Anda di halaman 1dari 87

IMPLEMENTASI

PELAKSANAAN TUGAS
JABATAN PPAT DALAM
PEMBUATAN AKTA PPAT
DAN PENDAFTARANNYA
PADA KANTOR
PERTANAHAN.
HBA-PPAT KOTA SURABAYA 1
MERANCANG AKTA PPAT
SEBAGAI :
-Kegiatan Ilmiah.
-Menyusun/merelasikan suatu
hubungan hukum kontraktual
(Konstitutif).
-Sistematis dan logis.
-Implementasi Hukum-hukum
Perjanjian/Pertanahan.
HBA-PPAT KOTA SURABAYA 2
1. PRAAKTA
PADA UMUMNYA ORANG MENGADAKAN ATAU
BERSEDIA UNTUK MELAKUKAN/MEMBUAT AKTA,
DIANTARANYA, KARENA DIPENGARUHI OLEH
ADANYA KESAMAAN DALAM NILAI (WAARDE) DARI
PRESTASI-PRESTASI YANG TELAH DISETUJUI
OLEH PARA PIHAK.
KEADAAN YANG DIALAMI OLEH PARA PIHAK
SEBELUM AKTA DIBUAT HARUS DIPERHATIKAN.
KETIDAKMAMPUAN ATAU KETERPAKSAAN AGAR
YANG BERSANGKUTAN UNTUK MEMBUAT AKTA,
DAN JIKA DAPAT DIBUKTIKAN OLEH YANG
BERSANGKUTAN DAPAT BERAKIBAT AKTA
DAPAT DIBATALKAN/BATAL DEMI HUKUM.

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 3


MISALNYA :
• Cek sertifikat ke kantor pertanahan
setempat.
• Pembayaran pajak-pajak untuk
perbuatan hukum pengalihan
(jual – beli, hibah, dll).
• Keabsahan/keaslian identitas para
subjek.
• Identifikasi/kejelasan objek (hak atas
tanah) yang akan ditransaksikan.
HBA-PPAT KOTA SURABAYA 4
2. PELAKSANAAN PEMBUATAN AKTA.
SETELAH AKTA DISEMPURNAKAN, MAKA
AKTA AKAN BERJALAN SEBAGAIMANA
YANG DIINGINKAN OLEH PARA PIHAK.
HAMBATAN YANG MUNGKIN TIMBUL
AKAN DAPAT DIREDUKSI ATAU
DIHILANGKAN BERDASARKAN KLAUSUL-
KLAUSUL YANG TERSEBUT DALAM AKTA,
OLEH KARENA SUBSTANSI AKTA YANG
JELAS DAPAT MENUNJANG
PELAKSANAAN AKTA.
HBA-PPAT KOTA SURABAYA 5
MISALNYA :
• Semua tahapan/prosedur yang
ada wajib dilakukan
• Dibacakan dan dijelaskan –
direnvooi (jika diperlukan) –
ditandatangani oleh para pihak –
para saksi dan PPAT.
• Pemberkasan – pendaftaran –
pelaporan.
HBA-PPAT KOTA SURABAYA 6
3. PASKAAKTA.
PARA PIHAK BERHARAP SEMUA HAK
DAN KEWAJIBAN YANG TERSEBUT
DALAM AKTA TELAH TERPENUHI
SEHINGGA TIDAK AKAN SALING
MENUNTUT DENGAN CARA DAN
BENTUK APAPUN. MESKIPUN
DEMIKIAN SEBELUM AKTA BERAKHIR
ADA BAIKNYA MEMERIKSA KEMBALI
SUBSTANSI AKTA ATAU HAK DAN
KEWAJIBAN PARA PIHAK YANG BELUM
DILAKSANAKAN.
HBA-PPAT KOTA SURABAYA 7
Misalnya :
•Jika ada persyaratan yang belum
diserahkan oleh para penghadap
kepada PPAT.
•Pengadministrasian dalam buku-buku
di kantor PPAT.
•Proses pendaftaran pada kantor
pertanahan untuk dipantau.

