Pada hari ini .........., Tanggal ..........., Bulan April, Tahun Dua Ribu Lima Belas ( - 4 -2015),
bertempat di Jakarta, kami yang bertandatangan di bawah ini setuju mengadakan perjanjian
pekerjaan pemborongan:
1. Nama :
Jabatan : Direktur Utama
Perusahaan : PT. Indoselo Lamtoro Agung
Alamat : Jl. SENGON NO 37 .TRITIH KULON CILACAP.
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT.ISLA (INDOSELO LAMTORO AGUNG) selaku
Owner untuk Pembangunan PIG IRON di Desa BUNTON Kec ADIPALA Kab CILACAP selanjutnya
disebut sebagai PIHAK PERTAMA.
2. Nama :
Jabatan :
Perusahaan :
Alamat :
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. .................................... selaku Kontraktor
untuk Pembangunan PIG IRON di Desa BUNTON Kec ADIPALA Kab CILACAP selanjutnya
disebut sebagai PIHAK KEDUA.
PARA PIHAK sepakat menyetujui sejumlah ketentuan untuk melaksanakan suatu Perjanjian
KERJASAMA dengan syarat-syarat sebagai berikut:
Pasal 1
DASAR PERJANJIAN
PIHAK PERTAMA selaku dan atas nama Perusahaan sekaligus sebagai pemilik dana investasi
yang tercatat di perbankan Indonesia yang tercatat Sah dan Benar sesuai PERIJINAN sebagai
berikut :
Nilai INVESTASI : Rp. 1.375.000.000.000,- (Satu Trilyun Tiga Tujuh lima rupiah)
1
Pasal 2
KEWAJIBAN PARA PIHAK
PIHAK PERTAMA memberi pekerjaan PIG IRON di Desa BUNTON Kec ADIPALA Kab
CILACAP kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima untuk melaksanakan
Pekerjaan Pembangunan dengan Kewajiban sebagai berikut:
A. PIHAK PERTAMA
B. PIHAK KEDUA
Pasal 3
MEKANISME PELAKSANAAN
1. PIHAK KEDUA menyerahkan syarat dan ketentuan yang berupa bukti dana (cek) dan
company profile untuk menentukan BANK PELAKSANA.
2. PIHAK PERTAMA melaksanakan untuk mengatur proses perbankannya
3. Semua transaksi pelaksanaan dilaksanakan dengan sistem sesuai Peraturan Perbankan
yang berlaku.
4. PIHAK KEDUA otomatis melaksanakan pencairan DP tersebut setelah proses perbankan
selesai, sesuai dengan kesepakatan yang diatur bersama
2
Pasal 4
PENGAWAS PEKERJAAN
1. Untuk pengendalian pekerjaan yang terdiri atas kegiatan pengawasan, pengujian dan
pengkoreksian, maka PIHAK PERTAMA menunjuk Personil/Perusahaan sebagai pengawas
pekerjaan yang bertindak untuk dan atas nama PIHAK PERTAMA dan telah diketahui oleh
PIHAK KEDUA.
2. PIHAK KEDUA harus mematuhi perintah/petunjuk teknis dan manajemen dari
pengawas pekerjaan sesuai dengan kewenangan yang telah ditentukan.
Pasal 5
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN
1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan pelaksanaan sampai dengan selesai 100% (seratus
persen) (serah terima pertama) ditetapkan maksimal selama....
(.................).............kalender terhitung sejak diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) dan Jaminan Pembayaran diterima Pihak Kedua.
2. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan tersebut dalam ayat 1 dan 2 pasal ini tidak dapat
diubah oleh Pihak Kedua kecuali adanya “Keadaan Memaksa” atau adanya perintah
penambahan / pengurangan pekerjaan dari PIHAK PERTAMA secara tertulis yang
mengakibatkan terdapat perpanjangan / penambahan waktu penyelesaian pekerjaan dan
diatur dalam perjanjian tambahan (Addendum).
Pasal 6
MASA PEMELIHARAAN
1. Masa pemeliharaan hasil pekerjaan ditetapkan selama 90 (sembilan puluh) hari kalender
terhitung sejak tanggal pekerjaan selesai 100% dan telah diterima oleh PIHAK PERTAMA
dalam keadaan baik, yang dinyatakan dalam Berita Acara Serah Terima I (Pertama).
2. Apabila selama masa pemeliharaan ternyata terdapat kerusakan-kerusakan akibat iklim
atau akibat kelalaian/kesalahan pemakaian/pemasangan bahan yang tidak sesuai dengan
ketentuan perjanjian, maka PIHAK KEDUA wajib melakukan perbaikan dan seluruh
biaya perbaikan tersebut ditanggung oleh PIHAK KEDUA.
