Anda di halaman 1dari 25

PEMERINTAH KABUPATEN ENDE

PROPOSAL

PENINGKATAN INFRASTRUKTUR JALAN


KABUPATEN ENDE

ENDE, 2022

PROPOSAL INFRASTRUKTUR JALAN 1


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Umum
Ditetapkannya wabah Virus Covid-19 sebagai pandemik global yang memberikan dampak
yang luar biasa bagi masyarakat dan Pemerintah Daerah Kabupaten Ende dalam upaya
untuk menyediakan pembangunan Infrastruktur sarana dasar bagi masyarakat sehingga
dapat diharapkan dengan sentuhan infrastruktur dapat menghasilkan daerah daerah kaya,
maju dan berkembang. Tetapi di lain pihak juga masih meninggalkan kantong-kantong
kemiskinan, seperti pada kawasan-kawasan terpencil dan terisolir yang mengakibatkan
kesenjangan antar wilayah. Menghadapi kenyataan ini, dalam rangka pemerataan
pembangunan, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional 2005 - 2025 mengamanatkan perlunya “peningkatan
pembangunan di seluruh daerah, terutama di Kawasan Timur Indonesia, daerah perbatasan
dan wilayah tertinggal lainnya dengan berdasarkan prinsip desentralisasi dan otonomi
daerah”. Demikian pula perlunya “peningkatan pembangunan dan pemeliharaan sarana
dan prasarana publik, termasuk transportasi, telekomunikasi, energi dan listrik, dan air
bersih guna mendorong pemerataan pembangunan, melayani kebutuhan masyarakat
dengan harga terjangkau serta membuka keterisolasian wilayah pedalaman dan terpencil”.
Program prioritas yang harus dilakukan dalam pengembangan kawasan tertinggal adalah
pengembangan keterkaitan kawasan tertinggal dengan pusat-pusat pertumbuhan melalui
penyediaan prasarana dan sarana serta pengembangan jalur pemasaran produk. Sementara
strategi pengembangan kawasan tertinggal adalah upaya mengkaitkan pengembangan
kawasan tertinggal dengan kawasan andalan/cepat berkembang/ kawasan perkotaan/desa
pusat pertumbuhan melalui pembangunan/peningkatan prasarana dan sarana transportasi,
seperti jalan, jembatan, pelabuhan, dermaga dan tambatan perahu serta normalisasi sungai.
Akibat keterisolasian dan keterpencilan, maka potensi ekonomi di daerah tersebut belum
berkembang dan masih jauh terbelakang dibandingkan dengan daerah lainnya. Untuk
daerah-daerah demikian, pengangkutan akan berperan sebagai penggerak pembangunan
terhadap potensi-potensi yang ada atau berfungsi sebagai pendorong/perangsang (The