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 8


TUGAS POKOK PPAT :
MELAKSANAAN SEBAGIAN
KEGIATAN PENDAFTARAN TANAH
DENGAN MEMBUAT AKTA SEBAGAI
BUKTI TELAH DILAKUKAN
PERBUATAN HUKUM TERTENTU
MENGENAI HAT ATAU HAK MILIK
ATAS SARUSUN, YANG DIJADIKAN
DASAR PENDAFTARAN
PERUBAHAN DATA PENDAFTARAN
TANAH.
HBA-PPAT KOTA SURABAYA 9
AKTA PPAT

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 10


11

Peraturan Kepala BPN RI Nomor 8


Tahun 2012
tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri
Negara Agraria/Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 3
Tahun 1997
Habib Adjie-Notaris-PPAT-PL II Surabaya

HBA-PPAT KOTA 11
SURABAYA
Bentuk, Isi dan Cara Pembuatan Akta PPAT
MENURUT KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN

Habib Adjie-Notaris-PPAT-PL II Surabaya HBA-PPAT KOTA


12 SURABAYA 12
Habib Adjie-Notaris-PPAT-PL II Surabaya HBA-PPAT KOTA
13 SURABAYA 13
Pasal 96 ayat (2)
• Pembuatan akta sebagaimana yang dimaksud
dalam pasal 95 ayat (1) dan (2) harus dilakukan
dengan menggunakan formulir sesuai dengan
bentuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
yang disediakan.
Pasal 96 ayat (3)
• Pendaftaran perubahan data pendaftaran tanah
sebagaimana dimaksud dalam pasal 95 ayat (1)
dan pembuatan akta pemberi hak tanggungan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 95 ayat (2)
tidak dapat dilakukan berdasarkan akta yang
pembuatannya melanggar ketentuan pada ayat
(2). 14

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 14


Habib Adjie-Notaris-PPAT-PL II Surabaya
Habib Adjie-Notaris-PPAT-PL II Surabaya HBA-PPAT KOTA
15 SURABAYA 15
Isi Peraturan Kepala Badan Pertanahan
Nasional RI Nomor 8 Tahun 2012
Pasal I
Ketentuan dalam PMNA/Kepala BPN Nomor 3
Tahun 1997 tentang ketentuan pelaksanaan PP
Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah diubah sebagai berikut :
Ketentuan Pasal 96 ayat (2) dihapus dan ayat (3)
diubah serta setelah ayat (3) ditambahkan 2 (dua)
ayat baru yakni ayat (4) dan ayat (5).

16

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 16


Habib Adjie-Notaris-PPAT-PL II Surabaya
§ Pasal 96 ayat (1)
Bentuk akta yang dipergunakan di dalam pembuatan
akta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 ayat (1)
dan ayat (2) dan tata cara pengisian dibuat sesuai
dengan Lampiran Peraturan ini yang terdiri dari:
1. Akta Jual Beli
2. Akta Tukar Menukar
3. Akta Hibah
4. Akta Pemasukan Ke Dalam Perusahaan
5. Akta Pembagian Hak Bersama
6. Akta Pemberian Hak Tanggungan
7. Akta Pemberian Hak Guna Bangunan/Hak Pakai
Atas Tanah Hak Milik
8. Surat Kuasa Membebankan Hak Tanggungan 17

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 17


Habib Adjie-Notaris-PPAT-PL II Surabaya
§ Pasal 96 ayat (2) dihapus.
§ Pasal 96 ayat (3) Pendaftaran
perubahan data pendaftaran tanah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
95 ayat (1) dan pembuatan Akta
Pemberian Hak Tanggungan
sebagaimana dimana dimaksud
dalam Pasal 95 ayat (2) tidak dapat
dilakukan berdasarkan akta yang
pembuatannya tidak sesuai dengan
ketentuan pada ayat (1). 18

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 18


Habib Adjie-Notaris-PPAT-PL II Surabaya
PERAN YANG DAPAT
DILAKUKAN OLEH PPAT :
1. MEMBERIKAN RASA AMAN
ATAU PERLINDUNGAN
KEPADA PIHAK.

2. MEMBERIKAN ASPEK
KESEIMBANGAN
KEPADA PARA PIHAK.
HBA-PPAT KOTA SURABAYA 19
3. MEMPERHATIKAN BERBAGAI ATURAN
HUKUM YANG BERKAITAN DENGAN
KEINGINAN ATAU PERMASALAHAN OLEH
PIHAK YANG BERSANGKUTAN YANG AKAN
DITUANGKAN KE DALAM AKTA.

4. MEMBERIKAN DAN MENJELASKAN


MANFAAT, MAKSUD DAN TUJUAN ATAS
AKTA YANG BERSANGKUTAN.

