Anda di halaman 1dari 38

METODA PELAKSANAAN

PEKERJAAN : PEMBANGUNAN SUMUR PEMBORAN


LOKASI : Komplek RSUD Lebong Jl. Raya Muara Aman-Curup Desa
Muning Agung Kec. Lebong Sakti Kab. Lebong
TAHUN ANGGARAN : 2021

Lingkup Pekerjaan
Dalam pelaksanaan pengeboran air tanah, pelaksana akan melakukan
pengumpulan data dan Identifikasi kondisi geologi lokasi air tanah, pengukuran logging,
pemompaan uji, development, pengambilan contoh air dan pemeriksaan kualitas air
sumur tersebut. Kegiatan pengeboran ini adalah pengeboran eksplorasi, dimana jika
ditemukan lapisan akuifer akan dikembangkan sebagai sumur produksi.
Pekerjaan yang akan dilaksanakan Penyedia termasuk juga menyediakan personil,
peralatan drilling rig dan peralatan bantuan lainnya, pompa lumpur, compresor, welding
set, generator set dan alat transportasi.
Semua peralatan, bahan-bahan dan perlengkapan tersebut yang akan disediakan oleh
Penyedia, sebelum dipergunakan terlebih dahulu harus diperiksa dan disetujui oleh
Pengguna Jasa.

I. Pekerjaan Persiapan

1. Pekerjaan Pembersihan

Pekerjaan keamanan dan keselamatan kerja (BPJS) akan di kerjakan dengan cara
mendaftarkan semua orang yang terlibat dalam pekerjaan ke BPJS agar nantinya jika ada
kecelakaan kerja para tenaga kerja mendapat jaminan atas keamanan dan kesalamatan
kerja.

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan keamanan kerja /
P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti Kecelakaan saat mobilisasi material ke
proyek yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang oleh karena demi
menjaga keselamatan di jalan raya pelaksana akan menunjuk supir yang berpengalam,
supir yang memiliki SIM dan supir harus mematuhi rambu – rambu lalu lintas.

2. Barak Kerja, Gudang dan Direksi Keet (Sewa)

Pelaksanaan pekerjaan konstruksi dilapangan dapat berhasil dengan baik dari segi waktu
dan kualitasnya/mutu bila dikelola dengan baik. Salah satu sarana untuk dapat
mengelola proyek dengan baik adalah tersedianya tempat bagi pengawas proyek dan
kontraktor yang berupa direksi keet, untuk :
 Membuat laporan, mempelajari gambar, membuat gambar kerja dan semua
administrasi proyek.
 Penempatan alat komunikasi, sehingga hubungan/komunikasi antara pemilik,
pengawas dan kontraktor dapat berjalan dengan baik.

Bahan untuk bangunan direksi keet lapangan menggunakan rangka kayu kaso, penutup
dindingnya dari multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan asbes gelombang atau
seng gelombang, lantai dengan discreeding.

Selain bangunan direksi keet lapangan, juga diperlukan bangunan gudang untuk
menyimpan alat kerja dan material yang rentan terhadap cuaca dan yang mudah hilang
seperti : bor listrik, gerinda listrik, vibrator, semen, keramik, cat, kabel, alat sanitair dan
lainnya. Bangunan gudang menggunakan rangka kayu kaso, penutup dinding dari
multiplek 9 mm dan penutup atap menggunakan asbes/seng gelombang, lantai dengan
discreeding. Direksi keet lapangan dan gudang didirikan pada area yang tidak
mengganggu proses berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan.

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan keamanan kerja /
P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam yang bisa
mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang. Kecelakaan saat mobilisasi material ke
proyek yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang oleh karena itu para
pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sehingga kami selaku
pelaksana akan menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan, masker dan
demi menjaga keselamatan di jalan raya pelaksana akan menunjuk supir yang
berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir harus mematuhi rambu – rambu lalu
lintas

3. Papan Nama Proyek

Kami selaku penyedia jasa konstruksi/kontraktor akan membuat dan memasang


Pamplet Nama Proyek yang memuat tentang identitas proyek. Pamplet nama proyek
mengunakan ukuran minimal 150 Cm x 250 Cm kecuali ditentukan lain oleh Owner.
Papan nama proyek rangka dan kakinya terbuat dari kayu dengan kualitas terbaik
sehingga sanggup bertahan minimal sampai selesainya pengerjaan proyek. Latar papan
nama dapat berupa papan kayu tebal minimal 2 Cm atau multiplek dengan tebal
minimal 12 mm. Penggunaan bahan dan material lain harus dengan persetujuan
Konsultan Supervisi.

Pamplet nama proyek belatar belakang putih dengan tulisan warna hitam, kecuali untuk
logo atau simbol dapat menggunakan warna. Pamplet nama proyek harus
mencantumkan Instansi Penyandang Dana, Instansi Pemilik Bangunan, Kontraktor
Pelaksana, Konsultan Perencana dan Konsultan Supervisi. Papan juga harus
mencantumkan besar anggaran pelaksanaan proyek, waktu mulai proyek, dan waktu
penyelesaian proyek.
Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan keamanan kerja /
P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam yang bisa
mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang. Kecelakaan saat mobilisasi material ke
proyek yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang oleh karena itu para
pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sehingga kami selaku
pelaksana akan menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan, masker dan
demi menjaga keselamatan di jalan raya pelaksana akan menunjuk supir yang
berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir harus mematuhi rambu lalu lintas

4. Penyusunan Dokumen Lingkungan SPPL


Untuk pengurusan izin penggunaan air tanah dari Dinas Pertambangan dan Pelayanan
Izin Terpadu Provinsi Bengkulu diperlukan Dokumen Surat Pernyataan Pengelolaan dan
Pemantauan Lingkungan (SPPL). Dalam penyusunan Dokumen SPPL ini kami akan
melibatkan Ahli Lingkungan dengan sertifikasi minimal Amdal A dari Kemen LH.
Dokumen SPPL akan menjadi bahan rujukan dalam proses memperoleh izin penggunaan
air tanah dari Distamben dan Pelayanan terpadu provinsi Bengkulu.

5. Mobilisasi dan Demobilisasi peralatan


Pada tahap ini, peralatan taeckal/minicrane dibutuhkan untuk memuat peralatan
pengeboran ke dalam truck angkut dan para pekerja diperlengkapi peralatan
keselamatan kerja seperti sepatu, topi kerja dan sarung tangan mengingat peralatan
pengeboran yang akan diangkut merupakan peralatan terbuat dari besi yang dapat
menyebabkan pekerja terluka.

6. Pengadaan SMKK/RKK (Rencana Keselamatan Kerja)


Dalam upaya menjaga kenyamanan dan keselamatan kerja kami akan mempersiapkan
peralatan keselamatan kerja seperti : Kotak P3K, Topi pelinduk kerja, Sepatu kerja, Body
harnest, Sarung tangan, Masker untuk meminimilisir dampak apabila terjadi kecelakaan
saat kerja.

7. Identifikasi prediksi titik pengeboran


Pada tahap ini, kami selaku penyedia jasa konstruksi akan menerapkan peralatan
geolistrik untuk mendapatkan data kondisi tingkat kekerasan lapisan tanah hingga
kedalaman 100 m ke dalam tanah dan prediksi potensi lokasi air tanah.

Perangkat elektroda yang akan di alirkan listrik 220 volt di tempatkan setiap jarak 10
meter permukaan tanah sepanjang 300 m di area lokasi proyek. Elektroda akan
terhubung dengan perangkat utama Geolistrik yang integrated dengan CPU dan
Touchscreen dan akan menterjemahkan grafik tingkat kedalaman potensi air tanah dan
tingkat kekerasan lapisan tanah menuju lokasi potensi air tanah setelah di aliri listrik 220
Volt selama 3 sd 4 jam.

Untuk mengoperasikan peralatan geolistrik dibutuhkan tenaga pekerja mengoperasikan


elekroda sebanyak 12 orang , Operator Ahli 1 orang dan asisten operator ahli 1 orang.

8. Pemasangan alat pengeboran dan pengeboran.


Setelah ditetapkan lokasi titik pengeboran tahap selanjutnya dilaksanakan pembuatan
kolam sirkulasi untuk membuang air selama proses pengeboran berlangsung. Kolam
sirkulasi air buangan dibuat 2x3x0,5 m dengan saluran pembuang untuk menyalurkan air
buangan.

Pemasangan alat pengeboran diawali dengan pembersihan lokasi pengeboran. Lalu


peralatan penyanggah besi pipa di tempatkan sedemikian rupa pada lokasi yang datar
dan dibersihkan dari benda-benda tajam sebagai tempat mesin pemutar drilling rig saat
pengeboran berlangsung.

Reaming lubang pengeboran dari 4 “ ke 6” dilakukan hingga kedalaman 4 m untuk


menempatkan gravel pack untuk stabilitas cassing pipa terhadap pergeseran/pergerakan
tanah.

Operator pengeboran akan dibantu pekerja untuk melakukan bongkar pasang temporary
cassing pipa PVC AW setiap 10 tambahan kedalaman pengeboran untuk memudahkan
drilling rig dan mata bar masuk ke lubang pengeboran dan mencegah runtuhan tanah
yang telah di bor.

9. Pemasangan pipa konstruksi sumur pemboran


Pada tahap ini, terlebih dahulu dilakukan pencucian sumur untuk membersihkan material
lumpur atau pasir dari lubang pengeboran agar air nya bersih dan selanjutnya dilkukan
uji pemompaan selama minimal 3 jam terus menerus untuk mengetahui keadaan kualitas
air dan potensi volume air.

Setelah dilakukan uji pemompaan air selama minimal 3 jam dan kondisi air tetap bersih
dan debit air stabil dan lancar maka selanjutnya cassing pipa PVC AW 4” di pasang ke
dalam lubang pengeboran sampai ke dalam letak air tanah dan posisi ujung pipa 4 meter
dari lantai dasar lubang tanah yang telah di bor. Penyambungan antar pipa harus
dilakukan secara hati-hati agar saat mengelem sambungan kondisi pipa titik sambung
dalam keadaan kering dan bersih dari material pasir dan tanah agar lem perekat
sambungan pipa cukup kuat dan tidak terjadi kebocoran antar sambungan pipa.

Setelah pipa terpasang sampai titik lokasi air tanah di kedalaman tanah maka selanjutnya
dilakukan pemasangan mesin submersible dia 3” dengan daya 1200 watt. Mesin
submersible dihubungkan dengan pipa sounding 1,5” dan kabel listrik untuk daya
menghidupkan mesin submersible sepanjang kedalaman pengeboran sedemikian rupa
dan posisi mesin submersible dimasukan kedalam lubang pengeboran pada posisi 4 m
dari dasar lubang pengeboran untuk mencegah material lumpur terhisap oleh mesin air
submersible saat dilakukan penyedotan air tanah yang dapat mempercepat kerusakan
mesin dan menurunkan kualitas air yang tersedot.

10. Uji kualitas air tanah sumur pemboran

2. Pekerjaan Pengukuran dan Pemasangan Bowplank


Pada tahap ini, terlebih dahulu membersihkan pada lokasi pekerjaan dari segala
kotoran/sampah dan berkas - berkas, Setelah lokasi bersih baru kemudian menyediakan
keperluan pekerjaan dan membuat gudang-gudang los kerja dan kantor Pengawas.
• Uraian jumlah pekerja yang digunakan adalah sebagai berikut :
Mandor = 1 Orang
Pekerja = 3 Orang
• Uraian jumlah peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Alat Pertukangan = 1 Set
Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini
seperti terkena alat tajam yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang. Oleh
karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sehingga kami
selaku pelaksana akan menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan,
masker.