PROPOSAL INFRASTRUKTUR JALAN 2


promoting/leading sector) dimana pengangkutan bergerak ke arah tertentu walaupun
belum ada/cukup permintaan akan jasa angkutan (trade follow the ship).
Sesuai dengan Undang-undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan, jalan adalah merupakan
bagian dari sistem transportasi nasional yang mempunyai peranan penting terutama dalam
mendukung bidang ekonomi, sosial, budaya serta lingkungan dan di kembangkan melalui
pendekatan pengembangan wilayah agar tercapai keseimbangan dan pemerataan
pembangunan tiap daerah, membentuk dan merperkukuh kesatuan nasional untuk
memantapkan pertahanan dan keamanan nasional, serta membentuk struktur ruang dalam
rangka mewujudkan sasaran pembangunan nasional.
Jalan sebagai bagian dari sistem transportasi merupakan media yang sangat dibutuhkan
oleh masyarakat dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Hampir semua aktivitas
manusia selalu berhubungan dengan jalan, baik berupa perpindahan barang dari suatu
tempat ke tempat lain maupun pergerakan orang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Peran jalan sebagai bagian dari sistem transportasi selain akan menunjang pengembangan
suatu wilayah juga dapat meningkatkan daya saing suatu wilayah, yang sekaligus akan
meningkatkan keunggulan kompetitif wilayah tersebut, karena barang dan orang dapat
diangkut dengan lebih aman, cepat, murah dan tepat. Dengan demikian penyediaan jalan
ini sangat penting dan perlu mendapat perhatian dari Pemerintah.
Pemerintah Kabupaten Ende dalam melaksanakan pembangunan di daerah selalu
mengupayakan agar sasaran pembangunan menyentuh sektor-sektor kebutuhan masyarakat
terutama pembangunan infrastruktur, salah satunya adalah jalan. Selain itu, Kabupaten
Ende merupakan salah satu area di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang sering
dilanda longsor karena topografi wilayahnya sebagian besar terdiri atas perbukitan dan
pegunungan. Kegiatan peningkatan jalan pada jalur alternatif tersebut sebagai sistem
evakuasi bencana tanah longsor sangat diperlukan untuk mengurangi dampak bencana
terhadap distribusi ekonomi dan transportasi masyarakat.
1.2. Tujuan
Tujuan dari Pembangunan Infastruktur di Kabupaten Ende yang kami usulkan ini
adalah untuk membantu/mendukung Pemerintah dalam upaya membangun, menata
dan meningkatkan sarana dan prasarana jalan secara kuantitatif dan kualitatif sesuai
potensi dan kebutuhan daerah yang ramah lingkungan dalam rangka percepatan

PROPOSAL INFRASTRUKTUR JALAN 3


penanggulangan dampak Virus Covid-19 dan dampak bencana alam (berupa banjir,
tanah longsor dan lain-lain) terhadap pemulihan ekonomi di Kabupaten Ende.
1.3 Sasaran
Sasaran dari Pembangunan Jalan di Kabupaten Ende adalah untuk pengembangan
sistem transportasi yang optimal dalam mendukung pengembangan wilayah
kabupaten Ende, baik dalam sistem transportasi intenal (antar pusat-pusat kegiatan di
dalam wilayah Kabupaten Ende dengan moda angkutan), menghubungkan desa-desa
di kecamatan-kecamatan yang ada di Kabupaten Ende, membuka keterisolasian
daerah serta menjadi jalur alternatif dari jalan Nasional apabila terjadi bencana alam
(longsor pada STA. 16+000 s/d 47+000 jalur Ende - Maumere), lokus usulan
merupakan satu-satunya jalan alternatif yang dapat diakses oleh masyarakat.
Sejalan dengan kebutuhan masyarakat akan adanya jalan dalam kondisi mantap yang
lebih besar lagi sesuai dengan Renstra Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang,
terutama menghubungkan pusat-pusat produksi dengan daerah pemasaran dan untuk
mewujudkan keserasian pembangunan antar wilayah utara, tengah dan selatan Ende
yang sama, merata, dan seimbang serta untuk membuka akses daerah-daerah yang
terisolir dan melihat kemampuan keuangan daerah kabupaten Ende yang sangat
terbatas, maka dipandang perlu untuk mengajukan permohonan dana dari Pemerintah
Pusat.

