Kami akan menyiapkan bahan
bidang pengecatan untuk dijadikan contoh, pencampuran warna
atau pemesanan dan pembuatan warna khusus harus disiapkan
dari pabrik dan memiliki sertifikat laboratorium untuk pembuatan
dan pencampurannya.
Pekerjaan persiapan
Sebelum pengerjaan pengecatan dilaksanakan diadakan persiapan sebagai
berikut:
a. Dinding atau bagian yang akan dicat selesai dan disetujui oleh pengawas
lapangan atau direksi.
b. Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang
menempel dibersihkan.
c. Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan dicat karena
masih basah dan lembab.
d. Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna.
e. Kami akan mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat
urutan-urutan yang tepat mulai dari pekerjaan dasar hingga
pengecatan akhir.
f. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari
produsen cat tersebut.
g. Pasangan diluar pekerjaan pengecatan harus dilindungi dari
kemungkinan terkena dampak proses pengerjaan pengecatan.
Cat Tembok Dalam
a. Tembok beton yang akan dicat harus mempunyai cukup waktu untuk
mengering, setelah permukaan tembok kering, dan setelah retak rambut muncul
permukaan tembok harus benar-benar rata, apabila masih terdapat sudut/akhir
pasangan yang belum sempurna, kondisi tersebut harus diperbaiki terlebih
dahulu. Persiapan dilakukan dengan membersihkan permukaan tembok tersebut
terhadap pengkristalan/pengapuran yang biasanya terdapat pada tembok baru,
dengan amplas kemudian dengan lap sampai benar-benar bersih.
b. Selanjutnya dilapis tipis dengan pelamur hingga pori dan retak
rambut tertutup dengan baik.
c. Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi degan alkali dan
rembesan air harus diberi lapis wall sealer.
d. Tunggu masa kering plamur sambil menunggu retak rambut
susulan, jika terdapat retak rambut maka harus dilapisi ulang.
Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagi sampai rata dan
halus.
e. Kemudian dicat dengan lapisan pertama 1 x.
f. Tunggu masa kering cat, sambil diperiksa kondisi pasangan yang
dicat. Perbaiki jika ada retak rambut dan pengelupasan lapisan
plamur.
g. Kemudian dicat dengan lapisan kedua 2 x.
h. Amplas ulang dan prioritaskan bagian-bagian yang masih kurang
baik.
i. Pengecatan terakhir 3 x harus menutupi semua permukaan secara
merata baik warna maupun kualitas pengecatan.
Pelaksanaan :
Secara umum kontraktor ialah entitas hukum atau individu yang ditunjuk guna
melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya. Atau dalam definisi
lain menyatakan bahwa perusahaan yang penawaran harganya telah diterima
dan telah diberikan penunjukan surat serta menandatangani surat perjanjian
dengan pemberi tugas pekerjaan pemborongan sehubungan dengan pekerjaan
proyek.
Setelah Angaran biaya di setujui oleh pemilik proyek atau owner maka pihak
kontraktor pembuat sumur bor mulai melakukan pelaksanaan pengerjaan
nya. tahap pelaksanaan pekerjaan meliputi :
- Persiapan Pengeboran
- Pengeboran dan Pemasangan Temporary Casinng
- Pengeboran Pilot Hole (Lubang Pandu)
- Pengambilan dan Pemerian / Deskripsi Cutting Batuan
- Well Logging (Logging Geofisika)\
- Pengeboran Reaming Hole (Pelebaran Lubang Pengeboran)
- Pemasangan Casing, mesin dan Electrical
- Pemasukan Kerikil penyaring (Gravel Pack)
- Well Development (Pembersihan Sumur)
- Uji Pemompaan (Pumping Test)
- Analisis Kualitas Air
- Cement Grouting
- Pemulihan Lokasi
Pelaksanaan Pekerjaan :
Septic tank berkaitan erat dengan aktivitas biologis seluruh penghuni rumah.
Agar tidak mudah penuh dan mampat, diperlukan rancangan yang tepat.
Rancangan dan pemeliharaan yang tidak tepat, dapat membuat septic tank tidak
berfungsi dengan baik.
Septic tank adalah sistem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak
penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan air
bersih dan udara. Agar septic tank tidak mudah penuh dan mampat, perlu
diperhatikan hal-hal berikut:
Pilih pipa saluran yang tepat. Pipa saluran sebaiknya berupa pipa PVC.
Ukuran minimalnya adalah 4 inci. Rumah yang memiliki banyak toilet,
sebaiknya menggunakan diameter pipa yang lebih besar. Buatlah saluran
dengan lurus tanpa belokan, karena belokan atau sudut, rentan mampat.
Bak harus kuat dan kedap air. Dinding, dasar, dan penutup bak utama harus
kedap air, agar limbah tidak mencemari lingkungan. Bak endapan dan resapan
sebaiknya memiliki dasar berupa campuran kerikil dan pasir.
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
11.PEKERJAAN INSTALASI PENERANGAN DAN STOP KONTAK
Pekerjaan ini meliputi :
a. Instalasi Titik Lampu
b. Instalasi Stop kontak
c. Pemasangan lampu downlight
d. Dan pemasangan saklat seri dan tunggal
Pelaksanaan :
Pekerjaan instalasi listrik dilaksanakan di dalam dan di luar bangunan
sampai menyala. Dengan test running (menyala dengan baik) selama 2 x 24
jam.
Pekerjaan instalasi tersebut harus dilaksanakan oleh instalatur yang memiliki
S.I.K.A dan sebelum pekerjaan dilaksanakan harus dibuat gambar instalasi.
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal arus kuat
dan arus lemah.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu
kerja disiapkan.
Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak
miring.
Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan
kegunaannya dan dilengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian
atas dapat terlindung dari debu/kotoran. Khusus untuk kabel dengan Ø 16
mm2 harus diberi sepatu kabel dalam panel.
Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya
termasuk daya cadangan yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk
memudahkan bila ada perbaikan instalasi.
f. Bola Lampu
Lampu baret, lampu SL + Hanger dan Armature, lampu Downlight,
penempatan type lampu disesuaikan dengan gambar kerja. Kualitas
bahan SII Dalam Negeri. Semua barang dalam keadaan baru dan tidak
cacat.
PEKERJAAN ATAP
1. Pek. Rangka Atap Baja Ringan Zincalume
Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas struktur pendukungnya (kolom atau
ringbalk) harus dilaksanakan secara benar dan cermat, agar rangka atap baja
ringan terpasang sesuai dengan persyaratannya. Persyaratan teknis rangka atap
baja ringan di antaranya adalah:
Inspeksi Akhir
Karat dapat disebabkan oleh penempelan kotoran (serpihan- serpihan
akibat proses pemotongan baja ringan) atau penggunaan bahan logam lain
pada struktur baja ringan, seperti: pengikatan dengan kawat bendrat,
pemasangan sekrup yang tidak standar, atau karena goresan benda tajam.
Jika terjadi korosi pada suatu logam yang menempel pada baja ringan,
maka resiko penjalaran korosi sangat besar
Oleh karenaitu harus dilakukan inspeksi akhir untuk memastikan tidak ada
kotoran maupunlogam-logam lain yang masih menempel ataupun berada di
sekitar struktur bajaringan.
Genteng metal adalah genteng yang terbuat dari bahan metal Zincalume yang ringan
namun kuat dan tidak membebani konstruksi bangunan.
Kishplank yang dipilih adalah Kisplank finish cat yang lurus dan memiliki serat yang
bagus. Pemsangan dilakukan secara hati-hati dengan posisi yang benar-benar tepat
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemasangan.
Metode Pelaksanaan :
Pembengkokan baja tulangan dilakukan secara hati-hati dan teliti, sesuai dengan
aturan dalam SKSNI.Pembengkokan tersebut harus dilakukan oleh tenaga yang
ahli, dengan menggunakan alat-alat sedemikianrupa sehingga tidak
menimbulkan cacat, patah dan retak-retak pada batang baja.
Acuan dibuat dari bahan yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi , seperti
kayu dan multiplex/triplex dengantebal minimum 5 mm, atau bahan lain
yang diinstruksikan oleh Manajemen Konstruksi, serta memenuhi syarat-syarat
kekuatan dan daya tahan, serta mempunyai permukaan yang baik untuk
pekerjaan finishing pada bagianyang berada di atas permukaan tanah (bila ada).
Pihak Kami memberikan contoh dari perhitungan kekuatanbahan yang akan
dipakai untuk acuan, untuk disetujui oleh Manajemen Konstruksi .
Adukan beton berupa “ready mixed concrete”dengan mutu beton k-125 dan
memenuhi syarat-syarat SKSNI. Di lokasi batching plant. yang disiapkan
sebelumnya, Pihak Kami mengadakan/membuat adukan beton menurut
komposisi adukan dan proporsi campuran yang baik, dan bertanggung jawab
penuh atas kekuatan beton yang disyaratkan. Penggunaan air sedemikian rupa
sehingga dapat menghasilkan beton dengan kinerja yang baik. Sebelumproduksi
beton, Pihak Kami diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk
mendapatkan proporsi campuran yang menghasilkan beton dengan mutu dan
kinerja seperti yang disyaratkan, untuk disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
Dalam hal ini adukan percobaan perlu dibuat dalam beberapa proporsi
campuran yang berbeda (utama dan pendamping) untuk mendapatkan
campuran yang optimum. Proporsi campuran bahandasar beton ditentukan
sedemikian agar beton yang dihasilkan memberkan kekuatan tekan dan tingkat
kelecakan (workability) serta konsistensi yang memungkinkan pengerjaan beton
(penuangan, peralatan dan pemadatan) secara “mudah” ke dalam acuan dan ke
sekitar tulangan, tanpa menimbulkan kemungkinan segregasi agregat dan
terpisahnya air (bleeding) secara berlebihan.
Bila tempat pengadukan beton (batching plant) tidak berada di lokasi pekerjaan,
maka adukan beton secepatnya dibawa ke tempat pengecoran, untuk
menghindarkan sudah terjadinya setting di awal atau degradasi mutu beton
akibat waktu transportasi yang lama. Dalam hal ini penggunaan alat transportasi
pengangkut adukan beton haruslah mendapat persetujuan Manajemen
Konstruksi. Semua alat pengangkut yang dipergunakan selalu dibersihkan dari
sisa-sisa adukan beton yang mengeras.
Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat yang akan dicor terlebih dahulu
dibersihkan dari segala kotoran(potongan kayu, batu, tanah dan lainlain) dan
dibasahi dengan air semen.
Sama sekali tidak diperkenankan mengadakan pengecoran beton sebelum besi
yang terpasang telah diperiksadan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
Bila pengecoran dihentikan untuk kemudian dilanjutkan dalam waktu lebih dari
24 jam, atau bila dipandangperlu oleh Manajemen Konstruksi, maka permukaan
beton lama yang akan disambung terlebih dahuludibersihkan dan bila perlu
dikasarkan dengan menyikat, atau dengan cara lain bila betonnya sudah
sangatmengeras, ditambahkan lapisan tipis bonding additive sejenis epoxy resin
atau setara, atau minimal disiramdengan air semen dan selanjutnya baru dicor
dengan beton baru. Tempat dimana pengecoran akan dihentikanmendapat
persetujuan Manajemen Konstruksi.
Agar supaya kualitas beton yang digunakan dapat dikontrol dengan baik sesuai
spesifikasi dan standar yangada, maka selama proses pengecoran, perlu
dilakukan uji slump dan pengambilan contoh benda uji, dengandisaksikan oleh
Manajemen Konstruksi. Prosedur uji slump, jumlah dan cara pengambilan
contoh benda uji dancontoh cetakannya sesuai dengan
SKSNI dan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari ManajemenKonstruksi.
Dalam segala hal jumlah benda uji yang diambil tidak kurang dari 30 (tiga
puluh) buah untukpengecoran pile cap, yang harus diambil minimal 1 buah
benda uji setiap 5 m
pengecoran beton untuk volume pengecoran yang kurang dari 300 m3 atau
minimal 1 buah benda uji setiap 10 m 3 pengecoran beton untukvolume
pengecoran yang lebih dari 300 m3, dalam bentuk silinder berdiameter 150 mm
dan tinggi 300 mm.15.
Untuk mengetahui kualitas mutu beton yang sudah dilaksanakan, maka contoh
benda uji beton diperiksadengan uji tekan hancur pada umur 3 (tiga) hari, 7
(tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan) hari. Proporsi jumlahuji tekan
(pada umur beton yang berbeda) mendapatkan persetujuan Manajemen
Konstruksi. Hasil uji tekansegera disampaikan kepada Manajemen Konstruksi
untuk di evaluasi.