Salah satu pekerjaan persiapan yang penting adalah pekerjaan pengukuran dan
pemasangan bouplank Adapun kegunaan survey awal (field engineer) adalah untuk
mengestimasi volume pekerjaan, apakah sesuai dengan volume rencana dan sebagai
data awal dalam pelaksanaan serta menyiapkan job mix formula sebagai bahan persiapan
(pedoman) dalam rangka pemakaian material yang dipakai untuk setiap pekerjaan.
Pekerjaan ini merupakan bagian yang tak terpisahkan pada proyek ini. Agar didapatkan
hasil yang akurat, maka setiap alat survey harus sudah dikalibrasi. Surveyor dipilih tenaga
yang berpengalaman. Kemudian akan dilakukan pemasangan bouwplank dengan
menggunakan kayu yang kuat dengan ukuran patok 5 / 7 cm dan untuk papan 2 / 20 cm,
papan bouwplank tersebut harus diketam halus dan lurus. Dalam pemasangan bowplank
akan dilakukan dengan disaksikan oleh pemilik proyek dan konsultan pengawas dan
konsultan perencana sehingga akan didapatkan sesuai dengan yang telah direncanakan
dan harus mendapat persetujuan dari konsultan pengawas bahwa pemasangan tersebut
sudah benar, dan baru akan dilakukan pekerjaan selanjutnya.

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan keamanan kerja /
P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam yang bisa
mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang. Kecelakaan saat mobilisasi material ke
proyek yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang oleh karena itu para
pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sehingga kami selaku
pelaksana akan menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan, masker dan
demi menjaga keselamatan di jalan raya pelaksana akan menunjuk supir yang
berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir harus mematuhi rambu – rambu lalu
lintas

5. Administrasi dan Dokumentasi

Pekerjaan administrasi dan dokumentasi yang dilakukan oleh pelaksana termasuk


pelaporan, Shop Drawing dan Asbuilt Drawing yang harus diberikan kepada direksi
pekerjaan, yang berupa laporan mingguan dan laporan bulanan. Untuk membuat Shop
Drawing terlebih dahulu dilaksanakan pengukuran dengan menggunkan alat survey
equipment. System Pengukuran yang digunakan dengan system Koordinat sehingga
meminimalkan tingkat kesalahan pada penentuan titik-titik pancang dan penentuan
sudut-sudut konstruksi bangunan. Hasil dari Pengukuran kemudian diterapkan dalam
gambar dan dijadikan sebagai acuan untuk pelaksanaan pekerjaan ini (Shop Drawing).

a. Membuat Laporan Harian yang berisi :


- Jenis kegiatan yang dikerjakan
- Bahan – bahan yang digunakan
- Alat – alat yang didatangkan
- Jumlah tukang / tenaga kerja
- Keadaan cuaca
- Besarnya prestasi pekerjaan
- Menyediakan Buku Harian sesuai dengan petunjuk Direksi dan direkap dalam
Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan

b. Membuat pemotretan :
Dokumentasi pemotretan dilakukan minimal 1 (satu) kali setiap perubahan
progress pekerjaan harian sejak dimulainya proyek sampai selesai proyek. Foto
foto harus berwarna dan berukuran post card. Foto ini merupakan bukti otentik
pekerjaan yang dilakukan pelaksana dan akan diserahkan kepada direksi pekerjaan
dalam bentuk laporan seperti disebut diatas.

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini
seperti terkena alat tajam yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang.
Terjatuh saat menggambil foto Oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat
pelindung diri (APD) sehingga kami selaku pelaksana akan menyediakan helm, sepatu
safety, kacamata, sarung tangan, masker

II. PEKERJAAN TOWER TANKI AIR

1. Membuat Pondasi Beton Bertulang (80x80x30cm)

Pekerjaan pondasi ini di laksanakan sebelum memulai pekerjaan kolom Poor Pondasi
Tapak. Adapun metode pekerjaannya adalah pertama-tama kami kerjakan pekerjaan
pembesian, bersamaan dengan pekerjaan pembesian kami akan membuat bekisting
pada setelah pekerjaan ini selesai kami laksanakan, kami akan memasang bekisting.
Setelah mendapat persetujuan dari konsultan pengawas. Kemudian kami akan
melaksankan pengecoran.

Peralatan yang digunakan :


• Concrete Mixer atau manual
• Water Tank
• Alat Bantu
Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Beton
Pekerjaan beton dilakukan dengan tulangan besi sebagai beton bertulang. Material
untuk pekerjaan ini terdiri dari bahan – bahan yang sesuai dengan ketentuan –
ketentuan. Untuk bahan semen akan digunakan semen portland yang sesuai dengan
standar indonesia S.N.I. 8 yang disimpan secara baik digudang, untuk bahan lain yang
digunakan telah bersih dari kotoran dan kotoran lain dan bahan lain yang tidak
diinginkan, lokasi pengambilan pasir terlebih dahulu dilaporkan kepada direksi untuk
mendapatkan izin, adapun air yang digunakan untuk mencampur (pencampuran adukan
digunakan mesin molen ataupun manual adalah air yang bebas dari lumpur, minyak,
asam dan kotoran – kotoran lain. Pencampuran dilakukan dengan mengacu pada
ketentuan yang berlaku untuk mendapatkan mutu yang bagus dan diinginkan. Pekerjaan
ini dilaksanakan setelah besi beton terangkai dan papan bekisting terpasang.

Persiapan
- Seluruh beton yang akan digunakan dalam pekerjaan akan memenuhi kuat tekan dan
slump yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan.
- Seluruh komponen beton akan ditakar menurut beratnya, dengan tidak melebihi
kapasitas alat pencampur.
- Pencampuran beton akan dilakukan dengan mesin yang dijalankan secara mekanis
dari jenis dan ukuran yang disetujui. Pencampuran akan dilengkapi dengan tangki air
yang memadai dan alat ukur yang akurat.
- Air yang akan dimasukkan kedalam campuran akan diukur sebelum pencampuran.
Seluruh air yang diperlukan akan dimasukkan sebelum pencampuran telah
berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran sesuai dengan ketentuan
yang dilakukan.

Pencampuran
- Sebelum pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu akan dipersiapkan tempat kerja,
peralatan yang cukup serta material telah tersedia dilokasi pekerjaan guna kelancaran
pelaksanaan pengecoran.
- Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan akan dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalam dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
- Beton cor dari mesin pengaduk dituangkan kedalam cetakan sampai penuh dan telah
mencapai elevasi yang diinginkan. Beton dicor sedemikian rupa agar terhindar dari
segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
- Sambungan konstruksi pada beton akan dihindari sebisa mungkin, apabila ada
sambungan maka sambungan akan dilakukan secara tegak lurus terhadap sumbu
memanjang dan diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
- Pengecoran akan dilakukan dengan kecepatan yang sedemikian rupa sehingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis dan dapat menyatu. Dibersihkan dari
bahan yang lepas dan rapuh dan disiram dengan air hingga jenuh.
- Beton akan dipadatkan dengan alat penggetar mekanis. Penggetaran disertai dengan
penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin pemadatan yang
tepat.

Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini dan
temperature yang terlalu rendah dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapt
menyerap air. Permukaan beton akan dibasahi dengan air dengan cara menyiram
permukaan beton setiap hari sampai batas waktu sesuai dengan ketentuan. Permukaan
beton yang diekpose akan dilakukan perapihan yang akan dilakukan oleh tenaga
terampil.
Pengendalian mutu
- Pengujian slump akan dilakukan pada setiap takaran beton yang dihasilkan dengan
disaksikan oleh direksi pekerjaan.
- Dalam hal pengendalian pengujian kuat tekan akan dibagi dalam beberapa kelompok
kecil dengan menggunakan grafik kontrol yang terdiri dari garis terendah hingga garis
tertinggi.
- Apabila hasil pengujian kuat tekan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan
Spesifikasi, maka akan dilakukan upaya perbaikan mutu beton sampai mutu beton
yang diharapkan tercapai.

Pembesian
Pembuatan dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar rencana konstruksi
/ detail, kokoh dan kuat agar selama pengecoran posisi tulangan tidak bergeser.
Tulangan yang sudah dipasang tidak diperkenankan untuk diinjak penempatan
penulangan tidak boleh terbalik antara lapisan atas dan lapisan bawah. Tulangan harus
diikat kuat dengan sedikitnya 2 kali putaran dengan kawat beton 1.6 mm, ujung – ujung
kawat beton agar dipotong sependek mungkin agar tidak mencuat keluar dari beton.
Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan dijamin terhadap penggesekan dengan
menggunakan ikatan kawat besi atau klip – klip yang cocok pada persilangan, dan harus
diganjal dengan kepingan beton atau logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Di
dalam semua hal pengganjal yang cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan
sehingga tidak akan ada pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana
pengganjal tersebut akan digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat
dari logam yang tidak berkarat. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus
ditopang dengan beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai
permukaan datar dengan ukuran 5 - 7.5 cm kali 5 - 7.5 cm. Tulangan di dalam semua
ukuran plat lainnya dan di dalam balok harus ditopang dengan logam. Jarak minimum
antara batang yang sejajar harus sama dengan diameter batang, tetapi jarak bersih
antara batang tidak kurang dari 1.2 x diameter maksimum dari pada agregate yang kasar.
Pada permukaan pondasi, dinding dan konstruksi pokok lainnya dimana beton dicor
secara langsung.

Bekisting
Cetakan / bekisting akan dibuat sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang, batas –
batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar atau
seperti ditetapkan direksi. Permukaan acuan / cetakan akan dibuat rata, sambungan –
sambungan papan atau sudut – sudut dibuat rapat agar tidak bocor yang dapat
berakibat lolosnya air semen dan terjadi sarang kerikil / keropos. Bahan untuk cetakan
kayu (bekisting) berkualitas baik dan diserut sehingga permukaan cetakan beton halus.
Semua cetakan dibuat teduh dan aman pada kedudukanya sehingga mencegah
pergerakan selama pengecoran beton berlangsung. Bekisting akan dipasang pada besi
tulangan yang telah di tempatkan pada posisi yang akan di lakukan pengecoran.

Lain – lain
Pekerjaan lain – lain meliputi pembongkaran bekisting akan dilakukan setelah beton
mempunyai kekuatan yang cukup untuk memikul beratnya sendiri serta sudah mendapat
ijin dari direksi lapangan atau pengawas yang ditunjuk oleh direksi dan dilakukan dengan
hati – hati. Setelah pekerjaan beton cor dilakukan dilakukan pembongkaran bekisting.
Pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia (man power). Pembongkaran ini
dikerjakan dengan membuka bekisting terpasang. Proses pembongkaran bertujuan
untuk dilakukan pekerjaan pasangan yang baru. Alat – alat bantu yang akan digunakan
pada saat membongkar dengan tenaga manual (manusia) dan alat bantu (pertukangan)
pekerjaan ini dilakukan / dikerjakan terhadap beton yang telah mempunyai kekuatan
yang cukup. Setelah itu akan di lakukan penyiramanan dengan menggunakan selang air
hingga umur beton sudah memenuhi persyaratan teknis dan akan di hentikan
penyiraman jika sudah mendapatkan rekomendasi dari konsultan pengawas.

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan keamanan kerja /
P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam yang bisa
mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, terhirup debu yang bisa mengakibatkan
sesak nafas, mata terkena debu yang bisa mengakibatkan mata iritasi, tertimpah
bekisting yang bisa megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, Kecelakaan saat
mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang
oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sehingga
kami selaku pelaksana akan menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan,
masker dan demi menjaga keselamatan di jalan raya pelaksana akan menunjuk supir
yang berpengalam, supir yang memiliki SIM.

2. Membuat Sloof Beton Bertulang (20/30cm)

Pekerjaan Sloof ini di laksanakan sebelum memulai pekerjaan kolom. Adapun metode
pekerjaannya adalah pertama-tama kami kerjakan pekerjaan pembesian, bersamaan
dengan pekerjaan pembesian kami akan membuat bekisting pada setelah pekerjaan ini
selesai kami laksanakan, kami akan memasang bekisting. Setelah mendapat persetujuan
dari konsultan pengawas. Kemudian kami akan melaksankan pengecoran.

