Anda di halaman 1dari 6

1.

Central Places Theory


Suatu titik simpul/lokasi yg dapat melayani kebutuhan masyarakat sampai
pada wilayah tertentu yang berbentuk hexagonal/segienam. Contoh : Kota - kota
besar, Ibukota provinsi/kab/kec, Pusat perbelanjaan, pasar tradisional, Rumah
sakit,dll. Kalau sudah membentuk jaringan akan terhubung/berkaitan satu sama lain.
 Syarat berlakunya teori tempat sentral :
- Topografi dan kesuburan tanah seragam
- Tingkat kehidupan ekonomi penduduknya relatif sama
 Setiap pusat pelayanan CPT bisa bertahan bila :
- Range (jangkauan), adalah jarak tertentu yang perlu ditempuh orang untuk
mendapatkan barang kebutuhan
- Threshold population adalah jumlah minimal penduduk yang menunjang
keseimbangan dan kelancaran suplai barang
 Daerah yang dipengaruhi CPT dibagi 3 tingkat :
1) Wilayah sentral hierarki 3 : Pusat pelayanan untuk pasar secara optimum
Pusat pelayanan berupa pasar yang selalu menyediakan kebutuhan bagi
daerah sekitarnya, sering disebut kasus pasar optimal. Selain mempengaruhi
wilayahnya sendiri, wilayah ini juga mempengaruhi sepertiga bagian dari
masing-masing wilayah tetangganya
2) Wilayah sentral hierarki 4 : Pusat transportasi/lalu lintas yang maksimum
3) Wilayah sentral hierarki 7 : Pusat pemerintahan yang optimum.

2. Growth Pole Theory


Secara geografis, yaitu Lokasi yang memiliki fasilitas dan kemudahan
sehingga menimbulkan daya tarik masyarakat sekitar untuk bekerja dan berusaha
disitu. Secara fungsional, yaitu lokasi konsentrasi kelompok ekonomi (industri, bisnis
dll) yang mengakibatkan pengaruh ekonomi ke dalam/keluar wilayah tersebut.

Industri memiliki peranan awal yang bagus untuk menjadi kutub pertumbuhan. Ciri - ciri
industri pendorong :

o Tingkat konsentrasi tinggi


o Tingkat teknologi maju
o Mendorong perkembangan industri di sekitarnya
o Manajemen yang profesional dan modern
o Sarana dan prasana yang sudah lengkap

Dampak positif : Terjadi trickle down effect, pusat pertumbuhan akan menyebar ke
masyarakat sekitar. Contoh : Meningkatkan investasi kota, Produksi barang dan jasa
terus bertambah

Dampak negatif : Akan ada “backwash and polarization. Backwash : daerah pinggiran
tidak mampu berkembang. Contoh : merugikan daerah sekitar pusat pertumbuhan, banyak
masyarakat pedesaan melakukan urbanisasi
3. Teori Polarisasi
Suatu wilayah tertentu disebuah negara mulai tumbuh dan berkembang, maka
akan menyebabkan terjadinya perpindahan manusia, modal, infrastruktur dan lainnya
masuk ke dalam pusat pertumbuhan.
 Dampak negatif : Backwash effect, wilayah pinggiran semakin buruk karena seluruh
sumber dayanya berpindah ke pusat pertumbuhan
 Dampak positif : Spread effect, yaitu penyebaran pembangunan dari suatu pusat
pertumbuhan mempengaruhi wilayah sekitarnya. Contoh : Jakarta dahulu, dan
sekarang menjadi jabodetabek.

RTRWN adalah arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang wilayah negara yang
dijadikan acuan untuk perencanaan jangka panjang. Jangka waktu 25-50 tahun, ditinjau
kembali setiap 5 tahun. Kebijakan dan strategi RTWN :

1) Struktur ruang wilayah nasional :


o Akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah.
o Kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi,
telekomunikasi, energi, dan sumber daya air.
2) Pola ruang wilayah nasional : Kawasan lindung, Kawasan budidaya, Kawasan
strategi nasional

Tujuan RTRWN :

 Ruang wilayah nasional yang aman, produktif, dan berkelanjutan


 Keharmonisan antara lingkungan alam dan buatan
 Keterpaduan RTRWN, RTRWP, RTRWK
 Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, laut dan udara
 Mencegah dampak negatif terhadap lingkungan
 Pemanfaatan SDA secara berkelanjutan
 Keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah
 Pertahanan dan keamanan negara

RTRWP (Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi) adalah rencana tata ruang yang bersifat
umum dari wilayah provinsi, sebagai penjabaran dari RTRWN. Memuat :

1) Tujuan, kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah provinsi.