BETON READY MIX K. 300 T = 20 cm
5. Pekerjaan Persiapan
c. Siapkan semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan untuk pekerjaan
d. Singkirkan hal hal yang dianggap menganggu proses pekerjaan
6. Pekerjaan Pembesian
g. Pekerjaan pembesian dipisahkan pekerjaannya dari lokasi tempat proyek
h. Setelah semua siap, lalu lanjutkan dengan merakit tulangan untuk rangkaian
besi kolom, yang terdiri dari 6 buah tulangan utama dengan diameter (bikin
lambang diameter) 12
i. Kemudian tulangan besi utama kolom diikatkan dengan sengkang
j. Sengkang menggunakan besi diameter (bikin lambang diameter) 10 dengan
jarak masing masingnya 10cm untuk bagian tumpuan, dan berjarak 15cm
untuk bagian lapangan
k. Kemudian sengkang diikatkan dengan kawat bendrat sebagai pengkakuan
kolom dan dibantu dengan tang
l. Pastikan kembali ukuran dan posisi jarang sengkang serta pastikan kawat
bendrat telah terikat dengan sempurna
7. Pekerjaan Bekisting
h. Setelah pembesian kolom siap, tegakkan pembesian kolom pada titik kolom
yang sudah disiapkan sesuai dengan gambar bestek
i. Berikan skoor pada pembesian yang tegak vertikal pada titikkolom agar tidak
kolom tidak bengkok atau melengkung
j. Pastikan pembesian tenah tegak dengan sempurna
k. Lakukan pengujian dengan bantuan unting unting
l. Setelah besi tulangan tegak dengan sempurna, barulah dapat diberikan
bekisting sebagai cetakan selimut beton
m. Bekisting dipasang tegak menyesuaikan dengan pembesian
n. Bekisting dibuat dari multiplek, kemudian diberi kayu skoor agar dapat
menahan tekanan saat proses pengecoran
8. Pekerjaan Pengecoran
h. Setelah bekisting dan pembesian kolom siap, selanjutnya dapat dilanjutkan
dengan proses pengecoran
i. Pengecoran dilakukan dengan mencampurkan pasir, semen dan kerikil, serta
campuran air
j. Kemudian semua campuran tersebut dimasukkan kedalam molen yang
nantinya akan menjadi beton cair
k. Selanjutnya masukan beton cair tadi kedalam ember atau kotak spesi
menggunakan sendok spesi
l. Kemudian beton cair dituangkan kedalam bekisting kolom untuk membetuk
selimut beton kolom secara merata ke seluruh bagian
m. Agar coran lebih merata lagi, spasi pada bekisting bisa diratakan dengan
menggunakan vibrator
n. Selanjutnya tunggu coran hingga kering sempurna biasanya 21 hari tanpa zat
adiktif Setelah mencapai umurnya, bekisting dapat dilepas dan melanjutkan
pekerjaan selanjutnya.
Metode Pelaksanaan :
Pembengkokan baja tulangan dilakukan secara hati-hati dan teliti, sesuai dengan
aturan dalam SKSNI.Pembengkokan tersebut harus dilakukan oleh tenaga yang
ahli, dengan menggunakan alat-alat sedemikianrupa sehingga tidak
menimbulkan cacat, patah dan retak-retak pada batang baja.
Acuan dibuat dari bahan yang disetujui oleh Manajemen Konstruksi , seperti
kayu dan multiplex/triplex dengantebal minimum 5 mm, atau bahan lain
yang diinstruksikan oleh Manajemen Konstruksi, serta memenuhi syarat-syarat
kekuatan dan daya tahan, serta mempunyai permukaan yang baik untuk
pekerjaan finishing pada bagianyang berada di atas permukaan tanah (bila ada).
Pihak Kami memberikan contoh dari perhitungan kekuatanbahan yang akan
dipakai untuk acuan, untuk disetujui oleh Manajemen Konstruksi .
Adukan beton berupa “ready mixed concrete”dengan mutu beton K-300 dan
memenuhi syarat-syarat SKSNI. Di lokasi batching plant. yang disiapkan
sebelumnya, Pihak Kami mengadakan/membuat adukan beton menurut
komposisi adukan dan proporsi campuran yang baik, dan bertanggung jawab
penuh atas kekuatan beton yang disyaratkan. Penggunaan air sedemikian rupa
sehingga dapat menghasilkan beton dengan kinerja yang baik. Sebelumproduksi
beton, Pihak Kami diharuskan membuat adukan percobaan (trial mixes) untuk
mendapatkan proporsi campuran yang menghasilkan beton dengan mutu dan
kinerja seperti yang disyaratkan, untuk disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
Dalam hal ini adukan percobaan perlu dibuat dalam beberapa proporsi
campuran yang berbeda (utama dan pendamping) untuk mendapatkan
campuran yang optimum. Proporsi campuran bahandasar beton ditentukan
sedemikian agar beton yang dihasilkan memberkan kekuatan tekan dan tingkat
kelecakan (workability) serta konsistensi yang memungkinkan pengerjaan beton
(penuangan, peralatan dan pemadatan) secara “mudah” ke dalam acuan dan ke
sekitar tulangan, tanpa menimbulkan kemungkinan segregasi agregat dan
terpisahnya air (bleeding) secara berlebihan.
Bila tempat pengadukan beton (batching plant) tidak berada di lokasi pekerjaan,
maka adukan beton secepatnya dibawa ke tempat pengecoran, untuk
menghindarkan sudah terjadinya setting di awal atau degradasi mutu beton
akibat waktu transportasi yang lama. Dalam hal ini penggunaan alat transportasi
pengangkut adukan beton haruslah mendapat persetujuan Manajemen
Konstruksi. Semua alat pengangkut yang dipergunakan selalu dibersihkan dari
sisa-sisa adukan beton yang mengeras.
Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat yang akan dicor terlebih dahulu
dibersihkan dari segala kotoran(potongan kayu, batu, tanah dan lainlain) dan
dibasahi dengan air semen.
Sama sekali tidak diperkenankan mengadakan pengecoran beton sebelum besi
yang terpasang telah diperiksadan disetujui oleh Manajemen Konstruksi.
Bila pengecoran dihentikan untuk kemudian dilanjutkan dalam waktu lebih dari
24 jam, atau bila dipandangperlu oleh Manajemen Konstruksi, maka permukaan
beton lama yang akan disambung terlebih dahuludibersihkan dan bila perlu
dikasarkan dengan menyikat, atau dengan cara lain bila betonnya sudah
sangatmengeras, ditambahkan lapisan tipis bonding additive sejenis epoxy resin
atau setara, atau minimal disiramdengan air semen dan selanjutnya baru dicor
dengan beton baru. Tempat dimana pengecoran akan dihentikanmendapat
persetujuan Manajemen Konstruksi.
Agar supaya kualitas beton yang digunakan dapat dikontrol dengan baik sesuai
spesifikasi dan standar yangada, maka selama proses pengecoran, perlu
dilakukan uji slump dan pengambilan contoh benda uji, dengandisaksikan oleh
Manajemen Konstruksi. Prosedur uji slump, jumlah dan cara pengambilan
contoh benda uji dancontoh cetakannya sesuai dengan
SKSNI dan terlebih dahulu mendapat persetujuan dari ManajemenKonstruksi.
Dalam segala hal jumlah benda uji yang diambil tidak kurang dari 30 (tiga
puluh) buah untukpengecoran pile cap, yang harus diambil minimal 1 buah
benda uji setiap 5 m
pengecoran beton untuk volume pengecoran yang kurang dari 300 m3 atau
minimal 1 buah benda uji setiap 10 m 3 pengecoran beton untukvolume
pengecoran yang lebih dari 300 m3, dalam bentuk silinder berdiameter 150 mm
dan tinggi 300 mm.15.
Untuk mengetahui kualitas mutu beton yang sudah dilaksanakan, maka contoh
benda uji beton diperiksadengan uji tekan hancur pada umur 3 (tiga) hari, 7
(tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan) hari. Proporsi jumlahuji tekan
(pada umur beton yang berbeda) mendapatkan persetujuan Manajemen
Konstruksi. Hasil uji tekansegera disampaikan kepada Manajemen Konstruksi
untuk di evaluasi.
PEMASANGAN PAVING BLOCK
Langkah awal, sebelum Paving block dipasang pastikan struktur dari lahan yang hendak
di Paving dalam keadaan benar-benar padat. Apabila belum padat dapat dipadatkan
dengan menggunakan mesin Roller (Wales) atau Stamper kuda. Hal ini agar lahan yang
telah dipasang paving block tidak amblas.
Sebelum pekerjaan pemasangan paving kita mulai, kita harus memperhatikan syarat-
syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut:
a. Lapisan Subgrade
Subgrade atau lapisan tanah paling dasar harus diratakan terlebih dahulu, sehingga
mempunyai profil dengan kemiringan sama dengan yang kita perlukan untuk
kemiringan Drainage (Water run off) yaitu minimal 1,5 %. Subgrade atau lapisan tanah
dasartersebut harus kita padatkan dengan kepadatan minimal 90 % MDD (Modified
Max Dry Density) sebelum pekerjaan subbase dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi
teknisyang kita butuhkan. Ini sangat penting untuk kekuatan landasan area paving
nantinya.
b. Lapisan Subbase
Pekerjaan lapisan subbase harus disesuaikan dengan gambar dan spesifikasi teknis
yang kita butuhkan. Profil lapisan permukaan dari subbase juga harus mempunyai
minimal kemiringan 2 %, dua arah melintang kekiri dan kekanan. Kemiringan ini sangat
penting untuk jangka panjang kestabilan paving .
Topi uskup adalah paving block yang berbentuk segi tiga beratnya kira kira 5-9
kg pcs, jumlah per m2 kira kira 24 pcs, 3,3 pcs/m1. Pada pemasangan paving block
dengan pola herringbone 45 derajat akan ada pada pinggir dari pemasangan
paving ruang sehingga perlu penambahan paving khusus sesuai dengan bentuk
dan ukuran yang pas.
Dilapangan tukang biasanya memotong paving, seperti membentuk segi tiga sama
sisi sehingga ruang kosong tersebut dapat tertutup. Topi uskup adalah dapat juga
mempercantik dan memperkokoh pemasangan topi uskup.
Dipergunakan untuk penguncian paving block sehingga tidak ada potongan paving
block. Dapat disesuaikan dengan warna paving atau accessories seperti merah,
hitam, kuning dll.
b. Pekerjaan Kisdam
Kisdam dibuat dari tanggul (timbunan tanah yang dipadatkan) atau dari
turap dari baja (sheet pile) yang diisi tanah timbunan untuk mencegah
agar air tidak masuk atau untuk mengalihkan aliran air dari daerah yang
ada di dalam kisdam yang akan merupakan daerah kerja. Biasanya di
dalam kisdam kemungkinan masih ada / banyak air. Sehingga air tersebut
perlu dikeluarkan agar daerah kerja tersebut tetap kering, dengan
menggunakan pompa. Pekerjaan kisdam diikuti oleh pekerjaan
pengeringan.
Pondasi cerucuk yaitu salah satu jenis pondasi yang biasanya digunakan
pada didaerah dengan kondisi tanah yang kurang stabil seperti jenis
tanah lembek ataupun tanah gambut dengan elevasi muka air yang cukup
tingggi. Ketinggian pondasi cerucuk dapat dipengaruhi oleh muka air
pasang surut. Untuk perencanaan kedalaman dan jarak anatara tiang
pancang harus dilakukan berdasarkan pemeriksaan tanah.
1. Gergaji kayu
2. Kapak
3. Palu 5 kg
4. Linggis
5. Cangkul
6. Alat pengangkut tanah
7. Alat pancang cerucuk
8. Alas pemukul tiang
9. Perancah atau platform dari susunan drum-drum dan papan kayu
10. Back Hoe atau Excavator
11. Mesin Las
4. Pemacangan
Kepala tiang pancang harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel.
Tiang pancang diikatkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik sehingga
tiang pancang masuk pada bagian alat.
Bila kedalaman pemancangan lebih dalam dari pada panjang tiang pancang satu
batang, maka perlu dilakukan penyambungan dengan tiang pancang kedua, yaitu
dengan pengelasan.
Gambar
9 Penyambungan Tiang Pancang dengan
Pengelasan
Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi tertentu
sesuai dengan perencana atau Direksi Pekerjaan. Selanjutnya dilakukan pemancangan
di titik berikutnya dengan langkah yang sama.
Lapisan pasir urug harus dipadatkan dengan cara ditimbris / stemper setelah
terlebih dahulu disiram air secara merata sehingga urugan pasir tersebut
benar-benar padat. Pasir urug yang akan digunakan harus bebas dari
berbagai kotoran pengganggu dan sampah organik maupun non organik.
Ukuran ketebalan pasir urug adalah 5 CM.
6. PEKERJAAN BETON
e. Rabat Beton Tumbuk Bawah Lantai T = 5 cm
Persyaratan Beton :
5. Untuk pekerjaan ini mutu beton yang digunakan adalah beton tumbuk K-
175 (Site Mix) dengan tinggi 5 cm
6. Site Mix di lapangan dengan campuran yang telah mendapat rekomendasi
dari laboratorium berdasarkan hasil test lab.
7. Untuk beton tidak bertulang adukan dibuat dengan campuran sesuai
dengan spesifikasi teknis dengan perbandingan volume.
Persyaratan Bahan :
Semen
8. Semen yang digunakan harus terdiri satu jenis merek dari mutu yang baik
dan disetujui oleh Direksi. Semen yang telah mengeras sebagian atau
seluruhnya tidak diperkenankan untuk digunakan. Untuk menghindari
terjadinya hal tersebut diatas, Kami akan memperhatikan syarat-syarat
penyimpanan semen yang baik. SNI dan SII dengan type I.
9. Semen yang dipakai Portland semen satu merek yang telah disyahkan /
disetujui oleh yang berwenang dan memenuhi syarat sebagaimana yang
diuraikan dalam SNI – 03-2847-2002.
10. Dalam pengangkutan semen harus terlindungi dari hujan, harus
diterimakan dalam kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup
rapat.
11. Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya dan robek-robek tidak
diperkenankan penggunaannya, kecuali untuk pekerjaan bukan beton.
12. Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak
diperbolehkan untuk dipergunakan.
13. Semen yang didatangkan ke lokasi, harus disimpan pada gudang yang
mempunyai ventilasi cukup dan tidak terkena air, sehingga terjamin tidak
akan rusak dan atau tercampur bahan lain yang dapat merusak mutu
beton. Diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari
lantai, tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melebihi 2 m.
14. Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru
datang tidak boleh dilakukan di atas timbunan yang telah ada dan
pemakaian semen harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.
Pasir Beton
7. Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas
dari bahan organis, lumpur dan sebagainya. Sesuai dengan persyaratan
yang tercantum di dalam SNI 03-2847-2002. Untuk menghasilkan mutu
beton yang baik, Kontraktor dilarang menggunakan abu batu dan
sejenisnya.
8. Agregat pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari seluruh macam
kotoran baik bahan organik maupun lumpur, tanah, karang, garam dan
sebagainya sesuai dengan syarat dan peraturan yang berlaku.
