Anda di halaman 1dari 15

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

PENGADAAN DAN PEMASANGAN


ALAT PENERANGAN JALAN (APJ) LED KONVENSIONAL 120W JAVIS TKDN
59.11% TIANG 9M OKTAGONAL LENGAN TUNGGAL KABEL UDARA
STANDAR

Tata cara dan urutan pelaksanaan pekerjaan Pengadaan dan Pemasangan Alat
Penerangan Jalan (APJ) LED Konvensional 120W Javis TKDN 59.11% Tiang 9m
Oktagonal Lengan Tunggal Kabel Udara Standar ini terdiri dari :
 Persiapan Pekerjaan
 Pengadaan Bahan
 Pelaksanaan Pekerjaan
 Uji Fungsi / Testing & Commisioning
 Training & Familiarisasi
 Serah Terima Pekerjaan
 Pemeliharaan Pekerjaan

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pada tahap awal pada pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan beberapa pekerjaan
persiapan untuk terciptanya kelancaraan pekerjaan yang akan dilakukan,
antara lain :
a. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Sejak persiapan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa
pemeliharaan, Aplikator bertanggung jawab atas keselamatan dan
keamanan pekerja, material dan peralatan teknis serta konstruki.
Komitmen atas K3 tersebut yaitu :
 Aplikator menjamin keselamatan tenaga kerja yang terlibat dalam
pekerjaan dari segala kemungkinan yang terjadi dengan mematuhi
aturan Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja sesuai
ketentuan yang berlaku;
 Menjaga keselamatan diruang kerja dengan perlengkapan
keselamatan seperti safety line, rambu-rambu peringatan, traffic
cone, helm, sepatu, rompi, dan lain-lain;
 Menyediakan obat-obatan menurut syarat Pertolongan Pertama
pada Kecelakaan (P3K) yang selalu siap digunakan untuk menangani
kecelakaan bagi korban di area kerja;

1
 Setiap pekerja di area kerja diwajibkan memakai alat pelindung diri
(APD) yang telah disediakan seperti helm, rompi, sepatu, safety belt
dan peralatan safety lainnya;
 Tenaga kerja yang terlibat adalah tenaga kerja berpengalaman di
bidangnya untuk mengurangi resiko akibat kelalaian atau
ketidakpahaman tentang pekerjaan;
 Apabila terjadi kecelakaan, pengawas lapangan segera
memberitahukan kepada konsultan dan mengambil tindakan yang
diperlukan untuk menjamin keselamatan korban kecelakaan.
b. Survey Lokasi Pekerjaan
Sebelum dilakukan pekerjaan, diperlukan survey lapangan untuk
menentukan lokasi dan titik pemasangan yang berguna untuk
mendapatkan gambaran umum dan detail dalam pelaksanaan pekerjaan.
Survey ini dilakukan untuk memastikan kesesuaian lokasi dengan gambar
yang diterima dari pemilik pekerjaan. Disamping itu untuk memeriksa
perangkat/material apa saja yang harus disediakan di lokasi pekerjaan dan
untuk antisipasi pengiriman material, serta antisipasi kebutuhan peralatan
kerja sehingga mempermudah pekerjaan.
Survey dilakukan secukupnya tergantung kondisi lapangan, jarak yang
ditempuh, cuaca, serta fasilitas. Perangkat pendukung survey antara lain :
Kendaraan untuk mobilisasi, kamera untuk mengambil gambar lokasi, GPS
untuk penentuan titik koordinat APJ Konvensional, cat semprot/patok jika
diperlukan untuk penandaan lokasi, dan alat bantu survey lainnya.
Survey lapangan dilakukan oleh Kontraktor Pelaksana bersamaan dengan
Pengawas Lapangan dan juga Owner atau Pemberi Pekerjaan.
Survey tersebut dilaksanakan bersamaan dengan MC-0 (Mutual Check)
yaitu kegiatan penghitungan kembali volume item pekerjaan dan
disesuaikan antara gambar rencana dengan kondisi lapangan. Sehingga
mendapatkan volume actual sesuai dengan kondisi real pekerjaan.
c. Pengujian Daya Dukung Tanah
Pengujian daya dukung tanah pada lokasi pemasangan atau pekerjaan
konstruksi dilakukan menggunakan Uji Sondir (Soil Test). Pengujian ini
bertujuan untuk mengetahui dan mengukur daya dukung tanah pada setiap
lapisan serta mengetahui kedalaman lapisan tanah keras. Uji Sondir
dimaksudkan agar dalam mendesain pondasi yang akan digunakan sebagai
penyokong bangunan diatasnya memiliki faktor keamanan (safety factor)
yang tinggi sehingga bangunan diatasnya tetap kuat dan tidak mengalami
penurunan atau settlement yang dapat membahayakan.
d. Persiapan SDM sesuai dengan yang dipersyaratkan
Tenaga teknis sudah siap kerja saat penandatanganan kontrak pekerjaan.
Tenaga teknis ini akan melaksanakaan dan mensupervisi pelaksanaan
pekerjaan agar pekerjaan berjalan sesuai dengan rencana, tepat waktu,
tepat biaya dan aman dari segala bahaya K3.