Peralatan yang digunakan :


• Concrete Mixer atau manual
• Water Tank
• Alat Bantu
Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Beton
Pekerjaan beton dilakukan dengan tulangan besi sebagai beton bertulang. Material
untuk pekerjaan ini terdiri dari bahan – bahan yang sesuai dengan ketentuan –
ketentuan. Untuk bahan semen akan digunakan semen portland yang sesuai dengan
standar indonesia S.N.I. 8 yang disimpan secara baik digudang, untuk bahan lain yang
digunakan telah bersih dari kotoran dan kotoran lain dan bahan lain yang tidak
diinginkan, lokasi pengambilan pasir terlebih dahulu dilaporkan kepada direksi untuk
mendapatkan izin, adapun air yang digunakan untuk mencampur (pencampuran adukan
digunakan mesin molen ataupun dengan menggunakan ready mix) adalah air yang
bebas dari lumpur, minyak, asam dan kotoran – kotoran lain. Pencampuran dilakukan
dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku untuk mendapatkan mutu yang bagus
dan diinginkan. Pekerjaan ini dilaksanakan setelah besi beton terangkai dan papan
bekisting terpasang.

Persiapan
- Seluruh beton yang akan digunakan dalam pekerjaan akan memenuhi kuat tekan dan
slump yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan.
- Seluruh komponen beton akan ditakar menurut beratnya, dengan tidak melebihi
kapasitas alat pencampur.
- Pencampuran beton akan dilakukan dengan mesin yang dijalankan secara mekanis
dari jenis dan ukuran yang disetujui. Pencampuran akan dilengkapi dengan tangki air
yang memadai dan alat ukur yang akurat.
- Air yang akan dimasukkan kedalam campuran akan diukur sebelum pencampuran.
Seluruh air yang diperlukan akan dimasukkan sebelum pencampuran telah
berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran sesuai dengan ketentuan
yang dilakukan.

Pencampuran
- Sebelum pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu akan dipersiapkan tempat kerja,
peralatan yang cukup serta material telah tersedia dilokasi pekerjaan guna kelancaran
pelaksanaan pengecoran.
- Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan akan dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalam dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
- Beton cor dari mesin pengaduk dituangkan kedalam cetakan sampai penuh dan telah
mencapai elevasi yang diinginkan. Beton dicor sedemikian rupa agar terhindar dari
segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
- Sambungan konstruksi pada beton akan dihindari sebisa mungkin, apabila ada
sambungan maka sambungan akan dilakukan secara tegak lurus terhadap sumbu
memanjang dan diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
- Pengecoran akan dilakukan dengan kecepatan yang sedemikian rupa sehingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis dan dapat menyatu. Dibersihkan dari
bahan yang lepas dan rapuh dan disiram dengan air hingga jenuh.
- Beton akan dipadatkan dengan alat penggetar mekanis. Penggetaran disertai dengan
penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin pemadatan yang
tepat.

Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini dan
temperature yang terlalu rendah dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapt
menyerap air. Permukaan beton akan dibasahi dengan air dengan cara menyiram
permukaan beton setiap hari sampai batas waktu sesuai dengan ketentuan. Permukaan
beton yang diekpose akan dilakukan perapihan yang akan dilakukan oleh tenaga
terampil.
Pengendalian mutu
- Pengujian slump akan dilakukan pada setiap takaran beton yang dihasilkan dengan
disaksikan oleh direksi pekerjaan.
- Dalam hal pengendalian pengujian kuat tekan akan dibagi dalam beberapa kelompok
kecil dengan menggunakan grafik kontrol yang terdiri dari garis terendah hingga garis
tertinggi.
- Apabila hasil pengujian kuat tekan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan
Spesifikasi, maka akan dilakukan upaya perbaikan mutu beton sampai mutu beton
yang diharapkan tercapai.

Pembesian
Pembuatan dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar rencana konstruksi
/ detail, kokoh dan kuat agar selama pengecoran posisi tulangan tidak bergeser.
Tulangan yang sudah dipasang tidak diperkenankan untuk diinjak penempatan
penulangan tidak boleh terbalik antara lapisan atas dan lapisan bawah. Tulangan harus
diikat kuat dengan sedikitnya 2 kali putaran dengan kawat beton 1.6 mm, ujung – ujung
kawat beton agar dipotong sependek mungkin agar tidak mencuat keluar dari beton.
Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan dijamin terhadap penggesekan dengan
menggunakan ikatan kawat besi atau klip – klip yang cocok pada persilangan, dan harus
diganjal dengan kepingan beton atau logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Di
dalam semua hal pengganjal yang cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan
sehingga tidak akan ada pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana
pengganjal tersebut akan digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat
dari logam yang tidak berkarat. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus
ditopang dengan beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai
permukaan datar dengan ukuran 5 - 7.5 cm kali 5 - 7.5 cm. Tulangan di dalam semua
ukuran plat lainnya dan di dalam balok harus ditopang dengan logam. Jarak minimum
antara batang yang sejajar harus sama dengan diameter batang, tetapi jarak bersih
antara batang tidak kurang dari 1.2 x diameter maksimum dari pada agregate yang kasar.
Pada permukaan pondasi, dinding dan konstruksi pokok lainnya dimana beton dicor
secara langsung.

Bekisting
Cetakan / bekisting akan dibuat sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang, batas –
batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar atau
seperti ditetapkan direksi. Permukaan acuan / cetakan akan dibuat rata, sambungan –
sambungan papan atau sudut – sudut dibuat rapat agar tidak bocor yang dapat
berakibat lolosnya air semen dan terjadi sarang kerikil / keropos. Bahan untuk cetakan
kayu (bekisting) berkualitas baik dan diserut sehingga permukaan cetakan beton halus.
Semua cetakan dibuat teduh dan aman pada kedudukanya sehingga mencegah
pergerakan selama pengecoran beton berlangsung. Bekisting akan dipasang pada besi
tulangan yang telah di tempatkan pada posisi yang akan di lakukan pengecoran.

Lain – lain
Pekerjaan lain – lain meliputi pembongkaran bekisting akan dilakukan setelah beton
mempunyai kekuatan yang cukup untuk memikul beratnya sendiri serta sudah mendapat
ijin dari direksi lapangan atau pengawas yang ditunjuk oleh direksi dan dilakukan dengan
hati – hati. Setelah pekerjaan beton cor dilakukan dilakukan pembongkaran bekisting.
Pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia (man power). Pembongkaran ini
dikerjakan dengan membuka bekisting terpasang. Proses pembongkaran bertujuan
untuk dilakukan pekerjaan pasangan yang baru. Alat – alat bantu yang akan digunakan
pada saat membongkar dengan tenaga manual (manusia) dan alat bantu (pertukangan)
pekerjaan ini dilakukan / dikerjakan terhadap beton yang telah mempunyai kekuatan
yang cukup. Setelah itu akan di lakukan penyiramanan dengan menggunakan selang air
hingga umur beton sudah memenuhi persyaratan teknis dan akan di hentikan
penyiraman jika sudah mendapatkan rekomendasi dari konsultan pengawas.

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan keamanan kerja /
P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam yang bisa
mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, terhirup debu yang bisa mengakibatkan
sesak nafas, mata terkena debu yang bisa mengakibatkan mata iritasi, tertimpah
bekisting yang bisa megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, Kecelakaan saat
mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang
oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sehingga
kami selaku pelaksana akan menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan,
masker dan demi menjaga keselamatan di jalan raya pelaksana akan menunjuk supir
yang berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir harus mematuhi rambu – rambu
lalu lintas.

3. Membuat kolom beton bertulang (30/30cm)

Pekerjaan kolom beton di laksanakan sesudah pekerjaan sloff. Adapun metode


pekerjaannya adalah pertama-tama kami kerjakan pekerjaan pembesian, bersamaan
dengan pekerjaan pembesian kami akan membuat bekisting pada setelah pekerjaan ini
selesai kami laksanakan, kami akan memasang bekisting. Setelah mendapat persetujuan
dari konsultan pengawas. Kemudian kami akan melaksankan pengecoran.

Volume pekerjaan di perkirakan sebesar :


• Beton K-300 = 19,38 M3
• Besi Ulir = 2588,39 Kg
• Besi Polos = 897,85 Kg
• Bekisting = 142,12 M2
Peralatan yang digunakan :
• Concrete Mixer
• Water Tank
• Alat Bantu
Tenaga Kerja
• Pekerja
• Mandor
• Tukang
• Kepala Tukang

Beton
Pekerjaan beton dilakukan dengan tulangan besi sebagai beton bertulang. Material
untuk pekerjaan ini terdiri dari bahan – bahan yang sesuai dengan ketentuan –
ketentuan. Untuk bahan semen akan digunakan semen portland yang sesuai dengan
standar indonesia S.N.I. 8 yang disimpan secara baik digudang, untuk bahan lain yang
digunakan telah bersih dari kotoran dan kotoran lain dan bahan lain yang tidak
diinginkan, lokasi pengambilan pasir terlebih dahulu dilaporkan kepada direksi untuk
mendapatkan izin, adapun air yang digunakan untuk mencampur (pencampuran adukan
digunakan mesin molen ataupun dengan menggunakan ready mix) adalah air yang
bebas dari lumpur, minyak, asam dan kotoran – kotoran lain. Pencampuran dilakukan
dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku untuk mendapatkan mutu yang bagus
dan diinginkan. Pekerjaan ini dilaksanakan setelah besi beton terangkai dan papan
bekisting terpasang.

Persiapan
- Seluruh beton yang akan digunakan dalam pekerjaan akan memenuhi kuat tekan dan
slump yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan.
- Seluruh komponen beton akan ditakar menurut beratnya, dengan tidak melebihi
kapasitas alat pencampur.
- Pencampuran beton akan dilakukan dengan mesin yang dijalankan secara mekanis
dari jenis dan ukuran yang disetujui. Pencampuran akan dilengkapi dengan tangki air
yang memadai dan alat ukur yang akurat.
- Air yang akan dimasukkan kedalam campuran akan diukur sebelum pencampuran.
Seluruh air yang diperlukan akan dimasukkan sebelum pencampuran telah
berlangsung seperempat bagian. Waktu pencampuran sesuai dengan ketentuan
yang dilakukan.

Pencampuran
- Sebelum pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu akan dipersiapkan tempat kerja,
peralatan yang cukup serta material telah tersedia dilokasi pekerjaan guna kelancaran
pelaksanaan pengecoran.
- Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan akan dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalam dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
- Beton cor dari mesin pengaduk dituangkan kedalam cetakan sampai penuh dan telah
mencapai elevasi yang diinginkan. Beton dicor sedemikian rupa agar terhindar dari
segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
- Sambungan konstruksi pada beton akan dihindari sebisa mungkin, apabila ada
sambungan maka sambungan akan dilakukan secara tegak lurus terhadap sumbu
memanjang dan diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
- Pengecoran akan dilakukan dengan kecepatan yang sedemikian rupa sehingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis dan dapat menyatu. Dibersihkan dari
bahan yang lepas dan rapuh dan disiram dengan air hingga jenuh.
- Beton akan dipadatkan dengan alat penggetar mekanis. Penggetaran disertai dengan
penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin pemadatan tepat.

Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini dan
temperature yang terlalu rendah dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapt
menyerap air. Permukaan beton akan dibasahi dengan air dengan cara menyiram
permukaan beton setiap hari sampai batas waktu sesuai dengan ketentuan. Permukaan
beton yang diekpose akan dilakukan perapihan yang akan dilakukan oleh tenaga
terampil.
Pengendalian mutu
- Pengujian slump akan dilakukan pada setiap takaran beton yang dihasilkan dengan
disaksikan oleh direksi pekerjaan.
- Dalam hal pengendalian pengujian kuat tekan akan dibagi dalam beberapa kelompok
kecil dengan menggunakan grafik kontrol yang terdiri dari garis terendah hingga garis
tertinggi.
- Apabila hasil pengujian kuat tekan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan
Spesifikasi, maka akan dilakukan upaya perbaikan mutu beton sampai mutu beton
yang diharapkan tercapai.