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 20


5. MEMBERIKAN PENJELASAN
MENGENAI ASPEK-ASPEK
NONHUKUM YANG BERKAITAN
DENGAN SUBSTANSI AKTA.

6. MEMBERIKAN PENJELASAN
BAHWA AKTA TERSEBUT
EXECUTABLE

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 21


PPAT YANG BAIK DAN
BENAR MEMPUNYAI
3 (TIGA) MISI BESAR
YANG
HARUS DICAPAI :

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 22


1. SECARA MAKSIMAL
MENGAKOMODASI
PERLINDUNGAN
HAKNYA/ORANG YANG
DIWAKILINYA DALAM AKTA

HBA-PPAT KOTA
23 SURABAYA
2. MENGHINDARI/
MEMINIMALISASI
POTENSI MASALAH
(ANTARA LAIN DARI
PENGGUNAAN
TEKNOLOGI)
HBA-PPAT KOTA SURABAYA 24
3.MEMINIMALISASI
RISIKO BIAYA DALAM
HAL KONFLIK TIDAK
DAPAT DIHINDARKAN.

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 25


DASAR UNTUK MEMBANGUN
STRUKTUR AKTA YAITU BERASAL
DARI KETERANGAN ATAU
PENJELASAN PARA PIHAK (KLIEN)
ATAU HASIL WAWANCARA (TANYA
JAWAB) DENGAN PARA (PIHAK)
DAN BUKTI-BUKTI YANG
DIBERIKAN/YANG ADA.

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 26


BEBERAPA HAL YANG DAPAT
DIJADIKAN BAHAN UNTUK MEMBANGUN
STRUKTUR AKTA, ANTARA LAIN :
1. LATAR BELAKANG
YANG AKAN DIPERJANJIKAN.
2. IDENTFIKASI PARA PIHAK
(SUBJEK HUKUM).
3. IDENTIFIKASI OBJ EK
YANG AKAN DIPERJANJ IKAN.
4. MEMBUAT KERANGKA AKTA.
5. MERUMUSKAN SUBSTANSI AKTA.
HBA-PPAT KOTA
27 SURABAYA
ANATOMI AKTA PPAT
TERDIRI DARI :
A. PEMBUKAAN/AWAL
(OPENING),
B. KOMPARISI (PARTIES),
C. PREMIS (RECITALS)
D. ISI (CONTENTS).
E. PENUTUP (CLOSING).
28

HBA-PPAT KOTA SURABAYA


1. PEMBUKAAN/AWAL
(OPENING) :
JUDUL
HARI, TANGGAL,
BULAN, TAHUN,
NAMA PPAT, TANGGAL, NOMOR
SURAT KEPUTUSAN
PENGANGKATAN,
DAERAH KERJA
HBA-PPAT KOTA
29 SURABAYA
2. KOMPARISI
a. IDENTITAS PARA PIHAK YANG MEMBUAT AKTA.

b. KEDUDUKAN PARA PIHAK DALAM MELAKUKAN


TINDAKAN.

c. DASAR KEDUDUKAN TERSEBUT.

d. CAKAP (RECHTSBEKWAAMHEID) DAN BERWENANG


(RECHTSBEVOEGHEID) UNTUK MELAKUKAN TINDAKAN
HUKUM (RECTHSHANDELINGEN) YANG AKAN
DISEBUTKAN/DICANTUMKAN DALAM AKTA.

e. PARA PIHAK MEMILIKI HAK UNTUK MELAKUKAN


SUATU TINDAKAN YANG AKAN DICANTUMKAN DALAM
AKTA.
30 HBA-PPAT KOTA SURABAYA
BENTUK KOMPARISI :

1. UNTUK DIRI SENDIRI.


2. SELAKU KUASA.
3. DALAM JABATAN/KEDUDUKAN (BADAN
USAHA/SOSIAL/PEMERINTAHAN/ BADAN
KEAGAMAAN/BADAN LAIN).
4. MENJALANKAN KEKUASAAN SEBAGAI ORANG
TUA.
5. SEBAGAI WALI.
6. SEBAGAI PENGAMPU.
7. PENDEWASAAN.
8. PERWAKILAN SUKARELA.