2
Adapun data personil teknis sebagai penanggungjawab lapangan antara
lain :
No. Jabatan Personil Teknis Jumlah Anggota
1. Tenaga Teknis 1
2. Tenaga Ahli K3 1
3. Tenaga Lapangan 6
e. Persiapan Peralatan Utama
Agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar dan selesai tepat
waktu, maka perlu tersedianya peralatan dengan status kepemilikan milik
sendiri/sewa/sewa beli seperti :
 Kendaraan truck/mobil Pick Up;
 Mobil Crane;
 Tangga Telescopic;
 Elektrikal Toolkit;
 Alat Ukur (Meteran, AVO Meter, Megger Test, Hammer Test,
Earthing Test, Lux Meter, Thickness Gauge, Galvanis Thickness
Gauge;
 Alat Uji Retroreflektif (Untuk Penyedia Bahan Retroreflektif);
 Rambu Kerja;
 Perlengkapan K3 (rompi kerja, safety gloves, safety shoes dan safety
helmet).
f. Persiapan Perizinan
Agar pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar, Aplikator
menyiapkan perizinan yang terkait dengan pekerjaan antara lain :
 Surat Perintah Kerja dari Pemberi Pekerjaan sebagai bukti
pelaksanaan pekerjaan;
 Surat Tugas dari Aplikator kepada para petugas/pekerja dilapangan
mengenai pemberian tugas pelaksanaan pekerjaan;
 Perizinan kepada dinas terkait yang berhubungan dengan pekerjaan
di lapangan.

2. PENGADAAN BAHAN
Dalam pengadaan bahan, Aplikator bekerja sama dengan Badan Usaha yang
telah memiliki Tanda Daftar Badan Usaha Pembuat Perlengkapan Jalan (TD-
BUPPJ) Bidang Alat Penerangan Jalan yang masih berlaku dan telah
bekerjasama dengan Badan Usaha yang memiliki Tanda Daftar Badan Usaha
Penyedia Bahan Perlengkapan Jalan (TD-BUPBPJ) Bidang Alat Penerangan
Jalan yang masih berlaku.
Pengadaan Bahan dalam hal ini Aplikator bekerjasama dengan PT. Javis
Teknologi Albarokah dengan Nomor KP.269/AJ.003/DJPD/2019 Tentang Tanda
Daftar Badan Usaha Penyedia Bahan Perlengkapan Jalan (TD-BUPBPJ) dengan
Klasifikasi Bidang Alat Penerangan Jalan yang terdiri dari :
 Luminer

3
- Luminer LED Javis 120W lensa wide beam armatur IP66 IK10
 Peralatan Kontrol
- Panel PHBK merk Javis
 Peralatan Proteksi
- MCB 4A
- Grounding rod tembaga pada tiang 3M
- Grounding pada Panel 4m
 Catu Daya
- Penyambungan Instalasi PLN (Termasuk metering)
- SLO (Sertifikat Laik Operasi)
- Kabel LVTC 2 x 16mm
- Kabel NYM 3 x 2.5mm
- Klem dan Aksesoris Kabel
 Bangunan Konstruksi
- Tiang utama 9 m lengan tunggal oktagonal dilengkapi anti panjat
[sesuai PM 27]
- Tiang Pengaman
- Angkur M20 Panjang 60cm
- Stiker Logo Perhubungan diameter 10 cm
- Stiker Peringatan Pasal 275 UU No. 22 Tahun 2009 & Tahun
Anggaran
- Stiker QR Code