Pembesian
Pembuatan dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar rencana konstruksi
/ detail, kokoh dan kuat agar selama pengecoran posisi tulangan tidak bergeser.
Tulangan yang sudah dipasang tidak diperkenankan untuk diinjak penempatan
penulangan tidak boleh terbalik antara lapisan atas dan lapisan bawah. Tulangan harus
diikat kuat dengan sedikitnya 2 kali putaran dengan kawat beton 1.6 mm, ujung – ujung
kawat beton agar dipotong sependek mungkin agar tidak mencuat keluar dari beton.
Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan dijamin terhadap penggesekan dengan
menggunakan ikatan kawat besi atau klip – klip yang cocok pada persilangan, dan harus
diganjal dengan kepingan beton atau logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Di
dalam semua hal pengganjal yang cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan
sehingga tidak akan ada pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana
pengganjal tersebut akan digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat
dari logam yang tidak berkarat. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus
ditopang dengan beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai
permukaan datar dengan ukuran 5 - 7.5 cm kali 5 - 7.5 cm. Tulangan di dalam semua
ukuran plat lainnya dan di dalam balok harus ditopang dengan logam. Jarak minimum
antara batang yang sejajar harus sama dengan diameter batang, tetapi jarak bersih
antara batang tidak kurang dari 1.2 x diameter maksimum dari pada agregate yang kasar.
Pada permukaan pondasi, dinding dan konstruksi pokok lainnya dimana beton dicor
secara langsung.

Bekisting
Cetakan / bekisting akan dibuat sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang, batas –
batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar atau
seperti ditetapkan direksi. Permukaan acuan / cetakan akan dibuat rata, sambungan –
sambungan papan atau sudut – sudut dibuat rapat agar tidak bocor yang dapat
berakibat lolosnya air semen dan terjadi sarang kerikil / keropos. Bahan untuk cetakan
kayu (bekisting) berkualitas baik dan diserut sehingga permukaan cetakan beton halus.
Semua cetakan dibuat teduh dan aman pada kedudukanya sehingga mencegah
pergerakan selama pengecoran beton berlangsung. Bekisting akan dipasang pada besi
tulangan yang telah di tempatkan pada posisi yang akan di lakukan pengecoran.

Lain – lain
Pekerjaan lain – lain meliputi pembongkaran bekisting akan dilakukan setelah beton
mempunyai kekuatan yang cukup untuk memikul beratnya sendiri serta sudah mendapat
ijin dari direksi lapangan atau pengawas yang ditunjuk oleh direksi dan dilakukan dengan
hati – hati. Setelah pekerjaan beton cor dilakukan dilakukan pembongkaran bekisting.
Pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia (man power). Pembongkaran ini
dikerjakan dengan membuka bekisting terpasang. Proses pembongkaran bertujuan
untuk dilakukan pekerjaan pasangan yang baru. Alat – alat bantu yang akan digunakan
pada saat membongkar dengan tenaga manual (manusia) dan alat bantu (pertukangan)
pekerjaan ini dilakukan / dikerjakan terhadap beton yang telah mempunyai kekuatan
yang cukup. Setelah itu akan di lakukan penyiramanan dengan menggunakan selang air
hingga umur beton sudah memenuhi persyaratan teknis dan akan di hentikan
penyiraman jika sudah mendapatkan rekomendasi dari konsultan pengawas.

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan keamanan kerja /
P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam yang bisa
mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, terhirup debu yang bisa mengakibatkan
sesak nafas, mata terkena debu yang bisa mengakibatkan mata iritasi, tertimpah
bekisting yang bisa megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, Kecelakaan saat
mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang
oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sehingga
kami selaku pelaksana akan menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan,
masker dan demi menjaga keselamatan di jalan raya pelaksana akan menunjuk supir
yang berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir harus mematuhi rambu – rambu
lalu lintas.

4. Membuat Balok beton bertulang tipe (20/30cm)


Pekerjaan Balok Beton ini di laksanakan sesudah Balok Top Gevel. Adapun metode
pekerjaannya adalah pertama-tama kami kerjakan pekerjaan pembesian, bersamaan
dengan pekerjaan pembesian kami akan membuat bekisting pada setelah pekerjaan ini
selesai kami laksanakan, kami akan memasang bekisting. Setelah mendapat persetujuan
dari konsultan pengawas. Kemudian kami akan melaksankan pengecoran.

Peralatan yang digunakan :


 Concrete Mixer atau manual
 Water Tank
 Alat Bantu

Tenaga Kerja :
 Pekerja
 Mandor
 Tukang
 Kepala Tukang

Beton
Pekerjaan beton dilakukan dengan tulangan besi sebagai beton bertulang. Material
untuk pekerjaan ini terdiri dari bahan – bahan yang sesuai dengan ketentuan –
ketentuan. Untuk bahan semen akan digunakan semen portland yang sesuai dengan
standar indonesia S.N.I. 8 yang disimpan secara baik digudang, untuk bahan lain yang
digunakan telah bersih dari kotoran dan kotoran lain dan bahan lain yang tidak
diinginkan, lokasi pengambilan pasir terlebih dahulu dilaporkan kepada direksi untuk
mendapatkan izin, adapun air yang digunakan untuk mencampur (pencampuran adukan
digunakan mesin molen ataupun dengan menggunakan ready mix) adalah air yang
bebas dari lumpur, minyak, asam dan kotoran – kotoran lain. Pencampuran dilakukan
dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku untuk mendapatkan mutu yang bagus
dan diinginkan. Pekerjaan ini dilaksanakan setelah besi beton terangkai dan papan
bekisting terpasang.

Persiapan
- Seluruh beton yang akan digunakan dalam pekerjaan akan memenuhi kuat tekan dan
slump yang dibutuhkan sesuai dengan persyaratan.
- Seluruh komponen beton akan ditakar menurut beratnya, dengan tidak melebihi
kapasitas alat pencampur.
- Pencampuran beton akan dilakukan dengan mesin yang dijalankan secara mekanis dari
jenis dan ukuran yang disetujui. Pencampuran akan dilengkapi dengan tangki air yang
memadai dan alat ukur yang akurat.
- Air yang akan dimasukkan kedalam campuran akan diukur sebelum pencampuran.
Seluruh air yang diperlukan akan dimasukkan sebelum pencampuran telah berlangsung
seperempat bagian. Waktu pencampuran sesuai dengan ketentuan yang dilakukan.

Pencampuran
- Sebelum pelaksanaan pengecoran, terlebih dahulu akan dipersiapkan tempat
kerja, peralatan yang cukup serta material telah tersedia dilokasi pekerjaan guna
kelancaran pelaksanaan pengecoran.
- Segera sebelum pengecoran dimulai, acuan akan dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalam dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
- Beton cor dari mesin pengaduk dituangkan kedalam cetakan sampai penuh dan
telah mencapai elevasi yang diinginkan. Beton dicor sedemikian rupa agar terhindar dari
segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
- Sambungan konstruksi pada beton akan dihindari sebisa mungkin, apabila ada
sambungan maka sambungan akan dilakukan secara tegak lurus terhadap sumbu
memanjang dan diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.
- Pengecoran akan dilakukan dengan kecepatan yang sedemikian rupa sehingga
campuran beton yang telah dicor masih plastis dan dapat menyatu. Dibersihkan dari
bahan yang lepas dan rapuh dan disiram dengan air hingga jenuh.
- Beton akan dipadatkan dengan alat penggetar mekanis. Penggetaran disertai
dengan penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin pemadatan
yang tepat.

Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton akan dilindungi dari pengeringan dini dan
temperature yang terlalu rendah dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapt
menyerap air. Permukaan beton akan dibasahi dengan air dengan cara menyiram
permukaan beton setiap hari sampai batas waktu sesuai dengan ketentuan. Permukaan
beton yang diekpose akan dilakukan perapihan yang akan dilakukan oleh tenaga
terampil.

Pengendalian mutu
- Pengujian slump akan dilakukan pada setiap takaran beton yang dihasilkan
dengan disaksikan oleh direksi pekerjaan.
- Dalam hal pengendalian pengujian kuat tekan akan dibagi dalam beberapa
kelompok kecil dengan menggunakan grafik kontrol yang terdiri dari garis terendah
hingga garis tertinggi.
- Apabila hasil pengujian kuat tekan diperoleh hasil yang tidak sesuai dengan
Spesifikasi, maka akan dilakukan upaya perbaikan mutu beton sampai mutu beton yang
diharapkan tercapai.

Pembesian
Pembuatan dan pemasangan pembesian harus sesuai dengan gambar rencana konstruksi
/ detail, kokoh dan kuat agar selama pengecoran posisi tulangan tidak bergeser.
Tulangan yang sudah dipasang tidak diperkenankan untuk diinjak penempatan
penulangan tidak boleh terbalik antara lapisan atas dan lapisan bawah. Tulangan harus
diikat kuat dengan sedikitnya 2 kali putaran dengan kawat beton 1.6 mm, ujung – ujung
kawat beton agar dipotong sependek mungkin agar tidak mencuat keluar dari beton.
Tulangan harus ditempatkan secara tepat dan dijamin terhadap penggesekan dengan
menggunakan ikatan kawat besi atau klip – klip yang cocok pada persilangan, dan harus
diganjal dengan kepingan beton atau logam sesuai dengan keperluan konstruksi. Di
dalam semua hal pengganjal yang cukup untuk tulangan mendatar harus digunakan
sehingga tidak akan ada pelenturan dari pada batangan atau ikatan. Bilamana
pengganjal tersebut akan digunakan untuk permukaan licin, pengganjal-nya harus dibuat
dari logam yang tidak berkarat. Tulangan di dalam plat beton di atas tanah harus
ditopang dengan beton yang dicor sebelumnya. Kepingan beton harus mempunyai
permukaan datar dengan ukuran 5 - 7.5 cm kali 5 - 7.5 cm. Tulangan di dalam semua
ukuran plat lainnya dan di dalam balok harus ditopang dengan logam. Jarak minimum
antara batang yang sejajar harus sama dengan diameter batang, tetapi jarak bersih
antara batang tidak kurang dari 1.2 x diameter maksimum dari pada agregate yang kasar.
Pada permukaan pondasi, dinding dan konstruksi pokok lainnya dimana beton dicor
secara langsung.

Bekisting
Cetakan / bekisting akan dibuat sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang, batas –
batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar atau
seperti ditetapkan direksi. Permukaan acuan / cetakan akan dibuat rata, sambungan –
sambungan papan atau sudut – sudut dibuat rapat agar tidak bocor yang dapat
berakibat lolosnya air semen dan terjadi sarang kerikil / keropos. Bahan untuk cetakan
kayu (bekisting) berkualitas baik dan diserut sehingga permukaan cetakan beton halus.
Semua cetakan dibuat teduh dan aman pada kedudukanya sehingga mencegah
pergerakan selama pengecoran beton berlangsung. Bekisting akan dipasang pada besi
tulangan yang telah di tempatkan pada posisi yang akan di lakukan pengecoran.

Lain – lain
Pekerjaan lain – lain meliputi pembongkaran bekisting akan dilakukan setelah beton
mempunyai kekuatan yang cukup untuk memikul beratnya sendiri serta sudah mendapat
ijin dari direksi lapangan atau pengawas yang ditunjuk oleh direksi dan dilakukan dengan
hati – hati. Setelah pekerjaan beton cor dilakukan dilakukan pembongkaran bekisting.
Pelaksanaannya menggunakan tenaga manusia (man power). Pembongkaran ini
dikerjakan dengan membuka bekisting terpasang. Proses pembongkaran bertujuan
untuk dilakukan pekerjaan pasangan yang baru. Alat – alat bantu yang akan digunakan
pada saat membongkar dengan tenaga manual (manusia) dan alat bantu (pertukangan)
pekerjaan ini dilakukan / dikerjakan terhadap beton yang telah mempunyai kekuatan
yang cukup. Setelah itu akan di lakukan penyiramanan dengan menggunakan selang air
hingga umur beton sudah memenuhi persyaratan teknis dan akan di hentikan
penyiraman jika sudah mendapatkan rekomendasi dari konsultan pengawas.

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan keamanan kerja /
P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam yang bisa
mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, terhirup debu yang bisa mengakibatkan
sesak nafas, mata terkena debu yang bisa mengakibatkan mata iritasi, tertimpah
bekisting yang bisa megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, Kecelakaan saat
mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang
oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sehingga
kami selaku pelaksana akan menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan,
masker dan demi menjaga keselamatan di jalan raya pelaksana akan menunjuk supir
yang berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir harus
5. Membuat plat lantai beton bertulang tebal 15cm

Pekerjaan ini dilaksanakan dengan mengacu pada gambar Kerja sesuai dengan
pelaksanaanya. Dengan campuran beton 1 : 2 : 3.