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 31


CONTOH :
UNTUK TINDAKAN HUKUM TERSEBUT DI ATAS
HARUS JUGA DIPERHATIKAN :

1. JIKA BERKAITAN DENGAN HARTA


BERSAMA/GONO-GINI YANG DIPEROLEH SELAMA
PERKAWINAN, MAKA SUAMI-ISTERI HARUS SALING
MEMBERIKAN PERSETUJUAN.

2. JIKA BERKAITAN DENGAN TUGAS/KEWENANGAN


DIREKTUR/KEPALA, MAKA PERLU DIPERHATIKAN,
ADA /TIDAK ADA IZIN/PERSETUJUAN DARI
INSTANSI/PIHAK LAINNYA.

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 32


CATATAN :
JIKA PENCANTUMAN PARA
PIHAK/PENGHADAP DALAM
KOMPARISI TIDAK CUKUP, MAKA
TIDAK DILARANG UNTUK
MEMPERGUNAKAN LEMBARAN
TAMBAHAN.

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 33


3. PREMIS
(RECITALS)

34 HBA-PPAT KOTA SURABAYA


4. ISI (CONTENTS).

MERUPAKAN RINCIAN OBJEK


YANG DITRANSAKSIKAN DAN
KLAUSUL-KLAUSUL YANG
MENGATURNYA.

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 35


CATATAN :
DALAM AKTA PPAT TIDAK PERLU
DITULISKAN/DICANTUMKAN
KLAUSUL LAIN, SELAIN YANG
DITRANSAKSIKAN.
MISALNYA : TIDAK PERLU
MENCANTUMKAN WAKTU
PENGOSONGAN RUMAH JIKA
MASIH DIHUNI OLEH PENJUAL
(JIKA PERLU DIBUAT AKTA
TERSENDIRI)
HBA-PPAT KOTA SURABAYA 36
5. CLOSING
(PENUTUP)

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 37


TAHAPAN
PEMBUATAN
AKTA PPAT

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 38


1. Sebelum melaksanakan pembuatan akta mengenai
pemindahan atau pembebanan hak atas tanah atau Hak
Milik Atas Satuan Rumah Susun, PPAT wajib terlebih
dahulu melakukan pemeriksaan pada Kantor Pertanahan
mengenai kesesuaian sertipikat hak atas tanah atau Hak
Milik Atas Satuan Rumah Susun yang bersangkutan
dengan daftar-daftar yang ada di Kantor Pertanahan
setempat dengan memperlihatkan sertipikat asli (Pasal 97
ayat (1) Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan
Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang
Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah).

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 39


Pasal 97 ayat (1) PMNA/Ka BPN 3/1997
Tentang Pendaftaran Tanah :
“Sebelum melaksanakan pembuatan akta jual
beli hak atas tanah, terlebih dahulu PPAT wajib
melakukan pemeriksaan ke Kantor Pertanahan
setempat untuk mengetahui kesesuaian
sertifikat hak atas tanah yang bersangkutan
dengan daftar-daftar yang ada di Kantor
Pertanahan dengan memperlihatkan sertifikat
asli kepada petugas Kantor Pertanahan.”

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 40


2. Akta harus mempergunakan
formulir yang telah ditentukan
(Pasal 96 Peraturan Menteri Negara
Agraria/ Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 3 Tahun 1997
tentang Ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 1997 Tentang Pendaftaran
Tanah).
HBA-PPAT KOTA SURABAYA 41
Pasal 96 Perka BPN 8/2012 tentang
Perubahan Atas PMNA/Ka BPN 3/1997
tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No.
24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran
Tanah :
“Penyiapan dan pembuatan akta
dilakukan oleh PPAT sendiri dan
harus dilakukan dalam bentuk
yang sesuai dengan ketentuan
yang telah ditentukan.”
HBA-PPAT KOTA SURABAYA 42
3. Dalam hal diperlukan izin untuk
peralihan hak tersebut, maka izin
tersebut harus sudah diperoleh sebelum
akta dibuat (Pasal 98 ayat
(2) Peraturan Menteri Negara Agraria/
Kepala Badan Pertanahan
Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang
Ketentuan Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1997 Tentang Pendaftaran Tanah).
HBA-PPAT KOTA SURABAYA 43
Pasal 98 ayat (2) PMNA/Ka BPN 3/1997
tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No.
24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran
Tanah menentukan :
“Dalam hal izin pemindahan hak
diperlukan maka izin tersebut harus
sudah diperoleh sebelum akta
pemindahan atau pembebanan hak
yang bersangkutan dibuat.”