3. PELAKSANAAN PEKERJAAN
Setelah tahap persiapan telah selesai dilakukan, maka selanjutnya dilaksanakan
tahap pelaksanaan pekerjaan yang secara garis besar diuraikan sebagai berikut
:
a. Mobilisasi
Mobilisasi peralatan, material, bahan serta tenaga kerja menyesuaikan
dengan jadwal dan item pekerjaan. Dalam mobilisasi barang,
produk/barang tersebut diberikan packing/pelindung sebaik mungkin agar
produk/barang terhindar dan terlindungi dari resiko getaran, guncangan,
kerusakaan dan cacat fisik. Dalam pekerjaan mobilisasi harus selalu
mematuhi peraturan lalu lintas dengan tetap memperhatikan kesehatan
dan keselamatan kerja.
b. Penempatan dan Jarak Pemasangan Tiang APJ Konvensional
b.1) Penempatan Tiang APJ Konvensional
 Sesuai dengan Pasal 100 PM 27 Tahun 2018, penempatan dan
pemasangan Alat Penerangan Jalan dilakukan pada lokasi yang
menjadi bagian dari ruang milik jalan. Penempatan dan
pemasangan APJ tidak boleh merintangi dan/atau mengurangi
ruang lalu lintas kendaraan dan pejalan kaki.

4
 Sesuai dengan Pasal 101 PM 27 Tahun 2018, Penempatan dan
pemasangan Alat Penerangan Jalan dilakukan di sebelah kiri
dan/atau kanan jalan menurut arah lalu lintas pada jarak paling
sedikit 600 (enam ratus) milimeter diukur dari bagian terluar
bangunan konstruksi Alat Penerangan Jalan ke tepi paling kiri
dan/atau kanan jalur ruang lalu lintas atau kerb.
 Sesuai dengan Pasal 102 PM 27 Tahun 2018, Penempatan dan
pemasangan Alat Penerangan Jalan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 99 pada pemisah jalur dan/atau lajur ruang lalu
lintas jalan paling sedikit berjarak 300 (tiga ratus) millimeter
diukur dari bagian terluar bangunan konstruksi Alat Penerangan
Jalan ke tepi paling luar jalur dan/atau lajur ruang lalu lintas atau
kerb.
b.2) Jarak Antar Tiang APJ Konvensional
Jarak pemasangan antar tiang APJ disesuaikan dengan hasil simulasi
software luminer atau sesuai dengan permintaan pemilik pekerjaan.
Sesuai dengan Pasal 108 PM 27 Tahun 2018 menyatakan bahwa :
Jarak penempatan dan pemasangan Luminer Alat Penerangan Jalan
ditentukan dengan memperhatikan acuan standar kualitas
pencahayaan, panjang jalan, geometri jalan, fungsi jalan dan utilitas
fungsi tiang.
c. Pembuatan Pondasi Tiang APJ Konvensional
c.1) Pekerjaan Galian Tanah untuk Pondasi Tiang APJ
Pengertian perkerjaan galian tanah adalah pekerjaan yang
dilaksanakan dengan membuat lubang di tanah membentuk pola
tertentu guna keperluan pondasi, berikut langkah-langkah untuk
membuat galian pondasi :
 Menyiapkan peralatan kerja dan kesalamatan yang
dibutuhkan;
 Memastikan titik yang akan digali sesuai dengan hasil survey
bersama;
 Memasang rambu/papan peringatan bahwa sedang adanya
pekerjaan diarea tersebut;
 Melakukan proses penggalian sesuai dengan spesifikasi dan
gambar kerja, dengan memperhatikan aspek keselamatan
kerja;
 Melakukan pembersihan tanah bekas galian segera agar tidak
menggangu aktivitas pekerjaan dan transportasi disekitarnya;
 Memastikan lubang pondasi sesuai dengan spesifikasi dan
gambar kerja sebelum dilakukan pengecoran;
 Melakukan proses dokumentasi pada lubang pondasi.
Pekerjaan galian tanah untuk Pondasi Tiang APJ dan Tiang
Pengaman sesuai dengan Tabel (b) – Spesifikasi Teknis Alat

5
Penerangan Jalan Lampiran II Peraturan Menteri Perhubungan
Republik Indonesia Nomor PM 27 Tahun 2018 Tentang Alat
Penerangan Jalan.
c.2) Pekerjaan Urugan Pasir
Sebagai penstabil pondasi diatasnya, maka diperlukan timbunan
pasir sebagai material alas pondasi. Tata cara urugan pasir adalah
dengan diurug atau dikubur di area lubang galian tanah sehingga
pondasi jadi lebih kuat. Sesuai dengan Tabel (b) – Bangunan Pondasi
Tiang Lampiran II Peraturan Menteri Perhubungan Republik
Indonesia Nomor PM 27 Tahun 2018 Tentang Alat Penerangan Jalan
ketebalan timbunan material pasir adalah sebesar 100 mm.