Uraian Metode:
Pekerjaan Persiapan.
 Pekerjaan yang termasuk dalam hal ini adalah pekerjaan beton.
 Material campuran beton (semen, pasir, kerikil) didatangkan dari supplier ke lokasi
pekerjaan dan disimpan dalam tempat penyimpanan/ Gudang/Storage.
 Untuk semen, scat penyimpanan material semen dilakukan perlakuan khusus yaitu
tempat penyimpanan yang tahan cuaca, yang kedap udara dan mempunyai lantai kayu
yang lebih tinggi dari tanah sekitar dan ditutup dengan lembar polyethylene (plastik).
 Mutu beton yang digunakan sesuai dengan mutu beton pada dokumen lelang yang
diminta dan juga mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) :
- PBI 1971 : Peraturan Beton Bertulang Indonesia NI-2.
- Standar lain yang diminta/ditunjukkan pada dokumen lelang.
 Jenis semen Portland yang digunakan sesuai dengan permintaan dokumen lelang. Atau
semen yang memenuhi AASHTO M85.
 Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian lainnya
digunakan air bersih dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam,
basa, gula atau organic. Air diuji sesuai dan harus memenuhi ketentuan dalam AASHTO
F26.

Pencampuran dan Penakaran


 Rancangan Campuran Proporsi bahan dan berat penakaran menggunakan metode sesuai
yang disyaratkan dalam PBI.
 Campuran Percobaan dilakukan dan hasil dari percobaan tersebut akan dijadikan acuan
pembuatan beton pada scat dilakukan pekerjaan beton di lapangan dan disaksikan oleh
direksi pekerjaan. Campuran percobaan sesuai dengan permintaan spesifikasi dalam
dokumen lelang dan mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan.
 Ketentuan sifat-sifat campuran sesuai dengan spesifikasi teknis yang diminta dalam
dokumen pelelangan. (Merujuk pada SNI & AASHTO).
 Pencampuran :
 Beton dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis (Ready Mix).
 Pencampur dilengkapi dengan tangki air bersih yang memadai dan alat ukur yang akurat
untuk mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap penakaran.
 Pertama-tama alat pencampur diisi dengan kerikil, pasir dan semen yang telah ditakar,
selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.
 Pekerjaan Di lapangan Persiapan bangunan:
 Pemeriksaan ukuran, elevasi.Pemeriksaan cetakan beton.
 Pemeriksaan tulangan (jumlah, ukuran, bentuk).
 Pemeriksaan material yang akan dipakai.
Persiapan alat & bahan:
 Persiapan material (jumlah & kualitas).
 Persiapan alat (mixer, vibrator).
 Persiapan alat bantu (lampu, pompa, tenda, dan lain-lain).
Persiapan cor:
 Talang, pompa beton, alat angkut adukan, dan lain-lain.
 Tenaga kerja

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan keamanan kerja /
P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam yang bisa
mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, terhirup debu yang bisa mengakibatkan
sesak nafas, mata terkena debu yang bisa mengakibatkan mata iritasi, tertimpah
bekiisting yang bisa megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, Kecelakaan saat
mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang
oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sehingga
kami selaku pelaksana akan menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan,
masker.

6. Plesteran

Pekerjaan ini dikerjakan setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan dengan campuran
1 : 2 , sebelum pekerjaan plateran dimulai , celah-celah dan permukaan pasangan batu
bata harus dibersihkan terlebih dahulu sebelum adukan dipasang sesuai dengan
petunjuk teknis dan diakui oleh pemilik proyek dan konsultan supervisi.

Metode Pelaksanaan:
- Periksa semua permukaan yang akan diplester dan pekerjaan yang berhubungan
sebelum melakukan pekerjaan plesteran. Berikan laporan kepada Pengawas/Kuasa
Pengguna Anggran semua kondisi yang tidak memungkinkan terlaksananya pekerjaan
tersebut dengan baik.
- Setelah itu kami minta persetujuan konsultan pengawas untuk melaksanakan pekerjaan
plasteran.
- Persiapan dinding yang akan di plester
 Semua siar dipermukaan dinding batu bata kami dikerok sedalam 9 - 10 mm.
 Permukaan dinding beton yang diplesteran kami /diketrik (dibuat kasar) agar bahan
plesterannya dapat merekat.
- Mencampur plesteran kai laksanakan sesuia dengan spesifikasi dan di setujui oleh
konsultan pengawas
Item Pekerjaan :
 Plasteran Dinding Bata
Peralatan yang digunakan :
 Alat Bantu
Tenaga Kerja
 Pekerja
 Mandor
 Tukang
 Kepala Tukang

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan keamanan kerja /
P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam yang bisa
mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, terhirup debu yang bisa mengakibatkan
sesak nafas, mata terkena debu yang bisa mengakibatkan mata iritasi, tertimpah
bekiisting yang bisa megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, Kecelakaan saat
mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang
oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sehingga
kami selaku pelaksana akan menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan,
masker dan demi menjaga keselamatan di jalan raya pelaksana akan menunjuk supir
yang berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir harus mematuhi rambu – rambu
lalu lintas.

7. Acian
Metode Pelaksanaan:
- Periksa semua permukaan yang akan diaci dan pekerjaan yang berhubungan
sebelum melakukan pekerjaan acian lantai. Berikan laporan kepada Pengawas/Kuasa
Pengguna Anggran semua kondisi yang tidak memungkinkan terlaksananya pekerjaan
tersebut dengan baik.
- Setelah itu kami minta persetujuan konsultan pengawas untuk melaksanakan
pekerjaan acian lantai.
- Persiapan lantai yang akan di aci
1. Semua siar dipermukaan lantai di bersihkan sebelum dilakukan acian.
2. Permukaan lantai yang diaci /dikerik (dibuat kasar) agar bahan plesterannya dapat
merekat.
- Mencampur acian dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan di setujui oleh
konsultan pengawas
Item Pekerjaan :
 Acian Lantai
Peralatan yang digunakan :
 Alat Bantu
Tenaga Kerja
 Pekerja
 Mandor
 Tukang
 Kepala Tukang
Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan keamanan kerja /
P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam yang bisa
mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, terhirup debu yang bisa mengakibatkan
sesak nafas, mata terkena debu yang bisa mengakibatkan mata iritasi, tertimpah
bekiisting yang bisa megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, Kecelakaan saat
mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang
oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sehingga
kami selaku pelaksana akan menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan,
masker dan demi menjaga keselamatan di jalan raya pelaksana akan menunjuk supir
yang berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir harus mematuhi rambu – rambu
lalu lintas.

8. Pengecatan

Tahapan Pelaksanaan Pengecatan


 Sebelum memulai pengecatan, permukaan dinding dibersihkan dari debu dan
kotoran. Debu-debu yang menempel pada permukaan yang akan di cat,
dibersihkan dengan lap basah kemudian dibiarkan hingga kering.
 Permukaan dinding yang akan di cat harus kering dan rata

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan keamanan kerja /
P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam yang bisa
mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, terhirup debu yang bisa mengakibatkan
sesak nafas, mata terkena debu yang bisa mengakibatkan mata iritasi, tertimpah
bekiisting yang bisa megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, Kecelakaan saat
mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang
oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sehingga
kami selaku pelaksana akan menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan,
masker dan demi menjaga keselamatan di jalan raya pelaksana akan menunjuk supir
yang berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir harus mematuhi rambu – rambu
lalu lintas.

III. PEKERJAAN PENATAAN TAMAN

1. Urugan sirtu

Pekerjaan urugan sirtu pada proyek ini meliputi timbunan yang digunakan dari hasil
galian. Dalam pelaksanaannya pekerjaan timbunan ini perlu diperhatikan dari segi
kesehatan dan keselamatan kerja dan dampak lingkungan (environmental aspect).
Metode kerja :
- Pasir stok dari samping lubang dihampar ke lokasi timbunan dengan tenaga
orang.
- Dengan menggunankan alat pemadat, pemadatan dilakukan lapis demi lapis.
- Demikian seterusnya sampai dicapai elevasi yang diinginkan.
Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan keamanan kerja /
P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam yang bisa
mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang dan terperosok ke lubang yang bisa
mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang oleh karena itu para pekerja akan
dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sehingga kami selaku pelaksana akan
menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan, masker dan membarikade
lobang galian dengan pemasangan ralling, Memasang rambu “awas lobang”, menutup
lobang galian (bila perlu),memasang lampu yang cukup (bila perlu) serta Memberikan
pengamanan untuk penahan tanah yang aman, dan selalu waspada jika hujan

2. Urugan pasir di bawah paving block

Pekerjaan urugan sirtu pada proyek ini meliputi timbunan yang digunakan dari hasil
galian. Dalam pelaksanaannya pekerjaan timbunan ini perlu diperhatikan dari segi
kesehatan dan keselamatan kerja dan dampak lingkungan (environmental aspect).
Metode kerja :
- Pasir stok dari samping lubang dihampar ke lokasi timbunan dengan tenaga
orang.
- Dengan menggunankan alat pemadat, pemadatan dilakukan lapis demi lapis.
- Demikian seterusnya sampai dicapai elevasi yang diinginkan.

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan keamanan kerja /
P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam yang bisa
mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang dan terperosok ke lubang yang bisa
mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang oleh karena itu para pekerja akan
dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sehingga kami selaku pelaksana akan
menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan, masker dan membarikade
lobang galian dengan pemasangan ralling, Memasang rambu “awas lobang”, menutup
lobang galian (bila perlu),memasang lampu yang cukup (bila perlu) serta Memberikan
pengamanan untuk penahan tanah yang aman, dan selalu waspada jika hujan

3. Pekerjaan paving block

Langkah awal, sebelum Paving block dipasang pastikan struktur dari lahan yang hendak
di Paving dalam keadaan benar-benar padat. Apabila belum padat dapat dipadatkan
dengan menggunakan mesin Roller (Wales) atau Stamper kuda. Hal ini agar lahan yang
telah dipasang paving block tidak amblas.

Sebelum pekerjaan pemasangan paving kita mulai, kita harus memperhatikan syarat-
syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut:

Langkah Kerja Pemasangan Paving Block


 Cek Keadaan Tanah
 Bersihkan Lahan
 Pilih Jenis Paving Block
 Lapisi Menggunakan Tanah Urug
 Pasang Kanstin Beton
 Mulai dengan Tekun dan Hati-Hati
 Pengisian Joint Filler
 Bersihkan Paving Block

Peralatan dan Bahan


Peralatan utama yang diperlukan dalam pemasangan blok beton terpasang
adalah:
 Benang kasur atau benang Plastik
 Sapu lidi
 Sikat ijuk
 Gerobak barang seperti yang dipakai untuk mengangku t pasir
 Lori dengan bangku kayu
 Alat potong blok mekanis atau hidrolis

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan
keamanan kerja / P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam
yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, terhirup debu yang bisa
mengakibatkan sesak nafas, mata terkena debu yang bisa mengakibatkan mata iritasi,
tertimpah bekiisting yang bisa megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang,
Kecelakaan saat mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka berat /
lecet, patah tulang oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat
pelindung diri (APD) sehingga kami selaku pelaksana akan menyediakan helm, sepatu
safety, kacamata, sarung tangan, masker dan demi menjaga keselamatan di jalan raya
pelaksana akan menunjuk supir yang berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir
harus mematuhi rambu – rambu lalu lintas.

4. Pekerjaan jalan masuk Pustu rabat beton K125

Dalam proses pembuatan/pembangunan jalan Rabat Beton berskala desa, perlu


diperhatikan hal hal yang bersifat kepada teknis. Hal ini tidak boleh diabaikan, karena
akan berakibat fatal dan kurangnya kualitas dari hasil rabat beton tersebut. Dewasa ini
sering kita lihat, pembangunan rabat beton disetiap desa rawan rusak sebelum waktu
yang seharusnya, ini dikarenakan oleh tatacara dan proses pada saat pembuatan jauh
melenceng dari pada Juknis yang ada.