9. Bahan agregat pasir dan kerikil harus didatangkan dari tempat-tempat
yang telah disetujui mutunya oleh Direksi Lapangan.
10. Bahan agregat pasir dan kerikil harus disimpan di tempat yang bersih,
yang keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran
satu sama lain.
11. Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan.
12. Hanya pasir beton yang dapat dipergunakan untuk pekerjaan beton.
Urutan Pekerjaan :
Untuk lantai kerja dibawah pondasi dibuat dengan ketebalan sesuai rencana. Buat
adukan untuk lantai kerja dengan campuran adukan 1PC : 3Psr : 5Krl mutu beton
K-175 Site Mix atau B-0 dengan menggunakan molen. Pastikan bahwa lokasi yang
akan dipasang lantai kerja sudah terdapat urugan pasir dengan ketebalan yang
sesuai rencana dan telah diratakan. Bersihkan lokasi yang akan dipasang lantai
kerja dari sampah atau kotoran. Pasang patok dan leveling lantai kerja yang
diperlukan sebagai acuan untuk menentukan ketebalan. Bisa juga dengan terlebih
dahulu dibuat kepalaan dengan jarak per 1 m untuk leveling lantai kerja.
Tuangkan adukan lantai kerja ke area melalui talang cor atau ember. Adukan
lantai kerja diratakan dengan menggunakan cangkul maupun sendok
adukan/raskam sampai ketinggian yang telah ditentukan dengan cara melakukan
tarikan benang dari patok level satu dengan yang lainnya.
Pile cap merupakan elemen struktur yang berfungsi untuk menyebarkan beban
dari kolom ke tiang-tiang. Baca pile cap disini. Metode pelaksanaan pile cap
adalah sebagai berikut :
1. Persiapan
Pekerjaan pile cap diawali dengan pekerjaan persiapan, yaitu menentukan as
pile cap dengan menggunakan theodolit dan waterpass berdasarkan
shop drawing yang dilanjutkan dengan pemasangan patok as pile cap.
2. Pekerjaan Galian, kedalaman penggalian disesuaikan dengan dimensi pile
cap.
6. Pekerjaan pengecoran
Pengecoran menggunakan beton K-300 Ready Mix dengan nilai slump 12 cm.
g. Pekerjaan Slof Beton SFI 20 x 40 cm, (Ready Mix)
Persyaratan Beton
3. Untuk semua beton bertulang yang bersifat struktur, mutu beton yang
digunakan adalah beton Ready Mix mutu K-300.
4. Beton ready mix K-300 dibuat dengan campuran yang telah mendapat
rekomendasi dari laboratorium berdasarkan hasil test lab.
Persyaratan Bahan :
Semen
8. Semen yang digunakan harus terdiri satu jenis merek dari mutu yang baik
dan disetujui oleh Direksi. Semen yang telah mengeras sebagian atau
seluruhnya tidak diperkenankan untuk digunakan. Untuk menghindari
terjadinya hal tersebut diatas, Kami akan memperhatikan syarat-syarat
penyimpanan semen yang baik. SNI dan SII dengan type I.
9. Semen yang dipakai Portland semen satu merek yang telah disyahkan /
disetujui oleh yang berwenang dan memenuhi syarat sebagaimana yang
diuraikan dalam SNI – 03-2847-2002.
10. Dalam pengangkutan semen harus terlindungi dari hujan, harus diterimakan
dalam kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
11. Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya dan robek-robek tidak
diperkenankan penggunaannya, kecuali untuk pekerjaan bukan beton.
12. Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak
diperbolehkan untuk dipergunakan.
13. Semen yang didatangkan ke lokasi, harus disimpan pada gudang yang
mempunyai ventilasi cukup dan tidak terkena air, sehingga terjamin tidak
akan rusak dan atau tercampur bahan lain yang dapat merusak mutu beton.
Diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai,
tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melebihi 2 m.
14. Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru
datang tidak boleh dilakukan di atas timbunan yang telah ada dan pemakaian
semen harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.
Pasir Beton
13. Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas
dari bahan organis, lumpur dan sebagainya. Sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam SNI 03-2847-2002. Untuk menghasilkan mutu beton
yang baik, Kontraktor dilarang menggunakan abu batu dan sejenisnya.
14. Agregat pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari seluruh macam kotoran
baik bahan organik maupun lumpur, tanah, karang, garam dan sebagainya
sesuai dengan syarat dan peraturan yang berlaku.
15. Bahan agregat pasir dan kerikil harus didatangkan dari tempat-tempat yang
telah disetujui mutunya oleh Direksi Lapangan.
16. Bahan agregat pasir dan kerikil harus disimpan di tempat yang bersih, yang
keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu
sama lain.
17. Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan.
18. Hanya pasir beton yang dapat dipergunakan untuk pekerjaan beton.
Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton.
Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 U-39 sesuai dengan
kebutuhan dan mengacu kepada SNI 03-2847-2002.
Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran (lumpur,
lemak dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak
dengan diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan
tidak bersepuh seng.
Kualitas tulangan yang akan digunakan se-kualitas keluaran Pabrik Baja
Krakatau Steel (KS) atau Budi Darma (BD).
Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos dengan kualitas besi
beton adalah baja lunak sesuai dengan standar SNI 03-2847-2002 serta
peraturan yang mengikat lainnya.
Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan
dingin, besi beton dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, kulit giling serta
bahan lain yang mengurangi daya lekat.
Besi beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
Besi / baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
Kawat beton digunakan untuk yang lazim dipakai untuk mengikat besi beton
/ tulangan ikatan, antara tulangan harus kuat agar tidak mudah lepas, selama
pelaksanaan pengecoran.
Bekisting
Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan / persyaratan yang
tercantum dalam SNI 03-2847-2002 dengan tebal papan kayu minimal 3 cm,
atau kayu lapis tebal minimum 9 mm dengan balok-balok penyangga
berukuran 5 / 7 cm dan 5 / 10 cm, sedangkan kayu yang digunakan
adalah jenis kayu yang terentang (klas III) yang keras.
Pasangan bekisting harus rapi, kuat dan kaku untuk menahan getaran dan
kejutan gaya yang dikirim tanpa berubah bentuk. Kerapihan dan ketelitian
pemasangan bekisting harus diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar
menghasilkan bidang beton yang rata.
Celah-celah sambungan bekisting harus rapat agar pada waktu mengecor air
tidak menembus keluar. Sebelum pengecoran bagian dalam bekisting harus
bersih dari kotoran.
Bahan-bahan kayu sisa pengecoran (bekisting) tidak diperkenankan untuk
dipergunakan kembali.
Campuran Beton
4. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir beton, kerikil dan air seperti
ditentukan sebelumnya dengan perbandingan yang serasi dan diolah
sebaiknya-baiknya sampai pada kekentalan yang tepat yaitu mutu beton K-
300 Ready Mix.
5. Penakaran semen dan agrerat (halus dan kasar) harusnya dengan kotak-
kotak ukuran yang sama volumenya. Banyaknya air untuk campuran beton
sudah ditentukan sedemikian rupa sehingga mudah dikerjakan sesuai
penggunaannya dan akan menghasilkan kepadatan beton yang tepat,
kekedapan serta kekuatan yang dikehendaki.
6. Semua pengadukan jenis beton harus menggunakan Bacthing Pland dan di
angkut ke lokasi kegiatan dengan menggunak truck mixer.
Penulangan
Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus sesuai dengan
gambar kerja dan mengikuti persyaratan yang tercantum didalam SNI 03-
2847-2002.
Pengikat antara tulangan pokok dan tulangan sangkang harus dilakukan
dengan kuat menggunakan kawat baja, sehingga menjamin tulangan-
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan penggetaran
berlangsung.
Rangka tulang harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga terdapat jarak
bebas dari papan bekisting lantai kerja setebal/sejauh selimut beton yang
diperlukan.
Persiapan Pengecoran
e. Sebelum pengecoran beton dilakukan, kami akan melaporkan kepada
konsultan pengawas untuk pemeriksaan dan meminta persetujuannya untuk
memulai pengecoran, hal ini berlaku untuk semua pekerjaan beton bertulang.
f. Sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari sebelum pengecoran pertama kami
sudah akan membuka kubus beton minimal 4 (empat) buah dan dites pada
laboratorium tes sudah disetujui oleh konsultan pengawas lapangan. Untuk
usia 7 (tujuh) hari, untuk ready mix mak produsen yang menyiapkan.
g. Apabila pengecoran beton terpaksa dihentikan dikarenakan cuaca atau
sebab lainnya dan akan diteruskan pada hari berikutnya, maka penghentian
tersebut harus disetujui oleh direksi dan pengawas lapangan.
h. Kekentalan campuran beton harus diperiksa dengan pengujian slump dengan
kerucut terpancung, ukuran bawah m = 20cm atas m=10 cm dan
tinggi=30cm. Kerucut diisi dengan adukan beton dalam 3 lapis yang sama
tebalnya dengan masing-masing ditusuk dengan besi m=50cm sebanyak 10
kali untuk setiap lapisnya dan dipukul-pukulkan dengan palu karet, setelah
muka bidang atasnya merata maka 30 detik kemudian kerucut ditarik ke atas
dengan penurunan puncak kerucut diukur terhadap tinggi semula. Untuk
bagian pondasi ditentukan penurunan maksimum 10cm untuk non struktur
sedangkan untuk struktur penurunan maksimum 9 cm.
Pengecoran
f. Pengecoran beton baru dapat dilakukan setelah:
4. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
acuan/bekisting yang dibuat.
5. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui pembesian
yang akan dicor.
6. Direksi/pengawas lapangan telah menerima laporan laboratorium tentang
karakteristik campuran beton untuk pengecoran.
g. Pemandatan struktur dilakukan dengan menggunakan alat penggetar
(vibrator) dengan kondisi baik.
h. Untuk melindungi beton yang dicor dari cahaya matahari, hujan maupun
angin sampai beton tersebut mengeras dengan baik dan mencegah
pengeringan yang terlalu cepat, maka harus dilakukan perawatan sebagai
berikut:
- Semua cetakan yang diisi adukan beton dibasahi sampai cetakan tersebut
terbongkar.
- Membasahi permukaan atas adukan beton selama 14hari terus menerus
setelah adukan beton cuku p mengeras.
i. Cara-cara dan alat –alat yang digunakan untuk mangangkut beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaa tanpa adanya kehilangan bahan
yang dapat menyebabkan perubahan nilai slump.
j. Dalam hal ini beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan ke
tempat pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dengan
spesinya.
Persyaratan Beton
3. Untuk semua beton bertulang yang bersifat struktur, mutu beton yang digunakan
adalah beton Ready Mix mutu K-300.
4. Beton ready mix K-300 dibuat dengan campuran yang telah mendapat
rekomendasi dari laboratorium berdasarkan hasil test lab.
Persyaratan Bahan :
Semen
8. Semen yang digunakan harus terdiri satu jenis merek dari mutu yang baik dan
disetujui oleh Direksi. Semen yang telah mengeras sebagian atau seluruhnya
tidak diperkenankan untuk digunakan. Untuk menghindari terjadinya hal
tersebut diatas, Kami akan memperhatikan syarat-syarat penyimpanan semen
yang baik. SNI dan SII dengan type I.
9. Semen yang dipakai Portland semen satu merek yang telah disyahkan /
disetujui oleh yang berwenang dan memenuhi syarat sebagaimana yang
diuraikan dalam SNI – 03-2847-2002.
10. Dalam pengangkutan semen harus terlindungi dari hujan, harus diterimakan
dalam kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
11. Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya dan robek-robek tidak
diperkenankan penggunaannya, kecuali untuk pekerjaan bukan beton.
12. Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak
diperbolehkan untuk dipergunakan.
13. Semen yang didatangkan ke lokasi, harus disimpan pada gudang yang
mempunyai ventilasi cukup dan tidak terkena air, sehingga terjamin tidak
akan rusak dan atau tercampur bahan lain yang dapat merusak mutu beton.
Diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai,
tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melebihi 2 m.
14. Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru
datang tidak boleh dilakukan di atas timbunan yang telah ada dan pemakaian
semen harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.
Pasir Beton
19. Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas
dari bahan organis, lumpur dan sebagainya. Sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam SNI 03-2847-2002. Untuk menghasilkan mutu beton
yang baik, Kontraktor dilarang menggunakan abu batu dan sejenisnya.
20. Agregat pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari seluruh macam kotoran
baik bahan organik maupun lumpur, tanah, karang, garam dan sebagainya
sesuai dengan syarat dan peraturan yang berlaku.
21. Bahan agregat pasir dan kerikil harus didatangkan dari tempat-tempat yang
telah disetujui mutunya oleh Direksi Lapangan.
22. Bahan agregat pasir dan kerikil harus disimpan di tempat yang bersih, yang
keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu
sama lain.
23. Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan.
24. Hanya pasir beton yang dapat dipergunakan untuk pekerjaan beton.
Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton.
Baja Tulangan
10. Baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 U-39 sesuai dengan
kebutuhan dan mengacu kepada SNI 03-2847-2002.
11. Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran (lumpur,
lemak dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak
dengan diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan
tidak bersepuh seng.
12. Kualitas tulangan yang akan digunakan se-kualitas keluaran Pabrik Baja
Krakatau Steel (KS) atau Budi Darma (BD).
13. Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos dengan kualitas besi
beton adalah baja lunak sesuai dengan standar SNI 03-2847-2002 serta
peraturan yang mengikat lainnya.
14. Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan
dingin, besi beton dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
15. Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, kulit giling serta
bahan lain yang mengurangi daya lekat.
16. Besi beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
17. Besi / baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
18. Kawat beton digunakan untuk yang lazim dipakai untuk mengikat besi beton
/ tulangan ikatan, antara tulangan harus kuat agar tidak mudah lepas, selama
pelaksanaan pengecoran.