c.3) Pekerjaan Pembesian


Pekerjaan pembesian merupakan pembuatan tulangan besi/baja
menggunakan batang besi/baja sebagai material utamanya,
berguna sebagai penguat dan pengikat beton sehingga beton
bertulang lebih kuat, langkah – langkah pembesian adalah sebagai
berikut :
 Material besi tulangan sudah dibuat sedemikian rupa sesuai
dengan gambar & spesifikasi teknis;
 Besi tulangan ditempatkan sedimikian rupa hingga datar/rata
agar tiang yang dipasang tegak lurus dan tidak miring;
 Pemasangan besi tulangan harus sedemikian rupa sehingga
terletak ditengah pondasi;
 Melakukan proses dokumentasi pada pekerjaan pembesian.
Pekerjaan Pembesian untuk Tulangan, Ukuran Base Plate, Ukuran
Bracket, Jumlah Baut dan Ukuran Baut sesuai dengan Tabel (b) –
Spesifikasi Teknis Alat Penerangan Jalan Lampiran II Peraturan
Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 27 Tahun 2018
Tentang Alat Penerangan Jalan.
c.4) Pekerjaan Bekisting
Bekisting merupakan bahan untuk membentuk/ mencetak struktur
beton sehingga ukuran atau bentuknya sesuai dengan yang
direncanakan. Bekisting harus mampu berfungsi sebagai struktur
sementara yang bisa memikul berat sendiri, beton basah dan
peralatan kerja didalamnya. Pekerjaan bekisting dilaksanakan untuk
pondasi tiang utama APJ dan juga tiang pengaman. Langkah
pemasangan bekisting antara lain :
 Bekisting terbuat dari kayu/besi/cetakan dengan dimensi
menyesuaikan gambar rencana;
 Pekerjaan bekisting harus mudah dipasang dan dibongkar,
serta kuat menahan beton cor;
 Bekisting tidak boleh bocor;

6
 Bekisting tidak boleh melendut;
 Melakukan proses dokumentasi pada bekisting yang
terpasang.

c.5) Pekerjaan Cor Beton Pondasi


Pekerjaan pengecoran merupakan pekerjaan penuangan beton
dengan kualitas mutu minimal K-250 kedalam galian yang telah
diberi tulangan dan bekisting dengan langkah sebagai berikut :
 Material beton cor sesuai dengan spesifikasi tertentu, dengan
campuran pasir semen dan split sesuai dengan takaran yang
dipersyaratkan;
 Memastikan agregat lolos uji slump (10±2cm);
 Sebelum di cor dipastikan tidak ada kotoran atu material yang
dapat menggangu kekuatan beton;
 Memastikan tidak ada genangan air didalam lubang galian
pondasi;
 Memastikan agregat homogen sebelum dituang;
 Masukkan agregat kedalam lubang pondasi serta dilakukan
pemadatan agar pondasi padat dan tidak berongga;
 Untuk pengecoran tiang pengaman, penuangan beton
readymix bersamaan dengan penanaman pipa tiang
pengaman;
 Melakukan pemeriksaan kedataran pondasi dengan
waterpass;
 Melakukan proses dokumentasi pada pondasi yang sudah
dicor.
c.6) Metode QC Galian dan Pondasi
Pekerjaan pemeriksaan kualitas dilakukan oleh seorang ahli QC
(Quality Control) baik dari tahap pekerjaan galian hingga
pengecoran beton, pekerjaan QC antara lain :
 QC galian pondasi dengan memasukkan mal galian sehingga
dimensi (panjang, lebar, kedalaman) sesuai dengan gambar
teknis. QC galian dilaksanakan pada setiap lubang galian yang
dikerjakan;
 QC timbunan pasir dengan pengukuran langsung
menggunakan penggaris/alat pengukur kedalaman lainnya;
 QC pembesian dengan memastikan bahwa dimensi, ukuran
dan sambungan pembesian sesuai spesifikasi teknis;
 QC pemasangan pembesian dilakukan untuk memastikan
bahwa pemasangan sudah datar menggunakan waterpass;
 QC beskiting dilakukan dengan pengamatan pada struktur
bekisting sehingga tidak ada kebocoran dan sisi bekisting
yang melendut;

7
 QC beton readymix dilakukan dengan uji slump dan laporan
uji kualitas beton (dengan sample benda uji berbentuk kubus
atau silindris tergantung ketersediaan) dari pihak terkait;
 QC beton pondasi dengan metode Non Destructive Test
(NDT) hammer test atau speciment test (kubus atau silinder).