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 44


4. Sebelum dibuat akta
mengenai pemindahan hak atas
tanah, calon
penerima hak harus membuat
pernyataan yang menyatakan:

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 45


Pasal 99 ayat (1) PMNA/Ka BPN 3/1997
tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No.
24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran
Tanah :
“Sebelum dibuat akta mengenai
pemindahan hak atas tanah,
calon penerima hak harus
membuat pernyataan yang
menyatakan:
HBA-PPAT KOTA SURABAYA 46
a. bahwa yang bersangkutan dengan
pemindahan hak tersebut tidak menjadi
pemegang hak atas tanah yang
melebihi ketentuan
maksimum penguasaan tanah menurut
ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 47


b. bahwa yang bersangkutan
dengan pemindahan hak
tersebut tidak menjadi
pemegang hak atas tanah
absentee (guntai) menurut
ketentuan peraturan
perundang-undangan yang
berlaku;
HBA-PPAT KOTA SURABAYA 48
c. bahwa yang bersangkutan
menyadari bahwa apabila
pernyataan sebagaimana
dimaksud pada a dan b
tersebut tidak benar maka
tanah kelebihan atau tanah
absentee tersebut menjadi
obyek landreform;
HBA-PPAT KOTA SURABAYA 49
d. bahwa yang bersangkutan
bersedia menanggung semua
akibat hukumnya, apabila
pernyataan sebagaimana
dimaksud pada a dan b tidak
benar.

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 50


PPAT wajib menjelaskan
kepada calon penerima hak
maksud dan isi pernyataan
sebagaimana dimaksud
di atas.

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 51


5. Pembuatan akta PPAT harus dihadiri oleh para pihak
yang melakukan perbuatan hukum yang bersangkutan
atau orang yang dikuasakan olehnya dengan surat
kuasa tertulis sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku (Pasal 101 ayat (1)
Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan
Pertanahan
Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan
Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang
Pendaftaran Tanah).

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 52


Pasal 101 ayat (1) PMNA/Ka BPN 3/1997
tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No.
24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran
Tanah :
“Pembuatan akta PPAT harus dihadiri
oleh para pihak yang melakukan
perbuatan hukum atau orang yang
dikuasakan olehnya dengan surat kuasa
tertulis sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.”

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 53


6. Pembuatan akta PPAT harus disaksikan oleh
sekurang-kurangnya dua orang saksi yang menurut
ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku
memenuhi syarat untuk bertindak sebagai saksi dalam
suatu perbuatan hukum, yang memberi kesaksian antara
lain mengenai kehadiran para pihak atau kuasanya,
keberadaan dokumen-dokumen yang ditunjukkan dalam
pembuatan akta, dan telah dilaksanakannya perbuatan
hukum tersebut oleh para pihak yang bersangkutan
(Pasal 101 ayat (2) Peraturan Menteri Negara Agraria/
Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997
tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah).

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 54


Pasal 101 ayat (2) PMNA/Ka BPN 3/1997 tentang
Ketentuan Pelaksanaan PP No. 24 Tahun 1997
Tentang Pendaftaran Tanah :
“Pembuatan akta PPAT harus disaksikan oleh sekurang-
kurangnya 2 (dua) orang saksi yang menurut ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku memenuhi
syarat untuk bertindak sebagai saksi dalam suatu
perbuatan hukum, yang memberi kesaksian antara lain
mengenai kehadiran para pihak atau kuasanya,
keberadaan dokumen-dokumen yang ditunjukkan dalam
pembuatan akta, dan telah dilaksanakannya perbuatan
hukum tersebut oleh para pihak yang bersangkutan.”

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 55


Pasal 23 ayat (1) PP No. 37 Tahun 1998
tentang PJPPAT :
“PPAT dilarang membuat akta, apabila
PPAT sendiri, suami atau istrinya,
keluarganya sedarah atau semenda, dalam
garis lurus tanpa pembatasan derajat dan
dalam garis ke samping sampai derajat
kedua, menjadi pihak dalam perbuatan
hukum yang bersangkutan, baik dengan
cara bertindak sendiri maupun melalui
kuasa, atau menjadi kuasa dari pihak lain.”
HBA-PPAT KOTA SURABAYA 56
7. PPAT wajib membacakan akta kepada para
pihak yang bersangkutan dan memberi
penjelasan mengenai isi dan maksud
pembuatan akta, dan prosedur pendaftaran
yang harus dilaksanakan selanjutnya sesuai
ketentuan yang berlaku (Pasal 101 ayat (3)
Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala
Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun
1997 tentang KetentuanPelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang
Pendaftaran Tanah).