PROPOSAL INFRASTRUKTUR JALAN 4


BAB II
DESKRIPSI WILAYAH

2.1 Kondisi Geografis


Kabupaten Ende adalah salah satu kabupaten di Pulau Flores, Provinsi Nusa Tenggara
Timur, Indonesia. meliputi 21 Kecamatan
dengan luas 2.046,59 km2 (204.660 ha) dan
jumlah penduduk berdasarkan Data
Konsolidasi Bersih (DKB) Semester I per
Desa-Keluarahan Tahun 2021 pada website
Dinas Kependudukan & Pencatatan Sipil
Kabupaten Ende adalah sebesar 276.740
jiwa, yang terdiri dari laki-laki 135.777
(49%) dan Perempuan 140.963 (51%). Ibu
Gambar 2.1 Peta Wilayah Kab. Ende
kota Kabupaten Ende adalah Kota Ende.
Selain itu Kabupaten Ende merupakan kabupaten yang terletak di bagian tengah Pulau
Flores. Kabupaten ini memiliki letak yang cukup strategis yaitu di bagian barat diapit oleh
empat Kabupaten yaitu; Nagekeo, Ngada, Manggarai, dan Manggarai Barat, sedangkan di
bagian timur berbatasan dengan Kabupaten Sikka dan Kabupaten Flores Timur.
Wilayah Kabupaten Ende terletak di bagian tengah Pulau Flores dengan batas:
 Sebelah utara: Laut Flores pada 1220 50’ 41” BT dan 80 54’ 17” LS di Nangamboa
atau 1220 BT dan 80 54’ 27” LS di Ngalu Ijukate (Natural Border);
 Sebelah selatan: Laut Sawu pada 1210 24’ 27” BT dan 80 54’ 17” LS di Nangamboa
atau 1220 BT dan 80 54’ 27” LS di Ngalu Ijukate (Natural Border);
 Sebelah timur: Kabupaten Sikka dari pantai utara 1210 02’ BT dan 80 26’ 04” LS di
Nangambawe ke arah tengah pada 1210 55’ 44” BT dan 80 43’ 44” LS di
Nangamanuria ke arah pantai selatan pada 1220 BT dan 80 54’ 27” LS di Ngalu Ijukate
(Artificial Border);
 Sebelah barat: Kabupaten Ngada dari pantai utara 1210 50’ 41” dan 80 26’ 04” LS di
Nanganiohiba ke arah utara pada 1210 26’ 04” BT dan 80 4’ 17” LS di

PROPOSAL INFRASTRUKTUR JALAN 5


Sanggawangarowa ke arah pantai selatan pada 1220 24’ 27” BT dan 80 54’ 27” LS di
Nangamboa (Artificial Border).
2.2 Administrasi Pemerintahan
Secara administrasi Kabupaten Ende terdiri atas 21 Kecamatan, 23 Kelurahan dan 255
Desa (22 Desa merupakan pemekaran baru akhir tahun 2011 dan 59 Desa merupakan
pemekaran baru akhir tahun 2012).
2. Peta Adminsitrasi Kabupaten Ende

Gambar 2.2 Peta Wilayah Kab. Ende

2.3 Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Ende pada tahun 2021 sebanyak 276.740 jiwa. Jumlah
penduduk tersebut tersebar di 21 kecamatan.
2.4 Pertumbuhan Ekonomi
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Ende pada tahun 2018 – 2020 masing-masing
sebesar 4,92%, 5,08% dan -1,33%. Jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan provinsi
NTT, dalam periode tersebut laju pertumbuhan Kabupaten Ende selalu berada di bawah
laju pertumbuhan ekonomi provinsi NTT. Hal ini disebabkan karena Kabupaten Ende
memililiki PDRB atas harga konstan terbesar ke-4 di Provinsi NTT pada tahun 2020.

PROPOSAL INFRASTRUKTUR JALAN 6


Dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas harga konstan yang besar, sebagai
nilai dasar untuk perhitungan ekonomi setiap tahun, maka pertumbuhan ekonominya tidak
bisa setinggi kabupaten-kabupaten lain yang memiliki nilai PDRB atas harga konstan yang
masih kecil (sumber: Indikator Ekonomi Kabupaten Ende 2020, https//endekab.bps.go.id)
2.5 Potensi Sektor
2.5.1 Pertanian
Pembangunan sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan di Kabupaten Ende masih
diarahkan untuk mewujudkan pertanian yang tangguh, maju dan efisien yang dicirikan
oleh kemampuan mensejahterakan para petani dan keluarganya serta mendorong
pertumbuhan sektor terkait dan ekonomi secara keseluruhan.
Produksi
Produksi Setara
No Komoditi
(Ton) Beras
(Ton EB)
1 Perkebunan 45,217.21 85,532.46
2 Hortikultur 15,595.08 12,290.77
a
3 Ternak 707,00 4,352.06
4 Perikanan 1,745.03 1,650.70
Jumlah 63,264.32 103,825.99