d. Pekerjaan Pemasangan APJ Konvensional


Pekerjaan pemasangan APJ memerlukan tenaga manual dan alat bantu
seperti truck crane agar proses pemasangan cepat dan efisien. Berikut
langkah– langkah pendirian tiang:
 Memastikan tiang APJ dan lubang kabel tiang sudah sesuai dengan
spesifikasi dan gambar kerja;
 Pemasangan tiang dilakukan setelah cor beton mencapai umurnya
sehingga kekuatannya stabil dan mampu dalam menopang beban
diatasnya;
 Membersihkan ulir baut dari kotoran agar proses pemasangan tidak
terganggu;
 Mengangkat dan memindahkan tiang menggunakan crane atau
secara manual dan diletakkan pada pondasi sesuai dengan arah
manfaat APJ;
 Pasang ring dan mur pada semua baut angkur;
 Pastikan tiang sudah berdiri tegak menggunakan waterpass,
sehingga dapat memberikan penerangan maksimal;
 Memasang Luminer, Box Kontrol dan Panel KWh pada tempatnya
masing – masing;
 Melakukan proses dokumentasi pada tiang yang sudah berdiri.
e. Pembentangan Kabel
Kabel dalam Spesifikasi Teknis berdasarkan Pasal 61 PM 27 Tahun 2018 ini
meliputi :
 Kabel distribusi daya;
 Kabel instalasi penghantar arus antar komponen;
 Kabel instalasi system pembumian;
 Kabel instalasi bawaan komponen.
Kabel distribusi daya sebagaimana dimaksud berupa:
 Kabel distribusi daya lintas udara;
 Kabel distribusi daya bawah tanah atau tanam.
Tata cara pembentangan kabel adalah sebagai berikut :
 Jenis dan panjang kabel disesuaikan dengan spesifikasi teknis;
 Penarikan kabel harus sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu
ruang manfaat jalan;
 Pemasangan aksesories pembentangan kabel harus sesuai dengan
jumlah dan lokasi pengaplikasiannya.

8
Kabel instalasi penghantar arus antar komponen wajib menyesuaikan
dengan kebutuhan :
 Jumlah fase;
 Luas penampang;
 Jenis insulasi;
 Suhu operasi;
 Kondisi lingkungan.
Kabel instalasi sistem pembumian (earthing) harus memenuhi syarat antara
lain :
 Dipasang pada setiap tiang dengan kedalaman 1.2 meter;
 Memiliki tahanan total sebesar kurang dari sama dengan 5 (lima)
Ohm, diameter 5/8 inci;
 Bahan metal yang dilapisi tembaga atau bahan metal antikarat.
f. Pemasangan Panel PHBK
 Panel PHBK (Perlengkapan Hubung Bagi dan Kendali) adalah kotak
panel yang berisi metering dari PLN dengan kelengkapannya;
 Panel PHBK yang dipasang harus sesuai dengan spesifikasi;
 Panel PHBK berisi metering dari PLN dipasang setiap beberapa tiang
lampu sesuai syarat teknis.
g. Pemasangan Metering
 Penyedia jasa melakukan pendaftaran dan pembayaran biaya
administrasi ke PLN (Perusahaan Listrik Negara);
 Metering dipasang oleh PLN dengan daya sesuai dengan spesifikasi
teknis;
 Pembayaran biaya langganan selanjutnya akan dibayar oleh
pemerintah daerah setempat dimana lampu tersebut dipasang.
h. Pekerjaan Instalasi dan Aktivasi APJ Konvensional
 Melakukan proses aktivasi lampu dengan mengaktifkan KWh meter
yang telah terinstall;
 Melakukan proses dokumentasi pada APJ yang sudah terinstalasi dan
teraktivasi.
i. Pemasangan Jari – Jari Anti Panjat
 Menurut Pasal 52 PM 27 Tahun 2018 dikatakan bahwa Jari-jari
Pelindung Anti Panjat memiliki paling sedikit 2 (dua) segmen dan
dipasang kuat pada Tiang utama dengan sambungan klem dan/atau
baut tanam;
 Jari-jari Pelindung Anti Panjat terbuat dari baja karbon memiliki
ukuran diameter luar pemasangan paling kecil 750 (tujuh ratus lima
puluh) millimeter dengan diameter batang paling kecil 10 (sepuluh)
millimeter;
 Jari-jari Pelindung Anti Panjat sebagaimana dipasang pada
ketinggian paling rendah 5.000 (lima ribu) milimeter dari permukaan
pondasi;