Bekisting
5. Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan / persyaratan yang
tercantum dalam SNI 03-2847-2002 dengan tebal papan kayu minimal 3 cm,
atau kayu lapis tebal minimum 9 mm dengan balok-balok penyangga berukuran
5 / 7 cm dan 5 / 10 cm, sedangkan kayu yang digunakan adalah jenis kayu yang
terentang (klas III) yang keras.
6. Pasangan bekisting harus rapi, kuat dan kaku untuk menahan getaran dan
kejutan gaya yang dikirim tanpa berubah bentuk. Kerapihan dan ketelitian
pemasangan bekisting harus diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar
menghasilkan bidang beton yang rata.
7. Celah-celah sambungan bekisting harus rapat agar pada waktu mengecor air
tidak menembus keluar. Sebelum pengecoran bagian dalam bekisting harus
bersih dari kotoran.
8. Bahan-bahan kayu sisa pengecoran (bekisting) tidak diperkenankan untuk
dipergunakan kembali.
Campuran Beton
4. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir beton, kerikil dan air seperti
ditentukan sebelumnya dengan perbandingan yang serasi dan diolah sebaiknya-
baiknya sampai pada kekentalan yang tepat yaitu mutu beton K-300 Ready Mix.
5. Penakaran semen dan agrerat (halus dan kasar) harusnya dengan kotak-
kotak ukuran yang sama volumenya. Banyaknya air untuk campuran beton
sudah ditentukan sedemikian rupa sehingga mudah dikerjakan sesuai
penggunaannya dan akan menghasilkan kepadatan beton yang tepat,
kekedapan serta kekuatan yang dikehendaki.
6. Semua pengadukan jenis beton harus menggunakan Bacthing Pland dan di
angkut ke lokasi kegiatan dengan menggunak truck mixer.
Penulangan
d. Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus sesuai dengan
gambar kerja dan mengikuti persyaratan yang tercantum didalam SNI 03-2847-
2002.
e. Pengikat antara tulangan pokok dan tulangan sangkang harus dilakukan
dengan kuat menggunakan kawat baja, sehingga menjamin tulangan-
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan penggetaran
berlangsung.
f. Rangka tulang harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga terdapat jarak
bebas dari papan bekisting lantai kerja setebal/sejauh selimut beton yang
diperlukan.
Persiapan Pengecoran
e. Sebelum pengecoran beton dilakukan, kami akan melaporkan kepada konsultan
pengawas untuk pemeriksaan dan meminta persetujuannya untuk memulai
pengecoran, hal ini berlaku untuk semua pekerjaan beton bertulang.
f. Sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari sebelum pengecoran pertama kami
sudah akan membuka kubus beton minimal 4 (empat) buah dan dites pada
laboratorium tes sudah disetujui oleh konsultan pengawas lapangan. Untuk
usia 7 (tujuh) hari, untuk ready mix mak produsen yang menyiapkan.
g. Apabila pengecoran beton terpaksa dihentikan dikarenakan cuaca atau
sebab lainnya dan akan diteruskan pada hari berikutnya, maka penghentian
tersebut harus disetujui oleh direksi dan pengawas lapangan.
h. Kekentalan campuran beton harus diperiksa dengan pengujian slump dengan
kerucut terpancung, ukuran bawah m = 20cm atas m=10 cm dan
tinggi=30cm. Kerucut diisi dengan adukan beton dalam 3 lapis yang sama
tebalnya dengan masing-masing ditusuk dengan besi m=50cm sebanyak 10
kali untuk setiap lapisnya dan dipukul-pukulkan dengan palu karet, setelah
muka bidang atasnya merata maka 30 detik kemudian kerucut ditarik ke atas
dengan penurunan puncak kerucut diukur terhadap tinggi semula. Untuk
bagian pondasi ditentukan penurunan maksimum 10cm untuk non struktur
sedangkan untuk struktur penurunan maksimum 9 cm.
Pengecoran
Pengecoran beton baru dapat dilakukan setelah:
1. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
acuan/bekisting yang dibuat.
2. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui pembesian
yang akan dicor.
3. Direksi/pengawas lapangan telah menerima laporan laboratorium tentang
karakteristik campuran beton untuk pengecoran.
4. Pemandatan struktur dilakukan dengan menggunakan alat penggetar
(vibrator) dengan kondisi baik.
5. Untuk melindungi beton yang dicor dari cahaya matahari, hujan maupun
angin sampai beton tersebut mengeras dengan baik dan mencegah
pengeringan yang terlalu cepat, maka harus dilakukan perawatan sebagai
berikut:
- Semua cetakan yang diisi adukan beton dibasahi sampai cetakan tersebut
terbongkar.
- Membasahi permukaan atas adukan beton selama 14hari terus menerus
setelah adukan beton cuku p mengeras.
c. Cara-cara dan alat –alat yang digunakan untuk mangangkut beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaa tanpa adanya kehilangan bahan
yang dapat menyebabkan perubahan nilai slump.
d. Dalam hal ini beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan ke
tempat pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dengan
spesinya.
PEMBUATAN TANGGA
Pekerjaan ini meliputi :
Persyaratan Beton
c. Untuk semua beton bertulang yang bersifat struktur, mutu beton yang
digunakan adalah beton Ready Mix mutu K-300.
d. Beton ready mix K-300 dibuat dengan campuran yang telah mendapat
rekomendasi dari laboratorium berdasarkan hasil test lab.
Persyaratan Bahan :
Semen
8. Semen yang digunakan harus terdiri satu jenis merek dari mutu yang baik
dan disetujui oleh Direksi. Semen yang telah mengeras sebagian atau
seluruhnya tidak diperkenankan untuk digunakan. Untuk menghindari
terjadinya hal tersebut diatas, Kami akan memperhatikan syarat-syarat
penyimpanan semen yang baik. SNI dan SII dengan type I.
9. Semen yang dipakai Portland semen satu merek yang telah disyahkan /
disetujui oleh yang berwenang dan memenuhi syarat sebagaimana yang
diuraikan dalam SNI – 03-2847-2002.
10. Dalam pengangkutan semen harus terlindungi dari hujan, harus diterimakan
dalam kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
11. Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya dan robek-robek tidak
diperkenankan penggunaannya, kecuali untuk pekerjaan bukan beton.
12. Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak
diperbolehkan untuk dipergunakan.
13. Semen yang didatangkan ke lokasi, harus disimpan pada gudang yang
mempunyai ventilasi cukup dan tidak terkena air, sehingga terjamin tidak
akan rusak dan atau tercampur bahan lain yang dapat merusak mutu beton.
Diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai,
tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melebihi 2 m.
14. Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru
datang tidak boleh dilakukan di atas timbunan yang telah ada dan pemakaian
semen harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.
Pasir Beton
7. Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas
dari bahan organis, lumpur dan sebagainya. Sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam SNI 03-2847-2002. Untuk menghasilkan mutu beton
yang baik, Kontraktor dilarang menggunakan abu batu dan sejenisnya.
8. Agregat pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari seluruh macam kotoran
baik bahan organik maupun lumpur, tanah, karang, garam dan sebagainya
sesuai dengan syarat dan peraturan yang berlaku.
9. Bahan agregat pasir dan kerikil harus didatangkan dari tempat-tempat yang
telah disetujui mutunya oleh Direksi Lapangan.
10. Bahan agregat pasir dan kerikil harus disimpan di tempat yang bersih, yang
keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu
sama lain.
11. Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan.
12. Hanya pasir beton yang dapat dipergunakan untuk pekerjaan beton.
Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton.
Baja Tulangan
10. Baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 U-39 sesuai dengan
kebutuhan dan mengacu kepada SNI 03-2847-2002.
11. Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran (lumpur,
lemak dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari baja lunak
dengan diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan terlebih dahulu dan
tidak bersepuh seng.
12. Kualitas tulangan yang akan digunakan se-kualitas keluaran Pabrik Baja
Krakatau Steel (KS) atau Budi Darma (BD).
13. Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos dengan kualitas besi
beton adalah baja lunak sesuai dengan standar SNI 03-2847-2002 serta
peraturan yang mengikat lainnya.
14. Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan
dingin, besi beton dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
15. Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, kulit giling serta
bahan lain yang mengurangi daya lekat.
16. Besi beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
17. Besi / baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
18. Kawat beton digunakan untuk yang lazim dipakai untuk mengikat besi beton
/ tulangan ikatan, antara tulangan harus kuat agar tidak mudah lepas, selama
pelaksanaan pengecoran.
Bekisting
5. Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan / persyaratan yang
tercantum dalam SNI 03-2847-2002 dengan tebal papan kayu minimal 3 cm,
atau kayu lapis tebal minimum 9 mm dengan balok-balok penyangga
berukuran 5 / 7 cm dan 5 / 10 cm, sedangkan kayu yang digunakan
adalah jenis kayu yang terentang (klas III) yang keras.
6. Pasangan bekisting harus rapi, kuat dan kaku untuk menahan getaran dan
kejutan gaya yang dikirim tanpa berubah bentuk. Kerapihan dan ketelitian
pemasangan bekisting harus diperhatikan agar setelah bekisting dibongkar
menghasilkan bidang beton yang rata.
7. Celah-celah sambungan bekisting harus rapat agar pada waktu mengecor air
tidak menembus keluar. Sebelum pengecoran bagian dalam bekisting harus
bersih dari kotoran.
8. Bahan-bahan kayu sisa pengecoran (bekisting) tidak diperkenankan untuk
dipergunakan kembali.
Campuran Beton
4. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir beton, kerikil dan air seperti
ditentukan sebelumnya dengan perbandingan yang serasi dan diolah sebaiknya-
baiknya sampai pada kekentalan yang tepat yaitu mutu beton K-300 Ready Mix.
5. Penakaran semen dan agrerat (halus dan kasar) harusnya dengan kotak-
kotak ukuran yang sama volumenya. Banyaknya air untuk campuran beton
sudah ditentukan sedemikian rupa sehingga mudah dikerjakan sesuai
penggunaannya dan akan menghasilkan kepadatan beton yang tepat,
kekedapan serta kekuatan yang dikehendaki.
6. Semua pengadukan jenis beton harus menggunakan Bacthing Pland dan di
angkut ke lokasi kegiatan dengan menggunak truck mixer.
Penulangan
d. Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus sesuai dengan
gambar kerja dan mengikuti persyaratan yang tercantum didalam SNI 03-2847-
2002.
e. Pengikat antara tulangan pokok dan tulangan sangkang harus dilakukan
dengan kuat menggunakan kawat baja, sehingga menjamin tulangan-
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan penggetaran
berlangsung.
f. Rangka tulang harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga terdapat jarak
bebas dari papan bekisting lantai kerja setebal/sejauh selimut beton yang
diperlukan.
Persiapan Pengecoran
e. Sebelum pengecoran beton dilakukan, kami akan melaporkan kepada konsultan
pengawas untuk pemeriksaan dan meminta persetujuannya untuk memulai
pengecoran, hal ini berlaku untuk semua pekerjaan beton bertulang.
f. Sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari sebelum pengecoran pertama kami
sudah akan membuka kubus beton minimal 4 (empat) buah dan dites pada
laboratorium tes sudah disetujui oleh konsultan pengawas lapangan. Untuk
usia 7 (tujuh) hari, untuk ready mix mak produsen yang menyiapkan.
g. Apabila pengecoran beton terpaksa dihentikan dikarenakan cuaca atau
sebab lainnya dan akan diteruskan pada hari berikutnya, maka penghentian
tersebut harus disetujui oleh direksi dan pengawas lapangan.
h. Kekentalan campuran beton harus diperiksa dengan pengujian slump dengan
kerucut terpancung, ukuran bawah m = 20cm atas m=10 cm dan
tinggi=30cm. Kerucut diisi dengan adukan beton dalam 3 lapis yang sama
tebalnya dengan masing-masing ditusuk dengan besi m=50cm sebanyak 10
kali untuk setiap lapisnya dan dipukul-pukulkan dengan palu karet, setelah
muka bidang atasnya merata maka 30 detik kemudian kerucut ditarik ke atas
dengan penurunan puncak kerucut diukur terhadap tinggi semula. Untuk
bagian pondasi ditentukan penurunan maksimum 10cm untuk non struktur
sedangkan untuk struktur penurunan maksimum 9 cm.
Pengecoran
f. Pengecoran beton baru dapat dilakukan setelah:
5. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
acuan/bekisting yang dibuat.
6. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
pembesian yang akan dicor.
7. Direksi/pengawas lapangan telah menerima laporan laboratorium
tentang karakteristik campuran beton untuk pengecoran.
g. Pemandatan struktur dilakukan dengan menggunakan alat penggetar
(vibrator) dengan kondisi baik.
h. Untuk melindungi beton yang dicor dari cahaya matahari, hujan maupun
angin sampai beton tersebut mengeras dengan baik dan mencegah
pengeringan yang terlalu cepat, maka harus dilakukan perawatan sebagai
berikut:
- Semua cetakan yang diisi adukan beton dibasahi sampai cetakan tersebut
terbongkar.
- Membasahi permukaan atas adukan beton selama 14hari terus menerus
setelah adukan beton cuku p mengeras.
i. Cara-cara dan alat –alat yang digunakan untuk mangangkut beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaa tanpa adanya kehilangan bahan
yang dapat menyebabkan perubahan nilai slump.
j. Dalam hal ini beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan ke
tempat pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil dengan
spesinya.