Sebelum proses pengecoran rabat beton harus dilakukan pemasangan papan


mal/bekisting samping dan pembubuhan Pasir urug lantai yang ukuran tebal biasanya 5-
10 cm tergantung di Desain dan Rab. Untuk menjaga rabat beton agar ketika patah tidak
menjalar, maka sebaiknya dipasang mal/bekisting perkapling jarak per 2 m.
        Tata cara adukan material K175, Adukan 1:2:3

 Siapkan dan hidupkam Molen


 Masukkan Air kedalam molen secukupnya
 Masukkan 1 Zak Semen (Karung Sak jangan dimasukkan)
 Masukkan 1 Dolak Pasir
 Masukkan 2 Dolar Kerikil
 Tambahkan air secukupnya, kondisi kental
 Masukkan kembali 1 Dolak pasir dan 1 Dolak Kerikil
 Biarkan molen mengaduk material, molen dalam kondisi miring 35° dan aduk
sampai merata, kira kira air dalam molen sudah keluar busa/buih.
 Tuangkan Material kedalam kereta Sorong dan siap di cor

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan
keamanan kerja / P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam
yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, terhirup debu yang bisa
mengakibatkan sesak nafas, mata terkena debu yang bisa mengakibatkan mata iritasi,
tertimpah bekiisting yang bisa megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang,
Kecelakaan saat mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka berat /
lecet, patah tulang oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat
pelindung diri (APD) sehingga kami selaku pelaksana akan menyediakan helm, sepatu
safety, kacamata, sarung tangan, masker dan demi menjaga keselamatan di jalan raya
pelaksana akan menunjuk supir yang berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir
harus mematuhi rambu – rambu lalu lintas.

5. Rabat pengunci K125

Dalam proses pembuatan/pembangunan jalan Rabat Beton berskala desa, perlu


diperhatikan hal hal yang bersifat kepada teknis. Hal ini tidak boleh diabaikan, karena
akan berakibat fatal dan kurangnya kualitas dari hasil rabat beton tersebut. Dewasa ini
sering kita lihat, pembangunan rabat beton disetiap desa rawan rusak sebelum waktu
yang seharusnya, ini dikarenakan oleh tatacara dan proses pada saat pembuatan jauh
melenceng dari pada Juknis yang ada.

Sebelum proses pengecoran rabat beton harus dilakukan pemasangan papan


mal/bekisting samping dan pembubuhan Pasir urug lantai yang ukuran tebal biasanya 5-
10 cm tergantung di Desain dan Rab. Untuk menjaga rabat beton agar ketika patah tidak
menjalar, maka sebaiknya dipasang mal/bekisting perkapling jarak per 2 m.
        Tata cara adukan material K175, Adukan 1:2:3

 Siapkan dan hidupkam Molen


 Masukkan Air kedalam molen secukupnya
 Masukkan 1 Zak Semen (Karung Sak jangan dimasukkan)
 Masukkan 1 Dolak Pasir
 Masukkan 2 Dolar Kerikil
 Tambahkan air secukupnya, kondisi kental
 Masukkan kembali 1 Dolak pasir dan 1 Dolak Kerikil
 Biarkan molen mengaduk material, molen dalam kondisi miring 35° dan aduk
sampai merata, kira kira air dalam molen sudah keluar busa/buih.
 Tuangkan Material kedalam kereta Sorong dan siap di cor

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan
keamanan kerja / P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam
yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, terhirup debu yang bisa
mengakibatkan sesak nafas, mata terkena debu yang bisa mengakibatkan mata iritasi,
tertimpah bekiisting yang bisa megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang,
Kecelakaan saat mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka berat /
lecet, patah tulang oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat
pelindung diri (APD) sehingga kami selaku pelaksana akan menyediakan helm, sepatu
safety, kacamata, sarung tangan, masker dan demi menjaga keselamatan di jalan raya
pelaksana akan menunjuk supir yang berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir
harus mematuhi rambu – rambu lalu lintas.

6. Pekerjaan Bangku dan Meja Taman

Pekerjaan Bangku dan Meja Taman di kerjakan sesuai dengan spesifikasi gambar.

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan keamanan kerja /
P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam yang bisa
mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, terhirup debu yang bisa mengakibatkan
sesak nafas, mata terkena debu yang bisa mengakibatkan mata iritasi, tertimpah
bekiisting yang bisa megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, Kecelakaan saat
mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang
oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sehingga
kami selaku pelaksana akan menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan,
masker dan demi menjaga keselamatan di jalan raya pelaksana akan menunjuk supir
yang berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir harus mematuhi rambu – rambu
lalu lintas.
7. Pekerjaan Pot Tanaman/Bunga

Pekerjaan Pot Tanaman/ Bunga di kerjakan sesuai dengan spesifikasi gambar.

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan keamanan kerja /
P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam yang bisa
mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, terhirup debu yang bisa mengakibatkan
sesak nafas, mata terkena debu yang bisa mengakibatkan mata iritasi, tertimpah
bekiisting yang bisa megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, Kecelakaan saat
mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang
oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sehingga
kami selaku pelaksana akan menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan,
masker dan demi menjaga keselamatan di jalan raya pelaksana akan menunjuk supir
yang berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir harus mematuhi rambu – rambu
lalu lintas.

8. Pekerjaan saluran tepi bangunan

Pekerjaan saluran tepi bangunan di kerjakan sesuai dengan spesifikasi gambar.

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan keamanan kerja /
P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam yang bisa
mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, terhirup debu yang bisa mengakibatkan
sesak nafas, mata terkena debu yang bisa mengakibatkan mata iritasi, tertimpah
bekiisting yang bisa megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, Kecelakaan saat
mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang
oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sehingga
kami selaku pelaksana akan menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan,
masker dan demi menjaga keselamatan di jalan raya pelaksana akan menunjuk supir
yang berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir harus mematuhi rambu – rambu
lalu lintas.

9. Pekerjaan jeruji pengaman saluran

Pekerjaan Jeruji pengaman saluran di kerjakan sesuai dengan spesifikasi gambar.

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan keamanan kerja /
P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam yang bisa
mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, terhirup debu yang bisa mengakibatkan
sesak nafas, mata terkena debu yang bisa mengakibatkan mata iritasi, tertimpah
bekiisting yang bisa megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, Kecelakaan saat
mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang
oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sehingga
kami selaku pelaksana akan menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan,
masker dan demi menjaga keselamatan di jalan raya pelaksana akan menunjuk supir
yang berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir harus mematuhi rambu – rambu
lalu lintas.

10. Pekerjaan pembuatan tiang bendera

Pekerjaan pembuatan tiang bendera di kerjakan sesuai dengan spesifikasi gambar.

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan keamanan kerja /
P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam yang bisa
mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, terhirup debu yang bisa mengakibatkan
sesak nafas, mata terkena debu yang bisa mengakibatkan mata iritasi, tertimpah
bekiisting yang bisa megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, Kecelakaan saat
mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang
oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sehingga
kami selaku pelaksana akan menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan,
masker dan demi menjaga keselamatan di jalan raya pelaksana akan menunjuk supir
yang berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir harus mematuhi rambu – rambu
lalu lintas.

11. Pemasangan lampu sorot LED Philips 20 watt (termasuk saklar dan kabel)

Pekerjaan Pemasangan lampu sorot LED Philips 20 watt (termasuk saklar dan kabel) di kerjakan
sesuai dengan spesifikasi gambar.

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan keamanan kerja /
P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam yang bisa
mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, terhirup debu yang bisa mengakibatkan
sesak nafas, mata terkena debu yang bisa mengakibatkan mata iritasi, tertimpah
bekiisting yang bisa megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, Kecelakaan saat
mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang
oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sehingga
kami selaku pelaksana akan menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan,
masker dan demi menjaga keselamatan di jalan raya pelaksana akan menunjuk supir
yang berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir harus mematuhi rambu – rambu
lalu lintas.
13. Pekerjaain instalasi pipa air kotor

Langkah-Langkah instalasi pipa


1. Pada pemasangan instalasi air bersih, hal pertama yang perlu kamu ketahui adalah
denah plumbing dan diagram isometrik yang berguna untuk menentukan jalur-jalur
instalasi pipa-pipa yang akan dipasang.
2. Pemasangan pipa dilakukan setelah bata selesai, meski sebelum plesteran dan acian.
Poin ini saya tuliskan untuk menghindari bobokan yang menyebabkan keretakan
pada dinding.
3. memasang di luar bangunan, seperti pipa saluran air hujan, sebaiknya dikerjakan
seusai pekerjaan plesteran selesai.
4. Pipa yang ada di dak dan balok atau kolam beton harusnya di install dengan metode
sparing atau sebelumnya bisa dilakukan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan
pengecoran.
5. Pipa yang telah diposisikan secara tepat harus segera ditutup dengan plug atau dop
yang kuat untuk menghindari kotoran atau adukan masuk yang dapat menyebabkan
penyumbatan.
6. Jangan lupa untuk menghindari belokan pipa atau knik pipa dari daerah
pembakaran.
7. Posisi pipa yang akan kamu letakkan di kamar mandi harus disesuaikan dengan
saniter.
8. Penempatan rencana instalasi air bersih dilakukan pada perempatan nat keramik atau
as keramik agar simetris dengan luas keramik.
9. Setelah instalasi selesai terpasang, silakan segera lakukan uji tekanan pipa. Untuk
pipa Gip maksimal 10 bar dan untuk pipa PVC maksimal 6 bar.

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan keamanan kerja /
P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam yang bisa
mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, terhirup debu yang bisa mengakibatkan
sesak nafas, mata terkena debu yang bisa mengakibatkan mata iritasi, tertimpah
bekiisting yang bisa megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, Kecelakaan saat
mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang
oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sehingga
kami selaku pelaksana akan menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan,
masker.

14. Septick Tank 2M3 dan Resapan

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan septic tank

1. Dinding tangki septik hendaknya dibuat dari bahan yang rapat air.
2. Untuk membuang air keluaran (effluent) dari tangki septik perlu dibuatkan daerah
peresapan.
3. Tangki septik ini direncanakan untuk membuang kotoran rumah tangga dengan
jumlah air limbah antara 70 – 90 % dari volume penggunaan air bersih.
4. Waktu tinggal air limbah di dalam tangki diperkirakan minimal selama 24 jam.
5. Besarnya ruang lumpur diperkirakan untuk menampung lumpur yang dihasilkan dari
proses pengolahan dengan banyaknya lumpur sebesar 30 – 45 liter/orang/tahun,
sedangkan waktu pengambilan lumpur diperhitungkan minimal selama 2 – 4 tahun.
6. Lantai dasar tangki septik harus dibuat miring ke arah ruang lujmpur.
7. Pipa air masuk ke dalam tangki septik hendaknya selalu lebih tinggi lebih kurang 2,5
cm dari pipa air keluar.
8. Tangki septik hendaknya dilengkapi dengan lubang pemeriksaan dan lubang
penghawaan untuk membuang gas hasil penguraian.
9. Untuk menjamin terpakainya bidang peresapan, maka diperlukan pipa udara dan
pelepas tekanan agar pengaliran ke bidang resapan dapat mengalir secara terus-
menerus.

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan keamanan kerja /
P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam yang bisa
mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, terhirup debu yang bisa mengakibatkan
sesak nafas, mata terkena debu yang bisa mengakibatkan mata iritasi, tertimpah
bekiisting yang bisa megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, Kecelakaan saat
mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang
oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sehingga
kami selaku pelaksana akan menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan,
masker.