9
 Jari-jari Pelindung Anti Panjat dipasang dengan jumlah dapat lebih
dari 1 buah pada 1 tiang Alat Penerangan Jalan;
 Seluruh bagian permukaan konstruksi jari-jari pelindung antipanjat
dilapisi dengan bahan pelapis anti korosi yang berupa cat anti korosi
atau pelapisan zinc melalui proses galvanisasi.
j. Pekerjaan Pemasangan Tiang Pengaman
Spesifikasi Tiang Pengaman sesuai dengan Pasal 47 PM 27 Tahun 2018 dan
Tabel (c) – Tiang Pengaman, Lampiran II Peraturan Menteri Perhubungan
Republik Indonesia Nomor PM 27 Tahun 2018 Tentang Alat Penerangan
Jalan yaitu :
 Tiang pengaman terbuat dari pipa baja karbon berukuran diameter
3 (tiga) inch dan ketebalan 3 (tiga) mm. Panjang pipa yang
digunakan adalah 1.500 mm. Cat dasar menggunakan cat anti korosi
dan reflektif;
 Berjumlah paling sedikit 2 (dua) buah dengan pondasi terpisah dari
tiang utama;
 Dipasang dengan jarak paling jauh 800mm dari tiang utama;
 Pipa diisi dengan cor beton;
 Pondasi tiang pengaman terpisah dari pondasi tiang utama. Ukuran
pondasi tiang pengaman 300 mm x 300 mm x 800 mm;
 Kualitas pondasi cor beton minimal K-125;
 Stiker retroreflektif merah untuk tiang yang berada disisi kiri arah
lalu lintas;
 Stiker retroreflektif putih untuk tiang yang berada di kanan arah lalu
lintas.
Tiang pengaman dalam pondasi diiikat dengan angkur pelat baja siku
berukuran 60 mm x 60 mm x 6 mm.
k. QC Sistem APJ
Pekerjaan pemeriksaan kinerja dan kualitas APJ yang telah dipasang
dilakukan oleh seorang ahli QC ( Quality Control) untuk memastikan sistem
APJ bekerja dengan optimal dan tidak ada gangguan yang menyebabkan
APJ mati secara tidak normal.
l. Pekerjaan Finishing
 Melepaskan lapisan bekisting dari konstruksi beton yang telah
kering;
 Melakukan proses finishing pondasi beton dengan pekerjaan acian
sesuai dengan spesifikasi sehingga secara visual nampak rapi,
pekerjaan acian dilakukan setelah pengujian kualitas beton
menggunakan Hammer Test selesai dilaksanakan;
 Malakukan proses pengecatan pondasi dengan warna tertentu
apabila dipersyaratkan;
 Setelah pekerjaan selesai, dilakukan pembersihan lokasi kerja agar
lokasi bersih dan tidak menyebabkan gangguan.

10
m. Pengoperasian
Sesuai dengan Pasal 110 PM 27 Tahun 2018 mengenai Pengoperasian APJ,
dikatakan bahwa :
 Alat Penerangan Jalan yang sudah terpasang secara lengkap harus
dapat beroperasi secara mandiri maupun terkontrol sesuai dengan
desain perencanaan;
 Setiap instalasi Alat Penerangan Jalan sebelum dipasang dan
dioperasikan wajib memiliki Sertifïkat Laik Operasi (SLO);
 Sertifïkat Laik Operasi (SLO) diterbitkan oleh Lembaga Inspeksi
Teknik, sesuai ketentuan peraturan perundangundangan di bidang
ketenagalistrikan.
n. Demobilisasi
Setelah pekerjaan telah selesai dikerjakan dan APJ bekerja secara optimal,
dilakukan proses penarikan peralatan dan tenaga kerja dari lokasi
pekerjaan dengan catatan tahap testing & commisioning selesai
dilaksanakan dan tidak ada gangguan kinerja.