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 57


Pasal 101 ayat (3) PMNA/Ka BPN 3/1997
tentang Ketentuan Pelaksanaan PP No.
24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran
Tanah :
“PPAT wajib membacakan akta kepada
para pihak yang bersangkutan dan
memberi penjelasan mengenai isi dan
maksud pembuatan akta dan prosedur
pendaftaran yang harus dilaksanakan
selanjutnya sesuai ketentuan yang
berlaku.”
HBA-PPAT KOTA SURABAYA 58
7. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sejak tanggal
ditandatanganinya akta yang bersangkutan, PPAT
wajib menyampaikan akta yang dibuatkannya berikut
dokumen-dokumen
yang bersangkutan kepada Kantor Pertanahan untuk
didaftar. PPAT wajib menyampaikan pemberitahuan
tertulis mengenai telah
disampaikannya akta sebagaimana dimaksud di atas
kepada para pihak yang bersangkutan (Pasal 40
Peraturan Pemerintah Nomor
24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah).

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 59


Pasal 40 ayat (1) PP No. 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah :
“Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari
kerja sejak tanggal ditandatanganinya
akta yang bersangkutan, PPAT wajib
menyampaikan akta yang
dibuatkannya berikut dokumen-
dokumen yang bersangkutan kepada
Kantor Pertanahan untuk didaftar.”

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 60


Pasal 40 ayat (2) PP No. 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah :
“Terhadap perbuatan hukum
pengalihan hak tersebut, maka PPAT
wajib menyampaikan pemberitahuan
tertulis mengenai telah
disampaikannya akta sebagai mana
dimaksud di atas kepada para pihak
yang bersangkutan.”

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 61


Pasal 91 ayat (1) UU No. 28 Tahun 2009
Tentang Pajak Daerah Dan Retribusi
Daerah :
“Sebelum dilakukannya penandatanganan akta
jual beli, PPAT harus terlebih dahulu meminta
bukti pembayaran pajak, ketentuan ini
menyatakan: “Pejabat Pembuat Akta
Tanah/Notaris hanya dapat menandatangani
akta pemindahan Hak atas Tanah dan/atau
Bangunan setelah Wajib Pajak menyerahkan
bukti pembayaran pajak”.

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 62


Menurut Pasal 39 Peraturan
Pemerintah Nomor 24
Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah, PPAT
harus menolak untuk
membuat akta apabila:

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 63


1.mengenai bidang tanah yang
sudah terdaftar atau hak milik
atas satuan rumah susun,
kepadanya tidak disampaikan
sertipikat asli hak yang
bersangkutan atau sertipikat
yang diserahkan tidak sesuai
dengan daftar-daftar yang ada di
Kantor Pertanahan.
HBA-PPAT KOTA SURABAYA 64
2.mengenai bidang
tanah yang belum
terdaftar, kepadanya
tidak disampaikan :

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 65


a. surat bukti sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 24 ayat (1)
atau surat keterangan Kepala
Desa/Kelurahan yang menyatakan
bahwa yang bersangkutan
menguasai bidang tanah tersebut
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
24 ayat (2); dan

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 66


b. surat keterangan yang
menyatakan bahwa bidang tanah
yang bersangkutan belum
bersertipikat dari Kantor
Pertanahan, atau untuk tanah yang
terletak di daerah yang jauh dari
kedudukan Kantor Pertanahan, dari
pemegang hak yang bersangkutan
dengan dikuatkan oleh Kepala
Desa/Kelurahan
HBA-PPAT KOTA SURABAYA 67
c. salah satu atau para pihak yang
akan melakukan perbuatan hukum
yang bersangkutan atau salah satu
saksi, sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 38 Pemerintah Nomor
24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah, tidak berhak atau tidak
memenuhi
syarat untuk bertindak demikian;
atau
HBA-PPAT KOTA SURABAYA 68
d. salah satu pihak atau para
pihak bertindak atas dasar
suatu surat kuasa mutlak
yang pada hakikatnya
berisikan perbuatan hukum
pemindahan hak; atau
HBA-PPAT KOTA SURABAYA 69
e. untuk perbuatan hukum yang
akan dilakukan belum diperoleh
izin Pejabat atau instansi yang
berwenang, apabila izin tersebut
diperlukan menurut
peraturanperundang-undangan
yang berlaku; atau

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 70


f. obyek perbuatan hukum yang
bersangkutan sedang dalam
sengketa mengenai data fisik
dan atau data yuridisnya; atau

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 71


g. tidak dipenuhi syarat lain
atau dilanggar larangan yang
ditentukan
dalam peraturan perundang-
undangan yang bersangkutan.