3. Apabila PIHAK KEDUA tidak melakukan perbaikan sebagaimana dimaksud ayat 1 dan 2
pasal ini, maka PIHAK PERTAMA dapat menunjuk Pihak Ketiga untuk melakukan perbaikan
tersebut dengan biaya dibebankan kepada PIHAK KEDUA.
3
Pasal 7
BIAYA PELAKSANAAN PEKERJAAN BORONGAN
Pasal 8
PEKERJAAN TAMBAH KURANG
4
Pasal 9
BIAYA BANK DAN FEE MEDIASI
Pasal 10
ADDENDUM
Hal-hal yang belum tercantum dalam Surat Perjanjian ini ataupun yang belum diatur secara
rinci dalam Surat Perjanjian ini, akan diatur dan ditetapkan berdasarkan musyawarah oleh
PARA PIHAK dalam addendum tersendiri dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Surat Perjanjian ini.
Pasal 11
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
1. Yang dimaksud “keadaan memaksa” dalam perjanjian ini adalah peristiwa-peristiwa yang
berada di luar kemampuan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang dapat
mempengaruhi kinerja dan pelaksanaan kegiatan kedua belah pihak yaitu :
a. Bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, badai dan banjir).
b. Perang revolusi, makar, huru-hara pemberontakan, kerusuhan dan kekacauan (kecuali
karyawan kontraktor).
c. Kebakaran (kecuali disebabkan dalam pelaksanaan pekerjaan atau kelalian PIHAK
KEDUA.
d. Keadaan memaksa yang dinyatakan secara resmi oleh Pemerintah.
5
f. Pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA dilakukan setelah dilakukan
perhitungan dan setelah PIHAK KEDUA menyelesaikan kewajiban keuangan kepada
para pegawai dan tenaga ahli yang dipekerjakan oleh PIHAK KEDUA.
Pasal 12
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka pada dasarnya akan
diselesaikan secara musyawarah mufakat tanpa merugikan masing-masing pihak.
2. Apabila musyawarah mufakat tidak tercapai, maka perselisihan akan diselesaikan melalui
Pengadilan Negeri di Jawa Barat.
Pasal 13
PENUTUP
1. Surat Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) bermaterei cukup, mengikat dan
mempunyai kekuatan hukum yang sama, masing-masing untuk PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA.
2. Surat Perjanjian Pekerjaan Pemborongan ini ditandatangani oleh kedua belah pihak di
Jakarta pada hari dan tanggal tersebut diatas dan dinyatakan berlaku sejak tanggal
dikeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) dari PIHAK PERTAMA kepada PIHAK
KEDUA.
----------------------------- -------------------------------
Direktur Utama Direktur Utama
Saksi - Saksi,
6
SURAT KESEPAKATAN PARA PIHAK
1. FEE MEDIASI DISEPAKATI 2% (dua persen) ,yang dibayar oleh pihak kontraktor.
( ...................................) ( ............................ )
7
SURAT PERNYATAAN PARA PIHAK
1. PIHAK PERTAMA:
Nama :
Jabatan : DIRUT. PT. ISLA
Dalam hal ini bertindak sebagai Pihak Pemilik Pekerjaan Pembanguan PIG IRON di DESA
BUNTON Kec ADIPALA Kab CILACAP
2. PIHAK KEDUA:
Nama :
Jabatan : DIRUT. PT.
Dalam hal ini bertindak sebagai Kontraktor Pelaksana Pekerjaan Pembanguan PIG IRON di
DESA BUNTON Kec ADIPALA Kab CILACAP
Dengan ini kami para pihak menyatakan sepakat mengeluarkan Sukses Fee bersama sebesar 2%
(Dua Persen) yang akan dibagi kepada 3 TIM ARRANGER yang masing-masing mendapat 1% yakni:
1. Tim Konsutan diwakili oleh:
2. Sebesar : 1% X NP (Rp 400.000.000.000,-) = Rp. 4.000.000.000,- (Empat Milyar Rupiah).
3. Tim Arranger Pemilik Proyek 0,5 % (setengah persen) diwakili oleh: PRASETYO WICAKSONO
Sebesar : 0,5% X NP (Rp 400.000.000.000,-) = Rp. 2.000.000.000,- (Dua Milyar Rupiah).
4. Tim Arranger Kontraktor 0,5 % ( setengah persen ) diwakili oleh: Ir.Samiaji
Sebesar : 0,5% X NP (Rp 400.000.000.000,-) = Rp. 2.000.000.000,- (Dua Milyar Rupiah).
Demikian Surat Pernyataan Fee ini kami buat untuk kami pertanggung jawabkan dan akan kami
laksanakan pada saat Penyerahan SPMK dan sebelum Proyek dilaksanakan.
Materai,
( ) ( )
(..........................................)