IV. PEKERJAAN REHAB BANGUNAN


1. Pekerjaan pembokaran (atap, plafon, dan kusen)

Langkah-Langkah pekerjaan pembongkaran meliputi :


 
- Sebelum pekerjaan pembongkaran dimulai sudah ada bangunan existing lalu
dirobohkan dandibuat bangunan baru. Pada saat pembongkaran bangunan
exetting tersebut perlu diperhatikanpengamanan K3 untuk semua pekerja yang
berada di tempat kerja-
 
- Kontraktor melakukan engineering survey, antara lain mencakup melihat kondisi
strktur yangakan dibongkar termasuk peninjauan atas kekuatan bangunan, bagian
yang tidak stabil daribangunan dan kemungkinan collapse, merencanakan
metode, peralatan dan tenaga yang akandipergunakan untuk pembongkaran serta
pengamana epentingan publik-
 
- Menyiapkan perangkat pengaman seperti Jaring pengaman, rambu/ tanda
peringatan,alatpelindung diri, bracing, serta shoring.sekaligus memasang barikade,
pagar pengaman agar orang-
 
- Kontraktor telah menyiapkan tenaga personil yang berkompeten dan
berpengalaman atau ahlidalam melaksanakan pembongkaran bangunan-
 
- sebelum melaksankan pembongkaran memastikan semua aliran listrik dalam
kondisi mati (shutoff), dan saluran air kondisi tertutup jika dipandang perlu
maka dapat dipindahkan ke lokasisementara diluar bangunan dalam kondisi
aman.-
 
- Memastikan bangunan yang akan dibongkar sudah tidak terdapat sisa-sisa barang
yangberbahaya.-
 
- Jika semuanya sudah aman baru setelah itu pembongkaran bisa dilakukan. Bagian
yang harusdibongkar pertama kali yaitu pintu dan jendela berikut kusen dan
element lain yang bisa dilepassecara langsung. Perabot ini masih bisa dipakai lagi
sehingga harus diamankan agar tidak rusakterkena runtuhan element yang lain.-
 
- Apabila plafon memakai bahan dari enternit, kayu atau yang lainnya lepas semua
bagian ini. Darisini lalu melangkah pada bagian sistem kelistrikan yaitu kabel.
Tidak berbeda dengan pintu, adabeberapa element yang masih bida dipakai lagi.
Jadi ketika mau melepas jangan asal dicabut dandipotong begitu saja.-
 
- Pekerjaan berikutnya adalah melakukan pembongkaran yang berada di bagian
atas yaitugenteng. Lepas satu persatu susunannya lalu dilanjutkan dengan
melepas bagian kerangka yangterdiri dari reng dan usuk. Jika memakai bahan
dari kayu, perlu lebih berhati-hati karena banyakpaku yang bisa melukai kaki atau
tangan. Selain itu ketika melepas kayu, perhitungkan dengancermat agar posisi
duduk tidak berada pada kayu yang berhungan dengan kayu lain yang
sedangdilepas. Hal yang sama juga harus dilakukan pada kerangka yang terbuat
dari besi baja-
 
- Langkah berikutnya yaitu membongkar dinding atau tembok. Pertama kali yang
harus dibongkaradalah dinding yang punya ukuran paling tinggi. Karena dinding
ini sudah tidak punya elementpenahan, maka resiko bisa roboh dan jatuh sendiri
menjadi lebih besar. Dan sebelum dibongkarsebaiknya dilakukan penyiraman lebih
dulu menggunakan air. Tujuannya adalah agar debu yangberterbangan bisa
diminimalkan.-

- Bagian yang tidak boleh dilupakan adalah perhitungkan arah dinding tersebut
mau jatuh. Bikinsuatu sistem yang membuat arah jatuhnya tidak mengenai
bangunan lain yang ada
Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan
keamanan kerja / P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat
tajam yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang. Kecelakaan saat
mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah
tulang oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung diri
(APD) sehingga kami selaku pelaksana akan menyediakan helm, sepatu safety,
kacamata, sarung tangan, masker dan demi menjaga keselamatan di jalan raya
pelaksana akan menunjuk supir yang berpengalam, supir yang memiliki SIM dan
supir harus mematuhi rambu – rambu lalu lintas.
2. Pekerjaan pengecatan tembok L/D

Tahapan Pelaksanaan Pengecatan

 Sebelum memulai pengecatan, permukaan dinding dibersihkan dari debu dan


kotoran. Debu-debu yang menempel pada permukaan yang akan di cat,
dibersihkan dengan lap basah kemudian dibiarkan hingga kering.
 Permukaan dinding yang akan di cat harus kering dan rata

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan keamanan kerja /
P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam yang bisa
mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, terhirup debu yang bisa mengakibatkan
sesak nafas, mata terkena debu yang bisa mengakibatkan mata iritasi, tertimpah
bekiisting yang bisa megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, Kecelakaan saat
mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang
oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sehingga
kami selaku pelaksana akan menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan,
masker dan demi menjaga keselamatan di jalan raya pelaksana akan menunjuk supir
yang berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir harus mematuhi rambu – rambu
lalu lintas.

3. Pekerjaan teralis
Pekerjaan Teralis di kerjakan sesuai dengan spesifikasi gambar.

Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan keamanan kerja /
P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam yang bisa
mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, terhirup debu yang bisa mengakibatkan
sesak nafas, mata terkena debu yang bisa mengakibatkan mata iritasi, tertimpah
bekiisting yang bisa megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, Kecelakaan saat
mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang
oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sehingga
kami selaku pelaksana akan menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan,
masker dan demi menjaga keselamatan di jalan raya pelaksana akan menunjuk supir
yang berpengalam, supir yang memiliki SIM dan supir harus mematuhi rambu – rambu
lalu lintas.

4. Pekerjaan plafon

Lingkup Pekerjaan seperti yang tertera dalam gambar bestek adapun lingkup pekerjaan
ini meliputi:
- Pemasangan kembali kembali rangka plafond baru.
- Pemasangan Plafond untuk ruang gedung.
Persyaratan umum, Bahan-bahan dan peralatan, cara-cara pemasangan, kualitas
pekerjaan, sesuai dengan standar yang berlaku peraturan pemasangan plafond.
Peraturan tersebut antara lain :
- SII (Standar Industri Indonesia).
- Standar ISO, SNI, ASTM.

 Peralatan yang akan digunakan :


- Palu
- Bor Kayu
- Mesin Cater ( mesin potong)
- Mesin Serutan Kayu
- Meteran
- dll.

Untuk Optimalkan pekerjaaan pemasangan dilakuakan oleh 6 tukang pasang partisi


profesional, 4 Pekerja yang diperintahkan oleh 2 orang mandor lapangan.
Untuk menjaga keselamatan pekerja semua yang dikerjakan harus sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan dalam melaksanakan pekerjaan keselamatan dan keamanan kerja /
P3K. Resiko bahaya dalam pekerjaan ini seperti terkena alat tajam yang bisa
mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, terhirup debu yang bisa mengakibatkan
sesak nafas, mata terkena debu yang bisa mengakibatkan mata iritasi, tertimpah
bekiisting yang bisa megakibatkan luka berat / lecet, patah tulang, Kecelakaan saat
mobilisasi material ke proyek yang bisa mengakibatkan luka berat / lecet, patah tulang
oleh karena itu para pekerja akan dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) sehingga
kami selaku pelaksana akan menyediakan helm, sepatu safety, kacamata, sarung tangan,
masker.

V. PEKERJAAN SUMUR BOR

1. Lingkup Pekerjaan
Dalam pelaksanaan pengeboran air tanah, pelaksana akan melakukan
pengumpulan data dan pengujian sumur yang meliputi pengambilan contoh batuan,
deskripsi batuan, pengukuran logging, pemompaan uji, development, pengambilan
contoh air dan pemeriksaan kualitas air sumur tersebut. Kegiatan pengeboran ini adalah
pengeboran eksplorasi, dimana jika ditemukan lapisan akuifer akan dikembangkan
sebagai sumur produksi.
Pekerjaan yang akan dilaksanakan Penyedia termasuk juga menyediakan personil,
peralatan drilling rig dan peralatan bantuan lainnya, pompa lumpur, compresor, welding
set, generator set dan alat transportasi.
Semua peralatan, bahan-bahan dan perlengkapan tersebut yang akan disediakan oleh
Penyedia, sebelum dipergunakan terlebih dahulu harus diperiksa dan disetujui oleh
Pengguna Jasa.

2. Pemasangan Papan Informasi Identitas


Untuk memberikan informasi kepada masyarakat dan untuk memudahkan
pengendalian serta kontrol publik, maka kepada Penyedia Jasa diharuskan memasang
Papan Informasi Identitas di lokasi pengeboran air tanah yang memuat: Nama Paket,
Volume, No. Kontrak, Nilai Kontrak, Konsultan Perencana, Kontraktor Pelaksana,
Pengawas, Tanggal Mulai, Tanggal Selesai.
3. Persiapan Lokasi Pengeboran
Untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan pengeboran, sebelum mobilisasi
peralatan pengeboran dilakukan, Penyedia harus mengajukan usulan penggunaan
peralatan pengeboran dan peralatan pendukung lainnya yang dibutuhkan untuk
konstruksi sumur. Setelah usulan tersebut disetujui oleh KPA/PPTK maka pekerjaan
persiapan lokasi dapat dimulai.

4. Kolam Lumpur/Bak Lumpur


Untuk pengeboran dengan cara ”Direct Circulation Mud Flush” Penyedia harus
membuat 2 (dua) kolam lumpur pada tiap lokasi, berukuran 2 m x 2 m x 1.5 m dengan
dinding dibuat miring. Penyedia Jasa juga harus membuat kolam pengendapan ukuran
1 m x 1 m x 0.75 m. kolam-kolam tersebut dihubungkan satu dengan lainnya ke lubang
bor dengan kanal berukuran lebar 0.4 m. Selama operasi pengeboran, kolam dan saluran
ini harus dibersihkan dari endapan.

5. Penyediaan Air
Untuk keperluan pekerjaan pengeboran, Penyedia diwajibkan menyediakan air
dan menjamin kelancaran dan penyediaannya. Mutu dan jumlah air yang disediakan
harus sesuai dengan kebutuhan yang ditentukan oleh Pengguna Jasa.
Kebutuhan air yang dibutuhkan selama pengeboran berlangsung, Penyedia Jasa harus
memperhitungkan dan menyiapkan pembiayaan tersebut dengan biaya sendiri.

6. Pengamanan Lokasi
Penyedia berkewajiban menjaga keamanan peralatan, pipa-pipa dan semua
perlengkapan yang terdapat dilokasi. Penyedia Jasa juga harus menjaga semua
bangunan, saluran pipa, jalan dan semua material yang ada di lingkungan lokasi
pengeboran. Dan apabila pekerjaan pengeboran sudah selesai, Penyedia wajib
melakukan pembersihan kembali lokasi tersebut dan jika terjadi kerusakan maka
kerusakan tersebut harus diperbaiki dengan menggunakan biaya sendiri.

7. Jenis Sumur
Sumur yang akan dikerjakan oleh Penyedia adalah jenis sumur dalam dengan
mengunakan pipa-pipa Galvanis diameter 6” dan 3” yang akan dihubungkan dengan
reducer. Pipa saringan (screen) yang digunakan berdiameter 3” dipakai sebagai media
untuk meluluskan air kedalam pipa naik dan dipasang pada setiap lapisan pembawa air
(akuifer) yang akan disadap.
Pipa cassing yang akan direncanakan sebagai tempat pompa akan dipasang pada
bagian atas, pipa cassing tersebut akan dihubungkan dengan pipa naik dengan sebuah
reduser, selanjutnya pipa naik akan dihubungkan dengan pipa saringan. Pada bagian
bawah dari pipa saringan akan dipasang pipa pengendap (pocket) yang pada diujungnya
berbentuk kerucut dengan runcing dibawah agar memudahkan saat pelaksanaan
konstruksi sumur.
Pada setiap batang konstruksi yang dipasang harus dapat dijamin tetap selalu
berada ditengah lubang sumur dengan ruang annulus yang dipertahankan tetap sama
lebarnya disekeliing pipa, hal tersebut dimaksudkan agar kerikil pembaut atau gravel
pack akan dapat masuk dengan sempurna.
Disekeliling (annulus) konstruksi pipa saringan dan pipa naik akan diisi dengan
kerikil pembalut (gravel pack) dari dasar lubang bor atau akuifer yang di sadap hingga ke
formasi batuan yang kedap air, kecuali apabila pada bagian-bagian tertentu terdapat
lapisan batuan yang mengandung air dengan kualitas yang tidak diinginkan harus dicor
atau ditutup dengan semen agar air yang berasal dari bagian tersebut tidak tersadap.
Pada bagian atas dari ruang anulus yang terisi Gravel pack akan diisi oleh lempung
pembalut yang selanjutnya akan diisi oleh cor semen (grouting cement) hingga
permukaan tanah.