Tabel 2.1 Analisis Ketersediaan Komoditi Penunjang Kab. Ende Tahun 2019
Sumber: Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Ende, 2019
2.5.2 Kehutanan
Kawasan hutan di Kabupaten Ende dilihat dari luas kawasan hutannya, didominasi oleh
hutan produksi tetap seluas 36.557,02 ha. Luas kawasan hutan menurut fungsi/statusnya
sebagai berikut:
 Cagar alam seluas 1.958,24 ha,
 Taman Nasional seluas 5.356,5 ha,
 Hutan lindung seluas 24.193,72 ha,
 Hutan produksi tetap seluas 36.557,02 ha,
 Hutan produksi terbatas seluas 6.150,63 ha dan

PROPOSAL INFRASTRUKTUR JALAN 7


 Hutan produksi konservasi seluas 3.875 ha.
2.5.3 Perkebunan
Kabupaten Ende sama seperti daerah lain yang memiliki beberapa jenis komoditas
andalan yang mempunyai keunggulan komperatif dan kompetitif. Dari potensi wilayah
untuk lahan kering seluas 44.884 ha, yang sudah dikembangkan seluas 29.204 ha
sedangkan yang belum dikembangkan seluas 15.680 ha. Pengembangan tanaman
perkebunan masih sangat dibutuhkan sesuai dengan potensi lahan yang tersebut di atas,
namun yang perlu diprioritaskan pelaksanaannya adalah pada pembukaan lahan baru
yang masih kosong seluas 500 ha.
2.5.4 Potensi Pariwisata
Obyek wisata tersebut umumnya belum dikembangkan dan bersifat lokal. Obyek yang
sudah dikembangkan yaitu: Danau Kelimutu yang dikelola oleh Balai Taman Nasional
Kelimutu. Obyek wisata ini merupakan kebanggaan daerah ini karena merupakan salah
satu keajaiban dunia.

Gambar 2.3 Danau Kelimutu

Potensi Wisata Bahari:


1. Pantai Maukaro Kecamatan Maukaro
2. Pantai Nangaba Kecamatan Ende
3. Pantai Bita Kecamatan Ende Timur
4. Pantai Mbu’u Kecamatan Ndona
5. Pantai Nggela Kecamatan Wolojita
6. Pantai Maubasa Kecamatan Ndori
PROPOSAL INFRASTRUKTUR JALAN 8
7. Pantai Wewaria Kecamatan Wewaria
8. Pantai Bolenggo Kecamatan Wewaria
9. Pantai Ropa Kecamatan Maurole
10. Pantai Warulo’o Kecamatan Maurole
Potensi Wisata Alam:
1. Danau Kelimutu Kecamatan Kelimutu
2. Danau Tiwusora Kecamatan Kotabaru
3. Air Panas Liasembe Kecamatan Kelimutu
4. Air Panas Detusoko Kecamatan Detusoko
5. Air Panas Kombandaru Kecamatan Ende
6. Panas Bumi Mutubusa Kecamatan Ndona Timur
7. Panas Bumi Lesugolo Kecamatan Detukeli
8. Air Terjun Murundao Kecamatan Wolowaru

Gambar 2.4 Wisata Budaya

Potensi Wisata Budaya:

- Perkampungan Adat

- Moni Kecamatan Kelimutu

- Nggela Kecamatan Wolojita

- Wolondopo, Wologai, Saga Kecamatan Detusoko

PROPOSAL INFRASTRUKTUR JALAN 9


- Wolotopo, Wolokota, Rada Ara Kecamatan Ndona

- Tana Jea, Orakeri Kecamatan Nangapanda

- Situs Bung Karno Kecamatan Ende Utara.