Uraian Pekerjaan :
Metode Pelaksanaan :
Setelah plesteran kering dan rata sesuai dengan yang diinginkan kemudian
dilanjutkan dengan pekerjaan acian menggunakan acian semen. Sesudah
pekerjaan acian selesai, permukaan dinding difinish dengan plamur
tembok. Untuk dasaran/plamur tembok jika diperlukan dan hanya
dipergunakan pada ruangan interior yang permukaannya tidak rata atau
retak-retak. Dinding yang telah selesai diplamur kemudian diampelas,
sehingga memberikan permukaan dinding tembok yang halus, licin dan
rapi.
e. Palfond Kalsibord
Platfon Kalsiboard terbuat dari campuran bahan pasir silika, semen dan
serat selilosa. Pembuatannya dilakukan dengan mencampur ketiga
bahan tersebut yang kemudian dikeringkan dengan menggunakan suhu
dengan tekanan tinggi sehingga Plafon Kalsiboard lebih kokoh dan
aman digunakan serta ramah lingkungan.
Metode pelaksanaan :
f. Plapond Gypsum
Plafon Gypsum merupakan salah satu dari beberapa jenis plafon yang
banyak digunakan. Plafon ini banyak digunakan sebagai plafon rumah di
Indonesia. Gypsum merupakan material yang terbuat dari casting atau
bubuk Gypsum yaitu bahan yang serupa dengan semen ini lembut dan
lebih putih. Selain bahan tersebut, Gypsum juga dilengkapi dengan
roving sebagai penguat yang bentuknya seperti serat rambut panjang.
Metode Pelaksanaan :
Pelaksanaan langit-langit dapat dilaksanakan setelah dudukan untuk
alat penggantung/pengait rangka plafond telah selesai dikerjakan
dan tertutup dengan atap atau dak beton.
Pemasangan rangka plafond ditimbang rata air untuk
mendapatkan permukaan plafond yang rata air.
Konstruksi rangka plafond dalam satu ruang telah selesai
dilaksanakan baru penutup atau lembaran plafond dapat
dipasangkan.
Jarak antara paku atau sekrup minimal 10 mm dan maksimal 16
mm. dipinggir bahan penutup pada setiap rangkaian rangka
plafondnya.
Sambungan antara lembaran plafond yang terpasang serapat
mungkin lalu dilapisi dengan base bond dan paper tape dari produk
yang sama dengan papan penutup langit-langit .
Pemasangan list plafond di pasang pada setiap permukaan
antara dinding dan plafond dengan cara pemasangan
menggunakan paku atau sekrup.
18. PEKERJAAN KERAMIK
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan, meliputi semua tenaga kerja, peralatan dan bahan-
bahan yang berhubungan dengan pekerjaan lantai sesuai dengan RKS serta
gambar terencana. Pekerjaan lantai yang dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
k. Keramik lantai Motif kayu 40 x 40 cm.
l. Lantai selasar keramik 40 x 40 cm
m. Keramik lantai anti slip 20 x 40 cm (tangga)
n. Plint Lantai 10 x 40 cm
o. Stepnousing Tangga 40 x 5 cm
Pelaksanaan :
o. Lantai dasarnya/permukaan dibersihkan dari kotoran/debu dan
disiram terlebih dahulu sebelum ditebar adukan pasangan keramik.
p. Rendam keramik terlebih dahulu dalam air sampai jenuh sebelum
dipasang.
q. Buat adukan untuk pasang keramik.
r. Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan
keramik yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
s. Buat kepalaan adukan dengan jarak 1 - 1.5 m agar adukan yang ditebar
permukaannya yang rata/flat.
t. Tebar adukan secara merata untuk menghindarkan terjadi rongga.
u. Pasang keramik kepalaan untuk tanda star awal pemasangan pada
adukan yang sudah ditebar dengan perekat acian. Kemudian dilanjutkan
pemasangan keramik lantai lainnya dengan acuan kepalaan pasangan
keramik yang telah dibuat.
v. Pada saat pemasangan, tekan keramik atau pukul dengan palu karet
untuk mendapatkan permukaan lantai keramik yang rata.
w. Cek kerataan permukaan pasangan lantai keramik dengan waterpass.
x. Setelah pemasangan lantain keramik selesai, biarkan beberapa saat
untuk mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan lantai
keramik. Setelah itu baru dilanjutkan dengan pekerjaan
perapihan/finish garis siar/nat.
y. Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan lantai keramik dari
kotoran.
z. Pasangkan plint lantai pada sambungan antar keramik dengan dinding
aa. Pemasangan plint dilakukan dengan penuh perhitungan agar lurus dan
rapih disetiap sambungannya .
bb. Lalu pasangankan Stepnousing pada setiap anak tangga, pekerjaan ini
disesuaikan dengan pemasangan keramik.
19. PEKERJAAN CAT
Pekerjaan Ini meliputi :
1. Pengecatan Beton (eksterior)
2. Cat Langit – langit (eksterior)
Bahan-bahan
Memiliki Sertifikat standarisasi (SNI-SII).
Sifat umum :
3. Tidak berbau dan beracun
4. Daya tutup tinggi
Cat yang digunakan berada didalam kaleng yang masih disegel dalam
kemasan, tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan dari pemilik
proyek atau manajer kontruksi. Pengiriman cat, harus disertakan
sertifikat dari agen/distributor yang menyatakan bahwa cat yang dikirim
dijamin keasliannya.
Warna
4. Selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sebelum pengerjaan
pengecatan, kami akan mengajukan daftar bahan pengecatan
kepada pengawas lapangan.
5. Warna yang ditetapkan untuk pedoman pengecatan adalah, seperti
standar yang ditetapkan untuk warna dan konsultan perencana
menentukan warna pilihannya. Kami akan menyiapkan bahan
bidang pengecatan untuk dijadikan contoh, pencampuran warna
atau pemesanan dan pembuatan warna khusus harus disiapkan
dari pabrik dan memiliki sertifikat laboratorium untuk pembuatan
dan pencampurannya.
Pekerjaan persiapan
Sebelum pengerjaan pengecatan dilaksanakan diadakan persiapan sebagai
berikut:
h. Dinding atau bagian yang akan dicat selesai dan disetujui oleh
pengawas lapangan atau direksi.
i. Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang
menempel dibersihkan.
j. Menunggu keringnya dinding atau bagian yang akan dicat karena
masih basah dan lembab.
k. Menyiapkan dan mengadakan pengecatan untuk contoh warna.
l. Kami akan mengatur waktu sedemikian rupa sehingga terdapat
urutan-urutan yang tepat mulai dari pekerjaan dasar hingga
pengecatan akhir.
m. Semua pekerjaan pengecatan harus mengikuti petunjuk dari
produsen cat tersebut.
n. Pasangan diluar pekerjaan pengecatan harus dilindungi dari
kemungkinan terkena dampak proses pengerjaan pengecatan.
PEKERJAAN MEKANIKAL
20. PEKERJAAN ISNTALASI AIR BERSIH
Pekerjaan ini meliputi :
d. Sumur Air Bersih
e. POmpa Submersib
f. Saluran Pipa PVC dai 1 ½
Pelaksanaan :
Secara umum kontraktor ialah entitas hukum atau individu yang ditunjuk guna
melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya. Atau dalam definisi
lain menyatakan bahwa perusahaan yang penawaran harganya telah diterima
dan telah diberikan penunjukan surat serta menandatangani surat perjanjian
dengan pemberi tugas pekerjaan pemborongan sehubungan dengan pekerjaan
proyek.
Setelah Angaran biaya di setujui oleh pemilik proyek atau owner maka pihak
kontraktor pembuat sumur bor mulai melakukan pelaksanaan pengerjaan
nya. tahap pelaksanaan pekerjaan meliputi :
- Persiapan Pengeboran
- Pengeboran dan Pemasangan Temporary Casinng
- Pengeboran Pilot Hole (Lubang Pandu)
- Pengambilan dan Pemerian / Deskripsi Cutting Batuan
- Well Logging (Logging Geofisika)\
- Pengeboran Reaming Hole (Pelebaran Lubang Pengeboran)
- Pemasangan Casing, mesin dan Electrical
- Pemasukan Kerikil penyaring (Gravel Pack)
- Well Development (Pembersihan Sumur)
- Uji Pemompaan (Pumping Test)
- Analisis Kualitas Air
- Cement Grouting
- Pemulihan Lokasi
Pelaksanaan Pekerjaan :
Septic tank berkaitan erat dengan aktivitas biologis seluruh penghuni rumah.
Agar tidak mudah penuh dan mampat, diperlukan rancangan yang tepat.
Rancangan dan pemeliharaan yang tidak tepat, dapat membuat septic tank tidak
berfungsi dengan baik.
Septic tank adalah sistem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak
penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan air
bersih dan udara. Agar septic tank tidak mudah penuh dan mampat, perlu
diperhatikan hal-hal berikut:
Bak harus kuat dan kedap air. Dinding, dasar, dan penutup bak utama harus
kedap air, agar limbah tidak mencemari lingkungan. Bak endapan dan resapan
sebaiknya memiliki dasar berupa campuran kerikil dan pasir.
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
22. PEKERJAAN INSTALASI DAN STOP KONTAK
Pekerjaan ini meliputi :
a. Instalasi Titik Lampu
b. Instalasi Stop kontak
c. Pemasangan lampu downlight
d. Dan pemasangan saklat seri dan tunggal
Pelaksanaan :
3. Pekerjaan instalasi listrik dilaksanakan di dalam dan di luar bangunan sampai
menyala. Dengan test running (menyala dengan baik) selama 2 x 24 jam.
4. Pekerjaan instalasi tersebut harus dilaksanakan oleh instalatur yang memiliki
S.I.K.A dan sebelum pekerjaan dilaksanakan harus dibuat gambar instalasi.
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan elektrikal arus kuat
dan arus lemah.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu
kerja disiapkan.
Pemasangan Kabel
Kabel vertical ditanam pada dinding dengan perlindungan pipa conduit, dimana
pipa tersebut harus ditanam dulu pada dinding bata sebelum dinding diplester.
Supaya tidak mudah bergerak pada saat dinding diplester, maka pipa yang
ditanam diberi klem dengan jarak sekitar 1 m.
Kabel horizontal dipasang pada plat lantai beton dengan menggunakan pipa
pelindung conduit yang diberi perkuatan klem dengan jarak sekitar 1 m, hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan maintenance. Pemasangan kabel horizontal
harus sejajar, tidak boleh saling melintas.
Pemasangan panel
Panel listrik dipasang pada dinding yang sudah ditentukan, rata dan tidak
miring.
Semua kabel yang masuk ke dalam panel listrik diberi tanda sesuai dengan
kegunaannya dan dilengkapi dengan ring karet supaya lubang panel bagian
atas dapat terlindung dari debu/kotoran. Khusus untuk kabel dengan Ø 16
mm2 harus diberi sepatu kabel dalam panel.
Pada sisi pintu panel bagian dalam harus dibuat diagram instalasinya
termasuk daya cadangan yang sudah direncanakan, hal ini perlu untuk
memudahkan bila ada perbaikan instalasi.
i. Bola Lampu
Lampu baret, lampu SL + Hanger dan Armature, lampu Downlight,
penempatan type lampu disesuaikan dengan gambar kerja. Kualitas
bahan SII Dalam Negeri. Semua barang dalam keadaan baru dan tidak
cacat.
JEMBATAN PENGHUBUNG
A. GALIAN TANAH PONDASI BATU KALI
1. Bentuk dan dimensi disesuaikan dengan gambar diatas dan intruksi pengawas
lapangan dan direksi.
2. Sebelum pekerjaan dimulai, harus ditentukan terlebih dahulu profil dan bentuk
kontruksi, dengan pengukuran dan pematokan.
3. Tentukan level rencana dan level galian rencana.
4. Galian menggunakan alat gali yang layak pakai.
5. Permukaan tanah dibentuk dan diratakan.
6. Galian tanah yang dimaksud adalah pekerjaan galian tanah untuk pondasi.
Tembok Penahan Tanah dan galian minor pada perataan tanah levelling untuk
kavling gedung, dimensi dan bentuk mengacu gambar.
7. Tanah sisa galian dibuang / dipindahkan ke area yang membutuhkan timbunan
dan mempunyai rencana elevasi lebih tinggi dari permukaan rencana.
8. Hasil galian tanah harus sesuai dengan bentuk profil pada gambar kerja.
9. Setelah pekerjaan selesai, kami akan melaporkan kondisi tersebut untuk
mendapatkan persetujuan.
B. PEMANCANG CERUCUK KAYU DOLKEN dia 8 – 10 CM @T=4 CM
Pondasi cerucuk yaitu salah satu jenis pondasi yang biasanya digunakan pada
didaerah dengan kondisi tanah yang kurang stabil seperti jenis tanah lembek
ataupun tanah gambut dengan elevasi muka air yang cukup tingggi. Ketinggian
pondasi cerucuk dapat dipengaruhi oleh muka air pasang surut. Untuk perencanaan
kedalaman dan jarak anatara tiang pancang harus dilakukan berdasarkan
pemeriksaan tanah.
1. Gergaji kayu
2. Kapak
3. Palu 5 kg
4. Linggis
5. Cangkul
6. Alat pengangkut tanah
7. Alat pancang cerucuk
8. Alas pemukul tiang
9. Perancah atau platform dari susunan drum-drum dan papan kayu
10. Back Hoe atau Excavator
11. Mesin Las
Persyaratan Bahan :
Semen
1. Semen yang digunakan harus terdiri satu jenis merek dari mutu yang baik
dan disetujui oleh Direksi. Semen yang telah mengeras sebagian atau
seluruhnya tidak diperkenankan untuk digunakan. Untuk menghindari
terjadinya hal tersebut diatas, Kami akan memperhatikan syarat-syarat
penyimpanan semen yang baik. SNI dan SII dengan type I.
2. Semen yang dipakai Portland semen satu merek yang telah disyahkan /
disetujui oleh yang berwenang dan memenuhi syarat sebagaimana yang
diuraikan dalam SNI – 03-2847-2002.
3. Dalam pengangkutan semen harus terlindungi dari hujan, harus diterimakan
dalam kantong asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat.