4. UJI FUNGSI / TESTING & COMMISIONING


a. Uji Fungsi
Setelah proses pembangunan konstruksi dan pemasangan seluruh
komponen alat penerangan jalan selesai dilaksanakan, maka Pelaksana
Pekerjaan wajib melaksanakan Uji Fungsi Alat Penerangan Jalan untuk
menilai fungsional dan operasional seluruh peralatan terpasang dengan
kinerja teknis yang merujuk pada parameter – parameter teknis.
Pelaksanaan dan hasil Uji Fungsi Alat Penerangan Jalan dituangkan dalam
Berita Acara Uji Fungsi oleh setiap wakil masing-masing pihak yang hadir.
b. Pengukuran
Pengukuran dilakukan terhadap setiap parameter teknis yang diatur di
dalam Spesifikasi Teknis, sebagai berikut:
a. Pengukuran ketebalan pelat dan pipa;
b. Verifikasi ketebalan zinc coating (galvanized) tiang utama, lengan
luminer, bracket, base plate, dan jari-jari anti panjat;
c. Pengukuran dimensi tiang utama, lengan luminer, bracket, base plate,
dan jari-jari anti panjat, tiang pengaman;
d. Pengukuran dimensi pondasi;
e. Pengukuran dimensi kabel penghantar dan kabel pembumian;
f. Pengukuran luminansi dan iluminansi lampu;
g. Verifikasi baterai, peralatan kontrol, driver, kontrol catu daya;
h. Pengukuran sistem kelistrikan, megger test untuk uji isolasi, earthing
test untuk memastikan tahanan total maksimal 5 Ohm.
Pengujian material dan komponen dilakukan terhadap:
a. Mutu beton pondasi dengan metode Non Destructive Test (NDT)
hammer test atau speciment test (kubus atau silinder);

11
b. Kekuatan tarik tiang utama, lengan luminer, bracket, base plate, dan
tiang pengaman (uji laboratorium);
c. Retro reflektivitas alat pemantul cahaya;
d. Pengujian laboratorium dilakukan oleh lembaga yang terakreditasi untuk
semua komponen yang dipersyaratkan pengujian laboratorium dalam
Spesifikasi Teknis ini.

5. TRAINING & FAMILIARISASI


Melaksanakan Training dan Familiarisasi terkait dengan:
a. Pengenalan perangkat terpasang;
b. Tata cara pengoperasian dan pemeliharaan Alat Penerangan Jalan
terpasang.

6. SERAH TERIMA PEKERJAAN


Setelah Pemeriksaaan selesai dilaksanakan oleh semua pihak, maka dilakukan
Serah Terima Pekerjaan dari Aplikator kepada Pemberi Kerja sesuai dengan
prosedur yang berlaku. Dokumen yang perlu dipersiapkan oleh Aplikator dalam
pemenuhan syarat administrasi antara lain:
a. Shop Drawing
Merupakan gambar kerja yang dibuat oleh Aplikator berdasarkan hasil
survey dan MC-0 antara Aplikator itu sendiri, Pengawas Lapangan dan
Pemberi Pekerjaan yang dilaksanakan dan disepakati bersama. Shop
Drawing berfungsi sebagai acuan, landasan atau dasar dari proses
pelaksanaan pekerjaan konstruksi di lapangan. Shop Drawing digambar
berdasarkan spesifikasi teknis yang diberikan oleh Pemberi Pekerjaan sesuai
peraturan perundangan yang berlaku.
Shop Drawing tersebut meliputi :
- Gambaran Umum Alat Penerangan Konvensional;
- Konstruksi Tiang Utama;
- Wiring Diagram;
- Konstruksi Tiang Pagar Pengaman;
- Sistem Pembumian;
- Pondasi.
b. As Built Drawing
As Built Drawing adalah gambar yang dibuat sesuai dengan kondisi
terbangun di lapangan yang telah menyertakan semua perubahan yang
terjadi selama proses konstruksi. As Built Drawing berisi posisi, dimensi dan
lokasi pekerjaan setelah proses konstruksi selesai dilaksanakan. As Built
Drawing dibuat oleh pihak Aplikator yang berfungsi sebagai pembanding
apakah ada perbedaan antara Shop Drawing (sebelum dilakukan konstruksi)
dengan As Built Drawing (setelah dilakukan pekerjaan konstruksi).
As Built Drawing tersebut meliputi :
- Gambar Umum Alat Penerangan Jalan Konvensional;

12
- Gambar Konstruksi Tiang Utama;
- Gambar Wiring Diagram;
- Gambar Konstruksi Tiang Pagar Pengaman;
- Gambar Sistem Pembumian;
- Gambar Pondasi;
- Gambar Lokasi Pemasangan (dilengkapi dengan koordinat
pemasangan).