2.5.5 Perhubungan
a. Perhubungan Laut :
1. Pelabuhan/Dermaga Laut, terdiri atas 2 buah pelabuhan yakni:
 Pelabuhan Ippi Ende: dapat dilabuh oleh kapal penumpang dan kapal barang
 Pelabuhan (Bung Karno) Ende: dapat dilabuh oleh kapal penumpang dan kapal
barang

Gambar 2.5 Pelabuhan (Bung Karno) Ende


2. Pelabuhan Rakyat (4 buah Pelabuhan)
b. Perhubungan Udara:
Terdapat Bandar Udara H. Hasan Aroeboesman Ende dengan beberapa fasilitas
penunjangnya.

Gambar 2.6 Bandara H. Hasan Aroeboesman Ende


 Panjang landasan pacu/runway untuk sementara ±1.800 m, dengan 2 buah
taxiway, yang dapat didarati pesawat jenis Fokker 27 dan Fokker 28.

PROPOSAL INFRASTRUKTUR JALAN 10


 Beberapa Maskapai Penerbangan yang sedang dan aktif beroperasi di Kab.Ende
antara lain: Trans Nusa , Wings Air, dan citilink.

2.5.6 Kondisi jaringan Jalan di Kabupaten Ende


Berdasarkan issue dan permasalahan pembangunan di Kabupaten Ende yang terjadi,
pembangunan dan pengembangan Infrastruktur Jalan merupakan alternatif solusi untuk
percepatan pembangunan di kabupaten Ende
Prasarana Jalan di Kabupaten Ende diklasifikasikan ke dalam Jalan Nasional, Jalan
Propinsi, Jalan Kabupaten dan Jalan Desa. Jalan Nasional dan Jalan Propinsi
merupakan koridor utama umumnya beraspal yang menghubungkan antara Ibukota
Kabupaten di Pulau Flores
Kondisi Jalan Kabupaten dan Jalan Desa di Kabupaten Ende sebagai berikut:

Total Panjang Kondisi (km)


No Uraian
Ruas (Km) Baik Sedang Rusak

1 Jalan Nasional 130,30 130,30 - -

2. Jalan Propinsi 138,48 132,48 4,00 2,00

3. Jalan Kabupaten 815,00 264,23 37,63 513,14

4. Jalan Desa 338,70 23,20 96,00 219,50

Total 1.422,48 550,21 160.83 757,84

Tabel. 2.2 Kondisi Jaringan Jalan di Kab. Ende

PROPOSAL INFRASTRUKTUR JALAN 11


BAB III
KEBIJAKAN DAN PENGEMBANGAN

3.1 Kebijakan
Secara Umum Infrastruktur Jalan adalah salah satu infrastruktur penunjang transportasi
darat yang merupakan pintu gerbang masuk keluar barang inlet dan outlet. Fungsi dan
peran jalan sangat penting dalam mendukung sistem transportasi untuk pengembangan
suatu wilayah. Wilayah akan berkembang jika ada kegiatan perdagangan interinsuler dari
wilayah tersebut ke wilayah lain sehingga terjadi peningkatan investasi pembangunan dan
peningkatan kegiatan ekonomi serta perdagangan. Pendapatan yang diperoleh dari hasil
ekspor akan mengakibatkan berkembangnya kegiatan penduduk setempat, guna untuk
menjalani kehidupan yang lebih baik.
Untuk itu dibuat arah kebijakan pembangunan Kabupaten Ende di bidang pengembangan
infrastruktur/prasarana jaringan jalan, yaitu:
1. Pengembangan jaringan jalan yang mendukung keterhubungan antar bagian wilayah
Kabupaten Ende (barat, timur, utara dan selatan)
2. Pengembangan akses bagi semua sektor wilayah pelayanan menuju pusat-pusat layanan
(pendidikan, kesehatan, industri, pariwisata, pertanian dan jaringan jalan strategis)
3. Meningkatkan infrastruktur jalan di wilayah perbatasan kabupaten
4. Mempertahankan kondisi jalan agar dalam kondisi baik
5. Meningkatkan infrastruktur jalan yang digunakan sebagai jalur alternatif apabila terjadi
bencana alam.
3.2 Rencana Kegiatan
Berdasarkan kebijakan umum di atas, maka kegiatan yang diusulkan ke Pemerintah Pusat
sesuai dengan arah kebijakan pembangunan jaringan jalan adalah sebagai berikut:

PROPOSAL INFRASTRUKTUR JALAN 12


1. Usulan Jalan Kabupaten
Panjan
No Usulan Kegiatan Jalan Lokasi Perkiraan BIaya
g (km)
1. Peningkatan/Rekonstruksi Jalan Kec. Ndona 5 15.000.000.000
Ndona Aekipa
2. Peningkatan/Rekonstruksi Jalan Kec. Ndona 4 12.000.000.000
Aekipa – Kurulimbu Timur
3. Peningkatan/Rekonstruksi Jalan Kec. 3 9.000.000.000
Nangamboa – Watumite Nangapanda
4. Peningkatan/Rekonstruksi Jalan Kec. Detusoko 3 9.000.000.000
Saga Sokoria
Jumlah 45.000.000.000

2. Usulan Jembatan
Panjan
No Usulan Kegiatan Jembatan Lokasi Perkiraan BIaya
g (m)
1. Pembangunan Jembatan Umasawa Kec Nangapanda 10 2.000.000.000
2. Pembangunan Jembatan Kec. Detusoko 15 3.000.000.000
Lowonana
3. Pembangunan Jembatan Aemera Kec. Wolowaru 15 3.000.000.000
Jumlah 8.000.000.000

Dari tabel alokasi anggaran dapat dilihat anggaran yang dibutuhkan adalah sebesar
Rp.53.000.000.000,- (lima puluh tiga milyar rupiah). Harapan kami, Pemerintah
Kabupaten Ende dengan kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
Pemerintah Pusat dapat memberikan bantuan guna Pembangunan Infrastruktur Jalan
sebesar Rp.53.000.000.000,- (lima puluh tiga milyar rupiah).

PROPOSAL INFRASTRUKTUR JALAN 13


BAB IV
PENUTUP

Demikian Proposal Pembangunan/Peningkatan infrastruktur Jalan untuk Akselerasi


Pembangunan Kabupaten Ende, kami ajukan kepada Pemerintah Pusat untuk
dipertimbangkan guna mendapat bantuan dana.
Atas perhatian dan perkenaannya diucapkan terima kasih.

Ende, 10 November 2022


Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Ende,

MUSTAQIM MAD MBERU, ST., MT.


PEMBINA TK I
NIP. 19760121 200112 1 003

PROPOSAL INFRASTRUKTUR JALAN 14


LAMPIRAN
Lampiran 1 Peta Lokasi

Lokasi Usulan

PROPOSAL INFRASTRUKTUR JALAN 15


Lampiran 2 Dokumentasi Jalur Ndona - Aekipa – Kurulimbu

PROPOSAL INFRASTRUKTUR JALAN 16


Lampiran 2 Dokumentasi Jalur Saga – Sokoria – Roga

PROPOSAL INFRASTRUKTUR JALAN 17


Lampiran 3 Nangamboa - Watumite

PROPOSAL INFRASTRUKTUR JALAN 18


Lampiran 4 Jalan Saga – Sokoria

PROPOSAL INFRASTRUKTUR JALAN 19


Lampiran 5 Jembatan Umasawa

PROPOSAL INFRASTRUKTUR JALAN 20


Lampiran 6 Jembatan Aemera

PROPOSAL INFRASTRUKTUR JALAN 21


Lampiran 7 Jembatan Lowonana

PROPOSAL INFRASTRUKTUR JALAN 22


PROPOSAL INFRASTRUKTUR JALAN 23
PROPOSAL INFRASTRUKTUR JALAN 24
PROPOSAL INFRASTRUKTUR JALAN 25

Anda mungkin juga menyukai