4. Kantong-kantong semen yang rusak jahitannya dan robek-robek tidak
diperkenankan penggunaannya, kecuali untuk pekerjaan bukan beton.
5. Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong, sama sekali tidak
diperbolehkan untuk dipergunakan.
6. Semen yang didatangkan ke lokasi, harus disimpan pada gudang yang
mempunyai ventilasi cukup dan tidak terkena air, sehingga terjamin tidak
akan rusak dan atau tercampur bahan lain yang dapat merusak mutu beton.
Diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai,
tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melebihi 2 m.
7. Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang baru
datang tidak boleh dilakukan di atas timbunan yang telah ada dan pemakaian
semen harus dilakukan menurut urutan pengirimannya.
Pasir Beton
1. Pasir beton harus terdiri dari pasir dengan butiran yang bersih dan bebas
dari bahan organis, lumpur dan sebagainya. Sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam SNI 03-2847-2002. Untuk menghasilkan mutu beton
yang baik, Kontraktor dilarang menggunakan abu batu dan sejenisnya.
2. Agregat pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari seluruh macam kotoran
baik bahan organik maupun lumpur, tanah, karang, garam dan sebagainya
sesuai dengan syarat dan peraturan yang berlaku.
3. Bahan agregat pasir dan kerikil harus didatangkan dari tempat-tempat yang
telah disetujui mutunya oleh Direksi Lapangan.
4. Bahan agregat pasir dan kerikil harus disimpan di tempat yang bersih, yang
keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu
sama lain.
5. Pasir laut sama sekali tidak boleh dipergunakan.
6. Hanya pasir beton yang dapat dipergunakan untuk pekerjaan beton.
Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan bebas dari bahan-bahan
organis, minyak garam alkalis, asam yang dapat merusak beton.
Baja Tulangan
1. Baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 U-39 sesuai
dengan kebutuhan dan mengacu kepada SNI 03-2847-2002.
2. Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran
(lumpur, lemak dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari
baja lunak dengan diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan
terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
3. Kualitas tulangan yang akan digunakan se-kualitas keluaran Pabrik Baja
Krakatau Steel (KS) atau Budi Darma (BD).
4. Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos dengan kualitas besi
beton adalah baja lunak sesuai dengan standar SNI 03-2847-2002 serta
peraturan yang mengikat lainnya.
5. Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan
dingin, besi beton dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
6. Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, kulit giling serta
bahan lain yang mengurangi daya lekat.
7. Besi beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
8. Besi / baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan
tidak boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
9. Kawat beton digunakan untuk yang lazim dipakai untuk mengikat besi
beton / tulangan ikatan, antara tulangan harus kuat agar tidak mudah
lepas, selama pelaksanaan pengecoran.
Bekisting
1. Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan / persyaratan
yang tercantum dalam SNI 03-2847-2002 dengan tebal papan kayu
minimal 3 cm, atau kayu lapis tebal minimum 9 mm dengan balok-balok
penyangga berukuran 5 / 7 cm dan 5 / 10 cm, sedangkan kayu yang
digunakan adalah jenis kayu yang terentang (klas III) yang keras.
2. Pasangan bekisting harus rapi, kuat dan kaku untuk menahan getaran dan
kejutan gaya yang dikirim tanpa berubah bentuk. Kerapihan dan
ketelitian pemasangan bekisting harus diperhatikan agar setelah
bekisting dibongkar menghasilkan bidang beton yang rata.
3. Celah-celah sambungan bekisting harus rapat agar pada waktu mengecor
air tidak menembus keluar. Sebelum pengecoran bagian dalam bekisting
harus bersih dari kotoran.
4. Bahan-bahan kayu sisa pengecoran (bekisting) tidak diperkenankan
untuk dipergunakan kembali.
Campuran Beton
1. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir beton, kerikil dan air
seperti ditentukan sebelumnya dengan perbandingan yang serasi dan
diolah sebaiknya-baiknya sampai pada kekentalan yang tepat yaitu mutu
beton K-300 Ready Mix.
2. Penakaran semen dan agrerat (halus dan kasar) harusnya dengan kotak-
kotak ukuran yang sama volumenya. Banyaknya air untuk campuran
beton sudah ditentukan sedemikian rupa sehingga mudah dikerjakan
sesuai penggunaannya dan akan menghasilkan kepadatan beton yang
tepat, kekedapan serta kekuatan yang dikehendaki.
3. Semua pengadukan jenis beton harus menggunakan Bacthing Pland dan
di angkut ke lokasi kegiatan dengan menggunak truck mixer.
Penulangan
a. Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus sesuai
dengan gambar kerja dan mengikuti persyaratan yang tercantum didalam
SNI 03-2847-2002.
b. Pengikat antara tulangan pokok dan tulangan sangkang harus dilakukan
dengan kuat menggunakan kawat baja, sehingga menjamin tulangan-
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan
penggetaran berlangsung.
c. Rangka tulang harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga terdapat
jarak bebas dari papan bekisting lantai kerja setebal/sejauh selimut beton
yang diperlukan.
Persiapan Pengecoran
a. Sebelum pengecoran beton dilakukan, kami akan melaporkan kepada
konsultan pengawas untuk pemeriksaan dan meminta persetujuannya
untuk memulai pengecoran, hal ini berlaku untuk semua pekerjaan beton
bertulang.
b. Sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari sebelum pengecoran pertama
kami sudah akan membuka kubus beton minimal 4 (empat) buah dan
dites pada laboratorium tes sudah disetujui oleh konsultan pengawas
lapangan. Untuk usia 7 (tujuh) hari, untuk ready mix mak produsen yang
menyiapkan.
c. Apabila pengecoran beton terpaksa dihentikan dikarenakan cuaca atau
sebab lainnya dan akan diteruskan pada hari berikutnya, maka
penghentian tersebut harus disetujui oleh direksi dan pengawas
lapangan.
d. Kekentalan campuran beton harus diperiksa dengan pengujian slump
dengan kerucut terpancung, ukuran bawah m = 20cm atas m=10 cm dan
tinggi=30cm. Kerucut diisi dengan adukan beton dalam 3 lapis yang sama
tebalnya dengan masing-masing ditusuk dengan besi m=50cm sebanyak
10 kali untuk setiap lapisnya dan dipukul-pukulkan dengan palu karet,
setelah muka bidang atasnya merata maka 30 detik kemudian kerucut
ditarik ke atas dengan penurunan puncak kerucut diukur terhadap tinggi
semula. Untuk bagian pondasi ditentukan penurunan maksimum 10cm
untuk non struktur sedangkan untuk struktur penurunan maksimum 9
cm.
Pengecoran
Pengecoran beton baru dapat dilakukan setelah:
1. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
acuan/bekisting yang dibuat.
2. Direksi/pengawas lapangan selesai memeriksa dan menyetujui
pembesian yang akan dicor.
3. Direksi/pengawas lapangan telah menerima laporan laboratorium
tentang karakteristik campuran beton untuk pengecoran.
a. Pemandatan struktur dilakukan dengan menggunakan alat penggetar
(vibrator) dengan kondisi baik.
b. Untuk melindungi beton yang dicor dari cahaya matahari, hujan maupun
angin sampai beton tersebut mengeras dengan baik dan mencegah
pengeringan yang terlalu cepat, maka harus dilakukan perawatan sebagai
berikut:
- Semua cetakan yang diisi adukan beton dibasahi sampai cetakan tersebut
terbongkar.
- Membasahi permukaan atas adukan beton selama 14hari terus menerus
setelah adukan beton cuku p mengeras.
c. Cara-cara dan alat –alat yang digunakan untuk mangangkut beton harus
sedemikian rupa sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang
diinginkan dapat dibawa ketempat pekerjaa tanpa adanya kehilangan
bahan yang dapat menyebabkan perubahan nilai slump.
d. Dalam hal ini beton yang akan dicor harus diusahakan agar pengangkutan
ke tempat pengecoran tidak mengakibatkan pemisahan antara kerikil
dengan spesinya.
2. Pekerjaan Pembesian
a. Perakitan Penulangan
1. Ukuran panjang unit masing masing tipe tulangan dapat diketahui dari
ukuran pondasi setempat
2. Dalam mendesain bentuk pondasi atau dimensi dari tulangan,
disesuaikan dari bentuk tipe tulangan pada pondasi tersebut
3. Untuk bagian tapak pondasi, rakitlah tulangan secara vertikal dan
horizontal, sehingga masing masing tulangan saling berpotongan, untuk
tulangan horizontal, rakitlah sebanyak 9 tulangan yang berdiameter
(bikin lambang diameter) 16 yang masing masingnya memiliki panjang
110 cm, sementara untuk tulangan vertikal, rakitlah 8 tulangan yang
berdiameter (bikin lambang diameter) 16 juga yang masing masingnya
memiliki panjang 120 cm. ukur panjang besi dengan menggunakan
meteran
4. Untuk kolom pedestal, rakitlah 6 tulangan secara vertikal keatas yang
dirakit dengan dimensi 30cm x 30 cm, kemudian diikatkan dengan begel
atau sengkang yang berjarak 15cm antara satu begel dengan begel yang
lainnya
5. Sengkang untuk kolom pedestal diikatkan menggunakan kawat bendrat
dan dibantu dengan tang
b. Pemasangan Penulangan
1. Papan bekisting disusun rapi dan disesuaikan dengan bentuk tulangan
2. Hasil rakitan tulangan dimasukkan kedalam galian tanah dan diletakkan
tegak lurus dengan permukaan tanah
3. Hasil rakitan ditempatkan agar bersentuhan langsung dengan dasar tanah
4. Pastikan rakitan diletakkan benar benar stabi
4. Pekerjaaan Bekisting
a. Papan bekisting disusun rapi dan disesuaikan dengan bentuk tulangan
yang telah di rakit
b. Papan beksting yang disusun tidak boleh miring
c. Papan bekisting disambung dengan klem/penguat, atau bisa juga saling
dikuatkan dengan paku yang ditancapkan dengan palu
d. Paku diantara papan diposisikan berselang seling dan tidak segaris agar
tidak terjadi keretakan
e. Potong papan bekisting agar mendapatkan ukuran yang diinginkan
menggunakan gergaji, kemudian ukur dengan meteran
f. Papan bekisting tidak boleh bocor
5.Pekerjaan Pengecoran
a. Buat adukan cor beton dengan mutu yang sesuai bestek, terdiri dari
campuran semen, pasir, dan kerikil serta dengan campuran air.
b. khusus untuk kerikil, gunakan ayakan agar kerikil yang tercampur
kedalam beton cair tidak begitu besar ukurannya
c. Campurkan bahan bahan untuk pembuatan beton cair kedalam mesin
molen
d. Setelah itu, masukkan beton cair kedalam ember atau kotak spesi dengan
menggunakan sendok spesi
e. tuangkan beton cair kedalam bekisting yang sudah diletakkan rakitan
tulangan besi tadi secara merata
f. tunggu beton hingga mencapai umurnya yaitu sekitar 21 hari tanpa zat
adiktif
g. setelah mencapai umurnya, bekisting dapat dilepas dan melanjutkan
pekerjaan selanjutnya
2. Pekerjaan Ralling
a. Besi di bersihkan dari segala jenis kotoran yang menempel
b. Besi disusun sesuai gambar kemudian di las untuk mendapatkan
bentuk yang di inginkan
c. Setelah proses pengelasan besi selesai maka pengecatakan dilakukan
dengan menggunakan cat besi.
d. Untuk warna di sesuaikan dengan instruksi dari direksi.
Circular saw
Mesin bor listrik
Mesin bor beton
Palu
Sarung tangan
Meteran
GERBANG KETAPANG
1. GALIAN TANAH PONDASI FOOTPALTE
Bentuk dan dimensi disesuaikan dengan gambar diatas dan intruksi pengawas
lapangan dan direksi.
Sebelum pekerjaan dimulai, harus ditentukan terlebih dahulu profil dan
bentuk kontruksi, dengan pengukuran dan pematokan.
Tentukan level rencana dan level galian rencana.
Galian menggunakan alat gali yang layak pakai.
Permukaan tanah dibentuk dan diratakan.
Galian tanah yang dimaksud adalah pekerjaan galian tanah untuk pondasi
gedung, dimensi dan bentuk mengacu gambar.
Tanah sisa galian dibuang / dipindahkan ke area yang membutuhkan
timbunan dan mempunyai rencana elevasi lebih tinggi dari permukaan
rencana.
Hasil galian tanah harus sesuai dengan bentuk profil pada gambar kerja.
Setelah pekerjaan selesai, kami akan melaporkan kondisi tersebut untuk
mendapatkan persetujuan.
Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 sesuai dengan
kebutuhan dan mengacu kepada SNI 03-2847-2002.
Tulangan yang akan digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran
(lumpur, lemak dan karat). Kawat pengikat tulangan harus terbuat dari
baja lunak dengan diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan
terlebih dahulu dan tidak bersepuh seng.
Kualitas tulangan yang akan digunakan se-kualitas keluaran Pabrik Baja
Krakatau Steel (KS) atau Budi Darma (BD).
Semua baja tulangan yang dipakai berbentuk polos dengan kualitas besi
beton adalah baja lunak sesuai dengan standar SNI 03-2847-2002 serta
peraturan yang mengikat lainnya.
Membengkok dan meluruskan besi beton harus dilakukan dalam keadaan
dingin, besi beton dipotong dan dibengkokkan sesuai dengan gambar.
Besi beton harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, kulit giling serta
bahan lain yang mengurangi daya lekat.
Besi beton harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama
pengecoran tidak berubah tempat.
Besi / baja tulangan harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan
tidak boleh disimpan di udara terbuka untuk jangka waktu yang panjang.
Kawat beton digunakan untuk yang lazim dipakai untuk mengikat besi
beton / tulangan ikatan, antara tulangan harus kuat agar tidak mudah
lepas, selama pelaksanaan pengecoran.