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 72


Penjelasan Pasal 39 ayat (1) Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah menyebutkan contoh syarat yang
dimaksudkan dalam huruf g adalah misalnya larangan yang
diadakan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1994 tentang
Pembayaran Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Pengalihan
Hak Atas Tanah Dan Bangunan jo Peraturan Pemerintah Nomor 27
TAhun 1996 tentang perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
48 Tahun 1994 tentang Pembayaran Pajak Penghasilan Atas
Penghasilan Dari Pengalihan Hak Atas Tanah Dan Bangunan untuk
membuat akta, jika kepadanya tidak diserahkan fotocopy surat
setoran pajak penghasilan yang bersangkutan. Atas penolakan itu
PPAT harus menyampaikan secara tertulis kepada para pihak
dengan disertai
alasan-alasannya.

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 73


Selain hal-hal tersebut di
atas, dalam pembuatan akta,
PPAT
juga harus memperhatikan
hal-hal sebagai berikut:

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 74


1.Identitas dari para pihak. PPAT
harus memeriksa kebenaran
formil
dari identitas para pihak serta
dasar hukum tindakan para
pihak.

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 75


2.Jangka waktu berakhirnya
hak atas tanah yang
diperjualbelikan/dijaminkan
(karena jika jangka waktunya
berakhir, tanahnya kembali
dikuasai oleh negara)

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 76


3.Harga jual beli harus sudah
dibayar lunas sebelum akta
ditandatangani (konsekuensi
dari UUPA yang berdasarkan
kepada Hukum Adat).

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 77


4.Tidak terdapat
tunggakan Pajak
Bumi dan
Bangunan (PBB).
HBA-PPAT KOTA SURABAYA 78
5.Tanah yang
diperjualbelikan harus
berada dalam wilayah kerja
PPAT yang bersangkutan
(Terkait dengan kewenangan
PPAT dalam hal pembuatan
akta).
HBA-PPAT KOTA SURABAYA 79
RAGAM
PERSOALAN
PRAKTEK PPAT

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 80


1. Dalam Jual Beli/Hibah/APHB akta telah ditandatangani tetapi harga
pembelian
belum dibayar lunas oleh pembeli serta Pajak Penghasilan
Atas Penghasilan Dari Pengalihan Hak Atas Tanah Dan/Atau
Bangunan (Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2008
Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor
48 Tahun 1994 Tentang Pembayaran Pajak Penghasilan Atas
Penghasilan Dari Pengalihan Hak Atas Tanah Dan/Atau
Bangunan) dan pajak atau Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB) berdasarkan Undang-undang Nomor 20
Tahun 2000 tentang BPHTB juga belum dibayar.

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 81


2. Penandatanganan akta
PPAT oleh para pihak
dilakukan tidak dihadapan
PPAT yang menandatangani
akta jual beli (titipan akta).

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 82


3. Penandatanganan akta
PPAT tidak
dilakukan dalam waktu yang
bersamaan
di hadapan PPAT.

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 83


4. Akta PPAT telah
ditandatangani tapi
sertipikat belum
diperiksa kesesuaiannya
dengan buku tanah di
kantor pertanahan.
HBA-PPAT KOTA SURABAYA 84
5. Pembuatan akta PPAT
beli dilakukan di luar
daerah kerja PPAT
dan tanpa dihadiri oleh
saksi-saksi.

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 85


6. Akta ditandatangani di
luar kantor PPAT dan tanpa
dihadiri
oleh saksi-saksi.

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 86


7. Nilai harga transaksi yang
dimuat dalam (akta jual beli )
berbeda
dengan nilai transaksi yang
sebenarnya.

HBA-PPAT KOTA SURABAYA 87

Anda mungkin juga menyukai