2) Rencana strukstur wilayah provinsi : Struktur ruang wilayah provinsi yaitu tata
ruang wilayah provinsi yang dibangun oleh konstelasi pusat2 kegiatan (sistem
perkotaan) yang berhirarki satu sama lain dan dihubungkan oleh sistem jaringan
prasarana wilayah provinsi (jaringan transportasi)
3) Rencana pola ruang wilayah provinsi : Pola ruang wilayah provinsi adalah
distribusi peruntukan ruang dalam provinsi yang meliputi rencana untuk fungsi
lindung dan budidaya.
4) Penetapan kawasan strategis provinsi
5) Arahan pemanfaatan ruang wilayah lima tahunan
6) Arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah provinsi
RTRWK adalah rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah kabupaten/kota.

RDTR (Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota) adalah rencana secara terperinci
tentang tata ruang wilayah kabupaten/kota yang dilengkapi dengan peraturan zonasi.

Tantangan penyusunan tata ruang di Indonesia :

o Jumlah penduduk yang sangat besar


o Wilayah negara yang luas
o Bangsa kita sangat plural/majemuk
o Kemiskinan dan kesenjangan antarwilayah
o Bencana alam yang tinggi
o Krisis pangan dan energi air
o Perubahan iklim

Permasalahan tata tuang dalam pembangunan :

o Meningkatnya kebutuhan tanah


o Terjadi alih fungsi lahan
o Penggunaan ruang tidak sesuai peruntukan
o Konflik kepentingan antarwilayah, antardinas/sektor (kehutanan dgn pertambangan,
dll)
o Dipengaruhi keputusan politik
o Berkurang dan menurunnya kawasan lindung
o RTRW pusat dengan daerah kurang sinkron/terintegrasi

Penyusunan tata ruang wilayah yang baik harus :

o Integrative / menyeluruh
o Konsisten
o Independen
o Selaras antara manusia dengan lingkungan

Kota Kuala Kencana,Mimika, Papua yaitu kota yang ditata dan dirancang/dibangun
dengan penuh perencanaan membuat segalanya mirip kota2 di Eropa. Dihuni dan dipatuhi
oleh masyarakatnya sehingga ada kenyamanan yang luar biasa. Kuala kencana terletak
didataran yang tak terlalu tinggi, suhu udara relatif hangan namun sejuk. Tidak ada tiang
listrik hanya pohon2 rindang.

Tembagapura, Papura yaitu kota indah diatas awan. Luas 1.280km2. Memiliki populasi
20.000 jiwa. Memiliki tata ruang kota sangat baik, fasilitas yang lengkap, standar

Desa berasal dari bahasa sansekerta deshi artinya tanah kelahiran/tumpah darah.
Pengertian desa menurut pemerintah UU Nomor 6 tahun 2014, desa adalah kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa
masyarakat, hak asal usul, dan/ hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan NKRI.

Menurut Sutardjo Kartohadikusumo, desa adalah suatu kesatuan hukum dimana


bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintah sendiri.

Menurut Bintarto, desa adalah perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur2
fisiografis, ekonomi, politik, kultural setempat dalam hubungan dan pengaruh timbal balik
dengan daerah lain.

Ciri2 masyarakat desa :

o Dekat dengan alam


o Ikatan sosialnya kuat
o Adat istiadat dan norma agama kuat
o Hubungan kekerabatan bersifat gameinsschaft (paguyuban)
o Pola pikirnya tradisional dan irrasional
o Struktur ekonomi agraris

Unsur Desa :

o Daerah/wilayah
o Penduduk
o Tata kehidupan/pemerintahan

Klasifikasi desa Menurut perkembangannya

1) Desa Swadaya :
o Masih terasing dan tertutup
o Sangat bergantung pada alam
o Memegang teguh adat
o Mata pencaharian agraris
o Penduduk jarang/sedikit
o Sarana hidup kurang sekali
2) Desa Swakarya
o Tidak terisolir tapi jauh dari kota
o Adat istiadat mulai longgar
o Perekonomi mulai berkembang
o Infrastruktur memadai seperti pendidikan, jalur lalulintas, dll
o Teknologi mulai digunakan
3) Desa Swasembada
o Terletak di sekitar kota
o Mata pencaharian sangat beragam
o Infrastruktur lengkap dan maju
o Teknologi/modernisasi pembangunan
o Pendidikan dan mobilitas rakyat tinggi

Potensi Desa adalah segala sumber alami dan sumber manusia yang terdapat dan
tersimpan di desa yang dapat dimanfaatkan bagi kelangsungan dan perkembangan desa.

