Bahan 2. Detail Engineering Desain (DED) Drainase-Ketentuan Teknis (Saluran Terbuka, Gorong Gorong, Polder Dan Drainase Ramah Lingkungan)
Bahan 2. Detail Engineering Desain (DED) Drainase-Ketentuan Teknis (Saluran Terbuka, Gorong Gorong, Polder Dan Drainase Ramah Lingkungan)
• Saluran yang menghubungkan aliran air dari saluran talang/tali air menuju saluran samping atau tengah.
• Lokasi inlet jalan ditempatkan mulai pada titik terendah dari kemiringan memanjang jalan (alinyemen vertical cekung) juga pada antara
titik terendah dan tertinggi pada kemiringan memanjang jalan .
• Lokasi dimana terjadi perubahan pada kemiringan melintang jalan.
• Bagian hilir terjadi perubahan kemiringan longitudinal jalan, terutama di lokasi dengan penurunan kemiringan jalan untuk mencegah
sedimentasi dan meningkatkan keamanan.
• Persimpangan jalan untuk tujuan drainase, talang melintang dapat digunakan tegak lurus dengan jalan yang menyilang untuk
mengalirkan arus melintasi persimpangan bila diperlukan. Talang melintang harus cukup untuk mengalirkan limpasan melintasi
persimpangan dengan sebaran yang setara dengan yang diperbolehkan di jalan.
• Kemiringan longitudinal dari jalan utama harus dipertahankan, tidak ada bentuk palang/jendulan melintang yang harus dibangun di
jalan utama untuk tujuan drainase.
Jika inlet jalan berbentuk manhole dan air pada saluran langsung jatuh ke bawah (drop inlet) maka kapasitas dan
dimensi saluran sesuai dengan Tabel 7-3
Desain bentuk ataupun dimensi saluran inlet jalan tergantung kondisi lapangan (datar, turunan atau tanjakan).
Berikut ditampilkan beberapa contoh untuk saluran inlet jalan pada jalan menurun/tanjakan .
Penyumbatan
• Penyumbatan gorong-gorong mungkin terjadi karena puing-puing
beserta pengendapan di gorong-gorong.
• Dampak potensi penyumbatan hendaknya dipertimbangkan
dalam kapasitas rencana gorong-gorong.
• Faktor-faktor penyumbatan sebagaimana teridentifikasi dalam
Tabel hendaknya dalam menentukan kapasitas pembuangan
(discharge capacity).
Tipe penampang gorong-gorong
Tembok kepala (head wall) dan tembok
sayap (wing wall)
• IIustrasikan alur pergerakan air di permukaan perkerasan dan di bawah permukaan dikendalikan
oleh kemiringan longitudinal dan melintang jalan.
Titik masuk air ke dalam bagian struktur perkerasan
jalan (Cedergren, 1973a).
Jalur aliran air permukaan dan air bawah permukaan pada bagian struktur
perkerasan beton semen Portland (Cedergren, 1973).
Ketentuan teknis
Elemen geometrik jalan
• Besaran elemen geometrik jalan, seperti; lebar jalur/lajur, lebar bahu/trotoar, lebar median, kemiringan
melintang jalan, kemiringan memanjang.
– jalan baru mengikuti ketentuan desain geometrik jalan,
– peningkatan mengikuti besaran yang ada di lapangan.
• Tipikel jalan luar kota, dimana badan jalan bagian luar umumnya dilengkapi bahu jalan sedangkan jalan
perkotaan dilengkapi trotoar
𝐳𝐢 𝟏/𝟐 𝟖/𝟑
𝐐 = 𝟎, 𝟑𝟕𝟓 𝐢 𝐝
𝐧 𝐣
𝟏 𝟏
Fitur bagian sisi perkerasan jalan 𝒁𝒊 = =
𝒊𝒎 𝒊𝒃
• Dalam polder tidak ada aliran permukaan bebas seperti pada daerah
tangkapan air alamiah, tetapi dilengkapi dengan bangunan pengendali pada
pembuangannya (dengan penguras atau pompa) untuk mengendalikan aliran
ke luar.
• Muka air di dalam polder (air permukaan maupun air bawah permukaan)
tidak bergantung pada permukaan air di daerah sekitarnya dan dinilai
berdasarkan elevasi lahan, sifat-sifat tanah, iklim, dan tanaman.
KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM POLDER
1. Tanggul keliling dan atau pertahanan laut (sea defense) atau
konstruksi isolasi lainnya
2. Sistem drainase lapangan (field drainage system)
3. Sistem pembawa (conveyance system)
4. Kolam penampung dan stasiun pompa (outfall system)
5. Badan air penerima (reciving waters)
Polder Banger, sedang
dibangun di Semarang.
5) Tentukan sistem dan arah aliran inlet, outlet dan stasiun pompa
6) Muka air di kolam retensi / kolam polder direncanakan dari dasar muka
tanah terendah di daerah perencanaan dan ditarik dengan lamanya tertentu
sesuai dengan kemiringan lahan.
7) Alternatif tipe kolam retensi, antara lain :
Gambar 2 Kolam retensi tipe di samping badan sungai
Gambar 3 kolam retensi tipe di dalam badan sungai
Gambar 4 Kolam retensi tipe storage memanjang
Gambar 5 Sistem polder dengan pompa dan kolam di
samping badan saluran/sungai
Gambar 6 Sistem polder dengan pompa dan kolam di dalam badan
saluran/sungai
Gambar 7 Sistem polder dengan pompa dan kolam tipe storage
memanjang
Pompa di samping saluran
Ketentuan-ketentuan (hal yang musti diperhatikan )
Membuang air hujan secepat-cepatnya Mengelola Air Hujan & Meniru Proses Alam
Luas permukaan
4,7 – 18,6 m2 0,7-1,9 m2 -- -- 0,7 – 1,9 m2
minimum
Kebutuhan Lahan
Lebar minimum 1,5 – 3,0 m 0,6 – 1,2m 4,6 – 6,0 m Bagian dasar: 0,6 – 1,8m 0,6 – 1,2 m
Tidak ditentukan
Panjang minimum 3-6 m 1,2 – 2,4 m - - 1,2 – 2,4 m
-
Kedalaman
0,6 – 1,2 m 1,2 – 2,4 m - -
minimum
Jenis tanah Tanah/ permeabel Tanah/ permeabel Lebih baik bila Lebih baik bila diletakkan pada
Tidak ditentukan Tanah kedap/permeabel
Tanah
Kedalaman maksimal
0,6 – 1,2 m dari 1,8 – 3m bergantung pada 1,8 – 3m bergantung pada
- - -
permukaan jenis tanah jenis tanah