8. Tahapan Pekerjaan Pengeboran


Sebelum melaksanakan pengeboran air tanah di tiap titik, Penyedia harus
memberitahukan pada KPA/PPTK paling kurang 24 jam sebelumnya. Secara umum
pekerjaan konstruksi sumur adalah sebagai berikut:
a. Persiapan site dan persiapan pekerjaan.
b. Pemasangan mesin bor (rig up).
c. Pengeboran lubang diameter (4”) dari permukaan tanah sampai pada kedalaman ±
60 meter atau yang ditentukan KPA/PPTK/Pengawas Lapangan.
d. Pemasangan pipa konduktor sementara dengan diameter(4”).
e. Pengeboran pilot hole lubang diameter (4”) dari kedalaman 60 meter (sesuai dengan
spesifikasi teknis) dan pengambilan contoh bantuan “cutting”pada tiap meter
kedalaman pengeboran.
f. Pembersihan lubang bor dengan sirkulasi lumpur dan mengurangi/ menambah
material pengencer.
g. Logging RESISTIVITY dan SELF POTENTIAL dengan Geolistrik untuk menentukan
kedalaman dan ketebalan lapisan pembawa air (akuifer) dan tingkat kekerasan
lapisan batuan.
h. Pelaksanaan air lift test /uji debit sementara lapisan pembawa air (akuifer).
i. Pelebaran lobang bor (reaming) dari diameter 4” ke 6” sampai kedalaman yang
direncanakan (4 meter) untuk posisi pipa cassing, pipa naik dan screen/pipa saringan.
j. Pembersihan lubang dengan sirkulasi lumpur dari permukaan lubang hingga dasar
lubang untuk persiapan pemasangan pipa kontruksi sumur.
k. Pemasangan konstruksi pipa cassing diameter 4”, untuk pipa naik dan screen /pipa
saringan pipa diameter 4”.
l. Penempatan Gravel pack kedalam rongga disekeliling pipa kontruksi
m. Development sumur dengan Air Compressor dan/atau Water Jetting yang disertai
surging sampai bersih.
n. Pengisian semen atau “grouting” kedalam rongga disekeliling pipa cassing sampai
kedalaman nol meter.
o. Pelaksanaan pemompaan uji, uji pendahuluan dan uji debit tetap.
p. Pemasangan tutup sumur dan kunci dan penyemenan bagian atas yang kemudian
pembersihan kembali lokasi pengeboran.

9. Diameter dan Kedalaman Pengeboran


Pengeboran harus dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi Teknis yaitu diameter 4”
pada bagian atas lubang untuk pipa konduktor dan diameter 6” untuk posisi pipa
Cassing dan pipa naik serta screen. Sesuai dengan peralatan yang dipakai, maka
berdasarkan kondisi dan situasi yang dihadapi dilapangan diameter pengeboran dapat
berubah atas instruksi Pengguna Jasa demi untuk tujuan kelancaran pekerjaan
pengeboran, pemasangan pipa, gravelpack dan lain-lain. Apabila potensi akuifer dinilai
belum mencukupi atau disebabkan kualitas air yang tidak memenuhi syarat yang
diinginkan, maka kedalaman pengeboran dan penampang pipa dapat diubah
berdasarkan pertimbangan/instruksi Pengguna Jasa.

10. Pelebaran Lubang Sumur


Pelebaran lubang bor dilaksanakan dengan menggunakan reamer bit atau three
cutter hole opener dengan diameter 6” dengan dilengkapi dengan pilot bit sebagai alat
bantu lubang berdiameter sama dengan lubang yang dilebarkan.

11. Berakhirnya Pengerjaan Lubang Pengeboran


Apabila lubang sudah mencapai kedalaman yang telah ditentukan maka
pengeboran akan dihentikan atas izin KPA/PPTK/Pengawas Lapangan. Kemudian lubang
bor harus dicuci sampai dengan bersih dengan mengunakan sirkulasi lumpur lebih
kurang selama 3 jam secara terus menerus. Setelah lubang bor bersih maka kekentalan
lumpur pengeboran diturunkan sampai 33 detik marsh funnel dengan cara menambah
material pengencer, lalu Penyedia Jasa membersihkan sumur untuk pelaksanaan logging.

12. Pengumpulan contoh batuan (sampel)


Contoh batuan “sampel” dari formasi yang dibor harus diambil dan harus dapat
mewakili litologi setiap meter pengeboran, kemudian disimpan ke dalam botol/kantong
plastik tembus pandang dengan diberi angka meter kedalaman. Masing-masing contoh
beratnya harus tidak kurang dari 1 kg dan bebas dari lumpur. Pada masing-masing
disusun pada kotak sampel tiap kotak isi 50 batuan yang dikumpulkan dan kotak harus
membuat catatan yang tepat mengenai batas kedalaman setiap litologi yang ditembus.

13. Logging Geofisika


Logging geofisika harus dilakukan untuk memastikan posisi kedalaman letak
akuifer, terdiri dari Resistivity Log dan Sp log dan bila diperlukan akan dipergunakan juga
Gamma Ray Log yang harus dikerjakan Penyedia Jasa pada tiap sumur dibawah supervisi
langsung Pengguna Jasa.
Sebelumnya lubang bor yang telah selesai dikerjakan harus dicuci dengan sirkulasi
secukupnya untuk menghilangkan endapan dan mencegah runtuhnya lubang bor,
kekentalan lumpur bor dalam keadaan lubang bor yang sudah bersih dari kotoran dan
harus dipertahankan 33 detik marsh funnel, sehingga memudahkan pengoperasian
logging sampai pada dasar lubang bor.
Logging akan dikerjakan sepanjang lubang bor, pengambilan data logging dimulai
dengan urutan dari dasar lubang bor sampai kepermukaan tanah. Pengaturan skala-
skala pada pengambilan data agar disesuaikan dengan lebar kertas maksimum yang
digunakan.
II. KONSTRUKSI SUMUR

1. Material Sumur
Material sumur yang akan dipasang untuk konstruksi sumur bor antara lain terdiri
dari :
a. Pipa PVC AW diameter 4”
b. Pipa saringan Low Carbon Steel diameter 4”
c. Tutup atas dan dasar sumur (top cap dan bottom plug)
d. Kerikil Pembalut/Gravel pack
e. Lempung Pembalut/Clay pack
f. Grouting cement

2. Pemasangan Pipa Sumur


Setelah pengeboran selesai dan sesuai dengan kedalaman yang dibutuhkan, maka
harus dilakukan sirkulasi lumpur lebih kurang 4 (empat) jam atau sampai lubang bor
betul-betul bersih dari sisa cutting sesuai dengan yang dijelaskan sebelumnya. Kemudian
Penyedia harus memasang pipa naik dan pipa saringan di dalam lubang bor pada posisi
yang tepat sesuai dengan desain sumur yang sudah disetujui oleh Pengguna Jasa
pekerjaan. Pipa cassing dan pipa naik serta pipa saringan yang dipasang harus berada
tepat pada tengah-tengah lubang bor dengan menggunakan centralizer yang terbuat
dari besi plat atau bahan lainnya yang disetujui oleh Pengguna Jasa yang akan dipasang
setiap 4 meter. Untuk mencapai konstruksi sumur yang baik dan benar instalasi pipa
sumur akan dilaksanakan setelah semua bahan seperti pipa cassing, pipa naik dan screen
serta gravel pack tersedia dilokasi pekerjaan.

III. PENYEMPURNAAN SUMUR


Metode yang mungkin dipilih untuk dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a. Sirkulasi air (water flush)
b. Kompressor udara (Air compresor)
c. Pipa tiup compresor ditempatkan kurang lebih pada kedalaman yang sama pada
ujung cassing sumur

IV. PEMOMPAAN UJI


a. Pemompaan Uji Bertahap
Setelah pemasangan pompa uji selesai, Penyedia Jasa harus melaksanakan
pemompaan uji bertahap yaitu melakukan pemompaan pada sumur tersebut dengan
debit pompa yang diatur dan berubah selama 4 jam (240 menit) seperti yang
diinstruksikan oleh Pengguna Jasa atau Pengawas Lapangan.
Tujuan dari pemompaan uji bertahap adalah untuk melakukan pemeriksaan
terhadap hasil development sumur guna memperoleh gambaran umum tentang
hubungan debit pemompaan dan pengukuran muka air sehingga air debit pemompaan
pada tiap tingkat dari uji penurunan bertahap dapat ditentukan. Oleh sebab itu Penyedia
Jasa diharuskan melakukan pengamatan terhadap debit dan kedalaman muka air yang
ditentukan oleh Pengguna Jasa, apabila hasil pemompaan uji bertahap menunjukan
bahwa development sumur belum sempurna maka Pengguna Jasa atau Pengawas
Lapangan berhak memberikan instruksi untuk melanjutkan development sumur dan
Penyedia Jasa harus melaksanakannya.
Penyedia Jasa harus melaksanakan pengamatan terhadap penurunan muka air
tanah pada sumur yang dipompa. Selama pelaksanaan pemompaan uji debit menerus,
Penyedia Jasa juga harus melaksanakan pengukuran terhadap Electrical Conductivity (EC)
air yang dipompa.

b. Pemompaan Uji Menerus


Setelah permukaan air dalam sumur pulih dari uji penurunan bertahap maka
Penyedia Jasa harus melaksanakan uji debit menerus yaitu melakukan pemompaan
dengan debit tetap selama 4 (empat) jam secara terus menerus. Debit pemompaan
ditentukan oleh KPA/PPTK/Pengawas Lapangan berdasarkan uji pemompaan
sebelumnya. Pengamatan terhadap debit pemompaan harus dilaksanakan paling tidak
sekali tiap jam supaya debit pemompaan dapat dipertahankan stabil.
Selama pelaksanaan pemompaan uji debit tetap, Penyedia Jasa juga harus
melaksanakan pengukuran terhadap PH, temperatur, dan EC air yang dipompa.

VI. ANALISA KUALITAS AIR


Pada waktu pemompaan uji ditiap sumur, Penyedia Jasa harus mengambil air
sumur untuk dianalisa. Pengambilan contoh air dilaksanakan pada menjelang berakhirnya
pemompaan air debit tetap sebanyak 2 (dua) contoh untuk setiap sumur dengan volume
masing-masing tidak kurang 1 (satu) liter. Contoh air tersebut disimpan dalam botol poly
ethylene yang sebelum dipakai harus dicuci dan dibilas dengan air sumur tersebut paling
tidak sebanyak 3 (tiga) kali, kemudian diisi penuh sehingga tidak ada udara yang
tertinggal didalamnya, lalu ditutup dengan rapat pada masing-masing jerigen
dicantumkan nomor sumur, lokasi dan tanggal pengambilan air sumur tersebut.
Analisa kimia air minimal yang harus dilakukan terhadap 20 (dua puluh) parameter
sebagai berikut :

A. Fisika B. Kimia
1. Kekeruhan (Turbidity) 9. Mangan (Mn)
2. pH (Derajad Keasaman) 10. Allumunium (Al)
3. Conductivity 11. Besi (Fe)
4. Temperatur 12. Nitrit (NO2)
5. TDS (Total Dissolved Solid) 13. Nitrat (NO3)
6. Warna 14. Sulfat (SO4)
7. Bau 15. Kesadahan (CaCO3)
8. Salinitas 16. Calsium (Ca/l)
17. Magnesium (Mg/l)
18. Magnesium (Mg2+)
19. Natrium (Na+)
20. Kalium (K+)

Demikian METODE PELAKSANAAN kami uraikan, dengan tetap mengacu pada Rencana
kerja dan Syarat - Syarat Teknis untuk pedoman spesifikasi yang akan kami taati dalam
melaksanakan pekerjaan ini hingga selesai.

Anda mungkin juga menyukai