Potensi fisik desa :

o Tanah (sawah, tegalan, kebon, dll)


o Air, ketersediaan air khususnya untuk irigasi dan kepentingan sehari-hari
o Cuaca dan iklim
o Ternak, sebagai tenaga kerja
o Manusia, sebagai tenaga kerja

Potensi nonfisik :

o Apatatur/pamong desa yang baik (Lurah, carik, kamituwo/kadus, bayan, kaur2)


o Lembaga sosial desa, sebagai pendorong partisipasi warga desa (LKMD, KUD,
PKK, LSD, Dawis, Arisan, Karang Taruna, dll)
o Keg. masyarakat desa (sambatan/gugur gunung/kerja bakti)

Pola pemukiman desa

1) Memusat (Nucleated Village) yaitu pola pemukiman penduduk yang


menggerombol/memusat pada lokasi tertentu sementara sawah/ladang
melingkunginnya. Faktornya :
o Topografi datar
o Sumber air tanah dalam
o Tanahnya subur
o Faktor keamanan
2) Menyebar (Open Country Village) adalah pola pemukiman penduduk yang
menyebar/terserbar tidak merata diberbagai tempat. Faktornya :
o Topografinya tidak rata
o Sumber air tanah dangkal
o Tanahnya tidak subur (daerah kapur/karst)
o Dataran banjir/floodplains dan daerah dataran pantai
3) Memanjang (Line Village) adalah pola pemukiman penduduk yang memanjang
mengikuti pola/fasilitas tertentu. Faktor :
o Mengikuti fasilitas tertentu yaitu jalan, rel kereta api, sungai dan pantai.

Fungsi dan manfaat desa bagi kota :

o Sebagai sumber pangan bagi kota


o Sebagai sumber bahan mentah bagi kota
o Sebagai hinterland/penyongkong segala kebutuhan kota
o Sebagai asal sumber tenaga kerja bagi kota
o Sebagai mitra pembangunan kota

Kota yang makin berkembang :

o Bertambahnya penduduk terutama dari arus urbanisasi


o Fisik kota makin berkembang (prasana fisik dan gedung tinggi)
o Munculnya kawasan baru, perdagangan, industri dan kota satelit
o Wilayah kota meluas ke sekitarnya (desa/kota kecil di sekitarnya)

Dampak positif bagi kota :

o Terpenuhinya SDA dan bahan mentah dari desa


o Terpenuhinya kebutuhan pangan dari desa
o Tenaga kerja dan tenaga produktif melimpah
o Dapat memasarkan produk sampai ke desa

Dampak negatif bagi kota :

o Meningkatnya penganggura di kota


o Meningkatnya kriminalitas dan masalah sosial
o Munculnya “slum area” (daerah kumuh)
o Meningkatnya kemacetan lalu lintas
o Penurunan atau degradasi lingkungan
o Tingginya kepadatan penduduk

Dampak positif bagi desa :

o Meningkatnya pendidikan dan pengetahuan masyarakat desa


o Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan
o Pembangunan fasilitas desa (jalan, jaringan telekomunikasi, dll)
o Memudahkan mendapatkan barang kebutuhan sehari-hari
o Mendorong masyarakat menjadi wirausaha
o Koperasu dan organisasi sosial berkembang
o Meningkatkan kepedulian pada kearifan lokal dan lingkungan
o Munculnya kesadaran KB

Dampak negatif bagi desa :

o Berkurangnya tenaga kerja produktif dibidang pertanian


o Berkurangnya semangat menjadi petani
o Menurunnya luas lahan pertanian
o Kehilangan tenaga potensi dan tenaga terampil
o Munculnya perilaku negatif (konsumtif, kriminalitas, dll)
o Memudarnya adat tradisi di pedesaan

Anda mungkin juga menyukai