c. Laporan dan Dokumentasi


Laporan merupakan dokumen yang berisi semua aspek pekerjaan dari awal
pekerjaan hingga selesainya sebuah pekerjaan tersebut. Laporan ini berisi
mengenai :
- Laporan Harian
Berisi mengenai capaian pekerjaan pada hari tersebut, selain itu laporan
harian juga mencantumkan keadaan cuaca, jam kerja, peralatan,
armada, jumlah dan nama personil yang terlibat.
- Laporan Mingguan
Berisi dokumen capaian (progress) pekerjaan dalam satu minggu atau 7
hari kerja dengan mencantumkan kesesuaian antara Kurva S Rencana
dengan Kurva S Realisasi.
- Laporan Bulanan
Merupakan laporan yang berisi mengenai rangkuman capaian pekerjaan
dalam satu bulan atau 4 minggu kerja.
- Laporan Dokumentasi
Yaitu dokumen yang berisi foto – foto proses pelaksanaan pekerjaan dari
awal hingga selesai.
d. Hasil Pengujian & Sertifikat
Dalam pemenuhan syarat administrasi, laporan akhir pekerjaan juga perlu
mencantumkan hasil pengujian diantaranya adalah :
- Laporan Hasil Uji Kualitas Beton;
- Laporan Hasil Uji Kuat Tarik Tiang APJ, Base Plate, Bracket;
- Sertifikat TD-BUPPJ;
- Sertifikat TD-BUPBPJ;
- Sertifikat ISO 9001 : 2015;
- Sertifikat SNI IEC 60598;
- Sertifikat SNI IEC 61215 : 2016 atau hasil uji setara dengan SNI IEC
61215 : 2016;
- Sertifikat Uji Ketahanan Garam sesuai: SNI IEC 60598-1:2016, SNI IEC
60598-2-3:2016;
- Sertifikat ingress protection (IP) untuk luminer, minimal IP65;

13
- Sertifikat IK rating (impact protection) untuk rumah lampu, minimal
IK08;
- Sertifikat uji tahan getaran untuk luminer, standar uji SNI IEC 60598;
- Sertifikat dokumen hasil uji electromagnetic compatibility (EMC) berupa
total harmonic distortion (THD) <20%;
- Dokumen hasil simulasi software (sesuai merek dan tipe luminer);
- Dokumen hasil uji fotometri (sesuai merek dan tipe lampu);
- Brosur – brosur.

e. Surat Pernyataan Garansi Pemeliharaan


Aplikator menyampaikan surat pernyataan garansi pemeliharaan (system
beroperasi/spesifikasi teknis sesuai standard spesifikasi teknis yang
ditetapkan) pada masa pemeliharaan minimal selama 1 (satu) tahun atau
12 (dua belas) bulan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan.

7. PEMELIHARAAN
Pada masa pemeliharaan ini, Aplikator memberikan dukungan penuh atas
perawatan berkala, perbaikan komponen dan penggantian suku cadang
perangkat apabila terjadi kerusakan/ketidaksesuaian kinerja.
Pemeliharaan Alat Penerangan Jalan sesuai yang dimaksud dalam PM No. 27
Tahun 2018 Bagian Kelima Pasal 111 dapat dilakukan secara :
a. Pemeliharaan secara berkala
Dilakukan minimal setiap 6 bulan, meliputi :
- Pemeliharaan bangunan konstruksi;
- Pemeliharaan instalasi kelistrikan;
- Pembersihan komponen optik dari debu dan / atau kotoran;
- Pengecekan dan perbaikan kerusakan;
- Pengecekan komponen catu daya;
- Menghilangkan benda di sekitar armatur yang dapat menghalangi
dan/atau mengurangi intensitas pencahayaan;
- pengecekan kebocoran isolasi arus listrik atau megger test.
b. Pemeliharaan secara insidental
Dilakukan apabila ditemukan adanya kerusakan pada Alat Penerangan
Jalan. Pemeliharaan secara insidental dilakukan dengan :
- Mengganti komponen Alat Penerangan Jalan yang mengalami
kerusakan;
- Mengganti Alat Penerangan Jalan secara keseluruhan atau utuh apabila
mengalami kerusakan berat.

14
8. JADWAL PEKERJAAN
Dalam pelaksanaan pekerjaan mulai dari masa persiapan hingga masa
pemeliharaan dengan acuan pekerjaan 50 set APJ Konvensional dengan waktu
pengerjaan 3 bulan (90 hari kerja) dapat dilihat dalam jadwal pekerjaan
dibawah ini:

JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Banda Aceh, 24 Mei 2022


CV. BANDANA ALIFA

Safrizal M. Nur
Direktur

15

Anda mungkin juga menyukai