Bekisting
Bahan-bahan yang digunakan harus memenuhi ketentuan / persyaratan
yang tercantum dalam SNI 03-2847-2002 dengan tebal papan kayu
minimal 3 cm, atau kayu lapis tebal minimum 9 mm dengan balok-balok
penyangga berukuran 5 / 7 cm dan 5 / 10 cm, sedangkan kayu yang
digunakan adalah jenis kayu yang terentang (klas III) yang keras.
Pasangan bekisting harus rapi, kuat dan kaku untuk menahan getaran dan
kejutan gaya yang dikirim tanpa berubah bentuk. Kerapihan dan
ketelitian pemasangan bekisting harus diperhatikan agar setelah
bekisting dibongkar menghasilkan bidang beton yang rata.
Celah-celah sambungan bekisting harus rapat agar pada waktu mengecor
air tidak menembus keluar. Sebelum pengecoran bagian dalam bekisting
harus bersih dari kotoran.
Bahan-bahan kayu sisa pengecoran (bekisting) tidak diperkenankan
untuk dipergunakan kembali.
Penulangan
Pembengkokan, pemotongan dan penempatan tulangan harus sesuai
dengan gambar kerja dan mengikuti persyaratan yang tercantum didalam
SNI 03-2847-2002.
Pengikat antara tulangan pokok dan tulangan sangkang harus dilakukan
dengan kuat menggunakan kawat baja, sehingga menjamin tulangan-
tulangan tersebut tidak berubah tempat selama pengecoran dan
penggetaran berlangsung.
Rangka tulang harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga terdapat
jarak bebas dari papan bekisting lantai kerja setebal/sejauh selimut beton
yang diperlukan.
Urutan Pekerjaan :
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Pembesian
Pekerjaan Bekisting
a. Setelah pembesian kolom siap, tegakkan pembesian kolom pada titik kolom
yang sudah disiapkan sesuai dengan gambar bestek
b. Berikan skoor pada pembesian yang tegak vertikal pada titikkolom agar tidak
kolom tidak bengkok atau melengkung
c. Pastikan pembesian tenah tegak dengan sempurna
d. Lakukan pengujian dengan bantuan unting unting
e. Setelah besi tulangan tegak dengan sempurna, barulah dapat diberikan
bekisting sebagai cetakan selimut beton
f. Bekisting dipasang tegak menyesuaikan dengan pembesian
g. Bekisting dibuat dari multiplek, kemudian diberi kayu skoor agar dapat
menahan tekanan saat proses pengecoran
Pekerjaan Pengecoran
Pekerjaan Pembesian
a. Pembesian dilakukan secara terpisah dan jauh dari lokasi plat lantai
(Pembesian dilakukan di muka tanah)
b. Untuk balok tumpuan, disiapkan 3 buah besi (bikin lambang diameter) 12
untuk bagian atas dan disiapkan 2 buah besi (bikin lambang diameter) 12
juga untuk bagian bawah. Tulangan dirakit dengan dimensi 20cm x 30 cm
c. Begel untuk balok tumpuan menggunakan besi (bikin lambang diameter) 10
dengan jarak antar begel 10 cm
d. Kemudian begel diikatkan dengan kawat bendrat sebagai pengkakuan sloof,
pengikatan dibantu dengan tang
e. Untuk balok lapangan, disiapkan 2 buah besi (bikin lambang diameter) 12
untuk bagian atas dan disiapkan 3 buah besi (bikin lambang diameter) 12
juga untuk bagian bawah. Seperti balok tumpuan,balok lapangan juga dirakit
dengan dimensi 20cm x 30cm
f. Begel untuk balok lapangan menggunakan besi (bikin lambang diameter) 10
dengan jarak antar begel 15cm
g. Sama seperti begel balok tumpuan, begel balok lapangan juga diikatkan
dengan kawat bendrat sebagai pengkakuan balok, pengikatan juga dibantu
dengan tang
h. Pemesian balok dan plat lantai dilakukan secara bersamaan, maka pembesian
balok baik tumpuan maupun lapangan harus dikaitkan dengan rakitan besi
plat lantai
i. Semua pembesian diikat dengan kawat bendrat dibantu dengan
menggunakan tang
Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan Finishing
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Pembesian
a. Pembesian dilakukan secara terpisah dan jauh dari lokasi plat lantai
(Pembesian dilakukan di muka tanah)
b. Untuk balok tumpuan, disiapkan 3 buah besi (bikin lambang diameter) 12
untuk bagian atas dan disiapkan 2 buah besi (bikin lambang diameter) 12
juga untuk bagian bawah. Tulangan dirakit dengan dimensi 20cm x 30 cm
c. Begel untuk balok tumpuan menggunakan besi (bikin lambang diameter) 10
dengan jarak antar begel 10 cm
d. Kemudian begel diikatkan dengan kawat bendrat sebagai pengkakuan sloof,
pengikatan dibantu dengan tang
e. Untuk balok lapangan, disiapkan 2 buah besi (bikin lambang diameter) 12
untuk bagian atas dan disiapkan 3 buah besi (bikin lambang diameter) 12
juga untuk bagian bawah. Seperti balok tumpuan,balok lapangan juga dirakit
dengan dimensi 20cm x 30cm
f. Begel untuk balok lapangan menggunakan besi (bikin lambang diameter) 10
dengan jarak antar begel 15cm
g. Sama seperti begel balok tumpuan, begel balok lapangan juga diikatkan
dengan kawat bendrat sebagai pengkakuan balok, pengikatan juga dibantu
dengan tang
h. Pemesian balok dan plat lantai dilakukan secara bersamaan, maka pembesian
balok baik tumpuan maupun lapangan harus dikaitkan dengan rakitan besi
plat lantai
i. Semua pembesian diikat dengan kawat bendrat dibantu dengan
menggunakan tang
Pekerjaan Bekisting
Pekerjaan Finishing
A. Pekerjaan Persiapan
1. Siapkan semua peralatan dan bahan yang diperlukan untuk proses
pelaksanaan pekerjaan
2. Bersihkan lokasi kerja dari hal hal yang akan mengganggu proses
pelaksanaan
3. Rendam terlebih dahulu bata merah kedalam bak air sekitar 7-9 jam agar air
meresap kedalam bata
4. Kemudian keringkan bata dengan meletakkannya pada tatakan dari kayu,
hindari dari pancaran sinar matahari langsung
B. Pemasangan Bata
1. Setelah memahami shop drawing berkaitan dengan posisi dan letak pasangan
bata, barulah pekerjaan pemasangan dinding bata dilakukan.
2. Aduk spasi dari campuran semen : pasir : air dengan komposisi 1:4 untuk
spasi pasangan dinding bata kedap air (teraseram) dan komposisi spasi 1:5
untuk spasi pasangan bata biasa
3. Paku ditancapkan dengan menggunakan palu pada setiap ujung ujung bidang
pekerjaan pasangan dindin gbatu bata, kemudian rekatkan dan tarik benang
sebagai patokan kerataan tiap tiap pasangan atau lapisan dinding batu bata
4. Kemudian lakukan pemasangan dindin gbatu bata dengan menuyusun batu
bata dimulai dari lapisan terbawah atau lapisan dasar, higga pada lapisan
seterusnya
5. Untuk pasangan dinding batu bata dengan komposisi 1 ; 5 dimulai dari
ketinggian 0 cm hingga 40 cm, sementara untuk paangan dinding batu bata
dengan komposisi 1:5 dimulai dari ketinggian 40 cm hingga tinggi maksimum
dinding dengan tebal spasi umumnya 1 hingga 1,2 cm
6. Penyusunan atau pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap dan
tidak boleh melebihi ketinggian 100 cm, jika pekerjaan sudah sampai pada
ketinggian 100 cm, pekerjaan dihentikan dengan alasan kemampuan bata
dan spasi dalam menahan beban
7. Setiap bagian dinding bata yang berhubungan dengan kolom direkatkan
dengan angkur agar lebih kuat
8. Selalu lakukan pengecekan kerataan pasangan batu bata dengan
menggunakan waterpass agar pasangan dinding batu bata benar benar
terpasang dengan rata dan siku
9. Untuk setiap penghentian pekerjaan dinding batu bata lakukan atau berigi,
agar pada saat pekerjaan di teruskan tidak mempengaruhi ke kuatan dinding
C. Pekerjaan Plasteran
1. Siapkan terlebih dahulu spasi plasteran dari campuran semen : pasir : air
1:3:5
2. Pada setiap ujung ujung dari bidang dinding yang akan di plaster, beri kayu
dengan ukuran ketebalan yang disesuaikan dengan ketebalan dinding
3. Lakukan pekerjaan plasteran dimulai dari bawah hingga ke atas
4. Pekerjaan plasteran berpatokan pada kayu yang sudah dipasang sebelumnya
sebagai patokan ketebalan
5. Untuk meratakan plasteran gunakan bidang yang terbuat dari kayu atau
alumhnium yang memiliki permukaan yang rata
6. Pekerjaan plasteran baru bisa dilaksanakan setelah dinding batu bata
terpasang sekitar 3-5 hari
Pemasangan batu koral di proyek ini dilakukan setelah keramik diletakkan pada
tempatnya dan sudah diatur ketinggiannya. Kami memberikan pembatas pada
bagian yang menurun untuk menahan adukan semen. Pembatas ini bisa dibuat
dengan menggunakan batang kayu atau bahan lainnya.
b. beri adukan semen pada bagian yang akan dipasang batu koral dan ratakan
adukan tersebut.
- Beri adukan semen pada bagian yang akan dipasang batu koral.
- Ratakan adukan sampai sejajar dengan permukaan
Setelah ditekan, beri kembali adukan semen untuk menutupi rongga antar batu
koral.
Singkirkan kelebihan adukan semen dengan papan kayu supaya batu koralnya
kelihatan.
Taburkan semen kering di atasnya dan ratakan. Semen kering berguna untuk
mengikat agar batu koral tidak mudah lepas di kemudian hari.
Bersihkan permukaan batu koral dengan menggunakan kain lap agar sisa-sisa
kelebihan semen terangkat dan batunya terlihat kembali.
Pemasangan batu koral di proyek ini dilakukan setelah keramik diletakkan pada
tempatnya dan sudah diatur ketinggiannya. Kami memberikan pembatas pada
bagian yang menurun untuk menahan adukan semen. Pembatas ini bisa dibuat
dengan menggunakan batang kayu atau bahan lainnya.
b. beri adukan semen pada bagian yang akan dipasang batu koral dan ratakan
adukan tersebut.
- Beri adukan semen pada bagian yang akan dipasang batu koral.
- Ratakan adukan sampai sejajar dengan permukaan
Setelah ditekan, beri kembali adukan semen untuk menutupi rongga antar batu
koral.
Singkirkan kelebihan adukan semen dengan papan kayu supaya batu koralnya
kelihatan.
Taburkan semen kering di atasnya dan ratakan. Semen kering berguna untuk
mengikat agar batu koral tidak mudah lepas di kemudian hari.
Bersihkan permukaan batu koral dengan menggunakan kain lap agar sisa-sisa
kelebihan semen terangkat dan batunya terlihat kembali.
11. CAT
Cat yang digunakan berada didalam kaleng yang masih disegel dalam kemasan,
tidak pecah atau bocor dan mendapat persetujuan dari pemilik proyek atau
manajer kontruksi. Pengiriman cat, harus disertakan sertifikat dari
agen/distributor yang menyatakan bahwa cat yang dikirim dijamin keasliannya.
1. Persiapan alat-alat untuk memasang seperti cutter/pisau, lem fox kuning, sket
plotingan huruf yang sudah di setting di komputer, spon, meteran dll.
2. Mengukur media yang ingin ditempatkan untuk huruf timbul/lettering apakah
sesuai dengan sket plotingan dari komputer.
3. Menentukan ketinggian dari huruf timbul/lettering yang ingin dipasang.
4. Membolongkan sket plotingan untuk patokan dari huruf/lettering yang ingin di
pasang misal ujung huruf atas dan ujung huruf bawah atau tengah yang penting
bisa menjadi patokan setelah sket dicopot.
5. Mengatur sket plotingan yang sudah di bolongi sesuai dengan keinginan lalu di
tempel dengan menggunakan plakban kertas setelah selesai diperhatikan apakah
sudah pas kalau belum diatu kembali sampai pas apa yang diinginkan.
6. Setelah itu bolongan yang menjadi patokan untuk memasang ornamen/lettering
ditandai dengan pensil setelah selesai semua sket dilepas.
7. Ambil ornament tempelkan sesuai patokan yang telah ditandai tadi kemudian
tandai seluruh bidang ornament untuk patokan batasan pengeleman. apabila
semua sudah selesai baru masuk pada proses pengeleman.
8. Karena pemasangan dimedia wallpaper atau gypsum biasa huruf timbul
dibelakangnya sudah dipasang spon , spon inilah yang diberi lem fox kuning
tunggu sampai kering begitu juga media batas yang telah disket sebelumnya
diberi lem hingga kering setelah kedua media kering baru huruf timbul/letering
ditempelkan sesuai posisinya dan sedikit ditekan untuk memastikan telah
melekat dengan baik, begitu seterusnya sampai semua huruf terpasang dengan
baik.
9. Proses finishing dengan memoles kembali huruf timbul yang sudah terpasang,
bersihkan menggunakan sanpoly dan kain bagian ornamen timbul sehingga akan
membuat semakin kilap.
Untuk keperluan kantor, disewa rumah dengan halaman yang cukup luas. Halaman
yang luas diperlukan untuk penempatan material dan alat kerja, antara lain haspel
kabel, tiang besi, kendaraan operasionil. Keamanannya perlu dijaga agar pekerjaan
tidak terganggu dan berjalan dengan lancar sesuai jadwal.
Sarana kantor diperlukan untuk kelancaran pekerjaan. Antara lain meja-kursi kerja,
lemari arsip, komputer, printer, facsimile.
Kesiapan tenaga ahli dan teknisi dibidang kelistrikan khususnya penerangan jalan,
serta tenaga administrasi, keuangan dan logistik sudah siap kerja saat
penandatanganan kontrak. Tenaga ahli dan teknisi dibidang kelistrikan diperlukan
untuk mempersiapkan sistem penerangan jalan umum yang benar serta
perangkat/material yang berkualitas baik. Tenaga teknis ini akan mensupervisi
pelaksanaan pekerjaan.
Survei ini dilakukan untuk memastikan kesesuaian lokasi dengan gambar DED (Detail
Engineering Design) yang diterima dari panitia lelang. Jika diperlukan, akan dilakukan
pengukuran jarak untuk menetapkan letak pemasangan tiang. Disamping itu untuk
memeriksa perangkat /material apa saja yang harus dipasang dilokasi tersebut serta
bagaimana situasi sekitar lokasi. Pengamatan situasi ini perlu antara lain untuk
antisipasi mempermudah pengiriman material. Juga antisipasi kebutuhan peralatan
kerja untuk mempermudah pekerjaan. Antara lain kemungkinan diperlukannya alat
khusus untuk mempermudah penggalian pondasi tiang.
Terkait dengan perijinan ke PLN, perlu juga mendata letak lokasi tiang dan nomor tiang
(kalau ada) yang dipakai untuk pemasangan box panel distribusi, nomor Identitas
Pelanggan yang terdekat dan copy rekening pelanggan terdekat.
Atas hasil survei, apabila ada ketidak sesuaian antara DED yang diterima dengan
kondisi di lapangan, maka akan dilakukan koreksi atas DED yang diterima. Setelah
itu dipersiapkan gambar instalasi untuk keperluan perijinan ke PLN. Gambar kerja akan
menjadi acuan kerja pelaksana pekerjaan.
Apabila dari hasil survei diperoleh bahwa Daftar Kuantitas dan Harga (BOQ) yang
diterima pada saat lelang tidak ada perubahan, maka kontraktor segera menyusun
kebutuhan material dan perangkat yang harus segera dipesan. Jika ada koreksi atas
BOQ, maka segera dilakukan pembahasan dengan pengawas proyek untuk disepakati
melakukan koreksi seperlunya.
Material instalasi antara lain terdiri dari Stainless belt, stopping buckle, alcoa
bandleid konektor, Semen dan pasir, Begel klem dan aksesorisnya, kabel NYM,
Mur baut, terminal kabel, rel MCB, gland kabel, pilot lamp dan pipa spiral.
Urutan pengerjaan
Ruang Lingkup Pekerjaan Pengadaan Meterisasi terdiri dari pekerjaan sipil dan
pekerjaan elektrikal.
Pekerjaan Sipil terdiri dari penyiapan Pondasi dan penyiapan Tiang2 lampu,
sedangkan Pekerjaan Elektrikal terdiri dari penarikan kabel (Kabel tanah dan
Kabel Udara), pemasangan KWH Meter, Pemasangan Lampu, dan Pentanahan
(Grounding).
PEKERJAAN SIPIL
1. Pondasi ditetapkan menggunakan pondasi pracetak yang telah dilengkapi
dengan tulangan untuk menahan beban vertical dan beban momen tiang lampu.
Pondasi ini dibuat ditempat terpisah dari lokasi pemasangan tiang dan dibuat
secara massal dengan beton readymix untuk mempercepat waktu pelaksanaan.
Pondasi pracetak yang telah matang secara teknis kemudian diangkut ke lokasi
pemasangan.
2. Sementara itu sebelum beton pondasi diangkut ke lokasi, dibuat galian
pondasi sesuai dengan perencanaan dan spesifikasi yang telah ditetapkan. Galian
pondasi ini dibuat dititik tiang pembantu dan tiang PJU ditempatkan.
3. Ditempat lain tiang2 lampu dibuat dan difabrikasi sesuai dengan spesifikasi
yang telah ditetapkan dalam gambar dan dokumen lelang. Tiang2 tersebut
dibuat dalam jumlah yang sesuai dengan lingkup pekerjaan yang telah
ditetapkan. Dibeberapa lokasi ada tiang yang dipasang sebagai tiang pembantu
sehingga tidak diperlukan stang. Di lokasi lain ditetapkan sebagai tiang lampu
PJU sehingga perlu dipasangi stang sesuai perencanaan (1 meter, 2 meter, 3
meter, satu sisi atau dua sisi sekaligus).
4. Pada lokasi2 tertentu dibuat galian kabel untuk pemasangan kabel bawah
tanah. Galian kabel tersebut ada yang dibuat langsung dipermukaan tanah, tetapi
ada pula yang dibuat dipermukaan jalan beraspal sehingga perlu dilakukan
perusakan permukaan aspal sebelum digali dan kelak harus diperbaiki kembali
setelah kabel terpasang.
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. Setelah tiang lampu (atau tiang bantu) terpasang maka dilakukan
penarikan kabel udara yang pada setiap tiang dilakukan pengikatan dikedua
arahnya. Beberapa asesoris dan bahan pembantu diperlukan untuk
penyambungan dan pengikatan kabel. Penarikan kabel tersebut dilakukan sesuai
dengan jaringan kabel yang telah direncanakan .
2. Penarikan kabel tanah dilakukan setelah galian kabel selesai dan
dibeberapa lokasi setelah tiang terpasang. Kabel tanah dilindungi dengan pipa
PVC sesuai spesifikasi. Setelah kabel tanah terpasang maka pekerjaan
penimbunan dan perbaikan aspal (kalau ada) harus segera dilakukan untuk
menghindari kehilangan dan gangguan terhadap lingkungan.
3. Pekerjaaan berikutnya adalah penarikan kabel infoor yaitu penarikan kabel
daya dari jaringan PLN ke KWH Meter dan ke lampu2 yang telah ditetapkan
spesifikasi dan besar dayanya.
4. Kemudian dilakukan pemasangan KWH Meter yang sebelumnya harus
dirakit dahulu sesuai dengan bebannya. Untuk merakit KWH Meter ini
dibutuhkan tenaga ahli dan ketrampilan. KWH Meter diletakkan dalam kotak
yang tahan cuaca pada tiang yang telah ditetapkan.
5. Berdekatan dengan KWH Meter tersebut dilakukan pemasangan Power
Electric Timer Switch yang berfungsi menyalurkan dan menghentikan aliran
listrik dari PLN ke lampu2 yang dipasang. Alat ini sangat berguna untuk
melakukan penghematan daya listrik untuk PJU yang bekerja secara otomatis
tergantung waktu yang ditetapkan pengelola.
6. Ada beberapa tiang PJU lama perlu perbaikan sehingga perlu
pembongkaran ornament lama dan perubahannya dengan ornament baru.
7. Setelah semua tiang dan jaringan kabelnya terpasang maka dilakukan
pemasangan lampu PJU baru yang berupa Lampu Induksi untuk PJU baru dan
Lampu LPS sesuai dengan jajaran PJU disekelilingnya.
8. Sementara itu dilakukan pengurusan penambahan daya untuk lampu2 PJU
yang dipasang ke PLN. Pengurusan Ijin ini dapat dilakukan seawal mungkin
karena memerlukan penghitungan bersama antara PLN dengan Pemda.
9. Setelah semua lampu, semua KWH meter, semua Timer-Switch terpasang,
maka dilakukan megger test, dan kemudian live-test. Setelah semua berfungsi
dengan baik maka dilakukan serah terima pekerjaan antara Kontraktor
Pelaksana dengan Pemberi Tugas.
Secara diagram, Pelaksanaan Pekerjaan adalah sebagai berikut :
Dari kedua arah (atau mungkin juga lebih), Kabel LVTC “dipegang” oleh pengikat
kabel J4. Sementara J4 terkait dengan bracket J4 yang terikat dengan tiang lampu
dengan menggunakan stainless steel strip.
Diantara J4, kabel LVTC akan diberikan spare/ cadangan kabel sekitar 50 cm.
Kabel cadangan ini sangat diperlukan untuk mempermudah perbaikan apabila
terjadi kabel putus. Jika terjadi kabel putus, makaperbaikan cukup melibatkan
gawang yang mengalami kerusakan, tidak perlu mengganggu gawang yang lain.
Namun jika tidak disediakan cadangan kabel, apabila terjadi kabel putus, besar
kemungkinannya harus “menarik” dari gawang yang bersebelahan.
Pemakaian J4 yang terbuat dari aluminium cor untuk menjamin kekuatan
mengikat/ memegang kabelLVTC ukuran 3 x 10 mm. Pemakaian pengikat tipe
lain (J2 atau J5) dikawatirkan kurang kuat dan dapat menimbulkan lepasnya
kabel yang diikat, sehingga harus dilakukan perbaikan. Hal ini jelas akan
merepotkan operasionil.
Kabel infoor adalah kabel penghubung antara JTR (jaringan tegangan rendah)
PLN ke APP atau KWH meter. Kabel infoor tersambung ke JTR dengan
menggunakan Alcoa Bandleid Konektor.
Untuk lebih menjamin keamanan dan estetika, maka kabel infoor akan
dibungkus dengan pipa infoor dimana pipa infoor menempel pada tiang dengan
bantuan stainless belt dan stopping belt. Pada ujung atas pipa infoor dipasang T
pralon untuk menghindarkan masuk nya air hujan kedalam pipa infoor.
Pada ujung bawah, pipa infoor disambung dengan pipa flexible yang masuk ke
box panel distribusi.
Kecuali KWH meter dan MCB yang dipasang oleh PLN, perangkat lainnya
dipasang/dirakit terlebih dahulu pada loyang box panel. Perakitan dikerjakan di
bengkel, dan dipastikan sudah terpasang semuanya dengan benar sebelum
dibawa ke lokasi dan dipasang pada tiang PJU
Kabel infoor akan disambungkan oleh petugas PLN ke KWH meter. Kabel output
dr KWH meter akan terhubung ke Terminal Kabel.
Dari Terminal Kabel masuk ke terminal Timer Konektor. Saluran netral dari
Terminal Kabel terhubung dengan netral dari Timer Kontaktor. Sementara 3
(tiga) terminal positif pada Timer Kontaktor di by pass menjadi satu dan
terhubung dengan saluran positif dari Terminal Kabel. Output Timer Kontaktor
ada 3 (tiga) terminal, dimana yang 2 (dua) terminal akan tersambung ke MCB
Distribusi, sementara 1 (satu) terminal sebagai cadangan.
MCB Distribusi terdiri dari 4 (empat) unit, masing-masing 2 (dua ) unit mencatu
kesatu arah, sementara 2 (dua) unit lainnya mencatu ke arah lain.
Box panel dilengkapi dengan Terminal Pentanahan. Semua saluran netral, baik
dari ouput KWH meter, Timer Kontaktor, jaringan PJU, disambungkan dengan
Terminal Pentanahan, untuk selanjutnya dikoneksikan dengan pentanahan.
Pada sisi bagian dalam pintu panel dilengkapi dengan wiring diagram
yangmenunjukkan jumlah beban dan jaringan PJU yang dilayani oleh panel
dimaksud.
Box panel distribusi terpasang terikat pada tiang PJU dengan menggunakan
stainless belt dan stopping belt. Penempatan letak pemasangan panel ditentukan
oleh Dinas Teknis dengan memperhatikan jarak antara panel induk dengan
gardu distribusi PLN sependek mungkin.
Ketinggian box panel sekitar 1,5 meter dari permukaan tanah, dengan tujuan
agar angka penunjukkan KWH meter bisa mudah dilihat, disamping untuk tujuan
pengaman dan perawatan.
4) Pemasangan pentanahan.
Ground Rod diameter 16mm² tertanam sedalam 2,4 meter, diperkirakan sudah
bisa memberikan pentanahan yang baik, kurang dari 10 Ohm. Dengan angka
resistansi yang kecil akan lebih menjamin keandalan operasionil perangkat
listrik, karena berkurangnya antara lain gangguan elektrostatik.
Untuk lebih meningkatkan keandalan pentanahan, maka pada dua tiang PJU yang
terjauh letaknya dari box panel dipasang juga pentanahan.
Dikarenakan proses perijinan ke PLN terkadang perlu waktu cukup lama, maka
akan pengajuan perijinan dilakukan segera setelah pekerjaan dimulai atau
bahkan sebelum pekerjaan dimulai. Dengan demikian diharapkan dalam kurun
waktu pelaksanaan pekerjaan yang tidak terlalu lama ini, semua perijinan sudah
diperoleh dan KWH meter sudah bisa terpasang dengan baik.
6) Penarikan jaringan kabel
6. a) jaringan kabel udara.
Stang lampu dengan diameter 2 inchi dipasang pada bagian atas tiang dengan
menggunakan pengikat 2 (dua) unit begel klem. Besarnya begel klem ke tiang
lampu disesuaikan dengan diameter tiang.
8) Pemasangan lampu
a. Armature terpasang dengan baik dan kokoh pada ujung stang ornament.
Pastikantidak lepas atau menjadi miring akibat getaran angin dan gesekan
ranting pohon.
4. PENGENDALIAN KUALITAS.
Perakitan box panel dilakukan di bengkel dan sebelum dipasang dilapangan juga
tidak terlepas dari pengawasan supervisor.
Pada tahap akhir pengendalian kualitas dilakukan megger test untuk mengetahui
apakah seluruh system yang dipasang telah benar. Untuk melihat apakah system
dengan seluruh jaringan kabel dan lampu dapat berfungsi dengan baik maka
dilakukan test akhir dimana seluruh system dihidupkan. Dalam test akhir ini
semua lampu harus menyala, Power Electrical Timer Switch harus berfungsi,
KWH Meter bekerja dengan baik, dan tidak ada gangguan pada kabel akibat
beban yang berlebih.
5. PENYERAHAN PEKERJAAN
PENUTUP
LUKI ALAMSYAH
Direktur